Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN RGEC (RISK PROFILE,
GOOD COORPORATE GOVERNANCE, EARNING,
AND CAPITAL) TERHADAP HARGA SAHAM
PADA BANK BUMN DI INDONESIA
(Skripsi)
Oleh
DISTI ISNA WARDINI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2019
ABSTRAK
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN RGEC (RISK PROFILE, GOOD COORPORATE
GOVERNANCE, EARNING, AND CAPITAL) TERHADAP HARGA SAHAM PADA
BANK BUMN DI INDONESIA
Oleh
Disti Isna Wardini
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel tingkat kesehatan bank yang
diukur dengan risk profile, Good Corporate Governance (GCG), Return On Assets (ROA)
dan Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap harga saham pada perbank BUMN di Bursa
Efek Indonesia periode 2008-2017. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif
pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh perbankan BUMN yang
terdaftar di BEI periode 2008-2017. Dengan menggunakan purposive sampling diperoleh
sampel sebanyak 4 BUMN bank. Sampel yang digunakan perbankan BUMN yaitu BNI, BRI,
BTN, dan Bank Mandiri. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik deskriptif, uji asumsi klasik (uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan
autokorelasi), dan analisis regresi linear berganda (uji statistik f dan uji statistik t serta
koefisien determinasi). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa profil risiko
berpengaruh negatif dan signifikan 0,5% terhadap harga saham perbankan. ROA berpengaruh
positif dan signifikan 3,6% terhadap harga saham perbankan. GCG tidak berpengaruh positif
dan signifikan 11,6% terhadap harga saham perbankan.. CAR tidak berpengaruh positif dan
signifikan 10,9% terhadap harga saham perbankan.
Kata Kunci : profil risiko, GCG, ROA, CAR dan harga saham.
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE BANK’S LEVEL ASSESSMENT USING RGEC APPROACH (RISK
PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, AND CAPITAL) ON
STOCK PRICES AT BUMN BANK IN INDONESIA
By
Disti Isna Wardini
This research aims to determine the effect of bank’s level assessment which measured by risk
profile, Good Corporate Governance (GCG), Return on Assets (ROA) and the Capital
Adequacy Ratio (CAR) on stock prices at BUMN banking in the Indonesia Stock Exchange
period 2008-2017. This research is using descriptive quantitative approach. The research’s
population is whole BUMN banking listed in Indonesia Stock Exchange period 2008-2017.
By using purposive sampling obtained sample 4 BUMN Banks. They are BNI, BRI, BTN, and
Bank Mandiri. The analysis technique used in this research is statistical descriptive analysis,
the classical assumption (normalitas test, multicollinearity, heteroscedasticity and
autocorrelation), and multiple linear regression analysis (the statistical test f and the
statistical test t and the coefficient of determination). Hypothesis testing results show that the
risk profile has negative and significant effect 0,5% on the price of banking stocks.. ROA has
positive and significant effect 3,6% on the price of banking stocks. GCG doesn't have positive
and significant effect 11,6% on the price of banking stocks. CAR doesn't have positive and
significant effect 10,9% on the price of banking stock .
Keywords : risk profile, GCG, ROA, CAR and stock price.
ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN RGEC (RISK PROFILE,
GOOD COORPORATE GOVERNANCE, EARNING,
AND CAPITAL) TERHADAP HARGA SAHAM
PADA BANK BUMN DI INDONESIA
Oleh
DISTI ISNA WARDINI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2019
Judul Skripsi : ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN
BANK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN
RGEC (RISK PROFILE, GOOD COORPORATE
GOVERNANCE, EARNING, AND CAPITAL)
TERHADAP HARGA SAHAM PADA BANK BUMN
DI INDONESIA
Nama Mahasiswa : Disti Isna Wardini
Nomor Pokok Mahasiswa : 1211031139
Program Studi : S1 Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt. Dewi Sukmasari, S.E.,M.S.A., Akt.
NIP 195606201986031003 NIP 198006252006042001
2. Ketua Jurusan Akuntansi
Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt.
NIP 196206121990102001
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama Disti Isna Wardini dilahirkan di Palembang,
Sumatra Selatan pada tanggal 18 Desember 1994. Penulis yang
merupakan putri ke dua dati tiga bersaudara dari pasangan Bapak Ir.
Sukiman dan Ibu Siti Nabawiyah S.E.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak Bina Ilmi 2 Palembang
dan diselesaikan pada tahun 2000, Pendidikan Sekolah Dasar Negri 7 Palembang diselesaikan
pada tahun 2006, kemudian dilanjutkan Sekolah Menengah Pertama Islam Az-Zaharah 2
Palembang diselesaikan pada tahun 2009, kemudian dilanjutkan Sekolah Menengah Atas
Negri 1 Palembang, Sekolah Menengah Atas Negri 2 Lampung dan diselesaikan pada tahun
2012. Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan
terdaftar sebagai mahasiswi Program Studi D III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung. Selanjutnya pada tahun 2015 penulis melanjutkan sarjana pendidikan
ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswi Konversi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Pada tahun 2016, Penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Purwodadi
Kecamatan Bangunrejo Lampung selama 40 (empat puluh) hari dan menyelesaikan Skripsi
sebagai syarat kelulusan.
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT dan karya skripsi ini kupersembahkan kepada:
Orangtuaku Siti Nabawiyah, Sukiman, dan Marlina yang selalu memberikan semangat, do’anya,
ilmu-ilmunya, dan membimbing terus untuk menjadikan anak-anaknya seseorang yang sukses.
Kakak perempuan dan adik-adik tersayang Ajeng Jaida Azzahara, M. Sayid Irsyad, Osha, Dini, Shizi,
dan abi terimakasih untuk do’anya dan dukungan yang kalian berikan.
Yang membantu memberikan kritik, mendoakan, dan memberikan dukungan,
Ahmad Renaldi Saputra dan Keluarga.
Keluarga besar Syarkoni Mukhlas, dan semua orang tersayang disekeliling yang selalu memberikan
dukungan dan doanya.
Serta Almamater tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
Hidup adalah perjuangan. Perjuangan untuk menggapai sesuatu kesuksesan dan hasil yang terbaik.
Perjuangan harus didasarkan dengan niat dan usaha.
Maju terus pantang mundur. Majulah biar mendapatkan hasil yang terbaik atau jika hasil tidak baik
maka jadikanlah pelajaran untuk kedepan. Apabila mundur sebelum maju maka kita tidak akan tahu
apakah hasil akhirnya.
“Sesuatu mungkin mendatangi mereka yang mau menunggu, namun hanya didapatkan oleh mereka
yang bersemangat mengejarnya”
(Abraham Lincoln)
SANWACANA
Denga memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah
satu syarat mencapai gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam kesempataan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan., S.E., M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Usep Syaifudin, S.E., M.Si., Akt., selaku Penguji Utama yang telah membantu
dan memberikan pengarahan dalam skripsi ini.
4. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Pembimbing 1 yang telah membimbing
dan memberi saran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Ibu Dewi Sukmasari, S.E.,M.S.A., Akt., selaku Pembimbing 2 yang telah membimbing
dan memberikan pengarahan dalam skripsi ini.
6. Ibu Chara, Ibu Emi, ibu Ranti, ibu Roslina dan seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan
kepada penulis.
7. Seluruh staf sekretariat Jurusan Akuntansi Universitas Lampung.
8. Orangtuaku tercinta Siti Nabawiyah S.E., Ir. Sukiman, dan Marlina, yang senantiasa
memberikan doa, dukungan dan bimbingannya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Saudara-saudariku tersayang Ajeng Jaida Azzahara, Muhammad Sayid Irsyad, Osha,
Dini, Shizi, Abi dan keluarga besarku Syarkoni Mukhlas terimakasih untuk semua
dukungan, doa dan bantuan yang diberikan.
10. Yang selalu kasih dukungan, doa, bimbingan dan membantu menyelesaikan skripsi ini
Ahmad Renaldy Saputra, dan keluarga (Ayah, Ibu, dan reta).
11. Teman-teman kesayangan Rifa Widowati Prasetyo, Mydorie, Digo, Adi Jajis, Ana Mei
Rafika, Febmi Ferbienti, Anisa Yunisari, Betzy Yuliyana, Dinia Septiana, Agnes Vloide
Sinaga, Nyoman Yoga, Luki, Mia, Eman, dan Cangga terima kasih atas dukungan dan
bantuan yang telah diberikan selama ini.
12. Bapak Ibu Bank Indonesia Kantor Perwakilan Lampung (KPwBI Lampung), Pak Emil
dan Ibu, Pak Budi dan ibu, Pak Monang dan Ibu, Pak Raden Eko dan ibu, Pak Sutono
dan ibu, Om Bambang, Pak Marudut, Pak Eko dan Ibu, Bu Meli, Mb Reni, Om Anas dan
tante, Mb April, Om Bambang Pras dan Tante Elly, Om Made Yoga dan Tante Mahda,
Om Rudi, Om Dedi, Team Accounting, Kasir dan Karyawan Karyawati yang selalu
mendukung dan memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman KKN Purwodadi (Gagah, Melia, Siska, Dwi, Ibram dan Fajarian) dan
KKN Cimarias (My, Vyna, Kak Dedi, Indra, Yonna, Erik, dan Rivaldi).
14. Teman-teman 11 kesayangan (fajar ocil, bintang, abdy, anis, dewi, mijar, mimi, ari, dian,
ara, dan dani), teman-teman F(Our)Ever (my, jajis, digo, digun, nia, fifi, wanto, myta,
sinta, reja, yusti, eka, lidma, ori, ojan, edit), teman-teman Bidadari Pangeran, teman-
teman CW5 (Arika, Tiwi, Rafles dan Nita), teman sekelas kesayangan A1, teman
Koversi Akuntansi FEB 2015, dan teman-teman seangkatan 2012.
15. Semua pihak yang telah luar biasa membantu dan mendoakan yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
16. Almamater tercinta Universitas Lampung.
Penulis menyadari, sebagai manusia tak lepas dari kekurangan. Dalam skripsi ini masih
banyak kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca sebagai
perbaikan pada masa mendatang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam
menambah wawasan.
Bandarlampung, 12 Juli 2019
Penulis
Disti Isna Wardini
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI………...................................………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang….......……..…………………...............................…………………….. 1
1.2. Rumusan Masalah.......................…………………………………................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian…………...………………………............................……….....……. 4
1.4. Manfaat Penelitian...................................…….…………………………….………….. 5
1.4.1. Manfaat Teoritis................................................................................................ 5
1.4.2. Manfaat Praktis................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori....................................................................................……………....… 6
2.1.1 Teori Sinyal…………………….……….......................................................... 6
2.1.2 Bank................................................................................................................... 8
2.1.3 Tingkat Kesehatan Bank.................................................................................... 9
2.1.4 Metode RGEC................................................................................................. 10
2.1.5 Harga Saham.................................................................................................... 17
2.2 Penelitian Terdahulu...................................................................................................... 18
2.3 Kerangka Pemikiran...................................................................................................... 20
2.4 Pengembangan Hipotesis............................................................................................... 20
2.4.1 Pengaruh Risk Profile terhadap harga saham.................................................. 20
2.4.2 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap harga saham...................... 21
2.4.3 Pengaruh Earnings (Rentabilitas) terhadap harga saham................................ 23
2.4.4 Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap harga saham............................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data.........................….…………………………………….…….... 26
3.2. Populasi dan Sampel...................................................................................................... 26
3.2.1. Populasi........................................................................................................... 26
3.2.2. Sampel............................................................................................................. 27
3.3. Metode Pengumpulan Data............................................................................................ 27
3.4. Variabel Penelitian......................................................................................................... 27
3.4.1. Variabel Dependen.......................................................................................... 27
3.4.2. Variabel Independen........................................................................................ 28
3.4.2.1. Risk Profile.......................................................................................... 28
3.4.2.2. Good Corporate Governance............................................................... 30
3.4.2.3. Rentabilitas (Earning)......................................................................... 32
3.4.2.4. Capital Adequacy Ratio...................................................................... 32
3.5. Teknik Analisis Data..................................................................................................... 34
3.5.1. Uji Statistik...................................................................................................... 34
3.5.2. Uji Asumsi Klasik........................................................................................... 34
3.5.2.1. Uji Normalitas..................................................................................... 34
3.5.2.2. Uji Multikolinearitas........................................................................... 35
3.5.2.3. Uji Heteroskedastisitas........................................................................ 35
3.5.2.4. Uji Autokolerasi.................................................................................. 36
3.5.3. Pengujian Hipotesis......................................................................................... 37
3.5.3.1. Analisis Regresi Linear Berganda....................................................... 37
3.5.3.2. Uji Koefisien Determinasi (R2).......................................................... 37
3.5.3.3. Uji Kelayakan Model Regresi (Uji Statistik F)................................... 38
3.5.3.4. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)........................ 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian............................................................................................ 40
4.2. Analisis Data.................................................................................................................. 41
4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif.............................................................................41
4.2.2. Uji Asumsi Klasik........................................................................................... 42
4.2.2.1. Uji Normalitas..................................................................................... 42
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas........................................................................... 44
4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas........................................................................ 44
4.2.2.4. Uji Autokolerasi.................................................................................. 45
4.2.3. Uji Hipotesis.................................................................................................... 47
4.2.3.1. Analisis Regresi Linear Berganda....................................................... 47
4.2.3.2. Uji Koefisien Determinasi (R2).......................................................... 48
4.2.3.3. Uji Kelayakan Model Regresi (Uji Statistik F)................................... 48
4.2.3.4. Uji Hipotesis........................................................................................ 49
4.3. Pembahasan................................................................................................................... 51
4.3.1. Pengaruh Risk Profile terhadap Harga Saham................................................ 51
4.3.2. Pengaruh GCG terhadap Harga Saham........................................................... 52
4.3.3. Pengaruh Rentabilitas terhadap Harga Saham................................................ 53
4.3.4. Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap Harga Saham............................. 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan.................................................................................................................... 55
5.2. Saran.............................................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Penggolongan Kualitas Kredit........................................................................... 29
Tabel 3.2 : Kriteria Penilaian Peringkat NPL....................................................................... 30
Tabel 3.3 : Peringkat Komposit GCG.................................................................................. 30
Tabel 3.4 : Unsur Penilaian GCG......................................................................................... 31
Tabel 3.5 : Kriteria penilaian peringkat ROA...................................................................... 32
Tabel 3.6 : Kriteria penilaian peringkat CAR...................................................................... 34
Tabel 4.1 : Pemilihan Sample............................................................................................... 40
Tabel 4.2 : Hasil Uji Statistik Deskriptif.............................................................................. 41
Tabel 4.3 : Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Z (1-sampel K-S)............................................. 43
Tabel 4.4 : Hasil Uji Multikolinearitas................................................................................. 44
Tabel 4.5 : Hasil Uji Heteroskedastisitas............................................................................. 45
Tabel 4.6 : Hasil Uji Autokolerasi........................................................................................ 46
Tabel 4.7 : Hasil Uji Autokolerasi dengan Transformasi Cochrane Orcutt......................... 46
Tabel 4.8 : Hasil Uji Koefisien Regresi................................................................................ 47
Tabel 4.9 : Hasil Uji Koefisien Determinasi (𝑅2)................................................................ 48
Tabel 4.10 : Hasil Uji Kelayakan Model Regresi................................................................... 49
Tabel 4.11 : Hasil Uji Hipotesis............................................................................................. 49
Tabel 4.12 : Hasil Hipotesis................................................................................................... 51
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Uji Normalitas.......................................................................................... 43
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang
Menurut UU No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, bahwa usaha
perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan
memberikan jasa bank lainnya. bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Menurut Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara,
BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dan kekayaan negara yang dipisahkan.
Daftar bank-bank BUMN yang terdapat diindonesia adalah PT Bank Negara Indonesia, Tbk
(BNI), PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), PT Bank Tabungan Negara (BTN), dan PT
Bank Mandiri Tbk.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat adalah bank yang dapat
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Penilaian tingkat kesehatan bank digunakan
untuk mengetahui apakah bank tersebut dalam kondisi yang sangat sehat, sehat, cukup sehat,
kurang sehat, atau tidak sehat. Dari hasil penilaian tingkat kesehatan tersebut, dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kinerja bank
dimasa yang akan datang. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian
kesehatan adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Laporan keuangan ialah laporan
yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat itu atau dalam suatu periode
2
tertentu. Hasil analisis laporan keuangan akan memberikan informasi tentang kelemahan dan
kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan, manajemen akan dapat
memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian kekuatan yang dimiliki
perusahaan harus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Bank yang tidak sehat, bukan hanya
membahayakan dirinya sendiri, akan tetapi pihak lain. Penilaian kesehatan bank amat penting
disebabkan karena bank mengelola dana dari maasyarakat yang dipercayakan kepada bank.
Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan pemerintah melalui Bank
Indonesia. Kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun
secaa berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.
Pesatnya perkembangan perbankan di Indonesia membuat pemerintah Indonesia mengubah
cara penilaian tingkat kesehatan bank yang diubah berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 yang pada prinsipnya adalah tingkat kesehatan,
pengelolaan bank, dan kelangsungan usaha bank merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari
manajemen bank. Bank Indonesia kemudian menyempurnakan metode penilaian tingkat
kesehatan bank umum. Penilaian terhadap kinerja Bank tersebut diukur ke dalam beberapa
indikator, yaitu Risk Profile, Good Corporate Governance (GCG), Earnings (rentabilitas),
dan Capital (permodalan) atau yang disingkat dengan metode RGEC. Metode RGEC
digunakan sebagai salah satu metode untuk menilai tingkat kesehatan bank, yang mana
nantinya tingkat kesehatan bank akan mempengaruhi perkembangan tingkat harga saham
pada suatu bank. Saham sebagai salah satu dari surat berharga yang diperdagangkan di bursa
efek adalah suatu sertifikat tanda bukti kepemilikan atas suatu perusahaan (Husnan, 1998).
Pada dasarnya harga saham ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran dari
saham tersebut (Sartono, 1996). Kerugian akibat krisis moneter yang terjadi pada sektor
industri perbankan menyebabkan sebagian besar perusahaan perbankan terpuruk dan
terancam dilikuidasi. Sejak krisis moneter itu pula, harga saham perbankan di Indonesia
3
menurun. pada periode 1997-2001 perkembangan harga saham perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta sebagian besar saham mengalami penurunan harga, walaupun ada
sebagian yang mengalami kenaikan. Penurunan harga saham yang terjadi bisa menjadi
semakin parah apabila tidak segera diketahui penyebabnya. Penurunan harga sebagian besar
saham itu akan mengurangi minat investor untuk membelinya, karena harga saham dinilai
sebagai cerminan kinerja sebagian saham tersebut. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
metode yang digunakan yaitu metode RGEC untuk menilai tingkat kesehatan bank.
Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena melihat perusahaan BUMN menjadi pelaku
bisnis yang dominan di negara berkembang, termasuk di Indonesia. Bank Umum Milik
Negara memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian di Indonesia dan sebagai
perusahaan yang dikelola langsung oleh pemerintah, diharapkan perusahaan BUMN tersebut
mampu meningkatkan atau mempertahankan kinerjanya secara maksimal sehingga akan
berpengaruh positif terhadap perekonomian Nasional secara keseluruhan. Peneliti juga ingin
mengetahui bagaimana kesiapan Bank BUMN untuk menghadapi risiko-risiko yang akan
dihadapi kedepannya dan juga mengetahui bagaimana kinerjanya selama tahun 2008-2017.
Dari uraian diatas, maka judul yang sesuai dari penelitian ini adalah “ANALISIS
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN RGEC (RISK PROFILE, GOOD COORPORATE GOVERNANCE,
EARNING, AND CAPITAL) TERHADAP HARGA SAHAM PADA BANK BUMN DI
INDONESIA”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
4
1. Bagaimana pengaruh risk profile terhadap harga saham pada bank BUMN di
Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh good corporate governance terhadap harga saham
pada bank BUMN di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh rentability terhadap harga saham pada bank BUMN di
Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh capital terhadap harga saham pada bank BUMN di
Indonesia?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakan dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh risk profile terhadap harga saham pada bank BUMN di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap harga
saham pada bank BUMN di Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh rentability terhadap harga saham pada bank
BUMN di Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh capital terhadap harga saham pada bank
BUMN di Indonesia.
5
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu landasan
informasi sebagai perkembangan pengetahuan dalam bidang akuntansi yaitu mengenai
pengaruh tingkat kesahatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC terhadap harga
saham pada bank BUMN. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
dalam pengembangan teori, terutama berkaitan dengan tingkat kesehatan bank, pendekatan
RGEC (risk profile, good corporate governance, rentability, and capital), dan harga saham.
1.4.2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis bagi investor adalah memberikan informasi mengenai tingkat kesehatan
bank. Di mana dalam pengambilan keputusan investasi, investor harus lebih cermat dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan demi keputusan investasi yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Sinyal
Teori sinyal didasarkan pada asumsi bahwa informasi yang diterima oleh masing-masing
pihak tidak sama. Dengan kata lain, teori sinyal berkaitan dengan asimetri informasi. Teori
sinyal menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dengan pihak-
pihak yang berkepentingan dengan informasi. Untuk itu, manajer perlu memberikan
informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan melalui penerbitan laporan keuangan. Teori
sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal
kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa
promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada
perusahaan lain.
Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan
kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena
prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan
membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak
overstate. Signalling Theory atau teori sinyal dikembangkan oleh (Ross, 1977), menyatakan
bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya
7
akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar harga
saham perusahaannya meningkat.
Hal positif dalam signalling theory dimana perusahaan yang memberikan informasi yang
bagus akan membedakan mereka dengan perusahaan yang tidak memiliki “berita bagus”
dengan menginformasikan pada pasar tentang keadaan mereka, sinyal tentang bagusnya
kinerja masa depan yang diberikan oleh perusahaan yang kinerja keuangan masa lalunya
tidak bagus tidak akan dipercaya oleh pasar (Wolk dan Tearney dalam Dwiyanti, 2010).
Signal adalah proses yang memakan biaya berupa deadweight costing, bertujuan untuk
menyakinkan investor tentang nilai peruahaan. Signal yang baik adalah yang tidak dapat
ditiru oleh perusahaan lain yang memeiliki nilai lebih redah, karena faktor biaya. Kesesuaian
suatu informasi adalah sebagai bentuk pemantauan dari seorang investor dalam
menginvestasikan dananya pada suatu perusahaan. Teori sinyal mengemukakan bagaimana
seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.
Perusahaan yang baik akan memberi sinyal yang jelas dan sangat bermanfaat bagi keputusan
investasi, kredit dan keputusan sejenis. Sinyal yang diberikan dapat berupa good news
maupun bad news. Sinyal good news dapat berupa kinerja perusahaan perbankan yang
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan bad news dapat berupa penurunan
kinerja yang semakin mengalami penurunan. Peningkatan komponen RBBR dapat menjadi
sinyal good news dapat berupa kinerja perusahaan perbankan yang mengalami
peningkatan yang dapat di lihat dari pertumbuhan labanya dan tingkat harga saham yang
baik, sedangkan bad news dapat berupa penurunan kinerja yang semakin mengalami
penurunan. Tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode RGEC diharapkan
dapat menjadi sinyal bagi para investor dalam menentukan keputusan investasi.
8
2.1.2 Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkan kepada masyarakat dalam kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU No.10 tahun 1998). Sedangkan menurut
Kasmir (2002), mendefinisikan bank sebagai berikut: “Bank adalah perusahaan yang
bergerak di bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang
keuangan. Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial
intermediary.
Jenis bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 adalah sebagai berikut:
a. Bank Umum
Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan berfungsi sebagai agent of development yang bertujuan
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya dapat secara konvensional
atau berdasarkan prinsip syariah.
9
2.1.3 Tingkat Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank merupakan aspek penting yang harus diketahui oleh bank dan para
stakeholder. Selain memaksimalkan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi, adanya
penilaian tingkat kesehatan bank juga mampu memberikan sinyal atau kemudahan dalam
pengambilan keputusan investasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa bank yang sehat
adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik.
Tingkat kesehatan bank adalah kondisi keuangan dan manajemen bank diukur melalui rasio-
rasio hitung. Tingkat kesehatan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, yaitu
pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank, dan bank Indonesia selaku
pembina dan pengawas bank-bank yang ada di Indonesia (Sunarti, 2011:144). Kesehatan
bank merupakan kemampuan bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara
normal dan mampu memenuhi kewajiban dengan baik dan dengan cara-cara yang sesuai
peraturan perbankan yang berlaku (Santoso, 2006:51). Sesuai dengan Undang-Undang Nomor
7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1998, Bank wajib memelihara kesehatannya. Kesehatan Bank yang merupakan
cerminan kondisi dan kinerja Bank merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam
menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Tingkat Kesehatan Bank
menggunakan pendekatan berdasarkan risiko dan menyesuaikan faktor-faktor penilaian
Tingkat Kesehatan Bank.
Penilaian tingkat kesehatan bank digunakan untuk mengetahui apakah bank tersebut dalam
kondisi yang sangat sehat, sehat, cukup sehta, kurang sehat, atau tidak sehat. Dari hasil
penilaian tingkat kesehatan tersebut, dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil
kebijakan yang berhubungan dengan kinerja bank dimasa yang akandatang. Salah satu
indicator utama yang dijadikan dasar penilaian kesehatan adalah laporan keuangan bank yang
10
bersangkutan. Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat Edaran (SE) Bank
Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan dari Peraturan Bank Indonesia
No.13/1/PBI/2011, yang mewajibkan Bank Umum untuk melakukan penilaian sendiri (self
assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based
Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi.
2.1.4 Metode RGEC
Pedoman perhitungan selengkapnya diatur dalam Surat Edaran (SE) Otoritas Jasa Keuangan
No.14/SEOJK.03/2017 tanggal 17 Maret 2017 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum, yang mewajibkan Bank Umum untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment)
Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank
Rating/RBBR)
Berikut ini faktor-faktor penilaian Risk Based Bank Rating (RBBR) adalah :
1. Risk Profile
Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren
dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam operasional Bank yang dilakukan
terhadap 8 (delapan) risiko yaitu: risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi.
Masing-masing jenis risiko tersebut mengacu pada prinsip-prinsip umum penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum. Berikut ini adalah beberapa parameter/indikator
minimum yang wajib dijadikan acuan oleh Bank dalam menilai Profil Risiko.
a. Risiko Kredit
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Kredit, parameter/indikator yang digunakan
adalah: (i) komposisi portofolio aset dan tingkat konsentrasi; (ii) kualitas penyediaan
11
dana dan kecukupan pencadangan; (iii) strategi penyediaan dana dan sumber
timbulnya penyediaan dana; dan (iv) faktor eksternal.
b. Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk
transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan
harga option. Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Pasar, parameter/indikator
yang digunakan adalah: (i) volume dan komposisi portofolio, (ii) kerugian potensial
(potential loss) Risiko Suku Bunga dalam Banking Book (Interest Rate Risk in
Banking Book-IRRBB) dan (iii) strategi dan kebijakan bisnis.
c. Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid
berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi
keuangan Bank. Risiko ini disebut juga Risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity
risk). Risiko Likuiditas juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan Bank
melikuidasi aset tanpa terkena diskon yang material karena tidak adanya pasar aktif
atau adanya gangguan pasar (market disruption) yang parah. Risiko ini disebut
sebagai Risiko likuiditas pasar (market liquidity risk). Dalam menilai Risiko inheren
atas Risiko Likuiditas, parameter yang digunakan adalah: (i) komposisi dari aset,
kewajiban, dan transaksi rekening administratif; (ii) konsentrasi dari aset dan
kewajiban; (iii) kerentanan pada kebutuhan pendanaan; dan (iv) akses pada sumber-
sumber pendanaan.
12
d. Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya
proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian
eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Sumber Risiko Operasional dapat
disebabkan antara lain oleh sumber daya manusia, proses, sistem, dan kejadian
eksternal. Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Operasional, parameter/indikator
yang digunakan adalah: (i) karakteristik dan kompleksitas bisnis; (ii) sumber daya
manusia; (iii) teknologi informasi dan infrastruktur pendukung; (iv) fraud, baik
internal maupun eksternal, dan (v) kejadian eksternal.
e. Risiko Hukum
Risiko Hukum adalah Risiko yang timbul akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan
aspek yuridis. Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Hukum, parameter/indikator
yang digunakan adalah: (i) faktor litigasi; (ii) faktor kelemahan perikatan; dan (iii)
faktor ketiadaan/perubahan peraturan perundang-undangan.
f. Risiko Stratejik
Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan Bank dalam mengambil
keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Dalam menilai Risiko inheren atas
Risiko Stratejik, parameter/indikator yang digunakan adalah: (i) kesesuaian strategi
bisnis Bank dengan lingkungan bisnis; (ii) strategi berisiko rendah dan berisiko tinggi;
(iii) posisi bisnis Bank; dan (iv) pencapaian rencana bisnis Bank.
13
g. Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat Bank tidak mematuhi dan/atau
tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.
Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Kepatuhan, parameter/indikator yang
digunakan adalah: (i) jenis dan signifikansi pelanggaran yang dilakukan, (ii) frekuensi
pelanggaran yang dilakukan atau track record ketidakpatuhan Bank, dan (iii)
pelanggaran terhadap ketentuan atau standar bisnis yang berlaku umum untuk
transaksi keuangan tertentu.
h. Risiko Reputasi
Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder
yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Dalam menilai Risiko inheren
atas Risiko Reputasi, parameter/indikator yang digunakan adalah: (i) pengaruh
reputasi negatif dari pemilik Bank dan perusahaan terkait; (ii) pelanggaran etika
bisnis; (iii) kompleksitas produk dan kerjasama bisnis Bank; (iv) frekuensi,
materialitas, dan eksposur pemberitaan negatif Bank; dan (v) frekuensi dan
materialitas keluhan nasabah.
2. Good Corporate Governance
Penilaian faktor Good Corporate Governance (GCG) Penilaian faktor GCG dalam
penilaian tingkat kesehatan Bank Umum dengan menggunakan pendekatan risiko
RBBR, bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip
GCG, yaitu transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency) dan kewajaran
(fairness). Dalam rangka memastikan penerapan 5 (lima) prinsip dasar GCG, bank
14
harus melakukan penilaian sendiri (self assessment) secara berkala. Penilaian terhadap
faktor GCG merupakan penilaian terhadap manajemen Bank atas pelaksanaan prinsip-
prinsip GCG sebagaimana diatur dalam PBI GCG. Penetapan peringkat faktor GCG
dilakukan berdasarkan analisis atas: (i) pelaksanaan prinsip-prinsip GCG Bank
sebagaimana dimaksud pada angka 1); (ii) kecukupan tata kelola (governance) atas
struktur, proses, dan hasil penerapan GCG pada Bank; dan (iii) informasi lain yang
terkait dengan GCG Bank yang didasarkan pada data dan informasi yang relevan.
Penilaian terhadap faktor GCG dalam pendekatan RGEC didasarkan ke dalam tiga
aspek utama yaitu, governance structure, governance process, dan governance
output. Berdasarkan ketetapan Bank Indonesia yang disajikan dalam Laporan
Pengawasan Bank :
“Governance structure mencakup pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi serta kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite.
Governance process mencakup fungsi kepatuhan bank, penanganan benturan
kepentingan, penerapan fungsi audit intern dan ekstern, penerapan manajemen risiko
termasuk sistem pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak terkait dan dana
besar, serta rencana strategis bank. Aspek terakhir governance output mencakup
transaparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG yang
memenuhi prinsip Transparancy, Accountability, Responsibility, Indepedency, dan
Fairness (TARIF)”.
Peringkat faktor Tata Kelola dikategorikan dalam 5 (lima) Peringkat yaitu Peringkat
1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan Peringkat faktor Tata
Kelola yang lebih kecil mencerminkan penerapan Tata Kelola yang lebih baik.
15
3. Earnings
Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian terhadap kinerja
earnings, sumber-sumber earnings, dan sustainability earnings Bank. Penilaian
dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas Rentabilitas
Bank, dan perbandingan kinerja Bank dengan kinerja peer group¸ baik melalui
analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif.
Bank perlu memperhatikanskala bisnis, karakteristik, dan/atau kompleksitas usaha
bank serta ketersediaan data dan informasi yang dimiliki. Penetapan peringkat faktor
rentabilitas dilakukan berdasarkan analisis yang komprehensif dan terstruktur
terhadap parameter atau indikator rentabilitas dengan memperhatikansignifikansi
masing-masing parameter atau indikator serta mempertimbangkan permasalahan lain
yang memengaruhi rentabilitas Bank.
Penetapan faktor rentabilitas dikategorikan dalam 5 (lima) Peringkat yakni Peringkat
1, Peringkat 2, Peringkat 3,Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan Peringkat faktor
rentabilitas yang lebih kecil mencerminkan kondisirentabilitas yang lebih baik.
Faktor rentabilitas (earnings) dapat diukur dengan menggunakan Return on Assets
(ROA), merupakan salah salah satu rasio rentabilitas yang diperkirakan
mempengaruhi harga saham. Menurut Susanto (2014) peningkatan yang terjadi pada
ROA menggambarkan bahwa laba yang dimiliki perusahaan juga meningkat,
sehingga dividenyang diterima oleh pemegang saham akan meningkat. Meningkatnya
dividenyang dibagikan kepada pemegang saham akan mengakibatkan peningkatan
permintaan terhadap saham. Sesuai dengan hukum permintaan, apabila permintaan
saham bertambah maka harga saham tersebut juga akan meningkat. Oleh karena itu,
ROA berpengaruh positif terhadap harga saham. Menurut hasil penelitianViviane
(2008) dan Nurhasanah (2013) yang menunjukkan ROA tidak berpengaruh terhadap
16
harga saham karena hanya berfokus pada tujuan investasi jangka pendek dan tidak
dapat memberikan gambaran mengenai laba perusahaan secara menyeluruh dimasa
yang akan datang.
4. Capital
Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi evaluasi terhadap tingkat kecukupan
permodalan dan pengelolaan permodalan. Dalam melakukan perhitungan permodalan,
bank wajib mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai
kewajiban penyediaan modal minimum bagi bank umum. Selain itu, dalam
melakukan penilaian kecukupan permodalan ,bank juga harus mengaitkan kecukupan
modal dengan profil risiko bank. Semakin tinggi risiko bank, semakin besar modal
yang harus disediakan untuk mengantisipasi risiko tersebut.
Dalam melakukan penilaian, Bank perlu mempertimbangkan tingkat, tren, struktur,
dan stabilitas permodalan dengan memperhatikan kinerja peer group serta kecukupan
manajemen permodalan Bank. Penilaian dilakukan baik dengan menggunakan
parameter atau indikator kuantitatif maupun kualitatif. Dalam menentukanpeer group,
Bank perlu memperhatikan skala bisnis, karakteristik, dan/atau kompleksitas usaha
Bank serta ketersediaan data dan informasi yang dimiliki.
Parameter atau indikator dalam menilai Permodalan meliputi:
a) Kecukupan Modal Bank
Penilaian kecukupan modal Bank perlu dilakukan secara komprehensif, paling
sedikit mencakup:
(i) tingkat, tren, dan komposisi modal Bank;
(ii) rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dengan memperhitungkan
Risiko Kredit, RisikoPasar, dan Risiko Operasional; dan
17
(iii) kecukupan modal Bank dikaitkan dengan profilrisiko.
b) Pengelolaan Permodalan Bank
Analisis terhadap pengelolaan permodalan Bank meliputi manajemen permodalan
dan kemampuan akses permodalan.
Faktor permodalan ditetapkan berdasarkan analisis yang komprehensif dan terstruktur
terhadap parameter atau indikator permodalan dengan memperhatikan materialitas dan
signifikansi masing-masing parameter atau indikator serta mempertimbangkan
permasalahan lain yang memengaruhi permodalan Bank.
Penetapan faktor permodalan dikategorikan dalam 5 (lima) Peringkat yaitu Peringkat
1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5. Urutan Peringkat faktor
permodalan yang lebih kecil mencerminkan kondisi pemodalan Bank yang lebih baik.
Aspek permodalan atau capital dapat diukur dengan menggunaan Capital Aduquacy
Ratio (CAR), merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko
(Kasmir, 2009:198).
2.1.5 Harga Saham
Saham (stock)merupakan salah satu instrumen investasi yang paling banyak ditawarkan oleh
perusahaan dan paling banyak diminati para investor. Hal ini disebabkan karena saham
mampu memberikan tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Saham
adalah tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).Penyertaan modal tersebut membuat investor
memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan memiliki hak
suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
18
Seorang investor pasti akan memperhitungkan tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko
yang dihadapi dalam berinvestasi saham di pasar modal. Keuntungan yang diperoleh investor
dari investasi saham berupa dividen dan capital gain. Sedangkan risiko yang harus dihadapi
investor akibat investasi saham berupa risiko likuidasi dan capital loss.
Tujuan utama investor melakukan investasi adalah agar memperoleh keuntungan. Untuk
mendapat keuntungan dalam berinvestasi saham, maka investor harus mengetahui
perkembangan harga saham perusahaan. Harga saham (stock price) merupakan nilai sekarang
(present value) dari penghasilan-penghasilan yang akan diterima oleh pemodal di masa yang
akan datang (Husnan, 2009:151). Harga saham suatu perusahaan selalu mengalami
pergerakan naik atau turun. Pergerakan pada harga saham inilah yang dapat memberikan
keuntungan bagi para investor.
Harga saham merupakan harga suatu saham dari pasar yang sedang berlangsung. Harga
saham dapat berubah setiap saat, oleh karena itu para investor menggunakan kesempatan ini
untuk memperoleh keuntungan dari adanya perubahan harga saham tersebut. Keuntungan
yang dimaksud adalah capitalgain, yaitu selisih positif yang terjadi antara harga saat membeli
dan harga saat menjual saham tersebut (Prabawa, 2010).
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan digunakan sebagai bahan perbandingan
dan referensi dalam penelitian ini, Beberapa penelitian mengenai analisis penilaian tingkat
kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan RGEC terhadap harga saham tersebut
adalah sebagai berikut :
Tahun Nama Judul Hasil Penelitian
2004 Fariz Abdullah
dan L.Suryanto
Analisis Pengaruh Rasio-
Rasio Camel Sebagai
Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank
Variabel CAR, ALR,
NPM, dan ROA secara
parsial berpengaruh positif
terhadap harga saham
19
Terhadap Harga Saham
Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Jakarta
dengan signifikan dan
Variabel LDR secara
parsial berpengaruh
negatif terhadap harga
saham dengan signifikan.
2009 Kurnia
Windias
Praditasari
Analisi Pengaruh Tingat
Kesehata Bank Terhadap
Harga Saham pada
Perusahaan Perbankan
yang Go-Public Periode
2004-2008
Variabel CAR, KAP dan
LDR berpengaruh secara
signifikan terhadap harga
saham secara parsial.
Sedangkan Variabel
BOPO tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
harga saham secara
parsial.
2015 Putu Wira
Hendrayana
dan Gerianta
Wirawan Yasa
Pengaruh Komponen
RGEC Pada Perubahan
Harga Saham Perusahaan
Perbankan Di Bursa Efek
Indonesia
Profil risiko berpengaruh
negatif dan signifikan pada
perubahan harga saham.
GCG, ROA, dan CAR
berpengaruh positif dan
signifikan pada perubahan
harga saham.
2016 Ni Putu Lilis
Indiani dan
Sayu Kt.
Sutrisna Dewi
Pengaruh Variabel
Tingkat Kesehatan Bank
Terhadap Harga Saham
Perbankan Di Bursa Efek
Indonesia
Profil risiko dan CAR
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga
saham. GCG dan ROA
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga
saham. Sedangkan NIM
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
harga saham.
2016 Winarsih Analisis Tingkat
Kesehatan Bank
Berdasarkan Risk-Based
Bank Rating dan
Pengaruhnya Terhadap
Harga Saham
Aspek Profil risiko yang
diukur dengan LDR tidak
terbukti berpengaruh
positif terhadap harga
saham. Sedangkan aspek
GCG, ROE dan CAR
terbukti berpengaruh
positif terhadap harga
saham.
20
2.3 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dari penelitian ini sebagai berikut:
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1. Pengaruh risk profile terhadap harga saham
Dalam penilaian risiko, dilakukan analisis dan penetapan peringkat risiko inheren dan
kualitas penerapan manajemen risiko. Penilaian risiko inheren merupakan penilaian atas
risiko melekat pada kegiatan bisnis bank, baik yang dapat dikuantifikasikan maupun yang
tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank. Dalam usaha perbankan, bank
memiliki risiko yang melekat secara sistemis dimana risk loss yang terjadi pada suatu bank
akan menimbulkan dampak tidak hanya terhadap bagi bank yang bersangkutan tetapi juga
akan berdampak terhadap nasabah dan perekonomian secara keseluruhan. Menurut Idroes
(2006:6), risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran.
Pada penelitian ini melihat dari risiko kredit. Dimana proksi dari risiko kredit yaitu rasio Non
Performing Loan (NPL). Salah satu fungsi dari bank adalah menyalurkan dana pihak ketiga
ke dalam kredit. Dalam menjalankan fungsi tersebut melekat risiko kredit yaitu risiko
kegagalan counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Kredit bermasalah didefinisikan
Risk Profile
(X1)
Good Corporate
Governance
(X2)
Earning
(Rentabilitas)
(X3)
Capital
(X4)
Harga Saham
(Y)
21
sebagai risiko yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya
atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya (Ghozali, 2011). Pengaruh NPL
yang terhadap harga saham didukung dengan signalling theory. Signalling theory
menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela
informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri
informasi. Tingkat profil risiko bank yang tinggi menunjukkan bahwa bank sedang
menghadapi berbagai risiko dari kegiatan operasionalnya tetapi penerapan manajemen
risikonya kurang efektif. Hal ini menyebabkan investor cenderung takut untuk berinvestasi
pada perusahaan yang bermasalah, sehingga permintaan investor akan saham bank menjadi
turun dan berdampak pada turunnya harga saham bank. Penelitian sebelumnya yang sejalan
dengan hal ini pernah dilakukan oleh Hendrayana (2015) dengan hasil analisis menunjukkan
bahwa profil risiko berpengaruh negatif pada perubahan harga saham, sedangkan Natarsyah
(2000) menyatakan bahwa NPL mempunyai pengaruh positif terhadap harga saham. Dengan
penjelasan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa semakin tinggi NPL maka semakin
besar risiko kredit yang disalurkan oleh bank sehingga mengakibatkan semakin rendahnya
pendapatan yang akan mengakibatkan turunnya harga saham.
Berdasarkan pada telaah literatur yang menjelaskan non performing loan, maka hipotesis
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1: Risk Profile berpengaruh negatif terhadap harga saham
2.4.2. Pengaruh good corporate governance terhadap harga saham
Aspek Good Corporate Governance yaitu skor atau nilai GCG pada perbankan yang telah
ditetapkan oleh Bank Indonesia membantu investor untuk memahami penerapan GCG pada
bank, karena investor dapat melihat skor GCG yang sudah ada untuk menentukan
investasinya. Skor tata kelola pada bank menunjukkan kualitas manajemen yang baik dan
22
tidak terjadinya masalah yang bisa menjadikan moral hazard bagi nasabah maupun investor.
Menurut SK OJK No. 14/SEOJK.03/2017, semakin kecil skor GCG maka kualitas
manajemen dalam menjalankan operasional bank sangat baik sehingga bank bisa
mendapatkan laba. Hal ini berarti semakin baik kinerja GCG maka investor akan merespon
positif melalui kenaikan harga saham. Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang terbalik
atau negatif dikarenakan semakin kecil skor GCG, menunjukkan kinerja yang semakin baik,
maka harga saham akan naik.
Pengaruh Good Corporate Governance terhadap harga saham dapat dijelaskan dengan
signalling theory. Signalling theory menjelaskan alasan mengapa perusahaan memiliki
insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi laporan keuangan kepada pihak
eksternal, yaitu untuk mengurangi asimetri informasi.
Good news berupa peningkatan Good Corporate Governance bank dari tahun ke tahun
diharapkan dapat merevisi kepercayaan investor terhadap perusahaan. Good Corporate
Governance yang semakin meningkat menunjukkan kemampuan bank yang semakin baik
dalam mengelola modalnya untuk mendapatkan laba. Kepercayaan tersebut akan dapat
merubah permintaan dan atau penawaran harga saham perbankan yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap kenaikan harga saham yang bersangkutan. Hasil penelitian dari
Samontary (2010) menyatakan bahwa variabel GCG mempunyai pengaruh yang positif
terhadap harga saham, berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ramadhani (2009) yang
menyatakan bahwa variabel GCG berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hal ini
menunjukkan investor melihat bahwa pada GCG yang baik menunjukkan perusahaan yang
sehat yang berdampak pada peningkatan laba perusahaan dan juga pada pergerakan harga
saham.
Berdasarkan teori tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
H2: Good Corporate Governance berpengaruh positif terhadap harga saham.
23
2.4.3 Pengaruh Earnings (Rentabilitas) terhadap harga saham
Rentabilitas (earnings) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan bank dalam
meningkatkan laba atau ukuran efektifitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini,
2010:76). Return on Assets (ROA) merupakan salah salah satu rasio rentabilitas yang
diperkirakan mempengaruhi harga saham. Menurut Susanto (2014) peningkatan yang terjadi
pada ROA menggambarkan bahwa laba yang dimiliki perusahaan juga meningkat, sehingga
dividen yang diterima oleh pemegang saham akan meningkat. Meningkatnya dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham akan mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap
saham. Sesuai dengan hukum permintaan, apabila permintaan saham bertambah maka harga
saham tersebut juga akan meningkat.
Oleh karena itu, ROA berpengaruh positif terhadap harga saham. Hal ini sejalan dengan
penelitian Karla (2014) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif dan kuat terhadap
harga saham. Sebaliknya, menurut hasil penelitian Nurhasanah (2013) yang menunjukkan
ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian, Semakin tinggi rasio ROA
mengindikasikan semakin baik kinerja bank dalam menggunakan aktiva yang ada sehingga
mampu meningkatkan laba sehingga memberikan sinyal positif terhadap pasar khususnya
investor sehingga akan meningkatkan harga saham.
Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H3: Earnings berpengaruh positif terhadap harga saham.
2.4.4 Pengaruh Capital Adequacy Ratio terhadap harga saham
Capital adequacy ratio (CAR) merupakan rasio yang menggambarkan tingkat permodalan.
Semakin tinggi CAR, maka semakin solvable suatu bank. Veithzal (2007 : 713),
menyimpulkan bahwa Capital Adequacy Ratio sebagai salah satu indikator kemampuan bank
dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank. Dengan kata
24
lain, CAR merupakan rasio yang mengukur katahanan bank di dalam menghadapi setiap
risiko-risiko yang mungkin akan timbul.
Tingkat Capital Adequacy Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat
dikatakan baik sehingga masyarakat dan investor akan percaya terhadap kemampuan
permodalan bank dan dana yang diserap dari masyarakat meningkat yang akhirnya akan
meningkatkan harga saham (Wongso, 2012). Hal ini sejalan dengan Nurhartanto (2010)
menyatakan bahwa CAR mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Berbeda dengan Zulfa
(2013) dimana CAR berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa
investor cenderung memperhatikan aspek permodalan (CAR) dalam menentukan dan
membeli harga saham perbankan.
Jika terjadi peningkatan CAR, maka tingkat modal yang dimiliki bank akan meningkat
sehingga tersedia dana yang cukup dalam menyalurkan kredit dan pengembangan usaha.
Secara tidak langsung, dapat dikatakan bahwa penilaian kinerja bank telah meningkat,
sehingga akan memicu peningkatan pembelian harga saham yang pada akhirnya akan
meningkatkan minat investor di perusahaan tersebut.
Kecukupan modal (capital adequacy) sebagai sumber terpenting dari sebuah bank dalam
memastikan tingkat solvency. Bank-bank diharapkan untuk memiliki modal yang cukup
dalam upaya untuk melindungi dari risiko yang mungkin timbul dalam menjalankan kegiatan
usahanya. Apabila sebuah bank telah memiliki modal yang mencukupi, maka bank tersebut
memiliki sumberdaya finansial untuk mengalokasikan aktiva-aktivanya dan melunasi
kewajiban pada saat jatuh tempo.
Minat investor terhadap saham suatu perusahaan didasari oleh keyakinannya terhadap kinerja
perusahaan. Cara umum yang digunakan untuk melihat kelayakan kinerja suatu perusahaan
adalah dengan cara menganalisis kinerja finansialnya dan return yang akan diterima atas
investasi pada saham tersebut. Semakin besar rasio ini, maka mengindikasikan bank tersebut
25
dapat memberikan harga saham yang tinggi bagi investor. Sehingga antara CAR dan harga
saham mempunyai hubungan yang searah.
Berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H4: Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif terhadap harga saham.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
data kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah diambil dari
laporan keuangan tahunan bank-bank BUMN yang terdapat di Indonesia dan
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2017. Data laporan keuangan
tahunan bank-bank BUMN tersebut diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
(www.idx.com) dan website masing-masing bank BUMN.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi merupakan himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas dan
tidak terbatas (Pabundu, 2006). Populasi terbatas adalah populasi yang dapat
dihitung jumlahnya, sedangkan populasi tidak terbatas adalah populasi yang
jumlahnya sulit untuk dihitung. Populasi dalam penelitian ini merupakan populasi
terbatas. Populasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bank-bank
BUMN yang terdapat di Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
menerbitkan laporan keuangannya tahunan 2008-2017.
27
3.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah yang dipilih berdasarkan bank-bank BUMN
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2017, perusahaan yang
menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah, dan perusahaan yang
mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap untuk tahun 2008-2017 dalam
Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan sampel data dilakukan dengan metode dokumentasi. Dalam
metode ini, sampel data yang dibutuhkan dicari terlebih dahulu, kemudian
dikumpulkan dan dicatat. Data-data mengenai studi kepustakaan diperoleh dari
buku-buku yang berhubungan dengan penilaian kesehatan bank dan ditunjang
dengan literatur-literatur lainnya.
Data yang berhubungan dengan penilaian tingkat kesehatan bank dipeeroleh dari
laporan keuangan tahunan bank yang dipublikasikan di situs BEI pada periode
yang ditentukan dari situs www.idx.co.id dan website masing-masing Bank
BUMN.
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Variabel Dependen
Variabel terikat (dependen) adalah jenis variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi
oleh variabel independen. Variabel terikat pada penelitian ini adalah harga saham.
Harga saham adalah nilai yang membuat investor mengeluarkan dananya untuk
28
investasi di pasar modal agar memperoleh keuntungan. Harga saham yang terjadi
di pasar bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku pasar serta permintaan
dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham
merupakan harga penutupan dari masing-masing perusahaan perbankan selama
tahun-tahun penelitian (2008-2017) dengan satuan ukuran rupiah. Harga saham
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga penutupan (closing price) karena
harga inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham. Periode penelitian
didasarkan pada data yang digunakan dalam analisis merupakan data historis,
artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan keuangan yang telah
lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya terjadi pada
saat analisi. Menurut Nurmala dan Evi Yuniarti (2007), perumusan dari penilaian
harga saham yang dimaksudkan sebagai berikut:
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 = ∑ 𝑷 𝒃𝒍𝒏
12
Keterangan :
HS : Nilai harga saham
∑𝑷 𝒃𝒍𝒏 : Jumlah Harga penutupan saham perbankan bulanan
3.4.2 Variabel Independen
Faktor penilaian tingkat kesehatan bank yaitu RGEC Pada Surat Edaran Otoritas
Jasa Keuangan No. 14/SEOJK.03/17 tanggal 17 Maret 2017 yang menjadi
indikatornya adalah:
3.4.2.1 Risk Profile
Penilaian terhadap faktor profil risiko adalah penilaian terhadap risiko inheren dan
kualitas penerapan manajemen risiko dalam aktifitas operasional bank. Salah satu
29
penilaian terhadap resiko yaitu risiko kredit, dalam UU Nomor 10 Tahun 1998
tentang perbankan, disebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberi bunga. Dalam paket kebijakan deregulasi
bulan mei tahun 1993 di indonesia dikenal dua golongan kredit bank, yaitu kredit
lancar dan bermasalah. Dimana kredit bermasalah digolongkan menjadi tiga, yaitu
kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet. Kredit macet atau
problem loan adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya
faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di luar kemampuan
debitur. Penggolongan kualitas kredit sebagai berikut :
Tabel 3.1 Penggolongan Kualitas Kredit
Lama tunggakan
(Hari) Kolektabilitas Keterangan
0 1 Lancar
1-90 2 Dalam perhatian khusus
91-120 3 Kurang lancar
121-180 4 Diragukan
>180 5 Macet
Berdasarkan data diatas, maka bisa dikatakan bahwa kolektabilitas 3, 4, dan 5
adalah termasuk ke dalam kredit bermasalah. Dalam penelitian ini risk profile
diukur menggunakan Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan rasio
keuangan pokok yang dapat memberikan informasi penilaian atas kondisi
permodalan, rentabilitas, risiko kredit, risiko pasar dan likuidasi. Biasanya rasio
NPL merupakan target jangka pendek perbankan. Semakin tinggi rasio Non
Performing Loan maka tingkat likuiditas bank terhadap dana pihak ketiga (DPK)
akan semakin rendah. Hal ini dikarenakan karena sebagian besar dana yang
30
disalurkan bank dalam bentuk kredit merupakan simpanan dana pihak ketiga
(DPK). Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE OJK Nomor
14/SEOJK.03/17 tanggal 17 Maret 2017):
NPL =Kredit Bermasalah
Total Kredit𝑥100%
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Peringkat NPL
Peringkat Nilai Komposit Predikat
1 NPL ≤ 2% Sangat Baik
2 2% ≤ NPL < 5% Baik
3 5% ≤ NPL < 8% Cukup Baik
4 8% ≤ NPL < 12% Kurang Baik
5 NPL ≥ 12% Tidak Baik
Sumber: kodifikasi peraturan Bank Indonesia, Kelembagaan penilaian tingkat
kesehatan bank (PRES BI,2012)
3.4.2.2 Good Corporate Governance
Merupakan suatu sistem pengelolaan perusahaan yang dirancang untuk
meningkatkan kinerja perusahaan, melindungi kepentingan stakeholders dan
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan serta nilai-nilai
etika yang berlaku secara umum. Menurut Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
No. 14/SEOJK.03/17 tanggal 17 Maret 2017 bank harus melakukan penilaian
sendiri (self assessment) sehingga bank dapat segera menetapkan rencana tindak
(action plan) yang meliputi tindakan korektif (corrective action) yang diperlukan
apabila masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaan GCG.
Tabel 3.3 Peringkat Komposit GCG
Composite Point Peringkat Keterangan
Composite point < 1,5 1 Sangat baik
1,5 < Composite point < 2,5 2 Baik
2,5 < Composite point < 3,5 3 Cukup baik
3,5 < Composite point < 4,5 4 Kurang baik
Composite point > 4,5 5 Tidak baik
Sumber: Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 14/SEOJK.03/17
31
Tabel 3.4 Unsur Penilaian GCG
No. Faktor Bobot
1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
direksi 10%
2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
dewan komisaris 20%
3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite 10%
4 Penanganan benturan kepentingan 10%
5 Penerapan fungsi kepatuhan bank 5%
6 Penerapan fungsi audit intern 5%
7 Penerapan fungsi audit ekstern 5%
8 Penerapan manajemen risiko termasuk
sistem pengendalian intern 7,5%
9
Penyediaan dana kepada pihak terkait
(related party) dan peyediaan dana besar
(large exposure)
7,5%
10
Trasparansi kondisi keuangan dan non
keuangan, laporan pelaksanaan tata kelola
dan pelaporan internal
15%
11 Rencana strategis bank 5%
Total 100%
Sumber : POJK No.55/POJK.03/2016
Dari penilaian bobot dikali rank yang dinilai oleh bank, hasilnya dikategorikan
kedalam peringkat komposit GCG yang telah ditentukan dalam SE OJK. Yang
akan dimasukkan kedalam perhitungan penilaian tingkat kesehatan bank dengan
metode RGEC terhadap harga saham dengan pengujian menggunakan SPSS yaitu
nilai composite point yang telah dihitung.
32
3.4.2.3 Rentabilitas (Earning)
Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Asset
(ROA). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Laba bersih yang digunakan dalam
rasio adalah laba bersih sebelum adanya penghitungan pajak. Semakin besar ROA
suatu bank, maka makin besar tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula
posisi bank dari segi penggunaan Return On Asset (ROA) merupakan bagian dari
rasio profitabilitas dalam analisis laporan keuangan atau pengukuran kinerja
perusahaan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE OJK
No.14/SEOJK.03/17 tanggal 17 Maret 2017):
ROA =Laba Sebelum Pajak
Total Aset𝑥100%
Tabel 3.5 Kriteria penilaian peringkat ROA
Peringkat Nilai Komposit Predikat
1 ROA > 1,5% Sangat Baik
2 1,25% < ROA ≤ 1,5% Baik
3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup Baik
4 0% < ROA ≤ 0,5% Kurang Baik
5 ROA ≤ 0% Tidak Baik
Sumber: kodifikasi peraturan Bank Indonesia, Kelembagaan penilaian tingkat
kesehatan bank (PRES BI,2012)
Hasil dari penghitungan rentabilitas perusahaan dengan rasio keuangan akan
dinilai dengan pemberian peringkat komposit. Hasil perhitungan rasio rentabilitas
disesuaikan pada tabel berikut.
3.4.2.4 Capital Adequacy Ratio
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio permodalan yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha
33
serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam
operasional bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank
tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang
berisiko.
Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional
dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Menurut
peraturan SE OJK No.14/SEOJK.03/17 yaitu bank wajib menyediakan modal
minimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut resiko (ATMR), CAR adalah
rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang
mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain)
ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana 33 dari
sumber-sumber diluar bank.
Capital adequacy adalah kecukupan modal yang menunjukkan kemampuan bank
dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen
bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol resiko-
resiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal. Semakin
meningkat CAR akan bersamaan dengan meningkatnya modal sendiri dan
semakin kecil biaya yang dikeluarkan bank.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut (SE OJK No.14/SEOJK.03/17 tanggal
17 Maret 2017):
CAR =𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜𝑥100%
34
Tabel 3.6 Kriteria penilaian peringkat CAR
Peringkat Nilai Komposit Predikat
1 CAR ≥ 12% Sangat Baik
2 9% ≤ CAR < 12% Baik
3 8% ≤ CAR < 9% Cukup Baik
4 6% ≤ CAR < 8% Kurang Baik
5 CAR ≥ 6% Tidak Baik
Sumber: kodifikasi peraturan Bank Indonesia, Kelembagaan penilaian tingkat
kesehatan bank (PRES BI,2012)
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Uji Statistik
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran bank yang
akan dijadikan sampel dengan cara menganalisis dan menyajikan data kuantitatif.
Pengukuran yang dilakukan dalam analisis ini yaitu nilai minimum, maksimum,
rata-rata (mean), dan standar deviasi. Pengukuran yang dilihat dari statistik
deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, dan
minimum (Ghozali:2013). Maksimum dan minimum digunakan untuk mengetahui
jumlah atribut paling banyak dan paling sedikit yang diungkapkan di sektor
perbankan. Mean digunakan untuk menghitung rata-rata variabel yang dianalisis.
Standar deviasi adalah angka yang menggambarkan sebaran data terhadap nilai
rata-rata.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
3.5.2.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013:160) mengemukakan bahwa : “ Uji normalitas bertujuan
untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas diperlukan karena untuk melakukan pengujian-pengujian variabel
35
lainnya dengan mengansumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Untuk menguji suatu data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui
dengan menggunakan grafik normal plot. Dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar penambil keputusan (Ghozali, 2013 : 163) :
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuh asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.5.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Menurut Ghozali
(2010:105) Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel bebas atau independen. Uji multikolinearitas dilakukan dengan
melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil analisis
dengan menggunakan SPSS. Apabila tolerance value lebih tinggi daripada 0,10
atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas.
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali ( 2013:139 ) uji heteroskedastisitas yaitu untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
36
ke pengamatan yang lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, dalam
penelitian ini digunakan uji Spearman’s Rho.
Cara pengambilan keputusan dalam pengujian ini yaitu:
1. Jika nilai Sig.(2-tailed)<0,05 artinya terjadi masalah heteroskedastisitas.
2. Jika nilai Sig.(2-tailed)>0,05 artinya tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
3.5.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada
periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Salah satu cara
untuk mengetahui ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin
Watson (Suliyono, 2010). Uji Durbin Watson dihitung berdasarkan jumlah selisih
kuadrat nilai taksiran faktor gangguan yang berurutan.
Kriteria pengujian dengan hipotesis ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai
berikut:
1. Nilai d berkisar antara 0 dan 4, yaitu 0 ≤ d ≤ 4.
2. Nilai d = 2 atau mendekati 2, tidak terjadi autokorelasi.
3. Nilai d mendekati 0, terjadi autokorelasi positif.
4. Nilai d mendekati 4, terjadi autokorelasi negatif.
Pengujian ini dinilai baik jika tidak terjadi autokorelasi antara variabel independen
dengan variabel dependen.
37
3.5.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui penerimaan atau penolakan suatu
hipotesis. Berikut penjelasannya:
3.5.3.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi linier berganda merupakan prosedur yang dipergunakan untuk melihat
pengaruh satu variabel terhadap variabel lain dan juga memprediksi nilai variabel
tergantung berskala interval dengan menggunakan variabel bebas yang berskala
interval. Persamaan regresi dengan menggunakan 4 variabel dapat
dinyatakan dalam persamaan:
Y=α+β_1 X_1+β_2 X_2+β_3 X_3+β_4 X_4+e
Keterangan:
Y : Harga Saham
X1 : Profil Risiko (risk profile)
X2 : Good Corporate Governance (GCG)
X3 : Rentabilitas (earning)
X4 : Permodalan (capital)
α : Konstanta
β_1,β_2,β_3,β_4 : Koefisien regresi untuk masing- masing variabel
e : Standard error atau tingkat kesalahan
3.5.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2013:97), koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
38
Nilai koefisien determinasi adalah 0 dan 1. Semakin besar R2 (mendekati 1),
semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0 maka
variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel
dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen hampir memberikan semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen atau hubungan kedua
variabel semakin kuat.
3.5.3.3 Uji Kelayakan Model Regresi (Uji Statistik F)
Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifkansi
pengaruh variable-variabel independen secara bersama sama terhadap variable
dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui kelayakan model untuk dilanjutkan
atau tidak dilanjutkan. Untuk menguji kelayakan model regresi digunakan statistic
F. Menurut Ghozali (2013:98) Model regresi dinyatakan layak jika nilai
signifikansi ≤0,05 , jika sebaliknya nilai signifikansi ≥0,05 maka model regresi
dinyatakan tidak layak.
3.5.3.4 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu vrariabel
independen secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen.
Uji t berdasarkan nilai signifikansi:
1. Jika nilai Sig. < 0,005 maka variable independen berpengaruh signifikan
terhadap variable dependen.
39
2. Jika nilai Sig. > 0,05 maka variable independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap variable dependen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tingkat kesehatan bank (risk profile, GCG,
rentability, capital) terhadap harga saham. Sampel penelitian ini yaitu 4 perusahaan
perbankan yang terdaftar Bank BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-
2017, dengan jumlah observasi sebesar 39. Berdasarkan latar belakang, kajian pustaka,
kerangka pemikiran, hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Variabel Non Performing Loan (NPL) menunjukkan pengaruh negative pada tingkat
0,5% terhadap harga saham. Dengan kata lain, rasio NPL berpengaruh terhadap harga
saham. Investor cenderung takut untuk berinvestasi pada perusahaan yang bermasalah,
sehingga permintaan investor akan saham bank menjadi turun dan berdampak pada
turunnya harga kepercayaan saham bank. Dengan hasil analisis menunjukkan bahwa
profil risiko berpengaruh negatif pada perubahan harga saham.
2. Variabel Good Corporate Governance (GCG) tidak menunjukkan pengaruh yang
positif pada tingkat kepercayaan 11,6% terhadap harga saham. Dengan kata lain, rasio
GCG tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal tersebut dikarenakan GCG tidak
56
mempengaruhi secara langsung pertumbuhan laba, sehingga tidak mempengaruhi harga
saham.
3. Variabel Rentability (ROA) menunjukkan pengaruh yang positif pada tingkat
kerpercayaan 3,6% terhadap harga saham. Dengan kata lain, rasio ROA berpengaruh
terhadap harga saham. Apabila suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka
perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba yang tinggi, sehingga dividen yang
diterima oleh pemegang saham akan meningkat. Hal tersebut akan berdampak pada
persepsi investor dalam menilai perusahaan yang menyebabkan harga saham
perusahaan perbankan mengalami perubahan berupa peningkatan harga saham.
4. Variabel Capital (CAR) tidak menunjukkan pengaruh yang positif pada tingkat
kepercayaan 10,9% terhadap harga saham. Maka dengan kata lain, rasio CAR (Capital
Adequacy Ratio) tidak berpengaruh positif terhadap harga saham. Hal tersebut
dikarenakan apabila CAR perusahaan perbankan tinggi, menunjukkan bahwa perbankan
tersebut memiliki kecukupan modal untuk pengembangan skala usaha dan peluang
pembagian dividen kepada pemegang saham, sehingga berdampak pada peningkatan
penilaian kinerja bank. Dan jika perusahaan telah go public peningkatan kinerja bank
harga saham dan pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan dan harga saham.
tercermin melalui meningkatnya permintaan saham sehingga dapat memicu kenaikan
Modal yang terlalu besar dapat mempengaruhi jumlah perolehan laba bank, sedangkan
modal yang terlalu kecil disamping akan membatasi kemampuan eksistensi bank, juga
akan mempengaruhi penilaian khusus para debitur dan para pemegang saham bank
tersebut.
57
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka saran yang dapat
diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selajutnya
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah proksi variabel independen lain yang
memiliki pengaruh terhadap harga saham yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian
ini, contohnya: NPL, GCG, ROA, dan CAR. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
2. Bagi Perbankan
Setiap Bank, baik Bank yang menjadi sampel maupun tidak sebaiknya terus
meningkatkan kinerja perbankan agar memilliki tingkat kesehatan bank yang lebih baik
lagi. Dengan demikian reputasi perusahaan akan meningkat.
3. Bagi Investor
Mengetahui bahwa industri perbankan sangat diawasi ketat oleh pemerintah, maka
kinerja fundamental selalu baik. Oleh sebab itu, investor tidak perlu lagi memperhatikan
variabel tersebut untuk memprediksi harga saham.
Daftar Pustaka
Abdullah, Fariz dan L. Suryanto. 2004. Analisis Pengaruh Rasio-Rasio CAMEL Sebagai
Penilian Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi. Vol.1,
No.2.
Amanda, Pratomo. 2013. Analisis Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga
Saham Perbankan Yang Terdaftar Pada Indeks LQ 45. Jurnal Ekonomi dan Keuangan
Vol 1, No 3.
Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia No. 13/ 1/ PBI/ 2011 Tentang
Prosedur dan Mekanisme Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
Bank Indonesia. 2011. Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/ 24/ DPNP Tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Bank Indonesia. 2012. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 Tentang Kegiatan
Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti bank.
Bank Indonesia. 2013. Surat Edaran Bank Indonesia. No. 15/15/DPNP Tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multilaverate Dengan Program Ibm Spss 19. Edisi
Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multilaverate Dengan Program SPSS. Edisi Ketujuh.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartono, Jogiyanto. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Edisi keenam. Yogyakarta. Universitas
Gadjah Mada.
Hendrayana, Putu Wira dan Gerianta Wirawan. 2015. Pengaruh Komponen RGEC pada
Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. E-jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, Vol.11, No.1.
Husnan, Suad. 1998. Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Ketiga. Liberty. Yogyakarta.
Husnan, Suad. 2009. Dasar Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas. Edisi Ketiga.
Yogyakarta.
Idroes, Ferry N dan Sugiarto. 2006. Manajemen Risiko Perbankan dalam Konteks
Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia. Yogyakarta.
Indriani, Dewi. 2016. Pengaruh Variabel Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham
Perbankan di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen UNUD. Vol 5, No 5.
Karla. 2014. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On
Assets, Net Interest Margin dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Harga Saham Pt
Bank Central Asia, Tbk Periode 2007-2011. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Vol. 8
No. 04.
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Natarsyah, Syahib. 2000. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko
Sistematik Terhadap Harga Saham Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-Publik
di Pasar Modal Indonesia. Journal of Indonesian Economy and Business. Vol.15,
No.3.
Nurhasanah, Rahmalia. 2013. Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE),
dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham (Survey pada perusahaan LQ
45 yang terdaftar di Bura Efek Indonesia Periode 2007-2011). Jurnal Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung
Nurmala, Evi Yuniarti. (2007). Analisis Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan
Retail Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Fordema, 7(2).
Nurrohman, Zulaikha. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Return Saham, Kualitas Audit,
Dan Hasil Laba Terhadap Return Saham Satu Tahun Kedepan (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2011). Diponegoro
Journal Of Accounting. Volume 2, Nomor 3.
Otoritas Jasa Keuangan. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 55/POJK.03/2016
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Otoritas Jasa Keuangan. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 14/SEOJK.03/2017
tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Praditasari, Windias. 2009. Analisis Pengaruh Tingkat Kesehatan Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Perbankan yang Go Public Periode 2004-2008. E-Journal
Ekonomi pada Universitas Gunadarma.
Praditasari, Windias. 2012. Analisis Pengaruh Tingkat Kesehatan Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Perbankan yang Go Public Periode 2004-2008. E-Journal
Ekonomi, Repositori Universitas Gunadarma.
Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES) Bank Indonesia. 2012. Kodifikasi Peraturan
Bank Indonesia, Kelembagaan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank.
Ramadhani, Fitra. 2009. Pengaruh Penerapan Corporate Governance dan Growth
Opportunity Pada Harga Saham Perusahaan dalam Daftar CGPI yang Dirilis Oleh
IICG Periode 2005-2008. Jurnal pada Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
Jakarta
Ross, S.A. 1977. “The Determination of Financial Structure: The Incentive Signalling
Approach”. Journal of Economics, Spring, 8, pp 23-40.
Samontaroy, D. P. 2010. Impact of Corporate Governance on the Stock Prices of the Nifty so
Broad Index Listed Companies. International Research Journal of Finance and
Economics, 41, pp: 1-8.
Santoso. 2006. Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sartono, Agus. 1996. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Ketiga. Penerbit
BPFE. Yogyakarta.
Setyawan. 2012. Pengaruh Komponen Risk Based Bank Rating Terhadap Harga Saham
Perusahaan Perbankan Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-
2011. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.
Suliyono, Joko. 2010. 6 Hari Jago SPSS. Yogyakarta:Cakrawala.
Susanto, Priscilia. 2014. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematis
Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2010. Universitas Multimedia Nusantara.
Totok Budisantoso dan Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Jakarta: Salemba Empat.
Undang-undang. 1992. Undang-undang No. 7 Tahun 1992, tentang Perbankan.
Undang-undang. 1998. Undang-undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perbankan.
Undang-undang. 2003. Undang-undang No. 19 Tahun 2003, tentang Badan Usaha Milik
Negara.
Veithzal, Rivai. 2007. Bank and Financial Institude Management. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana
University Press
Winarsih. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Risk-Based Bank Rating dan
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi Indonesia. Vol.3, No.1.
Wirawan. 2011. Evaluasi Teori, Model, Standar dan Profesi. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Wongso, Amanda.2012. Pengaruh Kebijakan Deviden, Struktur Kepemilikan dan Kebijakan
Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Dalam Perspektif Teori Agensi dan Teori
Signaling. Jurnal Akuntansi.