40
1 “ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN SESUDAH PELAKSANAAN UU PAJAK No. 17 TAHUN 2000” Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Stara Satu Program Studi Akuntansi Perpajakan Oleh Nama : Ria Nurhafizah Nim : 104082002770 FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYRIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

1

“ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP

PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN

SESUDAH PELAKSANAAN UU PAJAK No. 17 TAHUN 2000”

Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Stara Satu Program Studi Akuntansi Perpajakan

Oleh

Nama : Ria Nurhafizah

Nim : 104082002770

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYRIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

2

Analisis pengenaan pajak Reksa Dana terhadap pertumbuhan investasi

Reksa Dana sebelum dan sesudah pelaksanaan UU pajak No. 17 tahun 2000

ABSTRACT

The purpose of this research is to Analyse which uses tax of Money Fund

in growing of investment Money Fund before and after performer UU number 17

in year 2000. This research used data of secondary like the sum score of Net

Assets Value (NAV) and the sum of Unit Enclose of Money fund who revolve

from 1998 until 2007. This data can get from yearly publication in Badan

Pengawas Pasar Modal (Bapepam). To analyze data, this research use the

statistics test non parametric and wilcoxon as an instrument of testing.

The result from this research as follows: 1. Based the sum of Net Assets

Value (NAV), to indicate if its found difference in growth of Money Fund before

and after performance of UU number 17 in year 2000, 2. Based the sum of Unit

Enclose, to indicate if its found difference in growth of Money Fund before and

after performance of UU number 17 in year 2000, 3. Money Fund has unstable an

inclined fluctuation.

Keywords: Application the tax of Money Fund, Growth investment of Money

Fund

Page 3: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan spektakular pasar modal Indonesia terjadi dari muali

akhir tahun 1998 hingga sekitar pertengahan tahun 1990. Setelah iyu pasar

modal akan terus berkembang secara berkesinambungan dengan didukung

beberapa factor penting yang menentukan yaitu kondisi makro ekonomi

Indonesia dan stabilitas polotik ekonomi. Pasar modal tidak akan

berkmbang pesat jika perkembangan makro suatu Negara mengalami

pertumbuhan ekonomi yang negative atau stagnan. Tingkat inflasi yang

double digit atau sampai hyper inflation, cadangan devisa yang amat tipis

yang disertai deficit neaca transaksi berjalan yang amat tinggi, perolehan

ekspor yang rendah dan kebutuhan impor yang tidak bias dipenuhi lagi

karena terbatasnya devisa yang tersedia.

Ekonomi Indonesia bertumbuh selama repelita IV setinggi rata-rata

5,1% per tahun, dengan tingkat inflasi pada tahun 1989 hanya sekitar 7%,

ekspor non migas meningkat pesat dan cadangan devisa di bawah kendali

Bank Sentral dan Bank-bank Negara lebi besar US$ 6 milyar. Kondisi

makro ekonomi yang demikianlahyang menghasilkan “ledakan” pasar

modal secara objektif.

Page 4: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalh diatas, maka masalh yang dapat

dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan

antara tingkat pertumbuhan investasi reksa dana pada saat sebelum dan

sesudah dilaksanakan Undang-undang No. 17 Tahun 2000”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

“Untuk mengetahui apakah perbedaan antara tingkat perrtumbuhan

investasi reksa dana pada saat sebelum dan sesudah dilaksanakan

Undang-undang No. 17 Tahun 2000?”.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi dirjen pajak sebagai evaluasi atas

dampak yang dihasilkan atas kebijaksanaan tertentu.

Page 5: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Perpajakan

1. Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007,

adalah:

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

2. Pajak Penghasilan (PPh)

Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek

pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun

pajak. (Resmi, 2003:74). Adapun peraturan perundangan yang mengatur

Pajak Penghasilan di Indonesia adalah UU No. 7 Tahun 1983 yang telah

disempurnakan dengan UU No. 7 Tahun 1991, UU No. 10 Tahun 1994, dan

terakhir UU No. 17 Tahun 2000. Adapun tujuan dan araha dari

penyempurnaan UU PPh tersebut adalah sebagai berikut:

a. Lebih meningkatkan keadilan pengenaan pajak.

b. Lebih memberikan kemudahan kepada wajib pajak.

Page 6: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

6

c. Menunjang kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan investasi

langsung di Indonesia.

3. Subjek Pajak Penghasilan

Menurut Resmi (2003:74) subjek pajak penghasilan adalah segala

sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan

menjadi sasaran untuk dikenakan pajak penghasilan. Menurut Pasal 2 ayat

(1) UU No. 17 Tahun 2000 mengelompokkan subjek pajak sebagai berikut:

a. Subjek pajak orang pribadi,

b. Subjek pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,

meggantikan yang berhak

c. Subjek pajak badan,

d. Subjek pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT)

B. Konsep Dasar Investasi

Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti

juga produksi) dari capital atau modal barang-barang yang tidak dikonsumsi

tetapi juga digunakan untuk produksi yang akan dating (barang produksi).

(http://wikipedia.org/wiki/reksadana). Sedangkan menurut Halim (2005:4)

investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini

dengan harapan memperoleh keuntungan di masa mendatang.

Page 7: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

7

C. Konsep Reksa Dana

1. Pengertian Reksa Dana

Reksa dana adalah wadah dan pola pengelolaan dana atau modal bagi

sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrument-instrument investasi

yng tersedia di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksa dana.

Dana ini kemudian dikelola oleh Manajer Investasi (MI_ ke dalam portofolio

investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang ataupuun efek atau sekuriti

lainnya. Sedangkan menurut Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun

1995 pasal 1 ayat (27): ‘Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk

menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan

dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.”

2. Bentuk Hukum Reksa Dana

Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal

18 Ayat (1), bentuk hokum reksa dana di Indonesia ada dua, yakni reksa

dana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan reksa dana

berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.

(http://nofieiman.com/2007/04/investasi-di-reksadan/-29k).

Page 8: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

8

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengenai pertumbuhan investasi reksa dana di Indonesia

yang mungkin akan mengalami perubahan setelah adanya pengenaan pajak

reksa dana atau setelah adanya pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2000. Data

yang dibutuhkan untuk mengetahui perubahan pertumbuhan investasi reksa

dana yaitu jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana dan jumlah Unit

Penyertaan yang beredar antara tahun 1998 sampai dengan 2007. Data yang

digunakan untuk keperluan analisis adalah data sekunder yang diperoleh dari

publikasi tahunan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam).

B. Metode Pemilihan Sampel

Penelitian ini menggunakan convenience sampling atau pemilihan

sampel berdasarkan kemudahan sebagai metode pemilihan sampelnya.

Dimana metode ini memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah

diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subjek sampel adalah

tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel

yang paling cepat dan murah. (Indriantoro, 2002:130).

Page 9: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

9

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data

sekunder dan penelusuran data sekunder memerlukan cara agar penelitian

data sekunder lebih cepat dan efisien. (Indriantoro, 2002:150). Sehingga,

dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan bahan yang diperlukan dari

buku, bahan kuliah, Undang-undang perpajakan, peraturan perpajakan,

dan sumber lain yang berhubungan dengan judul dan isi skripsi ini.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Untuk memperoleh guna melengkapi penelitian ini, maka peneliti

mengadakan penelitian ke Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

secara langsung guna memperoleh data yang diperlukan.

D. Metode Analisis

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis kualitatif

bersifat deskriptif dengan menjabarkan data yang diperoleh melalui observasi

lapangan dengan menggunakan analisis statistik melalui suatu bentuk

pengujian untuk melihat seberapa besarkah perbedaan yang dihasilkan atas

pengenaan pajak reksa dana terhadap pertumbuhan investasi reksa dana di

Indonesia. Adapun bentuk pengujian yang digunakan adalah uji statistik non

parametrik.

Page 10: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

10

Uji statistik non parametrik khusus digunakan untuk menguji dua sampel

berhubungan. Pengujian dua sampel yang berhubungan pada prinsipnya ingin

menguji apakah dua sampel yang berhubungan satu dengan yang lain berasal

dari populasi yang sama. Jika benar demikian, maka ciri-ciri kedua sampel

(rata-rata, median dan lainnya) relatif sama untuk kedua sampel ataupun

populasinya. Yang dimaksud sampel berhubungan adalah subjek yang diukur

sama, namun diberi dua macam perlakuan.

Dalam menggunakan uji statistik non parametrik, data yang digunakan

dalam penelitian harus memiliki beberapa kriteria, seperti data bertipe nominal

atau ordinal dan data bertipe interval atau rasio, namun tidak berdistribusi

normal. Wilcoxon merupakan salah satu alat uji dua sampel berhubungan

yang digunakan secara luas dalam praktek. (Santoso, 2005:143).

Proses pengambilan keputusan, diantaranya :

1. Hipotesis :

Ho : d = 0 atau pertumbuhan investasi reksa dana sebelum dan sesudah

pengenaan pajak reksa dana tidak ada bedanya.

Hi : d ≠ 0 atau pertumbuhan investasi reksa dana sebelum dan sesudah

pengenaan pajak reksa dana berbeda secara nyata.

2. Dasar pengambilan keputusan :

a. Dengan membandingkan angka z hitung dan z tabel :

Jika z hitung < z tabel, maka Ho diterima

Jika z hitung > z tabel, maka Ho ditolak

Page 11: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

11

b. Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan:

Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

3. Keputusan :

a. Dengan membandingkan angka z hitung dan z tabel :

Mencari z hitung :

Rumus : z = T – [1/4N(N+1)]

1/24(N)(N+1)(2N+1)

Mencari z tabel :

Untuk tingkat kepercayaan 95% dan uji dua sisi (standar untuk

perhitungan di SPSS), didapat nilai z tabel adalah ± 1,96.

b. Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan :

Jika angka pada kolom Asymp. SIG adalah lebih kecil dari 0,05, maka

Ho ditolak, dan sebaliknya. (Santoso, 2005:148).

E. Operasional Variabel

1. Pengenaan pajak reksa dana

Pengenaan pajak reksa dana dapat diartikan sebagai suatu kebijakan

pemerintah atas pembebanan pajak terhadap reksa dana yang sebelumnya

tidak dibebankan atau bebas pajak. Dimana atas pengenaan pajak tersebut

diharapkan akan menambah pendapatan bagi Negara.

Page 12: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

12

2. Pertumbuhan investasi reksa dana

Pertumbuhan investasi reksa dana dapat diartikan sebagai suatu

perubahan yang mungkin terjadi akibat adanya kebijakan pemerintah atas

pembebanan pajak reksa dana. Perubahan yang dimaksud adalah

kemungkinan terjadinya peningkatan atau penurunan pertumbuhan

investasi reksa dana pada tiap periodenya.

Page 13: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

13

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Pasar Modal

Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan

obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang

dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual

beli efek telah berlangsung sejak 1880. Pada tanggal 14 Desember 1912,

Amserdamse Effectenbueurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di

tingkat Asia, bursa Batavia tersebut merupakan yang tertua ke empat setelah

Bombay, Hongkong, dan Tokyo.

1. Zaman Penjajahan

Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai

membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Sebagai salah

satu sumber dana adalah dari para penabung yang telah dikerahkan sebaik-

baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-orang Belanda dan

Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi dari

penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan

kolonial waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan

persiapan, maka akhirnya berdiri secara resmi pasar modal di Indonesia

yang terletak di Batavia (Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 dan

bernama Vereniging voor de Effectenhandel (bursa efek) dan langsung

Page 14: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

14

memulai perdagangan. Pada saat awal terdapat 13 anggota bursa yang

aktif (makelar) yaitu : Fa. Dunlop & Kolf; Fa. Gijselman & Steup; Fa.

Monod & Co.; Fa. Adree Witansi & Co.; Fa. A.W. Deeleman; Fa. H. Jul

Joostensz; Fa. Jeannette Walen; Fa. Wiekert & V.D. Linden; Fa. Walbrink

& Co; Wieckert & V.D. Linden; Fa. Vermeys & Co; Fa. Cruyff dan Fa.

Gebroeders.

Sedangkan Efek yang diperjual-belikan adalah saham dan obligasi

perusahaan atau perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia,

obligasi yang diterbitkan Pemerintah (propinsi dan kotapraja), sertifikat

saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan oleh kantor

administrasi di negeri Belanda serta efek perusahaan Belanda lainnya.

Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat sehingga

menarik masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat tersebut, pada

tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus 1925 di Semarang

resmi didirikan bursa. Anggota bursa di Surabaya waktu itu adalah : Fa.

Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. V. Van Velsen, Fa.

Beaukkerk & Cop, dan N. Koster. Sedangkan anggota bursa di Semarang

waktu itu adalah : Fa. Dunlop & Koff, Fa. Gijselman & Steup, Fa. Monad

& Co, Fa. Companien & Co, serta Fa. P.H. Soeters & Co. Perkembangan

pasar modal waktu itu cukup menggembirakan yang terlihat dari nilai efek

yang tercatat yang mencapai NIF 1,4 milyar (jika di indeks dengan harga

beras yang disubsidi pada tahun 1982, nilainya adalah + Rp. 7 triliun)

yang berasal dari 250 macam efek.

Page 15: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

15

2. Perang Dunia II

Pada permulaan tahun 1939 keadaan suhu politik di Eropa

menghangat dengan memuncaknya kekuasaan Adolf Hitler. Melihat

keadaan ini, pemerintah Hindia Belanda mengambil kebijaksanaan untuk

memusatkan perdagangan Efek-nya di Batavia serta menutup bursa efek di

Surabaya dan di Semarang. Namun pada tanggal 17 Mei 1940 secara

keseluruhan kegiatan perdagangan efek ditutup dan dikeluarkan peraturan

yang menyatakan bahwa semua efek-efek harus disimpan dalam bank

yang ditunjuk oleh Pemerintah Hindia Belanda. Penutupan ketiga bursa

efek tersebut sangat mengganggu likuiditas efek, menyulitkan para

pemilik efek, dan berakibat pula pada penutupan kantor-kantor pialang

serta pemutusan hubungan kerja. Selain itu juga mengakibatkan banyak

perusahaan dan perseorangan enggan menanam modal di Indonesia.

Dengan demikian, dapat dikatakan, pecahnya Perang Dunia II menandai

berakhirnya aktivitas pasar modal pada zaman penjajahan Belanda.

3. Pasar Modal Indonesia – Orde Lama

Setahun setelah pemerintahan Belanda mengakui kedaulatan RI,

tepatnya pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh

pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal

Indonesia. Didahului dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No.

13 tanggal 1 September 1951, yang kelak ditetapkankan sebagai Undang-

undang No. 15 tahun 1952 tentang Bursa, pemerintah RI membuka

Page 16: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

16

kembali Bursa Efek di Jakarta pada tanggal 31 Juni 1952, setelah terhenti

selama 12 tahun. Adapun penyelenggaraannya diserahkan kepada

Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3

bank negara dan beberapa makelar Efek lainnya dengan Bank Indonesia

sebagai penasihat.

Sejak itu Bursa Efek berkembang dengan pesat, meskipun Efek yang

diperdagangkan adalah Efek yang dikeluarkan sebelum Perang Dunia II.

Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara

mengeluarkan pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan

1956. Para pembeli obligasi banyak warga negara Belanda, baik

perorangan maupun badan hukum. Semua anggota diperbolehkan

melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri terutama dengan

Amsterdam.

Masa Konfrontasi

Namun keadaan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1958,

karena mulai saat itu terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan di

Bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah

RI terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua

negara dan mengakibatkan banyak warga negara Belanda meninggalkan

Indonesia. Perkembangan tersebut makin parah sejalan dengan

memburuknya hubungan Republik Indonesia dengan Belanda mengenai

sengketa Irian Jaya dan memuncaknya aksi pengambil-alihan semua

Page 17: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

17

perusahaan Belanda di Indonesia, sesuai dengan Undang-undang

Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian disusul dengan instruksi dari

Badan Nasionalisasi Perusahaan Belanda (BANAS) pada tahun 1960,

yaitu larangan bagi Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan semua

Efek dari perusahaan Belanda yang beroperasi di Indonesia, termasuk

semua Efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah

perdagangan Efek di Indonesia.

Tingkat inflasi pada waktu itu yang cukup tinggi ketika itu, makin

menggoncang dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pasar

uang dan pasar modal, juga terhadap mata uang rupiah yang mencapai

puncaknya pada tahun 1966. Penurunan ini mengakibatkan nilai nominal

saham dan obligasi menjadi rendah, sehingga tidak menarik lagi bagi

investor. Hal ini merupakan pasang surut Pasar Modal Indonesia pada

zaman Orde Lama.

4. Pasar Modal Indonesia – Orde Baru

Langkah demi langkah diambil oleh pemerintah Orde Baru untuk

mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap nilai mata uang rupiah.

Disamping pengerahan dana dari masyarakat melalui tabungan dan

deposito, pemerintah terus mengadakan persiapan khusus untuk

membentuk Pasar Modal. Dengan surat keputusan direksi BI No. 4/16

Kep-Dir tanggal 26 Juli 1968, di BI di bentuk tim persiapan Pasar Uang

dan Pasar Modal. Hasil penelitian tim menyatakan bahwa benih dari Pasar

Page 18: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

18

Modal di Indonesia sebenarnya sudah ditanam pemerintah sejak tahun

1952, tetapi karena situasi politik dan masyarakat masih awam tentang

pasar modal, maka pertumbuhan Bursa Efek di Indonesia sejak tahun 1958

s/d 1976 mengalami kemunduran.

Setelah tim menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka dengan surat

keputusan Kep-Menkeu No. Kep-25/MK/IV/1/72 tanggal 13 Januari 1972

tim dibubarkan, dan pada tahun 1976 dibentuk Bapepam (Badan Pembina

Pasar Modal) dan PT Danareksa. Bapepam bertugas membantu Menteri

Keuangan yang diketuai oleh Gubernur Bank Sentral. Dengan

terbentuknya Bapepam, maka terlihat kesungguhan dan intensitas untuk

membentuk kembali Pasar Uang dan Pasar Modal. Selain sebagai

pembantu menteri keuangan, Bapepam juga menjalankan fungsi ganda

yaitu sebagai pengawas dan pengelola bursa efek.

Pada tanggal 10 Agustus 1977 berdasarkan kepres RI No. 52 tahun

1976 pasar modal diaktifkan kembali dan go publik-nya beberapa

perusahaan. Pada jaman orde baru inilah perkembangan Pasar Modal dapat

di bagi menjadi 2, yaitu tahun 1977 s/d 1987 dan tahun 1987 s/d sekarang.

Perkembangan Pasar Modal selama tahun 1977 s/d 1987 mengalami

kelesuan meskipun pemerintah telah memberikan fasilitas kepada

perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan dana dari bursa efek.

Fasilitas-fasilitas yang telah diberikan antara lain fasilitas perpajakan

untuk merangsang masyarakat agar mau terjun dan aktif di Pasar Modal.

Page 19: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

19

Tersendatnya perkembangan Pasar Modal selama periode itu

disebabkan oleh beberapa masalah antara lain mengenai prosedur emisi

saham dan obligasi yang terlalu ketat, adanya batasan fluktuasi harga

saham dan lain sebagainya. Untuk mengatasi masalah itu pemerintah

mengeluarkan berbagai deregulasi yang berkaitan dengan perkembangan

pasar modal, yaitu Paket Kebijaksanaan Desember 1987, Paket

Kebijaksanaan Oktober 1988, dan Paket Kebijaksanaan Desember 1988.

a. Pakdes 1987

Pakdes 1987 merupakan penyederhanaan persyaratan proses

emisi saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelumnya

dipungut oleh Bapepam, seperti biaya pendaftaran emisi efek. Selain

itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli efek

maksimal 49% dari total emisi. Pakdes 87 juga menghapus batasan

fluktuasi harga saham di bursa efek dan memperkenalkan bursa

paralel. Sebagai pilihan bagi emiten yang belum memenuhi syarat

untuk memasuki bursa efek.

b. Pakto 88

Pakto 88 ditujukan pada sektor perbankan, namun mempunyai

dampak terhadap perkembangan pasar modal. Pakto 88 berisikan

tentang ketentuan 3 L (Legal, Lending, Limit), dan pengenaan pajak

atas bunga deposito. Pengenaan pajak ini berdampak positif terhadap

perkembangan pasar modal. Sebab dengan keluarnya kebijaksanaan ini

Page 20: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

20

berarti pemerintah memberi perlakuan yang sama antara sektor

perbankan dan sektor pasar modal.

c. Pakdes 88

Pakdes 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih jauh

pada Pasar Modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk

menyelenggarakan bursa. Karena tiga kebijaksanaan inilah Pasar

Modal menjadi aktif untuk periode 1988 hingga sekarang.

5. Sejarah Reksa Dana

Reksa dana yang pertama kali bernama Massachusetts Investors

Trust yang diterbitkan tanggal 21 Maret 1924, yang hanya dalam waktu

setahun telah memiliki sebanyak 200 investor reksa dana dengan total aset

senilai US$ 392.000. Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka

pertumbuhan industri reksa dana ini menjadi melambat. Menanggapi

jatuhnya bursa maka Kongres Amerika mengeluarkan Undang-undang

Surat Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa

Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934). Berdasarkan peraturan

tersebut maka reksa dana wajib didaftarkan pada Securities and Exchange

Commission atau biasa disebut SEC yaitu sebuah komisi di Amerika yang

menangani perdagangan surat berharga dan pasar modal.

Selain itu pula, penerbit reksa dana wajib untuk menyediakan

prospektus yang memuat informasi guna keterbukaan informasi reksa

dana, juga termasuk surat berharga yang menjadi objek kelolaan,

Page 21: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

21

informasi mengenai manajer investasi yang menerbitkan reksa dana. SEC

juga terlibat dalam perancangan Undang-undang Perusahaan Investasi

tahun 1940 yang menjadi acuan bagi ketentuan-ketentuan yang wajib

dipenuhi untuk setiap pendaftaran reksa dana hingga hari ini.

Dengan pulihnya kepercayaan pasar terhadap bursa saham, reksa

dana mulai tumbuh dan berkembang. Hingga akhir tahun 1960

diperkirakan telah ada sekitar 270 reksa dana dengan dana kelolaan

sebesar 48 triliun US Dollar. Salah satu kontributor terbesar dari

pertumbuhan reksa dana di Amerika yaitu dengan adanya ketentuan

mengenai rekening pensiun perorangan (individual retirement account -

IRA), yang menambahkan ketentuan kedalam Internal Revenue Code

(peraturan perpajakan di Amerika) yang mengizinkan perorangan

(termasuk mereka yang sudah memiliki program pensiun perusahaan)

untuk menyisihkan sebesar 2.000 US $ setahun.

Instrumen investasi reksa dana pertama kali diperkenalkan di

Indonesia pada tahun 2006. Pada awal penerapannya, reksa dana belum

menunjukkan adanya perkembangan dan pertumbuhan. Dengan adanya

sosialisasi kepada para investor, pembebasan pajak dan memiliki rate of

return yang tinggi, maka pada tahun 2002 reksa dana mengalami

pertumbuhan yang luar biasa.

Page 22: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

22

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Uji Statistik Non Parametrik

Untuk mengetahui perbedaan yang terjadi pada pertumbuhan

investasi reksa dana sebelum dan sesudah pelaksanaan UU No.17 Tahun

2000, peneliti menggunakan data berupa jumlah Nilai Aktiva Bersih

(NAB) reksa dana dan jumlah Unit Penyertaan yang beredar antara tahun

1998 sampai dengan 2007. Peneliti menggunakan uji statistik non

parametik, dengan wilcoxon sebagai alat ukurnya.

a. Uji Analisis Data Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Berikut merupakan tabel yang menyajikan perbedaan yang

terjadi pada pertumbuhan investasi reksa dana sebelum dan sesudah

pelaksanaan UU No.17 Tahun 2000, dilihat dari jumlah Nilai Aktiva

Bersih (NAB):

Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Non Parametrik

Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Ranks

0a .00 .00

5b 3.00 15.00

0c

5

Negative Ranks

Positive Ranks

Ties

Total

sesudahpajak -

sebelumpajak

N Mean Rank Sum of Ranks

sesudahpajak < sebelumpajaka.

sesudahpajak > sebelumpajakb.

sesudahpajak = sebelumpajakc.

Page 23: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

23

Test Statistics b

-2.023a

.043

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

sesudah

pajak -

sebelum

pajak

Based on negative ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Sumber: Hasil Olah Data

Hasil uji statistik non parametrik dengan menggunakan wilcoxon

sebagai alat ujinya, yang berdasarkan jumlah Nilai Aktiva Bersih

(NAB) menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,043 yang

berarti lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak. Jadi, berdasarkan hasil

uji tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

pada pertumbuhan investasi reksa dana pada saat sebelum pelaksanaan

UU No. 17 Tahun 2000 dan sesudah pelaksanaan UU No. 17 Tahun

2000.

b. Uji Analisis Data Unit Penyertaan

Selain melalui jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB), peneliti juga

menganalisa pertumbuhan investasi reksa dana melalui jumlah Unit

Penyertaan dengan menggunakan wilcoxon sebagai alat ukurnya.

Berikut merupakan tabel yang menyajikan perbedaan yang terjadi pada

pertumbuhan investasi reksa dana sebelum dan sesudah pelaksanaan

UU No.17 Tahun 2000, dilihat dari jumlah Unit Penyertaan:

Page 24: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

24

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Non Parametrik

Unit Penyertaan

Ranks

0a .00 .00

5b 3.00 15.00

0c

5

Negative Ranks

Positive Ranks

Ties

Total

sesudahpajak -

sebelumpajak

N Mean Rank Sum of Ranks

sesudahpajak < sebelumpajaka.

sesudahpajak > sebelumpajakb.

sesudahpajak = sebelumpajakc.

Test Statistics b

-2.023a

.043

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

sesudah

pajak -

sebelum

pajak

Based on negative ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Sumber: Hasil Olah Data

Hasil uji statistik non parametrik dengan menggunakan wilcoxon

sebagai alat ujinya, yang berdasarkan jumlah Unit Penyertaan juga

menunjukkan bahwa jumlah Asymp. Sig. (2-tailed) besarnya sama

dengan jumlah hasil uji statistik non parametrik berdasarkan jumlah

Nilai Aktiva Bersih (NAB) yaitu sebesar 0,043 yang berarti lebih kecil

dari 0,05 maka Ho ditolak. Sehingga, hasil uji statistik non parametrik

baik berdasarkan jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB) maupun

berdasarkan jumlah Unit Penyertaan menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan pada pertumbuhan investasi reksa dana

Page 25: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

25

pada saat sebelum pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2000 dan sesudah

pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2000. Hal tersebut dikarenakan bahwa

Unit Penyertaan yang merupakan satuan ukuran yang menunjukkan

bagian kepentingan yang tidak terbagi-bagi dalam reksa dana, dalam

pertumbuhannya juga mengalami hal yang sama dengan Nilai Aktiva

Bersih (NAB). Sehingga, pada saat jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB)

reksa dana mengalami peningkatan maka jumlah Unit Penyertaan akan

cenderung mengalami peningkatan pula dan sebaliknya.

2. Analisis Pertumbuhan Investasi Reksa Dana

Untuk mengetahui perbedaan yang terjadi pada pertumbuhan

investasi reksa dana sebelum dan sesudah pelaksanaan UU Pajak No. 17

Tahun 2000, maka dalam penelitian ini memerlukan data berupa jumlah

Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan jumlah Unit Penyertaan pada setiap

periode. Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan alat ukur kinerja investasi

reksa dana, sehingga melalui jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB) pada

setiap periode akan diketahui pula mengenai perkembangan investasi reksa

dana. Begitu pula dengan jumlah Unit Penyertaan, melalui jumlah Unit

Penyertaan maka akan diketahui mengenai tingkat pertumbuhan investasi

reksa dana pada saat sebelum pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2000 dan

sesudah pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2000. Adapun data mengenai

jumlah Nilai Aktiva Bersih dan Unit Penyertaan adalah sebagai berikut:

Page 26: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

26

Tabel 4.3

Data Persentase Pertumbuhan Investasi Reksa Dana

melalui Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan Unit Penyertaan

Tahun Nilai Aktiva

Bersih (NAB)

Persentase

Pertumbuhan

Unit Penyertaan Persentase

Pertumbuhan

1998 2.99217E+12 -39,1 3.680.892.097,25 -38,7 1999 4.97411E+12 66,2 4.349.952.950,81 18,1

2000 5.51595E+12 10,8 5.006.049.769,65 15,0

2001 8.00377E+12 45,1 7.303.771.880,36 45,8

2002 4.66138E+13 482,3 41.655.523.049,21 470,3

2003 6.73947E+13 44,5 58.080.137.916,24 39,4 2004 1.00987E+14 49,8 82.766.354.939,48 42,5

2005 2.83854E+13 -71,8 20.795.838.961,95 -74,8 2006 5.08692E+13 79,2 38.242.502.919,82 83,8

2007 9.11538E+13 79,1 53.278.235.813,52 39,3

Sumber: Laporan Tahunan Bapepam

Berdasarkan data jumlah Nilai Aktiva Bersih, jumlah Unit

Penyertaan maupun persentase pertumbuhan investasi reksa dana tiap

periodenya pada tabel 4.1, dapat diketahui bahwa investasi reksa dana

mengalami pertumbuhan yang tidak stabil atau cenderung berfluktuasi

pada periode sebelum pelaksanaan UU Pajak No. 17 Tahun 2000 (tahun

1998 – tahun 2002) maupun pada periode setelah pelaksanaan UU Pajak

No. 17 Tahun 2000 (tahun 2003 – tahun 2007). Hal tersebut dikarenakan

bahwa pertumbuhan investasi reksa dana dipengaruhi oleh berbagai faktor

diantaranya stabilitas perekonomian secara mikro maupun makro,

persaingan pasar dan kondisi pasar modal, stabilitas sosial dan politik, tata

kelola pemerintahan yang baik (good governance), termasuk kejelasan dan

efektivitas peraturan, perpajakan, sistem hukum, sektor keuangan serta

isu-isu ekonomi lainnya yang dapat menyebabkan minat investor menjadi

menurun dalam berinvestasi, Ginting (2008:20). Selanjutnya, akan

Page 27: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

27

dijelaskan mengenai pertumbuhan investasi reksa dana pada saat sebelum

dan sesudah pelaksanaan UU Pajak No. 17 Tahun 2000:

a. Pertumbuhan Investasi Reksa Dana Sebelum Pelaksanaan UU

Pajak No. 17 Tahun 2000

Pada tahun 1999 yang merupakan masa awal pertumbuhan

investasi reksa dana yang sangat besar yaitu dengan jumlah Nilai

Aktiva Bersih (NAB) meningkat sebesar 66,2%. Hal ini disebabkan

dengan adanya kenaikan tingkat suku bunga dan belum adanya

pelaksanaan UU Pajak No. 17 Tahun 2000, sehingga menyebabkan

tingginya minat investor untuk menanamkan modalnya pada instrumen

investasi reksa dana. Pada tahun-tahun berikutnya reksa dana tidak

mengalami pertumbuhan yang signifikan seperti pada tahun 1999,

investasi reksa dana hanya mengalami pertumbuhan dibawah 50%.

Namun, pada tahun 2002 investasi reksa dana mengalami pertumbuhan

yang sangat pesat dibandingkan dengan pertumbuhan yang terjadi pada

tahun 1999, yaitu sebesar 482,3%, hal ini disebabkan karena investasi

reksa dana menawarkan tingkat suku bunga yang sangat tinggi yaitu

lebih dari 30% untuk jangka waktu satu tahun.

Adanya pertumbuhan investasi reksa dana yang terjadi secara

terus-menerus, maka pemerintah menilai bahwa investasi reksa dana

memiliki potensi pajak yang sangat besar bagi pendapatan negara dan

menurutnya pengenaan pajak terhadap investasi reksa dana dianggap

Page 28: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

28

perlu karena harus ada perlakuan yang sama dengan pajak deposito

supaya netral dan terciptanya asas keadilan. Sehingga pemerintah

mengubah UU No. 7 Tahun 1983 menjadi UU Pajak No. 17 Tahun

2000 yang mengatur tentang Pajak Penghasilan, dimana dalam

undang-undang tersebut terdapat penjelasan mengenai pajak yang

dikenakan atas penghasilan yang diterima dari instrumen investasi

reksa dana. Selain itu, hal tersebut juga diatur dalam Peraturan

Pemerintah No. 6 Tahun 2002 tentang Pajak Penghasilan atas Bunga

dan Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan dan atau Dilaporkan

Perdagangannya di Bursa Efek.

Walaupun pelaksanaan UU tersebut akan menguntungkan bagi

pemerintah karena akan menghasilkan sumber pendapatan baru dari

sektor pajak dan akan membantu mengurangi tingginya volatilitas

pasar, namun jika pemberlakuan pajak reksa dana tersebut telah

dilaksanakan maka dikhawatirkan kebijakan tersebut akan

mengakibatkan shock bagi pelaku pasar, terutama investor yang baru

saja mulai memiliki kepercayaan diri terhadap pasar modal dan akan

merusak pasar. Sehingga, jika hal yang dikhawatirkan tersebut terjadi

maka pemerintah perlu membuat kebijakan-kebijakan yang diharapkan

dapat membantu menstabilkan pertumbuhan investasi reksa dana yang

mulai meningkat, seperti menaikkan tingkat bunga, menjaga stabilitas

inflasi, meningkatkan cadangan devisa, menguatkan pertukaran rupiah

terhadap USD, menjaga pertumbuhan perekonomian dan membuat

Page 29: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

29

kebijakan investasi, serta membuat regulasi atau peraturan-peraturan

yang tidak hanya menguntungkan pemerintah. Selain itu, Manajer

Investasi (MI) juga perlu melakukan usaha-usaha seperti

meningkatkan profesionalisme dan kinerjanya dalam mengelola dana

dan portofolio reksa dana para investor, hal tersebut dilakukan guna

memberikan kepercayaan kepada para investor agar tetap berminat

untuk melakukan investasi.

b. Pertumbuhan Investasi Reksa Dana Sesudah Pelaksanaan UU

Pajak No. 17 Tahun 2000

Kebijakan pemerintah mengenai pelaksanaan UU Pajak No. 17

Tahun 2000 yang menempatkan reksa dana sebagai objek pajak secara

potensial dapat menghambat atau memperlambat pertumbuhan reksa

dana karena dalam perhitungannya menyamaratakan seluruh pemodal

tanpa memperhatikan jumlah atau nilai investasi masing-masing

pemodal. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Riel Pasaribu

(2002) dengan judul “Analisis Dampak Perpajakan terhadap Reksa

Dana dan Upaya Pemecahannya”, dikarenakan adanya pengenaan

pajak reksa dana maka seluruh pemodal baik individual, badan hukum

berbentuk PT, yayasan, dana pensiun, atau asuransi yang selama ini

menikmati perlakuan khusus dibidang perpajakan, menjadi kurang

tertarik melakukan investasi reksa dana. Para investor menjadi lebih

tertarik menginvestasikan dananya secara langsung (investasi

Page 30: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

30

konvensional). Pengenaan pajak pada reksa dana dianggap bersifat

ambivalensi, yaitu di satu sisi mencoba memberikan sweetener kepada

investor tertentu, namun di sisi lain hal tersebut sulit direalisasikan bila

dilihat dalam praktiknya. Sehingga, pengenaan pajak reksa dana

menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan industri reksa

dana di Indonesia. Dengan pengenaan pajak terlihat jelas bahwa reksa

dana kurang mempunyai keunggulan kompetitif dibandingkan dengan

instrumen investasi lainnya.

Begitu pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ginting

(2008:28) dengan judul “Kepastian Hukum dan Implikasinya terhadap

Pertumbuhan Investasi di Indonesia” berdasarkan hasil studi Badan

Pusat Statistik (BPS) tentang Iklim Investasi dan Produktivitas di

Indonesia pada tahun 2003 secara umum menunjukkan tingkat

investasi mengalami penurunan menjadi hanya sekitar 16% dari

Produk Domestik Bruto (PDB), jauh dari kondisi sebelum

dilaksanakannya UU Pajak No. 17 Tahun 2000 dan sebelum krisis

keuangan pada tahun 1997-1998 yang sudah mencapai lebih dari 30%.

Sehingga, secara umum pelaksanaan UU Pajak No. 17 Tahun 2000

dianggap sebagai salah satu penyebab turunnya pertumbuhan investasi.

Untuk mendorong pertumbuhan investasi dan memicu pertumbuhan

ekonomi di atas 6% per tahun, maka pemerintah harus segera

mengambil tindakan-tindakan konkret, diantaranya yaitu: pertama,

menjalankan dengan benar Undang-undang yang mengatur tentang

Page 31: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

31

Penanaman Modal; kedua, mereformasi sistem perpajakan; ketiga,

menyederhanakan sistem perizinan; dan keempat, memperbaiki sistem

ketenagakerjaan.

Oleh karena itu salah satu upaya yang sangat tepat yang telah

dilakukan pemerintah saat ini adalah merevisi Undang-Undang Nomor

1 Tahun 1967 yo. UU No. 11 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal

Asing, melalui UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Sebagai upaya implementasi dari UU No. 25 Tahun 2007 Presiden RI

telah menerbitkan dua Peraturan Presiden yakni Perpres No. 76 dan

Perpres No. 77 Tahun 2007 tentang Daftar Bidang Usaha yang

Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di

Bidang Penanaman Modal. Diterbitkannya peraturan pelaksanaan dari

Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

maksudnya tak lain guna mendorong pertumbuhan investasi di negeri

ini.

Sedangkan pada penelitian kali ini, berdasarkan laporan tahunan

Bapepam mengenai data persentase pertumbuhan investasi reksa dana

melalui Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan Unit Penyertaan, menunjukkan

bahwa setelah adanya pelaksanaan UU Pajak No. 17 Tahun 2000

mengenai Pajak Penghasilan dan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun

2002 yang mengatur tentang Pajak Penghasilan atas Bunga dan

Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan dan atau Dilaporkan

Perdagangannya di Bursa Efek , maka pada tahun 2003 pertumbuhan

Page 32: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

32

investasi reksa dana mengalami penurunan yaitu sebesar 44,5%, yang

sebelumnya pada tahun 2002 investasi reksa dana mengalami

pertumbuhan yang sangat pesat. Salah satu penyebab terjadinya

penurunan pertumbuhan investasi reksa dana ini adalah adanya

pelaksanaan UU Pajak No. 17 Tahun 2000. Dimana dengan adanya

sosialisasi atas pelaksanaan UU tersebut terhadap pelaku pasar dan

aktivitas reksa dana mengakibatkan kondisi pasar modal menjadi tidak

stabil dan pertumbuhan investasi reksa dana mengalami penurunan.

Penyebab lain yang lebih dapat mempengaruhi penurunan

pertumbuhan invetasi reksa dana pada tahun 2003 adalah adanya isu

marked to market (penilaian portofolio berdasarkan nilai pasar wajar)

dan adanya penegasan Bank Indonesia tentang larangan penjaminan

oleh industri perbankan dalam industri reksa dana. Dengan adanya

masalah tersebut, pada tahun berikutnya pertumbuhan investasi reksa

dana tidak mengalami perkembangan yang pesat, sampai akhirnya

pada tahun 2005 terjadi redemption atau pencairan besar-besaran yang

dilakukan oleh investor atas reksa dananya, yang disebabkan oleh

adanya penurunan harga obligasi. Dengan adanya implikasi dari

penurunan harga obligasi terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB)

tersebut, maka investasi reksa dana diimplementasikan dengan metode

marked-to-market. Dengan terjadinya redemption secara besar-

besaran, maka pertumbuhan investasi reksa dana mengalami

penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 71,8%.

Page 33: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

33

Pada tahun 2006 pertumbuhan investasi reksa dana kembali

meningkat sebesar 79,2%, hal ini terjadi karena adanya upaya

pemerintah guna meningkatkan pertumbuhan investasi reksa dana

yang mengalami penurunan, yaitu dengan cara melakukan sosialisasi

kepada para pemain saham atas UU Pajak No. 17 Tahun 2000 dan

menaikkan tingkat suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia,

selain itu meningkatnya pertumbuhan investasi reksa dana disebabkan

pula oleh terjadinya penurunan Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) pada tingkat terendah. Pada tahun 2007 pertumbuhan investasi

reksa dana juga mengalami peningkatan sebesar 79,1%. Peningkatan

yang terjadi tidak berbeda jauh dengan peningkatan yang terjadi pada

tahun 2006. Hal tersebut dikarenakan kinerja reksa dana relatif bagus,

IHSG yang menembus level 2.000, dan reksa dana rata-rata memberi

return 20% secara kontinu pada tahun-tahun tersebut. Sedangkan pada

level makro ekonomi, terlihat bahwa BI mempertahankan BI rate-nya

stabil di 9%, cadangan devisa per Maret 2007 naik hingga US$ 47,221

miliar, serta ekonomi tumbuh 5,4% pada kuartal pertama 2007,

sementara rupiah menguat terhadap USD.

Sehingga, walaupun UU Pajak No. 17 Tahun 2000 dan Peraturan

Pemerintah No. 6 Tahun 2002 telah dilaksanakan, namun pertumbuhan

investasi reksa dana pada tahun 2006 dan tahun 2007 dapat mengalami

peningkatan kembali karena adanya kebijakan pemerintah yang

membantu mempertahankan pertumbuhan investasi reksa dana agar

Page 34: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

34

tetap meningkat dan kondisi perekonomian yang terus membaik.

Begitu pula pertumbuhan investasi reksa dana pada tahun 2008 tetap

mengalami peningkatan dengan dana kelolaan reksa dana sebesar Rp

130 triliun. Hal tersebut terjadi dengan adanya indikasi bahwa tingkat

BI rate sebesar 7,5%, tingkat inflasi sebesar 7%, IHSG sebesar 3250,

dan tingkat return jangka panjang mencapai 20%.

Dengan demikian, terdapat perbedaan pada pertumbuhan

investasi reksa dana saat sebelum dan sesudah pelaksanaan UU Pajak

No. 17 Tahun 2000 dan pelaksanaan UU Pajak No. 17 Tahun 2000

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan

investasi reksa dana. Pertumbuhan investasi reksa dana juga dapat

dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dan isu-isu yang berkembang

di pasar modal karena dapat mempengaruhi kepercayaan para investor

bahwa jika membeli reksa dana akan lebih menguntungkan dibanding

menempatkan dananya pada instrumen investasi lainnya. Selain itu,

masih terdapat beberapa faktor pendukung lainnya yang dapat

mempengaruhi pertumbuhan investasi reksa dana,

(http://qmfinancial.com/). Beberapa faktor pendukung tersebut

diantaranya sebagai berikut:

a. Bank Indonesia diperkirakan masih akan terus menurunkan suku

bunga searah dengan laju inflasi yang terkendali dan dijaga di level

6% plus minus 1%. Penurunan tingkat bunga berkorelasi negatif

terhadap harga produk pasar modal termasuk obligasi dan saham.

Page 35: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

35

b. Likuiditas di pasar uang masih sangat besar karena belum

maksimalnya proses pencairan kredit. Dana yang beredar ini akan

mencari potensi return yang tinggi dan akan masuk ke pasar modal.

c. Nilai tukar rupiah yang tetap terjaga stabil terhadap dollar. Dengan

semakin baiknya sentimen dan persepsi asing terhadap kinerja

perekonomian dan stabilitas politik dalam negeri, maka Bank

Indonesia memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga tanpa

memberikan pengaruh yang berarti terhadap nilai tukar.

d. Sentimen dan persepsi asing terhadap Indonesia yang semakin

membaik adalah faktor pendukung dari terus mengalirnya dana

asing masuk ke pasar uang dan pasar modal Indonesia. Walau

diperkirakan dana asing ini adalah hot money yang hanya

mengincar return tinggi dan mudah sekali untuk profit taking

hingga saat dana asing ini keluar akan memberikan dampak

negatif, namun keberadaan dana asing ini terbukti telah mendorong

kenaikan indeks saham dan harga obligasi.

e. Semakin tingginya pemahaman investor terhadap produk reksa

dana. Investor telah belajar banyak mengenai risiko yang dimiliki

oleh produk investasi reksa dana.

f. Semakin berkembangnya bisnis financial planning dan wealth

management yang telah membantu memberikan edukasi dan

promosi terutama kepada para investor pemula untuk mulai

mencoba melakukan investasi di reksa dana.

Page 36: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

36

Sedangkan jika dilihat pada tingkat persentase tiap tahunnya,

pertumbuhan pada Unit Penyertaan reksa dana cenderung akan

mengalami tingkat pertumbuhan yang sama dengan pertumbuhan pada

Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana, yaitu cenderung berfluktuasi

pada tiap tahunnya. Dimana pada tahun 1998 persentase pertumbuhan

Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana mengalami penurunan sebesar -

39,1%, maka persentase pertumbuhan Unit Penyertaan reksa dana juga

mengalami penurunan dengan tingkat penurunan yang tidak terlalu

berbeda dengan penurunan pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) yaitu

sebesar -38,7%. Begitu pula pada tahun 2002, persentase pertumbuhan

Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana mengalami peningkatan yang

sangat signifikan yaitu sebesar 482,3%, maka hal tersebut diikuti pula

dengan kenaikan persentase pertumbuhan Unit Penyertaan reksa dana

sebesar 470,3%, dan demikian pula pada tahun-tahun berikutnya.

Hal tersebut dikarenakan bahwa Unit Penyertaan merupakan

satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan yang tidak

terbagi-bagi dalam reksa dana. Sehingga, turun naiknya jumlah Unit

Penyertaan tidak terlepas dari kenaikan atau penurunan harga efek

ekuitas dan/atau efek utang yang menjadi alat investasi reksa dana

tersebut dan dapat pula mempengaruhi turun naiknya jumlah Nilai

Aktiva Bersih (NAB). Selain itu, berkurangnya nilai Unit Penyertaan

juga dapat disebabkan karena adanya biaya-biaya yang dikenakan oleh

perusahaan reksa dana atas produknya.

Page 37: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

37

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mengenai perbedaan antara

tingkat pertumbuhan investasi reksa dana pada saat sebelum dan sesudah

dilaksanakannya Undang-undang No. 17 Tahun 2000. Dalam menganalisis,

penelitian ini menggunakan data sekunder berupa jumlah Nilai Aktiva Bersih

(NAB) reksa dana dan jumlah unit penyertaan yang beredar antara tahun 1998

sampai dengan 2007 yang diperoleh dari publikasi tahunan Badan Pengawas

Pasar Modal (Bapepam). Pengujian ini menggunakan uji statistik non

parametrik dan wilcoxon sebagai alat ujinya dengan bantuan program SPSS

15.0.

Dari hasil pengujian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan jumlah Nilai Aktiva Bersih (NAB), hasil uji menunjukkan

nilai signifikan dibawah 5%, sehingga terdapat perbedaan pada

pertumbuhan investasi reksa dana pada saat sebelum pelaksanaan UU No.

17 Tahun 2000 dan sesudah pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2000.

2. Demikian pula berdasarkan jumlah Unit Penyertaan, hasil uji

menunjukkan nilai siginifikan yang sama dibawah 5%, sehingga terdapat

perbedaan pada pertumbuhan investasi reksa dana pada saat sebelum

pelaksanaan UU No. 17 Tahun 2000 dan sesudah pelaksanaan UU No. 17

Tahun 2000.

Page 38: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

38

3. Berdasarkan data jumlah Nilai Aktiva Bersih, jumlah Unit Penyertaan

maupun persentase pertumbuhan tiap periodenya dapat diketahui bahwa

investasi reksa dana mengalami pertumbuhan yang tidak stabil atau

cenderung berfluktuasi.

4. Setelah adanya pelaksanaan UU Pajak No. 17 Tahun 2000 dan Peraturan

Pemerintah No. 6 Tahun 2002, pada tahun 2003 pertumbuhan investasi

reksa dana mengalami penurunan yaitu hanya sebesar 44,5%, setelah

sebelumnya investasi reksa dana mengalami pertumbuhan yang sangat

pesat pada tahun 2002

5. Pelaksanaan UU Pajak No. 17 Tahun 2000 merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi pertumbuhan investasi reksa dana dan

pertumbuhan investasi reksa dana juga dapat dipengaruhi oleh kondisi

perekonomian dan kepercayaan para investor untuk berinvestasi pada

instrumen reksa dana.

B. IMPLIKASI

Meskipun faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan investasi

reksa dana adalah kondisi perekonomian negara, namun dengan adanya

pelaksanaan UU Pajak No. 17 Tahun 2000 mengenai Pajak Penghasilan dan

Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2002 yang mengatur tentang Pajak

Penghasilan atas Bunga dan Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan dan atau

Dilaporkan Perdagangannya di Bursa Efek, pertumbuhan investasi reksa dana

sempat mengalami penurunan yang sangat drastis dan mengalami

Page 39: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

39

pertumbuhan yang tidak terlalu besar pada tahun-tahun berikutnya, padahal

sebelum adanya pelaksanaan UU dan peraturan tersebut investasi reksa dana

mengalami pertumbuhan yang sangat pesat.

Namun, pada tahun-tahun berikutnya setelah dilaksanakannya UU dan

peraturan tersebut, pertumbuhan investasi reksa dana kembali mengalami

peningkatan yang tidak pesat. Hal tersebut dikarenakan adanya sosialisasi

yang baik yang dilakukan oleh pemerintah atas pelaksanaan UU Pajak No.17

Tahun 2000 tersebut kepada para pemain saham, selain itu upaya keras dan

inovasi juga dilakukan oleh Manajer Investasi guna menarik minat para

investor untuk tetap menanamkan sahamnya pada instrumen investasi reksa

dana, serta terjadinya kondisi perekonomian yang sangat mendukung.

Sehingga diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya investasi reksa dana akan

tetap mengalami peningkatan dan pertumbuhan yang stabil.

Akhirnya, skripsi ini diharapkan akan menjadi tolak ukur dan bahan

evaluasi bagi para pembuat peraturan atau pemerintah dan bagi Manajer

Investasi serta pihak-pihak yang berkepentingan. Selain itu, diharapkan skripsi

ini akan dapat berpartisipasi bagi dunia pendidikan khususnya di bidang ilmu

akuntansi dan menjadi referensi ilmiah mengenai ilmu perpajakan.

Page 40: ANALISIS PENGENAAN PAJAK REKSA DANA TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/630/1/92660... · PERTUMBUHAN INVESTASI REKSA DANA SEBELUM DAN ... (MI_ ke dalam

40

Daftar Pustaka

Alwi Iskandar Z. “Pasar Modal Teori dan Aplikasi”, Yayasan Pancur Siwah,

Jakarta 2003 Antara News. “Pajak Reksa Dana Hambat Pertumbuhan Investasi”, 14 Februari

2008. Ginting, Budiman. “Kepastian Hukum dan Implikasi terhadap Pertumbuhan

Investasi di Indonesia”, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2008. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hamid, Abdul. “Analisis Investasi”, Salemba Empat, Jakrta, 2005. Indriantoro Nur, Supomo Bambang. “Metodologi Penelitian Bisnis”. BPFE UGM,

Yogyakarta, 2002, Cet. Ke-2. Junarsin, John E. “Menariknya Investasi Reksa Dana”. Investor, 10 Maret 2008. Manurung, Adler H. “Wacana Pajak Reksa Dana danm Solusi Perbaikan Total”’

Jakarta, 2004. Iman, Nofie. “Investasi Reksa Dana “, http://nofieiman.com/2007/04/investasi-di-

reksadana/239k. Pasaribu Riel. “Analisis Dampak Perpajakan Terhadap Reksa Dana dan Upaya

Pemecahannya”, Jurnak Ekonomi & bisnis, Volume 2 Nomor 1, Februari 2002.

Priman dita, dkk. “Kompilasi UU Perpajakan Terlengkap”, Salemba Empat,

Jakarta, 2005. Resmi, Siti. “Perpajakn Teori dan Kasus”, Salemba Empat, Jakarta, 2003. Santoso, Singgih. “SPSS Menolah Data Statistik secara Profesional”. Elek

Komputindo, Jakarta, 2002. Wibowo, H. “Pajak Reksa Dana”, Jurnal Perpajakan Indonesia, Volume 3, Nomor

12, Juli 2004.