Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PADA AKUISISI BISNIS DALAM INDUSTRI HULU MINYAK
(STUDI KASUS AKUISISI BLOK IRAK DAN ALJAZAIR) PADA PT. XYZ
Denny Darmawan dan Ludovicus Sensi Wondabio
Program Studi Ekstensi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
E-mail : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi yang terdiri dari identifikasi jenis transaksi, pengukuran, peyajian dan pengungkapan terkait dengan akuisisi blok Irak dan Aljazair oleh PT. XYZ. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan akuisisi blok Irak teridentifikasi dan disajikan sebagai aset tak berwujud yang diukur dengan nilai perolehan dan diamortisasi dengan metode unit produksi serta dilakukan uji penurunan nilai dan pengungkapan cadangan minyak dalam laporan keuangan diperbolehkan. Akuisisi atas blok Aljazair teridentifikasi sebagai kombinasi bisnis yang mana seluruh aset yang diperoleh dan kewajiban yang diambil alih diukur dengan nilai wajar serta mengakui adanya goodwill, penyajian menggunakan Laporan Keuangan Tersendiri dan Konsolidasian dan pengungkapan cadangan minyak dalam laporan keuangan diperbolehkan.
Kata Kunci : Akuisisi, Minyak, Kombinasi Bisnis, goodwill dan Pengaturan Bersama.
Analysis of Accounting Treatment on the Business Acquisition in the Upstream Oil Industry (Case Study of Acquisition on the Block of Iraq and Aljazair) by PT. XYZ
Abstract
This study aims to determine the accounting treatment which consists of identifying the type of transaction, measurement, presentation and disclosure associated with the acquisition of blocks of Iraq and Algeria by PT. XYZ. Research conducted by interview and literature study. The results showed that the acquisition of block of Iraq recognized and presented as an intangible asset which measured at acquisition cost, amortized using the unit of production method, and tested for impairment and disclosure of oil reserve in financial statement is allowed. The acquisition of block of Algeria identified as a business combination transaction which all assets acquired and liabilities taken over are measured at fair value and recognize the existence of goodwill, the presentation using separate and consolidated financial statement and disclosure of oil reserve in financial statement is allowed.
Keywords : acquisition, oil, business combination, goodwill and joint arrangement.
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
Pendahuluan
Indonesia merupakan negara besar, Conference Board Total Economy Database
menyatakan bahwa GDP (Gross Domestic Product) Indonesia merupakan GDP terbesar ke-
16 (ke-enam belas) dibandingkan seluruh negara di dunia pada tahun 2011. Bahkan jika
diukur dengan pertumbuhan GDP sejak tahun 2000 hingga tahun 2010, pertumbuhan GDP
Indonesia merupakan pertumbuhan tercepat ke-3 (ke-tiga) di dunia dibawah Cina dan India.
Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan McKinsey Global Institute
(2012) yang menyatakan bahwa Indonesia memiliki beragam potensi untuk menjadikan
ekonomi Indonesia terbesar ke-tujuh (ke-7) di dunia pada tahun 2030 yang membuat
Indonesia mulai diperhitungkan negara-negara lain.
Di dalam sektor energi, Indonesia dikaruniai bermacam-macam sumber daya energi
termasuk didalamnya energi terbarukan dan energi fosil. Berdasarkan Indonesia Energy
Outlook 2013 yang dikeluarkan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, total energi
fosil yang dimiliki Indonesia pada tahun 2012 setara dengan 137.000 MTOE (Metric Ton of
Oil Equivalen) yang terdiri atas sumber daya minyak, gas dan batubara. Sumber daya minyak
di Indonesia diperkirakan sebesar 7.924 MTOE dan bertahan untuk 23 tahun berdasarkan pada
kondisi tingkat produksi tahun 2012.
Dibandingkan dengan sumber daya energi fosil di dunia, posisi Indonesia bukan
termasuk sebagai negara kaya energi fosil. Ketersediaan cadangan minyak bumi Indonesia
berdasarkan data BP Statistical Review of World Energy 2013 hanya sebesar 0,2% dari total
cadangan minyak dunia pada tahun 2012. Dan total produksi sepanjang tahun 2012 hanya
sebesar 918 ribu barels oil per day atau 1,1% dari total produksi minyak di dunia dengan tren
produksi menurun sebesar 3,9% dibandingkan tahun 2011.
Kondisi tersebut tidak sebanding dengan permintaan atas sumber daya minyak yang
menyebabkan Indonesia melakukan impor minyak untuk mencukupi kebutuhan minyak
dalam negeri. Pada tahun 2012, data Kementrian Energi Sumber Daya dan Mineral
menunjukkan angka impor minyak Indonesia meningkat menjadi 38,6 MTOE dari 36,8
MTOE pada tahun 2011.
Kondisi demikian yang mendorong PT. XYZ untuk melakukan ekspansi dalam
eksplorasi dan produksi sumur-sumur minyak guna meningkatkan ketersediaan minyak.
Eksplorasi dan produksi tersebut tidak hanya dilakukan di dalam negeri yang memiliki
potensi yang tidak begitu besar, tetapi juga diupayakan di negara-negara lain yang memiliki
cadangan minyak besar, seperti Irak dan Aljazair.
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
Dalam melakukan ekspansi di sektor eksplorasi dan produksi, tentu pencarian dan
penemuan sumur baru akan lebih sulit dengan probabilitas menghasilkan yang belum pasti.
Dan akan lebih mudah jika mengakuisisi sumur-sumur yang telah terbukti menghasilkan
minyak, sehingga faktor investasi atas dry hole dapat diminimalisir.
Dalam perspektif akuntansi, perusahaan perlu menganalisa untuk mengidentifikasi
apakah perusahaan memperlakukan investasi tersebut sebagai akuisisi kombinasi bisnis,
investasi pada entitas asosiasi, investasi dalam operasi bersama, investasi pada ventura
bersama, investasi pada instrumen keuangan atau akuisisi aset. Banyak aspek yang
dipertimbangkan dalam analisa. Yang pertama, ada atau tidaknya pengendalian yang
diperoleh atau hanya sekedar pengaruh signifikan atau mungkin tidak mendapatkan kedua-
duanya. Kedua, identifikasi apakah yang diakuisisi merupakan sebuah bisnis atau hanya
bagian dari bisnis. Yang ketiga, bagaimana struktur pengaturan fiskal hulu minyak di negara
setempat, struktur permodalan, struktur operasional dan hal lainnya. Setelah mengidentifikasi
jenis akuisisi yang dilakukan perusahaan, barulah perusahaan melakukan analisa bagaimana
perlakuan pengakuan, pengukuran, penyajian hingga pengungkapan pada laporan keuangan.
Hal seperti inilah yang menjadi dasar peneliti tertarik mengangkat topik perlakuan
akuntansi atas akuisisi bisnis dalam industri hulu minyak.
Tinjauan Teoritis
Sebelum memulai analisa perlakuan akuntansi, maka Penulis dan Pembaca perlu
mengetahui terlebih dahulu apa saja tahapan yang terdapat di dalam proses akuntansi.
Menurut Soemarso S.R. (2002) definisi tersebut dinyatakan sebagai berikut :
Kegiatan akuntansi meliputi :
• Pengidentifikasian dan pengukuran data yang relevan untuk pengambilan
keputusan.
• Pemrosesan data dan kemudian pelaporan informasi yang dihasilkan.
• Pengkomunikasian informasi kepada pemakai laporan.
Perlakuan Akuntansi Akuisisi Kombinasi Bisnis (PSAK 22 – Kombinasi Bisnis Revisi 2010)
Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi
memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Berdasarkan definisi tersebut untuk
mengidentifikasi suatu transaksi atau peristiwa merupakan kombinasi bisnis mensyaratkan
adanya perolehan pengendalian bisnis. Bisnis adalah suatu rangkaian terpadu dari kegiatan
dan aset yang mampu diadakan dan dikelola dengan tujuan memberikan hasil dalam bentuk
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
dividen, biaya yang lebih rendah, atau manfaat ekonomi lainnya secara langsung kepada
investor atau pemilik, anggota, atau peserta lainnya. Suatu bisnis terdiri dari input dan proses
yang diterapkan pada input tersebut dan mampu menghasilkan output. Walaupun bisnis
biasanya menghasilkan output, akan tetapi output tidak disyaratkan untuk suatu rangkaian
terpadu agar dapat disebut sebagai suatu bisnis. Guna memudahkan, rangkaian aset dan
aktifitas tertentu yang mempunyai goodwill dianggap sebagai suatu bisnis. Tetapi suatu bisnis
tidak harus mempunyai goodwill.
Sedangkan yang dimaksud dengan pengendalian itu sendiri menurut PSAK 4 –
Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri merupakan kekuasaan
untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat
dari aktifitas entitas itu sendiri. Dan untuk dapat mengatur kebijakan keuangan dan
operasional suatu entitas, lazimnya ketentuan dalam entitas mensyaratkan porsi kepemilikan
>50%.
Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang
diambil-alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak
pengakuisisi mengukur kepentingan non-pengendali pada pihak yang diakuisisi baik pada
nilai wajar ataupun pada proporsi kepemilikan kepentingan nonpengendali atas aset neto
teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi.
Pihak pengakuisisi dapat mengakui liabilitas kontijensi yang diambil alih pada tanggal
akuisisi dalam kombinasi bisnis jika hal tersebut merupakan kewajiban kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu dan nilai wajarnya dapat diukur secara andal.
Pihak pengakuisisi mengakui dan mengukur aset atau liabilitas pajak tangguhan yang
timbul dari aset yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih dalam kombinasi bisnis sesuai
PSAK 46: Pajak Penghasilan. Pihak pengakuisisi memperhitungkan kemungkinan dampak
pajak dari perbedaan temporer dan sisa kompensasi kerugian dari pihak diakuisisi yang ada
pada tanggal akuisisi, atau yang timbul sebagai hasil akuisisi sesuai PSAK 46: Pajak
Penghasilan.
Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada tanggal akuisisi yang diukur sebagai
selisih lebih (i) atas (ii) di bawah ini:
(i) nilai agregat dari:
• imbalan yang dialihkan yang diukur sesuai dengan Pernyataan ini, yang
pada umumnya mensyaratkan nilai wajar tanggal akuisisi;
• jumlah setiap kepentingan nonpengendali pada pihak yang diakuisisi yang
diukur sesuai dengan Pernyataan ini; dan
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
• untuk kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, nilai wajar pada
tanggal akuisisi kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki oleh pihak
pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi.
(ii) selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang
diambil-alih pada tanggal akuisisi, yang diukur sesuai Pernyataan ini.
Kadang kala, pihak pengakuisisi melakukan pembelian dengan diskon, yaitu suatu
kombinasi bisnis yang mana jumlah selisih jumlah dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil-alih pada tanggal akuisisi melebihi nilai agregatnya. Atas selisih lebih
itu pihak pengakuisisi mengakui keuntungan yang dihasilkan dalam laporan laba rugi pada
tanggal akusisi. Keuntungan tersebut diatribusikan kepada pihak pengakuisisi. Sebelum
mengakui keuntungan dari pembelian dengan diskon, pihak pengakuisisi menilai kembali
apakah telah mengidentifikasi dengan tepat seluruh aset yang diperoleh dan liabilitas yang
diambil-alih serta mengakui setiap aset atau liabilitas tambahan yang dapat diidentifikasi
dalam pengkajian kembali tersebut.
Biaya-terkait akuisisi adalah biaya yang dikeluarkan pihak pengakuisisi dalam rangka
kombinasi bisnis. Biaya tersebut mencakup biaya makelar (finder’s fees); advis, hukum,
akuntansi, penilaian dan biaya profesional atau konsultasi lainnya; biaya administrasi umum,
termasuk biaya pemeliharaan departemen akuisisi internal; dan biaya pendaftaran serta
penerbitan efek utang dan efek ekuitas. Pihak pengakuisisi mencatat biaya terkait akuisisi
sebagai beban pada periode saat biaya tersebut terjadi dan jasa diterima, dengan satu
pengecualian.
Secara umum, pihak pengakuisisi mengukur dan mencatat aset yang diperoleh,
liabilitas yang diambil-alih atau terjadi, dan instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam
kombinasi bisnis sesuai dengan SAK terkait untuk pos-pos tersebut, tergantung dari sifatnya.
Namun demikian, Pernyataan ini memberikan panduan atas akuntansi dan pengukuran setelah
pengakuan awal untuk aset yang diperoleh, liabilitas yang diambil-alih atau terjadi, dan
instrumen ekuitas yang diterbitkan dalam kombinasi bisnis sebagai berikut:
a. Hak yang Diperoleh Kembali
Hak yang diperoleh kembali yang diakui sebagai aset tidak berwujud diamortisasi
selama sisa periode kontraktual dari kontrak yang mendasari pemberian hak tersebut.
Pihak pengakuisisi yang selanjutnya menjual hak yang diperoleh kembali kepada
pihak ketiga memasukan nilai tercatat aset tidak berwujud tersebut dalam
menentukan keuntungan atau kerugian dari penjualan.
b. Liabilitas Kontinjensi
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
Setelah pengakuan awal dan sampai dengan liabilitas diselesaikan, dibatalkan atau
kadaluarsa, pihak pengakuisisi mengukur liabilitas kontinjensi yang diakui dalam
kombinasi bisnis pada nilai yang lebih tinggi antara:
v jumlah yang seharusnya diakui sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi,
Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi; dan
v jumlah yang pada awalnya diakui setelah dikurangi, jika dapat diterapkan,
akumulasi amortisasi yang diakui sesuai dengan PSAK 23 (revisi 2010):
Pendapatan.
Ketentuan ini tidak berlaku bagi kontrak yang dicatat sesuai dengan PSAK 55 (revisi
2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.
c. Aset Indemnifikasi (Indemnification)
Pada setiap akhir periode pelaporan selanjutnya, pihak pengakuisisi mengukur aset
indemnifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi dengan dasar yang sama dengan
liabilitas atau aset yang dijamin, tunduk kepada setiap pembatasan kontraktual atas
jumlahnya dan, untuk aset indemnifikasi yang setelah pengakuan awalnya tidak
diukur pada nilai wajarnya, subyek dari penilaian manajemen tentang kolektibilitas
aset indemnifikasi tersebut. Pihak pengakuisisi menghentikan pengakuan aset
indemnifikasi hanya ketika pihak pengakusisi mengambil aset, menjualnya, atau
kehilangan hak atasnya.
d. Imbalan Kontinjensi
Beberapa perubahan nilai wajar imbalan kontinjensi yang diakui pihak pengakuisisi
setelah tanggal akuisisi mungkin disebabkan adanya informasi tambahan yang
didapatkan pihak pengakuisisi setelah tanggal tersebut tentang fakta dan keadaan
yang ada pada tanggal akuisisi. Namun demikian, perubahan yang dihasilkan dari
peristiwa setelah tanggal akuisisi, seperti pencapaian target laba, pencapaian harga
saham tertentu, atau pencapaian tonggak (milestone) dalam proyek riset dan
pengembangan, bukan merupakan penyesuaian periode pengukuran. Pihak
pengakuisisi memperhitungkan perubahan nilai wajar imbalan kontinjensi yang
bukan merupakan penyesuaian periode pengukuran sebagai berikut:
v Imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak diukur kembali
dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas.
v Imbalan kontinjensi yang diklasifi kasikan sebagai aset atau liabilitas yang:
• merupakan instrumen keuangan dan termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55
(revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang diukur
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
pada nilai wajar, dengan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui baik
dalam laporan laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan
PSAK 55 (revisi 2006);
• tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006) dicatat sesuai
dengan PSAK 57 (revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi atau SAK lain.
Bagian Partisipasi dalam Pengaturan Bersama – PSAK 66 Revisi 2013
Pengaturan bersama adalah pengaturan yang dua atau lebih pihak memiliki
pengendalian bersama. Pengaturan bersama memiliki karakteristik berikut ini:
a. Para pihak terikat oleh suatu pengaturan kontraktual.
Pengaturan kontraktual dapat dibuktikan dalam beberapa cara. Pengaturan
kontraktual yang dapat dilaksanakan seringkali tertulis, tetapi tidak selalu, biasanya
dalam bentuk kontrak atau diskusi antara para pihak yang didokumentasikan.
Mekanisme berdasarkan undang-undang juga dapat membentuk pengaturan yang
dapat dilaksanakan, baik oleh mekanisme hukum itu sendiri atau bersama dengan
kontrak antara para pihak.
Ketika pengaturan bersama dibentuk melalui kendaraan terpisah, pengaturan
kontraktual atau beberapa aspek dari pengaturan kontraktual, dalam beberapa kasus
akan dimasukkan di dalam akta, piagam atau anggaran dasar dan anggaran rumah
tangga kendaraan terpisah.
Pengaturan kontraktual menetapkan persyaratan untuk para pihak berpartisipasi
dalam aktivitas yang merupakan subjek pengaturan. Pengaturan kontraktual biasanya
berkaitan dengan hal-hal seperti:
v tujuan, aktivitas, dan durasi pengaturan bersama.
v bagaimana anggota dewan komisaris atau organ pengatur setara dari pengaturan
bersama ditunjuk.
v proses pengambilan keputusan: permasalahan yang membutuhkan keputusan dari
para pihak, hak suara para pihak dan tingkat dukungan yang disyaratkan untuk
permasalahan tersebut. Proses pengambilan keputusan tercermin dalam
pengaturan kontraktual yang membentuk pengendalian bersama atas pengaturan.
v modal atau kontribusi lain yang disyaratkan para pihak.
v bagaimana para pihak membagi aset, liabilitas, pendapatan, beban atau laba rugi
tekait dengan pengaturan bersama.
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
b. Pengaturan kontraktual memberikan pengendalian bersama kepada dua atau lebih
pihak dalam pengaturan tersebut.
Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian
atas suatu pengaturan, yang ada hanya ketika keputusan mengenai aktivitas relevan
mensyaratkan persetujuan dengan suara bulat dari seluruh pihak yang berbagi
pengendalian.
Entitas yang merupakan pihak dalam pengaturan menaksir apakah pengaturan
kontraktual memberikan kepada seluruh pihak, atau sekelompok pihak, pengendalian
atas pengaturan secara kolektif.
Seluruh pihak atau sekelompok pihak mengendalikan pengaturan secara kolektif
ketika mereka harus bertindak bersama untuk mengarahkan aktivitas yang
mempengaruhi secara signifikan imbal hasil yang berasal dari pengaturan tersebut
(yaitu aktifitas relevan).
Dalam pengaturan bersama, tidak ada pihak tunggal yang mengendalikan pengaturan
secara sepihak. Pihak dengan pengendalian bersama atas pengaturan dapat mencegah
pihak lain apapun atau sekelompok pihak dari mengendalikan pengaturan tersebut.
Pengaturan dapat merupakan pengaturan bersama walaupun tidak seluruh pihak yang
terlibat memiliki pengendalian bersama atas pengaturan tersebut. Pernyataan ini
membedakan antara para pihak yang memiliki pengendalian bersama atas pengaturan
bersama (operator bersama atau venturer bersama) dan pihak yang berpartisipasi
dalam pengaturan bersama, tetapi tidak memiliki pengendalian bersama atas
pengaturan bersama tersebut.
Jenis Pengaturan Bersama
Suatu pengaturan bersama meliputi operasi bersama atau ventura bersama. Operasi
bersama adalah pengaturan bersama yang mengatur bahwa para pihak yang memiliki
pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset, dan kewajiban terhadap
liabilitas, terkait dengan pengaturan tersebut. Para pihak tersebut disebut operator bersama.
Ventura bersama adalah pengaturan bersama yang mengatur bahwa para pihak yang memiliki
pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto pengaturan tersebut. Para
pihak tersebut disebut venturer bersama.
Laporan Keuangan Para Pihak Dalam Pengaturan Bersama
Operator bersama mengakui hal berikut terkait dengan kepentingannya dalam operasi
bersama:
(a) aset, mencakup bagiannya atas aset apapun yang dimiliki bersama
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
(b) liabilitas, mencakup bagiannya atas liabilitas apapun yang terjadi bersama.
(c) pendapatan dari penjualan bagiannya atas output yang dihasilkan dari operasi bersama;
(d) bagiannya atas pendapatan dari penjualan output oleh operasi bersama; dan
(e) beban, mencakup bagiannya atas beban apapun yang terjadi secara bersama-sama.
Operator bersama mencatat aset, liabilitas, pendapatan dan beban terkait dengan
kepentingannya dalam operasi bersama sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
yang dapat diterapkan untuk aset, liabilitas, pendapatan dan beban tertentu.
Pencatatan untuk transaksi seperti penjualan, kontribusi atau pembelian aset antara
entitas dengan operasi bersama yang entitas merupakan operator bersama, ditentukan dalam
paragraf PP34–PP37.
Pihak yang berpartisipasi dalam, tetapi tidak memiliki pengendalian bersama atas,
operasi bersama juga mencatat kepentingannya dalam pengaturan sesuai dengan paragraf 20-
22 jika pihak tersebut memiliki hak atas aset, dan kewajiban terhadap liabilitas, terkait dengan
operasi bersama. Jika pihak yang berpartisipasi, tetapi tidak memiliki pengendalian bersama
atas suatu operasi bersama tidak memiliki hak atas aset dan kewajiban terhadap liabilitas,
terkait dengan operasi bersama tersebut, maka pihak yang berpartisipasi tersebut harus
mencatat kepentingannya dalam operasi bersama sesuai dengan SAK yang dapat diterapkan
kepada kepentingan tersebut.
Venturer bersama mengakui kepentingannya dalam ventura bersama sebagai investasi
dan mencatat investasi tersebut dengan menggunakan metode ekuitas sesuai dengan PSAK
15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, kecuali entitas dikecualikan dari
penerapan metode ekuitas seperti yang ditentukan dalam Pernyataan tersebut.
Pihak yang berpartisipasi dalam, tetapi tidak memiliki pengendalian bersama atas,
ventura bersama mencatat kepentingannya dalam pengaturan bersama sesuai dengan PSAK
55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengkuran, kecuali pihak yang berpartisipasi
tersebut memiliki pengaruh signifikan atas ventura bersama, maka dalam hal ini pihak
tersebut mencatat kepentingannya sesuai dengan PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi
dan Ventura Bersama.
Perlakuan Akuntansi atas Akuisisi Aset
Dalam sebuah aktifitas akuisisi, jika yang diakuisisi bukan merupakan sebuah bisnis
dan pengakuisisi tidak mendapatkan pengendalian, maka atas atas akuisisi tersebut akan
diperlakukan sebagai akuisisi aset. Pengendalian yang dimaksud adalah adanya kekuasaan
untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat
dari aktifitas entitas tersebut.
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
Akuisisi aset tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya, apakah yang
diakuisisi merupakan aset berwujud maupun tidak berwujud. Aset tidak berwujud adalah aset
nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Sedangkan, yang dimaksud dengan
aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan
administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Jika merupakan
aset berwujud perlakuannya akan mengacu kepada PSAK 16 tentang Aset Tetap, sedangkan
jika aset tersebut tidak berwujud, maka perlakuannya akan mengacu kepada PSAK 19 tentang
Aset Tak Berwujud.
Metode Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah akuisisi atas blok minyak di Irak dan Al-Jazair oleh
PT. XYZ yang bergerak di bidang energi termasuk minyak dan gas untuk sektor hulu hingga
hilir yang memiliki cakupan bisnis yang luas atas industri minyak dan gas.
Berdasarkan sifat dan karakteristik penelitian, penulis mengkategorikan penelitian ini
sebagai penelitian deskriptif, yang mana definisi dari penelitian deskriptif yaitu penelitian
yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-
data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi (Narbuko, Cholid dan
Abu, 2008 p. 44).
Dalam melakukan pengumpulan data, penulis melakukan dengan metode wawancara
dan metode dokumentasi.
Sesuai dengan jenis penelitiannya, yaitu penelitian analisa deskriptif dengan data yang
bersifat kualitatif dan bertujuan eksplorasi dan deskripsi atas suatu keadaan atau fenomena,
teknik analisa data yang dipergunakan adalah penggambaran dengan kata-kata atau kalimat
untuk memperoleh kesimpulan.
Pembahasan Perlakuan Akuntansi atas Akuisisi Blok Minyak Irak
Pengendalian bersama adalah persetujuan kontraktual untuk berbagi pengendalian atas
suatu aktivitas ekonomi, dan ada hanya ketika keputusan keuangan dan operasional strategis
terkait dengan aktivitas tersebut mensyaratkan konsensus dari seluruh pihak-pihak yang
berbagi pengendalian (venturer).
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
Dalam mengindentifikasi jenis akuisisi, PT. XYZ dalam mengelolan Blok WQ1 Irak
turut melakukan kesepakan dalam perjanjian dengan Kontraktor lain yang dituangkan dalam
JOA (Joint Operating Agreement) dan side letter. JOA dan side letter mengatur hubungan
antar entitas terkait hak dan kewajiban para pihak agar konsisten dengan TSC. Setelah proses
akuisisi, PT. XYZ menjadi salah satu pihak dalam JOA dengan Participating Interest 10%.
Sesuai JOA, para pihak akan membentuk Contractor Committee yang berwenang dalam
proses pengambilan keputusan pada Joint Operation - dilakukan dalam forum Contractor
Committee Meeting (CCM). Hampir semua keputusan signifikan terkait dengan Joint
Operation harus melalui CCM seperti penyusunan Work Program & Budget (WP&B) dan
Non-Recoverable Cost. Sesuai TSC, beberapa keputusan membutuhkan persetujuan yang
lebih tinggi oleh Joint Management Committee (JMC).
Berdasarkan uraian di atas, PT. XYZ tidak memiliki suara di JMC (hanya memiliki
status sebagai pengamat saja) sedangkan di tingkat CCM, PT. XYZ tidak merniliki blocking
right apabila tidak setuju dengan keputusan joint operators lainnya. Namun demikian, setiap
joint operators termasuk PT. XYZ dapat menyampaikan aspirasi maupun sanggahan dan akan
menjadi masukan dalam proses pengambilan keputusan CCM. Dan dapat ditarik kesimpulan
bahwa investasi pada Blok WQ1 Irak merupakan Investasi pada Operasional Bersama, namun
dalam hal ini PT. XYZ tidak turut mengendalikan bersama atas Blok WQ1 Irak. PSAK 66 –
Pengaturan Bersama mensyaratkan dalam hal atas Operasi Bersama Investor tidak turut
mengendalikan Operasi Bersama boleh mengacu kepada SAK terkait yang lebih relevan.
SAK terkait yang relevan dalam hal ini adalah PSAK 19 – Aset Tak Berwujud (revisi 2009)
dalam hal pengakuan akuntansi.
Pengukuran
Investasi di Blok West Qurna-1 oleh PT. XYZ dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya
perolehan terdiri atas Purchase Price yang telah disepakati ditambah atau dikurangi dengan
penyesuaian. Penyesuaian dimaksud terdiri atas segala bentuk pendapatan, penerimaan, biaya
dan beban yang harus di-accrue oleh Buyer maupun Seller pada masa setelah tanggal efektif
hingga tanggal Closing. Nilai Adjustment Purchase Price tersebut disebutkan dalam Closing
Statement sebagai nilai yang harus dibayarkan Buyer kepada Seller dan nilai inilah yang
diakui sebagai nilai perolehan.
PSAK 19-Aset Tak Berwujud paragraf 72 memberikan pilihan bagi entitas untuk
menentukan model pengukuran setelah pengakuan awal baik menggunakan model biaya atau
model revaluasi. Lebih lanjut dalam paragraf 74, yang dimaksud model biaya adalah setelah
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
pengakuan awal, aset tak berwujud dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. Sedangkan model revaluasi menurut paragraf
75 adalah setelah pengakuan awal, aset tak berwujud dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu
nilai wajar pada tanggal revaluasi dan untuk tujuan revaluasi, nilai wajar ditentukan dengan
menggunakan referensi dari pasar aktif dan dilakukan secara reguler.
Aset Minyak dan Gas Bumi atas Blok West Qurna-1 melalui PIREP pada awalnya
dicatat sebesar biaya perolehan, selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan dikurangi
akumulasi amortisasi dan rugi atas penurunan nilai (model biaya). Hal tersebut sejalan dengan
konsep yang ditawarkan PSAK 19-Aset Tak Berwujud karena Aset Minyak dan Gas Bumi
tidak memiliki pasar yang aktif. Aset Minyak dan Gas Bumi diamortisasi menggunakan
metode unit produksi berdasarkan cadangan terbukti sejak dimulainya produksi.
Aset non-keuangan ditelaah untuk penurunan nilai ketika kejadian atau perubahan
keadaan mengindikasikan bahwa nilai tercatat tidak dapat dipulihkan. Rugi penurunan nilai
diakui sebesar jumlah dimana nilai tercatat dari aset tersebut melebihi jumlah terpulihkan,
yang merupakan nilai tertinggi antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual atau nilai
pakai dari aset tersebut. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga
unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
Penyajian
Atas akuisisi aset Blok WQ-1, perusahaan menyajikannya dalam Aset Tidak
Berwujud dalam Akun Aset Minyak dan Gas Bumi sebagai Aset Tidak Lancar pada Laporan
Posisi Keuangan. Sedangkan atas amortisasi untuk setiap periodenya diakui dalam Laporan
Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain sebagai Beban Amortisasi yang masuk
kedalam klasifikasi Beban Produksi untuk mendapatkan Laba Kotor perusahaan. Sedangkan
atas Hutang – Piutang antara PT. XYZ dengan anak usaha PT. XYZ, PT. XYZ
menyajikannya dalam Akun Piutang Jangka Panjang Entitas Anak yang masuk kedalam
klasifikasi Aset Tidak Lancar pada Laporan Posisi Keuangan, dan secara periodik diakui
Pendapatan Bunga dan disajikan dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif
Lain. Begitu sebaliknya di sisi anak usaha PT. XYZ, hutang tersebut disajikan dalam Hutang
Jangka Panjang Induk Perusahaan yang masuk kedalam klasifikasi Hutang Jangka Panjang
pada Laporan Posisi Keuangan, dan atas Beban Bunga yang diakui secara periodik disajikan
sebagai Beban Keuangan dalam Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.
Analisis pengungkapan cadangan dan produksi minyak bumi yang berasal dari Blok WQ1
Irak dalam Laporan Keuangan.
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
Industri migas di Irak menganut rezim fiskal service contract di mana hal ini berbeda dengan
rezim di Indonesia yang menganut production sharing contract. Pelaporan cadangan untuk
service contract membutuhkan analisis lanjutan apakah boleh melakukan pelaporan cadangan
atau tidak. Kebijakan cadangan yang dianut oleh PT. XYZ adalah sesuai dengan PRMS
guidlines. PRMS guidelines merupakan panduan umum yang biasa digunakan di industri
migas mengklasifikasikan kontrak migas (petroleum fiscal system) dan panduan dalam
pelaporan cadangan sebagai berikut:
Berdasarkan skema distribusi revenue WQ1 Irak, kontraktor akan menerima
penggantian biaya investasi dan operasi yang dikeluarkan serta menerima remuneration fee.
Skema distribusi tersebut identik dengan klasifikasi Risk Services Contract PRMS Guidelines
2011 yang menyatakan Risked Service Contract dapat diidentifikasi dengan bentuk
penerimaan berupa cost recovery dan profit.
PRMS Gudelines 2011 point 10.7 memberi penjelasan atas Contoh Risked Services
Contract sebagai berikut:
“Depending on the specific contractual terms, the reserves and resources equivalent to
the value of the cost-recovery-plus-revenue-profit split are normally reported by the
contractor.”
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa skema distribusi
revenue WQ1 Irak identik dengan risked service contract (Gambar 10.7) yaitu kontraktor
akan menerima pembayaran untuk penggantian biaya investasi dan biaya operasi serta
menerima remuneration fee sebagai performarce component. Remuneration fee merupakan
subyek pajak oleh Pemerintah Irak.
Dengan membandingkan pada PRMS mengenai kontrak, bahwa risked service bisa
melaporkan ("Iikely") cadangan. PRMS juga memberikan panduan bahwa nilai cadangan
yang umumnya dilaporkan adalah sebesar cost recovery plus revenue-profit split. Berdasarkan
analisis tersebut di atas, TSC WQ1 Irak dapat dikategorikan sebagai risked service contract
sehingga PIREP dapat mengungkapkan cadangan dan produksi minyak bumi yang berasal
dari Blok WQ1 Irak dalam Laporan Keuangan PIREP per 31 Desember 2013 sebesar
ekuivalen cost recovery ditambah dengan remuneration fee sesuai dengan data keekonomian
studi kelayakan proyek.
Perlakuan Akuntansi atas Akuisisi Lapangan Minyak Aljazair
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
Dalam mengidentifikasi jenis akuisisi yang dilakukan PT. XYZ terkait Conoco
Phillips Algeria Ltd., perlu dipertimbangkan ketentuan yang termuat dalam Sale and
Purchase Agreement yang menyebutkjan bahwa :
Objek jual beli adalah saham dan akan dilakukan pengalihan seluruh aset, liabilitas,
resiko, hak dan benefit dari perusahaan yang diakuisisi. Dalam hal ini ConocoPhilips Algeria
Ltd. menguasai 65% hak partisipasi dan sekaligus bertindak selaku operator sementara itu
hak partisipasi ConocoPhilips Algeria Ltd. di lapangan Ourhoud sebesar 3,7% dan 16,9% di
lapangan EMK.
ConocoPhilips Algeria Ltd, dalam menjalankan aktifitasnya telah memenuhi definisi
sebuah bisnis yang dijelaskan dalam PSAK 22 yang mensyaratkan adanya input yang telah
dipersiapkan seperti Cadangan Minyak dan Sumber Daya Manusia untuk dilakukan proses
atas input tersebut yang berkaitan dengan produksi minyak sehingga menghasilkan output
berupa pendapatan dari produksi minyak.
Selain telah memenuhi identifikasi adanya aktifitas bisnis yang dilakukan oleh
ConocoPhilips Algeria Ltd., PT. XYZ juga menerima pengendalian atas ConocoPhilips
Algeria Ltd dengan menguasai 100% suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Selain
dibuktikan dengan porsi suara yang dimiliki perusahaan, PT. XYZ juga menempatkan
pekerjanya dalam jajaran eksekutif ConocoPhilips Algeria Ltd. yang memperkuat
pengendalian PT. XYZ atas operasional dan keuangan ConocoPhilips Algeria Ltd.
Atas dasar ketentuan-ketentuan diatas, dapat disimpulkan jenis akuisisi merupakan
akuisisi kombinasi bisnis.
Pengukuran
PT. XYZ menggunakan metode akuisisi untuk mencatat kombinasi bisnis. Imbalan
yang dialihkan untuk akuisisi suatu entitas adalah sebesar nilai wajar aset yang dialihkan,
liabilitas yang diakui dan kepentingan ekuitas yang diterbitkan oleh PT. XYZ. Imbalan yang
dialihkan termasuk nilai wajar aset atau liabilitas yang timbul dari kesepakatan imbalan
kontinjensi.
Grup mengakui kepentingan non-pengendali pada pihak yang diakuisisi baik sebesar
nilai wajar atau sebesar bagian proporsional kepentingan non-pengendali atas aset neto pihak
yang diakuisisi.
Selisih lebih imbalan yang dialihkan atas nilai wajar aset teridentifikasi yang
diakuisisi dicatat sebagai goodwill. Jika jumlah ini lebih rendah dari nilai wajar aset bersih
entitas yang diakuisisi dalam kasus pembelian dengan diskon, selisihnya diakui langsung
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
dalam laporan laba-rugi. Goodwill dilakukan pengujian penurunan nilai secara tahunan dan
dicatat pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai.
Aset minyak dan gas bumi lainnya disusutkan berdasarkan metode garis lurus selama
taksiran masa manfaat ekonomis atau masa KBH. Masa manfaat dan metode penyusutan
ditelaah dan disesuaikan jika diperlukan, setidaknya setiap akhir tahun. Dampak dari setiap
revisi diakui dalam laba - rugi, ketika perubahan terjadi.
Biaya-biaya sumur ekplorasi yang menghasilkan dan sumur pengembangan (aset
pengembangan) yang berhubungan dengan sumur berproduksi dan aset produksi dideplesikan
dengan menggunakan metode unit produksi berdasarkan cadangan terbukti sejak dimulainya
produksi komersialnya dari masing-masing lapangan.
Aset yang diamortisasi atau didepresiasi diuji terhadap penurunan nilai ketika terdapat
indikasi bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat dipulihkan. Penurunan nilai diakui jika
nilai tercatat aset melebihi jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan adalah yang lebih tinggi
antara nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai aset. Dalam menentukan
penurunan nilai, aset dikelompokkan pada tingkat yang paling rendah dimana terdapat arus
kas yang dapat diidentifikasi (unit penghasil kas). Aset nonkeuangan selain goodwill, yang
mengalami penurunan nilai diuji setiap tanggal pelaporan untuk menentukan apakah terdapat
kemungkinan pemulihan penurunan nilai.
Sedangkan, aset yang memiliki umur manfaat tidak terbatas - sebagai contoh, goodwill
atau aset tak berwujud yang belum siap digunakan - tidak diamortisasi dan dilakukan
pengujian penurunan nilai secara tahunan. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian
penurunan niIai telah terjadi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih nilai
tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di
masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto dengan menggunakan suku bunga efektif
awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi, baik secara langsung maupun
menggunakan pos provisi. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba-rugi.
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah
penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian
penurunan nilai yang sebelumnya diakui akan dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan
menyesuaikan pos provisinya. Jumlah pemulihan tersebut diakui pada laporan laba-rugi dan
jumlahnya tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan
diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan.
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
Penyajian
Pada tanggal akuisisi dalam penyusunan Laporan Posisi Keuangan awal, pihak
pengakuisisi mengklasifikasikan atau menentukan aset teridentifikasi yang diperoleh dan
liabilitas yang diambil-alih sebagaimana diperlukan untuk menerapkan SAK lain selanjutnya
dan diukur dengan nilai wajar. Pihak pengakuisisi membuat klasifikasi atau penentuan
tersebut berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, kebijakan operasional
atau akuntansinya, dan kondisi terkait lainnya yang ada pada tanggal akuisisi.
Pihak diakuisisi menyajikan laporan keuangan tersendiri per tanggal penutupan
akuisisi dan sejak tanggal tersebut pula dikonsolidasi kedalam laporan keuangan
konsolidasian PT. XYZ.
Analisis pengungkapan cadangan dan produksi minyak bumi yang berasal dari Blok 405a
Aljazair dalam Laporan Keuangan.
Pihak pengakuisisi mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan dapat mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari kombinasi bisnis yang terjadi:
(a) selama periode pelaporan berjalan; atau
(b) setelah akhir periode pelaporan tetapi sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan.
Industri migas di Aljazair menganut rezim fiskal production sharing contract.
Pelaporan cadangan untuk production sharing contract membutuhkan analisis lanjutan
apakah boleh melakukan pelaporan cadangan atau tidak. Kebijakan cadangan yang dianut
oleh PT. XYZ adalah sesuai dengan PRMS guidlines. PRMS guidelines merupakan panduan
umum yang biasa digunakan di industri migas mengklasifikasikan kontrak migas (petroleum
fiscal system) dan panduan dalam pelaporan cadangan.
Pada PRMS Guidelines tahun 2011, dinyatakan bahwa dalam klasifikasi kontrak
migas, kepemilikan atas minyak akan menjadi milik kontraktor setelah kontraktor berhasil
mengangkat minyak ke permukaan bumi, dan dikarenakan imbalan yang diterima kontraktor
dari pemerintah dalam bentuk bagian minyak kontraktor, oleh karena itu dalam production
sharing contract, kontraktor mengakui dan mengungkapkan cadangannya.
PRMS juga memberikan panduan bahwa nilai cadangan yang umumnya dilaporkan
adalah sebesar cost recovery plus a profit element. Berdasarkan analisis tersebut di atas,
ConnocoPhillips Algeria Ltd dapat mengungkapkan cadangan dan produksi minyak bumi
yang berasal dari Blok 405a Aljazair dalam Laporan Keuangan per 31 Desember 2013 sebesar
ekuivalen cost recovery ditambah dengan remuneration fee sesuai dengan data keekonomian
studi kelayakan proyek.
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat dismpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Saran Atas penelitian yang dilakukan, peneliti mencoba untuk memberikan saran kepada Perusahaan
dalam melakukan pengakuan awal, PSAK 19 memperbolehkan segala biaya yang terkait
langsung atas akuisisi dapat dikapitalisasi menjadi aset tak berwujud. Biaya yang dimaksud
antara lain, biaya konsultan hukum, jasa penilai, dan biaya lainnya yang berkaitan langsung.
Daftar Referensi Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta.
British Petroleum (2013). BP Stastitical Review of World Energy June 2013. June 14, 2015.
No. Kriteria Perlakuan dalam Perusahaan Perlakuan sesuai Ketentuan Ketentuan yang MengaturA. Irak
1 Pengakuan AkuisisiAsetTakBerwujud AkuisisiKombinasiBisnis PSAK22-KombinasiBisnisInvestasiEntitasAsosiasi PSAK15-InvestasipadaEntitasAsosiasiInvestasiVenturaBersama PSAK66-PengaturanBersamaInvestasiOperasiBersama IFRS11-JointArrangementAkuisisiAsetTakBerwujud PSAK19-AsetTakBerwujud
2 Pengukuran MetodeBiaya MetodeBiaya PSAK19-AsetTakBerwujudMetodeRevaluasian PSAK19-AsetTakBerwujud
MetodeAmortisasiUnitProduksi MetodeAmortisasiGarisLurus PSAK19-AsetTakBerwujudMetodeAmortisasiUnitProduksiMetodeAmortisasiSaldoMenurun
UjiPenurunanNilaijikaTerdapatIndikasidenganpendekatanNilaiPakai
UjiPenurunanNilaidenganmembandingkannilaiwajardikurangbiayauntukmenjualterhadapnilaipakai
PSAK48-PenurunanNilaiAset
3 Penyajian AkunAsetMinyakdanGasBumi-AsetTakBerwujud
AsetTakBerwujud KDPPLK
AmortisasidisajikansebagaiBebanAmortisasi(BebanProduksi)
AmortisasidisajikansebagaiBebanAmortisasi PSAK1-LaporanKeuangan
PSAK19-AsetTakBerwujud
4 Pengungkapan Mengungkapkancadanganminyak PRMSGuidelines2011
B. Aljazair1 Pengakuan AkuisisiKombinasiBisnis AkuisisiKombinasiBisnis PSAK22-KombinasiBisnis
2 Pengukuran NilaiWajar NilaiWajar PSAK22-KombinasiBisnis
3 Penyajian PenyajianLaporanKeuanganawalpadatanggalClosingAkuisisi
KDPPLK
PSAK22-KombinasiBisnisPSAK4-LaporanKeuanganTersendiri
4 Pengungkapan Mengungkapkancadanganminyak Bolehmengungkapancadangan PRMSGuidelines2011
Bersifat"likely"dalampengungkapancadangan
PenyajianLaporanKeuanganTersendiriawalpadatanggalClosingAkuisisidansejaktanggaltersebutpulamasukkedalamlaporankeuangankonsolidasianPT.Pertamina
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
http://www.bp.com/content/dam/bp/pdf/statistical-
review/statistical_review_of_world_energy_2013.pdf
Griffin, Rixky and Pustay, Michael. (2010). International Business. New Jersey : Pearson
Education, Inc.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 1 Penyajian Laporan
Keuangan. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 4 Laporan Keuangan
Tersendiri. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 65 Laporan Keuangan
Konsolidasiani. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 15 Investasi Pada Entitas
Asosiasi dan Ventura Bersama. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 66 Pengaturan Bersama.
Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 16 Aset Tetap. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 19 Aset Tak Berwujud.
Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 22 Kombinasi Bisnis.
Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 25 Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 48 Penurunan Nilai Aset.
Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 68 Pengukuran Nilai Wajar.
Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 46 Pajak Penghasilan.
Jakarta.
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Standar Akuntansi Keuangan 55 Instrumen Keuangan
Pengakuan dan Pengukuran. Jakarta.
Kementrian ESDM (2014). Indonesia Energy Outloook 2013. 25 Januari 2015.
http://www.esdm.go.id/publikasi/indonesia-energy-outlook.html
McKinsey. (2012). The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential. June 14,
2015. McKinsey Global Institute
Pemerintah Republik Indonesia (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 22 Maret 2015.
Pertamina (2014). Laporan Tahunan 2013. 25 Januari 2015.
http://www.pertamina.com/investor-relations/laporan-presentasi/
Pudyantoro, Rinto. (2014). Proyek Hulu Migas Evaluasi dan Analisisi PetroEkonomi. Jakarta
Selatan : Petromindo.
PWC. 2011. Financial Reporting in the Oil and Gas Industry 2nd Edition. USA.
PWC. 2013. Introduction to Merger and Acquisition : M&A Process – Oil and Gas
Upstream. Jakarta.
Soemarso. (2005). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Salemba Empat.
SPE (2007). Petroleum Resources Management System. April 13, 2015.
http://www.spe.org/industry/docs/Petroleum_Resources_Management_System_2007.p
df
SPE (2011). Gudelines for Application of the Petroleum Resources Management System.
April 13, 2015.
http://www.spe.org/industry/docs/PRMS_Guidelines_Nov2011.pdf
Analisis perlakuan..., Denny Darmawan, FEB UI, 2015