Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Analisis Perbandingan Kinerja PPTP dan L2TP Pada Layanan
Voice Over IP (VoIP)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Niko Edi Pamungkas (672015263)
Dian Widiyanto Chandra, S.Kom., M.Cs.
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2019
Pendahuluan
Pada saat ini internet telah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat
yang menginginkan informasi yang cepat, akurat, dan mendukung berbagai jenis
layanan komunikasi. Seiring dengan kebutuhan tersebut, maka banyak dikembangkan
protokol-protokol jaringan komunikasi. SIP merupakan protokol standar multimedia
yang merupakan produk dari Internet Engineering Task Force (IETF) dan telah
digunakan menjadi suatu standar penggunaan VoIP [1].
Untuk menjalankan protokol SIP itu menggunakan Voice over IP (VoIP), yang
merupakan teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media
internet. Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang
mengirimkan paket-paket data. Didalam VoIP terdapat VoIP client dan VoIP server,
dimana VoIP server dapat digunakan dengan akses publik (berbayar), dan private
(dikelola sendiri menggunakan jaringan lokal). Jika ingin menggunakan private
(jaringan lokal) pun dibutuhkan proses tunneling untuk melewati paket jaringan lokal
melalui jaringan publik.
Proses tunneling itu dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN). VPN
merupakan sebuah terowongan Virtual (Virtual Tunnel) dari jaringan satu ke jaringan
lain yang terenkripsi. VPN disebut Private Network karena VPN bersifat privat artinya
hanya orang tertentu saja yang dapat mengaksesnya [2]. Pada VPN terdapat beberapa
protokol didalamnya yaitu PPTP dan L2TP.
PPTP merupakan protokol jaringan yang memungkinkan pengamanan transfer data
dari remote client ke server pribadi dengan membuat sebuah VPN melalui TCP/IP [3].
Sedangkan L2TP adalah protokol tunneling yang memadukan dua buah protokol
tunneling, yaitu L2F (Layer 2 Forwarding) dan PPTP [4].
Permasalahan yang muncul saat ini adalah apakah dengan dilakukannya tunneling
menggunakan PPTP ataupun L2TP akan mempengaruhi kualitas dari panggilan VoIP
dan protokol manakah yang lebih baik untuk digunakan pada layanan VoIP.
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penelitian ini adalah
untuk menganalisa dan merancang VPN berbasis tunneling dengan menggunakan
protokol PPTP dan L2TP di router Mikrotik yang dimulai dari tahapan penginstalan,
konfigurasi, hingga proses uji coba.
1. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini dibuat berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan antara lain
penelitian yang dilakukan oleh Syariful Ikhwan, et all. Dengan judul “Analisis Jaringan
VPN Menggunakan PPTP dan L2TP (Studi Kasus : Dinhubkominfo Kabupaten
Banyumas)” pada penelitian ini difokuskan pada pertukaran layanan FTP dan
dibandingkan dengan penggunaan dua teknologi VPN yang berbeda, yaitu antara PPTP
dan L2TP, dimana parameter QoS yang digunakan adalah throughput, delay, jitter, dan
packet loss [4].
Penelitian selanjutnya dengan judul “Remote Site Mikrotik VPN Dengan Point To
Point Tunneling Protocol (PPTP) Studi Kasus Pada Yayasan Teratai Global Jakarta”
penelitian ini bertujuan, dengan teknologi VPN memungkinkan setiap orang agar bisa
mengakses jaringan lokal dari luar. Melalui VPN, maka seseorang dapat mengakses
sumber daya yang berada dalam jaringan lokal mendapatkan hak dan pengaturan yang
sama, seperti secara fisik berada di tempat dimana jaringan lokal itu berada. Keamanan
data dan ketertutupan transmisi data dari akses yang tidak berhak dalam transmisinya
pada internet menjadi standar utama dalam VPN, sehingga dalam VPN selalu
disertakan akan fitur utama yaitu enkripsi dan tunneling [5].
Pada penelitian lainnya dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Jaringan VPN
Berbasis Mikrotik Menggunakan Protokol PPTP Dan L2TP Sebagai Media Transfer
Data” berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari skripsi ini adalah
untuk menganalisis dan merancang VPN berbasis PPTP dengan MikroTik Router
Operating System. Mengimplementasikan teknologi VPN di Mikrotik OS yang dimulai
dari penginstalan, konfigurasi, hingga proses uji coba [6].
Pada penelitian sebelumnya banyak yang sudah membahas dan menggunakan
jaringan VPN sebagai metode penelitian dengan menggunakan tunneling pada protokol
PPTP maupun L2TP. Pada kasus sebelumnya juga sudah banyak yang menggunakan
metode tersebut tetapi dengan layanan yang berbeda-beda, beberapa diantaranya
pengujiannya ada yang menggunakan layanan FTP, dan video streaming, tapi intinya
sama-sama menggunakan jaringan VPN dan pada kasus kali ini peneliti bertujuan
untuk melakukan pengujian dengan menggunakan layanan VoIP. Dengan
menggunakan tunneling dari protokol PPTP dan L2TP.
PPTP merupakan salah satu protokol jaringan yang memungkinkan pengamanan
transfer data melalui remote client (client yang berada jauh dari server) ke server
pribadi perusahaan dengan membuat VPN melalui TCP/IP. PPTP merupakan protokol
jaringan yang dapat merubah paket PPP menjadi IP datagram agar dapat ditransmisikan
melalui internet. Protokol ini dikembangkan oleh Microsoft dan Cisco. Teknologi
tunneling PPTP merupakan pengembangan dari remote access Point-to-Point protokol
yang dikeluarkan oleh Internet Engineer Task Force (IETF) [3].
L2TP merupakan hasil pengembangan dari protokol PPTP ditambah dengan L2F.
Network Security Protocol dan enkripsi yang digunakan untuk autentikasi sama seperti
dengan PPTP. Akan tetapi untuk melakukan panggilan/komunikasi, L2TP
menggunakan UDP port 1701. L2TP sering digunakan untuk membuat sebuah Virtual
Private Network (VPN) yang terdapat didalam sebuah jaringan publik, seperti internet.
Karena merupakan standar IETF, protokol ini menawarkan interoperabilitas yang
sangat tinggi antar vendor komputer dan jaringan komputer yang bahkan tidak dimiliki
oleh protokol lainnya seperti halnya protokol Point-to-Point tunneling protokol dari
Microsoft dan Layer 2 Forwarding (L2F) dari Cisco System, meskipun L2TP hanyalah
penggabungan dari dua jenis protokol tersebut dan merupakan ekstensi dari dua
protokol yang sudah ada terlebih dahulu [4].
VoIP merupakan teknologi yang menggunakan Internet Protocol untuk
menyediakan komunikasi suara secara elektronis dan real-time. Cara kerja dari VoIP
adalah dengan mengkonversi data analog menjadi data digital kemudian dikirimkan
melalui jaringan internet.
Teknologi VoIP menyediakan 4 fungsi utama untuk penggunaannya. Fungsi
tersebut adalah sebagai berikut: 1) Signalling – berfungsi untuk menangkap jaringan
yang dituju, sehingga dapat melakukan inisialisasi (penyampaian) pesan/percakapan.
2) Database Service – Merupakan salah satu fungsi dari VoIP untuk mencari tujuan
akhir/endpoint yang harus dituju, dan juga sebagai penerjemah alamat yang biasanya
digunakan dalam dua jaringan yang berbeda. 3) Call Connect/Disconnect (Bearer
Control) – Bearer Control memungkinkan agar si penerima panggilan dapat
memutuskan panggilan/menerima panggilan. 4) Codecs Operations – Berguna sebagai
coder ataupun decoder dalam pengubahan/transmited suara menjadi sinyal
digital/paket data ataupun sebaliknya.
Salah satu tujuan implementasi VoIP adalah untuk menekan biaya operasional
perusahaan maupun individu dalam melakukan komunikasi satu sama lain. Penekanan
biaya itu dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan jaringan data yang sudah tersedia.
Sehingga apabila ingin membangun jaringan telekomunikasi VoIP, tidak perlu
membangun infrastruktur baru yang mengeluarkan biaya yang sangat besar [7].
Signaling Media Utility
Application Layer
Transport Layer
Internet Layer
Gambar 1 Internet Multimedia Protocol Stack.
SDP Media Coding
H 323 SIP RTP DNS DHCP
UDP TCP
IP
Pada Gambar 1 protokol yang berwarna abu-abu merupakan protokol yang
digunakan untuk VoIP berbasis SIP dan dari gambar tersebut juga dapat dilihat bahwa
TCP dan UDP sebagai transport layer.
Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif yang diukur dalam bps (bit
per second). Throughput adalah jumlah total kedatangan paket yang sukses, yang
diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu
tersebut. Kategori throughput diperlihatkan pada Tabel 1 [8].
Tabel 1 Kategori Throughput
Kategori Throughput (bps) Indeks
Sangat Bagus 76 – 100 4
Bagus 51 – 75 3
Sedang 26 - 50 2
Buruk < 25 1
Persamaan perhitungan throughput :
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
Packet Loss merupakan kondisi yang menunjukkan total paket yang hilang karena
collision dan congestion pada jaringan. Dapat diartikan gagalnya transmisi IP mencapai
tujuannya. Kategori Packet Loss diperlihatkan pada Tabel 2 [8].
Tabel 2 Kategori Packet Loss
Kategori Packet Loss Indeks
Sangat Bagus 0 % -2.9 % 4
Bagus 3 % – 14.9 % 3
Sedang 15 % -24.9% 2
Buruk >25 % 1
Persamaan Perhitungan Packet Loss :
𝑃𝑎𝑐𝑘𝑒𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠 =Data yang dikirim − Paket data yang diterima
Paket Data yang dikirim 𝑥100%
Delay merupakan waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke
tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, Congesti atau waktu proses
yang lama. Kategori Delay diperlihatkan pada Tabel 3 [8].
Tabel 3 Kategori Delay
Kategori Delay Indeks
Sangat Bagus < 150 ms 4
Bagus 150 ms s/d 300 ms 3
Sedang 300 ms s/d 450 ms 2
Buruk > 450 ms 1
Persamaan perhitungan Delay :
𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = Waktu paket diterima – Waktu paket dikirim
Jitter diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu
pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket diakhir
perjalanan jitter. Jitter biasa disebut variasi delay, berhubungan erat dengan latency,
yang menunjukan banyaknya variasi delay pada transmisi data di jaringan. Kategori
Delay diperlihatkan pada Tabel 4 [8].
Tabel 4 Kategori Jitter
Kategori Delay Indeks
Sangat Bagus 0 ms 4
Bagus 0 ms s/d 75 ms 3
Sedang 75 ms s/d 125 ms 2
Buruk 125 ms s/d 225 ms 1
Persamaan perhitungan Jitter :
𝐽𝑖𝑡𝑡𝑒𝑟 =Total variasi Delay
Total paket yang diterima
2. Metode Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan sebuah perancangan untuk pengujian performa
menggunakan parameter QoS. Parameter yang digunakan yaitu delay, jitter,
throughput, dan packet loss. Metode yang digunakan adalah metode PPDIOO yang
dikembangkan oleh CISCO, metode ini mampu memberikan langkah-langkah kunci
dalam keberhasilan perencanaan jaringan, baik itu dalam tahapan desain, implementasi
dan operasional. Fase-fase yang ada dalam metode PPDIOO ini adalah Plan, Prepare,
Design, Implement, Operate,Optimize. Gambar 2 menunjukan fase-fase dari metode
PPDIOO [9].
Gambar 2 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian pada Gambar 2, dapat dijelaskan sebagai berikut :
Prepare merupakan tahap yang membahas kebutuhan dalam penelitian dan strategi
yang akan digunakan dalam pelaksanaan penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan
identifikasi masalah dimulai dengan membuat skenario untuk merancang sebuah
tahapan untuk menganalisa protokol PPTP dan L2TP pada layanan VOIP.
Plan adalah tahap dilakukannya perencanaan terhadap topologi jaringan yang akan
dirancang dalam penelitian, pengalamatan IP, dan skenario pelaksanaan pengujian.
Kemudian untuk prosesnya menggunakan sebuah aplikasi virtual yaitu GNS3 dan
VMware Workstation dimana pada aplikasi tersebut sudah mencakup seluruh
kebutuhan yang dibutuhkan untuk proses penelitian
Pada tahap model/design akan membuat gambar desain topologi jaringan
interkoneksi yang akan dibangun. Signaling protokol yang digunakan adalah SIP,
sedangkan pada lapisan transport menggunakan UDP. Voice akan dipecah menjadi
paket-paket IP yang kemudian akan dikirimkan pada jaringan internet menggunakan
protokol RTP. Topologi jaringannya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Topologi Analisis Protokol PPTP dan L2TP
Pada Gambar 3 terdapat tiga jaringan privat, jaringan privat pertama terdapat pada
R1 dengan diberikan satu alamat IP privat dan terdapat server Asterisk didalam
jaringan privat R1 tersebut. Kemudian jaringan privat kedua terdapat pada R2, R2 juga
diberikan satu alamat IP privat yang didalamnya terdapat sebuah PC dimana
didalamnya telah terdapat software SIP Xlite yang berfungsi sebagai client dari server
VoIP Asterisk. Dan kemudian pada jaringan privat yang ketiga terdapat pada R3
dimana didalamnya juga sama seperti R1 dan R2 telah diberikan satu alamat IP privat
dengan sebuah PC yang didalamnya juga sudah terdapat software SIP Zoiper. Pada tiga
jaringan tersebut telah diberikan konfigurasi NAT pada R2 dan R3, dan juga diberikan
konfigurasi tunnel PPTP maupun L2TP agar terjadinya terowongan virtual dari
jaringan satu ke jaringan lain yang terenkripsi.
Kemudian implement dengan melakukan instalasi perangkat jaringan pada aplikasi
virtual GNS3, penginstalan system operasi seperti server Asterisk, Windows 7 dan
Windows 10 serta konfigurasi perangkat yang mencakup IP address, dan routing
protokol.
Pada tahap operate dilakukan percobaan terhadap topologi yang sudah dirancang.
Proses pengiriman data dari source ke destination dilakukan dan hasil akan direkam
menggunakan tool yang ada pada Wireshark. Kemudian dilakukan pengujian
menggunakan dua tunneling yaitu PPTP dan L2TP. Untuk pengujian itu terdapat client
dan server. Client yang digunakan terdiri dari dua system operasi, client pertama
menggunakan system operasi Windows 7 dimana didalamya telah diinstal software
Xlite sebagai sarana untuk menggunakan layanan dari VoIP, dan client kedua
menggunakan system operasi Windows 10 dimana didalamnya juga sudah diinstal
software Zoiper.
Gambar 4 Diagram alur penggunaan SIP pada Xlite dan Zoiper.
Pada Gambar 4 server SIP yang digunakan dibangun diatas platform opensource
Linux Ubuntu. Untuk server memanfaatkan program Asterisk versi 2.1.14 yang juga
bersifat opensource dan dapat diinstall pada platform Linux apapun. Asterisk
merupakan perangkat lunak yang telah digunakan secara luas oleh para pengembang
VoIP. Selain memiliki kemampuan untuk membuat sebuah sesi komunikasi voice,
Asterisk juga dapat melakukan komunikasi video call dengan memanfaatkan SDP.
Asterisk mendukung beberapa protocol seperti H323, iAX, dan SIP. Pada penelitian
ini hanya fokus pada SIP.
Optimize Merupakan tahapan dari PPDIOO yang digunakan untuk merancang dan
mengkonfigurasikan kembali desain jaringan yang sudah dibuat ketika terjadi
kesalahan sehingga mendapatkan kesimpulan yang akurat dalam penelitian.
3. Hasil dan Pembahasan Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan jaringan sederhana pada setiap
konfigurasi jaringan yang diujikan. Untuk melakukan uji coba terhadap dua protokol
VPN menggunakan topologi jaringan yang sama, yaitu menggunakan dua buah PC
sebagai Client, tiga Mikrotik Router CHR versi 6.41.4, tiga Switch, dan sebuah PC
sebagai server. PC Server terhubung langsung ke Switch, sedangkan Switch terhubung
langsung dengan Router Mikrotik. Pengambilan data diambil pada saat PC Client
terkoneksi dengan VPN dengan menggunakan PPTP maupun L2TP yang terhubung
dengan server Asterisk. Kemudian untuk mengetahui hasil dari penelitian ini terlihat
pada Gambar 5 dan Gambar 6, dimana hasil yang didapatkan berasal dari tool yang ada
pada Wireshark.
Gambar 5 Hasil Pengukuran PPTP menggunakan tool Wireshark.
Gambar 6 Hasil Pengukuran L2TP menggunakan tool Wireshark.
Pada Gambar 5 dan Gambar 6 merupakan hasil pengukuran QoS dari pengujian
tunneling menggunakan protokol PPTP dan L2TP dengan menggunakan tool yang ada
pada Wireshark. Terlihat pada gambar tersebut hasil dari masing-masing parameter
QoS, dimana sudah terdapat hasil keseluruhan dari delay, jitter, dan packet loss
sedangkan hanya throughput yang belum ada total dari hasil keseluruhan yang didapat,
dan maka dari itu hanya throughput yang hasilnya dihitung manual menggunakan
rumus persamaan dari throughput dan hasil perhitungannya didapatkan sebagai
berikut:
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 𝑃𝑃𝑇𝑃 =40.00 𝑏
5.87 𝑠= 6.814 𝑏𝑝𝑠
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 𝐿2𝑇𝑃 =62.40 𝑏
4.43 𝑠= 14.085 𝑏𝑝𝑠
Hasil throughput didapatkan berdasarkan dari jumlah data yang dikirim, yang
terdapat pada kolom bandwidth kemudian dibagi dari durasi waktu yang telah
dilakukan dari protokol PPTP dan L2TP. Kemudian untuk mengetahui kualitas dari
hasil analisa dan pengujian yang telah dilakukan, hasil yang didapatkan mengacu
berdasarkan tabel pengukuran QoS pada masing-masing protokol dan hasilnya
dimasukan dalam sebuah Tabel 5 yang berisi hasil analisa dan pengujian dari protokol
PPTP dan L2TP.
Tabel 5 Hasil QoS Throughput, Packet Loss, Delay, dan Jitter.
Parameter Protokol Hasil Kualitas Indeks
Throughput PPTP 6.814 bps Buruk 1
L2TP 14.085 bps Buruk 1
Packet Loss PPTP 0,54 % Sangat Bagus 4
L2TP 0,65 % Sangat Bagus 4
Delay PPTP 367,05 ms Sedang 2
L2TP 478,97 ms Buruk 1
Jitter PPTP 44,03 ms Bagus 3
L2TP 41,97 ms Bagus 3
Gambar 7 Hasil Tunnel PPTP dan L2TP
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada jaringan VPN
menggunakan tunnel PPTP dan L2TP mendapatkan hasil berupa packet loss yang
merupakan banyaknya paket yang gagal mencapai tujuan paket tersebut dikirim. Ketika
packet loss besar maka dapat diketahui bahwa jaringan tersebut sedang sibuk atau
terjadi overload. Packet loss mempengaruhi kinerja jaringan secara langsung. Dan
hasil analisa packet loss yang didapatkan berada pada nilai indeks yang sangat bagus
dengan hasil rata-rata 0%. Packet loss sangat kecil terjadi karena pada saat pengujian
hanya mendapatkan beban dari panggilan VoIP saja dan tidak dibebani dengan
penggunaan layanan lainnya.
Kemudian delay pada protokol PPTP lebih baik dibandingkan dengan protokol
L2TP, dengan hasil mencapai 367,05 ms pada protokol PPTP dan 478,97 ms pada
protokol L2TP. Hal itu terjadi karena L2TP merupakan protokol hasil pengembangan
dari L2F ditambah PPTP maka delay yang dilakukan pun terjadi dua kali dikarenakan
L2TP merupakan hasil perpaduan dari PPTP dan L2F jadi sama saja dengan melakukan
delay pertama pada PPTP dan delay kedua pada L2F. Sedangkan PPTP hanya sekali
maka hasil yang didapatkan pun lebih kecil bila dibandingkan dengan L2TP.
Dengan delay yang mendapatkan hasil sebesar itu juga dipengaruhi dari hasil
throughput yang mendapatkan hasil 6.814 bps pada PPTP dan 14.085 bps pada L2TP. Dengan hasil yang sekecil itu, throughput tidak mampu memenuhi kualitas dari codec
g711 yaitu 65.536 bps, maka mengakibatkan pengulangan terjadi pada throughput dan
mengakibatkan delay yang sangat besar dan menyebabkan komunikasi terputus-putus
dan mengganggu jalannya panggilan VoIP.
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
Throughput Delay Packet Loss Jitter
Hasil Tunnel PPTP dan L2TP
PPTP L2TP
Sedangkan pada jitter yaitu karena jitter dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan
besarnya tumpukan antar paket (congestion) yang ada dalam jaringan. Pengaruh jitter
pada kinerja jaringan harus dilihat bersama delay. Ketika jitter besar namun delay nya
kecil maka kinerja jaringan tidak bisa dikatakan jelek karena besarnya jitter dapat
dikompensasi dengan nilai delay yang kecil. Jitter akan menurunkan kinerja jaringan
ketika nilainya besar dan juga nilai delay-nya juga besar. Dan hasil dari analisa
penelitian ini jitter mendapatkan nilai kecil dan delay-nya mendapatkan nilai besar, dan
dapat dikatakan delay pada penelitian ini termasuk buruk karena dengan nilai delay
yang sebesar itu dapat mengganggu jalannya panggilan VoIP.
4. Simpulan
Berdasarkan Analisis Perbandingan Kinerja PPTP dan L2TP Pada Layanan Voice
Over IP (VoIP), dapat disimpulkan bahwa tunneling dengan menggunakan protokol
PPTP dan L2TP tidak layak untuk layanan VoIP, karena dengan delay yang mencapai
angka 367,05ms pada protokol PPTP, dan 478,97ms pada L2TP itu termasuk kualitas
yang sangat buruk. Jika dilakukannya panggilan tetapi dengan delay yang sebesar itu
maka akan mempengaruhi kualitas dari panggilan VoIP dan mengakibatkan
komunikasi yang terputus-putus pada saat melakukan panggilan, dan tentunya akan
sangat menganggu dalam komunikasi tersebut.
5. Saran
Adapun saran yang terdapat pada penelitian ini, diantaranya yaitu, walaupun hasil
dari kedua protokol tersebut tidak cocok untuk digunakan pada layanan VoIP, tapi lebih
baik PPTP dibandingkan dengan L2TP. Kalaupun ada yang tertarik ingin melanjutkan
penelitian ini, peneliti menyarankan untuk menggunakan protokol tunneling lainnya.
6. Daftar Pustaka
[1] Cahyadi, Seto Ayom, et all, 2013, Analisis Quality Of Service (QoS) Pada
Jaringan Lokal Session Initiation Protocol (SIP) Menggunakan GNS3, Jurnal
Transient, Vol. 2 No. 3.
[2] Farly, Kaseger Arthur, et all, 2017, Perancangan dan Implementasi VPN Server
dengan menggunakan Protokol SSTP (Secure Socket Tunneling Protocol) Studi Kasus Kampus Universitas Sam Ratulangi, Jurnal Teknik Informatika,Vol. 11 No.1.
[3] Putra, Jordy Lasmana, et all, 2018, Penerapan Sistem Keamanan Jaringan
Menggunakan VPN Dengan Metode PPTP Pada PT. Asri Pancawarna, Jurnal
IJCIT, Vol. 3 No. 2.
[4] Ikhwan, Syariful, et all, 2017, Analisis Jaringan VPN Menggunakan PPTP dan
L2TP, Jurnal Infotel, Vol.9 No.3.
[5] Mufida, Elly, et all, 2017, Remote Site Mikrotik VPN Dengan Point To Point
Tunneling Protocol (PPTP), Jurnal Matrik, VOL. 16. No. 2.
[6] Triyono, Joko, et all, 2014, Analisis Perbandingan Kinerja Jaringan VPN
Berbasis Mikrotik Menggunakan Protokol PPTP Dan L2TP Sebagai Media
Transfer Data, Jurnal JARKOM, Vol. 1 No. 2.
[7] Perdana, Herda Theo, et all, 2016, Analisis Performansi VoIP Pada Vanet
Dengan Menggunakan Codec Suara G.711, G.729, Dan GSM, Vol. 3. No. 3.
[8] TIPHON. (1999). Telecommunications and Internet Protocol Harmonization
Over Networks (TIPHON) General aspects of Quality of Service (QoS).
California: TIPHON.
[9] Latubessy, Anastasya, et all, 2013, Analisis Delay Voice Over Internet Protocol
Pada Wide Area Network Menggunakan Single Area Open Shortest Path First
Routing Protocol, Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, Vol. 4 No. 2.