134
ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT AKTIVITAS MASYARAKAT DI KOTA BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2018 SKRIPSI Oleh NETTY RIA TAMPUBOLON NIM: 141000366 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT AKTIVITAS MASYARAKAT DI KOTA BALIGE

KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2018

SKRIPSI

Oleh

NETTY RIA TAMPUBOLON

NIM: 141000366

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT AKTIVITAS MASYARAKAT DI KOTA BALIGE

KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

NETTY RIA TAMPUBOLON NIM. 141000366

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis

Pencemaran Kualitas Air Danau Akibat Aktivitas Masyarakat di Kota

Balige Kabupaten Toba Samosir Tahun 2018” beserta seluruh isinya adalah

benar hasil karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Oktober 2018

Netty Ria Tampubolon

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

iii

Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal : 10 Oktober 2018

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S.

Anggota : 1.Ir. Indra Chahaya S,M.Si

2.Dr.dr. Taufik Ashar,M.K.M

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

iv

ABSTRAK

Danau Toba sangat memberi konstribusi yang besar bagi masyarakat sekitar, dimana air Danau Toba dimanfaatkan sebagai sumber air minum dan air bersih. Belakangan ini telah terjadi pencemaran air Danau Toba oleh limbah yang berasal dari limbah akibat aktivitas masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air berdasarkan parameter fisik ( kekeruhan,suhu, warna, rasa, bau) dan parameter kimia (Ph, DO, BOD,COD, Nitrit, dan fosfat) pada air Danau Toba berdasarkan perbedaan lokasi aktivitas masyarakat di Kota Balige Kabupaten Toba Samosir. Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif, yang dilaksanakan di kota Balige Kabupaten Toba Samosir dengan jumlah 10 sampel, pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil air yang diduga tercemar. Dengan metode pengumpulan data secara primer yaitu hasil pemeriksaan kualitas air dari laboratorium dan secara sekunder dari instansi terkait. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas fisik air Danau Toba (kekeruhan dan suhu) pada 10 sampel masih memenuhi syarat yang di perbolehkan. Sedangkan warna, bau dan rasa tidak memenuhi syarat yang di perbolehkan. Hasil pengukuran terhadap 10 sampel bahwa kualitas kimia air (pH) memenuhi syarat yang di perbolehkan, sedangkan DO, BOD, COD, Nitrit dan fosfat pada air Danau Toba rata-rata tidak memenuhi syarat yang di perbolehkan. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 10 sampel, dapat disimpulkan bahwa permukiman adalah daerah aktivitas yang tingkat pencemarannya paling tinggi dengan dengan hasil kekeruhan (4,17 NTU), warna (4,3 pt/CO), pH(6,93), DO (6,05), BOD (6,76), COD (29,67), Nitrit (0,3), dan fosfat (1,6). Adapun status baku mutu air, yaitu permukiman diperoleh skor paling tinggi yaitu -61 (tercemar berat), pelabuhan -46 (Tercemar berat), pantai -45 (tercemar berat), keramba -38 (tercemar berat), dan perhotelan -18 ( tercemar ringan). Adapun saran dari penelitian ini adalah supaya masyarakat tetap manjaga kebersihan air Danau Toba. Dan kepada instansi terkait agar lebih banyak memberi arahan dan penyuluhan tentang air bersih.

Kata kunci : kualitas air

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

v

ABSTRACK

Lake Toba greatly contributes to the surrounding community, where Lake Toba water is used as a source of drinking water and clean water. Lately there has been water pollution from Lake Toba by waste from waste due to community activities. The purpose of this study was to determine water quality based on physical parameters (turbidity, temperature, color, taste, odor) and chemical parameters (Ph, DO, BOD, COD, Nitrite, and phosphate) on Lake Toba water based on differences in location of community activities in Balige City, Toba Samosir Regency. This type of research is a descriptive analysis, which was carried out in the city of Balige, Toba Samosir Regency with a total of 10 samples, the sampling was done by taking water which was suspected of being polluted. With the primary data collection method, the results of the examination of water quality from the laboratory and secondary from the relevant agencies.The results of this study indicate that the physical quality of Lake Toba water (turbidity and temperature) in 10 samples still meets the permitted conditions. While the color, smell and taste do not meet the permitted conditions. The measurement results of 10 samples that the chemical quality of water (pH) fulfilled the permitted conditions, while DO, BOD, COD, Nitrite and phosphate in Lake Toba water on average did not meet the permitted conditions. Based on the results of the measurement of 10 samples, it can be concluded that the settlement is an activity area with the highest level of pollution with turbidity results (4.17 NTU), color (4.3 pt / CO), pH (6.93), DO (6 , 05), BOD (6.76), COD (29.67), Nitrite (0.3), and phosphate (1.6). The status of water quality standards, namely the settlement obtained the highest score, namely -61 (heavily polluted), port -46 (heavily polluted), beach -45 (heavily polluted), ker38 -38 (heavily polluted), and hospitality -18 (polluted light).The suggestion of this research is that people keep maintaining the cleanliness of Lake Toba water.And to the relevant agencies to give more guidance and counseling about clean water.

Key words: water quality

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tak terhingga peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa yang senantiasa memberikan pertolongan dan perlindungan selama proses

pembuatan skripsi penelitian dengan judul “Analisis Pencemaran Kualitas Air

Danau Toba Akibat Aktivitas Masyarakat di Kota Balige Tahun 2018” ini

hingga selesai yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Kesehatan Masyarakat (SKM).

Selama penyusunan skripsi mulai dari awal hingga akhir selesainya skripsi

ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan, bantuan, saran dan kritik dari

berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr Runtung Sitepu SH, M.Hum., sebagai Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi., sebagai Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. dr. Taufik Ashar, MKM., sebagai ketua Departemen Kesehatan

Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Dr. Dra. Irnawati Marsaulina, M.S., selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan banyak masukan dan bimbingan sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik.

5. Ir. Indra Chahaya S, M,Si., selaku dosen penguji I yang telah memberikan

bimbingan, arahan serta masukan selama proses ujian skripsi sehingga

skripsi ini selesai dengan baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

vii

6. Dr. dr. Taufik Ashar, MKM selaku dosen penguji II yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta masukan selama proses ujian skripsi

sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

7. Drh. Rasmaliah, M.Kes., selaku Dosen Penasehat Akademik Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Kesehatan Masyarakat, terkhusus

Departemen Kesehatan Lingkungan yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teristimewa kepada Ayahanda tercinta N. Tampubolon, Ibunda tercinta

A. Hutasoit, dan seluruh keluarga besar yang tidak pernah lelah

memberikan motivasi, semangat, serta doa terbaik selama proses

perumusan skripsi ini.

10. Terkhusus para sahabat penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah menemani penulis dalam suka maupun duka.

11. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Kota Meda yang telah memberi izin

untuk melakukan penelitian dan membantu saya dengan memberikan

banyak informasi dan data-data yang bersangkutan dengan penulisan

skripsi ini.

12. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan

doa untuk saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan

satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan yang membangun

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

viii

untuk skripsi ini. Tak lupa penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan dan

kekurangan pada penulisan skipsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca.

Medan, Oktober 2018

Penulis

Netty Ria Tampubolon

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i HALAMAN PENGESAHAN ii ABSTRAK iv ABSTRACK v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xii DAFTAR LAMPIRAN xiv RIWAYAT HIDUP xv PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 6 Tujuan Penelitian 6 Tujuan Umum 6 Tujuan khusus 7 Manfaat Penelitian 7

Manfaat Aplikatif 7 Manfaat Teoritis 7

TINJAUAN PUSTAKA 9

Air 9 Pengertian Air 9

Manfaat Sumber Daya Air 10 Kualitas Air 10

Dampak Pencemaran Air 11 Parameter Uji Kualitas Air 14 Parameter Fisik 15

Parameter Kimia 17 Parameter Bakteriologis 22

Logam Berat dan Beracun 23 Danau 26 Danau Toba 28

Aktivitas Masyarakat di sekitar Danau Toba sebagai Akibat Pencemaran 30

Pelabuhan. 30 Objek Wisata Pantai 31 Keramba Jaring Apung 32 Permukiman 33 Perhotelan 34 Pengaruh Aktivitas Manusia Terhadap Ekosistem Akuatik 34

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

x

Limbah 37 Pengertian Limbah 37 Limbah Cair 38 Pengertian Limbah Cair 38 Kerangka Konsep 40

METODE PENELITIAN 41 Jenis Penelitian 41

Lokasi dan Waktu Penelitian 41 Objek, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel 41 Objek Penelitian 41 Sampel 42 Teknik Pengambilan Sampel 42 Metode Pengumpulan Data 42 Data Primer 42

Data Sekunder 43 Definisi Operasional 43 Aspek Pengukuran 45 Teknik Pemeriksaan Sampel 46 Pemeriksaan Sampel Langsung di Lokasi 46 Pemeriksaan Sampel di Laboratorium 46

Metode Analisis Data 55 HASIL PENELITIAN 58

Gambaran Umum Wilayah Penelitian 58 Kabupaten Toba Samosir 58

Kota Balige 59 Hasil Penelitian 60

Kekeruhan 60 Suhu 61 Warna 61 Ph 62 Bau 63 Rasa 63 DO 63 BOD 64 COD 65 Nitrit 66 Fosfat 67

Status Mutu Air 68

PEMBAHASAN 71 Kualitas Air Danau Toba 71

Kekeruhan 71 Suhu 71 Rasa 72 Warna 73

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

xi

Bau 73 Ph 74 DO 75 BOD 76 COD 78 Nitrit 79 Fosfat 80

KESIMPULAN DAN SARAN 82 Kesimpulan 82 Saran 83 DAFTAR PUSTAKA 84 LAMPIRAN

86

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

xii

DAFTAR TABEL

No Judul halaman 1 Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan

Status Mutu Air 56

2 Status Mutu Air pada Daerah Pantai 68

3 Status Mutu Air pada Daerah Pelabuhan 68

4 Status Mutu Air pada Daerah Perhotelan 69

5 Status Mutu Air pada Daerah Permukiman 69

6 Status Mutu Air pada Daerah Keramba 70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

xiii

DAFTAR GAMBAR No Judul Halaman 1 Kerangka Konsep 39

2 Grafik kekeruhan 60

3 Grafik Suhu 61

4 Grafik Warna 61

5 Grafik Ph 62

6 Grafik DO 63

7 Grafik BOD 64

8 Grafik COD 65

9 Grafik Nitrit 66

10 Grafik Fosfat 67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

1 Surat Izin Penelitian 86

2 Surat Hasil Laboratorium 87

3 Hasil Uji Laboratorium 88

4 Hasil uji SPSS 108

5 Gambar 112

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

xv

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Netty Ria Tampuboon, Lahir di Balige, 01 Januari 1996

dan beragama Kristen Protestan dengan suku bangsa Batak Toba. Penulis

bertempat tinggal di Pardede Onan Kota Balige Sumatera Utara. Penulis anak

ketiga dari lima bersaudara terlahir dari pasangan Nasib Tampubolon dan Andi

Norita Hutasoit.

Pendidikan formal penulis dimulai dari Sekolah Dasar Swasta San

Francesco Balige, Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Balige tahun 2008 sampai

2011, Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Balige tahun 2011 sampai 2014 dan

pendidikan S1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Peminatan Kesehatan Lingkungan pada tahun 2014 sampai tahun 2018.

Medan, Oktober 2018

Netty Ria Tampubolon

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

1

Pendahuluan

Latar belakang

Air di permukaan bumi terdiri atas 97% air asin di lautan, 2 % masih

berupa es, 0,0009 % berupa danau, 0,00009 % merupakan air tawar di sungai dan

sisanya merupakan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan

hidup manusia, tumbuhan dan hewan yang hidup di daratan. Oleh sebab itu, air

merupakan barang langka yang paling dominan di butuhkan di permukaan bumi

ini (Nugroho, 2006).

Kualitas air sangat menentukan kesehatan manusia. Menurut laporan

United Nation Environtmental Program (UNEP), setiap tahun jumlah balita yang

meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan buruknya kualitas air mencapai

1,8 juta jiwa (The Jakarta Post, 24 Maret 2010). Di negara-negara maju,

pemerintah menerapkan baku mutu yang tinggi untuk dikonsumsi langsung dari

keran. Peningkatan kualitas air minum itu telah memperpanjang harapan hidup

warga Amerika Serikat dari 47 tahun menjadi 77 tahun pada abad 20 (Wiryono,

2013).Sebaliknya di negara-negara berkembang meskipun ada baku mutu untuk

air minum, tetapi pemerintah tidak mampu menerapkannya sehingga kualitas

airnya buruk. Sebagian besar sungai-sungai utama di China tidak lagi dapat

mendukung kehidupan ikan. Beberapa jenis ikan telah punah. Sekitar 75% danau

di China juga tergolong sangat tercemar (Wiryono,2013).

Pencemaran lingkungan salah satunya terjadi akibat aktivitas manusia dan

juga industri yang kurang memperhatikan lingkungan hidupnya sehingga dalam

pemeliharaan lingkungan hidup peerlu menetapkan baku mutu. Menurut Pasal 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

2

butir (13) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa baku mutu lingkungan Hidup

adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat energi, atau komponen yang

dan unsur pencemar yang di tenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya

tertentu sebagai unsur lingkungan hidup.

Mengingat besar dampak dari limbah yang bukan saja mengganggu

kesehatan masyarakat tetapi juga meningkatkan pergeseran ekosistem sehingga

keadaan lingkungan menjadi tidak seimbang. Untuk itulah pengolahan limbah

yang di buang sesuai dengan peruntukannya sehingga tidak membahayakan

makhluk hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk

melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,

pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum (UU Kesehatan

RI, 2009).

Dalam suatu perairan, organisme seperti bakteri dapat mengubah bentuk

merkuri menjadi metil merkuri yang sangat berbahaya. Metil merkuri yang dapat

diabsorbsi dan terkonsentrasi di dalam tubuh ikan akan sangat berbahaya jika ikan

tersebut di konsumsi oleh manusia. Kehadiran logam berat di dalam tubuh

manusia dapat mengganggu reaksi kimia dan menghambat absorbsi nutrien yang

esensial. Selain menyebabkan banyak kerugian pada manusia, hadirnya logam

berat juga sangat mempengaruhi kelangsungan hidup organisme di dalamnya (

Nugroho, 2006) .

Seiring dengan meningkatnya kemajuan di sektor industri, semakin

meningkat pula masalah pencemaran di Indonesia. Masuknya limbah industri

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

3

maupun limbah domestik ke dalam suatu perairan dapat menyebabkan

menurunnya kualitas perairan tersebut.

Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Keberadaan Danau Toba dengan keindahan alamnya menjadikan daerah di

sekitarnya sebagai prioritas obyek dan daya Tarik Wisata (ODTW) di Sumatera

Utara (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara, 2007). Saat ini kawasan

Danau Toba ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dan

Destinasi Pariwisata Unggul (DPU) di provinsi Sumatera Utara. Menyadari hal

tersebut, pemerintah menetapkan Kawasan Danau Toba (KDT) sebagai Kawasan

Strategis Nasional (KSN) bidang pariwisata yang selanjutnya disebut sebagai

Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Kini Danau Toba merupakan bagian dari

10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang diprioritaskan untuk di

kembangkan oleh Kementrian Pariwisata (Dinas Pariwisata 2016).Menurut

Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2009, baku mutu air Danau

Toba diklasifikasikan ke kelas I yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan

untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu

air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kriteria mutu air Danau Toba mengikuti

Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Pemerintah pusat di tahun 2004 melalui Presiden Megawati, secara

langsung menaburkan bibit ikan bilih pada perairan Danau Toba.Benih ikan ini

diintroduksi dari Danau Singkarak, Sumatera Barat kala itu.Karena ikan bilih

merupakan ikan endemik Danau Singkarak.Setelah 3 tahun, ikan bilih ini sudah

bisa dipanen pada tahun 2008.Panennya terbilang raya, pasalnya saat itu ikan bilih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

4

bisa mencapai 10 ton jumlah tangkapan pada setiap harinya hanya dari kecamatan

Baktiraja saja.Belum lagi dari daerah-daerah lainnya.Perkembangan ataupun

pertumbuhan pesat dari ikan bilih ini disebabkan ikan endemik ini sangat cocok

habitatnya di Danau Toba.Jumlah tangkapan besar akhirnya tak bertahan lama.Di

Tahun 2013 dan 2014 hasil tangkapan menurun drastis.Tahun 2015,ikan bilih pun

menjadi sangat jarang dijumpai.Dan puncaknya di tahun 2016,ikan ini punah dari

perairan Danau Toba.Penangkapan ikan bilih yang berlebihan oleh masyarakat

menjadi sumber masalah ini.Pemakaian jaring yang ukurannya (mess size) lebih

kecil dari 1 inchi saat menangkap ikan ini mengakibatkan ikan-ikan kecil pun ikut

terjaring.Juga penangkapan di sungai yang seharusnya tidak diperbolehkan,

mengingat ikan bilih melakukan perkawinan hanya di muara sungai.

Hal ini tentu saja berakibat miris karena membawa dampak besar terhadap

wajah perekonomian warga di sekitaran Danau Toba.Tak hanya itu, perairan

Danau Toba pun menjadi semakin tercemar,karena ikan bilih semasa hidupnya di

kawasan ini diketahui sebagai ikan pemakan detritus (sampah organik).

Akibatnya, semenjak kepunahan ikan ini,detritus pun mulai mencemari perairan

Danau Toba.

Kota Balige Kabupaten Toba Samosir adalah salah satu dari beberapa

daerah yang wilayahnya berada di pinggiran danau Toba. Saat ini kota Balige

sedang mengalami perkembangan yang pesat dari segi destinasi pariwisata dan

ekonomi sehingga menyebabkan peningkatan penduduk dan peningkatan

pengunjung di kota Balige. Akibat lebih lanjut secara langsung maupun tidak

langsung akan terjadi penurunan kualitas perairan Danau Toba di Balige.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

5

Pemanfaatan air Danau Toba sangat beragam di satu sisi membutuhkan

kualitas air danau yang baik serta memenuhi persyaratan tertentu. Sebaliknya

pemanfaatan danau bagi berbagai aktivitas masyarakat tersebut juga memberikan

dampak terhadap penurunan kualitas airnya, dimana Danau Toba juga digunakan

sebagai tempat membuang berbagai jenis limbah yang dihasilkan dari kegiatan

pertanian di sekitar Danau Toba, limbah domestik dari pemukiman dan

perhotelan, limbah nutrisi dari sisa pakan ikan yang tidak habis dikonsumsi oleh

ikan yang dibudidayakan, limbah pariwisata dan transportasi air.

Berdasarkan penelitian Rita di Desa Tanjung Kubupaten Samosir (2010)

menunjukkan bahwa kualitas fisik air Danau Toba di sekitar keramba jaring

apung masih memenuhi syarat. Kualitas kimia dimana DO mengalami penurunan

yaitu 6 mg/l dan BOD jauh melebihi ambang batas yang ditentukan yaitu 3 mg/l,

dan bakteriologis air Danau Toba telah mengalami penurunan kualitas yang tidak

memenuhi syarat yaitu 0 jlh/100ml.

Berdasarkan penelitian Sudoyo di Desa Sibagindang Kab Simalungun

(2014) di dapat hasil bahwa p me e fi ik d n kimi i n l in h 26 00

28 00 C keke h n 0 89 – 5,21 mg/L, DO 5,41 – 8 24 mg/L pH 6 40

7,30, BOD 0 59 1 27 m g/L ni 0 69 2 10 mg/L fo f 0 11 0 28 m g/L.

Berdasarkan parameter fisika dan kimia air, stasiun I tercemar sedang berdasarkan

baku mutu kelas III .

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah peneliti amati di daerah

pelabuhan,objek wisata, pemukiman, perhotelan dan keramba jaring apung di

perairan Danau Toba Balige, terlihat warna yang berbeda di setiap lolasi. Di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

6

keramba jaring apung dan daerah pemukiman, di temukan beberapa lintah air dan

kutu air yang di duga sebagai indikator pencemaran air.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

peneli i n en ng ”An li i Pencem n Kualitas Air Danau Toba Akibat

Aktivitas Masyarakat di Kota Balige Kabup en ob mo i h n 2018” .

Menurut peneliti, penelitian tersebut penting dilakukan, mengingat semakin

banyaknya aktivitas masyarakat yang menimbulkan pencemaran di perairan

Danau Toba.

Rumusan Masalah

Danau Toba merupakan satu diantara beberapa sumber air yang telah lama

dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai aktivitas dalam menunjang kehidupan.

Namun sejalan perkembangan, banyak fungsi danau yang semakin hari semakin

beragam seiring dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan manusia baik secara

langsung maupun tidak langsung. Penurunan kualitas Danau Toba diantaranya

disebabkan oleh masuknya berbagai buangan limbah dari berbagai aktivitas

manusia sehingga menyebabkan terjadinya perubahan kualitas fisika, kimia,

biologi dan estetik danau tersebut.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui

kualitas pencemaran air Danau Toba akibat aktivitas masyarakat di Kota Balige

Kabupaten Toba Samosir tahun 2018.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

7

Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui kualitas fisik air danau Toba di Balige (suhu, warna, rasa,

bau dan kekeruhan)

2. Untuk mengetahui kualitas kimia air danau Toba di Balige (pH,

DO,BOD,COD, fosfat, nitrit, timbal)

3. Untuk mengetahui nilai rata-rata parameter air

4. Untuk mengetahui daerah yang tingkat pencemarannya paling tinggi

5. Untuk mengetahui daerah yang tingkat pencemarannya paling rendah

6. Untuk mengetahui skor baku mutu air di setiap objek penelitian

Manfaat Penelitian

Manfaat aplikatif. Adapun manfaat aplikatif penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

1. Dapat mengaplikasikan ilmu yang di peroleh selama perkuliahan di bidang

Kesehatan Lingkungan khususnya tentang Pencemaran Air.

2. Dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman di bidang

Kesehatan Lingkungan yang berkaitan dengan Pencemaran Air.

Manfaat teoritis. Adapun manfaat teoritis penelitian ini, yaitu sebagai

berikut

1. Memberi informasi bagi penduduk di sekitar Danau Toba tentang kualitas air

akibat aktivitas masyarakat.

2. Menjadi acuan bagi penelitian lebih lanjut terkait dengan pencemaran danau

Toba .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

8

3. Memberi masukan bagi pemerintah kabupaten di sekitar Danau Toba untuk

mengelola perairan agar layak di jadikan sebagai destinasi pariwisata Nasional

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

9

Tinjauan Pustaka

Air

Pengertian air. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82

tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 menyebutkan bahwa air adalah semua

mata air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, kecuali air laut dan

air fisik. Sedangkan sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di

bawah permukaan tanah termasuk ke dalam pengertian ini adalah mata air, sungai,

danau, waduk dan muara.

Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia

sepanjang masa dan menjadi bagian dari kebutuhan dasar. Semua kegiatan

kehidupan manusia dari kebutuhan pangan hingga pertumbuhan industri

memerlukan air dalam jumlah yang cukup dan dengan kualitas yang sesuai

dengan kebutuhannya. Dengan demikian air tidak hanya diperlukan sebagai bahan

pokok untuk kehidupan, tetapi juga di pergunakan sebagai komoditi ekonomi (

Dongoran, 2004).

Sumber air merupakan bagian dari sumber daya alam yang mempunyai

sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber

daya yang dapat di perbaharui bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi yang

secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat.

Tergantung dari waktu dan lokasinya.

Ekosistem air tawar terbagi menjadi dua tipe yaitu : air diam/tenang

misalnya kolam, danau; serta air mengalir misalnnya sungai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

10

Manfaat sumber daya air. Menurut Barus (2001), manusia

memanfaatkan sumber daya air sesuai dengan kebutuhannya, dan peruntukannya

dapat di bedakan sebagai berikut :

Untuk kebutuhan domestik. Penduduk yang bertempat tinggal di

perkampungan/desa memanfaatkan danau/sungai sebagai tempat untuk

mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari dan juga sebagai tempat

pembuangan limbah.

Untuk kebutuhan pertanian. Untuk mengairi sawah dan ladang umumnya

digunakan air sungai, air danau, dan air irigasi serta air hujan. Sisa air yang tak

terambil olehtanaman akan menguap, masuk ke dalam tanah menjadi air tanah dan

masuk ke dalam aliran air sungai.

Untuk industri. Air dibutuhkan di berbagai industri sebagai penunjang

proses industri, misalnya untuk pemanasan atau pendingin mesin-mesin industri.

Industri yang terletak dengan aliran sungai umumnya mengambil kebutuhan dari

sungai dan membuang limbahnya kembali ke dalam sungai. Cara lain untuk

mendapatkan air bagi kebutuhan industri adalah dari air tanah dengan membuat

sumur-sumur bor sampai puluhan meter.

Untuk perikanan, rekreasi dan lain-lain.Untuk perikanan dan lain-lain

dapat memanfaatkan air sungai, air danau, air payau dan air laut sesuai dengan

kebutuhan habitat dari organisme tertentu.

Kualitas air. Kualitas air dapat dilakukan dengan pengujian untuk

membuktikan apakah air itu layak di konsumsi. Penetapan standar batas baku

mutu minimal yang harus di penuhi di tentukan oleh standar Internasional, standar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

11

Nasional, maupun standar perusahaan. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun

2001 tentang Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air, mutu air telah di

klasifikasikan menjadi 4, yang terdiri dari :

Air kelas satu. Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air bakti air

minum, dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut.

Air kelas dua. Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan,

pertanian, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

kegunaan tersebut.

Air kelas tiga. Air yang peruntukannya untuk pembudidayaan ikan air

tawar, peternakan, pertanian, dan peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air

yang sama dengan kegunaan tersebut.

Air kelas empat. Air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,

pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama

dengan kegunaan tersebut.

Dampak pencemaran air

Menurut Mukono (2006) berikut beberapa dampak yang ditimbulkan oleh

pencemaran air :

Terhadap manusia. Air yang tercemar mengandung bibit penyakit yang

dapat menimbulkan penyakit bawaan air (waterborn disease). Selain itu di dalam

air tercemar mungkin juga terdapat zat-zat berbahaya dan beracun yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang mengkonsumsinya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

12

Disebabkan oleh logam berat. Adapun penyakit yang ditimbulkan adalah

sebagaiberikut :

1. Cd (Cadmium): Dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal, hati, tulang,

pankreas, kelenjar gondok.

2. Cu (Tembaga): Dalam jumlah besar menyebabkan rasa tidak enak di lidah dan

menimbulkan kerusakan pada ginjal dan hati.

3. pB (Timah hitam): Bersifat hitam dan kumulatif. Keracunan pB menimbulkan

anemia, gangguan ginjal, penurunan mental pada anak-anak, gangguan jiwa,

gangguan usus, penyakit hati dan gangguan susunan syaraf, serta

mengacaukan susunan darah.

4. Hg (Merkuri):Merupakan unsur yang sangat beracun. Pada keracunan tingkat

ringan timbul pusing, sakit kepala dan mudah lelah. Pada keracunan tingkat

berat menyebabkan kerusakan ginjal, sendi-sendi kaku, penglihatan terganggu,

kelainan sistem syaraf dan menimbulkan kematian.

Kasus : Minamata (Jepang, 1953) akibat buangan merkuri dari pabrik plastik

PVC.

5. Se (selenium). Menyebabkan radang usus dan kerusakan pada jaringan.

6. Ar (Arsen). Merupakan logam berat yang mempunyai toksisitas atau daya

racun tinggi. Keracunan kronis menyebabkan nafsu makan berkurang,

gangguan sistem pencernaan, kelainan ginjal, perubahan pada kulit dan kanker

kulit.

7. Cr (Chrom). Adanya chrom menandakan adanya pencemaran dari limbah

industri karena senyawa logam ini tidak terdapat di air yang ada di alam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

13

(murni). Di duga dapat menyebabkan kanker kulit dan gangguan pada saluran

pernafasan.

8. Co (Cobalt).Menyebabkan kerusakan pada sel tubuh.

9. Cyanida. Sifatnya mudah larut dalam air, bila terminum bersama air minum

dapat menyebabkan gangguan metabolisme oksigen.

Disebabkan oleh bakteriologi dalam air, contoh penyakit yang

ditimbulkan:

1. Tifoid, disebabkan oleh kuman salmonela thyposa

2. Kolera, disebabkan oleh bakteri Vibrio kolera

3. Leptospirosis, disebabkan oleh Sprirochaeta

4. Giardiasis, dapat menimbulkan diare disebabkan oleh sejenis protozoa

5. Disentri, disebabkan oleh Entamoeba histolytica.

Disebabkan oleh pestisida. Diantaranya yang paling bahaya adalah DDT

(Dichlor Diphenyl Trichloretan) yang memiliki sifat selain tidak dapat diuraikan

oleh mikroorganisme, DDTdapat larut dalam lemak sehingga memungkinkan

terakumulasi dalam tubuh organisme.

Tercemarnya air oleh pestisida dapat menyebabkan kanker kulit,

keracunan, kerusakan jaringan dan pada konsentrasi tertentu bisa menimbulkan

kematian.

Terhadap hewan.Efek terhadap kehidupan hewan, baik hewan peliharaan

maupun bukan, dapat terjadi karena adanya proses bioakumulasi dan keracunan

bahan berbahaya.

Contoh:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

14

1. Pestisida

DDT dapat menyebabkan kerusakan jaringan pada hewan.

2. Suhu Tinggi

Air yang mempunyai suhu tinggi dapat menyebabkan beberapa jenis hewan

tidak mampu beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya.

Dampak terhadap kerusakan material/benda. Efek pencemaran air

terhadap meterial adalah menyebabkan meterial yang melewati material tersebut

menjadi kropos. Pencemaran juga dapat mempercepat proses perkaratan benda

yang terbuat dari besi dan bangunan lainnya. Dengan tercemarnya air tersebut,

berarti menimbulkan kerugian material.

Penurunan kualitas lingkungan. Air yang tercemar (misalnya danau dan

sungai) dapat mengakibatkan pencemaran air permukaan tersebut. Adakalanya, air

limbah juga dapat merembes dalam air tanah, sehingga menyebabkan pencemaran

air tanah.

Gangguan terhadap keindahan. Air yang tercemar mengandung polutan

yang tidak mengganggu kesehatan dan ekosistem, tetapi mengganggu keindahan.

Kadang-kadang air tercemar dapat juga mengandung bahan-bahan yang bila

terurai menghasilkan gas-gas yang berbau. Bila air jenis ini mencemari badan air,

maka dapat menimbulkan gangguan keindahan pada air tersebut.

Parameter uji kualitas air

Menurut Astri Nugroho (2006) untuk mengetahui apakah suatu perairan

tercemar atau tidak, diperlukan serangkaian tahap pengujian untuk menentukan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

15

tingkat pencemaran tersebut. Beberapa parameter uji yang umumnya harus

diketahui, yaitu :

Parameter Fisik. Adapun parameter fisik terdiri dari :

Jumlah padatan. Padatan dapat mencemari air, berdasarkan ukuran

pertikel dan sifat-sifat lainnya dapat dikelompokkan menjadi padatan terendap

(sedimen), padatan tersuspensi dan padatan terlarut. Padatan yang mengendap

terdiri dari partikel-partikel yang berukuran relatif besar dan berat sehingga dapat

mengendap dengan sendirinya. Padatan tersebut terbentuk akibat erosi. Padatan

tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan

tidak mengendap langsung. Padatan tersuspensi berukuran lebih kecil dan lebih

ringan daripada padatan terendap. Padatan terlarut terdiri dari senyawa-senyawa

anorganik dan organik yang larut dalam air seperti gula dan garam mineral hasil

buangan industri kimia.

Kekeruhan. Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu

banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang

berlumpur dan kotor. Berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/IX/1990

kekeruhan maksimum yang diperbolehkan untuk air bersih yaitu 25 NTU.

Kekeruhan menyebabkan pembiasan cahaya kedalam air. Kekeruhan

membatasi pencahayaan ke dalam air. Kekeruhan ini terjadi karena adanya bahan

yang terapung dan terurainya zat tertentu seperti bahan organik, jasad renik,

lumpur tanah liat dan benda lain yang melayang ataupun terapung dan sangat

halus sekali.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

16

Suhu/ temperatur. Kenaikan suhu air tersebut akan mengakibatkan

menurunnya oksigen terlarut di dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia,

terganggunya kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Naiknya suhu air yang relatif

tinggi seringkali ditandai dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air lainnya ke

permukaan air untuk mencari oksigen. Jika suhu tersebut tidak juga kembali pada

suhu normal, lama kelamaan dapat menyebabkan kematian ikan dan hewan

lainnya.

Temperatur air akan mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air

tersebut dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya,

terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur yang memenuhi syarat

adalah 10oC – 15oC.

Warna. Air sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk

mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang

berwarna. Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/IX/1990 warna maksimum

yang diperbolehkan untuk air bersih yaitu 50 TCU.

Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di samping

adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam berat.

Bau. Air yang memenuhi standar kualitas harus bebas dari bau (tidak

berbau). Biasanya bau disebabkan oleh bahan bahan organik yang dapat

membusuk serta senyawa kimia seperti phenol. Jika berbau maka akan

mengganggu estetika. Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang

menguraikan zat organic menghasilkan gas tertentu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

17

Rasa. Biasanya bau dan rasa terjadi bersama-sama yaitu akibat

dekomposisi bahan organik dalam air.

Kandungan minyak dan lemak. Meskipun minyak mengandung senyawa

volatil yang mudah menguap, namun masih ada sisa minyak yang tidak dapat

menguap. Karena minyak tidak dapat larut dalam air, maka sisa minyak akan tetap

mengapung di air, kecuali jika minyak tersebut terdampar ke pantai atau ke tanah

di sekeliling sungai.

Minyak yang menutupi permukaan air akan menghalangi penetrasi sinar

matahari ke dalam air. Selain itu lapisan minyak juga dapat mengurangi

konsentrasi oksigen terlarut dalam air karena oksigen bebas menjadi terhambat.

Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan rantai makanan di dalam air.

Parameter Kimia. Paramater kimia terdiri dari beberapa bagian, yaitu :

Nilai keasaman (pH). Air yang normal memenuhi syarat untuk suatu

kehidupan mempunyai pH berkisar antara 6,5-7,5. Air dapat bersifat asam atau

basa tergantung pada besar kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion

hydrogen dalam air. Air yang memiliki pH dibawah normal akan bersifat asam

sedangkan air yang memiliki pH diatas normal akan bersifat basa.

Keasaman air diukur dengan pH meter. Keasaman ditetapkan berdasarkan

tinggi rendahnya konsentrasi ion hydrogen dalam air. Air buangan yang memiliki

pH tinggi atau rendah menjadikan air steril dan sebagai akibatnya membunuh

mikroorganisme air yang diperlukan. Demikian juga makhluk lain, misalnya ikan

tidak dapat hidup. Air yang mempunyai pH rendah membuat air menjadi korosif

terhadap bahan konstruk seperti besi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

18

Buangan yang bersifat alkalis (basa) bersumber dari buangan mengandung

bahan anorganik seperti senyawa karbonat, bikarbonat dan hidroksida. Buangan

asam berasal dari bahan kimia yang bersifat asam, misalnya buangan mengandung

asam khlorida, asam sulfat dan lain-lain.

Dissolved oxygen (DO). Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam

miligram yang terdapat dalam satu liter air. Oksigen terlarut umumnya berasal

dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari

proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan

parameter penting karena dapat digunakan untuk mengetahui gerakan massa air

serta merupakan indikator yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi . Kadar

oksigen yang terlarut bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan

tekanan atmosfer. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal)

dan musiman, tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan

(turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang

masuk ke badan air. Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain berkurang

dengan meningkatnya salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih

rendah daripada kadar oksigen di perairan tawar.

Penguraian limbah organik oleh bakteri merupakan proses alami yang

sangat penting. Dengan adanya proses penguraian ini maka sungai dan badan air

yang lain berfungsi sebagai sarana pengolah limbah alami. Jika volume limbah

tidak terlalu banyak, oksigen yang di butuhkan oleh bakteri untuk mengurai

limbah akan segera digantikan kembali secara alami. Air yang dingin dan

mengalir deras mengandung banyak oksigen dan cepat memulihkan konsentrasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

19

oksigen yang dipakai bakteri. Sebaliknya air hangat dan tenang lebih mudah

mengalami pengurangan oksigen.

Bakteri di air mendapatkan energi dengan cara menguraikan limbah

organik dengan bantuan oksigen. Semakin banyak limbah organik berarti semakin

banyak oksigen yang dibutuhkan, sehingga volume oksigen yang terlarut di dalam

air berkurang. Jika oksigen terlarut habis maka kondisi air berubah menjadi

anaerobik, sehingga bakteri aerobik (bakteri yang memerlukan oksigen) mati dan

proses penguraian limbah organik diambil alih oleh bakteri anaerobik. Kondisi

anaerobik ini menghasilkan bau yang tidak enak.

Berkurangnya oksigen terlarut dapat mengganggu biota perairan. Misalnya,

agar ikan dapat hidup di suatu badan air, konsentrasi oksigen terlarut dalam air

minimal 5 ppm. Jika konsentrasi kurang dari 5 ppm ikan terganggu, dan pada

konsentrasi 2 ppm akan mati (Wiryono, 2013).

BOD. Biochemical Oxysigen Demand (BOD) adalah kebutuhan oksigen

bagi sejumlah bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) semua zat-zat

organik yang terlarut maupun yang tersuspensi dalam air menjadi bahan organik

yang lebih sederhana.

Kehidupan mikroorganisme, seperti ikan dan hewan air lainnya, tidak

terlepas dari kandungan oksigen yang terlarut di dalam air, tidak berbeda dengan

manusia dan mahluk hidup lainnya yang ada di darat, yang juga memerlukan

oksigen tidak dapat memberikan kehidupan bagi mikroorganisme, ikan dan hewan

air lainnya. Oksigen yang terlarut di dalam air sangat penting artinya bagi

kehidupan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

20

Pengukuran terhadap nilai Biochemical Oxigen Demand (BOD) adalah

kebutuhan oksigen yang terlarut dalam air buangan yang dipergunakan untuk

menguraikan senyawa organic dengan bantuan mikroorganisme pada kondisi

tertentu. Pada umumnya proses penguraian terjadi secara baik yaitu temperature

20ºC dan waktu 5 hari. Oleh karena itu satuannya biasanya dalam mg/liter atau

kg.

Biochemical Oxysigen Demand (BOD) merupakan ukuran kandungan

bahan organik dalam limbah cair. Pemeriksaan BOD dalam limbah didasarkan

atas reaksi oksidasi zat-zat organik dengan oksigen dalam air dimana proses

tersebut berlangsung karena ada sejumlah bakteri.

BOD (Biological oxygen demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut

yang dibutuhkan oleh organisme hidup didalam air untuk menguraikan atau

mengoksidasi bahan-bahan pencemar di dalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan

jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif

oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan pencemar tersebut.

Teknik pengukuran BOD relatif sederhana yaitu dengan mencampur

sampel air dengan sejumlah oksigen. Beberapa hari kemudian di ukur seberapa

banyak oksigen berkurang. Semakin banyak oksigen yang berkurang berarti

jumlah BOD semakin tinggi, artinya pencemaran semakin tinggi.

Dalam air buangan terdapat zat organic yang terdiri dari unsur karbon,

hydrogen dan oksigen dengan unsur tambahan yang lain seperti nitrogen, belerang

dan lain-lain yang cenderung menyerap oksigen. Oksigen tersebut dipergunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

21

untuk menguraikan senyawa organic. Pada akhirnya kadar oksigen dalam air

buangan menjadi keruh dan kemungkinan berbau.

COD. COD (chemical oxygen demand) merupakan uji yang lebih cepat

daripada uji BOD, yaitu suatu uji berdasarkan reaksi kimia tertentu untuk

menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan (misalnya

kalium dikhromat) untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat di

dalam air.

Bentuk lain untuk mengukur kebutuhan oksigen ini adalah COD.

Pengukuran ini diperlukan untuk mengukur kebutuhan oksigen terhadap zat

organic yang sukar dihancurkan secara oksidasi. Oleh karena itu dibutuhkan

bantuan pereaksi oksidator yang kuat dalam suasana asam. Nilai BOD selalu lebih

kecil daripada nilai COD diukur pada senyawa organic yang dapat diuraikan

maupun senyawa organic yang tidak dapat berurai.

COD adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk

mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana

pengoksidasi K2,Cr2,O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) (G.

Alerts dan SS Santika, 1987).

COD adalah jumlah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang

ada dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia baik yang dapat didegradasi

secara biologis maupun yang sukar didegradasi. Bahan buangan organic tersebut

akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen

(oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

22

Nitrit. Amonium dan amoniak merupakan produk penguraian protein

masuk ke dalam ekosistem akuatik terutama melalui limbah domestik.

Konsentrasinya didalam ekosistem akuatik akan semakin berkuranng bila semakin

jauh dari titik pembuangan yang disebabkan adanya aktivitas mikroorganisme

didalam air. Mikroorganisme tersebut akan mengoksidasi amonium menjadi nitrit

dan akhirnya menjadi nitrat. Proses oksidasi amonium menjadi nitrit dilakukan

oleh jenis-jenis bakteri seperti nitrosomonas. Selanjutnya nitrit oleh aktivitas

bakteri dari genus Nitrobacter akan dioksidasi lebih lanjut menjadi nitrat.

Fosfat. Fosfor merupakan unsur yang sangat esensial sebagai bahan

nutrien bagi berbagai organisme akuatik. Fosfor merupakan unsur yang penting

dalam aktivitas pertukaran energi dan organisme yang di butuhkan dalam jumlah

sedikit, sehingga fosfor berperan sebagai faktor pembatas bagi pertumbuhan

organisme. Peningkatan konsentrasi fosfor menyebabkan timbulnya proses

penurunan kadar oksigen terlarut, diikutidengan timbulnya kondisi anaerob yang

menghasilkan berbagai senyawa toksik misalnya methan, nitrit dan belerang.

Parameter bakteriologis. Air merupakan habitat berjenis-jenis mikroba,

seperti alga, protozoa dan bakteri. Dan sekian banyak jenis mikroba yang bersifat

patogen atau merugikan manusia, ada beberapa jenis mikroba yang sangat tidak

dikehendaki kehadirannya karena mikroba tersebut berasal dari kotoran manusia

dan hewan berdarah panas lainnya.

Parameter mikrobiologiterdiridari total mikroba, total coli, total coli tinja,

Salmonella, Clostridium Perfingensdan lain-lain.Secaralaboratoris total coli

digunakansebagaiindicatoradanyapencemaran air bersiholehtinja,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

23

tanahatausumberalamiahlainnya. Sedangkan coli

tinjadigunakansebagaiindicatoradanyapencemaran air

bersiholehtinjamanusiaatauhewan.

Coliform. Keberadaan bakteri coliform feses dalam lingkungan air

menunjukkan bahwa air telah terkontaminasi dengan feses manusia atau hewan

berdarah panas yang mengandung bakteri atau virus patogen. Sebagian besar

patogen-patogen saluran pencernaan penyebab berbagai wabah penyakit enterik

tersebut, tergolong famili Enterobacteriaceae. Di antara banyak mikroorganisme

asal feses yang menyebabkan wabah penyakit dari tular air adalah Salmonella

typhi (demam tifus), Shigella spp(shigellosis), Salmonella paratyphi

(salmonellosis), Vibrio cholerae (kolera), Camphylobacter jejuni (disentri) dan

Escherechia coli patogenik (diare). Selain itu adalah virus seperti virus hepatitis A

(infeksi hepatitis), virus polio (poliomelitus), dan protozoa seperti Entamoeba

histilotyca (disentri amuba) dan Giardia.

Logam berat dan beracun. Logam berat pada umumnya seperti cuprum

(tembaga), perak, seng, cadmium, air raksa, timah, chromium, besi dan nikel.

Cadmium ditemukan dalam buangan industry tekstil, elektro plating, pabrik

kimia. Chromium dijumpai dalam 2 bentuk yaitu chrom valensi enam dan chrom

valensi tiga. Chrom valensi enam ditemukan pada buangan pabrik aluminium dan

cat, sedang chrom trivalent ditemukan pada pabrik tekstil,industry gelas dan

keramik.Plumbum terdapat dalam buangan pabrik baterai, pencelupan dan cat.

Logam ini dalam konsentrasi tertentu membahayakan bagi manusia.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

24

Logam berat (heavy metals) atau logam toksik (toxic metals) adalah

terminologi yang umumnya digunakan untuk menjelaskan sekelompok elemen-

elemen logam yang kebanyakan tergolong berbahaya bila masuk kedalam tubuh

makhluk hidup. Logam berat yang baik di lingkungan maupun di dalam tubuh

manusia dalam konsentrasi yang sangat rendah disebut juga sebagai trace metals.

Trace Metals seperti kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg) mempunyai

berat jenis sedikitnya 5 kali lebih besar daripada air.

Logam-logam berat yang sering dijumpai dalam lingkungan perairan yang

tercemar limbah industri adalah merkuri atau air merkuri (Hg), Nikel (Ni),

kromium (Cr), kadmium (Cd), Arsen (As), dan timbal (Pb). Logam-logam

tersebut dapat mengumpul didalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal dalam

jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi.

Menurut sifat toksisitasnya unsur-unsur dapat dikelompokkan ke dalam 3

golongan, yaitu :

1. Unsur-unsur yang tidak bersifat toksik, yaitu : Na, K, Mg, Ca, H, O, N, C, P,

Fe, Cl, Br, F, Li, Rb, Sr, Al dan Si.

2. Sangat toksik dan mudah dijumpai, yaitu : Be, Co, Ni, Cu, Zn, Sn, As, Te, Pd,

As, Cd, Pt, Au, Ti, Pb, Jb, dan Bi.

3. Sangat toksik tetapi tidak larut dan sukar dijumpai, yaitu : Ti, Ht, Zr, W, Nb,

Ta, Re, Ga, La, Os, Rh, Ir, Ru, dan Br.

Logam berat sebagai salah satu sumber pencemar anorganik yang masuk

ke dalam perairan tersebut dapat berasal dari :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

25

1. Pelapukan batuan yang mengandung logam berat, perncemaran ini bersifat

alamiah.

2. Industri yang memproses biji tambang

3. Pabrik-pabrik dan industri yang mempergunakan logam berat di dalam proses

produksinya.

4. Pencucian logam dari sampah baik sampah organik maupun anorganik.

5. Logam berat yang berasal dari eksreta manusia dan hewan karena tidak

sengaja mengkonsumsi sumber makanan yang terkontaminasi logam berat.

Pencemaran logam berat dapat merusak lingkungan perairan dalam hal

stabilitas, keanekaragaman dan kedewasaan ekosistem. Dari aspek ekologis,

kerusakan ekosistem perairan akibat pencemaran logam berat dapat ditentukan

oleh faktor kadar dan kesinambungan zat pencemar yang masuk dalam perairan,

sifat toksisitas dan bioakumulasi. Pencemaran logam berat dapat menyebabkan

terjadinya perubahan struktur komunitas perairan, jaringan makanan, tingkah

laku, efek fisiologi, genetik dan resistensi (Moriarty, 1987 dalam Racmansyah,

dkk., 1998).

Logam-logam berat yang terlarut dalam badan perairan pada konsentrasi

tertentu akan berubah fungsi menjadi sumber racun bagi kehidupan perairan.

Meskipun daya racun yang ditimbulkan oleh satu logam berat terhadap semua

biota perairan tidak sama, namun hilangnya sekelompok organisme tertentu dapat

menjadikan terputusnya satu mata rantai kehidupan. Pada tingkat lanjutan,

keadaan tersebut tentu saja dapat menghancurkan satu tatanan ekosistem perairan

(Palar, 2004).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

26

Logam-logam dalam perairan keberadaannya berasal dari sumber alamiah

dan dari aktivitas yang dilakukan oleh manusia, sumber logam alamiah yang

masuk dalam badan perairan bisa berupa pengikisan batu mineral yang banyak

bersumber dari perairan, partikel-partikel yang ada di udara yang masuk

keperairan dikarenakan terbawa oleh air hujan. Adapun logam yang berasal dari

aktivitas manusia berasal dari limbah industri dan limbah rumah tangga (Palar

2004).

Kandungan logam berat yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan

mengalami pengendapan, pengenceran, dan dispersi, kemudian akan diserap oleh

organisme yang hidup di perairan tersebut. Logam berat mempunyai sifat yang

mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan berikatan

dengan partikel-partikel sedimen sehingga konsentrasi logam berat dalam sedimen

dapat lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam air (Putri, dkk., 2012).

Meskipun manusia tidak secara langsung mengkonsumsi logam berat,

namun secara tidak langsung logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia

melalui air minum dan makanan yang di konsumsinya. Air yang tersimpan pada

malam hari di dalam pipa-pipa saluran air dapat menyebabkan meresapkan timbal

dan kadmium dari pipa ke dalam air yang akan dikucurkan ( Nugroho, 2006).

Danau. Danau adalah wilayah yang digenanangi badan air sepanjang

tahun serta terbentuk secara alami. Pembentukan danau terjadi karena pergerakan

kulit bumi sehingga bentuk dan luasnya sangat bervariasi. Danau yang terbentuk

sebagai akibat gaya tektonik kadang-kadang badan airnya mengandung bahan-

bahan dari perut bumi seperti belerang dan panas bumi (Andi,dkk., 2010).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

27

Asal mula sebuah danau dapat bermacam-macam, ada yang lahir karena

terjadi patahan di permukaan bumi, misalnya Danau Toba. Beberapa danau lain

timbul karena gejala vulkan (misalnya Danau Lamongan ), karena belokan sungai

yang terlalu dalam, karena depressi tanah kapur. Ada juga danau buatan, seperti

Danau Jatiluhur.

Ketika danau pertama kali terbentuk, didalamnya terkandung sedikit sekali

bahan organik dan airnya pun jernih. Kerapatan tumbuhan dan hewan rendah.

Karena air nya jernih, maka sinar mataharipun dapat jauh menembus ke dalam air,

sehingga biasanya suhu relatif lebih dingin.

Hewan (ikan) yang terdapat di dalamnya merupakan hewan yang dapat

menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang sejuk, kurang bahan

makanan, tetapi kaya akan oksigen.

Danau juga merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan tawar, dan

berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai,

mata air maupun air hujan. Sebagai salah satu bentuk ekosistem air tawar, danau

memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan

didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi,

perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata.

Dari sisi ekologi, danau juga beperan sebagai penyangga bagi kehidupan

sekitarnya, dan memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi

kesejahtraan masyarakat. Akan tetapi potensi-potensi tersebut akan dapat

mensejahterakan stakeholdersnya secara berkelanjutan apabila pengelolaan dan

pemanfaatannya mempertimbangkan kemampuan optimal dan daya dukung

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

28

ekositem tersebut. Pemanfaatan yang berlebihan suatu potensi akan dapat

menyebabkan gangguan terhadap potensi lainnya (Ginting, 2011).

Danau Toba. Danau Toba merupakan satu dari danau di Indonesia yang

terletak di pegunungan Bukit Barisan Propinsi Sumatera Utara, yang menurut

wilayahadministrasi pemerintahan berada pada 7 daerah kabupaten yaitu:

Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba

Samosir, Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, dan

Kabupaten Dairi. Secara geografis, Ekosistem Kawasan Danau Toba terletak pada

koordinat 2° 10' LU - 3° 10" LU dan 98° 20' BT - 99° 50" BT, dengan ketinggian

tempat 903 meter dari permukaan laut. Danau ini merupakan danau yang terluas

di Indonesia dengan luas permukaan lebih kurang 110.260 ha, kedalaman

maksimum mencapai 529 meter dan total volume air danau lebih kurang 1.258

km³ (LTEMP, 2004).

Air yang masuk ke Danau Toba berasal dari : Air hujan yang langsung

jatuh ke danau ; Air yang berasal dari sungai-sungai yang masuk ke danau.

Sungai-sungai yang mengalir dan bermuara ke Danau Toba yaitu Sungai

Sigubang, Sungai Bah Bolon, Sungai Guloan, Sungai Arun, Sungai Tomok,

Sungai Sibandang, Sungai Halian, Sungai Simare, Sungai Aek Bolon, Sungai

Mongu, Sungai Mandosi, Sungai Gopgopan, Sungai Kijang, Sungai Sinabung,

Sungai Ringo, Sungai Prembakan, Sungai Sipultakhuda dan Sungai Silang,

sedangkan outlet Danau Toba hanya 1 yaitu Sungai Asahan.

Danau Toba merupakan sumber daya air yang mempunyai nilai sangat

penting dan strategis, baik ditinjau dari fungsi ekologi, hidrologi, ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

29

maupun estetika. Hal ini berkaitan dengan manfaat Danau Toba sebagai habitat

dari berbagai jenis organisme air, sebagai sumber air minum bagi masyarakat

sekitarnya, sarana transportasi, sumber air pertanian, media perikanan (perikanan

budi daya maupun perikanan tangkap), sebagai sumber air bagi PLTA Siguragura,

dan yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai obyek wisata andalan di Provinsi

Sumatera Utara yang sudah dikenal luas ke berbagai negara. Sebagai suatu

ekosistem, secara umum fungsi-fungsi tersebut sangat tergantung satu sama lain,

khususnya tergantung pada kondisi parameter kualitas badan air danau itu sendiri.

Bila terjadi penurunan kualitas badan air danau, maka fungsi danau tersebut akan

mengalami penurunan. Hal ini berarti bahwa segala bentuk kegiatan yang dapat

berakibat terhadap perubahan kearah penurunan kualitas badan air Danau Toba

harus dihindari sebisa mungkin sehingga fungsi danau dapat berkelanjutan dari

generasi ke generasi (Ginting, 2011).

Menurut Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 1 Tahun 2009, baku

mutu air Danau Toba diklasifikasikan ke kelas I yaitu air yang peruntukannya

dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang

mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kriteria mutu

air Danau Toba mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001.

Pada kenyataanya Danau Toba yang bersifat multi fungsi tersebut, saat ini

kondisinya mengalami berbagai tekanan dan permasalahan yang cukup serius,

sebagai akibat dari meningkatnya aktivitas masyarakat di badan air maupun di

sekitar danau. Salah satu permasalahan yang pada saat ini banyak menarik

perhatian adalah keberadaan limbah yang terbuang ke perairan danau seperti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

30

limbah kegiatan pertanian, limbah rumah tangga, limbah minyak dari kegiatan

transportasi air dan limbah kegiatan budidaya ikan keramba jaring apung (KJA)

(Ginting, 2011).

Aktivitas masyarakat di sekitar danau Toba sebagai akibat pencemaran.

Lokasi Aktivitas Masyarakat yang Menyebabkan Pencemaran Air Danau Toba

yaitu :

Pelabuhan. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan

di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan

dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,

berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi

dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta

sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi (PP No 69 Tahun

2001).

Pelabuhan merupakan tempat atau fasilitas jasa untuk melayani kapal yang

datang di area dermaga, termasuk fasilitas penanganan limbah. Pengadaan fasilitas

pengelolahan limbah di Pelabuhan merupakan bagian dari pelaksanaan Konvensi

Internasional tahun 1973 tentang pencegahan pencemaran dari kapal yang telah

dimodifikasi oleh Protokol 1978 yang terkait dalam MARPOL 1973 jo 1978

(MARPOL 73/78) dan telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia melalui

Keputusan Presiden No. 46 Tahun 1986, pada tanggal 9 September 1986. Dan

limbah minyak yang berasal dari kapal tersebut harus dikelolah di Fasilitas

Penanganan Limbah (Port Reception Facilities).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

31

Objek wisata pantai.Menurut Suzanna (2003) Pariwisata memberikan

dampak yang cukup signifikan terhadap lingkungan karena kondisi lingkungan

merupakan salah satu atraksi wisata bagi wisatawan. Pengaruh yang ditimbulkan

bisa berupa pengaruh positif ataupun negatif. Pengaruh positif pariwisata terhadap

lingkungan diantaranya adanya kebijakan dan peraturan pemerintah yang

ditujukan untuk melindungi kondisi alam dari unsusr-unsur pengerusakkan yang

dilakukan oleh para pelaku wisata. Selain pengaruh positif, juga terdapat pengaruh

negatif yang ditimbulkan berupa pengerusakkan terhadap lingkungan di sekitar

wisata karena kurangnya kesadaran masyarakat dan pelaku wisata terhadap

lingkungan. Pengaruh Pariwisata yang dikaji terhadap aspek lingkungan yaitu

pengaruh terhadap Polusi Udara dan air, Penurunan kualitas lingkungan sekitar

karena sampah sekitar wisata.

Pencemaran pantai sudah terjadi hampir di seluruh pantai yang menjadi

objek wisata. Diantara ciri- ciri pencemaran pantai dan pesisir yang bisa kita lihat

langsung adalah banyaknya sampah yang berserakan di sepanjang pesisir dan

warna air pantai yang keruh. Ciri lain dari pantai yang tercemar adalah adanya

tumpahan minyak dari wahana permainan air yang menyebebkan terganggunya

keseimbangan ekosistem pantai.

Pantai Bulbul menjadi salah satu tujuan wisata bagi masyarakat dan

wisatawan yang datang ke Kota Balige karena lokasi pantai ini yang persis dekat

pusat Kota Balige dan dekat Museum TB Silalahi Center. Letaknya yang strategis

membuat pantai ini selalu menjadi persinggahan masyarakat dan wisatawan saat

perjalanan liburan ataupun memang memiliki destinasi tujuan ke pantai ini.Wisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

32

di pantai Bulbul terdapat beberapa wahana wisata air yang menggunakan oli

seperti perahu dayung, banana boot dan wahana lainnya yang diduga sebagai

sumber pencemaran perairan, juga cafe sekitar yang kurang menjaga lingkungan

dengan membuang limbah mereka ke dalam perairan sekitar.

Keramba jaring apung. Keramba Jaring Apung Dirjen Perikanan (2001)

mendefinisikan keramba jaring apung sebagai tempat pemeliharaan ikan yang

terbuat dari bahan jaring yang memungkinkan keluar masuknya air dengan

leluasa, sehingga terjadi pertukaran ke perairan sekitarnya. Komponen-komponen

keramba jaring apung terdiri dari kerangka atau bingkai, pelampung, jangkar,

pemberat jaring, penutup kantung jaring, bangunan fisik dan peralatan pendukung

lainnya.Rochdianto (2005) menambahkan, Keramba jaring apung ditempatkan

dengan kedalaman perairan lebih dari 2 meter. Beberapa masyarakat ada yang

menyebut kantong jaring apung, keramba kolam terapung dan jaring keramba

terapung atau disingkat kajapung.

Dari aspek sosial ekonomi, perkembangan budidaya ikan KJA di perairan

Danau Toba memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat khususnya

masyarakat lokal, dimana kegiatan ini mampu meningkatkan nilai produksi ikan

yang berarti meningkatkan pendapatan bagi masyarakat petani KJA. Selain itu,

kehadiran budidaya ikan KJA juga mampu memperluas kesempatan kerja bagi

masyarakat, sehingga turut dalam mengurangi angka pengangguran. Akan tetapi

dilain pihak, kegiatan budidaya ikan sistem KJA yang tidak terkendali dapat

berdampak serius terhadap berbagai perubahan lingkungan perairan itu sendiri,

baik perubahan komponen biotik maupun komponen abiotik perairan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

33

Meningkatnya jumlah KJA yang beroperasi di perairan Danau Toba

berarti bahwa terjadi peningkatan jumlah ikan yang dibudidayakan dalam KJA.

Sebagai konsekwensinya adalah peningkatan penggunaan pelet sebagai pakan

utama ikan dalam KJA. Menurut berbagai hasil penelitian bahwa pakan ikan

(pelet) yang diberikan pada budidaya ikan KJA, sebagian tidak terkonsumsi oleh

ikan dan terbuang ke badan air sebagai limbah. Disamping limbah pakan, ikan

dalam KJA juga mengeluarkan limbah sisa metabolisme seperti feses dan urine

yang semuanya terbuang ke badan air (Ginting, 2011).

Menurut Purnomo (2008), menyatakan bahwa selama hampir 80 tahun

Danau Toba telah mengalami peningkatan kesuburan, yakni dari semula tergolong

yang oligotrofik kini berubah menjadi perairan mesotrofik, bahkan tidak tertutup

kemungkinan di masa yang akan datang akan berubah lagi menjadi eutrofik. Salah

satu indikasi telah terjadinya pencemaran senyawa organik di perairan Danau

Toba adalah pertumbuhan dan perkembangan eceng gondok (Eichornia crassipes)

dengan pesat.

Permukiman. Menurut UU No. 4 Tahun 1992, tentang perumahan dan

permukiman, Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan

lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang

mendukung perikehidupan dan penghunian. Limbah dari lokasi permukiman

disebut sebagai limbah domestik.

Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008, limbah domestik adalah limbah yang

berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga tetapi tidak termasuk tinja.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

34

Kegiatan sehari-hari yang dapat menghasilkan limbah adalah mencuci, memasak,

mandi, kegiatan pertanian, kegiatan peternakan.

Dalam penelitian Suhartono (2009), limbah domestik adalah limbah yang

dibuang dari pemukiman penduduk, pasar, dan pertokoan serta perkantoran yang

merupakan sumber utama pencemaran di perairan pantai. Menurut Kodoatie dan

Sjarief (2005), air limbah domestik merupakan air bekas yang tidak dapat lagi

dipergunakan untuk tujuan semula, baik yang mengandung kotoran manusia atau

dari aktivitas dapur, kamar mandi, dan cuci dimana kuantitasnya 50-70% dari

total rata-rata konsumsi air bersih yaitu sekitar 120 – 140 liter/orang/hari. Limbah

domestik memiliki sebaran areal yang sangat luas dan menyebar sehingga lebih

sulit dikendalikan daripada limbah industri.

Perhotelan.Pengertian atau definisi hotel secara umum adalah badan usaha

akomodasi atau perusahaan yang menyediakan pelayanan bagi masyarakat umum

dengan fasilitas jasa penginapan, penyedia makanan dan minuman, jasa layanan

kamar, serta jasa pencucian pakaian.

Limbah yang dihasilkan perhotelan bisa disebut juga sebagai limbah

domestik seperti pada limbah permukiman di atas.

Pengaruh aktivitas manusia terhadap ekosistem akuatik. Didalam

ekosistem akuatik ada 2 jenis krisis air yaitu krisis fluktasi dan krisis kualitas.

Krisis fluktasi diakibatkan oleh terjadinya penggundulan dan kerusakan hutan

didaerah hulu serta sepanjang daerah aliran sungai yang berfungsi sebgai daerah

resapan air. Hal ini akan menimbulkan fluktasi aliran yang besar, pada musim

kemarau aliran air sangat sedikit bahkan bisa terjadi kekeringan sementara di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

35

musim penghujan akan menimbulkan banjir yang besar. Hal ini terjadi karena air

hujan yang melimpah tidak lagi diserap oleh vegetasi disepanjang aliran sungai

melainkan langsung dialirkan menuju hilir. Terhadap ekosistem danau kondisi ini

akan mempengaruhifluktasi volume air, karena danau sangat tergantung pada

fluktasi aliran sungai yang mengalir ke dalamnya. Disamping menimbulkan banjir

yang besar, keadaan ini juga dapat menyebabkan terjadinya erosi yang dapat

menimbulkan pendangkalan pada ekosistem akuatik. Krisis kualitas air terjadi

akibat masuknya berbagai limbah cair maupun limbah padat ke dalam ekositem

akuatik, baik yang berasal dari daerah pemumiman (limbah domestik),

transportasi air, budidaya ikan dalam keramba, dari areal pertanian maupun

limbah yang berasal dari berbagai industri yang tidak mempunyai instalasi

pengolahan limbah. Hal ini akan menyebabkan kualitas air menurun secara tajam

sehingga air tersebut tidak lagi bisa dimanfaatkan secara normal. Berbagai limbah

domestik, transportasi air, budidaya ikan, industri dan pertanian mengandung

bahan pencemar yang sebagian besar merupakan senyawa organik seperti

karbohidrat, protein dan minyak/lemak serta unsur-unsur kimia lainnya.

Oleh sebab itu, sebelum dibuang ke perairan, limbah cair seharusnya

diolah terlebih dahulu di dalam instalasi pengolahan. Apabila pengolahan limbah

dilaksanakan dengan baik, sehingga air limbah tersebut sudah memenuhi standar

kualitas lingkungan yang sudah ditetapkan dalam Kep. Men. LH No

51/MENLH/01/1995, maka masalah pencemaran air sebenarnya tidak perlu

dikhawatirkan. Namun dalam kenyataan masih banyak industri dan kegiatan

lainnya yang membuang limbahnya langsung ke dalam perairan tanpa terlebih

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

36

dahulu mengolahnya. Pembuangan air limbah secara langsung inilah yang

merupakan aktivitas manusia terhadap lingkungannya dan salah satu dari dampak

aktivitas tersebut dapat menimbulkan terjadinya pencemaran air seperti terjadinya

eurofikasi dan pengasaman suatu perairan.

Eutrofikasi.Eutrofikasi merupakan suatu gejala peningkatan unsur hara,

terutama fosfor dan nitrogen di suatu ekosistem akuatik. Unsur hara tersebut

terutama berasal dari limbah cair dari aktivitas pemukiman, perhotelan, budidaya

keramba dan pertanian yang di buang ke suatu ekosistem akuatik secara terus

menerus sehigga terakumulasi dalam jumlah yang banyak.

Peningkatan unsur hara tersebut akan meningkatkan proses pertumbuhan

berbagai jenis tumbuhan air yang sangat cepat sehingga terjadi ledakan populasi

vege i y ng e ing di eb eb g i “blooming”. Biom d i vege i ini

setelah mati akanmengalami proses pembusukan/dekomposisi yang dilakukan

oleh bakteri dan berlangsung secara aerob, artinya proses tersebut membutuhkan

ketersediaan oksigen terlarut di dalam air. Akibat proses dekomposisi tersebut

kandungan oksigen terlarut akan semakin sedikit, bahkan apabila proses tersebut

terus berlangsung dapat menimbulkan kondisi anaerob karena kandungan oksigen

terlarut sudah sangat sedikit. Dalam kondisi tidak tersedia oksigen terlarut, proses

penguraian akan berjalan secara anaerob yang menghasilkan berbagai senyawa

yang bersifat toksik dan menimbulkan bau yang busuk seperti amoniak.

Pengasaman.Terjadinya pengasaman di suatu perairan di tandai dengan

menurunnya nilai pH air dibawah normal, terutama disebabkan oleh

meningkatnya emisi zat pencemar udara. Zat pencemar tersebut mengalami proses

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

37

reaksi kimiawi di atmosfer sehingga akan terbentuk asam sulfat dan asam nitrat

yang akan menyebabkan penurunan pH air hujan. Selanjutnya air hujan yang

bersifat asam tersebut akan menyebabkan penurunan pH pada suatu ekosistem

akuatik, sehingga terjadilah proses pengasaman. Organisme akuatik pada

umumnya hanya mentolelir kisaran pH yang berada di daerah normal. Kondisi

perairan yang asam akan bersifat toksik bagi berbagai organisme akuatik.

Limbah

Pengertian limbah. Terdapat beberapa pengertian limbah, yaitu sebagai

berikut :

a. Limbah menurut Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan. Yang dimaksud

sisa suatu kegiatan adalah sisa suatu kegiatan atau produksi yang antara lain di

hasilkan dari kegiatan rumah tangga, rumah sakit, industri, pertambangan, dan

kegiatan lain. Limbah juga merupakan suatu bahan yang tidak berarti dan

tidak berharga, tapi kita tidak mengetahui bahwa limbah juga bisa menjadi

suatu yang berguna dan bermanfaat jika di proses secara baik dan benar.

b. Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat

tertentu tidak di kehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai

ekonomi. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun

dan berbahaya dikenal dengan llimbah B3, yang dinyatakan sebagai bahan

yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan

hidup dan sumbernya ( Ginting, 2007)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

38

c. Limbah adalah sisa buangan dari suatu kegiatan produksi. Yang dimaksud

produksi bisa dalam skala domestik atau rumah tangga atau produksi dalam

skala yang lebih besar. Dari pengertian limbah ini, maka limbah industri

adalah sisa buangan yang di hasilkan dari proses produksi pada suatu industri.

Tentu saja karena sifatnya industri, maka jumlahnya lebih besar daripada

limbah skala domestik atau rumah tangga. Diperlukan penanganan yang lebih

serius untuk limbah industri karena dampaknya pada lingkungan lebih besar

daripada limbah domestik.

Limbah Cair

Pengertian limbah cair. Air limbah adalah air limbah (wastewater) adalah

kotoran dari manusia dan rumah tangga serta berasal dari industri, atau air

permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan

hal yang bersifat kotoran umum. Batasan lain mengatakan bahwa air limbah

adalah kombinasi dari cairan dan sampah yang berasal dari daerah permukiman,

perdagangan dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air

hujan yang mungkin ada (Sugiharto, 2008).

Sedangkan menurut Environmental Protection Agency 1977, air limbah

sebagai wastewater is water carriying dissolved or suspended solids from homes

farms businesses and industrial. Yang artinya limbah cair adalah air yang

membawa bahan padat terlarut atau tersuspensi dari tempat tinggal, kebun,

bangunan perdagangan dan industri.

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan

air dalam system prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

39

sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses

pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencucian

suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian

diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan

buangan air.

Air yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya

mempunyai sifat tersendiri. Air limbah yang telah tercemar memberikan ciri yang

dapat diidentifikasi secara visual dapat diketahui dari kekeruhan, warna air, rasa,

bau yang ditimbulkan dan indikasi lainnya. Sedangkan identifikasi secara

laboratorium, ditandai dengan perubahan sifat kimia air dimana air telah

mengandung bahan kimia yang bercaun dan berbahaya dalam konsentrasi yang

melebihi batas dianjurkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

40

Kerangka Konsep

Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001

Gambar 1 : Kerangka Konsep

Aktivitas Masyarakat di :

1. Pelabuhan Pasar Kota

2. Objek Wisata Pantai (Bulbul)

3. Keramba Jaring Apung

4. Pemukiman

5. Perhotelan

Pencemaran Kualitas Air Danau

Toba di ukur berdasarkan :

Pemeriksaan di Laboratoium

Fisik :

1. Kekeruhan 4.Warna

2. Suhu 5. Bau

3. Rasa

Kimia :

1. pH 6. COD

2. DO 7. Fosfat

3. BOD 8. Nitrit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

41

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif.

Pengambilan data sampel yaitu dengan pengamatan dan pengambilan sampel

secara langsung pada lokasi penelitian. Kemudian menentukan kualistas air

berdasarkan faktor fisika, dan kimia. Data yang di peroleh berupa angka-angka

yang dapat di simpulkan untuk menjelaskan hasil dari data yang telah didapat.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2018 sampai selesai di

Perairan Danau Toba Kota Balige kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Objek, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

Objek penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah air

Danau Toba yang diduga tercemar yang berada di :

a. Pantai Bulbul sebagai objek wisata

b. Pelabuhan Kota Balige sebagai sarana transportasi air

c. Kawasan Lumban Silintong sebagai daerah pemukiman

d. Kawasan Perhotelan

e. Kawasan budidaya ikan dalam keramba di sekitar Balige

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

42

Sampel . Sampel air yang akan di teliti ± 1 L air yang di ambil pada setiap

titik lokasi penelitian. Pada setiap lokasi pengamatan ditentukan 2 titik

pengambilan sampel , sehingga jumlah sampel yang diambil adalah 10.

Teknik pengambilan sampel. Penentuan lokasi pengambilan sampel

dilakukan dengan mengambil air yang diduga tercemar berdasarkan perbedaan

aktivitas masyarakat disekitar Danau Toba. Pada setiap objek penelitian di ambil 2

sampel, dimana sampel 1 dan sampel 2 diambil pada jarak 2 m, sampel 1 di ambil

di tepi danau dan sampel 2 diambil 2 m ke arah depan dari sampel 1 dengan

kedalaman 20 cm dari permukaan air danau.

Langkah-langkah pengambilan sampel air pada air danau :

1. Siapkan botol yang bersih dan mempunyai volume ± 1 L.

2. Celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi mulut botol searah

dengan aliran air, sehingga air masuk ke dalam botol dengan tenang.

3. Isi botol sampai penuh dan hindari terjadinya turbelensi dan gelembung udara

selama pengisian, kemudian botol ditutup dengan rapat.

4. Sampel siap dianalisis.

Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.

Data primer. Yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh langsung pada air Danau Toba yang di duga tercemar yang

meliputi parameter fisik (suhu, warna, bau, rasa dan kekeruhan), kimia (pH, DO,

BOD, COD, nitrit, fosfat, pB ). Hasil pengukuran diperoleh dari hasil

Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Medan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

43

Data sekunder. Yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh dari berbagai sumber seperti hasil penelitian terdahulu, hasil studi

pustaka, laporan serta dokumen dari berbagai instansi yang berhubungan dengan

topik yang dikaji.

Definisi Operasional

Adapaun defenisi operasional dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Aktivitas masyarakat dalam penelitian ini adalah aktivitas yang dapat

menghasilkan pencemaran perairan Danau Toba di Balige.

2. Kualitas air Danau Toba adalah keadaan mutu air Danau Toba yang

memenuhi syarat menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001.

3. Suhu adalah ukuran tinggi rendahnya panas air yang berda di danau.

4. Kekeruhan adalah partikel yang tersuspensi di dalam air yang menimbulkan

rupa air menjadi berlumpur dan kotor.

5. Warna pada air disebabkan oleh adanya partikel hasil pembusukan bahan

organik, ion-ion metalalam (besi dan mangan), plankton, humus, buangan

industri, dan tanaman air.

6. Bau air adalah aroma yang disebabkan oleh aktivitas sekitar perairan.

7. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan atau perairan dengan

batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dankegiatan

pengusahaan yang di pergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun

penumpang dan bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh

kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

44

dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan

antar moda transportasi.

8. Objek wisata yang di gunakan sebagai objek penelitian adalah Pantai Bulbul

yang diduga tercemar akibat polusi dari wahana permainan air dan atau dari

aktivitas pengunjung sekitar.

9. Keramba jaring apung sebagai tempat pembudidayaan ikan tawar yang di

duga tercemar akibat pakan ternak.

10. Pemukiman sebagai tempat tinggal masyarakat yang menghasilkan limbah

domestik.

11. Perhotelan sebagai tempat tinggal sementara pengunjung.

12. Kualitas fisik air adalah keadaan mutu air Danau Toba yang memenuhi

persyaratan kualitas air meliputi suhu dan kekeruhan air berdasarkan Kualitas

kimia air adalah keadaan mutu air Danau Toba yang memenuhi persyaratan

kualitas air meliputi DO, BOD, dan COD berdasarkan Peraturan Pemerintah

No. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan air dan pengendalian pencemaran air.

13. DO adalah kadar oksigen terlarut dari air Danau Toba yang diperiksa di

laboratorium, hasilnya dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 82

tahun 2001 tentang pengelolaan air dan pengendalian pencemaran air.

14. BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk

memecahkan bahan organik dalam air Danau Toba yang diperiksa di

laboratorium, hasilnya dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 82

tahun 2001 tentang pengelolaan air dan pengendalian pencemaran air.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

45

15. COD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi seluruh

bahan-bahan organik yang ada dalam air Danau Toba yang diperiksa di

laboratorium, hasilnya dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah No. 82

tahun 2001 tentang pengelolaan air dan pengendalian pencemaran air.

16. Nitrit adalah senyawa yang menggambarkan berlangsungnya proses biologis

perombakan bahan organik yang memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah.

17. Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam

air.

18. Timbal adalah logam yang mencemari air, logam ini berasal dari berbagai

sumber seperti dari bahan bakar, cat, korosi, dan lain sebagainya.

Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran kualitas air Danau Toba yang meliputi kualitas fisik

(kekeruhan, suhu, warna, bau, rasa), kualitas kimia (pH, DO, BOD, COD, Nitrit,

Fosfat, Timbal ) dan kualitas bakteriologis (coliform) di Kota Balige Kabupaten

Toba Samosir, yaitu :

1. Untuk pengukuran suhu di periksa langsung di lapangan menggunakan alat

termometer.

2. Untuk pengukuran kekeruhan di periksa di laboratorium dengan menggunakan

alat turbidimeter.

3. Untuk DO, BOD, COD diperiksa di laboratotium dengan menggunakan alat

spektrofotometer. Hasilnya dibandingkan PP No 82 tahun 2001.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

46

Teknik Pemeriksaan Sampel

Pemeriksaan sampel langsung di lokasi. Adapun parameter yang

langsung di periksa di lokasi yaitu sebagai berikut :

Suhu. Untuk pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan alat

termometer. Termometer tersebut dimasukkan ke dalam air dan dibiarkan selama

kurang lebih 3 menit. Kemudian termometer diangkat, langsung dibaca dan

dicatat.

Bau. Dilakukan dengan menggunakan indra penciuman peneliti.

Kemudian di catat langsung pada catatan.

Rasa. Dilakukan persamaaan hasil dengan bau, karena apabila air nya

berbau, otomatis air nya juga berasa.

Pemeriksaan sampel di laboratorium. Adapun pemeriksaan sampel yang

dilakukan di laboratorium, yaitu sebagai berikut :

Kekeruhan. Untuk pengukuran kekeruhan air menggunakan alat

turbidimeter. Adapun tahapan cara mengoperasioalkan alat turbidimeter yaitu :

1. Tekan tomol I/O, instrumen akan terbuka kemudian tempatkan instrument

pada suatu permukaan datar dan jangan memegang instrumen ketika sedang

melakukan pengukuran.

2. Masukkan cell sampel dalam ruang cell dengan mengorientasikan tanda garis

pada bagian depan ruang cell.

3. Pilih daerah atau range secara manual dengan menekan tombol range.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

47

4. Memilih mode sinyal ratarata dengan menekan tombol Signal Averag. Dan

monitor akan menunjukkan SIG AVG ketika instrument sedang menggunakan

mode sintal rata-rata.

5. Tekan Read. Monitor akan menunjukkan NTU, kemudian angka turbiditas

akan muncul dalam NTU. Catat angka turbiditas setelah simbol lampu padam.

Oksigen terlarut (dissolve oxygen). Adapun alat, bahan dan prosedur

pengukuran DO adalah sebagai berikut :

Alat. Adapun alat yang di butuhkan, yaitu :

1. Botol Winkler 250 ml

2. Erlenmeyer 250 ml

3. Gelas Ukur 100 ml

4. Buret dan statif

5. Corong biuret

6. Pipet seukuran (1 ml)

7. Pipet tetes

Bahan. Adapun bahan yang di butuhkan, yaitu :

1. MnSO4

2. KOH-KI

3. Na2S2O3 0.025 N

4. H2SO4 pekat

5. Indikator amilum

6. Akuades

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

48

Prosedur (metode winkler). Adapun prosedur yang dilakukan yaitu

sebagai berikut :

1. Sampel air diambil dengan botol Winkler 250 ml secara penuh kemudian

ditutup (dimungkinkan untuk tidak ada gelembung udara di dalam botol).

2. Tambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml KOH-KI dengan pipet seukuran, boto,

ditutup kembali (dimungkinkan untuk tidak ada gelembung udara di dalam

botol).

3. Botol dikocok perlahan sampai larutan MnSO4 dan KOH-KI homogeny

dengan airdan emudian didiamkan 2 menit atau sampai timbul endapan

berwarna coklat atau setidaknya sampai cairan supernatant berwarna jernih.

4. Tambahkan MnSO4 pekat sebanyak 1 ml dengan pipet seukuran dan botol

ditutup kembali. Botol di kocok perlahan atau di bolak-balik hingga semua

endapan menjadi larut dan berwarna coklat kekuningan.

5. Ambil 100 ml Na2S2O3dengan menggunakan gelas ukur dan tuang kedalam

Erlenmeyer.

6. Tambahkan indicator amilum 3-5 tetes hingga berwarna biru tua.

7. Titrasi dengan 0.025 N hingga warna biru tersebut hilang/jernih.

8. Volume titran yang digunakan untuk titrasi dicatat dan dimasukkan kedalam

rumus untuk menghitung kadar Oksigen terlarut =

× p × q × 8 mg/l

Keterangan : p = jumlah Na2S2O3 0,025 N yang di gunakan dalam titrasi (ml) q = normalitas larutan ( 0,025 N) 8 = bobot setara dengan O2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

49

BOD. Adapun alat, bahan, dan prosedur dalam pengukuran BOD adalah

sebagai berikut :

Alat. Adapun alat yang dibutuhkan, yaitu :

1. botol winkler 250 ml

2. erlenmeyer 250 ml

3. gelas ukur 100 ml

4. biuret dan statif

5. corong biuret

6. pipet seukuran ( 1 ml)

7. pipet tetes

Bahan. Adapun bahan yang di butuhkan untuk pengukuran ini, yaitu :

1. MnSO4

2. KOH –KI

3. Na2S2O3 0,025 N

4. H2SO4 pekat

5. Indikator amilum

6. Aquades

Prosedur (metode kolorimetri). Adapun prosedur yang dilakukan untuk

pengukuran ini yaitu :

1. Pembuatan larutan pengencer: Akuades sebanyak 1 liter di tuang ke dalam

ember kecil kemudian ditambah larutan bufer fosfat, magnesiun sulfat,

kalsium klorida feriklorida masing- masing 1 ml dan bubuk inhibitor

nitrifikasi kira- kira 10 mg. nilai pH disesuaikan pada pH 7,0 ± 0,1.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

50

2. Campuran diaduk dan diaerasikan selama 1 jam suhu sebaiknya 200 C.

3. Larutan pengancer dimasukan kedalam 2 botol BOD 250 ml untuk blanko

BOD0 dan BOD5.

4. Sampel yang telah diawetkan kemudian diencerkan menggunakan faktor

pengenceran 0,5 dimana 250 ml sampel dicampurkan dengan 250 ml

pengencer hingga 500 ml.

5. Aduk hingga homogen.

6. Siapkan 2 botol BOD lalu siapkan masing-masing diisi 250 ml sampel yang

telah diencerkan untuk BOD0 dan BOD5.

7. Sampel untuk BOD5 dan blanko BOD5 disimpan dalam BOD inkubator pada

suhu 20 0C selama 5 hari.

8. Sampel BOD0 dan blanko BOD0 langsung dititrasi (lihat pengukuran DO).

9. Setelah hari ke 5 sampel untuk BOD520 dan blanko BOD520 dititrasi. Hitung kadar BOD menggunakan rumus berikut. BOD = – –

Keterangan : X0 = Oksigen terlarut sampel saat t = 0 (mg 02/1) X5 = Oksigen terlarut saat sampel t = 5 (mg 02/1) B0 = Oksigen terlarut saat sampel t = 0 (mg 02/1) B5 = Oksigen terlarut blanko saat t = 5 (mg 02/1) P = Faktor Pengenceran

COD. Adapun alat, bahan, dan prosedur dalam pengukuran COD yaitu

sebagai berikut

Alat. Adapun alat yang di butuhkan adalah sebagai berikut

1. Botol Winkler

2. Alat refluks (Erlenmeyer COD 250 ml dan kondensor Liebig)

3. Buret dan statif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

51

4. Pipet ukur

5. Pembakar listrik

Bahan. Adapun bahan yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut :

1. K2Cr2O70,025 N

2. Ag2SO4

3. H2SO4

4. FAS (Fero Amonium Sulfat) 0,1 N

5. Indikator femantrolin fero sulfat (feroin)

Prosedur :

1. Dibuat dahulu reagen asam sulfat-perak sulfat dengan menambahkan ±10 g

pada 1 liter Ag2SO4 .

2. Sebanyak 20 ml sampel air dimasukan dalam Erlenmeyer COD 250 ml.

3. Ditambahkan larutan K2Cr2O7 0,025 N sebanyak 10 ml ke dalam sampel air.

4. Disiapkan 30 ml reagen asam sulfat-perak sulfat, pindahkan sebanyak 5 ml

dalam sampel air dan dikocok perlahan.

5. Dialirkan air pendingin pada kondensor dan pasang Erlenmeyer COD

dibawahnya. Tuang sedikit demi sedikit sisa reagen asam sulfat-perak sulfat

(25 ml), melalui kondensor kedalam Erlenmeyer COD.

6. Kondensor dan Erlenmeyer COD ditempatkan pada pembakar listrik selama ±

2 jam.

7. Erlenmeyer COD dilepaskan dari kondensor dan didinginkan, kemudian

sampel diencerkan menjadi 2 kali jumlah larutan dalam Erlenmeyer COD

dengan menambahkan aquades 150-200 ml.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

52

8. Ditambahkan 3-4 tetes indikator feroin.

9. Kalium bikromat (K2Cr2O7) yang tersisa dihitung dengan titrasi menggunakan

larutan FAS 0,1 N, sampai warna hijau-biru menjadi coklat-merah.

Rumus perhitungan :

COD =

Keterangan :A = mL titran blank B = mL titrasi sampel N = Normalitas FAS

8 = bobot setara dengan O2 P = Pengenceran

Fosfat. Adapun tahap-tahap untuk melakukan pemeriksaan fosfat adalah

sebagai berikut :

1. Mengambil sampel air yang dengan menggunakan pipet 2,0 yang telah

disaring, lalu memasukkan ke dalam tabung reaksi.

2. Menambahkan 2,0 ml H3BO3 1%, lalu mengaduknya.

3. Menambahkan 3,0 ml larutan pengoksid fosfat (campuran antara Asam sulfat

2,5 M, asam ascorbic & ammonium molybdate) lalu mengaduknya. Dan

biarkan satu jam, agar terjadi reaksi yang sempurna.

4. Membuat larutan blanko dari 2,0 ml akuades. Dengan melakukan prosedur b

dan c.

5. Memilih program pengukuran fosfat pada alat spektrofotometer

6. Memasukkan ke dalam kuvet larutan blanko yang telah dibuat kemudian

memasukk n k v e ke l pek ofo ome e kem d i n menek n “Ze o”

7. Setelah itu memasukkan kuvet yang berisi contoh air yang telah dipreparasi

kem di n menek n “Re d”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

53

8. Mencatat nilai fosfat yang diperoleh dalam satuan mg/L.

Nitrit. Adapun alat, bahan dan prosedur utuk melakukan pengukuran nitrit

adalah sebagai berikut.

Alat. Adapun alat yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut:

1. Spektrofotometer UV-Vis

2. Erlenmeyer

3. Kuvet

4. Labu ukur

5. Pipet gondok

6. Pi pump

7. Pengaduk

8. Beaker glass

Bahan. Adapun bahan yang di butuhkan untuk pengukuran ini, yaitu:

1. Sampel

2. Aquadest

3. Tisu

4. Sulfanilamida

5. NED

6. Larutan Standar NO2 mg/l.

Prosedur. Adapun untuk melakukan pemeriksasaan ini, yaitu sebagai

berikut :

1. Pembuatan Blanko

Tuang aquadest 50 ml ke dalam erlenmeyer.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

54

2. Pembuatan Larutan Deret Standar 0,1 mg/l

3. Ambil 0,1 ml Larutan standar NO2 100 mg/l.

4. Taruh di labu ukur 100 ml. Tambahkan aquadest hingga batas lalu

homogenkan.

5. Ambil 50 ml, taruh di erlenmeyer 1.

6. Pembuatan Larutan Deret Standar 0,2 mg/l

Ambil 0,2 ml Larutan standar NO2 100 mg/l.

Taruh di labu ukur 100 ml. Tambah aquadest hingga batas.

Homogenkan larutan dengan cara mengocok perlahan.

Ambil 50 ml, taruh di erlenmeyer 2.

7. Pembuatan Larutan Deret Standar 0,3 mg/l

Ambil 0,3 ml Larutan Standar NO2 100 mg/l.

Taruh di labu ukur 100 ml. Tambah aquadest hingga batas lalu

homogenkan.

Ambil 50 ml lalu taruh di erlenmeyer 3.

8. Pembuatan Larutan Deret Standar 0,4 mg/l

Ambil 0,4 ml Larutan Standar NO2 100 mg/l.

Taruh di labu ukur 100ml. Tambah aquadest hingga batas lalu

homogenkan.

Ambil 50 ml lalu taruh di erlenmeyer 4.

9. Pembuatan Larutan Deret Standar 0,5 mg/l

Ambil 0,5 ml Larutan standar NO2 100 mg/l.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 72: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

55

Taruh di labu ukur 100 ml. Tambah aquadest hingga batas lalu

homogenkan.

Ambil 50 ml lalu tarus di erlenmeyer 5.

10. Semua larutan blanko, sampel, dan deret standar diperlakukan sama. Yaitu

volume yang diambil sama (50ml), ditambah Sulfanilamida sebanyak 1 ml

(ditunggu selama 4 menit) dan ditambahkan NED sebanyak 1 ml lalu ditunggu

10 menit.

11. Ukur absorbansinya dengan spektrofotometer (540 nm).

12. Membuat persamaan garis dengan Microsoft Excel.

13. Menentukan kadar NO2 dalam sampel.

Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif. Data yang dikumpulkan

ditabulasi secara manual atau menggunakan komputer kemudian data disajikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi atau diagram/grafik. Dan selanjutnya

dibandingkan dengan PP No. 82 Tahun 2001.

Untuk menentukan skor status mutu air menggunakan metode storet.

Metode Storet Metode Storet merupakan salah satu metode untuk menentukan

status mutu air yang umum digunakan. Dengan metode Storet ini dapat diketahui

parameter-parameter yang telah memenuhi atau melampaui baku mutu air. Secara

prinsip, metode Storet adalah membandingkan antara data kualitas air dengan

baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan status

mutu air. Cara untuk menentukan status mutu air adalah dengan menggunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 73: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

56

sistem nilai dari US-EPA (Environmental Protection Agency) dengan

mengklasifikasikan sebagai berikut.

1. Skor = 0 → memenuhi baku mutu

2. Skor = -1 s/d -10 → tercemar ringan

3. Skor = -11 s/d -30 → tercemar sedang

4. ko = ≤ -31 →tercemar berat

Penentuan status mutu air dengan menggunakan metode Storet dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Lakukan pengumpulan data kualitas air secara periodik sehingga membentuk

data dari waktu ke waktu (time series data).

2. Bandingkan data hasil pengukuran dari masing-masing parameter air dengan

nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air.

3. Jik h il peng k n memen h i nil i b k m i h il peng k n ≤ b k

mutu) maka diberi skor 0.

4. Jika hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu air (hasil pengukuran >

baku mutu) maka diberi skor yang dapat dilihat pada Tabel dibawah.

Tabel 1 Penentuan Sistem Nilai untuk Menentukan Status Mutu Air

Jumlah Contoh Nilai Parameter

Fisika kimia

< 10 Maksimum Minimum Rata-rata

-1 -1 -3

-2 -2 -6

≥ 10 Maksimum Minimum

-2 -2 -6

-4 -4

-12 Rata-rata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 74: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

57

5. Jumlah negatif dari seluruh parameter dihitung dan ditentukan status mutunya

dari jumlah skor yang didapat dengan menggunakan sistem nilai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 75: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

58

Hasil Penelitian

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kabupaten Toba Samosir. Kabupaten Toba Samosir adalah

sebuah kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Ibukotanya adalah Kota

Balige. Kabupaten Toba Samosir merupakan satu dari tujuh kabupaten yang

mengelilingi Danau Toba, yaitu danau terluas di Indonesia. Suku yang mendiami

kabupaten ini pada umumnya adalah suku Batak Toba.

Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

1998 tentang pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir

dan Kabupaten Mandailing Natal, di Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara.

Kabupaten Toba Samosir ini merupakan pemekaran dari daerah tingkat

II Kabupaten Tapanuli Utara.

Sejak tanggal 7 Januari 2004, Kabupaten Toba Samosir dari 20

Kecamatan, 281 Desa dan 19 Kelurahan mengalami perubahan baik jumlah

kecamatan, desa dan kelurahan, jumlah penduduk, luas wilayah, dan batas – batas

wilayah secara signifikan yakni menjadi 11 Kecamatan 179 Desa dan 13

Kelurahan.

Kabupaten Toba Samosir memiliki luas wilayah 2.021.80 km² atau 3,19%

dari total luas Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir berada pada

2°03' - 2°40' Lintang Utara d n 98°56′ - 99°40′ Bujur Timur. Kabupaten Toba

Samosir terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian antara 900 -

2.200 meter diatas permukaan laut, dengan topografi dan kontur tanah yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 76: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

59

beraneka ragam, yaitu datar, landai, miring dan terjal. Struktur tanahnya labil dan

terletak pada wilayah gempa tektonik dan vulkanik.

Karena terletak dekat Garis Khatulistiwa, Kabupaten Toba Samosir

tergolong ke dalam daerah beriklim tropis. Sebagaimana kabupaten lainnya di

Indonesia, Kabupaten Toba Samosir mempunyai musim kemarau dan musim

penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Januari sampai dengan

Juli dan musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Agustus sampai dengan

bulan Desember, diantara kedua musim itu terdapat musim pancaroba.

Kota Balige. Kota Balige memiliki luas wilayah 91.05 km² atau 4,50%

d i o l l K b p en ob mo i be d p d 2°15’- 2°21’ Lin ng Utara

d n 99°00’ - 99°11’ B j im be d di eki 905 hingg 1.200 me e

dari permukaan laut.

Ad p n l ok i peng mbil n mpel di l k k n di bebe p i ik y i di

i ik p n i B l b l 2 20’59.2008 d n E 99 29.1756), Pelabuhan Kota Balige

2 20’13.8984 d n E 99 3’45.4248 Pe ho el n 2 20’9.0348 d n E 99

3’42.3292 Pe m ki m n g 2 20’25.3644 d n E 99 3’47.5524 d n

ke mb j ing p ng 2 21’43.0056 d n E 99 6’29.6568 .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 77: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

60

Hasil Penelitian

Kekeruhan. Adapun hasil dari pemeriksaan kekeruhan adalah sebagai

berikut :

Gambar 2. Grafik kekeruhan

Kekeruhan (TSS) di perairan Danau Toba Balige pada setiap objek

penelitian yaitu di pantai (7,3 dan 3,30), pelabuhan (3,27 dan 2,17), perhotelan

(2,31 dan 1,35), permukiman (6,18 dan 1,79), dan pada keramba (2,64 dan 1,78).

Dari grafik di atas terdapat kekeruhan air yang paling tinggi berada di daerah

pemukiman stasiun 1 dan diikuti daerah pantai, pelabuhan, perhotelan dan

keramba.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

pantai pelabuhan perhotelan permukiman keramba

stasiun 1

stasiun 2

baku mutu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 78: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

61

Suhu. Adapun hasil pemeriksaan suhu yaitu:

Gambar 3. Grafik Suhu

Suhu di perairan Danau Toba Balige di setiap lokasi pengamatan berkisar

antara 27-28 0 C yang menyatakan bahwa suhu di setiap lokasi masih memenuhi

syarat baku mutu.

Warna. Adapun hasil pemeriksaan warna, yaitu :

Gambar 4. Grafik Warna

26.4

26.6

26.8

27

27.2

27.4

27.6

27.8

28

28.2

pantai pelabuhan perhotelan permukiman keramba

stasiun 1

stasiun 2

baku mutu

0

5

10

15

20

25

pantai pelabuhan perhotelan permukiman keramba

stasiun 1

stasiun 2

baku mutu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 79: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

62

Warna di perairan Danau Toba Balige pada setiap objek penelitian

yaitu di pantai (4,5 dan 17,5), pelabuhan (2,1 dan 1,3), perhotelan (2,9 dan

1,3), permukiman (20,2 dan 3,8), dan pada keramba (3,9 dan 4,7).

Berdasarkan grafik diatas, air danau yang paling berwarna terdapat di

daerah permukiman stasiun yang mencapai nilai 20,40, dan pada stasiun 2

mencapai nilai 3,8. Jadi nilai rata-rata warna pada permukiman adalah 12

pt/CO dari baku mutu 5pt/CO. Sedangkan warna air danau yang paling jernih

adalah air dari pelabuhan dan perhotelan stasiun 2 yaitu 1,3 pt/CO.

pH. Adapun hasil dari pemeriksaan Ph yaitu :

Gambar 5. Grafik pH

pH di perairan Danau Toba Balige tidak memiliki perbedaan yang

signifikanyaitu di pantai (7,08 dan 6,90), pelabuhan (6,94 dan 7,40),

perhotelan (6,88 dan 7,30), permukiman (6,87 dan 7,00), dan pada keramba

(7,17dan 7,43).

6.2

6.4

6.6

6.8

7

7.2

7.4

7.6

7.8

8

8.2

pantai pelabuhan perhotelan permukiman keramba

stasiun 1

stasiun 2

baku mutu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 80: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

63

Berdasarkan grafik di atas, pH air yang paling tinggi terdapat pada daerah

keramba stasiun 2 yaitu mencapai 7, 3. Dan dari seluruh lokasi pengamatan, pH

air masih memenuhi syarat baku mutu yang berlaku.

Bau .Hasil bau di perairan Danau Toba Balige pada setiap objek penelitian

yaitu di pantai (tidak berbau dan berbau), pelabuhan (berbau dan tidak berbau),

perhotelan (berbau dan tidak berbau ), permukiman (berbau dan berbau), dan pada

keramba (berbau dan berbau).

Rasa. Hasil rasa di perairan Danau Toba Balige pada setiap objek

penelitian yaitu di pantai (tidak berasa dan berasa), pelabuhan (berasa dan tidak

berasa), perhotelan (berasa dan tidak berasa), permukiman (berasa dan berasa),

dan pada keramba (berasa dan berasa).

DO. Adapun hasil dari pengukuran DO yaitu :

Gambar 6. Grafik DO

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Pantai pelabuhan perhotelan permukiman keramba

stasiun 1

stasiun 2

baku mutu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 81: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

64

Kelarutan Oksigen (DO) di perairan Danau Toba Balige pada setiap

objek penelitian yaitu di pantai (6,65 dan 3,42), pelabuhan (3,30 dan 5,310),

perhotelan (3,35 dan 6,42), permukiman (0,44 dan 4,37), dan pada keramba

(3,42 dan 6,92).

Batas minimum DO di dalam air adalah 6 mg/L, sedangkan berdasarkan

grafik di atas tidak ada satu pun lokasi yang memenuhi baku mutu tersebut. Dan

DO yang paling rendah terdapat di daerah permukiman masyarakat pada stasiun 1

dengan nilai 0,44 mg/L.

BOD. Adapun hasil pengukuran BOD adalah sebagai berikut :

Gambar 7. Grafik BOD

BOD di perairan Danau Toba Balige pada setiap objek penelitian yaitu

di pantai (0,730 dan 4,50), pelabuhan (1,460 dan 1,330), perhotelan (1,310 dan

0,890), permukiman (8,81 dan 4,710), dan pada keramba (10,60 dan 0,970).

0

2

4

6

8

10

12

Pantai pelabuhan perhotelan permukiman keramba

stasiun 1

stasiun 2

baku mutu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 82: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

65

Berdasarkan grafik diatas, nilai BOD yang paling tinggi berada di

daerah keramba di stasiun 1 dengan nilai 10,60 mg/L dan diikuti daerah

permukiman dengan nilai 8,81 mg/L, diikuti daerah permukiman dan pantai

dengan masing-masing nilai 4,7 mg/L dan 4,5 mg/L dari baku muku yang di

perbolehkan yaitu 2 mg/L.

COD. Adapun hasil dari pengukuran COD yaitu :

Gambar 8. Grafik COD

COD di perairan Danau Toba Balige memiliki perbedaan yang sangat

signifikan pada setiap objek penelitian yaitu di pantai (2,281 dan 14,09),

pelabuhan (4,256 dan 4,156), perhotelan (4,093 dan 2,781), permukiman

(45,03 dan 14,31), dan pada keramba (20,50 dan 3,031).

Berdasarkan grafik di atas, nilai COD yang paling tinggi terdapat pada

daerah permukiman stasiun 1 yaitu dengan nilai 45,03 mg/L yang jauh

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Pantai pelabuhan perhotelan permukiman keramba

stasiun 1

stasiun 2

baku mutu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 83: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

66

melebihi nilai ambang batas (10 mg/L). Kemudian diikuti daerah keramba

stasiun 1 dengan nilai mencapai 20,50 mg/L.

Nitrit. Adapun hasil pengukuran nitrit yaitu :

Gambar 9. Grafik Nitrit

Nitrit di perairan Danau Toba Baligepada setiap objek penelitian yaitu di

pantai (0,1697 dan 0,1931), pelabuhan (0,2964 dan 0,1324), perhotelan (0,0757

dan 0,1523), permukiman (0,766 dan 0,2136), dan pada keramba (0,1931 dan

0,4419).

Berdasarkan grafik diatas, tidak satupun lokasi yang memenuhi kadar baku

mutu nitrit (0,06). Kadar nitrit yang paling tinggi terdapat di daerah permukiman

stasiun 1 dengan nilai mencapai 0,766 mg/L kemudian diikuti keramba stasiun 2,

pelabuhan stasiun 1, dan sebagainya.

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

0.5

Pantai pelabuhan perhotelan permukiman keramba

stasiun 1

stasiun 2

baku mutu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 84: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

67

Fosfat. Adapun hasil dari pengukuran fosfat yaitu :

Gambar 10. Grafik Fosfat

Fosfat di perairan Danau Toba Balige pada setiap objek penelitian yaitu di

pantai (0,19 dan 0,86), pelabuhan (0,44 dan 0,06), perhotelan (0,12 dan 0,05),

permukiman (2,88 dan 0,32), dan pada keramba (0,31 dan 0,03).

Berdasarkan grafik di atas, kadar fosfat yang paling tinggi terdapat pada

wilayah permukiman stasiun 1 dengan nilai 2,88 mg/L yang tidak memenuhi nilai

baku mutu (0,20 mg/L). Kemudian fosfat yang paling rendah terdapat pada daerah

keramba stasiun 2 yaitu dengan nilai 0,03 mg/L.

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

pantai pelabuhan perhotelan permukiman keramba

stasiun 1

stasiun 2

baku mutu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 85: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

68

Status Mutu Air

Tabel 4 Status Mutu Air pada Daerah Pantai

Parameter Baku Mutu Max Min Rata-rata Skor Kekeruhan 5 NTU 7,3 3,3 5,3 -2

Suhu Suhu udara ± 3 27 27 27 0 Warna 5 pt/CO 17,5 4,5 11 -5

Ph 6 - 9 7,08 6,90 6,99 0 Bau Tidak berbau - - - - Rasa Tidak berasa - - - - DO Min 6 6,65 3,42 5,035 -8

BOD 2 4,51 0,73 2,26 -8 COD 10 14,09 2,28 8,19 -2 Nitrit 0,06 0,1931 0,1697 0,1814 -10 Fosfat 0,2 0,86 0,19 0,525 -10

Jumlah skor -45

Tabel 5 Status Mutu Air pada Daerah Pelabuhan

Parameter Baku Mutu Max Min Rata-rata Skor Kekeruhan 5 NTU 3,72 2,17 2,945 0

Suhu Suhu udara ± 3 27 28 27,5 0 Warna 5 pt/CO 2,1 1,3 1,7 0

Ph 6 - 9 7,40 6,94 7,17 0 Bau Tidak berbau - - - - Rasa Tidak berasa - - - - DO Min 6 5,310 3,30 4,305 -10

BOD 2 1,460 1,330 1,392 0 COD 10 4,256 4,156 4,221 0 Nitrit 0,06 0,2964 0,1324 0,2144 -10 Fosfat 0,2 0,44 0,06 0,25 -8

Jumlah skor -46

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 86: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

69

Tabel 6 Status Mutu Air pada Daerah Perhotelan

Parameter Baku Mutu Max Min Rata-rata Skor Kekeruhan 5 NTU 2,31 1,35 1,83 0

Suhu Suhu udara ± 3 27 27 27 0 Warna 5 pt/CO 2,9 1,3 2,1 0

Ph 6 - 9 7,30 6,88 7,09 0 Bau Tidak berbau - - - - Rasa Tidak berasa - - - - DO Min 6 6,42 3,35 4,885 -8

BOD 2 1,310 0,890 1,1 0 COD 10 4,093 2,781 3,437 0 Nitrit 0,06 0,1523 0,0757 0,114 -10 Fosfat 0,2 0,12 0,05 0,085 0

Jumlah skor -18 Tabel 7 Status Mutu Air pada Daerah Permukiman

Parameter Baku Mutu Max Min Rata-rata Skor Kekeruhan 5 NTU 6,18 1,79 3,985 -1

Suhu Suhu udara ± 3 27 28 27,5 0 Warna 5 pt/CO 20,2 3,8 12 -2

Ph 6 - 9 7,0 6,87 6,93 0 Bau Tidak berbau - - - - Rasa Tidak berasa - - - - DO Min 6 4,37 0,44 4,05 -10

BOD 2 8,81 4,710 6,76 -10 COD 10 45,03 14,31 29,67 -18 Nitrit 0,06 0,76 0,2136 0,9796 -10 Fosfat 0,2 2,88 0,32 1,6 -10

Jumlah skor -61

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 87: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

70

Tabel 8 Status Mutu Air pada Daerah Keramba

Parameter Baku Mutu Max Min Rata-rata Skor Kekeruhan 5 NTU 1,77 1,45 1,65 0

Suhu Suhu udara ± 3 27 28 27,5 0 Warna 5 pt/CO 4,7 3,9 4,3 0

Ph 6 - 9 7,43 7,17 7,3 0 Bau Tidak berbau - - - - Rasa Tidak berasa - - - - DO Min 6 6,92 3,42 5,17 -8

BOD 2 10,60 0,970 5,785 -8 COD 10 20,50 3,301 11,76 -10 Nitrit 0,06 0,442 0,159 0,3004 -10 Fosfat 0,2 0,31 0,03 0,17 -2

Jumlah skor -38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 88: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

71

Pembahasan

Kualitas Air Danau Toba

Kekeruhan. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan

berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan

yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan

anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus),

maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme

lain. Bahan organik meliputi tinja, urin, sabun, lemak, deterjen dan sisa makanan

sedangkan bahan anorganik seperti ammonia dan garam-garam ammonium

merupakan derivate dari dekomposisi tinja, urin, dan nitrat (Dix, 2001).

Tingginya kekeruhan khusus di stasiun Pantai disebabkan banyaknya

partikel melayang dan larut dalam air sehingga penetrasi cahaya menjadi

terhalang masuk ke perairan akibatnya aktivitas fotosintesis akan terganggu.

Kekeruhan menyebabkan pembiasan cahaya kedalam air. Kekeruhan

membatasi pencahayaan ke dalam air. Kekeruhan ini terjadi karena adanya bahan

yang terapung dan terurainya zat tertentu seperti bahan organik, jasad renik,

lumpur tanah liat dan benda lain yang melayang ataupun terapung dan sangat

halus sekali.

Suhu. Cuaca pada saat pengamatan cenderung kurang stabil. Kondisi

cuaca pada saat pengamatan cerah dan suhu udara cukup panas. Hal ini sesuai

dengan literatur Maniagasi, dkk., (2013) suhu suatu perairan ditentukan oleh

beberapa faktor antara lain ketinggian suatu daerah, curah hujan yang tinggi dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 89: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

72

intensitas cahaya matahari yang menembus suatu perairan. Selain itu menurut

Boyd dalam Maniagasi, dkk., (2013) bahwa variasi suhu-suhu dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu antara lain tingkat intensitas cahaya yang tiba di permukaan

perairan, keadaan cuaca, awan dan proses pengadukan. Hasil pengukuran suhu air

selama penelitian memperlihatkan bahwa suhu air pada masing-masing stasiun

penelitian tidak menunjukan variasi yang tinggi, yaitu berkisar antara 27 C -28 C.

Rata-rata suhu air tertinggi terdapat pada pelabuhan, permukiman dan keramba

(27,5 C) dan rata-rata suhu air terendah terdapat pada p n i d n pe ho el n

27 C). Kondisi rata-rata nilai suhu air pada semua stasiun penelitian, baik stasiun

yang terdapat aktifitas keramba, permukiman, pantai, pelabuhan maupun stasiun

perhotelan masih berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh organisme

akuatik dan sesuai bagi organisma untuk dapat tumbuhan dan berkembang dengan

baik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Effendi (2003) yang menyatakan bahwa

kisaran suhu yang optimum untuk pertumbuhan organisma pada perairan adalah

berkisar 20 - 30 ºC

Rasa. Pengukuran terhadap rasa dilakukan secara organoleptis. Pantai,

pelabuhan, pemukiman dan keramba rata-rata airnya berasa, dan rasa yang paling

amis terdapat pada daerah permukiman stasiun 1 dikarenakandekomposisi bahan

organik dalam air yang berasal dari limbah rumah tangga seperti buangan ternak,

detergen, dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa keempat lokasi

tersebut tidak memenuhi syarat baku yang di tentukan. Biasanya bau dan rasa

terjadi bersama-sama.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 90: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

73

Warna.Warna air yang terdapat di alam sangat bervariasi, misalnya air di

rawa-rawa berwarna kuning, coklat, atau kehijauan, air sungai biasanya berwarna

kuning kecoklatan karena mengandung lumpur dan air buangan yang

mengandung besi/tanin dalam jumlah tinggi berwarna coklat kemerahan. Warna

air yang tidak normal biasanya menunjukkan adanya polusi. Warna air dapat

dibedakan atas dua macam, yaitu warna sejati (true color) yang disebabkan oleh

bahan-bahan terlarut, dan warna semu (apparent color), yang selain di sebabkan

oleh adanya bahan-bahan terlarut juga karena adanya bahan-bahan tersuspensi,

termasuk di antaranya yang bersifat koloid. Warna air pada lokasi penelitian

berkisar 1,3-20,2 pt/CO, dimana pada lokasi permukiman di dapat air yang paling

berwarna yaitu sebesar 20,2 yang menandakan limbah domestik sangat

mempengaruhi warna air yang bersifat koloid, kemudian diikuti dengan pantai

stasiun 1 yaitu 17,5 dimana disebabkan oleh lumpur berwarna coklat.

Air danau sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estetika dan untuk

mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang

berwarna. Berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/IX/1990 warna maksimum

yang diperbolehkan untuk air bersih yaitu 5 pt/CO.

Warna timbul akibat suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam air, di samping

adanya bahan pewarna tertentu yang kemungkinan mengandung logam berat.

Bau. Bau air tergantung sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh

bahan-bahan kimia, ganggang, plankton, atau tumbuhan dan hewan air, baik yang

hidup ataupun sudah mati. Air yang berbau sulfit dapat disebabkan oleh reduksi

sulfat dengan adanya bahan-bahan organik dan mikroorganisme anaerobik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 91: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

74

Permukiman dan keramba adalah lokasi penelitian yang sampel air nya paling

berbau dari lokasi yang lain. Pada permukiman bau yang dijumpai berupa bau

kotoran ternak, detergen, limbah rumah tangga, dan lain-lain, sementara pada

keramba bau yang di jumpai adalah seperti sisa pakan dan bau amis dari ikan yang

ada di keramba jaring apung tersebut.

Air yang memenuhi standar kualitas harus bebas dari bau (tidak berbau).

Biasanya bau disebabkan oleh bahan bahan organik yang dapat membusuk serta

senyawa kimia seperti phenol. Jika berbau maka akan mengganggu estetika. Bau

timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat organic

menghasilkan gas tertentu.

pH. Hasil yang diperoleh dari pengukuran pH air, dapat dijelaskan bahwa

nilai pH air pada masing-masing stasiun penelitian tidak memperlihatkan variasi

yang menyolok, dimana rata-rata pH atar stasiun berada pada kisaran 6,87-7,43.

Rata-rata nilai pH air tertinggi ditemukan pada keramba sebesar 7,43, dan rata-

rata nilai pH terendah ditemukan pada lokasi permukiman sebesar 6,93.

Perubahan nilai pH bisa disebabkan oleh masukan pakan pada perairan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Ginting (2011) yaitu perubahan pH bisa dipengaruhi

oleh adanya senyawa-senyawa yang masuk kedalam lingkungan perairan. Secara

umum nilai pH yang didapatkan dari semua stasiun penelitian, baik di pantai,

pelabuhan, perhotelan, permukiman, dan keramba masih berada dibawah nilai

ambang batas baku mutu air untuk kelas I (Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun

2001), dan mampu mendukung kehidupan setiap biota perairan seperti yang

dinyatakan dalam keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup KEP

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 92: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

75

No.51/MNLH/I/2004, bahwa kisaran pH yang dapat menopang kehidupan

organisme perairan adalah 6.50-8.50.

DO. Oksigen terlarut menyatakan jumlah oksigen yang berada dalam air,

berasal dari hasil fotosintesis dan absorbsi udara. Jumlah oksigen di perairan

sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh organisme air. Semakin

banyak jumlah oksigen terlarut maka kualitas air semakin baik. Jika kadar oksigen

terlarut terlalu rendah akan menimbukan bau yang tidak sedap akibat degradasi

anaerob yang mungkin terjadi (Salmin, 2000). Kehidupan dalam air dapat

bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal sebanyak 5 ppm, selebihnya

bergantung pada ketahanan organisme, derajat keaktifan, kehadiran bahan

pencemar, suhu air dan sebagainya.

Hasil pengukuran oksigen terlarut pada lokasi pengamatan berkisar antara

0,44- 6,92 mg/L. Nilai terendah pada permukimanstasiun 1 dan nilai tertinggi

pada lokasi keramba stasiun 2. Dari hasil penelitian terlihat bahwa pembuangan

limbah domestik dari berbagai lokasi pengamatan ke perairan Danau Toba akan

meningkatkan jumlah limbah organik sehingga kebutuhan oksigen terlarut oleh

bakteri untuk menguraikan limbah organik tersebut akan meningkat dan

konsentrasi oksigen terlarut akan menurun.

Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat

dalam satu liter air. Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui

permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis

plankton atau tumbuhan air. Oksigen terlarut merupakan parameter penting karena

dapat digunakan untuk mengetahui gerakan massa air serta merupakan indikator

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 93: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

76

yang peka bagi proses-proses kimia dan biologi . Kadar oksigen yang terlarut

bervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer.

Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman,

tergantung pada pencampuran (mixing) dan pergerakan (turbulence) massa air,

aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke badan air.

Selain itu, kelarutan oksigen dan gas-gas lain berkurang dengan meningkatnya

salinitas sehingga kadar oksigen di laut cenderung lebih rendah daripada kadar

oksigen di perairan tawar.

Berkurangnya oksigen terlarut dapat mengganggu biota perairan. Misalnya,

agar ikan dapat hidup di suatu badan air, konsentrasi oksigen terlarut dalam air

minimal 5 ppm. Jika konsentrasi kurang dari 5 ppm ikan terganggu, dan pada

konsentrasi 2 ppm akan mati (Wiryono, 2013).

BOD. Pemeriksaaan BOD diperlukan untuk menentukan beban

pencemaran akibat air buangan penduduk. Hasil pengukuran BOD pada lokasi

pengamatan berkisar antara 0,73 – 10,60mg/L. Nilai rata-rata terendah berada

pada perhotelan yaitu 1,1 mg/L dan nilai rata-rata tertinggi berada di permukiman

yaitu 6,76 mg/L. Peningkatan konsentrasi BOD menunjukkan peningkatan jumlah

polutan dari kegiatan penduduk yang masuk ke perairan Danau Toba.

Tingginya BOD pada keramba stasiun 1 mengindikasikan bahwa perairan

yang mempunyai aktifitas KJA cenderung mengalami peningkatan kandungan

senyawa organik yang diduga bersumber dari limbah aktifitas KJA. Hal ini sesuai

dengan pernyataan Ginting (2011) yang menyatakan bahwa menumpuknya

senyawa organik di perairan akan berakibat terhadap semakin meningkatnya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 94: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

77

proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga berakibat terhadap

meningkatnya konsentrasi BOD pada badan perairan tersebut. Peningkatan BOD

merupakan dampak dari pemberian pakan yang berlebihan pada keramba jaring

apung. Menurut Anggoro (2000) menumpuknya bahan pencemar organik di

perairan akan menyebabkan proses dekomposisi oleh organisme pengurai juga

semakin meningkat, sehingga konsentrasi BOD juga meningkat. Oleh karena itu,

adanya perbedaan nilai BOD pada stasiun penelitian mengindikasikan perairan

yang terdapat aktivitas KJA menghasilkan limbah yang berakibat terhadap

semakin meningkatnya proses dekomposisi oleh organisme pengurai.

Kehidupan mikroorganisme, seperti ikan dan hewan air lainnya, tidak

terlepas dari kandungan oksigen yang terlarut di dalam air, tidak berbeda dengan

manusia dan mahluk hidup lainnya yang ada di darat, yang juga memerlukan

oksigen tidak dapat memberikan kehidupan bagi mikroorganisme, ikan dan hewan

air lainnya. Oksigen yang terlarut di dalam air sangat penting artinya bagi

kehidupan.

Biochemical Oxysigen Demand (BOD) merupakan ukuran kandungan

bahan organik dalam limbah cair. Pemeriksaan BOD dalam limbah didasarkan

atas reaksi oksidasi zat-zat organik dengan oksigen dalam air dimana proses

tersebut berlangsung karena ada sejumlah bakteri, maka dari itu nilai BOD di

stasiun 1 lebih tinggi dibanding dengan stasiun 2.

BOD (Biological Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang

dibutuhkan oleh organisme hidup didalam air untuk menguraikan atau

mengoksidasi bahan-bahan pencemar di dalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 95: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

78

jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif

oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan pencemar tersebut,

sehingga jumlah oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi pencemaran lebih

banyak pada daerah keramba stasiun 1.

Menurut PP Nomor 82 Tahun 2001, untuk kriteria mutu air kelas I nilai

BOD yang diperbolehkan adalah 2 mg/L. Berdasarkan baku mutu air, nilai rata-

rata BOD di pelabuhan dan di perhotelan masih memenuhi kriteria baku mutu,

sedangkan di pantai, permukiman dan keramba tidak memenuhi baku mutu yang

di tentukan.

COD. Nilai COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat

organis yang secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis dan

mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air (Alaerts dan Santika,

2001). Hasil pengukuran COD pada lokasi pengamatan berkisar antara 2,281-

45,03 mg/L. Nilai COD tertinggi diperoleh pada lokasi permukiman stasiun 1

yaitu 45,03 mg/L dan terendah pada lokasi pantai stasiun 1 yaitu 2,281 mg/L.

Tingginya nilai COD pada lokasi permukiman diduga akibat besarnya nilai

polutan berupa zat organik yang berasal dari limbah rumah tangga yang masuk ke

badan air Danau Toba karena nilai COD akan meningkat sejalan dengan

meningkatnya bahan organik.

Menurut PP Nomor 82 Tahun 2001, untuk kriteria mutu air kelas I nilai

COD yang diperbolehkan adalah 10 mg/L. Berdasarkan baku mutu air, nilai COD

di lokasi permukimanjauh melewati ambang batas yang ditetapkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 96: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

79

Umumnya nilai COD akan selalu lebih besar dibandingkan dengan nilai

BOD, karena nilai BOD terbatas hanya terhadap bahan organik yang bisa

diuraikan secara biologis saja, sementara nilai COD menggambarkan kebutuhan

oksigen untuk total oksidasi, baik terhadap senyawa yang dapat diuraikan secara

biologis maupun terhadap senyawa yang tidak dapat diuraikan secara biologis.

Nitrit. Nitrit merupakan bentuk peralihan antara amonia dan nitrat

(nitrifikasi) dan antara nitrat dan gas hidrogen (denitrifikasi) yang terbentuk dalam

kondisi anaerob. Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik.

Kadar nitrit pada perairan relatif stabil karena segera dioksidasi menjadi nitrat.

Pencemaran air dari nitrit dan nitrat bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat

dapat terjadi dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan

dari oksidasi NO2 oleh kelompok bakteri. Adanya oksigen di dalam air akan

mengubah amoniak menjadi nitrat dan nitrit (nitrifikasi).

Mikroorganisme akan mengoksidasi aminiumamoniak menjadi nitrit dan

akhirnya menjadi nitrat. Penguraian ini dikenal sebagai proses nitrifikasi. Proses

oksidasi tersebut akan menyebabkan konsentrasi oksigen menjadi sangat rendah

sehingga menimbulkan kondisi yang kritis bagi organisme air.

Dari rangkaian reaksi diatas terlihat bahwa nitrat merupakan produk akhir

dari proses penguraian protein dan diketahui sebagai senyawa yang kurang

berbahaya di banding dengan nitrit. Nitrat merupakan nutrisi yang di butuhkan

tumbuhan untuk dapat tumbuh dan berkembang, sementara nitrit merupakan

senyawa toksik yang dapat mematikan organisme air. Disamping itu nitrit dapat

menyebabkan fungsi hemoglobin akan diubah menjadi methemoglobin yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 97: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

80

mempunyai kemampuan yang rendah dalam mentransport oksigen. Selain itu

nitrit bersama dengan gugus amin dari asam amino dapat membentuk nitrosoamin

yang diduga kuat sebagai penyebab utama penyebab kanker.

Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa konsentrasi nitrit pada lokasi

pengamatan berkisar antara 0,07 mg/L sampai 0,766. Nitrit yang tertinggi terdapat

di daerah permukiman, yang di sebabkan dari limbah domestik

Fosfat. Fosfat merupakan salah satu unsur yang penting dalam perairan

untuk metabolisme sel. Secara alami fosfat di perairan berasal dari pencucian

bahan-bahan yang mengandung fosfat dan dari aktivitas manusia seperti limbah

domestik, deterjen dan pupuk yang mengandung fosfat, buangan industri, limbah

air permukaan dan pelapukan tumbuh-tumbuhan.

Poenomo dan Hanafi (dalam Nurachmi, 1999) menyatakan bahwa tingkat

kesuburan perairan dapat dibagi menjadi 4 yaitu : (1) kesuburan rendah

konsentrasi fosfat berkisar 0,00-0,020 mg/L, (2) kesuburan cukup konsentrasi

fosfat berkisar 0,021-0,050 mg/L,(3) kesuburan baik konsentrasi fosfat berkisar

0,051-0,100 mg/L, (4) kesuburan sangat baik konsentrasi fosfat berkisar 0,101-

0,201. Khiatuddin (2003) menyatakan bahwa keterbatasan senyawa fosfor

membatasi pertumbuhan di air, tetapi begitu pasokan fosfor meningkat maka

pertumbuhan tanaman air seperti alga akan meningkat cepat. Hal inilah yang

terjadi bila salah satu senyawa fosfat (ion fosfat) yang terdapat dalam deterjen

masuk ke dalam perairan.

Menurut Perkins (1974), kandungan fosfat yang terdapat di perairan

umumnya tidak lebih dari 0,1 mg/L, kecuali pada perairan yang menerima limbah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 98: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

81

dari rumah tangga dan industri tertentu. Hasil pengukuran fosfat pada lokasi

pengamatan berkisar antara 0,03 – 2,88 mg/L, dengan konsentrasi tertinggi

diperoleh di permukiman dan terendah di perhotelan. Peningkatan konsentrasi

fosfat menandakan ada pengaruh pembuangan jumlah limbah domestik ke

perairan Danau Toba.

Bila dibandingkan dengan kriteria mutu air berdasarkan PP RI Nomor 82

Tahun 2001, baku mutu total fosfat adalah 0,2 mg/L . Berasarkan hasil rata-rata

objek penelitian, pantai, Walaupun hasil uji terhadap parameter total fosfat

pelabuhan dan permukiman yang tidak memenuhi standar baku mutu. Oleh sebab

itu harus ada perhatian khusus terhadap besarnya konsentrasi parameter ini

sebagai indikator tingginya limbah rumah tangga yang mengandung bahan-bahan

fosfat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 99: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

82

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. H il peneli i n men n j kk n b h nil i - h i be ki 27-28 C,

kekeruhan 1,35-7,5 NTU dengan baku mutu 5 NTU, warna 1,3-17 pt/CO

dengan baku mutu 5 pt/CO, DO 0,44 - 6,92 dengan baku mutu minimal 6

mg/L, BOD 0,730 - 10,60 dengan baku mutu 2 mg/L, COD 2,281 – 45,03

dengan baku mutu 10 mg/L, nitrit 0,075 – 0,76 dengan baku mutu 0,06 mg/L,

dan fosfat berkisar 0,03 – 2,88 dengan baku mutu 0,2 mg/L.

2. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 10 sampel bahwa kualitas fisik air

(suhu dan kekeruhan) masih memenuhi syarat yang di perbolehkan.

Sedangkan warna, bau dan rasa tidak memenuhi syarat yang di perbolehkan.

3. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 10 sampel bahwa kualitas kimia air

(pH) memenuhi syarat yang di perbolehkan, sedangkan DO, BOD, COD,

Nitrit dan fosfat pada air Danau Toba rata-rata tidak memenuhi syarat yang di

perbolehkan.

4. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 10 sampel, dapat disimpulkan bahwa

permukiman adalah daerah aktivitas yang tingkat pencemarannya paling tinggi

diukur dari parameter kekeruhan, warna, bau, DO, BOD, COD, nitrit, dan

fosfat.

5. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 10 sampel, dapat disimpulkan bahwa

daerah perhotelan adalah daerah yang tingkat pencemaran yang paling rendah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 100: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

83

6. Pada daerah permukiman diperoleh skor paling tinggi yaitu -61 (tercemar

berat), pelabuhan -46 (Tercemar berat), pantai -45 (tercemar berat), keramba -

38 (tercemar berat), dan perhotelan -18 ( tercemar ringan).

Saran

Saran dari penelititian ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat pengolahan limbah terlebih dahulu sebelum di buang ke Danau

Toba seperti membuat septic tank, sistem riol, dan lain-lain.

2. Kepada seluruh masyarakat Kota Balige di sekitar Danau Toba agar tetap

menjaga kebersihan air Danau Toba sebagai sumber air minum dan air bersih.

3. Diharapkan kepada seluruh masyarakat yang memiliki keramba jaring apung

agar memberikan pakan ikan sesuai dengan kebutuhan ikan agar tidak bersisa

dan menjadi sumber pencemar.

4. Kepada petugas kesehatan Kota Balige agar lebih meningkatkan penyuluhan

kepada masyarakat tentang penggunaan air danau sebagai sumber air minum

dan air bersih.

5. Kepada pemerintah setempat untuk lebih memberi pengawasan terhadap

masyarakat agar tidak membuang sampah/limbah ke Danau Toba.

6. Kepada instansi terkait agar lebih melakukan pemantauan terhadap kualiatas

air Danau Toba.

7. Perlunya dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat kualitas perairan Danau

Toba dari sisi yang berbeda, misalnya dengan menganalisis kualitas kimia

pada air Danau Toba berdasarkan kadar logam berat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 101: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

84

DAFTAR PUSTAKA

Asriya, Yuliana. (2015). Produktivitas perairan (2th ed.). Jakarta : Bumi Aksara. Dongoran, Rasyid. (2004). Suara rimba alam “ lestarikan kebanggan Indonesia”

(1th ed.). Medan: Pers Suara USU. Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran (1th ed.). Jakarta:

Universitas Indonesia. Effendi, Hefni. (2003). Telaah kualitas air bagi pengelolaan sumber daya dan

lingkungan (3th ed.).Yogyakarta: Kanisius. Eryanto, Evan. (2012). Jurnal Penelitian ITS. Analisis pemantauan limbah

minyak di kawasan Pelabuha (36-71). Surabaya :Institut Teknologi Sepuluh November

Kodiatie, J Robert. (2002). Pengelolaan sumber daya air dalam otonomi daerah.

Yogyakarta: Andi. Muhammad, Nurdin. (2002). Metoda ekologi (1th ed.). Padang: Universitas

Andalas. Mulyanto. (2007). Ilmu lingkungan(1th ed.). Yogyakarta: Gaha Ilmu Nugroho, Astri. (2006). Bioindikator kualitas air (1th ed.). Jakarta:

Universitas Trisakti. Pandia, Setiaty. (2009). Kimia lingkungan (4 th ed). Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Gubernur Sumatera. (2009). Tentang baku mutu air danau Toba di

provinsi Sumatera Utara . Medan : anonym. Peraturan PemerintahNo. 20. (1990). tentang pengendalian pencemaran air:

Jakarta: anonym. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 (2009). tentang daya

ampung beban pencemaran air danau dan/atau waduk. Jakarta. Anonym. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 2001. tentang pengelolaan

kualitas air dan pengendalian pencemaran air. Jakarta: anonym. Simamora, Sondang. (2004). Pengaruh limbah domestik terhadap kualitas

perairan danau Toba. Medan. Anonym.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 102: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

85

Siregar, Sakti. (2005). Instalasi pengolahan air limbah (7 th ed.). Yogyakarta: Kasinius.

Soemarwoto, Otto. (1986). Pencemaran air dan pemanfaatan limbah industri (1th

ed.). Jakarta: Rajawali. _______,. 2004. Ekologi lingkungan hidup dan pembangunan (6 th ed.).

Jakarta:Imagraph. Suherly, Lily. (2001). Ekologi (1th ed.). Jakarta:Yayasan Obor Indonesia. Sutrisno, Totok. (2004). Teknologi penyediaan air bersih (1th ed.). Jakarta:

Rineka Cipta. Tai, Harada. (2001). Pemantauan lingkungan (2th ed.). Medan. Sinuraya. Undang-Undang Nomor 32. (2009). tentang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup. Jakarta: anonym. Wardana, Wisnu. (2009). Dampak pencemaran lingkungan. Bandung: Andi

Offset. Wiryono. (2013). Pengantar ilmu lingkungan (3th ed.). Bengkulu: Pertelon Media.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 103: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

86

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 104: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

87

Lampiran 2. Surat Hasil Laboratorium

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 105: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

88

Lampiran 3. Hasil Uji Laboratorium

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 106: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

89

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 107: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

90

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 108: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

91

d h v

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 109: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

92

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 110: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

93

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 111: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

94

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 112: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

95

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 113: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

96

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 114: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

97

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 115: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

98

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 116: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

99

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 117: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

100

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 118: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

101

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 119: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

102

b

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 120: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

103

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 121: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

104

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 122: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

105

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 123: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

106

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 124: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

107

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 125: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

108

Lampiran 4. Hasil Uji SPSS

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

kekeruhan pantai 2 4.00 3.30 7.30 5.3000 2.00000 2.82843

kekeruhan pelabuhan 2 1.55 2.17 3.72 2.9450 .77500 1.09602

kekeruhan pehotelan 2 .96 1.35 2.31 1.8300 .48000 .67882

kekeruhan

permukiman 2 4.39 1.79 6.18 3.9850 2.19500 3.10420

kekeruhan keramba 2 .86 1.78 2.64 2.2100 .43000 .60811

Valid N (listwise) 2

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

suhu pantai 2 .00 27.00 27.00 27.0000 .00000 .00000

suhu pelabuhan 2 1.00 27.00 28.00 27.5000 .50000 .70711

suhu perhotelan 2 .00 27.00 27.00 27.0000 .00000 .00000

suhu permukiman 2 1.00 27.00 28.00 27.5000 .50000 .70711

suhu keramba 2 1.00 27.00 28.00 27.5000 .50000 .70711

Valid N (listwise) 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 126: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

109

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

warna pantai 2 13.00 4.50 17.50 11.0000 6.50000 9.19239

warna pelabuhan 2 .80 1.30 2.10 1.7000 .40000 .56569

warna perhotelan 2 1.60 1.30 2.90 2.1000 .80000 1.13137

warna permukiman 2 16.40 3.80 20.20 12.0000 8.20000 11.59655

warna keramba 2 .80 3.90 4.70 4.3000 .40000 .56569

Valid N (listwise) 2

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

pH pantai 2 .18 6.90 7.08 6.9900 .09000 .12728

pH pelabuhan 2 .46 6.94 7.40 7.1700 .23000 .32527

pH perhotelan 2 .42 6.88 7.30 7.0900 .21000 .29698

pH permukiman 2 .13 6.87 7.00 6.9350 .06500 .09192

pH keramba 2 .26 7.17 7.43 7.3000 .13000 .18385

Valid N (listwise) 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 127: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

110

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

DO pantai 2 3.42 6.65 5.0350 1.61500 2.28395

DO pelabuhan 2 3.30 5.31 4.3050 1.00500 1.42128

DO perhotelan 2 3.35 6.42 4.8850 1.53500 2.17082

DO permukiman 2 .44 4.37 2.4050 1.96500 2.77893

DO keramba 2 3.42 6.92 5.1700 1.75000 2.47487

Valid N (listwise) 2

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

BOD pantai 2 3.78 .73 4.51 2.6200 1.89000 2.67286

BOD pelabuhan 2 .13 1.33 1.46 1.3950 .06500 .09192

BOD perhotelan 2 .42 .89 1.31 1.1000 .21000 .29698

BOD permukiman 2 4.10 4.71 8.81 6.7600 2.05000 2.89914

BOD keramba 2 9.63 .97 10.60 5.7850 4.81500 6.80944

Valid N (listwise) 2

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

COD pantai 2 11.28 2.81 14.09 8.4500 5.64000 7.97616

COD pelabuhan 2 .11 4.15 4.26 4.2050 .05500 .07778

COD perhotelan 2 1.31 2.78 4.09 3.4350 .65500 .92631

COD permukiman 2 30.72 14.31 45.03 29.6700 15.36000 21.72232

COD keramba 2 17.47 3.03 20.50 11.7650 8.73500 12.35316

Valid N (listwise) 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 128: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

111

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

nitrit pantai 2 .0239 .1697 .1936 .181650 .0119500 .0168999

nitrit pelabuhan 2 .1640 .1324 .2964 .214400 .0820000 .1159655

nitrit perhotelan 2 .0766 .0757 .1523 .114000 .0383000 .0541644

nitrit permukiman 2 .0547 .1589 .2136 .186250 .0273500 .0386787

nitrit keramba 2 .2830 .1589 .4419 .300400 .1415000 .2001112

Valid N (listwise) 2

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

fosfat pantai 2 .67 .19 .86 .5250 .33500 .47376

fosfat pelabuhan 2 .38 .06 .44 .2500 .19000 .26870

fosfat perhotelan 2 .07 .05 .12 .0850 .03500 .04950

fosfat permukiman 2 2.56 .32 2.88 1.6000 1.28000 1.81019

fosfat keramba 2 .28 .03 .31 .1700 .14000 .19799

Valid N (listwise) 2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 129: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

112

Lampiran 5. Lampiran Gambar

Gambar lampiran 1 : lokasi pengambilan sampel

Gambar lampiran 2 : Permukiman

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 130: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

113

Gambar lampiran 3 : daerah Keramba

Gambar lampiran 4 : Keramba

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 131: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

114

Gambar lampiran 5: Pelabuhan

Gambar lampiran 6 : Pantai Bulbul

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 132: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

115

Gambar lampiran 7 : Perhotelan

Gambar lampiran 8 : pengambilan sampel pada keramba

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 133: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

116

Gambar lampiran 9 : wadah sampel air

Gambar lampiran 10 : pengukuran nitrit

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 134: ANALISIS PENCEMARAN KUALITAS AIR DANAU TOBA AKIBAT

117

Gambar lampiran 11 : pengukuran warna

Gambar Lampiran 12 : pengukuran DO

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA