22
ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (Studi Kasus Pada RSIA Mutiara Putri) ABSTRAK Oleh: FERI WAHYUDI NPM : 0851031016 Tlpn : 08992266257 Email : [email protected] Pembimbing I : R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., CPA. Pembimbing II : Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt. Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang penentuan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan activity based costing system, dapat dijadikan sebagai acuan dalam menetapkan tarif jasa rawat inap pada RSIA Mutiara Putri Bandar Lampung dan sebagai alat pembanding dengan tarif rawat inap yang ditetapkan selama ini, serta menjadi salah satu masukan yang memberikan informasi mengenai activity based costing system terutama dalam penerapannya pada sebuah rumah sakit yang orientasi utamanya adalah pelayanan masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan pada RSIA Mutiara Putri yang terletak di Jalan Hos Cokroaminoto No. 96 Tanjung Karang. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif komparatif yang menunjukkan dan membandingkan hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan activity based costing dengan tarif rawat inap rumah sakit saat ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan activity based costing, apabila dibandingkan dengan tarif yang digunakan oleh rumah sakit maka activity based costing memberikan hasil yang lebih besar untuk kelas Deluxe Mom, Deluxe Child, Standard Mom, Standard Child dan memberikan hasil yang lebih kecil untuk Kelas Suite Family Mom, Suite Family Child, Junior Suite mom, Junior Suite Child, Deluxe Plus Mom, Deluxe Plus Child. Hal ini disebabkan karena pembebanan biaya overhead pada masing-masing produk. Pada activity based costing, biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver. Sehingga dalam activity based costing, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas kesetiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Kata Kunci: activity based costing, cost driver.

ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP

DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM

(Studi Kasus Pada RSIA Mutiara Putri)

ABSTRAK

Oleh:

FERI WAHYUDI

NPM : 0851031016

Tlpn : 08992266257

Email : [email protected]

Pembimbing I : R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., CPA.

Pembimbing II : Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt.

Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang penentuan

tarif jasa rawat inap dengan menggunakan activity based costing system, dapat

dijadikan sebagai acuan dalam menetapkan tarif jasa rawat inap pada RSIA

Mutiara Putri Bandar Lampung dan sebagai alat pembanding dengan tarif rawat

inap yang ditetapkan selama ini, serta menjadi salah satu masukan yang

memberikan informasi mengenai activity based costing system terutama dalam

penerapannya pada sebuah rumah sakit yang orientasi utamanya adalah pelayanan

masyarakat.

Penelitian ini dilaksanakan pada RSIA Mutiara Putri yang terletak di Jalan

Hos Cokroaminoto No. 96 Tanjung Karang.

Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode

deskriptif komparatif yang menunjukkan dan membandingkan hasil perhitungan

tarif jasa rawat inap dengan menggunakan activity based costing dengan tarif

rawat inap rumah sakit saat ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari perhitungan tarif rawat inap

dengan menggunakan activity based costing, apabila dibandingkan dengan tarif

yang digunakan oleh rumah sakit maka activity based costing memberikan hasil

yang lebih besar untuk kelas Deluxe Mom, Deluxe Child, Standard Mom,

Standard Child dan memberikan hasil yang lebih kecil untuk Kelas Suite Family

Mom, Suite Family Child, Junior Suite mom, Junior Suite Child, Deluxe Plus

Mom, Deluxe Plus Child. Hal ini disebabkan karena pembebanan biaya

overhead pada masing-masing produk. Pada activity based costing, biaya

overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver.

Sehingga dalam activity based costing, telah mampu mengalokasikan biaya

aktivitas kesetiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing

aktivitas.

Kata Kunci: activity based costing, cost driver.

Page 2: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

ANALYSIS OF DETERMINATION INPATIENT SERVICES PRICE

WITH

ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM METHOD

(Case Study at RSIA Mutiara Putri)

ABSTRACT

By

FERI WAHYUDI

NPM : 0851031016

Phone : 08992266257

Email : [email protected]

Pembimbing I : R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., CPA.

Pembimbing II : Sudrajat, S.E., M.Acc., Akt.

This research aim to gain knowledge about the determination of rates of

hospitalization services using activity based costing, can be used as reference in

setting tariffs inpatient services at RSIA Mutiara Putri and as a means of

comparison with the rates of hospitalization for this set, as well as being one of

the inputs that provide information about activity based costing, especially in its

application to a hospital that is the main orientation of community service.

The research was conducted at hospitals located in the RSIA Mutiara Putri

at Hos Cokroaminoto No. 96 Road Tanjung Karang.

The method of analysis used descriptive method is to use the

comparative analysis of the current hospital rates, set the cost method is based

on activity based costing, and then compare the hospitalization rates based on

activity based costing with its realization.

The results showed that the calculation of hospitalization rates by

usingactivity based costing, when compared with the rates used by the hospital

activity based costing provides greater results for the Deluxe Mom, Deluxe Child,

Standard Mom, Standard Child class and yields smaller for Class Suite Family

Mom, Suite Family Child, Junior Suite mom, Junior Suite Child, Deluxe Plus

Mom, Deluxe Plus Child. This is because the overhead of loading on each

product. On activity based costing, overhead costs for each product are charged to

cost a lot of drivers. So that the activity based costing, has been able to allocate

the cost of the activity room appropriately based on the consumption of each

activity.

Keywords: activity based costing, cost driver.

Page 3: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai

suatu unit usaha (baik milik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga

kesehatan ini dari waktu ke waktu semakin lama akan semakin berkembang, baik

dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas dan dilihat dari berbagai macam

bentuk rumah sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh penjuru tanah air.

Khusus rumah sakit milik swasta harus dikelola secara professional sebagai

organisasi yang bertujuan mencari laba/profit, dimana salah satu pendapatan

rumah sakit adalah jasa rawat inap, dan pendapatan didapat dari tarif yang harus

dibayar oleh pemakai jasa rawat inap. Penentuan jasa rawat inap merupakan suatu

keputusan yang sangat penting karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu

rumah sakit, karena dengan adanya berbagai fasilitas pada jasa rawat inap, serta

jumlah biaya overhead yang tinggi, maka semakin menuntut ketepatan dalam

pembebanan biaya yang seungguhnya.

Selama ini penentuan tarif untuk rumah sakit masih menggunakan sistem

penentuan tradisional, sistem penentuan tradisional tidak mencerminkan aktivitas

yang spesifik, kendala utama sistem tradisional adalah penentuan tarif didasarkan

pada volume output, mengingat output rumah sakit yang tidak berujud, seperti

kecepatan pelayanan jasa, kualitas informasi, serta pemberian kepuasan layanan

terhadap pasien dengan volume dan kompleksitas pelayanan, penanganan,

perawatan, serta fasilitas yang berbeda beda serta sebagian besar biaya yang

terjadi adalah biaya overhead, maka sistem penentuan tarif tradisional akan

menghasilkan tarif yang tidak akurat. Tarif yang tidak akurat akan memberikan

informasi biaya yang terdistorsi yaitu undercosting atau overcosting yang

mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan dan kelangsungan organisasi.

Sehingga perlu diterapkannya sistem penentuan harga pokok produk berdasarkan

aktivitasnya (activity based) atau lebih dikenal dengan nama Activity Based

Costing System. Activty Based Costing (ABC) memfokuskan pada biaya yang

melekat pada produk berdasarkan aktivitas yang dikerjakan untuk memproduksi,

menjalankan, dan mendistribusikan atau menunjang produk yang bersangkutan.

Page 4: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

Activity Based Costing menganggap bahwa timbulnya biaya disebabkan oleh

aktivitas yang menghasilkan produk. Pendekatan ini menggunakan penggerak

biaya pada aktivitas yang menimbulkan biaya dan akan lebih akurat diterapkan

pada perusahaan yang menghasilkan beraneka ragam jenis produk serta sukar

untuk mengidentifikasi biaya tersebut ke setiap produk secara individual.

Activity Based Costing (ABC) dinilai dapat mengukur secara cermat biaya biaya

yang keluar dari setiap aktivitas, hal ini disebabkan karena banyaknya cost driver

yang digunakan dalam pembebanan biaya overhead, sehingga dalam ABC dapat

meningkatkan ketelitian dalam perincian biaya, dan ketepatan pembebanan biaya

lebih akurat.(Mulyadi,2003).

Atas dasar uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

: “Analisis Penetuan Tarif Jasa Rawat Inap Dengan Activity Based Costing

System”

1.2. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

“ Apakah dengan menggunakan Activity Based Costing System tarif jasa

rawat inap rumah sakit lebih memberikan informasi lebih terperinci yang

sesuai dengan standar pelayanan ? ”

1.2.2 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini agar penulisan lebih terarah dan terfokus,

yaitu :

1. Data-data yang digunakan dari rumah sakit hanya mencakup data aktivitas

rumah sakit tahun 2011.

2. Penentuan tarif rawat inap yang akan di teliti adalah jenis perawatan umum.

Page 5: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tarif jasa rawat inap rumah sakit

dengan Activity Based Costing System yang dapat memberikan informasi lebih

terperinci.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Dengan adanya tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan

memberikan manfaat kepada:

1. Manfaat bagi Rumah Sakit, di harapkan dapat membantu rumah sakit

memberikan masukan informasi tentang kemungkinan penerapan Activity

Based Costing System dalam memperhitungkan biaya dan penentuan harga

pokok, khususnya di unit rawat inap.

2. Manfaat bagi penulis, untuk memperoleh pengetahuan mengenai penerapan

Activity Based Costing System dalam kaitannya dengan penentuan tarif jasa

rawat inap dan untuk membandingkan sekaligus menerapkan teori yang

diperoleh mengenai Activity Based Costing System selama studi dengan

praktek yang terjadi di dunia bisnis secara nyata dapat menambah kepustakaan.

3. Bagi pihak lainnya, penulis berharap bahwa hasil penelitian ini berguna

sebagai bacaan yang berguna untuk menambah pengetahuan dan sebagai

panduan bagi penelitia lain yang akan melakukan penelitian pada masalah yang

sama.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biaya

2.1.1 Definisi Biaya

Hansen dan Mowen (2004:40) mendefinisikan biaya sebagai:

“Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang

bagi organisasi. Dikatakan sebagai ekuivalen kas karena sumber nonkas dapat

ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Jadi, kita dapat menganggap

Page 6: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

biaya sebagai ukuran dollar dari sumber daya yang digunakan untuk mencapai

keuntungan tertentu.”

Perusahaan mengeluarkan biaya (cost) jika menggunakan sumber daya untuk

tujuan tertentu (Blocher 2005:102).

Biaya dalam arti luas adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diukur

dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk obyek

atau tujuan tertentu.

2.1.2 Komponen Biaya dari Akuntansi Rumah Sakit

1. Biaya langsung, merupakan seluruh biaya yang dapat dilacak secara langsung

ke objek biaya. Contohnya adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung, biaya

diagnostik, biaya terapi dan biaya–biaya lainnya.

2. Biaya tidak langsung, merupakan biaya yang sulit untuk dilacak secara

langsung ke satu objek biaya spesifik. Item overhead pabrik merupakan seluruh

biaya tidak langsung. Biaya dibagi oleh departemen berbeda, produk, atau

pekerjaan yang disebut biaya bersama (common cost) atau biaya gabungan (joint

cost), juga merupakan biaya tidak langsung. Contohnya adalah Biaya pelayanan,

biaya kebersihan, biaya pemeliharaan dan lain-lain.

2.1.3 Pembebanan Biaya Overhead Pada Activity Based Costing

Dengan metode Activity Based Costing akan dihasilkan perhitungan yang lebih

akurat, karena metode ini dapat mengidentifikasikan secara teliti aktivitas-

aktivitas yang dilakukan manusia, mesin dan peralatan dalam menghasilkan suatu

produk maupun jasa.

Menurut Warindrani (2006:27) terdapat dua tahapan pembebanan biaya overhead

dengan metode Activity Based Costing yaitu:

1. Biaya overhead dibebankan pada aktivitas-aktivitas. Dalam tahapan ini

diperlukan 5 (lima) langkah yang dilakukan yaitu:

a. Mengidentifikasi aktivitas.

Pada tahap ini harus diadakan (1) identifikasi terhadap sejumlah aktivitas yang

dianggap menimbulkan biaya dalam memproduksi barang atau jasa dengan cara

membuat secara rinci tahap proses aktivitas produksi sejak menerima barang

sampai dengan pemeriksaana akhir barang jadi dan siap dikirim ke konsumen, dan

Page 7: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

(2) dipisahkan menjadi kegiatan yang menambah nilai (value added) dan tidak

menambah nilai (non added value).

b. Menentukan biaya yang terkait dengan masing-masing aktivitas.

Aktivitas merupakan suatu kejadian atau transaksi yang menjadi penyebab

terjadinya biaya (cost driver atau pemicu biaya). Cost driver atau pemicu biaya

adalah dasar yang digunakan dalam Activity Based Costing yang merupakan

faktor-faktor yang menentukan seberapa besar 13 atau seberapa banyak usaha dan

beban tenaga kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas.

c. Mengelompokkan aktivitas yang seragam menjadi satu.

Pemisahan kelompok aktivitas diidentifikasikan sebagai berikut :

i. Unit level activities merupakan aktivitas yang dilakukan untuk setiap unit

produk yang dihasilkan secara individual.

ii. Batch level activities merupakan aktivitas yang berkaitan dengan

sekelompok produk.

iii. Product sustaining activities dilakukan untuk melayani berbagai kegiatan

produksi produk yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.

iv. Facility sustaining activities sering disebut sebagai biaya umum karena

tidak berkaitan dengan jenis produk tertentu.

d. Menggabungkan biaya dari aktivitas yang dikelompokkan.

Biaya untuk masing-masing kelompok (unit, batch level, product, dan facility

sustaining) dijumlahkan sehingga dihasilkan total biaya untuk tiap-tiap

kelompok.

e. Menghitung tarif per kelompok aktivitas (homogeny cost pool rate).

Dihitung dengan cara membagi jumlah total biaya pada masing-masing

kelompok dengan jumlah cost driver.

2. Membebankan biaya aktivitas pada produk.

Setelah tarif per kelompok aktivitas diketahui maka dapat dilakukan perhitungan

biaya overhead yang dibebankan pada produk adalah sebagai berikut:

Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x Jumlah Konsumsi tiap

Produk

Page 8: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

2.1.4 Activity Based Costing untuk Perusahaan Jasa

Sistem kerja Activity Based Costing banyak diterapkan pada perusahaan

manufaktur, tetapi juga dapat diterapkan pada perusahaan jasa. Penerapan metode

Activity Based Costing pada perusahaan jasa memiliki beberapa ketentuan khusus,

hal ini disebabkan oleh karakteristik yang dimiliki perusahaan jasa. Beberapa

karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan jasa, yaitu:

a. Output seringkali sulit didefinisi

b. Pengendalian aktivitas pada permintaan jasa kurang dapat didefinisi

c. Cost mewakili proporsi yang lebih tinggi dari total cost dari seluruh kapasitas

yang ada dan sulit untuk menghubungkan antara output dengan aktivitasnya.

Output dari perusahaan jasa adalah manfaat dari jasa itu sendiri yang

kebanyakan tidak terwujud.

Untuk menjawab permasalahan di atas, Activity Based Costing benar-benar dapat

digunakan pada perusahaan jasa, setidak-tidaknya pada beberapa perusahaan. Hal-

hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan activity based costing pada

perusahaan jasa adalah sebagai berikut :

a. Identifying and Costing Activities. Mengidentifikasi dan menghargai aktivitas

dapat membuka beberapa kesempatan untk pengoperasian yang efisien.

b. Special Challenger. Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan

manufaktur akan memiliki permasalahan-permasalahan yang serupa.

Permasalahan itu seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu

jasa tidak dapat menjadi suatu persediaan, karena kapasitas yang ada namun

tidak dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak dapat dihindari.

c. Output Diversity. Perusahaan jasa juga memiliki kesulitan-kesulitan dalam

mengidentifikasi output yang ada. Pada perusahaan jasa, diversity yang

menggambarkan aktivitas-aktivitas pendukung pada hal-hal yang berbeda

mungkin sulit untuk dijelaskan atau ditentukan.

2.2 Cost Driver

2.2.1 Definisi Cost Driver

Menurut Warindrani (2006 : 28) pengertian Cost driver atau pemicu biaya adalah

dasar alokasi yang digunakan dalam Activity Based Costing system yang

merupakan faktor-faktor yang menentukan seberapa besar atau seberapa banyak

Page 9: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

usaha dan beban kerja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu aktivitas. Cost

driver digunakan untuk menghitung biaya sumber dari setiap unit aktivitas.

Kemudian setiap biaya sumber daya dibebankan ke produk atau jasa dengan

mengalihkan biaya setiap aktivitas dengan kuantitas setiap aktivitas yang

dikonsumsikan pada periode tertentu.

Cost driver adalah penyebab terjadi biaya, sedangkan aktivitas adalah merupakan

dampak yang ditimbulkannya. Dalam sistem biaya Activity Based Costing (ABC)

digunakan beberapa macam pemicu biaya sedangkan pada sistem biaya

tradisional hanya menggunakan satu macam pemacu biaya tertentu.

2.2.2 Faktor Utama Cost Driver

Paling tidak ada dua faktor utama yang harus diperhatikan dalam pemilihan

pemacu biaya (cost driver) ini yaitu biaya pengukuran dan tingkat korelasi antara

cost driver dengan konsumsi biaya overhead sesungguhnya. Hal ini dapat

dijelaskan, sebagai berikut:

a. Biaya Pengukuran (Cost of Measurement)

Dalam sistem biaya Activity Based Costing (ABC), sejumlah besar pemacu

biaya dapat dipilih dan digunakan. Jika memungkinkan, adalah sangat penting

untuk memilih pemacu biaya yang menggunakan informasi yang telah

tersedia. Informasi yang tidak tersedia pada sistem yang ada sebelumnya

berarti harus dihasilkan dan akibatnya akan meningkatkan biaya sistem

informasi perusahaan. Kelompok biaya (cost pool) yang homogen dapat

menawarkan sejumlah pemacu biaya. Untuk keadaan ini, pemacu biaya yang

dapat digunakan pada sistem informasi yang ada sebelumnya hendaknya

dipilih. Pemilihan ini akan meminimumkan biaya pengukuran.

b. Tingkat Korelasi (Degree of Corelation) antara Cost Driver dan Konsumsi

Overhead Aktualnya

Struktur informasi yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan cara lain untuk

meminimalkan biaya pengumpulan informasi konsumsi pemacu biaya. Terdapat

kemungkinan untuk menggantikan suatu pemacu biaya yang secara langsung

mengukur konsumsi suatu aktivitas dengan pemacu biaya yang tidak secara

langsung, mengukur konsumsi tersebut.

Page 10: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

2.2.3 Jenis-jenis Cost Driver Ada dua jenis cost driver yaitu:

1. Driver Sumber Daya (resources driver)

Merupakan ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh aktivitas.

2. Driver Kuantitas (activity driver)

Merupakan ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap suatu aktivitas

terhadap objek biaya.

Menurut Supriyono (1994:652), menyatakan bahwa pemicu biaya dapat

diklasifikasikan ke dalam dua jenis utama yaitu:

1. Pemicu biaya yang berkaitan dengan volume produksi.

Pemicu biaya ini dianggap sebagai pemicu sejumlah biaya yang berkaitan

dengan volume produksi. Pemicu biaya jenis ini telah mendominasi sistem

akuntansi biaya tradisional. Sebagian besar biaya-biaya pemanufakturan

dianggap berkaitan erat dengan pemicu biaya tersebut. Dalam hal variabilitas

biaya-biaya pemanufakturan dianggap dapat diterapkan dengan besarnya jam

kerja langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin dan biaya bahan baku.

2. Pemicu biaya yang berkaitan dengan pemanufakturan.

Pemicu biaya ini dianggap memicu sejumlah biaya pemanufakturan karena

terdapatnya diversitas dan kompleksitas produk.

Diversitas dan kompleksitas produk disebabkan oleh karena perusahaan

memproduksi berbagai macam produk dengan karateristik yang berbeda-beda

baik karena kerumitan rancangan, ukuran volume produksi, ukuran bentuk,

maupun karateristik lainnya. Jika perusahaan memproduksi berbagai macam

produk dengan batch (ukuran volume dan karateristik tertentu) yang berbeda-

beda, maka akan timbul sejumlah biaya yang terjadi karena pola aktivitas untuk

memproduksi setiap jenis produk berbeda-beda. Dalam hal ini fokus pengukuran

biaya diarahkan pertama-tama bukan kepada produk, tetapi ke unit-unit yang

menyebabkan aktivitas terjadi.

Page 11: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

3. METODA PENELITIAN

3.1. Metoda Penelitian

Jenis penilitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif yang menunjukkan dan

membandingkan hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan

Activity Based Costing dengan tarif rawat inap rumah sakit saat ini. Subjek

penelitian adalah karyawan bagian accounting dari rumah sakit.

3.2.Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Putri yang

merupakan rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu dan

kandungan. Rumah sakit ini terletak di daerah Pahoman yang beralamat di Jalan

Hos Cokroaminoto No. 96, Tanjung Karang, Bandar Lampung.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data yang diperoleh dan dikumpulkan dengan cara melakukan penelitian

pada objek penelitian dengan teknik wawancara dengan beberapa item

pertanyaan yang telah ditentukan guna mendapatkan data yang berkaitan

dengan masalah sebagai langkah awal penelitian dan kemudian untuk diolah

lebih lanjut.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh merupakan data yang sudah diolah dalam dokumen

perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, serta data

keuangan yang berkaitan dengan pembebanan biaya dalam aktivitas

perusahaan.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan, penulis membutuhkan data

yang berkaitan dengan topik penelitian. Data yang relevan yang mencakup ruang

lingkup menjadi acuan penulis untuk dapat memberikan gambaran secara

menyeluruh tentang masalah yang diteliti.

Pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan dengan cara :

Page 12: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

1. Penelitian Lapangan

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung berupa wawancara dengan

pihak yang berwenang dalam rumah sakit guna memperoleh informasi yang

terkait dengan objek penelitian.

2. Penelitian Kepustakaan

Yaitu penelitian yang dilakukan guna memperoleh pengetahuan dan

landasan teori dari berbagai literatur, referensi dan hasil penelitian yang

berhubungan dengan objek penelitian.

3.5 Alat Analisis Data

3.5.1 Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif (angka) untuk menunjukkan dan membandingkan metode

penentuan tarif jasa rawat inap berdasarkan unit cost yang diterapkan rumah sakit

selama ini dengan menggunakan Activity Based Costing.

Langkah-langkah penerapan Activity Based Costing dalam penelitian ini sebagai

berikut :

1). Mengidentifikasikan aktivitas.

2). Mengklasifikasikan biaya berdasar aktivitas ke dalam berbagai aktivitas.

3). Mengidentifikasi cost driver.

4). Menentukan tarif per unit cost driver.

Untuk menentukan tarif per unit dihitung dengan rumus:

Jumlah aktivitas = jumlah keseluruhan biaya yang dihabiskan oleh suatu aktivitas

Cost Driver = jumlah keseluruhan pemicu biaya dari suatu aktivitas

5). Membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tarif cost driver dan

ukuran aktivitas.

a). Pembebanan biaya overhead dari tiap aktivitas ke setiap kamar dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

BOP yang dibebankan = tarif per unit Cost Driver X Cost Driver yang dipilih

b). Kemudian perhitungan tarif masing-masing tipe kamar dengan metode activity

based costing dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Tarif per kamar = Cost Rawat Inap + Laba yang diharapkan

Page 13: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

6). Membandingkan perhitungan harga pokok produksi yang menggunakan metode

Activity Based Costing dengan metode yang diterapkan oleh rumah sakit.

3.5.2 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif, yaitu analisis dilakukan dengan cara membandingkan antara

hasil dengan teori-teori yang relevan untuk dianalisis dan menarik kesimpulan

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

RSIA Mutiara Putri adalah Rumah Sakit spesialis melayani kesehatan dan medis

bagi ibu dan anak. Eksistensi dan profesionalitasnya sudah dimulai dan dikenal

sejak tahun 1978 dengan nama “Rumah Sakit Bersalin Mutiara Putri”. Namun,

seiring dengan perkembangan jaman, teknologi dan usaha manajemen untuk

meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Rumah Sakit Bersalin

Mutiara Putri kemudian merubah nama dan meningkatkan statusnya menjadi

“Rumah Sakit khusus Ibu dan Anak Mutiara Putri”, dan dikembangkan menjadi

sebuah Rumah Sakit yang memiliki peralatan medis modern dan lengkap,

didukung oleh tenaga-tenaga medis yang berpengalaman dan handal, dilengkapi

dengan pelayanan poliklinik-poliklinik kesehatan eksklusif, dan layanan

penunjang lainnya, serta didukung oleh manajemen Rumah Sakit yang

profesional, akuntabel dan transparan.

Dalam menjalankan fungsi Rumah Sakit Ibu dan Anak, RSIA Mutiara Putri

menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang terbagi dalam 4 kategori

layanan, yaitu :

1. Unit Pelayanan Kesehatan ( Poliklinik ) – Rawat Jalan

Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

Poliklinik Anak

Poliklinik Tumbuh Kembang Anak

Poliklinik Gizi

Poliklinik Gigi

Poliklinik Umum

2. Unit Pelayanan Rawat Inap Ibu dan Anak

Page 14: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

3. Unit Pelayanan Penunjang

Konsultasi Medis

Member Booking Online

Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam

Radiologi

Laboratorium

Farmasi

PAPS MEAR

Senam Hamil dan Nifas

Pertolongan Persalinan dan Penyulit

Kolposkopi

Pijat Bayi

Tumbuh Kembang Anak

Gizi

Kesehatan Gigi

Ambulance

Homecare

4. Pelayanan Unggulan

USG 2 Dimensi

USG 4 Dimensi

4.1 Penyajian Data Ruang Rawat Inap

1. Ruang rawat inap dan fasilitasnya

Dalam memberikan pelayanan jasa khususnya rawat inap yang mencakup seluruh

lapisan masyarakat, RSIA Mutiara Putri menyediakan lima kelas jasa yaitu : Suite

Family, Junior Suite, Deluxe Plus, Deluxe, dan Standard. Di mana masing-

masing kelas memiliki fasilitas yang berbeda-beda. Adapun fasilitas yang

ditawarkan pada masing-masing kelas antara lain :

a). Suite Family Mom/Child

Fasilitas yang disediakan yaitu AC, 1 tempat tidur, LCD TV kabel, Wifi

Lobby Area, kulkas dan dispenser, aiphone, kamar mandi air panas dan

dingin, sofa bed dan lemari pakaian.

Page 15: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

b). Junior Suite Mom/Child

Fasilitas yang disediakan yaitu AC, 1 tempat tidur, LCD TV kabel, Wifi

Lobby Area, kulkas dan dispenser, aiphone, kamar mandi air panas dan

dingin, sofa bed dan lemari pakaian.

c). Deluxe Plus Mom/Child

Faslitas yang disediakan yaitu AC, 1 tempat tidur, LCD TV, kamar mandi

sendiri, sofa, dispenser, bel pemanggil, dan lemari pakaian.

d). Deluxe Mom/Child

Fasilitas yang disediakan yaitu AC, 2 tempat tidur, kamar mandi, televisi, bel

pemanggil, dan lemari pakaian.

e). Standard Mom/Child

Fasilitas yang disediakan yaitu kipas angin, 3 tempat tidur, kamar mandi,

lemari pakaian dan bel pemanggil.

2. Penentuan tarif jasa rawat inap RSIA Mutiara Putri

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh keterangan bahwa RSIA

Mutiara Putri menghitung tarif kamar rawat inapnya atas dasar unit cost.

Perhitungan unit cost dilakukan secara terpisah untuk setiap jenis kelas rawat

inap. Cara perhitungannya yaitu dengan menjumlahkan biaya tetap, biaya semi

variabel, dan biaya variabel sehingga dihasilkan biaya total. Kemudian biaya total

dibagi dengan jumlah hari rawat inap.

Adapun besarnya tarif jasa tiap kelas yang ditetapkan adalah :

No Kelas Tarif/Hari (Rp)

1 Suite Family Mom

Rp 550.000 Suite Family Child

2

Junior Suite Mom Rp 425.000

Junior Suite Child

3

Deluxe Plus Mom Rp 350.000

Deluxe Plus Child

4

Deluxe Mom Rp 200.000

Deluxe Child

5

Standard Mom Rp 100.000

Standard Child

Page 16: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

4.2 Penentuan Tarif Jasa Rawat Inap Menggunakan Activity Based Costing

System

Ada lima langkah dalam perhitungan harga pokok rawat inap berdasarkan metode

activity based costing dalam penelitian ini yaitu :

a. Mengidentifikasi dan mendefinisikan aktivitas

b. Mengklasifikasi biaya berdasar aktivitas ke dalam berbagai aktivitas

c. Mengidentifikasi cost driver

d. Menentukan tarif per unit cost driver

e. Membebankan biaya ke produk dengan menggunakan tarif cost driver dan

ukuran aktivitas.

4.2.1 Mengidentifikasi dan Mendefinisikan Aktivitas

Berdasarkan wawancara dengan pihak Rumah Sakit Mutiara Putri di dapat

aktivitas-aktivitas yang ada didalam rawat inap. Aktivitas-aktivitas itu meliputi:

1. Akitvitas perawatan pasien

a. Biaya honor perawat

b. Biaya laboratorium

2. Aktivitas pemeliharaan inventaris

a. Biaya pemeliharaan bangunan dan fasilitas gedung perawatan

b. Biaya kebersihan

3. Aktivitas pemeliharaan pasien

a. Biaya konsumsi

4. Aktivitas pelayanan pasien

a. Biaya listrik dan air

b. Biaya administrasi

c. Biaya bahan habis pakai

d. Biaya laundry

4.2.2 Mengklasifikasi Aktivitas Biaya ke Dalam Berbagai Aktivitas

1. Berdasarkan Unit-level activity cost

Biaya unit-level activity cost adalah biaya yang pasti bertambah ketika sebuah

unit produk di produksi yang sebanding dengan proporsi volume produk

tersebut. Aktivitas ini dilakukan setiap hari dalam menjalani rawat inap pada

Page 17: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

Rumah Sakit Mutiara Putri. Aktivitas yang termasuk dalam kategori ini adalah

aktivitas perawatan, penyediaan tenaga listrik dan air dan biaya konsumsi.

2. Berdasarkan Batch-related activity cost

Biaya batch-related activity cost adalah biaya yang disebabkan oleh sejumlah

batches yang di produksi dan terjual. Besar kecilnya biaya ini tergantung dari

frekuensi order produksi yang di olah oleh fungsi produksi. Aktivitas ini

tergantung pada jumlah batch produk yang di produksi. Yaitu biaya

administrasi, biaya bahan habis pakai, dan biaya kebersihan.

3. Berdasarkan Product-sustaining activity cost

Biaya ini merupakan biaya yang digunakan untuk mendukung produksi produk

yang berbeda. Aktivitas ini berhubungan dengan penelitian dan

pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya untuk mempertahankan

produk agar tetap dapat dipasarkan. Aktivitas ini tidak ditemui dalam

penentuan tarif jasa rawat inap pada Rumah Sakit Mutiara Putri.

4. Berdasarkan Fasilitas-sustaining activity cost

Biaya ini merupakan biaya kapasitas pendukung pada tempat dilakukannya

produksi. Aktivitas ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan

fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Aktivitas yang termasuk dalam

kategori ini adalah biaya laundry, biaya pemeliharaan gedung dan fasilitas

gedung perawatan.

4.3 Perbandingan Dalam Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap

Perbandingan Tarif Rawat Inap

No Kelas Tarif Rumah Sakit Tarif ABC Selisih

1 Suite Family Mom Rp550.000 Rp494.669 (Rp55.331)

Suite Family Child Rp550.000 Rp436.559 (Rp113.441)

2 Junior Suite Mom Rp425.000 Rp340.887 (Rp84.113)

Junior Suite Child Rp425.000 Rp332.594 (Rp92.406)

3 Deluxe Plus Mom Rp350.000 Rp264.333 (Rp85.667)

Deluxe Plus Child Rp350.000 Rp268.853 (Rp81.147)

4 Deluxe Mom Rp200.000 Rp230.084 Rp30.084

Deluxe Child Rp200.000 Rp213.815 Rp13.815

5 Standard Mom Rp100.000 Rp159.505 Rp59.505

Standard Child Rp100.000 Rp149.763 Rp49.763

Page 18: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

Dari hasil yang diperoleh dapat dibandingkan selisih harga tarif rawat inap yang

telah ditentukan oleh manajemen Rumah Sakit Mutiara Putri dengan hasil

perhitungan menggunakan pendekatan Activity Based Costing. Untuk metode

Activity Based Costing memberikan selisih hasil yang lebih kecil dari tarif yang

telah ditentukan oleh pihak rumah sakit yaitu pada kelas Suite Family Mom Rp.

55.331, Suite Family Child Rp. 113.441, Junior Suite mom Rp. 84.113, Junior

Suite Child Rp.92.406, Deluxe Plus Mom Rp. 85.667, Deluxe Plus Child

Rp. 81.147. Sedangkan yang lainnya memberikan selisih hasil yang lebih besar

yaitu Kelas Deluxe Mom Rp. 30.084, Kelas Deluxe Child Rp. 13.815, Kelas

Standard Mom Rp. 59.505, Kelas Standard Child Rp. 49.763.

Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode

tradisional dan metode ABC, disebabkan karena pembebanan biaya overhead

pada masing-masing produk. Pada akuntansi biaya tradisional biaya overhead

pada masing-masing produk dibebankan hanya pada satu cost driver saja, pihak

rumah sakit hanya menggunakan jumlah lama rawat inap. Akibatnya cenderung

terjadi distorsi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan pada metode ABC

telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat

berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Menurut Supriyono (2002),

ditinjau dari sudut pandang manajerial, sistem ABC menawarkan lebih dari

sekedar ketelitian informasi mengenai harga pokok produksi, sistem ini juga

menyediakan informasi tentang biaya dari berbagai aktivitas. Sehingga dari

berbagai aktivitas tersebut memungkinkan para manajer untuk memfokuskan diri

pada aktivitas-aktivitas yang memberikan peluang untuk melakukan penghematan

biaya. Selain itu, tujuan dari menerapkan activity based costing dalam

membebankan biaya overhead pabrik adalah untuk menghilangkan terjadinya

over costing serta kemungkinan terjadinya subsidi silang antara produk yang satu

dengan produk yang lain, karena dasar pembebanan biaya overhead pabrik

disesuaikan dengan jenis dan karakteristik aktivitas yang menyerap sumber daya.

Dengan konsep subsidi silang ini maka tarif kelas yang pada perhitungan ABC

lebih kecil dari tarif yang diterapkan rumah sakit harus di naikkan lagi agar

surplusnya dapat dipakai untuk mengatasi kerugian di kelas Deluxe Mom, Deluxe

Child, Standard Mom dan Standard Child. Tujuannya untuk menyeimbangkan

Page 19: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

penggunaan pelayanan bagi masyarakat ekonomi lemah, mengingat

heterogennitas pendapatan masyarakat.

Fasilitas Setiap Kamar yang Disediakan

No KAMAR Tarif Kamar/ hari Tarif ABC Fasilitas Ruangan

1

Suite Family Mom Rp 550.000 Rp 494.669

Full AC

1 Tempat tidur

LCD TV Kabel

Wifi Lobby Area

Suite Family Child Rp 550.000 Rp 436.559

Kulkas & Dispenser

Aiphone

Kamar Mandi air panas &

dingin

Sofa Bed

Lemari pakaian

2

Junior Suite Mom Rp 425.000 Rp 340.887

Full AC

1 Tempat tidur

LCD TV Kabel

Wifi Lobby Area

Junior Suite Child Rp 425.000 Rp 332.594

Kulkas & Dispenser

Kamar Mandi air panas &

dingin

Sofa

Aiphone

Lemari pakaian

3

Deluxe Plus Mom Rp 350.000 Rp 264.333

Full AC

1 Tempat tidur

LCD TV

Kamar Mandi Sendiri

Deluxe Plus Child Rp 350.000 Rp 268.853

Sofa

Dispenser

Bel Pemanggil

Lemari pakaian

4

Deluxe Mom Rp 200.000 Rp 230.084

Full AC

2 Tempat tidur

Kamar Mandi

Deluxe Child Rp 200.000 Rp 213.815 Televisi

Bel Pemanggil

Page 20: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

Lemari pakaian

5

Standard Mom Rp 100.000 Rp 159.505 Kipas Angin

3 Tempat tidur

Standard Child Rp 100.000 Rp 149.763

Kamar Mandi

Lemari pakaian

Bel Pemanggil

Menurut pihak rumah sakit standar pelayanan rawat inap berdasarkan pada

fasilitas ruangan yamg diberikan. Untuk kelas deluxe plus dan deluxe pemberian

fasilitas tidak terlalu jauh berbeda, berdasarkan perhitungan ABC tarif kedua

ruangan tersebut tidak memberikan jarak yang terlalu jauh. Sedangkan untuk kelas

standard perhitungan ABC memberikan hasil yang lebih besar sementara fasilitas

yang diberikan rumah sakit untuk kelas standard merupakan yang paling

minimum. Hal seperti ini yang memungkinakan terjadinya subsidi silang. Untuk

kelas suite family dan junior suite perbedaan fasilitas yang diberikan hanya dalam

bentuk sofa yang dapat digunakan, pada kelas suite famlily sofa dapat dilebarkan

dan menjadi tempat tidur sedangkan pada kelas junior suite hanya sofa biasa.

5.SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan mengenai tarif jasa rawat inap

dengan menggunakan metode ABC pada RSIA Mutiara Putri yang telah diuraikan

dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode ABC

menghasilkan tarif yang lebih besar dari metode yang diterapkan rumah

sakit yaitu untuk Kelas Deluxe Mom Rp. 230.084, Kelas Standard Mom

Rp. 159.505, Kelas Deluxe Child Rp. 213.815, dan Kelas Standard Child

Rp. 149.763. Sedangkan yang lainnya dihasilkan tarif yang lebih rendah

yaitu Kelas Family Suite Mom Rp. 494.669, Kelas Junior Suite Mom Rp.

340.887, Kelas Deluxe Plus Mom Rp. 264.333, Kelas Family Suite Child

Rp. 436.559, Kelas Junior Suite Child Rp. 332.594, Kelas Deluxe Plus

Child Rp. 268.853.

Page 21: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

2. Perbedaan tarif yang terjadi disebabkan karena pembebanan biaya

overhead pada masing-masing produk. Activity based costing system telah

mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat

berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.

5.2. Saran

RSIA Mutiara Putri sebaiknya mulai mempertimbangkan tarif rawat inap dengan

menggunakan activity based costing system karena dengan activity based costing

system akan diperoleh informasi biaya rawat inap yang lebih akurat.

Page 22: ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY ...fe-akuntansi.unila.ac.id/skripsi/pdf/020513-0851031016.pdf · ANALISIS PENENTUAN TARIF JASA RAWAT INAP DENGAN ACTIVITY

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2008. Akuntansi Kesehatan. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Blocher, Edward J., et al. 2005. “Cost Management, 3rd

”. Diterjemahkan

oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba dengan judul “

Manajemen Biaya: Penekanan Strategis, Edisi 3. Buku 1”. Salemba Empat,

Jakarta.

Dunia, Firdaus. A and Abdullah, Wasilah. 2009. Akuntansi Biaya.Edisi 2.

Salemba Empat, Jakarta.

Gorrison, Ray H and Eric W, Norren. 2000. Akuntansi Manajerial. Alih Bahasa

A. Totok Budisantoso. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta.

Hansen, Don R and Maryanne M. Mowen. 2003. Manajemen Accounting,

Fourth Edition, Cincinnati, Ohio, South Western College Publishing.

Ikhsan, Arfan. Ida Bagus Agung Dharmanegara. 2010. Akuntansi dan

Manajemen Keuangan Rumah Sakit. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mardiasmo. 1994. Akuntansi Biaya, Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Yogyakarta.

Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi 2.

BP STIE YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. 2003. “Activity Based Cost System”: Sistem Informasi Biaya untuk

Pengurangan Biaya, Edisi 6”. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Supriyono. 1994. Akuntansi Biaya:Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga

Pokok Produksi, Edisi 2, Yogyakarta:BPFE.

_________. 2002. Akuntansi Manajemen, Proses Pengendalian Manajemen. STIE

YKPN, Yogyakarta.

Tunggal, Amin Widjaja. 2010. Activity-Basd Costing and Mangement,

Harvarindo, Jakarta

Warindrani, Armila Krisna. 2006. Akuntansi Manajemen. Edisi Pertama,

Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.