14
ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI, PERBANKAN, PERTAMBANGAN BATU BARA, OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA, DAN INDUSTRI ROKOK MENGGUNAKAN METODE VALUE AT RISK PADA TAHUN 2010-2011 Dede Nur Rahman¹, Brady Rikumahu², Se.³ ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom Abstrak Dalam setiap investasi terdapat potensi keuntungan dan juga adanya potensi risiko yang dihadapi. Semakin besar potensi keuntungan maka semakin besar pula potensi risiko kerugian yang akan dihadapi, dan potensi keuntungan rendah maka potensi risiko kerugian yang rendah akan dihadapi. Risiko merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam memilih saham di pasar modal. Value at Risk (VaR) merupakan variabel yang sering digunakan untuk mengukur tingkat risiko, dan meode VaR yang digunakan dalam penelitian ini dalah simulasi Monte-Carlo. Penelitian ini membahas mengenai perbandingan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu bara, dan Telekomunikasi di BEI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif. Data yang digunakan merupakan data sekunder, dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Unit analisis penelitian ini yaitu saham-saham dari Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu bara, dan Telekomunikasi pada tahun 2010 dan 2011. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka dihasilkan : pada tahun 2010, hasil pengujian Anova menunjukan bahwa nilai Fhitung lebih kecil daripada Fkritis yaitu (0.232 ? 3.83). Pada tahun 2011, hasil pengujian Anova menunjukan bahwa nilai Fhitung lebih kecil daripada Fkritisl yaitu (0.495 ? 3.83). Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010 dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu bara, dan Telekomunikasi. Kata Kunci : Value at Risk (VaR), risiko, keuntungan, perbandingan, dan simulasi Monte-Carlo. Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2012 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI,PERBANKAN, PERTAMBANGAN BATU BARA, OTOMOTIF DAN

KOMPONENNYA, DAN INDUSTRI ROKOK MENGGUNAKAN METODE VALUE ATRISK PADA TAHUN 2010-2011

Dede Nur Rahman¹, Brady Rikumahu², Se.³

¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas

Telkom

AbstrakDalam setiap investasi terdapat potensi keuntungan dan juga adanya potensi risiko yangdihadapi. Semakin besar potensi keuntungan maka semakin besar pula potensi risiko kerugianyang akan dihadapi, dan potensi keuntungan rendah maka potensi risiko kerugian yang rendahakan dihadapi. Risiko merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam memilih saham dipasar modal. Value at Risk (VaR) merupakan variabel yang sering digunakan untuk mengukurtingkat risiko, dan meode VaR yang digunakan dalam penelitian ini dalah simulasi Monte-Carlo.Penelitian ini membahas mengenai perbandingan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan,Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu bara, dan Telekomunikasi di BEI.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif verifikatif. Data yang digunakan merupakan datasekunder, dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Unit analisis penelitian iniyaitu saham-saham dari Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya,Pertambangan Batu bara, dan Telekomunikasi pada tahun 2010 dan 2011. Berdasarkan hasilpengujian hipotesis, maka dihasilkan : pada tahun 2010, hasil pengujian Anova menunjukanbahwa nilai Fhitung lebih kecil daripada Fkritis yaitu (0.232 ? 3.83). Pada tahun 2011, hasilpengujian Anova menunjukan bahwa nilai Fhitung lebih kecil daripada Fkritisl yaitu (0.495 ?3.83). Berdasarkan hasil uji hipotesis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2010dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotifdan Komponennya, Pertambangan Batu bara, dan Telekomunikasi. Kata Kunci : Value at Risk(VaR), risiko, keuntungan, perbandingan, dan simulasi Monte-Carlo.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 2: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu tempat transaksi

perdagangan saham dari berbagai Sektor dan subsektor perusahaan yang ada

di Indonesia. Ada beberapa sektor perusahaan yang terdaftar di BEI, yaitu

perusahaan pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri,

industri barang konsumsi, properti dan real estate, (infrastruktur, utilitas dan

transportasi), keuangan, dan (perdagangan, jasa dan investasi).

Objek Penelitian dalam penelitian ini adalah 5 subsektor yang memilki

kapitalisasi pasar terbesar yang terdaftar BEI yaitu :

1) Industri Perbankan

2) Industri Rokok

3) Industri Otomotif dan Komponennya

4) Industri Pertambangan Batu Bara

5) Industri Telekomunikasi

Total kapitlisasi pasar perusahaan yang akan diteliti dari masing-

masing Subsektor harus memenuhi minimal 2/3 dari total kapitalisasi masing-

masing subsektor.

1.1.1. Industri Perbankan

Industri Perbankan merupakan subsektor dari sektor keuangan yang

terdaftar di BEI. Industri Perbankan merupakan subsektor dengan kapitalisasi

pasar terbesar dari seluruh subsektor yang terdaftar di BEI, berdasarkan data

dari Bloomberg pada bulan mei tahun 2012 total kapitalisasi industri

Perbankan adalah Rp 798,114 triliun.

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 3: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

2

1.1.2. Industri Rokok

Industri Rokok merupakan subsektor dari sektor industri barang

konsumsi yang terdaftar di BEI. Industri rokok merupakan Subsektor dengan

kapitalisasi pasar terbesar kedua dari seluruh subsektor yang terdaftar di BEI,

berdasarkan data dari Bloomberg pada bulan mei tahun 2012total kapitalisasi

industri Rokok adalah Rp 336,846 triliun .

1.1.3. Industri Otomotif dan Komponennya

Industri Otomotif dan Komponennya merupakan subsektor dari sektor

AnekaIndustri yang terdaftar di BEI. Industri otomotif dan komponennya

merupakan subsektor dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga dari seluruh

subsektor yang terdaftar di BEI, berdasarkan data dari Bloomberg pada bulan

mei tahun 2012 total kapitalisasi industri Otomotif dan Komponennya adalah

Rp 321,568 triliun .

1.1.4. Industri Pertambangan Batu Bara

Industri Pertambangan batu bara merupakan subsektor dari sektor

Pertambangan yang terdaftar di BEI. Industri pertambangan batu bara

merupakan subsektor dengan kapitalisasi pasar terbesar keempat dari seluruh

subsektor yang terdaftar di BEI, berdasarkan data dari Bloomberg pada bulan

mei tahun 2012 total kapitalisasi industri Pertambangan batu bara adalah Rp

275,245 triliun .

1.1.5. Industri Telekomunikasi

Industri Telekomunikasi merupakan subsektor dari sektor infrastruktur,

utilitas dan transportasi yang terdaftar di BEI. Industri telekomunikasi

merupakan subsektor dengan kapitalisasi pasar terbesar kelima dari seluruh

subsektor yang terdaftar di BEI, berdasarkan data dari Bloomberg pada bulan

mei tahun 2012 total kapitalisasi industri Telekomunikasi adalah Rp 249,945

triliun .

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 4: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

3

1.2 Latar Belakang Penelitian

Investasi adalah penanaman sejumlah uang untuk periode tertentu

untuk menerima pembayaran di masa depan yang akan mengkompensasikan

kerugian investor untuk (1) waktu dana yang telah diinvestasikan, (2) adanya

tingkat inflasi di masa yang akan datang, (3) ketidakpastian di masa depan

(Reilly dan Brown, 2009:4).

Pada dasarnya setiap investasi yang dilakukan adalah untuk

memperoleh hasil yang menguntungkan dari setiap alat investasinya.Pada

kenyataannya beberapa investasi masih belum dapat memperoleh hasil yang

menguntungkan, justru investasi tersebut mengalami kerugian, hal ini

dikarenakan setiap investasi memiliki potensi risiko.

Dalam setiap investasi terdapat potensi keuntungan dan juga adanya

potensi risiko yang dihadapi. Semakin besar potensi keuntungan maka

semakin besar pula potensi risiko kerugian yang akan dihadapi, dan potensi

keuntungan rendah maka potensi kerugian yang rendah akan dihadapi (Risk-

Return Trade off). Risiko adalah besarnya penyimpangan antara tingkat

pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan tingkat

pengembalian aktual (actual return) (Halim, 2005:42).

Dalam pasar modal tersedia berbagai “financial assets” yang

menawarkan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda. Karena investor

menghadapi kesempatan investasi yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat

hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan tetapi juga

tingkat kerugian yang mungkin akan investor hadapi dari investasi yang

ditanamkan (Sukono 2008:1).

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti mengenai perbandingan

risiko antar subsektor perusahan yang terdaftar di BEI yang dipengaruhi oleh

pergerakan harga saham. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

harga saham, peneliti menggunakan analisis top-down.

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 5: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

4

Dalam analis top-down terdapat tiga faktor yang mempengaruhi harga

saham yaitu (1) perekonomian global, (2) kondisi makro ekonomi domestik,

dan (3) kondisi industri. Faktor yang paling memungkinkan adanya perbedaan

risiko industri adalah faktor kondisi industri. Penelitian ini mencoba untuk

membandingkan risiko antara industri telekomunikasi, perbankan,

pertambangan batu bara, otomotif dan komponennya, dan industri rokok pada

tahun 2010-2011.

Dalam industri perbankan teredapat berbagai risiko yang harus

dihadapi. Risiko yang harus dihadapi industri perbankan antara lain liquidity

risk, interest rate risk, credit risk, management risk, exchange risk, sovereign

risk, legal risk, market risk, operasional risk (Riyadi, 2006:51).

Risiko yang dihadapi oleh industri rokok dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu kebijakan pemerintah, kemungkinan fatwa haram Majelis Ulama

Indonesia (MUI), gencarnya kampanye anti rokok. Dengan adanya faktor-

faktor tersebut, industri rokok akan menghadpi tantangan dan risiko yang

cukup besar.

Risiko utama yang dihadapi oleh Otomotif dan Komponennya adalah

adanya peraturan baru Bank Indonesia (BI) mengenai minimal down payment

(DP) 30% untuk kendaraan bermotor. Peraturan tersebut secara langsung

berpengaruh terhadap penjualan kendaraan bermotor.

Risiko yang harus dihadapi industri pertambangan batu bara adalah

batu bara merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Sehingga suatu saat industri batu bara akan habis. Menurut World Energy

Council 2010, cadangan batu bara yang terdapat di Indonesia yang dapat di

tambang mencapai 4.3 miliar ton atau sekitar 0.6% dari keseluruhan total

cadangan batu bara di dunia. Selain itu tambang batubara terutama tambang

terbuka memerlukan lahan luas. Hal tersebut tentu menimbulkan

permasalahan lingkungan hidup seperti erosi tanah, polusi debu, suara, air

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 6: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

5

serta dampak terhadap keanekaragaman hayati setempat atau lebih luas bisa

mengakibatkan perubahan iklim (cuaca) dan pemanasan global. Selanjutnya

kemampuan perusahaan batubara untuk memanfaatkan peluang pasar yang

muncul akan tergantung pada daya tawar dengan para pelanggan utama,

terutama di sektor listrik, karena sering kenaikan harga tidak lagi

mencerminkan kenaikan biaya input dan biaya lainnya.

Risiko yang dihadapi oleh industri telekomunikasi adalah regulasi dari

pemerintah serta perkembangan teknologi yang cepat membutuhkan investasi

yang besar untuk membangun infrastruktur.

Derngan melihat adanya perbedaan jenis risiko yang dihadapi oleh

industri yang diteliti, maka memungkinkan adanya perbedaan rata-rata nilai

risiko antar industri.

Untuk mengetahui nilai risisko diperlukan alat ukur untuk mengukur

risiko pasar tersebut, agar dapat diketahui sejauh mana investor dapat dengan

aman berinvestasi dan memilih investasi pada industri dan perusahaan yang

sesuai. Adapun salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengestimasi

risiko pasar di antaranya adalah Value at Risk (VaR).

Dalam mengukur VaR terdapat setidaknya tiga metode yang dapat

digunakan, yaitu historical, analitcal, dan monte-carlo simulation. setiap

metode VaR ini memiliki keunggulan tersendiri.

Metode monte-carlo simulation merupakan metode penghitungan VaR

yang menggunakan simulasi data untuk membentuk suatu distribusi dengan

menggunakan angka random, kemudian melalui distribusi tersebut nilai VaR

bisa dihitung.

Dengan alasan dan latar belakang tersebut, maka penelitian ini diberi

judul, “Analisis perbandingan risiko antara Industri Telekomunikasi,

Perbankan, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu Bara, dan

Industri Rokok menggunakan Metode Value at Risk (VaR)”.

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 7: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

6

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan topik yang akan diteliti, dapat ditarik

perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perbandingan risiko investasi pada saham-saham

Perusahaan pada Industri Telekomunikasi, Industri Perbankan,

Industri Pertambangan Batu Bara, Industri Otomotif dan

Komponennya, dan Industri Rokok dengan menggunakan metode

VaR di BEI pada tahun 2010 ?.

2. Bagaimana perbandingn risiko investasi pada saham-saham

Perusahaan pada industri Telekomunikasi, Industri Perbankan,

Industri Pertambangan Batu Bara, Industri Otomotif dan

Komponennya,dan Industri Rokok dengan menggunakan metode

VaR di BEI pada tahun 2011 ?.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui perbandingan risiko investasi pada saham-saham

Perusahaan pada Industri Telekomunikasi, Industri Perbankan,

Industri Pertambangan Batu Bara, Industri Otomotif &

Komponennya, dan Industri Rokok dengan menggunakan metode

VaR di BEI pada tahun 2010.

2. Mengetahui perbandingn tingkat risiko investasi pada saham-saham

Perusahaan pada Industri Telekomunikasi, Industri Perbankan,

Industri Pertambangan Batu Bara, Industri Otomotif &

Komponennya, dan Industri Rokok dengan menggunakan metode

VaR di BEI pada tahun 2010.

3.

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 8: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

7

1.5 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Penelitian bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan, serta memperluas

pandangan penulis dalam bidang penelitian dan pasar modal terutama pada

masalah pokok penelitian.

2. Kegunaan bagi Perusahaan

a. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan acuan dan evaluasi

dalam pengambilan keputusan investasi.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan juga

informasi bagi perusahaan untuk dapat menghindari risiko

kerugian yang akan dihadapi oleh perusahan.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi tentang tinjauan terhadap objek studi, latar

belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tinjauan pustaka ini berisi tentang teori yang digunakan untuk

menganalisis sehingga hasilnya dapat membuktikan hipotesis yang penulis

ajukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini berisi obyek penelitian, populasi dan sampel, metode

pengumpulan data, definisi dan pengukuran variabel serta metode analisis dan

teknik analisis data.

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 9: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

8

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan deskriptif obyek penelitian dan analisisnya

yang hasilnya penulis sajikan untuk mengambil kesimpulan dan memberikan

masukan sebagai saran-saran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan hasil analisa data serta berisi juga saran-saran

yang dianggap perlu dan berguna bagi penelitian ini.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 10: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

a. Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai VaR yang signifikan antara

Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya,

Pertambangan Batu bara, dan industri Telekomunikasi di BEI pada tahun

2010. Dari 5 subsektor industri yang diteliti pada tahun 2010, subsektor

Telekomunikasi memiliki rata-rata nilai VaR tertinggi sebesar 4.44%.

Sedangkan perusahaan yang memilki nilai VaR tertinggi adalah PT XL

Axiata dengan nilai VaR 6.07%.

b. Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai VaR yang signifikan antara

Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya,

Pertambangan Batu bara, dan industri Telekomunikasi di BEI pada tahun

2011. Dari 5 subsektor industri yang diteliti pada tahun 2010, subsektor

perbankan memiliki rata-rata nilai VaR tertinggi sebesar 4.50%.

Sedangkan perusahaan yang memilki nilai VaR tertingi adalah PT Bank

Rakyat Indonesia dengan nilai VaR 6.67%.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Perusahaan

1. Nilai VaR dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk

berinvestasi. Investor dapat memilih subsektor yang sesuai untuk

berinvestasi berdasarkan tingkat risikonya. Dimana semakin besar

tingkat risiko yang dihadapi maka akan semakin besar tingkat return

yang akan di dapatkan. Pada tahun 2010, bagi investor yang bertipe

spekulan yang berani mengambil risiko dapat memilih perusahaan

yang memiliki risiko tinggi seperti PT XL axiata, dan bagi investor

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 11: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

76

yang bertipe pasif yang lebih berhati-hati dalam mengambil risiko

bisa memilih perusahaan yang berisiko rendah seperti PT Bayan

Resources. Pada tahun 2011, bagi investor yang bertipe spekulan

yang berani mengambil risiko dapat memilih perusahaan yang

memiliki risiko tinggi seperti PT. Bank Rakyat Indonesia, dan bagi

investor yang bertipe pasif yang lebih berhati-hati dalam mengambil

risiko bisa memilih perusahaan yang berisiko rendah seperti PT

Bayan Resources.

2. Bila investor akan berinvestasi pada subsektor Perbankan,

Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu bara, dan

Telekomunikasi, Investor tidak perlu mempertimbangkan rata-rata

nilai VaR masing masing subsektor. Karena berdasarkan penelitian

yang dilakukan, tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai VaR yang

signifikan antara subsektor tersebut.

3. Bagi emiten yang memiliki risiko tinggi diharapkan mengelola

eksposur perusahaan, sehingga risiko yang dihadapi dapat

dikendalikan.

5.2.2 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

1. Memilih objek penelitian yang berbeda atau menambah objek

penelitian, misalkan meneliti seluruh subsektor yang ada di BEI,

supaya kemungkinan perbedaanya signifikan menjadi lebih besar.

2. Menggunakan metode perhitungan yang berbeda. Metode

perhitungan VaR lainnya yang dapat digunakan adalah metode

analisis dan historical.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 12: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

77

Daftar Pustaka

Allen, David.E., dan Powell, Robert. (2007). Industry Market Value at Risk In

Australia. Perth : Faculty of Business and Law Edith Cowan University.

Bodie, Z., Kane, A., and Marcus, A.(2010). Essentials of

Invesments.EighthEdition. New York : McGraw-Hill.

Halim, A. (2005). Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.

Hanafi, Mamduh M. (2009). Manajemen Risiko. Cetakan 2. Yogyakarta: Unit

Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Huang, Alex., Tseng, Wei (2009). Forecast of value at risk for equity indices:

an analysis from developed and emerging markets. London : Emerald

Group Publishing, Limited.

Husnan, Suad. (2005). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.

3rd edition. Yogyakarta : AMP YKPN.

Jin,Cangha., Ziobrowski, Alan J (2011). Using Value-at-Risk to Estimate

Downside Residential Market Risk. Sacramento : American Real Estate

Society.

Jogiyanto, H.M. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 6.

Yogyakarta: BPFE.

Jones, C. P. (2004). Investment Analysis and Management 9th edition. USA :

John Wiley & Sons, Inc.

Jorion, Philippe. (2007). Value At Risk : The New Benchmark For Managing

Financial Risk.Third Edition. New York : McGraw-Hill.

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 13: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

78

Kountur, Ronny.(2008). Mudah Memahami Manajemen Risiko

Perusahaan.Cetakan 1. Jakarta: PPM.

Marrison, Chris. (1997). The Fundamentals of Risk Measurement. New York :

McGraw-Hill.

Nestiana, Nidya (2010). Analisis perbandingan risiko investasi pada bank

swasta dan bank BUMN menggunakan metode Value at Risk (VaR).

Bandung :Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran .

Ramsey, Deborah (2006). Probability for Dummies. John Wiley & Sons.

Reilly, Frank K. dan Keith C. Brown. (2009). Analysis of Investment and

Management of Portofolios 9th Edition. South-Western Cengage

Learning.

Riyadi, Slamet (2006). Banking asset and liability management, Edisi 3,

Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rogachev, Andrey (2007). Value at Risk concept by Swiss private bank.

London : Emerald Group Publishing, Limited.

Rupert,D. (2004). Statistics and Finance An Introduction. New York:

Springer.

Sari, Yuanita (2010). Analisis hubungan expected return dan risiko yang

menggunakan Value at Risk dari portofolio saham perusahaan

pertambangan yang terdaftar di BEI. Bandung : Fakultas Ekonomi

Universitas Padjajaran.

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Page 14: ANALISIS PERBANDINGAN RISIKO ANTARA INDUSTRI ......dan 2011 tidak terdapat perbedaan rata-rata risiko antara Subsektor Perbankan, Rokok, Otomotif dan Komponennya, Pertambangan Batu

79

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Edisi 4, buku

1,Jakarta : Salemba Empat.

Sekaran, Uma. (2006). Research Methods For Business. Edisi 4, buku

2,Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono.(2010). Statistika Untuk Penelitian, Cetakan XVI. Bandung:

Alfabetta.

Sukono (2008). Perhitungan VaR data harga saham dengan volatilitas model

GARCH-M. Bandung : Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran.

Sunaryo, T. (2007).Manajemen Risiko Finansial. Jakarta: Salemba Empat.

Tunggal, Amin W. (2007). Risk Based Auditing, Konsep dan Kasus. Jakarta:

Harvarindo.

Zauzach, Venny Istihsanah. (2010). Aplikasi Value At Risk Terhadap Saham-

Saham Industri Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-

2009. Bandung : Fakultas Bisnis Telekomunikasi dan Media Institut

Manajemen Telkom.

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Tugas Akhir - 2012

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)