19
1 ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA CV. MS. KOMPUTER MOHAMAD RIDUAN 090462201223 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang ABSTRAKSI Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung kembali Pajak Penghasilan Badan dan Pajak Penghasilan Pasal 21 apakah sudah sesuai dengan UU RI No. 36 tahun 2008. Objek penelitian ini adalah CV. MS. Komputer. Data yang diperlukan diperoleh dari observasi, wawancara, dan Penelitian kepustakaan. Analisis yang dilakukan dengan membandingkan perhitungan PPh Pasal 21 yang telah dilaksanakan oleh CV. MS. Komputer dengan perhitungan yang sesuai dengan peraturan Perpajakan yang berlaku untuk gaji dan tunjangan Periode tahun 2011. Hasil analisis menunjukan bahwa perhitungan yang dilakukan oleh CV. MS. Komputer dan diperbandingkan dengan perhitungan penulis yang bedasarkan pada UU RI No. 36 tahun 2008, karena terjadinya koreksi Fiskal maka mengakibatkan terjadinya lebih bayar sebesar Rp 35.505.680,-. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 sudah sesuai dengan UU RI No. 36 tahun 2008, akan tetapi Perhitungan Pajak Penghasilan Badan belum sesuai dengan UU RI No. 36 tahun 2008 karena terjadinya koreksi Fiskal terhadap laporan Laba Rugi CV. MS. Komputer. Kata Kunci : Pajak Penghasilan Badan Dan Pajak Penghasilan Pasal 21 PENDAHULUAN Pembayaran pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting dalam rangka menuju pembiayaan pembangunan yang mandiri tidak tergantung pada pinjaman luar negeri. Dalam hal ini partisipasi dan kesadaran masyarakat juga sangat menentukan suksesnya pembangunan nasional yang diwujudkan dengan membayar pajak secara teratur, agar pembayaran pajak dapat berjalan sesuai dengan peraturan perpajakan. Permasalah perpajakan di Indonesia masih merupakan masalah yang selalu ada dan berkembang dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan perubahan sosial dan ekonomi, seperti masih banyak para wajib pajak yang masih lalai terhadap pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai wajib pajak. Sementara pemerintah telah mencanangkan seluruh kegiatan tersebut untuk membiayai pembangunan negara dan juga merupakan sumber pendapatan negara guna mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional.

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

1

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PAJAK

PENGHASILAN PASAL 21 PADA CV. MS. KOMPUTER

MOHAMAD RIDUAN

090462201223

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja

Ali Haji, Tanjungpinang

ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghitung kembali Pajak

Penghasilan Badan dan Pajak Penghasilan Pasal 21 apakah sudah

sesuai dengan UU RI No. 36 tahun 2008. Objek penelitian ini

adalah CV. MS. Komputer. Data yang diperlukan diperoleh dari

observasi, wawancara, dan Penelitian kepustakaan. Analisis yang

dilakukan dengan membandingkan perhitungan PPh Pasal 21 yang

telah dilaksanakan oleh CV. MS. Komputer dengan perhitungan yang

sesuai dengan peraturan Perpajakan yang berlaku untuk gaji dan

tunjangan Periode tahun 2011.

Hasil analisis menunjukan bahwa perhitungan yang dilakukan

oleh CV. MS. Komputer dan diperbandingkan dengan perhitungan

penulis yang bedasarkan pada UU RI No. 36 tahun 2008, karena

terjadinya koreksi Fiskal maka mengakibatkan terjadinya lebih

bayar sebesar Rp 35.505.680,-.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Perhitungan Pajak

Penghasilan Pasal 21 sudah sesuai dengan UU RI No. 36 tahun

2008, akan tetapi Perhitungan Pajak Penghasilan Badan belum

sesuai dengan UU RI No. 36 tahun 2008 karena terjadinya koreksi

Fiskal terhadap laporan Laba Rugi CV. MS. Komputer.

Kata Kunci : Pajak Penghasilan Badan Dan Pajak Penghasilan Pasal

21

PENDAHULUAN

Pembayaran pajak merupakan sumber penerimaan negara yang

sangat penting dalam rangka menuju pembiayaan pembangunan yang

mandiri tidak tergantung pada pinjaman luar negeri. Dalam hal

ini partisipasi dan kesadaran masyarakat juga sangat menentukan

suksesnya pembangunan nasional yang diwujudkan dengan membayar

pajak secara teratur, agar pembayaran pajak dapat berjalan

sesuai dengan peraturan perpajakan.

Permasalah perpajakan di Indonesia masih merupakan masalah

yang selalu ada dan berkembang dalam kehidupan masyarakat

seiring dengan perkembangan dan perubahan sosial dan ekonomi,

seperti masih banyak para wajib pajak yang masih lalai terhadap

pajak dan tidak menjalani kewajibannya sebagai wajib pajak.

Sementara pemerintah telah mencanangkan seluruh kegiatan

tersebut untuk membiayai pembangunan negara dan juga merupakan

sumber pendapatan negara guna mewujudkan kelangsungan dan

peningkatan pembangunan nasional.

Page 2: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

2

Sistem pemungutan pajak yang dianut oleh negara Indonesia

adalah sistem Self Assesment yaitu sistem pemungutan

pajak yang memberikan wewenang kepada Wajib Pajak untuk

menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang

(Mardiasmo, 2008), melaporkan jumlah harta kekayaannya ke

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan menyetorkan sendiri

pajaknya ke Kantor Kas Negara. Pajak penghasilan merupakan

pajak yang dipungut pada obyek pajak atas penghasilannya.

Pajak penghasilan akan selalu dikenakan terhadap orang

atau badan usaha yang memperoleh penghasilan di

Indonesia.

Salah satu jenis pajak yang di tetapkan pemerintah adalah

Pajak Penghasilan yaitu pajak yang dikenakan terhadap subjek

pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam

tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak atas penghasilan

dalam bentuk tahun pajak. Pajak penghasilan adalah pajak yang di

bebankan pada penghasilan perorangan, perusahaan atau badan

hukum lainya. Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut

prinsip perpajakan atas penghasilan dalam pengertian yang luas,

yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak dari manapun

asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau menambah

kekayaan wajib pajak tersebut.

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui:Apakah perhitungan Pajak Penghasilan Badan dan pajak

penghasilan pasal 21 pada karyawan CV. MS. Komputer sudah sesuai

dengan Undang-Undang RI nomor 36 tahun 2008?. Sedangkan tujuan

dari penelitian ini adalah untuk Menghitung kembali Pajak

Penghasilan Badan dan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada

karyawan CV. MS. Komputer tahun 2011 sesuai dengan UU RI

No.36 tahun 2008.

Tinjauan Teori dan pengembangan Hipotesis

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat

ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum (Rochmat Soemitro, 2008:1).

pajak mempunyai fungsi untuk mengatur atau menjadi alat

kebijakan moneter. Pemungutan pajak mempunyai dua fungsi

(Mardiasmo, 2008:1) :

1. Fungsi budgetair Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

2. Fungsi mengatur (regulerend). Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan

kebijaksanakan pemerintah dalam bidang sosial dan

ekonomi. Dengan fungsi mengaturnya pajak digunakan

sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu yang letaknya diluar bidang keuangan dan

Page 3: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

3

fungsi mengatur itu banyak ditujukan terhadap sektor

swasta.

Subjek Pajak

Pajak penghasilan dikenakan terhadap subjek pajak atas

penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.

Yang menjadi subjek pajak adalah sebegai berikut :

1. Orang pribadi 2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan

yang berhak

3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD

dengan nama dan bentuk apapun, Firma, kongsi, koperasi, dana

pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,

organisasi social politik, atau organisasi yang sejenis,

lembaga, dan bentuk badan lainnya

4. Bentuk Usaha Tetap (BUT) Subjek pajak dapat dibedakan menjadi (Pasal 2 ayat 3):

1. Subjek pajak dalam negeri yang terdiri dari : a. Subjek pajak orang pribadi, yaitu:

1. Orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada

diIndonesia Iebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12

bulan

2. Orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat bertempat tinggal di

Indonesia.

b. Subjek pajak badan

Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di

Indonesia.

c. Subjek pajak warisan

Warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan,

menggantikan yang berhak.

2. Subjek pajak luar negeri yang terdiri dari : a. Subjek pajak orang pribadi, yaitu :

Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau

berada di Indonesia yang tidak bertempat tinggal lebih

dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang :

1. Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui

bentuk usaha tetap di Indonesia.

2. Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari

Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan

kegiatan melalui bentuk usaha tetap dei Indonesia

b. Subjek pajak badan, yaitu : Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan

di Indonesia yang :

1. Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan memulai

bentuk usaha tetap di Indonesia.

2. Dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari

Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan

kegiatan melalui bentuk usaha tetap di indonesia.

Page 4: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

4

Objek Pajak

Yang meliputi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap

tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib

pajak, baik yang berasal dari indonesia maupun dari luar

Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah

kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam

bentuk apapun, termasuk:

1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan,

honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau

imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam

Undang-Undang ini

2. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan

penghargaan

3. Laba usaha 4. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta 5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan

sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak

6. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang

7. Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk

deviden dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan

pembagian sisa hasil usaha koperasi

8. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak 9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta 10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala 11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan

jumlah tertentu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah

12. Keuntungan selisih kurs mata uang asing 13. Selisih lebihb karena penilaian kembali aktiva 14. Premi asuransi 15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari

anggotanya yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan

usaha atau pekerjaan bebas

16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang

belum dikenakan pajak

17. Penghasilan dari usaha berbasis syariah 18. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang

mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan

19. Surplus Bank Indonesia

Tidak Termasuk Objek Pajak

Yang dikecualikan oleh wajib pajak adalah:

1. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh

badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau

disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima

zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya

wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang

diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan

oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan

yang berhak

Page 5: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

5

2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan

pendidikan, badan sosial termasuk yavasan. koperasi. atau

orang pribadi yang menjalankan usaha mikro.

3. Warisan 4. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan 5. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau

jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura

dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali

yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang

dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang

menggunakan norma penghitungan khusus (deemed profit).

6. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi

sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan,

asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa

7. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh

perseroan terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri,

koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik

daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan

dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat :

a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan. b. Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan

badan usaha milik daerah yang menerima dividen,

kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen

paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah

modal yang disetor.

8. luran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan. Baik yang

dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai.

9. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun

sebagaimana dimaksud pada angka 8. Dalam bidang-bidang

tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan

10. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari

perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-

saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk

pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif.

11. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal

ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang

didirikan dan menjalanka) usaha atau kegiatan di Indonesia,

dengan syarat badan pasangan usaha tersebut:

a. Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang

menjalankan kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

b. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia. 12. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya

diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

13. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang

penelitian dan pengembangan, yang telah terdaltar pada

instansi yang membidanginya. yamg ditanamkan kembali dalam

bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau

Page 6: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

6

penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4

(empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut.

14. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial kepada Wajib Pajak tertentu.

Cara Menghitung Pajak Penghasilan Badan

Menurut Supramono (2010:44) untuk menentukan besarnya Pajak

Penghasilan Badan, terlebih dahulu harus ditentukan

Penghasilan Kena Pajak (Dasar Pengenaan Pajak/DPP) karena

Penghasilan Kena Pajak inilah yang akan dikalikan dengan

tarif pajak untuk menentukan besarnya Pajak Penghasilan

Badan.

Penghasilan Kena Pajak dihitung dengan cara mengurangkan

penghasilan yang merupakan obyek pajak dengan biaya-biaya yang

diperkenankan Undang-Undang.

Tarif Pajak Penghasilan Badan

Tarif pajak untuk Wajib Pajak Badan dan Bentuk Usaha Tetap

berdasarkan Undang-undang No.36 Tahun 2008, bagi wajib Pajak

Badan menggunakan tarif pajak proporsional sebesar 28%. Bagi

wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk perseroan terbuka,

yang paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang

disetor diperdagangan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi

persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5%

lebih rendah. Pada tahun 2010 tarif wajib Pajak Badan akan

diturunkan sebesar 25%.

Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut siti resmi (2009:80) “pajak penghasilan (PPH)

adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas

penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu

tahun pajak”

Menurut Mardiasmo (2009) PPH pasal 21 adalah pajak atas

penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan

pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun

sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan

kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.

Cara perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pada umumnnya sama

dengan cara perhitungan Pajak Penghasilan pada umumnya. Namun,

dalam perhitungan dalam Pajak Penghasilan Pasal 21 bagi

penerima-penerirna penghasilan dari pekerjaan, jasa, kegiatan,

yang dilakukan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri selain

pengurang penghasilan PTKP, juga diberikan pengurangan-

pengurangan penghasilan berupa biaya jabatan, biaya pensiun,

iuran pensiun.

Besarnya penghasilan tidak kena pajak (PTKP) untuk tahun pajak

2011 sebagai berikut :

PKP = Penghasilan sebagai obyek pajak – Biaya

Page 7: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

7

1. Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh

ribu rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi.

2. Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)

tambahan untuk Wajib Pajak yang menikah.

3. Rp 15.840.000,00 (lima belas juta delapan ratus empat puluh

ribu rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang

penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.

4. Rp 1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)

tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga

dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi

tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk

setiap keluarga.

Selain itu, tarif yang diterapkan juga bervariasi yaitu

sesuai Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan atau tarif yang

diterapkan dalam peraturan pemerintah atau aturan pelaksanaannya

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Tarif Pasal 17 ayat (1) Undang - undang PPh

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif

Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000,00 5 %

Di atas Rp 50.000.000.00 sampai dengan Rp

250.000.000.00

15 %

D iatas Rp 250.000.000.00 sampai dengan Rp

500.000.000 00

25 %

Di atas Rp 500.000.000,00 30%

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif yaitu untuk membuat gambaran mengenai situasi atau

kejadian berdasarkan data yang ada.

Definisi Operasional Variabel

Pajak Penghasilan Badan

Pajak Penghasilan Badan merupakan pajak yang dikenakan

terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau

diperolehnya dalam suatu tahun pajak.

Pajak Penghasilan Pasal 21

Pajak penghasilan pasal 21 adalah pajak atas perolehan gaji,

upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan

dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,

jasa, dan kegiatan yang dilaklukan oleh orang pribadi.

Jenis Dan Sumber Data

Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada :

1. Data Kualitatif

Page 8: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

8

Data berupa keterangan penjelasan, skema dan gambaran yang

berhubungan dengan penelitian khususnya penerapan pajak badan

dan pajak penghasilan pasal 21 tahun 2011 pada CV.Ms.Komputer.

2. Data Kuantitatif

data yang bersifat kuantitatif yaitu data yang dinyatakan

dalam angka dan dianalisis dengan statistik (Sangadji &

sopiah).

Sumber Data

Dalam prosedur pengumpulan data untuk penelitian ini penulis

memperoleh data-data dari dua sumber yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan

langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian

atau yang bersangkutan yang memerlukannya, dimana dilakukan

dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan

wawancara dengan pihak yang berkepentingan. Data primer ini

juga disebut data asli atau data baru (Iqbal, 2004 : 19).

2. Data Skunder

Menurut Jonathan & Ely (2010:69) data sekunder merupakan

data yang sudah ada, data tersebut sudah dikumpulkan

sebelumnya untuk tujuan-tujuan yang tidak mendesak.

Keuntungan data sekunder ialah sudah tersedia, ekonomis,

dan cepat didapat. Kelemahan data sekunder adalah tidak

dapat menjawab secara keseluruhan masalah yang diteliti.

Data yamg digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan periode

2011. Data penelitian ini didapati dari Cv. Ms. Komputer.

Metode Pengumpulan Data

Data merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah

penelitian. Tanpa adanya data, penelitian tidak mungkin bisa

dilakukan. Maka teknik yang digunakan dalam pengumpulan data

dalam penelitian ini adalah teknik interview, teknik Observasi,

dan studi Literatur.

Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan

pendekatan studi kasus. Dimana dalam penelitian ini akan

memberikan gambaran mengenai suatu masalah secara sistematis dan

akurat dari fakta – fakta yang ada atau dari gambaran tentang

objek yang diteliti dan selanjutnya melakukan upaya pemecahan

masalahnya.

Penulis mengunakan metode deskriptif, yaitu data yang

diperoleh diikhtisarkan, dianalisis, dan diinterprestasikan

sehingga memberikan informasi yang lengkap tentang objek yang

diteliti. Selanjutnya hasil yang diperoleh tersebut dibandingkan

dengan teori – teori yang berlaku untuk kemudian dapat dijadikan

sebagai pengambilan keputusan dan saran. Tujuan dari penelitian

deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Page 9: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

9

PEMBAHASAN

Laporan Keuangan CV. MS. Komputer

Akuntansi merupakan bagian yang mempunyai peran sangat

penting didalam setiap perusahaan. Karena disamping

menggambarkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya juga dapat

digunakan sebagai dasar untuk mengambil beberapa keputusan

perusahaan. Istilah kebijakan akuntansi tidak bisa dilepaskan

dari kebijakan manajemen perusahaan, karena merupakan salah satu

fungsi dari manajemen perusahaan.

CV. MS. Komputer menggunakan metode penyusutan garis lurus

untuk aktiva tetapnya dengan mengacu pada undang-undang

perpajakan yang terdapat dalam pasal 11 ayat 6 Undang-undang No.

17 tahun 2008. Begitu pula dengan pengelompokan aktiva tetap,

mendasarkan pada Peraturan Mentri Keuangan Nomor: 69/PMK.03/2009

yaitu mengelompokkan dalam Kelompok I dan Kelompok II.

Pajak Penghasilan CV.MS. Komputer tahun 2011

Laporan Keuangan Fiskal

Perbedaan konsep pengakuan biaya dan penghasilan antara

prinsip akuntansi dengan ketentuan perpajakan menyebabkan perlu

adanya koreksi fiskal, dengan maksud untuk menyesuaikan laba

(rugi) pajak atau fiskal.

a. Koreksi Fiskal Positif 1. Biaya lain-lain sebesar Rp 47.859.000 terdapat biaya yang

dikoreksi fiskal positif, yaitu biaya lain-lain yang

merupakan biaya diluar operasional Ms. Komputer yang tidak

jelas pengeluaran yang digunakan untuk keperluan apa sehingga

dikoreksi fiskal, selama satu tahun sebesar Rp 4.305.500

tidak boleh dijadikan pengurang penghasilan.

2. Biaya depresiasi berdasarkan laporan Laba Rugi CV. MS.

Komputer jumlah biaya depresiasi sebesar Rp 73.365.250.

Menurut ketentuan pajak sebesar Rp 70.343.125 maka terdapat

perbedaan sebesar Rp 3.022.125. Perbedaan tersebut karena

pada pengelompokkan jenis aktiva CV. MS. Komputer semua jenis

aktiva yang tergolong dalam peralatan hanya dikelompokkan

pada kelompok satu sedangkan menurut menurut Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.03/2009 tentang jenis-jenis

harta yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan

bangunan untuk keperluan penyusutan ada yang termasuk dalam

kelompok dua sehingga tarif dan masa manfaatnya berbeda.

b. Koreksi Fiskal Negatif Koreksi fiskal negatif atau koreksi negatif yaitu koreksi

atas laporan keuangan komersial supaya sesuai dengan prinsip

undang-undang pajak penghasilan sehingga menyebabkan jumlah

Penghasilan Kena Pajak (PKP) mengecil.

Adapun yang dikoreksi fiskal negatif pada laporan keuangan

CV. MS. Komputer adalah Pendapatan lain-lain yaitu Pendapatan

Bunga (jasa Bank) berupa deposito sebesar Rp 42.815.305

dikoreksi negatif karena pendapatan bunga bukan objek pajak.

Page 10: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

10

Tabel 4.4

CV. MS. Komputer

Laporaan Laba Rugi

Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011

KETERANGAN KOMERSIAL KOREKSI FISKAL

POSITIF NEGATIF

Pendapatan

Ms1

Rp

448.673.300

Rp

448.673.300

Ms2

Rp

350.599.800

Rp

350.599.800

Ms3

Rp

429.659.800

Rp

429.659.800

Ms4

Rp

239.602.100

Rp

239.602.100

Total pendapatan

Rp

1.468.535.000

Rp

1.468.535.000

Biaya-Biaya

Biaya Langsung

B. Listrik & Air

Rp

67.898.300

Rp

67.898.300

B. Telpon, Fax,

dan Internet

Rp

44.301.500

Rp

44.301.500

B. Kertas dan

Tinta

Rp

108.000.500

Rp

108.000.500

B. Makan

Rp

33.103.500

Rp

33.103.500

Total Biaya

Langsung

Rp

253.303.800

Rp

253.303.800

Biaya

administrasi dan

umum

Page 11: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

11

Sumber : data diolah

Dari laporan fiskal CV. MS. Komputer, dapat dilihat adanya

perbedaan jumlah menurut akuntansi dan menurut peraturan

perpajakan (fiskal), dimana menurut akuntansi, laporan laba rugi

tahun 2011 sebesar Rp 891.357.255. Sedangkan munurut fiskal,

laba rugi tahun 2011 hasilnya adalah Rp 855.869.575. Sehingga

Penghasilan Kena Pajak menurut fiskal adalah Rp 855.869.575.

Perghitungan PPh Terhutang

CV. MS. Komputer menghasilkan laba sebesar Rp 855.869.575,

periode 31 Desember 2011 dan penghasilan Kena Pajak menurut

fiskal.

Laba = Rp 855.869.575

PPh terhutang

25% x Rp 855.869.575 = Rp 213.967.394

Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21

Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-

31/PJ/2009 Tentang petunjuk Prlaksanaan Pemotongan, penyetoran

dan pelaporan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 sehubungan dengan

pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi, maka perhitungan PPh

pasal 21 pada karyawan CV. MS. Komputer adalah sebagai berikut :

B. Gaji Karyawan

Rp

279.395.000

Rp

279.395.000

Total biaya

administrasi dan

umum

Rp

279.395.000

Rp

279.395.000

pendapatan lain

Rp

68.315.305

Rp

25.500.000

Pendapatan Bunga

Rp

42.815.305

biaya lain-lain

Rp

39.429.000

Rp

35.123.500

biaya lain-lain

luar operasional

Rp

4.305.500

biaya depresiasi

Rp

73.365.250

Rp

3.022.125

Rp

70.343.125

Laba Bersih

Rp

891.357.255

Rp

855.869.575

Page 12: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

12

1. “A” bekerja di CV. MS. Komputer sebagai Manajer Operasional dan belum menikah. Dengan memperoleh gaji sebesar Rp

2.550.000, tunjangan jabatan sebesar Rp 180.000

Perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai yang berstatus belum

menikah adalah sebagai berikut :

Gaji Pokok Rp 2.550.000

Tunjangan jabatan Rp 180.000 +

Penghasilan Bruto Rp 2.730.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan 5% x Rp 2.730.000 Rp 136.500 -

Penghasilan neto perbulan Rp 2.593.500

Penghasilan neto setahun Rp31.122.000

PTKP :

Wajib Pajak sendiri : Rp 15.840.000

Status Wajib Pajak : 0

Tanggungan : 0

Rp 15.840.000 –

Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun Rp 15.282.000

PPh pasal 21 terutang :

5% x Rp 15.282.000 Rp 764.100

PPh pasal 21 per bulan :

Rp 764.100 : 12 R 63.675

2. “B” bekerja di CV. MS. Komputer sebagai Manajer Administrasi dan sudah menikah memiliki satu orang anak. Memperoleh gaji

sebesar Rp 2.250.000, tunjangan jabatan sebesar Rp 165.000.

Gaji Pokok Rp 2.250.000

Tunjangan Jabatan Rp 165.000 +

Penghasilan Bruto Rp 2.415.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan 5% x Rp 2.415.000 Rp 120.750 –

Penghasilan neto perbulan Rp 2.294.250

Penghasilan neto pertahun Rp 27.531.000

PTKP :

Wajib Pajak : Rp 15.840.000

Tambahan Wajib Pajak Kawin : Rp 1.320.000

Tambahn 1 tanggungan : Rp 1.320.000 +

Rp 18.480.000 –

Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 9.051.000

PPh Pasal 21 terutang :

5% x Rp 9.051.000 Rp 452.550

PPh pasal 21 perbulan :

Rp 452.550 : 12 Rp 37.713

3. “C” bekerja di CV. MS. Komputer sebagai team leader dan sudah menikah. Dengan memperoleh gaji sebesar Rp 2.050.000,

tunjangan jabatan sebesar Rp 150.000.

Perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai yang berstatus sudah

menikah adalah sebagai berikut :

Gaji Pokok Rp 2.050.000

Tunjangan Jabatan Rp 150.000 +

Penghasilan Bruto Rp 2.200.000

Page 13: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

13

Pengurangan

Biaya Jabatan 5% x Rp 2.200.000 Rp 110.000 –

Penghasilan neto perbulan Rp 2.090.000

Penghasilan neto pertahun RP25.080.000

PTKP :

Wajib Pajak : Rp 15.840.000

Tambahan Wajib Pajak Kawin : Rp 1.320.000 +

Rp 17.160.000 –

Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp 7.920.000

PPh Pasal 21 terutang :

5% x Rp 7.920.000 Rp 396.000

PPh pasal 21 perbulan :

Rp 396.000 : 12 Rp 33.000

4. “D” bekerja di CV. MS. Komputer sebagai karyawan biasa,

berstatus belum menikah dan memperoleh gaji Rp 850.000

Gaji Pokok Rp 850.000

Pengurangan :

Biaya Jabatan 5% x Rp 850.000 Rp 42.500 -

Penghasilan neto sebulan Rp 807.500

Penghasilan neto setahun Rp 9.690.000

PTKP :

Wajib Pajak sendiri Rp 15.840.000 –

0

(NIHIL)

Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009

tentang petunjuk Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, dan

Pelaporan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 sehubungan dengan

pekerjaan, jasa dan kegiatan orang pribadi. Menurut Peraturan

Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ/2009 pasal 9 ayat 1

(a) penghasilan bagi pegawai akan dipotong PPh Pasal 21 apabila

penghasilannya dibayar secara bulanan atau jumlah kumulatif

penghasilan yang diterima dalam satu bulan kalender telah

melebihi Rp 1.320.000 ( Satu juta tiga ratus dua puluh ribu

rupiah). Sebanyak 15 orang karyawan pada CV. MS. Komputer yang

tidak di kenakan pajak penghasilan pasal 21 karena jumlah gaji

yang diperoleh karyawan tersebut dibawah PTKP

Kesimpulan Dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil data dan informasi yang penulis dapat dari CV.

MS. Komputer, maka kesimpulan yang diambil sesuai dengan tunjuan

permasalahan adalah :

1. Perhitungan Pajak Penghasilan Badan pada CV. MS. Komputer tahun 2011 belum sesuai dengan Undang-Undang RI nomor 36

tahun 2008, karena terjadinya koreksi fiskal negatif dan

koreksi fiskal positif sehingga terjadinya lebih bayar.

2. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 sudah sesuai dengan Undang-Undang RI nomor 36 2008.

Page 14: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

14

Saran

Berdasarkan data dan informasi yang penulis dapat dari pihak CV.

MS. Komputer, penulis memberikan saran agar :

1. CV. MS. Komputer mengikut sertakan pegawai bagian

administrasi pada pelatihan-pelatihan pajak, agar pegawai

tersebut memahami pelaksanaan wajib pajak untuk

perhitungan pajak perusahaan secara self assessment

system.

2. CV. MS. Komputer mengarsip dengan baik segala faktur-

faktur pajak atau bukti-bukti pembayaran pajak yang

lainnya, sehingga dapat mempermudah pegawai bagian

administrasi melakukan tugasnya dalam hal pembayaran

pajak.

3. Perusahaan harus selalu mengikuti perubahan aturan pajak yang dimana memungkinkan munculnya keuntungan fiskal yang

baru akibat adanya perubahan tersebut, terutama

keuntungan perpajakan sehubungan dengan pajak penghasilan

terhutang yang dapat merugikan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Diana, Anastasia., & Setiawati, Lilis. (2009). Perpajakan

Indonesia, Konsep, Aplikasi Dan Penuntun Praktis.

Yogyakarta: ANDI.

Iqbal, Hasan. (2004). Analisis Data Penelitian Desain Statistik.

Jakarta: Erlangga.

Mardiasmo. (2008). Perpajakan. Yogyakarta: ANDI.

Mulyono, Djoko. (2009). Pengantar Pajak Penghasilan Dan Pajak

Penghasilan Pasal 21. Jakarta: Andi.

Nasir. (2001). Metode Penelitian. Jakarta: Graha Indonesia.

Resmi, Siti. (2009). Perpajakan, Teori dan Kasus (Buku 1 Edisi

5). Jakarta: Salemba Empat.

Republik Indonesia. Undang-Undang No.36 Tahun 2008. Pajak

Penghasilan.

Sangadji, Eta. Mamang., & Sopiah. (2010). Metode Penelitian

(Pendekatan Praktis dalam Penelitian). Yogyakarta: ANDI.

Simanjutak, Diana. (2011). Analisis Penerapan Pajak Penghasilan

Pasal 21 Pada Pegawai Negeri Sipil Studi Kasus Pada

Inspektorat Daerah Kabupaten X. Universitas Raja Ali Haji.

Soemitro, Rochmat. (2008). Dasar-Dasar Hukum Pajak Dan

Pendapatan (Edisi Lima). Bandung: Eresco.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi (Edisi 12).

Bandung: Alfabet.

Supramono, & Damayanti, T. W. (2009). Perpajakan Indonesia,

Mekanisme dan Perhitungan. Yogyakarta: ANDI.

Yulistiana. (2011). Evaluasi Perhitungan Pajak Umum Perusahaan

pada Rumah Sakit Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor. Universitas

Teknologi Yogyakarta

WWW. Pajak. Com. Diunduh pada tanggal 12 Juni 2013

WWW. Metode Penyusutan.Com. Diunduh pada tanggal 18 Juli 2013

LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

15

Daftar penyusutan

menurut

perusahaan

No Uraian

Waktu

Perolehan Harga Perolehan Tarif B.Penyusutan

1 7 unit komputer 2003 Rp 16.800.000 25%

Rp

-

2 1 unit komputer server Rp 3.250.000 25%

Rp

-

3 1 lemari Rp 537.000 25%

Rp

-

4 7 unit meja komputer Rp 5.600.000 25%

Rp

-

5 10 kursi Rp 450.000 25%

Rp

-

6 2 Ac 2pk Jul-03 Rp 300.000 25%

Rp

-

7 3 printer Rp 350.000 25%

Rp

-

8 1 scanner Rp 675.000 25%

Rp

-

9 2 kipas angin Rp 1.500.000 25%

Rp

-

10 3 unit komputer 2004 Rp 4.500.000 25%

Rp

-

11

3 meja dan kursi

komputer Rp 340.000 25%

Rp

-

12 1 meja komputer server Rp 535.000 25%

Rp

-

13 1 Ac 1,5 Pk Mar-04 Rp 50.000 25%

Rp

-

14 1 meja Rp 400.000 25%

Rp

-

15 2 unit komputer 2005 Rp 5.600.000 25%

Rp

-

16 2 meja komputer Rp 160.000 25%

Rp

-

17 2 kursi Rp 90.000 25%

Rp

-

18 10 unit komputer 2007 Rp 23.500.000 25%

Rp

-

19 1 unit komputer server Rp 4.700.000 25%

Rp

-

20 10 meja komputer Rp 1.000.000 25%

Rp

-

21 1 meja server Rp 620.000 25% Rp

Page 16: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

16

-

22 10 kursi Rp 550.000 25%

Rp

-

23 3 kursi Rp 100.000 25%

Rp

-

24 2 buah kipas angin Rp 950.000 25%

Rp

-

25 1 meja server Rp 355.000 25%

Rp

-

26 2 printer Rp 1.250.000 25%

Rp

-

27 2 Ac 2pk Sep-08 Rp 6.750.000 25%

Rp

1.687.500

28 1 Ac 1,5 Pk Rp 1.790.000 25%

Rp

447.500

29 8 unit komputer 2010 Rp 20.240.000 25%

Rp

5.060.000

30 1 unit komputer server Rp 1.050.000 25%

Rp

262.500

31 6 unit komputer Rp 18.060.000 25%

Rp

4.515.000

32 8 meja komputer Rp 800.000 25%

Rp

200.000

33 6 meja komputer Rp 500.000 25%

Rp

125.000

34 8 kursi Rp 800.000 25%

Rp

200.000

35 10 kursi Rp 1.000.000 25%

Rp

250.000

36 1 meja server Rp 1.500.000 25%

Rp

375.000

37 2 meja Rp 960.000 25%

Rp

240.000

38 1 lemari Mei-10 Rp 1.840.000 25%

Rp

460.000

39 4 ptinter Rp 3.000.000 25%

Rp

750.000

40 1 scanner Rp 1.300.000 25%

Rp

325.000

41 3 buah ac Rp 10.350.000 25%

Rp

2.587.500

42 2 buah kipas angin Rp 780.000 25%

Rp

195.000

43 4 unit komputer 2012 Rp 5.120.000 25%

Rp

1.280.000

44 1 unit komputer server Rp 1.300.000 25%

Rp

325.000

45 4 meja dan kursi Rp 650.000 25%

Rp

162.500

46 2 kursi Rp 125.000 25%

Rp

31.250

47 2 Ac 2pk Rp 6.785.000 25% Rp

Page 17: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

17

KELOMPOK 1

DAFTAR PENYUSUTAN PERALATAN

no Uraian

waktu

perolehan

harga

perolehan Kelompok

Masa

manfaat Tarif

Biaya

Penyusutan

1 8 unit komputer 2010

Rp

20.240.000 I 4 Tahun 25%

Rp

5.060.000

2

1 unit komputer

server

Rp

1.050.000 I 4 Tahun 25%

Rp

262.500

3 6 unit komputer

Rp

18.060.000 I 4 Tahun 25%

Rp

4.515.000

4 8 meja komputer

Rp

800.000 I 4 tahun 25%

Rp

200.000

5 6 meja komputer

Rp

500.000 I 4 Tahun 25%

Rp

125.000

6 8 kursi

Rp

800.000 I 4 Tahun 25%

Rp

200.000

7 10 kursi

Rp

1.000.000 I 4 Tahun 25%

Rp

250.000

8 1 meja server

Rp

1.500.000 I 4 Tahun 25%

Rp

375.000

9 2 meja

Rp

960.000 I 4 Tahun 25%

Rp

240.000

10 1 lemari Mei-10

Rp

1.840.000 I 4 Tahun 25%

Rp

460.000

11 4 ptinter

Rp

3.000.000 I 4 Tahun 25%

Rp

750.000

12 1 scanner

Rp

1.300.000 I 4 Tahun 25%

Rp

325.000

1.696.250

48 1 buah kipas angin Rp 422.000 25%

Rp

105.500

49 1 lemari Rp 753.000 25%

Rp

188.250

50 2 printer Rp 1.300.000 25%

Rp

325.000

51 1 ascanner Rp 1.100.000 25%

Rp

275.000

52 1 meja server Rp 950.000 25%

Rp

237.500

53 1 meja biasa Rp 510.000 25%

Rp

127.500

54 3 unit komputer Sep-12 Rp 8.235.000 25%

Rp

2.058.750

55 3 meja komputer Rp 346.000 25%

Rp

86.500

56 3 kursi Rp 145.000 25%

Rp

36.250

TOTAL Rp 179.323.000 25%

Rp

24.615.250

Page 18: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

18

13 4 unit komputer 2012

Rp

5.120.000 I 4 Tahun 25%

Rp

1.280.000

14

1 unit komputer

server

Rp

1.300.000 I 4 Tahun 25%

Rp

325.000

15 4 meja dan kursi

Rp

650.000 I 4 Tahun 25%

Rp

162.500

16 2 kursi

Rp

125.000 I 4 Tahun 25%

Rp

31.250

17 1 lemari

Rp

753.000 I 4 Tahun 25%

Rp

188.250

18 2 printer

Rp

1.300.000 I 4 Tahun 25%

Rp

325.000

19 1 ascanner

Rp

1.100.000 I 4 Tahun 25%

Rp

275.000

20 1 meja server

Rp

950.000 I 4 Tahun 25%

Rp

237.500

21 1 meja biasa

Rp

510.000 I 4 Tahun 25%

Rp

127.500

22 3 unit komputer Sep-12

Rp

8.235.000 I 4 Tahun 25%

Rp

2.058.750

23 3 meja komputer

Rp

346.000 I 4 Tahun 25%

Rp

86.500

24 3 kursi

Rp

145.000 I 4 Tahun 25%

Rp

36.250

TOTAL

Rp

71.584.000

Rp

17.896.000

Kelompok 2

DAFTAR PENYUSUTAN PERALATAN

no Uraian

waktu

perolehan

harga

perolehan Kelompok

Masa

manfaat Tarif

B.

Penyusutan

1 1AC 1,5 Pk Mar-04

Rp

1.750.000 II 8 Tahun 12,50%

Rp

218.750

2 2 buah kipas angin 2007

Rp

950.000 II 8 Tahun 12,50%

Rp

118.750

3 2 Ac 2pk Sep-08

Rp

6.750.000 II 8 Tahun 12,50%

Rp

843.750

4 1 Ac 1,5 Pk

Rp

1.790.000 II 8 Tahun 12,50%

Rp

223.750

5 3 buah AC

Rp

10.350.000 II 8 Tahun 12,50%

Rp

1.293.750

6 2 buah kipas angin

Rp

780.000 II 8 Tahun 12,50%

Rp

97.500

7 2 Ac 2pk

Rp

6.785.000 II 8 Tahun 12,50%

Rp

848.125

8 1 buah kipas angin

Rp

422.000 II 8 Tahun 12,50%

Rp

52.750

TOTAL

Rp

29.577.000

Rp

3.697.125

Page 19: ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/JURNAL-Mohamad... · 3. Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya BUMN/BUMD dengan

19

Total Kelompok 1 Dan Kelompok 2 sebesar Rp

21.593.125,00

DAFTAR PENYUSUTAN BANGUNAN

NO Uraian Waktu

perolehan

Haga perolehan Tarif B.Penyusutan

1 Ruko 2003 Rp.200.000.000 5% Rp.10.000.000

2 Ruko 2005 Rp.245.000.000 5% Rp.12.250.000

3 Ruko 2007 Rp.150.000.000 5% Rp. 7.500.000

4 Ruko 2010 Rp.380.000.000 5% Rp.19.000.000

TOTAL Rp.975.000.000 5% Rp.48.750.000