60
ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Skripsi) Oleh RESTI PURWANINGSIH JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

  • Upload
    others

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSIUSAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN SUKADANA

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(Skripsi)

Oleh

RESTI PURWANINGSIH

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

ABSTRAK

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU DI KECAMATAN SUKADANA

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

Resti Purwaningsih

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani ubi kayu danmenganalisis biaya pokok usahatani ubi kayu di Kabupaten Lampung Timur.Pengumpulan data menggunakan metode survei. Responden yang diwawancaraisebanyak 40 petani yang dipilih secara acak . Data diolah dengan analisis keuanganusahatani. Rata-rata produksi usahatani ubi kayu sebesar 25,32 ton/ha dengan rata-ratapendapatan usahatani ubi kayu di atas biaya tunai sebesar Rp12.190.195/ha, danpendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok produksinya adalahsebesar Rp769/kg ubi kayu dengan selang kepercayaan 95% antara Rp480/kg danRp815/kg ubi kayu.

Kata kunci : Usahatani, pendapatan, harga pokok produksi, dan ubi kayu

Page 3: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

ABSTRAK

Analysis of Income And Cost Production of Cassava Farming In Sukadana,Lampung Timur District

Oleh

Resti Purwanimgsih

The objectives of this study are to analyze the net revenue of cassava and toanalyze its standard cost in Sukadana District, Lampung Timur County. Datawere collected by using survey. The number of responden was 40 farmers thatwere randomly chose. Data were using the financial analysis. The average netrevenue above its cash cost was Rp12.190.195 and the average net revenue aboveits total cost was Rp5.447.277. The standard cost of its production is Rp769/kgcassava with its confidance intrerval 95% between Rp480/kg and Rp815/kgcassava.

Key words: Farming, income, and cost of production

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSIUSAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN SUKADANA

KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

RESTI PURWANINGSIH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2018

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok
Page 6: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok
Page 7: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 12 Juli1995,

merupakan anak sulung dari pasangan Bapak Bambang Utomo

dan Ibu Kustanti. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar

(SD) di SD AL-Kautsar tahun 2001, lulus pada tahun 2007. Penulis menempuh

pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 8 Bandar Lampung

lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah

Atas (SMA) di SMA N 12 Bandar Lampung, lulus pada tahun 2013. Penulis juga

aktif sebagai anggota Karya Ilmiah Remaja (KIR) di SMA N 2 Bandar Lampung

tahun 2011-2012.

Penulis terdaftar sebagai mahasiswi reguler pada Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi SBMPTN.

Penulis pernah aktif berorganisasi sebagai anggota bidang 2 (Pengkaderan dan

Pengabdian Masyarakat) pada organisasi HIMASEPERTA periode 2014/2015.

Pada bidang akademik, penulis pernah dipercaya menjadi Asisten Dosen Mata

Pada tahun 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 60 hari

di Pekon Karya Cipta Abadi Kecamatan Rawajitu Selatan Kabupaten Tulang

Bawang. Pada tahun 2016, penulis juga melaksanakan Praktik Umum (PU)

selama 40 hari di PT. Cemerlang Fresh, Cianjur, Jawa Barat.

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan kasih karunia-

Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pendapatan

Dan Biaya Pokok Produksi Usahatani Ubi Kayu Di Kecamatan Sukadana

Kabupaten Lampung Timur” dengan baik.

Selama penyelesaian skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan,

nasihat, dorongan semangat, doa dan saran yang membangun kepada penulis.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan

hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung

2. Bapak Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

3. Bapak Dr. Ir. Agus Hudoyo , M.Sc., sebagai Pembimbing Pertama, yang telah

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, saran, pengarahan,

motivasi, dan semangat kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Achdiansyah Soelaiman, M.P., sebagai Pembimbing Kedua, yang

telah memberikan bimbingan, saran, pengarahan selama penulis menyelesaikan

skripsi ini.

5. Bapak Dr.Ir.Dwi Hayono, M.S selaku Penguji Skripsi, yang telah memberikan

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

saran, arahan, dan masukan untuk perbaikan skripsi.

6. Bapak Ir. Adia Nugraha, M.S., selaku Pembimbing Akademik, atas nasihat dan

dorongan semangat kepada penulis selama perkuliahan.

7. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan

dan pengalaman selama penulis menjadi mahasiswi Agribisnis, serta

staf/karyawan yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya selama ini.

8. Instansi-instansi yang terkait, Dinas Perdagangan Provinsi Lampung, Dinas

Perkebunan Kabupaten Tanggamus, dan Dinas Perdagangan Provinsi Lampung

yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman penulis dalam

menyelesaikan skrpisi ini.

9. Keluargaku yang tercinta, Bambang Utomo dan Kustanti, serta keluarga besar

penulis yang telah memberikan kasih sayang, dukungan, nasehat, bantuan

moril dan materil, serta doa yang tiada henti sampai penulis menyelesaikan

skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat penulis Mentari Diasti Putri, Onah Sunarya, Ayu Aprilia

Mansi, Indah Purnama Sari, Raisya Rabani, Fitri Yuni Lestari,S.P, dan Fitria

Kusuma atas kebersamaan, dukungan, dan persahabatan selama menulis ini

kepasa penulis

11. Teman-teman seperjuangan penulis Mentari Diasti, Yuni Astika, Ayu Aprilia,

Raysa Arbani, Fadia D,Rika Agustina S.P., Stella Anggraini, S.P., Silva

Anggun L, S.P., Fadhilah Ismi Bazai S.P., Wardiah Nurul, S.P., Biha Melati,

S.P., Jenisa Devi, S.P., Romidah Astuti, S.P., Gita Marindra S.P., Febriko

Fajar, Haryadi, S.P., Ahmad Miftahudin, S.P., Dwi Ega Prasetyo S. P., Reki

Septian S.P., Pandu Pradyatama S.P., M. Reza Azhar, S.P., Doni Pranata, S.P.,

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

Dhanar Yoga, S.P., dan Rekan seperjuangan Agribisnis 2013 yang lainnya,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan doa,

semangat, dan dukungan kepada penulis.

12. HIMASEPERTA sebagai tempat menempa dan menggali potensi diri.

13. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis hingga

terselesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas atas semua kebaikan Bapak/Ibu, dan

memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah diberikan oleh

saudara-saudari sekalian. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi

ini masih terdapat kekurangan dan belum sempurna, namun semoga skripsi ini

tetap dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung,

Penulis,

Resti Purwaningsih

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI …………………………………….………………… i

DAFTAR TABEL ………………………………………………… iii

DAFTAR GAMBAR........................................................................ v

I. PENDAHULUAN …………………………………………… 1

A. Latar Belakang ……………..……..……………………… 1

B. Rumusan Masalah ………………………………………… 6

C. Tujuan Penelitian…………………………………………. 7

D. Manfaat Penelitian………………………………………… 8

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA

PEMIKIRAN,........……………….………………………….. 9

A. Tinjauan Pustaka………………………………………….. 9

1. Tanaman Ubi kayu……………………………………. 9

2. Usahatani ……....................................…….................... 19

3. Pendapatan Usahatani.....……....................................... 21

4. Konsep Biaya.................................................................. 24

5. Harga Pokok Produksi………………………………… 26

B. Penelitian Terdahulu……………………………………….. 28

C. Kerangka Pemikiran……………………………………….. 31

III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………….. 34

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional …………………… 34

B. Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian….…………....… 37

C. Jenis Data dan Sumber Data…………………………...…… 29

D. Metode Analisis Data………………………………....…..… 29

1. Analisis Pendapatan......................................................... 40

2. Analisis Harga Pokok Produksi …….…..……………. 40

IV.GAMBARAN UMUM, HASIL DAN PEMBAHASAN ........... 42

A. Gambaran umum Kabupaten Lampung Timur ...................... 42

B. Gambaran Umum Kecamatan Sukadana ................................ 43

C. Gambaran Umum Desa Sukadana ........................................... 45

D. Karakteristik Petani ................................................................ 47

E. Gambaran Umum Usahatani Ubi Kayu ................................... 51

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

i

F. Keragaan Usahatani Ubi kayu di Daerah Penelitian .............. 53

G. Biaya Usahatani Ubi kayu ..................................................... 59

H. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Ubi kayu ............. 64

I. Harga Pokok Produksi ............................................................ 65

V.KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ………………………...……..…………….. 69

LAMPIRAN....................................................................................... 72

Page 13: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

i

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas ubikayu di Indonesia tahun 2011-2015…………………………...........2

2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Ubi Kyudi Provinsi Lampung pada Tahun 2014 -2015………………..........4

3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Ubi Kayu diKecamatan Tulang Bawang pada Tahun 2015……………. ........... 5

4. Perhitungan harga pokok produksi usahatani ubi kayu................ 41

5. Penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Timur ...........................44

6. Sebaran Responden Menurut Pendidikan Formal PetaniUbi kayu di Kecamatan Sukadana tahun 2017 ................................ 48

7. Sebaran Responden Menurut Pengalaman UsahataniUbi kayu diKecamatan Sukadana Tahu 2017...................................................... 49

8. Sebaran Responden Menurut Pendapatan di LuarUsahatani di Kecamatan Sukadana Tahun2018. .............................. 52

9. Rata-rata pengunaan pupuk dalam usahatani ubi kyuper hektar di Kecamatan SukadanaTahun 2018 (Rp/tahun ).....................................................................59

10. Rata-rata penggunaan pestisida oleh petani di KecamatanSukadana Tahun 2017 (Rp/tahun).................................................... 60

11. Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Ubi Kayu di KecamatanSukadana Tahun 2017 ......................................................................62

12. Penyusutan alat-alat pertanian pada usahatani ubi kayudi Kecamatan Sukadana tahun 2017 (Rp/tahun) ...............................63

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

i

13. Rata-rata biaya usahatani ubi kayu ( Rp/tahun ) ........................ 64

14. Rata-rata penerimaan, pendapatan dab Biaya PokokProduksi Ubi kayu (RP/kg) .............................................................. 66

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

i

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Produk dari ubi kayu ............................................................................... . 3

2. Bagan alir analisis pendapatan ushatani ubi kayu danHarga pokok produksi di Kecamatan Sukadana ........................................ 33

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz.) merupakan tanaman yang sangat

populer di seluruh dunia, khususnya di negara-negara tropis. Di Indonesia, ubi

kayu memiliki arti ekonomi terpenting dibandingkan dengan jenis umbi-

umbian yang lain. Ubikayu merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat

tumbuh di berbagai lingkungan agroklimat tropis, walaupun tingkat

produksinya akan bervariasi menurut tingkat kesuburan dan ketersediaan air

tanah. Ubikayu merupakan tanaman yang tahan di lahan kering, sedangkan

pada lahan dengan tingkat kesuburan tinggi, akan menyerap unsur hara yang

banyak. Ubi kayu banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri seperti

bahan baku tepung tapioka, bioethanol, gula cair, sorbitol, monosodium

glutamat (Yuliawati,2009). Tanaman ubi kayu terdiri dari dua bagian yaitu

umbi dan tops. Tops adalah bagian atas tanaman ubi kayu yang melipuyi

daun, batang dan cabang ubi kayu ( Coch et al,1973).

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

2

Ubi kayu merupakan tanaman pangan yang penting di Indonesia yang

menempati urutan ketiga setelah padi dan jagung (Chalil, 2003 dalam

Askurrahman, 2010).

Table 1. Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas ubi

kayu di Indonesia tahun 2011-2015

Tahun Luas

Panen

( Ha)

Pertum

buhan

(%)

Produksi

( Ton)

Pertumbuha

n (%)

Produktivit

as

( Ku/ Ha)

Pertumbu

han (%)

2011 1.184.696 0,14 24.044.025 4,27 202,96 0,39

2012 1.129.688 -4,64 24.177.372 0,55 214,02 5,45

2013 1.065.752 -5,66 23.936.921 -0,99 224,60 4,94

2014 1.003.494 -5,84 23.436.384 -2,09 233,55 3,98

2015*) 1.016.368 -4,63 23.969.869 2,28 235,84 0,98

Sumber: Badan Pusat Statistik tahun 2011-2015

Tabel 1 memperlihatkan luas panen ubikayu di Indonesia setiap tahunnya

mengalami penurunan pada tahun 2011 luas panen ubikayu di Indonesia

1.184.696 ha sama hal nya dengan produksi ubikayu di Indonesia setiap tahun

mengalami penurunan pada tahun 2011 produksi ubikayu 24.044.025 ton dan

pada tahun 2015 produksi ubikayu hingga 23.969.869 ton dengan

pertumbuhan 2,28 persen. Produktivitas ubikayu di Indonesia dari tahun 2011

hinga tahun 2015 mengalami peningkatan, tetapi pertumbuhan produktivitas

terbesar pada tahun 2012 hingga 5,45 persen.

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

3

Gambar 1. Produk dari ubi kayu

Ubikayu mempunyai nilai gizi sebagai bahan pangan terutama sebagai sumber

karbohidrat. Beberapa keunggulan ubikayu adalah 1) kadar gizi makro (kecuali

protein) dan mikro tinggi, sehingga sejumlah penderita anemia dan kekurangan

vitamin A dan C di tengah masyarakat yang pangan pokoknya ubikayu relatif

sedikit, 2) daun mudanya sebagai bahan sayuran berkadar gizi makro dan mikro

paling tinggi dan proporsional dibandingkan dengan bahan sayuran lainnya, 3)

kadar glikemik dalam darah rendah, 4) kadar serat pangan larut tinggi, 5) dalam

usus dan lambung berpotensi menjadi probiotik, dan 6) secara agronomis mampu

beradaptasi terhadap lingkungan marginal sehingga merupakan sumber kalori

potensial di wilayah yang didominasi oleh lahan marginal dan iklim kering.

Berdasarkan data dari FAO (Foods Balance Sheets)1964-68, bahwa ubi kayu

dapat mencukupi 50% kebutuhan kalori atau 90% kebutuhan kalori berupa

Ubi Kayu

Gaplek

Tapioka

Onggok

Dikeringkan

nn Pelet

Tepung

Gaplek

Lain-lainnya

Tapioka

berbentuk

Mutiara

Serpihan

Asam Sitrat

Makanan Ringan

Dekstrin

Glukosa

Sorbitol

Fruktosa

Etanol

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

4

karbohidrat bagi pendudukdi Negara Negara Afrika Tengah, Sementara di

Indonesia sendiri dapat memenuhi 15% kebutuhan kalori total atau 31%

kebutuhan kalori berupa karbohidrat.

Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Ubi Kyu

di Provinsi Lampung pada Tahun 2014 -2015

Kabupaten / Kota

Luas Panen (Ha)

Produksi

( Ton)

Produktivitas

( Kw/ Ha)

2014 2015 2014 2015 2014 2015

Lampung Barat 252 264 5.263 5.529 207,20 224,75

Tanggamus 578 439 12.344 10.311 213,56 234,88

Lampung Selatan 6.898 10.398 150.92 248.978 218,79 239,45

Lampung Timur 53.74 48.092 1.433.094 1.224.711 266,67 254,66

Lampung Tengah 91.906 97.364 2.401.090 2.523.230 261,25 259,20

Lampung Utara 74.537 54.17 1.999.026 1.526.969 268,19 181,88

Way Kanan 16.402 14.488 400.772 399.81 244,34 275,96

Tulang Bawang 21.774 17.915 600.954 472.557 276,00 263,78

Pesawaran 4.742 4.431 104.072 107.636 219,47 242,92

Pringsewu 873 836 18.039 19.823 206,63 237,12

Mesuji 4.506 3.351 125.947 97.682 279,51 291,50

Tulang Bawang

Barat 27.686 27.293 770.367 741.497 278,25 271,68

Bandar Lampung 117 104 2.551 2.937 218,03 253,57

Metro 261 105 5.56 2.958 213,14 281,69

Pesisir Barat 194 123 4.014 2.755 206,91 224,02

Lampung 304.468 279.337 8.034.016 7.387.084 263,87 264,02

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Lampung

Tabel 2 dapat dilihat bahwa di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2014

memiliki luas panen 53.74 ha dengan produksi 1.433.094 ton, dan produktivitas

sebesar 266,67 kw/ha. Pada tahun 2015 luas panen mengalami penurunan 48.092

ha dengan produksi sebesar 1.224.711 ton dengan produktivitas 254,66 Kw.

Kabupaten Lampung Timur termasuk produksi ubikayu yang tinggi ke tiga di

Provinsi Lampung .

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

5

Tabel 3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Ubikayu di

Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2016-2017

NO

. Kecamatan

Ubi Kayu

2016 2017

Luas

Panen

( Ha)

Produksi

( Ton )

Produktivitas

( Kw/Ha)

Luas

Panen

( Ha)

Produksi

( Ton )

Produktivitas

( Kw/Ha)

1 Metro Kibang 667 15.930 238,84 327 7.810 238,84

2 Batang Hari 369 4.456 120,75 97 1.265 130,40

3 Sekampung 186 4.267 229,39 157 3.601 229,39

4 Marga Tiga 4.874 133.817 274,55 2.037 55.926 274,55

5 Sekampung Udik 2.102 50.035 238,03 1.399 33.301 238,03

6 Jabung 5.274 106.959 202,80 1.281 25.979 202,80

7 Pasir Sakti 150 2.997 199,82 50 999 199,82

8 Waway Karya 3.814 78.098 202,77 902 18.470 204,77

9 Marga Sekampung 72 805 111,78 43 907 211,00

10 Labuhan Maringgai 402 9.376 233,33 61 1.423 233,23

11 Mataram Baru 59 1.466 248,49 29 721 248,49

12 Bandar Sribawono 7.680 104.548 136,13 2.954 40.213 136,13

13 Melinting 551 5.565 101,00 208 2.288 110,00

14 Gunung Pelindung 2.891 77.305 267,40 946 25.296 267,40

15 Way Jepara 1.673 35.619 212,90 366 7.792 212,40

16 Braja Selebah 144 3.218 223,50 36 805 223,20

17 Labuhan Ratu 2.903 57.343 197,53 1.156 24.415 211,20

18 Sukadana 7.861 206.276 262,40 4.311 113.123 262,40

19 Bumi Agung 2.463 33.210 134,83 290 5.356 184,70

20 Batanghari Nuban 2.320 62.352 268,76 400 10.750 268,76

21 Pekalongan 945 25.422 269,02 0 0 269,02

22 Raman Utara 352 9.032 256,58 47 1.206 256,58

23 Purbolinggo 240 8.816 259,30 48 1.245 259,30

24 Way Bungur 1.470 36.662 260,57 324 8.442 260,57

Jumlah 49.499 1.073.574 239,27 17.469 391.333 239,27

sumber : outlok budidaya ubi kayu tahun 2017

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

6

Tabel 3 Kecamatan Sukadana pada atahun 2016 luas panen ubi kayu sebesar

7.861 ha dengan produksi 206.276 ton , dan produktivitas sebesar 262,40

kw/ton,pada tahun 2017 produksi ubi kayu mengalami penurunan luas panen

ubi kayu 4.311, dengan produksi ubi kayu 113.123 dan produksivitas sebesar

262,40.

Produktivitas usahatani yang rendah berkaitan erat dengan persoalan efisien

dalam penggunaan input. Dimana alokasi penggunaan input yang belum

sesuai dengan yang dianjurkan. Efisien merupakan faktor yang sangat penting

dalam penentuan pertumbuhan produktivitas terutama pada pertanian di

Negara berkembang dimana sumber daya yang terbatas dan kurangnya

kesempatan dalam mengembangkan dan mengadopsi teknologi yang lebih

baik ( Bifarin, 2010).

B. Rumusan Masalah

Ubi kayu merupakan komoditi stategis sebagai sumber pendapatan bagi petani

yang berperan dalam peningkatan kesejahteraan petani. Permasalahan umum

pada tanaman ubikayu adalah produktivitas dan pendapatan yang rendah.

Menurut Amri, 2011 menyatakan bahwa input produksi ubikayu yaitu pupuk,

tenaga kerja, dan obat-obatan secara terpisah benar-benar berpengaruh nyata

terhadap hasil produksi ubikayu. Produksi ubikayu dapat dicapai secara

optimal apabila penggunaan input produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan,

dan tenaga kerja sudah dilaksanakan dengan baik serta sesuai dengan sistem

usahatani.

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

7

Industri pengolahan tepung tapioka merupakan salah satu industri yang

menggunakan ubikayu sebagai bahan baku. Industri pengolahan tepung

tapioka tersebar di beberapa daerah sentra produksi ubikayu, salah satunya

adalah di Kabupaten Lampung Timur. Masalah lain dari ubi kayu adalah

harga ubi kayu yang terus penurun karena melimpahnya stok di pasaran. Hal

ini membuat harga singkong sempat anjlok dengan harga Rp 300-, sampai

Rp400-,. . Padahal pasokan ubi kayu tengah melimpah. Pada saat petani yang

sudah terlanjur panen harus menunggu selama tiga hari untuk memasok ubi

kayu hal ini juga sangat mempengaruhi harga ubi kayu yang mengalami

penurunan . Karakteristik komoditi ubi kayu menjadi bahan pertimbangan

dalam pengembangan agroindustri tapioka, karena ubi kayu bersifat musiman

(umur umbi ubi kayu layak panen 9- 12 bulan) dan mudah rusak dengan umur

simpan maksimum paska panen ubi kayu ± 2 hari. Waktu pemanenan ubi

kayu di daerah penelitian terjadi sekitar bulan Juli sampai Mei di setiap

tahunnya. Sehingga memerlukan penghitungan biaya pokok produksi ubi

kayu agar ada peneteapan harga jual ubi kayu .

Berdasarkan uraian diatas dapat didefinisikan beberapa masalah, yaitu :

1. Berapa pendapatan usahatani ubi kayu ?

2. Bagaimana menghitung biaya pokok usahatani ubi kayu?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Menganalisis pendapatan usahatani ubi kayu di Kabupaten Lampung

Timur.

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

8

2. Menganalisis biaya pokok usahatani ubi kayu di Kabupaten Lampung

Timur.

D. Kegunaan Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Sebagai informasi bagi petani ubikayu di Kabupaten Lampung Timur

2. Sebagai bahan informasi bagi pembuat kebijaksanaan yang

berhubungan dengan komoditi ubikayu

3. Sebagai bahan dan refrensi bagi yang memerlukan

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

II. TINJAUAN PUSTAKA, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Ubikayu

1.1 Deskripsi Tanaman Ubikayu

Ubikayu (Manihot esculenta Crantz atau Manihot utilissima) memiliki

nama lokal yang cukup bervariasi seperti: ketila, keutila, ubi kayee

(Aceh), ubi parancih (Minangkabau), ubi singkung (Jakarta), batata kayu

(Manado), bistungkel (Ambon), huwi dangdeur, huwi jendral, kasapen,

sampeu, ubikayu (Sunda), katela mantri, ubikayu, tela pohung (Jawa),

dan kasibi (Ternate). Ubikayu berasal dari Benua Amerika, tepatnya

dari Brazil. Ubikayu menyebar ke hampir seluruh wilayah dunia, antara

lain: Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok (Purnomo &

Purnamawati 2010).

Menurut (Purnomo & Purnamawati 2010) ubikayu merupakan tanaman

yang mudah dikenali karena memiliki ciri khas, yaitu: batangnya

berbuku-buku (setiap buku batang terdapat mata tunas), daunnya

menjari, dan umbi berasal dari pembesaran sekunder akar

adventif. Umbi ubikayu umumnya mengandung 10-490 miligram HCN per

kilogram umbi basah (tergantung varietasnya).

Senyawa HCN berbahaya jika dikonsumsi lebih dari 1 miligram HCN per

kilogram bobot tubuh per hari. Umbi ubikayu dengan kadar HCN kurang dari 50

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

10

miligram per kilogram bobot umbi dinyatakan aman untuk dimakan. Kadar

HCN yang lebih dari 100 miligram per kilogram bobot umbi hanya

diperkenankan untuk industri, seperti tepung tapioka.

Tanaman ubikayu dewasa dapat mencapai tinggi 1 sampai 2 meter, walaupun ada

beberapa kultivar yang dapat mencapai tinggi sampai 4 meter. Batang ubikayu

berbentuk silindris dengan diameter berkisar 2 sampai 6 cm. Warna batang sangat

bervariasi, mulai putih keabu-abuan sampai coklat atau coklat tua. Batang

tanaman ini berkayu dengan bagian gabus (pith) yang lebar. Setiap batang

menghasilkan rata-rata satu buku (node) per hari di awal pertumbuhannya, dan

satu buku per minggu di masa-masa selanjutnya. Setiap satu satuan buku terdiri

dari satu buku tempat menempelnya daun dan ruas buku (internode).

Panjang ruas buku bervariasi tergantung genotipe, umur tanaman, dan faktor

lingkungan seperti ketersediaan air dan cahaya. Ruas buku menjadi pendek dalam

kondisi kekeringan dan menjadi panjang jika kondisi lingkungannya sesuai, dan

sangat panjang jika kekurangan cahaya. Ubi yang dihasilkan berasal dari

pembesaran sekunder akar adventif, daunnya menjari, batangnya berbuku-buku,

setiap buku batang terdapat tunas (Purwono dan Purnawati, 2008).

Menurut Prihardana dan Hendroko, 2007 secara taksonomi ubikayu ini dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

11

Kelas

: Dycotiledoneae

Ordo

: Euphorbiales

Famili

: Euphorbiaceae

Genus

: Manihot

Spesies

: Manihot esculenta Crantz.

Batang tanaman ubikayu berkayu, beruas – ruas, dan panjang, yang ketinggiannya

dapat mencapai 3 meter atau lebih. Warna batang bervariasi, tergantung kulit

luar, tetapi batang yang masih muda umumnya berwana hijau dan setelah tua

menjadi keputih – putihan, kelabu, hijau kelabu, atau coklat kelabu. Empulur

batang berwarna putih, lunak, dan strukturnya empuk seperti gabus.

Daun ubikayu mempunyai susunan berurat menjari dengan canggap 5-9 helai.

Daun ubikayu biasanya mengandung racun asam sianida atau asam biru,

terutama daun yang masih muda (pucuk).1. Tanaman ubikayu dapat beradaptasi

luas di daerah beriklim panas (tropis). Daerah penyebaran tanaman ubikayu di

dunia berada pada kisaran 300 lintang utara, 300 lintang selatan di dataran

rendah sampai di dataran tinggi 2.500 meter di atas permukaan laut. Yang

bercurah hujan antara 500 mm –2.500 mm/tahun (Semangun, 1993).

Di Indonesia tanaman ubikayu tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai

dataran tinggi, yakni antara 10 m – 1.500 di atas permukaan laut (dpl). Daerah

yang paling ideal untuk mendapatkan produksi yang optimal adalah daerah

dataran rendah yang berketinggian antara 10m – 700 dpl.

Tanaman ubikayu membutuhkan kondisi iklim panas dan lembab. Kondisi iklim

yang ideal adalah daerah yang bersuhu minimum 100 c, kelembaban udara (rH)

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

12

60% - 65% dengan curah hujan 700 mm – 1.500 mm/tahun, tempatnya terbuka

dan mendapat penyinaran sinar matahari 10 jam/hari. Daerah yang beriklim

kering atau yang bercurah hujan rendah berpengaruh kurang baik terhadap

produksi ubikayu, yakni ubinya berserat, berkayu, dan produksinya rendah. Di

damping itu tanaman ubikayu di daerah beriklim kering mudah di serang hama

tungau merah. Sebaliknya, daerah beriklim basah atau bercurah hujan tinggi,

pertumbuhan tanaman ubikayu cenderung kearah vegetatif terus, dan mudah di

serang penyakit yang di sebabkan cendawan (Semangun,1993).

Ubikayu jenis tanaman yang dapat tumbuh di sembarang tempat. Apalagi di

kawasan tropis dengan penyinaran penuh sepanjang tahun seperti di Indonesia,

tanaman ubikayu pasti menguntungkan. Pada daerah dimana tidak cocok lagi

untuk menanami padi dan kedele, ubikayu masih dapat tumbuh dan menghasilkan.

Itulah kelebihan yang di peroleh dari tanaman ubikayu (Sudarmono,1990) .

Tapi untuk memperoleh hasil menguntungkaan, tentu ada syarat minimum yang

yang harus di penuhi. Di antaranya : (1) Tanah janganlah terlalu subur, kalau

terlalu subur, tumbuhnya akan subur dan berdaun rindang tanpa di imbangi oleh

ubinya, (2) Usahakan sisitem pengairan tempat penanaman lancar. Pada tanah

becek atau berair, ubikayu tidak dapat tumbuh baik dan umbinya tetap kerdil.

Oleh karena itulah ubikayu banyak di tanam di tegalan atau di ladang.

Adakalanya ditanam di sawah sebagai palawija tapi itupun terbatas pada

tanaman berumur pendek. kebiasaan lain yang sering di tempuh oleh petani

ubikayu adalah menanam ubikayu di wilayah pabrik tapioka. Untuk di daerah

seperti ini dilakukan penanaman ubikayu secara bergilir. sementara ubikayu

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

13

yang di tanam di sawah, biasanya akan dipilih daerah yang agak tinggi

letaknya. Perbanyakan tanaman ubikayu dapat dilakukan dengan cara

generatif (biji) dan vegetatif (stek batang). Perbanyakan secara generatif (biji)

biasanya dilakukan pada skala penelitian (pemuliaan tanaman) untuk

menghasilkan variatas baru.

Untuk tujuan uasatani pada tingkat petani, biasanya dipraktikkan perbanyakan

vegetatif dengan stek batang. Di samping itu alternatif teknik perbanyakan

vegetatif lain yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanaman

pada skala kecil, penyiapan bibit ubikayu dapat dilakukan dengan cara

sambungan (okulasi) antara batang bawah jenis ubikayu biasa dengan batang

atas jenis ubikayu karet.

1.2 Budidaya Tanaman Ubikayu

a. Penyiapan Bibit

Sumber bibit ubikayu berasal dari pembibitan tradisional berupa stek yang

diambil dari tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan dengan kebutuhan

bibit untuk sistem budidaya ubikayu monokultur adalah 10.000-15.000 stek ha-

1(Tim Prima Tani,2006). Untuk satu batang ubikayu hanya

diperoleh 10-20 stek sehingga luas areal pembibitan minimal 20% dari luas areal

yang akan ditanami ubikayu. Asal stek, diameter bibit, ukuran stek, dan lama

penyimpanan bibit berpengaruh terhadap daya tumbuh dan hasil ubikayu. Bibit

yang dianjurkan untuk ditanam adalah stek dari batang bagian tengah dengan

diameter batang 2-3cm, panjang 15-20 cm, dan tanpa penyimpanan.

b. Penyiapan Lahan

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

14

Penyiapan lahan berupa pengolahan tanah bertujuan untuk: (1) memperbaiki

struktur tanah; (2) menekan pertumbuhan gulma; dan (3) menerapkan sistem

konservasi tanah untuk memperkecil peluang terjadinya erosi. Tanah yang

baik untuk budidaya ubikayu adalah memiliki struktur gembur atau remah

yang dapat dipertahankan sejak fase awal pertumbuhan sampai panen.

Kondisi tersebut dapat menjamin sirkulasi O2 dan CO2 di dalam tanah

terutama pada lapisan olah sehingga aktivitas jasad renik dan fungsi akar

optimal dalam penyerapan hara. Menurut Tim Prima Tani (2006), tanah

sebaiknya diolah dengan kedalaman sekitar 25 cm, kemudian dibuat bedengan

dengan lebar bedengan dan jarak antar bedengan disesuaikan jarak tanam

ubikayu, yaitu 80-130 cm x 60-100 cm. Pada lahan miring atau peka erosi,

tanah perlu dikelola dengan sistem konservasi, yaitu: (1) tanpa olah tanah; (2)

olah tanah minimal; dan (3) olah tanah sempurna sistem guludan kontur.

Pengolahan minimal (secara larik atau individual) efektif mengendalikan erosi

tetapi hasil ubikayu seringkali rendah dan biaya pengendalian gulma relatif

tinggi. Dalam hal ini tanah dibajak (dengan traktor 3-7 singkal piring atau

hewan tradisional) dua kali atau satu kali yang diikuti dengan

pembuatan guludan (ridging). Untuk lahan peka erosi, guludan juga berperan

sebagai pengendali erosi sehingga guludan dibuat searah kontur.

c. Penanaman

Stek ditanam di guludan dengan jarak antar barisan tanaman 80-130 cm dan

dalam barisan tanaman 60-100 cm untuk sistem monokultur (Tim Prima Tani,

2006), sedangkan jarak tanam ubikayu untuk sistem tumpangsari dengan

kacang tanah, kedelai, atau kacang hijau adalah 200 x 100 cm dan jarak tanam

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

15

tanaman sela yang efektif mengendalikan erosi dan produktivitasnya tinggi

adalah 40 cm antara barisan dan 10-15 cm dalam barisan.

Penanaman stek ubikayu disarankan pada saat tanah dalam kondisi gembur

dan lembab atau ketersediaan air pada lapisan olah sekitar 80% dari kapasitas

lapang. Tanah dengan kondisi tersebut akan dapat menjamin kelancaran

sirkulasi O2 dan CO2 serta meningkatkan aktivitas mikroba tanah sehingga

dapat memacu pertumbuhan daun untuk menghasilkan fotosintesis secara

maksimal dan ditranslokasikan ke dalam umbi secara maksimal pula. Posisi

stek di tanah dan kedalaman tanam dapat mempengaruhi hasil ubikayu. Stek

yang ditanam dengan posisi vertikal (tegak) dengan kedalaman sekitar 15 cm

memberikan hasil tertinggi baik pada musim hujan maupun musim kemarau.

Penanam stek dengan posisi vertikal juga dapat memacu pertumbuhan akar

dan menyebar merata di lapisan olah. Stek yang ditanam dengan posisi miring

atau horizontal (mendatar), akarnya tidak terdistribusi secara merata seperti

stek yang ditanam vertikal pada kedalaman 15 cm dan kepadatannya rendah.

d. Pemupukan

Pemupukan sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan produksi

ubikayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hara yang hilang terbawa

panen untuk setiap ton umbi segar adalah 6,54 kgN;2,24 kgP2O5; dan 9,32

K2O ha1musim1, dimana 25% N, 30% P2O5, dan 26% K2O terdapat di

dalam umbi. Berdasarkan perhitungan tersebut, hara yang terbawa panen

ubikayu pada tingkat hasil 30 ton ha-1 adalah 147,6 kg N; 47,4 kg P2O5; dan

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

16

179,4 kg K2O ha-1, untuk mendapatkan hasil tinggi tanpa menurunkan tingkat

kesuburan tanah, hara yang terbawa panen tersebut harus diganti melalui

pemupukan setiap musim. Tanpa pemupukan akan terjadi pengurasan hara

sehingga tingkat kesuburan tanah menurun.

Pemupukan yang tidak rasional dan tidak berimbang juga dapat merusak

kesuburan tanah. Pemupukan harus dilakukan secara efisien sehingga

didapatkan produksi tanaman dan pendapatan yang diharapkan. Umbi

ubikayu adalah tempat menyimpan sementara hasil fotosintesis yang tidak

digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman. Pertumbuhan vegetatif

yang berlebihan akibat dosis pemupukan yang tinggi dapat menurunkan hasil

panen. Efisiensi pemupukan dipengaruhi oleh jenis pupuk, varietas, jenis

tanah, pola tanam, dan keberadaan unsur lainnya di dalam tanah. Untuk

pertanaman ubikayu sistem monokultur, disarankan pemberian pupuk

anorganik sebanyak 200 kg urea,100 kg SP36, dan 100 kg KCl hektar-1 yang

14 diberikan sebanyak tiga tahap. Tahap I umur 7-10 hari diberikan 50 kg

urea, 100 kg SP36, dan 50 kg KCl ha-1, dan tahap II umur 2-3 bulan diberikan

75 kg urea dan 50 kg KCl ha-1, serta tahap III umur 5 bulan diberikan lagi 75

kg urea ha-1. Pupuk organik (kotoran ternak) dapat digunakan sebanyak 1 -2

ton ha-1 pada saat tanam.

e. Pemeliharaan Tanaman

Kelemahan ubikayu pada fase pertumbuhan awal adalah tidak mampu

berkompetisi dengan gulma. Periode kritis atau periode tanaman harus bebas

gangguan gulma adalah antara 5-10 minggu setelah tanam. Bila pengendalian

gulma tidak dilakukan selama periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

17

sampai 75% dibandingkan kondisi bebas gulma. Untuk itu, penyiangan

diperlukan hingga tanaman bebas dari gulma sampai berumur sekitar 3 bulan

(Tim Prima Tani, 2006). Menurut Wargiono dkk. (2006), pada bulan ke-4

kanopi ubikayu mulai menutup permukaan tanah sehingga pertumbuhan

gulma mulai tertekan karena kecilnya penetrasi sinar matahari di antara

ubikayu. Oleh karena itu, kondisi bebas gulma atau penyiangan pada bulan

ke-4 tidak diperlukan karena tidak lagi mempengaruhi hasil. Pada saat

penyiangan, juga dilakukan pembumbunan, yaitu umur 2-3 bulan.

Pemeliharaan selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah pembatasan tunas.

Pada saat tanaman berumur 1 bulan dilakukan pemilihan tunas terbaik, tunas

yang jelek 15 dibuang sehingga tersisa dua tunas yang paling baik. Sementara

itu, pengendalian hama dan penyakit tidak perlu dilakukan karena sampai saat

ini tanaman ubikayu tidak memerlukan pengendalian hama dan penyakit.

Apabila di lapangan diperlukan pengendalian hama penyakit, maka tindakan

yang dilakukan sebagai berikut :

a) Tungau/kutu merah (Tetranychus bimaculatus) dikendalikan secara

mekanik dengan memetik daun sakit pada pagi hari dan kemudian dibakar.

Pengendalian secara kimiawi menggunakan akarisida.

b) Kutu sisik hitam (Parasaissetia nigra) dan kutu sisik putih (Anoidomytilus

albus) dikendalikan secara mekanis dengan mencabut dan membatasi

tanaman sakit menggunakan bibit sehat. Pengendalian secara kimiawi

menggunakan perlakuan stek insektisida seperti tiodicarb dan oxydemeton

methil.

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

18

c) Penyakit bakteri B. manihotis dan X. manihotis menyerang daun muda dan

P.solanacearum menyerang bagian akar tanaman sehingga tanaman layu

dan mati. Pengendalian dapat dilakukan menggunakan varietas tahan/agak

tahan.

d) Penyakit lain adalah cendawan karat daun (Cercospora sp.), perusak

batang(Glomerell sp.), dan perusak umbi (Fusarium sp.). Pengendalian

dianjurkan menggunakan larutan belerang 5%.5. Penyakit virus mosaik

(daun mengeriting) belum ada rekomendasi pengendaliannya.

f. Panen

Waktu panen yang paling baik adalah pada saat kadar karbohidrat mencapai

tingkat maksimal. Bobot umbi meningkat dengan bertambahnya umur

panen,sedangkan kadar pati cenderung stabil pada umur 7-9 bulan. Hal ini

menunjukan bahwa umur panen ubikayu fleksibel. Tim Prima Tani (2006)

menganjurkan panen pada saat tanaman berumur 8-10 bulan dan dapat ditunda

hingga berumur 12 bulan. Fleksibilitas umur panen tersebut memberi peluang

petani melakukan pemanenan pada saat harga jual tinggi. Dalam kurun waktu

5 bulan tersebut (panen 8-12 bulan) dapat dilakukan pemanenan bila harga

jual ubikayu naik karena tidak mungkin melakukan penyimpanan ubikayu di

gudang penyimpanan seperti halnya tanaman pangan lainnya. Pembeli

biasanya akan membeli ubikayu dalam bentuk segar yang umurnya tidak lebih

dari 2x24 jam dari saat panen.

2. Usahatani

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

19

mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan

alam sekitarnya sebagai modal sehingga meberikan manfaat yang sebaik-

baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang

mempelajari cara-cara petani menentukan,

mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor

produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut

memberikan pendapatan semaksimal mungkin (Suratiyah, 2008).

Usahatani dapat dikelompokkan berdasarkan corak, sifat, organisasi, pola,

serta tipe usahatani. Berdasarkan corak dan sifatnya, usahatani dapat dilihat

sebagai usahatani subsisten dan usahatani komersial. Usahatani komersial

merupakan usahatani yang menggunakan keseluruhan hasil panennya secara

komersial dan telah memperhatikan kualitas serta kuantitas produk,

sedangkan usahatani subsisten hanya memanfaatkan hasil panen dari

kegiatan usahataninya untuk memenuhi kebutuhan petani atau keluarganya

sendiri. Usahatani berdasarkan organisasinya, dibagi menjadi tiga yaitu

usaha individual, usaha kolektif dan usaha kooperatif.

1) Usaha individual

Usaha individual merupakan kegiatan usahatani yang seluruh proses

usahataninya dikerjakan oleh petani sendiri beserta keluarganya mulai

dari perencanaan, mengolah tanah hingga pemasaran, sehingga faktor

produksi yang digunakan dalam kegiatan usahatani dapat ditentukan

sendiri dan dimiliki secara perorangan (individu).

2) Usaha kolektif

Usaha kolektif merupakan kegiatan usahatani yang seluruh proses

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

20

produksinya dikerjakan bersama oleh suatu kelompok kemudian hasilnya

dibagi .

3) Usaha koorperatif

Usahatani kooperatif ialah usahatani yang tiap proses produksinya

dikerjakan secara individual, hanya pada beberapa kegiatan yang

dianggap penting dikerjakan oleh kelompok, misalnya pembelian saprodi,

pemberantasan hama, pemasaran hasil dan pembuatan saluran.

Berdasarkan polanya, usahatani terdiri dari tiga macam pola, yaitu pola khusus,

tidak khusus, dan campuran. Pola usahatani khusus merupakan usahatani yang

hanya mengusahakan satu cabang usahatani, pola usahatani tidak khusus

merupakan usahatani yang mengusahakan beberapa cabang usaha bersama- sama

tetapi tetapi dengan batas yang tegas, sedangkan pola usahatani campuran ialah

usahatani yang mengusahakan beberapa cabang secara bersama-sama dalam

sebidang lahan tanpa batas yang tegas.

Tipe usahatani atau usaha pertanian merupakan pengelompokkan usahatani

berdasarkan jenis komoditas pertanian yang diusahakan, misalnya usahatani

tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, perikanan, peternakan, dan

kehutanan (Suratiyah, 2008).

3. Pendapatan Usahatani

Salah satu indikator utama untuk mengukur kemampuan masyarakat adalah

dengan mengetahui tingkat pendapatan masyarakat. Pendapatan

menunjukkan seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari

penggunaan kekayaan atau jasa yang diterima oleh seseorang atau rumah

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

21

tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi (Winardi,

1998). Setiap orang yang bekerja menginginkan pendapatan atau

keuntungan yang maksimal supaya dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Arsyad (2004), pendapatan seringkali digunakan indikator

pembangunan suatu negara selain untuk membedakan tingkat kemajuan

ekonomi antara Negara maju dengan negara berkembang.

Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan semua biaya yang

dikeluarkan selama melakukan kegiatan usaha. Ada beberapa pengertian

yang perlu diperhatikan dalam menganalisis pendapatan antara lain

(Sukartawi, 1995) :

1) Penerimaan adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu

kegiatan usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar.

2) Pendapatan bersih adalah penerimaan kotor yang dikurangi dengan total

biaya produksi atau penerimaan kotor di kurangi dengan biaya variabel

dan biaya tetap.

3) Biaya produksi adalah semua pngeluaran yang dinyatakan dengan uang

yang diperlukan untuk menghasilkan produksi.

Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani

dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun tidak dijual. Jangka

waktu pembukuan umumnya satu tahun yang mencakup : a) dijual, b)

dikonsumsi rumah tangga petani, c) digunakan dalam usahatani, d) digunakan

untuk pembayaran, dan e) disimpan atau ada di gudang pada akhir tahun

(Soekartawi,1984). Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

22

diperoleh dengan harga jual (Rahim dan Hastuti, 2007). Secara matematis

dirumuskan sebagai berikut :

TR = Y . Py…………………………………..(1)

Keterangan :

TR = total penerimaan

Y = produksi yang diperoleh dari suatu usahatani

Py = harga produksi

Pendapatan merupakan selisih penerimaan dengan semua biaya produksi.

Pendapatan meliputi pendapatan kotor (penerimaan total) dan pendapatan

bersih. Pendapatan kotor adalah nilai produksi komoditas pertanian secara

keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi (Rahim dan Hastuti Dwi R. D,

2007).

Pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :

π= TR – TC………………………………………………(2)

π= Y . Py – {(ƩXi . Pxi) – BTT}….……………………...(3)

Keterangan :

Π = keuntungan/pendapatan (Rp)

TR = total penerimaan (Rp)

TC = total biaya (Rp)

Y = jumlah produksi (satuan)

Py = harga satuan produksi (Rp)

X = faktor produksi (satuan)

Px = harga faktor produksi (Rp/satuan)

i = banyaknya input yang dipakai

BTT = biaya tetap total (Rp)

Pemisahan pengeluaran terkadang sulit dilakukan karena pembukuan

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

23

yang tidak lengkap dan juga adanya biaya bersama dalam produksi. Cara

yang dapat dilakukan adalah memisahkan pengeluaran total usahatani menjadi

pengeluaran tetap dan pengeluaran tidak tetap (Soekartawi, 1984).

R/C = (Py . Y) / (FC + VC)………………………..(4)

Atau R/C = PT / TC…………………………………….. (5)

Keterangan :

Py = harga produksi

Y = produksi

FC = biaya tetap

VC = biaya variabel

PT = produksi total

TC = biaya total

4. Konsep Biaya

Suratiyah (2006) menyatakan, biaya dan pendapatan dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu faktor internal, eksternal dan faktor manajemen. Faktor internal

maupun eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatan.

Faktor internal meliputi umur petani, tingkat pendidikan dan pengetahuan,

jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan dan moal. Faktor eksternal terdiri

dari input yang terdiri atas ketersediaan dan harga. Faktor manajemen

berkaitan dengan pengambilan keputusan dengan berbagai pertimbangan

ekonomis sehingga diperoleh hasil yang memberikan pendapatan yang

maksimal.

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

24

Biaya adalah nilai dari seluruh sumberdaya yang digunakan untuk

memproduksi suatu barang. Menurut Soekartawi (2006) biaya dalam

usahatani dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost)

dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap merupakan biaya yang

jumlahnya relatif tetap, dan terus dikeluarkan meskipun tingkat produksi

usahatani tinggi ataupun rendah, dengan kata lain jumlah biaya tetap tidak

tergantung pada besarnya tingkat produksi. Biaya tetap (fixed cost) dapat

dihitung dengan formula berikut ini:

𝐹𝐶 = ∑ 𝑋𝑖𝑃𝑋𝑖 𝑛 𝑖=1...................................................(6)

Keterangan:

FC = biaya tetap

Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap

Pxi = harga input

n = macam input.

Jika dalam penelitian nilai biaya tetap tidak dapat dihitung dengan formula

di atas, maka nilai biaya tetap bisa langsung ditetapkan berdasarkan hasil

observasi lapangan yang dilakukan. Formula di atas juga dapat digunakan

untuk menghitung biaya variabel. Sehingga biaya total (total cost) dapat

dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

TC = FC + VC..............................................................(7)

Keterangan:

TC = biaya total

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

25

FC = biaya tetap

VC = biaya tidak tetap.

Biaya dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: biaya total (Total Cost),

biaya tetap total (Total Fixed Cost) dan biaya variabel total (Total Variabel

Cost). .

Biaya total merupakan biaya keseluruhan yang digunakan untuk

menghasilkan.

5. Harga pokok produksi

Harga pokok produksi merupakan total biaya yang dikeluarkan untuk

memproduksi atau menghasilkan suatu produk dalam satu periode. Harga

pokok produksi usahatani ubi kayu merupakan total biaya yang dikeluarkan

oleh petani untuk memproduksi dalam suatu proses budidaya pada satu musim

tanam. Komponen biaya produksi usahatani ubikayu meliputi biaya alat dan

bahan (saprodi), biaya tenaga kerja dan biaya overhead usahatani. Alat dan

bahan (saprodi) dalam usahatani ubi kayu meliputi bibit, pupuk, dan lain-lain.

Biaya tenaga kerja merupakan total upah tenaga kerja yang dikeluarkan oleh

petani dalam proses budidaya ubi kayu dari mulai persiapan lahan, pengolahan

lahan, persiapan tanam, tanam, pemeliharaan , pemupukan, penyulaman,

penyiangan dan panen. Biaya overhead usahatani meliputi biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh petani dalam proses budidaya ubi kayu dalam satu musim

tanam selain biaya pembelian alat dan bahan (saprodi) dan biaya tenaga kerja.

Biaya overhead ubi kayu meliputi biaya pajak lahan pertanian.

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

26

a. Metode penentuan harga pokok produksi

Menurut Mulyadi (1991), metode penentuan harga pokok produksi adalah

cara memperhitugkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.

Harga pokok produk atau product costs merupakan elemen penting untuk

menilai keberhasilan (perfomance) dari perusahaan dagang dan

manufaktur (Harnanto,1992). Selanjutnya Mulyadi (1991) juga

menjelaskan bahwa dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam

harga pokok produksi, terdapat dua pendekatan, yaitu full costing dan

variable costing.

1) Full costing

Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang

memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok

produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,

dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variable

maupun tetap. Mulyadi (1991) menjelaskan bahwa harga pokok produksi

yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok

produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead

pabrik variabel, dan biaya overhead tetap) ditambah dengan biaya

nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

2) Variable Costing

Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang

hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam

harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Harga pokok produksi yang

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

27

dihitung dengan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok

produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya nonproduksi variabel

(biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan

umum tetap) (Mulyadi, 1991).

Mulyadi (1991) menjelaskan bahwa perbedaan pokok yang ada di antara kedua

metode (full costing dan variable costing) adalah terletak pada perlakuan terhadap

biaya produksi yang berperilaku tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap

biaya produksi tetap akan mempunyai akibat pada: (1) perhitungan harga pokok

produksi dan (2) penyajian laporan rugi laba. Dalam metode full costing, biaya

overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan

kepada produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada

kapasitas normal,

atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh karena itu, biaya

overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok persediaan produk dalam

proses dan persediaan produk jadi yang belum laku dijual, dan baru dianggap

sebagai biaya (unsur harga pokok penjualan) apabila produk jadi tersebut telah

terjual.

Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan

di muka kapasitas normal, maka jika dalam suatu periode biaya overhead

sesungguhnya berbeda dengan yang dibebankan, maka akan terjadi pembebanan

overhead lebih (overapplied factory overhead ) atau pembebanan biaya overhead

pabrik kurang (underapplied factory overhead ). Jika semua produk yang diolah

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

28

dalam periode tersebut belum laku dijual, maka pembebanan biaya overhead

pabrik lebih atau kurang tersebut digunakan untuk mengurangi atau menambah

harga pokok produk yang masih dalam persedian tersebut. Namun, jika dalam

suatu periode akuntansi tidak terjadi pembebanan overhead lebih atau kurang,

maka biaya overhead pabrik tetap tidak mempunyai pengaruh terhadap

perhitungan rugi-laba sebelum produknya laku dijual. Metode variable costing

dikenal dengan nama direct costing (biaya langsung).

Pengertian langsung dan tidak langsungnya suatu biaya tergantung erat tidaknya

hubungan biaya dengan objek penentuan biaya, misalnya: produk, proses,

departemen, dan pusat biaya yang lain. Dalam hubungannya dengan produk,

biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang mudah diidentifikasikan (atau

diperhitungkan) secara langsung kepada produk. Apabila pabrik hanya

memproduksi satu jenis produk, maka semua biaya produksi merupakan biaya

langsung dalam hubungannya dengan produk.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Thamrin Tahun 2013 deanga

judukl “Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot utilissima)” menunjukan

hasil analisis usahatani ubi kayu pengaruh faktor-faktor produksi (luas

lahan, bibit, tenaga kerja, dan pupuk) terhadap pendapatan usahatani ubi

kayu, mengetahui kelayakan usahatani ubi kayu. Metode penarikan

sampel menggunakan metode sensus, mengambil semua populasi untuk

dijadikan sampel dengan metode analisis Cobb-Douglas, Deskriptif dan

R/C Ratio. Hasil penelitian variabel luas lahan, bibit, tenaga kerja dan

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

29

pupuk berpengaruh nyata secara simultan (serempak) terhadap

pendapatan petani ubi kayu. Secara parsial variabel luas lahan berpengaruh

nyata. Sementara variabel bibit, tenaga kerja dan pupuk tidak

berpengaruh nyata terhadap pendapatan ubi kayu. Berdasarkan analisis

R/C Ratio dengan nilai 7,5 > 1. usahatani ubi kayu di daerah

penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Rofiatul Muizah tahun 2013 dengan

judul”Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Kayu (Manihot esculenta crantz)”

menunjukan hasil analisis pendapatan ubikayu Pener imaan usahatani ubi

kayu menunjukkan bahwa rata-rata produksi ubi kayu dalam satu kali

musim tanam mencapai 19.378 Kg dengan harga rata-rata per Kg

sebesar Rp. 867 sehingga diperoleh rata-rata penerimaan usahatani ubi

kayu dalam satu kali musim tanam sebesar Rp.16.858.800.

Penelitian yang dilakukan oleh Silvania Eprilianta tahun 2011 dengan judul

“Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Tahu Dengan Metode Full

Costing Pada Industri Kecil (Studi Kasus Cv Laksa Mandiri)” menunjukan

hasil analisis perhitungan harga pokok produksi metode digunakan dalam

menghitung biaya produksi tersebut ialah metode full costing. Hasil analisis

data diperoleh bahwa perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh

CV Laksa Mandiri untuk tahu putih adalah Rp 203,50 dan tahu kuning adalah

Rp 222,94 sedangkan hasil analisa perhitungan harga pokok produksi dengan

metode full costing untuk tahu putih adalah Rp 207,84 dan tahu kuning adalah

Rp 227,57 jadi selisih antara metode full costing dengan metode yang

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

30

dilakukan oleh perusahaan adalah tahu putih Rp 4,34 dan tahu kuning Rp

4,63. Jadi metode yang paling tepat adalah metode full costing karena metode

ini memperhitungkan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Penelitian yang dilakukan Alghoziyah tahun2016 dengan judul “Penentuan

Harga Pokok Produksi Dan Daya Saing Usahatani Karet Rakyat Di Desa

Kembang Tanjung Kecamatan Abung Selatan Kabupaten Lampung Utara”

yang menunjukan penentuan harga pokok produksi Metode analisis yang

digunakan yaitu metode analisis kelayakan finansial, metode harga pokok

produksi secara variable costing dan full costing, dan metode Policy Analysis

Matrix (PAM). Hasil dari penelitian ini yaitu usahatani karet rakyat di Desa

Kembang Tanjung menguntungkan dan layak untuk dilakukan dengan nilai

Net B/C, Gross B/C, NPV dan IRR yaitu sebesar 7,05; 5,81;

Rp184.672.001,59 dan 48%. Penentuan harga pokok produksi karet secara

variable costing yaitu sebesar Rp3.463/kg sedangkan secara full costing

adalah sebesar Rp4.364/kg. Usahatani karet rakyat Desa Kembang Tanjung

memiliki keunggulan kompetitif dan komperatif dapat dilihat dari nilai PCR

dan DRC yaitu sebesar 0,17 (<1) dan 0,09(<1).

Penelitian yang dilakukan olen Ryan Arya Prasetya tahun2015 dengn judul

“Pengaruh Biaya Produksi Karet Remah (Crumb Rubber) Terhadap Anggaran

Penyediaan Bahan Olah Karet (Bokar) Pada Pt Perkebunan Nusantara Vii Unit

Usaha Baturaja” yang menunjukan Pengaruh biaya karet. Jumlah biaya

produksi yang berfluktuatif setiap tahunnya, dari 2012 2014 biaya terbesar

diperoleh pada tahun 2013 dan mengalamipenurunan pada tahun 2014, hal ini

dikarenakan pada tahun tahun 2014permintaan karet remah di pasar global

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

31

menurun sehingga PTPN VIIunit usaha Baturaja memutuskan untuk

mengurangi produksi.

Biaya produksi karet remah (biaya gaji, tunjangan dan sosial staff,

biayapengolahan, biaya pemeliharaan mesin pabrik, biaya pengepakan, dan

biaya asuransi), biaya pembelian bahan baku dan hasil produksi

secarabersama-sama berpengaruh terhadap anggaran pembelian bokar pada

PTPerkebunan Nusantara VII Unit Usaha Baturaja dengan taraf kepercayaan

99%.

C. Kerangka Pemikiran

Ubi kayu sebagai salah satu alternatif terhadap permasalahan ketahanan pangan

nasional dinilai memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan di Indonesia.

Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai hal ini. Provinsi Lampung

merupakan salah satu sentra produksi ubi kayu di Indonesia. Diharapkan

sebagai sentra produksi ubi kayu, provinsi Lampung dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat dan menyediakan kesempatan kerja.

Proses produksi merupakan kegiatan utama pada usaha budidaya ubi kayu

hingga produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Komponen biaya produksi ubi

kayu ini akan mempengaruhi pembentukan harga pokok produksi, karena harga

pokok produksi ditenrukan oleh faktor produksi, seperti lahan, tenaga kerja,

bibit, pupuk, dan pestisida.

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

32

Perhitungan harga pokok produksi berperan penting dalam penyajian informasi

ringkas dan akurat bagi pemilik usaha. Hasil perhitungan tersebut akan

berpengaruh terhadap penentuan harga jual yang tepat. Jika harga pokok

produksi dapat diturunkan, maka harga jual produk ditekan dan dapat

diharapkan permintaan produk meningka.

Penerimaan ubi kayu dihasilkan dari hasil produksi dikali dengan harga yang

diterima oleh petani. Jika penerimaan sudah diketahui akan di dapat nilai

pendapatan, yaitu seluruh nilai penerimaan dikurang dengan seluruh biaya-

biaya pendapatan bersih atau keuntungan yang akan menjadi besar apabila

petani dapat menekan biaya produksi yang diimbangi dengan produksi tinggi

serta harga jual yang tinggi.

Produksi ubi kayu yang dihasilkan di provinsi Lampung terutama di Lampung

Timur yang produktivitas potensial ubi kayu masih belum mencapai

produktivitas yang maksimal. Kebutuhan petani belum terpenuhi karena

pendapatan yang diterima oleh petani belum maksimal.

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

33

Gambar2. Bagan alir Estimasi Biaya Pokok Produksi Ubi Kayu

Di Kabupaten Lampung Timur

Usahatani Ubi kayu

Faktor-faktor produksi 1. Luas lahan (X1)

2. Bibit (X2)

3. Pupuk Urea (X3)

4. Pupuk SP36 (X4)

5. Pupuk NPK (X5)

6. Pupuk Organik

(X6)

7. Pestisida (X8)

8. Tenaga kerja (X9)

Produksi Ubi kayu

Harga Pokok

Produksi

Biaya produksi Penerimaan

Pendapatan

Usahatani Ubi kayu

Proses

Produksi

Harga

Output

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

34

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang

digunakan untuk memperoleh data dan melakukan analisis yang

berhubungan dengan penelitian.

Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana

seseorang petani mengalokasikan sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga

kerja, dan modal secara efektif dan efisien yang bertujuan untuk

menghasilkan produksi dan pendapatanyang diinginkan pada waktu

tertentu.

Usahatani ubikayu adalah suatu kegiatan petani yang mengalokasikan

sumberdaya yang ada, baik lahan, tenaga kerja, dan modal secara efektif

dan efisien untuk memproduksi komoditi ubikayu dan memperoleh

penerimaan yang diinginkan dalam usahatani.

Luas lahan adalah suatu tempat dimana petani melakukan kegiatan

usahatani ubikayu setiap musim tanam yang diukur dalam saktuan hektar

(Ha).

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

35

Biaya korbanan marjinal lahan ditentukan dengan nilai sewa selama

musim tanam, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Bibit ubikayu adalah bibit yang ditanam oleh petani selama satu kali

periode produksi yang bertujuan untuk menghasilkan produksi ubikayu

yang diinginkan, dan diukur dalam satuan (ikat )

Jumlah pupuk adalah banyaknya pupuk urea, NPK, dan SP-36, yang

petani pada proses produksi dalam satu kali musim tanam. Jumlah

pupuk diukur dalam satuan kilogram (kg).

Jumlah herbisida adalah banyaknya bahan kimia (pestisida) yang

digunakan untuk memberantas gulma serta hama dan penyakit tanaman

dalam satu kali musim tanam, diukur dalam satuan gram bahan aktif

(gr/b.a).

Tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja yang dicurahkan dalam

proses produksi selama musim tanam, terdiri dari tenaga kerja pria,

wanita, diukur dalam satuan Hari Orang Kerja (HOK).

Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan

usahatani dalam satu kali musim tanam yang meliputi biaya bibit, pupuk,

obat- obatan, tenaga kerja, dan biaya-biaya lainnya. Biaya produksi

diukur dalam satuan rupiah (Rp) per musim tanam.

Biaya produksi marjinal adalah biaya total yang dikeluarkan akibat

penambahan atau pengurangan penggunaan faktor-faktor produksi baik

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

36

tunai maupun diperhitungkan dalam proses produksi usahatani ubikayu

selama satu musi tanam yang diukur dalam rupiah (Rp).

Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada

volume produksi. Petani harus membayar berapapun jumlah produksi

yang dihasilkan meliputi bunga modal atas pinjaman, penyusutan alat,

nilai sewa lahan, dan pajak lahan usaha yang diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan

jumlah produksi dan merupakan biaya yang digunakan untuk

membeli faktor produksi seperti bibit, pupuk, obat-obatan, dan

tenaga kerja yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya total adalah total dari biaya tetap dan variabel diukur dalam

satuan rupiah (Rp). Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara

tunai oleh petani untuk membeli faktor-faktor produksi pada usahatani

ubikayu.

Biaya diperhitungkan adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani

dalam kegiatan usahatani ubikayu, tetapi tidak dikeluarkan secara

tunai.

Penerimaan petani adalah perkalian antara jumlah produksi dengan harga

jual ubikayu yang diterima petani. Penerimaan ini diukur dalam satuan

rupiah per musim tanam (Rp/musim tanam).

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

37

Harga pokok produksi (HPP) pada hakikatnya adalah aktiva atau jasa

yang dikorbankan atau diserahkan dalam proses produksi. Harga pokok

produksi digunakan sebagai penentu harga jual, diukur dalam satuan

rupiah (Rp).

Biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan petani di luar biaya

produksi, dalam penelitian ini antara lain biaya yang dikeluarkan adalah:

biaya pajak, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Harga produk (output) adalah harga ubi kayu yang diterima oleh petani

dan diukur dalam satuan rupiah/kg (Rp/kg).

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan investasi

usahatani ubi kayu, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

B. Lokasi, Waktu Penelitian, dan Responden

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

Menurut Sukardi (2007), metode survei merupakan metode yang

bertujuan untuk memperoleh gambaran umum tentang karakteristik

populasi yang digambarkan oleh sampel dari populasi di daerah penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung

Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukadana merupakan

salah satu sentra produksi ubikayu dan salah satu kecamatan yang memilki

kontribusi cukup tinggi terhadap produksi ubikayu di Lampung Timur.

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

38

Responden petani ubikayu dipilih secara acak (Simple Random Sampling).

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan pra survey untuk

mengetahui keadaan umum calon responden dan membuat kerangka

sampling. Responden penelitian berada di Desa Sukadana Ilir dan Desa

Muara Jaya. Sugiyono (2011) menjelaskan bahwa ukuran sampel yang

layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500, sehingga

ditentukan sampel dalam penelitian ini sebesar 40 responden.

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana, yaitu

pengambilan sampel sedemikian rupa sehigga setiap unit penelitian atau

satuan sampel elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk dipilih sebagai sampel.

Perhitungan pengambilan sampel untuk setiap desa pada penelitian ini

menggunakan rumus berikut ( Saryono ,2010).

Na=

x n

Keterangan :

na = jumlah petani yang diambil dari masing-masing desa

n = jumlah sampel petani (keseluruan )

Na= jumlah populasi petani di masing-masing desa

N = jumlah populasi petani keseluruhan ( di dua desa)

Perhitungan sampel untuk setiap desa sebagi berikut :

N Sukadana ilir =

x 40 = 22,93 = 23 responden

N Muara Jaya =

x 40= 17,06 = 17 responden

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

39

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan diperoleh petani responden di

daerah penelitian, yaitu sebanyak 23 responden di Desa Sukadana Ilir dan

sebanyak 17 responden di Desa Muara Jaya. Waktu pengambilan data

dilakukan pada bulan Juni 2017.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh dari petani ubikayu Kecamatan Sukadana, dengan

melakukan wawancara langsung dan dengan menggunakan daftar

pertanyaan (kuisioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data

sekunder dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari berbagai

kepustakaan dan instansi-instansi pemerintah yang terkait dalam penelitian

ini, seperti data yang diambil dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian

Lampung Timur, Kantor Kecamatan Sukadana.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis kualitatif

(deskriptif) dan analisis kuantitatif (statistik). Analisis deskristif kuantitatif

digunakan untuk mengetahui hasil produksi, harga hasil produksi, jumlah

faktor produksi, harga faktor produksi dan tingkat pendapatan.Analisis

deskriptif kualitatif digunakan untuk menjelaskan hasil yang diperoleh dari

analisis kuantitatif.

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

40

1. Analisis pendapatan

Untuk mengetahui pendapatan dari suatu model usahatani ubi kayu dapat

dilakukan analisis pendapatan usahatani yang secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut :

π = TR – TC atauπ = Py.Y – (FC+VC)……………….. (9)

Keterangan: π = Pendapatan/keuntungan (Rp)

TR = Penerimaan (Rp)

TC = Biaya total (Rp)

Py = Harga produksi (Rp/Kg)

Y = Jumlah produksi (Kg)

FC = Biaya tetap (Rp)

VC = Biaya variabel (Rp).

2. Harga Pokok Produksi ( HPP)

Untuk menganalisis harga pokok produksi usahatani ubi kayu digunakan

perhitungan seperti disajikan pada Tabel 4

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

41

Tabel 4. Perhitungan harga pokok produksi usahatani ubi kayu di

Kabupaten Lampung Timur .

No Keterangan /Uraian Nilai ( Rp)

1

Biaya Tetap

-Biaya investasi

-Biaya Pajak Lahan

Pertanian(Rp/th)

A

a1

a2

2

3

4

5

6

7

Biaya Variabel

-Pupuk Urea (Rp/kg)

-Pupuk SP36 (Rp/kg)

-Pupuk Npk (Rp/kg)

-Pupuk Organik (Rp/kg)

-Biaya Tenaga Kerja (Rp)

Total Biaya ( C) (Rp)

Output ( Produksi) (kg)

Rata-rata harga ubi kayu

Penerimaan (R) (Rp)

HPP (Rp/kg)

B

b1

b2

b3

b4

b5

b6

c= ( a + b)

D

E

F= (dxe)

g= c/d

Sumber : Mulyadi, 1991

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Rata-rata produksi usahatani ubi kayu sebesar 25,369 ton/ha.

2. Rata-rata pendapatan di atas biaya tunai sebesar Rp12.190.194/ha .

3. Rata-rata pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha.

4. Biaya pokok produksi usahatani ubi kayu yaitu sebesar Rp769/kg

dengan selang kepercayaan 95% antara Rp480.00/kg dan Rp815/kg.

B. Saran

Perlu adanya kebijakan pemerintah untuk menetapkan harga acuan ubi

kayu dengan posisi petani yang lemah terhadap harga jual ubi kayu.

Kebutuhan industri di Provinsi Lampung cukup besar, sehingga

membutuhkan bahan baku yang cukup banyak. Pada saat panen raya

harga ubi kayu jatuh sebesar Rp300/kg – Rp400/kg. Jatuhnya harga jual

ubi kayu dikarenakan produksi yang melimpah, sehingga terjadi

penumpukan ubi kayu di pabrik. Penumpukan ini menyebabkan ubi kayu

membusuk karena penyimpanan ubi kayu hanya sampai tiga hari saja. Hal

ini membuat petani resah dengan adanya turunnyaa harga ubi kayu.

Berdasarkan hasil penelitian ini selang kepercayaan 95% antara Rp480/kg

dan Rp815/kg sebagai harga acuan yang ditetapkan sebesar Rp815/kg ubi

kayu.

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

69

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Alfian Nur. 2011. Analisis Efisiensi Produksi Dan Pendapatan Usahatani

Ubikayu. Departemen Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan. IPB. Bogor

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian . Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.

Rineka Cipta.

Arsyad, Lincolin. 2004, Ekonomi Pembangunan, Bagian Penerbitan STIE YKPN.

Yogyakarta.

Askurrahman. 2010. Isolasi Karakterisasi Linamarase Hasil Isolasi dari Umbi

Singkong (Manihot Esculenta Craintz). Jurusan Teknologi Industri

Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo, Kamal-Bangkalan.

Agrointek.

Badan Pusat Statistik. 2015. Luas panen,produksi, dan produktivitas tanaman pangan ubi

kayu di Indonesia periode 2011 - 2015. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik .Provinsi Lampung. 2016. Lampung Timur dalam Angka.

Lampung: BPS Provinsi Lampung

Dinas Provinsi Lampung . 2015 .Luas panen, produksi dan produktivitas ubi

kayu.

Eprilianta Silvania. 2011 . analisis perhitungan harga pokok produksi tahu

dengan metode full costing pada industri kecil ( Studi kasus Cv Laksa

Mandiri ). http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/51972. diakses

pada tanggal 3 Januari 2017

Harnanto. 1992. Akuntansi Biaya- Perhitungan Harga Pokok Produksi. Edisi

Pertama. Yogyakarta : BPFE

Mulyadi. 1991. Akuntansi Biaya Edisi ke lima .Yogyakarta . STIE YKPN

Muizah Rofiatul. 2013. Analisis Pendapatan Usahatani Ubi kayu. Vol 9, No 2.

https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/view/13

34. diakses pada tanggal 3 Januari 2017.

Nurmala, dkk. 2012. Pengantar Ilmu pertanian . Yogyakarta. Graha Ilmu

Prihandana, dkk. 2007. Bioetanol Ubi Kayu: Bahan Bakar Masa Depan. PT

AgroMedia Pustaka. Jakarta

Purwono, L dan Purnamawati. 2007. Budidaya Tanaman Pangan. Penerbit

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

70

Agromedia.Jakarta.

________________________. 2008. Budidaya Tanaman Pangan. Penerbit

Agromedia. Jakarta.

________________________. 2010. Budidaya 8 Jenis Pangan Unggul. Depok:

Penebar Swadaya.

R A. Supriyono. 2002. “Akuntansi Manajemen”. Jakarta: Salemba Empat

Rahim. Abd. dan. Hastuti. DRW. 2007. Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Ryan Arya Prasetya . 2015. Pengaruh Biaya Produksi Karet Remah (Crumb

Rubber) Terhadap Anggaran Penyediaan Bahan Olah Karet (Bokar) Pada

Pt Perkebunan Nusantara Vii Unit Usaha Baturaja. Digilib.unila.

Saryono, 2010. Metode Penelitian Kualitatif, PT. Alfabeta, Bandung.

Semangun, H. 1993. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gajah

Mada University. Yogyakarta.

Silviana E. 2011. analisis perhitungan biaya pokok produksi tahu dengan metode full

costing pada industri kecil. Digilib. Unila

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Afabeta

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan

Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Suratiyah, Ken. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Suryana, A., 2003. Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan

Pangan. BPFEYogkarta. Yogyakarta.

Soekartawi dkk. 1984. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Pengembangan

Petani Kecil. UI Press. Jakarta

Soekartawi, 1995, Analisis Usaha Tani, UI-Press, Jakarta.

__________. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil – Hasil

Pertanian Teori dan Aplikasinya, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

__________. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta. Universitas Indonesia.

Tim Prima Tani. 2006. Inovasi Teknologi Unggulan Tanaman Pangan Berbasis

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN DAN BIAYA POKOK PRODUKSI …digilib.unila.ac.id/55567/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · pendapatan di atas biaya total sebesar Rp5.447.277/ha. Biaya pokok

71

Agroekosistem Mendukung Prima Tani. Puslitbangtan Bogor.

Wargiono, J., Hasanudin dan Suyamto. 2006. Teknologi Produksi Ubi Kayu

Mendukung Industri Bioetanol. Pusat Penelitian Pengembangan Tanaman

Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Jakarta

Winardi, SE. 1998. Kamus Ekonomi (Inggris-Indonesia). Bandung: PT.

Mandar Maju.