11
ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK DAN NASABAH ANTARA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK MUAMALAT SURABAYA DAN PEMBIAYAAN KONVENSIONAL DENGAN METODE SISTEM DINAMIK Ratih Prameswari Wardhani, Ahmad Rusdiansyah, Naning Aranti Wessiani Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111 Email : [email protected] ; [email protected] ; [email protected] Abstrak Sistem perbankan di Indonesia saat ini banyak menganut sistem perbankan ganda atau dual banking system, dimana perbankan tersebut menggunakan dua jenis sistem, yaitu sistem syariah (bagi hasil) dan sistem konvensional (suku bunga). Produk Mudharabah menjadi salah satu produk pembiayaan yang dikelola oleh bank syariah, dimana investasi dana usaha 100% berasal dari pihak bank. Produk ini menerapkan sistem bagi hasil, dimana keuntungan usaha akan dibagihasilkan dengan kesepakatan antara pihak nasabah peminjam dengan pihak bank. Dengan sistem bagi hasil dan berdasarkan besar keuntungan usaha yang tidak dapat diprediksi, maka besar keuntungan bagi pihak bank serta nasabah syariah pun akan berfluktuatif. Berbeda dengan sistem konvensional yang besar bunganya sudah ditetapkan di awal dan tidak berubah-ubah menurut kondisi pendapatan usaha. Sehingga, dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dinamis terhadap perubahan rasio bagi hasil dengan keuntungan bank syariah, serta skenario terhadap perubahan nilai rate kegagalan usaha. Dari hasil simulasi skenario yang dilakukan, didapatkan bahwa nisbah bank yang menghasilkan keuntungan yang lebih baik yaitu sebesar 0.88, dan dengan besar rate gagal usaha 10%. Keuntungan yang lebih baik bagi kedua belah pihak (nasabah dan bank) berada pada nisbah sebesar 40 untuk pihak nasabah sehingga menghasilkan keuntungan nasabah total Rp 130.056.620,- dan nisbah bank sebesar 60 sehingga menghasilkan keuntungan bank sebesar Rp. 1.724.206.216,-. Selain itu, keuntungan bank konvensional cenderung lebih besar dan tidak fluktuatif seperti halnya keuntungan bank syariah. Hal ini dikarenakan hasil pendapatan usaha berpengaruh terhadap besar pendapatan bagi hasil untuk pihak bank. Sehingga, kondisi keuntungan usaha lebih berpengaruh terhadap keuntungan bank syariah, jika dibandingkan dengan keuntungan bank konvensional yang selalu meningkat. Kata kunci : Mudharabah, bagi hasil, Simulasi dinamis ABSTRACT Today, Indonesia's banking system has many embrace dual banking system or the dual banking system, where banks are using two types of systems, namely Islamic system (sharing system) and the conventional system (interest rates). Mudharabah product become one of financing products managed by Islamic banks, which invest 100% of operating funds come from the bank. This product applies sharing system, which profit will be distributed to the agreement between the parties with the bank's borrowers. With profit-sharing system and based on the large business profits that can not be predicted, then the big advantage for the customers of Islamic banks and the Islamic banks it self, also will fluctuate. Unlike conventional systems of interest have been defined at the beginning and did not vary according to state revenue. Thus, in this study, dynamic simulation of changes in profit- sharing ratio of Islamic banks, as well as the scenario of changing exchange rate of business failure. From the simulation scenario assessment, indicate that the ratio of banks that

ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

  • Upload
    vungoc

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK DAN NASABAH

ANTARA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BANK MUAMALAT

SURABAYA DAN PEMBIAYAAN KONVENSIONAL DENGAN METODE

SISTEM DINAMIK

Ratih Prameswari Wardhani, Ahmad Rusdiansyah, Naning Aranti Wessiani

Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email : [email protected] ; [email protected]; [email protected]

Abstrak

Sistem perbankan di Indonesia saat ini banyak menganut sistem perbankan ganda

atau dual banking system, dimana perbankan tersebut menggunakan dua jenis sistem, yaitu

sistem syariah (bagi hasil) dan sistem konvensional (suku bunga). Produk Mudharabah

menjadi salah satu produk pembiayaan yang dikelola oleh bank syariah, dimana investasi

dana usaha 100% berasal dari pihak bank. Produk ini menerapkan sistem bagi hasil, dimana

keuntungan usaha akan dibagihasilkan dengan kesepakatan antara pihak nasabah peminjam

dengan pihak bank. Dengan sistem bagi hasil dan berdasarkan besar keuntungan usaha yang

tidak dapat diprediksi, maka besar keuntungan bagi pihak bank serta nasabah syariah pun

akan berfluktuatif. Berbeda dengan sistem konvensional yang besar bunganya sudah

ditetapkan di awal dan tidak berubah-ubah menurut kondisi pendapatan usaha. Sehingga,

dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dinamis terhadap perubahan rasio bagi hasil

dengan keuntungan bank syariah, serta skenario terhadap perubahan nilai rate kegagalan

usaha. Dari hasil simulasi skenario yang dilakukan, didapatkan bahwa nisbah bank yang

menghasilkan keuntungan yang lebih baik yaitu sebesar 0.88, dan dengan besar rate gagal

usaha 10%. Keuntungan yang lebih baik bagi kedua belah pihak (nasabah dan bank) berada

pada nisbah sebesar 40 untuk pihak nasabah sehingga menghasilkan keuntungan nasabah

total Rp 130.056.620,- dan nisbah bank sebesar 60 sehingga menghasilkan keuntungan bank

sebesar Rp. 1.724.206.216,-. Selain itu, keuntungan bank konvensional cenderung lebih besar

dan tidak fluktuatif seperti halnya keuntungan bank syariah. Hal ini dikarenakan hasil

pendapatan usaha berpengaruh terhadap besar pendapatan bagi hasil untuk pihak bank.

Sehingga, kondisi keuntungan usaha lebih berpengaruh terhadap keuntungan bank syariah,

jika dibandingkan dengan keuntungan bank konvensional yang selalu meningkat.

Kata kunci : Mudharabah, bagi hasil, Simulasi dinamis

ABSTRACT

Today, Indonesia's banking system has many embrace dual banking system or the

dual banking system, where banks are using two types of systems, namely Islamic system

(sharing system) and the conventional system (interest rates). Mudharabah product become

one of financing products managed by Islamic banks, which invest 100% of operating funds

come from the bank. This product applies sharing system, which profit will be distributed to

the agreement between the parties with the bank's borrowers. With profit-sharing system and

based on the large business profits that can not be predicted, then the big advantage for the

customers of Islamic banks and the Islamic banks it self, also will fluctuate. Unlike

conventional systems of interest have been defined at the beginning and did not vary

according to state revenue. Thus, in this study, dynamic simulation of changes in profit-

sharing ratio of Islamic banks, as well as the scenario of changing exchange rate of business

failure. From the simulation scenario assessment, indicate that the ratio of banks that

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

produce a better profit that is equal to 0.88, and with a great rate of 10% of business failure.

The advantage which better for both parties (customer and the bank) is in the ratio of 40 to

the customer resulting in total customer profit of Rp 130.056.620, - and the ratio of 60 banks

so that banks make a profit of Rp. 1.724.206.216, -.

In addition, conventional bank profits tend to be large and do not fluctuate as profit Islamic

bank. This is because the results affect the big revenue-sharing revenues to the bank. Thus,

the condition affects profit more Islamic bank profits, as compared with conventional bank

profits are always increasing.

Key Words : Mudharabah, profit-sharing, Dynamic programming

1. Pendahuluan

1.1Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, Bank Syariah

pertama baru lahir tahun 1991 dan

beroperasi secara resmi tahun 1992.

Sedangkan, pemikiran pemikiran tentang

hal ini telah terjadi sejak tahun 1970-an.

Hal ini karena adanya peranan pemerintah

dalam pendirian Bank Syariah (Karim,

2004). Pengembangan sistem perbankan

syariah di Indonesia dilakukan dalam

kerangka system dual banking atau sistem

perbankan ganda pada dasar sistem

Arsitektur Perbankan Indonesia (API),

untuk menghadirkan alternatif jasa

perbankan yang semakin lengkap kepada

masyarakat Indonesia. Secara bersama-

sama, sistem perbankan syariah dan

perbankan konvensional secara sinergis

mendukung mobilisasi dana masyarakat

secara lebih luas untuk meningkatkan

kemampuan pembiayaan bagi sektor-

sektor perekonomian nasional.

Karakteristik sistem perbankan syariah

yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi

hasil memberikan alternatif sistem

perbankan yang saling menguntungkan

bagi masyarakat dan bank, serta

menonjolkan aspek keadilan dalam

bertransaksi, investasi yang beretika,

mengedepankan nilai-nilai kebersamaan

dan persaudaraan dalam berproduksi, dan

menghindari kegiatan spekulatif dalam

bertransaksi keuangan. Dengan

menyediakan beragam produk serta

layanan jasa perbankan yang beragam

dengan skema keuangan yang lebih

bervariatif, perbankan syariah menjadi

alternatif sistem perbankan yang kredibel

dan dapat dinimati oleh seluruh golongan

masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Dalam konteks pengelolaan perekonomian

makro, meluasnya penggunaan berbagai

produk dan instrumen keuangan syariah

akan dapat merekatkan hubungan antara

sektor keuangan dengan sektor riil serta

menciptakan harmonisasi di antara kedua

sektor tersebut. Semakin meluasnya

penggunaan produk dan instrumen syariah

disamping akan mendukung kegiatan

keuangan dan bisnis masyarakat juga akan

mengurangi transaksi-transaksi yang

bersifat spekulatif, sehingga mendukung

stabilitas sistem keuangan secara

keseluruhan, yang pada gilirannya akan

memberikan kontribusi yang signifikan

terhadap pencapaian kestabilan harga

jangka menengah-panjang. Dengan telah

diberlakukannya Undang-Undang no.21

tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka

pengembangan industri perbankan syariah

nasional semakin memiliki landasan

hukum yang memadai dan akan

mendorong pertumbuhannya secara lebih

cepat lagi. Dengan progres

perkembangannya yang impresif, yang

mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih

dari 65% pertahun dalam lima tahun

terakhir, maka diharapkan peran industri

perbankan syariah dalam mendukung

perekonomian nasional akan semakin

signifikan (Bank Indonesia, 2010).

Saat ini, begitu banyak bank yang

mengadopsi nama ‘syariah’. Padahal pada

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

awalnya bank-bank tersebut adalah bank

konvensional yang menerapkan sistem riba

dalam bentuk bunga bank. Dalam masa

perkembangan sistem syariah, perbankan

di Indonesia perlu melakukan kajian

terhadap penerapan sistem syariah dan

dibandingkan dengan sistem konvensional

melalui sudut pandang sistem pembiayaan,

keuntungan, serta kriteria yang lain

berdasarkan karakteristik tiap-tiap jenis

perbankan. Perbedaan yang mendasar

antara bank syariah dengan bank

konvensional adalah pada sistem

keuntungannya. Pada bank syariah, sistem

keuntungannya berupa bagi hasil,

sementara pada bank konvensional sistem

keuntungannya berupa bunga bank.

Banyak masyarakat awam di Indonesia

yang menganggap bahwa perbedaan dari

kedua jenis bank tersebut hanyalah pada

sistem keuntungannya tersebut. Padahal

sistem keuntungan tersebut hanyalah

sebuah ‘perbedaan mendasar’ dari kedua

jenis bank. Masih banyak sekali

perbedaan-perbedaan yang ada pada bank

syariah dengan bank konvensional. Dalam

sistem bank syariah, dana nasabah dikelola

dalam bentuk titipan maupun investasi.

Cara titipan dan investasi jelas berbeda

dengan deposito pada bank konvensional,

dimana deposito merupakan upaya

membungakan uang. Konsep dana titipan

berarti kapan saja si nasabah

membutuhkan, maka bank syariah harus

dapat memenuhinya, akibatnya dana

titipan menjadi sangat likuid. Likuiditas

yang tinggi inilah membuat dana titipan

kurang memenuhi syarat suatu investasi

yang membutuhkan pengendapan dana.

Karena pengendapan dananya tidak lama

atau cuma titipan, maka bank boleh saja

tidak memberikan imbal hasil. Sedangkan

jika dana nasabah tersebut diinvestasikan,

maka karena konsep investasi adalah usaha

yang menanggung risiko, artinya setiap

kesempatan untuk memperoleh

keuntungan dari usaha yang dilaksanakan,

didalamnya terdapat pula risiko untuk

menerima kerugian, maka antara nasabah

dan banknya sama-sama saling berbagi

baik keuntungan maupun risiko.

Sesuai dengan fungsi bank

sebagai intermediary, yaitu lembaga

keuangan penyalur dana nasabah

penyimpan kepada nasabah peminjam,

dana nasabah yang terkumpul dengan cara

titipan atau investasi tadi kemudian,

dimanfaatkan atau disalurkan ke dalam

traksaksi perniagaan yang diperbolehkan

pada sistem syariah. Hasil keuntungan dari

pemanfaatan dana nasabah yang

disalurkan ke dalam berbagai usaha itulah

yang akan dibagikan kepada nasabah.

Hasil usaha semakin tinggi, maka semakin

besar pula keuntungan yang dibagikan

bank kepada nasabahnya. Namun, jika

keuntungannya kecil, otomatis semakin

kecil pula keuntungan yang dibagikan

bank kepada nasabahnya. Jadi, konsep

bagi hasil hanya bisa berjalan jika dana

nasabah di bank diinvestasikan terlebih

dahulu kedalam usaha, barulah keuntungan

usahanya dibagikan. Berbeda dengan

simpanan nasabah di bank konvensional,

tidak peduli apakah simpanan tersebut

disalurkan ke dalam usaha atau tidak, bank

tetap wajib membayar bunganya. Dengan

demikian, sistem bagi hasil membuat besar

kecilnya keuntungan yang diterima

nasabah mengikuti besar kecilnya

keuntungan bank syariah. Semakin besar

keuntungan bank syariah semakin besar

pula keuntungan nasabahnya. Berbeda

dengan bank konvensional, keuntungan

banknya tidak dibagikan kepada

nasabahnya. Tidak peduli berapapun

jumlah keuntungan bank konvesional,

nasabah hanya dibayar sejumlah

prosentase dari dana yang disimpannya

saja. Jika bank konvensional membayar

bunga kepada nasabahnya, maka bank

syariah membayar bagi hasil keuntungan

sesuai dengan kesepakatan. Sistem bank

syariah memiliki bermacam produk

perbankan yang terbagi lagi menjadi

berbagai jenis pembiayaan, salah satu jenis

pembiayaan yang diterapkan oleh bank

syariah yaitu, pembiayaan murabahah.

Dimana jenis pembiayaan ini terjadi pada

proses jual beli suatu barang pada harga

asal dengan tambahan keuntungan yang

nilainya disepakati kedua belah pihak

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

(pihak bank dan peminjam). Kesepakatan

bagi hasil ini ditetapkan dengan suatu

angka rasio bagi hasil atau nisbah. Nisbah

antara bank dengan nasabahnya ditentukan

di awal, misalnya ditentukan porsi masing-

masing pihak 60:40, yang berarti atas hasil

usaha yang diperoleh akan didistribusikan

sebesar 60% bagi nasabah dan 40% bagi

bank. (www.danareksa.com)

Dengan melihat berbagai

pertimbangan dari jenis perbankan

tersebut, maka perlu dilakukan analisa

terhadap penerapan masing-masing sistem

tersebut dengan menggunakan metodologi

sistem bagi hasil untuk salah satu jenis

pembiayaan pada bank syariah, yaitu

pembiayaan mudharabah, dan bayar

bunga, serta dengan pertimbangan

skenario keputusan lainnya.

1.2 Perumusan Masalah, Tujuan, dan

Manfaat

Penelitian mengenai sistem

perbankan syariah terutama dalam segi

penganalisaaan sistem bagi hasil sudah

pernah ada. Diantaranya yaitu, penelitian

milik Liza Fajarningtyas (2009), yang

membahas mengenai besar keuntungan

yang didapat dari studi kasus usaha sapi

perah dan perkebunan tebu menggunakan

dan membandingkan keuntungan sistem

produk pembiayaan musyarakah, istishna,

dan mudharabah. Selain itu, juga melihat

perbandingan margin yang didapat oleh

usaha tersebut apabila menggunakan

sistem pembiayaan konvensional.

Sedangkan, pada penelitian yang

dilakukan oleh Erna Rindawati (2007)

lebih condong menguraikan permasalahan

terhadap kinerja keuangan perbankan

syariah jika dibandingkan dengan bank

konvensional untuk masing-masing rasio

keuangan, serta melihat perbedaan yang

signifikan atas kinerja keuangan

perbankan syariah jika dibandingkan

dengan perbankan konvensional secara

keseluruhan. Namun sepengetahuan kami

sebagai peneliti, masih belum terdapat

penelitian yang fokus terhadap

perbandingan keuntungan antara pihak

bank dan pihak nasabah. Kita hanya

sebatas tahu bahwa perbankan

konvensional menggunakan sistem bunga,

sedangkan perbankan syariah

menggunakan sistem bagi hasil. Selama

ini, belum ada penelitian yang

membicarakan mengenai perbandingan

secara garis besar antara keuntungan pihak

bank dan pihak nasabah pada bank

konvensional dengan keuntungan pihak

bank dan nasabah bank syariah, dalam hal

penghimpunan dana dan penyaluran dana.

Sistem pembagian hasil pada

perbankan syariah serta keuntungan yang

didpatkan merupakan fungsi dari waktu,

dimana kondisi sistem dapat berubah

setiap saat dikarenakan adanya pengaruh

penghimpunan dana (tabungan, deposito,

dll) dan penyaluran dana (peminjaman

dana Mudharabah) yang bersifat uncertain.

Maka dari itu, metode yang tepat untuk

penelitian ini adalah simulasi sistem

dinamik yang dikembangkan oleh

Forrester. Dengan menggunakan model

simulasi ini, dapat diketahui hubungan

antar komponen yang berinteraksi pada

sistem bagi hasil perbankan syariah secara

keseluruhan dan dengan berbagai skenario

yang bisa dievaluasi untuk bisa dijadikan

pertimbangan rekomendasi kebijakan yang

dapat dterapkan. Maka dari itu, pada

penelitian ini dilakukan pengembangan

model terhadap sistem bagi hasil bank

syariah, juga sistem konvensional, yang

tidak hanya memperhatikan keuntungan

pihak bank tapi juga keuntungan pihak

nasabah. Dengan kata lain, perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana melakukan pemodelan terhadap

sistem bagi hasil pada pembiayaan

mudharabah serta melakukan simulasi

terhadap skenario bagi hasil sehingga

dihasilkan keuntungan bank yang lebih

baik.

Tujuan dari penelitian ini yaitu,

untuk mendapatkan pemodelan sistem bagi

hasil yang diterapkan oleh bank syariah,

dengan menggunakan produk pembiayaan

mudharabah, dan sistem bank

konvensional serta nasabah kedua jenis

bank. Selain itu, untuk mendapatkan rasio

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

sistem bagi hasil yang mencapai tingkat

keuntungan bank yang lebih baik dan

membandingkan dengan keuntungan bank

konvensional, serta membandingkan

keuntungan lebih baik yang diperoleh

nasabah bank konvensional dengan

nasabah bank syariah. Tujuan lainnya yaitu,

untuk mendapatkan keuntungan yang lebih

baik untuk pihak bank syariah dan pihak

nasabah syariah.

Sedangkan untuk manfaat dari

penelitian ini, yaitu bisa mendapatkan

skenario berupa rasio sistem bagi hasil

melalui penggambaran perilaku sistem

proses bagi hasil yang disimulasikan

hingga dihasilkan nilai keuntungan yang

lebih baik. Selain itu, bisa didapatkan

pemahaman yang lebih mengenai

keterkaitan antar hubungan komponen

dalam sistem bagi hasil perbankan syariah.

1.3. Batasan dan Asumsi

Penelitian ini hanya dibatasi pada

pembuatan model sistem yang hanya

meneliti sistem bagi hasil untuk jenis

produk mudharabah saja. Selain itu,

asumsi yang digunakan dalam penelitian

ini, yaitu besar biaya bank syariah dan

bank konvensional pada model dianggap

sama.

2. Metode Penelitian

Berikut ini merupakan tahapan

yang dilakukan pada penelitian ini.

(a) Identifikasi Permasalahan

Sistem Bagi hasil

Tahap awal di dalam penelitian

ini adalah melakukan pengidentifikasian

masalah yang akan diselesaikan. Masalah

yang akan diteliti kali ini adalah mengenai

analisa perilaku sistem pembagian hasil

terhadap keuntungan bank syariah dan

membandingkannya dengan bank

konvensional. Selain nantinya bertujuan

untuk melihat keuntungan bank, penelitian

ini juga akan melihat keuntungan nasabah

dari kedua sistem perbankan tersebut lalu

membandingkannya. Setelah didapatkan

model yang merepresentasikan keadaan

sistem, selanjutnya membuat skenario

yang menghasilkan keuntungan yang lebih

baik.

(b) Perumusan Tujuan dan

Manfaat Penelitian

Setelah melakukan identifikasi

masalah dan mempelajari gambaran umum

sistem, maka untuk dapat merencanakan

langkah-langkah yang dapat diambil pada

penelitian ini, maka harus dilakukan

perumusan masalah yaitu melakukan

pemodelan terhadap sistem bagi hasil pada

pembiayaan mudharabah dan melakukan

simulasi terhadap skenario kebijakan bank

yang lebih baik. Selain itu, nantinya akan

dilakukan perbandingan antara kebijakan

sistem bank syariah dengan sistem bank

konvensional serta keuntungan yang

didapatkan oleh bank dan nasabah.

(c) Tinjauan Pustaka mengenai

Perbankan Syariah dan

Perbankan Konvensional

Tinjauan pustaka merupakan

tahap memahami dan menelusuri literatur-

literatur buku, jurnal, artikel, dan lainnya

yang berkaitan dengan sistem perbankan

syariah hingga produk mudharabah yang

akan menjadi sasaran penelitian. Selain itu,

juga literatur mengenai sistem bank

konvensional secara umum. Sebagai dasar

penelitian, harus ada studi literatur yang

digunakan sebagai pedoman dalam

menyelesaikan masalah dan pencapaian

tujuan penelitian. Sebagai tahapan dalam

penyelesaian masalah, maka dibutuhkan

metode yang dapat mendukung

penyelesaian tersebut. Maka dari itu, juga

dipaparkan tinjauan pustaka yang

berkaitan dengan metode penyelesaian

yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu

metode sistem dinamik. Dengan adanya

studi pustaka ini, maka diharapkan dapat

menjadi pembanding antara yang terjadi di

dunia nyata dan sebagai penuntun

langkah-langkah atas tindakan yang akan

diambil untuk penelitian ini.

(d) Pengumpulan data dan proses

Konseptualisasi Sistem

Proses ini merupakan suatu

upaya untuk memperoleh gambaran

mengenai kondisi riil perbankan syariah

yang berkaitan dengan proses alur

pembiayaan mudharabah, alur

penghimpunan dana, perbedaan mengenai

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

perbankan syariah dengan perbankan

konvensional melalui brainstorming

langsung dengan pihak bank syariah.

Selain itu, dalam mendukung representasi

model sistem yang dibuat, maka

dibutuhkan salah satu data usaha

mudharabah yang ditangani oleh pihak

bank syariah. Pengumpulan data yang

dilakukan juga harus sejalan dengan

batasan-batasan penelitian serta metode

penyelesaian yang dilakukan pada

penelitian agar tidak terlalu luas dan

menyimpang sehingga nantinya dapat

mencapai tujuan penelitian yang

diharapkan. Dalam proses brainstorming

dan mendapatkan data sekunder pada

pihak perbankan, perlu juga

diidentifikasikan batasan-batasan yang

dipakai sesuai kondisi yang terjadi pada

perusahaan. Tahap dimulainya pengolahan

data disini yaitu, konseptualisasi sistem

yang dilakukan melalui proses causal-loop.

Proses ini dimulai setelah benar-benar

dipahami sistem amatan yang menjadi

penelitian kali ini serta batasan dan asumsi

yang telah ditetapkan. Konseptualisasi

sistem ini digunakan untuk

menggambarkan secara umum mengenai

simulasi sistem dinamis yang akan

dilakukan.

(e) Formulasi model sistem

Pada tahap formulasi model ini,

dilakukan langkah-langkah spesifikasi dari

struktur model, melakukan estimasi

parameter, hubungan timbal balik, serta

kondisi initial. Memahami dan menguji

konsistensi model apakah sudah sesuai

dengan tujuan dan batasan yang dibuat.

(f) Simulasi, Verifikasi, dan

Validasi Model

Setelah mendapatkan model,

maka langkah selanjutnya adalah dengan

melakukan simulasi atau running model

sistem. Setelah didapatkan hasilnya,

dilakukan analisa dan pemahaman

terhadap hasil simulasi. Setelah itu,

dilakukan tahap verifikasi, dimana

merupakan tahapan pengecekan bahwa

model yang dibuat benar dan masuk akal,

serta satuan unitnya sudah sesuai. Lalu,

dilakukan tahap validasi model dimana

untuk memastikan bahwa model yang

dibuat benar-benar dapat

merepresentasikan kondisi riil sistem.

(g) Pengembangan skenario

Setelah didapatkan hasil simulasi

kondisi riil saat ini, selanjutnya dilakukan

simulasi untuk skenario pengembangan

yang telah dibuat. Skenario dalam

simulasi sistem dinamis ini dilakukan

untuk mengetahui dampak perubahan nilai

dari beberapa variabel yang dianggap

berpengaruh terhadap kondisi sistem.

Perlakuan terhadap skenario model sistem

ini, salah satunya dengan merubah rasio

nisbah.

(h) Analisa dan Kesimpulan Saran

Hasil Penelitian

Tahap ini melakukan analisa dan

interpretasi terhadap pengolahan data dan

hasil simulasi terhadap model sistem

perbankan syariah yang telah dilakukan,

serta membandingkan dengan bank

konvensional. Selain itu, juga melakukan

analisa terhadap skenario-skenario

simulasi. Dari hasil analisa dan

interpretasi terhadap hasil simulasi

pemodelan yang dibuat, maka dapat

ditarik kesimpulan yang menjawab tujuan

dari penelitian ini. Melalui kesimpulan

yang diambil dapat dilihat mengenai hal-

hal apa saja yang telah diperoleh dari

keseluruhan tahapan. Selain itu, pada

tahap ini dapat diberikan saran untuk

penelitian selanjutnya.

3. Hasil dan Analisa

Berdasarkan teori perspektif, bank

Islam berbeda dengan bank konvensional

karena bunga hukumnya haram (tidak

diperbolehkan) bagi Islam. Karakteristik

khusus yang dapat dilihat dari bank Islam,

yaitu mengenai paradigma profit-and-loss

sharing (PLS). Paradigma ini dipengaruhi

oleh dasar konsep mudharabah (profit-

sharing) dan musyarakah (kerjasama). Hal

inilah yang dibawa oleh perbankan syariah

di Indonesia, salah satunya yaitu Bank

Muamalat. Dalam melakukan proses

peminjaman dana untuk usaha pada pihak

bank, perlu melengkapi beberapa syarat

yang diajukan. Hal ini dikarenakan pihak

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

bank sebagai peminjam modal usaha

100% harus lebih selektif terhadap usaha

yang akan dibangun. Pembiayaan dalam

bentuk modal/dana yang diberikan oleh

bank untuk peminjam (mudharib) kelola

dalam usaha, telah disepakati bersama.

Selanjutnya dalam pembiayaan ini, pihak

mudharib dan bank sepakat untuk berbagi

hasil atas pendapatan usaha tersebut.

Resiko kerugian ditanggung penuh oleh

pihak bank kecuali kerugian yang

diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan,

kelalaian dan penyimpangan pihak

nasabah seperti penyelewengan,

kecurangan dan penyalahgunaan. Jenis

usaha yang dapat dibiayai antara lain

usaha perdagangan,

industri/manufacturing, usaha atas dasar

kontrak, dan lain-lain berupa modal kerja

dan investasi. Ada 3 macam persyaratan

umum yang ditentukan oleh bank, yaitu

pembiayaan perorangan dengan pengajuan

minimal Rp. 50 juta, pembiayaan koperasi,

dan pembiayaan korporasi (PT/CV).

Berdasarkan hasil wawancara

dengan bagian operational manager Bank

Syariah mengenai kondisi secara garis

besar perbankan syariah dengan

perbankan konvensional, Beliau

menjelaskan bahwa perbedaan yang

mendasar antara kedua jenis bank tersebut

adalah bagaimana bank tersebut

mendapatkan keuntungan. Pendapatan

bank syariah tidak hanya bergantung pada

DPK (Dana Pihak Ketiga) saja, tetapi juga

bergantung pada dana bagi hasil dan

angsuran pinjaman dari biaya usaha yang

dipinjamkan pihak bank ke pihak nasabah.

Jika usaha yang didirikan atas kesepakatan

antara pihak bank dan pihak nasabah

gagal/rugi, maka pihak nasabah hanya

berkewajiban untuk membayar biaya

pinjaman saja. Namun, di sisi lain, hal

tersebut sangat merugikan pihak bank

karena proses pengangsurannya tanpa bagi

hasil tersebut justru menghambat

pemasukan bank. Sedangkan, pada bank

konvensional, pihak bank tidak akan turut

campur terlalu dalam mengenai

perkembangan usaha pihak nasabah yang

meminjam dana pada bank. Satu hal yang

penting disini yaitu, pihak nasabah harus

membayar angsuran tepat waktu dan

dengan bunga yang telah ditetapkan oleh

pihak bank. Bunga bank bersifat tetap

(flat). Sehingga, jika ternyata usaha pihak

nasabah terjadi kerugian, maka pihak bank

tidak ikut menanggung kerugian karena

pinjaman apapun harus dikembalikan

dengan tambahan bunga yang sudah

ditetapkan per bulannya atau per periode

penetapan angsurannya. Selain jumlah

deposito dan tabungan yang masuk ke kas

pendapatan bank, besar kecilnya bagi hasil

yang berubah-ubah sesuai kondisi hasil

pengembalian pinjaman serta bagi hasil

sesuai keuntungan (berdasar kesepakatan)

dan besarnya dana yang dikeluarkan oleh

bank sebagai peminjaman untuk usaha

yang lain, mempengaruhi fluktuatifnya

pendapatan bank. Sedangkan, untuk bank

konvensional, sebesar apapun pinjaman

nasabah kepada bank, digunakan untuk

usaha apapun, rugi ataupun untung, yang

penting nasabah wajib membayar

angsuran pinjaman tepat waktu dengan

tambahan bunga yang flat (tetap). Hal ini

tentu lebih banyak menguntungkan pihak

bank.

Berbagi hasil dalam bank syariah

menggunakan istilah nisbah bagi hasil,

yaitu proporsi bagi hasil antara nasabah

dan bank syariah. Misalnya, jika customer

service bank syariah menawarkan nisbah

bagi hasil Tabungan iB sebesar 65:35, itu

artinya nasabah bank syariah akan

memperoleh bagi hasil sebesar 65% dari

return investasi yang dihasilkan oleh bank

syariah melalui pengelolaan dana-dana

masyarakat di sektor riil. Sementara itu

bank syariah akan mendapatkan porsi bagi

hasil sebesar 35%. Penetapan bagi hasil di

Bank Muamalat dilakukan dengan terlebih

dahulu menghitung HI-1000, yakni angka

yang menunjukkan hasil investasi yang

diperoleh dari penyaluran setiap Rp. 1.000

dana nasabah. HI-1000 ini merupakan

sebuah cara perhitungan yang lebih

kompetitif dan dengan transparasi

pengelolaan dana lebih tinggi melalui

laporan keuangan bank setiap bulan.

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

Dalam menyusun suatu sistem,

harus dipahami terlebih dulu konseptual

sistem yang akan dibuat. Lalu, setelah itu,

baru dibuat sub-sub model sistemnya.

Aliran sistem pembiayaan mudharabah

dengan salah satu kasus yang ditangani

bank yaitu koperasi, dapat digambarkan

pada alur sebagai berikut.

Transaksi

Jual Beli dan angsuran

Penempatan dana 1x angs dan kewajiban bulanan

BMI KOPERASI

ANGGOTA Gambar 3.1 Alur Pembiayaan Mudharabah pada

sistem Koperasi (Bank Muamalat, 2010)

Sebagai salah satu sumber pembiayaan,

BMI (Bank Muamalat Indonesia)

menyalurkan 100% dana untuk

pembiayaan usaha koperasi dengan

pertimbangan data dan laporan keuangan

koperasi beberapa tahun lalu. Berdasarkan

tren historis dan kemampuan usaha dalam

menghasilkan keuntungan, maka pihak

bank menyetujui proposal usaha dalam

upaya peminjaman dana. Namun,

sebelumnya dilakukan kesepakatan atau

dalam syariah dinamakan akad untuk

menyepakati peraturan bagi hasil

keuntungan usaha. Pihak bank dalam hal

ini telah memperkirakan bagi hasil yang

akan disepakati melalui estimasi cashflow

pembiayaan mudharabah kepada anggota

koperasi.

Gambar 3.2 Model penelitian sistem syariah

Dari garis besar model tersebut, maka

dapat didetailkan lagi kedalam model

causal-loop yang nantinya akan dipecah

lagi menjadi sub-sub model. Sehingga,

dari garis besar model penelitian yang

dibuat seperti pada gambar 3.2, maka bisa

didapatkan model causal-loop sebagai

berikut.

Gambar 3.3 Causal-loop diagram model sistem

syariah

Model sistem syariah dapat digambarkan

melalui causal loop diagram berdasarkan

variabel yang telah diidentifikasi oleh

pembuat model. Setelah variabel-variabel

telah ditentukan oleh pembuat model dan

dihubungkan keterkaitan di antara variabel

tersebut, maka diberikan polarity yang

menggambarkan hubungan umpan balik

positif atau negatif. Model untuk

membandingkan keuntungan nasabah

bank syariah dengan keuntungan nasabah

bank konvensional khususnya untuk

penabung ditunjukkan pada gambar

sebagai berikut.

Pembiayaan

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

Keuntungan bank dan nasabah

0.00

5,000,000,000.00

10,000,000,000.00

15,000,000,000.00

20,000,000,000.00

1 2

Bank vs nasabah

Konvensional

Syariah

Gambar 3.4. Sub model nasabah bank syariah

Pada sub model ini, langsung

diinputkan keuntungan kotor dikurangi

dengan pembagian keuntungan dari

bank kepada nasabah sesuai porsi yang

ditetapkan. Hal ini dikarenakan

keuntungan tersebut sudah dimodelkan

pada sub model- sub model sistem

syariah sebelumnya.

Gambar 3.5. Sub model nasabah bank konvensional

Sedangkan, untuk model nasabah bank

konvensional, perlu memasukkan

kembali variabel hasil usaha dengan

beban operasional dan juga besar

tabungan, karena pertimbangan bunga

yang diinputkan.

3.1 Analisa Hasil Skenario Perubahan

Nisbah dan Rate Kegagalan Usaha

Dengan berbagai percobaan

mulai dari rate nisbah bank sebesar 40

hingga nisbah bank sebesar 80, maka

didapatkan besar nilai masing-masing

sebagai berikut.

Tabel 3.1. Numerical Experiment untuk

bagi hasil

Running simulation

Rp0.00

Rp500,000,000.00

Rp1,000,000,000.00

Rp1,500,000,000.00

Rp2,000,000,000.00

Rp2,500,000,000.00

1 2 3 4 5

10

20

30

Gambar 3.6. Grafik Keuntungan Bank dengan

Perubahan Nisbah

Berdasarkan gambar grafik 3.6

diatas, untuk bank konvensional tidak

terpengaruh dengan perubahan rate

kegagalan karena sistem perbankan

tersebut tidak dipengaruhi oleh kondisi riil

nasabah peminjam. Angsuran peminjaman

harus dikembalikan dengan tambahan

bunga yang ditetapkan. Sehingga, rate

kegagalan yang dialami nasabah tidak

akan berpengaruh terhadap pemasukan

bank konvensional.

Gambar 3.7. Grafik Keuntungan Bank dengan

Nasabah

Berdasarkan gambar 3.7 di atas,

dapat disimpulkan bahwa besar

keuntungan konvensional jauh melebihi

keuntungan bank syariah dikarenakan

sistem bunga yang lebih berlaku pada

perbankan tersebut. Sedangkan untuk

keuntungan nasabah, jelas mengikuti pada

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

keuntungan yang didapat oleh masing-

masing bank. Berikut ini merupakan tabel

hasil perhitungan dimana didapat bahwa

nilai yang menguntungkan perbankan

syariah dengan nasabah bank syariah

masing-masing adalah dengan nisbah

sebesar 0.60 untuk pihak bank dan 0.40

untuk pihak nasabah. Tabel 3.2 Jumlah Keuntungan terbaik pihak bank

dan nasabah

Berdasarkan tabel 3.2 di atas, setelah

dilakukan pembandingan nilai dengan

numerical experiment untuk kedua belah

pihak dan dengan pertimbangan historical

data yang dimiliki, maka didapatkan

nisbah tersebut yang dapat

menguntungkan kedua belah pihak. Untuk

pihak bank mendapatkan keuntungan

sebesar Rp 1.724.206.216,- sedangkan

untuk pihak nasabah menghasilkan

keuntungan nasabah total Rp

130.056.620,-

4. Kesimpulan Dan Saran

Berikut ini merupakan beberapa

kesimpulan yang didapatkan dari hasil

penelitian yang dilakukan.

1. Keuntungan bersih bank

konvensional secaraakumulasi

memang cenderung lebih tinggi

dibanding dengan keuntungan bank

syariah. Walau pada bulan-bulan awal,

keuntungan bank syariah lebih besar,

namun secara akumulasi hingga bulan

ke sekian, keuntungan bank

konvensional lebih besar. Hal ini

dikarenakan pengaruh sistem bunga

berbunga.

2. Skenario keuntungan perbankan

syariah yang lebih baik berada

pada kondisi nisbah bank

sebesar 0.88, namun hal ini

berbanding terbalik bagi keuntungan

pihak nasabah bank syariah dengan

nisbah nasabah sebesar 0.12. Skenario

keuntungan perbankan syariah dengan

rate kegagalan 20% cenderung lebih

besar daripada dengan rate kegagalan

80%. Hal ini dikarenakan pendapatan

bank dipengaruhi langsung oleh besar

kecilnya pendapatan usaha.

Keuntungan maupun kerugian usaha

juga menjadi tanggungan pihak bank.

3. Keuntungan yang lebih baik bagi

kedua belah pihak (nasabah dan

bank) berada pada

nisbah sebesar 40 untuk pihak nasabah

sehingga menghasilkan keuntungan

nasabah total Rp 130.056.620,- dan

nisbah bank sebesar 60 sehingga

menghasilkan keuntungan bank

sebesar Rp. 1.724.206.216,-.

Untuk memperoleh penelitian

dengan lebih kompleks dan general,

terutama dari segi produk perbankan

syariah yang digunakan, maka dapat

dilakukan penelitian dengan m elihat

pengaruh sistem perbankan syariah

dengan penerapan lebih dari satu

produk atau satu produk saja selain

produk mudharabah. Selain itu, bisa

juga dengan meneliti resiko

pembiayaan satu produk perbankan

syariah atau lebih dari satu produk

pembiayaan syariah terhadap

keuntungan bank dan dibandingkan

dengan resiko pembiayaan perbankan

konvensional.

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN KEUNTUNGAN BANK … dan nasabah bank syariah, dalam hal penghimpunan dana dan penyaluran dana. Sistem pembagian hasil pada perbankan syariah serta keuntungan

5. Daftar Pustaka

Aminy, M. Muhajir. 2010. Kata ‘

Syariah’ Pada Bank Syariah.

<URL:http://kompas.com/kompas

iana>.Diakses pada tanggal 4

Oktober 2010.

Antonio, M.Syafi’i. 2001. Bank

Syariah : Dari Teori ke Praktik.

Tazkia Cendekia.

Bank Indonesia. Tabungan iB,

menabung sekaligus

berinvestasi.

<URL:http://www.bi.go.id.>.

Diakses pada tanggal 23

Desember 2010

Chairi, Zulfi. 2005. Pelaksanaan

Kredit Perbankan Syariah

MenurutUndang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998. Fakultas

Hukum, Universitas Sumatera

Utara.

Fajarningtyas, Liza. 2009. Pemodelan

Sistem Pembiayaan di Bank

Syari’ah dengan

Pendekatan Metodologi

Sistem Dinamik : Studi Kasus

Pembiayaan Pada Usaha Sapi

Perah dan Perkebunan Tebu.

Jurusan Teknik Industri, ITS.

Nurbaya, Ferial. 2010. Kendala-

kendala yang Dihadapi

Perbankan Syari’ah di

Indonesia. <URL:

http://kompas.com/kompasiana>.

Diakses pada tanggal 22

September 2010.

Rindawati, Erna. 2007. Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan

Perbankan Syariah dengan

PerbankanKonvensional.

Universitas Islam Indonesia,

Yogyakarta.

Rini, Mike. 2000. Simpanan Bagi

Hasil Di Bank. Safir Senduk &

Rekan.<URL:http://danareksa.co

m/Simp.BagiHasilSyariah>.

Diakses pada tanggal 4 Oktober

2010.

Wahid, Abdul.2007. Perencanaan

Strategi Menggunakan Model

Sistem Dinamik. Departemen

Teknik Gas dan Petrokimia FTUI.

Wirjodirdjo, Budisantoso. 2007.

Sistem Dinamik. Jurusan Teknik

Industri, ITS.

Yunani, Siti. 2004. Kajian atas

perbedaan pengakuan pendapatan

pada bank syariah dan bank

konvensional dalam kaitannya

dengan penyajian laporan laba

rugi. Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Kesatuan Bogor.