56
ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG DAN BURUH PENYADAP KARET DESA SAWOJAJAR KECAMATAN KOTABUMI UTARA KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2016 (Skripsi) Oleh Ivory Rizky Dianita FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

  • Upload
    dangque

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG

DAN BURUH PENYADAP KARET DESA SAWOJAJAR

KECAMATAN KOTABUMI UTARA

KABUPATEN LAMPUNG UTARA

TAHUN 2016

(Skripsi)

Oleh

Ivory Rizky Dianita

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

ABSTRAK

ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG

DAN BURUH PENYADAP KARET DESA SAWOJAJAR

KECAMATAN KOTABUMI UTARA

KABUPATEN LAMPUNG UTARA

TAHUN 2016

Oleh:

Ivory Rizky Dianita

Penelitian ini bertujuan menganalisis dan menggambarkan pola konsumsi

keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet sebagai buruh tani harian

lepas di Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara tahun 2016. Metode

penelitian ini adalah metode deskriptif bersifat komparatif. Teknik pengambilan

sampel di daerah penelitian menggunakan teknik sampel purposif sebanyak 52

kepala keluarga. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara berstruktur

dan dokumentasi. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian

menunjukkan: (1) Pendapatan kedua buruh berada dibawah UMP Lampung, baik

keluarga buruh tani singkong maupun keluarga buruh penyadap karet. (2)

Konsumsi makanan keluarga buruh penyadap karet lebih terpenuhi dibandingkan

keluarga buruh tani singkong. (3) Konsumsi nonmakanan keluarga buruh

penyadap karet lebih terpenuhi dibandingkan keluarga buruh tani singkong (4)

Tingkat kesejahteraan keluarga buruh penyadap karet lebih tinggi dibandingkan

keluarga buruh tani singkong dikarenakan persentase konsumsi makanan lebih

kecil daripada persentase total pengeluaran.

Kata kunci: kesejahteraan buruh tani, pendapatan, pola konsumsi.

Page 3: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF CONSUMPTION PATTERN OF THE FAMILIES

BELONGING TO CASSAVA AND RUBBER LABORERS IN

SAWOJAJAR VILLAGE KOTABUMI UTARA SUBDISTRICT,

REGENCYOF LAMPUNG UTARA

IN 2016

By:

Ivory Rizky Dianita

The aims of the study were to analyze and describe the consumption pattern of the

families belonging to cassava and rubber laborers in Sawojajar village, Kotabumi

Utara subdistrict. The method employed was comparative descriptive method.The

technique applied for sampling was purposive sampling technique which was

administered in hamlets of Widorokandang and Tanjung Bulan with the sample

numbers of 52 households. The data used were primary and secondary data. The

data collection techniques were observation, structured interview, and

documentation. The data analysis employed was descriptive statistic. The findings

revealed that (1) The total income of both workers is under Lampung UMP, the

families of cassava laborers and families of rubber laborers. (2) Food consumption

of the rubber laborers’ families was more fulfilled than food consumption of the

cassava laborers’ families. (3) Non-food consumption of the rubber laborers’

families was more fulfilled than non-food consumption of the cassava

laborers’families. (4) The welfare rate of rubber laborers workers is higher than

that of cassava laborers because the percentage of food consumption is smaller

than the total expenditure.

Keywords: consumption pattern, income, the welfare of farm laborers.

Page 4: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG

DAN BURUH PENYADAP KARET DESA SAWOJAJAR

KECAMATAN KOTABUMI UTARA

KABUPATEN LAMPUNG UTARA

TAHUN 2016

Oleh

Ivory Rizky Dianita

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 5: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong
Page 6: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong
Page 7: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong
Page 8: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dusun Widorokandang Desa

Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung

Utara pada tanggal 29 Mei 1995. Penulis merupakan anak

ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak

Sudarmono dan Ibu Dian Retnowati.

Pendidikan Taman Kanak (TK) ditamatkan di TK Dharma Wanita Desa Bumi

Dipasena Mulya Kecamatan Rawajitu Timur Kabupaten Tulang Bawang pada

tahun 2002, Sekolah Dasar (SD) ditamatkan di SDN 01 Desa Bumi Dipasena

Mulya Kecamatan Rawajitu Timur Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2007,

sekolah Menengah Pertama (SMP) ditamatkan di SMPN 01 Rawajitu Timur

Kabupaten Tulang Bawang pada 2010, dan sekolah menengah atas ditamatkan di

SMA Hangtuah Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara pada

tahun 2013.

Pada tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Geografi melalui

jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Page 9: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

vii

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

Segala kesusahan yang hadir di perjalanan hidupmu, tetaplah bersabar dan

bertawakal sebagai menolongmu.

Yakinlah bahwa dibalik kesusahanmu akan indah pada saatnya.

(Ivory Rizky Dianita)

Page 10: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

viii

PERSEMBAHAN

Ayahanda dan Ibunda tersayang.

Almamater tercinta Universitas Lampung.

Page 11: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

ix

SANWACANA

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat serta

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

“Analisis Pola Konsumsi Keluarga Buruh Tani Singkong dan Buruh Penyadap

Karet di Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara

Tahun 2016”.

Penulis menyadari bahwa skripsi yang dibuatnya jauh dari kesempurnaan, masih

banyak kekurangan dalam isi skripsi tersebut. Hal ini dikarenakan keterbatasan

kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Penyusunan skripsi ini telah

banyak mendapatkan bimbingan, saran, kritik dan bantuan dari Bapak Drs

Buchori Asyik, M.Si selaku pembimbing utama, Bapak Drs. Yarmaidi, M.Si

selaku pembimbing akademik sekaligus pembimbing pembantu dan Bapak Drs.

Edy Haryono, M.Si selaku dosen penguji. Atas bimbingan, saran, kritik dan

bantuan dari pembimbing utama, pembimbing pembantu dan dosen penguji

sehingga skripsi ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Pada kesempatan ini, penulis akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Page 12: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

x

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan

Kerja Sama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan

Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

6. Bapak Drs. I Gede Sugiyanta, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Geografi pada Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Bapak dan Ibu beserta keluarga besar saya yang telah memberikan dukungan

dan nasihat.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan akan mendapatkan pahala dari Allah

SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Amin Yarobbal

Alamin.

Bandar Lampung, Juli 2017

Penulis

Page 13: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

xi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ................................................................................ xiii

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR .................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi

I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 7

C. Rumusan Masalah ....................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8

E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 9

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ................. 11

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 11

1. Geografi dan Geografi Ekonomi ........................................... 11

2. Pendekatan Keruangan.......................................................... 12

3. Keluarga ................................................................................ 13

4. Tanggungan keluarga ............................................................ 13

5. Buruh Tani ............................................................................ 14

6. Kebutuhan-Kebutuhan Hidup Manusia ................................ 15

7. Pendapatan ............................................................................ 16

8. Konsumsi .............................................................................. 17

a. Pengertian Konsumsi ........................................................ 17

b. Pola Konsumsi.................................................................. 17

c. Teori Konsumsi ................................................................ 19

d. Karakteristik Golongan Miskin ........................................ 21

9. Kesejahteraan Keluarga Buruh ............................................. 23

B. Kerangka Pikir ............................................................................. 24

C. Kajian Empiris ............................................................................. 26

III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 27

A. Metode Penelitian ...................................................................... 27

B. Populasi dan Sampel ................................................................... 27

Page 14: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

xii

C. Variabel Penelitian ...................................................................... 28

D. Definisi Operasional ................................................................... 29

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30

F. Teknik Analisis Data ................................................................... 31

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 33

A. Sejarah dan Letak Administrasi Desa Sawojajar ........................ 33

B. Luas Wilayah ............................................................................... 36

C. Letak Astronomis ........................................................................ 36

D. Keadaan Penduduk ...................................................................... 37

1. Jumlah Penduduk .................................................................... 37

2. Kepadatan Penduduk .............................................................. 39

3. Komposisi Penduduk .............................................................. 41

a. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis

Kelamin .............................................................................. 41

b. Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan .......................... 46

c. Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan ....................... 47

E. Hasil dan Pembahasan ................................................................. 49

1. Identitas Responden ................................................................ 49

a. Jumlah Tanggungan Keluarga ........................................... 49

1. Tingkat Pendapatan ............................................................... 51

a. Pendapatan Keluarga Buruh Tani Singkong ...................... 51

1). Pendapatan Pokok Bekerja Buruh Tani Singkong ....... 51

2). Pendapatan Total Keluarga Buruh Tani Singkong ....... 54

b. Pendapatan Keluarga Buruh Penyadap Karet .................... 57

1). Pendapatan Pokok Bekerja Buruh Penyadap Karet ...... 57

2). Pendapatan Total Keluarga Buruh Penyadap Karet ..... 60

2. Pola Konsumsi Makanan dan Nonmakanan ........................... 63

a. Konsumsi Makanan Keluarga Buruh Tani Singkong

dan Keluarga Buruh Penyadap Karet ............................... 63

b. Konsumsi Nonmakanan Keluarga Buruh Tani

Singkong dan Keluarga Buruh Penyadap Karet ................ 68

3. Kesejahteraan Buruh Tani Singkong dan Buruh Penyadap

Karet ....................................................................................... 73

V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 76

A. Kesimpulan ................................................................................. 76

B. Saran ............................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 78

LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Jumlah Buruh Tani Per Dusun Berdasarkan Jenis Kelamin di

Kelurahan Sawojajar Tahun 2015 .......................................... 2

2.1 Jenis Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Nonmakanan

Provinsi Lampung Tahun 2015 .............................................. 18

2.2 Contoh-Contoh Kajian Empiris .............................................. 26

4.1 Pemanfaatan Lahan di Desa Sawojajar Tahun 2015 .............. 36

4.2 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di

Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan Desa

Sawojajar Tahun 2015 ............................................................ 41

4.3 Komposisi Penduduk Menurut Pekerjaan di Dusun

Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan Tahun 2015 ...... 46

4.4 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan di Dusun

Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan Tahun 2015 ...... 48

4.5 Tanggungan Keluarga Buruh Tani Singkong di Dusun

Widorokandang dan Buruh Penyadap Karet di Dusun

Tanjung Bulan Tahun 2016 .................................................... 50

4.6 Distribusi Frekuensi Pendapatan Pokok Kepala Keluarga

Buruh Tani Singkong dalam Satu Bulan di Dusun

Widorokandang tahun 2016 ................................................... 52

4.7 Distribusi Frekuensi Pendapatan Total Keluarga Buruh Tani

Singkong dalam Satu Bulan di DusunWidorokandang

Tahun 2016 ............................................................................. 55

Page 16: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

xiv

4.8 Distribusi Frekuensi Pendapatan Pokok Kepala Keluarga

Buruh Penyadap Karet dalam Satu Bulan di Dusun

Tanjung tahun 2016 ............................................................. 58

4.9 Distribusi Frekuensi Pendapatan Total Keluarga Buruh

Penyadap Karet dalam Satu Bulan di Dusun Tanjung

Bulan tahun 2016 ................................................................. 60

4.10 Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Makanan Per Bulan

Keluarga Buruh Tani Singkong dan Buruh Penyadap

Karet di Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung

Bulan Tahun Tahun 2016..................................................... 64

4.11 Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Nonmakanan Per Bulan

Keluarga Buruh Tani Singkong dan Buruh Penyadap

Karet Dalam Satu Bulan di Dusun Widorokandang dan

Dusun Tanjung Bulan Tahun 2016 ...................................... 69

4.12 Pengeluaran Makanan Keluarga Buruh Tani Singkong dan

Buruh Penyadap Karet Tahun 2016 .................................... 74

Page 17: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

xv

DAFTAR BAGAN DAN GAMBAR

Bagan/Gambar Halaman

2.1 Pola Pengeluaran Orang Miskin .............................................. 18

2.2 Kerangka Pikir ................................................................................. 24

4.1 Peta Administrasi ................................................................ .... 35

4.2 Tanaman singkong dan kegiatan buruh tani singkong

sedang mencabut singkong di Dusun Widorokandang ............. 54

4.2 Lahan tanaman karet dan kegiatan buruh penyadap karet

di Dusun Tanjung Bulan ........................................................... 59

4.3 Rata-Rata Konsumsi Makanan Keluarga Buruh Tani

Singkong dan Keluarga Buruh Penyadap Karet Tahun

2016........................................................................................... 64

4.4 Rata-Rata Konsumsi Nonmakanan Keluarga Buruh Tani

Singkong dan Keluarga Buruh Penyadap Karet Tahun

2016........................................................................................... 70

4.5 Pengeluaran Konsumsi Makanan Keluarga Buruh Tani

Singkong dan Buruh Penyadap Karet Tahun 2016 ................... 74

Page 18: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Karakteristik Buruh Tani Singkong di Dusun

Widorokandang Desa Sawojajar Tahun 2016 .........................

2. Rincian Pendapatan Keluarga Buruh Tani Singkong dan

Pekerjaan Sampingan dalam Satu Bulan di Dusun

Widorokandang Desa Sawojajar Tahun 2016 ..........................

3. Rincian Pekerjaan dan Pendapatan Istri Beserta Anak dalam

Keluarga Buruh Tani Singkong di Dusun Widorokandang

Desa Sawojajar Tahun 2016.....................................................

4. Rincian Pendapatan Keseluruhan Keluarga Buruh Tani

Singkong dalam Satu Bulan di Dusun Widorokandang Desa

Sawojajar Tahun 2016.............................................................

5. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Mengenai Jenis Pekerjaan

Sampingan Kepala Keluarga, Pekerjaan Istri dan Pekerjaan

Anak Di Dusun Widorokandang Tahun 2016 ..........................

6. Rincian Konsumsi Makanan Keluarga Buruh Tani Singkong

dalam Satu Bulan di Dusun Widorokandang Desa Sawojajar

Kecamatan Kotabumi Utara Kebupaten Lampung Utara

Tahun 2016 ..............................................................................

7. Rata-Rata Konsumsi Makanan Berdasarkan Jenis Makanan

Per Bulan Keluarga Buruh Tani Singkong di Dusun

Widorokandang Tahun 2016 ....................................................

8. Rincian Konsumsi Nonmakanan Keluarga Buruh Tani

Singkong dalam Satu Bulan di Dusun Widorokandang Desa

Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kebupaten Lampung

Utara Tahun 2016 .....................................................................

84

85

88

90

92

94

97

98

Page 19: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

xvii

9. Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Nonmakanan Per Bulan

Keluarga Buruh Tani Singkong dalam Satu Bulan di Dusun

Widorokandang Tahun 2016 ....................................................

10. Rincian Konsumsi Makanan, Nonmakanan dan Pendapatan

Keluarga Buruh Tani Singkong dalam Satu Bulan di Dusun

Widorokandang Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara

Kebupaten Lampung Utara Tahun 2016 ..................................

11. Tingkat Pendapatan Keluarga Buruh Tani Singkong

Berdasarkan UMP Lampung di Dusun Widorokandang

Tahun 2016 ..............................................................................

12. Karakteristik Buruh Penyadap Karet di Dusun Tanjung Bulan

Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kebupaten

Lampung Utara Tahun 2016 ....................................................

13. Rincian Pendapatan Keluarga Buruh Penyadap Karet dan

Pekerjaan Sampingan dalam Satu Bulan di Dusun Tanjung

Bulan Desa Sawojajar Tahun 2016 ..........................................

14. Rincian Pekerjaan dan Pendapatan Istri Beserta Anak dalam

Keluarga Buruh Penyadap Karet di Dusun Tanjung Bulan

Desa Sawojajar Tahun 2016.....................................................

15. Rincian Pendapatan Keseluruhan Keluarga Buruh Penyadap

Karet dalam Satu Bulan di Dusun Tanjung Bulan Desa

Sawojajar Tahun 2016..............................................................

16. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Mengenai Jenis Pekerjaan

Sampingan Kepala Keluarga, Pekerjaan Istri dan Pekerjaan

Anak Di Dusun Tanjung Bulan ................................................

17. Makanan Keluarga Buruh Penyadap Karet dalam Satu Bulan

di Dusun Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan

Kotabumi Utara Kebupaten Lampung Utara Tahun 2016 .......

18. Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Makanan Berdasarkan

Jenis Makanan Per Bulan Keluarga Buruh Penyadap Karet di

Dusun Tanjung Bulan Tahun 2016 ..........................................

101

102

104

106

107

109

111

113

115

118

Page 20: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

xviii

19. Rincian Konsumsi Nonmakanan Keluarga Buruh Penyadap

Karet dalam Satu Bulan di Dusun Tanjung Bulan Desa

Sawojajar Tahun 2016..............................................................

20. Rata-Rata Pengeluaran Konsumsi Nonmakanan Per Bulan

Keluarga Buruh Penyadap Karet dalam Satu Bulan di Dusun

Tanjung Bulan Tahun 2016 ......................................................

21. Rincian Konsumsi Makanan, Nonmakanan dan Pendapatan

Keluarga Buruh Penyadap Karet dalam Satu Bulan di Dusun

Tanjung Bulan Desa Sawojajar Tahun 2016 ............................

22. Tingkat Pendapatan Keluarga Buruh Penyadap Karet

Berdasarkan UMP Lampung di Dusun Tanjung Bulan Tahun

2016 ..........................................................................................

119

122

123

125

Page 21: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu yang menentukan keberhasilan pembangunan yaitu pelaksanaan

pembangunan sendiri yaitu pekerja khususnya dan seluruh penduduk

Indonesia. Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat banyak dan

beragam-ragam mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti

karyawan, mekanik, wiraswasta, bidan, dokter, perawat, pedagang, guru, polisi,

TNI, sopir, petani, buruh dan sebagainya. Pekerjaan dapat memberikan sumber

pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan. Kenyataannya tidak semua

penduduk mencapai kesejahteraan, hal ini disebabkan tidak meratanya

pembangunan ekonomi yang menimbulkan munculnya kelompok-kelompok

ekonomi rendah, salah satunya penduduk yang bekerja sebagai buruh tani

memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah, seperti buruh tani singkong dan

buruh penyadap karet di Desa Sawojajar.

Buruh tani adalah seseorang yang bekerja mengurus atau mengelola di lahan

pertanian milik orang lain dan mendapatkan upah sesuai perjanjian kedua belah

pihak. Buruh tani sebagian besar tidak memiliki lahan, sehingga buruh tani

bekerja dengan petani-petani yang mempunyai lahan dengan imbalan berupa

Page 22: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

2

upah. Hal ini menimbulkan hubungan kerja sama yang saling membantu sama

lain, petani membutuhkan tenaga buruh tani untuk mengolah lahannya

sedangkan buruh tani membutuhkan pekerjaan untuk memperoleh pendapatan.

Buruh dibedakan menjadi dua yaitu tenaga kerja harian (harian tetap dan harian

lepas) dan tenaga kerja borongan. Buruh tani yang dimaksud dalam penelitian

ini yaitu buruh tani harian lepas dikarenakan hanya menerima penghasilan

apabila yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja dan

penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemilik lahan.

Desa Sawojajar terletak di Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung

Utara dengan luas 1.960 ha yang terbagi menjadi 8 dusun yaitu Dusun

Sawojajar I, Sawojajar II, Sawojajar III, Widorokandang, Tanjung Sari I,

Tanjung Sari II, Bumirejo dan Tanjung Bulan. Jumlah penduduk Desa

Sawojajar berjumlah 4.583 jiwa dengan kepala keluarga berjumlah 1.459 KK

(Monografi Desa Sawojajar tahun 2015). Jumlah penduduk yang bekerja

sebagai petani di Desa Sawojajar berjumlah 753 orang, dengan luas lahan

pertanian dan perkebunan yaitu 600 ha (6 km2). Sedangkan jumlah buruh tani

di Desa Sawojajar dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini, sebagai berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Buruh Tani Per Dusun Desa Sawojajar Tahun 2015

No Nama Dusun Jumlah

Buruh

Persentase

(%)

Jenis Buruh

1 Sawojajar I 18 10,3 Buruh tani singkong

2 Sawojajar II 22 12,6 Buruh tani singkong

3 Sawojajar III 20 11,5 Buruh tani singkong

4 Widorokandang 28 16,1 Buruh tani singkong

5 Tanjung Sari I 19 11 Buruh serabutan

6 Tanjung Sari II 23 13,2 Buruh serabutan

7 Bumi Rejo 20 11,5 Buruh serabutan

8 Tanjung Bulan 24 13,8 Buruh penyadap karet

Jumlah 174 100,0

Sumber Data: Monografi Desa Sawojajar Tahun 2015

Page 23: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

3

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan buruh

tani baik buruh tani singkong dan buruh penyadap karet yang bekerja sebagai

buruh harian lepas di Desa Sawojajar berjumlah 174 buruh tani. Perbedaan ini

disebabkan karena adanya perbedaan pemanfaatan lahan antar wilayah yaitu

pertanian singkong dan perkebunan karet. Desa Sawojajar pemanfaatan

lahannya mayoritas pertanian singkong dibandingkan perkebunan karet.

Buruh tani singkong di Desa Sawojajar bekerja di lahan pertanian milik petani-

petani. Pekerjaan yang dilakukan seperti menanam, memupuk, mengoret

(membersihkan hama), mencabut singkong dan membuang bonggol. Buruh

tani singkong bekerja dengan sistem borongan maupun harian sesuai dengan

pekerjaan yang dilakukan. Bekerja menjadi buruh tani singkong tidak dapat

setiap hari dapat bekerja, tergantung pada petani yang membutuhkan tenaga

kerja buruh tani sehingga pendapatan tidaklah tetap.

Sama halnya dengan penduduk yang bekerja menjadi buruh penyadap karet di

Desa Sawojajar, buruh penyadap karet tidak memiliki lahan sehingga bekerja

di lahan perkebunan karet milik petani-petani. Pekerjaan yang dilakukan hanya

menyadap karet. Menyadap karet dalam seminggu dilakukan pada pagi hari

hingga siang hari. Dimana penjualan getah karet di Dusun Tanjung Bulan

setiap satu bulan sekali. Berbeda halnya dengan buruh tani singkong yang tidak

setiap hari dapat bekerja. Upah yang diterima buruh penyadap karet merupakan

hasil penjualan yang dibagi dua antara petani karet dengan buruh penyadap

karet. Sedikit banyaknya upah yang diperoleh tergantung pada banyaknya hasil

getah karet yang disadap, luas lahan, curahan jam kerja, dan nilai jual karet.

Page 24: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

4

Diketahui dari penjelasan di atas mengenai buruh tani singkong dan buruh

penyadap karet yang bekerja sebagai buruh harian lepas memiliki persamaan

aktivitas ekonominya sama-sama bekerja menjadi buruh dan bekerja di lahan

milik petani, sedangkan perbedaannya terlihat pada upah yang diperoleh

meskipun sama-sama bekerja menjadi buruh namun pendapatan yang diterima

akan berbeda. Hal ini disebabkan kegiatan pekerjaannya dan curahan jam kerja

yang berbeda. Adanya perbedaan tersebut, peneliti akan meneliti wilayah yang

mempunyai pemanfaatan lahan yang berbeda dan jumlah buruh tani yang

terbanyak yaitu di Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan dalam

mengkaji aktivitas ekonomi antara buruh tani singkong dan buruh penyadap

karet yang berkaitan terhadap pola konsumsi.

Pola konsumsi rumah tangga salah satu untuk menentukan kesejahteraan

keluarga. Pola konsumsi dibedakan atas konsumsi makanan dan nonmakanan.

Pengeluaran untuk konsumsi makanan ini berkaitan dengan pangan, sedangkan

nonmakanan ini berupa pendidikan, kesehatan, pakaian, fasilitas rumah dan

sebagainya. Mengenai pola konsumsi, pola konsumsi keluarga buruh tani di

Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan juga akan berbeda,

perbedaan ini dikarenakan perbedaan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan

sehari-hari.

Mengingat pendapatan yang tidak tetap, dalam penelitian ini pendapatan yang

dimaksud pendapatan yang diperoleh pada masa panen dalam sebulan.

Pendapatan yang diperoleh kepala keluarga buruh penyadap karet diperoleh

dari menyadap karet sedangkan pendapatan kepala keluarga buruh tani

Page 25: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

5

singkong diperoleh dari mencabut dan membuang bonggol tanaman singkong.

Pendapatan yang tidaklah tetap ini tidak seimbang dengan kebutuhan-

kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak. Hal ini menimbulkan

ketidakseimbangan antara pemenuhan kebutuhan (konsumsi) dengan

pendapatan. Pendapatan yang tidaklah tetap menyebabkan konsumsi makanan

dan konsumsi nonmakanan tidak terpenuhi secara keseluruhan. Keluarga buruh

tani dalam kegiatan memenuhi kebutuhan konsumsi makanannya akan

mendahulukan konsumsi padi-padian dibandingkan konsumsi makanan lainnya

dikarenakan padi-padian merupakan makanan pokok yang harus terpenuhi.

Sama halnya dengan mengkonsumsi kebutuhan nonmakanan hanya memenuhi

kebutuhan nonmakanan yang penting saja. Jadi, pendapatan yang tidak tetap

menyebabkan tingkat konsumsi tidak terpenuhi dalam keluarga. Pada akhirnya

memicu munculnya kemiskinan.

Pola konsumsi dapat menentukan tingkat kesejahteraan buruh tani, tingkat

kesejahteraan buruh tani dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tingkat

kesejahteraan membaik dan tingkat kesejahteraan rendah. Tingkat

kesejahteraan membaik apabila meningkatnya pendapatan, maka tingkat

konsumsi tinggi serta bagian yang tidak dikonsumsi masuk kedalam tabungan.

Terlebih lagi jika sebagian pendapatan tersebut digunakan untuk

mengkonsumsi nonmakanan. Sebaliknya apabila rendahnya pendapatan, maka

tingkat konsumsi rendah serta pendapatan tersebut digunakan untuk

mengkonsumsi makanan. Jadi tingkat kesejahteraan rendah. Menurut Basuki

Pujoalwanto (2014: 151) dalam hal ini rumah tangga dengan pangsa

pengeluaran pangan tinggi tergolong rumah tangga dengan tingkat

Page 26: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

6

kesejahteraan rendah relatif dibanding rumah tangga dengan proporsi

pengeluaran untuk pangan yang rendah. Dilihat dari proporsi pengeluaran

konsumsi makanan dapat dilihat tingkat kesejahteraan keluarga buruh tani

singkong dan keluarga buruh penyadap karet.

Selain pendapatan keluarga buruh tani, juga dipengaruhi oleh jumlah

tanggungan keluarga. Jumlah tanggungan keluarga juga menentukan konsumsi

keluarga buruh tani dikarenakan semakin banyaknya jumlah tanggungan

keluarga, maka kebutuhan konsumsi semakin tinggi.

Dari latarbelakang di atas, telah memberikan gambaran mengenai aktivitas

ekonomi antara buruh tani singkong dan buruh penyadap karet yang memiliki

pendapatan yang tidak tetap dan berbeda-beda akan menimbulkan pola

konsumsi makanan dan nonmakanan yang berbeda-beda antara keluarga buruh

tani singkong dan buruh penyadap karet. Sebagian besar jika pendapatannya

rendah digunakan untuk mencukupi kebutuhan makanan saja sedangkan

nonmakanan tidak terpenuhi. Semakin tinggi pengeluaran konsumsi makanan

maka semakin rendah tingkat kesejahteraan keluarga buruh. Kenyataan ini

yang mendorong peneliti melakukan penelitian tentang analisis pola konsumsi

keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet di Desa Sawojajar

Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara tahun 2016.

Page 27: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa

masalah yang berkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Pendapatan yang rendah dan tidaklah tetap.

2. Konsumsi makanan dipengaruhi pendapatan keluarga buruh.

3. Konsumsi nonmakanan dipengaruhi pendapatan keluarga buruh.

4. Persentase pengeluaran konsumsi makanan berpengaruh terhadap tingkat

kesejahteraan keluarga buruh.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Berapakah pendapatan total keluarga buruh tani singkong di Dusun

Widorokandang dan keluarga buruh penyadap karet di Dusun Tanjung

Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung

Utara tahun 2016?

2. Bagaimanakah konsumsi makanan pada keluarga buruh tani singkong di

Dusun Widorokandang dan keluarga buruh penyadap karet di Dusun

Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten

Lampung Utara tahun 2016?

3. Bagaimanakah konsumsi nonmakanan pada keluarga buruh tani singkong

di Dusun Widorokandang dan keluarga buruh penyadap karet di Dusun

Page 28: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

8

Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten

Lampung Utara tahun 2016?

4. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan keluarga buruh tani singkong di

Dusun Widorokandang dan keluarga buruh penyadap karet di Dusun

Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten

Lampung Utara tahun 2016?

D. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai

berikut:

1. Untuk menganalisis mengenai pendapatan total keluarga buruh tani

singkong di Dusun Widorokandang dan buruh penyadap karet di Dusun

Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten

Lampung Utara tahun 2016.

2. Untuk menganalisis mengenai konsumsi makanan pada keluarga buruh tani

singkong di Dusun Widorokandang dan buruh penyadap karet di Dusun

Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten

Lampung Utara tahun 2016.

3. Untuk menganalisis mengenai konsumsi nonmakanan pada keluarga buruh

tani singkong di Dusun Widorokandang dan buruh penyadap karet di Dusun

Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten

Lampung Utara tahun 2016.

4. Untuk menganalisis mengenai tingkat kesejahteraan keluarga buruh tani

singkong di Dusun Widorokandang dan keluarga buruh penyadap karet di

Page 29: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

9

Dusun Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara

Kabupaten Lampung Utara tahun 2016.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan dalam merumuskan, dan memecahkan

masalah yang telah diperoleh selama perkuliahan.

3. Sebagai kontribusi masukan bagi pemerintah daerah, mahasiswa, dan

masyarakat luas, mengenai pola konsumsi makanan dan non makanan pada

keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet.

4. Sebagai penunjang bahan ajar dalam IPS khususnya mata pelajaran geografi

pada:

1) SMP kelas VIII semester II, pokok bahasan “Ketenagakerjaan”.

2) SMP kelas VIII semester II, pokok bahasan “Pelaku Ekonomi Indonesia”.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini, yaitu:

1. Ruang lingkup objek penelitian adalah pola konsumsi keluarga buruh tani

singkong dan keluarga buruh penyadap karet.

Page 30: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

10

2. Ruang lingkup subjek penelitian adalah keluarga buruh tani singkong dan

keluarga buruh penyadap karet.

3. Ruang lingkup tempat dan waktu adalah di Dusun Widorokandang dan

Dusun Tanjung Bulan Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara

Kabupaten Lampung Utara tahun 2016.

4. Ruang lingkup ilmu yaitu geografi ekonomi.

Menurut Nursid Sumaatmadja (1981: 54) geografi ekonomi adalah geografi

manusia yang bidang studinya struktur keruangan aktivitas ekonomi. Dengan

demikian, titik berat studinya adalah keruangan struktur ekonomi manusia

yang termasuk ke dalamnya bidang pertanian-industri-perdangan-transportasi-

komunikasi dan lain-lain sebagainya.

Dari pengertian tersebut bahwa geografi ekonomi yaitu aktivitas ekonomi

manusia sesuai dengan pendekatan keruangannya. Bekerja menjadi buruh

tani singkong dan buruh penyadap karet sama-sama bekerja di lahan-lahan

petani, tetapi akan berbeda dari sistem pekerjaan, curahan kerja dan upah

yang diterima serta pola konsumsi keluarga akan berbeda pula.

Page 31: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Geografi dan Geografi Ekonomi

Menurut Bintarto dalam Budiyono (2003: 3) secara luas dinyatakan bahwa

geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), dengan

menerangkan sifat-sifat bumi, serta menganalisa gejala-gejala alam dan

penduduk serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha

mencari fungsi-fungsi dari unsur-unsur bumi bagi kehidupan manusia, dalam

konteks ruang dan waktu. Menurut Nursid Sumaatmadja (1981: 54) Geografi

Ekonomi adalah Geografi Manusia yang bidang studinya struktur keruangan

aktivitas ekonomi. Dengan demikian, titik berat studinya adalah keruangan

struktur ekonomi manusia yang termasuk ke dalamnya bidang pertanian-industri-

perdangan-transportasi-komunikasi dan lain-lain sebagainya.

Penelitian di Desa Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung

Utara ini merupakan tinjauan dari Geografi Ekonomi karena yang dikaji dalam

penelitian ini adalah aktivitas ekonomi buruh tani singkong dan buruh

penyadap karet yang berkaitan terhadap pola konsumsi keluarga baik makanan

dan nonmakanan.

Page 32: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

12

2. Pendekatan Keruangan

Pendekatan keruangan adalah salah satu metode pendekatan dalam geografi.

Pendekatan keruangan merupakan upaya dalam mengkaji persamaan dan

perbedaan fenomena geosfer dalam ruang. Menurut Nursid Sumaatmadja

(1981:77-78) pada pelaksanaan pendekatan keruangan pada studi geografi ini,

harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang berlaku. Prinsip-prinsip

itu adalah prinsip penyebaran, interelasi, dan deskripsi. Sedangkan yang

termasuk pendekatan keruangan yaitu pendekatan topik, pendekatan aktivitas

manusia dan pendekatan regional. Secara teoritis pendekatan itu dapat

dipisahkan satu sama lain tetapi pada kenyataan praktisnya, berhubungan satu

sama lain.

Dari penjelasan di atas, dalam penelitian ini termasuk pendekatan topik. Dalam

mempelajari suatu masalah geografi di wilayah tertentu, kita mulai dari topik

tertentu yang menjadi perhatian utama.Yang menjadi kajian dalam penelitian

ini adalah aktivitas penduduk menjadi buruh tani singkong dan buruh penyadap

karet di Desa Sawojajar terkait dengan pola konsumsi baik makanan dan

nonmakanan. Pola konsumsi di dusun tersebut diungkapkan jenis-jenisnya,

sebab-sebabnya, penyebarannya, intensitasnya, dan interelasinya dengan gejala

lain dan dengan masalah keseluruhan. Jadi hal-hal yang berkenaan dengan

topik pola konsumsi ini diungkapkan sedalam-dalamnya, sehingga diperoleh

deskripsi geografi mengenai pola konsumsi.

Page 33: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

13

3. Keluarga

Menurut Soerjono Soekanto (1990: 1) dalam setiap masyarakat manusia, pasti

akan dijumpai keluarga batih (nuclear family). Keluarga batih tersebut

merupakan kelompok sosial kecil yang terdiri dari suami, istri berserta anak-

anaknya yang belum menikah. Keluarga batih tersebut lazimnya juga disebut

rumah tangga, yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat sebagai wadah

dan proses pergaulan hidup. Sehingga keluarga adalah sekelompok orang yang

terdiri dari kepala keluarga beserta anggota keluarga yang mendiami satu

bangunan.

4. Tanggungan Keluarga

Menurut Ridwan Halim (1990: 12) keluarga/tanggungan buruh/pegawai adalah

orang atau orang-orang yang masih berhubungan keluarga atau dianggap

berhubungan keluarga dengan si buruh/pegawai tersebut serta hidupnya pun

ditanggung oleh buruh/pegawai tersebut. Tanggungan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah jumlah orang dalam keluarga yang hidupnya ditanggung

oleh buruh. Besar kecilnya keluarga menurut Abu Ahmadi (1999: 250) dapat

digolongkan sebagai berikut:

1. Keluarga besar: keluarga yang terdiri atas suami, isteri dan lebih dari 3

orang anak.

2. Keluarga kecil: keluarga terdiri atas suami, isteri dan 3 anak atau kurang.

Kesimpulannya semakin banyak jumlah tanggungan, semakin banyak pula

kebutuhan konsumsi sehari-harinya.

Page 34: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

14

5. Buruh Tani

Penduduk yang bekerja sebagai buruh tani biasanya tidak mempunyai lahan

sehingga buruh tani harus bekerja dengan petani-petani yang mempunyai lahan

pertanian yang luas dengan imbalan berupa upah. Menurut Sunindhia dan

Ninik Widiyanti (1987: 16), pengertian buruh adalah barang siapa bekerja pada

majikan dengan menerima upah. Sedangkan menurut Basir Barthos (1990: 19),

buruh adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau instansi/kantor

perusahaan dengan menerima upah atau gaji baik berupa uang maupun jasa,

seperti: pegawai negeri/swasta, buruh tani dan sebagainya.

Disimpulkan bahwa buruh tani adalah seseorang yang bekerja mengurus, atau

mengelola di lahan milik orang lain dan mendapatkan upah sesuai perjanjian

kedua belah pihak.

Menurut Astri Wijayanti (2009: 107) tenaga kerja dibagi menjadi empat

macam yaitu: tenaga kerja tetap dan tenaga kerja harian lepas. Pengertian dari

setiap tenaga kerja di atas yaitu :

1. Tenaga kerja tetap (permanent employee) yaitu pekerja yang memiliki

perjanjian kerja dengan pengusaha untuk jangka waktu tidak tertentu

(permanent). Tenaga kerja tetap ini termasuk kedalam Perjanjian Kerja

untuk Waktu Tidak Tertentu (yang selanjutnya disebut PKWTT) karena

PKWTT merupakan perjanjian kerja yang tidak ditentukan waktunya dan

bersifat tetap. Sesuai dengan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan. Tenaga kerja tetap akan dikenakan masa

percobaan yaitu selama tiga bulan sebelum diangkat menjadi tenaga kerja

tetap oleh suatu perusahaan.

2. Menurut Pasal 1 angka 2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER-

03/MEN/1994; menyebutkan bahwa Tenaga Kerja Harian Lepas adalah

tenaga kerja yang bekerja pada pengusaha untuk melakukan pekerjaan

tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu maupun kontinyuitas

Page 35: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

15

pekerjaan dengan menerima upah didasarkan atas kehadirannya secara

harian.

Buruh tani yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu buruh tani harian lepas

dikarenakan hanya menerima penghasilan apabila yang bersangkutan bekerja,

berdasarkan jumlah hari bekerja dan penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang

diminta oleh pemilik lahan.

6. Kebutuhan-Kebutuhan Hidup Manusia

Kebutuhan manusia beragam, di mana kebutuhan pokok terlebih dahulu harus

dipenuhi, setelah itu baru memenuhi kebutuhan lainnya seperti kebutuhan

sekunder dan kebutuhan tersier. Kebutuhan manusia dari waktu ke waktu

kadang-kadang tidak sama, tergantung kepada keadaan, dan kehendak

manusia. Kebutuhan antar manusia pun berbeda-beda, tergantung pada

pemenuhan kebutuhan hidupnya. Menurut Kartasapoertra, dkk (1982: 4-5), ada

beberapa penggolongan kebutuhan-kebutuhan hidup manusia yang termasuk

dalam makanan dan nonmakanan sebagai berikut:

Ditinjau dari segi kepentingannya, kebutuhan itu dapat dibagi atas:

a. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang pokok yang artinya harus

mendapat pemuasan terlebih dahulu, kalau orang mau hidup terus dalam

masyarakat, yaitu kebutuhan makan, minum, dan tempat tinggal, serta

sebagai manusia beradab ialah pakaian untuk penutup aurat.

b. Kebutuhan sekunder, ialah kebutuhan yang selanjutnya minta dipuasi,

seperti halnya sepatu untuk melindungi kaki pada waktu bekerja, mesin

untuk menjahit, topi untuk melindungi diri dari panas matahari, yang bila

belum dapat dipenuhipun tidak merupakan hal yang mendesak, tidak

seperti makan apabila tidak dipenuhi akan mati kelaparan.

Ditinjau dari segi nilai barang yang diperlukan, kita akan mendapatkan:

a. Kebutuhan biasa yang layak bagi kehidupan manusia, seperti misalnya

kebutuhan akan barang-barang bagi pemeliharaan kesehatan manusia,

odol untuk menggosok gigi, lauk pauk untuk penambah gizi dan lain-

lainnya.

Page 36: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

16

b. Kebutuhan ekstra, yang biasanya minta dipenuhi dengan barang-barang

yang bernilai atau lux (mewah), seperti mobil untuk keperluan angkutan

anak-anaknya ke sekolah, villa untuk tempat beristirahat, telepon untuk

perhubungannya.

7. Pendapatan Keluarga

Pendapatan dalam keluarga diperoleh apabila salah satu atau beberapa anggota

keluarga bekerja. Menurut Sonny Sumarsono (2009: 176), pendapatan keluarga

adalah penghasilan keluarga yang berbentuk uang maupun dalam bentuk lain

yang dapat diuangkan dari hasil usaha yang dilakukan oleh anggota keluarga.

Menurut Mulyanto Sumardi (1982: 224) bahwa pendapatan dapat dibedakan

menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

(a) Pendapatan pokok merupakan pendapatan yang utama atau pokok yaitu

hasil yang diperoleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukan secara

teratur untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

(b) Pendapatan tambahan merupakan hasil pendapatan yang tidak tetap

namun hasilnya dapat membantu untuk menambah pendapatan setiap

bulannya.

(c) Pendapatan keseluruhan merupakan pendapatan pokok ditambah

pendapatan yang diperoleh pada setiap bulannya.

Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil pendapatan yang

diperoleh kepala keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet

sebagai buruh tani harian lepas beserta anggota keluarga lainnya dihitung

dalam satuan rupiah dalam satu bulan. Pendapatan ini sangat berpengaruh pada

pola konsumsi keluarga baik itu pola konsumsi makanan dan pola konsumsi

nonmakanan. Adanya pendapatan keluarga dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya baik makanan maupun nonmakanan, tergantung pada tingkat

pendapatan yang diperoleh. Menurut Basuki Pujoalwanto (2014: 158)

mengenai pendapatan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi sebagai berikut:

Page 37: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

17

Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat

konsumsi. Biasanya makin baik tingkat pendapatan, tingkat komsumsi

makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan

keluarga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakn besar

atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-

tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan, dan konsumsi saling

berhubungan. Jika pendapatan keluarga buruh tani singkong dan buruh

penyadap karet membaik, maka konsumsinya akan tinggi dan sebagian

pendapatannya lebih mengkonsumsi pada nonmakanan serta sebagian

pendapatan yang tidak digunakan akan ditabung. Begitu sebaliknya.

8. Konsumsi

a. Pengertian Konsumsi

Konsumsi yang dilakukan dalam keluarga bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari. Menurut Dumairy (2014: 152) konsumsi

merupakan pembelanjaan yang dilakukan keluarga atas barang-barang akhir

dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang

melakukan pembelanjaan tersebut atau pendapatan yang dibelanjakan.

Disimpulkan bahwa konsumsi adalah kegiatan dalam menghabiskan barang

dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

b. Pola Konsumsi

Pola konsumsi keluarga merupakan susunan jenis dan jumlah pengeluaran

dalam mengkonsumsi barang dan jasa dalam keluarga untuk memenuhi

Page 38: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

18

kebutuhan hidup. Menurut Dumairy (2014: 117), pola konsumsi dapat dikenali

berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk keperluan analisis secara garis

besar alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan ke dalam dua

kelompok penggunaan, yaitu pengeluaran untuk makanan dan nonmakanan.

Tabel 2.1 Jenis Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Nonmakanan

Provinsi Lampung Tahun 2015

Kelompok Barang

No Makanan No Nonmakanan

1 Padi-padian 1 Perumahan dan fasilitas keluarga

2 Umbi-umbian 2 Barang dan jasa

3 Ikan 3 Biaya pendidikan

4 Daging 4 Biaya kesehatan

5 Telur dan susu 5 Pakaian, alas kaki, penutup kepala

6 Sayur-sayuran 6 Barang-barang tahan lama

7 Kacang-kacangan 7 Pajak dan asuransi

8 Buah-buahan 8 Keperluan pesta dan upacara

9 Minyak dan lemak

10 Bahan minuman

11 Bumbu-bumbuan

12 Makanan dan minuman

jadi

13 Tembakau dan sirih

Sumber: BPS Provinsi Lampung, Susenas 2015

Pengeluaran makanan berupa pengeluaran jenis-jenis makanan yang

dikonsumsi oleh keluarga, sedangkan pengeluaran nonmakanan biasa berupa

pengeluaran kebutuhan sekunder, kebutuhan biasa yang layak bagi kehidupan

manusia dan kebutuhan ekstra. Pola konsumsi setiap orang pasti berbeda-beda.

c. Teori Konsumsi

a). Teori Konsumsi Keynes

Menurut Basuki Pujoalwanto (2014: 154), pada tahun 1930-an membuat tiga

ansumsi tentang teori konsumsi. Pertama, dia beransumsi bahwa

Page 39: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

19

kecenderungan mengkonsumsi marjinal (marginal propensity to consume)

ialah jumlah yang dikonsumsi dari setiap rupiah tambahan adalah antara nol,

dan satu. Asumsinya ini menjelaskan pada saat pendapatan seseorang semakin

tinggi, maka semakin tinggi pola konsumsi dan tabungannya. Teori kedua

adalah rasio konsumsi terhadap pendapatan yang disebut kecenderungan

mengkonsumsi rata-rata (average prospensity to consume), turun ketika

pendapatan naik. Proporsi tabungan orang kaya lebih besar daripada orang

miskin. Jika diurutkan dari orang sangat miskin sampai kaya akan terlihat

proporsi tabungan terhadap pendapatan yang semakin meningkat. Terakhir,

pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting, dan tingkat bunga

tidak memiliki peranan penting.

Dari ketiga ansumsi tersebut, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya

konsumsi keluarga di suatu masyarakat selalu dipengaruhi oleh tingkat

pendapatan keluarga dan berpengaruh pada tabungan keluarga.

b). Teori Konsumsi Milton Friedman (Hipotesis Pendapatan Permanen)

Menurut Basuki Pujoalwanto (2014: 155-156), dalam teori hipotesis

pendapatan permanen menjelaskan perilaku konsumsi dengan menggunakan

hipotesis pendapatan permanen. Dalam hipotesisnya, pendapatan masyarakat

dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan permanen, dan pendapatan

sementara. Pendapatan permanen adalah pendapatan yang orang harapkan

untuk terus bertahan di masa depan. Pendapatan sementara ialah bagian

pendapatan yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Nilai pendapatan ini

kadang positif, dan kadang negatif. Teori ini beralasan bahwa konsumsi

Page 40: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

20

seharusnya tergantung pada pendapatan permanen karena konsumen

menggunakan tabungan, dan pinjaman untuk melancarkan konsumsi dalam

menanggapi perubahan pendapatan sementara.

Kesimpulannya, teori konsumsi Friedman berpikiran bahwa pendapatan

permanen akan berpengaruh terhadap besarnya jumlah kecenderungan

mengkonsumsi rata-rata masyarakat. Kecederungan mengkonsumsi tersebut

bisa saja mengarah pada jenis makanan atau nonmakanan bergantung pada

besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh masyarakat. Sedangkan untuk

mengkonsumsi kebutuhan tak tertuga bisa menggunakan tabungan atau

pinjaman.

c). Teori Konsumsi Duesenberry (Hipotesis Pendapatan Relatif)

Menurut Basuki Pujoalwanto (2014: 156-157), teori konsumsi ini

menggunakan dua asumsi, yaitu: 1). Selera sebuah keluarga atas barang

konsumsi adalah interdependen. Artinya pengeluaran konsumsi keluarga

dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh sekitarnya (tetangganya).

2). Pengeluaran konsumsi adalah irreversible. Artinya, pola pengeluaran

seseorang pada saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada

saat penghasilan mengalami penurunan.

Kedua asumsi ini dirumuskan dalam teori jangka panjang, dan jangka pendek.

Fungsi jangka panjang pada asumsi pertama, konsumsi seseorang dipengaruhi

pola konsumsi masyarakat sekitar. Akibatnya, kenaikan penghasilan

masyarakat secara keseluruhan tidak akan mengubah distribusi penghasilan

seluruh masyarakat. Asumsi kedua pada jangka pendek, besarnya konsumsi

Page 41: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

21

seseorang dipengaruhi oleh besarnya penghasilan tertinggi yang pernah

diperoleh. Proporsi kenaikan pengeluaran konsumsi pada saat penghasilan naik

lebih besar nilainya dibandingkan proporsi penurunan pengeluaran konsumsi

pada saat penghasilan turun.

Sehingga teori ini dapat disimpulkan bahwa teori konsumsi ini sangat berkaitan

erat antara pendapatan dengan pengeluaran konsumsi masyarakat.

Meningkatnya pendapatan masyarakat, maka konsumsi masyarakat akan

meningkat, sesuai dengan proprosi tertentu.

d. Karakteristik Golongan Miskin

Kemiskinan berkaitan dengan tingkat kesejahteraan, bisa dikatakan keluarga

golongan miskin yaitu ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan-

kebutuhan baik itu kebutuhan makanan dan kebutuhan nonmakanan.

Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan ini dipengaruhi pendapatan. Dalam

teori Engel, menurut Suherman Rosyidi (2006: 300) yaitu:

Permintaan akan barang perlu mula-mula berkembang cepat seiring dengan

bertambahnya pendapatan masyarakat, namun semakin tinggi tingkat

pendapatan itu, semakin lambatlah pertambahan jumlah barang perlu yang

diminta. Memang demikian itulah karakteristik barang perlu. Bahan

makanan, misalnya. Ketika masyarakat masih miskin, hampir semua

pendapatan dibelikan bahan makanan. Sedikit meningkat pendapatan itu,

dipakai pula hampir seluruhnya untuk menambah pembelian bahan

makanan. Namun, ketika pendapatan masyarakat semakin tinggi, yakni

ketika kebutuhan akan bahan makanan itu semakin tercukupi, tak akan

banyak lagi orang menambah pembeliannya akan bahan makanan itu.

Mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga dengan melihat persentase

pengeluaran makanan, dan persentase pengeluaran nonmakanan. Adapun

Page 42: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

22

karakteristik golongan miskin menurut Remi, dan Tjiptoherijanto (2002: 13)

adalah:

a). Karakteristik Demografi dari Penduduk Miskin

Secara umum, rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin di Indonesia

adalah 5,8 orang sedangkan yang bukan miskin adalah 4,5 orang.

Banyaknya jumlah anggota dalam rumah tangga adalah indikasi dalam

menentukan miskin atau ketidak miskinan suatu keluarga. Banyaknya

jumlah anggota rumah tangga maka semakin tinggi pula konsumsi rumah

tangga, sehingga kemungkinan besar tergolong rumah tangga miskin.

b). Karakteristik Ekonomi dari Penduduk Miskin

Karakteristik ekonomi rumah tangga dapat dilihat dari jenis pekerjaan

kepala keluarga apakah sebagai karyawan atau sebagai pengusaha atau

bahkan sebagai keduanya. Pekerjaan kepala rumah tangga ini sangat

berpengaruh pada tingkat pendapatan keluarga. Pola pengeluaran keluarga

merupakan salah satu yang menjadi indikator penentu kemiskinan. Jumlah

pengeluaran rumah tangga untuk makanan sangat besar perbandingannya

dengan pengeluaran nonmakanan ialah salah satu karakteristik ekonomi

penduduk miskin.

c). Karakteristik Dilihat dari Pekerjaan Kepala Rumah Tangga

Pekerjaan kepala rumah tangga dibagi menjadi dua jenis yaitu:

karyawan/buruh, dan pengusaha/majikan. Pekerjaan dengan status

karyawan/buruh adalah kepala rumah tangga yang memperoleh upah atau

gaji sebagai imbalan atau balas jasa dari pekerjaannya sebagai contoh

pegawai negeri, karyawan perusahaan, buruh pabrik, buruh tani, pembantu

keluarga, pengemudi dengan sistem upah.

d. Karakteristik dari Pola Konsumsi Keluarga Miskin

Gambaran tentang pola konsumsi makanan, dan nonmakanan dari kelompok

miskin, dan bukan miskin, menunjukkan bahwa secara umum proporsi

konsumsi makanan dari keluarga miskin sampai sebesar 70% dibandingkan

dengan porsi konsumsi bukan makanan yang hanya 29,31%. Dibandingkan

dengan kondisi perkotaan porsi konsumsi makanan keluarga miskin lebih

besar dibandingkan di pedesaan. Hal ini agak kurang dapat dipercaya

mengingat keluarga miskin di pedesaan harus mengambil makanan dari

tanah mereka. Penjelasan yang paling memungkinkan untuk kondisi ini

adalah kemiskinan di pedesaan sudah sedemikian buruknya dimana

keluarga miskin harus mengkonsumsi proporsi yang besar dari

pendapatannya hanya untuk makan.

Page 43: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

23

e). Karakteristik Sosial Budaya

Rata-rata orang miskin di perkotaan berpendidikan lebih tinggi daripada

dipedesaan. Hal tersebut mungkin dipengaruhi oleh tingkat pendapatan

penduduk yang tinggal di perkotaan memiliki pendapatan yang lebih tinggi

jika dibandingkan dengan pendapatan di pedesaan. Selain itu di perkotaan

fasilitas pendidikan lebih lengkap, dan lebih memadai jika dibandingkan

dengan pedesaan.

9. Kesejahteraan Keluarga Buruh

Kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana seluruh kebutuhan jasmani dan

rohani dari rumah tangga tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup.

Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik status kesejahteraan dapat diukur

dari pola konsumsi. Menurut Badan Pusat Statistika (2016: 31) pola konsumsi

dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menilai tingkat kesejahteraan

(ekonomi) penduduk, di mana semakin rendah persentase pengeluaran untuk

makanan terhadap total pengeluaran, maka semakin baik tingkat perekonomian

penduduk. Namun apabila semakin tinggi persentase pengeluaran untuk

makanan terhadap total pengeluaran, maka semakin buruk tingkat

perekonomian penduduk. Mengetahui baik atau buruk tingkat perekonomian

penduduk dengan melihat persentase pengeluaran untuk makanan terhadap

total pengeluaran.

Page 44: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

24

B. Kerangka Pikir

Bagan 2.2 Kerangka Pikir

Bekerja menjadi buruh tani singkong dan buruh penyadap karet dikarenakan

sebagian besar buruh tidak memiliki lahan pertanian. Buruh tani singkong dan

buruh penyadap karet bekerja dengan petani-petani sebagai buruh harian lepas.

Adanya lahan yang dimiliki petani memberikan kesempatan kerja bagi buruh

untuk bekerja. Hal ini menimbulkan hubungan kerja sama, petani

membutuhkan tenaga buruh tani untuk mengolah lahannya sedangkan buruh

tani membutuhkan pekerjaan untuk memperoleh pendapatan.

Buruh tani singkong dan buruh penyadap karet bekerja sebagai buruh harian

lepas memperoleh upah yang tidak tetap dikarenakan hanya menerima

penghasilan apabila yang bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari

bekerja dan penyelesaian suatu jenis pekerjaan yang diminta oleh pemilik

lahan. Pendapatan ini dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara

pemenuhan kebutuhan (konsumsi) dengan pendapatan. Pada Dusun

Widorokandang cenderung menjadi buruh tani singkong, sedangkan Dusun

Tanjung Bulan menjadi buruh penyadap karet dikarenakan adanya perbedaan

Keluarga buruh

tani singkong

Pendapatan

Konsumsi

makanan

Tingkat kesejahteraan keluarga buruh tani

Keluarga buruh

penyadap karet

Konsumsi

nonmakanan

Persentase

pengeluaran konsumsi

makanan terhadap

total pengeluaran

Page 45: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

25

wilayah dalam pemanfaatan lahannya. Perbedaan ini akan menimbulkan

perbedaan pendapatan, hal ini dikarenakan adanya perbedaan sistem kerja dan

upah. Rendahnya pendapatan menyebabkan tingkat konsumsi tidak terpenuhi

dalam keluarga, pada akhirnya memicu munculnya kemiskinan.

Mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga dapat dilihat dari indikator indeks

kesejahteraan rakyat. Berdasarkan indikator kesejahteraan rakyat,

kesejahteraan keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet dapat

dilihat dari pola konsumsi keluarga. Pada dasarnya kebutuhan-kebutuhan

keluarga beragam dan berbeda-beda, maka tingkat konsumsi juga banyak.

Dilihat pola konsumsi keluarga buruh tani di Dusun Widorokandang dan

Dusun Tanjung Bulan di Desa Sawojajar juga akan berbeda-beda, hal ini

dikarenakan adanya perbedaan kebutuhan-kebutuhan keluarga.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melihat aktivitas ekonomi yang berkaitan

dengan pola konsumsi keluarga buruh tani tani singkong dan buruh penyadap

karet sebagai buruh harian lepas berdasarkan pada pendapatan yang diperoleh

masa panen ini cenderung pada pola konsumsi makanan atau pola konsumsi

nonmakanan.

Page 46: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

26

C. Kajian Empiris

Tabel 2.2 Contoh-Contoh Kajian Empiris

No Peneliti Judul Jurnal

Penelitian

Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

1 Yuni

Purwanti,

Djoko

Soelistijo,

Yuswanti

Ariani W.

Zonasi

Karakteristik

Pola

Konsumsi

dan Aktivitas

Mahasiswa

Geografi

Universitas

Negeri

Malang

Penelitian ini

bertujuan untuk

mendeskripsikan

kondisi sosial

ekonomi orang

tua, uang saku,

pola konsumsi,

aktivitas, dan

tingkat kesehatan

mahasiswa

Geografi pada

zona utara dengan

zona tengah.

Berdasarkan hasil penelitian

dapat diketahui kondisi sosial

ekonomi orang tua

mahasiswa zona utara lebih

baik daripada zona tengah.

Uang saku mahasiswa zona

utara lebih sedikit daripada

zona tengah. Mahasiswa

mengalokasikan uang saku

untuk konsumsi nonmakanan.

Mahasiswa zona utara tidak

mengikuti organisasi, dan

zona tengah mengikuti

kegiatan organisasi.

2 Ivory

Rizky

Dianita

Analisis Pola

Konsumsi

Keluarga

Buruh Tani

Singkong

dan Buruh

Penyadap

Karet di Desa

Sawojajar

Kecamatan

Kotabumi

Utara

Kabupaten

Lampung

Utara Tahun

2016

Penelitian ini

bertujuan

menganalisis dan

menggambarkan

pendapatan, pola

konsumsi dan

tingkat

kesejahteraan

keluarga buruh

tani singkong dan

buruh penyadap

karet sebagai

buruh tani harian

lepas di Desa

Sawojajar

Kecamatan

Kotabumi Utara.

Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan:

1). Pendapatan kedua buruh

berada dibawah UMP

Lampung, keluarga buruh

tani singkong sebanyak 28

keluarga atau 100%, keluarga

buruh penyadap karet

sebanyak 21 keluarga atau

87,5%.

2). Konsumsi makanan dan

nonmakanan keluarga buruh

penyadap karet lebih

terpenuhi dibandingkan

keluarga buruh tani singkong.

3). Tingkat kesejahteraan

keluarga buruh penyadap

karet lebih baik dibandingkan

keluarga buruh tani singkong

dikarenakan persentase

konsumsi makanan lebih

kecil (52,25%), daripada

persentase total pengeluaran

(53,70%).

Sumber data: Jurnal Penelitian

Page 47: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

27

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif komparatif. Menurut Moh. Pabundu Tika (2005: 4)

penelitian deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada

pengungkapan suatu masalah atau keadaan bagaimana adanya, dan

mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan

interprestasi atau analisis. Sedangkan komparatif adalah metode penelitian

yang melakukan perbandingan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan

penelitian deskriptif komparatif yaitu memberikan gambaran dan menganalisis

serta membandingkan keadaan objek yang sedang diteliti.

B. Populasi dan Sampel

Menurut Moh. Pabundu Tika (2005: 24) mengenai populasi adalah himpunan

individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas. Populasi

dalam penelitian ini yaitu buruh tani baik buruh tani singkong dan buruh

penyadap karet sebagai buruh harian lepas di Desa Sawojajar. Secara

keseluruhan buruh tani di Desa Sawojajar berjumlah 174 kepala keluarga buruh

tani yang bekerja di lahan pertanian singkong dan kebun karet. Dalam

Page 48: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

28

penelitian ini, peneliti hanya ingin meneliti dua wilayah dusun, yaitu Dusun

Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan. Maka penentuan sampel

menggunakan teknik sampel purposif. Menurut Usman Rianse dan Abdi (2009:

208) sampel purposif adalah sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu.

Pengambilan sampel wilayah Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung

Bulan menggunakan teknik sampel purposif dengan tujuan sebagai berikut:

1. Dusun Widorokandang memiliki buruh tani singkong yang berjumlah

banyak dibandingkan dusun-dusun lainnya.

2. Dusun Tanjung Bulan memiliki buruh penyadap karet yang berjumlah

banyak dibandingkan dusun-dusun lainnya.

Dari tujuan di atas, sampel yang diperoleh dari Dusun Widorokandang dan

Dusun Tanjung Bulan berjumlah 52 kepala keluarga buruh tani yaitu 28 buruh

tani singkong dan 24 buruh penyadap karet.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini hanya memiliki variabel tunggal yaitu pola

konsumsi keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet sebagai

buruh tani harian lepas. Indikator-indikator dalam penelitian ini adalah

1. Pendapatan

2. Konsumsi makanan.

3. Konsumsi nonmakanan.

4. Kesejahteraan keluarga buruh.

Page 49: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

29

D. Definisi Operasional

1. Pendapatan Keluarga

Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil pendapatan yang

diperoleh kepala keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet

sebagai buruh tani harian lepas beserta anggota keluarga lainnya pada masa

panen. Untuk mengklasifikasikan tinggi rendahnya pendapatan buruh mengacu

pada UMP Lampung. Menurut Pemerintahan Provinsi Lampung Ketetapan

Upah Minimum Provinsi (UMP) Lampung dalam surat keputusan Gubernur

No G/205/III.05/HK/2016, standar Upah Minimum Provinsi Lampung tahun

2017 sebesar Rp. 1.908.447,50 perbulan. Tingkat pendapatan dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu:

1. Pendapatan total dinyatakan rendah apabila < Rp. 1.908.447,50 (Upah

Minimum Provinsi Lampung).

2. Pendapatan total dinyatakan tinggi apabila > Rp. 1.908.447,50 (Upah

Minimum Provinsi Lampung).

2. Pola Konsumsi

Pola konsumsi dimaksud dalam penelitian ini yaitu konsumsi makanan dan

nonmakanan.

a. Konsumsi makanan: pengeluaran rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk

jenis konsumsi makanan bagi semua anggota keluarga selama sebulan yang

dinyatakan dengan rupiah.

Page 50: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

30

b. Konsumsi nonmakanan: pengeluaran rata-rata biaya yang dikeluarkan untuk

jenis konsumsi nonmakanan bagi semua anggota keluarga selama sebulan

yang dinyatakan dengan rupiah.

3. Kesejahteraan Keluarga Buruh

Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga buruh dilihat pola konsumsi

sebagai berikut:

1. Keluarga buruh dapat dikategorikan tingkat kesejahteraan tinggi apabila

persentase pengeluaran makanan sebanding atau lebih rendah dari

persentase pengeluaran total pengeluaran.

2. Keluarga buruh dapat dikategorikan tingkat kesejahteraan rendah apabila

persentase pengeluaran makanan lebih besar dari persentase pengeluaran

total pengeluaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah teknik pengamatan yang secara langsung turun ke

lapangan. Teknik observasi ini memiliki keuntungan di mana dengan teknik

observasi peneliti dapat mengetahui dengan jelas kondisi lokasi penelitian,

yaitu di Dusun Widorokandang dan Dusun Tanjung Bulan. Teknik ini

digunakan untuk memperoleh lokasi keluarga buruh tani harian lepas singkong

dan penyadap karet.

Page 51: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

31

2. Teknik Wawancara Berstruktur

Wawancara menurut Nasution dalam Moh. Pabundu Tika (2005: 49) adalah

suatu bentuk komunikasi verbal. Jadi, percakapan yang bertujuan memperoleh

informasi. Sedangkan wawancara berstruktur adalah wawancara yang terlebih

dahulu membuat daftar pertanyaan untuk responden.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara berstruktur dengan

menggunakan kuesioner yang digunakan untuk memperoleh data mengenai

pola konsumsi makanan dan nonmakanan keluarga buruh tani singkong dan

buruh penyadap karet.

4. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekunder yang

bersumber dari monografi Desa Sawojajar, yaitu peta desa, jumlah penduduk,

luas wilayah, jenis mata pencaharian dan komposisi penduduk yang mendukung

penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik

deskriptif. Menurut Sugiyono (2004: 169) analisis statistik deskriptif adalah

statistika yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Page 52: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

32

Dalam penelitian ini penyajian datanya menggunakan tabel. Data pada tabel ini

diolah menggunakan presentase dengan rumus:

FR =

x 100

Keterangan:

FR= Frekuensi Relatif dan Fi = Frekuensi baris ke-i.

n = jumlah sampel (Sofar dan Widiyono, 2013: 178).

Data yang telah diperoleh dideskripsikan dalam bentuk tabel yang

dipersentasekan, dilanjutkan dengan diinterprestasikan dan dapat disimpulkan

dalam bentuk laporan penelitian.

Page 53: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

76

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan analisis pola

konsumsi keluarga buruh tani singkong dan buruh penyadap karet di Desa

Sawojajar Kecamatan Kotabumi Utara Kabupaten Lampung Utara tahun 2016

sebagai berikut:

1. Kedua keluarga buruh memiliki pendapatan dibawah UMP Lampung (Rp.

1.908.447,50) yaitu keluarga buruh tani singkong sebanyak 28 keluarga

atau sebesar 100%, sedangkan keluarga buruh penyadap karet sebanyak 21

keluarga atau 87,5%. Ini disebabkan curahan jam kerja, luas lahan yang

digarap, upah yang diperoleh, dan harga komoditas tanaman.

2. Konsumsi makanan keluarga buruh penyadap karet lebih terpenuhi

dibandingkan dengan konsumsi makanan keluarga buruh tani singkong

disebabkan tingkat pendapatan yang lebih baik dan jumlah anggota yang

sedikit.

3. Konsumsi nonmakanan keluarga buruh penyadap karet lebih terpenuhi

dibandingkan dengan konsumsi makanan keluarga buruh tani singkong.

Pada umumnya keluarga buruh tani singkong akan mendahulukan

kebutuhan pokok seperti perumahan, pakaian, pendidikan dan kesehatan,

Page 54: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

77

namun pada keluarga buruh penyadap karet dapat memenuhi kebutuhan

barang dan jasa, barang-barang tahan lama, dan keperluan pesta.

4. Persentase pengeluaran makanan keluarga buruh penyadap karet lebih kecil

(52,25%), daripada persentase total pengeluaran (53,70%), maka keluarga

buruh penyadap karet tergolong mempunyai tingkat kesejahteraan tinggi.

Sedangkan pengeluaran konsumsi makanan keluarga buruh tani singkong

lebih besar (47,75%) daripada persentase total pengeluaran (46,30%)

sehingga dapat disimpulkan bahwa keluarga buruh tani singkong tergolong

tingkat kesejahteraannya masih rendah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Mengingat sebagian besar jumlah tanggungan dalam keluarga lebih dari 2

anak, diharapkan keluarga buruh tani mulai berupaya untuk

mengalokasikan uangnya sebaik-baiknya dan menghemat biaya

pengeluaran konsumsi dalam keluarga.

2. Adapun buruh tani yang mempunyai pekerjaan sampingan atau tambahan

seperti menjual hasil kebun, menjual hasil ternak dan lain-lainnya,

sebaiknya mulai dikembangkan pekerjaan sampingan tersebut agar dapat

membantu pendapatan keluarga serta membantu dalam pemenuhan

konsumsi makanan dan nonmakanan bagi keluarga buruh tani singkong dan

buruh penyadap karet.

Page 55: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

78

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi. 1999. Psikologi Sosial. Rineka Cipta. Jakarta.

Ali Ibrahim H. 2016 Ekonomi Makro. Kencana. Jakarta

Arief Sadiman. 1993. Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan.

Erlangga. Jakarta.

Astri Wijayanti. 2009. Tenaga Kerja. Diunduh dari: (http://erepo.unud.ac.id/.pdf)

diakses tanggal 10 Juni 2017, pukul 14.00 WIB

Azmilhayat. 2012. Pengertian Keluarga dan Fungsi Keluarga.

Diunduh dari: (https://azmilhayat.wordpress.com/2012/10/20/pengertian-

keluarga-dan-fungsi-keluarga/) pada tanggal 05 April 2017, pukul 04.00

WIB

Basir, Barthos. 1990. Manajemen SDM (Suatu Pendekatan Makro). Bumi Aksara.

Jakarta.

Basuki Pujoalwanto. 2014. Perekonomian Indonesia (Tinjauan Historis, Teoritis,

dan Empiris).GRAHA Ilmu.Yogyakarta.

BPS. 2009.Lampung Dalam Angka. BPS. Lampung.

BPS. 2011. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2011. BPS.

Jakarta.

BPS. 2015. Indikator Kesejahteraan Rakyat. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

BPS. 2015. Pola Konsumsi Penduduk Provinsi Lampung. BPS. Lampung.

BPS. 2016. Statistik Daerah Provinsi Lampung. BPS. Lampung.

Budiyono. 2003. Bahan Ajar Dasar-Dasar Geografi Sosial. Universitas

Lampung. Bandar Lampung

Dumairy. 2014. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.

Erni Umi Hasanah dan Danang S. 2011. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. CAPS.

Yogyakarta

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Page 56: ANALISIS POLA KONSUMSI KELUARGA BURUH TANI SINGKONG …digilib.unila.ac.id/27286/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · abstrak analisis pola konsumsi keluarga buruh tani singkong

79

Kartasapoertra, dkk. 1982. Ilmu Ekonomi Umum. Armico. Bandung.

Moh. Pabundu Tika. 2005. Metode Penelitian Geografi. PT Bumi Aksara.Jakarta

Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Ever. 1982. Sumber Pendapatan Pokok dan

Perilaku Menyimpang. Rajawali. Jakarta.

Nursid Sumaatmadja. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Alumni. Bandung.

Ridwan Halim. 1990. Hukum Perburuhan dalam Tanya Jawab. Ghalia. Jakarta.

Sanapiah Faisal. 2010. Format-Format Penelitian Sosial. Rajawali Pers. Jakarta.

Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Keluarga Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja

dan Anak. Rineka Cipta

Sonny Sumarsono. 2003. Ekonomi Manajemen SDM dan Ketenagakerjaan. Graha

Ilmu. Yogyakarta.

Sonny Sumarsono. 2009. Teori dan Kebijakan Publik Ekonomi SDM.Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Sopar Silaen dan Widiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Sosial Untuk Penulisan

Skripsi dan Tesis. In Media. Jakarta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif. Alfabeta.

Bandung.

Suherman Rosyidi. 2006. Pengantar Teori Ekonomi (Pendekatan Kepada Teori

Makro & Mikro). PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sunindhia, Y.S. dan Ninik Widiyanti. 1987. Manajemen Tenaga Kerja. Bina

Aksara. Jakarta.

Surono. 2008. Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Usman Rianse dan Abdi. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori

dan Aplikasi). Alfabeta. Bandung.

Yuni Purwanti. 2010. Zonasi Karakteristik Pola Konsumsi dan Aktivitas

Mahasiswa Geografi Universitas Negeri Malang. Diunduh dari: (Online),

(Jurnal-online.um.ac.id), diakses tanggal 12 November 2016, 08.45 WIB.

Wikipedia.______. Buruh. Diunduh dari: (https://id.wikipedia.org/wiki/Buruh#

Tenaga_Kerja) diakses tanggal 01 April 2017, pukul 04.40 WIB