103
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ORGANIK PADA YAYASAN BINA SARANA BAKTI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR GITTA SESTIKA FERTIANA DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN

ORGANIK PADA YAYASAN BINA SARANA BAKTI

KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR

GITTA SESTIKA FERTIANA

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,
Page 3: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pendapatan

Usahatani Sayuran Organik pada Yayasan Bina Sarana Bakti Kecamatan Cisarua

Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Gitta Sestika Fertiana

NIM H34090063

Page 4: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

ABSTRAK

GITTA SESTIKA FERTIANA. Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Organik

pada Yayasan Bina Sarana Bakti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor.

Dibimbing oleh SUHARNO.

Permintaan sayuran organik yang tinggi serta adanya program pemerintah

mengenai Go Organic menjadikan sayuran organik berpeluang untuk

dikembangkan oleh produsen sayuran di Indonesia dan Yayasan Bina Sarana

Bakti (YBSB) adalah salah satunya. YBSB belum mampu memenuhi permintaan

wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli sehingga berkeinginan

meningkatkan skala usaha dalam rangka meningkatkan produksi. Selama ini

YBSB belum dapat menilai tingkat pendapatan yang diperolehnya dari

mengusahakan kelima komoditi tersebut, padahal hal tersebut diperlukan untuk

menganalisis apakah skala usaha jenis-jenis sayuran tersebut layak ditingkatkan

atau tidak. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah

rencana peningkatan skala usaha terhadap kelima komoditi tersebut layak untuk

dijalankan bila dilihat dari analisis pendapatan usahatani dan analisis R-C rasio.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa komoditi wortel, bayam hijau, dan selada

cos layak untuk ditingkatkan skala usahanya karena cukup menguntungkan,

sementara caisin dan brokoli perlu dipertimbangkan kembali untuk ditingkatkan

skala usahanya karena kurang menguntungkan.

Kata Kunci: Pendapatan usahatani, sayuran organik

ABSTRACT

The high demand of organic vegetables and government’s program

concerned in ‘Go Organic’ is an opportunity for the producers to develop organic

vegetables in Indonesia, whereas Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) is one of

them. Until present, YBSB is not able to fulfill the consumer’s demand of certain

organic vegetables, such as carrot, green spinach, caisin, cos lettuce, and broccoli;

therefore YBSB plan to increase its bussiness scale to increase the production.

YBSB has not been able to calculate the income levels of those vegetables, which

is needed to analyze whether the bussiness is feasible to increase or not. Hence the

purpose of this research is to analyze the feasibility of YBSB’s plan to increase its

bussiness scale through farm income and R-C ratio analysis. The results of this

research concluded that the plan to increase the bussiness scale of carrot, green

spinach, and cos lettuce is feasible to run because they are profitable, meanwhile

YBSB has to consider the plan to increase the bussiness scale of caisin and

broccoli because they are less profitable.

Keywords: Farm income, organic vegetables

Page 5: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN

ORGANIK PADA YAYASAN BINA SARANA BAKTI

KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR

GITTA SESTIKA FERTIANA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,
Page 7: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

Judul Skripsi : Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Organik pada Yayasan

Bina Sarana Bakti Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor

Nama : Gitta Sestika Fertiana

NIM : H34090063

Disetujui oleh

Dr Ir Suharno, MAdev

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 8: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Terima kasih

penulis ucapkan kepada Dr Ir Suharno, MAdev selaku dosen pembimbing, Dr

Amzul Rifin, SP, MA selaku dosen penguji utama, dan Ir Narni Farmayanti, MS

selaku dosen penguji Departemen Agribisnis. Terima kasih juga disampaikan

kepada Ir Lukman M. Baga, MAEc selaku wali akademik selama penulis

menjalani masa perkuliahan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir. YP.

Sudaryanto selaku Direktur Eksekutif Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB), Bapak

Thomas Wendorise Rakam selaku Manajer Pendidikan dan Latihan YBSB, Bapak

R.M Yoga Purwanto selaku Manajer Pertanian Organis dan Pasar YBSB, Bapak

Andreas selaku Kepala Bidang Pasar YBSB, Bapak Mumuh selaku Koordinator

Wilayah 2 YBSB, dan Ibu Felicitas, AK selaku Penanggung Jawab Asrama

YBSB serta seluruh pihak dari YBSB yang telah membantu selama pengumpulan

data dan penelitian.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada orangtua tercinta Sigit

Sukopriyono dan Eka Trimahdalina, adik tercinta Egy Ramadhan Z serta seluruh

keluarga atas segala doa, kasih sayang, dan dukungannya kepada penulis selama

ini. Terima kasih juga kepada seluruh sahabat (Natasha Christdavina, Chairun

Nisa, Intan Mega P, Fadhila A, Faathira Ajeng P, Intan Wiyanti, Khonsa Tsabita,

Susanti, Tursina Andita P, Kukuh Prakoso, Muhammad Yunus, Haris Fathori A,

Riadi Antasa) dan teman-teman, khususnya keluarga besar Agribisnis 46 dan

HIPMA atas segala doa, bantuan, dan dukungannya kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Gitta Sestika Fertiana

Page 9: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 5

Manfaat Penelitian 5

Ruang Lingkup Penelitian 5

TINJAUAN PUSTAKA 6

Definisi Pertanian Organik 6

Gambaran Umum Sayuran 7

Kajian Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Organik 15

KERANGKA PEMIKIRAN 15

Kerangka Pemikiran Teoritis 15

Kerangka Pemikiran Operasional 19

METODE PENELITIAN 21

Lokasi dan Waktu Penelitian 21

Jenis dan Sumber Data 22

Metode Pengumpulan Data 22

Metode Pengolahan dan Analisis Data 23

GAMBARAN UMUM YAYASAN BINA SARANA BAKTI 26

Sejarah, Lokasi, Visi dan Misi Yayasan Bina Sarana Bakti 26

Manajemen dan Struktur Organisasi Yayasan Bina Sarana Bakti 27

Deskripsi Sumberdaya Yayasan Bina Sarana Bakti 29

Permodalan dan Fasilitas Produksi Yayasan Bina Sarana Bakti 32

Pola Tanam Usahatani Sayuran Organik Yayasan Bina Sarana Bakti 33

Sistem Pemasaran Sayuran Organik Yayasan Bina Sarana Bakti 36

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ORGANIK 37

Keragaan Usahatani Sayuran Organik 37

Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Organik 70

SIMPULAN DAN SARAN 81

Simpulan 81

Saran 82

DAFTAR PUSTAKA 82

RIWAYAT HIDUP 91

Page 10: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

DAFTAR TABEL

1 Nilai PDB hortikultura berdasarkan harga berlaku periode tahun

2007-2010 2

2 Permintaan dan Produksi Beberapa Sayuran Organik di Yayasan Bina

Sarana Bakti Tahun 2012 4

3 Kandungan wortel per 100 gram berdasarkan DKBM 9

4 Kandungan bayam per 100 gram berdasarkan DKBM 11

5 Kandungan caisin per 100 gram berdasarkan DKBM 12

6 Kandungan selada per 100 gram berdasarkan DKBM 13

7 Kandungan brokoli per 100 gram 14

8 Komponen analisis pendapatan usahatani 25

9 Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Jenis

Kelamin Tahun 2012 30

10 Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti

Tahun 2012 30

11 Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan

Golongan Umur Tahun 2012 31

12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli

per 1000 m2 di Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012 71

13 Komponen biaya usahatani wortel per 1000 m2 di Yayasan Bina Sarana

Bakti tahun 2012 72

14 Komponen biaya usahatani bayam hijau per 1000 m2 di Yayasan Bina

Sarana Bakti tahun 2012 74

15 Komponen biaya usahatani caisin per 1000 m2 di Yayasan Bina Sarana

Bakti tahun 2012 75

16 Komponen biaya usahatani selada cos per 1000 m2 di Yayasan Bina

Sarana Bakti tahun 2012 76

17 Komponen biaya usahatani brokoli per 1000 m2 di Yayasan Bina Sarana

Bakti tahun 2012 77

18 Penerimaan, biaya, pendapatan, dan R/C pada wortel, bayam hijau,

caisin, selada cos, dan brokoli per 1000 m2 di Yayasan Bina Sarana Bakti

tahun 2012 79

DAFTAR GAMBAR

1 Lokasi produsen sayuran organik di Indonesia tahun 2010 3

2 Kerangka pemikiran operasional 21

3 Bagan struktur organisasi Yayasan Bina Sarana Bakti 28

4 Gambar ukuran bedengan sayuran organik di Yayasan Bina Sarana 34

5 Pola tanam sayuran organik di Yayasan Bina Sarana Bakti 36

6 Benih wortel varietas lokal YBSB 38

7 (a) Rincian gambar bambu (b) foto pemakaian naungan di YBSB 41

8 Benih caisin varietas lokal YBSB 43

9 Benih selada cos varietas lokal YBSB 46

Page 11: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

10 (a) Benih brokoli varietas Royal Green tampak depan (b) Benih brokoli

varietas Royal Green tampak belakang 48

11 Gambar beberapa pola jarak tanam wortel 52

12 Proses penaburan benih wortel sepanjang alur 52

13 Wortel grade B 54

14 Proses pencucian wortel menggunakan air jernih yang mengalir 55

15 Wortel grade A yang sudah dikemas 56

16 Gambar beberapa pola jarak tanam bayam hijau 57

17 Bayam hijau grade A yang sudah dikemas 59

18 (a) Alat cetak soil block (b) proses pencetakan media tanam menggunakan

alat cetak soil block 61

19 Gambar beberapa pola tanam caisin 62

20 Gambar beberapa pola tanam selada cos 65

21 Selada cos grade A yang sudah dikemas 67

22 Gambar beberapa pola tanam brokoli 68

23 Brokoli grade A yang sudah dikemas 70

DAFTAR LAMPIRAN

1 Permintaan dan Produksi 25 sayuran organik di Yayasan Bina Sarana

Bakti tahun 2012 84

2 Analisis pendapatan usahatani dan R/C wortel per 1000 m2

diYayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012 86

3 Analisis pendapatan usahatani dan R/C bayam hijau per 1000 m2

di Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012 87

4 Analisis pendapatan usahatani dan R/C caisin per 1000 m2

di Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012 88

5 Analisis pendapatan usahatani dan R/C selada cos per 1000 m2

di Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012 89

6 Analisis pendapatan usahatani dan R/C brokoli per 1000 m2

di Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012 90

Page 12: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,
Page 13: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gaya hidup sehat dengan slogan “Back to Nature” telah menjadi trend baru

dalam pola hidup masyarakat. Perkembangan zaman menuntut pola hidup

masyarakat untuk semakin peduli terhadap keamanan dan kesehatan pangan.

Masyarakat mulai sadar bahaya yang ditimbulkan oleh pemakaian bahan kimia

sintetis dalam pertanian, sehingga masyarakat semakin arif dalam memilih bahan

pangan yang aman bagi kesehatan dan ramah lingkungan1. Gaya hidup

masyarakat yang mengutamakan kesehatan dan keamanan pangan salah satunya

dibuktikan dengan memilih bahan pangan yang memiliki residu kimia kecil

bahkan produk yang alami. Pertanian organik adalah salah satu jawaban tepat

dalam pangan yang sehat dan aman karena secara prinsip pertanian pertanian

organik merupakan pertanian yang sistem budidayanya tidak menggunakan input

berbahan kimia sintetik seperti pupuk, pestisida, serta zat penumbuh lainnya

(Pracaya 2012). Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk

pertanian organik dunia meningkat pesat (Mayrowani 2012).

Studi yang dilakukan Willer (2010) yang diacu dalam Mayrowani (2012)

menyatakan peningkatan yang cukup pesat juga dapat dilihat pada luasan lahan

pertanian organik di dunia selama kurun waktu 10 tahun (1999-2009). Pada tahun

1999, luas lahan pertanian organik hanya 11 juta ha dan meningkat kurang lebih

tiga kali lipat selama kurun waktu 10 tahun yakni menjadi 37.2 juta ha.

Disamping itu, berdasarkan data International Federation of Organic Agriculture

Movement (IFOAM) (2009) yang diacu dalam Mayrowani (2012), diperkirakan

perdagangan produk organik dunia telah mencapai USD $46.1 milyar pada tahun

2007 dan diramalkan akan semakin pesat di masa depan dengan pertumbuhan

rata-rata sekitar 20% per tahun (Deptan 2007).

Peningkatan permintaan akan produk pangan organik dunia tersebut

ditangkap sebagai sebuah peluang besar bagi Indonesia untuk mengembangkan

pertanian organik. Hal tersebut menjadi dasar diberlakukannya Program Pertanian

Organik dengan visi Go Organic 2010 oleh Departemen Pertanian (Deptan 2007).

Berdasarkan Road Map Pengembangan Pertanian Organik yang disusun oleh

Departemen Pertanian (2007), tujuan dari program Go Organic 2010 adalah selain

untuk menghasilkan pangan aman dan berkualitas baik, meningkatkan pendapatan

petani karena adanya pemanfaatan sumberdaya lokal dan nilai tambah produk,

serta menjaga produktivitas sumberdaya pertanian yang berkelanjutan dan

terhindar dari pencemaran terhadap lingkungan hidup, program Go Organic 2010

juga diberlakukan dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai salah satu

produsen pangan dan pertanian organik di pasar komoditas pertanian organik

dunia karena permintaan dunia yang cenderung meningkat terhadap produk

pertanian organik.

Tren positif kegiatan pertanian organik di tingkat nasional dapat dilihat dari

peningkatan luas areal pertanian organik di Indonesia. Pada tahun 2011, Aliansi

Organis Indonesia (AOI) yang merupakan anggota dari IFOAM menyatakan

1http://www.organicindonesia.org/05infodata-news.php?id=464

Page 14: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

2

bahwa luas area pertanian organik Indonesia tahun 2010 adalah 238 872.24 ha.

Luasan tersebut mengalami peningkatan sebesar 10% dari tahun 2009, dimana

pada tahun 2009 luas area pertanian organik Indonesia sebesar 214 985 ha. Selain

itu di Indonesia permintaan akan produk pertanian organik tumbuh sangat pesat.

Pada tahun 2006, pertumbuhan permintaan domestik mencapai 600 persen

dibandingkan tahun sebelumnya. Permintaan ini setara dengan US$5-6 juta atau

sekitar Rp45-46 miliar.

Produk pertanian organik yang dikembangkan di Indonesia diantaranya

adalah sayuran, buah-buahan, beras, dan telur. Hasil survei yang dilakukan AOI

pada tahun 2007 menunjukkan bahwa pasar hasil pertanian organik didominasi

oleh sayuran dan berdasarkan hasil survei yang dilakukan AOI tahun 2010

sayuran merupakan produk utama yang paling banyak dikembangkan dan menjadi

primadona untuk produk organik yang biasa dikonsumsi. Di sisi lain sayuran

merupakan kelompok komoditas hortikultura yang menyumbangkan presentase

PDB kedua terbesar setelah kelompok komoditi buah-buahan. Berikut adalah data

nilai PDB hortikultura tahun 2007-2010 pada Tabel 1.

Tabel 1 Nilai PDBa hortikultura berdasarkan harga berlaku periode tahun 2007-

2010b

Komoditas Nilai PDB

c Rata-rata

Pertumbuhan per

Tahund

2007 2008 2009 2010 2007-2010

Sayuran 25.587 28.205 30.506 31.244 6.94

Buah-buahan 42.362 47.060 48.437 45.482 7.92

Florikultura 4.741 5.085 5.494 6.172 9.21

Biofarmaka 4.105 3.853 3.897 3.665 -10.95 aProduk Domestik Bruto;

bSumber: Direktorat Jenderal Hortikultura (2011);

cNilai PDB (Rp

Miliar); dRata-rata pertumbuhan (persen)

Tabel 1 menunjukkan bahwa sayuran menghasilkan PDB terbesar kedua

setelah buah-buahan, selain itu terjadi peningkatan tiap tahunnya dari tahun 2007

hingga tahun 2010. Peningkatan tersebut mengindikasikan bahwa sayuran

merupakan komoditi yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Ketahanan Pangan 2010 yang diacu dalam Wiyanti

(2013), jumlah konsumsi sayuran pada tahun 2005 sebesar 139.13 gram/kap/hari,

tahun 2006 139.96 gram/kap/hari, tahun 2007 sebesar 158.26 gram/kap/hari,

tahun 2008 sebesar 154.3 gram/kap/hari, dan tahun 2009 sebesar 136.29

gram/kap/hari. Berdasarkan data tersebut, terlihat adanya peningkatan jumlah

konsumsi sayuran (gram/kapita/hari), meskipun pada tahun 2009 mengalami

penurunan dari tahun 2008 namun secara garis besar memiliki kecenderungan

meningkat dengan laju pertumbuhan konsumsi sebesar 0.59 persen dari 2005

sampai dengan 2009.

Sayuran merupakan salah satu komoditi yang menjadi target pemerintah

untuk dikembangkan secara organik (Deptan 2007). Adanya peluang akan

pertumbuhan pertanian organik, pertumbuhan konsumsi sayuran, serta program

Page 15: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

3

pemerintah mengenai Go Organic 2010 tersebut menjadikan komoditi sayuran

organik berpeluang untuk dikembangkan oleh produsen sayuran di Indonesia.

Perumusan Masalah

Peluang akan pertumbuhan pertanian organik, pertumbuhan konsumsi

sayuran, serta program pemerintah mengenai Go Organic 2010 dimanfaatkan oleh

produsen sayuran untuk berbisnis sayuran organik, sehingga saat ini semakin

banyak produsen sayuran organik bermunculan.

Gambar 1 Lokasi produsen sayuran organik di Indonesia tahun 2010

a

aSumber: Aliansi Organis Indonesia (2010)

Berdasarkan Gambar 1, produsen sayuran organik di Indonesia tersebar di

beberapa provinsi diantaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera

Barat, dan lainnya. Jawa Barat merupakan provinsi yang paling banyak

mengusahakan sayuran organik dibandingkan dengan provinsi lainnya.

Berdasarkan data Statistik Pertanian Organik Indonesia 2010 (AOI 2010),

produsen sayuran organik di Jawa Barat berjumlah 43 produsen. Kabupaten

Bogor merupakan kabupaten yang paling banyak mengusahan sayuran organik,

yaitu berjumlah 27 produsen (AOI 2010).

Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) merupakan salah satu produsen sayuran

organik yang ada di Kabupaten Bogor dan juga sebagai salah satu pionir

pengembangan pertanian organik di Indonesia. YBSB mengusahakan kurang

lebih sebanyak 60 komoditi sayuran organik pada tahun 2012, namun komoditi

yang diutamakan dan memiliki permintaan yang cukup tinggi berjumlah 25

komoditi (Lampiran 1). Dari 25 komoditi sayuran yang diutamakan tersebut,

terdapat 5 komoditi sayuran yang memiliki permintaan paling tinggi dan

diunggulkan oleh YBSB. Kelima komoditi tersebut yaitu wortel, bayam hijau,

caisin, selada cos, dan brokoli. Permintaan yang tinggi tersebut dapat dilihat dari

tingginya selisih antara pemintaan dengan produksi yang ditawarkan. Permintaan

dan produksi kelima komoditi sayuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.

68%

13%

5%

5%

9%

Jawa Barat

Jawa Timur

Jawa Tengah

Sumatera Barat

Lainnya

Page 16: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

4

Tabel 2 Permintaan dan produksi wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan

brokoli di Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012a

Permintaan

Komoditib

Wortel Bayam

Hijau Caisin Selada Cos Brokoli

Januari 2 024.0 510.0 520.0 398.0 558.0

Februari 2 024.0 510.0 520.0 398.0 558.0

Maret 2 530.0 638.0 650.0 497.0 697.0

April 2 024.0 510.0 520.0 398.0 558.0

Mei 2 530.0 638.0 650.0 497.0 697.0

Juni 2 024.0 510.0 520.0 398.0 558.0

Juli 2 024.0 510.0 520.0 398.0 558.0

Agustus 2 530.0 638.0 650.0 497.0 697.0

September 2 024.0 510.0 520.0 398.0 558.0

Oktober 2 024.0 510.0 520.0 398.0 558.0

November 2 530.0 638.0 650.0 497.0 697.0

Desember 2 024.0 510.0 520.0 398.0 558.0

Produksi

Januari 1 055.0 34.0 103.1 128.2 46.7

Februari 807.5 95.5 72.2 138.4 22.5

Maret 696.5 142.8 112.9 182.8 23.7

April 817.0 175.4 122.0 196.9 26.0

Mei 1 000.5 392.2 132.2 118.8 39.3

Juni 933.0 216.7 138.4 200.9 38.9

Juli 1 091.5 68.8 122.8 167.2 43.8

Agustus 1 089.0 69.3 135.6 187.2 8.9

September 839.0 55.1 51.9 156.1 1.0

Oktober 768.5 76.6 41.4 78.6 0.7

November 544.0 90.1 59.0 141.9 14.6

Desember 136.3 49.3 115.6 63.9 17.7 aSumber : Diolah dari data Yayasan Bina Sarana Bakti (2012);

bKomoditi (Kg)

Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat bahwa permintaan wortel, bayam hijau,

caisin, selada cos, dan brokoli sangat tinggi sementara produksinya sangat rendah.

YBSB belum mampu memenuhi permintaan kelima sayuran organik tersebut

setiap bulannya. Kenyataan tersebut membuat YBSB berkeinginan untuk

meningkatkan produksi dalam rangka memenuhi permintaan yaitu dengan cara

meningkatkan skala usaha atau menambah luasan lahan budidaya. Rencana

penambahan luasan lahan budidaya tersebut dilakukan dengan pertimbangan

bahwa YBSB memiliki lahan tidur yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

skala usahanya.

Selama ini YBSB belum dapat menilai tingkat pendapatan yang

diperolehnya dari mengusahakan wortel, bayam hijau, caisin, selada cos dan

brokoli, sementara nilai pendapatan tersebut dibutuhkan sebagai informasi

mengenai gambaran usahatani dari kelima komoditi tersebut dan sebagai salah

satu bahan pertimbangan YBSB dalam mengambil keputusan peningkatan skala

usaha. Oleh sebab itu penelitian ini melakukan analisis pendapatan usahatani

untuk mengetahui apakah rencana peningkatan skala usaha terhadap kelima

komoditi tersebut layak untuk dijalankan bila dilihat dari besarnya pendapatan

usahatani.

Page 17: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

5

Berdasarkan hal tersebut, maka masalah penelitian yang terkait dengan

analisis pendapatan usahatani sayuran organik di Yayasan Bina Sarana Bakti

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana keragaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin, selada cos,

dan brokoli di Yayasan Bina Sarana Bakti?

2. Berapa besarnya tingkat pendapatan usahatani wortel, bayam hijau,

caisin, selada cos, dan brokoli di Yayasan Bina Sarana Bakti?

3. Apakah rencana peningkatan skala usaha pada wortel, bayam hijau,

caisin, selada cos, dan brokoli layak untuk dijalankan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan tersebut, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui keragaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin, selada cos,

dan brokoli di Yayasan Bina Sarana Bakti

2. Mengetahui besarnya tingkat pendapatan usahatani wortel, bayam hijau,

caisin, selada cos, dan brokoli di Yayasan Bina Sarana Bakti

3. Mengetahui rencana peningkatan skala usaha pada wortel, bayam hijau,

caisin, selada cos, dan brokoli layak atau tidak layak untuk dijalankan

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak. Bagi

Yayasan Bina Sarana Bakti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi

yang bermanfaat tentang kegiatan usahatani yang telah dilakukan sehingga

menghasilkan pertimbangan keputusan yang bijaksana dan tepat dalam rangka

meningkatkan produksi dan keuntungan. Bagi pembaca diharapkan dapat

menambah wawasan tentang sayuran organik serta dapat menjadi referensi untuk

penelitian selanjutnya. Manfaat bagi peneliti yaitu mengetahui perkembangan

pertanian organik, serta sebagai implementasi ilmu usahatani yang telah

didapatkan dibangku kuliah untuk menganalisis permasalahan yang ada.

Ruang Lingkup Penelitian

Sehubungan dengan keterbatasan waktu serta kemampuan dalam melakukan

penelitian, maka ruang lingkup penelitian ini terbatas pada:

1. Komoditi yang dikaji adalah lima jenis sayuran organik yang ditanam oleh

Yayasan Bina Sarana Bakti dan memiliki permintaan tertinggi dibandingkan

jenis sayuran organik lainnya.

2. Lingkup kajian masalah yang diteliti adalah mengenai analisis pendapatan

yang diperoleh Yayasan Bina Sarana Bakti dari kegiatan usahatani wortel,

bayam hijau, caysin, selada cos, dan brokoli.

Page 18: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

6

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Pertanian Organik

Pertanian organik memiliki definisi yang dapat dilihat dari berbagai sudut

pandang. Definisi menurut regulasi pertanian organik adalah proses budidaya

yang tata caranya sesuai dengan prosedur standar produksi organik yang telah

disahkan oleh pihak-pihak yang mendapat otoritas sertifikasi resmi baik di tingkat

nasional ataupun internasional tentang pertanian organik yang tertuang dalam

Codex Alimentarius Guidlines for The Production, Processing, Labelling and

Marketing of Organically Produced Foods (Saragih 2008). Di Indonesia yang

disebut dengan pertanian organik ditetapkan dengan SNI (Standar Nasional

Indonesia) melalui BSN SNI 6729:2010.

BSN SNI 6729-2010 merupakan hasil revisi yang menggantikan SNI

sebelumnya yaitu BSN SNI 01-6729-2002. Menurut BSN (2010) pertanian

organik adalah sistem manajemen produksi holistik yang meningkatkan dan

mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus

biologi dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik menekankan penerapan

praktek-praktek manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan input dari

limbah kegiatan budidaya dilahan, dengan mempertimbangkan daya adaptasi

terhadap keadaan atau lokasi setempat. Hal tersebut dapat dicapai dengan

menggunakan (bila memungkinkan) cara-cara kultural, metode biologis dan

mekanis yang merupakan kebalikan dari penggunaan bahan-bahan sintetik untuk

memenuhi kebutuhan khusus dalam sistem.

Menurut organisasi masyarakat sipil internasional (IFOAM) pertanian

organik adalah pertanian yang memiliki empat prinsip yaitu prinsip kesehatan,

prinsip ekologi, prinsip keadilan, dan prinsip perlindungan. Prinsip kesehatan

yakni pertanian organik harus melestarikan dan menyehatkan tanah, tanaman,

hewan, manusia, dan bumi sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan. Prinsip ini

menunjukkan bahwa kesehatan individu dan komunitas tidak dapat dipisahkan

dari kesehatan ekosistem. Tanah yang sehat akan menghasilkan tanaman yang

sehat yang akan mendukung kesehatan hewan dan manusia karena kesehatan

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem kehidupan. Prinsip ekologi

menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis.

Pertanian organik dapat mencapai keseimbangan ekologis melalui pola sistem

pertanian, pembangunan habitat, pemeliharaan keragaman genetika dan pertanian.

Pelaku organis yang menghasilkan, memproses, memasarkan atau mengkonsumsi

produk-produk organik harus melindungi dan memberikan keuntungan bagi

lingkungan secara umum, termasuk didalamnya tanah, iklim, habitat, keragaman

hayati, udara dan air. Prinsip keadilan menyatakan bahwa pertanian organik harus

membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan

lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Prinsip ini menekankan bahwa pelaku

organis yang terlibat dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang

manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihak disegala

tingkatan seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.

Prinsip perlindungan menyatakan bahwa dalam melakukan pertanian organik

pengelolaan harus dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab untuk

Page 19: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

7

melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta

lingkungan hidup. Para pelaku pertanian organik harus melakukan efisiensi dan

produktifitas tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan kesejahteraan.

Prinsip-prinsip tersebut mengilhami gerakan organik dengan segala

keberagamannya dan menjadi panduan bagi pengembangan posisi, program, dan

standar-standar IFOAM. Prinsip-prinsip tersebut harus digunakan secara

menyeluruh dan dibuat sebagai prinsip-prinsip etis yang mengilhami tindakan2.

Definisi pertanian organik berdasarkan filosofis bahwa pertanian organik

merupakan jalan harmonisasi. Pertanian organik didefinisikan dari arti kata

“organ” (Inggris), “organo” atau “ergon” (Yunani) yang berarti instrument atau

alat untuk menyelesaikan sesuatu atau “kerja yang menghasilkan kenyataan”.

Dalam pengertian ini, organ-organlah yang memungkinkan organisme bisa hidup

dan organisme yang hidup itulah yang mampu memelihara organ-organnya.

Hubungan antara organ dan organisme inilah yang disebut dengan organis.

Organis diartikan sebagai kerjasama yang saling mendukung, melengkapi, dan

saling menguntungkan sehingga setiap tindakan organis bersifat membangun

bukan merusak3. Dalam bahasa Indonesia organ adalah bagian tubuh yang bekerja

saling berhubungan dalam satu tubuh dan bekerja menghasilkan kerja yang

harmoni. Oleh sebab itu filosofi organik adalah alat untuk mengharmonisasikan

kerja semua komponen ekologis. Pertanian organik juga dapat didefinisikan

sebagai alat perjuangan mengembalikan keseimbangan hayati dengan melawan

sistem pertanian intensif penggunaan kimia sintetik yang merusak keseimbangan

lingkungan (Saragih 2008).

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pertanian organik

merupakan sistem produksi pertanian yang tetap menjaga keseimbangan

lingkungan dengan menjaga siklus lainnya serta menyediakan produk-produk

pertanian yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumen dengan

mengandalkan bahan-bahan alami dan menghindari atau membatasi penggunaan

bahan kimia sintetis.

Gambaran Umum Sayuran

Jenis sayuran dapat dikelompokkan menjadi tiga macam berdasarkan bagian

yang dapat dikonsumsi, yaitu sayuran buah, sayuran daun, dan sayuran umbi

(Supriati dan Herliana 2011). Sayuran buah merupakan jenis tanaman yang

memanfaatkan bagian buahnya untuk dikonsumsi. Jenis sayuran ini memiliki

waktu yang lama untuk berbuah karena tanaman ini harus mengalami masa

vegetatif (pertumbuhan daun) terlebih dahulu kemudian masa berbuah. Sayuran

daun merupakan jenis tanaman yang memanfaatkan bagian daunnya untuk

dikonsumsi. Selain daunnya, pada umumnya batang bagian atas dan pucuk daun

ikut serta dikonsumsi. Sayuran umbi merupakan jenis tanaman yang bagian

umbinya dapat dikonsumsi. Bagian yang dapat dikonsumsi pada sayuran umbi

berada di bagian tanah sehingga yang terlihat hanya bagian daunnya saja. Oleh

2http://biocert.or.id/infoguide-info.php?id=76

3http://bsb-agatho.org/web/?page_id=658

Page 20: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

8

karena itu sebelum dikonsumsi terlebih dahulu harus dicuci agar terbebas dari

kontaminasi tanah (Supriati dan Herliana 2011).

Berdasarkan tempat tumbuhnya, tanaman sayuran dapat digolongkan

menjadi dua jenis, yaitu tanaman sayuran dataran tinggi dan tanaman sayuran

dataran rendah (Setiawan 1995). Tanaman sayuran dataran tinggi lebih banyak

jumlahnya dibandingkan tanaman sayuran dataran rendah sebab sebagian besar

tanaman sayuran memerlukan daerah yang bersuhu dingin. Tanaman sayuran

dataran tinggi memerlukan suhu lingkungan pertumbuhan yang rendah (dingin)

(Setiawan 1995).

Wortel (Daucus carrota L.)

Wortel merupakan tanaman sayuran yang termasuk ke dalam jenis tanaman

semak, dan dapat tumbuh baik pada musim kemarau maupun musim hujan.

Tanaman ini berupa rumput yang menyimpan cadangan makanan dalam bentuk

umbi didalam tanah. Wortel memiliki batang yang pendek dan berakar tunggang

yang fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Bagian umbi yang

berwarna kemerah-merahan inilah yang dikonsumsi (Setiawan 1995). Tanaman

wortel memiliki daun majemuk bergaris-garis (lanset) dengan empat sampai tujuh

tangkai daun yang berukuran panjang. Tanaman wortel memiliki tangkai daun

yang agak tebal dan kaku namun permukaan daunnya halus. Bagian batang wortel

sangat kecil sehingga kadang hampir tidak terlihat. Batang wortel biasanya

memiliki diameter 1 cm sampai 1,5 cm, memiliki tekstur yang keras dan bulat

serta tidak berkayu. Batang wortel juga tidak bercabang tetapi ditumbuhi tangkai

daun sehingga seolah-olah terlihat mempunyai cabang. Klasifikasi ilmiah wortel

adalah sebagai berikut4 :

Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)

Sub Divisi : Angiospermae (biji berada dalam buah)

Kelas : Dicotyledon

Ordo : Umbelliferales

Family : Umbelliferae

Genus : Daucus

Species : Daucus carota L

Berdasarkan bentuk umbinya, tanaman wortel terbagi menjadi tiga tipe,

yaitu tipe imperator, tipe chantenay, dan tipe nantes (Supriati dan Herliana 2011).

Wortel tipe imperator memiliki umbi yang berbentuk bulat panjang dengan ujung

runcing seperti kerucut. Wortel dengan tipe ini biasanya pada bagian umbi

tumbuh akar serabut. Wortel tipe chantenay memiliki bentuk yang bulat panjang

dan memiliki ujung yang tumpul. Pada wortel tipe ini biasanya tidak tumbuh akar

serabut pada umbinya. Wortel tipe nantes merupakan peralihan dari kedua tipe

tersebut (Supriati dan Herliana 2011).

Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin (22-24o

C), lembab, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia, kondisi seperti ini biasanya

terdapat didaerah berketinggian antara 1.200-1.500 m dpl. Wortel dianjurkan

untuk ditanam pada tanah yang subur, gembur, dan kaya humus dengan pH antara

5,5-6,5 (Supriati dan Herliana 2011).

4http://akardanumbi.blogspot.com/2013/01/klasifikasi-tanaman-wortel.html

Page 21: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

9

Wortel sudah lama dikenal sebagai sayuran yang banyak mengandung

vitamin A. Hal tersebut dikarenakan kandungan karoten (provitamin A) wortel

sebagai bahan pembentuk vitamin A sangat tinggi (Setiawan 1995). Berdasarkan

DKBM5 kandungan wortel dengan bobot 100 gram dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kandungan wortel per 100 gram berdasarkan DKBMa

Kandungan Jumlah Satuan

BDD 88.00 %

Energi 42.00 Kal

Protein 1.20 G

Lemak 0.30 G

Karbohidrat 9.30 G

Kalsium 39.00 Mg

Fosfor 37.00 Mg

Besi 0.80 Mg

Vit A 12.00 IU

Vit B1 0.06 Mg

Vit C 6.00 Mg

Air 88.20 G a

Sumber: diolah dari DKBM5

Wortel segar mengandung air, protein, karbohidrat, lemak, serat, abu, nutrisi

antikanker, gula alamiah (fruktosa, sukrosa, dektrosa, laktosa, dan maltosa),

mineral (kalsium, fosfor, besi, kalium, natrium, magnesium, mangan, sulfur,

tembaga, kromium, glutation), vitamin (A, B1, B6, C, E, dan K), pektin, biotin,

asam folat, carotenoids (beta karoten, alpha karoten, lutein, likopen), phytofluene,

umbeliferone, caffeic acid, chlorogenic acid, crallic acid, luteolin-7-glucoside,

pyrrolidine, serta asparagine (Dalimartha dan Adrian 2011).

Sebuah wortel ukuran sedang mengandung sekitar 15 000 IU beta karoten.

Beta karoten merupakan antioksidan yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan

jantung, mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker, mencegah

teroksidasinya asam lemak tidak jenuh ganda, menjaga kesehatan kulit,

menghambat proses penuaan, serta memperbaiki ketajaman penglihatan yang

kurang pada malam hari (buta senja) (Dalimartha dan Adrian 2011).

Bayam (Amaranthus hybridus)

Bayam merupakan tanaman annual (semusim) yang berasal dari daerah

Amerika Tropis. Tanaman ini memiliki batang utama yang tegak dengan beberapa

cabang lateral membentuk semak. Tinggi tanaman bayam dapat mencapai 150 cm.

Bayam memiliki batang yang berair dan kurang berkayu serta berwarna hijau dan

ada pula yang berwarna kemerahan. Daun tanaman bayam bertangkai, berbentuk

bulat telur, lemas, berwarna hijau, merah, atau keputihan. Bunga bayam berbentuk

bulir, keluar dari ketiak daun dan ujung percabangan. Biji bayam berukuran kecil

dan berwarna hitam. Bayam yang dijual di pasaran dan biasa dikonsumsi sebagai

5 Direktorat Gizi. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Departemen Kesehatan RI

Page 22: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

10

sayuran dikenal dengan bayam cabut dan bayam petik. Bayam petik berdaun lebar

dan tumbuh tegak besar (hingga dua meter), sementara daun bayam cabut

berukuran lebih kecil dan ditanam untuk waktu singkat yaitu paling lama 25 hari.

Bayam petik biasanya berasal dari jenis A. hybridus (bayam kakap) dan bayam

cabut terutama diambil dari A. tricolor. Bayam A. tricolor memiliki batang

berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih-putihan, dan memiliki bunga yang

keluar dari ketiak cabang. Jenis-jenis lainnya yang juga dimanfaatkan adalah A.

spinosus (bayam duri) dan A. blitum (bayam kotok) (Supriati dan Herliana 2011).

Klasifikasi ilmiah bayam adalah sebagai berikut6:

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida(berkeping dua/dikotil)

Ordo : Caryophyllales

Family : Amaranthaceae(suku bayam-bayaman)

Genus : Amaranthus

Species : Amaranthus hybridus L.

Meskipun tanaman bayam lebih banyak ditanam didataran tinggi, tetapi

bayam mempunyai kemampuan hidup hampir di setiap tempat baik di dataran

rendah maupun tinggi. Bayam menghendaki tanah yang subur dan gembur.

Derajat keasaman (pH) yang diinginkan tanaman ini berkisar antara 6-7. Pada

tanah yang memiliki pH diatas atau dibawah kisaran tersebut, bayam akan tumbuh

kurang baik, tidak subur atau mudah terserang penyakit. Tanaman bayam cocok

ditanam di dataran tinggi dengan curah hujan 1.500 mm per tahun. Tanaman

bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk

tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi (ternaungi),

pertumbuhan bayam menjadi kurus dan meninggi akibat kurang mendapat sinar

matahari penuh. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16-

20 derajat Celcius. Kelembapan udara yang cocok antara 40-60 persen. Tanaman

bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai adalah

tanah yang kandungan haranya terpenuhi (Setiawan 1995).

Bayam sudah lama dikenal oleh masyarakat sebagai tanaman sayuran yang

mempunyai rasa enak, lunak, dan dapat memberikan rasa dingin di perut

(Setiawan 1995). Bayam mengandung protein (asam amino lisin dan methionine),

lemak, karbohidrat, serat, mineral (kalsium, kalium, magnesium, mangan, fosfor,

besi, dan zink), vitamin (A, B1, B2, dan C), karoten, niasin, folat, amarantin, rutin,

purin, tanin, dan asam oksalat. Pigmen pada bayam hijau kaya akan klorofil yang

termasuk dalam golongan flavonoid. Klorofil berkhasiat antioksidan yang

berfungsi menetralkan gangguan radikal bebas sehingga mencegah DNA sel

bermutasi menjadi ganas. Klorofil juga berkhasiat mempercepat penyembuhan

luka. Secara umum, bayam dapat meningkatkan kerja ginjal dan fungsi hati serta

baik untuk pencernaan. Kandungan protein bayam yang tinggi dan adanya

kandungan gizi penting lainnya akan memperkuat sistem imun dan merupakan

sumber energi (Dalimartha dan Adrian 2011). Berdasarkan DKBM5 kandungan

bayam dengan bobot 100 gram dapat dilihat pada Tabel 4.

6http://hooobies.blogspot.com/2011/08/bayam.html

Page 23: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

11

Tabel 4 Kandungan bayam per 100 gram berdasarkan DKBMa

Kandungan Jumlah Satuan

BDD 71.00 %

Energi 36.00 Kal

Protein 3.50 G

Lemak 0.50 G

Karbohidrat 6.50 G

Kalsium 267.00 Mg

Fosfor 67.00 Mg

Besi 4.00 Mg

Vit A 6.09 IU

Vit B1 0.08 Mg

Vit C 80.0 Mg

Air 86.9 G a

Sumber: diolah dari DKBM5

Caisin (Brassica juncea)

Caisin termasuk ke dalam famili Cruciferae yang merupakan tanaman

semusim berdaun lonjong, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Batang caisin

pendek, lebih langsing daripada tanaman petsai. Caisin memiliki akar tunggang

dengan banyak akar samping yang dangkal. Bunga caisin mirip dengan petsai,

tetapi rangkaian tandannya lebih pendek. Kuntum bunga caisin berukuran kecil

dengan warna kuning pucat spesifik. Biji caisin berukuran kecil dan berwarna

hitam kecoklatan. Biji terdapat dalam kedua sisi dinding sekat polong yang gemuk

(Supriati dan Herliana 2011). Klasifikasi ilmiah caisin adalah sebagai berikut7:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rhoedales (Brassicales)

Famili : Cruciferae (Brassicaceae)

Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea

Caisin sebenarnya bukan tanaman khas dataran tinggi, hal tersebut karena

caisin dapat ditanam di dataran tinggi maupun di dataran rendah dengan

ketinggian sekitar 5-1.200 m dpl. Ketinggian tempat yang memberikan

pertumbuhan optimal pada tanaman caisin adalah 100-500 m dpl. Namun

demikian, umumnya caisin diusahakan di dataran rendah yaitu di pekarangan, di

ladang, atau di sawah. Caisin termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap

hujan sehingga dapat ditanam sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau

disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Keadaan tanah yang dikehendaki

adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, dan memiliki drainase yang

baik. Derajat keasaman (pH) tanah yang dibutuhkan sekitar 6-7 (Supriati dan

Herliana 2011).

7http://zuldesains.wordpress.com/2008/01/11/budidaya-tanaman-sawi/

Page 24: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

12

Sayuran ini merupakan salah satu sayuran yang sangat digemari oleh

banyak orang karena mudah diperoleh dan mudah dijadikan bahan untuk

membuat masakan. Berdasarkan DKBM5 kandungan caisin dengan bobot 100

gram dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Kandungan caisin per 100 gram berdasarkan DKBMa

Kandungan Jumlah Satuan

BDD 100.00 %

Energi 20.00 Kal

Protein 1.70 G

Lemak 0.40 G

Karbohidrat 3.40 G

Kalsium 123.00 Mg

Fosfor 40.00 Mg

Besi 1.90 Mg

Vit A 0.00 IU

Vit B1 0.04 Mg

Vit C 3.00 Mg a

Sumber: diolah dari DKBM5

Caisin sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada

penderita batuk. Caisin juga dapat digunakan sebagai penyembuh sakit kepala,

bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan

memperlancar pencernaan7.

Selada (Lactuca sativa)

Selada merupakan salah satu tanaman yang biasa ditanam didaerah dingin

maupun tropis. Selada daun memiliki daun yang berwarna hijau segar, tetapi ada

juga yang berwarna merah. Tepi daun selada bergerigi atau berombak. Daun

selada lebih enak jika dikonsumsi dalam keadaan mentah. Varietas selada daun

yang baik diantaranya yaitu New York, Imperial, Great Lakes, dan Pennlake

(Supriati dan Herliana 2011). Klasifikasi ilmiah selada adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Asterales

Famili : Asteraceae (Compositae)

Genus : Lactuca

Spesies : Lactuca sativa

Suhu optimal bagi pertumbuhan selada ialah antara 15-25oC. Jenis tanah

yang disukai selada ialah lempung berdebu, lempung berpasir, dan tanah yang

masih mengandung humus. Meskipun demikian, selada masih toleran terhadap

tanah yang miskin hara, asalkan diberikan pengairan dan pupuk organik yang

memadai. Sebaiknya selada ditanam di tanah yang bersifat netral, hal tersebut

dikarenakan apabila tanah asam membuat daun selada menjadi berwarna kuning

(Supriati dan Herliana 2011).

Page 25: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

13

Tanaman selada terbagi menjadi tiga jenis yaitu selada mentega, selada

tutup, dan selada potong. Selada mentega atau selada telur (kropsla) memiliki

bentuk krop yang bulat, tetapi keropos (lepas). Seleda mentega memiliki rasa

yang enak dan lunak sehingga paling banyak digemari untuk dikonsumsi.

Keunggulan selada mentega dibandingkan selada jenis lainnya adalah selada

mentega tidak mudah rusak sehingga dapat dikirim ke tempat yang jauh. Selada

tutup (rangu) memiliki bentuk krop yang bulat, agak padat, dan memiliki rasa

yang renyah. Sementara selada potong memiliki krop yang lonjong atau bulat

panjang. Memiliki rasa yang enak namun agak liat (Supriati dan Herliana 2011).

Berdasarkan DKBM5 kandungan selada dengan bobot 100 gram dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6 Kandungan selada per 100 gram berdasarkan DKBMa

Kandungan Jumlah Satuan

BDD 69.00 %

Energi 15.00 Kal

Protein 1.20 G

Lemak 0.20 G

Karbohidrat 2.90 G

Kalsium 22.00 Mg

Fosfor 25.00 Mg

Besi 1.00 Mg

Vit A 0.54 IU

Vit B1 0.04 Mg

Vit C 8.00 Mg a

Sumber: diolah dari DKBM5

Selada merupakan sumber yang baik bagi klorofil dan vitamin K. Selada

kaya akan garam mineral dengan unsur-unsur alkali yang sangat mendominasi.

Selada berdaun kaya akan lutein dan beta karoten serta juga memasok vitamin C

dan K, kalsium, serat, folat, dan zat besi. Vitamin K berfungsi membantu

pembekuan darah. Meskipun semua varietas selada memiliki kalori rendah,

namun memiliki kandungan gizi yang berbeda. Selada Romain (Cos) yang

memiliki nutrisi paling padat dan merupakan sumber vitamin A, B1, B2, dan C,

asam folat, mangan dan kromium. Sedangkan selada merah memiliki warna

merah yang didapatkan dari pigmen yang disebut antosianin. Pigmen ini berfungsi

sebagai antioksidan yang menghilangkan radikal bebas yang merusak sel8.

Brokoli (Brassica oleraceae L. Kelompok Italica)

Brokoli merupakan tanaman yang hidup pada cuaca dingin. Bagian brokoli

yang dimakan adalah kepala bunga berwarna hijau yang tersusun rapat seperti

cabang pohon dengan tangkainya yang berdaging tebal. Sebagian besar kepala

bunga dikelilingi dedaunan. Brokoli mirip dengan kembang kol, namun brokoli

8http://manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/07/manfaat-kandungan-khasiat-daun-

selada.html

Page 26: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

14

berwarna hijau sedangkan kembang kol berwarna putih (Setiawan, 1995).

Klasifikasi ilmiah brokoli adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Capparales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica oleracea Var Italica

Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman ini adalah daerah yang

terletak pada ketinggian 1.000-2.000 m dpl. Sedangkan tekstur tanah yang

dikehendaki adalah tanah liat berpasir serta banyak mengandung bahan organik.

Curah hujan yang diinginkan berkisar antara 1.000-1.500 cm per tahun. Curah

hujan ini harus merata sepanjang tahun. Pada umumnya, brokoli menyukai iklim

yang dingin atau sejuk, namun ada beberapa varietas yang tahan pada iklim panas

meskipun kuntum bunganya akan membuka lebih awal dibandingkan varietas

yang ditanam didaerah beriklim sejuk (Setiawan, 1995).

Brokoli merupakan salah satu sayuran yang paling bermanfaat bagi

kesehatan karena mengandung gizi yang lengkap. Sayuran ini menawarkan

berbagai manfaat bagi kesehatan seperti meningkatkan daya tahan tubuh terhadap

penyakit dan mencegah kanker. Kandungan gizi yang yang terdapat pada 100

gram brokoli dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Kandungan brokoli per 100 gram

Kandungan Jumlah Satuan

Energi 34.00 Kkal

Protein 2.82 G

Lemak 0.37 G

Karbohidrat 6.64 G

Kalium 316.00 Mg

Kolesterol 0.00 Mg

Serat 2.60 G

Gula 1.70 G

Sodium 33.00 Mg

Dengan kandungan gizi brokoli tersebut, brokoli mempunyai khasiat anti

kanker, antioksidan, antistres, dan meningkatkan ketersediaan energi. Kandungan

sulforaphane pada brokoli juga efektif membantu tubuh melenyapkan

Helicobacter pylori yaitu kuman penyebab tukak lambung. Brokoli dapat

mempercepat proses penyembuhan setelah sakit berat dengan cara meningkatkan

dan memperkuat energi, mencegah kebutaan akibat degenerasi makula dan

membantu mengeluarkan racun (Dalimartha dan Adrian 2011).

Page 27: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

15

Kajian Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Organik

Tujuan utama dari kegiatan bisnis adalah mendapatkan keuntungan dari

penjualan hasil produksi, hal tersebut juga dilakukan dalam kegiatan bisnis pada

subsektor agribisnis atau usahatani. Salah satu yang menjadi ukuran keberhasilan

suatu usahatani adalah pendapatan usahatani yang pada umumnya digunakan

untuk mempresentasikan kesejahteraan petani dari usaha yang dijalankan.

Penelitaan Wahyuni (2007) menghitung analisis usahatani beberapa sayuran

organik yaitu wortel, bayam hijau, brokoli, dan caisin di Mega Surya Organic

Kecamatan Mega Mendung Kabupaten Bogor Jawa Barat. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa usahatani keempat sayuran organik tersebut menguntungkan

berdasarkan hasil analisis R-C rasio atas biaya tunai maupun R-C rasio atas biaya

total. R-C rasio atas biaya tunai wortel sebesar 3.98, bayam hijau sebesar 3.32,

brokoli sebesar 3.52, dan caisin sebesar 3.28. Sedangkan R-C rasio atas biaya total

wortel sebesar 1.69, caisin sebesar 2.39, brokoli sebesar 1.09, dan bayam hijau

sebesar 1.49.

Penelitian Yanti (2007) dilakukan dengan menganalis usahatani sayuran

bayam dan selada keriting di Matahari Farm Kecamatan Cisarua Kabupaten

Bogor. Berdasarkan hasil analisis R-C rasio atas biaya tunai maupun R-C rasio

atas biaya total, kedua komoditi tersebut cukup menguntungkan untuk

diusahakan. R-C rasio atas biaya tunai bayam sebesar 1.01 dan selada keriting

sebesar 1.05, sedangkan R-C rasio atas biaya total sebesar bayam sebesar 1.01,

dan selada keriting sebesar 1.04.

Pertiwi (2008) menghitung analisis usahatani sayuran organik terhadap

komoditi brokoli di PT Anugerah Bumi Persada “RR Organic Farm” Kabupaten

Cianjur Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima komoditi

tersebut menguntungkan berdasarkan hasil analisis R-C rasio atas biaya tunai

maupun R-C rasio atas biaya total. R-C rasio atas biaya tunai maupun R-C rasio

atas biaya total brokoli sebesar 4.95 dan 1.30.

Sejumlah penelitian tentang analisis pendapatan yang telah dilakukan oleh

peneliti sebelumnya memiliki persamaan dan perbedaan dari penelitian yang akan

dilakukan oleh peneliti. Penelitian ini dengan penelitian sebelumnya memiliki

kesamaan yaitu menganalisis sayuran organik pada perusahaan, namun memiliki

perbedaan dalam memilih lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh

peneliti, Wahyuni (2007), dan Yanti (2007) sama-sama dilakukan di Kabupaten

Bogor namun pada kecamatan yang berbeda, sedangkan penelitian yang dilakukan

Pertiwi (2008) dilakukan di Kabupaten Cianjur.

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Pengertian Usahatani

Ilmu usahatani didefinisikan oleh Suratiyah (2006) sebagai ilmu yang

mempelajari bagaimana seorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor

produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan

Page 28: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

16

manfaat yang sebaik-baiknya. Menurut Hernanto (1996) ilmu ini mempelajari hal

ikhwal intern usahatani yang meliputi organisasi, operasi, pembiayaan, dan

penjualan, perihal usahatani itu sebagai unit atau satuan produksi dalam

keseluruhan organisasi. Soekartawi (1995) mendefinisikan usahatani sebagai ilmu

yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada

secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu

tertentu. Menurut Prawirokusumo (1990) dalam Suratiyah (2006) selain untuk

memperoleh keuntungan yang tinggi, ilmu usahatani juga mempelajari bagaimana

membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien. Dapat disimpulkan

bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengkoordinir

dan mengkombinasikan semua sumber daya yang memiliki dengan efisien serta

pengambilan keputusan yang tepat agar memperoleh hasil dan keuntungan yang

maksimal pada waktu tertentu.

Soeharjo (1978) dalam Hernanto (1996) mengklasifikasikan usahatani

tanaman pangan berdasarkan lima hal dibawah ini yaitu :

1. Pola Usahatani

Klasifikasi menurut pola usahatani pada dasarnya menggolongkan usahatani

berdasarkan macam lahannya. Pola pokok usahatani tani terdiri dari dua,

yaitu pola usahatani lahan basah atau sawah dan pola usahatani lahan kering.

2. Tipe Usahatani

Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan kepada

macam dan atau cara penyusunan tanaman yang diusahakan. Beberapa tipe

usahatani yang telah dikenal antaranya usahatani padi, usahatani palawija,

usahatani khusus, usahatani tidak khusus, usahatani campuran, dan usahatani

tanaman ganda (multiple cropping).

3. Struktur Usahatani

Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan yang

dapat dilakukan secara khusus, tidak khusus, dan campuran. Struktur khusus

yaitu ketika pengelola usahatani selalu mengusahakan satu macam komoditi

sebagai pilihan usaha. Struktur usahatani tidak khusus dimaksudkan jika yang

diusahakan tidak tetap, sedangkan struktur usahatani campuran dimaksudkan

kepada pilihan yang lebih dari satu jenis komoditi.

4. Corak Usahatani

Corak usahatani dibagi menjadi dua, yaitu komersial dan subsisten. Usahatani

komersial telah memperhatikan kualitas serta kuantitas produk sehingga lebih

tanggap dan dinamis menerima setiap masukan yang rasional dan dapat

digunakan. Sedangkan subsisten hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

sendiri sehingga cenderung sulit mengikuti masukan dan inovasi baru.

Kelangsungan usahatani sangat bergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Suratiyah (2006) mendefinisikan faktor-faktor yang bekerja

dalam usahatani yaitu faktor alam, tenaga kerja, modal dan peralatan, serta

manajemen. Faktor alam merupakan faktor yang penting dan sangat menentukan

usahatani, sehingga dalam batas tertentu petani sebagai pelaku usahatani harus

menyesuaikan kegiatan usahataninya sesuai dengan kondisi alam. Faktor alam

dibedakan menjadi dua, yakni faktor tanah dan faktor lingkungan alam sekitarnya.

Faktor tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usahatani keluarga (family

farms), khususnya tenaga kerja petani beserta anggota keluarganya. Rumah

tangga tani yang umumnya sangat terbatas kemampuannya dari segi modal,

Page 29: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

17

sehingga peranan tenaga kerja keluarga sangatlah menentukan. Faktor modal dan

peralatan membuat faktor produksi tanah dan tenaga kerja dapat memberikan

manfaat yang jauh lebih baik bagi manusia. Faktor manajemen mengatur

penggunaan faktor-faktor produksi tersebut agar dapat bersinergi dengan baik

sehingga mencapai tujuan usahatani. Manajemen sebenarnya melekat pada tenaga

kerja, dan petani merupakan pihak yang berperan sebagai manajer. Untuk meraih

keberhasilan usahatani sangat ditentukan oleh pengambilan keputusan yang

berdasarkan pada tujuan-tujuan usahatani, permasalahan, serta kondisi yang jelas,

fakta dan data yang aktual, serta analisis yang tepat dan akurat. Oleh karena itu,

kemampuan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman petani yang memadai

sangat diperlukan dan sangat menentukan keberhasilan usahataninya.

Suatu usahatani dikatakan berhasil apabila usahatani tersebut dapat

memenuhi kewajiban membayar bunga modal, alat-alat yang digunakan, upah

tenaga luar serta sarana produksi lain termasuk kewajiban terhadap pihak ketiga

dan dapat menjaga kelestarian usahanya serta mendapatkan keuntungan

(Suratiyah 2009) oleh karena itu perlu diketahui komponen penerimaan, biaya,

serta pendapatan usahatani yang dijalankan. Menurut Soekartawi (1995) analisis

terhadap komponen penerimaan, biaya, dan pendapatan disebut analisis anggaran

arus uang tunai (cash flow analysis). Rumus umum cashflow analysis dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Pendapatan = Penerimaan - Biaya

Struktur Penerimaan Usahatani

Hernanto (1996) menyatakan penerimaan usahatani merupakan penerimaan

dari semua sumber usahatani yang meliputi jumlah penambahan inventaris, nilai

penjualan hasil, dan nilai penggunaan rumah dan yang dikonsumsi. Sedangkan

Soekartawi (1995) mendefinisikan penerimaan usahatani adalah perkalian antara

produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penyataan tersebut dapat dituliskan

sebagai berikut:

TRi = Yi . Pyi

Keterangan : TR = Total Penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani

Py = Harga Y

Namun bila macam tanaman yang diusahakan lebih dari satu komoditi

dalam satu lahan, maka perhitungan penerimaan usahatani menjadi berbeda.

Perhitungan penerimaan usahatani menjadi sebagai berikut:

Keterangan : n = jumlah macam tanaman yang diusahakan

Pendapatan = Penerimaan - Biaya

Page 30: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

18

Oleh karena itu menurut Soekartawi (1995) dalam menghitung total

penerimaan usahatani perlu dipisahkan antara analisis parsial usahatani dan

analisis keseluruhan usahatani. Dalam menghitung penerimaan usahatani, hal-hal

yang perlu diperhatikan adalah:

1. Penghitungan produksi pertanian, karena tidak semua produksi pertanian

dapat dipanen secara serentak, terdapat beberapa komoditi yang dapat

dipanen beberapa kali.

2. Penghitungan penerimaan, karena produksi mungkin dijual beberapa kali dan

mungkin dijual dengan harga yang berbeda-beda sehingga diperlukan data

mengenai frekuensi penjualan dan harga jual pada masing-masing penjualan

tersebut.

3. Teknik wawancara harus baik, hal tersebut diperlukan untuk membantu

petani mengingat kembali produksi dan hasil penjualan yang diperolehnya

selama setahun terakhir. Pada umumnya data yang digunakan adalah data

tahun terakhir dengan maksud memudahkan perhitungan yang akan

dilakukan.

Struktur Biaya Usahatani

Biaya usahatani umumnya diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu biaya

tetap (fix cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang

relatif jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang dikeluarkan

banyak atau sedikit, sehingga besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar

atau kecilnya produksi yang diperoleh. Sedangkan biaya tidak tetap (variable

cost) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh

(Soekartawi 1995). Cara menghitung biaya tetap adalah sebagai berikut:

Keterangan: FC = biaya tetap

Xi = jumlah fisik dari input yang membentuk biaya tetap

Pxi = harga input

n = macam input

Rumus tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan perhitungan biaya

variabel. Karena total biaya (TC) merupakan penjumlahan dari biaya tetap (FC)

dan biaya tidak tetap (VC) maka perhitungan biaya usahatani dapat dirumuskan

sebagai berikut:

TC = FC + VC

Dalam analisis usahatani, analisis yang biasa dilakukan ada dua cara, yaitu

analisis finansial dan analisis ekonomi. Dalam analisis finansial, data biaya yang

yang dipakai adalah data riil yang sebenarnya dikeluarkan, sedangkan dalam

analisis ekonomi data biaya yang dipakai adalah menurut ukuran harga bayangan

(shadow price).

Page 31: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

19

Struktur Pendapatan Usahatani

Pendapatan usahatani didefinisikan Soekartawi (1995) sebagai selisih antara

penerimaan dan semua biaya. Pendapatan usahatani didapatkan setelah

mengetahui hasil analisis terhadap komponen penerimaan dan biaya yang

kemudian dikurangkan, sehingga pendapatan usahatani dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Pd = TR – TC

Keterangan: Pd = pendapatan usahatani

TR = total penerimaan

TC = total biaya

Analisis R/C Salah satu ukuran efisiensi pendapatan usahatani adalah nilai rasio

imbangan penerimaan dan biaya (Rasio R-C). Menurut Soekartawi (2002), R/C

adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal dengan perbandingan antara

penerimaan dan biaya. Rasio R-C menunjukkan berapa satuan mata uang

penerimaan yang dihasilkan setiap satu satuan mata uang yang digunakan untuk

biaya produksi dalam usahatani. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio R-C berarti

semakin besar penerimaan yang dihasilkan setiap satu satuan pengeluaran

sehingga semakin efisien. Rasio R-C yang dihitung dalam analisis usahatani

terdiri dari R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total. R/C atas biaya tunai

merupakan perbandingan antara penerimaan total dengan biaya riil yang

dikeluarkan petani, sedangkan R/C atas biaya total adalah perbandingan antara

penerimaan total dengan semua pengeluaran termasuk tenaga kerja dalam

keluarga, sewa lahan, dsb (Soekartawi 2002). Analisis imbangan penerimaan dan

biaya usahatani dirumuskan sebagai berikut (Dillon et al, 1986) :

R/C atas biaya tunai = TR / biaya tunai

R/C atas biaya total = TR / TC

Secara teoritis R/C menunjukkan bahwa setiap satu unit rupiah biaya yang

dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar nilai R/C. Apabila nilai R/C >

1 maka usahatani menghasilkan keuntungan, nilai R/C = 1, maka usahatani

tersebut dikatakan impas, dan nilai R/C < 1, maka usahatani tersebut dikatakan

tidak menguntungkan (Soekartawi 2002).

Kerangka Pemikiran Operasional

Tren pola hidup sehat dan kembali ke alam (back to nature) saat ini banyak

diminati oleh konsumen, terutama konsumen yang mempunyai tingkat peduli

yang tinggi terhadap kesehatan dan lingkungan. Berbagai cara pun dilakukan

dalam memenuhi kebutuhan makanan yang sehat, bersih, dan bebas residu kimia.

Bahan pangan organik menjadi pilihan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

tersebut. Mereka percaya bahwa produk-produk organik memiliki keunggulan

dalam nutrisi dibandingkan dengan produk non organik. Perubahan gaya hidup

Page 32: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

20

konsumen yang menjadi semakin peduli terhadap keamanan dan kesehatan

pangan serta lingkungan, membuat permintaan konsumen akan produk pangan

organik semakin meningkat. Salah satu produk pangan organik yang banyak

diinginkan konsumen adalah sayuran organik, sehingga peningkatan permintaan

konsumen akan produk pangan organik juga membuat permintaan sayuran

organik menjadi tinggi.

Adanya peluang akan pertumbuhan pertanian organik, pertumbuhan

konsumsi sayuran, serta program pemerintah mengenai Go Organic 2010 tersebut

menjadikan komoditi sayuran organik berpeluang untuk dikembangkan oleh

produsen sayuran di Indonesia. Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) merupakan

salah satu produsen sayuran organik yang berada di Kabupaten Bogor dan

merupakan pionir pengembangan pertanian organik di Indonesia. Sayuran organik

yang menjadi unggulan di YBSB adalah wortel, bayam hijau, caisin, selada cos,

dan brokoli. Kelima komoditi tersebut menjadi unggulan karena memiliki

permintaan tertinggi di YBSB. Selama ini YBSB belum mampu memenuhi

permintaan akan kelima komoditi sayuran tersebut. Hal ini membuat YBSB

berkeinginan untuk meningkatkan produksi dalam rangka memenuhi permintaan

dengan meningkatkan skala usaha atau menambah luasan lahan budidayanya.

Rencana penambahan luasan lahan budidaya dilakukan dengan pertimbangan

bahwa YBSB memiliki lahan tidur yang dapat dimanfaatkan untuk ditanami

kelima komoditi tersebut untuk dapat meningkatkan produksinya.

Selama ini YBSB belum dapat menilai tingkat pendapatan yang

diperolehnya dari mengusahakan wortel, bayam hijau, caisin, selada cos dan

brokoli, sementara nilai pendapatan tersebut dibutuhkan sebagai informasi

mengenai gambaran usahatani dari kelima komoditi tersebut dan sebagai salah

satu bahan pertimbangan YBSB dalam mengambil keputusan peningkatan skala

usaha. Oleh sebab itu penelitian ini melakukan analisis pendapatan usahatani

untuk mengetahui apakah rencana peningkatan skala usaha terhadap kelima

komoditi tersebut layak untuk dijalankan bila dilihat dari besarnya pendapatan

usahatani, seperti dijelaskan pada Gambar 2.

Page 33: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

21

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Bina Sarana Bakti yang berlokasi di

Kampung Sampay, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Gambar 2 Kerangka pemikiran operasional

Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis Biaya Usahatani

Rekomendasi

1. Permintaan konsumen terhadap wortel, bayam hijau, caisin,

selada cos, dan brokoli sangat tinggi dan YBSB belum

mampu memenuhi permintaan.

2. YBSB memiliki keinginan untuk meningkatkan produksi

dengan menambah luas lahan budidaya

1. Seberapa besar tingkat pendapatan wortel, bayam hijau,

caysin, selada cos, dan brokoli

2. Apakah rencana peningkatan skala usaha wortel, bayam

hijau, caysin, selada cos, dan brokoli layak untuk

dijalankan

Analisis Penerimaan Usahatani

Hasil Pendapatan Usahatani

Page 34: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

22

bahwa Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) adalah salah satu perusahaan

agribisnis yang menghasilkan komoditi pertanian dengan sistem pertanian organik

di Kabupaten Bogor dan juga sebagai perintis pertanian organik di Indonesia.

Penelitian ini dimulai pada Maret 2013 sampai dengan bulan April 2013.

Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh melalui

pengamatan langsung, pencatatan dan wawancara langsung dengan pimpinan dan

karyawan YBSB untuk mengetahui profil dan perkembangan usaha YBSB,

struktur organisasi dan manajemen perusahaan, sumberdaya perusahaan, dan

kegiatan operasional yang meliputi proses produksi, pola tanam yang diterapkan,

proses pasca panen serta kegiatan pemasaran sayuran.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari YBSB meliputi luas lahan yang

diusahakanpada tahun 2012, jumlah produksi yang diperoleh pada tahun 2012,

jumlah produksi yang dijual pada tahun 2012, harga jual sayuran yang berlaku

pada tahun 2012, permintaan sayuran pada tahun 2012, biaya-biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi berlangsung serta data-data lainnya yang

mendukung sehingga dapat diketahui keuntungan usahatani dari masing-masing

komoditi yang diteliti. Selain itu, data sekunder juga diperoleh dari artikel yang

berasal dari media elektronik (internet), Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen

Pertanian, Badan Standardisasi Nasional (BSN), Komite Akreditasi Nasional

(KAN), Badan Ketahanan Pangan (BKP), Perpustakaan LSI Institut Pertanian

Bogor, dan literatur yang relevan.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam

penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa cara,

yaitu :

1. Wawancara yang digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan kondisi

yang sebenarnya terjadi dan untuk menggali informasi yang lebih mendalam.

Wawancara dilakukan dengan pihak manajemen/karyawan YBSB tentang

gambaran umum dan pola tanam yang digunakan YBSB.

2. Observasi atau pengamatan yang digunakan untuk melihat dan mengamati

objek secara langsung terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.

Observasi dilakukan langsung pada lokasi usaha budidaya sayuran organik

yaitu di YBSB. Hal-hal yang diamati adalah proses pembenihan, pembibitan,

pengomposan, proses budidaya, hingga kegiatan pasca panen yang

dilaksanakan pada saat itu yaitu pada bulan Maret-April 2013.

3. Membaca dan melakukan pencatatan semua data yang dibutuhkan dalam

penelitian, seperti luas lahan masing-masing komoditi pada tahun 2012, hasil

produksi tahun 2012, harga jual yang berlaku pada tahun 2012.

Page 35: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

23

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data-data dan informasi yang diperoleh di lapangan selanjutnya

dikumpulkan dan diolah untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Data yang telah

terkumpul selanjutnya diolah menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel dan

alat hitung kalkulator. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini bersifat

kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif digunakan untuk menginterpretasikan dan

mendeskripsikan data yang diperoleh. Analisis kualitatif digunakan pada saat

mengidentifikasi gambaran umum YBSB dan keragaan usahatani berupa input-

input yang digunakan, proses budidaya, output yang dihasilkan serta perlakuan

pasca panen. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis

usahatani mulai dari penghitungan biaya usahatani, penghitungan penerimaan

usahatani, analisis pendapatan usahatani, dan analisis R/C.

Sebelum melakukan analisis terhadap biaya dan penerimaan usahatani,

terlebih dahulu data mengenai luas lahan, produksi, dan input-input variabel

diolah. Pengolahan data dilakukan pada setiap periode penanaman pada tahun

2012, sehingga pada setiap periode penanaman dapat diketahui luas lahan,

produksi dan produktivitas, serta input-input variabel yang digunakan oleh

masing-masing komoditi. Setelah diketahui jumlah penggunaan masing-masing

input selanjutnya dilakukan analisis biaya, penerimaan, serta R/C usahatani

masing-masing komoditi yang diteliti.

Analisis Biaya Usahatani

Analisis biaya usahatani digunakan untuk mengetahui jumlah biaya-biaya

yang dikeluarkan dalam usahatani wortel, bayam hijau, caysin, selada cos, dan

brokoli. Analisis biaya usahatani dibedakan menjadi dua, yaitu analisis biaya tunai

dan biaya yang diperhitungkan. Biaya-biaya usahatani sayuran organik di YBSB

di identifikasi mulai dari biaya yang dikeluarkan saat budidaya, pasca panen,

hingga produk diterima oleh konsumen. Biaya tunai pada usahatani sayuran

organik di YBSB antara lain benih dan bibit, pupuk kandang, upah tenaga kerja,

plastik kemasan,biaya manajemen, biaya keamanan, pemeliharaan kebun, listrik,

dan biaya transportasi. Sedangkan biaya yang diperhitungkan yaitu biaya

penyusutan peralatan.

Menurut Suratiyah (2002), perhitungan penyusutan alat-alat pertanian pada

dasarnya bertolak pada harga pembelian sampai dengan alat tersebut dapat

memberikan manfaat. Nilai penyusutan pada penelitian ini dihitung berdasarkan

metode garis lurus sebagai berikut :

Biaya penyusutan = Harga pembelian (Rp) – Nilai sisa (Rp)

Umur ekonomis (tahun)

Page 36: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

24

Pengeluaran total (biaya total) merupakan jumlah dari biaya tunai dan

biaya variabel biaya diperhitungkan) sehingga dapat diformulasikan sebagai

berikut (Soekartawi 2002) :

TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC = Pengeluaran total usahatani (Rp/tahun)

TFC = Biaya tetap usahatani (Rp/tahun)

TVC = Biaya variabel usahatani (Rp/tahun)

Analisis Penerimaan Usahatani

Analisis penerimaan usahatani digunakan untuk mengetahui jumlah

penerimaan yang diperoleh dalam usahatani sayuran organik. Menurut Soekartawi

(2002), penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual, atau dapat dituliskan sebagai berikut :

TR = Y x Py

Keterangan:

TR = Penerimaan total usahatani (Rp/tahun)

Y = Total hasil produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani (Kg/tahun)

Py = Harga jual produk y per unit (Rp/Kg)

Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan usahatani digunakan untuk mengetahui besarnya

pendapatan usahatani wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli yang

dilakukan oleh YBSB. Pendapatan usahatani merupakan selisih antara semua

penerimaan (revenue) dan biaya total, baik biaya total yang bersifat tunai maupun

tidak tunai, sehingga dapat diformulasikan secara matematis sebagai berikut :

= TR – TC

Keterangan :

Π = Pendapatan atau keuntungan usahatani (Rp/tahun)

TR = Penerimaan total usahatani (Rp/tahun)

TC = Pengeluaran total usahatani (Rp/tahun)

Analisis R/C

Analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C) digunakan untuk

mengetahui besarnya tingkat pendapatan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

selad cos, dan brokoli. Analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C)

menunjukkan penerimaan yang diperoleh YBSB dari setiap rupiah pengeluaran

yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran organik sebagai manfaat. Menurut

Soekartawi (2002), analisis R/C merupakan selisih perbandingan antara

penerimaan dan biaya. Analisis R/C dalam penelitian ini terdiri dari R/C atas

biaya tunai dan R/C atas biaya total. R/C atas biaya tunai dihitung dengan

membandingkan antara total penerimaan tunai dengan biaya tunai usahatani dalam

Page 37: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

25

satu tahun, sedangkan R/C atas biaya total dihitung dengan membandingkan total

penerimaan dengan total pengeluaran usahatani. Rumus yang digunakan dalam

analisis R/C adalah sebagai berikut :

R/C atas biaya tunai =

R/C atas biaya total =

Dalam mengukur tingkat keuntungan usahatani maka terdapat kriteria

penilaian dari hasil perhitungan R/C tersebut, yaitu :

Apabila nilai R/C > 1, maka usahatani menghasilkan keuntungan

Apabila nilai R/C = 1, maka usahatani tersebut dikatakan impas

Apabila nilai R/C < 1, maka usahatani tersebut dikatakan tidak

menguntungkan

Oleh karena itu, nilai R/C > 1 berarti usahatani menguntungkan, karena

setiap biaya sebesar Rp 1.00 yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran organik

akan menghasilkan penerimaan yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan

(lebih besar dari Rp 1.00). Sebaliknya, jika nilai R/C < 1 berarti usahatani tidak

efisien, karena setiap biaya sebesar Rp 1.00 yang dikeluarkan untuk usahatani

sayuran organik akan menghasilkan penerimaan yang lebih kecil dari biaya yang

dikeluarkan (lebih kecil dari Rp 1.00). Nilai R/C = 1 menunjukkan usahatani

berada dalam titik impas, karena jumlah biaya yang dikeluarkan untuk usahatani

sayuran organik akan menghasilkan penerimaan yang sama dengan biaya yang

dikeluarkan.

Tabel 8 Komponen analisis pendapatan usahatani

No. Komponen Perhitungan

A. Penerimaan usahatani Harga x Hasil panen

B. Total penerimaan A

C. Biaya tunai

a. Biaya sarana produksi

b. Biaya tenaga kerja luar keluarga

(TKLK)

c. Biaya Manajemen

d. Biaya Keamanan

e. Biaya Pemeliharaan Kebun

f. Biaya Listrik

g. Biaya Transportasi

h. Plastik Kemasan

D. Biaya yang diperhitungkan a. Penyusutan peralatan

E. Total biaya C+D

F. Pendapatan atas biaya tunai A-C

G. Pendapatan atas biaya total A-E

H. R/C atas biaya tunai A/C

I. R/C atas biaya total A/E

Page 38: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

26

Berdasarkan Tabel 8, pendapatan usahatani dan nilai R/C diperoleh dengan

menentukan terlebih dahulu nilai penerimaan (revenue) usahatani dan pengeluaran

(cost) usahatani. Perhitungan pendapatan dibedakan menjadi pendapatan atas

biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh

dari selisih antara total penerimaan usahatani sayuran organik dan pengeluaran

tunai, sedangkan pendapatan atas biaya total diperoleh dari selisih antara total

penerimaan dan total pengeluaran. Total penerimaan diperoleh dari penerimaan

tunai produksi, sedangkan total pengeluaran diperoleh dari penjumlahan antara

pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai (yang diperhitungkan).

GAMBARAN UMUM YAYASAN BINA SARANA BAKTI

Sejarah, Lokasi, Visi dan Misi Yayasan Bina Sarana Bakti

Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) merupakan suatu lembaga berbentuk

yayasan yang didirikan oleh Pater Agatho Elsener, OFMCap pada tanggal 7 Mei

1984. Pada mulanya, yayasan ini diharapkan menjadi pusat informasi

pembangunan karena pada saat itu Pater Agatho berpendapat bahwa

pembangunan yang berjalan di Indonesia arahnya terbalik. Namun karena tema

pembangunan dianggap luas dan kurang jelas, maka dipilih pembangunan

pertanian khususnya pertanian organis (Natural Farming). Pater Agatho sangat

terinspirasi oleh sebuah buku yang dibacanya berjudul “The One Straw

Revolution” karya Masanobu Fukuoka. Pikiran utama buku tersebut menjelaskan

bahwa “alam sudah bekerja sebagaimana mestinya dan manusia hanya

mendukungnya” dan pemikiran tersebut yang mendasari dibuatnya pertanian

organis sebagai sarana pembangunan YBSB.

Mulai tahun 1987 seluruh lahan YBSB dimanfaatkan untuk pertanian

organik, yang artinya pertanian mengikuti hukum alam, dimana segala bentuk

asupan kimia sintetis (pestisida dan pupuk) dihentikan total. Dan sejak saat itu

YBSB dikenal sebagai salah satu pionir pengembangan pertanian organis di

Indonesia. Dalam kurun waktu 16 tahun YBSB telah mengalami banyak

perkembangan, salah satunya yaitu pada bulan September tahun 2000 YBSB

memperoleh sertifikasi dari salah satu lembaga sertifikasi yang telah mendapatkan

akreditasi dari IFOAM (International Federation of Organic Agriculture

Movement) yaitu NASAA (National Association of Sustainable Agriculture

Australia) sebagai salah satu produsen bahan pangan organik dan produknya telah

memperoleh label non pesticides and chemical free. Hal tersebut sangat

menguntungkan bagi YBSB karena dengan sertifikasi tersebut, YBSB dapat lebih

memperluas usaha dan pasar sayuran organik di Indonesia. Selain telah

memperoleh sertifikasi, perkembangan lain yang dialami oleh YBSB yaitu jumlah

komoditi sayuran yang diusahakan semakin beragam dan lahan yang

dimanfaatkan untuk kegiatan produksi semakin luas.

YBSB merupakan salah satu produsen sayuran organik yang berlokasi di di

Jalan Gandamanah, Desa Tugu Selatan, Kampung Sampay, Kecamatan Cisarua,

Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi kebun YBSB berada di kawasan puncak

lereng Gunung Pangrango pada ketinggian 800-1000 mdpl dengan suhu rata-rata

Page 39: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

27

23-25oC dan tekanan udara antara 881.1-913.8 mb. Iklim di wilayah YBSB yaitu

tropis cenderung basah dengan curah hujan rata-rata 250-400 ml/bulan dan

kelembaban antara 83-90%. Alasan pemilihan lokasi ini karena faktor alam yang

sangat mendukung untuk kegiatan budidaya organik yakni struktur tanahnya yang

gembur dan berdekatan dengan sumber mata air pegunungan, sehingga

memudahkan untuk melakukan penyiraman terhadap tanaman. Luas kebun YBSB

yang digunakan untuk memproduksi sayuran organik adalah 4 hektar yang terdiri

dari 9 plot lahan penanaman sayuran, 1 plot lahan percobaan tanaman (digunakan

untuk penelitian dan pengembangan), 1 plot untuk pembenihan, 1 plot persemaian

benih, 1 bangunan untuk proses pematangan pupuk kandang, serta beberapa

bangunan seperti kantor bagian pemasaran dan toko sayuran organis milik YBSB.

Selain lahan dan bangunan yang disebutkan diatas, didalam kebun produksi

YBSB juga terdapat lahan tidur yang belum dimanfaatkan.

Suatu organisasi ataupun perusahaan tentu memiliki visi dan misi yang

hendak dicapai di masa mendatang dan mencerminkan cita-cita yang akan dicapai.

Visi yang dimiliki YBSB adalah hidup harmonis dengan sesama, alam dan Tuhan.

Hal tersebut didasari karena pembangunan yang dilakukan oleh manusia sering

sekali merusak keseimbangan di alam, seharusnya semua unsur di alam harus

saling mendukung, diadakan untuk kepentingan bersama, bahkan memberikan diri

untuk kelangsungan hidup yang lain.

Untuk dapat mewujudkan visi yang telah dirancang, YBSB juga memiliki

misi organisasinya yaitu memberikan informasi akan pentingnya penerapan sikap

organis, penerapan sistem pertanian organik serta mendidik petani baik

perorangan maupun lembaga yang membutuhkan keterampilan dan teknik usaha

pertanian organik. Misi YBSB tersebut dituangkan dalam nama lembaga yaitu

memBINA (menyiapkan, mengembangkan) sebagai SARANA (metode, alat) agar

setiap manusia dapat semakin berBAKTI dan melayani sesama, alam, dan Tuhan.

Dengan demikian YBSB didirikan dengan tujuan untuk mewujudkan dunia

menjadi tempat yang aman damai dan harmonis bagi seluruh makhluk hidup dan

semua ciptaan Tuhan, baik saat ini maupun di masa yang akan datang, bebas dari

ketakutan dan ancaman kehancuran. Manusia dan alam seluruhnya hidup dalam

kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan sejati.

Manajemen dan Struktur Organisasi Yayasan Bina Sarana Bakti

Setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam suatu usaha

memerlukan suatu pengorganisasian yang baik. Hal tersebut perlu dilakukan agar

setiap orang yang terlibat dalam suatu organisasi dapat bekerja lebih terarah,

terencana, dan bertanggung jawab dengan tugas yang dimilikinya. Begitu pula

dengan Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) dalam menjalankan kegiatan

usahanya harus didukung oleh sumberdaya manusia yang sudah diorganisasikan

dengan baik sesuai dengan jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan.

Oleh karena itu, YBSB membuat struktur organisasi dengan harapan semua

sumber daya manusia yang dimiliki dapat digunakan secara efektif dan efisien

sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya untuk menjalankan dan

mengembangkan yayasan. Secara garis besar struktur organisasi YBSB dapat

dilihat pada Gambar 3.

Page 40: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

28

Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat diketahui bahwa pemegang

kekuasan tertinggi yaitu pengurus yayasan. Pengurus yayasan membawahi

direktur eksekutif, dimana direktur eksekutif membahawahi tiap bagian yang lebih

spesifik lagi yaitu Divisi Keuangan, Divisi Pertanian Organis (PO), Divisi

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), HRD serta Bidang Litbang dan PU. Tugas

utama direktur eksekutif adalah memimpin YBSB untuk mewujudkan visi dan

misi dalam aktivitas program sehari-hari. Dalam pelaksanaan tugasnya, direktur

eksekutif dibantu oleh beberapa manajer divisi dan manajer divisi dibantu oleh

kepala-kepala bidang dan unit serta staf pelaksana.

Masing-masing bagian dalam struktur organisasi tersebut memiliki tugas

dan tanggung jawab yang telah ditetapkan sesuai dengan dekripsi pekerjaan.

Divisi PO (Pertanian Organis) merupakan bagian dari yayasan yang bertugas

melaksanakan kegiatan produksi sayuran organik, menjual serta memasarkan

sayuran organik YBSB. Divisi ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu Bagian Benih,

Bagian Produksi, dan Bagian Pasar. Bagian benih memiliki tugas dalam

menyediakan serta menjamin kualitas dan kuantitas benih lokal yang akan

ditanam di kebun produksi YBSB ataupun yang akan dijual. Bagian produksi

memiliki tugas melakukan persemaian benih (pembibitan), merencanakan

produksi sayuran serta melaksanakan budidaya sayuran organik mulai dari proses

persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan hingga pemanenan. Tugas lain divisi

PO adalah mengoptimalkan lahan untuk peningkatan hasil produksi. Sedangkan

Bagian Pasar memiliki tugas dalam memperoleh informasi permintaan sayuran

organik YBSB, melakukan kegiatan pasca panen, menjual serta memasarkan

sayuran organik.

Divisi keuangan bertugas menangani administrasi yayasan, melakukan audit

internal terhadap setiap divisi, serta membuat laporan keuangan yayasan termasuk

Pengurus Yayasan

Direktur Eksekutif

Konsultan

Div. Keuangan Bid. Litbang Div. Diklat Div. HRD

Div. PO Bid. PU

Bid. Pasar Bid. Produksi Bid. Benih

Gambar 3 Bagan struktur organisasi Yayasan Bina Sarana Baktia

aSumber : Yayasan Bina Sarana Bakti (2012)

Page 41: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

29

laporan laba rugi serta laporan pemasukan dan pengeluaran uang. Divisi diklat

melakukan kegiatan yang berfokus pada pelatihan dan pendidikan organik bagi

pelajar, lembaga, ataupun masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dalam

mengenai pertanian organik. Adapun kegiatan yang dilaksanakan berupa magang,

Live in, kursus, PKL, dan kunjungan lapang. Sedangkan Divisi HRD memiliki

tugas manajerial terhadap SDM di YBSB dan termasuk juga perekruitan pegawai.

Selain divisi-divisi yang telah disebutkan diatas, YBSB memiliki dua

bidang mandiri dalam mendukung kegiatan produksi sayuran organik yaitu

Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dan Bidang Pekerjaan Umum

(PU). Bidang Litbang memiliki prioritas dalam meneliti dan mengembangkan

produksi sayuran benih lokal, produk olahan, termasuk proses pemasaran YBSB.

Bidang Litbang memfokuskan pada aspek perumusan pedoman standar (teknis

budidaya mutu sayur dan benih lokal) maupun analisis usahatani yang

dipraktekkan di kebun organik YBSB. Bidang litbang akan terus memacu

pertumbuhan “organik” dengan merumuskan pedoman standar agar visi hidup

organik terus bertumbuh dan berkembang. Sedangkan Bidang Pekerjaan Umum

(PU) memiliki tujuan mewujudkan kebun yang memadai dengan infrastruktur

yang baik dan sesuai. Bidang PU memiliki tugas utama yaitu memfasilitasi

kepentingan pertanian organik dan pelatihan agar lebih efektif dan efesien,

menciptakan kebun yang lebih multiguna dengan mempertimbangkan aspek

kepentingan agroekologi agar pengelolaan lahan lebih optimal serta keseimbangan

populasi sekaligus menghentikan energi yang hilang (erosi). Selain itu, bidang ini

memberi sarana agar lebih nyaman bagi pekerja dan pengunjung.

Deskripsi Sumberdaya Yayasan Bina Sarana Bakti

Sumberdaya yang dimiliki Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) meliputi

sumberdaya keuangan (modal) dan sumberdaya fisik. Sumberdaya keuangan

merupakan kemampuan yang dimiliki YBSB untuk mengelola segala hal yang

terkait dengan keuangan yayasan dalam menjalankan setiap kegiatan yayasan.

Sumberdaya fisik meliputi lahan, peralatan, dan kualitas sumberdaya manusia

yang dimiliki yayasan.

Aspek sumberdaya manusia sangat penting bagi setiap perusahaan dalam

menjalankan usahanya agar tujuan perusahaan dalam mencapai keberhasilan dapat

diraih, begitu pula dengan YBSB. YBSB memiliki total tenaga kerja berjumlah 79

orang yang terdiri dari satu orang pada Divisi Keuangan, 48 orang pada Divisi

PO, tujuh orang pada Divisi Diklat, satu orang pada Divisi HRD, 10 orang pada

Bidang PU, dan 12 orang pada Bidang Litbang. Divisi PO merupakan bagian dari

yayasan yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan produksi sayuran organik di

YBSB serta menjual dan memasarkannya. Total tenaga kerja yang ada pada divisi

ini yaitu 48 orang yang terbagi ke dalam masing-masing bidang yakni dari empat

orang pada Bidang Benih, 31 orang pada Bidang Produksi, dan 12 orang pada

Bidang Pasar. Lebih rinci lagi, pada Bidang Benih terdiri dari satu orang kepala

bidang benih dan tiga orang tenaga pelaksana, pada Bidang Produksi terdiri dari

satu orang kepala bidang produksi, empat orang kepala unit, dan 26 tenaga

pelaksana atau buruh tani. Sedangkan pada Bidang Pasar terdiri dari satu orang

kepala bidang pasar, empat orang kepala unit, dan tujuh orang tenaga pelaksana.

Page 42: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

30

Karyawan atau tenaga kerja yang ada di YBSB terdiri dari tenaga kerja laki-

laki dan perempuan. Status karyawan di YBSB juga beragam yakni mulai dari

tenaga kerja tetap serta tenaga kerja harian. Data tenaga kerja yang melakukan

kegiatan produksi sayuran organik di YBSB berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Jenis

Kelamin Tahun 2012a

Jenis Kelamin Tenaga Kerja (orang) Persentase (%)

Laki-laki 25 52.08

Perempuan 23 47.92

Jumlah 48 100.00 aSumber : Diolah dari data Yayasan Bina Sarana Bakti (2012)

Berdasarkan Tabel 9, dapat dijelaskan bahwa jumlah karyawan atau tenaga

kerja dalam memproduksi sayuran organik di YBSB merata atau tidak jauh

berbeda antara tenaga kerja laki-laki dan perempuan. Tenaga kerja laki-laki

memiliki proporsi 52.08 persen dari jumlah tenaga kerja, sedangkan tenaga kerja

perempuan memiliki proporsi 47.92 persen dari jumlah tenaga kerja.

Setiap tenaga kerja dalam memproduksi sayuran organik di YBSB memiliki

tingkat pendidikan yang beragam mulai dari tingkat SD hingga perguruan tinggi.

Tingkat pendidikan tenaga kerja sebagian besar adalah SD dan SMP yaitu

sebanyak 39.58 persen dan 41.67 persen dari jumlah tenaga kerja. Sedangkan

tingkat pendidikan tenaga kerja yang paling sedikit adalah tenaga kerja dengan

tingkat pendidikan perguruan tinggi yaitu hanya 8.33 persen dari jumlah tenaga

kerja. Karyawan yang memiliki tingkat pendidikan SMA dan perguruan tinggi

adalah karyawan setingkat manajer, kepala bidang, dan kepala unit. Sedangkan

karyawan ditingkat pelaksana atau buruh tani, kebanyakan dari mereka tingkat

pendidikannya adalah SD dan SMP. Data mengenai tingkat pendidikan tenaga

kerja yang melakukan kegiatan produksi sayuran organik di YBSB dapat dilihat

pada Tabel 10.

Tabel 10 Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Tahun

2012a

Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja (orang) Persentase (%)

SD 19 39.58

SMP 20 41.67

SMA 5 10.42

Perguruan Tinggi 4 8.33

Jumlah 48 100.00 aSumber : Diolah dari data Yayasan Bina Sarana Bakti (2012)

Page 43: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

31

Berdasarkan Tabel 10, tenaga kerja di YBSB umumnya telah mengikuti

pendidikan formal. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh tenaga kerja di YBSB

minimal dapat membaca dan menghitung. Kondisi tersebut cukup menguntungkan

bagi yayasan karena dengan dasar pendidikan yang telah dimiliki tenaga kerja

tersebut akan memudahkan mereka dalam menyerap teknologi dan informasi yang

diberikan berkaitan dengan usaha budidaya sayuran organik.

Umur tenaga kerja yang melakukan kegiatan produksi sayuran organik di

YBSB bervariasi dan digolongkan ke dalam empat golongan. Jumlah tenaga kerja

yang melakukan kegiatan produksi di YBSB berdasarkan golongan umur dapat

dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11 Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan

Golongan Umur Tahun 2012a

Golongan Umur (tahun) Tenaga Kerja (orang) Persentase (%)

21-30 6 12.50

31-40 17 35.42

41-50 23 47.92

51-60 2 4.17

Jumlah 48 100.00 aSumber : Diolah dari data Yayasan Bina Sarana Bakti (2012)

Struktur umur penduduk terdiri dari anak-anak (tidak produktif) pada umur

0-14 tahun, usia subur atau dewasa (produktif) pada umur 15-64 tahun, dan

penduduk usia tua pada umur 65 tahun ke atas (BPS 2010). Berdasarkan batasan

usia tersebut, maka Tabel 12 menunjukkan bahwa seluruh tenaga kerja di YBSB

berada pada umur yang produktif.

YBSB memiliki seorang manajer pertanian organis yang memiliki tanggung

jawab terhadap operasional kebun secara keseluruhan, mulai perencanaan

produksi benih, perencanaan produksi sayuran, pendataan berbagai laporan

tentang operasional kebun, pengendalian biaya produksi, proses produksi sayuran,

pengiriman produk, serta pemantauan perkembangan dan pemeliharaan kebun.

Manajer pertanian organis juga melakukan jalinan kerjasama atau kemitraan

dengan petani sebagai pihak pemasok sayuran organik. Hal tersebut dilakukan

karena yayasan belum mampu memenuhi permintaan konsumen yang tinggi

dengan produksi sayuran organik yang dihasilkannya, sehingga dengan

dilakukannya kemitraan dengan petani tersebut diharapkan mampu mengurangi

gap antara sayuran organik yang ditawarkan YBSB dengan permintaannya.

Manajer PO membawahi Bidang Benih, Bidang Produksi, dan Bidang

Pasar, dimana masing-masing bidang tersebut dipimpin oleh seorang kepala

bidang yang bertindak sebagai penanggung jawab. Kepala Bidang Benih

bertanggung jawab dalam menyediakan dan menyiapkan benih yang berkualitas

untuk ditanam, melakukan perencanaan dan pendataan jumlah benih yang akan

digunakan pada setiap plot, serta memastikan persediaan benih. Kepala Bidang

Produksi bertanggung jawab dalam kegiatan budidaya sayuran organik berupa

pengawasan di lapangan, memastikan ketersediaan input-input produksi seperti

Page 44: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

32

benih, bibit, pupuk, dan pestisida nabati serta menentukan berapa jumlah bedeng

yang akan ditanami masing-masing komoditi setiap minggunya. Bidang Produksi

juga melakukan pendataan dan pemantauan pola tanam disetiap bedeng dan plot

serta membuat perencanaan tanam dan prediksi panen setiap minggu. Sedangkan

manajer pasar bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Bidang

Pasar yaitu memperoleh informasi mengenai permintaan konsumen,

menyampaikan informasi permintaan tersebut kepada Bagian Produksi,

melakukan pencatatan produksi atau panen setiap minggu, melakukan kegiatan

pasca panen yaitu membersihkan dan menyortir hasil panen, memisahkan hasil

panen berdasarkan grade yang ditentukan, melakukan pengemasan pada sayuran,

serta mendistribusikan produk kepada konsumen.

Sistem perekrutan tenaga kerja yang dilakukan YBSB tidak mengutamakan

pendidikan utamanya pada karyawan ditingkat pelaksana atau buruh tani, akan

tetapi yang paling diutamakan adalah keahlian, kedisplinan, serta pengalaman

mereka terkait budidaya sayuran. Sebelum resmi menjadi karyawan, para calon

karyawan harus terlebih dahulu melalui masa percobaan dan pelatihan budidaya

sayuran organik selama dua bulan. Hal tersebut dilakukan YBSB agar mengetahui

sejauh mana calon tenaga kerja tersebut memiliki keahlian dalam melakukan

budidaya sayuran, serta mengetahui sejauh mana calon karyawan tersebut mampu

mengikuti dan mematuhi tata cara budidaya sayuran organik yang berbeda dengan

budidaya sayuran konvensional. Apabila calon karyawan tersebut dianggap

memenuhi kriteria yang diharapkan YBSB, maka selanjutnya dapat diresmikan

menjadi karyawan. Hari kerja yang ditetapkan YBSB kepada seluruh

karyawannya baik di tingkat pelaksana atau buruh tani maupun kepala unit, kepala

bidang, dan manajer adalah sama yaitu dimulai dari hari Senin hingga Sabtu,

sedangkan Minggu libur. Pada hari Senin hingga Jumat, jam kerja yang ditetapkan

YBSB yaitu mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, sedangkan hari

Sabtu jam kerja dimulai pukul 07.00 WIB hingga 12.00 WIB. Adapun waktu

istirahat yang diberikan sebanyak dua kali pada hari Senin hingga Kamis, yaitu

pukul 09.45-10.00 WIB dan pukul 12.00-13.00 WIB. Pada hari Jumat istirahat

yang diberikan hanya satu kali yaitu pukul 11.00-13.00 WIB, sedangkan hari

Sabtu tidak terdapat waktu istirahat.

Karyawan atau tenaga kerja yang ada di YBSB statusnya terbagi menjadi

tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian. Karyawan tetap terdiri dari karyawan

setingkat kepala unit, kepala bidang, dan manajer, sedangkan tenaga kerja harian

terdiri dari karyawan setingkat pelaksana atau buruh tani. Pemberian gaji kepada

karyawan tetap dilakukan setiap awal bulan, sedangkan upah tenaga kerja harian

diberikan setiap minggu sekali yakni pada hari Sabtu.

Pembagian jam kerja antara tenaga kerja laki-laki dan perempuan tidak

berbeda, yaitu delapan jam kerja perharinya. Namun terdapat perbedaan upah

antara keduanya, dimana tenaga kerja laki-laki sebesar Rp 25 000/hari sedangkan

tenaga kerja perempuan sebesar Rp 20 000/hari.

Permodalan dan Fasilitas Produksi Yayasan Bina Sarana Bakti

Sumberdaya keuangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting

untuk diperhatikan dan dikelola secara baik dan benar agar seluruh kegiatan

Page 45: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

33

yayasan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan visi misi Yayasan Bina

Sarana Bakti (YBSB). Sumberdaya keuangan yang dimiliki yayasan dialokasikan

sesuai dengan kebutuhan masing-masing bagian dalam yayasan sehingga seluruh

kegiatan yang dilakukan yayasan baik dalam memproduksi sayuran organik

maupun kegiatan yayasan diluar kegiatan produksi sayuran organik dapat berjalan

dengan baik. Besarnya uang yang dianggarkan YBSB untuk kegiatan produksi

sayuran organik kurang lebih sebesar Rp 30 000 000/bulan. Uang tersebut

digunakan untuk seluruh kegiatan produksi sayuran organik mulai dari pengadaan

benih, persemaian, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pasca

panen, hingga pendistribusian produk.

Modal yang dimiliki YBSB untuk menjalankan seluruh aktivitas yayasan

berasal dari modal sendiri tanpa dibantu oleh modal pinjaman dari bank maupun

lembaga keuangan lainnya. Permodalan yang dimiliki yayasan berupa lahan

seluas 15 hektar yang didalamnya terdapat bangunan kantor YBSB yang

digunakan pula sebagai asrama, bangunan operasional kebun produksi, toko

sayuran organik YBSB, villa, peralatan, dan kendaraan. Sedangkan modal yang

digunakan untuk kegiatan produksi sayuran organik adalah lahan seluas empat

hektar yang didalamnya terdiri dari bangunan operasional kebun produksi,

bangunan untuk proses pematangan pupuk kandang, peralatan produksi, serta

kendaraan yang digunakan untuk mendistribusikan produk kepada konsumen.

Peralatan produksi yang dimiliki oleh YBSB digunakan untuk melakukan

berbagai kegiatan produksi antara lain untuk kegiatan pembenihan, persemaian,

penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pasca panen. Peralatan yang

digunakan dalam kegiatan pembenihan antara lain timbangan benih, tampah, dan

kotak penjemur benih. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan persemaian

benih (pembibitan) diantaranya polybag mini, alat cetak soil block, dan meja

persemaian.

Peralatan yang digunakan untuk kegiatan penanaman dan pemeliharaan

terdiri dari garpu besar dan kecil, lorry, gembor, semprotan, tebasan, sabit,

cangkul, dan ember, dan plastik ultra violet. Selain itu, peralatan yang digunakan

untuk kegiatan panen dan pasca panen antara lain gunting, pisau, container,

timbangan, mesin wrapping, mesin sealer, meja untuk melakukan pengemasan,

plastik, styrofoam, mobil box dan mini truk.

Pola Tanam Usahatani Sayuran Organik Yayasan Bina Sarana Bakti

Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) dalam kegiatan usahataninya

melakukan budidaya berbagai jenis sayuran organik antara lain sayuran daun-

daunan, sayuran umbi-umbian, sayuran kacang-kacangan, dan sayuran buah.

YBSB pada tahun 2012 membudidayakan 25 jenis sayuran organik yaitu bayam

hijau, bawang daun, bit, brokoli, cabe keriting, caisin, kacang kapri, kailan,

kangkung, kol bulat putih, lobak, okra, oyong, pakcoy, petsai, selada cos, seledri,

timun jepang, tomat, wortel, zucchini, dan lain-lain. Jenis sayuran yang menjadi

unggulan di YBSB antara lain wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli

karena tingginya permintaan konsumen terhadap komoditi tersebut.

Kegiatan budidaya sayuran organik YBSB dilakukan pada lahan seluas

empat hektar yang dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut plot. Plot yang

Page 46: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

34

dibuat memiliki luas lahan yang berbeda-beda. Setiap plot dibagi menjadi

bedengan-bedengan yang disebut bed. Jumlah bedengan yang terdapat di kebun

adalah 1 315 bed, dengan luas satu buah bed yaitu 10 m2. Berikut ini adalah lokasi

dan jumlah bedengan yang ada pada masing-masing plot :

a. Plot A memiliki jumlah bedengan 144 bed.

b. Plot B memiliki jumlah bedengan 80 bed.

c. Plot C memiliki jumlah bedengan 133 bed.

d. Plot D memiliki jumlah bedengan 87 bed.

e. Plot E memiliki jumlah bedengan 131 bed.

f. Plot F/G memiliki jumlah bedengan 132 bed.

g. Plot H memiliki jumlah bedengan 159 bed.

h. Plot I1 memiliki jumlah bedengan 129 bed.

i. Plot I2 memiliki jumlah bedengan 120 bed.

j. Plot J memiliki jumlah bedengan 127 bed.

k. Plot Pembenihan memiliki jumlah bedengan 200 bed.

Bedengan yang ada di kebun YBSB memiliki lebar 1 meter dan panjang 10

m, sehingga luas bedengan yaitu 1 m x 10 m. Bedengan dibuat dengan tinggi

bedengan sekitar 15-20 cm. Kemudian jarak antar bedengan berupa parit kecil

kurang lebih seluas 40 cm. Parit tersebut berfungsi untuk memudahkan

pelaksanaan proses penanaman, pemupukan, penyiraman, pengendalian hama dan

penyakit, serta panen. Berikut ini merupakan gambar ukuran bedengan sayuran

organik di YBSB yang dapat dilihat pada Gambar 4.

YBSB dalam membudidayakan sayuran organik melakukan pengaturan

terhadap lahan dengan sistem pola tanam. Pengaturan lahan dilakukan pada setiap

bedengan, hal tersebut dilakukan agar lahan yang ada dapat digunakan dengan

efektif dan yayasan dapat berproduksi dalam periode waktu tertentu, dengan

15-20 cm

cm 40 cm

cm

1 m

cm

10 m

cm

Gambar 4 Gambar ukuran bedengan sayuran organik di Yayasan Bina Sarana

Page 47: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

35

kualitas dan kuantitas sayur organik yang diinginkan. Pengaturan pola tanam

dilakukan berdasarkan pertimbangan kontinuitas produk, karena kemampuan

yayasan untuk menjaga kontinuitas dalam kegiatan produksi merupakan hal yang

sangat penting. Penanaman sayuran organik di YBSB dilakukan setiap minggu,

hal tersebut dikarenakan permintaan konsumen yang ingin sayuran yang

dipesannya didistribusikan setiap minggu. Penanaman setiap minggu tersebut juga

bertujuan agar sayuran masih dalam keadaan segar saat didistribusikan kepada

konsumen.

Selain berdasarkan pertimbangan kontinuitas produk, pengaturan pola

tanam juga dilakukan dengan mempertimbangkan kesuburan tanah, seperti

ketersediaan unsur hara dalam tanah. Hal lain yang juga dipertimbangkan adalah

hama dan penyakit. Dengan dilakukan pengaturan pola tanam yang sesuai

diharapkan serangan hama dan penyakit dapat dicegah dan dikendalikan.

Salah satu pengaturan lahan yang dilakukan pada saat penanaman sayuran

organik yaitu pergiliran tanaman atau rotasi tanaman. Penerapan rotasi tanaman

contohnya yaitu, apabila lahan sebelumnya ditanami brokoli maka pada musim

berikutnya sebaiknya lahan tersebut tidak ditanami kembali dengan brokoli atau

dengan komoditi yang termasuk dalam satu famili. Perlakuan tersebut dilakukan

karena komoditi yang termasuk dalam satu famili memiliki hama dan penyakit

yang sama, maka apabila lahan ditanami kembali dengan komoditi yang sama

secara berturut-turut, siklus hidup hama dan penyakit tidak akan terputus. Selain

bertujuan untuk memutus siklus hama dan penyakit, penerapan rotasi tanaman

dengan tidak menanam kembali komoditi sejenis atau dalam famili yang sama

juga bertujuan untuk mengembalikan unsur hara yang telah diambil oleh tanaman

sayuran sebelumnya.

Penanaman sayuran organik di YBSB dapat dilakukan dengan pola tanam

monokultur dan tumpang sari. Monokuktur adalah sistem penanaman satu

komoditi saja, sedangkan tumpang sari adalah sistem penanaman lebih dari dua

komoditi. Pola tanam tumpang sari yang dilakukan YBSB bertujuan agar

penggunaan tiap bedengan lahan menjadi lebih efektif, untuk memutuskan siklus

hama, dan menghindari terjadinya kompetisi hara. Sayuran di YBSB digolongkan

menjadi legume (kacang-kacangan), leaf (daun-daunan), fruit (buah-buahan), dan

root (umbi-umbian). Penggolongan sayuran tersebut didasarkan pada klasifikasi

bagian tubuh sayuran yang dimanfaatkan. Pola tanam tumpang sari yang biasa

dilakukan YBSB diantaranya jenis sayuran kacang-kacangan ditumpang sarikan

dengan sayuran daun-daunan, sayuran daun-daunan ditumpang sarikan dengan

sayuran daun-daunan, buah-buahan, dan kacang-kacangan, sedangkan sayuran

buah-buahan ditumpang sarikan dengan daun-daunan dan umbi-umbian. Selain

berdasarkan golongan sayuran, pola tanam sayuran organik yang dilakukan

ditentukan berdasarkan umur tanaman yaitu tanaman sayuran yang berumur

panjang (10-12 minggu) ditumpang sarikan dengan tanaman sayuran berumur

pendek (4-6 minggu).

Penanaman sayuran organik setiap komoditi dilakukan pada lahan yang

sama tetapi ditanam pada plot yang berbeda-beda. YBSB pada setiap periode

produksinya mengusahakan lebih dari satu jenis tanaman sayuran, hal tersebut

dilakukan agar mampu memenuhi permintaan sayuran yang beragam setiap

minggunya. Secara umum pola tanam yang dominan dilakukan oleh YBSB

disajikan pada Gambar 5.

Page 48: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

36

Pola Tanam

I LL

Pola

Tanam

II

Pola Tanam

III

Pola

Tanam

IV

Pola

Tanam

V

Pola

Tanam

VI

Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

Keterangan :

Legume = kacang kapri

Leaf = petsai, pakcoy, caisin, kailan, spinach, seledri, kangkung, daun

bawang, bayam hijau, selada cos, selada keriting, selada merah,

selada head

Fruit = bit, cabai keriting, oyong, okra, timun jepang, zucchini, kol bulat

putih, brokoli, tomat

Root = wortel, lobak

Sistem Pemasaran Sayuran Organik Yayasan Bina Sarana Bakti

Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB) memasarkan sayuran organik yang

diproduksinya kepada agen, supermarket, restaurant dan konsumen akhir. Agen

dapat dikatakan sebagai pedagang perantara, karena agen tersebut membeli

sayuran organik kepada YBSB kemudian menjualnya lagi kepada konsumen

akhir. Sedangkan yang dimaksud dengan konsumen akhir YBSB yaitu warga di

lingkungan sekitar YBSB yang membeli sayuran organik di toko sayuran milik

YBSB. Sayuran organik yang dijual kepada agen, supermarket, dan restaurant

adalah sayuran dengan grade A, hal tersebut sesuai dengan permintaan agen yaitu

e

a

f

Legume + Leaf Leaf Fruit + Leaf Root

Leaf + Leaf Fruit + Leaf Root + Fruit Legume

Leaf Fruit + Leaf Root + Leaf Legume

Fruit + Leaf Root Legume + Leaf Leaf+Leaf

Fruit + Leaf Root Leaf + Leaf Legume

Root + Fruit Leaf Legume+Leaf Leaf Fruit

Gambar 5 Pola tanam sayuran organik di Yayasan Bina Sarana Bakti

Page 49: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

37

menginginkan sayuran dengan kualitas yang paling baik, sedangkan yang dijual di

toko sayuran organis YBSB adalah sayuran dengan grade B.

Agen membeli sayuran organik di YBSB dengan cara melakukan

pemesanan yang jumlahnya tetap setiap minggu. Pesanan tiap minggu tersebut

telah disepakati oleh pihak agen dan YBSB yang kemudian Bagian Pasar YBSB

berusaha untuk memenuhi pesanan tersebut. Selain kesepakatan mengenai jumlah

sayuran yang dipesan setiap minggu, kesepakatan lain antara agen dan YBSB

yaitu mengenai harga jual sayuran organik. Harga jual sayuran organik yang

berlaku di YBSB adalah harga flat yang berarti tidak mengikuti atau tidak

dipengaruhi oleh permintaan pasar, sehingga banyak atau sedikitnya permintaan

pasar dan banyak atau sedikitnya jumlah produksi tidak mempengaruhi harga jual,

baik harga jual untuk sayuran grade A dan grade B. YBSB menentukan sendiri

harga jual sayuran organiknya dan harga tersebut telah disepakati oleh pihak agen.

Jumlah agen YBSB pada tahun 2012 sebanyak 28, yang terdiri dari 24

pelanggan perorangan, satu supermarket, satu restaurant, dan dua toko sayuran

organik. Semua agen tersebut berlokasi di daerah Jakarta dan Bogor. Kegiatan

pendistribusian sayuran organik kepada agen dilakukan rutin empat kali setiap

minggunya, yaitu pada hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat dengan

menggunakan mobil box dan mini truk.

Selain memasarkan sayuran organik yang diproduksinya kepada agen,

YBSB juga memasarkan sayuran organiknya langsung kepada konsumen akhir.

YBSB memiliki toko sayuran organis milik sendiri yang berada didepan kebun

produksi, sehingga yang dimaksud dengan konsumen akhir YBSB adalah warga

di lingkungan sekitar YBSB dan pengunjung yang datang berkunjung ke kebun

produksi YBSB. YBSB membuka toko sayuran organik sendiri selain bertujuan

untuk menjual sayuran yang tidak dapat diterima agen, tetapi juga bertujuan agar

seluruh lapisan masyarakat dapat mengkonsumsi sayuran organik. Selama ini

sayuran organik identik dengan harga yang sangat mahal dan hanya dapat

dikonsumsi oleh masyarakat tertentu yaitu masyarakat kalangan menengah ke

atas. Dengan menjual sayuran organik di toko sayuran sendiri yang berada

didepan kebun produksi YBSB serta dengan harga yang tidak terlalu tinggi,

YBSB berharap masyarakat dengan kalangan menengah ke bawah juga dapat

mengkonsumsi sayuran organik.

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN

ORGANIK

Keragaan Usahatani Sayuran Organik

Keragaan usahatani sayuran organik di Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB)

dilihat dari penggunaan input-input produksi yang digunakan serta proses

kegiatan usahatani yang dilakukan. Pada proses kegiatan usahatani wortel, bayam

hijau, caisin, selada cos, dan brokoli memiliki tahapan yang sama, namun terdapat

perlakuan yang berbeda pada beberapa tahapannya.

Page 50: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

38

Penggunaan Input Produksi

Pada kegiatan budidaya wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli

organik di YBSB input produksi yang pada umumnya digunakan terdiri dari benih

atau bibit, pupuk, naungan atau atap, kemasan, alat-alat pertanian dan

pengemasan, serta tenaga kerja. Adapun penggunaan input produksi tersebut pada

masing-masing komoditi dijabarkan sebagai berikut:

1. Wortel

Benih yang digunakan pada budidaya wortel organik menggunakan benih

produksi YBSB sendiri. YBSB menggunakan benih lokal untuk

membudidayakan wortel organik dikarenakan benih varietas tersebut dapat

tumbuh optimal karena sudah sesuai dengan tanah, iklim, dan lingkungan di

YBSB. Benih yang digunakan YBSB dalam membudidayakan wortel organik

dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Benih wortel varietas lokal YBSB

Penggunaan benih yang digunakan banyaknya disesuaikan dengan luas

lahan dan pola tanam yang digunakan. Jumlah pemakaian benih wortel untuk

lahan seluas 1000 m2 pada tahun 2012 yaitu sebanyak satu kilogram. Benih

yang digunakan merupakan benih yang dihasilkan sendiri oleh YBSB sehingga

untuk mengetahui harga benih, digunakan harga benih wortel YBSB yang

berlaku di pasar yaitu sebesar Rp300 000.00 per kilogram.

Pada budidaya wortel organik, pupuk yang digunakan oleh YBSB hanya

pupuk progresif yang berasal dari hasil panen yang tersedia di bedengan,

serasah daun dan rumput hasil tebasan yang kemudian bahan-bahan tersebut

ditumpuk dan diamkan selama kurang lebih enam bulan. Pupuk progresif

tersebut digunakan sebagai pupuk dasar. YBSB tidak menggunakan pupuk

organik yang berupa pupuk kandang ayam dan pupuk kandang kambing

kandang pada saat pengolahan lahan maupun pupuk cair pada saat pemupukan

susulan. Hal tersebut karena pada pola pergiliran tanaman wortel ditanam

setelah sayuran jenis daun atau buah yang menggunakan pupuk organik saat

budidayanya, sehingga masih terdapat residu kandungan pupuk organik dari

penanaman sayuran jenis daun atau buah sebelumnya. Berdasarkan hasil

wawancara, pemberian kembali pupuk organik pada tanaman wortel akan

menyebabkan umbi wortel menjadi kecil dan berbulu. Hal tersebut dikarenakan

pemberian pupuk-pupuk tersebut bukan memicu pertumbuhan pada umbi

melainkan memicu pertumbuhan pada daun.

Page 51: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

39

Sama halnya dengan pupuk, YBSB tidak menggunakan pestisida nabati

atau pestisida organik pada proses budidaya wortel organik. Hal tersebut

dikarenakan wortel jarang sekali terkena hama, sedangkan penyakit yang

menyerang wortel dapat dikendalikan melalui kegiatan pemeliharaan seperti

penjarangan, penyiraman, dan juga pergiliran tanaman.

Tenaga kerja manusia digunakan untuk setiap proses kegiatan budidaya

mulai dari pengolahan tanah sampai panen dan pasca panen. Tenaga kerja

manusia yang digunakan seluruhnya berasal dari tenaga kerja luar keluarga

(TKLK). TKLK merupakan tenaga kerja yang diberi upah untuk tenaga yang

dikeluarkan sesuai dengan jumlah hari kerja yang dikontribusikan. Tenaga

kerja dalam budidaya wortel organik terdiri dari tenaga kerja pria dan tenaga

kerja wanita. Satuan tenaga kerja untuk pria disebut dengan HKP, sedangkan

satuan tenaga kerja untuk wanita disebut dengan HKW. Jam kerja buruh tani di

YBSB dimulai pukul 07.00 hingga pukul 12.00, lalu dimulai kembali pukul

13.00 hingga pukul 16.00 atau selama 8 jam yang setara dengan 1 HOK

standar. Meskipun jumlah jam kerja antara pria dan wanita sama, namun

terdapat perbedaan upah antara keduanya. Upah tenaga kerja pria sebesar Rp25

000.00 per HOK, sedangkan upah tenaga kerja wanita sebesar Rp20 000 per

HOK. Perbedaan upah tersebut dilakukan karena hasil pekerjaan yang

dilakukan oleh tenaga kerja pria dan wanita dalam 1 HKP dan 1 HKW berbeda.

Untuk menyetarakan antara HKP dan HKW maka perhitungan dilakukan

dengan mengkonversikan HKW menjadi HKP dengan mengacu pada standar

pada umumnya bahwa 1 HKP setara dengan 0,8 HKW. Perhitungan HOK

tersebut berlaku sama terhadap empat sayuran yang diteliti lainnya.

Penggunaan tenaga kerja pada budidaya wortel organik dimulai dari

penanaman hingga kegiatan pasca panen sebesar 168.52 HOK/1000 m2

pada

tahun 2012. Pada budidaya wortel organik tenaga kerja pria pada umumnya

berperan pada tahap penyiapan lahan, penanaman, dan penyiraman, sedangkan

tenaga kerja wanita lebih banyak berperan pada tahap pemeliharaan seperti

penjarangan dan pembersihan gulma, tahap pemanenan, dan tahap pasca panen

dikarenakan pada tahap-tahap budidaya tersebut membutuhkan keuletan dan

termasuk pekerjaan yang lebih ringan dibandingkan dengan pekerjaan pada

tahapan budidaya lainnya.

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya wortel diantaranya

adalah garpu besar, garpu kecil, pisau, gembor, tebasan, cangkul, lori, karung,

serta alat-alat yang digunakan pada tahap pasca panen yaitu kontainer,

timbangan 5 kilogram, timbangan 150 kilogram, cut bag sealer, dan plastik

kemasan. Garpu besar, garpu kecil, dan cangkul digunakan untuk menggali dan

membalikkan tanah pada saat penyiapan lahan. Gembor berfungsi untuk

menyiram air pada tahap penyiraman. Tebasan digunakan untuk meratakan

rumput di sekeliling bedengan yang dilakukan pada tahap penyiapan lahan.

Karung digunakan untuk menaruh wortel yang dipanen dan juga untuk

mencuci wortel agar bersih dari tanah sebelum dilakukan proses pengemasan.

Lori digunakan untuk membawa hasil panen ke tempat pencucian wortel dan

ke bagian pemasaran untuk dilakukan proses pengemasan. Pada tahap pasca

panen, kontainer digunakan untuk meletakkan wortel yang telah dikemas,

timbangan 150 kilogram untuk menimbang hasil panen dari kebun sebelum

dilakukan pengemasan, sedangkan timbangan 5 kilogram digunakan pada saat

Page 52: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

40

wortel dikemas, dimana setiap kemasan wortel ditimbang sampai memiliki

berat bersih sebesar 500 gram atau 0.5 kilogram. Cut bag sealer berfungsi

untuk mengikat wortel yang sudah dikemas. Plastik kemasan untuk mengemas

wortel berupa plastik bening berukuran 20 cm x 25 cm dan sticker. Jumlah

plastik kemasan yang digunakan untuk mengemas wortel yaitu 2 161.00

lembar/1000 m2.

Besarnya nilai penyusutan peralatan untuk wortel per tahun sebesar Rp470

777.00. Pada perhitungan tersebut, peralatan yang dihitung nilai penyusutannya

adalah garpu besar, garpu kecil, gembor, tebasan, cangkul, lori, kontainer,

timbangan 5 kilogram, timbangan 150 kilogram, dan cut bag sealer.

Sedangkan karung tidak dihitung sebagai biaya penyusutan karena karung

hanya dapat digunakan selama kurang lebih 6 bulan, sementara plastik

kemasan termasuk ke dalam biaya tunai dengan biaya Rp450.00 per lembar.

Biaya kemasan tersebut terdiri dari biaya plastik bening dan sticker. Pada

perhitungan usahatani, biaya penyusutan termasuk ke dalam biaya

diperhitungkan.

2. Bayam Hijau

Sama halnya dengan wortel, benih bayam hijau yang digunakan untuk

budidaya bayam hijau organik menggunakan benih lokal produksi YBSB

sendiri. Hal tersebut disebabkan benih lokal YBSB kualitasnya sudah baik dan

sudah sesuai dengan tanah, iklim, dan lingkungan di YBSB. Penggunaan benih

yang digunakan banyaknya disesuaikan dengan luas lahan dan pola tanam yang

digunakan. Jumlah pemakaian benih bayam hijau untuk lahan seluas 1000

m2pada tahun 2012 yaitu sebanyak satu kilogram. Benih yang digunakan

merupakan benih yang dihasilkan sendiri oleh YBSB, sehingga harga benih

yang digunakan merupakan harga benih bayam hijau YBSB yang berlaku di

pasar yaitu sebesar Rp150 000.00 per kilogram.

Berbeda dengan budidaya wortel, bayam hijau menggunakan pupuk pada

tahapan budidayanya. Pupuk yang digunakan dalam budidaya bayam hijau

organik adalah pupuk organik yang dapat berasal dari pupuk kandang, pupuk

kompos dedaunan, dan pupuk cair. Pupuk kandang yang digunakan merupakan

kombinasi dari pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, sekam padi,

dan jerami atau rumput. Alasan YBSB menggunakan lebih dari satu jenis

pupuk kandang adalah untuk memperkaya unsur hara di dalam tanah sehingga

diharapkan kandungan-kandungan hara yang ada didalam tanah dapat

terpenuhi. Pupuk kompos dedaunan diperoleh dari sisa-sisa sayuran atau

dedaunan sisa panen yang kemudian dikumpulkan dan didiamkan selama

kurang lebih dua bulan. Sedangkan pupuk cair yang digunakan YBSB

merupakan air hasil rembesan saat proses pematangan pupuk kandang. Jumlah

pemakaian pupuk kandang pada budidaya bayam hijau untuk lahan seluas 1000

m2 pada tahun 2012 yaitu sebanyak 3 000 kilogram, sedangkan pupuk cair

yang digunakan setiap 1000 m2 pada tahun 2012 sebanyak 300.00 liter.

YBSB memperoleh pupuk kandang ayam dan pupuk kambing dengan

membeli kepada peternak ayam dan kambing, sedangkan jerami atau rumput

diperoleh dengan menebas rumput yang ada di kebun YBSB. Pupuk kandang

ayam dibeli dengan harga Rp8 000.00 per karung sudah termasuk biaya

angkut, sedangkan pupuk kambing dibeli dengan harga Rp5 000.00 per karung

Page 53: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

41

sudah termasuk biaya angkut. Setiap karung pupuk kandang tersebut memiliki

isi kurang lebih 30 kilogram. Pupuk kandang yang dibeli YBSB masih dalam

keadaan segar, sehingga sebelum digunakan harus terlebih dimatangkan

melalui proses pematangan pupuk kandang. Proses pematangan pupuk kandang

dilakukan dengan cara menumpuk pupuk kandang, pupuk kambing, dan jerami

atau rumput selama kurang lebih 3 bulan, dan kemudian dilakukan penyiraman

rutin. Dengan demikian, biaya pupuk kandang yang dikeluarkan YBSB sebesar

Rp350.00 per kilogram. Biaya tersebut didalamnya telah memperhitungkan

biaya membeli pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, serta upah

tenaga kerja yang dikeluarkan selama proses pematangan pupuk kandang.

Pupuk cair yang digunakan YBSB merupakan air hasil rembesan dalam proses

pematangan pupuk kandang, sehingga yang diperhitungkan adalah upah tenaga

kerja pada saat pemberian pupuk susulan saat budidaya berlangsung. Sama

halnya dengan pupuk cair, YBSB tidak mengeluarkan biaya untuk membeli

pupuk kompos dedaunan dikarenakan pupuk tersebut diperoleh di kebun

YBSB sendiri dan merupakan sisa-sisa tanaman hasil panen yang berada di

lahan, sehingga yang diperhitungkan hanya upah tenaga kerja pada saat

pemupukan dasar dilakukan.

Sama halnya dengan wortel, YBSB tidak menggunakan pestisida nabati

atau pestisida organik pada proses budidaya bayam hijau organik. Hal tersebut

dikarenakan bayam hijau jarang terkena hama, sedangkan penyakit yang

menyerang bayam hijau dapat dikendalikan melalui kegiatan pemeliharaan

seperti penjarangan, penyiraman, dan juga pergiliran tanaman.

Pada budidaya bayam hijau, YBSB menggunakan naungan pada saat

musim hujan. Naungan tersebut berfungsi sebagai penahan air hujan agar tidak

langsung jatuh mengenai daun. Hal tersebut dikarenakan bayam hijau memiliki

daun dan batang yang sangat lembut dan mudah rusak sehingga apabila tidak

menggunakan naungan saat curah hujan tinggi, maka bayam hijau dapat rusak

dan tidak layak untuk dipanen. Setiap bedengan bayam hijau membutuhkan

satu naungan, dimana naungan tersebut terbuat dari bambu, plastik ultraviolet,

serta pengikat antar bambu dan plastik ultraviolet berupa kawat.

(a) (b)

Gambar 7 menunjukkan pemakaian naungan pada sayuran organik di

2 m

3 cm

Gambar 7 (a) Rincian gambar bambu (b) foto pemakaian naungan di YBSB

Page 54: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

42

YBSB dan rincian gambar bambu. Pada satu buah naungan, bambu yang

digunakan adalah bambu yang sudah di belah terlebih dahulu yakni sebanyak 7

batang dengan ukuran 3 cm x 200 cm setiap batangnya dan 3 batang bambu

dengan ukuran kurang lebih 3 cm x 300 cm setiap batangnya. Plastik

ultraviolet yang digunakan untuk satu naungan berukuran kurang lebih 1,5 m x

10 m, sedangkan kawat yang digunakan untuk satu buah naungan sepanjang 3

m.

YBSB memperoleh bambu, plastik, dan kawat yang digunakan untuk

membuat naungan dengan cara membeli. Bambu kecil yang dibutuhkan untuk

membuat naungan sebanyak 97.00 batang pada tahun 2012. Biaya yang

dikeluarkan untuk membeli satu batang bambu utuh sebesar Rp7 500.00. Satu

batang bambu utuh dapat dibelah menjadi 20 batang bambu kecil sehingga

harga bambu kecil sebesar Rp375.00/batang. Plastik ultraviolet yang

dibutuhkan untuk membuat naungan sebanyak kurang lebih 97.10 m pada

tahun 2012 dan biaya yang dikeluarkan untuk membeli plastik ultraviolet

sebesar Rp1 500.00/meter. Sedangkan kawat yang dibutuhkan untuk membuat

naungan sebanyak 29.13 m pada tahun 2012 dan biaya untuk membeli kawat

sebesar Rp1 000.00/meter. Harga tersebut seluruhnya sudah termasuk biaya

angkut. Bambu, plastik ultraviolet, dan kawat dapat digunakan hingga tiga kali

menanam sehingga biaya penggunaan bambu, plastik ultraviolet, dan kawat

dibagi tiga untuk setiap kali menanam bayam hijau.

Tenaga kerja yang digunakan pada budidaya bayam hijau organik dimulai

dari penanaman hingga kegiatan pasca panen sebesar 85.08 HOK/1000 m2

pada

tahun 2012. Pada budidaya bayam hijau organik tenaga kerja pria pada

umumnya tidak jauh berbeda dengan wortel, dimana tenaga kerja pria berperan

pada tahap penyiapan lahan, pembuatan dan pemasangan naungan, penanaman,

penyiraman, dan pemupukan susulan, sedangkan tenaga kerja wanita lebih

banyak berperan pada tahap pemeliharaan seperti pembersihan gulma,

pemanenan, dan tahap pasca panen dikarenakan pada tahap-tahap budidaya

tersebut membutuhkan keuletan dan termasuk pekerjaan yang lebih ringan

dibandingkan dengan pekerjaan pada tahapan budidaya lainnya.

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya bayam hijau pada

umunya sama dengan wortel yakni garpu besar, garpu kecil, gembor, tebasan,

cangkul dan lori, namun pada budidaya bayam hijau tidak membutuhkan

karung, karena hasil panen langsung dimasukkan ke dalam kontainer. Alat-alat

yang digunakan pada tahap pasca panen diantaranya kontainer, timbangan 5

kilogram, timbangan 15 kilogram, impulse sealer, dan plastik kemasan. Garpu

besar, garpu kecil, dan cangkul digunakan untuk menggali dan membalikkan

tanah pada saat penyiapan lahan. Gembor berfungsi untuk menyiram air pada

tahap penyiraman. Tebasan digunakan untuk meratakan rumput di sekeliling

bedengan yang dilakukan pada tahap penyiapan lahan. Lori digunakan untuk

membawa hasil panen ke bagian pemasaran untuk dilakukan proses

pengemasan. Pada tahap pasca panen, kontainer digunakan untuk meletakkan

bayam hijau yang telah dikemas, timbangan 15 kilogram untuk menimbang

hasil panen dari kebun sebelum dilakukan pengemasan, sedangkan timbangan

5 kilogram digunakan pada saat bayam hijau dikemas, dimana setiap kemasan

bayam hijau ditimbang sampai memiliki berat bersih sebesar 200 gram atau 0.2

kilogram. Impulse sealer berfungsi untuk menutup kemasan. Plastik kemasan

Page 55: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

43

untuk mengemas bayam hijau berupa plastik bening berukuran 25 cm x 50 cm

dan sticker. Jumlah plastik kemasan yang digunakan untuk mengemas bayam

hijau sebanyak 2 803.00 lembar/1000 m2.

Besarnya nilai penyusutan peralatan untuk bayam hijau per tahun sebesar

Rp146 554.00. Pada perhitungan tersebut, peralatan yang dihitung nilai

penyusutannya adalah garpu besar, garpu kecil, gembor, tebasan, cangkul, lori,

kontainer, timbangan 5 kilogram, timbangan 15 kilogram, dan impulse sealer.

Plastik kemasan termasuk ke dalam biaya tunai dengan biaya Rp450.00 per

lembar. Biaya kemasan tersebut terdiri dari biaya plastik bening dan sticker.

Pada perhitungan usahatani, biaya penyusutan termasuk ke dalam biaya

diperhitungkan.

3. Caisin

Benih caisin yang digunakan untuk budidaya caisin organik menggunakan

benih lokal hasil produksi YBSB sendiri, sama halnya dengan wortel dan

bayam hijau. YBSB sudah mampu memenuhi kebutuhan benih untuk caisin,

sehingga benih yang digunakan adalah benih lokal YBSB karena kualitasnya

sudah baik dan sudah sesuai dengan tanah, iklim, dan lingkungan di YBSB.

Penggunaan benih yang digunakan banyaknya disesuaikan dengan luas lahan

dan pola tanam yang digunakan. Jumlah pemakaian benih caisin untuk lahan

seluas 1000 m2 yaitu kurang lebih sebanyak 0.08 kilogram. Berbeda dengan

wortel dan bayam hijau yang benihnya dapat langsung disebar atau ditanam di

lahan, benih caisin harus terlebih dahulu disemai. Hal tersebut dikarenakan

benih caisin belum tahan terhadap suhu, kelembapan tanah, cuaca, dan lain-lain

apabila langsung disebar dilahan, sehingga harus disemai terlebih dahulu

sampai menjadi bibit agar dapat tumbuh dengan optimal. Benih caisin yang

digunakan YBSB dalam membudidayakan caisin organik dapat dilihat pada

Gambar 8.

Gambar 8 Benih caisin varietas lokal YBSB

Bibit caisin yang digunakan untuk lahan seluas 1000 m2 yaitu sebanyak 25

000 tanaman. Harga bibit per tanaman caisin sebesar Rp60.00, dimana harga

bibit tersebut didalamnya sudah termasuk biaya membeli benih caisin dengan

harga Rp350 000.00 per kilogram dan upah tenaga kerja yang dikeluarkan

selama proses persemaian sampai bibit siap dipindah ke lahan.

Page 56: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

44

Caisin menggunakan pupuk pada tahapan budidayanya, sama halnya

dengan bayam hijau. Jumlah pemakaian pupuk kandang pada budidaya caisin

untuk lahan seluas 1000 m2 pada tahun 2012 yaitu sebanyak 5 000 kilogram,

sedangkan pupuk cair yang digunakan setiap 1000 m2 pada tahun 2012

sebanyak 300.00 liter. Biaya untuk membeli pupuk kandang yang dikeluarkan

YBSB sebesar Rp350.00 per kilogram, sedangkan biaya pupuk cair yang

diperhitungkan adalah upah tenaga kerja pada saat pemberian pupuk susulan

saat budidaya berlangsung saja. Hal tersebut dikarenakan pupuk cair yang

digunakan YBSB merupakan air hasil rembesan dalam proses pematangan

pupuk kandang. Sama halnya dengan pupuk cair, YBSB tidak mengeluarkan

biaya untuk membeli pupuk kompos dedaunan dikarenakan pupuk tersebut

diperoleh di kebun YBSB sendiri dan merupakan sisa-sisa tanaman hasil panen

yang berada di lahan, sehingga yang diperhitungkan hanya upah tenaga kerja

pada saat pemupukan dasar dilakukan.

Sama halnya dengan wortel dan bayam hijau, YBSB tidak menggunakan

pestisida nabati atau pestisida organik pada proses budidaya caisin organik. Hal

tersebut dikarenakan hama yang terdapat pada caisin masih dapat dikendalikan

melalui kegiatan pemeliharaan, pola tumpang sari, dan juga rotasi tanaman.

YBSB pada dasarnya sangat jarang untuk menggunakan pestisida nabati

hampir pada semua jenis sayuran yang dibudidayakannya, hal tersebut

dikarenakan apabila menggunakan pestisida nabati sayuran menjadi pahit.

Pada budidaya caisin, YBSB juga menggunakan naungan pada saat musim

hujan. Hal tersebut dikarenakan caisin memiliki daun dan batang yang sangat

lembut dan mudah rusak sehingga apabila tidak menggunakan naungan saat

curah hujan tinggi caisin dapat rusak dan tidak layak untuk dipanen, sama

halnya dengan bayam hijau. Bahan-bahan untuk membuat naungan pada caisin

pada dasarnya sama dengan bayam hijau, yaitu terdiri dari bambu, plastik

ultraviolet, serta pengikat antar bambu dan plastik ultraviolet berupa kawat.

Bambu kecil yang dibutuhkan untuk membuat naungan sebanyak 184.00

batang. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli satu batang bambu utuh

sebesar Rp7 500.00. Satu batang bambu utuh dapat dibelah menjadi 20 batang

bambu kecil sehingga harga bambu kecil sebesar Rp375.00/batang. Plastik

ultraviolet yang dibutuhkan untuk membuat naungan sebanyak kurang lebih

184.00 m dan biaya yang dikeluarkan untuk membeli plastik ultraviolet sebesar

Rp1 500.00/meter. Sedangkan kawat yang dibutuhkan untuk membuat naungan

sebanyak 55.17 m dan biaya untuk membeli kawat sebesar Rp1 000.00/meter.

Harga tersebut seluruhnya sudah termasuk biaya angkut. Bambu, plastik

ultraviolet, dan kawat dapat digunakan hingga tiga kali menanam sehingga

biaya penggunaan bambu, plastik ultraviolet, dan kawat dibagi tiga untuk

setiap kali menanam caisin.

Tenaga kerja yang digunakan pada budidaya caisin dimulai dari

penanaman hingga kegiatan pasca panen sebesar 100.24 HOK/1000 m2

pada

tahun 2012. Pada budidaya caisin tenaga kerja pria pada umumnya sama

dengan bayam hijau, dimana tenaga kerja pria berperan pada tahap penyiapan

lahan, pembuatan dan pemasangan naungan, penanaman, penyiraman, dan

pemupukan susulan, sedangkan tenaga kerja wanita lebih banyak berperan

pada tahap pemeliharaan seperti pembersihan gulma, pemanenan, dan tahap

pasca panen dikarenakan pada tahap-tahap budidaya tersebut membutuhkan

Page 57: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

45

keuletan dan termasuk pekerjaan yang lebih ringan dibandingkan dengan

pekerjaan pada tahapan budidaya lainnya.

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya caisin pada umumnya

sama dengan bayam yakni alat cetak soil block, garpu besar, garpu kecil, pisau,

gembor, tebasan, cangkul dan lori. Alat-alat yang digunakan pada tahap pasca

panen diantaranya kontainer, timbangan 5 kilogram, timbangan 15 kilogram,

impulse sealer, dan plastik kemasan. Alat cetak soil block berfungsi sebagai

pencetak media persemaian benih yang berupa tanah. Pada satu buah alat

tersebut terdiri dari 4 block dengan ukuran 5 cm x 5 cm untuk masing-masing

block. YBSB menggunakan alat cetak soil block agar memudahkan dan

mempercepat proses persemaian benih. Garpu besar, garpu kecil, dan cangkul

digunakan untuk menggali dan membalikkan tanah pada saat penyiapan lahan.

Gembor berfungsi untuk menyiram air pada tahap penyiraman. Tebasan

digunakan untuk meratakan rumput di sekeliling bedengan yang dilakukan

pada tahap penyiapan lahan. Lori digunakan untuk membawa hasil panen ke

bagian pemasaran untuk dilakukan proses pengemasan. Pada tahap pasca

panen, kontainer digunakan untuk meletakkan caisin yang telah dikemas,

timbangan 15 kilogram untuk menimbang hasil panen dari kebun sebelum

dilakukan pengemasan, sedangkan timbangan 5 kilogram digunakan pada saat

caisin dikemas, dimana setiap kemasan caisin ditimbang sampai memiliki berat

bersih sebesar 200 gram atau 0.2 kilogram. Impulse sealer berfungsi untuk

menutup kemasan. Plastik kemasan untuk mengemas caisin berupa plastik

bening berukuran 20 cm x 50 cm dan sticker. Jumlah plastik kemasan yang

digunakan untuk mengemas caisin sebanyak 3 525.00 lembar/1000 m2.

Besarnya nilai penyusutan peralatan untuk caisin per tahun sebesar Rp.207

478.00. Pada perhitungan tersebut, peralatan yang dihitung nilai penyusutannya

adalah alat cetak soil block, garpu besar, garpu kecil, gembor, tebasan, cangkul,

lori, kontainer, timbangan 5 kilogram, timbangan 15 kilogram, dan impulse

sealer. Plastik kemasan termasuk ke dalam biaya tunai dengan biaya Rp450.00

per lembar. Biaya kemasan tersebut terdiri dari biaya plastik bening dan

sticker. Pada perhitungan usahatani, biaya penyusutan termasuk ke dalam biaya

diperhitungkan.

4. Selada Cos

Benih selada cos yang digunakan untuk budidaya selada cos organik

menggunakan benih lokal hasil produksi YBSB sendiri, sama halnya dengan

wortel, bayam hijau, dan caisin. YBSB sudah mampu memenuhi kebutuhan

benih untuk selada cos, sehingga benih yang digunakan adalah benih lokal

YBSB karena kualitasnya sudah baik dan sudah sesuai dengan tanah, iklim,

dan lingkungan di YBSB. Penggunaan benih yang digunakan banyaknya

disesuaikan dengan luas lahan dan pola tanam yang digunakan. Jumlah

pemakaian benih selada cos untuk lahan seluas 1000 m2 yaitu kurang lebih

sebanyak 0.02 kilogram. Sama halnya dengan benih caisin, benih selada cos

harus terlebih dahulu disemai. Hal tersebut dikarenakan benih selada cos belum

tahan terhadap suhu, kelembapan tanah, cuaca, dan lain-lain apabila langsung

disebar dilahan, sehingga harus disemai terlebih dahulu sampai menjadi bibit

agar dapat tumbuh dengan optimal. Benih selada cos yang digunakan YBSB

dalam membudidayakan selada cosdapat dilihat pada Gambar 9.

Page 58: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

46

Gambar 9 Benih selada cos varietas lokal YBSB

Bibit selada cos yang digunakan untuk lahan seluas 1000 m2 yaitu

sebanyak 25 000 tanaman pada tahun 2012. Harga bibit per tanaman selada cos

sebesar Rp60.00, dimana harga bibit tersebut didalamnya sudah termasuk biaya

membeli benih selada cos dengan harga Rp3 000 000.00 per kilogram dan upah

tenaga kerja yang dikeluarkan selama proses persemaian sampai bibit siap

dipindah ke lahan.

Selada cos menggunakan pupuk pada tahapan budidayanya, sama halnya

dengan bayam hijau dan caisin. Jumlah pemakaian pupuk kandang pada

budidaya selada cos untuk lahan seluas 1000 m2 pada tahun 2012 yaitu

sebanyak 5 000 kilogram, sedangkan pupuk cair yang digunakan setiap 1000

m2 pada tahun 2012 sebanyak 300.00 liter. Biaya untuk membeli pupuk

kandang yang dikeluarkan YBSB sebesar Rp350.00 per kilogram, sedangkan

biaya pupuk cair yang diperhitungkan adalah upah tenaga kerja pada saat

pemberian pupuk susulan saat budidaya berlangsung saja. Hal tersebut

dikarenakan pupuk cair yang digunakan YBSB merupakan air hasil rembesan

dalam proses pematangan pupuk kandang. Sama halnya dengan pupuk cair,

YBSB tidak mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk kompos dedaunan

dikarenakan pupuk tersebut diperoleh di kebun YBSB sendiri dan merupakan

sisa-sisa tanaman hasil panen yang berada di lahan, sehingga yang

diperhitungkan hanya upah tenaga kerja pada saat pemupukan dasar dilakukan.

Sama halnya dengan wortel, bayam hijau, dan caisin, YBSB tidak

menggunakan pestisida nabati atau pestisida organik pada proses budidaya

selada cos organik. Hal tersebut dikarenakan hama yang terdapat pada selada

cos masih dapat dikendalikan melalui kegiatan pemeliharaan, pola tumpang

sari, dan juga rotasi tanaman. YBSB pada dasarnya sangat jarang untuk

menggunakan pestisida nabati hampir pada semua jenis sayuran yang

dibudidayakannya, hal tersebut dikarenakan apabila menggunakan pestisida

nabati sayuran menjadi pahit.

Pada budidaya selada cos, YBSB juga menggunakan naungan pada saat

musim hujan. Hal tersebut dikarenakan selada cos memiliki daun dan batang

yang mudah rusak sehingga apabila tidak menggunakan naungan saat curah

hujan tinggi selada cos dapat rusak dan tidak layak untuk dipanen. Selain itu

penggunaan atap bertujuan untuk menghindari selada cos tumbuh kerdil, warna

daun menjadi kuning dan memiliki bercak hitam. Bahan-bahan untuk membuat

Page 59: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

47

naungan pada selada cos pada dasarnya sama dengan bayam hijau dan caisin,

yaitu terdiri dari bambu, plastik ultraviolet, serta pengikat antar bambu dan

plastik ultraviolet berupa kawat. Bambu kecil yang dibutuhkan untuk membuat

naungan sebanyak 151.00 batang. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli satu

batang bambu utuh sebesar Rp7 500.00. Satu batang bambu utuh dapat dibelah

menjadi 20 batang bambu kecil sehingga harga bambu kecil sebesar

Rp375.00/batang. Plastik ultraviolet yang dibutuhkan untuk membuat naungan

sebanyak kurang lebih 150.97 m dan biaya yang dikeluarkan untuk membeli

plastik ultraviolet sebesar Rp1 500.00/meter. Sedangkan kawat yang

dibutuhkan untuk membuat naungan sebanyak 45.29 m dan biaya untuk

membeli kawat sebesar Rp1 000.00/meter. Harga tersebut seluruhnya sudah

termasuk biaya angkut. Bambu, plastik ultraviolet, dan kawat dapat digunakan

hingga tiga kali menanam sehingga biaya penggunaan bambu, plastik

ultraviolet, dan kawat dibagi tiga untuk setiap kali menanam selada cos.

Tenaga kerja yang digunakan pada budidaya selada cos dimulai dari

penanaman hingga kegiatan pasca panen sebesar 122.34 HOK/1000 m2

pada

tahun 2012. Pada budidaya selada cos tenaga kerja pria pada umumnya sama

dengan bayam hijau dan caisin, dimana tenaga kerja pria berperan pada tahap

penyiapan lahan, pembuatan dan pemasangan naungan, penanaman,

penyiraman, dan pemupukan susulan, sedangkan tenaga kerja wanita lebih

banyak berperan pada tahap pemeliharaan seperti pembersihan gulma,

pemanenan, dan tahap pasca panen dikarenakan pada tahap-tahap budidaya

tersebut membutuhkan keuletan dan termasuk pekerjaan yang lebih ringan

dibandingkan dengan pekerjaan pada tahapan budidaya lainnya.

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya selada cos pada

umumnya sama dengan caisin yakni alat cetak soil block, garpu besar, garpu

kecil, pisau, gembor, tebasan, cangkul dan lori. Alat-alat yang digunakan pada

tahap pasca panen diantaranya kontainer, timbangan 5 kilogram, timbangan 15

kilogram, impulse sealer, dan plastik kemasan. Alat cetak soil block berfungsi

sebagai pencetak media persemaian benih yang berupa tanah. Pada satu buah

alat tersebut terdiri dari 4 block dengan ukuran 5 cm x 5 cm untuk masing-

masing block. YBSB menggunakan alat cetak soil block agar memudahkan dan

mempercepat proses persemaian benih. Garpu besar, garpu kecil, dan cangkul

digunakan untuk menggali dan membalikkan tanah pada saat penyiapan lahan.

Gembor berfungsi untuk menyiram air pada tahap penyiraman. Tebasan

digunakan untuk meratakan rumput di sekeliling bedengan yang dilakukan

pada tahap penyiapan lahan. Lori digunakan untuk membawa hasil panen ke

bagian pemasaran untuk dilakukan proses pengemasan. Pada tahap pasca

panen, kontainer digunakan untuk meletakkan selada cos yang telah dikemas,

timbangan 15 kilogram untuk menimbang hasil panen dari kebun sebelum

dilakukan pengemasan, sedangkan timbangan 5 kilogram digunakan pada saat

selada cos dikemas, dimana setiap kemasan selada cos ditimbang sampai

memiliki berat bersih sebesar 200 gram atau 0.2 kilogram. Impulse sealer

berfungsi untuk menutup kemasan. Plastik kemasan untuk mengemas caisin

berupa plastik bening berukuran 20 cm x 25 cm dan sticker. Jumlah plastik

kemasan yang digunakan untuk mengemas selada cos sebanyak 5 869.00

lembar/1000 m2.

Page 60: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

48

Besarnya nilai penyusutan peralatan untuk selada cos per tahun sebesar

Rp325 557.00. Pada perhitungan tersebut, peralatan yang dihitung nilai

penyusutannya adalah alat cetak soil block, garpu besar, garpu kecil, gembor,

tebasan, cangkul, lori, kontainer, timbangan 5 kilogram, timbangan 15

kilogram, dan impulse sealer. Plastik kemasan termasuk ke dalam biaya tunai

dengan biaya Rp450.00 per lembar. Biaya kemasan tersebut terdiri dari biaya

plastik bening dan sticker. Pada perhitungan usahatani, biaya penyusutan

termasuk ke dalam biaya diperhitungkan.

5. Brokoli

Benih brokoli yang digunakan untuk budidaya brokoli organik

menggunakan benih hibrida varietas Royal Green, berbeda dengan wortel,

bayam hijau, caisin, dan selada cos yang menggunakan benih lokal YBSB.

Menurut hasil wawancara dengan pihak YBSB tidak bisa memproduksi benih

brokoli sendiri dikarenakan biaya yang sangat mahal dalam proses

pembenihannya. Selain itu proses pembenihan brokoli harus menggunakan

pestisida kimia, sementara YBSB sama sekali tidak menggunakan pestisida

kimia. Oleh sebab itu benih yang digunakan untuk budidaya brokoli di YBSB

menggunakan benih yang dibeli dari luar. Benih brokoli yang dijual di

Indonesia merupakan benih yang diimpor yang kemudian dikemas di

Indonesia. Benih brokoli yang digunakan YBSB adalah benih produksi Chia

Tai Seed dari negara Thailand. Gambar 10 menunjukkan benih brokoli varietas

Royal Green yang digunakan oleh YBSB.

(a) (b)

Gambar 10 (a) Benih brokoli varietas Royal Green tampak depan (b) Benih

brokoli varietas Royal Green tampak belakang

Penggunaan benih yang digunakan banyaknya disesuaikan dengan luas

lahan dan pola tanam yang digunakan. Jumlah pemakaian benih brokoli untuk

lahan seluas 1000 m2 yaitu kurang lebih sebanyak 0.03 kilogram. Sama halnya

dengan benih caisin dan selada cos, benih brokoli harus terlebih dahulu

disemai. Hal tersebut dikarenakan benih brokoli belum tahan terhadap suhu,

kelembapan tanah, cuaca, dan lain-lain apabila langsung disebar dilahan,

sehingga harus disemai terlebih dahulu sampai menjadi bibit agar dapat

tumbuh dengan optimal. Bibit brokoli yang digunakan untuk lahan seluas 1000

Page 61: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

49

m2 yaitu sebanyak 5 000 tanaman pada tahun 2012. Harga bibit per tanaman

brokoli sebesar Rp116.00, dimana harga bibit tersebut didalamnya sudah

termasuk biaya membeli benih brokoli dengan harga Rp7 500 000.00 per

kilogram dan upah tenaga kerja yang dikeluarkan selama proses persemaian

sampai bibit siap dipindah ke lahan.

Brokoli menggunakan pupuk pada tahapan budidayanya, sama halnya

dengan bayam hijau, caisin, dan selada cos. Jumlah pemakaian pupuk kandang

pada budidaya brokoli untuk lahan seluas 1000 m2 pada tahun 2012 yaitu

sebanyak 5 000 kilogram, sedangkan pupuk cair yang digunakan setiap 1000

m2 pada tahun 2012 sebanyak 1 000.00 liter. Biaya untuk membeli pupuk

kandang yang dikeluarkan YBSB sebesar Rp350.00 per kilogram, sedangkan

biaya pupuk cair yang diperhitungkan adalah upah tenaga kerja pada saat

pemberian pupuk susulan saat budidaya berlangsung saja. Hal tersebut

dikarenakan pupuk cair yang digunakan YBSB merupakan air hasil rembesan

dalam proses pematangan pupuk kandang. Sama halnya dengan pupuk cair,

YBSB tidak mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk kompos dedaunan

dikarenakan pupuk tersebut diperoleh di kebun YBSB sendiri dan merupakan

sisa-sisa tanaman hasil panen yang berada di lahan, sehingga yang

diperhitungkan hanya upah tenaga kerja pada saat pemupukan dasar dilakukan.

YBSB tidak menggunakan pestisida nabati atau pestisida organik pada

proses budidaya brokoli organik. Hal tersebut dikarenakan hama yang terdapat

pada organik masih dapat dikendalikan melalui kegiatan pemeliharaan, pola

tumpang sari, dan juga rotasi tanaman. YBSB pada dasarnya sangat jarang

untuk menggunakan pestisida nabati hampir pada semua jenis sayuran yang

dibudidayakannya, hal tersebut dikarenakan apabila menggunakan pestisida

nabati sayuran menjadi pahit.

Berbeda dengan bayam hijau, caisin, dan selada cos, pada proses budidaya

brokoli tidak menggunakan naungan saat musim hujan. Menurut hasil

wawancara dengan YBSB, daun dan buah brokoli kuat dan tahan terhadap air

hujan, berbeda dan bayam hijau, caisin, dan selada cos yang daunnya mudah

rusak jika terkena air hujan. Oleh sebab itu pada proses budidaya brokoli,

YBSB tidak menggunakan naungan pada saat musim hujan.

Tenaga kerja yang digunakan pada budidaya brokoli dimulai dari

penanaman hingga kegiatan pasca panen sebesar 105.58 HOK/1000 m2

pada

tahun 2012. Pada budidaya brokoli tenaga kerja pria pada umumnya sama

dengan bayam hijau dan caisin, dimana tenaga kerja pria berperan pada tahap

penyiapan lahan, penanaman, penyiraman, dan pemupukan susulan, sedangkan

tenaga kerja wanita lebih banyak berperan pada tahap pemeliharaan seperti

pembersihan gulma, pemanenan, dan tahap pasca panen dikarenakan pada

tahap-tahap budidaya tersebut membutuhkan keuletan dan termasuk pekerjaan

yang lebih ringan dibandingkan dengan pekerjaan pada tahapan budidaya

lainnya.

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya brokoli pada umumnya

sama dengan caisin dan selada cos yakni alat cetak soil block, garpu besar,

garpu kecil, pisau, gembor, tebasan, cangkul dan lori. Alat-alat yang digunakan

pada tahap pasca panen diantaranya kontainer, timbangan 5 kilogram,

timbangan 15 kilogram, mesin wrapping, dan plastik wrapping. Alat cetak soil

block berfungsi sebagai pencetak media persemaian benih yang berupa tanah.

Page 62: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

50

Pada satu buah alat tersebut terdiri dari 4 block dengan ukuran 5 cm x 5 cm

untuk masing-masing block. YBSB menggunakan alat cetak soil block agar

memudahkan dan mempercepat proses persemaian benih. Garpu besar, garpu

kecil, dan cangkul digunakan untuk menggali dan membalikkan tanah pada

saat penyiapan lahan. Gembor berfungsi untuk menyiram air pada tahap

penyiraman. Tebasan digunakan untuk meratakan rumput di sekeliling

bedengan yang dilakukan pada tahap penyiapan lahan. Lori digunakan untuk

membawa hasil panen ke bagian pemasaran untuk dilakukan proses

pengemasan. Pada tahap pasca panen, kontainer digunakan untuk meletakkan

brokoli yang telah dikemas, timbangan 15 kilogram untuk menimbang hasil

panen dari kebun sebelum dilakukan pengemasan, sedangkan timbangan 5

kilogram digunakan pada saat brokoli dikemas. Plastik kemasan untuk

mengemas brokoli berupa plastik wrapping dengan panjang 500 m per roll dan

sticker. Jumlah kemasan yang digunakan untuk mengemas brokoli sebanyak

710.00 buah/1000 m2.

Besarnya nilai penyusutan peralatan untuk brokoli per tahun sebesar

Rp114 550.00. Pada perhitungan tersebut, peralatan yang dihitung nilai

penyusutannya adalah alat cetak soil block, garpu besar, garpu kecil, gembor,

tebasan, cangkul, lori, kontainer, timbangan 5 kilogram, timbangan 15

kilogram, dan mesin wrapping. Plastik kemasan termasuk ke dalam biaya tunai

dengan biaya Rp375.00 per buah. Biaya kemasan tersebut terdiri dari biaya

plastik wrapping dan sticker. Pada perhitungan usahatani, biaya penyusutan

termasuk ke dalam biaya diperhitungkan.

Proses Budidaya

Budidaya sayuran organik di YBSB mengikuti pola pergiliran tanaman atau

rotasi tanaman, dimana menurut Pracaya (2012) pergiliran tanaman adalah

menanam jenis-jenis tanaman dalam famili yang berbeda secara bergantian.

Begitu pula dengan sayuran wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli

yang pada budidayanya mengikuti pola rotasi tanaman. Rotasi tanaman yang

dilakukan YBSB bertujuan untuk mengembalikan unsur hara tanah,

mengendalikan hama penyakit, serta untuk memenuhi permintaan.

Secara keseluruhan tahapan budidaya wortel, bayam hijau, caisin, selada

cos, dan brokoli tidak jauh berbeda. Namun terdapat beberapa perbedaan

diantaranya pada tahapan penyiapan lahan, wortel tidak dilakukan pemupukan

dasar, berbeda dengan budidaya bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli yang

melakukan pemupukan dasar pada tahap penyiapan lahan. Selain itu, perbedaan

tahapan budidaya juga terlihat pada bayam hijau, caisin, dan selada cos yang pada

saat musim hujan menggunakan naungan, sementara pada budidaya wortel dan

brokoli tidak menggunakan naungan. Proses budidaya masing-masing komoditi

tersebut secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :

1. Wortel

Tahapan pertama pada budidaya wortel organik di YBSB dimulai dari

persiapan lahan. Tahapan penyiapan lahan bertujuan untuk menciptakan

kondisi lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman wortel. Keadaan

lahan sudah terbentuk berupa bedengan berukuran 1 m x 10 m. Setiap

Page 63: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

51

bedengan memiliki tinggi sebesar 15-20 cm dan jarak antar bedengan kurang

lebih 40 cm. Jarak tersebut telah dipertimbangkan untuk mempermudah saat

dilakukan penanaman, perawatan, dan pemanenan. Tahapan ini dimulai dengan

membersihkan rumput-rumput dan tanaman sisa panen sebelumnya. Setelah

lahan bersih dari rumput atau tanaman sisa panen tanaman sebelumnya, lahan

yang sebelumnya telah memadat dan keras harus diolah kembali agar tanah

menjadi lebih halus serta gembur. Pada tahap ini dilakukan proses

penggemburan dan pembalikkan tanah yaitu dengan menggali tanah hingga

kedalaman kurang lebih 25-30 cm dan kemudian membalikannya ke

permukaan atas. Pembalikkan tanah tersebut dilakukan agar terjadi pertukaran

udara (aerasi) didalam tanah, air mudah meresap, akar tanaman mudah

menembus tanah untuk mencapai air dan menyerap unsur hara, dan

mengurangi penguapan air tanah saat musim kemarau. Penggalian tanah

dilakukan dengan menggunakan alat yang sederhana yaitu garpu besar atau

cangkul, dan dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak membunuh

organisme yang ada di dalam tanah seperti cacing tanah. Setelah tanah dibalik,

tanah digali kembali untuk memasukkan atau menguburkan pupuk progresif

dan kemudian tanah ditutup kembali untuk dapat langsung ditanami atau

didiamkan terlebih dahulu selama satu atau dua hari. Lahan yang telah siap

untuk ditanami tersebut tidak boleh terlalu lama didiamkan, karena apabila

terlalu lama didiamkan maka tanah akan kembali mengeras.

Setelah tahapan penyiapan lahan selesai dilakukan, tahapan selanjutnya

adalah tahap penanaman. Penanaman wortel diawali dengan membuat alur atau

garis memanjang menggunakan bambu sebagai tempat untuk menabur benih

wortel. Setiap alur memiliki kedalaman kurang lebih 2 cm dengan jarak antar

baris alur sebesar 20 cm. Pada lahan wortel yang ditanam secara monokultur,

pada setiap bedengan terdapat 5 baris alur untuk ditanami wortel. Sedangkan

pada lahan yang ditanam secara tumpang sari, jumlah alur untuk wortel pada

satu bedeng berjumlah 4 baris alur. Gambar 11 merupakan gambar jarak tanam

wortel yang ditanam secara monokultur dan salah satu pola tanam wortel yang

ditanam secara tumpang sari, yakni wortel yang ditumpang sarikan dengan

daun bawang.

(a) (b)

20 cm

100 cm

10 cm

10 cm

25 cm

20 cm

Page 64: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

52

Keterangan :

(a) = Tanaman wortel yang ditanam secara monokultur

(b) = Tanaman wortel yang ditanam secara tumpang sari dengan daun bawang

Pada budidaya wortel, penanaman wortel dilakukan dengan cara ditabur

sepanjang alur secara merata sehingga wortel dapat tumbuh dengan rapi dan

teratur dalam setiap bedengan. Benih wortel tidak perlu disemai terlebih dahulu

sebelum ditanam. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari terbentuknya

cabang pada umbi wortel. Untuk satu baris alur sepanjang 10 m, dibutuhkan

benih wortel sebanyak 2 gram. Gambar 12 menunjukkan proses penaburan

benih wortel.

Gambar 12 Proses penaburan benih wortel sepanjang alur

Setelah benih selesai ditabur, maka selanjutnya benih ditutup dengan tanah

yang halus atau remah setebal kurang lebih 1 cm dan setelah itu dilakukan

penyiraman secara merata hingga tanah basah. Kegiatan penanaman biasanya

dilakukan YBSB pada sore hari saat cuaca teduh, dimana pada saat tersebut

tanah berada dalam kondisi yang baik untuk dilakukan penanaman. Benih

wortel akan mulai berkecambah sekitar satu minggu kemudian.

Selama masa pertumbuhan, tanaman wortel disiram setiap dua hari sekali

pada musim kemarau. Penyiraman tidak dilakukan setiap hari dikarenakan

YBSB berada di lokasi yang memiliki intensitas hujan yang cukup tinggi,

sehingga pada musim kemarau hujan tetap terjadi meskipun dalam intensitas

dan curah hujan yang tidak terlalu tinggi. Dalam satu kali penyiraman

membutuhkan 60 liter air atau sama dengan 6 gembor. Sedangkan pada musim

hujan tanaman wortel tidak disiram karena intensitas dan curah hujan tinggi,

sehingga apabila dilakukan penyiraman kembali tanah menjadi terlalu lembap

dan membuat umbi wortel tidak dapat tumbuh dengan baik, bahkan menjadi

busuk.

Gambar 11 Gambar beberapa pola jarak tanam wortel

Page 65: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

53

Tahapan selanjutnya setelah wortel ditanam yaitu tahap pemeliharaan atau

perawatan. Pemeliharaan dilakukan untuk mendukung pertumbuhan wortel

sehingga dihasilkan wortel dengan kualitas baik. Pada budidaya wortel tahap

pemeliharaan yang dilakukan yaitu penjarangan, pembersihan gulma, dan

pembumbunan. Penjarangan dilakukan untuk mengatur jarak antar tanaman

agar tidak terlalu rapat dengan cara mencabut tanaman wortel yang terlalu

rapat atau terlihat menumpuk dengan hati-hati agar tanaman wortel yang lain

tidak ikut tercabut. Pada saat penjarangan, antar tanaman wortel diatur hingga

memiliki jarak sekitar 5 cm. Penjarangan dilakukan agar antar umbi tidak

saling berebut unsur hara dan agar umbi wortel memiliki ruang yang luas untuk

tumbuh besar. Kegiatan penjarangan dilakukan sekali selama umur tanamnya

yaitu pada saat umur tanaman wortel sekitar 1-1,5 bulan. Sama halnya dengan

kegiatan penjarangan, pembersihan gulma juga dilakukan agar gulma tidak

menghambat jalan pertumbuhan wortel. Gulma juga dapat menjadi pesaing

tanaman wortel dalam menyerap unsur hara dalam tanah, oleh karena itu gulma

perlu dicabut agar wortel dapat menyerap unsur hara dengan baik. Pencabutan

gulma dilakukan saat umur tanaman wortel 1 bulan dan dilakukan sebanyak

dua kali sampai waktu panen. Sedangkan pembumbunan dilakukan apabila

pangkal umbi terlihat di atas tanah. Jika terjadi hal tersebut maka harus segera

dilakukan pembumbunan karena apabila terkena sinar matahari, umbi wortel

warnanya akan menjadi hijau sehingga wortel yang dihasilkan kualitasnya

menjadi rendah. Kegiatan pemeliharaan tanaman biasanya dilakukan oleh

tenaga kerja wanita karena membutuhkan keuletan dan tergolong dalam

kegiatan yang lebih ringan dibandingkan kegiatan lainnya.

Dalam kegiatan pengendalian hama dan penyakit, YBSB melakukan cara

preventif dan kuratif. Cara preventif atau pencegahan dilakukan dengan cara

memilih lokasi tanam yang tepat, menanam pada waktu yang tepat, menanam

beberapa jenis sayuran dalam satu bedengan (polikultur), dan melakukan pola

pergiliran tanaman. Sedangkan cara kuratif adalah pengendalian hama dengan

menggunakan pestisida nabati yang dapat terbuat dari bahan-bahan yang

berasal dari tumbuhan, seperti daun tembakau, daun awar-awar, daun nimba,

bawang putih, daun mint, daun tephrosia, dan lain-lain. Dalam aplikasinya,

YBSB sangat jarang menggunakan pestisida nabati untuk mengendalikan hama

dan penyakit pada sayuran organik yang dibudidayakannya, hal tersebut karena

pestisida nabati dapat membuat sayuran menjadi terasa pahit dan tidak boleh

terlalu sering dilakukan karena dapat membunuh hama dan memutus siklus

hidup beberapa binatang dan juga tumbuhan. Oleh karena itu, dalam

mengendalikan hama dan penyakit YBSB lebih menerapkan cara pencegahan

melalui cara-cara yang telah disebutkan diatas. Begitu pula dengan cara

pengendalian hama dan penyakit pada tanaman wortel yaitu dengan tidak

menanam tanaman wortel kembali pada bedengan yang ditanami wortel

sebelumnya, mengkombinasikan wortel dengan daun bawang pada bedengan

karena aroma bawang daun dapat mengusir hama pada tanaman wortel, serta

dengan menanam pada waktu yang tepat.

Pemanenan wortel di YBSB dilakukan setelah umur wortel kurang lebih

85 HST hingga 90 HST dan dilakukan sebanyak satu kali atau serentak. Panen

dilakukan ketika daun wortel telah menguning dan umbi wortel sudah terlihat

menonjol diatas permukaan tanah. Umbi wortel yang sudah terlihat diatas

Page 66: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

54

permukaan tanah harus segera dipanen, karena apabila panen terlambat

dilakukan maka wortel akan mengeras dan kualitasnya menjadi rendah.

Pemanenan wortel dilakukan dengan cara menggali tanah dengan hati-hati

menggunakan garpu kecil agar umbi tidak rusak atau cacat, kemudian wortel

dicabut dari tanah. Bagian daun dan akar wortel dipotong dengan

menggunakan pisau lalu selanjutnya wortel dimasukkan ke dalam karung. Pada

saat panen, petani di YBSB sudah terlebih dahulu melakukan penyortiran

terhadap hasil wortel yang dipanen dengan mengelompokkan wortel ke dalam

grade A dan grade B atau afkir. Wortel grade A panjangnya telah mencapai

kurang lebih 14-20 cm dan berdiameter sekitar 2,5-3,5 cm, berwarna orange

cerah, lurus, tidak bercabang, tidak busuk, tidak berakar, dan tidak berkayu

atau keras. Sementara wortel yang tidak lurus, bercabang, yang memiliki

sedikit warna hijau tetapi masih layak untuk dijual dikelompokkan ke dalam

grade B atau afkir. Sedangkan wortel yang memiliki banyak cabang, sangat

kerdil, dan busuk adalah wortel yang tidak layak dipanen sehingga dibiarkan

berada di bedengan. Gambar 13 menunjukkan wortel grade B atau afkir.

Gambar 13 Wortel grade B

Hasil panen wortel yang diperoleh YBSB pada tahun 2012 sebanyak 1

533.14 kg/1000 m2. Setelah wortel grade A dan grade B dimasukkan ke dalam

karung, maka selanjutnya dilakukan pencucian wortel untuk membersihkan

wortel dari tanah. Pencucian wortel dilakukan melalui dua tahap, yaitu pertama

karung yang didalamnya berisi wortel hasil panen dimasukkan air jernih

kemudian digoyangkan selama kurang lebih 15 menit untuk meluruhkan tanah

yang menempel pada wortel, kemudian wortel dicuci kembali dengan

menggunakan air jernih yang mengalir untuk membersihkan wortel dari tanah

sampai benar-benar bersih. Gambar 14 menunjukkan proses pencucian wortel

menggunakan air jernih yang mengalir.

Page 67: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

55

Gambar 14 Proses pencucian wortel menggunakan air jernih yang mengalir

Gambar 14 menunjukkan proses pencucian wortel menggunakan air jernih

yang berasal dari sumber mata air. Air yang digunakan untuk mencuci wortel

dan juga sayuran lainnya harus air yang jernih dan berasal dari sumber mata

air. Wortel harus dicuci sampai benar-benar bersih dari tanah sebelum dibawa

ke bidang pasar untuk dilakukan tahapan pasca panen.

Wortel yang telah bersih dari tanah kemudian dibawa ke bidang pasar

menggunakan lori untuk diberikan perlakuan pasca panen. Perlakuan pasca

panen yang dilakukan dengan tujuan agar wortel dapat memenuhi standar

perdagangan atau standar yang diingikan oleh konsumen, agar terlihat menjadi

lebih menarik, dan juga agar lebih awet dan tidak mudah rusak saat

didistribusikan kepada konsumen.Hal yang dilakukan YBSB agar semua tujuan

tersebut tercapai yaitu dengan melakukan pembersihan, sortasi, grading, dan

pengemasan. Pembersihan merupakan salah satu tindakan penting sebelum

wortel diproses lebih lanjut. Dalam proses pembersihan, wortel dibersihkan

dengan cara menggosok wortel menggunakan kain lap sampai warna wortel

menjadi orange cerah dan terlihat mengkilat. Setelah wortel dibersihkan, proses

selanjutnya yaitu sortasi yaitu dengan memilah wortel sesuai dengan ukuran

permintaan yang diinginkan konsumen. Pemilahan tersebut dilakukan agar

sayuran yang akan dipasarkan benar-benar memiliki kualitas yang baik. Setelah

sortasi dilakukan, selanjutnya dilakukan grading. Grading merupakan suatu

kegiatan untuk menyatukan atau mengelompokkan wortel berdasarkan

ukurannya yaitu wortel grade A dan grade B. Grade wortel tersebut ditentukan

berdasarkan keinginan dan permintaan dari konsumen. Wortel sebelumnya

sudah terlebih dahulu disortir pada saat pemanenan, sehingga pada saat

perlakuan pasca panen hanya dilakukan pengecekan kesesuaian wortel hasil

grading yang dilakukan pada saat di lahan dengan standar yang ditentukan.

Setelah proses grading selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan proses

pengemasan (packaging). Pengemasan wortel dilakukan pada wortel grade A,

sedangkan pada wortel grade B tidak dilakukan pengemasan. Gambar 15

menunjukkan wortel grade A yang telah dikemas.

Page 68: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

56

Gambar 15 Wortel grade A yang sudah dikemas

Wortel grade A dikemas menggunakan plastik bening dengan ukuran 20 x

25 cm dengan berat per kemasan wortel sebesar 500 gram. Setelah wortel

dimasukkan ke dalam plastik kemasan dan timbang, selanjutnya kemasan

ditutup menggunakan cut bag sealer. Wortel yang telah dikemas selanjutnya

siap untuk dipasarkan.

2. Bayam Hijau

Tahapan pertama pada budidaya bayam hijau organik di YBSB dimulai

dari persiapan lahan. Tahap persiapan lahan pada budidaya bayam hijau tidak

jauh berbeda dengan tahap persiapan lahan wortel, yakni dimulai dengan

membersihkan rumput-rumput dan tanaman sisa panen sebelumnya, kemudian

melakukan proses penggemburan dan pembalikkan tanah yaitu dengan

menggali tanah hingga kedalaman kurang lebih 25-30 cm dan kemudian

membalikannya ke permukaan atas. Perbedaan terdapat pada pemberian pupuk

dasar, dimana tanaman bayam hijau menggunakan pupuk organik yang berupa

pupuk kandang sebagai pupuk dasar, sedangkan tanaman wortel menggunakan

pupuk progresif sebagai pupuk dasar. Pupuk organik yang digunakan terdiri

dari campuran pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, dan sekam

padi. Pemupukan dasar dilakukan dengan cara disebar merata sepanjang

bedeng lalu dicampurkan dengan tanah. Setelah dilakukan pemupukan dasar

maka lahan dapat langsung ditanami atau didiamkan terlebih dahulu selama

satu atau dua hari. Lahan yang telah siap untuk ditanami tersebut tidak boleh

terlalu lama didiamkan, karena apabila terlalu lama didiamkan maka tanah

akan kembali mengeras.

Setelah tahapan penyiapan lahan selesai dilakukan, tahapan selanjutnya

adalah tahap penanaman. Penanaman bayam hijau sama dengan wortel yaitu

diawali dengan membuat alur atau garis memanjang menggunakan bambu

sebagai tempat untuk menabur benih bayam hijau. Setiap alur memiliki

kedalaman kurang lebih 2 cm dengan jarak antar baris alur sebesar 20 cm. Pada

lahan bayam hijau yang ditanam secara monokultur, pada setiap bedengan

terdapat lima baris alur untuk ditanami bayam hijau. Sedangkan pada lahan

yang ditanam secara tumpang sari, jumlah alur untuk ditanami bayam hijau

pada satu bedeng dapat berjumlah tiga atau empat baris alur. Gambar 16

merupakan gambar jarak tanam bayam hijau yang ditanam secara monokultur

dan pola tanam bayam hijau yang ditanam secara tumpang sari, yakni bayam

hijau yang ditumpang sarikan dengan jagung dan kol bunga.

Page 69: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

57

(a) (b) (c)

Keterangan :

(a) = Tanaman bayam hijau yang ditanam secara monokultur

(b) = Tanaman bayam hijau yang ditumpang sarikan dengan jagung

(c) = Tanaman bayam hijau yang ditumpang sarikan dengan kol bunga

Pada budidaya bayam hijau, penanaman bayam hijau dilakukan dengan

cara ditabur sepanjang alur secara merata sehingga bayam hijau dapat tumbuh

dengan rapi dan teratur dalam setiap bedengan. Benih bayam hijau tidak perlu

disemai terlebih dahulu sebelum ditanam. Untuk satu baris alur sepanjang 10

m, dibutuhkan benih bayam hijau sebanyak 2 gram. Setelah benih selesai

ditabur, maka selanjutnya benih ditutup dengan tanah yang halus atau remah

setebal kurang lebih 1 cm dan setelah itu dilakukan penyiraman secara merata

hingga tanah basah. Kegiatan penanaman biasanya dilakukan YBSB pada sore

hari saat cuaca teduh, dimana pada saat tersebut tanah berada dalam kondisi

yang baik untuk dilakukan penanaman.

Pada musim hujan tanaman bayam hijau menggunakan naungan yang

berfungsi sebagai penahan air hujan agar tidak langsung jatuh mengenai daun.

Bayam hijau memiliki daun dan batang yang sangat lembut dan mudah rusak

sehingga apabila tidak menggunakan naungan saat curah hujan tinggi, maka

bayam hijau dapat rusak dan tidak layak untuk dipanen. Cara pembuatan

naungan yaitu pertama dengan membelah bambu yang masih dalam bentuk

batang menjadi bambu dengan ukuran lebih kecil yaitu kurang lebih 3 cm x

200 cm. Setelah bambu siap dipakai maka langkah selanjutnya adalah

membuat tiang lengkung dari sebanyak 7 buah untuk tiap bedeng, kemudian

memasang bambu atap secara memanjang di atas tiang lengkung dengan

panjang kurang lebih 10 m. Pada pertemuan antara tiang lengkung dengan

bambu atap diikat dengan kawat hingga kencang. Setelah pertemuan antar

20 cm

100 cm

10 cm

10 cm

25-30 cm

20 cm

36 cm

20 cm

Gambar 16 Gambar beberapa pola jarak tanam bayam hijau

Page 70: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

58

bambu diikat, plastik ultraviolet dipasangkan dengan mengikat setiap ujungnya

pada bambu. Pemasangan naungan biasanya dilakukan setelah tahap penyiapan

lahan dan sebelum dilakukan tahap penanaman.

Selama masa pertumbuhan, tanaman bayam hijau disiram setiap dua hari

sekali pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan tanaman bayam

hijau tidak disiram karena intensitas dan curah hujan yang turun sudah

mencukupi kebutuhan air yang dibutuhkan tanaman. Namun apabila

menggunakan naungan, maka penyiraman tetap dilakukan setiap tiga hari

sekali. Dalam satu kali penyiraman membutuhkan 60 liter air atau sama dengan

6 gembor.

Tahapan selanjutnya setelah bayam hijau ditanam yaitu tahap

pemeliharaan atau perawatan. Pada budidaya bayam hijau tahap pemeliharaan

yang dilakukan yaitu pembersihan gulma, pemupukan susulan, serta

pengendalian hama dan OPT. Pembersihan gulma dilakukan agar gulma tidak

menghambat jalan pertumbuhan bayam hijau. Gulma juga dapat menjadi

pesaing tanaman bayam hijau dalam menyerap unsur hara dalam tanah, oleh

karena itu gulma perlu dicabut agar bayam hijau dapat menyerap unsur hara

dengan baik. Pencabutan gulma dilakukan saat umur tanaman bayam hijau dua

minggu dan dilakukan sebanyak satu kali sampai waktu panen. Pembersihan

gulma pada budidaya bayam hijau jarang dilakukan karena jarak tanam bayam

hijau yang rapat, sehingga jarang ada gulma yang tumbuh. Pemupukan susulan

diberikan dua kali yaitu pada saat bayam hijau berumur dua minggu dan tiga

minggu. Pupuk yang diberikan pada saat pemupukan susulan adalah pupuk cair

yang terbuat dari rembesan proses pematangan pupuk kandang yang telah

dicampur dengan air dengan perbandingan 1:10, yaitu 1 liter air rembesan

pupuk kandang dicampur dengan 10 liter air. Campuran tersebut dimasukkan

ke dalam gembor kemudian disiramkan secara merata. Setiap kali penyiraman

pupuk susulan menghabiskan 2 gembor campuran air rembesan pupuk kandang

dengan air.

Bayam hijau termasuk jenis tanaman yang tidak terlalu sulit untuk

pengendalian hama atau penyakitnya, karena tanaman bayam hijau tidak

mempunyai musuh hama atau penyakit terlalu banyak dan jarang terserang

oleh hama penyakit tersebut. Oleh sebab itu dalam mengendalikan hama dan

penyakit pada bayam hijau tidak menggunakan pestisida nabati, melainkan

dengan tindakan preventif yaitu dengan tidak menanam tanaman bayam hijau

kembali pada bedengan yang ditanami bayam hijau sebelumnya,

mengkombinasikan bayam hijau dengan tanaman lainyang berbeda hama dan

penyakitnya pada setiap bedengan, serta dengan menanam bayam hijau pada

waktu yang tepat.

Pemanenan bayam hijau dilakukan secara bertahap yakni dengan

mencabut tanaman yang sudah besar terlebih dahulu mendahului yang lainnya

dan dilakukan seterusnya sampai semua tanaman selesai dipanen. Pemanenan

bayam hijau biasanya dilakukan pada umur bayam hijau kurang lebih 25 HST

hingga 35 HST, dan dilakukan kurang lebih 3-5 kali. Hasil panen bayam hijau

yang diperoleh YBSB pada tahun 2012 sebanyak 583.67 kg/1000 m2. Bayam

hijau dipanen ketika tingginya sudah mencapai 40-45 cm dan dilakukan dengan

cara dicabut. Pada saat mencabut harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar

batang dan daun bayam hijau tidak patah, setelah itu bayam hijau diikat dan

Page 71: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

59

dilakukan pencucian dengan membersihkan batang dan akar dari tanah sampai

bersih. Pada saat mencuci jangan sampai bagian daun bayam hijau ikut terkena

air, karena apabila daun ikut terkena air dapat menyebabkan daun menjadi

cepat busuk. Pada saat panen, petani di YBSB sudah terlebih dahulu

melakukan penyortiran terhadap hasil bayam hijau yang dipanen sesuai dengan

kriteria yang ditentukan Bidang Pasar yaitu dengan mengelompokkan bayam

hijau ke dalam grade A dan grade B atau afkir. Bayam hijau grade A

panjangnya telah mencapai kurang lebih 40-45 cm dan panjang akar sekitar 1-2

cm, berwarna hijau muda, tampilannya segar tidak berwarna kuning, sedikit

lubang, dan tidak terdapat bercak coklat. Sementara bayam hijau yang

tampilannya kurang segar, banyak lubang dan terdapat sedikit bercak coklat

tetapi masih layak untuk dijual dikelompokkan ke dalam grade B atau afkir.

Sedangkan bayam hijau yang memiliki lubang yang sangat banyak, terdapat

banyak bercak coklat, layu atau busuk termasuk bayam hijau yang tidak layak

dipanen sehingga dibiarkan berada di bedengan.

Bayam hijau yang telah bersih dari tanah kemudian dimasukkan ke dalam

kontainer, kemudian dibawa ke Bidang Pasar menggunakan lori untuk

diberikan perlakuan pasca panen. Perlakuan pasca panen yang dilakukan

berupa pembersihan, sortasi, grading, dan pengemasan. Dalam proses

pembersihan, bagian sayuran yang tidak penting, kotoran dan sayuran lain yang

ikut terbawa saat panen disingkirkan sehingga bayam hijau menjadi bersih dan

siap untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi. Sortasi yaitu dengan

memilah bayam hijau sesuai dengan ukuran permintaan yang diinginkan

konsumen. Pemilahan tersebut dilakukan agar bayam hijau yang akan

dipasarkan benar-benar memiliki kualitas yang baik. Setelah sortasi dilakukan,

selanjutnya dilakukan grading. Bayam hijau sebelumnya sudah terlebih dahulu

disortir pada saat pemanenan, sehingga pada saat perlakuan pasca panen hanya

dilakukan pengecekan kesesuaian sayuran hasil grading yang dilakukan pada

saat di lahan dengan standar yang ditentukan. Setelah proses grading selesai

dilakukan, selanjutnya dilakukan proses pengemasan (packaging). Pengemasan

bayam hijau dilakukan pada bayam hijau grade A, sedangkan pada bayam hijau

grade B tidak dilakukan pengemasan. Gambar 17 menunjukkan bayam hijau

grade A yang telah dikemas.

Gambar 17 Bayam hijau grade A yang sudah dikemas

Page 72: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

60

Bayam hijau grade A dikemas menggunakan plastik bening dengan ukuran

20 x 50 cm dengan berat per kemasan bayam hijau sebesar 200 gram. Setelah

bayam hijau dimasukkan ke dalam plastik kemasan dan timbang, selanjutnya

kemasan ditutup menggunakan impulse sealer. Bayam hijau yang telah

dikemas selanjutnya siap untuk dipasarkan.

3. Caisin

Tahapan pertama pada budidaya caisin organik di YBSB juga dimulai dari

persiapan lahan. Tahap persiapan lahan pada budidaya seluruh sayuranpada

dasarnya tidak berbeda, yaitu dimulai dengan membersihkan rumput-rumput

dan tanaman sisa panen sebelumnya, kemudian melakukan proses

penggemburan dan pembalikkan tanah yaitu dengan menggali tanah hingga

kedalaman kurang lebih 25-30 cm dan kemudian membalikannya ke

permukaan atas, pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang, dan setelah itu

lahan siap untuk ditanam.

Setelah tahapan penyiapan lahan selesai dilakukan, tahapan selanjutnya

adalah tahap penanaman. Pada budidaya caisin, benih terlebih dahulu disemai

sebelum ditanam. Hal tersebut dikarenakan benih caisin belum tahan terhadap

suhu, kelembapan tanah, cuaca, dan lain-lain apabila langsung disebar dilahan,

sehingga harus disemai terlebih dahulu sampai menjadi bibit agar dapat

tumbuh dengan optimal. Langkah-langkah dalam melakukan persemaian benih

yaitu dengan menyiapkan media tanamnya terlebih dahulu yaitu berupa

campuran tanah dengan pupuk organik yang berupa pupuk kandang dan pupuk

kompos. Dalam membuat media tanam, tanah dicampur dengan pupuk

kandang dan pupuk kompos selama kurang lebih satu bulan dan dilakukan

penyiraman setiap 3 hari sekali. Setelah didiamkan selama 1 bulan maka tanah

siap untuk dicetak menggunakan alat cetak soil block. Persemaian benih caisin

di YBSB tidak menggunakan polybag, melainkan menggunakan soil block.

Penggunaan soil block dilakukan agar mempermudah dan mempercepat proses

persemaian berbagai macam sayuran yang diusahakan YBSB. Pada satu buah

alat cetak soil block terdapat 4 cetakan soil block yang masing-masing

berukuran 5 cm x 5 cm. Setelah tanah siap untuk digunakan, maka selanjutnya

tanah dicetak menggunakan alat cetakan soil block dan kemudian diletakkan

diatas wadah persemaian berupa meja yang terbuat dari bambu. Gambar 18

menunjukkan alat cetak soil block dan proses pencetakan media tanam

menggunakan alat cetak soil block.

Page 73: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

61

(a) (b)

Gambar 18 (a) Alat cetak soil block (b) proses pencetakan media tanam

menggunakan alat cetak soil block

Setelah media tanam selesai dicetak, selanjutnya benih diletakkan pada

lubang yang ada pada soil block. Setiap satu soil block terdapat satu lubang dan

masing-masing lubang diisi dengan 1-2 biji caisin. Setelah biji caisin

diletakkan didalam lubang, soil block ditutup dengan tanah halus sampai

tertutup seluruhnya kemudian dilakukan penyiraman. Biji caisin akan mulai

berkecambah saat berumur 5 hari, kemudian setelah 4 minggu bibit caisin

sudah siap untuk dipindah ke lahan untuk ditanam.

Penanaman caisin berbeda dengan bayam hijau dan wortel, dimana pada

tanaman caisin yang ditanam di lahan sudah berupa bibit tanaman sehingga

tidak perlu membuat alur terlebih dahulu seperti yang dilakukan pada

penanaman wortel dan bayam hijau. Pada lahan caisin yang ditanam secara

monokultur, pada setiap bedengan terdapat lima baris tanaman caisin.

Sedangkan pada lahan yang ditanam secara tumpang sari, jumlah barisyang

ditanami caisin pada satu bedeng dapat berjumlah tiga atau empat baris.

Gambar 19 merupakan gambar jarak tanam caisin yang ditanam secara

monokultur dan salah satu alternatif pola tanam caisin yang ditanam secara

tumpang sari, yakni caisin yang ditumpang sarikan dengan tomat dan seledri.

(a) (b) (c)

Keterangan :

35 cm

100 cm

10 cm

10 cm

35 cm

15 cm

35 cm

15 cm

Page 74: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

62

(a) = Caisin yang ditanam secara monokultur

(b) = Caisin yang ditumpang sarikan dengan tomat

(c) = Caisin yang ditumpang sarikan dengan seledri

Pada Gambar 19 dapat dilihat bahwa jarak tanam antar tanaman caisin

yaitu 15 cm x 15 cm dan ditanam secara selang-seling hingga terlihat

membentuk model zig-zag. Tujuan penanaman caisin membentuk model zig-

zag yaitu agar antar tanaman caisin mendapatkan sinar matahari dan unsur hara

yang sama. Pada satu baris tanaman caisin sepanjang 10 m terdapat 50 bibit

tanaman caisin. Penanaman tanaman caisin dilakukan dengan melubangi tanah

menggunakan tangan hingga memiliki kedalaman kurang lebih 5 cm dan

selanjutnya bibit caisin dimasukkan ke dalam lubang tanam. Setelah bibit

caisin selesai dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup kembali dengan tanah,

maka selanjutnya dilakukan penyiraman hingga tanah basah.

Pada musim hujan tanaman caisin juga menggunakan naungan sama

halnya dengan tanaman bayam hijau. Bentuk naungan yang digunakan pada

budidaya caisin sama dengan bayam hijau sehingga cara pembuatan dan

pemasangannya pun sama. Pemasangan naungan pada caisin biasanya

dilakukan setelah tahap penyiapan lahan dan sebelum dilakukan tahap

penanaman.

Selama masa pertumbuhan, tanaman caisin disiram setiap dua hari sekali

pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan tanaman caisin tidak

disiram karena intensitas dan curah hujan yang turun sudah mencukupi

kebutuhan air yang dibutuhkan tanaman caisin. Namun apabila menggunakan

naungan, maka penyiraman tetap dilakukan setiap tiga hari sekali. Dalam satu

kali penyiraman membutuhkan 60 liter air atau sama dengan 6 gembor.

Tahapan selanjutnya setelah caisin ditanam yaitu tahap pemeliharaan atau

perawatan. Pada budidaya caisin tahap pemeliharaan yang dilakukan yaitu

pembersihan gulma, pemupukan susulan, serta pengendalian hama dan OPT.

Pembersihan gulma dilakukan agar gulma tidak menghambat jalan

pertumbuhan caisin. Gulma juga dapat menjadi pesaing tanaman caisin dalam

menyerap unsur hara dalam tanah, oleh karena itu gulma perlu dicabut agar

caisin dapat menyerap unsur hara dengan baik. Pencabutan gulma dilakukan

saat umur tanaman caisin dua minggu dan dilakukan sebanyak satu kali sampai

waktu panen. Pemupukan susulan diberikan dua kali yaitu pada saat caisin

berumur dua minggu dan tiga minggu. Pupuk yang diberikan pada saat

pemupukan susulan adalah pupuk cair yang merupakan campuran air rembesan

pupuk kandang dengan air. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam gembor

kemudian disiramkan secara merata. Setiap kali penyiraman pupuk susulan

menghabiskan 2 gembor campuran air rembesan pupuk kandang dengan air.

Pengendalian hama dan penyakit pada caisin juga tidak menggunakan

pestisida nabati, melainkan dengan tindakan preventif yaitu dengan tidak

menanam tanaman caisin kembali pada bedengan yang ditanami caisin

sebelumnya, mengkombinasikan caisin dengan tanaman lainyang berbeda

Gambar 19 Gambar beberapa pola tanam caisin

Page 75: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

63

hama dan penyakitnya pada setiap bedengan, serta dengan menanam caisin

pada waktu yang tepat.

Pemanenan caisin dilakukan secara serentak yakni saat caisin biasanya

dilakukan pada umur caisin kurang lebih 25 HST hingga 30 HST. Hasil panen

caisin yang diperoleh YBSB pada tahun 2012 sebanyak 765.64 kg/1000 m2.

Kriteria caisin yang sudah siap untuk dipanen yaitu saat daun caisin sudah

berwarna hijau tua, tinggi tanaman caisin telah mencapai 40-45 cm, serta daun

caisin sudah rindang hingga menutupi bedengan. Caisin dipanen dengan cara

memotong bagian pangkal batang menggunakan pisau lalu membuang daun

yang tua, biasanya daun yang tua adalah daun pertama kali tumbuh. Setelah itu

caisin dapat langsung dimasukkan ke dalam kontainer tanpa perlu dilakukan

pencucian karena panen dilakukan dengan cara dipotong pangkal batangnya

sehingga tidak terdapat tanah. Pada saat panen, petani di YBSB sudah terlebih

dahulu melakukan penyortiran terhadap hasil caisin yang dipanen sesuai

dengan kriteria yang ditentukan Bidang Pasar yaitu dengan mengelompokkan

caisin ke dalam grade A dan grade B atau afkir. Caisin grade A panjangnya

telah mencapai kurang lebih 40-45 cm, tangkai caisin berwarna putih dan tidak

busuk, warna daun caisin hijau muda sampai hijau segar, daun tidak berwarna

kuning dan sedikit lubang, dan tidak berbunga. Sementara caisin yang

tampilannya kurang segar, banyak lubang dan terdapat sedikit daun berwarna

kuning tetapi masih layak untuk dijual dikelompokkan ke dalam grade B atau

afkir. Sedangkan caisin yang memiliki lubang yang sangat banyak, terdapat

banyak daun berwarna kuning, layu atau busuk termasuk dalam caisin yang

tidak layak dipanen sehingga dibiarkan berada di bedengan.

Caisin yang telah dipanen kemudian dibawa ke Bidang Pasar

menggunakan lori untuk diberikan perlakuan pasca panen. Perlakuan pasca

panen yang dilakukan berupa pembersihan, sortasi, grading, dan pengemasan.

Dalam proses pembersihan, bagian sayuran yang tidak penting, kotoran dan

sayuran lain yang ikut terbawa saat panen disingkirkan sehingga caisin menjadi

bersih dan siap untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi. Sortasi yaitu

dengan memilah caisin sesuai dengan ukuran permintaan yang diinginkan

konsumen. Pemilahan tersebut dilakukan agar caisin yang akan dipasarkan

benar-benar memiliki kualitas yang baik. Setelah sortasi dilakukan, selanjutnya

dilakukan grading. Caisin sebelumnya sudah terlebih dahulu disortir pada saat

pemanenan, sehingga pada saat perlakuan pasca panen hanya dilakukan

pengecekan kesesuaian sayuran hasil grading yang dilakukan pada saat di

lahan dengan standar yang ditentukan. Setelah proses grading selesai

dilakukan, selanjutnya dilakukan proses pengemasan (packaging). Pengemasan

caisin dilakukan pada caisin grade A, sedangkan pada caisin grade B tidak

dilakukan pengemasan. Caisin grade A dikemas menggunakan plastik bening

dengan ukuran 20 x 50 cm dengan berat per kemasan caisin sebesar 200 gram.

Setelah caisin dimasukkan ke dalam plastik kemasan dan timbang, selanjutnya

kemasan ditutup menggunakan impulse sealer. Caisin yang telah dikemas

selanjutnya siap untuk dipasarkan.

4. Selada Cos

Tahap persiapan lahan pada budidaya seluruh sayuran pada dasarnya tidak

berbeda, yaitu dimulai dengan membersihkan rumput-rumput dan tanaman sisa

Page 76: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

64

panen sebelumnya, kemudian melakukan proses penggemburan dan

pembalikkan tanah yaitu dengan menggali tanah hingga kedalaman kurang

lebih 25-30 cm dan kemudian membalikannya ke permukaan atas, pemberian

pupuk dasar berupa pupuk kandang, dan setelah itu lahan siap untuk ditanam.

Setelah tahapan penyiapan lahan selesai dilakukan, tahapan selanjutnya

adalah tahap penanaman. Pada budidaya selada cos, benih terlebih dahulu

disemai sebelum ditanam. Hal tersebut dikarenakan benih selada cos belum

tahan terhadap suhu, kelembapan tanah, cuaca, dan lain-lain apabila langsung

disebar dilahan, sehingga harus disemai terlebih dahulu sampai menjadi bibit

agar dapat tumbuh dengan optimal. Langkah-langkah dalam melakukan

persemaian benih selada cos sama dengan caisin, yaitu dengan menyiapkan

media tanamnya terlebih dahulu, mencetak tanah menggunakan alat cetak soil

block, meletakkan benih pada lubang yang ada pada soil block sebanyak

kurang lebih 1-2 biji selada cos, kemudian soil block ditutup dengan tanah

halus sampai tertutup seluruhnya kemudian dilakukan penyiraman. Biji selada

cos akan mulai berkecambah saat berumur 5 hari, kemudian setelah 4 minggu

bibit selada cos sudah siap untuk dipindah ke lahan untuk ditanam.

Penanaman selada cos dapat dilakukan secara monokultur dan tumpang

sari. Pada lahan selada cos yang ditanam secara monokultur, pada setiap

bedengan terdapat lima baris tanaman selada cos. Sedangkan pada lahan yang

ditanam secara tumpang sari, jumlah barisyang ditanami selada cos pada satu

bedeng dapat berjumlah dua, tiga, atau empat baris. Gambar 20 merupakan

gambar jarak tanam selada cos yang ditanam secara monokultur dan salah satu

alternatif pola tanam selada cos yang ditanam secara tumpang sari, yakni

selada cos yang ditumpang sarikan dengan kol bunga dan cabai rawit.

(a) (b) (c)

Keterangan :

(a) = Selada cos yang ditanam secara monokultur

35 cm

100 cm

10 cm

10 cm

17-20 cm

15 cm

35 cm

15 cm

Page 77: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

65

(b) = Selada cos yang ditumpang sarikan dengan kol bunga

(c) = Selada cos yang ditumpang sarikan dengan cabai rawit

Pada Gambar 20 dapat dilihat bahwa jarak tanam antar tanaman selada cos

yaitu 15 cm x 15 cm dan ditanam secara selang-seling hingga terlihat

membentuk model zig-zag. Tujuan penanaman selada cos membentuk model

zig-zag yaitu agar antar tanaman selada cos mendapatkan sinar matahari dan

unsur hara yang sama. Pada satu baris tanaman selada cos sepanjang 10 m

terdapat 50 bibit tanaman selada cos. Penanaman tanaman selada cos dilakukan

dengan melubangi tanah menggunakan tangan hingga memiliki kedalaman

kurang lebih 5 cm dan selanjutnya bibit selada cos dimasukkan ke dalam

lubang tanam. Setelah bibit selada cos selesai dimasukkan ke dalam lubang dan

ditutup kembali dengan tanah, maka selanjutnya dilakukan penyiraman hingga

tanah basah.

Pada musim hujan tanaman selada cos juga menggunakan naungan sama

halnya dengan tanaman bayam hijau dan caisin. Bentuk naungan yang

digunakan pada budidaya selada cos sama dengan kedua tanaman tersebut

sehingga cara pembuatan dan pemasangannya pun sama. Pemasangan naungan

pada selada cos biasanya dilakukan setelah tahap penyiapan lahan dan sebelum

dilakukan tahap penanaman.

Selama masa pertumbuhan, tanaman selada cos disiram setiap dua hari

sekali pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan tanaman selada cos

tidak disiram karena intensitas dan curah hujan yang turun sudah mencukupi

kebutuhan air yang dibutuhkan tanaman selada cos. Namun apabila

menggunakan naungan, maka penyiraman tetap dilakukan setiap tiga hari

sekali. Dalam satu kali penyiraman membutuhkan 60 liter air atau sama dengan

6 gembor.

Tahapan selanjutnya setelah selada cos ditanam yaitu tahap pemeliharaan

atau perawatan. Pada budidaya selada cos tahap pemeliharaan yang dilakukan

yaitu pembersihan gulma, pemupukan susulan, serta pengendalian hama dan

OPT. Pembersihan gulma dilakukan agar gulma tidak menghambat jalan

pertumbuhan selada cos. Gulma juga dapat menjadi pesaing tanaman selada

cos dalam menyerap unsur hara dalam tanah, oleh karena itu gulma perlu

dicabut agar selada cos dapat menyerap unsur hara dengan baik. Pencabutan

gulma dilakukan saat umur tanaman selada cos dua minggu dan dilakukan

sebanyak satu kali sampai waktu panen. Pemupukan susulan diberikan dua kali

yaitu pada saat selada cos berumur dua minggu dan tiga minggu. Pupuk yang

diberikan pada saat pemupukan susulan adalah pupuk cair yang merupakan

campuran air rembesan pupuk kandang dengan air. Campuran tersebut

dimasukkan ke dalam gembor kemudian disiramkan secara merata. Setiap kali

penyiraman pupuk susulan menghabiskan 2 gembor campuran air rembesan

pupuk kandang dengan air.

Pengendalian hama dan penyakit pada selada cos juga tidak menggunakan

pestisida nabati, melainkan dengan tindakan preventif yaitu dengan tidak

menanam tanaman selada cos kembali pada bedengan yang ditanami selada cos

Gambar 20 Gambar beberapa pola tanam selada cos

Page 78: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

66

sebelumnya, mengkombinasikan selada cos dengan tanaman lainyang berbeda

hama dan penyakitnya pada setiap bedengan, serta dengan menanam selada cos

pada waktu yang tepat.

Pemanenan selada cos dilakukan secara serentak yakni saat selada cos

biasanya dilakukan pada umur selada cos kurang lebih 30 HST hingga 35 HST.

Hasil panen selada cos yang diperoleh YBSB pada tahun 2012 sebanyak

1218.33 kg/1000 m2. Kriteria selada cos yang sudah siap untuk dipanen yaitu

saat daun selada cos sudah mengkrop sempurna, daun pertama selada cos

sudah menguning, panjang daun sudah mencapai kira-kira 20 cm, dan daun

selada cos sudah menutupi seluruh bedeng. Selada cos dipanen dengan cara

memotong bagian pangkal batang menggunakan pisau lalu membuang daun

yang tua kurang lebih berjumlah 3-4 daun, biasanya daun yang tua adalah daun

pertama kali tumbuh. Setelah itu selada cos dapat langsung dimasukkan ke

dalam kontainer dan disusun rapi agar tidak rusak. Tanaman selada cos tidak

perlu dilakukan pencucian karena panen dilakukan dengan cara dipotong

pangkal batangnya sehingga tidak terdapat tanah, dan daun selada cos tidak

boleh basah atau terkena air setelah dipanen karena daun menjadi cepat busuk.

Pada saat panen, petani di YBSB sudah terlebih dahulu melakukan

penyortiran terhadap hasil selada cos ke dalam grade A dan grade B atau afkir.

Selada cos grade A panjangnya telah mencapai kurang lebih 20 cm, warna

daun selada cos hijau muda sampai hijau segar, daun tidak berwarna kuning

dan sedikit lubang. Sementara selada cos yang tampilannya kurang segar,

banyak lubang dan terdapat sedikit daun berwarna kuning tetapi masih layak

untuk dijual dikelompokkan ke dalam grade B atau afkir. Sedangkan selada cos

yang memiliki lubang yang sangat banyak, terdapat banyak daun berwarna

kuning, layu atau busuk termasuk dalam selada cos yang tidak layak dipanen

sehingga dibiarkan berada di bedengan.

Selada cos yang telah dipanen kemudian dibawa ke Bidang Pasar

menggunakan lori untuk diberikan perlakuan pasca panen. Perlakuan pasca

panen yang dilakukan berupa pembersihan, sortasi, grading, dan pengemasan.

Dalam proses pembersihan, bagian sayuran yang tidak penting, kotoran dan

sayuran lain yang ikut terbawa saat panen disingkirkan sehingga selada cos

menjadi bersih dan siap untuk dilakukan proses selanjutnya yaitu sortasi.

Sortasi yaitu dengan memilah selada cos sesuai dengan ukuran permintaan

yang diinginkan konsumen. Pemilahan tersebut dilakukan agar selada cos yang

akan dipasarkan benar-benar memiliki kualitas yang baik. Setelah sortasi

dilakukan, selanjutnya dilakukan grading. Selada cos sebelumnya sudah

terlebih dahulu disortir pada saat pemanenan, sehingga pada saat perlakuan

pasca panen hanya dilakukan pengecekan kesesuaian sayuran hasil grading

yang dilakukan pada saat di lahan dengan standar yang ditentukan. Setelah

proses grading selesai dilakukan, selanjutnya dilakukan proses pengemasan

(packaging). Gambar 21 merupakan selada cos grade A yang telah dikemas.

Page 79: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

67

Gambar 21 Selada cos grade A yang sudah dikemas

Pengemasan selada cos dilakukan pada selada cos grade A, sedangkan

pada selada cos grade B tidak dilakukan pengemasan. Selada cos grade A

dikemas menggunakan plastik bening dengan ukuran 20 x 35 cm dengan berat

per kemasan selada cos sebesar 200 gram. Setelah selada cos dimasukkan ke

dalam plastik kemasan dan timbang, selanjutnya kemasan ditutup

menggunakan impulse sealer. Selada cos yang telah dikemas selanjutnya siap

untuk dipasarkan.

5. Brokoli

Tahapan pertama pada budidaya brokoli organik di YBSB juga dimulai

dari persiapan lahan. Tahap persiapan lahan pada budidaya seluruh sayuran

pada dasarnya tidak berbeda, yaitu dimulai dengan membersihkan rumput-

rumput dan tanaman sisa panen sebelumnya, kemudian melakukan proses

penggemburan dan pembalikkan tanah yaitu dengan menggali tanah hingga

kedalaman kurang lebih 25-30 cm dan kemudian membalikannya ke

permukaan atas.

Setelah tahapan penyiapan lahan selesai dilakukan, tahapan selanjutnya

adalah tahap penanaman. Pada budidaya brokoli, benih terlebih dahulu disemai

sebelum ditanam. Hal tersebut dikarenakan benih brokoli belum tahan terhadap

suhu, kelembapan tanah, cuaca, dan lain-lain apabila langsung disebar dilahan,

sehingga harus disemai terlebih dahulu sampai menjadi bibit agar dapat

tumbuh dengan optimal. Langkah-langkah dalam melakukan persemaian benih

brokoli yaitu dengan menyiapkan media tanamnya terlebih dahulu berupa

tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang dan pupuk kompos, lalu

mencetak tanah menggunakan alat cetak soil block. Benih brokoli sebelum

disemai harus terlebih dahulu direndam dalam air bersuhu kurang lebih 50o

selama 15 menit dan kemudian diangin-anginkan. Selanjutnya biji brokoli

diletakkan pada lubang yang ada pada soil block sebanyak kurang lebih 1-2 biji

brokoli, kemudian soil block ditutup dengan tanah halus sampai tertutup

seluruhnya kemudian dilakukan penyiraman. Biji brokoli akan mulai

berkecambah saat berumur 5 hari, kemudian setelah 4 minggu bibit brokoli

sudah siap untuk dipindah ke lahan untuk ditanam.

Page 80: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

68

Penanaman brokoli dapat dilakukan secara monokultur dan tumpang sari.

Pada lahan brokoli yang ditanam baik secara monokultur ataupun tumpang

sari, pada setiap bedengan terdapat dua baris tanaman brokoli. Gambar 22

merupakan gambar jarak tanam brokoli yang ditanam secara monokultur dan

salah satu alternatif pola tanam brokoli yang ditanam secara tumpang sari,

yakni brokoli yang ditumpang sarikan dengan tomat.

(a) (b)

Keterangan :

(a) = Brokoli yang ditanam secara monokultur

(b) = Brokoli yang ditumpang sarikan dengan tomat

Pada Gambar 22 dapat dilihat bahwa jarak tanam antar tanaman brokoli

yaitu 35-40 cm x 40 cm. Brokoli tidak ditanam membentuk model zig-zag

seperti yang dilakukan pada caisin dan selada cos karena jarak antar tanaman

brokoli sudah besar sehingga penyerapan sinar matahari dan unsur hara tanah

merata. Pada satu baris tanaman brokoli sepanjang 10 m terdapat 25 bibit

tanaman brokoli. Penanaman tanaman brokoli dilakukan dengan melubangi

tanah menggunakan tangan hingga memiliki kedalaman kurang lebih 10 cm

dan berdiameter kurang lebih 20 cm. Selanjutnya pupuk dasar diberikan pada

masing-masing lubang sebanyak 1 kg untuk masing-masing lubang, setelah itu

bibit brokoli dimasukkan ke dalam lubang sambil sedikit ditekan, kemudian

ditutup kembali dengan tanah dan dilakukan penyiraman hingga tanah basah.

Pada musim hujan tanaman brokoli tidak menggunakan naungan, berbeda

dengan tanaman bayam hijau dan caisin. Tanaman brokoli tidak menggunakan

naungan pada musim hujan karena tanaman brokoli tidak mudah rusak jika

terkena hujan. Selama masa pertumbuhan, tanaman brokoli disiram setiap dua

hari sekali pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan tanaman

40 cm

100 cm

10 cm

10 cm

40 cm

35-40 cm

Gambar 22 Gambar beberapa pola tanam brokoli

Page 81: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

69

brokoli tidak disiram karena intensitas dan curah hujan yang turun sudah

mencukupi kebutuhan air yang dibutuhkan tanaman brokoli.

Tahapan selanjutnya setelah brokoli ditanam yaitu tahap pemeliharaan atau

perawatan. Pada budidaya brokoli tahap pemeliharaan yang dilakukan yaitu

pembersihan gulma, pemupukan susulan, serta pengendalian hama dan OPT.

Pembersihan gulma dilakukan agar gulma tidak menghambat jalan

pertumbuhan brokoli. Gulma juga dapat menjadi pesaing tanaman brokoli

dalam menyerap unsur hara dalam tanah, oleh karena itu gulma perlu dicabut

agar brokoli dapat menyerap unsur hara dengan baik. Pencabutan gulma

dilakukan saat umur tanaman brokoli dua minggu dan dilakukan sebanyak satu

kali sampai waktu panen. Pada brokoli berumur 1,5 bulan dilakukan

pemotongan tunas air yang ada pada tanaman brokoli, hal tersebut dilakukan

agar unsur hara yang diserap tanaman brokoli diserap oleh bunga, bukan oleh

tunas air. Pemupukan susulan diberikan sebanyak 10 kali sampai panen dan

dilakukan setiap minggu sekali dimulai sejak umur tanaman brokoli 2 minggu.

Pupuk yang diberikan pada saat pemupukan susulan adalah pupuk cair yang

merupakan campuran air rembesan pupuk kandang dengan air. Campuran

tersebut dimasukkan ke dalam gembor kemudian disiramkan secara merata.

Setiap kali penyiraman pupuk susulan menghabiskan 2 gembor campuran air

rembesan pupuk kandang dengan air.

Pengendalian hama dan penyakit pada brokoli juga tidak menggunakan

pestisida nabati, melainkan dengan tindakan preventif yaitu dengan tidak

menanam tanaman brokoli kembali pada bedengan yang ditanami brokoli

sebelumnya, mengkombinasikan brokoli dengan tanaman lainyang berbeda

hama dan penyakitnya pada setiap bedengan, serta dengan menanam brokoli

pada waktu yang tepat.

Pemanenan brokoli dilakukan secara serentak yakni saat brokoli biasanya

dilakukan pada umur brokoli kurang lebih 84 HST hingga 90 HST. Hasil panen

brokoli yang diperoleh YBSB pada tahun 2012 sebanyak 202.70 kg/1000 m2.

Kriteria brokoli yang sudah siap untuk dipanen yaitu saat bunga brokoli sudah

terlihat besar dengan diameter kurang lebih 10-13 cm dan berwarna hijau tua.

Panen harus dilakukan tepat waktu, karena apabila terlambat maka kuntum

bunga brokoli menjadi berwarna kuning dan kepala bunga akan longgar

sehingga akan menurunkan kualitas brokoli yang dihasilkan. Brokoli dipanen

dengan cara memotong bagian pangkal batang dan daun brokoli menggunakan

pisau, setelah itu brokoli dapat langsung dimasukkan ke dalam kontainer.

Tanaman brokoli tidak perlu dilakukan pencucian karena panen dilakukan

dengan cara dipotong pangkal batangnya sehingga tidak terdapat tanah.

Pada saat panen, petani di YBSB sudah terlebih dahulu melakukan

penyortiran terhadap hasil brokoli ke dalam grade A dan grade B atau afkir.

Brokoli grade A panjang batangnya maksimal 8 cm dari bunga, memiliki

diameter sekitar 10-13 cm, bunga berwarna hijau tua, tampilannya segar, tidak

berulat atau busuk, bentuknya utuh dan bulat, tidak berwarna kuning atau

mekar, dan tidak berbintil. Sementara brokoli yang berdiameter kurang dari 10

cm dan bunganya sedikit menguning dan mekar tetapi masih layak untuk dijual

dikelompokkan ke dalam grade B atau afkir. Sedangkan brokoliyang seluruh

bunganya menguning dan batangnya banyak yang busuk termasuk dalam

brokoli yang tidak layak dipanen sehingga dibiarkan berada di bedengan.

Page 82: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

70

Brokoli yang telah dipanen kemudian dibawa ke Bidang Pasar

menggunakan lori untuk diberikan perlakuan pasca panen. Perlakuan pasca

panen yang dilakukan berupa sortasi, grading, dan pengemasan. Sortasi yaitu

dengan memilah brokoli sesuai dengan ukuran permintaan yang diinginkan

konsumen. Pemilahan tersebut dilakukan agar brokoli yang akan dipasarkan

benar-benar memiliki kualitas yang baik. Setelah sortasi dilakukan, selanjutnya

dilakukan grading. Brokoli sebelumnya sudah terlebih dahulu disortir pada saat

pemanenan, sehingga pada saat perlakuan pasca panen hanya dilakukan

pengecekan kesesuaian sayuran hasil grading yang dilakukan pada saat di

lahan dengan standar yang ditentukan. Setelah proses sortir dan grading selesai

dilakukan, selanjutnya dilakukan proses pengemasan (packaging). Gambar 23

merupakan brokoli grade A yang telah dikemas.

Gambar 23 Brokoli grade A yang sudah dikemas

Pengemasan brokoli dilakukan pada brokoli grade A, sedangkan pada

brokoli grade B tidak dilakukan pengemasan. Brokoli grade A dikemas

denganwrapping film menggunakan mesin wrapping dan dikemas per satuan

brokoli. Brokoli yang telah dikemas selanjutnya siap untuk dipasarkan.

Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Organik

Keberhasilan sebuah usahatani yang dilakukan biasanya diukur dengan

menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar

pendapatan sebuah usahatani yang diperoleh maka dikatakan usahatani tersebut

sukses dijalankan. Pendapatan usahatani diukur dengan cara menghitung total

penerimaan usahatani dikurangi dengan total biaya usahatani yang dikeluarkan.

Penerimaan usahatani berasal dari hasil produksi dikali dengan harga jual

produksi tersebut, sedangkan pengeluaran usahatani diperoleh dari besarnya biaya

yang dikeluarkan untuk membeli input usahatani baik input tetap maupun input

variabel. Pendapatan usahatani terdiri dari dua, yaitu pendapatan usahatani atas

biaya tunai dan pendapatan usahatani atas biaya total. Pendapatan usahatani atas

Page 83: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

71

biaya tunai merupakan pendapatan usahatani yang diperoleh dari total penerimaan

yang diterima dikurangi dengan total seluruh biaya yang benar-benar dikeluarkan

secara tunai oleh petani, sedangkan pendapatan atas biaya total diperoleh dari total

penerimaan dikurangi dengan seluruh biaya baik biaya tunai maupun biaya yang

diperhitungkan.

Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli

dihitung berdasarkan luasan lahan masing-masing komoditi yang dikonversi

dalam 1000 m2 pada tahun 2012. Penerimaan usahatani berasal dari hasil produksi

masing-masing komoditi per satuan luas tersebut dikalikan dengan harga jual

yang berlaku pada tahun 2012. Penerimaan usahahatani wortel, bayam hijau,

caisin, selada cos, dan brokoli dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan

brokoli per 1000 m2 di Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012

a

Komponen

Penerimaan Wortel

Bayam

Hijau Caisin Selada Cos Brokoli

Hasil Panenb

1 533.15 583.67 765.64 1 218.33 202.70

Penjualan

grade Ac

1 080.66 560.61 704.98 1 173.76 177.58

Penjualan

grade Bc 452.49 23.06 60.66 44.57 25.12

Harga

grade Ad 16 500 17 600 17 500 27 500 36 500

Harga

grade Bd 8 500 8 800 8 800 13 800 18 500

Penerimaan

grade Ae 17 830 890 9 866 736 12 337 150 32 278 400 6 481 670

Penerimaan

grade Be 3 846 165 202 928 533 808 615 066 464 720

Total Penerimaan 21 677 055 10 069 664 12 870 958 32 893 466 6 946 390 aSumber: Diolah dari data primer;

bdalam kg/1000 m

2;

cdalam Kg;

ddalam Rupiah/kg;

edalam

Rupiah

Penerimaan usahatani masing-masing sayuran diperoleh dari penjualan

sayuran grade A dan penjualan sayuran grade B atau afkir. Sayuran grade B atau

afkir merupakan sayuran yang tidak masuk dalam kriteria atau standar yang

diinginkan konsumen tetap YBSB, namun karena sayuran afkir tersebut masih

dalam kondisi yang layak untuk dikonsumsi atau dijual maka YBSB melakukan

penjualan sayuran grade B. Harga jual untuk sayuran dengan grade A tentu lebih

tinggi jika dibandingkan dengan sayuran grade B, hal tersebut karena sayuran

grade A memiliki kualitas yang paling baik dan pada sayuran grade A dilakukan

aktivitas pengemasan sehingga membuat harga menjadi lebih tinggi.

Pengeluaran/Biaya Usahatani

Pengeluaran usahatani merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan

petani atau yang dimaksud dalam penelitian ini adalah YBSB selama menjalankan

Page 84: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

72

kegiatan usahatani. Biaya ini dimulai dari biaya awal kegiatan usahatani seperti

persiapan lahan dan penyediaan benih hingga biaya pendistribusian hasil produksi

sampai ke konsumen. Komponen biaya usahatani terbagi menjadi dua bagian

yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya

yang dikeluarkan secara tunai untuk membeli input produksi dan juga biaya tetap

yang dikeluarkan secara tunai. Biaya usahatani masing-masing komoditi secara

lebih rinci dijelaskan sebagai berikut :

1. Wortel

Komponen biaya usahatani wortel terbagi menjadi dua bagian yaitu biaya

tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya yang

dikeluarkan secara tunai untuk membeli input produksi seperti biaya pembelian

benih, upah tenaga kerja, kemasan, karung, biaya manajemen, biaya keamanan,

biaya pemeliharaan kebun, biaya listrik, dan biaya transportasi. Sedangkan

biaya yang diperhitungkan terdiri dari biaya yang tidak secara tunai

dikeluarkan oleh YBSB yaitu sewa lahan dan penyusutan peralatan. Besarnya

biaya yang dikeluarkan pada usahatani wortel per 1000 m2 tahun 2012 sebesar

Rp16 100 262.

Biaya yang paling besar dikeluarkan oleh YBSB dalam mengusahakan

wortel adalah biaya tunai yakni sebesar Rp15 284 218. Biaya tunai mengambil

proporsi terbesar terhadap total biaya yaitu sebesar 94.99 persen. Pada analisis

biaya usahatani wortel di YBSB, rincian biaya tunai selain terdapat biaya

input-input produksi, terdapat juga biaya tetap yang dikeluarkan secara tunai

oleh YBSB diantaranya biaya manajemen, biaya keamanan, biaya

pemeliharaan kebun, dan biaya listrik. Hal tersebut berbeda dengan penelitian

Wahyuni (2007) yang didalam analisis biaya usahatani wortel tidak terdapat

biaya-biaya tersebut.

Sementara itu, besarnya biaya yang diperhitungkan pada usahatani wortel

yaitu Rp806 044. Biaya yang diperhitungkan proporsinya hanya sebesar 5.01

persen terhadap total biaya. Total biaya yang diperhitungkan jumlahnya tidak

begitu besar dikarenakan pada analisis usahatani umumnya terdapat upah

tenaga kerja dalam keluarga yang diperhitungkan dan jumlahnya paling besar

diantara komponen biaya diperhitungkan lainnya, sementara di YBSB seluruh

tenaga kerja yang ada merupakan tenaga kerja luar keluarga, sehingga pada

biaya yang diperhitungkan tidak terdapat komponen upah tenaga kerja dalam

keluarga. Biaya yang diperhitungkan pada usahatani wortel terdiri dari biaya

sewa lahan dan penyusutan alat, sama halnya dengan komponen biaya yang

diperhitungkan pada usahatani wortel yang dilakukan oleh Wahyuni (2007).

Rincian biaya pada kegiatan usahatani wortel dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13 Komponen biaya usahatani wortel per 1000 m2 di Yayasan Bina

Sarana Bakti tahun 2012a

Uraian Satuan Jumlah Hargab Total

c

Biaya Tunai :

Benih Kg 1.00 300 000 300 000

Page 85: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

73

Upah Tenaga Kerja HOK 168.52 25 000 4 213 000

Plastik Kemasan Lembar 2 161.00 450 972 450

Karung Buah 24.00 500 12 000

Biaya Manajemen Rp 5 012 911 5 012 911

Biaya Keamanan Rp 375 499 375 499

Biaya Pemeliharaan kebun Rp 214 571 214 571

Biaya Listrik Rp 107 285 107 285

Biaya Transportasi Rp 4 086 502 4 086 502

Total Biaya Tunai 15 284 218

Biaya yang diperhitungkan :

Sewa lahan Rp 335 267 335 267

Penyusutan alat Rp 470 777 470 777

Total Biaya yang

Diperhitungkan 806 044

Total Biaya Usahatani 16 100 262 aSumber : Diolah dari data primer;

bHarga (Rp/satuan);

cTotal (Rp)

2. Bayam Hijau

Komponen biaya usahatani bayam hijau terbagi menjadi dua bagian sama

halnya dengan wortel, yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya

tunai terdiri dari biaya yang dikeluarkan secara tunai untuk membeli input

produksi seperti biaya benih, pupuk kandang, bambu, plastik UV, kawat, upah

tenaga kerja, kemasan, biaya manajemen, biaya keamanan, biaya pemeliharaan

kebun, biaya listrik, dan biaya transportasi. Sedangkan biaya yang

diperhitungkan terdiri dari biaya yang tidak secara tunai dikeluarkan oleh

YBSB yaitu biaya sewa lahan dan penyusutan peralatan. Besarnya biaya yang

dikeluarkan pada usahatani bayam hijau per 1000 m2 tahun 2012 sebesar Rp7

774 936.

Biaya yang paling besar dikeluarkan oleh YBSB dalam mengusahakan

bayam hijau adalah biaya tunai yakni sebesar Rp7 530 108. Biaya tunai

mengambil proporsi terbesar terhadap total biaya yaitu sebesar 96.85 persen.

Pada analisis biaya usahatani bayam hijau di YBSB, rincian biaya tunai selain

terdapat biaya input-input produksi, terdapat juga biaya tetap yang dikeluarkan

secara tunai oleh YBSB diantaranya biaya manajemen, biaya keamanan, biaya

pemeliharaan kebun, dan biaya listrik. Hal tersebut berbeda dengan penelitian

Wahyuni (2007) dan Yanti (2007) yang didalam analisis biaya usahatani

bayam hijau tidak terdapat biaya-biaya tersebut.

Sementara itu, besarnya biaya yang diperhitungkan pada usahatani bayam

hijau yaitu Rp244 828. Biaya yang diperhitungkan proporsinya hanya sebesar

3.15 persen terhadap total biaya. Total biaya yang diperhitungkan jumlahnya

tidak begitu besar dikarenakan pada analisis usahatani umumnya terdapat upah

tenaga kerja dalam keluarga yang diperhitungkan dan jumlahnya paling besar

diantara komponen biaya diperhitungkan lainnya, sementara di YBSB seluruh

tenaga kerja yang ada merupakan tenaga kerja luar keluarga, sehingga pada

biaya yang diperhitungkan tidak terdapat komponen upah tenaga kerja dalam

keluarga. Biaya yang diperhitungkan pada usahatani bayam hijau terdiri dari

Page 86: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

74

biaya sewa lahan dan penyusutan alat, sama halnya dengan komponen biaya

yang diperhitungkan pada usahatani bayam hijau yang dilakukan oleh Wahyuni

(2007). Biaya yang diperhitungkan terdiri Rincian biaya pada kegiatan

usahatani bayam hijau dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14 Komponen biaya usahatani bayam hijau per 1000 m2 di Yayasan

Bina Sarana Bakti tahun 2012a

Uraian Satuan Jumlah Hargab Total

c

Biaya Tunai :

Benih Kg 1.00 150 000 150 000

Pupuk Kandang Kg 3 000.00 350 1 050 000

Upah Tenaga Kerja HOK 85.07 25 000 2 126 750

Bambu Batang 97.00 375 12 125

Plastik UV Meter 97.10 1 500 48 550

Kawat Meter 29.13 1 000 9 710

Plastik Kemasan Lembar 2 803.00 450 1 261 350

Biaya Manajemen Rp 1 469 382 1 469 382

Biaya Keamanan Rp 110 066 110 066

Biaya Pemeliharaan kebun Rp 62 895 62 895

Biaya Listrik Rp 31 447 31 447

Biaya Transportasi Rp 1 197 833 1 197 833

Total Biaya Tunai 7 530 108

Biaya yang diperhitungkan :

Sewa lahan Rp 98 273 98 273

Penyusutan alat Rp 146 554 146 554

Total Biaya yang Diperhitungkan 244 828

Total Biaya Usahatani 7 774 936 aSumber : Diolah dari data primer;

bHarga (Rp/satuan);

cTotal (Rp)

3. Caisin

Komponen biaya pada usahatani caisin terbagi menjadi dua bagian, yaitu

biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya yang

dikeluarkan secara tunai untuk membeli input produksi seperti biaya

penyediaan bibit, pupuk kandang, bambu, plastik UV, kawat, upah tenaga

kerja, kemasan, biaya manajemen, biaya keamanan, biaya pemeliharaan kebun,

biaya listrik, dan biaya transportasi. Sedangkan biaya yang diperhitungkan

terdiri dari biaya yang tidak secara tunai dikeluarkan oleh YBSB yaitu biaya

sewa lahan dan penyusutan peralatan. Besarnya biaya yang dikeluarkan pada

usahatani caisin per 1000 m2 tahun 2012 sebesar Rp11 842 783.

Biaya yang paling besar dikeluarkan oleh YBSB dalam mengusahakan

caisin adalah biaya tunai yakni sebesar Rp11 842 783. Biaya tunai mengambil

Page 87: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

75

proporsi terbesar terhadap total biaya yaitu sebesar 97.09 persen. Pada analisis

biaya usahatani caisin di YBSB, rincian biaya tunai selain terdapat biaya input-

input produksi, terdapat juga biaya tetap yang dikeluarkan secara tunai oleh

YBSB diantaranya biaya manajemen, biaya keamanan, biaya pemeliharaan

kebun, dan biaya listrik. Hal tersebut berbeda dengan penelitian Wahyuni

(2007) yang didalam analisis biaya usahatani caisin tidak terdapat biaya-biaya

tersebut.

Tabel 15 Komponen biaya usahatani caisin per 1000 m2 di Yayasan Bina

Sarana Bakti tahun 2012a

Uraian Satuan Jumlah Hargab Total

c

Biaya Tunai :

Bibit Tanaman 25 000.00 60 1 500 000

Pupuk Kg 5 000.00 350 1 750 000

Upah Tenaga Kerja HOK 100.24 25 000 2 506 000

Bambu Batang 184.00 375 23 000

Plastik ultraviolet Meter 183.91 1 500 92 000

Kawat Meter 55.17 1 000 18 390

Plastik Kemasan Lembar 3 525.00 450 1 586 250

Biaya Manajemen Rp 2 058 030 2 058 030

Biaya Keamanan Rp 154 160 154 160

Biaya Pemeliharaan kebun Rp 88 091 88 091

Biaya Listrik Rp 44 046 44 046

Biaya Transportasi Rp 1 677 696 1 677 696

Total Biaya Tunai 11 497 663

Biaya yang diperhitungkan :

Sewa lahan Rp 137 642 137 642

Penyusutan alat Rp 207 478 207 478

Total Biaya yang

Diperhitungkan 345 120

Total Biaya 11 842 783 aSumber : Diolah dari data primer;

bHarga (Rp/satuan);

cTotal (Rp)

Tabel 15 merupakan rincian biaya pada kegiatan usahatani caisin.

Besarnya biaya yang diperhitungkan pada usahatani caisin yaitu Rp345 120.

Biaya yang diperhitungkan proporsinya hanya sebesar 2.91 persen terhadap

total biaya. Total biaya yang diperhitungkan jumlahnya tidak begitu besar

dikarenakan pada analisis usahatani umumnya terdapat upah tenaga kerja

dalam keluarga yang diperhitungkan dan jumlahnya paling besar diantara

komponen biaya diperhitungkan lainnya, sementara di YBSB seluruh tenaga

kerja yang ada merupakan tenaga kerja luar keluarga, sehingga pada biaya

yang diperhitungkan tidak terdapat komponen upah tenaga kerja dalam

keluarga. Biaya yang diperhitungkan pada usahatani caisin terdiri dari biaya

Page 88: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

76

sewa lahan dan penyusutan alat, sama halnya dengan komponen biaya yang

diperhitungkan pada usahatani caisin yang dilakukan oleh Wahyuni (2007).

4. Selada Cos

Komponen biaya pada usahatani selada cos terbagi menjadi dua bagian,

yaitu biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya

yang dikeluarkan secara tunai untuk membeli input produksi seperti biaya

penyediaan bibit, pupuk kandang, bambu, plastik UV, kawat, upah tenaga

kerja, kemasan, biaya manajemen, biaya keamanan, biaya pemeliharaan kebun,

biaya listrik, dan biaya transportasi. Sedangkan biaya yang diperhitungkan

terdiri dari biaya yang tidak secara tunai dikeluarkan oleh YBSB yaitu biaya

sewa lahan dan penyusutan peralatan. Besarnya biaya yang dikeluarkan pada

usahatani selada cos per 1000 m2 tahun 2012 sebesar Rp15 911 812. Adapun

rincian biaya pada kegiatan usahatani selada cos dapat dilihat pada Tabel 16.

Pada Tabel 16 dapat dilihat bahwa biaya yang paling besar dikeluarkan

oleh YBSB dalam mengusahakan selada cos adalah biaya tunai yakni sebesar

Rp15 370 278. Biaya tunai mengambil proporsi terbesar terhadap total biaya

yaitu sebesar 96.60 persen. Pada analisis biaya usahatani selada cos di YBSB,

rincian biaya tunai selain terdapat biaya input-input produksi, terdapat juga

biaya tetap yang dikeluarkan secara tunai oleh YBSB diantaranya biaya

manajemen, biaya keamanan, biaya pemeliharaan kebun, dan biaya listrik. Hal

tersebut sama dengan penelitian Yanti (2007) yang didalam analisis biaya

usahatani selada cos terdapat biaya-biaya tersebut.

Besarnya biaya yang diperhitungkan pada usahatani selada cos yaitu

Rp541 534. Biaya yang diperhitungkan proporsinya hanya sebesar 3.40 persen

terhadap total biaya. Total biaya yang diperhitungkan jumlahnya tidak begitu

besar dikarenakan pada analisis usahatani umumnya terdapat upah tenaga kerja

dalam keluarga yang diperhitungkan dan jumlahnya paling besar diantara

komponen biaya diperhitungkan lainnya, sementara di YBSB seluruh tenaga

kerja yang ada merupakan tenaga kerja luar keluarga, sehingga pada biaya

yang diperhitungkan tidak terdapat komponen upah tenaga kerja dalam

keluarga. Biaya yang diperhitungkan pada usahatani selada cos terdiri dari

biaya sewa lahan dan penyusutan alat, berbeda halnya dengan komponen biaya

yang diperhitungkan pada usahatani selada yang dilakukan oleh Yanti (2007)

dimana biaya sewa lahan termasuk ke dalam biaya tunai.

Tabel 16 Komponen biaya usahatani selada cos per 1000 m2 di Yayasan Bina

Sarana Bakti tahun 2012a

Uraian Satuan Jumlah Hargab Total

c

Biaya Tunai :

Bibit Tanaman 25 000.00 60 1 500 000

Pupuk Kg 5 000.00 350 1 750 000

Upah Tenaga Kerja HOK 122.35 25 000 3 058 750

Bambu Batang 151.00 375 18 875

Plastik UV Meter 150.97 1 500 75 485

Page 89: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

77

Kawat Meter 45.29 1 000 15 097

Plastik Kemasan Lembar 5 869.00 450 2 641 050

Biaya Manajemen Rp 3 229 289 3 229 289

Biaya Keamanan Rp 241 894 241 894

Biaya Pemeliharaan kebun Rp 138 225 138 225

Biaya Listrik Rp 69 113 69 113

Biaya Transportasi Rp 2 632 501 2 632 501

Total Biaya Tunai 15 370 278

Biaya yang diperhitungkan :

Sewa lahan Rp 215 977 215 977

Penyusutan alat Rp 325 557 325 557

Total Biaya yang

Diperhitungkan 541 534

Total Biaya 15 911 812 aSumber : Diolah dari data primer;

bHarga (Rp/satuan);

cTotal (Rp)

5. Brokoli

Komponen biaya pada usahatani brokoli terbagi menjadi dua bagian, yaitu

biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya yang

dikeluarkan secara tunai untuk membeli input produksi seperti biaya

penyediaan bibit, pupuk kandang, upah tenaga kerja, kemasan, biaya

manajemen, biaya keamanan, biaya pemeliharaan kebun, biaya listrik, dan

biaya transportasi. Sedangkan biaya yang diperhitungkan terdiri dari biaya

yang tidak secara tunai dikeluarkan oleh YBSB yaitu biaya penyusutan

peralatan. Besarnya biaya yang dikeluarkan pada usahatani brokoli per 1000

m2 tahun 2012 sebesar Rp6 858 250. Adapun rincian biaya pada kegiatan

usahatani brokoli dapat dilihat pada Tabel 17.

Pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa biaya yang paling besar dikeluarkan

oleh YBSB dalam mengusahakan brokoli adalah biaya tunai yakni sebesar Rp6

693 803. Biaya tunai mengambil proporsi terbesar terhadap total biaya yaitu

sebesar 97.60 persen. Pada analisis biaya usahatani brokoli di YBSB, rincian

biaya tunai selain terdapat biaya input-input produksi, terdapat juga biaya tetap

yang dikeluarkan secara tunai oleh YBSB diantaranya biaya manajemen, biaya

keamanan, biaya pemeliharaan kebun, dan biaya listrik. Hal tersebut sama

dengan penelitian Wahyuni (2007) dan Pertiwi (2008) yang didalam analisis

biaya usahatani brokoli terdapat biaya-biaya tersebut.

Tabel 17 Komponen biaya usahatani brokoli per 1000 m2 di Yayasan Bina

Sarana Bakti tahun 2012a

Uraian Satuan Jumlah Hargab Total

c

Biaya Tunai :

Bibit Tanaman 5 000.00 116 580 000

Pupuk Kg 5 000.00 350 1 750 000

Upah Tenaga Kerja HOK 105.58 25 000 2 639 500

Page 90: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

78

Plastik Kemasan Lembar 710.00 375 266 250

Biaya Manajemen Rp 746 071 746 071

Biaya Keamanan Rp 55 885 55 885

Biaya Pemeliharaan kebun Rp 31 935 31 935

Biaya Listrik Rp 15 967 15 967

Biaya Transportasi Rp 608 194 608 194

Total Biaya Tunai 6 693 803

Biaya yang diperhitungkan :

Sewa lahan Rp 49 898 49 898

Penyusutan alat Rp 114 550 114 550

Total Biaya yang Diperhitungkan 164 448

Total Biaya 6 858 250 aSumber : Diolah dari data primer;

bHarga (Rp/satuan);

cTotal (Rp)

Besarnya biaya yang diperhitungkan pada usahatani brokoli yaitu Rp164

448. Biaya yang diperhitungkan proporsinya hanya sebesar 2.40 persen

terhadap total biaya. Total biaya yang diperhitungkan jumlahnya tidak begitu

besar dikarenakan pada analisis usahatani umumnya terdapat upah tenaga kerja

dalam keluarga yang diperhitungkan dan jumlahnya paling besar diantara

komponen biaya diperhitungkan lainnya, sementara di YBSB seluruh tenaga

kerja yang ada merupakan tenaga kerja luar keluarga, sehingga pada biaya

yang diperhitungkan tidak terdapat komponen upah tenaga kerja dalam

keluarga. Biaya yang diperhitungkan pada usahatani brokoli terdiri dari biaya

sewa lahan dan penyusutan alat, sama halnya dengan komponen biaya yang

diperhitungkan pada usahatani brokoli yang dilakukan oleh Wahyuni (2007),

namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2008) dimana

tidak terdapat biaya sewa lahan melainkan pajak lahan.

Pendapatan Usahatani dan R/C

Pendapatan usahatani mengukur seberapa menguntungkan kegiatan

usahatani yang dilakukan dengan membandingkan total penerimaan dengan biaya-

biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani berlangsung. Pendapatan

usahatani terdiri dari pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total.

Pendapatan atas biaya tunai didapatkan dari total penerimaan dikurangi dengan

biaya tunai, sedangkan pendapatan atas biaya total didapatkan dari total

penerimaan dikurangi dengan biaya total. Pada penelitian ini pendapatan

usahatani yang dilihat adalah pendapatan usahatani per 1000 m2 selama tahun

2012. Besarnya pendapatan usahatani yang diperoleh YBSB dari mengusahakan

wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli dapat dilihat pada Tabel 18.

Pendapatan merupakan pengurangan dari total penerimaan dengan biaya

tunai yang dikeluarkan oleh YBSB selama melakukan kegiatan usahatani sayuran

organik selama satu tahun. Perhitungan dilakukan untuk pendapatan YBSB per

1000 m2 pada tahun 2012. Berdasarkan perhitungan pada Tabel 18, diketahui

bahwa baik pendapatan tunai maupun pendapatan total usahatani pada kelima

komoditi yang dianalisis menunjukkan nilai yang positif.

Page 91: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

79

Tabel 18 Penerimaan, biaya, pendapatan, dan R/C pada wortel, bayam hijau,

caisin, selada cos, dan brokoli per 1000 m2 di Yayasan Bina Sarana

Bakti tahun 2012a

Uraian Wortel Bayam

Hijau Caisin Selada Cos Brokoli

A. Penerimaanb

21 677 055 10 069 664 12 870 958 32 893 466 6 946 390

B. Biaya Tunaib 15 294 218 7 530 108 11 497 663 15 370 278 6 693 803

C. Biaya

Diperhitungkanb 806 044 244 828 345 120 541 534 164 448

D. Total Biaya

Usahatani (B+C)b 16 100 262 7 774 936 11 842 783 15 911 812 6 858 250

E. Pendapatan atas

Biaya Tunai (A-B)b 6 382 837 2 539 556 1 373 295 17 523 188 252 587

F. Pendapatan atas

Biaya Total (A-D)b 5 576 793 2 294 728 1 028 175 16 981 654 88 140

G. R/C atas Biaya

Tunai (A/B) 1.42 1.34 1.12 2.14 1.04

H. R/C atas Biaya

Total (A/D) 1.35 1.30 1.09 2.07 1.01 aSumber : Diolah dari data primer,

bdalam rupiah.

Berdasarkan nilai pada Tabel 18, pendapatan tunai maupun pendapatan total

usahatani wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli bernilai positif. Hal

tersebut menunjukkan bahwa usahatani kelima sayuran organik yang diusahakan

YBSB tersebut mampu menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan dan

menghasilkan keuntungan bagi YBSB. Pada tabel tersebut terlihat bahwa

pendapatan tunai yang paling besar diperoleh oleh usahatani selada cos yaitu

sebesar Rp17 523 188, dikuti oleh wortel sebesar Rp6 382 837, bayam hijau

sebesar Rp2 539 556, caisin sebesar 1 373 295, dan terakhir adalah brokoli

sebesar Rp252 587. Sama halnya dengan pendapatan tunai, pendapatan atas biaya

total yang paling besar juga diperoleh oleh usahatani selada cos yaitu sebesar

Rp16 981 654, diikuti oleh wortel sebesar Rp5 576 793, bayam hijau sebesar Rp2

294 728, caisin sebesar Rp1 028 175, dan terakhir adalah brokoli sebesar Rp88

140.

Selain menghasilkan pendapatan usahatani yang bernilai positif, dalam

melaksanakan kegiatan usahatani harus didapatkan rasio atau imbangan antara

total penerimaan dan total biaya lebih dari satu. Jika nilai R/C kurang dari satu

maka YBSB akan mengalami kerugian, karena hal tersebut menunjukkan biaya

yang dikeluarkan YBSB lebih besar daripada penerimaan yang diterimanya. Nilai

R/C juga digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh YBSB

yaitu dengan mengukur besarnya Rupiah pengembalian dari setiap satu Rupiah

yang dikeluarkan oleh YBSB.

Nilai R/C pada usahatani wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan

brokoli dapat dilihat pada Tabel 18. Berdasarkan data pada Tabel 18, diketahui

bahwa nilai R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total kelima sayuran tersebut

bernilai lebih dari satu. Nilai R/C atas biaya tunai selada cos yaitu sebesar 2.14,

wortel sebesar 1.42, bayam hijau sebesar 1.34, caisin sebesar 1.12, dan brokoli

Page 92: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

80

sebesar 1.04. Sedangkan nilai R/C atas biaya total selada cos sebesar 2.07, wortel

sebesar 1.35, bayam hijau sebesar 1.30, caisin sebesar 1.09, dan brokoli sebesar

1.01. Berdasarkan nilai R/C atas biaya tunai dan atas biaya total yang diperoleh

pada masing-masing komoditi, selada cos memiliki nilai R/C paling tinggi, diikuti

oleh wortel, bayam hijau, caisin, dan terakhir yaitu brokoli.

Berdasarkan hasil analisis R/C tersebut, komoditi wortel, bayam hijau, dan

selada cos cukup menguntungkan untuk diusahakan karena nilai R/C atas biaya

tunai dan R/C atas biaya total yang bernilai lebih dari satu, sedangkan komoditi

caisin dan brokoli kurang menguntungkan untuk diusahakan. Hal tersebut

disebabkan nilai R/C yang diperoleh kedua komoditi tersebut mendekati nilai 1

dan dapat diartikan bahwa keuntungan yang diperoleh sangat kecil atau hampir

bernilai impas terhadap biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani.

Jika dibandingkan dengan beberapa penelitian sebelumnya, R/C yang

diperoleh wortel, bayam hijau, caisin dan brokoli lebih kecil dibandingkan R/C

yang diperoleh pada penelitian sebelumnya. Nilai R/C atas biaya tunai dan atas

biaya total dari usahatani wortel yang diteliti oleh Wahyuni (2007) menunjukkan

nilai yang lebih besar yakni sebesar 3.98 dan 1.69, sedangkan nilai R/C atas biaya

tunai dan atas biaya total dari usahatani wortel di YBSB hanya bernilai 1.42 dan

1.35. Nilai R/C atas biaya tunai dan atas biaya total dari usahatani bayam hijau

yang diteliti oleh Wahyuni (2007) juga menunjukkan nilai yang lebih besar yakni

sebesar 3.32 dan 1.49, sedangkan nilai R/C atas biaya tunai dan atas biaya total

dari usahatani bayam hijau di YBSB hanya bernilai 1.34 dan 1.30. Nilai R/C atas

biaya tunai dan atas biaya total dari usahatani caisin yang diteliti oleh Wahyuni

(2007) juga menunjukkan nilai yang lebih besar yakni sebesar 3.28 dan 2.39,

sedangkan nilai R/C atas biaya tunai dan atas biaya total dari usahatani caisin di

YBSB hanya bernilai 1.12 dan 1.09. Sama halnya dengan brokoli, dimana Nilai

R/C atas biaya tunai dan atas biaya total dari usahatani brokoli yang diteliti oleh

Wahyuni (2007) dan Pertiwi (2008) juga menunjukkan nilai yang lebih besar

yakni 3.52, 1.09, 4.95, dan 1.30, sedangkan nilai R/C atas biaya tunai dan atas

biaya total dari usahatani brokoli di YBSB hanya bernilai 1.04 dan 1.01. Namun

berbeda halnya dengan nilai R/C atas biaya tunai dan atas biaya total dari

usahatani selada cos, dimana nilai R/C selada yang diusahakan YBSB lebih besar

dibandingkan dengan nilai R/C yang diperoleh Yanti (2007). Nilai R/C atas biaya

tunai dan atas biaya total yang diperoleh dari usahatani selada yang diteliti oleh

Yanti (2007) hanya sebesar 1.05 dan 1.04, sedangkan nilai R/C atas biaya tunai

dan atas biaya total yang diperoleh dari usahatani selada cos di YBSB sebesar

2.14 dan 2.07.

Beberapa hal yang menyebabkan nilai R/C pada wortel, bayam hijau, caisin,

dan selada cos di YBSB lebih kecil jika dibandingkan dengan penelitian

sebelumnya yang sama-sama menganalisis sayuran-sayuran organik tersebut yaitu

pada analisis R/C di YBSB terdapat biaya manajemen, keamanan, pemeliharaan

kebun, dan listrik. Sementara pada penelitian sebelumnya tidak terdapat biaya-

biaya tersebut, sehingga total biaya yang dikeluarkan YBSB dalam mengusahakan

sayuran tersebut lebih besar. Selain itu, harga jual sayuran organik di YBSB lebih

rendah jika dibandingkan dengan harga jual sayuran organik di perusahaan

penghasil sayuran organik lainnya pada tahun yang sama. Hal tersebut

menyebabkan penerimaan yang diterima YBSB menjadi lebih kecil jika

dibandingkan perusahaan sayuran organik sejenis. Kedua hal tersebut diduga

Page 93: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

81

sebagai alasan mengapa nilai R/C yang diperoleh dari kegiatan usahatani wortel,

bayam hijau, caisin, dan brokoli lebih kecil jika dibandingkan dengan hasil

penelitian terdahulu mengenai keempat sayuran organik tersebut di lokasi yang

berbeda.

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mengandung beberapa keterbatasan yang diketahui yaitu:

1. Penelitian ini belum dapat mengidentifikasi posisi YBSB di dalam kurva

biaya rata-rata jangka panjang (long-run average cost curve) terkait

dengan keputusan jangka panjang perusahaan untuk meningkatkan skala

usahanya, sehingga belum dapat diketahui apakah keputusan YBSB dalam

meningkatkan skala usahanya tepat atau tidak untuk dilakukan.

2. Penelitian ini juga belum dapat menghasilkan informasi berupa efisiensi

teknis dan efisiensi ekonomi terkait dengan keputusan jangka panjang

perusahaan untuk meningkatkan skala usahanya. Sehingga tujuan dari

penelitian ini yakni untuk mengetahui apakah peningkatan skala usaha

pada komoditi wortel, bayam hijau, caisin, selada cos, dan brokoli layak

untuk dijalankan atau tidak belum dapat sepenuhnya terjawab, karena

peneliti hanya melihat atau menganalisis berdasarkan keuntungan

usahatani yang telah diperolehnya saja.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan yang didapat dari penelitian mengenai analisis pendapatan

usahatani sayuran organik pada Yayasan Bina Sarana Bakti (YBSB), yaitu:

1. Hasil analisis pendapatan usahatani wortel, bayam hijau, caisin, selada cos,

dan brokoli di YBSB menunjukkan nilai yang positif, baik pendapatan atas

biaya tunai maupun pendapatan atas biaya total. Sayuran yang memiliki

nilai pendapatan tertinggi yaitu selada cos, sedangkan sayuran yang nilai

pendapatannya terendah yaitu brokoli.

2. Berdasarkan hasil analisis R/C, usahatani wortel, bayam hijau, dan selada

cos di YBSB sudah cukup menguntungkan karena nilai R/C atas biaya

tunai dan R/C atas biaya total yang diperoleh bernilai di atas 1. Namun

komoditi caisin dan brokoli kurang menguntungkan karena nilai R/C yang

diperoleh baik R/C atas biaya tunai maupun R/C atas biaya total keduanya

memiliki nilai R/C yang mendekati 1 atau hampir sama dengan 1. Sayuran

yang memiliki nilai R/C tertinggi yaitu selada cos, sedangkan sayuran

yang nilai R/C terendah yaitu brokoli.

3. Rencana YBSB untuk meningkatkan skala usaha selada cos, wortel, dan

bayam hijau dinilai layak untuk dijalankan, namun komoditi caisin dan

brokoli sebaiknya dipertimbangkan kembali untuk ditingkatkan skala

usahanya jika dilihat dari hasil analisis pendapatan usahatani serta analisis

R/C. Namun tujuan dari penelitian ini belum dapat sepenuhnya terjawab

Page 94: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

82

karena masih membutuhkan informasi-informasi lebih lanjut mengenai

hubungan peningkatan skala usaha YBSB dengan efisiensi teknis dan

ekonomi.

Saran

Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Yayasan Bina Sarana Bakti sebaiknya meningkatkan skala usaha selada cos,

wortel, dan bayam hijau karena ketiga komoditi tersebut memberikan

keuntungan yang cukup besar serta memiliki permintaan yang sangat tinggi.

2. Sebaiknya Yayasan Bina Sarana Bakti perlu mempertimbangkan kembali

rencana untuk meningkatkan skala usaha brokoli dan caisin karena kedua

komoditi tersebut kurang menguntungkan jika dilihat dari nilai R/C rasio

keduanya.

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengidentifikasi posisi YBSB dalam kurva

biaya rata-rata jangka panjang (long-run average cost curve) dan

menganalisis efisiensi teknis serta efisiensi ekonomi terkait dengan keputusan

jangka panjang perusahaan untuk meningkatkan skala usahanya. Dengan

demikian diharapkan informasi-informasi tersebut dapat melengkapi dan

semakin bermanfaat bagi YBSB dalam menentukan keputusan peningkatan

skala usaha sayuran organiknya.

DAFTAR PUSTAKA

AOI. 2011. Statistik Pertanian Organik Indonesia 2010. Bogor (ID): AOI

[BKP] Badan Ketahanan Pangan. 2010. Perkembangan Konsumsi Beberapa Jenis

Pangan (Gram/kap/hari) Tahun 2005-2009. Jakarta (ID): BKP

[BSN] Badan Standardisasi Nasional. 2010. SNI 6729-2010 Sistem Pangan

Organik [Internet]. [diunduh 2013 September 12]. Tersedia pada:

http://dl.dropboxusercontent.com/u/65458726/SNI%20Pertanian/Standar%2

0Non%20Komoditi/SNI%206729-

2010%20Sistem%20Pangan%20Organik.pdf

Dalimartha S, Adrian F. 2011. Khasiat Buah dan Sayur. Jakarta (ID): Penebar

Swadaya

[Deptan] Departemen Pertanian. 2007. Road Map Pengembangan Pertanian

Organik 2008-2015 [Internet]. [diunduh 2013 September 16]. Tersedia

pada: http://pphp.deptan.go.id/xplore/view.php?file=PENGOLAHAN-

HASIL/08roadmappanganorganik.pdf

Dillon JL. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil.

Soekartawi, Soeharjo, penerjemah. Jakarta (ID): UI-Press

Hernanto F. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta (ID): Penebar Swadaya

[KAN] Komite Akreditasi Nasional. 2006. Pedoman KAN 901-2006 Persyaratan

Umum Lembaga Sertifikasi Pangan Organik [Internet]. [diunduh 2013

Page 95: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

83

September 18]. Tersedia pada: http://www.kan.or.id/wp-

content/uploads/downloads/2010/03/Ped.-KAN-901-2006.pdf

Mayrowani H. 2012. Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia [Internet].

[diunduh 2013 September 17]. Tersedia pada:

http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/FAE30-2b.pdf

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta (ID): LP3ES

Pertiwi DM. 2008. Analisis Usahatani Sayuran Organik di PT. Anugerah Bumi

Persada “RR Organic Farm”, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat [skripsi].

Departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Pracaya. 2012. Bertanam Sayur Organik. Depok (ID) : Penebar Swadaya

Saragih SE. 2008. Pertanian Organik. Depok (ID): Penebar Swadaya

Setiawan AI. 1995. Budidaya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Tinggi.

Jakarta (ID): Penebar Swadaya

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta (ID): UI-Press

Supriati Y, Herliana E. 2011. Bertanam 15 Sayuran Organik Dalam Pot. Jakarta

(ID): Penebar Swadaya

Suratiyah K. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta (ID): Penebar Swadaya

Wahyuni YT. 2007. Analisis Cabang Usahatani Sayuran Organik di Mega Surya

Organic Kecamatan Mega Mendung Kabupaten Bogor [skripsi]. Ekstensi

Manajemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Wiyanti I. 2013. Analisis Pendapatan Usahatani dan Tataniaga Buncis Organik

dan Buncis Non Organik di Desa Cisondari Kecamatan Pasirjambu

Kabupaten Bandung [skripsi]. Departemen Agribisnis, Institut Pertanian

Bogor. Bogor

Yanti I. 2007. Analisis Usahatani Sayuran Organik di Perusahaan Matahari Farm

Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor [skripsi]. Departemen Agribisnis,

Institut Pertanian Bogor. Bogor

[YBSB] Yayasan Bina Sarana Bakti. 2012. Kebutuhan pasar untuk produk sayur

(kg) per minggu tahun 2012. Bogor (ID): Yayasan Bina Sarana Bakti

[YBSB] Yayasan Bina Sarana Bakti. 2012. Laporan produksi untuk masing-

masing wilayah tahun 2012 dan 2013. Bogor (ID): Yayasan Bina Sarana

Bakti

Page 96: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

84

Lampiran 1 Permintaan dan Produksi 25 sayuran organik di Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012a

Komoditi Permintaanb Produksic

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

Bayam Hijau 510 510 638 510 638 510 510 638 510 510 638 510 34 95.5 142.8 175.4 392.2 216.7 68.8 69.3 55.1 76.6 90.1 49.3

Bawang Daun 303 303 378 303 378 303 303 378 303 303 378 303 55.7 75.4 43 33.3 51.8 41.3 50.95 16 26.7 29.1 25.9 35.5

Bayam Merah 207 207 259 207 259 207 207 259 207 207 259 207 64.5 42.4 18.7 6.4 17.9 13 19.9 4.7 7.8 23.5 60.9 14.5

Bit 245 245 306 245 306 245 245 306 245 245 306 245 15.9 44.2 80.5 74 56.9 39.8 44.8 81.1 56 85.2 37 31.3

Brokoli 558 558 697 558 697 558 558 697 558 558 697 558 46.7 22.55 23.7 26 39.3 38.9 43.8 8.9 1 0.7 14.6 17.7

Cabai Rawit 41 41 51 41 51 41 41 51 41 41 51 41 2.9 4.7 12.5 7.1 8.1 13.7 11.6 5 5.5 18.5 32.9 18.95

Caysin 520 520 650 520 650 520 520 650 520 520 650 520 103.1 72.2 112.9 122 132.2 138.4 122.8 135.6 51.9 41.4 59 115.6

Kailan 197 197 247 197 247 197 197 247 197 197 247 197 73.1 30 43.4 52.5 74.9 52.1 61 34.5 11.5 25.3 38 26

Kangkung 296 296 370 296 370 296 296 370 296 296 370 296 23.4 24.5 27 29.3 33.9 28.3 54.1 22.4 36.6 52.8 50.6 40.5

Kol Bulat Putih 309 309 387 309 387 309 309 387 309 309 387 309 111.6 150.6 77.4 57.1 118.2 67.2 138.9 81.7 33 5.9 33.2 42.2

Lobak 173 173 217 173 217 173 173 217 173 173 217 173 170.4 159.5 84 100.3 128.5 125.3 132 69 119 174 131.2 153.9

Pakcoy Hijau 354 354 442 354 442 354 354 442 354 354 442 354 232.4 228.8 228.5 167.3 279.3 260.8 336.7 152.5 186.8 68.8 105.8 157.7

Pakcoy Putih 218 218 272 218 272 218 218 272 218 218 272 218 162.3 130 140.9 236.1 133.3 145.1 283 88.5 15.7 64.6 169.5 108.5

Petsai 381 381 476 381 476 381 381 476 381 381 476 381 155.5 111.8 205.6 159.6 181.6 154.5 136.5 52.5 51.5 3.2 46.9 42.5

Selada Cos 398 398 497 398 497 398 398 497 398 398 497 398 128.2 138.4 182.8 196.9 118.8 200.9 167.2 187.2 156.1 78.6 141.9 63.9

Selada Head 92 92 115 92 115 92 92 115 92 92 115 92 32.2 12.3 13.6 22.4 20 0.8 46.2 65.9 38.3 45.5 5.8 23

Selada Keriting 204 204 255 204 255 204 204 255 204 204 255 204 31.3 69 66,8 41.9 90 84.9 80.8 80 64 103.6 68.5 37.6

Selada Merah 99 99 123 99 123 99 99 123 99 99 123 99 39.6 14 20.8 48.5 79.9 74.7 14.6 62.8 54.3 78.5 77.5 54.8

Selada Siomak 163 163 204 163 204 163 163 204 163 163 204 163 61.6 50.4 86.6 61 70 74.7 40.7 163 66.9 128 81.6 50.5

Seledri 146 146 183 146 183 146 146 183 146 146 183 146 3 19.2 27.9 17.1 10.6 58.7 7.9 7.2 13.5 22.6 16.7 14.8

Spinact 340 340 425 340 425 340 340 425 340 340 425 340 172.2 300.5 191 199.7 220.5 122.5 231.1 171.2 229.4 296 152.5 89.9

Timun Jepang 276 276 345 276 345 276 276 345 276 276 345 276 16.1 11.1 5.3 21.8 1.7 7.6 7.9 4 6.9 12 26.4 7.8

Tomat Cherry 52 52 65 52 65 52 52 65 52 52 65 52 0.3 3.4 12.4 33.4 34.1 37.1 43.4 49.1 73.1 75.9 2.3 5.9

83

Page 97: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

85

aSumber : Diolah dari data primer;

bPermintaan (Kg);

cProduksi (Kg)

Ubi Jalar 372 372 465 372 465 372 372 465 372 372 465 372 364.5 463 157 179.5 125.2 139.7 48 58 83 93.5 68 84

Wortel 2024 2024 2530 2024 2530 2024 2024 2530 2024 2024 2530 2024 1055 807.5 696.5 817 1000.5 933 1092 1089 839 768.5 544 136.3

84

Page 98: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

86

Lampiran 2 Analisis pendapatan usahatani dan R/C wortel per 1000 m2

diYayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012a

aSumber : Diolah dari data primer;

bHarga (Rp/satuan);

cTotal (Rp)

Uraian Satuan Jumlah Hargab

Totalc (%)

Penerimaan

Penjualan Grade A Kg 1 080.66 16 500 17 830 890 82.26

Penjualan Grade B (afkir) Kg 452.49 8 500 3 846 165 17.74

Total Penerimaan 21 677 055 100.00

Pengeluaran

Biaya Tunai :

Benih Kg 1.00 300 000 300 000 1.86

Upah Tenaga Kerja HOK 168.52 25 000 4 213 000 26.17

Kemasan Lembar 2 161.00 450 972 450 6.04

Karung Buah 4.00 500 2 000 0.07

Manajemen Rp 5 012 911 5 012 911 31.14

Keamanan Rp 375 499 375 499 2.33

Pemeliharaan kebun Rp 214 571 214 571 1.33

Listrik Rp 107 285 107 285 0.67

Transportasi Rp 4 086 502 4 086 502 25.38

Total Biaya Tunai 15 284 218 94.99

Biaya yang diperhitungkan :

Sewa lahan Rp 335 267 335 267 2.08

Penyusutan alat Rp 470 777 470 777 2.92

Total Biaya yang Diperhitungkan 806 044 5.01

Total Biaya Usahatani 16 100 262 100.00

Pendapatan atas biaya tunai

usahatani 6 382 837

Pendapatan atas biaya total

usahatani 5 576 793

R/C atas biaya tunai 1.42

R/C atas biaya total 1.35

Page 99: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

87

Lampiran 3 Analisis pendapatan usahatani dan R/C bayam hijau per 1000 m2 di

Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012a

Uraian Satuan Jumlah Hargab

Totalc (%)

Penerimaan

Penjualan Grade A Kg 560.61 17 600 9 866 736 97.98

Penjualan Grade B (afkir) Kg 23.06 8 800 202 928 2.02

Total Penerimaan 100.00

Pengeluaran

Biaya Tunai :

Benih Kg 1.00 150 000 150 000 1.93

Pupuk Kg 3 000.00 350 1 050 000 13.50

Upah Tenaga Kerja HOK 85.07 25 000 2 126 750 27.35

Bambu Batang 97.00 375 12 125 0.16

Plastik ultraviolet Meter 97.10 1 500 48 550 0.62

Kawat Meter 29.13 1 000 9 710 0.12

Kemasan Lembar 2 803.00 450 1 261 350 16.22

Manajemen Rp 1 469 382 1 469 382 18.90

Keamanan Rp 110 066 110 066 1.42

Pemeliharaan kebun Rp 62 895 62 895 0.81

Listrik Rp 31 447 31 447 0.40

Transportasi Rp 1 197 833 1 197 833 15.41

Total Biaya Tunai 7 530 108 96.85

Biaya yang diperhitungkan :

Sewa lahan Rp 98 273 98 273 1.26

Penyusutan alat Rp 146 554 146 554 1.88

Total Biaya yang Diperhitungkan 244 828 3.15

Total Biaya Usahatani 7 774 936 100.00

Pendapatan atas biaya tunai

usahatani 2 539 556

Pendapatan atas biaya total

usahatani 2 294 728

R/C atas biaya tunai 1.34

R/C atas biaya total 1.30 aSumber : Diolah dari data primer;

bHarga (Rp/satuan);

cTotal (Rp)

Page 100: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

88

Lampiran 4 Analisis pendapatan usahatani dan R/C caisin per 1000 m2 di

Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012a

Uraian Satuan Jumlah Hargab

Totalc (%)

Penerimaan

Penjualan Grade A Kg 704.98 17 500 12 337 150 95.85

Penjualan Grade B (afkir) Kg 60.66 8 800 533 808 4.15

Total Penerimaan 12 870 958 100.00

Pengeluaran

Biaya Tunai :

Bibit Tanaman 25 000.00 60 1 500 000 12.67

Pupuk Kg 5 000.00 350 1 750 000 14.78

Upah Tenaga Kerja HOK 100.24 25 000 2 506 000 21.16

Bambu Batang 184.00 375 23 000 0.19

Plastik ultraviolet Meter 183.91 1 500 92 000 0.78

Kawat Meter 55.17 1 000 18 390 0.16

Plastik Kemasan Lembar 3 525.00 450 1 586 250 13.39

Biaya Manajemen Rp 2 058 030 2 058 030 17.38

Biaya Keamanan Rp 154 160 154 160 1.30

Biaya Pemeliharaan kebun Rp 88 091 88 091 0.74

Biaya Listrik Rp 44 046 44 046 0.37

Biaya Transportasi Rp 1 677 696 1 677 696 14.17

Total Biaya Tunai 11 497 663 97.09

Biaya yang diperhitungkan :

Sewa lahan Rp 137 642 137 642 1.16

Penyusutan alat Rp 207 478 207 478 1.75

Total Biaya yang

Diperhitungkan 345 120 2.91

Total Biaya 11 842 783 100.00

Pendapatan atas biaya tunai

usahatani 1 373 295

Pendapatan atas biaya total

usahatani 1 028 175

R/C atas biaya tunai 1.12

R/C atas biaya total 1.09 aSumber : Diolah dari data primer;

bHarga (Rp/satuan);

cTotal (Rp)

Page 101: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

89

Lampiran 5 Analisis pendapatan usahatani dan R/C selada cos per 1000 m2 di

Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012a

Uraian Satuan Jumlah Hargab

Totalc (%)

Penerimaan

Penjualan Grade A Kg 1 173.76 27 500 32 278 400 98.13

Penjualan Grade B (afkir) Kg 44.57 13 800 615 066 1.87

Total Penerimaan 32 893 466 100.00

Pengeluaran

Biaya Tunai :

Bibit Tanaman 25 000.00 60 1 500 000 9.43

Pupuk Kg 5 000.00 350 1 750 000 11.00

Upah Tenaga Kerja HOK 122.35 25 000 3 058 750 19.22

Bambu Batang 151.00 375 18 875 0.12

Plastik UV meter 150.97 1 500 75 485 0.47

Kawat meter 45.29 1 000 15 097 0.09

Plastik Kemasan Lembar 5 869 450 2 641 050 16.60

Biaya Manajemen Rp 3 229 289 3 229 289 20.29

Biaya Keamanan Rp 241 894 241 894 1.52

Biaya Pemeliharaan kebun Rp 138 225 138 225 0.87

Biaya Listrik Rp 69 113 69 113 0.43

Biaya Transportasi Rp 2 632 501 2 632 501 16.54

Total Biaya Tunai 15 370 278 96.60

Biaya yang diperhitungkan :

Sewa lahan Rp 215 977 215 977 1.36

Penyusutan alat Rp 325 557 325 557 2.05

Total Biaya yang Diperhitungkan 541 534 3.40

Total Biaya 15 911 812 100.00

Pendapatan atas biaya tunai

usahatani 17 523 188

Pendapatan atas biaya total

usahatani 16 981 654

R/C atas biaya tunai 2.14

R/C atas biaya total 2.07 aSumber : Diolah dari data primer;

bHarga (Rp/satuan);

cTotal (Rp)

Page 102: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

90

Lampiran 6 Analisis pendapatan usahatani dan R/C brokoli per 1000 m2 di

Yayasan Bina Sarana Bakti tahun 2012a

Uraian Satuan Jumlah Hargab

Totalc (%)

Penerimaan

Penjualan Grade A Kg 177.58 36 500 6 481 670 93.31

Penjualan Grade B (afkir) Kg 25.12 18 500 464 720 6.69

Total Penerimaan 6 946 390 100.00

Pengeluaran

Biaya Tunai :

Bibit Tanaman 5 000.00 116 580 000 8.46

Pupuk Kg 5 000.00 350 1 750 000 25.52

Upah Tenaga Kerja HOK 105.58 25 000 2 639 500 38.49

Plastik Kemasan Lembar 710.00 375 266 250 3.88

Biaya Manajemen Rp 746 071 746 071 10.88

Biaya Keamanan Rp 55 885 55 885 0.81

Biaya Pemeliharaan kebun Rp 31 935 31 935 0.47

Biaya Listrik Rp 15 967 15 967 0.23

Biaya Transportasi Rp 608 194 608 194 8.87

Total Biaya Tunai

6 693 803 97.60

Biaya yang diperhitungkan :

Sewa lahan Rp 49 898 49 898 0.73

Penyusutan alat Rp 114 550 114 550 1.67

Total Biaya yang

Diperhitungkan

164 448 2.40

Total Biaya 6 858 250 100.00

Pendapatan atas biaya tunai

usahatani 252 587

Pendapatan atas biaya total

usahatani 88 140

R/C atas biaya tunai 1.04

R/C atas biaya total 1.01 aSumber : Diolah dari data primer;

bHarga (Rp/satuan);

cTotal (Rp)

Page 103: ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI SAYURAN ... Jumlah Tenaga Kerja di Yayasan Bina Sarana Bakti Berdasarkan Golongan Umur Tahun 2012 31 12 Penerimaan usahatani wortel, bayam hijau, caisin,

91

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 8 Mei 1992 dari pasangan Sigit

Sukopriyono dan Eka Trimahdalina. Penulis merupakan anak pertama dari 2

bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Muhammadiyah 12

Pamulang pada tahun 2003 dan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1

Pamulang pada tahun 2006. Pada tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1

Ciputat dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian

Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di

Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam beberapa organisasi

kampus dan berbagai kepanitiaan. Pada tahun 2009-2010, penulis menjadi

anggota UKM Music Agricultural Xpression!! (MAX!!). Pada tahun 2010-2011,

penulis menjabat sebagai bendahara Departemen Sumberdaya Manusia Himpunan

Profesi Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA) Fakultas Ekonomi dan

Manajemen IPB. Dilanjutkan pada tahun 2011-2012, penulis menjabat sebagai

bendahara Departemen Sosial dan Lingkungan HIPMA Fakultas Ekonomi dan

Manajemen IPB dan sekretaris Divisi Musik UKM MAX!!. Selain itu penulis juga

aktif dalam mengikuti beberapa kepanitiaan baik pada masa sekolah maupun masa

perkuliahan. Prestasi yang pernah diraih penulis pada masa perkuliahan yaitu

menjadi 5 besar pasangan finalis FEM Ambassador pada tahun 2010 dan pernah

meraih gelar juara pertama pada Olympiade Mahasiswa IPB cabang Basket Putri

pada tahun 2012.