159
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KEPUASAN YANG DIMODERASI ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. BPRS BINA FINANSIA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh SRI WIDODO NIM : 63010150149 PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, KECERDASAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/8351/1/skripsi sri...ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KEPUASAN YANG

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, KECERDASAN

    EMOSIONAL, DAN KEPUASAN YANG DIMODERASI

    ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR TERHADAP

    KINERJA KARYAWAN PT. BPRS BINA FINANSIA SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    SRI WIDODO

    NIM : 63010150149

    PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, KECERDASAN

    EMOSIONAL, DAN KEPUASAN YANG DIMODERASI

    ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR TERHADAP

    KINERJA KARYAWAN PT. BPRS BINA FINANSIA SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    SRI WIDODO

    NIM : 63010150149

    PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2019

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

  • iii

    PENGESAHAN KELULUSAN

  • iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN

    KESEDIAAN DI PUBLIKASIKAN

  • v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    “Berapa banyak amal besar yang menjadi kecil nilainya karena niat. Dan berapa

    banyak amal kecil yang menjadi besar nilainya karena niat” (Jami’ul ‘Uluum wal

    Hikam (lll/19))

    “ “

    “Aja ditinggal kapribadhen katimuran”

    “Bukan sebatas kalimat tertulis itu menjadi lecutan dalam mengembangkan langkah

    bagi siapapun yang mau mendengarkan. Bisa saja melukis sebuah alur yang bisa

    menjaga estetika dalam beretika. Baik itu relatif, namun berusaha menjadi lebih baik

    mampu memantapkan ukuran relatif itu”.

    PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, skripsi ini dapat terselesaikan atas

    ridho Allah SWT. Saya persembahkan kepada:

    Orang tua saya Bapak Suwarno dan Ibu Siti Rowitatun, terima kasih

    atas semua yang telah kalian berikan termasuk doa, kasih sayang dan

    dukungan.

    Adikku raudhotul jannah tercinta yang menjadi kebanggan

  • vi

    Bapak Agus Waluyo sebagai dosen pembimbing skripsi terima kasih

    atas kesabaran dan telah meluangkan waktunya dalam membimbing

    Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga

    yang selalu membimbing dan mengajarkan banyak ilmu.

    Sahabat inspiratorku selama ini mas guntur, mbak nur widayati, mas

    ridwan, panca, faidurrohman, dan wiyono

    Teman teman karawitan putro pamedhar sabdho yang mengajari sebuah

    filosofi kehidupan dari sebuah kebudayaan yang tinggi nilainya.

    Teman-teman seperjuangan mas ajar, bagus, mas lilik, uli, faqih, andi,

    muhlisin, koko, anik, nana, riski, rofikah, yang memberikan dorongan

    dalam setiap kesulitan agar lekas menyelesaikannya

    Keluarga baru selama waktu tak terganti KKN di purworejo yang telah

    menuliskan sebuah cerita yang takkan terlupakan, bowo, munir, anis,

    syarifah, anggi, rahayu, tri kus.

    Teman-teman Perbankan Syariah-S1 angkatan 2015 semuanya

    yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia, nikmat

    dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dalam upaya

    melengkapi syarat untuk mencapai jenjang Sarjana Strata 1 pada Program Studi

    Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Salatiga. Shalawat

    serta salam selalu tercurah limpahkan kepada baginda yang mulia dengan

    keluhuran akhlaknya, yaitu Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga,

    sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman nanti.

    Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat kesalahan

    dan kekurangan akan tetapi harapan penulis skripsi ini dapat memberikan manfaat

    bagi siapapun yang membacanya, atau mungkin menjadi sebuah inspirasi untuk

    penelitian-penelitian selanjutnya. Dalam proses penulisan skripsi ini penulis

    menyadari tidak terlepas dari berbagai hambatan dan rintangan, namun berkat

    bantuan dari berbagai pihak maka segala macam hambatan dapat teratasi dengan

    baik. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

    Bapak Prof Dr. Zakiyuddin, M. Ag selaku Rektor IAIN Salatiga, Bapak

    Dr. Anton Bawono, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

    Salatiga yang menjadi panutan dalam kegiatan perkuliahan di Fakultas, Bapak Ari

    Setiawan, M. M selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis IAIN Salatiga, Bapak Dr H Agus Waluyo, M. Pd, Bapak Dr

    Mochlasin, M. Ag selaku pembimbing akademik yang selalu mengontrol

    perkembangan selama perkuliahan berlangsung. Segenap Dosen, Staf

  • viii

    Administrasi dan Pengurus Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bantuan selama ini.

    Direktur dan Staff di PT. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bina Finansia

    Kantor Cabang Semarang yang telah membantu dalam penelitian.

    Bapak Iskandar, Bapak Rahmad H, Bapak Yahya, Ibu Suparno, mbah

    sabar, Bapak H Sumarso, Bapak Sumaro, dan Alm Mbah Tarmo yang selalu

    memberi contoh teladan dan nasehat serta memberikan motivasi dalam semangat

    berkarya. Terima kasih atas setiap doa untuk selalu menjadi yang terbaik dan

    bermanfaat bagi orang lain

    Keluarga anak Masjid Nurul Iman Jongke dan Masjid Darul Amal Salatiga

    yang mengajarkan adanya sebuah alur hidup yang akan menjadi pembelajaran

    dimasa yang akan datang dalam memberikan arah ketentraman dan yang tidak

    dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas semua hal yang telah diberikan di

    kepada penulis. Akhir kata hanya kepada Allah penulis memanjatkan do’a,

    semoga Allah SWT memberikan balasan berupa amal yang berlipat kepada

    mereka. Aamiin.

    Salatiga, 05 Oktober 2019

    Penulis

  • ix

    ABSTRAK

    Widodo, Sri. 2019. Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Kecerdasan Emosional,

    dan Kepuasan yang dimoderasi Organizational Citizenship Behavior

    terhadap Kinerja Karyawan PT. BPRS Bina Finansia Semarang. Skripsi,

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Perbankan Syariah S1,

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. H. Agus Waluyo,

    M.Pd

    Adanya ketidakseimbangan antara profit dan pembiayaan dalam

    memberikan pelayanan terhadap nasabah serta risiko dalam menanggung

    kerugian, bank selalu menganalisis tingkat kerawanan yang akan terjadi dari sisi

    bawah maupun atas. Dalam hal ini yang menjadi tolak ukur adalah karyawan

    dalam memberikan pelayanan kepada nasabah dan bagaimana menyikapi antar

    nasabah dalam menarik nasabah yang baru serta mempertahankan yang lama.

    Maka diperlukan motvasi dan arahan, kecerdasan emosi serta kepuasan yang baik

    dan diharapkan mampu memiliki sikap Organizational Citizenship Behavior.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian field research . teknik pengambilan

    sampel dalam penelitian ini sampel jenuh. Sampel yang digunakan sebagai objek

    dalam penelitian ini seluruh karyawan PT BPRS Bina Finasia Semarang sejumlah

    40 karyawan. Uji analisis moderasi menggunakan MRA (Moderated

    Regression Analysis). Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan alat

    bantu IBM SPSS Statistic 19.

    Berdasarkan hasil uji t-test menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, variabel kecerdasan

    emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, variabel

    kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

    Variabel organizational citizenship behavior tidak dapat memoderasi hubungan

    motivasi terhadap kinerja, dikarenakan organizational citizenship behavior tidak

    dapat menjadi variabel moderasi. organizational citizenship Behavior dapat

    memoderasi hubungan antara kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan.

    Adapun hasilnya adalah dapat memperkuat kecerdasan emosional terhadap kinerja

    karyawan. organizational citizenship behavior dapat memoderasi hubungan antara

    kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. namun organizational citizenship

    behavior memperlemah hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan

    dimungkinkan adanya perbedaan kepuasan antara setiap karyawan dalam

    melakukan pekerjaan

    Kata kunci : Kinerja Karyawan, Motivasi Kerja, Kecerdasan Emosional,

    Kepuasan Kerja, Organizational Citizenship Behavior

  • x

    DAFTAR ISI

    SAMPUL ................................................................................................................. i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

    PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN DI

    PUBLIKASIKAN ................................................................................................. iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

    ABSTRAK ............................................................................................................ ix

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................. 8

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9

    D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 10

    E. Sistematika Penulisan ........................................................................... 11

    BAB II : TELAAH PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka ...................................................................................... 13

    B. Kerangka Teori ..................................................................................... 22

    1. Motivasi Kerja ............................................................................... 23

  • xi

    2. Kecerdasan Emosional .................................................................. 30

    3. Kepuasan Kerja ............................................................................. 32

    4. Kinerja Karyawan .......................................................................... 38

    5. Organizational Citizenship Behavior ............................................ 42

    C. Kerangka penelitian .............................................................................. 45

    D. Hipotesis ............................................................................................... 46

    BAB III : METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 51

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 51

    C. Populasi dan Sampel ............................................................................. 54

    D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 55

    E. Skala pengukuran ................................................................................. 55

    F. Definisi, Konsep, dan Operasional ....................................................... 56

    G. Instrumen Penelitian ............................................................................. 58

    H. Uji Instrumen Penelitian ....................................................................... 59

    1. Uji Instrumen ................................................................................. 59

    2. Uji Statistik .................................................................................... 60

    3. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 61

    4. Uji Moderated Regression Analysis (MRA) ................................. 62

    I. Alat Analisis ......................................................................................... 63

    BAB IV : ANALISIS DATA

    A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 65

    B. Karakteristik Responden....................................................................... 70

  • xii

    C. Analisis Data ........................................................................................ 73

    1. Uji Instrumen Penelitian ................................................................ 73

    2. Uji Statistik .................................................................................... 76

    3. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 82

    4. Uji Moderasi .................................................................................. 88

    D. Hasil Uji Analisis ................................................................................. 93

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan ......................................................................................... 101

    B. Saran ................................................................................................... 103

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 104

    LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu ........................................................................... 17

    Tabel 3.1 : Definisi Operasional ........................................................................... 57

    Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia........................................ 71

    Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 71

    Tabel 4.3 : Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 72

    Tabel 4.4 : Hasil Uji Validitas .............................................................................. 73

    Tabel 4.5 : Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.......................................................... 75

    Tabel 4.6 : Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)................................................. 76

    Tabel 4.7 : Hasil Uji t Variabel Kepuasan Kerja terhadap Kinerja ....................... 79

    Tabel 4.8 : Hasil Uji t Motivasi dengan Moderasi Variabel Organizational

    Citizensip Behavior terhadap Kinerja Karyawan .......................................... 79

    Tabel 4.9 : Hasil Uji t Kecerdasan Emosional dengan Moderasi Variabel

    Organizational Citizenship Behavior terhadap kinerja karyawan ................. 80

    Tabel 4.10 : Hasil Uji t Kepuasan dengan Moderasi Variabel Organizational

    Citizensip Behavior terhadap kinerja karyawan ............................................ 81

    Tabel 4.11 : Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 82

    Tabel 4 12 : Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Park ................................ 83

    Tabel 4.13 : Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 86

    Tabel 4.14 : Durbin-Watson .................................................................................. 87

    Tabel 4.15 : Rangkuman Hasil Analisis Regresi Model 1, 2, 3, dan 4 ................. 89

    Tabel 4.16 : Hasil Penelitian ............................................................................... 100

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran ........................................................................ 46

    Gambar 4.1 : Struktur Organisasi.......................................................................... 69

    Gambar 4.2 : Histogram Hasil Uji Normalitas ..................................................... 84

    Gambar 4.3 : Normal Plot ..................................................................................... 85

    Gambar 4.4 : Diagram Uji Moderasi..................................................................... 92

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian ...................................................................... 110

    Lampiran 2 : Data Responden ............................................................................. 116

    Lampiran 3 : Analisa Deskriptif .......................................................................... 120

    Lampiran 4 : Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas .............................................. 121

    Lampiran 5 : Hasil Uji Statistik .......................................................................... 127

    Lampiran 6 : Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 130

    Lampiran 7 : Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA) ........................ 132

    Lampiran 8 : Surat Tugas Pembimbing .............................................................. 135

    Lampiran 9 : Surat Permohonan Ijin Penelitian .................................................. 136

    Lampiran 10 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 137

    Lampiran 11 : Lembar Konsultasi ...................................................................... 138

    Lampiran 12 : Pernyataan Publikasi ................................................................... 139

    Lampiran 13 : Declaration .................................................................................. 140

    Lampiran 14 : Daftar Riwayat Hidup Penulis ..................................................... 141

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Adanya perbaikan di setiap lembaga sebuah organisasi dalam

    merancang sebuah tujuan perusahaan untuk bersaing dan menciptakan hal

    baru. Disisi lain untuk menciptakan suatu perubahan yang baru di perlukan

    sumber daya manusia yang mampu berperan dalam melakukan

    pengembangan perusahaan. Agar dapat bersaing dengan lembaga keuangan

    yang lainnya, maka perusahaan sebisa mungkin memiliki sebuah kekuatan

    yang sulit ditiru karena didapatkan dari karyawan yang memiliki jiwa

    produktif, inovatif, dan semangat dalam bekerja.

    Dengan memahami secara jelas faktor-faktor kunci keberhasilan suatu

    industri seperti kualitas produk, hubungan yang baik dengan pemasok,

    layanan pelanggan yang prima, tenaga kerja yang terampil dan terlatih, lokasi

    yang strategis dan sebagainya, memungkinkan bagi pemilik usaha untuk

    dapat menentukan dimana mereka harus memfokuskan sumberdaya yang

    dimilikinya secara lebih efisien dan efektif (Heri, 2018:16).

    Menurut Hariandja dalam Sarinah dan Mardalena (2017:58) sumber

    daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

    perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM

    harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi

    organisasi.

  • 2

    Kualitas sumber daya manusia yang selama periode berjalan dari

    waktu ke waktu terus dilakukan pengembangan oleh manajemen agar sesuai

    dengan perubahan alur kerja dan terus berkembang. Menurut asumsi yang

    diberlakukan untuk model MSDM adalah lebih mengutamakan motivasi yang

    mempunyai fokus pada nilai aspek psikologis dan keamanan bagi SDM,

    asumsi tersebut adalah 1) kebebasan kreatifitas karyawan dalam

    menyelesaikan tugas-tugasnya, 2) sifat karyawan atau dalam organisasi atau

    perusahaan tidak ada yang tidak ingin maju, 3) ingin dapat berfungsi, 4) ingin

    dapat menyumbangkan kemampuannya kepada organisasi (Riniwati,

    2016:10).

    Organisasi pada umumnya percaya bahwa untuk mencapai

    keunggulan kompetitif (competitif advantage) harus mengusahakan kinerja

    individu semaksimal mungkin, karena pada dasarnya kinerja individual akan

    mempengaruhi kinerja tim (tim work) dan pada akhirnya akan berdampak

    pada kinerja dan produktivitas organisasi secara keseluruhan (Maulidina,

    2017).

    Setiap adanya perbaikan kualitas dan kuantitas kinerja karyawan,

    diperlukan adanya dorongan dari dalam maupun luar diri seseorang inilah

    yang dinamakan motivasi. Dalam sebuah organisasi motivasi bisa saja

    dianggap sebuah hal yang biasa atau barang kali menjadi sebuah problema

    yang kompeks, karena pada dasanya seseorang dapat dimotivasi dengan

    memberikan sesuatu yang menjadi keinginannya. Namun juga menjadi

    problema ketika sebuah keinginan seseorang akan dipenuhi agar tercipta

  • 3

    sebuah motivasi seseorang dan imbalan yang diberikan ternyata tidak sesuai

    dengan apa yang diinginkan oleh orang tersebut.

    Dengan timbulnya motivasi kerja, karyawan akan lebih terdorong

    dalam pencapaian tujuan perusahaan serta mampu memberikan kepuasan

    dalam menjalankan setiap pekerjaaan yang ada, yang nantinya kepuasan

    tersebut akan mampu meningkatkan kinerjanya.

    Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sidanti (2015), dan

    Thulhusnah, dkk (2018) yang menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh

    motivasi terhadap kinerja pegawai, dapat dipastikan motivasi seorang

    pemimpin yang berupa dorongan serta arahan akan mampu meningkatkan

    kinerja seorang pegawai. Namun ada juga penelitian lain yang seperti yang

    dilakukan oleh Wiryang, dkk (2019) menyimpulkan bahwa motivasi kerja

    tidak berpengaruh dan signifikan. Selain motivasi ada juga faktor lain dalam

    peningkatan kinerja adalah kecerdasan emosional.

    Menurut Kuswana (2014) dalam bukunya yang berjudul

    “Biopsikologi” menjelaskan bahwa kecerdasan emosional merupakan

    kemampuan untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan emosi diri

    sendiri, orang lain, dan kelompok. Terdapat tiga unsur pokok mengenai

    kecerdasan emosional, yakni mengenai kecakapan pribadi (mengelola diri

    sendiri), kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan ketrampilan

    sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki orang lain)

    (Tridhonanto, 2009: 5).

  • 4

    Ketika seseorang mampu mengelola emosi bisa saja memunculkan

    emosi yang positif yang akan dirasakan dalam dirinya sehingga individu

    tersebut menjadi lebih peka serta memahami atau berempati dengan orang

    lain maupun lingkungan sekitar serta menyelaraskan nilai nilai yang telah

    ada. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosi menunjukkan bahwa orang

    tersebut kinerjanya lebih baik ketika bekerja, selain itu juga memiliki

    kepuasan dan komitmen yang tinggi.

    Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Damaryanthi (2016)

    Kecerdasan emosional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

    ini berarti pegawai yang memiliki kecerdasan yang tinggi akan lebih

    optimal dalam menunjukkan kinerja mereka. Penelitian lain yang

    memperkuat pernyataan tersebut adalah. Menurut Prajuna, dkk (2017)

    menyatakan bahwa pengelolaan kecerdasan emosional bagi karyawan

    dalam bekerja sangat memberikan dampak yang positif bagi perusahaan.

    Hal ini karyawan dapat meningkatkan kesadaran diri, meningkatkan

    motivasi kerja kerja, berempati terhadap pelanggan serta memiliki

    ketrampilan sosial. Pengelolaan ketrampilan sosial seperti menjaga

    hubungan dengan pelanggan yang berarti karyawan selalu menjaga

    keberlangsungan perusahaan untuk jangka panjang.

    Namun terdapat penelitian yang berbeda hasil yaitu seperti yang

    dilakukan Abdilah dan Rahmat (2017) penelitiannya yang berjudul

    “Kecerdasan Emosional dan Dampaknya Terhadap Stres Kerja dan Kinerja

    Karyawan” menghasilkan kecerdasan emosional berpengaruh tidak langsung

  • 5

    terhadap kinerja karyawan melalui stres kerja, stres kerja merupakan variabel

    pemediasi penuh atau sempurna (full mediation) dalam pengaruh tidak

    langsung kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan.

    Setiap karyawan memiliki target tersendiri dalam mencapai kinerjanya

    yang bertujuan memperoleh kepuasan atas hasil kerjanya dengan sebuah

    prestasi kerja. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan senang seseorang

    terhadap pekerjaan yang dilakukan yang berdampak pada sikap positif dalam

    peningkatan kinerja (Puji, 2015).

    Menurut Isnaini, dkk (2018) Semakin terpuaskan karyawan, maka

    karyawan akan semakin menunjukkan kinerja terbaiknya. Sebaliknya, jika

    karyawan tidak merasa puas dalam bekerja, maka dalam dirinya akan

    timbul rasa malas, sehingga akan berdampak pada menurunnya kinerja.

    Jika semua karyawan hanya difungsikan sebagai alat untuk

    pencapaian usaha tujuan perusahaan, maka bisa saja karyawan biasanya

    tidak mampu bekerja secara optimal. Karyawan akan bekerja semata untuk

    memenuhi kewajibannya untuk perusahaan namun sulit menciptakan dan

    menemukan sebuah ide untuk membantu perusahaan mencapai

    keberhasilan. Perusahaan dikatakan berhasil apabila karyawan diberikan

    kesempatan untuk mengembangkan ide atau gagasannya untuk

    perusahaan mencapai tujuaannya. Karyawan nantinya juga akan bersedia

    dengan sukarela membantu karyawan lain untuk menyelesaikan tugasnya.

  • 6

    Beberapa kriteria perilaku karyawan yang dapat membantu

    keefektifan organisasi, antara lain: memiliki kapasitas sosial untuk

    bekerjasama dengan orang lain dan memiliki karakter yang kuat untuk

    bertahan dalam mempertahankan kelompok kerjanya. Selain itu juga

    mempunyai keinginan berpartisipasi dalam usaha kelompok/tim kerja

    untuk mewujudkan tujuan bersama yang lebih tinggi, serta keseimbangan

    moral dan psikologis untuk mencapai tujuan individu dan perusahaan

    tanpa merugikan satu sama lain. Perilaku dan kriteria karyawan tersebut

    sering dikenal dengan istilah Organizational Citizenship Behavior (OCB)

    (Suzana, 2017).

    Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu

    yang secara sukarela melakukan pekerjaan fisik maupun fikiran luar tanggung

    jawab pekerjaan demi keefektivitasan bersama. Dengan adanya OCB maka

    kinerja pelayanan dapat dilakukan dengan optimal dalam melayani kebutuhan

    masyarakat. Individu (karyawan) akan dengan mudah memunculkan emosi

    positif untuk mencapai tujuan, meningkatkan kreatifitas dan ketrampilan

    dalam mengambil keputusan serta dapat mengubah penderitaan menjadi

    semangat (motivasi) (Kaori, 2015).

    Menurut Lestari dan Ghabi (2018) dalam penelitiannya

    menyimpulkan bahwa untuk mencapai kinerja yang tinggi, perusahaan

    perlu meningkatkan pembentukan perilaku OCB kepada karyawannya,

    yaitu perilaku yang melebihi tugas-tugasnya yang telah diatur dalam job

    description dan pembentukan sistem kerja yang kolektif. Peneliti lain

  • 7

    menurut Ramadhan, dkk (2018) dengan tema yang sama juga menyimpulkan

    variabel Organizational Citizenship Behavior dan Good Corporate

    Governance memiliki pengaruh besar terhadap kinerja karyawan. Hal ini

    menandakan bahwa semakin baik dan memadai OCB yang dimiliki

    karyawan dan GCG perusahaan maka dapat meningkatkan Kinerja

    Karyawan.

    PT BPRS Bina Finansia Kantor Pusat Semarang merupakan salah satu

    lembaga keuangan syariah yang menaungi pelayanan yang salah satunya

    menawarkan produk pembiayaan multiguna. Hal ini perlu di perhatikan

    bahwa seorang karyawan yang baik harus memiliki motivasi dan kecerdasan

    emosional yang tinggi dalam menerima tugas dan memberikan pelayanan

    yang baik terhadap nasabah. Karyawan yang kurang jelas dalam memberikan

    pengarahan tentang produk pembiayaan, mengakibatkan kesalahpahaman

    antara nasabah dan karyawan sehingga ketika terjadi akad hingga pelunasan

    kurang berjalan dengan semestinya. Selain itu terjadi masalah internal

    perusahaan seperti banyak karyawan yang kurang maksimal dalam mencapai

    target yang diberikan oleh perusahaan.

    Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan kombinasi kerjasama yang

    baik antara pimpinan dengan karyawan, hal yang bisa dilakukan karyawan

    yaitu dengan menyadari bahwa tugas dan kewajibannya yang telah ditetapkan

    agar segera diperbaiki dan lebih memahami aturan yang berlaku agar

    meningkatkan kinerjanya menjadi lebih baik. Dan juga pimpinan harus lebih

    bisa melihat keadaan lingkungan organisasi dan iklim kerja karyawan dalam

  • 8

    meningkatkan kualitas, serta mampu menularkan sikap yang dirasa

    memberikan dampak yang positif kepada bawahannya agar memiliki sikap

    yang diluar tuntutan organisasi dapat dilakukan atas dasar keinginan sendiri

    dan tidak mengharapkan imbalan dari siapapun.

    Berdasarkan penjabaran dari beberapa permasalahan diatas penulis

    tertarik untuk meneliti dan mengkaji kembali dengan judul “Pengaruh

    Motivasi Kerja, Kecerdasan Emosional dan Kepuasan yang Dimoderasi

    Organizational Citizenship Behavior Terhadap Kinerja Karyawan PT

    BPRS BINA FINANSIA Semarang.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis menuliskan

    rumusan masalah, yaitu:

    1. Bagaimana pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT

    BPRS BINA FINANSIA Semarang?

    2. Bagaimana Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja

    Karyawan PT BPRS BINA FINANSIA Semarang?

    3. Bagaimana Pengaruh Kepuasan terhadap Kinerja Karyawan PT BPRS

    BINA FINANSIA Semarang?

    4. Bagaimana Organizational Citizenship Behavior memoderasi

    Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT BPRS BINA

    FINANSIA Semarang?

  • 9

    5. Bagaimana Organizational Citizenship Behavior Memoderasi

    Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Karyawan PT

    BPRS BINA FINANSIA Semarang?

    6. Bagaimana Organizational Citizenship Behavior Memoderasi

    Pengaruh Kepuasan terhadap Kinerja Karyawan PT BPRS BINA

    FINANSIA Semarang?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak

    dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui besar pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja

    Karyawan PT BPRS BINA FINANSIA Semarang?

    2. Untuk mengetahui besar pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap

    Kinerja Karyawan PT BPRS BINA FINANSIA Semarang?

    3. Untuk mengetahui besar pengaruh Kepuasan terhadap Kinerja

    Karyawan PT BPRS BINA FINANSIA Semarang?

    4. Untuk mengetahui Organizational Citizenship Behavior dapat

    Memoderasi Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT

    BPRS BINA FINANSIA Semarang?

    5. Untuk mengetahui Organizational Citizenship Behavior dapat

    Memoderasi Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja

    Karyawan PT BPRS BINA FINANSIA Semarang?

  • 10

    6. Untuk mengetahui Organizational Citizenship Behavior dapat

    memoderasi Pengaruh Pengaruh Kepuasan terhadap Kinerja

    Karyawan PT BPRS BINA FINANSIA Semarang?

    D. Kegunaan Penelitian

    Dari penelitian yang nantinya akan dilakukan, maka peneliti

    mengharapkan manfaat kepada:

    1. Bagi Penulis

    Untuk menambah pengetahuan serta memperluas pengalaman

    karena akan tuntutan pengembangan pendidikan yang semakin lama

    semakin tinggi serta mempraktikan ilmu yang telah dipelajari di dalam

    masyarakat dan berkontribusi sesuai situasi dan kondisi yang ada.

    2. Bagi Kampus IAIN Salatiga

    Degan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan

    kontribusi akademik di bidang manajemen lembaga bisnis keuangan

    syariah sebagai sarana referensi dari mahasiswa

    3. Bagi Lembaga PT BPRS BINA FINANSIA Semarang

    Diharapkan mampu memberikan kontribusi positif bagi lembaga

    bank khususnya dapat menjadi referensi tambahan dalam perbaikan dan

    evaluasi yang berkaitan dengan peningkatan kualitas kinerja.

  • 11

    E. Sistematika Penulisan

    Dalam proses penulisan dan merancang penulisan penelitian ini,

    penulis menjabarkan hal-hal yang akan dituliskan didalamnya, sebagai

    berikut:

    BAB I berupa Pendahuluan yang didalamnya diawali dengan

    penjelasan tentang latar belakang masalah yang menjadi pemicu munculnya

    permasalahan. Dengan latar belakang masalah tersebut ditentukan rumusan

    masalah yang lebih terperinci sebagai acuan untuk menentukan hipotesis.

    Dalam bab ini pula dijabarkan tentang tujuan dan kegunaan penelitian, dan

    pada akhir bab dijelaskan tentang sistematika penelitian yang akan

    digunakan.

    BAB II tentang landasan teori berisi landasan teori yang membahas

    tentang telaah pustaka dan kerangka konsep pemikiran serta hipotesis dari

    penilitian. Sebagai acuan akan diuraikan pula penelitian terdahulu yang telah

    dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yang memiliki keterkaitan dengan

    hipotesis yang akan diajukan.

    BAB III adalah metode penelitian, Bab ini berisi tentang jenis dan

    data penelitian, lokasi penelitian, penentuan populasi dan sampel, metode

    analisis data, dan definisi operasional serta skala pengukuran data.

    BAB IV berisi analisa penelitian dalam bab ini akan dijabarkan

    tentang hasil analisis data yang didapat dari obyek penelitian (sampel) beserta

    penjelasan yang diperlukan. Analisis data dan penjabarannya akan didasarkan

  • 12

    pada landasan teori yang telah dijabarkan pada Bab II, sehingga segala

    permasalahan yang dikemukakan dalam Bab I dapat terpecahkan atau

    mendapat solusi yang tepat.

    BAB V adalah penutup berisi tentang kesimpulan hasil analisa dalam

    rangka menjawab rumusan masalah penelitian yang diajukan, serta saran-

    saran yang penulis berikan untuk lebih memaksimalkan kinerja.

    DAFTAR PUSTAKA disusun Setelah semua bagian terselesaikan di bagian

    terakhir penulis menuliskan sumber atau rujukan yang penulis gunakan sebagai

    landasan dan isi dari skripsi ini.

    LAMPIRAN-LAMPIRAN terdiri dari dokumen dokumen pendukung

    maupun sumber yang menjadi pokok dalam sisi dan belum terlampir didalam

    naskah skripsi.

  • 13

    BAB II

    TELAAH PUSTAKA

    A. Telaah Pustaka

    Bersumber penelitian yang telah dilakukan oleh Arbie & Tumbuan

    (2018) menyimpulkan hasilnya bahwa Terdapat pengaruh posistif dan

    signifikan antara variabel Motivasi terhadap variabel kinerja kerja karyawan

    pada PT. Bank Sulut Go, Cabang Utama. Mengingat rekrutmen dan motivasi

    kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan serta memberikan

    kontribusi yang cukup besar terhadap kinerja kerja karyawan, maka pihak PT.

    Bank Sulut Go Cabang Utama harus komit dan secara konsisten

    memperhatikan proses rekrutmen dan pemberian motivasi kepada

    karyawan berdasarkan situasi dan kondisi terkini lingkungan perbankan

    ditanah air yang sesuai dengan ketentuan sehingga kinerja kerja karyawan

    yang baik dapat dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan.

    Penelitian lain Gita & Yuniawan (2016) yang menyimpulkan bahwa

    motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja. Maka, karyawan perlu

    memiliki motivasi kerja yang ditujukan untuk dapat melakukan

    pekerjaannya dengan rasa senang sehingga dapat memiliki kinerja yang

    baik bagi PT. BPR Arta Utama guna membantu menggapai tujuan yang

    telah ditentukan.

    Penelitian lain Wibowo (2015) dalam penelitiannya di sebutkan bahwa

    Terdapat pengaruh antara kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan

  • 14

    PT. Bank Negara Indonesia 46, (Persero), Tbk. Hal ini berarti semakin

    tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki karyawan pada PT. Bank

    Negara Indonesia, (Persero), Tbk maka dia akan semakin baik kinerjanya.

    Peneliti selajutnya Putri (2016) yang menyimpulkan Kecerdasan

    Emosional (X2) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    Kinerja karyawan (Y). Sehingga semakin tinggi kecerdasan emosional

    seorang karyawan dalam menjalankan pekerjaan maka semakin tinggi

    pula kinerja yang dihasilkan oleh karyawan tersebut

    Peneliti selanjutnya Fauzi, dkk (2016) yang berjudul Pengaruh Budaya

    Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan dengan

    Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening menyimpulkan bahwa

    Ada pengaruh positif yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja

    karyawan.

    Menurut Wijayanti dan Meftahudin (2016) dalam penelitiannya

    menghasilkan variabel kepuasan kerja tidak berpengaruh signifikan

    terhadap kinerja karyawan. Tidak signifikannya pengaruh kepuasan kerja

    terhadap kinerja karyawan ini mungkin disebabkan oleh pekerjaan yang

    kurang menarik, tunjangan yang diperoleh kurang, organisasi tidak

    memberi gaji lebih baik daripada pesaing, jarang terjadi promosi, serta

    supervisor kurang memberi dukungan.

    Menurut Lestari dan Ghabi (2018) dalam penelitiannya menunjukkan

    bahwa OCB berpengaruh positif signifikan baik terhadap kepuasan kerja

  • 15

    maupun kinerja karyawan. Makin tinggi kepuasan kerja akan

    meningkatkan kinerja karyawan.

    Selanjutnya dalam penelitian Ramadhan (2018) Metode pengumpulan

    data yang digunakan yaitu metode survei melalui pembagian kuisioner

    kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT.

    TASPEN (Persero) Kantor Cabang Malang. Alat uji yang digunakan untuk

    menguji hipotesis adalah uji statistik analisis regresi linier berganda. Uji

    hipotesis membuktikan bahwa variabel Organizational Citizenship Behavior

    (OCB) dan Good Corporate Governance (GCG) terbukti berpengaruh

    langsung dan signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan baik secara

    simultan maupun parsial.

    Menurut Rizki, dkk (2019) dalam penelitiannya yang menggunakan

    metode sampling sensus dan alat analisis yang digunakan adalah path

    analysis. Penelitian ini menyimpulkan Kecerdasan Emosional dan

    Kommitmen Organisasi Berpengaruh Signifikan terhadap Kinerja Karyawan

    melalui Organizational Citizenship Behavior di PT Panin Dubai Syariah

    Surabaya.

    Menurut Kurniawati dan Wahyudi (2015) dalam penelitiannya

    yangmenggunakan pengumpulan data berupa jawaban angket sebagai data

    primer dan bahan kepustakaan sebagai sekunder. Dengan metode

    pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling. Metode analisis

    data yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi

  • 16

    klasik, uji hipotesis dengan Moderated Regres-sion Analysis.

    Menyimpulkan kepuasan kerja dan Organizational Citizenship Behavior

    memiliki koefisien regresi sebesar -0,282 bernilai negatif dengan nilai

    signifikan 0,037 lebih kecil dari 0,05 artinya bahwa interaksi kepuasan kerja

    dan Organizational Citizenship Behavior secara signifikan memoderasi

    pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan rumah sakit di

    Kabupaten Karanganyar. Dengan adanya Organizational Citizenship

    Behavior maka pengaruh kepuasan kerja semakin menurun.

    Menurut Wulandari (2018) penelitiannya dengan metode Probability

    Sampling yaitu Simple Random Sampling. Alat analisis yang digunakan

    adalah analisis jalur path yaitu SPSS for windows versi 23. Untuk variabel

    dependen (Y) Kinerja Karyawan, Kepuasan Kerja (X1), Komitmen

    Organisasi (X2) dan Organizational Citizenship Behavior (Z) sebagi

    mediasi dengan metode penelitian kuantitatif. Hasil penelitian ini adalah

    kepuasan kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan

    komitmen organisasi berpengaruh posistif terhadap kinerja karyawan.

    Organizational Citizenship Behavior mampu memediasi dalam kinerja

    karyawan.

    Berdasarkan ringkasan penelitian terdahulu diatas maka penulis dapat

    dibuat tabel yang mendukung penelitian ini sebagai berikut:

  • 17

    Tabel 2 1 Penelitian Terdahulu

    No Penulis Judul Metode

    Penelitian Hasil

    1 Gita &

    Yuniawan

    (2016)

    Pengaruh Gaya

    Kepemimpinan

    Transformasional,

    Motivasi Kerja, dan

    Budaya Organisasi

    terhadap Kinerja

    Karyawan (Studi Pada

    PT. BPR Arta Utama

    Pekalongan)

    Kuantitatif - Motivasi kerja tidak berpengaruh terhadap

    kinerja karyawan

    - Budaya Organisasi (Profesionalisme) tidak

    berpengaruh terhadap

    kinerja karyawan

    2 Wiryang, dkk

    (2019)

    Pengaruh Motivasi

    Kerja dan Beban Kerja

    terhadap Kinerja

    Karyawan pada PT.

    PLN (Persero) area

    Manado

    Kuantitatif - Motivasi Kerja (X1) tidak berpengaruh signifikan

    terhadap Kinerja Karyawan

    (Y),

    - Beban Kerja (X2) tidak berpengaruh signifikan

    terhadap Kinerja Karyawan

    (Y)

    3 Arbie &

    Tumbuan

    (2018)

    Pengaruh Rekrutmen

    dan Motivasi

    terhadap Kinerja

    karyawan pada PT.

    Bank Sulutgo

    Manado

    Kuantitatif - Terdapat pengaruh posistif dan signifikan antara

    variabel Motivasi terhadap

    variabel kinerja kerja

    karyawan pada PT. Bank

    SulutGo, Cabang Utama

    4 Sidanti

    (2015) Pengaruh

    Lingkungan Kerja,

    Disiplin Kerja dan

    Motivasi

    Kerja terhadap

    Kinerja Pegawai

    Negeri Sipil di

    Sekretariat DPRD

    Kabupaten Madiun

    Kuantitatif - Dengan tingkat signifikansi t < 5% (0,012 < 0,05),

    maka Ho ”ditolak”.

    Artinya bahwa faktor

    motivasi kerja (X3)

    berpengaruh terhadap

    kinerja karyawan

    5 Putri

    (2016)

    Pengaruh Kecerdasan

    Intelektual, Kecerdasan

    Emosional, dan

    Lingkungan Kerja

    terhadap Kinerja

    Karyawan PT. PLN

    Persero area Klaten.

    Kuantitatif - Kecerdasan Emosional secara parsial berpengaruh

    positif dan signifikan

    terhadap Kinerja

  • 18

    6 Wibowo

    (2015)

    Analisis Pengaruh

    Kecerdasan Emosional

    (EQ) dan Kecerdasan

    Spiritual (SQ) pada

    Kinerja Karyawan

    Deskriptif - Kecerdasan emosional dan Kecerdasan Spiritual

    Berpengaruh pada Kinerja

    karyawan PT. Bank

    Negara Indonesia

    7 Widodo, dkk

    (2019) Pengaruh Kecerdasan

    Emosional, Komitmen

    Organisasional, dan

    Organizational

    Citizenship Behavior

    Terhadap Kinerja

    Karyawan PT. Bank

    Muamalat Cabang

    Malang

    Kuantitatif - Berdasarkan uji tersebut dapat disimpulkan

    kecerdasan emosional

    berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kinerja

    karyawan.

    8 Aini

    (2018) Pengaruh budaya

    organisasi, pelatihan,

    pengembangan karir,

    kompensasi, dan

    kecerdasan emosional

    terhadap kinerja

    karyawan

    Kuantitatif - hasil pengujian menunjukkan t hitung 0,144

    dengan tingkat signifikan

    0,886 > 0,05. Sehingga

    Kecerdasan Emosional

    tidak berpengaruh

    terhadap Kinerja

    Karyawan.

    9 Fauzi, dkk

    (2016)

    Pengaruh Budaya

    Organisasi dan

    Kepuasan Kerja

    Terhadap Kinerja

    Karyawan dengan

    Komitmen Organisasi

    Sebagai Variabel

    Intervening

    Kuantitatif - Ada pengaruh positif yang signifikan antara kepuasan

    kerja terhadap kinerja

    karyawan, terbukti

    10 Wijayanti &

    Meftahudin

    (2016)

    Pengaruh

    Kepemimpinan islami,

    motivasi dan

    Kepuasan kerja

    terhadap kinerja

    karyawan Dengan lama

    kerja sebagai variabel

    Moderating

    Kuantitatif - Variabel kepuasan kerja tidak berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja

    karyawan.

  • 19

    11 Barlian

    (2016)

    Pengaruh Tipe

    Kepribadian, Kontrak

    Psikologis, Komitmen

    Organisasi, Motivasi

    Dan Kepuasan Kerja

    Terhadap

    Organizational

    Citizenship Behavior

    (OCB) Dan Kinerja

    Karyawan

    Eksplanatory - Kepuasan kerja berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kinerja

    karyawan

    12 Sahlan, dkk

    (2015) Pengaruh lingkungan

    kerja, Kepuasan Kerja

    dan Kompensasi

    terhadap Kinerja

    Karyawan pada PT.

    Bank Sulut Cabang

    Airmadidi

    Kuantitatif - kepuasan kerja dan kompensasi berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja

    karyawan

    13 Vanindya

    (2015)

    Pengaruh Motivasi dan

    Kepribadian Terhadap

    Kinerja Karyawan

    melalui Organizational

    Citizenship Behavior

    (OCB) Pada karyawan

    STIE Mandala Jember

    Path

    Analysis - Motivasi dan kepribadian

    tidak berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja

    karyawan pada karyawan

    - Motivasi dan kepribadian dapat mendukung atau dapat

    menjadi variabel pembentuk

    OCB 14 Otto

    (2018)

    Moderating effect of

    organizational

    citizenship behavior on

    the effect of

    organizational

    commitment,

    transformational

    leadership and work

    motivation on

    employee performance

    Structural

    Equation

    Modeling

    (SEM)

    - Dalam penelitian ini disimpulkan bahwa

    Organizational Citizenship

    Behavior tidak dapat

    memoderasi hubungan

    antara motivasi terhadap

    kinerja karyawan

    15 Kaori

    (2015)

    Pengaruh Kecerdasan

    Emosional, dan

    Kecerdasan Spiritual

    Terhadap Kinerja

    Pelayanan Melalui

    Organizational Citizen

    Behavior Pada PT PLN

    Area Jember

    Explanatory

    Research - Ada pengaruh kecerdasan

    emosional terhadap Kinerja

    Pelayanan Melalui

    Organizational Citizen

    Behavior

  • 20

    16 Rizki, dkk

    (2019)

    The Role of Emotional

    Intelligence and

    Organizational

    Commitment in

    Increasing OCB and

    Employee Performance

    - Kecerdasan Emosional dan Kommitmen Organisasi

    Berpengaruh Signifikan

    terhadap Kinerja Karyawan

    melalui Organizational

    Citizenship Behavior di PT

    Panin Dubai Syariah

    Surabaya

    17 Kurniawati &

    Wahyudi

    (2015)

    Pengaruh Kepuasan

    Kerja dan Komitmen

    Organisasional

    terhadap Kinerja

    dengan Organizational

    Citizenship Behavior

    Sebagai variabel

    moderasi

    Kuantitatif - kepuasan kerja dan Organizational Citizenship

    Behavior memiliki

    koefisien regresi sebesar -

    0,282 bernilai negatif

    dengan nilai signifikan

    0,037 lebih kecil dari 0,05

    artinya bahwa interaksi

    kepuasan kerja dan

    Organizational Citizenship

    Behavior secara signifikan

    memoderasi pengaruh

    kepuasan kerja terhadap

    kinerja karyawan rumah

    sakit di Kabupaten

    Karanganyar.

    - Dengan adanya Organizational Citizenship

    Behavior maka pengaruh

    kepuasan kerja semakin

    menurun.

    18 Nurnaningsih

    & Wahyono

    (2017)

    Pengaruh kepuasan

    kerja, motivasi kerja

    dan komitmen

    Organisasi terhadap

    kinerja melalui

    Organizational

    Citizenship Behavior

    (OCB) sebagai

    Variabel Intervening

    Kuantitatif - Ada pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja

    karyawan melalui

    organizational citizenship

    behavior (OCB). Selain

    berpengaruh secara positif,

    pengaruh mediasi juga

    signifikan.

    19 Wulandari

    (2018) Pengaruh Kepuasan

    Kerja dan Komitmen

    Organisasi Terhadap

    Kuantitatif - Menggunakan rumus sobel t-test koefisien mediasi

    0,030 signifikan yang

    berarti tidak ada pengaruh

  • 21

    Kinerja Karyawan

    yang dimediasi oleh

    Organizational

    Citizenship Behavior

    pada Karyawan BMT

    Bina Insan Mandiri

    mediasi antara kepuasan

    terhadap kinerja melalui

    Organizational Citizenship

    Behavior

    20 Isnaini

    (2018) Pengaruh Kepuasan

    Kerja terhadap Kinerja

    Karyawan dengan

    Variabel Mediator

    Organizational

    Citizenship Behavior

    (OCB)

    Eksplanatory

    Research

    - Hasil analisis menunjukkan bahwa Organizational

    Citizenship Behavior

    (OCB) tidak memberikan

    dampak yang besar atas

    pengaruh tidak langsung

    kepuasan kerja terhadap

    kinerja karyawan

    21 Suzana

    (2017) Pengaruh

    Organizational

    Citizenship Behavior

    (OCB) Terhadap

    Kinerja Karyawan

    (Studi di : PT. Taspen

    (Persero) Kantor

    Cabang Cirebon)

    Desk

    Research

    - Terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap

    kinerja karyawan

    22 Ramadhan,

    dkk (2018) Pengaruh

    Organizational

    Citizenship Behavior

    (OCB) dan Good

    Corporate Governance

    (GCG) terhadap

    Kinerja Karyawan

    (Studi Pada Karyawan

    PT. Taspen (Persero)

    Kantor Cabang

    Malang)

    Eksplanatory

    Research

    - Variabel Organizational Citizenship Behavior

    (OCB) terbukti berpengaruh

    langsung dan signifikan

    terhadap variabel Kinerja

    Karyawan

    Sumber: Skripsi dan Jurnal Penelitian terdahulu 2019

    Yang menjadi perbedaan mendasar dalam penelitian ini dengan

    penelitian terdahulu adalah adanya beberapa perbedaan hasil penelitian yang

    telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan tema yang sama dan

  • 22

    penelitiannya dilakukan secara terpisah. Dan penelitian sekarang

    menggunakan variabel motivasi kerja, kecerdasan emosional, dan kepuasan

    kerja yang dimoderasi oleh Organizational Citizenship Behavior terhadap

    Kinerja Karyawan. Selain itu penggunaan variabel Organizational

    Citizenship Behavior sebagai variabel moderasi dengan menggunakan

    pedoman penelitian terdahulu, untuk mengetahui apakah hubungan antara

    variabel independen terhadap variabel dependen hanya memiliki pengaruh

    langsung maupun tidak langsung saja atau memiliki hasil lain baik

    memperkuat maupun memperlemah yang kaitannya dengan kinerja

    karyawan. Dalam penelitian ini dipilih BPRS karena penelitian

    sebelumnya masih jarang yang melakukan penelitian di lembaga

    keuangan syariah seperti BPR.

    B. Kerangka Teori

    Menurut Noor (2012) dalam bukunya yang berjudul penelitian ilmu

    manajemen menjelaskan bahwa kesediaan dan ketrampilan seseorang tidaklah

    cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas

    tentang apa yag akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Sementara

    itu, untuk meningkatkan kinerja pegawai, secara teoritis ada tiga kelompok

    variabel yang mempengaruhinya, yaitu: variabel individu, psikologis, dan

    organisasi.

    Kelompok variabel individu terdiri dari variabel kemampuan dan

    ketrampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Variabel kemampuan dan

    ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja dan

  • 23

    kinerja individu. Adapun variabel demografis mempunyai pengaruh yang

    tidak langsung.

    1. Motivasi Kerja

    a. Definisi Motivasi

    Motivasi berasal dari kata motif yang artinya sesuatu yang

    mendorong dari dalam diri untuk melaksanakan sesuatu (gerak),

    sedangkan motivasi artinya sesuatu yang membuat orang untuk

    bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu yang didasarkan

    dari motif. Motivasi secaa singkat dapat diartikan sebagai proses

    menggerakkan manusia, dan memberikan motivasi artinya proses

    untuk menggerakkan orang lain agar maju melakukan sesuatu

    sebagaimana yang diharapkan oleh penggeraknya atau yang

    menggerakkannya (Fathoni, 2009: 132).

    Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

    mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai

    dengan tujuan individu, sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang

    invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu

    bertingkah laku dalam mencapai tujuan (Rivai dan Sagala, 2009: 833).

    Wexley dan Yuki (2005) menjabarkan motivasi adalah suatu

    proses yang memerlukan perilaku energi dan pengarahan. Kebutuhan-

    kebutuhan keamanan, berkelompok, penghargaan, kemandirian,

    prestasi atau keberhasilan serta kebutuhan kelangsungan hidup,

  • 24

    semuanya secara potensial terpengaruh terhadap perilaku dalam suatu

    jaringan organisasi.

    Beberapa psikolog menyebut dorongan positif sebagai

    kebutuhan, keinginan, atau hasrat dan menyebut dorongan negatif

    sebagai rasa takut atau keengganan. Tetapi walaupun kekuatan

    motivasi positif dan negatif kelihatan sangat berbeda dari sudut

    kegiatan fisik (dan kadang-kadang bersifat emosional), keduanya pada

    dasarnya sama, yaitu keduanya bermanfaat untuk memulai dan

    menunjang perilaku manusia (Schiffman & Lazar, 2008:77).

    Menurut Arbie dan Tumbuan (2018) menjelaskan arah dan

    tujuan yang jelas yang ingin dicapai oleh seseorang karyawan

    untuk perkembangan usaha perusahaan membuat karyawan tersebut

    akan bekerja dengan keras dan dengan sepenuh hati serta terdapat

    unsur yang berhubungan dengan dorongan dari dalam dirinya

    sendiri dan dari luar. Apabila keadaan ini ada pada setiap

    karyawan pasti kinerja diperoleh dengan sangat berarti, maka dari

    itu salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi

    kerja.

    Steers & porter dalam (Sidanti, 2015) menyatakan bahwa

    motivasi kerja itu terdiri atas tiga komponen penting, yaitu :

    1) Komponen energi yaitu suatu kekuatan atau suatu usaha

    yang dapat menyebabkan terjadinya suatu perilaku.

  • 25

    2) Komponen arah adalah suatu perilaku yang timbul yang

    berupa perilaku yang terarah, misalnya seorang yang butuh

    uang maka perilaku yang timbul itu diarahkan pada perilaku

    mencari uang.

    3) Komponen pemeliharaan adalah pemeliharaan atau usaha

    untuk mempertahankan suatu perilaku yang terjadi sesuai

    dengan lingkungan kerja, jadi dapat dikatakan bahwa

    motivasi kerja.

    b. Tujuan Motivasi

    Tujuan motivasi menurut Malayu dalam (Hartatik, 2014: 162)

    menyebutkan bahwa :

    1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

    2) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

    3) Memperhatikan kestabilan karyawan perusahaan.

    4) Meningkatkan kedisiplinan karyawan.

    5) Mengefektifkan pengadaan karyawan.

    6) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

    7) Meningkatkan loyalitas, kreaivitas, dan partisipasi karyawan.

    8) Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

    9) Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya.

    10) Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

  • 26

    c. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

    Menurut Noor (2012) Faktor pemuas disebut juga motivator

    yang merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang

    bersumber dari dalam diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik),

    antara lain:

    1) prestasi yang diraih (achievement).

    2) pengakuan orang lain (recognition).

    3) tanggung jawab (responsibility).

    4) peluang untuk maju (advancement).

    5) kepuasan kerja itu sendiri (the work it self).

    6) Kemungkinan pengembangan karir (the possibility of growth).

    Adapun faktor pemelihara (maintenance factor) disebut juga

    hygiene factor merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan

    kebutuhan untuk memelihara keberadaan kaaryawan sebagai manusia,

    pemeliharaan ketentraman dan kesehatan. Faktor ini juga disebut

    dissatisfier (sumber ketidakpuasan) yang merupakan tempat

    pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke dalam

    faktor ekstrinsik (Noor, 2012: 251), meliputi:

    1) Kompensasi.

    2) Keamanan dan keslamatan kerja.

  • 27

    3) Kondisi kerja.

    4) Status.

    5) Prosedur perusahaan.

    6) Mutu dari supervisi teknis dari hubungan interpersonal

    diantara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan.

    d. Membangun Motivasi

    Teknik membangun motivasi harus dapat dipastikan bahwa

    mereka bekerja memenuhi sejulah kebutuhan manusia yang penting,

    berikut beberapa cara yang perlu dilakukan dalam membangun

    motivasi menurut Wibowo (2007).

    1) Menilai sikap

    Adalah penting bagi mamanjer untuk memahami sikap

    mereka terhadap bawahannya. Pikiran mereka dipengaruhi

    oleh pengalaman mereka dan akan membentuk cara bagaimana

    perilaku terhadap semua orang yang dijumpai.

    2) Menjadi manajer yang baik

    Manajer sering mengikuti kursus-kursus mempelajari

    kepemimpinan, tetapi good leaders (pemimpin yang baik),

    tidak perlu menjadi good manajers (manajer yang baik).

    Kepemimpinan hanya satu bagian untuk menjadi manajer, dan

    manajer sukses memerlukan ketrampilan kepemimpinan,

    sedangkan kemampuan lainnya sama pentingnya.

  • 28

    3) Memperbaiki Komunikasi

    Komunikasi antara manajer dengan bawahan dilakukan

    dengan menyediakan informasi secara akurat dan detail

    secepat mungkin. informasi menyangkut apa yang ingin

    diberitahukan manajer maupun apa yang ingin mereka ketahui.

    Beberapa alat komunikasi dapat dipergunakan seperti

    elektronik, pertemuan, jurnalisme internal, internal marketing,

    papan pengumuman, dan telepon.

    4) Menciptakan budaya tidak menyalahkan

    Untuk memotivasi yang efektif diperlukan budaya tidak

    menyalahkan ketika seseorang memiliki sebuah tanggung

    jawab yang sedang menghadapi kegagalan. Yang perlu

    dilakukan adalah dengan mengenali kesalahannya dan

    kemudian menggunakannya untuk memperbaiki kesempatan

    keberhasilan di masa yang akan datang.

    5) Memenangkan kerja sama

    Komponen dasar dari lingkungan motivasional adalah

    kerjasama, yang harus diberikan manajer kepada bawahan dan

    sebaliknya diharapkan dari mereka. Adalah penting mengawasi

    dan mendukung bawahan, namun perlu dipastikan tidak

    merusak motivasi ditempa pekerjaan.

  • 29

    6) Mendorong inisiatif

    Tanda yang pasti untuk motivasi tinggi adalah

    banyaknya inisiatif. Kemampuan mengambil inisiatif

    tergantung pemberdayaan dan lingkungan yang mengenal

    kontribusi. Semakin banyak kita mengharapkan orang,

    semakin banyak mereka memberi, semakin kita

    mendukungnya.

    e. Indikator Motivasi Kerja

    Menurut teori kebutuhan McClealland (McClealland’s theory

    of needs) yang dikembangkan oleh David McClealland dan rekan-

    rekannya dalam teori tersebut berfokus pada tiga kebutuhan:

    pencapaian, kekuatan, hubungan (Robbins & Judge, 2009: 230), yaitu:

    1) Kebutuhan pencapaian (needs for achievement): dorongan

    untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras

    untuk berhasil.

    2) Kebutuhan kekuatan (needs for power): kebutuhan untuk

    membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga

    mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.

    3) Kebutuhan hubungan (needs for affilation): keinginan untuk

    menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.

  • 30

    2. Kecerdasan Emosional

    a. Pengertian Kecerdasan Emosional

    Menurut Wibowo (2015) emosi adalah suatu perasaan (afek)

    yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku

    terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar

    dirinya. Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan pada

    tahun 1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University

    dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk

    menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting

    bagi keberhasilan.

    Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengendalikan

    emosi dan rasional secara bersamaan dengan kondisi yang tepat.

    Aristoteles pernah mengatakan bahwa semua orang bisa menjadi

    marah, namun marah dalam kondisi yang tepat tidak dapat dilakukan

    oleh semua orang (Puspasari, 2009: 6)

    Menurut Goleman (1996) kecerdasan emosional adalah

    kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi

    frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan

    kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress

    tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdoa.

    Hal ini menunjukkan bahwa jika karyawan memiliki

    kecerdasan emosi yang baik, akan menimbulkan dampak kinerja yang

  • 31

    baik dalam menjalankan tugas untuk menyelesaikan tujuan

    perusahaan. Kecerdasan emosional merujuk pada kemampuan

    mengenali perasaan kita sendiri dan orang lain, kemampuan

    memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosional

    dengan baik serta dalam membina hubungan dengan orang lain

    (Agustin, 2017).

    b. Penggolongan Kecerdasan Emosional

    Di dalam konsep perilaku organisasi, kecerdasan emosioal

    merupakan sebuah konsep yang dikategorikan sebagai kontroversial

    (Robbins & Judge, 2009: 338), adapun penjabarannya sebagai berikut:

    1) Pendukung Kecerdasan Emosional

    a) Daya Tarik Intuitif

    b) EI meramalkan kinerja paling tingi

    c) EI berbasis biologis

    2) Penentang Kecerdasan Emosional

    a) EI adalah konsep yang samar

    b) EI tidak dapat diukur

    c) Validitas EI masih dipertanyakan

    c. Indikator Kecerdasan Emosional

    Menurut Petrides dan Furnham dalam Wibowo (2015),

    adapun indikator dari kecerdasan emosional adalah sebagai berikut:

  • 32

    1) Pengaturan mood adalah pengelolaan emosi yang

    memudahkan untuk mencapai sasaran dengan cara

    mengelola kondisi, impuls, dan sumber daya diri sendiri.

    2) Keterampilan sosial adalah kepintaran dalam merespons

    tanggapan yang dikehendaki oleh orang lain.

    3) Pemanfaatan emosi adalah kecenderungan emosi yang

    mengantarkan atau memudahkan peraihan sasaran dan tujuan.

    4) Penilaian emosi adalah mengetahui kondisi diri sendiri,

    kesukaan, sumber daya, dan intuisi.

    3. Kepuasan Kerja

    a. Pengertian Kepuasan Kerja

    Kepuasan Kerja adalah cara seorang pekerja merasakan

    pekerjaan. Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap

    terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaannya

    bermacam-macam (Wexley dan Yuki, 2005: 129). Menurut Noor

    (2012) kepuasan kerja adalah keadaan dimana seorang pekerja merasa

    bangga, senang, diperlakukan adil, diakui dan diperhatikan oleh

    atasan, dihargai, merasa aman karena pekerjaannya dapat

    menghasilkan sesuatu yang memenuhi kebutuhan, keinginan, harapan,

    ambisi pribadinya sehingga ia merasa puas secara lahir batin.

    Beberapa studi terakhir telah berusaha mengidentifikasi

    dimensi-dimensi penting dari materi pekerjaan dan mengetahui

  • 33

    bagaimana kepuasan pekerja ditentukan bersama-sama oleh materi

    pekerjaan dan sifat-sifat individu. Berikut ini lima dimensi inti yang

    dikenal dengan:

    1) Ragam ketrampilan (Skill Variety)

    Adalah tingkat dimana suatu pekerjaan menuntut untuk

    berbagi jenis aktivitas dalam menyelesaikan pekerjaannya,

    yang mencakup penggunaan banyak jenis ketrampilan dan

    bakat-bakat pekerja.

    2) Identitas Pekerjaan (Task Identity)

    Adalah tingkat dimana pekerjaan tersebut menuntut

    kelengkapan dalam “suatu kesatuan” dan setiap bagian

    pekerjaan dapat diidentifisir. Yaitu mengerjakan suatu

    pekerjaan mulai dari permulaan hingga berakhir dengan nyata.

    3) Kepentingan Pekerjaan (Task Significance)

    Adalah tingkat dimana suatu pekerjaan memiliki

    dampak penting bagi kehidupan atau pekerjaan orang lain

    apakah dalam lingkungan organisasi maupun lingkungan luar.

    4) Otonomi (Autonomy)

    Adalah tingkat dimana suatu pekerjaan memberikan

    kebebasan, kemandirin serta keleluasaan substansil bagi

    pekerja dalam menjadwalkan pekerjaannya dan dalam

  • 34

    menentukan prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan

    suatu pekerjaan.

    5) Umpan balik pekerjaan itu sendiri (Feedback from the Job

    Itself)

    Adalah suatu tingkat dimana dalam menyelesaikan

    aktivitas-aktivitas kerja yang dituntut oleh suatu pekerjaan

    memberikan konsekuensi pada pekerja mendapatkan informasi

    langsung dan jelas tentang efektivitas pelaksanaan kerjanya.

    b. Teori kepuasan kerja

    Teori ini mencoba untuk mengidentifikasi apa yang membuat

    sebagian orang lebih puas terhadap pekerjaannya. Wibowo (2007)

    menjelaskan diantaranya adalah Two-factor theory dan Value theory.

    1) Two-Factor Theory

    Teori dua faktor merupakan teori kepuasan kerja yang

    menganjurkan bahwa satisfaction (kepuasan) dan dissatisfaction

    (ketidakpuasan) merupakan bagian dari variabel kelompok yang

    berbeda, yaitu motivators dan hygiene factors. Pada teori ini,

    ketidakpuasan dihubungkan dengan kodisi disekitar pekerjaan

    seperti (kondisi kerja, pengupahan, keamanan, kualitas

    pengawasan, dan hubungan dengan orang lain), dan bukannya

    dengan pekerjaan itu sendiri. Karena faktor ini mencegah reaksi

    negatif, dinamakan sebagai hygiene atau maintenance factors.

  • 35

    2) Value Theory

    Menurut teori ini kepuasan kerja terjadi pada tingkatan

    dimana hasil pekerjaan diterima individu seperti diharapkan.

    Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas.

    Semakin sedikit menerima hasil, akan kurang puas. Value theory

    memfokuskan pada hasil manapun yang menilai orang tanpa

    memperhatikan siapa mereka. Kunci menuju kepuasan dalam

    pendekatan ini adalah perbedaan antara aspek pekerjaan yang

    dimiliki dan diinginkan oleh seseorang. Semakin besar perbedaan,

    semakin rendah kepuasan orang.

    c. Faktor-faktor kepuasan kerja

    Ada beberapa hal yang menjadi daya tarik seseorang dalam

    bekerja dilihat dari segi faktor pengaruhnya adalah sebagai berikut:

    1) Pay Satisfaction, menunjukkan rasa karyawan tentang gaji

    termasuk berapa besa yang diterima, kecukupan penghasilan.

    2) Promotion Satisfaction, menunjukkan rasa karyawan tentang

    kebijakan perusahaan dan pelaksanaan kebijakan, termasuk

    promosi jabatan yang andil berdasarkan kemampuan.

    3) Supervision Satisfaction, merefleksikan rasa karyawan tentang

    atasannya, termasuk kompetensi atasan, kesopanan dan

    komunikator yang baik. Penyelia yang baik berarti mau

    menghargai pekerjaan bawahannya.

  • 36

    4) Coworker Satisfaction, menunjukkan rasa karyawan tentang

    rekan sesama karyawan, termasuk kecerdasan, tanggung

    jawab, suka menolong, ramah dan begitu pula sebaliknya,

    teman kerja yang bodoh, suka gosip, dan tidak menyenangkan,

    merupakan faktor yang berhubungan dengan sebagai pegawai

    dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama

    maupun yang berbeda jenis pekerjaannya.

    5) Satisfaction with the work itself, refleksi rasa karyawan tentang

    pekerjaan yang ditugaskan saat ini termasuk apakah pekerjan

    itu menantang, menarik, respek dan membutuhkan

    ketrampilan, dibandingkan dengan pekerjaan yang

    pengulangan tidak mengenakkan.

    d. Pengaruh kepuasan kerja

    Hartatik (2014) mengemukakan bahwa kepuasan kerja dapat

    mempengaruhi beberapa hal adalah sebagai berikut:

    1) Terhadap Produktivitas

    Orang berpendapat bahwa produktivitas dapat dinaikkan

    dengan meningkatkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja mungkin

    merupakan akibat dari produktivitas atau sebaliknya.

    Produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan kepuasan

    kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa apa yang

    telah dicapai perusahaan sesuai apa yang mereka terima

  • 37

    (gaji/upah) yaitu adil dan wajar, serta diasosiasikan dengan

    performa kerja yang ungul.

    2) Ketidakhadiran

    Ketidakhadiran bersifat lebih spontan dan kurang

    mencerminkan ketidakpuasan kerja. Tidak ada hubungan antara

    kepuasan kerja dengan ketidakhadiran. Sebab, ada dua faktor

    perilaku hadir, yaitu motivasi dan kemampuan untuk hadir. Disisi

    lain ada pendapat yang menyatakan bahwa antara kepuasanan dan

    ketidak hadiran/kemangkiran menunjukkan korelasi negatif.

    3) Keluarnya pekerja (Turnover)

    Keluar dari pekejaan mempunyai akibat ekonomis yang

    besar, maka besar kemungkinannya hal ini berhubungan dengan

    ketidakpuasan kerja. Ketidakpuasan kerja dapat diungkapkan

    dalam berbagai cara, misalkan meninggalkan pekerjaan,

    mengeluh, membangkang, mencuri barang milik perusahaan atau

    organisasi, menghindari sebagian tanggung jawab mereka, dan

    lainnya.

    4) Respons terhadap ketidakpuasan kerja

    Ada empat cara dalam mengungkapkan ketidakpuasan

    kerja, yaitu:

    a) Keluar (exit), yaitu meninggalkan pekerjaan dan mencari

    pekerjaan lain.

  • 38

    b) Menyuarakan (voice), yaitu memberikan saran perbaikan

    dan mendiskusikan masalah dengan atasan memperbaiki

    kodisi.

    c) Mengabaikan (neglect), yaitu sikap membiarkan kedaan

    menjadi lebih buruk, sering seperti absen atau semakin

    sering membuat kesalahan.

    d) Kesetiaan (loyality), yaitu menunggu secara pasif sampai

    kondisi menjadi lebih baik, termasuk tetap membela

    perusahaan terhadap kritik dari luar.

    4. Kinerja Karyawan

    a. Pengertian Kinerja

    Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan

    untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu

    organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standard

    seperti biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan

    standard efisinsi, pertanggung jawaban atau akuntabilitas manajemen

    dan semacamnya (Rivai dan Sagala, 2009 : 604). Kinerja karyawan

    mencerminkan perilaku pegawai di tempat kerja sebagai penerapan

    ketrampilan, kemampuan, pengetahuan yang membarikan kontribusi

    nyata. (Kaswan, 2017: 278)

  • 39

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

    Robbins dalam (Noor, 2012 : 280) mengatakan bahwa kinerja

    seseorang dipengaruhi oleh faktor kemampuan atau ability (A),

    motivasi atau motivation (M), dan kesepatan atau opportunity (O);

    yaitu performance = f(AxMxO), artinya kinerja merupakan fungsi dari

    kemampuan, motivasi, dan kesempatan. Kesemptan kinerja adalah

    tingkat-tingkat kinerja yang tinggi sebagian merupakan fungsi dari

    fiadanya rintangan-rintangan pengendali pegawai itu.

    c. Indikator Kinerja

    Pengukuran kinerja berkaitan dengan hasil yang dapat

    dikuantitatifkan dan mengusahakan data setelah kejadian. Dalam buku

    Wibowo (2007) menyebutkan terdapat 7 indikator dalam kinerja

    karyawan, yaitu:

    1) Tujuan

    Tujuan merupakan keadaan yang berbeda secara aktif dicari

    seorang individu atau organisasi untuk dicapai.

    2) Standard

    Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang

    diinginkan dapat dicapai.

    3) Umpan balik

    Umpan balik merupakan masukan yang digunakan untuk

    mengukur kemajuan kinerja, standar kerja, dan pencapaian tujuan.

  • 40

    4) Alat atau sarana

    Alat atau sarana merupakan sumberdaya yang dapat dipergunakan

    untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses.

    5) Kompetensi

    Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja.

    Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

    untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik.

    6) Motif

    Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang untuk

    melakukan sesuatu.

    7) Peluang

    Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk meunjukkan

    prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang menyumbangkan ada

    padanya kekurangan kesempatan untuk erprestasi, yaitu ketersediaan

    waktu dan kesempatan untuk memenuhi syarat.

    d. Penilaian Kinerja

    Penilaian kinerja dapat digunakan untuk menekan perilaku

    yang tidak semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja

    pada waktunya serta pemberian penghargaan, baik yang bersifat

    intrinsik maupun ekstrinsik.

  • 41

    Fathoni (2009) menjelaskan penelitian prestasi kerja

    merupakan upaya membandingkan prestasi aktual pegawai dengan

    prestasi kerja yang diharapkan darinya. Untuk menentukan apakah

    suatu pekerjaan bisa dikerjakan/diselesaikan dengan baik, maka uraian

    pekerjaan akan sangat membantu dalam penentuan sasaran

    pekerjaannya. Pengalaman banyak organisasi menunjukkan bahwa

    suatu sistem penilaian prestasi kerja yang baik sangat bermanfaat

    untuk berbagai kepentingan, seperti:

    1) Mendorong peningkatan prestasi kerja. Dengan mengetahui

    hasil prestasi kerja, ketiga pihak yang terlibat dapat mengambil

    berbagai langkah yang diperlukan agar prestasi kerja para

    pegawai lebih meningkat lagi di masa-masa yang akan datang.

    2) Sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pemberian

    imbalan. Telah dimaklumi bahwa imbalan yang diberikan oleh

    organisasi kepada para anggotanya tidak hanya terbatas pada

    upah/atau gaji yang merupakan penghasilan tetap bagi

    anggotanya yang bersangkutan, akan tetapi juga berbagai

    imbalan lainnya seperti bonus akhir tahun, hadiah pada hari-

    hari besar tertentu, dan bahkan juga oleh banyak organisasi

    niaga pemilikan sejumlah saham perusahaan. Keputusan

    tentang siapa yang berhak menerima berbagai imbalan tersebut

    dapat didasarkan antara lain pada hasil penilaian atas prestasi

    kerja pegawai yang bersangkutan.

  • 42

    3) Untuk kepentingan mutasi pegawai. Prestasi kerja seseorang

    dimasa lalu merupakan dasar bagi pengambilan keputusan

    mutasi baginya di masa depan, apapun bentuk mutasi tersebut

    seperti promosi, alih tugas, alih wilayah maupun demosi.

    4) Guna menyusun program pendidikan dan pelatihan baik yang

    dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kekurangan dan

    kelemahan maupun untuk mengembangkan potensi karyawan

    yang ternyata belum sepenuhnya digali dan yang terungkap

    melalui penilaian prestasi kerja.

    5) Membantu para pegawai menentukan rencana kariernya dan

    dengan bantuan bagian kepegawaian menyusun program

    pengembangan karier yang paling tepat dalam arti sesuai

    dengan kebutuhan para pegawai dan dengan kepentingan

    organisasi.

    5. Organizational Citizenship Behavior

    a. Pengertian Organizational Citizenship Behavior

    Organizational Citizenship Behavior adalah perilaku pilihan

    yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja formal seorang

    karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut secara

    efektif (Robbin & Judge, 2008: 40).

    OCB merupakan perilaku individu yang bebas, tidak secara

    langsung atau eksplisit diakui dalam system pemberian penghargaan

  • 43

    dan dalam mempromosikan fungsi efektif organisasi atau dengan kata

    lain OCB adalah perilaku karyawan yang melebihi peran yang

    diwajibkan, yang tidak secara langsung atau eksplisit diakui oleh

    system reward formal. Bebas dalam arti bahwa perilaku tersebut

    bukan merupakan persyaratan yang harus dilaksanakan dalam peran

    tertentu atau deskripsi kerja tertentu, atau perilaku yang merupakan

    pilihan pribadi menurut Podsakoff et.al. dalam (Ticoalu, 2013).

    b. Manfaat

    Menurut Fidiyanto, dkk (2018) Manfaat dari Organizational

    Citizenship Behavior (OCB) adalah sebagai berikut:

    1) OCB meningkatkan produktivitas rekan kerja.

    2) OCB meningkatkan produkivitas manajer.

    3) OCB menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan

    organisasi secara keseluruhan.

    4) OCB membantu menghemat energi sumber daya yang langka

    untuk memelihara fungsi kelompok.

    5) OCB dapat menjadi sarana efektif untuk mengkoordinasi

    kegiatan-kegiatan kegiatan kerja. Menampilkan perilaku civic

    virtue (seperti mengadiri dan berpartisipasi aktif dalam

    pertemuan di unit kerjanya) akan membantu koordinasi diantara

    anggota kelompok. Yang akhirnya secara potensial

    meningkatkan efektivitas dan efisiensi kelompok.

  • 44

    6) OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik

    dan mempertahankan karyawan terbaik.

    7) Organisasi meningkatkan stabilitas kinerja organisasi.

    8) OCB meningkatkan kemampuan organisasi untuk

    berpartisipasi dengan perubahan lingkungan.

    c. Faktor-Faktor Organizational Citizenship Behavior

    Fidiyanto, dkk (2018) menjabarkan Faktor-faktor yang

    mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior adalah sebagai

    berikut:

    1) Budaya dan iklim organisasi

    2) Kepribadian dan suasana hati.

    3) Persepsi terhadap dukungan organisasional

    4) Persepsi terhadap kualias interkasi atasan bawahan

    5) Masa kerja

    6) Jenis kelamin

    d. Dimensi-dimensi

    Terdapat lima dimensi OCB yaitu Organ (Lestari & Ghabi, 2018):

    1) Altruism, perilaku membantu rekan kerja yang menghadapi

    kesulitan yang berkaitan erat dengan tugas operasional

    organisasi tanpa ada paksaan.

  • 45

    2) Conscuentiousness, perilaku yang ditunjukkan melebihi syarat

    minimal yang dikehendaki perusahaan, seperti hadir lebih awal,

    memanfaatkan waktu kerja dengan maksimal

    3) Sportmanship, perilaku positif terhadap organisasi, dengan

    memberikan toleransi atau tidak mengeluh ataupun menuntut

    terhadap kondisi yang kurang ideal dalam organisasi.

    4) Courtessy, perilaku menjaga hubungan baik dengan sesama

    rekan kerja, mencegah konflik supaya terhindar dari masalah

    interpersonal

    5) Civic Virtue, perilaku yang mencerminkan turut serta

    bertanggung jawab dan berpartisipasi pada keberlangsungan

    organisasi

    C. Kerangka penelitian

    Kerangka penelitian yang akan digunakan menunjukkan arah bagi

    suatu penelitian agar dapat berjalan pada lingkup yang telah ditetapkan. Dari

    tema yang penulis tetapkan maka disimpulkan model penelitian sebagai

    berikut:

  • 46

    Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

    Variabel bebas (X) meliputi motivasi kerja (X1), kecerdasan

    emosional (X2), dan kepuasan kerja (X3). Sedangkan variabel terikat (Y)

    adalah kinerja karyawan dan dimoderasi oleh Organizational Citizenship

    Behavior.

    D. Hipotesis

    Hipotesis merupakan dugaan yang kuat atau jawaban yang bersifat

    tentatif terhadap suatu masalah. Sebagai suatu dugaan yang kuat dan mungkin

    benar, serta perlu dibuktikan, maka hipotesis pada umumnya bersandar pada

    teori yang telah mempunyai kekuatan dan pengakuan masyarakat ilmiah.

    (Yusuf, 2017:136)

    H1

    H2

    H3

    H6

    H5

    H4

    Organizational

    Citizenship Behavior

    (Z)

    Kinerja Karyawan

    (Y)

    Motivasi Kerja

    (X1)

    Kecerdasan Emosional

    (X2)

    Kepuasan Kerja

    (X3)

  • 47

    Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka pemikiran di atas,

    maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan?

    Motivasi itu timbul tidak saja karena ada unsur didalam dirinya,

    tetapi juga karena adanya stimulus dari luar. Seberapa pun tingkat

    kemampuan yang dimiliki seseorang mereka pasti butuh motivasi.

    Dengan perkataan lain potensi sumberdaya manusia adalah sesuatu yang

    terbatas. Kinerja seseorang dengan demikian merupakan fungsi dari

    faktor-faktor kemampuan dan motivasi dirinya (Mangkuprawira, 2008:

    55)

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arbie & Tumbuan

    (2018) mendapatkan koefisien korelasi (r) diperoleh nilai 0,341 hal ini

    berarti terjadi hubungan yang sangat lemah antara variabel X1 dan X2

    terhadap kinerja (Y). Nilai F-statistik yang diperoleh 8.94 sedangkan F-

    tabel 7,401 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari

    tingkat α (0,01). Hasil penelitian ini bahwa motivasi kerja perngaruh

    signifikan terhadap kinerja kerja karywan karena tingkat signifikan

    lebih kecil

  • 48

    2. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Karyawan

    Menurut Goleman (1996) kecerdasan emosional adalah

    kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain,

    kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola

    emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan

    orang lain melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri,

    motivasi diri, empati, dan keterampilan atau kemampuan sosial.

    Dalam penelitian Wibowo (2015) Hasil analisis menunjukkan

    bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini didukung dari nilai t

    hitung sebesar 5,288 dengan nilai probabilitas (p) atau signifikansi

    0,000 < 0,05, yang berarti kecerdasan emosional berpengaruh

    signifikan dalam meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini berarti

    semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki teller pada PT.

    Bank Negara Indonesia, (Persero), Tbk maka dia akan semakin baik

    kinerjanya. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat dugaan dalam

    penelitian ini sebagai berikut:

    H2: Kecerdasan Emosional berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap Kinerja Karyawan PT BPRS BINA FINANSIA Semarang

    3. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan?

    Keyakinan bahwa karyawan yang merasa puas jauh lebih

    produktif bila dibandingkan dengan karyawan yang tidak puas telah

    menjadi prinsip dasar diantara para manager selama bertahun-tahun,

  • 49

    meskipun baru ada penelitian yang mendukung teori ini seperti yang

    dikemukakan oleh Fauzi, dkk (2016), dari hasil perhitungan t-hitung

    (2,600) > t tabel (1,697) atau sig 0,015 < 0,05. Dengan demikian

    H5 diterima, Maka dapat disimpulkan ada pengaruh positif yang

    signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.

    Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah:

    H3 : Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    Kinerja Karyawan PT BPRS BINA FINANSIA Semarang

    4. Pengaruh Motivasi Kerja yang Dimoderasi oleh Organizational

    Citizenship Behavior terhadap Kinerja Karyawan?

    Penelitian & Wahyono (2017) menyimpulkan Karyawan yang

    memiliki motivasi kerja yang tinggi, cenderung dapat meningkatakan

    adanya perilku Organizational Citizenship Behavior (OCB), Artinya

    bahwa karyawan senang dengan pekerjaan yang memberikan

    tantangan untuk menambah wawasan dan mengembangkan

    keterampilan mereka dalam bekerja untuk perusahaan, siap menerima

    apabila menempatkan karyawan ke posisi pekerjaan yang baru, dan

    banyaknya pekerjaan tidak menjadi beban bagi karyawan.

    Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Vanindya (2015)

    Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.

    Data tersenut diperoleh dari dokumen STIE Mandala Jember, hasil wawancara,

    dan penyebaran kuisioner. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur

    (path analysis). Hasil menunjukkan bahwa motivasi dan kepribadian

  • 50

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship

    Behavior (OCB) pada karyawan STIE Mandala Jember, menunjukkan bahwa

    motivasi dan kepribadian dapat mendukung atau dapat menjadi variabel

    pembentuk OCB. Maka Hipotesis yang diajukan adalah:

    H4 : Variabel Organizational Citizenship Behavior dapat memoderasi

    pengaruh antara Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT

    BPRS BINA FINANSIA Semarang

    5. Pengaruh Kecerdasan Emosional yang dimoderasi oleh Organizational

    Citizenship Behavior terhadap Kinerja Karyawan?

    Para peneliti bidang sumber daya manusia dalam melaksanakan

    rekrutmen karyawan sebaiknya memperhatikan faktor-faktor kecerdasan

    emosional hasil penelitian ini untuk mengkaji secara komprehensif

    terhadap kinerja karyawan. apabila kecerdasan emosional meningkat

    menyebabkan peningkatan kualitas kinerja karyawan, karyawan