Upload
trandung
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN
SISTEM AKUNTANSI PADA USAHA KECIL MENENGAH
(Studi Kasus UKM Waroeng Cokelat Bogor)
Oleh
PUSPA ERVILLIA
H 24066037
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
ABSTRAK
Puspa Ervillia. H24066037. Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus UKM Waroeng Cokelat Bogor). Di bawah bimbingan Farida Ratna Dewi.
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu, membuat usaha
kecil menengah menjadi wahana yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif karena proses produksi dalam industri-industri berskala kecil dan menengah pada umumnya bersifat padat karya. UKM adalah salah satu kunci agar bangsa ini keluar dari krisis, tetapi UKM pun memerlukan bantuan dana untuk kelanjutan usahanya. Pemberian bantuan dana ke UKM dari pemerintah dapat melalui BUMN ataupun lembaga pembiayaan seperti bank, tetapi tidak semua UKM yang ada mendapatkan bantuan dana. Hal ini disebabkan UKM yang mengajukan pinjaman dana tidak dapat memenuhi semua syarat peminjaman. Salah satu syarat peminjamannya adalah melampirkan laporan keuangan tahunan dari UKM tersebut. Sama halnya pada UKM Waroeng Cokelat, mereka membutuhkan dana yang lebih untuk dapat memenuhi permintaan pasar.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi transaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang disusun oleh UKM Waroeng Cokelat, (2) membentuk suatu sistem akuntansi yang tepat untuk UKM Waroeng Cokelat, dan (3) menerapkan sistem akuntansi yang telah disusun. Penelitian ini dilakukan di UKM Waroeng Cokelat yang beralamat di Jl. Anggada I no. 11, Perumahaan Bumi Indraprasta, kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai dengan April 2009.
Hasil penelitian ini adalah transaksi-transaksi yang sering terjadi di UKM Waroeng Cokelat antara lain pembelian bahan baku, penjualan, penggunaan bahan baku, pembayaran gaji, listrik, air dan cicilan, serta pengeluaran biaya untuk promosi. UKM Waroeng Cokelat belum menggunakan sistem akuntansi yang baku, laporan keuangan yang ada hanya pencatatan pengeluaran. Proses pembentukan model sistem akuntansi di UKM Waroeng Cokelat dimulai dari klasifikasi akun, pembentukan form neraca saldo awal, jurnal umum, buku besar, laporan laba rugi dan neraca. Model sistem akuntansi yang telah dibuat dan disesuaikan dengan transaksi keuangan UKM Waroeng Cokelat, antara lain (1) Neraca Saldo Awal, (2) Jurnal Umum, (3) Buku Besar, (4) Laporan Laba Rugi dan (5) Neraca.
Penerapan yang telah dilakukan berdasarkan data yang ada pada bulan September 2008 dihasilkan total nilai transaksi yang terjadi Rp 564.047.306, laba yang dihasilkan senilai Rp 54.598.262, pada neraca di akhir periode dihasilkan senilai Rp 369.026.309.
.
ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN
SISTEM AKUNTANSI PADA USAHA KECIL MENENGAH
(Studi Kasus UKM Waroeng Cokelat Bogor)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
PUSPA ERVILLIA
H 24066037
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS
ANALISIS PERUMUSAN DAN PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI
PADA USAHA KECIL MENENGAH
(Studi Kasus UKM Waroeng Cokelat Bogor)
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
PUSPA ERVILLIA
H 24066037 Menyetujui,
FARIDA RATNA DEWI, SE. MM Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar. M.Sc Ketua Departemen
Tanggal lulus:
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah putri sulung dari empat bersaudara pasangan Bapak
Achmad Buchari dan Ibu Sudarnani. Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal
17 April 1985. Setelah menempuh pendidikan di sekolah menengah umum, pada
tahun 2003 penulis mendapatkan Undangan Seleksi Masuk/USMI IPB program
diploma 3 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Budidaya
Perairan pada Jurusan Teknologi dan Manajemen Produksi Benih Ikan.
Penulis menjalankan perkuliahan di IPB selama tiga tahun dengan
aktivitas lainnya sebagai anggota BEM-C FPIK IPB dan anggota HIMAKUA
(Himpunan Mahasiswa Akuakultur) IPB. Pada tahun 2006 tepatnya pada tanggal
15 November, penulis dinyatakan lulus menjadi Ahli Madya. Pada tahun yang
sama, penulis melanjutkan pendidikan S1 pada Program Penyelenggaraan Khusus
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB. Saat ini selain
menjadi mahasiswa di IPB, penulis juga menjadi assisten dosen diploma 3 IPB
untuk mata kuliah Aplikasi Komputer.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, telah terselesaikan penyusunan skripsi dengan judul
Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Kecil
Menengah (studi kasus UKM Waroeng Cokelat Bogor) dengan berbagai
kelebihan dan kekurangannya.
Skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan
kali ini penulis berterima kasih kepada:
1. Orang tua yang selalu mendukung dengan doa dan materi dalam penyelesaian
studi.
2. Ibu Farida Ratna Dewi, SE. MM selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan yang membangun.
3. Ibu Yanthi dan Keluarga UKM Waroeng Cokelat di Bogor yang berkenan
memberikan kesempatan untuk dijadikan objek penelitian.
4. Ibu Wita J Ermawati, STP. MM dan Bapak Deddy C Sutarman, STP. MM
selaku dosen penguji pada ujian akhir (sidang).
5. Para dosen di Ekstensi Manajemen IPB atas bimbimngannya selama ini.
6. Louis Apriell yang telah banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini.
7. Mahasiswa ekstensi angkatan 1, para staff ekstensi manajemen IPB dan tim
pengajar APLIKOM D3 IPB yang menjadi penyemangat dalam penyelesaian
skripsi ini.
Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan, khususnya bagi diri pribadi. Saran yang membangun
sangat diharapkan untuk selalu dapat menuju perubahan yang lebih baik lagi.
Bogor, Mei 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4 1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4 1.5. Batasan Penelitian ........................................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5 2.1. Usaha Kecil dan Menengah ......................................................................... 5 2.2. Jenis-jenis Perusahaan .................................................................................. 5 2.3. Sistem Informasi Akuntansi ......................................................................... 6 2.4. Akuntansi Berbasis Komputer ..................................................................... 7 2.5. Microsoft Office 2007 (Microsoft Excel 2007) ........................................... 7 2.6. Akuntansi ..................................................................................................... 8 2.7. Akun ............................................................................................................. 9
2.7.1. Akun Harta (Assets) .............................................................................. 9 2.7.2. Akun Kewajiban.................................................................................. 11 2.7.3. Akun Modal ........................................................................................ 12 2.7.4. Akun Pendapatan ................................................................................ 12 2.7.5. Akun Beban ......................................................................................... 12
2.8. Kode Akun ................................................................................................. 13 2.9. Laporan Keuangan ..................................................................................... 17
2.9.1. Laporan Laba Rugi .............................................................................. 17 2.9.2. Laporan Ekuitas Pemilik ..................................................................... 17
vi
2.9.3. Neraca ................................................................................................. 17 2.9.4. Laporan Arus Kas ............................................................................... 18
2.10. Harga Pokok Penjualan ............................................................................ 18 2.11. Penelitian Terdahulu ................................................................................ 19
III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................. 21 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian .............................................................. 21 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 22 3.3. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 23 3.4. Metode Pengambilan Data ..................................................................... 23 3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 26 4.1. Profil UKM ................................................................................................ 26
4.1.1. Sejarah UKM Waroeng Cokelat ......................................................... 26 4.1.2. Struktur organisasi .............................................................................. 27 4.1.3. Produk ................................................................................................. 28 4.1.4. Pemasaran ........................................................................................... 29 4.1.5. Keuangan ............................................................................................ 30
4.2. Sistem Akuntansi di UKM Waroeng Cokelat ............................................ 30 4.3. Proses Pembentukan Model Sistem Akuntansi .......................................... 31
4.3.1. Klasifikasi Akun ................................................................................. 31 4.3.2. Neraca Saldo Awal .............................................................................. 32 4.3.3. Jurnal Umum ....................................................................................... 33 4.3.4. Buku Besar .......................................................................................... 34 4.3.5. Laporan Laba Rugi .............................................................................. 35 4.3.6. Neraca ................................................................................................. 35
4.4. Siklus Kerja Model Sistem Akuntansi ....................................................... 37 4.5. Penerapan Sistem Akuntansi ...................................................................... 39
KESIMPULAN .................................................................................................... 42 5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 42 5.2. Saran ........................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 44
LAMPIRAN ......................................................................................................... 45
DAFTAR TABEL No Halaman 1. Data Nasabah BPRS As-Salaam untuk Modal Usaha ...................................... 2 2. Contoh Kode Numerial ................................................................................... 13 3. Contoh Kode Kelompok ................................................................................. 15 4. Contoh Kode Blok .......................................................................................... 16 5. Form Neraca Saldo Awal ................................................................................ 24 6. Form Jurnal Umum ......................................................................................... 24 7. Form Buku Besar ............................................................................................ 25 8. Form Laporan Laba Rugi ................................................................................ 25 9. Form Neraca ................................................................................................... 25 10. Klasifikasi nomor dan nama akun di UKM Waroeng Cokelat ....................... 31 11. Jenis-jenis Transaksi ....................................................................................... 40
DAFTAR GAMBAR No Halaman
1. Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................................... 21 2. Struktur Organisasi UKM Waroeng Cokelat .................................................... 27 3. Urutan Sistem Akuntansi .................................................................................. 38
DAFTAR LAMPIRAN No Halaman
1. Daftar Pertanyaan Wawancara .......................................................................... 46 2. Neraca Saldo Awal UKM Waroeng Cokelat Bulan September 2008 ............... 49 3. Jurnal Umum UKM Waroeng Cokelat Bulan September 2008 ........................ 50 4. Buku Besar UKM Waroeng Cokelat Untuk Akun Kas .................................... 73 5. Proses Laporan Laba Rugi UKM Waroeng Cokelat Bulan September 2008 ... 86 6. Laporan Laba Rugi UKM Waroeng Cokelat Bulan September 2008............... 87 7. Proses Neraca UKM Waroeng Cokelat Per 30 September 2008 ...................... 88 8. Neraca UKM Waroeng Cokelat Per 30 September 2008 .................................. 89 9. Galeri Foto Produk UKM Waroeng Cokelat .................................................... 90
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu, membuat usaha
kecil menengah menjadi wahana yang baik bagi penciptaan lapangan
pekerjaan yang produktif karena proses produksi dalam industri-industri
berskala kecil dan menengah pada umumnya bersifat padat karya. Sampai
saat ini, UKM masih memegang peranan penting dalam perbaikan
perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi
penciptaan lapangan kerja, maupun dari segi pertumbuhan ekonomi
nasional. UKM adalah salah satu kunci agar bangsa ini keluar dari krisis.
Karena mayoritas entiti organisasi atau usaha yang terkait dengan sektor riil
adalah UKM, dan sebagian besar orang percaya bahwa salah satu kunci agar
bangsa ini keluar dari krisis adalah dengan cara menggerakkan sektor riil.
Sehingga dengan cara memberdayakan UKM, maka jelas akan terlihat hasil
nyata peningkatan kinerja bangsa yang signifikan.
Kotamadya Bogor adalah salah satu bagian dari Jawa Barat, yang
cukup kaya akan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia,
terutama pada sektor industri kecil dan kerajinan. Sektor industri dan
kerajinan yang ada di Kota Bogor antara lain tas, sepatu, pakaian, makanan
dan lain-lain. Kelompok industri kecil mempunyai peranan yang strategis
dalam peningkatan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, kesempatan
berusaha serta membantu mengatasi kemiskinan. Industri kecil, industri
rumah tangga dan kerajinan telah dibina dan didorong perkembangannya.
Wali Kota Bogor, Diani Budiarto menjelaskan berdasarkan laporan
Bank Indonesia wilayah Bandung neraca aliran modal selama kurun lima
tahun terakhir, posisi simpanan dana masyarakat Kota Bogor hingga saat ini
sudah mencapai Rp 5,795 triliun lebih. Atau mengalami pertumbuhan rata-
rata per tahun sebesar 5,52 persen. Sedangkan dana yang disalurkan kepada
pelaku UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam bentuk kredit baru sekitar Rp
2,298 triliun. Kondisi demikian ini, mencerminkan adanya pertumbuhan
yang dinamis dari sektor usaha kecil dan menengah di Kota Bogor dalam
2
waktu terakhir ini. Di sisi lain, gambaran tentang usaha kecil dan menengah
selama kurun lima tahun terakhir secara umum juga mengalami peningkatan
cukup besar yakni 16,52 persen dengan jumlah UKM yang ada di Kota
Bogor sudah mencapai sebanyak 19.726 unit (www.sinarharapan.com,
2008).
Pemberian bantuan dana ke UKM dari pemerintah dapat melalui
BUMN ataupun lembaga pembiayaan seperti bank. Pada tahun 2008 di
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) As-Sallam terdapat 96 nasabah
yang mendapatkan bantuan modal usaha. Jumlah nasabah per periode dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Data Nasabah BPRS As-Salaam untuk Modal Usaha Bulan Jumlah Nasabah (Orang)
Januari 10
Februari 5
Maret 10
April 3
Mei 0
Juni 9
Juli 4
Agustus 12
September 26
Oktober 12
November 5
Desember 0
Sumber: BPRS Al-Sallam, 2008
Jumlah UKM di Kota Bogor 19.726 unit, dari jumlah UKM yang ada
hanya 0,5% yang mendapatkan bantuan dari BPRS As-Sallam.
Dibandingkan jumlah UKM yang ada, sangat sedikit UKM yang
mendapatkan bantuan dari BPRS As-Sallam. Bantuan dana memang tidak
hanya dari BPRS, ada lembaga pembiayaan lainnya yang memberikan
bantuan dana ke UKM seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara
Indonesia (BNI), bank Mandiri, BTPN dan bank-bank lainnya. Selain itu,
program Company Social Responsibility (CSR) dari beberapa BUMN juga
3
memberikan bantuan kepada UKM, seperti Telkom, Pertamina dan lainnya,
tetapi tidak semua UKM yang ada mendapatkan bantuan dana. Hal ini
disebabkan UKM yang mengajukan pinjaman dana tidak dapat memenuhi
semua syarat peminjaman. Salah satu syarat peminjamannya adalah
melampirkan laporan keuangan tahunan dari UKM tersebut. Banyak UKM
yang tidak mengetahui cara pembuatan laporan keuangan. Sehingga ini
menjadi kendala bagi mereka dalam mengajukan pinjaman dana.
Pada kenyataannya banyak masyarakat yang mampu untuk menjadi
investor pada UKM. Tetapi mereka tidak mendapatkan kepastian
keuntungan yang akan mereka peroleh dari investasi tersebut. Hal ini
dikarenakan tidak adanya laporan keuangan UKM yang dapat menjadi
rujukan investor untuk menginvestasikan uangnya pada UKM. UKM pada
kenyataanya mendapatkan laba yang sangat besar karena permintaan pasar
yang tinggi, tetapi karena kekurangan dana, UKM tersebut tidak dapat
memenuhi permintaan pasar. Hanya karena tidak adanya laporan keuangan
yang baik, maka UKM dapat kehilangan kesempatan memperoleh dana
untuk memenuhi permintaan konsumen. Hal inilah yang harus disikapi oleh
UKM yang ada khususnya di Kota Bogor.
Sama halnya pada UKM Waroeng Cokelat, UKM ini membutuhkan
dana yang lebih banyak untuk dapat memenuhi permintaan pasar. Pada saat
ini UKM Waroeng Cokelat sedang mempersiapkan syarat-syarat untuk
mendapatkan kredit dari suatu BUMN. Ini bukan pertama kalinya UKM
Waroeng Cokelat mengajukan suatu kredit, tetapi UKM Waroeng Coklat
merasa kesulitan dalam menyusun laporan keuangan. UKM Waroeng
Cokelat dalam pencatatan keuangannya hanya sebatas pada pencatatan
pengeluaran dan pengumpulan bukti-bukti transaksi. Bukti-bukti transaksi
yang mereka kumpulkan itu langsung mereka buat laporan keuangan secara
sederhana. Ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan dalam peminjaman
dana. Laporan keuangan juga dapat digunakan untuk evaluasi keuangan
perusahaan dan dasar pengambilan keputusan. Inilah yang menjadi alasan
penelitian ini dilakukan.
4
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana transaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang
disusun oleh UKM Waroeng Cokelat?
2. Sistem akuntansi yang bagaimanakah yang tepat untuk UKM Waroeng
Cokelat?
3. Bagaimana penerapan pada sistem akuntansi setelah disusun?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi transaksi usaha yang terjadi dan laporan keuangan yang
disusun oleh UKM Waroeng Cokelat.
2. Membentuk suatu sistem akuntansi yang tepat untuk UKM Waroeng
Cokelat.
3. Menerapkan sistem akuntansi yang telah dibuat.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi UKM, sistem akuntansi ini dapat membantu dalam pembuatan
laporan keuangan yang berguna sebagai dasar pengambilan keputusan
perusahaan.
2. Bagi penulis, dapat memperdalam ilmu pengetahuannya yang telah didapat
sebelumnya di perkuliahan. Selain itu penulis dapat membantu UKM agar
menjadi UKM yang bankable, dalam hal ini dalam pencatatan keuangan.
3. Bagi masyarakat umum, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi yang berguna untuk pengembangan UKM. Selain itu, pencatatan
keuangan ini dapat dipakai oleh masyarakat umum untuk pencatatan
keuangannya.
1.5. Batasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan sampai model sistem akuntansi yang sesuai
dengan kegiatan keuangan UKM Waroeng Cokelat terbentuk dan
menerapkannya satu bulan pada September 2008.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Kecil dan Menengah
Definisi Usaha Mikro secara tidak langsung sudah termasuk dalam
definisi Usaha Kecil berdasarkan UU No. 9 Tahun 1995, namun secara
spesifik didefinisikan sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat
tradisional dan informal dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan
belum berbadan hukum. Hasil penjualan tahunan bisnis tersebut paling
banyak Rp 100 juta dan milik Warga Negara Indonesia.
2. Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp 1 milyar dan milik Warga Negara Indonesia.
Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia kepada semua Bank Umum
di Indonesia No 3/9/BKr, tgl.17 Mei 2001, usaha kecil adalah usaha yang
memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
2. Memiliki hasi penjualan tahunan paling banyak Rp 1 miliar
3. Milik Warga Negara Indonesia
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.
5. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum,
atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
2.2. Jenis-jenis Perusahaan
Menurut Warren (2006) terdapat tiga jenis perusahaan yang beroperasi
untuk menghasilkan laba, yaitu: perusahaan manufaktur (manufacturing),
6
perusahaan dagang (merchandising), perusahaan jasa (service). Setiap jenis
perusahaan ini mempunyai karakteristik masing-masing.
Perusahaan manufaktur (manufacturing business) mengubah input
dasar menjadi produk yang dijual kepada masing-masing pelanggan.
Perusahaan dagang (merchandising business) juga menjual produk ke
pelanggan. Namun, mereka tidak memproduksi barangnya sendiri, tetapi
membelinya dari perusahaan lain. Sedangkan perusahaan jasa menghasilkan
jasa dan bukan barang atau produk untuk pelanggan.
2.3. Sistem Informasi Akuntansi
Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Organisasi terdiri dari
sejumlah sumber daya yang bekerja menuju tercapainya suatu tujuan tertentu
yang ditentukan oleh pemilik atau manajemen (Mcleod,2004).
Sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal di mana data
dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para
pengguna. Adapun kerangka kerja sistem informasi dibagi menjadi 2 yang
utama yaitu : Sistem Informasi Manajemen dan Sistem Informasi Akuntansi.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah Sistem Informasi yang
menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Fungsi penting
yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain :
1. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
2. Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan.
3. Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Subsistem SIA memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi
nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi
keuangan. SIA terdiri dari 3 subsistem:
1. Sistem pemprosesan transaksi mendukung proses operasi bisnis harian.
2. Sistem buku besar/pelaporan keuangan menghasilkan laporan keuangan,
seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.
3. Sistem pelaporan manajemen yang menyediakan pihak manajemen
internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang
7
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan
kinerja, serta laporan pertanggungjawaban (www.e-dukasi.net, 2009).
2.4. Akuntansi Berbasis Komputer
Awal tahun 1990-an di tengah maraknya penggunaan komputer
pribadi, pengguna komputer di Indonesia mulai mengenal program aplikasi
akuntansi berbasis sistem opersi DOS (disk operating system). Saat itu
program yang paling populer adalah DacEasy Accounting (DEA). DEA
merupakan pertama yang dikenal dan diajarkan di beberapa perguruan tinggi
maupun lembaga kursus. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi,
sistem operasi komputer mulai bergeser ke Windows. Program aplikasi lain
mulai dikenal seperti MYOB, Peachtree, Accpacc, Simply Accounting,
Platinum, Accounting Professional, dan QuickBook yang merupakan produk
luar negeri. Program aplikasi akuntansi buatan Indonesia antara lain
Accurate2000, Zahir Accounting, dan Jamparing (Arifin, 2006).
Program tersebut pada dasarnya dibuat massal dan siap dioperasikan
untuk mengolah data akuntansi untuk perusahaan dagang atau jasa. Jarang
sekali program aplikasi akuntansi yang dibuat untuk keperluan perusahaan
manufaktur. Prosedur pengoperasian setelah program terpasang di komputer
yaitu pengguna melakukan pengaturan awal periode akuntansi, menyiapkan
nama akun, nama pemasok, nama pelanggan, pencatatan data barang,
mengatur akun penghunbung dan saldo awal. Setelah pencatatan data awal
selesai, pengguna sudah dapat mencatat transaksi dan hanya sebagian kecil
transaksi yang dicatat dalam jurnal seperti akuntansi manual. Hanya dengan
sekali input data, pengguna sudah dapat memperoleh laporan keuangan
berupa neraca, laporan laba rugi, buku besar, rincian piutang maupun hutang,
mutasi barang dan sebagainya setiap saat diperlukan (Arifin, 2006).
2.5. Microsoft Office 2007 (Microsoft Excel 2007)
Perkembangan software Microsoft Office dari tahun ke tahun
mengalami proses upgrade (perubahan). Sebagai puncak dari perkembangan
tersebut, pada akhir tahun 2006 Microsoft telah mengeluarkan paket software
Office 12 atau Office 2007 dan telah dipasarkan di Indonesia. Salah satu
8
kelebihan Office 2007 adalah tampilan yang lebih segar dengan penataan
menu serta toolbar berbentuk Ribbon (pita). Fasilitas Ribbon memungkinkan
semua menu untuk ditampilkan dalam bentuk ikon sehingga bias
mempermudah penggunaan. Office 2007 memiliki tampilan yang futuristic
jika dibandingkan dengan office versi sebelumnya (Wahana, 2007).
Arifin (2006) mengemukakan olah data akuntansi pada Excel tetap
mengikuti siklus akuntansi seperti akuntansi manual, namun tidak serta merta
sama persis seperti akuntansi manual. Otomatisasi siklus akuntansi dengan
excel berawal dari jurnal transaksi. Dari sana, laporan keuangan secara
otomatis sudah terisi. Dengan demikian setiap transaksi secara otomatis akan
mempengaruhi neraca atau laporan laba rugi. Proses akuntansi ini tidak lagi
memerlukan proses posting, pembuatan neraca lajur, jurnal penyesuaian dan
sejenisnya untuk menghasilkan neraca dan laporan laba rugi setelah pajak.
Tidak perlu juga repot dalam menyusun buku besar karena data historis setiap
akun atau rekening sudah secara otomatis terisi melalui jurnal transaksi.
2.6. Akuntansi
Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi
yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan. Proses dimana
akuntansi menghasilkan informasi adalah sebagai berikut: pertama,
perusahaan mengidentifikasi pihak-pihak yang berkepentingan. Kemudian
perusahaan mengetahui kebutuhan informasi mereka dan rancangan sistem
akuntansinya guna pemenuhan kebutuhan informasi tersebut. Akhirnya
sistem akuntansi mencatat data ekonomi mengenai kegiatan perusahaan dan
hal-hal yang terjadi pada perusahaan, yang hasilnya dilaporkan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan informasi mereka
(Warren, 2006).
Pihak-pihak yang berkepentingan menggunakan laporan akuntansi
sebagai sumber informasi utama untuk pengambilan keputusan mereka.
Pihak-pihak yang berkepentingan juga menggunakan informasi lain untuk
pengambilan keputusan mengenai perusahaan. Pihak-pihak yang
9
berkepentingan terhadap perusahaan (business stakeholders) adalah
perorangan atau entitas yang mempunyai kepentingan dalam menentukan
kinerja perusahaan. Pemilik, manajer, karyawan, pelanggan, kreditor, dan
pemerintah biasanya termasuk pihak-pihak yang berkepentingan (Warren,
2006).
2.7. Akun
Kegiatan dunia usaha setiap harinya terjadi transaksi yang sangat
kompleks baik dalam jenis maupun dalam jumlahnya. Kita tahu bahwa makin
besar suatu perusahaan dengan bidang usahanya maka semakin banyak dan
beragam pula transaksi yang terjadi. Agar memudahkan pencatatan setiap
transaksi keuangan dibukukan menurut jenis masing-masing. Misalnya setiap
penerimaan dan pengeluaran uang dibukukan dalam suatu lembaran yang
disebut akun (perkiraan) dengan nama akun kas (www.e-dukasi.net, 2009).
Akun atau perkiraan adalah suatu formulir yang digunakan sebagai
tempat mencatat transaksi keuangan yang sejenis dan dapat merubah
komposisi harta, kewajiban dan modal perusahaan. Secara umum Akun dapat
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1. Akun riil (tetap) adalah akun yang dilaporkan dalam neraca, dimana saldo
akunnya terbawa dari satu periode ke periode berikutnya. Akun riil terdiri
dari tiga kelompok yaitu harta, kewajiban dan modal.
2. Akun nominal (sementara) adalah akun yang disajikan dalam laporan laba
rugi. Akun nominal terdiri dua kelompok yaitu pendapatan dan beban.
2.7.1. Akun Harta (Assets)
Harta (aktiva) adalah sumber ekonomis yang juga meliputi
biaya-biaya yang terjadi akibat transaksi sebelumnya dan mempunyai
manfaat di masa yang akan datang. Harta merupakan jumlah kekayaan
yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan usahanya. Harta dapat
dikelompokkan atas kelancaran (likuiditas) yaitu harta lancar,
investasi jangka panjang, harta tetap, harta tidak berwujud dan harta-
harta lainnya (www.e-dukasi.net, 2009).
10
1. Harta lancar adalah harta yang berupa uang kas/bank dan harta
yang sangat mudah dijadikan uang atau umur pemakaiannya
kurang dari satu tahun. Yang termasuk harta lancar adalah:
a. Kas adalah uang tunai yang siap digunakan dan bebas digunakan
setiap saat baik yang ada dalam perusahaan maupun saldo
rekening giro perusahaan yang terdapat dalam bank
b. Surat-surat berharga (efek) adalah surat-surat yang dimiliki
perusahaan untuk diperjual-belikan. Gunanya untuk
memanfaatkan dana kas/bank yang dipakai
c. Wesel tagih adalah piutang yang diperkuat dengan promes.
d. Piutang adalah tagihan pada pihak lain baik perorangan maupun
badan usaha.
e. Persedian barang dagang adalah persediaan barang yang tersedia
untuk dijual (dalam perusahaan dagang), persediaan bahan baku,
barang dalam proses dan barang jadi (dalam perusahaan
manufaktur).
f. Perlengkapan adalah barang-barang yang digunakan untuk
kegiatan perusahaan dan diperkirakan habis dipakai dalam
setahun. Misalnya perlengkapan kantor, perlengkapan toko.
g. Beban dibayar di muka biaya yang telah dibayar tetapi manfaat
dari pembayaran belum diperoleh atau digunakan. Seperti
asuransi dibayar di muka, sewa dibayar di muka dan iklan
dibayar di muka.
2. Penyertaan (Investasi) adalah investasi jangka panjang dalam
bentuk saham, obligasi atau surat berharga lainnya. Investasi
bertujuan memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang,
atau dengan tujuan untuk menguasai perusahaan lainnya. Investasi
umumnya dalam bentuk saham dan obligasi.
3. Harta Tetap adalah harta berwujud yang digunakan untuk operasi
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun,
seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan dan sebagainya.
11
4. Harta tak berwujud adalah harta yang tidak mempunyai wujud
fisik, tetapi merupakan hak-hak istimewa yang menguntungkan
perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Contoh harta tak
berwujud antara lain:
a. Hak paten yaitu hak istimewa atas suatu barang yang diberikan
oleh pemerintah kepada perusahaan.
b. Hak Cipta yaitu hak karena menciptakan sesuatu yang diberikan
oleh pemerintah kepada perusahaan. Misalnya hak cipta lagu.
c. Goodwill adalah nama baik perusahaan yang melekat pada
perusahaan itu sendiri. Dengan goodwill maka barang yang
diproduksi dipercaya dan dibeli oleh masyarakat.
2.7.2. Akun Kewajiban
Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan
oleh perusahaan pada masa yang akan datang. Pengorbanan untuk
masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan usaha. Kewajiban
ini dibedakan atas utang lancar dan utang jangka panjang
(www.e-dukasi.net, 2009).
1. Utang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka
waktu kurang dari satu tahun. Utang lancar antara lain:
a. Wesel bayar adalah utang yang disertai promes.
b. Utang usaha atau utang dagang adalah kewajiban yang timbul
karena pembelian jasa atau barang secara kredit.
c. Biaya yang masih harus dibayar adalah beban yang sudah terjadi
tetapi belum dibayar. Misalnya utang sewa, utang gaji dan utang
bunga.
d. Pendapatan diterima di muka adalah kewajiban yang disebabkan
perusahaan menerima lebih dahulu uang sedangkan penyerahan
jasa atau barang belum dilakukan.
2. Utang jangka panjang adalah kewajiban yang jangka waktu
pelunasannya lebih dari satu tahun. Utang ini timbul karena
pelunasan perusahaan untuk membeli peralatan-peralatan baru atau
12
mesin-mesin baru. Yang termasuk utang jangka panjang antara
lain:
a. Utang Bank adalah pinjaman modal kerja dari Bank untuk
perluasan usaha.
b. Utang Hipotik adalah pinjaman dari Bank dengan jaminan
aktiva tetap.
c. Utang Obligasi adalah utang yang disebabkan perusahaan
menerbitkan dan menjual surat-surat berharga.
3. Utang lain-lain adalah utang yang tidak termasuk utang lancar
maupun utang jangka panjang. Misalnya utang kepada direksi dan
utang kepada pemegang saham.
2.7.3. Akun Modal
Modal adalah selisih antara harta dengan kewajiban dan
merupakan hak pemilik perusahaan atas sebagian harta perusahaan.
Akuntansi modal pada perusahaan perseorangan disertai nama
pemilik, akuntansi modal pada persekutuan disertai dengan nama
sekutu. Pada perusahaan Perseroan Terbatas, akuntansi modal disebut
dengan modal saham (www.e-dukasi.net, 2009).
2.7.4. Akun Pendapatan
Pendapatan adalah hasil atau penghasilan yang diperoleh
perusahaan. Pendapatan dibedakan atas:
1. Pendapatan Usaha adalah pendapatan yang berhubungan langsung
dengan kegiatan usaha.
2. Pendapatan diluar usaha adalah pendapatan yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan usaha. Misalnya
pendapatan sewa, pada perusahaan dagang menyewakan sebagian
ruang yang tidak dipakai untuk kegiatan usaha, tetapi disewakan
kepada pihak lain.
2.7.5. Akun Beban
Beban adalah pengorbanan yang terjadi selama melaksanakan
kegiatan usaha untuk memperoleh pendapatan. Beban dapat dibedakan
atas:
13
1. Beban Usaha adalah pengorbanan yang langsung berhubungan
dengan kegiatan usaha.
2. Beban Lain-lain adalah pengorbanan yang tidak langsung
berhubungan dengan kegiatan pokok usaha. Misalnya beban bunga.
Beban (biaya) yang dibayar oleh perusahaan pada saat tertentu atas
pinjaman yang diperoleh dari bank (www.e-dukasi.net, 2009).
2.8. Kode Akun
Kode akun dicantumkan untuk memudahkan proses pencatatan,
pencarian dan penyimpanan, serta pembebanan yang dituju pada setiap akun.
Kode akun adalah pemberian tanda/nomor tertentu dengan memakai angka,
huruf atau kombinasi angka dan huruf pada setiap akun. Sebagaimana
dijelaskan di atas bahwa kode akun harus bersifat membantu memudahkan
pencatatan, pengelompokkan dan penyimpanan setiap akun. Oleh karena itu
kode akun hendaknya memiliki kriteria seperti, mudah diingat, konsisten,
sederhana dan singkat serta memungkinkan adanya penambahan akun baru
tanpa mengubah kode akun yang sudah ada (www.e-dukasi.net, 2009).
Sistem akuntansi suatu perusahaan dalam pemberian kode akun sangat
tergantung pada keanekaragaman transaksi dan jumlah transaksi yang terjadi.
Semakin banyak dan kompleksnya transaksi yang terjadi menyebabkan
semakin banyak pula kode akun yang akan digunakan. Ada beberapa kode
akun yang dapat digunakan seperti kode numerial, kode desimal, kode
mnemonik serta kode kombinasi huruf dan angka (www.e-dukasi.net, 2009).
1. Kode Numerial
Kode numerial adalah cara pengkodean akun berdasarkan nomor
secara berurutan, yang dapat dimulai dari angka 1, 2, 3 dan seterusnya.
Contoh kode akun numerial dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Contoh Kode Numerial Kode Akun Nama Akun
-
1
2
3
Harta :
Kas
Piutang usaha
Perlengkapan (Bahan habis pakai)
14
Lanjutan Tabel 2.
Kode Akun Nama Akun
4
5
6
-
7
8
9
-
10
-
11
12
-
13
14
15
Peralatan
Tanah
Gedung
Kewajiban:
Utang usaha
Utang gaji
Utang bank
Modal:
Modal Vira
Pendapatan:
Pendapatan usaha
Pendapatan sewa
Beban:
Beban gaji
Beban perlengkapan
Beban listrik, air dan telepon
2. Kode Desimal
Kode desimal adalah cara pemberian kode akun dengan
menggunakan lebih dari satu angka. Setiap angka mempunyai arti, kode
desimal ini dapat dibedakan atas kode kelompok dan kode blok.
a. Kode Kelompok
Kode kelompok merupakan cara pemberian kode akun dengan
mengelompokkan akun. Setiap kelompok akun diberi nomor kode
sendiri sendiri.
1 2 3
Kelompok akun
Golongan akun
Jenis akun
Gambar 1. Kode Akun Kelompok
15
Contoh:
Akun piutang usaha termasuk kelompok akun harta diberi
nomor 1 untuk harta. Golongan akun harta lancar yang diberikan nomor
kode 1, kemudian merupakan jenis harta lancar yang ketiga sehingga
diberi nomor urut 3, dari cara mengelompokkan tersebut nomor akun
piutang usaha diberikan nomor kode tiga angka yaitu 113. Secara rinci
contoh kode kelompok dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Contoh Kode Kelompok Kode Akun
Kelompok Akun
Golongan Akun Jenis Akun
1
11
111
112
11...
12
121
12...
3
31
311
4
41
411
42
421
5
51
511
512
52
521
52...
Harta
Modal
Pendapatan
Beban
Harta Lancar
Harta Tetap
Modal Vira
Pendapatan Usaha
Pendapatan di luar usaha
Beban Usaha
Beban luar usaha
Kas
Piutang usaha
.................
Peralatan
...........................
Prive Vira
Pendapatan jasa service
Pendapatan sewa
Beban gaji
Beban perlengkapan
Beban bunga
................
16
b. Kode Blok
Kode blok adalah pemberian kode akun dengan cara
memberikan satu blok kode setiap kelompok akun. Misalnya harta
diberikan nomo2 100 - 199, Kewajiban diberi nomor 200 - 299, Modal
diberikan nomor 300 - 399, Pendapatan nomor 400 - 499 dan Beban
nomor 500 - 599. Secara rinci, contoh kode blok dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Contoh Kode Blok Kode Akun Golongan Akun
100-199
100-149
101
102
150-199
151
200-299
200-249
201
250-299
251
300-399
301
400-499
400-449
401
450-499
451
500-599
500-549
501
550-599
551
Harta
Harta lancar
Kas
Piutang usaha
Harta Tetap
Peralatan
Kewajiban
Utang Lancar
Utang Usaha
Utang Jangka Panjang
Utang Bank
Modal
Modal Tn Ryan
Pendapatan
Pendapatan Usaha
Pendapatan jasa service
Pendapatan luar usaha
Pendapatan sewa
Beban
Beban Usaha
Beban Gaji
Beban Luar Usaha
Beban bunga
17
2.9. Laporan Keuangan
Menurut Warren (2006), laporan akuntansi yang menghasilkan
informasi disebut laporan keuangan. Laporan keuangan yang utama bagi
perusahaan perorangan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik,
neraca dan laporan arus kas. Urut-urutan penyusunan dan sifat data yang
terdapat dalam laporan-laporan tersebut adalah sebagai berikut:
2.9.1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar dan beban selama
periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan laba
rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu
berdasarkan konsep penanding atau pengaitan (matching concept).
Konsep ini diterapkan dengan menandingkan atau mengaitkan beban
dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban
tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan
terhadap beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut laba bersih
atau keuntungan bersih (net income atau net profit). Jika beban
melebihi pendapatan, maka disebut rugi bersih (net loss) (Warren,
2006).
2.9.2. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas
pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan
atau setahun. Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi,
karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporkan
dalam laporan ini. Demikian juga laporan ekuitas pemilik dibuat
sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik pada
akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu, laporan
ekuitas pemilik sering kali dipandang antara penghubung antara
laporan laba rugi dengan neraca (Warren, 2006).
2.9.3. Neraca
Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, atau ekuitas
pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir
tahun. Salah satu bentuk neraca adalah bentuk akun (account form)
18
karena menggambarkan format dasar dari persamaan akuntansi,
dimana aktiva ditempatkan di sebelah kiri dan kewajiban ekuitas
pemilik di sebelah kanan. Bentuk lain dari neraca adalah bentuk
laporan (report form), yang menempatkan kewajiban dan ekuitas
pemilik di bawah aktiva (Warren, 2006).
2.9.4. Laporan Arus Kas
Warren (2006) mengemukakan laporan arus kas adalah suatu
ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu
tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan arus kas terdiri dari
tiga bagian:
1. Aktivitas operasi
Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas
yang menyangkut operasi perusahaan. Arus kas bersih dari
aktivitas operasi biasanya berbeda dari jumlah laba bersih periode
berjalan. Perbedaan ini terjadi karena pendapatan dan beban tidak
selalu diterima atau dibayar secara tunai.
2. Aktivitas investasi
Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau
penjualan aktiva tetap atau permanen.
3. Aktivitas pendanaan
Bagian ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan
investasi pemilik, peminjaman dana dan pengambilan uang oleh
pemilik.
2.10. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang
dijual. Ada dua manfaat dari harga pokok penjualan, yaitu:
1. Sebagai patokan untuk menentukan harga jual.
2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual
lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan
sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan
akan diperoleh kerugian (www.e-dukasi.net, 2009).
19
Horngren (2006) mengenukakan akuntan manajemen menggunakan
dua jenis dasar sistem kalkulasi biaya untuk membebankan biaya ke produk
atau jasa:
1. Sistem kalkulasi biaya pekerjaan (job-costing system)
Pada sistem ini, objek adalah unit atau multi unit dari produk atau jasa
yang khas yang disebut pekerjaan (job). Setiap job menggunakan sumber
daya yang berbeda. Produk atau jasa ini biasanya merupakan sebuah unit
tunggal. Karena produk dan jasa yang dihasilkan berbeda, sistem job
costing mengakumulasi biaya secara terpisah untuk setiap produk dan
jasa.
2. Sistem kalkulasi biaya proses (process-costing system)
Pada sistem ini, objek biaya adalah unit-unit produk dan jasa yang
identik atau serupa dalam jumlah besar. Pada setiap periode sistem
process costing membagi biaya produksi total atas produk atau jasa yang
identik atau serupa dengan jumlah unit total yang diproduksi untuk
mendapatkan biaya per unit rata-rata yang diterapkan ke setiap unit
identik atau serupa yang diproduksi pada periode tersebut.
2.11. Penelitian Terdahulu
Utami (2007) dalam skripsinya yang berjudul Perumusan dan
Penerapan Sistem Informasi Akuntansi untuk Mengevaluasi Kinerja
Keuangan, membangun Sistem Informasi Akuntansi sederhana yang dapat
menghasilkan output berupa Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan
Laporan Laba Rugi serta Buku Pembantu Persediaan. Dan pada akhir
penelitiaan ini diperoleh juga Hasil Evaluasi Kinerja Keuangan. Hasil
penelitian ini menghasilkan model Sistem Informasi Akuntansi yang sesuai
diterapkan pada UKM A adalah Sistem Informasi Akuntansi yang
menggunakan Microsoft Excel, Menggunakan metode pencatatan akrual
yang dapat menghasilkan Laporan Keuangan Neraca dan Laba Rugi, nuku
pembantu persediaan, serta evaluasi kinerja keuangan UKM, yang akan
memenuhi kebutuhan penanaman modal di UKM A.
Fansuri (2006) mengadakan penelitian tentang sistem akuntansi.
Dalam skripsi yang berjudul Analisis Perumusan Penerapan Sistem
20
Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah di UKM OZY Air Craft Model
Bogor, peneliti mengembangkan sistem akuntansi yang sudah ada di UKM
tersebut. Pada akhirnya penelitian ini mengukur efektifitas dan efisiensi dari
sistem yang dibuat yang berdasarkan pada input, process, output, benefit,
dan impact. Hasil dari penelitian ini adalah model sistem akuntansi yang
dibuat berdasarkan pada transaksi yang sering digunakan oleh UKM
Aircraft Model. Model sistem akuntansi ini dibuat berdasarkan pada
pedoman pencatatan keuangan yang berlaku secara umum, antara lain dalam
bentuk: (1) Neraca Saldo Awal, (2) Jurnal Umum, (3) Buku Besar, (4)
Laporan Laba/rugi, (5) Neraca, (6) Laporan Arus Kas, (7) Format
Pengendalian Persediaan/Stok, dan (8) Kartu File. Disertakan juga format
penentuan harga pokok produksi untuk setiap produksi barang jadi.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disusun
sebelumnya. Rencana ini disebut dengan kerangka pemikiran penelitian.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada Gambar 1.
Ket : → Alur Pemikiran
Gambar 2 . Kerangka Pemikiran Penelitian
Penelitian ini berawal dari UKM Waroeng Cokelat itu sendiri. Lebih
spesifiknya adalah bagaimana kondisi UKM Waroeng Cokelat pada saat
penelitian ini dimulai. Kondisi UKM yang baik adalah dimana pengaturan
manajemen baik dari sisi keuangan, pemasaran dan produksi dikelola secara
efektif dan efisien. Pada penelitian ini, kondisi UKM diamati dari kondisi
pencatatan keuanganya yang telah dilakukan selama ini. Beberapa UKM
belum menerapkan sistem pencatatan yang rapi dan tertib, dimana sistem
Kondisi UKM Waroeng Cokelat
Identifikasi Aktivitas Keuangan Pada UKM
Waroeng Cokelat
Pembentukan Model Sistem Akuntansi
Penerapan Model Sistem Akuntansi
UKM Waroeng Cokelat
22
pencatatan keuangan belum baik. Salah satu UKM yang mengalaminya
adalah UKM Waroeng Cokelat, sehingga penelitian ini dilaksanakan pada
UKM Waroeng Cokelat. Penelitian ini berisi tentang bagaimana pencatatan
keuangan yang baik dengan menggunakan sistem akuntansi yang sesuai
dengan aktivitas keuangan UKM tersebut.
Sebelum membentuk model akuntansi yang baik, pertama kali yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasi aktivitas keuangan pada UKM
tersebut. Aktivitas keuangan pada UKM antara lain pembelian bahan baku,
penjualan baik secara tunai ataupun kredit, serta transaksi lain yang
menunjang kegiatan UKM tersebut. Informasi tentang transaksi-transaksi itu
dikelompokkan ke dalam akun yang tepat, serta diberikan kode akun. Akun-
akun yang telah dikelompokkan ini akan menjadi bagian dari model sistem
akuntansi yang akan dibentuk nantinya.
Pada tahap pembuatan model sistem akuntansi, tahapan yang
dilakukan adalah pembuatan nama akun, pembentukan jurnal, pembentukan
buku besar dan pembentukan laporan keuangan. Penerapan model sistem
akuntansi, tahapan yang dijalani sama seperti akuntansi pada perusahaan
manufaktur pada umumnya. Tahapan-tahapan yang akan dijalani adalah
pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan. Model akuntansi ini akan
disesuaikan dengan kemampuan dan aktivitas UKM itu sendiri. Penerapan
model ini dilakukan pada jangka waktu tertentu. Jangka waktu yang
digunakan akan mewakili akun-akun yang telah disusun dalam model dengan
acuan dari transaksi-transaksi yang telah dilakukan oleh UKM tersebut. Dari
penerapan model sistem akuntansi diharapkan dapat mengubah UKM
Waroeng Cokelat menjadi lebih baik.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di UKM Waroeng Cokelat yang beralamat di
Jl. Anggada I no. 11, Perumahaan Bumi Indraprasta, kelurahan Bantarjati,
Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November 2008 sampai dengan April 2009.
23
3.3. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari pihak UKM dengan
melalui wawancara, sedangkan data sekunder diperoleh dari data-data pada
UKM, literatur serta kepustakaan. Daftar pertanyaan untuk wawancara dapat
dilihat pada Lampiran 1.
3.4. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu pengambilan dilakukan secara sengaja atau tidak
acak. Metode ini mempermudah pengambilan informasi dan data pada UKM
yang akan diteliti. Data yang akan digunakan dalam sistem akuntansi adalah
data yang terurut secara tanggal transaksi.
3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan data yang dilakukan berdasarkan teori sistem
akuntansi perusahaan manufaktur yang telah berlaku secara umum. Model
sistem akuntansi yang terintegrasi antara satu jurnal dengan jurnal lainnya.
Sedangkan metode analisis data menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif dengan analisis deskriptif. Tahapan-tahapan dalam membentuk
sistem akuntansi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Bukti-bukti Transaksi
Selayaknya sebuah proses yang harus dapat dipertanggungjawabkan,
akuntansi membutuhkan bukti-bukti yang dapat mendasari sebagai
pencatatan. Bukti transaksi yang dibutuhkan antara lain:
a. Bukti pembelian bahan baku
b. Bukti penjualan
c. Bukti kas masuk
d. Bukti kas keluar
2. Pengkodean Akun
Pemberian kode transaksi diperlukan untuk mempermudah pencatatan
hingga pelaporan keuangan. Hal ini akan sangat berguna pada saat
24
penggunaan komputer dalam menjalankan sistem akuntansi yang baik.
Pengkodean akun pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut:
a. Nomor akun 1 untuk golongan akun harta atau aktiva
b. Nomor akun 2 untuk golongan akun hutang atau liabilitas
c. Nomor akun 3 untuk golongan akun modal atau equitas
d. Nomor akun 4 untuk golongan akun penjualan
e. Nomor akun 5 untuk golongan akun beban atau biaya
3. Pembentukan Neraca Saldo Awal
Neraca saldo dibuat berdasarkan sisa saldo suatu akun. Neraca saldo ini
merupakan langkah awal pada tahap pengikhtisaran. Neraca saldo
meringkas semua perkiraan yang ada pada buku besar hingga dapat
menjadi sumber keterangan untuk melakukan pembuatan laporan laba/rugi
dan neraca. Neraca saldo yang akan dibentuk seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Form Neraca Saldo Awal No Akun Nama Akun Saldo
4. Pembentukan Jurnal Umum
Bukti pencatatan yang telah disiapkan di masukkan ke dalam proses
pencatatan. Salah satu proses pencatatan adalah jurnal. Jurnal sangat
penting karena bila pencatatan langsung dilakukan ke dalam buku besar,
resiko kesalahan sangat besar. Contoh jurnal yang akan dibuat dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Form Jurnal Umum
Tanggal Keterangan Debet Kredit
No Akun
Nama Akun Jumlah No
Akun Nama Akun
Jumlah
5. Pembentukan Buku Besar
Pengertian buku besar atau yang biasa disebut ledger diawali dengan
pengertian akun terlebih dahulu. Akun adalah formulir atau daftar yang
digunakan untuk mencatat perubahan keadaan keuangan baik itu harta,
hutang, modal biaya ataupun penghasilan yang disebabkan oleh semua
25
transaksi sebuah perusahaan dalam waktu tertentu. Daftar ini dikumpulkan
dan kumpulan itulah yang disebut buku besar. Buku besar yang dibuat
dalam sistem akuntansi ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Form Buku Besar No Akun: Saldo Awal:
Nama Akun: Saldo Akhir:
Tanggal Uraian Transaksi Debet Kredit Saldo
6. Pembentukan Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi dapat menjelaskan tentang penghasilan, biaya dan
selisih keduanya dalam sebuah perusahaan dalam waktu tertentu. Bentu
laporan laba rugi yang akan dibuat dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Form Laporan Laba Rugi Keterangan Nilai
7. Pembentukan Neraca
Salah satu laporan keuangan yang dibuat di akhir tahun adalah neraca
(balance sheet), yakni sebuah laporan yang menjelaskan posisi harta,
hutang dan modal sebuah perusahaaan pada waktu tertentu. Bentuk neraca
yang akan dibentuk dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Form Neraca No Akun Nama Akun Saldo
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil UKM
4.1.1. Sejarah UKM Waroeng Cokelat
UKM Waroeng Cokelat didirikan pada tahun 2002 oleh ibu Hj.
Yanthi Rusdiyantini, SE. UKM ini berlokasi di Jalan Anggada I No. 22,
Perumahan Indraprasta, Bogor. Sebelum mendirikan UKM ini, Ibu
Yanthi merupakan seorang karyawan swasta. Dikarenakan mengikuti
suami yang berpindah-pindah tugas kerjanya, maka beliau kehilangan
pekerjaannya.
Pada tahun 2002, beliau dan keluarga menetap di Kota Bogor.
Karena kebutuhan yang semakin meningkat, Ibu Yanthi membangun
UKM Waroeng Cokelat berawal dari hobi membuat kue yang
berlapiskan Cokelat atau variasi Cokelat dengan berbagai warna dan
rasa. Selain bertujuan memenuhi kebutuhan keluarga, UKM ini
didirikan untuk mengembangkan hobi menjadi suatu bisnis yang
mampu menyediakan produk Cokelat yang bernilai estetika dan
menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar lokasi
perusahaan, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup mereka. UKM
Waroeng Cokelat ini mempunyai visi membangun semangat
berwirausaha dan misinya adalah membuka lapangan pekerjaan seluas
mungkin. Misi ini membuat Ibu Yanthi mempunyai cita-cita membuka
rumah produksi di kota-kota besar di Indonesia.
Walaupun perusahaan ini didirikan pada tahun 2002, tetapi
produknya baru dijual pada tahun 2003. Produk yang pertama kali
dijual adalah Candy (permen) dimana bahan baku yang dipakai adalah
Cokelat. Cokelat yang dipakai di UKM ini adalah Dark Chocolate,
White Chocolate, dan Milk Chocolate. Produk yang diproduksi pada
UKM ini berupa kue kering salut cokelat dan permen.
Pada tahun 2004 UKM ini resmi menjadi UKM binaan Dekranas
(Dewan Kerajinan Nasional). Pada tahun yang sama, Waroeng Cokelat
juga menjadi UKM binaan Disperindagkop (Dinas Perindustrian,
27
Perdagangan, dan Koperasi) Kota Bogor. Ibu Yanthi sangat aktif dalam
mengikuti berbagai pelatihan, seminar, dan pameran yang diadakan
oleh Disperindagkop baik di Kota Bogor maupun luar kota. Selain itu
Waroeng Cokelat juga sering menjadi wakil Kota Bogor dan Jawa Barat
dalam pameran-pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
UKM Waroeng Cokelat memiliki beberapa badan hukum yang terdiri
dari:
1. Perusahaan Industri Rumah Tangga (PIRT): Nomor
210.3271.01.0622 Tahun 2002
2. Tanda Daftar Industri (TDI): Nomor 535/37. TDI-Deperindagkop
Tahun 2006
3. Tanda Daftar Perdagangan (TDP): Nomor 1004.4552.05.776
4. Halal: MUI – JB 01111009080905
5. Surat Keterangan Usaha Nomor: 501.1/161-BT/06/2005
4.1.2. Struktur organisasi
Struktur organisasi UKM Waroeng Cokelat sangat sederhana,
bisa dikatakan dalam UKM ini tidak mempunyai struktur. Karena
semua kegiatan yang terjadi di UKM ini dikelola oleh Ibu Yanthi dan
dibantu oleh karyawannya. Karyawan yang dimiliki oleh UKM
Waroeng Cokelat ini tidak tetap. Bagian pemasarannya sendiri ibu
Yanthi bekerjasama dengan beberapa orang yang disebut agen. Struktur
organisasi UKM Waroeng Cokelat dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Struktur Organisasi UKM Waroeng Cokelat
Ibu Yanthi (Pemilik UKM)
Karyawan Produksi Agen Pemasaran
28
Ibu Yanthi sebagai pemilik UKM Waroeng Cokelat mempunyai
tugas yang paling banyak. Tugas Ibu Yanthi adalah mulai dari
pemilihan bahan baku sampai menjaga hubungan baik ke konsumen.
Secara garis besar tugas Ibu Yanthi adalah sebagai berikut, pemilihan
bahan baku, pembelian bahan baku, memeriksa persediaan bahan baku,
pembuatan penjadwalan produksi, menetapkan harga pokok, mencatat
daftar pemesanan, memegang keuangan, mengembangkan produknya,
memperluas jaringan kerja, menjaga hubungan baik dengan karyawan,
konsumen dan instansi pemerintah serta swasta.
Karyawan bagian produksi merupakan karyawan tidak tetap yang
digaji per minggu. Jumlah karyawan di bagian ini tidak tentu tergantung
jumlah produksi atau jumlah pesanan. Bagian produksi mempunyai
tugas dalam melakukan produksi sampai dengan pengemasan.
Sedangkan karyawan pemasaran merupakan agen (tenaga penjual) yang
bertugas memasarkan produk Waroeng Cokelat ke masyarakat luas.
4.1.3. Produk
UKM Waroeng Cokelat memproduksi dua produk yaitu permen
(candy) cokelat dan kue (cookies) cokelat. Bahan bakunya berupa
cokelat hitam, cokelat susu, dan cokelat putih. Permen cokelat yang
diproduksi beraneka ragam bentuk, warna dan isi. Jenis permen yang
ditawarkan berupa loly pop dan pralin (permen coklat yang
menggunakan isi seperti kacang) dengan berbagai pilihan bentuk
(hewan, hati, ucapan Happy Birthday, I Love U dan lain-lain), warna,
ukuran, rasa serta isi (kacang mede, kacang tanah, kismis, essence
makanan, dan lain-lain). Permen cokelat banyak digemari oleh anak-
anak dan juga menjadi produk favorit pada saat hari Valentine.
Cookies cokelat yang diproduksi UKM Waroeng Cokelat sampai
saat ini ada 6 jenis yaitu kurma cokelat, pindekas cokelat, etnik cokelat,
marbel cokelat, milk cheese cokelat, dan dark cheese cokelat. Kemasan
yang digunakan untuk cookies cokelat adalah toples transparan yang
berukuran setengah kilogram. Cookies cokelat sangat digemari oleh
para ibu rumah tangga karena produk ini diproduksi untuk konsumsi
29
rumah tangga. Permintaan produk ini sangat tinggi pada saat Hari Raya
Idul Fitri dan Natal. Selain permen dan Cookies cokelat, UKM
Waroeng Cokelat menerima pesanan souvenir dan parcel yang di
dalamnya berupa produk cokelatnya. Konsumen dapat memesan bentuk
souvenir dan parcel secara khusus, dapat dilihat pada Lampiran 9.
Waroeng Cokelat lebih banyak berproduksi berdasarkan pesanan
dari konsumen. Tetapi selain itu mereka tetap memproduksi produk
sebagai persediaan barang dagang dan agar karyawan tidak kehilangan
pekerjaan walaupun tidak ada pesanan dari konsumen.
4.1.4. Pemasaran
UKM Waroeng Cokelat pada awalnya membuka toko untuk
menjual produknya di depan rumah produksinya. Mereka menjual
secara pasif dengan cara menunggu pembeli. Pada tahun 2005,
Waroeng Cokelat mengubah cara penjualannya dengan menggunakan
tenaga penjual (agen) untuk mendistribusikan produknya. Waroeng
Cokelat dapat memperluas daerah pemasarannya secara tidak langsung
dengan cara ini.
Agen atau tenaga penjual adalah distributor yang memiliki umur
dan latar belakang yang berbeda, mulai dari pelajar SMP, ibu rumah
tangga sampai karyawan kantor. Hal ini dikarenakan untuk produk
permen cokelat yang banyak memasarkannya adalah para pelajar dan
mahasiswa seperti pelajar dari SMP PGRI 8 Bogor, SMUN 3 Bogor,
Mahasiswa IPB, dan lain-lain. Sedangkan untuk produk cookies cokelat
lebih banyak didistribusikan oleh para karyawan kantor seperti
karyawan BNI, karyawan Telkom, ibu rumah tangga dan sebagainya.
Para agen ini mendapatkan keuntungan hasil penjualan dari selisih
pembelian produk di Waroeng Cokelat dengan penjualan ke konsumen.
Para agen ini adalah penjual independen yang mendapatkan diskon
harga pembelian dari Waroeng Cokelat setelah membeli produk dalam
batasan jumlah tertentu. Biasanya pada bulan puasa menjelang hari
Raya Idul Fitri, pemesanan dari Bandung sangat tinggi sehingga untuk
30
mendistribusikan produknya, UKM Waroeng Cokelat membuka stand
pemesanan di Bandung. Hal ini telah dilakukan selama 2 tahun.
4.1.5. Keuangan
Pengaturan keuangan yang diatur langsung adalah Ibu Yanthi
selaku pemilik UKM Waroeng Cokelat. Walaupun Ibu Yanthi seorang
sarjana ekonomi, pencatatan keuangan di UKM ini sangat sederhana,
hanya pengumpulan bukti pembelian dan penjualan serta pencatatan
uang yang keluar. Modal usaha UKM Waroeng Cokelat berasal dari
pinjaman dana dari Bank, Telkom dan investor perorangan.
4.2. Sistem Akuntansi di UKM Waroeng Cokelat
Sistem akuntansi merupakan salah satu sistem yang digunakan untuk
memberikan informasi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan suatu
organisasi ataupun perorangan. Hasil yang dikeluarkan oleh sistem ini
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk kepentingan
seseorang ataupun organisasi. Walaupun sangat penting, hampir seluruh
masyarakat Indonesia belum menggunakan sistem akuntansi. Transaksi
keuangan yang terdiri dari pengeluaran dan pemasukan hampir tidak pernah
dicatat.
UKM Waroeng Cokelat dalam pencatatan keuangannya hanya
mencatat transaksi pengeluarannya. Pencatatan transaksi penjualan tidak
dilakukan oleh UKM, hanya mengumpulkan bon-bon penjualan. Selama ini
laporan keuangan yang mereka buat sangat sederhana hanya berdasarkan
jumlah produk yang terjual dan biaya yang mereka keluarkan. Tidak ada
sistem akuntansi yang baku yang mereka terapkan. Akibat dari pencatatan
yang mereka lakukan, pada saat mengajukan kredit ke suatu lembaga, UKM
Waroeng Cokelat merasa kesulitan, sehingga laporan keuangan yang mereka
susun tidak akurat. Contoh dari pencatatan pengeluaran UKM Waroeng
Cokelat dapat dilihat pada Gambar 4.
31
1 September saldo xxxx
Belanja coklat xxxx
Bayar gaji xxxx
xxxx
xxxx
Gambar 4. Contoh Catatan Pengeluaran UKM Waroeng Cokelat
4.3. Proses Pembentukan Model Sistem Akuntansi
Pembentukan model sistem akuntansi di UKM Waroeng Cokelat
dibantu dengan Software Microsoft Excel. Tahapan-tahapan yang dilakukan
adalah pengklasifikasian nomor dan nama akun serta saldo awal akun,
pembuatan jurnal, pembuatan buku besar, pembuatan laporan keuangan
(neraca dan laporan laba rugi).
4.3.1. Klasifikasi Akun
Pengklasifikasian nomor dan nama akun di UKM Waroeng
Cokelat dilihat dari kegiatan transaksi keuangan di UKM tersebut.
Nama akun yang digunakan disesuaikan berdasarkan aktivitas transaksi
keuangan yang sering dilakukan oleh UKM tersebut. Nomor dan nama
akun digunakan dalam tahap-tahap selanjutnya. Nomor dan nama akun
dapat dihapus dan ditambah jika diperlukan.
Nomor akun dimulai dari angka 1 untuk kelompok harta, angka
2 untuk kelompok hutang, angka 3 untuk kelompok modal, angka 4
untuk kelompok pendapatan dan angka 5 untuk kelompok biaya.
Nomor dan nama akun yang digunakan di UKM Waroeng Cokelat
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Klasifikasi nomor dan nama akun di UKM Waroeng Cokelat NO AKUN NAMA AKUN
1-10 Aktiva Lancar 1-11 Kas 1-12 Rek Bank – Mandiri 1-13 Rek Bank – BNI1-14 Perlengkapan 1-15 Persediaan Barang Dagangan 1-16 Persediaan bahan baku 1-17 Persediaan barang dalam proses 1-18 Biaya Promosi dibayar dimuka
32
Lanjutan Tabel 10
NO AKUN NAMA AKUN 1-20 Aktiva Tetap 1-21 Peralatan Kantor 1-22 Akum. Peny. Peralatan kantor 1-23 Peralatan Produksi 1-24 Akum. Peny. Peralatan produksi 1-25 Tanah 1-26 Rumah 1-27 Akum. Peny. Rumah 1-28 Mesin 1-29 Akum. Peny. Mesin 1-30 Kendaraan 1-31 Akum. Peny. Kendaraan2-10 Hutang Lancar 2-11 HutangToko 32 (Toples) 2-12 Hutang PT Adiaseda Amendalis (Cokelat) 2-13 Hutang Toko Rafila (Keranjang) 2-14 Hutang Bogor Kreatif 2-15 Hutang Investor 1 2-16 Hutang Investor 22-17 Hutang Investor 3 2-18 Hutang Investor 4 2-20 Hutang Jangka Panjang 2-21 Hutang BNI 2-22 Hutang Telkom 3-10 Ekuitas 3-11 Modal 3-20 Laba Periode Berjalan 4-10 Penjualan Barang Dagangan 5-10 Biaya-biaya 5-11 HPP Barang Dagangan 5-12 Gaji Karyawan 5-13 Biaya Promosi 5-14 Biaya Transportasi 5-15 Biaya Listrik 5-16 Biaya Telepon 5-17 Biaya Sewa Kendaraan 5-18 Perawatan Aktiva 5-19 Biaya Konsumsi 5-20 Biaya ATK 5-21 Biaya bunga 5-22 Biaya gas 5-23 Biaya Air 5-24 Biaya Lain-lain
4.3.2. Neraca Saldo Awal
Pada sheet neraca saldo awal, terdapat kolom nomor akun, nama
akun dan saldo awal. Nomor dan nama akun merupakan hasil dari
33
pengklasifikasikan yang telah dilakukan. Saldo awal yang dimaksud
adalah saldo awal setiap akun yang berasal dari saldo akhir bulan
sebelumnya ataupun hasil perhitungan transaksi yang telah dilakukan.
4.3.3. Jurnal Umum
Jurnal umum dibuat untuk menuliskan semua transaksi yang
terjadi di UKM Waroeng Cokelat. Transaksi ini akan mempengaruhi
dua atau lebih akun yang ada di bagian debet dan kredit. Pada jurnal ini
terdapat beberapa komponen yang tersedia, antara lain:
1. Judul jurnal yang terdiri dari nama UKM dan tanggal periode jurnal
tersebut. Nama UKM dan tanggal periode akan otomatis ada dan
sesuai dengan sheet saldo awal akun.
2. Kolom komentar, berisikan keterangan bahwa catatan transaksi
sudah seimbang atau belum antara sisi kredit dan debet. Komentar
ini akan muncul secara otomatis, apabila jumlah sisi kredit dan debet
seimbang maka yang akan muncul adalah komentar
“PENCATATAN TRANSAKSI DITERIMA” dan apabila kedua sisi
tidak seimbang maka yang akan muncul adalah komentar “SALDO
TIDAK SEIMBANG, SILAHKAN CEK LAGI”.
3. Tanggal transaksi yang menginformasikan kapan transaksi yang
dicatat terjadi.
4. Kolom keterangan merupakan kolom untuk mencatat kegiatan yang
terjadi selama periode tertentu.
5. Kolom debet dan kredit terdapat tiga kolom yang sama yaitu kolom
nomor akun, nama akun dan jumlah. Kolom nomor akun dipilih
sesuai dengan transaksi yang terjadi mempengaruhi akun yang mana
dan nama akun akan otomatis muncul jika nomor akun sudah dipilih.
Ketika jumlah transaksi dimasukkan pada kolom jumlah di debet,
maka secara otomatis kolom jumlah di sisi kredit pun akan
memunculkan angka yang sama.
6. Sel jumlah total kredit yang akan sama dengan total debet.
34
4.3.4. Buku Besar
Buku besar dibuat untuk mempermudah melihat transaksi-
transaksi secara rinci per akunnya. Buku besar ini datanya merujuk dari
jurnal umum, sehingga data dalam buku besar ini tidak ditulis secara
manual, karena sudah secara otomatis akan muncul. Bagian-bagian dari
buku besar ini antara lain:
1. Judul buku besar yang terdiri dari nama UKM dan tanggal periode
buku besar tersebut. Nama UKM dan tanggal periode akan otomatis
ada dan sesuai dengan sheet saldo awal akun.
2. Nomor akun yang berfungsi sebagai tempat pilihan untuk melihat
akun yang akan dilihat.
3. Nama akun yang otomatis akan keluar ketika kita memilih nomor
akun
4. Saldo awal yang merupakan informasi awal dari sebuah akun yang
diperoleh dari sheet saldo awal akun.
5. Saldo akhir berasal dari jumlah terakhir keseluruhan transaksi
sebuah akun pada suatu periode.
6. Kolom tanggal transaksi yang merujuk pada tanggal transaksi di
jurnal akan muncul sesuai dengan akun yang dipilih sebelumnya
pada nomor akun.
7. Kolom uraian transaksi pun akan muncul secara otomatis ketika
nomor akun dipilih
8. Kolom debet dan kredit merupakan kolom nilai transaksi yang
dilakukan per transaksi yang merujuk pada jurnal. Debet atau kredit
yang diisi sesuai dengan akun yang dipilih, pada saat transaksi
terjadi akun tersebut berada pada posisi kredit atau debet.
9. Kolom saldo merupakan hasil penjumlahan dari saldo transaksi
sebelumnya ditambah transaksi yang terjadi pada kolom debet dan
dikurangi pada kolom kredit.
10. Total merupakan hasil pengurangan dari kolom debet dan kolom
kredit.
35
4.3.5. Laporan Laba Rugi
Laporan keuangan lainnya adalah laporan keuangan laba rugi.
Laporan ini menginformasikan laba atau rugi yang dihasilkan oleh
perusahaan pada periode tertentu. Akun-akun yang terdapat dalam
laporan laba rugi adalah akun pendapatan dan akun biaya. Pada laporan
laba rugi ini terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Judul laporan laba rugi yang terdiri dari nama UKM dan tanggal
periode laporan laba rugi tersebut. Nama UKM dan tanggal periode
akan otomatis ada dan sesuai dengan sheet saldo awal akun.
2. Kolom keterangan yang memuat akun-akun yang terpengaruh di
dalam laporan laba rugi. Akun-akun yang termasuk dalam laporan
laba rugi adalah akun pendapatan dan akun biaya.
3. Terdapat kolom awal periode yang merupakan rujukan dari saldo
awal akun. Untuk kolom periode berjalan dirujuk dari jurnal dan
kolom akhir periode merupakan penjumlahan dari kolom akhir
periode dan periode berjalan pada masing-masing akun.
4. Pada komponen pajak, jumlah nilainya diisi secara manual.
Dari hasil perhitungan pada form ini, nilai pada akhir periode
akan ditransfer pada form laporan laba rugi yang akan dipublikasikan
pada pihak eksternal UKM Waroeng Cokelat. Unsur-unsur yang
terdapat pada form ini sama dengan form sebelumnya, hanya kolom
awal periode dan periode berjalannya tidak ada. Dan pada kolom akhir
periode diganti dengan kolom nilai.
4.3.6. Neraca
Neraca merupakan salah satu jenis dari laporan keuangan.
Fungsi dari neraca ini adalah memberikan informasi tentang aktiva dan
pasiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada periode tertentu.
Aktiva sendiri terdiri dari harta dan pasiva terdiri dari hutang serta
modal.
Akun-akun yang terlibat dalam neraca merupakan akun harta
dengan nomor akun 1, akun hutang dengan nomor akun 2 dan modal
dengan nomor akun 3. Proses pembuatan neraca yang dibuat dalam
36
penelitian ini berbentuk account. Ada dua kelompok besar yaitu
kelompok pasiva pada sisi kanan dan kelompok aktiva pada sisi kiri dan
kedua sisi ini harus sama total akhirnya pada awal periode dan akhir
periode. Unsur-unsur yang terdapat pada neraca yang dibuat adalah
sebagai berikut:
1. Judul neraca yang terdiri dari nama UKM dan tanggal periode neraca
tersebut. Nama UKM dan tanggal periode akan otomatis ada dan
sesuai dengan sheet saldo awal akun.
2. Sisi kiri atau sisi aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.
Akun-akun yang terdapat pada aktiva lancar ditandai dengan nomor
akun 1-1 seperti akun kas, akun bank BNI dan lainnya. Sedangkan
untuk aktiva tetap ditandai dengan nomor akun 1-2 seperti tanah,
kendaraan dan lainnya.
3. Sisi kanan atau sisi pasiva terdiri dari kelompok hutang yang
merupakan akun-akun yang berangka nomor 2 serta kelompok
ekuitas atau modal dengan nomor akun 3.
4. Pada setiap sisi terdapat kolom awal periode yang merupakan
rujukan dari saldo awal akun. Untuk kolom periode berjalan dirujuk
dari jurnal dan kolom akhir periode merupakan penjumlahan dari
kolom akhir periode dan periode berjalan pada masing-masing akun.
5. Untuk nilai laba periode berjalan pada kolom periode berjalan
diperoleh dari laporan laba rugi pada periode yang sama.
Nilai pada kolom akhir periode pada form neraca ini, akan
ditransfer pada form neraca yang akan digunakan untuk laporan
keuangan ke pihak eksternal UKM Waroeng Cokelat. Form neraca ini
terdiri dari:
1. Judul neraca yang terdiri dari nama UKM dan tanggal periode neraca
tersebut. Nama UKM dan tanggal periode akan otomatis ada.
2. Nomor dan nama akun ditulis secara manual dan disesuaikan dengan
form neraca pada sheet sebelumnya.
3. Saldo pada form ini akan otomatis muncul dan sesuai dengan nilai
akhir periode pada form neraca pada sheet sebelumnya.
37
Ada beberapa bagian sistem akuntansi yang tidak dibuat seperti
laporan arus kas, pengelolaan persediaan dan harga pokok. Hal ini
dikarenakan pihak UKM Waroeng Cokelat tidak membutuhkannya.
Dikarenakan pihak UKM masih dalam tahap pembelajaran
menggunakan Microsoft Excel, sehingga sistem yang dibuat terbatas.
Pihak UKM menginginkan suatu penelitian tersendiri untuk sistem
pengelolaan persediaan. Hal ini dikarenakan UKM Waroeng Cokelat
memproduksi banyak jenis produk, sehingga untuk bahan bakunya pun
banyak jenisnya, sehingga diperlukan penelitiaan tersendiri untuk
pengelolaan persediaan.
4.4. Siklus Kerja Model Sistem Akuntansi
Siklus kerja atau urutan kerja sistem akuntansi yang dibuat pada
penelitian ini berdasarkan siklus akuntansi pada umumnya. Sebagian besar
sistem telah terintegrasi satu sama lainnya, sehingga tidak semua dikerjakan
secara manual. Penggunaan sistem ini dimulai dari mulai pengisian saldo
awal masing-masing akun pada sheet saldo awal akun. Pengisian saldo awal
dilakukan secara manual dan wajib dilakukan karena sheet ini sangat penting
bagi buku besar, neraca dan laporan laba rugi.
Selanjutnya hal yang dilakukan adalah pencatatan semua transaksi
pada jurnal umum. Pada jurnal umum yang dilakukan secara manual adalah
pengisian tanggal transaksi, keterangan transaksi, jumlah transaksi dan
pemilihan akun yang terpengaruh pada debet dan kredit. Selain itu kolom
yang telah diisi secara manual, maka kolom yang lain akan secara otomatis
terisi. Setelah semua transaksi diisi pada jurnal umum, dalam buku besar
semua akan terisi secara otomatis. Pengguna sistem hanya memilih nomor
akun yang akan dilihat, maka semua kolom yang ada akan terisi secara
otomatis. Data yang ada pada buku besar merujuk pada jurnal umum.
Selain buku besar yang secara otomatis memunculkan data, laporan
keuangan (neraca dan laporan laba rugi) sudah otomatis terbentuk dan nilai-
nilainya akan secara otomatis pun muncul. Hanya saja neraca dan laporan
laba rugi untuk nama-nama akunnya diisi secara manual, sehingga form
38
neraca dan laporan laba rugi dari awal sudah disediakan. Urutan kerja sistem
akuntansi yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Urutan Sistem Akuntansi
Tahapan penggunaan sistem akuntansi yang telah terbentuk adalah
sebagai berikut:
1. Tulis nama perusahaan dan tanggal periode laporan yang ingin dibuat
pada bagian judul di saldo awal akun.
2. Klasifikasikan akun-akun yang sering terjadi pada suatu perusahaan dan
berikan nomornya sesuai peraturan akuntansi secara umum, letakkan
pada saldo awal akun.
3. Klasifikasikan akun-akun yang ada ke dalam neraca dan laporan laba
rugi sesuai dengan akuntansi secara umum.
4. Tuliskan saldo akhir akhir periode sebelumnya atau saldo awal periode
yang akan dibuat pada saldo awal akun.
Saldo Awal Akun
Jurnal Umum
Buku Besar
Laporan Laba Rugi
Neraca
39
5. Tuliskan transaksi-transaksi yang terjadi pada periode yang akan dibuat
pada jurnal umum dan pilihlah akun-akun yang terpengaruh oleh
transaksi tersebut pada kolom debet dan kredit serta tuliskan jumlah
transaksinya pada kolom jumlah di kolom debet.
6. Jika pada periode berjalan ada pajak yang dibayarkan, maka tuliskan di
laporan laba rugi.
7. Selanjutnya informasi sudah dapat dilihat dimasing-masing bagian sistem
sesuai dengan informasi yang dibutuhkan.
4.5. Penerapan Sistem Akuntansi
Setelah model sistem akuntansi dibuat, sistem tersebut diterapkan ke
UKM Waroeng Cokelat. Nomor dan nama akun terlebih dahulu telah dibuat
dengan menyesuaikan aktivitas transaksi yang terjadi di UKM. Kegiatan
transaksi yang terjadi didapat dari hasil wawancara dengan pemilik UKM.
Setelah itu akun-akun yang telah ada diklasifikasikan ke dalam sheet neraca
dan laporan laba rugi.
Setelah semua yang harus diisi secara manual terisi, yang dilakukan
selanjutnya adalah mengisi saldo awal akun. Pada penelitian ini, yang akan
menjadi contoh penerapan adalah transaksi bulan September 2008. Informasi
saldo awal didapat dari pemilik UKM. Dalam pembuatan neraca saldo awal,
banyak kendala yang dihadapi. Hal ini dikarenakan keterbatasan data pada
UKM Waroeng Cokelat. Data saldo awal akun yang disertai nomor dan nama
akun untuk bulan September dapat dilihat pada Lampiran 2.
Selanjutnya adalah pencatatan transaksi yang terjadi pada bulan
September 2008. Data ini diambil berdasarkan bon-bon penjualan dan catatan
pengeluaran UKM Waroeng Cokelat. Data pengeluaran yang dimiliki oleh
UKM Waroeng Cokelat hanya sebatas jumlah uang yang dikeluarkan dan
keterangan yang singkat untuk apa uang itu dikeluarkan. Hal ini menjadi
kendala dalam pencatatan transaksi pada jurnal umum karena transaksi yang
dicatat tidak rinci. Contohnya adalah pembelian bahan baku, tidak disebutkan
bahan baku apa yang dibeli dan berapa banyak jumlahnya, sehingga untuk
perhitungan harga pokoknya pun tidak dapat dihitung secara akurat sesuai
dengan rincian data. Hal yang menyebabkan data pengeluaran tidak ada
40
secara rinci adalah kuitansi pengeluaran tidak disimpan rapi. Jurnal umum
bulan September 2008 untuk UKM Waroeng Cokelat dapat dilihat pada
Lampiran 3. Di bawah ini beberapa transaksi yang sering terjadi dan akun
yang dipengaruhinya.
Tabel 11. Jenis-jenis Transaksi Keterangan Debet Kredit
Penjualan Kas HPP
Penjualan barang dagang Persediaan barang dagang
Pembeliaan bahan baku Persediaan bahan baku Kas
Pembayaran gaji Biaya gaji Kas
Setelah semua transaksi dimasukkan di Jurnal Umum maka akan
secara otomatis semua data yang dibutuhkan pada masing-masing sheet (buku
besar, neraca, laporan laba rugi) akan terisi. Dari penerapan ini maka
dihasilkan data pada bulan September 2008 sebagai berikut:
1. Total pada jurnal umum baik dari sisi kredit dan debet adalah Rp
564.047.306.
2. Pada buku besar, kita dapat melihat lebih rinci transaksi yang terjadi dan
mempengaruhi suatu akun. Dapat dilihat pada Lampiran 4 buku besar
untuk akun kas pada UKM Waroeng Cokelat di bulan September 2008.
3. Pada Laporan laba rugi jumlah pendapatan yang diperoleh pada bulan
September 2008 adalah Rp 233.719.734. Sedangkan jumlah harga pokok
penjualan senilai Rp 167.504.297 dan total biaya yang ada senilai Rp
11.617.175. Maka total laba yang diperoleh pada September 2008 adalah
Rp 54.598.262. untuk bulan September 2008 tidak terdapat nilai pajak.
Perhitungan Laporan laba rugi UKM Waroeng Cokelat bulan September
2008 dapat dilihat pada Lampiran 5. Sedangkan Laporan laba rugi UKM
Waroeng Cokelat untuk bulan September 2008 dapat dilihat pada
Lampiran 6.
4. Nilai neraca pada awal periode (1 September 2008) baik dari sisi aktiva
dan pasiva berjumlah Rp 386.467.547. Jumlah itu terdiri dari aktiva yang
berjumlah Rp 197.075.547 dan aktiva tetapnya senilai Rp 186.392.000
serta pada sisi pasiva terdiri dari jumlah hutang senilai Rp 69.804.500,
hutang jangka panjangnya senilai Rp 95.400.000 dan jumlah ekuitas yang
41
ada senilai Rp 221.263.047. Untuk periode berjalan di sisi aktiva totalnya
senilai Rp -17.441.328. Dan pada posisi pasiva senilai Rp -7.441.238.
Sehingga pada akhir periode nilai neraca baik aktiva dan pasiva senilai Rp
369.026.309.
Hasil penerapan sistem yang ada dapat dilihat pada neraca bulan
September 2008 terjadi penurunan. Hal ini dapat dibandingkan dari data pada
awal periode (1 September 2008) dengan periode akhir (30 September 2008).
Pada awal periode total yang diperoleh adalah Rp 386.467.547 dan pada akhir
periode nilai neraca adalah Rp 369.026.309. Terjadi penurunan senilai Rp
17.441.238. Dapat kita lihat bahwa pada kas terjadi kenaikan dari Rp
7.240.000 menjadi Rp 124.099.609, ada kenaikan sebesar Rp 116.859.609.
Nilai neraca berkurang karena persediaan barang dagang yang tersisa senilai
Rp 26.044.700 dan utang yang ada telah dibayar lunas. Persediaan barang
dagang pada saat itu yang tersisa adalah barang dagang yang berada di
Carrefour. Pada bulan September tersebut, UKM Waroeng Cokelat
bekerjasama dengan pihak Carrefour untuk menjual produknya yang berupa
parcel. Parcel tersebut berisikan berbagai jenis produk yang dihasilkan oleh
UKM Waroeng Cokelat. Selain itu, persediaan barang dagang masih tersisa di
karenakan ada beberapa bon penjualan yang tidak ada, sehingga data yang
didapat pun terbatas dan informasi yang didapat kurang akurat. Neraca
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7 dan laporan akhir neraca UKM
Waroeng Cokelat per September 2008 dapat dilihat pada Lampiran 8.
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Transaksi-transaksi yang sering terjadi di UKM Waroeng Cokelat antara
lain pembelian bahan baku, penjualan, penggunaan bahan baku,
pembayaran gaji, listrik, air dan cicilan serta pengeluaran biaya untuk
promosi. UKM Waroeng Cokelat belum menggunakan sistem akuntansi
yang baku, laporan keuangan yang ada hanya pencatatan pengeluaran.
2. Proses pembentukan model sistem akuntansi di UKM Waroeng Cokelat
dimulai dari klasifikasi akun, pembentukan form neraca saldo awal, jurnal
umum, buku besar, laporan laba rugi dan neraca. Model sistem akuntansi
yang telah dibuat dan disesuaikan dengan transaksi keuangan UKM
Waroeng Cokelat, antara lain (1) Neraca Saldo Awal, (2) Jurnal Umum,
(3) Buku Besar, (4) Laporan Laba Rugi dan (5) Neraca.
3. Penerapan yang telah dilakukan berdasarkan data yang ada pada bulan
September 2008 dihasilkan total nilai transaksi senilai Rp 564.047.306.
Laba yang dihasilkan senilai Rp 54.598.262 dan pada neraca per 30
September 2008 dihasilkan Rp 369.026.309.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya dan saran
untuk UKM Waroeng Cokelat dalam membangun sistem akuntansi bagi
UKM, antara lain:
1. Model sistem akuntansi yang telah dibuat, dapat dikembangkan lagi
dengan menambahkan laporan arus kas, pengelolaan persediaan dan harga
pokok produksi. Model sistem akuntansi juga dapat dikembangkan dengan
menggunakan sistem database seperti Microsoft Access ataupun Visual
Basic untuk lebih mempermudah UKM.
2. Pada bon penjualan, nama produknya dicatat dengan rinci agar persediaan
barang dagang bisa dikontrol dengan baik. Selain itu kuitansi-kuitansi
43
pembelian barang agar disimpan dengan baik, sehingga pada saat
penggunaan model sistem akuntansi, informasi yang dihasilkan lebih
akurat.
3. Penelitian selanjutnya agar penerapan model sistem akuntansi sebaiknya
dilakukan lebih mendalam, sehingga pengukuran keefektifan dan
keefesiensiannya dapat dilakukan dan informasi yang didapat lebih akurat.
4. Sebaiknya pihak UKM Waroeng Cokelat dapat melanjutkan penggunaan
sistem akuntansi yang ditelah dibuat untuk periode selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Arifin, J dan Wicaksono. 2006. Komputer Akuntansi dengan Microsoft Excel.
Elex Media Computindo, Jakarta. Fansuri. 2006. Analisis Perumusan dan Penerapan Sistem Akuntansi pada UKM,
Studi Kasus UKM OZI Aircraft Bogor. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Horngren T, C. 2006. Akuntansi Biaya. Erlangga. Jakarta. Mcleod, Hr, R. 2004. Sistem Informasi Manajemen (Versi Bahasa Indonesia),
Jilid 1. Prehallindo, Jakarta. Modul Online. 2009. Struktur Dasar Akuntansi. http://www.e-dukasi.net. [28
Januari 2009]. Sinar Harapan 2008. Simpanan UKM di Kota Bogor Capai Rp 5,8 Milyar.
http://www.sinarharapan.com. [28 oktober 2008]. Utami, P. N. 2007. Perumusan dan Penerapan Sistem Informasi Akutansi Untuk
Mengevaluasi Kinerja Keuangan. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Wahana Komputer. 2007. Microsoft 2007. Andi, Yogyakarta. Warren, S, Carl. 2006. Accounting: Pengantar Akuntansi. Salemba empat, Jakarta.
Lampiran
46
Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara
I. Daftar Pertanyaan Profil UKM
1. Apakah nama UKM yang Bapak/Ibu dirikan?
2. Siapa nama pendiri UKM ini?
3. Apa visi dan misi dari UKM ini?
4. Tahun berapa UKM ini didirikan?
5. Dimana UKM ini didirikan?
6. Produk apa saja yang dijual oleh UKM ini?
7. Berapa jumlah karyawan UKM ini?
8. Bagaimana UKM ini memasarkan produknya?
9. Apa yang diharapkan dan dicita-citakan oleh UKM ini?
II. Identifikasi Pencatatan Keuangan UKM
1. Data keuangan apa saja yang dimiliki oleh UKM?
2. Apakah UKM mengetahui tentang Sistem Akuntansi?
3. Apakah ada Sistem Akuntansi di UKM ini? Seperti apa Sistem Akuntansi
yang ada?
4. Sistem Akuntansi yang seperti apa yang dibutuhkan UKM pada saat ini?
5. Apakah UKM ingin menerapkan Sistem Akuntansi?
6. Apakah UKM meminta bukti pembelian dan apakah bukti tersebut
disimpan?
7. Apakah UKM meminta bukti penjualan dan apakah bukti tersebut
disimpan?
III. Identifikasi Kondisi Keuangan UKM
A. Aktiva (Harta)
1. Transaksi penjualan dilaksanakan secara tunai atau kredit?
2. Apakah dalam bertransaksi sering menggunakan uang kas atau uang
tunai?
3. Apakah UKM sering melakukan pembelian peralatan kantor?
4. Apakah UKM melakukan pembelian bahan baku?
47
Lanjutan Lampiran 1.
5. Apakah UKM melakukan penjualan barang jadi?
6. Apakah UKM memiliki aktiva tetap seperti bangunan, kendaraan
ataupun yang lainnya? Sebutkan!
B. Hutang
1. Apakah UKM sering melakukan transaksi pembelian secara kredit?
2. Apakah UKM melakukan pembayaran pajak penjualan?
3. Apakah UKM meminjam uang di bank atau dilembaga lain sebagai
modal?
C. Ekuitas
1. Apakah modal UKM ini merupakan modal sendiri?
2. Apakah pemilik sering melakukan penarikan tunai dari UKM untuk
keperluan sendiri?
3. Apakah keuntungan yang diperoleh dijadikan modal untuk kegiatan
UKM selanjutnya?
D. Pendapatan dan Harga Pokok
1. Pendapatan UKM selama ini berasal dari aktivitas penjualan apa saja?
Apakah barang setengah jadi atau barang jadi?
2. Apakah selama ini UKM menghitung harga pokok produksi dari barang
yang dijual?
3. Apakah selama ini UKM menghitung harga pokok penjualan dari
barang yang dijual?
4. Apakah UKM sering memberikan diskon penjualan kepada konsumen?
5. Apakah UKM sering menerima pengembalian barang dari konsumen
karena alasan tertentu?
6. Apakah UKM berproduksi karena ada pesanan atau berproduksi tanpa
ada pesanan?
E. Beban-beban
1. Beban operasional apa saja yang sering dibayarkan UKM selama
aktivitas produksi berlangsung? Sebutkan!
2. Apakan UKM juga sering membayar beban selain beban operasional?
Sebutkan!
48
Lanjutan Lampiran 1.
IV. Identifikasi Aktivitas Pendukung
1. Apakah UKM melakukan pengelolaan persediaan yang dimiliki?
2. Siapa saja nama pemasok bahan baku ke UKM?
3. Siapa saja nama pelanggan dari UKM ini?
4. Siapa saja nama karyawan UKM ini?
49
Lampiran 2. Neraca Saldo Awal UKM Waroeng Cokelat Bulan September 2008
Dapat dilihat pada sistem
50
Lampiran 3. Jurnal Umum UKM Waroeng Cokelat Bulan September 2008
Dapat dilihat pada sistem
73
Lampiran 4. Buku Besar UKM Waroeng Cokelat Untuk Akun Kas
Dapat dilihat pada sistem
86
Lampiran 5. Proses Laporan Laba Rugi UKM Waroeng Cokelat Bulan September 2008
Dapat dilihat pada sistem
87
Lampiran 6. Laporan Laba Rugi UKM Waroeng Cokelat Bulan September 2008
Dapat dilihat pada sistem
88
Lampiran 7. Proses Neraca UKM Waroeng Cokelat Per 30 September 2008
Dapat dilihat pada sistem
89
Lampiran 8. Neraca UKM Waroeng Cokelat Per 30 September 2008
Dapat dilihat pada sistem
90
Lampiran 9. Galeri Foto Produk UKM Waroeng Cokelat