Upload
aprijal-kurniawan
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
1/98
ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA
TERHADAP OUTPUT SEKTOR INDUSTRI
DI KABUPATEN BEKASI
OLEHMERLYNDA DEWI
H14051724
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
2/98
2
RINGKASAN
MERLYNDA DEWI. Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadapOutput Sektor Industri di Kabupaten Bekasi (dibimbing oleh TANTINOVIANTI).
Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDB Indonesia terbilangcukup tinggi, yaitu mencapai 27,9 persen. Angka ini dikatakan cukup tinggikarena dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, sektor industri
pengolahan berada paling atas. Sektor ekonomi lain setelah sektor industri
pengolahan adalah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang kontribusinyamencapai 14,4 persen baru kemudian disusul sektor pertanian sebesar 14 persen.Salah satu wilayah di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, yang kontribusi sektorindustrinya cukup besar adalah Kabupaten Bekasi. Jika dibandingkan denganKabupaten atau Kota lainnya di Jawa Barat, Kabupaten Bekasi merupakanKabupaten yang memiliki tingkat investasi dan penyerapan tenaga kerja tertinggidi Jawa Barat. Adanya investasi yang dilakukan di suatu daerah, baik itu asing(PMA) maupun domestik (PMDN) akan mengakibatkan penyerapan tenaga kerjasehingga proses produksi menjadi produktif. Sektor utama Kabupaten Bekasi ada
pada sektor industri, dimana kontribusi sektor industrinya mencapai 80 persenterhadap PDRB totalnya. Sektor industri yang merupakan salah satu sektor yang
berkontribusi besar terhadap PDB Indonesia, yaitu mencapai 27,9 persen, makadapat dikatakan Kabupaten Bekasi berkontribusi besar juga bagi pembentukanPDB Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisispengaruh output sektor industri terhadap output total Kabupaten Bekasi danfaktor-faktor yang mempengaruhi output sektor industri terutama faktor investasidan tenaga kerja terhadap output sektor industri di Kabupaten Bekasi. Metodeanalisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh output sektor industriterhadap output total Kabupaten Bekasi dan juga faktor-faktor yangmempengaruhi output sektor industri Kabupaten Bekasi adalah dengan
menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Metode OLS yangdigunakan dalam penelitian menggunakan dua model persamaan regresi linearberganda. Model pertama pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisispengaruh output sektor industri terhadap output total Kabupaten Bekasi,sedangkan pada model ke dua, metode OLS digunakan untuk mengidentifikasifaktor-faktor yang mempengaruhi output sektor industri di Kabupaten Bekasi.Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang merupakandata time series dari tahun 1990-2007. Data tersebut didapatkan dari Badan PusatStatistik, Disperindag, Bappeda, Disnaker Kabupaten Bekasi, dan BadanKoordinasi Penanaman Modal Jakarta (BKPM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa output total di Kabupaten Bekasi
dipengaruhi oleh output sektor industrinya. Variabel tersebut berpengaruh positif
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
3/98
3
dan signifikan pada taraf nyata lima persen, sedangkan output sektor industriKabupaten Bekasi dipengaruhi oleh investasi asing (PMA) dan ekspor. Variabel
lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu investasi domestik (PMDN) danjumlah tenaga kerja, serta impor tidak berpengaruh signifikan, begitu pula dengankondisi perekonomian (dummy krisis), pengaruhnya tidak berbeda nyata terhadapoutput sektor industri, tetapi dummy krisis cukup memberikan pengaruh yang
berbeda nyata terhadap output total Kabupaten Bekasi.Investasi dan tenaga kerja di sektor industri memiliki produktifitas yang
berbeda, dimana produktifitas ini dilihat dari nilai elastisitasnya. Di KabupatenBekasi, terutama di sektor industrinya, elastisitas output modal lebih besardaripada elastisitas output tenaga kerja sehingga sektor industri di KabupatenBekasi dapat dikatakan industri yang lebih ke padat modal.
Saran yang dapat direkomendasikan dari penulisan skripsi ini adalah
diharapkan pemerintahan Kabupaten Bekasi dan juga industri terkait yang beradadi Kabupaten Bekasi dapat mempertahankan dan meningkatkan investasinyadengan cara penyediaan sarana penunjang seperti investasi, insentif pemerintah,eliminasi hambatan struktural misalnya rantai birokrasi dalam memberikan
perizinan investasi tidak terlalu panjang agar output sektor industri di KabupatenBekasi dapat terus meningkat. Variabel tenaga kerja yang tidak berpengaruhsignifikan terhadap output sektor industri di Kabupaten Bekasi disebabkan oleh
produktifitasnya yang rendah sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkanproduktifitas tersebut misalnya dengan pelatihan atau training kepada parakaryawan sebelum memulai pekerjaannya. Selain itu, diharapkan juga sektorindustri di Kabupaten Bekasi dapat menyerap banyak tenaga kerja di sektorindustri tersebut mengingat peranan sektor industri di Kabupaten Bekasi sangat
besar kontrbusinya terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Bekasi.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
4/98
4
ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA
TERHADAP OUTPUT SEKTOR INDUSTRI
DI KABUPATEN BEKASI
Oleh
MERLYNDA DEWI
H14051724
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
5/98
5
Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH INVESTASI DAN TENAGAKERJA TERHADAP OUTPUT SEKTOR INDUSTRI DI
KABUPATEN BEKASI
Nama : Merlynda Dewi
NIM : H14051724
Menyetujui,Dosen Pembimbing,
Tanti Novianti, M.Si.NIP: 19721117 199802 2 001
Mengetahui,Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,
Rina Oktaviani, Ph.D.NIP: 19641023 198903 2 002
Tanggal Lulus:
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
6/98
6
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, September 2009
Merlynda DewiH14051724
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
7/98
7
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Merlynda Dewi lahir pada tanggal 3 Maret 1987 di
Kabupaten Garut. Penulis anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan
Soeyatmo (Alm) dan Neulis Sumiati. Penulis menempuh pendidikan dari Taman
Kanak-kanak sampai tingkat SLTA di Kabupaten Garut. Penulis merupakan
lulusan dari SMA Negeri 1 Garut tahun 2005.
Lulus dari Sekolah Menengah Atas, penulis diberi kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Penulis mendapatkan
kesempatan untuk mengemban pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri Institut
Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada tahun
2005, penulis diterima menjadi mahasiswi IPB dan di tahun 2006, penulis
diterima pada program studi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor.
Selama menjadi mahasiswi, penulis aktif di Organisasi Mahasiswa Daerah
(OMDA) dan menjabat sebagai Bendahara I tahun 2007-2008. Penulis juga
berpartisipasi aktif dalam berbagai jenis kepanitiaan, diantaranya PUJANGGA
2006, GENUS 2007, DOMBA CUP 2007 dan DOMBA CUP 2008.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
8/98
8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga
Kerja terhadap Output Sektor Industri di Kabupaten Bekasi. Topik ini
menarik untuk diangkat dalam pembuatan skripsi, mengingat sektor industri
merupakan sektor ekonomi yang cukup berperan dalam pembentukan PDB
Indonesia dimana salah satu daerah, khususnya di Jawa Barat yang kontribusi
sektor industrinya cukup besar adalah Kabupaten Bekasi.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ayahanda,
Suyatmo (Alm) dan Ibunda Neulis Sumiati yang telah memberikan dukungan,
baik moril maupun materiil, serta doa yang tiada hentinya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai sejauh ini. Dalam
penyusunan skripsi ini, penulis juga mendapatkan saran-saran dan bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini perkenankan penulis untuk
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1) Tanti Novianti, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan sabar
membimbing penulis selama proses penyusunan skripsi sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2) Dr. Sri Mulatsih selaku penguji utama dan Fifi Diana Thamrin, M.Si.
selaku penguji dari Komisi Pendidikan atas saran dan kritiknya yang
membuat skripsi ini menjadi lebih baik.
3) Seluruh dosen, staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor.
4) Teteh (Yane), Aa (Asep) dan Ade (Yongga) yang selalu sayang dan
memotivasi penulis.
5) Keluarga besar penulis di Semarang dan Garut atas doa dan dukungannya
kepada penulis.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
9/98
9
6) Sigit Okta (Mas Sigit) yang selalu mendukung penulis, terima kasih atas
doa, motivasi, perhatian, kesabaran, dan kasih sayangnya yang telah
diberikan kepada penulis.
7) Teh Heni, terima kasih atas waktunya mendengarkan keluh kesah penulis
dalam pengolahan data.
8) Teman-teman satu bimbingan: Tanjung, Ristia, Nchi, atas doa,
kebersamaan, dan kesediaannya dalam membantu penulis.
9) Teman-teman seperjuangan di IE 42 Enta, Tia, Secha, Eti, Nada, Rina,
Mamich, Echa, Mey, Gita, Lina, Ciput, Wina, Maryam, Icha Septi, dan
banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
10)Teman-teman MADE dan X-MADE: Apry, Dora, Teh Deka, Epot, Teh
Ramah, Teh Janah, Teh Mukti, Ka Jeny, Nofa, Iput, Ganis.
11)Teman-teman OMDA: Hamdan, Hera, Mila, Ape, Resna, dan ade-ade
kelas yang masih menemani penulis.
12)Sahabat-sahabat penulis yang berada di Garut: Lady dan Rani, terima
kasih atas doanya.
13)Kepada seluruh IE 40-46 dan semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
satu, terima kasih.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pihak lain yang membutuhkan.
Bogor, September 2009
Merlynda DewiH14051724
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
10/98
10
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 10
DAFTAR TABEL ............................................................................................. 13
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ 14
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... 15
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 16
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 16
1.2. Perumusan Masalah ................................................................. 21
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 22
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 23
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 23
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ......... 25
2.1.Tinjauan Pustaka ..................................................................... 25
2.1.1. Konsep Industri ............................................................. 25
2.1.2. Tenaga Kerja ................................................................. 26
2.1.3. Investasi .......................................................................... 28
2.1.4. Pertumbuhan Ekonomi .................................................. 29
2.2. Penelitian Terdahulu ................................................................ 31
2.3. Kerangka Pemikiran ................................................................. 35
2.3.1. Fungsi Produksi ............................................................. 35
2.3.2. Hubungan Investasi, Tenaga Kerja, dan Output ............ 35
2.3.3. Hubungan Ekspor, Impor, dan Output .......................... 36
2.4. Hipotesis Penelitian ................................................................. 42
III. METODE PENELITIAN ................................................................ 44
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 44
3.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 44
3.3. Metode Analisis Data ............................................................... 45
3.4. Uji Statistik .............................................................................. 47
3.4.1. Uji Koefisien Determinan R2
......................................... 47
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
11/98
11
3.4.2. Uji F- Statistik ............................................................... 48
3.4.3. Uji t-Statistik ................................................................. 49
3.5. Uji Ekonometrik ....................................................................... 50
3.5.1. Multikolinearitas ............................................................ 50
3.5.2. Autokorelasi .................................................................. 50
3.5.3. Heteroskedastisitas ........................................................ 51
3.5.4. Uji Normalitas ............................................................... 52
IV. GAMBARAN UMUM ................................................................... 54
4.1. Kondisi Geografis dan Pembagian Wilayah Administratif ..... 54
4.1.1. Kondisi Geografis .......................................................... 54
4.1.2. Wilayah Administratif ................................................... 54
4.2. Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Bekasi ............... 55
4.3. Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi ......... 56
4.3.1. Kependudukan ............................................................... 56
4.3.2. Ketenagakerjaan ............................................................ 57
4.4. Perekonomian dan Sektor Industri Kabupaten Bekasi ............. 59
4.4.1. Perekonomian ................................................................ 59
4.4.2. Sektor Industri ............................................................... 61
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 66
5.1. Hasil Estimasi Model ............................................................... 66
5.2. Analisis Uji Statistik ................................................................ 67
5.2.1. Uji Koefisien Determinasi ............................................. 68
5.2.2. Uji F-Statistik ................................................................ 68
5.2.3. Uji t-Statistik ................................................................. 69
5.3. Analisis Uji Ekonometrika ....................................................... 70
5.3.1. Uji Multikolinearitas ..................................................... 70
5.3.2. Uji Autokorelasi ............................................................ 71
5.3.3. Uji Heteroskedastisitas .................................................. 72
5.3.4. Uji Normalitas ............................................................... 72
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
12/98
12
5.4. Analisis Ekonomi ..................................................................... 73
5.4.1. Pengaruh Output Sektor Industri terhadap OutputTotal KabupatenBekasi .................................................. 73
5.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi OutputSektor Industri di Kabupaten Bekasi ............................. 76
5.4.3. Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadapOutput Sektor Industri di Kabupaten Bekasi ................. 80
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 84
6.1. Kesimpulan .............................................................................. 84
6.2. Saran ........................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 86
LAMPIRAN ...................................................................................................... 88
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
13/98
13
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1.1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha .................................................... 16
1.2. Kontribusi PDRB Total Berdasarkan Pulau terhadap PDB Indonesia ....... 18
4.1. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk (LPP) KabupatenBekasi Tahun 2005-2007 ............................................................................ 57
4.2. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi LapanganUsaha Indonesia (KLUI) di Kabupaten Bekasi ........................................... 58
4.3. PDRB dan LPE Kabupaten Bekasi Berdasarkan Lapangan UsahaTahun 2006-2007 ......................................................................................... 60
4.4. Data Investasi, Jumlah Tenaga Kerja, dan Output Sektor Industridi Kabupaten Bekasi ................................................................................... 62
4.5. Output Sektor Industri Terbesar di 6 Kota/Kabupaten di Jawa BaratTahun 2007 ................................................................................................ 63
4.6. Banyaknya Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Besar dan SedangMenurut Kelompok Industri Tahun 2007 ................................................. 64
5.1. Hasil Estimasi Model Persamaan Output Total di Kabupaten Bekasi ...... 66
5.2. Hasil Estimasi Model Persamaan Output Sektor Industridi Kabupaten Bekasi ................................................................................. 67
5.3. Hasil Uji Signifikansi Variabel Independen pada Model Output TotalKabupaten Bekasi ..................................................................................... 63
5.4. Hasil Uji Signifikansi Variabel Independen pada Model Output SektorIndustri di Kabupaten Bekasi .................................................................... 76
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
14/98
14
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1.1. Distribusi PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha di Kabupaten Bekasi ...... 19
1.2. LPE, LPP, dan Pengangguran Kabupaten Bekasi ....................................... 20
2.1. Diagram Ketenagakerjaan Penduduk .......................................................... 27
2.2. Fungsi Produksi .......................................................................................... 34
2.3. Skema Ekspor Netto ................................................................................... 38
2.4. Pengaruh Kenaikan Pendapatan di Luar Negeri ......................................... 39
2.5. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 41
4.1. Perkembangan Sektor Industri Kabupaten Bekasi Sebelumdan Sesudah Krisis Tahun 1990-2007 ........................................................ 61
4.2. Nilai Ekspor Impor Kabupaten Bekasi Tahun 1990-2007 .......................... 65
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
15/98
15
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Data-data yang Digunakan pada Penelitian ................................................... 89
2. Hasil Analisis Regresi Berganda pada Model Pertama ................................. 90
3. Hasil Analisis Regresi Berganda pada Model Ke dua ................................... 91
4. Hasil Analisis Uji Ekonometrika pada Model Output TotalKabupaten Bekasi (Model Pertama) .............................................................. 92
5. Hasil Analisis Uji Ekonometrika pada Model Output Sektor IndustriKabupaten Bekasi (Model Ke dua) ................................................................ 93
6. Perhitungan Elastisitas Output Modal ........................................................... 94
7. Perhitungan Elastisitas Output Modal Asing ................................................. 95
8. Perhitungan Elastisitas Output Modal Domestik ........................................... 96
9. Perhitungan Elastisitas Output Tenaga Kerja ................................................ 97
10. Fungsi Kabupaten Bekasi dalam Konstelasi Jabodetabek ............................. 98
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
16/98
16
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2008 meningkat
sebesar 6,1 persen dimana sektor industri merupakan sektor yang berkontribusi
paling besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2008,
kontribusi sektor industri ini mencapai 27,9 persen yang disusul oleh sektor
pertanian sebesar 14,4 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran 14,0
persen. Tiga sektor utama ini menunjukkan peranan yang cukup besar terhadap
PDB Indonesia dimana kontribusinya mencapai 56,3 persen di tahun 2008
(BPS, 2009).
Tabel 1.1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha (persen)
Lapangan Usaha
Tahun
2006 2007
Nominal
(Juta
Rupiah)
Kontribusi
terhadap
PDB
(persen)
Nominal
(Juta
Rupiah)
Kontribusi
terhadap
PDB
(persen)
Pertanian 262.402,80 12,97 271.586,90 13,70
Pertambangan/Penggalian 168.028,90 10,97 171.361,70 11,20
Industri Pengolahan 514.100,30 27,54 538.077,90 27,01
Listrik, Gas dan AirBersih 12.251,10 0,91 13.525,20 0,90
Bangunan 112.233,60 7,52 121.901,00 7,70Perdagangan, Hotel danRestoran 312.520,80 15,02 338.945,70 14,90
Pengangkutan danKomunikasi 124.975,70 6,94 142.944,50 6,70
Keuangan, Persewaandan Jasa Perusahaan 170.074,30 8,06 183.659,30 7,70
Jasa-Jasa 170.705,40 10,07 181.972,10 10,10
Total PDB 1.847.292,90 100,00 1963.974,30 100,00
Sumber: BPS, 2007 dan 2008
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
17/98
17
Pada Tabel 1.1 terlihat kontribusi industri pengolahan cukup tinggi di
tahun 2007, meskipun pertumbuhannya negatif tetapi kontribusinya masih berada
di atas sektor ekonomi lainnya yaitu 27,01 persen. Sektor pertanian, dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang cukup berpengaruh juga
terhadap PDB Indonesia di tahun 2007. Peningkatan sektor pertanian hanya 0,73
persen, sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran pertumbuhannya minus
0,12 persen di tahun 2007. Hal ini mengindikasikan bahwa diantara ketiga sektor
ekonomi yang paling berpengaruh bagi PDB Indonesia, adalah industri
pengolahan karena kontribusinya paling besar terhadap PDB Indonesia.
Peranan sektor industri dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi berupa
output sektor industri atau PDB sektor industri, tidak terlepas dari adanya peranan
investasi dan tenaga kerja. Investasi yang dilakukan adalah investasi langsung
berupa investasi asing (Penanaman Modal Asing) dan investasi domestik
(Penanaman Modal Dalam Negeri). Investasi langsung dapat menyerap banyak
tenaga kerja yang berada di pasar tenaga kerja dan investasi langsung juga
diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi karena
output yang dihasilkan akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
investasi. Di Indonesia, investasi terdiri dari investasi asing atau biasa disebut
dengan penanaman modal asing (PMA) dan investasi domestik atau penanaman
modal dalam negeri (PMDN).
Selain investasi, tenaga kerja merupakan input atau faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi pada sektor industri. Tetapi kontribusi industri
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
18/98
18
pengolahan yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi tidak disertai
dengan tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor industri.
Menurut LIPI (2009), angka pengangguran total di Indonesia pada tahun
2009 diproyeksikan meningkat menjadi 9 persen. Sebelumnya, angka
pengangguran sebesar 8,5 persen pada tahun 20081. Hal ini terjadi karena
pertumbuhan penyerapan tenaga kerja di sektor industri negatif. Padahal,
berdasarkan Tabel 1.1, kontribusi sektor industri begitu tinggi terhadap PDB
Indonesia.
Menurut lokasi, pada tahun 2008, struktur perekonomian Indonesia masih
didominasi oleh Pulau Jawa yang memberikan kontribusi terhadap PDB nasional
sebesar 57,9 persen. Posisi kedua ditempati Sumatra, disusul kemudian oleh
Kalimantan, Sulawesi, dan pulau lainnya seperti Maluku, Papua dan Nusa
Tenggara.
Tabel 1.2. Kontribusi PDRB Total Berdasarkan Pulau terhadap PDB IndonesiaTahun 2008
WilayahKontribusi terhadap PDB
Indonesia (persen)
Pulau Jawa 57,90
Pulau Sumatera 23,40
Pulau Kalimantan 10,00
Pulau Sulawesi 4,50Pulau Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara 4,20
Jumlah 100,00Sumber: BPS, 2009
Salah satu daerah di Pulau Jawa, khususnya Propinsi Jawa Barat, yang
kontribusi PDRBnya paling besar terhadap PDRB Jawa Barat adalah Kabupaten
1
LIPI dalam Media Indonesia Online ditulis oleh Heni Rahayu.www.lipi.go.id/www.cgi[31 Agustus 2008]
http://www.lipi.go.id/www.cgihttp://www.lipi.go.id/www.cgi7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
19/98
19
Bekasi. Kontribusi PDRB Kabupaten Bekasi berada pada peringkat pertama, yaitu
mencapai 26,42 persen dari total PDRB Propinsi Jawa Barat (BPS Jawa Barat,
2008). Pembentukan PDRB Kabupaten Bekasi ditentukan oleh besarnya output
pada sektor industrinya. Besarnya kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Kabupaten Bekasi mencapai kurang lebih 80 persen dengan laju pertumbuhan
ekonominya sebesar 6,14 persen di tahun 2007.
Selain sektor industri, kontribusi sektor ekonomi lainnya di Kabupaten
Bekasi berada pada kisaran 1-2 persen. Jika dibandingkan dengan kontribusi
sektor industri, angka tersebut ketinggalan jauh tetapi di Kabupaten Bekasi juga
ada satu sektor yang cukup tinggi kontribusinya, yaitu sektor perdagangan, hotel
dan restoran, dimana kontribusinya sekitar 9 persen.
Keterangan: 1. Pertanian, 2. Pertambangan dan Penggalian, 3. Industri Pengolahan, 4. Listrik, gas,dan Air Bersih, 5. Bangunan/Konstruksi, 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran, 7. Angkutan danKomunikasi, 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-jasa.
Sumber: Bappeda Kabupaten Bekasi, 2008
Gambar 1.1. Distribusi PDRB Berdasarkan Lapangan Usahadi Kabupaten Bekasi tahun 2007
Tingginya kontribusi sektor industri di Kabupaten Bekasi, tidak membuat
angka pengangguran Kabupaten Bekasi menurun secara signifikan. Pada tahun
2% 2%
80%
2% 1%9%
1% 1% 2%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
20/98
20
2007, angka pengangguran Kabupaten Bekasi masih terbilang cukup tinggi yaitu
mencapai 15,12 persen. Menurut Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Kabupaten Bekasi tahun 2007, angka ini diperkirakan akan tetap tinggi dalam
kurun waktu 3 tahun ke depan karena Kabupaten Bekasi sebagai daerah yang
penopang utamanya industri, memiliki tingkat urbanisasi yang tinggi sehingga
berdampak pada laju pertumbuhan penduduk (LPP) yang tinggi juga. Para migran
tersebut melakukan urbanisasi ke Kabupaten Bekasi karena Kabupaten Bekasi
merupakan full faktor atau daerah yang mendorong terjadinya urbanisasi karena
daerah asal tidak ada kesempatan pekerjaan. Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan
penduduk yang mencapai 3,46 persen pada tahun 2007. Urbanisasi dan LPP yang
tinggi tersebut, mengakibatkan tidak terpenuhinya antara kesempatan kerja
dengan banyaknya pencari kerja termasuk angkatan kerja yang sudah terkena
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Sumber: Bappeda Kabupaten Bekasi, 2008
Gambar 1.2. LPE, LPP, dan Pengangguran Kabupaten Bekasi
Pada Gambar 1.2, angka pengangguran terlihat tinggi mencapai sekitar 15
persen dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi hanya mencapai 6,14 persen.
Jika dihubungkan dengan tingkat investasi di Kabupaten Bekasi, angka
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
2005 2006 2007
LPE (Laju
Pertumbuhan
Ekonomi)
LPP (Laju
Pertumbuhan
Penduduk)
Pengangguran
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
21/98
21
pengangguran ini bertolak belakang dengan tingkat investasi dan penyerapan
tenaga kerja di Kabupaten Bekasi. Menurut BPPMD Jawa Barat tahun 2007,
Kabupaten Bekasi merupakan daerah yang mendapatkan investasi paling besar
yaitu mencapai 43,64 persen dari keseluruhan investasi yang berada di Jawa Barat
atau senilai Rp 30,223 trilyun. Selain itu, dari investasi yang telah dilakukan,
penyerapan tenaga kerja yang terjadi mencapai 95.110 orang dimana penyerapan
tenaga kerja ini merupakan penyerapan tenaga kerja yang berada pada peringkat
pertama diantara kabupaten dan kota-kota lainnya yang berada di Jawa Barat.
1.2. Perumusan Masalah
Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki hubungan yang erat
karena penduduk yang bekerja berkontribusi dalam menghasilkan barang dan jasa
sedangkan pengangguran tidak memberikan kontribusi. Studi yang dilakukan oleh
ekonom Arthur Okun2 yang sekarang dikenal dengan Okun Law menyatakan
bahwa:
Ada indikasi hubungan yang negatif antara pertumbuhan ekonomi dengan
pengangguran, sehingga semakin tinggi tingkat pengangguran, semakin rendah
tingkat pertumbuhan ekonominya.
Pada tahun 2007, angka pengangguran Kabupaten Bekasi masih terbilang
cukup tinggi yaitu sekitar 15 persen dengan pertumbuhan ekonominya hanya
mencapai 6,14 persen (Bappeda Kabupaten Bekasi, 2008). Angka pengangguran
Kabupaten Bekasi diperkirakan akan terus meningkat karena pada akhir tahun
2008, industri di Kabupaten Bekasi melakukan PHK sebanyak 3000 orang pekerja
2
Okun Law dalam Laporan Perkembangan Ekonomi dan Perbankan Kepulauan Bangka Belitung,tahun 2006 oleh Bank Indonesia Palembang.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
22/98
22
yang diakibatkan oleh krisis finansial global. Tenaga kerja yang terkena PHK
merupakan para pekerja yang bekerja di industri elektronik, otomotif, plastik, dan
tekstil dimana industri tersebut merupakan industri yang mendapatkan alokasi
investasi terbesar dengan penyerapan tenaga kerja terbesar juga di Kabupaten
Bekasi.
Sektor industri seharusnya dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja
karena investasi dan output sektor industrinya juga tinggi, khususnya di
Kabupaten Bekasi dimana penopang utamanya adalah sektor industri.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik permasalahan dalam penulisan skripsi
ini, diantaranya:
1. Bagaimana pengaruh output sektor industri terhadap output total
Kabupaten Bekasi?
2. Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi output sektor industri di
Kabupaten Bekasi?
3. Bagaimana pengaruh faktor investasi dan tenaga kerja terhadap output
sektor industri di Kabupaten Bekasi?
1.3.
Tujuan Penelitian
Dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas,
terdapat beberapa tujuan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Menganalisis pengaruh output sektor industri terhadap output total
Kabupaten Bekasi.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
23/98
23
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi output sektor
industri di Kabupaten Bekasi.
3. Menganalisis pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap output sektor
industri di Kabupaten Bekasi.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Memberikan informasi tentang keadaan sektor industri, khususnya di
Kabupaten Bekasi.
2. Memberikan kesempatan belajar bagi penulis dan mencoba untuk
menginterpretasikan ilmu yang pernah diperoleh selama kuliah.
3. Memberikan informasi bagi para pembaca dan sebagai bahan referensi
bagi kalangan akademis yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
4. Memberikan masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah maupun
industri dalam menetapkan suatu kebijakan untuk mendorong kamajuan
sektor industri di Kabupaten Bekasi.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Industri yang termasuk ke dalam penelitian ini adalah semua industri
pengolahan yang berada di Kabupaten Bekasi. Pengaruh output sektor industri
terhadap output total Kabupaten Bekasi dianalisis dengan menggunakan variabel
output sektor industri, sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran,
serta output sektor jasa di Kabupaten Bekasi. Hal ini dilakukan karena faktor
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
24/98
24
output sektor tersebut diduga paling dominan dalam pembentukan Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten Bekasi selain output sektor industri. Selain
itu juga, output PDB Indonesia, kontribusi tebesarnya ada pada output sektor-
sektor tersebut. Seluruh data yang digunakan dalam pengolahan ini menggunakan
data riil dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2007.
Hanya faktor investasi dan tenaga kerja saja yang diteliti lebih dalam pada
penulisan skripsi ini untuk melihat pengaruhnya terhadap output sektor industri di
Kabupaten Bekasi. Hal tersebut dilakukan karena investasi dan tenaga kerja
diduga dominan dalam mempengaruhi output sektor industri di Kabupaten Bekasi.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
25/98
25
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Konsep Industri
Industri adalah perusahaan-perusahaan yang berkumpul di suatu daerah
tertentu untuk menghasilkan suatu barang yang sama (Putong, 2002). Industri
dapat digolongkan menjadi beberapa macam sub industri, yaitu;
1. Industri pengolahan
2. Industri pariwisata
3. Industri hiburan
4. Industri pendidikan, dan lain-lain.
Menurut Badan Pusat Statistik, industri dapat diklasifikasikan menjadi
empat jenis industri, yaitu:
1. Industri besar: industri yang menggunakan tenaga kerja 100 orang atau
lebih.
2. Industri sedang: industri yang menggunakan tenaga kerja antara 20-99
orang.
3. Industri kecil: industri yang menggunakan tenaga kerja antara 5-19
orang.
4. Industri rumah tangga: industri yang menggunakan tenaga kerja
kurang dari 5 orang.
Industri berdasarkan besar kecilnya modal terdiri dari industri padat modal
dan industri padat karya. Putong (2002), mengemukakan bahwa menurut fungsi
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
26/98
26
produksi Cobb-Douglas, padat modal (capital intensive) merupakan faktor
produksi modal yang memiliki kemampuan lebih besar daripada tenaga kerja,
sedangkan padat karya (labor intensive), kemampuan tenaga kerja lebih besar
daripada kemampuan modalnya.
Industrialisasi merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan
teknologi, inovasi, spesialisasi, dan perdagangan antar negara yang pada akhirnya
sejalan dengan meningkatnya pendapatan masyarakat dan mendorong perubahan
struktur ekonomi (Tambunan, 2001). Lain halnya dengan yang diungkapkan oleh
Sastrosoenarto (2006), bahwa industrialisasi bukan hanya pendirian pabrik-pabrik
saja tetapi membangun masyarakat industri secara luas dimana adanya
transformasi masyarakat menuju masyarakat yang maju dan sejahtera secara
struktural maupun kultural, karena industrialisasi yang dilakukan merupakan
upaya terpadu dengan pengembangan sektor pertanian dalam arti yang luas,
terutama swasembada pangan dan pengembangan sektor jasa dalam arti yang luas.
2.1.2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur pada batas usia kerja,
dimana batas usia kerja setiap negara berbeda-beda (Dumairy, 1996). Usia kerja
adalah penduduk berumur 15 tahun keatas yang telah dianggap mampu
melaksanakan pekerjaan, mencari kerja, bersekolah, mengurus rumah tangga, dan
kelompok lainnya seperti pensiunan (Disnaker, 2006).
Tenaga kerja menurut Disnaker adalah setiap orang laki-laki atau wanita
yang sedang dalam atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
27/98
27
masyarakat. Tenaga kerja ini ada yang termasuk ke dalam angkatan kerja dan
bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (berumur 15
tahun atau lebih) yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya
pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan
sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja, diantaranya adalah mereka yang
selama seminggu yang lalu hanya bersekolah (pelajar dan mahasiswa), mengurus
rumah tangga, dan mereka yang tidak melakukan kegiatan yang dapat
dikategorikan sebagai pekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan
(Disnaker, 2006).
Gambaran ketenagakerjaan dapat digambarkan dalam bentuk diagram
Gambar 2.1.
Sumber: Disnaker, 2006
Gambar 2.1. Diagram Ketenagakerjaan Penduduk
Menurut Japan Productivity Center (1980) dalam Ravianto (1986)
mengungkapkan bahwa inti dari tenaga kerja merupakan bentuk keunikan tingkah
laku dari manusia yang dapat meningkatkan produktifitas dengan memperbaiki
Usia kerja
Angkatan kerja
Bekerja Mencari pekerjaan
Penduduk
Bukan usia kerja
Bukan angkatan kerja
Sekolah Mengurus rumah tangga Lain-lain
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
28/98
28
kondisi kerja merupakan landasan untuk mengisi kehidupan secara baik serta
memberikan arti bagi kehidupan manusia. Mengartikan kata labor atau tenaga
kerja, di dalam Landasan Produktifitas (Productivity Flat Forrm), tenaga kerja
mencakup tenaga kerja intelektual dan tenaga kerja fisik serta mencakup setiap
aspek kehidupan kerja. Artinya, bahwa seorang individu dipandang sebagai
kesatuan sosial dan merupakan ukuran konkret untuk meningkatkan mutu
kehidupan masyarakat.
2.1.3. Investasi
Investasi merupakan salah satu faktor yang menentukan laju pertumbuhan
ekonomi, karena selain akan mendorong kenaikan output secara signifikan,
investasi juga akan meningkatkan permintaan input yang salah satunya adalah
tenaga kerja, sehingga akan mempengaruhi pada penyediaan kesempatan kerja
dan penyerapan tenaga kerja pun tinggi, akhirnya kesejahteraan masyarakat
tercapai sebagai akibat dari meningkatnya pendapatan yang diterima masyarakat.
Menurut Kawengian (2002), investasi adalah mobilisasi sumber daya
untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan di masa
yang akan datang. Tujuan utama investasi ada dua, yaitu mengganti bagian dari
penyediaan modal yang rusak dan tambahan penyediaan modal yang ada.
Pembangunan di suatu daerah tidak terlepas dari perkembangan distribusi
dan alokasi investasi daerah. Pemisahan jenis investasi dalam melakukan investasi
sangat perlu, yaitu antara investasi yang dilakukan oleh sektor swasta dan
pemerintah, karena faktor yang mempengaruhi atau menentukan lokasi kedua
jenis investasi tersebut berbeda. Pemerintah menyikapi hal ini harus
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
29/98
29
memperhatikan faktor-faktor yang ada, seperti pengembangan suatu daerah
tertentu karena alasan politis dan strategis, misalnya daerah perbatasan dan daerah
yang mempunyai sejarah serta ciri khusus, sehingga memerlukan perhatian yang
khusus juga (Kawengian, 2002).
Pola investasi yang dilakukan di Indonesia sejak tahun 1973 adalah pola
investasi di sektor-sektor industri manufaktur, pertambangan dan jasa
(Panglaykim, 1983). Salah satu investasi ini adalah investasi asing dalam
perkembangan ekonomi nasional dan merupakan bagian dari kegiatan MNC
(Multi National Corporation). Indonesia memberikan kesempatan untuk
mengadakan investasi-investasi di sektor manufaktur dan menjamin suplay bahan-
bahan mentah telah dipergunakan oleh investor dengan baik. Investasi asing yang
dilakukan berupa sistem perjanjian, dimana pihak asing mempersiapkan studi
kelayakan usahanya dan bila dianggap sudah layak maka pihak asing
menyediakan modal, manajemen, teknologi, dan pasar.
2.1.4. Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Dumairy (1996), pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat
dilihat dari pendapatan nasionalnya. Pendapatan nasional ini mengarah ke Produk
Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP), atau bisa juga
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP). Selain itu,
bisa merujuk ke Produk Nasional Neto (PNN) atau Net National Product (NNP)
atau Pendapatan National (Net Income) dimana semuanya itu memiliki konsep
yang berbeda satu sama lain.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
30/98
30
Pertumbuhan ekonomi adalah satu mesin paling tangguh untuk
menghasilkan peningkatan jangka panjang standar hidup yang terjadi kepada
standar hidup materi seseorang atau masyarakat yang bergantung pada
pertumbuhan pendapatan nasional dengan diukur oleh PDB dalam kaitannya
dengan pertumbuhan penduduk (Lipsey, et al.,1997).
GNP atau PDB adalah nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksi
oleh faktor-faktor produksi dalam negeri dalam satu periode waktu tertentu.
Output dari masing-masing barang dan jasa dinilai berdasarkan harga pasarnya
dan nilai-nilai itu dijumlahkan sebagai nilai dari GNP (Dornbusch dan Fischer,
1997).
Produk Domestik Regional Bruto atau biasa dikenal dengan PDRB adalah
total nilai barang dan jasa yang diproduksi di wilayah atau regional tertentu dan
dalam kurun waktu tertentu biasanya satu tahun (BPS, 2008). Menurut Badan
Pusat Statistik, cara perhitungan PDRB dapat dilakukan dengan menggunakan
tiga pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan
pendekatan pengeluaran.
1. Pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam
jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit produksi tersebut
dikelompokkan menjadi sembilan sektor atau lapangan usaha, yaitu:
Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik,
Gas dan Air Bersih, Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran,
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
31/98
31
Pengangkutan dan Komunikasi, Jasa Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan, Jasa-jasa.
2. Pendekatan pengeluaran, PDRB adalah penjumlahan semua komponen
permintaan akhir, yaitu Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga
swasta yang tidak mencari untung, Konsumsi pemerintah, Pembentukan
modal tetap domestik bruto, Perubahan stok, Ekspor netto, dalam jangka
waktu tertentu (satu tahun). Ekspor netto adalah ekspor dikurangi impor.
3. Pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang
diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi
dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa
faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa rumah, bunga
modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak lainnya.
2.2. Penelitian Terdahulu
Tejasari (2008) dalam penelitiannya tentang Peranan Sektor Usaha Kecil
dan Menengah dalam Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia menggunakan dua buah model analisis data regresi liniear berganda
dengan metode OLS dan software yang digunakan yaitu Eviews 4.1. Hasil
penelitiannya membuktikan bahwa tenaga kerja dan investasi secara signifikan
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Penelitian Octivaningsih (2006) tentang Analisis Pengaruh Nilai Upah
Minimum Kabupaten terhadap Investasi, Penyerapan Tenaga Kerja, dan PDRB
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
32/98
32
di Kabupaten Bogor menggunakan model persamaan simultan dan software
SASV8. Salah satu hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa investasi asing
dan investasi dalam negeri berpengaruh positif terhadap PDRB Kota Bogor dan
penyerapan tenaga kerja sektor manufaktur sangat dipengaruhi oleh upah
minimum kabupaten sedangkan penyerapan tenaga kerja di sektor non manufaktur
tidak berpengaruh secara signifikan.
Kawengian (2002) melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja dalam Sektor Pertanian dan Sektor Industri
Guna Menentukan Strategi Pembangunan Ekonomi Irian Jaya.Pengolahan data
yang digunakan adalah pengolahan data kuantitatif dan deksriptif. Analisis
pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dengan mengggunakan fungsi
produksi Cobb-Douglas yang telah dikembangkan sehingga dapat menerangkan
hubungan antara variabel-variabel yang akan diuji. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB pada periode yang diteliti, ternyata
masih sulit diandalkan melalui investasi maupun produktifitas tenaga kerja sektor
pertanian dan industri sehingga dapat dikatakan investasi dan tenaga kerja
pengaruhnya tidak efisien dalam meningkatkan PDRB di Irian Jaya. Pada
penelitian Kawengian ini, kegiatan investasi memberikan pengaruh terhadap
PDRB Irian Jaya tetapi investasi tidak mampu menimbulkan efek pertumbuhan
yang kuat apabila tidak diikuti dengan peningkatan kualitas tenaga kerja.
Penelitian tentang Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja
terhadap PDRB Sumatera Utara yang telah dilakukan oleh Novita Linda
Sitompul (2008) menunjukkan bahwa PDRB Sumatera Utara dipengaruhi oleh
http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journals&sf=author&keyword=novita%20linda%20sitompul&exact=1&task=searchhttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journals&sf=author&keyword=novita%20linda%20sitompul&exact=1&task=searchhttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journals&sf=author&keyword=novita%20linda%20sitompul&exact=1&task=searchhttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journals&sf=author&keyword=novita%20linda%20sitompul&exact=1&task=searchhttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journals&sf=author&keyword=novita%20linda%20sitompul&exact=1&task=search7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
33/98
33
tiga sektor ekonomi utama, yaitu sektor pertanian, sektor industri dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Ketiga sektor tersebut memberikan kontribusi
terbesar terhadap PDRB Sumatera Utara. Berdasarkan hasil estimasi, ditemukan
bahwa investasi PMDN tahun sebelumnya, PMA tahun sebelumnya, jumlah
tenaga kerja, dan kondisi perekonomian berpengaruh positif terhadap PDRB
Sumatera Utara. Hal ini berarti PDRB Sumatera Utara akan semakin meningkat
dengan meningkatnya investasi dan jumlah tenaga kerja. Secara parsial, hasil
analisis menunjukkan bahwa investasi PMDN tahun sebelumnya, investasi PMA
tahun sebelumnya dan jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap
PDRB Sumatera Utara, sedangkan kondisi perekonomian tidak berpengaruh
signifikan. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square(OLS).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian
ini menganalisis pengaruh output sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi
di Kabupaten Bekasi yang dicerminkan dengan PDRB Kabupaten Bekasi.
Analisis ini menyertakan variabel output sektor industri, sektor pertanian, sektor
hotel, perdagangan dan restoran, serta output sektor jasa di Kabupaten Bekasi. Hal
ini dilakukan karena faktor output sektor tersebut diduga paling dominan dalam
pembentukan PDRB Kabupaten Bekasi selain output sektor industri.
Selain itu, penulisan skripsi ini mengidentifikasi dan menganalisis faktor-
faktor yang mempengaruhi output sektor industri di Kabupaten Bekasi. Analisis
ini menyertakan juga variabel ekspor dan impor sebagai variabel independennya
karena berdasarkan data dari BPS Kabupaten Bekasi, tingginya output sektor
industri di Kabupaten Bekasi dicerminkan oleh tingkat ekspornya yang tinggi.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
34/98
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
35/98
35
Gambar 2.2 menunjukkan bahwa jika salah satu faktor produksi yang lain
variabel, maka hubungan antara faktor produksi variabel dan kuantitas produksi
mempunyai perilaku tertentu. Gambar 2.2 (a) menerangkan bahwa jika variabel
Modal tetap dan variabel Tenaga Kerja variabel. Hal yang sebaliknya terjadi pada
Gambar 2.2 (b), yaitu faktor Tenaga Kerja tetap dan Modal variabel.
Ketika faktor variabel nol, kuantitas produksi juga nol. Artinya, semakin
besar faktor variabel yang digunakan maka semakin besar juga kuantitas produksi
yang dihasilkan. Penambahan jumlah produksi ini akan terus bertambah sampai
kepada penambahan suatu kuantitas faktor akan menurunkan kuantitas dari hasil
produksi, dimana penggunaan faktor telah digunakan secara optimal.
2.3.2. Hubungan Investasi, Tenaga Kerja, dan Output
Hubungan Investasi, tenaga kerja, dan PDRB dapat dijelaskan dengan
menggunakan konsep elastisitas produksi. Bentuk matematis dari fungsi produksi
dapat ditulis: (Nicholson, 1999)
Y= f(K, TK, M ) ............................................... (2.1)
dimana:
Y = Produk Domestik Regional Bruto (Output)K = Modal atau Investasi
TK = Tenaga KerjaM = Material
Fungsi atau persamaan (2.1) menjelaskan bahwa output tergantung pada
variabel atau faktor-faktor yang berada di dalam fungsi output. Elastisitas output
terhadap modal adalah:
.................. (2.2)
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
36/98
36
........................................... (2.3)
Persamaan (2.3) menunjukkan bahwa bagaimana respon output jika terjadi
perubahan pada variabel modal. Begitu juga untuk elastisitas output terhadap
tenaga kerja, persamaannya:
............ (2.4)
..................................... (2.5)
Elastisitas pada persamaan (2.5) menunjukkan bahwa bagaimana respon
output jika terjadi perubahan pada variabel tenaga kerja, sehingga dari persamaan
(2.3) dan (2.5) dapat disimpulkan: (Putong, 2002)
- Jika > maka faktor produksi modal mempunyai kemampuan
lebih besar daripada faktor tenaga kerja sehingga disebut sebagai industri
padat modal.
- Bila < , maka faktor tenaga kerja lebih dominan daripada modal
sehingga industri tersebut disebut sebagai industri padat karya.
2.3.3. Hubungan Ekspor, Impor, dan Output
Dalam perekonomian terbuka, terjadinya perdagangan luar negeri
termasuk ke dalam perhitungan pendapatan nasional. Indikator yang dijadikan
untuk perhitungannya adalah ekspor dan impor atau biasa juga disebut sebagai net
ekspor(ekspor setelah dikurangi dengan impor).
Variabel ekspor dimasukkan karena ada faktor perdagangan luar negeri
dalam kerangka keseimbangan pasar dan neraca perdagangan. Jika pengembangan
perdagangan luar negeri berada dalam skedul IS, maka ekspor neto di dalam
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
37/98
37
perekonomian terbuka merupakan komponen dari permintaan agregat (Dornbusch
dan Fischer, 1997). Pihak asing membeli sebagian dari output domestik (ekspor)
dan produsen mancanegara menerima sebagian masyarakat dalam negeri (impor).
Hal ini menimbulkan perubahan sehingga pengeluaran di dalam negeri tidak lagi
menentukan output dalam negeri. Sebelumnya, pengeluaran dalam negeri
merupakan fungsi dari konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintahan, tetapi
sekarang fungsinya menjadi variabel ekspor dan impor menentukan output dalam
negeri. Secara matematis,dapat ditulis pada persamaan (2.6):
Y = C + I + G + (XM) ............................................ (2.6)
dimana :
Y = Output TotalC = Konsumsi Rumah TanggaI = Investasi SwastaG = Pengeluaran PemerintahX = EksporM = Impor
Penentuan pendapatan yaitu dengan cara mengasumsikan pengeluaran atau
belanja domestik tergantung pada tingkat pendapatan dan suku bunga. Selain itu,
adanya asumsi ekspor neto yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dalam negeri,
yang mempengaruhi pengeluaran impor pada pendapatan luar negeri, dan nilai
tukar riil. Jika dirumuskan dalam persamaan, maka akan tampak seperti pada
persamaan akhir atau persamaan (2.9).
X = X(Yf,R) ................................................................. (2.7)
M = M(Y, R ................................................................ (2.8)
NX = X-M .................................................................... (2.9)
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
38/98
38
NX (Y, R, Yf)
Y
sehingga :
NX = X(Yf, R) - M(Y, R) ............................................. (2.10)
NX = NX(Y, Yf, R) ....................................................... (2.11)
dimana:
Y = Pendapatan domestikR = Nilai tukar riilYf = Pendapatan luar negeriX = EksporM = Impor
NX = Net Ekspor
Net ekspor merupakan penurunan fungsi tingkat pendapatan. Kenaikan
pendapatan yang akan meningkatkan impor yang kemudian akan menurunkan
ekspor netto.
Sumber: Dornbusch dan Fischer, 1997
Gambar 2.3. Skema Ekspor Netto
Pada gambar 2.3, garis ekspor netto akan lebih curam ketika prospensitas
marjinal untuk melakukan impor semakin tinggi. Gambar 2.3 dikembangkan
untuk tingkat pendapatan tertentu di luar negeri (Yf), dan untuk nilai tukar riil (R)
yang terbuka juga.
Jika pendapatan di luar negeri meningkat, maka permintaan luar negeri
terhadap barang-barang dalam negeri meningkat, termasuk ekspor netto yang
0
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
39/98
39
NX
Output
Output0
E
E
IS
IS
EE
NX
mengalami peningkatan pada setiap tingkat pendapatan dalam negeri. Hal ini
mengakibatkan terjadinya pergeseran kurva IS ke sebelah kanan seperti pada
Gambar 2.4 yang menerangkan bahwa tingkat keseimbangan pendapatan yang
baru berada pada Y yang tadinya berada pada Y0. Keadaan ini mengakibatkan
ekspor netto meningkat ke sebelah kanan ke NX. Pada tingkat keseimbangan
yang baru, tingkat ekspor netto meningkat walaupun kurang dari besarnya
kenaikan ekspor karena adanya peningkatan pendapatan dalam negeri yang
diakibatkan oleh kenaikan impor.
Sumber: Dornbush dan Fischer, 1997
Gambar 2.4. Pengaruh Kenaikan Pendapatan di Luar Negeri
Di tahun 2008, kontribusi sektor industri terhadap PDB Indonesia
mencapai 27,9 persen. Salah satu daerah di Jawa Barat yang penopang utamanya
ada di sektor industri adalah Kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi memiliki
kontribusi sektor industri terhadap PDRB totalnya mencapai 80,25 persen.
0
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
40/98
40
Adanya kontribusi yang tinggi dari sektor industri ini tidak terlepas dari peranan
tenaga kerja dan investasi sebagai faktor produksinya. Menurut BPPMD Jawa
Barat, investasi di Kabupaten Bekasi mencapai 43,64 persen dari keseluruhan
investasi di Jawa Barat dan sebagian besar investasi tersebut dialokasikan untuk
sektor industri.
Meskipun tingkat investasi dan PDRB Kabupaten Bekasi baik itu sektor
industri maupun totalnya tinggi, angka pengangguran masih tetap tinggi juga.
Angka pengangguran Kabupaten Bekasi sebesar 15 persen dimana angka tersebut
lebih tinggi dari pertumbuhan ekonominya yang hanya 6,5 persen.
Angka pengangguran Kabupaten Bekasi diperkirakan akan terus
meningkat karena pada akhir tahun 2008, industri di Kabupaten Bekasi
melakukan PHK sebanyak 3000 orang pekerja yang diakibatkan oleh krisis
finansial global. Tenaga kerja yang terkena PHK merupakan para pekerja yang
bekerja di industri elektronik, otomotif, plastik, dan tekstil dimana industri
tersebut merupakan industri yang mendapatkan alokasi investasi terbesar dengan
penyerapan tenaga kerja terbesar juga di Kabupaten Bekasi.
Sektor industri seharusnya dapat lebih banyak menyerap tenaga kerja
karena investasi dan output sektor industrinya juga tinggi, khususnya di
Kabupaten Bekasi dimana penopang utamanya adalah sektor industri.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat
disajikan ke dalam Gambar 2.5.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
41/98
41
Gambar 2.5. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian
: Alur Penelitian
: Metode Penelitian
PadatModal
PadatKarya
Positif Negatif
OLS
Positif NegatifElastisitas Faktor
Input
Sektor Industri
- Kontribusi sektor industri terhadap PDB Indonesia 27,9 persen.
- Kabupaten Bekasi kontribusi terbesarnya berada pada sektor industri yang
mencapai 80,25 persen terhadap PDRB totalnya dan dicerminkan dengan
tingginya ekspor Kabupaten Bekasi.
- Investasi cukup tinggi, mencapai 43,64 persen dari keseluruhan investasi yang
berada di Jawa Barat dan dialokasikan sebagian besar pada sektor industri.
- PHK sebanyak 3000 pekerja di akhir tahun 2008.
- Angka pengangguran tetap tinggi meskipun kontribusi sektor industri terhadap
PDRB sangat besar.
9 sektor /lapangan usaha(4 kontribusi sektor terbesar)
PendekatanProduksi
Industri Total
Output
FaktorInput
Pendekatan
Pengeluaran
Rekomendasi Kebijakan
investasi Tenagakerja
Ekspor Impor OLS
Krisis
Krisis
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
42/98
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
43/98
43
- Ekspor diduga berpengaruh positif terhadap output. Artinya,
peningkatan ekspor akan meningkatkan output pada sektor industri di
Kabupaten Bekasi.
- Impor diduga berpengaruh negatif terhadap output. Artinya,
peningkatan impor akan menurunkan output sektor industri di
Kabupaten Bekasi.
- Krisis ekonomi 1997-1998 diduga memberikan pengaruh yang berbeda
nyata terhadap output sektor industri di Kabupaten Bekasi.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
44/98
44
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, Kabupaten Bekasi dijadikan sebagai objek penelitian
untuk menganalisis pengaruh output sektor industri terhadap output total
Kabupaten Bekasi. Penentuan Kabupaten Bekasi sebagai objek penelitian
dilakukan secara sengaja, karena mengingat Kabupaten Bekasi merupakan salah
satu daerah di Jawa Barat yang kontribusi sektor industrinya besar dan tingkat
investasi serta penyerapan tenaga kerjanya cukup tinggi di antara kabupaten dan
kota lainnya di Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai
dengan bulan Agustus 2009.
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder
yang berupa data time series dari tahun 1990 sampai tahun 2007. Data tersebut
antara lain terdiri dari data investasi, jumlah tenaga kerja, ekspor, impor, PDRB
sektor industri, pertanian, perdagangan, hotel, dan restoran, PDRB sektor jasa di
Kabupaten Bekasi, serta PDRB total Kabupaten Bekasi. Data bersumber dari
BPS, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, Badan Perncanaan Daerah Kabupaten Bekasi, Badan Koordinasi
dan Penanaman Modal (BKPM) Pusat, internet, dan beberapa sumber lainnya
yang dapat menunjang dalam penulisan skripsi ini. Selain itu, pengolahan data
dalam penelitian ini menyertakan variabel dummy, dimana dummy yang
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
45/98
45
digunakan adalah krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998. Penyertaan
variabel dummy ini dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian
berada pada tahun 1990-2007.
3.3. Metode Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini
adalah metode kuantitatif deskriptif. Analisis deskriptif digunakan untuk
menggambarkan kondisi tenaga kerja, investasi dan output Kabupaten Bekasi
khususnya yang berada pada sektor industri. Selain itu juga untuk
menggambarkan pengaruh sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bekasi yang dicerminkan oleh Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Bekasi.
Metode kuantitatif dalam penulisan skripsi ini dengan menggunakan
model ekonometrika yang terdiri dari dua model regresi linier berganda dengan
metode OLS (Ordinary Least Square). Regresi linier sederhana yaitu persamaan
regresi yang hanya mempunyai satu variabel bebas. Jika di dalam persamaan
tersebut memiliki lebih dari satu variabel bebas, maka dinamakan model regresi
linier majemuk atau berganda (Nachrowi dan Usman, 2006). Data yang digunakan
dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan software Eviews 6 dengan
bantuanMicrosoft Excel 2007.
Model pertama merupakan model yang digunakan untuk menganalisis
pengaruh sektor industri terhadap output total Kabupaten Bekasi yang
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
46/98
46
dicerminkan oleh Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bekasi. Model
persamaannya seperti pada persamaan 3.1.
1.Fungsi output total Kabupaten Bekasi:
LNPDRB_TOT = LN b0+ b1LNPDRB_PERT + b2LNPDRB_INDT
+ b3LNPDRB_PHR + b4LNPDRB_JS + b5DK + et....... (3.1)
dimana:
PDRB_TOT = Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bekasi
(Rupiah).PDRB_INDT = Produk Domestik Regional Bruto sektor industri
Kabupaten Bekasi (Rupiah).PDRB_PERT = Produk Domestik Regional Bruto sektor pertanian
Kabupaten Bekasi (Rupiah).PDRB_PHR = Produk Domestik Regional Bruto sektor
perdagangan, hotel, dan restoran Kabupaten Bekasi(Rupiah).
PDRB_JS = Produk Domestik Regional Bruto sektor jasaKabupaten Bekasi (Rupiah).
DK = Dummy krisisb0 = Indeks efisiensib1 = Koefisien dari output sektor industrib2 = Koefisien dari output sektor pertanianb3 = Koefisien dari output sektor perdagangan, hotel dan
restoranb4 = Koefisien dari output sektor jasaet = Residual
Model pada persamaan kedua merupakan model yang digunakan untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi output sektor industri dengan
menggunakan model regresi linier berganda. Bentuk persamaannya ada pada
persamaan 3.2.
2. Fungsi output sektor industri Kabupaten Bekasi:
LNPDRB_INDT = LN bo+ b1LNPMA + b2LNPMDN + b3LNJTK + b4 LNEKS
+ b5LNIMP + b6DK + et............................................... (3.2)
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
47/98
47
dimana:
PDRB_INDT = Produk Domestik Regional Bruto sektor industriKabupaten Bekasi (Rupiah).
PMDN = Penanaman Modal Dalam Negeri (Rupiah).PMA = Penanaman Modal Asing (US Dollar).JTK = Jumlah Tenaga Kerja (Orang)EKS = Ekspor Kabupaten Bekasi (US Dollar).IMP = Impor Kabupaten Bekasi (US Dollar).DK = Dummy krisis
b0 = Indeks efisiensib1 = Koefisien dari PMAb2 = Koefisien dari PMDN
b3 = Koefisien dari tenaga kerjab4 = Koefisien dari eksporb5 = Koefisien dari imporet = Residual
3.4. Uji Statistik
3.4.1. Uji Koefisien Determinan R2
Koefiisien determinasi (Goodness of Fit) merupakan suatu ukuran dalam
regresi yang dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi yang
diestimasi (Nachrowi dan Usman, 2006). Koefisien determinansi ini
mencerminkan besarnya variasi dari variabel terikat yang dapat diterangkan oleh
variabel bebas. Bila nilai R2 = 0, maka variabel bebas sama sekali tidak dapat
menerangkan variabel terikat. Jika R2= 1, maka variasi dari variabel terikat secara
keseluruhan dapat diterangkan oleh variabel bebas sehingga semua titik
pengamatan berada tepat pada garis regresi. Maka dari itu, baik atau buruknya
persamaan regresi tergantung dari R2 nya yang nilainya berada diantara 0 dan 1.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
48/98
48
Rumus koefisien determinasi ini adalah:
(3.3)
dimana:
R2 = Koefisien Determinasi
JKR = Jumlah Kuadrat Regresi
JKT = Jumlah Kuadrat Total
3.4.2. Uji F-Statistik
Rumusan R2 menyerupai dengan Uji-F, sehingga formulasi Uji-F dapat
diformulasikan sebagai berikut:
...................................... (3.3)
Uji-F dilakukan untuk melakukan uji koefisien regresi secara bersamaan.
Secara umum, hipotesis yang digunakannya adalah:
H0: a1= a2= a3= a4= ........ = ak = 0
H1: tidak demikian (paling tidak ada satuslopeyang 0)
(k merupakan banyaknya variabel bebas)
Setelah didapat Fhitung, lalu dibandingkan dengan Tabel F dengan d f
sebesar k dan n-k.
Jika Fhit> F (k,n-k-1)maka tolak H0
Jika Fhit< F (k,n-k-1)maka terima H0
Jika H0 ditolak, maka ini menunjukkan bahwa paling tidak ada satu
variabel bebas yang signifikan secara statistik berpengaruh terhadap variabel tak
bebas atau variabel terikat. Sedangkan jika H0diterima maka tidak ada satu pun
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
49/98
49
variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel tak bebas secara
statistik.
3.4.3. Uji t-Statistik
Setelah melakukan uji koefisien secara keseluruhan, maka koefisien
regresi dihitung secara individu dengan menggunakan suatu uji yang dikenal
dengan Uji-t. Pengujian ini berfungsi juga untuk mengetahui tentang pengaruh
dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat apakah signifikan
atau tidak.
t-hitung didefinisikan sebagai:
......................................................... (3.5)
Dalam Uji-t, hipotesis yang digunakan adalah:
H0: ai= 0
H1: ai 0 i = 1,2,3,....., k
Setelah didapat thitung, lalu dibandingkan dengan nilai t tabel:
Jika thit> t/2 (n-k)maka tolak H0
Jika thit< t/2 (n-k) maka terima H0
Jika H0ditolak, maka variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel
tak bebas, sedangkan jika H0 diterima maka variabel bebas tidak berpengaruh
nyata terhadap variabel tak bebas.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
50/98
50
3.5. Uji Ekonometrik
3.5.1. Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah
ada hubungan linier antara variabel bebas. Jika tidak ada korelasi antara kedua
variabel, maka koefisien pada regersi majemuk akan sama dengan koefisien pada
regresi sederhana. (Nachrowi dan Usman, 2006). Maka dari itu, dalam membuat
regresi berganda, variabel bebas yang baik adalah variabel yang tidak memiliki
hubungan dengan variabel bebas yang lain tetapi mempunyai hubungan dengan
variabel terikat.
Dengan adanya multikolinearitas maka akan memberikan dampak
terhadap model, diantaranya: (Nachrowi dan Usman, 2006)
1. Varian koefisien regresi menjadi lebih besar
2. Varian yang lebih besar menimbulkan lebarnya interval kepercayaan, dan
standar erroryang terlalu besar sehingga mengakibatkan nilai duga suatu
koefisien menjadi tidak signifikan.
3. Meskipun multikolinearitas dapat mengakibatkan banyak variabel tidak
signifikan, tetapi koefisien determinasi tetap tinggi dan uji F signifikan.
4. Angka estimasi koefisien regresi yang didapat akan mempunyai nilai yang
tidak sesuai dengan substansi sehingga mengakibatkan kesalahan dalam
penginterpretasian.
3.5.2. Autokorelasi
Autokorelasi terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu
mempunyai korelasi antara satu dengan yang lainnya. (Nachrowi dan Usman,
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
51/98
51
2006). Uji yang digunakan dalam mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan
menggunakan ujiDurbin Watson Statistic (D-W). Jika nilai statistik D-W berada
pada kisaran angka dua, menunjukkan bahwa tidak terdapatnya autokorelasi, dan
begitu juga sebaliknya. Jika semakin jauh dari angka dua, maka akan terjadi
peluang autokorelasi yang besar baik itu autokorelasi positif maupun negatif.
Karena uji D-W memiliki beberapa kelemahan, maka untuk menguji
autokorelasi dapat juga dengan menggunakan uji yang dikembangkan oleh
Breusch-Godfrey. Uji ini dikenal dengan ujiLagrange Multiplier Test. Kriteria uji
yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi dengan uji Lagrange Multiplier,
yaitu:
- Jika nilai probabilitas pada Obs*R-Square > taraf nyata () yang
digunakan, maka model persamaan yang digunakan tidak mengandung
autokorelasi.
- Jika nilai probabilitas pada Obs*R-Square < taraf nyata () yang
digunakan, maka model persamaan yang digunakan mengandung
autokorelasi.
3.5.3. Heteroskedastisitas
Menurut Nachrowi dan Usman (2006), varians (ui2
) yang tidak konstan
atau selalu berubah-ubah disebut dengan heteroskedastis. Kasus heteroskedastis
tidak hanya terjadi pada persamaan regresi majemuk tetapi memungkinkan terjadi
pada regresi linier sederhana juga. Akibat yang ditimbulkan dari
heteroskedastisitas ini adalah varian koefisien regresi yang lebih besar sehingga
menimbulkan beberapa konsekuensi lain. Konsekuensi itu diantaranya interval
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
52/98
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
53/98
53
- Jika nilai probabilitas pada (J-B) > taraf nyata () yang digunakan,
maka error term dalam model persamaan yang digunakan terdistribusi
normal.
- Jika nilai probabilitas pada (J-B) < taraf nyata () yang digunakan,
maka error term dalam model persamaan yang digunakan tidak
terdistribusi normal.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
54/98
54
IV. GAMBARAN UMUM
4.1. Kondisi Geografis dan Pembagian Wilayah Administratif
4.1.1. Kondisi Geografis
Menurut letak geografisnya, Kabupaten Bekasi berada di Bagian Utara
Jawa Barat, yang terletak pada 10604828 - 10702729 Bujur Timur dan
60106 - 60306 Lintang Selatan. Keadaan topografinya terbagi menjadi dua
bagian, yaitu dataran rendah yang meliputi sebagian wilayah bagian utara yang
termasuk ke dataran rendah dan dataran bergelombang mencakup wilayah bagian
selatan. Ketinggian lokasi Kabupaten Bekasi berkisar antara 6 - 115 meter dan
kemiringan 025 persen.
4.1.2. Wilayah Administratif
Pada awalnya, Kabupaten Bekasi meliputi 4 wilayah kawedanaan, 13
kecamatan, dan 85 desa. Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48
tahun 1981, terbentuk kota administratif Bekasi. Kota administratif Bekasi terdiri
dari 4 kecamatan, 18 kelurahan dan 8 desa dengan luas 8.845 Ha. Kondisi dan
potensi Kabupaten Bekasi terdiri dari 148.437 luas wilayah yang terdiri dari 1
wilayah kota administratif, 4 wilayah kawedanaan, 20 kecamatan, 3 kamantren,
219 desa dan 18 kelurahan. Kondisi tersebut terjadi sampai pada tahun 1983.
Selanjutnya berdasarkan UU No. 9 tahun 1996 tanggal 16 Desember 1996
wilayah Kabupaten Bekasi dimekarkan menjadi 2 wilayah yaitu Kota Bekasi dan
Kabupaten Bekasi. Kabupaten Bekasi meliputi 5 wilayah kawedanaan, 15
kecamatan dan 187 desa, dengan luas wilayah menjadi 127.388 Ha, sehingga
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
55/98
55
secara yuridis telah lahir PP No. 82 tahun 1998 tanggal 28 Desember 1998 tentang
Pemindahan Ibukota Kabupaten Bekasi ke Kota Cikarang
Secara administratif Kabupaten Bekasi termasuk salah satu Kabupaten di
Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta. Kabupaten
Bekasi memiliki batas-batas wilayah:
- Sebelah Barat : Kota Bekasi dan DKI Jakarta
- Sebelah Timur : Kabupaten Karawang
- Sebelah Utara : Laut Jawa
- Sebelah Selatan : Kota Bogor
Kabupaten Bekasi letaknya sangat strategis, berbatasan dengan kabupaten
dan kota-kota besar di Propinsi Jawa Barat, juga berbatasan dengan Laut Jawa
sehingga bagus untuk jalur perdagangan dan pendistribusian barang-barang baik
input maupun output.
4.2. Rencana Strategis Pembangunan Kabupaten Bekasi
Rencana strategis Kabupaten Bekasi ini tercermin dalam visi dan misi
Kabupaten Bekasi.
Visi:
Manusia Unggul yang Agamis Berbasis Agribisnis dan Industri Berkelanjutan.
Misi:
1. Meningkatkan manusia yang sehat, pinter, dan bener;
2. Meningkatkan profesionalisme institusi Pemerintah Daerah,
DPRD, dan Masyarakat;
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
56/98
56
3. Mendorong terciptanya masyarakat berbudaya, demokratis, dan
agamis;
4. Memberdayakan Usaha Kecil, Menengah, dan Besar yang berbasis
pada Ekonomi Kerakyatan;
5. Menegakkan supremasi hukum dan ketertiban;
6. Mengembangkan prasarana dan sarana publik secara terpadu;
7. Mengharmoniskan tata ruang yang berbasis kepedulian terhadap
lingkungan.
4.3. Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi
4.3.1. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2007 mencapai 2.125.960
jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari 1.088.144 laki-laki dan 1.037.816 perempuan.
Kabupaten Bekasi merupakan daerah dengan tingkat urbanisasi yang tinggi
sehingga mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dimana Laju
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bekasi mencapai 3,46 persen pada tahun
2007. Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bekasi di tahun 2007 mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dapat terjadi
karena tenaga kerja yang digunakan di sektor industri mengalami penurunan
sehingga tingkat urbanisasi ke Kabupaten Bekasi berkurang. Hal ini menunjukkan
sektor industri berpengaruh dalam mendorong laju pertumbuhan penduduk yang
salah satunya diakibatkan oleh urbanisasi. Jumlah penduduk dan laju
pertumbuhan penduduk (LPP) Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada Tabel 4.1.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
57/98
57
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kabupaten
Bekasi Tahun 2005-2007
IndikatorTahun
2005 2006 2007
Jumlah Penduduk 1.983.815 2.054.795 2.125.960
Laju Pertumbuhan Penduduk(LPP)
LPP 2005-2006 : 3,58LPP 2006-2007 : 3,46
Sumber: BPS Kabupaten Bekasi, 2008
4.3.2. Ketenagakerjaan
Terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi membuat tenaga kerja akan
lebih lama terserap. Di Kabupaten Bekasi, hal ini terjadi ketika kenaikan bahan
bakar minyak sehingga penyerapan tenaga kerja terhambat bahkan terjadi
pengurangan tenaga kerja. Hal ini terjadi karena akan mengakibatkan kenaikan
biaya produksi dan memicu peningkatan inflasi sehingga para pekerja menuntut
kenaikan upah. Keadaan ini menimbulkan keterlambatan sektor riil dalam
menyerap tenaga kerja bahkan pengurangan tenaga kerja salah satunya di sektor
industri karena Kabupaten Bekasi basic utamanya adalah sektor industri.
Akhirnya para pekerja pun akan beralih dari sektor formal ke sektor informal.
Kondisi tenaga kerja Kabupaten Bekasi lebih dominan bekerja di sektor
industri. Pada tahun 2007, tenaga kerja sebanyak 317.288 orang ada pada sektor
industri yang terserap oleh 1.496 perusahaan. Pada tahun tersebut mengalami
penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bahkan sektor industri
mengalami penurunan tenaga kerja paling banyak dibandingkan dengan sektor-
sektor lainnya yang mengalami penurunan juga. Secara rinci kondisi
ketenagakerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
58/98
58
Tabel 4.2. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Klasifikasi LapanganUsaha Indonesia (KLUI) di Kabupaten Bekasi
Sumber: Disnaker Kabupaten Bekasi, 2008
Sektor industri yang merupakan sektor basis Kabupaten Bekasi, sering
sekali terganggu pertumbuhannya karena adanya krisis sehingga tenaga kerja
yang dapat masuk ke sektor industri menjadi berkurang. Tetapi, dengan adanya
sektor perdagangan, setidaknya dapat membantu pengangguran yang diakibatkan
oleh sektor industri.
Indikator ketenagakerjaan yang ditunjukkan dengan angka pengangguran
di Kabupaten Bekasi terbilang cukup tinggi pada tahun 2007 yaitu ada pada angka
15,12 persen. Tingginya laju pertumbuhan penduduk yang mencapai 3,46 persen
di tahun 2007 mengakibatkan tidak terpenuhinya antara kesempatan kerja dengan
banyaknya para pencari kerja. Selain itu juga karena adanya PHK sehingga
kesempatan kerja pun menjadi berkurang.
NoKlasifikasi lapangna Usaha
Indonesia (KLUI)
2006 2007
PerusahaanTenaga
KerjaPerusahaan
Tenaga
Kerja
1 Pertanian, Kehutanan, Perikanan,dan Peternakan 8 560 6 545
2 Pertambangan dan Penggalian 7 995 7 1.002
3 Industri Pengolahan 1.260 319.213 1.496 317.288
4 Listrik, Gas, dan Air 4 160 2 156
5 Bangunan 55 5.495 59 5.804
6 Perdagangan Besar, Eceran, RumahMakan, dan Hotel 190 7.213 324 9.145
7Angkutan, Perdagangan, danKomunikasi 50 4.915 65 5.366
8Keuangan, Asuransi, UsahaPersewaan bangunan Dan tanah sertaJasa Perusahaan 55 2.750 89 3.085
9Jasa Kemasyarakatan danPerorangan 85 7.185 162 11.218
Jumlah 1.714 348.486 2.210 353.609
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
59/98
59
4.4. Perekonomian dan Sektor Industri Kabupaten Bekasi
4.4.1. Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bekasi merupakan
salah satu indikator perkembangan perekonomian pada tahun 2000, dimana angka
PDRB cukup memberikan harapan terhadap peluang berinvestasi maupun
memberikan dampak nilai tambah ekonomi terhadap masyarakat. Hal ini terlihat
dari laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi selama 4 tahun terakhir (2004-
2007) yang memperlihatkan pertumbuhan diatas rata-rata nasional yaitu berkisar
6,06 persen pertahun. Meskipun setelah mengalami penurunan pertumbuhan
ekonomi ditahun 2006, pertumbuhan ekonomi di tahun 2007 kembali meningkat
diatas 6 persen yaitu sebesar 6,14 persen.
Pada Tabel 4.3 terlihat bahwa penopang utama kinerja ekonomi yang
diukur dengan nilai PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bekasi
masih terdapat pada sektor industri. Sementara sektor perdagangan dan jasa
mengalami peningkatan sejalan dengan pertumbuhan sektor industri. Pada tahun
2007, sektor industri tumbuh sebesar 5,75 persen, sehingga sektor industri dapat
dikatakan mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 5,56
persen.
Sementara sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2007
tumbuh sebesar 9,80 persen. Pertumbuhan sektor ini dapat dikatakan cepat
dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 8,44 persen.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
60/98
60
Tabel 4.3. PDRB dan LPE Kabupaten Bekasi Berdasarkan Lapangan UsahaTahun 2006-2007
NoLapangan
Usaha
PDRB ADH Berlaku PDRB ADH Konstan 2000
2006 2007*
LPE
(%) 2006 2007*
LPE
(%)
1
Pertanian,Peternakan,Kehutanan,dan Perikanan
1.307.708,79 1.499.042,98 14,63 859.058,70 881.001,98 2,55
2PertambangandanPenggalian
1.184.350,14 1.337.136,05 12,9 596.695,49 580.274,39 -2,75
3IndustriPengolahan
53.380.232,61 58.962.714,64 10,46 35.043.950,48 37.060.103,2 5,75
4
Listrik, Gas,
dan AirBersih
1.534.164,56 1.699.074,86 10,75 786.106,69 827.175,77 5,22
5 Konstruksi 679.305,25 803.753,97 18,32 482.599,00 547.239,41 13,39
6Perdagangan,Hotel, danRestoran
5.526.634,00 6.296.696,32 13,93 3.947.358,93 4.334.092,28 9,8
7PengangkutandanKomunikasi
903.689,70 1.020.632,54 12,94 629.069,48 692.403,76 10,07
8
Keuangan,Real Estate,dan JasaPerusahaan
655.264,74 751.219,65 14,64 451.850,22 489.177,18 8,26
9 Jasa-jasa 1.348.179,77 1.497.490,25 11,07 996.685,66 1.068.823,53 7,24
PDRB dengan
Migas66.519.529,55 73.867.761,25 11,05 43.793.374,65 46.480.291,5 6,14
PDRB tanpa Migas 65346675.62 72.543.098,48 11,01 43.202.971,05 45905994.41 6,26
Sumber: BPS Kabupaten Bekasi, 2008
Dari sisi penawaran, hampir semua sektor mengalami pertumbuhan
peningkatan kinerja yang positif kecuali sektor pertambangan dan penggalian,
juga sektor pertanian yang berada pada sub sektor perkebunan, kehutanan dan
perikanan.
4.4.2. Sektor Industri
Perkembangan sktor industri Kabupaten Bekasi dapat dilihat pada grafik
Gambar 4.1 berikut.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
61/98
61
Sumber: BPS Kabupaten Bekasi, 1991-2008 (diolah)
Gambar 4.1 Perkembangan Sektor Industri Kabupaten Bekasi Sebelum danSetelah Krisis Tahun 1990-2007
Sektor industri di Kabupaten Bekasi, rata-rata mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Krisis yang terjadi sekitar tahun 1997-1998 mengakibatkan output
sektor industri turun, tetapi Kabupaten Bekasi dapat mengatasinya, karena pada
tahun-tahun selanjutnya, output sektor industri maupun output total dapat kembali
meningkat sampai tahun 2007.
Peningkatan output tersebut terjadi karena investasi dan penyerapan tenaga
kerja yang berada di Kabupaten Bekasi cukup tinggi. Hal itu dapat terlihat pada
Tabel 4.4, yang menunjukkan investasi, tenaga kerja, maupun output sektor
industri mengalami penurunan setelah terjadinya krisis ekonomi di tahun 1997-
1998. Penurunan terjadi karena krisis mengakibatkan keadaan ekonomi di dalam
negeri tidak stabil dan juga tingkat inflasi yang cukup tinggi di saat krisis
mengakibatkan investor tidak tertarik menanamkan modalnya, karena keuntungan
yang nantinya diperoleh akan berkurang. Tetapi dampak krisis yang terjadi tidak
berlangsung lama. Hal ini terlihat di tahun-tahun berikutnya yaitu tahun 2000
0
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
30,000,000
35,000,000
40,000,000
45,000,000
50,000,000
909192939495969798990001020304050607
indt fix
total fix
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
62/98
62
sampai 2005, baik investasi, tenaga kerja, maupun output sektor industri
meningkat.
Tabel 4.4. Data Investasi, Jumlah Tenaga Kerja, dan Output Sektor Industri diKabupaten Bekasi
TahunInvestasi
(Rupiah)
Jumlah Tenaga Kerja
(Orang)
Output Sektor Industri
(Rupiah)
1990 134.457,29 143.621 4.547.232,37
1991 95.966,40 111.343 5.581.926,32
1992 510.612,55 153.710 7.033.686,66
1993 2.402.498,38 149.402 19.567.539,33
1994 2.903.513,55 193.311 22.861.620,20
1995 2.756.810,22 227.353 26.621.371,66
1996 3.375.137,39 378.861 29.799.786,73
1997 5.705.260,66 100.655 32.263.251,32
1998 7.316.849,66 125.197 24.386.437,20
1999 5.579.302,45 81.038 24.938.872,39
2000 1.644.248,69 102.349 25.503.822,09
2001 2.667.593,24 186.408 25.918.168,00
2002 3.694.678,55 221.911 27.092.769,50
2003 4.085.358,38 176.557 28.554.447,602004 4.235.276,44 216.738 31.412.017,69
2005 9.822.388,11 217.113 33.198.553,20
2006 5.641.262,64 198.376 35.043.950,48
2007 4.237.168,00 211.334 37.060.103,20Sumber: BPS dan BKPM, 1990-2008 (diolah)
Pada Tabel 4.4, investasi dan tenaga kerja di tahun 2006 mengalami
penurunan kembali tetapi output yang dihasilkan meningkat. Hal ini terjadi karena
dampak dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak di tahun 2005 yang
mengakibatkan harga-harga barang di dalam negeri meningkat, termasuk juga
harga faktor produksi. Hal ini yang mengakibatkan para investor mengurangi
modalnya di Inonesia. Output sektor industri yang meningkat terjadi karena
produktifitas dari input yang digunakan tinggi. Jadi, meskipun input yang
digunakan lebih sedikit, output yang dihasilkan dapat tetap tinggi.
7/24/2019 Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja
63/98
63
Semakin membaiknya sektor in