Upload
trinhnga
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH FRAKSI HARGA SAHAM TERHADAP
VARIABEL BID-ASK SPREAD, DEPTH DAN VOLUME PERDAGANGAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI)
(Skripsi)
NAMA : SHOLEH SETIADI
NPM : 0741031082
EMAIL : [email protected]
NO. HP : 08975454530
PEMBIMBING I : Trijoko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt.
PEMBIMBING II : Agus Zahron Idris, S.E., M.Si., Akt.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH FRAKSI HARGA SAHAM TERHADAP
VARIABEL BID-ASK SPREAD, DEPTH DAN VOLUME PERDAGANGAN
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA ( BEI )
(Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)
Oleh
SHOLEH SETIADI
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur dan menganalisis pengaruh
fraksi harga saham terhadap bid-ask spread, depth, dan volume perdagangan serta
membuktikan secara empiris pengaruh fraksi harga saham terhadap bid-ask
spread, depth, dan volume perdagangan pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Motivasi Bursa Efek Indonesia mengubah
fraksi tercermin dalam berita pers Nomor 21/BEJ-Kom/0600: perubahan tersebut
dilakukan dalam rangka menciptakan perdagangan yang teratur, wajar dan efisien
serta untuk lebih meningkatkan likuiditas perdagangan efek.
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 perusahaan yang dipilih dengan
menggunakan metode purposive sampling yang artinya diperoleh berdasarkan
penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu untuk periode tahun
2010. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji Anova (One
Way Analysis of variance). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan terhadap bid-ask spread, depth dan tidak ada pengaruh yang
signifikan terhadap volume perdagangan pada fraksi harga saham. Dengan adanya
pengaruh yang signifikan dari peristiwa pemberlakuan fraksi harga saham baru
terhadap bid-ask spread dan depth, maka dapat diidentifikasikan bahwa
penerapan fraksi harga saham baru termasuk dalam peristiwa dimana informasi
belum dapat diantisipasi terlebih dahulu oleh investor. Dengan tidak adanya
pengaruh yang signifikan dari peristiwa fraksi harga saham terhadap volume
perdagangan maka dapat diidentifikasikan bahwa peristiwa fraksi harga saham
bukan termasuk dalam peristiwa dimana informasi belum dapat diantisipasi
terlebih dahulu oleh investor.
Kata kunci: Fraksi Harga Saham, Bid-Ask Spread, Depth, Volume
Perdagangan, Bursa Efek Indonesia, uji Anova (One Way Analysis
of variance).
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE FRACTION STOCK PRICES
AGAINST VARIABLE BID-ASK SPREAD, DEPTH AND VOLUME OF
TRADING AT SEVERAL MANUFACTURING COMPANIES LISTED ON
THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
(Study in Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock
Exchange)
By
SHOLEH SETIADI
The aim of this research is to measure and analyzing the influence of the fraction
of the price of stocks against bid-ask spread, depth and the volume of trade and
prove empirically the influence of the fraction of the price of stocks against bid-
ask spread, depth and volume of trading at several manufacturing companies
listed on the indonesia stock exchange. Motivation the indonesia stock exchange
changed fraction reflected in the news press number 21 / bej-kom / at 0600:
change has to be done in order to create an orderly, trade fair and efficient and to
increase liquidity trade effect.
The number of samples in this research as many as 30 companies who has been
nominated by using the method purposive of sampling which means obtained
based on the determination of the sample with consideration or certain criteria for
a period of 2010. Methods used to test hypotheses is test anova ( one-way analysis
of variance ).
This research result indicates the presence of influence significantly to bid-ask
spread, depth and no influence significantly to the trade volume on the fraction of
the price of stocks. With the significant influence of events enactment fraction
new stock prices against bid-ask spread and depth, then it can be identified that
the application of fraction stock prices new included in which events are
information hasn’t anticipated advance by investors. With no significant influence
of events fraction stock prices against trade volume then can be identified that
events fraction stock prices not included in which events are information hasn’t
anticipated advance by investors.
Keyword : The Fraction Stock Prices, Bid-ask Spread, Depth and the
Volume of trading, The Indonesia Stock Exchange, test anova
(one-way analysis of variance).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fraksi harga adalah batasan nilai tawar-menawar atas suatu efek yang ditentukan
oleh Bursa Efek. Salah satu protokol tepenting dalam pasar sekuritas adalah
besarnya kenaikan harga minimum (tick) dimana para pelaku pasar melakukan
transaksi dan menetapkan harga. Jika besarnya harga minimum terlalu tinggi,
maka akan ada perbedaan penawaran, dan perbedaan itu akan mencapai level
yang sangat kompetitif. Jika besarnya harga minimum terlalu kecil, maka dapat
mengurangi tingkat kedalaman pasar dan memperbesar biaya negosiasi, sehingga
akan memperlambat proses penentuan harga. Selain itu, ukuran harga minimum
yang kecil bisa mengubah kekuatan pasar, dari investor publik menjadi pelaku
perdagangan profesional yang akan memuluskan jalan para profesional melewati
batasan-batasan publik yang ada. (Darmadji dan Fakhruddin, 2001)
Bid-ask spread diartikan sebagai selisih harga beli tertinggi dengan trader
(pedagang saham) bersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang
trader bersedia menjual saham tersebut. Secara konseptual bid-ask spread adalah
kompensasi ekonomi yang diberikan kepada market maker atas pelayanan atau
jasanya. (Komalasari dan Baridwan, 2001)
Depth adalah volume lembar saham pada harga order jual terendah dan harga
order beli tertinggi. Perubahan depth adalah penting untuk mengevaluasi
perubahan likuiditas secara menyeluruh. Secara logis semakin banyak sekuritas
yang di perdagangkan, semakin besar kedalam pasar, kedalaman juga
menggambarkan kemampuan pasar menyerap order pembelian dan penjualan
yang besar dan perubahan yang mencolok. Depth menunjukkan jumlah atau nilai
transaksi yang dapat segera di serap tanpa mempengaruhi tingkat harga. Nilai
depth yang naik berarti semakin baik tingkat likuiditas. (Komalasari dan
Baridwan, 2001)
Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang
ditransaksikan oleh para investor atau pemodal di perdagangan saham. Semakin
banyak dan semakin besar investor menginvestasikan modalnya pada saham akan
menjadikan saham-saham yang diperdagangkan semakin likuid.
Tabel 1
Rentang Harga Pengguna Fraksi Harga dalam Tawar Menawar Saham di
Bursa Efek Indonesia
Harga Saham Fraksi Harga Maksimal Jenjang Perubahan Harga
< Rp 200,- Rp 1,- Rp 10,-
Rp 200,-s/d < Rp 500,- Rp 5,- Rp 50,-
Rp 500,-s/d < Rp 2.000,- Rp 10,- Rp 100,-
Rp 2.000,-s/d < Rp 5.000,- Rp 25,- Rp 250,-
≥ Rp 5.000,- Rp 50,- Rp 500,-
Sumber : PT Bursa Efek Indonesia tahun 2010
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dilihat bahwa terdapat beda hasil
dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
melanjutkan penelitian tersebut untuk membuktikan secara empiris dan
mengetahui apakah fraksi harga saham secara signifikan mempunyai pengaruh
terhadap bid-ask spread, depth dan volume perdagangan. Sehingga judul
penelitian ini adalah ”Analisis Pengaruh Fraksi Harga Saham Terhadap
Variabel Bid-ask Spread, Depth Dan Volume Perdagangan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
B. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian dan pembahasannya lebih terarah,
sehingga hasilnya sesuai dengan harapan peneliti. Dari uraian latar belakang
diatas telah dijelaskan bahwa pengaruh fraksi harga saham terhadap variabel bid
ask spread, depth dan volume perdagangan. Oleh karena itu, peneliti membatasi
masalah penelitiannya pada pengaruh fraksi harga saham terhadap bid-ask spread,
depth dan volume perdagangan pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI
pada fraksi harga saham.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan batasan masalah di atas, maka masalah
dapat dirumuskan yaitu :
1. Fraksi harga saham berpengaruh terhadap bid-ask spread pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Fraksi harga saham berpengaruh terhadap depth pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
3. Fraksi harga saham berpengaruh terhadap volume perdagangan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk membuktikan secara empiris
pengaruh fraksi harga saham terhadap bid-ask spread, depth dan volume
perdagangan pada perusahaan manufaktur yang berlaku dalam perdagangan di
Bursa Efek Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :
1. Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya konsep atau teori yang mendorong perkembangan ilmu
pengetahuan tentang fraksi harga, khususnya yang terkait dengan analisis
pengaruh fraksi harga saham terhadap bid-ask spread, depth dan volume
perdagangan.
2. Manfaat Praktisi
Dapat memberikan informasi yang berarti bagi para investor dan kreditor
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang benar
terutama dalam menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang
memerlukan dana yang memiliki laporan keuangan yang baik.
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan
dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian yang akan datang dalam
mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam
penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”.
Pasar modal dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Pasar primer (primary market), yaitu: tempat perdagangan surat berharga
yang baru dikeluarkan oleh perusahaan, yang dapat berupa penawaran
perdana ke publik (initial public offering atau IPO)
2. Pasar sekunder (secondary market), yaitu: pasar perdagangan surat
berharga yang sudah beredar
3. Pasar ketiga (third market), yaitu: pasar perdagangan surat berharga pada
saat pasar kedua tutup
2. Pelaku Pasar Modal
Lembaga-lembaga yang menjadi pelaku pasar modal adalah sebagai berikut:
1. Emiten, yaitu perusahaan-perusahaan yang memperoleh dana melalui
pasar modal dengan menerbitkan saham atau obligasi dan menjualnya
secara umum kepada masyarakat
2. Pemodal (Investor), yaitu orang atau badan yang melakukan penanaman
modal
3. Lembaga Penunjang, berfungsi sebagai penunjang atau pendukung
beroperasinya pasar modal
3. Instrumen Pasar Modal
Instrument pasar modal antara lain sebagai berikut:
1. Saham, adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu
perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan
dan aktiva perusahaan
2. Obligasi, adalah sertifikat yang berisi kontrak antara investor dan
perusahaan, yang menyatakan bahwa investor tersebut/ pemegang obligasi
telah meminjam sejumlah uang kepada perusahaan
3. Produk derivatif, merupakan efek yang diturunkan dari instrument efek
lain
B. Saham
1. Pengertian dan Jenis-jenis Saham
Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan,
dan perusahaan memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.
(Rusdin, 2005).
2.Manfaat dan Resiko Investasi Pada Saham
Manfaat investasi pada saham ada dua, yaitu:
1. Deviden, yaitu bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada
pemegang saham
2. Capital gain, yaitu keuntungan tidak terduga yang terjadi jika harga jual
melebihi harga beli saham
C. Harga Saham
Harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Kebanyakan
harga saham berbeda dengan nilai saham. Dipasar sekunder atau dalam aktivitas
perdagangan saham sehari-hari di Bursa Efek ditunjukkan oleh semakin maraknya
fluktuasi harga saham. Semakin meningkatnya harga saham merupakan kondisi
ekonomi baik sehingga para pemodal menilai investasi dalam bentuk saham akan
sangat menguntungkan, karena tidak menghadapi risiko. Sebaliknya dalam
ekonomi buruk, harga saham akan merosot jatuh dan keadaan demikian tidak
menguntungkan dan para pemodal akan berhadapan dengan risiko lebih besar,
sebab berhubungan dengan ketidakpastian yang semakin besar. Naik dan turunnya
harga saham merupakan cerminan fluktuasi harga saham yang setiap detik
mengalami perubahan. Harga saham yang cenderung naik, akan menciptakan
capital gain. Harga saham yang cenderung turun akan menciptakan capital loss.
Perubahan harga saham secara kumulatif akan membentuk kumulasi netto harga
saham dengan arah positif atau negatif.
Naiknya harga saham yang lebih besar dari turunnya harga saham, secara
kumulatif membentuk kumulasi netto harga saham bertanda positif. Sebaliknya
turunnya harga saham yang lebih besar dari naiknya harga saham, secara
kumulatif membentuk kumulasi netto harga saham bertanda negatif. Fluktuasi
harga saham dicerminkan oleh adanya naik dan turunnya harga saham, karena
perubahan kekuatan permintaan dan penawaran di pasar modal. Pasar modal
merupakan salah satu instrumen dari investasi.
D. Fraksi Harga (Tick Size)
Fraksi harga adalah batasan nilai tawar-menawar atas suatu efek yang ditentukan
oleh Bursa Efek. (dalam Satiari, 2009).
Penggunaan besaran fraksi dan maksimum perubahan sebagai acuan dalam tawar-
menawar saham di bursa terhadap suatu saham yang berada dalam suatu rentang
harga, apabila pada akhir bursa harga suatu saham (harga penutup) melalui
batasan rentang harga, maka penggunaan maksimum perubahan sesuai dengan
batasan rentang harga dari saham yang bersangkutan mulai berlaku pada hari
bursa berikutnya. Dengan demikian, harga saham yang menjadi patokan untuk
menentukan fraksi harga adalah harga penutupan hari sebelumnya.
E. Bid-Ask Spread
Pengertian bid-ask spread adalah presentase selisih antara bid price dengan ask-
price. Bid-price mempunyai arti harga tertinggi yang diinginkan oleh dealer,
sedangkan ask-price adalah harga terendah yang ditawarkan oleh penjual untuk
pembeli. Bid-ask spread sebagai selisih harga yang ditawarkan oleh dealer dengan
harga terendah. Spread merupakan selisih antara harga beli tertinggi yang
menyebabkan investor bersedia untuk membeli saham tertentu dengan harga jual
terendah yang menyebabkan investor bersedia untuk menjual sahamnya. Bid-ask
spread juga dapat diartikan sebagai selisih harga beli tertinggi dengan trader
(pedagang saham) bersedia membeli suatu saham dengan harga jual terendah yang
trader bersedia menjual saham tersebut.
(Komalasari dan Baridwan, 2001)
F. Depth
Depth adalah volume lembar saham pada harga order jual terendah dan harga
order beli tertinggi. Perubahan depth adalah penting untuk mengevaluasi
perubahan likuiditas secara menyeluruh. Secara logis semakin banyak sekuritas
yang di perdagangkan, semakin besar kedalam pasar, kedalaman juga
menggambarkan kemampuan pasar menyerap order pembelian dan penjualan
yang besar dan perubahan yang mencolok. (Komalasari dan Baridwan, 2001)
Depth menunjukkan jumlah atau nilai transaksi yang dapat segera di serap tanpa
mempengaruhi tingkat harga. Nilai depth yang naik berarti semakin baik tingkat
likuiditas. Selanjutnya untuk mengukur depth menggunakan rata-rata volume
saham ask dan bid.
G. Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan saham merupakan jumlah lembar saham yang
ditransaksikan oleh para investor atau pemodal di perdagangan saham. Semakin
banyak dan semakin besar investor menginvestasikan modalnya pada saham akan
menjadikan saham-saham yang diperdagangkan semakin likuid. Volume
perdagangan saham atau sering disebut kegiatan perdagangan saham merupakan
rasio antara jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu
Jumlah saham yang diterbitkan tercermin dalam jumlah lembar saham saat
perusahaan tersebut melakukan emisi saham. Perkembangan volume perdagangan
saham mencerminkan kekuatan antara penawaran dan permintaan yang
merupakan menifestasi dari tingkah laku investor.
H. Teori Analisis Tekhnikal
Teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pergerakan harga saham bisa
dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1. Primary Trend, yaitu pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang lama
(tahunan)
2. Secondary Trend, yaitu pergerakan harga saham yang terjadi selama
pergerakan harga dalam primary trend. Biasanya terjadi dalam mingguan atau
bulanan.
3. Minor Trend, merupakan fluktuasi harga saham yang terjadi setiap hari.
I. Kerangka Pemikiran Teoritis
Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah apakah sistem fraksi harga saham
yang diterapkan oleh PT Bursa Efek Indonesia menimbulkan perbedaan terhadap
bid-ask spread dan volume perdagangan.
Gambar I.1
Skema Kerangka Pemikiran Teoritis
Fraksi Harga
Saham Baru Depth
Volume
Bid-ask Spread
J. Hubungan Antara Fraksi Harga dengan Bid-Ask Spread, Depth dan
Volume Perdagangan
Penurunan fraksi harga akan menurunkan likuiditas. Penurunan fraksi harga akan
mengurangi quote spread pada saham yang memiliki konstrain. Selanjutnya
penurunan fraksi harga akan berdampak pada saham yang konstrainnya tidak tetap
jika fraksi harga mewakili subsidi yang dibayarkan pada liquidity provider.
Penurunan subsidi akan mempengaruhi likuiditas. Lebih lagi munculnya
penurunan fraksi harga, liquidity provider memiliki untuk mengurangi jumlah
saham yang diperjualbelikan pada harga tersebut, meningkatnya harga limit
sahamnya untuk menutupi kerugian atau jika liquidity provider berada pada
margin maka mereka akan keluar dari pasar.
K. Perumusan Hipotesis
H1: Fraksi harga saham berpengaruh terhadap bid-ask spread pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H2: Fraksi harga saham berpengaruh terhadap depth pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H3: Fraksi harga saham berpengaruh terhadap volume perdagangan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder, karena dalam penelitian
ini peneliti tidak melakukan observasi langsung ke Bursa Efek Indonesia, tetapi
melalui media perantara seperti literatur yang berhubungan dengan penelitian ini,
karangan ilmiah, serta sumber lain yang berhubungan dengan penelitian. Sumber
data dalam penelitian ini diperoleh dari alamat website http://www.idx.co.id
melalui pojok Bursa Efek Indonesia dan Yahoo Finance melalui
http://finance.yahoo.com.
B. Populasi dan Sampel
Pertimbangan atau kriteria emiten yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari
Januari 2010 – Desember 2010.
2. Perusahaan Manufaktur yang memiliki data transaksi mingguan lengkap
selama periode yang diteliti dari Januari 2010 – Desember 2010 dan
dipublikasikan secara luas.
3. Perusahaan Manufaktur yang aktif melakukan aktivitas perdagangan
saham setiap minggunya selama periode yang akan diteliti Januari 2010 –
Desember 2010.
4. Perusahaan Manufaktur yang tidak mengumumkan pembagian deviden,
selama periode yang akan diteliti Januari 2010 – Desember 2010.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka sampel penelitian ini adalah data laporan
transaksi mingguan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
periode yang diteliti adalah Januari 2010 - Desember 2010 yang memenuhi
kriteria seperti diatas.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengujian statistik ada langkah-langkah yang harus dilakukan
yaitu :
1. Transformasi data
Data yang tidak berdistribusi normal dapat ditransformasi agar menjadi
normal. Untuk menormalkan data kita harus terlebih dahulu bagaimana
bentuk grafik dari data yang ada. Dengan mengetahui bentuk grafik
histogram kita dapat menentukan bentuk transformasinya.
2. Data Outlier
Setelah melakukan transformasi data untuk mendapatkan normalitas data,
langkah screening berikutnya yang harus dilakukan adalah mendeteksi
adanya data outlier. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki
karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-
Menentukan metode statistik
Untuk menentukan metode statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini
maka sebelum perlu mempertimbangkan tujuan penelitian, jumlah variabel,
dan distribusi datanya. Dalam penelitian ini metode statistik yang akan
digunakan untuk menguju hipotesis adalah Anova.
a. Menentukan level of significance yaitu sebesar 0,05.
b. Melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS for windows.
c. Mencari nilai statistik tabel untuk dibandingkan dengan hasil perhitungan.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat (Dependen)
a. Bid-ask spread
Konsep perhitungannya dirumuskan sebagai berikut, ( Komalasari dan Baridwan,
2001)
Bid-ask spread I,t =
Bid-ask spreadi,t : rata-rata bid-ask spread harian selama hari
perdagangan i pada saat t.
Aski,t : harga permintaan jual terendah i pada saat t
Bidi,t : harga penawaran beli tertinggi i pada saat t
N : jumlah hari perdagangan
b. Depth
Konsep perhitungannya dirumuskan sebagai berikut, ( Komalasari dan Baridwan,
2001)
Depth i,t =
Depth it : rata-rata volume lembar saham pada harga
order jual terendah i,t dan harga order beli
tertinggi i,t
Askprice i,t : harga permintaan jual terendah i pada saat t
Bidprice i,t : harga penawaran beli tertinggi i pada saat t
N : jumlah hari perdagangan
c. Volume perdagangan
Konsep perhitungannya dirumuskan sebagai berikut, ( Komalasari dan Baridwan,
2001)
Volume perdagangani,t =
Volume perdagangani,t : banyaknya lembar saham i yang
ditransaksikan selama satu hari t.
N : jumlah hari perdagangan
2. Variabel Bebas (Independen)
Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah fraksi harga saham.
Perubahan atas satuan perubahan harga (fraksi) dalam melakukan tawar-menawar
efek.
E. Metode Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif merupakan metode analisis yang digunakan pada data
yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Metode analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif.
F. Pengujian Normalitas Data Sampel
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, harus dilakukan uji normalitas data
sampel terlebih dahulu, hal tersebut ditujukan untuk mengetahui apakah sampel
yang akan diambil sudah representative atau belum, sehingga kesimpulan
penelitian yang diambil dari sejumlah sampel dapat dipertanggungjawabkan
(Teddy Rusman, 2008). Uji normalitas data sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan analisis statistik One Way Analysis of variance (ANOVA) yang dibantu
dengan program olah data statistik yaitu Statistical Programs and Service
Solutionm (SPSS) ver.16.
G. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik parametris dengan
menggunakan model One Way ANOVA yang dibantu dengan program olah data
statistik yaitu Statistical Programs and Service Solution (SPSS) ver. 16. Sehingga
alat analisis yang sesuai untuk menguji variabel ini adalah One Way Analysis of
variance (ANOVA).
Jika statistik hitung > statistik tabel, maka H1 diterima Ho ditolak.
Jika statistik hitung < statisti tabel, maka Ho diterima H1 ditolak.
Atau dengan probabilita dimana:
Jika probabilitas < tingkat signifikansi (0,05), maka H1 diterima dan Ho ditolak.
Jika probabilitas > tingkat signifikansi (0,05), maka Ho diterima dan H1 ditolak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data dan Sampel
Sumber data berasal dari :
1. Website http://finance.yahoo.com, melalui pojok Bursa Efek Indonesia yaitu
berupa Laporan Transaksi mingguan berupa bid-ask, depth dan volume
perdagangan.
2. Webside http://idx.co.id, melalui pojok Bursa Efek Indonesia berisi tentang
daftar emiten.
Tabel 3
Prosedur Pemilihan Sampel
Jumlah keseluruhan perusahaan manufaktur yang terdaftar
di BEI tahun 2010 *149
(-) Perusahaan yang tidak memiliki data transaksi mingguan
lengkap Januari-Desember 2010 (34)
(-) Perusahaan yang tidak aktif memperdagangkan saham
Setiap minggunya selama tahun yang diteliti Januari - Desember 2010 (33)
(-) Perusahaan yang tidak secara rutin membagikan deviden
selama tahun yang diteliti Januari - Desember 2010 (52)
Jumlah perusahaan sampel akhir 30
* Sumber : www.finance.yahoo.com
B. Hasil Pengumpulan Data
Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini yaitu harga saham penutupan
setiap minggunya selama periode yang diteliti (Januari – Desember 2010).
C. Klasifikasi Sampel Berdasarkan Fraksi Harga
Berdasarkan fraksi harga yang sesuai dengan ketentuan BEI, diperoleh distribusi
sampel sebagai berikut :
Tabel 4
Klasifikasi Sampel Berdasarkan Fraksi Harga
Jenis Fraksi Jumlah Perusahaan Persentase
Rp. 1 6 20
Rp. 5 5 16.67
Rp. 10 5 16.67
Rp. 25 6 20
Rp. 50 8 26.66
Jumlah 30 100
Sumber : Data Sekunder Diolah 2012 (lampiran 2)
D. Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Tabel 5
Fraksi 1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BID_ASK_SPREAD 6 -17.06 -8.17 -13.2394 3.12154
DEPTH 6 154.88 311.30 256.7896 53.19516
VOLUME_PDG 6 637050.00 8125153.80 3550547.1067 2764726.64053
Valid N (listwise) 6
Sumber : Data Sekunder Diolah 2012
Tabel 6
Fraksi 5
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BID_ASK_SPREAD 5 -12.36 -8.16 -9.9750 2.02961
DEPTH 5 164.36 234.91 194.5821 29.94018
VOLUME_PDG 5 795098.08 12955009.60 6249361.1500 6000681.69669
Valid N (listwise) 5
Sumber : Data Sekunder Diolah 2012
Tabel 7
Fraksi 10
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BID_ASK_SPREAD 5 -12.81 -6.06 -9.1858 2.86511
DEPTH 5 561.39 1156.15 796.9520 241.90575
VOLUME_PDG 5 379003.85 8855521.15 2334550.7700 3656299.73413
Valid N (listwise) 5
Sumber : Data Sekunder Diolah 2012
Tabel 8
Fraksi 25
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BID_ASK_SPREAD 6 -9.51 -7.42 -8.3976 .68589
DEPTH 6 1206.15 2478.22 1793.5183 539.49824
VOLUME_PDG 6 7950009.62 35378325.00 18623299.9667 9670807.10141
Valid N (listwise) 6
Sumber : Data Sekunder Diolah 2012
Tabel 9
Fraksi 50
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
BID_ASK_SPREAD 8 -13.57 -6.49 -8.8920 2.97675
DEPTH 8 2041.35 5716.35 3850.3550 1102.25034
VOLUME_PDG 8 728480.77 4249317.31 2410961.1238 1489306.24560
Valid N (listwise) 8
Sumber : Data Sekunder Diolah 2012
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan pada
variabel-variabel penelitian telah terdistribusi secara normal atau tidak. Dalam
penelitian ini menggunakan uji satu sampel kolmogorov-smirnov (one-sample
kolmogorov-smirnov test). Test ini merupakan salah satu uji untuk kebaikan
tingkat kesesuaian. Uji ini digunakan untuk membandingkan tingkat kesesuaian
sampel dengan suatu distribusi tertentu, salah satunya distribusi normal. Untuk
mendeteksi normalitas data, dapat dilakukan dengan cara menentukan terlebih
dahulu hipotesis pengujian, yaitu ;
Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan ketentuan
sebagai berikut :
- Jika probabilitas ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.
- Jika probabilitas ≤ 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
Hasil olah data uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 10
HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
BID_ASK_
SPREAD DEPTH VOLUME_PDG FRAKSI
N 30 30 30 30
Normal Parametersa Mean -9.8921 1602.0786 6508344.3677 21.0333
Std. Deviation 2.95699 1606.82650 8038152.53220 19.57212
Most Extreme Differences Absolute .200 .184 .242 .247
Positive .097 .180 .242 .247
Negative -.200 -.184 -.223 -.197
Kolmogorov-Smirnov Z 1.096 1.007 1.323 1.352
Asymp. Sig. (2-tailed) .181 .262 .060 .052
a. Test distribution is Normal.
Dari tabel 7 diatas dapat diketahui bahwa nilai K-S untuk variabel bid-ask spread
sebesar 1,096 dengan p=0,181. Kemudian untuk variabel depth sebesar 1,007
dengan p=0,262. Untuk variabel volume perdagangan sebesar 1,323 dengan
p=0,060. Dan untuk variabel fraksi sebesar 1,352 dengan p=0,052.
Berdasarkan hasil perhitungan di atas terlihat pada kolom Asymp.Sig.(2-tailed),
pada semua variabel yang dianalisis menujukan nilai probabilitas > 0,05. Karena
nilai semua probabilitas variabel ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.
Nilai Asymp.Sig.(2-tailed) bid-ask spread sebesar 0,181 maka bid-ask spread
telah terdistribusi secara normal. Demikian pula untuk depth dengan nilai 0,262
maka variabel depth telah terdistribusi secara normal. Untuk variabel volume
perdagangan dengan nilai 0,060maka variabel volume perdagangan telah
terdistribusi secara normal. Dan untuk variabel fraksi dengan nilai 0,052 maka
variabel fraksi telah terdistribusi secara normal.
3. Pengujian Hipotesis
1. Hasil Uji Hipotesis Fraksi Harga Terhadap Bid-Ask Spread
Tabel 11
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 36.566 1 36.566 4.718 .038a
Residual 217.004 28 7.750
Total 253.570 29
a. Predictors: (Constant), FRAKSI
b. Dependent Variable: BID_ASK_SPREAD
Pengujian ini untuk menjawab hipotesis 1, yaitu fraksi harga saham berpengaruh
secara signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan manufaktur yang go
public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengujian dilakukan dengan menggunakan
uji ANOVA pada tingkat keyakinan 95% atau α sebesar 0,05 dari hasil output
SPSS yang diperoleh, seperti yang tercantum pada tabel 12. Apabila tingkat
signifikansi (sig.) < 0,05 maka Ho ditolak dan diterima Ha, sebaliknya apabila
signifikansi (sig.) > 0,05 maka Ho diterima dan tolak Ha. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,038 < 0,05. dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa fraksi harga saham berpengaruh
signifikan terhadap bid-ask spread pada perusahaan menufaktur yang go public di
BEI.
2. Hasil Uji Hipotesis Fraksi Harga Terhadap Depth
Tabel 12
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 64200291.509 1 64200291.509 168.401 .000a
Residual 10674559.113 28 381234.254
Total 74874850.622 29
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 64200291.509 1 64200291.509 168.401 .000a
Residual 10674559.113 28 381234.254
Total 74874850.622 29
a. Predictors: (Constant), FRAKSI
b. Dependent Variable: DEPTH
Sumber : Data Sekunder Diolah 2012 (lampiran 6)
Pengujian ini untuk menjawab hipotesis 2, yaitu fraksi harga saham berpengaruh
secara signifikan terhadap depth pada perusahaan manufaktur yang go public di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji
ANOVA pada tingkat keyakinan 95% atau α sebesar 0,05 dari hasil output SPSS
yang diperoleh, seperti yang tercantum pada tabel 13. Apabila tingkat signifikansi
(sig.) < 0,05 maka Ho ditolak dan diterima Ha, sebaliknya apabila signifikansi
(sig.) > 0,05 maka Ho diterima dan tolak Ha. Dari tabel tersebut terlihat bahwa
tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. dengan demikian Ho ditolak dan Ha
diterima, yang berarti bahwa fraksi harga saham berpengaruh signifikan terhadap
depth pada perusahaan menufaktur yang go public di BEI.
3. Hasil Uji Hipotesis Fraksi Harga Terhadap Volume Perdagangan
Tabel 13
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 268562676092.768 1 268562676092.768 .004 .950a
Residual 1873476425120234.200 28 66909872325722.650
Total 1873744987796327.000 29
a. Predictors: (Constant), FRAKSI
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 268562676092.768 1 268562676092.768 .004 .950a
Residual 1873476425120234.200 28 66909872325722.650
Total 1873744987796327.000 29
b. Dependent Variable: VOLUME_PDG
Sumber : Data Sekunder Diolah 2012 (lampiran 7)
Pengujian ini untuk menjawab hipotesis 3, yaitu fraksi harga saham berpengaruh
secara signifikan terhadap volume perdagangan pada perusahaan manufaktur yang
go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji ANOVA pada tingkat keyakinan 95% atau α sebesar 0,05 dari
hasil output SPSS yang diperoleh, seperti yang tercantum pada tabel 14. Apabila
tingkat signifikansi (sig.) < 0,05 maka Ho ditolak dan diterima Ha, sebaliknya
apabila signifikansi (sig.) > 0,05 maka Ho diterima dan tolak Ha. Dari tabel
tersebut terlihat bahwa tingkat signifikansi sebesar 0,950 > 0,05. Dengan
demikian Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa fraksi harga saham
tidak berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan pada perusahaan
menufaktur yang go public di BEI.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
B. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap hipotesis yang dirumuskan,maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian dan uji hipotesis pertama diterima yang menunjukkan bahwa
fraksi harga Rp. 1, Rp. 5, Rp. 10, Rp. 25, dan Rp. 50 berpengaruh secara
signifikan pada bid-ask spread sejak fraksi harga berlaku dalam perdagangan
di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan
antara fraksi harga saham baru pada bid-ask spread. Dengan adanya pengaruh
yang signifikan dari peristiwa sistem fraksi harga saham baru terhadap bid-ask
spread, maka dapat diidentifikasikan bahwa peristiwa fraksi harga saham baru
termasuk dalam peristiwa dimana informasi belum dapat diantisipasi terlebih
dahulu oleh investor.
2. Hasil penelitian dan uji hipotesis kedua diterima yang menunjukkan bahwa
fraksi harga Rp. 1, Rp. 5, Rp. 10, Rp. 25, dan Rp. 50 berpengaruh secara
signifikan pada depth sejak fraksi harga berlaku dalam perdagangan di Bursa
Efek Indonesia. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara fraksi
harga saham baru pada depth. Dengan adanya pengaruh yang signifikan dari
peristiwa fraksi harga saham baru terhadap depth, maka dapat
diidentifikasikan bahwa peristiwa fraksi harga saham baru termasuk dalam
peristiwa dimana informasi belum dapat diantisipasi terlebih dahulu oleh
investor.
3. Hasil penelitian dan uji hipotesis ketiga ditolak yang menunjukkan bahwa
fraksi harga Rp. 1, Rp. 5, Rp. 10, Rp. 25, dan Rp. 50 tidak berpengaruh secara
signifikan pada volume perdagangan sejak fraksi harga berlaku dalam
perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara fraksi harga saham baru terhadap volume perdagangan.
Dengan tidak adanya pengaruh yang signifikan dari peristiwa fraksi harga
saham baru terhadap volume perdagangan, maka dapat diidentifikasikan
bahwa peristiwa fraksi harga saham baru termasuk dalam peristiwa dimana
informasi belum dapat diantisipasi terlebih dahulu oleh investor.
B. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya melakukan kajian pada satu periode penerapan fraksi harga
saham baru yaitu pada tanggal 2 Januari 2007, belum dibandingkan dengan
periode-periode fraksi sebelumnya yang sudah pernah diterapkan. Sebagaimana
diuraikan dimuka bahwa hasil penelitian ini terbatas pada pengamatan yang
relatif pendek selama 1 tahun yaitu dari Januari 2010 sampai dengan
Desember 2010 dengan sampel yang terbatas pula (30 sampel). Jumlah sampel
dan kurun waktu pengamatan ini mungkin kurang memadai untuk pengujian
hipotesis yang ada.
2. Disamping itu penulis mengakui banyak keterbatasan yang dimiliki,
keterbatasan itu antara lain referensi yang dimiliki penulis belum begitu
lengkap untuk menunjang proses penulisan skripsi ini sehingga terjadi
banyak kekurangan dalam mendukung teori ataupun justifikasi masalah yang
diajukan. Penulis juga mengakui bahwa keterbatasan waktu dan biaya juga
mempengaruhi penelitian ini yang hanya meneliti faktor fundamental sehingga
faktor eksternal kurang begitu diperhatikan. Hal ini dikarenakan keterbatasan
informasi yang tersedia. Diharapkan untuk tahun-tahun selanjutnya ini akan
mengalami kesempurnaan yang dapat digali oleh penelitian berikutnya.
C. Saran
Setelah mengkaji hasil penelitian ini maka saran yang dapat penulis ajukan adalah
sebagai berikut :
1. Para peneliti yang berminat dan tertarik untuk melakukan penelitian di pasar
modal dipandang perlu mengkaji perubahan fraksi secara keseluruhan. Serta
dapat membuat komparasi dengan peristiwa perubahan fraksi sebelum periode
2 Januari 2007. Misalnya peristiwa kebijakan 3 Juli 2000 mengenai perubahan
fraksi tunggal menjadi lebih kecil yaitu dari Rp. 25 menjadi Rp. 5, peristiwa
20 Oktober 2000 mengenai perubahan fraksi tunggal menjadi multi fraksi.
2. Pada masa yang akan datang, untuk peneliti selanjutnya diharapkan penelitian
ini tidak terbatas hanya pada sektor manufaktur saja sehingga dapat
meningkatkan daya banding dan keakuratan hasil penelitian pada sektor
perusahaan lainnya.