Upload
trinhdung
View
244
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI
“Studi kasus pada P.T. HM SAMPOERNA Tbk.”
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
ANTONIUS RAMAD DJAWI
NIM : 032214056
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ada kepantasan bagi segala sesuatu.
Jika yang kita minta besar, maka pantaskanlah
diri kita untuk menerima yang besar.
Dan jika kita mengeluhkan kecilnya penghormatan orang lain
Kepada kita, mungkin itu adalah pemberitahuan untuk
Memeriksa yang sedang kita lakukan, agar kita tidak melanjutkan
Sikap dan perilaku yang memantaskan kita bagi penghormatan
Kecil dari orang lain.
Kupersembahkan karya tulis ini untuk:
Ibunda, bapak, mbak Lia, Nimitya, dan Revorajendra tercinta, semua
saudara-saudariku, semua mahasiswa dan mahasiswi USD dan semua teman-
temanku.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Antonius Ramad Djawi
Nomor Mahasiswa : 032214056
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “ANALISIS
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN
SESUDAH AKUISISI” (Studi kasus pada P.T. HM SAMPOERNA Tbk).
Beserta perangkat data yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 30 Januari 2010
Yang menyatakan
(Antonius Ramad Djawi)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertandatangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul
“ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI”
(Studi kasus pada P.T. HM SAMPOERNA Tbk)
Dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 20 Januari 2010 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil tulisan saya sendiri, berarti gelar ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 30 Januari 2010
Yang membuat pernyataan,
Antonius Ramad Djawi
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI
Studi kasus pada P.T. HM Sampoerna Tbk.
ANTONIUS RAMAD DJAWI SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari kinerja perusahaan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Kinerja perusahaan dinilai dengan menggunakan rasio-rasio. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : Rasio Likuiditas (terdiri dari rasio lancar dan rasio quick), Rasio Aktivitas (terdiri dari rata-rata umur piutang, rata-rata umur persediaan, perputaran aktiva tetap, dan perputaran total aktiva), Rasio Utang (terdiri dari rasio total utang terhadap total aset dan rasio times interest earned), Rasio Profitabilitas (terdiri dari profit margin, return on asset, dan return on equity).
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik yaitu Uji Mann-Whitney. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tidak ada perbedaan kinerja perusahaan pada periode sebelum dan sesudah akuisisi.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan Uji Mann-Whitney diketahui bahwa rasio keuangan yang diuji tidak signifikan, artinya tidak terdapat perbedaan kinerja perusahaan antara sebelum dan sesudah akuisisi.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL
PERFORMANCE BEFORE AND AFTER ACQUISITION
Case study on P.T. HM Sampoerna Tbk.
ANTONIUS RAMAD DJAWI SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA 2010
The study aimed to determine whether there was a significant difference between a company's performance before and after the acquisition. The company performance was measured by: Liquidity Ratio (current ratio consists of and quick ratio), ratio of activity (consisting of an average age of receivables, the average age of inventory, fixed asset turnover, and the velocity of total assets), Debt Ratio (consisting of the ratio of total debt to total assets and times interest earned ratio), and Profitability Ratios (consisting of the profit margin, return on assets, and return on equity).
Data collection techniques used in the study was documentation. Data analysis techniques used was Mann-Whitney test. Hypothesis of the study was: there is no difference in company performance in the period before and after the acquisition.
Based on the analysis using the Mann-Whitney it found out that there was no difference in company performance before and after the acquisition.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyusun sebuah skripsi yang
berjudul “ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
bantuan dan dukungan dari pihak lain, oleh karena itu dengan ketulusan hati penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Venantius Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Sanata Dharma.
3. Dra. Diah Utari, BR.,M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar telah
berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan dari awal MPT hingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Hyginus Suseno Triyanto Widodo, M.S. selaku Dosen Pembimbing II
yang dengan sabar telah berkenan memberikan pengarahan, bimbingan dan masukan
dari awal sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan banyak hal yang sangat berharga kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah banyak memberikan dukungan dalam penyelesaian
skripsi ini. Terima kasih atas doa, perhatian dan cinta yang tak pernah berhenti aku
terima. Dukunganmu adalah motivasi terbesarku untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman mahasiswa USD ndok, pak tua, wawan sujarwan, ricky, icul, dani,
thithit, arum, faro, putri, alit, upik, mitha, dan yang nggak bisa disebutkan satu
persatu terima kasih atas dukungan kalian tanpa kalian niscaya semua dapat terjadi.
Teman-teman On-line (forum.djawir.com , indoflasher-forum.com) terimakasih atas
semua ilmu yang kalian bagikan sangat bermanfaat untuk mencari uang .
Yogyakarta, Januari 2010
Penulis
Antonius Ramad Djawi
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN …..…………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….……………. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………. vi
ABSTRAK …………………………………………………………………. vii
ABSTRACT ………………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiv
DAFTAR GRAFIK ….……………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ………………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 4
C. Batasan Masalah …………………………………………………….. 4
D. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 5
E. Manfaat Penelitian …………………………………………………… 5
F. Sistematika Penulisan …………………………………………………. 5
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………. 7
A. Laporan Keuangan …………………………………………………… 7
B. Analisis Laporan Keuangan …………………………………………… 15
C. Analisis Rasio Keuangan …………………………………………… 18
D. Akuisisi ………………………...……………………………………… 25
E. Hipotesis ………………….…………………………………………….. 26
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….. 27
A. Jenis Penelitian ……………………………………………………….. 27
B. Lokasi dan waktu penelitian ………………………………………… 27
C. Subyek dan obyek penelitian ……………………………………….. 27
D. Jenis dan sumber data ………………..………………………………. 27
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ……..……………………………… 29
F. Teknik pengumpulan data …………………………………………….. 32
G. Sampel Data .…………………………………………………………… 32
H. Metode dan Teknik Analisis Data ……………………………………. 33
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN …………………….. 37
A. Tentang PT HM Sampoerna Tbk .……………………………………. 37
B. Philip Moris Internasional …………………………………………… 43
C. Bisnis PT HM Sampoerna Tbk ……………………………………… 44
D. Merokok dan Kesehatan ………………………………………………. 57
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Legislasi Tembakau ………………………………………………….. 69
F. Prakarsa Masyarakat …………………………………..………………. 73
G. Produk ………………………………………………………………… 77
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……………………… 84
A. Analisis Rasio …………………………………………………………. 84
B. Uji Statistik ………….………………………………………………. 99
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN …………… 105
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 105
B. Keterbatasan …………………………………………………………. 105
C. Saran …………………………………………………………………… 106
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 107
LAMPIRAN ……………………………....................................................... 108
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daftar Tabel Tabel V.1 Penghitungan Current Ratio ……………………………………. 85
Tabel V.2 Penghitungan Quick Test Ratio ……………………………….. 86
Tabel V.3 Penghitungan Rata-rata Umur Piutang ………………………… 87
Tabel V.4 Penghitungan Rata-rata Umur Persediaan …………………….. 89
Tabel V.5 Penghitungan Perputaran Aktiva Tetap .………………………. 90
Tabel V.6 Penghitungan Perputaran Total Aktiva ..……………………… 91
Tabel V.7 Penghitungan Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset ……….. 93
Tabel V.8 Penghitungan Rasio Times Interest Earned …………………… 94
Tabel V.9 Penghitungan Rasio Profitabilitas …………………………… 95
Tabel V.10 Penghitungan Return On Total Asset …….…………………… 96
Tabel V.11 Penghitungan Return On Equity ……………………………… 98
Tabel VI.1 Rekap Data Rasio Keuangan ………………………………… 99
Tabel VI.2 Data Rasio Keuangan Setelah Diberi Jenjang ……………… 99
Tabel VI.3 Hasil Output Penghitungan Menggunakan SPSS 10 ………… 99
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Daftar Grafik Grafik V.1 Penghitungan Current Ratio……………………………………. 85
Grafik V.2 Penghitungan Quick Test Ratio ……………………………….. 86
Grafik V.3 Penghitungan Rata-rata Umur Piutang ..……………………… 88
Grafik V.4 Penghitungan Rata-rata Umur Persediaan …………………….. 89
Grafik V.5 Penghitungan Perputaran Aktiva Tetap ………………………. 90
Grafik V.6 Penghitungan Perputaran Total Aktiva ..……………………… 92
Grafik V.7 Penghitungan Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset ……… 93
Grafik V.8 Penghitungan Rasio Times Interest Earned ….………………… 94
Grafik V.9 Penghitungan Rasio Profitabilitas .…………………………… 96
Grafik V.10 Penghitungan Return On Total Asset ………………………… 97
Grafik V.11 Penghitungan Return On Equity …………………………… 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meski dilanda dampak krisis keuangan global 2008, namun kondisi
perekonomian Indonesia jauh lebih baik dibandingkan saat krisis moneter
tahun 1997-1998. Dengan jumlah penduduk tahun 2008 sebesar 240.559,9
ribu (Sumber: BPS/Proyeksi 2000-2025), maka perusahaan lokal yang
memiliki sasaran pasar dalam negeri seolah tidak terkena dampak krisis
keuangan global 2008. Misalnya perusahaan sablon; pada masa kampanye ini
omset perusahaan meningkat drastis karena tingginya permintaan. Namun
sebaliknya bagi perusahaan yang memiliki sasaran pasar ekspor, krisis
keuangan global memaksa mereka untuk merumahkan sebagian
karyawannya demi kelangsungan hidup perusahaan. Bahkan beberapa
perusahaan terpaksa gulung tikar karena tak mampu menghadapi krisis
global.
Salah satu dari sekian banyak industri yang tahan dalam menghadapi
krisis adalah industri rokok. Industri rokok terbukti mampu menghadapi
krisis moneter 1997-1998. Industri rokok adalah industri yang sangat unik,
meski dampaknya berbahaya bagi kesehatan namun jumlah perokok kian
bertambah setiap tahunnya. Rokok juga memiliki banyak musuh, dari ibu
rumah tangga yang jengkel karena uang belanja yang berkurang hingga
badan dunia WHO yang peduli masalah kesehatan. Menurut para ahli
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kesehatan rokok mengandung banyak zat yang berbahaya bagi kesehatan
manusia diantaranya nikotin dan tar. Sehingga perusahaan rokok
mendapat banyak hambatan. Pemerintah mengenakan pajak yang sangat
besar selain PPN juga dikenai cukai tembakau sebesar 36%+Rp35/btg untuk
SKM (sumber label cukai rokok, pada kemasan rokok L.A. Lights tahun
2009 ), selain itu adanya peraturan pembatasan dalam periklanan. MUI juga
telah mengeluarkan fatwa haram merokok, meskipun masih banyak
kontroversi dari kalangan umat muslim maupun para ulama.
Namun disisi lain industri rokok juga dibutuhkan pemerintah sebagai
sumber pajak dan penyerap lapangan kerja yang sangat besar. Industri
rokok di Indonesia menyerap 250.000 tenaga kerja yang bekerja di pabrik,
dan 684.000 petani tembakau (sumber : www.detiknews.com, Selasa,
24/02/2009).
Besarnya potensi pasar yang dimiliki oleh Indonesia mengundang
minat perusahaan asing untuk masuk ke Indonesia. PT Philip Morris
Indonesia telah mengambil alih 40 persen saham PT Hanjaya Mandala
Sampoerna Tbk dengan harga persaham Rp 10.600 pada Sabtu, 12 Maret
2005. Setelah proses akuisisi saham selesai, Philip Morris juga akan
melakukan penawaran tender untuk seluruh sisa saham dengan harga yang
sama persahamnya. “Penawaran tender tersebut diharapkan selesai dalam
waktu lebih kurang 80 hari,” kata Niken. (sumber: www. tempointeraktif.
com, senin 14 Maret 2005 ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Philip Morris International (PMI) adalah perusahaan rokok yang
berkantor pusat di Lausanne, Swiss, dan merupakan salah satu perusahaan
rokok terbesar di dunia:
- PMI memproduksi sejumlah merek rokok terlaris di dunia, termasuk
merek nomor satu di dunia.
- Merek-merek PMI diproduksi di 51 pabrik di dunia dan dijual di lebih
dari 160 negara.
- Sejak berdiri pada abad ke-19, PMI telah tumbuh menjadi organisasi
yang mendunia; kini PMI memiliki 75 ribu karyawan.
Antara tahun 1970 dan 2007, PMI mengalami pertumbuhan yang
luar biasa. Volume meningkat dari 87 juta batang menjadi 850 miliar batang.
Pertumbuhan volume ini disertai dengan peningkatan pendapatan yang
mengagumkan, yaitu dari $425 juta menjadi lebih dari $55 miliar dalam
periode yang sama. Pada tahun 2007, PMI meraih laba usaha sebesar $8,9
miliar, atau meningkat lebih dari seratus kali lipat dibandingkan tahun 1970.
( sumber : http://www.sampoerna.com )
PT HM SAMPOERNA Tbk didirikan oleh Liem Seeng Tee pada
tahun 1913. PT HM SAMPOERNA Tbk adalah produsen sejumlah merek
rokok kretek ternama seperti Sampoerna Hijau, Sampoerna A Mild, dan
“Raja Kretek” yang melegenda, yaitu Dji Sam Soe. Pada tahun 2007, HM
Sampoerna memiliki pangsa pasar sebesar 28,0 % di pasar rokok Indonesia,
berdasarkan hasil Audit Ritel AC Nielsen. HM Sampoerna memiliki lebih
dari 30.000 karyawan di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penulis ingin meneliti mengenai kinerja PT HM SAMPOERNA
sebelum dan sesudah diakuisisi oleh Philip Morris karena peristiwa akuisisi
PT HM SAMPOERNA Tbk oleh Philip Morris menarik perhatian publik
sehingga menimbulkan kontroversi. “Apakah dengan diakuisisinya PT HM
SAMPOERNA oleh Philip Morris kinerja perusahaan menjadi meningkat,
atau menurun?“ Pertanyaan inilah yang mendasari penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul: “ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA
KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI”.
Studi kasus pada PT HM SAMPOERNA Tbk.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan Kinerja Perusahaan rokok PT HM
SAMPOERNA Tbk pada periode sebelum dan sesudah akuisisi, dari sudut
pandang laporan keuangan ?
C. Batasan Masalah
1) Perusahaan yang diteliti adalah PT. HM SAMPOERNA Tbk.
2) Masa sebelum akuisisi adalah dari tahun 2002 sampai dengan 2004,
masa sesudah akuisisi adalah tahun 2006 sampai dengan 2008, tahun
2005 sebagai masa terjadinya akuisisi sebagai titik nol.
3) Penelitian yang akan dilakukan adalah tiga tahun sebelum dan tiga
tahun sesudah akuisisi.
4) Melihat kinerja perusahaan dari sudut pandang laporan keuangan.
5) Sumber data dari pojok BEI, media massa di internet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja PT HM
SAMPOERNA Tbk, sebelum dan sesudah akuisisi.
E. Manfaat Penelitian
1) Bagi Peneliti : Untuk memperluas pengetahuan bagi peneliti dan untuk
dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah.
2) Bagi Perusahaan : Sebagai masukan informasi dan bahan pertimbangan
manajer dalam pengambilan keputusan.
3) Bagi Universitas : Sebagai sumber informasi untuk penelitian selanjutnya
yang terkait dan sebagai tambahan kajian pustaka.
F. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II Landasan teori
Bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung sebagai dasar
untuk menganalisa data-data yang mempunyai keterkaitan
dengan permasalahan yang ada.
Hipotesis
H0 : tidak ada perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan
sesudah akuisisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB III Metodologi Penelitian
Dalam bab ini diuraikan mengenai jenis penelitian, tempat dan
waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, hipotesis
penelitian, data yang dicari, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian, dan teknik analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini diuraikan mengenai riwayat singkat perusahaan,
sumber daya manusia, dan kegiatan usaha.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini diuraikan mengenai analisis data dari hasil
penelitian yang dilakukan beserta pembahasan dari
permasalahan yang dikemukakan.
BAB VI Penutup
Dalam bab ini diuraikan kesimpulan, saran, dan keterbatasan
dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
SAK (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002 : 4), adalah :
" Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara seperti misalnya : laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disarnping itu juga termasuk skedul dan informasi tarnbahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga ".
Menurut Myer yang tercantum dalam bukunya Financial statement
Analysis (Munawir, 2004:5) Laporan keuangan adalah :
“ Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi-laba. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba ditahan)”.
Secara umum ada tiga bentuk laporan keuangan yang pokok yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan: Neraca, Laporan Rugi Laba, dan
Laporan Aliran Kas (Hanafi, 2007 : 12)
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari laporan keuangan menurut SAK (Ikatan Akuntansi Indonesia,
2002: 4) adalah :
"Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi".
Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi
keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan
waktu serta kepastian dari hasil terse but. Posisi keuangan perusahaan
dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan,
likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas
diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang
mungkin dikendalikan di masa depan, sehingga dapat memprediksi
kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas) serta untuk
merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan
sumber daya.
3. Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) secara
periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan, jadi
laporan keuangan bersifat Historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan
hasil dari suatu kombinasi antara (Munawir, 2004:6):
1. Fakta yang telah dicatat (Recorded fact),
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi
(accounting convention and postulate),
3. Pendapat Pribadi (Personal Judgment)
4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Dengan memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut
diatas, laporan keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain
(Munawir, 2004: 9):
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu
yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
Karena. itu semua jumlah-jumlah atau hal-hal yang dilaporkan dalarn
laporan keuangan tidak menunjukkan nilai likwidasi atau realisasi
dimana dalam interim report ini terdapat/terkandung
pendapat-pendapat pribadi (personal judgment) yang telah dilakukan
oleh Akuntan atau Management yang bersangkutan.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang
kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar
penyusunannya dengan standard nilai yang mungkin berbeda atau
berubah-ubah. Laporan keuangan dibuat berdasarkan konsep going
concern atau anggapan bahwa perusahaan akan berjalan terus sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
aktiva tetap dinilai berdasarkan nilai-nilai historis atau harga
perolehannya dan pengurangannya dilakukan terhadap aktiva tetap
tersebut sebesar akumulasi depresiasinya. Karena. itu angka yang
tercantum dalarn laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book
value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun
nilai gantinya.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu,
dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun,
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan
volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu
menunjukkan atau mencerminkan unit yang dijual semakin besar,
mungkin kenaikan itu disebabkan naiknya harga jual barang tersebut
yang mungkin juga diikuti kenaikan tingkat harga-harga. Jadi suatu
analisa dengan memperbandingkan data beberapa tahun tanpa
membuat penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga akan
diperoleh kesimpulan yang keliru (misleading).
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang
dapat mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena
faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang
(dikwantifisir); misalnya reputasi dan prestasi perusahaan, adanya
beberapa pesanan yang tidak dapat dipenuhi atau adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kontrak-kontrak pembelian maupun penjualan yang telah disetujui,
kemampuan serta integritas managernya dan sebagainya.
5. Pemakai Laporan Keuangan
Pemakai laporan keuangan meliputi para investor dan calon
investor, kreditor, pemasok, kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah
dan lembaga lainnya, karyawan dan masyarakat, dan shareholders (para
pemegang saham).
Berdasarkan SAK (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002 : 2), para pemakai
laporan keuangan adalah :
1. Investor
Para investor berkepentingan terhadap risiko yang melekat dan
hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investor ini
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka
juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian
terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar dividen.
2. Kreditur (pemberi pinjaman)
Para kreditur tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
3. Pemasok dan kreditur usaha lainnya
Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek dibanding kreditur.
4. Shareholder s (para pemegang saham)
Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi
mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan
diperoleh, dan penambahan modal untuk business plan berikutnya.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalarn
perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh
karenanya berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu,
mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan.
Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan memberikan balas
jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
8. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai
cara, seperti pemberian kontribusi pada perekonomian nasional,
termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada
para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu
masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum,
sehingga tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap
pemakai. Berhubung para investor merupakan penanam modal berisiko,
maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan mereka,
juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan pemakai lain.
6. Jenis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap biasanya akan meliputi neraca,
laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan termasuk juga skedul dan informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan keuangan termasuk juga skedul informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan keuangan
terdiri dari :
a. Neraca
Menurut Munawir (2004:13) Neraca adalah :
“ Laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan pada suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance sheet “
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) komponen Neraca adalah :
(Darsono dan Ashari 2005:18)
1. Aktiva (asset) yang terdiri atas Aktiva lancar, Aktiva Tetap, dan Aktiva lain-lain;
2. Kewajiban (liability) dan Ekuitas (equity). Kewajiban yang terdiri atas Kewajiban jangka pendek dan Kewajiban jangka panjuang. Ekuitas adalah hak pemilik baik dari setoran modal ataupun laba yang belum dibagi.
b. Laporan Laba-Rugi
Laporan Laba-rugi meringkas hasil dari kegiatan perusahaan selama
periode akuntansi tertentu biasanya satu tahun
Laporan laba-rugi adalah Laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama
periode tertentu. (Munawir, 2004:26)
c. Laporan Aliran Kas
Laporan Aliran Kas memberikan informasi mengenai aliran dana
perusahaan, lebih jauh lagi untuk memberi informasi mengenai likuiditas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
perusahaan, flexibilitas keuangan perusahan, dan kemampuan operasional
perusahaan (Hanafi, 2007: 59)
d. Laporan Perubahan Ekuitas
Merupakan suatu perubahan laporan atau mutasi laba yang ditahan
yang merupakan bagian dari pemilik perusahaan untuk suatu periode
tertentu. Dalam laporan laba ditahan ditunjukkan laba tidak dibagi awal
periode, ditambah laba yang tercantum pada laporan laba-rugi dan
dikurangi dengan dividen yang diumumkan selama periode tertentu.
B. Analisis Laporan Keuangan
1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Hanafi dan Halim (2007:5)
“ Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan “
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang
penting bagi para pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan
keputusan ekonomi. Pada sisi lain, ternyata bahwa karena karakteristiknya,
laporan keuangan bukanlah segala-galanya, karena laporan keuangan
memiliki keterbatasan.
Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk
pengambilan keputusan ekonomi, apabila dengan informasi laporan
keuangan terse but dapat diprediksi apa yang akan terjadi di masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mendatang. Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui
proses pembandingan, evaluasi dan analisis trend, akan diperoleh prediksi
tentang apa yang mungkin akan terjadi di masa mendatang. Di sinilah arti
pentingnya suatu analisis terhadap laporan keuangan.
Hasil analisis laporan keuangan akan membantu
menginterpretasikan berbagai hubungan kunci dan kecenderungan yang
dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan
perusahaan di masa datang.
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang
cukup penting untuk pengambilan keputusan ekonomi. Terdapat
kesenjangan antara informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan
informasi yang dibutuhkan oleh para pemakai. Laporan keuangan
menyajikan informasi informasi mengenai apa yang telah terjadi,
sementara para pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi
mengenai apa yang mungkin terjadi di masa datang. Untuk memecahkan
kesenjangan kebutuhan informasi inilah diperlukan suatu analisis terhadap
laporan keuangan, terutama dalam memprediksi apa yang mungkin akan
terjadi di masa datang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat
dan teknik analisis pada laporan keuangan dan data keuangan dalam
rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan-hubungan yang
berarti dan berguna dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan demikian fungsi yang pertama dan yang terutama dari
analisis laporan keuangan adalah untuk mengkonversi data menjadi
informasi.
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai berbagai
tujuan. Misalnya dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam
memilih alternatif investasi atau merger, sebagai alat forecasting mengenai
kondisi dan kinerja keuangan di masa datang; sebagai proses diagnosis
terhadap masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya; atau
sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
3. Prosedur AnaIisis Laporan Keuangan
Berbagai langkah harus ditempuh dalam menganlisis laporan
keuangan. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh menurut
Mamdum dan Hakim (2007: 5) adalah:
l. Menentukan dengan jelas tujuan dari analisis
2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari
laporan-laporan keuangan dan rasio-rasio keuangan yang diturunkan
dari laporan keuangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3. Memahami kondisi perekonomian dan kondisi bisnis lain pada
umumnya yang berkaitan dengan perusahaan dan mempengaruhi usaha
perusahaan
C. Analisis Rasio Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis
terhadap kesehatan perusahaan. Alat yang biasa digunakan adalah rasio
keuangan. Dalam analisis rasio, ada dua jenis perbandingan yang
digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan ekstemal.
Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio
masa lalu dan rasio yang akan datang dari perusahaan yang sama.
Sedangkan perbandingan eksternal adalah membandingkan rasio
keuangan perusahaan dengan rasio perusahaan lain yang sejenis atau
dengan rata-rata industri pada titik yang sama.
Menurut Hanafi dan Halim (2007:76) Rasio-rasio keuangan pada
dasarnya disusun dengan menggabung-gabungkan angka-angka di dalam
atau antara laporan laba-rugi dan neraca, rasio-rasio keuangan
menghilangkan pengaruh ukuran dan membuat ukuran bukan dalam angka
absolut, tetapi dalam angka relatif
Rasio-rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabung-
gabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan rugi-laba dan neraca.
Dengan cara rasio semacam itu diharapkan pengaruh perbedaan ukuran
akan hilang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut Mamdum M. Hanafi dan Abdul Halim (2007 : 76) Pada
dasarnya analisis rasio, bisa dikelompokkan ke dalam lima macam
kategori, yaitu: (1) Rasio Likuiditas, (2) Rasio Aktivitas, (3) Rasio
Solvabilitas, (4) Rasio Profitabilitas , dan (5) Rasio Pasar .
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap
hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban
perusahaan). Dua rasio Likuiditas jangka pendek yang sering
digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick (sering juga disebut
acid test ratio).
(1). Rasio Lancar
Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya
(aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau
satu siklus bisnis).
Lancar Hutang
Lancar Aktivalancar Rasio
(2). Rasio Quick
Dari ketiga komponen aktiva lancar (Kas, piutang, dan
persediaan), persediaan biasanya dianggap merupakan aset yang
paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya
tahap yang dilalui untuk sampai menjadi kas, yang berarti waktu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
diperlukan untuk menjadi kas semakin lama, sehingga persediaan
dikeluarkan dari aktiva lancar untuk perhitungan rasio quick.
Lancar Hutang
Persediaan -Lancar Aktiva quick Rasio
b. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa aset kemudian menentukan
berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan
tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan
mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada
aktiva-aktiva tersebut. Dana kelebilian tersebut akan lebih baik bila
ditanainkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Terdapat empat
rasio aktivitas yaitu :
(1) Rata-rata umur piutang
Rata-rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan
untuk melunasi piutang (merubah piutang menjadi kas). Semakin lama
rata-rata piutang berarti semakin besar dana yang tertanam pada
piutang. Rata-rata umur piutang bisa dihitung melalui dua tahap yaitu
dengan menghitung perputaran piutang dan kemudian menghitung
rata-rata umur piutang.
Piutang
Penjualan Piutang Perputaran
piutang Perputaran
365 piutangumur rata-Rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
(2) Rata-rata umur persediaan
Rata-rata umur persediaan melihat jumlah perputaran
persediaan dalam satu tahun. Semakin besar angka perputaran
persediaan maka semakin efektif perusahaan mengelola persediaannya.
Sebaliknya, semakin besar angka rata-rata umur persediaan maka
semakin buruk prestasi perusahaan dalam mengelola persediaannya
karena semakin besar dana yang tertanam pada aset persediaan
tersebut.
Rata-rata umur persediaan dapat dihitung melalui dua tahap
yaitu dengan menghitung perputaran persediaan dan kemudian
menghitung rata-rata umur persediaan.
Persediaan
Penjulan Pokok Harga persediaan Perputaran
persediaan Perputaran
365 persediaanumur rata-Rata
(3) Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas
perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini
berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tetap Aktiva
Penjulan Tetap Aktiva Perputaran
(4) Perputaran Total Aktiva
Rasio ini menghitung efektifitas penggunaan total aktiva.
Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik,
sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen
mengevaluasi strategi, pemasaramya, dan pengeluaran modalnya
(investasi).
AktivaTotal
Penjulan Aktiva Total Perputaran
c. Rasio Solvabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidal
solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar
dibandingkan total asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka
panjang perusahaan dan dengan demikian memfokuskan pada sisi
kanan neraca.
(1) Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh
kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage
keuangan yang tinggi. Penggunaan financial leverage yang tinggi akan
meningkatkan Rentabilitas Modal Saham (Return On Equity atau
ROE) dengan cepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
AsetTotal
hutang Total aset total terhadaphutang totalRasio
(2) Rasio Times Interest Earned (TIE)
Rasio Times Interest Earned ini menghitung seberapa besar
laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban
tetap bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang "aman",
meskipun barangkali juga menunjukkan terlalu rendahnya penggunaan
hutang perusahaan. Sebaliknya, rasio yang rendah memerlukan
perhatian dari pihak manajemen.
Bunga
(EBIT)pajak dan bunga sebelum Laba TIE
d. Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu.
(1) Profit Margin
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Penjualan
bersih Laba Margin Profit
(2) Return on Total Asset (ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut
juga sebagai ROI (Return On Investment)
Asset Total
bersih Laba ROA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(3) Return on equity (ROE)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba
berdasarkan modal saham tertentu.
Saham Modal
bersih Laba ROE
e. Rasio Pasar
Rasio pasar mengukur harga pasar saham perusahaan, relatif terhadap
nilai bukunya.
1) Price Earning Ratio
Price Earning Ratio (PER) melihat harga pasar saham relatif
terhadap earning-nya.
Lembarper Earning
Lembar per Pasar Harga PER
2) Devidend Yield
Deviden Yield merupakan sebagian dari total return yang akan
diperoleh investor. Bagian return yang lain adalah capital gain yang
diperoleh dari selisih positif antara harga jual dengan harga beli.
Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang
tinggi akan mempunyai Dividend Yield yang rendah, karena dividend
sebagian besar akan diinvestasikan kembali.
Lembarper SahamPasar Harga
Lembar per Devidend Yield Devidend
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3) Rasio Pembayaran Deviden
Rasio ini melihat bagian earning yang dibayarkan sebagai deviden
kepada investor.
Lembarper Earning
Lembar per Devidend Deviden Pembayaran Rasio
D. Akuisisi
Perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dengan menerapkan
strategi yang tepat. Pengembangan usaha agar tetap eksis dan terus
berkembang adalah sesuatu yang harus dipikirkan oleh seluruh bagian dalam
perusahaan. Salah satu usaha dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan
mengembangkan strategi pertumbuhan. Dalam rangka tumbuh dan
berkembang ini perusahaan bias melakukan ekspansi bisnis dengan memilih
salah satu dari dua jalur alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan
(organic/internal growth) dan pertumbuhan dari luar perusahaan (external
growth) (Abdul Moin, 2004: 13).
Pertumbuhan internal adalah ekspansi yang dilakukan dengan
membangun bisnis atau unit bisnis baru dari awal. Sebaliknya pertumbuhan
eksternal dapat dilakukan dengan “membeli” perusahaan yang sudah ada.
Pertumbuhan eksternal ada tiga jenis, yaitu (Abdul Moin, 2004:5-10)
a) Merger : Penggabungan dua atau lebih perusahaan yang
kemudian hanya ada satu perusahaan yang hidup sebagai badan
hukum, sementara yang lainnya menghentikan aktivitasnya atau
bubar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
b) Akuisisi : Pengalihan kepemilikan atau pengendalian atas
saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam
peristiwa ini baik perusahaan pengambilalih atau yang diambil alih
tetap eksis sebagai badan hokum yang terpisah.
c) Konsolidasi : perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua
perseroan atau lebih untuk meleburkan diri dengan cara
membentuk satu perseroan baru dan masing-masing perseroan
yang meleburkan diri menjadi bubar.
E. Hipotesis
H0 : tidak ada perbedaan kinerja perusahaan pada periode sebelum dan
sesudah akuisisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan berupa studi kasus, yang hanya memusatkan
pada satu obyek penelitian tertentu dengan mempelajari data-data perusahaan.
Hasil analisis dan kesimpulan yang diperoleh hanya akan berlaku pada PT
HM SAMPOERNA Tbk dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2008.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan rokok PT HM SAMPOERNA
Tbk, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang diperlukan diperoleh
di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Sanata Dharma Jogjakarta,
Waktu penelitian tahun 2009.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek Penelitian : PT HM SAMPOERNA Tbk
Obyek Penelitian : Laporan keuangan yang diterbitkan dari tahun 2002
sampai dengan 2008
D. Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan jenisnya data dibedakan menjadi dua, yaitu :
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1. Data kualitatif, yaitu yang dihasilkan dari jawaban yang luas terhadap
pertanyaan spesifik dalam wawancara, atau dari respon terhadap
pertanyaan terbuka dalam kuesioner, lewat observasi, atau dari informasi
dari berbagai sumber yang telah ada sebelumnya.
2. Data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam angka atau data
kualitatif yang diangkakan.
Berdasarkan sumber perolehannya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut:
1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat
aktual terjadinya peristiwa, misal mengamati peristiwa, orang, dan obyek;
atau dengan menyebarkan kuesioner.
2. Data sekunder, yaitu data yang telah ada dan tidak perlu dikumpulkan
sendiri oleh peneliti, beberapa sumber data sekunder antara lain buletin
statistik, informasi yang dipublikasikan atau tidak dipiblikasikan dari
dalam atau luar perusahaan, studi kasus dan dokumen kepustakaan, data
online, situs web dan internet.
Berdasarkan jenisnya penelitian ini menggunakan data kuantitatif, dan
berdasarkan perolehannya penelitian ini menggunakan sumber data sekunder.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran
a. Yang menjadi variable dalam penelitian ini adalah :
Kinerja Perusahaan
Kinerja Perusahaan yaitu tingkat prestasi atau hasil yang dicapai.
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses
pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan yang terjadi selama masa buku yang
bersangkutan(Baridwan, 1996:17).
Laporan keuangan meliputi :
a. Neraca menunjukkan nilai kekayaan perusahaan (pada sisi aktiva)
dan klaim atas kekayaan tersebut (pada sisi pasiva) pada suatu
saat.
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas
b. Laporan Rugi-Laba menunjukkan hasil operasi perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Perhitungan rugi-laba mengukur arus dari
pendapatan dan beban selama suatu selang waktu, yang biasanya
satu tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
b. Pengukuran
a. Rasio Likuiditas
(1). Rasio Lancar
Lancar Hutang
Lancar Aktivalancar Rasio
(2). Rasio Quick
Lancar Hutang
Persediaan -Lancar Aktiva quick Rasio
b. Rasio Aktivitas
(1) Rata-rata umur piutang
Piutang
Penjualan Piutang Perputaran
piutang Perputaran
365 piutangumur rata-Rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(2) Rata-rata umur persediaan
Persediaan
Penjulan Pokok Harga persediaan Perputaran
persediaan Perputaran
365 persediaanumur rata-Rata
(3) Perputaran Aktiva Tetap
Tetap Aktiva
Penjulan Tetap Aktiva Perputaran
(4) Perputaran Total Aktiva
AktivaTotal
Penjulan Aktiva Total Perputaran
c. Rasio Solvabilitas
(1) Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
AsetTotal
hutang Total aset total terhadaphutang totalRasio
(2) Rasio Times Interest Earned (TIE)
Bunga
(EBIT)pajak dan bunga sebelum Laba TIE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Rasio Profitabilitas
(1) Profit Margin
Penjualan
bersih Laba Margin Profit
(2) Return on Total Asset (ROA)
Asset Total
bersih Laba ROA
(3) Return on equity (ROE)
Saham Modal
bersih Laba ROE
F. Teknik Pengumpulan Data.
Untuk mendapatkan data yang sama dengan masalah yang akan
dianalisa, maka pengumpulan data yang digunakan adalah studi lapangan
dengan teknik dokumentasi, yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara
mencatat dari laporan keuangan perusahaan yang terdapat di BEI yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang
dipublikasikan.
G. Sampel Data
Sampel data adalah laporan keuangan dari tahun 2002, 2003, 2004,
2006, 2007, dan 2008; sampel dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2004
adalah mewakili masa sebelum akuisisi. Tahun 2006 sampai dengan tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
2008 adalah mewakili masa setelah akuisisi, dan tahun 2005 adalah saat
akuisisi sebagai titik nol.
H. Metode dan Teknik Analisis Data
Metode Analisis
Analisis Horisontal
Analisis Horisontal adalah analisis untuk mengadakan perbandingan laporan
keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat.
Teknik Analisis Data
1. Teknik Deskriptif
Teknik deskriptif yaitu menyajikan data dari hasil penelitian mengenai
nilai dari rasio-rasio tahunan yang dihitung dari laporan keuangan
perusahaan.
Teknik yang digunakan menggunakan analisis Rasio, yang
dikelompokkan sebagai berikut :
(a) Rasio Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
1. Rasio Lancar
2. Rasio Quick
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
(b) Rasio Aktivitas
Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset
dengan melihat tingkat aktivitas aset.
1. Rata-rata umur piutang
2. Perputaran persediaan
3. Perputaran Aktiva Tetap
4. Perputaran Total Aktiva
(c) Rasio Solvabilitas
Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
1. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
2. Rasio Times Interest Earned (TIE)
3. Fixed Charge Coverage (FCC)
(d) Rasio Profitabilitas
Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba
(Profitabilitas).
1. Profit Margin
2. Return on Total Asset (ROA)
3. Return on equity (ROE)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Teknik Uji Statistik
Menggunakan uji statistik nonparametrik yaitu Uji Mann-Whitney,
karena data yang diperoleh tidak mengikuti distribusi normal. Uji Mann-
Whitney ini dinamakan juga Uji U, digunakan sebagai alternatif lain dari
Uji t parametrik bila anggapan yang diperlukan bagi Uji t tidak dijumpai.
(Djarwanto, 2007:39).
Penentuan uji Uji Mann-Whitney ini dilakukan dengan taraf nyata
(significant level) 5% . Bila besar sample independent pertama dan kedua
dinyatakan dengan n1 dan n2, maka langkah-langkah pengujiannya
adalah sebagai berikut:
1. Gabungkan kedua sampel independen dan beri jenjang
(peringkat) pada tiap2 anggotanya .
2. Menghitung jumlah jenjang dari masing-masing sampel dan
notasikan dengan R1 dan R2.
3. Untuk Uji statistik U dihitung dari sampel pertama dengan
n1 pengamatan :
12
)11(12.1 R
nnnn
Atau n2 pengamatan :
22
)12(22.1 R
nnnn
4. Dari dua nilai U tersebut yang digunakan adalah nilai U
yang lebih kecil. Nilai yang lebih besar ditandai dengan U'.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
sebelum pengujian dilakukan perlu diperiksa apakah telah
didapatkan U atau U' dengan cara membandingkannya
dengan 2
2.1 nn . Bila nilainya lebih besar daripada
2
2.1 nn
maka nilai tersebut adalah U' , dan nilai U dapat dihitung
dengan rumus:
2.1 nn
5. Karena n1 dan n2 atau kedua-duanya sama atau lebih besar
dari 20 , maka digunakan pendekatan kurve normal,
dengan mean :
E(U) = 2
2.1 nn
dan deviasi standar :
12
)121(2.1
nnnnU
Nilai standar dihitung dengan :
Z = U
E(U)- U
6. Kriteria penerimaan Ho sebagai berikut :
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima (P>0,05)
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak (P<0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Tentang PT HM Sampoerna Tbk
HM Sampoerna adalah salah satu perusahaan rokok terkemuka di
Indonesia. Kami adalah produsen sejumlah merek rokok kretek ternama seperti
Sampoerna Hijau, Sampoerna A Mild, dan “Raja Kretek” yang melegenda, yaitu
Dji Sam Soe. Sejak akuisisi perusahaan kami oleh Philip Morris International
pada tanggal 18 Mei 2005, kami telah menjadi bagian dari salah satu perusahaan
rokok terbesar di dunia. Kini HM Sampoerna juga mendistribusikan merek
Marlboro di Indonesia, yang merupakan merek rokok terlaris di dunia.
Sejak perusahaan kami didirikan oleh Liem Seeng Tee pada tahun 1913,
tujuan kami adalah untuk menawarkan pengalaman merokok yang terbaik kepada
para perokok dewasa di Indonesia. Kami meraih tujuan ini dengan terus mencari
apa yang diinginkan oleh para konsumen, dan memberikan produk terbaik untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Kami bangga atas reputasi kami dalam kualitas,
inovasi dan kesempurnaan.
Pada tahun 2008, HM Sampoerna memiliki pangsa pasar 29.5%,
berdasarkan hasil Audit Ritel AC Nielsen. Pada akhir tahun 2008, jumlah
karyawan PT HM Sampoerna Tbk. dan anak perusahaannya mencapai sekitar
29.000 orang.
1) Sejarah Sampoerna
Sejarah PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. (PT HM Sampoerna) dimulai
pada tahun 1913 oleh Liem Seeng Tee, seorang imigran asal Cina. Ia mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
membuat dan menjual rokok kretek linting tangan di rumahnya di Surabaya,
Indonesia. Perusahaan kecilnya tersebut merupakan salah satu perusahaan pertama
yang memproduksi dan memasarkan rokok kretek dan rokok putih secara
komersial.
Rokok kretek tumbuh populer dengan pesat. Pada awal 1930-an Liem Seeng
Tee mengganti nama keluarga dan perusahaanya menjadi Sampoerna. Setelah
usahanya berkembang cukup mapan, Liem Seeng Tee memindahkan tempat
tinggal keluarga dan pabriknya ke sebuah kompleks gedung yang telah
terbengkalai di Surabaya. Bangunan tersebut kemudian direnovasi, dan dikenal
sebagai Taman Sampoerna yang masih memproduksi SKT PT HM Sampoerna.
Putera kedua Aga, yaitu Putera Sampoerna, mengambil alih kemudi PT HM
Sampoerna pada tahun 1978. Di bawah kendalinya, PT HM Sampoerna
berkembang menjadi perseroan publik dengan struktur perseroan moderen dan
memulai masa investasi dan ekspansi. Dalam proses, PT HM Sampoerna
memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen rokok kretek terkemuka di
Indonesia.
Pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia (anak perusahaan Philip
Morris International Inc.) mengakuisisi mayoritas kepemilikan PT HM
Sampoerna.
2) Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Angky Camaro
Angky Camaro memulai karirnya di Volkswagen AG Wolfsburg, dan
selama 2 tahun menempati posisi di Overseas Production Department.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Kemudian beliau bergabung dengan German Motor Mfg., yaitu sebuah
perusahaan gabungan antara Daimler Benz dan Volkswagen AG di Jakarta, di
mana karirnya menanjak dari Production Manager ke Procurement Manager,
kemudian menjadi Assistant Finance Director hingga tahun 1981.
Pada bulan April 2002, Angky Camaro bergabung dengan PT HM
Sampoerna Tbk. sebagai Managing Director Unit Bisnis Sigaret Indonesia.
Angky Camaro lulus dari Technische Fachhochschule di Hamburg, Jerman, di
mana beliau mempelajari Aeronautical Engineering.
Wakil Presiden Komisaris : Matteo Pellegrini
Matteo Pellegrini bergabung dengan PMI pada tahun 1991. Beliau menjadi
Business Development Manager di Italia, sebelum menjadi Marketing
Director pada tahun 1995.
Sejak Juni 2007, wilayah tanggung jawab Matteo Pellegrini meliputi Asia
Timur dan Barat dengan menjabat sebagai President, Asia.
Komisaris : Douglas Walter Werth
Douglas Werth bergabung dengan PMI sebagai Controller berbasis di
Hong Kong pada tahun 2003. Beliau bertanggung jawab dalam bidang
pelaporan dan perencanaan keuangan untuk kawasan Asia Pasifik dan dalam
mengembangkan kemampuan keuangan di dalam organisasi.
Komisaris : Eunice Carol Hamilton
Eunice Carol Hamilton bergabung dengan Philip Morris International
(PMI) pada tahun 1990 sebagai Recruitment Executive. Lima tahun kemudian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
beliau ditunjuk menjadi Director Management & Organization Development,
dengan basis di New York.
Komisaris Independen : Phang Cheow Hock
Phang Cheow Hock telah bekerja di PT HM Sampoerna Tbk. selama 29
tahun. Sebelumnya, beliau pernah mengabdikan diri selama lebih dari 20
tahun di Singapore Police Force sebagai seorang senior officer. Beliau juga
pernah menjabat sebagai Shareholders' Representative and Assistant to the
CEO tahun 1978-1981, dan menjadi Chief Operating Officer tahun 1990-
1999, dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan operasional dan
manajemen.
Phang Cheow Hock diangkat sebagai Komisaris pada tahun 2000 setelah
pensiun dari perusahaan.
Komisaris Independen : Ekadharmajanto Kasih
Sebelum bergabung dengan PT HM Sampoerna Tbk., Ekadharmajanto
Kasih telah berpengalaman selama 25 tahun di bidang financial control pada
sektor manufacturing. Beliau bergabung dengan PT HM Sampoerna Tbk. pada
tahun 1990 dan memegang posisi Financial Controller hingga diangkat
sebagai Chief Financial Officer pada tahun 1991. Beliau diangkat sebagai
anggota Direksi pada tahun 1992, lalu menjadi anggota Dewan Komisaris
pada tahun 2001setelah pensiun dari perusahaan.
3) Dewan Direksi
Presiden Direktur : John Gledhill
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
John Gledhill bergabung dengan Philip Morris International pada tahun
1983 ketika mulai menjabat sebagai Market and Area Manager untuk kawasan
Timur Tengah dengan berkantor di Yaman.
Direktur : Kevin Douglas Click
Kevin Click bergabung dengan PMI pada bulan Maret 2000 sebagai
Director of Finance and Information Systems pada Philip Morris Polska S.A.,
Polandia, setelah mengemban berbagai tugas di bagian keuangan dan
perencanaan di Lausanne, Swiss dan Hong Kong, SAR.
Beliau menempati posisi Direktur di PT HM Sampoerna Tbk. di Jakarta
sejak bulan Mei 2007, setelah melepas jabatan sebagai Vice President South
Asia di Hong Kong. Sebelum bergabung dengan PMI, sejak tahun 1986 beliau
bekerja di berbagai perusahaan yang sebelumnya merupakan anak perusahaan
Altria, yaitu Philip Morris Companies, Inc. di New York City sebagai auditor.
Pada tahun 1992, beliau dipindahkan ke Brussels, Belgia selama 2 tahun,
sebelum kembali ke Amerika Serikat untuk menjabat sebagai Direktur Audit.
Direktur : Shea Lih Goh
Shea Lih Goh mengawali karirnya di Philip Morris International (PMI)
ketika bergabung dengan salah satu afiliasi PMI di Malaysia, Godfrey Phillips
(Malaysia) Sdn Bhd, sebagai management trainee pada tahun 1993.
Pada tahun 2001, ia ditunjuk sebagai Marketing Manager sebelum pindah
ke Hong Kong pada tahun 2002 untuk menjabat sebagai Manager Trade
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Marketing Philip Morris Asia. Sebelum menjabat Director Marketing PT. HM
Sampoerna Tbk., ia bekerja di Cina sebagai Director Marketing Philip Morris
(2003-2006) dan di Taiwan sebagai General Manager Philip Morris (2006-
2007).
Direktur : Yos Adiguna Ginting
Yos Adiguna Ginting memulai karir profesionalnya sebagai Manager,
Strategic Alliance di PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk. setelah meraih gelar
Doctor of Philosophy, bidang Theoretical Chemistry di University of
Tasmania, Australia pada tahun 1997. Karirnya terus menanjak hingga
memegang posisi sebagai Vice President, Trade Alliance, di Singapura.
Pengalamannya dalam mengelola sumber daya manusia terus diasah
semenjak ia dipercaya sebagai Vice General Manager, Internal Consultant
pada tahun 1998-1999 dan General Manager, Internal Consultant pada tahun
1999-2000, serta setelah terlibat dalam tim restrukturisasi PT Indah Kiat Pulp
and Paper, Tbk.
Yos Ginting bergabung dengan PT HM Sampoerna Tbk. sejak bulan April
2002.
Direktur : Wayan Mertasana Tantra
Wayan Mertasana Tantra telah bergabung dengan PT HM Sampoerna Tbk.
selama lebih dari 20 tahun, diawali dengan menjadi Supervisor Sales pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
salah satu afiliasi PT HM Sampoerna Tbk., yaitu PT Perusahaan Dagang dan
Industri Panamas (PT Panamas), pada tahun 1987.
4) Para Karyawan
Kesuksesan yang kami raih sekarang merupakan hasil kerja keras
karyawan kami yang bekerja dengan seluruh potensi yang mereka miliki. Di
masa mendatang, kesuksesan kami akan ditentukan oleh kemampuan kami
merekrut , melatih dan mengembangkan karyawan-karyawan terbaik. Hari ini
maupun esok, lebih dari 30 ribu karyawan kami akan terus menjadi asset yang
paling berharga.
Untuk memastikan keberhasilan karyawan kami, PT HM Sampoerna
berkomitmen untuk merencanakan dan mengembangkan karir mereka,
memberikan mereka sarana dan pelatihan yang memadahi untuk
melaksanakan tugas mereka semaksimal mungkin. Kami juga berkomitmen
untuk memberikan lingkungan kerja yang adil dan aman bagi seluruh
karyawan kami.
B. Philip Moris Internasional
Philip Morris International (PMI) adalah perusahaan induk kami yang
berkantor pusat di Lausanne, Swiss, dan merupakan salah satu perusahaan rokok
terbesar di dunia:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
PMI memproduksi sejumlah merek rokok terlaris di dunia, termasuk
merek nomor satu di dunia.
Merek-merek PMI diproduksi di 51 pabrik di dunia dan dijual di lebih
dari 160 negara
Sejak berdiri pada abad ke-19, PMI telah tumbuh menjadi organisasi
yang mendunia; kini PMI memiliki 75 ribu karyawan.
Antara tahun 1970 dan 2007, PMI mengalami pertumbuhan yang luar
biasa. Volume meningkat dari 87 juta batang menjadi 850 miliar batang.
Pertumbuhan volume ini disertai dengan peningkatan pendapatan yang
mengagumkan, yaitu dari $425 juta menjadi lebih dari $55 miliar dalam periode
yang sama. Pada tahun 2007, PMI meraih laba usaha sebesar $8,9 miliar, atau
meningkat lebih dari seratus kali lipat dibandingkan tahun 1970.
C. Bisnis PT HM Sampoerna Tbk
Kinerja Kami
Bukan hanya fakta dan angka
Kesuksesan adalah hal yang sulit diukur, apalagi bagi perusahaan
semacam perusahaan kami. Cobalah lihat neraca keuangan kami, jelas bahwa
prestasi kami tidak dapat diragukan: selama sepuluh tahun dari 1996 hingga
2006, laba operasi kami tumbuh dari Rp. 600 miliar menjadi lebih dari Rp. 5
triliun, dan kami telah meningkatkan volume produksi rokok kami lebih dari
dua kali lipat selama masa tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Namun kami percaya bahwa kinerja sebuah perusahaan tidak hanya diukur
menurut fakta dan angka keuangan.
Kami tahu bahwa masyarakat memiliki kekhawatiran mengenai produk
kami. Kami percaya bahwa prestasi kami juga mesti diukur dengan cara kami
menanggapi kekhawatiran tersebut. Maka itulah prakarsa masyarakat dan
pemasaran yang bertanggung jawab menjadi prioritas perusahaan kami. Dan
kami tidak berhenti hanya sampai di sini.
Dewasa ini, masyarakat menuntut lebih banyak dari perusahaan-
perusahaan. Masyarakat menuntut perusahaan untuk memiliki kesadaran
sosial, menyumbang kepada lingkungan sekitarnya dan untuk memiliki sikap
yang jelas dalam berbagai hal seperti lingkungan.
Kami menganggap serius tuntutan tersebut, dan yang lebih penting lagi,
kami bertindak: kami bekerja dengan para petani untuk mengembangkan
praktek pertanian yang baik bagi tembakau dan cengkeh yang kami beli,
mematuhi berbagai prinsip lingkungan untuk menyempurnakan penggunaan
sumber daya di pabrik kami, dan mendukung berbagai prakarsa dan usaha
masyarakat untuk membantu mereka yang membutuhkan di seluruh Indonesia.
Ini bukan soal altruisme, namun menyadari bahwa perusahaan adalah
bagian dari masyarakat dan lingkungan tempatnya beroperasi. Kami tahu
bahwa tidak ada jawaban yang sederhana. Kami tahu bahwa masih banyak
yang harus dikerjakan. Namun kami tidak main-main bila mengatakan: ini
baru permulaan saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Sejarah Tembakau
Telah lama tembakau menjadi bahan kritikan. Mungkin dapat dikatakan
bahwa Raja James I dari Inggris adalah orang yang pertama kali menjalankan
kampanye antirokok pemerintah, dengan menulis ”A Counterblaste to
Tobacco” pada tahun 1603.
Tidak lama setelah itu, James I menaikkan pajak impor tembakau sebesar
2.000 persen. Namun masyarakat menghindari pajak tersebut melalui
penyelundupan dan menanam sendiri di rumah. Maka James mengubah
taktiknya, dan pada tahun 1615, ia membuat impor tembakau menjadi
monopoli kerajaan: sehingga si penentang rokok ini justru mengambil
keuntungan dari rokok.
Maka di tengah kontroversi seperti ini, konsumsi tembakau dalam
beberapa abad telah menyebar ke seluruh dunia.
Tembakau mulanya berasal dari benua Amerika, di mana bangsa pribumi
menggunakannya dalam upacara adat dan untuk pengobatan. Sejak pertama
kali diimpor ke Eropa setelah Columbus kembali dari perjalanannya,
dimulailah babak baru dalam sejarah tembakau. Mulai abad ke-15, konsumsi
tembakau terus tumbuh. Pada abad ke-18, tembakau telah diperdagangkan
secara internasional dan menjadi bagian dari kebudayaan sebagian besar
bangsa di dunia. Pada abad ke-19, rokok mulai menggantikan penggunaan
tembakau pada pipa, tembakau kunyah dan hirup.
Namun industri tembakau modern baru mulai tumbuh sejak ditemukannya
mesin pembuat rokok yang efisien pada tahun 1880, yang dapat memproduksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
200 batang rokok per menit. Produksi massal tersebut menyebabkan turunnya
harga rokok dan memungkinkan konsumsi massal.
Tembakau terus menimbulkan kontroversi hingga sekarang. Namun jutaan
orang di seluruh dunia tetap saja merokok.
Sejarah Kretek
Tembakau telah cukup lama dikenal di Indonesia. Pada abad ke-17, Sir
Thomas Stanford Raffles menulis mengenai tembakau di Jawa dalam bukunya
yang legendaris, “The History of Java”. Sumber-sumber sastra Jawa seperti
“Babad Ing Sangkala” menyebutkan bahwa tembakau diperkenalkan di Jawa
kira-kira di waktu yang sama ketika Panembahan Senopati Ing Ngalaga--yaitu
pendiri Kerajaan Mataram--wafat pada tahun 1602.
Raffles berpendapat bahwa bibit tembakau pertama kali dibawa masuk
oleh bangsa Belanda. Namun sumber-sumber lain berpendapat bahwa bangsa
Portugis-lah yang melakukannya. Di antara alasan yang dikemukakan ialah
kata “tembakau” (tembako dalam bahasa Jawa) secara fonologis lebih dekat
dengan kata “tumbaco” dalam bahasa Portugis, dibandingkan dengan kata
“tabak” dalam bahasa Belanda.
Ahli botani dan zoologi dari Belanda, Rumphius, melaporkan bahwa pada
tahun 1650, banyak perkebunan tembakau yang terdapat di Indonesia. Pada
zaman VOC, sejumlah perkebunan tembakau besar dapat ditemukan di
wilayah Kedu, Bagelen, Malang dan Priangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pencarian Pulau Rempah-Rempah
Riwayat cengkeh, yang merupakan salah satu bahan baku utama rokok
kretek, terjalin erat dengan sejarah Indonesia sendiri. Cengkeh pernah dihargai
sangat tinggi karena khasiatnya sebagai obat. Harganya pun telah cukup mahal
sejak zaman kerajaan Romawi Kuno. Maka tak heran banyak pedagang yang
menjadi kaya melalui jual-beli cengkeh.
Rempah-rempah yang sangat dicari ini aslinya hanya tumbuh di lima pulau
kecil di sebelah timur Sulawesi dan sebelah barat Papua. Untuk
mengendalikan jual-beli cengkeh dari sumbernya, bangsa Belanda membentuk
VOC dan Inggris membentuk Maskapai Hindia Timur (EIC) pada awal abad
ke-17. Sejak itu dimulailah zaman kolonial dan penjajahan asing di Asia.
Orang baru mulai menambahkan cengkeh sebagai campuran rokok pada
akhir abad ke-19. Tren tersebut cepat disambut masyarakat dan dalam
beberapa tahun saja, rokok kretek telah mulai diproduksi secara komersial.
Penemu kretek
Pada awalnya, rokok di Indonesia hanya dibuat di rumah, dilinting dan
dibungkus dengan kulit jagung.
Orang yang diyakini pertama kali mencampurkan cengkeh ke dalam rokok
adalah Haji Jamhari, seorang warga Kudus.
Ia mulai memproduksi dan memasarkan penemuannya. Pada awalnya
rokok kretek dijual melalui apotek. Dengan meningkatnya popularitas kretek,
berbagai industri rumahan turut menjamur memproduksi rokok kretek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Awal produksi massal
Haji Jamhari wafat sebelum dapat meraup kekayaan dari rokok kretek. Hal
ini justru diteruskan oleh seorang warga Kudus yang lain, yaitu Nitisemito. Ia
mengubah industri rumahan tersebut menjadi produksi massal melalui dua
cara. Pertama, ia menciptakan mereknya sendiri, yaitu Bal Tiga, dan
membangun citra merek tersebut. Nitisemito melancarkan kampanye
pemasaran yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia. Label-label yang
cantik dicetaknya di Jepang dan berbagai hadiah diberikan secara cuma-cuma
kepada perokok setianya bila mereka menyerahkan bungkus kosong
produknya. Kedua, ia mulai mengerjakan berbagai tugas melalui subkontrak.
Misalnya ada pihak yang menangani para pekerja, sedangkan Nitisemito
menyediakan tembakau, cengkeh dan sausnya. Praktik seperti ini cepat
diadopsi oleh perusahaan kretek yang lain dan berlanjut hingga pertengahan
abad ke-20, ketika perusahaan-perusahaan mulai merekrut para karyawan
sendiri untuk menjamin kualitas dan loyalitas.
Pada era 1960-an, konsumsi kretek menurun dibandingkan rokok putih,
karena dianggap memberikan para perokoknya citra yang lebih prestisius.
Namun pada era 70-an, industri kretek mengalami revolusi, sehingga kretek
dapat berjaya hingga hari ini.
Pada pertengahan 70-an, kondisi ekonomi yang meningkat menarik
investasi luar negeri ke Indonesia. Pemerintah menginvestasikan arus masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
uang ini untuk mengembangkan industri pribumi, dan menawarkan pinjaman
berbunga rendah kepada produsen kretek.
Rokok kretek buatan mesin juga pertama kali muncul pada era ini,
sehingga pembuatan kretek dapat diotomatisasi. Bentuk dan ukuran rokok
kretek jenis baru yang seragam ini menjadi kesukaan kalangan atas, dan pada
akhir 70-an, rokok kretek telah bersaing langsung dengan merek luar negeri.
Akhirnya, kebijakan transmigrasi pemerintah pada era 70-an turut
memastikan bahwa rokok kretek tersebar ke seluruh penjuru nusantara.
Transmigrasi yang bertujuan untuk mengurangi kepadatan penduduk di Pulau
Jawa dengan memindahkan masyarakat ke pulau-pulau lain ini mendorong
perusahaan kretek untuk memperluas distribusinya secara nasional. (Sumber :
Hanusz, Mark. Kretek: The Culture and Heritage of Indonesia's Clove
Cigarettes, Singapore: Equinox Publishing (Asia) Pte. Ltd. (2000); wikipedia
http:www.wikipedia.org )
Mitra Produksi Sigaret HM Sampoerna
HM Sampoerna melakukan kegiatan produksi melalui pabrik-pabrik yang
terletak di Surabaya, Malang dan Pandaan. Namun dengan terus meningkatnya
permintaan, kami bekerja sama dengan Mitra Produksi Sigaret (MPS).
Mitra Produksi Sigaret merupakan operator independen yang
memproduksi sigaret kretek tangan (SKT) unggulan HM Sampoerna seperti
Dji Sam Soe, Dji Sam Soe Super Premium, Sampoerna Hijau, dan Panamas
Kuning. Untuk memastikan bahwa MPS-MPS tersebut dapat memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
manfaat semaksimal mungkin pada masyarakat setempat, sejak awal kami
telah melibatkan pihak-pihak setempat yang paling memahami masyarakat
tersebut, misalnya pengusaha kecil setempat, dan koperasi. Para stakeholder
tersebutlah yang memiliki MPS, dan mereka juga menyediakan fasilitas
dasarnya, seperti tanah dan bangunan. Selanjutnya, untuk memastikan bahwa
produk kami diproduksi menurut standar kualitas yang tertinggi, kami
membantu MPS-MPS tersebut dalam merekrut dan melatih para karyawan
serta dalam mengontrol kualitas dan manajemen umum.
Konsep MPS adalah perintis dalam pengembangan industri padat karya
yang tak bergantung pada teknologi tinggi, sehingga cocok dikembangkan di
pedesaan. MPS pertama kali diluncurkan di Lamongan pada tahun 1994. MPS
yang memproduksi produk-produk rokok HM Sampoerna memberikan
lapangan kerja bagi lebih dari 55 ribu orang di Jawa Timur, Jawa Tengah, DI
Jogjakarta dan Jawa Barat.
Selain lapangan kerja langsung yang diciptakan oleh MPS, bentuk kerja
sama ini juga telah menghasilkan ribuan lapangan kerja lain di sekitar lokasi
MPS, yaitu dengan terciptanya usaha-usaha baru yang mendukung keberadaan
MPS, serta menyediakan barang dan jasa bagi para karyawan dan
keluarganya.
Baik di fasilitas kami sendiri ataupun di MPS-MPS, kami sangat
menganggap serius tanggung jawab kami terhadap para karyawan, serta
terhadap lingkungan kerja dan tempat tinggal mereka. Kami bekerja sama
dengan pemerintah untuk memastikan bahwa metode produksi kami mantap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
berkesinambungan dan bertanggung jawab secara sosial. Kami pun
berkomitmen untuk memperkecil dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh
aktivitas bisnis kami.
Pertanian Tembakau
Dari pembibitan hingga pengeringan
HM Sampoerna tidak memiliki pertanian tembakau sendiri. Kami membeli
tembakau dari perusahaan pedagang tembakau.
Bersama pemasok tembakau, kami bekerja sama dengan petani tembakau,
lembaga pemerintahan dan perguruan tinggi untuk membagi dan mendorong
praktek terbaik dalam pertanian tembakau. Kami ingin memastikan bahwa
kami memiliki cukup pasokan tembakau berkualitas bagi produk kami,
sekaligus memastikan bahwa masyarakat petani yang menyediakan pasokan
tersebut dapat terus tumbuh.
Program Kemitraan Pertanian Tembakau
Untuk mencapai tujuan ini, kami merancang program yang dikembangkan
oleh Perusahaan Induk kami, Philip Morris International, yang dinamakan
”Good Agricultural Practices” atau Program Kemitraan Pertanian Tembakau.
Dengan berkoordinasi dengan pemasok tembakau kami, program tersebut
bertujuan untuk membantu para petani mengembangkan usaha pertanian
tembakau berkualitas yang berkesinambungan. Hasilnya, para pemasok dan
petani yang menjadi mitra telah senantiasa sanggup memasok tembakau yang
berkualitas bagi fasilitas produksi kami. Hingga kini, program tersebut telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menjangkau lebih dari lima ribu petani tembakau di Nusa Tenggara Barat,
Jawa Timur, DI Jogjakarta dan Jawa Tengah.
Tembakau Indonesia
Di Indonesia, terdapat berbagai jenis tembakau yang diproduksi, misalnya
Virginia (atau Flue-cured), Burley, Rajangan, tembakau yang dikeringkan
matahari dan udara, serta tembakau untuk cerutu. Namun ada beberapa faktor
khas Indonesia yang membuat jenis tembakau di Indonesia sulit
dikelompokkan menjadi jenis Virginia, Burley atau Oriental. Masing-masing
daerah penghasil tembakau di Indonesia biasanya memiliki jenis tembakau
yang unik, disebabkan oleh kondisi maupun budaya setempat. Oleh karena itu,
tembakau biasanya dinamakan menurut daerah asalnya, misalnya
Temanggung, Garut, Boyolali, dan lain sebagainya. Lebih dari 100 jenis
tembakau dihasilkan di Indonesia, dan 70% dari 200 juta kilogram tembakau
yang diproduksi di Indonesia merupakan jenis Rajangan yang lazim
digunakan untuk membuat rokok kretek.
Proses Penanaman
Proses menanam tembakau berkualitas dimulai dengan persiapan
persemaian dan bibit secara cermat. Bibit tembakau berukuran kecil (ada
10.000 hingga 30.000 bibit dalam satu gram), namun dapat berkecambah
dengan cepat dalam waktu 5-10 hari. Dalam kondisi persemaian yang baik,
tembakau dapat tumbuh setinggi 15 hingga 20 cm dalam waktu sekitar dua
bulan. Setelah itu tanaman dipindahkan ke ladang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Panen
Setelah 3-4 bulan ditanam di ladang, tembakau siap dipanen. Bagi
berbagai jenis tembakau, terdapat beberapa metode panen. Dua metode yang
paling lazim diterapkan adalah – priming, yaitu di mana tembakau dipanen
secara berurutan dalam beberapa tahap, mulai dari daun yang berada di dekat
permukaan tanah yang matang lebih dulu, lalu ke bagian yang lebih atas
setelah matang. Metode yang lain adalah yang diterapkan pada jenis Burley,
yaitu dengan memotong seluruh tanaman dan mengambil daunnya setelah
dikeringkan.
Proses Pengeringan
Proses pengeringan turut menentukan kualitas akhir daun yang didapat,
dan kecakapan si petani berperan penting dalam mendapatkan cita rasa khas
masing-masing jenis tembakau. Tembakau Virginia dikeringkan melalui
proses yang disebut “flue curing.” Tembakau digantung dalam omprong
pengering khusus, untuk mengeringkan airnya. Dalam proses ini suhu harus
terus dimonitor dan ditingkatkan secara bertahap hingga selama seminggu.
Panas atau dingin yang berlebihan dalam proses ini akan berdampak buruk
terhadap kualitas yang dihasilkan.
Tembakau Burley dikeringkan oleh udara dalam pengering yang memiliki
ventilasi yang baik. Proses ini memakan waktu hingga dua bulan. Ada juga
jenis tembakau yang dikeringkan dengan matahari, yaitu dengan cara
digantung di bawah panas matahari. Kemudian ada juga jenis tembakau yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
dikeringkan dengan digantung, namun tidak langsung di bawah panas
matahari.
Setelah dipanen, tembakau rajangan dibiarkan kering di dalam ruangan,
kemudian diiris-iris menjadi rata-rata 40 bagian per inci. Irisan ini lalu
dikeringkan di bawah panas maIahari selama 1 hingga 2 hari.
Setelah dikeringkan, tembakau kemudian disortir oleh petani menurut
posisi tangkai dan sifat daunnya, lalu dipak dalam bal-bal dan dikirim ke
pelelangan atau pusat penerimaan, di mana para pembeli tembakau, ahli
penilai kualitas tembakau secara cermat menilai kualitasnya berdasarkan
variasi warna, tekstur dan aroma.
Pertanian Cengkeh
Cengkeh adalah bahan utama rokok kretek setelah tembakau. Secara
hortikultura, pohon cengkeh merupakan jenis tanaman perdu yang merupakan
tanaman asli Indonesia.
Pohon cengkeh berdaun hijau sepanjang tahun dan dapat tumbuh hingga
setinggi 10-20 meter, dengan daun berbentuk oval memanjang dan bunga
berwarna keungu-unguan yang mengelompok. Bunga cengkeh sendiri
berbentuk lonjong dan berukuran sekitar 1,5-2 cm saat siap dipanen. Pohon
cengkeh akan berbunga ketika berumur sekitar 5-6 tahun.
Tanaman cengkeh merupakan tanaman yang hijau sepanjang tahun, dan
dapat mencapai tinggi antara 10-20 m, dengan daun-daun besar berbentuk oval
dan bunga berwarna merah yang berkelompok. Cengkeh adalah bunga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tanaman tersebut yang berbentuk paku, berukuran sekitar 1,5-2 cm ketika
dipanen. Cengkeh membutuhkan waktu 5-6 tahun sebelum dapat dipanen.
Para petani mengambil cengkeh setelah bunganya jatuh, lalu
mengeringkannya di bawah sinar matahari hingga selama empat hari, di mana
warnanya berubah dari hijau menjadi merah lalu menjadi coklat gelap.
Sebagaimana tembakau, kami tidak memiliki pertanian cengkeh sendiri.
Kami membeli pasokan cengkeh kami dari para pedagang yang membelinya
dari para petani. Karena itulah kami juga bekerja sama dengan para petani,
agar pasokan cengkeh yang mereka hasilkan dapat memenuhi standar kualitas
kami.
Bahkan pada tahun 2006, kami memperkenalkan program Pengembangan
Kualitas dan Produktivitas Cengkeh HM Sampoerna. Seperti halnya program
Kemitraan Pertanian Tembakau HM Sampoerna, kami ingin meningkatkan
kualitas cengkeh hasil produksi para petani dengan meningkatkan teknik
pembibitan, penanaman, panen dan pasca-panen, dan sekaligus memastikan
bahwa pertanian cengkeh mereka dapat berkembang.
Produksi Rokok
Dari lahan pertanian hingga pabrik pembuatan
Setelah dipanen dan dikeringkan, tembakau dan cengkeh dikirim ke
tempat produksi. Tembakau disimpan selama tiga tahun dalam lingkungan
yang terkontrol untuk meningkatkan cita rasanya. Cengkeh juga harus melalui
proses penyimpanan selama setahun sebelum dapat diproses dan dirajang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tembakau yang telah disimpan akan diproses untuk memberikan rasa
sebelum dicampur dengan cengkeh rajangan yang telah kering, kemudian
dijadikan campuran rokok yang akan diolah menjadi rokok. Campuran akhir,
atau biasa disebut "cut filler," akan disimpan di dalam lumbung berukuran
besar sebelum memasuki proses produksi.
Rokok kretek dapat berupa Sigaret Kretek Tangan (SKT) atau Sigaret
Kretek Mesin (SKM). Salah satu aspek khas dalam industri kretek Indonesia
adalah masih digunakannya metode pelintingan secara manual dengan tangan,
di mana para pekerja melinting produk rokok kretek jadi dengan sangat cepat,
bahkan hingga dapat menyelesaikan 360 batang per jam.
Dalam setiap tahap produksi, proses pengendalian mutu yang ketat
memainkan peran yang penting untuk menjamin bahwa setiap batang rokok
diproduksi dengan standar yang tinggi. Setelah produksi rokok selesai, rokok
akan dikemas dan didistribusikan.
D. Merokok & Kesehatan
Pesan yang jelas dan konsisten
Merokok menyebabkan ketergantungan. Ini berlaku atas semua jenis
rokok, apakah kretek atau bukan. Berhenti merokok mungkin memang sulit, tapi
jika Anda adalah perokok, kesulitan ini jangan menghalangi usaha Anda untuk
berhenti.
Merokok dapat mengakibatkan kanker paru-paru, penyakit jantung, sesak
nafas dan penyakit serius lain terhadap perokok. Perokok memiliki kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
lebih besar daripada bukan perokok untuk terkena penyakit seperti kanker paru-
paru. Tidak ada rokok yang “aman”.
“Merokok berbahaya dan menyebabkan ketergantungan”
Para perokok harus mengetahui bahaya merokok. Kami mendukung pesan
kesehatan masyarakat yang jelas dan konsisten tentang merokok, penyakit yang
ditimbulkan dan ketergantungan, di mana pun kami menjual produk kami. Kami
juga mendukung ketentuan pemerintah untuk mencantumkan peringatan
kesehatan pada kemasan dan iklan rokok. Kami ingin agar fakta-fakta yang ada
dapat terus diketahui luas.
Dampak Terhadap Kesehatan
Merokok dan dampak penyakit bagi perokok: Kami menyetujui konsensus
kalangan medis dan ilmiah bahwa merokok menimbulkan kanker paru-paru,
penyakit jantung, sesak nafas, dan penyakit serius lain terhadap perokok. Para
perokok memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena penyakit serius
seperti kanker paru-paru daripada bukan perokok.
Tidak ada rokok yang “aman.” Inilah pesan yang disampaikan lembaga
kesehatan masyarakat di Indonesia dan di seluruh dunia. Para perokok maupun
calon perokok harus mempertimbangkan pendapat tersebut dalam membuat
keputusan yang berhubungan dengan merokok.
Merokok dan ketergantungan: Kami menyetujui konsensus kalangan
medis dan ilmiah bahwa rokok mengakibatkan ketergantungan. Berhenti
merokok mungkin memang sulit, tapi kesulitan ini jangan menjadi penghalang
bagi perokok yang ingin berhenti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Informasi tambahan dari lembaga kesehatan masyarakat di seluruh dunia
mengenai merokok dan ketergantungan:
a) “Penentuan bahwa rokok dan produk tembakau lain menimbulkan
ketergantungan diambil berdasarkan kriteria standar yang
digunakan untuk menentukan bahwa suatu obat menimbulkan
ketergantungan.”(US Surgeon General)
b) “World Health Organization telah menggolongkan merokok
sebagai bentuk ketergantungan.”(World Health Organization)
c) “...nikotin yang terdapat pada rokok dan produk tembakau tanpa
asap menyebabkan dan melanggengkan ketergantungan." (Badan
Pengawas Obat dan Makanan AS)
Dukungan kami terhadap pesan kesehatan masyarakat yang konsisten:
Kami mendukung satu pesan kesehatan masyarakat yang konsisten mengenai
akibat merokok dalam menimbulkan penyakit bagi perokok dan mengenai
merokok dan ketergantungan. Ini termasuk dukungan kami terhadap legislasi
yang mewajibkan produsen rokok mencantumkan peringatan kesehatan pada
kemasan dan iklannya, serta sikap kami bahwa pemerintah dan lembaga
kesehatan masyarakat harus menentukan isi pesan kesehatan tersebut.
Merokok dan Kehamilan
Wanita yang merokok berisiko lebih tinggi mengalami penundaan
kelahiran, kemandulan, komplikasi kehamilan, kelahiran prematur, keguguran
dan kematian dalam kandungan. Bayi yang dilahirkan oleh wanita yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
merokok saat hamil memiliki berat rata-rata yang lebih rendah daripada bayi
yang dilahirkan oleh wanita yang tidak merokok. Risiko sindrom kematian
bayi mendadak (SIDS) lebih tinggi pada bayi yang dilahirkan oleh wanita
yang merokok saat hamil. Wanita yang berhenti merokok sebelum atau saat
hamil mengurangi risiko kesulitan reproduksi semacam itu. Bagi wanita
hamil, merokok juga dapat menyebabkan bayinya berisiko mengalami
perkembangan paru-paru yang buruk, asma dan infeksi pernafasan.
Mengenai ketergantungan
Temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS
Merokok menyebabkan ketergantungan. Berikut ini adalah kesimpulan
dari laporan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mengenai merokok dan
ketergantungan pada tahun 1995:
a) 87% perokok merokok setiap hari.
b) Hampir dua per tiga perokok mulai merokok dalam waktu setengah
jam setelah bangun tidur.
c) 84,3% perokok yang menghabiskan 20 batang atau lebih per hari
pernah gagal mencoba mengurangi jumlah rokok yang dihisapnya.
d) Perokok yang bersungguh-sungguh mencoba berhenti merokok
memiliki peluang di bawah 5% untuk tidak merokok lagi setahun
kemudian.
e) 70% perokok mengatakan bahwa mereka ingin berhenti merokok
secara total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
f) 83-87% perokok yang menghabiskan lebih dari 26 batang rokok
per hari percaya bahwa mereka mengalami ketergantungan.
g) Hampir separuh perokok yang menjalani operasi kanker paru-paru
kembali merokok.
h) 40% perokok yang telah menjalani pengangkatan larynx mencoba
merokok lagi.
i) Di antara perokok dewasa yang memiliki keinginan kuat untuk
berhenti merokok dan memiliki perawatan medis yang optimal,
hanya setengah dari seluruh pasien yang dimonitor mampu
berhenti merokok selama seminggu, dan tingkat kegagalan jangka
panjangnya lebih dari 80% setelah para pasien tersebut tidak lagi
menjalani terapi penggantian nikotin.
j) Penelitian-penelitian terbaru menyimpulkan bahwa setidaknya 75%
hingga 90% perokok memenuhi kriteria ketergantungan yang
ditetapkan oleh organisasi-organisasi kesehatan masyarakat.
Berbagai lembaga kesehatan lain di seluruh dunia telah melaporkan
temuan yang sama dan kesimpulannya jelas: rokok mengakibatkan
ketergantungan.
Berhenti merokok
Salah satu pesan yang diwajibkan dalam kemasan dan iklan rokok di
Indonesia adalah “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER
SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN KEHAMILAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
DAN JANIN.” Berhenti merokok adalah cara yang terbaik untuk mengurangi
dampak kesehatan akibat merokok; lembaga kesehatan tidak menyarankan
untuk merokok lebih sedikit atau beralih ke merek berkadar lebih rendah
untuk dapat mengurangi risiko secara memuaskan.
Memang sulit untuk berhenti merokok, dan banyak perokok yang gagal
mencobanya. Namun jutaan perokok di seluruh dunia telah berhasil – sebagian
besar tanpa dibantu pihak lain.
Bagi para perokok yang ingin berhenti merokok namun mengalami
kesulitan, ada berbagai program dan produk yang dapat membantu, seperti
terapi kelompok, hipnotis, terapi penggantian nikotin dan obat-obatan untuk
berhenti merokok.
Surgeon General A.S. mengatakan bahwa ”…para peneliti penghentian
merokok telah lama mengenali merokok sebagai perilaku kompleks yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor fisiologis, psikologis, kognitif dan sosial.
Umumnya, sebagian besar perawatan penghentian merokok menghasilkan
tingkat berhenti merokok selama satu tahun (berdasarkan seluruh peserta
awalnya) antara 10 dan 40 persen.” Jika Anda ingin berhenti dan merasa
bahwa bantuan pihak luar akan bermanfaat bagi Anda, kami menyarankan
Anda untuk mempelajari beragam pilihan yang tersedia dan melihat apakah
ada yang kiranya cocok bagi Anda.
Bahan Bahan Rokok
Apa saja yang terkandung dalam produk kami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Komponen utama rokok produk kami adalah tembakau dan cengkeh.
Kami menambahkan berbagai bahan untuk menciptakan cita rasa khusus bagi
masing-masing merek, untuk menjaga kelembaban tembakau dan untuk
membantu proses produksi.
Kami juga menggunakan “bahan baku non-tembakau” seperti kertas rokok
dan filter, yang masing-masing juga mengandung bahan baku.
Harap diingat bahwa semua produk tembakau, dengan atau tanpa bahan
tambahan, tetap berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit serius dan
mungkin fatal.
Kandungan Tar dan Nikotin
Cara setiap perokok menghisap rokok tidaklah sama, apakah untuk rokok
putih (SPM), kretek tangan (SKT) atau kretek mesin (SKM). Kandungan tar
dan nikotin yang dilaporkan untuk tiap produk rokok tidaklah ditujukan (dan
memang tidak dimaksudkan) untuk mengomunikasikan jumlah persis
kandungan tar atau nikotin yang dihisap seorang perokok dari rokok tertentu.
Angka-angka ini didapat melalui metode pengukuran standar yang
membandingkan berbagai merek rokok bila “dihisap” oleh sebuah mesin
dalam kondisi laboratorium yang identik. Seperti yang dikatakan para
regulator sejak mulai diperkenalkan, tes-tes ini - termasuk yang dikembangkan
bersama Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) dan Badan Standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Internasional (ISO) - menunjukkan perbedaan kadar relatif di antara berbagai
merek, dengan berasumsi bahwa tiap produk rokok tersebut dipegang dan
dihisap dengan cara yang sama seperti pada mesin.
Di Indonesia, sebagaimana tertulis pada Peraturan Pemerintah
No.19/2003, produsen rokok diwajibkan untuk memasang label yang
menunjukkan kandungan tar dan nikotin pada kemasan produknya.
Sebagian konsumen dikabarkan percaya bahwa rokok yang mereka hisap
memberikan jumlah kandungan tar dan nikotin persis seperti yang dilaporkan
oleh hasil tes. FTC memberitahukan kepada para perokok bahwa ”bila melihat
jumlah kandungan tar dan nikotin, Anda perlu tahu bahwa jumlah tersebut
dapat sangat berbeda, tergantung dari cara Anda merokok.”
Dengan merujuk kepada kandungan tar, kami menggunakan istilah seperti
"Mild” dan “Lights” pada beberapa produk kami. Namun, seperti angka
kandungan dari hasil pengujian, deskriptor tersebut tidak ditujukan untuk
menandakan berapa banyak kandungan tar atau nikotin yang dihisap oleh
perokok. Meskipun kami percaya bahwa deskriptor dapat memberitahukan
konsumen dewasa mengenai cita rasa, aroma dan/atau ciri khas/kekuatan
merek tertentu, dalam kampanye pemasaran kami tidak mengatakan bahwa
produk “Mild” atau “Lights” merupakan produk yang “aman” atau “lebih
aman” dibanding produk bercita rasa penuh, dan para perokok pun jangan
menganggap rokok “Mild” atau “Lights” lebih aman dan lebih baik bagi
mereka. WHO mengumumkan bahwa beralih ke produk dengan kadar tar yang
lebih rendah tidak menghasilkan manfaat kesehatan yang signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Penggunaan deskriptor kami bahas lebih terperinci di menu "Deskriptor
Merek".
Tambahan bagi para perokok yang ingin mendapatkan kadar tar dan
nikotin yang lebih rendah: Ada yang bilang bahwa perokok
"mengkompensasikan" kandungan tar dan nikotin yang lebih rendah dari
beberapa merek rokok dengan merokoknya dengan cara yang berbeda dari
merek rokok yang memiliki kandungan yang lebih tinggi. Misalnya, mereka
mungkin menghisap lebih sering atau lebih dalam, atau menghisap lebih
banyak rokok, atau menutupi lubang ventilasi yang sesungguhnya
menyebabkan kadar beberapa merek dilaporkan lebih rendah. Secara umum,
jika seorang perokok menghisap rokok lebih intensif, ia akan menghisap lebih
banyak tar dan nikotin dari rokok tersebut.
Pengetesan kandungan tar dan nikotin menggunakan mesin
Perusahaan rokok mengukur kandungan tar dan nikotin rata-rata per
batang rokok dengan mengikuti metode pengetesan standar menggunakan
mesin. Di berbagai negara, termasuk Indonesia, metode pengetesan yang
dikembangkan oleh Badan Standar Internasional (ISO), yang sering disebut
sebagai metode ISO, digunakan untuk kepentingan ini.
Metode-metode tersebut membandingkan kandungan tar dan nikotin
berbagai merek rokok bila diisap oleh mesin dalam kondisi laboratorium yang
serupa, dan mengindikasikan perbedaan kandungan relatifnya.
Namun, mesin yang digunakan “merokok” tiap-tiap merek rokok dengan
cara yang sama. Misalnya dalam metode ISO mesin akan mengambil isapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
sebesar 35 mililiter (ml) selama 2 detik dalam tiap menit, hingga rokok telah
diisap dekat dengan ujung filternya. Tes tersebut juga mensyaratkan rokok
dimasukkan dengan kedalaman tertentu dalam filternya.
Semua metode tersebut tidak ditujukan untuk menunjukkan bagaimana
dan apa yang sungguh diisap oleh perokok. Bahkan pada tahun 1967, ketika
Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) mengumumkan selesainya uji coba
metode yang kini digunakan, FTC menyatakan bahwa “…tidak ada
pengetesan yang dapat meniru secara persis kondisi merokok yang dilakukan
manusia, dan dalam batasan yang cukup luas, tidak ada satu metode pun yang
dapat dikatakan ‘benar’ atau ‘salah’ – tujuan pengetesan bukanlah untuk
menentukan jumlah kandungan tar dan nikotin yang diisap oleh perokok,
namun untuk menentukan jumlah tar dan nikotin yang dihasilkan bila rokok
diisap oleh mesin dengan menggunakan metode yang ditentukan.”
Dengan mengingat batasan ini, perokok jangan berasumsi bahwa angka-
angka pengetesan mesin yang tercetak pada kemasan atau iklan merek rokok
yang diisapnya dapat mengindikasikan secara persis jumlah tar dan nikotin
yang akan mereka isap dari merek rokok tertentu. Selain itu, mereka juga
jangan berasumsi bahwa angka-angka tersebut dapat menunjukkan secara
persis jumlah relatif tar dan nikotin yang mereka isap dari merek rokoknya
dibandingkan dengan merek lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Deskriptor Merek
Penggunaan deskriptor merek
Sejumlah merek rokok menggunakan istilah seperti “Mild” dan “Lights”.
Istilah ini lazim disebut sebagai “descriptor”, dan berfungsi untuk membantu
konsumen membedakan antara berbagai produk.
Deskriptor biasanya digunakan sebagai titik perbandingan (dalam sifat-
sifat seperti kekuatan cita rasa dan kadar tar/nikotin sebagaimana diukur
dengan menggunakan metode mesin) untuk suatu merek rokok, untuk
membedakannya dari merek lain yang ada di pasar.
Para perokok jangan berasumsi bahwa deskriptor seperti “Mild” dan
“Lights” dapat menandakan dengan tepat kadar tar dan nikotin yang benar-
benar mereka hisap dari rokok tertentu, atau kadar relatifnya dibandingkan
dengan merek pesaing. Beberapa peneliti melaporkan bahwa konsumen yang
merokok produk berkadar lebih rendah menghisap jumlah tar dan nikotin yang
sama seperti halnya merek bercita rasa penuh (full flavor).
Dalam pemasaran, kami tidak mengatakan bahwa merek berkadar lebih
rendah "aman" atau "lebih aman" daripada merek bercita rasa penuh, dan
perokok jangan beranggap begitu. Peringatan kesehatan wajib ada dalam
semua merek kami, berapa pun kandungan tar dan nikotinnya. FTC
mengatakan bahwa "jika konsumen merasa khawatir mengenai dampak
merokok terhadap kesehatannya, mereka mesti berhenti merokok. Sederhana
saja, tidak ada rokok yang aman." FTC juga menyatakan bahwa "…Institut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kanker Nasional dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS melaporkan
bahwa data yang baru menunjukkan bahwa sedikit manfaat kesehatan yang
sebelumnya diyakini bisa didapat dari rokok berkadar tar dan nikotin lebih
rendah, mungkin sebenarnya tidak ada.”
Penting untuk diingat bahwa sekarang ini, tidak ada produk rokok di
pasaran yang oleh lembaga kesehatan masyarakat disebut dapat menawarkan
"risiko lebih rendah," dan jika perokok merasa khawatir terhadap risiko
merokok, jalan yang terbaik untuk mengurangi risiko tersebut tetaplah dengan
berhenti merokok. Namun karena perokok memiliki selera yang berbeda-beda,
kami menawarkan produk dengan berbagai kadar tar dan nikotin yang berbeda
pula, sebagaimana diukur dengan menggunakan metode pengetesan mesin
ISO. Kami percaya bahwa meneruskan cara membedakan merek kami seperti
ini adalah pantas, serta bahwa deskriptor seperti “Mild” membantu dalam
mengomunikasikan perbedaan ini kepada perokok dewasa.
Asap Rokok Sekunder
Lembaga kesehatan masyarakat menyimpulkan bahwa asap rokok
sekunder menyebabkan penyakit seperti kanker paru-paru dan penyakit
jantung terhadap orang dewasa yang tidak merokok, serta menyebabkan asma,
infeksi pernafasan, batuk, sesak nafas, infeksi saluran telinga tengah dan
Sindrom Kematian Bayi Mendadak terhadap anak-anak. Selain itu, mereka
juga menyimpulkan bahwa asap rokok sekunder dapat memperparah asma
pada orang dewasa dan menyebabkan iritasi mata, tenggorokan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
pernafasan. Asap rokok sekunder, atau environmental tobacco smoke, ETS,
adalah gabungan asap dari ujung rokok yang dibakar dengan asap yang
dikeluarkan oleh perokok.
Masyarakat harus mendengarkan kesimpulan lembaga kesehatan
masyarakat mengenai dampak kesehatan yang ditimbulkan asap rokok
sekunder, dalam mempertimbangkan apakah ingin berada di tempat di mana
ada asap rokok sekunder, atau bagi perokok, kapan dan di mana ia mesti
merokok. Jika ada anak-anak, pertimbangan ini harus dipikirkan lebih
sungguh-sungguh, dan orang dewasa seharusnya tidak merokok di dekat anak-
anak. Kami merasa bahwa kesimpulan pihak lembaga kesehatan masyarakat
mengenai asap ETS sudah cukup untuk mendorong adanya pengaturan
merokok di tempat umum. Kami juga percaya bahwa di tempat-tempat yang
diperbolehkan untuk merokok, pemerintah mesti mewajibkan dicantumkannya
peringatan kesehatan untuk mengkomunikasikan kesimpulan lembaga
kesehatan masyarakat bahwa asap rokok sekunder menyebabkan penyakit bagi
bukan perokok.
E. Legislasi Tembakau
Mendukung legislasi yang efektif
Regulasi memang penting dalam industri apa pun; namun bagi perusahaan
rokok, hal ini menjadi sangat penting. Regulasi memberikan stabilitas dan
prediktabilitas bisnis, serta menetapkan ruang yang setara untuk dapat bersaing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Maka itulah kami mendukung peraturan yang kuat dan efektif bagi produk
maupun industri kami, dan kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan
pemerintah dan lembaga kesehatan masyarakat untuk mencapai tujuan ini.
Berkenaan dengan kesehatan masyarakat, kami ingin bersikap terbuka
mengenai dampak merokok terhadap kesehatan, dan kami berusaha menanggapi
kekhawatiran masyarakat mengenai produk kami.
Peraturan Menyeluruh
Dalam meregulasi rokok, biasanya pemerintah menjalankan beberapa
langkah, termasuk:
a) menaikkan pajak
b) larangan merokok
c) pembatasan pemasaran
d) informasi dan edukasi untuk konsumen, misalnya melalui
peringatan kesehatan;
e) standarisasi produk, contohnya pengukuran kandungan maksimum
tar dan nikotin
Tujuan utama pemerintah dalam menjalankan kebijakan ini adalah untuk
mengurangi dampak yang disebabkan rokok.
Hal ini merupakan tujuan yang baik yang juga kami dukung.Kami
mendukung implementasi dan penerapan konsisten perundangan yang terpadu
dan menyeluruh terhadap produk tembakau, yang memfokuskan pada seluruh
aspek pembuatan, pemasaran dan penggunaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kami menginginkan regulasi yang mewajibkan semua produsen rokok
memasarkan produknya secara bertanggung jawab kepada perokok dewasa,
mengomunikasikan pesan lembaga kesehatan masyarakat mengenai dampak
merokok, dan menerapkan berbagai cara yang dapat membantu mencegah
remaja merokok. Peraturan tembakau yang kuat dan efektif dapat membantu
meraih tujuan ini.
Pengaturan Merokok Di Tempat Umum
Regulasi, pelarangan dan perilaku masyarakat mengenai merokok di
tempat umum berbeda-beda di seluruh dunia. Di sebagian tempat, merokok
hampir sama sekali tidak dibatasi. Di tempat lain, terdapat pembatasan yang
cukup ketat di mana orang-orang dewasa dapat merokok.
Pada bulan Februari 2006, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan
Peraturan Daerah No.2/2005 yang melarang merokok kecuali di tempat
merokok yang ditentukan di tempat-tempat umum. Peraturan ini diberlakukan
secara bersamaan dengan Peraturan Gubernur No.75 yang membatasi tempat-
tempat merokok di tempat kerja, terminal bus, stasiun kereta, pusat
perbelanjaan, bandar udara, hotel dan restoran, serta melarang merokok di
sekolah-sekolah dan tempat peribadahan.
HM Sampoerna mendukung diberlakukannya pelarangan merokok di
tempat umum seperti yang diterapkan di Jakarta, kemudian juga di kota-kota
lain di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Pada saat yang sama, kami menegaskan keinginan kami untuk berperan
secara konstruktif dalam pemberlakuan Undang-Undang Pengendalian
Tembakau Nasional yang mengatur merokok di tempat umum serta produksi,
pemasaran dan penjualan produk tembakau.
Kami meyakini bahwa Undang-Undang Pengendalian Tembakau Nasional
yang menyeluruh akan jauh lebih efektif dalam menangani masalah yang
disebabkan merokok dibandingkan peraturan-peraturan yang terbatas dan
sepotong-potong yang kini berlaku di Indonesia.
Pengendalian Tembakau Di Dunia
Framework Convention on Tobacco Control dari WHO
Pada bulan Mei 2003, 192 negara anggota WHO mengadopsi Framework
Convention on Tobacco Control (FCTC); yang mulai diberlakukan sejak 27
Februari 2005.
Di antaranya, FCTC menghimbau pemerintah untuk:
a) memberikan informasi lebih banyak mengenai bahaya merokok
kepada masyarakat
b) membuat dan menegakkan cara-cara untuk membantu mencegah
remaja merokok
c) memberantas penyebaran rokok palsu dan selundupan
FCTC menandai langkah besar ke depan karena menetapkan standar
global bagi pengendalian tembakau. Kami berharap ini akan mendorong
pemerintah berbagai negara melangkah menuju peraturn tembakau yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
menyeluruh – yaitu suatu kerangka peraturan di mana kebijakan fiskal,
informasi bagi konsumen, lisensi dan kebijakan-kebijakan lain saling
melengkapi.
Dan yang terpenting, FCTC adalah sebuah peluang untuk menelaah
kembali peraturan rokok, menanyakan langkah apa yang paling tepat untuk
dapat mengurangi dampak akibat merokok, dan menggabungkan langkah-
langkah tersebut menjadi peraturan yang efektif.
F. Prakarsa Masyarakat
Bagi kami sebagai sebuah perusahaan rokok, tanggung jawab harus mulai
kami emban dari produk kami. Ini artinya:
kami mengingatkan masyarakat mengenai bahaya merokok
kami berupaya sebaik mungkin untuk menjauhkan rokok dari anak-
anak
kami berusaha melalui perusahaan induk kami, Philip Morris
International, dalam mengembangkan produk yang berisiko lebih
rendah
Namun tanggung jawab tidak berakhir di situ saja.
Tanggung jawab juga mengharuskan kami untuk mampu melihat
gambaran yang lebih besar. Tidak ada perusahaan yang bekerja di ruang hampa.
Justru sebaliknya, perusahaan mana pun pasti bergantung dan memengaruhi
lingkungannya. Maka, sebuah perusahaan mesti berinvestasi terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kesejahteraan jangka panjang masyarakat sekitarnya. Jika masyarakat sekitarnya
sejahtera, tentu perusahaan tersebut akan berkembang.
Lagipula, sebagai perusahaan yang memiliki sekitar 30 ribu karyawan di
Indonesia, peran kami di dalam masyarakat bukanlah suatu pilihan, melainkan
suatu kenyataan. Ketika kami menjadi bagian dari lingkungan, kota atau daerah di
mana karyawan kami hidup, tentu kami harus mengemban berbagai wujud
tanggung jawab.
Maka itulah kami mendukung prakarsa masyarakat di mana pun kami
bekerja. Kami bekerja dengan lembaga-lembaga sosial setempat dan organisasi
lain di lapangan yang paling memahami masalah yang ada, apa saja yang
diperlukan, dan merupakan pihak yang paling tepat untuk memberi bantuan.
Terkadang, kegiatan ini mengharuskan kami mendukung upaya
penanganan bencana besar-besaran, seperti bantuan kami kepada bencana tsunami
di Aceh atau gempa bumi di DI Jogjakarta dan di Bengkulu. Namun, biasanya
kegiatan ini meliputi proyek-proyek kecil yang tidak terliput oleh pers, padahal
sama pentingnya. Misalnya, program penyediaan air bersih bagi masyarakat di
sekitar kami, program pelatihan kewirausahaan atau bantuan kemanusiaan dalam
bencana alam.
A. Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna
Pada tahun 2006, PPK Sampoerna telah mulai menyelenggarakan
kegiatannya dari tanah seluas 10 hektar milik Perseroan, tak jauh dari
pabrik SKM kami di Desa Gunting, Kabupaten Pasuruan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PPK Sampoerna adalah perwujudan dari komitmen kami untuk
mengembangkan usaha kecil-menengah (UKM), dan untuk membantu
usaha-usaha penciptaan lapangan kerja serta meningkatkan perekonomian
setempat.
PPK Sampoerna adalah fasilitas terpadu yang berisi berbagai fasilitas
seperti ruang-ruang pelatihan, bengkel, serta lahan pertanian dan
peternakan. Fasilitas tersebut memberikan peluang kepada para karyawan
kami yang akan memasuki masa pensiun, serta para penduduk di sekitar
fasilitas SKM kami untuk mendapatkan pelatihan praktis dan kecakapan
kerja yang dapat mereka gunakan untuk memulai usaha baru atau
meningkatkan usaha yang telah berjalan. Kemudian untuk membantu
mereka memulai kegiatannya setelah menyelesaikan pelatihan, kami juga
telah membentuk program dana bergulir bagi usaha mikro yang
dilaksanakan melalui kerja sama dengan Universitas Brawijaya, Malang.
Untuk menyukseskan PPK Sampoerna, kami pun telah melibatkan
mitra-mitra yang kompeten dan kredibel sejak awal, misalnya Institut
Pertanian Bogor, yang telah banyak mendukung perencanaan dan
pengelolaan PPK Sampoerna, maupun menyelenggarakan pelatihannya.
Pada tahun 2006, lebih dari 130 penduduk setempat dan 30 orang
karyawan telah menyelesaikan pelatihan di PPK Sampoerna. Dan setelah
beroperasi penuh, PPK Sampoerna akan dapat melatih lebih dari 600 orang
setiap tahunnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
B. Sampoerna Search and Rescue
Pada tahun 2002, Perusahaan membentuk tim Sampoerna Search and
Rescue (SAR) yang terdiri dari para karyawan kami dan relawan medis.
Tim SAR memiliki misi utama untuk memberikan bantuan yang cepat dan
praktis kepada korban bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah di
Indonesia.
Tim SAR dilengkapi dengan perahu karet, ambulans, truk pemadam
kebakaran, pembangkit listrik, Mobile Medical Unit (unit layanan medis
keliling) dapur umum dan fasilitas penyuling air.
Tim SAR turut memberikan bantuan untuk menangani beberapa
bencana alam nasional, seperti gempa bumi di D.I. Yogyakarta/Jawa
Tengah, gempa dan tsunami di Pangandaran, serta bencana banjir longsor
di propinsi Gorontalo, dan yang terakhir adalah serangkaian gempa bumi
yang terjadi di Sumatera pada bulan September 2007.
Misi terbesar SAR yang belum lama ini dilakukan adalah membantu
menangani gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter di provinsi D.I.
Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah pada dini hari tanggal 27 Mei.
Selang beberapa jam setelah gempa, kami mengerahkan tim SAR yang
saat itu sedang memantau aktivitas Gunung Merapi, ke pusat wilayah
bencana di Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tim SAR segera membentuk posko di depan RSUD Bantul yang saat
itu kewalahan menerima begitu banyak korban yang membutuhkan
pertolongan segera.
Posko SAR merupakan posko pertama yang berdiri di lokasi bencana.
Posko tersebut terdiri dari poliklinik, pusat kegiatan tim SAR dan dapur
umum, yang selain melayani para korban dan tim SAR juga melayani para
relawan dari organisasi lain, baik dari luar maupun dalam negeri.
Tim SAR melangsungkan berbagai macam kegiatan pemulihan dan
rekonstruksi terpadu di Yogyakarta selama lebih dari 6 bulan.
Selain bantuan langsung melalui tim SAR, kami juga menyediakan
bantuan tunai, peralatan dan rekonstruksi yang berjumlah sekitar Rp20
miliar untuk membangun kembali rumah-rumah, fasilitas usaha dan
sekolah-sekolah di wilayah bencana.
Setiap tahun, tim SAR secara aktif terlibat langsung dalam sejumlah
kegiatan kemanusiaan, seperti membersihkan aliran sungai, aksi
pencegahan dan penyelamatan kebakaran dan berbagai kegiatan pemulihan
bencana alam lainnya.
G. Produk
Sampoerna (merujuk kepada kata "sempurna") adalah nama sebuah
keluarga di Surabaya, Jawa Timur yang merupakan perintis PT. HM Sampoerna,
perusahaan rokok terbesar di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Generasi pertama dari keluarga ini adalah Liem Seeng Tee, yang merantau
ke Indonesia dari kampung halamannya di Fujian, Republik Rakyat Cina pada
tahun 1898. Dialah yang mendirikan perusahaan rokoknya pada tahun 1913.
Generasi keduanya adalah Aga Sampoerna, putra Liem, sedangkan generasi
ketiganya adalah Putera Sampoerna. Generasi berikutnya dipimpin Michael, putra
Putera.
Pada 1916, di tengah situasi keuangan yang sulit, Liem Seeng Tee tetap
bertekad menjadikan perusahaannya sebagai "Raja Tembakau" dengan
menempatkan huruf Tionghoa "Ong" , yang berarti "raja", di depan produk
unggulannya, Dji Sam Soe. Kemudian ia menggabungkan simbol "Ong" dengan
huruf Tionghoa yang berarti "rakyat" sehingga menghasilkan kombinasi huruf
Tionghoa yang bermakna "Sampoerna". Perlu diingat bahwa Liem Seeng Tee
sendiri sangat percaya dengan mitos Tiongkok bahwa angka 9 mempunyai makna
akan kesempurnaan dan keberuntungan, dengan dijumlahkannya angka 234
menjadi 9, Liem percaya bahwa kelak perusahaannya akan selalu beruntung. Oleh
Sebab itu, dimulai dari merek dagang pertamanya Dji Sam Soe, nama
perusahaannya HM Sampoerna, serta jumlah bintang beserta sudut-sudutnya
mengandung angka 9. Filosofi itulah yang dipegang terus hampir satu abad
lamanya, sampai akhirnya "warisan" putera kebangsaan bangsa harus berpindah
tangan. Produk-produk rokoknya adalah:
1) Dji Sam Soe
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Dji Sam Soe adalah pelafalan dari bahasa dialek Hokkian, di
provinsi Fujian, Tiongkok, yang mengandung arti 234 yang bila
dijumlahkan menjadi angka 9. Liem Seeng Tee, mempercayai bahwa
mitos angka 9 itu membawa keberuntungan dan kesempurnaan. Alhasil
segala aspek dari produk kreteknya banyak ditemui angka 9 seperti, DJI
SAM SOE, SAMPOERNA, jumlah bintang pada logo 234 serta sudut-
sudutnya berjumlah 9. Kepercayaan inilah yang dipegang teguh oleh Liem
Seeng Tee dalam menciptakan produk kreteknya. Bahkan kepercayaan
akan angka 9 ini bukanlah hanya sekedar mitos belaka, pihak PT. HM
Sampoerna Tbk. menetapkan jumlah karyawan untuk memproduksi DJI
SAM SOE Kretek di SAMPOERNA HOUSE (Surabaya) berjumlah dua
ratus tiga puluh empat (234) orang, tidak lebih dan tidak kurang. Varian
produk Dji Sam Soe adalah :
Kretek
Dji Sam Soe Kretek 10 batang (Fatsal - 5)
Dji Sam Soe Kretek 12 batang (Fatsal - 5)
Dji Sam Soe Kretek 16 batang (Fatsal - 5)
Dji Sam Soe Super Premium (Fatsal - 5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Dji Sam Soe Special (Diberhentikan)
Filter
Dji Sam Soe Filter 12 batang (Fatsal - 5)
Dji Sam Soe Super Premium Magnum Filter 12 batang
(Fatsal - 5)
2) A Mild
A Mild adalah salah satu merek rokok andalan produksi PT HM
Sampoerna Tbk. A Mild termasuk dalam kategori rokok SKM LTLN alias
Sigaret Kretek Mesin Low Tar Low Nicotine. Artinya A Mild adalah
rokok yang dibuat dengan mesin, menggunakan bahan baku campuran
antara tembakau dan cengkeh berkualitas, dan punya kandungan tar dan
nikotin yang lebih rendah dibanding yang lain.
A Mild adalah pionir rokok rendah tar dan nikotin di Indonesia. A
Mild pertama kali diluncurkan tahun 1989 dengan kandungan 14 mg tar
dan 1.0 mg nikotin per pack-nya. A Mild juga rokok pertama yang
mendobrak pasar Indonesia dengan penampilannya yang modern dan
tampil dengan batang rokok yang slim . Dengan circumference (keliling
lingkarannya) hanya 22 mm dan total panjang produk 90 mm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
A Mild selalu tampil dengan kata-katanya yang Bukan Basa basi,
berani, witty , unik, kreatif, provokatif dan somehow seperti nyuarain apa
yang mo diteriakin kita-kita saat itu. A Mild selain menjadi pionir di
kategori LTLN, dari peluncurannya hingga sekarang, merek ini selalu
menjadi market leader di segmennya.
(sumber : amild.com diakses pada 4 November 2009)
3) Sampoerna Hijau
Diproduksi sejak tahun 1968, Sampoerna Hijau adalah salah satu
produk sigaret kretek tangan unggulan dari PT HM Sampoerna Tbk. yang
berkadar saus rendah (low sauce) dan terbuat dari campuran cengkeh dan
tembakau baik lokal maupun luar negeri, memberikan aroma dan rasa
gurih serta durasi merokok yang lebih lama. Selain memberikan good
value for money, Sampoerna Hijau ditargetkan untuk mereka yang
menghargai nilai-nilai kebersamaan dan pertemanan (friendship and
togetherness).
(sumber: rumahdunia.com diakses pada 4 November 2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
4) Avolution
PT HM Sampoerna tidak henti-hentinya untuk berinovasi. Setelah
sukses dengan low tar nicotine-nya lewat A Mild di tahun 1989, kini
mereka kembali meluncurkan produk inovasi terbarunya yang bernama
Avolution. Avolution adalah rokok yang diproduksi dengan menggunakan
teknologi tinggi, sehingga menghasilkan rokok kretek lo tar nicotine super
slim, dengan tetap menyajikan kepuasan pada rasa.
Dengan menawarkan dua varian, regular dan menthol, A Volution
juga sekaligus mamadukan cita rasa rokok kretek dengan tarikan lembut
(smooth), ukuran rokok lebih kecil (super slim) dan kemasan unik
berbentuk kotak (square). Dengan ukuran super slim berdiameter 5.41
mm, panjang 100 mm, serta memiliki kadar TAR 14 mg dan nicotine 1
mg.
Menurut Managing Director PT HM Sampoerna Tbk, Angky
Camaro,”A Volution ini diluncurkan berdasarkan hasil riset yang panjang.
Dan Sampoerna ingin menciptakan trend baru dalam merokok bagi pecinta
rokok kretek LTN.” Dan dengan filosofi dan tagline “Begin What Next”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
tepat tanggal 11 Februari 2008 di Assembly Hall, Plaza Bapindo,
Avolution pun diluncurkan serentak di 12 kota besar di Indonesia.
(sumber : http://www.whatzups.com)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan di bahas mengenai analisis data dan pembahasan, data
yang akan dianalisis adalah data sekunder yaitu laporan keuangan konsolidasi
yang dilaporkan oleh PT HM SAMPOERNA Tbk yang telah diaudit, laporan
keuangan yang akan dianalisis adalah neraca konsolidasi, laporan laba-rugi
konsolidasi, dan laporan saldo laba konsolidasi dari tahun 2002 sampai dengan
2008.
Langkah pertama dalam analisis ini adalah dengan menggunakan
perhitungan analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio aktivitas,
rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas. Dengan disertai kurva guna
memudahkan melihat pergerakan nilai rasio dari tahun ketahun.
Langkah kedua menggunakan uji statistik uji beda rata-rata data tidak
berpasangan pada sampel kecil, dengan taraf nyata 5%, dua tail dan degree of
freedom 8. untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang significant antara
prestasi kerja sebelum dan sesudah akuisisi tahun 2005.
A. Analisis Rasio
1. Rasio Likuiditas
a) Current Ratio atau Rasio Lancar
Lancar Hutang
Lancar Aktivalancar Rasio
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel V.1
Penghitungan Current Ratio PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio Lancar 2002 6983776 2122733 3.289993 2003 6956154 1710050 4.067807 2004 7891467 3763737 2.096711 2006 9432332 5612677 1.680541 2007 11056457 6212685 1.779658 2008 11037287 7642207 1.444254
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Grafik V.1 Grafik Current Ratio
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Rasio Lancar
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
2002 2003 2004 2006 2007 2008
Rasio Lancar
Nilai rasio lancar mengindikasikan kemampuan aktiva lancar
perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar, dari perhitungan tahun
2002 diperoleh rasio lancar sebesar 3.289993. Nilai ini dapat
diintrepetasikan bahwa untuk setiap satu rupiah kewajiban jangka pendek
dijamin dengan 3.289993 rupiah aktiva lancar. Pada tahun 2003 rasio
lancar perusahaan naik menjadi 4.067807 , yaitu nilai rasio dimana setiap
satu rupiah kewajiban lancar dijamin dengan 4.067807 rupiah aktiva
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
lancar atau 4 kali. Setelah perusahaan diakuisisi pada tahun 2005, rasio
lancar turun dan stabil diantara 1,4 hingga 1,8.
b) Rasio Quick
Lancar Hutang
Persediaan -Lancar Aktiva quick Rasio
Tabel V.2 Penghitungan Rasio Quick
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Tahun Aktiva Lancar PERSEDIAAN Hutang Lancar RASIO QUICK 2002 6983776 5333008 2122733 0.777662 2003 6956154 4658728 1710050 1.343485 2004 7891467 4887583 3763737 0.798112 2006 9432332 7432208 5612677 0.356358 2007 11056457 8929824 6212685 0.342305 2008 11037287 7657848 7642207 0.442207
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Grafik V.2 Grafik Quick Test Ratio
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
RASIO QUICK
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
2002 2003 2004 2006 2007 2008
RASIO QUICK
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Rasio Quick atau Quick Ratio hampir sama dengan rasio lancar akan
tetapi pada aktiva lancar dikurangi persediaan. Rasio ini memberikan
indikator yang lebih baik dalam melihat likuiditas perusahaan dibandingkan
dengan rasio lancar. Penghilangan persediaan, karena persediaan memerlukan
jangka waktu yang agak lama untuk dikonversi menjadi kas. Dari perhitungan
tahun 2002 diperoleh rasio cepat sebesar 0.777662. Nilai ini dapat
diintrepetasikan bahwa untuk setiap satu rupiah hutang lancar dijamin dengan
0.777662 rupiah aktiva lancar diluar persediaan. Pada tahun 2003 rasio quick
mengalami kenaikan, dengan nilai tertinggi pada tahun 2003 sebesar
1.343485. Hal ini menunjukkan pada tahun 2003 perusahaan sangat menjaga
keamanan likuiditas.
2. Rasio Aktivitas
a) Rata-rata umur piutang
Piutang
Penjualan Piutang Perputaran
piutang Perputaran
365 piutangumur rata-Rata
Tabel V.3 Penghitungan Rata-rata umur piutang
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang Rata-rata Umur Piutang 2002 1003097 324638 3.089893974 118.1270306 2003 1197550 194758 6.14891301 59.36008517 2004 1537472 324374 4.739812685 77.21824137 2006 2412648 399011 6.046570145 60.36480042 2007 2439241 996999 2.446583196 149.187651 2008 2955457 705362 4.189986135 87.35112438 Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Grafik V.3 Grafik Rata-rata umur piutang
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Rata-rata Umur Piutang
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2002 2003 2004 2006 2007 2008
Rata-rata UmurPiutang
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Dengan melihat rasio ini, kita bisa melihat dalam jangka waktu
berapa hari piutang akan bisa diubah menjadi kas atau ditagih. Rata-rata
penerimaan piutang untuk tahun 2002 adalah 119 hari sedangkan pada
tahun 2003 selama 60 hari. Semakin cepat rata-rata penerimaan piutang
akan semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola piutang.
Pertimbangan lain dalam manajemen piutang adalah mengenai pengaruh
dari kebijakan pemberian piutang terhadap peningkatan penjualan.
b) Rata-rata umur persediaan
Persediaan
Penjulan Pokok Harga persediaan Perputaran
persediaan Perputaran
365 persediaanumur rata-Rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel V.4 Penghitungan Rata-rata umur persediaan
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Tahun HPP PersediaanPerputaran Persediaan
Rata2 Umur Persediaan
2002 10517229 5333008 1.972100736 185.0818234 2003 10152735 4658728 2.179293361 167.4854825 2004 11839970 4887583 2.422459117 151.0861411 2006 21092522 7432208 2.837988657 128.6122124 2007 21005260 8928824 2.352522572 155.1526027 2008 24695196 7657848 3.224821908 113.4946395
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Grafik V.4 Grafik Rata-rata umur persediaan
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Rata2 Umur Persediaan
0
20
4060
80
100
120
140160
180
200
2002 2003 2004 2006 2007 2008
Rata2 Umur Persediaan
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam mengelola persediaan, dalam arti berapa kali persediaan yang ada
akan diubah menjadi penjualan. Rasio perputaran persediaan untuk tahun
2002 adalah 1,97 yang berarti dalam satu tahun persediaan diubah menjadi
penjualan sebanyak 1,97 kali, dengan siklus persediaan pada tahun 2002
selama 185 hari. Sedangkan untuk tahun 2003 adalah 2,18 kali, dengan
siklus persediaan selama 167 hari. Semakin tinggi rasio perputaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
persediaan maka semakin cepat persediaan diubah menjadi penjualan.
Rasio yang terlalu tinggi berisiko terjadinya kekurangan persediaan yang
mengakibatkan larinya pelanggan, sedangkan rasio yang terlalu rendah
menyebabkan banyaknya persediaan yang menganggur yang
mengakibatkan aktiva menganggur terlalu banyak.
c) Perputaran Aktiva Tetap
Tetap Aktiva
Penjulan Tetap Aktiva Perputaran
Tabel V.5 Penghitungan Perputaran Aktiva Tetap
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Tahun Penjualan Aktiva Tetap Perputaran Aktiva
Tetap 2002 1003097 1806252 0.555347205 2003 1197550 2139524 0.559727304 2004 1537472 2333662 0.658823771 2006 2412648 2390868 1.009109662 2007 2439241 3522336 0.692506621 2008 2955457 4329506 0.68263146
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Grafik V.5 Grafik Perputaran Aktiva Tetap
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Perputaran Aktiva Tetap
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
2002 2003 2004 2006 2007 2008
Perputaran AktivaTetap
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Dengan melihat rasio ini kita bisa mengetahui efektivitas
penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dari hasil perhitungan
tahun 2002 diperoleh rasio sebesar 0.555347205 yang berarti untuk setiap
satu rupiah aktiva, perusahaan menghasilkan 0.555347205 rupiah
penjualan.
Semakin tinggi angka perputaran aktiva tetap, maka semakin
efektif perusahaan dalam mengelola asset tetapnya.
d) Perputaran Total Aktiva
AktivaTotal
Penjulan Aktiva Total Perputaran
Tabel V.6 Penghitungan Perputaran Total Aktiva
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Tahun Penjualan Total
Aktiva Perputaran Total
Aktiva 2002 1003097 9817074 0.102178816 2003 1197550 10197768 0.11743256 2004 1537472 11563295 0.132961409 2006 2412648 12659804 0.190575462 2007 2439241 15680542 0.155558462 2008 2955457 16133819 0.183183969 Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Grafik V.6 Grafik Perputaran Total Aktiva
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Perputaran Total Aktiva
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
2002 2003 2004 2006 2007 2008
Perputaran TotalAktiva
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Dengan melihat rasio ini kita bisa mengetahui efektivitas
penggunaan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dari hasil perhitungan
tahun 2002 diperoleh rasio sebesar 0.102178816 yang berarti untuk setiap
satu rupiah aktiva, perusahaan menghasilkan 0.102178816 rupiah
penjualan.
Semakin tinggi angka perputaran total aktiva, maka semakin efektif
perusahaan dalam mengelola total aktivanya.
3. Rasio Utang atau Solvabilitas ( Leverage )
a) Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset
AsetTotal
hutang Total aset total terhadaphutang totalRasio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel V.7 Penghitungan Rasio Total Hutang terhadap Total Aset
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Tahun Hutang Lancar
Hutang Jangka Panjang
Total Hutang
Total Aset
Rasio Total Hutang terhadap Total Aset
2002 2122733 2299268 4422001 9817074 0.450439815 2003 1710050 2487787 4197837 10197768 0.411642724 2004 3763737 2622701 6386438 11563295 0.552302609 2006 5612677 1260422 6873099 12659804 0.54290722 2007 6212685 1401703 7614388 15680542 0.485594694 2008 7642207 441377 8083584 16133819 0.501033512
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Grafik V.7 Grafik Rasio Total Hutang terhadap Total Aset
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Rasio Total Hutang terhadap Total Aset
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
2002 2003 2004 2006 2007 2008
Rasio Total Hutangterhadap Total Aset
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan
menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang.
Dari perhitungan tahun 2002 diperoleh Rasio Total Hutang terhadap Total
Aset sebesar 0.450439815 maksudnya bahwa pada tahun 2002 presentasi
aktiva yang didanai dari hutang 45,04%. Semakin rendah nilai ratio berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
semakin sedikit presentase aktiva yang didukung oleh hutang, dan
mengakibatkan adanya penurunan biaya bunga pinjaman, sehingga
semakin sedikit Rasio Total Hutang terhadap Total Aset maka perusahaan
semakin sehat.
b) Rasio Times Interest Earned
Bunga
(EBIT)pajak dan bunga sebelum Laba TIE
Tabel V.8 Penghitungan Rasio Times Interest Earned
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008 Tahun Ebit bunga Rasio TIE 2002 2727495 340810 8.0029782 2003 2392602 249197 9.60124721 2004 3183278 230558 13.8068425 2006 5175282 141637 36.5390541 2007 5577278 123243 45.2543187 2008 6225233 129423 48.0998972 Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Grafik V.8
Grafik Rasio Times Interest Earned PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Rasio TIE
0
10
20
30
40
50
60
2002 2003 2004 2006 2007 2008
Rasio TIE
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Rasio ini menghitung seberapa besar EBIT yang tersedia untuk
membayar beban tetap bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang
aman karena tersedia dana yang lebih besar untuk menutup pembayaran
bunga. Namun rasio yang tinggi dapat menunjukkan terlalu rendahnya
penggunaan utang oleh perusahaan. Angka Rasio TIE pada tahun 2002
sebesar 8.0029782 , menunjukkan bahwa EBIT besarnya 8.0029782 kali
pembayaran bunga.
Setelah terjadi akuisisi ( pada tahun 2005 ) terlihat bahwa rasio TIE
mengalami kenaikan yang sangat drastis dan mencapai titik tertinggi pada
tahun 2008 yaitu sebesar 48.0998972. yang berarti bahwa EBIT besarnya
48.0998972 kali pembayaran bunga. Hal ini disebabkan oleh naiknya
EBIT dan turunnya bunga.
4. Rasio Profitabilitas
a) Profit Margin
Penjualan
bersih Laba Margin Profit
Tabel V.9 Penghitungan Rasio Profitabilitas
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Tahun Laba Bersih Penjualan Profit Margin
2002 1671084 15128664 0.110458134
2003 1406844 14675125 0.095865896
2004 1991852 17646694 0.112873947
2006 3530490 29545083 0.11949501
2007 3624018 29787725 0.121661456
2008 3895280 34680445 0.112319205 Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Grafik V.9 Grafik Rasio Profitabilitas
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Profit Margin
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
2002 2003 2004 2006 2007 2008
Profit Margin
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan perusahaan dari
setiap barang yang dijual, dari perhitungan diatas Profit Margin tahun
2002 sebesar 0.110458134 ini berarti bahwa setiap satu rupiah penjualan,
perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar 0.110458134 rupiah. Pada
kurva diatas PM terbesar terjadi pada tahun 2007 (setelah terjadi akuisisi).
b) Return On Asset
AssetTotal
bersih Laba ROA
Tabel V.10 Penghitungan Return On Total Asset
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Tahun Laba Bersih Total Aset ROA 2002 1671084 9817074 0.170222207 2003 1406844 10197768 0.13795607 2004 1991852 11563295 0.172256437 2006 3530490 12659804 0.278873986 2007 3624018 15680542 0.231115608 2008 3895280 16133819 0.241435707
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Grafik V.10 Grafik Return On Total Asset
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Return On Total Asset
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
2002 2003 2004 2006 2007 2008
Return On TotalAsset
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Return On Total Asset dapat mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. ROA sering
disebut sebagai ROI ( Return on Investment ). Rasio yang tinggi
menunjukkan efisiensi dan tingkat pengelolaan aset yang berarti semakin
baik (Hanafi, 2008:42) . ROA pada PT HM SAMPOERNA Tbk
mengalami peningkatan setelah akuisisi. Maka dapat disimpulkan bahwa
efisiensi dan tingkat pengelolaan aset setelah akuisisi lebih baik daripada
sebelum akuisisi.
c) Return On Equity
Saham Modal
bersih Laba ROE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel V.11 Penghitungan Return On Equity
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Tahun Laba Bersih Modal Saham Return On Equity
2002 1671084 5200893 0.321307129
2003 1406844 5768407 0.243887784
2004 1991852 4859430 0.409894165
2006 3530490 5693940 0.620043415
2007 3624018 8063542 0.44943252
2008 3895280 8047896 0.484012219 Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
Grafik V.11 Penghitungan Return On Equity
PT HM SAMPOERNA Tbk mulai tahun 2002 sampai dengan 2008
Return On Equity
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
2002 2003 2004 2006 2007 2008
Return On Equity
Sumber: Data Sekunder tahun 2002 s/d 2008 yang telah di olah
ROE mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan modal tertentu. Rasio ini merupakan profitabilitas dilihat dari
sudut pandang pemegang saham. Angka yang tinggi untuk ROE
menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Rasio ROE tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
memperhitungkan deviden maupun capital gain untuk pemegang saham.
Karena itu rasio ini bukan pengukur return ( tingkat pengembalian ) yang
diterima pemegang saham yang sebenarnya. Dari grafik diatas dapat kita
lihat bahwa ada peningkatan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba bersih setelah terjadi akuisisi ( 2006, 2007, 2008 ).
B. Uji Statistik
Dari data rasio keuangan di atas maka dapat dibuat tabel rekap data rasio
keuangan sebelum dan sesudah akuisisi sebagai berikut :
Tabel VI.1 Rekap Data Rasio Keuangan
PT HM SAMPOERNA Tbk sebelum dan sesudah akuisisi Periode Tahun Rasio Keuangan Jenis Rasio
Sebelum Akuisisi 2002 3.28999267 Rasio Lancar Sebelum Akuisisi 2003 4.06780737 Rasio Lancar Sebelum Akuisisi 2004 2.09671053 Rasio Lancar Sesudah Akuisisi 2006 1.68054068 Rasio Lancar Sesudah Akuisisi 2007 1.77965839 Rasio Lancar Sesudah Akuisisi 2008 1.44425387 Rasio Lancar Sebelum Akuisisi 2002 0.77766163 Rasio Quick Sebelum Akuisisi 2003 1.34348469 Rasio Quick Sebelum Akuisisi 2004 0.79811209 Rasio Quick Sesudah Akuisisi 2006 0.35635829 Rasio Quick Sesudah Akuisisi 2007 0.34230498 Rasio Quick Sesudah Akuisisi 2008 0.44220721 Rasio Quick Sebelum Akuisisi 2002 118.1270306 Rata-rata Umur Piutang Sebelum Akuisisi 2003 59.36008517 Rata-rata Umur Piutang Sebelum Akuisisi 2004 77.21824137 Rata-rata Umur Piutang Sesudah Akuisisi 2006 60.36480042 Rata-rata Umur Piutang Sesudah Akuisisi 2007 149.187651 Rata-rata Umur Piutang Sesudah Akuisisi 2008 87.35112438 Rata-rata Umur Piutang Sebelum Akuisisi 2002 185.0818234 Rata-rata Umur Persediaan Sebelum Akuisisi 2003 167.4854825 Rata-rata Umur Persediaan Sebelum Akuisisi 2004 151.0861411 Rata-rata Umur Persediaan Sesudah Akuisisi 2006 128.6122124 Rata-rata Umur Persediaan Sesudah Akuisisi 2007 155.1526027 Rata-rata Umur Persediaan Sesudah Akuisisi 2008 113.4946395 Rata-rata Umur Persediaan Sebelum Akuisisi 2002 0.55534721 Perputaran Aktiva Tetap Sebelum Akuisisi 2003 0.5597273 Perputaran Aktiva Tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Sebelum Akuisisi 2004 0.65882377 Perputaran Aktiva Tetap Sesudah Akuisisi 2006 1.00910966 Perputaran Aktiva Tetap Sesudah Akuisisi 2007 0.69250662 Perputaran Aktiva Tetap Sesudah Akuisisi 2008 0.68263146 Perputaran Aktiva Tetap Sebelum Akuisisi 2002 0.10217882 Perputaran Total Aktiva Sebelum Akuisisi 2003 0.11743256 Perputaran Total Aktiva Sebelum Akuisisi 2004 0.13296141 Perputaran Total Aktiva Sesudah Akuisisi 2006 0.19057546 Perputaran Total Aktiva Sesudah Akuisisi 2007 0.15555846 Perputaran Total Aktiva Sesudah Akuisisi 2008 0.18318397 Perputaran Total Aktiva Sebelum Akuisisi 2002 0.45043982 Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Sebelum Akuisisi 2003 0.41164272 Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Sebelum Akuisisi 2004 0.55230261 Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Sesudah Akuisisi 2006 0.54290722 Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Sesudah Akuisisi 2007 0.48559469 Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Sesudah Akuisisi 2008 0.50103351 Rasio Total Hutang terhadap Total Aset Sebelum Akuisisi 2002 8.0029782 Rasio Times Interest Earned atau TIE Sebelum Akuisisi 2003 9.60124721 Rasio Times Interest Earned atau TIE Sebelum Akuisisi 2004 13.80684253 Rasio Times Interest Earned atau TIE Sesudah Akuisisi 2006 36.53905406 Rasio Times Interest Earned atau TIE Sesudah Akuisisi 2007 45.2543187 Rasio Times Interest Earned atau TIE Sesudah Akuisisi 2008 48.09989724 Rasio Times Interest Earned atau TIE Sebelum Akuisisi 2002 0.11045813 Profit Margin Sebelum Akuisisi 2003 0.0958659 Profit Margin Sebelum Akuisisi 2004 0.11287395 Profit Margin Sesudah Akuisisi 2006 0.11949501 Profit Margin Sesudah Akuisisi 2007 0.12166146 Profit Margin Sesudah Akuisisi 2008 0.11231921 Profit Margin Sebelum Akuisisi 2002 0.17022221 Return on Asset atau ROA Sebelum Akuisisi 2003 0.13795607 Return on Asset atau ROA Sebelum Akuisisi 2004 0.17225644 Return on Asset atau ROA Sesudah Akuisisi 2006 0.27887399 Return on Asset atau ROA Sesudah Akuisisi 2007 0.23111561 Return on Asset atau ROA Sesudah Akuisisi 2008 0.24143571 Return on Asset atau ROA Sebelum Akuisisi 2002 0.32130713 Return On Equity atau ROE Sebelum Akuisisi 2003 0.24388778 Return On Equity atau ROE Sebelum Akuisisi 2004 0.40989417 Return On Equity atau ROE Sesudah Akuisisi 2006 0.62004342 Return On Equity atau ROE Sesudah Akuisisi 2007 0.44943252 Return On Equity atau ROE Sesudah Akuisisi 2008 0.48401222 Return On Equity atau ROE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Uji Mann-Whitney
Setelah dilakukan pengurutan ( Rank ) dari Tabel Rekap Data Rasio
Keuangan maka diperoleh hasil R1=1086 dan R2= 1125 seperti dalam tabel
berikut :
Tabel VI.2 Data Rasio Keuangan Setelah Diberi Jenjang
PT HM SAMPOERNA Tbk sebelum dan sesudah akuisisi Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi
No. Rasio Keuangan Rank No. Rasio Keuangan Rank
1 0.09586590 1 1 0.11231921 4
2 0.10217882 2 2 0.11949501 7
3 0.11045813 3 3 0.12166146 8
4 0.11287395 5 4 0.15555846 11
5 0.11743256 6 5 0.18318397 14
6 0.13296141 9 6 0.19057546 15
7 0.13795607 10 7 0.23111561 16
8 0.17022221 12 8 0.24143571 17
9 0.17225644 13 9 0.27887399 19
10 0.24388778 18 10 0.34230498 21
11 0.32130713 20 11 0.35635829 22
12 0.40989417 23 12 0.44220721 25
13 0.41164272 24 13 0.44943252 26
14 0.45043982 27 14 0.48401222 28
15 0.55230261 32 15 0.48559469 29
16 0.55534721 33 16 0.50103351 30
17 0.55972730 34 17 0.54290722 31
18 0.65882377 36 18 0.62004342 35
19 0.77766163 39 19 0.68263146 37
20 0.79811209 40 20 0.69250662 38
21 1.34348469 42 21 1.00910966 41
22 2.09671053 46 22 1.44425387 43
23 3.28999267 47 23 1.68054068 44
24 4.06780737 48 24 1.77965839 45
25 8.00297820 49 25 36.53905406 52
26 9.60124721 50 26 45.25431870 53
27 13.80684253 51 27 48.09989724 54
28 59.36008517 55 28 60.36480042 56
29 77.21824137 57 29 87.35112438 58
30 118.12703060 60 30 113.49463950 59
31 151.08614110 63 31 128.61221240 61
32 167.48548250 65 32 149.18765100 62
33 185.08182340 66 33 155.15260270 64
n1=33 R1= 1086 n2=33 R2= 1125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
1) Menghitung U :
12
)11(12.1 R
nnnn
10862
)133(3333.33
U = 564,
membandingkan dengan 2
2.1 nn
2
2.1 nn=
2
33.33 =544,5
U = 564 > 2
2.1 nn = 544,5 , maka U :
2.1 nn
56433.33
U = 525.
2) Menghitung E(U) :
E(U)=2
2.1 nn
E(U)=2
33.33
E(U)= 544,5
3) Menghitung U :
12
)121(2.1
nnnnU
12
)13333(33.33 U
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
97595783,77U
4) Mennghitung Z :
Z = U
E(U)- U
Z = 97595783,77
544,5- 525
Z = - 0,250
Berdasarkan pada Penghitungan Manual dan Pengolahan dengan
Program SPSS 10 hasil dari Uji Mann-Whitney diperoleh nilai Z yang
sama yaitu -0,250 . Hasil output SPSS 10 dapat dilihat melalui Tabel VI.3
Tabel VI.3 Hasil Output Penghitungan Menggunakan SPSS 10
Test Statistics(a)
Rasio
Keuangan Mann-Whitney U 525.000Wilcoxon W 1086.000Z -.250Asymp. Sig. (2-tailed) .803
a Grouping Variable: Kelompok
5) Pengambilan Keputusan
Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima (P>0,05)
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak (P<0,05)
6) Keputusan
Terlihat bahwa pada kolom Asymp. Sig. (2-tailed) untuk uji dua
sisi adalah 0,803, atau probabilitas di atas 0,05 ( 0,803 > 0,05 ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Maka Ho diterima atau H1 ditolak , dengan kata lain tidak ada
perbedaan Kinerja Perusahaan rokok PT HM SAMPOERNA Tbk
pada periode sebelum dan sesudah akuisisi .
C. Pembahasan
Data laporan keuangan dari tahun 2002 hingga 2004 (mewakili masa
sebelum akuisisi) dan tahun 2006 hingga 2008 (mewakili masa sesudah akuisisi)
bersifat fluktuatif dari tahun ke tahun . Sehingga menghasilkan rasio keuangan
yang fluktuatif. Namun beberapa rasio tampak mengalami kenaikan dan
penurunan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Rasio yang mengalami kenaikan
diantaranya adalah Perputaran Aktiva Tetap, Perputaran Total Aktiva, Rasio,
Times Interest Earned, Return On Asset, dan Return On Equity. Rasio yang
mengalami penurunan diantaranya adalah Current Ratio atau Rasio Lancar dan
Rasio Quick.
Dari hasil penghitungan rasio keuangan yang fluktuatif tersebut lalu
dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan
perusahaan PT HM SAMPOERNA Tbk pada periode sebelum dan sesudah
akuisisi. Dengan menggunakan Uji Mann-Whitney , dapat diambil kesimpulan
bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan PT HM
SAMPOERNA Tbk pada periode sebelum dan sesudah akuisisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian mengenai “analisis perbandingan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi, studi kasus pada PT HM
SAMPOERNA Tbk ”. Dengan alat rasio keuangan dan Uji Mann-Whitney untuk
melihat ada atau tidaknya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah
akuisisi, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan PT HM
SAMPOERNA Tbk sama antara sebelum dan sesudah akuisisi.
Hal ini dimungkinkan karena kinerja keuangan PT HM SAMPOERNA
Tbk yang cukup bagus sebelum akuisisi sehingga menarik investor asing untuk
mengakuisisi dengan nilai yang tinggi.
B. Keterbatasan
Teknik pengumpulan data adalah dengan dokumentasi, yaitu pencatatan
langsung terhadap data yang telah dipublikasikan yang diperoleh penulis dari
internet, sehingga penulis tidak mengecek kebenaran data dengan yang dimiliki
perusahan, karena data sudah melalui proses auditing.
Nilai rasio yang tinggi atau rendah tidak bisa mengindikasikan baik atau
buruknya kinerja perusahaan karena nilai yang baik atau buruk bagi perusahaan
sangat relatif.
Dengan alat uji satatistik Uji Mann-Whitney juga tidak bisa mengetahui
apakah kinerja perusahaan lebih baik sebelum akuisisi atau sebaliknya, karena Uji
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Mann-Whitney hanya bisa menguji ada tidaknya perbedaan antara sebelum
akuisisi dan sesudah akuisisi.
C. Saran
Hasil dari penelitian ini hanya dapat mencerminkan mengenai
perbandingan sebelum dan sesudah akuisisi pada rentang waktu yang pendek. Jadi
hasil penelitian ini secara luas belum dapat menggambarkan kondisi sebenarnya
akibat dari proses akuisisi itu sendiri. Terlebih jika data-data yang diambil tidak
mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya, karena pada dasarnya data
dalam penelitian ini adalah data sekunder. Berdasarkan alasan tersebut maka
penulis menyarankan :
1) Untuk penelitian selanjutnya mengenai analisis kinerja perusahaan
sebelum dan sesudah akuisisi sebaiknya menggunakan data yang dapat
mencerminkan kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
2) Sebaiknya rentang waktu yang digunakan untuk penelitian mengenai
analisis kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi diperpanjang,
sebab ada kemungkinan hasil dari akuisisi baru terlihat dalam jangka
panjang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba
Empat
Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta.
Liberty
Hanafi, Mamduh M ; Halim, Abdul. 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi
ketiga. Yogyakarta. UPP STIM YKPN
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta. Andi Offset
Hanafi, Mamduh M. 2004. Manajemen Keuangan, edisi pertama. Yogyakarta.
BPFE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TABEL REKAPITULASI NILAI RASIO KEUANGAN
P.T. HM SAMPOERNA Tbk SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI
Sebelum Akuisisi Sesudah Akuisisi
2002 2003 2004 2006 2007 2008 RASIO LIKUIDITAS Rasio Lancar 3.28999267 4.06780737 2.09671053 1.68054068 1.77965839 1.44425387
Rasio Quick 0.77766163 1.34348469 0.79811209 0.35635829 0.34230498 0.44220721
RASIO AKTIVITAS Rata-rata Umur Piutang 118.1270306 59.36008517 77.21824137 60.36480042 149.187651 87.35112438
Rata-rata Umur Persediaan 185.0818234 167.4854825 151.0861411 128.6122124 155.1526027 113.4946395
Perputaran Aktiva Tetap 0.55534721 0.5597273 0.65882377 1.00910966 0.69250662 0.68263146
Perputaran Total Aktiva 0.10217882 0.11743256 0.13296141 0.19057546 0.15555846 0.18318397
RASIO UTANG atau SOLVABILITAS Rasio Total Hutang thd Total Aset 0.45043982 0.41164272 0.55230261 0.54290722 0.48559469 0.50103351
Rasio TIE 8.0029782 9.60124721 13.80684253 36.53905406 45.2543187 48.09989724
RASIO PROFITABILITAS Profit Margin 0.11045813 0.0958659 0.11287395 0.11949501 0.12166146 0.11231921
ROA 0.17022221 0.13795607 0.17225644 0.27887399 0.23111561 0.24143571
ROE 0.32130713 0.24388778 0.40989417 0.62004342 0.44943252 0.48401222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI