Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    1/98

    ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA

    TERHADAP OUTPUT SEKTOR INDUSTRI

    DI KABUPATEN BEKASI

    OLEHMERLYNDA DEWI

    H14051724

    DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2009

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    2/98

    2

    RINGKASAN

    MERLYNDA DEWI. Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadapOutput Sektor Industri di Kabupaten Bekasi (dibimbing oleh TANTINOVIANTI).

    Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB Indonesia terbilangcukup tinggi, yaitu mencapai 27,9 persen. Angka ini dikatakan cukup tinggikarena dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, sektor industri

    pengolahan berada paling atas. Sektor ekonomi lain setelah sektor industri

    pengolahan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang kontribusinyamencapai 14,4 persen baru kemudian disusul sektor pertanian sebesar 14 persen.Salah satu wilayah di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, yang kontribusi sektorindustrinya cukup besar adalah Kabupaten Bekasi. Jika dibandingkan denganKabupaten atau Kota lainnya di Jawa Barat, Kabupaten Bekasi merupakanKabupaten yang memiliki tingkat investasi dan penyerapan tenaga kerja tertinggidi Jawa Barat. Adanya investasi yang dilakukan di suatu daerah, baik itu asing(PMA) maupun domestik (PMDN) akan mengakibatkan penyerapan tenaga kerjasehingga proses produksi menjadi produktif. Sektor utama Kabupaten Bekasi ada

    pada sektor industri, dimana kontribusi sektor industrinya mencapai 80 persenterhadap PDRB totalnya. Sektor industri yang merupakan salah satu sektor yang

    berkontribusi besar terhadap PDB Indonesia, yaitu mencapai 27,9 persen, makadapat dikatakan Kabupaten Bekasi berkontribusi besar juga bagi pembentukanPDB Indonesia.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisispengaruh output sektor industri terhadap output total Kabupaten Bekasi danfaktor-faktor yang mempengaruhi output sektor industri terutama faktor investasidan tenaga kerja terhadap output sektor industri di Kabupaten Bekasi. Metodeanalisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh output sektor industriterhadap output total Kabupaten Bekasi dan juga faktor-faktor yangmempengaruhi output sektor industri Kabupaten Bekasi adalah dengan

    menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Metode OLS yangdigunakan dalam penelitian menggunakan dua model persamaan regresi linearberganda. Model pertama pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisispengaruh output sektor industri terhadap output total Kabupaten Bekasi,sedangkan pada model ke dua, metode OLS digunakan untuk mengidentifikasifaktor-faktor yang mempengaruhi output sektor industri di Kabupaten Bekasi.Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang merupakandata time series dari tahun 1990-2007. Data tersebut didapatkan dari Badan PusatStatistik, Disperindag, Bappeda, Disnaker Kabupaten Bekasi, dan BadanKoordinasi Penanaman Modal Jakarta (BKPM).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa output total di Kabupaten Bekasi

    dipengaruhi oleh output sektor industrinya. Variabel tersebut berpengaruh positif

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    3/98

    3

    dan signifikan pada taraf nyata lima persen, sedangkan output sektor industriKabupaten Bekasi dipengaruhi oleh investasi asing (PMA) dan ekspor. Variabel

    lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu investasi domestik (PMDN) danjumlah tenaga kerja, serta impor tidak berpengaruh signifikan, begitu pula dengankondisi perekonomian (dummy krisis), pengaruhnya tidak berbeda nyata terhadapoutput sektor industri, tetapi dummy krisis cukup memberikan pengaruh yang

    berbeda nyata terhadap output total Kabupaten Bekasi.Investasi dan tenaga kerja di sektor industri memiliki produktifitas yang

    berbeda, dimana produktifitas ini dilihat dari nilai elastisitasnya. Di KabupatenBekasi, terutama di sektor industrinya, elastisitas output modal lebih besardaripada elastisitas output tenaga kerja sehingga sektor industri di KabupatenBekasi dapat dikatakan industri yang lebih ke padat modal.

    Saran yang dapat direkomendasikan dari penulisan skripsi ini adalah

    diharapkan pemerintahan Kabupaten Bekasi dan juga industri terkait yang beradadi Kabupaten Bekasi dapat mempertahankan dan meningkatkan investasinyadengan cara penyediaan sarana penunjang seperti investasi, insentif pemerintah,eliminasi hambatan struktural misalnya rantai birokrasi dalam memberikan

    perizinan investasi tidak terlalu panjang agar output sektor industri di KabupatenBekasi dapat terus meningkat. Variabel tenaga kerja yang tidak berpengaruhsignifikan terhadap output sektor industri di Kabupaten Bekasi disebabkan oleh

    produktifitasnya yang rendah sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkanproduktifitas tersebut misalnya dengan pelatihan atau training kepada parakaryawan sebelum memulai pekerjaannya. Selain itu, diharapkan juga sektorindustri di Kabupaten Bekasi dapat menyerap banyak tenaga kerja di sektorindustri tersebut mengingat peranan sektor industri di Kabupaten Bekasi sangat

    besar kontrbusinya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Bekasi.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    4/98

    4

    ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA

    TERHADAP OUTPUT SEKTOR INDUSTRI

    DI KABUPATEN BEKASI

    Oleh

    MERLYNDA DEWI

    H14051724

    Skripsi

    Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

    pada Departemen Ilmu Ekonomi

    DEPARTEMEN ILMU EKONOMI

    FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2009

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    5/98

    5

    Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGAKERJA TERHADAP OUTPUT SEKTOR INDUSTRI DI

    KABUPATEN BEKASI

    Nama : Merlynda Dewi

    NIM : H14051724

    Menyetujui,Dosen Pembimbing,

    Tanti Novianti, M.Si.NIP: 19721117 199802 2 001

    Mengetahui,Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,

    Rina Oktaviani, Ph.D.NIP: 19641023 198903 2 002

    Tanggal Lulus:

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    6/98

    6

    PERNYATAAN

    DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH

    BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH

    DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA

    PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

    Bogor, September 2009

    Merlynda DewiH14051724

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    7/98

    7

    RIWAYAT HIDUP

    Penulis bernama Merlynda Dewi lahir pada tanggal 3 Maret 1987 di

    Kabupaten Garut. Penulis anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan

    Soeyatmo (Alm) dan Neulis Sumiati. Penulis menempuh pendidikan dari Taman

    Kanak-kanak sampai tingkat SLTA di Kabupaten Garut. Penulis merupakan

    lulusan dari SMA Negeri 1 Garut tahun 2005.

    Lulus dari Sekolah Menengah Atas, penulis diberi kesempatan untuk

    melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Penulis mendapatkan

    kesempatan untuk mengemban pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri Institut

    Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada tahun

    2005, penulis diterima menjadi mahasiswi IPB dan di tahun 2006, penulis

    diterima pada program studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    Institut Pertanian Bogor.

    Selama menjadi mahasiswi, penulis aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah

    (OMDA) dan menjabat sebagai Bendahara I tahun 2007-2008. Penulis juga

    berpartisipasi aktif dalam berbagai jenis kepanitiaan, diantaranya PUJANGGA

    2006, GENUS 2007, DOMBA CUP 2007 dan DOMBA CUP 2008.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    8/98

    8

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga

    Kerja terhadap Output Sektor Industri di Kabupaten Bekasi. Topik ini

    menarik untuk diangkat dalam pembuatan skripsi, mengingat sektor industri

    merupakan sektor ekonomi yang cukup berperan dalam pembentukan PDB

    Indonesia dimana salah satu daerah, khususnya di Jawa Barat yang kontribusi

    sektor industrinya cukup besar adalah Kabupaten Bekasi.

    Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ayahanda,

    Suyatmo (Alm) dan Ibunda Neulis Sumiati yang telah memberikan dukungan,

    baik moril maupun materiil, serta doa yang tiada hentinya kepada penulis,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai sejauh ini. Dalam

    penyusunan skripsi ini, penulis juga mendapatkan saran-saran dan bantuan dari

    berbagai pihak, maka pada kesempatan ini perkenankan penulis untuk

    menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

    1) Tanti Novianti, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar

    membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

    2) Dr. Sri Mulatsih selaku penguji utama dan Fifi Diana Thamrin, M.Si.

    selaku penguji dari Komisi Pendidikan atas saran dan kritiknya yang

    membuat skripsi ini menjadi lebih baik.

    3) Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Manajemen

    Institut Pertanian Bogor.

    4) Teteh (Yane), Aa (Asep) dan Ade (Yongga) yang selalu sayang dan

    memotivasi penulis.

    5) Keluarga besar penulis di Semarang dan Garut atas doa dan dukungannya

    kepada penulis.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    9/98

    9

    6) Sigit Okta (Mas Sigit) yang selalu mendukung penulis, terima kasih atas

    doa, motivasi, perhatian, kesabaran, dan kasih sayangnya yang telah

    diberikan kepada penulis.

    7) Teh Heni, terima kasih atas waktunya mendengarkan keluh kesah penulis

    dalam pengolahan data.

    8) Teman-teman satu bimbingan: Tanjung, Ristia, Nchi, atas doa,

    kebersamaan, dan kesediaannya dalam membantu penulis.

    9) Teman-teman seperjuangan di IE 42 Enta, Tia, Secha, Eti, Nada, Rina,

    Mamich, Echa, Mey, Gita, Lina, Ciput, Wina, Maryam, Icha Septi, dan

    banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

    10)Teman-teman MADE dan X-MADE: Apry, Dora, Teh Deka, Epot, Teh

    Ramah, Teh Janah, Teh Mukti, Ka Jeny, Nofa, Iput, Ganis.

    11)Teman-teman OMDA: Hamdan, Hera, Mila, Ape, Resna, dan ade-ade

    kelas yang masih menemani penulis.

    12)Sahabat-sahabat penulis yang berada di Garut: Lady dan Rani, terima

    kasih atas doanya.

    13)Kepada seluruh IE 40-46 dan semua pihak yang telah membantu penulis

    dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per

    satu, terima kasih.

    Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    penulis dan pihak lain yang membutuhkan.

    Bogor, September 2009

    Merlynda DewiH14051724

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    10/98

    10

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ..................................................................................................... 10

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. 13

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ 14

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 15

    I. PENDAHULUAN .......................................................................... 16

    1.1. Latar Belakang ......................................................................... 16

    1.2. Perumusan Masalah ................................................................. 21

    1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 22

    1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 23

    1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 23

    II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ......... 25

    2.1.Tinjauan Pustaka ..................................................................... 25

    2.1.1. Konsep Industri ............................................................. 25

    2.1.2. Tenaga Kerja ................................................................. 26

    2.1.3. Investasi .......................................................................... 28

    2.1.4. Pertumbuhan Ekonomi .................................................. 29

    2.2. Penelitian Terdahulu ................................................................ 31

    2.3. Kerangka Pemikiran ................................................................. 35

    2.3.1. Fungsi Produksi ............................................................. 35

    2.3.2. Hubungan Investasi, Tenaga Kerja, dan Output ............ 35

    2.3.3. Hubungan Ekspor, Impor, dan Output .......................... 36

    2.4. Hipotesis Penelitian ................................................................. 42

    III. METODE PENELITIAN ................................................................ 44

    3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 44

    3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 44

    3.3. Metode Analisis Data ............................................................... 45

    3.4. Uji Statistik .............................................................................. 47

    3.4.1. Uji Koefisien Determinan R2

    ......................................... 47

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    11/98

    11

    3.4.2. Uji F- Statistik ............................................................... 48

    3.4.3. Uji t-Statistik ................................................................. 49

    3.5. Uji Ekonometrik ....................................................................... 50

    3.5.1. Multikolinearitas ............................................................ 50

    3.5.2. Autokorelasi .................................................................. 50

    3.5.3. Heteroskedastisitas ........................................................ 51

    3.5.4. Uji Normalitas ............................................................... 52

    IV. GAMBARAN UMUM ................................................................... 54

    4.1. Kondisi Geografis dan Pembagian Wilayah Administratif ..... 54

    4.1.1. Kondisi Geografis .......................................................... 54

    4.1.2. Wilayah Administratif ................................................... 54

    4.2. Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Bekasi ............... 55

    4.3. Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi ......... 56

    4.3.1. Kependudukan ............................................................... 56

    4.3.2. Ketenagakerjaan ............................................................ 57

    4.4. Perekonomian dan Sektor Industri Kabupaten Bekasi ............. 59

    4.4.1. Perekonomian ................................................................ 59

    4.4.2. Sektor Industri ............................................................... 61

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 66

    5.1. Hasil Estimasi Model ............................................................... 66

    5.2. Analisis Uji Statistik ................................................................ 67

    5.2.1. Uji Koefisien Determinasi ............................................. 68

    5.2.2. Uji F-Statistik ................................................................ 68

    5.2.3. Uji t-Statistik ................................................................. 69

    5.3. Analisis Uji Ekonometrika ....................................................... 70

    5.3.1. Uji Multikolinearitas ..................................................... 70

    5.3.2. Uji Autokorelasi ............................................................ 71

    5.3.3. Uji Heteroskedastisitas .................................................. 72

    5.3.4. Uji Normalitas ............................................................... 72

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    12/98

    12

    5.4. Analisis Ekonomi ..................................................................... 73

    5.4.1. Pengaruh Output Sektor Industri terhadap OutputTotal KabupatenBekasi .................................................. 73

    5.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi OutputSektor Industri di Kabupaten Bekasi ............................. 76

    5.4.3. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadapOutput Sektor Industri di Kabupaten Bekasi ................. 80

    VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 84

    6.1. Kesimpulan .............................................................................. 84

    6.2. Saran ........................................................................................ 84

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 86

    LAMPIRAN ...................................................................................................... 88

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    13/98

    13

    DAFTAR TABEL

    Nomor Halaman

    1.1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha .................................................... 16

    1.2. Kontribusi PDRB Total Berdasarkan Pulau terhadap PDB Indonesia ....... 18

    4.1. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk (LPP) KabupatenBekasi Tahun 2005-2007 ............................................................................ 57

    4.2. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi LapanganUsaha Indonesia (KLUI) di Kabupaten Bekasi ........................................... 58

    4.3. PDRB dan LPE Kabupaten Bekasi Berdasarkan Lapangan UsahaTahun 2006-2007 ......................................................................................... 60

    4.4. Data Investasi, Jumlah Tenaga Kerja, dan Output Sektor Industridi Kabupaten Bekasi ................................................................................... 62

    4.5. Output Sektor Industri Terbesar di 6 Kota/Kabupaten di Jawa BaratTahun 2007 ................................................................................................ 63

    4.6. Banyaknya Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan SedangMenurut Kelompok Industri Tahun 2007 ................................................. 64

    5.1. Hasil Estimasi Model Persamaan Output Total di Kabupaten Bekasi ...... 66

    5.2. Hasil Estimasi Model Persamaan Output Sektor Industridi Kabupaten Bekasi ................................................................................. 67

    5.3. Hasil Uji Signifikansi Variabel Independen pada Model Output TotalKabupaten Bekasi ..................................................................................... 63

    5.4. Hasil Uji Signifikansi Variabel Independen pada Model Output SektorIndustri di Kabupaten Bekasi .................................................................... 76

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    14/98

    14

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Halaman

    1.1. Distribusi PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha di Kabupaten Bekasi ...... 19

    1.2. LPE, LPP, dan Pengangguran Kabupaten Bekasi ....................................... 20

    2.1. Diagram Ketenagakerjaan Penduduk .......................................................... 27

    2.2. Fungsi Produksi .......................................................................................... 34

    2.3. Skema Ekspor Netto ................................................................................... 38

    2.4. Pengaruh Kenaikan Pendapatan di Luar Negeri ......................................... 39

    2.5. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 41

    4.1. Perkembangan Sektor Industri Kabupaten Bekasi Sebelumdan Sesudah Krisis Tahun 1990-2007 ........................................................ 61

    4.2. Nilai Ekspor Impor Kabupaten Bekasi Tahun 1990-2007 .......................... 65

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    15/98

    15

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Halaman

    1. Data-data yang Digunakan pada Penelitian ................................................... 89

    2. Hasil Analisis Regresi Berganda pada Model Pertama ................................. 90

    3. Hasil Analisis Regresi Berganda pada Model Ke dua ................................... 91

    4. Hasil Analisis Uji Ekonometrika pada Model Output TotalKabupaten Bekasi (Model Pertama) .............................................................. 92

    5. Hasil Analisis Uji Ekonometrika pada Model Output Sektor IndustriKabupaten Bekasi (Model Ke dua) ................................................................ 93

    6. Perhitungan Elastisitas Output Modal ........................................................... 94

    7. Perhitungan Elastisitas Output Modal Asing ................................................. 95

    8. Perhitungan Elastisitas Output Modal Domestik ........................................... 96

    9. Perhitungan Elastisitas Output Tenaga Kerja ................................................ 97

    10. Fungsi Kabupaten Bekasi dalam Konstelasi Jabodetabek ............................. 98

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    16/98

    16

    I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2008 meningkat

    sebesar 6,1 persen dimana sektor industri merupakan sektor yang berkontribusi

    paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2008,

    kontribusi sektor industri ini mencapai 27,9 persen yang disusul oleh sektor

    pertanian sebesar 14,4 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 14,0

    persen. Tiga sektor utama ini menunjukkan peranan yang cukup besar terhadap

    PDB Indonesia dimana kontribusinya mencapai 56,3 persen di tahun 2008

    (BPS, 2009).

    Tabel 1.1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha (persen)

    Lapangan Usaha

    Tahun

    2006 2007

    Nominal

    (Juta

    Rupiah)

    Kontribusi

    terhadap

    PDB

    (persen)

    Nominal

    (Juta

    Rupiah)

    Kontribusi

    terhadap

    PDB

    (persen)

    Pertanian 262.402,80 12,97 271.586,90 13,70

    Pertambangan/Penggalian 168.028,90 10,97 171.361,70 11,20

    Industri Pengolahan 514.100,30 27,54 538.077,90 27,01

    Listrik, Gas dan AirBersih 12.251,10 0,91 13.525,20 0,90

    Bangunan 112.233,60 7,52 121.901,00 7,70Perdagangan, Hotel danRestoran 312.520,80 15,02 338.945,70 14,90

    Pengangkutan danKomunikasi 124.975,70 6,94 142.944,50 6,70

    Keuangan, Persewaandan Jasa Perusahaan 170.074,30 8,06 183.659,30 7,70

    Jasa-Jasa 170.705,40 10,07 181.972,10 10,10

    Total PDB 1.847.292,90 100,00 1963.974,30 100,00

    Sumber: BPS, 2007 dan 2008

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    17/98

    17

    Pada Tabel 1.1 terlihat kontribusi industri pengolahan cukup tinggi di

    tahun 2007, meskipun pertumbuhannya negatif tetapi kontribusinya masih berada

    di atas sektor ekonomi lainnya yaitu 27,01 persen. Sektor pertanian, dan sektor

    perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang cukup berpengaruh juga

    terhadap PDB Indonesia di tahun 2007. Peningkatan sektor pertanian hanya 0,73

    persen, sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran pertumbuhannya minus

    0,12 persen di tahun 2007. Hal ini mengindikasikan bahwa diantara ketiga sektor

    ekonomi yang paling berpengaruh bagi PDB Indonesia, adalah industri

    pengolahan karena kontribusinya paling besar terhadap PDB Indonesia.

    Peranan sektor industri dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi berupa

    output sektor industri atau PDB sektor industri, tidak terlepas dari adanya peranan

    investasi dan tenaga kerja. Investasi yang dilakukan adalah investasi langsung

    berupa investasi asing (Penanaman Modal Asing) dan investasi domestik

    (Penanaman Modal Dalam Negeri). Investasi langsung dapat menyerap banyak

    tenaga kerja yang berada di pasar tenaga kerja dan investasi langsung juga

    diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena

    output yang dihasilkan akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

    investasi. Di Indonesia, investasi terdiri dari investasi asing atau biasa disebut

    dengan penanaman modal asing (PMA) dan investasi domestik atau penanaman

    modal dalam negeri (PMDN).

    Selain investasi, tenaga kerja merupakan input atau faktor produksi yang

    digunakan dalam proses produksi pada sektor industri. Tetapi kontribusi industri

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    18/98

    18

    pengolahan yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi tidak disertai

    dengan tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor industri.

    Menurut LIPI (2009), angka pengangguran total di Indonesia pada tahun

    2009 diproyeksikan meningkat menjadi 9 persen. Sebelumnya, angka

    pengangguran sebesar 8,5 persen pada tahun 20081. Hal ini terjadi karena

    pertumbuhan penyerapan tenaga kerja di sektor industri negatif. Padahal,

    berdasarkan Tabel 1.1, kontribusi sektor industri begitu tinggi terhadap PDB

    Indonesia.

    Menurut lokasi, pada tahun 2008, struktur perekonomian Indonesia masih

    didominasi oleh Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB nasional

    sebesar 57,9 persen. Posisi kedua ditempati Sumatra, disusul kemudian oleh

    Kalimantan, Sulawesi, dan pulau lainnya seperti Maluku, Papua dan Nusa

    Tenggara.

    Tabel 1.2. Kontribusi PDRB Total Berdasarkan Pulau terhadap PDB IndonesiaTahun 2008

    WilayahKontribusi terhadap PDB

    Indonesia (persen)

    Pulau Jawa 57,90

    Pulau Sumatera 23,40

    Pulau Kalimantan 10,00

    Pulau Sulawesi 4,50Pulau Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara 4,20

    Jumlah 100,00Sumber: BPS, 2009

    Salah satu daerah di Pulau Jawa, khususnya Propinsi Jawa Barat, yang

    kontribusi PDRBnya paling besar terhadap PDRB Jawa Barat adalah Kabupaten

    1

    LIPI dalam Media Indonesia Online ditulis oleh Heni Rahayu.www.lipi.go.id/www.cgi[31 Agustus 2008]

    http://www.lipi.go.id/www.cgihttp://www.lipi.go.id/www.cgi
  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    19/98

    19

    Bekasi. Kontribusi PDRB Kabupaten Bekasi berada pada peringkat pertama, yaitu

    mencapai 26,42 persen dari total PDRB Propinsi Jawa Barat (BPS Jawa Barat,

    2008). Pembentukan PDRB Kabupaten Bekasi ditentukan oleh besarnya output

    pada sektor industrinya. Besarnya kontribusi sektor industri terhadap PDRB

    Kabupaten Bekasi mencapai kurang lebih 80 persen dengan laju pertumbuhan

    ekonominya sebesar 6,14 persen di tahun 2007.

    Selain sektor industri, kontribusi sektor ekonomi lainnya di Kabupaten

    Bekasi berada pada kisaran 1-2 persen. Jika dibandingkan dengan kontribusi

    sektor industri, angka tersebut ketinggalan jauh tetapi di Kabupaten Bekasi juga

    ada satu sektor yang cukup tinggi kontribusinya, yaitu sektor perdagangan, hotel

    dan restoran, dimana kontribusinya sekitar 9 persen.

    Keterangan: 1. Pertanian, 2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Listrik, gas,dan Air Bersih, 5. Bangunan/Konstruksi, 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran, 7. Angkutan danKomunikasi, 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-jasa.

    Sumber: Bappeda Kabupaten Bekasi, 2008

    Gambar 1.1. Distribusi PDRB Berdasarkan Lapangan Usahadi Kabupaten Bekasi tahun 2007

    Tingginya kontribusi sektor industri di Kabupaten Bekasi, tidak membuat

    angka pengangguran Kabupaten Bekasi menurun secara signifikan. Pada tahun

    2% 2%

    80%

    2% 1%9%

    1% 1% 2%0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    1 2 3 4 5 6 7 8 9

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    20/98

    20

    2007, angka pengangguran Kabupaten Bekasi masih terbilang cukup tinggi yaitu

    mencapai 15,12 persen. Menurut Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

    Kabupaten Bekasi tahun 2007, angka ini diperkirakan akan tetap tinggi dalam

    kurun waktu 3 tahun ke depan karena Kabupaten Bekasi sebagai daerah yang

    penopang utamanya industri, memiliki tingkat urbanisasi yang tinggi sehingga

    berdampak pada laju pertumbuhan penduduk (LPP) yang tinggi juga. Para migran

    tersebut melakukan urbanisasi ke Kabupaten Bekasi karena Kabupaten Bekasi

    merupakan full faktor atau daerah yang mendorong terjadinya urbanisasi karena

    daerah asal tidak ada kesempatan pekerjaan. Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan

    penduduk yang mencapai 3,46 persen pada tahun 2007. Urbanisasi dan LPP yang

    tinggi tersebut, mengakibatkan tidak terpenuhinya antara kesempatan kerja

    dengan banyaknya pencari kerja termasuk angkatan kerja yang sudah terkena

    PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).

    Sumber: Bappeda Kabupaten Bekasi, 2008

    Gambar 1.2. LPE, LPP, dan Pengangguran Kabupaten Bekasi

    Pada Gambar 1.2, angka pengangguran terlihat tinggi mencapai sekitar 15

    persen dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi hanya mencapai 6,14 persen.

    Jika dihubungkan dengan tingkat investasi di Kabupaten Bekasi, angka

    0.00%

    5.00%

    10.00%

    15.00%

    20.00%

    2005 2006 2007

    LPE (Laju

    Pertumbuhan

    Ekonomi)

    LPP (Laju

    Pertumbuhan

    Penduduk)

    Pengangguran

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    21/98

    21

    pengangguran ini bertolak belakang dengan tingkat investasi dan penyerapan

    tenaga kerja di Kabupaten Bekasi. Menurut BPPMD Jawa Barat tahun 2007,

    Kabupaten Bekasi merupakan daerah yang mendapatkan investasi paling besar

    yaitu mencapai 43,64 persen dari keseluruhan investasi yang berada di Jawa Barat

    atau senilai Rp 30,223 trilyun. Selain itu, dari investasi yang telah dilakukan,

    penyerapan tenaga kerja yang terjadi mencapai 95.110 orang dimana penyerapan

    tenaga kerja ini merupakan penyerapan tenaga kerja yang berada pada peringkat

    pertama diantara kabupaten dan kota-kota lainnya yang berada di Jawa Barat.

    1.2. Perumusan Masalah

    Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang erat

    karena penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan jasa

    sedangkan pengangguran tidak memberikan kontribusi. Studi yang dilakukan oleh

    ekonom Arthur Okun2 yang sekarang dikenal dengan Okun Law menyatakan

    bahwa:

    Ada indikasi hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan

    pengangguran, sehingga semakin tinggi tingkat pengangguran, semakin rendah

    tingkat pertumbuhan ekonominya.

    Pada tahun 2007, angka pengangguran Kabupaten Bekasi masih terbilang

    cukup tinggi yaitu sekitar 15 persen dengan pertumbuhan ekonominya hanya

    mencapai 6,14 persen (Bappeda Kabupaten Bekasi, 2008). Angka pengangguran

    Kabupaten Bekasi diperkirakan akan terus meningkat karena pada akhir tahun

    2008, industri di Kabupaten Bekasi melakukan PHK sebanyak 3000 orang pekerja

    2

    Okun Law dalam Laporan Perkembangan Ekonomi dan Perbankan Kepulauan Bangka Belitung,tahun 2006 oleh Bank Indonesia Palembang.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    22/98

    22

    yang diakibatkan oleh krisis finansial global. Tenaga kerja yang terkena PHK

    merupakan para pekerja yang bekerja di industri elektronik, otomotif, plastik, dan

    tekstil dimana industri tersebut merupakan industri yang mendapatkan alokasi

    investasi terbesar dengan penyerapan tenaga kerja terbesar juga di Kabupaten

    Bekasi.

    Sektor industri seharusnya dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja

    karena investasi dan output sektor industrinya juga tinggi, khususnya di

    Kabupaten Bekasi dimana penopang utamanya adalah sektor industri.

    Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik permasalahan dalam penulisan skripsi

    ini, diantaranya:

    1. Bagaimana pengaruh output sektor industri terhadap output total

    Kabupaten Bekasi?

    2. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi output sektor industri di

    Kabupaten Bekasi?

    3. Bagaimana pengaruh faktor investasi dan tenaga kerja terhadap output

    sektor industri di Kabupaten Bekasi?

    1.3.

    Tujuan Penelitian

    Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas,

    terdapat beberapa tujuan dalam penelitian ini, yaitu:

    1. Menganalisis pengaruh output sektor industri terhadap output total

    Kabupaten Bekasi.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    23/98

    23

    2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi output sektor

    industri di Kabupaten Bekasi.

    3. Menganalisis pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap output sektor

    industri di Kabupaten Bekasi.

    1.4. Manfaat Penelitian

    Penelitian skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

    1. Memberikan informasi tentang keadaan sektor industri, khususnya di

    Kabupaten Bekasi.

    2. Memberikan kesempatan belajar bagi penulis dan mencoba untuk

    menginterpretasikan ilmu yang pernah diperoleh selama kuliah.

    3. Memberikan informasi bagi para pembaca dan sebagai bahan referensi

    bagi kalangan akademis yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

    4. Memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah maupun

    industri dalam menetapkan suatu kebijakan untuk mendorong kamajuan

    sektor industri di Kabupaten Bekasi.

    1.5. Ruang Lingkup Penelitian

    Industri yang termasuk ke dalam penelitian ini adalah semua industri

    pengolahan yang berada di Kabupaten Bekasi. Pengaruh output sektor industri

    terhadap output total Kabupaten Bekasi dianalisis dengan menggunakan variabel

    output sektor industri, sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran,

    serta output sektor jasa di Kabupaten Bekasi. Hal ini dilakukan karena faktor

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    24/98

    24

    output sektor tersebut diduga paling dominan dalam pembentukan Produk

    Domestik Regional Bruto Kabupaten Bekasi selain output sektor industri. Selain

    itu juga, output PDB Indonesia, kontribusi tebesarnya ada pada output sektor-

    sektor tersebut. Seluruh data yang digunakan dalam pengolahan ini menggunakan

    data riil dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2007.

    Hanya faktor investasi dan tenaga kerja saja yang diteliti lebih dalam pada

    penulisan skripsi ini untuk melihat pengaruhnya terhadap output sektor industri di

    Kabupaten Bekasi. Hal tersebut dilakukan karena investasi dan tenaga kerja

    diduga dominan dalam mempengaruhi output sektor industri di Kabupaten Bekasi.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    25/98

    25

    II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

    2.1. Tinjauan Pustaka

    2.1.1. Konsep Industri

    Industri adalah perusahaan-perusahaan yang berkumpul di suatu daerah

    tertentu untuk menghasilkan suatu barang yang sama (Putong, 2002). Industri

    dapat digolongkan menjadi beberapa macam sub industri, yaitu;

    1. Industri pengolahan

    2. Industri pariwisata

    3. Industri hiburan

    4. Industri pendidikan, dan lain-lain.

    Menurut Badan Pusat Statistik, industri dapat diklasifikasikan menjadi

    empat jenis industri, yaitu:

    1. Industri besar: industri yang menggunakan tenaga kerja 100 orang atau

    lebih.

    2. Industri sedang: industri yang menggunakan tenaga kerja antara 20-99

    orang.

    3. Industri kecil: industri yang menggunakan tenaga kerja antara 5-19

    orang.

    4. Industri rumah tangga: industri yang menggunakan tenaga kerja

    kurang dari 5 orang.

    Industri berdasarkan besar kecilnya modal terdiri dari industri padat modal

    dan industri padat karya. Putong (2002), mengemukakan bahwa menurut fungsi

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    26/98

    26

    produksi Cobb-Douglas, padat modal (capital intensive) merupakan faktor

    produksi modal yang memiliki kemampuan lebih besar daripada tenaga kerja,

    sedangkan padat karya (labor intensive), kemampuan tenaga kerja lebih besar

    daripada kemampuan modalnya.

    Industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan

    teknologi, inovasi, spesialisasi, dan perdagangan antar negara yang pada akhirnya

    sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan mendorong perubahan

    struktur ekonomi (Tambunan, 2001). Lain halnya dengan yang diungkapkan oleh

    Sastrosoenarto (2006), bahwa industrialisasi bukan hanya pendirian pabrik-pabrik

    saja tetapi membangun masyarakat industri secara luas dimana adanya

    transformasi masyarakat menuju masyarakat yang maju dan sejahtera secara

    struktural maupun kultural, karena industrialisasi yang dilakukan merupakan

    upaya terpadu dengan pengembangan sektor pertanian dalam arti yang luas,

    terutama swasembada pangan dan pengembangan sektor jasa dalam arti yang luas.

    2.1.2. Tenaga Kerja

    Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur pada batas usia kerja,

    dimana batas usia kerja setiap negara berbeda-beda (Dumairy, 1996). Usia kerja

    adalah penduduk berumur 15 tahun keatas yang telah dianggap mampu

    melaksanakan pekerjaan, mencari kerja, bersekolah, mengurus rumah tangga, dan

    kelompok lainnya seperti pensiunan (Disnaker, 2006).

    Tenaga kerja menurut Disnaker adalah setiap orang laki-laki atau wanita

    yang sedang dalam atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar

    hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    27/98

    27

    masyarakat. Tenaga kerja ini ada yang termasuk ke dalam angkatan kerja dan

    bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (berumur 15

    tahun atau lebih) yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya

    pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan

    sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja, diantaranya adalah mereka yang

    selama seminggu yang lalu hanya bersekolah (pelajar dan mahasiswa), mengurus

    rumah tangga, dan mereka yang tidak melakukan kegiatan yang dapat

    dikategorikan sebagai pekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan

    (Disnaker, 2006).

    Gambaran ketenagakerjaan dapat digambarkan dalam bentuk diagram

    Gambar 2.1.

    Sumber: Disnaker, 2006

    Gambar 2.1. Diagram Ketenagakerjaan Penduduk

    Menurut Japan Productivity Center (1980) dalam Ravianto (1986)

    mengungkapkan bahwa inti dari tenaga kerja merupakan bentuk keunikan tingkah

    laku dari manusia yang dapat meningkatkan produktifitas dengan memperbaiki

    Usia kerja

    Angkatan kerja

    Bekerja Mencari pekerjaan

    Penduduk

    Bukan usia kerja

    Bukan angkatan kerja

    Sekolah Mengurus rumah tangga Lain-lain

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    28/98

    28

    kondisi kerja merupakan landasan untuk mengisi kehidupan secara baik serta

    memberikan arti bagi kehidupan manusia. Mengartikan kata labor atau tenaga

    kerja, di dalam Landasan Produktifitas (Productivity Flat Forrm), tenaga kerja

    mencakup tenaga kerja intelektual dan tenaga kerja fisik serta mencakup setiap

    aspek kehidupan kerja. Artinya, bahwa seorang individu dipandang sebagai

    kesatuan sosial dan merupakan ukuran konkret untuk meningkatkan mutu

    kehidupan masyarakat.

    2.1.3. Investasi

    Investasi merupakan salah satu faktor yang menentukan laju pertumbuhan

    ekonomi, karena selain akan mendorong kenaikan output secara signifikan,

    investasi juga akan meningkatkan permintaan input yang salah satunya adalah

    tenaga kerja, sehingga akan mempengaruhi pada penyediaan kesempatan kerja

    dan penyerapan tenaga kerja pun tinggi, akhirnya kesejahteraan masyarakat

    tercapai sebagai akibat dari meningkatnya pendapatan yang diterima masyarakat.

    Menurut Kawengian (2002), investasi adalah mobilisasi sumber daya

    untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa

    yang akan datang. Tujuan utama investasi ada dua, yaitu mengganti bagian dari

    penyediaan modal yang rusak dan tambahan penyediaan modal yang ada.

    Pembangunan di suatu daerah tidak terlepas dari perkembangan distribusi

    dan alokasi investasi daerah. Pemisahan jenis investasi dalam melakukan investasi

    sangat perlu, yaitu antara investasi yang dilakukan oleh sektor swasta dan

    pemerintah, karena faktor yang mempengaruhi atau menentukan lokasi kedua

    jenis investasi tersebut berbeda. Pemerintah menyikapi hal ini harus

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    29/98

    29

    memperhatikan faktor-faktor yang ada, seperti pengembangan suatu daerah

    tertentu karena alasan politis dan strategis, misalnya daerah perbatasan dan daerah

    yang mempunyai sejarah serta ciri khusus, sehingga memerlukan perhatian yang

    khusus juga (Kawengian, 2002).

    Pola investasi yang dilakukan di Indonesia sejak tahun 1973 adalah pola

    investasi di sektor-sektor industri manufaktur, pertambangan dan jasa

    (Panglaykim, 1983). Salah satu investasi ini adalah investasi asing dalam

    perkembangan ekonomi nasional dan merupakan bagian dari kegiatan MNC

    (Multi National Corporation). Indonesia memberikan kesempatan untuk

    mengadakan investasi-investasi di sektor manufaktur dan menjamin suplay bahan-

    bahan mentah telah dipergunakan oleh investor dengan baik. Investasi asing yang

    dilakukan berupa sistem perjanjian, dimana pihak asing mempersiapkan studi

    kelayakan usahanya dan bila dianggap sudah layak maka pihak asing

    menyediakan modal, manajemen, teknologi, dan pasar.

    2.1.4. Pertumbuhan Ekonomi

    Menurut Dumairy (1996), pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

    dilihat dari pendapatan nasionalnya. Pendapatan nasional ini mengarah ke Produk

    Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP), atau bisa juga

    Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Selain itu,

    bisa merujuk ke Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP)

    atau Pendapatan National (Net Income) dimana semuanya itu memiliki konsep

    yang berbeda satu sama lain.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    30/98

    30

    Pertumbuhan ekonomi adalah satu mesin paling tangguh untuk

    menghasilkan peningkatan jangka panjang standar hidup yang terjadi kepada

    standar hidup materi seseorang atau masyarakat yang bergantung pada

    pertumbuhan pendapatan nasional dengan diukur oleh PDB dalam kaitannya

    dengan pertumbuhan penduduk (Lipsey, et al.,1997).

    GNP atau PDB adalah nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksi

    oleh faktor-faktor produksi dalam negeri dalam satu periode waktu tertentu.

    Output dari masing-masing barang dan jasa dinilai berdasarkan harga pasarnya

    dan nilai-nilai itu dijumlahkan sebagai nilai dari GNP (Dornbusch dan Fischer,

    1997).

    Produk Domestik Regional Bruto atau biasa dikenal dengan PDRB adalah

    total nilai barang dan jasa yang diproduksi di wilayah atau regional tertentu dan

    dalam kurun waktu tertentu biasanya satu tahun (BPS, 2008). Menurut Badan

    Pusat Statistik, cara perhitungan PDRB dapat dilakukan dengan menggunakan

    tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan

    pendekatan pengeluaran.

    1. Pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir

    yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam

    jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit produksi tersebut

    dikelompokkan menjadi sembilan sektor atau lapangan usaha, yaitu:

    Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik,

    Gas dan Air Bersih, Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran,

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    31/98

    31

    Pengangkutan dan Komunikasi, Jasa Keuangan, Persewaan dan Jasa

    Perusahaan, Jasa-jasa.

    2. Pendekatan pengeluaran, PDRB adalah penjumlahan semua komponen

    permintaan akhir, yaitu Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga

    swasta yang tidak mencari untung, Konsumsi pemerintah, Pembentukan

    modal tetap domestik bruto, Perubahan stok, Ekspor netto, dalam jangka

    waktu tertentu (satu tahun). Ekspor netto adalah ekspor dikurangi impor.

    3. Pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang

    diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi

    dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa

    faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa rumah, bunga

    modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak

    penghasilan dan pajak lainnya.

    2.2. Penelitian Terdahulu

    Tejasari (2008) dalam penelitiannya tentang Peranan Sektor Usaha Kecil

    dan Menengah dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi di

    Indonesia menggunakan dua buah model analisis data regresi liniear berganda

    dengan metode OLS dan software yang digunakan yaitu Eviews 4.1. Hasil

    penelitiannya membuktikan bahwa tenaga kerja dan investasi secara signifikan

    berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

    Penelitian Octivaningsih (2006) tentang Analisis Pengaruh Nilai Upah

    Minimum Kabupaten terhadap Investasi, Penyerapan Tenaga Kerja, dan PDRB

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    32/98

    32

    di Kabupaten Bogor menggunakan model persamaan simultan dan software

    SASV8. Salah satu hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa investasi asing

    dan investasi dalam negeri berpengaruh positif terhadap PDRB Kota Bogor dan

    penyerapan tenaga kerja sektor manufaktur sangat dipengaruhi oleh upah

    minimum kabupaten sedangkan penyerapan tenaga kerja di sektor non manufaktur

    tidak berpengaruh secara signifikan.

    Kawengian (2002) melakukan penelitian yang berjudul Analisis

    Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja dalam Sektor Pertanian dan Sektor Industri

    Guna Menentukan Strategi Pembangunan Ekonomi Irian Jaya.Pengolahan data

    yang digunakan adalah pengolahan data kuantitatif dan deksriptif. Analisis

    pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan mengggunakan fungsi

    produksi Cobb-Douglas yang telah dikembangkan sehingga dapat menerangkan

    hubungan antara variabel-variabel yang akan diuji. Hasil dari penelitian tersebut

    menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB pada periode yang diteliti, ternyata

    masih sulit diandalkan melalui investasi maupun produktifitas tenaga kerja sektor

    pertanian dan industri sehingga dapat dikatakan investasi dan tenaga kerja

    pengaruhnya tidak efisien dalam meningkatkan PDRB di Irian Jaya. Pada

    penelitian Kawengian ini, kegiatan investasi memberikan pengaruh terhadap

    PDRB Irian Jaya tetapi investasi tidak mampu menimbulkan efek pertumbuhan

    yang kuat apabila tidak diikuti dengan peningkatan kualitas tenaga kerja.

    Penelitian tentang Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja

    terhadap PDRB Sumatera Utara yang telah dilakukan oleh Novita Linda

    Sitompul (2008) menunjukkan bahwa PDRB Sumatera Utara dipengaruhi oleh

    http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journals&sf=author&keyword=novita%20linda%20sitompul&exact=1&task=searchhttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journals&sf=author&keyword=novita%20linda%20sitompul&exact=1&task=searchhttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journals&sf=author&keyword=novita%20linda%20sitompul&exact=1&task=searchhttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journals&sf=author&keyword=novita%20linda%20sitompul&exact=1&task=searchhttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journals&sf=author&keyword=novita%20linda%20sitompul&exact=1&task=search
  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    33/98

    33

    tiga sektor ekonomi utama, yaitu sektor pertanian, sektor industri dan sektor

    perdagangan, hotel dan restoran. Ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi

    terbesar terhadap PDRB Sumatera Utara. Berdasarkan hasil estimasi, ditemukan

    bahwa investasi PMDN tahun sebelumnya, PMA tahun sebelumnya, jumlah

    tenaga kerja, dan kondisi perekonomian berpengaruh positif terhadap PDRB

    Sumatera Utara. Hal ini berarti PDRB Sumatera Utara akan semakin meningkat

    dengan meningkatnya investasi dan jumlah tenaga kerja. Secara parsial, hasil

    analisis menunjukkan bahwa investasi PMDN tahun sebelumnya, investasi PMA

    tahun sebelumnya dan jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap

    PDRB Sumatera Utara, sedangkan kondisi perekonomian tidak berpengaruh

    signifikan. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square(OLS).

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian

    ini menganalisis pengaruh output sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi

    di Kabupaten Bekasi yang dicerminkan dengan PDRB Kabupaten Bekasi.

    Analisis ini menyertakan variabel output sektor industri, sektor pertanian, sektor

    hotel, perdagangan dan restoran, serta output sektor jasa di Kabupaten Bekasi. Hal

    ini dilakukan karena faktor output sektor tersebut diduga paling dominan dalam

    pembentukan PDRB Kabupaten Bekasi selain output sektor industri.

    Selain itu, penulisan skripsi ini mengidentifikasi dan menganalisis faktor-

    faktor yang mempengaruhi output sektor industri di Kabupaten Bekasi. Analisis

    ini menyertakan juga variabel ekspor dan impor sebagai variabel independennya

    karena berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bekasi, tingginya output sektor

    industri di Kabupaten Bekasi dicerminkan oleh tingkat ekspornya yang tinggi.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    34/98

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    35/98

    35

    Gambar 2.2 menunjukkan bahwa jika salah satu faktor produksi yang lain

    variabel, maka hubungan antara faktor produksi variabel dan kuantitas produksi

    mempunyai perilaku tertentu. Gambar 2.2 (a) menerangkan bahwa jika variabel

    Modal tetap dan variabel Tenaga Kerja variabel. Hal yang sebaliknya terjadi pada

    Gambar 2.2 (b), yaitu faktor Tenaga Kerja tetap dan Modal variabel.

    Ketika faktor variabel nol, kuantitas produksi juga nol. Artinya, semakin

    besar faktor variabel yang digunakan maka semakin besar juga kuantitas produksi

    yang dihasilkan. Penambahan jumlah produksi ini akan terus bertambah sampai

    kepada penambahan suatu kuantitas faktor akan menurunkan kuantitas dari hasil

    produksi, dimana penggunaan faktor telah digunakan secara optimal.

    2.3.2. Hubungan Investasi, Tenaga Kerja, dan Output

    Hubungan Investasi, tenaga kerja, dan PDRB dapat dijelaskan dengan

    menggunakan konsep elastisitas produksi. Bentuk matematis dari fungsi produksi

    dapat ditulis: (Nicholson, 1999)

    Y= f(K, TK, M ) ............................................... (2.1)

    dimana:

    Y = Produk Domestik Regional Bruto (Output)K = Modal atau Investasi

    TK = Tenaga KerjaM = Material

    Fungsi atau persamaan (2.1) menjelaskan bahwa output tergantung pada

    variabel atau faktor-faktor yang berada di dalam fungsi output. Elastisitas output

    terhadap modal adalah:

    .................. (2.2)

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    36/98

    36

    ........................................... (2.3)

    Persamaan (2.3) menunjukkan bahwa bagaimana respon output jika terjadi

    perubahan pada variabel modal. Begitu juga untuk elastisitas output terhadap

    tenaga kerja, persamaannya:

    ............ (2.4)

    ..................................... (2.5)

    Elastisitas pada persamaan (2.5) menunjukkan bahwa bagaimana respon

    output jika terjadi perubahan pada variabel tenaga kerja, sehingga dari persamaan

    (2.3) dan (2.5) dapat disimpulkan: (Putong, 2002)

    - Jika > maka faktor produksi modal mempunyai kemampuan

    lebih besar daripada faktor tenaga kerja sehingga disebut sebagai industri

    padat modal.

    - Bila < , maka faktor tenaga kerja lebih dominan daripada modal

    sehingga industri tersebut disebut sebagai industri padat karya.

    2.3.3. Hubungan Ekspor, Impor, dan Output

    Dalam perekonomian terbuka, terjadinya perdagangan luar negeri

    termasuk ke dalam perhitungan pendapatan nasional. Indikator yang dijadikan

    untuk perhitungannya adalah ekspor dan impor atau biasa juga disebut sebagai net

    ekspor(ekspor setelah dikurangi dengan impor).

    Variabel ekspor dimasukkan karena ada faktor perdagangan luar negeri

    dalam kerangka keseimbangan pasar dan neraca perdagangan. Jika pengembangan

    perdagangan luar negeri berada dalam skedul IS, maka ekspor neto di dalam

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    37/98

    37

    perekonomian terbuka merupakan komponen dari permintaan agregat (Dornbusch

    dan Fischer, 1997). Pihak asing membeli sebagian dari output domestik (ekspor)

    dan produsen mancanegara menerima sebagian masyarakat dalam negeri (impor).

    Hal ini menimbulkan perubahan sehingga pengeluaran di dalam negeri tidak lagi

    menentukan output dalam negeri. Sebelumnya, pengeluaran dalam negeri

    merupakan fungsi dari konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintahan, tetapi

    sekarang fungsinya menjadi variabel ekspor dan impor menentukan output dalam

    negeri. Secara matematis,dapat ditulis pada persamaan (2.6):

    Y = C + I + G + (XM) ............................................ (2.6)

    dimana :

    Y = Output TotalC = Konsumsi Rumah TanggaI = Investasi SwastaG = Pengeluaran PemerintahX = EksporM = Impor

    Penentuan pendapatan yaitu dengan cara mengasumsikan pengeluaran atau

    belanja domestik tergantung pada tingkat pendapatan dan suku bunga. Selain itu,

    adanya asumsi ekspor neto yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dalam negeri,

    yang mempengaruhi pengeluaran impor pada pendapatan luar negeri, dan nilai

    tukar riil. Jika dirumuskan dalam persamaan, maka akan tampak seperti pada

    persamaan akhir atau persamaan (2.9).

    X = X(Yf,R) ................................................................. (2.7)

    M = M(Y, R ................................................................ (2.8)

    NX = X-M .................................................................... (2.9)

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    38/98

    38

    NX (Y, R, Yf)

    Y

    sehingga :

    NX = X(Yf, R) - M(Y, R) ............................................. (2.10)

    NX = NX(Y, Yf, R) ....................................................... (2.11)

    dimana:

    Y = Pendapatan domestikR = Nilai tukar riilYf = Pendapatan luar negeriX = EksporM = Impor

    NX = Net Ekspor

    Net ekspor merupakan penurunan fungsi tingkat pendapatan. Kenaikan

    pendapatan yang akan meningkatkan impor yang kemudian akan menurunkan

    ekspor netto.

    Sumber: Dornbusch dan Fischer, 1997

    Gambar 2.3. Skema Ekspor Netto

    Pada gambar 2.3, garis ekspor netto akan lebih curam ketika prospensitas

    marjinal untuk melakukan impor semakin tinggi. Gambar 2.3 dikembangkan

    untuk tingkat pendapatan tertentu di luar negeri (Yf), dan untuk nilai tukar riil (R)

    yang terbuka juga.

    Jika pendapatan di luar negeri meningkat, maka permintaan luar negeri

    terhadap barang-barang dalam negeri meningkat, termasuk ekspor netto yang

    0

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    39/98

    39

    NX

    Output

    Output0

    E

    E

    IS

    IS

    EE

    NX

    mengalami peningkatan pada setiap tingkat pendapatan dalam negeri. Hal ini

    mengakibatkan terjadinya pergeseran kurva IS ke sebelah kanan seperti pada

    Gambar 2.4 yang menerangkan bahwa tingkat keseimbangan pendapatan yang

    baru berada pada Y yang tadinya berada pada Y0. Keadaan ini mengakibatkan

    ekspor netto meningkat ke sebelah kanan ke NX. Pada tingkat keseimbangan

    yang baru, tingkat ekspor netto meningkat walaupun kurang dari besarnya

    kenaikan ekspor karena adanya peningkatan pendapatan dalam negeri yang

    diakibatkan oleh kenaikan impor.

    Sumber: Dornbush dan Fischer, 1997

    Gambar 2.4. Pengaruh Kenaikan Pendapatan di Luar Negeri

    Di tahun 2008, kontribusi sektor industri terhadap PDB Indonesia

    mencapai 27,9 persen. Salah satu daerah di Jawa Barat yang penopang utamanya

    ada di sektor industri adalah Kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi memiliki

    kontribusi sektor industri terhadap PDRB totalnya mencapai 80,25 persen.

    0

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    40/98

    40

    Adanya kontribusi yang tinggi dari sektor industri ini tidak terlepas dari peranan

    tenaga kerja dan investasi sebagai faktor produksinya. Menurut BPPMD Jawa

    Barat, investasi di Kabupaten Bekasi mencapai 43,64 persen dari keseluruhan

    investasi di Jawa Barat dan sebagian besar investasi tersebut dialokasikan untuk

    sektor industri.

    Meskipun tingkat investasi dan PDRB Kabupaten Bekasi baik itu sektor

    industri maupun totalnya tinggi, angka pengangguran masih tetap tinggi juga.

    Angka pengangguran Kabupaten Bekasi sebesar 15 persen dimana angka tersebut

    lebih tinggi dari pertumbuhan ekonominya yang hanya 6,5 persen.

    Angka pengangguran Kabupaten Bekasi diperkirakan akan terus

    meningkat karena pada akhir tahun 2008, industri di Kabupaten Bekasi

    melakukan PHK sebanyak 3000 orang pekerja yang diakibatkan oleh krisis

    finansial global. Tenaga kerja yang terkena PHK merupakan para pekerja yang

    bekerja di industri elektronik, otomotif, plastik, dan tekstil dimana industri

    tersebut merupakan industri yang mendapatkan alokasi investasi terbesar dengan

    penyerapan tenaga kerja terbesar juga di Kabupaten Bekasi.

    Sektor industri seharusnya dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja

    karena investasi dan output sektor industrinya juga tinggi, khususnya di

    Kabupaten Bekasi dimana penopang utamanya adalah sektor industri.

    Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat

    disajikan ke dalam Gambar 2.5.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    41/98

    41

    Gambar 2.5. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian

    : Alur Penelitian

    : Metode Penelitian

    PadatModal

    PadatKarya

    Positif Negatif

    OLS

    Positif NegatifElastisitas Faktor

    Input

    Sektor Industri

    - Kontribusi sektor industri terhadap PDB Indonesia 27,9 persen.

    - Kabupaten Bekasi kontribusi terbesarnya berada pada sektor industri yang

    mencapai 80,25 persen terhadap PDRB totalnya dan dicerminkan dengan

    tingginya ekspor Kabupaten Bekasi.

    - Investasi cukup tinggi, mencapai 43,64 persen dari keseluruhan investasi yang

    berada di Jawa Barat dan dialokasikan sebagian besar pada sektor industri.

    - PHK sebanyak 3000 pekerja di akhir tahun 2008.

    - Angka pengangguran tetap tinggi meskipun kontribusi sektor industri terhadap

    PDRB sangat besar.

    9 sektor /lapangan usaha(4 kontribusi sektor terbesar)

    PendekatanProduksi

    Industri Total

    Output

    FaktorInput

    Pendekatan

    Pengeluaran

    Rekomendasi Kebijakan

    investasi Tenagakerja

    Ekspor Impor OLS

    Krisis

    Krisis

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    42/98

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    43/98

    43

    - Ekspor diduga berpengaruh positif terhadap output. Artinya,

    peningkatan ekspor akan meningkatkan output pada sektor industri di

    Kabupaten Bekasi.

    - Impor diduga berpengaruh negatif terhadap output. Artinya,

    peningkatan impor akan menurunkan output sektor industri di

    Kabupaten Bekasi.

    - Krisis ekonomi 1997-1998 diduga memberikan pengaruh yang berbeda

    nyata terhadap output sektor industri di Kabupaten Bekasi.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    44/98

    44

    III. METODE PENELITIAN

    3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Dalam penelitian ini, Kabupaten Bekasi dijadikan sebagai objek penelitian

    untuk menganalisis pengaruh output sektor industri terhadap output total

    Kabupaten Bekasi. Penentuan Kabupaten Bekasi sebagai objek penelitian

    dilakukan secara sengaja, karena mengingat Kabupaten Bekasi merupakan salah

    satu daerah di Jawa Barat yang kontribusi sektor industrinya besar dan tingkat

    investasi serta penyerapan tenaga kerjanya cukup tinggi di antara kabupaten dan

    kota lainnya di Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai

    dengan bulan Agustus 2009.

    3.2. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder

    yang berupa data time series dari tahun 1990 sampai tahun 2007. Data tersebut

    antara lain terdiri dari data investasi, jumlah tenaga kerja, ekspor, impor, PDRB

    sektor industri, pertanian, perdagangan, hotel, dan restoran, PDRB sektor jasa di

    Kabupaten Bekasi, serta PDRB total Kabupaten Bekasi. Data bersumber dari

    BPS, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Perindustrian dan

    Perdagangan, Badan Perncanaan Daerah Kabupaten Bekasi, Badan Koordinasi

    dan Penanaman Modal (BKPM) Pusat, internet, dan beberapa sumber lainnya

    yang dapat menunjang dalam penulisan skripsi ini. Selain itu, pengolahan data

    dalam penelitian ini menyertakan variabel dummy, dimana dummy yang

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    45/98

    45

    digunakan adalah krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998. Penyertaan

    variabel dummy ini dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian

    berada pada tahun 1990-2007.

    3.3. Metode Analisis Data

    Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

    adalah metode kuantitatif deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk

    menggambarkan kondisi tenaga kerja, investasi dan output Kabupaten Bekasi

    khususnya yang berada pada sektor industri. Selain itu juga untuk

    menggambarkan pengaruh sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi

    Kabupaten Bekasi yang dicerminkan oleh Produk Domestik Regional Bruto

    Kabupaten Bekasi.

    Metode kuantitatif dalam penulisan skripsi ini dengan menggunakan

    model ekonometrika yang terdiri dari dua model regresi linier berganda dengan

    metode OLS (Ordinary Least Square). Regresi linier sederhana yaitu persamaan

    regresi yang hanya mempunyai satu variabel bebas. Jika di dalam persamaan

    tersebut memiliki lebih dari satu variabel bebas, maka dinamakan model regresi

    linier majemuk atau berganda (Nachrowi dan Usman, 2006). Data yang digunakan

    dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan software Eviews 6 dengan

    bantuanMicrosoft Excel 2007.

    Model pertama merupakan model yang digunakan untuk menganalisis

    pengaruh sektor industri terhadap output total Kabupaten Bekasi yang

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    46/98

    46

    dicerminkan oleh Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bekasi. Model

    persamaannya seperti pada persamaan 3.1.

    1.Fungsi output total Kabupaten Bekasi:

    LNPDRB_TOT = LN b0+ b1LNPDRB_PERT + b2LNPDRB_INDT

    + b3LNPDRB_PHR + b4LNPDRB_JS + b5DK + et....... (3.1)

    dimana:

    PDRB_TOT = Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bekasi

    (Rupiah).PDRB_INDT = Produk Domestik Regional Bruto sektor industri

    Kabupaten Bekasi (Rupiah).PDRB_PERT = Produk Domestik Regional Bruto sektor pertanian

    Kabupaten Bekasi (Rupiah).PDRB_PHR = Produk Domestik Regional Bruto sektor

    perdagangan, hotel, dan restoran Kabupaten Bekasi(Rupiah).

    PDRB_JS = Produk Domestik Regional Bruto sektor jasaKabupaten Bekasi (Rupiah).

    DK = Dummy krisisb0 = Indeks efisiensib1 = Koefisien dari output sektor industrib2 = Koefisien dari output sektor pertanianb3 = Koefisien dari output sektor perdagangan, hotel dan

    restoranb4 = Koefisien dari output sektor jasaet = Residual

    Model pada persamaan kedua merupakan model yang digunakan untuk

    menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi output sektor industri dengan

    menggunakan model regresi linier berganda. Bentuk persamaannya ada pada

    persamaan 3.2.

    2. Fungsi output sektor industri Kabupaten Bekasi:

    LNPDRB_INDT = LN bo+ b1LNPMA + b2LNPMDN + b3LNJTK + b4 LNEKS

    + b5LNIMP + b6DK + et............................................... (3.2)

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    47/98

    47

    dimana:

    PDRB_INDT = Produk Domestik Regional Bruto sektor industriKabupaten Bekasi (Rupiah).

    PMDN = Penanaman Modal Dalam Negeri (Rupiah).PMA = Penanaman Modal Asing (US Dollar).JTK = Jumlah Tenaga Kerja (Orang)EKS = Ekspor Kabupaten Bekasi (US Dollar).IMP = Impor Kabupaten Bekasi (US Dollar).DK = Dummy krisis

    b0 = Indeks efisiensib1 = Koefisien dari PMAb2 = Koefisien dari PMDN

    b3 = Koefisien dari tenaga kerjab4 = Koefisien dari eksporb5 = Koefisien dari imporet = Residual

    3.4. Uji Statistik

    3.4.1. Uji Koefisien Determinan R2

    Koefiisien determinasi (Goodness of Fit) merupakan suatu ukuran dalam

    regresi yang dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang

    diestimasi (Nachrowi dan Usman, 2006). Koefisien determinansi ini

    mencerminkan besarnya variasi dari variabel terikat yang dapat diterangkan oleh

    variabel bebas. Bila nilai R2 = 0, maka variabel bebas sama sekali tidak dapat

    menerangkan variabel terikat. Jika R2= 1, maka variasi dari variabel terikat secara

    keseluruhan dapat diterangkan oleh variabel bebas sehingga semua titik

    pengamatan berada tepat pada garis regresi. Maka dari itu, baik atau buruknya

    persamaan regresi tergantung dari R2 nya yang nilainya berada diantara 0 dan 1.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    48/98

    48

    Rumus koefisien determinasi ini adalah:

    (3.3)

    dimana:

    R2 = Koefisien Determinasi

    JKR = Jumlah Kuadrat Regresi

    JKT = Jumlah Kuadrat Total

    3.4.2. Uji F-Statistik

    Rumusan R2 menyerupai dengan Uji-F, sehingga formulasi Uji-F dapat

    diformulasikan sebagai berikut:

    ...................................... (3.3)

    Uji-F dilakukan untuk melakukan uji koefisien regresi secara bersamaan.

    Secara umum, hipotesis yang digunakannya adalah:

    H0: a1= a2= a3= a4= ........ = ak = 0

    H1: tidak demikian (paling tidak ada satuslopeyang 0)

    (k merupakan banyaknya variabel bebas)

    Setelah didapat Fhitung, lalu dibandingkan dengan Tabel F dengan d f

    sebesar k dan n-k.

    Jika Fhit> F (k,n-k-1)maka tolak H0

    Jika Fhit< F (k,n-k-1)maka terima H0

    Jika H0 ditolak, maka ini menunjukkan bahwa paling tidak ada satu

    variabel bebas yang signifikan secara statistik berpengaruh terhadap variabel tak

    bebas atau variabel terikat. Sedangkan jika H0diterima maka tidak ada satu pun

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    49/98

    49

    variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas secara

    statistik.

    3.4.3. Uji t-Statistik

    Setelah melakukan uji koefisien secara keseluruhan, maka koefisien

    regresi dihitung secara individu dengan menggunakan suatu uji yang dikenal

    dengan Uji-t. Pengujian ini berfungsi juga untuk mengetahui tentang pengaruh

    dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat apakah signifikan

    atau tidak.

    t-hitung didefinisikan sebagai:

    ......................................................... (3.5)

    Dalam Uji-t, hipotesis yang digunakan adalah:

    H0: ai= 0

    H1: ai 0 i = 1,2,3,....., k

    Setelah didapat thitung, lalu dibandingkan dengan nilai t tabel:

    Jika thit> t/2 (n-k)maka tolak H0

    Jika thit< t/2 (n-k) maka terima H0

    Jika H0ditolak, maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel

    tak bebas, sedangkan jika H0 diterima maka variabel bebas tidak berpengaruh

    nyata terhadap variabel tak bebas.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    50/98

    50

    3.5. Uji Ekonometrik

    3.5.1. Multikolinearitas

    Multikolinearitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah

    ada hubungan linier antara variabel bebas. Jika tidak ada korelasi antara kedua

    variabel, maka koefisien pada regersi majemuk akan sama dengan koefisien pada

    regresi sederhana. (Nachrowi dan Usman, 2006). Maka dari itu, dalam membuat

    regresi berganda, variabel bebas yang baik adalah variabel yang tidak memiliki

    hubungan dengan variabel bebas yang lain tetapi mempunyai hubungan dengan

    variabel terikat.

    Dengan adanya multikolinearitas maka akan memberikan dampak

    terhadap model, diantaranya: (Nachrowi dan Usman, 2006)

    1. Varian koefisien regresi menjadi lebih besar

    2. Varian yang lebih besar menimbulkan lebarnya interval kepercayaan, dan

    standar erroryang terlalu besar sehingga mengakibatkan nilai duga suatu

    koefisien menjadi tidak signifikan.

    3. Meskipun multikolinearitas dapat mengakibatkan banyak variabel tidak

    signifikan, tetapi koefisien determinasi tetap tinggi dan uji F signifikan.

    4. Angka estimasi koefisien regresi yang didapat akan mempunyai nilai yang

    tidak sesuai dengan substansi sehingga mengakibatkan kesalahan dalam

    penginterpretasian.

    3.5.2. Autokorelasi

    Autokorelasi terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu

    mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya. (Nachrowi dan Usman,

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    51/98

    51

    2006). Uji yang digunakan dalam mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan

    menggunakan ujiDurbin Watson Statistic (D-W). Jika nilai statistik D-W berada

    pada kisaran angka dua, menunjukkan bahwa tidak terdapatnya autokorelasi, dan

    begitu juga sebaliknya. Jika semakin jauh dari angka dua, maka akan terjadi

    peluang autokorelasi yang besar baik itu autokorelasi positif maupun negatif.

    Karena uji D-W memiliki beberapa kelemahan, maka untuk menguji

    autokorelasi dapat juga dengan menggunakan uji yang dikembangkan oleh

    Breusch-Godfrey. Uji ini dikenal dengan ujiLagrange Multiplier Test. Kriteria uji

    yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi dengan uji Lagrange Multiplier,

    yaitu:

    - Jika nilai probabilitas pada Obs*R-Square > taraf nyata () yang

    digunakan, maka model persamaan yang digunakan tidak mengandung

    autokorelasi.

    - Jika nilai probabilitas pada Obs*R-Square < taraf nyata () yang

    digunakan, maka model persamaan yang digunakan mengandung

    autokorelasi.

    3.5.3. Heteroskedastisitas

    Menurut Nachrowi dan Usman (2006), varians (ui2

    ) yang tidak konstan

    atau selalu berubah-ubah disebut dengan heteroskedastis. Kasus heteroskedastis

    tidak hanya terjadi pada persamaan regresi majemuk tetapi memungkinkan terjadi

    pada regresi linier sederhana juga. Akibat yang ditimbulkan dari

    heteroskedastisitas ini adalah varian koefisien regresi yang lebih besar sehingga

    menimbulkan beberapa konsekuensi lain. Konsekuensi itu diantaranya interval

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    52/98

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    53/98

    53

    - Jika nilai probabilitas pada (J-B) > taraf nyata () yang digunakan,

    maka error term dalam model persamaan yang digunakan terdistribusi

    normal.

    - Jika nilai probabilitas pada (J-B) < taraf nyata () yang digunakan,

    maka error term dalam model persamaan yang digunakan tidak

    terdistribusi normal.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    54/98

    54

    IV. GAMBARAN UMUM

    4.1. Kondisi Geografis dan Pembagian Wilayah Administratif

    4.1.1. Kondisi Geografis

    Menurut letak geografisnya, Kabupaten Bekasi berada di Bagian Utara

    Jawa Barat, yang terletak pada 10604828 - 10702729 Bujur Timur dan

    60106 - 60306 Lintang Selatan. Keadaan topografinya terbagi menjadi dua

    bagian, yaitu dataran rendah yang meliputi sebagian wilayah bagian utara yang

    termasuk ke dataran rendah dan dataran bergelombang mencakup wilayah bagian

    selatan. Ketinggian lokasi Kabupaten Bekasi berkisar antara 6 - 115 meter dan

    kemiringan 025 persen.

    4.1.2. Wilayah Administratif

    Pada awalnya, Kabupaten Bekasi meliputi 4 wilayah kawedanaan, 13

    kecamatan, dan 85 desa. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48

    tahun 1981, terbentuk kota administratif Bekasi. Kota administratif Bekasi terdiri

    dari 4 kecamatan, 18 kelurahan dan 8 desa dengan luas 8.845 Ha. Kondisi dan

    potensi Kabupaten Bekasi terdiri dari 148.437 luas wilayah yang terdiri dari 1

    wilayah kota administratif, 4 wilayah kawedanaan, 20 kecamatan, 3 kamantren,

    219 desa dan 18 kelurahan. Kondisi tersebut terjadi sampai pada tahun 1983.

    Selanjutnya berdasarkan UU No. 9 tahun 1996 tanggal 16 Desember 1996

    wilayah Kabupaten Bekasi dimekarkan menjadi 2 wilayah yaitu Kota Bekasi dan

    Kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi meliputi 5 wilayah kawedanaan, 15

    kecamatan dan 187 desa, dengan luas wilayah menjadi 127.388 Ha, sehingga

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    55/98

    55

    secara yuridis telah lahir PP No. 82 tahun 1998 tanggal 28 Desember 1998 tentang

    Pemindahan Ibukota Kabupaten Bekasi ke Kota Cikarang

    Secara administratif Kabupaten Bekasi termasuk salah satu Kabupaten di

    Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Kabupaten

    Bekasi memiliki batas-batas wilayah:

    - Sebelah Barat : Kota Bekasi dan DKI Jakarta

    - Sebelah Timur : Kabupaten Karawang

    - Sebelah Utara : Laut Jawa

    - Sebelah Selatan : Kota Bogor

    Kabupaten Bekasi letaknya sangat strategis, berbatasan dengan kabupaten

    dan kota-kota besar di Propinsi Jawa Barat, juga berbatasan dengan Laut Jawa

    sehingga bagus untuk jalur perdagangan dan pendistribusian barang-barang baik

    input maupun output.

    4.2. Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Bekasi

    Rencana strategis Kabupaten Bekasi ini tercermin dalam visi dan misi

    Kabupaten Bekasi.

    Visi:

    Manusia Unggul yang Agamis Berbasis Agribisnis dan Industri Berkelanjutan.

    Misi:

    1. Meningkatkan manusia yang sehat, pinter, dan bener;

    2. Meningkatkan profesionalisme institusi Pemerintah Daerah,

    DPRD, dan Masyarakat;

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    56/98

    56

    3. Mendorong terciptanya masyarakat berbudaya, demokratis, dan

    agamis;

    4. Memberdayakan Usaha Kecil, Menengah, dan Besar yang berbasis

    pada Ekonomi Kerakyatan;

    5. Menegakkan supremasi hukum dan ketertiban;

    6. Mengembangkan prasarana dan sarana publik secara terpadu;

    7. Mengharmoniskan tata ruang yang berbasis kepedulian terhadap

    lingkungan.

    4.3. Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi

    4.3.1. Kependudukan

    Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2007 mencapai 2.125.960

    jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 1.088.144 laki-laki dan 1.037.816 perempuan.

    Kabupaten Bekasi merupakan daerah dengan tingkat urbanisasi yang tinggi

    sehingga mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dimana Laju

    Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bekasi mencapai 3,46 persen pada tahun

    2007. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bekasi di tahun 2007 mengalami

    penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dapat terjadi

    karena tenaga kerja yang digunakan di sektor industri mengalami penurunan

    sehingga tingkat urbanisasi ke Kabupaten Bekasi berkurang. Hal ini menunjukkan

    sektor industri berpengaruh dalam mendorong laju pertumbuhan penduduk yang

    salah satunya diakibatkan oleh urbanisasi. Jumlah penduduk dan laju

    pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Tabel 4.1.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    57/98

    57

    Tabel 4.1. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten

    Bekasi Tahun 2005-2007

    IndikatorTahun

    2005 2006 2007

    Jumlah Penduduk 1.983.815 2.054.795 2.125.960

    Laju Pertumbuhan Penduduk(LPP)

    LPP 2005-2006 : 3,58LPP 2006-2007 : 3,46

    Sumber: BPS Kabupaten Bekasi, 2008

    4.3.2. Ketenagakerjaan

    Terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi membuat tenaga kerja akan

    lebih lama terserap. Di Kabupaten Bekasi, hal ini terjadi ketika kenaikan bahan

    bakar minyak sehingga penyerapan tenaga kerja terhambat bahkan terjadi

    pengurangan tenaga kerja. Hal ini terjadi karena akan mengakibatkan kenaikan

    biaya produksi dan memicu peningkatan inflasi sehingga para pekerja menuntut

    kenaikan upah. Keadaan ini menimbulkan keterlambatan sektor riil dalam

    menyerap tenaga kerja bahkan pengurangan tenaga kerja salah satunya di sektor

    industri karena Kabupaten Bekasi basic utamanya adalah sektor industri.

    Akhirnya para pekerja pun akan beralih dari sektor formal ke sektor informal.

    Kondisi tenaga kerja Kabupaten Bekasi lebih dominan bekerja di sektor

    industri. Pada tahun 2007, tenaga kerja sebanyak 317.288 orang ada pada sektor

    industri yang terserap oleh 1.496 perusahaan. Pada tahun tersebut mengalami

    penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bahkan sektor industri

    mengalami penurunan tenaga kerja paling banyak dibandingkan dengan sektor-

    sektor lainnya yang mengalami penurunan juga. Secara rinci kondisi

    ketenagakerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.2.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    58/98

    58

    Tabel 4.2. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi LapanganUsaha Indonesia (KLUI) di Kabupaten Bekasi

    Sumber: Disnaker Kabupaten Bekasi, 2008

    Sektor industri yang merupakan sektor basis Kabupaten Bekasi, sering

    sekali terganggu pertumbuhannya karena adanya krisis sehingga tenaga kerja

    yang dapat masuk ke sektor industri menjadi berkurang. Tetapi, dengan adanya

    sektor perdagangan, setidaknya dapat membantu pengangguran yang diakibatkan

    oleh sektor industri.

    Indikator ketenagakerjaan yang ditunjukkan dengan angka pengangguran

    di Kabupaten Bekasi terbilang cukup tinggi pada tahun 2007 yaitu ada pada angka

    15,12 persen. Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang mencapai 3,46 persen

    di tahun 2007 mengakibatkan tidak terpenuhinya antara kesempatan kerja dengan

    banyaknya para pencari kerja. Selain itu juga karena adanya PHK sehingga

    kesempatan kerja pun menjadi berkurang.

    NoKlasifikasi lapangna Usaha

    Indonesia (KLUI)

    2006 2007

    PerusahaanTenaga

    KerjaPerusahaan

    Tenaga

    Kerja

    1 Pertanian, Kehutanan, Perikanan,dan Peternakan 8 560 6 545

    2 Pertambangan dan Penggalian 7 995 7 1.002

    3 Industri Pengolahan 1.260 319.213 1.496 317.288

    4 Listrik, Gas, dan Air 4 160 2 156

    5 Bangunan 55 5.495 59 5.804

    6 Perdagangan Besar, Eceran, RumahMakan, dan Hotel 190 7.213 324 9.145

    7Angkutan, Perdagangan, danKomunikasi 50 4.915 65 5.366

    8Keuangan, Asuransi, UsahaPersewaan bangunan Dan tanah sertaJasa Perusahaan 55 2.750 89 3.085

    9Jasa Kemasyarakatan danPerorangan 85 7.185 162 11.218

    Jumlah 1.714 348.486 2.210 353.609

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    59/98

    59

    4.4. Perekonomian dan Sektor Industri Kabupaten Bekasi

    4.4.1. Perekonomian

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bekasi merupakan

    salah satu indikator perkembangan perekonomian pada tahun 2000, dimana angka

    PDRB cukup memberikan harapan terhadap peluang berinvestasi maupun

    memberikan dampak nilai tambah ekonomi terhadap masyarakat. Hal ini terlihat

    dari laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi selama 4 tahun terakhir (2004-

    2007) yang memperlihatkan pertumbuhan diatas rata-rata nasional yaitu berkisar

    6,06 persen pertahun. Meskipun setelah mengalami penurunan pertumbuhan

    ekonomi ditahun 2006, pertumbuhan ekonomi di tahun 2007 kembali meningkat

    diatas 6 persen yaitu sebesar 6,14 persen.

    Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa penopang utama kinerja ekonomi yang

    diukur dengan nilai PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bekasi

    masih terdapat pada sektor industri. Sementara sektor perdagangan dan jasa

    mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan sektor industri. Pada tahun

    2007, sektor industri tumbuh sebesar 5,75 persen, sehingga sektor industri dapat

    dikatakan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 5,56

    persen.

    Sementara sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2007

    tumbuh sebesar 9,80 persen. Pertumbuhan sektor ini dapat dikatakan cepat

    dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 8,44 persen.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    60/98

    60

    Tabel 4.3. PDRB dan LPE Kabupaten Bekasi Berdasarkan Lapangan UsahaTahun 2006-2007

    NoLapangan

    Usaha

    PDRB ADH Berlaku PDRB ADH Konstan 2000

    2006 2007*

    LPE

    (%) 2006 2007*

    LPE

    (%)

    1

    Pertanian,Peternakan,Kehutanan,dan Perikanan

    1.307.708,79 1.499.042,98 14,63 859.058,70 881.001,98 2,55

    2PertambangandanPenggalian

    1.184.350,14 1.337.136,05 12,9 596.695,49 580.274,39 -2,75

    3IndustriPengolahan

    53.380.232,61 58.962.714,64 10,46 35.043.950,48 37.060.103,2 5,75

    4

    Listrik, Gas,

    dan AirBersih

    1.534.164,56 1.699.074,86 10,75 786.106,69 827.175,77 5,22

    5 Konstruksi 679.305,25 803.753,97 18,32 482.599,00 547.239,41 13,39

    6Perdagangan,Hotel, danRestoran

    5.526.634,00 6.296.696,32 13,93 3.947.358,93 4.334.092,28 9,8

    7PengangkutandanKomunikasi

    903.689,70 1.020.632,54 12,94 629.069,48 692.403,76 10,07

    8

    Keuangan,Real Estate,dan JasaPerusahaan

    655.264,74 751.219,65 14,64 451.850,22 489.177,18 8,26

    9 Jasa-jasa 1.348.179,77 1.497.490,25 11,07 996.685,66 1.068.823,53 7,24

    PDRB dengan

    Migas66.519.529,55 73.867.761,25 11,05 43.793.374,65 46.480.291,5 6,14

    PDRB tanpa Migas 65346675.62 72.543.098,48 11,01 43.202.971,05 45905994.41 6,26

    Sumber: BPS Kabupaten Bekasi, 2008

    Dari sisi penawaran, hampir semua sektor mengalami pertumbuhan

    peningkatan kinerja yang positif kecuali sektor pertambangan dan penggalian,

    juga sektor pertanian yang berada pada sub sektor perkebunan, kehutanan dan

    perikanan.

    4.4.2. Sektor Industri

    Perkembangan sktor industri Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada grafik

    Gambar 4.1 berikut.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    61/98

    61

    Sumber: BPS Kabupaten Bekasi, 1991-2008 (diolah)

    Gambar 4.1 Perkembangan Sektor Industri Kabupaten Bekasi Sebelum danSetelah Krisis Tahun 1990-2007

    Sektor industri di Kabupaten Bekasi, rata-rata mengalami peningkatan dari

    tahun ke tahun. Krisis yang terjadi sekitar tahun 1997-1998 mengakibatkan output

    sektor industri turun, tetapi Kabupaten Bekasi dapat mengatasinya, karena pada

    tahun-tahun selanjutnya, output sektor industri maupun output total dapat kembali

    meningkat sampai tahun 2007.

    Peningkatan output tersebut terjadi karena investasi dan penyerapan tenaga

    kerja yang berada di Kabupaten Bekasi cukup tinggi. Hal itu dapat terlihat pada

    Tabel 4.4, yang menunjukkan investasi, tenaga kerja, maupun output sektor

    industri mengalami penurunan setelah terjadinya krisis ekonomi di tahun 1997-

    1998. Penurunan terjadi karena krisis mengakibatkan keadaan ekonomi di dalam

    negeri tidak stabil dan juga tingkat inflasi yang cukup tinggi di saat krisis

    mengakibatkan investor tidak tertarik menanamkan modalnya, karena keuntungan

    yang nantinya diperoleh akan berkurang. Tetapi dampak krisis yang terjadi tidak

    berlangsung lama. Hal ini terlihat di tahun-tahun berikutnya yaitu tahun 2000

    0

    5,000,000

    10,000,000

    15,000,000

    20,000,000

    25,000,000

    30,000,000

    35,000,000

    40,000,000

    45,000,000

    50,000,000

    909192939495969798990001020304050607

    indt fix

    total fix

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    62/98

    62

    sampai 2005, baik investasi, tenaga kerja, maupun output sektor industri

    meningkat.

    Tabel 4.4. Data Investasi, Jumlah Tenaga Kerja, dan Output Sektor Industri diKabupaten Bekasi

    TahunInvestasi

    (Rupiah)

    Jumlah Tenaga Kerja

    (Orang)

    Output Sektor Industri

    (Rupiah)

    1990 134.457,29 143.621 4.547.232,37

    1991 95.966,40 111.343 5.581.926,32

    1992 510.612,55 153.710 7.033.686,66

    1993 2.402.498,38 149.402 19.567.539,33

    1994 2.903.513,55 193.311 22.861.620,20

    1995 2.756.810,22 227.353 26.621.371,66

    1996 3.375.137,39 378.861 29.799.786,73

    1997 5.705.260,66 100.655 32.263.251,32

    1998 7.316.849,66 125.197 24.386.437,20

    1999 5.579.302,45 81.038 24.938.872,39

    2000 1.644.248,69 102.349 25.503.822,09

    2001 2.667.593,24 186.408 25.918.168,00

    2002 3.694.678,55 221.911 27.092.769,50

    2003 4.085.358,38 176.557 28.554.447,602004 4.235.276,44 216.738 31.412.017,69

    2005 9.822.388,11 217.113 33.198.553,20

    2006 5.641.262,64 198.376 35.043.950,48

    2007 4.237.168,00 211.334 37.060.103,20Sumber: BPS dan BKPM, 1990-2008 (diolah)

    Pada Tabel 4.4, investasi dan tenaga kerja di tahun 2006 mengalami

    penurunan kembali tetapi output yang dihasilkan meningkat. Hal ini terjadi karena

    dampak dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak di tahun 2005 yang

    mengakibatkan harga-harga barang di dalam negeri meningkat, termasuk juga

    harga faktor produksi. Hal ini yang mengakibatkan para investor mengurangi

    modalnya di Inonesia. Output sektor industri yang meningkat terjadi karena

    produktifitas dari input yang digunakan tinggi. Jadi, meskipun input yang

    digunakan lebih sedikit, output yang dihasilkan dapat tetap tinggi.

  • 7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

    63/98

    63

    Semakin membaiknya sektor in