Upload
others
View
13
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH KESADARAN MEREK DAN PERSEPSI KUALITAS
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN ISOTONIK POCARI SWEAT
(Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Disusun Oleh:
Saiful Anwar
109081000135
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436H/2015
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
1. Nama : Saiful Anwar
2. Tempat/Tanggal lahir : Bogor, 6 Juni 1991
3. Alamat : Jl. Raya Pasir Putih RT 04/02 No.47
Kelurahan Pasir Putih, Sawangan, Depok.
4. No Tlp/Hp : 089638877693
5. E-mail : [email protected]
6. Nama Orang Tua
Bapak : Madyani Taqwa
Ibu : Apsah
Agama : Islam
7. Kewarganegaraan : Indonesia
B. DATA PENDIDIKAN
1. MI Khoirul Huda, Pasir Putih, Depok. 1997 - 2003
2. SMP YAPAN, Depok 2003 - 2006
3. SMAN 6 Depok 2006 - 2009
4. FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 – sekarang
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Departemen Olahraga BEMJ Manajemen Universitas Islam Negeri
Jakarta 2011 – 2012.
vi
Influence Analysis of Brand Awareness And Perceived Quality On
Purchase Decision Isotonic Drink Pocari Sweat
ABSTRACT
This research aims to examine the influence of brand awareness and
perceived quality toward purchase decision isotonic drink Pocari
Sweat. This sample is taken from UIN Syarif Hidayatullah student’s
who have ever consumed Pocari Sweat. In this research used non-
probalility sampling with accidental sampling methode. In collecting
data, the research applies questionnaire technique which consist of 11
statements which are distributed to 30 respondents. Research
methodology used was multiple regression analysis. As the result, the
research shows that there are significant influence on brand
awareness and perceived quality toward purchase decision
simultaneously. The research also shows that there are significant
influence on brand awereness and perceived quality toward purchase
decision partially. Based on the test result of determination
shows that 68,6% variance of purchase decision is
explained by brand awareness and perceived quality, while the
remining 31,4% explained by other variables not included in this
research.
Keyword : Brand Awareness, Perceived Quality, and Purchase
Decision
vii
Analisis Pengaruh Kesadaran Merek Dan Persepsi Kualitas
Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Isotonik Pocari Sweat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari kesadaran
merek dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian minuman
isotonik Pocari Sweat. Sampel diambil dari mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang pernah mengkonsumsi Pocari Sweat. Dalam
penelitian ini digunakan non-probalility sampling dengan cara
sampling insidental. Untuk pengumpulan data, penelitian ini
menggunakan kuesioner yang berisi 11 pernyataan yang disebarkan
kepada 30 responden.Metode analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan
bahwa sacara simultan variabel kesadaran merek dan persepsi kuaitas
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian
juga menunjukan bahwa secara parsial variabel kesadaran merek dan
persepsi kualitas, berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian. Berdasarkan hasil uji deteminasi (Adjusted )
menunjukan bahwa 68,6% variasi variabel keputusan pembelian dapat
dijelaskan oleh variabel kesadaran merek dan persepsi kualitas,
sedangkan 31,4% sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar
penelitian ini.
Kata Kunci: Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, dan Keputusan
Pembelian
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan Taufik, Hidayah serta Inayah-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Analisis Pengaruh Kesadaran Merek dan Persepsi Kualitas
Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Isotonik Pocari
Sweat”. Penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Sholawat beriring salam semoga selalu tercurah kepada
baginda alam Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada
para sahabatnya dan pengikut-pengikutnya serta umatnya yang
senantiasa mengikuti ajaran dan sunnah-sunnahnya.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dengan
segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibunda dan ayahanda tercinta, yang selalu memberikan limpahan
kasih sayang, perhatian dan dukungan moril, spiritual maupun
materil yang tiada henti. Semoga apa yang Ibunda dan Ayahanda
berikan, diberikan balasan yang lebih dari Alloh SWT. Amin.
ix
2. Bapak Prof., Dr.Abdul Hamid, Ms selaku Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan banyak kesempatan, keluangan waktunya
dan memberikan banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
3. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, MM selaku dosen pembimbing II yang
memberikan kesempatan, keluangan waktunya dan memberikan
banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak M Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syrif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Leis suzanawaty, SE., M.Si, selaku Wakil Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Ibu Muniaty Aisyah, Ir., M.M. selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Teman-teman Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2009
khususnya kelas manajemen D yang saya tidak sebutkan namanya
satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan
penulis.Akhir kata besar harapan penulis, skripsi ini dapat bermanfaat
menjadi bahan masukan dan menambah wawasan bagi pembaca pada
umumnya khususnya rekan-rekan mahasiswa jurusan manajemen UIN
Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta.
Ciputat, Juni 2015
Saiful Anwar
NIM. 109081000135
x
DAFTAR ISI Keterangan Halaman
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ..................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................v
ABSTRACT ........................................................................................................ vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI .........................................................................................................x
DARTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................8
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................8
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Konsumen ........................................................................10
1. Pengertian Perilaku Konsumen ..........................................10
2. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen .............11
B. Merek (Brand) ...............................................................................15
1. Pengertian Merek ...............................................................15
2. Peran Merek .......................................................................15
C. Kesadaran Merek (Brand Awareness) ...........................................17
1. Pengertian Kesadaran Merek .............................................17
2. Pengukuran Kesadaran Merek ...........................................19
3. Nilai Kesadaran Merek bagi Perusahaan ...........................21
D. Persepsi Kualitas (Perceived Quality) ...........................................25
1. Pengertian Persepsi Kualitas ..............................................25
2. Nilai Persepsi Kualitas Bagi Perusahaan ...........................25
3. Dimensi Persepsi Kualitas .................................................28
E. Keputusan Pembelian.....................................................................30
F. Penelitian Terdahulu ......................................................................35
G. Kerangka Pemikiran Teoritis .........................................................38
H. Hipotesis ........................................................................................39
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 40
B. Metode Pengumpulan Sampel ............................................................ 40
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................42
D. Metode Analisis Data .....................................................................43
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................….43
2. Uji Asumsi Klasik ..............................................................45
3. Uji Regresi Berganda .........................................................48
4. Uji F (Simultan) .................................................................49
5. Uji t (Parsial) ......................................................................50
6. Uji Koefisien Determinasi .................................................50
E. OperasionalVariabel Penelitian .....................................................51
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...............................................54
1. Sejarah Singkat Pocari Sweat ............................................54
2. Target Pasar dan Positioning Pocari Sweat .......................56
B. Pembahasan Hasil Kuesioner .........................................................57
1. Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................57
2. Karakteristik Responden ....................................................60
3. Analisis Deskriptif .............................................................62
4. Uji Asumsi Klasik ..............................................................70
xiii
a. Uji Normalitas ........................................................70
b. Uji Multikoliniearitas .............................................72
c. Uji Heteroskedastisitas...........................................73
5. Uji Regresi Linier Berganda ..............................................75
6. Uji F Hitung (Simultan) .....................................................77
7. Uji t Hitung (Parsial) ..........................................................79
8. Uji Koefisien Determinasi .................................................82
BAB V Penutup
A. Kesimpulan ........................................................................................... 84
B. Saran ..............................................................................................84
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 86
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
Tabel 1.1 Top Brand Indeks Produk Minuman Isotonik .................................4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................36
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ....................................................52
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas..........................................................................59
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................60
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................61
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................61
Tabel 4.5 Ketika saya ditanya tentang minuman isotonik, Pocari Sweat
adalah merek yang pertama kali saya sebut ...................................62
Tabel 4.6 Ketika saya ditanya tentang minuman isotonik, Pocari Sweat
adalah merek yang pertama kali saya ingat ...................................63
Tabel 4.7 Pocari Sweat berkualitas ................................................................64
Tabel 4.8 Pocari Sweat dapat menggantikan cairan tubuh yang hilang.........64
Tabel 4.9 Warna kemasan Pocari Sweat berbeda dengan yang lain ..............65
Tabel 4.10 Komposisi produk Pocari Sweat sudah sesuai dengan standar
kesehatan ........................................................................................66
Tabel 4.11 Saya dapat merasakan manfaat setelah mengkonsumsi Pocari
Sweat ..............................................................................................66
xv
Tabel 4.12 Saya memutuskan untuk membeli Pocari Sweat ...........................67
Tabel 4.13 Saya memutuskan untuk membeli Pocari Sweat untuk memenuhi
kebutuhan saya akan menuman kesehatan isotonik ......................68
Tabel 4.14 Saya memutuskan membeli Pocari Sweat kerena orang lain/ teman
anda juga membelinya ..................................................................68
Tabel 4.15 Ketika saya melihat ada Pocari Sweat dijual, saya memiliki
keinginan untuk membeli Pocari Sweat ........................................69
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas ......................................................................71
Tabel 4.17 Hasil Uji Multikolinieritas .............................................................72
Tabel 4.18 Hasil Uji Glejser ............................................................................75
Tabel 4.19 Hasil Uji Regresi Berganda ...........................................................76
Tabel 4.20 Hasil Uji F Hitung ..........................................................................78
Tabel 4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi ....................................................83
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
Gambar 2.1 PiramidaBrand Awareness .............................................................20
Gambar 2.2 Nilai-nilai Kesadaran Merek ..........................................................21
Gambar 2.3 Nilai-nilai Persepsi Kualitas ..........................................................26
Gambar 2.4 Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian .........................32
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis .........................................................38
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................................70
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas .........................................................74
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
Lampiran 1 Kuesioner .......................................................................................88
Lampiran 2 Data Mentah Kuesioner .................................................................92
Lampiran 3 Output Hasil Pengujian Data .........................................................95
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini,
dimana semakin berkembangnya tingkat persaingan dalam
pemenuhan kebutuhan manusia. Maka peran pemasaran semakin
penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan yang
menghasilkan suatu barang maupun jasa.
Persaingan yang semakin ketat, menyebabkan suatu
perusahaan menempatkan orientasi pada pemenuhan dan kepuasan
pelanggan sebagai tujuan utama. Dengan semakin banyaknya
perusahaan yang menawarkan produk dan jasa pada konsumen,
maka akan semakin banyak pula alternatif yang dimiliki konsumen,
sehingga perusahaan selalu berusaha memenuhi kepuasan
pelanggan mereka.
Produk dengan kualitas, model, features (karakteristik
tambahan dari produk) yang relatif sama, dapat memiliki kinerja
yang berbeda-beda di pasar karena adanya perbedaan persepsi dari
produk di benak konsumen. Membangun persepsi dapat dilakukan
melalui jalur merek, karena merek yang sangat bernilai mampu
2
mempengaruhi pilihan atau preferensi konsumen yang membantu
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, yang pada
akhirnya mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Pane
dan Rini, 2011:115).
Walaupun merek dapat dijadikan atribut kompetitif, namun
tidak berarti semua merek dapat melakukannya.Hanya merek-
merek tertentu dengan brand value tinggi yang dapat
melakukannya. Dengan kata lain, suatu merek dapat dikatakan
sebagai merek berkualitas apabila mampu memberikan nilai
tambah suatu produk di mata konsumen (Iriani,2011:482).
Kesadaran merek (brand awareness) memainkan peranan
penting dalam pengambilan keputusan konsumen mengenai
pertimbangan merek mana yang akan digunakan Macdonal &
Sharp (2003) dalam Radder & Huang (2008). Selama proses
pengambilan keputusan, konsumen memilih produk-produk dan
merek yang mereka sadari atau ingat. Ini merupakan set pertimban-
gan yang penting, karena sebuah merek yang bukan bagian dari
pertimbangan tidak akan dipilih. Dengan kata lain, merek yang
memiliki top of mind yang tinggi memiliki kemungkinan paling
tinggi untuk dipilih oleh konsumen (Suciningtyas, 2012 : 4).
3
Di tahun 2013 setidaknya ada tiga jenis minuman yang
paling laku di Indonesia, yaitu air minum dalam kemasan,
minuman jus dan minuman isotonik. Menurut Ketua Umum
Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM), lakunya ketiga jenis
minuman ini tidak terlepas dari gaya hidup masyarakat Indonesia
yang semakin mobile. Masyarakat saat ini cenderung lebih
“mobile” sehingga membutuhkan kepraktisan dalam berbagai hal
termasuk dalam konsumsi minuman.Ketiga minuman ini juga
sering dibeli karena alasan kesehatan. Hal ini disebabkan karena
terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat yang kini cenderung
memilih minuman yang bukan hanya dapat melepas rasa haus
tetapi yang mereka anggap juga menyehatkan (Septian Deny, “Ini
Dia Tiga Minuman Yang Paling Laku Dijual di Indonesia”,
Bisnis.Liputan6.com,10 Agustus 2013).
Di dalam bisnis minuman isotonik kita dapat mengenal
merek Pocari Sweat.Salah satu merek terkenal dan sebagai pioner
minuman isotonik di Indonesia.PT. Amerta Indah Otsuka Indonesia
adalah perusahaan yang memproduksi minuman isotonik bermerek
Pocari Sweat pada tahun 1989.Dan hingga saat ini Pocari Sweat
masih tetap eksis, ini merupakan prestasi yang luas biasa untuk
produk yang dihasilkan oleh perusahaan asal Jepang
4
tersebut.Dalam usianya yang hampir dua dekade, Pocari Sweat
masih tetap menjadi pilihan masyarakat di tengah persaingan
industri minuman isotonik yang semakin ketat.
Menurut Prayugo Gunawan, Direktur Penjualan dan
Pemasaran PT Amerta Indah Otsuka, Pocari Sweat tidak lagi
bersaing dalam harga. Ia yakin, selama nilai dan manfaat yang
diterima lebih tinggi dibanding biaya yang harus dikeluarkan oleh
konsumen, maka konsumen akan lebih memilih produknya ( Dede
Suryadi, “Minuman Isotonik: Berguguran di Tengah Jalan”,
dedesuryadi.blogspot.com, 4 Maret 2009).
Berikut ini adalah daftar Top Brand Index untuk kategori
minuman isotonik dari tahun 2010 - 2015:
Tabel 1.1
Top Brand Index
Produk Minuman Isotonik
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Merek TBI TBI TBI TBI TBI TBI
Pocari Sweat 59,4 48,8 50,1 52,5 49,6 58,3
Mizone 32,4 42,7 41,7 39,5 38,7 33,7
Vitazoze 4,5 4,8 3,6 2,8 2,2 2,0
Fatigon-Hidro 1,6 2,1 2,3 2,2 1,5
100 Plus 1,0 1,0
(Sumber: www.topbrand-award.com)
Tabel 1.1 di atas menjunjukan top brand index produk pada
kategori minuman isotonik dari tahun 2010 sampai tahun 2015.
5
Dari tabel 1.1 dapat diketahui bahwa minuman isotonik merek
Pocari Sweat selama kurun waktu 6 tahun tersebut menempati
posisi pertama sebagai market leader.Namun jika dilihat dari skor
tahun ke tahun merek Pocari Sweat mengalami fluktuasi. Pada
tahun 2010 Pocari Sweat mendapatkan hasil TBI (top brand index)
sebesar 59,4 %. Kemudian pada tahun 2011 Pocari Sweat
mengalami penurunan menjadi 48,8% (turun 10,6 %). Pada tahun
2012 Pocari Sweat menalami kenaikan menjadi 50,1 % (naik
1,3%). Dan pada tahun 2013 kembali mengalami kenaikan menjadi
52,5 % (naik 2,4%). Pada tahun 2014 mengalami penurunan
menjadi 49,6 % (turun 2,9%). Dan kemudian pada tahun 2015
kembali mengelami kenaikan menjadi 58,3% (naik 8,7%).
(www.topbrand-award.com).
Top Brand Index (TBI) ini dihitung berdasarkan
pengukuran tiga parameter yang didapat dari hasil survei langsung
kepada pelanggan suatu produk/jasa dari berbagai merek dalam
kategori tertentu.Parameter pertama adalah top of mind brand
awareness (TOM BA), yang merupakan indikator sejauh mana
kekuatan merek tertentu menguasai benak pelanggan (mind
share).Parameter kedua adalah last usage (LU), yaitu merek yang
responden gunakan saat ini/terakhir kali (market
6
share).Ketigaadalah future intention (FI), yang merupakan
indikator loyalitas responden terhadap merek produk/jasa yang
ingin digunakan/dikonsumsi di masa mendatang (commitment
share) (Suhartono Chandra–Principal Consultant Frontier
Consulting Group: Brand Diagnostic dan Hasil Pengukuran Top
Brand Index – Analisis Pada Industri Asuransi Jiwa,
www.frontier.co.id, 2 Oktober 2012).
Berdasarkan daftar Top Brand Index di atas yang
menempatkan Pocari Sweat pada posisi pertama dalam kategori
produk minuman isotonik, maka dapat dikatakan Pocari Sweat
merupakan merek minuman isotonik yang paling menguasai benak
pelanggan (Top of Mind).
Dari kondisi tersebut di atas, dan seiring dengan perubahan
gaya hidup masyarakat yang semakin “mobile” yang
membutuhkan kepraktisan dalam berbagai hal. Dan timbulnya
kesadaran masayarakat akan kesehatan, maka membawa pengaruh
terhadap perilaku konsumen dalam mengkonsumsi. Untuk itu
peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh kesadaran merek, dan
persepsi kualitas terhadap keputusan konsumen dalam
mengkonsumsi Pocari Sweat.
7
Studi kasus dalam penelitian ini adalah pada mahasiswa-
mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah
melakukan pembelian minuman isotonik Pocari Sweat. Alasannya
karena mahasiswa adalah suatu komunitas yang cenderung
berpikiran luas dan terbuka terhadap informasi dan pengetahuan
sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
untuk penelitian ini.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukanlah suatu
penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kesadaran Merek,
Dan Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan Pembelian Pada
Minuman Isotonik Pocari Sweat” (Studi Kasus Pada Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini permasalahan yang dihadapi dalam
proses penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara kesadaran merek terhadap
keputusan pembelian pada minuman isotonik Pocari Sweat?
2. Apakah terdapat pengaruh antara persepsi kualitas terhadap
keputusan pembelian pada minuman isotonik Pocari Sweat?
8
3. Apakah terdapat pengaruh antara kesadaran merek dan persepsi
kualitas terhadap keputusan pembelian pada minuman isotonik
Pocari Sweat?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh secara parsial antara kesadaran merek
terhadap keputusan pembelian pada minuman isotonik Pocari
Sweat.
2. Menganalisis pengaruh secara parsial antara persepsi kualitas
terhadap keputusan pembelian pada minuman isotonik Pocari
Sweat.
3. Menganalisis pengaruh secara simultan antara kesadaran merek
dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian pada
minuman isotonik Pocari Sweat.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan di atas,
maka manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai berikut :
9
1. Bagi Penulis
Dapat memberikan tambahan wawasan dan bekal ilmu
pengetahuan serta melatih keterampilan teknis penulis dalam
menganalisa suatu masalah dengan lingkungannya yang
kompleks sehingga dapat membandingkan antara teori dalam
bidang manajemen pemasaran dengan prakteknya di lapangan.
2. Bagi Akademik
Dapat digunakan sebagai informasi yang berguna
terhadap dunia ilmu pendidikan khususnya pengetahuan
dibidang pemasaran, dan diharapkan digunakan sebagai
referensi atau bahan untuk penelitian yang akan datang.
3. Bagi Perusahaan
Adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan. Dan jika memungkinkan dapat
dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan dalam
pengambilan keputusan saat ini maupun masa yang akan
datang.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Konsumen
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Keller (2012:173) perilaku
konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok,
dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan
membuang barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Perilaku konsumen (consumer behavior) didefinisikan
sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses
pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan
pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Definisi
yang sederhana ini mengandung konsep penting.Pertama,
perhatikan kata-kata tersebut, yaitu “pertukaran”. Seorang
konsumen tidak akan mengelak dari proses pertukaran, dimana
segala sumber daya ditransfer di antara kedua belah pihak
(Mowen dan Minor, 2013:6).
11
2. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Menurut Kotler dan Amstrong (2010: 161) perilaku
konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Faktor budaya
Faktor budaya menggunakan pengaruh yang luas
dan dalam terhadap perilaku konsumen.Oleh sebab itu
pemasar perlu untuk memahami peran yang dimainkan oleh
budaya, subbudaya dan kelas sosial dari konsumen.
1) Budaya (Culture)
Culture ataubudaya adalah seperangkat nilai
dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari
oleh anggota masyarakat mulai dari keluarga dan
institusi penting lainnya. Setiap kelompok atau
masyarakat memiliki budaya, dan budaya
mempengaruhi pada perilaku pembelian yang bisa
berbeda-beda dari satu negara dengan negara lainnya.
2) Sub-budaya (Subculture)
Subculture adalah sekelompok orang dengan
sistem nilai yang dibagi bersama berdasarkan
pengalaman hidup dan situasi yang umum.Subculture
12
mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan
wilayah geografis.
b. Faktor Sosial (Social Factor)
Perilaku konsumen juga diperngaruhi oleh faktor
sosial seperti kelompok kecil konsumen, keluarga, dan
peran dan status sosial.
1) Kelompok Acuan (Reference Groups)
Pemasar harus mencoba mengidentifikasi
kelompok referensi dari target pasar mereka. Kelompok
referensi menunjukan kepada seseorang suatu perilaku
dan gaya hidup baru, mempengaruhi sikap dan konsep
diri seseorang, dan menciptakan tekanan untuk
menyesuaikan diri yang bisa mempengaruhi pilihan
produk dan merek seseorang.
2) Keluarga (Family)
Keanggotaan keluarga dapat dengan kuat
mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga adalah
organisasi pembelian konsumen paling penting di
dalam masyarakat. Dan itu telah diteliti secara
ekstensif. Suami, istri, dan bahkan anak-anak dapat
13
mempengaruhi suatu keputusan pembelian pada barang
dan jasa.
3) Peran dan Status (Role and Status)
Orang mempunyai banyak kelompok,
diantaranya keluarga, klub, organisasi dan komunitas
online.Posisi orang pada masing-masing kelompok
dapat didefinisikan dengan dua istilah role (peran) dan
status (status). Sebuah peran terdiri dari aktivitas
seseorang yang diharapkan akan melakukan suatu hal
menurut perannya terhadap orang-orang di sekitar
mereka. Masing-masing peran membawa sebuah status
yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan
oleh masyarakat terhadap sebuah peran.
c. Faktor Pribadi (Personal Factor)
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi seperti usia dan tahapan siklus hidup
pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri.
d. Faktor Psikologi (Psychological Factor)
Pilihan pembelian seseorang lebih lanjut
dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama, yaitu:
14
1) Motivasi
Motivasi atau dorongan adalah kebutuhan yang
cukup mendesak yang mengarahkan seseorang untuk
mencari sebuah kepuasan.
2) Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang
memilih, mengatur dan mengartikan informasi ke
dalam bentuk gambaran yang memiliki makna.
3) Pembelajaran
Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam
perilaku seorang individu yang timbul dari pengalaman.
4) Kepercayaan dan Sikap
Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang
dimiliki seseorang tentang suatu hal. Kepercayaan
dapat didasarkan pada pengetahuan nyata, opini, atau
agama dan bisa atau tidak bisa membawa tuntutan
secara emosional. Dan sikap adalah menggambarkan
evaluasi, perasaan, dan kecenderungan seseorang yang
relatif konsisten terhadap sebuah objek atau ide.
15
B. Merek
1. Pengertian Merek
Menurut American Marketing Association (AMA)
dalam Kotler dan Keller (2012:263) merek (brand)
didefinisikan sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau desain,
atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengenali barang
atau jasa dari satu penjual atau kelompok penjual dan untuk
membedakannya dari barang atau jasa pesaingnya.
Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau
jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu
mendiferensiasikannya dari produk atau jasa lain yang
dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama (Kotler dan
Keller, 2012:263).
2. Peran Merek
Menurut Kotler dan Keller (2012: 264) penggunaan
merek pada suatu produk perusahaan dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan atau penjual yaitu:
a. Merek tersebut dapat menyederhanakan penanganan atau
penelusuran produk.
b. Merek membantu untuk mengatur persediaan dan
pencatatan akuntansi.
16
c. Merek juga menawarkan perlindungan hukum untuk fitur
yang unik atau aspek lain dari produk.
d. Merek juga dapat dilindungi melalui pendaftaran merek
dagang; proses manufacturing dapat dilindungi melalui
pendaftaran paten dan kemasasan dapat dilindungi melalui
hak cipta dan kepemilikan desain.
e. Hak kekayaan intelektual ini menjamin bahwa perusahaan
dapat berinvestasi dengan aman pada merek dan
mendapatkan manfaat dari aset yang bernilai ini.
Selain itu merek menjadi sangat penting karena
beberapa faktor-faktor seperti di bawah ini (Durianto,2004:5):
a. Emosi konsumen terkadang naik turun dan merek mampu
membuat janji emosi menjadi stabil dan konsisten.
b. Merek dapat menembus setiap pagar budaya dan pasar. Ini
dapat jika kita lihat merek yang kuat dan bagus mampu
diterima di seluruh dunia.
c. Merek mampu menciptakan kominikasi interaksi dengan
konsumen. Semakin kuat merek maka semakin kuat pula
interaksinya dengan konsumen dan akan semakin banyak
pula brand association yang terbentuk dalam merek
tersebut.
17
d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku
konsumen, dan sebuah merek yang kuat akan mampu untuk
merubah perilaku konsumen.
e. Merek juga mampu memudahkan proses pengambilan
keputusan pembelian yang diakukan konsumen. Karena
dengan adanya merek konsumen dapat dengan mudah
untuk membedakan produk yang akan dibelinya dengan
produk lain yang sehubungan dengan kualitas, kebanggaan,
ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut.
f. Merek dapat berkembang untuk menjadi asset terbesar
yang dimiliki perusahaan.
C. Kesadaran Merek (Brand Awareness)
1. Pengertian Kesadaran Merek
Menurut David A. Aaker (1996) dalam Doostar, et al
(2012:10139) kesadaran merek dapat didefinisikan sebagai
kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi atau mengingat
sebuah merek dalam kategori produk yang spesifik.
Brand awareness atau kesadaran merek adalah
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali,
18
mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari ketegori
produk tertentu (Durianto, 2004:54).
Menurut Shimp (2007) dalam Sabrina (2014:28)
kesadaran merek adalah sebuah persoalan apakah sebuah nama
merek sampai ke dalam ingatan ketika konsumen berpikir
tentang kategori produk tertentu.
Menurut David A. Aaker dalam Sudarsono dan
Kurniawati (2013:20) kesadaran merek mempengaruhi rasa
percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian dengan
mengurangi tingkat resiko yang dirasakan atas suatu merek
yang diputuskan untuk dibeli.
Kesadaran merek membutuhkan jangkauan kontinum
(continum ranging) dari perasaan yang tidak pasti bahwa
merek tertentu tidak dikenal sebelumnya, sehingga pelanggan
yakin bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya dalam
suatu kelompok produk. Kontinum ini dapat terwakili dalam
tingkatan brand awareness yang berbeda yang dapat
digambarkan dalam suatu piramida brand awareness
(Durianto, 2004:55).
19
Menurut Peter Dan Olson (2013:190) tingkatan dari
kesadaran merek dapat diukur dengan menanyakan kepada
konsumen mengenai nama merek yang dikenal oleh konsumen.
2. Pengukuran kesadaran merek
Pengukuran kesadaran merek didasarkan kepada
pengertian-pengertian brand awarness yang mencakup
tingkatan brand awareness menurut David A. Aaker dalam
Durianto 2004:57), yaitu Top of Mind (puncak pikiran), Brand
Recall (pengingatan kembali merek), Brand Recognition
(pengenalan merek), Unaware of Brand (tidak mengenal sama
sekali merek).
Berikut ini adalah piramida yang menggambarkan
tingkatan kesadaran merek mulai dari yang paling tinggi
hingga yang paling rendah menurut David A.Aaker (Durianto,
2004:55):
20
Gambar 2.1
Piramida Brand Awareness
Sumber: David A. Aaker dalam Durianto, dkk. (2004:55)
a. Top of Mind
Top of Mind menggambarkan merek yang pertama
kali diingat oleh calon konsumen (responden) atau yang
pertama kali disebut ketika yang bersangkutan ditanyakan
tentang suatu kategori produk.
b. Brand Recall
Brand Recall atau pengingatan kembali merek
mencerminkan merek-merek apa yang diingat oleh
responden setalah menyebutkan merek yang pertama kali
disebut.
c. Brand Recognition
Brand Recognition atau pengenalan merek
merupakan pengukuran brand awareness responden
21
dimana kesadarannya diukur dengan diberikan bantuan.
Pertanyaan yang diajukan dibantu dengan menyebutkan
ciri-ciri dari merek tersebut (aided question). Pertanyaan
diajukan untuk mengetahui seberapa banyak responden
yang perlu diingatkan akan keberadaan merek tersebut.
d. Unaware of Brand
Unaware of Brand atau tidak menyadari merek
sama sekali adalah tingkat paling rendah dalam piramida
kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari
adanya suatu merek.
3. Nilai Kesadaran Merek Bagi Perusahaan
Kesadaran merek dapat memberikan nilai tambah
terhadap sebuah merek melalui empat cara, seperti pada
gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2
Nilai-nilai kesadaran merek
Sumber: Durianto, dkk. (2004: 51)
Kesadaran merek
Jangkar tempat tautan
berbagai asosiasi
Familier – (liking) rasa suka
Substance/ commitment
Brand to consider
22
Empat nilai tambah yang terdapat dari manfaat adanya
kesadaran merek dapat dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut:
a. Jangkar yang menjadi contolan bagi asosiasi lain
Merek dengan tingkat kesadaran yang tinggi akan
membantu pelekatan asosiasi atribut tertentu karena daya
jelajahnya yang mungkin meningkat.
b. Rasa familier / rasa suka.
Kesadaran merek yang tinggi akan berhubungan
lurus dengan keakraban atau rasa suka terhadap suatu
merek. Sehingga semakin tinggi kesadaran akan
keberadaan suatu merek, maka semakin tinggi pula
keakraban dan rasa suka konsumen terhadap suatu merek
tersebut.
c. Subtansi/ Komitmen.
Kesadaran merek yang tinggi mengindikasikan pula
adanya keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting
bagi suatu perusahaan. Misalnya:
1) Merek yang diiklankan secara luas.
2) Keunggulan merek yang telah teruji sejalan dengan
waktu.
23
3) Cakupan serta jangkauan distribusi dan lingkupnya
luas.
4) Pengelolaan merek yang baik.
d. Mempertimbangkan suatu merek.
Kesadaran merek akan sangat membantu dalam
proses penyeleksian merek-merek yang dikenal untuk
dipertimbangkan dan kemudian diputuskan merek mana
yang akan dibeli. Merek dengan top of mind yang tinggi
mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi. Jika suatu
merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak
akan dipertimbangkan dalam benak konsumen.
Menurut Durianto dalam Suciningtyas (2012:4)
konsumen cenderung membeli suatu merek yang sudah
dikenal, karena dengan membeli merek yang sudah dikenal,
mereka merasa aman terhindar dari berbagai resiko pemakaian
dengan asumsi bahwa merek yang sudah dikenal lebih dapat
diandalkan.
Dan dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek bisa
menjadi faktor independen yang penting dalam perubahan
sikap, implikasinya, kesadaran dipengaruhi oleh perilaku yang
24
bersifat mengingatkan kembali dimana akan mempengaruhi
keputusan pembelian (Aaker dalam Wijayanto, 2009:47).
Agar kesadaran merek (brand awareness) dapat dicapai
dan diperbaiki dapat ditempuh beberapa cara berikut ini
(Durianto, 2004:57):
a. Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil
beda dibandingkan dengan lainnya serta harus ada
hubungan antara merek dengan kategori produknya.
b. Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga
membantu konsumen untuk mengingat merek.
c. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang
dipakai dapat dihubungkan dengan mereknya (KFC dengan
Colonel sander).
d. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin
diingat pelanggan.
e. Brand awareness (kesadaran merek) dapat diperkuat
dengan memakai suatu isyarat yang sesuai kategori produk,
merek atau keduanya (Nama Martina Hingis, Andre Agassi
dapat menjadi syarat untuk raket tenis).
25
f. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan
karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan
membentuk pengenalan.
D. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)
1. Pengertian Persepsi Kualitas
Persepsi kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang
diharapkan oleh pelanggan (Durianto, 2004:96).
David A. Aaker (1991) dalam Sudarsono dan
Kurniawati (2013:20) menyatakan bahwa persepsi kualitas
(perceived quality) akan mempengaruhi keputusan pembelian
dan brand loyality secara langsung. Persepsi kualitas harus
diikuti dengan peningkatan kualitas yang nyata dari produknya.
2. Nilai persepsi kualitas bagi perusahaan
Terdapat lima nilai yang dapat menggambarkan nilai-
nilai dari persepsi kualitas, diantaranya:
26
Gambar 2.3Nilai-Nilai Persepsi Kualitas
Sumber: Durianto dkk. (2004:101)
Gambar tersebut menggambarkan nilai-nilai dari
persepsi kualitas dalam bentuk:
b. Alasan Untuk Membeli
Pada konsumen yang tidak termotivasi untuk
mendapatkan dan menyaring informasi mengenai kualitas,
tidak tersedianya informasitentang suatu produk atau
konsumen tidak mempunyai kesanggupan memproses
informasi. Seringkali alasan keputusan pembelian yang
dilakukannya hanya didasarkan pada persepsi kualitas dari
merek yang akan dibelinya.
c. Diferensiasi / Posisi
Suatu karakteristik penting dari merek adalah
posisinya dalam dimensi persepsi kualitas, yaitu apakah
merek tersebut super optimum, optimum, bernilai, atau
Diferensiasi/Posisi
Alasan untuk membeli
Persepsi kualitas
Minat saluran distribusi
Harga premium
Perluasan merek
27
ekonomis. Apakah merek tersebut terbaik atau sekedar
kompetitif terhadap merek-merek lain.
d. Harga Optimum
Keuntungan persepsi kualitas memberikan pilihan-
pilihan dalam penetapan harga optimum. Harga optimum
dapat meningkatkan laba dan memberikan sumber daya
untuk reinvestasi pada merek tersebut. Harga optimum juga
dapat menguatkan persepsi kualitas, yaitu “anda
mendapatkan yang anda bayar”.
e. Minat Saluran Distribusi
Sebuah pengecer atau pos saluran distribusi lainnya
dapat menawarkan suatu produk yang memiliki persepsi
kualitas tinggi dengan harga yang menarik dan menguasasi
lalu lintas distribusi tersebut. Saluran distribusi dimotivasi
untuk manyalurkan merek-merek yang diminati oleh
konsumen.
f. Perluasan Merek
Sebuah merek yang kuat dapat dieksploitasi untuk
meluaskan diri lebih jauh, dan akan mempunyai peluang
sukses yang lebih besar dibandingkan merek dengan
persepsi kualitas yang lemah.
28
Ada beberapa syarat agar perluasan merek tersebut
berhasil:
1) Merek tersebut harus kuat karena hal ini akan
mempermudah perluasan merek.
2) Merek tersebut masih bisa diperluas, jadi belum
overextenstion sehingga akan mudah diterima oleh
konsumen dan tidak menimbulkan kebingungan di
benak mereka.
3) Keeratan hubunan antara kategori produk yang satu
dengan yang lain. Misalnya produk Betadine
mempunyai asosiasi yang kuat mengenai antiseptic,
sehingga pada saat diperluas ke plester ternyata dapat
diterima oleh konsumen karena keduanya memiliki
hubungan yang erat.
3. Dimensi Persepsi Kualitas
Menurut pendapat David A. Garvin dalam Durianto
(2004:98) dimensi persepsi kualitas dibagi menjadi tujuh,
yaitu :
29
a. Kinerja (Performance):
Melibatkan berbagai karakteristik operasional
utama, misalnya karakteristik operasional mobil adalah
kecepatan, akselerasi, sistem kemudi, serta kenyamanan.
b. Pelayanan (Service Ability):
Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan
pada produk tersebut. Misalnya kemudahan dan kecepatan
dalam memperoleh pelayanan produk untuk diperbaiki.
c. Ketahanan (Durability):
Mencerminkan umur ekonomis dari suatu produk
tersebut.
d. Kehandalan (Reliability):
Artinya adalah konsisten dari kinerja yang
dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian
berikutnya.
e. Karakteristik Produk:
Bagian-bagian tambahan dari produk (features),
seperti remote control sebuah video, BBmessager pada
BlackBerry. Penambahan ini biasanya digunakan sebagai
pembeda yang penting ketika dua merek produk terlihat
hampir sama.
30
f. Kesesuaian dengan Spesifikasi:
Merupakan pandangan mengenai kualitas proses
manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan dan telah teruji.
g. Hasil:
Mengarah kepada kualitas yang dirasakan yang
melibatkan enam dimensi sebelumnya. Jika perusahaan
tidak mampu menghasilkan hasil akhir produk yang baik
maka kemungkinan produk tersebut tidak mempunyai
atribut kualitas lain yang penting.
E. Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2005) dalam Sudarsono dan Kurniawati
(2013:20) keputusan pembelian dapat diartikan sebagai bagian dari
perilaku konsumen yang bertujuan untuk menentukan proses
pengembangan keputusan dalam membeli suatu barang atau jasa
dimana individu terlibat secara langsung dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang atau jasa yang ditawarkan tersebut.
Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap
harinya, dan keputusan pembelian adalah point utama dalam usaha
seorang pemasar. Kebanyakan perusahaan besar meneliti tentang
31
keputusan pembelian konsumen secara sangat rinci untuk
menjawab pertanyaan tentang apa yang konsumen beli, dimana
mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli,
kapan mereka membeli, dan mengapa mereka membeli (Kotler dan
Amstrong, 2010:160).
Kotler (2005:220) mengungkapkan bahwa seseorang
mungkin dapat memiliki peranan yang berbeda-beda dalam setiap
keputusan pembelian. Berbagai peranan yang mungkin terjadi
antara lain sebagai berikut:
1. Pengambil Inisiatif (Initiator).
Yaitu orang yang pertama kali mengusulkan gagasan
untuk membeli produk atau jasa tertentu.
2. Orang yang mempengaruhi (Influencer).
Yaitu orang yang pandangan atau sarannya
mempengaruhi keputusan.
3. Pembuat Keputusan (Decider)
Orang yang mengabil keputusan mengenai setiap
komponen keputusan pembelian. Apakah membeli, tidak
membeli, bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.
32
4. Pembeli (Buyer)
Yaitu seseorang yang melakukan pembelian yang
sesungguhnya.
5. Pemakai (User)
Yaitu seseorang yang mengkonsumsi atau
menggunakan produk atau jasa. Orang yang mengabil
keputusan mengenai setiap komponen keputusan pembelian.
Apakah membeli, tidak membeli, bagaimana cara membeli,
dan dimana akan membeli.
Menurut Kotler dan Keller (2012: 188) terdapat beberapa
tahapan dalam proses pengambilan keputusan yang dilakukan
pelanggan, yaitu :
Gambar 2.4
Model Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian
Sumber: Kotler dan Keller (2012:188)
33
1. Pengenalan Masalah (Problem recognition)
Proses pembelian dimulai ketika seseorang menyadari
kebutuhannya. Orang tersebut mulai menyadari perbedaan
keadaannya sekarang dengan keadaan yang
diinginkan.Kebutuhan dapat ditimbulkan oleh rangsangan yang
berasal dari dalam maupun luar individu.
2. Pencarian Informasi
Ketika seseorang telah sadar alan kebutuhannya, maka
akan berusaha untuk mencari informasi tentang bagaimana
memenuhi kebutuhannya. Dalam tahap ini konsumen dapat
dibedakan menjadi dua level. Yang pertama, heightened
attention, konsumen yang termasuk dalam level ini cenderung
mau menerima informasi apa saja yang terkait dengan produk
yang ingin dibeli. Yang ke-dua, active information
search,konsumen akan secara aktif mencari semua informasi
yang terkait dengan produk yang ingin dibeli.
3. Evaluasi Alternatif
Dalam melakukan keputusan pembelian, setiap
konsumen normalnya akan berusaha mencari kepuasan,
sehingga dalam mengevaluasi alternative yang didapat dari
hasil pencarian informasi, konsumen akan lebih
34
memperhatikan produk yang dapat memberikan keuntungan
yang dicari atau diharapkan konsumen.
4. Keputusan Pembelian
Dalam pelaksanaan keputusan pembelian tersebut,
konsumen mungkin akan membuat hingga lima sub-keputusan,
diantaranya: keputusan mengenai merek (merek A), keputusan
mengenai penjual (dealer 2), keputusan mengenai kuantitas (1
unit komputer), keputusan mengenai waktu pembelian (akhir
pekan), metode pembayaran (kartu kredit).
Dalam menutuskan untuk membeli atau tidak membeli,
akan ada dua faktor yang akan mempengaruhi. Pertama,
attitudes of other, yaitu sikap orang lain terhadap suatu merek
yang akan mepengaruhi pertimbangan konsumen dalam
memilih suatu merek. Kedua, unanticipated sitiuational
factors, yaitu hal-hal yang dapat mengubah seseorang
memutuskan untuk membeli tanpa diperhitungkan sebelumnya.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian suatu produk, konsumen
akan dapat merasakan apakah produk yang dibeli itu
memuaskan atau tidak. Maka dari situlah konsumen akan
mempertimbangkan apakah akan cukup sampai di situ saja dia
35
berhubungan dengan merek yang telah dibeli (bila tidak puas)
atau apakah akan melakukan pembelian ulang ketika dia
membutuhkan produk yang sama.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas,
dan Keputusan Pembelian pernah dilakukan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya. Tabel 2.2 menunjukan hasil-hasil penelitian terdahulu
sebagai berikut:
36
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti dan
Tahun
Judul Variabel Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
Wulan
Suciningtyas
(2012).
Pengaruh
brand
awareness,
brand image,
dan media
communicati
on terhadap
keputusan
pembelian
sepeda motor
Yamaha Mio
Sporty.
brand
awareness,
brand image,
media
communication,
keputusan
pembelian
Sama-sama
memasukan
variabel brand
awareness
(kesadaran
merek) sebagai
variabel bebas
dan keputusan
pembelian
sebagai
variabel
terikat.
Menggunakan
metode analisis
regresi
berganda.
Penelitian ini
mengambil
objek berupa
produk
otomotif.
Brand awareness
berpengaruh positif
terhadap keputusan
pembelian.
Brand image
berpengaruh secara
positif terhadap
keputusan
pembelian.
Media
communication
berpengaruh secara
positif terhadap
keputusan
pembelian.
Deby
Susanti
Sudarsono
dan Dyah
Kurniawati
(2013)
Elemen
Ekuitas
Merek
Dalam
Keputusan
Pembelian
Laptop
Keputusan
Pembalian,
Kesadaran
Merek, Persepsi
Kualitas,
Asosiasi Merek,
Loyalitas Merek
Sama-sama
memasukan
variabel
kesadaran
merek dan
persepsi
kualitas
sebagai
variabel bebas
dan keputusan
pembelian
sebagai
variabel
terikat.
Menggunakan
teknik analisis
regresi
berganda.
Penelitian ini
mengambil
objek
penelitian
berupa
produk
elektronik
(laptop).
Terdapat pengaruh
yang positif antara
kesadaran merek,
persepsi kualitas,
asosiasi merek dan
loyalitas merek
terhadap keputusan
pembelian.
37
Peneliti dan
Tahun
Judul Variabel Metodologi Hasil
Persamaan Perbedaan
Choy Jhonn
Yee, et al
(2010)
Consumer’s
perceived
quality,
perceived value
and perceived
risk toward
purchase
decision on
auto mobile
perceiced
quality,
perceived
value,
perceived risk,
purchase
decision
Sama-sama
memasukan
variabel
perceived
quality(persep
si kualitas)
sebagai
variabel bebas
dan keputusan
pembelian
sebagai
variabel
terikat
Penelitian
terdahulu
mengambil
objek berupa
produk
otomotif
sedangkan
objek
penelitian ini
berupa
produk
minuman.
Merupakan
penelitian
deskriptif.
Terdapat pengaruh
langsung antara
perceived quality
terhadap keputusan
pembelian.
Terdapat pengaruh
langsung antara
perceived value
terhadap keputusan
pembelian.
Terdapat pengaruh
langsung antara
perceived risk
terhadap keputusan
pembelian.
Mohammad
Doostar,
Maryam
Kazemi
Iman Abadi
dan Reza
Kazemi
Iman Abadi
(2012)
Impact of
Brand Equity
on Purchase
Decision of
Final
Consumer
Focusing on
Product With
Low Mental
Conflict
Brand Identity,
Brand Image,
Brand
Awareness,
Perceived
Quality,
Purchase
Decision
Sama-sama
memasukan
variabel
kesadaran
merek dan
persepsi
kualitas
sebagai
variabel bebas
dan keputusan
pembalian
sebagai
variabel
terikat. Dan
sama-sama
meneliti
produk
konsumsi.
Penelitian ini
mengggunak
-an metode
analisis
faktor untuk
mengetahui
pengaruh
antara
variabel
bebas
terhadap
variabel
terikat.
Brand Identity,
Brand Image, Brand
Awareness dan
Perceived Quality
memiliki pengaruh
langsung terhadap
Keputusan
Pembelian
38
G. Kerangka Pemikiran Teoritis
Dalam penelitian ini dapat dibuat suatu kerangka pemikiran
yang dapat menjadi landasan dalam penulisan ini. Kerangka
pemikiran ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran Teoritis
Keputusan pembelian (Y)
Kesadaran
Merek (X1) Persepsi
Kualitas (X2)
Teknis Analisis Data
Uji Validitas / Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Multikolinieritas
Uji Heteroskedastisitas
Uji Regresi Linier Berganda
Uji F dan Uji t
Kesimpulan dan Saran
39
H. Hipotesis
Adapun hipotesis dalam pernyataan ini adalah:
H : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran
merek terhadap keputusan pembelian.
H : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran merek
terhadap keputusan pembelian.
H : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi
kualitas terhadap keputusan pembelian.
H : Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi kualitas
terhadap keputusan pembelian.
H : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
kesadaran merek dan persepsi kualitas terhadap keputusan
pembelian.
H : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran merek
dan persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan respondennya yaitu mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah mengkonsumsi minuman
isotonik Pocari Sweat. Dengan mengidentifikasi beberapa variabel
sebagai berikut:
1. Variabel terikat (Y) yaitu keputusan pembelian
2. Variabel bebas (X) yaitu kesadaran merek dan persepsi kualitas
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:61).
41
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh polulasi (Sugiyono, 2012:62).Pada
Penelitian ini sampel yang digunakan adalah mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah membeli atau
mengkonsumsi minuman isotonik Pocari Sweat.
3. Teknik Sampling
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
Non-Probability sampling dengan cara sampling insidental
yaitu bentuk pengambilan sampel berdasarkan kebetulan
dimana, siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dan
dianggap cocok menjadi sumber data yang akan menjadi
sampel penelitian ini (Sugiyono, 2012:66). Sedangkan ukuran
sampel penelitian ini adalah sebanyak 30 responden. Hal ini
karena berdasarkan pendapat Roscoe (1982:253) dalam
Sugiyono (2012:74) yang memberikan saran-saran tentang
ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini:
a. Ukuran sampel yang layak untuk penelitian adalah antara
30 sampai dengan 500.
b. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan
multivariate (korelasi atau regresi berganda misalnya)
42
maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah
variabel yang diteliti. Misalnya jumlah variabel penelitian 5
variabel (independen+dependen), maka jumlah anggota
sampel = 5 10 = 50 orang.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
data primer dan data sekunder yaitu berupa :
1. Data Primer (Primary Data)
Untuk mendukung penelitian ini dan memperoleh data
yang dibutuhkan, maka jenis data yang digunakan adalah data
primer. Data primer adalah data yang langsung diperoleh
dengan melakukan penelitian lapangan terhadap responden
yang dituju. Data primer yang dikumpulkan melalui metode
survey dengan menggunakan kuesioner yang dibuat oleh
penulis.
Dalam hal ini responden diminta mengisi sendiri
kuesioner tanpa melibatkan pandangan subjektif interviewer.
Namun, pada saat pengisian kuesioner ini, responden tetap
didampingi oleh interviewer untuk menghindari kesalahan yang
mungkin terjadi dalam pengisian kuesioner. Kuesioner ini
43
diperoleh dari beberapa referensi, yang kemudian akan
dimodifikasikan dalam bentuk pernyataan.
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh peneiti secara tidak langsung melalui media
perantara. Penulis menggunakan riset kepustakaan dimana
dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan
memahami buku, literatur, artikel, jurnal, dan data dari internet.
D. Metode Analisis Data
Agar data yang digunakan dapat dimanfaatkan, maka data
tersebut diolah dan dianalisis terlebih dahulu sehingga nantinya
dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Data-data
tersebut diolah dengan menggunakan software SPSS. Dan berikut
ini adalah beberapa metode analisis yang dipakai dalam penelitian
ini:
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkap
44
sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r
hitung yang didapat dari output Reliability Analysispada
kolom Corrected Item-Total Correlationdengan nilai r tabel
untuk Degree of Freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n
adalah jumlah sampel. Kemudian bandingkan nilai
Corrected Item-Total-Correlation dengan hasil perhitungan
r tabel.Jika nilai r hitung lebih besar dari pada r tabel dan
nilai positif maka maka butir pertanyaan atau indikator
tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013:53).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk
atau variabel dinyatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbach Alpha> 0,7(Nunnally, 1994 dalam Ghozali,
2013:49).
45
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013:163) uji normalitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini
digunakan dengan melihat grafik normal plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data normal.
Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk
menguji normalitas data adalah (Ghozali, 2013: 163):
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Untuk mempertegas hasil uji di atas, maka
dilakukan pengujian normalitas dengan metode statistik
dengan uji non-parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji
K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
46
H0: Data residual berdistribusi normal
Ha: Data residual tidak berdistribusi normal
Dari hasil output uji K-S, kita lihat nilai Asymp.
Sig. Nilai Asymp. Sig. yang > 0,05 menunjukan bahwa data
penelitian tersebut terdistribusi normal (Ghozali, 2013:164).
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel bebas (Ghozali, 2013:105). Hasil yang
diharapkan dalam pengujian adalah tidak terjadinya korelasi
antar variabel kesadaran merek, persepsi kualitas, dan gaya
hidup.
Salah satu metode untuk mendiagnosa adanya
multikoliniearitas adalah dengan menganalisis nilai
tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen
manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen
menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap
variabel independen lainnya. Tolerence mengukur
variabilitas variabel independen yang dipilih yang tidak
47
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi
(karena VIF=1/tolerance). Nilai cutoff yang dipakai untuk
menunjukan adanya multikolinieritas adalah nilai
tolerance atau sama dengan nilai VIF
(Ghozali, 2013: 105).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance residual satu pengamatan kepengematan lain tetap,
maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskeastisitas (Ghozali, 2013: 139).
Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji
heteroskedastisitas adalah (Ghozali, 2013: 139) :
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk
pola tertentu teratur (bergelombang, melebur, kemudian
menuempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
48
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik titik menyebar
di atas dan dibawah angka 0 pada sumbuY, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mempertegas hasil uji di atas, maka
dilakukan pengujian heteroskedastisitas dengan melakukan
Uji Glejser. Menurut Ghozali ( 2013:143) jika hasil
pengujian menunjukan variabel independen signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada
indikasi terjadi Heteroskedastisitas.
3. Regresi Berganda
Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian
ini maka digunakan analisis regresi berganda. Analisi linier
berganda untuk menganalisi pengaruh antara variabel bebas
yaitu: kesadaran merek dan persepsi kualitas terhadap variabel
terikat yaitu keputusan pembelian.
Rumus dari regresi berganda yang umum digunakan
dalam penelitian adalah sebagai berikut:
49
Keterangan:
= Keputusan Pembelian
= Konstanta
= Koefisien regresi antara kesadaran merek dengan
keputusan pembelian
= Koefisien regresi antara persepsi kualitas dengan
keputusan pembelian
= Kesadaran merek
= Persepsi kualitas
= Standar error
4. Uji F (Simultan)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen (Ghozali, 2013:98).Uji ini dilakukan dengan
membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F tabel
dengan menggunakan derajat kepercayaan sebesar 5%. Jika
nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka secara serentak
seluruh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.
50
5. Uji t (Parsial)
Uji ini menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2013:98).
Uji statistik t dilakukan dengan membandingkan antara
nilai t hitung dengan t tabel dengan menggunakan taraf nyata
(derajat kepercayaan) 5%. Dengan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut: Untuk uji dua arah (two tails), suatu
variabel akan berpengaruh nyata apabila nilai t hitung lebih
besar dari t-tabel atau lebih kecil dari negatif t-tabel (Suharyadi
dan Purwanto, 2009:229).
6. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi ( ) digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen.
51
Untuk Standard Error of Estimate (SEE) yang
dihasilkan dari pengujian ini, semakin kecil SEE maka akan
membuat persamaan regresi semakin tepat dalam memprediksi
variabel terikat.
E. Operasional Variabel Penelitian
Operasinal variabel penelitian serta indikator-indikator
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
52
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Indikator Butir Pertanyaan Skala
1 Kesadaran Merek
(Brand awareness)
(X1)
(Durianto, 2004:61)
1.Top of Mind.
1. Ketika saya ditanya
tentang minuman
isotonik, Pocari Sweat
adalah merek yang
pertama kali saya sebut.
2. Ketika saya ditanya
tentang minuman
isotonik, Pocari Sweat
adalah merek yang
pertama kali saya ingat
Likert
2 Persepsi kualitas
(Perceived quality)
(X2)
(David A. Garvin
dalam Durianto
(2004:101) )
1. Kinerja
(Performance)
3. Pocari Sweat
berkualitas
Likert
2. Kehandalan
(Reliability).
4. Pocari Sweat dapat
menggantikan cairan
tubuh yang hilang
3. Karakteristik
produk
(Features).
5. Warna kemasan Pocari
Sweat berbeda dengan
yang lain
4. Kesesuaian
dengan
spesifikasi
6. Komposisi produk
Pocari Sweat sudah
sesuai dengan standar
kesehatan
5. Hasil
7. Saya dapat merasakan
manfaat setelah
mengkonsumsi Pocari
Sweat
53
No Variabel Indikator Butir Pertanyaan Skala
3 Keputusan
Pembelian (Y)
(Kotler&Keller,2012
:192)
1. Keputusan
untuk membeli
8. Saya memutuskan untuk
membeli Pocari Sweat
Likert
2. Keputusan
membeli untuk
memenuhi
kebutuhan
9. Saya memutuskan untuk
membeli Pocari Sweat
untuk memenuhi
kebutuhan saya akan
minuman isotonik
3. Sikap orang
lain
10.Saya memutuskan untuk
membeli Pocari Sweat
karena teman/ orang lain
juga membelinya
4. Faktor situasi
yang tidak
diantisipasi
sebelumnya
11.Ketika saya melihat ada
Pocari Sweat dijual, saya
memiliki keinginan
untuk membelinya.
54
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Pocari Sweat
Pocari Sweat merupakan minuman kesehatan yang
diproduksi oleh perusahaan Otsuka (Filipina) Pharmaceutical
Incorporated (OPPI).Pocari Sweat pertama kali diperkenalkan
di Jepang pada tahun 1980 dan sejak itu telah menjadi favorit
bagi konsumen Jepang.Minuman kesehatan ini merupakan
minuman isotonik yang dapat membantu menggantikan cairan
elektrolit yang hilang melalui keluarnya keringat.
Pocari Sweat mulai masuk di pasar Indonesia pada
tahun 1989 dan dikembangkan oleh PT. Amerta Indah Otsuka
(AIO).Pada tahun 1991, pabrik Pocari Sweat didirikan di
Lawang (Malang, Jawa Timur) untuk melayani kebutuhan
pasar di Indonesia.Kemudian pada bulan Januari 2004, terjadi
pemindahan pabrik ke Sukabumi, Jawa Barat hingga kini.
Pada awal masuk ke Indonesia, Pocari Sweat
mengalami masa sulit, kerugian selama lebih dari 10 tahun
hingga pada tahun 2002, perusahaan dapat memperoleh
55
keuntungan. Hal ini disebabkan pada saat awal penetrasi pasar
di Indonesia, persepsi masyarakat masih kabur terhadap
produk, yang saat itu masih merupakan pelopor dari produk
minuman isotonik di Indonesia. Saat ini pemain di pasar
minuman isotonik di Indonesia tidak hanya Pocari Sweat,
banyak pemain yang juga telah masuk dan bersaing di pasar
ini, seperti Mizone, Powerade, Vitazone, Fatigon Hydro, dll.
Sejak awal terbentuknya hingga kini, pasar minuman isotonik
telah mengalami perubahan seiring dengan ketatnya persaingan
yang ada.
Pocari Sweat mempunyai rasa yang ringan, relatif
ringan, tidak berkarbonat dan diiklankan sebagai “minuman
pengganti ion tubuh”.Memiliki rasa jeruk ringan dengan sedikit
sensasi. Bahan komposisinya adalah air, gula, asam sitrat,
natrium sitrat, natrium klorida, kalium klorida, kalsium laktat,
magnesium karbonat dan rasa.Serta dijual dalam bentuk cairan
dalam bentuk alumunium dan botol plastik namun ada juga
yang dalam serbuk.
56
2. Target Pasar dan Positioning Produk Pocari Sweat
a. Target Pasar
Target pasar yang dituju oleh Pocari Sweat terbagi
dalam dua segmen inti yaitu:
1) Kalangan usia 18-35 tahun dengan aktivitas yang
dinamis dan memiliki kepedulian akan kesehatan dan
penampilan. Ini terlihat dari komunikasi pemasaran
yang menampilkan talent yang masih berusia muda dan
berprestasi di bidang olahraga dan entertainment.
2) Keluarga, khususnya membidik keluarga dari pasangan
muda yang cenderung terbuka dengan berbagai produk
kesehatan di luar herbal. Ini terlihat dari kemasan
produk family ukuran 1L dan 2L. Dalam komunikasi
pemasarannya, pasar dididik untuk menyadari bahwa
dalam aktivitas sehari-hari mengkonsumsi air putih saja
tidaklah cukup.
b. Positioning
Positioning dari Pocari Sweat sejauh ini adalah
minuman pengganti cairan tubuh danmineral yang hilang
selama beraktivitas. Hal ini cenderung memiliki kesamaan
dengan manfaat yang ditawarkan oleh merek lainnya. Akan
57
tetapi, secara lebih spesifik positioning dari PocariSweat
dapat dijumpai dalam tagline berikut ini:
1) “Minuman isotonik guna menggantikan cairan tubuh
yang hilang setiap harinya”. Penggalan kalimat yang
hilang setiap harinya memberi penegasan bahwa Pocari
Sweat penting untuk diminum setiap hari meski tidak
disertai dengan aktivitas yang berat.
2) Minuman isotonik yang sesuai untuk kegiatan-kegiatan
olahraga, terlihat dari penggunaan talent olahragawan
di media iklan dan keikutsertaan dalam kompetisi-
kompetisi olahraga.
B. Pembahasan Hasil Kuesioner
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Untuk mendapatkan data primer, peneliti
melakukan penyebaran kuesioner kepada 30 responden.
Sebelum kuesioner disebarkan kepada 30 responden,
peneliti melakukan try out kepada 30 orang responden
dengan memberikan 11 pertanyaan untuk mendapatkan
kuesioner yang valid.
58
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2013:52).Suatu
kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkap sesuatu yang diukur oleh kuesioner
tersebut.
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan
nilai r hitung (Corrected Item-Total Correlation) dengan r
tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2 , dalam hal ini n
adalah jumlah sampel. Pada pengujian ini, jumlah sampel
(n) = 30, sehingga besarnya degree of freedom dapat
dihitung 30 – 2 = 28. Dengan df = 28 dan alpha 0,05
kemudian didapat r tabel = 0,361 (nilai r tabel didapat
dengan melihat r tabel pada df 28 untuk uji dua arah).
Berikut ini adalah hasil uji validitas dari try out
kepada 30 responden dengan memberikan 11 pertanyaan:
59
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas
No. Item r Hitung r Tabel Keterangan
1 KM1 0,592 0,361 Valid
2 KM2 0,592 0,361 Valid
3 PK1 0,583 0,361 Valid
4 PK2 0,612 0,361 Valid
5 PK3 0,594 0,361 Valid
6 PK4 0,474 0,361 Valid
7 PK5 0,705 0,361 Valid
8 KP1 0,539 0,361 Valid
9 KP2 0,625 0,361 Valid
10 KP3 0,629 0,361 Valid
11 KP4 0,728 0,361 Valid
Berdasarkan output spss pada tabel 4.1, dapat
diketahui bahwa nilai r hitung pada semua indikator lebih
besar dari pada nilai r tabel dan nilainya positif maka dapat
disimpulkan semua butir pernyataan atau indikator tersebut
dinyatakan valid
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau
konstruk.Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
60
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk
atau variabel dinyatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha> 0,7 (Nunnally, 1994 dalam Ghozali,
2013:48). Hasil lengkap uji reliabilitas dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach
Alpha Keterangan
Kesadaran Merek 0,743 Reliabel
Persepsi Kualitas 0,803 Reliabel
Keputusan Pembelian 0,805 Reliabel
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai
Cronbach Alpha dari seluruh variabel yang diujikan
nilainya di atas 0,70, maka dapat disimpulkan bahwa
seluruh variabel dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
2. Karakteristik Responden
Dalam penelitian analisis pengaruh keadaran merek,
persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian, penulis
mengambil sampel sebanyak 30 responden melalui pengisian
kuesioner. Salah satu data yang yang diperoleh melalui
kuesioner penelitian adalah mengenai data demografik
61
responden yang meliputi jenis kelamin dan usia. Adapun
gambaran selengkapnya dari masing-masing data demografik
responden penelitian disajikan dalam tabel berikut ini:
a. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.3
Karakter Responden Menurut Jenis Kelamin
Usia Frekuensi Presentase
Pria 18 60%
Wanita 12 40%
Jumlah 30 100%
Tabel di 4.3 menunjukan bahwa responden
penelitian yang menggunakan produk Pocari Sweat,
mayoritas adalah pria yaitu sebanyak 18 responden atau 60
%, sedangkan sisanya adalah wanita sebanyak 12
responden atau 40 %.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.
Tabel 4.4
Karakter Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase
< 18 tahun 3 10%
18 - 24 tahun 27 90%
>24 tahun 0 0%
Jumlah 30 100%
62
Tabel di 4.4 menunjukan bahwa responden
penelitian yang menggunakan produk Pocari Sweat,
mayoritas adalah berusia antara 18 – 24 tahun, yaitu
sebanyak 27 responden atau 90 %, usia < 18 tahun
sebanyak 3 responden atau 10 % dan usia >24 tahun
sebanyak 0 responden atau 0 %.
3. Analisis Deskriptif
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap
30 orang responden pada konsumen minuman isotonik merek
Pocari Sweat mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
diperoleh hasil olah data kuesioner sebagai berikut:
a. Kesadaran Merek
Tabel 4.5
Ketika saya ditanya tentang minuman isotonik, Pocari
Sweat adalah merek yang pertama kali saya sebut
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 5 16.7 16.7 16.7
4 16 53.3 53.3 70.0
5 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebanyak 16
responden atau 53,3% menjawab setuju dengan pernyataan
63
“ketika saya ditanya tentang minuman isotonik, Pocari
Sweat adalah merek yang pertama kali saya sebut”.
Sebanyak 9 responden atau 30% menjawab sangat setuju,
dan sebanyak 5 responden atau 16,7% menjawab ragu-
ragu.
Tabel 4.6
Ketika saya ditanya tentang minuman isotonik, Pocari
Sweat adalah merek yang pertama kali saya ingat
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 2 6.7 6.7 6.7
4 19 63.3 63.3 70.0
5 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa
sebanyak 19 responden atau 63,3 % menjawab setuju
dengan pernyataan “ketika saya ditanya tentang minuman
isotonik, Pocari Sweat adalah merek yang pertama kali
saya ingat”. Sebanyak 9 responden atau 30 % menjawab
sangat setuju, dan 2 responden atau 6,7 % menjawab ragu-
ragu.
64
b. Persepsi Kualitas
Tabel 4.7
Pocari Sweat berkualitas
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 7 23.3 23.3 23.3
4 19 63.3 63.3 86.7
5 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa
sebanyak 19 responden atau 63,3 % menjawab setuju
dengan pernyataan “Pocari Sweat berkualitas”. Sebanyak 4
responden atau 13,3 % menjawab sangat setuju, dan 7
responden atau 23,3% menjawab ragu-ragu.
Tabel 4.8
Pocari Sweat dapat menggantikan cairan tubuh yang
hilang
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 7 23.3 23.3 23.3
4 19 63.3 63.3 86.7
5 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa
sebanyak 19 responden atau 63,3 % menjawab setuju
65
dengan pernyataan “Pocari Sweat dapat menggantikan
cairan tubuh yang hilang”. Sebanyak 4 responden aytau
13,3 % menjawab sangat setuju dan 7 responden atau 23,3
% menjawab ragu-ragu.
Tabel 4.9
Warna kemasan Pocari Sweat berbeda dengan yang
lain
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 1 3.3 3.3 3.3
4 23 76.7 76.7 80.0
5 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa
sebanyak 23 responden atau 76,7 % menjawab setuju
dengan pernyataan “warna kemasan Pocari Sweat berbeda
dengan yang lain”. Sebanyak 6 responden atau 20 %
menjawab sangat setuju, dan sebanyak 1 responden atau 3,3
% menjawab ragu-ragu.
66
Tabel 4.10
Komposisi produk Pocari Sweat sudah sesuai dengan
standar kesehatan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 8 26.7 26.7 26.7
4 15 50.0 50.0 76.7
5 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa
sebanyak 15 responden atau 50 % menjawab setuju dengan
pernyataan “komposisi produk Pocari Sweat sudah sesuai
dengan standar kesehatan”. Sebanyak 7 responden atau
23,3 % responden menjawab sangat setuju, dan 8
responden atau 26,7 % menjawab ragu-ragu.
Tabel 4.11
Saya dapat merasakan manfaat setelah mengkonsumsi
Pocari Sweat
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 3.3 3.3 3.3
3 7 23.3 23.3 26.7
4 14 46.7 46.7 73.3
5 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
67
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa
sebanyak 14 responden atau 46,7% menjawab setuju
dengan pernyataan “saya dapat merasakan manfaat setelah
mengkonsumsi Pocari Sweat”. sebanyak 8 responden atau
26,7% menjawab sangat setuju, 1 responden atau 3,3 %
menjawab tidak setuju, dan 7 responden atau 23,3 %
menjawab ragu-ragu.
c. Keputusan Pembelian
Tabel 4.12
Saya memutuskan untuk membeli Pocari Sweat
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 5 16.7 16.7 16.7
4 22 73.3 73.3 90.0
5 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa
sebanyak 22 responden atau 73,3% menjawab setuju
dengan pernyataan “saya memutuskan untuk membeli
Pocari Sweat”. Sebanyak 3 responden atau 10 % menjawab
sangat setuju, dan 5 responden atau 16,7 % menjawab ragu-
ragu.
68
Tabel 4.13
Saya memutuskan membeli Pocari Sweat untuk
memenuhi kebutuhan anda akan minuman kesehatan
isotonik
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 3 10.0 10.0 10.0
3 5 16.7 16.7 26.7
4 18 60.0 60.0 86.7
5 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa
sebanyak 18 responden atau 60 % menjawab setuju dengan
pernyataan “saya memutuskan membeli Pocari Sweat untuk
memenuhi kebutuhan saya akan minuman isotonik”.
Sebanyak 4 responden atau 13,3 % menjawab sangat
setuju, 3 responden atau 10 % menjawab tidak setuju, dan 5
responden atau 16,7 % menjawab ragu-ragu.
Tabel 4.14
Saya memutuskan membeli Pocari Sweat karena
teman/orang lain juga membelinya
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
3 7 23.3 23.3 23.3
4 17 56.7 56.7 80.0
5 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
69
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa
sebanyak 17 responden atau 56,7% menjawab satuju
dengan pernyataan “saya memutuskan membeli Pocari
Sweat karena teman/orang lain juga membelinya”.
Sebanyak 6 responden atau 20 % menjawab sangat setuju,
dan 7 responden atau 23,3% menjawab ragu-ragu.
Tabel 4.15
Ketika saya melihat ada Pocari Sweat dijual, anda
memiliki keinginan untuk membelinya
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2 1 3.3 3.3 3.3
3 6 20.0 20.0 23.3
4 21 70.0 70.0 93.3
5 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa
sebanyak 21 responden atau 70% menjawab setuju dengan
pernyataan “ketika saya melihat ada Pocari Sweat dijual,
saya memiliki keinginan untuk membelinya”. Sebanyak 2
responden atau 6,7% menjawab sangat setuju, 1 responden
atau 3,3% menjawab tidak setuju, dan 6 responden atau
20% menjawab ragu-ragu.
70
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel penggangu atau residual
memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013:160). Untuk
melihat data berdistribusi normal dapat dilakukan dengan
memperhatikan normal probability plot pada scatter plot
berdistribusi normal. Gambar 4.1 Akan menunjukan hasil
uji normalitas variabel kesadaran merek dan persepsi
kualitas hidup terhadap keputusan pembelian:
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
71
Berdasarkan grafik di atas menunjukan bahwa
semua data yang ada berdistribusi dengan normal, karena
penyebarannya di sekitar garis lurus diagonal dan
mendekati garis lurus diagonal maka data tersebut memiliki
asumsi normal atau mengikuti garis normalitas.
Selain dengan melihat grafik, normalitas data juga
dapat dilihat melalui uji statistik yaitu dengan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar
5%. Jika nilai signifikansi dari pengujian Kolmogrov-
smirnov lebih besar dari 0,05 berarti data normal.
Tabel 4.16
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 1.19369339
Most Extreme Differences
Absolute .077
Positive .064
Negative -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .421
Asymp. Sig. (2-tailed) .994
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
72
Berdasarkan uji statistik normalitas pada tabel 4.21
di atas menunjukkan Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,421
dan signifikansi pada 0,994 lebih besar dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi dengan normal.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui
ada atau tidaknya variabel independen yang memiliki
kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
model regresi. Dalam penelitian ini, ada atau tidaknya
gejala multikolinieritas dilihat dari nilai Tolerance dan
Variance Inflation Factor (VIF).Berikut hasil uji
multikolinieritas.
Tabel 4.17
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
KM .679 1.474
.679 1.474
a. Dependent Variable: KP
73
Berdasarkan tabel 4.22, dapat dijelaskan model
regresi pada penelitian ini tidak mengalami gangguan
multikolinieritas atau tidak terdapat korelasi antar variabel
bebas. Hal ini dapat dilihat pada nilai tolerance untuk
ketiga variabel bebas yang tidak kurang dari 0,1 dan nilai
Variance Inflastion Factor yang tidak lebih dari 10.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain tetap, maka disebut heteroskedastisitasi dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013:139).
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2
74
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik
menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka
0 pada sumbu Y, serta tidak membentuk pola tertentu. Hal
tersebut menunjukkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi.
Untuk mempertegas hasil uji di atas, maka
dilakukan pengujian heteroskedastisitas dengan melakukan
Uji Glejser. Berikut adalah hasil dari Uji Glejser:
75
Tabel 4.18
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.335 1.015 3.284 .003
KM .004 .110 .008 .040 .968
PK -.121 .060 -.429 -2.029 .052
a. Dependent Variable: RES2
Menurut Ghozali ( 2013:143) jika hasil pengujian
menunjukan variabel independen signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi
Heteroskedastisitas. Hasil Uji Glejser menunjukan variabel
independen Kesadaran Merek (KM) dan Persepsi Kualitas
(PK) tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen,
maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas dalam model regresi.
5. Uji Regresi Berganda
Uji ini menunjukan sebarapa jauh pengaruh variabel
penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Dimana untuk variabel
76
independen (X) adalah kesadaran merek (X1), persepsi kualitas
(X2), dan variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y).
Dengan menggunakan program SPSS dalam proses
perhitungan regresi linier berganda antara variabel bebas dan
variabel terikat dapat diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 4.19
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .381 1.928 .197 .845
KM .756 .210 .455 3.606 .001
PK .445 .114 .495 3.921 .001
a. Dependent Variable: KP
Berdasarkan tabelcoeficients, maka diperoleh model
persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Dari persamaan regresi tersebut di atas dapat
diinterpretasikan bahwa nilai konstanta sebesar 0,381
menunjukan besarnya nilai keputusan pembelian ketika
variabel kesadaran merek ( ) dan persepsi kualitas ( )
bernilai 0. Kenaikan pada variabel independen kesadaran
77
merek ( ) akan menaikkan variabel dependen keputusan
pembelian (Y), dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
Dan kenaikan pada variabel independen persepsi kualitas ( )
maka akan menaikkan variabel dependen keputusan pembelian
(Y), dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
6. Uji Uji F (simultan)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
terikat (Ghozali, 2013:98). Adapun hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
kesadaran merek dan persepsi kualitas terhadap
keputusan pembelian.
H : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran
merek dan persepsi kualitas terhadap keputusan
pembelian.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut
(Ghozali,2013:98):
78
a. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel.
Apabila nilai F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan
menerima Ha.
b. Menggunakan angka signifikansi.
Apabila probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan menerima Ha.
Tabel 4.20
Hasil Uji F Hitung
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 100.144 2 50.072 32.717 .000b
Residual 41.322 27 1.530
Total 141.467 29
a. Dependent Variable: KP
b. Predictors: (Constant), PK, KM
Berdasarkan tabel 4.20 di atas menunjukan bahwa dari
hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 32,717 sementara dari
tabel nilai statistik F dengan derajat bebas df1 = k – 1 = (3 – 1)
=2 dan df2= n – k = (30 – 3) = 27 pada alpha 0,05 diperoleh F
tabel 3,35. Jadi, jika dibandingkn maka dapat disimpulkan
bahwa F hitung > F tabel (32,717 > 3,35) . Karena F hitung > F
tabel maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima.Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara
79
simultan antara variabel kesadaran merek (X1) dan persepsi
kualitas (X2), terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
7. Uji t (Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2013:98).
Untuk menguji hipotesis digunakan statistik t dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut : Untuk uji dua
arah (two tails), suatu variabel akan berpengaruh nyata apabila
nilai t hitung lebih besar dari t-tabel atau lebih kecil dari
negatif t-tabel (Suharyadi dan Purwanto, 2009:229).
a. Pengaruh kesadaran merek terhadap keputusan pembelian.
Hipotesis:
H : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antarakesadaran merek terhadap keputusan
pembelian.
H : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kesadaran
merek terhadap keputusan pembelian.
Diketahui nilai t tabel pada df= (30 – 3) = 27 dan alpha
= 0,025 (0,05/2)adalah 2,051. Dan berdasarkan tabel 4.23
80
diketahui besarnya t-hitung adalah 3,606. Dengan demikian
nilai t-hitung > t-tabel (3,606 >2,051) maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan menerima Ha.Artinya kesadaran merek
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian minuman isotonik Pocari Sweat pada mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jadi hasil analisis di atas menunjukan bahwa variabel
kesadaran merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian
pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek
mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan
keputusan pembelian konsumen.
Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukankan oleh
David A. Aaker dalam Deby Susanty Sudarsono dan Dyah
Kurniawati (2013) bahwa kesadaran merek mempengaruhi rasa
percaya diri pelanggan atas keputusan pembelian dengan
mengurangi tingkat resiko yang dirasakan atas suatu merek
yang diputuskan untuk dibeli. Dan hasil ini juga didukung oleh
penelitian sebelumnya oleh Wulan Suciningtyas (2012)
Universitas Negeri Semarang Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen dengan judul penelitian “Pengaruh Brand
81
Awareness, Brand Image, dan Media Communication Terhadap
Keputusan Pembelian”, menyatakan bahwa secara parsial
brand awareness (kesadaran merek) mempengaruhi keputusan
pembelian. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya
oleh Doostar, dkk. (2012).
b. Pengaruh persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian.
Hipotesis:
H : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian.
H : Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi
kualitas terhadap keputusan pembelian.
Diketahui nilai t tabel pada df= (30 – 3) = 27 dan alpha
= 0,025 (0,05/2) adalah 2,051. Dan berdasarkan tabel 4.23
diketahui besarnya t-hitung adalah 3,921. Dengan demikian t-
hitung lebih besar dari t-tabel (3,921 > 2,051) maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan menerima Ha.Artinya
persepsi kualitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian minuman isotonik Pocari Sweat pada
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jadi hasil analisis di atas menunjukan bahwa variabel
persepsi kualitas berpengaruh terhadap keputusan pembelian
82
pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kesadaran merek
mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan
keputusan pembelian konsumen.
Hasil ini sesuai dengan teori dari Aaker dalam Deby
Susanty Sudarsono dan Dyah Kurniawati (2013:20) yang
menyatakan bahwa persepsi kualitas (perceived quality) akan
mempengaruhi keputusan pembelian. Dan hasil ini juga sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Choy
Johnn Yee, Ng Cheng San dan Ch’ng Huck Khoon (2010)
dengan judul“Consumers’ Perceived Quality, Perceived Value
and Perceived Risk Towards Purchase Decision on
Automobile” yang menyatakan bahwa perceived quality
(persepsi kualitas) memiliki hubungan langsung terhadap
keputusan pembelian. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian
sebelumnya oleh Doostar, dkk (2012).
8. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi ( ) digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97).
83
Tabel 4.21
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .841a .708 .686 1.237
a. Predictors: (Constant), PK, KM
b. Dependent Variable: KP
Berdasarkan tabel 4.25 di atas diketahui bahwa
koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R
Square) adalah sebesar 0,686 atau 68,6%. Adjusted R Square
berkisar pada angka 0 – 1 , dengan catatan semakin besar
angka Adjusted R Square maka akan semakin kuat hubungan
dari kelima variabel dalam model regresi. Dapat disimpulkan
bahwa 68,6% variasi variabel keputusan pembelian dapat
dijelaskan oleh variabel kesadaran merek dan persepsi kualitas.
Sedangkan selisihnya 31,4% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak masuk dalam penelitian ini.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab
IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel kesadaran merek secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian minuman isotonik
Pocari Sweat.
2. Variabel persepsi kualitas secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian minuman isotonik Pocari Sweat.
3. Variabel kesadaran merek dan persepsi kualitas secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
minuman isotonik Pocari Sweat.
B. SARAN
Kesadaran merek memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan pembelian Pocari Sweat, oleh karena itu
kesadaran merek merupakan salah satu faktor yang sangat penting
untuk dijaga bahkan terus ditumbuhkan untuk meningkatkan
pembelian konsumen terhadap produk Pocari Sweat. Maka dari itu
85
penulis menyarankan agar perusahaan tetap konsisten
menggunakan merek Pocari Sweat sebagai merek minuman
isotonik dan bukan untuk jenis minuman lain seperti yang saat ini
dilakukan oleh pesaingnya. Karena menurut penulis hal itu dapat
sedikit mengaburkan ingatan konsumen terhadap merek tersebut
sebagai minuman isotonik.
Persepsi kualitas berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian Pocari Sweat, itu artinya ketika konsumen
memilih Pocari Sweat konsumen juga dipengaruhi oleh persepsi
mereka terhadap kualitas produk Pocari Sweat dibandingkan
dengan merek yang lain. Kerena persepsi ini dibentuk oleh
pengalaman konsumen seperti dari apa yang mereka dengar, lihat
dan rasakan terhadap produk tersebut sebelumnya, maka
perusahaan harus bisa menjaga kepercayaan konsumen terhadap
kualitas produknya ini. Salah satunya adalah dengan konsisten
mencantumkan semua komposisi produk Pocari Sweat pada
kemasannya.
86
DAFTAR PUSTAKA
Dede Suryadi.“Minuman Isotonik: Berguguran di Tengan Jalan” diakses
pada 12 Mei 2014.http://dedesuryadi.blogspot.com/2009/03/minuman-
isotonik-berguguran-di-tengah.html
Doostar, Mohammad, Maryam Kazemi Iman Abadi., and Reza Kazemi Iman
Abadi. “Impact of Brand Equity on Purchase Decision of Final
ConsumerFocusing on Products with Low Mental Conflict”(Jurnal),
Journal of Basic and AppliedScientific Research, Guilan University,
Guilan, Iran, 2012.
Durianto, D Sugiarto dan T.Sitinjak.“Strategi menaklukan pasar: melalui
riset ekuitas dan perilaku merek”, PT.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 2004.
Ghozali, Imam.“Aplikasi Analisis Multivariate Dengan ProgramIBM SPSS
21”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
Iriani, Nur Ida.“Pengaruh Dimensi Brand Equity (Ekuitas Merek) Terhadap
Keputusan Pembelian Kartu Telepon Seluler Telkomsel di Kota
Malang”(Jurnal), Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.9, No.2, Maret
2011.
Kotler, Philip and Amstrong, Gary. “ Principles of marketing”, 13th
edition,
New Jerse, Pearson Education, Inc., publishing as Prentice Hall, 2010.
Kotler, Philip and Keller, Kevin Lane.“ Marketing management”, 14th
edition,
New Jerse, Pearson Education, Inc., publishing as Prentice Hall, 2012.
Kotler, Phillip. “Manajemen Pemasaran”. Terjemahan Jilid 1, Edisi bahasa
Indonesia, PT.Indeks, Jakarta, 2005.
Mowen, John C dan Minor, Michael.“Perilaku Konsumen”, Edisi terjemahan
kelima, Erlangga, Jakarta, 2013.
Pane, Oon Boy M S dan Rini, Endang Sulistya.“Pengaruh Band Equity
Flashdisk Merek Kingston terhadap Kepeutusan Pembelian Pada
Mahasiswa AMIK MBP MEDAN”(Jurnal), Jurnal Ekonom, Vol.14,
No.3, Juli 2011
87
Peter, J Paul and Olson, Jery C, “Consumer Behaviour and Marketing
Strategy” 12th
Edition, McGraw-Hill, 2013
Sabrina, Aisya. “The Inluence of Celeberity Endorser, Brand Image, and
Brand Awareness Toward Purchase Decision Wardah
Cosmetic”(Skripsi), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
Septian Deny. “Ini Dia Tiga Minuman Yang Paling Laku Dijual di
Indonesia”, Diakses pada tanggal 21 April 2014.
http://bisnis.liputan6.com/read/662083/ini-dia-3-minuman-yang-
paling-laku-dijual-di-indonesia.
Suciningtyas, Wulan.“Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, dan Media
Communication Terhdap Keputusan Pembelian” (Jurnal), Manajemen
Analysis Journal, Vo.1, No.1, 2012.
Sudarsono, Deby Susanty dan Kurniawati, Dyah.“Elemen Ekuitas Merek
Dalam Keputusan Pembelian Laptop” (Jurnal), Jurnal Riset
Manajemen dan Akuntansi, Vol.1, No.1, Februari 2013.
Sugiyono, Prof. Dr. “Statistika Untuk Penelitian”, Alfabeta Bandung, 2012.
Suhartono Chandra. “Brand Diagnostic dan Hasil Pengukuran Top Brand
Indeks – Analisis Pada Industri Asuransi Jiwa”, di akes pda tanggal 26
November 2014.http://www.frontier.co.id/brand-diagnostic-dan-hasil-
pengukuran-top-brand-index-analisis-pada-industri-asuransi-jiwa.html
Suharyadi dan Purwanto “Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern”,
(Buku 2) Edisi 2, Penerbit salemba Empat, Jakarta, 2009.
Wijayanto, Fajri. “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan
Pembelian serta Dampaknya Terhadap Tanggung Jawab Sosial
Produk Sabun Mandi Lifebuoy” (Skripsi), Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
Yee, Choy Johnn, San, Ng Cheng dan Khoon, Ch’ng Huck. “Consumer’s
Perceived Quality, Perceived Value and Perceived Risk Towards
Purchase Decision on Automobile”(Jurnal), American Journal of
Economics and Business Administration 3(1), 2011.
88
LAMPIRAN 1:
Kuesioner Penelitian
89
No. Responden :
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH KESADARAN MEREK DAN PERSEPSI KUALITAS
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINUMAN ISOTONIK POCARI
SWEAT
(Study Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidatayullah Jakarta)
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu
Universitas Islam negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya:
Nama : Saiful Anwar
NIM : 109081000135
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ekonomi dan Bisnis/Manajemen
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul
“Anaisis Pengaruh Kesadaran Merek dan Persepsi Kualitas Terhadap Keputusan
Pembelian Minuman Isotonik Pocari Sweat”.Maka saya mohon bantuan saudara/saudari
untuk mengisi kuesioner guna mendapatkan data tentang judul tersebut.
90
Besar harapan saya saudara/ saudari dapat memberikan jawaban yang sebenarnya,
sehingga jawaban tersebut dapat kami gunakan untuk menganalisis data yang tepat dan
obyektif.
Atas kesediaan bantuan dan partisipasi saudara/saudari saya mengucapkan banyak terima
kasih.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ………………………………………….. (Boleh tidak diisi)
2. Fakultas : …………………………………………..
3. Jenis Kelamin :
( ) Laki-laki
( ) Perempuan
4. Umur :
( ) < 18 tahun
( ) 18 – 24 tahun
( ) > 24 tahun
B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Berikut ini keterangan alternatif pilihan jawaban yang tersedia, yaitu:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat dengan
memberikan tanda check list( √ ) atau tanda silang ( X ) pada kotak yang disediakan
91
C. PERTANYAAN
1. Kesadaran Merek
No. Pernyataan SS S R TS STS
1 Ketika saya ditanya tentang minuman
isotonik, Pocari Sweat adalah merek yang
pertama kali saya sebut
2 Ketika saya ditanya tentang minuman
isotonik, Pocari Sweat adalah merek yang
pertama kali saya ingat
2. Persepsi Kualitas
No. Pernyataan SS S R TS STS
3 Pocari Sweat berkualitas
4 Pocari Sweat dapat menggantikan cairan
tubuh yang hilang
5 Warna kemasan Pocari Swweat berbeda
dengan yang lain
6 Komposisi produk Pocari Sweat sudah
sesuai dengan standar kesehatan
7 Saya dapat merasakan manfaat setelah
mengkonsumsi Pocari Sweat
3. Keputusan Pembelian
No. Pernyataan SS S R TS STS
8 Saya memutuskan untuk membeli Pocari
Sweat
9 Saya memutuskan membeli Pocari Sweat
untuk memenuhi kebutuhan saya akan
minuman isotonik
10 Saya memutuskan membeli Pocari Sweat
karena teman/orang lain juga membelinya
11 Ketika saya melihat ada Pocari Sweat
dijual, saya memiliki keinginan untuk
membelinya.
92
LAMPIRAN 2:
Data Mentah Kuesioner
93
Data Mentah Kuesioner
Variabel Kesadaran Merek Variabel Persepsi Kualitas
No KM1 KM2 TOTAL No PK1 PK2 PK3 PK4 PK5 TOTAL
1 5 5 10 1 4 4 5 4 4 21
2 5 4 9 2 4 4 4 3 4 19
3 3 4 7 3 3 4 4 4 4 19
4 4 2 6 4 4 4 4 3 2 17
5 4 4 8 5 4 4 4 3 4 19
6 4 4 8 6 4 4 4 3 4 19
7 5 4 9 7 4 4 4 4 4 20
8 3 4 7 8 4 3 4 4 3 18
9 5 5 10 9 5 5 5 5 5 25
10 4 4 8 10 4 5 4 4 4 21
11 5 5 10 11 5 5 5 4 4 23
12 5 5 10 12 3 3 4 4 3 17
13 3 4 7 13 3 3 4 3 3 16
14 4 2 6 14 4 4 4 5 4 21
15 4 5 9 15 4 4 5 4 5 22
16 4 5 9 16 4 4 4 3 5 20
17 4 4 8 17 3 3 4 4 3 17
18 3 4 7 18 3 3 3 4 3 16
19 5 5 10 19 5 4 4 4 4 21
20 2 3 5 20 3 3 4 4 3 17
21 4 4 8 21 4 4 4 5 4 21
22 4 4 8 22 4 4 4 4 4 20
23 4 4 8 23 3 3 4 3 3 16
24 4 4 8 24 4 4 5 4 5 22
25 4 4 8 25 4 4 4 5 5 22
26 5 5 10 26 5 5 5 5 5 25
27 4 4 8 27 4 4 4 4 5 21
28 4 4 8 28 4 4 4 3 4 19
29 4 4 8 29 4 4 4 5 4 21
30 5 5 10 30 4 4 4 5 5 22
94
Variabel Keputusan Pembelian
No KP1 KP2 KP3 KP4 TOTAL
1 4 5 4 4 17
2 4 4 4 4 16
3 3 4 3 2 12
4 4 3 3 4 14
5 4 4 4 4 16
6 4 4 4 4 16
7 4 4 4 4 16
8 3 3 3 3 12
9 5 5 5 4 19
10 4 4 4 4 16
11 4 4 5 5 18
12 4 2 4 4 14
13 3 2 3 3 11
14 4 4 4 4 16
15 4 4 5 3 16
16 4 4 5 4 17
17 4 4 4 3 15
18 3 3 3 3 12
19 5 5 5 5 20
20 3 2 3 3 11
21 4 4 4 4 16
22 4 4 4 4 16
23 4 3 4 4 15
24 4 4 4 4 16
25 4 4 3 4 15
26 5 5 5 4 19
27 4 3 4 4 15
28 4 4 4 4 16
29 4 4 4 4 16
30 4 4 4 4 16
95
LAMPIRAN 3:
Output Hasil Pengujian Data
96
Frekuensi Data Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki 18 60.0 60.0 60.0
Perempuan 12 40.0 60.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
< 18 Tahun 3 10.0 10.0 10.0
18 – 14 Tahun 27 90.0 90.0 90.0
>24 Tahun 0 0.0 0.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Frekuensi Data Jawaban Responden
KM1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 5 16.7 16.7 16.7
4 16 53.3 53.3 70.0
5 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
97
PK1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 7 23.3 23.3 23.3
4 19 63.3 63.3 86.7
5 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
PK2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 7 23.3 23.3 23.3
4 19 63.3 63.3 86.7
5 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
PK3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 1 3.3 3.3 3.3
4 23 76.7 76.7 80.0
5 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
KM2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 2 6.7 6.7 6.7
4 19 63.3 63.3 70.0
5 9 30.0 30.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
98
PK4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 8 26.7 26.7 26.7
4 15 50.0 50.0 76.7
5 7 23.3 23.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
PK5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 3.3 3.3 3.3
3 7 23.3 23.3 26.7
4 14 46.7 46.7 73.3
5 8 26.7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
KP1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 5 16.7 16.7 16.7
4 22 73.3 73.3 90.0
5 3 10.0 10.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
KP2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 3 10.0 10.0 10.0
3 5 16.7 16.7 26.7
4 18 60.0 60.0 86.7
5 4 13.3 13.3 100.0
Total 30 100.0 100.0
99
KP3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
3 7 23.3 23.3 23.3
4 17 56.7 56.7 80.0
5 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
KP4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
2 1 3.3 3.3 3.3
3 6 20.0 20.0 23.3
4 21 70.0 70.0 93.3
5 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Hasil UJi Reliablitas dan Validitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.765 2
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KM1 4.23 .323 .629 .
KM2 4.13 .464 .629 .
100
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.810 5
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PK1 16.00 3.931 .716 .739
PK2 16.00 3.862 .751 .729
PK3 15.73 4.685 .564 .790
PK4 15.93 4.340 .390 .840
PK5 15.93 3.375 .672 .754
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.853 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KP1 11.53 3.016 .879 .760
KP2 11.70 2.562 .630 .861
KP3 11.50 2.741 .763 .782
KP4 11.67 3.195 .601 .849
101
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation 1.19369339
Most Extreme Differences
Absolute .077
Positive .064
Negative -.077
Kolmogorov-Smirnov Z .421
Asymp. Sig. (2-tailed) .994
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
102
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
KM .679 1.474
.679 1.474
a. Dependent Variable: KP
Hasil Uji Heteroskedastisitas
(Uji Glejser)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.335 1.015 3.284 .003
KM .004 .110 .008 .040 .968
PK -.121 .060 -.429 -2.029 .052
103
a. Dependent Variable: RES2
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .381 1.928 .197 .845
KM .756 .210 .455 3.606 .001
PK .445 .114 .495 3.921 .001
a. Dependent Variable: KP
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 100.144 2 50.072 32.717 .000b
Residual 41.322 27 1.530
Total 141.467 29
a. Dependent Variable: KP
b. Predictors: (Constant), PK, KM
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .841a .708 .686 1.237
a. Predictors: (Constant), PK, KM
b. Dependent Variable: KP