Upload
phamkien
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT DANPENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA
KEUANGAN(Study Empiris Beberapa Perusahaan)
Disusun Oleh:
Juaenatis SariahNIM: 205082000222
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HID AYATULLAH JAKARTA
1431H/2010M
ii
ANALISIS PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT DAN
PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(Study Empiris Beberapa Perusahaan)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
JUAENATIS SARIAHNIM: 205082000222
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HID AYATULLAH JAKARTA
1431H/2010M
iii
Hari ini Selasa Delapan Belas Mei Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan ujiankomprehensif atas nama Juaenatis Sariah NIM 205082000222 dengan judulskripsi: "ANALISIS PENGARUH KOMITE AUDIT DANPENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA KEUANGAN (StudyEmpiris Beberapa Kantor Akuntan Publik Di Jakarta Selatan)",Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian beriangsung, makaskripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSarjana Ekonomi pada Jurus<ai Akuntansi Fakultas Ekonomi dan flmu SosialUmversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 18 Mei 2010
Tim Penguji Komprehensif
iv
Hari ini Selasa Empat Belas Desember Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan ujiansidang skripsi atas nama Juaenatis Sariah NIM 205082000222 dengan judulskripsi: "ANALISIS PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT DANPENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA KEUANGAN (StudyEmpiris Beberapa Perusahaan di Jakarta)". Memperhatikan penampilanmahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapatditerima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi padaJurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN)Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Desember 2010
Tim Penguji Sidang Skripsi
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
1. Nama : Juaenatis Sariah
2. Tempat/Tanggal lahir : Serang, 03 Maret 1988
3. Phone : 085694560489
4. Agama : Islam
5. Alamat : Kamp Caringin, Jl Perintis Kemerdekaan,
Rt/Rw 09/03, Labuan 42264,
Pandeglang-Banten
6. Email: ambrosia [email protected]
II. Pendidikan
1. TK Aisyiah Labuan : 1992-1993 (1 Tahun)
2. SDN Nelayan 01 Labuan : 1993-1999 (6 Tahun)
3. SLTPN 02 Labuan : 1999-2002 (3 Tahun)
4. SMAN 03 Pandeglang : 2002-2005 (3 Tahun)
5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2005
IV. Pengalaman Kerja
1. Surveyor penelitian Lembaga Survei Indonesia: 2006-2008 (2 Tahun)
vi
Analysis The Effect Of The Role Audit Committee And InternControl Of Financial Performance
By: Juaenatis Sariah
Abstract
The purpose from this research is for finding empirical evidence aboutinfluent audit committee, and intern control about finance performance in severalBUMN companies which is belong audit committee. The datum which is used inthis research is gotten from the audit committee member in several companies.The collecting data are done by questioner separation. The determining of methoddata which are used are convenience sampling. The questioners which areseparated to auditor are sixty questioners. The questioners are which come backare fourty-one questioners (68, 33%) the data analysis method which is used isdouble regression analysis which is audit committee and intern control asindependent variable, where as finance performance as dependent variable. Theresult from this research shows that audit committee doesn't have significantinfluent about the finance company, where as the intern control has significantinfluent about the finance company. The result from the experiment show that thevalues of significant from audit committee's variable is 0, 256 and the interncontrol is 0, 000.
Key Word: Audit Committee, Intern Control, and Financial Performance.
vii
ANALISIS PENGARUH PERAN KOMITE AUDIT DANPENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA KEUANGAN
(Study Empiris Pada Beberapa Perusahaan)
Oleh: Juaenatis Sariah
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan bukti empris tentangpengaruh peran komite audit, dan pengendalian intern terhadap kinerja keuanganpada beberapa perusahaan BUMN yang memiliki komite audit. Data yangdigunakan dalam penelitian ini diperoleh dari anggota komite audit pada beberapaperusahaan. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner. Metodepenentuan data yang digunakan adalah convenience sampling. Kuesioner yangdisebarkan pada auditor sebanyak 60 kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembaliadalah 41 kuesioner (68, 33%) metode analisis data yang digunakan adalahanalisis regresi berganda dimana peran komite audit dan pengendalian internsebagai variabel independen sedangkan kinerja keuangan sebagai variabeldependen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa peran komite audit tidakmemiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan,sedangkan pengendalain intern secara mempunyai pengaruh yang signifikanterhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil uji parsial menunjukan bahwa nilaisignifikan dari variabel komite audit adalah 0, 256 dan pengendalian intern adalah0,000.
Kata Kunci: Komite Audit, Pengendalian Intern, dan Kinerja Keuangan.
viii
KATAPENGANTAR
Fuji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Rahmat dan salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya. Hanya berkat petunjuk dan pertolongan Allah-lah penulis
dapat menyelesaikan pembuatan skripsi dengan judul "Analisis Pengaruh Peran
Komite Audit dan Pengandalian Intern Terhadap Kinerja Keuangan (Study
Empiris Beberapa Perusahaan)". Terwujudnya tulisan dalam bentuk skripsi ini,
tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terimakasih penulis sampaikan
kepada:
1. Allah SWT, Robb semesta alam. Sujud syukur ku atas karunia, anugrah, kasih
sayang, kesehatan, pertolongan, petunjuk, dan semua kebaikan yang Kau
berikan padaku sehingga dapat merampungkan skripsi ini.
2. Penghargaan setinggi-tingginya untuk Ayah Ibuku yang sanggat mulia dan
sangat kucintai. Terima kasih atas kasih sayang, cinta, dukungan, semangat,
kepercayaan, kesabaran, ketulusan, bimbingan, dan do'a yang ku tau tak
pernah putus mengiringi setiap hembusan nafasku. Semoga Allah selalu
memberikan kalian yang terbaik melebihi apa-apa yang terbaik yang kalian
berikan untukku, dan semoga ampunan-Nya luas meliputi masa saat laku
lisanku menyakiti kalian.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan di Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UPN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
4. Bapak Dr. Yahya Hamja MM selaku Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu memberikan bimbingan, tuntunan, serta pengarahan kepada penulis
dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. (semoga Bapak selalu dalam
lindungan Allah SWT).
5. Ibu Rahmawati. SE. MM selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
memberikan bimbingan, tuntunan, serta pengarahan kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini. (semoga Ibu selalu dalam lindungan
Allah SWT).
6. Bapak Zainudin Bey selaku dosen pembimbing KKS dari Fakultas Saint dan
Tekhnologi.
7. Seluruh keluarga besar embah H. Samsu (Aim) dan abah H. Rusdy (Aim).
Terutama untuk keluarga Bapak Dr. Saiful Mujani MA, Phd atas semua
kebaikan yang kalian berikan kepada kami sekeluarga.
8. Untuk semua staf akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Mas Ajiz, Mas
Heri, Mas Alfred, Mbak Hani, Mpok, Pak Sukmadi sukses untuk kalian
semua.
9. Terima kasih kepada Yajiurrahmat untuk semangat, support, nasehat, dan
do'a.
10. Semua responden yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu
dalam pengisian kuesioner.
Mengingat terbatasnya kemampuan yang dimiliki, penulis menyadari
bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik maupun ide-ide yang
membangaun dari rekan-rekan pembaca. Akhirul kalam, semoga skripsi ini dapat
memberikan sumbangan pikiran dan saran untuk perkembangan dunia pendidikan.
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .........................................................................................viii
DAFTAR ISI........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Komite Audit................................................................................. 9
1. Definisi Komite Audit............................................................. 9
2. Tanggung Jawab Komite Audit ............................................. 12
3. Tujuan dan Manfaat Dibentuknya Komite Audit.................... 14
4. Lingkup Kerja Komite Audit .................................................. 15
B. Pengendalian Intern....................................................................... 20
C. Kinerja Keuangan ......................................................................... 24
1. Definisi Kinerja Keuangan...................................................... 24
2. Pengukuran Kinerja Keuangan ............................................... 25
D. Keterkaitan Antar Variabel .......................................................... 27
1. Peran Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan .................. 27
2. Pengendalian Intern terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan............................................................................... 27
xi
E. Kerangaka Pemikiran .................................................................... 28
F. Perumusan Hipotesis..................................................................... 29
G. Penelitian Terdahulu .................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 31
B. Metode Penentuan Sampel............................................................ 31
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 32
D. Metode Analisis Data.................................................................... 32
1. Uji Kualitas Data..................................................................... 33
2. Uji Asumsi Klasik................................................................... 34
3. Uji Hipotesis ........................................................................... 36
E. Operasional Variabel Penelitian.................................................... 39
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................. 43
B. Penemuan dan Pembahasan .......................................................... 44
1. Deskriptif Demografi Responden ........................................... 44
2. Uji Kualitas Data .................................................................... 47
3. Uji Asumsi Klasik................................................................... 51
4. Uji Hipotesis .......................................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ................................................................................... 60
B. Implikasi........................................................................................ 60
C. Saran.............................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 62
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
2.1 Penelitian Terdahulu 29
3.1 Operasional Variabel Penelitian 41
4.1 Nama Perusahaan 43
4.2 Tingkat Pengembalian Kuesioner 44
4.3 Jenis Kelamin Responden 45
4.4 Pendidikan Responden 45
4.5 Lama Berprofesi 46
4.6 Jawaban Responden 46
4.7 Hasil Uji Reliabilitas 48
4.8 Hasil Uji Validitas Peran Komite Audit 49
4.9 Hasil Uji Validitas Pengendalian Intern 50
4.10 Hasil Uji Validitas Kinerja Keuangan 50
4.11 Hasil Uji Multikolinearitas 51
4.12 Hasil Uji t 56
4.13 Hasil Uji F 58
4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi 59
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
Kerangka Pemikiran 28
Hasil Uji Heterokedastisitas 53
Hasil Uji Normalitas-Graflk Histogram 55
Hasil Uji Normalitas-Grafik Normal P-Plot 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang Masalah
Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
yang bertugas membantu tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dalam
melakukan pengawasan terhadap kegiatan perusahaan. Keberadaan komite
audit di perusahaan dewasa ini menjadi penting. Banyaknya kasus dan
kecurangan yang menyangkut masalah praktek transparansi dan akuntabilitas
pelaporan keuangan perusahaan telah mendorong profesi akuntan, pemakai
laporan keuangan dan pemerintah memberikan perhatian yang serius terhadap
pentingnya keberadaan komite audit dalam perusahaan. Kasus-kasus yang
terjadi tersebut menekankan kembali pentingnya keberadaan komite audit di
perusahaan (Iqbal, 2007: 1).
Sebagai salah satu organ perusahaan, komisaris mempunyai kedudukan
penting di dalam mengawasi jalannya perusahaan. Untuk mendukung tugas
dan fungsinya, komisaris dibantu oleh komite audit. Pembentukan komite
audit dimaksudkan untuk membantu dewan komisaris dalam melaksanakan
tugasnya serta tanggung jawabnya yang antara lain berkaitan dengan
pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan, sistem pengandalian intern
atas keuangan dan asset perushaan pada umumnya, proses atau pelaksanaan
audit intern dan ekstern, serta evaluasi terhadap tingkat kepatuhan perusahaan
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku (Iqbal, 2007: 3).
2
Pembentukan komite audit di lingkungan masing-masing perusahaan
sebagai fenomana baru dalam sistem pengelolaan perusahaan, dituntut untuk
dapat mengurangi atau bahkan mengatasi banyaknya kasus penipuan dan
kecurangan dalam pelaporan keuangan (Paramitha, 2008: 4).
Ada beberapa kendala yang menjadi hambatannya fungsi audit di dalam
perusahaan. Yang pertama adalah pemahaman yang sempit mengenai tugas
auditor. Bagi banyak kalangan, selama ini auditor sering dipandang hanya
untuk membenahi penyimpangan yang sudah terlanjur terjadi di dalam
perusahaan. Cara pandang seperti ini sangat kontra produktif, mengingat skill
dan kompetensi auditor sebanarnya bisa diberdayakan lebih dari itu. Kendala
yang kedua adalah lemahnya posisi auditor dalam organisasi. Sangat sulit
dibayangkan, sejauh mana seorang auditor internal bisa bersikap independent
dan objektif sikap mental yang seharusnya ada dalam setiap profesi audit, bila
secara struktural dia bertanggunga jawab kepada menejemen, pihak yang
menjadi objek auditnya sendiri (Iqbal, 2007: 4).
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan perlu menerapkan suatu
sistem yang mendukung independensi dan akuntabilitas fungsi audit internal
dimata pemegang saham maupun publik. Pada tahun 1930-an beberapa aktivis
pasar modal memperkenalkan konsep mengenai komite audit kepada
masyarakat bisnis, terutama perusahaan-perusahaan go-public namun saat itu
sambutan mereka belum begitu antusias. Baru pada dekade 1970-an New York
Stock Exchange (NYSE) mewajibkan perusahaan yang terdaftar untuk
memiliki komite audit, sebagai bagian dari persyaratan pendaftaran di bursa
3
(Iqbal, 2007: 4).
Sejak saat itu pembentukan komite audit telah menjadi persyaratan rutin
di pasar modal di berbagai negara. Komite ini dibentuk untuk menjembatani
kesengajaan informasi antara fungsi audit dalam perusahaan dengan
pemegang saham. Selama ini pihak yang lebih banyak memiliki akses
terhadap proses dan asil audit adalah mnejemen. Dengan kewenangan
struktural yang mereka miliki, menejemen bisa mempengaruhi auditor internal
dalam menentukan informasi mana yang bisa dipublikasikan dan yang mana
yang tidak. Mereka juga bisa memilih untuk menindaklanjuti temuan-temuan
audit atau menyimpannya saja di dalam laci. Sementara pihak auditor sendiri
tidak memiliki jalur lain untuk mengungkap temuan-temuan mereka.
Kehadiran komite audit dalam perusahaan diharapkan dapat menghentikan
praktik-praktik tersebut (Iqbal, 2007: 5).
Keberadaan komite audit di atur dalam keputusan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) nomor: 103/MBU/2002 tentang pembentukan komite audit
nagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kemudian dikeluarkan UU
Republik Indonesia nomor: 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Kemudian BEJ mengeluarkan KEP-
315/BEJ/06-2000 pada tanggal 30 Juni 2000 yang diberlakukan pada tanggal 1
Juni oleh BEJ, dapat diperkuat dengan dikeluarkannya Kep-41/PM /2003 pada
tanggal 22 Desember 2003 oleh BAPEPAM. Pada tanggal 24 September 2004
diperbaharui kembali oleh BAPEPAM melalui Kep-29/PM/2004. Dengan
dikeluarkannya kebijakan tersebut maka perusahaan publik diwajibkan
4
membentuk komite audit (BUMN: 103/MBU/2002).
Dengan semakin berkembangnya dunia usaha, kebutuhan akan jasa audit
pun semakin banyak, sehingga profesi audit pun di anggap sebagai ladang
yang menguntungkan. Oleh karena itu, semakin banyak orang yang memasuki
bidang ini, tingkat persaingan akuntan publik pun semakin besar dan
menyebabkan banyaknya pilihan bagi perusahaan dalam menentukan akuntan
publik mana yang akan dipilihunuk membantu mereka dalam menyajikan
laporan keuangan yang dapat dipercaya dan diandalkan (Paramitha, 2008: 5).
Pada dasarnya setiap usaha juga selalu ingin tetap bertahan hidup, setiap
perusahaan harus memiliki kemampuan atau daya saing yang memadai,
terutama dalam rangka menghadapi tingkat persaingan yang dari hari ke hari
dirasa semakin meningkat tingkat intensitasnya. Hal paling sederhana yang
harus dilakukan setiap perusahaan agar mampu mempertahankan
kelangsungan dan keberadaan kegiatan usahanya adalah bahwa setiap
perusahaan setidaknya harus dapat melaksanakan semua kegiatan rutin
usahanya dengan baik. Dalam pengaertian yang paling sederhana, setiap
perusahaan dituntut untuk mampu melaksanakan semua kegiatan rutin
usahanya sesuai dengan system dam prosedur yang telah ditetapkan (Doddy
Hapsoro, 1999: 11).
Apabila perusahaan dapat melaksanakan semua kegiatan rutin usahanya
berdasarkan rancangan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan
semua kegiatan bisnis dapat berjalan dengan baik sesuai rencana yang
ditetapkan, sehingga mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
5
tersebut. Dengan adanya keuntungan itulah dapat dipastikan bahwa
perusahaan akan mampu menjamin dan mempertahankan keberadaan serta
kelangsungan hidupnya. Namun demikian, tidak bisa diabaikan bahwa
keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan harus di dukung
pula oleh adanya internal control yang memadai (Doddy Hapsoro, 1999: 11).
Sistem pengendalian intern pada dasarnya merupakan struktur
organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dapat dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek, ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi, serta mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Boockholdt (1993) juga
mengemukakan bahwa setiap struktur tersebut meliputi berbagai macam
variasi tindakan yang diarahkan untuk mencapai berbagai tujuan, namun pada
umumnya para akuntan lebih menekankan kepada empat aspek yaitu tujuan
sebagai berikut: (1) menjaga kekayaan organisasi, (2) mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, (3) mendorong efisiensi, (4) mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen (Boockholdt: 1993 dalam Doddy Hapsoro, 1999: 12).
Dalam menjalankan roda operasinya perusahaan perlu menerapkan
sistem pengendalian intern yang baik untuk mencegah penyelewengan dan
tindak kecurangan yang dapat merugikan perusahaan dan diharapkan dengan
adanya sistem yang baik dilingkungan perusahaan akan dapat memberikan
pengaruh yang baik juga terutama dalam kinerja keuangan perusahaan tersebut
(Ika Haripratiwi, 2006: 15).
Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan
6
individual yang dibuat secara terus-menerus oleh menejemen. Oleh karna itu,
untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan analisa
dampak keuangan kumulatifdan ekonomi dari keputusan dan
mempertimbangkannya dengan ukuran komparatif (Sucipto, 2003).
Dalam membahas kinerja keuangan, perusahaan harus didasarkan pada
data keuangan yang dipublikasikan yang dibuat sesuai dengan prinsip
akuntansi keuangan yang berlaku umum. Perusahaan kemungkinan akan
menggunakan informasi akuntansi untuk menilai kinerja menejer.
Kemungkinan lain adalah informasi akuntansi digunakan bersama dengan
informasi non akuntansi untuk menilai kerja menejernya (Sucipto, 2003).
Penilaian kerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan faktor
kunci guna mengembangkan struktur organisasi secara efektif dan efisien,
karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya
manusia yang ada dalam organisai. Penilaian kerja individu sangat bermanfaat
bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian
tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja
karyawan untuk meningkatkan kinerja keuangan (Sucipto, 2003: 3).
Berdasarkan apa yang telah dikemukakan tersebut, maka penulis merasa
tertarik dan terdorong keinginan untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pengaruh Peran Komite Audit Dan Pengendalian Intern
Terhadap Kinerja Keuangan (Study Empiris Pada Beberapa
Perusahaan). Karena untuk mendorong terwujudnya kinerja keuangan yang
baik dilingkungan organisasi peran komite audit sebagai personil yang
7
kompeten dan handal diharapkan mampu menjadi salah satu faktor untuk
meningkatkan kinerja keuangan, serta sistem pengendalian intern yang baik
diharapkan mampu mendorong terwujudnya kinerja kerja yang baik dari para
karyawan agar dapat pula meningkatkan kinerja keuangan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka perumusan masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
keuangan?
2. Apakah pengendalian intern berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja keuangan?
3. Apakah komite audit dan pengendalian intern berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja keuangan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
disebutkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Menganalisis pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan.
b. Menganalisis pengaruh pengendalian intern terhadap kinerja keuangan.
c. Menganalis secara simultan pengaruh komite audit dan pengandalian
intern terhadap kinerja keuangan.
8
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua
pihak, diantaranya:
a. Bagi penulis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis
tentang bagaimana pengaruh komite audit dan pengendalian intern
terhadap kinerja keuangan yang dilakukan perusahaan.
b. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai kritikan dan saran agar
perusahaan dapat mmperbaiki kekurangan yang ada, sehingga kerugian
yang ditimbulkan dapat diminimalkan.
c. Bagi auditor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi
auditor dalam meningkakan kualitas jasa yang diberikan kepada
perusahaan.
d. Bagi mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi
mahasiswa khusus jurusan akuntansi untuk digunakan dalam penelitian
selanjutnya.
e. Bagi pustaka akuntansi
Selain bermanfaat bagi berbagai pihak, hasil penelitian ini juga
diharapkan dapat menambah jumlah koleksi perpustakaan akuntansi
yang ada.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komite Audit
1. Definisi Komite Audit
Secara formal komite audit diperkenalkan di Indonesia pada tahun
1995, melalui SK Direksi BI, yang mewajibkan kepada Bank di Indonesia
untuk membentuk komite audit tersebut. Adanya konsep komite audit
merupakan fenomena untuk meningkatkan efektifitas sistem pengendalian
internal perusahaan pada level corporate governance.
Menurut Arrrens dan Loebbecke (2000 : 90-91) mengartikan
komite audit sebagai berikut: “An audit committee is a selected number of
member of company’s bread of directors whose responsibilities include
helping auditors remain independent of management”.
Menurut Assegaf (2001: 29) mendefinisikan komite audit ialah:
Komite audit adalah suatu komisi dewan direksi yang menentukan
pemeliharaan eksternal auditor atau akuntan publik yang akan melakukan
pemeriksaan atas penyajian laporan keuangan perusahaan.
Ikatan komite audit Indonesia (IKAI, 2006) dalam Widjaja (2008)
mendefinisikan komite audit sebagai: suatu komite yang bekerja dengan
cara yang professional dan independen yang dibentuk oleh dewan
komisaris dan dengan demikian tugasnya adalah membantu dan
memperkuat fungsi dewan komisaris (atau dewan pengawas) dalam
10
menjalankan fungsi pengawas atas proses pelaporan keuangan, menejemen
resiko, pelaksanaan audit dan implementasi dari good corporate
governance perusahaan.
Menurut Widjaja (2008) pengertian komite audit adalah komite
yang dibentuk oleh dewan komisaris yang anggotanya terdiri atas outside
directors yang tidak mempunyai posisi manajemen dalam perusahaan,
yang tujuannya untuk meningkatkan pengawasan terhadap kinerja direksi
perusahaan.
Bapepam melalui SE-03/PM/2000 bagi perusahaan publik
Indonesia yang setidaknya terdiri dari tiga orang, diketuai oleh komisaris
independen perusahaan dengan dua orang eksternal yang independen
terhadap perusahaan sertamenguasai dan memiliki latar belakang
akuntansi dan keuangan. Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit
memiliki fungsi untuk membantu dewan komisaris untuk (i) meningkatkan
kualitas laporan keuangan (ii) menciptakan iklim disiplin yang dapat
mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan
perusahaan (iii) meningkatkan efektifitas fungsi internal audit (SPI)
maupun eksternal audit, serta (iv) mengidentifikasikan hal-hal yang
memerlukan perhatian dewan komisaris atau dawan pengawas (F. A
Alijiyo, 2003: 3).
Untuk perusahaan BUMN/BUMD, Kep. Men 117 secara garis
tegas menyatakan hal berikut: “komisaris/dewan komisaris harus
membentuk komite audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi
11
mebantu komisaris/dewan pengawas dalam melaksanakan tugasnya, yaitu
membentuk komisaris atau dewaan komisaris dalam memastikan
efektifitas sistem pengendalian intern dan efektifitas pelaksanaan tugas
auditor ekternal dan auditor internal” (F. A Alijoyo, 2003: 3).
Menurut pedoman good corporate governance (2001) yang
disusun oleh komite nasional kebijakan corporate governance, komite
audit dapat diartikan sebagai komite yang dibentuk oleh dewan komisaris
yang beranggotakan satu atau lebih anggota dewan komisaris. Dewan
komisaris dapat meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian,
pengalaman dan kualitas yang dibutuhkan untuk duduk sebagai anggota
komite guna mencapai tujuan komite audit. Komite audit harus babas dari
pengaruh direksi, eksternal auditor, dan dengan demikian hanya
bertanggung jawab kepada dewan komisaris (F. A Alijoyo, 2003: 3).
Berdasarkan pengertian tersebut maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa komite audit merupakan suatu kelompok yang terdiri
dari tiga sampai lima orang dan memiliki sifat independen atau tidak
memiliki kepentingan terhadap manajemen dan diangkat secara khusus
serta memiliki pandangan antara lain bidang akuntansi dan hal-hal lain
yang terkait dengan pengawasan internal dan eksternal perusahaan.
Komite audit berperan pentinga dalam proses peraturan laporan keuangan,
sebagai sebuah “financial monitoring” dan berperan pentinga dalam proses
laporan keuangan (Syakhroza, 2005 dalam Rika Amalia, 2009: 40).
12
2. Tanggung Jawab Komite Audit
Di Indonesia, komite audit beranggotakan auditor independen yang
bertanggung jawab dan diketahui oleh komisaris independen. Komite audit
bertanggung jawab kepada dewan komisaris dan bertugas untuk
memberikan pendapat profesional yang independen tentang telaah atas
info keuangan yang dikeluarkan perusahaan, telaah atas ketaatan
perusahaan pada peraturan perundang-undangan pasar modal serta
peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan, telaah atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal,
melaporkan kepada komisaris berbagai resiko yang dihadapai perusahaan
dan pelaksanaaan menejemen resiko oleh direksi, menelaah dan
melaporkan kepada dewan komisaris atas pengaduan yang berkaitan
dengan emiten, menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi
perusahaan serta telaah atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan oleh
akuntan publik untuk memastikan semua resiko yang telah
dipertimbangkan (BAPEPAM, Kep-29/PM/2004).
Selain itu, komite audit juga bertanggung jawab untuk mendorong
terbentuknya struktur pengawasan internal yang memadai, meningkatkan
kualitas keterbukaan dan pelaporan keuangan, mengkaji ulang lingkup dan
ketetapan eksternal audit, biaya eksternal audit, dan kemandirian serta
objektivitas eksternal audit (Agustin : 2005 dalam Dody 2010: 13).
Terdapat beberapa tanggung jawab yang dimiliki komite audit
menurut Cremers (2004), yaitu:
13
a. Mengawasi dan memonitor serta menyarankan kepada dewan direksi
atas operasional manajemen resiko internal dan sistem pengendalian
intern.
b. Mengawasi dikeluarkannya informasi keuangan oleh perusahaan.
c. Mengawasi ketaatan rekomendasi dan pengamatan auditor internal
dan eksternal.
d. Mengawasi kebijakan perusahaan menyangkut pajak.
e. Mengawasi keuangan perusahaan.
f. Mengawasi pelaksanaan tekhnologi informasi dan komunikasi.
g. Menyiapkan pengeturan pertemuan auditor eksternal dengan rapat
umum pemegang saham.
h. Setiap tahun mangevaluasi fungsi dan kecukupan dari peran komite
audit yang sudah ada.
Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 30 Tahun
2003 pada pasal 70 ayat 1, menyebutkan beberapa tugas dan tanggung
jawab yang sedikitnya harus dilaksanakan oleh anggota komite komite
audit diperusahaan, diantaranya:
1. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh
satuan pengawas intern maupun eksternal.
2. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem
pengendalian manajemen serta palaksanaanya.
3. Memastikan telah terdapat review yang memuaskan terhadap segala
informasi yang dilakukan BUMN.
14
4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian komisaris san
pengawas serta tugas-tugas komisaris dan dewan pengawas lainnya.
3. Tujuan dan Manfaat Dibentuknya Komite Audit
Menurut pedoman pembentukan komite audit yang efektif yang
diakses tanggal 17 juni 2010 dalam www.governance-indonesia.com,
tujuan dibentunya komite audit adalah:
a. Pelaporan Keuangan
Meskipun direksi dan dewan komisaris bertanggungjawab terutama
atas laporan keuangan dan auditor eksternal bertanggung jawab hanya
atas laporan keuangan auditor eksternal, komite audit melaksanakan
pengawasan independen atas proses laporan keuangan dan audit
eksternal.
b. Manajemen Resiko dan Kontrol
Meskipun direksi dan dewan komisaris terutama bertanggung jawab
atas menejemen resiko dan kontrol, komite audit memberikan
pengawasan independen atas proses resiko dan kontrol.
Komite audit yang efektif bekerja sebagai suatu alat untuk
meningkatkan efektifitifitas, tanggung jawab, keterbukaan dan objektifitas
dewan komisaris dan memiliki fungsi untuk:
1. Memperbaiki mutu laporan keunangan dengan mengawasi mutu
laporan keuangan atas nama dewan komisaris.
15
2. Menciptakan iklimhudisiplin dan kontrol yang akan mengurangi
kemungkinan penyelewengan-penyelewengan.
3. Kemungkinan anggota yang non eksekutif menyumbang suatu
penilaian independen dan memainkan suatu peranan yang positif.
4. Membantu direktur keuangan dengan memberikan suatu kesempatan
dimana pokok-pokok persoalan yang penting yang sulit dilaksanakan
dapat dikemukakan.
5. Memperkuat posisi auditor eksternal dengan memberikan suatu saluran
komunikasi terhadap pokok-pokok persoalan yang memprihatinkan
dengan efektif.
6. Memperkuat posisi auditor internal dengan memperkuat
independensinya dari manajemen.
7. Meningkatkan kepercayaan public terhadap kelayakan dan objektifitas
laporan keuangan serta meningkatkan kepercayaan terhadap kontrol
internal yang lebih baik.
4. Lingkup Kerja Komite Audit
Menurut pedoman pembentukan komite audit (2002) kerangka
fungsional komite audit harus terdiri dari:
a. Charter
1) Komite audit harus memiliki suatu audit committee charter (atau
ketentuan tertulis) yang menetapkan secara jelas peran dan
tanggung jawab komite audit dan lingkup kerjanya.
16
2) Audit Committee Charter tersebut termasuk di dalamnya:
a) Sasaran dan ketentuan menyeluruh
b) Peran dan tanggung jawab
c) Struktur
d) Syarat-syarat keanggotaan
e) Rapat dan pertemuan
f) Pelaporan
g) Kinerja
3) Audit Committee Cahrter disipkan oleh komite audit dan disetujui
oleh dewan komisaris.
4) Audit Committee Caharter harus dikaji ulang setiap tahun oleh
komite audit dan dewan komisaris.
5) Audit Committee Charter disebarkan kepada semua stakeholders
perusahaan tersebut.
b. Struktur
1) Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris.
2) Komite audit diangkat oleh dewan komisaris setidaknya oleh
komite nasional.
3) Anggota komite audit terdiri dari orang-orang yang independent,
seperti komisaris yang tidak terlibat dalam pengurusan perusahaan
dan pihak-pihak yang terafiliasi.
17
4) Komite audit paling sedikit terdiri atas tiga orang anggota , perlu
dicatat berdasarkan praktek dan pengalaman dalam lingkup
internasional, kebanyakan dari komite audit yang efektif terdiri dari
tiga sampai lima anggota.
5) Anggota baru komite audit harus menerima orientasi dalam
organisasinya, peran dan tanggung jawab komite audit dan lingkup
fungsional.
6) Ketua komite audit diangkat oleh dewan komisaris, atau setidaknya
oleh komite nasional.
7) Anggota komite audit, termasuk ketua komite audit diangkat untuk
jangka waktu paling sedikit satu tahun. Namun, perlu diperhatikan
bahwa praktek dan pengalaman dalam lingkup internasional
menunjukan bahwa komite audit yang paling efektif adalah yang
bertugas antara 1-3 tahun.
8) Sehubungan dengan sifat aktifitas komite audit yang memiliki
tujuan jangka panjang, kelangsungan keanggotaan menjadi sangat
penting, namun hal ini harus diimbangi oleh keperluan untuk
mempertahankan suatu pendekatan penyegaran dan independensi,
sehingga memerlukan suatu pergantian anggota komite audit.
Pengangkatan kembali serta periode yang berakhir ditahun yang
berbeda akan mmbantu tercapainya sasaran ini. Diupayakan pula
menghindari anggota yang berpengalaman diganti secara serentak.
18
c. Syarat-Syarat Keanggotaan
1) Anggota komite audit harus memiliki suatu keseimbangan
keterampilan dengan pengalaman dan latar belakang usaha yang
luas.
2) Anggota komite audit harus: independen, objektif, dan
professional.
3) Anggota komite audit harus pula memiliki: integritas, dedikasi,
pemahaman organisasi, pemahaman yang baik tentang lingkungan
bisnisnya, pemahaman mengenai resiko dan kontrol, paling sedikit
satu anggota komite audit harus pula mempunyai pengertian yang
baik mengenai pelaporan keuangan., dan selain syarat-syarat
keanggotaan tersebut ketua komite audit harus memiliki
kemampuan untuk memimpin dan ketrampilan berkomunikasi
dengan baik sekali.
d. Rapat dan Pertemuan
Penting artinya, bahwa rapat dan pertemuan komite audit
direncanakan dan dipersiapkan dengan cukup baik. Ketua komite
auditharus bertanggung jawab atas agenda dan bahan-bahan
pendukung yang diperlukan.
1) Komite audit harus mengadakan rapat paling sedikit setiap 3 bulan
sekali.
19
2) Anggota komite audit harus menghadiri rapat-rapat ini, termasuk
rapat dengan pihak luar yang diundang sesuai keperluan. Pihak-
pihak luar tersebut antara lain komisaris, manajemen senior, kepla
auditor intenal dan auditor eksternal.
3) Rapat harus diadakan sesuai agenda yang telah disepakati.
4) Hasil rapat-rapat harus direkam dalam notulen, dan dibagi-bagikan
pada peserta rapat semuanya.
e. Pelaporan
1) Komite audit diwakili oleh ketua komite audit memberikan laporan
langsung kepada dewan komisaris yang diwakili oleh presiden
komisaris.
2) Komite audit harus lapor paling sedikit setiap tahun dan
menjelaskan apakah telah memenuhi dan melaksanakan peran
mereka sebagaimana diuraikan dalam audit committee charter.
3) Presiden komisaris harus menerima salinan-salinan sari semua
notulen dan laporan.
f. Kinerja
Kinerja komite audit sebaiknya dievaluasi paling sedikit satu
tahun sekali baik secara self assessment or evaluation maupun oleh
pihak independent diluar komite audit, misalnya: anggota komite lain
dari dewan komisaris, atau semua anggota dewan komisaris diluar
20
eksekutif yang menjadi anggota komite audit. Evaluasi tersebut
membandingkan kinerja actual komite audit terhadap peran dan
tanggung jawab mereka yang tercakup dalam rencana kerja tahunan
komite audit.
B. Pengendalian Intern
Pengendalian internal merupakan proses yang dipengaruhi oleh dewan
direksi, menejemen serta personal lain dalam entitas, yang dirancang untuk
memberikan jaminan yang layak berkaitan dengan pencapaian berbagai tujuan
denan kategori: (1) efektivitas dan efisiensi operasi; (2) reliabilitas laporan
keuangan; (3) ketaatan terhadap ketentuan dan perundang-undangan yang
berlaku (Tugiman, 2002: Fitria, 2008).
Tujuan pengendalian intern adalah menjamin menejemen perusahaan
agar: (1) tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai; (2) laporan
keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya; (3) kegiatan
perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku
(http://id.wikipedia.org).
Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan
pengelolaan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan
informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan menejemen
perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai
pedoman dalam perencanaan (http://id.wikipedia.org).
21
Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, menejemen dan personal lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
berikut ini: (a) keandalan laporan keuangan; (b) efektifitas dan efisiensi
operasi; (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (Ahmad
Maqsudi, 1997: 44).
Menurut Sawyer (2003: 59) pengendalian adalah penggunaan semua
sarana perusahaan untuk meningkatkan, mengarahkan, mengendalikan dan
mengawasi berbagai aktivitas dengan tujuan untuk memastikan bahwa tujuan
perusahaan tercapai. Sarana pengendalian ini meliputi: bentuk organisasi,
kebijakan, sistem, prosedur, instruksi, standar, komite, bagan, akun, perkiraan,
anggaran, jadwal, laporan, catatan, daftar pemerriksaan, metode, rencana, dan
audit internal.
Menurut Committee Of Sponsoring Organization Of The Threadway
Commission (COSO) Internal Control (1994) dalam Kery (2004) mengenai
pengendalian internal terdiri dari lima komponen yaitu: (1) lingkungan
pengendalian; (2) penaksiran resiko; (3) kegitan pengendalian; (4) komunikasi
dan informasi; dan (5) pemantauan (Sawyer, 2003: 61).
1. Lingkungan pengendalian (control environment) adalah lingkungan
pengendalian perusahaan mencakup sikap para menejemen dan karyawan
terhadap pentingnya pengendalian yang ada diorganisasi tersebut. Salah
satu faktor yang berpengaruh terhadap linkungan pengendalian adalah
filosofi menejemen (menejemen tunggal dalam persekutuan atau
22
menejemen bersama dalam perseroan) dan gaya operasi menejemen
(menejemen yang progresif atau yang konservatif), sttruktur organisasi
(terpusat dan terdesentralisasi) serta praktek kepersonaliaan. Lingkungan
pengndalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-
unsur pengndalian intern yang lain. Komponen ini meliputi sikap
manajemen di semua tingkatan secara umum dan konsep kontrol secara
khusus, hal ini mencakup: etika, kompetensi, serta integritas, dan
kepentingan terhadap kesejahteraan sosial (Sawyer, 2003: 62).
2. Penilaian resiko (Risk Assesment) adalah semua organisasi memiliki
resiko, dalam kondisi apapun yang namanya resiko pasti ada dalam suatu
aktifitas, baik aktifitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non profit)
maupun non bisnis. Suatu resiko yang telah di identifikasi dapat di analisa
dan di evaluasi sehingga dapat diperkirakan intensitas dan tindakan yang
dapat meminimalkannya. COSO juga menambahkan pertimbangan tujuan
disemua bidang operasi untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi
bekerja secara harmonis. Komponen ini telah menjadi bagian dari aktivitas
audit yang terus berkembang (Sawyer, 2003: 62).
3. Prosedur pengendalian (Control Procedure) adalah prosedur
pengendalian ditetapkan untuk menstandarisasi proses kerja hingga
menjamin pencapaian tujuan perusahaan dan mencegah atau mendeteksi
terjadinya ketidakberesan dan kesalahan. Prosedur pengendalian meliputi
hal-hal sebagai berikut: (1) personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti
wajib; (2) pelimpahan tanggung jawab; (3) pemisahan tanggung jawab
23
untuk kegiatan terkait; dan (4) pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan
aset dan operasional (Sawyer, 2003: 62).
4. Pemantauan (Monitoring) adalah pemantauan terhadap sistem
pengendalian intern akan menentukan kekurangan serta meningkatkan
efektivitas pengendalain. Pengendalian intern dapat di monitor dengan
baik dengan caa penilain khusus atau sejalan dengan usaha menejemen.
Usaha pemantauan yang terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati
perilaku karyawan atau tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh sistem
akuntansi. Penilaian secara khusus biasanya dilakukan secara berkala saat
terjadi perubahan pokok dalam strategi menejemen senior, struktur
korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal
adalah pihak yang bertanggung jawab atas pemantauan sistem
pengendalian intern. Auditor independen juga sering melakukan penilaian
atas pengendalian intern sebagai bagian dari auditor atas laporan keuangan
(Sawyer, 2003: 62).
5. Informasi dan komunikasi (Information and Communication) adalah
informasi dan komunikaasi merupakan elemen-elemen yang penting dari
pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan
pengendalian, penilaian resiko, prosedur pengandalian dan monitoring
diperlukan oleh menejemen sebagai pedoman operasional dan menjamin
ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku
pada perusahaan (Sawyer, 2003: 62).
24
Informasi juga diperlukan dari pihak luar perusahaan. Menejemen
dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar eksternal.
Hukum, peristiwa dan kondisi yang berpengaruh pada pengambilan
keputusan dan pelaporan eksternal (Fitria, 2008: 24).
C. Kinerja Keuangan
1. Definisi Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja menurut kamus besar bahasa Indonesia dalam
Sucipno (2008) adalah merupakan kata benda yang artinya: suatu yang
dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemapuan kerja. Sedangkan
penilaian kinerja menurut Mulyadi dalam Sucipno (2008:2) adalah
penentuan secara priodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian
organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria
yang ditetapkan sebelumnya. Organisasi pada dasarnya dijalankan oleh
manusia sehingga penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian
atas perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang meraka mainkan
dalam organisasi (Sucipto, 2003: 2).
Pengertian kinerja keuangan menurut Sucipno adalah penentuan
ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba. Pengukuran kinerja keuangan perlu
dikaitkan antara organisasi perusahaan dengan pusat pertanggung jawaban.
Dalam melihat organisasi perusahaan dapat diketahui besarnya tanggung
jawab menejer yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan.
Namun demikian mengatur besarnya tanggung jawab sekaligus mengukur
25
prestasi keuangan tidaklah mudah sebab ada yang dapat diukur dengan
mudah dan ada pula yang ukar untuk diukur (Sucipto, 2003: 2).
Kinerja keuangan perusahaan adalah sesuatu hasil dari banyak
keputusan yang dibuat secara terus-menerus oleh manajemen, oleh karena
itu menilai kinerja keuangan perlu melibatkan analisis dampak keuangan
kumulatif dan ekonomi dari pusat dan mempertimbangkannya dengan
menggunakan ukuran komparatif (Yudha, 2007: 19).
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004), kinerja perusahaan
dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.
Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan dimasa lalu seringkali
digunakan sebagai dasar untuk memproduksi posisi keuangan dan kinerja
dimasa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemaki
seperti pembayaran deviden, upah, pergerakan harga sekuritas, dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh
tempo.
2. Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan merupakan suatu kunci sukses sebuah
organisasi. Ketika suatu organisasi tumbuh dan berkembang,
perkembangan tersebut akan diikuti oleh peningkatan kompleksitas dalam
pengendalian internal. Oleh karena itu diperlukan sistem pengendalian
kinerja yang sistematik dan terorganisir dengan baik. Dengan perencanaan
dan proses implementasi yang baik, perusahaan dapat mencapai sukses
secara berkeseimbangan, dimana kajian terhadap kinerja secara periodik
26
adalah inti dari proses pencapaian kesuksesan. Hal yang sama juga berlaku
pada sebuah perusahaan BUMN, secara umum untuk sebuah perusahaan
pengukuran kinerja dapat dipisahkan kedalam dua golongan yaitu kinerja
keuangan dan kinerja non keuangan. Indikator pengukuran kinerja
keuangan dapat diliaht dibawah ini (Yuliani 2007 dalam Intan Dewita
2010: 39):
1) Kinerja Laba, meliputi laba yang dapat diukur secara keuangan yang
merupakan selisih antara pendapata dan biaya. Untuk unit bisnis
(cabang), selain biaya yang terjadi pada cabang yang bersangkutan,
perhitungan biaya sebaiknya mengikutsertakan porsi biaya kantor
pusat dan yang dialokasikan bagi cabang yang bersangkutan (Yuliani
2007 dalam Intan Dewinta 2010: 39).
2) Kinerja Investasi, dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengambilan
(return) atas aset (selain kas) yang dimanfaatkan dalam menjalankan
bisnis, dan yang kedua adalah pengambilan atas investasi lainnya yang
didanai oleh surplus kas yang dimiliki perusahaan. Cara sederhana
untuk melakukan pengukuran investasi pada unit bisnis adalah dengan
menghitung return on invesment (ROI) untuk masing-masing unit
bisnis. Investasi pada aset di unit bisnis meliputi gedung, furniture, dan
perlengkapan kantor lainnya (Yuliani 2007 Dalam intan Dewinta 2010:
39-40).
27
D. Keterkaitan Antar Variabel
1. Peran Komite Audit Terhadap Kinerja Keuangan
Dalam pedoman pembentukan komite audit salah satu tujuan
dibentuknya komite audit adalah untuk mebantu direktur keuangan dalam
memperbaiki mutu laporan keuangan, dan menciptakan iklim disiplin dan
kontrol yang akan mengurangi kemungkinan penyelewengan-
penyelewengan (F. A Alijoyo, 2003: 3). Untuk perusahaan BUMN/BUMD
keputusan menteri secara tegas menyatakan bahwa komisaris/dewan
direksi harus mebentuk komite audit yang bekerja secara kolektif dalam
pelaksanaan tugasnya (F. A Alijoyo, 2003: 3), dan salah satu tugas dari
komite audit yang bekerja secara kolektif yaitu mengawasi dan
mengevaluasi kerja auditor (Sugiartha: 2008). Pada saat perusahaan
menerbitkan laporan keuangan harus berdasarkan persetujuan dari manajer
yang kemudian dievaluasi oleh auditor, jika dalam satu perusahaan
terdapat orang-orang yang kompeten dalam meningkatkan laporan
keuangan maka kinerja keuangan dalam perusahaan tersebut juga akan
semakin baik sehingga data keuangan yang dipublikasikan tidak
menyesatkan para pengambil keputusan (Sugiartha: 2008).
2. Pengendalian Intern terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Pengendalian intern yang efektif merupakan komponen penting
dalam manajemen perusahaan dan menjadi dasar bagi kegiatan operasional
perusahaan yang sehat dan aman. Pengendalaian yang efektif dapat
28
membatu pengurus juga menjaga aset perusahaan, menjamin tersedianya
pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya (Bank Indonesia,
2003: 1). Salah satu komponen pengendalian intern adalah komunikasi dan
informsi, informasi yang dimaksud adlah informsi akuntansi yang
merupakan metode dan catatan yang mengidentifikasi, menyatuakn,
analisis, klasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi organisasi/
lembaga dan menjaga akuntabilitasnya (Andi Yusuf Wahyu: 2009: 50).
Sedangkan kinerja keuangan harus dibat dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum (Sucipto: 2003), sehingga pihak yang berkepentingan
(business stakeholders) seperti pemilik, manajer, karyawan, pelanggan,
kreditor serta pemerintah tidak dirugikan (Niswonger et. al. 1999) (Andi
Yusuf wahyu, 2009: 50).
E. Kerangaka Pemikiran
Berdasarkan judul yang diangkat penulis mengenai komite audit dan
pengen dalian intern tehadap kinerja keuangan, maka peneliti merumuskan
kerangka berfikirnya sebagai berikut:
Gambar 2.1
Peran Komite Audit(X1)
Pengendalian intern(X2)
Kinerja Keuangan (Y)
29
F. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka pemikiran maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha1 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara peran komite
audit terhadap kinerja keuangan.
H01 : Tidak terdapat pengaruh yang positif antara peran komite audit
terhadap kinerja keuangan.
Ha2 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengendalian
intern terhadap kinerja keuangan.
H02 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara
pengendalian intern terhadap kinerja keuangan.
Ha3 : Secara bersama-sama peran komite audit dan pengendalian intern
terhadap kinerja keuangan.
H03 : Secara bersama-sama peran komite audit dan pengendalian intern tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
G. Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Metode Hasil
Fitria Anggraini
(2008), “Analisis
pengaruh peran
auditor internal dan
peningkatan
pengendalian intern
terhadap kinerja
keuangan”.
Peran auditor
internal,
pengendalian
intern, dan
Kinerja
perusahaan.
Regresi berganda Pengendalian intern
berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan
perusahaan.
30
Paramitha Rika Sari
(2008), “Hubungan
komite audit
terhadap kinerja
keuangan melalui
GCG”.
Komite audit,
kinerja keuangan.
Regresi berganda Tidak terdapat
pengeruh yang
signifikan antara
komite audit
terhadap kinerja
keuangan
perusahaan.
Puspita Anggraini
(2010), “ Pengaruh
audit manajemen
dan pengendalian
intern terhadap
kinerja keuangan”.
Audit
manajemen,
Pengendalian
intern, dan
Kinerja
Keuangan.
Regresi berganda Sistem
pengendalian intern
berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah anggota ikatan komite audit
Indonesia (IKAI) serta beberapa perusahaan di jakarta yang memiliki komite
audit yang berada disektor publik maupun swasta. Jenis penelitian ini
menjelaskan fenomena dalam bentuk pengaruh peran komite audit dan
pengendalian intern terhadap kinerja keuangan.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populai
Elemen popolasi ini tidak terbatas maka peneliti akan meneliti
sebagaian dari elemen-elemen tersebut sebagai sample yaitu anggota IKAI
dan anggota komite audit yang berada dibeberapa perusahaan.
2. Sampel
Tehnik penelitian sample dalam penelitian ini adalah dengan cara
convenience sampling yaitu tipe pemilihan sample secara tidak acak
(nonprobabiliti sampling) dengan memilih sample dari populasi (orang
atau kejadian) yang datanya mudah diperoleh peneliti (Indriantoro &
Supomo, 2002: 130). Metode ini dipilih karena penelitidiberi kemudahan
untuk memilih sample yang paling cepat serta adanya kesediaan dari
responden untuk mnjawab pertanyaan dari penelitian.
32
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam membahas dan meneliti masalah dibutuhkan data dan informasi
yang disusun dan dianalisis, sehingga memperoleh gambaran yang jelas
tentang peran komite audit dan pengendalian intrn terhadap kierja keuangan.
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan. Data yang digunakan pada penelitian ini
terdiri dari data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli (Indriantoro dan Supomo, 2002:46).
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner pertanyaan tertutup
(closed) dengan memberikan pertanyaan kepada responden mengenai
pendapat mereka tentang prean komite audit dan pengendalian intern
terhadap kinerja keuangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Indriantoro dan
Supomo, 2006:147). Data sekunder ini diperlukan sebagai landasan teori
yang dikumpulkan dengan cara membaca literatur, buku-buku akuntansi
auditing dan sumber-sumber lain yang menunjang penyusunan skripsi ini.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis statistik, sehingga pengujian yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
33
1. Uji Kualitas Data
Data ini merupakan data primer maka uji kualitas data penelitian
menggunakan uji reliabilitas dan uji validasi.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item
yang ada di dalam kuesioner mampu mengukur perubahan yang
didapatkan dalam penelitian ini (Ghozali, 2001: 45). Maksudnya untuk
mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan
dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi
antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.
Setelah itu tentukan hipotesis H0: skor butir pertanyaan berkorelasi
positif dengan total skor konstruk dan Ha: skor butir pertanyaan tidak
berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Setelah menentukan
hipotesis H0 dan Ha, kemudian uji dengan membandingkan r hitung
dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2. Suatu kuesioner
dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel (Ghozali, 2001:45).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas
ini dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban dari responden
34
melalui pertanyaan yang diberikan. Dalam pengujian reliabilitas ini,
peneliti menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan
signifikansi yang digunakan sebesar 0,6 dimana jika nilai Cronbach
Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0,6 maka butir pertanyaan
yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut memiliki
reliabilitas yang memadai. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari
suatu variabel lebih kecil dari 0,6 maka butir pertanyaan tersebut tidak
reliable. (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2001:42).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada
hubungan atau korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas
menyatakan hubungan antar sesama variabel independen. Dalam
penelitian ini uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah
ada korelasi atau hubungan diantara variabel peran komite audit dan
pengendalian intern. Pedoman suatu model regresi yang ideal adalah
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (nilai VIF dan
tolerance disekitar angka 1 serta koefisien korelasi antar variabel
independen haruslah dibawah 0,5). Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal, yakni variabel
orthogonal adalah variabel independen yang memiliki nilai korelasi
antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2001:
91).
35
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang
dapat dilihat dari grafik plot. Deteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana
sumbu Y adalah Y telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Menurut Nugroho (2005:62) cara memprediksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola gambar scatterplot. Analisis
pada gambar scatterplot yang menyatakan tidak terdapat
heterkesdastisitas apabila:
1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka
0 pada sumbu Y.
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah aja.
3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
Jika plot membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika plot tidak membentuk pola tertentu, seperti
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka
mengindikasikan telah terjadi homokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah plot yang mengindikasikan homokedastisitas atau tidak
36
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2001:105).
c. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa
nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar
menjauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal
maka tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan
bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,
2001:110)
3. Uji Hipotesis
Pada penelitian ini penulis menggunakan dua variabel independen
dan satu variabel dependen. Metode analisis yang digunakan untuk
37
menguji hipotesis adalah metode regresi berganda (multiple regression),
yaitu regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen, yang digunakan untuk
menguji Ha1
, Ha2
,dan Ha3
dengan pendekatan interaksi yang bertujuan
untuk memenuhi ekspektasi peneliti mengenai analisis pengaruh komite
audit dan pengendalian intern terhadap kinerja keuangan di KAP.
Persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Keterangan:
Y : Kinerja Keuangan
a : Konstanta
b1 b2 : Koefisien Regresi
X1 : Pengaruh Peran Komite Audit
X2 : Pengendalian Intern
e : Error
Untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis, digunakan uji statistik
terhadap output yang dihasilkan oleh model Regresi Berganda, uji statistik
ini meliputi:
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel
dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada
tabel Model Summaryb dan tertulis Adjusted R Square.
Nilai R2 sebesar 1, berarti fluktuasi variabel dependen
38
seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada
faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Jika nilai
R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat
kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel
dependen (Ghozali, 2005:45).
b. Uji Regresi Secara Parsial ( Uji t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada tabel
Coefficientsa.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing
variabel independen secara individual terhadap variabel dependen,
dilakukan dengan membandingkan p-value pada kolom Sig. Masing-
masing variabel independen dengan tingkat signifikansi yang
digunakan 0,05. Jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima
dan Ho ditolak. Sebaliknya jika p-value lebih besar dari 0,05 maka Ha
ditolak dan Ho diterima (Nugroho, 2005:55).
c. Uji Regresi Secara Simultan (Uji F)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel
dependen. Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel
ANOVA.
Untuk mengetahui variabel-variabel independen secara
39
simultan mempengaruhi variabel dependen, dilakukan dengan
membandingkan p-value pada kolom Sig. Dengan tingkat signifikansi
yang digunakan sebesar 0,05. jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka
Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika p-value lebih besar dari
0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima (Nugroho, 2005:53)
E. Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel adalah bagaimana menemukan dan
mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara
singkat dan jelas, serta tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Pertanyaan atau
pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variable dalam penelitian
ini diukur dengan menggunakan skala ordinal.
Kemudian jawaban yang didapat akan dibuat skor tertinggi bernilai 5
(lima) dan terendah bernilai 1(satu). Untuk jawaban tidak setuju (TS) = skor 1,
kurang setuju (KS) = skor 2, cukup setuju (CS) = skor 3, setuju (S) = skor 4,
dan sangat setuju (SS) = skor 5.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 4 variabel,
yaitu:
1. Variabel Independen
Pengertian variabel independen yaitu variabel yang bebas dan
mempengaruhi variabel lain (dependen). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah peran komite audit dan pengendalian intern.
40
a. Komite Audit
Komite audit adalah suatu komisi dewan direksi yang
menentukan pemeliharaan eksternal auditor atau akuntan publik yang
akan melakukan pemeriksaan dan penyajian atas laporan keuangan
perusahaan. Adanya konsep komite audit adalah fenomena untuk
meningkatkan pengendalian intern perusahaan pada level corporate
governance.
b. Pengendalian Intern
Pengendalian intern adalah suatu perencanaan yang meliputi
struktur organisasi dan semua metode dan alat-alat yang di
koordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk
menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan
kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan membantu
mendorong dipatuhinya kebijakan menejemen yang telah ditetapkan.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel tidak bebas atau yang
dipengaruhi variabel lain. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Kinerja Keuangan. Kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah
penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba.
41
Tabel 3.1Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub Variabel Indikator
Peran KomiteAudit(X¹)
Sumber: F. A.Alijiyo (2003).
1. Tujuan danmanfaatdibentuknyakomite audit.
1. Komite audit melakukanpengawasan laopankeuangan.
2. Komite audit memberikanpengawasan atas prosesresiko dan kontrol.
3. Komite audit memberikanpengawasan atas prosestata kelola perusahaan.
2. Tanggungjawab komiteaudit
1. Komite audit memberikanpendapat professional atasinformasi perusahaan.
2. Komite audit bertanggungjawab terhadap kegiataninternal dan eksternalperusahaan.
3. Komite audit bertanggungjawab mengawasi seluruhkegiatan perusahaan.
3. Lingkup kerjakomite audit
1. Audit committee charter2. Struktur komite audit3. Syarat keanggotaan
komite audit.4. Rapat pertemuan komite
audit.5. Laporan komite audit.6. Kinerja komite audit.
PengendalianIntern
(X²)Sumber: PuspitaAnggraini (2008)
1. Lingkunganpengendalian
1. Sikap kerja seluruhkaryawan.
2. Filosofi manajemen, gayaoperasi, dan strukturorganisasi dalamperusahaan.
2. PenilaianResiko
1. Identifikasi untukmeminimalkan resiko.
2. Perkembangan aktivitasaudit.
3. Prosedur 1. Strandarisasi proses kerja
42
Pengendalian dan pendeteksian kesalahan.2. Hal-hal terkait dengan
prosedur pengaendalian.
4. Pemantauan 1. Pemantauan terhadapperilaku karyawan.
2. Penilaian secara khususdalam lingkunganperusahaan.
5. Informasi dankomunikai
1. Informasi dalam lingkunganperusahaan sebagaipedoman operasional.
2. Komunikai dan informasidigunakan untuk efektifitaskontrol.
3. Informasi digunakan agartidak menyesatkan parapengambil keputusan.
Kinerja Keuangan(Y)
Sumber: Sucipto(2003).
PengukuranKinerja
1. Profit Performance.2. ROI
43
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada para anggota komite audit yang bekerja
baik di Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) atau perusahaan lainnya yang
memiliki komite audit. Pada dasarnya peneliti melakukan pemilihan beberapa
perusahaan yang memiliki komite audit untuk menjadi sasaran penyebaran
kuesioner. Dalam hal ini peneliti mendatangi langsung perusahaan yang
bersangkutan.
Daftar nama perusahaan yang ditunjuk dalam penyebaran kuesioner
dapa dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.1Nama Perusahaan
No Nama Perusahaan
1 IKAI
2 Perum Perhutani
3 PT. Pos Indonesia
4 PT. Bank Negara IndonesiaSumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
Penyebaran kuesioner dilakukan dari awal bulan November 2010,
sedangkan proses pengembalian dan pengumpulan data dilakukan sampai
akhir November 2010. Kuesioner yang disebar sebanyak 60 buah dan dari
jumlah tersebut yang kembali sebanyak 41 buah kuesioner dan dapat diolah
seluruhnya. Hal ini dapat ditunjukan dalam tabel berikut:
44
Tabel. 4.2Sample dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah
Penyebaran Kuesioner 60
Kuesioner yang kembali 41
Kuesioner yang tidak kembali 19
Kuesioner yang bisa diolah 41
Tingkat pengembalian (Response rate) 68.33%Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari 60 kuesioner yang
disebarkan yang dapat terkumpul sebanyak 41 buah kuesioner. Tingkat
pengembalian yang diperoleh adalah sebesar 68.33% dari total kuesioner.
Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 19 kuesioner atau sebesar 31.66%.
Hal ini menunjukkan tingkat pengembalian kuesioner yang cukup tinggi
karena peneliti mendatangi langsung perusahaan yang bersangkutan dalam
melakukan penyebaran kuesioner.
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Deskriptif Demografi Responden
Deskriptif demografi responden memberikan gambaran mengenai
karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal yang
menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase (dengan
pembulatan tanpa koma) jenis kelamin, pendidikan, dan lamanya bekerja
pada perusahaan.
45
Tabel 4.3Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Absolut Persentase
Laki-laki 36 87.80 %
Perempuan 5 12.19%
Jumlah 41 100%Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan
jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 36 orang atau
sebesar 87.80%, sedangkan sisanya sebanyak 5 orang atau sebesar 12.19%
dipenuhi oleh jenis kelamin perempuan. Artinya, sebagian besar responden
yang mengisi kuesioner ini adalah laki-laki.
Tabel 4.4.Pendidikan Responden
Pendidikan Absolut Persentase
SI 8 19.51%
S2 18 43.90 %
S3 15 36.58%
Jumlah 41 100%Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
Pada tabel 4.4. dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan
jenjang pendidikan terakhir tersebar pada pendidikan Sarjana Strata Satu
(SI) sebanyak 8 orang atau sebesar 19.51%. Responden yang
berpendidikan terakhir dengan kategori Sarjana Strata Dua (S2) sebanyak
18 orang atau sebesar 43.90%, dan Sarjana Strata Tiga (S3) sebanyak 15
orang atau sebesar 36.58% .
46
Tabel 4.5.Lama Berprofesi Sebagai Anggota Komite Audit
Lama Bekerja Absolut Persentase
1-3 tahun 29 70.73 %
3- 10 tahun 12 29.26%
Jumlah 41 100%Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
Pada tabel 4.5. dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan
lama berprofesi sebagai anggota komite audit antara 1-3 tahun sebanyak
29 orang atau sekitar 70.73 %, antara 3-10 tahun sebanyak 12 orang atau
sekitar 29.26 %.
Tabel 4.6.Jawaban Responden
VariabelSangatSetuju
SetujuSetujuCukup
KurangSetuju
TidakSetuju
Peran Komite Audit 110 Butir 315 Butir 61 Butir 6 Butir 0
Pengendalian Intern 82 Butir 292 Butir 67 Butir 10 Butir 0
Kinerja Keuangan 20 Butir 38 Butir 21 Butir 3 Butir 0Sumber: Hasil Penelitian yang diolah, 2010.
Pada tabel 4.6 dapat dilihat karakteristik responden yang
menjawab sangat setuju, setuju, cukup setuju, kurang setuju, dan tidak
setuju. Pada variabel peran komite audit pertanyaan yang diajukan
sebanyak 12 butir kepada 41 responden, jawaban sangat setuju diperoleh
sebanyak 110 butir, setuju sebesar 315 butir, cukup setuju 61 butir, kurang
setuju 6 butir, dan tidak ada satupun responden yang menjawab tidak
setuju. Pada variabel pengendalian intern pertanyaan yang diajukan
47
sebanyak 11 butir kepada 41 responden, pada variabel ini jawaban sangat
setuju diperoleh sebanyak 82 butir, setuju 292 butir, cukup setuju 67 butir,
kutang setuju 10 butir, dan tidak ada satupun responden yang menjawab
tidak setuju atas pertanyaan yang di ajukan. Sedangkan pada variabel
kinerja keuangan pertanyaan yang diajukan sebanyak 2 butir kepada 41
responden, dan dari variabel ini diperoleh jawaban sangat setuju sebanyak
20 butir, setuju 38 butir, cukup setuju 21 butir, kurang setuju 3 butir, dan
tidak ada satupun responden yang menjawab tidak setuju pada pertanyaan
ini.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk menguji konsistensi
jawaban dari responden melalui pertanyaan yang diberikan. Hasil dari
pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen
penelitian yang dipakai dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang
berbeda. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dapat dikatakan reliable atau handal jika jawaban responden
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode
statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan sebesar
0,6 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih besar
48
dari 0,6 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran
instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang memadai. Sebaliknya,
jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih kecil dari 0,6 maka
butir pertanyaan tersebut tidak realible. (Nunnally, 1967 dalam
Ghozali, 2005: 42).
Tabel 4.7.Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Jumlah butirpertanyaan
Cronbach alpha
Peran Komite Audit 12 butir 0,919
Pengendalian Intern 1 1 butir 0,906
Kinerja Keuangan 2 butir 0,777Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa instrumen untuk
setiap variabel penelitian adalah reliabel, karena a hitung > 0,6. pada
variabel peran komite audit memiliki α 0,919 > 0,6. Variabel
pengendalian intern memiliki α hitung 0,906 > 0,6. Dan variabel
kinerja keuangan memiliki α hitung 0,777 > 0,6.
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah item-item
yang ada di dalam kuesioner mampu mengukur perubah yang
didapatkan dalam penelitian ini (Ghozali, 2005: 45). Maksudnya untuk
mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner dilihat jika pertanyaan
dalam kuesioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.
49
Uji validitas ini dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi
antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel.
Setelah itu tentukan hipotesis H0: skor butir pertanyaan tidak
berkorelasi positif dengan total skor konstruk dan Ha: skor butir
pertanyaan berkorelasi positif dengan total skor konstruk. Setelah
menentukan hipotesis H0 dan Ha, kemudian uji dengan
membandingkan r hitung (tabel corrected item-total correlation)
dengan r tabel (tabel Product Moment dengan signifikansi 0,05) untuk
degree of freedom (df) = n-2, dimana "n" adalah jumlah sampel
penelitian sebanyak 41 responden sehingga diperoleh nilai (df) = 41-2
atau nilai df dari 39 adalah 0,260. Suatu kuesioner dinyatakan valid
apabila r hitung > r tabel (Ghozali, 2005: 45). Hasil pengujian validitas
ditunjukkan dalam table berikut:
Tabel 4.8.Hasil Uji Validitas Variabel Peran Komite Audit
Pertanyaan r hitung r tabel Kesimpulan
Butir 1 0,782 0,260 Valid
Butir 2 0,735 0,260 Valid
Butir 3 0,742 0,260 Valid
Butir 4 0,516 0,260 Valid
Butir 5 0,685 0,260 Valid
Butir 6 0,662 0,260 Valid
Butir 7 0,716 0,260 Valid
Butir 8 0,776 0,260 Valid
Butir 9 0,697 0,260 Valid
Butir 10 0,765 0,260 Valid
Butir 1 1 0.773 0.260 ValidSumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
50
Tabel 4.9Hasil Uji Validitas Variabel Pengendalian Intern
Pertanyaan r hitung r tabel Kesimpulan
Butir 1 0,404 0,260 Valid
Butir 2 0,700 0,260 Valid
Butir 3 0,710 0,260 Valid
Butir 4 0,664 0,260 Valid
Butir 5 0,422 0,260 Valid
Butir 6 0,627 0,260 Valid
Butir 7 0,676 0,260 Valid
Butir 8 0,762 0,260 Valid
Butir 9 0,790 0,260 Valid
Butir 10 0,701 0,260 Valid
Butir 1 1 0,705 0,260 ValidSumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
Tabel 4.10Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Keuangan
Pertanyaan r hitung r tabel Kesimpulan
Butir 1 0,636 0,260 Valid
Butir 2 0,636 0,260 ValidSumber: Hasil penelitian yang diolah, 2010
Variabel peran komite audit terdiri atas 12 butir pertanyaan,
dari 12 butir pertanyaan tersebut 11 butir pertanyaan adalah
valid sedangkan 1 butirnya tidak valid, (r hitung > r table). Variabel
pengendalian intern terdiri dari 11 butir pertanyaan, dan semua
pertanyaan tersebut adalah valid (r hitung > r table). Begitupun juga
pada variabel kinerja keuangan terdiri dari 2 butir pertanyaan, dan
semua butir pertanyaan tersebut adalah valid (r hitung > r table).
51
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah ada
hubungan atau korelasi diantara variabel independen. Multikolinearitas
menyatakan hubungan antar sesama variabel independen. Dalam
penelitian ini uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah
ada korelasi atau hubungan diantara variabel komite audit, dan
pengendalian intern. Pedoman suatu model regresi yang ideal adalah
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (nilai VIF dan
tolerance disekitar angka 1 serta koefisien korelasi antar variabel
independen haruslah dibawah 0,5) atau tidak terjadi multikolinearitas.
Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
tidak orthogonal yakni variabel orthogonal adalah variabel independen
yang memiliki nilai korelasi antar sesama variabel independen sama
dengan nol (Ghozali, 2005: 91).
Tabel 4.11.Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients(a)
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1. (Constant)Peran Komite AuditPengendalian Intern
.429
.4292.3292.329
a Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
52
Pada tabel 4.11 terlihat nilai tolerance untuk tiap variabel
sebesar 0.429 sedangkan nilai VIF untuk masing-masing varibel
sebesar 2.329. berdasarkan pedoman terhadap uji multikolinearitas
nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF 10 maka terlihat bahwa tidak terjadi
korelasi diantara variabel peran komite audit dan pengendalian intern,
atau tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi ini.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varian yang
dapat dilihat dari grafik plot. Deteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana
sumbu Y adalah Y telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y
prediksi - Y sesungguhnya) yang telah di-studentized.
Jika plot membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar,
kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika plot tidak membentuk pola tertentu, seperti
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka
mengindikasikan telah terjadi homokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah plot yang mengindikasikan homokedastisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2005: 105).
53
Gambar 4.1Hasil Uji Heteroskedastisitas
Scatterplot
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
Pada gambar 4.1. menunjukkan tidak terjadi pola tertentu yang
teratur seperti bergelombang, melebar, dll. Sesuai dengan pedoman uji
heteroskedastisitas, maka dalam penelitian ini tidak terjadi
heteroskedastisitas atau disebut homokedastisitas. Hal ini dibuktikan
dengan grafik plot diatas yang tidak membentuk pola tertentu yang
teratur sehingga penelitian ini layak dilakukan pengujian lebih lanjut.
c. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi
normal, model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau
paling tidak mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F
54
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika
asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data (titik) menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan bahwa
model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data (titik) menyebar
menjauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka
tidak menunjukkan pola distribusi normal yang mengindikasikan
bahwa model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. (Ghozali,
2001:110).
Pada gambar 4.2. menunjukkan adanya persebaran data (titik)
pada sumbu diagonal yang mendekati garis diagonal. Berdasarkan
pedoman uji normalitas mengatakan bahwa jika persebaran data (titk)
mengikuti atau mendekati garis normal maka suatu penelitian dapat
dikatakan normal. Pada gambar histogram juga menunjukkan adanya
normalitas dalam penelitian ini. Melihat hal tersebut maka dapat
disimpulkan penelitian ini memenuhi uji normalitas.
55
Gambar 4.2Hasil Uji Normalitas-Grafik Histogram
Histogram
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010.
Gambar 4.3Hasil Uji Normalitas-Grafik Normal P-Plot
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Sumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
56
4. Uji Hipotesis
a. Hasil Uji t
Pengujian regresi secara parsial (uji t) berguna untuk menguji
pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen
dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dari
masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi yang digunakan
sebesar 0,05. jika p-value lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan
bahwa variabel-variabel independen secara parsial mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji regresi
secara parsial (uji t) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.12. Hasil Uji t
Coefficients(a)
ModelUnstandardized
CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.
BStd.Error Beta
1 (Constant)Komite AuditPengendalainIntern
-1.074.035
.171
1.037.031
.033
.157
.710
-1.0361.153
5.209
.307
.256
.000a Dependent Variable: Kinerja keuanganSumber : Hasil Penelitian yang diolah, 2010.
Dalam tabel Coefficients di atas ditunjukkan bahwa variabel
independen yang dimasukkan dalam model yaitu peran komite audit
adalah tidak signifikan. Hal ini dapat dilihat probabilitas signifikannya
sebesar 0.256 lebih besar dari 0,05 yang berarti Hoi diterima. Hasil uji
57
hipotesis menunjukkan bahwa variable komite audit tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja keuangan. Sejalan dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Paramitha Rika Sari (2008) yang
menyatakan tidak terdapat pengaruh signifikan antara peran komite
audit dengan kinerja keuangan ini karena komite audit merupakan hal
yang baru bagi perusahaan, bahkan banyak perusahaan yang belum
memiliki komite audit dalam sistem pengawasan kinerjanya,
mengingat peraturan pemerintah ini belum lama diterbitkan. Akibatnya
pembentukan komite audit yang baru ini juga masih mengalami
kendala-kendala seperti masalah komunikasi dengan dewan komisaris,
dewan direksi, auditor internal dan eksternal serta pihak lain sebagai
aspek yang penting dalam keberhasilan kerja komite audit (Efendi,
2005). Dengan adanya kendala-kendala yang masih dihadapi sehingga
belum efektif dan hal itu tidak memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap perubahan kinerja keuangan perusahaan.
Variabel pengendalian intern memiliki nilai probabilitas
signifikan sebesar 0,000 jauh di bawah 0,05 yang berarti Haa diterima.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengendalian intern
berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Dengan demikian
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita
Anggraini (2009), semakin besar tingkat pengandalain intern suatu
perusahaan maka semakin tinggi tingkat kemampuan perusahaan
dalam menilai kinerja keuangannya.
58
b. Hasil Uji F
Pengujian signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk
menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan
dalam model regresi mempunyai pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.13.Hasil Uji F
ANOVA(b)
Model Sum ofSquares Df Mean
Square F Sig.
1 RegressionResidualTotal
42.60518.51761.122
23840
21.303.487
43.717 ,000(a)
a Predictors: (Constant), Reran komite audit dan pengandalian internb Dependent Variable: Kinerja keuanganSumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.14
menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil
dari nilai probabilitas (p-value) 0,05 (0,000 < 0,5). Hasil uji hipotesis
menunjukkan bahwa peran komite audit dan pengandalain intern
secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan (Ha3 diterima).
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-
variabel independen, yaitu komite audit, dan pengendalian intern
59
dalani menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu kinerja keuangan.
Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom adjusted R
square, yang ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.14.Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary(b)
Model
R R SquareAdjusted R
Square
Std. Error ofthe
Estimate
1 ,835(a) ,697 ,681 ,698
a Predictors: (Constant), peran komite audit, pengendalian internb Dependent Variable: kinerja keuanganSumber : Hasil penelitian yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien
Adjusted R Square yang dihasilkan oleh variabel-variabel independen
sebesar 0,681 yang artinya adalah 68 % variabel dependen kinerja
keuangan dijelaskan oleh variabel independen peran komite audit dan
pengendalian intern. Dan sisanya sebesar 32 % dijelaskan oleh variabel
lain diluar variabel independen yang digunakan. Misalkan variabel
komite audit (Paramitha, 2007) dan pengendalian intern (Puspita,
2005).
Angka koefisien kolerasi (R) pada tabel 4.12 sebesar 0,835
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai koefisien kolerasi
diatas 0,5. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 0.698. Makin kecil
nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam
memprediksi variabel dependen.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh peran komite audit
dan pengendalian intern terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan data yang
diperoleh maupun hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan mengenai pengaruh peran komite audit dan
pengendalian intern terhadap kinerja keuangan, yaitu:
1. Berdasarkan hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel komite audit tidak
berpengaruh secara signifikan baik secara parsial maupun simultan
terhadap kinerja keuangan.
2. Berdasarkan hasil uji regresi ditemukan bahwa variable pengendalian
intern berpengeruh secar signifikan baik secara parsial maupun simultan
terhadap kinerja keuangan.
3. Berdasarkan hasil uji regresi ditemukan bahwa variable peran komit audit
dan pengendalian intern secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan diatas maka implikasi dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
61
1. Peran Komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
keuangan. Kebanyakan perusahaan di Indonesia blum memiliki komite
audit sebagai sistem pengawas kinerja perusahaan mereka, sehingga pada
saat pemerintah menetepkan kebijakan bagi perusahaan BUMN di
Indonesia untuk memiliki komite audit ini tidak terlalu berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2. Pengendalaian intern berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan.
Hal ini menunjukkan pengendalain intern sangat diperlukan oleh sebuah
perusahaan agar terciptanya kinerja kerja yang baik dalam sebuah
perusahan.
C. Saran
1. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat memperluas populasi
penelitian, yaitu dengan menambah jumlah perusahaan yang memiliki
anggota komite audit dilingkungan perusahaan BUMN yang dikehendai
sehingga diperoleh hasil penelitian yag tingkat generalisainya lebih tinggi.
2. Diharapkan dapat melakukan wawancara secara langsung sehingga
penelitian selanjutnya lebih dapat memahami maksud yang disampaikan
oleh responden.
3. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain
yang mungkin mempengaruhi kinerja keuangan seperti kinerja non
keuangan dan lain-lain.
62
DAFTAR PUSTAKA
Assegaf, Ibrahim Abdullah, Kamus Akuntansi, edisi revisi, PT Mario Graafika,Jakarta, 2001.
Anggraini, Fitria. Analisis Pengaruh Peran Auditor Internal TerhadapPeningakatan Pengendalian Intern Dan Kinerja Perusahaan, Skripsi UINSyarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Arens, Alvin A, dan Loebbecke James K. Auditing and Integrated Approach,International edition, Prentice Hall International, Inc : USA. 2000.
Alijoyo, F. Agustinus. Keberadaan dan Peran Komite Audit Dalam Rangkaimplementasi Good Corporate Governance, Seminar nasional FKSPIBUMN/BUMD, http//www.fcgi.or.id, (07 Mei 2003).
Aditya, Muamar. Karakteristik Komite Audit dan Tingkat Pengungkapan WajibInformasi Laporan Keuangan, Fakultas Ekonomi, UIN SyarifHidayatullah, Jakarta, 2005.
Boyton, William C, Raymond N Johnson and Waller. G. Kell, Modern Audit,edisi ke-7, John Wiley ang Sons, Inc. USA, 2001.
Effendy, Muharry.efektivitaskerja. http://muhariefeffendi.wordpress.com.
Effendy, Muharry. Peranan Komite Audit dalam Meningkatkan KinerjaPerusahaan http://muhariefeffendi.wordpress.com/2007/11/08.
F. J. G. M Cremers, M. Van der Vorm and R. M. F, Van Loon (2004).Composition Auditing Committee. http://www.vopak .com.
Felo A. J, Srinivasan. K dan Steven A.S. Audit Committee Characteristic andPerceived Quality of Financial Reporting: An Empirical Analysis.working paper. 2003.
Gunadi, Eddie M. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit,http//www.fcgi.or.id.
Hamid, Abdul. Panduan Penulisan Skripsi, FEIS UIN Syarif Hidayatullah.Jakarta, 2007.
IAI, Standar Akuntansi Keuangan, (2002 : 31.1).
IAI. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. 2007
63
Karlina, Gina. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social ResponsibilityTerhadap Kinerja Keuangan. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2009.
Kurnianingsih, Retno dan Bambang Supomo. Peran, Komposisi dan KinerjaKomite Audit, jurnal bisnis dan Akuntansi, (Vol 1, no 2, Agustus 1999).
No name. Pengendalian Intern. http://id.wikipedia.org/wiki/pengendalian_intern .20 Desember 2009.
Penerbitan Peraturan BAPEPAM, Peraturan BAPEPAM no. IX. 1.5 TentangPembentukan Pedoman Pelaksanaan Kinerja Komite Audit, Kep-29/PM/2004: Jakarta, (24 September 2004).
Sugiono. Metode Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2007.
Siamat, Dahlan. Menejemen Lembaga Keuangan, Dilengkapi UU nomor 7 tahun1992 sebagaimana diubah dalam UU nomor 10 tahun 1998, LembagaPenerbit FEUI, Jakarta, 2004.
SA. Seksi 319, Pertimbangan atas Pengendalian intern dalam Audit laporanKeuangan, Paragraf 06.
Umar, Husein. Metode penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Rajawali Pers,Jakarta, 1997.
UU RI no 7 tahun 1992 tentang Perbankan, Jakarta, 1992.
Utami, Putri, Rizky. Pengaruh Pengungkapan Lingkungan Terhadap KinerjaKeuangan Dan Kinerja Saham, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2008.
http://www.governance-indonesia.com/pedoman/audit/#2.
http://wikimediafoundation.org/wiki/Piagam_pendirian_Komite_Audit.
Ketentuankomiteaudit.http://www.mailarchive.com/[email protected]/msg08801.html.
(http://finance.groups.yahoo.com/group/perbankan/)- 2009.
(http://banking.blog.gunadarma.ac.id/)- 23 April 2009.
http://mimodjo.blogspot.com/2009/04/perbankan-nasional-di-2009.
64
Analisis Pengaruh Peran Komite Audit Dan Pengendalian Intern TerhadapKinerja Keuangan
Study Kasus Pada Beberapa Perusahaan
Lembar Pernyataan/Kuesioner
Kepada Yth:Bapak/Ibu Komite AuditDi IKARPerusahaan BUMN
Saya yang bertandatangan dibawah ini:Nama : Juaenatis SariahStatus : MahasiswaFak/Jur : Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial/ Akuntansi PemeriksaanTujuan : Kelengkapan Informasi Penyusunan Skripsi
Dalam hal menyelesaikan tugas akhir kuliah (skripsi), saya sangatmengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam pengisian kuesioner.Daftar pernyataan/kuesioner ini ditujukan kepada anggota komite audit di tempatanda bekerja. Anggota yang dimaksudkan merupakan satu satuan tim komiteaudit. Keberhasilan penelitian ini tergantung pada kejujuran dan kesediaanBapak/Ibu dalam mengisinya. Atas kesediaan waktunya saya ucapkan banyakterima kasih.
Jakarta, November 2010
Peneliti
65
KUESIONER
Analisis Pengaruh Peran Komite Audit dan Pengendalian Intern TerhadapKinerja Keuangan
Kuesioner ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:1. Bagian A berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai data dan keterangan
Bapak/ibu.2. Bagian B berisi pernyataan-pernyataan yang merupakan penjabaran dari
kisi-kisi penelitian, yang berupa pernyataan atas pendapat Bapak/Ibu atasjudul " Analisis Pengaruh Peran Komite Audit dan Pengendalian InternTerhadap Kinerja Keuangan ".
Bagian A: Data dan Keterangan RespondenButir pernyataan di isi dengan jawaban yang sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu didalam kotak jawaban yang telah disediakan.1. Nama/Inisial : ………….2. Perusahaan : ………….3. Umur : …….. Tahun4. Jenis Kelamin : Laki-laki
Perempuan
5. Status Pernikahan : Sudah menikahBelum menikah
6. Berapa lama Bapak/ibu bekerja perusahaan ini :Kurang dari 1 tahun 1-3 tahun
3-10 tahun lebih dari 10 tahun
7. Pendidikan terakhir Bapak/Ibu diperoleh dari:PTN/Swasta(Sl) PTN/Swasta (S3)
PTN/Swasta (S2) STAN
Diploma III SMA/SMEA/Lain-lain
66
Bagian B: Pernyataan Kuesioner
Adapun pengukuran variabel yang digunakan adalah skala interval, yaitu skala
yang digunakan untuk mengukur sifat, pendapat, kondisi dan persepsi tentang
fenomena sosial (Sugiono, 1999: 87). Perangkat utama untuk mendapatkan data
primer dari responden adalah dengan kuesioner. Dengan skala ini memungkinkan
responden menjawab dalam berbagai tingkat pada setiap butir pernyataan. Dalam
skala penilaian terlihat keragaman penilaian yang berkisar antara 1 sampai dengan
5 kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan Skor
Sangat setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Cukup setuju (CS) 3
Kurang setuju (KS) 2
Tidak setuju (TS) 1
67
DAFTAR PERNYATAAN/KUESIONER UNTUK KOMITE AUDIT
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini menunjukan pendapat Bapak/Ibu mengenai tanggung jawab
komite audit dalam mewujudkan transparansi dan pengungkapan. Mohon
Bapak/'Ibu komite audit untuk mengisi salah satu jawaban yang tersedia dibawah
ini dengan memberikan tanda check list (v) pada jawaban sangat setuju, setuju,
cukup setuju, kurang setuju, dan tidak setuju.
No Uraian SangatSetuju
Setuju CukupSetuju
KurangSetuju
TidakSetuju
Peran Komite Audit1 Komite audit melaksanakan
pengawasan yang independenatas proses laporan keuanagandan audit ekstern.
2. Komite audit memberikanpengawasan yang independenatas proses resiko dan kontrolyang di pegang oleh dewandireksi dalam sebuahperusahaan.
3. Dalam sebuah perusahaandireksi bertaggung jawab ataspelaksanaan tata kelolaperusahaan sedangkanpengawasannya dilakukan olehkomite audit.
4. Komite audit bertanggungjawab kepada dewan komisarisdan bertugas memberikanpendapat profesional yangindependen tentang telaah atas -semua info dan kegiatan yangdilakukan perusahaan.
5. Komite audit bertanggungiawab mendorong terbentuknyapengendalian intern dan eksternyang memadai di lingkunganperusahaan.
6 Komite audit bertanggungjawab mengawasi seluruhkegiatan internal
68
perusahaan dan mengevaluasiperan komite audit yang sudahada.
7 Audit committee charter yangdisetujui oleh dewan komisarisdisebarkan kepada semuastakeholders perusahaan yang didalamnya mencakup peran dantanggung jawab serta lingkupkerja komite audit.
8 Komite audit dalam sebuahperusahaan dibentuk olehdewan komisaris yangterdiri dari 3-5 anggota yangindependen, yang bertugasantara 1-3 tahundan memiliki tujuan jangkapanjang.
9 Komite audit haruslah seorangyang independen, objektif danprofesional serta memilikipemahaman yang baik tentanglingkungan bisnis terutamapemahaman atas laporankeuangan serta keterampilanberkomunikasi.
10 Rapat yang diadakan olehkomite audit harus sesuaiagenda, dan harus dilaksanakanpaling tidak 3bulan sekali, sertakomite audit juga wajibmengikuti rapat-rapat yang diadakan oleh pihak luarperusahaan dan hasil rapat harusdirekam dalam notulen.
11 Setiap tahun komite audit harusmmberika laporan langsung dantertulis kepada dewan komisarisatas pelaksanaan kerja mereka.
12 Kinerja komite audit dievaluasitiap satu tahun sekali oleh pihakindependen diluar komite audituntuk dibandingkan kinerjaaktualnya terhadap peran dantanggung jawab yang tercakupdalam rencana kerja tahunan.
69
Pengendalian Intern:13 Sikap yang baik dari para
manajer dan karyawanmendorong terwujudnyaiingkungan pengendalian internyang baik pula diperusahaan.
14 Faktor-faktor yangmempengaruhi terwujudnyalingkungan pengendalian yangbaik di perasahaan meliputifilosofi manajemen, gayaoperasi, dan strukturorganisai dalam sebuahperusahaan yang menjadi dasarkeefektifan unsur-unsurpengendalian intern yang lain
15 Indentifikasi dalam aktifitasbisnis perusahaan dapatdianalisa dan dievaluasisehingga dapat diambil tindakanuntuk meminimalkannya.
16 Unsur penilaian resiko dalampengendalian intern sebuahperusahaan harus bekerja secaraharmonis karena ini menjadibagian dari aktifitas audit yangterus berkembang.
17 Dalam sebuah perusahaanprosedur pengendalianditetapkan untukmenstandarisasi proses kerjasehingga menjamin pencapaiantujuan, dan mencegah terjadinyaketidakberesan.
18 Prosedur pengendalian yangbaik dalam sebuah perusahaanmeliputi personil yangkompeten, mutasi kerja dan cutiwajib, pelimpahan tanggungjawab, dan pemisahan fungsiakuntansi.
19 Usaha pemantauan padakaryawan dilakukan untukmenentukan kekurangan sertameningkatkan efektivitaspengendalian agar kinerja
70
perusahaan dapat berjalandengan baik.
20 Penilaian secara khusus dalamlingkungan perusahaandilakukan pada saat terjadiperubahan pokok dalam strategimanajemen senior dan strukturkorporasi.
21 Info dan komunikasi dalamsebuah perusahaan sebagaipedoman operasional menjaminketaatan dengan pelaporanhukum dan peraturan yangberlaku dalam perusahaan.
22 Komunikasi dan informasitentang operasi kontrolmemberika substansi yang dapatdigunakan manajemen untukmengevaluasi efektifitas kontrolsuatu perusahaan.
23 Info yang material, kompetendan relevan dikomunikasikandengan baik oleh perusahaankepada para pengambilkeputusan agar tidakmenyesatkan.
24 Keberhasilan suatu perusahaandilihat dari besarnya laba yangditerima dalam upayapeningkatan kinerja keuangan.
25 Penilaian kinerja diukur dengandengan pengembalian tingkatinvestasi/ROI.
Atas kesediaan waktu, partisipasi dan kerja sama Bapak/Ibu saya
mengucapkan teriina kasih yang sebesar-besamya.
71
XI (Komite Audit)
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 602 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 483 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 484 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 495 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 476 4 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 4 477 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 478 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 489 3 2 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3910 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4811 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 3 4 5012 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5413 3 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5014 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4915 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4816 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5117 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3718 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3819 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5320 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5721 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5622 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5123 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5324 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4825 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5026 2 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5427 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4828 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4229 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4630 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4831 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3732 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5033 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5034 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5935 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5636 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4837 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4838 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4039 2 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5640 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4841 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 49
72
X2 (Pengendalian Intern)
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 442 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 443 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 444 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 455 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 436 4 5 5 4 4 4 3 3 3 4 4 437 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 438 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 449 3 2 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3510 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4411 5 4 4 4 4 3 5 5 5 4 3 4612 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5013 3 5 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4614 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4515 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4416 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4617 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3418 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3519 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4920 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 5221 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5122 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4723 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4824 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4425 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4626 2 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4927 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4428 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3829 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4230 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4431 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3432 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4633 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4634 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5435 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5136 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4437 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4438 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 3 3739 4 4 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3340 3 4 2 3 4 4 3 3 3 2 4 3541 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 46
73
Y (Kinerja Keuangan)
Resp 1 2 Jumlah1 5 5 102 4 4 83 4 4 84 4 4 85 4 4 86 3 4 77 4 4 88 5 4 99 3 3 6
10 4 4 811 4 3 712 5 4 913 5 4 914 5 5 1015 4 4 816 4 5 917 3 3 618 3 4 719 5 4 920 5 5 1021 5 5 1022 5 5 1023 4 4 824 4 4 825 5 5 1026 4 4 827 4 4 828 4 3 729 4 4 830 4 4 831 3 3 632 4 4 833 4 4 834 5 5 1035 5 5 1036 4 4 837 4 4 838 3 4 739 4 2 640 3 3 641 4 4 8
74
Regression
Variables Entered/Removed
ModelVariablesEntered
VariablesRemoved Method
1 PengendalianIntern,Komite Audita
Enter
a. All requested variables entered.b. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Model Summary
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .835a .697 .681 .698a. Predictors: (Constant), Pengendalian Intern, Komite Audit
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
42.605
18.517
61.122
2
38
40
21.303
.487
43.717 .000a
a. Predictors: (Constant), Pengendalian Intern, Komite Auditb. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Coefficientsa
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant)Komite AuditPengendalianIntern
-1.074.035.171
1.037.031.033
.157
.710
-1 .0361.1535.209
.307
.256
.000.429.429
2.3292.329
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
75
Coefficient Correlationsa
Model Pegendalaian Intern Komite Audit1 Correlations Pengendalaian
Intern1.000 -.755
Komite Audit -.755 1.000
Covariances PengendalianIntern
.001 .000
Komite Audit .000 .001
a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
Collinearity Diagnostica
Variance Proportions
DimensiModel on Eigenvalue Condition Index (Constant) Komite Audit
PengendalianIntern
1 1
2
3
2.989
.007
.003
1.000
20.031
31.168
.00
.98
.01
.00
.09
.91
.00
.16
.84a. Dependent Variable: Kinerja Keuangan
76
Reliability X1 (Komite Audit)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid
Excludeda
Total
41
0
41
100.0
.0
100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach'sAlpha Based on
Standardized
Items N of Items.919 .922 12
Item Statistics
Mean Std. Deviation NVAR00001 3.93 .685 41
VAR00002 4.17 .704 41
VAR00003 4.07 .519 41
VAR00004 4.05 .631 41
VAR00005 3.93 .685 41
VAR00006 4.10 .583 41
VAR00007 4.10 .539 41
VAR00008 4.05 .669 41
VAR00009 4.10 .700 41
VAR00010 4.20 .601 41
VAR0001 1 4.05 .590 41
VAR00012 4.17 .587 41
77
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Varianceif Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
SquaredMultiple
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
DeletedVAR00001 44.98 27.624 .256 .516 .931
VAR00002 44.73 24.051 .782 .823 .907
VAR00003 44.83 25.795 .735 .755 .910
VAR00004 44.85 24.878 .742 .716 .909
VAR00005 44.98 25.874 .516 .398 .919
VAR00006 44.80 25.561 .685 .748 .911
VAR00007 44.80 26.011 .662 .734 .913
VAR00008 44.85 24.728 .716 .801 .910
VAR00009 44.80 24.111 .776 .819 .907
VAR00010 44.71 25.362 .697 .647 .911
VAR00011 44.85 25.078 .765 .740 .908
VAR00012 44.73 25.051 .773 .747 .908
Scale StatisticsMean Variance Std. Deviation N of Items
48.90 29.940 5.472 12
Reliability X2 (Pengendalian Intern)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid
Excludeda
Total
41
0
41
100.0
.0
100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
78
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.906 .907 11
Item StatisticsMean Std. Deviation N
VAR00001 3.93 .608 41VAR00002 4.12 .678 41VAR00003 3.95 .590 41VAR00004 4.00 .632 41VAR00005 3.85 .691 41VAR00006 4.02 .570 41VAR00007 3.98 .612 41VAR00008 3.95 .740 41VAR00009 4.00 .707 41VAR00010 4.10 .735 41VAR00011 3.98 .570 41
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Varianceif Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared MultipleCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
DeletedVAR00001 39.95 23.698 .404 .533 .910VAR00002 39.76 21.589 .700 .770 .895VAR00003 39.93 22.170 .710 .733 .895VAR00004 39.88 22.110 .664 .605 .897VAR00005 40.02 23.174 .422 .297 .910VAR00006 39.85 22.728 .627 .719 .899VAR00007 39.90 22.190 .676 .713 .896VAR00008 39.93 20.770 .762 .808 .891VAR00009 39.88 20.860 .790 .798 .889VAR00010 39.78 21.176 .701 .757 .895VAR0001 1 39.90 22.340 .705 .662 .895
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
43.88 26.460 5.144 11
79
Reliability Y (Kinerja Keuangan)
Case Processing Summary
N %
Cases Valid
Excludeda
Total
41
0
41
100.0
.0
100.0a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach'sAlpha
Cronbach'sAlpha Based on
StandardizedItems N of Items
.777 111 2
Item Statistics
Mean Std. Deviation NVAR00001 4.12 .678 41
VAR00002 4.02 .689 41
Item-Total Statistics
Scale Mean ifItem Deleted
Scale Variance ifItem Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared MultipleCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
VAR00001VAR00002
4.024.12
.474
.460.636.636
.404
.404.a.a
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violatesreliability model assumptions. You may want to check item codings.
Scale StatisticsMean Variance Std. Deviation N of Items
8.15 1.528 1.236 2