6
ANALISIS PERUBAHAN HUTAN MANGROVE MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT Nanik Suryo Haryani Peneliti Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh – LAPAN Email: [email protected] Abstrak: Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutan mangrove paling luas di dunia, tetapi di sisi lain terdapat permasalahan yaitu terdapat kegiatan deforestrasi, yang berakibat terjadinya perubahan lingkungan ekosistem pesisir, dan berdampak pada penurunan segi fisik, biologi, dan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya perubahan hutan mangrove dengan menggunakan citra landsat tahun 2001-2011 di Kabupaten Probolinggo. Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan citra landsat tahun 2001dan tahun 2011 selama kurun waktu sebelas tahun terjadi adanya perubahan luas hutan mangrove, dimana perubahan luas yang dominan terjadi penambahan adalah di DesaTambakrejo seluas 25,57 hektar, di Desa Lemahkembar seluas 22,46 hektar dan di Desa Mangunharjo seluas 17,66 hektar. Sedangkan perubahan luas hutan mangrove, dimana terjadi penurunan luas hutan mangrove yang kurang dominan terjadi di Desa Sumberanyar seluas 3,25 hektar, Desa Bayeman seluas 1,82 hektar, dan Desa Dungun seluas 1,31 hektar. Kata Kunci: Mangrove, citra landsat, deforestrasi, Abstract: Indonesia is a country of the largest mangrove forest in the world, but the deforestation problem will lead into the change of coastal ecosystem which causes the downgrade the physical, biological and economic level. The goal of this research is to analyze the change of mangrove forest using the Landsat image of 2001–2011 in Probolinggo Regency. Based on the result of analysis of Landsat image of 2001 and 2011, it is indicated that during 11 years period there is a change of mangrove forest area, with the most dominant change happened in Tambakrejo village at 25,57 hectars, in Lemahkembar village at 22,46 hectars and in Mangunharjo village at 17,66 hectars. Meanwhile, the less dominant change of mangrove forest was happened in Sumberanyar village at 3,25 hectars, Bayeman village at 1,82 hectars, and Dungun village at 1,31 hectars. Key words: Mangrove, citra landsat, deforestation PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutan mangrove (hutan bakau) paling luas di dunia. Berdasarkan data Kementerian Negara Lingkungan Hidup tahun 2006 bahwa luas hutan mangrove Indonesia mencapai 4,3 juta hektar. Sedangkan menurut FAO (2007) bahwa Indonesia mempunyai hutan mangrove seluas 3,062,300 juta hektar pada tahun 2005, yang merupakan 19 % dari total luas hutan mangrove di seluruh dunia. ...................... Meskipun Negara Indonesia memiliki hutan mangrove terluas, akan tetapi laju deforestrasi hutan mangrove terjadi pula yg merupakan permasalahan rusaknya hutan mangrove. Menurut data akibat deforestasi hutan mangrove menyebabkan hutan mangrove dalam kondisi rusak berat mencapai luas 42%, kondisi rusak mencapai luas 29%, kondisi baik mencapai luas < 23% dan kondisinya sangat baik hanya seluas 6%. Saat ini keberadaan hutan mangrove semakin terdesak oleh kebutuhan manusia, sehingga hutan mangrove sering dibabat habis bahkan sampai punah (Wiyono M.,2009). Jika hal ini terus menerus dilakukan maka akan mengakibatkan terjadinya abrasi, hilangnya satwa atau biota laut yang habitatnya sangat memerlukan dukungan dari hutan mangrove. Di wilayah tropis dan subtropis hutan mangrove mempunyai peran yang sangat penting dalam melindungi adanya erosi di wilayah pesisir dan menjaga fungsi hidrologis di wilayah tersebut. Dengan mengetahui perubahan luas hutan mangrove, diharapkan akan mendorong tingkat kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam melestarikan hutan mangrove di wilayah Indonesia. Terjaga dan terpeliharanya area hutan mangrove di wilayah pesisir diharapkan mampu melindungi landsat tahun 2001 dan tahun 2011 di Kabupaten Probolinggo - Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data citra landsat multi temporal yaitu citra landsat tahun 2001 dan citra landsat tahun 2011, dimana Jurnal Ilmiah WIDYA 72 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013 ISSN 2338-3321

ANALISIS PERUBAHAN HUTAN MANGROVE CITRA LANDSAT.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PERUBAHAN HUTAN MANGROVE CITRA LANDSAT.pdf

ANALISIS PERUBAHAN HUTAN MANGROVEMENGGUNAKAN CITRA LANDSAT

Nanik Suryo HaryaniPeneliti Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh – LAPAN

Email: [email protected]

Abstrak: Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutan mangrove paling luas di dunia, tetapi di sisi lain terdapat permasalahanyaitu terdapat kegiatan deforestrasi, yang berakibat terjadinya perubahan lingkungan ekosistem pesisir, dan berdampak pada penurunan segifisik, biologi, dan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya perubahan hutan mangrove dengan menggunakancitra landsat tahun 2001-2011 di Kabupaten Probolinggo. Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan citra landsat tahun 2001dantahun 2011 selama kurun waktu sebelas tahun terjadi adanya perubahan luas hutan mangrove, dimana perubahan luas yang dominan terjadipenambahan adalah di DesaTambakrejo seluas 25,57 hektar, di Desa Lemahkembar seluas 22,46 hektar dan di Desa Mangunharjo seluas17,66 hektar. Sedangkan perubahan luas hutan mangrove, dimana terjadi penurunan luas hutan mangrove yang kurang dominan terjadi diDesa Sumberanyar seluas 3,25 hektar, Desa Bayeman seluas 1,82 hektar, dan Desa Dungun seluas 1,31 hektar.

Kata Kunci: Mangrove, citra landsat, deforestrasi,

Abstract: Indonesia is a country of the largest mangrove forest in the world, but the deforestation problem will lead into the change ofcoastal ecosystem which causes the downgrade the physical, biological and economic level. The goal of this research is to analyze thechange of mangrove forest using the Landsat image of 2001–2011 in Probolinggo Regency. Based on the result of analysis of Landsat imageof 2001 and 2011, it is indicated that during 11 years period there is a change of mangrove forest area, with the most dominant changehappened in Tambakrejo village at 25,57 hectars, in Lemahkembar village at 22,46 hectars and in Mangunharjo village at 17,66 hectars.Meanwhile, the less dominant change of mangrove forest was happened in Sumberanyar village at 3,25 hectars, Bayeman village at 1,82hectars, and Dungun village at 1,31 hectars.

Key words: Mangrove, citra landsat, deforestation

PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutanmangrove (hutan bakau) paling luas di dunia. Berdasarkandata Kementerian Negara Lingkungan Hidup tahun 2006bahwa luas hutan mangrove Indonesia mencapai 4,3 jutahektar. Sedangkan menurut FAO (2007) bahwa Indonesiamempunyai hutan mangrove seluas 3,062,300 juta hektar pada tahun 2005, yang merupakan 19 % dari total luashutan mangrove di seluruh dunia....................... Meskipun Negara Indonesia memiliki hutan mangroveterluas, akan tetapi laju deforestrasi hutan mangrove terjadipula yg merupakan permasalahan rusaknya hutanmangrove. Menurut data akibat deforestasi hutanmangrove menyebabkan hutan mangrove dalam kondisirusak berat mencapai luas 42%, kondisi rusak mencapailuas 29%, kondisi baik mencapai luas < 23% dankondisinya sangat baik hanya seluas 6%. Saat inikeberadaan hutan mangrove semakin terdesak olehkebutuhan manusia, sehingga hutan mangrove sering

dibabat habis bahkan sampai punah (Wiyono M.,2009).Jika hal ini terus menerus dilakukan maka akanmengakibatkan terjadinya abrasi, hilangnya satwa ataubiota laut yang habitatnya sangat memerlukan dukungandari hutan mangrove. Di wilayah tropis dan subtropis hutan mangrovemempunyai peran yang sangat penting dalam melindungiadanya erosi di wilayah pesisir dan menjaga fungsihidrologis di wilayah tersebut. Dengan mengetahuiperubahan luas hutan mangrove, diharapkan akanmendorong tingkat kesadaran masyarakat untuk ikut sertadalam melestarikan hutan mangrove di wilayah Indonesia. Terjaga dan terpeliharanya area hutan mangrove diwilayah pesisir diharapkan mampu melindungi landsattahun 2001 dan tahun 2011 di Kabupaten Probolinggo -Jawa Timur.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalahmenggunakan data citra landsat multi temporal yaitu citralandsat tahun 2001 dan citra landsat tahun 2011, dimana

Jurnal Ilmiah WIDYA 72 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013

ISSN 2338-3321

Page 2: ANALISIS PERUBAHAN HUTAN MANGROVE CITRA LANDSAT.pdf

data yang telah diperoleh dilakukan koreksi geometrikuntuk meminimalisasi kesalahan akibat perolehan data.Data yang sudah dikoreksi dilakukan cropping data untukdaerah penelitian berdasarkan batas administrasi daerahpenelitian. Selanjutnya data sudah siap untuk dilakukanpengolahan lanjut yang berupa klasifikasi citra satelit,dari hasil klasifikasi dilakukan ekstraksi mangrove,sehingga dihasilkan area hutan mangrove, sebagaimanaterlihat pada diagram alir gambar 1 berikut:.........................

Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Data

PEMBAHASANHutan Mangrove Menurut Soerianegara (1990), hutan mangroveadalah hutan yang tumbuh di daerah pantai, biasanyaterdapat di daerah teluk dan di muara sungai dengan ciri-ciri: (1) tidak terpengaruh iklim, (2) dipengaruhi pasangsurut, (3) tanah tergenang air laut, (4) tanah rendahpantai, (5) hutan tidak mempunyai struktur tajuk, dan(5) jenis-jenis pohonnya biasanya terdiri dari: (a) api-api(Avicenia sp.), (b) pedada (Sonneratia sp.), (c) bakau(Rhizophora sp.), (d) lacang (Bruguiera sp.), (e) nyirih(Xylocarpus sp.), (f) nipah (Nypa sp.). Hutan mangrove memiliki manfaat dan fungsi yangsangat penting bagi eko sistem hutan, air dan lingkungan1. Fisik; (a) Penahan. (b) Penahan intrusi (peresapan) airlaut ke daratan. (c) Penahan badai dan angin yangbermuatan garam. (d) Menurunkan kandungankarbondioksida (CO2) di udara () € Penambat bahan-bahan pencemar (racun) di perairan pantai. 2. Biologi;(a) Tempat hidup biota laut, baik untuk berlindung, mencari

makan, pemijahan maupun pengasuhan (b) Sumbermakanan bagi spesies-spesies yang ada di sekitarnya(c) Tempat hidup berbagai satwa lain seperti kera, buaya,dan3. Ekonomi: (a) Tempat rekreasi dan pariwisata(b) Sumber bahan kayu untuk bangunan dan kayu bakar(c) Penghasil bahan pangan seperti ikan, udang, kepiting,dan lainnya (d) Bahan penghasil obat-obatan seperti daunBruguiera sexangula yang dapat digunakan sebagai obatpenghambat tumor. Menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995),fungsi dan manfaat hutan mangrove sebagai berikut:1. Menjadi habitat satwa langka; Lebih dari 100 jenisburung hidup disini, dan daratan lumpur yang luasberbatasan dengan hutan bakau merupakan tempatmendaratnya ribuan burung pantai ringan migran, termasukjenis burung langka Blekok Asia (Limnodrumussemipalmatus)2. Pelindung terhadap bencana alam; Vegetasi hutanbakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atauvegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yangbermuatan garam melalui proses filtrasi.3. Pengendapan lumpur; Sifat fisik tanaman padahutan bakau membantu proses pengendapan lumpur.Pengendapan lumpur berhubungan erat denganpenghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur.Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapanlumpur erosi.4. Penambah unsur hara; Sifat fisik hutan bakaucenderung memperlambat aliran air dan terjadipengendapan. Seiring dengan proses pengendapan initerjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber,termasuk pencucian dari areal pertanian.5. Penghambat racun; Banyak racun yang memasukiekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaanlumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikeltanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakaubahkan membantu proses penambatan racunsecara aktif.6. Simber alam dalam kawasan (in-Situ) dan luarKawasan (Ex-Situ); Hasil alam in-situ mencakup semuafauna dan hasil pertambangan atau mineral yang dapat

Citra Landsat2001 dan 2011

KoreksiGeometrik

Cropping data

KlasifikasiData

EkstraksiPenutup Lahan

Area Mangrove

Jurnal Ilmiah WIDYA 73 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013

Nanik Suryo Haryani, 72 - 77 Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat

Page 3: ANALISIS PERUBAHAN HUTAN MANGROVE CITRA LANDSAT.pdf

dimanfaatkan secar langsung di dalam kawasan.Sedangkan sumber alam ex-situ meliputi produk-produkalamiah di hutan mangrove dan terangkut/berpindah ketempat lain yang kemudian digunakan oleh masyarakatdi daerah tersebut, menjadi sumber makanan bagiorganisme lain atau menyediakan fungsi lain sepertimenambah luas pantai karena pemindahan pasir danlumpur.7. Transportasi; Pada beberapa hutan mangrove,transportasi melalui air merupakan cara yang palingefisien dan paling sesuai dengan lingkungan.......................8. Sumber plasma nutfah; Plasma nutfah dari kehidupanliar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasikehidupan liar itu sendiri.9. Rekreasi dan pariwisata; Hutan bakau memilikinilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun darikehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove yangtelah dikembangkan menjadi obyek wisata alam antaralain di Sinjai (Sulawesi Selatan), Muara Angke (DKI),Suwung, Denpasar (Bali), Blanakan dan Cikeong (JawaBarat), dan Cilacap (Jawa Tengah). Hutan mangrovememberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyekwisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang beradadi peralihan antara darat dan laut memiliki keunikandalam beberapa hal. Para wisatawan juga memperolehpelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. PantaiPadang, Sumatera Barat yang memiliki areal mangroveseluas 43,80 ha dalam kawasan hutan, memiliki peluanguntuk dijadikan areal wisata mangrove. Kegiatan wisataini di samping memberikan pendapatan langsung bagipengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, jugamampu menumbuhkan perekonomian masyarakat disekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dankesempatan berusaha, seperti membuka warung makan,menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata.10. Sarana pendidikan dan penelitian; Upayapengembangan ilmu pengetahuan dan teknologimembutuhkan laboratorium lapang yang baik untukkegiatan penelitian dan pendidikan.11. Memelihara proses-proses dan sistem alami; Hutan

Jurnal Ilmiah WIDYA 74 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013

Nanik Suryo Haryani, 72 - 77

bakau sangat tinggi tinggi peranannya dalam mendukungberlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi,atau geologi di dalamnya.12. Penyerapan karbon; Proses fotosentesis mengubahkarbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalambentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem,bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali keatmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justrumengandung sejumlah besar bahan organik yang tidakmembusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsisebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumberkarbon.13. Memelihara iklim mikro; Evapotranspirasi hutanbakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujankawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikroterjaga.14. Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam;Keberadaan hutan bakau dapat mencegah teroksidasinyalapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisialam....................Citra satelit Landsat Area Mangrove Citra satelit Landsat pada Gambar 2 merupakan citracomposite yaitu suatu citra satelit hasil dari gabungandari 3 (tiga) kanal atau band yaitu kanal merah, kanalhijau dan kanal biru, yang lazim disebut citra RGB (RedGreen Blue). Hasil dari citra composite ini dapat terlihatdengan jelas obyek yang tergambar pada citra. PadaGambar 2 bagian atas ini menunjukkan kondisi penutuplahan tahun 2001 dan Gambar 2 bagian bawahmenunjukkan kondisi penutup lahan tahun 2011. Sebagaicontoh bahwa area mangrove pada Gambar 2 ini terlihatpada citra adanya warna agak kehijauan yang berterletakdi wilayah pesisir atau sepanjang wilayah pantai bagianutara di Kabupaten Probolinggo.

Gambar 2. Kondisi Penutup Lahan

Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat

Page 4: ANALISIS PERUBAHAN HUTAN MANGROVE CITRA LANDSAT.pdf

Gambar 3. Peta Distribusi Area Hutan Mangrove di Kabupaten Probolinggo Tahun

Berdasarkan hasil pengolahan data dari citra Landsattahun 2001 dan tahun 2011 dapat diperoleh hasil luasarea hutan mangrove yang terdistribusi di 48 desa

yang termasuk di wilayah Kabupaten Probolinggo sepertipada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1. Luas Hutan Mangrove dan Perubahan Luas Hutan Mangrove Tahun 2001-2011 di Kabupaten Probolinggo

Mangrove 2001 Mangrove 2011

No. Desa (Hektar) (%) Desa (Hektar) (%) (Hektar) (%)

PerubahanMangrove 2001 - 2011

AsembagusAsembokorBanjarsariBayemanBulangCurahdringuCurahsawoCurahtulisDringuDungunGejuganGendingJabung SisirKalibuntuKalisalamKaranganyarKaranggegerKarangprantiKebonagung

22.725.473.601.821.283.622.464.56

12.181.311.131.823.297.960.351.781.780.503.70

10.852.611.720.870.611.731.182.185.820.620.540.871.573.800.160.850.850.241.77

AsembagusAsembokorBanjarsariBayemanBulangCurahdringuCurahsawoCurahtulisDringuDungunGejuganGendingJabung SisirKalibuntuKalisalamKaranganyarKaranggegerKarangprantiKebonagung

22.725.927.070.001.286.843.505.28

12.180.001.521.823.507.960.351.782.400.174.09

7.702.012.390.000.432.321.191.794.120.000.510.621.192.700.120.600.810.061.39

0.000.463.47

-1.820.003.221.040.710.00

-1.310.390.000.210.000.000.000.62

-0.320.39

0.000.534.04

-2.120.003.751.210.830.00

-1.520.450.000.240.000.000.000.72

-0.380.45

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.

LuasLuas

Jurnal Ilmiah WIDYA 75 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013

Nanik Suryo Haryani, 72 - 77

Distribusi Spasial Area Mangrove Hutan mangrove adalah hutan yang berada didaerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut airlaut, sehingga lokasi hutan selalu tergenang oleh air yangberasal dari laut. Pada Gambar 3 bagian atas menunjukkanpeta distribusi spasial area mangrove tahun 2001 danGambar 3 bagian bawah menunjukkan peta distribusi

spasial area 3 bagian bawah menunjukkan peta distribusispasial area mangrove tahun 2011. Berdasarkan Gambar3 dapat dilihat bahwa area hutan mangrove di KabupatenProbolinggo terdistribusi di sepanjang pantai utara wilayahtersebut, dimana dalam peta pada Gambar 3 terlihat warnahijau yang terdistribusi hampir di sepanjang pantai utaraWilayah Kabupaten Probolinggo.

Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat

Page 5: ANALISIS PERUBAHAN HUTAN MANGROVE CITRA LANDSAT.pdf

Lanjutan Tabel 1.

20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.31.32.33.34.35.36.37.38.39.40.41.42.43.44.

KetapangKlasemanLemahkembarMangunharjoMayanganPabeanPajuranganPasisirPatokanPenambanganPesisirPilangPondokkelorRandumerakRanduputihRandutatahSukabumiSukodadiSukokertoSumberanyarSumberleleTamansariTambakrejoTongas KulonTongas WetanTotal

2.133.407.975.723.35

10.884.522.725.004.403.66

12.3612.492.616.240.551.431.911.966.571.695.06

18.781.581.04

209.32

1.021.633.812.731.605.202.161.302.392.101.755.905.971.252.980.260.680.910.943.140.802.428.970.760.50

100.00

KetapangKlasemanLemahkembarMangunharjoMayanganPabeanPajuranganPasisirPatokanPenambanganPesisirPilangPondokkelorRandumerakRanduputihRandutatahSukabumiSukodadiSukokertoSumberanyarSumberleleTamansariTambakrejoTongas KulonTongas WetanTotal

2.173.36

30.4223.382.22

19.064.523.225.007.743.50

13.3612.491.457.102.111.801.911.963.321.696.66

44.352.331.71

295.20

0.741.14

10.317.920.756.461.531.091.702.621.184.534.230.492.400.710.610.650.671.120.572.26

15.020.790.58

100.00

0.05-0.0422.4617.66-1.138.180.000.500.003.34

-0.171.000.00

-1.150.861.560.370.000.00

-3.250.001.60

25.570.750.67

85.88

0.05-0.0426.1520.57-1.319.520.000.580.003.89

-0.201.160.00

-1.341.001.810.430.000.00

-3.790.001.86

29.770.870.78

100.00

Sumber : Hasil pengolahan citra landsatKeterangan: (0) = Tetap (-) = Berkurang (+) = Bertambah

Luas area mangrove di Kabupaten Probolinggo padatahun 2001 sebesar 209,32 hektar, sedangkan luas areamangrove pada tahun 2011 seluas 295,20 hektar. Hasilpengolahan tersebut bahwa area mangrove selama kurunwaktu sebelas tahun tahun 2001 sampai dengan tahun2011 terlihat adanya peningkatan atau penambahan luasarea hutan mangrove seluas 95,08 hektar yang terjadi di36 desa. Selain adanya penambahan luas area mangrovejuga terjadi penurunan luas areal hutan mangrove daritahun 2001 hingga tahun 2011 seluas 10,66 % terjadi di8 desa, yaitu Desa Bayeman, Dungun, Karangpranti,Klaseman, Mayangan, Pesisir, Randumerak, danSumberanyar. Adanya penambahan atau peningkatanluas hutan mangrove dan adanya penurunan atauberkurangnya luasan hutan mangrove tersebut dapatdiperhitungkan bahwa di Kabupaten Probolinggo selamakurun waktu sebelas tahun masih adanya peningkatanluas area hutan mangrove seluas 85,88 hektar.

Peningkatan luas hutan mangrove tersebut

disebabkan oleh adanya upaya-upaya pengelolaan danperlindungan ekosistem hutan mangrove. Ekosistem hutanmangrove merupakan bagian dari ekosistem wilayahpesisir, sehingga dampak masing-masing ekosistem pesisirakan saling berinteraksi (Wiyono M.,2009). Untukmeningkatkan luas hutan mangrove terdapat upaya-upayamerehabilitasi dan revitalisasi hutan mangrove yangkondisinya sudah mengalami kerusakan. Guna mendukungkegiatan rehabilitasi dan revitalisasi hutan mangrovedilakukan kegiatan pembuatan persemaian dan pembibitantanaman mangrove yang selanjutnya dilakukan kegiatanpenanaman mangrove di wilayah pesisir telah mengalamipenurunan kualitas lingkungannya. Dengan demikiandiharapkan lingkungan pesisir tersebut akan menjadi lebihbaik dan dapat meningkatkan luas hutan mangrove.Sedangkan adanya penurunan luas hutan mangrovetersebut disebabkan oleh adanya upaya-upaya baik darimasyarakat maupun pemerintah daerah untukmengkonversi keberadaan hutan mangrove.

Jurnal Ilmiah WIDYA 76 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013

Nanik Suryo Haryani, 72 - 77 Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat

Page 6: ANALISIS PERUBAHAN HUTAN MANGROVE CITRA LANDSAT.pdf

Terdegradasinya hutan mangrove secara pesat juga akanmenjadi pemicu terjadinya erosi pantai yang selanjutnyaakan mengakibatkan terjadinya kerusakan habitat alamdi wilayah pesisir seperti ikan dan udang, adanyapeningkatan intrusi air laut ke daratan serta mempengaruhimatapencaharian para nelayan yang ada di wilayah pesisir.

PENUTUPKesimpulan1. Luas hutan mangrove di Kabupaten Probolinggomeningkat dari tahun 2001 hingga tahun 2011 seluas95,08 hektar yang terdistribusi di 36 desa, sedangkanluas hutan mangrove berkurang atau mengalamuipenurunan luas dari tahun 2001 hingga tahun 2011 seluas9,19 hektar atau sebesar 10,66 % terjadi di 8 desa, yaituDesa Bayeman, Dungun, Karangpranti, Klaseman,Mayangan, Pesisir, Randumerak, dan Sumberanyar.2. Berdasarkan hasil pengolahan data citra satelitLandsat tahun 2001 dan tahun 2011, dapat dikalkulasibahwa luas hutan mangrove di Kabupaten Probolinggoselama kurun waktu sebelas tahun dari tahun 2001 hinggatahun 2011 meningkat seluas 85,88 hektar. Hal ini terjadiadanya upaya-upaya yang dilakukan baik pemerintahdaerah maupun masyarakat setempat akan sadarpentingnya keberadaan hutan mangrove, bahkan adamasyarakat yang menginginkan kondisi pantai terjaga

dan terawat lebih baik dengan melakukan penanamanmangrove secara swadaya.

Saran-saran1. Pemerintah daerah perlu meningkatkan kegiatansosialisasi pemahaman akan dampak deforesasi kepadamasyarakat setempat dan masyarakat luas danmeningkatkan kesadar an pentingnya keberadaan hutanmangrove2. Pemerintah daerah sebaiknya memberi dukungankepada masyarakat yang menginginkan kondisi pantaiterjaga dan terawat lebih baik dengan melakukanpenanaman mangrove secara swadaya.

DAFTAR PUSTAKADavis, Claridge dan Natarina. Sains & Teknologi 2: Berbagai Ide Untuk

Menjawab Tantangan dan Kebutuhan oleh Ristek Tahun2009,Gramedia, Jakarta,1995.

FAO The World’s Mangroves 1980–2005. Forest Resources AssessmentWorking Paper No. 153. Food and Agriculture Organization ofThe United Nations. Rome,2007

Gunarto. Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber HayatiPerikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian, Jakarta. 2004

Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Data Hutan Mangrove diIndonesia tahun 2006.. Jakarta.2006.

Nybakken, J.W.. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia,Jakarta.1988

Soerianegara, Hutan Mangrove: Definisi dan Fungsi, dalamalamendah.wordpress.com,1990.

Wiyono, MPengelolaan Hutan Mangrove dan Daya Tariknya sebagaiobyek Wisata di Kota Probolinggo. Universitas Negeri Malang.Malang,2009.

Jurnal Ilmiah WIDYA 77 Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013

Nanik Suryo Haryani, 72 - 77 Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat