20
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN QUANTITATIVE EASING DAN TAPERING OFF FEDERAL RESERVE AMERIKA SERIKAT TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH PADA TAHUN 2008 – 2013 EKA RANGGA PERWITA 09630030

Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proposal penelitian

Citation preview

Page 1: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN QUANTITATIVE EASING DAN TAPERING OFF FEDERAL RESERVE AMERIKA SERIKAT TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH PADA TAHUN 2008 – 2013

EKA RANGGA PERWITA

09630030

Page 2: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Latar Belakang

Krisis Subprime Mortgage yang terjadi di Amerika Serikat (AS) telah mengguncang perekonomian global, tanpa kecuali Indonesia yang juga terkena dampaknya. Krisis tersebut telah mempengaruhi lesunya iklim investasi dan perdagangan dunia.

Hingga akhirnya pemerintah AS melalu Bank Sentralnya (the FED) mengeluarkan kebijakan pelonggaran kuantitative atau Quantitative Easing (QE) untuk menangulangi krisis.

QE merupakan kebijakan pelonggaran likuiditas yaitu dengan menurunkan suku bunga, mencetak uang dengan membeli US treasury bonds dan obligasi koorporasi, dengan tujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar dan menigkatkan daya beli masyarakat AS.

Page 3: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Dampak dari kebijakan tersebut mempengaruhi perubahan suku bunga, inflasi dan jumlah uang yang beredar.

Perubahan yang telah terjadi di AS juga mempengaruhi perubahan suku bunga, inflasi dan jumlah uang yang beredar di Indonesia. Karena dengan adanya kebijakan tersebut banyak arus modal masuk ke Indonesia. Hingga akhirnya mempengaruhi pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang cukup signifikan.IDR per 1 USD

Chart menunjukan pergerakan Rupiah terhadap Dollar AS, Cukup tajam antara tahun 2008 hingga akhir tahun 2013

Page 4: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Pada saat krisis finansial rupiah terdepresiasi hingga diatas Rp.12.000 per Dollar AS.

Setelah kebijakan QE berjalan rupiah mengalami apresiasi hingga dibawah Rp.9.000 per Dollar AS.

Setelah wacana pengurangan QE (Tapering Off) Rupiah terdepresiasi kembali hingga diatas Rp.12.000 per Dollar AS.

Page 5: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh perubahan selisih tingkat suku bunga AS dan Indonesia pada saat krisis, setelah kebijakan QE dan wacana tapering off oleh the Fed pada tahun 2008 - 2013 terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS?

Bagaimana pengaruh perubahan selisih tingkat inflasi AS dan Indonesia pada saat krisis, setelah kebijakan QE dan wacana tapering off oleh the Fed pada tahun 2008 - 2013 terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS?

Bagaimana pengaruh perubahan selisih tingkat jumlah uang yang beredar AS dan Indonesia pada saat krisis, setelah kebijakan QE dan wacana tapering off oleh the Fed pada tahun 2008 - 2013 terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS?

Page 6: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Tujuan Penelitian

Mendapatkan bukti empiris pengaruh perubahan selisih tingkat suku bunga AS dan Indonesia pada saat krisis, setelah kebijakan QE dan wacana tapering off oleh the Fed pada tahun 2008 - 2013 terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS.

Mendapatkan bukti empiris pengaruh perubahan selisih tingkat inflasi AS dan Indonesia pada saat krisis, setelah kebijakan QE dan wacana tapering off oleh the Fed pada tahun 2008 - 2013 terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS.

Mendapatkan bukti empiris pengaruh perubahan selisih tingkat jumlah uang yang beredar AS dan Indonesia pada saat krisis, setelah kebijakan QE dan wacana tapering off oleh the Fed pada tahun 2008 - 2013 terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS.

Page 7: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Batasan Masalah

Batasan dari penelitian ini yaitu mengkaji pengaruh kebijakan Amerika Serikat tentang kebijakan Quantitative easing dan tapering off yang dilakukan untuk mengatasi krisis terhadap nilai tukar Rupiah atas Dollar Amerika Serikat pada tahun 2008 - 2013.

Page 8: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Manfaat Penelitian

Bagi otoritas moneter dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan menentukan exchange rate regime, dan pertimbangan kebijakan penanggulangan terhadap dampak kebijakan ekonomi Amerika Serikat.

Bagi akademisi dapat memberikan tambahan wawasan, pandangan serta tentang kajian teoritis untuk penelitian selanjutnya, terutama meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan nilai tukar rupiah.

Page 9: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Tinjauan PustakaPenelitian terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Kholidin 2002 dengan judul “Analisis Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Indonesia Terhadap Dollar Amerika”. Penelitian tersebut menggunakan variable-variable yang berpengaruh terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang antara lain jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) Indonesia dan Amerika Serikat, tingkat inflasi Indonesia dan Amerika Serikat, tingkat suku bunga deposito Indonesia dan Amerika Serikat, dan PDB riil Indonesia dan Amerika Serikat.

Pada penelitian tersebut menjelaskan bahwa hasil pengujian pengaruh variabel perubahan selisih jumlah uang yang beredar, tingkat inflasi, tingkat suku bunga deposito dan PDB riil secara simultan terhadap perubahan nilai tukar menunjukan bahwa variabel-variabel tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan nilai tukar baik pada periode sebelum krisis ekonomi saat krisis ekonomi dan untuk total periode penelitian.

Page 10: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Penelitian terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Atmadja 2002 dengan judul “Analisa Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika Setelah Diterapkannya Kebijakan Sistem Nilai Tukar Mengambang Bebas Di Indonesia”. Penelitian tersebut menggunakan variabel-varibel selisih tingkat inflasi Indonesia dengan Amerika, selisih tingkat suku bunga riil Indonesia dengan Amerika, selisih perubahan jumlah uang yang beredar Indonesia dan Amerika, selisih perubahan GDP riil Indonesia dan Amerika, dan besarnya surplus dan defisit BOP Indonesia.

Dari hasil penelitian tersebut, variabel-variabel bebas yang di gunakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, kecuali variabel jumlah uang yang beredar. Dalam penelitian ini keseluruhan variabel bebas tersebut hanya memberikan kontribusi 32,5% terhadap perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Dengan demikian sebagian besar penggerak nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika di tentukan oleh faktor-faktor lain baik faktor ekonomi maupun faktor non ekonomi.

Page 11: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Landasan Teori Nilai Tukar

Menurut Krugman dan Obsfeld dalam Machpudin (2013) mendefinisikan nilai tukar sebagai harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya

Suku Bunga

Menurut Boediono (1980) menjelaskan bahwa tingkat bunga yaitu sebagai harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu.

Inflasi

Menurut Nopirin (1987) yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara terus-menerus.

Jumlah uang yang beredar

Menurut Boediono (1980) pengertian yang paling sempit (M1) bahwa yang termasuk dalam definisi uang adalah uang kertas dan uang logam yang ada di tangan masyarakat. Sedangkan dalam arti luas (M2) adalah penjumlahan dari M1 dan uang kuasi yang berupa kas, deposito berjangka giro dan tabungan.

Page 12: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Hubungan antara suku bunga dan Nilai Tukar

Teori International Fisher Effect.

Menjelaskan bahwa perubahan selisih perbedaan suku bunga nominal merefleksikan ekspektasi perubahan perubahan nilai tukar jangka pendek antar dua negara.

perubahan valuta asing, = suku bunga luar negeri, = suku bunga domestik

Jika > , akan positif, sehingga valuta asing akan mengalami apresiasi pada saat suku bunga luar negeri lebih rendah daripada suku bunga domestik.

Jika < , akan negative, sehingga valuta asing akan mengalami depresiasi pada saat suku bunga suku bunga luar negeri melampaui suku bunga domestik.

Page 13: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Hubungan Inflasi terhadap nilai tukar.

Teori Law of One Price dan Purchasing Power Parity

Law of one price adalah harga barang dan jasa akan menjadi seragam disemua pasar dengan asumsi tidak ada friksi (barrier) penjualan dan transportrasi bernilai nol. Jika Law of one price berlaku, Purchasing power parity (PPP) dari nilai kurs dapat diketahui.

Teori ini menjelaskan Misalnya apabila Indonesia mengalami inflasi lebih tinggi dari USA dan nilai kursnya tidak berubah. Hal ini menyebabkan harga ekspor barang dan jasa Indonesia menjadi relative lebih mahal dan tidak mampu berkompetisi dengan barang dan jasa dari luar negeri. Ekspor Indonesia akan cenderung menurun sedangkan impor dari negara lain cenderung meningkat. Dampaknya, Rupiah akan mengalami tekanan dan terdepresiasi atau Dollar AS akan mengalami apresiasi terhadap Rupiah.

Page 14: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Hubungan perubahan tingkat jumlah uang yang beredar terhadap nilai tukar

Dengan pendekatan moneter (Monetary Approach)

Faktor – faktor yang mempengaruhi nilai tukar ditentukan oleh faktor – faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan uang dan fungsi penawaran uang

Pendekatan ini didasarai dengan cara menggabungkan antara teori kuantitas uang (Quantity Theory of Money) dan Doktrin Paritas daya beli (Purchasing Power Parity). Dan menghasilkan persamaan sebagai berikut:

= nilai tukar spot nominal, perbedaan jumlah uang yang beredar dalam negeri dan luar negeri ; perbedaan pendapatan riil dalam negeri dan luar negeri ; dan perbedaan suku bunga dalam negeri dan luar negeri .

Page 15: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Berdasarkan pendekatan moneter maka hasil yang di harapkan adalah sebagai berikut:

Model ini memprediksi bahwa kenaikan jumlah uang yang beredar menyebabkan kenaikan harga domestik secara proporsioanal, dan oleh karena itu melalui doktrin paritas daya beli akan mendorong terjadinya depresiasi mata uang domestik.

Hubungan pendapatan riil dan nilai tukar adalah negatif. Adanya kenaikan pendapatan riil domestik menyebabkan kelebihan permintaan uang; sehingga untuk mencapai tingkat keseimbangan (tanpa melakukan perubahan jumlah uang yang beredar) hanya dapat dipenuhi harga domestic. Sehingga berdasarkan Purchasing Power Parity, penurunan harga domestik akan menyebabkan apresiasi mata uang domestik.

Model ini memprediksi bahwa semakin tinggi perbedaan suku bunga akan menyebabkan turunya permintaan akan uang domestik, yang pada giliranya menyebabkan depresiasi mata uang domestik. Sehingga koefisien suku bunga bertanda positif.

Page 16: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Kerangka Pikir

Perubahan Selisih Tingkat suku

bunga Indonesian dan AS

Perubahan Selisih Tingkat inflasi

Indonesian dan AS

Nilai Tukar Rupiah

Terhadap Dollar Amerika Serikat

Perubahan Selisih jumlah

uang yang beredar

Indonesian dan AS

Page 17: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Studi deskriptif kuantitatif terhadap fenomena atau populasi tertentu.

Jenis Data dan Sumber Data

Data sekunder yang berbentuk kurun waktu (time series).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data yang telah diterbitkan oleh Bank Sentral Indonesia (BI), Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve), Internatioanl Monetary Fund, dan situs bisnis keuangan resmi di Internet.

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi.

Page 18: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Definisi Operasional

1. Nilai tukar adalah harga mata uang negara asing dalam satuan mata uang domestik dan diukur berdasarkan nilai tukar tengah (Y).

2. Tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat suku bunga Indonesia dan tingkat suku bunga Amerika Serikat (X1).

3. Tingkat inflasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tingkat inflasi Indonesia dan Amerika serikat (X2).

4. Jumlah uang yang beredar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah uang yang beredar (M2) Indonesia dan AS (X3).

Secara sitematis disusun sebagai berikut:

Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3

Page 19: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Pengujian Hipotesis

Uji Parsial (Uji t)

Uji Simultan (Ujis F)

Koefisien determinasi (R2)

Pengujian Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Multikolinieritas

Uji Heterokedastisitas

Page 20: Analisis Pengaruh Kebijakan Quantitative Easing Dan Tapering Off

Sekian dan Terima Kasih