Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS PENERAPAN MODEL ECONOMIC
ORDER QUANTITY (EOQ) TERHADAP
USAHA PAVING BLOK
CV.ALFAN PUTRA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E)
OLEH :
AINUNG
NIM.150103035
Pembimbing :
1.Dr. Muh.Anis, M.hum
2.Abd. Muhaemin Nabir, S.E., M.Ak
PROGRAM STUDY EKONOMI SYARIAH (EKOS)
FAKULTAS EKONOMI DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2019
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ainung
Nim : 150103035
Program Study : Ekonomi Syariah
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan plagiasi atau duplikasi dari tulisan/karya
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
pikiran saya sendiri.
2. Seluruh bagian dari skripsi ini adalah karya saya sendiri
selain kutipan yang ditunjukan sumbernya. Segala
kekeliruan yang ada di dalamnya adalah tanggung jawab
saya.
Demikian pernyataan ini dibuat sebagaimana
sebagaimana mestinya. Bilamana dikemudian hari ternyata
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
Sinjai,10 Juli 2019
Yang membuat pernyataan, Materai 6000
AINUNG
150103035
iv
ABSTRAK
AINUNG, 150103035. Analisis Penerapan Metode Economic
Order Quantity(EOQ) pada Persediaan Bahan Baku Paving
Blok CV.ALVAN PUTRA, Skripsi, Sinjai: Jurusan Ekonomi
Syariah, Fakultas Ekonomi Dan Hukum Islam, Institut Agama
Islam Muhammadiya (IAIM) Sinjai, 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan
antara metode pengendalian persediaan bahan baku paving blok
CV.ALVAN PUTRA. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis.
Manfaat praktis, diharapkan dapat memberikan sumbangan
ilmu pengetahuan bagi Institut maupun akademis dan
Mahasiswa tentang analisis penerapan metode EOQ pada
persediaan bahan baku paving blok CV.ALVANPUTRA ,
sedangkan manfaat praktis, diharapkan dapat digunakan
sebagai referensi bagi direktur dan karyawan khususnya
CV.ALVAN PUTRA pada persediaan bahan baku paving blok.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian survey dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun populasi yang
dijadikan sasaran penelitian adalah direktur CV.AlVAN
PUTRA sedangkan teknik yangdigunakan dalam menentukan
sampel iniadalah menggunakan obsrvasi dan dokumentasi
v
sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
penerapan dan persediaan bahan baku.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perbandingan
biaya persediaan bahan baku semen menurut prusahaan total
biaya persediaan semen sebanyak 7.500.000,- sedangkan
menurut EOQ sebanyak 6.720.508,- dengan penghematan
sebanyak 5.123.333 dan perbandingan biaya persediaan bahan
baku menurut perusahaan total biaya persediaan pasir sebanyak
8.500.000,- sedangkan menurut EOQ sebanyak 5.955.000,-
dengan penghematan sebanyak 5.083.333 dan perbandingan
biaya persediaan bahan baku kerikil menurut perusahaan total
biaya persediaan kerikil sebanyak 8.900.000,- sedangkan
menurut EOQ sebanyak 7.782.333 dengan total penghematan
7.666.666. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
metode EOQ lebih dapat meminimalkan biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan dibandingkan dengan metode yang
digunakan.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi allah
S.W.T yang telah memberikan rahmat , hidayah, petunjuk
kekuatan dan kesabaran sehingga dapat menyelesaikan Skripsi
ini dengan judul “Analisis Penerapan Metode Economic Order
Quantity (EOQ) pada Persediaan Bahan Baku Paving Blok
CV.ALVAN PUTRA”. Shalawat dan salam penulis haturkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad S.A.W yang telah
membawa manusia dari masa jahilia kemasa modern yang
penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis banyak
mendapatkan bantuan, baik berupa bimbingan, dorongan moral
maupun bantuan materi dari berbagai pihak.Untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
tidak ternilai kepada :
1. Orang tuaku yang tercinta ayahanda dan ibunda, yang
telah membesarkan, mendidik penulis dengan penuh
kesabaran dan pengorbanan yang begitu besar dan
mulia, mendoakan penulis untuk terus belajar dan
belajar;
vii
2. Dr.Firdaus, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam (I
AI) Muhammadiya Sinjai;
3. Dr. Amir Hamzah, M, Ag. dan Dr. Ismail, M.Pdselaku
wakil Rektor I dan wakil Rektor II Institut Agama
Islam (IAI) Muhammadiyah Sinjai;
4. Dr.Muh.Anis, M.Hum selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Hukum Islam;
5. Muhammad Ikbal, S.Pd.,M.Pdselaku ketua Prodi
Ekonomi Syariah;
6. Muh. Anis, S.Pd.l, M.Hum selaku pembimbing I dan
Abd.Muhaemin, S.E., M. Akselaku pembimbing II;
7. Seluruh Dosen yang telah membimbing dan mengajar
selama studi di Institute Agama Islam Muhammadiyah
Sinjai;
8. Seluruh pegawai dan jajaran Institut Agama Islam
muhammadiyah Sinjai yang telah membantu
kelancaran Akademik;
9. Kepala dan staff perpustakaan Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai;
10. Sahabat-sahabatku dan teman seangkatan lainnya,
terima kasih atas dukunganya terhadap penulis dalam
menyelesaikan studi. Serta semuapihak yang telah
viii
banyak membantu yang tidak tersebut namanya satu-
persatu.
Akhirnya penulis berharap dan memohon semoga
bantuan semua pihak mendapat Ridho skripsi ini dapat
memberikan manfaat untuk menambah wawasan keilmuan kita
semua dan mendapat ridho dari Allah SWT.Aamiin
Sinjai, 13 Juli 2019
Ainung
NIM. 150103035
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................ iv
DAFTAR TABLE ............................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Model EOQ ................................................. 8
1. Pengertian Economic Order Quantity (EOQ) ..... 8
2. Indikator EOQ ..................................................... 13
3. Perencanaan Persediaan ...................................... 13
4. Pengendalian ...................................................... 15
5. Defenisi Persediaan ............................................. 18
x
6. Jenis-jenis Persediaan ......................................... 21
7. Persediaan Pengaman .......................................... 22
8. Titik Pemesanan Kembali ................................... 24
9. Total Biaya Persediaan .................................. 25
10. Fungsi Persediaan ............................................. 25
11. Tujuan Persediaan ............................................. 28
12. Factor-faktor yang Mempengaruhi Persediaan .. 29
13. Persediaan Bahan Baku ..................................... 31
14. Usaha Paving Blok ............................................. 32
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................... 36
C. Hipotesis ................................................................. 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian .............................. 40
B. Defenisi Variabel ...................................................... 41
C. Populasi Dan Sampel................................................ 41
D. Instrument Penelitian ............................................... 43
E. Instrumen penelitian ................................................. 44
F. Tehnik Analisis Data ............................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ................................... 46
B. Hasil dan Pembahasan .............................................. 50
xi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................. 67
B. Saran ......................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penggunaan Bahan Baku Semen untuk
periode Januari 2018 - Desember 2018 ............. 51
Tabel 1.2 Penggunaan Bahan Baku Pasir untuk
periode Januari 2018 - Desember 2018 ............. 52
Tabel 1.3 Penggunaan Bahan Baku Kerikil untuk
periode Januari 2018 - Desember 2018 ............. 53
Tabel 1.4 Biaya Pemesanan Bahan Baku untuk periode
Januari 2018 - Desember 2018 ................... 55
Tabel 1.5 Biaya Penyimpanan Bahan Baku untuk
periode Januari 2018 - Desember 2018 ............. 56
Tabel 1.7 Biaya persediaan Bahan Baku untuk
periode Januari 2018 - Desember 2018 ......... 58
Tabel 1.8 Perhitungan Kuantitas Bahan Baku .................... 61
Tabel 1.9 Perhitungan Kuantitas Optimal Bahan
Baku ............................................................. 62
Tabel 1.10 Perhitungan Bahan Baku Berdasarkan
Metode EOQ .................................................... 63
Tabel 1.11 Perhitungan Persediaan Bahan Baku ................. 64
Tabel 1.12 Perbandingan Biaya Persediaan Bahan
Baku ............................................................. 65
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Persediaan merupakan salah satu aspek yang
perlu diperhatikan oleh setiap perusahaan, terutama bagi
perusahaan manufaktur. Hal ini dipicu adanya
pengeluaran yang ditimbulkan dalam aktivitas
persediaan, atau sering disebut sebagai biaya
persediaan. Economic Order Quantity (EOQ) adalah
salah satu perhitungan yang di gunakan untuk
menentukan kuantitas pesanan perusahaan1.
Dalam perusahaan manufaktur, proses produksi
merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
keberlangsungan hidup perusahaan dimana persediaan
adalah salah satu hal yang harus diperhatikan karena
berpengaruh langsung terhadap kelancaran proses
produksi. Persediaan merupakan suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan dengan
maksud untuk di jual dalam suatu priode usaha tertentu,
atau persediaan barang-barang yang masih dalam
1 https://.researchgate.net/publication/279677421
2
pengerjaan atau proses produksi, atau persediaan bahan
baku yang menunggu penggunaanya dalam suatu proses
produksi2.
Economic Order Quantity (EOQ)
adalahkuantitas bahan yang dibeli pada setiap kali
pembelian dengan biaya yang paling minimal. Metode
Economic Order Quantity(EOQ) pertama kali
dicetuskan oleh Ford Harris pada tahun 1915, tetapi
lebih di kenal dengan nama metode Wilson karena
dikembangkan oleh Wilson pada tahun 1934. Metode ini
di gunakan untuk menghitung minimasi total biaya
persediaan berdasarkan persamaan tingkat atau titik
quilibrium kurva biaya simpang dan biaya. Metode
EconomicOrder Quantity (EOQ) dapat digunakan baik
untuk barang-barangyang dibeli maupunyang
diproduksi sendiri (Handoko 1999:13)..
Sedangkan menurut Heizer dan Render
(2010:92),Economic Order Quantity (EOQ) adalah
salah satu tekhnik pengendalian persediaan yang paling
tua dan terkenal secara luas,metode pengendalian
persediaan ini menjawab 2 (dua)pertanyaan
2Rangkuti, Managemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis, (
Jakarta: Erlangga, 2004), h.1.
3
penting,kapang harus memesan dan berapa banyak
harus memesan.3
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah
Persediaan merupakan salah satu bagian terpenting bagi
seorang pengusaha karena biasanya sebagian besar dari
total asset perusahaan diinvestasikan untuk memenuhi
persediaan. Biaya persediaan dapat dimimalkan dengan
menggunakan metode Economic Order Quantity
(EOQ)4
Masalah pengendalian persediaan merupakan
salah satu masalah yang
sering dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan bak
u akanmengakibatkan adanya hambatan pada proses
produksi sedangkan kelebihan persediaan akan
menimbulkan biaya penyimpanan yang lebih besar serta
risiko kerusakan yang ditimbulkan akibat penyimpanan
barang yang terlalu lama. Oleh karena itu,
pengendalian persediaan yang efektif sangat diperlukan
oleh suatu perusahaan (Subagyo,1984:205)5.
3Handoko danHani T,’’ Dasar-dasar Managemen Produksi dan
Operasi”, UNS PRESS: Surakarta, h.13 4Heny maslahah, dll, Departemen matematika,Fakultas Sains dan
Matematika,Universitas Diponegoro (Semarang :Sunarsi,2007), h.53 5Subagyo,dll.”Dasar-dasar Operation Reseach”, (Yogyakarta:BPFE
Yogyakarta, 1984), h.205.
4
CV ALFAN PUTRA merupakan salah satu
industri manufaktur yang bergerak dalam produksi
bahan-bahan untuk kebutuhan bangunan seperti paving
blok berlokasi JL.H.PERDANA KUSUMA NO.18
Desa Lappa Kec.Sinjai Utara.Pada pelaksanaan sistem
produksi perusahaan sudah menggunakan mesin dan
peralatan yang telah disesuaikan dengan perkembangan
teknologi,dalam arti mesin yang digunakan sudah
merupakan mesin hasil rancangan perusahaan sendiri
yang memiliki tingkat dan efektifitas produksi yang
99% memiliki keberhasilan sempurna bagi produknya.
Dalam produksi Paving Blok bahan baku yang
digunakan adalah semen,bata,pasir,batu kerikil dan
cat.Bahan baku tersebut selalu tersedia untuk
kelancaran produksi. Diantara berbagai macam
alternative penutup permukaan tanah, paving blok, lebih
memiliki banyak variasi baik dari segi bentuk, ukuran,
warnah, corak, dan tekstur permukaan, serta kekuatan.
Penggunaan paving blok juga dapat divariasikan dengan
jenis paving atau bahan bangunan penutup tanah
lainnya.
Penelitian ini dilakukan guna untuk mengetahui
bagaimanaPenerapan Metode Economic Order
5
Quantity (EOQ) pada Persediaan Bahan Baku
Paving Blok CV. ALFAN PUTRA. Sebuah
perusahaan memiliki tujuan utama yaitu memperoleh
laba. Dalam proses pencapaian tujuan tersebut akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor,salah satu faktor
adalah kelancaran produksi. Pencapaian tujuan
perusahaan akan menghadapi kendala tertentu sehingga
perusahaanharus memiliki managemen yang baik.
Dengan persediaan yang optimal perusahaan
mampu menentukan seberapa besar persediaan bahan
baku yang sesuai, sehingga tidak menimbulkan
pemborosan biaya karena mampu menyeimbangkan
kebutuhan bahan baku yang tidak terlalu banyak
maupun persediaan tidak terlalu sedikit. Persediaan
optimal mampu mengefesiensikan biaya pengeluaran
perusahaan seperti pemesanan dan biaya penyimpan
bahan baku.sehingga kebijakan managemen tentang
persediaan akan membantu perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,maka penulis
dapat merumuskan masalah yaitu :Bagaimana
perbandingan antara metode pengendalian persediaan
bahan baku paving blok yang telah diterapkan CV.
6
ALFAN PUTRA dengan metode EOQ(Economic
Order Quantity)?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka
tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui
Bagaimana perbandingan antara metode persediaan
bahan baku paving blok yang telah diterapkan CV.
ALFAN PUTRA dengan metodeEconomic Order
Quantity (EOQ).
D. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan atau manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
mengenaiperbandingan antara metode pengendalian
persediaan bahan baku paving blok yang telah
diterapkan CV. ALFAN PUTRA dengan metode
Economic Order Quantit (EOQ).
2. Secara praktis
Dapat memberikan gambaran bagi
perusahaan manufaktur khususnya CV. ALFAN
PUTRA sebagai objek penelitian dalam hal
7
perbandingan antara metode pengendalian persediaan
bahan baku paving blok yang telah diterapkan CV.
ALFAN PUTRA dengan metode Economic Order
Quantity (EOQ).
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Model EOQ
1. Pengertian Ecocomic Order Quantity (EOQ)
Economic 0rder Quantity (EOQ) adalah salah
satu model managemen persediaan. EOQ sangat
berguna untuk menentukan kuantitas pesanan
persediaan yang dapat meminimalkan biaya
penyimpanan dan biaya pemesanan persediaan. EOQ
juga berguna untuk 5mengatasi masalah berkaitan
dengan ketidakpastian melalui persediaan pengaman
(safety stoc).
Untuk memperjelas pengertian tentang
Economic Order Quantity (EOQ), ada beberapa
pendapat tentang Economic Order Quantity (EOQ)
diantaranya adalah :
1. Menurut Gitosudarso
Economi Order Quantity (EOQ) adalah
merupakan volume atau jumlah pembelian yang
paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali
5William K, “Akuntansi Biaya”, (Cet,ll ; Salempa Empat.
Jakarta), h.231
9
pembelian. Untuk memenuhi kebutuhan itu maka
dapat diperhitungkan pemenuhan kebutuhan
(pembeliannya) yang paling ekonomis yaitu
sejumlah barang yang akan dapat diperoleh dengan
pembelian dengan menggunakan yang minimal6.
2. Menurut Yamit
Economic Order Quantity (EOQ) adalah jumlah
pesanan yang dapat meminimumkan total biaya
persediaan, pembelian yang optimal. Untuk mencari
berapa total bahan yang tetap untuk dibeli dalam
setiap kali pembelian untuk menutup kebutuhan
selama satu periode7.
3. Menurut Rianto
Economi Order Quantity (EOQ) adalah
jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh
dengan biaya yang minimal,atau sering dikatakan
sebagai jumlah pembelian optimal8.
4. menurut Heizer dan Render
6Gitosudarmo, Managemen keuangan, (Cet,IV ;Yogyakarta :
BPFE,2002), h.101 7Yamid,Managemen persediaan ,(Yogyakarta:Ekonosia FE
UI),h.47 8Riyanto, Dasar-dasar pembelajaranperusahaan, (Cet.IV;
Yogyakarta:BPFE,2001), h.45
10
Economi Order Quantity (EOQ) adalah sebuah
tekhnik kontrol persediaan yang meminimalkan
biaya total dari pemesanan dan penyimpanan.
Dalam menerapkan metode Economic Order
Quantity (EOQ) ada beberapa biaya yang harus
dipertimbangkan dalam penentuan jumlah
pembelian atau keuntungan,diantaranya :
a. Biaya pesanan
Biaya pesanan merupakan biaya yang
akan langsung terkait dengan kegiatan
pesanan yang dilakukan perusahaan.
Biaya pesanan =
Keterangan :
D=jumlah kebutuhan, unit per tahun
Q=Jumlah barang setiap kali pesan
S=Biaya pesanan setiap kali pesan
b. Biaya penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan biaya
yang harus ditanggung oleh perusahaan
sehubungan dengan adanya bahan baku yang
di simpang dalam perusahaan, disrumuskan
sebagai berikut:
11
Biaya penyimpanan =
Keterangan :
Q=jumlah barang setiapkali pesan
H=Biaya penyimpanan, unit per tahun.
Selanjutnya untuk menentukan total biaya
persediaan (TIC)dengan menjumlahkan
biaya pesan dan biaya simpan. Adapun
rumusnya sebagai berikut
TIC =
Keterangan :
TIC=Jumlah biaya persediaan
D=Jumlah kebutuhan,unit per tahun
Q= Jumlah barang setiap kali pesan
H=Biaya penyimpanan, unit per tahun.
Economic Order Quantity (EOQ)banyak
dipergunakan sampai saat ini karena mudah dalam
penggunannya,meskipun dalam penerapannya harus
memperhatikan asumsi yang dipakai. Asumsi
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Mencatat perhitungan bahan baku yang
dibutuhkan oleh perusahaan berdasarkan jumlah
kebutuhanatau permintaan.
12
b. Mencatat perhitungan biaya pemesanannya
dalam setiap kali pesan.
c. Mencatat perhitungan biaya penyimpanan dari
nilai persediaan yang akan tersedia
d. Menghitung jumlah pemesanan yang paling
ekonomis (EOQ), dengan menggunakan rumus :
EOQ =
Keterangan :
D = jumlah kebutuhan barang (unit/tahun)
S = Biaya pemesanan (rupiah/pesanan)
h =biaya penyimpanan (% terhadap nilai
barang)
C = Harga barang (rupiah/unit)
H = h X C = biaya penyimpan
(rupiah/unit/tahun)
Q = jumlah pemesanan (unit/pesanan)
e. Menghitung frekuensi pemesanan setelah nilai
EOQ diketahui, dan dirumuskan sebagai berikut
:
F =
Keterangan :
13
F= Frekuensi pemesanan9
2. Indicator
Economic Order Quantity (EOQ)
a. Jumlah
kebutuhan barang
Jumlah kebutuhan barang dalam satu
periode untuk di gunakan dalam proses
produksi.
b. Biaya pemesanan
Biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan kegiatan pemesanan
bahan/barang,sejak dari penempatan
pemesanan sampai tersedianya barang
digudang.
c. Biaya penyimpanan
Biaya yang dikeluarkan berkenaan
dengan diadakannya persediaan barang.
3. Perencanaan persediaan
Perencanaan menurut carter (2010:4)
defenisi dari perencanaan adalah “Perencanaan
adalah kontruksi dari suatu program operasional
9Heizer danRender,”Managemen Operasi”, (Cet.IX;
Jakarta:Salempa empat, 2010),h.92
14
terperinci merupakan proses merasakan kesempatan
maupun ancaman eksternal, menentukan tujuan
yang diinginkan dan menggunakan sumber daya
untuk mencapai tujuan tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa perencanaan
adalahb memperkirakan bahan baku,
memperkirakan jumlah bahanbaku yang diperlukan,
memperkirakan kebutuhan dana untuk pembelian
bahan baku serta sebagai dasar melaksanakan fungsi
pengawasan bahan baku.
Menurut William (2009:) jenis-jenis perencanaan
terbagi atas tiga jenis, yaitu:
a. Rencana Strategik
Rencana strategic adalah rencana yang
diformulasikan ditingkat managemen
tertinggi,memerlukan pandangan luas atas
perusahaan dan lingkungannya.
b. Rencana Jangka Pendek
Rencana jangka pendek adalah rencana
ini sering sekali disebut anggaran,cukup
terperinci guna memungkinkan disusunnya
laporan keuangan bagi entitas tersebut untuk
suatu periode dimasa depan.
15
c. Rencana Jangka Panjang
Rencana jangka panjang adalah rencana
ini bersifat anggaran mencakup periode waktu
tiga sampai lima tahun10
.
Fungsi-fungsi perencanaan menurut Siswanto
(2009:48) terbagi atas dua jenis yaitu :
a. Menetapkan tujuan yang akan dicapai pada
hierarki yang lebih rendah.
b. Sebagai alat untuk mencapai perangkat tujuan
pada hierarki lebih tinggi berikutnya.
Berdasarkan penjelasan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa fungsi
perencanaan adalah untuk memberikan
gambaran yang sekaligus memberikan
petunjuk dan arahan kepada pemimpin
dalam pengambilan keputusan11
.
4. Pengendalian
Menurut Herjanto (2008:226) pengendalian
persediaan adalah suatu rangkaian kebijakan
pengendalian untuk menentukan tingkat persediaan
10
Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya, Audit, Akuntansi
Pajak. Salemba Empat. Jakarta. 11
Siswanto, HB. 2009. Pengantar Managemen. Bumi Aksara.
Jakarta.
16
yang harus dijaga,kapan pesanan untuk menambah
persediaan dilakukan dan berapa besar pesanan yang
harus diadakan12
.
Manfaat dari pengendalian persediaan berguna
agar perencanaan yang telah disusun dapat menjadi
efektif dan efisien atau dapat memperkecil
hambatan dan memperkuat kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba. Suprityono dalam bukunya
perencanaan dan pengendalian biaya serta
pembuatan keputusan (2005:257) mengemukakan
tujuan pengendalian persediaan bahan baku sebagai
berikut:
a. Menyediakan bahan baku yang diperlukan
dengan cara efisien dan dapat menghindari
terganggunya kegiatan perusahaan akibat
keterlambatan datangnya bahan baku
b. Menjamin persediaan yang cukup untuk
melayani permintaan langganan yang bersifat
mendesak.
c. Menyelenggarakan jumalah persediaan yang
agak longgar untuk menghadapi kelangkaan
12
Herjanto, Eddy. 2008:124:. Managemen Opersi. Grasindo.
Jakarta.
17
penawaran bahan bakudipasar dalamjangka
pendek.
d. Mengadakan penyimpanan bahan baku yang
dapat menekan biaya dan waktu pengelolaan
bahan baku dan menjaga diri kemungkinan
kebakaran, pencurian, penyelewengan dan
kerugian lainnya.
e. Menjaga agar persediaan yang rusak, using
dan kelebihan yang tidak terpakai dapat ditekan
serendah mungkin
f. Menentukan investasi dana yang tepat dalam
persediaan bahan baku sesuai dengan kebutuhan
operasi dan rencana managemen persediaan13
Pengendalian persediaan dapat dilakukan
dengan berbagai metode pengendalian antara
lain:
1. Safety Stock
Persediaan pengaman menurut Harjanto
(2008:258) adalah persediaan yang berfungsi
untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan barang,
13
Suprityono (2005:257), “Perencanaan dan Pengendalian
Biaya serta Pembuatan Keputusan”. Jakarta.
18
misalnya karena penggunaan barang yang
lebih besar dari perkiraan semula atau
keterlambata dalam penerimaan barang yang
dipesan. Bagi perusahaan dagang,
persediaanpengaman juga dimaksudkan
untuk menjamin pelayanan kepada
pelanggang terhadap ketidakpastian dalam
pengadaan barang.
Cara menghitung persediaan pengaman
(safety stock)
Z =
Karena persediaan pengaman merupakan
selisih antara X-µ, maka
Z =
Keterangan :
X = Tingkat persediaan
µ = Rata-rata permintaan
= Standar defiasi permintaan
selama waktu tenggang
SS = Persediaan pengaman14
5. Defenisi persediaan
14
Harjanto, 2008:234. Managemen Persediaan. Jakarta
19
Menurut Siagian (2006:161) persediaan
dapat diartikan barang atau barang yang disimpang
untuk tujuan tertentu antara lain,untuk proses
produksi jika berupa bahan mentah maka akan
diproses lebih lanjut jika berupa komponen maka
akan dijual kembali menjadi barang dagangan15
.
Menurut Dwi Martani (2012:245) persediaan
merupakan salah satu asset yang sangat penting bagi
perusahaan ritel, manufaktur, jasa,maupun entitas
lainnya. PSAK 14 (Revisi 2008) mendefenisikan
persediaan sebagai asset yang :
a. Tersedia untukdijualdalam kegiatan usaha
biasa
b. Dalam proses produksi untuk penjualan
tersebut
c. Dalam bentuk bahan ataun perlengkapan
untuk digunakan dalam proses produksi
dalam pemberian jasa.
15
Siagian, Yolanda M. 2006:36 “Aplikasi Suply Chain
Managemen Dalam Dunia Bisnis. PT Grasindo. Jakarta
20
Dalam defenisi diatas dapat dikatakan bahwa
suatu asset diklasifikasikan sebagai persediaan
tergantung pada nature bussines suatu entitas16
.
Menurut Freddy (2007:7) mengatakan bahwa
persediaan mempunyai tujuan antara lain:
a. Menghilangkan resiko keterlambatan
datangnya barang
b. Menghilangkan resiko barang yang rusak
c. Mempertahankan stabilitas operasi
perusahaan
d. Mencapai penggunaan mesin yang optimal
e. Memberi pelayanan yang sebaik-baiknya
bagi konsumen17
.
Persediaan juga terdapat bermacam-macam
jenisya, menurut Freddy (2007:14-15)
menyatakan bahwa jenis-jenis persediaan terbagi
atas lima jenis yaitu:
a. Persediaan bahan mentah
b. Persediaan komponen-komponen rakitan
c. Persediaan bahan pembantu atau penolong
16
Dwi Martani, “Pengantar Managemen” (Cet I; Bandung
2012), h.245 17
Freddy, “Managemen Persediaan”. (Bumi Aksara. Jakarta
2007),h.7
21
d. Persediaan barang dalam proses
e. Persediaan bahan jadi18
Persediaan didefenisikan sebagai barang,
bahan-bahan, atau aset yang dimiliki oleh
perusahaan untuk digunakan di masa yang akan
datang. Persediaan adalah sumber daya menganggur
(ide resoutce) yang menunggu proses lebih lanjut.
Proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan
produksi pada sistem manufaktur
6. Jenis-jenis persediaan
a. Bahan baku adalah barang-barang yang
dibeli dari pemasokdanakan digunakan
atau diolah menjadi produk yang akan
dihasilkan oleh perusahaan
b. Bahan setengah jadi adalah bahan
bakuyang sudah diolah atau dirakit
menjadi komponen masih
membutuhkanlangkah-langkah
lanjutanagar menjadi produk jadi.
c. Barang jadi adalah barang jadi yang telah
selesai diproses
18
Freddy, “ Managemen Persediaan” (Cet.l;Rajawali Pers
Jakarta 2007), h.14.
22
d. Barang-barang pembantu adalah barang-
barang yang dibutuhkan
untukmenunjang produksi,namun tidak
akan menjadi bagian pada produk akhir
yang akandihasilkan perusahaan.
7. Persediaan pengaman
Persediaan pengaman merupakan
persediaan tambahan yang diadakan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan
terjadinya kekurangan bahan (stock out).
Untuk menentukan biaya persediaan
pengaman digunakan analisa statistik yaitu
dengan mempertimbangkan penyimpangan-
penyimpangan yang telah terjadiantara
perkiraan pemakaian bahan baku dengan
pemakaian sebenarnya sehingga diketahui
standar deviasinya19
.
Adapun rumus standar deviasi adalah
sebagai berikut (Purwanto dan Suharyadi
2007:136):
19
Nasution dan Arman Hakim,”Perencanaan dan
Pengendalian Produksi”(Cet.I; Surabaya:Guna Widya.2003),h.1.
23
SD=
Keterangan:
SD : standar deviasi
x : jumlah permintaan
: jumlah rata-rata
jumlah data
Sedangkan rumus yang digunakan untuk
menghitung persediaan pengaman adalah
sebagai berikut:
SS = SD X Z
Keterangan :
SS : Persediaan pengaman (Safety Stock)
SD : Standar Deviasi
Z : Faktor pengaman yang digunakan
perusahaan
Dalam hal ini, faktor pengaman yang
dimaksud adalah besar probabilitas yang
digunakan perusahaan terhadap terjadinya
stock out. Misalnya, perusahaan
menggunakan probabilitas sebesar 1%
terjadinya stock out, maka dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi
24
normal didapat nilai (Heizer dan Render
2006).20
8. Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)
Reorder Point (ROP) adalah strategi
opersi persediaan yang merupakan titik
pemesanan yang harus dilakukan suatu
perusahaan sehubungan dengan adanya Lead
Time dan Safety Stock (Rangkuti 2004:83).
Menurut Heizer dan Render (2010:99)
ROP adalah timgkat persediaan dimana
ketika persediaan telah mencapai tingkat
tersebut, pemesanan harus segera dilakukan
dan ROP dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
ROP = (D X L) + SS
Keterangan :
ROP = Titik pemesanan kembali (Reorder
Point)
D = Jumlah kebutuhan per satuan waktu
L = Lama waktu tunggu (Lead time)
SS = Safety Stock21
20
Gitosudarmo indriyo, Managemen pemasaran,(
Cet.2;Yogyakarta:BPFE,2008),H.226
25
9. To
tal biaya
erusahaan dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(D X H) + (n X S)
Keterangan :
= Total biaya persediaan perusahaan
D = Rata-rata kebutuhan bahan per tahun
H = Biaya simpan, rupiah/unit
n = Banyak perusahaan melakukan pemesanan
per tahun
S = Biaya pesan,rupiah/unit22
10. Fungsi persediaan
1. Persediaan dalam Lot Size
Persediaan muncul karena adanya
persyaratan ekonomis untuk penyediaan
(replenishment) kembali. Penyediaan
dalam Lot yang besar atau dengan
kecepatan sedikit lebih cepat dari
permintaan akan lebih ekonomis. Faktor
21
Rangkuti, F. 2004.managemen persediaan aplikasi dibidang
bisnis . Jakarta penerbit Erlangga. 22
inting,Rosnani.2007.Sistem produksi. Edisi Pertama.Yogyakarta;
Graha ilmu.
26
penentu persyaratan ekonomis anatara
lain biaya setup, biaya persiapan
produksi atau pembelian dan biaya
transport.
2. Persediaan Cadangan
Pengendalian persediaan timbul
berkenaan dengan ketidakpastian. Waktu
siklus produksi (lead time) mungkin
lebih dalam dari yang diprediksi. Jumlah
produksi yang ditolak (reject) hanya bias
diprediksi dalam proses. Persediaan
cadangan mengamankan kegagalan
mencapai permintaan konsumen atau
memenuhi kebutuhan manufaktur tepat
pada waktunya.
3. Persediaan Antisipasi
Persediaan dapat timbul untuk
mengantisipasi terjadinya penurunan
persediaan (supply) dan kenaikan
permintaan (demand) atau kenaikan
harga. Untuk menjaga kontinuitas
pengiriman produk ke konsumen, suatu
perusahaan dapat memelihara persediaan
27
dalam rangka liburan tenaga kerja atau
antisipasi terjadinya pemogokan tenaga
kerja.
4. Persediaan pipeline
Sistem persediaan dapat
diibaratkan sebagai sekumpulan tempat (
stock point) dengan aliran di antara
tempat persediaan tersebut. Pengendalian
persediaan terdiri dari pengendalian
aliran persediaan dan jumlah persediaan
akan terakumulasi di tempat persediaan.
Jika aliran melibatkan perubahan fisik
produk,seperti perlakuan panas atau
perakitan beberapa komponen,
persediaan dalam aliran tersebut adalah
persediaan setengah jadi (work in
procces). Jika suatu produk tidak dapat
berubah secara fisik tetapi dipindahkan
dari suatu tempat penyimpanan ke
tempat penyimpanan lain, persediaan
tersebut disebut persediaan transportasi.
Jumlah dari persediaan setengah jadi dan
persediaan transportasi disebut
28
persediaan pipeline. Persediaan pipeline
merupakan total investasi perubahan dan
harus dikendalikan.
5. Persediaan Lebih
6. Persediaan lebih adalah persediaan yang
tidak dapat digunakan karena kelebihan
atau kerusakan fisik yang terjadi23
11. Tujuan adanya persediaan adalah:
a. Menghilangkan resiko keterlambatan
datangnya barang atau bahan-bahan yang
dibutuhkan perusahaan.
b. Menghilangkan resiko kegagalan/kerusakan
material yang dipesan sehingga harus
dikembalikan.
c. Untuk menyimpan bahan-bahan yang
dihasilkan secara musiman sehingga dapat
digunakan bila bahan tersebut tidak ada di
pasar.
d. Menjamin kelancaran proses produksi
perusahaan.
e. Menjamin penggunaan mesin secara optimal.
23
Ginting dan Rosnani, “Sistem Produksi”,(Cet.I; Yogyakarta:
Graha Ilmu,2007), h.46.
29
f. Memberikan jaminan akan ketersediaan
produk jadi kepada konsumen.
g. Dapat melaksanakan produksi sesuai
keinginan tanpa menunggu adanya
dampak/resiko penjualan24
12. Factor-faktor yang mempengaruhi persediaan
a. Perkiraan pemakaian bahan baku
Penentuan besarnya persediaan
bahan baku yang diperlukan harus sesuai
dengan kebutuhan pemakaian bahan
tersebut dalam satu periode produksi
tertentu.
b. Harga bahan baku
Harga bahan baku yang
diperlukan merupakan factor lainnya
yang dapat mempengaruhi besarnya
persediaan yang harus diadakan.
c. Biaya persediaan
Terdapat beberapa jenis biaya
untuk menyelenggarakan persediaan
bahan baku, adapun jenis biaya
24
Sofyan dan Diana Khairani.”Perencanaan dan Pengendalian
Produksi”,(Lhokseumawe NAD: Graha Ilmu, 2013), h.10
30
persediaan adalah biaya pesanan (order)
dan biaya penyimpanan bahan di gudang.
d. Waktu menunggu Pesanan (Lead time)
Waktu menunggu pesana adalah
waktu antara tenggang waktu sejak
pesanan dilakukan sampai dengan saat
pesanan tersebut masuk kegudang25
.
Untuk mengetahui jumlah persediaan
bahan baku yang optimal perusahaan
melakukan perhitungan dengan
menggunakan metode forecasting
(peramalan) untuk setiap bahan baku.
Hasil dari perhitungan peramalan
dilanjutkan dengan perhitungan
persediaan bahan baku yang optimal
yaitu dengan menggunakan metode EOQ
( Economic Order Quantity).
Berdasarkan hasil perhitungan maka
jumlah pembelian bahan baku semen
yang optimal setiap kali pesan sebesar
1053sak, pembelian bahan baku pasir
25
Prawirosentono dan Suyadi. “Manajemen Operasi”.(Jakarta:
Bumi Aksara, 2001), h.71.
31
sebanyak 78 truk, pembelian bahan baku
kerikil yang optimal sebesar 32 truk dan
pembelian bahan baku cat sebesar 145
sak26
.
13. Persediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan factor penting
yang ikut menentukan tingkat harga pokok
dan kelancaran proses produksi usaha27
.
Setiap perusahaan yang
menyelenggarakan kegiatan produksi akan
memerlukan persediaan bahan baku. Dengan
tersedianya persediaan bahan baku maka
diharapkan perusahaan industry dapat
melakukan proses produksi sesuai kebutuhan
atau permintaan kunsumen. Selain itu
dengan adanya persediaan bahan baku yang
cukup tersedia digudang juga diharapkan
dapat memperlancar kegiatan
produksi/pelayanan kepada konsumen
26
Chalirafi dan Diana Khairani Sofyan,skripsi ”Perhitungan
persediaan Bahan Baku PembuatanPaving Blok Dengan Pendekatan
Metode EOQ (Economic Order Quantity)”, (aceh,Universitas Malikulssaleh,
2017), h.67. 27
Singgih Wibowo, Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil,
Op. Cit., h.226
32
perusahaan dari dapat menghindari
terjadinya kekurangan bahan baku.
Keterlambatan jadwal pemenuhan produk
yang dipesan konsumen dapat merugikan
perusahaan dalam hal image yang kurang
baik28
.
14. Usaha paving Blok
a. Pengertian paving blok
Bata beton (paving blok) adalah suatu
komposisi bahan bangunan yang dibuat dari
campuran semen Portland atau bahan hidrolis
sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa
bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi
mutu bata beton itu.
Penggunaan paving block memiliki
beberapa keunggulan, yaitu :
a. Pelaksanaannya mudah sehingga
memberikan kesempatan kerja yang luas
kepada masyarakat
b. Pemasangan dan pemeliharaannya mudah.
28
Erick Damanik, Pengertian Persediaan Bahan Baku, e-book,
Kumpulan Ilmu, 2016, h.1.
33
c. Bila ada kerusakan, perbaikannya tidak
memerlukan bahan tambahan yang banyak
karena paving block merupakan bahan yang
dapat dipakai kembali meskipun telah
mengalami pembongkaran.
d. Tahap terhadap beban statis, dinamik dan
kejuk yang tinggi.
e. Cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan
penurunan (diferentialsettlement).
f. Mempunyai durasibilitas yang baik29
.
b. Manfaat paving Blok
a. Daya serap yang lebih baik
Daya serapnya yang baik sehingga
menghindarii munculnya genangan air
dipermukaan. Hal ini sangat berguna untuk
diterapkan pada perkotaan yang rawan
terkena banjir dan padat penduduk.
Menggunakan paving block sebagai penutup
permukaan akan membantu menjaga
persediaan air didalam tanah. Dengan begitu,
29
SNI 03-0691, Departemen Pekerjaan Umum Bata Beton (Paving
Block), Jakarta: Pekerjaan Umum, h.24
34
pondasi dan bangunan yang berada di
atasnya pun dapat lebih stabil.
b. Pemasangan dan perawatan yang mudah
Dibandingkan dengan aspal atau
beton, proses pemasangan paving block jauh
lebih mudah dan sederhana. Memasang aspal
atau beton membutuhkan keahlian dan
peralatan tertentu, seperti alat berat untuk
mengecor. Sedangkan dalam pemasangan
paving block pun tidak sulit, karena material
ini tahan terhadap berbagaiperubahan cuaca.
Kalaupun terjadi kerusakan di beberapa
bagian, paving block bias diperbaiki tanpa
harus merombak semua bagian. Hal ini tentu
akan menghemat waktu,tenaga, dan yang
terpenting biaya.
c. Penerapan serba guna
Paving block dapat digunakan
sebagai jalan raya, halaman rumah, dan
sekolah, taman bermain, lahan parkirdan lain
sebagainya. Paving block cenderung lebih
fleksibel untuk ditempatkan dan diatur
sesuai dengan keinginan, yang tentunya
35
cocok digunakan pada berbagai kebutuhan di
kota-kota besar.
d. Memiliki nilai keindahan
Adanya nilai keindahan dan estetika
menjadi salah manfaat paving block yang
menjadikannya unggul dibandingkan dengan
material lain. Paving block memiliki
beragam pilihan bentuk, desain, hingga
warna yang memperindah tampilan material.
Selain itu, paving blockjuga dapat
dikombinasikan dengan material lain seperti
misalnya rumput hias.
e. Ramah lingkungan
Kita tentu tahu betul kalau
pencemaran lingkungan menjadi salah satu
masalah yang dihadapi oleh kota-kota besar,
dan penggunaan paving block akan
membantu mengatasi hal ini. Proses
pemasangan paving block yang sederhana
dan tidak banyak membutuhkan alat atau
bahan membuatnya lebih ramah lingkungan.
Hal ini tentu menjadi nilai plus yang
menunjukkan besarnya manfaat paving
36
block bukan hanya dalam aspek kontruksi,
namun juga lingkungan dan masyarakat luas.
f. Harga yang ekonomis
Sisi ekonomis tersebut bukan hanya
terlihat dari harga material,namun juga
sampai pada proses pemasangan hingga
perawatan paving blocklebih mudah
disbanding yang lain. Jadi tidak perlu
mengeluarkan dana lebih untuk membayar
tenaga kerja yang terampil atau peralatan
mahal. Selain itu, paving diproduksi secara
massal dengan menggunakan sebuah mesin
paving block, sehingga menghasilkanproduk
dalam jumlah banyak. Hal ini akan membuat
biaya pada pemasangannya menjadi
berkurang, karena supplai material akan
tetap terjaga30
.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dengan
membaca dan mengamati berbagai karya tulis/skripsi,
ternyata Berdasarkan hasil pengamatan penulis dengan
30
Al. Haryono Jusup. “Dasar-dasar Akuntansi” ( Edisi VII, STIE
YKPN. Yogyakarta), h.39
37
membaca dan mengamati berbagai karya tulis/skripsi
fakultas Ekonomi Bisnis Hukum Islam, Ternyata belum
ada skripsi yang menulis tentang Analisis penerapan
metode Economic Order Quantity (EOQ) pada
persediaan bahan baku paving blok CV.ALVAN
PUTRA yaitu :
1. Skripsi, disusun oleh Chalirafi dan Diana
Khairani Sofyan berjudul“Perhitungan
Persediaan Bahan Baku Pembuatan Paving
Blok Dengan Pendekatan Metode Economic
Order Quantity (EOQ). Dalam skripsi ini
dijelaskan bahwa bahan baku utamanya
adalah pasir, semen, batu kerikil dan
cat.Untuk mengetahui jumlah persediaan
bahan baku yang optimal perusahaan
melakukan perhitungan dengan
menggunakan metode forecasting
(peramalan) untuk setiap bahan baku. Hasil
dari perhitungan peramalan dilanjutkan
dengan perhitungan persediaan bahan baku
yang optimal yaitu dengan menggunakan
metode Economic Order Quantity (EOQ).
Berdasarkan hasil perhitungan maka jumlah
38
pembelian bahan baku semen yang optimal
setiap kali pesan sebesar 1053sak,
pembelian bahan baku pasir sebanyak 78
truk, pembelian bahan baku kerikil yang
optimal sebesar 32 truk dan pembelian bahan
baku cat sebesar 145 sak31
2. Skripsi, disusun oleh Indriastuti berjudul
“Indriastuti,, dengan judul “Analisi
penerapan Economic Order Quantity (EOQ)
sebagai dasar pengendalian persediaan bahan
baku pembantu . Dalam skripsi ini di
jelaskan bahwa PG. Ngdirejo Kediri belum
menerapkan metode Economic Order
Quantity di dalam melakukan pembelian
atau pemesanan bahan baku pembantu
belerang dan phospat. Model Economic
Order Quantity (EOQ) dapat diterapkan
pada PG. Ngadirejo Kediri di dalam
31
Chalirafi dan Diana Khairani Sofyan,skripsi ”Perhitungan
persediaan Bahan Baku PembuatanPaving Blok Dengan Pendekatan
Metode EOQ (Economic Order Quantity)”, (aceh,Universitas Malikulssaleh,
2017), h.67.
39
pembelian bahan baku pembantu belerang
dan phospat32
.
C. Hipotesis
Ho = Diduga tidak menerapkan metode
Economic Order Quantity (EOQ) pada
persediaan bahan baku paving blok
CV. ALVAN PUTRA.
Ha = Diduga menerapkan metode
Economic Order Quantity (EOQ) pada
persediaan bahan baku paving blok
CV. ALVAN PUTRA.
32
Indriastuti, skripsi,”Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk
Menunjang KelancaranProduksi. (Malang : Fakultas Ilmu Administrasi
Bisnis Universitas Brawijaya, 2003), h.42.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis
adalah penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif
dinamakan metode tradisional,karena metode ini
sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian.metode
ini disebut sebagai metode untuk penelitian. Metode
ini disebut sebagai metode positivistic karena
berlandaskan pada filsafat positivisme.Metode ini
disebut metode kuantitatif karena data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakann
statistic33
.
2. Pendekatan penelitian
Penelitian merupakan rangkaian kegiatan il
miah dalam rangkaian kegiatan Ilmiah dalam
33
Sugiyono, Metode penelitianpendidikan, pendekatan kuantitatif,
kualitatif,dan RD (Cet. 21; Bandung: Alfabeta,2015), h. 13.
41
rangka pemecahan suatu permasalahan34
. Metode
penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan
metode yang sistematis untuk memperoleh data
yang meliputi pengumpulan data. Metode
penelitian yang digunakan penulis adalah metode
deskriptif komperatif35
.
B. Defenisi Variabel
1. Persediaan barang adalah Variabel X (variabel
independen) merupakan bahan atau barang yang di
simpang yang akan digunakan untuk memenuhi
tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam
proses produksi atau perakitan,untuk di jual
kembali,atau untuk suku cadang dari peralatan atau
mesin.
2. Biaya persediaan adalah variabel Y (variabel
dependen) merupakan biaya-biaya yang
mempengaruhi pengambilan keputusan dalam
menentukan besarnya jumlah persediaan.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
34
Sofiyan Siregar, Metode penelitian Kuantitatif, (Ed.1.
Cet.IV;Jakarta:Fajar Interpratama Mandiri,2017), h.110 35
Bambang Prasentyo, “Metode Penelitian Kuantitatif, (Ed.l-
VII;Jakarta:Grafindo Persada,2012), h.49
42
Populasiadalahwilayahgeneralisasi yang
terdiri atas, obyek atau subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya36
. Populasi yang telah ditentukan
oleh peneliti terdiri atas satu obyek atau subjek yang
akan dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
2. Sampel
Sampel adalah suatu prosedur pengambilan
data di mana hanya sebagian populasi saja yang
diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat
serta ciri yang di kehendaki dari suatu populasi37
.
Dalam menentukan sampel dalam penelitian ini
didasarkan pada asumsi yang dikemukakan oleh
Suharsismi Arikunto yang mengatakan bahwa
apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Tetapi jika subjeknya lebih
36
Sugiyono, Statistika Penelitian Kuantitatif (Cet.IV;
Jakarta:Kencana,2017).h.30 37
Sofiyan Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif (Cet. IV;
Jakarta:Kencana, 2017), h. 30
43
besar daripada diambil antara 10-15% atau 20-25%
atau lebih38
.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam
metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode
dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
menelusuri data historis. Dengan demikian, pada
penelitian sejarah, maka bahan documenter
memegang peranan yang amat penting. Walau
metode ini banyak digunakan pada penelitian ilmu
sejarah, namun kemudian ilmu-ilmu sosial lain
secara serius menggunakan metode documenter
sebagai metode pengumpul data39
Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi
penelitian, baik berupa sumber tertulis, film, gambar
(foto), dan karya-karya monumental, yang semuan
yaitu memberikan informasi bagi proses penelitian.
2. Observasi
38
Suharsimi Arikunto , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik, (Cet. Xlll; Jakarta; PT Rineka Cipta, 2016), h.134 39
Ibid,h. 124
44
Observasi adalah teknik pengumpulan data
yang lebih spesifik, observasi dilakukan dengan
melakukan pengamatan langsung di lokasi
penelitian. Untuk memperoleh data yang asli terkait
dengan masalah pengendalian perusahaan40
E. Instrumen penelitian
Adapun instrument penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Pedoman Dokumentasi
Dalam pedoman ini berisi tentang pedoman
atau acuan yang akan diteliti nantinya yang
didalamnya terdapat bukti-bukti dari penelitian
melalui foto atau gambar sebagai bukti fisik
pelaksanaan penelitian41
.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data
yang lebih spesifik, observasi dilakukan dengan
melakukan pengamatan langsung di lokasi
penelitian.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet.XXV;Bandung:
Alfabeta,2017), h.194 41
Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif, (Cet.8; Jl. Tambra Raya
No. 23 Rawamangun Jakarta: Prenada Media Group, 2015), h.124
45
F. Tekhnik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah
stastistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
telah terkumpul sebagaimana adanya yang bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Analisis ini hanya akumulasi data dasar
dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari
atau menerangkan saling hubungan, atau melakukan
penarikan kesimpulan42
42
Ibid, h. 126
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1. Sejarah Perusahaan
CV.ALVAN PUTRA didirikan pada tahun
2011 oleh Akbar.Nurdin, dan mulai beroperasi pada
bulan Agustus 2011 yang berlokasi di
JL.H.PERDANA KUSUMA NO.18, Sinjai
Utara,Lappa.
CV. ALVAN PUTRA bergerak dalam
bidang manufacture concrete blok. Concrete blok
adalah komposisi bahan bangunan yang dibuat dari
campuran semen Portland atau bahan perekat
hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau
tanpa bahan lainnya yang tidak mengurangi mutu
paving blok lainnya.
2. Standar Mutu Bahan/Produk
CV. ALVAN PUTRA mempunyai standar
mutu untuk bahan baku yang digunakan. Semen
yang digunakan adalah semen berjenis potland.
Semen ini merupakan semen yang bias digunakan
dalam kontruksi atau pembuatan bangunan. Batu
47
kerikil yang digunakan dalam kontruksi atau
pembuatan bangunan. Batu kerikil yang diguanakan
adalah batu kerikil yang berukuran sekitar 0,5 cm.
batu kerikil ini berfungsi untuk menguatkan produk
3. Bahan yang di gunakan
Bahan baku yang digunakan pada
CV.ALVAN PUTRA yaitu:
a. Pasir
Pasir yang digunakan pada CV.ALVAN
PUTRA berasal dari sungai tangka. Setiap hari
CV.ALVAN PUTRA membutuhkan pasir
sebanyak 24 . Pasir yang digunakan harus
memiliki kadar lumpur di bawah 0,8% agar
kualitas produk sesuai yang diharapkan.
b. Semen
Semen yang digunakan berjenis
Portland. Semen Portland adalah semen hidrolis
yang dihasilkan dengan cara menghaluskan
klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis dengan gips
sebagai bahan tambahan. Semen Portland
merupakan bahan ikat yang penting dan banyak
dipakai dalam pembangunan.semen yang
48
dibutuhkan setiap hari sebanyak 100-150 sak. 1
sak sama dengan 50 kg.
c. Kerikil
Kerikil merupakan agregat kasar dalam
pembuatan paving blok. Kerikil berfungsi untuk
menguatkan produk. Kerikil yang digunakan
yaitu kerikil kacang. Kerikil yang digunakan
memiliki ukuran sekitar 0,5 cm. kerikil yang di
butuhkan setiap hari sebanyak 6 .
d. Proses Produksi
Proses produksi paving blok CV.ALVAN
PUTRA secara garis besar dibagi atas 3 stasium
kerja,yaitu stasium pengadukan, stasium
pencetakan, stasium pengeringan. Adapun
proses produksi paving blok adalah sebagai
berikut
1. Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang
halus
2. Pasir, kerikil kacang dan semen diaduk
sampai rata dan siap dipakai.
3. Adonan tersebut diaduk kembali sehingga
didapat aduklan yang rata dan siap dipakai
49
4. Adukan yang siap dipakai ditempatkan dialat
cetak paving blok berupa lempengan besi
khusus dengan menggunakan sekop.
5. Dengan menggunakan lempengan besi
khusus tersebut adukan ditekan sampai padat
dengan menggunakan mesin press
6. paving blok yang sudah jadi tersebut
kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan
cara menempatkan potongan papan di atas
seluruh permukaan alat cetak.
7. Berikutnya alat cetak dilepas dengan hati-
hati sehingga paving blok tersebut keluar
dari alat cetakannya.
8. Proses berikutnya adalah mengeringkan
pavingblok dengan cara di jemur dibawah
terik matahari sehingga didapat paving blok
yang sudah jadi.
50
Gambar 1.1Proses Produksi Paving Blok
B. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Volume Pemakaian Bahan Baku
Pemakaian bahan baku paving blok dalam
proses produksi pada perusahaan disesuaikan
Pasir ASIRA
Semennn
ASIRA
Kerikil ASIRA Diaduk dengan mesin
pengaduk hingga rata
Dimasukkan denganmesin cetak paving blok
Dipress dengan menggunakan mesin press
Diaduk kembali dengan mesin pengaduk
Dikeluarkan dari alat cetak
Dikeringkan dengan cara dijemur di bawah terik
matahari
Paving Blok
51
dengan rencana produksi . adapun rincian produksi
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Penggunaan Bahan Baku Semen untuk
periode Januari 2018 - Desember 2018
No Bulan Persediaan
Awal
Pembelian
(sak)
Total
persediaan
awal
Pemakai
an (sak)
Persedia
an akhir
1. Januari 500 500 300 200
2. Februari 200 150 350 150 200
3. Maret 200 100 300 150 150
4. April 150 250 400 250 150
5. Mei 150 200 350 200 150
6. Juni 150 250 400 250 150
7. Juli 150 150 300 150 150
8. Agustus 150 150 300 250 50
9. September 50 200 250 200 50
10
.
Oktober 50 350 400 200 200
11
.
November 200 200 400 300 100
12
.
Desember 100 200 300 250 50
1.850 2.200 4.250 2.650 1.600
Rata-rata 154,166 183,333 354,166 220,833 133,333
Berdasarkan tabel 1.1 Penggunaan bahan baku semen
pada bulan januari persediaan awal sebanyak 500 sak dengan
total 500 sak,yang pemakaian sebanyak 300 sak sehingga
52
persediaan akhir 200 sak, bulan februari persediaan akhir
sebanyak 150 sak, bulan maret pemakaian 150, bulan april
persediaan awal sebanyak 150 sak, bulan mei pemakaian
sebanyak 200 sak sehingga persediaan akhir sebanyak 150 sak,
bulan juni, juli, agustus persediaan awal sebanyak sama 150
sak, pada bulan september pemakaian sebanyak 200 sak, bulan
oktober pemakaian sebanyak 200 sak,bulan November
persediaanakhir sebanyak 100 sak, bulan Desember total
persediaan awal sebanyak 300 sak dengan pemakaian sebanyak
250 sak sehingga persediaan akhir sebanyak 50 sak.
Tabel 1.2 Penggunaan Bahan Baku Pasir untuk periode
Januari 2018 - Desember 2018
No Bulan Persediaan
Awal
Pembelian
(sak)
Total
persediaa
n awal
Pemakaian
(sak)
Persediaan
akhir
1. Januari 8 8 6 2
2. Februari 2 6 8 7 1
3. Maret 1 6 7 5 2
4. April 2 4 6 3 3
5. Mei 3 5 8 4 4
6. Juni 4 2 6 5 1
7. Juli 1 6 7 4 3
8. Agustus 3 4 7 2 5
9. September 5 2 7 3 4
10. Oktober 4 1 5 2 3
11. November 3 2 5 3 2
12. Desember 2 3 5 2 3
38 39 71 46 33
53
Rata-rata 3,166 3,416 5,916 33,833 2,75
Berdasarkan tabel 1.2 penggunaan bahan baku pasir
pada bulan Januari persediaan awal sebanyak 8 truk dan
persediaan akhir sebanyak 2 truk, bulan Februari pemakaian
sebanyak 7 truk sehingga persediaan akhir sebanyak 1 truk,
bulan Maret pembelian sebanyak 6 truk dan pemakaian
sebanyak 5 truk, bulan April persediaan awal sebanyak 2 truk
dan pembelian sebanyak 4 truk sehingga total persediaan awal
sebanyak 6 truk, bulan Mei pemakaian sebanyak 4 truk, bulan
Juni pemakaian sebanyak 5 truk, bulan Juli pemakaian
sebanyak 4 trus, bulan Agustus pemakaian sebanyak 2 truk,
bulan September pemakaian sebanyak 3 truk, bulan Oktober
pemakaian sebanyak 2, bulan November persediaan awal
sebanyak 3 truk, bulan Desember total persediaan awal
sebanayak 5 trus, pemakaian sebanyak 2 truk dan persediaan
akhir sebanyak 3 truk.
Tabel 1.3 Penggunaan Bahan Baku Kerikil
untuk periode Januari 2018 - Desember 2018
No Bulan Persediaan
Awal Pembelian
(sak)
Total
persediaan
awal
Pemakaian
(sak)
Persediaan
akhir
1. Januari 4 4 3 1
2. Februari 1 3 4 2 2
3. Maret 2 3 5 2 3
4. April 3 2 5 3 2
54
5. Mei 2 3 5 2 3
6. Juni 3 1 4 2 2
7. Juli 2 3 5 2 3
8. Agustus 3 1 4 2 2
9. Septembe
r
2 2 4 2 2
10. Oktober 2 2 4 3 1
11. Novembe
r
1 3 4 2 2
12. Desembe
r
2 2 4 2 2
30 26 56 20 25
Rata-
rata
2,25 2,16 4,66 1,66 2,08
Berdasarkan tabel 1.3 penggunaan bahan baku
kerikil pada bulan Januari persediaan awal sebanyak
4 truk dengan total persediaan awal sebanyak 4truk
pemakaian 3 truk sehingga persediaan akhir
sebanyak 1 truk, bulan Februari pemakaian bahan
baku sebanyak 2 truk,bulan Maret pemakaian 2 truk,
bulan April pemakaian 3 truk, bulan Mei pemakaian
2 truk, bulan Juni pemakaian 2 truk, bulan Juli
pemakaian 2 truk, bulan Agustus pemakaian 2 truk,
bulan September pemakaian sebanyak2 truk, bulan
Oktober pemakaian sebanyak 3 truk,bulan
November pemakaian 2 truk, bulan Desember
persediaan awal sebanyak 4 truk dengan pemakaian
55
sebanyak 2 truk sehingga persediaan akhir sebanyak
2 truk.
2. Biaya-biaya Persediaan
a. Biaya Pemesanan
Tabel 1.4 Biaya Pemesanan Bahan Baku untuk
periode Januari 2018 - Desember 2018
No
.
Biaya
pemesanan
Semen Pasir Kerikil
1. Biaya
pemeriksaa
n
1.000.000,
-
1.000.00
0
1.200.00
0
2. Biaya
administras
i
1.000.000,
-
1.000.00
0
1.000.00
0
3. Biaya
pencatatan
500.000,- 1.000.00
0
1.500.00
0
2.500.000 3.000.00
0
3.700.00
0
Rata-rata 2.083.333 2.583.33
3
3.083.33
3
Berdasarkan tabel 1.4 biaya pemeriksaan
bahan baku semen sebesar 1.000.000,- dan biaya
56
administrasi sebanyak 1.000.000,-, biaya
pencatatan sebanyak 500.000,- sehingga total
2.500.000,- dan bahan baku pasir biaya
pemeriksaan sebanyak 1.000.000,- dan biaya
administrasi sebanyak 1.000.000,- biaya
pencatatan sebanyak 1.000.000,- dan bahan baku
kerikil biaya pemeriksaan sebanyak 1.200.000,-
dan biaya administrasi sebanyak 1.000.000,-dan
biaya pencatatan sebanyak 1.500.000,- sehingga
total sebanyak 3.700.000,-.
b. Biaya Penyimpanan
Tabel 1.5 Biaya Penyimpanan Bahan Baku
untuk periode Januari 2018 - Desember 2018
N
o.
Biaya
penyimpa
nan
Semen Pasir Kerikil
1. Biaya
telepon
1.000.00
0,-
1.500.0
00
1.200.0
00
2. Biaya
listrik
2.000.00
0,-
1.200.0
00
2.000.0
00
3. Biaya
pengawas
an produk
1.500.00
0,-
1.500.0
00
1.500.0
00
57
4. Biaya
catatan-
catatan
500.000 500.00
0
500.00
0
5.000.00
0
5.500.0
00
5.200.0
00
Rata-rata 304,1 250,0 458,1
Berdasarkan tabel1.5 Biaya
penyimpanan bahan baku semen yang totalnya
sebanyak 5.000.000,- penyimpanan biaya bahan
baku pasir totalnya sebanyak 5.500.000,- dan
total biaya penyimpanan bahan baku kerikil
sebanyak 5.200.000,-.
3. Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Berikut ini total biaya pesanan bahan baku :
Tabel 1.6 Biaya Persediaan Bahan Baku Pasir
untuk periode Januari 2018 - Desember 2018
Jenis
bahan
baku
Biaya
pemesana
n
Biaya
penyimpana
n
Total biay
a
persediaa
n
Seme 2.500.000 5.000.000 7.500.000
58
n
Pasir 3.000.000 5.500.000 8.500.000
Keriki
l
3.700.000 5.200.000 8.900.000
Berdasarkan tabel 1.6 biaya persediaan bahan
baku semen dengan biaya pemesanan sebanyak
2.500.000,- dan biaya penyimpanan sebanyak
5.000.000,- sehingga total biaya persediaan sebanyak
7.500.000,- dan biaya persediaan bahan baku pasir
yang biaya pemesanan sebanyak 3.000.000,- dan
biaya penyimpanan sebanyak 5.500.000,- sehingga
total biaya persediaan sebanyak8.500.000,- dan biaya
persediaan bahan baku kerikil yang biaya pemesanan
sebanyak 3.700.000,- dan biaya penyimpanan
sebanyak 5.200.000,- sehingga total biaya persediaan
sebanyak 8.900.000,-.
Tabel 1.7 Biaya persediaan Bahan Baku untuk
periode Januari 2018 - Desember 2018
Jenis
bahan
baku
Permintaa
n (D)
Biaya
pemesana
n
Biaya
penyimpana
n
59
Seme
n
2,650 2.083.333 304,1
Pasir 46 2.583.333 250,0
Keriki
l
20 3.083.333 458,1
Berdasarkan tabel 1.8 biaya persediaan
bahan baku semen dengan permintaan sebanyak
2,650 sak dan biaya pemesanan sebanyak 2.083.333
sak dan biaya penyimpanan sebanyak 304,1 dan
bahan baku pasir permintaan bahan baku pasir
sebanyak 46 truk dengan biaya pemesanan sebanyak
2.583.333 sehingga 250,0
Dan bahan baku kerikil permintaan sebanyak 20
truk dengan biaya pemesanan sebanyak 3.083.333
sak sehingga biaya penyimpanan sebanyak 458,1
truk.
4. Perhitungan EOQ
a. 1. Perhitungan EOQ Bahan Baku Semen
EOQ =
=
60
= 3,630
2. Frekuensi
F=
F= 2,950
4,630
= 1
b. 1. Perhitungan Bahan Baku Pasir
EOQ =
=
= 168,6
2. Frekuensi
F=
F= 46
168,6
= 1
c. 1. Perhitungan Bahan Baku Kerikil
EOQ =
=
61
= 261,9
2. Frekuensi
F=
F= 20
458,1
= 1
5. Perhitungan Kuantitas Bahan Baku
Tabel 1.8 Perhitungan Kuantitas Bahan Baku
Jenis
bahan
baku
Permintaan
(D)
Biaya
penyimpanan
EOQ
( )
Semen 2,650 304,1 3,630
Pasir 46 250,0 168,6
Kerikil 20 458,1 261,9
Berdasarkan tabel 1.8 perhitungan
kuantitas bahan baku semen dengan permintaan
sebanyak 2,650 sak dan biaya penyimpanan
sebanyak 304,1 sak dengan EOQ sebanyak 3,630
sak, perhitungan kuantitas bahan baku pasir dengan
permintaan sebanyak 46 truk dengan biaya
62
penyimpanan sebanyak 250,0 dengan EOQ
sebanyak 168,6, perhitungan kuantitas bahan baku
kerikil permintaan sebanyak 20 truk sehingga biaya
penyimpanan sebanyak 458,1 dengan EOQ
sebanyak 261,9.
Tabel 1.9 Perhitungan Kuantitas Optimal Bahan
Baku
Jenis
bahan
baku
Permintaan
(D)
EOQ
( )
Frekuensi
Semen 2,650 3,630 1
Pasir 46 168,6 1
Kerikil 20 261,9 1
Berdasarkan tabel 1.9 perhitungan kuantitas
bahan baku semen yang permintaan sebanyak 2,650
sak dengan EOQ sebanyak 3,630 yang frekuensinya
1, perhitungan kuantitas bahan baku pasir yang
permintaan sebanyak 46 truk dengan EOQ sebanyak
168,6 dengan frekuensi 1, perhitungan kuantita s
bahan baku kerikil yang permintaannya sebanyak 20
63
truk dengan EOQ sebanyak 261,9 dengan frekuensi
1.
Tabel 1.10 Perhitungan Bahan Baku Berdasarkan
Metode EOQ
Baha
n
baku
Frekuen
si
pemesa
nan (a)
Kuantita
s
pemesa
nan (b)
Biaya
pemesa
nan (c)
Biaya
penyimpa
nan (d)
Sem
en
1 2,650 2.083.3
33
304,1
Pasir 1 168,6 2.583.3
33
250,0
Kriki
l
1 261,9 3.083.3
33
458,1
Berdasarkan tabel 1.10 perhitungan bahan
baku semen berdasarkan metode EOQ yang
frekuensi pemesanan 1, kuantitas pemesanan 2,650,
biaya pemesanan sebanyak 2.083.333 dan biaya
penyimpanan sebanyak 304,1 perhitungan bahan
baku pasir dengan frekuensi 1, kuantitas pemesanan
sebanyak 168,6 dengan biaya pemesanan sebanyak
2.583.333 dan biaya penyimpanan sebanyak 250,0
64
perhitungan bahan baku krikil yang frekuensi 1
yang kuantitas pemesanan 261,9 dengan biaya
pemesanan sebanyak 3.083.333 dan biaya
penyimpanan sebanyak 458,1.
Tabel 1.11 Perhitungan Persediaan Bahan Baku
Jenis
bahan
baku
Biaya
pemesanan
e=(axc)
Biaya
penyimpanan
f=(b/2xd)
Total
biaya
persediaan
(e+f)
Semen 2.083.333 3.540,566 5.623,899
Pasir 2.583.333 3.372,000 5.955,333
Kerikil 3.083.333 4.697.000 7.782,033
Berdasarkan tabel 1.11 perhitungan
persediaan bahan baku semen yang biaya
pemesanan e (axc) sebanyak 2.083.333 dan biaya
penyimpanan f=(b/2xd) sebanyak 3.180.508
sehingga total sebanyak 5.623.899 perhitungan
bahan baku pasir yang biaya pemesanan e (axc)
sebanyak 2.583.333 dan biaya penyimpanan
f=(b/2xd) sebanyak 3.372.000 sehingga total biaya
persediaan sebanyak 5.955.333 perhitungan
persediaan bahan baku krikil yang biaya pemesanan
65
e (axc) sebanyak 3.083.333 dan biaya penyimpana
f=(b/2xd) sebanyak 4.697.000 sehingaa total biaya
persediaan sebanyak 7.782.033.
6. Perbandingan Biaya Persediaan Bahan Baku
Tabel 1.12 Perbandingan Biaya Persediaan Bahan
Baku
Keterangan Bahan baku
Semen Pasir Kerikil
Menurut
perusahaan
2.500.000 3.000.000 3.700.000
Biaya pemesanan 5.000.000 5.500.000 5.200.000
Biaya penyimpanan 7.500.000 8.500.000 8.900.000
Total biaya
persediaan
7.500.000 8.500.000 8.900.000
Metode EOQ
Biaya pemesanan 2.083.333 2.583.333 3.083.333
Biaya penyimpanan 3.180.508 3.372.000 4.689.700
Total biaya
persediaan
6.720.508 5.955.333 7.782.033
Penghematan
Biaya pemesanan 2.083.333 2.583.333 3.083.333
Biaya penyimpanan 3.040.000 2.500.000 4.581.333
Total biaya
persediaan
5.123.333 5.083.333 7.666.666
66
Berdasarkan tabel 1.12 perbandingan biaya
persediaan bahan baku semen menurut perusahaan
total biaya persediaan semen sebanyak 7.500.000
sedangkan menurut metode EOQ sebanyak
6.720.508 dengan penghematan 5.123.333 dan
perbandingan biaya persediaan bahan baku pasir
menurut perusahaan total biaya persediaan pasir
sebanyak 8.500.000 sedangkan metode EOQ
sebanyak 5.955.333 dengan total penghematan
sebanyak 5.083.333 dan perbandingan biaya
persediaan bahan baku kerikil menurut perusahaan
total biaya persediaan sebanyak 8.900.000
sedangkan menurut metode EOQ sebanyak
7.782.033 dengan total penghematan 7.666.666.
Dari rincian tabel tersebut,menggunakan
metode Economic Order Quantity (EOQ) lebih
dapat meminimalkan biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan dibandingkan dengan metode yang
digunakan perusahaan.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan menggunakan metode Economic Order
Quantity (EOQ) biaya persediaan bahan baku lebih
ekonomis karena dengan menggunakan Economic
Order Quantity (EOQ) frekuensi pemesanan dan
penyimpanan persediaanberkurang sehingga dapat
mengurangi biaya-biaya saat pemesanan.Dengan
menggunakan metodeEconomic Order
Quantity(EOQ) biaya persediaanlebih ekonomis
dibandingkandengan metode persediaan yang saat
ini digunakan perusahaan.
B. Saran
Untuk pengendalian persediaan bahan baku p
erusahaan sebaik nyamenggunakan metode economic
order quantity(EOQ), karena dengan menggunakan
metode ini maka perusahaan dapat lebih meminimalkan
biaya dalam melakuk pembelanjaan dan penyimpanan p
ersediaan bahan baku, sehingga akan menghindari terja
dinya kerusakan barang akibat dari terlalu banyaknya pe
68
rsediaa bahan baku. Dengan menggunakan metode econ
omic order quantity akan sangat menghindari dari resik
o kelebihan maupun kekuranganbahanbaku,sehinggpros
es produksi akan tetap berjalan lancar .
KISI-KISI INSTRUMEN OBSERVASI
ANALISIS PENERAPAN MODELEOQ (ECONOMIC
ORDER QUANTITY) TERHADAP USAHA PAVING
BLOK CV. ALVAN PUTRA
N
o
Variabel Des
k
r
i
p
s
i
V
a
r
i
a
b
e
l
I
n
d
i
k
a
t
o
r
B
u
t
i
r
S
o
a
l
J
u
m
l
a
h
1
.
A
n
a
l
EOQ (EconomicOr
der Quantity)
adalah salah
satu model mana
gemepersediaan y
ang digunakan un
tuk menentukaku
antitas pesanan p
ersediaan yang da
1. Jumlah
kebutuha
n barang
1 1
2. Biaya
pemesan
an
2 1
i
s
i
s
m
e
t
o
d
e
E
O
Q
pat meminimalka
n biaya penyimpa
nan dan biaya
pemesanan
persediaan.
3. Biaya
penyimp
anan
3 1
LEMBAR OBSERVASI
ANALISIS PENERAPAN METODE EOQ (ECONOMIC
ORDER QUANTITY) PADA PERSEDIAAN BAHAN
BAKU PAVING BLOK CV. ALVAN PUTRA
A. Identitas Responden
Nama :
Alamat :
Hari/Tanggal :
B. Petunjuk pengisian
1. Bacalah dengan baik dan seksama pernyataan
yangtelah disediakan
2. Isilah kolom yang telah disediakan dengan tanda (
)sesuai dengan yangterjadi dilapangan.
C. Soal Observasi
No
Aspek yang diamati Jawaban Keterangan
Ya Tidak
1. Jumlah kebutuhan barang
setiap tahun
2. Biaya pemesanan yang di
gunakan setiap tahun
3. Biaya penyimpanan yang
digunakan setiap tahun
BIOGRAFI PENULIS
Nama : AINUNG
NIM : 150103035
Tempat/TGL.Lahir : Sinjai,14 Mei 1998
Alamat : Bulupoddo, Lamatti Riawang
Riwayat Pendidikan
1. SD/MI : SD Negeri 185 Macconggi
2. SLTP/MTS : MTS. AL Manar Jerrung
3. SMU/MA :SMA Negeri 1 Bulupoddo
4. DI/D2 : Institut Agama Islam Muhammadiya
(IAIM) Sinjai
Handphone : 085299182387
Email : [email protected]
Nama Orang Tua : `1. A. ARSYAD (Ayah)
2. SUMARNI (Ibu)