18
i ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI PENGUKURAN SEKTOR UNGGULAN DAN INDIKATOR KEMISKINAN DI KOTA PALU PROPINSI SULAWESI TENGAH Oleh: HARI SUTRISNO (P0204214313)

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ok

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

i

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI PENGUKURAN SEKTOR UNGGULAN

DAN INDIKATOR KEMISKINAN DI KOTA PALU

PROPINSI SULAWESI TENGAH

Oleh:

HARI SUTRISNO (P0204214313)

Page 2: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................................... ii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................................................ iii

DAFTAR TABEL ............................................................................................................................................. iv

A. PENDAHULUAN ..................................................................................................................................... 1

1. Perencanaan dan Pembangunan Wilayah ........................................................................................ 1

2. Indikator Potensi (Keunggulan) Ekonomi Wilayah............................................................................ 1

3. Gambaran Umum Kota Palu ............................................................................................................. 2

4. Definisi Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................................................ 3

B. PERTUMBUHAN EKONOMI ................................................................................................................... 4

1. PDRB Sulawesi Tengah ...................................................................................................................... 4

2. PDRB Kota Palu ................................................................................................................................. 6

C. SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKUNDER, DAN JASA ............................................................................. 8

1. Analisis Location Quotion ................................................................................................................. 9

2. Analisis Shift Share .......................................................................................................................... 10

D. KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN ...................................................................................................... 13

1. Indikator Kemiskinan ...................................................................................................................... 13

2. Indeks Gini ....................................................................................................................................... 14

Page 3: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

iii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Persentase Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Sulawesi Tengah ......... 5

Grafik 2. Persentase Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Kota Palu ................................... 7

Grafik 3. Persentase Konstribusi Sektor Primer, Sekunder, dan Jasa .......................................................... 9

Grafik 4. Kuadran profil pertumbuhan sektor perekonomian ..................................................................... 12

Page 4: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. PDRB Provinsi Sulawesi Tengah Menurut Lapangan Usaha ........................................................ 4

Tabel 2. Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Sulawesi Tengah ............................. 5

Tabel 3. PDRB Kota Palu Menurut Lapangan Usaha .................................................................................. 6

Tabel 4. Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Kota Palu ....................................................... 6

Tabel 5. Perkembangan sektor ekonomi primer, sekunder dan jasa ........................................................... 8

Tabel 6. Nilai konstribusi sektor ekonomi primer, sekunder, dan jasa ....................................................... 8

Tabel 7. Analisis Location Quotion Kota Palu Tahun 2009-2013 ................................................................ 9

Tabel 8. Analisis shiftshare Kota Palu tahun 2009 sampai 2013 ................................................................ 11

Tabel 9. Pengukuran Indikator Kemiskinan di Kota Palu ........................................................................... 13

Tabel 10. Koofisien Gini (G) Kota Palu ..................................................................................................... 14

Page 5: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

1

A. PENDAHULUAN

1. Perencanaan dan Pembangunan Wilayah Perencanaan wilayah adalah suatu rencana rasional yang menggambarkan tujuan

pengembangan wilayah secara menyeluruh dalam rangka meningkatkan kehidupan dan

kesejahteraan penduduk, sedangkan pembangunan wilayah adalah segala upaya yang dilakukan

secara terencana dalam melakukan perubahan dengan tujuan utama tercapainya kesejahteraan yang

optimal dan berkelanjutan.

Tujuan-tujuan pembangunan wilayah terkait dengan lima kata kunci, yaitu :

1. pertumbuhan;

2. penguatan keterkaitan;

3. keberimbangan;

4. kemandirian; dan

5. keberlanjutan.

Pembangunan wilayah, salah satunya meliputi pembangunan ekonomi. Dapat kita lihat

bahwa perkembangan suatu wilayah dapdaat dilihat dari aktivitas ekonominya. Salah satu model

pembangunan ekonomi wilayah dititikberatkan pada PDB maupun PDRB.

2. Indikator Potensi (Keunggulan) Ekonomi Wilayah

Setiap daerah memiliki limpahan sumberdaya yang berbeda dengan daerah lainnya. Untuk

kesejahteraan ekonomi, maka setiap daerah hendaknya berspesialisasi menghasilkan barang atau

komoditi sesuai limpahan sumber daya yang dimilikinya. Beberapa alat analisa ekonomi berikut

sering digunakan dalam mengidentifikasi unggulan (potensi) ekonomi daerah:

• Tipologi Klassen

• Location Quotient

• Shift Share Analisis

• Analisa I-O, SNSE dan CGE

• RCA, dll.

Dalam tugas ini akan dibahas mengenai pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, khususnya salah satu

Kota di Sulawesi Tengah yakni Kota Palu.

Page 6: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

2

3. Gambaran Umum Kota Palu

Palu adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia merupakan kota yang terletak di

Sulawesi Tengah. Kota Palu merupakan kota lima dimensi yang terdiri atas lembah, lautan, sungai,

pegunungan, dan teluk. Koordinatnya adalah 0,35 – 1,20 LU dan 120 – 122,90 BT. Kota Palu

dilewati oleh garis Khatulistiwa. Penduduk Kota Palu berjumlah 342.754 jiwa (2012). Bentang alam

Kota Palu membentang memanjang dari Timur ke Barat dengan luas wilayah 395,06 Km2. Secara

astronomis, Kota Palu terletak pada posisi 119,45 - 121,15 BT dan 0,36 - 0,56 LS. Secara geografis,

Kota Palu berbatasan dengan daerah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Tawaeli dan Teluk Palu.

- Sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan Marawola dan Sigi Biromaru Kabupaten Sigi.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Marawola Kabupaten Sigi dan daerah Kabupaten

Donggala.

Wilayah Administrasi

Kota Palu dibagi kepada 8 kecamatan dan 45 kelurahan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah

Palu Barat, Palu Selatan, Palu Timur, Palu Utara, Mantikulore, Ulujadi, Tatanga dan Tawaeli.

Dataran Kota Palu dikelilingi oleh pegunungan dan pantai. Peta ketinggian mencatat, 376,68

Km2 (95,34%) wilayah Kota Palu berada pada ketinggian 100 - 500 mdpl dan hanya 18,38

Km2 (46,66%) terletak di dataran yang lebih rendah. Kota Palu terletak di bagian Utara

khatulistiwa, menjadikan Kota Palu sebagai salah satu kota tropis terkering di Indonesia dengan

curah hujan kurang dari 1.000 mm per tahun.

Kondisi Ekonomi

Kota Palu saat ini juga menjadi salah kawasan ekonomi khusus (KEK) di Indonesia bagian

timur. Berbagai persiapan untuk ditetapkan Kota Palu sebagai kawasan ekonomi khusus telah

dilakukan, penyiapan lahan seluas 1.520 hektare di Kecamatan Palu Utara, yang meliputi

Kelurahan Pantoloan, Baiya, dan Lambara. Lahan seluas 1.520 hektare itu akan dibagi menjadi

kawasan industri seluas 700 hektare, kawasan perumahan (500 hektare), kawasan pendidikan

dan penelitian (100 hektare), kawasan komersial (100 hektare), daerah olahraga (50 hektare),

kawasan pergudangan (50 hektare), kawasan perkebunan dan taman (20 hektare).

Kondisi Masyarakat

Masyarakat Kota Palu sangat heterogen. Penduduk yang menetap di kota ini berasal dari

berbagai suku bangsa seperti Bugis, Toraja dan Mandar yang berasal dari Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Barat, Gorontalo, Manado, Jawa, Arab, Tionghoa, dan Kaili yang merupakan suku

Page 7: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

3

asli dan terbesar di Sulawesi Tengah. Kota Palu sering diasosiasikan dengan kekerasan dan

konflik. Padahal, masyarakat tidak terpengaruh oleh konflik atau bentrokan antarwarga.

Bentrokan antarwarga di Kelurahan Nunu dan Kelurahan Tavanjuka yang sempat diberitakan di

media massa tidak mempengaruhi aktivitas masyarakat. Warga tetap beraktivitas seperti biasa.

4. Definisi Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan pendapatan nasional secara berarti (dengan

meningkatnya pendapatan per kapita) dalam suatu periode perhitungan tertentu. Menurut

Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan output (pendapatan nasional) yang

disebabkan oleh pertambahan alami dari tingkat pertambahan penduduk dan tingkat tabungan.

Sedangkan menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi adalah

merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilan pembangunannya,

sementara itu untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan ekonomi.

Apapun istilah dan definisinya, yang pasti adalah bahwa pertumbuhan ekonomi mengkaitkan

dan menghitung antara tingkat pendapatan nasional dari satu periode ke periode berikutnya. Angka

pertumbuhan ekonomi umumnya dalam bentuk prosentase dan bernilai positif, tapi mungkin saja

bernilai negatif (mislakan saja pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 1998 minus sekitar 4 – 6 %).

Negatifnya pertumbuhan ekonomi tentu saja disebabkan adanya penurunan yang lebih besar dari

pendapatan nasional tahun berikutnya diabndingkan dengan tahun sebelumnya.

Untuk menghitung berapa besarnya pertumbuhan ekonomi suatu negara, maka data yang

diperlukan dan dipergunakan adalah pendapatan nasional suatu negara. Untuk negara yang sedang

berkembang seperti Indonesia umumnya menggunakan PDB, untuk daerah disebut PDRB. Khusus

pada makalah ini akan dibahas mengenai pertumbuhan ekonomi di Kota Palu sekaligus mengukur

potensi komunitas unggulan dan indikator kemiskinan di Kota Palu. Makalah ini akan berusaha

memberikan gambaran mengenai dinamika ekonomi makro di kabupaten tersebut terutama dari

variabel pertumbuhan ekonomi, sektor unggulan, dan indikator kemiskinan di Kota Palu.

Page 8: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

4

B. PERTUMBUHAN EKONOMI

1. PDRB Sulawesi Tengah

PDRB merupakan gambaran mengenai kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber

daya alam dan sumber daya manusia. Oleh karena itu besar kecilnya PDRB yang dihasilkan suatu

daerah sangat tergantung pada faktor produksi yang dimiliki daerah tersebut.

Berikut merupakan gambaran PDRB Provinsi Sulawesi Tengah atas dasar harga konstan

pada tahun 2009 hingga tahun 2013.

Tabel 1. PDRB Provinsi Sulawesi Tengah Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013

LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013

Pertanian 6,652,547.00 7,051,387.00 7,542,543.00 7,970,414.00 8,423,688.00

Pertambangan dan Penggalian 596,315.00 796,178.00 1,075,821.00 1,390,203.00 1,879,989.00

Industri Pengolahan 1,043,659.00 1,108,489.00 1,160,960.00 1,222,380.00 1,283,002.00

Listrik, gas dan air bersih 119,330.00 125,511.00 134,985.00 146,219.00 160,371.00

Bangunan 1,087,770.00 1,188,816.00 1,372,733.00 1,622,572.00 1,841,225.00

Perdagangan, hotel dan restoran 2,079,597.00 2,286,567.00 2,464,863.00 2,701,106.00 2,908,607.00

Pengangkutan dan Komunikasi 1,225,043.00 1,332,953.00 1,440,361.00 1,563,733.00 1,693,904.00

Keuangan, Persewaan dan Jasa 766,519.00 848,133.00 927,019.00 1,001,872.00 1,133,838.00

Jasa-Jasa 2,636,816.00 2,886,140.00 3,111,634.00 3,380,473.00 3,654,777.00

TOTAL 16,207,596.00 17,624,174.00 19,230,919.00 20,998,972.00 22,979,401.00

Bila melihat dari angka PDRB, pertumbuhan ekonomi provinsi Sulawesi Tengah terus

membaik dari tahun ke tahun. Konstribusi per sektor terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Tengah

dapat dilihat pada tabel 2.

Page 9: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

5

Tabel 2. Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Sulawesi Tengah

Tahun 2009 hingga Tahun 2013

KONTRIBUSI 2009 2010 2011 2012 2013

Pertanian 41.05 40.01 39.22 37.96 36.66

Pertambangan dan Penggalian 3.68 4.52 5.59 6.62 8.18

Industri Pengolahan 6.44 6.29 6.04 5.82 5.58

Listrik, gas dan air bersih 0.74 0.71 0.70 0.70 0.70

Bangunan 6.71 6.75 7.14 7.73 8.01

Perdagangan, hotel dan restoran 12.83 12.97 12.82 12.86 12.66

Pengangkutan dan Komunikasi 7.56 7.56 7.49 7.45 7.37

Keuangan, Persewaan dan Jasa 4.73 4.81 4.82 4.77 4.93

Jasa-Jasa 16.27 16.38 16.18 16.10 15.90

TOTAL 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Dapat dilihat bahwa sektor yang paling memberikan konstribusi pada perkembangan PDRB

adalah sektor pertanian. Terlihat sektor ini memberikan konstribusi rata-rata 36,66 % dari tahun

2009 hingga tahun 2013. Tabel di atas dapat digambarkan pada grafik berikut untuk melihat

perkembangan konstribusi per sektor lapangan usaha.

Grafik 1. Persentase Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Provinsi Sulawesi Tengah

Page 10: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

6

2. PDRB Kota Palu

Selanjutnya akan dilihat pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto pada Kota Palu

dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Pertumbuhan ekonomi diperoleh dari perkembangan PDRB

atas dasar harga konstan adalah merupakan suatu gambaran umum mengenai kemajuan ataupun

kemunduran perekonomian suatu daerah. Oleh karena itu, angka pertumbuhan ekonomi merupakan

suatu fenomena menarik untuk diamati perkembangannya dari tahun ke tahun.

Tabel 3. PDRB Kota Palu Menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013

LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013

Pertanian 72,328.00 78,018.00 83,879.00 90,261.00 96,388.00

Pertambangan dan Penggalian 114,659.00 124,925.00 136,139.00 144,147.00 159,946.00

Industri Pengolahan 326,228.00 346,849.00 367,686.00 384,561.00 422,321.00

Listrik, gas dan air bersih 59,433.00 62,952.00 68,173.00 72,598.00 80,719.00

Bangunan 235,420.00 258,268.00 288,886.00 325,086.00 371,323.00

Perdagangan, hotel dan restoran 338,214.00 364,236.00 396,958.00 432,586.00 474,893.00

Pengangkutan dan Komunikasi 332,277.00 360,029.00 391,958.00 425,114.00 464,690.00

Keuangan, Persewaan dan Jasa 318,761.00 347,098.00 370,755.00 403,369.00 442,318.00

Jasa-Jasa 748,982.00 813,556.00 911,703.00 1,028,236.00 1,122,797.00

TOTAL 2,546,302.00 2,755,931.00 3,016,137.00 3,305,958.00 3,635,395.00

Tabel 4. Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Kota Palu

Tahun 2009 hingga Tahun 2013

KONTRIBUSI 2009 2010 2011 2012 2013

Pertanian 2.84 2.83 2.78 2.73 2.65

Pertambangan dan Penggalian 4.50 4.53 4.51 4.36 4.40

Industri Pengolahan 12.81 12.59 12.19 11.63 11.62

Listrik, gas dan air bersih 2.33 2.28 2.26 2.20 2.22

Bangunan 9.25 9.37 9.58 9.83 10.21

Perdagangan, hotel dan restoran 13.28 13.22 13.16 13.09 13.06

Pengangkutan dan Komunikasi 13.05 13.06 13.00 12.86 12.78

Keuangan, Persewaan dan Jasa 12.52 12.59 12.29 12.20 12.17

Jasa-Jasa 29.41 29.52 30.23 31.10 30.89

TOTAL 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari kesembilan sektor yang ada, sektor jasa-jasa di

Page 11: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

7

Kota Palu yang paling memberikan konstribusi pada PDRB dimana sektor ini memberikan

konstribusi rata-rata 30,89 % dari tahun 2009 hingga tahun 2013. Hal ini disebabkan karena sektor

jasa-jasa merupakan lapangan usaha paling dominan di Kota ini dan merupakan mata pencaharian

penduduk pada umumnya. Fluktuasi tiap sektor pada PDRB Kota Palu dapat dilihat pada grafik 2

Grafik 2. Persentase Konstribusi Sektor Lapangan Usaha dalam PDRB Kota Palu

Page 12: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

8

C. SEKTOR EKONOMI PRIMER, SEKUNDER, DAN JASA

Sektor yang memberikan konstribusi terbesar adalah sektor pertanian, sektor perdagangan,

hotel, dan restoran, dan sektor jasa. Jika merujuk pada pertumbuhan beberapa sektor di atas maka

strategi pembangunan lebih diupayakan untuk mengelola potensi daerah yang dimiliki agar dapat

mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan pemerintah perlu dibuat untuk

mempercepat laju pertumbuhan ekonomi agar mampu dinikmati oleh masyarakat. Hal ini dapat

digambarkan pada tabel 5

Tabel 5. Perkembangan sektor ekonomi primer, sekunder dan jasa

pada PDRB Kota Palu dari tahun 2009 hingga 2013

LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013

PRIMER 186,987.00 202,943.00 220,018.00 234,408.00 256,334.00

SEKUNDER 621,081.00 668,069.00 724,745.00 782,245.00 874,363.00

JASA 1,738,234.00 1,884,919.00 2,071,374.00 2,289,305.00 2,504,698.00

TOTAL 2,546,302.00 2,755,931.00 3,016,137.00 3,305,958.00 3,635,395.00

Tabel 6. Nilai konstribusi sektor ekonomi primer, sekunder, dan jasa

Pada PDRB Kota Paludari tahun 2009 hingga 2013

KONTRIBUSI 2009 2010 2011 2012 2013

PRIMER 7.34 7.36 7.29 7.09 7.05

SEKUNDER 24.39 24.24 24.03 23.66 24.05

JASA 68.27 68.39 68.68 69.25 68.90

TOTAL 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Dari tabel terlihat bahwa sektor sekunder dan jasa yang memberikan kosntribusi lebih

dalam pertumbuhan ekonomi di Kota Palu. Sektor sekunder memberikan kosntribusi rata-rata

pertahun sebesar 24,05 % dan sektor jasa memberikan konstribusi rata-rata pertahun sebesar 68,90

%. Sektor jasa merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar mengingat jasa merupakan

lapangan usaha paling besar di Kota Palu. Fluktuasi konstribusi per sektor dari tahun ke tahun

dapat dilihat pada grafik 3

Page 13: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

9

Grafik 3. Persentase Konstribusi Sektor Primer, Sekunder, dan Jasa

dalam PDRB Kota Palu

1. Analisis Location Quotion Analisis LQ menunjukkan tingkat keunggulan komparatif suatu komoditi di suatu daerah

di bandingkan daerah lainnya secara rata-rata. Apabila hasil analis LQ nilainya lebih dari 1

(LQ>1), maka dapat disebut komoditas unggulan.

Berdasarkan teori ini, kita akan mencoba mengukur komoditas unggulan di Kota Palu

terhadap provinsi Sulawesi Tengah dengan menggunakan analisis LQ ini.

Tabel 7. Analisis Location Quotion Kota Palu Tahun 2009-2013

LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013 RATA2

KET CONS. EKSPOR

Pertanian 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 NON BASIS 1407.95 -1307.95

Pertambangan dan Penggalian 1.22 1.00 0.81 0.66 0.54 0.85 NON BASIS 118.19 -18.19

Industri Pengolahan 1.99 2.00 2.02 2.00 2.08 2.02 BASIS 49.56 50.44

Listrik, gas dan air bersih 3.17 3.21 3.22 3.15 3.18 3.19 BASIS 31.38 68.62

Bangunan 1.38 1.39 1.34 1.27 1.27 1.33 BASIS 75.12 24.88

Perdagangan, hotel dan restoran 1.04 1.02 1.03 1.02 1.03 1.03 BASIS 97.47 2.53

Pengangkutan dan Komunikasi 1.73 1.73 1.74 1.73 1.73 1.73 BASIS 57.81 42.19

Keuangan, Persewaan dan Jasa 2.65 2.62 2.55 2.56 2.47 2.57 BASIS 38.95 61.05

Jasa-Jasa 1.81 1.80 1.87 1.93 1.94 1.87 BASIS 53.46 46.54

TOTAL 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00

100.00 0.00

Page 14: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

10

Dari tabel hasil analisis location quotion (LQ) Kota Palu di atas, terlihat bahwa sektor jasa

merupakan sektor basis Kota Palu. Hal ini disebabkan di Kota Palu, sektor jasa yang paling

dominan dan merupakan mata pencaharian penduduk pada umumnya. Sehingga sektor ini

merupakan sektor pendukung dalam pembentukan PDRB Kota Palu.

Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa sektor-sektor yang menjadi sektor basis

merupakan sektor kuat disebabkan karena nilai LQnya yang lebih besar dari satu (LQ>1). Hal

tersebut menunjukkan bahwa sektor tersebut potensial dalam menunjang perekonomian Kota Palu

dan mempunyai kecenderungan ekspor ke daerah lain. Sedangkan yang menjadi sektor non basis

yaitu sektor-sektor yang nilai LQnya lebih kecil dari satu (LQ<1) sehingga menyebabkan sektor-

sektor ini mempunyai kecenderungan untuk impor dari daerah lain.

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dengan adanya ekspor maka Kota Palu akan

memperoleh pendapatan. Dengan adanya arus pendapatan dari luar daerah ini menyebabkan

terjadinya kenaikan konsumsi dan investasi di Kota Palu, dan pada gilirannya akan menaikkan

pendapatan dan dapat menciptakan kesempatan kerja baru.

2. Analisis Shift Share

Analisis shiftshare adalah suatu teknik yang dapat digunakan untuk mengamati struktur

perekonomian daerah dan perubahannya secara deskriptif melalui data statistik regional, yang

dipergunakan untuk mengukur total perubahan performa suatu kegiatan di wilayah tertentu relatif

terhadap suatu wilayah yang lebih luas dalam suatu kurun waktu tertentu.

Analisis shiftshare memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Shift-share menjelaskan pergeseran struktur aktivitas di wilayah tertentu

2. Shift-share menjelaskan kinerja (performance) suatu aktifitas di suatu sub wilayah dan

membandingkannya dengan kinerjanya di dalam wilayah total.

3. Shift-share menjelaskan kemampuan berkompetisi aktivitas tertentu di wilayah tertentu

4. Analisis shift-share memberikan gambaran sebab-sebab terjadinya pertumbuhan suatu

aktifitas di suatu wilayah.

Adapun rumus perhitungan analisis shift – share:

a b c

XXX

XX

XX

XX

XX

SSA tij

ti

ti

tij

tij

t

t

ti

ti

t

tx

)0(

)0(

)1(

)0(

)1(

)0(

)1(

)0(

)1(

)0(

)1(

..

......

1

Page 15: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

11

Keterangan:

a = Komponen Pertumbuhan Nasional (PN)

b = Komponen proportional shift (PS)

c = Komponen differential shift (DS)

X.. = Nilai total aktifitas dalam total wilayah

X.i = Nilai aktifitas tertentu dalam total wilayah

Xij = Nilai aktifitas tertentu dalam unit wilayah tertentu

t1 = titik tahun akhir

t0 = titik tahun awal

Berdasarkan penjelasan ini maka kita akan menganalisis struktur perekonomian dan perubahan

pada Kota Palu, yang dipaparkan pada tabel 8.

Tabel 8. Analisis shiftshare Kota Palu tahun 2009 sampai 2013

LAPANGAN USAHA

∆ PDRB KOTA PALU (2013

/ 2009)

∆ PDRB SULTE

NG (2013

/ 2009)

GROWTH (G) PALU

(2013-2009)

REG. SHARE = R ((F*I)-B

SHIFT = G-R

Sp=(Bx(J1-Jt)

Sd=B*(I-J) Sp

Sd

Kua-dran

Pertanian 1.33 1.27 24,060 30,219.85 (6,159.85) (10,963.60) 4,803.75 - + IV

Pertambangan dan Penggalian

1.39 3.15 45,287 47,906.45 (2,619.45) 198,917.42 (201,536.87) + - I

Industri Pengolahan

1.29 1.23 96,093 136,303.52 (40,210.52

) (61,489.44) 21,278.92

- + IV

Listrik, gas dan air bersih

1.36 1.34 21,286 24,832.10 (3,546.10) (4,391.39) 845.29 - + IV

Bangunan 1.58 1.69 135,903 98,362.42 37,540.58 64,703.65 (27,163.07) + - I

Perdagangan, hotel dan restoran

1.40 1.40 136,679 141,311.47 (4,632.47) (6,485.93) 1,853.46 - + IV

Pengangkutan dan Komunikasi

1.40 1.38 132,413 138,830.89 (6,417.89) (11,658.44) 5,240.54 - + IV

Keuangan, Persewaan dan Jasa

1.39 1.48 123,557 133,183.68 (9,626.68) 19,567.88 (29,194.56) + - I

Jasa-Jasa 1.50 1.39 373,815 312,937.22 60,877.78 (23,787.56) 84,665.33 - + IV

TOTAL 1.43 1.42 1,089,093 1,063,887.61 25,205.39 164,412.58 (139,207.19)

Page 16: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

12

Grafik 4. Kuadran profil pertumbuhan sektor perekonomian

Kuadran I = Sektor-sektor wilayah bersangkutan memiliki pertumbuhan cepat dan memiliki

daya saing yang baik

Kuadran II = Sektor-sektor wilayah bersangkutan memiliki pertumbuhan cepat tetapi memiliki

daya saing yang kurang baik

Kuadran III = Sektor-sektor wilayah bersangkutan memiliki pertumbuhan lambat dan memiliki

daya saing kurang baik

Kuadran IV = Sektor-sektor wilayah bersangkutan memiliki pertumbuhan lambat dan memiliki

daya saing yang baik

Dari tabel 8. terlihat bahwa masing-masing sektor memiliki karakteristik utnuk bertumbuh

dsn memiliki daya saing. Terlihat bahwa sektor pertambangan dan penggalian, bangunan dan

keuangan, persewaan dan jasa berada di kuadran I yang berarti sektor ini memiliki pertumbuhan

yang cepat dan memiliki daya saing yang baik. Kemudian di sektor Pertanian, Industri Pengolahan,

Listrik, gas dan air bersih, Perdagangan, hotel dan restoran, Pengangkutan dan Komunikasi serta

jasa-jasa berada di kuadran IV adalah sektor yang memiliki pertumbuhan lambat namun memiliki

daya saing yang baik di Kota Palu. Terakhir untuk sektor jasa di Kota Palu adalah sektor yang

memiliki pertumbuhan lambat dan memilki daya saing yang paling baik.

Page 17: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

13

D. KEMISKINAN DAN KETIMPANGAN

1. Indikator Kemiskinan

Indikator garis kemiskinan:

α = 0 P0 = (% penduduk miskin)

α = 1 P1 = (Indeks Kedalamam Kemiskinan)

α = 2 P2 = (Indeks Keparahan Kemiskinan)

Z = garis kemiskinan (GK)

Yi = rata-rata pengeluaran per kapita penduduk yg berada dibawah GK

n = jumlah penduduk

q = banyaknya penduduk di bawah GK

Dari teori ini kita akan mengukur indikator kemiskinan di Kota Palu pada tabel 9

Tabel 9. Pengukuran Indikator Kemiskinan di Kota Palu

No. Pengeluaran Perkapita (Y)

Garis Kemiskinan (Z)

Z-Yi (A) A/Z (X) X^0

untuk α = 0

X^1 untuk α

= 1

X^2 untuk α

= 2

1 140,950.00 292,025.00 151,075.00 0.517336 1.00000 0.517336 0.267636

2 163,240.08 292,025.00 128,784.92 0.441006 1.00000 0.441006 0.194487

3 167,019.05 292,025.00 125,005.95 0.428066 1.00000 0.428066 0.183240

4 173,190.48 292,025.00 118,834.52 0.406933 1.00000 0.406933 0.165594

. . . . . . . .

. . . . . . . .

. . . . . . . .

48 280,959.52 292,025.00 11,065.48 0.037892 1.00000 0.037892 0.001436

49 285,116.07 292,025.00 6,908.93 0.023659 1.00000 0.023659 0.000560

50 285,688.49 292,025.00 6,336.51 0.021699 1.00000 0.021699 0.000471

11,863,959.59 Jumlah 50 9.3735 2.5205

Dari tabel ini kemudian didapatkan nilai:

q

i

i

Z

YZ

nP

1

1

Page 18: ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI

14

a. Persentase Kemiskinan : P0 = (1/557) x 50 = 8,98%

b. Indeks Kedalaman Kemiskinan : P1 = (1/577) x 9,3735 = 0,017

c. Indeks Keparahan Kemiskinan : P2 = (1/577) x 2,5205 = 0,050

2. Indeks Gini Indeks Gini adalah suatu peralatan analisis yang dipergunakan untuk menghitung atau

mengukur distribusi pendapatan masyarakat pada suatu daerah tertentu atau negara pada suatu

periode tertentu.

G = Angka Koefisien Gini (Gini Rasio)

Xi = % kumulatif dari jumlah rumah tangga untuk i = 1, ... N

Yi = % kumulatif pendapatan rumah tangga untuk i = 1, ... n

G < 0.3 berarti Ketimpangan rendah

0.3 ≤ G ≤ 0.4 berarti Ketimpangan sedang

G > 0.4 berarti Ketimpangan tinggi

Tabel 10. Koofisien Gini (G) Kota Palu

No RT

Pendapatan RT Kumulatif

Pendapatan

% Kumulatif

RT (X)

% Kumulatif Pendapatan

(Y)

(Xi-Xi-

11) (Yi+Yi-1) (Xi-Xi-1)* (Yi+Yi-1)

1 140,950.00 140,950.00 0.00028 0.0000017 0.00028 0.0000017 0.00000000046

2 163,240.08 304,190.08 0.00059 0.0000052 0.00032 0.0000069 0.00000000220

3 167,019.05 471,209.13 0.00092 0.0000108 0.00033 0.0000160 0.00000000523

. . . . . . . .

. . . . . . . .

. . . . . . . .

556 9,026,734.13 499,885,576.97 0.97633 0.9939733 0.01763 1.9820626 0.03494407637

557 12,119,726.19 512,005,303.16 1.00000 1.0000000 0.02367 1.9939733 0.04719953208

Total 512,005,303.16 84,956,516,300.90 0.99399520422

Gini

Rasio 0.006

Perhitungan Indeks Gini untuk Kota Palu melalui tabel susenas 2010 didapatkan hasil

keoefisien Gini sebesar 0,006 yang berarti tingkat ketimpangannya rendah atau distribusi

pendapatan relatif merata.

1

1

11

ii

n

i

ii YYXXG