17
ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH MINIMUM, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PEYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Rosi Noviendri 165020101111060 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2021

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN

PEMERINTAH, UPAH MINIMUM, TINGKAT

PENDIDIKAN, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

TERHADAP PEYERAPAN TENAGA KERJA DI

KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Rosi Noviendri

165020101111060

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021

Page 2: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …
Page 3: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Analisis Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Upah Minimum, Tingkat Pendidikan, dan

Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten/Kota Provinsi

Jawa Timur

Rosi Noviendri

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universita Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana kondisi penyerapan tenaga kerja di

Kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur selama periode tahu 2015 sampai dengan 2019, serta

mengidentifikasi dampak yang diberikan dari berbagai faktor yaitu Pengeluaran Pemerintah,

Upah Minimum, Tingkat Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap penyerapan tenaga

kerja di kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif,

dimana data yang digunakan merupakan data sekunder yang didapat dari instansi terkait. Metode

analisis yang digunakan yaitu regresi data panel melalui Eviews 9 untuk mengetahui bagaimana

pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terukat. Setelah melakukan pengujian,

diperoleh hasil dimana bahwa pengeluaran pemerintah kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur

pengaruh signifikan positif terhadap penyerapan tenaga kerja , upah minum kabupaten/kota

provinsi jawa timur tidak mempengaruhi penyerapan tenaga kerja, tingkat pendidikan

Kabupaten/kota provinsi jawa timur berpengaruh signifikan namun negatif terhadap penyerapan

tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota provinsi jawa timur memiliki pengaruh

positif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja.

Kata Kunci: Penyerapan Tenaga Kerja, Pengeluaran Pemerintah, Upah Minimum, Tingkat

Pendidikan, Pertumbuhan Ekonomi

A. PENDAHULUAN

Ketenagakerjaan menjadi salah satu permasalahan yang selalu diperhatikan pemerintah dari

waktu ke waktu dikarenakan erat kaitannya dengan pengangguran baik secara langsung ataupun

tidak. Dalam permasalahan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran

menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan, kriminalitas, serta mengahambat pembangunan

ekonomi dalam jangka panjang.

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah atau banyaknya orang yang bekerja di bebagai

sektor lapangan pekerjaan (Kuncoro 2002) . Jumlah tenaga kerja akan mengalami berbagai macam

perubahan seiiring dengan perkembangan pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi.

Untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam penyerapan tenaga kerja bosa dengan jumlah

tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan. Dengan hal itu pula dapat mencerminkan bagaimana

perekonomian disuatu negara.

Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27 Ayat 2,

disebutkan bahwa setiap warga negara berhak atas pengerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan. Artinya, bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk mendapatkan pekerjaan

tanpa membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan

kemampuantenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang sama terhadap para

penyandang cacat. Oleh karena itu pemerintah wajib berupaya menciptakan lapangan pekerjaan

yang layak bagi seluruh warga negara.

Jawa Timur merupakan Provinsi terluas yang berada di Pulau Jawa dengan luas mencapai

47.799,75 km2 dengan jumlah penduduk menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi

Jawa Timur berjumlah 39.698.631 jiwa. Tingkat pengangguran Provinsi Jawa Timur sebesar 3,38

% yakni sebesar 826 ribu orang. Sedangkan jumlah angkatan kerja dijawa timur terus meningkat

tiap tahunnya yaitu sebesar 21.499.386 jiwa.

Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi penyerapan tenaga kerja salah satunya yaitu

pengeluaran pemerintah. Dalam hal ini pemerintah daerah berperan penting dalam penciptaan

Page 4: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

lapangan pekerjaan yang layak. Menurut Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

pemerintah daerah, pemerintah pusat memberikan kesempatan untuk pemerintah daerah mengatur

dan mengelola pembangunan daerahnya sesuai dengan kemampuan dan proporsi daerah masing –

masing. Kesembapatan mengatur dan mengola ini dapat diliahat dari kebijakan pengeluaran

pemerintah dituangkan dalam APBD. Kebijakan Pengeluaran pemerintah ini dilihat dari total

belanja yang dialokasikan, pengeluaran pemerintah, investasi yang nantinya memiliki pengaruh

terhadap penyerapan tenaga kerja (Alfiat 2012).

Selain itu salah satu faktor lain penyerapan tenaga kerja yaitu mengenai kebijakan penetapan

Upah Minimum. Dari tahun- ketahun penetapan upah minimum diindonesia selalu mengalami

kenaikan.. Jika dilihat dalam PP No.78/2015 tentang pengupahan, upah minimum mengalami

kenaikan sebesar 8,03% di tahun 2019 namun kenaikan upah tersebut tidak diiringi dengan

Produktivitas tenaga kerjanya. Menurut Susilowati & Wahyuni, (2019) upah minimum

berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja namun secara negatif yang berarti setiap kenaikan

upah dapat mengurangi jumlah tenaga kerja dalam hal ini di cibadng Industri di Indonesia

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator lain yang sangat penting bagi penyerapan

tenaga kerja. Hal ini di sebabkan karena permintaan dari tenaga kerja merupakan turunan dari

permintaan output, sehingga secara umum terjadi pergerakkan yang sama antara pertumbuhan

permintaan output dengan penyerapan tenaga kerja (Ehrenberg, Ronald G., dan Smith, 2003).

Selain itu pembangunan ekonomi merupakan upaya untuk mencapai kesejahteraan sosial, yaitu

berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi

dan taraf hidup masyarakat. Salah satu tujuan penting dalam pembangunan ekonomi adalah

menyediakan lapangan pekerjaan yang cukup untuk meningkatkan pertumbuhan angkatan kerja.

Menurut data laju pertumbuhan di jawa timur pada tahun 2017 mencapai 5,46%, di tahun 2018

sebesar 5,5% dan ditahun 2019 turun menjadi 5,52%. Terjadi peningkatan laju pertumbuhan dari

tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan provinsi lain di pulai Jawa, laju pertumbuhan

ekonomi di Jawa Timur masih dibawah DI Yogyakarta dan DKI Jakarta pada tahun 2019 tetapi

lebih tinggi dibanding Provinsi Jawa Barat yang sebesar 5,07%.

Faktor lain dalam penyerapan tenaga kerja yang tinggi yaitu didukung oleh kualitas sumber

daya manusianya. Pendidikan merupakan indikator dari keberhasilan suatu bangsa. Kualitas

pendidikan yang tinggi akan mempertinggi kualitas sumber daya manusianya. Kualitas pendidikan

dapat dilihat dari tingginya angka kelulusan. Semakin tinggi angka kelulusan, maka kualitas

pendidikan semakin baik. Menurut data tingkat pendidikan yang ditamatkan pada agustus 2019,

Tingkat Pengagguran Terbuka (TPT) untuk Sekolah Mengah Kejuruan (SMK) masih

mendominasi di antara tingkat pendidikan lain yaitu, sebesar 8,65 %. TPT tertinggi berikutnya

terdapat pada Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 7,07 persen. Sebaliknya TPT terendah

terdapat pada pendidikan SD kebawah sebesar 1,54 %. Tingkat pengangguran didominasi oleh

lulusan yang berpendidikan tinggi sedangkan tenaga kerja lebih banyak terserap pada lulusan SD

kebawah. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Buchari, (2016)

mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan memberikan dampak signifikan positif pada

penyerapan tenaga kerja pada industri manufaktur di Pulau Sumatera.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Teori Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan pekerjaan yang sudah terisi yang

tercermin dari banyaknya jumlah penduduk bekerja. Penduduk yang bekerja terserap dan tersebar

di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk bekerja disebabkan oleh adanya

permintaan tenaga kerja. Oleh karena itu penyerapan tenaga kerja dapat dikatakan sebagai

permintaan tenaga kerja (Kuncoro 2002).

Permintaan Tenaga Kerja Dalam Jangka Pendek

Besarnya penempatan (jumlah orang yang bekerja atau tingkat employment) dipengaruhi oleh

faktor kekuatan penyediaan dan permintaan tenaga kerja. Besarnya permintaan perusahaan akan

tenaga kerja pada dasarnya bergantung pada besarnya permintaan masyarakat terhadap barang dan

jasa yang dihasilkan perusahaan. Permintaan tenaga kerja dalam jangka pendek ialah penyesuaian

penggunaan modal dan tenaga kerja, dalam jangka pendek perusahaan tidak bisa menambah modal

dan hanya bisa menambah penggunaan tenaga kerja untuk meningkatkan output.

Page 5: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Gambar 1.1 Fungsi Permintaan Tenaga Kerja Jangka Pendek

Sumber: (Simanjuntak 1985)

Pada gambar diatas menampilkan fungsi permintaaan dari satu perusahaan terhadap tenaga

kerja. Fungsi ini berbeda-beda setiap perusahaan sesuai produktivitas masing-masing faktor dan

efisiensi di tiap-tiap perusahaan. Garis DD menjelaskan besarnya nilai hasil marginal (〖VMPP〗_L) untuk setiap tenaga kerja. Bila jumlah pekerja dipekerjakan sebanyak 0A = 100 orang, maka (

〖VMPP〗_L) nya sama dengan 〖MPP〗_L X = W_1. Nilai ini lebih besar dari tingkat upah

yang sedang berlaku (W). Oleh Karena itu, laba perusahaan akan bertambah dengan menambah

tenaga kerja baru. Pengusaha dapat terus menambahkan laba perusahaan dengan memperkerjakan

orang hingga 0N.

Permintaan Tenaga Kerja Dalam Jangka Panjang

Jangka panjang dalam teori perusahaan adalah konsep perusahaan dalam melakukan

penyesuaian penuh terhadap keadaan ekonomi yang berubah. Perusahaan memiliki kebebasan

untuk menyesuaikan penggunaan tenaga kerja dengan menggunakan perubahan terhadap input

lainnya. Penyesuaian dalam penggunaan tenaga kerja yang dapat dilakukan oleh perusahaan

apabila perusahaan itu tidak atau sanggup mengadakan perubahan terhadap inputnya yang lain.

Sebagaimana Gambar memperlihatkannya, suatu output dari 19 ton batubara dapat dihasilkan

dengan satu unit tenaga kerja yang di kombinasikan dengan empat unit modal. Dan dapat

dihasilkan dengan dua unit tenaga kerja dan tiga unit modal. Seperti sudah ditetapkan 19 ton dapat

dihasilkan oleh bentuk kombinasi yang mana saja antara modal dengan tenaga kerja yang

diperlihatkan sepanjang garis isokuan yang relevan.

Perusahaan akan menghasilkan output dengan kombinasi tenaga kerja dan modal yang mana

saja asalkan mengandung biaya paling rendah.

Gambar 2.2 Kombinasi Tenaga Kerja dan Modal Jangka Panjang

Page 6: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Sumber: (Bellante and Jackson 1990)

Gambar diatas merupakan kombinasi tenaga kerja yang memberikan biaya paling rendah.

Perusahaan dapat menghasilkan 19 ton batubara dengan berbagai macam kombinasi tenaga kerja

dan modal, termasuk yang diperlihatkan pada titik C, D dan E. Walaupun demikian, perusahaan

sebaiknya memilih kombinasi C, karena dengan $60 merupakan kombinasi paling murah untuk

menghasilkan 19 ton batubara.

Pengeluaran Pemerintah

Pengluaran pemerintah (goverment expenditure) merupakan cerminan kebijakan pemerintah.

Kebijakan tersebut terkait dengan kebijakan pemerintah dalam membelanjakan pendapatan untuk

membeli barang dan jasa. Kebijakan ini diambil untuk mensejahterakan rakyatnya melalui

berbagai program terutama pelayanan di sektor publik (mangkoesoebroto 2003)

Teori-teori pengeluaran pemerintah dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave,

menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan tahap pembangunan ekonomi.

Pada tahap awal perkembangan ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total investasi

besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana. Pada tahap menengah

investasi pemerintah tetap diperlukan untuk menghindari terjadinya kegagalan pasar yang

disebabkan oleh investasi swasta yang sudah semakin besar pula. Pada tingkat ekonomi yang lebih

lanjut, aktivitas pemerintah beralih pada bentuk pengeluaran pengeluaran untuk aktivitas-aktivitas

sosial.

Upah Minimum

Upah minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku

industri untuk memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha

atau kerjanya. Batas standar upah minimum regional akan mempengaruhi jumlah orang untuk

masuk kedalam pasar tenaga kerja. Penetapan upah minimum memiliki tujuan agar pekerja

memperoleh penghasilan yang layak sebagai balas jasa tenaga kerja yang diberikan kepada pihak

yang menggunakan

Pengenaan upah minimum yang efektif akan mempengaruhi jumlah tenaga kerja. Kenyataan ini

bisa diperlihatkan pada Gambar 2.4 bahwa kurva permintaan tenaga kerja adalah DD dan kurva

penawannya adalah SS. Titik pertemuan kedua kurva ini menunjukkan keseimbangan upah pada

U_edan banyak tenaga kerja yang dipekerjakan 〖TK〗_e. Apabila ditetapkan upah minim

sebesar U_m yang berada di atas upah nyata yang terjadi di pasar U_e, maka jumlah tenaga kerja

yang dikerjakan akan berkurang dari 〖TK〗_e ke titik 〖TK〗_m.

Gambar 2.3 Pengaruh Upah Minimum Dalam Persaingan Sempurna

Page 7: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Sumber: (Tjiptoherijanto 1989)

Pengurangan pekerja sebesar 〖TK〗_e- 〖TK〗_m ini lebih kecil dari kelebihan penawaran

tenaga kerja akibat penetapan upah minimum. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya orang

yang ingin masuk pasar kerja apabila mendengar upah dinaikkan. Namun pengusaha justru

berusaha mengurangi pekerjaannya. Sehingga orang yang ingin bekerja dengan tingkat upah yang

baru tersebut, U_m, tidak bisa dipekerjakan. Keaadan ini menyebabkan sebagian orang kehilangan

pekerjaannya, garis ab, dan yang lain mungkin bekerja dimana saja meskipun dengan tingkat upah

yang lebih rendah dari U_m, seperti ditunjukkan dengan garis bc. Ukuran dari kedua komponen

ini, ab dan bc sangat berantung pada kurva-kurva penawaran dan permintaan tenaga kerja

Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan modal dasar yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan. dalam

prosesnya pendidikan bertujuan untuk menambah keterampilan, pengetahuan, dan meningkatkan

kemandirian maupun pembentukan kepribadian seseorang. Semakin tinggi pendidikan, semakin

tinggi pula kemampuan untuk bekerja secara produktif yang nantinya dipakai sebagai indikator

mutu tenaga kerja (Sumarsono 2009)

Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan, yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara

menyajikan bahan pengajaran (Ihsan, 2006). Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003 menjelaskan bahwa indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan

kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan

tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang

dikembangkan, yaitu terdiri dari:

• Pendidikan dasar

Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang

melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar terdiri dari :

- Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah

- SMP atau MTs

• Pendidikan menengah

Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri dari:

- SMA dan MA

- SMK dan MAK

• Pendidikan tinggi

Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister,

doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Pendidikan tinggi terdiri atas:

- Akademik

- Institut

- Sekolah Tinggi

Page 8: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Pertumbuhan Ekonomi

Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan kemampuan dari

suatu perekonomian dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa. Pertumbuhan ekonomi

adalah salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan

ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana

aktivitas perekomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode

tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-

faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan

suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya

pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi

juga akan meningkat.

Teori Pertumbuhan Keynes

Jhon Maynard Keynes, mengemukakan pandangan dan menulis buku yang pada akhirnya

menjadi landasan kepada teori makroekonomi modern. Pandangan tersebut dikemukakan dalam

buku yang berjudul: The General Theory of Employment, Interest and Money dan diterbitkan pada

tahun 1936. Dalam bukunya Keynes berpendapat pengeluaran agregat , yaitu perbelanjaan

masyarakat ke atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan

ekonomi yang dicapai suatu negara. Selain menerangkan faktor yang menentukan tingkat kegiatan

perekonomian negara dan keadaan yang menciptakan berbagai masalah analisis makroekonomi

juga menjelaskan langkah-langkah yang dapat digunakan pemerintah untuk mengatasi masalah

tersebut.

C. METODELOGI PENELITIAN

Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur, yang memiliki 29 Kabupaten dan 9 kota. Jawa

timur dipilih sebagai lokasi penelitian dikarenakan Jawa timur merupakan salah satu provinsi yang

memiliki jumlah penduduk dan wilayah terbesar di Pulau Jawa. Selain itu peneliti juga tertarik

terhadap dinamika penyerapan tenaga kerja yang ada di Jawa Timur.

jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode

penelitian kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui

nilai masing-masing variabel yang sifatnya independen tanpa membuat hubungan maupun

perbandingan dengan variabel lain. Variabel tersebut dapat menggambarkan secara sistematik

mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.Penelitian deskriptif dilakukan dengan tujuan

utama untuk menggambarkan atau mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif.

Metode penelitian kuantitatif merupakan metode yang menggunakan prosedur-prosedur statistik

ataupun pengukuran dengan memusatkan pada fenomena soaial yang mempunyai karakteristik

tertentu dan dijabarkan dalam beberapa komponen, variabel dan indikator.Dalam metode

kuantitatif hubungan antara variabel dianalisis dengan teori yang objektif.

Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder yang diperoleh dalam

bentuk angka dan analisisnya menggunakan statistik. Sumber data diperoleh dari instansi terkait

permasalahan penelitian seperti BPS (Badan Pusat Statistik)

Tabel 1.1 jenis dan Sumber Data

No. Jenis Data Sumber Data

1. Penyerapan Tenaga Kerja BPS Jawa Timur

2. Pengeluaran Pemerintah BPS Jawa Timur

3. Upah Minimum Kabupaten/Kota Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur

4. PDRB BPS Jawa Timur

5. Tingkat Pendidikan BPS Jawa Timur

Page 9: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif menurut Kuncoro

(2009), berarti kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya

dapat ditafsirkan. Analisis deskriptif merupakan teknik analisa dengan menyajikan data berupa

tabel, rasio dan persentase yang selanjutnya memaknai angka-angka persentase dan rasio yang

diperoleh dari pengolahan data. Pendekatan kuantitatif menggunakan teknik analisis panel data

(pooled data) sebagai alat pengolahan data menggunakan program. Sedangkan metode analisis

yang digunakan yaitu metode analisis data panel dimana untuk mengatahui pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat di kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur, peneliti menggunakan

metode analisis regresi berganda panel data. Berikut model persamaan estimasi dalam penelitian

ini:

Keterangan :

PTK : Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Jawa Timur

PP : Pengeluaran Pemerintah Di Provinsi Jawa Timur

UMK : Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur

TP : Tingkat Pendidikan Di provinsi Jawa Timur

PDRB : Produk Doestik Regional Bruto Di provinsi Jawa Timur

: Intersep

: Koefisien regresi variabel bebas

: Komponen error di waktu t dan untuk cross section i

i : Cross Section ( kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur)

t : Time Series (tahun 2015-2019)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Analisis dan Pembahasan Uji Statistik

Untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel independen yang ada terhadap variabel

dependen yang diteliti, perlu diketahui model apa yang tepat untuk selanjutnya model tersebut

dapat di estimasi. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis data panel. Untuk mendapatkan

hasil yang terbaik dari regresi data panel maka sebelum itu kita haru melihat hasil dari setiap

model yaitu, model common effect, fixed effect, dan random effect. Dari ketiga model terdebut

dipilih berdasarkan hasil pengujian Uji Chow, Uji Huasman, Dan Lagrange Multiplier.

uji chow

Uji chow dilakukan dengan cara membandingkan antara commond effect model dengan fixed

effect model. Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:

H0 (α>0,05): Pilih Common Effect

H1 (α<0,05): Pilih Fixed Effect

Apabila nilai P-value < α (0,05) maka H0 ditolak yang artinya model yang tepat untuk

regresi data panel adalah model Fixed Effect dan bila hasil P-value > α maka H0 diterima sehingga

model Common Effect yang dipilih. Hasil Uji Chow yang telah dilakukan dalam penelitian ini

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.2 Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 11.673248 (37,147) 0.0000

Cross-section Chi-square 259.065087 37 0.0000

Sumber Data Diolah,2020

Berdasarkan hasil uji chow yang ditunjukkam Pada tabel diatas diketahui bahwa nilai F statistik

adalah sebsar 11.673 dan nilai probabilitas F adalah sebesar 0,0000 < 0,05 sehingga H0 ditolak.

Page 10: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Dengan hasil pengujian Uji Chow di atas maka model yang cocok untuk digunakan dalam

penelitian ini adalah model Fixed Effect.

Uji Husman

Setelah mengetahui bahwa dalam uji chow model yang tepat digunakan adalah fixed effect

model, dilakukan pengujian kembali untuk mengetahui model yang tepat untuk digunakan adalah

fixed effect model atau random effect model yaitu dengan Uji hausman. Hipotesis yang digunakan

dalam uji ini adalah:

H0 (α>0,05): Pilih Random Effect

H1 (α<0,05): Pilih Fixed Effect

Apabila nilai P-value lebih besar dari nilai α (0,05) maka H0 diterima yang artinya model Random

Effect lebih baik untuk digunakan dan begitu juga sebaliknya bila hasil P-value lebih kecil dari

nilai α maka lebih baik menggunakan model Fixed Effect. Hasil Uji Hausman yang telah dilakukan

dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.3 Uji hausman

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 8.930897 4 0.0629

Sumber Eviews 9 (Diolah penulis, 2020)

Berdasarkan pengujian Uji Hausman yang diperlihatkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa

nilai probabilitas Chi-Sq adalah 0,0629> 0,05 sehingga H0 diterima yang artinya model yang

cocok berdasarkan Uji Hausman adalah model Random Effect.

Uji Lagrange Multiplier

Pengujian ini dilakukan untuk memilih antara model common effect atau model random effect.

Hipotesis yang digunakan dalam uji ini adalah:

H0 (α>0,05): Pilih Common Effect

H1 (α<0,05): Pilih Random Effect

Apabila dari nilai probabilitas Breusc-Pagan lebih besar nilai α (0,05) maka H0 diterima yang

artinya model Common Effect lebih baik untuk digunakan, tetapi bila hasil probabilitas Breusch-

Pagan lebih kecil dari nilai α maka lebih baik menggunakan model Random Effect. Hasil Uji

Lagrange Multiplier yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.4 uji LM

Test Hypothesis

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 155.9767 2.225221 158.2019

(0.0000) (0.1358) (0.0000)

Sumber: Eviews 9 (Diolah Penulis,2020)

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai probabilitas Breusch-Pagan adalah 0,0000 < 0,05

sehingga H0 ditolak sedangkan H1 diterima yang artinya model yang cocok berdasarkan Uji

Hausman adalah model Random Effect. Model Random Effect menggunakan metode Generalized

Least Square sehingga penelitian ini tidak perlu menggunakan uji asumsi klasik.

Hasil Analisis Regresi

Dalam penelitian ini digunakan program Eviews 9 untuk melihat pengaruh antara variabel

bebas (independent variable) yakni pengeluaran pemerintah (PP), Upah Minimum Kota (UPK),

Page 11: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Pertimbuhan ekonomi dan Tingkat Pendidikan (TP)terhadap variabel terikat (dependent Variable)

yaitu penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur dengan melakukan

pengujian analisis regresi data panel. Hasil dari analisi regresi data panel dengan menggunakan

model estimasi Random Effect Model dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.5 Hasil Analisis Random Effect Model

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 720939.2 96300.93 7.486316 0.0000

PP 0.015951 0.006578 2.424973 0.0163

UMK 0.028112 0.015471 1.817073 0.0708

TP -58821.21 12515.19 -4.699985 0.0000

PDRB 3.939683 0.258315 15.25146 0.0000

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 179023.3 0.6918

Idiosyncratic random 119495.2 0.3082

Weighted Statistics

R-squared 0.596701 Mean dependent var 153005.6

Adjusted R-squared 0.587934 S.D. dependent var 188473.9

S.E. of regression 121040.9 Sum squared resid 2.70E+12

F-statistic 68.05935 Durbin-Watson stat 1.328066

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: Eviews 9 (diolah penulis, 2020)

Berdasarkan hasil regresi tersebut maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut

Y= 720939.2 + 0.015951 + 0.028112 – 58821.21 + 3.939683 + Berdasarkan model diatas, maka masing-masing variabel bebas dalam model (pengeluran

pemerintah, upah minimum kota, tingkat pendidikan dan pertumbuhan ekonomi)dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Konstanta

Persamaan regresi dalam penelitian ini memiliki konstanta bernilai positif sebesar

720939.2 yang menjelaskan bahwa apabila smua variabel independen didalam

penelitian bernilai nol maka penyerapan tenaga kerja Kabpaten/Kota di Provinsi

Jawa Timur akan meningkat sebesar 720939.2%.

2. Variabel Pengeluaran Pemerintah (X1)

Variabel pengeluaran pemerintah memiliki koefisien regresi bernilai positif

0.015951 artinya apabila nilai Pengeluaran Pemerintah mengalami kenaikan

sebesar 1% maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Timur sebesar 0.015951%.

3. Variabel Upah Minimum Kota (X2)

Variabel Upah Minimum Kota memiliki koefisien regresi bernilai positif

0.028112 artinya apabila nilai Upah Minimum Kota mengalami kenaikan sebesar

1% maka akan meningkatkan Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Timur sebesar 0.028112%.

4. Variabel Tingkat Pendidikan (X3)

Variabel Tingkat Pendidikan memiliki koefisien regresi bernilai negatif sebesar

58821.21 artinya apabila nilai Tingkat pendidikan meningkat sebesar 1% maka

penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/Kota di Jawa Timur akan mengalami

penurunan sebesar 58821.21%

5. Variabel Pertumbuhan Ekonomi (X4)

Page 12: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Variabel Pertimbuhan Ekonomi memiliki koefisien regresi bernilai positif sebesar

3.939683 artinya apabila nilai Pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 1% maka

penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur akan

meningkat sebesar 3.939683%

Pengujian Hipotesis

Uji t (parsial)

Uji t dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh masing-masing variabel independen (X)

secara parsial (individu) terhadap variabel dependen (Y). Penelitian ini menggunakan tingkat

signifikansi dengan taraf alpha adalah 5% atau 0.05%. suatu variabel dikatakan mempunyai

pengaruh signifikan apabila nilai probabilitasnya dibawah 5%, akan tetapi jika nilai

probabilitasnya diatas 5% maka tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel independen.

Tabel 1.6 Uji t (Parsial)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 720939.2 96300.93 7.486316 0.0000

PP 0.015951 0.006578 2.424973 0.0163

UMK 0.028112 0.015471 1.817073 0.0708

TP -58821.21 12515.19 -4.699985 0.0000

PDRB 3.939683 0.258315 15.25146 0.0000

Sumber : Data diolah,2020

Pengeluaran pemerintah (PP)

Pada variabel independen Pengeluaran pemerintah diperoleh T hitung sebesar 2.424973

dengan nilai probabilitas sebesar 0.0163 dimana hasil tersebut lebih kecil dari nilai

alpha (0.0000< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Pengeluaran Pemerintah (PP)

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga kerja.

Upah Minimum Kota (UMK)

Pada variabel independen Upah Minimum Kota diperoleh T hitung sebesar 1.817073

dengan nilai probabilitas sebesar 0.0708 dimana hasil tersebut lebih besar dari nilai

alpha (0.0000<0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Upah Minimum Kota (UMK)

secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Tingkat Pendidikan (TP)

Pada variabel Independen Tingkat Pendidikan diperoleh t Hitung sebesar -4.699985

dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000 dimana hasil tersebut lebih kecil dari nilai

alpha (0.0000< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pendidikan (TP)

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja.

Pertumbuhan ekonomi (PDRB)

Pada variabel Independen Pertumbuhan ekonomi (PDRB) diperoleh T hitung sebesar

15.25146 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000 dimana hasil tersebut lebih kecil dari

nilai alpha (0.0000< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa Pertumbuhan Ekonoi

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penyerapan Tenaga Kerja.

Uji F (Simultan

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen bersama-sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hubungan tersebut digunakan

untuk menguji apakah model persamaan sudah sesuai atau belum. Juka nilai probabilitas F-statistic

kurang dari nilai alpha 5% maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen bersama-

sama secara simultan mempengaruhi variabel dependen. Bedasarkan perhitungan pada tabel 4.1

didapat nilai probabilitas F-statistik sebesar 0.0000 < 5% yang artinya H0 ditolak yang artinya

variabel indepnden secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

Page 13: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai dari koefisien deterninasi R2 menunjukkan besarnya derajat kemampuan menerangkan

variabel bebas terhadap variabel terikat dari fungsi tersebut. Koefisien determinasi (R2) sebagai

alat ukur kebaikan dari persamaan regresi yaitu memberikan proporsi atau presentase variasi

total dalam variabel terikat Y yang dijelaskan oleh variabel bebas X. semakin tinggi nilai R2

maka semakin besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel

terikatnyaberdasarkan hasil estimasi pada persamaan pengaruh pengeluaran pemerintah, upah

minimum kota, tingkat pendidikan dan pertumbuhan ekonomi memiliki nilai R2 0.587934, yang

menjelaskan bahwa model tersebut mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 58% dan

sisanya 42% dijelaskan oleh variabel lain diluar model

Hasil Analisis Inferensia

Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

Menurut teori Keynes dalam (Dumairy 1999), mengatakan bahwa dengan adanya peningkatab

dalam pengeluran pemerintah dan penurunan dalam pajak, maka suatu suntian (injection) ke dalam

aliran sirkulasi pendapatan nasional akan menaikan permintaan agregat dan melalui efek

penggandaan akan menciptakan tambahan lapangan pekerjaan. Dari hasil regresi dalam penelitian

ini menunjukkan bahwa variabel X1 (Pengeluaran Pemerintah) berpengaruh signifikan positif

0,015951yang artinya bahwa pengeluaran pemerintah yang diukur dari total belanja pemerintah

per kabupaten/kota di jawa timur memiliki pengaruh yang pofitif terhadap penyerapan tenaga kerja

di kabupaten kota di jawa timur. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

(Gede,2018) menyimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah secara signifikan positif dapat

mempengaruhi tenaga kerja. Menurut juga menunjukkan bahwa semakin tinggi pengeluaran

pemerintah maka penyerapan tenaga kerja juga akan meningkan seiring dengan pertumbuhan

ekonomi yang meningkat.

Pengaruh upah minimum kota terhadap penyerapan tenaga kerja

Hasil estimasi yang telah dilakukan diatas, menunjukkan bahwa variabel x2 (upah minimum)

tidak berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di kabupaten/kota di privinsi jawa timur. Hal

ini dikarenakan pada setiap tahunnya sistem pengupahan terutama Upah minimum di Indonesia

selalu mengalami kenaikan, kenaikan upah minimum tersebut mau tidak mau harus diterima

perusahaan. Jadi dengan adanya kenaikan upah tersebut tidak mempengaruhi keputusan

perusahaan dalam menerima pekerja. Sehingga upah minimum tidak berpengaruh terhdap

penyerapan tenaga kerja. Selain hal itu kondisi lapangan pekerjaan yang tersedia di Jawa Timur

didominasi oleh lapangan pekerjaan dari sektor non formal dimana sektor tersebut tidak

menggunakan standar upah minimum dalam membayar upah para karyawannya. Fenomena

tersebut tidak sesuai dengan teori sebeumnya yang menyatakan bahwa upah minimum akan

mempengaruhi penyerapan tenaga kerja dimana jika terjadi kenaikan upah akan menyebabkan

penurunan jumlah tenaga kerja.

Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap penyerapan tenaga kerja

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya diketahui bahwa variabel Tingkat

Pendidikan berpengaruh signifikan dengan nilai koefisien yang negatif yaitu sebesar -58821,21

terhadap penyerapan tenaga kerja di kabupaten/kota di jawa timur. Hal ini menunjukkan bahwa

Tingkat Pendidikan memiliki pengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja.

Tabel 1.2 Tingkat Pengangguran Berdasarkan Pendidikan yang ditamatkan tahun 2019

Pendidikan yang ditamatkan Bekerja Pengangguran Terbuka

Tidak/Belum Pernah Sekolah 965.288 8.162

Tidak/Belum Tamat SD 2.635.884 35.810

Sekolah Dasar 5.651.450 101.170

SLTP 3.782.590 133.270

SLTA Umum 3.065.320 233.217

SLTA Kejuruan 2.383.237 225.547

Page 14: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Pendidikan yang ditamatkan Bekerja Pengangguran Terbuka

Diploma I/II/III/Akademi 372.893 14.420

Universitas 1.798.970 92.158

Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur diolah

Menurut tabel diatas tingkat pendidikan yang rendah memiliki angka pengangguran yang lebih

rendah dibandingkan dengan yang berpendidikan tinggi. Seperti yang terlihat pada tabel 4.10

jumlah pengangguran pada tamatan universitas sebesar 92.158 ribu orang lebih tinggi dibandikan

dengan tidak/ belum pernah sekolah. Hal ini menandakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi

tidak menjamin meningkatnya penyerapan tenaga kerja.

Indonesia khususnya Jawa Timur memiliki berbagai macam pekerjaan. Macam jenis pekerjaan

tersebut ada yang bersifat formal dan non formal. Berikut data lapangan pekerjaan utama beserta

jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang bekerja berdasarkan jenis lapangan pekerjaan yang

tersedia.

Tabel 4.14 Penduduk usia 15 tahun keatas berdasarkan lapangan pekerjaan

Lapangan Pekerjaan Utama 2015 2016 2017 2018 2019

Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 7.083.252 6.975.568 6.713.893 6.643.543 6.445.206

Pertambangan dan Penggalian 124.688 132.909 157.227 174.812 127.918

Industri Pengolahan 2.770.768 2.800.896 3.313.790 3.247.573 3.278.856

Pengadaan Listrik dan Gas 23.476 33.083 40.845 52.886 43.018

pengadaan air, pengolaan

sampah, limbah, dan daur ulang 25.609 17.943 64.420 74.149 67.076

Konstruksi 1.510.085 1.469.473 1.423.169 1.444.376 1.479.613

Perdagangan Besar dan Eceran 3.376.925 3.164.681 3.665.934 3.696.514 3.721.108

Transportasi dan pergudangan 582.483 623.440 601.377 599.402 647.087

Penyedia Akomodasi dan

Makan Minum 887.082 1.031.985 1.094.532 1.279.771 1.413.029

Informasi dan Komunikasi 52.514 75.326 106.350 122.411 100.580

Jasa Keuangan dan Asuransi 224.036 212.130 241.811 236.427 260.587

Real Estat 35.787 31.805 32.918 36.014 46.456

Jasa Perusahaan 150.136 160.156 206.916 213.934

265.737

Administrasi

Pemerintahan,pertahanan 429.821 513.594 461.084 471.550 474.772

Jasa Pendidikan 864.709 905.176 912.497 909.899 954.403

Jasa Kesehatan 201.919 209.277 217.760 229.091 276.974

Jasa Lainnya 1.024.487 757.166 1.026.697 1.027.633 1.053.212

Sumber:BPS Jawa Timur (Diolah)

Tabel diatas menunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang banyak menyerap tenaga kerja tiap

tahunnya di Provinsi Jawa Timur yaitu dibidang pertanian yaitu sebesar 6.445.206 penduduk.

Pekerjaan dibidang pertanian rata-rata terserap dengan tenaga kerja yang meliliki pendidikan yang

redah. Sedangkan jenis pekerjaan yang cenderung harus memiliki pendidikan yang tinggi

cenderung menyerap tenaga kerja yang lebih rendah. Hal ini bahwa tingkat pendidikan berkaitan

dengan penyerapan tenaga kerja. Dalam hal ini berkaitan dengan jumlah ketersediaan lapangan

pekerjaan yang tidak sesuai, sehingga peneliti berpendapat bahwa ketidaksesuaian antara lapangan

pekerjaan dengan pendidikan terakhir yang diselesaikan oleh pencari kerja menyebabkan tingkat

hubungan rata-rata lama berpendidikan dengan penyerapan tenaga kerja berpengaruh negatif.

Page 15: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Pengaruh Pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja

Berdasarkan hasil pada tabel diatas bahwa pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan produk

domestik bruto tiap kabupaten/kota di jawa timur menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa juka terjadi peningkatan jumlah nilai PDRB pada sektor ekonomi akan pula

meningkatkan jumlah tenaga kerja yang tersedia sejalan dengan teori keynes dalam boediono

(1998) yang menyatakan bahwa dalam pasar tenaga kerja hanyalah mengikuti apa yang terjadi di

pasar barang. Apabila output yang diproduksikan naik, maka jumlah orang yang dipekerjakan juga

akan naik. Hal ini dapat dikaitkan dengan konsep fungsi produksi, yang menyatakan bahwa

kenaikan output hanya dapat tercapai apabila input (tenaga kerja) di tingkatkan penggunaannya.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder yang diperoleh dalam

bentuk angka dan analisisnya menggunakan statistik. Sumber data diperoleh dari instansi terkait

permasalahan penelitian seperti BPS (Badan Pusat Statistik)

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasatkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan:

1. Dari hasil analisis mengenai pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja di Kabupaten/Kota di Jawa Timur memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015-2019.

Koefisien yang positif ini menunjukkan jika pengeluaran pemerintah mengalami peningkatan

maka akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja karena dengan meningkatnya pengeluaran

akan meningkatkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang akan ikut menyerap tenaga-

tenaga kerja.

2. Dari hasil analisis mengenai pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di

Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tidak memiliki hubungan terhadap penyerapan tenaga kerja di

Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 2015-2019.

3. Dari hasil analisis mengenai pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja

di Kabupaten/Kota di Jawa Timur memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/Kota di Jawa Timur pada tahun 2015-2019. Koefisien

yang negatif ini menunjukkan jika terjadi kenaikan Tingkat Pendidikan akan menurunkan

penyerapan tenaga kerja. Tingkat Pendidikan berbanding terbalik dengan penyerapan tenaga

kerja. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka penyerapan tenaga kerja akan semakin

menurun hal itu dikarenakan penduduk yang memiliki pendidikan tinggi cenderung memilih

pekerjaan dibandingkan penduduk yang berpendidikan rendah.

4. Dari hasil analisis mengenai pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penyerapan Tenaga

Kerja di Kabupaten/Kota di Jawa Timur memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap

penyerapan tenaga kerja di Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015-2019.

Koefisien yang positif ini menunjukkan jika Pertumbuhan ekonomi yang diukur dari Produk

Domestik Regional Bruto mengalami peningkatan maka akan meningkatkan penyerapan

tenaga kerja.

Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas, maka terdapat saran-saran hasil penelitian

sebagai berikut:

a. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur khususnya untuk tiap pemerintah Kabupaten/Kota

dapat memaksimalkan anggaran pengeluaran pemerintah guna meningkatkan penyerapan

tenaga kerja

b. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur dapat memperhatikan setiap kebijakan

mengenai sistem pengupahan agar dibarengi dengan kebijakan dengan pelatihan tenaga kerja,

agar tenaga kerja dapat meningkatkan produktivitasnya sehingga mampu meningkatkan

jumlah produksi. Sehingga dapat menguntungkan bagi pelaku usaha dengan para pekerja.

c. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur dapat memperhatikan sistem pendidikan

agar memperkecil missmatch antara dunia pendidikan dengan dunia kerja melalui berbagai

intervensi di sektor pendidikan untuk lebih mensinkronkan lulusan pendidikan dengan

kebutuhan dunia kerja. Dengan demikian angkatan kerja muda terdidik berpeluang lebih besar

untuk mengisi kesempatan kerja yang ada.

Page 16: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

d. Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota di Jawa Timur dapat mendorong berkembangnya sektor-

sektor yang masih minim kontribusunya terhadap pembentukan PDRB kabupaten/kota di jawa

timur agar sektor-sektor tersebut dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga

panduan ini dapat terselesaikan.Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Asosiasi

Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi Universitas Brawijaya yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Alfiat. 2012. Pengaruh Investasi,Pengeluaran Pemerintah Dan Perubahan Struktur Ekonomi

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Badan Pusat Statistik. 2016. Provinsi Jawa Timur Dalam Angka. Provinsi Jawa Timur, Surabaya

Badan Pusat Statistik. 2017. Provinsi Jawa Timur Dalam Angka. Provinsi Jawa Timur, Surabaya

Badan Pusat Statistik. 2018. Provinsi Jawa Timur Dalam Angka. Provinsi Jawa Timur, Surabaya

Badan Pusat Statistik. 2019. Provinsi Jawa Timur Dalam Angka. Provinsi Jawa Timur, Surabaya

Badan Pusat Statistik. 2020. Provinsi Jawa Timur Dalam Angka. Provinsi Jawa Timur, Surabaya

Bappeda. 2019. Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Provinsi Jawa timur Tahun 2019-2025. Bappeda Provinsi Jawa Timur, Surabaya

Basri, Y, Z. &. Mulyadi Subri. 2003. Keuangan Negara Dan Analisis Kebijakan Uang Luar

Negeri. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bellante, Don, and Mark Jackson. 1990. Ekonomi Ketenagakerjaan: Alih Bahasa Wimandjaja K.

Liotohe Dan M. Yasin. edited by P. Rahardja. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Brthos, Bashir. 1990. Manajemen Sumber Daya Manusia: Suatu Pendekatan Makro. Jakarta:

Bumi Aksara.

Buchari, Imam. 2016. Pengaruh Upah Minimum Dan Tingkat Pendidikan Terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja Sektor Industri Manufaktur Di Pulau Sumatera Tahun 2012-2015. Jurnal Riset

Ekonomi Dan Bisnis 11(1 Apr):73–85.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2015. Keputusan gubernur tentang upah minimum kota

Jawa Timur tahun 2015

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2016. Keputusan gubernur tentang upah minimum kota

Jawa Timur tahun 2016

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2017. Keputusan gubernur tentang upah minimum kota

Jawa Timur tahun 2017

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2018. Keputusan gubernur tentang upah minimum kota

Jawa Timur tahun 2018

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2019. Keputusan gubernur tentang upah minimum kota

Jawa Timur tahun 2019

Dumairy. 1999. Matematika Terapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi. yogyakarta: Yogyakarta: BPFE.

Ehrenberg, Ronald G., dan Smith, robert S. 2003. Modern Labor Economics : Teorand Public

Policy. eight Edit. Ney Yor City: Pesrson education.

Gujaraty, Damodar, Porter, Dawn C. 2015. Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi Kelima. Jakarta:

Erlangga.

Hanggraeni, Dewi. 2011. Manajemen Sumber Daya. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.

Joesron, Tati Suhartati, and M. Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Pertama. Jakarta: Salemba

Empat.

Kuncoro, Haryo. 2002. “Ekonomi Pembangunan Upah Sistem Bagi Hasil Dan Penyerapan Tenaga

Kerja.” Upah Sistem Bagi Hasil Dan Penyerapan Tenaga Kerja 7(1):45–56.

Mangkoesoebroto, Guritno. 2003. Ekonomi Publik. edisi keem. yogyakarta: penerbit pustaka

pelajar.

Mankiw, N. G. (2003). Teori Makroekonomi (Kelima). Jakarta: Erlangga.

Michael, Todaro P. 2000. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Erlangga.

Mulyadi S. 2006. “Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam Perspektif Pembangunan”. Jakarta:

Raja Grafindo Persada

Page 17: ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH, UPAH …

Putri, Yulia, Mike Triani. 2019. “Analisis Pasar Tenaga Kerja Sektor Industri Terhadap Tingkat

Upah Di Indonesia.” Jurnal Kajuan Ekonomi Dan Pembangunan 1.

Reksoprayitno. 2009. Ekonomi Makro (Pengantar Analisis Pendapatan Nasional). yogyakarta:

Liberty.

Riadi. 2018. “Pengaruh UMR, PDRB, Dan Jumlah Perusahaan Dalam Industri Manufaktur

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten/Kota Di Provinsi Banten (2010– 2015).”

Sukirno, Sadono. 2005. “Makroekonomi Modern”. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Simanjuntak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga

Penerbit FEUI.

Subandi. 2008. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Model Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Sumarsono, Sonny. 2009. Ekonomi Sumber Daya Manusia Teori Dan Kebijakan Publik.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susilowati, Lina, and Dwi Wahyuni. 2019. “Pengaruh Upah Minimum Terhadap Penyerapan

Tenaga Kerja Bidang Industri Di Indonesia.” Equilibrium: Jurnal Ekonomi-Manajemen-

Akuntansi

Tenzin, U. (2019). The Nexus Among Economic Growth, Inflation and Unemployment in Bhutan.

South Asia Economic Journal, 20(1), 94–105. https://doi.org/10.1177/1391561418822204

Tjiptoherijanto, Prijono. 1989. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit

FEUI.