78

Analisis Pengaruh Likuiditas, Kebijakan, Hutang, Dan Operating Leverage Terhadap Price to Book Value Pada Perusahaan Manufaktur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keuangan

Citation preview

  • iv

    Kata Pengantar

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan thesis ini dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Tujuan dari penulisan thesis ini merupakan salah satu syarat untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2. Dalam penyusunan Thesis yang berjudul Analisis pengaruh likuiditas, kebijakan hutang, operating leverage terhadap price to book value pada perusahaan manufaktur ini, penulis tidak terlepas dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Akan tetapi, kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi berkat bimbingan dan bantuan dari orang-orang di sekitar penulis.

    Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Bapak Prof. Lincolin Arsyad, Ph.D. selaku direktur dari pengelola program Magister Manajemen Universitas Gadjah Mada.

    2. Bapak Prof. Dr. Indra Wijaya Kusuma, MBA. selaku Dosen pembimbing dan juga yang telah banyak meluangkan waktunya untuk mengajar mata kuliah Business Research Method di Program studi MM UGM Jakarta.

    3. Keluarga penulis, bapak dan ibu yang tidak pernah berhenti memberikan

    dukungan baik secara material dan moril. 4. Keluarga penulis yang ada di Yogyakarta, Bapak Yusrin Nicoriawan, SH,

    Bapak Drs. H. M.Yusron, Ibu Titiek Mutiah, Bsc, Intan Dhyaksari, dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu mendukung penulis dalam mengikuti program MM UGM

    5. Sahabat terbaik penulis, Bapak Helmi, ibu Catur Rahayu, yang telah memberikan semangat kepada penulis selama mengikuti program MM UGM..

    6. Teman-teman MMUGM regular 27 dan MMUGM lainnya yang tidak dapat disebutkan satu - persatu yang selalu menyemangati penulis dalam mengikuti program MM UGM.

  • v

    7. Teman Teman Alumni Trisakti dan SMU 22 (Imam, Novan, Chika, Angel, Retno, Ratih, Wulan) dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberi penulis support dalam mengikuti program MM UGM

  • vi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL ....................... i

    LEMBAR PENGESAHAN ii

    LEMBAR PERNYATAAN iii

    KATA PENGANTAR iv

    DAFTAR ISI vi

    DAFTAR TABEL ix

    DAFTAR LAMPIRAN.. x

    INTISARI xi

    ABSTRACT xii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang...... 1

    1.2. Rumusan Masalah 6

    1.3. Tujuan Penelitian... 6 1.4. Manfaat Penelitian. 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Analisis rasio keuangan. 8

    a. Definisi Analisis Rasio Keuangan 8

    b. Jenis-Jenis Rasio Keuangan . 9

    2.2. Nilai perusahaan. 10

    a. Definisi Nilai Perusahaan ..... 10

    b. Pengukuran Nilai Perusahaan ............................................................. 11

    2.3. Likuiditas 13

  • vii

    a. Definisi likuiditas .... 13

    b. Pengukuran likuiditas ......................................................................... 14

    2.4. Kebijakan hutang 15 a. Definisi hutang .. 15

    b. Jenis-Jenis dan Pengukuran Hutang ................................................. 16

    2.5. Operating leverage. 19

    a. Definisi leverage .. 19

    b. Jenis-Jenis dan Teori-Teori Leverage .............................................20

    2.6. Penelitian terdahul 22

    2.7. Kerangka pemikiran....... 23

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis Penelitian... 27

    3.1.1 Sampel penelitian 27

    3.1.2 Populasi .. 27

    3.1.3 Sampel 27

    3.2. Tehnik pengumpulan data..28

    3.3. Variabel dan pengukurannya. 28

    3.4. Definisi operasional Variabel 29

    3.5. Metode Analisis Data. 31

    3.5.1. Statistik deskriptif... 31

    3.5.2 Uji normalitas. 32 3.5.3. Uji Awal atau Uji Klasik. 32 a. Uji Multikolinieritas . 32 b. Uji Autokorelasi............ 33

  • viii

    c. Uji Heterokedastisitas... 34 3.5.4. Uji Hipotesis... 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Deskripsi statistik.. 37

    4.2. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik......... 39 4.2.1. Uji Normalitas data. 40 4.2.2. Uji Asumsi Klasik 41

    4.2.2.1. Uji Multikolinearitas 41

    4.2.2.2 Uji autokorelasi .. 42

    4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas.. 44

    4.3. Uji Hipotesis.................................. 45

    4.5. Koefisien Determinasi (R2) 47

    4.6. Variabel dominan 48

    4.7 Analisis dan pembahasana . 49

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan 52

    5.2. Saran.. 52

    5.3. Keterbatasan Penelitian. 54

    Daftar Pustaka. 55

  • ix

    DAFTAR TABEL

    Tabel 4.1. Statistik Deskriptif 37

    Tabel 4.2. Uji normalitas................................... 40 Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinieritas ...... 42

    Tabel 4.4. Uji Durbin Watson.. 43

    Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas 44

    Tabel 4.6. Model Regresi.. 45

    Tabel 4.7. Koefisien Determinasi (R2).. 47

    Tabel 4.8. Uji variabel dominan 48

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I. Daftar Perusahaan yang dapat dipakai untuk penelitian.. 58

    Lampiran II. Uji Normalitas.. 61

    Lampiran III. Uji Durbin-Watson.. 62

    Lampiran IV. Uji Multikolenieritas.. 63

    Lampiran V. Uji Heterokedastisitas... 64

    Lampiran VI. Uji hipotesis... 65

    Lampiran VII. Statistik Deskriptif 66

  • xi

    INTISARI

    Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh likuiditas,

    kebijakan hutang, dan operating leverage terhadap price to book value. Penelitian ini

    menggunakan data perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

    sebanyak 156 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode yang dibuat oleh Ulupui

    (2006) untuk melihat pengaruh dari likuiditas, operating leverage terhadap return saham .

    Dengan melihat return saham kita juga bisa menganalisis price to book value untuk

    menilai suatu kinerja perusahaan

    Kata Kunci: likuiditas, operating leverage, kebijakan hutang, price to book value

  • xii

    ABSTRACT

    The purpose of this study was to analyze the effect of liquidity, debt policies, and

    operating leverage to the price to book value. This study uses data of

    manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) as many

    as 156 companies. This study uses the method created by Ulupui (2006) to see the

    impact of liquidity, operating leverage on stock returns. By looking at the returns

    we can also analyze the stock price to book value for assessing a company's

    performance

    Keywords: liquidity, operating leverage, debt policy, price to book value

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam era globalisasi ini, semakin banyak perusahaan yang menggunakan pasar

    modal sebagai salah satu alternatif dalam menghimpun dan mengumpulkan modal

    dari masyarakat pemodal atau investor. Perusahaan-perusahaan tersebut

    melakukannya dengan menerbitkan saham di bursa efek. Dana yang diperoleh

    melalui pasar modal tersebut kemudian dapat digunakan untuk perkembangan usaha

    atau ekspansi, penambahan modal kerja dan sebagainya. Pasar modal juga bertindak

    sebagai penghubung antara investor yang ingin menginvestasikan dananya dengan

    perusahaan yang memerlukan dana tersebut. Bagi investor, pasar modal menyediakan

    alternatif investasi lain selain tabungan, deposito, properti, maupun emas. Investasi di

    pasar modal memungkinkan para investor melakukan diversifikasi atas investasinya

    ke berbagai aset keuangan maupun non-keuangan. Para investor dapat turut serta

    memiliki sebagian perusahaan-perusahaan besar dengan manajemen dan pengelolaan

    yang baik dengan membeli saham yang diterbitkan perusahaan tersebut melalui bursa

    efek.

    Bagi perusahaan go public, nilai pasar wajar perusahaan ditentukan mekanisme

    permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin dalam listing price. Harga pasar

    merupakan cerminan berbagai keputusan dan kebijakan manajemen, dengan demikian

  • 2

    nilai perusahaan merupakan akibat dari tindakan manajemen. Go public merupakan

    salah satu cara badan usaha untuk memperoleh dana yaitu dengan cara menjual dan

    menawarkan untuk melepaskan hak atas saham dengan pembayaran. Badan usaha

    dapat go public dengan cara menjual saham baru yang berasal dari modal dasar

    maupun saham lama yang berasal dari modal dasar maupun saham lama yang berasal

    dari modal yang sudah disetor (Sumantoro, 1990 : 64).

    Banyaknya jumlah perusahaan yang sudah go public membuat investor

    kebingungan dalam menentukan keputusan investasi. Oleh karena itu, investor perlu

    mengumpulkan informasi yang lengkap dan tepat mengenai perusahaan yang akan

    dipilih sebagai tempat investasi. Informasi ini dapat diperoleh dengan menganalisis

    laporan keuangan yang diterbitkan secara periodik oleh perusahaan. Maka dari itu,

    perusahaan melakukan penyajian laporan keuangan secara tepat waktu untuk

    memperoleh keunggulan kompetitif dalam menunjang keberhasilan perusahaan dan

    image perusahaan dimata publik menjadi lebih baik serta menunjukkan kualitas

    kinerja perusahaan dan kredibilitas kualitas informasi akuntansi yang tinggi atas apa

    yang dilaporkannya, yang kemudian diharapkan timbulnya kepercayaan publik

    terhadap kualitas informasi yang disajikan oleh pihak perusahaan.

    Permasalahan menjadi menarik pada pihak manajemen. Ketika pemegang

    saham mempercayakan pengelolaan investasi kepada pihak lain, para pemilik

    mengharapkan pihak manajemen akan berjuang sekuat tenaga untuk meningkatkan

    nilai perusahaan, yang akhirnya akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

  • 3

    Para pemegang saham membayar jasa profesional pihak manajemen untuk

    mengedepankan kepentingan pemegang saham, yaitu kesejahteraan pemegang saham.

    Agency theory menyatakan berbeda, pihak manajemen bisa saja bertindak

    mengutamakan kepentingan dirinya sendiri (Suharli dan Oktorina, 2006 : 24). Teori

    ini akan mempengaruhi kedua pihak untuk untuk memaksimalkan kesejahteraannya

    masing-masing sehingga terjadilah konflik anatara pemegang saham dan pihak

    manajemen. Pemegang saham berusaha mengatasi masalah tersebut dengan

    melakukan pengawasan terhadap manajer. Salah satu bentuk mekanisme

    pengawasannya yaitu kebijakan dividen kas. Pemegang saham berusaha menjaga agar

    pihak manajemen tidak terlalu banyak memegang kas karena kas yang banyak akan

    menstimulus pihak manajemen untuk menikmati kas tersebut bagi kepentingan

    dirinya sendiri. Pihak manajemen akan membatasi arus kas keluar berupa dividen kas

    yang berjumlah terlalu besar dengan alasan mempertahankan kelangsungan hidup,

    menambah investasi untuk pertumbuhan atau melunasi hutang (Suharli dan Oktorina,

    2006 : 24).

    Secara umum, terdapat dua jenis analisis yang digunakan para investor dalam

    menentukan keputusan investasi. Yang pertama, disebut sebagai analisa teknikal.

    Analisa teknikal ini menggunakan grafik maupun indikator-indikator teknis dalam

    menilai suatu saham, dengan menitikberatkan pada penggunaan data historis

    terutama harga dan volume saham. Analisa teknikal ini juga dapat digunakan dalam

    menilai saham-saham secara individu maupun pasar (indeks) secara keseluruhan.

  • 4

    (Husnan, 2001 : 315). Yang kedua, disebut sebagai analisa fundamental, yang

    menitikberatkan pada rasio-rasio keuangan dan informasi-informasi lainnya yang

    terkait dengan perusahaan yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja perusahaan

    tersebut. Analisa fundamental dilakukan dengan memperhitungkan variabel-variabel

    fundamental perusahaan seperti penjualan, laba, tingkat hutang, dividen, biaya-biaya,

    arus kas, dan sebagainya dalam menilai suatu saham.

    Para investor, sebelum melakukan investasi, akan melakukan perhitungan

    terhadap risiko yang dihadapi dan imbal hasil atau return yang akan diperolehnya.

    Oleh karena itu, investor terlebih dahulu akan melakukan analisis dalam menentukan

    perusahaan mana yang akan diinvestasikan. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan

    keuntungannya baik melalui peningkatan nilai investasi maupun melalui dividen yang

    diterima. Semakin tinggi return yang diberikan oleh perusahaan kepada investor

    berarti semakin meningkatnya nilai perusahaan. Semakin banyak investor yang

    menanam saham akan berdampak harga saham yang akan meningkat tinggi pula.

    Nilai perusahaan adalah nilai yang mencerminkan berapa harga yang bersedia dibayar

    oleh investor untuk suatu perusahaan, yang biasanya diukur dengan Price to book

    value (PBV). Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap

    tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya (Sujoko dan Ugy,

    2007 : 44).

    Dalam kaitannya dengan nilai perusahaan (price to book value), likuiditas

    mempengaruhi harga saham. Bila likuiditas meningkat maka investor dapat membeli

  • 5

    saham dengan harga yang relatif lebih rendah. Semakin tinggi tingkat likuiditas maka

    akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang

    dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Suharli, 2007 : 12). Penggunaan hutang

    diharapkan dapat mengurangi konflik keagenan. Penambahan hutang dalam struktur

    modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga mengurangi biaya keagenan

    ekuitas. Perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan

    membayar beban bunga secara periodik. Kondisi ini menyebabkan manajer bekerja

    keras untuk meningkatkan laba sehingga dapat memenuhi kewajiban dari penggunaan

    hutang. Sebagai konsekuensi dari kebijakan ini, perusahaan menghadapi biaya

    keagenan hutang dan resiko kebangkrutan. Semakin tinggi proporsi hutang semakin

    tinggi harga saham, namun pada titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan

    nilai perusahaan karena manfaaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil

    daripada biaya yang ditimbulkannya (Soliha dan Taswan, 2002 : 149).

    Operating leverage merupakan penggunaan aktiva atau operasi perusahaan

    yang disertai dengan biaya tetap. Operating leverage yang menguntungkan kalau

    pendapatan setelah dikurangi biaya variabel (contribution to fixed cost) lebih besar

    dari biaya tetapnya. Oleh sebab itu operating leverage adalah seberapa jauh

    perubahan tertentu dari volume penjualan berpengaruh terhadap laba operasi bersih.

    Dalam suatu perusahaan tingkat operating leverage pada suatu tingkat hasil akan

    ditunjukan oleh perubahan dalam volume penjualan yang mengakibatkan adanya

    perubahan yang tidak proporsional dalam laba atau rugi operasi (Riyanto, 1997).

  • 6

    Peningkatan operating leverage mengakibatkan peningkatan resiko dan tingkat

    keuntungan sehingga penggunaannya mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam hal ini,

    pihak manajemen harus mengetahui bagaimana mengukur dan mengevaluasi

    operating leverage.

    Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis

    tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: ANALISIS PENGARUH

    LIKUIDITAS, KEBIJAKAN HUTANG, DAN OPERATING LEVERAGE

    TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE PADA PERUSAHAAN

    MANUFAKTUR.

    1.2 Rumusan masalah

    Berdasarkan latar belakang, penulis mencoba merumuskan masalah penelitian

    seperti dibawah ini; apakah likuiditas, kebijakan hutang, operating leverage

    mempunyai pengaruh terhadap price to book value Pada perusahaan Manufaktur?

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh likuiditas, kebijakan

    hutang, dan operating leverage terhadap price to book value perusahaan go public.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Berdasarkan latar belakang, masalah penelitian serta tujuan, manfaat yang dapat

    diperoleh dari penelitian ini adalah :

  • 7

    Bagi investor adalah sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan

    untuk membeli, menjual atau menahan saham berdasarkan operating leverage

    dan hutang perusahaan yang ada pada perusahaan manufaktur.

    Bagi akademisi penelitian ini dapat menjadi literatur tambahan yang dapat

    berguna sebagai pembelajaran dan pengetahuan mengenai nilai dari suatu

    perusahaan.

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Analisis Rasio Keuangan

    A. Definisi Analisis Rasio Keuangan

    Analisis Rasio keuangan sangat bermaanfaat bagi manajemen untuk perencanaan

    dan pengevaluasian prestasi dan kinerja (performance) perusahaan bila dibandingkan

    dengan rata rata industri, sedangkan bagi para kreditor dapat digunakan untuk

    memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan

    kelangsungan pembayaran bunga dan pemngembalian pokok pinjamannya. Analisis

    rasio juga bermanfaat bagi para investor dalam mengevaluasi nilai saham dan adanya

    jaminan atas keamanan dana yang akan ditanamkan pada suatu perusahaan

    (Munawir, 2002 : 79).

    Salah satu tujuan dan keunggulan dari rasio adalah dapat digunakan untuk

    membandingkan hubungan return dan risiko dari perusahaan dengan ukuran yang

    berbeda. Rasio juga dapat menunjukkan profil suatu perusahaan, karakteristik

    ekonomi, strategi bersaing dan keunikan karakteristik operasi, keuangan dan

    investasi. Menurut Usman (2003), analisis ini berguna sebagai analisis intern bagi

    manajemen perusahaan untuk mengetahui hasil keuangan yang telah dicapai guna

  • 9

    perencanaan yang akan datang dan juga untuk analisis intern bagi kreditur dan

    investor untuk menentukan kebijakan pemberian kredit dan penanaman modal suatu

    perusahaan

    B. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

    Untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan, kita membutuhkan suatu

    alat atau cara yang disebut rasio keuangan. Brigham dan Houston (2004 : 77)

    membagi rasio-rasio keuangan menjadi 5 kelompok :

    1. Rasio likuiditas (liquidity ratios) terdiri dari current ratio dan quick ratio

    2. Rasio manajemen aset (asset management ratios) terdiri dari rasio Inventory

    turnover, day sales outstanding (DSO), fixed asset turnover, dan total Asset

    turnover

    3. Rasio manajemen utang (debt management ratio) terdiri dari rasio total debt

    to total assets,time interers earned (TIE), dan EBITDA coverage.

    4. Rasio profitabilitas (profitability ratios) terdiri dari rasio profit margin on

    sales, basic earning power, return on total assets (ROA), dan return on

    equity (ROE).

    5. Rasio nilai pasar (market values ratios) terdiri dari rasio price/earnings (P/E),

    price cash flow, dan market/book (M/B).

  • 10

    2.2 Nilai Perusahaan

    A. Definisi Nilai Perusahaan

    Dalam melakukan aktivitas dan pengambilan keputusan, perusahaan selalu

    berpatokan pada tujuan utamanya. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor

    terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang

    tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Harga saham merupakan harga yang

    terjadi pada saat saham (Fakhruddin & Hadianto, 2001). Nilai perusahaan lazim

    diindikasikan dengan price to book value. Price to book value yang tinggi akan

    embuat pasar percaya atas prospek perusahaan ke depan. Hal itu juga yang menjadi

    keinginan para pemilik perusahaan, sebab juga tinggi perusahaan yang tinggi

    mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Soliha & Taswan,

    2002). Dalam realitasnya tidak semua perusahaan mengingikan harga saham tinggi

    (mahal), karena takut tidak laku dijal atau tidak menarik investor untuk membelinya.

    Nilai perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena nilai

    perusahaan merupakan indikator bagaimana perusahaan pasar menilai perusahaan

    secara keseluruhan. Nilai perusahaan cenderung mencerminkan secara relatif

    penilaian pemegang saham biasa atas keseluruhan aspek dari kinerja perusahaan

    dimasa lampau dan perkiraan dimasa yang akan datang yang digunakan untuk

    menangkap nilai atau karakteristik daya tarik dari suatu perusahaan. Mengenai nilai

    perusahaan para pemegang saham yang merupakan cerminan dalam hal mengukur

  • 11

    nilai perusahaan, dilihat dari market value ratio. Menurut Margaretha (2004 : 21),

    market value ratio merupakan rasio yang meningkatkan harga saham perusahaan

    dengan labanya dan nilai buku perusahaan. Bila rasio likuiditas, kebijakan hutang,

    dan operating leverage baik maka rasio nilai pasar akan menjadi tinggi dan harga

    saham akan setinggi sesuai yang diharapkan.

    B. Pengukuran Nilai Perusahaan

    Dalam mengukur nilai perusahaan dapat dilihat dari market value ratio. Menurut

    Astuti (2004 : 38-39), jenis-jenis market value ratio yaitu :

    1. Price Earning Ratio (PER)

    Price earning ratio (PER) adalah rasio antara harga saham per lembar yang

    berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi

    pemegang saham (Shayroni, 2006). Menurut Jogiyanto (2000), PER adalah rasio

    harga saham terhadap earnings-nya, dengan kata lain menunjukkan berapa besar

    pemodal menilai harga saham terhadaap kelipatan earnings. Kegunaan dari PER

    adalah melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan

    terhadap kinerja perusahaan yang tercermin oleh EPS-nya. Semakin besar PER

    suatu saham maka menyatakan saham tersebut semakin mahal terhadap

    pendapatan bersih per sahamnya.

  • 12

    2. Price to Book Value (PBV)

    Rasio ini memberikan indikasi bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian

    atas ekuitas yang relatif tinggi biasanya menjual saham beberapa kali lebih tinggi

    dari nilai bukunya, dibandingkan perusahaan dengan tingkat pengembalian yang

    rendah. Menurut Ratnasari (2003), nilai price to book balue (PBV) yang semakin

    besar menunjukkan harga pasar dari saham tersebut semakin tinggi pula. Jika

    harga pasar dari suatu saham semakin tinggi, maka capital gain (actual return)

    juga akan semakin tinggi. Perusahaan yang kinerjanya baik biasanya nilai rasio

    PBV-nya diatas satu, hal ini menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih tinggi

    dari nilai bukunya.

    PBV menunjukkan komposisi nilai perusahaan dari apa yang telah dan sedang

    ditanamkan oleh pemilik perusahaan, semakin tinggi PBV semakin besar

    tambahan kesejahteraan yang dinikmati oleh pemilik perusahaan (Husnan, 1994 :

    567). Dengan demikian, price to book value mempunyai pengaruh terhadap nilai

    perusahaan dimana nilai PBV melebihi angka 1.0 maka semakin baik manfaat

    yang didapat perusahaan untuk masa depan karena investor mampu bersedia

    membayar lebih saham yang dimiliki perusahaan tersebut.

  • 13

    2.3 Likuiditas

    A. Definisi Likuiditas

    Menurut Riyanto (2001:25), likuiditas adalah berhubungan dengan masalah

    kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial-nya yang segera

    harus dipenuhi. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah

    kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat

    jatuh tempo dan dalam menjalankan operasi perusahaan. Perusahaan yang dapat

    memenuhi kewajiban perusahaan tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut

    mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang

    jangka pendeknya. Jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada

    saat tertentu merupakan kekuatan membayar kewajiban jangka pendek dari

    perusahaan yang bersangkutan.

    Likuiditas mengacu pada kas perusahaan dan posisi surat berharga dan dipasarkan

    kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jatuh tempo (Brigham & Ehrhardt, 2005

    : 967). Sebuah aset cair adalah setiap aset yang dapat dengan cepat dijual dan diubah

    menjadi uang tunai. Rasio likuiditas merupakan kemampuan aktiva untuk diubah ke

    dalam bentuk tunai tanpa adanya konsesi harga yang signifikan. Nilai dari suatu aset

    juga bergantung pada likuiditasnya, yang artinya kemudahan untuk menjual aset dan

    mengubahnya menjadi uang tunai pada suatu nilai pasar yang wajar.

  • 14

    B. Pengukuran Likuiditas

    Pengukuran dasar likuiditas (Margaretha, 2004 : 19) yaitu :

    a. Rasio lancar (current ratio)

    Rasio yang menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka pendek

    dari para kreditor dapat dipenuhi dengan aktiva yang diharapkan akan dikonversi

    menjadi uang tunai dalam waktu dekat. Current ratio sendiri merupakan salah

    satu indikator dari rasio likuiditas. Current ratio merupakan rasio antara lancar

    dengan hutang lancar yang dimiliki oleh perusahaan. rasio ini mengukur aktiva

    yang dimiliki perusahaan dalam hutang lancar perusahaan (Husnan, 1994).

    Menurut Weston (1995), current ratio digunakan untuk mengukur penyelesaian

    hutang jangka pendek perusahaan, dengan melihat berapa lama tagihan kreditur

    jangka pendek dapat dipenuhi oleh aktiva yang diharapkan dapat dikonversi ke

    kas dalam jangka waktu yang kira-kira sama dengan jatuh tempo tagihan.

    Rasio lancar adalah menunjukkan sejauh mana kewajiban saat ini ditutupi

    oleh mereka aset diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat

    (Brigham & Ehrhardt, 2005 : 962). Hal ini ditemukan dengan membagi aset

    lancar dengan kewajiban lancar. Semakin tinggi current ratio berarti semakin

    besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

    (Sartono, 1998 : 122). Penulis memilih current ratio sebagai variabel penelitian

    dalam pengaruhnya terhadap nilai perusahaan (price to book value). Current ratio

  • 15

    ini dipilih sebagai penelitian karena untuk melihat kekayaan sebuah perusahaan

    yang dapat langsung dikonversikan menjadi uang tunai untuk kemampuan mereka

    membayar kewajibannya. Semakin besar current ratio perusahaan maka

    kemampuan mereka untuk membayar kewajibannya semakin baik juga dan itu

    berdampak pada kinerja perusahaan.

    b. Rasio cepat (quick or acid test ratio)

    Menurut Sartono (2006 : 62), quick ratio (acid test ratio) adalah rasio antara

    aktiva lancar dikurangi persediaan dibagi hutang lancar. Rasio ini mengukur

    solvabilitas jangka pendek tetapi tidak memperhitungkan persediaan karena

    persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang liquid. Sedangkan menurut

    Horne (2005:69), acid test ratio memberikan ukuran yang mendalam tentang

    likuiditas daripada rasio lancar. Pengertian likuiditas mengandung dua dimensi,

    yaitu waktu yang diperlukan untuk mengubah aktiva dan kepastian harga yang

    akan terjadi (Sartono, 2006 : 124).

    2.4 Kebijakan Hutang

    A. Definisi Hutang

    Munawir (2004 : 18) menyatakan bahwa hutang adalah semua kewajiban

    keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini

    merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.

    Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa

  • 16

    lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya

    perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi (Ghozali dan Chairiri, 2007). Dari

    pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hutang atau kewajiban

    merupakan pengorbanan manfaat ekonomi perusahaan saat ini yang timbul dari

    transaksi atau peristiwa masa lalu untuk mendapatkan pendanaan dalam bentuk uang,

    jasa, atau aktiva lainnya.

    Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang digunakan oleh

    perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam pengambilan keputusan

    akan penggunaan hutang ini harus mempertimbangkan besarnya biaya tetap yang

    muncul dari hutang berupa bunga yang akan menyebabkan semakin meningkatnya

    leverage keuangan dan semakin tidak pastinya tingkat pengembalian bagi para

    pemegang saham biasa. Dalam kaitannya dengan analisis kredit, maka kebijakan

    hutang dijelaskan pada analisis solvabilitas yang berhubungan dengan likuiditas dan

    leverage.

    B. Jenis-Jenis dan Pengukuran Hutang

    Menurut Soemarso (2004 : 230), hutang digolongkan menjadi 2, yaitu:

    a. Hutang Lancar

    Merupakan hutang-hutang yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun atau

    dalam waktu siklus kegiatan normal perusahaan, contoh : hutang dagang, hutang

    gaji. Menurut Djarwanto (2004 : 34-35), hutang yang jatuh temponya masuk

  • 17

    siklus akuntansi yang sedang berjalan. Jadi hutang lancar merupakan kewajiban

    jangka pendek yang diperkirakan akan diselesaikan dalam janga waktu siklus

    normal opersai perusahaan atau jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan dari

    tanggal neraca.

    b. Hutang Jangka Panjang

    Merupakan hutang yang jatuh temponya lebih dari 1 tahun, contoh: hutang

    obligasi. Menurut Husnan (1998 : 445), jangka waktu pinjaman mempengaruhi

    besar kecilnya biaya bunga pada penggunaan hutang dan keputusan perusahaan

    dalam menentukan apakah perusahaan akan tetap terus berjalan atau bangkrut,

    disamping itu, faktor ketidaksempurnaan pasar juga berpengaruh terhadap

    pemilihan jangka waktu hutang. Jadi, jangka waktu pinjaman mempengaruhi

    besar kecilnya biaya bunga pada penggunaan hutang.

    Menurut Wild, Subramanyam, dan Hasley (2005 : 41), ada 3 pengukuran, yaitu :

    a. Total Debt to Equity Ratio (DER)

    Rasio yang mengukur proporsi relatif dari klaim pemberi pinjaman terhadap hak

    kepemilikan dan digunakan sebagai ukuran peranan hutang. Hutang bisa berarti

    buruk bisa juga berarti bagus. Selama ekonomi sulit dan suku bunga tinggi,

    perusahaan yang memiliki debt to equity ratio yang tinggi dapat mengalami

    masalah keuangan, sebaliknya juga selama ekonomi baik dan suku bunga rendah

    hutang dapat meningkatkan keuntungan. Total debt merupakan total liabilities

  • 18

    (baik utang jangka pendek maupun jangka panjang); sedangkan total

    shareholdersequity merupakan total modal sendiri (total modal saham yang disetor

    dan laba yang ditahan) yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi

    dari total hutang terhadap total ekuitas.

    Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibanding

    dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan

    terhadap pihak luar/(kreditur) (Ang, 1997). Untuk mengukur sejauh mana

    perusahaan dibiayai dengan hutang salah satunya dapat dilihat melalui debt to

    equity ratio. Debt to equity ratio mencerminkan besarnya proporsi antara total

    debt (total hutang) dengan total shareholders equity (total modal sendiri).

    Total debt merupakan total liabilities (baik utang jangka pendek maupun jangka

    panjang): sedangkan total shareholders equity merupakan total modal sendiri

    (total modal saham yang di setor dan laba yang ditahan) yang dimiliki

    perusahaan. Menurut Ang (1997), rasio ini menunjukkan komposisi dari total

    hutang terhadap total ekuitas. Wild, Subramanyam, dan Hasley (2005 : 222)

    menjelaskan Rasio lancar juga memastikan penilaian solvabilitas jangka panjang

    (DER). Helfert (1997: 95) menjelaskan Dari sudut pandang pemberi pinjaman

    terdapat anggapan bahwa semakin tinggi nilai rasio lancar, maka semakin baik

    posisi pemberi pinjaman. Dari penjelasan diatas DER merupakan rasio yang

    dapat memberikan perbandingan terhadap nilai ekuitas suatu perusahaan.

  • 19

    b. Long Term Debt to Equity

    Rasio yang mengukur hubungan antara utang jangka panjang (kewajiban tak

    lancar) terhadap modal ekuitas.

    c. Times Interest Earned (TIE)

    Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi pembayaran

    bunga tahunan, rasio laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap beban

    bunga. Menurut Husnan (1998 : 561), TIE mengukur seberapa banyak laba

    operasi mampu membayar bunga hutang.Semakin besar laba operasi yang

    dihasilkan, semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar bunga

    hutang.

    2.5 Operating Leverage

    A. Definisi leverage

    Dalam manajemen keuangan, leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana

    (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud agar

    meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Perusahaan yang baik

    mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari hutang, nilai perusahaan

    yang tidak mempunyai hutang untuk pertama kali akan naik pada saat kebutuhan

    tambahan modal dipenuhi oleh hutang sehingga nilai tersebut akan mencapai

    puncaknya dan akhirnya nilai itu akan menurun setelah penggunaan hutang

    berlebihan. Menurut Tampubolon (2005 : 37), menjelaskan bahwa leverage

  • 20

    digunakan untuk menjelaskan penggunaan hutang untuk membiayai sebagian dari

    aktiva perusahaan. Penggunaan hutang juga memberikan subsidi pajak atas bunga

    yang dapat menguntungkan pemegang saham.

    B. Jenis-Jenis dan Teori-Teori Leverage

    Menurut Astuti (2004 : 138-144), leverage dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

    1. Financial leverage merupakan penggunaan dana dengan beban tetap dengan

    harapan untuk memperbesar pendapatan per lembar saham biasa. Financial

    leverage juga mempengaruhi laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa.

    Financial leverage merupakan pembiayaan sebagian dari aset perusahaan dengan

    sekuritas berbiaya tetap dalam rangka meningkatkan pengembalian akhir bagi

    pemegang saham. Menurut Husnan (1998 : 620), semakin besar hutang yang

    digunakan oleh perusahaan, semakin tinggi tingkat financial leverage dan

    perubahan laba operasi pada laba setelah pajak.

    2. Operating leverage merupakan penggunaan aktiva dengan biaya tetap dengan

    harapan bahwa revenue yang dihasilkan oleh penggunaan aktiva itu akan cukup

    untuk menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Dalam suatu perusahaan tingkat

    operating leverage pada suatu tingkat hasil akan ditunjukan oleh perubahan dalam

    volume penjualan yang mengakibatkan adanya perubahan yang tidak proporsional

    dalam laba atau rugi operasi (Riyanto, 2001). Pengukuran yang digunakan dalam

    leverage operasi adalah degree of operating leverage (DOL) yaitu rasio

  • 21

    persentase perubahan EBIT terhadap persentase perubahan penjualan. DOL bagi

    sebuah perusahaan lebih merupakan fungsi dari proses produksi. Perubahan yang

    relatif kecil dalam penjualan akan mengakibatkan perubahan laba operasi yang

    relatif besar. Perusahaan yang menggunakan leverage operasi yang kecil, beban

    tetapnya juga kecil namun biasanya biaya variabel per unitnya cukup tinggi.

    Semakin besar DOL berarti semakin besar pula pengaruh perubahan penjualan

    terhadap EBIT yang dapat mempengaruhi perubahan hutang dan laba dalam

    nilai perusahaan (Husnan, 1998 : 615).

    Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa DOL mempengaruhi

    perubahan penjualan terhadap EBIT, semakin besar DOL semakin besar pula

    pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan EBIT yang didapat. Untuk

    mengukur pengaruh perubahan volume penjualan terhadap profitabilitas maka

    perlu dihitung tingkat leverage operasi dengan mengukur tingkat degree of

    operating leverage. EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) merupakan jumlah

    yang diterima setelah total biaya operasi dikurangkan dari total pendapatan, tetapi

    sebelum bunga atau pajak yang dibayarkan. Total biaya operasi termasuk biaya

    pabrik langsung, ditambah biaya administrasi, penjualan dan distribusi overhead.

    EBIT bagian dari dari ditribusi sebagian laba yang dihasilkan selama periode

    berjalan sehingga mempengaruhi penilaian investor terhadap suatu perusahaan.

  • 22

    2.6 Penelitian Terdahulu

    Melihat dari penelitian tedahulu sangat penting sebagai bahan acuan yang

    membantu penulis dalam merumuskan asumsi dasar untuk pengembangan kajian.

    Berdasarkan studi pustaka dan observasi yang dilakukan, penulis menemukan

    beberapa referensi penelitian terdahulu dengan pendekatan yang sama metodologi,

    yaitu (joko dan ugi, 2007), struktur kepemilikan saham, leverage, faktor intern dan

    faktor ekstern berpengaruh terhadap suatu nilai perusahaan. Faktor ekstern yang di

    jadikan acuan yaitu seperti tingkat suku bunga, keadaan pasar modal dan

    pertumbuhan pasar dengan melihat peluang bisnis yang ada di Indonesia. Sedangkan

    faktor ekstern sendiri yang dijadikan acuan yaitu seperti rasio profitabilitas dari suatu

    perusahaan, pembayaran deviden perusahaan kepada pemegang saham, pangsa pasar

    relatif dan melihat ukuran perusahaan dengan melihat dari total aktiva.

    Selain itu juga penulis melihat referensi penelitihan terdahulu (Ulupui, 2006)

    dengan judul penelitian analisis pengaruh rasio likuiditas, leverage, aktivitas dan

    profitabilitas terhadap return saham. Yang menjadi acuan penilaian suatu perusahaan

    yaitu dengan melihat pengaruh variabel tersebut terhadap return saham. Dalam

    penulis yang berjudul analisis pengaruh Likuiditas, kebijakan hutang, operating

    leverage terhadap Price to Book Value pada perusahaan manufaktur secara garis

    besar membahas tentang faktor apa saja yang dapat kita lihat untuk melihat dari suatu

    perusahaan. Dengan melihat Likuiditas suatu perusahaan kita dapat melihat

  • 23

    kemampuan perusahaan dalam membayar hutang hutangnya. Semakin baik

    perusahaan dapat dilihat dari hutang mereka yang dapat dilunasi.

    Selain itu juga kita dapat melihat dengan kebijakan hutang yang ada diperusahaan

    tersebut. Karena setiap perusahaan mempunyai proporsi hutang tersendiri untuk

    setiap kebutuhan dana perusahaannya itu sendiri. Apakah perusahaan memenuhi

    kebutuhannya dengan hutang, penjualan saham atau bisa dari penerimaan hasil

    produksi. Yang terakhir adalah operating leverage yaitu sebuah perusahaan dapat

    memanfaatkan biaya tetap agar mendapatkan pendapatan dari perubahan penjualan

    suatu perusahaan. Penulis memberikan sebuah contoh untuk melihat tingkat

    operating leverage, seperti perusahaan yang membeli mesin lebih bagus di

    bandingkan dengan membeli mesin yang biasa akan lebih baik mesin yang bagus.

    Karena dengan biaya depresiasi yang sama akan tetapi mempunyai ketahanan barang

    dan produktifitas yang berbeda.

    2.7 Kerangka Pemikiran

    Sebelum memutuskan untuk melakukan investasi pada suatu perusahaan, para

    investor hendaknya melihat dan mempertimbangkan nilai dari perusahaan tersebut.

    Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan seberapa besar perusahaan

    tersebut dapat memberikan keuntungan bagi investor. Nilai perusahaan dapat

    dipengaruhi oleh beberapa faktor, oleh karena itu pada penelitian ini penulis akan

    meneliti faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.

  • 24

    Faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang akan diteliti dalam

    penelitian ini antara lain : likuiditas, kebijakan hutang, operating leverage. Variabel

    tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut :

    Gambar 2.1

    H1

    H2

    H3

    Gambar tersebut menunjukkan bahwa adanya pengaruh likuiditas, kebijakan

    hutang dan operating leverage terhadap price to book velue. Dengan seorang investor

    memilih dalam berinvestasi mereka melihat tingkat likuiditas suatu perusahaan.

    Karena semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan maka kemampuan suatu

    perusahaan dalam membayar kewajibannya semakin baik. Sebuah perusahaan yang

    mempunyai tingkat kemampuan dalam membayar kewajibannya tersebut maka

    kinerja dari perusahaan tersebut juga akan baik. Dengan kinerja suatu perusahaan

    Likuiditas

    Kebijakan

    Hutang

    Operating

    Leverage

    Price to

    Book Value

  • 25

    tersebut akan baik maka tingkat price to book value mereka juga akan meningkat.

    Dengan penjelasan diatas maka terjadilah hipotesa dibawah ini

    H1 : Ada pengaruh likuiditas terhadap price to book value

    Kebijakan hutang di setiap perusahaan itu berbeda beda. Perusahaan dapat

    memperoleh dana dalam memenuhi kebutuhan produksinya bias dari pinjaman bank

    maupun penjualan saham. Di dalam Kebijakan hutang ini dapat dilihat komposisi

    pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan apakah lebih besar dari modal sendiri

    atau lebih besar dari pinjaman. Apabila semakin besar dari pinjaman maka sebuah

    perusahaan akan semakin banyak terkena biaya bunga pinjaman. Dengan melihat

    komposisi seperti ini maka akan mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan.

    Semakin kecil perusahaan memperoleh dana dari pinjaman maka kinerja mereka akan

    semakin baik. Dengan hal ini akan mempengaruhi nilai price to book Value mereka.

    Dengan penjelasan diatas maka terjadilah hipotesa dibawah ini

    H2 : Ada pengaruh kebijakan hutang terhadap price to book value

    Setiap biaya operasional suatu perusahaan dapat dilihat dari biaya tetap dan biaya

    variabel dari perusahaan. Dengan mereka memakai suatu barang yang bagus dalam

    kegiatan produksinya kemungkinan perusahaan akan dapat mengurangi biaya

    variabel mereka. Dengan melihat tingkat operating leverage perusahaan, maka

    investor dapat melihat bagaimana perusahaan bias memanfaatkan biaya tetap agar

    mendapatkan pendapatan dari perubahan penjualan suatu perusahaan. Contoh seperti

  • 26

    perusahaan yang membeli mesin lebih bagus di bandingkan dengan membeli mesin

    yang biasa akan lebih baik mesin yang bagus. Karena dengan biaya depresiasi yang

    sama akan tetapi mempunyai ketahanan barang dan produktifitas yang berbeda.

    Dengan perusahaan dapat mengurangi biaya variabel mereka maka kinerja

    perusahaan akan semakin baik. Itu akan berdampak pada nilai price to book value

    mereka. Dengan penjelasan diatas maka terjadilah hipotesa dibawah ini

    H3 : Ada pengaruh operating leverage terhadap price to book value

  • 27

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Data dan Sampel

    3.1.1 Sampel Penelitian

    Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek

    Indonesia yang dipilih dengan teknik pemilihan sampel purposive (judgemental)

    (Hermawan, 2006 : 155). Purposive judgemental sampling ini adalah penarikan

    sampel berdasarkan adanya kriteria kriteria tertentu. Teknik pemilihan ini dipilih

    atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan yang ditentukan

    sebagai berikut :

    Perusahaan yang dipilih adalah industri manufaktur

    Perusahaan tetap aktif di pasar modal sampai sekarang.

    Semua data yang dibutuhkan dalam penelitian lengkap.

    3.1.2 Populasi

    Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

    manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam rentang waktu 2008 sampai

    2010

    3.1.2 Sampel

    Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari

    perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

  • 28

    Perusahaan manufaktur yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia seluruhnya ada

    156 perusahaan. Namun keterbatasan data yang ada, sehingga data yang dapat

    dijadikan sebagai sampel hanya 64 perusahaan.

    3.2 Tehnik Pengumpulan Data

    Semua data yang diperlukan dalam penelitian merupakan data sekunder yang

    diperoleh melalui bursa efek Indonesia. Data sekunder ini dikumpulkan dari publikasi

    berupa laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia untuk

    periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

    3.3 Variabel dan Pengukurannya

    1. Variabel Dependen

    Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel

    independen dari penelitian ini, yaitu :

    a. Nilai Perusahaan

    Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan skala rasio (ratio scale)

    2. Variabel Independen

    Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi

    variabel lainnya, yaitu :

    a. Likuditas

    Likuditas diukur dengan menggunakan skala rasio (ratio scale).

  • 29

    b. Kebijakan Hutang

    Kebijakan hutang diukur dengan menggunakan skala rasio (ratio scale).

    c. Degree of Leverage

    Degree of leverage diukur dengan menggunakan skala rasio (ratio scale).

    Skala rasio memiliki definisi yaitu nilai pada variabel dapat dibandingkan,

    dapat dihitung jaraknya (ditambah, dikurangi, dikali dan dibagi) tetapi nilai

    nol (0) pada skala rasio bersifat absolut. Contoh : usia, lama bekerja,

    pendapatan, penjualan, biaya, keuntungan merupakan skala rasio.

    3.4 Definisi Operasional Variabel

    Nilai Perusahaan

    Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan price to book value (PBV)

    ratio. Price to book value (PBV) ratio adalah rasio yang digunakan untuk

    menentukan nilai perusahaan dan mengambil keputusan investasi dengan cara

    membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan. Dalam penelitian

    ini, price to book value (PBV) ratio dihitung dengan rumus :

    Market Price per Share

    Price to Book Value (PBV) Ratio =

    Book Value

  • 30

    Likuiditas ( X1 )

    Likuditas dalam penelitian ini diukur dengan current ratio karena rasio ini

    memberikan indikator terbaik atas besarnya klaim kreditor jangka pendek yang

    ditutup oleh aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam jangka

    pendek. Dari sudut pandang investor, semakin tinggi nilai rasio lancar akan

    memberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerugian drastis bila terjadi

    kegagalan perusahaan.

    Kebijakan Hutang ( X2 )

    Kebijakan hutang dalam penelitian ini diukur dengan total debt to equity ratio

    adalah suatu upaya memperlihatkan, dalam format lain, proporsi relatif dari klaim

    pemberi pinjaman terhadap hak kepemilikan dan digunakan sebagai ukuran

    peranan hutang.

    Current Asset

    Current Ratio =

    Current Liabilities

    Total Asset Total Liabilities

    Book Value per Share =

    The Number Shares of Stock Outstanding

  • 31

    Operating Leverage ( X3 )

    Operating leverage dapat didefinisikan sebagai persentase perubahan laba

    sebelum bunga dan pajak sebagai akibat persentase perubahan penjualan. DOL

    bagi sebuah perusahaan lebih merupakan fungsi dari proses produksi.

    3.5 Metode Analisis Data

    Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis likuiditas, kebijakan hutang,

    dan operating leverage terhadap nilai perusahaan manufaktur adalah dengan metode

    regresi berganda dimana untuk melihat pengaruh dari sejumlah variabel independent

    terhadap variabel dependent yang masing-masing memiliki skala rasio/interval.

    3.5.1 Statistik Deskriptif

    Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang mempelajari cara

    pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Pada dasarnya statistik

    Total Liabilities

    DER =

    Shareholders Equity

    % Perubahan EBIT

    DOL =

    % Perubahan Penjualan

  • 32

    dekriptif ini bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan karakteristik dari

    data yang akan diolah. Statistik deskriptif hanya berhubungan dengan menguraikan

    atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data yang akan diolah,

    keadaan atau fenomena.

    3.5.2. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel pengganggu atau

    residual memiliki distribusi normal. Sebagai dasar bahwa uji t dan uji F

    mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini

    dilanggar maka model regresi dianggap tidak valid dengan jumlah sampel yang ada.

    Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas model regresi tersebut

    yaitu dengan analisis grafik (normal P-P plot) dan analisis statistik (analisis Z skor

    skewness dan kurtosis) one sample Kolmogorov-Smirnov Test. Uji statistik

    Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk menguji normalitas residual dilakukan dengan

    cara menguji distribusi dari data residualnya, yaitu dengan menganalisis nilai

    Kolmogorov-Smirnov dan signifikasinya. Jika nilai signifikansi dari nilai K-S di

    bawah 0.05 ( = 5%), berarti data residual terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2011).

    3.5.3 Uji Asumsi Klasik, terdiri dari :

    a) Uji Multikolinieritas

    Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti,

    diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi

  • 33

    (Gujarati, 2003). Konsekuensi dari adanya multikolinearitas adalah: apabila

    ada kolinearitas sempurna diantara variabel independen, koefisien regresinya

    tidak tertentu dan kesalahan standarnya tidak terhingga. Jika kolinearitas

    tingkatnya tinggi tetapi tidak sempurna , penaksiran koefisien regresi adalah

    mungkin, tetapi kesalahan standarnya cenderung besar. Hal ini mengakibatkan

    nilai populasi dari koefisien tidak dapat ditaksir dengan tepat.Uji multikolinier

    dilakukan dengan menghitung nilai variance inflation factor (VIF) dari tiap-

    tiap variabel independen.

    Dasar pengambilan keputusan :

    1. jika VIF > 10, maka terdapat multikolinier

    2. jika VIF < 10, maka tidak terdapat multikolinier

    b) Uji Autokorelasi

    Secara harafiah autokorelasi berarti adanya korelasi antara anggota seri

    observasi yang disusun menurut urutan waktu (time series), atau urutan

    tempat (cross section) atau korelasi yang timbul pada dirinya sendiri. Uji

    autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi di mana variabel

    dependen tidak berkorelasi dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode

    sebelumnya maupun nilai periode sesudahnya. Jika terjadi korelasi maka

    dapat dikatakan terdapat problem autokorelasi. Untuk mendeteksi gejala

    autokorelasi, dapat dilakukan dengan menggunakan besaran nilai Durbin

  • 34

    Watson (D-W). Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel

    (dL dan du), Aturan pengujiannya adalah (Ghozali, 2011):

    d < dL : terjadi masalah autokorelasi positif yang perlu perbaikan

    dL < d < du : ada masalah autokorelasi positif tetapi lemah, di mana

    perbaikan akan lebih baik

    du < d < 4-du : tidak ada masalah autokorelasi

    4-du < d < 4-dL : masalah autokorelasi lemah, di mana dengan perbaikan akan

    lebih baik

    4-dL < d : masalah autokorelasi serius

    c) Uji Heteroskedastisitas

    Heteroskedastisitas terjadi apabila varian dari setiap kesalahan pengganggu

    untuk variabel-variabel bebas yang diketahui tidak mempunyai varian yang

    sama untuk semua observasi. Akibatnya penaksiran ordinary least square

    (OLS) tetap tidak bias dan tidak efisien, (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi

    ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan uji Glejser. Uji Glejser dapat

    dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual seagai variabel dependen

    dengan semua variabel independen dalam model. Dasar pengambilan

    keputusan adalah :

    1. jika signifikan < 0.05, maka terjadi heteroskedastisitas

  • 35

    2. jika signifikan > 0.05, maka tidak ada heteroskedastisitas

    3.5.4. Uji Hipotesis

    a) Uji Hipotesis dilakukan secara Uji t

    Uji t yaitu tes dengan pendekatan penentuan tingkat signifikan (the test of

    significance approach). Tes ini menguji hipotesa dengan menentukan tingkat

    kesalahan atau a, mencari nilai statistik (p-value) dari tingkat signifikan yang

    sudah ditentukan, dan membandingkan dengan hasil perhitungan p-value

    signifikan dengan tingkat kesalahan atau a (0.05). Uji-t ini berfungsi untuk

    melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

    Cara pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

    1. apabila p-value < a (0.05), maka Ho ditolak dan Ha diterima

    2. apabila p-value > a (0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak

    Dari seluruh uraian diatas, maka model persamaan regresi yang digunakan

    untuk menguji hipotesis :

    Keterangan :

    Y = nilai perusahaan yang diukur dengan Price to Book Value

    Y = a + b 1X1 + b2X2 + b3X3+

  • 36

    a = intercept atau konstanta

    b1 = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan Y apabila X1 berubah

    sebesar 1 satuan

    X1 = likuiditas yang diukur dengan Current Ratio

    b2 = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan Y apabila X2 berubah

    sebesar 1 satuan

    X2 = kebijakan hutang yang diukur dengan Total Debt to Equity

    b3 = koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan Y apabila X3 berubah

    sebesar 1 satuan

    X3 = operating leverage yang diukur dengan Degree of Leverage

    = faktor pengganggu.

  • 37

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini

    diuraikan analisis hasil penelitian yang terbagi dalam gambaran umum responden,

    deskripsi data penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

    4.1. Deskripsi Statistik

    Berikut akan dijelaskan analisis deskriptif yaitu menjelaskan deskripsi data

    dari seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:

    Tabel 4.1

    Statistik Deskriptif Minimum Maximum Mean Std.

    Deviation

    Current ratio 0.001 85.44 3.17 7.21

    Debt Equity Ratio

    0.004 22.90 1.51 2.41

    Degree

    Operating Leverage

    -868.87 2262.43 13.45 193.57

    Price Book Value

    0.59 510 18.57 45.31

    Sumber: Data Olahan

  • 38

    Skor terendah atau minimum yang diperoleh untuk variabel current ratio

    adalah 0,0010 (0,10%). Kondisi ini memberi makna, bahwa pada perusahaan

    manufaktur periode 2008-2010, current ratio terendah diperoleh PT. Budi Acid Tbk

    pada tahun 2008. Skor tertinggi (maksimum) = 85,4388 (8.543,88%) artinya bahwa

    pada perusahaan manufaktur periode 2008-2010, current ratio tertinggi diperoleh PT.

    Intan Wijaya International Tbk pada tahun 2010. Adapun nilai mean atau rata-rata

    current ratio pada perusahaan manufaktur periode 2008-2010 sebesar 3,1731

    (317,31%) dan standar deviasinya sebesar 7,2136 (721,36%).

    Skor terendah atau minimum yang diperoleh untuk variabel debt equity ratio

    adalah 0,0040 (0,40%). Kondisi ini memberi makna, bahwa pada perusahaan

    Manufaktur periode 2008-2010, debt equity ratio terendah diperoleh PT. Inti Agri

    Resources Tbk pada tahun 2008 Skor tertinggi (maksimum) = 22,9009 (2.290%)

    artinya bahwa pada perusahaan manufaktur periode 2008-2010, debt equity ratio

    tertinggi diperoleh PT. Scheering Plough Indonesia Tbk pada tahun 2008. Adapun

    nilai mean atau rata-rata debt equity ratio pada perusahaan manufaktur periode 2008-

    2010 sebesar 1,5079 (150,79%). Standar deviasinya sebesar 2,4143 (241,43%).

    Skor terendah atau minimum yang diperoleh untuk variabel degree operating

    leverage adalah -868,8747 , kondisi ini memberi makna, bahwa pada perusahaan

    manufaktur periode 2008-2010, degree operating leverage terendah diperoleh PT.

    Champion Pacific Indonesia Tbk pada tahun 2008. Skor tertinggi (maksimum) =

  • 39

    2.262,4336. artinya bahwa pada perusahaan Manufaktur periode 2008-2010, degree

    operating leverage tertinggi diperoleh PT. Siantar Top Tbk pada tahun 2009.

    Adapun nilai mean atau rata-rata degree operating leverage pada perusahaan

    manufaktur periode 2008-2010 sebesar 13,4597 dan standar deviasinya sebesar

    193,5709

    Skor terendah atau minimum yang diperoleh untuk variabel price book value

    adalah Rp. 0,5934, kondisi ini memberi makna, bahwa pada perusahaan manufaktur

    periode 2008-2010, price to book value terendah diperoleh PT. Multipolar Tbk pada

    tahun 2010. Skor tertinggi (maksimum) = Rp. 510 artinya bahwa pada perusahaan

    manufaktur periode 2008-2010, price to book value tertinggi diperoleh PT. Inti Agri

    Resources Tbk pada tahun 2010. Adapun nilai mean atau rata-rata price to book

    value pada perusahaan manufaktur periode 2008-2010 sebesar Rp. 18,5712 dan nilai

    standar deviasinya sebesar Rp. 45,3076.

    4.2. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik

    Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda.

    Untuk dapat diperoleh model regresi yang terbaik, maka dibutuhkan sifat tidak bias

    linier terbaik (BLUE/Best Linear Unbiased Estimator) dari penaksir atau prediktor.

    Serangkaian uji dapat dilakukan agar persamaan regresi yang terbentuk dapat

    memenuhi persyaratan BLUE ini, yaitu uji gejala multikolinieritas, uji gejala

    autokorelasi, dan uji gejala heteroskedastisitas.

  • 40

    4.2.1. Uji Normalitas Data

    Uji normalitas bertujuan ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data

    mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk

    lonceng (bell shaped). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti

    distribusi normal, yakni distribusi data tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

    Pada penelitian kali ini menggunakan Metode Kolmogorov-Smirnov, menurut

    Ghozali (2011), pedoman pengambilan keputusan normal atau tidak sebuah distribusi

    data:

    1. Nilai signifikansi atau probabilitas < 0,05, distribusi adalah tidak

    normal.

    2. Nilai signifikansi atau probabilitas > 0,05, distribusi adalah normal.

    Pengujian normalitas data dilakukan menggunakan One Sample Kolmogorov-

    Smirnov Test dengan = 5%. Hasil pengujian disajikan pada Tabel berikut ini.

    Tabel 4.2

    Uji Normalitas Unstandardized Residual Kolmogorof-smirnov Z 1.172

    Asymp. Sig. (2-tailed) 0.128 Sumber: laporan keuangan diolah SPSS

    Dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dalam menguji

    normalitas penelitian, dibutuhkan pengujian hipotesis dimana:

  • 41

    H0: Data diambil dari populasi berdistribusi normal.

    H1: Data diambil dari populasi tidak berdistribusi normal.

    Maka, dari hasil analisis pada tabel 4.2 menunjukkan seluruh variabel

    penelitian bersifat normal. Hal ini dapat dilihat karena nilai signifikansi > 0.05, pada

    variabel curent ratio, DER, DOL, dan price book value pada nilai asymp. sig 0.128 >

    0.05, artinya populasi berdistribusi normal atau H0 diterima.

    4.2.2. Uji Asumsi Klasik

    4.2.2.1. Uji Multikolinieritas

    Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui variabel bebas yang satu tidak

    boleh mempunyai hubungan kuat atau berkorelasi tinggi dengan variabel bebas yang

    lainnya dalam suatu model (Santoso, 2001). Dalam uji multikolinieritas ini ada 3

    (tiga) variabel bebas yang diuji dari masing-masing objek penelitian dan pengujian

    dilakukan dengan cara mendeteksi diantara seluruh variabel, mana yang memiliki

    korelasi yang tinggi. Bila dari hasil pengujian dengan VIF menunjukkan bahwa

    masing-masing variabel bebas tersebut memiliki tolerance value kurang dari 0,10 dan

    nilai VIF nya lebih dari 10, maka variabel tersebut di eliminasi.

  • 42

    Tabel 4.3

    Uji Multikolinieritas

    Model VIF

    Current Ratio 1.174

    Debt Equity Ratio 1.170

    Degree Operaating Leverage 1.014

    Sumber: Hasil Olah Data

    Dari hasil pengujian multikolinieritas pada tabel diatas, tidak ada variabel

    yang tereliminasi.karena semua variable independen (current ratio, debt equity ratio

    dan degree operating leverage) memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan

    memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga semua variabel bebas dapat dipakai

    untuk penelitian selanjutnya.

    4.2.2.2. Uji Autokorelasi

    Uji ini dimaksudkan untuk menguji terdapatnya korelasi diantara kesalahan

    pengganggu (e) dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengujian ada tidaknya

    autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW Test) dimana nilai DW

    table (du dan dL) ditentukan pada tingkat signifikansi atau = 5% dan derajat

    kebebasan atau df = k (jumlah variabel independen), jumlah = n (Gujarati, 1995).

    Kriteria pengujian adalah:

    1. Nilai dhit< dL terdapat autokorelasi.

  • 43

    2. Nilai dU dhit dL tidak dapat disimpulkan.

    3. Nilai dU dhit 4 - dU tidak ada autokorelasi.

    4. Nilai 4- dU dhit 4 - dL tidak dapat disimpulkan.

    5. Nilai dhit > 4-dL terdapat autokorelasi

    Data tabel untuk observasi untuk industri manufacture sebanyak (n=192)

    dengan jumlah variabel independen (k=3), diperoleh nilai dL = 1,61 dU = 1,74 dan

    nilai DW hitung 1,974. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi harus

    berdasarkan pembagian daerah statistik daerah Durbin Watson yang digunakan

    sebagai pedoman.

    Tabel 4.4

    Hasil Uji Durbin Watson Durbin-Watson

    1.974

    Dari tabel 4.4, terlihat hasil analisis dengan jelas bahwa DW hitung variabel

    current ratio, debt equity ratio, degree operating leverage dan price book value

    berada didaerah tidak menolak H0 atau H1, berarti tidak terjadi autokorelasi, angka

    Durbin Waton berada pada daerah hasil uji Nilai dU dhit 4 - dU tidak ada

    autokorelasi

  • 44

    4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

    Uji ini pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup (data kategori)

    mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama,

    maka dikatakan ada heteroskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama maka

    terjadi homoskedastisitas.

    Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan uji

    Glejser. Uji Glejser dapat dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual seagai

    variabel dependen dengan semua variable independen dalam model. Dasar

    pengambilan keputusan adalah :

    1. jika signifikan < 0.05, maka terjadi heteroskedastisitas.

    2. jika signifikan > 0.05, maka tidak ada heteroskedastisitas

    Tabel 4.5

    Uji Heteroskedastisitas

    Model Koefisien Std. Error t Sig.

    (Constant) 0.397 0.159 2.492 0.014

    Current Ratio 0.17 0.049 0.495 0.501

    Debt Equity Ratio 0.02 0.072 0.282 0.778

    Degree Operating Leverage 0.002 0.003 0.528 0.598

  • 45

    Dalam uji heterokedastisitas, pada tabel diatas terlihat bahwa Current ratio

    mempunyai p_value 0,501, debt equity ratio mempunyai p_value 0,778 dan degree

    operating leverage mempunyai p_value 0,598. Oleh karena semua variabel

    mempunyai p_value lebih besar dari > 0,05 maka semua variabel dikatakan tidak

    terjadi heteroskedastisitas.

    4.3. Uji Hipotesis

    Pengujian terhadap hipotesis penelitian bertujuan untuk membuktikan adanya

    pengaruh antara current ratio, debt equity ratio, degree operating leverage dengan

    price book value. Hasil analisis regresi dengan = 5% terhadap variabel penelitian

    disajikan pada tabel 4.6 berikut ini:

    Tabel 4.6

    Hasil Perhitungan Regresi Sederhana

    Model Koefisien Std. Error t Sig.

    (Constant) 2.246 0.228 9.83 0.00

    Current Ratio 0.188 0.07 2.701 0.008

    Debt Equity Ratio -0.329 0.103 -3.199 0.002

    Degree Operating Leverage

    0.009 0.004 2.163 0.032

    Sumber: Hasil Olah Data

  • 46

    Model regresi yang terbentuk merupakan persamaan yang menunjukkan arah

    hubungan dan besarnya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap

    variabel dependen. Berdasarkan hasil uji regresi pada Tabel 4.5 di atas, maka model

    regresi yang terbentuk dapat dijabarkan dalam persamaan berikut:

    = 2,246 + 0,188 current ratio

    - 0,329 debt equity ratio + 0,009 degree

    operating leverage

    Hasil uji asumsi klasik yang dilakukan terhadap model regresi menunjukkan bahwa

    model regresi sudah memenuhi semua asumsi klasik, sehingga persamaan dinyatakan

    telah memenuhi asumsi BLUE. Penjelasan dari model regresi di atas dapat dijabarkan

    sebagai berikut:

    1. Current ratio (X1) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

    price book value, dengan koefisien regresi sebesar 0,188. Dengan adanya

    pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara current ratio menunjukkan

    hubungan yang searah. current ratio yang semakin meningkat mengakibatkan

    price to book value meningkat, begitu pula dengan current ratio yang semakin

    menurun maka price to book value akan menurun.

    2. Debt equity ratio (X2) mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan

    terhadap price to book value, dengan koefisien regresi sebesar 0,329. Dengan

    adanya pengaruh yang negatif ini, berarti bahwa antara debt equity ratio

    menunjukkan hubungan yang tidak searah. debt equity ratio yang semakin

    meningkat mengakibatkan price to book value menurun, begitu pula dengan

  • 47

    debt equity ratio yang semakin menurun maka price book value akan

    meningkat.

    3. Degree operating leverage (X3) mempunyai pengaruh yang positif dan

    signifikan terhadap price to book value, dengan koefisien regresi sebesar

    0,009. Dengan adanya pengaruh yang positif ini, berarti bahwa antara degree

    operating leverage dan price to book value menunjukkan hubungan yang

    searah, degree operating leverage yang semakin meningkat mengakibatkan

    price to book value meningkat, begitu pula dengan degree operating leverage

    yang semakin menurun maka price to book value akan menurun.

    4.5. Koefisien Determinasi (R2)

    Besarnya koefisien determinasi (R2) menunjukkan sampai seberapa besar

    proporsi perubahan variabel independen mampu menjelaskan variasi perubahan

    variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa

    variabel independen yang digunakan sebagai prediktor nilai variabel dependen

    memiliki ketepatan prediksi yang semakin tinggi.

    Tabel 4.7

    Koefisien Determinan

    Model R R Square

    1 0.399 0.159

    Sumber: Hasil Olah Data

  • 48

    Berdasarkan hasil uji regresi pada Tabel 4.7 di atas, diperoleh nilai koefisien

    determinasi sebesar 0,159. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen (current

    ratio, debt equity ratio dan degree operating leverage) mampu menjelaskan variasi

    perubahan variabel dependen (price to book value) sebesar 15,9 %, sedangkan

    sisanya sebesar 84,1 % dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan

    dalam penelitian ini.

    4.6. Variabel Dominan

    Pengujian terhadap pengaruh dominan dari variabel independen terhadap

    variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan melihat besarnya nilai standarized

    coefficients beta dari model regresi yang terbentuk.

    Tabel 4.8 Uji Variabel Dominan Model Standardized

    Coeffcients Beta

    Current ratio 0.196 Debt equity ratio -0.231

    Degree operating leverage 0.146 Sumber: Hasil olah SPSS

    Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh nilai standarized coefficients beta

    current ratio sebesar 0.196, debt equity ratio sebesar 0,231 dan degree operating

    leverage sebesar 0,146. Oleh karena variabel debt equity ratio memiliki nilai

  • 49

    standarized coefficients beta terbesar, maka debt equity ratio memiliki pengaruh

    paling dominan terhadap price to book value.

    4.7 Analisis dan Pembahasan

    Setelah dilakukan pengujian anlisis data untuk menjawab uji hiptesis

    penelitian:

    H1 = Likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value

    Maka dari hasil anlisis yang dilakukan likuiditas memiliki pengaruh yang

    positif dan signifikan terhadap price to book value. Hal ini pun dikatakan pula oleh

    Ulupui (2006), yang menyatakan adanya hubungan positif antara likuiditas terhadap

    return saham. Hal ini sejalan dengan penelitian yang diteliti namun variabel

    dependen yang dipakai oleh peneliti yaitu price to book value

    H2 = Kebijakan hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap price to book

    value

    Hal ini pun sedikit bertentangan dengan Ulupui (2006), bahwa debt to equity

    ratio tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap return saham. Maka

    penulis mencoba mengganti variabel dependen dengan price to book value, dan

    dengan hasil analisis yang diuji debt to equity ratio punya pengaruh yang signifikan

    terhadap price to book value walaupun pengaruhnya negatif.

  • 50

    H3 = Operation leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book

    value

    Maka dari hasil anlisis yang dilakukan operation leverage memiliki pengaruh

    yang positif dan signifikan terhadap price to book value pada perusahaan manufaktur.

    Hal ini juga dikatakan dalam penelitian Joko dan Ugi (2007) bahwa leverage

    mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

    Meskipun demikian tingkat operating leverage yang tinggi menunjukkan perusahaan

    mempunyai potensi kerugian karena forecasting risk yaitu kesalahan peralaman

    penjualan (misalnya penurunan sedikit penjualan) akan menyebabkan penurunan

    proyeksi penjualan cashflow yang lebih besar. Hal ini terjadi karena struktur biaya

    perusahaan mempunyai proporsi biaya tetap yang lebih tinggi dari pada biaya

    variabel. Pada tingkat DOL yang tinggi maka perusahaan sedang melakukan investasi

    yang bertujuan untuk menambah tingkat produksinya.

    Secara umum seorang investor tidak menginginkan berinvestasi pada

    perusahaan yang beresiko. Apabila perusahaan tersebut mempunyai resiko yang besar

    maka investor menginginkan return yang besar pula. Perusahaan dengan Tingkat

    operating leverage tinggi mempunyai forecasting risk yang tinggi sehingga investor

    dapat memandang perusahaan mempunyai resiko yang besar. Apalagi perusahaan

    tersebut tidak memiliki keunggulan bersaing dan kondisi permintaan/demand yang

    sedang menurun. Sebagai konsekuensinya , investor meminta return yang besar atau

    menghargai nilai saham perusahaan dengan price to book value yang lebih rendah.

  • 51

    Dengan hal tersebut maka perusahaan mempunyai resiko hutang dalam

    investasinya. Resiko tersebut akan terjadi apabila tingkat keuntungan mereka tidak

    sesuai dengan penambahan tingkat produksi dan itu berdampak pada harga per unit

    setiap barangnya. Selain itu juga perusahaan mempunyai resiko dalam kemampuan

    membayar setiap hutangnya, seperti contoh apabila sebuah perusahaan berinvestasi

    dalam membeli suatu mesin produksi untuk menambah jumlah produksinya dan

    apabila produksinya tersebut tidak laku maka perusahaan mempunyai kemungkinan

    akan kesulitan dalam membayar hutang. Pada dasarnya semua perusahaan harus

    melihat setiap peluang dan resiko yang ada pada perusahaan dalam berinvestasi.

    Untuk menghindari hal ini, perusahaan harus menunjukkan kepada investor

    bahwa forecasting/perkiraan penjualaan dihitung lebih baik dengan melihat kondisi

    pasar yang ada dan menunjukkan bahwa produknya dapat menjadi leader atau dapat

    bersaing dengan kompetitornya. Dengan perusahaan dapat menunjukkan dan

    membuktikan hal tersebut maka investor akan percaya bahwa dengan nilai harga

    saham tersebut sesuai dengan yang diharapkan investor. Dari analisis ini

    menunjukkan bahwa tingkat operating leverage yang tinggi tidak selalu baik di mata

    investor dan tidak selalu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai dan

    kinerja yang baik.

  • 52

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5. 1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka

    dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1. Current ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI mempunyai

    pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV). Hasil

    penelitian ini menunjukkan bahwa tingginya likuditas mempengaruhi

    perusahaan untuk meningkatkan hutangnya. Dengan kata lain, perusahaan

    melihat tingkat likuiditas dalam pengambilan kebijakan hutangnya. Hal ini

    karena tingginya likuiditas suatu perusahaan bersumber bukan hanya dari

    hutang lancar namun dapat berasal dari hutang jangka panjang atau modal

    sendiri. Dengan demikian likuiditas terbukti berpengaruh signifikan

    terhadap kebijakan hutang

    2. Debt equity ratio perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

    mempunyai pengaruh negatif dan signifikan nilai perusahaan (PBV).

    Tingginya risiko yang harus ditanggung perusahaan akan berimbas pada

    ketidakpastian penerimaan pendapatan yang akan menyebabkan

    ketidakpastian kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pinjaman

  • 53

    hutangnya. Dengan demikian risiko bisnis mempunyai pengaruh negatif

    terhadap kebijakan hutang

    3. Degree operating leverage perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

    mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

    (PBV). Semakin besar penjualan perusahaan maka perusahaan semakin

    transparan dalam mengungkapkan kinerja perusahaan kepada pihak luar,

    dengan demikian perusahaan semakin dipercaya oleh investor.

    5.2 Saran

    Berdasar kesimpulan diatas maka disarankan untuk:

    1. Penelitian ke depan perlu dengan menambah variabel lain berupa variabel

    (Kepemilikan managerial, sales growth, size company, dividend payout

    ratio) yang dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) sehingga

    nilai koefisien determinasinya dapat ditingkatkan, sehingga permodelan

    menjadi lebih baik.

    2. Penelitian mendatang hendaknya mengarahkan penelitian pada obyek

    penelitian yang lebih luas dengan mengambil obyek semua perusahaan

    yang terdaftar di BEI dengan mengambil sampel yang lebih banyak atau

    menambah tahun pengamatan. Dengan penambahan sampel atau tahun

    pengamatan maka penelitian menjadi lebih baik karena unsur keterwakilan

    data yang lebih tinggi dibandingkan pengambilan sampel yang lebih

    sedikit.

  • 54

    5.3 Batasan penelitian

    Dari penelitian yang dilakukan terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:

    1. Penelitian yang dilakukan hanya menggunakan jangka waktu sebesar 3 tahun

    saja. Penambahan waktu untuk data dalam penelitian ini dapat memberikan

    data yang lebih variatif dan pengolahan data yang lebih akurat dan juga lebih

    valid dalam menyimpulkan hasil dari analisis data yang dilakukan dalam

    penelitian ini.

    2. Penelitian yang dilakukan hanya menggunakan 3 variabel independen, yaitu

    likuiditas, kebijakan hutang dan operating leverage. Penelitian kedepan

    sebaiknya mengambil variabel independen yang lain atau menambahkan

    jumlah variabel independen dalam melakukan pengolahan data dalam

    penelitian.

  • 55

    DAFTAR PUSTAKA

    Ang, Robert, (1997), Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia

    Astuti, Dewi. (2004). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Ghalia Indonesia.

    Bambang Riyanto, (2001), Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4. BPFE,Yogyakarta

    Brigham, Eugene F. dan Ehrhardt, Michael C. (2005). Financial Management, Theory and practice. 11th edition. . USA : South-Western.

    Chairiri, Anis dan Ghozali, Imam. (2007). Toeri Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

    Djarwanto, PS. (2004). Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

    Fachruddin, M. dan M. Sopian Hadianto. (2001), Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Buku Satu, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

    Ghozali, H. I. (2011). aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 19. Semarang, Indonesia: Badan penerbit universitas Diponegoro.

    Helfert, Erich A diterjemahkan oleh Wibowo, Herman. (1997). Teknik Analisa Keuangan. Cetakan Pertama. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama

    Hermawan. Asep. (2006). Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia

    Husnan, Suad, (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

    Husnan, Suad. (1994), Manajemen Keuangan (Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Panjang), Edisi keempat, Yogyakarta : BPFE.

    Jogiyanto, (2000). Teori portofolio dan analisis investasi, Edisi kedua, BPFE, Yogyakarta

  • 56

    John J. Wild, K. R Subramanyam, Robert F Halsey. (2005). Financial Statement Analysis. Jakarta: Salemba Empat.

    Margaretha, Farah. (2004). Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan Jangka Pendek. Jakarta : PT. Grasindo.

    Munawir, S, (2002), Analisis informasi keuangan, Liberty, Yogyakarta

    Ratnasari, Elza, (2003), Analisis Pengaruh Faktor Fundamental, Volume Perdagangan, dan Nilai Kapitalisasi Pasar Tehadap Return Saham Di Bursa Efek Jakarta (Studi Kasus Saham Perusahaan Manufaktur), Tesis, Magister Manajemen Undip, Semarang.

    Sartono, Agus. (1998). Manajemen Keuangan. Edisi 3. Cetakan Keempat. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

    Sartono, Agus. (2006). Manajemen Keuangan, Yogyakarta : BPEE. Suharli, Michell dan Oktorina. (2006). Studi Empiris terhadap Faktor yang

    Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Maksi. Volume 6 No.1 Januari 2006 : 23-41

    Sujoko dan Soebiantoro, Ugy. (2007). Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern pada Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Volume 9 : 41-48.

    Soemarso. (2004). Akuntansi suatu Pengantar. Edisi 5. Buku 1. Jakarta : Salemba Empat.

    Soliha, Eus dan Taswan, (2002). Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Volume 9, No 2.

    Syahroni, Ahmad. (2006). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi PER saham-saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta, Thesis S-2 program Studi Magister Manajemen UGM, Jakarta

    Tampubolon, Manahan P. (2005). Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Jakarta : Ghalia Indonesia.

    Weston, J. Fred dan Thomas, E. Copeland. (1995). Manajemen Keuangan (Edisi Rivisi), Edisi Kesembilan. Jakarta : Erlangga.

  • 57

    White G.I., Ashwinpaul C. Sondhi dan Dov Fried. (2003). The Analysis and Use of Financial Statements. USA: John Wiley. pg. 119135.

  • 58

    Lampiran I

    Daftar perusahaan yang dapat dipakai untuk penelitian :

    NO NTICB NAMA PERUSAHAAN

    1 ADES PT. Ades Alfindo Putrasetia Tbk

    2 CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk

    3 DLTA PT. Delta Djakarta Tbk

    4 FAST PT. Fast Food Indonesia Tbk

    5 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk

    6 STTP PT. Siantar Top Tbk

    7 TBLA PT Tunas Baru Lampung Tbk

    8 GGRM PT Gudang Garam Tbk

    9 HMSP PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk

    10 RDTX PT Roda Vivatex Tbk

    11 INDR PT Indo-Rama Synthetics Tbk

    12 PBRX PT Pan Brothers Tex Tbk

    13 BATA PT Sepatu Bata Tbk

    14 TIRT PT Tirta Mahakam Plywood Industry Tbk

    15 FASW PT Fajar Surya Wisesa Tbk

    16 SPMA PT Suparma Tbk

    17 AKRA PT Aneka Kimia Raya Tbk

    18 BUDI PT Budi Acid Jaya Tbk

    19 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk

    20 LTLS PT Lautan Luas Tbk

  • 59

    21 SOBI PT Sorini Corporation Tbk

    22 UNIC PT Unggul Indah Cahaya Tbk

    23 EKAD PT Ekadharma Tape Industries Tbk

    24 INCI PT Intanwijaya International Tbk

    25 AMFG PT Asahimas Flat Glass Co.Ltd.Tbk

    26 DYNA PT Dynaplast Tbk

    27 IIKP PT Inti Indah Karya Plasindo Tbk

    28 IGAR PT Kegeo Igar Jaya Tbk

    29 TRST PT Trias Sentosa Tbk

    30 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

    31 SMGR PT Semen Gresik Tbk

    32 CTBN PT Citra Tubindo Tbk

    33 JPRS PT Jaya Pari Steel Tbk

    34 LMSH PT Lionmesh Prima Tbk

    35 LION PT Lion Metal Works Tbk

    36 TIRA PT Tira Austenite Tbk

    37 ARNA PT Arwana Citramulia Tbk

    38 TOTO PT Surya Toto Indonesia Tbk

    39 KOMI PT Komatsu Indonesia Tbk

    40 SCCO PT Supreme Cable Manufacturing Corporation (SUCACO) Tbk

    41 ASGR PT Astra Graphia Tbk

    42 MLPL PT Multipolar Cotporation Tbk

    43 ASII PT Astra International Tbk

  • 60

    44 AUTO PT Astra Otoparts Tbk

    45 BRAM PT Branta Mulia Tbk

    46 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk

    47 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk

    48 HEXA PT Hexindo Adiperkasa Tbk

    49 INDS PT Indospring Tbk

    50 INTA PT Intraco Penta Tbk

    51 NIPS PT Nipress Tbk

    52 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk

    53 TURI PT Tunas Ridean Tbk

    54 UNTR PT United Tractor Tbk

    55 MDRN PT Modern Photo Film Company Tbk

    56 DVLA PT Darya Varia Laboratoria Tbk

    57 KLBF PT Kalbe Farma Tbk

    58 KAEF PT Kimia Farma (Persero) Tbk

    59 MERK PT Merck Tbk

    60 PYFA PT Pyridam Farma Tbk

    61 SCPI PT Schering-Plough Indonesia Tbk

    62 TSPC PT Tempo Scan Pasific Tbk

    63 MRAT PT Mustika Ratu Tbk

    64 UNVR PT Unilever Indonesia Tbk

  • 61

    Lampiran II

    Uji Normalitas

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    192.0000000

    1.12903302.085.085

    -.0691.172.128

    NMeanStd. Deviation

    Normal Parametersa,b

    AbsolutePositiveNegative

    Most ExtremeDifferences

    Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

    Unstandardized Residual

    Test distribution is Normal.a.

    Calculated from data.b.

  • 62

    Lampiran III

    Uji Durbin-Watson

    Model Summaryb

    .399 a .159 .146 1.13801 1.974Model1

    R R SquareAdjustedR Square

    Std. Error ofthe Estimate

    Durbin-Watson

    Predictors: (Constant), Degree Operating Leverage, Debt Equity Ratio,Current Ratio

    a.

    Dependent Variable: Price Book Valueb.

  • 63

    Lampiran IV

    Uji Multikoleniaritas

    Coefficientsa

    2.246 .228 9.830 .000.188 .070 .196 2.701 .008 .852 1.174

    -.329 .103 -.231 -3.199 .002 .855 1.170

    .009 .004 .146 2.163 .032 .986 1.014

    (Constant)Current RatioDebt Equity RatioDegree OperatingLeverage

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics

    Dependent Variable: Price Book Valuea.

  • 64

    Lampiran V

    Uji Heterokedastisitas

    Coefficientsa

    .397 .159 2.492 .014

    .170 .049 .266 .495 .501

    .020 .072 .021 .282 .778

    .002 .003 .037 .528 .598

    (Constant)Current RatioDebt Equity RatioDegree OperatingLeverage

    Model1

    B Std. Error

    UnstandardizedCoefficients

    Beta

    StandardizedCoefficients

    t Sig.

    Dependent Variable: ABS_RESa.

  • 65

    Lampiran VI

    Uji Hipotesis

    Model Koefisien Std. Error t Sig.

    (Constant) 2.246 0.228 9.83 0.00

    Current Ratio 0.188 0.07 2.701 0.008

    Debt Equity Ratio -0.329 0.103 -3.199 0.002

    Degree Operating Leverage

    0.009 0.004 2.163 0.032

  • 66

    Lampiran VII

    Statistik Deskriptif

    Descriptive Statistics

    192 .001 85.439 3.17315 7.213620192 .0040 22.9009 1.507888 2.4143475

    192 -868.8747 2262.4336 13.459757 193.5709919

    192 -510.0000 65000.00 349.0532 4690.4522436192

    Current RatioDebt Equity RatioDegree OperatingLeveragePrice Book ValueValid N (listwise)

    N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

    LEMBAR JUDULLEMBAR PENGESAHANLEMBAR PERNYATAANKata PengantarDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR LAMPIRANINTISARIABSTRACTBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Rumusan masalah1.3 Tujuan Penelitian1.4 Manfaat Penelitian

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Analisis Rasio KeuanganA. Definisi Analisis Rasio KeuanganB. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

    2.2 Nilai PerusahaanA. Definisi Nilai PerusahaanB. Pengukuran Nilai Perusahaan

    2.3 LikuiditasA. Definisi LikuiditasB. Pengukuran Likuiditas

    2.4 Kebijakan HutangA. Definisi HutangB. Jenis-Jenis dan Pengukuran Hutang

    2.5 Operating LeverageA. Definisi leverageB. Jenis-Jenis dan Teori-Teori Leverage

    2.6 Penelitian Terdahulu2.7 Kerangka Pemikiran

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Data dan Sampel3.1.1 Sampel Penelitian3.1.2 Populasi

    3.2 Tehnik Pengumpulan Data3.3 Variabel dan Pengukurannya3.4 Definisi Operasional Variabel3.5 Metode Analisis Data3.5.1 Statistik Deskriptif3.5.2. Uji Normalitas3.5.3 Uji Asumsi Klasik, terdiri dari :

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1. Deskripsi Statistik4.2. Uji Normalitas dan Uji Asumsi Klasik4.3. Uji Hipotesis4.5. Koefisien Determinasi (R4.6. Variabel Dominan4.7 Analisis dan Pembahasan

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan5.2 Saran5.3 Batasan penelitian

    DAFTAR PUSTAKALampiranLampiran ILampiran IILampiran IIILampiran IVLampiran VLampiran VILampiran VII