273
ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik Oleh : DIAN PURNAMASARI DHAMAYANTI NIM 6661120353 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, 2019

ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

  • Upload
    ngodieu

  • View
    232

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen

Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Oleh :

DIAN PURNAMASARI DHAMAYANTI

NIM 6661120353

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2019

Page 2: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 3: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 4: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 5: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

ABSTRAK

Dian Purnamasari Dhamayanti, NIM 6661120353, Skripsi. Analisis Penerapan

Simral di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang. Pembimbing

I: Dr. Ayuning Budiati, MPPM. Pembimbing II: Anis Fuad, M.Si

Simral adalah sebuah sistem kepemerintahan yang berbasis (menggunakan)

elektronik tentang perencanaan pembangunan daerah, namun dalam penerapan simral

masih banyak hambatan yang menghambat proses penerapan simral di Kota Serang.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penerapan

simral di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang, hambatan-

hambatan dalam pelaksanaannya dan bagaimana upaya dalam mengatasi hambatan-

hambatan tersebut.Penelitian ini menggunakan Teori Richardus Eko Indrajit (2005) tentang

indikator penerapan e-government,yaitu: Content Development, Competency Building,

Connectivity, Cyber Laws, Citizen Interfaces, Capital dengan menggunakan metode

kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan studi

dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yaitu pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Pelaksanaan penerapan simral di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang belum berjalan dengan baik dan maksimal,

karena keterbatasan SDM atau operator simral di Bappeda Kota Serang dan seluruh

Kecamatan Kota Serang, kurangnya pelatihan dan pengembangan kompetensi terhadap

seluruh operator dan ketersediaan infrastruktur yang kurang baik di Bappeda Kota Serang

dan seluruh Kecamatan Kota Serang.

Kata Kunci : Analisis, Simral, Penerapan.

Page 6: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

ABSTRACT

Dian Purnamasari Dhamayanti, NIM 6661120353, Thesis. Application Of Simral

Analysis in Regional Development Planning Board Town Of Serang. Advisor I: Dr.

Ayuning Budiati, MPPM. Advisor II: Anis Fuad, M.Si

Simral is a national system that electronic-based (using) about planning regional

development, but in the application of simral are still many obstacles which hamper

the application of simral in the town of Serang. The purpose of this research is to

know how the implementation of the application of simral in the regional

development planning board town of Serang, obstacles in its implementation and how

efforts in overcoming these barriers. This research uses theories of Richardus Eko

Indrajit (2005) about the implementation of e-government indicators, namely:

Content Development, Competency Building, Connectivity, Cyber Laws, Citizen

Interfaces, using qualitative methods of Capital. Using data collection techniques of

observation, interview and documentation study. Data analysis using models, Miles

and Huberman, namely data collection, data presentation, data reduction and

verification. The implementation of the application of simral in the regional

development planning board Town of Serang has not been going well and the

maximum, because of lack of human resources or the operator simral in Bappeda

Serang and the entire subdistrict of Serang, lack of training and competency

development to all operators and the availability of the infrastructure was lacking

both in regional development planning board town of serang and the entire

subdistrict of serang.

Keywords: Analysis, Simral, Application.

Page 7: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Alhamdulillahi Robbil’lamin…

Terima kasih ya Allah

Selalu ada lebih banyak hal yang patut untuk di syukuri

daripada mengeluh

“Do the best and pray. God will take care of the rest “

Page 8: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan kasih

karunia Nya bagi penulis, sehingga segala usaha dan perjuangan yang dihadapi,

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Penerapan Simral di

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang”.

Skripsi ini dibuat dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Sholeh, M.Pd, Selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati,S.Sos, M.si, sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Iman Mukhroman,Ssos, M.Si sebagai Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan AgengTirtayasa.

6. Ibu Listyaningsih, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Publik Fakultas

Page 9: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

vii

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ibu Dr. Arenawati, M.Si sekretaris Prodi Ilmu Adminsitrasi Publik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Ibu Yeni Widyastuti, S.Sos, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik.

Terima kasih untuk setiap semangat, masukan dan bimbingannya selama ini.

9. Ibu Dr. Ayuning Budiati, MPPM sebagai dosen pembimbing I. Terima Kasih

atas segala arahan, bimbingan serta masukan yang diberikan kepada penulis.

10. Bapak Anis Fuad, M.Si selaku dosen pembimbing II. Terima Kasih atas

segala arahan, bimbingan serta masukan yang diberikan kepada penulis.

11. Teruntuk mama , papa dan adik yang senantiasa selalu memberikan semangat

dan dukungan tiada henti serta doa yang selalu engkau berikan kepada

penulis.

12. Teruntuk Satria Fratisna Senjaya yang selalu memberikan semangat dan doa

kepada penulis dan sekaligus partner terbaik.

13. Teruntuk Audi Setiawan yang selalu memberikan semangat dan doa kepada

penulis

14. Untuk teman-teman sekaligus sahabat kelas A Administrasi Negara 2012

yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya. Fani Andiani, Utut Wulandari,

Etin Kurnia, Dilon Irna Yuansyah, Galih Hidayat Ramadhan yang selalu

mengingatkan dan member semangat bagi penulis sekaligus menemani

penulis dalam penelitian.

Page 10: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

viii

15. Untuk seluruh keluarga Serikat Eksekutif Muda Untirta (SEMUT) Soffal

Yahsya, Gebi Ramadhan, Anggiananda B, Dina Prastyani, Kak Akmal

Alamsyah, Kak Ridwan dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu

persatu, yang telah memberikan motivasi dan dukungan untuk penulis.

16. Untuk teman-teman “SahabatSurga” Bagus Pratama, Adie Nugraha, Qurotun

Aini, Nurman Ibrahim , Ayu Ratna, Ahmad Yuwafi, Guntur Alamsyah, Saban

Arifallah yang selalu member motivasi, dukungan dan membantu penulis.

17. Untuk sahabat-sahabat SMP penulis Lilis Junilah ,Lilip Apsari dan

Miratussolihat yang telah memberikan semangat dan dukungan untuk penulis.

18. Serta semua pihak yang telah membantu, mendoakan, dan memberikan

dukungan kepada peneliti yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna

sempurnanya skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca, khususnya untuk peneliti.

Serang, Januari 2019

Penulis

Dian P Dhamayanti

Page 11: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 10

1.3 Batasan Masalah........................................................................................ 11

1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 11

1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 11

1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................... 12

Page 12: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

x

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR

PENELITIAN

2.1 Landasan Teori .......................................................................................... 16

2.1.1 Konsep E-Government .......................................................................... 16

2.1.1.1 Visi E-Government ................................................................. 23

2.1.1.2 Manfaat dan Tujuan E-Government........................................ 25

2.1.1.3 Penerapan E-Government ...................................................... 29

2.1.1.4 Dimensi E-Government ......................................................... 33

2.1.2 Konsep New Public Service .................................................................. 35

2.1.3 Konsep Perencanaan Pembangunan ...................................................... 39

2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 44

2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 46

2.4 Asumsi Dasar ............................................................................................ 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................................... 50

3.2 Fokus Penelitian ........................................................................................ 51

3.3 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 51

3.4 Fenomena yang Diamati ........................................................................... 52

3.4.1 Definisi Konsep .......................................................................... 52

3.4.2 Definisi Operasional................................................................... 53

3.5 Instrumen Penelitian.................................................................................. 54

Page 13: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

xi

3.6 Informan Penelitian ................................................................................... 55

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 57

3.7.1 Teknik Pengolahan Data ........................................................... 57

3.7.2 Analisis Data ............................................................................. 62

3.7.3 Uji Keabsahan Data ................................................................... 65

3.8 Jadual Penelitian........................................................................................ 67

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ...................................................................... 68

4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Serang ................................... 68

4.1.2 Gambaran Umum Bappeda Kota Serang .................................. 70

4.1.2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Bappeda Kota

Serang ..................................................................................... 72

4.2 Deskripsi Data .......................................................................................... 76

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 76

4.2.2 Data Informan Penelitian .......................................................... 79

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 81

4.3.1 Content Development (Pengembangan Aplikasi) ..................... 83

4.3.2Competency Building (Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi

............................................................................................................. 88

4.3.3 Connectivity (Ketersediaan Infrastruktur) ................................. 92

4.3.4 Cyber Law (Kerangka dan Perangkat Hukum) ......................... 96

Page 14: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

xii

4.3.5 Citizen Interfaces (Pengadaan SDM dan Pengembangan Kanal

Akses .................................................................................................. 99

4.3.6 Capital (Permodalan) .............................................................. 105

4.4 Pembahasan ............................................................................................ 107

4.4.1 Content Development (Pengembangan Aplikasi ...................... 108

4.4.2Competency Building (Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi

........................................................................................................... 113

4.4.3 Connectivity (Ketersediaan Infrastruktur) ............................... 115

4.4.4 Cyber Law (Kerangka dan Perangkat Hukum ......................... 118

4.4.5 Citizen Interfaces (Pengadaan SDM dan Pengembangan Kanal

Akses ................................................................................................ 121

4.4.6 Capital (Permodalan) .............................................................. 124

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 127

5.2 Saran-saran ............................................................................................. 129

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................................. 54

Tabel 3.2 Informan Penelitian .................................................................................... 56

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara ................................................................................. 60

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 67

Tabel 4.1 Luas Wilayah Kota Serang Berdasarkan Kecamatan ................................ 69

Tabel 4.2 Informan Penelitian .................................................................................... 80

Page 16: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Website Madani Plan .............................................................................. 6

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir .................................................................................. 48

Gambar 3.1 Aktifitas Dalam Analisis Data ................................................................ 63

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bappeda Kota Serang ............................................. 75

Page 17: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Ijin Penelitian

2. Catatan Bimbingan Skripsi

3. Member Check

4. Data Musrenbang Kota Serang 2019

5. Matriks Sebelum Reduksi Data

6. Matriks Setelah Reduksi Data

7. Pedoman Wawancara

8. Lampiran Gambar / Dokumentasi Foto

9. UU tentang E-Government

10. Perwal tentang E-Government

11. Riwayat Hidup

Page 18: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Globalisasi merupakan sebuah fenomena dimana negara-negara di berbagai dunia

secara langsung maupun tidak langsung mengharapkan terjadinya sebuah interaksi

antar masyarakat yang jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan saat-saat

sebelumnya. Proses interaksi dan komunikasi antar negara-negara di dunia akan lebih

intens dibandingkan dengan apa yang selama ini terjadi. Globalisasi telah membuka

batasan antar negara yang selama ini berlaku terutama untuk hal-hal yang

berhubungan dengan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum akibat sedemikian

cepat dan akuratnya informasi mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.

Adanya globalisasi mengharapkan terwujudnya efisien dan efektif di berbagai

negara di dunia saat ini. Kemajuan teknologi dan komunikasi telah menjadikan

mobilitas orang, benda, dan informasi dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat

serta mampu menjangkau wilayah secara luas dan tanpa batas. Kemajuan

informatika, komunikasi dan teknologi menuntut perubahan pada pola dan cara

dilaksanakannya kegiatan di segala sektor, industri, perdagangan terutama

pemerintahan. Keterlibatan secara aktif dalam informasi, komunikasi dan teknologi

akan menentukan masa depan kesejahteraan bangsa.

Page 19: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

2

Pada saat ini penggunaan informasi, komunikasi dan teknologi telah berkembang

luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri dan perdagangan saja, namun juga

bidang-bidang lainnya pertahanan, keamanan, pendidikan, sosial, tenaga kerja, dan

sebagainya. Penggunaan informasi, komunikasi dan teknologi sangat menguntungkan

apabila dibandingkan dengan sistem manual dan cara tradisional. Sehingga banyak

negara dan hampir seluruh negara di dunia telah menggunakan informasi,

komunikasi, dan teknologi dalam melaksanakan berbagai sistem di negaranya,

terutama yang terkait dengan sistem pemerintahan.

Negara Indonesia merupakan negara besar yang memiliki jumlah populasi

penduduk terbesar ke empat di dunia.Sebagai negara yang sedang berkembang,

negara dituntut untuk dapat mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi, terutama

perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat

dan semakin meluas.Berbagai perkembangan penggunaan teknologi informasi dan

komunikasi tidak hanya terjadi dalam bidang bisnis, ekonomi dan perbankan, tetapi

kini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah meluas pada bidang-

bidang lainnya, seperti bidang pemerintahan, pendidikan, pelayanan dan lain

sebagainya. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang

semakin luas diharapkan dapat mendorong terjadinya perubahan besar dalam

kehidupan pemerintahan, terutama dalam hal pelayanan kepada publik.Perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah berbagai pelayanan sektor

publik sedemikikan rupa sehingga kegiatan pelayanan dan kegiatan lainnya dapat

Page 20: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

3

dilakukan tanpa adanya tatap muka, sehingga kegiatan yang dilakukan dapat lebih

efektif, efisien dan hemat biaya. (http://andra354.multiply.com/)

Kecanggihan teknologi telah diaplikasikan ke berbagai bidang kehidupan,

perekonomian, perindustrian, kesehatan, dan juga mencakup bidang pemerintahan

lainnya, yang mendukung diterapkannya efektivitas dan efisiensi pelayanan

pemerintah kepada masyarakat. Upaya pemerintah dalam mewujudkan tata

pemerintah yang baik (good governance) tidak lepas dari penggunaan teknologi,

informasi dan komunikasi oleh pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Dari segi politik, pelayanan publik merupakan salah satu tujuan

dibentuknya negara, yakni bagaimana mewujudkan kesejahteraan bagi

masyarakatnya. Di Indonesia tujuan dari dibentuknya pemerintahan negara dan juga

daerah di Indonesia tercantum dalam pembukaan UUD 1945 diantaranya adalah

untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.

(http://lib.ui.ac.id)

Dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang semakin

pesat dan potensi pemanfaatannya yang sudah sangat luas, hal tersebut dapat

membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi

secara cepat dan akurat. Selain itu perkembangan teknologi informasi juga dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan pekerjaan mengolah, mengelola, menyalurkan,

serta menyebarkan informasi dan layanan publik. Hal itu juga akan menunjang

peningkatan hubungan antara pemerintah dan masyarakat umum. Oleh karena itu,

Page 21: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

4

diharapkan pemerintah dapat segera melakukan proses pelaksanaan menuju e-

government.

Electronic Government (e-government) di Indonesia sudah diperkenalkan dan

dimulai melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan Electronic Government yang menyatakan bahwa

pengembangan Electronic Government merupakan upaya untuk mengembangkan

penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan elektronik dalam

rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Selain itu

juga e-government bertujuan untuk mendukung pemerintahan yang baik (good

governance). (Inpres No.3 Tahun 2003)

Sesuai dengan strategi nasional pengembangan pemerintahan elektronik di

Indonesia, pemerintahan elektronik harus mengarah pada empat hal, yaitu:

1. Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik (web

presence).

2. Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha (interaction)

3. Pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi dengan lembaga-

lembaga negara (transaction).

4. Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja (transformation).

(Anwar, Khoirul, dan Asianti, 2004)

Pemerintah daerah dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan

otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan antar susunan pemerintahan dan

antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah. Aspek hubungan

keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya

lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Disamping itu, perlu diperhatikan pula

Page 22: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

5

peluang dan tantangan dalam persaingan global dengan memanfaatkan perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.

Namun pada kenyataanya kondisi penerapan e-government sangat bervariasi, ada

instansi pemerintahan yang sudah cukup maju dalam hal penerapan e-government,

tetapi masih banyak juga yang masih dalam taraf pengenalan. Oleh karena itu, dalam

hal ini pemerintah harus dapat mengupayakan agar semua instansi pemerintah dan

masyarakat luas maupun pelaku bisnis dapat mengenal dan menerapkan e-

government dalam berbagai kegiatan penyebaran informasi, proses pelayanan kepada

masyarakat dan lain sebagainya, sehingga dengan adanya hal tersebut berbagai

kegiatan pelayanan yang dilakukan dapat berjalan lebih efektif dan efisien serta

hemat biaya dalam pelaksanaanya.

E-government merupakan sebuah langkah awal perubahan menuju perkembangan

dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pemerintahan,

terutama dalam hal pelaksanaan penyebaran informasi, pelaksanaan dan pelayanan

kepada masyarakat, yang tadinya dilakukan secara manual kini dengan adanya e-

government dapat dilakukan dengan media eletronik sehingga dapat mempermudah

proses pelayanan yang dilakukan. E-government merupakan awal dari perkembangan

pembangunan dalam bidang pemerintahan di Indonesia, namun sangat disayangkan

bahwa dalam pelaksanaanya masih banyak pengelola e-government yang masih

kurang memahami e-government dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

berbagai pengembangannya.

Page 23: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

6

Salah satu instansi pemerintah di kota serang yang sudah menerapkan e-

government adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang. Hal itu

dimaksudkan untuk melakukan berbagai aktivitas kantor, antar instansi pemerintah

atau kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi dan

modernisasi administrasi dalam bidang perencanaan dan pembangunan. Berbagai

aktivitas yang dilakukan Bappeda Kota Serang di berbagai bidang/seksi sebagian

besar telah dilakukan dan menggunakan penerapan e-government.

Salah satu penerapan e-government di Bappeda adalah website Madani Plan

dengan domain www.madaniplan.commerupakan salah satu bentuk nyata bahwa

instansi ini sudah menerapkan e-government.

Gambar 1.1

Sumber: website Madani Plan Bappeda Kota Serang

Page 24: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

7

Madani plan merupakan sistem informasi perencanaan daerah kota serang dalam

rangka meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan kepada masyarakat, termasuk

di dalamnya peningkatan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan,

dengan memanfaatkan teknologi informasi. Dibuatnya sistem madani plan ini

bertujuan untuk mempermudah jalannya sistem perencanaan dan pelaporan OPD di

lingkungan pemerintah Kota Serang dan tersusunnya suatu sistem informasi

perencanaan daerahsebagai penunjang e-government di pemerintah Kota Serang.

Awal dibuatnya web madani plan memiliki tiga sistem yaitu e-musrenbang, e-

planning dan e-monev. Masing – masing sistem ini memiliki fungsi yang berbeda

beda dalam proses perencanaan daerah Kota Serang yaitu, e-musrenbang sebagai

sistem penyusunan rancangan perencanaan pembangunan oleh Bappeda Kota Serang

dan instansi-instansi pemerintahan, kecamatan serta masyarakat. E-planning sebagai

sistem penyusunan RKPD dengan KUAPPAS dan e-monev sebagai proses

monitoring evaluasi guna memberikan informasi penting terkait serapan yang telah

dilakukan dalam proses pembangunan daerah.

Tetapi dimulai dari pertengahan tahun 2017 sistem web madani plan diubah

menjadi e-renstra, e-hibsos, dan simral. Perubahan sistem didalam web madani plan

ini atas dasar instruksi KPK langsung yang bertujuan agar suatu perencanaan dan

anggaran tidak menyimpang. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang

dalam penerapan sistem baru pada web madani plan ini bekerja sama dan melakukan

mou dengan Badan Pengkaji dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Page 25: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

8

Sistem baru pada web madani plan saat ini terbagi menjadi tiga sistem yaitu , e-

renstra merupakan sistem yang tidak berbeda dengan sistem dalam web madani plan

sebelumnya hanya saja e-renstra dalam web madani plan saat ini sebagai sistem

perencanaan 5 tahunan. Lalu untuk tahun ini e-hibsos belum digunakan dan simral

mencakup tiga sistem pada madani plan sebelumnya seperti e-musrenbang, e-

planning dan e-monev. Dengan adanya e-renstra, e-hibsos dan simral dapat

mempermudah para instansi pemerintah dan masyarakat dalam melakukan

penyusunan perencanaan pembangunan lebih cepat, tepat, dan akurat dan

mempermudah dalam penyusunan dan penyampaian data.

Salah satu sistem web madani plan yaitu simral memberikan kemudahan kepada

OPD dan kecamatan dalam menyusun dokumen perencanaan, monitoring dan

evaluasi serta mempermudah dalam monitoring perkembangan perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan OPD di lingkungan Kota Serang. Tetapi dalam pelaksanaan

perencanaan pembangunan dengan menggunakan sistem simral ada beberapa

permasalahan yang menghambat prose perencanaan yang akan dilakukan yaitu :

Pertama, sumber daya manusia yang seharusnya menjadi faktor utama dalam

penyusunan perencanaan di sistem simral terhitung masih kurang dan yang memiliki

keahlian kompetensi terkait penyusunan perencanaan melalui sistem simral pun

masih kurang. Di setiap kecamatan seharusnya pengelola atau penyusun perencanaan

maksimal 3 orang yang terdiri dari 2 operator dan kepala bidang perencanaan,

evaluasi dan pelaporan sebagai operator utama. Tetapi di seluruh kecamatan kota

serang jumlah operator hanya 1, itupun ada beberapa operator di kecamatan kota

Page 26: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

9

serang yang belum mengerti terkait penyusunan perencanaan dalam sistem simral,

jadi untuk penyusunan perencanaan di kecamatan terkadang masih di pegang oleh

kepala bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan. Selain itu sumber daya manusia

di Bappeda Kota Serang terhitung masih kurang, Bappeda Kota Serang hanya

memiliki 2 operator saja yang seharusnya operator lebih dari 2 operator. Mengingat

banyaknya data yang masuk pada sistem simral dan rancangan penyusunan

perencanaan yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang serta seluruh Kecamatan di

Kota Serang. (Sumber: berdasarkan observasi dan wawancara dengan operator

Bappeda Kota Serang Bidang Perencanaan , Pengendalian dan evaluasi Pembangunan

Daerah serta wawancara serta Kepala Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan

seluruh Kecamatan di Kota Serang).

Kedua, kurang baiknya kondisi sarana dan prasarana yang tersedia di seluruh

kecamatan Kota Serang. Hal ini dapat dilihat pada saat peneliti observasi di seluruh

Kecamatan Kota Serang sarana dan prasarana di setiap kecamatan seperti komputer,

mesin pencetak dan sarana lainnya sebagian besar dalam kondisi kurang baik. Hal ini

sangat di sayangkan karena kecamatan merupakan proses awal untuk mengajukan

data data perencanaan yang diusulkan oleh masyarakat melalui musrenbang.

Sehingga hal tersebut dapat menghambat kerja operator untuk menyusun perencanaan

pembangunan dan menginput data ke dalam sistem simral. (sumber: observasi pada

bulan maret 2017 dan juli 2018)

Ketiga, belum adanya persentase keberhasilan perencanaan pembangunan daerah

kota serang dengan menggunakan sistem simral. Hal ini sangat disayangkan karena

Page 27: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

10

pembangunan kota serang melalui sistem simral sudah banyak yang terealisasi tetapi

Bappeda dan OPD yang terkait dalam menghitung persentase keberhasilan masih

harus dengan cara manual yang sangat tidak efektif dan efisien (sumber : wawancara

dan observasi dengan Kasubid Perencanaan Pembangunan Bappeda Kota Serang).

Atas dasar latar belakang pemikiran diatas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dan menulis Skripsi dengan judul: “Analisis Penerapan Simral di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis mencoba mengidentifikasi beberapa

masalah yang berkaitan dengan “Analisis Penerapan Simral di Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Serang”. yaitu :

1. Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan kompetensi

terkait penyusunan perencanaan di sistem simral .

2. Kurang baiknya kondisi sarana dan prasarana yang tersedia di seluruh

kecamatan Kota Serang.

3. Belum adanya persentase keberhasilan perencanaan pembangunan daerah kota

serang dengan menggunakan sistem simral

Page 28: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

11

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti membatasi ruang lingkup

permasalah pada dengan Analisis Penerapan Simral di Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Serang.

.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka dapat di

rumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah Penerapan Simral di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang?

1.5 Tujuan Penelitian

Setiap bentuk tindakan atau langkah yang terencana sudah mempunyai tujuan

tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan ini, bertujuan

untuk mengetahui bagaimana Penerapan Simral di Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kota Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini dapat dikatakan masing-masing sebagai

berikut:

a. Manfaat Teoritis

1. Menambah ilmu pengetahuan penelitian yang dilaksanakan sehingga

memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan ilmu

Page 29: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

12

administrasi negara khususnya dalam bidang perencanaan

pembangunan suatu daerah.

2. Sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun

mahasiswa lain untuk melakukan penelitian-penelitian secara lebih

mendalam mengenai penerapan e-government dalam perencanaan

pembangunan.

b. Manfaat Praktis

1. Hasil dari penelitian ini berguna untuk memperdalam konsep

penerapan ilmu pengetahuan tentang e-government.

2. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang dan instan pemerintah

yang dapat mempertimbangkan aspek negatif dan positifnya.

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi

pembaca pada penelitian selanjutnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan merupakan garis besar penyusunan penelitian ini yang

bertujuan untuk memudahkan dalam memahami secara keseluruhan isi dari

penyusunan penelitian ini. Adapun sistematika penulisan penelitian mengenai,

Analisis Penerapan Simral di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang

tersusun sebagai berikut:

Page 30: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

13

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang yang menerangkan secara jelas mengenai ruang

lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk deduktif (dari umum

ke khusus). Kemudian bab ini membahas tentang identifikasi masalah untuk

mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau

dengan masalah penelitian. Pembatasan dan perumusan masalah ditetapkan sebagai

fokus dari penelitian yang akan dilakukan demi mencapai hasil penelitian yang

diharapkan dalam tujuan penelitian. Dan selanjutnya, bab ini juga membahas

mengenai manfaat penelitian, baik manfaat teoritis dan praktis yang berguna bagi

peneliti, pembaca dan instansi terkait. Serta sistematika penulisan yang digunakan

untuk mempermudah pembaca mengetahui isi dari penelitian secara keseluruhan.

BAB II DESKRIPSI TEORI

Bab ini akan membahas mengenai teori-teori relevan yang digunakan untuk

mengkaji permasalahan-permasalahan yang muncul dalam penelitian ini. Penelitian

terdahulu dipaparkan sebagai bahan perbandingan antara penelitian yang dilakukan

dengan penelitian sebelumnya, sehingga dapat diketahui kesamaan atau perbedaan

dari masing-masing penelitian yang dilakukan.Selanjutnya, kerangka teori

menggambarkan alur penelitian yang dikaji dengan teori yang relevan dalam

penelitian, sehingga peneliti dapat merumuskan kesimpulan penelitian sementara.

Page 31: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari pendekatan dan metode penelitian yang digunakan.Ruang

lingkup penelitian dan lokasi dilakukannya penelitian.Definisi variabel penelitian

yang menjelaskan mengenai variabel penelitian itu sendiri. Instrument penelitian

menjelaskan tentang proses penyusunan dan alat pengumpulan data. Informan

penelitian menjelaskan orang-orang yang terkait dengan informasi yang dibutuhkan

dalam penelitian.Teknik pengolahan dan uji keabsahan data yang menjelaskan

tentang teknik dan rasionalisasinya.Serta tentang jadwal yang memaparkan waktu

penelitian ini dilakukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Bab ini terdiri dari deskripsi obyek penelitian yang meliputi lokasi penelitian

secara jelas. Kemudian terdapat deskripsi data dari hasil penelitian yang diolah dari

data mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan sebagaimana

dengan penggunaan teori dalam penelitian ini.Selanjutnya data yang sudah dianalisis,

peneliti uji validitas dengan menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan hasil

penelitian yang diharapkan.Kemudian melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap

persoalan dan pada akhir pembahasan peneliti dapat mengemukakan berbagai

keterbatasan pelaksanaan penelitian, terutama untuk penelitian eksperimen dan

keterbatasan ini dapat dijadikan rekomendasi terhadap penelitian lebih lanjut dalam

bidang yang menjadi obyek penelitian.

Page 32: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

15

BAB V PENUTUP

Bab ini menjelaskan secara jelas mengenai jawaban dari tujuan

penelitian.Kesimpulan dibuat dari hasil penelitian yang dilakukan secara singkat,

jelas dan mudah dipahami oleh pembaca.Selanjutnya, peneliti memberikan saran

yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti

secara praktis agar dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata.

Page 33: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

16

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 LandasanTeori

Pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori dan menggunakan teori

yang mendukung dalam masalah ini, dimana teori yang digunakan akan menjadi

panduan dalam penelitian. Penelitian Analisis Penerapan Simral di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang akan di kaji dengan beberapa

teori dalam ruang lingkup Administrasi Publik untuk mendukung masalah

penelitian diantaranya yaitu: Konsep E-Government, Visi E-Government, Manfaat

dan Tujuan E-Government , Penerapan E-Government , Dimensi E-Government,

Konsep New Public Service dan Perencanaan Pembangunan serta untuk

melengkapi peneliti lampirkan penelitian terdahulu sebagai bahan kajian dalam

penelitian ini.

2.1.1 Konsep E-Government

Definisi e-government begitu beragam, maka dari itu terlebih dahulu peneliti

akan mengkaji beberapa pandangan dari lembaga-lembaga pemerintahdan non-

pemerintah tentang ruang lingkup e-government, diantaranya :

Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan e-government sebagai berikut:

“E-Government refers to the use by government agencies of information

technologies (such as Wide Area Networks, the Internet, and mobile

computing) that have the ability to transform relations with citizens,

businesses, and other arms of government”. (E-government

mengarahkan untuk pengguna Teknologi Informasi oleh semua agen

Page 34: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

17

Pemerintahan (seperti :Wide Area Networkatau WAN, Internet, mobile

computing) yang mempunyai kemampuan untuk mengubah hubungan

dengan masyarakat, bisnis, dan pihak-pihak yang terkait dengan

Pemerintahan).

UNDP (United Nation Development Programme) mendefinisikan E-

Government secara lebih sederhana, yaitu “E-government is the application of

Information and Communication Techonology (ICT by government agencies”.

(E-government adalah Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi oleh

pihak Pemerintah).

Selain itu, menurut Wibisono dan Sulistyaningsih, mendefinisikan e-

government sebagai :

“E-government is the use of ICT by government in its administration

processes and its service delivery. E-government refers to the use if ICT,

such as wide area network, the internet, and mobile computing, by

government agencies to improve their service.” E-government dipakai oleh

teknologi informasi dan komunikasi melalui pemerintahan di dalam proses

administrasi dan penghantar jasa. e-government suka dipakai oleh teknologi

informasi dan komunikasi, seperti wilayah jaringan yang luas, internet, dan

komputerisasi mobile, melalui agensi pemerintah untuk meningkatkan jasa

pelayanan”.

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan Electronic Government menyatakan bahwa

Pengembangan electronic government merupakan upaya untuk

mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis

(menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik

secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan electronic government

dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan

pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi.

Page 35: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

18

Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang

berkaitan yaitu :

a. Pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses

kerja secaraelektronis.

b. Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat

diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh

wilayahnegara.

Fattah yang menyatakan bahwa e-government (electronic government),

adalah suatu pemanfaatan teknologi informasi, baik internet maupun non-

internet, untuk menyediakan pelayanan yang lebih nyaman dan efisien terhadap

warga dan organisasi atas informasi dan pelayanan Pemerintah.

Holmes mengemukakan definisi e-government sebagai “Kegunaan teknologi

informasi untuk memberikan atau menyajikan pelayanan kepada publik dengan

lebih nyaman, berorientasi pada konsumen, mengefektifkan biaya, dan secara

keseluruhan merupakan cara yang lebih baik dari sebelumnya”.

Menurut O’Donnell mendefinisikan e-government sebagai:

“The use by public bodies of information and communication technologies

(ICTs) to deliver information and services to citizens, external

organizations, elected representatives and other stakeholders in such way as

to complement, replace or improve existing delivery systems,” (Penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi oleh badan publik untuk mentransfer

informasi kepada masyarakat, organisasi luar, wakil golongan, para

pemangku kepentingan, dengan mengembangkan sistem penyampaian

informasi).

Sedangkan menurut Fang, Seifert, dan Bonham mendefinisikan e-

government merupakan “sebuah cara bagaimana pemerintah menggunakan

teknologi informasi khususnya aplikasi internet berbasis website, untuk

Page 36: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

19

menyediakan akses yang mudah terhadap informasi pemerintah dan

menyediakan pelayanan publik, juga untuk meningkatkan kualitas pelayanan

pemerintahan, serta melakukan transformasi hubungan pejabat publik dengan

masyarakat dan pelaku bisnis”.

Wicaksana mendefinisikan e-government sebagai upaya pemanfaatan dan

pendayagunaan telematika untuk meningkatkan efisiensi dan cost effective

pemerintahan, memberikan berbagai jasa pelayanan kepada masyarakat secara

lebih baik, menyediakan akses informasi kepada publik secara lebih luas, dan

menjadikan penyelenggaraan pemerintahan lebih bertanggung jawab

(accountable) serta transparant kepada masyarakat.

Sementara itu, menurut OECD (Organization Economic ofCommunity

Development), mendefinisikan e-government sebagai berikut:

“E-government is internet service delivery and other internet-based activity

such as e-consultation; e-government is equated to the use of ICT in

government with a focus on the delivery of services and processing and all

government activity; and, finally, e-government is the capacity to transform

public administration through the use of ICTs”. (E-government adalah

penghantar jasa internet dan kegiatan lainnya berdasarkan internet, seperti

e-konsultasi, E-government merupakan kesamaan kegunaan dari teknologi

informasi dan komunikasi dalam pemerintahan dengan fokus penghantar

jasa dan proses dan seluruh aktivitas pemerintahan; dan terakhir, E-

government merupakan kapasitas untuk mentransformasikan administrasi

publik melalui teknologi informasi dan komunikasi).

Lalu menurut Wescott (Pejabat Senior Asian Development Bank),

mendefinisikan e-government sebagai berikut :

“E-government adalah menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

(ICT) untuk mempromosikan pemerintahan yang lebih effisien dan

penekanan biaya yang efektif, kemudahan fasilitas layanan pemerintah serta

Page 37: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

20

memberikan akses informasi terhadap masyarakat umum, dan membuat

pemerintahan lebih bertanggung jawab kepada masyarakat.

Menurut Heeks dalam Djunaedi (2002:49), e-government diartikan sebagai

pemanfaatan ICT untuk mendukung pemerintahan yang baik (good

governance). Lebih lanjut dijelaskan bahwa e-government mencakup:

1. E-administration : untuk memperbaiki proses pemerintahan dengan

menghemat biaya, dengan mengelola kinerja, dengan membangun

koneksi strategis dalam pemerintah sendiri, dan dengan menciptakan

pemberdayaan.

2. E-citizen & e-service: menghubungkan warga masyarakat dengan

pemerintah dengan cara berbicara dengan warga dan mendukung

akuntabilitas, dengan warga dan mendukung demokrasi, dan dengan

meningkatkan layananpublik.

3. E-society : membangun interaksi diluar pemerintah dengan bekerja

secara baik dengan pihak bisnis, dengan mengembangkan masyarakat,

dengan membangun kerjasama dengan pemerintah, dan dengan

membangun masyarakatmadani.

Sosiawan mendefinisikan e-government sebagai “Proses pemanfaatan

teknologi informasi sebagai alat untuk membantu menjalankan sistem

pemerintahan secara lebih efisien. Karena itu, ada dua hal utama dalam

pengertian e-government yang pertama adalah penggunaan teknologi informasi

(salah satunya adalah internet) sebagai alat bantu dan, yang kedua, tujuan

pemanfaatannya sehingga Pemerintahan dapat berjalan lebih efisien”.

Pengertian dari e-government sebenarnya tidak hanya sebatas pada pengertian

yang telah disebutkan di atas, karena masing-masing negara pun juga menerapkan

konsep e-government yang memiliki pengertian berbeda-beda sesuai dengan

kebutuhan dan keadaan dari negara tersebut. Adapun ada beberapa faktor yang

Page 38: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

21

menjadi menyebabkan definisi e-government itu beragam. Diantaranya beberapa

prinsip sebagai berikut :

1. Konsep e-government memiliki prinsip-prinsip dasar yang umum, tetapi

karena setiap negara implementasi atau penerapannya berbeda-beda,

maka konsep e-government pun menjadi beraneka ragam;

2. Wahana aplikasi e-government sangatlah lebar mengingat sedemikian

banyaknya tugas dan tanggung jawab pemerintah sebuah negara yang

berfungsi untuk mengatur masyarakatnya melalui berbagai jenis interaksi

dan transaksi;

3. Pengertian dan penerapan e-government di sebuah negara tidak dapat

dipisahkan dengan kondisi internal baik secara makro maupun mikro dari

negara yang bersangkutan, sehingga pemahamannya teramat sangat

ditentukan oleh sejarah, budaya, pendidikan, pandangan politik, kondisi

ekonomi, dari negara yang bersangkutan.

Pemerintah Nevada menyatakan e-government sebagai berikut :

1. Online services that eradicate the traditional barriers that prevent

citizens and businesses from using government services and replace those

barriers with convenient access;

2. Government operations for internal constituencies that simplify the

operational demands e-government for both agencies and employees.

Pelayanan online menghilangkan hambatan tradisional untuk memberikan

kemudahan akses kepada masyarakat dan bisnis dalam memakai layanan

pemerintahan;

3. Operasional pemerintahan untuk konstitusi internal dapat disederhanakan

permintaan operasinya untuk semua agen pemerintah dan pegawainya).

Sementara itu, Pemerintah New Zealand mendefinisikan e-government

sebagai berikut :

“E-government is a way for government to use the new technologies to

provide people with more convenient access to government information

and services, to improve the quality of the services and to provide greather

apportunities to participate in our democratic institutions and processes”.

(E-government adalah sebuah cara bagi pemerintahan untuk menggunakan

sebuah teknologi baru untuk melayani masyarakat dengan memberikan

kemudahaan akses untuk pemerintah dalam hal pelayanan dan informasi

dan juga untuk menambah kualitas pelayanan serta memberikan peluang

untuk berpartisipasi dalam proses dan institusi demokrasi).

Page 39: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

22

Nugroho menjelaskan bahwa pihak-pihak dalam e-government (Stakeholders)

adalah sebagai pihak yang merasa memiliki kepentingan baik langsung maupun

tidak langsung terhadap penyelenggaraan e-government diantaranya :

1. Pemerintah

Pihak pertama yang menjadi stakehoder adalah pemerintah sendiri, baik

yang berada di tingkat pusat maupun daerah.

2. Perguruan Tinggi

Perguruan tinggi merupakan pusat dari tenaga ahli dan ilmu pengetahuan

diberbagai bidang dalam sebuah Negara.

3. Industri Swasta

Hasil riset dari perguruan tinggi biasanya dibeli dan dikembangkan oleh

industri untuk menghasilkan beragam produk teknologi informasi dan

komunikasi yang secara massal diproduksi dan diperdagangkan ke

berbagai pihak yang membutuhkan.

4. Lembaga Non-Komersial

Pihak keempat adalah berbagai lembaga non-komersial semacam Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM), yayasan, perhimpunan, asosiasi, dan institusi

non-profit lainnya yang akan berfungsi sebagai pemantau dan evaluator

dari implementasi e-government.

5. Masyarakat

Dimana merupakan subyek penting yang pada akhirnya akan merasakan

manfaat e-government. Sehingga yang menilai berhasil atau tidaknya

sebuah implementasi e-government adalah masyarakat/pelanggan. Konteks

masyarakat ini pun dapat diperluas termasuk elemen lain di atas karena

elemen tersebut pun bernaung dalam sebuah Negara.

Gore dan Blair mengemukakan bahwa ada 6 manfaat yang diperoleh dengan

diterapkannya konsep e-government pada suatu negara, diantaranya :

1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada stakeholdernya

(masyarakat, kalangan bisnis dan industri) terutama dalam hal kinerja

efektifitas dan efisiensi diberbagai kehidupan bernegara;

2. Meningkatkan partisipasi, kontrol, dan akultabilitas penyelenggaraan

3. pemerintah dalam rangka penerapan konsep good corporate

government;

4. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi dan

interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk

keperluan aktivitas sehari-hari;

5. Memberikan peluang bagi pemerintah untuk mendapatkan sumber-

sumber pendapatan baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang

berkepentingan;

6. Menciptakan lingkungan masyarakat baru yang dapat secara cepat dan

Page 40: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

23

tepat menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi sejalan dengan

berbagai perubahan global dan trendyang ada.

7. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak lain sebagai mitra

pemerintah dalam proses pengambilan berbagai kebijakan publik

secara merata dan demokratis.

Lain halnya, menurut Indrajit ada 4 konsep yang berlaku di dalam konsep e-

government itu sendiri, konsep-konsep tersebut yaitu :

1. Government to Citizen

Di mana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai potrofolio

teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki

hubungan interaksi dengan masyarakat.

2. Government to Business

Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk

lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian sebuah

negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Contohnya adalah proses

tender proyek-proyek pemerintahan yang melibatkan pihak swasta.

3. Government to Government

Kebutuhan untuk berinteraksi antara satu pemerintah dengan

pemerintah lain setiap harinya tidak hanya berkisar pada hal-hal yang

berbau diploma semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar

kerjasama.

4. Government to Employees

Pada akhirnya, aplikasi e-government juga diperuntukan untuk

meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai atau karyawan

pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan

masyarakat.

2.1.1.1 Visi E-Government

Kata “E-government” dapat diartikan secara beragam karena pada dasarnya

e-governmnet dapat menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk dan ruang

lingkup. Oleh karena itu adalah merupakan keharusan untuk mendefinisikan

secara jelas visi dari pengembangan e-government tersebut. Jika e-government

sebenarnya adalah suatu usaha penciptaan suasana penyelenggaraan pemerintahan

yang sesuai dengan obyektif bersama (shared goals) dari sejumlah komunitas

Page 41: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

24

yang berkepentingan. Oleh karena itu visi yang dicanangkan juga harus

mencerminkan visi bersama dari para stakeholder yang ada,misalnya:

1. Memperbaiki produktivitas dan kinerja operasional pemerintah dalam

melayani pelanggannya.

2. Mempromosikan pemerintahan yang bersih dan transparan.

3. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui kinerja

pelayanan publik.

4. Menjamin terciptanya penyelenggaraan Negara yang demokratis, dan

lain sebagainya.

Menurut Indrajit (2004:11-13) mengemukakan bahwa visi e-government

yang baik akan berlandaskan pada empat prinsip utama,yaitu:

1. Prinsip pertama : Fokuslah pada perbaikan pelayanan pemerintah

kepada masyarakat. Karena begitu banyaknya jenis pelayanan yang

diberikan pemerintah kepada masyarakatnya, maka harus dipikirkan

pelayanan mana saja yang menjadi prioritas.

2. Prinsip Kedua : Bangunlah sebuah lingkungan yang kompetitif. Yang

dimaksud dengan lingkungan yang kompetitif disini adalah bahwa misi

untuk melayani masyarakat tidak hanya diserahkan, dibebani, atau

menjadi hak dan tanggung jawab institusi publik (pemerintah) semata,

tetapi sektor swasta dan non-komersial diberikan pula kesempatan

untuk melakukannya. Bahkan tidak mustahil sektor-sektor ini akan

bersaing dengan pemerintah dalam upaya untuk memberikan yang

terbaik bagi masyarakat. Disini pemerintah harus mampu membuat

sebuah lingkungan kompetisi yang adil, obyektif, tidak memihak, dan

kondusif bagi tercapainya visi e-government.

3. Prinsip Ketiga: Berikan penghargaan pada inovasi, dan berilah ruang

kesempatan bagi kesalahan. Konsep e-government merupakan sebuah

pendekatan yang masih baru, dimana semua bangsa dan Negara sedang

melakukan eksperimen dengannya. Adalah merupakan suatu hal yang

normal jika dari sedemikian banyak program dalam portofolio e-

government di satu sisi diketemukan keberhasilan sementara di lain

pihak kerap dijumpai kegagalan, atau di satu pihak terlihat banyak

sekali pihak yang mendukung sementara di pihak lain yang

menentang juga tidak sedikit.

4. Prinsip Keempat: tekanan pada pencapaian efisiensi. Pemeberian

pelayanan dengan memanfaatkan teknologi digital atau internet tidak

selamanya harus menjadi jalur alternatif mendampingi kanal

konvensional karena pada saatnya nanti, terutama setelah mayoritas

masyarakat terbiasa menggunakankanal digital, jalur tradisional harus

dihapuskan agar pemerintah menjadi sangat efisien (secara signifikan

Page 42: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

25

menurunkan total anggaran belanja Negara dan daerah).

2.1.1.2 Manfaat dan Tujuan E-Government

E-government memiliki banyak manfaat guna menunjang efektivtias dan

efisiensi pelayanan publik.Misuraca (2007) menyebutkan bahwa terdapat tiga

dimensi dalam melihat manfaat dari penerapan e-government, yaitu dimensi,

ekonomi, sosial, dan pemerintahan.

1. Dimensi ekonomi. Dalam hal ekonomi, manfaat e-government di

antaranya yaitu mengurangi biaya transaksi untuk kapasistas yang lebih

baik dengan target pelayanan, peningkatan cakupan dan kualitas

penyampaian pelayanan, meningkatkan kapasitas respon dalam mengatasi

permasalahan isu-isu kemiskinan dan meningkatkan pendapatan.

2. Dimensi sosial. Dalam hal sosial, manfaat e-government cukup beragam

mulai dari penciptaan lapangan kerja di sektor ketiga, peningkatan sistem

pendidikan dan kesehatan, penargetan yang lebih baik atas pelayanan

pemerintah, peningkatan kapasistas dalam penyediaan keselamatan dan

keamanan. Pada banyak kasus manfaat- manfaat ini dapat dievaluasi

dalam istilah-istilah politik dan dapat dikuantifikasi dalam istilah

keuangan.

3. Dimensi pemerintahan. Dalam hal pemerintahan, manfaat e- government

dapat meningkatkan tercapainya good governance dalam hal peningkatan

keterbukaan, transparansi, akuntabel atau demokratis dibandingkan

pemerintahan yang konvensional. E-government juga dapat

meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga dapat mengokohkan

sistem demokrasi yang ada.

Dan secara umum menurut Indrajit (2005:157) penerapan e-government

diberbagai negara yang dikaji mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas layanan masyarakat, terutama dalam hal

mempercepat proses dan mempermudah akses interaksi masyarakat.

2. Meningkatkan transparansi pemerintahan dengan memperbanyak akses

informasi publik.

3. Meningkatkan pertanggung jawaban pemerintah dengan menyediakan

lebih banyak pelayanan dan informasi, serta menyediakan kanal akses

baru kepada masyarakat.

Page 43: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

26

4. Mengurangi waktu, uang, dan sumber daya lain baik di sisi pemerintah

maupun pihak - pihak yang terlibat dengan memperpendek proses

pemberian layanan.

Al Gore dan Tony Blair secara bersemangat menjelaskan manfaat yang

dapat diperoleh dengan adanya e-government, yaitu :

1. Memperbaiki kualitas pelayanan pemerintah kepada para stakeholder-

nya (masyarakat, kalangan usahawan, dan industri), terutama dalam hal

kinerja efektivitas dan efisiensi di berbagai kehidupanbernegara.

2. Meningkatkan transparansi, kontrol, dan akuntabilitas penyelenggaraan

pemerintahan dalam rangka penerapan konsep good corporate

governance.

3. Mengurangi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan

interaksi yang dikeluarkan pemerintah maupun stakeholder-nya untuk

keperluan aktivitassehari-hari.

4. Memberikan peluang pemerintah untuk mendapatkan sumber-sumber

pendapatan yang baru melalui interaksinya dengan pihak-pihak yang

berkepentingan.

5. Menciptakan suatu lingkungan masyarakat baru yang dapat menjawab

berbagai permasalahan yang dihadapi secara cepat dan tepat sejalan

dengan perubahan global dan tren yangada.

6. Memberdayakan masyarakat dan pihak-pihak yang lain sebagai mitra

pemerintah dalam proses pengambilan kebijakan publik secara merata

dan demokratis.

Inpres No.03 Tahun 2003 pemanfaatan teknologi informasi pada

umumnya ditinjau dari sejumlah aspek sebagai berikut :

1. E-leadership, aspek ini berkaitan dengan prioritas dan inisiatif negara di

dalam mengantisipasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi

informasi.

2. Infrastruktur jaringan informasi, aspek ini berkaitan dengan kondisi

infrastruktur telekomunikasi serta akses, kualitas, lingkup, dan biaya

jasa akses.

3. Pengelolaan informasi, aspek ini berkaitan dengan kualitas dan

keamanan pengelolaan informasi, mulai dari pembentukan, pengolahan,

penyimpanan, sampai penyaluran dandistribusinya.

Page 44: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

27

4. Lingkungan bisnis, aspek ini berkaitan dengan kondisi pasar, sistem

perdagangan, dan regulasi yang membentuk konteks bagi

perkembangan bisnis teknologi informasi, terutama yang

mempengaruhi kelancaran aliran informasi antara pemerintah dengan

masyarakat dan dunia usaha, antar badan usaha, antara badan usaha

dengan masyarakat, dan antarmasyarakat.

5. Masyarakat dan sumber daya manusia, aspek ini berkaitan dengan

difusi teknologi informasi didalam kegiatan masyarakat baik

perorangan maupun organisasi, serta sejauh mana teknologi informasi

disosialisasikan kepada masyarakat melalui proses pendidikan

Untuk membangun e-government sesuai dengan tujuannya, yaitu

memberikan kualitas layanan yang lebih baik kepada masyarakat, Booz Allen

dan Hamilton menyarankan 8 (delapan) strategi pelaksanaan e-government:

1. Perencanaan strategis secara keseluruhan. Kombinasikan antara

perencanaan dari sisi strategis dan detail operasionalnya di lapangan.

Perencanaan akan membantu proses implementasi baik dari sisi

pengembangan teknologi maupun kesiapan sumberdaya.

2. Harus ada struktur tanggung jawab yang jelas untuk menjamin

pelaksanaan dan implementasi sesuai rencana. Struktur dan tanggung

jawab ini disesuaikan dengan kemampuan dan tanggung jawab kerja

setiap departemen selamaini.

3. Bangun rencana aksi jangka panjang. Rencana aksi jangka panjang

termasuk perencanaan strategis, aksi operasional dilapangan hingga

parameter kesuksesan. Implementasi dari sisi teknologi hampir pasti

memerlukan tahapan-tahapan pelaksanaan, dan faktor lain yang perlu

dipikirkan adalah pembiayaan dalam jangkapanjang.

4. Perbandingan pelaksanaan e-government secara internasional. Dengan

melakukan proses perbandingan, akan lebih memudahkan bagi proses

adaptasi dan penyusunan perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi

secaralokal.

5. Standarisasi dalam berbagai hal. Standarisasi ini menyangkut prosedur

dan juga pembangunan sistem aplikasi. Karena e-government akan

melibatkan berbagai sektor dan departemen dalamp emerintahan,

standarisasi menjadi faktor mutlak agar memudahkan interaksi berbagai

aplikasi dan memungkinkan adanya pertukaran data.

6. Orientasi pada pengguna. Tidak bisa dipungkiri, bahwa e-government

membutuhkan partisipasi penuh dari masyarakat sebagai pengguna. Oleh

karena itu pengembangan sistem informasi yang akan dilaksanakan

Page 45: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

28

haruslah berorientasi pada kemudahan dan kenyamanan masyarakat

dalam menggunakannya.

7. Integrasi dan keterlibatan penuh dari staf dan seluruh pegawai. Mereka

perlu mendapatkan pelatihan yang memadai, dan ada insentif yang

diukur berdasarkan kesuksesan pelaksanaan e-government di lapangan.

Keterlibatan pegawai menjadi mutlak karena sebaik apapun sistem

aplikasi yang dijalankan tidak akan mempunyai manfaat penuh tanpa

keterlibatanmereka.

8. Kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. E-

Government adalah proyek yang sangat besar yang membutuhkan

partisipasi dari berbagai kalangan. Pemerintah akan sulit menjalankan

program e-government tanpa partisipasi penuh dari masyarakat. Karena

itu kerjasama dengan berbagai pihak terutama yang terkait secara teknis

perlu dilakukan.

Dari beberapa penjelasan mengenai manfaat e-government di atas, dapat

dijelaskan bahwa e-government bermanfaat guna menunjang efektifitas dan

efisiensi dalam pelayanan publik yang dilakukan dan memperbaiki kualitas

pelayanan pemerintah kepada masyarakat atau stakeholder-nya. E-Government

juga dapat meningkatkan tercapainya good governance dalam hal peningkatan

keterbukaan, transparansi, akuntabel atau demokratis dibandingkan

pemerintahan yang konvensional.

E-government juga dapat memberikan kemudahan pelayanan yang lebih

baik kepada masyarakat, karena dengan adanya e-government dapat lebih

memperbaiki kualitas pelayanan yang diberikan pemerintah dan yang diperoleh

oleh masyarakat karena dapat mengefisienkan dan mengefektifkan berbagai

kesulitan dan prosedur yang berbelit yang selama ini sering masyarakat hadapi.

Page 46: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

29

2.1.1.3 Penerapan E-Government

Penerapan e-government di tingkatan pemerintah daerah membutuhkan

sinergi antara Depkominfo dan Depdagri untuk mewujudkannya.

Pelaksanaannya di daerah biasanya dilakukan oleh Dinas Kominfo di tiap

kabupaten/kota. Dukungan semua pihak diperlukan baik dari kalangan swasta,

masyarakat, dan pemerintah daerah sendiri. Hal tersebut di kemukakan oleh

Andrianto, (2007:226-227).

Menurut Nugroho (2007:47) tahapan perkembangan penerapan e-

government di Indonesia dibagi menjadi 4 (empat) tahap, yaitu:

1. Web Presence (memunculkan website daerah di internet, dalam tahap

ini, informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan dalam

website pemerintah).

2. Interaction (website daerah yang menyediakan fasilitas interaksi antara

masyarakat dan pemerintah daerah, dalam tahap ini, informasi yang

ditampilkan lebih bervariasi, seperti fasilitas download dan komunikasi

pelayanan publik daripemerintah).

3. Transaction (website daerah yang selain memiliki fasilitas interaksi

dilengkapi dengan fasilitas transaksi pelayanan publik dari pemerintah).

4. Transformation (dalam hal ini pelayanan pemerintah meningkat secara

terintegrasi, tidak hanya menghubungkan pemerintah dengan masyarakat

tetapi juga dengan organisasi lain yang terkait (pemerintah ke antar

pemerintah, sektor non pemerintah, sektor swasta).

Selain itu menurut Indrajit (2005:18) paling tidak ada 6 (enam) komponen

penting yang harus dilakukan dalam penerapan e-government, masing-masing

adalah :

1. Content Development, menyangkut pengembangan aplikasi (perangkat

lunak), pemilihan standard teknis, penggunaan bahasa pemograman,

spesifikasi sistem basis data, kesepakatan user interfaces, dan lain

sebagainya.

Page 47: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

30

2. Competency Building, menyangkut pelatihan dan pengembangan

kompetensi maupun keahlian jajaran sumber daya manusia di berbagai

lini pemerintahan.

3. Connectivity, menyangkut ketersediaan infrastruktur komunikasi dan

teknologi informasi di lokasi dimana e-government di terapkan.

4. Cyber Laws, menyangkut keberadaan kerangka dan perangkat hukum

yang telah diberlakukan terkait dengan seluk beluk aktivitas e-

government.

5. Citizen Interfaces, menyangkut pengadaan sdm atau pengembangan

berbagai kanal akses (multy access channels) yang dapat digunakan oleh

seluruh masyarakat dan stakeholder e-government dimana saja dan

kapan saja mereka inginkan.

6. Capital, menyangkut pola pemodalan proyek e-government yang

dilakukan terutama berkaitan dengan biaya setelah proyek selesai

dilakukan seperti untuk keperluan pemeliharaan atau perkembangan,

disini tim harus memikirkan jenis-jenis model pendapatan (revenue

model) yang mungkin untuk diterapkan di pemerintah.

Sosiawan menjelaskan tentang beberapa rekomendasi alternatif untuk

memecahkan permasalahan hambatan-hambatan dalam penerapan e-

government, yaitu:

1. Untuk memecahkan hambatan dibidang regulasi dan pedoman

penyelenggaraan situs website pemerintah daerah maka pemerintah pusat

perlu membuat master plan dan grand strategi e-government yang

dituangkan dalam Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah beserta

petunjuk pelaksanaan teknisnya karena implementasi membutuhkan

tindakan dan penyediaan sarana dan bukan hanya konsep belaka.

2. Untuk memecahkan hambatan sdm maka perlu dilakukan pendidikan

dan pelatihan sdm di bidang teknologi informasi dan komunikasi yang

terintegrasi.

3. Dalam hal keterbatasan sarana dan prasarana, maka diperlukan suatu

kerja sama dengan pihak swasta khususnya provider ITC dalam bentuk

kerjasama terpadu yang tentunya menguntungkan ke dua belah pihak.

4. Untuk mengatasi belum meratanya literacy masyarakat tentang

penggunaan e-govenrment maka diperlukan strategi sosialisasi kepada

masyarakat yang dilakukan beberapa tahap, yaitu sosialisasi kepada

pimpinan lembaga pemerintahan, memberikan penekanan dalam

sosialisasi e-government di kalangan para pimpinan tentang manfaat

yang bisa diperoleh dari penggunaan ITC dalam tata pemerintahan, dan

Page 48: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

31

memberikan brand awareness kepada para masyarakat luas tentang

manfaat dan kegunaan bentuk-bentuk layanan dalam e-government.

Lalu Indrajit (2005:157) secara umum penerapan e-government diberbagai

negara yang dikaji mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas layanan masyarakat, terutama dalam hal

mempercepat proses dan mempermudah akses interaksi masyarakat.

2. Meningkatkan transparansi pemerintahan dengan memperbanyak akses

informasi publik.

3. Meningkatkan pertanggung jawaban pemerintah dengan menyediakan

lebih banyak pelayanan dan informasi, serta menyediakan kanal akses

baru kepada masyarakat.

4. Mengurangi waktu, uang, dan sumber daya lain baik di sisi pemerintah

maupun pihak-pihak yang terlibat dengan memperpendek proses

pemberian layanan.

Sedangkan menurut United Nation dalam Budiati (2004:21), menyatakan

bahwa ada 7 (tujuh) faktor kunci di dalam penerapan e-government, yaitu:

1. Legal framework, berkaitan dengan produk hukum dan keberadaan

peraturan-peraturan yang member arah dan mendorong pemanfaatan e-

government.

2. Infrastructure, berkaitan dengan sarana prasarana yang mendukung

pemanfaatan e-government.

3. The strength of human capital, berkaitan dengan pengadaan sdm dalam

mendukung pelaksanaan e-government.

4. Coordination, berkaitan dengan koordinasi yang ada dalam mendukung

pelaksanaan e-government.

5. Privacy, salah satu prinsip yang penting karena menyangkut

kepercayaan masyarakat terhadap data-data dan informasi yang mereka

berikan. Adanya privacy yang terlindungi akan memberikan rasa aman

pada masyarakat dalam mendapatkan pelayanan online sekaligus

mendorong partisipasi yang lebih besar dari mereka.

6. Security, aspek keamanan berhubungan dengan bagaimana dokumen,

file, dan berbagai informasi hanya bisa diakses oleh orang yang berhak.

Aspek keamanan data menjadi faktor penting dalam pengembangan e-

Page 49: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

32

government, karena kalau saja informasi atau data disalahgunakan maka

akan menjadi gejolak negatif yang tak diinginkan.

7. Civil service, berkaitan dengan servis yang diberikan oleh pemerintah

kepada masyarakat melalui pemanfaatan e-government.

Selain itu menurut Indrajit (2005:7-10) menyatakan bahwa ada sejumlah

faktor penentu yang patut menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan

tingkat kesiapan sebuah daerah untuk menerapkan e-government, yaitu:

1. Infrastruktur Telekomunikasi, dalam level pelaksanaannya, perangkat

keras seperti komputer, jaringan dan infrastruktur akan menjadi faktor

teramat sangat penting dalam penerapan e-government. Secara ideal

memang harus tersedia infrastruktur yang dapat menunjang target atau

prioritas pengembangan e-government yang telah disepakati. Namun

secara pragmatis harus pula dipertimbangkan potensi dan kemampuan

atau status pengembangan infrastruktur telekomunikasi di lokasi terkait.

2. Tingkat Konektivitas dan Penggunaan TI oleh pemerintah, dengan

mengamati sejauh mana pemerintah saat ini telah memanfaatkan

beraneka ragam teknologi informasi dalam membantu kegiatan sehari-

hari akan tampak sejauh mana kesiapan mereka untuk menerapkan

konsep e-government.

3. Kesiapan Sumber Daya Manusia di Pemerintah, yang akan menjadi

“pemain utama” atau subjek didalam inisiatif e-government pada

dasarnya adalah manusia yang bekerja di lembaga pemerintahan,

sehingga tingkat kompetensi dan keahlian mereka akan sangat

mempengaruhi performa penerapan e-government. Semakin tinggi

tingkat information technology literacy SDM di pemerintah, semakin

siap mereka untuk menerapkan konsep e-government.

4. Ketersediaan Dana dan Anggaran. Sangat jelas terlihat bahwa sekecil

apapun inisiatif e-government yang akan diterapkan, hal itu

membutuhkan sejumlah sumber daya finansial untuk membiayainya.

Pemerintah daerah tertentu harus memiliki jaringan yang cukup

terhadap berbagai sumber dana yang ada dan memiliki otoritas untuk

menganggarkannya. Harap diperhatikan bahwa dana yang dibutuhkan

tidak sekedar untuk investasi belaka, namun perlu pula dianggarkan

untuk biaya operasional, pemeliharaan, dan pengembangan di

kemudianhari.

5. Perangkat Hukum, karena konsep e-government sangat terkait dengan

usaha penciptaan dan pendistribusian data/informasi dan hak cipta

intelektual, misalnya, akan merupakan hal yang perlu dilindungi oleh

undang-undang atau peraturan hukum yang berlaku.

Page 50: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

33

6. Perubahan Paradigma, Pada hakikatnya penerapan e-government

merupakan suatu proyek change management yang membutuhkan

adanya keinginan untuk mengubah paradigma dan cara berfikir.

Perubahan paradigma ini akan bermuara pada dibutuhkannya kesadaran

dan keinginan untuk mengubah cara kerja, bersikap, perilaku, dan

kebiasaan sehari-hari. Jika para pimpinan dan karyawan di

pemerintahan tidak mau berubah, maka dapat dikatakan bahwa yang

bersangkutan belum siap untuk menerapkan konsep e-government.

2.1.1.4 Dimensi E-Government

Booz Allen dan Hamilton dalam satu studinya bersama Berstelment

Foundation mengenalkan apa yang disebut sebagai balanced e-government

scorecard sebagai alat ukur performa pemerintahan yang menerapkan e-

government. Terdapat lima dimensi dalam balanced e-government scorecard

yang masing-masing dijabarkan dalam berbagai kriteria secara lebih detil.

Kelima dimensi itu adalah: manfaat, efisiensi, partisipasi, transparansi, dan

manajemen perubahan.

Dimensi pertama yaitu dimensi manfaat berhubungan dengan kualitas dan

kuantitas layanan yang diberikan dan bagaimana masyarakat mendapatkan

manfaat dari layanan tersebut.yang termasuk dalam kriteria ini adalah :

1. Cakupan layanan yang sudah diimplementasikan.

2. Bagaimana layanan tersebut bisa diakses dalam one stop shop dari satu

portal menuju berbagailayanan.

3. Kemudahan penggunaan dalam mendapatkan layanantersebut.

Dimensi kedua yaitu efisiensi berhubungan dengan bagaimana teknologi

bisa mempercepat proses dan meningkatkan kualitas layanan. Kriteria dalam

efisiensi, diantaranya:

Page 51: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

34

1. Ketersediaan arsitektur proses, aplikasi, dan database yang bisa berjalan

baik ketika dibutuhkan.

2. Perencanaan sumber daya dan keuangan secara baik.

3. Pemanfaatan platform teknologi informasi dan teknologi secara

maksimal pada keseluruhan aspek.

4. Kualitas dan ruang lingkup pelatihan bagi para staf dan pegawai.

Dimensi ketiga yaitu partisipasi yang berhubungan dengan pertanyaan

apakah layanan yang diberikan memberikan kesempatan yang luas kepada

masyarakat untuk memberikan partisipasi dalam penyampaian pendapat dan

proses pengambilan keputusan. Beberapa kriteria dalam hal ini, diantaranya:

1. Akses langsung masyarakat terhadap orang yang berkepentingan

melaluiweb.

2. Pertimbangan terhadap umpan balik dan keinginanmasyarakat.

3. Pengaruh dan keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan

keputusan.

4. Kemungkinan untuk memperdebatkan topik yang menyangkut

masyarakat umum (tersedianya fasilitas chatting, forum,milis).

Dimensi keempat yaitu transparansi. Apakah pemerintah dalam hal ini

mendorong keterbukaan informasi menuju proses transparan dalam pemerintahan.

Kriteria transparansi, diantaranya:

1. Banyaknya informasi yang dikeluarkan pemerintah dalam proses

pengambilan keputusan (misalnya konferensi pers, release hasil rapat

kabinet, danlain-lain).

2. Informasi status permohonan aplikasi yang diajukan masyarakat. Apakah

masyarakat misalnya bisa menanyakan dan mengetahui secara langsung

apakah permohonan aplikasinya disetujui atautidak.

3. Topicality ofinformation

Dimensi kelima, manajemen perubahan. Ini terkait dengan proses

implementasi apakah ada proses review yang jelas dan dikelola dengan baik.

Kriteria dalam hal ini, diantaranya:

Page 52: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

35

1. Strategi pengembangan, misalnya seberapa besar implementasi

melibatkan perbandingan dan studi kasus dengan implementasi di

tempatlain. 2. Kualitas kontrol dan review. 3. Keterlibatan dan motivasi dari pegawai.

2.1.2 Konsep New Public Service

New Public Service adalah paradigma yang berdasar atas konsep-konsep

yang pada hakikatnya sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat.Peran dari

pemerintah adalah mengolaborasikan antara nilai-nilai yang ada sehingga

kongruen dan sesuai kebutuhan masyarakat.Sistem nilai dalam masyarakat adalah

dinamis sehingga membutuhkan pelayanan yang prima dari pemerintah.

Perspektif new public service membawa angin perubahan dalam

administrasi publik. Perubahan ini pada dasarnya menyangkut perubahan dalam

cara memandang masyarakat dalam proses pemerintahan, perubahan dalam

memandang apa yang dimaksud dengan kepentingan masyarakat, perubahan

dalam cara bagaimana kepentingan tersebut diselenggarakan, dan perubahan

dalam bagaimana administrator publik menjalankan tugas memenuhi kepentingan

publik. Perspektif ini mengedepankan posisi masyarakat sebagai warga negara

dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan.Perspektif ini membawa upaya

demokratisasi administrasi publik. Pelayanan kepada masyarakat merupakan tugas

utama bagi administrator publik sekaligus sebagai fasilitator bagi perumusan

kepentingan publik dan partisipasi masyarakat dalam pemerintahan.Perspektif ini

juga mengakui bahkan menuntut adanya partisipasi masyarakat dalam berbagai

jenjang pemerintahan, termasuk daerah.

Page 53: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

36

Janet V. Denhardt dan Robert B. Denhardt memberikan model alternatif

yang disebut dengan new public service, dimana model new public service ini

menurut Janet dan Robert Dendhardt menekankan pada empat pemikiran post -

positivism, yaitu teori democratic citizenship, model of community and civil

society atau model komunitas dan masyarakat sipil (masyarakat madani),

organizational humanism and new public administration atau humanisme

organisasi dan new public administration, dan terakhir post modern public

administration.

Model kewarganegaraan demokratik memandang warga negara bukan

sebagai entitas dan objek sistem hukum yang diatur dan dikendalikan oleh hak

dan kewajiban legal. Teori ini menempatkan warga negara sebagai aktor politik

aktif yang berpotensi mempengaruhi sistem politik.Negara ada, menurut

pandangan ini untuk menjamin hak warga negara membuat pilihan sesuai dengan

kepentingannya dengan aturan tertentu.

Sementara model community and civil society beragumen bahwa komunitas

- komunitas yang plural harus dijaga dari dominasi kelompok atau sistem, agar

identitasnya tetap terlindungi. Namun pluralism etnis misalnya, jangan pula

menimbulkan konflik sehingga untuk mengatasinya, diperlukan pembentukan

koalisi besar, mediasi dan negosiasi. Karena itu, menurut Gardner komunitas

harus dicirikan dengan “caring, trust, and teamwork” (Denhardt dan Denhardt,

2007 : 33).

Dari sudut politik, mereka merasa tak berdaya karena negara telah

tersandera oleh kepentingan asing, pengusaha, dan politik atau kepentingan partai,

Page 54: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

37

kelompok, dan birokrasi. Pada organizational humanism and new public

administration, merupakan gerakan intelektual yang tidak puas dengan asumsi

dasar OPA dan NPM. Gerakan administrasi publik baru, sangat dipengaruhi oleh

paradigm kritis, konstruktivis, dan interpretif dalam yang bermuara pada

paradigma humanistic atau post-positivism. Mereka berasumsi, ilmu - ilmu sosial

berbeda dengan ilmu alam.Dari sudut aksiologis, ilmu tidak bisa dilepaskan dari

nilai. Realitas, secara epistimologis adalah hasil konstruksi bersama antara peneliti

dengan yang diteliti. Tujuan ilmu bukan menjelaskan, mengontrol dan

meramalkan melainkan pemahaman dan dengan tujuan untuk melakukan

transformasi sosial yang lebih adil dan demokratis. Karena itu, administrasi publik

baru ini disebut sebagai “dialectial organization” atau “consociated model”

dimana dijelaskan Denhardt dalam bukunya in shadow of organization.

Pemikiran berikutnya dari paradigm new public service adalah “post

modernism” yang mengubah pandangan dari kajian organisasi yang bebas nilai

menjadi value-bound. Studi tentang administrasi publik didekati dengan

pendekatan yang kini lebih sensitif terhadap nilai, bukan hanya fakta, sensitif

terhadap makna subjektif manusia, bukan hanya perilaku objektif dalam setting

interaksi sosial yang dinamis. Cara pandangan pendekatan ini adalah “government

must increasing be based on sincere and open discourse among all parties,

including citizens and administrators”, para pendukung teori posmo punya

perhatian yang menekankan pada wacana (discourse) yang membuka proses inter-

subjektivitas manusia dalam konteksi dinamika organisasi.

Page 55: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

38

Paradigma New Public Service mengandung karakteristik berikut, (1),

helping citizens articulate and meet their shared interests. (2), building a

collective, shared notion of the public interest. (3), acting democratically through

collective efforts and collaborative processes. (4), serving citizens, not customers.

(5), paying attention to statutory and constitutional law, community values,

political norms, professional standars and citizen interest. (6) Valuing people, not

just productivity. (7) valuing citizenship and public service above

entrepreneurship.

Menurut Denhardt (2003), the new public service memuat ide pokok

sebagai berikut:

1. Serve citizen, not customers (Melayani Warga Negara, bukan customer)

Kepentingan publik adalah hasil dari sebuah dialog tentang pembagian

nilai dari pada kumpulan dari kepentingan individu. Oleh karena itu,

aparatur pelayanan publik tidak hanya merespon keinginan pelanggan

(customers) tetapi lebih fokus pada pembangunan kepercayaan dan

kolaborasi dengan antar warga negara.

2. Seek the public interest (Mengutamakan Kepentingan Publik)

Administrasi publik harus memberi kontribusi untuk membangun sebuah

kebersamaan,membagi gagasan dari kepentingan publik, tujuan nya adalah

tidak untuk menemukan pemecahan yang cepat yang dikendalikan oleh

pilihan-pilihan individu, lebih dari itu, adalah kreasi dari pembagian

kepentingan dan tanggung jawab.

3. Value citizenship over enterpreneurship (Kewarganegaraan lebih berharga

daripada Kewirausahaan)

Kepentingan publik adalah lebih di majukan oleh komitmen aparatur

pelayanan publik dan warga negara untuk membuat kontribusi lebih berarti

dari pada oleh gerakan para menejer swasta sebagai bagian dari

keuntungan publik yang menjadi milik mereka.

4. Think strategically, act democracally (Berpikir Strategis, Bertindak

Demokratis)

Pertemuan antara kebijakan dan program agar bisa di capai secara lebih

efektif dan berhasil secara bertanggung jawab mengikuti upaya bersama

dan proses-proses kebersamaan

5. Recognized that accountability is not simple (Tahu kalau Akuntabilitas

Bukan Hal Sederhana).

Aparatur pelayanan publik seharusnya penuh perhatian lebih baik dari

Page 56: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

39

pada pasar.Mereka juga harus mengikuti peraturan perundangan dan

konstitusi nilai-nilai masyarakat, norma-norma politik, standar-standar

profesionaldan kepentingan warga negara.

6. Serve rather than stee (Melayani Ketimbang Mengarahkan)

Semakin bertambah penting bagi pelayanan publik utnuk menggunakan

andil, nilai kepemimpinan mendasar dan membatu warga

mengartikulasikan dan mempertemukan kepentingan yang menjadi bagian

mereka lebih dari pada perusahaan untuk mengontrol atau mengendalikan

masyarakat pada petunjuk baru.

7. Value people, not just productivity (Menghargai Manusia, Bukan Sekedar

Produktivitas)

Organisasi publik dan kerangka kerjanya dimana mereka dimana mereka

berpatisipasi dan lebih sukses dalam kegiatannya kalau mereka

mengoperasikan sesuai proses kebersamaan dan mendasarkan diri pada

kepemimpinan yang hormat pada semua orang.

2.1.3 Konsep Perencanaan Pembangunan

Mark Turner dan David Hulme Mendefinisikan perencanaan pembangunan

adalah proses modernisasi perubahan menyeluruh dari masyarakat tradisional atau

pra modern kebentuk penguasaan teknologi dan perubahan organisasi sosial

masyarakat dengan ciri meningkatkan kesejahteraan ekonomi, stabilisasi politik

seperti dunia barat.

Coralie Bryant dan Louise G. White mendefinisikan Perencanaan

Pembangunan sebagai suatu peningkatan kapasitas untuk mempengaruhi masa

depan mempunyai beberapa implikasi. Pertama ; Memberikan perhatian terhadap

kapasitas, terhadap apa yang perlu dilakukan untuk mengembangkan kemampuan

dan tenaga guna membuat perubahan. Kedua ; mencakup keadilan, perhatian yang

berat sebelah kepada kelompok tertentu akan memecah belah masyarakat dan

mengurangi kapasitasnya. Ketiga ; Penumbuhan kuasa dan wewenang dalam

Page 57: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

40

pengertian bahwa hanya jika masyarakat mempunyai kuasa dan wewenang

tertentu maka mereka akan menerima manfaat pembangunan.

Ciri-ciri perencanaan pembangunan menurut Tjokroamidjojo (1996) diuraikan

sebagai berikut :

a. Suatu perencanaan pembangunan adalah usaha yang diceminkan dalam

rencana untuk mencapai perkembangan social ekonomi yang tetap (steady

social economy growth). Hal ini dicerminkan oleh dalam usaha

peningkatan produksi nasional, berupa tingkat laju pertumbuhan ekonomi

yang positif. b. Usaha yang dicerminkan dalam rencana meningkatkan pendapatan

perkapita. Laju petumbuhan ekonomi yang positif, yaitu setelah dikurangi

dengan laju pertumbuhan penduduk menunjukkan pula kenaikan

pendapatan per kapita. c. Usaha mengadakan perubahan struktur ekonomi yang mendorong

peningkatan struktur ekonomi agraris menuju struktur industri. d. Adanya perluasan kesempatan kerja e. Adanya pemerataan pembangunan yang meliputi pemerataan pendapatan

dan pembangunan antara daerah. f. Adanya usaha pembinaan lelmbaga ekonomi masyarakat yang lebih

menunjang kegiatan pembangunan. g. Upaya membangun secara bertahap dengan berdasar kemampuan

sendiri/nasional. h. Usaha terus menerus menjaga stabilitas ekonomi. i. Jenis Perencanaan (Conyers & Hills) j. Tujuan Perencanaan (The nature of Planning Goals)

Menurut Todaro (1986) dalam buku Perencanaan Pembangunan : Model dan

Metode, perencanaan (pembangunan) ekonomi merupakan usaha secara sadar dari

suatu organisasi pusat untuk mempengaruhi, mengarahkan, serta dalam beberapa

hal, bahkan mengendalikan perubahan dalam variable-variabel ekonomi yang

utama (misalnya : PDB, konsumsi, investasi, tabungan dll).

Perencanaan pembangunan nasional dari perspektif “top down” atau “central

approach” bisa dideskripsikan sebagai berikut (LAN, 1993 dalam buku Sistem

Administrasi Negara Republik Indonesia) :

Page 58: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

41

1. Rencana Jangka Panjang

Perencanaan jangka panjang dalam pembangunan nasional sebelum era

reformasi dituangkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN)

yang merupakan Ketetapan MPR.

2. Rencana Jangka Menengah

Pada Pola Umum Pelita digariskan tujuan, prioritas dan arah

kebijaksanaan pembangunan secara umum dan dalam bidang-bidang serta

sektor-sektor.

3. Rencana Pembangunan Daerah

Dari rencana jangka menengah (Repelita) diadakan pembagian kedalam

sektor-sektor pembangunan, maupun kedalam rencana pembangunan

wilayah-wilayah / propinsi.

4. Rencana Pembangunan Tahunan

Perencanaan pembangunan tahunan tercermin dalam APBN (Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara). Perencanaan tahunan merupakan

penjabaran dari Repelita.

Riyadi dan Bratakusumah (2004 : 7) menyatakan bahwa perencanaan

pembangunan dapat diartikan sebagai : Suatu proses perumusan alternatif-

alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan pada data-data dan fakta-

fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian

kegiatan/aktivitas kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun

nonfisik (mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik”.

Sjafrizal (2009;15) mengemukakan bahwa perencanaan pembangunan

merupakan cara atau teknik untuk mencapai tujuan pembangunan secara tepat,

terarah, dan efisien sesuai dengan kondisi negara atau daerah bersangkutan.

Karena itu perencanaan pembangunan hendaklah bersifat implementif (dapat

dilaksanakan) dan aplikatif (dapat diterapkan).

Kemudian ML Jhingan (1984) seorang ahli perencanaan pembangunan

bangsa india memberikan definisi yang lebih kongkrit mengenai perencanaan

pembangunan tersebut, yaitu perencanaan pembangunan pada dasarnya adalah

merupakan pengendalian dan pengaturan perekonomian dengan sengaja oleh

Page 59: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

42

suatu penguasa (pemerintah) pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan

tertentu di dalam jangka waktu tertentu pula.

Glasson (1974:5) mengemukakan bahwa “major features of general

planning include a sequence of actions which are designed to solves problems in

the future”. Jadi perencanaan dalam pengertian umum adalah menyangkut

serangkaian tindakan yang ditujukan untuk memecahkan persoalan di masa depan.

Glasson kemudian menetapkan urutan langkah-langkah sebagai berikut:

1. The identification of the problem

2. The formulation of general goals and more specific and measurable

objectives relating to the problem

3. The identification of possible constraints

4. Projections of the future situation

5. The generation and evaluation of alternative course of action, and the

production of preferred plan, which in generic form may include any policy

statement of strategy as well as a definitive plan.

Untuk kebutuhan perencanaan wilayan di Indonesia, apa yang dikemukakan

Glasson masih perlu di perluas. Perencanaan wilayah-wilayah di Indonesia

setidaknya memerlukan unsur-unsur yang urutan atau langkah-langkahnya sebagai

berikut :

1. Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan baik jangka pendek,

jangka menengah maupun jangka panjang.

2. Tetapkan visi, misi dan tujuan umum. Visi misi dan tujuan umum haruslah

merupakan kesepakatan bersama sejak awal.

3. Identifikasi pembatas dan kendala yang sudah ada saat ini maupun yang

diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang.

4. Proyeksikan berbagai variabel yang terkait, baik yang bersifat controllable

(dapat dikendalikan) maupun non-controllable (diluar jangkauan

pengendalian pihak perencanaan)

5. Tetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dalam kurun waktut

ertentu, yaitu berupa tujuan yang dapat diukur.

6. Mencari dan mengevaluasi berbagai alternative untuk mencapai sasaran

tersebut. Dalam mencari alternative perlu diperhatikan keterbatasan dan

faktor produksi yang tersedia.

Page 60: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

43

7. Memilih alternatif yang terbaik termasuk menentukan berbagai kegiatan

pendukung yang akan di laksanakan.

8. Menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan.

9. Menyusun kebijakan dan strategi agar kegiatan pada tiap lokasi berjalan

sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam hubungannya dengan suatu daerah sebagai area (wilayah)

pembangunan dimana terbentuk konsep perencanaan pembangunan daerah

menurut Riyadi, Deddy Supriadi Bratakusumah (2004:7) menyatakan bahwa

perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses perencanaan yang

dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah yang lebih baik bagi suatu

komunitas masyarakat, pemerintah dan lingkungannya dalam wilayah/daerah

tertentu dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumber daya yang

ada dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetapi tetap

berpegang pada azas prioritas.

Sedangkan oleh Affandi Anwar dan Setia Hadi dalam Riyadi (2004:8)

mengatakan perencanaan pembangunan wilayah diartikan sebagai suatu proses

atau tahapan pengarahan kegiatan pembangunan disuatu wilayah tertentu yang

melibatkan interaksi antara sumber daya manusia dengan sumberdaya lain,

termasuk sumber daya alam dan lingkungan melalui investasi.

Jenssen (1995) merekomendasikan bahwa perencanaan pembangunan harus

memperhatikan hal-hal yang bersifat kompleks, sehingga prosesnya harus

memperhitungkan kemampuan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia,

sumber daya fisik, sumber daya alam, keuangan, serta sumber-sumber daya

lainnya.

Page 61: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

44

Ciri-ciri pembangunan daerah menurut Riyadi, Deddy Supriadi

Bratakusumah (2004:9) meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Menghasilkan program-program yang bersifat umum

2. Analisis perencanaan bersifat makro/luas

3. Lebih efektif dan efisien digunakan untuk perencanaan jangka menengah

dan panjang

4. Memerlukan pengetahuan secara interdisipliner, general dan universal,

namun tetap memiliki spesifikasi masing-masing yan jelas

5. Fleksibel dan mudah untuk dijadikan sebagai acuan perencanaan

pembangunan jangka pendek (1 tahunan)

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian “Analisis Penerapan Simral di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang”.Peneliti melakukan peninjauan

terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, baik berupa jurnal, skripsi

maupun tesis, yang terkait dengan tema yang diambil dalam penelitian ini.Peneliti

mengambil dua penelitian terdahulu sebagai pembanding dengan penelitian yang

dilakukan.

Pertama, penelitian dilakukan oleh Siti Mutia Nurcahyani Liputo salah satu

mahasiswi Universitas Hasanudin Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu

Administrasi yang berjudul Penerapan E-Government Kelurahan di Kantor

Kelurahan Karampuang Kecamatan Panakukkan Kota Makasar Tahun 2015.

Tujuan dari peneliti ini adalah mengetahui efektivitas penerapan E-Government

dan faktor-faktor pendukung dan penghambat penerapa e-government di

Kelurahan di Kantor Kelurahan Karampuang Kecamatan Panakukkan Kota

Makasar. Peneliti ini menggunakan teori Gibson sebagai pedoman melakukan

penelitian ini dan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat

Page 62: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

45

deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah penerapan e-government di Kantor

Kelurahan Karampuang Kecamatan Panakukkan Kota Makasar sudah berjalan

cukup maksimal, dengan adanya pelayanan dengan sistem e-government lebih

menghemat waktu dan biaya serta sarana prasarana pun sudah cukup baik karena

didukung oleh pemerintah Kota Makasar, hanya saja belum ada perangkat hukum

dimana belum ada perauturan tertulis terkait e-government di tersebut. Persamaan

penelitian yang dilakukan oleh Siti Mutia Nurcahyani Liputo dengan peneliti

adalah sama-sama meneliti terkait penerapan e-government sedangkan perbedaan

nya adalah locus penelitian serta teori yang digunakan oleh kedua belah pihak.

Kedua, penelitian dilakukan oleh Aditya Wijaya salah satu mahasiswa

Universitas Negeri Semarang Fakultas Hukum yang berjudul Penerapan E-

Government di Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang. Tujuan dari peneliti ini

adalah mengetahui proses penerapan e-government dan kendala yang

menghambat proses penerapan e-government di Sekretariat Daerah Kabupaten

Semarang. Peneliti ini menggunakan UU No.28 Tahun 1999 dan UU No.14

Tahun 2008 sebagai pedoman melakukan penelitian dan peneliti menggunakan

metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah

penerapan e-government di Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang belum

berjalan dengan maksimal karena tidak adanya perhatian dari pemerintah dan

keterbatasan sumber daya finansial , sumber daya manusia dan infrastruktur

teknologi informasi. Persamaan Aditya Wijaya dengan peneliti adalah sama-sama

meneliti terkait penerapan e-government sedangkan perbedaanya adalah teori

yang digunakan dan locus penelitian dari kedua belah pihak.

Page 63: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

46

2.3 Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2008:60), kerangka berfikir adalah sintesa tentang

hubungan antar-variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan. Dan berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan, selanjutnya

dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang

hubungan antar-variabel yang diteliti.

Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang

menjadi objek permasalahan. Untuk menjawab permasalahan yang telah

dirumuskan dalam penelitian ini, diperlukan sebuah kerangka konsep atau model

penelitian.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penerapan Simral di Kota Serang

yang kurang maksimal. Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan

permasalahannya yaitu: (1) Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki

keahlian dan kompetensi terkait penyusunan perencanaan di dalam sistem simral

dalam website madani plan. (2) Kurang baiknya kondisi sarana dan prasarana

yang tersedia di seluruh kecamatan Kota Serang. (3) Belum adanya persentase

keberhasilan perencanaan pembangunan daerah kota serang dengan menggunakan

sistem simral. Untuk mengetahui Strategi apa yang sudah dilakukan dalam

penerapan Simral di Kota Serang, maka peneliti menggunakan indikator

penerapan e-government menurut Indrajit untuk membantu peneliti dalam meng-

eksplorasi hal-hal terkait penelitian, dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai

kemungkinan alternatif strategi apa saja yang dapat dijalankan dalam pelaksanaan

penerapan simral sehingga meningkatnya keberhasilan Bappeda dalam penerapan

Page 64: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

47

Simral di Kota Serang. Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 65: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

48

Gambar 2.1

Kerangka berpikir

Sumber: peneliti, 2018

Permasalahan:

1. Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan kompetensi

terkait penyusunan perencanaan di simral.

2. Kurang baiknya kondisi sarana dan prasarana yang tersedia di seluruh

kecamatan Kota Serang.

3. Belum adanya persentase keberhasilan perencanaan pembangunan daerah kota

serang dengan menggunakan sistem simral

1.

Indikator penerapan e-government menurut Indrajit (2005:18) :

1. Content Development (pengembangan aplikasi)

2. Competency Building (pelatihan dan pengembangan kompetensi)

3. Connectivity (ketersediaan infrastuktur komunikasi)

4. Cyber laws (kerangka dan perangkat hukum)

5. Citizen interfaces (pengadaan sdm dan pengembangan kanal akses)

6. Capital (pola permodalan)

Untuk mengetahui Bagaimana Badan

Perencanaan Pembangunan Kota Serang dalam

penerapan simral di Kota Serang

Terwujudnya Penerapan Simral yang baik dalam

perencanaan pembangunan daerah di Bappeda

Kota Serang

Page 66: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

49

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan hasil dari penelitian berdasarkan kajian pustaka dan

kajian teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi. Berdasarkan pada kerangka

pemikiran yang telah dipaparkan di atas, peneliti telah melakukan observasi awal

terhadap objek penelitian. Maka peneliti berasumsi bahwa penelitian mengenai

Analisis Penerapan Simral di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang

masih perlu dilakukan kajian ulang oleh berbagai stakeholder di Bappeda Kota

Serang dengan instansi terkait dan seluruh Kecamatan yang berada di Kota Serang,

karena penerapan simral di kota simral belum berjalan dengan optimal/belum

terlaksana dengan baik.

Page 67: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Dalam penelitian mengenai Analisis Penerapan Simral di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang, peneliti menggunakan metode

penelitian kualitatif. Moleong (2006:6) Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

alamiah. Satori(2010: 25) Penelitian kualitatif juga merupakan suatu pendekatan

penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan

kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan

dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.

Dalam penelitian mengenai Analisis Penerapan Simral di Bappeda Kota

Serang ini, pendekatan penelitian kualitatif dapat berperan sebagai media yang

dapat menjelaskan suatu fenomena secara umum dan dapat dideskripsikan dengan

kalimat-kalimat, data-data dan lain sebagainya antara fenomena yang terjadi

dengan fakta-fakta yang didapat dilapangan secara tepat.

Page 68: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

51

3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan sebagai dasar pengumpulan data sehingga tidak

terjadi bias terhadap data yang diambil. Untuk menyamakan pemahaman dan cara

pandang terhadap karya ilmiah ini, maka maksud dan fokus penelitian terhadap

penulisan karya ilmiah ini adalah Analisis Penerapan Simral di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang. Dengan dilihat dari indikator

penerapan e-government yaitu: Content Development (pengembangan aplikasi),

Competency Building (pelatihan dan pengembangan kompetensi), Connectivity

(ketersediaan infrastruktur komunikasi), Cyber Laws (kerangka dan perangkat

hukum), Citizen Intefaces (pengadaan sdm dan pengembangan kanal akses),

Capital (pola permodalan).

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Serang.Penentuan lokasi penelitian ini dengan alasan bahwa yang berwenang dan

menangani urusan Simral adalah Bidang Perencanaan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pembangunan Daerah pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Serang. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena Peneliti merasa tertarik

dengan pelaksanaan penerapan e-government dalam bidang Perencanaan

Pembangunan Kota Serang, dimana dalam sistem simral tersebut dapat terkait

dengan berbagai OPD di Kota Serang.

Page 69: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

52

3.4 Fenomena yang Diamati

3.4.1 Definisi Konsep

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian terkait Analisis

Penerapan Simral di Badan Perancanaan Pembangunan Daerah Kota Serang.

Adapun teori yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Richardus Eko Indrajit

yang menjelaskan bahwa dalam penerapan e-government terdiri dari 6 (enam)

indikator, yaitu:

1. Content Development, menyangkut pengembangan aplikasi (perangkat

lunak), pemilihan standard teknis, penggunaan bahasa pemograman,

spesifikasi sistem basis data, kesepakatan user interface, dan lain

sebagainya. Competency Building, menyangkut pelatihan dan

pengembangan kompetensi maupun keahlian jajaran sumber daya

manusia diberbagai lini pemerintahan.

2. Competency Building, menyangkut pelatihan dan pengembangan

kompetensi maupun keahlian jajaran sumber daya manusia di berbagai

line pemerintahan.

3. Connectivity, menyangkut ketersediaan infrastruktur komunikasi dan

teknologi informasi di lokasi dimana E-Government di terapkan.

4. Cyber Laws, menyangkut keberadaan kerangka dan perangkat hukum

yang telah diberlakukan terkait dengan seluk beluk aktivitas E-

Government.

Page 70: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

53

5. Citizen Interfaces, menyangkut pengadaan sdm atau pengembangan

berbagai kanal akses (multy access channels) yang dapat digunakan oleh

seluruh masyarakat dan stakeholder E-Government dimana saja dan

kapan saja mereka inginkan.

6. Capital, menyangkut pola pemodalan proyek E-Government yang

dilakukan terutama berkaitan dengan biaya setelah proyek selesai

dilakukan seperti untuk keperluan pemeliharaan atau perkembangan,

disini tim harus memikirkan jenis-jenis model pendapatan (revenue

model) yang mungkin untuk diterapkan di pemerintah.

Sehingga dapat menghasilkan output dengan terwujudnya penerapan

Simral yang baik dalam perencanaan pembangunan daerah di Bappeda Kota

Serang.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran dari konsep atau variabel

penelitian dalam rincian yang terukur atau disebut juga indikator

penelitian.Biasanya menggunakan tabel matriks, indikator, dan nomor pertanyaan

sebagai lampirannya. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Page 71: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

54

Tabel 3.1

Definisi operasional

Dimensi

Indikator

Sub indikator

Manajemen

strategi

Bappeda Kota

Serang dalam

Penerapan

Simral di Kota

Serang

Content Development 1. Pengembangan sistem

2. Standarisasi sistem

Competency Building

1. Pelatihan dan

pengembangan kompetensi

sdm

Connectivity

1. Ketersediaan infrastruktur

penunjang

2. Standarisasi infrastruktur

Cyber laws 1. Dasar hukum

2. Kekuatan dasarhokum

Citizen interfaces 1. Pengadaan sdm

2. Kualitas sdm

Capital pola

1. Ketersediaan anggaran

2. Sumber anggaran

Sumber : Peneliti, 2018

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian mengenai Analisis Penerapan Simral di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang, yang menjadi instrument utama

dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.Peneliti kualitatif sebagai human

instrument, berfungsi menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai

Page 72: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

55

sumber data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya.Seperti

pendapat Nasution dan Sugiyono (2008:223) yaitu:

‘’Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan

manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa

segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.Masalahnya, focus

penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil

yang diharapkan itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas

sebelumnya.Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjan penelitian

itu. Dalam keadaan yang pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan

hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat

mencapainya.’’

3.6 Informan Penelitian

Penentuan informan dalam penelitian kualitatif adalah bagaimana

menentukan key informant (informan kunci) atau situasi sosial tertentu yang sarat

informasi sesuai dengan focus penelitian. Penentuan key informan menurut Morse

dalam Denzim (2009 : 290) disebut pemilihan the primary selection (partisipan

pertama), yaitu pemilihan secara langsung memberi peluang bagi peneliti untuk

menentukan sampel dari sekian informan yang langsung ditemui. Sedangkan jika

peneliti tidak dapat menentukan partisipan secara langsung, sebagai cara alternatif

peneliti dapat melakukan pemilihan secondary selection (informan kedua).

Dalam penelitian yang dilakukan yang akan menjadi informan peneliti

adalah Kepala Sub Bidang Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi

Pembangunan Daerah Bappeda Kota Serang dan Operator Simral, Sekretaris

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Serang dan Operator serta Teknisi

Diskominfo Kota Serang yang dapat member informasi tentang bagaimana

penerapan simral di kota serang serta pengembangan sistem simral. Kepala

Bidang Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang yang

Page 73: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

56

dapat member informasi terkait anggaran pada proses penerapan simral.

Kemudian informan pendukung (secondary informan) yaitu seluruh kecamatan

yang berada di Kota Serang untuk member petunjuk dan dapat dijadikan sumber

data dan informasi lain yang dibutuhkan dalam penelitian.

Untuk mengetahui informan dalam penelitian ini, maka berikut ini akan

diuraikan daftar informan yang berkaitan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.2

Informan Penelitian

No Informan penelitian

Kode

informan

Keterangan

1.

Kepala Sub Bidang Perencanaan

Pembangunan Bappeda Kota

Serang

I1 Key Informan

2.

Operator Simral Bidang

Perencanaan Pembangunan

Bappeda Kota Serang

I2 Key Informan

3.

Kepala Bidang Layanan E-

Government Dinas Komunikasi

dan Informatika Kota Serang

I3 Key Informan

4.

Teknisi Bidang Layanan E-

Government Dinas Komunikasi

dan Informatika Kota Serang

I4 Key Informan

Page 74: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

57

5.

Kepala Sub Bidang Penyusunan

APBD Badan Pengelola

Keuangan dan Aset Daerah Kota

Serang

I5 Key Informan

6. Kecamatan Cipocok Jaya I6-1

Secondary

Informan

7. Kecamatan Curug I6-2

Secondary

Informan

8. Kecamatan kasemen I6-3

Secondary

Informan

9. Kecamatan Serang I6-4

Secondary

Informan

10. Kecamatan Taktakan I6-5

Secondary

Informan

11. Kecamatan Walantaka I6-6

Secondary

Informan

Sumber : Peneliti, 2018

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik Pengolahan Data

Daftar penelitian ini data yang dikumpulan berupa data primer dan data

sekunder.Sebagai data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan

atau perilaku orang-orang yang diamati dari hasil wawancara serta observasi.

Page 75: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

58

Sedangkan data-data sekunder yang di dapatkan berupa dokumen tertulis, gambar,

dan foto-foto.

Teknik pengumpulan data yang digunakan merupakan kombinasi dari

beberapa teknik, yaitu:

1. Sumber Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung darai sumbernya

(informan penelitian) dan masih bersifat mentah karena belum diolah atau

diinterprestasikan sifat dan kualifikasinya. Data ini diperoleh melalui cara:

a. Observasi

Pengamatan secara langsung dengan sumberdaya. Observasi

diklasifikasikan melalui dua cara, yaitu berperan serta dan tidak berperan

serta, observasi tanpa peran serta, peneliti hanya melakukan pengamatan,

sedangkan observasi berperan serta selain mengamati, peneliti masuk

dalam kehidupan objek penelitiannya.Adanya keterbatasan waktu

menyebabkan peneliti hanya menggunakan teknik observasi tanpa peran

serta atau hanya mengamati.

b. Wawancara

Melalui wawancara peneliti bisa mendapatkan informasi yang mendalam

karena peneliti dapat menjelaskan pertanyaan yang tidak dimengerti oleh

responden, peneliti dapat mengajukan pertanyaan, informasi cenderung

menjawab apabila diberi pertanyaan dan informan dapat menceritakan

sesuatu yang terjadi dimasa silam dan masa mendatang.

Page 76: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

59

Dalam penelitian kualitatif wawancara dilakukan secara mendalam

wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

wawancara tak terstruktur dimana peneliti dalam pengumpulan datanya

disesuaikan dengan keadaan dan pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti

percakapan sehari-hari. Wawancara dilakukan dengan caramempersiapkan

terlebih dahulu berbagai keperluan yang dibutukan yaitu sampel informan,

kriteria informan dan pedoman wawancara yang disusun dengan rapih dan

terlebih dahulu dipahami peneliti, sebelum melakukan wawancara peneliti

terlebih dahulu melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian

b. Menjelaskan alasan informan terpilih untuk diwawancarai

c. Menentukan strategi dan taktik berwawancara

d. Mempersiapkan pencatat data wawancara

Hal-hal tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada informan

untuk melakukan wawancara dengan menghindari rasa curiga informan untuk

memberikan keterangan dengan jujur, selanjutnya peneliti mencatat keterangan-

keterangan yang diperoleh dengan cara pendekatan kata-kata dan merangkainya

kembali dalam bentuk kalimat.

Dalam sebuah wawancara tentu dibutuhkan suatu pedoman. Pedoman

wawancara digunakan peneliti dalam mencari data dari para informan dan

memudahkan peneliti dalam menggali sumber informan untuk mendapatkan

informasi. Adapun pedoman wawancara yang telah disusun yaitu sebagai berikut :

Page 77: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

60

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

No Indikator Sub Indikator Pertanyaan

Kode

Informan

1. Content

Development

1. Pengembangan sistem

2. Standarisasi sistem

1. Apakah ada

pengembangan yang di

lakukan terhadap sistem

simral?

2. Siapakah yang

melakukan

pengembangan

sistemsimral ?

3. Kapan pengembangan

sistem simral dilakukan ?

4. Bagaimana kualitas

pengembangan sistem

simral yang telah di

lakukan ?

5. Bagaimana standarisasi

sistem simral ?

I1, I2,I3,I4,

2. Competency

Building

1. Pelatihan dan

kompetensi sdm

1. Pelatihan apa saja yang

telah di lakukan oleh

Bappeda Kota Serang ?

2. Kapan sajakah Bappeda

Kota Serang melakukan

pelatihan pengembangan

sdm ?

3. Bagaimana kualitas sdm

setelah mengikuti

pelatihan dan

pengembangan sistem

simral?

I1, I2,I4, I6-1,

I6-2, I6-3, I6-

4, I6-5, I6-6

3. Connectivity 1. Ketersediaan

infrastruktur

penunjang

1. Bagaimana ketersediaan

infrastruktur yang

tersedia di Bappeda Kota

Serang dan Kecamatan ?

2. Bagaimana kualitas

infrastruktur yang

tersedia di Bappeda Kota

Serang dan kecamatan ?

3. Apakah infrastuktur yang

I1, I6-1, I6-2,

I6-3, I6-4, I6-

5, I6-6

Page 78: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

61

2. Standarisasi

infrastruktur

tersedia sudah memenuhi

standarisasiyang di

butuhkan oleh pelaksana

penerapan simral?

4. Langkah apa yang

dilakukan jika

infrastruktur sistem

simral yang tersedia

rusak ?

4. Cyber laws 1. Dasar hukum

2. Kekuatan dasar

hokum

1. Apa saja hukum yang

mendasari penerapan

sistem simral ?

2. Bagaimana kekuatan

hukum yang mendasari

sistem simral ?

I1, I3

5. Citizen Interfaces 1. Pengadaan sdm

2. Kualitas sdm

1. Kapan pengadaan sdm

atau pelaksana penerapan

simral dilakukan ?

2. Bagaimana proses

pengadaan sdm yang

dilakukan ?

3. Bagaimana

pengembangan kanal

akses dilakukan?

I1, I2, I3, I4,

I6-1, I6-2, I6-

3, I6-4, I6-5,

I6-6

6. Capital 1. Ketersediaan

anggaran

2. Sumber anggaran

1. Bagaimanakah

ketersediaan anggaran

yang dialokasikan untuk

pelaksanaan penerapan

sistem simral ini?

2. Dialokasikan untuk apa

sajakah anggaran dalam

penerapan simral ?

3. Berasal darimanakah

anggaran yang digunakan

untuk penerapan sistem

simralini ?

I1, I3,I5

Sumber : Peneliti,2018

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui kegiatan studi

literature atau studi kepustakaan dan dokumentasi mengenai data yang diteliti.

Page 79: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

62

a. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data

yang diperoleh dari berbagai reverensi relevan dengan penelitian yang

dijalankan, dan teknik ini berdasarkan text books dan jurnal ilmiah.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dapat diartikan sebagai teknik pengumpulandata

melalui bahan-bahan tertulis yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga yang

menjadi objek penelitian, baik berupa prosedur, peraturan-peraturan,

gambar, laporan hasil pekerjaan, serta berupa foto atau dokumen

elektronik (rekaman).

3.7.2 Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif analisis data yang dilakukan sejak awal penelitian

dan selama proses penelitian dilaksanakan. Adapun teknis analisis data dalam

penelitian ini menggunakan analisis interaktif dari Miles & Huberman, seperti

pada gambar berikut :

Page 80: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

63

Gambar 3.1

Aktifitas Dalam Analisis Data

Sumber: Miles dan Huberman.

Berdasarkan gambar diatas, analisis data kualitatif merupakan upaya yang

berkelanjutan, berulang dan terus menerus.Masalah reduksi data dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi menjadi gambaran dari keberhasilan secara berurutan

sebagai rangkaian kegaiatan analisis yang saling susul menyusul.Namun dua hal

lainnya itu senantiasa merupakan bagian dari lapangan.

Untuk lebih jelasnya, maka kegiatan analisis data dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu proses memasuki lingkungan penelitian dan

melakukan pengumpulan data. Ini merupakan tahap awal yang harus dilakukan

peneliti agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai masalah-masalah

yang ada di lapangan.

2. Reduksi Data

Data

collecting

Data

display

Data

reduction Verification

Page 81: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

64

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam bentuk uraian

laporan yang lengkap dan rinci.Data dan laporan lapangan kemudian

direduksi, dirangkum dan dipilih hal yang pokok, difokuskan untuk yang

terpenting kemudian dicari tema atau polanya (proses penyuntingan,

pemberian kode, dan pentabelan).Reduksi data dilakukan secara terus-menerus

selama penelitian berlangsung.Dalamtahap ini data yang telah dikumpulkan

dipilah kemudian disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar

diberi kemudahan dalam penampilan, penyajian.

2. Display Data

Display Data atau penyajian data dimaksudkan agar lebih mempermudah

bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-

bagian tertentu dari data penelitian. Data-data yang diperoleh setelah dipilah

lalu disisikan untuk sortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai

permasalahan yang dihadapi.

3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

Langkah selanjutnya dalam analisis data kualitatif menurut Miles &

Huberman adalah penarikan kesimpulandan verifikasi.Dari permulaan

pengumpulan data peneliti mulai mencari arti dari hubungan mencatat

keteraturan pola-pola dan menarik kesimpulan. Asumsi dasar yang

dikemukakam masih bersifat sementara dan mashdapat berubah selama proses

pengumpulan data berlangsung dan tidak ditemukan bukti-bukti yangkuat

yang dapat mendukung pengumpulan data berikutnya. Akan tetapi apabila

kesimpulan tersebut didikung oleh data-data yang valid, maka penelitia akan

Page 82: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

65

kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data dan kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.7.3 Uji Keabsahan Data

Uji keabsahan data atau bisa juga disebut uji validitas dan realiabilitas data

memiliki keterkaitan antara deskripsi dan eksplanasi.Tedapat dua macam

validitas, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.Validitas internal adalah

penelitian kualitatif disebut kredibilitas, yaitu hasil penelitian memiliki tingkat

kepercayaan tinggi yang sesuai dengan fakta dilapangan.Kemudian validitas

eksternal dalam penelitian kualitatif disebut transferabilitas.Hasil penelitian

kualitatif memiliki standar transferabilitas tinggi bilamana pembaca memperoleh

gambaran/pemahaman yang jelas tentang konteks dan fokus penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji keabsahan data dengan teknik

triangulasi dan pengecekan anggota (member check). Teknik triangulasi terbagi

menjadi 5 yaitu teknik triangulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu,

triangulasi penyidik dan triangulasi teori. Adapun teknik triangulasi yang peneliti

gunakan ialah teknik triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Triangulasi sumber ialah suatu kredibilitas pengecekan data yang dilakukan

dengan memeriksa data yang didapat melalui beberapa sumber. Triangulasi

dengan sumber, mengecek dan membandingkan balik informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Sementara

triangulasi teknik ialah suatu teknik pengecekan kredibilitas yang dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang ama dengan teknik berbeda yaitu

Page 83: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

66

melaui wawancara, observasi dan dokumentasi. Lalu member check ialah proses

pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Bertujuan untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan

oleh pemberi data/informasi.

Page 84: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

67

3.8 Jadwal Penelitian

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

No. Kegiatan

Penelitian

Waktu Penelitian

2017 2018 2019

Mar Apr-

Mei

Juni-

Okt

Nov-

Des

Jan-

Mar

April-

Oktober

Oktober-

Desember Januari

1 Perbaikan

Judul

2 Observasi

Awal

3

Perijinan dan

Obeservasi

Lapangan

4

Penyusunan

BAB I - BAB

III

5

Bimbingan

dan perbaikan

BAB I - BAB

III

6 Seminar

Proposal

7

Pengumpulan

Data di

Lapangan

8

Penyusunan

Laporan

Hasil Skripsi

9 Sidang

Skripsi

Page 85: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum Kota

Serang, gambaran umum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang. Hal

tersebut akan dijelaskan di bawah ini :

4.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kota Serang

Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten

berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal

10 bulan Agustus tahun 2007 dan diresmikan menjadi Kota Serang pada tanggal 10

November tahun 2007. Kota Serang merupakan wilayah baru hasil pemekaran

Kabupaten Serang Provinsi Banten berdasarkan Undang–Undang Nomor 32 Tahun

2007 tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten. Kota Serang memiliki

wilayah seluas 266,74 Km² yang terdiri dari 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Serang,

Kecamatan Kasemen, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug, Kecamatan

Walantaka dan Kecamatan Taktakan. Jika diperbandingkan, luas wilayah Kota

Serang tersebut hanya sekitar 3,08% dari luas wilayah Provinsi Banten.

Page 86: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

69

Pada awal pembentukannya Kota Serang terdiri dari 6 kecamatan, 46 desa dan

20 kelurahan. Pada tahun 2011 telah terjadi perubahan dari desa menjadi kelurahan

melalui Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang pembentukan dan

perubahan status Desa Menjadi Kelurahan, sehingga berubah menjadi 30 desa dan 36

kelurahan. Pada tahun 2012 dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Pembentukan dan Perubahan Status 15 (Lima Belas) Desa menjadi Kelurahan, telah

berubah lagi menjadi 15 desa dan 51 kelurahan, berikutnya melalui Peraturan Daerah

Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perubahan Status 15 Desa menjadi Kelurahan di 4

Kecamatan. Dan terakhir melalui pemekaran kelurahan di tahun 2016 bertambah

1.Maka seluruh desa telah menjadi kelurahan.Saat ini jumlah kelurahan menjadi 67

Kelurahan. Berikut adalah daftar kecamatan beserta luas wilayahnya:

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kota Serang

Berdasarkan Kecamatan

NO KECAMATAN LUAS (KM2) %

1 Serang 25,88 9,70

2 Cipocok Jaya 31,54 11,82

3 Curug 49,60 18,59

4 Kasemen 63,36 23,75

5 Taktakan 47,88 17,95

Page 87: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

70

6 Walantaka 48,48 18,18

Kota Serang 266,74 100,00

Sumber :http://dprd-serangkota.go.id

Posisi Kota Serang secara geografis terletak diantara 5°99’ – 6°22’ Lintang

Selatan dan 106°07’ – 106°25’ Bujur Timur, Dengan menggunakan koordinat system

Universal Transfer Mercator ( UTM ) Zone 48E, wilayah Kota Serang terletak pada

koordinat 618.000 M sampai dengan 638.600 M dari Barat ke Timur dan 9.337.725

M sampai dengan 9.312.475 M dari Utara ke Selatan adalah sekitar 21,7 KM dan

jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah 20 KM. Kondisi Geografis Kota Serang

menunjukan bahwa karakteristik wilayah di Kota Serang sebagian besar adalah

dataran sedang dengan ketinggian kurang dari 500 mdpl serta memiliki iklim tropis.

Dengan keadaan ini maka rata – rata suhu di Kota Serang setiap bulannya berkisar

27,07°C, suhu terendah 23,2°C dan tertinggi 33,2°C, dengan kelembapan udara 84%,

rata – rata curah hujan 1500-2000 MM / tahun dengan curah hujan terbesar pada

bulan Januari dan Desember.

4.1.2 Gambaran umum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Serang terbentuk

atas dasar Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan

Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Serang dan telah mengalami

Page 88: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

71

perubahan sebagaimana telah diatur oleh Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 2

Tahun 2013. Bappeda Kota Serang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat

Daerah Kota Serang yang memiliki otoritas pada urusan perencanaan pembangunan.

Adapun visi dan misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang

adalah :

Visi

“Terwujudnya Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah yang

Berkualitas, Partisipatif, Akuntabel dan Terpadu”.

Misi

Bappeda Kota Serang menetapkan misi yang dirumuskan sebagai

berikut :

1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan kapasitas kelembagaan

perencana pembangunan

2. Memantapkan mekanisme perencanaan dan pengendalian pembangunan

yang partisipatif, akuntabel, terpadu dan aplikatif

3. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi pembangunan yang

berkualitas

Page 89: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

72

4.1.2.1 Tugas Fungsi dan Struktur Organisasi Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Serang

1. Kedudukan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah unsur Penunjang

Pemerintah Kota dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Walikota Serang melalui Sekretaris Daerah Kota

Serang

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Serang Nomor 38 Tahun 2008 tentang

Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kota Serang, tugas pokok

dan fungsi Badan Perencanaan pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Serang

adalah sebagai berikut:

a. Tugas Pokok

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok

melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang

perencanaan pembangunan daerah.

b. Fungsi

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah mempunyai fungsi:

1) Penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

2) Perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah;

Page 90: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

73

3) Pengkoordinasian, penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

4) Pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang

perencanaan pembangunan ekonomi dan sumber daya alam, perencanaan

sosial budaya, prasarana wilayah serta program, penganggaran, penelitian

dan pengembangan;

5) Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah;

6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Bappeda Kota Serang berdasar Peraturan Daerah

Kota Serang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan

Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi

Lembaga Teknis Daerah Kota Serang. Susunan Organisasi Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari:

a. Kepala Badan

Kepala badan mempunyai tugas pokok membantu Walikota dalam

pelaksanaan penyusunan kebijakan daerah dibidang perencanaan

pembangunan daerah.

Page 91: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

74

b. Sekretariat terdiri dari :

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub bagian Keuangan

3. Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan

c. Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, terdiri dari :

1. Sub Bidang Pemerintahan

2. Sub Bidang Sosial Kemasyarakatan

3. Sub Bidang Perencanaan Sumber Daya Manusia

d. Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam, terdiri dari :

1. Sub Bidang Perencanaan UMKM dan Ekonomi Kreatif

2. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Alam dan Pariwisata

3. Sub Bidang Kerjasama Ekonomi dan Investasi

e. Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan, terdiri dari :

1. Sub Bidang Perencanaan Sarana Prasarana dan Wilayah

2. Sub Bidang Perencanaan Perumahan dan Permukiman

3. Sub Bidang Perencanaan Tata Ruang dan Lingkungan

f. Bidang Perencanaan Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

Daerah, terdiri dari :

1. Sub Bidang Perencanaan Pembanunan

2. Sub Bidang Perencanaan Penganggaran

3. Sub Bidang Pengendalian, Evaluasi, Data dan Informasi

Page 92: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

75

g. Bidang Penelitian dan Pengembangan, terdiri dari :

1. Sub Bidang Litbang Pemerintahan Sosial dan Budaya

2. Sub Bidang Litbang Ekonomi dan Pembangunan

3. Sub Bidang Inovasi dan Teknologi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang, 2018.

Page 93: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

76

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah

didapatkan dari observasi penelitian. Dalam penelitian mengenai Analisis Penerapan

Simral di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang, peneliti

menggunakan teori indikator penerapan e-government menurut Richardus Eko

Indrajit (2005:18).Teori tersebut memberikan visualisasi/gambaran yang berguna atas

komponen-komponen penting yang harus ada dan dilakukan dalam penerapan e-

government oleh suatu organisasi untuk menjamin bahwa pelaksanaan penerapan e-

government berjalan dengan baik, efektif dan efisien.Pelaksanaan penerapane-

governmentyangefektifmencakuphubunganyangsalingmendukung antara indikator

satu dengan yang lainnya. Adapun indikator dalam penerapan e-Government (Indrajit,

2005:18) yaitu:

1. Content Development (pengembanganaplikasi)

2. Competency Building (pelatihan dan pengembangankompetensi)

3. Connectivity (ketersediaan infrastrukturkomunikasi)

4. Cyber Laws (kerangka dan perangkat hukum)

5. Citizen Interfaces (pengadaan SDM dan pengembangan kanalakses)

6. Capital (polapermodalan)

Page 94: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

77

Mengingat jenis dan analisis data yang digunakan adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif.Maka data yang diperoleh bersifat deskriptif

berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara dengan para informan penelitian,

hasil observasi lapangan, catatan lapangan dan data-data atau hasil dokumentasi

lainnya yang relevan dengan fokus penelitian yang peneliti lakukan.

Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis data dalam

penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles

dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis datanya, yaitu pengumpulan

data (Data Collection), reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data Display),

dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Conclusion Drawing/Verivication).

Berdasarkan teknik analisa data kualitatif data-data tersebut dianalisis selama

penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dilakukan triangulasi data yaitu proses

check and recheck antara sumber data dengan sumber data lainnya, serta diberi kode-

kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan

dengan pembahasan permasalahan penelitian. Untuk mempermudah dalam menyusun

jawaban penelitian, maka peneliti memberi kode pada aspek tertentu, yaitu:

a) Kode Q1,Q2,Q3 dan seterusnya menandakan daftar urutanpertanyaan.

b) Kode I1, I2, I3 dan seterusnya menandakan urutan informan

c) Kode I1 menunjukan daftar informan dari Kepala Sub Bidang Perencanaan

Page 95: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

78

Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang

d) Kode I2 menunjukan daftar informan dari Operator Simral Bidang

Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Serang

e) Kode I3 menunjukan daftar informan dari Kepala Bidang Layanan Dinas

Komunikasi dan Informatika Kota Serang

f) Kode I4 menunjukan daftar informan dari Teknisi Bidang Layanan Dinas

Komunikasi dan Informatika Kota Serang

g) Kode I5 menunjukan daftar informan dari Kepala Sub Bidang Penyusunan

APBD Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang

h) Kode I6-1 menunjukan Informan dari Kecamatan Cipocok Jaya

i) Kode I6-2 menunjukan Informan dari Kecamatan Curug

j) Kode I6-3 menunjukan Informan dari Kecamatan Kasemen

k) Kode I6-4 menunjukan Informan dari Kecamatan Serang

l) Kode I6-5 menunjukan Informan dari Kecamatan Taktakan

m) Kode I6-6 menunjukan Informan dari Kecamatan Walantaka

Setelah pembuatan koding pada tahap pengkodingan data, langkah selanjutnya

adalah membaca keseluruhan data, dimaksudkan untuk menunjukkan bagaimana

deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali dalam narasi/ laporan kualitatif.

Pendekatan yang paling popular adalah dengan menerapkanpendekatan naratif dalam

menyampaikan hasil analisis. Selanjutnya menginterpretasi atau memaknai data,

Page 96: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

79

mengajukan pertanyaan seperti “pelajaran apa yang bisa diambil dari semua ini” akan

membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan. Interpretasi juga bisa

berupa makna yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian dengan

informasi yang berasal dari literature atau teori.Dalam hal ini, peneliti menegaskan

apakah hasil penelitiannya membenarkan atau justru menyengkal informasi

sebelumnya.Interpretasi/ pemaknaan ini juga bisa berupa pertanyaan-pertanyaan baru

yang perlu dijawab selanjutnya, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari data dan

analisis, dan buka dari hasil ramalan peneliti.

Selanjutnya dengan triangulasi yaitu proses check dan recheck antara sumber

data dengan sumber data lainnya. Setelah semua proses analisis data telah dilakukan

peneliti dapat melakukan penyimpulan akhir. Kesimpulan akhir dapat diambil ketika

peneliti telah merasa bahwa data peneliti sudah jenuh.

4.2.2 Data Informan Penelitian

Pada penelitian mengenai Analisis Penerapan Simral di Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Serang, dalam pemilihan informan penelitian ini peneliti

menggunakan cara pengambilan sumber data yang biasa digunakan dalam penelitian

kualitatif yakni dengan teknik purposive. Purposive adalah teknik pengambilan

sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang

tersebut dianggap paling mengetahui situasi yang sedang peneliti teliti.

Informan dalam penelitian ini adalah Kasubid Perencanaan Pembangunan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang, Operator Simral Badan

Page 97: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

80

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang, Kepala Bidang Layanan E-

Government Diskominfo Kota Serang, Teknisi Simral Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Serang, Kasubid Penyusunan APBD Badan Pengelola Keuangan

dan Aset Daerah Kota Serang dan Seluruh Kecamatan di Kota serang. Adapun yang

menjadi key informan dan secondary informan dalam penelitian ini yaitu :

Tabel 4.2

Informan Penelitian

No Nama Informan Jabatan Umur

Kode

Informan

Keterangan

1 Akhmad Saefulrohim

Kasubid Perencanaan

Pembangunan Bappeda

Kota Serang

44 th I1 Key informan

2 Ubay Mulyani

Operator Simral Bappeda

Kota Serang

24 th I2 Key informan

3

Tb. A. Teguh Prihadi

S.Stp MM

Kepala Bidang Layanan

E-Government

Diskominfo Kota Serang

33 th I3 Key informan

4 Ukon

Teknisi Simral

Diskominfo Kota Serang

30 th I4 Key informan

5 Arif Rediwirata S.Stp

Kasubid Penyusunan

APBD BPKAD Kota

32 th I5 Key informan

Page 98: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

81

Serang

6

Elisa Engriyani

Operator Simral Kec.

Cipocok Jaya

21 th I6-1

Secondary

informan

7.

Sudaryati S. Akun

Operator Simral Kec.

Curug

25 th I6-2

Secondary

informan

8.

Mahsusi Lidyawati

Operator Simral Kec.

Kasemen

23 th I6-3

Secondary

informan

9.

Kiky

Operator Simral Kec.

Serang

32 th I6-4

Secondary

informan

10.

Aulia Nuari

Operator Simral Kec.

Taktakan

24 th I6-5

Secondary

informan

11.

Nur Asiva Nabila

Operator Simral Kec.

Walanraka

20 th I6-6

Secondary

informan

Sumber : Peneliti, 2018

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini merupakan suatu data dan fakta yang peneliti

dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti

gunakan yaitu menggunakan teori penerapan e-government (Indrajit,

2005:18).Dimana dalam teori ini memberikan tolak ukur atas komponen-komponen

penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan strategi untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Page 99: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

82

Disini peneliti melakukan berbagai kegiatan penelitian guna mengetahui

bagaimanakah penerapan Simral di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota

Serangdan mengaitkannya dengan fakta dilapangan serta bagaimanakah perubahan

yang dihasilkan dengan adanya penerapan simral di Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kota Serang.Hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui

apakah hasil temuan-temuan peneliti dilapangan sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, peneliti menemukan berbagai

informasi, kondisi, dan berbagai fenomena atau berbagai gejala mengenai berbagai

permasalahan dalampenerapan Simral di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kota Serang.Setelah melakukan survey dan penelitian serta wawancara dengan

berbagai pihak atau dengan para informan, peneliti menemukan berbagai informasi,

kondisi, tanggapan dan permasalahan mengenaipenerapan Simral di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang.

Dengan banyaknya informasi yang didapat dilapangan, maka peneliti

mengambil garis besar permasalahan yang relevan dengan kajian teori mengenai

indikator penerapan e-government menurut Indrajit (2005:18). Adapun hasil

wawancara yang telah peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

Page 100: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

83

4.3.1 Content Development (Pengembangan Aplikasi)

Content Development merupakan hal yang menyangkut pengembangan

aplikasi (perangkat lunak), pemilihan standar teknis, penggunaan bahasa

pemprograman, spesifikasi sistem basis data, kesepakatan user interface, dan lain

sebagainya.Dengan adanya pengembangan aplikasi yang dilakukan, proses

pembaharuan aplikasi dan memodernisasikan sistem dapat dilakukan.Hal tersebut

dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas sistem aplikasi itu sendiri agar dapat

lebih maju dan berkembang.

Pengembangan aplikasi dalam rangka memodernisasikan dan menyesuaikan

kebutuhan sistem daerah yang digunakan dalam penerapan simral di BappedaKota

Serang sangat perlu dilakukan, terutama pengembangan pada sistem pengajuan data

perencanaan pembangunan yang dilakukan secara online. Hal tersebut dilakukan

dalam rangka memberikan kemudahan kepada OPD terkait serta dapat lebih

mempermudah berbagai proses penginputan data terkait perencanaan pembangunan

Kota Serang yang dimulai dari kecamatan sampai dengan Bappeda Kota Serang dan

OPD lainnya.

Berbicara mengenai pengembangan aplikasi yang dilakukan, yang dalam hal

ini adalah pengembangan aplikasi terhadap sistem simral.seperti

pengembanganaplikasi sistem layanan, fitur tampilan, pengembangan program,

pengembangan aplikasi sistem data dan lain sebagainya, pengembangan aplikasi

terhadap berbagai sistem tersebut telah dilakukan oleh pihak Bappeda Kota Serang

dan Diskominfo Kota Serang melalui bagian/bidang yang secara langsung telah

Page 101: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

84

ditunjuk dan memiliki tugas dalam melakukan pengembangan aplikasi terhadap

sistem yang ada.

Pengembangan sistem simral yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang dan

Diskominfo Kota Serang di latar belakangi oleh beberapa hambatan yang tidak sesuai

dengan kebutuhan yang di hadapi operator – operator simral dan OPD terkait. Hal ini

sangat menghambat proses penginputan data data perencanaan dimana data yang di

input tidak sedikit, selain itu sistem simral BPPT tidak bisa di modifikasi sesuai

dengan kebutuhan operator, maka dari itu Bappeda Kota Serang dan Diskominfo

Kota serang mencari solusi dengan melakukan pengembangan sistem simral.

Pelaksanaan pengembangan sistem simral di instruksikan pula oleh KPK yang

bertujuan untuk memudahkan kepada OPD yang menangani sistem simral dan proses

perencanaan pembangunan daerah serta penganggarannya bisa diakses lebih mudah.

Sebelum Bappeda Kota Serang dan Diskominfo Kota Serang melakukan

pengembangan sistem simral , Bappeda Kota Serang melakukan pertemuan dengan

BPPT yang membicarakan tentang permasalahan yang dihadapi oleh operator dan

OPD di Kota Serang.

Hasil dari pertemuan Bappeda Kota Serang dengan BPPT terkait simral yaitu

Bappeda Kota Serang dibantu oleh Diskominfo Kota Serang akan bekerja sama

dengan Pemerintah Banyuwangi dalam pengembangan sistem simral. Alasan

Bappeda Kota Serang bekerja sama dengan Pemerintah Banyuwangi yaitu karena

sistem simral yang dimiliki oleh Pemerintah Banyuwangi untuk saat ini merupakan

sistem simral yang terbaik dan di akui oleh KPK. Selain itu sistem simral yang

Page 102: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

85

dimiliki oleh Pemerintah Banyuwangi ini dapat di peroleh dengan gratis atau tidak

adanya biaya sewa seperti sistem simral BPPT yang setiap tahunnya harus membayar

sewa dan sistem simral Bappeda Banyuwangi dapat dengan mudah di modifikasi

sesuai dengan kebutuhan yang berubah – ubah.

Haltersebut sebagaimana seperti yang di kemukakan oleh Bapak Akhmad

Saefulrohim selaku Kasubid Perencanaan Pembangunan Bappeda Kota Serang, beliau

mengungkapkan sebagai berikut :

“Pengembangan simral memang ada dan sedang dilakukan dan sudah tahap

akhir atau penyelesaian. Dilakukannya pengembangan sistem ini karena suatu

hal teknis dan kebijakan dari pimpinan, selain itu agar memudahkan dalam

menghitung persentase keberhasilan perencanaan melalui simral. Kami dalam

pengembangan simral bekerja sama dengan Diskominfo Kota Serang dan

Pemerintah Banyuwangi. Pada saat ini kami menggunakan simral dari BPPT,

alasan kami mengembangkan sistem ini karena mengalami kesulitan-kesulitan

secara teknis yang menghambat proses kerja kami. Maka dari itu Kota Serang

melakukan pengembangan simral sesuai dengan standarisasi yang sudah

ditentukan dan menggunakan sistem simral dari Pemerintah Banyuwangi yang

mudah di modifikasi sesuai kebutuhan daerah Kota Serang”. (Wawancara,

Senin 5 November 2018)

Hal senada diungkapkan oleh bapak TB. A. Teguh Prahadi selaku Kepala

Bidang Layanan E-Government Diskominfo Kota Serang :

“Sebelumnya Kota Serang menggunakan simral atas dasar instruksi dari kpk

awalnya mengarahkan menggunakan simral yang sudah di kembangkan oleh

BPPT dan bekerja sama dengan BPPT.Seiring dengan berjalannya waktu

ternyata pengaplikasian simral yang dari bppt ini sangat sulit untuk

dikembangkan, karena kebutuhan daerah berbeda setiap bulan atau

minggunya berubah dan simral BPPT sulit di custom.Selama masih kerja

sama dengan BPPT, Kominfo pun bekerja sama dengan banyuwangi karena

sistem di banyuwangi memberikan aplikasinya full dengan gratis sedangkan

BPPT memberikan kepada kita dan berbayar setiap tahun tanpa kita tidak bisa

Page 103: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

86

memodifikasi dengan bebas sedangkan banyuwangi gratis hanya resikonya

bulak balik banyuwangi”.(Wawancara, Selasa 13 November 2018)

Pengembangan aplikasi memang sangat penting dilakukan, karena dengan

adanya pengembangan aplikasi terhadap sistem, berbagai hal yang dilakukan

terutama dalam hal penginputan data dapat diakses dengan baik dan sesuai dengan

kebutuhan admin atau operator simral terpenuhi.

Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak Ubay Mulyani selaku Operator Simral

Bidang Perencanaan Pembangunan Bappeda Kota Serang, beliau mengungkapkan :

“Pengembangan sistem memang perlu dilakukan dan itu sangat penting dan

sesuai kebutuhan operator dan admin simral.Sebenarnya sistem ini sudah

cukup baik namum sistem simral dari BPPT ini tidak sesuai dengan kebutuhan

saya sebagai operator. Untuk saat ini simral pun sedang dalam tahap

pengembangan yang bekerja sama dengan Diskominfo Kota Serang dan

Bappeda Banyuwangi, mungkin secepatnya akan selesai pengembangan sistem

ini karena akan dipakai untuk perencanaan pembangunan tahun depan”.

(Wawancara, Senin 5 November 2018)

Selain itu juga mengenai pengembangan aplikasi yang dilakukan, terutama

dalam berbagai sistem aplikasi yang ada dan pada sistem pengolahan datanya ataupun

pengembangan aplikasi juga sudah dilakukan. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh

Bapak Ukan selaku Teknisi Bidang Layanan e-governmentDinas Komunikasi dan

Informatika Kota Serang

”Pengembangan sistem simral itu sudah ada dan sedang dilakukan oleh kami

dengan Bappeda Kota Serang yang bekerja sama dengan pemerintah

Banyuwangi. Untuk sekarang ini pengembangan data pada sistem simral

sudah sampai dengan perpindahan data simral BPPT kepada simral

Banyuwangi. Kami mengharapkan proses pengembangan ini selesai sebelum

Page 104: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

87

periode penginputan data perencanaan agar sistem yang baru dapat digunakan

oleh operator”.(Wawancara, Selasa 13 November 2018)

Dari hasil wawancara dengan berbagai sumber informan dapat diketahui

bahwa pengembangan aplikasi yang dilakukan terhadap berbagai sistem simral ini

sedang dilakukan dan sudah dalam tahap akhir.Dilakukannya pengembangan dalam

sistem simral ini dilatar belakangi oleh tidak sesuainya sistem simral dari BPPT

dengan kebutuhan sistem kota serang yang di setiap periodenya berubah dan sulit di

modifikasi oleh operator simral dan dapat terhitungnya persentase keberhasilan

perencanaan melalui sistem simral.Sebelum dilakukannya pengembangan sistem

simral ini pihak Bappeda Kota Serang melakukan pertemuan dengan pihak BPPT

terkait permasalahan yang dihadapi oleh operator simral dan OPD terkait, hasil dari

pertemuan dengan BPPTdalam pengembangan sistem simral ini pihak Bappeda Kota

Serang dan Diskominfo Kota Serang bekerja sama dengan Bappeda Banyuwangi

karena sistem simral di banyuwangi merupakan sistem terbaik untuk saat ini dan

diakui oleh KPK, selain itu juga memberikan aplikasi sepenuhnya tanpa harus

membayar aplikasi tersebut dan sistem simral banyuwangi mudah di modifikasi yang

nanti nya dapat memenuhi kebutuhan operator simral yang selalu berubah. Proses

pengembangan sistem simral pun sudah sampai tahap akhir yaitu pada tahap

perpindahan data simral BPPT kepada simral Banyuwangi. Dengan adanya

pengembangan sistem simral ini Bappeda Kota Serang berharap semoga proses

Page 105: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

88

perencanaan pembangunan dengan menggunakan sistem simral dapat berjalan dengan

efektif dan efisien.

4.3.2 Competency Building (Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi)

Competency Building adalah hal yang menyangkut mengenai pelatihan dan

pengembangan kompetensi maupun keahlian seluruh jajaran sumber daya manusia di

berbagai lini pemerintahan.Pelatihan dan pengembangan kompetensi sangat perlu

dilakukan dan diberikan kepada pegawai/operator dalam rangka mengembangkan

kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh para pegawai.

Pelatihan dan pengembangan kompetensi terhadap para pegawai di Bappeda

Kota Serang, terutama untuk pegawai yang khusus menangani pengoprasian sistem

simral memang ada dan sudah dilakukan, baik yang di adakan oleh BPPT melalui

Bappeda Kota Serang. Jenis pelatihannya pun bermacam-macam seperti Bimbingan

Teknis (Bimtek), Pelatihan dan Sosialisasi Perencanaan dan Anggaran, Pelatihan

Operator, dan sebagainya. Pelatihan yang diadakan oleh Bappeda Kota Serang yaitu

pelatihan dan pengembangan kompetensi pegawai dan seluruh operator yang berada

di Kota Serang, selain itu Bappeda Kota Serang pun melakukan sosialisasi dan

pengembangan kompetensi juga kepada seluruh OPD di Kota Serang karena sistem

simral tidak saja mencakup Bappeda Kota Serang beserta operator seluruh

Kecamatan tetapi berhubungan dengan seluruh OPD di Kota Serang.

Page 106: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

89

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Akhmad Saefulrohim

selaku Kasubid Perencanaan Pembangunan di Bappeda Kota Serang, beliau

mengungkapkan sebagai berikut :

“Pelatihan dan pengembangan kompetensi pasti ada dan dilakukan oleh setiap

instansi kepada pegawainya. Kami pun seperti itu melakukan pelatihan

kepada pegawai dan operator terkait simral seperti bimbingan teknis (bimtek),

pelatihan dan sosialisasi perencanaan dan anggaran, pelatihan operator, dan

sebagainya”. (Wawancara, Senin 5 November 2018)

Namun pada kenyataanya berbagai pelatihan dan pengembangan kompetensi

yang dilakukan dan diberikan kepada pegawai/operator kurang dapat memenuhi apa

yang menjadi kebutuhan yang dibutuhkan oleh para pegawai/operator di Kota

Serang.Hal tersebut dikarenakan pelaksanaan pelatihan dan pengembangan

kompetensi dilakukan secara tidak rutin bahkan masih cukupjarang dilakukan oleh

Bappeda Kota Serang ataupun pihak yang terkait pemeliharaan atau pengembangan

sistem simral.Hal ini menyebabkan operator – operator simral kurang paham atau

kurang menguasai pengaksesan pada sistem simral, sedangkan operator simral

memiliki peran penting dalam proses perencancanaan pembangunan Kota Serang

dengan menggunakan sistem simral ini.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ubay Mulyani selaku

Operator Simral di Bappeda Kota Serang, beliau mengungkapkan sebagai berikut :

“Mengenai adanya pelatihan dan pengembangan, hal itu memang sudah

dilakukan dari BPPT melalui pihak Bappeda Kota Serang seperti bimbingan

teknis, pelatihan operator dan lain lain. Namun dalam pelaksanaannya

pelatihan tersebut jarang dan tidak rutin dilakukan setiap periode/tahunnya,

waktunya pun tidak menentu kadang beberapa bulan sekali bahkan setahun

Page 107: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

90

sekali.Sehingga hal tersebut saya rasa masih kurang memenuhi kebutuhan

operator”.(Wawancara, Senin 5 November 2018)

Adapun pernyataan lain yang diungkapkan mengenai adanya pelatihan dan

pengembangan kompetensi yang diikuti oleh Teknisi Simral Diskominfo Kota Serang

yaitu Bapak Ukon mengungkapkan sebagai berikut :

“Pelatihan terkait simral pernah saya ikuti pada awal simral akan di terapkan

oleh bappeda dan terakhir saya mengikuti pelatihan terkait simral itu beberapa

bulan yang lalu yaitu terkait bimbingan teknis seluruh operator dan

teknisi.Untuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia terkait

simral memang jarang dilakukan hanya beberapa kali saja”. (Wawancara,

Selasa 13 November 2018)

Pelatihan dan pengembangan kompetensi sangat diperlukan untuk menjadi

seorang operator simral. Karena operator simral disini sangat berperan penting dalam

proses penyusunan perencanaan pada tahap awal sampai pada tahap akhir, dimana

operator simral ini akan memasukan data perencanaan pembangunan kedalam sistem

simral. Pelatihan dan pengembangan kompetensi yang dilakukan secara tidak

menentu setiap tahunnya dan terkadang pelatihan yang dilakukan hanya ketika ada

aturan baru atau ada peluncuran aplikasi baru saja.

Hal ini membuat beberapa operator simral di kecamatan kota serang tidak

terlalu memahami dengan sistem simral sehingga proses penginputan data terkait

perencanaan pembangunan dari mulai perencanaan di kecamatan sampai dengan

perencanaan Kota Serang di Bappeda Kota Serang sangat terhambat dan terkadang

tidak sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan. Apabila suatu perencanaan

Page 108: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

91

tertinggal dan tidak terinput ke dalam sistem maka operator simral harus mendatangi

dan mengajukan perencanaan kepada Bappeda Kota Serang, itupun jika Bappeda

Kota Serang mengijinkan.

Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh operator simral dari Kecamatan

Walantaka yaitu ibu Nur Asiva Nabila, beliau mengungkapkan sebagai berikut :

“Untuk pelatihan terkait simral pernah diadakan oleh Bappeda Kota Serang

pada awal sistem ini akan diterapkan, pelatihannya itu lebih ke praktek cara

menggunakan sistem simral ini seperti contohnya memasukan data

perencanaan ke dalam sistem. Tetapi praktek dan pelatihan itu dua kali saja

dan itupun saya rasa masih kurang dan saya belum terlalu mengerti dengan

sistem ini terutama apabila sistem sedang susah di akses dan tidak sesuai

dengan yang dibutuhkan saya”.(Wawancara, Jumat 7 Desember 2018)

Hal senada pun diungkapkan oleh operator simral dari Kecamatan Cipocok

yaitu ibu Elisa Engriyani :

“Pelatihan atau bimtek terkait simral itu pertama awal tahun 2017 dan

beberapa bulan yang lalu, untuk pelatihan pada awal tahun itu seluruh

operator kecamatan melakukan praktek perencanaan menggunakan sistem

simral dan untuk pelatihan beberapa bulan yang lalu sih lebih ke pelatihan

biasa terkait sumber daya manusianya. Saya rasa untuk pelatihan dan praktek

simral ini kurang ya karena tidak semua operator langsung memahami sistem

ini termasuk saya”. (Wawancara, Kamis 6 November 2018)

Selain dari operator Kecamatan Walantaka dan operator Kecamatan Cipocok

yang merasa kurangnya pelatihan dan pengembangan sdm kepada operator , adapula

dari kecamatan kasemen yaitu ibu Mahsusi Lidyawati yang mengungkapkan sebagai

berikut :

Page 109: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

92

“Iya saya pernah mengikuti pelatihan sdm terkait simral tapi sudah lama

sampai saya pun lupa kapan terakhir pelatihan diadakan.Pelatihan dan

pengembangan sdm seperti saya sebagai operator simral di kecamatan dinilai

masih kurang, karena saya sebagai operator masih belum terlalu mengerti

dengan sistem simral ini. Adapun kalo saya tidak mengerti saya memang

langsung menanyakan kepada operator simral di kecamatan lain atau ke

bappeda nya langsung, tapi kan tidak semuanya cepat menanggapi dan tidak

langsung paham apa yang dijelaskan oleh mereka. Sangat menghambat sih

ketika saya sedang menginput data dan tidak mengerti, saya harus sibuk

menghubungi orang”. (Wawancara, Jumat 7 Desember 2018)

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa informan, dapat

diketahui bahwa pelatihan dan pengembangan kompetensi yang dilakukan terhadap

pegawai terkait sistem simral dan seluruh operator sistem simral di Kota Serang yang

dilakukan oleh BPPT melalui Bappeda Kota Serang masih jarang dilakukan. Hal

tersebut merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh para pegawai atau operator

sistem simral yang menangani pengoprasian sistem simral.Hal tersebut dikarenakan

kurangnya pelatihan dan pengembangan kompetensi yang mereka peroleh. Sehingga

karena hal tersebut, mereka tidak dapat memperoleh pengetahuan baru dan

mengembangkan kompetensi mereka mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan

bidang yang sedang mereka tekuni, sehingga pengetahuan dan kemampuan pegawai

atau operator dalam menguasai sistem simral terbatas atau tidak berkembang

sehingga kualitas pegawai atau operator sistem simral tidak cukup baik dan proses

perencanaan pembangunan Kota Serang menjadi kurang maksimal.

4.3.3 Connectivity (Ketersediaan Infrastruktur)

Page 110: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

93

Connectivity adalah hal yang menyangkut mengenai ketersediaan infrastruktur

komunikasi dan teknologi informasi di lokasi dimana e-government

diterapkan.Ketersediaan infrastruktur merupakan elemen utama penunjang berbagai

kegiatan yang dilakukan, karena tanpa ditunjang atau didukung dengan adanya

ketersediaan infrastruktur yang memadai, maka berbagai kegiatan yang dilakukan

pun tidak dapat berjalan dengan baik dan optimal.Ketersediaan infrastruktur yang

memadai sangat diperlukan guna menunjang pelaksanaan penerapan e-

governmentyang dilakukan.Karena pada dasarnya infrastruktur merupakan sarana

prasarana penunjang utama yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

penerapan e-government, terutama di Bappeda Kota Serang.

Mengenai ketersediaan infrastruktur komunikasi dan teknologi informasi yang

ada di Bappeda Kota Serang, ketersediaan infrastruktur yang ada memang sudah

cukup memadai, terutama infrastruktur penunjang layanan sistem simral.Sebagian

infrastruktur yang tersedia masih memiliki kondisi yang cukup baik dan masih cukup

memadai untuk dapat digunakan. Namun, dilain sisi masih cukup banyak pula kondisi

infrstaruktur penunjang seperti printer/mesin pencetak, wifi, server dan lain

sebagainya yang sudah mengalami kerusakan dan tidak berfungsi dengan baik. Hal

tersebut dapat dilihat dengan adanya beberapa ruangan operator yang kondisinya

tidak berfungsi namun tetap dibiarkan begitu saja berada ditempatnya tanpa adanya

perbaikan dan penggantian yang dilakukan.

Mengenai adanya hal tersebut diatas, peneliti mencoba mencari informasi

Page 111: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

94

mengenai masalah yang terjadi pada infrastruktur tersebut. Oleh karena itu peneliti

mencoba mengkonfirmasi kepada Kasubid Perencanaan Pembangunan Bappeda Kota

Serang , yaitu Bapak Akhmad Saefulrohim dan mengungkapkan sebagai berikut :

“Ketersediaan infrastruktur yang ada seperti komputer itu ada yang memakai

dari fasilitas kantor dan adapula yang memakai komputer pribadi, untuk

keadaan infrastruktur di Bappeda Kota Serang cukup baik namun ada

beberapa infrastruktur penunjang saja yang terkadang mengalami eror seperti

wifi dan server. Untuk server sendiri masih berada di BPPT dan kami selama

ini sewa server tersebut untuk simral yang di anggarkan oleh kominfo.Jadi

kalau server eror kita hanya bisa menunggu kabar dari BPPT, hal ini memang

sangat menghambat kerja kita”.(Wawancara, Senin 5 November 2018)

Serta mengenai adanya kerusakan yang terjadi terhadap infrastruktur

penunjang sistem simral seperti komputer, mesin pencetak/printer dan wifi yang

seringkali eror di seluruh Kecamatan Kota Serang tersebut. Infrastuktur penunjang di

seluruh kecamatan yang sudah mengalami kerusakan biasanya akan ada perbaikan

atau pergantian infrastruktur yang baru. Namun pengadaan infrastruktur tidak mudah

dan tidak langsung ada karena untuk proses perbaikan dan pergantian harus melalui

prosedur yang sudah ditentukan. Prosedur yang dilakukan untuk meminta pergantian

dan perbaikan sangat memakan waktu yang cukup lama, hal ini merupakan salah satu

penghambat proses perencanaan pembanngunan melalui sistem simral.

Bapak Aulia Nuari selaku Operator Simral di Kecamatan Taktakan

mengungkapkan sebagai berikut :

“Jika terjadi kerusakan terhadap infrastruktur yang ada, terutama seperti

komputer, printer, wifi dan sebagainya. Kalopun sistem jaringan seperti wifi

erorkami selalu pakai personal modem, karena kalo menunggu wifi tidak eror

lagi kan tidak tahu sampai kapan dan antisipasi dan langkah lain yang kami

Page 112: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

95

ambil sih biasanya dengan melakukan perbaikan terhadap infrastruktur yang

rusak ataupun meminta pergantian yang baru, tetapi untuk meminta yang baru

harus melalui prosedur yang cukup ribet bahkan membutuhkan waktu yang

cukup lama untuk penyediaannya, karena kami harus melakukan pengajuan

terlebih dahulu dan lain sebagainya”. (Wawancara, Kamis 6 Desember 2018)

Hal senada pun diungkapkan oleh operator simral dari Kecamatan Serang

yaitu Bapak Kiky :

“Untuk keadaan infrastruktur penunjang di kecamatan ya seperti ini memang

ada sebagian yang sudah tidak berfungsi seperti wifi pun sering sekali

gangguan jadi kami terkadang memakai hotspot wifi pribadi dan untuk

sementara kami memakai barang pribadiseperti laptop sambil menunggu

infrastruktur yang baru dan sebelumnya sudah mengikuti prosedur yang

ada.Penyediaan infrastruktur yang sudah diajukan oleh kami membutuhkan

waktu yang lama daninfrastruktur yang berada di kecamatan memenuhi

standarisasi yang sudah ditentukan”.(Wawancara, 3 Desember 2018)

Selain itu ibu Nur Asiva Nabila selaku operator simral di Kecamatan

Walantaka mengungkapkan pula terkait infrastruktur yang ada di Kecamatan

Walantaka sebagai berikut :

“Ketersediaan infrastruktur disini bisa dilihat untuk komputer kami memakai

komputer pribadi karena pengajuan infrastruktur kami belum turun.untuk

infrastruktur lainnya seperti printer untuk sekarang kami masih menggunakan

printer secara bersamaan dengan bidang lain karena banyak infrastruktur

disini yang sudah tidak bisa dipakai. Untuk koneksi jaringan saya sering

menggunakan wifi dari handphone karena wifi di sini sering gangguan, kalo

kita nunggu perbaikan ya proses penginputan ke dalam sistem tidak akan

berjalan. Kami sudah mengajukan perbaikan dan pergantian infrastruktur yang

sudah rusak tapi harus melalui prosedur yang ada dan cukup lama pergantian

dan perbaikannya”.(Wawancara, Jumat 7 Desember 2018)

Page 113: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

96

Dengan adanya pernyataan diatas dapat diketahui bahwa kondisi infrastruktur

yang tersedia di Bappeda Kota Serangdan diseluruh Kecamatan di Kota Serang

seperti komputer, printer, alat pencetak dan lain sebagainya yang ada tersebut tidak

semuanya masih memiliki kondisi yang baik. Infrastruktur di Bappeda Kota Serang

yang sudah mengalami kerusakan serta sistem jaringan yang kurang baik, seperti

gangguan konektivitas pada sistem jaringan, sinyal yang kurang bagus dan lain

sebagainya. Sehingga karena hal tersebut terkadang pihak Bappeda Kota Serang

ataupun seluruh Kecamatan di Kota Serang melakukan koneksi internet dengan

menggunakan personal modem yang ada guna memperlancar proses kerja

perencanaan pembangunan daerah Kota Serang.

Hal tersebut disebabkan karena berbagai infrastruktur yang dimiliki sudah

memiliki kondisi yang kurang optimal, selain itu juga masih kurang maksimalnya

perbaikan yang dilakukan terhadap infrastruktur yang ada, baik sarana prasarana

maupun infrastruktur jaringan.Oleh karena itu berbagai permasalahan pun sering

timbul. Sehingga karena hal tersebut berbagai proses perencanaan yang dilakukan

dengan menggunakan sistem simral menjadi terganggu dan tidakmaksimal.

4.3.4 Cyber Law (Kerangka dan Perangkat Hukum)

Cyber Laws adalah hal yang menyangkut mengenai keberadaan kerangka dan

perangkat hukum yang telah diberlakukan terkait dengan aktivitas e-

government.Keberadaan kerangka dan perangkat hukum dalam berbagai aktivitas

Page 114: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

97

pelaksanaan penerapan e-government merupakan hal yang sangat penting.Karena

pada dasarnya kerangka dan perangkat hukum merupakan dasar yang dapat dijadikan

acuan untuk dapat menguatkan mengapa pelaksanaan suatu aktivitas e-government

perlu dilakukan.

Karena dengan adanya perangkat hukum yang memayunginya, maka

pelaksanaan aktivitas penerapan e-government dapat dilakukan dan memiliki

kekuatan hukum yang dapat melindunginya. Sehingga jika terjadi pelanggaran yang

dilakukan, maka kerangka dan perangkat hukum yang ada dapat dijadikan dasar

acuan mengenai aturan hukum yang dapat mengatur dan memberikan sanksi terhadap

pelanggaran yang dilakukan mengenai penerapan e-government ini. Kerangka dan

perangkat hukum yang digunakan dapat berupa Peraturan-peraturan, Keputusan-

keputusan, Instruksi-instruksi dan lain sebagainya yang dapat dijadikan pedoman atau

dasar acuan dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti pada

penerapan e-government di instansi pemerintah.

Mengenai adanya kerangka dan perangkat hukum dalam berbagai aktivitas

proses perencanaan pembangunan dengan menggunakan sistem simral, dalam

perencanaan pembangunan daerahpada sistem simral yang dilakukan didasarkan pada

Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 mengenai tata cara perencanaan, pengendalian,

dan evaluasi pembangunan daerah pada instansi pemerintah.

Selain itu upaya mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang

berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif

Page 115: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

98

dan efisien yaitu beracuan pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangane-government dan untuk perangkat

hukum lainnya yang mendasari sistem simral adalah UU Nomor 14 Tahun 2008

tentang Keterbukaan Informasi publik.

Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Akhmad Saefulrohim selaku Kepala

Sub Bidang Perencanaan Pembangunan Bappeda Kota Serang, beliau

mengungkapkan :

“Kerangka dan Perangkat Hukum yang digunakan sebagai dasar dilakukannya

perencanaan pembangunan daerah kota serang dengan sistem simral yaitu

Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 mengenai tata cara perencanaan,

pengendalian, dan evaluasi pembangunan daerah pada instansi pemerintah.

Selain permendagri tadi untuk pengembangan sistem simral dasar hukum

yang mendasarinya adalah Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangane-government dan satu lagi

perangkat hukum tentang keterbukaan informasi publik yaituUU Nomor 14

Tahun 2008”. (Wawancara, Senin 5 November 2018)

Selain itu juga dalam penerapannya, terutama penerapan simral di Bappeda

Kota Serang, kerangka dan perangkat hukum didasarkan pada aturan/perangkat

hukum yang mengatur mengenai pelaksanaan penerapan dan juga pengembangan

sistem simral. Seperti dalam pengembangan sistem yang dilakukan oleh Bappeda

Kota Serang yang bekerja sama dengan Kominfo Kota Serang, untuk perangkat

hukum yang mendasari pengembangan sistem simral yaitu Perwal Kota Serang

Nomor 47 tahun 2017. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Tb. A. Teguh Prihadi

sebagai Kepala Bidang Layanan E-government :

“Penerapan dan pengembangan sistem simral ini berdasarkan atas hukum, kita

ga sembarangan mengembangkan suatu sistem seperti simral tanpa ada hukum

Page 116: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

99

yang mendasarinya, karena semuanya sudah diatur dalam perangkat

hukumnya.hukum yang mendasari dalam pengembangan sistem ini yaitu

Perwal Kota Serang Nomor 47 tahun 2017 dan Instruksi Presiden Nomor 3

Tahun 2003”. (Wawancara, Selasa 13 November 2018)

Hal tersebut merupakan dasar hukum atau aturan yang mendasari berbagai

pelaksanaan penerapan simralyang dilakukan, baik terhadap penerapan simtemnya,

perencanaan pembangunan, pengembangan sistem dan lain sebagainya yang

berhubungan dengan penerapan simral di Bappeda Kota Serang. Karena pada

dasarnya, tanpa adanya aturan atau dasar hukum yang memayunginya, berbagai

pelaksanaan penerapan simraltidak dapat memiliki kekuatan hukum yang kuat.Oleh

karena itu berbagai aturan dan kekuatan hukum yang ada dapat menjadi dasar yang

dapat memayunginya.Hal tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk ada serta

dapat dijadikan dasar dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang dilakukan,

terutama dalam kegiatan penerapan Simral di Bappeda Kota Serang.

4.3.5 Citizen Interfaces (Pengadaan SDM dan Pengembangan Kanal Akses)

Citizen Interfacesadalah hal yang menyangkut mengenai pengadaan sdm dan

pengembangan berbagai kanal akses (multy access channels) yang dapat

dipergunakan oleh seluruh masyarakat dan stakeholder e-government dimana saja dan

kapan saja merekainginkan.

Pengadaan sdm sangat perlu dan penting dilakukan guna menujang berbagai

aktivitas yang dilakukan. Karena dengan adanya sdm yang berkualitas dan memiliki

kemampuan dalam bidangnya, hal tersebut tidak menutup kemungkinan segala

Page 117: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

100

aktivitas pelaksanaan penerapan dengan berbagai sistem yang ada dapat dilakukan

secara maksimal jika ditunjang dengan kualitas sdm yangmemadai.

Mengenai pengadaan sdm di Bappeda Kota Serang, pengadaan sdm di

Bappeda Kota Serang memang ada dan dilakukan setiap periodenya.Pengadaan yang

dilakukan biasanya dialokasikan untuk beberapa bagian tertentu di Bappeda Kota

Serang yang membutuhkan SDM baru/tambahan. Di kantor Bappeda Kota Serang

sendiri, pengadaan SDM dilakukan jika terjadi adanya kebutuhan pegawai pada

ruang/tempat kosong pada posisi tertentu, terutama posisi yang khusus menangani

sistem simral. Karena sampai saat ini kondisi jumlah pegawai yang dimiliki oleh

Bappeda Kota Serang terutama pada bagian sistem simral dapat dikatakan masih

sangat kurang dan masih membutuhkan tambahan jumlah pegawai.

Jumlah pegawai yang ada di bidang perencanaan pembangunan Bappeda Kota

Serang yaitu hanya ada 9 (Sembilan) termasuk dengan Kepala Sub Bidang

Perencanaan Pembangunan. Pengadaan SDM dilakukan untuk memenuhi kebutuhan

pegawai yang dibutuhkan oleh Bappeda Kota Serang, terutama kebutuhan SDM yang

diperuntukkan pada bidang perencanaan pembangunan guna memenuhi posisi sebagai

pelaksana penerapan pada sistem simral.

Jumlah SDM yang ada di bagian perencanaan pembangunan Bappeda Kota

Serang saat ini dirasa masih mencukupi.Namun jika memang dibandingkan dengan

jumlah perencanaan pembangunan di seluruh kecamtan Kota Serang saat ini dapat

dikatakan masih kurang mencukupi.Hal tersebut karena tidak seimbangnya antara

jumlah pegawai/operator yang ada dibandingkan dengan jumlah perencanaan

Page 118: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

101

pembangunan yang banyak dan semakin meningkat setiap tahunnya.Maka, dengan

adanya hal tersebut, peneliti mencoba menanyakan mengenai hal tersebut kepada

Bapak Akhmad Saefulrohim selaku Kepala Sub Bidang Perencanaan Pembangunan,

dan mengungkapkan sebagai berikut :

“Pengadaan SDM disetiap tahun atau periode yang ditentukan pasti dilakukan,

namun dilain sisi kami juga melihat kondisi SDM yang ada, jika memang

dengan kondisi SDM yang ada masih kekurangan dan membutuhkan SDM

baru, maka kami pun berkoordinasi dengan Sub Bagian Umum untuk dapat

mengalokasikan pada bagian kami, dari SDM yang sudah ada dan kemudian

dilakukan rolling ke bagian kami tapi tidak semudah itu untuk pengadaan

SDM, Pengadaan SDM khusus untuk pegawai operator layanan sebenarnya

sangat perlu dilakukan, karena jumlah operator yang ada dapat dikatakan

masih kurang dari cukup, sehingga karena hal itu kami terkadanag tidak dapat

mengerjakan pekerjaan melalui sistem simral yang ada secara baik dan cepat.

Karena jika dibandingkan jumlah operator yang ada dapat dikatakan sangat

tidak seimbang dengan jumlah data yang ada setiap tahunnya.(Wawancara,

Senin 5 November 2018)

Selain itu pernyataan lain diungkapkan mengenai pengadaan SDM yang

dilakukan guna menunjang berbagai aktivitas sistem simral yaitu Bapak Ubay

Mulyani selaku Operator Simral di Bappeda Kota Serang, mengungkapkan sebagai

berikut:

“Pengadaan sdm memang ada saja tapi kan tidak semua bidang, unuk

sekarang di bidang perencanaan pembangunan hanya 9 (Sembilan) orang

termasuk Kepala Bidang dan 9 orang ini di bagi bagi pekerjaannya.Operator

khusus simral ada 2 orang saya dan teman saya tapi teman saya lebih ke

penganggarannya. Cukup sibuk sih kalo periode perencanaan masuk ke dalam

sistem kan di setiap kecamatan juga tidak hanya satu atau dua perencanaan

saja” (Wawancara, Senin 5 November 2018)

Tidak hanya di kantor Bappeda saja untuk pengadaan SDM , di seluruh

Page 119: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

102

kecamatan pun di setiap tahun atau periodenya melaksanakan pengadaan SDM guna

untuk membantu dan menambah SDM di setiap kecamatan, pengadaan SDM

biasanya dilakukan dengan pertukaran (rolling pegawai) ataupun penambahan SDM

sesuai dengan Kebijakan Kepala camat, untuk di setiap kecamatan SDM yang

menangani sistem simral bisa dibilang sedikit hanya 2 orang termasuk Kepala

Bidang, hal ini diungkapkan oleh Ibu Sudaryati selaku operator simral Kecamatan

Curug :

“Pengadaan sdm di kecamatan biasanya itu di rolling, kalaupun ada

penambahan sdm itu atas dasar kebijakan Kepala Camat. Untuk di bidang

yang menangani simral sampai saat ini belum ada penambahan sdm padahal

untuk di bidang ini sangat butuh penambahan sdm , walaupun berdua dengan

Kepala bidang terkadang sulit juga untuk berkoordinasi karena Kepala

Bidangpun masih memiliki pekerjaan lain bukan hanya terkait simral saja”

(Wawancara, Kamis 6 Desember 2017)

Hal senada pun di ungkapkan oleh Ibu Nur Asiva Nabila selaku operator

simral Kecamatan Walantaka :

“Belum ada penambahan sdm untuk dibidang simral, kalaupun ada itu

wewenang dan kebijakan Kepala camat disini.Memang sangat kurang untuk

sdm terkait simral di kecamatan walantaka hanya ada dua termasuk Kepala

Bidang”.(Wawancara, 7 Desember 2017)

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa

informan mengenai pengadaan sumber daya manusia yang dilakukan di Bappeda

Kota Serang, dapat diketahui bahwa pengadaan sumber daya manusia yang dilakukan

di Bappeda Kota Serang pengadaannya dilakukan setiap periode.Pengadaan

pegawaiyang dilakukan biasanya diperoleh dari adanya pengalokasiaan sdm/pegawai

Page 120: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

103

dari pusat, pertukaran (rolling) yang dilakukan didalam instansi maupun perekrutan

yang dilakukan dari instansi lain, seperti dari mutasi pegawai dan lain

sebagainya.Begitupun halnya dengan pengadaan sumber daya manusia di kecamatan

tidak jauh berbeda dengan di Bappeda Kota Serang.Pengadaan sumber daya manusia

di kecamatan dilakukan di setiap tahun atau periode yang sudah ditentukan, untuk

penambahan sumber daya manusia di Kecamatan dilakukan atas wewenang atau

kebijakan Kepala Camat ataupun pertukaran pegawai/mutasi.

Selanjutnya, mengenai pengembangan kanal akses.Pengembangan kanal akses

sangat perlu dilakukan guna menunjang dan memberikan kemudahan bagi OPD

terkait agar dapat terintegrasi dengan sistem dan juga OPD atau seluruh Kecamatan di

Kota Serang. Didalam sistem simral ini selain mengakses berbagai informasi terkait

perencanaan pembangunan, penganggaran dan pelaporan , simral pun terintegrasi ke

seluruh OPD di Kota Serang. Oleh karena itu pengembangan kanal akses perlu

dikembangkan agar memperlancar kerja sistem simral dan mempermudah OPD atau

Kecamatan di Kota Serang dalam mengakses sistem simral.

Hal ini diungkapkan oleh Bapak Tb. A. Teguh Prihadi selaku Kepala Bidanag

Layanan E-government sebagai berikut :

“Pengembangan kanal akses memang sedang dilakukan dibarengi dengan

pengembangan sistem simral, kanal akses ini sangat penting karena kan

bersangkutan dengan seluruh OPD dan Kecamatan Kota Serang jadi harus

benar benar dikembangkan agar sistem lebih baik dan mudah diakses. Maka

dari itu kami bekerja sama dengan Bappeda Banyuwangi terkait simral karena

simral yang dimiliki Banyuwangi ini mudah diakses dan dimodifikasi jadi

dapat mempermudah berbagai pihak yang terkait”.(Wawancara, Selasa 13

Page 121: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

104

November 2018)

Hal senada pun diungkapkan oleh Teknisi Diskominfo Kota Serang yaitu

Bapak Ukon, beliau mengungkapkan sebagai berikut:

“Kanal akses itu berada dalam sistem simral ini jadi berbarengan

pengembangannya, tujuan di kembangkannya sistem ini memang untuk

mempermudah dan terintegrasi dengan berbagai pihak yang terkait seperti

OPD dan kecamatan untuk lebih baik lagi kedepannya”.(Wawancara, Selasa

13 November 2018)

Selain itu Bapak Akhmad Saefulrohim selaku Kepala Sub Bidang

Perencanaan Pembangunan Bappeda Kota Serang pun mengungkapkan terkait

pengembangan kanal akses pada sistem simral sebagai berikut:

“Pengembangan kanal akses pasti dilakukan karena terkait banyak pihak kan,

kita ingin mempermudah OPD dan Kecamatan seluruh Kota Serang dalam

mengakses sistem simral. Maka dari itu kami bekerja sama dengan Bappeda

Banyuwangi yang memiliki simral yang mudah diakses oleh berbagai pihak”

(wawancara, senin 5 november 2018)

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa

pengembangan kanal akses memang sudah dilakukan oleh Bappeda Kota Serang

dibarengi dengan pengembangan sistem simral dengan bertujuan untuk memudahkan

seluruh OPD dan Kecamatan di Kota Serang dalam mengakses sistem simral dan

terintegrasi dengan baik antara sistem simral dengan seluruh OPD yang terkait.

Sehingga baik penyusunan perencanaan pembangunan, penganggaran dan pelaporan

dapat dengan mudah , efektif dan efisien nantinya.

Selain itu juga untuk pengadaan SDM di Bappeda Kota Serang dilakukan

Page 122: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

105

setiap periode yang ditentukan tetapi tidak setiap periode SDM di bidang

Perencanaan pembangunan bertambah karenatidak setiap pengadaan SDM tidak

semua bidang bertambah SDM nya termasuk bidang perencanaan pembangunan. Di

kantor Bappeda Kota Serang sendiri, pengadaan SDM dilakukan jika terjadi adanya

kebutuhan pegawai pada ruang/tempat kosong pada posisi tertentu, terutama posisi

yang khusus menangani sistem simral.

Begitu pula halnya di seluruh Kecamatan di Kota Serang untuk pengadaan

SDM pun dilakukan disetiap periode yang ditentukan atau adanya rolling pegawai

kecamatan, adapun penambahan SDM di lain periode yang sudah di tentukan

merupakan wewenang ataupun kebijakan kepala kecamatan dan pejabat kecamatan

lainnya.

4.3.6 Capital (Permodalan)

Capital adalah menyangkut pola permodalan proyek e-government yang

dilakukan terutama yang berkaitan dengan biaya setelah proyek selesai dilakukan

seperti untuk keperluan pemeliharaan dan perkembangan, disini tim harus

memikirkan jenis-jenis model pendapatan yang mungkin untuk diterapkan di

pemerintahan.

Menyangkut pola permodalan dalam penerapan e-government, permodalan

sangat dibutuhkan untuk membiayai pelaksanaan penerapan e-government.Hal

tersebut dikarenakan permodalan merupakan faktor yang sangat penting dan harus

Page 123: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

106

ada untuk dapat melakukan suatu hal.Karena tanpa adanya pembiayaan yang

dilakukan, tujuan dari adanya suatu pelaksanaan aktivitas kegiatan tidak dapat

tercapai dengan baik.Oleh karena itu pola permodalan yang baik sangat dibutuhkan

guna menunjang berbagai pelaksanaan pelayanan perpajakan yang dilakukan secara

elektronik online tersebut.

Di Bappeda Kota Serang, pola permodalan yang dilakukan sudah sesuai

dengan apa yang telah ditetapkan. Jika dalam hal pengadaan sistem, jaringan layanan,

pengembangan aplikasi, pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur dan lain

sebagainya, modal atau anggaran yang digunakan adalah langsung dari Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang yang bersumber dari APBD yang

diberikan langsung kepada Bappeda Kota Serang dan Diskominfo Kota Serang.

Mengenai adanya pola permodalan yang dilakukan di Bappeda KotaSerang

dalam penerapansimral di Bappeda Kota Serang, peneliti mencoba mengkonfirmasi

mengenai hal tersebut kepada Bapak Arif Rediwinata selaku Kepala Sub Bidang

Penyusunan APBD dan mengungkapkan sebagai berikut :

“Berbicara pola permodalan dalam penerapan simral semua modal berasal

dari APBD, dan kami terima mateng dari Bappeda Kota Serang. Maksud

terima mateng itu jadi perencanaan dari sana dan penganggarannya seperti apa

nanti kita input. Siklus ada di apbd dari mulai perencanaan pelaksanaan

sampai pertanggung jawaban. Di bappeda itu bagian dari perencanaan kemana

nih arahnya pembangunan kota serang yang dituahkan ke rkpd setiap tahun

kemudian dari rkpd itu dilanjutkan ke ppas penganggaran, jadi kita punya

uang berapa di bagi lah oleh bappeda jadi bappeda yang membagi sesuai

prioritas”. (Wawancara, Senin 19 November 2018)

Adapun pernyataan lainnya terkait anggaran atau permodalan dalam

Page 124: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

107

penerapan simral di Bappeda Kota Serang, baik permodalan terkait pengembangan

ataupun pemeliharaan infrastruktur, pengelolaan sistem dan lain sebagainya. Hal

tersebut diungkapkan oleh Bapak Akhmad Saefulrohim selaku Kepala Sub Bidang

Perencanaan Pembangunan Bappeda Kota Serang, mengungkapkan sebagai berikut:

“Anggaran untuk pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan sistem simral

itu berasal dari APBD yang di kelola oleh BPKAD. Jadi kita mempunyai

perencanaan yang sudah di input dengan berbagai tahap, lalu dari pihak

BPKAD nanti menginput anggarannya. Setelah anggaran sudah diberikan

kepada Bappeda maka Bappeda akan membagikan anggaran tersebut sesuai

dengan kebutuhan seperti contohnya membayar sewa simral kepada BPPT,

atau biaya pengembangan simral yang sekarang sedang kita lakukan”.

(Wawancara, Senin 5 November 2018)

Hal senada pun di ungkapkan oleh Bapak Tb. A. Teguh Prihadi Selaku Kepala

Bidang Layanan E-government Diskominfo Kota Serang terkait anggaran dalam

pengembangan dan penerapan simral, beliau mengungkapkan sebagai berikut :

“Untuk pihak diskominfo dalam hal anggaran itu menangani terkait

pemeliharaan dan pengembangan yang sedang dilakukan untuk saat ini,

anggaran infrastruktur dari diskominfo semua, untuk anggaran semenjak

2017-2018 itu ada di anggaran bappeda simral bppt untuk

pembayaran.contohnya seperti membayar ke BPPT dalm hal sewa simral yang

sekarang ini.Sumber anggaran yang kami terima itu semua berasal dari

APBD” (Wawancara, Selasa 13 November 2018)

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan para informan, dapat

diketahui bahwa berbagai modal/anggaran biaya yang tersedia di Bappeda Kota

Serang dialokasikan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang

yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Serang.

Pengalokasian anggaran yang dilakukan oleh BPKAD Kota Serang tersebut

Page 125: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

108

dialokasikan untuk berbagai kegiatan terkait penerapan simral di Bappeda Kota

Serang seperti pengelolaan, pemeliharaan infrastruktur, pengembangan sistem dan

lain sebagainya.

4.4 Pembahasan

Pembahasan merupakan isi dari analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan

dilapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan. Dalam pembahasan

ini peneliti menggunakan teori penerapan e-government menurut Indrajit (2005:18)

yang meliputi enam indikator sebagai berikut :content development (pengembangan

aplikasi, competency building (pelatihan dan pengembangan kompetensi),

connectivity (ketersediaan infrastruktur), cyber laws (kerangka dan perangkat

hukum), citizen interfaces (pengadaan sdm dan pengembangan kanal akses), capital

(pola permodalan).

4.4.1 Content Development (Pengembangan Aplikasi)

Bappeda Kota Serang dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan

perencanaan pembangunan Kota Serang, merancang sistem pengelolaan informasi di

beberapa bidang tugasnya. Sistem yang dikembangkan ini sesuai dengan kebijakan

Bappeda Kota Serang dan OPD terkait untuk memaksimalkan kemandirian dan

mengurangi ketergantungan terhadap pihak – pihak lain. Sistem yang dikembangkan

merupakan sistem informasi terpadu yang mencakup bidang – bidang perencanaan

Page 126: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

109

pembangunan daerah dan kebutuhan anggarannya, keuangan daerah dan untuk

kebutuhan para eksekutif pemerintah Kota Serang yakni Sistem Informasi

Perencanaan, Penganggaran dan Laporan (SIMRAL).

Bappeda Kota Serang berusaha untuk meningkatkan sistem simral dalam

pengolahan data maupun informasinya untuk memberikan kemudahan bagi para

operator dan OPD terkait dalam pengaksesan sistem ini. Mengingat pentingnya fungsi

pengelolaan data dan informasi terkait sistem simral, terutama untuk mendukung

proses perencanaan pembangunan daerah Kota Serang yang terkait dengan OPD,

maka wajar kalau Bappeda Kota Serang berupaya untuk menempatkan pengelolaan

data dan informasi terkait simral pada tempat yang setara dengan pengelolaan sumber

daya lainnya seperti sumber daya manusia, keuangan, waktu dan lainnya.

Perlu diketahui bahwa dalam pelaksanaan penerapansimral diBappeda Kota

Serang, pelaksanaan dan pengelolaannya dilakukan oleh beberapa pihak. Selain para

Kepala Bidang dan operator sebagai pelaku utama dalam proses pelaksanaan

kegiatan, pihak lain juga mempunyai peran penting dalam kegiatan perencanaan

pembangunan daerah melalui sistem simral tersebut.

Pelaksanaan penerapan simraldi Bappeda Kota Serang pada berbagai sistem

dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan yang

dilakukan dan diberikan kepada OPD terkait dan seluruh Kecamatan di Kota Serang.

Dalam melakukan pelaksanaan penerapan simral yang dilakukan perlu

memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor apa yang sudah menjadi

Page 127: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

110

ketentuan dalam melakukan penerapan simral. Karena seperti kita ketahuiberbagai

pelaksanaan penerapan simraltidak dapat berjalan dengan baik jika tidak ditunjang

dengan berbagai hal yang sudah menjadi ketentuannya, seperti perencanaan yang

baik, ketersediaan infrastruktur penunjang, serta pengalokasian anggaran/biaya dan

penunjang lainnya yang dapat mendukung pelaksanaan penerapan simraldengan baik

dan optimal.

Pengembangan sistem simral yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang dan

Diskominfo Kota Serang di latar belakangi oleh beberapa hambatan yang tidak sesuai

dengan kebutuhan yang di hadapi operator – operator simral dan OPD terkait. Hal ini

tentu sangat menghambat proses penginputan data - data perencanaan, dimana data

yang di input tidak sedikit. Selain itu sistem simral BPPT tidak bisa di modifikasi

sesuai dengan kebutuhan operator, maka dari itu Bappeda Kota Serang dan

Diskominfo Kota serang mencari solusi untuk sistem simral ini dengan melakukan

pengembangan pada sistem simral.

Pelaksanaan pengembangan sistem simral di instruksikan langsung oleh KPK

yang bertujuan untuk memudahkan kepada OPD yang menangani sistem simral dan

proses perencanaan pembangunan daerah serta penganggarannya bisa diakses lebih

mudah. Sebelum Bappeda Kota Serang dan Diskominfo Kota Serang melakukan

pengembangan pada sistem simral, Bappeda Kota Serang melakukan pertemuan

dengan BPPT yang membicarakan tentang permasalahan yang dihadapi oleh operator

dan OPD terkait di Kota Serang.

Hasil dari pertemuan Bappeda Kota Serang dengan BPPT terkait simral yaitu

Page 128: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

111

Bappeda Kota Serang dibantu oleh Diskominfo Kota Serang akan bekerja sama

dengan Pemerintah Banyuwangi dalam pengembangan sistem simral. Alasan

Bappeda Kota Serang bekerja sama dengan Pemerintah Banyuwangi yaitu karena

sistem simral yang dimiliki oleh Pemerintah Banyuwangi untuk saat ini merupakan

sistem simral yang terbaik dan di akui pula oleh KPK. Selain itu sistem simral yang

dimiliki oleh Bappeda Banyuwangi ini dapat di peroleh sepenuhnya dengan gratis

atau tidak adanya biaya sewa seperti sistem simral BPPT yang setiap tahunnya harus

membayar sewa dan sistem simral Bappeda Banyuwangi dapat dengan mudah di

modifikasi sesuai dengan kebutuhan yang berubah – ubah.

Dalam pelaksanaannya, kini pihak Bappeda Kota Serang telah melakukan

berbagai pengembangan terhadap sistem yang ada, hal tersebut dapat kita lihat dari

adanya berbagai perkembangan aplikasi yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang

dan Diskominfo Kota Serang terhadap sistem simral tersebut.

Pengembangan sistem yang dilakukan dapat dikatakan sudah berjalan dengan

baik. Hal tersebut dapat kita ketahui dengan sudah hampir selesainya proses

pengembangan sistem simral yang dilakukan oleh Diskominfo dan Bappeda Kota

Serang.Pengembangan aplikasi yang dilakukan, dalam hal ini adalah pengembangan

aplikasi terhadap sistem simral.seperti pengembangansistem layanan, fitur tampilan,

pengembangan program, pengembangan aplikasi sistem data dan lain sebagainya.

Pengembangan aplikasi terhadap berbagai sistem tersebut telah dilakukan oleh pihak

Bappeda Kota Serang dan Diskominfo Kota Serang melalui bagian/bidang yang

Page 129: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

112

secara langsung telah ditunjuk dan memiliki tugas dalam melakukan pengembangan

aplikasi terhadap sistem yang ada.Sehingga karena hal tersebut penggunaan sistem

nantinya akan semakin mudah untuk dilakukan oleh operator didalam melakukan

kegiatan proses perencanaan pembangunan.

Pengembangan sistem simral ini dilatar belakangi oleh suatu hal teknis dan

kebijakan dari pimpinan dan tidak sesuainya sistem simral dari BPPT dengan

kebutuhan sistem kota serang yang di setiap minggu atau bulannya berubah dan sulit

di modifikasi oleh operator simral selain itu agar memudahkan dalam menghitung

persentase keberhasilan perencanaan melalui simral atau secara otomatis. Hal ini

ditandai dengan sulitnya sistem ini di sesuaikan dengan kebutuhan operator simral

dan menghambat proses penginputan perencanaan pembangunan dengan sistem

simral. Selain itu sistem simral produk BPPT ini tidak diberikan sepenuhnya kepada

Bappeda Kota Serang dan simral dari BPPT ini disewakan oleh BPPT kepada

Bappeda dan disetiap tahunnya Bappeda harus membayar sewa simral ini kepada

BPPT.

Oleh karena itu Bappeda Kota Serang dan Diskominfo Kota Serangmelakukan

pengembangan terhadap sistem simral ini dan bekerja sama dengan Bappeda

Banyuwangi, dimana Bappeda Banyuwangi sudah lama menerapkan sistem simral di

daerahnya dan sudah diakui oleh KPK bahwa sistem simral Banyuwangi merupakan

sistem simral terbaik untuk saat ini.

Pengembangan sistem simral yang dilakukan oleh Diskominfo dan Bappeda

Page 130: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

113

Kota Serang untuk saat ini sudah hampir selesai dan sudah sampai pada tahap

perpindahan data dari simral BPPT kepada simral Banyuwangi. Bappeda Kota Serang

dan Diskominfo Kota Serang menginginkan pengembangan sistem simral ini sudah

selesai sebelum perencanaan pembangunan tahun depan dimulai, karena dengan

sistem simral yang baru ini dapat mempermudah seluruh operator, OPD dan

Kecamatan Kota Serang dalam mengakses dan menginput data perencanaan

pembangunan yang sudah dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan masing-

masing.

4.4.2 Competency Building (Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi)

Pelatihan dan pengembangan kompetensi merupakan proses pendidikan

jangka pendek yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir sehingga

tenaga kerja atau pegawai mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk

tujuan tertentu. Pelatihan dan pengembangan kompetensi kepada sumber daya

manusia sangat penting, karena dengan dilakukannya pelatihan dan pengembangan

kompetensi terhadap sumber daya manusia akan memberikan pengetahuan dan

keahlian mendalam terkait pelatihan atau pengembangan kompetensi yang dilakukan.

Sebelum dilakukannya pengembangan kompetensi perlu diperhatikan adanya standar

kompetensi, standar kompetensi digunakan sebagai dasar untuk dilakukannya

pengembangan pada sumber daya manusia agar pelaksanaan pengembangan

Page 131: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

114

kompetensi yang dilakukan terarah dan terlaksana dengan baik.

Pelatihan dan pengembangan kompetensi terkait sistem simral sudah

dilakukan oleh Bappeda Kota Serang kepada seluruh OPD dan Kecamatan Kota

Serang. Pelatihan dan pengembangan kompetensi bertujuan untuk meningkatkan

kinerja pegawai dan mengembangkan kompetensi sistem simral agar proses

penerapan, pemeliharaan dan pengembangan sistem simral dalam perencanaan

pembangunan Kota Serang berjalan dengan baik.

Pelatihan dan pengembangan kompetensi terhadap para pegawai di Bappeda

Kota Serang, terutama untuk pegawai yang khusus menangani pengoprasian sistem

simral memang ada dan sudah dilakukan yang di adakan oleh BPPT melalui Bappeda

Kota Serang. Jenis pelatihannya pun bermacam-macam seperti Bimbingan Teknis

(Bimtek), Pelatihan dan Sosialisasi Perencanaan dan Anggaran, Pelatihan Operator,

dan sebagainya.

Namun pada kenyataannya berbagai pelatihan dan pengembangan kompetensi

yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang untuk OPD dan seluruh Kecamatan di

Kota Serang masih sangat jarang dilakukan.Terbukti dengan adanya beberapa

pernyataan dari operator simral terkait pelatihan dan pengembangan kompetensi yang

hanya dilakukan pada awal sistem simral ini akan diterapkan pada awal tahun 2017

berupa pelatihan dan bimbingan praktek pengoprasian sistem simral. Selain

bimbingan praktek pengoprasian simral kepada seluruh operator, beberapa bulan yang

lalu pun Bappeda Kota Serang mengadakan pelatihan dan sosialisasi terkait sumber

daya manusia terutama kepada seluruh operator simral.

Page 132: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

115

Tidak rutinnya pengadaan pelatihan dan pengembangan yang dilakukan atau

diadakan oleh Bappeda Kota Serang berdampak kepadasebagian operator simral

yang berada di kecamatan terkadang merasa kesulitan dalam pengoprasian sistem

simral karena operator tidak menguasai sistem simral tersebut. Hal tersebut

disebabkan karena pelaksanaan pelatihan dan pengembangan kompetensi terhadap

operator simral tidak rutin dilakukan.Sehingga hal tersebut menyebabkan kegiatan

pelatihan dan pengembangan kompetensi yang dilakukan, para operator tidak dapat

meningkatkan kemampuan serta keahlian yang mereka miliki.Selain itu juga mereka

menjadi kurang memperoleh dan mengembangkan pengetahuan baru terkait sistem

simral di Kota Serang.

Seharusnya pelatihan dan pengembangan kompetensi rutin dilakukan

beberapa bulan sekali. Hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan

kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai, terutama pelatihan dan

pengembangan kompetensi yang dilakukan terhadap operator sistem simral yang

memiliki tugas dalam menginput perencanaan pembangunan Kota Serang yang harus

memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan tugasnya, agar

proses perencanaan pembangunan daerah melalui sistem simral ini menjadi lebih baik

dan dapat membantu proses perencanaan pembangunan daerah menjadi lebih efektif

dan efisien.

Karena pada dasarnya pelatihan dan pengembangan kompetensi sangat perlu

dilakukan dan diberikan kepada pegawai/operator sistem simral dalam rangka

mengembangkan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki. Sehingga dengan

Page 133: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

116

adanya pelatihan dan pengembangan kompetensi yang dilakukan, hal tersebut dapat

menambah kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para operator

terhadap apa yang sudah menjadibidangnya dan dapat mempermudah proses

perencanaan pembangunan melalui sistem simral.

4.4.3 Connectivity (Ketersediaan Infrastruktur)

Infrastruktur merupakan suatu wadah untuk menopang kegiatan-kegiatan

dalam satu ruang.Ketersediaan infrastruktur memberikan akses mudah bagi

pemerintah terhadap sumber daya manusia sehingga dapat meningkatkan efisiensi

dan produktivitas dalam melakukan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah kepada

sumber daya manusia.

Pada dasarnya ketersediaan infrastruktur merupakan elemen utama penunjang

berbagai kegiatan yang dilakukan, karena tanpa ditunjang atau didukung dengan

adanya ketersediaan infrastruktur yang memadai, maka berbagai kegiatan yang

dilakukan pun tidak dapat berjalan dengan baik dan optimal. Ketersediaan

infrastruktur salah satu hal yang sangat penting dalam pembangunan di suatu daerah,

dimana infrastruktur berperan penting sebagai sarana ataupun prasarana pendukung

dalam suatu proses pembangunan daerah.

Ketersediaan infrastruktur komunikasi dan teknologi informasi sangat

diperlukan guna menunjang pelaksanaan penerapansistem simraldi Bappeda Kota

Serang. Mengenai ketersediaan infrastruktur yang ada di Bappeda Kota Serang, baik

Page 134: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

117

infrastruktur sarana prasarana maupun infrastruktur jaringan, ketersediaan

infrastruktur yang tersedia guna menunjang berbagai kegiatan perencanaan

pembangunan daerah Kota Serang melalui sistem simral yang dilakukan secara

elektronik online ini dapat dikatakan memang masih kurang cukup memadai.

Sebagian infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang memiliki kondisi yang

yang kurang baik yaitu infrastruktur pendukung yang sudah tidak memadai untuk

dapat digunakan.

Namun, di lain sisi masih cukup banyak pula kondisi infrstaruktur penunjang

seperti komputer, printer/mesin pencetak dan lain sebagainya yang tersedia sudah

mengalami kerusakan atau tidak layak dipakai. Dengan adanya pernyataan –

pernyataan dari operator kecamatan yang menyatakan bahwa infrastuktur yang berada

di seluruh Kecamatan di Kota Serang belum cukup baik karena infrastruktur yang ada

sebagian sudah ada yang tidak berfungsi seperti komputer/laptop, printer, dan wifi

sebagai infrastruktur penunjang untuk mengakses sistem simral seringkali mengalami

gangguan. Hal ini sangat disayangkan karena infrastruktur merupakan elemen yang

sangat penting dalam proses penerapan sistem simral di kota serang, terutama proses

penerapan yang dimulai dari bawah yaitu kecamatan, tetapi dengan keadaan

infrastruktur yang sebagian besar sudah tidak berfungsi seperti komputer dan wifi ini

sangat menghambat proses penerapan sistem simral terutama proses penginputan data

perencanaan melalui sistem simral yang membutuhkan infrastruktur penunjang yang

baik agar proses pengaksesan dan penginputan data berjalan dengan lancar.

Untuk pergantian dan perbaikan infrastruktur yang sudah tidak bisa dipakai

Page 135: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

118

sudah diajukan olehKecamatan di Kota Serang dan sudah mengikuti prosedur yang

ditentukan, pengajuan dan pengadaan infrastruktur yang sudah diajukan biasanya

memakan waktu yang cukup lama dan tidak pasti waktunya. Jadi untuk saat ini

operator simral terkadang memakai sarana pribadi seperti laptop atau wifi dari

handphone untuk menunjang proses perencanaan pembangunanan dan mengakses

sistem simral.

Selain itu keadaan infrastruktur di Bappeda Kota Serang pun tidak jauh

berbeda dengan seluruh Kecamatan di Kota Serang, operator simral Bappeda Kota

Serang saat ini memakai sarana pribadi seperti laptop.Untuk keadaan infrastuktur

jaringan komunikasi di Bappeda Kota Serang yaitu wifi masih cukup baik walaupun

terkadang eror dan keadaan server simral sendiri masih berada di BPPT karena

Bappeda Kota Serang pada saat ini masih mensewa server kepada BPPT. Jadi ketika

server eror dan sistem simral tidak bisa diakses oleh admin ataupun operator simral

maka pihak Bappeda Kota Serang hanya bisa menunggu dengan mengkonfirmasi

kepada BPPT, hal tersebut sangat menghambat dan mengganggu kerja operator dan

pegawai lainnya karena perbaikan server terkadang tidak pasti berapa lama akan

kembali normal.

Sehingga dengan berbagai ketersediaan infrastruktur yang tersedia di Bappeda

Kota Serang ataupun di seluruh Kecamatan Kota Serang baik infrastruktur sarana

prasarana maupun infrastruktur jaringan yang masih kurang baik dan kurang

memadai, hal tersebut dapat menghambat berbagai proses pengaksesan sistem simral

dan karena hal itu berbagai aktivitas terkait sistem simral yang dilakukan baik oleh

Page 136: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

119

Bappeda Kota Serang ataupun Seluruh Kecamatan di Kota Serang menjadi terhambat

karena kondisi infrastruktur penunjang yang kurang memadai dan proses pergantian

infrastruktur yang cukup lama.

4.4.4 Cyber Laws (Kerangka dan Perangkat Hukum)

Cyber law merupakan hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya)

yang umumnya diasosiasikan dengan internet.Cyber law merupakan salah satu aspek

hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang

perorangan atau subyek hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi

internet yang dimulai pada saat online.Cyber law dimaksudkan sebagai inventarisasi

atas persoalan-persoalan atau aspek-aspek hukum yang berkaitan dengan pemanfaat

internet. Ruang lingkup cyber law ini berkaitan dengan persoalan-persoalan atau

aspek hukum dari e-commerce, trademark/domain names, copyright, e-government

dan lain-lain.

Perangkat hukumkonsep e-government terkait dengan usaha penciptaan dan

pendistribusiandata/informasi dari suatu pihak terhadap pihak lain, masalah

keamanan data atau informasi dan hak cipta intelektual. Pemerintah harus memiliki

perangkat hukum yang menjamin terciptanya mekanisme e-government yang

kondusif.Karena perangkat hukum dalam pemerintahan sangat penting sebagai

pedoman untuk melakukan segala aktivitas pemerintahan yang dijadikan acuan dalam

setiap tahap pelaksanaan kegiataan di pemerintahan.

Page 137: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

120

Keberadaan perangkat hukum yang berada di Bappeda Kota Serang sudah ada

terutama mengenai penerapan e-government pada sistem simral, keberadaan dan

ketersediaannya sudah cukup baik dan dapat dijadikan dasar hukum yang sah dan

sahih sebagai aturan yang dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan penerapan e-

government seperti sistem simral tersebut. Untuk pelaksanaan e-government di

pemerintahan berpedoman pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95

Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dan adapula Peraturan

Menteri Nomor 5 Tahun 2018 terkait Pedoman Evaluasi Sistem Pemerintahan

Berbasis Elektronik.

Keberadaan perangkat hukum yang dijadikan dasar dalam penerapan sistem

simral tersebut sudah ada sejak dikeluarkannya atau diterapkan sistem simral di Kota

Serang.Sehingga dalam pelaksanaannya pun pihak Bappeda Kota Serang mempunyai

dasar hukum yang jelas untuk dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan

berbagai jenis penerapan, pemeliharaan dan pengembangan sistem simral secara

elektronik online tersebut.

Dalam perencanaan pembangunan daerahKota Serang yang dilaksanakan

dengan menggunakansistem simral yang dilakukan berpedoman pada Permendagri

Nomor 86 Tahun 2017 mengenai tata cara perencanaan, pengendalian, dan evaluasi

pembangunan daerah pada instansi pemerintah. Pada Permendagri Nomor 86 Tahun

2017 didalamnya menjelaskan terkait ranncangan perencanaan pembangunan dimulai

dari rencana perencanaan pembangunan 5 tahunan hingga rencana perencanaan

pembangunan 20 tahunan, anggaran terkait perencanaan pembangunan, isu strategis

Page 138: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

121

dan dampak permasalahan yang akan dihadapi. Selain itu Permendagri Nomor 86

Tahun 2017 pun memaparkan terkait tata acara evaluasiperaturan daerah tentang

RPJPD,RPJMD dan RKPD.

Selain itu upaya dalam mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan

yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara

efektif dan efisien yaitu berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003

tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangane-governmentyang memuat

langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi dan kewenangan masing-

masing guna terlaksananya pengembangan e-government secara nasional dengan

berpedoman pada Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government, dan

merumuskan rencana tindak di lingkungan instansi masing-masing.

Untuk perangkat hukum lainnya yang mendasari sistem simral adalah UU

Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi publik, selain untuk

keterbukaan informasi publik kepada pegawai ataupun masyarakat terkait pelaksaan

penerapan seperti sistem simral, adapula hukum yang mendasari untuk para pejabat

pemerintah terkait pengelolaan komunikasi publik terkait komunikasi dan informatika

dan penyebaran informasi secara efektif dan efisien yaitu Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik.

Selain itu untuk perangkat hukum yang mendasari pengembangan sistem

simral yang sedang dilakukan sekarang oleh Bappeda Kota Serang dan Diskominfo

Kota Serang dengan bekerja sama pemerintah Banyuwangi yaitu Perwal Kota Serang

Nomor 47 tahun 2017 tentang pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

Page 139: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

122

dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dan Instruksi Presiden Republik Indonesia

Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pengembangan dan Pendayagunan Telematika di

Indonesia.

4.4.5 Citizen Interfaces (Pengadaan SDM dan Pengembangan Kanal Akses)

Pengadaan sumber daya manusia merupakan upaya proses untuk memperoleh

jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja

yang dibutuhkan oleh instansi pemerintah. Tujuan pengadaan sumber daya manusia

adalah Menerima pelamar sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari

berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjaring calon pegawai dengan

kualitas tertinggi dari yang terbaik dan mendapatkan sumber daya manusia yang

memiliki kompetensi yang baik.

Pengadaan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pengembangan berbagai kanal

akses sangat perlu dilakukan guna menunjang berbagai kegiatan yang

dilakukan.Karena pada dasarnya sumber daya manusia merupakan penunjang utama

dalam melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan.Mengenai pengadaan sumber

daya manusia di Bappeda Kota Serang, memang dilakukan setiap

periodenya.Pengadaan yang dilakukan biasanya dialokasikan untuk beberapa bagian

tertentu di Bappeda Kota Serang yang membutuhkan sumber daya manusia.

Pengadaan sumber daya manusia di Bappeda Kota Serang dilakukan setiap

periode yang ditentukanoleh pemerintah pusat ataupun daerah. Pengadaan sumber

daya manusia didasari atas kebutuhan atau penambahan pegawai di setiap kantor

Page 140: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

123

ataupun instansi pemrintahan. Pengadaan sumber daya manusia di Bappeda Kota

Serang selalu bertambah atau mengalami rolling/pergantian pegawai tetapi tidak

setiap periode pengadaan sumber daya manusia seluruh bidang di Bappeda Kota

Serang bertambah seperti di bidang Perencanaan pembangunan Bappeda Kota

Serang.

Jumlah pegawai yang ada di bidang perencanaan pembangunan Bappeda Kota

Serang yaitu ada 9 (Sembilan) pegawai termasuk dengan Kepala Sub Bidang

Perencanaan Pembangunan.Dengan jumlah tersebut pada bidang perencanaan

pembangunan tidak sebanding dengan banyaknya pekerjaan atau kegiataninstansi

yang ada di Bappeda Kota Serang ataupun di Bidang Perencanaan

Pembangunan.Sembilan pegawai yang berada di bidan perencanaan pembangunan

terbagi atas beberapa tugas, salah satunya yaitu pengelolaan sistem simral.pada

pengelolaan sistem simral hanya ada 2 orang pegawai yaitu operator sistem simral

dan operator anggaran. Dengan keterbatasan pegawai yang berada di bidang

Perencanaan Pembangunan dapat menyebabkan pegawai tidak fokus dan pekerjaan

tidak dapat berjalan dengan efektif karena terbatasnya tenaga pegawaisehingga dapat

menghambat salah satu tugas pegawai yaitu mengelola sistem simral.

Di kantor Bappeda Kota Serang sendiri pengadaan sumber daya manusia

dilakukan jika terjadi adanya kebutuhan pegawai pada ruang atau tempat kosong pada

posisi tertentu, terutama posisi yang khusus menangani sistem simral, pengadaannya

pun atas kebijakan dan wewenang pihak Bappeda Kota Serang. Adapun ketika ada

pengadaan sumber daya manusia harus mengikuti prosedur yang ada dan itu cukup

Page 141: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

124

memakan waktu yang lma karena harus mengikuti tahap tahap pengadaan sumber

daya manusia yang sudah ditentukan.

Begitu pula halnya di seluruh Kecamatan di Kota Serang untuk pengadaan

sumber daya manusia pun dilakukan disetiap periode yang sudah ditentukan, adapun

penambahan sumber daya manusia di lain periode yang sudah ditentukan, hal itu atas

wewenang ataupun kebijakan kepala kecamatanataupun pejabat kecamatan

terkait.Selain itu kecamatan pun melakukan rolling/pergantian pegawai di setiap

bidangnya yang bertujuan untuk para pegawai agar pegawai tidak merasakan jenuh

dan dapat mengembangkan potensi pegawai.

Untuk pengembangan kanal akses di Bappeda Kota Serang sudah dilakukan

bersamaan dengan pengembangan sistem simral. Pengembangan kanal akses ini

bertujuan untuk memudahkan seluruh OPD dan Kecamatan di Kota Serang dalam

mengakses sistem simral dan dapat terhubung dengan baik antara sistem simral

dengan seluruh OPD dan Kecamatan terkait, sehingga proses penyusunan

perencanaan pembangunan melalui sistem simral dapat dengan mudah , efektif dan

efisien. 99

4.4.6 Capital (Permodalan)

Capital (permodalan) terkait pola permodalan proyek pada e-government yang

dilakukan terutama yang berkaitan dengan biaya setelah proyek selesai dilakukan

seperti untuk keperluan pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan e-government,

Page 142: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

125

dalam proyek e-government harus memikirkan jenis-jenis model pendapatan yang

mungkin akan diterapkan di pemerintahan.

Menyangkut pola permodalan dalam penerapan e-government, permodalan

sangat dibutuhkan untuk membiayai pelaksanaan penerapan e- government.Hal

tersebut dikarenakan permodalan merupakan faktor yang sangat penting dan harus

ada untuk dapat melakukan suatu hal.Karena tanpa adanya pembiayaan yang

dilakukan, tujuan dari adanya suatu pelaksanaan aktivitas kegiatan tidak dapat

tercapai dengan baik.Oleh karena itu pola permodalan yang baik sangat dibutuhkan

guna menunjang berbagai pelaksanaan pelayanan perpajakan yang dilakukan secara

elektronik online tersebut.

Pola permodalan di Bappeda Kota Serang terkait sistem simral sudah

ditetapkan sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh peraturan yang ada.

Permodalan dalam sistem ini terbagi seperti permodalan perencanaan pembangunan,

pemeliharaan, pengembangan sistem, infrastruktur sistem jaringan dan lain

sebagainya.Untuk semua anggaran atau permodalan pada penerapan sistem simral ini

bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang di kelola oleh

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang.

Permodalan untuk perencanaan pembangunan melalui sistem simral diberikan

langsung oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang kepada

Bappeda Kota Serang, dengan sebelumnya pihak Bappeda Kota Serang menginput

terlebih dahulu perencanaan dan penganggaran hasil dari musrenbang Kota Serang ke

dalam sistem simral, setelah itu di input pula oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan

Page 143: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

126

Aset Daerah Kota Serang.

Setelah perencanaan tersebut sudah berupa rencana kerja pembangunan

daerah (RKPD) dan di lanjutkan ke kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon

anggaran sementara (KUAPPAS), maka Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kota Serang akan memberikan anggaran atau modal kepada Bappeda Kota

Serang. Modal atau anggaran yang sudah diberikan oleh BPKAD kepada Bappeda

Kota Serang akan dibagi sesuai dengan prioritas yang sudah ditentukan dalam

musrenbang Kota Serang.

Untuk permodalan pemeliharaan dan pengembangan sistem simral yang di

kelola oleh Diskominfo Kota Serang pun sama halnya dengan permodalan

perencanaan pembangunan Bappeda Kota Serang yang bersumber dari APBD yang

mengelola yaitu BPKAD dan memberikan kepada Bappeda Kota Serang sesuai

dengan anggaran yang sudah di input kedalam sistem simral dan Bappeda Kota

Serang memberikan kepada Diskominfo Kota Serang untuk biaya pemeliharaan dan

pengembangan sistem simral. Anggaran untuk infrastruktur penunjang sistem simral

yang dikelola oleh Diskominfo Kota Serang sejak awal 2017-2018 seperti anggaran

untuk membayar sewa server dan aplikasi simral kepada BPPT, hal ini tercantum

pada anggaran Bappeda Kota Serang .

Page 144: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

127

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan pada penelitian yang

dilakukan, maka penyimpulan akhir tentang Analisis Penerapan Simral di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang yaitu:

1. Content Development (pengembangan aplikasi) yang dilakukan oleh Bappeda

Kota Serang dan Diskominfo Kota Serang sudah cukup baik karena

pengembangan sistem simral sudah dilakukan yang bekerja sama dengan

Pemerintah Banyuwangi ini sudah dalam tahap pemindahan data simral BPPT

ke dalam sistem simral yang sedang dikembangkan.

2. Competency Building (pelatihan dan pengembangan kompetensi) yang

dilaksanakan oleh Bappeda Kota Serang untuk para pegawai atau seluruh

operator simral di Kota Serang kurang baik, hal ini dikarenakan pelatihan dan

pengembangan kompetensi pegawai atau operator simral di kota serang masih

kurang dilakukan. Hal tersebut dikeluhkan oleh pegawai dan operator simral

yang menangani pengoprasian sistem simral yang terkadang kurang mengerti

dengan sistem simral.

3. Connectivity (ketersediaan infrastruktur) yang berada di Bappeda Kota Serang

dan seluruh Kecamatan di Kota Serang keadaanya kurang baik, hal ini

Page 145: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

128

dikarenakan infrastruktur seperti komputer, printer, server, wifi dan lainnya

dalam kondisi yang kurang baik, selain itu pihak Bappeda Kota Serang dan

seluruh Kecamatan di Kota Serang kurang maksimal dalam perbaikan dan

pergantian infrastruktur yang sudah rusak.

4. Cyber Law (kerangka dan perangkat hukum) dalam penerapan simral di

Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Serang sudah cukup baik, karena

perangkat hukum yang ada sudah di jadikan sebagai pedoman dalam proses

penerapan sistem simral ataupun dalam pelaksanaan sistem simral. contoh nya

Perwal Kota Serang Nomor 47 tahun 2017 yang mendasari Bappeda Kota

Serang dan Diskominfo Kota Serang dalam mengembangkan sistem simral.

5. Citizen interfaces (pengadaan SDM dan Pengembangan Kanal Akses) untuk

pengadaan sumber daya manusia di Bappeda Kota maupun di seluruh

Kecamatan Kota Serang kurang maksimal, karena di setiap pengadaan sdm

tidak semua bidang sdmnya bertambah seperti di bidang perencanaan

pembangunan di Bappeda Kota serang maupun di seluruh Kecamatan Kota

Serang. Selain itu untuk pengembangan kanal akses sistem simral sudah

cukup baik karena sudah dilakukan bersamaan dengan pengembangan sistem

simral.

6. Capital (permodalan) di Bappeda Kota Serang terkait sistem simral sudah

cukup baik. Permodalan dalam pelaksanaan, pemeliharaan dan pengembangan

sistem simral berasal dari APBD yang dikelola oleh Badan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah.

Page 146: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

129

5.2 Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Penerapan Simral di Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang, maka peneliti mencoba memberikan

saran atau masukan dari hasil penelitiannya yaitu:

1. Bappeda Kota Serang melakukan pelatihan dan pengembangan kompetensi

terkait sistem simral kepada seluruh operator atau instansi terkait secara rutin,

agar seluruh operator sistem simral dapat menguasai pengaksesan sistem

simral dan dapat mengembangkan pengetahuan yang sudah diberikan oleh

Bappeda Kota Serang.

2. Bappeda Kota Serang atau Kecamatan di Kota Serang melakukan perbaikan

dan pergantian atau penambahan infrastruktur seperti komputer, wifi, mesin

pencetak dan infrastruktur penunjang lainnya secara cepat agar proses

perencanaan pembangunan daerah Kota Serang melalui sistem simral berjalan

lebih efektif dan efisien.

3. Bappeda Kota Serang atau Kecamatan di Kota Serang perlu melakukan

penambahan pegawai khususnya operator sistem simral, hal ini dilakukan agar

dapat membantu operator simral yang jumlahnya terbatas dan proses

perencanaan pembangunan daerah melalui sistem simral dapat berjalan

dengan maksimal.

Page 147: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Moleong, I.J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosadakarya

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta

Indrajit, Richardus Eko. 2004, 2005. e-GOVERNMENT IN ACTION, Ragam

Kasus Implementasi Suskses di Berbagai Belahan Dunia. Yogyakarta: Andi.

Mulyana, Yoyo. 2005. Membangun Good Governance Dalam Meningkatkan

Pelayanan Publik di Daerah. Serang: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten.

Tarigan , Robinson. 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi

Aksara

Baratakusumah. Supriyadi Deddy. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah –

Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. Jakarta;

Gramedia Pustaka Utama

M.L. Jhingan. 1988. Pembangunan dari perencanaan. Jakarta;

Rajawali

Page 148: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Denhardt, Janet V. and Denhardt, Robert B. 2007. The

New Public Service. London : M.E. Sharpe Inc

Dokumen dan Peraturan Perundang – Undangan

Instruksi Presiden Republik Indonesia No.03 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan E-Government, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik

Peraturan Walikota Serang No 47 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Teknologi

Informasi dan Komunikasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Jurnal :

Liputo, Siti Mutia Nurcahyani. 2015. Penerapan E-Government Kelurahan di

Kantor Kelurahan Karampuang Kecamatan Panakukkan Kota Makasar

Universitas Hasanudin.

Wijaya, Aditya. 2015. Penerapan E-Government di Sekretariat Daerah Kabupaten

Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Dokumen :

Instruksi Presiden Republik Indonesia No.03 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan

Strategi Nasional Pengembangan E-Government, Jakarta.

Page 149: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Peraturan Walikota Serang No 7 Tahun 2017 tentang Pedoman Pemanfaatan

Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik

Sumber lain :

http://www.madaniplan.com/

http://www.ratuagung78.blogspot.com (diunduh pada 14 September 2018)

http://renimutiaablog.blogspot.com/2016/09/the-new-public service.html (diunduh

pada 21 oktober 2018)

Page 150: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 151: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 152: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 153: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 154: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 155: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 156: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 157: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 158: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 159: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 160: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 161: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 162: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 163: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 164: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 165: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 166: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 167: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 168: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 169: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 170: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 171: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 172: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 173: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 174: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 175: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 176: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 177: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 178: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 179: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

DAFTAR PROGRES USULAN KEGIATAN DESA/KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA KOTA SERANG

TAHUN 2019

: SERANGKECAMATAN 367301

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

PENDIDIKAN1101 760.000.000 760.000.000 0 03 3

10.000.000 10.000.000 0 01KEL Cimuncang1 1

750.000.000 750.000.000 0 01KEL Sukawana2 1

0 0 0 01KEL Cipete3 1

KESEHATAN1102 566.500.000 566.500.000 0 018 24

0 0 0 04KEL Serang1 4

15.000.000 15.000.000 0 02KEL Cipare2 2

47.500.000 47.500.000 0 03KEL Sumur Pecung3 3

14.000.000 14.000.000 0 02KEL Kota Baru4 2

100.000.000 100.000.000 0 01KEL Cimuncang5 1

25.000.000 25.000.000 0 02KEL Lontarbaru6 2

365.000.000 365.000.000 0 04KEL Kaligandu7 10

PEKERJAAN UMUM DAN PENATAANRUANG

1103 1.217.431.100.00 1.217.431.100.00 0 0123 189

0 0 0 025KEL Serang1 25

515.000.000 515.000.000 0 016KEL Cipare2 16

6.000.000 6.000.000 0 01KEL Kota Baru3 1

1.203.419.500.00 1.203.419.500.00 0 06KEL Lopang4 34

540.000.000 540.000.000 0 010KEL Cimuncang5 10

4.912.000.000 4.912.000.000 0 014KEL Unyur6 16

750.000.000 750.000.000 0 01KEL Sukawana7 1

398.100.000 398.100.000 0 014KEL Lontarbaru8 14

3.210.500.000 3.210.500.000 0 07KEL Kaligandu9 32

2.810.000.000 2.810.000.000 0 07KEL Terondol10 7

870.000.000 870.000.000 0 04KEL Kagungan11 4

0 0 0 018KEL Cipete12 29

PERUMAHAN RAKYAT DANKAWASAN PERMUKIMAN

1104 4.666.099.999 4.666.099.999 0 082 94

0 0 0 01KEL Serang1 1

983.100.000 983.100.000 0 019KEL Sumur Pecung2 19

202.000.000 202.000.000 0 011KEL Kota Baru3 11

385.000.000 385.000.000 0 02KEL Lopang4 5

1.441.000.000 1.441.000.000 0 036KEL Cimuncang5 36

407.000.000 407.000.000 0 02KEL Unyur6 2

80.000.000 80.000.000 0 04KEL Sukawana7 4

467.999.999 467.999.999 0 01KEL Kaligandu8 9

700.000.000 700.000.000 0 06KEL Terondol9 7

KETENTRAMAN DAN KETERTIBANSERTA PERLINDUNGANMASYARAKAT

1105 60.000.000 60.000.000 0 03 3

50.000.000 50.000.000 0 02KEL Kota Baru1 2

10.000.000 10.000.000 0 01KEL Lontarbaru2 1

SOSIAL1106 1.070.000.000 1.070.000.000 0 03 7

18-10-2018 Hal. 1 / 13Sudah Diverifikasi

Page 180: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

: SERANGKECAMATAN 367301

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

0 0 0 01KEL Serang1 1

50.000.000 50.000.000 0 01KEL Sukawana2 1

1.020.000.000 1.020.000.000 0 01KEL Kaligandu3 5

TENAGA KERJA1201 125.000.000 125.000.000 0 02 2

100.000.000 100.000.000 0 01KEL Lopang1 1

25.000.000 25.000.000 0 01KEL Sukawana2 1

LINGKUNGAN HIDUP1205 460.000.000 460.000.000 0 07 15

0 0 0 01KEL Serang1 1

35.000.000 35.000.000 0 02KEL Sukawana2 2

25.000.000 25.000.000 0 01KEL Lontarbaru3 1

400.000.000 400.000.000 0 02KEL Kaligandu4 7

0 0 0 01KEL Cipete5 4

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT1207 215.000.000 215.000.000 0 03 3

215.000.000 215.000.000 0 03KEL Sumur Pecung1 3

PERHUBUNGAN1209 390.000.000 390.000.000 0 010 14

50.000.000 50.000.000 0 02KEL Lopang1 3

50.000.000 50.000.000 0 03KEL Cimuncang2 3

225.000.000 225.000.000 0 04KEL Unyur3 4

65.000.000 65.000.000 0 01KEL Kaligandu4 4

KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA1213 206.500.000 206.500.000 0 03 3

5.000.000 5.000.000 0 01KEL Cimuncang1 1

201.500.000 201.500.000 0 02KEL Kaligandu2 2

PERPUSTAKAAN1217 100.000.000 100.000.000 0 01 1

100.000.000 100.000.000 0 01KEL Kaligandu1 1

PARIWISATA2002 0 0 0 01 1

0 0 0 01KEL Serang1 1

PERENCANAAN3001 300.000.000 300.000.000 0 01 1

300.000.000 300.000.000 0 01KEL Kaligandu1 1

PELAYANAN PENGADAANBARANG/JASA

3005 70.000.000 70.000.000 0 01 1

70.000.000 70.000.000 0 01KEL Cimuncang1 1

1.226.420.199.99 1.226.420.199.99 0 0261JUMLAH 361

18-10-2018 Hal. 2 / 13Sudah Diverifikasi

Page 181: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

DAFTAR PROGRES USULAN KEGIATAN DESA/KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA KOTA SERANG

TAHUN 2019

: KASEMENKECAMATAN 367302

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

PENDIDIKAN1101 4.970.000.000 4.970.000.000 0 019 33

1.400.000.000 1.400.000.000 0 04KEL Kasemen1 4

350.000.000 350.000.000 0 02KEL Mesjid Priyayi2 2

350.000.000 350.000.000 0 02KEL Warung Jaud3 2

150.000.000 150.000.000 0 02KEL Banten4 2

200.000.000 200.000.000 0 02KEL Sawah Luhur5 2

1.340.000.000 1.340.000.000 0 05KEL Kilasah6 14

1.180.000.000 1.180.000.000 0 02KEL Kasunyatan7 7

KESEHATAN1102 5.592.000.000 5.592.000.000 0 012 33

4.592.000.000 4.592.000.000 0 06KEL Kasemen1 16

640.000.000 640.000.000 0 02KEL Warung Jaud2 12

50.000.000 50.000.000 0 02KEL Banten3 2

300.000.000 300.000.000 0 01KEL Kilasah4 2

10.000.000 10.000.000 0 01KEL Kasunyatan5 1

PEKERJAAN UMUM DAN PENATAANRUANG

1103 381.143.500.000 381.103.500.000 0 075 213

31.710.000.000 31.710.000.000 0 010KEL Kasemen1 40

4.000.000.000 4.000.000.000 0 010KEL Mesjid Priyayi2 10

7.100.000.000 7.100.000.000 0 03KEL Terumbu3 27

2.000.000.000 2.000.000.000 0 01KEL Warung Jaud4 1

3.200.000.000 3.200.000.000 0 06KEL Bendung5 18

4.133.500.000 4.133.500.000 0 023KEL Banten6 23

8.175.000.000 8.135.000.000 0 08KEL Sawah Luhur7 36

316.450.000.000 316.450.000.000 0 08KEL Kilasah8 40

2.375.000.000 2.375.000.000 0 03KEL Kasunyatan9 14

2.000.000.000 2.000.000.000 0 03KEL Margaluyu10 4

PERUMAHAN RAKYAT DANKAWASAN PERMUKIMAN

1104 342.596.150.000 342.596.150.000 15.336.000.000 15.336.000.00075 201

2.300.000.000 2.300.000.000 0 02KEL Kasemen1 10

6.340.000.000 6.340.000.000 3.035.000.000 3.035.000.00032KEL Mesjid Priyayi2 32

301.360.150.000 301.360.150.000 0 02KEL Terumbu3 11

6.300.000.000 6.300.000.000 3.750.000.000 3.750.000.0004KEL Warung Jaud4 38

320.000.000 320.000.000 0 02KEL Bendung5 3

1.850.000.000 1.850.000.000 0 08KEL Banten6 8

12.261.000.000 12.261.000.000 3.041.000.000 3.041.000.00016KEL Sawah Luhur7 63

5.685.000.000 5.685.000.000 260.000.000 260.000.0004KEL Kilasah8 15

630.000.000 630.000.000 0 02KEL Kasunyatan9 4

5.550.000.000 5.550.000.000 5.250.000.000 5.250.000.0003KEL Margaluyu10 17

KETENTRAMAN DAN KETERTIBANSERTA PERLINDUNGANMASYARAKAT

1105 730.000.000 730.000.000 0 09 18

10.000.000 10.000.000 0 01KEL Kasemen1 1

200.000.000 200.000.000 0 01KEL Terumbu2 2

18-10-2018 Hal. 3 / 13Sudah Diverifikasi

Page 182: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

: KASEMENKECAMATAN 367302

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

200.000.000 200.000.000 0 01KEL Bendung3 2

20.000.000 20.000.000 0 02KEL Banten4 2

80.000.000 80.000.000 0 01KEL Kilasah5 3

30.000.000 30.000.000 0 01KEL Kasunyatan6 3

190.000.000 190.000.000 0 02KEL Margaluyu7 5

SOSIAL1106 3.730.600.009 3.730.600.009 0 011 20

60.100.000 60.100.000 0 02KEL Kasemen1 2

500.009 500.009 0 02KEL Mesjid Priyayi2 2

240.000.000 240.000.000 0 03KEL Banten3 3

5.000.000 5.000.000 0 01KEL Sawah Luhur4 1

425.000.000 425.000.000 0 02KEL Kilasah5 4

3.000.000.000 3.000.000.000 0 01KEL Margaluyu6 8

TENAGA KERJA1201 0 0 0 01 1

0 0 0 01KEL Mesjid Priyayi1 1

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DANPERLINDUNGAN ANAK

1202 185.000.000 185.000.000 0 02 3

75.000.000 75.000.000 0 01KEL Banten1 1

110.000.000 110.000.000 0 01KEL Kilasah2 2

PERTANAHAN1204 3.300.000.300 3.300.000.300 0 04 4

300 300 0 01KEL Mesjid Priyayi1 1

1.000.000.000 1.000.000.000 0 01KEL Warung Jaud2 1

2.000.000.000 2.000.000.000 0 01KEL Bendung3 1

300.000.000 300.000.000 0 01KEL Margaluyu4 1

LINGKUNGAN HIDUP1205 11.316.500.000 11.316.500.000 0 042 54

3.380.000.000 3.380.000.000 0 020KEL Mesjid Priyayi1 20

6.270.000.000 6.270.000.000 0 01KEL Terumbu2 11

400.000.000 400.000.000 0 01KEL Warung Jaud3 1

300.000.000 300.000.000 0 01KEL Bendung4 2

731.500.000 731.500.000 0 017KEL Banten5 17

35.000.000 35.000.000 0 01KEL Sawah Luhur6 1

200.000.000 200.000.000 0 01KEL Kasunyatan7 2

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT1207 0 0 0 01 1

0 0 0 01KEL Mesjid Priyayi1 1

PERHUBUNGAN1209 1.675.000.000 1.675.000.000 0 05 9

25.000.000 25.000.000 0 02KEL Kasemen1 3

1.500.000.000 1.500.000.000 0 01KEL Terumbu2 4

150.000.000 150.000.000 0 02KEL Warung Jaud3 2

KOPERASI, USAHA KECIL DANMENENGAH

1211 460.000.000 460.000.000 0 03 11

300.000.000 300.000.000 0 01KEL Mesjid Priyayi1 1

30.000.000 30.000.000 0 01KEL Kasunyatan2 3

130.000.000 130.000.000 0 01KEL Margaluyu3 7

PENANAMAN MODAL1212 30.000.000 30.000.000 0 01 1

30.000.000 30.000.000 0 01KEL Mesjid Priyayi1 1

KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA1213 540.000.000 540.000.000 0 03 4

500.000.000 500.000.000 0 01KEL Kasemen1 1

0 0 0 01KEL Mesjid Priyayi2 1

18-10-2018 Hal. 4 / 13Sudah Diverifikasi

Page 183: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

: KASEMENKECAMATAN 367302

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

40.000.000 40.000.000 0 01KEL Kasunyatan3 2

KEBUDAYAAN1216 15.000.000 15.000.000 0 01 1

15.000.000 15.000.000 0 01KEL Kasemen1 1

PERTANIAN2003 25.000.000 25.000.000 0 01 1

25.000.000 25.000.000 0 01KEL Kasemen1 1

PERINDUSTRIAN2007 200.000.000.000 200.000.000.000 0 01 1

200.000.000.000 200.000.000.000 0 01KEL Kilasah1 1

PEMERINTAHAN UMUM4001 1.000.000.000 1.000.000.000 0 01 1

1.000.000.000 1.000.000.000 0 01KEL Bendung1 1

957.308.750.309 957.268.750.309 15.336.000.000 15.336.000.000267JUMLAH 610

18-10-2018 Hal. 5 / 13Sudah Diverifikasi

Page 184: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

DAFTAR PROGRES USULAN KEGIATAN DESA/KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA KOTA SERANG

TAHUN 2019

: WALANTAKAKECAMATAN 367303

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

PENDIDIKAN1101 9.398.000.000 9.058.000.000 0 015 18

340.000.000 0 0 02KEL Cigoong1 4

1.116.000.000 1.116.000.000 0 05KEL Kapuren2 5

7.000.000.000 7.000.000.000 0 02KEL Teritih3 2

550.000.000 550.000.000 0 03KEL Pabuaran4 3

392.000.000 392.000.000 0 03KEL Lebakwangi5 4

KESEHATAN1102 5.706.000.000 5.706.000.000 0 010 15

330.000.000 330.000.000 0 02KEL Nyapah1 2

320.000.000 320.000.000 0 02KEL Kapuren2 2

4.500.000.000 4.500.000.000 0 01KEL Teritih3 1

170.000.000 170.000.000 0 02KEL Pabuaran4 7

386.000.000 386.000.000 0 03KEL Lebakwangi5 3

PEKERJAAN UMUM DAN PENATAANRUANG

1103 79.802.075.000 78.527.075.000 0 089 156

4.950.000.000 4.950.000.000 0 010KEL Walantaka1 10

2.400.000.000 2.400.000.000 0 05KEL Cigoong2 8

4.400.000.000 4.400.000.000 0 05KEL Nyapah3 5

10.230.000.000 10.230.000.000 0 010KEL Kiara4 10

655.000.000 0 0 04KEL Pager Agung5 4

130.000.000 130.000.000 0 01KEL Kalodran6 1

3.550.000.000 3.550.000.000 0 012KEL Kapuren7 12

39.700.000.000 39.700.000.000 0 010KEL Teritih8 10

3.572.075.000 3.572.075.000 0 012KEL Pabuaran9 36

620.000.000 0 0 03KEL Pasuluhan10 4

4.880.000.000 4.880.000.000 0 06KEL Pipitan11 6

4.715.000.000 4.715.000.000 0 011KEL Lebakwangi12 50

PERUMAHAN RAKYAT DANKAWASAN PERMUKIMAN

1104 6.270.300.000 6.000.300.000 2.839.300.000 2.839.300.00033 36

900.000.000 900.000.000 900.000.000 900.000.0003KEL Walantaka1 3

1.490.300.000 1.490.300.000 1.189.300.000 1.189.300.00021KEL Nyapah2 22

270.000.000 0 0 03KEL Pager Agung3 5

210.000.000 210.000.000 0 03KEL Kalodran4 3

2.500.000.000 2.500.000.000 0 01KEL Teritih5 1

750.000.000 750.000.000 750.000.000 750.000.0001KEL Pipitan6 1

150.000.000 150.000.000 0 01KEL Lebakwangi7 1

KETENTRAMAN DAN KETERTIBANSERTA PERLINDUNGANMASYARAKAT

1105 20.000.000 20.000.000 0 01 1

20.000.000 20.000.000 0 01KEL Kalodran1 1

SOSIAL1106 630.000.000 630.000.000 0 02 2

30.000.000 30.000.000 0 01KEL Kalodran1 1

600.000.000 600.000.000 0 01KEL Kapuren2 1

TENAGA KERJA1201 440.000.000 440.000.000 0 04 4

18-10-2018 Hal. 6 / 13Sudah Diverifikasi

Page 185: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

: WALANTAKAKECAMATAN 367303

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

200.000.000 200.000.000 0 02KEL Nyapah1 2

240.000.000 240.000.000 0 02KEL Lebakwangi2 2

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DANPERLINDUNGAN ANAK

1202 75.000.000 75.000.000 0 02 2

75.000.000 75.000.000 0 02KEL Nyapah1 2

LINGKUNGAN HIDUP1205 851.000.000 851.000.000 0 08 10

135.000.000 135.000.000 0 03KEL Nyapah1 3

115.000.000 115.000.000 0 01KEL Pager Agung2 3

15.000.000 15.000.000 0 01KEL Kalodran3 1

500.000.000 500.000.000 0 01KEL Pipitan4 1

86.000.000 86.000.000 0 02KEL Lebakwangi5 2

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT1207 75.000.000 75.000.000 0 01 1

75.000.000 75.000.000 0 01KEL Nyapah1 1

PENGENDALIAN PENDUDUK DANKELUARGA BERENCANA

1208 500.000.000 500.000.000 0 02 2

50.000.000 50.000.000 0 01KEL Nyapah1 1

450.000.000 450.000.000 0 01KEL Pager Agung2 1

PERHUBUNGAN1209 2.015.250.000 2.015.250.000 0 06 22

15.000.000 15.000.000 0 01KEL Pager Agung1 1

0 0 0 01KEL Kalodran2 1

500.000.000 500.000.000 0 01KEL Pabuaran3 14

750.250.000 750.250.000 0 01KEL Pipitan4 4

750.000.000 750.000.000 0 02KEL Lebakwangi5 2

KOPERASI, USAHA KECIL DANMENENGAH

1211 150.000.000 150.000.000 0 01 1

150.000.000 150.000.000 0 01KEL Kalodran1 1

KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA1213 1.000.000.000.00 1.000.000.000.00 0 01 1

1.000.000.000.00 1.000.000.000.00 0 01KEL Teritih1 1

PERTANIAN2003 20.000.000 20.000.000 0 01 1

20.000.000 20.000.000 0 01KEL Kapuren1 1

PERDAGANGAN2006 1.000.000.000 1.000.000.000 0 01 1

1.000.000.000 1.000.000.000 0 01KEL Teritih1 1

PELAYANAN PENGADAANBARANG/JASA

3005 31.000.000 31.000.000 0 01 1

31.000.000 31.000.000 0 01KEL Teritih1 1

URUSAN KEWILAYAHAN(KECAMATAN)

5001 50.000.000 50.000.000 0 01 1

50.000.000 50.000.000 0 01KEL Nyapah1 1

1.107.033.625.00 1.105.148.625.00 2.839.300.000 2.839.300.000179JUMLAH 275

18-10-2018 Hal. 7 / 13Sudah Diverifikasi

Page 186: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

DAFTAR PROGRES USULAN KEGIATAN DESA/KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA KOTA SERANG

TAHUN 2019

: CURUGKECAMATAN 367304

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

PENDIDIKAN1101 1.890.400.000 1.650.000.000 0 07 9

1.000.000.000 1.000.000.000 0 02KEL Tinggar1 2

150.000.000 150.000.000 0 01KEL Kemanisan2 1

100.000.000 0 0 01KEL Cipete3 2

140.400.000 0 0 01KEL Sukawana4 1

0 0 0 01KEL Curug Manis5 1

500.000.000 500.000.000 0 01KEL Sukajaya6 2

KESEHATAN1102 1.795.000.000 1.600.000.000 0 09 22

250.000.000 250.000.000 0 01KEL Curug1 5

1.100.000.000 1.100.000.000 0 03KEL Tinggar2 3

150.000.000 0 0 02KEL Cipete3 7

250.000.000 250.000.000 0 01KEL Pancalaksana4 5

45.000.000 0 0 02KEL Sukawana5 2

PEKERJAAN UMUM DAN PENATAANRUANG

1103 35.436.000.000 29.750.000.000 0 055 99

455.000.000 455.000.000 0 05KEL Curug1 7

8.675.000.000 8.675.000.000 0 010KEL Tinggar2 13

480.000.000 480.000.000 0 04KEL Kemanisan3 6

2.086.000.000 0 0 08KEL Cipete4 18

0 0 0 09KEL Cilaku5 13

17.390.000.000 17.390.000.000 0 05KEL Pancalaksana6 16

3.600.000.000 0 0 01KEL Sukawana7 2

0 0 0 02KEL Sukalaksana8 2

1.300.000.000 1.300.000.000 0 05KEL Curug Manis9 15

1.450.000.000 1.450.000.000 0 06KEL Sukajaya10 7

PERUMAHAN RAKYAT DANKAWASAN PERMUKIMAN

1104 1.550.000.000 0 0 03 3

1.550.000.000 0 0 03KEL Sukawana1 3

TENAGA KERJA1201 100.000.000 100.000.000 0 02 3

100.000.000 100.000.000 0 01KEL Pancalaksana1 2

0 0 0 01KEL Sukawana2 1

LINGKUNGAN HIDUP1205 75.000.000 75.000.000 0 02 2

75.000.000 75.000.000 0 01KEL Pancalaksana1 1

0 0 0 01KEL Sukawana2 1

PERHUBUNGAN1209 50.000.000 50.000.000 0 01 9

50.000.000 50.000.000 0 01KEL Pancalaksana1 9

KOPERASI, USAHA KECIL DANMENENGAH

1211 0 0 0 01 1

0 0 0 01KEL Sukalaksana1 1

KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA1213 0 0 0 01 1

0 0 0 01KEL Sukalaksana1 1

PERTANIAN2003 200.000.000 200.000.000 0 02 2

200.000.000 200.000.000 0 01KEL Pancalaksana1 1

18-10-2018 Hal. 8 / 13Sudah Diverifikasi

Page 187: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

: CURUGKECAMATAN 367304

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

0 0 0 01KEL Sukawana2 1

KEPEGAWAIAN3004 50.000.000 50.000.000 0 01 1

50.000.000 50.000.000 0 01KEL Pancalaksana1 1

41.146.400.000 33.475.000.000 0 084JUMLAH 152

18-10-2018 Hal. 9 / 13Sudah Diverifikasi

Page 188: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

DAFTAR PROGRES USULAN KEGIATAN DESA/KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA KOTA SERANG

TAHUN 2019

: CIPOCOK JAYAKECAMATAN 367305

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

PENDIDIKAN1101 95.000.000 95.000.000 0 01 1

95.000.000 95.000.000 0 01KEL Tembong1 1

KESEHATAN1102 107.000.000 64.000.000 0 03 7

40.000.000 40.000.000 0 01KEL Karundang1 2

24.000.000 24.000.000 0 01KEL Panancangan2 2

43.000.000 0 0 01KEL Banjarsari3 3

PEKERJAAN UMUM DAN PENATAANRUANG

1103 23.353.475.000 20.543.675.000 0 036 130

6.120.475.000 5.140.675.000 0 06KEL Cipocok Jaya1 31

640.000.000 640.000.000 0 05KEL Karundang2 16

2.305.000.000 1.765.000.000 0 06KEL Panancangan3 19

2.350.000.000 2.350.000.000 0 02KEL Banjar Agung4 6

9.040.000.000 7.750.000.000 0 08KEL Banjarsari5 47

118.000.000 118.000.000 0 02KEL Tembong6 2

2.780.000.000 2.780.000.000 0 07KEL Dalung7 9

PERUMAHAN RAKYAT DANKAWASAN PERMUKIMAN

1104 7.206.000.000 7.206.000.000 6.826.000.000 6.826.000.0007 32

1.450.000.000 1.450.000.000 1.150.000.000 1.150.000.0002KEL Banjar Agung1 6

5.756.000.000 5.756.000.000 5.676.000.000 5.676.000.0005KEL Tembong2 26

KETENTRAMAN DAN KETERTIBANSERTA PERLINDUNGANMASYARAKAT

1105 224.500.000 176.500.000 0 02 7

48.000.000 0 0 01KEL Panancangan1 4

176.500.000 176.500.000 0 01KEL Banjarsari2 3

SOSIAL1106 1.475.000.000 1.475.000.000 0 03 8

155.000.000 155.000.000 0 01KEL Banjarsari1 2

1.020.000.000 1.020.000.000 0 01KEL Tembong2 4

300.000.000 300.000.000 0 01KEL Dalung3 2

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DANPERLINDUNGAN ANAK

1202 25.000.000 25.000.000 0 01 1

25.000.000 25.000.000 0 01KEL Dalung1 1

LINGKUNGAN HIDUP1205 303.000.000 133.000.000 0 05 12

113.000.000 113.000.000 0 02KEL Karundang1 8

20.000.000 0 0 01KEL Panancangan2 2

150.000.000 0 0 01KEL Banjar Agung3 1

20.000.000 20.000.000 0 01KEL Dalung4 1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT1207 98.400.000 98.400.000 0 02 3

23.400.000 23.400.000 0 01KEL Panancangan1 2

75.000.000 75.000.000 0 01KEL Banjarsari2 1

PERHUBUNGAN1209 440.000.000 140.000.000 0 02 3

300.000.000 0 0 01KEL Cipocok Jaya1 1

140.000.000 140.000.000 0 01KEL Banjar Agung2 2

KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA1213 80.000.000 0 0 01 1

80.000.000 0 0 01KEL Banjarsari1 1

18-10-2018 Hal. 10 / 13Sudah Diverifikasi

Page 189: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

33.407.375.000 29.956.575.000 6.826.000.000 6.826.000.00063JUMLAH 205

18-10-2018 Hal. 11 / 13Sudah Diverifikasi

Page 190: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

DAFTAR PROGRES USULAN KEGIATAN DESA/KELURAHAN

PEMERINTAH KOTA KOTA SERANG

TAHUN 2019

: TAKTAKANKECAMATAN 367306

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

PENDIDIKAN1101 996.000.000 996.000.000 0 06 7

315.000.000 315.000.000 0 02KEL Taktakan1 3

250.000.000 250.000.000 0 01KEL Pancur2 1

400.000.000 400.000.000 0 01KEL Panggungjati3 1

1.000.000 1.000.000 0 01KEL Umbul Tengah4 1

30.000.000 30.000.000 0 01KEL Taman Baru5 1

KESEHATAN1102 2.738.600.000 2.738.600.000 0 016 21

2.000.000.000 2.000.000.000 0 01KEL Taktakan1 1

35.000.000 35.000.000 0 02KEL Pancur2 2

510.000.000 510.000.000 0 01KEL Panggungjati3 6

120.500.000 120.500.000 0 05KEL Drangong4 5

67.500.000 67.500.000 0 05KEL Umbul Tengah5 5

5.600.000 5.600.000 0 02KEL Sepang6 2

PEKERJAAN UMUM DAN PENATAANRUANG

1103 31.527.700.003 31.027.700.003 0 067 82

1.621.700.003 1.121.700.003 0 013KEL Taktakan1 13

3.039.450.000 3.039.450.000 0 05KEL Sayar2 5

555.000.000 555.000.000 0 07KEL Pancur3 7

550.000.000 550.000.000 0 02KEL Kalanganyar4 2

528.000.000 528.000.000 0 03KEL Cilowong5 3

5.066.550.000 5.066.550.000 0 04KEL Panggungjati6 19

1.150.000.000 1.150.000.000 0 04KEL Drangong7 4

830.000.000 830.000.000 0 06KEL Umbul Tengah8 6

1.800.000.000 1.800.000.000 0 05KEL Sepang9 5

11.487.000.000 11.487.000.000 0 05KEL Lialang10 5

4.000.000.000 4.000.000.000 0 09KEL Taman Baru11 9

900.000.000 900.000.000 0 04KEL Cibendung12 4

PERUMAHAN RAKYAT DANKAWASAN PERMUKIMAN

1104 16.216.000.000 16.216.000.000 13.576.000.000 13.576.000.00081 82

2.135.000.000 2.135.000.000 1.585.000.000 1.585.000.0003KEL Sayar1 3

1.455.000.000 1.455.000.000 1.225.000.000 1.225.000.00018KEL Pancur2 18

860.000.000 860.000.000 840.000.000 840.000.0008KEL Kuranji3 8

700.000.000 700.000.000 700.000.000 700.000.0001KEL Kalanganyar4 1

1.605.000.000 1.605.000.000 1.555.000.000 1.555.000.00017KEL Cilowong5 17

510.000.000 510.000.000 0 01KEL Panggungjati6 2

7.460.000.000 7.460.000.000 6.180.000.000 6.180.000.00028KEL Drangong7 28

630.000.000 630.000.000 630.000.000 630.000.0003KEL Umbul Tengah8 3

861.000.000 861.000.000 861.000.000 861.000.0002KEL Lialang9 2

KETENTRAMAN DAN KETERTIBANSERTA PERLINDUNGANMASYARAKAT

1105 47.500.000 47.500.000 0 06 6

10.000.000 10.000.000 0 01KEL Pancur1 1

37.500.000 37.500.000 0 05KEL Umbul Tengah2 5

18-10-2018 Hal. 12 / 13Sudah Diverifikasi

Page 191: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

: TAKTAKANKECAMATAN 367306

No Nama Urusan / Pengusul KegiatanKeg.

Jumlah Usulan Anggaran

Desa/Kel. Kecamatan SKPD

DisetujuiMusrenbang

Kab./Kota

1 2 3 5 6 7 8

Lokasi

4

Jumlah

SOSIAL1106 450.000.000 450.000.000 0 02 2

250.000.000 250.000.000 0 01KEL Pancur1 1

200.000.000 200.000.000 0 01KEL Drangong2 1

LINGKUNGAN HIDUP1205 1.062.200.000 1.062.200.000 0 016 21

35.000.000 35.000.000 0 02KEL Taktakan1 2

35.000.000 35.000.000 0 02KEL Pancur2 2

250.000.000 250.000.000 0 01KEL Kalanganyar3 1

110.000.000 110.000.000 0 02KEL Cilowong4 2

418.200.000 418.200.000 0 02KEL Panggungjati5 7

60.000.000 60.000.000 0 02KEL Drangong6 2

4.000.000 4.000.000 0 04KEL Umbul Tengah7 4

150.000.000 150.000.000 0 01KEL Taman Baru8 1

ADMINISTRASI KEPENDUDUKANDAN PENCATATAN SIPIL

1206 22.500.000 22.500.000 0 01 1

22.500.000 22.500.000 0 01KEL Taman Baru1 1

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT1207 500.000.000 500.000.000 0 01 1

500.000.000 500.000.000 0 01KEL Pancur1 1

PENGENDALIAN PENDUDUK DANKELUARGA BERENCANA

1208 990.000.000 990.000.000 0 03 3

500.000.000 500.000.000 0 01KEL Kalanganyar1 1

490.000.000 490.000.000 0 02KEL Taman Baru2 2

PERHUBUNGAN1209 678.000.000 678.000.000 0 08 8

238.000.000 238.000.000 0 05KEL Taktakan1 5

40.000.000 40.000.000 0 01KEL Cilowong2 1

250.000.000 250.000.000 0 01KEL Umbul Tengah3 1

150.000.000 150.000.000 0 01KEL Taman Baru4 1

KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA1213 30.000.000 30.000.000 0 01 1

30.000.000 30.000.000 0 01KEL Taman Baru1 1

PERTANIAN2003 675.000.000 675.000.000 0 02 2

675.000.000 675.000.000 0 02KEL Pancur1 2

KEUANGAN3003 6.000.000 6.000.000 0 01 1

6.000.000 6.000.000 0 01KEL Taktakan1 1

PELAYANAN PENGADAANBARANG/JASA

3005 25.000.000 25.000.000 0 01 1

25.000.000 25.000.000 0 01KEL Panggungjati1 1

PEMERINTAHAN UMUM4001 250.000.000 250.000.000 0 01 1

250.000.000 250.000.000 0 01KEL Taman Baru1 1

56.214.500.003 55.714.500.003 13.576.000.000 13.576.000.000213JUMLAH 240

18-10-2018 Hal. 13 / 13Sudah Diverifikasi

Page 192: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

MATRIKS HASIL WAWANCARA SEBELUM REDUKSI DATA

Keterangan : I1

Kasubid Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kota Serang

Catatan Lapangan : Wawancara di lakukan pada hari Senin 5 November 2018 di Kantor

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang

I

Q I1

Q1

Menurut bapak apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem

simral ?

“Pengembangan simral memang ada dan sedang dilakukan dan sudah tahap akhir atau

penyelesaian. Dilakukannya pengembangan sistem ini karena suatu hal teknis dan

kebijakan dari pimpinan, selain itu agar memudahkan dalam menghitung persentase

keberhasilan perencanaan melalui simral. Kami dalam pengembangan simral bekerja

sama dengan Diskominfo Kota Serang dan Pemerintah Banyuwangi. Pada saat ini

kami menggunakan simral dari BPPT, alasan kami mengembangkan sistem ini karena

mengalami kesulitan-kesulitan secara teknis yang menghambat proses kerja kami.

Maka dari itu Kota Serang melakukan pengembangan simral sesuai dengan

standarisasi yang sudah ditentukan dan menggunakan sistem simral dari Pemerintah

Banyuwangi yang mudah di modifikasi sesuai kebutuhan daerah Kota Serang”.

Q2

Menurut bapak pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah

dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?

“Pelatihan dan pengembangan kompetensi pasti ada dan dilakukan oleh setiap instansi

kepada pegawainya. Kami pun seperti itu melakukan pelatihan kepada pegawai dan

operator terkait simral seperti bimbingan teknis (bimtek), pelatihan dan sosialisasi

perencanaan dan anggaran, pelatihan operator, dan sebagainya”

Q3

Menurut bapak bagaimanakah ketersediaan infrastruktur yang tersedia di

Bappeda Kota Serang ?

“Ketersediaan infrastruktur yang ada seperti komputer itu ada yang memakai dari

fasilitas kantor dan adapula yang memakai komputer pribadi, untuk keadaan

infrastruktur di Bappeda Kota Serang cukup baik namun ada beberapa infrastruktur

penunjang saja yang terkadang mengalami eror seperti wifi dan server. Untuk server

sendiri masih berada di BPPT dan kami selama ini sewa server tersebut untuk simral

yang di anggarkan oleh kominfo. Jadi kalau server eror kita hanya bisa menunggu

kabar dari BPPT, hal ini memang sangat menghambat kerja kita”.

Page 193: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Q4

Menurut bapak apa saja hukum yang mendasari dalam penerapan simral di

Kota Serang ?

“Kerangka dan Perangkat Hukum yang digunakan sebagai dasar dilakukannya

perencanaan pembangunan daerah kota serang dengan sistem simral yaitu

Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 mengenai tata cara perencanaan, pengendalian,

dan evaluasi pembangunan daerah pada instansi pemerintah. Selain permendagri tadi

untuk pengembangan sistem simral dasar hukum yang mendasarinya adalah Instruksi

Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan e-government dan satu lagi perangkat hukum tentang keterbukaan

informasi publik yaitu UU Nomor 14 Tahun 2008”.

Q5

Menurut bapak pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ? dan

bagaimana pengembangan kanal akses dilakukan?

“Pengadaan SDM disetiap tahun atau periode yang ditentukan pasti dilakukan, namun

dilain sisi kami juga melihat kondisi SDM yang ada, jika memang dengan kondisi

SDM yang ada masih kekurangan dan membutuhkan SDM baru, maka kami pun

berkoordinasi dengan Sub Bagian Umum untuk dapat mengalokasikan pada bagian

kami, dari SDM yang sudah ada dan kemudian dilakukan rolling ke bagian kami tapi

tidak semudah itu untuk pengadaan SDM, Pengadaan SDM khusus untuk pegawai

operator layanan sebenarnya sangat perlu dilakukan, karena jumlah operator yang ada

dapat dikatakan masih kurang dari cukup, sehingga karena hal itu kami terkadanag

tidak dapat mengerjakan pekerjaan melalui sistem simral yang ada secara baik dan

cepat. Karena jika dibandingkan jumlah operator yang ada dapat dikatakan sangat

tidak seimbang dengan jumlah data yang ada setiap tahunnya. “Pengembangan kanal akses pasti dilakukan karena terkait banyak pihak kan, kita ingin

mempermudah OPD dan Kecamatan seluruh Kota Serang dalam mengakses sistem simral.

Maka dari itu kami bekerja sama dengan Bappeda Banyuwangi yang memiliki simral yang

mudah diakses oleh berbagai pihak”

Q6

Menurut bapak bagaimanakah ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk

pelaksanaan penerapan simral ?

“Anggaran untuk pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan sistem simral itu

berasal dari APBD yang di kelola oleh BPKAD. Jadi kita mempunyai perencanaan

yang sudah di input dengan berbagai tahap, lalu dari pihak BPKAD nanti menginput

anggarannya. Setelah anggaran sudah diberikan kepada Bappeda maka Bappeda akan

membagikan anggaran tersebut sesuai dengan kebutuhan seperti contohnya membayar

sewa simral kepada BPPT, atau biaya pengembangan simral yang sekarang sedang

kita lakukan”.

Keterangan : I2

Operator Simral Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang

Page 194: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Senin 5 November 2018 di Kantor

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang

I

Q I2

Q1

Menurut bapak apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem

simral ?

“Pengembangan sistem memang perlu dilakukan dan itu sangat penting dan sesuai

kebutuhan operator dan admin simral. Sebenarnya sistem ini sudah cukup baik namum

sistem simral dari BPPT ini tidak sesuai dengan kebutuhan saya sebagai operator.

Untuk saat ini simral pun sedang dalam tahap pengembangan yang bekerja sama

dengan Diskominfo Kota Serang dan Bappeda Banyuwangi, mungkin secepatnya akan

selesai pengembangan sistem ini karena akan dipakai untuk perencanaan

pembangunan tahun depan”.

Q2

Menurut bapak pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah

dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?

“Mengenai adanya pelatihan dan pengembangan, hal itu memang sudah dilakukan dari

BPPT melalui pihak Bappeda Kota Serang seperti bimbingan teknis, pelatihan

operator dan lain lain. Namun dalam pelaksanaannya pelatihan tersebut jarang dan

tidak rutin dilakukan setiap periode/tahunnya, waktunya pun tidak menentu kadang

beberapa bulan sekali bahkan setahun sekali. Sehingga hal tersebut saya rasa masih

kurang memenuhi kebutuhan operator”.

Q3

Menurut bapak kapan Pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ?

dan bagaimana proses pengadaan SDM tersebut ?

“Pengadaan sdm memang ada saja tapi kan tidak semua bidang, unuk sekarang di

bidang perencanaan pembangunan hanya 9 (Sembilan) orang termasuk Kepala Bidang

dan 9 orang ini di bagi bagi pekerjaannya. Operator khusus simral ada 2 orang saya

dan teman saya tapi teman saya lebih ke penganggarannya. Cukup sibuk sih kalo

periode perencanaan masuk ke dalam sistem kan di setiap kecamatan juga tidak hanya

satu atau dua perencanaan saja”

Keterangan : I3

Kepala Bidang Layanan E-Government Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Serang

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Selasa 13 November 2018 di Kantor

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Serang

Page 195: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

I

Q I3

Q1

Menurut bapak apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem

simral ?

“Sebelumnya Kota Serang menggunakan simral atas dasar instruksi dari kpk awalnya

mengarahkan menggunakan simral yang sudah di kembangkan oleh BPPT dan bekerja

sama dengan BPPT. Seiring dengan berjalannya waktu ternyata pengaplikasian simral

yang dari bppt ini sangat sulit untuk dikembangkan, karena kebutuhan daerah berbeda

setiap bulan atau minggunya berubah dan simral BPPT sulit di custom. Selama masih

kerja sama dengan BPPT, Kominfo pun bekerja sama dengan banyuwangi karena

sistem di banyuwangi memberikan aplikasinya full dengan gratis sedangkan BPPT

memberikan kepada kita dan berbayar setiap tahun tanpa kita tidak bisa memodifikasi

dengan bebas sedangkan banyuwangi gratis hanya resikonya bulak balik banyuwangi”

Q2

Menurut bapak apa saja hukum yang mendasari dalam penerapan simral di

Kota Serang ?

“Penerapan dan pengembangan sistem simral ini berdasarkan atas hukum, kita ga

sembarangan mengembangkan suatu sistem seperti simral tanpa ada hukum yang

mendasarinya, karena semuanya sudah diatur dalam perangkat hukumnya. hukum

yang mendasari dalam pengembangan sistem ini yaitu Perwal Kota Serang Nomor 47

tahun 2017 dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003”.

Q3

Menurut bapak bagaimana pengembangan kanal akses dilakukan?

“Pengembangan kanal akses memang sedang dilakukan dibarengi dengan

pengembangan sistem simral, kanal akses ini sangat penting karena kan bersangkutan

dengan seluruh OPD dan Kecamatan Kota Serang jadi harus benar benar

dikembangkan agar sistem lebih baik dan mudah diakses. Maka dari itu kami bekerja

sama dengan Bappeda Banyuwangi terkait simral karena simral yang dimiliki

Banyuwangi ini mudah diakses dan dimodifikasi jadi dapat mempermudah berbagai

pihak yang terkait”.

Q4

Menurut bapak bagaimanakah ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk

pelaksanaan penerapan simral ?

“Untuk pihak diskominfo dalam hal anggaran itu menangani terkait pemeliharaan dan

pengembangan yang sedang dilakukan untuk saat ini, anggaran infrastruktur dari

diskominfo semua, untuk anggaran semenjak 2017-2018 itu ada di anggaran bappeda

simral bppt untuk pembayaran. contohnya seperti membayar ke BPPT dalm hal sewa

simral yang sekarang ini. Sumber anggaran yang kami terima itu semua berasal dari

APBD”

Page 196: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Keterangan : I4

Teknisi Bidang Layanan E-Government Dinas Komunikasi dan

Informatika Kota Serang

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Selasa 13 November 2018 di Kantor

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Serang

I

Q I4

Q1

Menurut bapak apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem

simral ?

”Pengembangan sistem simral itu sudah ada dan sedang dilakukan oleh kami dengan

Bappeda Kota Serang yang bekerja sama dengan pemerintah Banyuwangi. Untuk

sekarang ini pengembangan data pada sistem simral sudah sampai dengan perpindahan

data simral BPPT kepada simral Banyuwangi. Kami mengharapkan proses

pengembangan ini selesai sebelum periode penginputan data perencanaan agar sistem

yang baru dapat digunakan oleh operator”.

Q2

Menurut bapak pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah

dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?

“Pelatihan terkait simral pernah saya ikuti pada awal simral akan di terapkan oleh

bappeda dan terakhir saya mengikuti pelatihan terkait simral itu beberapa bulan yang

lalu yaitu terkait bimbingan teknis seluruh operator dan teknisi. Untuk pelatihan dan

pengembangan sumber daya manusia terkait simral memang jarang dilakukan hanya

beberapa kali saja”.

Q3

Menurut bapak bagaimana pengembangan kanal akses dilakukan?

“Kanal akses itu berada dalam sistem simral ini jadi berbarengan pengembangannya,

tujuan di kembangkannya sistem ini memang untuk mempermudah dan terintegrasi

dengan berbagai pihak yang terkait seperti OPD dan kecamatan untuk lebih baik lagi

kedepannya”.

Keterangan : I5

Kasubid Penyusunan APBD Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kota Serang

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Senin 19 November 2018 di Kantor

Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang

Page 197: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

I

Q I5

Q1 Menurut bapak bagaimanakah ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk

pelaksanaan penerapan simral ?

“Berbicara pola permodalan dalam penerapan simral semua modal berasal dari APBD,

dan kami terima mateng dari Bappeda Kota Serang. Maksud terima mateng itu jadi

perencanaan dari sana dan penganggarannya seperti apa nanti kita input. Siklus ada di

apbd dari mulai perencanaan pelaksanaan sampai pertanggung jawaban. Di bappeda

itu bagian dari perencanaan kemana nih arahnya pembangunan kota serang yang

dituahkan ke rkpd setiap tahun kemudian dari rkpd itu dilanjutkan ke ppas

penganggaran, jadi kita punya uang berapa di bagi lah oleh bappeda jadi bappeda yang

membagi sesuai prioritas”.

Keterangan : I6-1

Operator Simral Kecamatan Cipocok Jaya

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Kamis 6 Desember 2018 di Kantor

Kecamatan Cipocok Jaya

I

Q I6-1

Q1 Menurut ibu pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah

dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?

“Pelatihan atau bimtek terkait simral itu pertama awal tahun 2017 dan beberapa bulan

yang lalu, untuk pelatihan pada awal tahun itu seluruh operator kecamatan melakukan

praktek perencanaan menggunakan sistem simral dan untuk pelatihan beberapa bulan

yang lalu sih lebih ke pelatihan biasa terkait sumber daya manusianya. Saya rasa untuk

pelatihan dan praktek simral ini kurang ya karena tidak semua operator langsung

memahami sistem ini termasuk saya”.

Q2 Menurut ibu bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem simral

yang tersedia di Kecamatan Cipocok Jaya ?

“Infrastruktur penunjang seperti komputer, wifi, mesin pencetak dan lainnya di

kecamatan ini banyak yang sudah rusak, seperti komputer dan mesin pencetak, wifi

pun sering eror. Jadi kami sekarang memakai barang pribadi seperti laptop dan

terkadang memakai wifi dari handphone. Pihak kecamatan sudah mengajukan

pergantian dan perbaikan tapi untuk perbaikan dan pergantian infrastruktur biasanya

lama”.

Q3 Menurut ibu kapan Pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ? dan

Page 198: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

bagaimana proses pengadaan SDM tersebut ?

“Belum ada penambahan atau pengadaan SDM untuk saat ini, kalaupun ada

pengadaan SDM itu wewenang dan kebijakan kepala camat disini”.

Keterangan : I6-2

Operator Simral Kecamatan Curug

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Kamis 6 Desember 2018 di Kantor

Kecamatan Curug

I

Q I6-2

Q1

Menurut ibu pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah

dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?

“Pelatihan dan pengembangan kompetensi yang pernah saya ikuti pada awal simral di

terapkan oleh bappeda, setelah itu ada lagi pengembangan kompetensi terkait sdm

yang menangani simral. untuk pelatihan memang kurang dilakukan karena memang

hanya beberapa kali saja diadakannya”.

Q2

Menurut ibu bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem simral

yang tersedia di Kecamatan Curug ?

“Ketersediaan Infrastruktur disini sebagian ada yang sudah tidak berfungsi seperti

komputer , mesin pencetak , wifi pun sama sedang tidak berfungsi. Untuk menunjang

pekerjaan kami menggunakan komputer atau laptop pribadi dan kalau mau mencetak

dokumen saya ke bidang lain. Pergantian dan perbaikan infrastruktur yang sudah tidak

bisa dipakai sudah di ajukan tapi kami tidak tahu barang barang tersebut datang”

Q3

Menurut ibu kapan Pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ? dan

bagaimana proses pengadaan SDM tersebut ?

“Pengadaan sdm di kecamatan biasanya itu di rolling, kalaupun ada penambahan sdm

itu atas dasar kebijakan Kepala Camat. Untuk di bidang yang menangani simral

sampai saat ini belum ada penambahan sdm padahal untuk di bidang ini sangat butuh

penambahan sdm , walaupun berdua dengan Kepala bidang terkadang sulit juga untuk

berkoordinasi karena Kepala Bidangpun masih memiliki pekerjaan lain bukan hanya

terkait simral saja”

Keterangan : I6-3

Operator Simral Kecamatan Kasemen

Page 199: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Jumat 7 Desember 2018 di Kantor

Kecamatan Kasemen

I

Q I6-3

Q1

Menurut ibu pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah

dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?

“Iya saya pernah mengikuti pelatihan sdm terkait simral tapi sudah lama sampai saya

pun lupa kapan terakhir pelatihan diadakan. Pelatihan dan pengembangan sdm seperti

saya sebagai operator simral di kecamatan dinilai masih kurang, karena saya sebagai

operator masih belum terlalu mengerti dengan sistem simral ini. Adapun kalo saya

tidak mengerti saya memang langsung menanyakan kepada operator simral di

kecamatan lain atau ke bappeda nya langsung, tapi kan tidak semuanya cepat

menanggapi dan tidak langsung paham apa yang dijelaskan oleh mereka. Sangat

menghambat sih ketika saya sedang menginput data dan tidak mengerti, saya harus

sibuk menghubungi orang”.

Q2

Menurut ibu bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem simral

yang tersedia di Kecamatan Kasemen ?

“Untuk keadaan infrastruktur disini kami memakai barang pribadi soalnya komputer

di kecamatan kasemen banyak sudah tidak berfungsi, selain itu wifi disini pun sering

gangguan jadi saya pun sering menggunakan wifi dari handphone. Adapun pergantian

dan perbaikan infrastruktur biasanya mengajukan dan melalui prosedur yang sudah

ditentukan dan untuk hal itu terkadang lama untuk perbaikan atau pergantian

infrastruktur”.

Q3

Menurut ibu kapan Pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ? dan

bagaimana proses pengadaan SDM tersebut ?

“Sampai saat ini belum ada penambahan SDM terkait pengelola simral di kecamatan,

kalaupun nanti ada pengadaan SDM itu biasanya kebijakan camat disini bagaimana

proses pengadaannya kebijakan camat”.

Keterangan : I6-4

Operator Simral Kecamatan Serang

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Senin 3 Desember 2018 di Kantor

Kecamatan Serang

Page 200: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

I

Q I6-4

Q1

Menurut bapak pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah

dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?

“Ya saya pernah mengikuti pelatihan simral pada awal simral dikenalkan Bappeda,

waktu itu pelatihan pengoprasian sistem simral dan terakhir ada pula pengembangan

kompetensi tapi saya lupa kapan dan nama acaranya karena sudah lama. Pelatihan

terkait simral hanya berapa kali saja”

Q2

Menurut bapak bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem

simral yang tersedia di Kecamatan Serang ?

“Untuk keadaan infrastruktur penunjang di kecamatan ya seperti ini memang ada

sebagian yang sudah tidak berfungsi seperti wifi pun sering sekali gangguan jadi kami

terkadang memakai hotspot wifi pribadi dan untuk sementara kami memakai barang

pribadi seperti laptop sambil menunggu infrastruktur yang baru dan sebelumnya sudah

mengikuti prosedur yang ada. Penyediaan infrastruktur yang sudah diajukan oleh kami

membutuhkan waktu yang lama dan infrastruktur yang berada di kecamatan

memenuhi standarisasi yang sudah ditentukan”.

Q3

Menurut bapak kapan Pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ?

dan bagaimana proses pengadaan SDM tersebut ?

“Pengadaan ada saja di setiap periodenya tapi ga merata seluruh bidang bertambah,

kalaupun ada penambahan sdm di bidang itu atas kebijakan dari atasan kita. Kalaupun

kita kekurangan sdm kita selalu mengajukan untuk ditambah sdm tapi semua nya kan

wewenang atasan”

Keterangan : I6-5

Operator Simral Kecamatan Taktakan

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Kamis 6 Desember 2018 di Kantor

Kecamatan Taktakan

I

Q I6-5

Q1 Menurut bapak pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah

dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?

“Pelatihan dari Bappeda itu pelatihan mengakses atau menginput data ke simral itu

dilakukan pas awal simral ada, lalu pengembangan kompetensi sdm kalau tidak salah.

Saya lupa karena jarang sekali adanya pelatihan atau bimtek terkait simral”

Q2 Menurut bapak bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem

simral yang tersedia di Kecamatan Taktakan?

Page 201: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

“Jika terjadi kerusakan terhadap infrastruktur yang ada, terutama seperti komputer,

printer, wifi dan sebagainya. Kalopun sistem jaringan seperti wifi eror kami selalu

pakai personal modem, karena kalo menunggu wifi tidak eror lagi kan tidak tahu

sampai kapan dan antisipasi dan langkah lain yang kami ambil sih biasanya dengan

melakukan perbaikan terhadap infrastruktur yang rusak ataupun meminta pergantian

yang baru, tetapi untuk meminta yang baru harus melalui prosedur yang cukup ribet

bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk penyediaannya, karena kami

harus melakukan pengajuan terlebih dahulu dan lain sebagainya”

Q3 Menurut bapak kapan Pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ?

dan bagaimana proses pengadaan SDM tersebut ?

“Pengadaan sdm di kecamatan selalu ada setiap periodenya tapi tidak menentu, untuk

prosesnya saya juga kurang begitu tahu”.

Keterangan : I6-6

Operator Simral Kecamatan Walantaka

Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Jumat 7 Desember 2018 di Kantor

Kecamatan Walantaka

I

Q I6-6

Q1

Menurut ibu pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah

dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?

“Ya saya pernah mengikuti pelatihan dan pengembangan atau bimtek tapi yang saya

ingat pada awal dikenalkan dan pelatihan pengoprasian simral seluruh operator setelah

itupun ada bimtek tapi saya lupa karena jarang sih dilakukan pelatihan terkait simral”

Q2

Menurut ibu bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem simral

yang tersedia di Kecamatan Walantaka ?

“Ketersediaan infrastruktur disini bisa dilihat untuk komputer kami memakai

komputer pribadi karena pengajuan infrastruktur kami belum turun. untuk

infrastruktur lainnya seperti printer untuk sekarang kami masih menggunakan printer

secara bersamaan dengan bidang lain karena banyak infrastruktur disini yang sudah

tidak bisa dipakai. Untuk koneksi jaringan saya sering menggunakan wifi dari

handphone karena wifi di sini sering gangguan, kalo kita nunggu perbaikan ya proses

penginputan ke dalam sistem tidak akan berjalan. Kami sudah mengajukan perbaikan

dan pergantian infrastruktur yang sudah rusak tapi harus melalui prosedur yang ada

dan cukup lama pergantian dan perbaikannya”

Q3 Menurut bapak kapan Pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ?

dan bagaimana proses pengadaan SDM tersebut ?

Page 202: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

“Belum ada penambahan sdm untuk dibidang simral, kalaupun ada itu wewenang dan

kebijakan Kepala camat disini. Memang sangat kurang untuk sdm terkait simral di

kecamatan walantaka hanya ada dua termasuk Kepala Bidang”.

Page 203: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

MATRIKS HASIL WAWANCARA SETELAH REDUKSI DATA

1. Content Development (Pengembangan Aplikasi)

I

Q Pertanyaan/Jawaban

I1

Apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem simral ?

“Pengembangan simral memang ada dan sedang dilakukan dan sudah tahap akhir atau

penyelesaian. Dilakukannya pengembangan sistem ini karena suatu hal teknis dan

kebijakan dari pimpinan, selain itu agar memudahkan dalam menghitung persentase

keberhasilan perencanaan melalui simral”

Siapakah yang melakukan pengembangan pada sistem simral ?

“Kami dalam pengembangan simral bekerja sama dengan Diskominfo Kota Serang dan

Pemerintah Banyuwangi. Pada saat ini kami menggunakan simral dari BPPT”

Kapan pengembangan sistem itu dilakukan ?

“Pengembangan sistem dilakukan pada saat kami mengalami kesulitan-kesulitan secara

teknis yang menghambat proses kerja kami”

Bagaimana kualitas sistem simral yang sudah di kembangkan ?

“Kualitas sistem yang sedang dikembangkan akan dapat mempermudah kami ataupun

operator dalam pengoprasian sistem simral”

Bagaimana standarisasi sistem simral

“Pengembangan simral sesuai dengan standarisasi yang sudah ditentukan dan

menggunakan sistem simral dari Pemerintah Banyuwangi yang mudah di modifikasi

sesuai kebutuhan daerah Kota Serang”.

I2

Apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem simral ?

“Pengembangan sistem ada dan sedang dilakukan, “Pengembangan sistem memang

perlu dilakukan dan itu sangat penting dan sesuai kebutuhan operator dan admin

simral”.

Siapakah yang melakukan pengembangan pada sistem simral ?

“Untuk saat ini simral pun sedang dalam tahap pengembangan yang bekerja sama

dengan Diskominfo Kota Serang dan Bappeda Banyuwangi”

Kapan pengembangan sistem itu dilakukan ?

“Pengembangan sistem simral dilakukan ketika banyak keluhan terkait sistem simral

ini sulit untuk dikembangkan dan dimodifikasi”

Bagaimana kualitas sistem simral yang sudah di kembangkan ?

Page 204: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

“Kualitas sistem simral yang sudah di kembangkan saat ini nantinya lebih baik dari

sistem simral sebelumnya karena mudah untuk diakses dan di modifikasi sesuai dengan

kebutuhan masing-masing operator”

Bagaimana standarisasi sistem simral

“Untuk standarisasi sistem simral sudah ditentukan dari pusat”

I3

Apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem simral ?

“Iya ada dan pengembangan sistem simral sedang dilakukan, karena seiring dengan

berjalannya waktu ternyata pengaplikasian simral yang dari bppt ini sangat sulit untuk

dikembangkan, karena kebutuhan daerah berbeda setiap bulan atau minggunya berubah

dan simral BPPT sulit di custom”

Siapakah yang melakukan pengembangan pada sistem simral ?

“Selama masih kerja sama dengan BPPT, Kominfo pun bekerja sama dengan

banyuwangi karena sistem di banyuwangi”

Kapan pengembangan sistem itu dilakukan ?

“Untuk pengembangan sistem simral sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu dan

pada saat ini pengembangan sistem sudah pada tahap penyelesaian”

Bagaimana kualitas sistem simral yang sudah di kembangkan ?

“Kualitas sistem simral setelah dikembangkan pasti akan lebih baik karena dapat

memenuhi kebutuhan seluruh operator sistem simral yang ada di Kota Serang”

Bagaimana standarisasi sistem simral ?

“Standarisasi untuk sistem simral kita berpedoman pada peraturan Undang-Undang

yang sudah ditentukan”

I4

Apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem simral ?

”Pengembangan sistem simral itu sudah ada dan sedang dilakukan oleh kami”

Siapakah yang melakukan pengembangan pada sistem simral ?

“dilakukan oleh kami dengan Bappeda Kota Serang yang bekerja sama dengan

pemerintah Banyuwangi”

Kapan pengembangan sistem itu dilakukan ?

“Pengembangan ini sudah dilaksanakan oleh kami sekitar beberapa bulan yang lalu

ketika operator simral banyak mengeluhkan terkait sistem simral yang tidak bisa di

modifikasi sesuai dengan kebutuhan operator simral”

Bagaimana kualitas sistem simral yang sudah di kembangkan ?

“Untuk kualitas sistem simral kami selaku tim pengembangan sistem simral

mengharapkan kualitas sistem lebih baik dari sebelumnya dan dapat mempermudah

operator dalam melakukan tugasnya”

Bagaimana standarisasi sistem simral ?

Page 205: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

“Pasti ada standarisasi dan standarisasi itu diatur oleh Undang-Undang yang terkait

2. Competency Building (Pelatihan dan Pengembangan Kompetensi)

I

Q Pertanyaan/Jawaban

I1

Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?

“Bappeda melakukan pelatihan kepada pegawai dan operator terkait simral seperti

bimbingan teknis (bimtek), pelatihan dan sosialisasi perencanaan dan anggaran,

pelatihan operator, dan sebagainya”

Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?

“Untuk pelaksaan pelatihan dan pengembangan kompetensi terhadap sdm tidak

terjadwal jadi pelaksanaanya pun tidak pasti kapan saja dilaksanakan pelatihan dan

pengembangan kompetensi”

Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem

simral ?

“Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem simral pasti

lebih mengerti atau lebih baik dari sebelumnya”

I2

Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?

“Mengenai adanya pelatihan dan pengembangan, hal itu memang sudah dilakukan dari

BPPT melalui pihak Bappeda Kota Serang seperti bimbingan teknis, pelatihan operator

dan lain lain”

Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?

“Pelaksanaan pelatihan , bimtek dan pengembangan kompetensi tidak menentu seperti

beberapa bulan sekali atau dalam setahun dilakukan 2 kali”

Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem

simral?

“Untuk kualitas SDM tergantung individu, ada individu yang cepat menanggapi

adapula individu yang sulit menanggapi atau memahami pelatihan atau pengembangan

kompetensi yang dilakukan”

I4

Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?

“Pelatihan yang dilakukan Bappeda berupa pelatihan pengaksesan dan penginputan

data ke dalam sistem lalu bimtek terkait simral”

Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?

Page 206: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

“Pelatihan terkait simral pernah saya ikuti pada awal simral akan di terapkan oleh

bappeda dan terakhir saya mengikuti pelatihan terkait simral itu beberapa bulan yang

lalu yaitu terkait bimbingan teknis seluruh operator dan teknisi”

Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem

simral?

“Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan pasti lebih baik dan mengerti terkait sistem

simral karena sudah di latih dan diberikan pengetahuan terkait sistem simral”

I6-1

Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?

“Pelatihan seluruh operator kecamatan melakukan praktek perencanaan menggunakan

sistem simral dan pelatihan lain lebih ke pelatihan biasa terkait sumber daya

manusianya”

Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?

“Pelatihan atau bimtek terkait simral itu pertama awal tahun 2017 dan beberapa bulan

yang lalu, untuk pelatihan pada awal tahun itu seluruh operator kecamatan”

Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem

simral?

“Untuk kualitas SDM saya rasa untuk pelatihan dan praktek simral ini kurang ya

karena tidak semua operator langsung memahami sistem ini termasuk saya”

I6-2

Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?

“Pelatihan yang dilakukan berupa pelatihan praktek penginputan data perencanaan

melalui sistem simral lalu pengembangan terkait SDM yang menangani sistem simral”

Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?

“Dilakukannya pengembangan kompetensi pada awal sistem simral diterapkan dan

beberapa bulan yang lalu terkait pengembangan SDM, pelatihan memang kurang

dilakukan karena memang hanya beberapa kali saja diadakannya”

Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem

simral?

“Kualitas SDM sudah cukup baik namun ada saja SDM yang masih kurang memahami

sistem simral karena memang tidak rutin dilakukannya pelatihan pada SDM yang

menangani sistem simral”

I6-3

Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?

“Pelatihan yang pernah dilakukan Bappeda yaitu praktek pengoprasian sistem simral

dan bimbingan teknis terkait pengembangan SDM yang menangani sistem simral”

Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?

“Pelatihan terkait sistem simral dilakukan pada awal sistem simral diterapkan oleh

Bappeda untuk perencanaan pembangunan dan beberapa bulan yang lalu terkait

pengembangan SDM”

Page 207: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem

simral?

“Kualitas SDM menurut saya belum cukup baik karena pelatihan dan pengembangan

sdm seperti saya sebagai operator simral di kecamatan dinilai masih kurang, karena

saya sebagai operator masih belum terlalu mengerti dengan sistem simral ini

I6-4

Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?

“Pelatihan dan pengembangan kompetensi itu berupa praktek sistem simral dalam hal

penginputan data kedalam sistem dan selain itu ada pengembangan SDM terkait

simral”

Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?

“Untuk waktu pelatihan tidak menentu dan tidak rutin, selama sistem simral diterapkan

oleh Bappeda hanya 2 atau 3 kali saja”

Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem

simral?

“Kualitas SDM terkait simral kurang baik karena Bappeda tidak rutin mengadakan

pelatihan jadi SDM yang ada hanya mengerti pada saat awal simral diterapkan

sedangkan simral tidak hanya input input saja”

I6-5

Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?

“Pelatihan praktek pengoprasian sistem simral dan pengembangan SDM terkait sistem

simral”

Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?

“Pelatihan dan pengembangan dilakukan pada awal sistem ini akan diterapkan oleh

Bappeda dan terakhir beberapa bulan yang lalu”

Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem

simral?

“Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan pasti lebih baik dan mengerti terkait sistem

simral tapi hal tersebut tergantung individunya”

I6-6

Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?

“Pelatihannya itu lebih ke praktek cara menggunakan sistem simral ini seperti

contohnya memasukan data perencanaan ke dalam sistem”

Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?

“Praktek dan pelatihan itu dua kali pada awal sistem simral diterapkan dan beberapa

bulan yang lalu terkait pengembangan SDM”

Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem

simral?

“Saya rasa masih kurang dan saya belum terlalu mengerti dengan sistem ini terutama

Page 208: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

apabila sistem sedang susah di akses dan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan saya”.

3. Connectivity (Ketersediaan Infrastuktur)

I

Q Pertanyaan/Jawaban

I1

Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/

Kecamatan di Kota Serang ?

“Ketersediaan infrastruktur yang ada seperti komputer itu ada yang memakai dari

fasilitas kantor dan adapula yang memakai komputer pribadi, untuk keadaan

infrastruktur di Bappeda Kota Serang cukup baik namun ada beberapa infrastruktur

penunjang saja yang terkadang mengalami eror seperti wifi dan server”

Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral

rusak ?

“kalau server eror kita hanya bisa menunggu kabar dari BPPT, hal ini memang sangat

menghambat kerja kita”

I6-1

Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/

Kecamatan di Serang ?

“Infrastruktur penunjang seperti komputer, wifi, mesin pencetak dan lainnya di

kecamatan ini banyak yang sudah rusak, seperti komputer dan mesin pencetak, wifi pun

sering eror. Jadi kami sekarang memakai barang pribadi seperti laptop dan terkadang

memakai wifi dari handphone”

Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral

rusak ?

“Langkah yang dilakukan yaitu pihak kecamatan sudah mengajukan pergantian dan

perbaikan tapi untuk perbaikan dan pergantian infrastruktur biasanya lama”

I6-2

Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/

Kecamatan di Serang ?

“Ketersediaan Infrastruktur sebagian ada yang sudah tidak berfungsi seperti komputer ,

mesin pencetak , wifi pun sama sedang tidak berfungsi. Untuk menunjang pekerjaan

kami menggunakan komputer atau laptop pribadi dan kalau mau mencetak dokumen

saya ke bidang lain”

Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral

rusak ?

“Pergantian dan perbaikan infrastruktur yang sudah tidak bisa dipakai sudah di ajukan

tapi kami tidak tahu barang barang tersebut datang”

I6-3 Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/

Page 209: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Kecamatan di Serang?

“Untuk keadaan infrastruktur disini kami memakai barang pribadi karena komputer di

kecamatan kasemen banyak sudah tidak berfungsi, selain itu wifi disini pun sering

gangguan jadi saya pun sering menggunakan wifi dari handphone”

Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral

rusak ?

“Adapun pergantian dan perbaikan infrastruktur biasanya mengajukan dan melalui

prosedur yang sudah ditentukan dan untuk hal itu terkadang lama untuk perbaikan atau

pergantian infrastruktur”.

I6-4

Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/

Kecamatan di Serang?

“Untuk keadaan infrastruktur penunjang di kecamatan memang ada sebagian yang

sudah tidak berfungsi seperti wifi pun sering sekali gangguan jadi kami terkadang

memakai hotspot wifi pribadi dan untuk sementara kami memakai barang pribadi

seperti laptop”

Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral

rusak ?

“Penyediaan infrastruktur yang sudah diajukan oleh kami membutuhkan waktu yang

lama dan infrastruktur yang berada di kecamatan memenuhi standarisasi yang sudah

ditentukan”

I6-5

Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/

Kecamatan di Serang?

“Keadaan Infrastruktur seperti komputer, mesin pencetak sebagian besar sudah tidak

berfungsi dan keadaan wifi pun sudah beberapa hari ini tidak berfungsi”

Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral

rusak ?

“Jika terjadi kerusakan terhadap infrastruktur yang ada, terutama seperti komputer,

printer, wifi dan sebagainya. Kalopun sistem jaringan seperti wifi eror kami selalu

pakai personal modem, karena kalo menunggu wifi tidak eror lagi kan tidak tahu

sampai kapan dan antisipasi dan langkah lain yang kami ambil sih biasanya dengan

melakukan perbaikan terhadap infrastruktur yang rusak ataupun meminta pergantian

yang baru, tetapi untuk meminta yang baru harus melalui prosedur yang cukup ribet

bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk penyediaannya, karena kami

harus melakukan pengajuan terlebih dahulu dan lain sebagainya”

I6-6

Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/

Kecamatan di Serang

“Ketersediaan infrastruktur disini bisa dilihat untuk komputer kami memakai komputer

pribadi karena pengajuan infrastruktur kami belum turun. untuk infrastruktur lainnya

seperti printer untuk sekarang kami masih menggunakan printer secara bersamaan

Page 210: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

dengan bidang lain karena banyak infrastruktur disini yang sudah tidak bisa dipakai.

Untuk koneksi jaringan saya sering menggunakan wifi dari handphone karena wifi di

sini sering gangguan”

Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral

rusak ?

“Menunggu perbaikan ya proses penginputan ke dalam sistem tidak akan berjalan.

Kami sudah mengajukan perbaikan dan pergantian infrastruktur yang sudah rusak tapi

harus melalui prosedur yang ada dan cukup lama pergantian dan perbaikannya”

4. Cyber Law (Kerangka dan Perangkat Hukum)

I

Q Pertanyaan/Jawaban

I1

Apa saja hukum yang mendasari penerapan sistem simral ?

“Kerangka dan Perangkat Hukum yang digunakan sebagai dasar dilakukannya

perencanaan pembangunan daerah kota serang dengan sistem simral yaitu Permendagri

Nomor 86 Tahun 2017 mengenai tata cara perencanaan, pengendalian, dan evaluasi

pembangunan daerah pada instansi pemerintah. Selain permendagri tadi untuk

pengembangan sistem simral dasar hukum yang mendasarinya adalah Instruksi

Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan

e-government dan satu lagi perangkat hukum tentang keterbukaan informasi publik

yaitu UU Nomor 14 Tahun 2008”

Bagaimana kekuatan hukum yang mendasari penerapan sistem simral ?

“Untuk Kekuatan hukum yang mendasari dalam penerapan sistem simral sangat kuat

karena perangkat hukum seperti Undang-Undang, Instruksi Presiden dan lainnya itu

dijadikan pedoman dalam penerapan, pemeliharaan dan pengembangan sistem simral”

I3

Apa saja hukum yang mendasari penerapan sistem simral ?

“Penerapan dan pengembangan sistem simral ini berdasarkan atas hukum, kita ga

sembarangan mengembangkan suatu sistem seperti simral tanpa ada hukum yang

mendasarinya, karena semuanya sudah diatur dalam perangkat hukumnya. hukum yang

mendasari dalam pengembangan sistem ini yaitu Perwal Kota Serang Nomor 47 tahun

2017 dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003”

Bagaimana kekuatan hukum yang mendasari penerapan sistem simral ?

“Kekuatan hukum yang mendasari penerapan sistem simral kuat karena hukum hukum

atau Undang-Undang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penerapan sistem simral”

Page 211: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

5. Citizen Interfaces (Pengadaan SDM dan Pengembangan Kanal Akses)

I

Q Pertanyaan/Jawaban

I1

Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?

“Pengadaan SDM disetiap tahun atau periode yang ditentukan pasti dilakukan”

Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?

“Kami pun berkoordinasi dengan Sub Bagian Umum untuk dapat mengalokasikan pada

bagian kami, dari SDM yang sudah ada dan kemudian dilakukan rolling ke bagian kami

tapi tidak semudah itu untuk pengadaan SDM”

Bagaimana Pengembangan kanal akses dilakukan ?

“Pengembangan kanal akses pasti dilakukan karena terkait banyak pihak kan, kita ingin

mempermudah OPD dan Kecamatan seluruh Kota Serang dalam mengakses sistem

simral. Maka dari itu kami bekerja sama dengan Bappeda Banyuwangi yang memiliki

simral yang mudah diakses oleh berbagai pihak”

I2

Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?

“Pengadaan sdm memang ada saja tapi kan tidak semua bidang, unuk sekarang di

bidang perencanaan pembangunan hanya 9 (Sembilan) orang termasuk Kepala Bidang

dan 9 orang ini di bagi bagi pekerjaannya”

Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?

“Proses pengadaan SDM dilakukan disetiap periodenya dari pusat ataupun dari kantor

kami sendiri dengan berkoordinasi dengan Sub Bagian Umum”

I3

Bagaimana Pengembangan kanal akses dilakukan?

“Pengembangan kanal akses memang sedang dilakukan dibarengi dengan

pengembangan sistem simral, kanal akses ini sangat penting karena kan bersangkutan

dengan seluruh OPD dan Kecamatan Kota Serang jadi harus benar benar

dikembangkan agar sistem lebih baik dan mudah diakses. Maka dari itu kami bekerja

sama dengan Bappeda Banyuwangi terkait simral karena simral yang dimiliki

Banyuwangi ini mudah diakses dan dimodifikasi jadi dapat mempermudah berbagai

pihak yang terkait”

I4

Bagaimana Pengembangan kanal akses dilakukan ?

“Kanal akses itu berada dalam sistem simral ini jadi berbarengan pengembangannya,

tujuan di kembangkannya sistem ini memang untuk mempermudah dan terintegrasi

dengan berbagai pihak yang terkait seperti OPD dan kecamatan untuk lebih baik lagi

kedepannya”

I6-1

Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?

“Belum ada penambahan atau pengadaan SDM untuk saat ini”

Page 212: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?

“Kalaupun ada pengadaan SDM itu wewenang dan kebijakan kepala camat disini”

I6-2

Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?

“Pengadaan SDM dilakukan disetiap periodenya dan ketika kantor kami membutuhkan

SDM”

Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?

“Pengadaan sdm di kecamatan biasanya itu di rolling, kalaupun ada penambahan sdm

itu atas dasar kebijakan Kepala Camat”

I6-3

Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?

“Sampai saat ini belum ada penambahan SDM terkait pengelola simral di kecamatan”

Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?

“ada pengadaan SDM itu biasanya kebijakan camat disini bagaimana proses

pengadaannya kebijakan camat”

I6-4

Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?

“Pengadaan ada saja di setiap periodenya tapi tidak merata seluruh bidang bertambah”

Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?

“Ada penambahan sdm di bidang itu atas kebijakan dari atasan kita. Kalaupun kita

kekurangan sdm kita selalu mengajukan untuk ditambah sdm tapi semua nya kan

wewenang atasan”

I6-5

Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?

“Pengadaan sdm di kecamatan selalu ada setiap periodenya tapi tidak menentu”

Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?

“Untuk prosesnya saya kurang tahu tapi biasanya proses pengadaan SDM itu dilakukan

atas kebijakan atasan”

I6-6

Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?

“Belum ada penambahan sdm untuk dibidang simral tetapi di setiap periode nya ada

rolling pegawai”

Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?

“Itu wewenang dan kebijakan Kepala camat disini. Memang sangat kurang untuk sdm

terkait simral di kecamatan walantaka hanya ada dua termasuk Kepala Bidang”

Page 213: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

6. Capital (Permodalan)

I

Q Pertanyaan/Jawaban

I1

Bagaimanakah ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan

penerapan sistem simral ?

“Jadi kita mempunyai perencanaan yang sudah di input dengan berbagai tahap, lalu

dari pihak BPKAD nanti menginput anggarannya. Setelah anggaran sudah diberikan

kepada Bappeda maka Bappeda akan membagikan anggaran tersebut sesuai dengan

kebutuhan seperti contohnya membayar sewa simral kepada BPPT, atau biaya

pengembangan simral yang sekarang sedang kita lakukan”

Berasal dari manakah anggaran yang digunakan untuk penerapan sistem simral ?

“Anggaran untuk pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan sistem simral itu

berasal dari APBD yang di kelola oleh BPKAD”

I3

Bagaimanakah ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan

penerapan sistem simral ?

“Untuk pihak diskominfo dalam hal anggaran itu menangani terkait pemeliharaan dan

pengembangan yang sedang dilakukan untuk saat ini, anggaran infrastruktur dari

diskominfo semua, untuk anggaran semenjak 2017-2018 itu ada di anggaran bappeda

simral bppt untuk pembayaran. contohnya seperti membayar ke BPPT dalm hal sewa

simral yang sekarang ini”

Berasal dari manakah anggaran yang digunakan untuk penerapan sistem simral ?

“Sumber anggaran yang kami terima itu semua berasal dari APBD”

I5

Bagaimanakah ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan

penerapan sistem simral ?

“Perencanaan dari sana dan penganggarannya seperti apa nanti kita input. Siklus ada di

apbd dari mulai perencanaan pelaksanaan sampai pertanggung jawaban. Di bappeda itu

bagian dari perencanaan kemana nih arahnya pembangunan kota serang yang

dituahkan ke rkpd setiap tahun kemudian dari rkpd itu dilanjutkan ke ppas

penganggaran, jadi kita punya uang berapa di bagi lah oleh bappeda jadi bappeda yang

membagi sesuai prioritas”

Berasal dari manakah anggaran yang digunakan untuk penerapan sistem simral ?

“Berbicara pola permodalan dalam penerapan simral semua modal berasal dari APBD”

Page 214: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

PEDOMAN WAWANCARA

No Indikator Sub Indikator Pertanyaan

Kode

Informan

1. Content

Development

1. Pengembangan

sistem

2. Standarisasi sistem

1. Apakah ada

pengembangan yang di

lakukan terhadap

sistem simral?

2. Siapakah yang

melakukan

pengembangan system

simral ?

3. Kapan pengembangan

system simral

dilakukan ?

4. Bagaimana kualitas

pengembangan system

simral yang telah di

lakukan ?

5. Bagaimana standarisasi

system simral ?

I1, I2,I3,I4,

2. Competency

Building

1. Pelatihan dan

kompetensi sdm

1. Pelatihan apa saja yang

telah di lakukan oleh

Bappeda Kota Serang ?

2. Kapan sajakah

Bappeda Kota Serang

melakukan pelatihan

pengembangan sdm ?

3. Bagaimana kualitas

sdm setelah mengikuti

pelatihan dan

pengembangan sistem

simral ?

I1, I2, I4, I6-

1, I6-2, I6-3,

I6-4, I6-5, I6-

6

3. Connectivity 1. Ketersediaan

infrastruktur

penunjang

1. Bagaimana

ketersediaan

infrastruktur yang

tersedia di Bappeda

Kota Serang dan

Kecamatan?

2. Bagaimana kualitas

infrastruktur yang

I1, I6-1, I6-2,

I6-3, I6-4, I6-

5, I6-6

Page 215: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

2. Standarisasi

infrastruktur

tersedia di Bappeda

Kota Serang dan

Kecamatan?

3. Apakah infrastuktur

yang tersedia sudag

memenuhi standarisasi

yang di butuhkan oleh

pelaksana penerapan

simral ?

4. Langkah apa yang

dilakukan jika

infrastruktur system

simral yang tersedia

rusak ?

4. Cyber laws 1. Dasar hukum

2. Kekuatan dasar

hokum

1. Apa saja hukum yang

mendasari penerapan

system simral ?

2. Bagaimana kekuatan

hokum system simral?

I1, I3

5. Citizen

Interfaces

1. Pengadaan sdm

2. Kualitas sdm

1. Kapan pengadaan sdm

atau pelaksana

penerapan simral

dilakukan ?

2. Bagaimana proses

pengadaan sdm yang

dilakukan ?

3. Bagaimana

pengembangan kanal

akses dilakukan?

I1,

I2,I3,I4,I6-1,

I6-2, I6-3, I6-

4, I6-5, I6-6

6. Capital 1. Ketersediaan

anggaran

2. Sumber anggaran

1. Bagaimanakah

ketersediaan anggaran

yang dialokasikan

untuk pelaksanaan

penerapan sistem

sirmral ini?

2. Dialokasikan untuk apa

sajakah anggaran

dalam penerapan

simral ?

3. Berasal darimanakah

anggaran yang

digunakan untuk

penerapan sistem

simral ini ?

I1,I3,I5

Page 216: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri
Page 217: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

DOKUMENTASI FOTO

Wawancara dengan Bapak Akhmad Saefulrohim selaku Kasubid

Perencanaan Pembangunan Bappeda Kota Serang

Wawancara dengan Bapak Ubay Mulyani selaku Operator Simral

Wawancara dengan Bapak TB. A. Teguh Pribadi selaku Kepala Bidang Layanan E-Government Diskominfo

Kota Serang

Wawancara dengan Bapak Arif Rediwinata Selaku Kasubid

Penyusunan APBD BPKAD Kota Serang

Page 218: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Wawancara dengan Ibu Elisa Engriyani selaku Operator Simral di Kecamatan

Cipocok Jaya

Wawancara dengan Ibu Sudaryati selaku Operator Simral di Kecamatan

Curug

Wawancara dengan Ibu Mahsusi Lidyawati selaku Operator Simral di

Kecamatan Kasemen

Wawancara dengan Bapak Kiky selaku Operator Simral di Kecamatan Serang

Page 219: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

Wawancara dengan Bapal Aulia Nuari selaku Operator Simral di Kecamatan

Taktakan

Wawancara dengan Ibu Nur Asiva Nabila selaku Operator Simral di

Kecamatan Walantaka

Page 220: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 2008

TENTANG

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:

a. bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional;

b. bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik;

c. bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik;

d. bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Mengingat:

Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 F, dan Pasal 28 J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Dengan Persetujuan Bersama:

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

dan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN:

Menetapkan:

UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

BAB I

KETENTUAN UMUM

1 / 38

Page 221: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun non elektronik.

2. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

3. Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi non pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.

4. Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi non litigasi.

5. Sengketa Informasi Publik adalah sengketa yang terjadi antara badan publik dan pengguna informasi publik yang berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundang-undangan.

6. Mediasi adalah penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak melalui bantuan mediator komisi informasi.

7. Ajudikasi adalah proses penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak yang diputus oleh komisi informasi.

8. Pejabat Publik adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu pada badan publik.

9. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik.

10. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau badan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

11. Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

12. Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Bagian Kesatu

Asas

2 / 38

Page 222: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 2

(1) Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik.

(2) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas.

(3) Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.

(4) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai dengan Undang-Undang, kepatutan, dan kepentingan umum didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat serta setelah dipertimbangkan dengan saksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya.

Bagian Kedua

Tujuan

Pasal 3

Undang-Undang ini bertujuan untuk:

a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;

b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;

c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik;

d. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan;

e. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak;

f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau

g. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN PEMOHON DAN PENGGUNA INFORMASI PUBLIK SERTA HAK DAN KEWAJIBAN BADAN PUBLIK

Bagian Kesatu

Hak Pemohon Informasi Publik

Pasal 4

(1) Setiap Orang berhak memperoleh Informasi Publik sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.

(2) Setiap Orang berhak:

a. melihat dan mengetahui Informasi Publik;

b. menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum untuk memperoleh Informasi Publik;

3 / 38

Page 223: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

c. mendapatkan salinan Informasi Publik melalui permohonan sesuai dengan Undang-Undang ini; dan/atau

d. menyebarluaskan Informasi Publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(3) Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan permintaan Informasi Publik disertai alasan permintaan tersebut.

(4) Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan gugatan ke pengadilan apabila dalam memperoleh Informasi Publik mendapat hambatan atau kegagalan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.

Bagian Kedua

Kewajiban Pengguna Informasi Publik

Pasal 5

(1) Pengguna Informasi Publik wajib menggunakan Informasi Publik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pengguna Informasi Publik wajib mencantumkan sumber dari mana ia memperoleh Informasi Publik, baik yang digunakan untuk kepentingan sendiri maupun untuk keperluan publikasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga

Hak Badan Publik

Pasal 6

(1) Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Badan Publik berhak menolak memberikan Informasi Publik apabila tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:

a. informasi yang dapat membahayakan negara;

b. informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat;

c. informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;

d. informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/atau

e. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan.

Bagian Keempat

Kewajiban Badan Publik

Pasal 7

(1) Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di

4 / 38

Page 224: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan.

(2) Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan.

(3) Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Publik harus membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah.

(4) Badan Publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap Orang atas Informasi Publik.

(5) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) antara lain memuat pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau pertahanan dan keamanan negara.

(6) Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) Badan Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan non elektronik.

Pasal 8

Kewajiban Badan Publik yang berkaitan dengan kearsipan dan pendokumentasian Informasi Publik dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

BAB IV

INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN

Bagian Kesatu

Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala

Pasal 9

(1) Setiap Badan Publik wajib mengumumkan Informasi Publik secara berkala.

(2) Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. informasi yang berkaitan dengan Badan Publik;

b. informasi mengenai kegiatan dan kinerja Badan Publik terkait;

c. informasi mengenai laporan keuangan; dan/atau

d. informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

(3) Kewajiban memberikan dan menyampaikan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan paling singkat 6 (enam) bulan sekali.

(4) Kewajiban menyebarluaskan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami.

(5) Cara-cara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Badan Publik terkait.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban Badan Publik memberikan dan menyampaikan Informasi Publik secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Petunjuk Teknis Komisi Informasi.

5 / 38

Page 225: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Bagian Kedua

Informasi yang Wajib Diumumkan secara Serta-merta

Pasal 10

(1) Badan Publik wajib mengumumkan secara serta merta suatu informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum.

(2) Kewajiban menyebarluaskan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan dengan cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami.

Bagian Ketiga

Informasi yang Wajib Tersedia Setiap Saat

Pasal 11

(1) Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap saat yang meliputi:

a. daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan;

b. hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya;

c. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;

d. rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan Badan Publik;

e. perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga;

f. informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam pertemuan yang terbuka untuk umum;

g. prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat; dan/atau

h. laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

(2) Informasi Publik yang telah dinyatakan terbuka bagi masyarakat berdasarkan mekanisme keberatan dan/atau penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50 dinyatakan sebagai Informasi Publik yang dapat diakses oleh Pengguna Informasi Publik.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan kewajiban Badan Publik menyediakan Informasi Publik yang dapat diakses oleh Pengguna Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Petunjuk Teknis Komisi Informasi.

Pasal 12

Setiap tahun Badan Publik wajib mengumumkan layanan informasi, yang meliputi:

a. jumlah permintaan informasi yang diterima;

b. waktu yang diperlukan Badan Publik dalam memenuhi setiap permintaan informasi;

c. jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi; dan/atau

d. alasan penolakan permintaan informasi.

6 / 38

Page 226: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 13

(1) Untuk mewujudkan pelayanan cepat, tepat, dan sederhana setiap Badan Publik:

a. menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi; dan

b. membuat dan mengembangkan sistem penyediaan layanan informasi secara cepat, mudah, dan wajar sesuai dengan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik yang berlaku secara nasional.

(2) Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibantu oleh pejabat fungsional.

Pasal 14

Informasi Publik yang wajib disediakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan/atau badan usaha lainnya yang dimiliki oleh negara dalam Undang- Undang ini adalah:

a. nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta jenis kegiatan usaha, jangka waktu pendirian, dan permodalan, sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar;

b. nama lengkap pemegang saham, anggota direksi, dan anggota dewan komisaris perseroan;

c. laporan tahunan, laporan keuangan, neraca laporan laba rugi, dan laporan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah diaudit;

d. hasil penilaian oleh auditor eksternal, lembaga pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya;

e. sistem dan alokasi dana remunerasi anggota komisaris/dewan pengawas dan direksi;

f. mekanisme penetapan direksi dan komisaris/dewan pengawas;

g. kasus hukum yang berdasarkan Undang-Undang terbuka sebagai Informasi Publik;

h. pedoman pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran;

i. pengumuman penerbitan efek yang bersifat utang;

j. penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;

k. perubahan tahun fiskal perusahaan;

l. kegiatan penugasan pemerintah dan/atau kewajiban pelayanan umum atau subsidi;

m. mekanisme pengadaan barang dan jasa; dan/atau

n. informasi lain yang ditentukan oleh Undang-Undang yang berkaitan dengan Badan Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah.

Pasal 15

Informasi Publik yang wajib disediakan oleh partai politik dalam Undang-Undang ini adalah:

a. asas dan tujuan;

b. program umum dan kegiatan partai politik;

c. nama, alamat dan susunan kepengurusan dan perubahannya;

d. pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

e. mekanisme pengambilan keputusan partai;

7 / 38

Page 227: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

f. keputusan partai yang berasal dari hasil muktamar/kongres/munas dan/atau keputusan lainnya yang menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai terbuka untuk umum; dan/atau

g. informasi lain yang ditetapkan oleh Undang-Undang yang berkaitan dengan partai politik.

Pasal 16

Informasi Publik yang wajib disediakan oleh organisasi non pemerintah dalam Undang-Undang ini adalah:

a. asas dan tujuan;

b. program dan kegiatan organisasi;

c. nama, alamat, susunan kepengurusan, dan perubahannya;

d. pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau sumber luar negeri;

e. mekanisme pengambilan keputusan organisasi;

f. keputusan-keputusan organisasi; dan/atau

g. informasi lain yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

BAB V

INFORMASI YANG DIKECUALIKAN

Pasal 17

Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi Publik, kecuali:

a. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat proses penegakan hukum, yaitu informasi yang dapat:

1. menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak pidana;

2. mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi, dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak pidana;

3. mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencana-rencana yang berhubungan dengan pencegahan dan penanganan segala bentuk kejahatan transnasional;

4. membahayakan keselamatan dan kehidupan penegak hukum dan/atau keluarganya; dan/atau

5. membahayakan keamanan peralatan, sarana, dan/atau prasarana penegak hukum.

b. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengganggu kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat;

c. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat membahayakan pertahanan dan keamanan negara, yaitu:

1. informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik dan teknik yang berkaitan dengan penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara, meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi dalam kaitan dengan ancaman dari dalam dan luar negeri;

2. dokumen yang memuat tentang strategi, intelijen, operasi, teknik dan taktik yang berkaitan dengan

8 / 38

Page 228: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi;

3. jumlah, komposisi, disposisi, atau dislokasi kekuatan dan kemampuan dalam penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara serta rencana pengembangannya;

4. gambar dan data tentang situasi dan keadaan pangkalan dan/atau instalasi militer;

5. data perkiraan kemampuan militer dan pertahanan negara lain terbatas pada segala tindakan dan/atau indikasi negara tersebut yang dapat membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan/atau data terkait kerjasama militer dengan negara lain yang disepakati dalam perjanjian tersebut sebagai rahasia atau sangat rahasia;

6. sistem persandian negara; dan/atau

7. sistem intelijen negara.

d. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;

e. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik, dapat merugikan ketahanan ekonomi nasional:

1. rencana awal pembelian dan penjualan mata uang nasional atau asing, saham dan aset vital milik negara;

2. rencana awal perubahan nilai tukar, suku bunga, dan model operasi institusi keuangan;

3. rencana awal perubahan suku bunga bank, pinjaman pemerintah, perubahan pajak, tarif, atau pendapatan negara/daerah lainnya;

4. rencana awal penjualan atau pembelian tanah atau properti;

5. rencana awal investasi asing;

6. proses dan hasil pengawasan perbankan, asuransi, atau lembaga keuangan lainnya; dan/atau

7. hal-hal yang berkaitan dengan proses pencetakan uang.

f. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik, dapat merugikan kepentingan hubungan luar negeri:

1. posisi, daya tawar dan strategi yang akan dan telah diambil oleh negara dalam hubungannya dengan negosiasi internasional;

2. korespondensi diplomatik antarnegara;

3. sistem komunikasi dan persandian yang dipergunakan dalam menjalankan hubungan internasional; dan/atau

4. perlindungan dan pengamanan infrastruktur strategis Indonesia di luar negeri.

g. Informasi Publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang;

h. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi, yaitu:

1. riwayat dan kondisi anggota keluarga;

2. riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang;

3. kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang;

4. hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas, dan rekomendasi kemampuan seseorang; dan/atau

9 / 38

Page 229: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

5. catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan non formal

i. memorandum atau surat-surat antar Badan Publik atau intra Badan Publik, yang menurut sifatnya dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi atau pengadilan;

j. informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.

Pasal 18

(1) Tidak termasuk dalam kategori informasi yang dikecualikan adalah informasi berikut:

a. putusan badan peradilan;

b. ketetapan, keputusan, peraturan, surat edaran, ataupun bentuk kebijakan lain, baik yang tidak berlaku mengikat maupun mengikat ke dalam ataupun ke luar serta pertimbangan lembaga penegak hukum;

c. surat perintah penghentian penyidikan atau penuntutan;

d. rencana pengeluaran tahunan lembaga penegak hukum;

e. laporan keuangan tahunan lembaga penegak hukum;

f. laporan hasil pengembalian uang hasil korupsi; dan/atau

g. informasi lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).

(2) Tidak termasuk informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf g dan huruf h, antara lain apabila:

a. pihak yang rahasianya diungkap memberikan persetujuan tertulis; dan/atau

b. pengungkapan berkaitan dengan posisi seseorang dalam jabatan-jabatan publik.

(3) Dalam hal kepentingan pemeriksaan perkara pidana di pengadilan, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, dan/atau Pimpinan Lembaga Negara Penegak Hukum lainnya yang diberi kewenangan oleh Undang-Undang dapat membuka informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, huruf i, dan huruf j.

(4) Pembukaan informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan cara mengajukan permintaan izin kepada Presiden.

(5) Permintaan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) untuk kepentingan pemeriksaan perkara perdata yang berkaitan dengan keuangan atau kekayaan negara di pengadilan, permintaan izin diajukan oleh Jaksa Agung sebagai pengacara negara kepada Presiden.

(6) Izin tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diberikan oleh Presiden kepada Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Pimpinan Lembaga Negara Penegak Hukum lainnya, atau Ketua Mahkamah Agung.

(7) Dengan mempertimbangkan kepentingan pertahanan dan keamanan negara dan kepentingan umum, Presiden dapat menolak permintaan informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).

Pasal 19

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di setiap Badan Publik wajib melakukan pengujian tentang konsekuensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dengan saksama dan penuh ketelitian sebelum menyatakan Informasi Publik tertentu dikecualikan untuk diakses oleh setiap Orang.

10 / 38

Page 230: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 20

(1) Pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f tidak bersifat permanen.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jangka waktu pengecualian diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB VI

MEKANISME MEMPEROLEH INFORMASI

Pasal 21

Mekanisme untuk memperoleh Informasi Publik didasarkan pada prinsip cepat, tepat waktu, dan biaya ringan.

Pasal 22

(1) Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan permintaan untuk memperoleh Informasi Publik kepada Badan Publik terkait secara tertulis atau tidak tertulis.

(2) Badan Publik wajib mencatat nama dan alamat Pemohon Informasi Publik, subjek dan format informasi serta cara penyampaian informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi Publik.

(3) Badan Publik yang bersangkutan wajib mencatat permintaan Informasi Publik yang diajukan secara tidak tertulis.

(4) Badan Publik terkait wajib memberikan tanda bukti penerimaan permintaan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) berupa nomor pendaftaran pada saat permintaan diterima.

(5) Dalam hal permintaan disampaikan secara langsung atau melalui surat elektronik, nomor pendaftaran diberikan saat penerimaan permintaan.

(6) Dalam hal permintaan disampaikan melalui surat, pengiriman nomor pendaftaran dapat diberikan bersamaan dengan pengiriman informasi.

(7) Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permintaan, Badan Publik yang bersangkutan wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis yang berisikan :

a. informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya ataupun tidak;

b. Badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik yang menguasai informasi yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah penguasaannya dan Badan Publik yang menerima permintaan mengetahui keberadaan informasi yang diminta;

c. penerimaan atau penolakan permintaan dengan alasan yang tercantum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17;

d. dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau sebagian dicantumkan materi informasi yang akan diberikan;

e. dalam hal suatu dokumen mengandung materi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, maka informasi yang dikecualikan tersebut dapat dihitamkan dengan disertai alasan dan materinya;

f. alat penyampai dan format informasi yang akan diberikan; dan/atau

g. biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi yang diminta.

11 / 38

Page 231: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

(8) Badan Publik yang bersangkutan dapat memperpanjang waktu untuk mengirimkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (7), paling lambat 7 (tujuh) hari kerja berikutnya dengan memberikan alasan secara tertulis.

(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara permintaan informasi kepada Badan Publik diatur oleh Komisi Informasi.

BAB VII

KOMISI INFORMASI

Bagian Kesatu

Fungsi

Pasal 23

Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya menetapkan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi.

Bagian Kedua

Kedudukan

Pasal 24

(1) Komisi Informasi terdiri atas Komisi Informasi Pusat, Komisi Informasi provinsi, dan jika dibutuhkan Komisi Informasi kabupaten/kota.

(2) Komisi Informasi Pusat berkedudukan di ibu kota Negara.

(3) Komisi Informasi provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi dan Komisi Informasi kabupaten/kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.

Bagian Ketiga

Susunan

Pasal 25

(1) Anggota Komisi Informasi Pusat berjumlah 7 (tujuh) orang yang mencerminkan unsur pemerintah dan unsur masyarakat.

(2) Anggota Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota berjumlah 5 (lima) orang yang mencerminkan unsur pemerintah dan unsur masyarakat.

(3) Komisi Informasi dipimpin oleh seorang ketua merangkap anggota dan didampingi oleh seorang wakil ketua merangkap anggota.

(4) Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh para anggota Komisi Informasi.

(5) Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan musyawarah seluruh anggota Komisi

12 / 38

Page 232: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Informasi dan apabila tidak tercapai kesepakatan dilakukan pemungutan suara.

Bagian Keempat

Tugas

Pasal 26

(1) Komisi Informasi bertugas:

a. menerima, memeriksa, dan memutus permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi yang diajukan oleh setiap Pemohon Informasi Publik berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini;

b. menetapkan kebijakan umum pelayanan Informasi Publik; dan

c. menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.

(2) Komisi Informasi Pusat bertugas:

a. menetapkan prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi;

b. menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik di daerah selama Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota belum terbentuk; dan

c. memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya berdasarkan Undang-Undang ini kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia setahun sekali atau sewaktu-waktu jika diminta.

(3) Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota bertugas menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik di daerah melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi.

Bagian Kelima

Wewenang

Pasal 27

(1) Dalam menjalankan tugasnya, Komisi Informasi memiliki wewenang:

a. memanggil dan/atau mempertemukan para pihak yang bersengketa;

b. meminta catatan atau bahan yang relevan yang dimiliki oleh Badan Publik terkait untuk mengambil keputusan dalam upaya menyelesaikan Sengketa Informasi Publik;

c. meminta keterangan atau menghadirkan pejabat Badan Publik ataupun pihak yang terkait sebagai saksi dalam penyelesaian Sengketa Informasi Publik;

d. mengambil sumpah setiap saksi yang didengar keterangannya dalam Ajudikasi nonlitigasi penyelesaian Sengketa Informasi Publik; dan

e. membuat kode etik yang diumumkan kepada publik sehingga masyarakat dapat menilai kinerja Komisi Informasi.

(2) Kewenangan Komisi Informasi Pusat meliputi kewenangan penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang menyangkut Badan Publik pusat dan Badan Publik tingkat provinsi dan/atau Badan Publik tingkat kabupaten/kota selama Komisi Informasi di provinsi atau Komisi Informasi kabupaten/kota tersebut belum

13 / 38

Page 233: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

terbentuk.

(3) Kewenangan Komisi Informasi provinsi meliputi kewenangan penyelesaian sengketa yang menyangkut Badan Publik tingkat provinsi yang bersangkutan.

(4) Kewenangan Komisi Informasi kabupaten/kota meliputi kewenangan penyelesaian sengketa yang menyangkut Badan Publik tingkat kabupaten/kota yang bersangkutan

Bagian Keenam

Pertanggungjawaban

Pasal 28

(1) Komisi Informasi Pusat bertanggung jawab kepada Presiden dan menyampaikan laporan tentang pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

(2) Komisi Informasi provinsi bertanggung jawab kepada gubernur dan menyampaikan laporan tentang pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi yang bersangkutan.

(3) Komisi Informasi kabupaten/kota bertanggung jawab kepada bupati/walikota dan menyampaikan laporan tentang pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/ kota yang bersangkutan.

(4) Laporan lengkap Komisi Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) bersifat terbuka untuk umum.

Bagian Ketujuh

Sekretariat dan Penatakelolaan Komisi Informasi

Pasal 29

(1) Dukungan administratif, keuangan, dan tata kelola Komisi Informasi dilaksanakan oleh sekretariat komisi.

(2) Sekretariat Komisi Informasi dilaksanakan oleh Pemerintah.

(3) Sekretariat Komisi Informasi Pusat dipimpin oleh sekretaris yang ditetapkan oleh Menteri yang tugas dan wewenangnya di bidang komunikasi dan informatika berdasarkan usulan Komisi Informasi.

(4) Sekretariat Komisi Informasi provinsi dilaksanakan oleh pejabat yang tugas dan wewenangnya di bidang komunikasi dan informasi di tingkat provinsi yang bersangkutan.

(5) Sekretariat Komisi Informasi kabupaten/kota dilaksanakan oleh pejabat yang mempunyai tugas dan wewenang di bidang komunikasi dan informasi di tingkat kabupaten/kota yang bersangkutan.

(6) Anggaran Komisi Informasi Pusat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.

Bagian Kedelapan

Pengangkatan dan Pemberhentian

14 / 38

Page 234: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 30

(1) Syarat-syarat pengangkatan anggota Komisi Informasi:

a. warga negara Indonesia;

b. memiliki integritas dan tidak tercela;

c. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana 5 (lima) tahun atau lebih;

d. memiliki pengetahuan dan pemahaman di bidang keterbukaan Informasi Publik sebagai bagian dari hak asasi manusia dan kebijakan publik;

e. memiliki pengalaman dalam aktivitas Badan Publik;

f. bersedia melepaskan keanggotaan dan jabatannya dalam Badan Publik apabila diangkat menjadi anggota Komisi Informasi;

g. bersedia bekerja penuh waktu;

h. berusia paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun; dan

i. sehat jiwa dan raga.

(2) Rekrutmen calon anggota Komisi Informasi dilaksanakan oleh Pemerintah secara terbuka, jujur, dan objektif.

(3) Daftar calon anggota Komisi Informasi wajib diumumkan kepada masyarakat.

(4) Setiap Orang berhak mengajukan pendapat dan penilaian terhadap calon anggota Komisi Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan disertai alasan.

Pasal 31

(1) Calon anggota Komisi Informasi Pusat hasil rekrutmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia oleh Presiden sejumlah 21 (dua puluh satu) orang calon.

(2) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia memilih anggota Komisi Informasi Pusat melalui uji kepatutan dan kelayakan.

(3) Anggota Komisi Informasi Pusat yang telah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia selanjutnya ditetapkan oleh Presiden.

Pasal 32

(1) Calon anggota Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota hasil rekrutmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota oleh gubernur dan/atau bupati/walikota paling sedikit 10 (sepuluh) orang calon dan paling banyak 15 (lima belas) orang calon.

(2) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan/atau kabupaten/kota memilih anggota Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota melalui uji kepatutan dan kelayakan.

(3) Anggota Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota yang telah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota selanjutnya ditetapkan oleh gubernur dan/atau bupati/walikota.

15 / 38

Page 235: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 33

Anggota Komisi Informasi diangkat untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu periode berikutnya.

Pasal 34

(1) Pemberhentian anggota Komisi Informasi dilakukan berdasarkan keputusan Komisi Informasi sesuai dengan tingkatannya dan diusulkan kepada Presiden untuk Komisi Informasi Pusat, kepada gubernur untuk Komisi Informasi provinsi, dan kepada bupati/walikota untuk Komisi Informasi kabupaten/kota untuk ditetapkan.

(2) Anggota Komisi Informasi berhenti atau diberhentikan karena:

a. meninggal dunia;

b. telah habis masa jabatannya;

c. mengundurkan diri;

d. dipidana dengan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dengan ancaman pidana paling singkat 5 (lima) tahun penjara;

e. sakit jiwa dan raga dan/atau sebab lain yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat menjalankan tugas 1 (satu) tahun berturut-turut; atau

f. melakukan tindakan tercela dan/atau melanggar kode etik, yang putusannya ditetapkan oleh Komisi Informasi.

(3) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Keputusan Presiden untuk Komisi Informasi Pusat, keputusan gubernur untuk Komisi Informasi provinsi, dan/atau keputusan bupati/walikota untuk Komisi Informasi kabupaten/kota.

(4) Pergantian antar waktu anggota Komisi Informasi dilakukan oleh Presiden setelah berkonsultasi dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk Komisi Informasi Pusat, oleh gubernur setelah berkonsultasi dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi untuk Komisi Informasi provinsi, dan oleh bupati/walikota setelah berkonsultasi dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota untuk Komisi Informasi kabupaten/kota.

(5) Anggota Komisi Informasi pengganti antar waktu diambil dari urutan berikutnya berdasarkan hasil uji kelayakan dan kepatutan yang telah dilaksanakan sebagai dasar pengangkatan anggota Komisi Informasi pada periode dimaksud.

BAB VIII

KEBERATAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI KOMISI INFORMASI

Bagian Kesatu

Keberatan

Pasal 35

(1) Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi berdasarkan alasan berikut:

a. penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan pengecualian sebagaimana dimaksud

16 / 38

Page 236: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

dalam Pasal 17;

b. tidak disediakannya informasi berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9;

c. tidak ditanggapinya permintaan informasi;

d. permintaan informasi ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta;

e. tidak dipenuhinya permintaan informasi;

f. pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau

g. penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur dalam Undang-Undang ini.

(2) Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sampai dengan huruf g dapat diselesaikan secara musyawarah oleh kedua belah pihak.

Pasal 36

(1) Keberatan diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah ditemukannya alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1).

(2) Atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya keberatan secara tertulis.

(3) Alasan tertulis disertakan bersama tanggapan apabila atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) menguatkan putusan yang ditetapkan oleh bawahannya.

Bagian Kedua

Penyelesaian Sengketa Melalui Komisi Informasi

Pasal 37

(1) Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan kepada Komisi Informasi Pusat dan/atau Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya apabila tanggapan atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi dalam proses keberatan tidak memuaskan Pemohon Informasi Publik.

(2) Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2).

Pasal 38

(1) Komisi Informasi Pusat dan Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota harus mulai mengupayakan penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

(2) Proses penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat dapat diselesaikan dalam waktu 100 (seratus) hari kerja.

Pasal 39

17 / 38

Page 237: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Putusan Komisi Informasi yang berasal dari kesepakatan melalui Mediasi bersifat final dan mengikat.

BAB IX

HUKUM ACARA KOMISI

Bagian Kesatu

Mediasi

Pasal 40

(1) Penyelesaian sengketa melalui Mediasi merupakan pilihan para pihak dan bersifat sukarela.

(2) Penyelesaian sengketa melalui Mediasi hanya dapat dilakukan terhadap pokok perkara yang terdapat dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g.

(3) Kesepakatan para pihak dalam proses Mediasi dituangkan dalam bentuk putusan Mediasi Komisi Informasi.

Pasal 41

Dalam proses Mediasi anggota Komisi Informasi berperan sebagai mediator.

Bagian Kedua

Ajudikasi

Pasal 42

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Ajudikasi nonlitigasi oleh Komisi Informasi hanya dapat ditempuh apabila upaya Mediasi dinyatakan tidak berhasil secara tertulis oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa, atau salah satu atau para pihak yang bersengketa menarik diri dari perundingan.

Pasal 43

(1) Sidang Komisi Informasi yang memeriksa dan memutus perkara paling sedikit 3 (tiga) orang anggota komisi atau lebih dan harus berjumlah gasal.

(2) Sidang Komisi Informasi bersifat terbuka untuk umum.

(3) Dalam hal pemeriksaan yang berkaitan dengan dokumen-dokumen yang termasuk dalam pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, maka sidang pemeriksaan perkara bersifat tertutup.

(4) Anggota Komisi Informasi wajib menjaga rahasia dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Bagian Ketiga

Pemeriksaan

Pasal 44

18 / 38

Page 238: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

(1) Dalam hal Komisi Informasi menerima permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik, Komisi Informasi memberikan salinan permohonan tersebut kepada pihak termohon.

(2) Pihak termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pimpinan Badan Publik atau pejabat terkait yang ditunjuk yang didengar keterangannya dalam proses pemeriksaan.

(3) Dalam hal pihak termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Komisi Informasi dapat memutus untuk mendengar keterangan tersebut secara lisan ataupun tertulis.

(4) Pemohon Informasi Publik dan termohon dapat mewakilkan kepada wakilnya yang secara khusus dikuasakan untuk itu.

Bagian Keempat

Pembuktian

Pasal 45

(1) Badan Publik harus membuktikan hal-hal yang mendukung pendapatnya apabila menyatakan tidak dapat memberikan informasi dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 35 ayat (1) huruf a.

(2) Badan Publik harus menyampaikan alasan yang mendukung sikapnya apabila Pemohon Informasi Publik mengajukan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b sampai dengan huruf g.

Bagian Kelima

Putusan Komisi Informasi

Pasal 46

(1) Putusan Komisi Informasi tentang pemberian atau penolakan akses terhadap seluruh atau sebagian informasi yang diminta berisikan salah satu perintah di bawah ini:

a. membatalkan putusan atasan Badan Publik dan memutuskan untuk memberikan sebagian atau seluruh informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi Publik sesuai dengan keputusan Komisi Informasi; atau

b. mengukuhkan putusan atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi untuk tidak memberikan informasi yang diminta sebagian atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17.

(2) Putusan Komisi Informasi tentang pokok keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b sampai dengan huruf g, berisikan salah satu perintah di bawah ini:

a. memerintahkan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi untuk menjalankan kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini;

b. memerintahkan Badan Publik untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pemberian informasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini; atau

c. mengukuhkan pertimbangan atasan Badan Publik atau memutuskan mengenai biaya penelusuran dan/atau penggandaan informasi.

(3) Putusan Komisi Informasi diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, kecuali putusan yang menyangkut informasi yang dikecualikan.

19 / 38

Page 239: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

(4) Komisi Informasi wajib memberikan salinan putusannya kepada para pihak yang bersengketa.

(5) Apabila ada anggota komisi yang dalam memutus suatu perkara memiliki pendapat yang berbeda dari putusan yang diambil, pendapat anggota komisi tersebut dilampirkan dalam putusan dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari putusan tersebut.

BAB X

GUGATAN KE PENGADILAN DAN KASASI

Bagian Kesatu

Gugatan ke Pengadilan

Pasal 47

(1) Pengajuan gugatan dilakukan melalui pengadilan tata usaha negara apabila yang digugat adalah Badan Publik negara.

(2) Pengajuan gugatan dilakukan melalui pengadilan negeri apabila yang digugat adalah Badan Publik selain Badan Publik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 48

(1) Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2) hanya dapat ditempuh apabila salah satu atau para pihak yang bersengketa secara tertulis menyatakan tidak menerima putusan Ajudikasi dari Komisi Informasi paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya putusan tersebut.

(2) Sepanjang menyangkut informasi yang dikecualikan, sidang di Komisi Informasi dan di pengadilan bersifat tertutup.

Pasal 49

(1) Putusan pengadilan tata usaha negara atau pengadilan negeri dalam penyelesaian Sengketa Informasi Publik tentang pemberian atau penolakan akses terhadap seluruh atau sebagian informasi yang diminta berisi salah satu perintah berikut:

a. membatalkan putusan Komisi Informasi dan/atau memerintahkan Badan Publik:

1. memberikan sebagian atau seluruh informasi yang dimohonkan oleh Pemohon Informasi Publik; atau

2. menolak memberikan sebagian atau seluruh informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi Publik.

b. menguatkan putusan Komisi Informasi dan/atau memerintahkan Badan Publik:

1. memberikan sebagian atau seluruh informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi Publik; atau

2. menolak memberikan sebagian atau seluruh informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi Publik.

(2) Putusan pengadilan tata usaha negara atau pengadilan negeri dalam penyelesaian Sengketa Informasi Publik tentang pokok keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b sampai dengan

20 / 38

Page 240: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

huruf g berisi salah satu perintah berikut:

a. memerintahkan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi untuk menjalankan kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau memerintahkan untuk memenuhi jangka waktu pemberian informasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini;

b. menolak permohonan Pemohon Informasi Publik; atau

c. memutuskan biaya penggandaan informasi.

(3) Pengadilan tata usaha negara atau pengadilan negeri memberikan salinan putusannya kepada para pihak yang bersengketa.

Bagian Kedua

Kasasi

Pasal 50

Pihak yang tidak menerima putusan pengadilan tata usaha negara atau pengadilan negeri dapat mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya putusan pengadilan tata usaha negara atau pengadilan negeri.

BAB XI

KETENTUAN PIDANA

Pasal 51

Setiap Orang yang dengan sengaja menggunakan Informasi Publik secara melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Pasal 52

Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan, tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan Informasi Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi Publik yang wajib diumumkan secara serta-merta, Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/atau Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar permintaan sesuai dengan Undang-Undang ini, dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Pasal 53

Setiap Orang yang dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusak, dan/atau menghilangkan dokumen Informasi Publik dalam bentuk media apa pun yang dilindungi negara dan/atau yang berkaitan dengan kepentingan umum dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

Pasal 54

(1) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengakses dan/atau memperoleh dan/atau memberikan informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 huruf a, huruf b, huruf d, huruf f, huruf g,

21 / 38

Page 241: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

huruf h, huruf i, dan huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

(2) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengakses dan/atau memperoleh dan/atau memberikan informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 huruf c dan huruf e, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).

Pasal 55

Setiap Orang yang dengan sengaja membuat Informasi Publik yang tidak benar atau menyesatkan dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

Pasal 56

Setiap pelanggaran yang dikenai sanksi pidana dalam Undang-Undang ini dan juga diancam dengan sanksi pidana dalam Undang-Undang lain yang bersifat khusus, yang berlaku adalah sanksi pidana dari Undang-Undang yang lebih khusus tersebut.

Pasal 57

Tuntutan pidana berdasarkan Undang-Undang ini merupakan delik aduan dan diajukan melalui peradilan

umum.

BAB XII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 58

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran ganti rugi oleh Badan Publik negara diatur dengan Peraturan Pemerintah.

BAB XIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 59

Komisi Informasi Pusat harus sudah dibentuk paling lambat 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Undang-Undang ini.

Pasal 60

Komisi Informasi provinsi harus sudah dibentuk paling lambat 2 (dua) tahun sejak diundangkannya Undang- Undang ini.

22 / 38

Page 242: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 61

Pada saat diberlakukannya Undang-Undang ini Badan Publik harus melaksanakan kewajibannya berdasarkan Undang-Undang.

Pasal 62

Peraturan Pemerintah sudah harus ditetapkan sejak diberlakukannya Undang-Undang ini.

BAB XIV

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 63

Pada saat berlakunya Undang-Undang ini semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perolehan informasi yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang-Undang ini.

Pasal 64

(1) Undang-Undang ini mulai berlaku 2 (dua) tahun sejak tanggal diundangkan.

(2) Penyusunan dan penetapan Peraturan Pemerintah, petunjuk teknis, sosialisasi, sarana dan prasarana, serta hal-hal lainnya yang terkait dengan persiapan pelaksanaan Undang-Undang ini harus rampung paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Disahkan Di Jakarta,

Pada Tanggal 30 April 2008

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan Di Jakarta,

Pada Tanggal 30 April 2008

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

Ttd.

ANDI MATTALATTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR 61

23 / 38

Page 243: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

PENJELASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 14 TAHUN 2008

TENTANG

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

I. UMUM

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa setiap Orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh Informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan Informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Untuk memberikan jaminan terhadap semua orang dalam memperoleh Informasi, perlu dibentuk undang-undang yang mengatur tentang keterbukaan Informasi Publik. Fungsi maksimal ini diperlukan, mengingat hak untuk memperoleh Informasi merupakan hak asasi manusia sebagai salah satu wujud dari kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis.

Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah hak publik untuk memperoleh Informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hak atas Informasi menjadi sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan negara untuk diawasi publik, penyelenggaraan negara tersebut makin dapat dipertanggungjawabkan. Hak setiap Orang untuk memperoleh Informasi juga relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik. Partisipasi atau pelibatan masyarakat tidak banyak berarti tanpa jaminan keterbukaan Informasi Publik.

Keberadaan Undang-undang tentang Keterbukaan Informasi Publik sangat penting sebagai landasan hukum yang berkaitan dengan (1) hak setiap Orang untuk memperoleh Informasi; (2) kewajiban Badan Publik menyediakan dan melayani permintaan Informasi secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dan cara sederhana; (3) pengecualian bersifat ketat dan terbatas; (4) kewajiban Badan Publik untuk membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan Informasi.

Setiap Badan Publik mempunyai kewajiban untuk membuka akses atas Informasi Publik yang berkaitan dengan Badan Publik tersebut untuk masyarakat luas. Lingkup Badan Publik dalam Undang-undang ini meliputi lembaga eksekutif, yudikatif, legislatif, serta penyelenggara negara lainnya yang mendapatkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan mencakup pula organisasi non pemerintah, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, seperti lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, serta organisasi lainnya yang mengelola atau menggunakan dana yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri. Melalui mekanisme dan pelaksanaan prinsip keterbukaan, akan tercipta kepemerintahan yang baik dan peran serta masyarakat yang transparan dan akuntabilitas yang tinggi sebagai salah satu prasyarat untuk mewujudkan demokrasi yang hakiki.

Dengan membuka akses publik terhadap Informasi diharapkan Badan Publik termotivasi untuk bertanggung jawab dan berorientasi pada pelayanan rakyat yang sebaik-baiknya. Dengan demikian, hal itu dapat mempercepat perwujudan pemerintahan yang terbuka yang merupakan upaya strategis mencegah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), dan terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance).

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

24 / 38

Page 244: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 2

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Yang dimaksud dengan “tepat waktu” adalah pemenuhan atas permintaan Informasi dilakukan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya.

“Cara sederhana” adalah Informasi yang diminta dapat diakses secara mudah dalam hal prosedur dan mudah juga untuk dipahami.

“Biaya ringan” adalah biaya yang dikenakan secara proporsional berdasarkan standar biaya pada umumnya.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “konsekuensi yang timbul” adalah konsekuensi yang membahayakan kepentingan yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang ini apabila suatu Informasi dibuka. Suatu Informasi yang dikategorikan terbuka atau tertutup harus didasarkan pada kepentingan publik. Jika kepentingan publik yang lebih besar dapat dilindungi dengan menutup suatu Informasi, Informasi tersebut harus dirahasiakan atau ditutup dan/atau sebaliknya.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “membahayakan negara” adalah bahaya terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Lebih lanjut mengenai Informasi yang

25 / 38

Page 245: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

membahayakan negara ditetapkan oleh Komisi Informasi.

Huruf b

Yang dimaksud dengan “persaingan usaha tidak sehat” adalah persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatan produksi dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak jujur, melawan hukum, atau menghambat persaingan usaha. Lebih lanjut mengenai Informasi persaingan usaha tidak sehat ditetapkan oleh Komisi Informasi.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Yang dimaksud dengan “rahasia jabatan” adalah rahasia yang menyangkut tugas dalam suatu jabatan Badan Publik atau tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan” adalah Badan Publik secara nyata belum menguasai dan/atau mendokumentasikan Informasi Publik dimaksud.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “berkala” adalah secara rutin, teratur, dan dalam jangka waktu tertentu.

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “Informasi yang berkaitan dengan Badan Publik” adalah Informasi yang menyangkut keberadaan, kepengurusan, maksud dan tujuan, ruang lingkup kegiatan, dan Informasi lainnya yang merupakan Informasi Publik yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

Huruf b

yang dimaksud kinerja Badan Publik adalah kondisi Badan Publik yang bersangkutan yang meliputi hasil dan prestasi yang dicapai serta kemampuan kerjanya.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Ayat (3)

26 / 38

Page 246: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 10

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “serta-merta” adalah spontan, pada saat itu juga.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

27 / 38

Page 247: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Yang dimaksud dengan:

1. “transparansi” adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan Informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan;

2. “kemandirian” adalah suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak mana pun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat;

3. “akuntabilitas” adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;

4. “pertanggungjawaban” adalah kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat;

5. “kewajaran” adalah keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholder) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.

Huruf i

Cukup jelas.

Huruf j

Cukup jelas.

Huruf k

Cukup jelas.

Huruf l

Cukup jelas.

Huruf m

Cukup jelas.

Huruf n

Yang dimaksud dengan ”undang-undang yang berkaitan dengan badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah” adalah Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, serta Undang- Undang yang mengatur sektor kegiatan usaha badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah yang berlaku umum bagi seluruh pelaku usaha dalam sektor kegiatan usaha tersebut.

Pasal 15

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

28 / 38

Page 248: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Yang dimaksud dengan “undang-undang yang berkaitan dengan partai politik” adalah Undang-Undang tentang Partai Politik.

Pasal 16

Yang dimaksud dengan “organisasi non pemerintah” adalah organisasi baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum yang meliputi perkumpulan, lembaga swadaya masyarakat, badan usaha non pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.

Pasal 17

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Angka 1

Yang dimaksud dengan “Informasi yang terkait dengan sistem pertahanan dan keamanan negara” adalah Informasi tentang:

1. infrastruktur pertahanan pada kerawanan: sistem komunikasi strategis pertahanan, sistem pendukung strategis pertahanan, pusat pemandu, dan pengendali operasi militer;

2. gelar operasi militer pada perencanaan operasi militer, komando dan kendali operasi militer, kemampuan operasi satuan militer yang digelar, misi taktis operasi militer, gelar taktis operasi militer, tahapan dan waktu gelar taktis operasi militer, titik-titik kerawanan gelar militer, dan kemampuan, kerawanan, lokasi, serta analisis kondisi fisik dan moral musuh;

3. sistem persenjataan pada spesifikasi teknis operasional alat persenjataan militer, kinerja dan kapabilitas teknis operasional alat persenjataan militer, kerawanan sistem persenjataan militer, serta rancang bangun dan purwarupa persenjataan militer;

Angka 2

Cukup jelas.

Angka 3

Cukup jelas.

Angka 4

Cukup jelas.

29 / 38

Page 249: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Angka 5

Cukup jelas.

Angka 6

Yang dimaksud dengan “sistem persandian negara” adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pengamanan Informasi rahasia negara yang meliputi data dan Informasi tentang material sandi dan jaring yang digunakan, metode dan teknik aplikasi persandian, aktivitas penggunaannya, serta kegiatan pencarian dan pengupasan Informasi bersandi pihak lain yang meliputi data dan Informasi material sandi yang digunakan, aktivitas pencarian dan analisis, sumber Informasi bersandi, serta hasil analisis dan personil sandi yang melaksanakan.

Angka 7

Yang dimaksud dengan “sistem intelijen negara” adalah suatu sistem yang mengatur aktivitas badan intelijen yang disesuaikan dengan strata masing-masing agar lebih terarah dan terkoordinasi secara efektif, efisien, sinergis, dan profesional dalam mengantisipasi berbagai bentuk dan sifat potensi ancaman ataupun peluang yang ada sehingga hasil analisisnya secara akurat, cepat, objektif, dan relevan yang dapat mendukung dan menyukseskan kebijaksanaan dan strategi nasional.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

“Memorandum yang dirahasiakan” adalah memorandum atau surat-surat antar-Badan Publik atau intra-Badan Publik yang menurut sifatnya tidak disediakan untuk pihak selain Badan Publik yang sedang melakukan hubungan dengan Badan Publik dimaksud dan apabila dibuka dapat secara serius merugikan proses penyusunan kebijakan, yakni dapat:

1. mengurangi kebebasan, keberanian, dan kejujuran dalam pengajuan usul, komunikasi, atau pertukaran gagasan sehubungan dengan proses pengambilan keputusan;

2. menghambat kesuksesan kebijakan karena adanya pengungkapan secara prematur;

3. mengganggu keberhasilan dalam suatu proses negosiasi yang akan atau sedang dilakukan.

Huruf j

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

30 / 38

Page 250: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Yang dimaksud dengan “mandiri” adalah independen dalam menjalankan wewenang serta tugas dan fungsinya termasuk dalam memutuskan Sengketa Informasi Publik dengan berdasar pada Undang-Undang ini, keadilan, kepentingan umum, dan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Yang dimaksud “Ajudikasi nonlitigasi” adalah penyelesaian sengketa Ajudikasi di luar pengadilan yang putusannya memiliki kekuatan setara dengan putusan pengadilan.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan “prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa” adalah prosedur beracara di bidang penyelesaian sengketa Informasi yang dilakukan oleh Komisi Informasi.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Ayat (3)

31 / 38

Page 251: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Cukup jelas.

Pasal 27

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Yang dimaksud dengan “kode etik” adalah pedoman perilaku yang mengikat setiap anggota Komisi Informasi, yang penetapannya dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Ayat (1)

“Pejabat pelaksana kesekretariatan” adalah pejabat struktural instansi pemerintah yang tugas dan fungsinya di bidang komunikasi dan informatika sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan “pemerintah” adalah menteri yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang komunikasi dan informatika.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

32 / 38

Page 252: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 30

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

“Sehat jiwa dan raga” dibuktikan melalui surat keterangan tim penguji kesehatan resmi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Yang dimaksud dengan ”terbuka” adalah bahwa Informasi setiap tahapan proses rekrutmen harus diumumkan bagi publik.

Yang dimaksud dengan ”jujur” adalah bahwa proses rekrutmen berlangsung adil dan non diskriminatif berdasarkan Undang-Undang ini.

Yang dimaksud dengan ”objektif” adalah bahwa proses rekrutmen harus mendasarkan pada kriteria yang diatur oleh Undang-Undang ini.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

33 / 38

Page 253: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Yang dimaksud dengan “tindakan tercela” adalah mencemarkan martabat dan reputasi dan/atau mengurangi kemandirian dan kredibilitas Komisi Informasi.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Yang dimaksud dengan “penggantian antar waktu anggota Komisi Informasi” adalah pengangkatan anggota Komisi Informasi baru untuk menggantikan anggota Komisi Informasi yang telah berhenti atau diberhentikan sebagaimana dimaksud Pasal 35 ayat (1) sebelum masa jabatannya berakhir.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 35

34 / 38

Page 254: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Ayat (1)

Pengajuan keberatan secara tertulis kepada atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi sekurang-kurangnya berisikan nama dan/atau instansi asal pengguna Informasi, alasan mengajukan keberatan, tujuan menggunakan Informasi, dan kasus posisi permintaan Informasi dimaksud.

Yang dimaksud dengan “atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi” adalah pejabat yang merupakan atasan langsung pejabat yang bersangkutan dan/atau atasan dari atasan langsung pejabat yang bersangkutan.

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan “ditanggapi” adalah respons dari Badan Publik sesuai dengan ketentuan pelayanan yang telah diatur dalam petunjuk teknis pelayanan Informasi Publik.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Ayat (1)

Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Komisi Informasi hanya dapat diajukan setelah melalui proses keberatan kepada atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

35 / 38

Page 255: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 39

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Ayat (1)

Gugatan terhadap Badan Publik negara yang terkait dengan kebijakan pejabat tata usaha negara dilaksanakan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara sesuai dengan kewenangannya berdasarkan Undang-Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Pasal 49

36 / 38

Page 256: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Pasal 52

Yang dapat dikenakan sanksi pidana terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi dijatuhkan kepada:

a. badan hukum, perseroan, perkumpulan, atau yayasan;

b. mereka yang memberi perintah melakukan tindak pidana atau yang bertindak sebagai pimpinan dalam melakukan tindak pidana; atau

c. kedua-duanya.

Pasal 53

Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap orang perseorangan atau kelompok orang atau badan hukum atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Pasal 54

Ayat (1)

Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap orang perseorangan atau kelompok orang atau badan hukum atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Ayat (2)

Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap orang perseorangan atau kelompok orang atau badan hukum atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Pasal 55

Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap orang perseorangan atau kelompok orang atau badan hukum atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Pasal 56

Cukup jelas.

Pasal 57

Cukup jelas.

37 / 38

Page 257: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

www.hukumonline.com

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Cukup jelas.

Pasal 60

Cukup jelas.

Pasal 61

Cukup jelas.

Pasal 62

Cukup jelas.

Pasal 63

Cukup jelas.

Pasal 64

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4846

38 / 38

Page 258: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 1 -

PERATURAN WALIKOTA SERANG NOMOR 47 TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SERANG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

13/KEP/M.PAN/2003 tentang Pedoman Umum Perkantoran Elektronis Lingkup Internet di Lingkungan

Instansi Pemerintah, perlu mewujudkan pelaksanaan e-governmet yang terarah, terpadu, sistematis dan tepat

sasaran;

b. bahwa agar pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat dilaksanakan secara berdayaguna dan

berhasil guna;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 98,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4748);

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4843);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846);

5. Undang-Undang ……………..

Page 259: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 2 -

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 tentang

Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 189, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5348);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

10. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;

11. Peraturan Presiden Nomor 96 Tahun 2014 tentang

Rencana Pita Lebar Indonesia 2014-2019;

12. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2001 tentang

Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia;

13. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang

kebijakan Strategi Nasional Pengembangan E-Pemerintahan;

14. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain;

15. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor

22/PERM/M.KOMINFO/12/2010 tentang SPM bidang Informasi dan Komunikasi;

16. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 05

Tahun 2015 tentang Register Nama Domain Instansi Penyelenggara Negara;

17. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 13/KEP/M.PAN/2003 tentang Pedoman Umum Perkantoran Elektronis Lingkup Internet di Lingkungan

Instansi Pemerintah;

18. Peraturan ………………..

Page 260: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 3 -

18. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

Kota Serang (Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2016 Nomor 7);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DAERAH.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Daerah Kota Serang.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom;

3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

Pemerintahan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya

dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945;

4. Walikota adalah Walikota Serang.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Serang.

6. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Wali Kota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah;.

7. Dinas Komunikasi dan Informatika adalah Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang Komunikasi dan informatika, bidang statistik dan bidang persandian.

8. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian

kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

9. Hibah adalah pemberian dengan pengalihan hak atas sesuatu dari Pemerintah atau pihak lain kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya

yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukkannya dan dilakukan melalui perjanjian.

10. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah

menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.

11. Komunikasi adalah penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lain melalui media perantara yang bersifat elektronik maupun non

elektronik.

12. Telekomunikasi .................

Page 261: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 4 -

12. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan/atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat,

tulisan, gambar, suara bunyi melalui kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya.

13. Penyelenggaraan Informatika adalah kegiatan penyiapan, pematangan, pemantapan dan pemanfaatan informatika sehingga terlaksananya pengembangan e-government.

14. Penyelenggaraan Komunikasi adalah kegiatan penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain melalui media perantara yang bersifat elektronik

maupun non elektronik.

15. Informatika adalah pemanfaatan perangkat-perangkat berkemampuan komputasi dalam pengelolaan informasi, termasuk dalam pemprosesan,

pengarsipan, dan penyebaran informasi.

16. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun

penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi atau non elektronik.

17. Keamanan Informasi adalah proteksi informasi dan sistem informasi dari akses, penggunaan, penyebaran, pengubahan, gangguan, atau

penghancuran oleh pihak yang tidak berwenang.

18. Infrastruktur adalah perangkat keras, perangkat lunak, dan peralatan

telekomunikasi, yang ketika digunakan bersama, menjadi pondasi dasar untuk mendukung pelaksanaan e-government.

19. Pengelolaan Infrastruktur Jaringan adalah kegiatan yang meliputi instalasi

dan pemeliharaan perangkat jaringan.

20. Server adalah perangkat khusus dalam jaringan komputer yang menjadi

tempat bagi semua simpul di dalam jaringan untuk bisa melakukan resource sharing.

21. Sistem Jaringan adalah kumpulan simpul-simpul sumber daya perangkat

komputasi berupa perangkat-perangkat komputer yang saling terhubung melalui sistem komunikasi data, sehingga dapat diakses secara bersama.

22. Penyediaan Infrastruktur adalah kegiatan yang meliputi pekerjaan konstruksi untuk membangun atau meningkatkan Kemampuan Infrastruktur dan/atau kegiatan pengelolaan infrastruktur dan/atau

pemeliharaan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kemanfaatan infrastruktur informatika.

23. E-government adalah pemanfaatan teknologi informasi dalam proses

manajemen pemerintahan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan sistem

informasi pemerintah yang menerapkan teknologi informatika dalam pelaksanaan pemerintahan.

24. Pengintegrasian adalah menghubungkan unsur-unsur atau bagian-bagian

untuk dapat dikaitkan satu dengan yang lain, sehingga dapat menjaga integritas ke seluruh bagian.

25. Sistem Informasi adalah sekumpulan komponen-komponen hardware, sotfware, network, brainware, dan basis data yang bekerja sama satu sama

lain dalam hal pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyebaran data dan informasi untuk keperluan Pemerintah Daerah.

26. Standarisasi adalah penyamaan format terhadap suatu ketentuan.

27. Basis ..................

Page 262: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 5 -

27. Basis data adalah kumpulan data yang secara logika berkaitan satu sama lain dan disimpan atau diakses berbasiskan komputer.

28. Aplikasi adalah program komputer yang dibangun untuk membantu proses pekerjaan.

29. Perangkat keras adalah satu atau serangkaian alat yang terhubung dalam Sistem Elektronik.

30. Perangkat lunak adalah satu atau sekumpulan program komputer,

prosedur, dan/atau dokumentasi yang terkait dalam pengoperasian Sistem Elektronik.

31. Jaringan Komputer adalah jaringan telekomunikasi yang mengijinkan

komputer untuk saling bertukar data dan berbagi sumber daya.

32. Wali data yang selanjutnya disebut WD adalah unit yang bertanggung

jawab terhadap penyediaan, pengelolaan, dan distribusi data serta merupakan unit yang langsung melaksanakan kegiatan operasi, administrasi, pelayanan.

33. Infrastruktur Jaringan adalah jaringan telekomunikasi yang menghubungkan antara jaringan lokal dengan intranet dan internet.

34. Infrstruktur Jaringan Lokal adalah jaringan komputer yang saling terhubung ke server dengan menggunakan topologi tertentu.

35. Infrastruktur Jaringan Lokal Pemerintah Daerah adalah jaringan komputer

yang saling terkoneksi antar Perangkat Daerah.

36. Pusat Data adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk Sistem Elektronik dan komponen terkaitnya untuk keperluan penempatan, penyimpanan,

dan pengolahan data.

37. Pusat Pemulihan Data adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk

memulihkan kembali data atau informasi serta fungsi-fungsi penting Sistem Elektronik yang tergganggu atau rusak akibat terjadinya bencana yang disebabkan oleh alam atau manusia.

38. Internet adalah sejumlah besar jaringan yang membentuk jaringan interkoneksi yang terhubung melalui protocol TCP/IP.

39. Intranet adalah jaringan privat/khusus dengan sistem yang sama dengan internet tetapi tidak terhubung dengan internet dan hanya digunakan secara internal.

40. Situs Web (Website) adalah sebuah sistem informasi dimana bentuk teks, gambar, suara, dan lain-lain dipresentasikan dalam bentuk hypertext dan

dapat diakses oleh perangkat lunak yang disebut browser.

41. Internet Protocol atau Protokol Internet yang selanjutnya disingkat IP

adalah protokol lapisan jaringan atau protokol lapisan internetwork yang digunakan oleh protokol TCP/IP untuk melakukan pengalamatan dan

routing paket data antar host-host di jaringan komputer berbasis TCP/IP.

42. Domain adalah pengkonversian dari alamat internet protocol ke nama domain.

43. Metadata adalah informasi terstruktur yang mendeskripsikan, menjelaskan, menemukan, atau setidaknya, menjadikan suatu informasi

mudah untuk ditemukan kembali, digunakan, atau dikelola. Metadata sering disebut sebagai data tentang data atau informasi tentang informasi.

44. Kode Sumber (Source Code) adalah sekumpulan instruksi-instruksi

komputer yang ditulis menggunakan bahasa komputer yang dapat dibaca dan dipahami oleh manusia.

45. Sub Domain adalah bagian dari domain yang terintegrasi dengan domain utama.

46. Security ....................

Page 263: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 6 -

46. Security Level adalah lapisan keamanan sesuai hak akses yang diberikan.

47. Database Management System (DBMS) adalah sistem pengelolaan basis

data sesuai dengan model data yang direpresentasikan. 48. Komunikasi Data adalah pertukaran data secara elektronik berupa file

yang dilakukan melalui jaringan komputer baik lokal maupun Internet. 49. Gudang Data (Data Warehouse) adalah sebuah basis data yang

mengintegrasikan beberapa basis data fungsional dalam sebuah organisasi untuk keperluan penyimpanan terintegrasi dan dirancang sedemikian rupa untuk keperluan analisis atau mendukung keputusan.

50. Interoperabilitas adalah kemampuan Sistem Elektronik yang berbeda untuk dapat bekerja secara terpadu.

51. Kompatibilitas adalah kesesuaian Sistem Elektronik yang satu dengan Sistem Elektronik yang lainnya.

52. Open Source yang selanjutnya disebut sumber terbuka adalah sistem

pengembangan yang tidak di koordinasi oleh suatu individu/lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan

kode sumber yang tersebar dan tersedia bebas. 53. Aplikasi Umum adalah aplikasi pendukung e-government yang digunakan

oleh setiap Perangkat Daerah.

54. Aplikasi khusus adalah aplikasi pendukung e-government yang dibangun untuk keperluan tertentu.

55. Troubleshooting adalah sebuah istilah yang merujuk kepada sebuah bentuk penyelesaian sebuah masalah.

56. Single Sign On adalah tekhnologi yang mengizinkan pengguna jaringan

agar dapat mengakses sumber daya dalam jaringan hanya dengan menggunakan satu akun pengguna saja.

57. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis,

menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.

58. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi

Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentifikasi.

59. Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait

dengan Tanda Tangan Elektronik.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai pedoman pelaksanaan dan pengembangan e-government di Daerah.

(2) Tujuan dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi meliputi : a. meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas dalam

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;

b. memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik.

BAB III

RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang lingkup Peraturan Walikota ini meliputi:

a. infrastruktur jaringan dan komputer; b. penyediaan ...................

Page 264: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 7 -

b. penyediaan dan pengembangan aplikasi; c. Pemanfaatan Tekhnologi Informasi dan Komunikasi;

d. pengaturan data dan informasi; e. tanda tangan elektronik;

f. pengembangan sumber daya manusia; g. kelembagaan; h. kerjasama dengan instansi vertikal dan pihak ketiga;

i. keamanan informasi; j. pemeliharaan dan pelaporan; k. pembinaan dan pengawasan; dan

l. pembiayaan.

BAB IV

INFRASTRUKTUR JARINGAN DAN KOMPUTER

Pasal 4

(1) Infrastruktur jaringan yang menghubungkan antar Perangkat Daerah

dikelola oleh Dinas. (2) Infrastruktur jaringan lokal di Perangkat Daerah dikelola oleh masing-

masing Perangkat Daerah. (3) Penyediaan layanan internet bagi seluruh Perangkat Daerah yang telah

terhubung dengan infrastruktur jaringan lokal Pemerintah Daerah

dilakukan oleh Dinas. (4) Pembangunan dan pengembangan infrastrukutr jaringan di lingkungan

pemerintah daerah dilakukan oleh Dinas.

Pasal 5

(1) Komputer yang terhubung atau terkoneksi dengan infrastruktur jaringan pemerintah daerah menggunakan IP yang dikelola oleh Dinas.

(2) Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewenangan

untuk penomoran IP.

Pasal 6

(1) Dinas menyediakan kebutuhan infrastruktur pusat data dan pusat

pemulihan data bagi kepentingan layanan pemerintah daerah. (2) Perangkat Daerah tidak diperkenankan mengadakan pusat data dan

pusat pemulihan data sebagaimana dimaksud ayat (1) kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.

(3) Seluruh server yang dikelola oleh Perangkat Daerah dipusatkan pada

pusat data yang dikelola oleh Dinas, kecuali ditentukan lain oleh Walikota.

(4) Dinas bertanggung jawab atas keamanan Sistem Elektronik.

BAB V

PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI

Pasal 7

(1) Aplikasi e-government terdiri atas:

a. aplikasi umum; dan b. aplikasi khusus.

(2) Dinas mengoperasikan Sistem Single Sign On secara bertahap dalam penyelenggaraan e-governmet.

(3) Pengembangan .................

Page 265: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 8 -

(3) Pengembangan aplikasi wajib menyediakan fitur sesuai dengan karakteristik aplikasi yang digunakannya.

(4) Fitur sebagaimana dimaksud pada ayat (6) paling sedikit berupa fasilitas untuk;

a. melakukan koreksi; b. membatalkan perintah; c. memberikan konfirmasi atau rekonfirmasi;

d. memilih meneruskan atau berhenti melaksanakan aktivitas berikutnya;

e. melihat informasi yang disampaikan berupa tawaran kontrak atau

iklan.

Pasal 8

(1) Aplikasi umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) huruf a bersifat terbuka yang disediakan. dibangun dan dikembangkan oleh Perangkat Daerah sesuai dengan Tupoksinya berkoordinasi denga Dinas.

(2) Aplikasi umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a yang saat ini telah dibangun dan disediakan, yaitu:

a. aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah; b. aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian Daerah; c. aplikasi Madani Plan;

1. e-Musrenbang 2. e-Planning

3. e-Monev d. aplikasi Reaksi Atas Berita Warga (RABEG); e. aplikasi e-Hibah Bansos;

f. Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan; g. aplikasi Sistem Informasi Aplikasi Data dan Gaji PNS;

h. aplikasi Tekhnologi Informasi Siklus Barang Daerah.

Pasal 9

Aplikasi khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b,

aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan Perangkat Daerah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dan wajib memenuhi ketentuan

interoperabilitas dan kompatibilitas, keamanan sistem informasi antar muka dan akses.

Pasal 10

(1) Situs web resmi pemerintah daerah meliputi nama domain dan subdomain.

(2) Nama domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimiliki dan/atau digunakan pemerintah daerah dengan alamat serangkota.go.id dan/atau domain lain yang ditetapkan oleh Keputusan Walikota.

(3) Subdomain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terintegrasi dengan domain serangkota.go.id dan digunakan oleh Perangkat Daerah.

(4) Penggunaan subdomain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan

dengan Keputusan Walikota. (5) Dalam hal Pemerintah Daerah mengajukan nama domain selain

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka Sekretaris Daerah atas usulan Dinas mengajukan permohonan kepada Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

BAB VI ………………..

Page 266: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 9 -

BAB VI

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 11

(1) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraan pemerintahan meliputi :

a. pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi; b. pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan/atau c. monitoring dan evaluasi Teknologi Informasi dan Komunikasi.

(2) Setiap Perangkat Daerah yang melakukan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi harus berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi

dan Informatika.

Bagian Kedua

Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pasal 12

(1) Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf a merupakan pembangunan

aplikasi serta penyiapan sarana dan prasarana yang meliputi infrastruktur dan basis data (data base) serta penyiapan sumber daya manusia.

(2) Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi meliputi : a. penggalian kebutuhan sistem; b. perekayasaan ulang proses layanan;

c. perancangan logika dan fisik sistem; d. pembuatan kode program; dan

e. uji coba sistem.

Bagian Ketiga

Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pasal 13

(1) Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf b merupakan pengoperasian aplikasi yang

telah dibangun pada pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi. (2) Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dilakukan oleh

pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terdiri dari satu atau lebih Perangkat Daerah.

(3) Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) harus berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika.

Bagian Keempat

Monitoring dan Evaluasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pasal 14

(1) Monitoring dan evaluasi Teknologi Informasi dan Komunikasi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf c dilakukan secara

berkala.

(2) Monitoring …………..

Page 267: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 10 -

(2) Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh masing-masing Perangkat Daerah

dan Dinas Komunikasi dan Informasi.

(3) Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Komunikasi dan

Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berkaitan dengan

teknologi informasi.

BAB VII

PENGATURAN DATA DAN INFORMASI

Pasal 15

(1) Setiap Perangkat Daerah melaksanakan pengelolaan basis data sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing Perangkat Daerah.

(2) Basis data Perangkat Daerah diintergrasikan dan direlasikan satu dengan yang lain serta dikelompokkan sesuai dengan kepentingannya.

(3) Kelompok basis data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),

meliputi : a. basis data pelayanan;

b. basis data administrasi dan manajemen; c. basis data legislasi; d. basis data pembangunan daerah;

e. basis data keuangan;basis data kepegawaian; f. basis data pemerintahan; g. basis data kewilayahan;

h. basis data kemasyarakatan; i. basis data kependudukan;

j. basis data kesehatan; k. basis data pendidikan; l. basis data ketenagakerjaan;

m. basis data pertanian; n. basis data perdagangan;

o. basis data perikanan dan peternakan; p. basis data transportasi; q. basis data pariwisata dan perhotelan;

r. basis data prasarana hotel; s. basis data lainnya sesuai kebutuhan.

(4) Setiap kelompok basis data tersebut dikelola oleh Dinas sebagai pusat

data. (5) Walikota menetapkan Wali Data (data stewardship) pada seluruh basis

data berdasarkan usulan Kepala Dinas. (6) Untuk Basis data Kepegawaian harus berbasis Nomor Induk Pegawai

dan wajib diimplementasikan pada seluruh aplikasi manajemen

pemerintahan sesuai dengan hak akses masing-masing ASN. (7) Untuk Basis data kependudukan harus berbasis Nomor Induk

Kependudukan dan wajib diimplementasikan pada seluruh aplikasi pelayanan publik kepada warga.

(8) Dinas mengintegerasikan seluruh basis data dan layanan aplikasi

untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pelayanan publik dan kemasyarakatan.

Pasal 16

(1) Perangkat Daerah melaksanakan pemutakhiran data secara berkala

yang akan ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

(2) Data ....................

Page 268: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 11 -

(2) Data dan informasi elektronik yang dikelola oleh seluruh Perangkat Daerah menjadi milik Pemerintah Daerah dan dikelola oleh Dinas

sesuai kebutuhan Pemerintah Daerah.

Pasal 17

(1) Setiap Perangkat Daerah dapat menggunakan jasa Pihak Ketiga dalam pembangunan dan pengembangan aplikasi dan basis data setelah berkoordinasi dengan Dinas .

(2) Pembangunan dan pengembangan aplikasi dilakukan dengan memperhatikan standar Metadata yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

(3) Dokumentasi teknis aplikasi yang meliputi Kode Sumber, Kebutuhan Pengguna, Rancangan Aplikasi dan Basis Data, Pengujian Aplikasi,

Manual Instalasi, Manual Pengguna, Manual Admin, Metadata, dan Troubleshooting wajib diserahkan oleh Perangkat Daerah kepada Dinas.

(4) Pembangunan dan Pengembangan sistem aplikasi dan basis data

menjadi hak cipta dan distribusi aplikasi menjadi milik Daerah.

BAB VIII

TANDA TANGAN ELEKTRONIK

Pasal 18

(1) Tanda Tangan Elektronik berfungsi sebagai alat autentifikasi dan

verifikasi atas: a. identifikasi Penanda Tangan;

b. keutuhan dan keautentikan Informasi Elektronik. (2) Tanda Tangan Elektronik dalam Transaksi Elektronik merupakan

persetujuan Penanda Tangan atas Informasi Elektronik dan/atau

Dokumen Elektronik yang ditandatangani dengan Tanda Tangan Elektronik tersebut.

(3) Dalam hal terjadi penyalahgunaan Tanda Tangan Elektronik

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh pihak lain yang tidak berhak, tanggung jawab pembuktian penyalahgunaan Tanda Tangan Elektronik

dibebankan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik. (4) Metode dan teknik yang digunakan untuk membuat Tanda Tangan

Elektronik paling sedikit harus memuat;

a. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik; b. waktu pembuatan Tanda Tangan Elektronik; c. informasi elektronik yang akan ditandatangani.

(5) Tanda Tangan Elektronik yang digunakan dalam Transaksi Elektronik dapat dihasilkan melalui berbagai prosedur penandatanganan.

Pasal 19

(1) Tanda Tangan Elektronik meliputi: a. Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi;

b. Tanda Tangan Elektronik tidak tersertifikasi. (2) Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a harus memenuhi persyaratan: a. Dibuat dengan menggunakan jasa penyelenggara sertifikat

elektronik;

b. Dibuktikan dengan Sertifikat Elektronik.

(3) Tanda ...................

Page 269: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 12 -

(3) Tanda Tangan Elektronik tidak tersertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dibuat tanpa menggunakan jasa penyelenggara

sertifikat elektronik.

Pasal 20

(1) Data Pembuatan Tanda Tangan Elektronik wajib secara unik merujuk hanya kepada Penanda Tangan dan dapat digunakan untuk mengidentifikasi Penanda Tangan.

(2) Penanda Tangan wajib menjaga kerahasiaan dan bertanggung jawab atas Data Pembuatan Tanda Tangan Elektronik.

BAB IX

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Pasal 21

(1) Pemerintah Daerah mengalokasikan dana dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur di bidang teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang kualitas pemanfaatan teknologi

informasi dan komunikasi. (2) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan karir terhadap tenaga

sumber daya manusia teknologi informasi dan komunikasi. (3) Peningkatan Kapasitas sumber daya manusia sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dengan pengembangan sumber daya aparatur

Perangkat Daerah, melalui: a. Pendidikan; b. Bimbingan teknis (bimtek);

c. Pendidikan dan pelatihan (diklat) teknis;dan d. Magang kerja.

(4) Pemerintah Daerah memfasilitasi sertifikasi nasional dan internasional terhadap sumber daya manusia pengelola teknologi informasi dan komunikasi.

Pasal 22

Penyelenggaraan pengembangan sumber daya aparatur Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) dapat dilaksanakan oleh

Pemerintah Daerah.

BAB X

KELEMBAGAAN

Pasal 23

(1) Setiap Perangkat Daerah dapat memiliki unit kerja yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pengembangan dan pelaksanaan e-govermment.

(2) Tugas dan fungsi unit kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dikoordinasikan oleh Dinas.

BAB XI ………………..

Page 270: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 13 -

BAB XI

KERJASAMA DENGAN INSTANSI VERTIKAL DAN PIHAK KETIGA

Pasal 24

(1) Setiap Perangkat Daerah dapat melakukan kerjaasama interkoneksi

data dengan Instansi Vertikal dan/atau Pihak Ketiga dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pihak Ketiga sebagaiman dimaksud pada ayat (1) antar lain jasa perbankan, jasa asuransi, pengelola bandara, notaris dan jasa lainnya.

Pasal 25

(1) Interkoneksi data sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (1) diselenggarakan secara terpusat melalui Sistem Elektronik yang dikelola

oleh Dinas. (2) Kerjasama Interkoneksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1)

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

BAB XII

KEAMANAN INFORMASI

Pasal 26

Keamanan informasi dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan, ketersediaan,

dan integrasi di dalam sumber daya informasi Pemerintah Daerah dengan tujuan sebagai berikut : a. Kerahasiaan, yaitu melindungi data dan informasi Pemerintah Daerah dari

penyingkapan Pihak yang tidak berhak; b. Ketersediaan, yaitu meyakinkan bahwa data dan informasi Pemerintah

Daerah hanya dapat digunakan oleh Pihak yang berhak menggunakannya; dan

c. Integritas, yaitu upaya untuk memastikan suatu data yang dikelola dapat

diakui konsistensi, keakuratan dan aksesibilitas.

Pasal 27

(1) Dinas membuat mekanisme pengelolaan server dan jaringan.

(2) Dinas harus melakukan back up terhadap file sistem dan basis data yang dikelola oleh Dinas, kecuali ditentukan lain oleh Walikota

sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3). (3) Back up harus disimpan dalam media penyimpanan yang mudah

dipindah (portable) dan/atau dalam server dan diletakkan di tempat yang aman, terpisah dari ruang pusat data.

BAB XIII

PEMELIHARAAN DAN LAPORAN

Pasal 28

(1) Dinas melakukan pemeliharaan sisten e-government Pemerintah Daerah secara berkala.

(2) Perangkat Daerah melakukan pemeliharaan sistem e-government di lingkungan kerjanya.

Pasal 29 ……………….

Page 271: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 14 -

Pasal 29

(1) Perangkat Daerah secara berkala wajib melaporkan penyelenggaraan e-government dalam lingkup kerjanya masing-masing kepada Walikota melalui Dinas.

(2) Dinas secara berkala melaporkan penyelenggaraan e-government kepada Walikota.

(3) Dalam hal Perangkat Daerah tidak melaksanakan kewajiban pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Walikota memberikan teguran.

BAB XIV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 30

(1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

penyelenggaraan e-government (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain:

a. pemberian pedoman pengelolaan dan penyelenggaraan e-government;

b. pemberian petunjuk dan langkah-langkah operasional pengelolaan

dan penyelenggaraan e-government; c. pemberian pelatihan bagi aparatur; dan

d. pendampingan dalam pengembangan e-government. (3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

BAB XV

PEMBIAYAAN

Pasal 31

(1) Sumber pembiayaan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan

komunikasi berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau sumber dana lain yang sah.

(2) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk kegiatan, antara lain : a. Penyusunan regulasi dan kebijakan;

b. Pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak;

c. Pengelolaan operasional e-government; dan d. Pengembangan sumber daya manusia aparatur.

BAB XVI …………….

Page 272: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

- 15 -

BAB XVI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 32

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Serang.

Ditetapkan di Serang pada tanggal 20 Juni 2017

WWAALLII KKOOTTAA SSEERRAANNGG,,

TTbb.. HHAAEERRUULL JJAAMMAANN Diundangkan di Serang pada tanggal 21 Juni 2017

SEKRETARIS DAERAH

KOTA SERANG,

Tb. URIP HENUS

BERITA DAERAH KOTA SERANG TAHUN 2017 NOMOR 47

Page 273: ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN ...repository.fisip-untirta.ac.id/1298/1/ANALISIS PENERAPAN SIMRAL DI... · luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri

RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Dian Purnamasari Dhamayanti

Nim : 6661120353

Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, 6 Januari 1995

Agama : Islam

No.Telepon : 081918869080

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1999-2000 : TK Permata Indah Jakarta Selatan

2000-2006 : SDN Cibitung I

2006-2009 : SMPN 11 Kota Serang

2009-2012 : SMAN 2 Kota Serang

2012 s.d Sekarang : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

ORGANISASI

2007-2008 : OSIS SMPN 11 Kota Serang

2009-2010 : Paduan Suara SMAN 2 Kota Serang

2009-2010 : Serikat Eksekutif Muda Untirta