Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PREMI DAN BEBAN
KLAIM ASURANSI PADA PT. ASURANSI RAMAYANA TBK
CABANG MAKASSAR
SKRIPSI
Oleh
RISNA SAFITRI
105731111216
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2021
ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN PREMI DAN BEBAN
KLAIM ASURANSI PADA PT. ASURANSI RAMAYANA TBK
CABANG MAKASSAR
SKRIPSI
RISNA SAFITRI
105731111216
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammmadiyah
Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2021
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
“Allah tidak membebeni seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya”. (Q.S Al-Baqarah:286)
“Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia
memberikan petunjuk”. (Q.S. Ad-Dhuha:7)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. (Q.S. Al-
Insyirah:6)
“Everyday Is Race, The Last But Not Least”
(Anonymous)
“Setiap hari langkah kehidupan begitu cepat, bagaikan pembalap berebut
dan melaju menjadi nomor satu, tetapi yang terakhir bukanlah yang
buruk”.
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena
kepada-Nyalah kami menyembah dan kepada-Nyalah kami mohon
pertolongan.
Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada:
Ibu, Bapak, dan Keluargaku yang tak henti-hentinya menyebutku dalam
doanya,
Kampus Unismuh tercinta inilah karya sederhanaku.
vii
ABSTRAK
RISNA SAFITRI, 2021. Analisis Pengakuan Pendapatan Premi dan Beban
Klaim Asuransi Pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar, Skripsi
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Abdul Muttalib, SE.,
MM dan Pembimbing II Ramly, SE., M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai
pengakuan pendapatan premi dan beban klaim pada PT Asuransi Ramayana
Tbk Cabang Makassar untuk memperoleh gambaran pengakuan pendapatan
premi dan beban klaim serta penyajiannya apakah telah sesuai dengan PSAK
28. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif. Data yang
diolah adalah laporan laba rugi perusahaan periode 2018 dan 2019, pendapatan
premi, beban klaim, polis asuransi kendaraan bermotor dan hasil wawancara
dengan manajer umum pada PT Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pada umumnya pengakuan
pendapatan premi dan beban klaim perusahaan serta penyajiannya dalam
laporan laba rugi telah sesuai dengan PSAK 28. Perusahaan mengakui
pendapatan premi dan beban klaim menggunakan metode akrual basis. Namun
ada perbedaan pada pengakuan pendapatan premi asuransi pengangkutan yaitu
menggunakan kas basis karena jangka waktu pertanggungannya pendek
sehingga belum mengacu kepada PSAK 28.
Kata kunci : Pengakuan, Pendapatan Premi, Beban Klaim, PSAK 28
viii
ABSTRACK
RISNA SAFITRI, 2021. Analysis of Premium Income Recognition and Insurance Claim
Expenses at PT. Asuransi Ramayana Tbk, Makassar Branch, Thesis, Accounting Study
Program, Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar.
Supervised by Supervisor I Abdul Muttalib, SE., MM and Supervisor II Ramly, SE., M.Si.
This study aims to obtain empirical evidence regarding the recognition of
premium income and claim expenses at PT Asuransi Ramayana Tbk Makassar Branch to
obtain a description of the recognition of premium income and claim expenses and its
presentation whether it is in accordance with PSAK 28. The type of research used is
comparative. The data processed is the company's income statement for the period 2018
and 2019, premium income, claim expense, motor vehicle insurance policies and the
results of interviews with general managers at PT Asuransi Ramayana Tbk Makassar
Branch. The data collection techniques used were documentation and interviews. Based
on the results of the study, it is concluded that in general the recognition of premium
income and claim expenses and its presentation in the income statement is in
accordance with PSAK 28. Companies recognize premium income and claim expenses
using the accrual basis method. However, there is a difference in the recognition of
transportation insurance premium income, namely using cash basis because the
coverage period is short, so it has not yet referred to PSAK 28.
Keywords: Recognition, Premium Income, Claims Expense, PSAK 28
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengakuan
Pendapatan Premi dan Beban Klaim Asuransi Pada PT. Asuransi Ramayana
Tbk Cabang Makassar” Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat yang telah memberi
petunjuk menuju jalan cahaya untuk menggapai Ridho-Nya.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada kedua orang tua penulis yang senantiasa memberi harapan, perhatian,
kasih sayang dan doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang
senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan
seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang
telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa
yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan didunia dan diakhirat.
x
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati dan
rasa hormat, penulis menyampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Bapak Dr. Andi Jam’an, SE.,M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak. CA. CSP, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Abdul Muttalib, SE., MM, selaku pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktu membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi
selesai dengan baik.
5. Bapak Ramly, SE., M.Si, selaku pembimbing II yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam
memberikan ilmu kepada penulis.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
8. Pimpinan dan seluruh staf pegawai PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang
Makassar, yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
9. Teman saya Syamsul yang selalu setia menemani, menyemangati dan
xi
memotivasi penulis.
10. Teman-teman Akuntansi 2016 C, yang selalu belajar bersama yang tidak
sedikit bantuannya dan dorongannya dalam aktivitas studi penulis.
11. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Amin Yaa Rabbal Alamin.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater kampus biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Makassar, 02 Mei 2021
Risna Safitri
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL .............................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... v
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ..................................................................... vii
ABSTRACK ...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Batasan Masalah.................................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
xiii
A.Tinjauan Umum Asuransi ..................................................................... 7
1. Pengertian Asuransi ............................................................................. 7
2. Jenis-Jenis Asuransi .......................................................................... 10
3. Tujuan Asuransi .................................................................................. 13
4. Manfaat Asuransi................................................................................ 15
B. Konsep Asuransi Kerugian ................................................................ 16
C. Pengakuan Pendapatan dan Beban .................................................. 18
1. Pengertian Pendapatan dan Beban ................................................ 18
2. Pengakuan Pendapatan dan Beban ............................................... 19
D. Pendapatan dan Beban dalam Akuntansi Asuransi ........................... 20
E. Pendapatan dan Beban Menurut PSAK No.28 tantang Akuntansi
Kontrak Asuransi Kerugian. ................................................................... 22
F. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 26
G. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 32
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 32
C. Defenisi Operasional ....................................................................... 33
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 33
E. Populasi dan Sampel ...................................................................... 33
F. Teknik Analisis ................................................................................ 34
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 35
A. Gambaran Umum PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar 35
1. Sejarah Singkat Perusahaan ............................................................ 35
2. Visi dan Misi PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar ... 37
3. Produk PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar ............ 38
4. Struktur Organisasi ............................................................................ 39
B. Hasil Penelitian ............................................................................... 46
1. Penyajian Pendapatan Premi dan Beban Klaim Dalam Laporan
Laba Rugi PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar ........ 46
2. Rincian Pendapatan Premi dan Beban Klaim Perusahaan Tahun
2018 Dan 2019 .................................................................................... 52
3. Perhitungan Pendapatan Premi & Beban Klaim Asuransi
Kendaraan Bermotor Perusahaan .................................................... 56
4. Pengakuan dan Pencatatan Pendapatan Premi dan Beban Klaim
Pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar ................. 66
C. Pembahasan ................................................................................... 76
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 87
A. Kesimpulan ..................................................................................... 87
B. Saran .............................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 89
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ 92
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kerangka Pemikiran 26
Tabel 4. 1 Laporan Laba Rugi Perusahaan Tahun 2018 & Tahun 2019 49
Tabel 4. 2 Pendapatan Premi Tahun 2018 & Tahun 2019 52
Tabel 4. 3 Beban Klaim Tahun 2018 & Tahun 2019 54
Tabel 4. 4 Tarif Premi Asuransi Kendaraan Bermotor 58
Tabel 4. 5 Perincian Polis Asuransi Kendaraan Bermotor 62
Tabel 4. 6 Perbandingan Pengakuan dan Penyajian Pendapatan Premi dan
Beban Klaim Perusahaan Dengan PSAK 28 81
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran 31
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi 40
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dialog Wawancara 93
Lampiran 2 Laporan Keuangan Perusahaan 98
Lampiran 3 Kwitansi Polis 102
Lampiran 4 Polis Asuransi kendaraan Bermotor 103
Lampiran 5 Perhitungan Pendapatan Premi Asuransi Kendaraan Bermotor 104
Lampiran 6 Polis Asuransi Kendaraan Bermotor Otoransi 105
Lampiran 7 Receipt Voucer Asuransi Kendaraan Bermotor Otoransi 106
Lampiran 8 Form Keterangan Mengenai Kerugian Asuransi Kendaraan Bermotor
Otoransi 107
Lampiran 9 Laporan Kerugian Pasti Asuransi Kendaraan Bermotor Otoransi 108
Lampiran 10 Polis Asuransi Syariah Kendaraan Bermotor 109
Lampiran 11 Form Keterangan Mengenai Kerugian Asuransi Syariah Kendaraan
Bermotor 111
Lampiran 12 Laporan Kerugian Sementara Asuransi Syariah Kendaraan
Bermotor 112
Lampiran 13 Laporan Kerugian Pasti Asuransi Syariah Kendaraan Bermotor 113
Lampiran 14 Bukti Pembayaran Klaim Asuransi Syariah Kendaraan Bermotor 114
Lampiran 15 Polis Asuransi Kebakaran 115
Lampiran 16 Receipt Voucer Asuransi Kebakaran 117
Lampiran 17 Overrinding Discount Note Asuransi Kebakaran 118
Lampiran 18 Form Keterangan Mengenai Kerugian Asuransi Kebakaran 119
Lampiran 19 Laporan Kerugian Sementara Asuransi Kebakaran 120
Lampiran 20 Laporan Kerugian Pasti Asuransi Kebakaran 121
Lampiran 21 Bukti Pembayaran Klaim Asuransi Kebakaran 122
xviii
Lampiran 22 Polis Asuransi Pengangkutan 123
Lampiran 23 Receipt Voucer Asuransi Pengangkutan 124
Lampiran 24 Form Keterangan Mengenai Kerugian Asuransi Pengangkutan 125
Lampiran 25 Laporan Kerugian Sementara Asuransi Pengangkutan 127
Lampiran 26 Laporan Kerugian Pasti Asuransi Pengangkutan 128
Lampiran 27 Perincian Ganti Kerugian Asuransi Pengangkutan 129
Lampiran 28 Bukti Pembayaran Klaim Asuransi Pengangkutan 130
Lampiran 29 Balasan Surat Penelitian 131
Lampiran 30 Hasil Uji Plagiasi 131
Lampiran 31 Riwayat Hidup 131
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuransi merupakan upaya yang dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi kemungkinan timbulnya kerugian akibat terjadi peristiwa yang
tidak pasti dan tidak diinginkan (Pinajeng dan Sudiarta, 2015 : 02). Peristiwa-
peristiwa tersebut seperti terjadinya kebakaran, kerusakan atau kehilangan
barang, pencurian, dan lain sebagainya yang dapat menimpa harta benda
atau aset tertentu yang dimiliki. Akibat dari peristiwa tersebut kemungkinan
menimbulkan kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu, perusahaan
asuransi hadir memberikan pencegahan dan proteksi agar kerugian yang
terjadi bisa dikurangi atau diperkecil.
Kerugian-kerugian yang terjadi tidak semuanya bisa diasuransikan,
adapun kriteria-kriterianya yaitu kerugian terjadi secara kebetulan, kerugian
bersifat nyata, kerugian bersifat signifikan, kerugian yang bisa diperkirakan
tingkat kerugiannya serta kerugian tidak bersifat katastrofis terhadap
perusahaan asuransi (Allianz Indonesia, 04 November 2019).
Usaha asuransi terdiri dari usaha asuransi kerugian, asuransi jiwa dan
reasurasi. Usaha asuransi kerugian menyelenggarakan jasa penanggulangan
risiko yang timbul dari peristiwa tidak pasti yang mengakibatkan kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan.
2
Sebagai salah satu perusahaan jasa, maka pendapatan yang
diperoleh perusahaan berasal dari transaksi penjualan produk-produk jasa
yang dikelolahnya. Dimana transaksinya relatif rumit dibandingkan dengan
perusahaan jasa lainnya karena pendapatan perusahaan akan lebih dulu
diketahui, sementara beban belum diketahui kepastiannya baik mengenai
waktu kejadiannya maupun jumlahnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pengakuan yang tepat atas pendapatan dan beban perusahaan.
Pendapatan dan beban merupakan unsur utama dalam penyajian
laporan laba rugi. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas
ekonomi yang dilakukan suatu entitas, apakah yang bersumber dari transaksi
penyerahan jasa, penjualan, maupun transaksi sejenis lainnya (Sari dan
Fitriastuti, 2017 : 23). Sedangkan beban adalah pengorbanan sumber
ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu ( Saleh et al, 2020 :
685). Apabila pendapatan dan beban yang diakui tidak sama dengan
seharusnya maka akan terjadi kesalahan pencatatan dan pengambilan
keputusan menjadi tidak tepat bagi para pemakainya. Sehingga sangat
penting bagi perusahaan untuk menerapkan standar sebagai acuan dalam
pengakuan pendapatan dan beban yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijadikan pedoman dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan sehingga tidak menyesatkan
bagi pemakainya. Dalam penelitian ini digunakan PSAK No. 28 tentang
Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian sebagai pedoman dalam mengatur
pengakuan pendapatan dan beban perusahaan khusus untuk perusahaan
asuransi. Penelitian mengenai pengakuan pendapatan dan beban sangat
3
penting untuk diteliti mengingat pendapatan dan beban merupakan unsur
utama laporan laba rugi, dimana laba atau rugi perusahaan didapatkan dari
pengurangan antara pendapatan dan beban.
Banyak penelitian tentang pengakuan pendapatan dan beban yang
sudah dilakukan baik pada lembaga keuangan maupun perusahaan-
perusahaan swasta di Indonesia. Jenis penelitian yang dilakukan bervariasi
mulai dari pengakuan, pengukuran, pengungkapan dan berbagai aspek yang
berkaitan dengan perlakuan akuntansi. Iroth, Sondakh, dan Walandouw
(2020) melakukan penelitian mengenai pengakuan pendapatan dan beban
PT. Asuransi Adira Dinamika Cabang Manado dan hasil penelitian
disimpulkan bahwa pengakuan pendapatan pada PT. Asuransi Adira
Dinamika Cabang Manado menggunakan metode akrual basic. Pengakuan
pendapatan dan beban perusahaan sudah sesuai dengan PSAK No. 28
tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian. Sedangkan penelitian oleh
Ardila, dan Sipayung (2018) mengenai analisis pengakuan beban kerugian
asuransi menurut PSAK No 28 pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang
Medan dan hasil penelitian menyatakan bahwa PT. Asuransi Ramayana Tbk
Cabang Medan pengakuan beban klaimnya menggunakan metode accrual
basic. Tapi ada perbedaan pada asuransi kebakaran, yang mana pengakuan
beban klaimnya pada saat diterimanya Surat Perintah Pembayaran oleh
kantor Cabang, sehingga pengakuan beban klaim untuk asuransi kebakaran
tidak sesuai pada PSAK 28 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian
begitu juga dengan penyajiannya dalam laporan laba rugi perusahaan.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya terdapat beberapa
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu pertama,
4
objek penelitiannya, penelitian sebelumnya oleh Iroth, Sondakh, dan
Walandouw (2020) dilakukan pada perusahaan asuransi PT. Asuransi Adira
Dinamika Cabang Manado. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ardila, dan
Sipayung (2018) memfokuskan pada pengakuan beban klaim asuransi saja.
Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis memfokuskan pada pengakuan
pendapatan premi dan beban klaim asuransi pada salah satu perusahaan
asuransi kerugian di Indonesia yaitu PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang
Makassar. Perusahaan asuransi kerugian dipilih sebagai objek penelitian
mengingat peran penting asuransi kerugian sebagai perusahaan jasa
pertanggungan resiko kerugian financial yang timbul dari peristiwa tidak pasti.
PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar merupakan salah
satu perusahaan jasa asuransi umum di Indonesia, yang didirikan pada
tahun 1956. Perusahaan ini mempunyai visi menjadi perusahaan asuransi
umum yang mewujudkan rasa aman, nyaman dan terlindungi. Adapun produk
yang ditawarkan oleh asuransi ini adalah asuransi kebakaran, asuransi
kendaraan bermotor, asuransi rangka kapal, asuransi penjaminan, asuransi
pengangkutan barang, asuransi rekayasa dan asuransi aneka. Berdasarkan
data laporan keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
dapat diketahui bahwa pendapatan premi yang diperoleh perusahaan pada
tahun 2018 sebesar Rp 902.165.344.517 dan pada tahun 2019 sebesar Rp
1.177.500.392.010 Disamping itu beban klaim yang dikeluarkan perusahaan
juga mengalami peningkatan yang mana sebesar Rp 392.741.141.750 tahun
2018 menjadi Rp 610.882.444.067 tahun 2019. Pada laporan laba rugi
perusahaan dapat diketahui bahwa laba tahun berjalan yang diperoleh
5
mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar Rp 76.592.493.361
turun menjadi Rp 62.868.440.933 tahun 2019.
Dari latar belakang diatas, maka penulis terdorong untuk meneliti dan
menganalisa pengakuan pendapatan premi dan beban klaim perusahaan
apakah pengakuannya telah sesuai dengan PSAK 28 tentang Kontrak
Asuransi Kerugian. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pengakuan Pendapatan Premi Dan
Beban Klaim Asuransi Pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang
Makassar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah perlakuan akuntansi
mengenai pengakuan pendapatan premi dan beban klaim asuransi yang
diterapkan oleh perusahaan telah sesuai dengan PSAK 28 tentang Akuntansi
Kontrak Asuransi Kerugian?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu pengakuan pendapatan
premi dan beban klaim asuransi pada PT Asuransi Ramayana Tbk Cabang
Makassar yang akan dianalisis oleh penulis hanya untuk tiga jenis asuransi
yaitu asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan dan asuransi kendaraan
bermotor.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
mengenai pengakuan pendapatan premi dan beban klaim asuransi pada PT
6
Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar untuk memperoleh gambaran
pengakuan pendapatan premi dan beban klaim serta penyajiannya apakah
telah sesuai dengan PSAK 28.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi penulis, meningkatkan kemampuan, menganalisa dan mengevaluasi
kebijakan perusahaan serta menambah pengetahuan mengenai
pengakuan pendapatan premi dan beban klaim asuransi.
2) Bagi perusahaan, menjadi bahan masukan dalam menentukan kebijakan
akuntansi khususnya pencatatan dan pengakuan pendapatan premi dan
beban klaim asuransi.
3) Bagi pihak lain, menjadi referensi bagi pihak lain yang melakukan
penelitian dalam bidang yang sama.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Asuransi
1. Pengertian Asuransi
Asuransi berasal dari kata assurance yang artinya jaminan atau
perlindungan. Asuransi secara hukum didefinisikan sebagai suatu
perikatan antara dua belah pihak yaitu perusahaan asuransi
(penanggung) dan individu atau badan usaha (tertanggung). Dengan
mana penanggung mengikatkan diri dengan memberikan ganti rugi ke
tertanggung apabila terjadi peristiwa atau musibah yang dijamin dalam
polis. Tertanggung membayar sejumlah premi ke penanggung sebagai
imbal jasa atas jaminan yang diberikan (OJK, 2019 : 51)
Kata asuransi atau pertanggungan diartikan sebagai berikut
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2020)
Perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya, sesuai dengan perjanjian yang dibuat.
Menurut ketentuan Pasal 246 Kitap Undang- Undang Hukum
Dagang (Muhammad 2019 : 8)
Asuransi atau pertanggungan merupakan perjanjian dimana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima pembayaran premi, untuk memberikan penggantian atau ganti rugi kepada tertanggung yang disebabkan oleh suatu
8
kerugian, kerusakan, ataupun kehilangan keuntungan yang dideritanya akibat dari suatu evenemen.
Asuransi adalah suatu bentuk pengalihan risiko yang dilakukan
dengan cara mengalihkan risiko dari satu pihak ke pihak lain (Pieloor
2017 : 6). Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme transfer
risiko, yaitu mengalihkan risiko dari satu pihak yaitu tertanggung kepada
pihak lain yaitu penanggung. Pengalihan risiko ini tidak berarti
menghilangkan kemungkinan risiko yang dihadapi, melainkan pihak
penanggung menyediakan fasilitas pengamanan atau ketenangan bagi
tertanggung. Sebagai imbalannya, maka tertanggung wajib membayarkan
sejumlah premi kepada penanggung ( Fachmi dan Setiawan, 2020 :16)
Berdasarkan defenisi tersebut unsur-unsur asuransi atau
pertanggungan dapat diuraikan sebagai berikut (Muhammad 2019 : 8)
1) Pihak-Pihak
Subjek asuransi adalah pihak-pihak dalam asuransi, yaitu
penanggung dan tertanggung yang mengadakan perjanjian
asuransi. Penanggung wajib membayar sejumlah uang klaim yang
ada dalam perjanjian dan berhak mendapatkan pembayaran premi,
sedangkan tertanggung wajib untuk membayar premi sesuai dengan
kesepakatan dan berhak mendapatkan penggantian apabila terjadi
kerugian atas harta benda miliknya yang diasuransikan.
2) Status Pihak-Pihak
Penanggung harus mempunyai status sebagai perusahaan badan
hukum seperti Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Perseroan
(Persero), dan Koperasi. Sedangkan tertanggung dapat berstatus
9
badan atau lembaga, organisasi, baik sebagai perusahaan maupun
bukan perusahaan, yang mana tertanggung sebagai pemilik atas
harta benda yang diasuransikan.
3) Objek Asuransi
Objek asuransi berupa harta benda, hak, atau kepentingan yang
melekat pada benda tersebut dan sejumlah uang yang disebut premi
atau ganti kerugian. Dari objek asuransi tersebut ada tujuan yang
ingin dicapai oleh pihak-pihak yaitu penanggung bertujuan
mendapatkan pembayaran premi sebagai imbalan pengalihan resiko
dan tertanggung bertujuan bebas dari risiko dan mendapatkan
penggantian apabila terjadi kerugian atas harta miliknya.
4) Peristiwa Asuransi
Peristiwa asuransi adalah suatu perbuatan hukum berupa
kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu penangung dan
tertanggung mengenai objek asuransi, peristiwa tidak pasti
(evenement) yang mengancam objek asuransi dan syarat-syarat
yang berlaku dalam perasuransian. Kesepakatan tersebut dibuat
secara tertulis yang disebut polis asuransi.
5) Hubungan Asuransi
Hubungan asuransi yaitu keterikatan yang timbul karena adanya
persetujuan atau kesepakatan antara penanggung dan tertanggung.
Keterikatan tersebut berupa kesediaan secara sukarela dari
penanggung dan tertanggung untuk memenuhi kewajiban dan hak
masing-masing.
10
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa asuransi adalah
perjanjian antara seseorang (pemegang polis) dengan perusahaan
asuransi. Pemegang polis membayar sejumlah premi untuk mendapatkan
pertanggungan asuransi, jika pemegang polis megalami kerugian atau
kerusakan dikemudian hari, pemegang polis berhak mengajukan klaim
untuk mendapatkan ganti rugi dari perusahaan asuransi selama
pemegang polis memenuhi kriteria yang tercantum dalam perjanjian.
2. Jenis-Jenis Asuransi
Asuransi dimaksudkan untuk memberikan perlindungan jika terjadi
peristiwa seperti bencana, setidaknya secara financial. Pembahasan
mengenai jenis-jenis asuransi artinya mengelompokkan fokus dan risiko
agar dapat ditentukan ukuran keseragaman risiko yang ditanggung sesuai
jenis kebijakan. Berikut ini jenis” jenis asuransi di Indonesia (Kompas, 12
Januari 2020)
Bila dilihat dari penyelenggara asuransi, pada dasarnya asuransi
digolongkan menjadi dua yaitu:
1) Asuransi Umum (Public Insurance) yang biasanya didanai melalui
anggaran pemerintah melalui Jaminan Sosial (Jamsos),
pengobatan, asuransi cacat dan sejenisnya.
2) Asuransi Swasta (Private Insurance) yaitu semua jenis
pertanggungan yang ditawarkan oleh perusahaan swasta.
Bila dilihat dari segi obyek asuransi, asuransi secara umum
dibedakan menjadi dua yaitu:
11
1) Asuransi Jiwa (Life Insurance)
Asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung
orang terhadap kerugian financial tak terduga yang disebabkan
karena meninggalnya terlalu cepat atau hidupnya terlalu lama
(Fachmi dan Setiawan, 2020 : 17). Dalam artian objek utamanya
adalah kehidupan manusia itu sendiri.
Asuransi jiwa ditujukan untuk keluarga atau penerima
manfaat yang disebutkan saat kematian orang yang dijamin. Faktor
terbesar memiliki asuransi jiwa yaitu menyediakan jaminan bagi
keluarga atau orang-orang yang ditinggalkan tertanggung akibat
kematian.
Adapun jenis-jenis asuransi jiwa yaitu:
a. Asuransi berjangka, memberikan perlindungan selama
jangka waktu polis dan membayar hanya pada saat kematian
tertanggung.
b. Asuransi seumur hidup, memberikan perlindungan seumur
hidup dan akan memberikan ganti rugi dalam jumlah tertentu
setelah kematian tertanggung.
c. Perencanaan anak, memastikan keamanan financial anak,
apabila tertanggung meninggal, anak akan menerima
sejumlah ganti rugi.
d. Paket Pensiun, membantu tertanggung dalam
mengumpulkan dana pension. Apabila tertanggung
mengalami kematian, maka keluarga dapat mengklaim uang
pertanggungan
12
2) Asuransi Umum (General Insurance)
Asuransi umum mengasuransikan segala kerugian financial
selain kematian, seperti menawarkan perlindungan terhadap
semua asset yang dimiliki tertanggung akibat kehilangan,
kerusakan, pencurian dan lainnya. Terdapat beberapa jenis yang
tegolong dalam asuransi umum, yaitu :
a. Asuransi kesehatan menanggung biaya perawatan medis
biasanya mencakup rawat inap, pengobatan penyakit kritis,
tagihan medis, resep obat, kecelakaan dan lain-lain.
b. Asuransi properti memberikan jaminan terhadap properti
yang dimiliki seperti gedung, mesin, perlengkapan.
Perlindungan yang diberikan mencakup kerusakan,
kebakaran, bahaya laut dan kerusakan properti saat
kecelakaan.
c. Asuransi rumah menawarkan perlindungan financial ke
rumah dan barang-barang berharga tertanggung, yang
biasanya mencakup akibat dari kebakaran, pencurian,
perampokan, banjir, gempa bumi dan lain-lain.
d. Asuransi sosial menawarkan perlindungan kepada
masyarakat seperti paket pension, tunjangan cacat,
tunjangan pengangguran, sakit dan lain-lain.
e. Asuransi kebakaran memberikan ganti rugi saat terjadi
kebakaran mencakup biaya penggantian, rekonstruksi,
perbaikan properti, kekacauan, risiko perang dan kerusuhan.
13
f. Asuransi otomotif memberikan perlindungan terhadap
kendaraan bermotor seperti saat terjadi kehilangan akibat
kecelakaan, kerusakan, pencurian, dan sebagainya.
g. Asuransi perjalanan biasanya mencakup kehilangan bagasi,
biaya medis darurat, kahilangan paspor, pambajakan,
penundaan penerbangan, dan kematian karena kecelakaan.
h. Asuransi pekerja memberikan perlindungan kecelakaan kerja
kepada pekerja atau karyawan saat bekerja.
3. Tujuan Asuransi
Tujuan asuransi yaitu mengurangi resiko yang sudah ada dalam
suatu masyarakat dengan cara mempertanggungkan kepada perusahaan
asuransi (Sawitri dan Hartanto, 2017 : 228). Asuransi bertujuan untuk
memberikan jaminan pertanggungan risiko yang diderita oleh suatu pihak
untuk meningkatkan efisiensi, membantu mengadakan pemerataan biaya,
sebagai tabungan, modal investasi dan dasar pemberian kredit (Rosalie
dan Budiarso, 2017 : 83)
Tujuan asuransi yaitu sebagai (Muhammad, 2019 : 12)
1) Teori pengalihan resiko
Menurut teori pengalihan resiko, tertanggung menyadari bahwa ada
ancaman bahaya terhadap harta kekayaan miliknya atau terhadap
jiwannya yang menyebabkan dia akan menderita kerugian atau
korban jiwa. Untuk mengurangi beban resiko tersebut pihak
tertanggung berupaya mencari jalan kalau ada pihak lain yang
bersedia mengambil ahli beban resiko ancaman bahaya tersebut
dan dia sanggup membayar premi. Apabila sampai berakhirnya
14
jangka waktu asuransi tidak terjadi peristiwa yang merugikan, maka
penanggung beruntung memiliki premi yang telah diterima dari
tertanggung.
2) Pembayaran ganti kerugian
Apabila tidak terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, maka
tidak ada masalah resiko yang ditanggung oleh penanggung. Ini
merupakan kesempatan penanggung untuk mengumpulkan premi
yang dibayar oleh beberapa tertanggung yang mengikatkan diri
kepadanya. Jika pada suatu ketika sungguh-sungguh terjadi
peristiwa yang menimbulkan kerugian, maka kepada tertanggung
yang bersangkutan akan dibayarkan ganti kerugian seimbang
dengan jumlah asuransinya. Dengan demikian, tertanggung
mengadakan asuransi yang bertujuan untuk memperoleh
pembayaran ganti kerugian yang sungguh-sungguh dideritanya.
3) Pembayaran santunan
Asuransi sosial yaitu asuransi yang bersifat wajib, artinya
tertanggung terikat dengan penanggung karena perintah undang-
undang bukan karena perjanjian. Asuransi sosial bertujuan untuk
melindungi masyarakat dari ancaman bahaya kecelakaan yang
mengakibatkan kematian atau cacat tubuh, dengan membayar
sejumlah konstribusi (premi). Apabila tertanggung mendapat
musibah kecelakaan dalam pekerjaannya maka dia akan
memperoleh pembayaran santunan dari penanggung (BUMN) yang
jumlahnya telah ditetapkan dalam undang-undang. Jadi, tujuan
mengadakan asuransi sosial adalah untuk melindungi kepentingan
15
masyarakat dan mereka yang terkena musibah diberi santunan
sejumlah uang.
4) Kesejahteraan anggota
Apabila dalam suatu perkumpulan terjadi peristiwa yang
mengakibatkan kerugian atau kematian bagi anggota (tertanggung)
maka perkumpulan akan membayar sejumlah uang kepada anggota
yang bersangkutan. Asuransi ini merupakan asuransi saling
menanggung atau asuransi usaha bersama yang bertujuan
mewujudkan kesejahteraan anggota.
4. Manfaat Asuransi
Asuransi secara umum dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat dan bangsa antara lain ( Pieloor, 2017 :3)
1) Asuransi memberikan ganti kerugian kepada tertanggung yang
mengalami musibah yang terjamin dalam polis.
2) Asuransi memperkecil bebagai ketidakpastian yang dihadapi
tertanggung akan berbagai risiko kehidupan.
3) Asuransi memanfaatkan premi yang terkumpul sebagai dana
investasi untuk membantu pemerintah menggerakan roda
perekonomian bangasa.
4) Asuransi memberikan asistensi dan rekomendasi berbagai tindakan
yang perlu diambil dalam rangka memperkecil tingkat kemungkinan
terjadinya kerugian.
Asuransi sebagai lembaga yang mendapatkan pengalihan risiko
dari para nasabahnya memiliki banyak manfaat sebagai berikut (OJK,
2019 : 53)
16
1) Memberikan rasa aman dan jaminan perlindungan dari resiko-
resiko kerugian dikemudian hari.
2) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil, semakin besar
risiko kerugian yang dialami, maka semakin besar juga premi
pertanggungannya.
3) Meningkatkan efisiensi karena tidak perlu mengadakan
pengamanan dan pengawasan secara khusus untuk memberikan
perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu, dan biaya.
4) Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak
asuransi akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal
ini khusus berlaku untuk asuransi jiwa.
5) Memantu memperluas kegiatan usaha tertanggung,
6) Membuat hidup lebih tenang, karena segala resiko kerugian yang
timbul telah ada yang menanggungnya.
B. Konsep Asuransi Kerugian
Bentuk asuransi kerugian sama dengan asuransi umum, yaitu
asuransi yang memberikan jaminan kerugian mengenai hak milik, kebakaran
dan lain-lain. Dalam pengertian yang lebih kompleks, asuransi kerugian
memberikan ganti rugi kepada pemilik asuransi yang disebut sebagai
tertanggung yang menderita kerugian atas harta benda miliknya, yang mana
kerugian tersebut terjadi karena suatu bahaya atau bencana. Adapaun jenis
kerugian yang dimaksud yaitu (Askrida, 10 Mei 2017).
a. Kehilangan nilai pakai barang,
b. Kerugian atas nilai pakai barang yang berkurang,
c. Kehilangan keuntungan yang diharapkan atas barang tersebut.
17
Asuransi kerugian adalah salah satu jenis asuransi yang bergerak
dalam pertanggungan atas kemungkinan kerugian harta atau property yang
mungkin dapat menimpa tertanggung, setalah perusahaan menerima premi
berarti perusahaan tersebut memikul segala risiko yang dipertanggungkan
kepadanya (Rosalie dan Budiarso, 2017 : 82)
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, disimpulkan bahwa
asuransi kerugian adalah asuransi yang menawarkan jasa penanggulangan
resiko kerugian yang timbul dari peristiwa tidak pasti kecuali resiko yang
timbul dari hidup atau matinya seseorang.
Asuransi kerugian memberikan perlindungan kerugian financial pada
suatu objek yang diasuransikan yaitu harta benda atau asset tertentu seperti
rumah pribadi, tempat usaha, barang, geduang hingga proyek bangunan.
Apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada asset yang diasuransikan
maka perusahaan asuransi akan menanggungnya.
Dari uraian diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa unsur yang
harus ada dalam asuransi kerugian yaitu (Muhammad, 2019 : 10)
1) Penanggung dan tertanggung,
2) Persetujuan atau kesepakatan bebas antara penanggung dan
tertanggung,
3) Objek asuransi dan kepentingan tertanggung,
4) Tujuan yang ingin dicapai,
5) Risiko dan premi,
6) Peristiwa tidak pasti dan klaim,
7) Syarat- syarat yang berlaku,
8) Polis asuransi.
18
C. Pengakuan Pendapatan dan Beban
1. Pengertian Pendapatan dan Beban
Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup
perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin
besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu
pendapatan juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji
dalam laporan laba rugi.
Pendapatan yang dihasilkan perusahaan berbeda-beda
tergantung jenis usaha yang dilakukan. Pada perusahaan jasa,
pendapatan didapatkan dari penyerahan jasa kepada pihak lain. Dalam
perusahaan dagang, pendapatan diperoleh dari penjualan barang
dagang. Sedangkan pada perusahaan manufaktur, pendapatan timbul
dari penjualan barang jadi.
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas
ekonomi yang dilakukan suatu entitas, apakah yang bersumber dari
transaksi penyerahan jasa, penjualan, maupun transaksi sejenis lainnya
(Sari dan Fitriastuti, 2017 : 23).
Sedangkan Beban sering didefinisikan dalam arti biaya. Biaya
menunjukan arus kas keluar saat ini, atau yang diharapkan terjadi
sebagai akibat dari kegiatan utama perusahaan selama suatu periode.
Beban adalah hasil dari penggunaan asset atau jasa dalam proses
menghasilkan pendapatan ( Ardila dan Sipayung, 2018 : 469)
19
Beban adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam
satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu ( Saleh et al, 2020 : 685)
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
pendapatan adalah penghasilan yang diterima perusahaan yang
bersumber dari usaha yang dilakukan. Sedangkan beban adalah
pengorbanan yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh barang atau
jasa.
2. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan adalah
menentukan pengakuan pendapatan. Kadang-kadang terdapat
penyerahan barang atau jasa yang menghasilkan pendapatan pada saat
yang sama dan ada kalanya penyerahan barang dan jasa dilakukan
terlebih dahulu sedangkan imbalannya atau pendapatannya diterima
kemudian. Maka disini timbul suatu masalah yang berkaitan dengan
kapan suatu pendapatan itu diakui dan dicatat besarnya.
Sesuatu dapat diakui apabila telah memenuhi definisi dari elemen
dan dapat dipercaya pengukurannya dengan unit moneter. Pendapatan
dapat diakui apabila memenuhi kriteria sebagai berikut (Sutjipto, 2019 :
45)
a. Pendapatan tersebut telah direalisasi dalam bentuk uang,
b. Pendapatan tersebut telah diperoleh dimana prosesnya telah
dianggap lengkap.
20
Pengakuan beban dalam laporan laba rugi apabila penurunan
manfaat ekonomi masa depan berkaitan dengan penurunan aktiva atau
peningkatan kewajiban yang telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
Ini berarti bahwa pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan
kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva (Sari et al., 2017 : 24).
Pengakuan pendapatan dan beban pada akhirnya diharapkan
menguntungkan perusahaan yaitu berupa laba yang diperoleh. Ada dua
metode pencatatan akuntansi yang dapat dilakukan yaitu: (Tangkere et
al., 2017 : 1361)
1) Metode kas basis (cash basis) yaitu proses pencatatan suatu
transaksi akuntansi dimana transaksi dicatat disaat menerima atau
mengeluarkan kas, dimana pendapatan akan dicatat pada saat
menerima kas sedangkan beban dicatat pada saat mengeluarkan
kas.
2) Metode akrual basis (accrual basis), yaitu proses pencatatan suatu
transaksi akuntansi dimana transaksi dicatat pada saat terjadi,
meskipun belum menerima ataupun mengeluarkan kas.
D. Pendapatan dan Beban dalam Akuntansi Asuransi
Pendapatan adalah hasil imbalan terhadap adanya penyerahan
barang atau jasa yang telah diproduksi dalam operasi perusahaan, dalam
perusahaan asuransi dikenal dengan istilah pendapatan premi atau
pendapatan underwriting (Tangkere et al., 2017 : 1362). Pendapatan premi
adalah sejumlah uang yang diberikan untuk membeli sebuah kontrak
perjanjian pertanggungan asuransi yang dituangkan dalam polis asuransi
21
(Nasution dan Nanda, 2020 : 43). Asuransi akan mendatangkan laba seiring
dengan baiknya proses underwriting dalam suatu perusahaan asuransi.
Proses underwriting terkait dengan semua hal yang akan menjadi
pertanggungan asuransi, baik diri pribadi, objek pertanggungan serta
lingkungan. Proses ini bertujuan untuk mencari tahu sebanyak mungkin
informasi atau fakta material yang terkait dengan risiko atau objek yang akan
dipertanggungkan. Semakin banyak informasi yang didapatkan maka akan
semakin baik proses underwriting tersebut.
Underwriting bertujuan untuk memaksimalkan laba perusahaan, tanpa
underwriting yang efisien, suatu perusahaan tidak akan mampu bersaing.
Rasio underwriting digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari usaha
murni perusahaan asuransi. Hasil underwriting adalah selisih antara
pendapatan premi dengan beban klaim dan beban komisi serta beban
underwriting lainnya.
Premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan setiap bulannya
sebagai kewajiban dari tertanggung atas keikutsertaaanya di asuransi
(Widayati, 2019 : 5). Besarnya premi atas keikutsertaan di asuransi yang
harus dibayarkan telah ditetapkan oleh perusahaan asuransi dengan
memperhatikan keadaan-keadaan dari tertanggung.
Dari pengertian diatas disimpulkan bahwa pendapatan premi adalah
pendapatan sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada perusahaan
asuransi. Premi merupakan bagian terbesar dari sumber utama pendapatan
perusahaan asuransi, premi dibebankan kepada tertanggung ketika polis
diterbitkan.
22
Klaim asuransi adalah sebuah permintaan resmi kepada perusahaan
asuransi, untuk meminta pembayaran akibat terjadinya risiko yang telah
diperjanjikan tertanggung dan penanngung berdasarkan akta polis (Widayati,
2019 : 5). Klaim adalah suatu pernyataan hak untuk pembayaran, seperti
ketika seorang pelanggan memberitahukan kerugian perusahaan dari
produk-produk yang rusak dan percaya bahwa kerugian tersebut memberikan
ganti rugi (Lestari dan Widagdo, 2018 : 8)
Dari pengertian diatas diketahui bahwa beban klaim adalah ganti rugi
yang dibayarkan perusahaan asuransi kepada tertanggung atas terjadinya
kerugian dari peristiwa yang telah terjadi.
E. Pendapatan dan Beban Menurut PSAK No.28 tantang Akuntansi Kontrak
Asuransi Kerugian.P
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 28 tentang
Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian menyatakan bahwa (Ikatan Akuntansi
Indonesia, 2020)
1. Pendapatan
a. Premi Kontrak Asuransi Jangka Pendek
Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi
dan reasuransi jangka pendek diakui sebagai pendapatan selama
kontrak polis berdasarkan proporsi jumlah jaminan yang diberikan.
Dalam hal ini periode polis berbeda secara signifikan dengan periode
risiko (misalnya pada penutupan polis asuransi konstruksi), selama
periode risiko seluruh premi yang diperoleh diakui sebagai
pendapatan, kecuali jika jumlah premi masih bisa disesuaikan,
23
misalnya premi yang ditentukan atau disesuaikan pada akhir periode
polis berdasarkan nilai pertanggungan, maka premi diakui sebagai
berikut:
a) Jika jumlah premi dapat diperkirakan secara wajar, maka premi
diakui selama periode polis dan perkiraan jumlah premi tersebut
disesuaikan setiap periode untuk menunjukkan jumlah premi
yang sesungguhnya.
b) Jika jumlah premi tidak dapat diperkirakan secara wajar, maka
premi diperlakukan dengan menggunakan metode uang muka
(deposit method) sampai jumlah premi dapat diperkirakan secara
wajar.
Premi dari penutupan satu objek asuransi yang dilakukan
bersama oleh beberapa perusahaan asuransi diakui sebesar bagian
premi yang diterima oleh perusahaan. Ceding company mendapat
ganti rugi atas klaim polis asuransi yang ditutupnya, apabila
mengadakan kontrak reasuransi dengan asuradur lain atau
reasuradur. kemudian, reasuradur dapat mengadakan kontrak
reasuransi dengan reasuradur lain yang disebut dengan proses
retrosesi. Perlakuan akuntansi atas transaksi reasuransi bergantung
pada apakah transaksi tersebut merupakan kontrak reasuransi
prospektif atau reasuransi retroaktif.
Bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui
sebagai premi reasuransi selama sisa periode kontrak yang
jumlahnya sebanding dengan proteksi yang diberikan. Apabila bagian
24
premi reasuransi masih dapat disesuaikan dan jumlahnya masih
dapat diperkirakan dengan wajar, maka jumlah premi reasuransi
tersebut sebesar perkiraan premi yang akan dibayar.
Kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif diakui sebagai
piutang reasuransi sebesar kewajiban yang tercatat dalam polis
reasuransi. Jika kewajiban yang dicatat lebih besar dari jumlah yang
dibayar, maka piutang reasuransi dinaikkan untuk melihat adanya
perbedaan dan mendatangkan laba ditangguhkan. Laba ditangguhkan
dihapuskan atau diamortisasi selama perkiraan sisa periode
penyelesaian.
Apabila kewajiban atas transaksi reasuransi retroaktif lebih
besar dari jumlah kewajiban yang dicatat, maka ceding company
menaikkan kewajiban pihak yang bersangkutan atau menurunkan
piutang reasuransi, atau keduanya dilakukan pada saat kontrak
reasuransi. Perbedaan jumlah kewajiban tersebut diakui dalam laba
rugi.
Perubahan perkiraan jumlah kewajiban polis reasuransi pada
periode terjadinya perubahan diakui dalam laba rugi. Piutang
reasuransi menggambarkan adanya perubahan sehubungan dengan
jumlah klaim yang didapatkan dari reasuradur. Labanya ditangguhkan
dan diamortisasi.
Jika kontrak reasuransi mencakup reasuransi prospektif
ataupun reasuransi retroaktif, maka transaksinya dipertanggung
jawabkan secara terpisah.
25
b. Premi Selain Kontrak Asuransi Jangka Pendek
Premi yang diperoleh dari kontrak asuransi jangka panjang
diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis
(tertanggung). Kewajiban untuk biaya yang diharapkan timbul
sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang
dan periode diperbarui.
2. Beban
a. Beban Klaim
Klaim yang berhubungan dengan peristiwa yang menyebabkan
terjadinya kerugian terhadap objek asuransi yang dipertanggungkan,
terdiri dari klaim yang disetujui, klaim dalam proses penyelesaian,
klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan, dan beban penyelesaian
klaim, diakui sebagai beban klaim saat munculnya kewajiban untuk
memenuhi klaim. Pada saat realisasi hak subrogasi diakui sebagai
pengurang beban klaim.
Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang
terjadi tetapi belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan perkiraan
kewajiban klaim. Perubahan jumlah perkiraan tersebut sebagai akibat
proses pengkajian lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah klaim yg
diestimasi dengan klaim yang dibayarkan, diakui dalam laba rugi pada
periode terjadinya perubahan.
26
F. Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul penelitian Hasil Penelitian
1 Ardila, dan Sipayung (2018)
Analisis Pengakuan Beban Kerugian Asuransi Menurut PSAK No 28 Pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan
Hasil penelitian menyatakan bahwa PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan pengakuan beban klaim menggunakan metode accrual basic. Tapi ada perbedaan pada asuransi kebakaran yang mana pengakuan beban klaim saat diterimanya Surat Perintah Pembayaran oleh kantor Cabang sehingga pengakuan beban klaim untuk asuransi kebakaran tidak sesuai pada PSAK No. 28 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian, begitu juga dengan penyajiannya dalam laporan laba rugi perusahaan.
2 Firmansyah, dan Cesara (2020)
Evaluasi Penerapan Akuntansi Untuk Kontrak Asuransi Pada PT. Asuransi AXA Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa pengakuan, pengukuran dan penyajian pendapatan premi, beban klaim serta dan beban akuisisi yang diteapkan oleh PT. Asuransi AXA Indonesia telah sesuai dengan PSAK 28 (2012) maupun PSAK 62 (2015)
3 Apriansyah, Pramiudi, dan Setiawan (2019)
Analisis Komparatif Perlakuan Akuntansi Atas Pendapatan Dan Beban
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa UMKM Tas tajur mengakui pendapatan dengan menggunakan metode kas basis. Sehingga dalam pengakuan pendapatannya tidak sesuai dengan SAK EMKM.
4 Salindeho,Kalangi, dan Pangerapan (2018)
Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Beban berbasis SAK ETAP dan inplikasinya padala laporan keuangan koperasi karya sampurna PT
Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan bahwa perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban perusahaan menggunakan metode accrual basic, sehingga telah sesuai dengan SAK ETAP.
27
Bank Mandiri
5 Iroth, Mamangkey, dan Mawikere (2018)
Ipteks Standar Akuntansi Keuangan No. 28 Pada PT. Asuransi Adira Dinamika Cabang Manado
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa PT. Asuransi Adira Dinamika Cabang Manado telah menerapkan sepenuhnya PSAK No. 28. Pengakuan dan pencatatan pendapatan dan beban perusahaan menggunakan metode accrual basic. Pendapatan PT. Asuransi Adira Dinamika Cabang Manado dicatat dan diakui ssebagai pendapatan setelah dikeluarkannya polis atau perjanjian dan beban klaim dicatat dan diakui sebagai beban pada saat terbitnya surat perintah kerja.
6 Iroth, Sondakh, dan Walandouw (2020)
Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban pada PT. Asuransi Adira Dinamika Cabang Manado
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan disimpulkan bahwa pengakuan pendapatan PT. Asuransi Adira Dinamika Cabang Manado menggunakan metode akrual basis. Pengakuan pendapatan dan beban perusahaan sudah sesuai dengan PSAK 28 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian.
7 Isnani, dan Widayati (2019)
Pelaksanaan Klaim Produk Asuransi JP- Astor Pada PT. Jasaraharja Putera Cabang Padang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksaan klaim asuransi JP-ASTOR Pada PT. Jasaraharja Putera Cabang Padang mudah dicairkan melalui prosedur yang telah diatur dan ditentukan sehingga tidak memakan waktu yang lama dan tidak memberatkan nasabah yang mengajukan klaim
8 Koeswara, Harahap, dan Elidawati (2019)
Analisis Akuntansi Pengakuan Pendapatan dan Beban Pada PT. Property Grup Imperium Medan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan di simpulkan bahwa pengakuan pendapatan dan beban perusahaan sudah sesuai dengan SAK.
9 Marfuah, Wulandari, dan Arifah (2018)
Evaluasi Pencatatan Biaya Asuransi Pada Kiriman Berasuransi Di PT. Pos Indonesia KPRK Magelang 56100 tahun 2016-2017
Hasil penelitian disimpulkan bahwa pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan metode berdasar kas namun belum sesuai dengan PSAK 28 tentang asuransi kerugian karena ada beberapa yang belum dilaporkan dalam laporan keuangannya. Alur klaim yang dilakukan perusahaan sudah sesuai dengan standar operasional yang berlaku.
10 Nataldy, dan Pardede
Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Pendapatan Premi
Hasil penelitian disimpulkan bahwa perusahaan menggunakan metode accrual basic dalam mengakui
28
(2019) dan Beban Klaim Sesuai PSAk No. 28 pada PT. Asuransi Astra Buana
pendapatan preminya. Secara keseluruhan perusahaan telah menerapkan PSAK No. 28 dalam mengakui dan melaporkan pendapatan premi dan beban klaim asuransi. Serta penyajiannya dalam laporan laba rugi perusahaan mengacu kepada PSAK No. 28
11 Wahyuni dan Munandar (2020)
Analisis Pendapatan Premi dan Beban Klaim Terhadap Laba Pada PT. Jasa Raharja Persero
Hasil penelitian disimpulkan bahwa secara parsial pendapatan premi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan dan beban klaim berpengaruh signifikan sedangkan secara simultan pendapatan premi dan beban klaim berpengaruh signifikan terhadap laba perusahaan.
12 Saleh, Nangoi, dan Tirayoh (2020)
Evaluasi Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK 28 Pada PT. Asuransi Umum Bumiputra Muda 1967 Cabang Manado
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengakuan pendapatan dan beban perusahaan menggunakan metode akrual basic sehingga pencatatannya telah sesuai dengan PSAK 28.
13 Prihatanto dan Mintalangi (2018)
Ipteks Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Premi Asuransi pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Sulawesi Utara
Berdasarkan hasil penelitian perlakuan akuntansi PT. Jasa raharja kantor cabang Sulawesi utara sudah sesuai dengan standar akuntansi yang ada.
14 Apridayanti,Yuniarti, dan Risdwansyah (2018)
Evaluasi Terhadap Perlakuan Akuntansi Atas Pendapatan d Dan Beban Pada Cahaya Duta Persada
Dari hasi analisis disimpulkan bahwa perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban perusahaan menggunakan metode kas basis, pencatatan penjurnalan dalam bentuk single entry system dengan mencatat pendapatan dan beban menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Sehingga belum menerapkan pencatatan yang relevan sesuai dengan SAK ETAP.
15 Rosalie, dan Budiarso (2017)
Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK No. 28 Pada PT. Asuransi Tri Pakarta Cabang Manado
Hasil penelitian disimpulkan bahwa pengakuan pendapatan dan beban pada PT. Asuransi Tri Pakarta Cabang Manado menggunakan metode accrual basic. Beban klaim perusahaan meliputi klaim yang disetujui, klaim dalam proses penyelesaian, klaim yang terjadi tapi belum dilaporkan, dan beban
29
penyelesaian klaim.
16 Nurhayati dan Noprika (2020)
Pengaruh Pendapatan Premi Neto, Hasil Investasi dan Beban Klaim Terhadap ROA Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar di BEI Periode 2014-2018
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai variable hasil investasi memiliki pengaruh terhadap ROA sedangkan variable pendapatan premi neto dan beban klaim tidak memiliki pengaruh terhadap ROA pada perusahaan asuransi.
17 Maidar dan Fajar (2020)
Tata Cara Pembayaran Klaim Asuransi Pada PT. Asuransi Rama Satria Wibawa Perwakilan Aceh
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pembayaran klaim asuransi kendaraan bermotor sudah menggunakan modul carek untuk program pembayaran klaim asuransinya dan dari tahun ke tahun jumlah nasabah yang ingin mengasuransikan kendaraan bermotornya semakin bertambah hal ini menunjukkan kepuasan nasabah terhadap pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dan sistem informasi akuntansi yang terdapat didalamnya baik.
18 Alamsyah dan Wiratno (2017)
Pendapatan Premi, Rasio Hasil Investasi, Laba, Klaim dan Risk Based Capital Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pendapatan premi dan laba tidak berpengaruh signifikan terhadap Risk Based Capital, sedangkan variabel rasio hasil investasi dan klaim berpengaruh signifikan terhadap Risk Based Capital.
19 Tangkere, Ilat, dan Wokas (2017)
Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Premi dan Beban Klaim Pada AJB Bumiputera 1912 Cabang Bitung
Hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan akuntansi pendapatan premi dan beban klaim AJB Bumiputera 1912 Cabang Bitung telah sesuai dengan SAK yang berlaku, tetapi ada perbedaan dalam pengakuan pendapatan premi kontrak asuransi jangka pendek sesuai dengan premi yang dibayarkan pemegang polis dan perusahaan tidak mengungkapkan catatan atas laporan keuangan berdasarkan SAK.
20 Yusra (2019)
Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Dan Beban Berbasis SAK Entitas Tanpa
Hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan akuntansi pendapatan pada PT. Raja Hati belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP. Dan untuk perlakuan akuntansi pendapatan dan beban serta penyajiannya dalam laporan keuangan
30
Akuntabilitas Publik dan Implikasinya Pada Laporan Keuangan
dinyatakan wajar.
G. Kerangka Pemikiran
PT Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar adalah salah satu
lembaga keuangan yang bergerak di bidang jasa pertanggungan risiko
berupa kerugian financial yang timbul dari peristiwa tidak pasti. Dimana
transaksi perusahaan lebih rumit dibandingkan dengan perusahaan jasa
lainnya. Oleh karena itu diperlukan pengakuan yang tepat atas pencatatan
pendapatan premi dan beban klaim perusahaan. Dalam penelitian ini
digunakan PSAK 28 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian sebagai
pedoman dalam mengatur pengakuan pendapatan premi dan beban klaim
yang berkaitan.
Berdasarkan PSAK 28 accrual basic adalah metode yang digunakan
dalam pengakuan pendapatan premi dan beban klaim perusahaan asuransi
kerugian. Penyajian pendapatan dan beban dalam laporan laba rugi meliputi
perhitungan pendapatan underwriting secara rinci sesuai dengan
penggolongannya masing-masing. Beban yang dikeluarkan oleh perusahaan
asuransi untuk mendapatkan, memelihara, dan menyelesaikan pembayaran
klaim suatu pertanggungan harus dipisahkan secara rinci yang terdiri dari
komisi tanggungan sendiri, klaim tanggungan sendiri, kenaikan (penurunan)
estimasi klaim, dan beban underwriting rupa-rupa. Sehingga metode dan
penyajian tersebut harus diterapkan dengan tepat agar tidak terjadi
kekeliruan dalam pengakuan beban dan dampak laba perusahaan.
31
Gambar 2. 1
Kerangka Pemikiran
Penyajian Laporan Laba
Rugi Perusahaan
Sesuai / Tidak Sesuai
Penyajian Laporan Laba
Rugi Menurut PSAK 28
Pengakuan Pendapatan
Premi dan Beban Klaim
Perusahaan
Pengakuan Pendapatan
Premi dan Beban Klaim
Menurut PSAK 28
PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang
Makassar
Pendapatan Premi dan Beban Klaim PT. Asuransi
Ramayana Tbk Cabang Makassar
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian
komparatif. Jenis penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu variable atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda. Dengan menggunakan jenis
penelitian ini, penulis akan membandingkan pengakuan pendapatan premi
dan beban klaim perusahaan apakah telah sesuai dengan PSAK 28.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang
Makassar yang bertempat di Jl. DR. Ratulangi No. 85 Labuang Baji, Kec.
Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Adapun alasan memilih kantor
Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar sebagai tempat penelitian adalah
karena kantor ini merupakan salah satu perusahaan jasa pertanggungan
kerugian financial. Oleh sebab itu, penulis ingin mengetahui apakah
perusahaan ini telah mengakui pendapatan dan bebannya sesuai dengan
PSAK 28. Dalam penelitian ini jangka waktu yang digunakan untuk
melakukan penelitian kurang lebih 2 bulan dimulai dari bulan Desember 2020
sampai dengan bulan Januari 2020.
33
C. Defenisi Operasional
Adapun defenisi operasional yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Pengakuan ialah pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan
tercermin dalam laporan keuangan.
2) Pendapatan premi adalah pendapatan sebagai imbalan jasa atas
pengalihan risiko kepada perusahaan asuransi.
3) Beban klaim adalah ganti rugi yang dibayarkan perusahaan asuransi
kepada tertanggung atas terjadinya kerugian dari peristiwa yang telah
terjadi.
4) Menurut PSAK 28 pengakuan pendapatan premi dan beban klaim
menggunakan metode akrual basis. Pedapatan premi terdiri dari premi
kontrak asuransi jangka pendek dan premi selain kontrak asuransi
jangka pendek. Beban klaim meliputi klaim yang disetujui, klaim dalam
proses penyelesaian, klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan
beban penyelesaian klaim.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian.
Dalam hal ini peneliti memperoleh data dari sumber intern seperti
wawancara dengan manajer umum perusahaan dan data laporan
keuangan perusahaan.
b. Data Sekunder
34
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber
luar perusahaan berupa buku, jurnal, dan literature yang berkaitan
dengan pengakuan pendapatan premi dan beban klaim PT. Asuransi
Ramayana Tbk Cabang Makassar.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
1) Teknik dokumentasi, yaitu pengumpulan data-data atau dokumen-
dokumen perusahaan yang diperlukan berupa laporan laba rugi
perusahaan, daftar pendapatan premi dan beban klaim perusahaan,
tarif premi dan polis asuransi.
2) Teknik wawancara (interview), yaitu dengan melakukan tanya jawab
langsung dengan manajer umum perusahaan.
E. Populasi dan Sampel
a. Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah pendapatan premi dan beban klaim asuransi
perusahaan.
b. Sampel merupakan sebagian atau wakil dari sampel. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah jenis produk asuransi perusahaan.
F. Teknik Analisis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis komparatif. Teknik analisis komparatif dimaksudkan untuk
membandingkan metode pengakuan pendapatan premi dan beban klaim
pada perusahaan dengan PSAK 28 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi
Kerugian.
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pada tanggal 6 Agustus 1956 PT. Asuransi Ramayana Tbk
didirikan dengan Akta Notaris Raden Meester Soewandi No. 14 dan
disahkan tanggal 15 September 1956 dengan Penetapan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia No. J.A.5/67/16 dengan nama PT.
Maskapai Asuransi Ramayana. Tujuan didirikannya yaitu untuk
memenuhi kebutuhan proteksi atas barang-barang impor dan ekspor NV.
Agung yang dipimpin oleh F.S. Harjadi dan R.G. Doeriat saat itu.
Perusahaan mendapatkan izin usaha sebagai perusahaan
asuransi kerugian dari Departemen Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Keuangan dengan surat No. Kep-311/DDK/V/11/71
tanggal 4 November 1971. PT. Maskapai Asuransi Ramayana berganti
nama menjadi PT. Asuransi Ramayana berdasarkan akta notaris Muhani
Salim, SH, No. 95 dan disahkan pada tanggal 19 Juli 1986 dengan
keputusan Menteri Kehakiman No. C.2.5040-HT01.04.Th.86.
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa memutuskan pada
tanggal 30 September 1989 untuk meningkatkan modal dasar
perusahaan menjadi Rp15.000 juta yang sebelumnya hanya Rp 5.000
juta. Peningkatan tersebut dinyatakan dalam akta notaris Amrul
36
Partomuan Pohan, SH, LLM. No.19 tanggal 8 November 1989, dan
Adendum tanggal 4 Desember 1989.
Pada tahun 1089, perusahaan mencatatkan saham yang dimiliki
pada Bursa Efek Jakarta sebanyak 1 juta lembar saham dengan nilai
nominal masing-masing Rp 1.000 per saham dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal yang tertuang dalam surat No. 1638/PM/1990
tanggal 19 September 1990.
Pada tanggal 30 Mei 1996 diselenggarakan Rapat Umum Luar
Biasa Pemegang Saham untuk meningkatkan modal dasar perusahaan
menjadi Rp 40.000 juta yang sebelumnya hanya Rp 15.000 juta.
Berdasarkan akta notaris Imas Fatimah, SH, No. 73, tanggal 21 Juni
1996, dan disahkan oleh Departemen Kehakiman melalui Keputusan
Menteri Kehakiman No.C2-391 HT.01.04 Th 98.
Pada tanggal 31 Maret 1998 diselenggarakan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa, hasil keputusannya yaitu untuk melakukan
stock split dengan mengubah nilai saham menjadi Rp 500 per saham
yang sebelumnya Rp 1.000 per saham dan membagikan saham bonus
dengan 1 lembar saham lama mendapatkan 1 lembar saham bonus.
PT. Asuransi Ramayana pada tanggal 22 Juli 1997 berganti nama
menjadi PT. Asuransi Ramayana Tbk. Dengan akta notaris Imas Fatimah,
SH, No. 45 dan mendapat pengesahan melalui Keputusan Menteri
Kehakiman No. C.2.391-HT01.04.TH.98 tanggal 26 Januari 1998.
Perusahaan pada tanggal 8 Desember 2000 telah mencatatkan
seluruh sahamnya ke Bursa Efek Jakarta dan Surabaya sesuai ketentuan
37
Badan Pengawas Pasar Modal. Kemudian perusahaan mendapat izin
membuka unit usaha Syariah berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Republik Indonesia dalam surat keputusan No.KEP-012/KM.5/2006
tanggal 18 Januari 2006.
Perusahaan saat ini telah memiliki 27 kantor cabang, 2 kantor unit
dan 18 kantor perwakilan diseluruh wiayah Indonesia, hal ini merupakan
upaya perusahaan dalam menyediakan pelayanan prima bagi para
pemegang polis.
2. Visi dan Misi PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
a. Visi Perusahaan
Mewujudkan rasa aman, nyaman dan terlindungi.
b. Misi Perusahaan
Membangun perusahaan yang kokoh dan terpercaya dengan:
1) Memberikan layanan yang berkualitas kepada tertanggung.
2) Memastikan hasil yang optimal bagi Pemegang Saham.
3) Memenuhi ketentuan dan peraturan yang terkait dengan bisnis
perusahaan.
4) Membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan
mitra bisnis.
5) Menciptakan interaksi kerja yang saling mendukung dan
lingkungan kerja yang kondusif.
6) Memastikan kesejahteraan karyawan.
38
3. Produk PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
1) Asuransi kebakaran/ Ramayana Graha, menjamin semua risiko
terhadap kebakaran yang menimpa harta benda seperti rumah tempat
tinggal, gedung perkantoran, hotel, dan tempat usaha non industri.
2) Asuransi Pengangkutan, menjamin kerugian atau kerusakan atas
risiko pengangkutan barang dengan rute dari warehouse/ port ke
warehouse/port.
3) Asuransi Kendaraan Bermotor, memberikan jaminan atas kerugian
atau kerusakan kendaraan bermotor atau kepentingan yang
dipertanggungkan dalam polis. Asuransi kendaraan bermotor terdiri
dari:
a. Otoransi, memberikan jaminan atas kerusakan kendaraan
bermotor atau kepentingan yang dipertangungkan dengan
memberikan paket pelayanan kepada pemegang polis.
b. Asuransi alat berat, memberikan jaminan atas kerusakan alat
berat atau kepentingan yang dipertanggungkan akibat risiko-risiko
yang dijamin dalam polis.
4) Asuransi Rekayasa, menjamin kerugian atas risiko terjadinya kerugian
atau kerusakan atas proyek bangunan dan mesin-mesin selama
proses kontruksi, pemeliharaan, pengujian serta kerugian akibat TJH
Pihak Ketiga.
5) Asuransi Bonding, terdiri atas:
a. Surety bond, menjamin risiko atas kegagalan atau kelalaian suatu
kontrak pekerjaan antara principal dan oblige
39
b. Custom Bond, menjamin pemenuhan kewajiban principal kepada
pihak bea cukai.
6) Asuransi Rangka Kapal, memberikan jaminan atas kerugian rangka
kapal dan machinery saat kapal dioperasikan.
7) Asuransi Aneka, asuransi yang memberikan jaminan antara lain
Asuransi Uang, Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi Tanggung Jawab
Hukum dan Asuransi Kesehatan.
4. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan gambaran yang tersusun dari
bagan-bagan yang dapat memberikan penjelelasan mengenai tugas,
tanggung jawab, ataupun fungsi yang dilakukan oleh karyawan dalam
bagan tersebut. Organisasi merupakan sekelompok orang yang
bekerjasama dalam suatu bidang untuk mencapai tujuan bersama.
Struktur organisasi dibuat sebagai alat bantu bagi pimpinan perusahaan
untuk mengkoordinir aktivitas karyawan, agar melaksanakan tugasnya
secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa dengan adanya
struktur organisasi, maka kegiatan yang dilaksanakan lebih terarah dan
tertib. Pola struktur organisasi PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang
Makassar adalah organisasi berbentuk garis (line organization), dimana
pimpinan mempunyai kekuasaan penuh atas kegiatan operasional
organisasi, sehingga seluruh kekuasaan dan tanggung jawab mengalir
dari pucuk pimpinan ke bawahan berdasarkan garis lurus.
40
Gambar 4. 1 struktur organisasi
Dewan
Komisaris
Komite Pemantau
Risiko
Komite Audit
Sekretaris
Perusahaan
Direktur Utama
Dan Umum & SDM
Direktur Teknik Direktur
Pemasaran
Direktur
Keuangan Direktur
Kepatuhan
Direktur Muda
Umum & SDM
Divisi Umum
& SDM
Biro pengawas
Internal
Biro Hukum &
Sekretariat
Divisi Underwriting dan
Reasuransi Property &
Engineering
Divisi Klaim
Divisi Treaty &
Syariah
Divisi Underwriting
dan Reasuransi
Marine &
Miscelaneous
Divisi Pemasaran
Direct Bisnis &
Retail
Divisi
Akuntansi dan
Keuangan
Divisi Pemasaran
Perbankan dan
Broker
Divisi Pemasaran
Bisnis & Strategi
Divisi Pemasaran
Corporate
Biro
Kepatuhan
Biro Teknologi Informasi
Divisi Pemasaran
Direct Bisnis &
Retail
41
Struktur organisasi perusahaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Dewan Komisaris
Dewan Komisaris perusahaan terdiri dari Komisaris Utama dan
Komisaris Independen.
Tugas dan tanggungjawab utama:
a. Melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam
menjalankan perusahaan.
b. Memastikan Direksi selalu mematuhi Anggaran Dasar
Perseroan dan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
c. Membentuk Komite Audit dan komite lainnya.
d. Menyusun kriteria seleksi dan prosedur anggota Dewan
Komisaris dan Direksi.
e. Menyusun sistem penggajian dan pemberian tunjangan serta
usulan besaran bonus tahunan bagi anggota Dewan Komisaris
dan Direksi.
2) Direksi
Direksi terdiri dari 5 orang Direktur termasuk 1 orang Direktur Utama.
PT. Asuransi Ramayana Tbk memiliki 5 Direktur yaitu, Direktur
Utama, Direktur Kepatuhan, Direktur Keuangan, Direktur
Pemasaran, dan Direktur Teknik.
Tugas dan tanggungjawab utama:
a. Memimpin dan mengurus perusahaan sesuai dengan tujuan
perusahaan.
b. Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan perusahaan.
3) Komite Audit
42
Komite Audit terdiri dari 1 orang ketua dan 2 anggota professional.
Tugas dan tanggungjawab utama:
a. Membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan
terhadap manajemen perusahaan.
b. Memberikan pendapat profesional yang independen kepada
Dewan Komisaris mengenai informasi keuangan, ketaatan
perusahaan, pemeriksaan internal dan hal-hal lain yang
memerlukan perhatian Dewan komisaris.
4) Komite Pemantau Risiko
Komite pemantai risiko terdiri atas 1 orang ketua dan 2 anggota
professional.
Tugas dan tanggungjawab utama:
a. Membantu Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan
terhadap manajemen perusahaan.
b. Memberikan pendapat profesional yang independen kepada
Dewan Komisaris mengenai fungsi manajemen risiko, pemetaan
exposure risiko, kepatuhan perusahaan terhadap regulasi dan
hal-hal lain yang memerlukan perhatian Dewan komisaris.
5) Sekretaris Perusahaan
Sekretaris terdiri 1 orang kordinator dan 3 orang anggota.
Tugas dan tanggungjawab utama:
a. Memperhatikan perkembangan pasar modal termasuk peraturan-
peraturan yang berlaku.
b. Melayani kebutuhan stakeholder yang berkaitan dengan kondisi
perusahaan.
43
c. Melakukan sosialisasi kepada para stakeholder.
d. Memberikan masukan kepada Direksi untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal dan
bidang usaha perusahaan.
e. Sebagai penghubung antara perusahaan dengan pemegang
daham dan para pemangku kepentingan lainnya.
6) Biro Pengawas Internal
Biro Pengawas Internal terdiri atas 8 orang termasuk 1 Kepala Biro.
Tugas dan tanggungjawab utama:
a. Membantu Direktur Utama dalam melakukan analisa risiko dan
pengawasan operasional.
b. Melakukan pengawasan terhadap divisi atau biro operasional
perusahaan.
7) Biro Hukum dan Sekretariat
Tugas dan tanggungjawab utama:
a. Mengkoordinasikan dan melaksanakan perumusan peraturan
perundang-undangan
b. Memberikan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian
masalah hukum yang berkaitan dengan tugas perusahaan.
8) Direktur Muda Umum & SDM
Direktur Muda Umum & SDM membawahi Divisi Umum dan SDM.
Tugas dan tanggungjawab utama:
a. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan SDM, penerimaan
pegawai dan sumber daya manusia, kesekretariatan, dan sistem
penggajian di perusahaan.
44
9) Divisi Umum dan SDM
Tugas dan tanggungjawab utama Divisi Umum:
a. Mengatur seluruh kebutuhan perusahaan seperti pembelian
infrastruktur, perlengkapan dan peralatan perusahaan.
b. Mengawasi penggunaan infrastruktur, perlengkapan dan
peralatan perusahaan.
c. Melakukan perawatan terhadap infrastruktur, perlengkapan dan
peralatan perusahaan.
Tugas dan tanggungjawab utama Divisi SDM :
a. Melakukan pengelolaan sumber daya manusia.
b. Mengatur penggajian sumber daya manusia.
c. Mengatur pembagian tugas tiap SDM.
d. Menempatkan pegawai sesuai dengan kompetensinya.
e. Mengawasi kinerja SDM.
10) Direktur Teknik
Direktur Teknik membawahi Divisi Underwriting, Divisi Treaty dan
Syariah dan Divisi Klaim.
Tugas dan tanggungjawab utama :
a. Melakukan pengelolaan risiko asuransi dan reasuransi
b. Menjaga hubungan baik antara perusahaan dan tertanggung.
11) Divisi Underwriting & Divisi klaim
Tugas dan tanggungjawab utama Divisi Underwriting :
a. Menerima akseptasi terhadap adanya permintaan asuransi dari
calon tertanggung.
b. Melakukan survey terhadap objek yang diasuransikan.
45
c. Melakukan koasuransi dan reasuransi pertanggungan.
Tugas dan tanggungjawab utama Divisi Klaim :
a. Melakukan penutupan polis asuransi tertanggung.
b. Melakukan pembayaran klaim kepada tertanggung.
12) Direktur Pemasaran
Direktur Pemasaran membawahi 5 Divisi yaitu Divisi Pemasaran
Perbankan dan Broker, Divisi Pemasaran Kendaraan Bermotor,
Divisi Pemasaran Direct Bisnis & Retail, Divisi Pemasaran Corporate
dan Divisi pemasaran Bisnis dan Strategi.
Tugas dan tanggungjawab utama :
a. Melakukan perjanjian dengan calon tertanggung yang ingin
berasuransi.
b. Menjalin hubungan baik dengan pemegang polis atau
tertanggung.
c. Mengatur strategi pemasaran produk asuransi perusahaan.
d. Melakukan perbandingan dengan perusahaan asuransi lainnya
untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
13) Direktur Keuangan
Direktur keuangan membawahi Divisi Akuntansi dan Keuangan, dan
Biro Teknologi Informasi
Tugas dan tanggungjawab utama :
a. Melakukan aktivitas pengelolaan dana, investasi, sistem
informasi akuntansi perusahaan.
14) Divisi Keuangan dan Akuntansi
Tugas dan tanggungjawab utama Divisi Keuangan:
46
a. Mengatur penggunaan anggaran dana perusahaan.
b. Melakukan analisis rasio keuangan perusahaan.
c. Mengatur pemasukan dan pengeluaran petty cash.
d. Mengatur penyusunan anggaran kegiatan perusahaan baik
bulanan, triwulanan dan tahunan.
Tugas dan tanggungjawab utama Divisi Akuntansi:
a. Melakukan pencatatan transaksi perusahaan kedalam buku
jurnal, buku besar dan laporan keuangan.
b. Menyajikan laporan keuangan tiap bulanan, triwulan dan
tahunan.
c. Menyediakan informasi keuangan kepada pihak yang
berkepentingan.
d. Membuat SOP sesuai dengan kegiatan operasional Divisi
Akuntansi
e. Melakukan analisa investasi dan laporan keuangan perusahaan.
15) Biro Teknologi Informasi
Tugas dan tanggungjawab utama :
a. Mengolah seluruh informasi umum perusahaan,
b. Mengorganisir penggunaan hardware dan software dalam
perusahaan.
B. Hasil Penelitian
1. Penyajian Pendapatan Premi dan Beban Klaim Dalam Laporan Laba
Rugi PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
Pengakuan pendapatan merupakan penentuan yang sangat kritis,
mengingat kesalahan dalam penentuan ini akan berakibat fatal pada
47
kelayakan laporan keuangan yang nantinya akan mempengaruhi kualitas
informasi keuangan perusahaan yang akan digunakan dalam
pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. Dalam penelitian ini
pokok permasalahan yang diangkat penulis adalah pengakuan
pendapatan premi, karena pendapatan premi merupakan sumber utama
pendapatan perusahaan, sehingga akan memberikan pengaruh yang
signifikan dalam penyajian informasi keuangan perusahaan. jadi apabila
terjadi kesalahan dalam pengakuan pendapatan premi, maka akan turut
mempengaruhi kelayakan jumlah laba yang seharusnya diakui
perusahaan.
Pendapatan yang diperoleh PT. Asuransi Ramayana Tbk cabang
Makassar terdiri atas:
a. Pendapatan premi (underwriting), dan
b. Pendapatan lain-lain
Pendapatan premi (underwriting) merupakan pendapatan utama
perusahaan yang berasal dari seleksi risiko yang ditawarkan termasuk
menetapkan tingkat premi dan ketentuan-ketentuan lain yang dikenakan
kepada calon tertanggung. Pendapatan premi mencerminkan pendapatan
yang diakui pada suatu tahun berjalan. Pendapatan premi pada
perusahaan dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Premi bruto, yaitu premi yang diperoleh dari hasil penutupan polis
asuransi. premi bruto dapat berasal dari penutupan melalui agen
broker, dan dari pihak-pihak yang mempunyai kerjasama seperti
dealer dan perusahaan leasing.
48
b. Premi reasuransi, yaitu pendapatan premi yang berasal dari kegiatan
reasuransi. Premi ini merupakan hak reasuradur berdasarkan kontrak
reasuransi.
c. Kenaikan premi belum merupakan pendapatan dan manfaat polis
masa depan. Premi yang belum merupakan pendapatan (cadangan
premi) merupakan nilai pendapatan yang sudah diterima dimuka
namun bukan untuk realisai kewajiban tahun berjalan. Premi yang
belum merupakan pendapatan muncul karena pada umumnya premi
dibayar dimuka sekaligus oleh tertanggung. Setiap akhir periode
akuntansi, prusahaan akan melakukan penyesuaian terhadap premi
yang belum merupakan pendapatan untuk menentukan jumlah yang
dapat diakui sebagai pendapatan premi pada tahun berjalan.
Sedangkan untuk beban klaim (underwriting) perusahaan terdiri
atas:
a. Klaim bruto adalah klaim yang telah disepakati jumlahnya oleh
penanggung dan pemegang polis termasuk biaya penyelesaian klaim.
b. Klaim reasuransi yaitu bagian klaim yang menjadi kewajiban
perusahaan asuransi lainnya (reasuradur) sehubungan dengan
kontrak asuransi.
c. Estimasi klaim adalah perkiraan jumlah kewajiban yang menjadi
tanggungan perusahaan sehubungan dengan klaim dalam proses
penyelesaian dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan.
Untuk lebih jelasnya berikut adalah penyajian pendapatan premi
dan beban klaim dalam laporan laba rugi perusahaan:
49
Tabel 4. 1
Laporan Laba Rugi PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar Periode
2018 dan 2019
2018 2019
PENDAPATAN USAHA
Pendapatan underwriting
Pendapatan premi
Premi bruto Rp1.131.196.035.424 Rp1.468.827.174.961
Premi reasuransi Rp194.404.049.481 Rp278.958.128.249
Kenaikan premi belum
merupakan pendapatan
dan manfaat polis masa
depan
Rp34.536.641.426 Rp12.368.654.702
Jumlah pendapatan premi Rp902.255.344.517 Rp1.177.500.392.010
Beban underwriting
Beban klaim
Klaim bruto Rp568.864.647.832 Rp853.529.183.654
Klaim reasuransi Rp176.976.265.380 Rp238.907.787.302
Kenaikan estimasi klaim Rp852.759.298 Rp3.738.952.285
Jumlah beban klaim Rp392.741.141.750 Rp610.882.444.067
Beban komisi Neto Rp197.657.901.754 Rp231.742.317.728
Jumlah beban underwriting Rp590.399.043.504 Rp842.624.761.795
Hasil Underwriting Rp311.856.301.013 Rp334.875.630.215
Hasil Investasi Rp40.722.017.307 Rp24.782.343.301
50
Jumlah pendapatan usaha Rp352.578.318.320 Rp359.657.973.516
BEBAN USAHA Rp300.940.979.082 Rp299.073.101.555
LABA USAHA Rp51.637.339.238 Rp60.584.871.961
PENDAPATAN LAIN-LAIN Rp36.651.565.328 Rp14.425.327.357
LABA SEBELUM PAJAK Rp88.288.904.566 Rp75.010.199.318
BEBAN PAJAK Rp11.606.411.205 Rp12.141.758.385
LABA TAHUN BERJALAN Rp76.682.493.361 Rp62.868.440.933
Sumber data: Perusahaan Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pendapatan
premi (underwriting) mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2018
sebesar Rp902.255.344.517 meningkat menjadi Rp1.177.500.392.010
pada tahun 2019. Pendapatan premi perusahaan didapatkan dari premi
bruto dikurang premi reasuransi dikurang kenaikan premi belum
merupakan pendapatan. Premi bruto pada tahun 2018 sebesar
Rp1.131.196.035.424 meningkat menjadi Rp1.468.827.174.961 pada
tahun 2019. Premi reasuransi juga mengalami peningkatan yaitu tahun
2018 sebesar Rp194.404.049.481 menjadi Rp278.958.128.249 pada
tahun 2019 sedangkan kenailkan premi yang belum merupakan
pendapatan mengalami penurunan yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp34.536.641.426 turun menjadi Rp12.368.654.702 pada tahun 2019.
Sehingga diketahui bahwa pendapatan terbesar perusahaan berasal dari
premi bruto.
Sedangkan untuk beban klaim perusahaan didapatkan dari klaim
bruto dikurang klaim reasuransi dikurang kenaikan estimasi klaim. Pada
Tabel 4.1 dapat kita ketahui bahwa pengeluaran terbesar perusahaan
51
berasal dari beban klaim yaitu pada tahun 2018 sebesar
Rp568.864.647.832 meningkat menjadi Rp853.529.183.654 pada tahun
2019. Begitu juga dengan klaim reasuransi yang menjadi kewajiban
reasuradur mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp176.976.265.380
tahun 2018 menjadi Rp238.907.787.302 tahun 2019. Dan untuk estimasi
kewajiban klaim pada tahun 2018 sebesar Rp852.759.298 mengalami
peningkatan menjadi Rp3.738.952.285 tahun 2019. Kemudian jumlah
beban klaim dikurangkan dengan beban komisi neto untuk memperoleh
total beban underwriting.
Hasil underwriting pada tahun 2019 adalah sebesar
Rp334.875.630.215 sedangkan pada tahun 2018 sebesar
Rp311.856.301.013, ini menunjukkan hasil underwriting tahun 2019 lebih
tinggi dibandingkan tahun 2018. Rasio underwriting yaitu rasio antara
hasil underwriting terhadap pendapatan premi bruto perusahaan tahun
2019 adalah 22,80% lebih rendah dibandingkan dengan rasio
underwriting tahun 2018 yaitu 27,71%.
Hasil investasi pada tahun 2019 adalah sebesar
Rp24.782.343.301 lebih rendah dibandingkan dengan hasil investasi
tahun 2018 yang sebesar Rp40.722.017.307. Beban usaha pada tahun
2019 sebesar Rp299.073.101.555 mengalami penurunan dibandingkan
dengan tahun 2018 sebesar Rp300.940.979.082. Laba tahun berjalan
yang diperoleh perusahaan juga mengalami penurunan yaitu pada tahun
2018 sebesar Rp76.682.493.361 menjadi Rp62.868.440.933 tahun 2019.
52
2. Rincian Pendapatan Premi dan Beban Klaim Perusahaan Tahun
2018 Dan 2019
Pendapatan premi merupakan sumber pendapatan terbesar bagi
perusahaan. Pendapatan premi diperoleh sehubungan dengan kontrak
asuransi dan reasuransi yang dikelola perusahaan. Adapaun perincian
pendapatan premi tahun 2018 dan tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 2
Pendapatan Premi Perusahaan Tahun 2018 dan Tahun 2019
Jenis Asuransi 2018 2019
Kebakaran Rp42.856.891.766 Rp42.628.226.947
Pengangkutan Rp32.944.500.539 Rp17.924.518.810
Kendaraan Bermotor Rp708.834.805.428 Rp917.281.356.396
Rangka Kapal Rp8.989.096.319 Rp6.551.010.519
Rangka Pesawat (Rp230.190.604) Rp414.917.555
Rekayasa Rp4.031.167.832 Rp7.033.825.720
Bonding Rp10.869.241.673 Rp9.423.047.159
Aneka Rp93.869.831.565 Rp176.243.488.904
Jumlah Rp902.165.344.517 Rp1.177.500.392.010
Sumber data: Perusahaan Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
Pendapatan premi perusahaan berasal dari premi asuransi
kebakaran, asuransi pengangkutan, asuransi kendaraan bermotor,
asuransi rangka kapal, asuransi rangka pesawat, asuransi rekayasa,
asuransi bonding dan asuransi aneka. Pada table 4.2 diketahui bahwa
53
pendapatan premi tiap asuransi yang ditawarkan perusahaan ada yang
mengalami peningkatan dan ada pula yang mengalami penurunan.
Pendapatan premi yang mengalami peningkatan dari tahun 2018
ke tahun 2019 terdapat pada asuransi kendaraan bermotor yaitu sebesar
Rp708.834.805.428 tahun 2018 menjadi Rp917.281.356.396 tahun 2019.
Asuransi rangka pesawat pada tahun 2018 mengalami penurunan premi
yang belum merupakan pendapatan sehingga berdampak pada
pendapatan premi yang diperoleh perusahaan pada tahun tersebut,
sedangkan pada tahun 2019 meningkat menjadi Rp414.917.555.
Asuransi rekayasa pendapatan preminya pada tahun 2018 sebesar
Rp4.031.167.832 naik menjadi Rp7.033.825.720 tahun 2019, dan
asuransi aneka yang mengalami peningkatan yang mana pada tahun
2018 sebesar Rp93.869.831.565 menjadi Rp176.243.488.904 tahun
2019.
Sedangkan pendapatan premi yang mengalami penurunan terjadi
pada asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan, asuransi rangka
kapal, dan asuransi bonding. Pendapatan premi dari asuransi kebakaran
pada tahun 2018 sebesar Rp42.856.891.766 turun pada tahun 2019
menjadi Rp42.628.226.947. Premi dari asuransi pengangkutan sebesar
Rp32.944.500.539 tahun 2018 mengalami penurunan menjadi Rp
17.924.518.810 tahun 2019. Asuransi Rangka kapal pada tahun 2018
preminya sebesar Rp8.989.096.319 turun menjadi Rp6.551.010.519
tahun 2019. Dan asuransi bonding pada tahun 2018 preminya sebesar
Rp10.869.241.673 menjadi Rp9.423.047.159 tahun 2019.
54
Berdasarkan table 4.2, pada tahun 2018 pendapatan premi yang
banyak diperolah perusahaan berasal dari asuransi kendaraan bermotor,
dan premi yang paling sedikit yaitu premi asuransi rangka pesawat,
begitu juga dengan pendapatan premi pada tahun 2019.
Selain pendapatan premi, beban klaim juga merupakan unsur
utama dalam penyajian laporan laba rugi. Yang dimaksud dengan beban
klaim yaitu ganti rugi yang dibayarkan perusahaan asuransi kepada
tertanggung atas kerugian yang dialami. Berikut adalah rincian beban
klaim perusahaan pada tahun 2018 dan tahun 2019:
Tabel 4. 3
Beban Klaim Perusahaan Tahun 2018 dan Tahun 2019
Jenis Asuransi 2018 2019
Kebakaran Rp30.286.790.605 Rp8.834.313.276
Pengangkutan Rp4.040.932.703 Rp2.843.281.722
Kendaraan Bermotor Rp256.529.969.501 Rp351.286.284.196
Rangka Kapal Rp7.669.600.051 (Rp1.892.121.230)
Rangka Pesawat (Rp387.706.177) (Rp121.823.659)
Rekayasa Rp7.975.572.687 Rp1.932.617.649
Bonding Rp342.091.882 Rp2.017.162.323
Aneka Rp86.283.890.499 Rp245.983.729.788
Jumlah Rp392.741.141.750 Rp610.882.444.067
Sumber data: Perusahaan Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
55
Pada tahun 2018 ganti rugi yang dibayarkan oleh perusahaan
asuransi paling banyak di asuransi kendaraan bermotor dan paling
sedikit asuransi rangka kapal, begitu juga pada tahun 2019. Pada table
4.3 jumlah beban klaim perusahaan mengalami peningkatan yaitu pada
tahun 2018 sebesar Rp392.741.141.750 menjadi Rp610.882.444.067
tahun 2019.
Peningkatan pembayaran klaim atau ganti rugi dari tahun 2018 ke
tahun 2019 terdapat pada asuransi kendaraan bermotor, asuransi
bonding dan asuransi aneka. Pembayaran klaim asuransi kendaraan
bermotor pada tahun 2018 sebesar Rp256.529.969.501 meningkat
menjadi Rp351.286.284.196 tahun 2019. Asuransi bonding dari
Rp342.091.882 tahun 2019 menjadi Rp2.017.162.323 tahun 2019 dan
untuk asuransi aneka mengalami peningkatan yang signifikan yaitu pada
tahun 2018 sebesar Rp86.283.890.499 menjadi Rp245.983.729.788
tahun 2019.
Penurunan pembayaran klaim kepada pihak tertanggung terjadi
pada asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan, asuransi rangka
kapal, asuransi rangka pesawat, dan asuransi rekayasa. Pembayaran
klaim untuk asuransi kebakaran pada tahun 2018 sebesar
Rp30.286.790.605 mengalami penurunan menjadi Rp8.834.313.276
tahun 2019. Asuransi pengangkutan tahun 2018 sebesar
Rp4.040.932.703 turun menjadi Rp2.843.281.722 tahun 2019. Asuransi
rangka kapal pada tahun 2018 sebesar Rp7.669.600.051 mengalami
penurunan menjadi Rp1.892.121.230 karena terjadinya penurunan
estimasi klaim dan klaim reasuransi tahun 2019. Begitu juga dengan
56
asuransi rangka pesawat tahun 2018 sebesar Rp387.706.177 dan tahun
2019 sebesar Rp121.823.659. Untuk asuransi rangka pesawat pada
tahun 2018 dan 2019 tidak ada klaim bruto dan klaim reasuransi,
sehingga nilainya menjadi berkurang, dan untuk asuransi rangka
pesawat premi diperoleh hanya dari perkiraan jumlah kewajiban yang
menjadi tanggungan perusahaan (estimasi klaim). Asuransi rekayasa
tahun 2018 sebesar Rp7.975.572.687 tahun 2018 mengalami penurunan
menjadi Rp1.932.617.649 tahun 2019. Ini artinya bahwa klaim yang
dibayarkan perusahaan tahun 2019 lebih sedikit dibandingkan dengan
tahun 2018 untuk asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan, asuransi
rangka kapal, asuransi rangka pesawat, dan asuransi rekayasa
3. Perhitungan Pendapatan Premi dan Beban Klaim Asuransi
Kendaraan Bermotor PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
Asuransi kendaraan bermotor memiliki frekuensi transaksi yang
cukup banyak dalam perusahaan. Asuransi kendaraan bermotor
menjamin kerugian atas kerusakan kendaraan bermotor atau
kepentingan yang dipertanggungkan akibat risiko-risiko yang dijamin
dalam polis. Polis asuransi kendaraan bernotor terdiri dari dua macam
yaitu polis asuransi kendaraan bermotor otoransi dan asuransi alat berat.
Asuransi alat berat menjamin kerugian atas kerusakan alat berat dan
atau kepentingan yang dipertanggungkan akibat risiko-risiko yang
dijamin dalam polis. Sedangkan untuk otoransi menanggung risiko-risiko
yang dijamin dalam polis dengan memberikan paket pelayanan kepada
tertanggung.
57
Besarnya pendapatan premi perusahaan selain dari seleksi risiko
atas asuransi yang ditawarkan termasuk juga menetapkan besarnya
tingkat premi yang diberikan. Dalam penelitian ini penulis akan
membahas tentang tarif premi asuransi kendaraan bermotor. Secara
garis besar, jenis pertanggungan asuransi kendaraan bermotor terbagi
menjadi 2 yaitu:
1) Comprehensive/ all risk, menawarkan jaminan segala macam
kerusakan kendaraan baik kecil maupun besar. Kerusakan kecil,
misalnya kendaraan lecet diserempet, kata spion patah, stoplamp
pecah dan sebagainya. Karena luasnya cakupan jenis
pertanggungan comprehensive sehingga preminya juga lebih tinggi
dibandingkan dengan Total Loss Only (TLO).
2) Total Loss Only (TLO), hanya memberikan pertanggungan bila
kendaraan rusak total diatas 75%. Artinya, kendaraan sudah tidak
berbentuk lagi karena kecelakaan yang tidak mungkin bisa
diperbaiki.
Polis asuransi kendaraan bermotor pada PT. Asuransi Ramayana
Tbk Cabang Makassar hanya diperuntukkan bagi kendaraan roda empat.
Adapun tarif preminya pada tabel 4.4 terbagi menjadi dua yaitu jaminan
pokok rate bawah dan rate atas. Jaminan pokok rate bawah dan rate
atas dipilih oleh calon tertanggung sesuai dengan kemampuan dan jenis
pekerjaannya.
58
Tabel 4. 4
Tarif Premi atau Konstibusi asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Ramayana Tbk. Cabang Makassar
1. JAMINAN POKOK (RATE BAWAH)
KATEGORI UANG PERTANGGUNGAN Fitur RATE
RESIKO SENDIRI (DEDUCTIBLE) Comprehensive TLO
Jenis Kendaraan Non Bus dan Non Truk
Kategori 1 Rp 0 s/d Rp 125.000.000 0,004 2,53% 0,51% Kerugian Sebagian : Rp 300.000/ Kejadian
Kategori 2 > Rp 125.000.000 s/d Rp 200.000.000 0,008 2,69% 0,44%
Kategori 3 > Rp 200.000.000 s/d Rp 400.000.000 0,007 1,79% 0,29% Kerugian Total : 5% dari Harga Pertanggungan
Kategori 4 > Rp 400.000.000 s/d Rp 800.000.000 0,004 1,14% 0,23%
Kategori 5 > Rp 800.000.000 0,002 1,05% 0,20%
Jenis Kendaraan Non Bus dan Non Truk
Kategori 6 Truk dan Pick Up 0 2,23% 0,81% Kerugian Sebagian : Rp 500.000/ Kejadian
Kategori 7 Bus 0 0,88% 0,18% Kerugian Total : 5% dari Harga Pertanggungan
59
2. JAMINAN POKOK (RATE KEATAS)
KATEGORI UANG PERTANGGUNGAN Fitur RATE
RISIKO SENDIRI (DEDUCTIBLE) Comprehensive TLO
Jenis Kendaraan Non Bus dan Non Truk
Kategori 1 Rp 0 s/d Rp 125.000.000 0,004 2,78% 0,56% Kerugian Sebagian : Rp 300.000/ Kejadian
Kategori 2 > Rp 125.000.000 s/d Rp 200.000.000 0,008 2,96% 0,48%
Kategori 3 > Rp 200.000.000 s/d Rp 400.000.000 0,007 1,97% 0,35% Kerugian Total : 5% dari Harga Pertanggungan
Kategori 4 > Rp 400.000.000 s/d Rp 800.000.000 0,004 1,25% 0,27%
Kategori 5 > Rp 800.000.000 0,002 1,16% 0,24%
Jenis Kendaraan Non Bus dan Non Truk
Kategori 6 Truk dan Pick Up 0 2,46% 0,98% Kerugian Sebagian : Rp 500.000/ Kejadian
Kategori 7 Bus 0 0,97% 0,22% Kerugian Total : 5% dari Harga Pertanggungan
Sumber : Perusahaan Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
60
Adapun penjelasannya untuk kategori Jaminan pokok rate bawah
sebagai berikut:
1) kategori 1 yaitu kendaraan yang memiliki harga pasaran Rp 0
sampai dengan Rp 125.000.000, maka tingkat preminya yaitu
2,53%. Apabila kendaraan tersebut telah rusak 75% maka tingkat
preminya 0,51%.
2) Kategori 2 yaitu kendaraan yang memiliki harga pasaran lebih dari
Rp 125.000.000 sampai dengan Rp 200.000.000, maka tingkat
preminya 2,69%. Apabila kendaraan telah rusak 75% maka tingkat
preminya 0,44%.
3) Kategori 3 yaitu kendaraan yang memiliki harga pasaran lebih dari
Rp 200.000.000 sampai dengan Rp 400.000.000, maka tingkat
preminya 1,79%. Apabila kendaraan tersebut telah rusak 75% maka
tingkat preminya 0,29%.
4) Kategori 4 yaitu kendaraan yang memiliki harga pasaran lebih dari
Rp 400.000.000 sampai dengan Rp 800.000.000, maka tingkat
preminya 1,14% dan apabila telah mengalami kerusakan 75% maka
tingkat preminya sebesar 0,23%
5) Kategori 5 yaitu kendaraan yang memiliki harga pasaran lebih dari
Rp 800.000.000, maka tingkat preminya 1,05%, apabila telah
mengalami kerusakan 75% maka tingkat preminya sebesar 0,20%.
6) Kategori 6 yaitu jenis kendaraan truk dan pickup tingkat preminya
2,23%, apabila telah mengalami kerusakan 75% maka tingkat
preminya 0,81%.
61
7) Kategori 7 yaitu jenis kendaraan bus tingkat preminya 0,88%, dan
apabila telah mengalami kerusakan 75% maka tingkat preminya
menjadi 0,18%.
Risiko sendiri merupakan jumlah kerugian yang menjadi
tanggungjawab pemegang polis apabila terjadi klaim. Pada tabel 4.4
Risiko sendiri terbagi menjadi dua yaitu kerugian sebagian dan kerugian
total. Untuk kategori 1 sampai dengan kategori 5, kerugian sebagian
maksudnya yaitu apabila kendaraan yang dipertanggungkan mengalami
kerusakan maka perusahaan sebagai penanggung akan membayar klaim
sebesar Rp 300.000 tiap kejadian sampai batas periode dalam polis
asuransi. Begitu juga pada kategori 6 dan kategori 7, apabila terjadi
peristiwa yang menyebabkan kerusakan pada truk, pickup dan bus maka
perusahaan akan membayar klaim sebesar Rp 500.000 tiap kejadian
sampai batas periode dalam polis asuransi.
Sedangkan kerusakan total maksudnya yaitu apabila kendaraan
yang dipertanggungkan mengalami kerusakan diatas 75% maka
perusahaan akan membayar klaim sebesar 5% dari harga pertanggungan
kendaraan.
Selain tarif premi, adapun biaya lain yang harus dibayar oleh calon
tertanggung seperti fitur (biaya tambahan), Tanggung Jawab Hukum
(TJH) Pihak ketiga (Otoransi), Biaya Polis dan Biaya Materai. Perhitungan
premi asuransi kendaraan bermotor PT. Asuransi Ramayana Tbk.
Cabang Makassar dapat dilihat pada tabel 4.5
62
Tabel 4. 5
Perincian Polis Asuransi Kendaraan Bermotor Otoransi
PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
Nama : Yosianah
Alamat : Rawa Indah No. 1 Kel. Sawagumu Kec. Sorong Utara Kota Sorong
Merek & Jenis
Kendaraan Tahun
No. Polis / No.Rangka/ No. Mesin
Periode Resiko Sendiri Harga
Pertanggungan Perhitungan Premi
HONDA
BRIO
SATYA E
CVT /
MINIBUS /
2020
80022220001695 /
MHRDD1850LJ002789/
L12B33709629
29/12/2020
s/d
29/12/2021
Kerugian Sebagian
: Rp 300.000 /
Kejadian
Kerugian Total :
5% dari Harga
Pertanggungan
Kendaraan
Bermotor Rp
211.500.000
TJH Pihak
Ketiga Rp
10.000.000
Premi
casco :1,790% Rp3.785.850
Fitur :0,007% Rp14.805
TJH Pihak
Ke-3 :1,000% Rp100.000
Biaya Polis
Rp25.000
Biaya
Materai Rp12.000
Total
Rp3.937.655
Sumber : Perusahaan Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
63
Pemegang polis atas nama Yosianah dengan objek
pertanggungan Minibus dengan harga Rp 211.500.000,00. Yosianah
mengambil tarif premi jaminan pokok rate bawah. Sehingga masuk
dalam kategori 3 dengan premi 1,790% dan fitur 0,007%. (dapat dilihat
pada tabel 4.4). Total premi yang dibayar oleh Yosianah adalah sebesar
Rp3.937.655.
Adapun risiko yang dijamin yaitu sebagai berikut:
1) Kerugian dan/atau kerusakan pada kendaraan bermotor dan atau
kepentingan yang dipertanggungkan yang secara langsung
disebabkan oleh:
a. Tabrakan, benturan, terbalik, tergeleincir, atau terperosok,
b. Perbuatan jahat,
c. Pencurian, termasuk pencurian yang didahului atau disertai
atau diikuti dengan kekerasan ataupun ancaman kekerasan,
d. Kebakaran, termasuk:
a) Kebakaran akibat kebakaran benda lain yang berdekatan
dengan tempat penyimpanan kendaraan bermotor,
b) Kebakaran akibat sambaran petir,
c) Kerusakan karena air dan atau alat-alat ain yang
dipergunakan untuk mencegah atau memadamkan
kebakaran,
d) Dimusnahkannya seluruh atau sebagian kendaraan
bemotor atas perintah pihak yang berwenang dalam
upaya pencegahan menjalarnya kebakaran itu,
64
2) Kerugian dan/atau kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa diatas,
selama kendaraan bermotor yang bersangkutan berada diatas kapal
untuk menyebrang yang berada dibawa pengawasan direktorat
jendral perhubungan darat, termasuk kerugaian dan atau kerusakan
yang diakibatkan kapal bersangkutan mengalami kecelakaan.
Jaminan Tanggung Jawab Hukum (TJH) Pihak Ketiga berlaku
jika nilai pertanggungannya disebutkan dalam polis. Pihak ketiga adalah
semua pihak yang bukan tertanggung, suami atau istri anak, orang tua,
saudara dari tertanggung, orang-orang yang bekerja dibawa
pengawasan tertanggung. Jika tertanggung adalah badan hukum maka
pengurus, pemegang saham, komisaris dan karyawan tidak termasuk
dalam pengertian pihak ketiga. Tanggung jawab penanggung atas biaya
TJH setinggi-tingginya 10% dari nilai pertanggungan TJH Pihak Ketiga.
Adapun pengecualian yang disebutkan dalam polis diantaranya
yaitu:
1) Tidak menjamin kerugian, kerusakan, atas kendaraan bermotor dan
/atau tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga yang disebabkan
oleh:
a. Kendaraan bermotor digunakan untuk menarik atau
mendorong kendaraan lain, memberi pelajaran mengemudi,
ikut serta dalam perlombaan, melakukan tindak kejahatan.
b. Penggelapan, penipuan, hipnotis dan sejenisnya.
c. Pencurian dan atau perbuatan jahat yang diakukan oleh pihak
ketiga.
65
d. Kelebihan muatan dari kapasitas kendaraan yang telah
ditetapkan.
2) Tidak menjamin kerugian dan/atau kerusakan kendaraan bermotor
atau biaya yang langsung maupun tidak langsung yang ditimbulkan
oleh:
a. Barang dan/atau hewan yang sedang berada didalam, dimuat
pada, ditumpuk di, dibangkar dari atau diangkut oleh
kendaraan bermotor.
b. Zat kimia, air atau benda cair lainnya yang berada dalam
kendaraan bermotor.
3) Tidak menjamin kerugian, kerusakan, dan/atau biaya atas
kendaraan bermotor dan/atau tanggung jawab hukum pihak ketiga
yang langsung maupun tidak langsung yang ditimbulkan oleh:
kerusuhan, tawuran, huru hara, perang, terorisme; gempa bumi,
letusan gunung berapi,angina topan, banjir dan gejalah gaologi atau
meteorology lainnya; reaksi nuklir.
4) Tidak menjamin kerugian, kerusakan, dan/atau biaya atas
kendaraan bermotor dan/atau tanggung jawab hukum pihak ketiga
jika:
a. Disebabkan oleh tindakan sengaja tertanggung atau
pengemudi atau karyawan atau suruhan tertanggung.
b. Pada saat terjadinya kerusakan atau kerugian, kendaraan
bermotor dikemudikan oleh seseorang yang tidak memiliki
SIM.
66
c. Dikemudikan oleh seseorang yang berada di bawah pengaruh
minuman keras, obat terlarang, atau sesuatu bahan lain yang
membahayakan.
d. Dekemudikan secara paksa.
e. Memasuki atau melewati jalan tertutup, terlarang, atau
melangar rambu-rambu lalu lintas.
4. Pengakuan dan Pencatatan Pendapatan Premi dan Beban Klaim
Pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
Prosedur Pencatatan pendapatan premi pada PT. Asuransi
Ramayana Tbk Cabang Makassar dimulai pada saat adanya permintaan
asuransi dari calon tertanggung, kemudian calon tertanggung membayar
premi pertamanya. Pembayaran premi dapat dilakukan secara tunai
maupun transfer bank ke rekening PT. Asuransi Ramayana Tbk yang
merupakan rekening umum perusahaan bukan cabang. Perusahaan
mengakui pendapatan premi kontrak jangka pendek dan premi selain
kontrak jangka pendek.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer Umum PT.
Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar yang dilakukan oleh peneliti
dapat diketahui PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
menggunakan metode accrual basic yaitu pendapatan premi diakui pada
saat terjadinya transaksi (polis diterbitkan). Perusahaan mencatat atau
mengakui premi sebagai pendapatan selama periode perjanjian polis
berdasarkan jumlah yang telah ditetapkan dan tercantum dalam polis.
67
Pelunasan pembayaran premi untuk asuransi kendaraan
bermotor harus dilakukan dalam tenggang waktu 14 hari sejak polis
diterbitkan. Pembayaran premi dapat dilakukan dengan cek, bilyet giro,
transfer atau dengan cara lain yang disepakati antara penanggung dan
tertanggung. Penanggung dianggap telah menerima pembayaran premi
pada saat:
a) Premi bersangkutan sudah masuk ke rekening bank penanggung,
atau
b) Penanggung telah menyepakati pelunasan premi secara tertulis.
Jika tertanggung tidak melakukan pelunasan pembayaran premi
dalam tenggang waktu 14 hari, maka polis akan berakhir dengan
sendirinya. Dan penanggung dibebaskan dari semua tanggungjawab
berdasarkan polis. Apabila terjadi kerugian yang dijamin oleh polis dalam
tenggang waktu 14 hari, penanggung akan bertanggungjawab terhadap
kerugian tersebut apabila tertanggung melunasi premi dalam tenggang
waktu bersangkutan.
Pelunasan pembayaran premi asuransi kebakaran maksimal 1
bulan setelah polis diterbitkan. Sedangkan untuk asuransi pengangkutan
harus dibayar langsung sesaat setelah polis diterbitkan, dan tidak dapat
dibatalkan.
Begitu juga dengan proses timbulnya beban klaim pada PT.
Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar dimulai dari adanya laporan
pengajuan klaim dari tertanggung. Kemudian pihak perusahaan
melakukan survey terhadap klaim yang diajukan untuk melihat apakah
68
peristiwa tersebut benar terjadi dan berapa jumlah kerugian yang dialami
tertanggung. Setelah dilakukan survey maka ditentukan besarnya ganti
rugi yang akan dibayarkan. Pembayaran ganti kerugian memakan waktu
2 sampai 4 minggu setelah proses administrasi rangkum dan diterima
oleh pihak asuransi.
Berikut ini transaksi mengenai pengakuan pendapatan premi dan
beban klaim pada PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar :
1) Asuransi kendaraan bermotor
Hj. Rusmiati melakukan penutupan asuransi kendaraan
bermotor otoransi pada tanggal 30 Januari 2018, harga
pertanggungan sebesar Rp 288.000.000 dengan premi
Rp14.706.050, jangka waktu pertanggungannya mulai dari 30
Januari 2018 sampai dengan 30 Desember 2020 (lampiran 6), pada
tanggal yang sama tertanggung Hj. Rusmiati sekaligus membayar
preminya. Kemudian perusahaan melakukan pembukuan ke receipt
voucer (lampiran 7). Dengan pencatatan sebagai berikut:
Pada tanggal 27 Desember 2020, tertanggung Hj. Rusmiati
mengajukan klaim atas kerusakan atau kerugian kendaraan yang
dipertanggungkan dengan kronologis kejadian sebagai berikut; pada
tanggal 25 Desember 2020 kendaraan pada saat mundur menabrak
Nama Akun Debit Kredit
Kas/ Bank Rp 14.706.050,00
Pendapatan Premi Rp 14.706.050,00
69
tembok, tanggal 26 Desember 2020 body belakang kanan
kendaraan menyerempet kawat besi dan tanggal 27 Desember 2020
body depan kendaraan menyerempet batu saat hendak parkir.
Setelah nasabah mengisi Form Keterangan Mengenai
Kerugian (lampiran 8) dan membawa kelengkapan klaim, kemudian
mobil diperiksa oleh bagian surveyor klaim, selanjutnya diproses
atau diinput dalam care asuransi dan terkoneksi langsung ke
bengkel rekanan perusahaan.
Perusahaan asuransi menunggu estimasi dari bengkel
rekanan tentang nilai kerugian dan bentuk kerugiannya yang termuat
dalam Laporan Kerugian Pasti (lampiran 9) yang akan menjadi
kewajiban klaim dan pada saat inilah perusahaan mencatatnya
sebagai beban klaim.
Setelah pihak asuransi dan nasabah setuju dengan nilai
kerugian dalam laopran kerugian pasti, pihak bengkel akan
melakukan perbaikan atas kerusakan kendaraan tersebut.
Proses pembayaran klaim kepada bengkel rekanan
perusahaan memakan waktu 2 sampai 4 minggu setelah proses
administrasi rangkum dan diterima oleh pihak asuransi.
Nama Akun Debit Kredit
Beban klaim Rp 4.377.053,00
Hutang Klaim Rp 4.377.035,00
70
Pada tanggal 2 Januari 2019 PT. Astra Sedaya Finance Ma
Mur ar melakukan penutupan asuransi kendaraan bermotor melalui
pembiayaan. Nilai pertanggungan sebesar Rp 281.100.000 dan TJH
Pihak Ketiga Rp 12.500.000, jangka waktu pertanggungan 5 tahun
dari tanggal 2 Januari 2019 sampai dengan 1 Januari 2024 dengan
total premi sebesar Rp 28.072.535,95 yang dibayar tiap tahunnya
(lampiran 10) dengan pencatatan sebagai berikut untuk:
Tahun ke-1 : periode 2 Januari 2019 s/d 2 Januari 2020
Tahun ke-2 : periode 2 Januari 2020 s/d 2 Januari 2021
Tahun Ke-3 : periode 2 Januari 2021 s/d 2 Januari 2022
Nama Akun Debit Kredit
Kas/ Bank Rp 6.389.973,99
Pendapatan Premi Rp 6.389.973,99
Nama Akun Debit Kredit
Kas/ Bank Rp 5.136.259,19
Pendapatan Premi Rp 5.136.259,19
Nama Akun Debit Kredit
Kas/ Bank Rp 5.136.259,19
Pendapatan Premi Rp 5.136.259,19
71
Pada tanggal 9 November 2020 anak dari tertanggung
mengajukan klaim atas kendaraan bermotor yang dipertanggungkan
karena kerusakan atau kerugian dengan mengisi Form keterangan
Mengenai Kerugian (lampiran 11).
Kemudian mobil diperiksa oleh bagian surveyor klaim,
selanjutnya diproses atau diinput di care asuransi dan terkoneksi
langsung ke bengkel rekanan perusahaan yaitu Hadji Kalla
Makassar. Perusahaan asuransi menunggu estimasi dari bengel
rekanan tentang nilai kerugian dan bentuk kerugiannya yang termuat
dalam Laporan Kerugian Sementara (lampiran 12) dan Laporan
Kerugian Pasti (lampiran 13) yang akan menjadi kewajiban klaim
dan pada saat inilah perusahaan mencatatnya sebagai beban klaim.
Pada tanggal 9 Februari 2021 perusahaan melakukan
pembayaran klaim kepada Hadji Kalla Makassar sebesar Rp
7.323.869 (lampiran 14) dimana perusahaan mendapatkan diskon.
Sehingga pencatatannya sebagai berikut:
Nama Akun Debit Kredit
Beban klaim Rp 7.405.251,10
Hutang Klaim Rp 7.405.251,10
Nama Akun Debit Kredit
Hutang Klaim Rp 7.405.251,10
Diskon Rp 81.382,10
Kas / bank Rp 7.323.869,00
72
2) Asuransi Kebakaran
Pada tanggal 17 Januari 2016 Hilal Hamzah melakukan
penutupan asuransi kebakaran dengan nilai pertanggungan sebesar
Rp 392.000.000 jangka waktu pertanggungan mulai dari tanggal 17
November 2016 sampai dengan tanggal 16 November 203 dan
membayar premi sebesar Rp 1.765.720 (lampiran 15), kemudian
perusahaan melakukan pencatatan dan pembukuan kedalam receipt
voucer (lampiran 16) dengan jurnal sebagai berikut:
Pada tanggal yang sama perusahaan melakukan
pengembalian dana kepada Hilal Hamzah karena mendapat
potongan atau discount sebesar Rp 259.308,00 (lampiran 17)
kemudian perusahaan melakukan pencatatan dan pembukuan
kedalam receipt voucer (lampiran 16) dengan jurnal sebagai berikut:
Pada tanggal 16 April 2018 Hilal Hamzah sebagai
tertanggung mangajukan klaim atas kebakaran yang terjadi dengan
mengisi Form Keterangan Mengenai Kerugian (lampiran 18).
Nama Akun Debit Kredit
Kas/ Bank Rp 1.765.720,00
Pendapatan Premi Rp 1.765.720,00
Nama Akun Debit Kredit
Discount Premi Rp 259.308,00
Kas/ bank Rp 259.308,00
73
Selanjutnya ditindaklanjuti oleh bagian klaim dengan survey lokasi
kejadian untuk memastikan telah terjadi risiko, menindaklanjuti
alasan terjadinya risiko, apakah bisa diproses atau ditolak dengan
berdasar pada perjanjian atau polis. Proses selanjutnya pihak
asuransi dan nasabah telah sepakat untuk menunjuk pihak eksteren
yang independen untuk menentukan nilai kerugian (loss adjuster)
Pada tanggal 25 April 2018, perusahaan mengistimasi nilai
kerugian yang termuat dalam Laporan Kerugian Sementara
(lampiran 19), dengan pencatatan sebagai berikut:
Setelah loss adjuster melakukan survey lokasi untuk
menetukan nilai kerugian dan tertanggung setuju dengan jumlah
penggantian yang akan dibayarkan, maka pada tanggal 31 Juli 2018
pihak asuransi membuat Laporan Kerugian Pasti (Lampiran 20)
dengan pencatatan sebagai berikut:
Nama Akun Debit Kredit
Beban klaim Rp 10.000.000,00
Hutang Klaim Rp 10.000.000,00
Nama Akun Debit Kredit
Hutang Klaim Rp 10.000.000,00
Beban Klaim Rp 10.000.000,00
Nama Akun Debit Kredit
Beban klaim Rp 2.023.500,00
Hutang Klaim Rp 2.023.500,00
74
Pada tanggal 30 Agustus 2018, perusahaan membayar klaim
kepada tertanggung sebesar Rp 2.023.500,00 (lampiran 21), dengan
pencatatan sebagai berikut:
3) Asuransi Pengangkutan
Pada tanggal 6 Oktober 2020, Tuan Haji Nurdin melakukan
penutupan asuransi pengangkutan dengan nilai pertanggungan Rp
651.663.570, jangka waktu pertanggungan mulai dari 6 Oktober
2020 sampai dengan 13 Oktober 2020. Dan membayar premi
sebesar Rp 848.579,46 (lampiran 22). Kemudian dilakukan
pembukuan kedalam receipt voucer (lampiran 23) dengan
pencatatan sebagai berikut
Pada tanggal 6 Oktober 2020, terjadi peristiwa yang
mengakibatkan objek yang dipertanggungkan mengalami kerugian
(lampiran 24). Dan tanggal 25 April 2018, perusahaan mengistimasi
nilai kerugian yang termuat dalam Laporan Kerugian Sementara
(lampiran 25), dengan pencatatan sebagai berikut:
Nama Akun Debit Kredit
Hutang klaim Rp 2.023.500,00
Kas/ Bank Rp 2.023.500,00
Nama Akun Debit Kredit
Kas/ Bank Rp 848.579,46
Pendapatan Premi Rp 848.579,46
75
Setelah loss adjuster melakukan survey lokasi untuk
menentukan nilai kerugian dan apabila tertanggung setuju dengan
jumlah penggantian yang akan dibayarkan, maka pada tanggal 5
November 2020 pihak asuransi membuat Laporan Kerugian Pasti
(Lampiran 26) dengan pencatatan sebagai berikut:
Perincian mengenai persetujuan ganti kerugian dapat dilihat
pada lampiran 27. Pada tanggal 25 November 2020 perusahaan
melakukan pembayaran klaim kepada tertanggung sebesar
Rp93.592.994 (lampiran 28), dengan pencatatan sebagai berikut:
Nama Akun Debit Kredit
Beban klaim Rp 96.592.994,00
Hutang Klaim Rp 96.592.994,00
Nama Akun Debit Kredit
Hutang Klaim Rp 96.592.994,00
Beban Klaim Rp 96.592.994,00
Nama Akun Debit Kredit
Beban klaim Rp 93.592.994,00
Hutang Klaim Rp 93.592.994,00
Nama Akun Debit Kredit
Hutang klaim Rp 93.592.994,00
Kas/ Bank Rp 93.592.994,00
76
Dengan demikian pengakuan beban klaim sehubungan dengan
peristiwa kerugian terhadap objek pertanggungan juga menganut accrual
basic, yaitu beban klaim diakui pada saat timbul kewajiban memenuhi
klaim atas kerugian atau kerusakan yang dialami tertanggung.
C. Pembahasan
Bagian ini penulis akan menganalisa pendapatan premi dan beban
klaim perusahaan dan membandingkan antara pengakuan pendapatan premi
dan beban klaim yang diterapkan oleh PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang
Makassar dengan PSAK 28, serta penyajiannya dalam laporan laba rugi.
1. Pendapatan Premi dan Beban Klaim Perusahaan
Pendapatan premi yang diperoleh perusahaan berasal dari hasil
seleksi risiko, termasuk menetapkan tingkat premi dan ketentuan-
ketentuan lain yang dikenakan kepada calon tertanggung. Pedapatan
premi perusahaan terdiri dari 3 jenis yaitu, premi bruto yaitu premi yang
didapatkan dari hasil penutupan polis tertanggung, premi reasuransi dan
cadangan premi. Sedangkan beban klaim perusahaan terdiri atas klaim
bruto yaitu ganti kerugian yang diberikan kepada tertanggung atas
kerusakan objek yang dipertanggungkan, klaim reasuransi dan estimasi
klaim.
Pendapatan premi merupakan sumber pendapatan terbesar bagi
perusahaan. Pendapatan premi diperoleh dari hasil penjualan produk-
produk asuransi yang dimiliki. Produk asuransi perusahaan terdiri dari
asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan, asuransi kendaraan
bermotor.
77
Pada tahun 2018, pendapatan premi terbesar yang diperoleh
perusahaan berasal dari asuransi kendaraan bermotor, begitu juga pada
tahun 2019. Ini menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah nasabah
yang ingin mengasuransikan kendaraan bermotornya semakin
bertambah. Sedangkan premi yang paling rendah pada asuransi
pengangkutan. Meskipun demikian pendapatan premi yang diperoleh
perusahaan mengalami peningkatan dari tahun 2018 sampai dengan
tahun 2019.
Peningkatan pendapatan premi yang diperoleh perusahaan dari
tahun 2018 sampai tahun 2019 terdapat pada asuransi kendaraan
bermotor. Sedangkan yang mengalami penurunan terdapat pada
asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan.
Selain pendapatan premi, beban klaim juga merupakan unsur
yang mempengaruhi besarnya laba atau rugi yang diperoleh perusahaan
asuransi. Yang dimaksud dengan beban klaim yaitu ganti rugi yang
dibayarkan perusahaan asuransi kepada tertanggung atas kerugian atau
kerusakan yang dialami.
Beban klaim perusahaan mengalami peningkatan dari tahun 2018
sampai tahun 2019. Ini artinya bahwa ganti rugi atau pembayaran klaim
kepada tertanggung mengalami peningkatan. Pembayaran klaim paling
banyak tahun 2018 terdapat pada asuransi kendaraan bermotor dan
paling sedikit asuransi rangka pesawat, begitu juga pada tahun 2019. Ini
menunjukkan bahwa tertanggung yang mengajukan klaim atas kerugian
atau kerusakan paling banyak dari asuransi kendaraan bermotor dan
78
paling sedikit dari asuransi rangka pesawat. Sedangkan penurunan
pembayaran klaim terjadi pada asuransi kebakaran, asuransi
pengangkutan.
2. Tarif Premi dan Perincian Polis Asuransi Kendaraan Bermotor
Asuransi kendaraan bermotor memiliki frekuensi transaksi yang
cukup banyak dibandingkan dengan asuransi lain dalam perusahaan.
Besarnya pendapatan premi dari asuransi kendaraan bermotor selain
dari proses seleksi risiko termasuk juga menetapkan besarnya tingkat
premi yang dibebankan kepada tertanggung. Pada perusahaan Asuransi
Ramayana Tbk cabang Makassar tarif premi terbagi menjadi 2 yaitu
jaminan pokok rate atas dan jaminan pokok rate bawah. Tarif tersebut
bebas dipilih oleh calon tertanggung sesuai dengan kemampuannya.
Tarif premi asuransi kendaran bermotor terbagi menjadi 2 jenis
pertanggungan yaitu Comprehensive dan Total Loss Only (TLO).
Comprehensive menawarkan jaminan segala macam kerusakan
kendaraan dari kecil maupun besar. Sedangkan Total Loss Only (TLO)
hanya memberikan pertanggungan jika kendaraan rusak total diatas
75%. Tingkat premi yang dibebankan kepada calon tertanggung
dibedakan atas beberapa kategori sesuai dengan harga pertanggungan
kendaraan. Adapun risiko sendiri yang merupakan jumlah kerugian yang
menjadi tanggung jawab pemegang polis apabila terjadi klaim. Risiko
sendiri terbagi menjadi 2 yaitu kerugian sebagian dan kerugian total.
Kerugian sebagian maksudnya yaitu untuk kategori 1 sampai
dengan kategori 5, apabila kendaraan yang dipertanggungkan mengalami
79
kerusakan maka perusahaan sebagai penanggung akan membayar klaim
sebesar Rp 300.000. Begitu juga pada kategori 6 dan kategori 7, apabila
terjadi peristiwa yang menyebabkan kerusakan pada truk, pickup dan bus
maka perusahaan akan membayar klaim sebesar Rp 500.000 tiap
kejadian sampai batas periode dalam polis asuransi. Sedangkan kerugian
total maksudnya yaitu apabila kendaraan yang dipertanggungkan
mengalami kerusakan diatas 75% maka perusahaan akan membayar
klaim sebesar 5% dari harga pertanggungan kendaraan.
Selain tarif premi adapun biaya yang harus dibayar oleh calon
tertanggung seperti fitur (biaya tambahan), Tanggung Jawab Hukum
(TJH) Pihak ketiga (Otoransi), Biaya Polis dan Biaya Materai. Perhitungan
pendapatan premi yaitu tarif premi dan fitur masing-masing dikalikan
dengan harga pertanggungan kendaraan bermotor, tarif TJH pihak ke tiga
dikalikan dengan harga pertanggungan TJH pihak ke tiga. Setalah
semuanya diperkalikan, hasilnya ditambah dengan biaya polis dan biaya
materai.
Adapun risiko yang dijamin dalam polis asuransi kendaraan
bermotor yaitu kerugian atau kerusakan pada kendaraan bermotor yang
secara langsung disebabkan oleh tabrakan, benturan, terbalik, atau
terpelosok, perbuatan jahat, pencurian, kebakaran maupun kerusakan
saat kendaraan bermotor berada diatas kapal.
Jaminan Tanggung Jawab Hukum (TJH) Pihak Ketiga berlaku jika
nilai pertanggungannya disebutkan dalam polis. Pihak ketiga adalah
semua pihak yang bukan tertanggung, suami atau istri anak, orang tua,
80
saudara dari tertanggung, orang-orang yang bekerja dibawa pengawasan
tertanggung. Jika tertanggung adalah badan hukum maka pengurus,
pemegang saham, komisaris dan karyawan tidak termasuk dalam
pengertian pihak ketiga. Tanggung jawab penanggung setinggi-tingginya
10% dari nilai pertanggungan TJH Pihak Ketiga.
Sedangkan yang tidak dijamin dalam polis asuransi kendaraan
bermotor diantaranya yaitu kerusakan, atas kendaraan bermotor dan
/atau tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga yang disebabkan
oleh: Kendaraan bermotor digunakan untuk menarik atau mendorong
kendaraan lain, memberi pelajaran mengemudi, ikut serta dalam
perlombaan, melakukan tindak kejahatan; Penggelapan, penipuan,
hipnotis dan sejenisnya; Pencurian dan atau perbuatan jahat yang
diakukan oleh pihak ketiga; Kelebihan muatan dari kapasitas kendaraan
yang telah ditetapkan.
3. Pengakuan Pendapatan Premi dan Beban Klaim Serta Penyajiannya
Dalam Laporan Laba Rugi
Penggolongan pendapatan premi telah sesuai dengan PSAK 28,
perusahaan menggolongkan pendapatan premi yang terdiri dari premi
kontrak jangka pendek, dan premi selain kontrak jangka pendek.
81
Tabel 4. 6
Perbandingan pengakuan dan penyajian pendapatan premi dan beban klaim menurut perusahaan dan PSAK 28
NO KETERANGAN MENURUT PERUSAHAAN MENURUT PSAK 28
1
Pendapatan premi
Kontrak asuransi jangka pendek dan kontrak
asuransi selain jangka pendek
Kontrak asuransi jangka pendek dan kontrak asuransi
selain jangka pendek
2
Pengakuan
pendapatan premi
Untuk asuransi kendaraan bermotor dan asuransi
kebakaran diakui secara akrual basis, dengan
pencatatan:
Piutang Premi
Pendapatan Premi
sedangkan untuk asuransi pengangkutan diakui
secara kas basis, dengan pencatatan:
Kas/ Bank
Pendapatan Premi
Akrual basis, dengan pencatatan:
Piutang Premi
Pendapatan Premi
3
Beban klaim
Klaim disetujui, klaim dalam proses penyelesaian
termasuk klaim yang terjadi namun belum
dilaporkan dan beban penyelesain klaim
Klaim disetujui, klaim dalam proses penyelesaian
termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan
beban penyelesain klaim
82
4
Pengakuan beban
klaim
Akrual basis,dengan pencatatan:
Hutang Klaim
Beban Klaim
Akrual basis, dengan pencatatan:
Hutang Klaim
Beban Klaim
5
Penyajian dalam
laporan laba rugi
Penyajian dan penggolongan pendapatan
underwriting telah diuraikan secara rinci.
Pendapatan underwriting diperoleh dari premi
bruto dikurang dengan premi reasuransi dan
premi belum merupakan pendapatan. Beban
underwriting dihasilkan dari jumlah beban klaim
yang terdiri dari klaim bruto, klaim
reasuransi,kenaikan (penurunan) cadangan klaim
kemudian ditambah dengan beban komisi neto.
Perhitungan pendapatan underwriting secara rinci sesuai
dengan penggolongannya masing-masing. Beban yang
dikeluarkan dipisahkan secara rinci yang terdiri dari komisi
tanggungan sendiri, klaim tanggungan sendiri, kenaikan
(penurunan) estimasi klaim, dan beban underwriting rupa-
rupa.
83
Pengakuan pendapatan premi PT. Asuransi Ramayana Tbk
Cabang Makassar untuk premi dari kontrak asuransi dan reasuransi
jangka pendek diakui sebagai pendapatan sesuai periode polis (kontrak)
berdasarkan jumlah proteksi yang diberikan. Premi kontrak asuransi
jangka panjang diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari
pemegang polis.
Pada umumnya PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
mengakui pendapatan premi dengan menggunakan metode acrual basic
yaitu pendapatan premi diakui pada saat terjadinya transaksi (polis
diterbitkan). Pada saat polis baru diterbitkan perusahaan menjurnal
dengan mendebet akun piutang premi dan mengkredit pendapatan premi.
Setelah nasabah melakukan pembayaran maka perusahaan akan
melakukan pencatatan dengan mendebet akun kas dan mengkredit akun
piutang premi. Dimana kas akan bertambah karena perusahaan
memperoleh pembayaran dari nasabah, dan pendapatan premi yang
diperoleh perusahaan juga bertambah.
Khusus untuk pendapatan premi asuransi pengangkutan
perusahaan mengakui secara cash basic yaitu pada saat polis diterbitkan
nasabah harus membayar premi saat itu juga. Karena asuransi
pengangkutan memiliki jangka waktu pertanggungan yang pendek.
Penggolongan beban klaim perusahaan juga sesuai dengan
PSAK 28 yaitu klaim disetujui, klaim dalam proses penyelesaian termasuk
klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan dan beban penyelesaian klaim.
Beban klaim tersebut diakui sebagai beban pada saat timbulnya
84
kewajiban untuk memenuhi klaim. pada periode yang sama dengan
periode pengakuan beban klaim.
Sehingga dalam pengakuan beban klaim perusahaan telah
menerapkan PSAK 28 yaitu pengakuan beban klaim menggunakan
metode accrual basic yaitu beban klaim diakui pada saat tertanggung
melaporkan suatu peristiwa yang menyebabkan kerugian terhadap objek
yang dipertanggungkan, selanjutnya perusahaan sebagai pihak
penanggung akan melakukan survey terhadap kerugian yang dialami
serta mencocokkan dokumen-dokumen saat terjadi kontrak asuransi.
Setelah mendapat kejelasan maka perusahaan akan melakukan
pembayaran ganti rugi kepada tertanggung atas peristiwa tersebut.
Perusahaan mengakui beban klaim pada saat tertanggung
megajukan klaim dengan mendebet akun beban klaim dan mengkredit
akun hutang klaim. Pada saat perusahaan telah membayar klaim atas
kerugian yang dialami tertanggung maka perusahaan melakukan
pencatatan dengan mendebet akun hutang klaim dan mengkredit akun
kas. Dimana akun hutang klaim dan kas akan berkurang karena
perusahaan melakukan pembayaran kepada tertanggung.
Perkiraan-perkiraan dalam laporan laba rugi perusahaan
dikelompokkan menjadi dua bagian utama pendapatan usaha dan beban
usaha. Pendapatan usaha perusahaan terdiri dari pendapatan
underwriting, beban underwriting, hasil underwriting dan hasil investasi.
Berdasarkan PSAK 28 Penyajian pendapatan dan beban dalam laporan
laba rugi meliputi perhitungan pendapatan underwriting secara rinci
85
sesuai dengan penggolongan yang lazim. Beban yang dikeluarkan oleh
perusahaan asuransi harus dipisahkan secara rinci yang terdiri dari
komisi tanggungan sendiri, klaim tanggungan sendiri, kenaikan
(penurunan) estimasi klaim tanggungan sendiri, dan beban underwriting
rupa-rupa.
Pada laporan laba rugi PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang
Makassar pendapatan underwriting telah diuraikan secara rinci.
Pendapatan underwriting diperoleh dari premi bruto dikurang dengan
premi reasuransi dan premi belum merupakan pendapatan. Begitu juga
dengan beban underwriting dihasilkan dari jumlah beban klaim yang
terdiri dari klaim bruto, klaim reasuransi,kenaikan (penurunan) cadangan
klaim kemudian ditambah dengan beban komisi neto.
Berdasarkan hasil wawancara dengan manajer perusahaan
Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar dapat disimpulkan bahwa
pada umumnya pengakuan pendapatan premi dan beban klaim serta
penyusunannya dalam laporan laba rugi perusahaan telah sesuai
dengan PSAK 28 tentang Asuransi Kerugian.
Penelitian sebelumnya oleh Iroth, Sondakh, dan Walandouw
(2020) melakukan penelitian mengenai pengakuan pendapatan dan
beban PT. Asuransi Adira Dinamika Cabang Manado dan hasil penelitian
disimpulkan bahwa pengakuan pendapatan pada PT. Asuransi Adira
Dinamika Cabang Manado menggunakan metode akrual basic.
Pengakuan pendapatan dan beban perusahaan sudah sesuai dengan
PSAK No. 28 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian. Sedangkan
penelitian oleh Ardila, dan Sipayung (2018) mengenai analisis
86
pengakuan beban kerugian asuransi menurut PSAK No 28 pada PT.
Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan dan hasil penelitian
menyatakan bahwa PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Medan
pengakuan beban klaimnya menggunakan metode accrual basic. Tapi
ada perbedaan pada asuransi kebakaran, yang mana pengakuan beban
klaimnya pada saat diterimanya Surat Perintah Pembayaran oleh kantor
Cabang, sehingga pengakuan beban klaim untuk asuransi kebakaran
tidak sesuai pada PSAK 28 tentang Akuntansi Kontrak Asuransi
Kerugian begitu juga dengan penyajiannya dalam laporan laba rugi
perusahaan.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya terdapat beberapa
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, yaitu pertama,
objek penelitiannya, penelitian sebelumnya oleh Iroth, Sondakh, dan
Walandouw (2020) dilakukan pada perusahaan asuransi PT. Asuransi
Adira Dinamika Cabang Manado. Kedua, penelitian yang dilakukan oleh
Ardila, dan Sipayung (2018) memfokuskan pada pengakuan beban klaim
asuransi saja. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis
memfokuskan pada pengakuan pendapatan premi dan beban klaim
asuransi pada salah satu perusahaan asuransi kerugian di Indonesia
yaitu PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan mengenai
pengakuan pendapatan premi dan beban klaim asuransi apakah telah sesuai
dengan PSAK 28, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendapatan premi yang diperoleh perusahaan dari tahun 2018 sampai
tahun 2019 mengalami peningkatan. Penerimaan premi tertinggi pada
asuransi kendaraan bermotor dan paling rendah pada asuransi rangka
pesawat. Beban klaim yang dibayarkan kepada tertanggung juga
mengalami peningkatan. Pembayaran klaim tertinggi pada asuransi
kendaraan bermotor dan paling rendah pada asuransi rangka pesawat.
2. Pengakuan pendapatan premi perusahaan pada umumnya
menggunakan metode akrual basis yaitu pendapatan premi diakui pada
saat terjadinya transaksi (polis diterbitkan). Pendapatan premi
perusahaan meliputi premi dari kontrak asuransi jangka pendek dan
premi kontrak asuransi jangka panjang. Tetapi ada perbedaan untuk
asuransi pengangkutan, yaitu pendapatan preminya diakui secara kas
basis karena jangka waktu pertanggungannya pendek.
3. Beban klaim perusahaan juga menganut metode akrual basis, yaitu pada
saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Beban klaim
perusahaan meliputi klaim disetujui (settled claims), klaim dalam proses
penyelesaian termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan
88
beban penyelesaian klaim.
B. Saran
1. PSAK 28 sangat penting bagi asuransi umum, maka sebaiknya
perusahaan sepenuhnya menerapan PSAK 28 sebagai pedoman dan
acuan dalam perlakuan akuntansinya.
2. Seharusnya keterlambatan dalam pembayaran klaim kepada pihak
tertanggung dapat diatasi dengan cepat, yang mana kedua pihak harus
mempunyai rasa tanggung jawab atas kewajibannya masing-masing,
dan tanggap apabila terjadi kerusakan atau kerugian yang
dipertanggungkan, agar klaim yang diajukan diproses dan tertanggung
segera mendapatkan ganti kerugian yang diderita.
89
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, R., dan Wiratno, A. 2017. Pendapatan Premi, Rasio Hasil Investasi,
Laba, Klaim dan Risk Based Capital Perusahaan Asuransi Kerugian di
Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan JRAP. Vol.4 No.1.
Allianz Indonesia. 2019. Kriteria- Kriteria yang Bisa Diasuransikan. (Online),
(https://allianz.co.id , diakses 25 April 2020).
Apriansyah, A., Pramiudi, U., dan Setiawan, H. 2019. Analisis Komparatif
Perlakuan Akuntansi Atas Pendapatan dan Beban. Jurnal Ilmiah
Akuntansi Kesatuan JIAKES. Vol.7 No.1
Ardila, I., dan Sipayung, Y. V. B. 2018. Analisis Pengakuan Beban Kerugian
Asuransi Menurut PSAK No 28 Pada PT. Asuransi Ramayana TBK
Cabang Medan. Seminar Nasional Royal (SENAR). Vol.1 No.1.
Askrida. 2017. 3 (Tiga) Jenis Asuransi Kerugian. (Online), (askrida.com , diakses
tanggal 20 Januari 2021)
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2020. Kamus Besar bahasa
Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Fachmi, M., dan Setiawan, I. P. 2020. Strategi Meningkatkan Kepuasan
Nasabah: Analisis Kasus Melalui Riset Di Industri Asuransi Jiwa. CV
Pustaka Learning Center: Malang.
Firmansyah, A., dan Cesara, E.O. 2020. Evaluasi Penerapan Akuntansi Untuk
Kontrak Asuransi Pada PT. Asuransi AXA Indonesia. Profita: Komunikasi
Ilmiah Akuntansi dan Perpajakan. Vol.13 No.1.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2020. Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1
Januari 2020. Jakarta: Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntansi Indonesia.
Iroth, N., Mamangkey, G. S., dan Mawikere, L. M. 2018. Ipteks Standar
Akuntansi Keuangan No. 28 Pada PT. Asuransi Adira Dinamika Cabang
Manado. Jurnal Ipteks Akuntansi Bagi Masyarakat. Vol.2 No.2.
Iroth, N., Sondakh, J.J., dan Walandouw, S. K. 2020. Analisis Pengakuan
Pendapatan dan Beban pada PT. Asuransi Adira Dinamika Cabang
Manado. Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi. Vol.15 No.2.
90
Isnani., dan Widayati, R. 2019. Pelaksanaan Klaim Produk Asuransi JP- Astor
Pada PT. Jasaraharja Putera Cabang Padang. (Online).
(https://scholar.google.co.id, diakses 15 Oktober 2020).
Koeswara, S., Harahap, S., dan Elidawati. 2019. Analisis Akuntansi pengakuan
pendapatan dan beban pada PT. Property Grup imperium Medan. Jurnal
Bisnis Kolega. Vol.4 No.1.
Kompas. 2020. Jenis-Jenis Asuransi. (Online), (kompas.com, diakses 20 Januari
2021).
Maidar., dan Fajar. 2020. Tata Cara Pembayaran Klaim Asuransi Pada PT.
Asuransi Rama Satria Wibawa Perwakilan Aceh. Jurnal Akuntansi
Muhammadiyah.Vol.10 No.2.
Marfuah, S., Wulandari, E., dan Arifah, S. 2018. Evaluasi Pencatatan Biaya
Asuransi Pada Kiriman Berasuransi Di PT. Pos Indonesia KPRK
Magelang 56100 tahun 2016-2017. (Online). (www.academia.edu,
diakses 15 Oktober 2020).
Muhammad, Abdulkadir. 2019. Hukum Asuransi Indonesia. Cetakan ke-5. PT
Citra Aditya Bakti: Bandung.
Nasution, N. H., dan Nanda, S. T. 2020. Pengaruh Pendapatan Premi, Hasil
Underwriting, Hasil Investasi dan Risk Based Capital Terhadap Laba
Perusahaan Asuransi Umum Syariah. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisnis.
Vol.17 No.1.
Nataldy, C., dan Pardede, R. P. 2019. Analisis Perlakuan Akuntansi Atas
Pendapatan Premi dan Beban Klaim Sesuai PSAk No. 28 pada PT.
Asuransi Astra Buana. Jurnal Ilmiah Akuntansi Kesatuan. Vol.7 No.2.
Nurhayati., dan Noprika, S. 2020. Pengaruh Pendapatan Premi Neto, Hasil
Investasi dan Beban Klaim Terhadap ROA Perusahaan Asuransi Yang
Terdaftar di BEI Periode 2014-2018.Prosiding Seminar Nasional Pakar.
Pieloor, A. F. 2017. Hati- Hati Berasuransi. PT Elex Media Komputindo: Jakarta.
Pinajeng, G., dan Sudiarta, K. 2015. Kedudukan Underwriter Dalam Menilai dan
Menyeleksi Calon Tertanggung di Perusahaan Asuransi PT. Bumi Putera.
Kertha Semaya: Journal Ilmu Hukum, (Online) Vol. 3, No. 3,
(https://ojs.unud.ac.id, diakses 25 April 2020).
Prihatanto, C. R., dan Mintalangi, S. S. 2018. Ipteks Pengakuan dan Pengukuran
Pendapatan Premi Asuransi Pada PT Jasa Raharja (Persero) Cabang
Sulawesi Utara. Jurnal Ipteks Akuntansi Bagi Masyarakat. Vol.2 No.2.
91
Rosalie, E., dan Budiarso, N. S. 2017. Analisis Pengakuan Pendapatan dan
Beban Menurut PSAK No. 28 Pada PT. Asuransi Tri Pakarta Cabang
Manado. Journal Accountability. Vol.6 No.1.
Saleh, H. Y. J., Nangoi, G. B., dan Tirayoh, V. Z. 2020. Evaluasi Pengakuan
Pendapatan dan Beban Menurut PSAK 28 Pada PT. Asuransi Umum
Bumiputra Muda 1967 Cabang Manado. Jurnal EMBA. Vol.8 No.4
Salindeho, A. C., Kalangi, L., dan Pangerapan., S. 2018. Perlakuan Akuntansi
Pendapatan dan Beban berbasis SAK ETAP dan inplikasinya padala
laporan keuangan koperasi karya sampurna PT. Bank Mandiri. Jurnal
Riset Akuntansi. Vol.13 No.2.
Sari, A.R., Nurbatin, D., dan Setiyowati, S.W. 2017. Akuntansi Keuangan
Berbasis PSAK. Mitra Wacana Media: Jakarta.
Sari, D.M., dan Fitriastuti, T. 2017. Dasar Akuntansi: Pemahaman Konsep dan
Praktek. Mulawarman University Press: Samarinda.
Sawitri, P., dan Hartanto, E. 2017. Bank dan Lembaga Keuangan Lain: Seri
Diklat Kuliah. Penerbit Gunadarma: Jakarta.
Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-
23. Penerbit Alfabeta: Bandung.
Sutjipto, Eddy. 2019. Intermediate Accounting 1. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang: Semarang.
Tangkere, D.F.D., Ilat, V., dan Wokas, H. 2017. Analisis Perlakuan Akuntansi
Pendapatan Premi dan Beban Klaim Pada AJB Bumiputera 1912 Cabang
Bitung. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan
Akuntansi. Vol.5 No.2.
Tirta, S. 2019. Seri Literasi Keuangan Perguruan Tinggi: Perasuransian. Otoritas
Jasa Keuangan: Jakarta.
Wahyuni, D. S.,dan Munandar, A. 2020. Analisis Pendapatan Premi dan Beban
Klaim Terhadap Laba Pada PT. Jasa Raharja Persero. Accounting
Journal. Vol.3 No.2.
Widagdo, B., dan Lestari, N. P. 2018 Manajemen Resiko dan Asuransi.
Universitas Muhammadiyah Malang: Malang.
Yusra, M. 2019. Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Dan Beban Berbasis
SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik dan Implikasinya Pada Laporan
Keuangan. Jurnal Ekonomika Universitas Almuslim Bireuen-Aceh. Vol.12
No.2.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1 Dialog Wawancara
Hasil wawancara PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar
Fokus Penelitian : Pengakuan pendapatan premi dan beban klaim PT. Asuransi
Ramayana Tbk Cabang Makassar.
Narasumber : Manajer Umum perusahaan
Tempat : PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar.
Peneliti : Assalamu’alaikum Pak, Saya Risna Safitri dari Universitas
Muhammadiyah Makassar, akan melakukan wawancara
sebagai penguat penelitian.
Manajer : Waalaikumsalam, Boleh, silahkan.
Peneliti : Saya meneliti tentang pengakuan pendapatan premi dan
beban klaim PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang Makassar.
Sebelumnya saya ingin tahu informasi umum tentang Asuransi
Ramayana Tbk Cabang Makassar seperti apa saja produk-
produk asuransi yang dimiliki perusahaan.
Manajer : Untuk Infornasi umum perusahaan silahkan buka websitenya
asuransiramayana.co.id, produk asuransi yang ditawarkan
perusahaan terdiri dari asuransi kendaraan, asuransi property,
asuransi kesehatan, asuransi rangka kapal, asuransi
pengangkutan, asuransi penjaminan, asuransi rekayasa,
asuransi syariah, asuransi uang, asuransi kecelakaan diri, dan
asuransi tanggung gugat.
Peneliti : Berapa lama jangka waktu pertanggungan tiap asuransi yang
ditawarkan?
Manajer : Pada umumnya jangka waktu pertanggungan tiap asuransi
adalah satu tahun, adapun asuransi jangka panjang seperti
seperti asuransi kendaraan bermotor yang pembeliannya dicicil
maka asuransi lewat pembiayaan.
Peneliti : Bagaimana prosedur pencatatan dan pengakuan pendapatan
premi dan beban klaim di PT. Asuransi Ramayana Tbk Cabang
Makassar ?
Manajer : Prosedur pencatatan dan pengakuan pendapatan premi
asuransi Ramayana dimulai pada saat adanya permintaan
asuransi dari calon tertanggung kemudian dianalisis oleh
perusahaan apakah ditolak atau diterima. Apabila diterima
maka perusahaan asuransi memproses dalam bentuk polis
asuransi. Kemudian calon tertanggung membayar premi
pertamanya, pembayaran premi bisa dilakukan secara tunai
maupun transfer bank ke rekening PT. Asuransi Ramayana Tbk
yang merupakan rekening umum perusahaan bukan cabang.
Sedangkan untuk prosedur pencatatan dan pengakuan beban
klaim dimulai pada saat nasabah melaporkan suatu kejadian ke
perusahaan, selanjutnya pihak perusahaan akan melakukan
survey terhadap klaim yang diajukan untuk melihat seberapa
besar kerugian yang dialami.
Peneliti : Kapan pendapatan premi perusahaan diakui?
Manajer : Pendapatan premi dari kontrak asuransi dan reasuransi
jangka pendek diakui sebagai pendapatan sesuai periode polis
berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan. Premi
belum merupakan pendapatan dari kontrak asuransi jangka
pendek ditentukan untuk masing-masing jenis pertanggungan
dihitung berdasarkan premi netto sesuai dengan proporsi
jumlah hari sampai dengan polis berakhir. Kenaikan atau
penurunan premi yang belum merupakan pendapatan adalah
selisih antara saldo premi yang belum merupakan pendapatan
tahun berjalan dan tahun lalu. Sedangkan untuk premi kontrak
asuransi jangka panjang diakui sebagai pendapatan saat jatuh
tempo dari tertanggung atau pemegang polis.
Peneliti : Bagaimana dengan beban klaim perusahaan ?
Manajer : Beban klaim perusahaan meliputi klaim disetujui (setted
claims), klaim dalam proses penyelesaian termasuk juga klaim
yang terjadi namun belum dilaporkan dan beban penyelesain
klaim. Beban klaim tersebut diakui sebagai beban pada saat
timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Bagian klaim
reasuradur diakui dan dicacat sebagai pengurang beban klaim
pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban
klaim.
Peneliti : Bagaimana tentang pembayaran premi, apakah bisa diangsur
atau tidak ?
Manajer : Untuk pembayaran premi tidak bisa diangsur, pembayaran
dilakukan setelah polis diterbitkan. Pembayaran premi
dilakukan hanya sekali setahun.
Peneliti : Bagaimana apabila tertanggung tidak melakukan pembayaran
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan ?
Manajer : Jika tertanggung tidak melakukan pelunasan pembayaran
premi dalam tenggang waktu yang telah ditentukan, maka polis
akan berakhir dengan sendirinya. Dan penanggung dibebaskan
dari semua tanggungjawab berdasarkan polis. Apabila terjadi
kerugian yang dijamin oleh polis dalam tenggang waktu,
penanggung akan bertanggungjawab terhadap kerugian
tersebut apabila tertanggung melunasi premi dalam tenggang
waktu bersangkutan.
Peneliti : Bagaimana posisi pendapatan premi dan beban klaim pada
laporan keuangan perusahaan ?
Manajer : Pada laporan laba rugi Asuransi Ramayana, rincian
penerimaan premi dan pembayaran klaim termasuk dalam
pendapatan usaha perusahaan. Untuk pendapatan premi
dijumlahkan dan dikelompokkan menjadi satu akun yaitu akun
pendapatan underwriting. Begitu juga dengan rincian
pengeluaran klaim dijumlahkan dan dikelompokkan menjadi
satu akun yaitu beban underwriting. Untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada laporan keuangan PT. Asuransi Ramayana Tbk
Cabang Makassar.
Peneliti : Baik pak, hanya itu yang saya ingin tanyakan, terima kasih
atas waktu yang telah bapak luangkan.
Manajer : Sama-sama
Lampiran 2 Laporan Keuangan Perusahaan
PT. ASURANSI RAMAYANA TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 Desember 2018 dan 2019
2018 2019
ASET
Kas dan Setara Kas Rp47.582.389.796 Rp35.965.111.031
Piutang Premi
Pihak ketiga-setelah dikurangi cadangan kerugian
Rp191.883.400.214 Rp257.089.177.176
Piutang Reasuransi-setelah dikurangi cadangan kerugian
Rp83.837.798.495 Rp87.954.156.687
Piutang lain-lain - setalah dikurangi cadangan kerugian
Rp48.030.231.712 Rp52.590.512.333
Pajak dibayar dimuka Rp420.331.689 Rp0
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunannya
Rp4.560.330.767 Rp12.167.674.442
Aset Reasuransi Rp433.818.300.123 Rp433.520.076.941
Investasi
Deposito berjangka Rp211.605.200.000 Rp192.475.119.000
Efek ekuitas tersedia untuk dijual Rp4.445.786.600 Rp3.794.412.480
Efek utang tersedia untuk dijual Rp103.519.000.000 Rp108.236.723.800
Obligasi dimiliki hingga jatuh tempo
Rp50.000.000.000 Rp50.000.000.000
Sukuk- diukur dengan nilai wajar melalui penghasilan konfrehensif lain
Rp23.582.160.000 Rp21.982.190.044
Investasi saham
Asosiasi Rp9.978.743.001 Rp8.413.067.469
Perusahaan lain Rp2.039.200.000 Rp2.039.200.000
Aset tetap- setelah dikurangi akumulasi penyusutan
Rp59.951.428.986 Rp67.512.715.635
Properti investasi Rp157.140.000.000 Rp162.071.000.000
Aset pajak tangguhan Rp22.729.267.258 Rp28.204.393.672
Aset lain-lain Rp22.783.493.074 Rp23.984.298.844
JUMLAH ASET Rp1.478.007.061.719 Rp1.548.001.829.544
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS
Utang klaim Rp55.226.694.900 Rp56.377.357.170
Utang reasuransi-pihak ketiga Rp6.758.852.594 Rp3.121.896.229
Utang komisi
Pihak berealisasi Rp589.387.667 Rp221.393.615
pihak ketiga Rp33.833.743.162 Rp36.818.409.578
Utang pajak Rp3.811.410.046 Rp3.139.550.600
Liabilitas kontrak asuransi Rp885.027.011.432 Rp902.128.973.084
Utang lian-lain Rp65.208.425.935 Rp75.201.797.339
Liabilitas imbalan kerja jangka panjang
Rp21.766.197.545 Rp27.703.172.574
JUMLAH LIABILITAS Rp1.072.221.723.281 Rp1.104.712.550.189
EKUITAS
Ekuitas yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas
Modal saham Rp107.279.711.000 Rp117.032.317.000
Tambahan modal disetor Rp753.170.270 Rp36.819.812.470
saldo laba
Ditentukan penggunaannya Rp251.710.651.281 Rp258.434.889.209
Tidak ditentukan penggunaannya Rp48.566.286.627 Rp30.411.989.844
Keuntungan (kerugian) belum direalisasi
-Rp2.525.921.855 Rp570.212.769
Jumlah ekuitas yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk
Rp405.765.897.323 Rp443.269.221.292
kepentingan non pengendali Rp19.441.115 Rp20.058.073
JUMLAH EKUITAS Rp405.785.338.438 Rp443.289.279.365
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS Rp1.478.007.061.719 Rp1.548.001.829.554
PT. ASURANSI RAMAYANA TBK
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018 dan 2019
2018 2019
PENDAPATAN USAHA
Pendapatan underwriting
Pendapatan premi
Premi bruto Rp1.131.196.035.424 Rp1.468.827.174.961
Premi reasuransi Rp194.404.049.481 Rp278.958.128.249
Kenaikan premi belum merupakan pendapatan dan manfaat polis masa depan
Rp34.536.641.426 Rp12.368.654.702
Jumlah pendapatan premi Rp902.255.344.517 Rp1.177.500.392.010
Beban underwriting
Beban klaim
Klaim bruto Rp568.864.647.832 Rp853.529.183.654
Klaim reasuransi Rp176.976.265.380 Rp238.907.787.302
Kenaikan estimasi klaim Rp852.759.298 Rp3.738.952.285
Jumlah beban klaim Rp392.741.141.750 Rp610.882.444.067
Beban komisi Neto Rp197.657.901.754 Rp231.742.317.728
Jumlah beban underwriting Rp590.399.043.504 Rp842.624.761.795
Hasil Underwriting Rp311.856.301.013 Rp334.875.630.215
Hasil Investasi Rp40.722.017.307 Rp24.782.343.301
Jumlah pendapatan usaha Rp352.578.318.320 Rp359.657.973.516
BEBAN USAHA Rp300.940.979.082 Rp299.073.101.555
LABA USAHA Rp51.637.339.238 Rp60.584.871.961
PENDAPATAN LAIN-LAIN Rp36.651.565.328 Rp14.425.327.357
LABA SEBELUM PAJAK Rp88.288.904.566 Rp75.010.199.318
BEBAN PAJAK Rp11.606.411.205 Rp12.141.758.385
LABA TAHUN BERJALAN Rp76.682.493.361 Rp62.868.440.933
Lampiran 3 Kwitansi Polis
Lampiran 4 Polis Asuransi kendaraan Bermotor
Lampiran 5 Perhitungan Pendapatan Premi Asuransi Kendaraan Bermotor
Lampiran 6 Polis Asuransi Kendaraan Bermotor Otoransi
Lampiran 7 Receipt Voucer Asuransi Kendaraan Bermotor Otoransi
Lampiran 8 Form Keterangan Mengenai Kerugian Asuransi Kendaraan Bermotor
Otoransi
Lampiran 9 Laporan Kerugian Pasti Asuransi Kendaraan Bermotor Otoransi
Lampiran 10 Polis Asuransi Syariah Kendaraan Bermotor
Lampiran 11 Form Keterangan Mengenai Kerugian Asuransi Syariah Kendaraan
Bermotor
Lampiran 12 Laporan Kerugian Sementara Asuransi Syariah Kendaraan Bermotor
Lampiran 13 Laporan Kerugian Pasti Asuransi Syariah Kendaraan Bermotor
Lampiran 14 Bukti Pembayaran Klaim Asuransi Syariah Kendaraan Bermotor
Lampiran 15 Polis Asuransi Kebakaran
Lampiran 16 Receipt Voucer Asuransi Kebakaran
Lampiran 17 Overrinding Discount Note Asuransi Kebakaran
Lampiran 18 Form Keterangan Mengenai Kerugian Asuransi Kebakaran
Lampiran 19 Laporan Kerugian Sementara Asuransi Kebakaran
Lampiran 20 Laporan Kerugian Pasti Asuransi Kebakaran
Lampiran 21 Bukti Pembayaran Klaim Asuransi Kebakaran
Lampiran 22 Polis Asuransi Pengangkutan
Lampiran 23 Receipt Voucer Asuransi Pengangkutan
Lampiran 24 Form Keterangan Mengenai Kerugian Asuransi Pengangkutan
Lampiran 25 Laporan Kerugian Sementara Asuransi Pengangkutan
Lampiran 26 Laporan Kerugian Pasti Asuransi Pengangkutan
Lampiran 27 Perincian Ganti Kerugian Asuransi Pengangkutan
Lampiran 28 Bukti Pembayaran Klaim Asuransi Pengangkutan
Lampiran 29 Balasan Surat Penelitian
Lampiran 30 Hasil Uji Plagiasi
Lampiran 31 Riwayat Hidup
BIOGRAFI PENULIS
Risna Safitri panggilan Risnha lahir di Canik pada tanggal 14
November 1997 dari pasangan suami istri Bapak Tasmin dan
Ibu Ramasia. Peneliti adalah anak pertama dari 4
bersaudara. Peneliti sekarang bertempat tinggal di Jln. Pelita
Raya 4 Lorong 7A, Ballaparang Kecamatan Rappocini Kota
Makassar. Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SD Negeri 177
Lo,ko lulus tahun 2009, SMP Negeri 7 Alla’ lulus tahun 2012, SMK Negeri 1
Enrekang lulus tahun 2015, kemudian tahun 2016 penulis berhasil lulus pada
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Muhammadiyah (UNISMUH) Makassar. Dan pada tahun 2021 menyelesaikan
masa perkuliahan di UNISMUH Makassar dengan judul skripsi: “Analisis
Pengakuan Pendapatan Premi dan Beban Klaim Asuransi Pada PT. Asuransi
Ramayana Tbk Cabang Makassar”.