Upload
vivilaili
View
140
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 1/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
1
ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA (MASYARAKAT EKONOMI
ASEAN) TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA
Oleh
VIVI RAHMATUL LAILI
NRP. 3314202812
MAGISTER TEKNIK SANITASI LINGKUNGAN (MTSL)
Abstrak
ASEAN Community 2015 atau Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai berlaku pada
tahun 2015 yang bertujuan untuk menstabilkan ekonomi negara-negara anggota ASEAN.
Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini
nantinya memungkinkan suatu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-
negara lain di seluruh Asia Tenggara. Dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ini
diharapkan membawa dampak positif disegala aspek kehidupan khususnya di Indonesia,
baik aspek teknologi, perekonomian, sosial budaya, maupun lingkungan dll. Dengan semakin
mudahnya masyarakat keluar dan masuk Negara Indonesia karena MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN) ini dipastikan akan menimbulkan pengaruh terhadap pertambahan jumlah
penduduk yang ada. Baik penduduk yang keluar maupun masuk Negara Indonesia. Hal ini
tentunya akan berpengaruh juga terhadap kondisi ekonomi dan lingkungan di Indonesia.
Jumlah sampah yang ditimbulkan akan semakin banyak sehingga diperlukan teknologi dan
atau pengolahan sampah yang bisa menjadi barang bernilai ekonomi dan di pasarkan ke
Negara-negara tetangga melalui pasar MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ini.
I. LATAR BELAKANG
ASEAN Economic Community (AEC) atau lebih sering kita dengar dengan istilah
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), adalah bentuk kerjasama ekonomi di kalangan negara-
negara yang tergabung dalam ASEAN. MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) merupakan
integrasi ekonomi regional ASEAN yang berupa kesepakatan untuk menciptakan suatu
situasi perdagangan bebas, bebas disini maksudnya adalah dimana tidak ada hambatan tarif
(bea cukai) bagi Negara-negara anggotanya.
Setelah krisis ekonomi yang melanda kawasan Asia Tenggara, pada KTT ASEAN ke-9
di bali, Oktober 2003 para kepala Negara ASEAN menyepakati pembentukan Komunitas
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dalam bidang politik , sosial budaya dan Ekonomi yang
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 2/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
2
bernama Declaration of ASEAN concord II atau dikenal sebagai Bali concord II, kemudian
lebih diarahkan kepada integrasi ekonomi kawasan yang implementasinya mengacu pada
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang merupakan salah satu pilar perwujudan ASEAN
2020. Pencapaian MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) semakin kuat denganditandatanganinya “Cebu declaration on the acceleration of the establishment of an ASEAN
community by 2015” yang dilakukan oleh para pemimpin ASEAN pada KTT ke 12 ASEAN di
Cebu Filipina, pada tanggal 13 Januari 2007 lalu. (Suroso, 2015).
Melalui MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), Negara-negara di ASEAN akan semakin
bebas untuk melakukan perdagangan dan jasa lintas Negara ASEAN. Hal ini akan berdampak
baik bagi Negara yang sudah siap menghadapinya tetapi juga bisa menjadi dampak buruk
bagi Negara yang belum siap menghadapinya. Salah satu dampak positif adanya MEA bagi
Indonesia adalah meningkatkan perekonomian indonesia, tetapi MEA juga dapat
memperburuk kondisi perekonomian di Indonesia apabila SDM dan barang serta jasa yang
ada di Indonesia belum siap “bertarung” dengan barang dan jasa dari Negara ASEAN yang
lain.
Dengan bebas masuk dan keluarnya barang serta jasa di Indonesia dari Negara lain
tentunya berdampak pula pada aspek lingkungan. Jumlah penduduk akan semakin
bertambah akibat adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) ini. Karena tentunya banyak
warga Negara asing yang akan sering berkunjung atau bahkan bertempat tinggal di
Indonesia. Dengan pertambahan jumlah penduduk ini tentunya semakin meningkatkan
jumlah timbulan sampah yang dihasilkan, baik sampah organik maupun sampah anorganik.
Apabila tidak dilakukan pengelolaan yang baik terhadap sampah –sampah ini tentunya akan
berdampak buruk pada kualitas lingkungan.
Pada era saat ini, pengelolaan sampah lebih ditekankan pada sumber sampah bukan
pada proses akhir di TPA. Karena dengan adanya pengelolaan di sumber sampah akan
mereduksi sekitar 20 % dari total sampah yang ada. Reduksi ini bisa di lakukan dengan cara
3 R (Reduse, Reuse, Recycle). Konsep 3R adalah paradigma baru dalam pola konsumsi dan
produksi disemua tingkatan dengan memberikan prioritas tertinggi pada pengelolaan
limbah yang berorientasi pada pencegahan timbulan sampah, meminimalkan limbah dengan
mendorong barang yang dapat digunakan lagi dan barang yang dapat didekomposisi secara
biologi (biodegradable) dan penerapan pembuangan limbah yang ramah lingkungan.
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 3/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
3
Pelaksanaan 3R tidak hanya menyangkut masalah sosial dalam rangka mendorong
perubahan sikap dan pola pikir menuju terwujudnya masyarakat yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan tetapi juga menyangkut pengaturan (manajemen) yang tepat dalam
pelaksanaannya.Dengan mausknya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) maka hasil dari pengelolaan
sampah dengan cara 3R (Reduse, Reuse, Recycle) ini dapat dipasarkan dengan bebas melalui
UKM yang ada di Indonesia ke pasar ASEAN.
II. TINJAUAN TEORI
II.1 MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)
A.
PENGERTIAN (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)
Menurut rahayu, 2014 , MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian
adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan
negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC) .
B. TUJUAN (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)
Tujuan dari MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) adalah meningkatkan daya saing
ekonomi Negara-negara ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi bukan
hanya menjadi pasar dari Negara-negara maju, seperti Amerika, Negara-negara Eropa dan
Negara-negara dari Asia Timur, serta menarik investasi dan meningkatkan perdagangan
antar anggota-anggotanya agar bisa bersaing dalam menghadapi tantangan global dan lebih
lanjutnya adalah untuk mengurangi kemiskinan serta kesenjangan social antara Negara
anggota melalui sejumlah kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan. Namun adapun
tujuan utama MEA 2015 adalah untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang setara
dengan negara anggota-anggota ASEAN dan untuk membuat ASEAN menjadi sebuah
kawasan ekonomi yang sangat kompetitif yang akan sepenuhnya dapat terintegrasi dalam
ekonomi global (Tulus T.H.Tambunan: 2013).
MEA berinisiatif agar negara-negara anggota ASEAN dapat mempromosikan
pergerakan bebas barang, jasa-jasa, investasi, dan pekerja-pekerja terdidik lintas kawasan
ASEAN. Upaya yang dapat dilakukan dalam mewujudkan ASEAN sebagai kawasan dengan
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 4/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
4
aliran bebas barang dalam MEA merupakan kelanjutan dan penyempurnaan dari agenda
yang sebelumnya pernah dilaksanakan yaitu Preferential Trading Arrangement (PTA) pada
tahun 1977 dan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992. Adapun perbandingan
yang dapat kita lihat dari ketiga agenda tersebut adalah bahwa PTA dan AFTA lebihmenekankan pada pengurangan dan penghapusan hambatan tarif, sedangkan untuk MEA
lebih menekankan pada pengurangan dan penghapusan hambatan non-tarif (Sjamsul Arifin
dkk, 2008:71).
Dengan adanya MEA 2015 akan dapat mendorong terciptanya pembangunan
jaringan-jaringan kerja produksi dan juga akan memperkuat integrasi regional pada sektor-
sektor ekonomi dan dapat juga terciptanya pergerakan bebas pelaku-pelaku usaha dan
tenaga kerja yang terdidik dan berwawasan. Selain itu sistem perdagangan dan syarat-syarat
pabean dapat terstandardisasi dan sederhana diharapkan dapat mengurangi biaya-biaya
transaksi.
C. PILAR MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)
Sedangkan 4 pilar dalam MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) antara lain:
1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan
elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal yang
lebih luas.
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 5/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
5
2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi, dengan elemen
peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual,
pengembangan infrastruktur, perpajakan dan e-commerse.
3.
ASEAN sebagai kawasan pembangunan ekonomi yang merata dengan elemenpembangunan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk Negara
CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam)
4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global
dengan pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar kawasan dan
meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.
D.
DAMPAK MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)
Dampak terciptanya MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) adalah :
1. Terciptanya pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja.
Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni dampak aliran bebas barang bagi negara-
negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus
tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal. Dari karakter dan dampak MEA
tersebut di atas sebenarnya ada peluang dari momentum MEA yang bisa diraih
Indonesia. Dengan adanya MEA diharapkan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.
Salah satunya pemasaran barang dan jasa dari Indonesia dapat memperluas jangkauan
ke negara ASEAN lainnya. Pangsa pasar yang ada di Indonesia adalah 250 juta orang.
Pada MEA, pangsa pasar ASEAN sejumlah 625 juta orang bisa disasar oleh Indonesia.
Jadi, Indonesia memiliki kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar yang lebih luas.
Ekspor dan impor juga dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah. Tenaga kerja
dari negara-negara lain di ASEAN bisa bebas bekerja di Indonesia. Sebaliknya, tenaga
kerja Indonesia (TKI) juga bisa bebas bekerja di negara-negara lain di ASEAN.
2. Dampak Positif lainnya yaitu investor Indonesia dapat memperluas ruang investasinya
tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN. Begitu pula kita dapat menarik
investasi dari para pemodal-pemodal ASEAN. Para pengusaha akan semakin kreatif
karena persaingan yang ketat dan para professional akan semakin meningkatakan
tingkat skill, kompetansi dan profesionalitas yang dimilikinya.
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 6/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
6
E. HAMBATAN DALAM MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN)
Hambatan dalam pelaksanaan MEA antara lain :
1. Mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana hingga Febuari 2014 jumlah
pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atausekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia.
2. Ketersediaan dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga mempengaruhi kelancaran
arus barang dan jasa. Menurut Global Competitiveness Index (GCI) 2014, kualitas
infrastruktur kita masih tertinggal dibandingkan negara Singapura, Malaysia, Brunei
Darussalam dan Thailand.
3. Sektor industri yang rapuh karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi.
Keempat, keterbatasan pasokan energi. Kelima, lemahnya Indonesia menghadapi
serbuan impor, dan sekarang produk impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia.
Apabila hambatan-hambatan tadi tidak diatasi maka dikhawatirkan MEA justru akan
menjadi ancaman bagi Indonesia.
F. MEA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Pemerintah berusaha mengubah paradigma kebijakan yang lebih mengarah ke
kewirausahaan dengan mengedepankan kepentingan nasional. Untuk bisa menghadapi
persaingan MEA, tidak hanya swasta (pelaku usaha) yang dituntut harus siap namun juga
pemerintah dalam bentuk kebijakan yang pro pengusaha.
Dalam bidang pendidikan, Pemerintah juga dapat melakukan pengembangan
kurikulum pendidikan yang sesuai dengan MEA. Pendidikan sebagai pencetak sumber daya
manusia (SDM) berkualitas menjadi jawaban terhadap kebutuhan sumber daya manusia.
Oleh karena itu meningkatkan standar mutu sekolah menjadi keharusan agar lulusannya
siap menghadapi persaingan.
Dalam bidang Perindustrian, Kementrian Perindustrian menghadapi MEA yaitu dengan
strategi ofensif dandefensif. Strategi ofensif yang dimaksud meliputi penyiapan produk-
produk unggulan. Dari pemetaan Kemenperin, produk unggulan dimaksud adalah industri
agro seperti kakao, karet, minyak sawit, tekstil dan produk tekstil, alas kaki kulit, mebel,
makanan dan minimum, pupuk dan petrokimia, otomotif, mesin dan peralatan, serta produk
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 7/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
7
logam, besi, dan baja. Adapun strategi defensive dilakukan melalui penyusunan Standar
Nasional Indonesia untuk produk-produk manufaktur.(www.kemenperin.go.id)
Kementerian Perdagangan mencanangkan Nawa Cita Kementerian Perdagangan,
dengan menetapkan target ekspor sebesar tiga kali lipat selama lima tahun ke depan. Caratersebut bisa dilakukan dengan membangun 5.000 pasar, pengembangan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah (UMKM) serta peningkatan penggunaan produk dalam negeri. Adapun
target ekspor pada 2015 dibidik sebesar US$192,5 miliar. Selanjutnya pemerintah juga
menyiapkan strategi subsititusi impor untuk meningkatkan ekspor, dan memberi nilai
tambah produk dalam negeri. Pada saat ini 65 persen ekspor produk Indonesia masih
mengandalkan komoditas mentah.Pemerintah berusaha membalik struktur ekspor ini yaitu
dari komoditi primer ke manufaktur, dengan komposisi 35 persen komoditas dan 65 persen
manufaktur. Oleh karena itu, industri manufaktur diharapkan tumbuh dan fokus pada
peningkatan kapasitas produksi, untuk meningkatkan ekspor sampai 2019.
Tak hanya itu, pemerintah juga akan memperkuat produk UKM dengan membina
melalui kemasan, sertifikasi halal, pendaftaran merek, dan meningkatkan daya saing produk
dalam negeri. Lalu, mereka juga memfasilitasi pelaku UKM dalam pameran berskala
internasional. Melalui fasilitas itu, Kementerian Perdagangan berharap, produk serta merek
yang dibangun oleh pelaku UKM di Indonesia dapat dikenal secara global.
II.2 PERMASALAHAN SAMPAH DAN PENGELOLAANNYA
A. PERMASALAHAN SAMPAH
Besarnya penduduk dan keragaman aktivitas di kota-kota metropolitan di Indonesia
seperti Jakarta,mengakibatkan munculnya persoalan dalam pelayanan prasarana perkotaan,
seperti masalah sampah.Diperkirakan hanya sekitar 60 % sampah di kota-kota besar di
Indonesia yang dapat terangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), yang operasi utamanya
adalah pengurugan (landfilling). Banyaknya sampah yang tidak terangkut kemungkinan
besar tidak terdata secara sistematis, karena biasanya dihitung berdasarkan ritasi truk
menuju TPA. Jarang diperhitungkan sampah yang ditangani masyarakat secara swadaya,
ataupun sampah yang tercecer dan secara sistematis dibuang ke badan air . Sampai saat ini
paradigma pengelolaan sampah yang digunakan adalah: KUMPUL – ANGKUT dan BUANG ,
dan andalan utama sebuah kota dalam menyelesaikan masalah sampahnya adalah
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 8/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
8
pemusnahan dengan landfilling pada sebuah TPA. Jumlah penduduk yang terlayani fasilitas
persampahan sekitar 50 % dari jumlah penduduk total yang ada sebagaimana data dibawah
ini.
Tabel 1PROPORSI PELAYANAN SAMPAH DI INDONESIA TAHUN 2008
PULAU PENDUDUK
(JUTA-JIWA)
PENDUDUK DILAYANI
(JUTA-JIWA)
% PENDUDUK DILAYANI
Sumatera 49,3 23,5 48
Jawa 137,2 80,8 59
Bali dan Nusa Tenggara 12,6 6,0 47
Kalimantan 12,9 6,0 46
Sulawesi, Maluku dan Papua 20,8 14,2 68
Total 232,7 130,3 56
Berdasarkan data tahun 2008, jenis penanganan sampah yang berlangsung di Indonesia
adalah sebagai berikut :
- Pengurugan: 68,86%
- Pengomposan: 7,19%
- Open burning: 4,79%
- Dibuang ke sungai: 2,99%
- Insinerator skala kecil: 6,59%
- Non-pengurugan: 9,58%
Sampah yang dibuang ke lingkungan akan menimbulkan masalah bagi kehidupan dan
kesehatan lingkungan, terutama kehidupan manusia. Masalah tersebut dewasa ini menjadiisu yang hangat dan banyak disoroti karena memerlukan penanganan yang serius. Beberapa
permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan sampah, di antaranya :
- Masalah estetita (keindahan) dan kenyamanan yang merupakan gangguan bagi
pandangan mata. Adanya sampah yang berserakan dan kotor, atau adanya tumpukan
sampah yang terbengkelai adalah pemandangan yang tidak disukai oleh sebagaian besar
masyarakat.
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 9/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
9
- Sampah yang terdiri atas berbagai bahan organik dan anorganik apabila telah
terakumulasi dalam jumlah yang cukup besar, merupakan sarang atau tempat
berkumpulnya berbagai binatang yang dapat menjadi vektor penyakit, seperti lalat,
tikus, kecoa, kucing, anjing liar, dan sebagainya. Juga merupakan sumber dari berbagaiorganisme patogen, sehingga akumulasi sampah merupakan sumber penyakit yang akan
membahayakan kesehatan masyarakat, terutama yang bertempat tinggal dekat dengan
lokasi pembuangan sampah.
- Sampah yang berbentuk debu atau bahan membusuk dapat mencemari udara. Bau yang
timbul akibat adanya dekomposisi materi organik dan debu yang beterbangan akan
mengganggu saluran pernafasan, serta penyakit lainnya.
-
Timbulan lindi (leachate), sebagai efek dekomposisi biologis dari sampah memiliki
potensi yang besar dalam mencemari badan air sekelilingnya, terutama air tanah di
bawahnya. Pencemaran air tanah oleh lindi merupakan masalah terberat yang mungkin
dihadapi dalam pengelolaan sampah.
- Sampah yang kering akan mudah beterbangan dan mudah terbakar. Misalnya tumpukan
sampah kertas kering akan mudah terbakar hanya karena puntung rokok yang masih
membara. Kondisi seperti ini akan menimbulkan bahaya kebakaran.
-
Sampah yang dibuang sembarangan dapat menyumbat saluran-saluran air buangan dan
drainase. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan bahaya banjir akibat terhambatnya
pengaliran air buangan dan air hujan.
- Beberapa sifat dasar dari sampah seperti kemampuan termampatkan yang terbatas,
keanekaragaman komposisi, waktu untuk terdekomposisi sempurna yang cukup lama,
dan sebagainya, dapat menimbulkan beberapa kesulitan dalam pengelolaannya.
Misalnya, diperlukan lahan yang cukup luas dan terletak agak jauh dari pemukiman
penduduk, sebagai lokasi pembuangan akhir sampah. Volume sampah yang besar
merupakan masalah tersendiri dalam pengangkutannya, begitu juga dengan masalah
pemisahan komponen-komponen tertentu sebelum proses pengolahan.
- Di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, kurangnya kemampuan pendanaan,
skala prioritas yang rendah, kurangnya kesadaran penghasil sampah merupakan masalah
tersendiri dalam pengelolaan sampah, khususnya di kota-kota besar.
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 10/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
10
- Pergeseran teknik penanganan makanan, misalnya menuju ke pengemas yang tidak
dapat terurai seperti plastik.
- Keterbatasan sumber daya manusia yang sesuai yang tersedia di daerah untuk
menangani masalah sampah.- Pengembangan perancangan peralatan persampahan yang bergerak sangat lambat.
- Partisipasi masyarakat yang pada umumnya masih kurang terarah dan terorganisir
secara baik.
- Konsep pengelolaan persampahan yang kadangkala tidak cocok untuk diterapkan, serta
kurang terbukanya kemungkinan modifikasi konsep tersebut di lapangan.
B.
PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3 R
Untuk mewujudkan konsep 3R salah satu cara penerapannya adalah melalui
pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat, yang diarahkan kepada daur ulang
sampah (recycle). Hal ini dipertimbangkan sebagai upaya mengurangi sampah sejak dari
sumbernya, karena adanya potensi pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku
kompos dan komponen non organik sebagai bahan sekunder kegiatan industri seperti
plastik, kertas, logam, gelas,dan lain-lain. Sesuai dengan Permen PU 21/PRT/M/2006
tentang kebijakan dan strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan,
diperlukan suatu perubahan paradigma yang lebih mengedepankan proses pengelolaan
sampah yang ramah lingkungan, yaitu dengan melakukan upaya pengurangan dan
pemanfaatan sampah sebelum akhirnya sampah dibuang ke TPA (target 20% pada tahun
2014).
1. Reduce (R1)
Reduce atau reduksi sampah merupakan
upaya untuk mengurangi timbulan sampah
di lingkungan sumber dan bahkan dapat
dilakukan sejak sebe lum sampah
dihasilkan, setiap sumber dapat melakukan
upaya reduksi sampah dengan cara
merubah pola hidup konsumtif, yaitu
perubahan kebiasaan dari yang boros dan
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 11/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
11
menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien dan sedikit sampah, namun
diperlukan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk merubah perilaku tersebut.
2. Reuse (R2)
Reuse berarti mengunakan kembali bahan ataumaterial agar tidak menjadi sampah (tanpa
melalui proses pengelolaan) seperti m
enggunakan kertas bolak-balik, mengunakan
kembali botol bekas ”minuman” untuk tempat
air, mengisi kaleng susu dengan susu refill dan
lain-lain.
3.
Recycle (R3)
Recycle berarti mendaur ulang suatu
bahan yang sudah tidak berguna
(sampah) menjadi bahan lain setelah
melalui proses pengolahan seperti
mengolah sisa kain perca menjadi
selimut, kain lap, keset kaki, dsb atau mengolah botol/plastik bekas menjadi biji plastik
untuk dicetak kembali menjadi ember, hanger, pot, dan sebagainya atau mengolah
kertas bekas menjadi bubur kertas dan kembali dicetak menjadi kertas dengan kualitas
sedikit lebih rendah dan lain-lain.
III. PEMBAHASAN
Masuknya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) ke Indonesia tentunya
mempunyai pengaruh dan dampak di segala aspek, terutama aspek ekonomi dan tidak
bisa dipungkiri juga bahwa akan ada dampak pada aspek lingkungan karena keluar
masuknya warganegara asing ke Indonesia baik yang menetap atau hanya singgah
sementara pasti akan mempengaruhi jumlah timbulan sampah yang ada. Akibatnya
masalah persampahan akan semakin kompleks. Sedangkan untuk saat ini kita dituntut
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
Apabila hanya mengandalkan TPA (Tempat Pemrosesan Sampah) untuk menampung
sampah dari masyarakat, tentunya akan tidak maksimal karena TPA mempunyai daya
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 12/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
12
tampung yang terbatas. Selain itu juga sampah yang masuk ke TPA tanpa adanya
proses pemilahan dan pengelolaan yang baik akan menimbulkan dampak kepada
masyarakat terutama pencemaran di sekitar lokasi TPA. Sehingga untuk
meminimalkan dampak tersebut diperlukan suatu inovasi dan kreatifitas darimasyarakat untuk melakukan pengolahan sampah dari sumbernya. Salah satu program
yang sedang digalakkan oleh pemerintah Indonesia saat ini adalah proses pengolahan
sampah melalui kegiatan 3 R (Reduse, Reuse, Recycle) sebagaimana tertuang dalam PP
Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis rumah
tangga.
Kegiatan 3 R (Reduse, Reuse, Recycle) ini mulai digalakkan di seluruh
Indonesia meskipun pelaksanaannya masih belum merata. Melalui 3 R (Reduse, Reuse,
Recycle) ini masyarakat dilatih untuk kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan sampah
terutama sampah anorganik (plastik). Sampah anorganik ini dipilah dari sumber
sampah kemudian di bentuk menjadi beberapa kerajinan dan barang-barang
keperluan keluarga lainnya. Diantaranya berupa dompet, tas kerja, tempat pensil,
baju,tas belanja, gantungan kunci dll. Selain sampah anorganik juga ada sampah
kertas yang bisa di bentuk menjadi barang kerajinan seperti lampion, kotak penyimpan
barang, vas bunga dll. Dimana barang-barang kerajinan ini sangat diminati oleh warga
asing. Hal ini bisa dilihat dari ketertarikan warga asing apabila ada pameran daur ulang
di Indonesia.
Dalam menghadapi dampak MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yaitu
Terciptanya pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja.
Maka barang-barang hasil pengelolaan sampah di Indonesia bisa dipasarkan ke Negara
–negara ASEAN karena dengan adanya MEA diharapkan perekonomian Indonesia
menjadi lebih baik. Salah satunya pemasaran barang dan jasa dari Indonesia dapat
memperluas jangkauan ke negara ASEAN lainnya. Pangsa pasar yang ada di Indonesia
adalah 250 juta orang. Pada MEA, pangsa pasar ASEAN sejumlah 625 juta orang bisa
disasar oleh Indonesia. Jadi, Indonesia memiliki kesempatan lebih luas untuk
memasuki pasar yang lebih luas. Ekspor dan impor juga dapat dilakukan dengan biaya
yang lebih murah.
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 13/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
13
Dampak Positif lainnya yaitu investor Indonesia dapat memperluas ruang
investasinya tanpa ada batasan ruang antar negara anggota ASEAN. Begitu pula kita
dapat menarik investasi dari para pemodal-pemodal ASEAN. Para pengusaha akan
semakin kreatif karena persaingan yang ketat dan para professional akan semakinmeningkatakan tingkat skill, kompetansi dan profesionalitas yang dimilikinya.Apabila
pengelolaan sampah ini mendapat tempat yang cukup baik terutama di Negara ASEAN,
maka kemungkinan besar akan banyak investor asing yang berminat untuk
menanamkan modalnya ke UMKM Indonesia untuk pengembangan barang dan jasa
hasil olahan dari sampah. Hal ini tentu akan memberikan keuntungan bagi Indonesia
tidak hanya dalam aspek ekonomi saja, tetapi juga keuntungan secara aspek
lingkungan karena permasalahan sampah bisa diminimalkan dampaknya dengan cara
melakukan reduksi sampah sebesar 20% dari sumbernya melalui kerajinan dan barang
keperluan rumah tangga dari sampah tersebut.
Sementara itu, untuk pemasaran produk hasil daur ulang ini melalui UMKM
yang sudah diakui keberadaannya atau mempunyai izin resmi dari pemerintah. UMKM
merupakan hal yang cukup penting dalam keberadaan MEA (Masyarakat Ekonomi
Asean). Karena dalam MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), pemerintah akan berusaha
menggiatkan sektor wirausaha (UMKM). Berdasarkan paparan dari kementerian
perdagangan,2011, Usaha kecil dan menengah merupakan tulang punggung
perekonomian ASEAN. Pada umumnya, jumlah UKM ada lebih dari 96% dari
keseluruhan perusahaan dan memiliki sekitar 50% sampai dengan 85% pekerja
domestik di banyak Negara anggota ASEAN. Sementara itu, kontribusi UKM, terhadap
GDP adalah antara 30%-53% dan kontribusi terhadap ekspor adalah 19%-31%. Kerja
sama regional untuk mengembangkan UKM berpedoman pada kebijakan cetak biru
ASEAN untuk perkembangan UKM 2004-2014. Dibangun dengan proses berkelanjutan,
rencana strategis perkembangan UKM ASEAN 2010-2015 meliputi komitmen regional
pengembangan UKM yang diadopsi dari SMEWG tahun 2009 dan didukung oleh
Pertemuan Pejabat Senior Perdagangan SEOM 2010 untuk meningkatkan daya saing
dan fleksibilitas kemajuan UKM sebagai pasar utama dan basis produksi di ASEAN.
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 14/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
14
IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
IV.1 KESIMPULAN
Dari uraian teori sampai dengan pembahasan diatas bisa ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Paradigma tentang sampah saat ini sudah bergeser dari sampah menimbulkan
masalah menjadi sampah mendulang berkah apabila dilakukan pengolahan dengan
baik.
2. Permasalahan sampah di Indonesia bisa diatasi dengan cara pengolahan sampah
dari sumbernya, tidak hanya mengandalkan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) saja.
3. Masuknya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) di Indonesia akan berdampak positif
apabila Indonesia sudah siap baik secara kualitas barang dan jasa maupun SDM.
Sebaliknya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) akan berdampak buruk apabila
Indonesia masih belum memiliki SDM dan barang serta jasa yang berkualitas.
4. Dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) akan berdampak langsung
terhadap permasalahan persampahan di Indonesia, karena hasil dari pengolahan
sampah bisa dibuat kerajinan dan barang-barang keperluan rumah tangga yang
lainnya dan dapat dipasarkan secara bebas di Negara –negara ASEAN.
5.
Pemasaran hasil daur ulang sampah melalui UMKM yang sudah diakui
keberadaannya oleh Pemerintah.
IV.2 REKOMENDASI
Rekomendasi yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah Indonesia harus lebih mengembangkan lagi UMKM meningat UMKM
sebagai sektor yang cukup penting dalam MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
2. Pemerintah melakukan sosialisasi yang terus menerus tentang 3R (Reduse, Reuse,
Recycle) sebagai salah satu alternative penyelesaian permasalahan sampah di
Indonesia.
3. Pemerintah melakukan pelatihan kepada UMKM yang bergerak dalam bidang
daur ulang sampah agar kualitas barangnya jauh lebih baik dari barang Negara-
Negara lain, sehingga Negara lain berminat dengan produk dari Indonesia.
7/17/2019 ANALISIS POTENSI DAMPAK MASUKNYA MEA TERHADAP MASALAH PERSAMPAHAN DI INDONESIA.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-potensi-dampak-masuknya-mea-terhadap-masalah-persampahan-di-indonesiapdf 15/15
TUGAS INDIVIDU ANALISIS KEBIJAKAN SPASIAL
15
DAFTAR PUSTAKA
PP Nomor 81 Tahun 2012 tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sejenis
rumah tangga.Direktorat Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, 2011. ASEAN Community in
a Global Community of Nation
Fajrianita, dewi. 2014. Dampak Positif Berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean 2015
Bagi Indonesia : Prodi Akuntansi FE UMY
Suroso, GT. 2015.Dampak Positif, negative , dan strategi pemerintah dalam
menyongsong MEA.
Pedoman Umum 3R Permikiman.