127
ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH MUTANAQISAH BERMASALAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA BERDASARKAN KEPUTUSAN DSN NO.01/DSN-MUI/X/2013 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: Bayu Prasetyo NIM : 1111046100046 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014/1435 H

ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

MUTANAQISAH BERMASALAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA

BERDASARKAN KEPUTUSAN DSN NO.01/DSN-MUI/X/2013

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

(S.E.Sy)

Oleh:

Bayu Prasetyo

NIM : 1111046100046

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014/1435 H

Page 2: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH

MUTANAQISAH BERMASALAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA

BERDASARKAN KEPUTUSAN DSN NO.01/DSN-MUI/X/2013

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

(S.E.Sy)

Oleh:

BAYU PRASETYO

NIM : 1111046100046

Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing

Muhammad Maksum, M.A

NIP : 197807 152003121 007

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 3: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN
Page 4: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN
Page 5: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

ii

ABSTRAK

Bayu Prasetyo. 1111046100046. Analisis Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah

Mutanaqisah Bermasalah Pada Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan Keputusan

DSN NO.01/DSN-MUI/X/2013. Muamalat, Syariah dan Hukum, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2015, 96 halaman.

Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala perilaku manusia

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian

dan kesejahteraan dunia-akhirat), Salah satu kebutuhannya ialah memiliki hunian

untuk memenuhi kelangsungan hidupnya. Saat ini hal itu bisa tercapai dengan

banyaknya Bank Syariah yang menyediakan sarana Kepemilikan Rumah (KPR)

Secara Syariah tentunya dengan berbagai macam variasi akad salah satunya ialah

Musyarakah Mutanaqisah. Namun tidak semua pembiayaan akan berjalan dengan

lancar dan tentunya akan ada permasalahan salah satunya dalam akad Musyarakah

Mutanaqisah ini, karena tidak semua akan sesuai dengan aturan yang ada dalam hal

ini ialah Keputusan Dewan Syariah Nasional. Maka dari itu penulis bertujuan untuk

menganalisis penerapan yang dilakukan apakah sudah sesuai dengan aturan yang ada

agar nantinya dapat menjadi acuan bagi para praktisi ekonomi syariah ataupun

masyarakat

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dimana menggunakan jenis

penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data studi pustaka dan

wawancara. Dalam hal ini wawancara yang akan dilakukan pada Muamalat Institute

sebagai lembaga research dari Bank Muamalat Indonesia dan Dewan Syariah

Nasional selaku pembuat aturan yang ada.

Hasilnya menunjukan bahwa penerapan penyelesaian pembiayaan

musyarakah mutanaqisah bermasalah yang dilakukan hampir semua telah sesuai

dengan aturan yang ada, namun masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki oleh

bank agar lebih mengikuti aturan yang ada yang telah dibuat.

Kata Kunci : Fatwa DSN, Pembiayaan, Bank Syariah, Musyarakah Mutanaqisah,

Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah.

Dosen Pembimbing : - Muhammad Maksum, M.A

Daftar Pustaka : Tahun 1979 – 2015

Page 6: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis khususnya dan seluruh umat

manusia pada umumnya. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada nabi

Muhammad SAW yang telah menunjukkan manusia dari jalan kegelapan ke jalan

terang benderang.

Penulisan skripsi ini berjudul “Analisis Penerapan Keputusan DSN

NO.01/DSN-MUI/X/2013 Tentang Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah

Mutanaqisah Bermasalah Pada Bank Muamalat Indonesia”, ditujukan sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan studi strata 1 (S-1) dan memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Kebahagiaan yang tak ternilai bagi penulis, sehingga dapat

mempersembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang penulis sayangi dan semua

pihak yang terkait yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Tanpa penulis lupakan bahwa keberhasilan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini adalah atas berkat bimbingan, dukungan, dan saran-saran dari berbagai

pihak. Tanpa partisipasi mereka, upaya penulis dalam menyelesaikan studi di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta terutama dalam menyelesaikan skripsi ini tentu akan

terasa lebih sulit terwujud. Oleh karena itu tidak berlebihan jika dalam kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih yang terhormat:

Page 7: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

iv

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA Selaku Dekan Fakaultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku ketua program studi Muamalat dan Bapak H.

Abdurrauf, Lc, MA, selaku sekretaris program studi Muamalat Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Muhammad Maksum, M.A selaku dosen pembimbing saya yang tiada

hentinya membimbing, meluangkan waktu demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Ayah Ibu tercinta Suparno dan Partiyah yang tidak henti-hentinya memberikan

doa, dan dukungan agar terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih untuk

kesabaran, nasehat dan curahan kasih sayang yang selalu diberikan kepada

penulis.

5. Sahabat-sahabat kesayangan, yang selalu bersama dari semester 1 sampai

akhirnya menyelesaikan skripsi ini, terimakasi untuk Uchill, Ijal, dan Nyai Nimas

atas kesetiaannya, waktunya, tawanya, candanya, kegilaannya, yang selalu

mengisi hari-hari penulis selama masa kuliah. Semoga persahabatan kita terus

berlanjut sampai tua nanti.

6. PMII selaku organisasi ekstra kampus yang telah banyak menempa diri saya

menjadi lebih siap dalam menghadapi dunia kerja kedepannya.

7. Assy Shella, yang selalu memberikan support dan doanya, yang selalu bisa

menemani baik dalam keadaan senang atau dalam keadaan terpuruk, yang selalu

memberikan semangat dalam setiap tawanya, dan tidak pernah menyerah dalam

menemani perjuangan skripsi ini, terima kasih.

Page 8: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

v

8. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah kelas C angkatan 2011, terutama

yang sering sharing menegenai skripsi yaitu Dody Frans, Tatang, Hilman dan

Andy Azhari, terima kasih buat segala kekompakan, kebersamaannya. Semoga

kita semua bisa mewujudkan impian masing-masing.

Ciputat, 27 Juli 2015

Penulis

Page 9: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah .............................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

D. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 8

E. Metode Penelitian........................................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan .................................................................................... 16

BAB II : LANDASAN TEORI ................................................................................ 19

A. Kedudukan Fatwa........................................................................................... 19

B. Konsep Musyarakah Mutanaqisah ................................................................. 20

a. Pengertian Dan Landasan Hukum Musyarakah Mutanaqisah ........... 21

b. Karakteristik Musyarakah Mutanaqisah ............................................ 26

c. Prinsip Dan Ketentuan Musyarakah Mutanaqisah ............................. 27

Page 10: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

vii

C. Model Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Bank Syariah ........................ 30

a. Non Litigasi ........................................................................................ 30

b. Litigasi ............................................................................................... 40

BAB III : Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 47

A. Profil Bank Muamalat Indonesia ................................................................... 47

B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ............................................. 51

C. Produk Dan Jasa Bank Muamalat Indonesia .................................................. 54

BAB IV : ANALISA DAN PEMBAHASAN .......................................................... 62

A. Kedudukan Hukum Keputusan DSN ............................................................. 62

B. Praktek Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah Bank Muamalat Indonesia.. 64

C. Penerapan Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah

Bermasalah Bank Muamalat Indonesia .......................................................... 76

D. Analisa Penerapan Keputusan DSN Tentang Pembiayaan

Musyarakah Mutanaqisah Bermasalah pada Bank Muamalat Indonesia ....... 83

BAB V: PENUTUP .................................................................................................. 90

A. Kesimpulan .................................................................................................... 90

B. Saran ..................................................................................................... …… 92

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 93

LAMPIRAN ……………………………………………………………………… 96

Page 11: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

viii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 Data Pembiayaan Musyarakah Bermasalah Bank Muamalat

Indonesia dari tahun 2012-2014 5

1.1 Perbandingan Pembelian Akad Murabahah dan Musyarakah

Mutanaqisah 64

1.2 Ketentuan Pembiayaan 70

1.3 Kesesuaian Keputusan DSN No.01/DSN-MUI/X/2013 dengan

Praktek Bank Muamalt Indonesia 87

Page 12: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

ix

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1 Daftar Pertanyaan BMI 96

2 Hasil Wawancara BMI .................................................................... 98

3 Hasil Wawancara DSN ................................................................. 93

4 Tahapan Proses Pembiayaan .......................................................... 103

5 Lampiran Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah ............................ 105

6 Daftar Pertanyaan DSN .................................................................... 109

7 Hasil Wawancara DSN ................................................................. 110

8 Lampiran Keputusan DSN NO.01/DSN-MUI/X/2013 ................. 111

Page 13: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala perilaku

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah

(kedamaian dan kesejahteraan dunia-akhirat). Perilaku manusia disini berkaitan

dengan landasan-landasan syariah sebagai rujukan berperilaku dan kecendrungan-

kecendrungan dari fitrah manusia. Kedua hal tersebut berinteraksi dengan

porsinya masing-masing sehingga terbentuk sebuah mekanisme ekonomi yang

khas dengan dasar-dasar nilai Ilahiah. Akibatnya, masalah ekonomi dalam islam

adalah masalah menjamin berputarnya harta di antara manusia agar dapat

memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba Allah untuk mencapai falah di

dunia dan akhirat (hereafter). 1

Banyaknya fakta yang menggambarkan kesenjangan yang terjadi akibat

diterapkannya sistem bunga, menjadikan kita dapat berpikir bahwa sistem bunga

yang masih berlaku saat ini harus diganti dengan sistem lain yang dapat

memberikan manfaat yang lebih baik serta mempunyai kontribusi positif guna

membangun perekonomian yang sejahtera. Salah satu alternative tersebut adalah

sistem perbankan berdasarkan prinsip bagi hasil yang beroperasi berdasarkan

1 Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah, (Jakarta : Rajagrafindo Persada, 2011) cet ke-3

hlm 7

Page 14: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

2

pada prinsip-prinsip islam. 2 Sistem keuangan dan perbankan Islam merupakan

bagian dari konsep yang lebih luas tentang ekonomi Islam, dimana tujuannya

sebagaimana dianjurkan oleh para ulama, adalah memberlakukan sistem nilai dan

etika Islam ke dalam lingkungan ekonomi. 3

Sistem keuangan Islam memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah yang

sesuai syari‟ah untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga

(riba). Prinsip muamalah yang diperkenalkan itu berupa prinsip Bagi Hasil lahir

sebagai pengganti prinsip bunga sekaligus sebagai salah satu solusi alternative

untuk menjawab persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan

demikian, kerinduan umat islam Indonesia yang mendambakan kehadiran sistem

lembaga keuangan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang tidak hanya

sebatas finansial namun juga tuntutan moralitasnya serta ingin melepaskan diri

dari persoalan riba telah menjawab dengan lahirnya Bank Islam. 4

Keberadaan bank-bank syari‟ah di Indonesia semakin mendapat

legitimasi dengan disahkannya berbagai undang undang yang mendukung, salah

satunya adalah Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

yang disahkan pada tanggal 16 Juli 2008. Undang-undang tersebut memiliki

2 M. Stafi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002)

cet ke-1 hlm 11 3 Zainal Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006) hlm

12 4 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPB, 2005) hlm 2

Page 15: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

3

beberapa ketentuan umum (pasal 1) yang baru yang menarik untuk dicermati dan

akan memberikan implikasi tertentu. 5

Perbankan syariah di Indonesia jika dilihat dari segi hukum ataupun

pelaksanaannya memang sudah cukup berkembang hal ini dapat dilihat dari

bertambahnya jumlah bank syariah yang hanya ada 1 unit pada periode 1992-

1998 menjadi 20 unit pada tahun 2005, hal ini mungkin disebabkan banyaknya

muslim yang ada di Indonesia yang tertarik pada sistem perbankan yang

dilakukan secara syariah ini. Namun disatu sisi karena kemayoritasan kaum

muslim ini lah maka harus dilakukan perkembangan lebih jauh untuk memenuhi

kebutuhan yang begitu banyak meskipun banyak juga dari kalangan non muslim

menggunakan sistem Bank Syariah ini karena lebih menguntungkan dengan tidak

adanya sistem jerat riba. Salah satunya ialah dalam kepemilikan pembiayaan

rumah syariah dengan akad Musyarakah Mutanaqisah.

Berdasarkan sifatnya, KPR tergolong dalam jenis kredit konsumsi, yaitu

kredit jangka pendek atau panjang yang diberikan kepada debitor untuk

membiayai barang-barang kebutuhan atau konsumsi dalam skala kebutuhan

rumah tangga yang pelunasannya dari penghasilan bulanan nasabah debitor yang

bersangkutan.6 KPR dalam hal ini menjadi perwujudan dari peranan bank sebagai

intermediary, dan peranan sebagai intermediary ini tidak hanya ada pada bank

konvensional, melainkan juga terdapat pada bank syariah, yaitu mengerahkan

5 A.Riawan Amin, Menata Perbankan Syariah di Indonesia (Jakarta: UIN Press, 2009) hlm

98 6 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia (Jakarta: Kencana, 2011), hlm.61

Page 16: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

4

dana dari masyarkat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

Bedanya, bank syariah dalam melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan

bunga (interest free), tetapi berdasarkan prinsip syariah, yaitu prinsip pembiayaan

keuntungan dan kerugian (profit and loss sharing principle atau PLS

principle).7Salah satunya ialah Musyarakah Mutanaqisah.

Musyarakah Mutanaqisah adalah Musyarakah atau Syirkah yang

kepemilikan aset (barang) atau modal salah satu pihak (syarik) berkurang

disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya.8 Akad Musyarakah

Mutanaqisah menekankan pada penggunaan akad jual beli dengan syirkah dan

pengurangan salah satu bagian (porsi) syirkah dengan sewa. akad ini terbilang

paling baru diantara akad yang lain yang juga digunakan untuk pembiayaan

pemilikan rumah pada perbankan syariah di Indonesia, setelah sebelumnya telah

digunakan prinsip Murabahah dan Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik.

Produk ini didukung dengan lahirnya fatwa yang dikeluarkan oleh DSN

MUI NO.73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah Mutanaqisah untuk

pengaturan yang lebih khusus dan eksklusif. Dan fatwa ini juga telah didukung

oleh UU Nomor 21 tahun 2008 Pasal 26 yang talah memperjelas bagaimana

kedudukan hukum dari fatwa yang telah dikeluarkan oleh MUI selaku lembaga

pembuat Fatwa.

7 Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam tata Hukum Perbankan

Indonesia (Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, 1999), hlm. 4. 8 Indonesia, Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No: 73/DSN-MUI/XI/2008 Tentang

Musyarakah Mutanaqisah, Ketentuan Umum Butir a.

Page 17: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

5

Musyarakah Mutanaqisah juga merupakan salah satu sumber pendapatan

yang baik bagi bank, dikarenakan kemudahan layanan yang diberikan oleh bank

syariah kepada nasabah dalam mengajukan pembiayaan dan dalam mengangsur

biaya pokok kepemilikan rumah tersebut serta ijarah yang dikenakan pada

nasabah selama menempati rumah tersebut. Sejalan dengan makin

berkembangnya produk pembiayaan Musyarakah di Bank Muamalat Indonesia,

resiko yang ditimbulkan juga terbilang besar yaitu besarnya jumlah pembiayaan

yang bermasalah baik macet, diragukan, dan ditolak. Berikut ini data pembiayaan

Musyarakah bermasalah di Bank Muamalat Indonesia dalam rentang tahun 2012-

2014.

Tabel 1.1 Data Pembiayaan Musyarakah Bermasalah Bank Muamalat Indonesia dari

tahun 2012 - 2014

Dari data diatas dapat terlihat seberapa besar pembiayaan bermasalah

yang terjadi pada akad musyarakah, hal ini dapat mengakibatkan kerugian apabila

tidak diatasi, pihak bank harus menutupinya terlebih dahulu dari dana cadangan

kerugian yang ada pada setiap bank apabila terjadi pembiayaan bermasalah

seperti ini. Dan dari ini pula dapat terlihat juga kesehatan bank sangat

berpengaruh dari bagaimana bank mengelola dana yang diterimanya. Suatu bank

NPF

Gross

2014 2013 2012

Rp 1.442.679.168 /7,12% Rp 1.340.877.111 / 7,07% Rp 293.980.228 / 2,26%

NPF Net Rp 986.915.363 / 4,87% Rp 430.163.053 / 2,27% Rp 255.825.294 / 1,97%

Page 18: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

6

akan maju apabila dapat mengelola dana tersebut, dan usaha bank yang sering

dilanda dengan pembiayaan bermasalah yang menumpuk akan likuidasi dengan

cepat.

Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis mengambil tema ini

dengan judul “Analisis Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah

Bermasalah Pada Bank Muamalat Indonesia Berdasarkan Keputusan DSN

NO.01/DSN-MUI/X/2013” Agar dapat mengetahui bagaimana praktek yang

dilakukan oleh bank apabila terjadi pembiayaan bermasalah yang sangat

berpengaruh pada baik tidaknya suatu bank.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan yang dilakukan penulis ialah mengenai masalah kepada

“Penerapan KPR syariah pada produk KPR Muamalat iB dengan akad

Musyarakah Mutanaqisah, dalam hal ini hanya terfokus tentang

bagaimana penerapan yang dilakukan apabila terjadi pembiayaan

bermasalah dalam KPR syariah dengan akad Musyarakah Mutanaqisah

Pada Bank Muamalat Indonesia”.

2. Perumusan Masalah

Dari judul di atas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana kedudukan Hukum Keputusan Dewan Syariah Nasional?

Page 19: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

7

2. Bagaimana praktek pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah di Bank

Muamalat Indonesia?

3. Bagaiman penyelesaian yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia

dalam mengatasi pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah bermasalah?

4. Apakah praktek penyelesaian pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah

telah sesuai dengan hukum syariah yang ada? Dalam hal ini ialah

Keputusan DSN NO.01/DSN-MUI/X/2013.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:

1. Untuk mengetahui kedudukan Hukum Keputusan Dewan Syariah

Nasional.

2. Untuk mengetahui praktek pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah di Bank

Muamalat Indonesia.

3. Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan Bank

Muamalat Indonesia dalam mengatasi pembiayaan Musyarakah

Mutanaqisah bermasalah.

4. Untuk mengetahui langkah-langkah mana yang paling efektif dalam

menyelesaikan pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah bermasalah di

Bank Muamalat Indonesia.

5. Untuk mengetahui dengan seksama sudah sesuaikah praktek penyelesaian

pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah bermasalah dengan hukum.

Page 20: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

8

Manfaat yang diberikan dari penulisan ini adalah:

1. Bagi akademis yaitu upaya untuk menambah khazanah pengetahuan di

bidang ekonomu Islam, terutama yang berkaitan dengan penyelesaian

pembiayaan bermasalah.

2. Bagi penulis yaitu untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

terutama tentang penyelesaian pembiayaan bermasalah.

3. Bagi praktisi yaitu mengetahui dan menyesuaikan sistem maupun konsep

dalam penyelesaian pembiayaan bermasalah yang sesuai dengan syariah

dan hukum yang berlaku di negara kita.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang mengkaji masalah ini belum begitu banyak. :

Pertama ada Jurnal tahun 2013 yang disusun oleh Pertama Mohd

Sollehudin Shuib Islamic Business School Universiti Utara Malaysia,

Kedah, Kedua Mohd Zaidi Daud Jabatan Syariah dan Undang-Undang

Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Ketiga

Ahmad Azam SulaimanJabatan Syariah dan Ekonomi, Akademi

Pengajian Islam Universiti Malaya, Kuala Lumpur. Jurnal ini

Membahas tentang “ANALISIS PERBANDINGAN PRODUK

BERASASKAN MUSHARAKAH MUTANAQISAH DAN

KONVENSIONAL”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis data kualitatif. Dalam

Page 21: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

9

penelitian ini ia berkesimpulan Secara keseluruhan, analisis

menunjukkan masalah yang dihadapi juga tergantung pada struktur

konsep seperti isu jaminan modal, isu polemik dua kontrak dalam satu

kontrak dan isu status pembayaran bagi rumah yang masih dalam

pembangunan. Ada juga isu - isu yang tidak dipengaruhi struktur

kontrak sebaliknya disebabkan oleh praktek lembaga itu sendiri dalam

menawarkan produk pembiayaan perumahan. Isu terbesar adalah untuk

produk pinjaman secara konvensional memang wajib ditolak oleh umat

Islam meskipun ada kelebihan yang kadangkala tidak tedapat pada

beberapa pembiayaan secara Islam. Ini karena pinjaman secara

konvensional jelas berbasis riba dan gharar. Alternatifnya umat Islam

dapat memilih kontrak - kontrak pembiayaan Islam yang lain seperti

musharakah mutanaqisah, istisna, BBA dan murabahah. Meskipun

kontrak - kontrak ini tidak terlepas dari masalah, tetapi ini adalah lebih

baik dibandingkan kontrak konvensional yang ada.

Kedua disusun oleh Nurul Izzah Binti Noor Zainan dari Pusat Pengajian

Ekonomi Fakulti Ekonomi dan Pengurusan Universiti Kebangsaan

Malaysia, dan Abdul Ghafar Ismail dari Fakultas Ekonomi dan

Pengurusan Universiti Kebangsaan Malaysia. Jurnal ini membahas

tentang “Musyarakah Mutanaqisah: Isu dan Cabaran, Kesan

Terhadap Pembangunan Ekonomi”. Metode yang digunakan dalam

Page 22: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

10

penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis data

kualitatif. Dalam penelitian ini ia berkesimpulan Dengan menggunakan

konsep pembiayaan musyarakah mutanaqisah ini dengan lebih

meningkatkan lagi mutu konsep tersebut berdasarkan landasan syariah ,

maka akan lebih berkembang lagi penggunaan terhadap konsep

musyarakah mutanqisah karena ia merupakan konsep yang efisien

dalam pembiayaan perumahan. Oleh karena itu, jika ada perubahan

terhadap tanggungjawab dari pihak bank atau pelanggan harus mengacu

kepada kontrak asli yang telah dilakukan dan perubahan yang dilakukan

adalah berbasis dan masih memberikan keuntungan kepada kedua pihak.

Jadi, ketika melakukan perubahan dalam kontrak, harga harus dijelaskan

pada awal kontrak dilakukan dengan mendapat persetujuan dua belah

pihak untuk menghindari terjadinya riba atau gharar dalam perubahan

kontrak. Selain itu juga, Musyarakah mutanaqisah ini dapat

memberikan keyakinan dan kepercayaan terhadap pelanggan dalam

menggunakan sistem perbankan Islam yang transparan dan benar.

Meskipun produk ini dikatakan akan mengurangi keuntungan bank

dibandingkan produk pembiayaan yang lain, akan tetapi produk ini akan

menarik lebih banyak pelanggan dan disamping itu dapat

mempertahankan keuntungan yang berkepanjangan kepada pihak bank.

Dengan efektivitas terhadap kontrak musyarakah mutanaqisah ini akan

memberikan perkembangan yang maju dalam kepemilikan properti

Page 23: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

11

selain dapat mengembangkan lagi ekonomi Negara karena dengan

adanya konsep musyarakah mutanaqisah ini, ia akan mendorong orang

untuk memilik properti dan akan mengurangi tingkat kemiskinan di

Negara karena mereka mampu memiliki aset mereka sendiri. Dengan

berdasarkan landasan syariat yang telah ditetapkan, produk ini akan

lebih berkembang dan mampu memberikan layanan yang terbaik dalam

sistem perbankan Islam disamping memberikan keuntungan yang lebih

dalam perbankan Islam ini karena dapat menarik lebih banyak lagi

pelanggan untuk menggunakan sistem perbankan Islam ini.

Ketiga disusun oleh Agisa Muttaqien, tahun 2012, membahas tentang

“PEMBIAYAAN PEMILIKAN RUMAH DENGAN AKAD

MUSYARAKAH MUTANAQISAH PADA BANK MUAMALAT

INDONESIA”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian deskriptif dengan jenis data kualitatif. Dalam

penelitian ini ia berkesimpulan Terdapat masalah kepemilikan sertifikat

sebagai aspek hukum pembuktian dalam penerapan akad Musyarakah

Mutanaqisah ini. Bahwa sertifikat sebagai bukti kepemilikan yang sah

hanya diatasnamakan nasabah saja. Bank Muamalat Indonesia memilih

untuk mencantumkan nama nasabah di awal perjanjian, padahal nasabah

pada saat itu belum benar-benar memiliki hunian tersebut. Fatwa DSN

tentang Musyarakah Mutanaqisah pun mengatakan kepemilikan baru

Page 24: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

12

berpindah kepada nasabah jika telah dilakukan pelunasan seluruhnya.

Lalu terdapat permasalahan dalam penerapan prinsip Ijarah dalam akad

Musyarakah Mutanaqisah ini, antara lain pandangan bahwa penyewa

dan pemberi sewa dalam PHSK adalah satu pihak yaitu nasabah, yang

hanya didasari pencantuman nama nasabah pada sertifikat kepemilikan

hunian.

Keempat disusun oleh Chrisanty Amalia, Universitas Sumatra Utara

membahas tentang “ANALISIS YURIDIS PENYELESAIAN

PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BANK SYARIAH (Studi

pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, di kota Medan)”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif dengan jenis data kualitatif. Dalam penelitian ini ia

berkesimpulan Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan

bermasalah pada Bank Muamalat antara lain dikarenakan omset nasabah

debitur mengalami penurunan dan dikarenakan adanya masalah keluarga

dari nasabah debitur atau karena ada bencana alam yang semuanya

diluar dari sepengetahuan manusia. Faktor-faktor internal seperti

petugas, sistem dan manajemen sudah di antisipasi Bank Muamalat

dimana Bank akan berusaha untuk lebih mengenal calon character

nasabah debitur, dengan cara wawancara dan melakukan survei

lapangan terhadap capacity dan collateral calon nasabah debitur.

Page 25: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

13

Kelima disusun oleh Nova Augusta, tahun 2010, membahas tentang

“MEKANISME PENYELESAIAN PEMBIAYAAN IMBT

BERMASALAH PADA BANK DKI SYARIAH”. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif

dengan jenis data kualitatif. Dalam penelitian ini Sebagian besar

nasabah mengajukan pembiayaan ijarah muntahia bittamlik adalah

untuk keperluan konsumtif, yaitu pembelian KPR. Sedangkan sebagian

kecilnya untuk modal kerja, pembiayaan penerbangan, dan industry

perkapalan. Faktor utama penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah

pada pembiayaan IMBT adalah jika nasabah tiba-tiba di PHK (Putus

Hubungan Kerja) oleh perusahaan tempat ia bekerja sehingga

mempengaruhi resource of payment (kemampuan membayar) nasabah.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penulis melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan

deskriptif analitis yaitu untuk menggambarkan secara jelas bagaimana

Penerapan Keputusan DSN NO.01/DSN-MUI/X/2013 Penyelesaian

Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah Bermasalah Pada Bank Muamalat

Indonesia.

Page 26: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

14

2. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

tidak mengadakan perhitungan.9 Penelitian kualitatif yang bersifat

deskriptif yaitu data yang terkumpul berupa kata-kata, gambar bukan

angka. Kalaupun ada angka-angka dalam penelitian ini, sifatnya hanya

sebagai penunjang saja. Penelitian deskriptif bertujuan untuk

mendeskripsikan kejadian yang terjadi saat ini.10

Metode deskriptif ini

menjelaskan upaya yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia dalam

menangani pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah bermasalah.

3. Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari

tangan pertama), Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari

responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga

data

hasil wawancara peneliti dengan narasumber.11

9 Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Ed: Revisi, (Bandung : PT Remaja Rosda

Karya, 2004), h.2 10

Mardalis, Metode Penelitian: Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995),

h.26 11

Uma Sekaran, Metodologi Penelitian Untuk Bisnis (Jakarta : Salemba Empat, 2006), h. 18

Page 27: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

15

b. Data Sekunder: yaitu data yang diperoleh tidak langsung dari

sumbernya, misalnya dari buku-buku, majalah atau literature-literatur

yang berkaitan dengan tema skripsi.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka, yaitu dengan mengumpulkan dan menganalisa suatu

pengertian yang bersifat teoritis, untuk itu penulis menggunkan

beberapa literatur yang mendukung penelitian ini dilakukan dengan

cara membaca dan mempelajari buku-buku yang berkenaan dengan

masalah yang dibahas. Studi ini dilakukan untuk menguji kebenaran

serta relevansi antara teori yang terdapat dalam buku dengan praktek

di lapangan.

b. Wawancara, adalah proses pengumpulan data dan memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan

menggunakan alat yang dinamakan pedoman wawancara. 12

Proses wawancara ini akan ditujukan langsung pada narasumber,

yaitu:

Muamalat Institute selaku lembaga research yang telah didirikan

Bank Muamalat Indonesia.

Dewan Syariah Nasional Selaku Pembuat Keputusan

12

Nazir Muh. Metode Penelitian. Jakata : Ghalia Indonesia, 1988. cetakan ketiga. h.

234

Page 28: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

16

c. Dokumentasi: yaitu teknik yang digunakan untuk melengkapi data

yang diperlukan oleh penulis, antara lain dengan cara melihat

dokumen dan arsip-arsip pada instansi-instansi yang ada kaitannya

dengan objek penelitian.

5. Analisis Data

Selanjutnya, dalam pengolahan data yang telah diperoleh, penulis

mengklasifikasikan data tersebut, kemudian melengkapinya dengan

interpretasi-interpretasi, dengan menggunakan metode analisa data sebagai

berikut:

Metode deduktif, yaitu suatu logika yang beritik tolak dari

pengetahuan yang bersifat umum, kemudian dijadikan titik tolak

dalam menilai suatu fakta yang bersifat khusus.

6. Pedoman Penulisan

Adapun pedoman penulisan laporan penelitian ini didasarkan pada

buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi” yang diterbitan

oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang apa yang menjadi isi

dari penulisan skripsi ini maka dikemukakan susunan dan rangkaian masing-masing

bab, sebagai berikut:

Page 29: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

17

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan,

manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian, kerangka pemikiran teoritis, dan

hipotesis.

BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum dari objek penelitian

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penjelasan tentang informasi yang dihasilkan dalam

pengelolaan data-data yang telah dikumpulkan oleh peneliti berdasarkan metode yang

digunakan dengan berpedoman pada landasan teori dasar.

BAB V : PENUTUP

Bab ini menguraikan tentang simpulan atas hasil pembahasan analisa dan

penelitian, dan saran-saran yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

Page 30: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kedudukan Fatwa

Fatwa menempati kedudukan strategis dan sangat penting, karena mufti

(pemberi fatwa), sebagaimana dikatakan oleh Imam Asy-Syathibi,

berkedudukan sebagai khalifah dan ahli waris Nabi SAW, sebagaimana hadits

yang diriwayatkan oleh Abud Daud dan Tirmidzi bahwa “ulama merupakan

ahli waris para Nabi” dalam menyampaikan hukum syariat, mengajar

manusia, dan memberi peringatan kepada mereka agar sadar dan berhati-

hati.13

Kedudukan fatwa dalam hukum Islam dapat dikaji dari pengertian

fatwa itu sendiri, sehingga bila berbicara mengenai fatwa itu sendiri, maka

tidak akan lepas dari aspek siapa atau organisasi apa yang memuat fatwa

tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berbicara tentang fatwa, maka

tidak terlepas pembicaraan tersebut terhadap konsep ijtihad. Fatwa

dikeluarkan oleh para ulama atau ahli fikih Islam yang mampu mengangkat

permasalahan akibat kebutuhan siapa yang butuh dasar jawaban sebagai

landasan hukum suatu perbuatan atau kegiatan yang sifatnya bisa keagamaan

atau non-keagamaan.14

13

Yusuf Qardhawi, Fatwa Antara Ketelitian & Kecerobohan, (Jakarta: Gema Insani Press),

1997, hlm. 13. 14

Rohadi Abdul Fatah, Analisis Fatwa Keagmaan; Dalam Fikih Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara), 2006 hlm. 76

Page 31: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

20

Terkait dengan MUI bahwa, fatwa MUI ini merupakan bentuk dari

fatwa kolektif (al-fatwa alijma`) adalah fatwa yang dihasilkan oleh ijtihad

sekelompok orang, tim, atau panitia yang sengaja dibentuk. Pada dasarnya

fatwa kolektif ini dihasilkan melalui suatu diskusi dalam lembaga ilmiah yang

terdiri atas para personal yang memiliki kemampuan tinggi dalam bidang fikih

pemahaman problema keagamaan dan berbagai ilmu lainnya sebagai

penunjang dalam arti syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seseorang yang

akan berijtihad. Fatwa yang dihasilkan melalui lembaga ilmiah ini harus

mampu menetapkan hukum dengan berani dan bebas dari pengaruh dan

tekanan politik, sosial, dan budaya yang dianut Bangsa.15

Fatwa sangat penting dalam kehidupan ini dan keberadaan fatwa

membolehkan pelaksanaan hukum-hukum syara‟ ditegakkan berlandaskan

kaidah-kaidah syari‟ah. Fatwa memainkan peranan yang sangat penting dalam

perkembangan UU Islam atau hukum syara‟. Dengan kedudukan itu, institusi

fatwa diberikan perhatian yang utama oleh dunia Islam.

B. Konsep Musyarakah Mutanaqisah

a. Pengertian Dan Landasan Hukum Musyarakah Mutanaqisah

Pembiayaan Musyarakah Mutanaqishah adalah produk pembiayaan

berdasarkan prinsip musyarakah, yaitu syirkatul 'inan, yang porsi (hishshah)

modal salah satu syarik (Bank Syariah/LKS) berkurang disebabkan

15

Ibid, hlm. 140

Page 32: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

21

pengalihan komersial secara bertahap (naqlul hishshah bil 'iwadh

mutanaqishah) kepada syarik yang lain (nasabah).16

Musyarakah mutanaqishah merupakan produk turunan dari akad

musyarakah, yang merupakan bentuk akad kerjasama antara dua pihak atau

lebih. Kata dasar dari musyarakah adalah syirkah yang berasal dari kata

syaraka-yusyrikusyarkan-syarikan-syirkatan (syirkah), yang berarti

kerjasama, perusahaan atau kelompok/kumpulan. Musyarakah atau syirkah

adalah merupakan kerjasama antara modal dan keuntungan. Sementara

mutanaqishah berasal dari kata yatanaqishu-tanaqish-tanaqishan-

mutanaqishun yang berarti mengurangi secara bertahap. Musyarakah

mutanaqishah (diminishing partnership) adalah bentuk kerjasama antara dua

pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu barang atau asset. Dimana

kerjasama ini akan mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak sementara

pihak yang lain bertambah hak kepemilikannya. Perpindahan kepemilikan ini

melalui mekanisme pembayaran atas hak kepemilikan yang lain. Bentuk

kerjasama ini berakhir dengan pengalihan hak salah satu pihak kepada pihak

lain.17

Dalam suatu lembaga harus dituntut mempunyai suatu landasan

hukum yang ada begitupun produk – produk dalam perbankan syariah harus

16

Indonesia, Keputusan Dewan Syari‟ah Nasional No: 01/DSN-MUI/XI/2013 Tentang

Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqisah Dalam Produk Pembiayaan, Definisi Produk. 17

M. Nadratuzzaman Hosen, Musyarakah Mutanaqisah, hlm. 1.

http://www.ekonomisyariah.org/download/artikel/Makalah%20Musyarakah%20Mutanaqish_Nadratuz

zaman.pdf (diakses pada 17 Maret 2015)

Page 33: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

22

dilakuan keabsahan produk yang ada, tidak hanya pertanggungjawaban

kepada hukum negara saja, melainkan juga terhadap hukum Allah yang

merupakan dasar implementasi dari produk perbankan syariah. Landasan

hukum yang pertama ialah berasal dari hukum syariah antara lain:

1. Al-Qur‟an

a. Surah Shad ayat 24 yang artinya,

"…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang yang bersyarikat itu

sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang

yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; dan amat sedikitlah mereka

ini…."

Ayat ini seolah mencela perilaku orang-orang yang bekerjasama

atau berserikat dalam dagang dengan menzalimi sebagian dari mitra kerja

mereka. Ayat ini jelas menunjukkan bahwa syirkah pada hakekatnya

diperbolehkan oleh risalah yang terdahulu dan telah dipraktekkan, namun

harus sesuai dengan hukum Allah SWT.

b. Surah Al-Maidah ayat 5 yang artinya,

“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu....”

Ayat ini memberikan ketegasan kepada umat manusia yang

berkongsi dalam kebaikan untuk selalu mematuhi segala aturan mengenai

akad (perjanjian) dan tidak boleh mengingkarinya jika telah berjanji, agar

di kemudian hari tidak terjadi permasalahan dan perselisihan yang

menghancurkan umat manusia itu sendiri.

Page 34: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

23

c. Surah Al-Baqarah ayat 233 yang artinya,

“… dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa

bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.

Bertaqwalah kepada Allah, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat

apa yang kamu kerjakan”

Ayat ini merupakan salah satu dasar hukum dari ijarah yang

menjadi bagian dari akad Musyarakah Mutanaqisah. Allah telah

memberikan hukum kepada manusia bahwa memberikan pembayaran

karena mengambil manfaat dari orang lain tidak dilarang dan tidak

berdosa.

d. Surah Az-Zukhruf ayat 32 yang artinya,

“… dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain

beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian

yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka

kumpulkan”

Ayat ini menerangkan bahwa memang Allah menjadikan

sebagian umat menjadi lebih tinggi beberapa derajat daripada yang lain,

agar umat yang kekurangan dapat mengambil manfaat dan bekerjasama

demi dan dengan manfaat tersebut.

2. Hadist Rasulullah saw

a. HR Abu Hurairah RA yang artinya, “Allah swt. berfirman: „Aku adalah

pihak ketiga dari dua orang yang bersyarikat selama salah satu pihak

Page 35: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

24

tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika salah satu pihak telah

berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu Daud, yang dishahihkan

oleh al-Hakim, dari Abu Hurairah)

b. HR Tirmidzi dan Amr bin Auf yang artinya, “Perdamaian dapat

dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang

mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum

muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang

mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

c. HR Ibn Majah dari Ibnu Umar, yang artinya, “Berikanlah upah pekerja

sebelum keringatnya kering” Hadist ini menegaskan bahwa menyewa

atau memanfaatkan tenaga dari buruh atau pekerja adalah diperbolehkan,

namun tidak boleh menyingkirkan kewajiban untuk membayar sewa atas

manfaat tersebut, bahkan kewajiban untuk membayar sewa harus dilunasi

sebelum keringatnya kering.

d. HR Abu Saad bin Abi Waqqash tentang sewa menyewa yang artinya,

“Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya;

maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan

memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.”

Pemaparan diatas merupakan pemaparan mengenai dasar hukum

agama (syariah) menurut Al-Qur‟an, Hadist dan Taqrir Rasulullah saw

Namun, sebagai lembaga yang bergerak secara nasional dan internasional,

dibutuhkan pula perangkat hukum positif yang mendasari pijakan

Page 36: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

25

perbankan syariah dan produk-produk yang terdapat di dalamnya, yaitu

antara lain:

1. Bank Indonesia

Bank Indonesia sebagai perpanjangan tangan dari undang-

undang yang telah disahkan oleh DPR dan Presiden RI, juga membuat

instrumen hukum bagi akad, antara lain:18

a. PBI No. 10/24/PBI/2008 tanggal 16 Oktober 2008 Tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia No.

8/21/PBI/2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum

Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah.

b.PBI No.10/16/PBI/2008 Tanggal 25 September 2008 Tentang

Perubahan Atas PBI No.9/19/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip

Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana, Penyaluran Dana

Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.

c. PBI Nomor 10/17/PBI/2008 Tanggal 25 September 2008 Tentang

Produk Bank Syariah Dan Unit Usaha Syariah.

d.PBI Nomor. 9/19/PBI/2007 Tanggal 17 Desember 2007 Tentang

Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana

Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.

18

Bank Muamalat Indonesia, Panduan Produk Nomor 01/RPDD/PMBY/2010 Panduan

Pembiayaan iB Syariah Kongsi, 2010, hlm. 1.

Page 37: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

26

b. Karakteristik Musyarakah Mutanaqisah

Karakteristik Musyarakah Mutanaqishah Semua rukun dan

ketentuan yang ada dalam akad musyarakah, sebagaimana fatwa DSN-MUl

No. 8IDSN-MUIIIV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah berlaku juga pada

Musyarakah Mutanaqishah. Sedangkan ciri-ciri khusus Musyarakah

Mutanaqishah adalah sebagai berikut:19

a. Modal usaha dari para pihak (Bank Syariah/Lembaga Keuangan

Syariah [LKS]) dan nasabah) harus dinyatakan dalam bentuk

hishshah. Terhadap modal usaha tersebut dilakukan tajzi'atul

hishshah, yaitu modal usaha dicatat sebagai hishshah (portion) yang

terbagi menjadi unit unit hishshah. Misalnya modal usaha syirkah

dari bank sebesar 80 juta rupiah dan dari nasabah sebesar 20 juta

rupiah (modal usaha syirkah adalah 100 juta rupiah). Apabila setiap

unit hishshah disepakati bernilai 1 juta rupiah; maka modal usaha

syirkah adalah 100 unit hishshah.

b.Modal usaha yang telah dinyatakan dalam hishshah tersebut tidak

boleh berkurang selama akad berlaku secara efektif. Sesuai dengan

contoh pada huruf a, maka modal usaha syirkah dari awal sampai

akhir adalah 100 juta rupiah (l00 unit hishshah).

19

Indonesia, Keputusan Dewan Syari‟ah Nasional No: 01/DSN-MUI/XI/2013 Tentang

Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqisah Dalam Produk Pembiayaan, Karakteristik

Page 38: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

27

c. Adanya wa'd (janji). Bank Syariah/LKS berjanji untuk mengalihkan

seluruh hishshahnya secara komersial kepada nasabah dengan

bertahap;

d.Adanya pengalihan unit hishshah. Setiap penyetoran uang oleh

nasabah kepada Bank Syariah/LKS, maka nilai yang jumlahnya

sama dengan nilai unit hishshah, secara syariah dinyatakan sebagai

pengalihan unit hishshah Bank Syariah/LKS secara komersial

(naqlul hishshah bil 'iwadh), sedangkan nilai yang jumlahnya lebih

dari nilai unit hishshah tersebut, dinyatakan sebagai bagi hasil yang

menjadi hak Bank Syariah/LKS.

c. Prinsip Dan Ketentuan Musyarakah Mutanaqisah

Prinsip yang digunakan dalam produk ini adalah akad Musyarakah

Mutanaqishah. Syirkah dalam akad Musyarakah Mutanaqishah adalah syirkah

al-'inan. Kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan

Musyarakah Mutanaqishah berlaku persyaratan paling kurang sebagai

berikut:20

a. Berlaku ketentuan hukum/prinsip syariah sebagaimana yang diatur

dalam fatwa DSN-MUI No.08/DSN-MUI/lV /2000 tentang

Pembiayaan Musyarakah;

20

Indonesia, Keputusan Dewan Syari‟ah Nasional No: 01/DSN-MUI/XI/2013 Tentang

Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqisah Dalam Produk Pembiayaan, Prinsip Dan

Ketentuan.

Page 39: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

28

b. Karakteristik sebagaimana angka 2 harus dituangkan secara jelas

dalam akad;

c. Setelah seluruh proses pengalihan selesai, seluruh porsi modal

(hishshah) Bank Syariah/LKS beralih kepada nasabah;

d. Pendapatan Musyarakah Mutanaqishah berupa bagi hasil dapat

berasal dari:

i. Margin apabila kegiatan usahanya berdasarkan prinsip jual

beli;

ii. Bagi hasil apabila kegiatan usahanya berdasarkan musyarakah

atau mudharabah;

iii. Ujrah apabila kegiatan usahanya berdasarkan prinsip ijarah.

e. Nisbah keuntungan (bagi hasil) ditetapkan berdasarkan kesepakatan

para pihak dan dapat mengikuti perubahan proporsi kepemilikan

modal;

f. Proyeksi keuntungan dalam pembiayaan Musyarakah

Mutanaqishah dapat didasarkan pada pendapatan masa depan

(future income) dari kegiatan Musyarakah Mutanaqishah,

pendapatan proyeksi (projected income) yang didasarkan kepada

pendapatan historis (historical income) dari kegiatan Musyarakah

Mutanaqishah atau dasar lainnya yang disepakati. Para pihak dapat

menyepakati nisbah keuntungan tanpa menggunakan proyeksi

keuntungan;

Page 40: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

29

g. Dalam hal kegiatan usaha Musyarakah Mutanaqishah

menggunakan prinsip sewa menyewa (ijarah), maka obyek yang

dibiayai dengan akad Musyarakah Mutanaqishah dapat diambil

manfaatnya oleh nasabah selaku pengguna atau pihak lain dengan

membayar ujrah yang disepakati. Apabila nasabah menggunakan

obyek Musyarakah Mutanaqishah, maka nasabah adalah pihak

yang mengambil manfaat dari obyek tersebut (intifa' bil ma'jur) dan

karenanya harus membayar ujrah;

h. Dalam hal kegiatan usaha Musyarakah Mutanaqishah

menggunakan prinsip sewa menyewa (ijarah) dan obyek ijarah

yang dibiayai dalam proses pembuatan pada saat akad (indent),

maka seluruh rincian kriteria, spesifikasi, dan waktu ketersediaan

obyek harus disepakati dan dinyatakan secara jelas, baik kualitas

maupun kuantitasnya (ma'luman mawshufan mundhabithan

munafiyan lil jahalah) dalam akad sehingga tidak menimbulkan

ketidak-pastian (gharar) dan perselisihan (niza');

i. Dalam hal kegiatan usaha Musyarakah Mutanaqishah

menggunakan prinsip sewa menyewa (ijarah), obyek pembiayaan

Musyarakah Mutanaqishah boleh diatas namakan nasabah secara

langsung atas persetujuan Bank Syariah/LKS;

Page 41: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

30

j. Nasabah boleh melakukan pengalihan hishshah bank syariah/LKS

sesuai dengan jangka waktu yang disepakati atau dengan jangka

waktu dipercepat atas persetujuan Bank Syariah/LKS.

C. Model Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Syariah

Seperti yang terlihat dalam Keputusan DSN NO.01/DSN-MUI/X/2013 Model

Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah ini dapat dilakukan dengan dua cara

yaitu melalui jalur Non Litigasi dan Jalur Litigasi:

a. Non Litigasi

Maksud dari Penyelesaian Non Litigasi ialah dengan tidak melalui

pengadilan, tetapi dilakukan melalui jalur perdamaian (Musyawarah) dan

juga bisa melibatkan badan arbitrase yang telah dibentuk.

1. Perdamaian Musyawarah Mufakat

Pada dasarnya langkah pertama yang dilakukan dalam

penyelesaian pembiayaan bermasalah ialah melalui jalan damai.

Perdamaian ialah suatu akad yang bertujuan untuk mengakhiri

perselisihan atau persengketaan.21

Selanjutnya dikatakan ada tiga

rukun yang harus dipenuhi yaitu : ijab, qabul dan lafadz

Upaya damai yang dilakukan biasanya ditempuh melalui

musyawarah (syuura) untuk mencapai mufakat diantara para pihak

yang berselisih. Dengan musyawarah yang mengedepankan prinsip-

21

Sohari Sahrani, Ru‟fah Abdullah, Fikih Muamalah (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011) Cet

ke-1 h. 230

Page 42: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

31

prinsip syariat, diharapkan apa yang menjadi persoalan para pihak

dapat diselesaikan. Salah satu penerapan dari penyelesaian secara

Perdamaian ini terdapat dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor

13/9/PBI/2011 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia

Nomor 10/18/PBI/2008 tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi

Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Restrukturisasi Pembiayaan

adalah upaya yang dilakukan dalam rangka membantu nasabah agar

dapat menyelesaikan kewajibannya, antara lain:

o Penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu perubahan jadwal

pembayaran kewajiban nasabah atau jangka waktunya;

o Persyaratan kembali (reconditioning), yaitu perubahan sebagian

atau seluruh persyaratan Pembiayaan tanpa menambah sisa

pokok kewajiban nasabah yang harus dibayarkan kepada Bank,

antara lain meliputi:

perubahan jadwal pembayaran;

perubahan jumlah angsuran;

perubahan jangka waktu;

perubahan nisbah dalam pembiayaan mudharabah atau

musyarakah;

Page 43: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

32

perubahan proyeksi bagi hasil dalam pembiayaan

mudharabah atau musyarakah; dan/atau pemberian

potongan.

o Penataan kembali (restructuring), yaitu perubahan persyaratan

Pembiayaan yang antara lain meliputi:

penambahan dana fasilitas Pembiayaan Bank;

konversi akad Pembiayaan;

konversi Pembiayaan menjadi surat berharga syariah

berjangka waktu menengah; dan/atau

konversi Pembiayaan menjadi penyertaan modal sementara

pada perusahaan nasabah, yang dapat disertai dengan

rescheduling atau reconditioning.

2. Badan Arbitrase Syariah Nasional

a. Pengertian

Kata arbitrase berasal dari bahasa latin arbitrare yang artinya

kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu menurut "kebijaksanaan". Arbitrase

adalah suatu penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh seorang wasit atau

para wasit yang berdasarkan persetujuan bahwa mereka akan tunduk atau

menaati keputusan yang akan diberikan wasit atau para wasit yang mereka

pilih atau tunjuk tersebut.22

22

R. Subekti, Arbitrase Perdagangan, (Bandung: Bina Cipta, 1979), h.1

Page 44: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

33

Sedangkan arbitrase dalam perspektif Islam (arbitrase syariah)

dapat disepadankan dengan istilah tahkim. Tahkim berasal dari kata kerja

hakkama.23

Secara teknis tahkim memiliki pengertian yang sama dengan

arbitrase yang dikenal saat ini, yaitu : "Pengangkatan seorang atau lebih

sebagai wasit oleh dua orang yang berselisih atau lebih, guna menyelesaikan

perselisihan mereka secara damai". Kata sinonim yang digunakan adalah

muhakkam, sedang wasit atau arbiter digunakan istilah hakam, yaitu yang

menyelesaikan perselisihan.

b. Landasan Hukum

Al-qur'an dan sunnah sebagai sumber hukum yang paling utama

memberikan petunjuk kepada manusia apabila terjadi sengketa di antara para

pihak, apakah di bidang politik, keluarga, ataupun bisnis. Hal ini

sebagaimana yang terdapat dalam Al-qur'an surat An-Nissa ayat 35 yang

artinya :

"Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam

dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud

mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri

itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal". (Q.S. An-

Nisaa : 4 : 35)

Hal ini juga dijelaskan dalam HR. Al-Nasa‟i yang artinya:

23

Luis Ma‟luf, Al-Munjid Fi al-Lughah wa al-A‟lam, (Beirut: Dar al-Masyriq, 1994), h.146

Page 45: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

34

“Yazid (Ibn al-Miqdam bin Syuraih) menceritakan kepada kami,

(riwayat) dari Syuraih bin Hani dari ayahnya (Hani), bahwa ketika ia (Hani)

menemui Rasulullah SAW banyak orang memanggilnya dengan panggilan

Abul Hakam, kemudian Rasul memanggil Hani seraya bersabda:

sesungguhnya Hakam itu adalah Allah dan kepadaNyalah dimintakan

hukum. Mengapa kamu dipanggil Abu al-Hakam?” Abu Syuraih menjawab:

jika kaumku bersengketa maka mereka mendatangiku untuk meminta

penyelesaian dan kedua belah pihak akan rela dengan putusanku”, kemudian

nabi mengomentari jawaban Abu Syuraih : “Alangkah baiknya perbuatanmu

ini! Apakah kamu mempunyai anak ?”. Abu Syuraih menjawab: “Ya, saya

punya anak yaitu Syuraih, „Abdullah, dan Musallam”. Siapa yang paling

tua? “. Tanya Nabi. Jawab Abu Syuraih: “Syuraih” kata Rasul: “kalau

begitu, engkau adalah Abu Syuraih”. (HR. Al-Nasa‟i).

Kemudian MUI pun mengeluarkan SK Dewan Pimpinan MUI No.

Kep-09/MUI/XII/2003 Tanggal 30 Syawal 1424 H (24 Desember 2003)

tentang Badan Arbitrase Syariah Nasional. Sedangkan dasar hukum arbitrase

yang berlaku secara positif dapat dijelaskan bahwa, Alternatif penyelesaian

sengketa yang bersifat umum, yaitu Undang-undang No. 30 Tahun 1999

tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Undang-undang

No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Kontruksi, Undang-undang No. 30 Tahun

2000 tentang Rahasia Dagang, Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang

Page 46: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

35

Desain Industri, dan Undang - undang No. 32 tentang Tata Letak Sirkuit

Terpadu.

c. Macam – macam Arbitrase dan Ketentuan

Secara umum orang mengenal dua macam arbitrase dalam praktek,

yaitu sebagai berikut:

a. Arbitrase Ad-Hoc (Volunter Arbitrase)

Disebut dengan arbitrase ad-hoc atau volunteer arbitrase karena

sifat dari arbitrase ini yang tidak permanen atau insidentil. Arbitrase ini

keberadaannya hanya untuk memutus dan menyelesaikan suatu kasus

sengketa tertentu saja. Setelah sengketa selesai diputus, maka

keberadaan arbitrase ad-hoc ini pun lenyap dan berakhir dengan

sendirinya. Para arbiter yang menangani penyelesaian sengketa ini

ditentukan dan dipilih sendiri oleh para pihak yang bersengketa;

demikian pula tata cara pengangkatan para arbiter, pemeriksaan dan

penyelesaian sengketa, tenggang waktu penyelesaian sengketa tidak

memiliki bentuk yang baku. Hanya saja dapat dijadikan patokan bahwa

pemilihan dan penentuan hal hal tersebut terdahulu tidak boleh

menyimpang dari apa yang telah ditentukan oleh undang-undang.24

Dalam arbitrase ad hoc proses beracara dalam arbitrase

ditentukan sendiri oleh para pihak menurut ketentuan yang lazim

24

Gunawana Wijaya dan Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis: Hukum Arbitrase, (Jakarta: PT.

Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-2, h. 19

Page 47: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

36

berlaku, atau jika dikehendaki dapat diikuti proses beracara pengadilan.

Pada arbitrase ad hoc para pihak dapat mengatur cara-cara bagaimana

pelaksanaan pemilihan arbiter, kerangka kerja prosedur arbitrase dan

aparatur administrasi dan arbitrase. Namun demikian dalam

pelaksanaannya, arbitrase ad hoc ini memiliki kesulitan antara lain

kesulitan dalam melakukan negosiasi dan menetapkan aturan-aturan

prosedural dan arbitrase serta kesulitan dalam merencanakan metode

metode pemilihan arbiter yang dapat diterima kedua belah pihak.

Karena ada beberapa kesulitan itu sering kali dipilih bentuk arbitrase

kedua yaitu arbitrase institusional.

b. Arbitrase Institusional (Lembaga Arbitrase)

Sedikit berbeda dari arbitrase ad-hoc, arbitrase institusional

keberadaannya praktis bersifat permanen, dan karenanya juga dikenal

dengan nama "permanent arbitral body". Arbitrase institusional ini

merupakan suatu lembaga arbitrase yang khusus didirikan untuk

menyelesaikan sengketa terbit dari kalangan dunia usaha hampir dari

semua Negara-negara maju terdapat lembaga arbitrase ini, yang pada

umumnya pendiriannya diprakarsai oleh Kamar Dagang dan Industri

Negara tersebut.

Lembaga arbitrase ini mempunyai aturan main sendiri sendiri

yang telah dibakukan. Secara umum dapat dikatakan bahwa penunjukan

lembaga ini berarti menunjukkan diri pada aturan-aturan main dari

Page 48: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

37

lembaga ini. Untuk jelasnya, hal ini dapat dilihat dari peraturan -

peraturan yang berlaku untuk masing-masing lembaga tersebut.25

Proses beracara dalam arbitrase institusional biasanya memutus

proses beracara yang sudah baku menurut ketentuan lembaga tersebut.

Dalam arbitrase institusional, di samping ketentuan yang berlaku umum

tata cara pengangkatan arbiter biasanya sudah ditentukan oleh lembaga

tersebut, termasuk perlawanan yang mungkin ditiadakan terhadap

arbiter yang ditunjuk. Selain itu bagi arbitrase institusional, proses

beracara dalam arbitrase institusional biasanya memutuskan proses

beracara yang sudah baku menurut lembaga tersebut.

d. Mekanisme Penyelesaian Sengketa

Terkait dengan prosedur, bahwa arbitrase adalah suatu prosedur

penyelesaian sengketa di luar pengadilan berdasarkan persetujuan para pihak

yang berkepentingan untuk menyerahkan sengketa mereka kepada seorang

wasit atau arbiter.26

Sedangkan yang dimaksud dengan prosedur berperkara

melalui badan arbitrase adalah keseluruhan proses yang harus ditempuh

sejak awal pendaftaran perkara dari segi administratif, penunjukan

arbiter/majelis arbiter, persidangan, pemeriksaan perkara, pembuktian dan

kesimpulan, kemudian diputuskan.

25

Ibid. hlm. 19 26

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum : Suatu pengantar, (Yogyakarta: Penerbit

Liberty, 1999), h. 144

Page 49: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

38

Berkaitan dengan prosedur dan proses penyelesaian sengketa

lembaga keuangan syariah melalui Basyarnas harus didasarkan pada UU No.

30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Peraturan Prosedur Basyarnas (dulu

BAMUI). Adapun ketentuan-ketentuan umum yang terkait prosedur

penyelesaian sengketa UU No. 30 Tahun 1999 adalah sebagai berikut:27

a) Pemeriksaan sengketa harus diajukan secara tertulis, namun demikian

dapat juga secara lisan apabila disetujui para pihak dan dianggap perlu

oleh Arbiter atau Majelis Arbiter.

b) Arbirter atau Majelis Arbirter terlebih dahulu mengusahakan

perdamaian antara pihak yang bersengketa.

c) Pemeriksaan atas sengketa harus diselesaikan dalam waktu paling lama

180 hari sejak Arbiter atau Majelis Arbiter terbentuk, namun demikian

dapat diperpanjang apabila diperlukan dan disetujui para pihak.

d) Putusan Arbitrase harus memuat kepala putusan yang berbunyi “Demi

keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” nama sengkat

sengketa, uraian singkat sengketa, pendirian cara pihak, nama lengkat

dan alamat Arbiter atau Majelis Arbiter mengenai keselurhan sengketa,

pendapat masing-masing Arbiter dalam hal terdapat perbedaan

pendapat dalam Majelis Arbitrase, amar putusan, tempat dan tanggal

putusan, dan tanatangan Arbiter atau Majelis Arbiter.

27

Indonesia, “UU No. 30 Tahun 1999 : Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Page 50: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

39

e) Dalam putusan ditetapkan suatu jangka waktu putusan tersebut harus

dilaksanakan.

f) Apabila pemeriksaan sengketa telah selesai, pemeriksaan harus ditutup

dan ditetapkan sidang mengucapkan putusan arbitrase dan diucapkan

dalam waktu paling lama 30 hari setelah pemeriksaan ditutup.

g) Dalam waktu paling lama 14 hari setelah putusan diterima, para pihak

dapat mengajukan permohonan kepada Arbiter atau Majelis Arbiter

untuk melakukan koreksi terhadap kekeliruan administrasi dan atau

menambah atau mengurangi seuatu tuntutan putusan.

Berdasarkan ketentuan-ketentuaun prosedur di atas, dimaksudkan

untuk menjaga agar jangan sampai penyelesaian sengketa melalui arbitrase

termasuk juga arbitrase syariah menjadi berlarut-larut, sehingga dengan

demikian dalam arbitrase tidak terbuka upaya hukum banding, kasasi

maupun peninjauan kembali. Dengan demikian, putusan yang sudah

tandatangani arbiter bersifat final and binding artinya putusan Basyarnas

mempunyai kekuatan mengikat dan padanya tidak dapat dilakukan upaya

hukum apapun.

Namun, di sini ada pengecualian apabila telah terjadi kekhilafan,

atau penipuan di dalamnya mengenai suatu fakta atau dengan adanya

novum. Setelah putusan tersebut sudah mempunyai kekuatan hukum tetap,

maka salinan otentik putusan diserahkan dan didaftarkan di kepeniteraan

Page 51: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

40

PN (Pengadilan Negeri). Bilamana putusan tidak dilakukan secara sukarela,

maka dilaksanakan berdasarkan perintah ketua PN (Pengadilan Negeri).

Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 8 Tahun 2008 perubahan

No. 02 Tahun 2008 tentang Eksekusi Putusan Badan Arbitrase Syariah,

disebutkan bahwa dalam hal putusan Badan Arbitrase Syariah tidak

dilaksanakan secara sukarela, maka putusan tersebut berdasarkan perintah

Pengadilan Agama.

b. Litigasi (Pengadilan Agama)

Langkah ini akan diambil bilamana nasabah tidak beritikad baik

yaitu menunjukkan kemauan untuk memenuhi kewajibannya sedangkan

nasabah sebenarnya masih mempunyai harta kekayaan lain yang tidak

dikuasai oleh bank atau sengaja disembunyikan atau mempunyai sumber-

sumber lain untuk mengatasi kredit macetnya.

Sejak diundangkannya Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 tentang

Peradilan Agama maka bilamana terjadi sengketa dalam bidang muamalah

maka diselesaikan lewat Pengadilan Agama. Perubahan penting yang ada

dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 adalah perluasan kekuasaan atau

kewenangan pengadilan agama yang meliputi juga sengketa di bidang

Ekonomi Syariah . Hal ini terdapat pada Pasal 49 Undang-Undang No. 3

Tahun 2006, yang dimaksudkan dengan ekonomi syariah adalah perbuatan

atau kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut syariah, meliputi Bank

Page 52: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

41

Syariah, Asuransi Syariah, Reasuransi Syariah, Reksadana Syariah, Obligasi

dan surat berharga jangka menengah syariah, Sekuritas Syariah, Pembiayaan

Syariah, Pegadaian Syariah, Dana Pensiun Lembaga Keuangan Syariah,

Bisnis Syariah serta Lembaga Keuangan Mikro Syariah.28

.

Perbedaan yang sangat mendasar pada kedudukan Peradilan Agama

sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, adalah terletak

pada kewenangan absolutnya. Ketika masih diberlakukannya Undang-

Undang Nomor 7 tahun 1989 sebagai payung hukum terakhir bagi tugas-

tugas Peradilan Agama, kewenangan Pengadilan Agama hanya sebatas

menyelesaian perkara-perkara yang menyangkut perkawinan, warisan,

wasiat, hibah, waqaf dan shadaqoh. Sehingga bilamana terjadi sengketa

menyangkut ekonomi syariah hanya bisa dilakukan di Pengadilan Negeri.

a. Penyelesaian Melalui Proses Persidangan (Litigasi)

Adapun hal hal penting yang harus dilakukan terlebih dahulu

tersebut antara lain yaitu :

1) Pastikan Lebih Dahulu Perkara Tersebut Bukan Perkara Perjanjian

yang Mengandung Klausula Arbitrase.

2) Pelajari Secara Cermat Perjanjian (Akad) yang Mendasari Kerja

Sama Antar Para Pihak.

3) Prinsip Utama dalam Menangani Perkara Ekonomi syari‟ah.

28

Indonesia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, pasal 49 huruf i.

Page 53: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

42

penyelesaian perkara perbankan syari‟ah di lingkungan peradilan

agama akan dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum acara perdata

sebagaimana yang berlaku di lingkungan peradilan umum. Artinya,

setelah upaya damai ternyata tidak berhasil maka hakim melanjutkan

proses pemeriksaan perkara tersebut di persidangan sesuai dengan

ketentuan hukum perdata dimaksud. Dengan demikian dalam hal ini

proses pemeriksaan perkara tersebut akan berjalan sebagaimana lazimnya

proses pemeriksaan perkara perdata di pengadilan yang secara umum

akan dimulai dengan pembacaan surat gugatan penggugat, lalu disusul

dengan proses menjawab yang akan diawali dengan jawaban dari pihak

tergugat, kemudian replik penggugat, dan terakhir duplik dari pihak

tergugat.

Setelah proses jawab menjawab tersebut selesai, lalu persidangan

dilanjutkan dengan acara pembuktian. Pada tahap pembuktian ini kedua

belah pihak beperkara masing-masing mengajukan bukti-buktinya guna

mendukung dalil-dalil yang telah dikemukakan di persidangan. Setelah

masing-masing pihak mengajukan bukti-buktinya, lalu tahap berikutnya

adalah kesimpulan dari para pihak yang merupakan tahap terakhir dari

proses pemeriksaan perkara di persidangan. Setelah seluruh tahap

pemeriksaan perkara di persidangan selesai, hakim melanjutkan kerjanya

untuk mengambil putusan dalam rangka mengadili atau memberikan

Page 54: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

43

keadilan dalam perkara tersebut. Untuk itu tindakan selanjutnya yang

harus dilakukan hakim dalam memeriksa dan mengadili perkara tersebut

adalah melakukan konstatir, mengkualifitsir, dan meng-konstituir guna

menemukan hukum dan menegakkan keadilan atas perkara tersebut

untuk kemudian disusun dalam suatu putusan (vonnis) hakim Adapun

kerangka kerja dari ketiga hal tersebut, yaitu :29

Pertama, meng-konstatir artinya menguji benar tidaknya

peristiwa atau fakta yang diajukan para pihak melalui pembuktian

menggunakan alat-alat bukti yang sah menurut hukum pembuktian. Hal

ini harus diuraikan secara sistematis dalam putusan hakim pada bagian

duduk perkaranya. Kerangka kerja berkaitan dengan hal ini secara garis

besar meliputi :

1. Memeriksa identitas para pihak, termasuk kuasa hukumnya jika ada.

2. Mengupayakan perdamaian bagi para pihak beperkara sesuai dengan

ketentuan Pasal 154 R.Bg / 130 HIR dan / atau melalui upaya

mediasi sebagaimana PERMA No. 01 Tahun 2008 seperti diuraikan

sebelumnya.

3. Memeriksa syarat-syarat perkara tersebut sebagai perkara.

4. Memeriksa seluruh fakta atau peristiwa yang dikemukakan para

pihak.

29

A. Mukti Arto, Praktik Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta : Pustaka

Pelajar, 1996), h. 33, 36-37

Page 55: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

44

5. Memeriksa syarat-syarat dan unsur-unsur setiap fakta atau peristiwa.

6. Memeriksa alat-alat bukti yang diajukan di persidangan sesuai

dengan tata cara pembuktian yang diatur dalam hukum acara perdata.

7. Memeriksa jawaban, sangkalan, keberatan dan bukti-bukti pihak

lawan.

8. Mendengar kesimpulan masing-masing pihak.

9. Melakukan pemeriksaan di persidangan sesuai dengan hukum acara

yang berlaku.

Kedua, meng-kualifisir, artinya menilai peristiwa atau fakta

yang telah terbukti itu termasuk hubungan hukum apa dan menemukan

hukumnya bagi peristiwa yang telah dikonstatir. Hal ini harus diuraikan

dalam putusan hakim pada bagian pertimbangan hukumnya. Kerangka

kerja dalam hal ini secara garis besar meliputi :

1. Merumuskan pokok perkara tersebut

2. Mempertimbangkan syarat-syarat formil perkara

3. Mempertimbangkan beban pembuktian

4. Mempertimbangkan keabsahan peristiwa atau fakta sebagai fakta

hukum

5. Mempertimbangkan secara logis, kronologis, dan yuridis fakta-fakta

hukum menurut hukum pembuktian

Page 56: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

45

6. Mempertimbangkan jawaban, keberatan dan sangkalan sangkalan

serta bukti-bukti lawan sesuai hukum pembuktian

7. Menemukan hubungan hukum peristiwa-peristiwa atau fakta yang

terbukti dengan petitum

8. Menemukan hukumnya, baik hukum tertulis maupun yang tidak

tertulis dengan menyebutkan sumber-sumbernya (lihat antara lain

sumber-sumber hukum materiil setelah pembahasan ini)

9. Mempertimbangkan biaya perkara

Ketiga, meng-konstituir artinya menetapkan hukum atas

perkara tersebut. Dalam hal ini hakim :

1. Menetapkan hukum atas perkara tersebut dalam amar putusannya

2. Mengadili sebatas petitum yang ada, kecuali ditentukan lain oleh

undang-undang

3. Menetapkan biaya perkara

Demikian secara garis besar prosedur pemeriksaan perkara

ekonomi syari‟ah di pengadilan agama sesuai dengan ketentuan hukum

acara yang berlaku.

Page 57: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

47

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Profil Bank Muamalat Indonesia

1. Sekilas Tentang Bank Muamalat Indonesia

Saat ini Bank Muamalat memberikan layanan kepada 3,9 juta nasabah

melalui 456 kantor layanan yang tersebar di 34 Provinsi di dan didukung oleh

jaringan layanan di lebih dari 4.000 outlet System Online Payment Point

(SOPP) di PT. POS Indonesia dan 1.483 Automated Teller Machine (ATM).

Untuk memantapkan aksesibilitas nasabah. Bank Muamalat telah

meluncurkan Shar-e Gold yang dapat digunakan untuk bertransaksi bebas

biaya di jutaan merchant di 170 negara.

Bank Muamalat merupakan satu-satunya bank syariah yang

berekspansi ke luar negeri dengan membuka kantor cabang di Kuala Lumpur,

Malaysia. Nasabah dapat memanfaatkan jaringan Malaysia Electronic

Payment System (MEPS) dengan jangkauan akses lebih dari 2.000 ATM di

Malaysia.

Pelopor perbankan syariah ini selalu berkomitmen untuk

menghadirkan layanan perbankan syariah yang kompetitif dan mudah

dijangkau bagi masyarakat hingga ke berbagai pelosok Nusantara.

Page 58: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

48

Bukti komitmen tersebut telah mendapat apresiasi dari pemerintah,

media massa, lembaga nasional dan internasional, serta masyarakat luas

dengan perolehan lebih dari 100 penghargaan bergengsi selama 5 tahun

terakhir.30

2. Sejarah Singkat Perjalanan Bank Muamalat Indonesia

Gagasan pendirian Bank Muamalat berawal dari lokakarya Bunga

Bank dan Perbankan yang diselenggarakan Majelis Ulama Indonesia pada 18-

20 Agustus 1990 di Cisarua, Bogor. Ide ini berlanjut dalam Musyawarah

Nasional IV Majelis Ulama Indonesia di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, pada 22-

25 Agustus 1990 yang diteruskan dengan pembentukan kelompok kerja untuk

mendirikan bank murni syariah pertama di Indonesia.

Realisasinya dilakukan pada 1 November 1991 yang ditandai dengan

penandatanganan akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk di Hotel

Sahid Jaya berdasarkan Akte Notaris Nomor 1 Tanggal 1 November yang

dibuat oleh Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan Izin Menteri Kehakiman

Nomor C2.2413. T.01.01 Tanggal 21 Maret 1992/Berita Negara Republik

Indonesia Tanggal 28 April 1992 Nomor 34.

Pada saat penandatanganan akte pendirian ini diperoleh komitmen dari

berbagai pihak untuk membeli saham sebanyak Rp 84 miliar. Kemudian

30

Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2013, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia,

2013), h. 16.

Page 59: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

49

dalam acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor diperoleh tambahan dana

dari masyarakat Jawa Barat senilai Rp 106 miliar sebagai wujud dukungan

mereka.

Dengan modal awal tersebut dan berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Keuangan RI Nomor 1223/ MK.013/1991 tanggal 5 November1991

serta izin usaha yang berupa Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia Nomor 430/ KMK.013/1992 Tanggal 24 April 1992, Bank

Muamalat mulai beroperasi pada 1 Mei 1992 bertepatan dengan 27 Syawal

1412 H. Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat mendapat kepercayaan dari

Bank Indonesia sebagai Bank Devisa.

Beberapa tahun yang lalu Indonesia dan beberapa negara di Asia

Tenggara pernah mengalami krisis moneter yang berdampak terhadap

perbankan nasional yang menyebabkan timbulnya kredit macet pada segmen

korporasi. Bank Muamalat pun ikut terimbas dampak tersebut. Tahun 1998,

angka non performing financing (NPF) Bank Muamalat sempat mencapai

lebih dari 60%. Perseroan mencatat kerugian sebesar Rp 105 miliar dan

ekuitas mencapai titik terendah hingga Rp 39,3 miliar atau kurang dari

sepertiga modal awal.

Kondisi tersebut telah mengantarkan Bank Muamalat memasuki era

baru dengan keikutsertaan Islamic Development Bank (IDB), yang

berkedudukan di Jeddah Saudi Arabia, sebagai salah satu pemegang saham

Page 60: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

50

luar negeri yang resmi diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) pada 21 Juni 1999.

Dalam kurun waktu 1999-2002 Bank Muamalat terus berupaya dan

berhasil membalikkan keadaan dari rugi menjadi laba. Hasil tersebut tidak

lepas dari upaya dan dedikasi segenap karyawan dengan dukungan

kepemimpinan yang kuat, strategi usaha yang tepat, serta kepatuhan terhadap

pelaksanaan perbankan syariah secara murni.

Proses transformasi yang dijalankan Bank Muamalat membawa hasil

yang positif dan signifikan terlihat dari aset Bank Muamalat yang tumbuh dari

tahun 2008 sebesar Rp 12,6 triliun menjadi Rp 54,6 triliun di tahun 2013.31

3. Visi dan Misi32

a. Visi

Menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan dipasar

spiritual dikagumi dipasar ragional

b. Misi

Menjadi ROLE MODEL Lembaga Keuangan Syariah dunia

dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan

manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk

memaksimumkan nilai bagi stakeholder.

31

Ibid, hlm. 17 32

Bank Muamalat Indonesia, Visi dan Misi. http://www.bankmuamalat.co.id/tentang/visi-and-

misi (diakses pada tanggal 4 April 2015)

Page 61: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

51

B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia Dewan Pengawas

Syariah

Bank Muamalat Indonesia secara struktur tidak terpisah dengan unit-

unit oraganisasi Bank BNI lainnya. Adapun strukutr tersebut adalah sebagai

pimpinan tertinggi yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, kemudian Dewan

Pengawas Syariah (DPS), Sementara itu, Dewan Komisaris membewahi

Direktur Utama.

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

RUPS adalah dewan tertinggi yang ada di Bank Muamalat

Indonesia. Tugasnya memimpin rapat pemegan saham serta

mengawasi jalannya kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat

Indonesia.

2. Dewan Pengawas Syariah33

Dewan Pengawas Syariah adalah dewan yang bertugas

memberikan nasihat dan saran kepada Direksi serta mengawasi

kegiatan Bank agar sesuai dengan Prinsip Syariah.

Berdasarkan hasil keputusan RUPS Tahunan tanggal 23 April

2009 dan Berita Acara RUPS Tahunan No.142 tanggal 23 April 2009

yang dibuat oleh Notaris Arry Supratno, SH di Jakarta, ditetapkan

33

Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2013, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia,

2013), h. 232.

Page 62: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

52

bahwa susunan Dewan Pengawas Syariah (DPS) adalah sebanyak 3

(tiga) orang, yang terdiri dari:

1. KH. Ma‟ruf Amin : Ketua DPS

2. Prof. DR. KH. Muardi Chatib, MA : Anggota

3. Prof. DR. Umar Shihab, MA : Anggota

3. Dewan Komisaris34

Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas

melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan

anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas.

Anggota Dewan Komisaris Bank Muamalat berjumlah 6

(enam) orang termasuk Komisaris Utama. Pengangkatan berdasarkan

hasil keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 27 Oktober 2011 yang

dituangkan dalam akta notaril Berita Acara RUPS Luar Biasa PT Bank

Muamalat Indonesia, Tbk No. 280 tanggal 27 Oktober 2011 yang

dibuat oleh Notaris Arry Supratno, SH di Jakarta, serta surat

rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi

No.003/KRN/BMI/VIII/2011 tanggal 23 Agustus 2011 tentang

rekomendasi pengangkatan Saleh Ahmed Al-Ateeqi dan Mohamad

AlMidani sebagai anggota Dewan Komisaris Perseroan dengan

34

Ibid, hlm. 205.

Page 63: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

53

jabatan masing-masing selaku Komisaris Perseroan. Adapun

susunannya sebagai berikut :

1. Widigdo Sukarman Sebagai Komisaris Utama

2. Emirsyah Satar Sebagai Komisaris

3. Sultan Mohammed Hasan Abdulrauf Sebagai Komisaris

4. Andre Mirza Hartawan Sebagai Komisaris

5. Mohamad Al-Midani Sebagai Komisaris

6. Saleh Ahmed Al-Ateeqi Sebagai Komisaris

3. Dewan Direksi35

Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan

bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk

kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan

serta mewakili perseroan, baik di dalam dan di luar pengadilan sesuai

dengan ketentuan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Adapun nama-nama anggota Direksi dan jabatannya serta

tugas dan tanggung jawab dari masing-masing Direktur, sesuai dengan

Surat Keputusan (SK) Direksi No.076A /DIR/KPTS/ X/2010 tanggal

29 Oktober 2010 tentang Penyempurnaan Struktur Organisasi Bank

Muamalat dan terakhir dirubah sesuai dengan Surat Keputusan

No.039/DIR/KPTS/II/2013 tanggal 19 Februari 2013 tentang

35

Ibid, hlm. 242

Page 64: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

54

Penyempurnaan Struktur Organisasi PT Bank Muamalat

Indonesia,Tbk dan Surat Keputusan No.177/DIR/KPTS/IX/2013

tanggal 23 September 2013 tentang Penyempurnaan Struktur

Organisasi dibawah Retail Banking Director dan Finance &

Operations Director PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk sebagai

berikut:

1. Arviyan Arifin Sebagai Direktur Utama

2. Andi Buchari Sebagai Direktur Kepatuhan & Manajemen

Risiko

3. Adrian Asharyanto Gunadi Sebagai Direktur Bisnis Ritel

4. Luluk Mahfudah Sebagai Direktur Bisnis Korporasi

5. Hendiarto Sebagai Direktur Keuangan dan Operasional

C. Produk-Produk Bank Muamalat Indonesia

Bank Muamalat Indonesia memiliki berbagai macam jenis produk dan

jasa, produk ini pun terbagi menjadi 2 bagian yaitu produk pendanaan dan

produk pembiayaan:36

I. Produk Pendanaan

A. Giro Muamalat

i. Giro Perorangan

36

Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2013, (Jakarta: Bank Muamalat Indonesia,

2013), hlm. 570.

Page 65: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

55

Giro syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang

memudahkan semua jenis kebutuhan transaksi bisnis maupun transaksi

keuangan personal Anda. Giro ini diperuntukkan perorangan dengan

usia 18 tahun ke atas.

ii. Giro institusi

Giro syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang

memudahkan dan membantu semua jenis kebutuhan transaksi bisnis

perusahaan Anda. Giro ini diperuntukkan bagi institusi yang memiliki

legalitas badan.

B. Tabungan

i. Tabungan Muamalat

Tabungan dalam mata uang rupiah yang dapat digunakan untuk

beragam jenis transaksi, memberikan akses yang mudah, serta manfaat

yang luas. Tabungan Muamalat kini hadir dengan dua pilihan kartu

ATM/Debit yaitu Kartu Shar-E Reguler dan Shar-E Gold.

ii. Tabungan Muamalat Dollar

Tabungan dalam denominasi valuta asing US Dollar (USD) dan

Singapore Dollar (SGD) bertujuan untuk melayani kebutuhan transaksi

dan investasi yang lebih beragam.

Page 66: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

56

iii. Tabungan Haji Arafah

Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda

masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah

Haji.

iv. Tabungan Haji Arafah Plus

Tabungan haji dalam mata uang rupiah yang dikhususkan bagi Anda

masyarakat muslim Indonesia yang berencana menunaikan ibadah Haji

secara regular maupun plus.

v. Tabungan iB Muamalat Rencana

Tabungan iB Muamalat Rencana merupakan tabungan berjangka

dalam mata uang rupiah dan dengan setoran rutin bulanan yang tidak

bisa ditarik sebelum jangka waktu berakhir kecuali penutupan rekening

dan pencairan dana hanya bisa dilakukan ke rekening sumber dana

bertujuan untuk membantu mewujudkan berbagai rencana nasabah.

vi. Tabungan Muamalat Umroh

Tabungan Umroh merupakan tabungan berencana dalam mata uang

rupiah yang akan membantu Anda mewujudkan impian untuk

berangkat beribadah Umroh.

vii. TabunganKu

Tabungan syariah dalam mata uang rupiah yang sangat terjangkau bagi

Anda dan semua kalangan masyarakat.

Page 67: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

57

viii. Tabungan iB Muamalat Prima

Tabungan iB Muamalat Prima merupakan tabungan prioritas yang

didesain bagi nasabah yang ingin mendapatkan bagi hasil maksimal

dan kebebasan bertransaksi.

C. Deposito

i. Deposito Mudharabah

Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang

fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal bagi Anda.

Deposito Mudharabah diperuntukkan perorangan usia 18 tahun ke atas

dan institusi yang memiliki legalitas badan.

ii. Deposito Fulinves

Deposito syariah dalam mata uang Rupiah dan US Dollar yang

fleksibel dan memberikan hasil investasi yang optimal serta

perlindungan asuransi jiwa gratis bagi Anda.

iii. Dana Pensiun Muamalat

Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Muamalat dapat diikuti

oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah, dan

pilihan usia pensiun dengan iuran sangat terjangkau, yaitu minimal Rp

20.000,- (dua puluh ribu rupiah) per bulan dan pembayarannya dapat

didebet secara otomatis dari rekening Bank Muamalat atau dapat

ditransfer dari bank lain.

Page 68: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

58

II. Produk Pembiayaan

A. Konsumen

i. KPR MUALAMAT iB

KPR Muamalat iB adalah produk pembiayaan yang akan membantu

Anda untuk memiliki rumah (ready stock/bekas), apartemen, ruko,

rukan, kios maupun pengalihan take over KPR dari bank lain.

Pembiayaan rumah indent, pembangunan dan renovasi. Diperuntukkan

bagi perorangan (WNI) cakap hukum yang berusia minimal 21 tahun

atau maksimal 55 tahun untuk karyawan dan 60 tahun untuk

wiraswasta atau profesional pada saat jatuh tempo pembiayaan.

ii. iB MUAMALAT UMROH

iB Muamalat Umroh adalah produk pembiayaan yang akan membantu

mewujudkan impian Anda untuk beribadah umroh dalam waktu yang

segera. Diperuntukkan bagi perorangan (WNI) cakap hukum yang

berusia minimal 21 tahun atau maksimal 55 tahun pada saat jatuh

tempo pembiayaan. Dengan jangka waktu pembiayaan sampai dengan

36 bulan.

iii. iB MUAMALAT KOPERASI KARYAWAN

Pembiayaan konsumtif yang diperuntukkan bagi beragam jenis

pembelian konsumtif kepada karyawan/guru/PNS (selaku end user)

melalui koperasi. Diperuntukkan bagi karyawan usia 18 tahun keatas

secara berkelompok yang diajukan melalui Koperasi Karyawan.

Page 69: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

59

iv. iB MULTIGUNA

Pembiayaan untuk pemenuhan kebutuhan konsumen yaitu untuk

pembelian barang halal (selain tanah, bangunan, mobil dan emas) serta

sewa jasa yang dibolehkan secara syariah (selain pembiayaan ibadah

haji dan umroh).

v. iB PENSIUN

Muamalat Pensiun adalah fasilitas pembiayaan konsumer untuk

pembelian barang halal (tidak termasuk rumah) atau sewa jasa yang

diberikan kepada para pensiunan dan janda/duda pensiunan, dimana

pembayaran manfaat pensiun wajib dialihkan melalui Bank Muamalat.

vi. iB KONSUMER DUO

Fasilitas pembiayaan konsumer berdasarkan 2 (dua) Akad Murabahah

yang diberikan bagi masyarakat yang membutuhkan pembiayaan

properti/hunian dan pembiayaan kendaraan bermotor.

vii. Pembiayaan kepada Mulitifinance (Autoloan)

Pembiayaan kepada perusahaan multifinance untuk penyaluran

fasilitas pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor kepada end user.

B. Modal Kerja

i. iB Modal Kerja SME

Pembiayaan modal kerja adalah produk pembiayaan yang akan

membantu kebutuhan modal kerja usaha Anda yang akan diberikan

dalam rupiah maupun valuta asing sehingga kelancaran operasional

Page 70: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

60

dan rencana pengembangan usaha Anda akan terjamin. Diperuntukkan

bagi perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki

legalitas di Indonesia.

ii. iB Rekening Koran Muamalat

Pembiayaan rekening koran syariah adalah produk pembiayaan khusus

modal kerja yang akan meringankan usaha Anda dalam mencairkan

dan melunasi pembiayaan sesuai kebutuhan dan kemampuan.

Diperuntukkan bagi badan usaha yang memiliki legalitas di Indonesia.

iii. iB Muamalat Usaha Mikro

Produk pembiayaan Mikro yang akan diluncurkan dengan brand

UMMAT (Usaha Mikro Muamalat) merupakan pembiayaan dalam

bentuk modal kerja dan investasi, yang diberikan kepada pengusaha

mikro baik untuk pengusaha perorangan maupun badan usaha non

hukum.

iv. Program Sahabat Muamalat

Merupakan program pembiayaan khusus modal kerja dalam rupiah

yang akan diberikan kepada BMT/ Koperasi Syariah/KJKS. Bank

Muamalat melakukan kerjasama dengan Baitul Maal wat-Tamwil

(BMM) untuk menambahkan fungsi pendampingan dan monitoring

usaha kepada BMT/Koperasi Syariah/ KJKS dalam rangka

pengembangan organisasi serta usahanya.

Page 71: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

61

C. Investasi

i. iB Investasi SME

Pembiayaan investasi adalah pembiayaan yang akan membantu

kebutuhan investasi jangka menengah/ panjang usaha Anda guna

membiayai pembelian barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi,

modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru sehingga

mendukung rencana ekspansi yang telah Anda susun. Diperuntukkan

bagi perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha yang memiliki

legalitas di Indonesia.

ii. iB Properti Bisnis Muamalat

iB Properti Bisnis Muamalat adalah produk pembiayaan yang akan

membantu usaha Anda untuk membeli, membangun, ataupun

merenovasi property maupun pengalihan take-over pembiayaan

property dari bank lain untuk kebutuhan bisnis Anda. Diperuntukkan

bagi perorangan (WNI) pemilik usaha dan badan usaha dalam negeri

yang memiliki legalitas di Indonesia.

Page 72: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

62

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Kedudukan Hukum Keputusan Dewan Syariah Nasional

Fatwa adalah pendapat atau keputusan mengenai ajaran Islam yang

disampaikan oleh lembaga atau perorangan yang diakui otoritasnya, yakni mufti.37

Fatwa memiliki fungsi tabyin dan taujih. Tabyin artinya menjelaskan hukum yang

merupakan regulasi praksis bagi lembaga keuangan, khususnya yang diminta

praktisi ekonomi syariah ke DSN dan taujih, yakni memberikan guidance (petunjuk)

serta pencerahan kepada masyarakat luas tentang norma ekonomi syari‟ah. 38

Memang dalam kajian ushul fiqh, kedudukan fatwa hanya mengikat bagi

orang yang meminta fatwa dan yang memberi fatwa. Namun dalam konteks ini,

teori itu tidak sepenuhnya bisa diterima, karena konteks, sifat, dan karakter fatwa

saat ini telah berkembang dan berbeda dengan fatwa klasik. Fatwa dalam definisi

klasik bersifat opsional ”ikhtiyariah” (pilihan yang tidak mengikat secara legal,

meskipun mengikat secara moral bagi mustafti (pihak yang meminta fatwa),

sedang bagi selain mustafti bersifat ”i‟lamiyah” atau informatif yang lebih dari

sekedar wacana. Mereka terbuka untuk mengambil fatwa yang sama atau meminta

fatwa kepada mufti/seorang ahli yang lain.

37

Totok Jumantoro, Samsul Munir Amir, Kamus Ushul Fikih, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

h. 62. 38

Agustianto, Fatwa Ekonomi Syari’ah Di Indonesia, Diakses tanggal 7 September 2015 dari http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&view=article&id=666:fatwa-ekonomi-syariah-di-indonesia&catid=8&Itemid=103

Page 73: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

63

Teori lama tentang fatwa harus direformasi dan diperpaharui sesuai dengan

perkembangan dan proses terbentuknya fatwa. Maka teori fatwa hanya mengikat

mustafti (orang yang minta fatwa) tidak relevan untuk fatwa DSN. Fatwa ekonomi

syariah DSN saat ini tidak hanya mengikat bagi praktisi lembaga ekonomi syariah,

tetapi juga bagi masyarakat Islam Indonesia, apalagi fatwa-fatwa itu kini telah

dipositivisasi melalui UU No 22 Tahun 2008 Pasal 26 yang menyatakan semua

kegiatan usaha produk dan jasa syariah wajib tunduk pada prinsip syariah yang telah

difatwakan oleh MUI.

Lalu apa yang membedakan Fatwa dengan Keputusan DSN ini? Pada

dasarnya Keputusan DSN ini merupakan bagian dari Fatwa, jadi antara Keputusan

DSN dengan Fatwa DSN memiliki kedudukan yang sama sebagai tabyin dan taujih,

yaitu sebagai pembuat aturan dan petunjuk bagi masyarakat dan para praktisi

lembaga ekonomi syariah yang ada, jadi hanya sebatas itu saja, bila mana ingin

menjatuhkan sanksi tentu saja itu bukan wewenang dari DSN-MUI.39

Keputusan ini

dibuat karena fatwa DSN-MUI No.73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah

Mutanaqisah dipahami secara beragam oleh masyarakat dan para praktisi lembaga

ekonomi syariah sehingga dapat menimbulkan ketidakseragaman implementasi

dalam produk keuangan dan perbankan syariah.40

39

Jaih Mubarak, Wawancara, Tanggal 7 Juli 2015. lihat pada lampiran 40

Indonesia, Keputusan Dewan Syari‟ah Nasional No: 01/DSN-MUI/XI/2013 Tentang

Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqisah Dalam Produk Pembiayaan, Menimbang.

Page 74: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

64

B. Praktek Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah Bank Muamalat Indonesia

Praktek Musyarakah Mutanaqishah (MMq) telah dilakukan oleh Bank

Syariah di Indonesia, salah satunya adalah produk KPR iB Muamalat yang dimilki

Bank Muamalat Indonesia, Tbk. KPR Muamalat iB adalah produk pembiayaan yang

akan membantu Anda untuk memiliki, apartemen, ruko, rukan, kios maupun

pengalihan take-over KPR dari bank lain. Bank Muamalat menyediakan produk

KPR dengan dua alternatif pilihan, yaitu KPR iB Muamalat Pembelian yang

menggunakan akad Murabahah dan KPR iB Muamalat Kongsi yang menggunakan

akad Musyarakah Mutanaqishah. Ada beberapa keunggulan dari masing masing

akad yang disediakan dalam KPR Muamalat iB ini :

Tabel 1.2 Perbandingan Pembelian Akad Murabahah dan Musyarakah

Mutanaqisah

Fitur PHS Kongsi Pembelian

Kegunaan 1. Pembelian Property Non

Indent (Baru atau Second)

2. Take Over (Pengambil Alihan

Pembiayaan dari Bank Lain)

1. Pembelian Property

Indent(Hanya untuk

properti yang dibeli

dari Developer Bank)

/Non Indent

2. Renovasi

3. Take Over

4. Pembelian sekaligus

renovasi

Persyaratan

1. Angsuran dilakukan evaluasi

tiap 2 tahun

2. Kelebihan bagi nasabah:

Ketika bank menetapkan

evaluasi turun, maka cicilan

nasabah akan turun

1. Angsuran Fixed selama

Jangka Waktu

Pembiayaan

2. Keuntungan bagi

nasabah:

Nasabah mendapatkan

Page 75: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

65

Ketika evaluasi naik, maka

angsuran nasabah akan naik.

Namun nilai outstandingnya

tetap sama. Jika ada selisih

antara nilai cicilan lama dan

baru, tidak mempercepat

pelunasan.

kepastian angsuran

selama jangka waktu

pembiayaan.

3. Kekurangan bagi

nasabah:

Ketika pricing turun

maka angsuran nasabah

tidak akan ikut turun.

Nasabah dapat memilih akad apa yang sekiranya cocok dengan keinginan dan

kondisi nasabah. Akad ini pula dapat mengakomodir hal lain yang tidak dapat

diakomodir oleh akad lainnya misalnya murabahah. Pembiayaan KPR ini memiliki

beberapa fitur keunggulan diantaranya ialah;

1. Pembiayaan hingga jangka waktu 15 tahun

2. Adanya pilihan angsuran tetap hingga lunas atau kesempatan angsuran yang

lebih ringan

3. Plafond hingga Rp 25 miliar

4. Pelunasan sebelum jatuh tempo tidak dikenakan denda

5. Dapat digunakan untuk:

1. pembelian Rumah tinggal, apartemen, condotel atau rumah villa baru

maupun bekas,

2. take over kpr/pembiayaan sejenis dari bank lain

6. Berdasarkan prinsip syariah dengan dua pilihan yaitu akad murabahah (jual-

beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa)

Page 76: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

66

7. Dapat diajukan oleh pasangan suami istri dengan sumber penghasilan untuk

angsuran diakui secara bersama (joint income)

8. Dapat diajukan dengan sumber pendapatan gabungan dari gaji karyawan dan

penghasilan sebagai wiraswasta dan/atau profesional

9. Dilindungi oleh asuransi jiwa sehingga pembiayaan akan dilunasi oleh

perusahaan asuransi apabila Anda meninggal dunia.

10. Fasilitas angsuran secara autodebet dari Tabungan Muamalat41

a. Syarat Dan Ketentuan Pengajuan Permohonan Pembiayaan Musyarakah

Mutanaqisah

Sebagian besar pengajuan pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah yang

diajukan nasabah adalah untuk keperluan kepemilkan rumah. Syarat-syarat pengajuan

permohonan pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah dalam hal ini khususnya

pengajuan pembiayaan kepemilikan rumah yaitu:

Syarat Kondisi :

1. Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia

2. Tidak cacat Hukum

3. Usia minimum 21 tahun dan pada saat pembiayaan jatuh tempo maksimum

berumur 55 tahun (untuk pegawai / Jika Usia Pensiun Pegawai di tempat

nasabah bekerja lebih dari 55 Tahun maka disertakan surat Keterangan dari

Tempat nasabah Bekerja).

41

Muamalat Institute, Wawancara, Tanggal 11 Juli 2015. lihat pada lampiran

Page 77: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

67

4. Kriteria Karyawan

a. Pegawai tetap dengan kriteria:

i. Minimum 1 tahun (termasuk masa kerja sebelum diangkat

menjadi pegawai tetap) di perusahaan saat ini, atau;

ii. Minimum 1 tahun diperusahaan saat ini dengan memiliki

pengalaman 2 tahun sebagai pegawai tetap/kontrak di

02.3perusahaan terakhir sebelumnya

b. Pegawai Kontrak dengan kriteria:

i. Minimum memiliki pengalaman kerja 2 tahun di perusahaan

saat ini, atau;

ii. Minimum 1 tahun diperusahaan saat ini dengan memiliki

pengalaman 2 tahun sebagai pegawai kontrak/tetap di

perusahaan terakhir sebelumnya

5. Wiraswasta/Profesional dengan kriteria:

a. Memiliki pengalaman di bidang usahanya minimum 2 tahun berturut-

turut (dibuktikan oleh izin usaha/praktek).

b. Memiliki penghasilan yang dapat diverifikasi kebenarannya.

c. Telah beroperasi secara menguntungkan

d. Memiliki historical cash flow yang mampu memenuhi kewajiban

sewa/angsuran

e. Membuka rekening di Bank Muamalat Indonesia

Page 78: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

68

Syarat Administratif

a. Karyawan

i. Asli Formulir Aplikasi diisi lengkap dan benar

ii. Fotocopy KTP calon nasabah dan suami/istri

iii. Fotocopy Kartu Keluarga

iv. Fotocopy Surat Nikah (bagi yang sudah menikah)

v. Fotocopy sertipikat tanah obyek agunan IMB/IPMB/Ijin Pendahuluan

Mendirikan Bangunan/Surat Ijin sejenis

vi. PBB thn terakhir

vii. Fotocopy Rekening Tabungan/Giro (R/K) Pribadi 3 bulan terakhir

viii. Asli slip gaji terakhir dan/atau Surat keterangan penghasilan

ix. Asli Surat Keterangan Jabatan

x. NPWP

b. Wiraswasta

i. Asli Formulir Aplikasi diisi lengkap dan benar

ii. Fotocopy KTP calon nasabah dan suami/istri

iii. Fotocopy Kartu Keluarga

iv. Fotocopy Surat Nikah (bagi yang sudah menikah)

v. Fotocopy sertipikat tanah obyek agunan IMB/IPMB/Ijin Pendahuluan

Mendirikan Bangunan/Surat Ijin sejenis

vi. PBB thn terakhir

Page 79: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

69

vii. Fotocopy Rekening Tabungan/Giro (R/K) Pribadi 3 bulan terakhir

viii. Laporan Keuangan Perusahaan (Neraca dan L/R) dan/atau Fotocopy

Bukti/Catatan transaksi bisnis

ix. Fotocopy Ijin-ijin praktek profesi

x. NPWP

c. Profesional

i. Asli Formulir Aplikasi diisi lengkap dan benar

ii. Fotocopy KTP calon nasabah dan suami/istri

iii. Fotocopy Kartu Keluarga

iv. Fotocopy Surat Nikah (bagi yang sudah menikah)

v. Fotocopy sertipikat tanah obyek agunan IMB/IPMB/Ijin Pendahuluan

Mendirikan Bangunan/Surat Ijin sejenis

vi. PBB thn terakhir

vii. Fotocopy Rekening Tabungan/Giro (R/K) Pribadi 3 bulan terakhir

viii. Laporan Keuangan Perusahaan (Neraca dan L/R) dan/atau Fotocopy

Bukti/Catatan transaksi bisnis

ix. Fotocopy Ijin-ijin praktek profesi

x. NPWP

Page 80: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

70

Ketentuan Pembiayaan

Dalam pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah Bank Muamalat Indonesia

memberikan pembiayaan sesuai dengan porsi yang telah ditentukan, semua

telah diatur dalam akad KPR Muamalat iB dalam tabel 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.3 Ketentuan Pembiayaan

Pembiayaan & Tipe Agunan LTV / FTV Maksimum

FK/FP 1 FK/FP 2 FK/FP 3 dst

KPR tipe > 70 m2 80 % 70 % 60 %

KPRS tipe > 70 m2 80% 70 % 60 %

KPR tipe 22 - 70 m2 - 80 % 70 %

KPRS tipe 22 - 70 m2 90% 80% 70 %

KPR tipe s/d 21m2 - 80 % 70 %

KP Ruko / Rukan - 80% 70 %

Untuk DP 10%, hanya berlaku untuk :

1. Untuk type rumah sd 70m2

2. Merupakan fasilitas pertama untuk nasabah

3. Untuk rumah ready stock

4. Akad menggunakan MMQ (KPR Kongsi)

5. Disarankan menggunakan rekanan Muamalat

Page 81: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

71

Dalam Penentuan Cash Ratio juga telah ditentukan sebgai berikut:

1. Maksimum cash ratio 35% dari Pendapatan dan/atau 70% dari Disposable

income jika pendapatan < Rp 5.000.000.00

2. Maksimum cash ratio 40% dari Pendapatan dan/atau 75% dari Disposable

income jika pendapatan > Rp 5.000.000.00 s/d Rp 10.000.000.00

Maksimum cash ratio 50% dari Pendapatan dan/atau 80% dari Disposable

income jika pendapatan > Rp10.000.000.00

Ketentuan Jaminan

Objek pembiayaan wajib untuk dijadikan objek agunan. Dengan ketentuan

tambahan sebagai berikut:

- Untuk tujuan renovasi, property, berupa tanah dan bangunan, yang akan

direnovasi wajib dijadikan agunan (kalau nasabah menanyakan apakah bisa

di agunannya di alihkan ke property nasabah (rumah) lainnya boleh atau

tidak, arahkan ke cabang)

- Untuk tujuan Pembangunan tanah kavling, tapak tanah yang akan dibangun

wajib telah memiliki sertifikat dan kepemilikan atas tanah tersebut sudah

atas nama calon Nasabah.

- Apabila coverage agunan tidak mencukupi, dimungkinkan untuk

memintakan agunan tambahan.

- Jenis Agunan pun meliputi Rumah, Apartemen, Condotel, maupun Villa.

Page 82: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

72

Ketentuan Take Over

Tujuan penggunaan pembiayaan yaitu untuk pengambil alihan

pembiayaan dari Bank lain yang sejenis dengan Produk KPR, dengan

maksimum Limit Pembiayaan sebesar outstanding terakhir di Bank asal dan

plafond maksimum sesuai dengan ketentuan. Take Over ini terbagi menjadi

2 jenis yaitu:

a. Take over murni, adalah pengambil alihan pembiayaan dari Bank lain

dimana pembiayaan di Bank lain dimaksud merupakan atas nama calon

nasabah atau istri/suami calon nasabah, dengan agunan atas nama calon

nasabah atau istri/suami calon nasabah.

b. Take over jual beli, adalah pengambi lalihan pembiayaan dari Bank lain

dimana pembiayaan di Bank lain dimaksud bukan atas nama calon nasabah

ybs, dengan agunan juga bukan atas nama calon nasabah, sehingga dalam

proses pengambil alihan pembiayaan ini sekaligus diperlukan adanya proses

pengalihan nasabah dan kepemilikan agunan. Bisa juga dipergunakan untuk

nasabah yang ingin membeli Rumah take over dari pembiayaan sesama

Muamalat

Adapun syarat pengajuan untuk melakukan Take Over sebagai berikut:

a. Diutamakan untuk Take Over dari Bank Konvensional namun tidak tertutup

kemungkinan Take Over dari Bank Syariah/Unit Usaha Syariah (UUS)

selama akad yang digunakan dari Bank Sebelumnya bukan Murabahah.

Page 83: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

73

b. Pembiayaan yang diambil alih dari Bank lain tersebut merupakan

pembiayaan konsumtif sejenis dengan Produk KPR.

c. Sertifikat telah pecah per kavling a/n calon nasabah atau penjual.

d. Khusus untuk take over murni, kolektibilitas pembiayaan yang di-take over

harus tergolong lancar selama 6 bulan terakhir yang dibuktikan dengan hasil

Informasi Nasabah Individual dari Bank Indonesia.

Ketentuan Percepatan Pelunasan

a. Pelunasan keseluruhan

Dapat dibayar dengan hanya pokoknya saja, dan sisa margin dapat di

discount.

b. Pelunasan sebagian

Hanya pokoknya saja, dan dikenakan biaya administrasi sebesar : Max 2

bulan angsuran (biaya tersebut digunakan untuk pembuatan akad dan

perubahan jadwal, besarannya tidak dalam bentuk presentase). Untuk sisa

angsuran ada dua pilihan :

o Jangka waktunya dipercepat jadi cicilan diperbesar

o Jangka waktu sama hanya saja cicilan berkurang

b. Alur Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah

Akad musyarakah mutanaqishah dapat dipraktekkan pada skema pembiayaan

di Bank Syariah terutama untuk kepemilikan asset kepemilikan rumah. Secara garis

Page 84: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

74

besar alur pelaksanaan Musyarakah Mutanaqisah di Bank Muamalat adalah sebagai

berikut:

1. Nasabah memilih jenis rumah yang ingin dimiliki melalui pembiayaan di

Bank Syariah dengan skema musyarakah mutanaqishah.

2. Rumah yang direkomendasikan oleh nasabah kemudian dilakukan asset

appraisal (penilaian asset) oleh pihak internal bank atau pun melalui pihak

eksternal/pihak ketiga/KJPP (Kantor Jasa Penilai Properti). Penilaian ini

diharuskan karena rumah tersebut dijadikan sebagai dhaman/agunan/jaminan/

collateral atas pembiayaan yang dilakukan.

3. Jika harga telah diketahui dan nilai jaminan memenuhi ketentuan perbankan,

maka nasabah harus melangkapi berkas-berkas pembiayaan yang diperlukan

atau diminta oleh bank, seperti data pribadi, data penghasilan, data jaminan,

dan lainnya.

4. Jika semua berkas telah terkumpul, maka bank melakukan verifikasi dan

analisa data. Secaragaris besaranalisa yang dilakukan adalah analisa

kemampuan bayar nasabah (cash ratio) dan coverage jaminan. Selanjutnya

dilakukan persetujuan secara internal bank atas penentuan plafond

pembiayaan, jumlah angsuran, dan jangka waktu pembiayaan.

5. Setelah dilakukan persetujuan pembiayaan, maka Bank mengirimkan Surat

Persetujuan Permohonan Pembiyaan (SP3) atau Offering Letter (OL) kepada

nasabah untuk kemudian ditandatangi.

Page 85: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

75

6. Nasabah melakukan pembayaran Uang Muka (DP) kepada developer/penjual

rumah. DP tersebut merupakan porsi syirkah nasabah dalam muryarakah atas

kepemilikan rumah.

7. Nasabah dan Bank melakukan akad pembiayaan musyarkah mutanaqishah

atas rumah. Akad yang dipakai adalah akad musyarakah, bai‟ dan ijarah.

8. Setelah akad dilakukan, maka Bank membayarkannya sisa untuk pembelian

rumah yang sebelumnya Nasabah juga telah menyertakan syirkahnya melalui

DP. Akad jual beli rumah telah dilakukan dengan terbayarnya porsi syirkah

berjumlah 100%.

9. Nasabah membayarkan angsuran setiap bulannya kepada bank hingga jangka

waktu yang ditentukan. Angsuran tersebut berfungsi sebagai:

a. Uang sewa (ajr) nasabah atas penempatan rumah (asset musyarakah).

b. Uang sewa sebagai objek bagi hasil atas akad musyarakah, yang akan

dibagi hasilkan sesuai dengan porsi bagi hasil yang telah disepakai

dalam akad.

c. Sebagian dari uang sewa yang merupakan profit untuk nasabah sesuai

dengannisbah bagi hasil, tidak diambil oleh nasabah, melainkan untuk

pembelian porsi kepemilikan Bank atas rumah tersbut. Maka setiap

nasabah membayar angsuran bulanan,maka akan menambah porsi

kepemilikan nasabah dan mengurangan porsi kepemilikan Bank

(mutanaqishah terlaksanakan).

Page 86: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

76

10. Jika jangka waktu telah berakhir (jatuh tempo), dan nasabah telah membayar

seluruh angsuran bulanannya, maka seluruh porsi kepemilikan rumah telah

berpindah ke nasabah. Nasabah telah memiliki rumah 100%. Dengan

demikian, maka Hak Tanggungan atas penjaminan rumah sudah dapat lepas

oleh Bank.

C. Penerapan Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah Bermasalah

Bank Muamalat Indonesia42

Perkembangan ekonomi islam saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup

pesat, hal ini disebabkan banyaknya bank syariah yang bermunculan dan membuka

era baru bagi perkembangan ekonomi islam baik international ataupun di Indonesia.

Perkembangan ini juga disebabkan oleh baiknya pengelolaan dana yang dilakukan

oleh bank syariah itu sendiri dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah yang

ada, salah satunya ialah yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia dalam

menyelesaikan pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah bermasalah agar nantinya

kredibilitas bank ini pun tetap terjaga dengan baik. Dalam penyelesaiannya pun

pihak Bank Muamalat Indonesia melakukan dengan beberapa cara, yakni dengan

melakukan Revitalisasi proses, Penyelesaian Melalui Jaminan, dan dengan Litigasi.

a. Revitalisasi Proses

Dalam penyelesaian ini dilakukan proses revitalisasi yaitu dengan secara bertahap

dari penjadwalan kembali (rescheduling), penambahan syarat baru (reconditioning),

maupun penggunaan struktur baru (restructuring). Revitalisasi proses dilakukan

42

Muamalat Institute, Wawancara, Tanggal 11 Juli 2015. lihat pada lampiran

Page 87: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

77

apabila berdasarkan evaluasi ulang pembiayaan yang dilakukan terdapat indikasi

bahwa usaha nasabah masih berjalan dan hasil usaha nasabah diyakini masih

mampu untuk memenuhi kewajiban angsuran kepada bank.

Rescheduling

Upaya ini dilakukan untuk melakukan penyelamatan kredit dengan merubah

syarat-syarat perjanjian kredit yang berkenaan dengan jadwal pembayaran

kembali kredit atau jangka waktu, termasuk grace period baik termasuk

besarnya jumlah angsuran atau tidak.

Restructuring

Restructuring ialah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan syarat-

syarat perjanjian kredit atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari

kredit menjadi equity perusahaan dan equity bank yang dilakukan dengan atau

tanpa rescheduling dan atau reconditioning atau lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Bank melakukan evaluasi permasalahan nasabah mengenai sebab

terjadinya tunggakan yang didasari atas lap. Keuangan, cash flow, proyeksi

keuangan, kondisi pasar dan faktor lain yang berkaitan dengan usaha

nasabah (BI Checking dan trade checking: bowheer, supplier dan

customer)

b. Membuat perkiraan pengembalian kewajiban sebelum dan sesudah

restrukturisasi

Page 88: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

78

c. Peninjauan efisiensi manajemen nasabah untuk menentukan apakah

diperlukan restrukturisasi organisasi nasabah

d. Pendekatan dan asumsi yang digunakan dalam menetapkan proyeksi arus

kas serta dalam memperhitungkan nilai tunai dari angsuran pokok dan

margin yang akan diterima.

e. Jadwal pembayaran kembali yang telah direvisi mencerminkan persyaratan

yang telah disesuaikan dengan kemampuan membayar nasabah.

f. Analisa kesimpulan dan rekomendasi dalam melakukan penyesuaian

persyaratan pembiayaan seperti sbb:

- Penurunan margin atau bagi hasil

- Pengurangan tunggakan pokok atau margin

- Perubahan jangka waktu

- Penambahan fasilitas

g. Penyesuaian persyaratan pembiayaan dilakukan dengan

mempertimbangkan siklus usaha dan kemampuan membayar nasabah

h. Tujuan dan penggunaan tambahan pembiayaan, apabila restrukturisasi

pembiayaan dilakukan dengan cara penambahan pembiayaan, maka

tambahan pembiayaan tersebut tidak diperkenankan untuk melunasi

tunggakan kewajiban nasabah.

i. Rincian kelengkapan dokumen yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan

restrukturisasi pembiayaan

Page 89: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

79

j. Dilakukan pengikatan ulang kembali secara notarial terhadap pelkasanaan

restrukturisasi pembiayaan.

k. Cabang/ unit kerja yang terkait harus menyusun laporan pemantauan dan

laporan pembiayaan yang direstruktur setiap bulannya mengenai:

- Pemenuhan kewajiban nasabah (sesuai persyaratan restrukturisasi

pembiayaan)

- Perkembangan usaha nasabah

- Kemungkinan pembayaran kembali

i. Review legalitas akad pembiayaan, guna memastikan bahwa seluruh pihak-

pihak yang terkait dengan pembiayaan sudah dilakukan pengikatan dengan

sempurna.

Reconditioning

Upaya ini dilakukan untuk melakukan penyelamatan kredit dengan cara

merubah atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit yang tidak terbatas

hanya kepada perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu kredit saja, namun

perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan

konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan.

Bantuan Management

Penyehatan pembiayaan melalui penempatan sumber daya insani pada posisi

management oleh bank. Hal ini dilakukan bila permasalahan terjadi karena

Page 90: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

80

kesalahan management hingga sumber pengembalian pembiayan masih

potensial.

b. Penyelesaian Melalui Jaminan

Penyelesaian melalui jaminan dilakukan Bila berdasarkan hasil evaluasi ulang

pembiayaan, nasabah sudah tidak memiliki usaha dan nasabah tidak cooperatif

untuk menyelesaikan pembiayaan. Revitalisasi proses tidak dapat dilakukan.

Penyelesaian melalui jaminan dibagi menjadi dua bagian, yaitu penyelesaian dengan

cara non litigasi dan litigasi.

1. Penyelesaian dengan cara non litigasi

Dalam Praktiknya non litigasi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Off Set

dan melalui Basyarnas.

i. Off Set

Off Set adalah penyelesaian pembiayaan melalui penyerahan jaminan

secara sukarela oleh nasabah kepada Bank, sebagai upaya penyelesaian

pembiayaannya. Off Set dapat dilakukan bila dalam prosesnya nasabah

bersedia untuk menjual jaminan secara sukarela kepada Bank. Adapun

langkah dalam melakukan Off Set sebagai berikut:

Analisa kecukupan nilai jaminan untuk menutup seluruh kewajiban

dan biaya-biaya untuk proses Off-Set (Nilai beli Bank). Dengan

ketentuan :

Page 91: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

81

- Bila nilai beli bank lebih kecil dari nilai taksasi, maka semua

kewajiban dan biaya-biaya dapat dimasukkan dalam komponen

harga beli bank.

- Bila nilai beli bank lebih besar dari nilai taksasi, maka harga beli

bank maksimal sebesar nilai pasar, sisanya tetap dalam bentuk

pembiayaan.

- untuk diangsur sampai dengan lunas, pada kondisi ini tunggakan

margin tidak dapat dimasukkan sebagai harga beli bank.

Lakukan negosiasi dengan nasabah untuk pembelian jaminan.

Bila nasabah ingin membeli kembali jaminan yang akan dibeli oleh

bank, maka berikan Hak Opsi dengan jangka waktu berdasarkan

persetujuan kedua belah pihak.

Setelah mendapat persetujuan Komite Penyelesaian Pembiayaan

lakukan pengikatan jual beli.

Lakukan pelunasan pembiayaan dan proses pengadministrasian

lainnya.

ii. Basyarnas

Sesuai dengan klausul pasal 18 Perjanjian Pembiayaan, setiap sengketa

yang timbul berdasarkan perjanjian yang dibuat antara nasabah dan BMI,

maka akan diselesaikan melaui Badan Arbitrase Syariah Nasional

(BASYARNAS) Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Page 92: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

82

- Pembuatan Usulan Penyelesaian ke Komite Pembiayaan

- Pembuatan Surat Gugatan ke BASYARNAS

- Pengajuan Gugatan ke BASYARNAS (pendaftaran perkara)

- Sidang BASYARNAS (jangka waktu paling lama 6 bulan)

- Putusan BASYARNAS

- Pendaftaran putusan BASYARNAS ke Pengadilan Negeri

- Permohonan Pelaksanaan Putusan BASYARNAS ke Pengadilan

Negeri

- Pelaksanaan Eksekusi oleh Pengadilan Negeri.

- Keputusan yang dikeluarkan oleh BASYARNAS akan didaftarkan di

PN untuk mendapatkan pengesahan, sehingga akan mempunyai

kekuatan eksekutorial.

- Tahap selanjutnya adalah melakukan lelang dengan penyelesaian

secara cash, ataupun jaminan tersebut dibeli oleh bank (HEJP/AYDA).

c. Penyelesaian dengan cara litigasi

Litigasi adalah penyelesaian pembiayaan melalui jalur hukum yang dilakukan

melalui Pengadilan, dalam hal ini ialah Pengadilan Agama. Adapun proses

dalam melakukan litigasi yakni:

- Melakukan Gugatan Perdata

- Menjatuhkan Pidana

- Riil Eksekusi Jaminan

- Permohonan Kepailitan

Page 93: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

83

Namun sebelum dilakukan proses litigasi melalui Pengadilan, perlu dilakukan

hal-hal sebgai berikut:

i. Melakukan Check dan Evaluasi

- Dokumen surat menyurat BMI kepada nasabah, SPT. Surat Peringatan

1,2 & 3 dan Surat Nasabah kepada BMI.

- Dokumen perjanjian dan jaminan Hak Tanggunga, sehingga secara

yuridis posisi BMI menjadi kuat.

- Jatuh waktu fasilitas pembiayaan, karena proses litigasi hanya dapat

dilakukan apabila fasilitas pembiayaan nasabah telah jatuh waktu

ii. Mencari lawyer yang telah dianggap cakap, pengalaman dalam bidang

penagihan dan dapat bekerjasama dengan BMI.

iii. Membuat UP (Usulan Pembiayaan) ke Komite UPP perihal persetujuan

pemakaian lawyer dan biaya-biaya yang timbul.

iv. Memintakan rencana kerja dan target date dari Lawyer yang telah disetujui

komite.

D. Analisa Penerapan Keputusan DSN Tentang Pembiayaan Musyarakah

Mutanaqisah Bermasalah Pada Bank Muamalat Indonesia

Dari penjelasan mengenai praktek pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah dan

Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah yang dilakukan Bank Muamalat

Indonesia diatas dapat dilihat bahwa hampir semua telah sesuai dengan aturan yang

ada yaitu Keputusan DSN-MUI NO.01/DSN-MUI/X/2013 yang didalamnya

Page 94: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

84

membahas tentang bagaimana penyelesain pembiayaan bermasalah pada akad

Musyarakah Mutanaqisah dalam hal ini yaitu produk KPR Muamalat iB pada Bank

Muamalat Indonesia. Namun bukan berarti penerapan yang dilakukan tidak ada

penyimpangan.

Maka penulis akan mencoba menganalisa pasal-pasal yang berkenaan

Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah, analisa ini ditinjau dari ketentuan umum

Keputusan DSN No.01/DSN-MUI/X/2013 tentang Pedoman Implementasi

Musyarakah Mutanaqisah. Beberapa analisa yang dapat disimpulkan adalah sebagi

berikut:

1. Proses Revitalisasi

Proses Revitalisasi ini umumnya ialah bersifat musyarawah atau secara damai,

adapun yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia ialah melakukan hal

sebagai berikut diantaranya:

- Rescheduling

Perubahan ketentuan yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau

jangka waktunya.

- Restructuring

Perubahan sebagian atau seluruh ketentuan-ketentuan pembiayaan termasuk

perubahan maksimum saldo pembiayaan.

Page 95: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

85

- Reconditioning

Perubahan sebagian atau seluruh ketentuan pembiayaan termasuk perubahan

jangka waktu dan persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut

perubahan maksimum saldo pembiayaan.

- Bantuan Management

Penyehatan pembiayaan melalui penempatan sumber daya insani pada posisi

management oleh bank.

Jika diperhatikan terdapat beberapa perbedaan kebijakan Bank dengan

Keputusan DSN No.01/DSN-MUI/X/2013 yakni, dalam tahapan yang dilakukan

oleh Bank Muamalat dalam merevitalisasi Pembiayaan Bermasalah. Dalam

tahapannya setelah Proses Rescheduling langkah selanjutnya yang diambil oleh

Bank ialah langsung melakukan proses Restructuring dan melakukan Proses

Reconditioning setelahnya. Hal ini tentu berbeda dengan Keputusan DSN

No.01/DSN-MUI/X/2013 dimana dalam Penyelesaiaan Pembiayaan Bermasalah

langkah yang dilakukan setelah Rescheduling ialah melakukan Proses

Reconditioning kemudian baru melakukan proses Restructuring. Hal ini tentu

boleh saja dilakukan karena ini bukan merupakan sebuah tahapan yang harus

berurutan. Proses Revitalisasi ini dilakukan dengan melihat kondisi keadaan dari

nasabah yang bersangkutan, bila keadaan nasabah lebih pantas menggunakan

cara Restucturing maka hal ini tentu bisa dilakukan agar nantinya pembiayaan

yang macet bisa lancar kembali.

Page 96: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

86

Dan terdapat satu tambahan kebijakan yang diberikan oleh bank yang tidak

terdapat dalam Keputusan DSN No.01/DSN-MUI/X/2013 yakni, adanya Bantuan

Management, Hal ini dilakukan bila permasalahan terjadi karena kesalahan

management hingga sumber pengembalian pembiayan masih potensial.

2. Dengan cara Off-Set

Off-Set adalah penyelesaian pembiayaan melalui penyerahan jaminan secara

sukarela oleh nasabah kepada Bank, sebagai upaya penyelesaian pembiayaannya.

Off-Set dapat dilakukan bila dalam prosesnya nasabah bersedia untuk menjual

jaminan secara sukarela kepada Bank. Adapun langkah-langkah yang dapat

dilakukan untuk melakukan Off-Set:

Analisa kecukupan nilai jaminan untuk menutup seluruh kewajiban dan

biaya-biaya untuk proses Off-Set (Nilai beli Bank). Dengan ketentuan :

- Bila nilai beli bank lebih kecil dari nilai taksasi, maka semua kewajiban

dan biaya-biaya dapat dimasukkan dalam komponen harga beli bank.

- Bila nilai beli bank lebih besar dari nilai taksasi, maka harga beli bank

maksimal sebesar nilai pasar, sisanya tetap dalam bentuk pembiayaan

- untuk diangsur sampai dengan lunas, pada kondisi ini tunggakan margin

tidak dapat dimasukkan sebagai harga beli bank.

Lakukan negosiasi dengan nasabah untuk pembelian jaminan.

Page 97: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

87

Bila nasabah ingin membeli kembali jaminan yang akan dibeli oleh bank,

maka berikan Hak Opsi dengan jangka waktu berdasarkan persetujuan kedua

belah pihak.

Setelah mendapat persetujuan Komite Penyelesaian Pembiayaan lakukan

pengikatan jual beli.

Lakukan pelunasan pembiayaan dan proses pengadministrasian lainnya.

Dari tahap diatas dapat dilihat bahwa penyelesaian melalui jaminan diatas

hampir sesuai dengan Keputusan DSN No.01/DSN-MUI/X/2013, yakni dalam

penyelesaian (settlement) pembiayaan bermasalah sebgai berikut:

Aset Musyarakah Mutanaqishan atau jaminan lainnya dijual oleh nasabah

rnelalui Bank Syariah/LKs dengan harga yang disepakati,

Nasabah melunasi sisa kewajibannya kepada Bank Syariah/LKS dari hasil

penjualan.

Apabila hasil penjualan melebihi sisa utang, maka Bank Syariah/LKS

mengembalikan sisanya kepada nasabah.

Apabila hasil penjualan lebih keeil dari sisa utang maka sisa utang tetap

menjadi utang nasabah.

Apabila nasabah tidak mampu membayar sisa utangnya, maka Bank

Syariah/LKS dapat membebaskannya berdasarkan kebijakan Bank

Syariah/LKS.

Page 98: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

88

Hanya saja dalam point terakhir dimana Apabila nasabah tidak mampu

membayar sisa utangnya, maka Bank Syariah/LKS dapat membebaskannya

berdasarkan kebijakan Bank Syariah/LKS. Kebijakan dari Bank Muamalat

Indonesia ini tidak diterapkan menurut bank semua hutang yang ada pada

nasabah harus dilunaskan, karena itu semua merupakan kewajiban dari nasabah.

Namun pihak bank juga memberikan keringan yakni dengan tidak menambahkan

margin pada setiap tagihan hutang tersebut.

Jika dilihat dalam Keputusan DSN No.01/DSN-MUI/X/2013 penyelesaian

pembiayaan bermasalah tidak dijelaskan lebih lanjut namun dalam kebijakannya

pihak Bank Muamalat Indonesia mempunyai tahapan selanjutnya, hal ini perlu

dilakukukan bila kedua proses diatas tidak dapat juga menyelesaikan masalah

tersebut. Adapun langkah yang akan diambil oleh pihak bank ialah melalui jalur

Basyarnas tentunya dengan musyawarah mufakat atau bilamana hal ini belum

dapat terselesaikan juga maka langkah selanjutnya untuk menyelesaikan

pembiayan bermasalah ini ialah melalui jalur litigasi yakni, melalui Pengadilan

Agama.

Tabel 1.4 Kesesuaian Keputusan DSN No.01/DSN-MUI/X/2013 dengan

Praktek Bank Muamalt Indonesia

NO Keputusan DSN

No.01/DSN-MUI/X/2013

Praktek Pada Bank Muamalat Sesuai

/Tidak

1. Pembiayaan bermasalah

dapat diselesaikan oleh

para pihak melalui

Sebenarnya dalam prakteknya di

bank masih sesuai, hanya saja tata

urutannya lah yang tidak sesuai

Tidak

Page 99: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

89

musyawarah mufakat

dengan cara penjadwalan

kembali (rescheduling),

penambahan syarat baru

(reconditioning), maupun

penggunaan struktur baru

(restructuring).

dimana bank melakukan proses

revitalisasi melakukan restructuring

dahulu baru kemudian

mereconditioning. Namun pada

bank juga menambahkan proses

Bantuan Management dimana bank

melakukan Penyehatan pembiayaan

melalui penempatan sumber daya

insani pada posisi management oleh

bank.

2. Aset Musyarakah

Mutanaqishan atau

jaminan lainnya dijual oleh

nasabah rnelalui Bank

Syariah/LKS dengan harga

yang disepakati dan

Nasabah melunasi sisa

kewajibannya kepada Bank

Syariah/LKS dari hasil

penjualan.

Pihak Bank melakukan dengan cara

Off-set dimana penyelesaian

pembiayaan melalui penyerahan

jaminan secara sukarela oleh

nasabah kepada Bank, sebagai

upaya penyelesaian pembiayaannya.

Sesuai

3. Apabila hasil penjualan

melebihi sisa utang, maka

Bank Syariah/LKS

mengembalikan sisanya

kepada nasabah.

Bila nilai beli bank lebih kecil dari

nilai taksasi, maka semua kewajiban

dan biaya-biaya dapat dimasukkan

dalam komponen harga beli bank.

Sesuai

4. Apabila hasil penjualan

lebih kecil dari sisa utang

maka sisa utang tetap

menjadi utang nasabah.

Bila nilai beli bank lebih besar dari

nilai taksasi, maka harga beli bank

maksimal sebesar nilai pasar,

sisanya tetap dalam bentuk

pembiayaan untuk diangsur sampai

dengan lunas, pada kondisi ini

tunggakan margin tidak dapat

dimasukkan sebagai harga beli bank.

Sesuai

5. Apabila nasabah tidak

mampu membayar sisa

utangnya, maka Bank

Syariah/LKS dapat

membebaskannya

berdasarkan kebijakan

Bank Syariah/LKS.

Harus tetap diangsur sampai dengan

lunas, meskipun bank meberi

keringanan dengan tidak

menambahkan margin pada setiap

tagihan hutang nasabah tersebut,

semua tergantung dari kebijakan

masing masing bank.

Tidak

Page 100: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penulisan skripsi penulis dapat mengambil kesimpulan sebgai berikut:

1. Pada Dasarnya Kedudukan Keputusan DSN-MUI ini memiliki kedudukan

yang sama dengan Fatwa DSN-MUI yakni sebagai pembuat peraturan dan

ketentuan-ketentuan, hal ini dikarenakan Keputusan DSN-MUI ini merupakan

suatu kesatuan dari Fatwa DSN-MUI yang ada. Keputusan DSN-MUI ini

muncul diakibatkan munculnya beragam pemahaman dari berbagai pihak

tentang Fatwa yang ada sehingga dibuat Keputusan untuk menghilangkan

keberagaman pemahaman dari masyarakat maupun para praktisi ekonomi

syariah.

2. Praktek Musyarakah Mutanaqisah yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia

ialah, Pertama nasabah memelih jenis rumah, kemudian bank melakukan

penilaian asset, jika sudah nasabah wajib melengkapi berkas yang diperlukan

untuk dianalisa seberapa besar kemampuan bayar nasabah, kemudian jika

sudah disetujui semua berkas nasabah akan membayar uang muka sebgai

bagian porsi syirkah nasabah, lalu nasabah dan bank akan melakukan akad

dengan bank membayarkan sisanya dari uang muka kepada develop,

kemudian nasabah pun membayar angsuran pada bank tiap bulan hingga porsi

syirkah nasabah menjadi 100 %.

Page 101: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

91

3. Penerapan dalam Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah

Bermasalah dalam Keputusan DSN No.01/DSN-MUI/X/2013 hampir semua

telah terpenuhi, hanya saja dalam proses Revitalisasinya ada tahapan yang

tidak sesuai dengan Keputusan DSN No.01/DSN-MUI/X/2013 dimana setelah

melakukan tahap Rescheduling pihak bank melakukan proses Restrukturing

baru kemudian melakukan Reconditioning. Hal ini tentu boleh saja dilakukan

karena ini bukan merupakan sebuah tahapan yang harus berurutan. Proses

Revitalisasi ini dilakukan dengan melihat kondisi keadaan dari nasabah yang

bersangkutan, bila keadaan nasabah lebih pantas menggunakan cara

Restucturing maka hal ini tentu bisa dilakukan agar nantinya pembiayaan

yang macet bisa lancar kembali..

Dan dalam point Apabila nasabah tidak mampu membayar sisa

utangnya, maka Bank Syariah/LKS dapat membebaskannya berdasarkan

kebijakan Bank Syariah/LKS, pihak bank tidak menerapkannya karena

menurut bank ini merupakan tanggung jawab dari nasabah dan harus

dilunaskan.

4. Ketidaksesuaian yang terjadi antara Keputusan DSN-MUI dengan pihak Bank

Muamalat Indonesia bukan berarti Bank menyalahi aturan dan ketentuan

syariat Islam. Dalam Keputusan DSN-MUI No.01/DSN-MUI/X/2013 tentang

penyelesaian pembiayaan bermasalah pihak bank diberikan kebebasan dalam

mengatur kebijakannya asalkan tidak melanggar syariat Islam yang ada.

Seperti pada saat pihak Bank Muamalat Indonesia membuat kebijakan

Page 102: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

92

bilamana masalah tidak dapat teratasi, maka langkah yang akan diambil ialah

menyelesaikannya melalui Basyarnas ataupun bila belum teratasi juga maka

akan diselesaikan melalui Pengadilan agama.

B. Saran

Sebagai akhir dari penulisan ini, maka penulis ingin memberikan beberapa

saran-saran sebagai berikut:

1. DSN-MUI hendaknya lebih membuat aturan yang lebih jelas tentang

Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah atau kalau tidak perlu dibuatkan

kembali fatwa yang khusus membahas Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

agar nantinya dapat lebih menjadi acuan bagi masyarakat serta para praktisi

ekonomi syariah yang ada di Indonesia.

2. Bagi pihak Bank Muamalat Indonesia hendaknya lebih memperhatikan

kembali tentang tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menangani

pembiayaan bermasalah, karena apabila pihak bank menanganinya tidak sesuai

tahapan yang ada akan mengakibatkan hilangnya kesempatan bagi nasabah

yang untuk menyesuaikan diri dengan akad-akad yang telah diperbaharui.

3. Bagi masyarakat khususnya kepada nasabah hendaknya mempelajari terlebih

dahulu setiap akad yang ingin dilakukan, harus dilihat pula bagaimana

penanganan tentang pembiayaan bermasalah yang akan dilakukan nantinya.

Harus mengetahui dengan pasti bagaimana peraturan yang telah diberikan,

sehingga nantinya tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Page 103: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

93

4. Bagi para peneliti lain yang ingin meneliti tentang Penyelesaian Pembiayaan

Bermasalah, penulis menyarankan agar lebih meneliti tentang bagaimana

penerapan yang dilakukan pada saat melakukan lelang secara syariah, karena

ini merupakan salah satu tahap yang penting dalam Penyelesaian Pembiayaan

Bermasalah dan saat ini masih belum ada penjelasan secara pasti tentang

bagaimana pelalengan yang dilakukan secara syariah.

Page 104: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

93

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Fatah Rohadi. Analisis Fatwa Keagmaan; Dalam Fikih Islam. Jakarta: Bumi

Aksara. 2006.

Amalia Chrisanty. Analisis Yuridis Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Pada

Bank Syariah Studi pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk, di kota

Medan.2013

Amin A.Riawan. Menata Perbankan Syariah di Indonesia. Jakarta: UIN Press. 2009.

Antonio M. Syafi‟I. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press.

2002.

Anwar. Syamsul. Hukum Perjanjian Syariah, Studi tentang Teori .Akad dalarn f'ikih

Muamalat.Jakarta: Raja\vali Pers, 2007.

Arifin Zainal. Dasar-Dasar Manajemen Bank SYariah. Jakarta: Pustaka Alvabet.

2006.

Arifin, Zainul. 1999. Memahami Bank Syariah: Lingkup, Peluang, Tantangan dan

Prospek. Jakarta: Alvabet.

Arto A. Mukti. Praktik Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 1996.

Ascarya. Akad Dan Produk Bank Syariah. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 2011.

Augusta Nova. Mekanisme Penyelesaian Pembiayaan IMBT Bermasalah Pada Bank

DKI Syariah. 2010

Bank Muamalat Indonesia. Panduan Produk Nomor 01/RPDD/PMBY/2010 Panduan

Pembiayaan iB Syariah Kongsi. 2010

Bank Muamalat Indonesia. Laporan Tahunan 2013. Jakarta: Bank Muamalat

Indonesia 2013.

Page 105: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

94

Dewi, Gemala. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di

Indonesia. Cet 3. Jakarta: Kencana, 2006.

Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional, Indonesia. No: 73/DSN-MUI/XI/2008 Tentang

Musyarakah Mutanaqisah, Ketentuan Umum Butir a.

Hadi Sutriso. 2004. Metodologi Research 1 Yogyakarta: Andi Offset.

Haroen, Nasrun. 2007. Fiqh Muamalat. Cet. Ke-2. Ciputat: Gaya Media Pratama.

Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana 2011.

Indonesia. Keputusan Dewan Syari‟ah Nasional No:01/DSN-MUI/XI/2013 Tentang

Pedoman Implementasi Musyarakah Mutanaqisah Dalam Produk

Pembiayaan. 2013.

Izzah Nurul, dkk. Musyarakah Mutanaqisah: Isu dan Cabaran, Kesan Terhadap

Pembangunan Ekonomi. 2013

Jumantoro Totok, Amir Samsul Munir. Kamus Ushul Fikih. Jakarta: Bumi Aksara.

2009.

Karim, Adiwarman A. Bank Islam: Analisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta:

Rajagrafindo Persada. 2011.

Ma‟luf Luis. Al-Munjid Fi al-Lughah wa al-A‟lam. Beirut: Dar al-Masyriq. 1994.

Mertokusumo Sudikno Mengenal Hukum: Suatu pengantar. Yogyakarta: Penerbit

Liberty. 1999.

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPB. 2005.

Muh Nazir. Metode Penelitian. Cetakan Ke-3. Jakata: Ghalia Indonesia. 1988.

Muttaqien Agisa. Pembiayaan Pemilikan Rumah Dengan Akad Musyarakah

Mutanaqisah Pada Bank Muamalat Indonesia. 2012

Qardhawi Yusuf. Fatwa Antara Ketelitian & Kecerobohan. Jakarta: Gema Insani

Press. 1997

Page 106: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

95

Sahrani Sohari. Abdullah Ru‟fah. Fikih Muamalah. Cet ke-1 Bogor: Ghalia

Indonesia. 2011.

Sekaran Uma. 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

2006.

Shuib Mohd Sollehudin, dkk. Analisis Perbandingan Produk Berasaskan

Musharakah Mutanaqisah Dan Konvensional. 2013.

Sjahdeini Sutan Remy. Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam tata Hukum

Perbankan Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 1999.

Subekti R. Arbitrase Perdagangan. Bandung: Bina Cipta. 1979.

Sutedi Adrian. PERBANKAN SYARIAH: Tinjuan dan Beberapa Segi Hukum. Bogor:

Ghalia Indonesia. 2009.

Usman, Rachmadi. Aspek-aspek Hukum Perbankan Islam di Indonesia. Bandung:

Citra Aditya Bakti, 2002

Sumber dari Internet

M. Nadratuzzaman Hosen, Musyarakah Mutanaqisah, hlm. 1.

http://www.ekonomisyariah.org/download/artikel/Makalah%20Musyarakah%

20Mutanaqish_Nadratuzzaman.pdf .diakses pada 17 Maret 2015.

Agustianto, Fatwa Ekonomi Syari‟ah Di Indonesia, Diakses tanggal 7 September

2015

darihttp://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&vie

w=article&id=666:fatwa-ekonomisyariah-di-indonesia&catid=8&Itemid=103

Page 107: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

96

Daftar Pertanyaan BMI

1. Produk-produk pembiayaan apa saja yang sudah dikembangkan oleh Bank

Muamalat Indonesia ?

2. Untuk lebih spesifik, saya mohon di jelaskan juga proses pembiayaan

Musyarakah Mutanaqisah yang telah dilakukan oleh Bank Muamalat

Indonesia dalam produk KPR Muamalat iB?

3. Apakah Bank Muamalat Indonesia memberikan pembiayaan kepada nasabah

100% atau 50% dari nilai permohonan pembiayaannya ?

4. Seperti apa peranan Dewan Pengawas Syariah (DPS) di Bank Muamalat

Indonesia dalam produk KPR Muamalat iB ini?

5. Apakah ada penetapan jaminan dalam melakukan pembiayaan Musyarakah

Mutanaqisah tersebut? Jika jaminan diadakan, berapa persentase perhitungan

jaminan atas pembiayaan murabahah tersebut ?

6. Jika nasabah ingin mempercepat pelunasan sisa pembayaran bolehkah hal ini

dilakukan? Jika boleh bagaimana prosedur pembayaran yang dilakukan?

7. Apabila nasabah melakukan percepatan pelunasan apakah pihak bank akan

memberikan discount (tanazulul haqq) kepada nasabah?

8. Jika nasabah mengalami kredit macet atau pailit dalam melunasi angsurannya,

langkah apakah yang selalu di ambil pihak bank dalam menyelesaikan

masalah tersebut ?

9. Apabila pihak bank melakukan proses restrukturing pada angsuran

pembiayaannya, bagaimanakah prosesnya?

10. Berapa tenggang waktu yang masih diberikan kepada nasabah tersebut?

11. Jika diberikan tenggang waktu pelunasan kreditnya, apakah nasabah harus

melunasi berdasarkan sisa pokok hutang dan marjinya atau hanya melunasi

sisa pokok hutangnya saja?

12. Apabila pihak bank melakukan proses reconditioning atau proses konversi

akad pada pembiayaan macet, akad apakah yang akan diberikan pihak Bank

kepada pihak nasabah?

13. Apabila nasabah melakukan pembatalan kontrak pembiayaan Musyarakah

Mutanaqisah, apa konsekuensi yang harus ditanggung oleh pihak bank dan

nasabah?

14. Apabila terjadi wanprestasi dan tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah

pihak (pihak Bank dan nasabah), apakah bank akan menyelesaikan masalah

ini ke Basyarnas? Jelaskan.

15. Dan apakah jika tidak dapat diselesaikan melalui basyarnas masalah ini akan

dilanjutkan pada Pengadilan Agama? Jelaskan.

16. Apabila nasabah melarikan diri dari tanggung jawabnya untuk melunasi

hutangnya dengan membawa bukti kepemilikan harta benda tersebut apa yang

akan dilakukan bank?

Page 108: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

97

17. Dan apabila harta kepemilikan telah dijual kepihak lain tanpa sepengetahuan

bank dan kemudian nasabah melarikan diri dari tanggung jawabnya apa yang

akan dilakukan bank?

18. Jika dalam proses eksekusi dilakukan pelelangan apakah akan dilakukan

lelang secara syariah?

19. Dalam surat Al-Baqarah ayat 280 terdapat arti yang menyatakan “Dan

menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika

kamu mengetahui.” Bagaimana tanggapan anda mengenai surat ini yang

terkadang menjadi dasar atau pegangan bagi para nasabah yang tidak sanggup

lagi melunasi hutangnya?

Page 109: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

98

Hasil Wawancara

Muamalat Institute

1. Produk-produk pembiayaan apa saja yang sudah dikembangkan oleh Bank

Muamalat Indonesia ?

Jawab: Bank Muamalat telah mengembangkan berbagai produk pembiayaan

diantaranya produk pembiayaan umroh, KPR muamalat, Pembiayaan kios dan

ruko muamalat, pembiayaan travel agent, pembiayaan alat kedokteran,

pembiayaan konstruksi developer, pembiayaan Ib Buyer, Pembiayaan ib

modal kerja, pembiayaan iB property bisnis muamalat, pembiayaan investasi,

pembiayaan kebun sawit.

2. Untuk lebih spesifik, saya mohon di jelaskan juga proses pembiayaan

Musyarakah Mutanaqisah yang telah dilakukan oleh Bank Muamalat

Indonesia dalam produk KPR Muamalat iB? Terlampir di proses pembiayaan

KPR Muamalat iB

3. Apakah Bank Muamalat Indonesia memberikan pembiayaan kepada nasabah

100% atau 50% dari nilai permohonan pembiayaannya ?

Jawab:

- Maksimum cash ratio 35% dari Pendapatan dan/atau 70% dari Disposable

income jika pendapatan < Rp 5.000.000.00

- Maksimum cash ratio 40% dari Pendapatan dan/atau 75% dari Disposable

income jika pendapatan > Rp 5.000.000.00 s/d Rp 10.000.000.00

- Maksimum cash ratio 50% dari Pendapatan dan/atau 80% dari Disposable

income jika pendapatan > Rp10.000.000.00

4. Seperti apa peranan Dewan Pengawas Syariah (DPS) di Bank Muamalat

Indonesia dalam produk KPR Muamalat iB ini?

Jawab: Dalam pengawasannya produk atau program KPR telah diajukan ke

departemen kepatuhan syariah untuk dikaji dan direview apakah sesuai

dengan prinsip syariah atau tidak, kemudian dilaporkan kepada DPS dan

didiskusikan lebih jauh (jika diperlukan)

5. Apakah ada penetapan jaminan dalam melakukan pembiayaan Musyarakah

Mutanaqisah tersebut? Jika jaminan diadakan, berapa persentase perhitungan

jaminan atas pembiayaan murabahah tersebut ?

Jawab:

Ketentuan Jaminan

Adapun Jenis Agunan meliputi Rumah tinggal, apartemen, condotel, dan

rumah villa. Objek pembiayaan wajib untuk dijadikan objek agunan. Dengan

ketentuan tambahan sebagai berikut:

- Untuk tujuan renovasi, property, berupa tanah dan bangunan, yang akan

direnovasi wajib dijadikan agunan (kalau nasabah menanyakan apakah bisa di

agunannya di alihkan ke property nasabah (rumah) lainnya boleh atau tidak,

arahkan ke cabang)

Page 110: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

99

- Untuk tujuan Pembangunan tanah kavling, tapak tanah yang akan dibangun

wajib telah memiliki sertifikat dan kepemilikan atas tanah tersebut sudah atas

nama calon Nasabah.

- Apabila coverage agunan tidak mencukupi, dimungkinkan untuk

memintakan agunan tambahan.

6. Jika nasabah ingin mempercepat pelunasan sisa pembayaran bolehkah hal ini

dilakukan? Jika boleh bagaimana prosedur pembayaran yang dilakukan? Ya

boleh dilakukan dengan ketentuan Pelunasan Dipercepat

1. Pelunasan keseluruhan

Hanya pokoknya saja, dan sisa margin dapat di discount.

2. Pelunasan sebagian

Hanya pokoknya saja, dan dikenakan biaya administrasi sebesar : Max 2

bulan angsuran (biaya tersebut digunakan untuk pembuatan akad dan

perubahan jadwal, besarannya tidak dalam bentuk prosentase). Untuk sisa

angsuran ada dua pilihan :

b. Jangka waktunya dipercepat jadi cicilan diperbesar

c. Jangka waktu sama hanya saja cicilan berkurang

7. Apabila nasabah melakukan percepatan pelunasan apakah pihak bank akan

memberikan discount (tanazulul haqq) kepada nasabah?

Jawab: Ya akan diberikan discount

8. Jika nasabah mengalami kredit macet atau pailit dalam melunasi angsurannya,

langkah apakah yang selalu di ambil pihak bank dalam menyelesaikan

masalah tersebut ? terlampir di pembiayaan bermasalah

9. Apabila pihak bank melakukan proses restrukturing pada angsuran

pembiayaannya, bagaimanakah prosesnya?

l. Bank melakukan evaluasi permasalahan nasabah mengenai sebab

terjadinya tunggakan yang didasari atas lap. Keuangan, cash flow,

proyeksi keuangan, kondisi pasar dan faktor lain yang berkaitan dengan

usaha nasabah (BI Checking dan trade checking: bowheer, supplier dan

customer)

m. Membuat perkiraan pengembalian kewajiban sebelum dan sesudah

restrukturisasi

n. Peninjauan efisiensi manajemen nasabah untuk menentukan apakah

diperlukan restrukturisasi organisasi nasabah

o. Pendekatan dan asumsi yang digunakan dalam menetapkan proyeksi arus

kas serta dalam memperhitungkan nilai tunai dari angsuran pokok dan

margin yang akan diterima.

p. Jadwal pembayaran kembali yang telah direvisi mencerminkan

persyaratan yang telah disesuaikan dengan kemampuan membayar

nasabah.

Page 111: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

100

q. Analisa kesimpulan dan rekomendasi dalam melakukan penyesuaian

persyaratan pembiayaan seperti sbb:

- Penurunan margin atau bagi hasil

- Pengurangan tunggakan pokok dan/ atau margin

- Perubahan jangka waktu

- Penambahan fasilitas

r. Penyesuaian persyaratan pembiayaan dilakukan dengan

mempertimbangkan siklus usaha dan kemampuan mebayar nasabah

s. Tujuan dan penggunaan tambahan pembiayaan, apabila restrukturisasi

pembiayaan dilakukan dengan cara penambahan pembiayaan, maka

tambahan pembiayaan tersebut tidak diperkenankan untuk melunasi

tunggakan kewajiban nasabah.

t. Rincian kelengkapan dokumen yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan

restrukturisasi pembiayaan

u. Dilakukan pengikatan ulang kembali secara notarial terhadap pelkasanaan

restrukturisasi pembiayaan.

v. Cabang/ unit kerja yang terkait harus menyusun laporan pemantauan dan

laporan pembiayaan yang direstruktur setiap bulannya mengenai:

- Pemenuhan kewajiban nasabah (sesuai persyaratan

restrukturisasi pembiayaan)

- Perkembangan usaha nasabah

- Kemungkinan pembayaran kembali

w. Review legalitas akad pembiayaan, guna memastikan bahwa seluruh

pihak-pihak yang terkait dengan pembiayaan sudah dilakukan pengikatan

dengan sempurna.

10. Berapa tenggang waktu yang masih diberikan kepada nasabah tersebut?

Jawab: Realisasinya tergantung dengan kecepatan analisa Account Officer

dan dari keputusan komite, kurang lebih bisa sampai 2 minggu s.d 1 bulan

11. Jika diberikan tenggang waktu pelunasan kreditnya, apakah nasabah harus

melunasi berdasarkan sisa pokok hutang dan marjinya atau hanya melunasi

sisa pokok hutangnya saja?

Jawab:

. KONVERSI AKAD

II. Ijarah atau IMBT =) Mudharabah atau Musyarakah

How ???

1) Akad awal dihentikan

2) Nilai Wajar Aktiva Ijarah menjadi dasar akad baru

Jika ada perbedaan nilai wajar aktiva Ijarah dgn Nilai bukunya +

Tunggakan angsuran maka diakui sbb :

a. NW Aktiva < NB + Tunggakan, Bank mengakui kerugian tsb.

b. NW Aktiva > NB + Tunggakan, Bank mengakui keuntungan yang

ditangguhkan sebesar selisih dan diamortisasi selama masa akad baru

Page 112: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

101

3) Membuat akad baru dengan mencantumkan kronologis akad pembiayaan

sebelumnya.

4) Bank mencatat pembiayaan baru sebesar NW aktiva Ijarah

Murabahah & Istishna‟ =) IMBT / Mudharabah / Musyarakah

How ???

1) Sebesar sisa kewajiban akad awal ( OS P + OS M)

2) Akad awal dihentikan

3) Obyek awal menjadi dasar akad baru

Jika ada perbedaan nilai wajar obyek dgn sisa kewajiban maka diakui

sbb:

a. NW Obyek < OS OS tetap ditagihkan dengan kesepakatan

b. NW Obyek > OS, selisih NW diakui sbg DP IMBT atau porsi modal Nasabah

Musyarakah atau mengurangi modal Mudharabah Bank

4) Membuat akad baru dengan mencantumkan kronologis akad pembiayaan

sebelumnya.

12. Apabila pihak bank melakukan proses reconditioning atau proses konversi

akad pada pembiayaan macet, akad apakah yang akan diberikan pihak Bank

kepada pihak nasabah?

Jawab:

Akad Ijarah atau IMBT Mudharabah atau musyarakah

Atau Murabahah & Istishna‟ IMBT/

Mudharabah/Musyarakah

13. Apabila nasabah melakukan pembatalan kontrak pembiayaan Musyarakah

Mutanaqisah, apa konsekuensi yang harus ditanggung oleh pihak bank dan

nasabah?

Jawab: dalam hal ini nasabah melakukan cidera janji atau wan prestasi yang

dilakukan oleh bank terlampir di akad musyarakah pasal 9

14. Apabila terjadi wanprestasi dan tidak dapat diselesaikan oleh kedua belah

pihak (pihak Bank dan nasabah), apakah bank akan menyelesaikan masalah

ini ke Basyarnas? Jelaskan.

Jawab: ya jika diperlukan

15. Dan apakah jika tidak dapat diselesaikan melalui basyarnas masalah ini akan

dilanjutkan pada Pengadilan Agama? Jelaskan.

Jawab: ya jika diperlukan

16. Apabila nasabah melarikan diri dari tanggung jawabnya untuk melunasi

hutangnya dengan membawa bukti kepemilikan harta benda tersebut apa yang

akan dilakukan bank?

Jawab: Dapat ditindanjuti dengan jalur hukum dengan membuat laporan

kepolisian mengenai tindak pidana pengelapan pasal 372 dan 374 KUHP

17. Dan apabila harta kepemilikan telah dijual kepihak lain tanpa sepengetahuan

bank dan kemudian nasabah melarikan diri dari tanggung jawabnya apa yang

akan dilakukan bank?

Page 113: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

102

Jawab: Dapat ditindanjuti dengan jalur hukum dengan membuat laporan

kepolisian mengenai tindak pidana pengelapan pasal 372 dan 374 KUHP

18. Jika dalam proses eksekusi dilakukan pelelangan apakah akan dilakukan

lelang secara syariah?

Jawab: Ya semua transaksi dan penyelesainnya dilakukan secara syariah

19. Dalam surat Al-Baqarah ayat 280 terdapat arti yang menyatakan “Dan

menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika

kamu mengetahui.” Bagaimana tanggapan anda mengenai surat ini yang

terkadang menjadi dasar atau pegangan bagi para nasabah yang tidak sanggup

lagi melunasi hutangnya?

Jawab: Dalil yang dipakai dalam surat Al-Baqarah 280 ditujukan bagi pihak

pemberi hutang agar memiliki sikap yang baik dengan memberi tenggang

waktu. Jika orang yang berhutang dalam kesulitan sehingga dalil itu bukan

bukan untuk penghutang. Adapun dalil untuk penghutang banyak dijelaskan

dalam hadits-hadits diantaranya:

- HR. Bukhari no 2393

“ Sesungguhnya yang paling baik diantara kalian adalah

yang paling baik dalam membayar hutang”

- HR. ibnu Majah, Hadits shohih

“ Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau

melunasimya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari

kiamat) dalam status sebagai pencuri”

- HR. Bukhari

“ Barang siapa yang mengambil harta manusia dengan niat

menghacurkannya, maka Allah SWT akan menghancurkan

dirinya”

- HR. Ibnu Majah no. 2400

“Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang

yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia

melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah

sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT”

- HR. Muslim

“ Seorang syahid apapun dosanya akan diampuni kecuali

hutang”

Jadi jangan salah memakai dalil-dalil sehingga hanya bertujuan untuk

menguntungkan secara sepihak.

Page 114: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

103

Tahapan proses pembiayaan :

LANGKAH

KEGIATAN

► Inisiasi

► Solisitasi

► Kunjungan setempat.

► Informasi Bank (Bank checking).

► Informasi dari

pembeli/pemasok/bowheer/

pesaing

Memorandum Usulan Pembiayaan

(MUP) :

Analisa Pembiayaan ( Analisa

Kualitatif dan Kuantitatif)

► Analisa Jaminan.

► Analisa Risiko.

► Evaluasi Kebutuhan Dana

► Penetapan Struktur Fasilitas

► Pengajuan MUP ke KPP.

Keputusan Pembiayaan oleh Komite

► Rapat Komite

► Sirkulasi.

Pelaksanaan Keputusan KPP :

► Penyampaian SPP ke Nasabah

► Dokumentasi dan Administrasi

► Penandatanganan Akad Pembiayaan

dan Jaminan

Pemantauan Pembiayaan :

► Pemantauan Usaha Nasabah

► Pemantauan Jaminan.

VERIFIKASI DATA

PENGAJUAN MUP

REALISASI KEPUTUSAN

PEMANTAUAN

PENGUMPULAN DATA

PELUNASAN

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN

Page 115: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

104

► Pembinaan Nasabah.

Pemantauan Pembayaran Nasabah

Pelunasan Pembiayaan :

► Bukti Pelunasan.

► Pelepasan jaminan.

LANGKAH

KEGIATAN

► Tahapan : ▪ Penetapan Target Market

▪ Penetapan Sektor Bisnis

► Kriteria Nasabah : Ekstern & Intern

► Penghimpunan Informasi/ Taaruf

► Informasi Umum

► Informasi Kebutuhan Nasabah

► Informasi Kemampuan Membayar Kembali

► Informasi Barang Jaminan

► Informasi hubungan Perbankan

► Verifikasi Data dan Informasi

► Laporan Kunjungan Setempat

► Berita Acara Plotting dan Taksasi Jaminan

INISIASI

SOLISITASI

LAPORAN

KUNJUNGAN

Page 116: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

105

Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah Bermasalah Bank

Muamalat Indonesia

Lakukan pengelompokan penanganan account penyelesaian pembiayaan menjadi

a. Revitalisasi Proses

b. Penyelesaian Melalui Jaminan

c. Litigasi Proses

Setiap usaha penyelesaian pembiyaan bermasalah harus dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan/hukum yang berlaku, namun harus senantiasa dilaksanakan agar

dapat diselesaiakan diluar Proses/Sidang Pengadilan.

a Revitalisasi

Proses Revitalisasi proses dilakukan apabila berdasarkan evaluasi ulang pembiayaan

yang dilakukan terdapat indikasi bahwa usaha nasabah masih berjalan dan hasil usaha

nasabah diyakini masih mampu untuk memenuhi kewajiban angsuran kepada bank.

1. Rescheduling

Perubahan ketentuan yang hanya menyangkut jadwal pembayaran dan atau

jangka waktunya.

2. Restructuring

Perubahan sebagian atau seluruh ketentuan-ketentuan pembiayaan termasuk

perubahan maksimum saldo pembiayaan.

3. Reconditioning

Perubahan sebagian atau seluruh ketentuan pembiayaan termasuk perubahan

jangka waktu dan persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan

maksimum saldo pembiayaan.

4. Bantuan Management Penyehatan pembiayaan melalui penempatan sumber

daya insani pada posisi management oleh bank. Hal ini dilakukan bila : –

Permasalahan terjadi karena kesalahan management – Sumber pengembalian

pembiayan masih potensial.

Revitalisasi Proses meliputi :

Langkah-Langkah Proses Revitalisasi adalah :

1. Melakukan evaluasi tentang potensi usaha nasabah

2. Membuat rekomendasi untuk diajukan kepada Komite Pembiayaan

3. Melakukan pengikatan-pengikatan

4. Melakukan proses pengadministrasi lainnya.

b. Penyelesaian Melalui Jaminan

Page 117: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

106

Penyelesaian melalui jaminan dilakukan Bila berdasarkan hasil evaluasi ulang

pembiayaan, nasabah sudah tidak memiliki usaha dan nasabah tidak cooperatif untuk

menyelesaikan pembiayaan. Revitalisasi proses tidak dapat dilakukan.

Penyelesaian melalui jaminan dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Penyelesaian dengan cara non litigasi

2. Penyelesaian dengan cara litigasi

1. Penyelesaian dengan cara Non Litigasi

A. Dengan cara Off-Set

Off-Set adalah penyelesaian pembiayaan melalui penyerahan jaminan secara

sukarela oleh nasabah kepada Bank , sebagai upaya penyelesaian pembiayaannya.

Off-Set dapat dilakukan bila dalam prosesnya nasabah bersedia untuk menjual

jaminan secara sukarela kepada Bank .

Langkah-Langkah Yang Dapat Dilakukan Untuk Melakukan Off-Set:

1. Analisa kecukupan nilai jaminan untuk menutup seluruh kewajiban dan biaya-

biaya untuk proses Off-Set (Nilai beli Bank). Dengan ketentuan :

• Bila nilai beli bank lebih kecil dari nilai taksasi, maka semua kewajiban dan biaya-

biaya dapat dimasukkan dalam komponen harga beli bank.

• Bila nilai beli bank lebih besar dari nilai taksasi, maka harga beli bank maksimal

sebesar nilai pasar, sisanya tetap dalam bentuk pembiayaan

• untuk diangsur sampai dengan lunas, pada kondisi ini tunggakan margin tidak dapat

dimasukkan sebagai harga beli bank.

2. Lakukan negosiasi dengan nasabah untuk pembelian jaminan.

3. Bila nasabah ingin membeli kembali jaminan yang akan dibeli oleh bank, maka

berikan Hak Opsi dengan jangka waktu berdasarkan persetujuan kedua belah pihak.

4. Setelah mendapat persetujuan Komite Penyelesaian Pembiayaan lakukan

pengikatan jual beli. 5. Lakukan pelunasan pembiayaan dan proses

pengadministrasian lainnya.

B. Melalui BASYARNAS

• Sesuai dengan klausul pasal 18 Perjanjian Pembiayaan, setiap sengketa yang timbul

berdasarkan perjanjian yang dibuat antara nasabah dan BMI, maka akan diselesaikan

melaui Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) Langkah-langkah yang

dilakukan adalah sbb :

Page 118: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

107

1. Pembuatan Usulan Penyelesaian ke Komite Pembiayaan

2. Pembuatan Surat Gugatan ke BASYARNAS

3. Pengajuan Gugatan ke BASYARNAS (pendaftaran perkara)

4. Sidang BASYARNAS (jangka waktu paling lama 6 bulan)

5. Putusan BASYARNAS

6. Pendaftaran putusan BASYARNAS ke Pengadilan Negeri

7. Permohonan Pelaksanaan Putusan BASYARNAS ke Pengadilan Negeri

8. Pelaksanaan Eksekusi oleh Pengadilan Negeri.

• Keputusan yang dikeluarkan oleh BASYARNAS akan didaftarkan di PN untuk

mendapatkan pengesahan, sehingga akan mempunyai kekuatan eksekutorial. • Tahap

selanjutnya adalah melakukan lelang dengan penyelesaian secara cash, ataupun

jaminan tersebut dibeli oleh bank (HEJP/AYDA)

2. Penyelesaian dengan cara Litigasi

• Litigasi adalah penyelesaian pembiayaan melalui jalur hukum yang dilakukan

melalui PENGADILAN

• Penyelesaian Melalui Pengadilan Sebelum dilakukan proses litigasi melalui

Pengadilan, perlu dilakukan check dan evaluasi sbb :

Dokumen surat menyurat BMI kepada nasabah, SPT. Surat Peringatan 1,2 & 3 dan

Surat Nasabah kepada BMI.

Dokumen perjanjian dan jaminan Hak Tanggunga, sehingga secara yuridis posisi

BMI menjadi kuat.

Jatuh waktu fasilitas pembiayaan, karena proses litigasi hanya dapat dilakukan

apabila fasilitas pembiayaan nasabah telah jatuh waktu

Proses Litigasi melalui Pengadilan terdiri dari :

Setelah dilakukan Checking dan evaluasi, selanjutnya dilakukan:

• Mencari lawyer yang telah dianggap cakap, pengalaman dalam bidang penagihan

dan dapat bekerjasama dengan BMI.

• Membuat UP (Usulan Pembiayaan) ke Komite UPP perihal persetujuan pemakaian

lawyer dan biaya-biaya yang timbul.

• Memintakan rencana kerja dan target date dari Lawyer yang telah disetujui komite.

Gugatan Perdata

Page 119: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

108

Pidana

Riil Eksekusi Jaminan

Permohonan Kepailitan

Page 120: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

109

Daftar Pertanyaan DSN-MUI

Narasumber : Prof. Dr. Jaih Mubarak, S.E., M.H., M.Ag,

1. Bagaimanakah kedudukan dari Keputusan Penyelesaian Pembiayaan

Musayarakah Mutanaqisah bermasalah ini?

2. Apa yang melatarbelakangi lahirnya Keputusan tentang Implementasi

Musyarakah Mutanaqisah DSN-MUI No.01/DSN-MUI/X/2013?

3. Apakah yang menjadi landasan dan metode apa saja yang digunakan dalam

melakukan Penetapan Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah

bermasalah dalam Keputusan DSN-MUI No.01/DSN-MUI/X/2013?

4. Apakah ada sanksi bagi pihak yang melanggar ketentuan yang terdapat dalam

keputusan ini?

Page 121: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

110

Hasil Wawancara DSN-MUI

Narasumber : Prof. Dr. Jaih Mubarak, S.E., M.H., M.Ag,

1. Bagaimanakah kedudukan dari Keputusan Penyelesaian Pembiayaan

Musayarakah Mutanaqisah bermasalah ini?

Jawab: Pada dasarnya Keputusan DSN ini merupakan bagian dari Fatwa jadi,

antara Keputusan DSN dengan Fatwa DSN memiliki kedudukan yang sama

sebagai pembuat aturan dan petunjuk.

2. Apa yang melatarbelakangi lahirnya Keputusan tentang Implementasi

Musyarakah Mutanaqisah DSN-MUI No.01/DSN-MUI/X/2013?

Jawab: Dikarenakan fatwa DSN-MUI No. 73/DSN-MUI/2008 dipahami

beragam oleh masyarakat dan para praktisi lembaga keuangan syariah

sehingga dapat menimbulkan ketidakseragaman implementasi.

3. Apakah yang menjadi landasan dan metode apa saja yang digunakan dalam

melakukan Penetapan Penyelesaian Pembiayaan Musyarakah Mutanaqisah

bermasalah dalam Keputusan DSN-MUI No.01/DSN-MUI/X/2013?

Jawab: Pada dasarnya Keputusan ini dibuat berdasarkan prinsip win-win

solution yakni, dimana untuk menengahi masalah yang ada dan mengambil

keputusan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.

4. Apakah ada sanksi bagi pihak yang melanggar ketentuan yang terdapat dalam

keputusan ini?

Jawab: Sebenarnya Fatwa atau Keputusan yang ada diterbitkan untuk

memberikan aturan dan petunjuk bagi masyarakat dan para praktisi lembaga

ekonomi syariah yang ada, jadi hanya sebatas itu saja, bila mana ingin

menjatuhkan sanksi tentu saja itu bukan wewenang kami, karena yang berhak

untuk memberikan sanksi merupakan Pengadilan Agama sebagai lembaga

penegak hukum yang ada.

Page 122: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

111

Page 123: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

112

Page 124: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

113

Page 125: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

114

Page 126: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

115

Page 127: ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN  · PDF fileANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH ... B. Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia ... ANALISA DAN PEMBAHASAN

116