152
Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Kab/Kota Di Provinsi Jawa Tengah DISUSUN OLEH : AVANDA FAHRI ATAHRIM (108084000034) JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran Pemerintah

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri

Kab/Kota Di Provinsi Jawa Tengah

DISUSUN OLEH :

AVANDA FAHRI ATAHRIM

(108084000034)

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan
Page 3: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan
Page 4: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan
Page 5: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan
Page 6: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Avanda Fahri Atahrim

Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 11 Nopember 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Belum menikah

Kebangsaan : Indonesia

Alamat : Jln. Margonda Raya KM 11 Kedondong RT 001/016 No.10

Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Depok.

Email : [email protected] dan [email protected]

Latar Belakang Pendidikan :

1995-1996 TK aisyah

1996-2002 SDN Beji timur 2 Depok

2002-2005 SMPN 1 Depok

2005-2008 MAN 13 Jakarta Selatan

2008-2013 UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

Page 7: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

v

ABSTRACT

Economic growth in the industrial sector is still the main goal and an important

indicator of the success of regional economic development. Central Java provincial has

fluctuated economic growth rate and still low if compared to other provinces in Java. The

purpose of this study is to determine the progress of government expenditure allocation of

industrial sector and examines its effect on economic growth in the industrial sector in

Central Java province. In reviewing the effect of government spending, the analysis

conducted with other related variables that is Labor.

Data that used are GDRP (Growth Domestic Regional Product), expendeture

govermentand labor data in the industrial sector from 2001 to 2011. This data consists of the

time series data (2001-2011) and cross section data (35 districts/cities) in Central Java

Province published by BPS Central Java Province and Ministry of Finance. This research

used panel data method with Random Effects Model approach.

Research results show that government expenditure and amount of labor in the

industrial sector have significant positive impact on regional economic growth. Finally, the

role of local government through government expenditure to stimulate labor absorption is

expected to be able to increasing regional economic activity in order to achieve economic

growth and increasing per capita income of people.

Keywords: industrial sector Economic Growth, industrial sector Government Expenditure,

industrial sector Labor.

Page 8: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

vi

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi sektor industri masih merupakan tujuan utama dan indikator

penting keberhasilan pembangunan ekonomi daerah. Provinsi Jawa Tengah mempunyai

tingkat pertumbuhan ekonomi yang berfluktuatif dan masih rendah dibandingkan propinsi-

propinsi lainnya di Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan

pengalokasian pengeluaran pemerintah sektor industri serta mengkaji pengaruhnya terhadap

pertumbuhan ekonomi sektor industri di Provinsi Jawa Tengah. Dalam mengkaji pengaruh

pengeluaran pemerintah analisis dilakukan bersama dengan variabel terkait lain yaitu Tenaga

Kerja.

Data yang digunakan adalah Data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sektor

industri dan jumlah tenaga kerja sektor industri dari tahun 2001-2011. Data ini terdiri atas

data time series (2001-2011) dan data cross section (35 kabupaten/kota) di Provinsi Jawa

Tengah yang diterbitkan oleh BPS Propinsi Jawa Tengah dan KEMENKEU. Metode

penelitian yang digunakan Data panel dengan pendekatan Random Effect Model.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah sektor industri dan

tenaga kerja sektor industri berpengaruh postif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi

daerah. Akhirnya, peran pemerintah daerah melalui pengeluaran pemerintah yang dapat

merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan kegiatan ekonomi

daerah guna tercapainya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Kata Kunci : Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri, Pengeluaran Pemerintah Sektor Industri,

Tenaga Kerja Sektor Industri.

Page 9: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh

Pengeluaran Pemerintah Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri

Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah”.

Terselesaikannya skripsi ini bukan semata-mata hasil dari penulis seorang tetapi juga

berkat bantuan, dorongan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT yang telah mengatur segalanya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

2. Ibukuku tercinta Tasmiatun yang senantiasa memberikan kasih sayang, perhatian dan

doa kepada penulis. Dan untuk Bapakku Suripto atas kerja keras, motivasi dan doanya.

Terima kasih juga atas didikan serta nasihat-nasihat yang kalian berikan selama ini.

3. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Lukman, M.Si selaku ketua jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

sekaligus dosen pembimbing I. Terima kasih telah memberikan bimbingan kepada

penulis dalam pengerjaan skripsi.

5. Fitri Amalia, S.pd, M.Si selaku dosen pembimbing II. Terima kasih telah memberikan

bimbingan dan support kepada penulis dalam pengerjaan skripsi.

6. Utami Baroroh, M.Si selaku sekertaris jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

yang telah memberikan arahan, motivasi dan petunjuk selama penulis berada di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Pheni Chalid, Phd selaku pembimbing akademik yang telah memberi motivasi, ide dan

gagasan bagi penulis dan terima kasih atas kontribusinya selamanya.

8. Seluruh dosen, staf pengajar dan staf administrasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis atas

seluruh ilmu dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

9. Kedua kakakku, Meyika Kurniawan dan Anid Dwi Pratiwi serta kakak iparku Anny

Andini dan Muh. Fajri tak lupa keponakan jagoan kecilku yang selalu memberi rasa

damai di rumah yaitu Darren Galih yang selalu memberikan dukungan dan semangat

kepada penulis di setiap saat.

Page 10: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

viii

10. Anak-anak kosan : Fahri, Wanda, Arief, Sony, andhika danes, andika, Iqbal, Riza, Egy,

Hasan, Uki, Syafran, Dimas, Adi, Fahdi, Feline, Wisnu, Angga, Huza, Hafiz Dan Para

Member Ceban Lita, Fika Dan Devita. Terima kasih atas semua bantuan, petuah dan

wejangan kepada penulis.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran guna menjadikan skripsi ini lebih baik lagi dan dapat

bermanfaat bagi orang banyak.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, Juli 2013

Penulis

Page 11: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

ix

DAFTAR ISI

Cover

Cover Dalam

LEMBAR PENGESAHAN SKRPSI ........................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................. vi

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… ... 14

A. Landasan Teori ............................................................................... 14

1. Pertumbuhan ekonomi .................................................................. 14

a. Teori pertumbuhan ekonomi .................................................... 18

b. Faktor mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ......................... 21

c. industri ...................................................................................... 22

Page 12: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

x

d. Peranan sektor industri terhadap pertumbuhan ........................ 24

e. Pembangunan daerah ................................................................ 25

f. Pendapatan Regional ............................................................... 26

2. Tenaga kerja .................................................................................... 29

a) Definisi tenaga kerja ........................................................... 29

b) Teori tenaga kerja ............................................................... 29

c) Hubungan tenga kerja dengan pertumbuhan ekonomi ........ 32

3. Pengeluaran pemerintah ................................................................. 32

a) Definisi pengeluaran pemerintah ........................................ 32

b) Teori pengeluaran pemerintah ............................................ 33

c) Hubungan pengeluaran pemerintah terhadap

Pertumbuhan ekonomi ....................................................... 40

B. Penelitian terdahulu ............................................................... 40

C. Kerangka pemikiran ............................................................... 49

D. Hipotesis ................................................................................ 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 55

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 55

B. Metode Penentuan Sampel .............................................................. 55

C. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 56

D. Metode Analisis Data ...................................................................... 57

1. Estimasi Model Regresi dengan Panel Data ............................ 59

2. Pemilihan Metode Data Panel .................................................. 62

3. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik ................................ 64

E Pengujian Statistik…………………………………………………… 66

Page 13: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

xi

1. Uji Signifikansi Parsial (Uji T) ................................................... 66

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................................... 67

3. Koefisien Determinasi (Uji ) ................................................... 68

F. Definisi Operasional Variabel……………………………………. 69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 72

A. Gambaran kondisi Umum daerah ................................................... 72

1. Aspek geografi ........................................................................ 72

2. Kondisi perekonomian di Provinsi Jawa Tengah ..................... 73

3. Tenaga kerja sektor industri .................................................... 75

4. Pengeluaran pemerintah sektor industri .................................. 77

B. Analisis dan Pembahasan ................................................................ 79

1. Memilih Metode Data Panel ...................................................... 79

a. Uji Chow ............................................................................ 79

b. Uji hausman ........................................................................ 80

2. Hasil estimasi data panel ........................................................... 81

3. Asumsi Klasik ......................................................................... 81

a. Uji Normalitas ....................................................................... 81

b. Uji Multikolineritas ............................................................... 82

c. Uji Autokorelasi .................................................................... 83

d. Uji Heterokedastis ................................................................. 84

4. Pengujian Statistik……………………………………………… 84

a. Uji signifikasi parsial (Uji T) ............................................... 84

b. Uji signifikasi Simultan (Uji F) ............................................ 85

c. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2 ............................... 86

C. Interprestasi Data Panel .................................................................. 86

Page 14: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

xii

D. Analisis Ekonomi ........................................................................... 94

1. Tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi sektor industri ... 96

2. Pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan sektor industri . 99

BAB V Kesimpulan dan Implikasi .................................................. 103

1. Kesimpulan ............................................................................... 103

2. Implikasi ................................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 105

LAMPIRAN ....................................................................................... 109

Page 15: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Distribusi Persentase PDB Atas Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun 2007-2011

(Persen) ........................................................................................ 3

Tabel 1.2 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga

Konstan Sektor Industri di Pulau JawaTahun 2008 – 2011 (Juta)......... 4

Tabel 1.3 Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga

konstan Menurut Lapangan Usaha di Provinsi Jawa Tengah Tahun

2006–2011 (Persen) ........................................................................ 5

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................... 46

Tabel 3.1 Operasional Variabel ....................................................... 71

Tabel 4.1 Produk domestik Regional Bruto atas harga konstan sektor

industri kab/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2001 – 2011

(Jutaan) ................................................................................... 74

Tabel 4.2 Data Tenaga kerja sektor industri menurut kab/kota di Provinsi

Jawa Tengah tahun 2001 – 2011 (Jiwa) ......................................... 76

Tabel 4.3 Pengeluaran pemerintah sektor industri menurut Kab/kota di Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2001 – 2011 (Jutaan) ................................................ 77

Tabel 4.4 Hasil Uji Chow ............................................................................. 80

Tabel 4.5 Hasil Uji Hausman ........................................................................ 80

Tabel 4.6 Hasil Random effect model ............................................................ 81

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 81

Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. 82

Page 16: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

xiv

Tabel 4.9 hasil uji heterokedastis ................................................................... 82

Tabel 4.10 Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji T) ................................................ 84

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Data Panel .......................................................... 86

Page 17: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut Wagner .......... 35

Gambar 2.2 kurva Teori Peacock dan Wiseman ...................................................... 37

Gambar 2.3 Kurva Perkembangan Pengeluaran Pemerintah .................................. 38

Gambar 2.4 Kerangka Berfikir ............................................................... 52

Gambar 4.1 Hasil Uji Jarque bera .............................................................. 131

Page 18: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Laju Pertumbuhan sektor industri, 109

Pengeluaran Pemerintah sektor industri Dan

Tenaga Kerja sektor industri

Lampiran 2 Data Observasi 113

Lampiran 3 Uji Chow 124

Lampiran 4 Uji Hausman 125

Lampiran 5 Pooled Least Square 126

Lampiran 6 Fixed Effect Model 127

Lampiran 7 Random Effect Model 129

Lampiran 8 Uji Normalitas 131

Lampiran 9 Uji Autokorelasi 132

Lampiran 10 Uji Heterokedastis 133

Lampiran 11 Uji Multikolineritas 134

Page 19: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan dari tesis berjudul Pengaruh Belanja Modal Pemerintah

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatera Barat yang diteliti

Anasmen dan skripsi berjudul Analisis Pengaruh Tingkat Investasi,

Aglomerasi, Tenaga Kerja Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang diteliti oleh

Dyke Susetyo.

Pembangunan ekonomi menjadi hal yang sangat penting karena ketika

berbicara mengenai pembangunan ekonomi berarti di dalamnya terdapat

sebuah proses pembangunan yang melibatkan pertumbuhan ekonomi yang

diikuti dengan beberapa perubahan. Perubahan-perubahan itu antara lain

mencakup perubahan struktur ekonomi (dari pertanian ke industri atau jasa)

dan perubahan kelembagaan, baik melalui regulasi maupun reformasi

kelembagaan itu sendiri (Mudrajad Kuncoro, 2006: 254).

Pertumbuhan ekonomi memilki kaitan yang erat dengan industri karena

hampir semua negara–negara di dunia memajukan sektor industri demi

memilki nilai efisiensi yang tinggi, nilai guna serta menciptakan daya saing

tinggi terhadap negara–negara sekitarnya. Namun indonesia juga tidak mau

ketinggalan begitu saja terbukti perkembangan industrialisasi di Indonesia dari

tahun ke tahun meningkat yang dibarengi juga dengan pertumbuhan ekonomi

ditambah indonesia merupakan salah satu negara yang memilki jumlah

Page 20: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

2

penduduk yang besar sekaligus memiliki pasar domestik yang amat besar untuk

memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Dengan asumsi bahwa sektor industri

dapat memimpin sektor-sektor perekonomian lainnya menuju pembangunan

ekonomi. Oleh karena itu, di Indonesia sektor industri dipersiapkan agar

mampu menjadi penggerak dan memimpin (the leading sector) terhadap

perkembangan sektor perekonomian lainnya, selain akan mendorong

perkembangan industri yang terkait dengan yang lainnya.

Industrialisasi memiliki peran strategis untuk mendukung pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi secara berkelanjutan dan meningkatkan produksi

fisik masyarakat melalui perluasan lapangan usaha dan memperluas

kesempatan kerja. Pembangunan di sektor industri merupakan bagian dari

usaha jangka panjang untuk memperbaiki struktur ekonomi yang tidak

seimbang karena bercorak pertanian kearah ekonomi yang lebih kokoh dan

seimbang antara pertanian dan industri (Kemenperin, 2012:7). Untuk

mendukung pertumbuhan ekonomi dibutuhkan kerjasama yang baik antar

sektor perekonomian. Kerjasama yang baik antar sektor mengakibatkan setiap

kegiatan sektor produksi memiliki daya menarik (backward linkage) dan daya

mendorong (forward linkage) terhadap sektor lain.

Sektor industri pengolahan memiliki peranan yang sangat penting dalam

perekonomian Indonesia sebagai pembentukan dalam PDB yang memiliki

kontribusi yang cukup tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor lain hal ini

perlu mendapat perhatian yang ekstra bagi para pelaku pemegang kebijakan

yaitu pemerintah guna menciptakan perkembangan sektor industri yang

Page 21: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

3

dinamis dan tepat sasaran. Perkembangan kontribusi PDB indonesia pada

menurut lapangan kerja di Indonesia dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1 Distribusi Persentase PDB Atas Harga Konstan 2000

Menurut Lapangan Usaha di Indonesia

Tahun 2007-2011 (Persen)

No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

1 Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan

15.70

15.30

15.10

14.89

14.60

15,03

2 Pertambangan Dan Penggalian 11.20 10.90 10.60 11.16 11.95 10.97

3 Industri Pengolahan 27.10 27.90 26.40 24.80 24.33 26.09

4 Listrik, Gas Dan Air 0.90 0.80 0.80 0.76 0.77 0,81 5 Kontruksi 7.70 8.50 9.90 10.25 10.16 9.50

6 Perdagangan Besar, Eceran. Rumah

Makan Dan Hotel 14.90 14.0 13.30 13.69 13.80 13.94

7 Angkutan Dan Komunikasi 6.70 6.30 6.56 6.56 6.62 6.50

8 Keuangan, Asuransi, Persewaan, Dan

Jasa Perusahaan 7.70 7.40 7.20 7.24 7.21 7.35

9 Jasa – Jasa Lain 10.10 9.70 10.20 10.24 10.56 10.16

Total 100 100 100 100 100 100

Sumber : BPS Indonesia dalam angka, diolah

Dari Tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa kontribusi tertinggi Indonesia

masih berada di sektor industri pengolahan, hal ini hampir 26,09 % memiliki

kontribusi terhadap PDB, Diikuti oleh sektor pertanian sebesar 14,70 % dan

sektor Industri perdagangan sebesar 13,94 %. Dari tabel 1.1 pula kita dapat

melihat sektor pertanian cenderung menurun dari tahun ke tahun, yaitu pada

tahun 2007 sebesar 15,70 % turun menjadi 15,30 % pada 2008 dan mengalami

penurunan pada tahun ke tahun sampai pada tahun 2011 sebesar 14,60 %.

Sedangkan sektor industri pengolahan sempat mengalami penurunan pada tahun

2009 dan tahun 2010 namun kembali meningkat pada tahun 2011. Jika di pulau

Jawa ditunjukkan dengan PDRB pada sektor industri pengolah dengan 6 Provinsi

yang memiliki letak yang saling berdekatan satu sama lain. Berikut tabel PDRB

Page 22: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

4

sektor industri pengolah di pulau Jawa tahun 2008–2011 dalam Jutaan dapat

dilihat dibawah ini.

Tabel 1.2 : Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Harga

Konstan Sektor Industri di Pulau Jawa

Tahun 2008 – 2011 (Juta)

Propinsi 2008 2009 2010 2011 Rata- rata

DKI Jakarta 58.367.314 58.447.652 60.567.510 62.044.551 59.856.756

Jawa Barat 130.702.671 131.432.856 135.549.749 144.010.048 135.423.831

Jawa Tengah 53.158.962 57.444.185 61.390.101 65.528.810 59.380.514

Yogyakarta 540.334 545.867 549.574 594.845 557.655

Jawa Timur 81.033.880 83.299.893 86.900.779 92.171.191 85.851.435

Banten 41.496.752 43.432.000 44.911.000 47.034.000 34.113.463

Sumber : BPS Pusat,

Pada tabel 1.2 dilihat bahwa rata–rata pertumbuhan ekonomi di sektor

industri mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sebagaimana yang terlihat di

tabel tersebut. adapun rata–rata tabel yang memilki pertumbuhan sektor industri

tertinggi di Pulau Jawa berada di Provinsi Jawa Barat dengan rata–rata

pertumbuhan sektor industri sebesar Rp. 135.423.831 (Juta), disusul di posisi

kedua oleh Provinsi Jawa Timur dengan rata–rata pertumbuhan ekonomi sektor

industri Rp. 85.851.435 (Juta) dan posisi ketiga ditempati oleh Provinsi DKI

Jakarta sebesar Rp. 59.856.756 (Juta) setelah itu posisi berikutnya ditempati oleh

Provinsi Jawa Tengah sebesar Rp. 59.380.514 (Juta), Provinsi Banten sebesar Rp.

34.113.463 (Juta) dan posisi terakhir ditempati oleh Provinsi yogyakarta dengan

rata–rata pertumbuhan ekonomi sektor industri sebesar Rp. 557.655 (Juta).

Bila melihat dari tabel 1.2 posisi Provinsi Jawa Tengah menempati posisi

ke empat berada di bawah Provinsi DKI Jakarta yang memiliki rata–rata

pertumbuhan ekonomi sektor industri yang tidak jauh beda. hal ini yang agak

mengherankan terlebih Provinsi DKI Jakarta yang sebagai ibukota negara tentu

memilki kelebihan lain dibandingkan dengan provinsi – provinsi di pulau Jawa.

Page 23: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

5

Bila melihat Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Timur menempati posisi

pertama dan kedua hal ini bisa dikatakan juga karena pada tahun 2011 dengan

jumlah penduduk provinsi itu menempati posisi pertama dan kedua terbanyak

sebesar 43.053.732 (Jiwa) dan 34.476.757 (Jiwa) di pulau Jawa sehingga hal itu

memilki keunggulan tersendiri bagi provinsi tersebut yang memilki pasar

domestik amat besar untuk melayani kebutuhan setiap penduduknya, Namun yang

sangat mengherankan dimana posisi Provinsi Jawa Tengah hanya menempati

posisi keempat padahal bila diukur melalui jumlah penduduk Provinsi Jawa

Tengah menempati posisi ketiga pada tahun 2011 yaitu sebesar 32.282.657 (jiwa)

tapi pertumbuhan ekonomi sektor industri Provinsi Jawa Tengah sangat kecil

dibandingkan Provinsi Jawa Timur yang memilki jumlah penduduk yang tidak

terlalu jauh berbeda namun memilki jumlah pertumbuhan ekonomi industri yang

besar hal ini memicu pertanyaan dalam penelitian ini. Adapun distribusi PDRB

terhadap sektor yang ada yang di Provinsi Jawa Tengah dapat dilihat tabel berikut

Tabel 1.3 : Distribusi Presentase Produk Domestik Regional Bruto Atas

Harga kostan Menurut Lapangan Usaha di Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2006 – 2011 (Persen)

No Lapangan usaha 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan 20,57 20,03 19,57 19,30 18,69 17,87

2 Pertambangan dan penggalian 1,11 1,12 1,10 1,11 1,12 1,11

3 Industri Pengolahan 31,98 31,97 32,94 32,51 33,06 33,06

4 Listrik, Gas dan Air bersih 0,83 0,84 0,84 0,86 0,86 0,85

5 Bangunan 5,61 5,61 5,74 5,83 5,89 5,91

6 Perdagangan, Hotel dan

Restoran 21,11 21,30 20,96 21,38 21,42 21,73

7 Pengangkutan dan

komunikasi 4,95 5,06 5,11 5,20 5,24 5,37

8 Keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan 3,58 3,62 3,70 3,79 3,76 3,79

9 Jasa –Jasa 10,25 10,36 10,04 10,03 10,18 10,32

Total 100 100 100 100 100 100

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah

Berdasarkan tabel 1.3 hal ini menunjukkan Di Provinsi Jawa Tengah,

industri pengolahan mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun 2006

Page 24: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

6

ke tahun 2011 industri pengolahan mengalami kenaikan sekitar (1,08 %) dan hal

ini berpengaruh positif terhadap PDRB di tahun 2011. Kenaikan yang terjadi

membuat pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah menjadi baik dan

berdampak pada pembangunan kabupaten/kota yang positif.

Pembangunan kabupaten/kota yang positif diraih oleh sektor industri

karena memiliki tingkat kontribusi tertinggi di PDRB Provinsi Jawa Tengah maka

mendorong pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan sarana dan prasarana

pendukung guna menunjang pertumbuhan sektor industri itu. Terlebih sektor

industri dikenal juga sebagai sektor pemimpin yang bisa memilki hubungan dalam

perekonomian dengan saling kait mengkaitkan dengan sektor – sektor lain seperti

sektor pertanian sebagai bahan baku industri, sektor transportasi sebagai alat

pengangkutan hasil industri, sektor jasa keuangan sebagai sarana permodalan

dalam industri, dan lain-lain.

Menurut Sadono Sukirno (2011:120) pertumbuhan ekonomi diartikan

sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang

dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran

masyarakat meningkat. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari

perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya.

Pada tabel (Lampiran 1, hal 108) dapat dijelaskan bahwa laju pertumbuhan

ekonomi sektor industri yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011

tertinggi ada di Kabupaten Brebes sebesar 9,61 (Persen) dan pertumbuhan

ekonomi sektor industri terendah ada di Kabupaten Blora pada tahun 2011

sebesar 1,23 (Persen) Pertumbuhan jumlah penduduk yang disertai dengan

pendidikan bisa menciptakan tenaga kerja yang berkualitas.

Pertumbuhan ekonomi sebaiknya dapat memperlihatkan trend yang

meningkat dan berkelanjutan dari tahun ke tahun karena pertumbuhan ekonomi

Page 25: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

7

yang tinggi diperlukan guna mempercepat perubahan struktur perekonomian

daerah menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan

ekonomi juga diperlukan untuk memacu pembangunan dibidang-bidang lainnya

sekaligus sebagai kekuatan utama pembangunan dalam rangka meningkatkan

pendapatan masyarakat dan mengatasi ketimpangan sosial ekonomi (BPS Provinsi

Jawa Tengah, 2011:80).

Menurut todaro (2004:92) ada tiga faktor atau komponen utama yang

berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah, ketiganya adalah

akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Akumulasi

modal (capital accumulation) meliputi semua jenis investasi baru baik yang

dilakukan oleh pemerintah ataupun swasta yang ditanamkan dengan bentuk tanah,

peralatan fisik, dan modal sumber daya. Akumulasi modal akan terjadi apabila

sebagian dari pendapatan ditabungkan (diinvestasikan) kembali dengan tujuan

untuk memperbesar output atau pendapatan di kemudian hari.

Akumulasi modal yang dilakukan oleh pemerintah menggambarkan

seberapa besar peran pemerintah dalam sistem perekonomian suatu daerah.

Menurut Arsyad Lincolin (2010:150) bahwa perekonomian yang ideal adalah

perekonomian yang menerapkan mekanisme pasar, artinya bahwa jalannya

perekonomian sepenuhnya menjadi wewenang pasar karena hanya mekanisme

pasar yang mampu mengalokasikan sumber daya secara efisien. Namun dalam

hal-hal tertentu menunjukan bahwa mekanisme pasar memiliki kelemahan yaitu

gagal mencapai alokasi yang efisien disebabkan oleh adanya common goods,

unsur ketidaksempurnaan pasar, barang publik, ekternalitas, incomplete market,

kegagalan informasi, unemployment dan uncertaint. Maka pemerintah daerah

Page 26: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

8

selaku pengambil kebijakan di daerah selanjutnya akan lebih memilih mengadopsi

kebijakan pembangunan yang disesuaikan dengan karakteristik potensi daerah itu

sendiri, tentunya tuntutan pengenalan potensi daerah dapat dijadikan penggerak

pertumbuhan ekonomi bagi pembangunan daerahnya.

Keberadaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang

bersumber dari bantuan pusat dan Pendapatan Asli Daerah merupakan bentuk dari

akumulasi modal pemerintah yang digunakan untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi suatu daerah. Peranan strategis dari investasi pemerintah ini sasaran

penggunaannya untuk membiayai pembangunan di bidang sarana dan prasarana

yang dapat menunjang kelancaran usaha swasta dan pemenuhan pelayanan

masyarakat (Raharjo: 2006:6).

Keterbatasan-keterbatasan yang dihadapi oleh pemerintah daerah menuntut

adanya suatu kebijakan yang tepat dari pemerintah. Upaya-upaya peningkatan

pendapatan asli daerah dapat dilakukan pada kondisi dan item tertentu saja, karena

secara umum upaya tersebut justru dapat meningkatkan beban yang harus

ditanggung masyarakat.

Salah satu sudut pandang kebijakan yang dapat dilakukan adalah melalui

kebijakan pengeluaran pemerintah. Kebijakan yang dituangkan dalam APBD

memerlukan perhatian terutama dalam hal pendistribusian anggaran, sehingga

dapat terciptanya sumber-sumber pendapatan baru bagi daerah. Kebijakan

pengeluaran pemerintah yang secara efektif dapat mendorong pertumbuhan

ekonomi.

Perkembangan besarnya pengeluaran pemerintah sektor industri pada tahun

2008 -2011. Kabupaten/kota yang tertinggi berada di Kabupaten Banyumas pada

Page 27: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

9

tahun 2011 sebesar Rp. 10.703 Jutaan dan yang terendah pada Kabupaten

Magelang sebesar Rp. 1.169 Jutaan (Lampiran 1, hal 108). Dari data yang

dijabarkan pengeluaran pemerintah sektor industri kecenderungan dari tahun ke

tahun semakin meningkat sedangkan laju pertumbuhan ekonomi sektor industri

selalu fluktuatif dari tahun ke tahun di semua kab/kota Provinsi Jawa Tengah.

Mengutip teori Wagner adalah suatu perekonomian, Apabila pendapatan perkapita

naik secara relatif maka pengeluaran pemerintah pun meningkat

(Mangkoesubroto, 2008: 179).

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Darma Rika Swaramarinda dan

Susi Indriani (2011) yang meneliti peranan variabel pengeluaran konsumsi,

pengeluaran investasi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam

penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengeluaran investasi pemerintah

berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi hal ini karena pengeluaran

investasi pemerintah memilki peran ekonomi dan mendorong berkembangnya

kegiatan ekonomi masyarakat dan anggaran pembangunan dialokasikan terutama

untuk membiayai proyek – proyek yang tidak dibiayai sendiri oleh masyarakat.

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi adalah

sumber daya manusia yang ada di suatu wilayah. Penduduk yang bertambah dari

waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun penghambat kepada

pertumbuhan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperbesar jumlah

tenaga kerja dan penambahan tersebut memungkinkan suatu daerah untuk

menambah produksi untuk memenuhi pasar domestik yang meningkat. Namun di

sisi lain, Akibat buruk dari pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi

yang dihadapi oleh masyarakat yang tingkat pertumbuhan ekonominya masih

Page 28: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

10

rendah. Hal ini berarti bahwa kelebihan jumlah penduduk tidak seimbang dengan

faktor produksi lain yang tersedia dimana penambahan penggunaan tenaga kerja

tidak akan menimbulkan penambahan dalam tingkat produksi.

Gambaran mengenai jumlah tenaga kerja di Provinsi Jawa Tengah pada

tahun 2011 di capai tenaga kerja tertinggi berada di Kota Jepara dengan jumlah

227.589 (Jiwa) dan tenaga kerja terendah berada di Kota Magelang pada tahun

2011 sebesar 7.098 Jiwa (Lampiran 1, hal 108). Semakin banyak penduduk yang

bekerja, berarti penduduk memiliki penghasilan. Dengan begitu kesejahteraan

penduduk akan meningkat yang berarti akan memberikan pengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah. Menurut Hukum Okun

menyatakan tingkat pengangguran berbanding terbalik dengan pertumbuhan

ekonomi dengan asumsi laju pertumbuhan yang tinggi akan menyebabkan

penurunan tingkat pengangguran sedangkan laju pertumbuhan yang rendah atau

negatif akan diikuti oleh tingkat pengangguran yang meningkat (dornbuch, 2006:

13).

Di dalam peneltian dilakukan oleh Ramesh Chandra Paudel (2010)

menunjukkan tenaga kerja memiliki hubungan yang positif dengan pertumbuhan

ekonomi dan juga ditemukan bahwa ada hubungan kointegrasi antara

pertumbuhan ekonomi dengan tenaga kerja. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam

jangka panjang, antara variabel itu, tenaga kerja memiliki kontribusi utama

terhadap pertumbuhan ekonomi Sri Lanka.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis menarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PENGARUH TENAGA KERJA

DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN

Page 29: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

11

EKONOMI SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2002–2011 KABUPATEN/KOTA DI

PROVINSI JAWA TENGAH”

B. Rumusan Masalah

Pada akhirnya pertumbuhan ekonomi masih menjadi indikator

untuk menilai keberhasilan suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi saat ini

juga memberikan indikasi tentang sejauh mana aktivitas perekonomian telah

berdampak pada peningkatan pendapatan bagi masyarakat. Tingkat

pertumbuhan ekonomi sektor industri di Provinsi Jawa tengah berdasarkan

laju PDRB sektor industri atas dasar harga konstan 2000 periode tahun

2008 -2011 ternyata menunjukan fluktuatif (lihat lampiran 1).

variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain

pertumbuhan tenaga kerja sektor industri, pengeluaran pemerintah sektor

industri. Peranan pemerintah daerah dalam pertumbuhan ekonomi

dimaksudkan agar dapat mempengaruhi jalannya perekonomian, dengan

demikian dapat diusahakan terhindarnya perekonomian dari keadaan yang

tidak diinginkan (Raharjo, 2006:11).

Peranan pemerintah daerah di dalam kegiatan ekonomi tercermin

pada APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah), dimana variabel

pengeluaran pemerintah sektor industri dapat diartikan sebagai besarnya

investasi oleh pemerintah daerah yang digunakan untuk membangun sarana

dan prasarana yang dapat menunjang kelancaran usaha swasta guna

meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya. Berdasarkan data yang ada

ternyata Pengeluaran pemerintah sektor industri digunakan untuk investasi

guna mencapai sasaran-sasaran program mendukung perkembangan

Page 30: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

12

kegiatan industri yang telah ditetapkan dalam RKPD (Rencana Kerja

Pemerintah Daerah). Variabel-variabel eksternal yang menunjang dan

bersinergi demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor industri adalah

Tenaga kerja sektor industri. Keadaan yang ada di Provinsi Jawa Tengah

ternyata menunjukkan kontribusi dan kurang optimalnya variabel ini dalam

menunjang pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah.

Atas dasar permasalahan diatas maka rumusan masalah penelitiannya

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh secara parsial tenaga kerja sektor industri,

pengeluaran pemerintah sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi

sektor industri di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah ?.

2. Bagaimana pengaruh secara simultan tenaga kerja sektor industri,

pengeluaran pemerintah sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi

sektor industri di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah ?.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai

dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial tenaga kerja

sektor industri , pengeluaran pemerintah sektor industri terhadap

pertumbuhan ekonomi sektor industri di kab/kota Provinsi Jawa

tengah.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara simultan tenaga

kerja sektor industri, pengeluaran pemerintah sektor industri

terhadap pertumbuhan ekonomi sektor industri di Kab/kota Propinsi

Jawa tengah.

Page 31: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

13

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Teoritis

Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan kontribusi

bagi para kalangan investor, praktisi, akademisi, institusi dan

masyarakat pada umumnya yang ingin mengetahui lebih lanjut

mengenai pengaruh tenaga kerja sektor industri, pengeluaran

pemerintah sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi sektor

industri kab/kota di Provinsi Jawa Tengah

2. Praktis

Penulisan ini diharapkan sebagai kontribusi sederhana terhadap

pemerintah dan kalangan ekonom di Indonesia mengenai besarnya

pengaruh tenaga kerja sektor industri , pengeluaran pemerintah

sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi sektor industri

kab/kota di Provinsi Jawa Tengah

3. Kebijakan

Penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi para kalangan yang terkait

untuk memutuskan secara tepat dan menindak lanjuti hal-hal yang

harus dilakukan. Sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat

indonesia.

\

Page 32: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sadono Sukirno (2011:120) pertumbuhan ekonomi diartikan

sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan

barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan

kemakmuran masyarakat meningkat. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur

prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode

lainnya. Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan

meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh pertambahan

faktor-faktor produksi baik dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan

menambah barang modal dan teknologi yang digunakan juga makin

berkembang. Di samping itu, tenaga kerja bertambah sebagai akibat

perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan dan

keterampilan mereka.

Adapun penelitian yang mengkaitkan hubungan antara pertumbuhan

ekonomi dan tenaga kerja yaitu teori fungsi produksi Cobb Douglas dalam

teori ini menjelaskan adanya pembagian pendapatan nasional diantara modal

dan tenaga kerja tetap konstan selama periode yang jangka panjang. Dengan

kata lain, ketika perekonomian mengalami pertumbuhan yang mengesankan,

pendapatan total pekerja dan pendapatan total pemilik modal tumbuh pada

tingkat yang nyaris sama. Jika pembagian faktor yang konstan maka ada

Page 33: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

15

faktor-faktor selalu menikmati produk marjinalnya. Fungsi produksi tersebut

harus mempunyai unsur dimana.

Pendapatan Modal = MPK x K = αY

Dan

Pendapatan Tenaga Kerja = MPL x L = (1-α)Y

Dimana α adalah konstanta antara nol dadn satu yang mengukur bagian

modal dari pendapatan. Yaitu α menentukan betapa bagian pendapatan yang

masuk ke modal dan berapa yang masuk ke tenaga kerja. Cobb menunjukan

fungsi dengan unsur ini adalah

F(K,L) = A KαL

1-α

Dimana A adalah parameter yang lebih besar dari nol yang mengukur

produktivitas yang ada. Fungsi ini dikenal sebagai fungsi produksi cobb-

douglas. Bila lihat dari unsur dalam fungsi produksi ini. Pertama, fungsi

produksi cobb-douglas memiliki skala konstan. Yaitu, jika modal dan tenaga

kerja meningkat dalam propornsi yang sama, maka output meningkat menurut

proporsi yang sama. Dinyatakan produk marjinal untuk fungsi produksi cobb-

douglas. Produk marjinal tenaga kerja adalah

MPL = (1-α) k α L-α

Dan

MPK = α K α-1

L1-α

dari persamaan ini, dengan mengetahui bahwa α berada antara nol, kita

melihat apa yang menyebabkan produk marjinal dari kedua faktor berubah.

Kenaikan dalam jumlah modal meningkat MPL dan mengurangi MPK.

Demikian pula, kenaikan dalam jumlah tenaga kerja mengurangi MPL dan

Page 34: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

16

meningkatkan MPK. Maka produk marjinal fungsi produksi cobb-douglas

bisa ditulis sebagai:

MPL = (1-α) Y/L

MPK = α Y/K

MPL proposional terhadap output per pekerja dan MPK proporsional

terhadap output per unit modal. Y/L disebut produktivitas tenaga kerja rata-

rata dan Y/K disebut produktivitas modal rata-rata. Jika fungsi produksi

adalah cobb-douglas, maka produktivitas marjinal sebuah faktor proporsional

terhadap produktivitas rata-rata. (Mankiw, 2007:55)

Teori diperkuat oleh jurnal penelitian yang diteliti oleh Rindang

Bangun Prasetyo Dan Muhammad Firdaus berjudul Pengaruh Infrastruktur

Pada Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Di Indonesia (2009) yang menegaskan

hal yang sama di dalam penelitian elastisitas variabel tenaga kerja lebih

besar dari modal. Hal ini mengindikasikan perekonomian di indonesia lebih

banyak bersifat padat karya dibandingkan padat modal.

Sedangkan pengeluaran pemerintah, peneliti mengutip teori

mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah tersebut, teori Peacock &

Wiseman dianggap sebagai teori sering disebut sebagai The Displacement

Effect, dimana teori ini didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah

senantiasa memperbesar pengeluaran sedangkan masyarakat tidak suka

membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran

pemerintah yang semakin besar tersebut. Peacock dan Wiseman

mendasarkan teori mereka pada suatu teori bahwa masyarakat mempunyai

suatu tingkat toleransi pajak, suatu tingkat dimana masyarakat dapat

Page 35: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

17

memahami besarnya pungutan pajak yang dibutuhkan oleh pemerintah untuk

membiayai pengeluaran pemerintah. Tingkat toleransi ini merupakan

kendala bagi pemerintah untuk menaikkan pungutan pajak. Teori Peacock

dan Wiseman adalah sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi menyebabkan

pemungutan pajak semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah,

dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah

juga semakin meningkat. Peningkatan pada PDB dalam keadaan normal

menyebabkan penerimaan penerimaan pemerintah yang semakin besar,

begitu juga dengan pengeluaran pemerintah. Apabila keadaan normal

tersebut terganggu, misalnya karena adanya perang, maka pemerintah harus

memperbesar pengeluarannya untuk membiayai perang. Salah satu cara

umtuk meningkatkan penerimaannya tersebut dengan menaikkan tarif pajak

sehingga dana swasta untuk investasi dan konsumsi menjadi berkurang.

Keadaan ini disebut efek pengalihan (Displacement effect) yaitu adanya

gangguan sosial menyebabkan aktivitas swasta dialihkan pada aktivitas

pemerintah.

Bird mengkritik hipotesa yang dikemukakan oleh Peacock dan

Wiseman. Bird menyatakan bahwa selama terjadinya gangguan sosial

memang terjadi pengalihan aktivitas pemerintah dari pengeluaran sebelum

gangguan ke pengeluaran yang berhubungan dengan gangguan tersebut. Hal

ini akan diikuti oleh peningkatan persentase pengeluaran pemerintah

terhadap PDB. Akan tetapi setelah terjadinya gangguan, persentase

pengeluaran pemerintah terhadap PDB akan menurun secara perlahan-lahan

kembali ke keadaan semula. Jadi menurut Bird, efek pengalihan merupakan

Page 36: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

18

gejala dalam jangka pendek, tetapi tidak terjadi dalam jangka panjang

(Guritno Mangkoesoebroto, 2008: 176).

Adapun untuk menguatkan teori ini di dalam jurnal penelitian yang

diteliti oleh Dwi Suryanti yang berjudul Analisis Pengaruh Tenaga Kerja,

Tingkat Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Subosukawonosraten (2010) menyimpulkan bahwa pengeluaran

pemerintah digunakan sepenuhnya untuk kegiatan ekonomi yang

memberikan dorongan bagi perkembangan bagi ekonomi terlebih bila

belanja modal pemrintah daerah mengindikasikan besarnya pembangunan

maupun perbaikan infrastruktur.

a. Teori Pertumbuhan Ekonomi

1) Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik

Adapun ekonomi klasik menurut Arsyad (2010:115) pertumbuhan

ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni dua faktor utama yakni

pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk . Unsur pokok dari

sistem produksi suatu negara ada tiga:

a) Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah paling

mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat dimana jumlah

sumber daya alam yang tersedia mempunyai batas maksimum

bagi pertumbuhan suatu perekonomian.

b) Sumber daya insani (jumlah penduduk) merupakan peran pasif

dalam proses pertumbuhan output, maksudnya jumlah penduduk

akan menyesuaikan dengan kebutuhan akan tenaga kerja.

c) Stok modal merupakan unsur produksi yang sangat menentukan

tingkat pertumbuhan output.

Page 37: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

19

Laju pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi oleh produktivitas

sektor- sektor dalam menggunakan faktor-faktor produksinya.

Produktivitas dapat ditingkatkan melalui berbagai sarana pendidikan,

pelatihan dan manajemen yang lebih baik.

2) Teori Pertumbuhan Neo Klasik

Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Solow dan Swan .

Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk,

akumulasi kapital, dan besarnya output yang saling berinteraksi.

Perbedaan utama dengan model Harrod-Domar adalah dimasukkannya

unsur kemajuan teknologi dalam modelnya. Selain itu, Solow, dan Swan

menggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan adanya

substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L).

Adapun model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow (Solow

Neo Classical Growth Model) maka fungsi produksi agregat standar

adalah sama seperti yang digunakan dalam persamaan dibawah ini:

Yi = i ( K, L)

Dalam kerangka ekonomi regional, menderivasikan rumus diatas

menjadi sebagai berikut:

Yi = ai Ki + (1- ai )ni

Dimana:

Yi = besarnya output

ai = bagian yang dihasilkan dari faktor modal

Ki = tingkat pertumbuhan modal

(1- ai ) = bagian yang dihasilkan diluar faktor modal

ni = tingkat pertumbuhan tenaga kerja

Page 38: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

20

Teori Neoklasik sebagai penerus dari teori klasik menganjurkan agar

kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar sempurna. Dalam keadaan

pasar sempurna, perekonomian bisa tumbuh maksimal. Hal khusus yang

perlu dicatat adalah bahwa model neoklasik mengasumsikan I=S. Hal ini

berarti kebiasaan masyarakat yang suka memegang uang tunai dalam

jumlah besar dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Analisis lanjutan dari paham neoklasik menunjukkan bahwa

untuk terciptanya suatu pertumbuhan yang mantap (steady growth),

diperlukan suatu tingkat saving yang tinggi dan seluruh keuntungan

pengusaha diinvestasikan kembali.

3) Teori David Ricardo

Menurut Lincoln Arsyad (2010:100), proses pertumbuhan

ekonomi masih memacu antara laju pertumbuhan penduduk dan laju

pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga menganggap bahwa jumlah

faktor produksi tanah (sumber daya alam) tidak bisa bertambah sehingga

akhirnya faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatua masyarakat.

Perekonomian yang diciri-cirikan Ricardo sebagai berikut:

a) Tanah terbatas

b) Tenaga kerja meningkat atau menurun sesuao tingkat upah diats

atau dibawah tingkat uapah minimal.

c) Akumulasi modal terjadi apabila tingkat keuntungan yang

diperoleh pemilik modal berada diatas tingkat keuntungan minimal

yang diperlukan untuk menarik meraka melakukan investasi.

Page 39: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

21

d) Sektor pertanian dominan

Dari faktor produksi tanah dan tenaga kerja, ada satu

kekuatan dinamis yang selalu menarik perekonomian kearah

tingkat upah minimum, yaitu bekerjanya the lawa of diminishing

return. Pada akumulasi modal juga berlaku hukum tersebut.

Dimana The law od dimishing return yang kan menang.

Keterbatasan faktor produksi tanah akan membatas pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Suatu negara hanya bisa tumbuh sampai

batas yang dimungkinkan oleh sumber-sumber alamnya. Apabila

sumber daya alam ini telah diekspolitasi secara penuh maka

perekonomian berhenti tumbuh, masyarakat akan mencapai

stationernya.

b. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pertumnbuhan Ekonomi

1) Sumber Daya Alam

Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu

perekonomian adalah sumber daya alam atau tanah, sebagaimana

dipergunakan dalam ilmu ekonomi mencakup sumber alam

2) Akumulasi Modal

Akumulasi modal terjadi apabila sebgaian dari pendapatan

ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memprbesar

output dan pendapatan dikemudian hari. Investasi produktif yang

bersifat langsung harus dilengkapi berbagai investasi penunjang

yang biasa disebut dengan investasi infraktruktur ekonomi dan

sosial.

Page 40: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

22

3) Pertumbuhan Penduduk dan Tenaga Kerja

Pertumbuhan dan angkatan kerja secara tradisional dianggap

sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan

ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang berarti akan menambah jumlah

tenaga kerja produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih

besar berarti ukuran pasar domestik lebih besar.

4) Kemajuan Teknologi

Dalam pengertian sederhana, kemajuan teknologi digambarkan

dengan ditemukannya cara–cara baru atau perbaikan atas cara–cara

lama dalm menangani pekerjaan–pekerjaan (misalnya dalam proses

produksi) yang lebih efisien dan efektif.

c. Industri

a. Pengertian Industri

Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi

manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang

setengah jadi atau barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering

disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian

industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam

bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Disebabkan

kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-

beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat

perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak

Page 41: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

23

jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan

usaha tersebut.

Menurut Badan Pusat Statistik (2011:34) industri mempunyai dua

pengertian:

1. Pengertian secara luas, industri mencakup semua usaha dan kegiatan

di bidang ekonomi bersifat produktif.

2. Dalam pengertian secara sempit, industri hanyalah mencakup

industri pengolahan yaitu suatu kegiatan ekonomi yang melakukan

kegiatan mengubah suatu barang dasar mekanis, kimia, atau dengan

tangan barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih

nilainya dan sifatnya lebih kepada pemakaian akhir.

Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja (Siahaan, 2000:34),

adalah sebagai berikut

1. Industri rumah tangga yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja

kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang

sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan

pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu

sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman,

industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan.

2. Industri kecil yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5

sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang

relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau

Page 42: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

24

masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri

batubata, dan industri pengolahan rotan.

3. Industri sedang yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar

20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang

cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan

pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu.

Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

4. Industri besar yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100

orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun

secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus

memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih

melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya:

industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat

terbang.

d. Peranan Sektor Industri dalam Pembangunan Ekonomi

Pembangunan industri merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok

kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk

hanya sekedar mencapai fisik saja. Industrialisasi juga tidak terlepas dari

usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan

kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan

sumber daya lainya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk

meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk

meluaskan ruang lingkup kegiatan manusia.

Page 43: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

25

Negara–negara maju maupun negara berkembang didunia sektor

industri mempunyai peranan penting sebagai sektor pemimpin (leading

sector). Sektor pemimpin ini maksudnya adalah dengan adanya

pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat

pembangunan sektor-sektor lainya seperti sektor pertanian dan sektor

jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan

sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri.

Sektor jasa pun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut,

misalnya berdirinya lembaga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga

pemasaran/periklanan, dan sebagainya, yang kesemuanya itu nanti akan

mendukung lajunya pertumbuhan industri. Seperti diungkapkan

sebelumnya, berarti keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja

yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan

masyarakat (daya beli). Kenaikan pendapatan dan peningkatan

permintaan (daya beli) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu

tumbuh sehat.

e. Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses yang mencakup

pembentuka institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri

alternatif, perbaikan kapasitas kerja yang ada untuk menghasilkan

produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar pasar baru, alih ilmu

pengetahuan dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru. Dimana

kesemuanya ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan

Page 44: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

26

jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah (Arsyad,

2010:154).

f. Pengertian pendapatan regional

Menurut Tarigan (2005:96) pendapatan regional adalah

tingkat pendapatan masyrakat pada suatu wilayah tertentu . Tingkat

pendapatan regional dapat diukur dari total pendapatan wilayah ataupun

pendapatan rata – rata masyarakat pada wilayah tersebut.

Beberapa istilah yang sering digunakan untuk

menggambarkan pendapatan regional, diantaranya adalah:

1) Produk domestik regional bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari

seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah atau propinsi.

Pengertian nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output)

dikurangi dengan biaya antara (intermiede cost). Komponen –

komponen faktor pendapatan (upah, gaji, bunga, sewa tanah dan

keutungan), penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jadi dengan

menghitung niali tambah bruto dari masing – masing sektor dan

kemudian menjumlahkan akan menghasilkan produk domestik

regional bruto (PDRB).

Berikut tiga pendekatan yang dapat dilakukan untuk

menghitung pendapatan regional dengan metode langsung :

Page 45: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

27

1. Pendekatan pengeluaran

Pengeluaran adalah cara penentuan pendapatan regional

dengan cara menjumlahkan seluruh nilai penggunaan akhir dari

barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri. Kalau dilihat

dari segi penggunaan maka total penyediaan atau produksi barang

dan jasa itu digunakan untuk: konsumsi rumah tangga, konsumsi

swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah,

pembentukan modal tetap bruto (investasi) perubhan stok dan

ekspor neto(total ekspor dikurangi dengan total impor).

Rumus pendekatan pengeluaran:

Y= C + I + G (X –M)

Dimana;

Y = PDRB

I = Investasi

G = pengeluaran pemerintah

(X-M) = ekspor dikurangi impor

2. Pendekatan produksi

PDRB merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau

nilai barang akhir yang dihasilkan oleh unit produksi disuatu wilayah

dalan suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan NTB

adalah nilai produksi bruto dari barang dan jasa tersebut dikurangi

seluruh biaya antara yang digunakan dalam proses produksi. Metode

ini yang digunakan dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi di

Indonesia dan negara-negara berkembang. Adapun perhitungan

PDRB dengan metode produksi:

Page 46: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

28

Y = P1Q1 + P2Q2 + .... + PnQn

Dimana:

Y = PDRB

P1,P2,...Pn = harga satuan produk pada satuan masing

sektor ekonomi

Q1,q2,...Qn = jumlah produk pada satuam masing sector

ekonomi

3. Pendekatan pendapatan

PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-

faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi disuatu wilayah

dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian

tersebut, maka NTB adalah jumlah dari gaji, sewa tanah, bunga modal, dan

keuntungan dimana pajak penghasilan dan pajak langsung belum dipotong.

Dalam pengertian PDRB ini termasuk pola komponen penyusutan dan

pajak tidak langsung netto.

Rumus pendekatan pendapatan:

Y = Yw +Yr + Yi + Yp

Dimana:

Y = pendapatan regional

Yi = pendapatan bunga

Yw = pendapatan upah/gaji

Yp = pendapatan laba/profit

Yr = pendapatan sewa

Page 47: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

29

1. Tenaga Kerja

a. Definisi Tenaga Kerja

Tenaga Kerja Adalah penduduk usia kerja (berumur 15 tahun atau

lebih) yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya

pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan

sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja, diantaranya adalah

mereka yang selama seminggu yang lalu hanya bersekolah (pelajar dan

mahasiswa), mengurus rumah tangga, dan mereka yang tidak melakukan

kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai pekerja, sementara tidak

bekerja atau mencari pekerjaan (Disnaker, 2006:54).

1) Teori tenaga kerja

a) Teori fungsi produksi cobb douglas

Dalam teori ini menjelaskan adanya pembagian pendapatan

nasional diantara modal dan tenaga kerja tetap konstan selama periode

yang jangka panjang. Dengan kata lain, ketika perekonomian

mengalami pertumbuhan yang mengesankan, pendapatan total pekerja

dan pendapatan total pemilik modal tumbuh pada tingkat yang nyaris

sama. Jika pembagian faktor yang konstan maka ada faktor-faktor

selalu menikmati produk marjinalnya. Fungsi produksi tersebut harus

mempunyai unsur dimana.

Pendapatan Modal = MPK x K = αY

Dan

Pendapatan Tenaga Kerja = MPL x L = (1-α)Y

Dimana α adalah konstanta antara nol dadn satu yang mengukur

bagian modal dari pendapatan. Yaitu α menentukan betapa bagian

Page 48: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

30

pendapatan yang masuk ke modal dan berapa yang masuk ke tenaga

kerja. Cobb menunjukan fungsi dengan unsur ini adalah

F(K,L) = A KαL

1-α

Dimana A adalah parameter yang lebih besar dari nol yang mengukur

produktivitas yang ada. Fungsi ini dikenal sebagai fungsi produksi

cobb-douglas. Bila lihat dari unsur dalam fungsi produksi ini.

Pertama, fungsi produksi cobb-douglas memiliki skala konstan. Yaitu,

jika modal dan tenaga kerja meningkat dalam propornsi yang sama,

maka output meningkat menurut proporsi yang sama. Dinyatakan

produk marjinal untuk fungsi produksi cobb-douglas. Produk marjinal

tenaga kerja adalah

MPL = (1-α) k α L-α

Dan

MPK = α K α-1

L1-α

dari persamaan ini, dengan mengetahui bahwa α berada antara nol,

kita melihat apa yang menyebabkan produk marjinal dari kedua faktor

berubah. Kenaikan dalam jumlah modal meningkat MPL dan

mengurangi MPK. Demikian pula, kenaikan dalam jumlah tenaga

kerja mengurangi MPL dan meningkatkan MPK. Maka produk

marjinal fungsi produksi cobb-douglas bisa ditulis sebagai:

MPL = (1-α) Y/L

MPK = α Y/K

MPL proposional terhadap output per pekerja dan MPK proporsional

terhadap output per unit modal. Y/L disebut produktivitas tenaga kerja

rata-rata dan Y/K disebut produktivitas modal rata-rata. Jika fungsi

produksi adalah cobb-douglas, maka produktivitas marjinal sebuah

Page 49: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

31

faktor proporsional terhadap produktivitas rata-rata. (Mankiw,

2007:55)

b) Hukum Okun

Salah satu teori yang menjelaskan hubungan tenaga kerja dan

pertumbuhan ekonomi adalah Hukum Okun. Hukum okun

menjelaskan antara output dan tingkat pekerja dengan asumsi bahwa

output dan pekerja bergerak sama, jadi perubahan pada output akan

menghasilkan perubahan yang sama pada tenaga kerja juga.

Persamaan Hukum Okun adalah sebagai berikut:

Q∗−Q

Q= α U−U*

Dimana :

Q* = output potensial

Q = output aktual

U = tingkat pengangguran

U* =Tingkat pengangguran pembanding

α = koefisien Okun

Hukum Okun ini menerangkan mengenai hubungan output

aktual dan potensial (GDP) dan pengangguran. Dimana Hukum Okun

menyatakan bahwa untuk setiap penurunan 2% yang berhubungan

dengan GDP potensial, angka pengangguran meningkat sekitar 1%

dan Hukum Okun menyatakan hubungan yang sangat penting anatara

pasar output dan pasar tenaga kerja yang menggambarkan antara

pergerakan jangka pendek pada GDP nyata dan perubahan angka

pengangguran (dornbush, 2006: 13).

Page 50: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

32

b. Hubungan Tenaga Kerja Dengan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Todaro (2004:93) pertumbuhan penduduk dan

pertumbuhan tenaga kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu

faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja

yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan

pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya

lebih besar. Meski demikian hal tersebut masih dipertanyakan apakah

benar laju pertumbuhan penduduk yang benar–benar cepat akan

memberikan dampak positif atau negatif dari pembangunan ekonominya.

Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari

pertumbuhan penduduk tergantung pada kemampuan sistem perekonomian

daerah tersebut dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan

pertambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh

tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input dan faktor

penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi.

2. Pengeluaran Pemerintah

a. Definisi Pengeluaran Pemerintah

Menurut (Mangkoesubroto, 2008:169) pengeluaran pemerintah

mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah

menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran

pemerintah mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah

untuk melaksanakan kebijakan tersebut.

Pengeluaran pemerintah dalam arti riil dapat dipakai sebagai

indikator besarnya kegiatan pemerintah yang dibiayai oleh pengeluaran

Page 51: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

33

pemerintah itu. Semakin besar dan banyak kegiatan pemerintah, semakin

besar pula pengeluaran pemerintah yang bersangkutan. Proporsi

pengeluaran pemerintah terhadap penghasilan nasional (GNP) adalah

suatu ukuran terhadap kegiatan pemerintah dalam suatu perekonomian.

1) Teori–teori pengeluaran pemerintah

a) Teori pengeluaran pemerintah Rostow

Model ini dikembangkan oleh Rostow dan Musgrave yang

menghubungkan perkembangan pengeluaran pemerintah dengan

tahap pembangunan ekonomi. Pada tahap awal perkembangan

ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total investasi

besar sebab pada tahap ini pemerintah harus menyediakan prasarana.

Pada tahap menengah investasi pemerintah tetap diperlukan untuk

menghindari terjadinya kegagalan pasar yang disebabkan oleh

investasi swasta yang sudah semakin besar pula. Pada tingkat

ekonomi yang lebih lanjut, aktivitas pemerintah beralih pada bentuk

pengeluaran pengeluaran untuk aktivitas-aktivitas sosial

(Mangkoesoebroto, 2008:170).

b) Teori Hukum Wagner

Teori Hukum Wagner menyatakan bahwa dalam suatu

perekonomian, apabila pendapatan perkapita meningkat, secara

relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat. Menurut

Wagner mengapa peranan pemerintah semakin besar, disebabkan

karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam

Page 52: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

34

masyarakat, hukum, pendidikan, rekreasi kebudayaan dan

sebagainya (Mangkoesubroto, 2008: 179).

Hukum Wagner dapat diformulasikan sebagai berikut :

𝐺𝑝𝐶𝑡

𝑌𝑝𝐶𝑡>

𝐺𝑝𝐶𝑡

𝑌𝑝𝐶𝑡 − 1>𝐺𝑝𝐶𝑡 − 2

𝑌𝑝𝐶𝑡 − 2> ⋯ >

𝐺𝑝𝐶𝑡 − 𝑛

𝑌𝑝𝐶𝑡 − 𝑛

Keterangan:

Gpc = Pengeluaran pemerintah perkapita

YpC = Produk atau pendapatan nasional perkapita

t = Indeks waktu

menurut Wagner ada lima hal yang menyebabkan

pengeluaran pemerintah selalu meningkat yaitu tuntutan peningkatan

perlindungan keamanan dan pertahanan, kenaikan tingkat

pendapatan masyrakat, urbanisasi yang mengiringi pertumbuhan

ekonomi serta perkembangan demokrasi dan ketidak efisienan

birokrasi yang mengiringi pemerintah.

Hukum Wagner yang menjelaskan tentang perkembangan

pengeluaran pemerintah ditunjukkan dalam gambar berikut ini,

dimana kenaikan pengeluaran pemerintah mempunyai bentuk

eksponensial dengan kurva berbentuk cembung dan bergerak naik

dari kiri bawah menuju kanan atas, sebagaimana yang ditunjukkan

Kurva 1, dan bukan seperti ditunjukkan oleh Kurva 2 yang memiliki

bentuk linear.

Page 53: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

35

Gambar 2.1

Kurva Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut Wagner

Kurva 1

Gpc/Ypc

Kurva 2

0 Waktu Sumber : Guritno Mangkoesoebroto (2008: 172)

c) Pengeluaran Pemerintah Versi Keynes

Teori ini menguraikan bahwa pendapatan total perekonomian

dalam jangka pendek, sangat ditentukan oleh keinginan rumah

tangga, perusahaan dan pemerintah untuk membelanjakan

pendapatannya. Dengan demikian pengeluaran agregat dapat

dibedakan kepada empat komponen: konsumsi rumah tangga,

investasi swasta, pengeluaran pemerintah dan ekspor.

Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada

keadaan Y=C+I+G. Dengan demikian pendapatan nasional adalah Y.

Apabila perekonomian ini berubah menjadi terbuka maka akan

timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor

akan menambah pengeluaran agregat manakala impor akan

mengurangi pengeluaran agregat. Apabila perekonomian menjadi

tertutup ke ekonomi terbuka, pengeluaran agregat akan bertambah

sebanyak ekspor neto yaitu, sebanyak (X-M). Maka pendapatan

Page 54: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

36

nasional untuk perekonomian terbuka yaitu Y=C+I+G+(X-M).

Dapat disimpulkan G dalam sebagai pengeluaran pemerintah

memiliki peran terhadap pencapaian kegiatan perekonomian melalui

kebijakan pemerintah guna mengatasi pengangguran dan

pertumbuhan ekonomi yang lambat sehingga pemerintah perlu

menambah pengeluaran untuk pembangunan infrakstruktur,

pelabuhan dan mengembangkan pendidikan (Sadono Sukirno:

2007:211) .

d) Teori Peacock dan Wiseman

Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa

pemerintah senantiasa berusaha memperbesar pengeluaran, sedangkan

masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk

membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut.

Peacock dan Wiseman menyebutkan bahwa perkembangan ekonomi

menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun

tarif pajak tidak berubah. Dan meningkatnya penerimaan pajak

menyebabkan pengeluaran pemerintah juga semakin meningkat. Oleh

karena itu dalam keadaan normal, meningkatnya GNP menyebabkan

penerimaan pemerintah semakin besar. Begitu juga dengan

pengeluaran pemerintah yang menjadi semakin besar (Guritno

Mangkoesoebroto, 2008: 173).

Page 55: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

37

Gambar 2.2

Teori Peacock dan Wiseman

Pengeluaran pemerintah/GDP C D F Pengeluaran pemerintah

A G B Pengeluaran swasta

0 t t+1 Tahun

Sumber : Guritno Mangkoesoebroto (2008: 174)

Dalam keadaan normal, dari tahun t ke t+1, pengeluaran

pemerintah dalam persentase terhadap GNP meningkat sebagaimana

yang ditunjukan garis AG. Apabila pada tahun t terjadi perang maka

pengeluaran pemerintah meningkat sebesar AC dan kemudian

meningkat seperti yang ditunjukan pada segmen CD. Setelah perang

selesai pada tahun t+1, pengeluaran pemerintah tidak menurun ke G.

Hal ini disebabkan setelah perang, pemerintah membutuhkan

tambahan dana untuk mengembalikan pinjaman pemerintah yang

digunakan dalam pembiayaan pembangunan. Kenaikan tarif pajak

tersebut dimaklumi oleh masyarakat sehingga tingkat toleransi pajak

meningkat dan pemerintah dapat memungut pajak yang lebih besar

tanpa menimbulkan gangguan dalam masyarakat.

Secara grafik, perkembangan pengeluaran pemerintah versi

Peacock dan Wiseman bukanlah berpola seperti kurva mulus berslope

Page 56: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

38

positif sebagaimana tersirat dalam pendapat Rostow dan Musgrave.

Melainkan berslope positif dengan bentuk patah-patah seperti tangga.

Gambar 2.3

Kurva Perkembangan Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah/GDP Wagner, Solow, Musgrave

Peacock dan Wiseman

0 Tahun

Sumber : Guritno Mangkoesoebroto (2008: 175)

Bird mengkritik hipotesa yang dikemukakan oleh Peacock dan

Wiseman. Bird menyatakan bahwa selama terjadinya gangguan sosial

memang terjadi pengalihan aktivitas pemerintah dari pengeluaran

sebelum gangguan ke pengeluaran yang berhubungan dengan

gangguan tersebut. Hal ini akan diikuti oleh peningkatan persentase

pengeluaran pemerintah terhadap PDB. Akan tetapi setelah terjadinya

gangguan, persentase pengeluaran pemerintah terhadap PDB akan

menurun secara perlahan-lahan kembali ke keadaan semula. Jadi

menurut Bird, efek pengalihan merupakan gejala dalam jangka pendek,

tetapi tidak terjadi dalam jangka panjang (Guritno Mangkoesoebroto,

2008: 176).

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah

rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang

Page 57: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

39

disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan

dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu

tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31

Desember.

APBD terdiri atas:

1) Anggaran pendapatan, terdiri atas

a) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan

penerimaan lain-lain

b) Bagian dana perimbangan, yang meliputi Dana Bagi Hasil,

Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus

c) Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana

darurat.

2) Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan

penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah.

3) Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun

anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran.

b. Hubungan Antara Pengeluaran Pemerintah Dengan Pertumbuhan

Ekonomi

Pengeluaran pemerintah (goverment expenditure) adalah bagian dari

kebijakan fiskal yakni suatu tindakan pemerintah untuk mengatur jalannya

perekonomian dengan cara menentukan besarnya penerimaan dan

pengeluaran pemerintah tiap tahunnya yang tercermin dalam dokumen

APBN untuk nasional dan APBD untuk daerah/regional. Tujuan dari

Page 58: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

40

kebijakan fiskal ini adalah dalam rangka menstabilkan harga, tingkat

output maupun kesempatan kerja dan memacu pertumbuhan ekonomi

(Sadono Sukirno, 2008:275).

B. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini digunakan beberapa penelitian sebelumnya

sebagai bahan perbandingan, diantaranya adalah:

1. Ramesh Chandra Paude/ and Nelson Perera

Penelitian ini berjudul “Labor Force, Foreign Debt, Trade

Openness, and Economic Growth from Sri Lanka” dalam penelitian ini

variabel dependen adalah pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel

independen ialah tenaga kerja., utang luar negeri, dan perdagangan

(ekspor – impor) yaitu total perdagangan adalah jumlah dari total ekspor

dan impor. Dengan menggunakan metode vector autoregressive model.

Dalam pendekatan regresi maka memilki hubungan kointegrasi

yaitu :

LGDPR – 0.07LFD + 0.29LRTT + 1.3LLF

Hasil diatas membuktikan bahwa variabel-variabel ini memiliki

hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi dalam jangka

panjang. Elastisitas utang luar negeri adalah 0,07, yang menunjukkan

bahwa pinjaman luar negeri tidak memberikan keuntungan . cara

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sri Lanka, perdagangan memiliki

kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi, yang ditunjukkan

oleh nya elastisitas 0,29. Diantara variabel-variabel ini, tenaga kerja

memiliki hubungan yang positif tertinggi dengan pertumbuhan ekonomi.

Tenaga kerja membuat kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan

Page 59: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

41

ekonomi seperti yang ditunjukkan oleh nya dengan elastisitas sebesar

1.32.

2. Rindang Bangun Prasetyo dan Muhammad Firdaus

Penelitian ini berjudul “pengaruh infrakstruktur pada pertumbuhan

ekonomi wilayah di indonesia” dalam penelitian variabel dependen adalah

pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel independen ialah tenaga kerja,

investasi, variabel listrik yang terjual, variabel panjang jalan, dan variabel

dummy krisik. Dengan menggunakan metode data panel

Model penelitian sebagai berkut:

PDRBit =a0+a1MDLit+a2TNK+a3PDK+a4LST+a5JLNit+a6PAM+a7DKS+ uit

Hasil penelitian menunjukkan variabel tenaga kerja, investasi, variabel

listrik yang terjual, variabel panjang jalan, dan variabel dummy krisis

terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu berpengaruh signfikan dan memilki

nilai positif jika dibandingkan Elastisitas variabel tenaga kerja lebih besar

dari pada modal, hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian di

Indonesia lebih banyak yang bersifat padat karya daripada padat modal.

3. Mehdi safdari

Penelitian berjudul “ importance of quality of labour force on

economic growth in Iran. Dengan variabel independent adalah

pertumbuhan ekonomi (GDP) dan variabel dependen ialah tenaga kerja

(L), tingkat pendidikan universitas (HC), modal (K), ekspor migas(XOIL)

, non ekspor migas(XNONOIL) , inflasi (NP), pengeluaran konsumsi

pemerintah (GCO) dan biaya penelitian pemerintah (reseach). Dengan

Page 60: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

42

metode vector autoreggresion.

Model yang digunakan adalah

GDP =F (L+HC+K+XOILR+LR+XNOILR+NP+GC) reseach)

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Tenaga

Kerja, Universitas lulusan bekerja modal, fisik, Ekspor Minyak, Non

Migas Ekspor, Inflasi, konsumsi Pemerintah pengeluaran dan Biaya

penelitian pemerintah memiliki positif berpengaruh pada tingkat

pertumbuhan produk domestik bruto.

4. Ardyan wahyu sandhika dan mulyo herdarto

Penelitian berjudul “ analisis pengaruh aglomerasi, tenaga kerja,

jumlah penduduk dan modal terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten

kendal”. Dengan variabel dependen adalah pertumbuhan ekonomi dan

variabel independent ialah aglomerasi, tenaga kerja, jumlah penduduk dan

modal. Metode analisis yang digunakan ordinary least square (OLS).

Bentuk regresi adalah sebagai berikut:

Y=βo+β1AGLOt+β2logLABt+β3logJP+β4KAP+ uit

Berdasarkan analisisi maka dapat disimpulkan antara lain sebagai

berikut: Hasil analisis menunjukan hubungan signifikan dan berpengaruh

positif antara variabel aglomerasi, tenaga kerja dan modal terhadap

pertumbuhan ekonomi di kabupaten Kendal dan Hasil analisis menunjukan

hubungan signifikan dan berpengaruh negatif antara variabel jumlah

penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi di kabupaten Kendal.

Page 61: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

43

5. Darma Rika Swaramarinda dan Susi Indriani

Penelitian ini berjudul “pengaruh pengeluaran konsumsi dan

investasi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia dengan

variabel dependent adalah pertumbuhan ekonomi dan variabel independen

adalah pengeluaran konsumsi pemerintah dan pengeluaran investasi

pemerintah. Metode yang digunakan OLS.

Model ekonometrik penelitian ini diformulasikan sebagai berikut:

Yt = β0 +βtGct +β2Git+єt

Hasil menununjukan secara empiris maupun ekonomi mengenai

hubungan antara pengeluaran konsumsi pemerintah dan pengeluaran

investasi terhadap pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif. Hal ini

dikarenakan pengeluaran konsumsi pemerintah berupa belanja pegawai

konsumsi pegawai atau masyarakat terhadap barang-barang meningkat

yang kemudian menaikkan fungsi konsumsi yang menyumbang kontribusi

terhadap bruto nasional sedangkan Pengeluaran investasi pemerintah

mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat sehingga

anggaran pembangunan dialokasikan terutama untuk membiayai proyek-

proyek yang tidak dapat dibiayai sendiri oleh masyarakat.

6. Ibrahem Mohamed Al Bataineh

Dalam penelitian “The impact of goverment expenditures on

economic growth in Jordan for period 1990 - 2010”. Dengan variabel

dependen adalah pertumbuhan ekonomi (GDP), dan variabel independen

adalah pengeluaran rutin (re), belanja modal (cap), pembayaran transfer

(tra) dan pembayaran bunga (int). Dengan metode OLS.

Page 62: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

44

Model ekonometrik penelitian ini diformulasikan sebagai berikut:

GDP= a + β1re + β2cap + β3tra + β4int

Hasil penelitian menunjukan bahwa pengeluaran pemerintah pada

tingkat agregat memilki dampak positif terhadap pertumbuhan GDP yang

sesuai dengan teori keynesian serta juga menemukan pembayaran transfer

dan pembayaran bunga tidak memilki pengaruh terhadap pertumbuhan

GDP.

7. Dwi Suryanto

Penelitian ini berjudul “analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat

Pendidikan, dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Di Subosukawonosraten (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar,

Wonogiri, Sragen, Klaten) Tahun 2004-2008”. Dengan variabel dependen

adalah pertumbuhan ekonomi sedangkan variabel independen ialah tenaga

kerja, pengeluaran pemerintah dan dummy. Metode yang digunakan data

panel dengan metode Least Square Dummy Variabel.

persamaan panel data yang digunakan adalah Least Square Dummy

Variabel (LSDV) dengan spesifiksi model sebagai berikut :

Yit = ao+a1Tkit +a2tpit + a3git + b1d1 + b2d2 + b3d3+ b4d4 + b5d5 + b6d6 + uit

Hasil penelitian menunjukan bahwa tenaga kerja dan tingkat

pendidikan dan pengeluraan pemerintah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun variabel dummy bernilai negatif

hal ini menjelaskan perbedaan pertumbuhan antara pusat pertumbuhan

dengan daerah pendukung bahwa pertumbuhan ekonomi di Kabupaten

Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri,

dan Kabupaten Sragen lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan

Page 63: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

45

ekonomi di Kota Surakarta. Sedangkan Kabupaten Karanganyar tidak

berbeda dengan pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta sebagai pusat

pertumbuhan.

8. Adrian sutawijaya zulfahmi

Penelitian ini berjudul “pengaruh ekspor dan investasi terhadap

pertumbuhan ekonomi indonesia tahun 1980 – 2006”. Dengan variabel

dependen ialah pertumbuhan ekonmi sedangkan variabel investasi

pemerintah, investasi swasta, ekspor MIGAS dan ekspor non MIGAS.

Metode yang digunakan adalah Ordinari least square (OLS).

Spesifikasi model diformulasikan dalam bentuk logaritma natural brikut:

LnYt = α + α1LnIPt + α2LnIGt + α3LnXMGt + α4LnXNMGt + uit

Hasil penelitian menunjukan Tiga dari empat variabel independen,

yaitu investasi swasta, investasi pemerintah dan ekspor non migas

berpengaruh positif terhadap variabel dependen, yaitu pertumbuhan

ekonomi, yang secara statitistik sangat signifikan. Sedangkan variabel

independen yang tidak berpengaruh berpengaruh secara statistik terhadap

pertumbuhan ekonomi adalah variabel ekspor migas.

Page 64: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

46

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul

penelitian

Variabel Metode

penelitian

Hasil

1. Ramesh

Chandra

Paudel

(2009)

Foreign

Debt, Trade

Openness,

Labor Force

and

Economic

Growth:

Evidence

from Sri

Lanka

Variabel

dependen:

pertumbuhan

ekonomi (GDP),

variabel

independen:

utang asing,

tenaga kerja,

perdagangan

( ekspor – impor)

Vector

Autoregress

ivw Model

(VAR).

Dengan

hubungan

kointegrasi

Hasil penelitian

menunjukan

bahwa utang

asing, tenaga kerja

dan perdagangan

(ekspor – impor)

memilki hubungan

positif terhadap

pertumbuhan

ekonomi

2. Rin

dang

Bangun

Prasetyo

dan

Muhamad

Firdaus

(2009)

“Pengaruh

Infrakstruktu

r Pada

Pertumbuhan

Ekonomi

Wilayah Di

Indonesia”.

Dependen:

Pertumbuhan

ekonomi.

Independen:

tenaga kerja ,

modal , variabel

listrik yang

terjual , variabel

panjang jalan,

dan variabel

dummy krisis

Metode

Data panel

Hasil penelitian

menunjukkan

variabel tenaga

kerja, modal ,

variabel listrik

yang terjual ,

variabel panjang

jalan, dan variabel

dummy krisis

terhadap

pertumbuhan

ekonomi yaitu

berpengaruh

signfikan dan

memilki nilai

positif

3. Mehdi

Safdari

(2012)

importance

of quality of

labour force

on economic

growth in

Iran

variabel

dependen adalah

pertumbuhan

ekonomi (GDP)

dan variabel

independent ialah

tenaga kerja (L),

tingkat

pendidikan

universitas (HC),

modal (K),

ekspor

migas(XOIL) ,

Metode

Vector

Autoreggre

sion

(VAR)

Hasil dari

penelitian ini

menunjukkan

bahwa variabel

Tenaga Kerja,

Universitas

lulusan bekerja

modal, fisik,

Ekspor Minyak,

Non Migas

Ekspor, Inflasi,

Page 65: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

47

non ekspor migas

(XNONOIL) ,

inflasi (NP),

pengeluaran

konsumsi

pemerintah

(GCO) dan biaya

penelitian

pemerintah

(reseach)

konsumsi

Pemerintah

pengeluaran dan

Biaya penelitian

pemerintah

memiliki positif

berpengaruh pada

tingkat

pertumbuhan

produk domestik

bruto.

4. Ardyan

wahyu

sandhika

dan Mulyo

Herdarto

(2012)

analisis

pengaruh

aglomerasi,

tenaga kerja,

jumlah

penduduk

dan modal

terhadap

pertumbuhan

ekonomi

kabupaten

kendal

variabel

dependen adalah

pertumbuhan

ekonomi dan

variabel

independent ialah

aglomerasi,

tenaga kerja,

jumlah penduduk

dan modal

Met

ode

ordinary

least square

(OLS)

Hasil penetian

menunjukan

menunjukan

hubungan

signifikan dan

berpengaruh

positif antara

variabel

aglomerasi, tenaga

kerja dan modal

terhadap

pertumbuhan

ekonomi di

kabupaten Kendal

sedangkan

variabel jumlah

penduduk memilki

hubungan

signifikan dan

berpengaruh

negatif.

5. Darma

Rika

Swaramari

nda dan

Susi

Indriani (2011)

Pengaruh

Pengeluaran

Konsumsi

Dan

Investasi

Pemerintah

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Di

Indonesia

tahun 1997 –

2007

Dependen:

Pertumbuhan

ekonomi

Independen:

pengeluaran

pemerintah

konsumsi dan

pembamgunan

Metode

OLS

hasil menunjukkan

bahwa variabel

pengeluaran

konsumsi

pemerintah dan

pengeluaran

investasi

pembangunan

memilki signifikan

dan berdampak

positif terhadaap

pertumbuhan

ekonomi

Page 66: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

48

6. Ibrahem

Mohamed

Al Bataineh

(2012)

The impact

of

goverment

expenditures

on economic

growth in

Jordan

Dependen:

pertumbuhan

ekonomi (GDP).

Independen:

Pengeluaran

rutin, belanja

modal,

pembayaran

transfer, dan

pembayaran

bunga

Metode

OLS

Hasil penelitian

menunjukan

pengeluaran

pemerintah pada

tingkat aggregat

memilki dampak

positif terhadap

pertumbuhan dan

pembayaran

transfer serta

pembayarann

bunga tidak

memilki pengaruh

terhadap

pertumbuhan GDP

7. Dwi

Suryanto

(2010)

analisis

Pengaruh

Tenaga

Kerja,

Tingkat

Pendidikan,

dan

Pengeluaran

Pemerintah

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Di

SUBOSUK

AWONOSR

ATEN

Dependen:

Pertumbuhan

ekonomi,

Independen:

tenaga kerja,

pengeluaran

pemerintah dan

dummy

Metode

data panel

Least

Square

Dummy

Variabel

(LSDV)

Hasil penelitian

menunjukan

bahwa tenaga

kerja dan tingkat

pendidikan dan

pengeluraan

pemerintah

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

pertumbuhan

ekonomi. Namun

variabel dummy

bernilai negatif

terhadap

pertumbuhan

ekonomi.

8. Adrian

Sutawijaya

Zulfahmi

(2010)

Pengaruh

Ekspor Dan

Investasi

Terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi

Indonesia

Tahun

1980–2006

variabel

dependen ialah

pertumbuhan

ekonmi

sedangkan

variabel investasi

pemerintah,

investasi swasta,

ekspor MIGAS

dan ekspor non

MIGAS

Metode

Ordinari

least square

(OLS)

Hasil pengujian

adalah :

Investasi swasta,

investasi

pemerintah,

ekspor migas,

ekspor non migas

secara bersama –

sama berpengaruh

secara signifikan

terhadap

pertumbuhan

ekonomi

di Indonesia.

Page 67: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

49

Dari semua jurnal penelitian terdahulu perbedaan terletak pada

menunjuk sektor tertentu yakni sektor industri, tahun yang digunakan namun

persamaan dari penelitian ini terletak pada pengaruh pertumbuhan ekonomi

yang yang berproksi dengan PDRB atau jumlah barang dan jasa yang

dihasilkan setiap daerah per tahunnya. Namun ada yang mendekati dengan

penelitian ini yakni pada penelitian Dwi Suryanto (2010) yang berjudul

“Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, Dan Pengeluaran

Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Subosukawonosraten

(Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten)”

baik dari segi variabel , dan ada beberapa daerah bagian dari Provinsi Jawa

Tengah yang diteliti serta metode penelitian data panel menunjukan hasil

tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi.

C. Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai perkembangan kegiatan

dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi

dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat

(Sukirno, 2011:120). Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari

perkembangan suatu perekonomian. Kenaikan kapasitas itu sendiri

ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-

penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologi terhadap

berbagai tuntutan keadaan yang ada (M.P. Todaro, 2000: 144).

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah tenaga

kerja, menurut Michael P.Todaro yaitu ada tiga komponen utama dalam

Page 68: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

50

pertumbuhan ekonomi adalah akumuasi modal, pertumbuhan penduduk

yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah tenaga kerja dan kemajuan

teknologi. Jika dengan Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan

menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih

besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski demikian hal

tersebut masih dipertanyakan apakah benar laju pertumbuhan penduduk

yang benar – benar cepat akan memberikan dampak positif atau negatif dari

pembangunan ekonominya.

Selanjutnya dikatakan bahwa pengaruh positif atau negatif dari

pertumbuhan penduduk tergantung pada kemampuan sistem perekonomian

daerah tersebut dalam menyerap dan secara produktif memanfaatkan

pertambahan tenaga kerja tersebut. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh

tingkat dan jenis akumulasi modal dan tersedianya input dan faktor

penunjang seperti kecakapan manajerial dan administrasi (Michael

P.Todaro2008: 93)

Dan juga faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu

pengeluaran pemerintah. Menurut Wagner dalam suatu perekonomian

apabila pendapatan perkapita meningkat, secara relatif pengeluaran

pemerintah juga akan meningkat. Terutama ada lima hal yang

menyebabkan pengeluaran pemerintah selalu meningkat yaitu tuntutan

peningkatan perlindungan keamanan dan pertahanan, kenaikan tingkat

pendapatan masyrakat, urbanisasi yang mengiringi pertumbuhan ekonomi

serta perkembangan demokrasi dan ketidak efisienan birokrasi yang

mengiringi pemerintah. (Mangkoesoebroto, 2008:179). Pengeluaran

Page 69: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

51

pemerintah memilki dua macam yakni pengeluaran pemerintah konsumsi

dan pengeluran pemerintah pembangunan. jika dalam pengeluaran sektor

industri memiliki sasaran umum berupa investasi fisik dan sosial baik itu

dari menciptakan tenaga kerja berkualitas sesuai perkembangan industri,

meningkat edukasi industri kecil menegah dalam menrapkan tekonologi

modern serta terciptanya sktruktur industri yang kuat antara industri hulu

dan hilir dengan pendekatan kluster sehingga bersaing tinggi dan

terberntuknya kertekaitan industri hulu dan industi hilir.

Seperti halnya kemajuan ekonomi yang dramatis yang dicapai

Jepang, Taiwan dan negara Asia lainnya dalam dekade terakhir

menggambarkan pentingnya modal manusia dalam pertumbuhan. Walaupun

miskin modal/sumberdaya alam dan mendapat diskriminasi dari negara-

negara Barat, namun karena investasi di bidang modal manusia yang tinggi

mereka berhasil mencapai pertumbuhan yang sangat cepat sehingga dijuluki

Asian Tigers.

Oleh karena itu berdasarkan pada hubungan keterkaitan antara

pertumbuhan ekonomi sektor industri, tenaga kerja sektor industri dan

pengeluaran pemerintah sektor industri, maka persamaan yang dapat ditulis

adalha sebagi berikut:

Pertumbuhan ekonomi sektor Industri = F {tenaga kerja sektor industri,

pengeluaran sektor industri} ..... ( 2 )

Berdasarkan pada persamaan dan hubungan keterkaitan antara

tenaga kerja sektor industri dan pengeluaran pemerintah sektor industri

terhadap pertumbuhan ekonomi sektor industri, maka kerangka berfikir

dapat ditulis sebagi berikut:

Page 70: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

52

Gambar 2.4

Kerangka Berfikir

Faktor pertumbuhan ekonomi sektor industri

Tenaga kerja sektor industri

(X1)

Pengeluaran pemerintah

sektor Industri

(X2)

Pertumbuhan ekonomi sektor

industri

( Y)

Page 71: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

53

D. Hipotesis Penelitian

Adapun penelitian yang mengkaitkan hubungan antara pertumbuhan

ekonomi dan tenaga kerja pada teori neo klasik tradisional (Michael

P.Todaro, 2008:128) “bahwa pertumbuhan output selalu bersumber dari satu

atau lebih dari tiga faktor kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja

(melalui pertumbuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan),

penambahan modal (melalui tabungan dan investasi) serta penyempurnaan

teknologi”. Teori diperkuat oleh jurnal penelitian yang diteliti oleh Mehdi

Safdari (2012) yang berjudul Importance of Quality of Labour Force on

Economic Growth in Iran menyimpulkan tenaga kerja berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan namun pentingnya tenaga kerja berkualitas disertai

pendidikan guna meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang.

Sedangkan pengeluaran pemerintah, peneliti mengutip Teori Keynes

adalah bahwa pengeluran pemerintah merupakan bagian dari bentuk

pendapatan nasional dimana formulasi pendapatan nasional yaitu Y = C + I

+ G + (X-M) . Adapun untuk menguatkan teori ini didalam jurnal penelitian

yang diteliti oleh Andrian Sutawijaya Zulfahmi (2010) berjudul “pengaruh

ekspor dan investasi terhadap pertumbuhan ekonomi indonesia tahun 1980 –

2006”. Menyimpulkan setiap peningkatan investasi pemerintah sebesar 1%

akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,084% dengan asumsi

faktor lainnya konstan. Hal ini sejalan dengan tujuan investasi yang

dilakukan pemerintah, di mana investasi yang dilaksanakan oleh pemerintah

dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat

Page 72: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

54

lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam

rangka memajukan kesejahteraan umum

Berdasarkan teori keterkaitan yang telah dijelaskan pada bagian

kerangka berfikir diatas dan dukungan dari penelitian terdahulu, maka

penelitian mengambil hipotesis:

1) Diduga ada pengaruh signifikan secara parsial tenaga kerja sekrtor

industri, pengeluaran sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi

sektor industri.

2) Diduga ada pengaruh signifikan secara simultan antara tenaga kerja

sektor industri, pengeluaran sektor industri terhadap pertumbuhan

ekonomi sektor industri.

Page 73: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

55

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Variabel penelitian merupakan konsep yang dapat diukur dengan

berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran yang nyata mengenai

fenomena yang diteliti. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu

variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian adalah pertumbuhan

ekonomi sektor industri kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah dari

tahun 2001–2011 . Penelitian mengenai analisis pengaruh tenaga kerja

sektor industri dan pengeluaran pemerintah sektor industri terhadap

pertumbuhan ekonomi sektor industri di Provinsi Jawa Tengah.

penelitian inin menggunakan data PDRB harga konstan 2000 sektor

industri Kabupaten/kota sebagai variabel dependen (variabel tidak

bebas) untuk mewakili pertumbuhan ekonomi sektor industri

kabupaten/kota Propinsi Jawa Tengah .

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tenaga

kerja sektor industri dan pengeluaran pemerintah sektor industri di

kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah dari tahun 2001–2011.

B. Metode Penentuan Sampel

Di dalam penelitian ini menggunakan tidak diperlukan sampel.

Karena keselurahan objek dapat dijangkau peneliti. Populasi yang diteliti

adalah PDRB atas dasar harga konstan sektor industri, tenaga kerja sektor

Page 74: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

56

industri, dan pengeluaran sektor industri di 35 Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Tengah dari tahun 2001–2011.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder dari

tahun dari tahun 2001–2011, yang terdiri dari satu variabel dependen yaitu

pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam hal ini PDRB Harga Konstan

2000 sektor industri dan dua variabel independen yaitu tenaga kerja sektor

industri, dan pengeluaran pemerintah sektor industri di Kabupaten/Kota Di

Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan sumber data berasal dari:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan untuk

mendukung penelitian kepustakaan diatas adalah penelitian lapangan.

Dari penelitian lapangan diperoleh data sekunder. Data sekunder

diperoleh dengan mempelajari dokumen, laporan dan informasi

lainnya yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

2. Penelitian Kepustakaan (Library research)

Penelitian kepustakaan adalah metode pengumpulan data

yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder. Data sekunder

adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu

melalui media perantara atau pihak lain. Penelitian kepustakaan

meliputi kegiatan pencarian, pengumpulan dan pengkajian data dari

sumber relevan dan dapat mendukung dalam penulisan skripsi ini.

Seperti literature beberapa buku, artikel, jurnal ekonomi dan bahan

lain seperti surat kabar, internet dan media massa lain yang

Page 75: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

57

mempunyai relevansi dengan permasalahan yang dibahas khususnya

berkaitan dengan penelitian skripsi ini.

D. Metode Analisis

Untuk menguji pengaruh dari tenaga kerja sektor industri tenaga

kerja sektor industri, dan pengeluaran sektor industri terhadap pertumbuhan

ekonomi sektor industri di Provinsi Jawa Tengah, penulis menggunakan

analisis panel data Analisis dengan menggunakan panel data adalah

kombinasi antara derat waktu (time series) dan data cross section (Nachrowi,

2006:309).Sesuai dengan model data panel persamaan model dengan

menggunakan data cross section dapat ditulis sebagai berikut:

Yi = β0+β1Xi + εi; I = 1,2,…N

Dimana N adalah banyaknya data cross-section, Sedangkan

persamaan model dengan time-series adalah:

Dimana T adalah banyaknya data time-series, Mengingat data panel

merupakan gabungan dari time-series dan cross-section, maka model dapat

ditulis dengan:

Yit= β0+β1Xit+ εit

I = 1,2,….N ; t = 1,2,….T

N =banyaknya observasi

T = banyaknya waktu

N х T = banyaknya data panel

Penelitian ini mengenai pengaruh tenaga kerja sektor industri dan

pengeluaran pemerintah sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi

sektor industri di Provinsi Jawa Tengah, menggunakan data time-series

selama 11 tahun yang diwakili data tahunan dari 2001–2011 dan data cross-

Page 76: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

58

section sebanyak 35 data kabupaten / kota di Provinsi Jawa tengah yang

menghasilkan 385 observasi dengan fungsi persamaan data panelnya dapat

ditulis sebagai berikut:

Yit =βo +β1 TK it + β2 PPI it + μit

Dimana:

Y = PDRB harga konstan 2000 sektor industri kab/Kota

Jawa Tengah

TK = Tenaga kerja sektor industri Kab/Kota Jawa Tengah

PPI = Pengeluaran pemerintah sektor industri Kab/Kota

Jawa Tengah

βo = intersep

β1,β2, = koefisien regresi variabel bebas

i = unit cross section

t = unit time

𝜇 = error t

Adanya perbedaan satuan dan besaran variabel bebas dalam persamaan

menyebabkan persamaan regresi harus dibuat dengan model logaritma

natural. Oleh karena itu fungsi logaritma digunakan didalam persamaan (3.4)

untuk memecahkan persamaan yang pangkatnya tidak diketahui.

Menurut Gujarati (2007:637) Keunggulan penggunaan data panel

dibandingkan data time series dan data cross section adalah:

1. Estimasi data panel dapat menunjukkan adanya heterogenitas dalam

tiap individu.

2. Dengan data panel, data lebih informasif, lebih bervariasi, mengurangi

Page 77: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

59

kolinearitas antar variabel, meningkatkan derajat kebebasan (degree of

freedom), dan lebih efisien.

3. Studi data panel lebih memuaskan untuk menentukan perubahan

dinamis dibandingkan dengan studi berulang dari cross-section.

4. Data panel lebih mendeteksi dan mengukur efek yang secara

sederhana tidak dapat diukur oleh data time-series atau cross section.

5. Data panel membantu studi untuk menganalisis perilaku yang lebih

kompleks.

6. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi

individu atau perusahaan karena unit data lebih banyak.

1. Model Regresi dengan Panel Data

Model regresi dengan data panel secara umum mengakibatkan

kesulitan dalam spesifikasi modelnya. Residualnya akan mempunyai tiga

kemungkinan yaitu residual time series, cross section maupun gabungan

keduanya. Dari tiga pendekatan metode data panel, dua pendekatan yang

sering digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel

adalah pendekatan fixed effect model dan pendekatan random effect model.

Untuk menentukan metode antara pooled least square dan fixed effect

dengan menggunakan uji F sedangkan uji Hausmant digunakan untuk

memilih antara random effect atau fixed effect. Selain itu, dalam teknik

estimasi model regresi data panel, terdapat uji F, uji Chow Test dan uji

Hausman. Dibawah ini akan dijelaskan tiga pendekatan yang digunakan

dalam data panel :

Page 78: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

60

a) Pooled Least Square (PLS)

Metode ini juga dikenal sebagai Common Effect Model (CEM).

Pada metode ini, model mengasumsikan bahwa data gabungan yang

ada menunjukkan kondisi sesungguhnya dimana nilai intercept dari

masing – masing variabel adalah sama dan slope koefisien dari

variabel – variabel yang digunakan adalah identik untuk semua unit

cross section.

Di dalam pendekatan ini, unit cross section maupun time series

semua diperlakukan sama lalu diregresikan menggunakan metode

ordinary least square yang akan menghasilkan persamaan dengan

intercept dan koefisien-koefisien variabel independen yang konstan

untuk setiap unit.

Kelemahan dalam model common effect ini yaitu adanya

ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sebenarnya. Dimana

kondisi tiap objek saling berbeda, bahkan satu waktu akan sangat

berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain (Wing

Wahyu Winarno, 2007:14)

b) Fixed Effect Model

Kendala yang dimiliki oleh pooled least square adalah asumsi

yang menganggap intercept dan koefisien slope yang sama untuk

setiap unit cross section maupun time series. Mengatasi hal itu,

pendekatan lainnya adalah dengan menggunakan variabel-variabel

dummy untuk memungkinkan terjadinya perubahan-perubahan dalam

intercept dari setiap unit cross-section maupun time series. Pendekatan

ini disebut dengan Fixed Effect Model atau Least Square Dummy

Page 79: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

61

Variabel. Adapun kemungkinan asumsi intercept dan koefisien slope

yang terjadi adalah sebagai berikut:

a. Intercept untuk setiap unit cross section berbeda-beda,

koefisien slope konstan.

b. Intercept untuk setiap unit cross section maupun time series

berbeda-beda.

c. Intercept dan koefisien slope untuk semua individu atau unit

cross section berbeda-beda

Banyaknya penggunaan variabel dummy dapat menjadi

kelemahan bagi model ini karena menyebabkan rendahnya degree of

freedom, adanya variabel-variabel yang tidak berubah terhadap waktu,

kemungkinan adanya multikolinearitas, serta asumsi error yang

digunakan, yang pada akhirnya mempengaruhi koefisien dari

parameter yang diestimasi.

c) Random Effect Model

Model ini dibentuk untuk mengatasi kelemahan pada fixed effect

model dengan memasukkan parameter-parameter yang berbeda antar

unit cross section maupun time series ke dalam error term. Pendekatan

ini disebut Random Effect Model atau Error Component Model dan

mengasumsikan bahwa komponen error antar unit cross section dan

time series tidak berkorelasi satu sama lain.

Asumsi utama dari random effect model ini adalah bahwa

komponen error individu tidak berkorelasi satu dengan yang lainnya,

tidak berautokerlasi antar unit cross section dan time series dan juga

Page 80: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

62

mengasumsikan bahwa error secara individual tidak berkorelasi

dengan error kombinasinya. Pendekatan ini mencoba untuk

meningkatkan efisiensi proses permodelan Ordinary Least Square,

penganggu-penganggu antar unit cross section dan time series

diperhitungkan sehingga metode yang digunakan adalah Generalized

Least Square (GLS).

2. Pemilihan Metode Data Panel

Dalam pengolahan data panel mekanisme uji menentukan metode

pemilihan data panel yang tepat yaitu dengan cara membandingkan metode

pendekatan PLS dengan metode pendekatan FEM terlebih dahulu. Jika hasil

yang diperoleh menunjukkan model pendekatan PLS yang diterima, maka

pendekatan PLS yang akan dianalisis. Jika model FEM yang diterima, maka

dilakukan perbandingan lagi dengan model pendekatan REM. Untuk

melakukan model mana yang akan diapakai, maka dilakukan pengujian

diantaranya:

a. Uji Chow Test

yaitu uji yang akan digunakan untuk mengetahui apakah model

Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model (FEM) yang akan

dipilih untuk estimasi data. Uji ini dapat dilakukan dengan uji restriced

F-Test atau uji Chow-Test.

Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:

𝐻0 : Model PLS (Restriced)

𝐻1: Model Fixed Effect (Unrestriced)

Dasar penolakan terhadap hipotesa nol tersebut adalah dengan

menggunakan F statistic seperti yang dirumuskan sebagai berikut:

Page 81: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

63

𝑐ℎ𝑜𝑤 =(RRSS− URSS)/(N− 1)

URSS/(NT− N− K)

Dimana:

RRSS = Restriced Residual Sum Square (merupakan Sum Square

Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode pooled

least square/common intercept)

URSS = Unrestriced Residual Sum Square (merupakan Sum

Square Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode

fixed effect)

N = Jumlah data cross section

T = Jumlah data time series

K = Jumlah variabel penjelas

Pengujian ini mengikuti ditribusi Fstatistic yaitu FN-1, N-K jika

nilai F-test atau Chow Statistik (F-statistik) hasil pengujian lebih besar

dari F-Tabel, maka cukup bukti untuk melakukan penolakan penolakan

terhadap hipotesa nol sehingga model yang akan digunakan adalah

model fixed effect.

b. Uji Hausman Test

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah model fixed

effect atau random effect yang akan dipilih. Pengujian ini dilakukan

dengan hipotesa sebagai berikut:

𝐻0 : Model mengikuti Random Effect

𝐻1: Model mengikuti Fixed Effect

Dasar penolakan Ho dengan menggunakan pertimbangan statistic

Chi-Square. Jika Chi-Square statistic > Chi-Square tabel maka 𝐻0

ditolak (model yang digunakan adalah Fixed Effect).

Page 82: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

64

3. Pengujian Penyimpangan Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis data maka data diuji sesuai asumsi klasik,

jika terjadi penyimpangan akan asumsi klasik digunakan pengujian statistik

nonparametrik sebaliknya asumsi klasik terpenuhi apabila digunakan

statistic parametrik untuk mendapatkan model regresi yang baik, model

regresi tersebutharus terbebas dari multikolinearitas, autokorelasi, dan

heteroskedastisitas serta data yang dihasilkan harus berdistribusi normal.

Maka digunakan untuk menguji penyimpangan asumsi klasik adalah

sebagai berikut :

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar

maka uji statistik menjadi tidak berlaku (Suliyanto, 2005 : 63).

Ada beberapa metode untuk mengetahui normal atau tidaknya

distribusi residual antara lain Jarque-Bera (J-B) Test dan metode

grafik. Dalam metode ini akan menggunakan J-B Test, apabila J-B

hitung < nilai 𝑋2 (Chi-Square) tabel, maka nilai residual terdistribusi

normal.

2) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau

independen. Multikolinearitas artinya terdapat korelasi yang

siginifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam model

Page 83: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

65

regresi. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas ini

dilakukan dengan cara melihat koefisien korelasi antar variabel.

Beberapa kaidah untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas

dalam suatu model empiris, yaitu sebagai berikut:

a) Nilai 𝑅2 yang dihasilkan dari hasil estimasi model empiris

sangat tinggi, tetapi tingkat signifikan variabel bebas

berdasarkan t statistic sangat sedikit.

b) Tolerance and variance inflation factor (VIF). VIF mencoba

melihat bagaimana varian dari suatu penaksir meningkat

seandainya ada multikolienaritas dalam suatu model empiris.

Misalkan 𝑅2 dari hasil estimasi regresi secara parsial mendekati

satu, maka nilai VIF akan mempunyai nilai tak hingga. Dengan

demikian nilai kolinearitas meningkat, maka varian dari

penaksir akan meningkat dalam limit yang tak terhingga.

3) Uji Autokorelasi

Menurut (Suliyanto, 2005:64) uji autokorelasi bertujuan untuk

mengetahui apakah ada korelasi antara serangkaian data observasi

yang diuraikan menurut data time series atau data cross section”.

Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual

(kesalahan penganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series.

Cara mendeteksi ada tidaknya masalah autokorelasi salah

satunya adalah dengan uji Durbin – Watson. Keunggulan dari uji D-W

dalam mendeteksi masalah autokorelasi adalah karena uji ini

didasarkan pada residual yang ditaksir.

Page 84: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

66

4) Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah variasi individual tidak sama untuk

semua pengamatan. Salah satu uji penting dalam regresi linear klasik

adalah bahwa gangguan yang muncul dalam regresi populasi adalah

homokedastisitas yaitu semua gangguan memiliki varians yang sama

atau varians setiap gangguan yang dibatasi oleh nilai tertentu

mengenai pada variabel – variabel independen berbentuk konstan

yang sama dengan 𝜎2. Dan jika suatu populasi yang dianalisis

memiliki gangguan varians tidak sama maka mengindikasikan

terjadinya gangguan heterokedastisitas. Untuk mengetahui ada

tidaknya heterokedastisitas dilihat dari nilai Sum Squared Resid

Weighted statistic dan Sum Squared Resid Unweighted statistics.

Apabila nilai Sum Squared Resid Weighted statistic > Sum Squared

Resid Unweighted Statistics maka model teridentifikasi mengandung

gejala heterokedastisitas.

E. Pengujian Statistik

1. Uji Pengujian Signifikansi (Uji t)

Uji signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat

signifikansi dari pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak terikat

secara individual dan menganggap variabel lain konstan. Hipotesis yang

digunakan:

1. H0 : 1 ≤ 0 tidak ada pengaruh antara variabel tenaga kerja

sektor industri dengan Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri .

H1 : 1 > 0 ada pengaruh positif antara tenaga kerja sektor

industri dengan Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri.

Page 85: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

67

2. H0 : 2 ≤ 0 tidak ada pengaruh antara variabel Pengeluaran

pemerintah sektor industri dengan pertumbuhan ekonomi sektor

industri.

H1 : 2 < 0 ada pengaruh positif antara variabel Pengeluaran

pemerintah sektor industri dengan Pertumbuhan ekonomi sektor

industri.

Nilai t hitung dapat dicari dengan rumus:

𝑡 =β

1 – 𝛽

𝑖∗

𝑆𝐸 ( 𝛽𝑖 )

Dimana:

1 = parameter yang diestimasi

i* = nilai i pada hipotesis

SE( i) = standar error i

Pada tingkat signifikansi 5 persen dengan pengujian yang

digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Jika t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak, artinya salah satu

variabel independen mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

2. Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima, artinya salah satu

variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen

secara signifikan.

2. Pengujian Signifikansi (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen secara keseluruhan signifikan secara statistik dalam

Page 86: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

68

mempengaruhi variabel dependen. Apabila nilai F hitung lebih besar dari

nilai. F tabel maka variabel-variabel independen secara keseluruhan

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Hipotesis yang digunakan :

H0 = β1 = β2 = 0

H1: minimal ada satu koefisien regresi tidak sama dengan nol

Nilai F hitung dirumuskan sebagai berikut

Dimana :

𝑥 =R2/(K− 1)

(1− R2)/(N− K)

K = jumlah parameter yang diestimasi termasuk konstanta

N = jumlah observasi

Pada tingkat signifikasi 5 persen dengan kriteria pengujian yang

digunakan sebagai berikut :

1) H0 diterima dan H1 ditolak apabila F hitung < F tabel, yang

artinya variabel penjelas secara serentak atau bersama-sama tidak

mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan.

2) H0 ditolak dan H1 diterima apabila F hitung > F tabel, yang

artinya variabel penjelas secara serentak dan bersama-sama

mempengaruhi variabel yang dijelaskan secara signifikan.

3. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted 𝑹𝟐)

Suatu model mempunyai kebaikan dan kelemahan jika diterapkan

dalam masalah yang berbeda. Untuk mengukur kebaikan suatu model

(goodnes of fit) digunakan koefisien determinasi (𝑅2). “Koefisien

deteminasi (𝑅2) intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

Page 87: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

69

menerangkan variasi variabel terikat” (Mudrajad Kuncoro, P.hd, 2006:

220).

Koefisien determinasi dirumuskan sebagai berikut:

R2 =

Σ(Y1 −Y )2

Σ(Y1 −Y)2

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai 𝑅2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Mudrajad,2006 : 220).

F. Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini definisi operasional yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Pertumbuhan Ekonomi sektor industri (PDRB)

Pertumbuhan ekonomi sektor industri adalah perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan

jasabyang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan

kemakmuran masyarakat meningkat diKab/Kota Provinsi Jawa

Tengah sektor industri tahun 2001-2011. Satuan Jutaan (Rupiah).

2. Tenaga Kerja sektor industri (L)

Tenaga Kerja menurut BPS adalah kerja bila mereka

melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja

Page 88: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

70

paling sedikit 1 (satu) jam secara kontinu selama seminggu yang

lalu di Kab/Kota Provinsi Jawa Tengah sektor industri tahun 2001-

2011. Satuan Jiwa.

3. Pengeluaran pemerintah sektor industri (PPi)

kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah

menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa yang

dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan di

sektor industri guna menunjang kegiatan industri serta

meningkatkan prasarana dan sarana industri demi kesejahteraan

masyarakat dalam tahun 2001-2011. Satuan Jutaan (Rupiah).

Page 89: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

71

TABEL Operasional Variabel

No variabel Definisi Simbol Sumber

Data

Tahun

Data Skala Satuan

1

Pertumbuhan

ekonomi sektor

industri

Jumlah barang dan

jasa yang

dihasilkan selama

satu tahun

PDRB BPS Provinsi

Jawa Tengah

2001-

2011 Nominal

Jutaan

Jutaan

2 Tenaga kerja

industri

Penduduk usia 15

– 16 yang meng

hasilkan barang

atau jasa

TK

BPS

Provinsi

Jawa

Tengah

2001-

2011 Nominal Jiwa

3

Pengeluaran

Pemerintah

Sektor

industri

Kebijakan fiskal

yang digunakan

untuk mendukung

kegiatan hal – hal

yang berkaitan

industri

PPI KEMENKE

U

2001-

2011 Nominal

Jutaan

Rupiah

Page 90: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

72

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Kondisi Umum Daerah

1. Aspek Geografi

Wilayah Provinsi Jawa Tengah berada pada 5040’ - 8

030’ Lintang

Selatan dan 108030’ - 111

030’ Bujur Timur. Secara administratif wilayah

Provinsi Jawa Tengah berbatasan langsung dengan :

1. Sebelah selatan :Samudera Hindia dan Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta

2. Sebelah barat : Provinsi Jawa Barat

3. Sebelah timur : Provinsi Jawa Timur

4. Sebelah utara : Laut Jawa

Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 Kabupaten dan 6 Kota, dan

terdiri dari 573 Kecamatan yang meliputi 7.810 Desa dan 767 Kelurahan

dengan luas wilayah sebesar 3.254.412 Ha atau 25,04% dari luas Pulau Jawa.

Topografi wilayah Jawa Tengah memiliki relief yang beraneka ragam, meliputi

daerah pegunungan dan dataran tinggi yang membujur sejajar dengan panjang

pulau Jawa di bagian tengah; dataran rendah yang hampir tersebar di seluruh

Jawa Tengah; dan pantai yaitu Pantai Utara dan Selatan. Kemiringan lahan di

Jawa Tengah bervariasi, meliputi lahan dengan kemiringan 0-2% sebesar 38%;

lahan dengan kemiringan 2-15% sebesar 31%; lahan dengan kemiringan 15-

40% sebesar 19%; dan lahan dengan kemiringan lebih dari 40% sebesar 12%.

Page 91: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

73

Selain itu, keadaan iklim di Jawa Tengah termasuk dalam kategori iklim tropis

basah.

2. Kondisi Perekonomian di Provinsi Jawa Tengah

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 6,0% (year

on year/yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian tahun 2010, yaitu sebesar

5,8%. Meskipun pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah meningkat, tetapi masih

lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar

6,5%.

PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang timbul dari seluruh sektor

perekonomian di suatu wilayah atau propinsi. Pengertian nilai tambah bruto

adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermiede cost).

Komponen – komponen faktor pendapatan (upah, gaji, bunga, sewa tanah dan

keutungan), penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jadi dengan

menghitung niali tambah bruto dari masing – masing sektor dan kemudian

menjumlahkan akan menghasilkan produk domestik regional bruto (PDRB)..

Sektor dalam PDRB Jawa Tengah yang memberikan kontribusi cukup

tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yaitu sektor pertanian,

industri pengolahan, serta perdagangan, hotel dan restoran, dengan kontribusi

tertinggi pada sektor industri pengolahan. Apabila dibandingkan dengan

provinsi lainnya se Pulau Jawa - Bali, angka pertumbuhan ekonomi Jawa

Tengah tahun 2011 berada di peringkat keenam. Pada tabel dibawah ini bisa

dilihat perkembangan PDRB atas harga konstan sektor industri kabupaten/kota

di Provinsi Jawa tengah.

Page 92: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

74

Tabel 4.1 Produk domestik Regional Bruto atas harga konstan sektor industri

kab/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2001 – 2011(Jutaan Rupiah)

No Kab/ Kota PDRB sektor Industri Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (jutaan Rupiah)

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Kab. Cilacap 7703346 8548864 9231399 9963465 10904122 11481971 11583445 12387609 12197894 12600215 13035198

2 Kab. Banyumas 538676 555090 578401 602635 617386 637418 659537 681529 702273 733231 781051

3 Kab.Purbalingga 160563 165705 171096 178341 187909 199967 213149 226128 241343 257831 277887

4 Kab.Banjarnegara 302810 312675 321321 325862 329889 338493 353362 366595 374322 379956 394672

5 Kab. kebumen 209561 216821 224579 224663 223916 233872 256538 267407 278186 293230 306216

6 Kab. Purworejo 172101 180179 192361 202877 220886 233649 263428 275014 286029 297732 314879

7 Kab. Wonosobo 162978 166267 169434 171598 174839 179686 184539 189240 193795 197825 205659

8 Kab. Magelang 527402 546283 573201 598422 624775 653952 685408 715344 738830 766616 794598

9 Kab. Boyolali 564490 567377 570773 561277 563954 582759 609253 638448 666424 691493 733294

10 Kab. Klaten 753926 797268 821704 855226 896705 841653 869903 891042 920432 978880 1044666

11 Kab. Sukoharjo 1045253 1086068 1124808 1162044 1202242 1248116 1303211 1359291 1408382 1480403 1568341

12 Kab. Wonogiri 83185 87297 95116 103068 107776 117307 123304 129129 134461 144317 151990

13 Kab.Karanganyar 1670038 1179899 1911514 2065453 2201053 2320190 2460945 2563118 2658292 2769047 2946327

14 Kab. Sragen 409238 429441 449252 473230 500203 532376 568751 607878 638637 683322 738328

15 Kab. Grobogan 76877 79647 82577 85445 88705 91130 95161 99068 102486 108826 114916

16 Kab. Blora 89483 92114 95787 99929 106826 112851 119311 126589 131884 135952 137635

17 Kab. Rembang 63285 64711 66668 69647 73250 77118 81794 84635 86908 89830 95039

18 Kab. Pati 577889 614661 6470747 686367 722697 763160 806904 844437 870458 928761 979557

19 Kab. Kudus 5112626 5407457 5715468 6226357 6557621 6689910 6901300 7107442 7421852 7651696 7938351

20 Kab. Jepara 836712 859932 873110 901598 931381 977008 1033625 1083963 1130177 1203937 1257831

21 Kab. Demak 229611 241039 249598 260160 279777 283160 289798 295966 302523 315523 336270

22 Kab. Semarang 1835889 1886452 1969962 2103627 2108699 2177770 2282474 2375117 2467389 2585787 2729084

23 Kab.Temanggung 335053 347638 365240 386711 400966 419532 433190 450026 459175 476539 506463

24 Kab. Kendal 1505890 1529126 1613583 1641119 1716524 1756426 1869692 1926518 1959314 2153337 2228766

25 Kab. Batang 523920 535594 548021 565348 580360 583043 593025 606302 619607 649547 686721

26 Kab. Pekalongan 647840 665271 680089 702043 716467 740214 769243 792495 803973 837955 89472

27 Kab. Pemalang 567067 590818 580891 607140 630560 657076 689361 722815 751959 788340 829796

28 Kab. Tegal 579214 619147 668408 729093 781586 841243 899472 954554 1019360 1075036 1130962

29 Kab. Brebes 347494 357120 377762 403146 440160 476796 525893 569684 633770 686356 752324

30 Kota Magelang 28804 29176 30051 28693 29588 30972 32233 35139 35628 37094 39623

31 Kota Surakarta 920386 962964 1027498 1089912 1105952 1134134 1173423 1200607 1235953 1277210 1312946

32 Kota Salatiga 132366 130308 137034 143573 150764 159333 168536 171322 175970 180163 190657

33 Kota Semarang 3958867 4116601 4257540 4385583 4508130 4724893 4998706 5236515 5465109 5732672 6047908

34 Kota Pekalongan 288082 306032 322248 330239 354605 366068 382475 394036 407309 425217 444914

35 Kota Tegal 175089 182624 197661 214440 226920 238177 248922 259875 268711 278467 289215

Jawa Tengah 35057666 36941202 39150335 41269198 42903429 4328901 46636885 50870785 53158962 57444185 63390101

Page 93: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

75

Pada tabel 4.1 terlihat perkembangan PDRB sektor industri Provinsi Jawa

tengah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yakni pada tahun 2001

sebesar Rp. 35.057.666 (Jutaan) terus meningkat pada tahun 2004 sebesar Rp.

41.269.198 (Jutaan) selanjut terus meningkat pada tahun 2011 mencapai

sebesar Rp. 63.390.101 (Jutaan). Ini menunjukan perkembangan perekonomian

Provinsi Jawa Tengah berjalan baik terlebih sektor industri memiliki kaitan

kebelakang dan kaitan ke depan terhadap sektor lainnya. Jika dilihat

kabupaten/ kota yang memiliki PDRB tertinggi tahun 2011 berada di

kabupaten cilacap sebesar Rp. 13.035.198 (Jutaan) sedangkan PDRB terendah

tahun 2011 ada di kota Magelang sebesar Rp. 39.623 (Jutaan).

3. Tenaga kerja sektor industri

Tenaga Kerja Adalah penduduk usia kerja (berumur 15 tahun atau lebih)

yang selama seminggu sebelum pencacahan bekerja atau punya pekerjaan

tetapi sementara tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan sedangkan yang

termasuk bukan angkatan kerja, diantaranya adalah mereka yang selama

seminggu yang lalu hanya bersekolah (pelajar dan mahasiswa), mengurus

rumah tangga, dan mereka yang tidak melakukan kegiatan yang dapat

dikategorikan sebagai pekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan

(Disnaker, 2006:54).

Kondisi tenaga kerja sektor industri di Provinsi Jawa Tengah masih

menempati di urutan kedua setelah sektor pertanian yang mendominasi namun

sektor pertanian memiliki tren menurun dari tahun ke tahun hal ini berbeda

dengan sektor industri yang cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke

tahun. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.2 tenaga kerja sektor industri

Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah dibawah ini.

Page 94: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

76

Tabel 4.2 Data Tenaga kerja sektor industri menurut kab/kota di Provinsi Jawa

Tengah tahun 2001 – 2011 (Jiwa)

No Kab/ Kota Tenaga Kerja sektor Industri (Jiwa)

2001 2003 2005 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Kab. Cilacap 68370 103136 133388 118185 110124 107079 102759 108407 113855 92218 164730

2 Kab. Banyumas

97592 135304 141326 105465 123428 123815 136619 142410 132072 151234 177488

3 Kab.Purbalingga

71136 53127 85113 89134 84378 102815 87130 80759 86492 102565 136373

4 Kab.Banjarnegara 51724 55216 51150 54587 43348 38344 48069 59603 53268 71033 39965

5 Kab. kebumen 101751 116625 103889 95586 78723 116690 122600 113040 117505 118494 171125

6 Kab. Purworejo 17336 33428 41882 41406 44650 60120 46253 40982 48282 44718 31245

7 Kab. Wonosobo 19531 43225 31245 37826 28672 28602 37412 43919 47438 35955 23879

8 Kab. Magelang 63422 75439 84220 62936 63791 82762 80497 84716 87823 99502 94586

9 Kab. Boyolali 28578 63570 59065 56724 66442 82343 81753 75687 72494 78863 88100

10 Kab. Klaten 122514 142625 149196 133225 151001 157760 124663 115580 126081 127913 161421

11 Kab. Sukoharjo 81087 110721 92376 99559 116731 111696 103644 103946 93651 108310 121628

12 Kab. Wonogiri 50694 36132 22226 26249 29036 32902 25349 28139 27853 32913 48953

13 Kab.Karanganyar 84070 81049 89691 79848 87954 88849 81981 74036 64931 77896 88430

14 Kab. Sragen 50394 51765 57754 47718 40582 72066 53544 67998 61502 65804 57673

15 Kab. Grobogan 15650 25012 24188 23716 29630 33063 37774 41555 32221 35713 51152

16 Kab. Blora 11704 18195 10154 19972 19809 24046 12956 15899 14947 20240 16431

17 Kab. Rembang 18909 23031 18760 18041 20432 17790 21095 24846 27792 29639 28833

18 Kab. Pati 59424 64119 74396 75259 68228 67021 86000 90575 83466 93075 86044

19 Kab. Kudus 149821 139190 147030 145025 156517 168966 169619 164280 151515 156381 144368

20 Kab. Jepara 135306 224527 229228 231088 256280 239221 240485 223814 237572 251474 227589

21 Kab. Demak 45114 68770 73299 57399 64917 61156 74118 704411 65677 75821 52059

22 Kab. Semarang 68211 96327 102073 88506 113298 93567 102742 112496 102040 128091 98736

23 Kab.Temanggung 15912 18254 21758 20757 30417 74365 88393 62945 72244 61783 77862

24 Kab. Kendal 48954 44080 52496 48540 45160 62339 62891 61536 59645 53249 68091

25 Kab. Batang 41651 41946 54613 55968 51872 62088 72475 80152 73089 77261 95917

26 Kab. Pekalongan 107301 120442 117730 122722 143625 142554 141232 140900 150417 142369 146094

27 Kab. Pemalang 38346 73561 58905 57417 51878 63417 75317 76151 66225 66922 92969

28 Kab. Tegal 81186 102666 107120 83032 120853 107117 132511 111789 102188 97409 123313

29 Kab. Brebes 27552 43452 33709 26260 64997 37785 44204 32744 34049 25851 41406

30 Kota Magelang 7367 7100 6705 7638 8352 8928 7095 6778 6033 8050 7098

31 Kota Surakarta 41410 51759 63240 48279 59472 46647 58236 44222 42065 46189 49748

32 Kota Salatiga 6670 15572 12274 15768 14428 15470 15715 14161 12365 12388 20572

33 Kota Semarang 105804 111942 157231 148169 144312 138101 130695 122577 127304 156423 151878

34 Kota Pekalongan 41404 40438 39071 35106 45210 39269 44034 47479 49221 53099 43830

35 Kota Tegal 18835 15450 14262 15958 17568 17441 15784 14683 13350 16447 17138

Jawa Tengah 1994730 2447195 2560763 2395072 2598120 2728200 2767651 3335223 2658681 2817302 3048735

Page 95: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

77

Pada tabel 4.2 menerangkan jumlah tenaga kerja sektor industri di provinsi

Jawa tengah tahun 2001 – 2011 perkembangan tenaga kerja mengalami turun

naik terutama pada tahun 2008 ke 2009 mengalami penurunan dari 3.335.223

(Jiwa) ke 2.658.681 (Jiwa) namun ke tahun berikutnya mengalami kenaikan

pada tahun 2011 mencapai 3.048.735 (Jiwa). Yakni jumlah tenaga kerja sektor

industri kabupaten/ kota yang tertinggi tahun 2011 berada di kota jepara

sebesar 227.589 (Jiwa) dan tenaga kerja sektor industri yang terendah berada di

kota magelang tahun 2011 sebesar 7.098 (Jiwa).

4. Pengeluaran pemerintah sektor industri

Menurut (Mangkoesubroto, 2008:169) pengeluaran pemerintah

mencerminkan kebijakan pemerintah. Apabila pemerintah telah menetapkan

suatu kebijakan untuk membeli barang dan jasa, pengeluaran pemerintah

mencerminkan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk

melaksanakan kebijakan tersebut.

Tabel 4.3 Pengeluaran pemerintah sektor industri menurut Kab/kota di Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2001 – 2011 (Jutaan Rupiah)

No kab/ kota Pengeluaran Pemerintah Sektor Industri (Jutaan Rupiah)

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Kab. Cilacap 1227 1289 1345 1392 1466 1838 2772 3518 4075 4211 7763

2 Kab. Banyumas 3920 2664 4651 4958 5694 4763 7091 9504 10685 11062 10703

3 Kab.Purbalingga 1784 1840 1920 1879 2080 1853 2468 595 1009 2475 3480

4 Kab.Banjarnegara 1520 1535 1621 1812 2207 2385 2704 2805 2040 1950 3000

5 Kab. kebumen 1870 1672 1715 2071 1963 2388 1121 1335 1378 1571 1461

6 Kab. Purworejo 2116 3928 4229 3762 4170 5938 6483 6890 5439 5441 6370

7 Kab. Wonosobo 2080 2344 2740 2884 2136 2045 2030 2757 4380 4899 5241

8 Kab. Magelang 2112 2070 1267 1290 1321 1457 1761 2469 2245 1143 1169

9 Kab. Boyolali 6927 7980 8438 5779 9201 8888 1132 5915 6274 7537 4450

10 Kab. Klaten 4450 3400 3658 4591 4695 5441 6561 6549 7689 8070 8670

11 Kab. Sukoharjo 6195 6780 6961 6440 5080 5426 6540 6790 6837 7501 8592

12 Kab. Wonogiri 4366 4501 4846 6130 6501 3430 4519 5669 5736 6175 7398

13 Kab.Karanganyar 5120 5280 5377 6128 5357 5741 6390 6880 7650 8493 9230

Page 96: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

78

No Kab/Kota Pengeluaran pemerintah sektor Industri (Jutaan Rupiah)

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

14 Kab. Sragen 2359 2535 2634 3237 4951 5250 6754 7816 5610 6083 7358

15 Kab. Grobogan 2668 2883 3190 3430 6110 2245 4813 3117 8646 5410 6083

16 Kab. Blora 1608 2950 3070 5013 5109 4074 4286 4890 5200 5308 4906

17 Kab. Rembang 3361 3509 4065 4441 5625 5210 5630 4690 4350 4557 4920

18 Kab. Pati 4701 4900 7828 7142 8261 9289 4210 3884 7390 8455 7318

19 Kab. Kudus 2395 2560 1923 2372 2040 2724 2980 2551 3961 2870 4197

20 Kab. Jepara 2229 2385 2566 3076 3785 4303 4460 4458 4201 4752 3450

21 Kab. Demak 1506 1252 1615 2223 2802 5743 2943 2876 7607 7820 6594

22 Kab. Semarang 6418 4050 4591 2562 2666 2894 3388 3867 6692 5767 5643

23 Kab.Temanggung 4473 5635 3392 3446 4631 5367 3094 2525 6175 5716 6329

24 Kab. Kendal 4247 3486 6154 8980 4980 2254 6374 4576 3250 6890 5430

25 Kab. Batang 5250 4940 1135 1008 1005 803 1483 1333 3354 3889 5816

26 Kab. Pekalongan 1154 1287 1926 1914 1121 1826 2469 4163 3209 4890 2980

27 Kab. Pemalang 3486 3243 1056 3426 1879 3355 1795 2926 1680 2650 2795

28 Kab. Tegal 4125 1735 10677 9211 5750 10795 8600 8670 6718 4048 4525

29 Kab. Brebes 1371 1260 1290 1649 1120 1548 1399 1155 2310 4035 4927

30 Kota Magelang 1604 1109 1260 980 1322 1457 1761 2469 2245 2732 2169

31 Kota Surakarta 8470 8550 10988 11508 14392 17656 6380 5326 5918 6500 6225

32 Kota Salatiga 3589 4287 3451 3627 3683 5642 5760 3509 3609 3209 3870

33 Kota Semarang 1190 2904 3212 12632 13436 17203 4968 6303 7405 6031 6016

34 Kota Pekalongan 3490 4739 3054 4720 5599 6926 5817 5473 5507 5745 4130

35 Kota Tegal 3740 3153 4267 2847 1319 2294 1143 7468 1839 1128 1620

Jawa Tengah 113381 118635 132112 150565 155463 162458 144086 153268 174322 181022 186839

Bila dilihat dari tabel 4.3 pengeluaran pemerintah sektor industri Provinsi

Jawa Tengah mengalami fluktuatif dari tahun 2006 sebesar Rp. 162.458

(Jutaan) ke tahun 2006 dengan sebesar Rp. 172.458 (Jutaan) namun mengalami

penurunan tahun 2007 menjadi Rp. 144.086 (Jutaan) dan sempat mengalami

kenaikan tahun 2008 namun kembali turun pada tahun 2009 selanjutnya adanya

peningkatan sampai pada tahun 2011 sebesar 186.839 (Jutaan).

Adapun Kab/Kota yang memiliki pengeluaran industri pada tahun 2011

berada di Kabupaten banyumas sebesar Rp. 10.703 (Jutaan) dan yang terendah

pada Kabupaten Magelang sebesar Rp. 1.169 (Jutaan).

Page 97: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

79

Adapun Sasaran umum urusan industri di provinsi Jawa Tengah yakni:

Sasaran umum yang hendak dicapai dalam pembangunan di urusan

perindustrian adalah menciptakan industri yang tangguh dan berdaya saing

tinggi (dikutip dalam RKPD, 2012:173) yaitu :

a) Berkembangnya IKM serta industri besar dan sedang dengan kinerja

yang efisien dan kompetitif serta memiliki ketergantungan rendah pada

bahan baku impor

b) Terwujudnya efisiensi industri-industri unggulan melalui klaster

c) Terciptanya struktur industri yang kuat antara industri hulu dan hilir

dengan berbasis pada pendekatan klaster sehingga berdaya saing tinggi

dan terbentuknya keterkaitan antara industri hulu dan hilir

d) Meningkatnya jumlah IKM yang menerapkan teknologi modern dan

terlindungi dari kemungkinan pembajakan HaKI

e) Tersedianya tenaga kerja berkualitas antara mendukung perkembangan

industri ikm serta industri besar dan sedang.

1. Memilih Metode Data Panel

a. Uji Chow

Untuk mengetahui model data panel yang akan digunakan, maka

digunakan uji F-restriced atau uji Chow dengan membandingkan F

statistic dan F tabel.

Dengan pengujian hipotesa sebagai berikut:

𝐻0 : Model PLS (Restriced)

𝐻1: Model Fixed Effect (Unrestriced)

Dari hasil regresi berdasarkan metode FEM dan PLS diperoleh F-

statistik di bawah ini:

Page 98: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

80

Tabel 4.4

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 319.223532 (34,348) 0.0000

Cross-section Chi-square 1336.569632 34 0.0000

Sumber : Lampiran 3 hal 124

Berdasarkan hasil dari uji Chow diperoleh nilai statistic sebesar

319.223532 dengan df (34,348), dengan menggunakan F tabel 𝜶 = 5%,

diperoleh nilai sebesar (1.87) yang berarti menolak pooled least squared

(PLS) dan menerima fixed effect model (FEM).

b. Uji Hausman

Untuk mengetahui apakah model fixed effect atau random effect

yang dipilih, maka digunakan uji Hausman Test dengan cara

membandingkan Chi-Square statistic dan Chi-Square tabel. Dengan

pengujian hipotesis sebagai berikut:

𝐻0 : Model mengikuti Random Effect Model

𝐻1: Model mengikuti Fixed Effect Model

Dari hasil regresi berdasarkan metode Random Effect Model

diperoleh nilai Chi-Square statistic sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 5.578124 2 0.0615

Sumber : Lampiran 4 hal 125

Page 99: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

81

Berdasarkan pada hasil uji hausman yang telah dilakukan,

didapatkan Chi-Square statistik sebesar 5.578124 dengan probabilitas

0.0615 pada d.f 2, dengan menggunakan Chi-Square tabel diperoleh

nilai sebesar 5.99146. Hasil tes menyatakan bahwa Chi-Square statistik

lebih kecil dari pada Chi-Square tabel, sehingga dapat disimpulkan

bahwa H1 ditolak dan model terbaik yang dapat digunakan untuk model

penelitian adalah Random Effect Model.

2. Hasil Estimasi Model Data Panel

a. Pendekatan Random Effect Model (REM)

Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan

pendekatan Random Effect Model dengan metode pendekatan panel least

square pada uji F-Resticed. Dari hasil pengolahan E-views 7.0

mendapatkan hasil seperti tampilan berikut:

Tabel 4.6

Regresi Data Panel Random Effect Model

R-squared 0.615950

Adjusted R-squared 0.610798

Sumber : Lampiran 7 hal 129

3. Uji asumsi klasik

a. Uji normalitas

Salah satu asumsi dalam model regresi linear adalah distribusi

probabiliotas gangguan μi memilki rata-rata yang diharapkan samadengan

nol, tidak berkorelasi dan mempunyai varian konstan. Uji normalitas

bertujuan untuk melihat bahwa suatu data berdistribusi normal atau tidak.

Untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak, dilakukan uji

jarque-bera. Hasil uji jarque-bera dapat dilihat gambar berikut ini.

Page 100: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

82

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas

Sumber : Lampiran 8 hal 131

Untuk melihat nilai residual berdistribusi normal atau tidak diliohat

dari nilai jarque-bera (JB Test) < nilai χ2 (Chi Square) tabel. Dengan df =

(n-k) = 385 – 3 = 382, maka diperoleh nilai χ2 (Chi Square) tabel

124,34211. Dibandingkan dengan nilai jarque-Bera pada gambar sebesar

5.536930, dapat disimpulakn bahwa probalitas gangguan μi regresi tersebut

berdistribusi normal karena nilai Jarque-Beralebih kecil dibandingkan nilai

χ2 (Chi Square) tabel.

b. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan

korelasi antar variabel independen. Untuk melihat adanya keberadaan

multikolinieritas, salah satunya dengan cara melihat R-Square nya,

apabila nilai R-Square nya tinggi tapi sedikit rasio t yang signifikan maka

diduga terdapat gejala multikolinieritas (Gujarati.2007: 68). Asumsi

keberadaan multikolinieritas boleh diabaikan apabila pada hasil regresi

0

10

20

30

40

50

-1000000 -500000 0 500000 1000000

Series: Standardized Residuals

Sample 2001 2011

Observations 385

Mean -7.11e-10

Median 8214.553

Maximum 929988.7

Minimum -1193559.

Std. Dev. 356508.8

Skewness 0.072084

Kurtosis 2.430461

Jarque-Bera 5.536930

Probability 0.062758

Page 101: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

83

awal, paling sedikit ada satu variabel independen yang berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.8

Tabel Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel t-Statistik Prob Signifikansi

Tenaga kerja industri 2.550947 0.0111 Signifikan

Pengeluaran

Pemerintah industri 2.485158 0.0134 Signifikan

Sumber : Lampiran 11 hal 133

Dalam model yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat

multikolinieritas karena semua variabel independen berpengaruh secara

signifikan.

c. Uji Autokorelasi

Uji yang dikenal untuk mendeteksi autokolerasi adalah uji durbin-

watson (Gujarati.2007:121). Adapun untuk melihat ada tidaknya

autokolerasi dalam hasil regresi dapat melihat nilai durbin-watson

statistiknya. Apabila nilai DW lebih kecil dari nilai dL, berarti memiliki

autokolerasi.

Dari hasil pengolahan di dapat nilai Durbin Watson yaitu

0.147109 Sedangkan dengan n = 385 dan k = 2 diperoleh dari tabel DW,

dL = 1.7483 dan dU = 1.7887. Nilai DW statistik (0.147109) lebih

kecil dari nilai dL (1.7483) , maka dapat disimpulkan bahwa dalam

model regresi ini terdapat autokolerasi. Akan tetapi Menurut Shochrul R.

Ajija, Dyah W. Sari, Rahmat H. Setianto dan Martha R. Primanti dalam

bukunya yang berjudul “Cara Cerdas Menguasai Eviews” , apabila

mengunakan regresi panel data maka tidak harus dilakukan pengujian

asumsi klasik (2011: 52).

Page 102: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

84

d. Uji Heterokedastisitas

Untuk melihat gejala Heterokedastisitas dalam penelitian ini,

langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengestimasi model ke

cross section weight (GLS), kemudian langkah selanjutnya

membandingkan nilai sum squared di weight statistics dengan nilai sum

squared di unweight statistics. Apabila nilai sum squared di weight

statistics lebih kecil dari pada nilai sum squared di unweight statistics,

maka terdeteksi Heterokedastisitas.

Tabel 4.9

Hasil Uji Heterokedastisitas

Weight Statistics

Sum squared resid 5.46E+13

Unweight Statistics

Sum squared resid 1.74E+13

Sumber : Lampiran 10 hal 133

Dapat dilihat pada tabel diperoleh hasil regresi sum squared

statistics lebih besar dari pada sum squared unweigh statistics. Dapat

diartikan bahwa hasil regresi tidak terdapat gejala Heterokedastisitas.

4. Pengujian statistik

a. Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Tabel 4.10

Tabel nilai t-statistik

Variabel Coefficient t-Statistic P

prob Signifikansi

C 1108161. 3.227847 0.0014

Tenaga Kerja

industri 1.084649 2.550947 0.0111 Signifikan

Pengeluraan

pemerintah

industri

6.293698 2.485158 0.0134 Signifikan

Sumber : Lampiran 7 hal 129

Page 103: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

85

Jika ditulis dalam persamaan maka hasilnya adalah :

Estimation Equation:

Pertumbuhan ekonomi industri = βo +β1 TK it + β2 PPi it + μit

Substituted Coefficients:

Pertumbuhan ekonomi industri = 1108161. + 1.084649*TK + 6.293698*PPi

Pada variabel Tenaga Kerja industri diperoleh nilai t-statistik

(2.55) > t.tabel (1.65) dan nilai probabilitas (0.0111) dengan tingkat

keyakinan sebesar 95%. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa variabel

tenaga kerja industri berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi industri

karena nilai t-statistik lebih besar daripada nilai t tabel.

Pada variabel Pengeluaran pemerintah industri diperoleh nilai t-

statistik (2.48) > t.tabel (1.65) dan nilai probabilitas (0.0134) dengan tingkat

keyakinan sebesar 95%. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa variabel

pengeluaran pemerintah industri berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi

industri karena nilai t-statistik lebih besar daripada nilai t tabel.

b. Uji simultan (Uji F)

Hasil regresi pengaruh tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah

terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah tahun 2001-2011 dengan

menggunakan taraf keyakinan 95 persen (𝜶 = 5 persen), dengan degree of

freedom for numerator (dfn) = 2 ( k-1=3-1 ) dan degree of freedom for

dominator (dfd) = 382 ( n-k = 385–3 ), maka diperoleh F tabel sebesar 3,04.

Dari hasil regresi diperoleh F statistic sebesar 3.095801 dan nilai probabilitas

statistiknya 0.046376 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen

(Tenaga kerja industri dan pengeluaran pemerintah industri berpengaruh

Page 104: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

86

secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Pertumbuhan ekonomi

sektor industri ).

c. Uji koefisien determinan (Adjusted R2)

Hasil koefisien determinan pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen secara

statistic. Dari hasil regresi pengaruh tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah

terhadap pertumbuhan ekonomi sektor industri di Jawa Tengah tahun 2001-

2011 adalah 0.610798. hal ini berarti bahwa 61 persen pertumbuhan ekonomi

sektor industri di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dapat dijelaskan oleh

variabel tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah. Sedangkan 39 persen

dijelaskan oleh variabel lain diluar model atau faktor – faktor lain diluar

penelitian ini.

C. Interprestasi data

Tabel 4.11

Hasil Perhitungan Data Panel

Variabel Pertumbuhan ekonomi sektor industri

Coeficient t-Statistik Prob

C 1108161. 3.227847 0.0014

TK 1.084649 2.550947 0.0111

PPi 6.293698 2.485158 0.0134

Random Effects

(Cross section)

Individual

Effect

_CILA-C 9599598. 10707759

_BANY-C -698550.8 409610.2

_PURB-C -1006502. 101659

_BANJ-C -829434.1 278726.9

_KEBU-C -990871.7 117289.3

_PURW-C -941017.7 167143.3

_WONO-C -980059.0 128102

_MAGE-C -546853.7 561307.3

_BOYO-C -608457.0 499704

_KLAT-C -412759.7 695401.3

Page 105: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

87

_SUKO-C 8873.6 1117034.7

_WONGC -1058202. 49959

_KARA-C 1063055. 2171216

_SRAG-C -650910.8 457250.2

_GROB-C -1073901. 34260

_BLOR-C -1036150. 72011

_REMB-C -1080610. 27550

_PATI-C -464812.2 643348.8

_KUDU-C 5302590. 6410751

_JEPA-C -367758.7 1475919.7

_DEMA-C -981755.3 126405.7

_SEMA-C 981041.5 2089202.5

_TEMA-C -772086.3 336074.7

_KEND-C 606801.5 1714962.5

_BATA-C -603020.4 505140.6

_PEKA-C -517440.0 590721

_PEMA-C -519653.1 588507.9

_TEGA-C -419677.2 688483.8

_BREB-C -652948.9 455212.1

_KOMA-C -1091210. 16951

_KOSU-C -89548.71 1018612.2

_KOSA-C -987503.6 120657.4

_KOSE-C 3544323. 4652484

_KOPE-C -818752.9 289408.1

_KOTG-C -905836.0 202325

R-squered 0.615950

Adjusted

R-squered 0.610798

F-statistic 3.095801

Prob

(F-statistic) 0.046376

1. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Cilacap akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri meningkat sebesar Rp. 10.707.759

(Jutaan).

2. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

Page 106: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

88

maka Kabupaten Banyumas akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 409.610,2

(Jutaan).

3. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Purbalingga akan mendapat pengaruh individu

terhadap pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 101.659

(Jutaan).

4. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka kabupaten Banjarnegara akan mendapat pengaruh individu

terhadap pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp.

278.726,9 (Jutaan).

5. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Kebumen akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 117.289,3

(Jutaan).

6. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Purworejo akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 167.143,3

(Jutaan).

Page 107: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

89

7. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Wonogiri akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 128.102 (Jutaan).

8. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Magelang akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 561.307,3

(Jutaan).

9. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Boyolali akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 499.704 (Jutaan).

10. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Klaten akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi menurun sebesar Rp. 695.401,3 (Jutaan).

11. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kab/kota maupun antar waktu, maka

kabupaten Sukoharjo akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri meningkat sebesar Rp. 1.117.034,69

(Jutaan).

12. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

Page 108: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

90

maka Kabupaten Wonogiri akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 49.959 (Jutaan).

13. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kab/kota maupun antar waktu, maka

kabupaten Karanganyar akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan industri meningkat sebesar Rp. 2.171.216 (Jutaan) .

14. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kota Sragen akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 457.250,2

(Jutaan).

15. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka kabupaten Grobogan akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 34.260 (Jutaan).

16. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Blora akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 72.011 (Jutaan).

17. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Rembang akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri sebesar menurun Rp. 27.550 (Jutaan).

Page 109: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

91

18. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka kabupaten Pati akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 643.348,8

(Jutaan).

19. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka kabupaten Kudus akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri meningkat sebesar Rp. 6.410.751

(Jutaan).

20. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Jepara akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri sebesar menurun Rp. 1.475.919,7

(Jutaan).

21. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka kabupaten demak akan mendapat pengaruh individu

terhadap pertumbuhan ekonomi indsutri menurun sebesar Rp.

126.405,7 (Jutaan).

22. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Semarang akan mendapat pengaruh individu terhadap

Page 110: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

92

pertumbuhan ekonomi industri meningkat sebesar Rp. 2.089.202,5

(Jutaan).

23. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Temanggung akan mendapat pengaruh individu

terhadap pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp.

336.074,7 (Jutaan).

24. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka kabupaten Kendal akan mendapat pengaruh individu

terhadap pertumbuhan ekonomi industri meningkat sebesar Rp.

1.714.962,5 (Jutaan).

25. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Batang akan mendapat pengaruh individu

terhadap pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp.

505.140,6 (Jutaan).

26. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Pekalongan akan mendapat pengaruh individu

terhadap pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 590.721

(Jutaan)

27. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Pemalang akan mendapat pengaruh individu terhadap

Page 111: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

93

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 588.507,9

(Jutaan).

28. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Tegal akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 688.483,8

(Jutaan).

29. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kabupaten Brebes akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 455.212,1

(Jutaan).

30. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kota Magelang akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 14.201 (Jutaan).

31. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kota Surakarta akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 1.018.612,29

(Jutaan).

32. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kota Salatiga akan mendapat pengaruh individu terhadap

Page 112: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

94

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 120.657,4

(Jutaan).

33. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kota Semarang akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri meningkat sebesar Rp. 4.652.484

(Jutaan).

34. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kota Pekalongan akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 289.408,1

(Jutaan).

35. Bila terdapat perubahan tenaga kerja industri dan pengeluaran

pemerintah industri baik antar kabupaten/kota maupun antar waktu,

maka Kota Tegal akan mendapat pengaruh individu terhadap

pertumbuhan ekonomi industri menurun sebesar Rp. 202.325 (Jutaan).

D. Analisis ekonomi

Pada analisis regresi data panel pengaruh tenaga kerja dan

pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi sektor industri di

Jawa Tengah tahun 2002 – 2011, dengan model yang digunakan Random

Effect Model (REM).

Interpretasi dari hasil regresi data panel analisis pengaruh tenaga

kerja dan pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi sektor

industri di Jawa Tengah tahun 2001 – 2011 adalah :

Page 113: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

95

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat nilai Adjusted R2 sebesar

0.610798. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel bebas dalam model mampu

menjelaskan variasi pengaruh dari variabel terikat sebesar 61 persen,

sedangkan sisanya sebesar 39 persen dipengaruhi oleh variabel-variabel lain

di luar model tersebut.

Dengan nilai konstanta sebesar 1108161, maka dapat dijelaskan

sebagai berikut: apabila variabel bebas (tenaga kerja sektor industri,

pengeluaran pemerintah sektor industri) dianggap konstan maka nilai

pertumbuhan sektor industri Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah

mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.108.161 (Jutaan).

Dari hasil pengujiam regresi tenaga kerja diketahui bahwa

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor industri. Dengan

nilai koefisien 1.084649. Hal ini berarti Peningkatan tenaga kerja industri

sebesar 1 jiwa maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi industri

mengalami penigkatan sebesar Rp. 1.084.649.

Sedangkan hasil pengujiam regresi pengeluaran pemerintah diketahui

bahwa berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor industri.

Dengan nilai koefisien 6.293698. Peningkatan pengeluaran pemerintah

industri sebesar 1 Juta maka akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan

ekonomi industri sebesar Rp. 6.293.698.

1. Tenaga kerja terhadap pertumbuhan sektor industri

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003

Tentang Ketenagakerjaan, Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu

Page 114: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

96

melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja dapat

juga diartikan penduduk usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh

penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika

ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi

dalam aktivitas tersebut.

Hasil regres ditemukan bahwa tenaga kerja memberikan pengaruh yang

positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor industri dilihat dari

probabilitas sebesar 0.0111 dan nilai koefisien sebesar 1.084649. Hal ini berarti

Peningkatan tenaga kerja industri sebesar 1 jiwa maka akan menyebabkan

pertumbuhan ekonomi industri mengalami penigkatan sebesar Rp. 1.084.649,

Dengan menganggap variabel yang lain konstan. Semakin bertambah tenaga

kerja industri maka akan semakin bertambah pertumbuhan ekonomi industri.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan Ramesh

Chandra Paudel di negara Srilanka (2009),”. Ini juga diperkuat oleh penelitian

yang dilakukan Ardyan Wahyu Sandhika dan Mulyo Herdanto di Kabupaten

Kendal (2012).

Hasil penelitian menunjukan tenaga kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor industri sesuai dengan teori

penelitian ini adalah teori artur okun, yang lebih dikenal dengan hukum Okun

Page 115: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

97

yang menyatakan tingkat pengangguran berbanding terbalik dengan dengan

pertumbuhan output (GNP), artinya bila laju pertumbuhan ekonomi yang naik

maka meningkatkan pertumbuhan tenaga kerja atau mengurangi pengangguran

sebaliknya jika laju pertumbuhan ekonomi yang rendah atau negatif akan

diikuti tingkat pengangguran yang meningkat.

Dan diperkuat oleh Rindang Bangun Prasetyo dan Muhamad Firdaus

(2009) dalam penelitian yang berjudul “pengaruh infrastruktur pada

pertumbuhan ekonomi wilayah di Indonesia” menyimpulkan bahwa

perekonomian di indonesia lebih banyak bersifat padat karya daripada padat

modal sehingga perlunya investasi dalam pembinanaan sumber daya manusia

(pendidikan) akan membawa dampak positif yang sama terhadap angka

produksi, bahkan akan lebih besar jika terus bertambahnya manusia demi

menunjang perkembangan berkelanjutan dalam pembangunan dari segi

ketrampilan dan pengetahuan sehingga terciptanya kualitas modal manusia

baik tenaga kerja terampil dan terlatih yang bisa memanfaatkan barang-barang

modal secara efektif yang bisa meningkat produktivitas.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan laju pertumbuhan

tenaga kerja. Jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2011, jumlah

penduduk yang bekerja pada Agustus 2011 mengalami penurunan terutama di

Sektor Pertanian sebesar 7,56 persen dan Sektor Jasa Kemasyarakatan sebesar

Page 116: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

98

3,29 persen. Sedangkan sektor-sektor yang mengalami kenaikan adalah Sektor

Lainnya (Sektor Pertambangan, Listrik, Gas dan Air, Konstruksi, Transportasi,

Pergudangan dan Komunikasi, Keuangan dan Lainnya) sebesar 7,98 persen,

Sektor Industri sebesar 3,74 persen dan Sektor perdagangan sekitar 0,89

persen). Jika dibandingkan dengan Agustus 2010 hampir semua sektor

mengalami kenaikan jumlah pekerja, kecuali Sektor Pertanian mengalami

penurunan jumlah pekerja sebesar 4,27 persen. Sektor Pertanian, Perdagangan,

Industri dan Sektor Jasa Kemasyarakatan secara berurutan menjadi penampung

terbesar tenaga kerja pada bulan Agustus 2010.

Perubahan struktur ekonomi yang di Provinsi Jawa Tengah 2001-2011

sesuai model perubahan struktural yang memusatkan perhatiannya pada

mekanisme yang memungkinkan negara-negara terbelakang untuk

mentransformasikan struktur ekonomi mereka dari pola perekonomian

pertanian ke perekonomian modern lebih berorientasi ke industri manufaktur.

Hasil penelitian ini sesuai dengan perkembangan data yang didapat oleh

penulis, ini membuktikan dari data tenaga kerja dibeberapa kabupaten/kota di

Provinsi Jawa Tengah dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring dengan

pertumbuhan ekonomi sektor industri. Bila dalam masa yang akan datang

pertumbuhan industri bisa bertambah besar terlebih sektor industri sebagai

sektor pemimpin yang memilki saling kait mengkaitan dengan sektor lain baik

itu sektor pertanian sebagai bahan baku, sektor transportasi sebagai

pengangkutan, sektor prasarana: listrik, gas, air minum dan jalan raya maupun

sektor keuangan dan jasa yang semua saling mendukung satu sama lain.

Page 117: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

99

2. Pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan sektor industri

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan pemerintah.

Apabila pemerintah telah menetapkan suatu kebijakan untuk membeli barang

dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan biaya yang harus

dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut

(Mangkoesubroto, 2008:169).

Hasil regres ditemukan bahwa Pengeluaran pemerintah industri

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi industri

dengan nilai probabilitas sebesar 0.0134 dan koefisien sebesar 6.293.698.

Peningkatan pengeluaran pemerintah industri sebesar 1 Juta maka akan

menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi industri sebesar Rp.

6.293.698. Dengan menganggap variabel yang lain konstan. Semakin

bertambah pengeluaran pemerintah yang efektif maka akan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi sektor industri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

oleh Ibrahem Mohamed Al Bataineh in Jordan (2012). Dan diperkuat juga

oleh Adrian Sutawijaya (2010) dan Dwi Suryanto meneliti pertumbuhan

ekonomi di SUBOSUKAWONOSRATEN tahun 2004-2008 menyimpulkan

pengeluran pemerintah merupakan investasi yang dihasilkan berupa sarana

dan prasarana publik yang tidak disediakan swasta namun diharapkan

mengalokasikan belanja aparatur daerah (yang memberi dampak secara tidak

langsung terhadap pembangunan) dengan belanja modal (yang memberi

dampak langsung terhadap pembangunan). Dari kesimpulan semuanya jurnal

menyimpulkan bahwa pengeluaran pemerintah secara signifikan berpengaruh

yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 118: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

100

Dalam penelitian ini sesuai dengan Teori Wagner. Teori Wagner

menyatakan bahwa dalam suatu perekonomian, apabila pendapatan perkapita

meningkat, secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat.

Menurut Wagner mengapa peranan pemerintah semakin besar, disebabkan

karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat,

hukum, pendidikan, rekreasi kebudayaan dan sebagainya (Mangkoesubroto,

2008: 179).

Menurut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2012 dalam

program kebijakan pengeluaran pemeritah sektor industri berdasarkan

kondisi capaian terdapat 4 capaian target kinerja urusan perindustrian telah

tercapai sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) yang telah direncanakan, yaitu pengembangan produk unggulan

daerah dengan penurunan kandungan bahan baku impor pada IKM,

pengembangan klaster industri; pembinaan terhadap IKM serta pendidikan

dan latihan penyaluran tenaga terampil bidang industri. Sedangkan capaian 2

target kinerja diperhitungkan akan tercapai yaitu untuk pembinaan dan

bimbingan teknis terhadap 1.000 unit usaha IKM serta pengembangan produk

unggulan daerah 35 jenis produk. Walaupun sebagian besar capaian kinerja

yang telah ditetapkan sebagaimana indikator tersebut diatas telah tercapai,

namun tetap harus memperhatikan kondisi realitas dan dinamika kebutuhan

masyarakat, wilayah, pembangunan serta dampak pemberlakuan ACFTA.

Sementara jika dilihat dalam masa yang akan datang. Dengan jumlah

penduduk yang relatif besar, akses sumber daya alam yang relatif mudah

menyebabkan sektor sekunder (industri, listrik dan air bersih dan gas dan

Page 119: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

101

konstruksi) dan tersier (Jasa, pedagangan, dan pengangkutan dan

komunikasi) berkembang cukup pesat. Ditambah Sektor primer terutama

ditopang oleh sub sektor pertanian tanaman pangan sehingga Jawa Tengah

menjadi salah satu lumbung pangan nasional sehingga pertumbuhan ekonomi

ke arah yang positif.

Diprediksikan pertumbuhan ke arah positif antara lain karena

meningkatnya pergerakan sektor riil yang secara langsung bermanfaat bagi

pelaku usaha dan masyarakat. Dukungan infrastruktur dan investasi yang

mulai beroperasi di tahun mendatang antara lain mulai beroperasinya proyek-

proyek investasi besar Jawa Tengah seperti Pabrik Semen di Rembang,

Pabrik Gula di Blora, Jalan Tol Semarang – Bawen, Peningkatan layanan

Pelabuhan Tanjung Mas dan Pembangunan Jalur Ganda Kereta Api lintas

Solo-Yogyakarta, Yogyakarta-Kutoarjo, Bandara Ahmad Yani, Waduk

Serbaguna Jatibarang, Pembangunan Peningkatan pelabuhan/ terminal

Kendal, Pengembangan Bandara Dewandaru Karimunjawa, termasuk

pembangunan infrastruktur yang mendukung proyek-proyek tersebut.

Ekspor Jawa Tengah pada Tahun mendatang diperkirakan masih

tertuju pada pasar ekspor antara lain Amerika, Jepang dan China dengan

komoditas berupa TPT, barang kayu dan olahan kayu, hasil manufaktur

pabrik serta hasil pertanian, sedangkan secara nilai ekspor diprediksikan

dapat meningkat apabila tidak terjadi kondisi yang bersifat ekstrim. Ke

depan yang harus diperhatikan adalah upaya untuk membuka pasar ekspor

yang baru, disamping mampu memberikan nilai tambah pada barang ekspor

untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi pasar bebas melalui

peningkatan kualitas produk barang yang dihasilkan. Ekspor pada sektor

Page 120: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

102

industri dan pertanian selanjutnya lebih difokuskan pada produk olahan,

bukan bahan baku atau bahan.

Page 121: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

103

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

1. Pengaruh secara parsial

a) Tenaga kerja sektor industri berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah tahun

2001-201.

b) Pengeluaran pemerintah sektor industri berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah

tahun 2001-2011

2. Secara bersama–sama tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah

mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi sektor

industri di 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah 2001-2011. Hal

ini dilihat dari tingkat kepercayaan 95 persen.

B. Implikasi

Dari kesimpulan di atas, penulis mencoba mengungkapkan beberapa

implikasi diantaranya sebagai berikut :

1. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang Berbasis pada

Sumber Daya Lokal.

Pemerintah daerah Provinsi Jawa tengah perlunya menciptakan ikm

dengan kinerja yang efisien dan kompetitif serta memiliki

ketergantungan rendah terhadap bahan baku impor dengan diversifikasi

dengan peningkatan standar mutu produk berbasis ekspor maupun

peningkatan penguatan kandungan lokal produk industri sehingga dapat

Page 122: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

104

subsitusi impor yang disamping juga pengembangan industri padat karya

dipedesaan.

2. Penataan Struktur Industri.

Untuk penataan struktur industri perlu terciptanya struktur industri yang

kuat antara industri hulu dan hilir melalui fasilitasi peningkatan jaringan

produksi, pengembangan informasi produk industri hulu dan hilir,

peningkatan kualitas sarana dan prasarana penunjang industri dan

pengembangan kemitraan usaha antara industri skala kecil dan menengah

dengan industri skala besar, fasilitasi pengembangan akses bahan baku

industri dan pelayanan teknis di bidang industri; mewujudkan efisiensi

industri unggulan di Jawa Tengah melalui pengembangan klaster industri

penghela dan klaster pendukung lainnya

3. Peningkatan SDM, Pelatihan dan Bantuan Peralatan Industri.

pengembangan SDM industri yang berkualitas, profesional dan

mempunyai kemampuan teknis tinggi guna mendukung peningkatan

produktivitas industri melalui penyelenggaraan pendidikan dan latihan,

bimbingan teknis, magang kerja, akses pasar kebutuhan industri dan

bantuan peralatan produksi tepat guna serta peningkatan koordinasi dan

sinergitas program pengembangan industri.

Page 123: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

105

DAFTAR PUSTAKA

Ajija, R. Shocrul, Dkk.” Cara Cerdas Menguasai E Views”. Jakarta: Salemba

Empat, Jakarta, 2011

Al Bataineh, Ibrahem Mohamed.”The Impact Of Goverment On Economic

Growth In Jordan” Journal of contemporary research in business vol 4

No.6 Hal 132 – 145, 2012.

Anasmen. “ Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Di Provinsi Sumatera Barat : 2000-2006”. Tesis,

Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2009.

Arsyad, Lincolin. “Ekonomi Pembangunan”. Edisi kelima, Yogyakarta: STIM

YKPN, Yogyakarta, 2010.

Bangun, Rindang Prasetyo. dan Firdaus, Muhammad.”Pengaruh Infrastruktur

Pada Pertumbuhan Ekonomi Wilayah Di Indonesia.” Institut Pertanian

Bogor, ( Mei 2009): hal 222 – 236.

BPS,“kependudukan dan ketengakerjaan tiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa

Tengah tahun 2006- 2011”. Jawa Tengah : BPS Jawa Tengah, 2012.

____,“kependudukan dan ketengakerjaan tiap kabupaten/kota di Provinsi Jawa

Tengah tahun 2000- 2006”. Jawa Tengah : BPS Jawa Tengah, 2012.

____,“Penyusunan Data sosial ekonomi (suseda di Provinsi Jawa

Tengah)”.berbagai edisi pernerbitan ”. Jakarta : BPS Jawa Tengah, 2007.

____, “Produk domestik regional bruto di Provinsi Banten tahun 2006 - 2011”.

Banten : BPS Banten, 2012.

____, “Produk domestik regional bruto di Provinsi DI Yogyakarta tahun 2006 -

2011”. DI Yogyakarta : BPS DI Yogyakarta, 2012.

____, “Produk domestik regional bruto di Provinsi DKI Jakarta tahun 2006 -

2011”. DKI Jakarta : BPS DKI Jakarta, 2012.

____, “Produk domestik regional bruto di Provinsi Jawa Barat tahun 2006 -

2011”. Jawa Timur: BPS Jawa Timur, 2012.

____, “Produk domestik regional bruto di Provinsi Jawa Timur tahun 2006 -

2011”. Jawa Timur: BPS Jawa Timur, 2012.

____,“Stastistik industri sedang dan industri besar di Provinsi Jawa Tengah

tahun 2006 - 2010 ”. Jakarta : BPS Jawa Tengah, 2011

Page 124: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

106

____,“Tinjauan Produk domestik regional bruto tiap kabupaten/kota di Provinsi

Jawa Tengah tahun 2006- 2011”. Jawa Tengah: BPS Jawa Tengah, 2012.

Cahyono, Eko Fajar dan Kaluge, David.” Analisis Pengaruh Infrakstruktur Publik

Terhadap Produk domestik Bruto Perkapita di Indonesia”: Universitas

Brawijaya malang (Maret 2010) hal 1 -19.

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. “Konsep Ketenagakerjaan”. Jakarta:

Disnakertrans, Jakarta, 2006.

Djalal, Nachrowi. “Ekonometrika untuk analisis ekonomi dan keuangan”,

Jakarta:FEUI, Jakarta, 2006.

Dornbush, Rudiger. “Makroekonomi” . edisi keempat. Jakarta: penerbit erlangga,

Jakarta, 2006

Dumairy .”Perekonomian Indonesia”. Jakarta: Erlangga, Jakarta, 1997.

Fafurida, “Perencanaan Pengembangan Sektor Pertanian Sub Sektor Tanaman

Pangan di Kabupaten Kulonprogo: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang,vol. 2, no 2 (September 2009):h. 144-155.

Gama , Ayu Savitri,”Disparitas Dan Konvergensi Produk Domestik Regional

Bruto (Pdrb) Per Kapita Antar Kabupaten/ Kota Di Provinsi Bali”:

Jurnal Ekonomi dan Sosial Vol. 2 No. 1 (januari 2009): Hal 38 – 48.

Gujarati, Damodar. “Ekonometrika Dasar”. Edisi Ketiga, Jakarta: Erlangga,

Jakarta, 2007.

Iwan, “Energi Ganjal Pertumbuhan Industri Jateng.” Suara, Merdeka, 21 oktober

2011.http://www.suaraharianmerdeka.com2011/08/21/masalah-industri-

dan-energiganjal-pertumbuhan-industri-jateng.html diakses pada 12

november 2012

Kemenperin,”Rencana Strategis Kementrian Perindutrisan Tahun 2010- 2014”

http://www.kemenperin.go.id/2012/p01d06-wone.html. Artikel

diakses pada 5 Desember 2012.

Kuncoro, Mudrajad. “Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi”. Edisi keempat,

Jakarta : Erlangga, Jakarta, 2006.

Kuncoro, Mudrajat.” Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan Kebijakan”.

Edisi ke empat, Yogyakarta : YKPN AMP UPP, Yogyakarta, 2006.

Mangkoesoebroto, Guritno, “Ekonomi Publik Edisi 3”. Yogyakarta: BPFE,

Yogyaarta, 2008.

Page 125: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

107

Mankiw, Gregory. N.”Makro Ekonomi, edisi keenam”. Jakarta: Erlangga,

Jakarta, 2007.

Paudel, Ramesh Chandra.”Foreign Debt, Trade Openness, Labor Force and

Economic Growth: Evidence from Sri Lanka”: ICFAI Journal of

Applied Economics Vol. 8 No.1 Hal 57-64, 2009.

Raharjo, Adi. “ Pengaruh Pengeluaran Pemerintah, Investasi Swasta Dan Angkata

Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Tahun 1982-2003 Di Kota

Semarang”. Tesis, Fakultas ekonomi, Universitas Diponegoro, 2006.

RKPD, “Rencana Kerja Pembangunan Daerah” . Pemerintah Daerah Provinsi

Jawa Tengah: 2012.

Safdari, Mehdi. “ Importance of Quality of Labour Force on Economic Growth in

Iran.” University of Qom, ( April 2012) hal 1 -6.

Sahoo, Pravakar.dkk.”infrastruktur Development and Economic Growth in

China”: Indian Council for International Economic Realtion

(ICRIE R): Oktober 2010 Hal 1 – 39.

Sameulson, Paul A dan Wiliam, D Nordhaus.“MakroEkonomi”, Edisi

Kempatbelas. jakarta: Erlangga, Jakarta, 2001.

Sandhika, Ardyan Wahyu dan Hendarto, Mulyo.” Analisis Pengaruh Aglomerasi,

Tenaga Kerja, Jumlah Penduduk, Dan Modal Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Kabupaten Kendal”. DIPONEGORO Journal of Economic vol 1

no 1. (2012): hal. 1-6.

Siahaan,Bisuk. “Industrialiaasi di Indonesia: sejak periode Rehabilitasi sampai

awal Reformasi “, Bandung: ITB, Bandung, 2000.

Sukirno, Sadono. “Makroekonomi Modern, Perkembangan Pemikiran dari Klasik

Hingga Keynesian Baru”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,

2007.

_____________. “Ekonomi Pembangunan:Proses, masalah dan Dasar

Kebijakan”. Edisi ketiga, Jakarta: Kencana Persada Media Group, Jakarta,

2011.

_____________. “makroekonomi: Teori Pengantar”.edisi Ketiga, Jakarta:

Rajawali Pers, Jakarta, 2008.

Suliyanto.”Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran”. Yogyakarta: Ghalia

Indonesia. Yogyakarta, 2005.

Suparmoko, Maria.”ekonomi publik”, edisi pertama, Yogyakarta: penerbit Andi

yogyakarta, 2002.

Page 126: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

108

Susetyo, Dyke. “Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Aglomerasi, Tenaga Kerja

dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah, skripsi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Diponegoro, 2011.

Suryanto, Dwi. “ Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, dan

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di

Subosukawonosraten Tahun 2004-2008”. Universitas Diponegoro, 2010.

Swaramarinda, Darma Rika Dan Indriani, Susi. “Pengaruh Pengeluaran

Konsumsi Dan Investasi Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di

Indonesia”. Econosains Universitas Negeri Jakarta volume IX, nomor 2

(agustus 2011): h. 95 - 105.

Tarigan, Robinson. “Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi”. Edisi Revisi.

Cetakan Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara, Jakarta: 2005.

Todaro, Michael P. “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”. Edisi Ketujuh.

Jakarta : Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004.

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistik: Eviews”.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2007.

Zulfahmi, Adrian Sutawijaya.” Pengaruh Ekspor Dan Investasi Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1980-2006”. Jurnal organisasi

dan manajemen volume 6 no. 1 (maret 2010): hal. 15 – 27.

Page 127: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

109

LAMPIRAN 1

Laju PDRB Harga Kostan 2000 Sektor Industri, Tenaga Kerja Sektor

Industri dan pengeluaran pemerintah sektor industri Menurut

Kabupaten/Kota Di Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2011

No Kab/Kota Tahun

Pertumbuhan

Ekonomi Sektor

Industri

(Persen)

Tenaga Kerja

Sektor

Industri

(Jiwa)

Pengeluaran

Pemerintah

Sektor Industri

((Jutaan))

1 Kab. Cilacap 2008 6,49 108.407 3.518

2009 1,55 113.855 4.075

2010 3,29 92.218 4.211

2011 3,45 164730 7763

2 Kab. Banyumas 2008 3,33 142.410 9.504

2009 3,03 132.072 10.685

2010 4,4 151.234 11.062

2011 6,52 177488 10703

3 Purbalingga 2008 6,08 80.759 5.95

2009 6,72 86.492 1.009

2010 6,83 102.565 2.475

2011 7,77 136.373 3480

4 Kab. Banjarnegara 2008 3,74 59.603 2.805

2009 2,1 53.268 2.040

2010 1,5 71.033 1.950

2011 3,87 39.965 3000

5 Kab. Kebumen 2008 4,23 113.040 1.335

2009 4,03 117.505 1.378

2010 5,4 118.494 1.571

2011 4,42 171.125 1461

6 Kab. Purworejo 2008 4,39 40.982 6.890

2009 4 48.282 5.439

2010 4,09 44.718 5.441

2011 5,75 31.245 6370

7 Kab. Wonosobo 2008 2,54 43.919 2757

2009 2,4 47.438 4.380

2010 2,07 35.955 4.899

2011 3,96 23.879 5241

8 Kab. Magelang 2008 4,36 84.716 2.469

2009 3,28 87.823 2.245

2010 3,76 99.502 1.143

2011 3,65 94.586 1169

Page 128: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

110

No Kab/Kota Tahun

Pertumbuhan

Ekonomi Sektor

Industri

(Persen)

Tenaga

Kerja Sektor

Industri

(Jiwa)

Pengeluaran

Pemerintah

Sektor Industri

(Jutaan)

9 Kab. Boyolali 2008 4,79 75.687 5.915

2009 4,38 72.494 6.274

2010 3,76 78.863 7.537

2011 6,04 88100 4.450

10 Kab. Klaten 2008 2,43 115.580 6.549

2009 3,29 126.081 7.689

2010 6,35 127.913 8.070

2011 6,72 161.421 8.670

11 Kab. Sukoharjo 2008 4,3 103.946 6.790

2009 3,61 93.651 6.837

2010 5,94 108.310 7.501

2011 5,94 121.628 8.572

12 Kab. Wonogiri 2008 4,72 28.139 5.669

2009 4,12 27.853 5.736

2010 7,33 32.913 6.175

2011 5,31 48.953 7.398

13 Kab. Karanganyar 2008 4,15 74.036 6.880

2009 3,71 64.931 7.650

2010 4,16 77.896 8.493

2011 6,4 88.430 9.230

14 Kab. Sragen 2008 6,87 67.998 7.816

2009 5,06 61.502 5.610

2010 6,99 65.804 6.083

2011 8,04 57.673 7.358

15 Kab. Grobogan 2008 4,1 41.555 3.117

2009 3,45 32.221 8.646

2010 6,81 35.713 5.410

2011 5,59 51.152 6.083

16 Kab. Blora 2008 6,1 15.899 4.890

2009 4,18 14.947 5.200

2010 3,08 20.240 5.308

2011 1,23 16.431 4.906

17 Kab. Rembang 2008 3,47 24.846 4.690

2009 2,68 27.792 4.350

2010 3,36 29.639 4.557

2011 5,79 28.833 4.920

Page 129: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

111

No Kab/Kota Tahun

Pertumbuhan

Ekonomi Sektor

Industri

(persen)

Tenaga Kerja

Sektor

Industri

(Jiwa)

Pengeluaran

Pemerintah

Sektor Industri

(Jutaan)

18 Kab. Pati 2008 4,65 90.575 3.884

2009 3,08 83.466 7.390

2010 6,69 93.075 8.455

2011 5,46 86.044 7.318

19 Kab. Kudus 2008 2,98 164.280 2.151

2009 4,42 151.515 3.961

2010 3,09 156.381 2.870

2011 3,74 144.368 4.197

20 Kab. Jepara 2008 4,87 223.814 4.458

2009 4,26 237.572 4.201

2010 6,52 251.474 4.752

2011 4,47 227.589 3.450

21 Kab. Demak 2008 2,12 70.411 2.876

2009 2,21 65.677 7.607

2010 4,29 75.821 7.820

2011 6,57 52.059 6.594

22 Kab. Semarang 2008 4,05 112.496 3.876

2009 3,88 102.040 6.692

2010 4,79 128.091 5767

2011 5,54 98.736 5.643

23 Kab. Temanggung 2008 3,88 62.945 2.525

2009 2,03 72.244 6.175

2010 3,78 61.783 5.716

2011 6,27 77.862 6.329

24 Kab. Kendal 2008 3,03 61.536 4.576

2009 1,7 59.645 3.250

2010 7,9 53.249 6.890

2011 3,5 68.091 5.430

25 Kab. Batang 2008 2,23 80.152 1.330

2009 2,19 73.089 3.354

2010 4,83 77.261 3.889

2011 5,72 95.917 5.816

26 Kab. Pekalongan 2008 3,02 140.900 4.163

2009 1,44 150.417 3.209

2010 4,22 142.369 4.890

2011 1,9 146.094 2.980

Page 130: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

112

No Kab/Kota Tahun

Pertumbuhan

Ekonomi Sektor

Industri

(persen)

Tenaga Kerja

Sektor

Industri

(Jiwa)

Pengeluaran

Pemerintah

Sektor Industri

(Jutaan)

27 Kab. Pemalang 2008 4,85 76.151 2.926

2009 4,03 66.225 1.680

2010 4,83 66.922 2.650

2011 5,25 92.969 2.795

28 Kab. Tegal 2008 6,12 111.789 8.670

2009 6,78 102.188 6.718

2010 5,46 97.409 4.048

2011 5,2 123.313 4.525

29 Kab. Brebes 2008 8,32 32.744 1.115

2009 11,2 34.049 2.310

2010 8,29 25.851 4.035

2011 9,61 41.406 4.927

30 Kota Magelang 2008 9,01 6.778 2.469

2009 1,39 6.033 2.245

2010 4,11 8.050 2.732

2011 6,81 7.098 2.169

31 Kota Surakarta 2008 2,31 44.222 5.326

2009 2,94 42.065 5.918

2010 3,33 46.189 6.500

2011 2,79 49.748 6.225

32 Kota Salatiga 2008 1,65 14.161 3.509

2009 2,71 12.365 3.609

2010 2,38 12.388 3.209

2011 5,82 20.572 3.870

33 Kota Semarang 2008 4,75 122.577 6.303

2009 4,36 127.304 7.405

2010 4,89 156.423 6.031

2011 5,49 151.878 6.061

34 Kota Pekalongan 2008 3,02 47.479 5.473

2009 3,36 49.221 5.507

2010 4,39 53.099 5.745

2011 4,63 43.830 4.130

35 Kota Tegal 2008 4,21 14.683 7.468

2009 3,28 13.350 1.839

2010 3,5 16.447 1.128

2011 3,85 17.138 1.620

Page 131: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

113

LAMPIRAN 2

DATA OBSERVASI

Wilayah Tahun PDRB

industri

Tenaga kerja

industri

Pengeluaran

pemerintah

industri

_CILA 2001 7703346 68370 1227

2002 8548864 103136 1289

2003 9231399 133388 1345

2004 9963465 118185 1392

2005 10904122 110124 1466

2006 11481971 107079 1838

2007 11583445 102759 2772

2008 12387609 108407 3518

2009 12197894 113855 4075

2010 12600215 92218 4211

2011 13035198 164730 7763

_BANY 2001 538676 97592 3920

2002 555090 135304 2664

2003 578401 141326 4651

2004 602635 105465 4958

2005 617386 123428 5694

2006 637418 123815 4763

2007 659537 136619 7091

2008 681529 142410 95043

2009 702273 132072 10685

2010 733231 151234 11062

2011 781051 177488 10703

_PURB 2001 160563 71136 1784

2002 165705 53127 1840

2003 171096 85113 1920

2004 178341 89134 1879

2005 187909 84378 2080

2006 199967 102815 1853

2007 213149 87130 2468

2008 226128 80759 595

2009 241343 86492 1009

2010 257831 102565 2475

2011 277887 136373 3480

_BANJ 2001 302810 51724 1520

2002 312675 55216 1535

Page 132: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

114

Wilayah Tahun PDRB

industri

Tenaga kerja

industri

Pengeluaran

pemerintah

industri

_BANJ 2003 321321 51150 1621

2004 325862 54587 1812

2005 329889 43348 2207

2006 338493 38344 2385

2007 353362 48069 2704

2008 366595 59603 2805

2009 374322 53268 2040

2010 379956 71033 1950

2011 394672 39965 3000

_KEBU 2001 209561 101751 1870

2002 216821 116625 1673

2003 224579 103889 1715

2004 224663 95586 2071

2005 223916 78723 1963

2006 233872 116690 2388

2007 256538 122600 1121

2008 267407 113040 1335

2009 278186 117505 1378

2010 293230 118494 1571

2011 306216 171125 1461

_PURWO 2001 172101 17336 2116

2002 180179 33428 3928

2003 192361 41882 4229

2004 202877 41406 3762

2005 220886 44650 4170

2006 233649 60120 5938

2007 263428 46253 6483

2008 275014 40982 6890

2009 286029 48282 5439

2010 297732 44718 5441

2011 314879 31245 6370

_WONO 2001 162978 19531 2080

2002 166267 43225 2344

2003 169434 31142 2740

2004 171598 37826 2884

2005 174839 28672 2136

2006 179686 28602 2045

2007 184539 37412 2030

Page 133: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

115

Wilayah Tahun PDRB

industri

Tenaga kerja

industri

Pengeluaran

pemerintah

industri

_WONO 2008 189240 43919 2757

2009 193795 47438 4380

2010 197825 35955 4899

2011 205659 23879 5241

_MAGE 2001 527402 63422 2112

2002 546283 75439 2070

2003 573201 84220 1267

2004 598422 62936 1290

2005 624775 63791 1321

2006 653952 82762 1457

2007 685408 80497 1761

2008 715344 84716 2469

2009 738830 87823 2245

2010 766616 99502 1143

2011 794598 94586 1169

_BOYO 2001 564490 28578 6927

2002 567377 63570 7980

2003 570773 59065 8438

2004 561277 56724 5779

2005 563954 66442 9201

2006 582759 82343 8888

2007 609253 81753 1132

2008 638448 75687 5915

2009 666424 72494 6274

2010 691493 78863 7537

2011 733294 88100 4450

_KLAT 2001 753926 122514 3643

2002 797268 142625 3400

2003 821704 149196 3658

2004 855226 133225 4591

2005 896705 151001 4695

2006 841653 157760 5441

2007 869903 124663 6561

2008 891042 115580 6549

2009 920432 126081 7689

2010 978880 127913 8070

2011 1044666 161421 8670

_SUKO 2001 1045253 81087 6195

Page 134: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

116

Wilayah Tahun PDRB

industri

Tenaga kerja

industri

Pengeluaran

pemerintah

industri

_SUKO 2002 1086068 110721 6780

2003 1124808 92376 6961

2004 1162044 99559 6440

2005 1202242 116731 5080

2006 1248116 111696 5426

2007 1303211 103644 6540

2008 1359291 103946 6790

2009 1408382 93651 6837

2010 1480403 108310 7501

2011 1568341 121628 8592

_WONG 2001 83185 50694 4366

2002 87297 36132 4501

2003 95116 22226 4846

2004 103068 26249 6130

2005 107776 29036 6501

2006 117307 32902 3430

2007 123304 25349 4519

2008 129129 28139 5669

2009 134461 27853 5736

2010 144317 32913 6175

2011 151990 48953 7398

_KARA 2001 1670038 84070 5120

2002 1779899 81049 5280

2003 1911514 89691 5377

2004 2065453 79848 6128

2005 2201053 87954 5357

2006 2320190 88849 5741

2007 2460945 81981 6390

2008 2563118 74036 6880

2009 2658292 64931 7650

2010 2769047 77896 8493

2011 2946327 88430 9230

_SRAG 2001 409238 50394 2359

2002 429441 51765 2535

2003 449252 57754 2634

2004 473230 47718 3237

2005 500203 40582 4951

2006 532376 72066 5250

Page 135: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

117

Wilayah Tahun PDRB

industri

Tenaga kerja

industri

Pengeluaran

pemerintah

industri

_SRAG 2007 568751 53544 6754

2008 607878 67998 7816

2009 638637 61502 5610

2010 683322 65804 6083

2011 738328 57673 7358

_GROB 2001 76877 15650 2668

2002 79647 25012 2883

2003 82577 24188 3190

2004 85445 23716 3430

2005 88705 29630 6110

2006 91130 33063 2245

2007 95161 37774 4813

2008 99068 41555 3117

2009 102486 32221 8646

2010 108826 35713 5410

2011 114916 51152 6083

_BLOR 2001 89483 11704 1608

2002 92114 18195 2950

2003 95787 10154 3070

2004 99929 19972 5013

2005 106826 19809 5109

2006 112851 24046 4074

2007 119311 12956 4286

2008 126589 15899 4890

2009 131884 14947 5200

2010 135952 20240 5308

2011 137635 16431 4906

_REMB 2001 63285 18909 3361

2002 64711 23031 3509

2003 66668 18760 4065

2004 69647 18041 4441

2005 73250 20432 5625

2006 77118 17790 5210

2007 81794 21095 5630

2008 84635 24846 4690

2009 86908 27792 4350

2010 89830 29639 4557

2011 95039 28833 4920

Page 136: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

118

Wilayah Tahun PDRB

industri

Tenaga kerja

industri

Pengeluaran

pemerintah

industri

_PATI 2001 577889 59424 4701

2002 614661 64119 4900

2003 647047 74396 7828

2004 686367 75259 7142

2005 722697 68228 8261

2006 763160 67021 9289

2007 806904 86000 4210

2008 844437 90575 3884

2009 870458 83466 7390

2010 928761 93075 8455

2011 979557 86044 7318

_KUDU 2001 5112626 149821 2395

2002 5407457 139190 2560

2003 5715468 147030 1923

2004 6226357 145025 2372

2005 6557621 156517 2040

2006 6689910 168966 2724

2007 6901300 169619 2980

2008 7107442 164280 2551

2009 7421852 151515 3961

2010 7651696 156381 2870

2011 7938351 144368 4197

_JEPA 2001 836712 135306 2229

2002 859932 224527 2385

2003 873110 229228 2566

2004 901598 231088 3076

2005 931381 256280 3785

2006 977008 239221 4303

2007 1033625 240485 4460

2008 1083963 223814 4458

2009 1130177 237572 4201

2010 1203937 251474 4752

2011 1257831 227589 3450

_DEMA 2001 229611 45114 1506

2002 241039 68770 1252

2003 249598 73299 1615

2004 260160 57399 2223

2005 279777 64917 2802

Page 137: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

119

Wilayah Tahun PDRB

industri

Tenaga kerja

industri

Pengeluaran

pemerintah

industri

_DEMA 2006 283160 61156 5743

2007 289798 74118 2943

2008 295966 704411 2876

2009 302523 65677 7607

2010 315523 75821 7820

2011 336270 52059 6594

_SEMA 2001 1835889 68211 6418

2002 1886452 96327 4050

2003 1969962 102073 4891

2004 2103627 88506 2562

_SEMA 2005 2108699 113298 2666

2006 2177770 93567 2894

2007 2282474 102742 3388

2008 2375117 112496 3867

2009 2467389 102040 6692

2010 2585787 128091 5643

2011 2729084 98736 5767

_TEMA 2001 335053 15912 4473

2002 347638 18254 5635

2003 365240 21758 3392

2004 386711 20757 3446

2005 400966 30417 4631

2006 419532 74365 5367

2007 433190 88393 3094

2008 450026 62945 2525

2009 459175 72244 6175

2010 476539 61783 5716

2011 506463 77862 6329

_KEND 2001 1505890 48954 4247

2002 1529126 44080 3486

2003 1613583 52496 6154

2004 1641119 48540 8980

2005 1716524 45160 4980

2006 1756426 62339 2254

2007 1869692 62891 6374

2008 1926518 61536 4576

2009 1959314 59645 3250

2010 2153337 53249 6890

Page 138: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

120

Wilayah Tahun PDRB

industri

Tenaga kerja

industri

Pengeluaran

pemerintah

industri

_KEND 2011 2228766 68091 5430

_BATA 2001 523920 41651 5250

2002 535594 41946 4940

2003 548021 54613 1135

2004 565348 55968 1008

2005 580360 51872 1005

2006 583043 62088 803

2007 593025 72475 1483

2008 606302 80152 1333

2009 619607 73089 3354

2010 649547 77261 3889

2011 686721 95917 5816

_PEKA 2001 647840 107301 1154

2002 665271 120442 1287

2003 680089 117730 1926

2004 702043 122722 1914

2005 716467 143625 1121

2006 740214 142554 1826

2007 769243 141232 2469

2008 792495 140900 4163

2009 803973 150417 3209

2010 837955 142369 4890

2011 894272 146094 2980

_PEMA 2001 567067 38346 3486

2002 590818 73561 3243

2003 580891 58905 1056

2004 607140 57417 3426

2005 630560 51878 1879

2006 657076 63417 3355

2007 689361 75317 1795

2008 722815 76151 2926

2009 751959 66225 1680

2010 788340 66922 2650

2011 829796 92969 2795

_TEGA 2001 579214 81186 4125

2002 619147 102666 1735

2003 668408 107120 10677

2004 729093 83032 9211

Page 139: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

121

Wilayah Tahun PDRB

industri

Tenaga kerja

industri

Pengeluaran

pemerintah

industri

_TEGA 2005 781586 120853 5750

2006 841243 107117 10795

2007 899472 132511 8600

2008 954554 111789 8670

2009 1019360 102188 6718

2010 1075036 97409 4048

2011 1130962 123313 4525

_BREB 2001 347494 27552 1371

2002 357120 43452 1260

2003 377762 33709 1290

2004 403146 26260 1649

2005 440160 64997 1120

2006 476796 37785 1548

2007 525893 44204 1399

_BREB 2008 569684 32744 1155

2009 633770 34049 2310

2010 686356 25851 4035

2011 752324 41406 4927

_KOMA 2001 28804 7367 1604

2002 29176 7100 1109

2003 30051 6705 1260

2004 28693 7638 980

2005 29588 8352 1322

2006 30972 8928 1457

2007 32233 7095 1761

2008 35139 6778 2469

2009 35628 6033 2245

2010 37094 8050 2732

2011 39623 7098 2169

_KOSU 2001 920386 41410 8470

2002 962964 51759 8550

2003 1027498 63240 10988

2004 1089912 48279 11508

2005 1105952 59472 14392

2006 1134134 46647 17656

2007 1173423 58236 6380

2008 1200607 44222 5326

2009 1235953 42065 5918

Page 140: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

122

Wilayah Tahun PDRB

industri

Tenaga kerja

industri

Pengeluaran

pemerintah

industri

_KOSU 2010 1277210 46189 6500

2011 1312946 49748 6225

_KOSA 2001 132366 6670 3589

2002 130308 15572 4287

2003 137034 12274 3451

2004 143573 15768 3627

2005 150764 14428 3683

2006 159333 15470 5642

2007 168536 15715 5760

2008 171322 14161 3509

2009 175970 12365 3609

2010 180163 12388 3209

2011 190657 20572 3870

_KOSE 2001 3958867 105804 1190

2002 4116601 111942 2904

2003 4257540 157231 3212

2004 4385583 148169 12632

2005 4508130 144312 13436

2006 4724893 138101 17203

2007 4998706 130695 4968

2008 5236515 122577 6303

2009 5465109 127304 7405

2010 5732672 156423 6031

2011 6047908 151878 6016

_KOPE 2001 288082 41404 3490

2002 306032 40438 4739

2003 322248 39071 3054

2004 330239 35106 4720

2005 354605 45210 5599

2006 366068 39269 6926

2007 382475 44034 5817

2008 394036 47479 5473

2009 407309 49221 5507

2010 425217 53099 5745

2011 444914 43830 4130

_KTEG 2001 175089 18835 3740

2002 182624 15450 3153

2003 197661 14262 4267

Page 141: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

123

Wilayah Tahun PDRB

industri

Tenaga kerja

industri

Pengeluaran

pemerintah

industri

_KTEG 2004 214440 15958 2847

2005 226920 17568 1319

2006 238177 17441 2294

2007 248922 15784 1143

2008 259875 14683 7468

2009 268711 13350 1839

2010 278467 16447 1128

2011 289215 17138 1620

Page 142: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

124

LAMPIRAN 3

UJI CHOW

Redundant Fixed Effects Tests

Pool: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 319.223532 (34,348) 0.0000

Cross-section Chi-square 1336.569632 34 0.0000

Page 143: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

125

LAMPIRAN 4

UJI HAUSMAN

Correlated Random Effects - Hausman Test

Pool: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 5.578124 2 0.0615

Page 144: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

126

LAMPIRAN 5

POOLED LAST SQUARE

Dependent Variable: SER01

Method: Panel Least Squares

Date: 05/22/13 Time: 15:15

Sample: 2001 2011

Periods included: 11

Cross-sections included: 35

Total panel (balanced) observations: 385

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 341590.2 277323.2 1.231741 0.2188

TK? 12.01627 3.710509 3.238444 0.0013

PPI? -8.231686 4.049371 -2.032831 0.0428

R-squared 0.108117 Mean dependent var 1219568.

Adjusted R-squared 0.103448 S.D. dependent var 2151568.

S.E. of regression 2037244. Akaike info criterion 31.89986

Sum squared resid 1.59E+15 Schwarz criterion 31.93066

Log likelihood -6137.722 Hannan-Quinn criter. 31.91207

F-statistic 23.15373 Durbin-Watson stat 0.091867

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 145: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

127

LAMPIRAN 6

FIXED EFFECT MODEL

Dependent Variable: P? Method: Pooled Least Squares Date: 05/22/13 Time: 15:05 Sample: 2001 2011 Included observations: 11 Cross-sections included: 35 Total pool (balanced) observations: 385

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1115754. 40324.35 27.66948 0.0000

TK? 0.982476 0.409153 2.401245 0.0169 PPI? 6.335850 2.557365 2.477492 0.0137

Fixed Effects (Cross) _CILA-C 9633423. _BANY-C -695333.7 _PURB-C -1008247. _BANJ-C -834464.8 _KEBU-C -989984.3 _PURW-C -947596.2 _WONO-C -987354.2 _MAGE-C -548064.7 _BOYO-C -611240.6 _KLAT-C -407847.4 _SUKO-C 11648.69 _WONGC -1066000. _KARA-C 1066878. _SRAG-C -654937.1 _GROB-C -1081808. _BLOR-C -1045466. _REMB-C -1089479. _PATI-C -466274.4 _KUDU-C 5327275. _JEPA-C -353470.2 _DEMA-C -980127.3 _SEMA-C 986620.2 _TEMA-C -777241.7 _KEND-C 606537.7 _BATA-C -606056.8 _PEKA-C -513058.6 _PEMA-C -522289.9 _TEGA-C -418016.2 _BREB-C -658852.0 _KOMA-C -1101553.

Page 146: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

128

_KOSU-C -92692.94 _KOSA-C -996927.3 _KOSE-C 3561443. _KOPE-C -824689.9 _KOTG-C -914751.5

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.872292 Mean dependent var 1219568.

Adjusted R-squared 0.869426 S.D. dependent var 2151568. S.E. of regression 376213.7 Akaike info criterion 28.60487 Sum squared resid 4.93E+13 Schwarz criterion 28.98479 Log likelihood -5469.437 Hannan-Quinn criter. 28.75555 F-statistic 339.2083 Durbin-Watson stat 0.159454 Prob(F-statistic) 0.000000

Page 147: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

129

LAMPIRAN 7

RANDOM EFFECT MODEL

Dependent Variable: P?

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)

Date: 05/22/13 Time: 16:38

Sample: 2001 2011

Included observations: 11

Cross-sections included: 35

Total pool (balanced) observations: 385

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1108161. 343312.9 3.227847 0.0014

TK? 1.084649 0.425195 2.550947 0.0111

PPI? 6.293698 2.532515 2.485158 0.0134

Random Effects

(Cross)

_CILA-C 9599598.

_BANY-C -698550.8

_PURB-C -1006502.

_BANJ-C -829434.1

_KEBU-C -990871.7

_PURW-C -941017.7

_WONO-C -980059.0

_MAGE-C -546853.7

_BOYO-C -608457.0

_KLAT-C -412759.7

_SUKO-C 8873.696

_WONGC -1058202.

_KARA-C 1063055.

_SRAG-C -650910.8

_GROB-C -1073901.

_BLOR-C -1036150.

_REMB-C -1080610.

_PATI-C -464812.2

_KUDU-C 5302590.

_JEPA-C -367758.7

_DEMA-C -981755.3

_SEMA-C 981041.5

_TEMA-C -772086.3

_KEND-C 606801.5

Page 148: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

130

_BATA-C -603020.4

_PEKA-C -517440.0

_PEMA-C -519653.1

_TEGA-C -419677.2

_BREB-C -652948.9

_KOMA-C -1091210.

_KOSU-C -89548.71

_KOSA-C -987503.6

_KOSE-C 3544323.

_KOPE-C -818752.9

_KOTG-C -905836.0

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 2022962. 0.9666

Idiosyncratic random 376213.7 0.0334

Weighted Statistics

R-squared 0.615950 Mean dependent var 68277.06

Adjusted R-squared 0.610798 S.D. dependent var 380028.9

S.E. of regression 377971.6 Sum squared resid 5.46E+13

F-statistic 3.095801 Durbin-Watson stat 0.147109

Prob(F-statistic) 0.046376

Unweighted Statistics

R-squared 0.018519 Mean dependent var 1219568.

Sum squared resid 1.74E+13 Durbin-Watson stat 0.004601

Page 149: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

131

LAMPIRAN 8

UJI NORMALITAS

0

10

20

30

40

50

-1000000 -500000 0 500000 1000000

Series: Standardized Residuals

Sample 2001 2011

Observations 385

Mean -7.11e-10

Median 8214.553

Maximum 929988.7

Minimum -1193559.

Std. Dev. 356508.8

Skewness 0.072084

Kurtosis 2.430461

Jarque-Bera 5.536930

Probability 0.062758

Page 150: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

132

LAMPIRAN 9

UJI AUTOKORELASI

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 2022962. 0.9666

Idiosyncratic random 376213.7 0.0334

R-squared 0.615950 Mean dependent var 68277.06

Adjusted R-squared 0.610798 S.D. dependent var 380028.9

S.E. of regression 377971.6 Sum squared resid 5.46E+13

F-statistic 3.095801 Durbin-Watson stat 0.147109

Prob(F-statistic) 0.046376

Page 151: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

133

LAMPIRAN 10

UJI HETEROKEDASTIS

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 2022962. 0.9666

Idiosyncratic random 376213.7 0.0334

Weighted Statistics

R-squared 0.615950 Mean dependent var 68277.06

Adjusted R-squared 0.610798 S.D. dependent var 380028.9

S.E. of regression 377971.6 Sum squared resid 5.46E+13

F-statistic 3.095801 Durbin-Watson stat 0.147109

Prob(F-statistic) 0.046376

Unweighted Statistics

R-squared 0.018519 Mean dependent var 1219568.

Sum squared resid 1.74E+15 Durbin-Watson stat 0.004601

Page 152: Analisis Pengaruh Tenaga Kerja Dan Pengeluaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23776/1/AVANDA...merangsang penyerapan tenaga kerja diharapkan mampu meningkatkan

134

LAMPIRAN 11

Tabel Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel t-Statistik Prob Signifikansi

Tenaga kerja industri 2.550947 0.0111 Signifikan

Pengeluaran

Pemerintah industri 2.485158 0.0134 Signifikan