204
ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI Oleh : Annisa Nurfatimah NIM: 109084000053 JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BALI

Oleh :

Annisa Nurfatimah

NIM: 109084000053

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota
Page 3: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota
Page 4: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota
Page 5: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota
Page 6: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Annisa Nurfatimah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 23 April 1991

3. Alamat :Jl.Kasturi II J/4 Pancoranmas,Depok

4. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. TK Islam Aisyah 6 (1995-1997)

2. SDN Anyelir 1 Depok (1997-2003)

3. SLTPN 41 Jakarta (2003-2006)

4. SMAN 6 Jakarta (2006-2009)

5. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2009-

2013)

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

a. LPP Latansa (2009-2010)

IV. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : (Alm.) Agustin Indrianto

2. Ibu : Sunarti

3. Alamat : Jl.Kasturi II J/4 Pancoranmas

Depok

4. Telepon : 021-7753877/081314383880

5. Anak : 1(satu) dari 2 (dua) bersaudara

Page 7: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

ii

ABSTRACT

This research aims to discover the potential of the economic sectors in the

Districts/ Cities in Bali and identify the economic interactions of Denpasar with

the eight other Districts during 2005-2011. This research takes GDRP data of

Bali and the nine Districts /Cities in Bali according to the business field. This

research uses data analysis method that takes Location Quotients (LQ), Shift

Share, Typology and the Gravity Model as its analysis tools to find out economic

interactions between Denpasar and the eight other Districts in Bali.

Based on the LQ analysis, this research shows that Denpasar has five base

sectors. They are electricity, gas and water sector; financial, lease and company

service sector; manufacturing sector; trade, hotel and restaurant sector; and

transportation and communication sector. In Badung, they have four dominant

sectors consists of transportation and communication sector; trade, hotel and

restaurant sector; construction sector; and electricity, gas and water sector. So

does Buleleng, it has four base sectors. They are services sector; agricultural

sector; quarrying sector and manufacturing sector. Meanwhile, in Gianyar,

Bangli, Klungkung, Jembrana and Karangasem, there are three dominant sectors

and in Tabanan, there is only two of it.

In Bali, there are two potential industry sectors which can be developed as

the base sector, like electricity, gas and water sector and transportation and

communication sector. The average LQ of electricity, gas and water sector about

0,801 and transportation and communication sector is 0,764. That value is

approaching LQ>1, so it‟s potentially developed as a base sector. Both of these

sectors have good growth in the district as well as in the city. They take V and VI

typology, which means these sectors are non-base sector that has a rapid growth

in the city level, despite slow growth in the Province level, so it‟s potentially to be

developed into a base sector.

Gravity analysis shows that the establishment of Denpasar as the Centre

of growth and governance is right, because of its strong economic interaction

with eight other districts in Bali. The districs that have strong linkages with

Denpasar city such as Klungkung, Tabanan, Badung and Gianyar, could be

developed as a cooperative partner in the development of the region. Based on

Denpasar‟s leading sectors economic and the inter-regional economic linkages,

the establishment of Denpasar as The Leading Strategic Region is considered to

be appropriate.

Keywords: Economic sectors GDRP of Bali and the nine other districts/cities,

Location Quotient, Shift Share, Sectoral Typology, and the Gravity Model

Page 8: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dari sektor-sektor

ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi Bali dan mengidentifikasi interaksi ekonomi

Kota Denpasar dengan kedelapan Kabupaten lainnya selama tahun 2005-2011.

Penelitian ini menggunakan data PDRB Provinsi Bali dan sembilan (9)

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali menurut lapangan usaha. Penelitian ini

menggunakan metode analisis data dengan alat analisis Location Quatient (LQ),

Shift Share, Tipologi Sektoral, dan Model Gravitasi untuk mengetahui interaksi

ekonomi antara Kota Denpasar dengan kabupaten-kabupaten di Bali.

Hasil penelitian ini menunjukkan berdasarkan analisis LQ Kota Denpasar

memiliki lima sektor basis yaitu sektor listrik, gas dan air; sektor keuangan,

penyewaan dan jasa perusahaan; sektor industri pengolahan; sektor perdagangan,

hotel dan restoran; dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Kabupaten Badung

memiliki empat sektor basis yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor

perdagangan, hotel dan restoran; sektor bangunan dan sektor listrik, gas dan air.

Kabupaten Buleleng juga memiliki empat sektor basis yaitu sektor jasa-jasa;

sektor pertanian; sektor penggalian dan sektor industri pengolahan. Sedangkan

untuk Kabupaten Gianyar, Bangli, Klungkung, Jembrana, dan Karangasem

memiliki 3 sektor basis. Hanya Kabupaten Tabanan yang memiliki 2 sektor basis.

Terdapat dua sektor potensial untuk dikembangkan menjadi sektor basis secara

keseluruhan di Provinsi Bali yaitu sektor listrik, gas dan air; sektor pengangkutan

dan komunikasi. Nilai LQ rata-rata dari sektor listrik, gas dan air sebesar 0,801

dan sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 0,764, nilai tersebut mendekati

LQ>1 sehingga berpotensi menjadi sektor basis. Kedua sektor ini memiliki

pertumbuhan yang baik di Kabupaten/Kota dan menempati Tipologi V dan VI,

yang berarti sektor ini adalah sektor non basis, memiliki pertumbuhan yang cepat

di tingkat Kabupaten/Kota walaupun pertumbuhan di Provinsi lambat, sehingga

berpotensi untuk dikembangkan menjadi sektor basis.

Analisis gravitasi menunjukkan penetapan Kota Denpasar sebagai pusat

pertumbuhan dan pemerintahan tepat karena kuatnya interaksi ekonomi Kota

Denpasar dengan Kabupaten-kabupaten lainnya. Daerah yang memiliki

keterkaitan kuat dengan Kota Denpasar adalah Kabupaten Klungkung, Tabanan,

Badung, dan Gianyar yang dapat dikembangkan sebagai mitra kerjasama dalam

pengembangan wilayah. Berdasarkan sektor unggulan yang dimiliki maupun

adanya keterkaitan ekonomi antar daerah, penetapan Kota Denpasar dianggap

tepat jika menjadi Kawasan Strategi Andalan.

Kata Kunci : PDRB sektor-sektor ekonomi Provinsi Bali dan Sembilan

Kabupaten/Kota, Location Quotient (LQ), Shift Share, Tipologi Sektoral dan

Model Gravitasi

Page 9: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Ilahi

Rabbi, yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan kasih sayang-Nya

kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad saw, sang

pembawa risalah islam, pembawa syafaat bagi ummatnya dihari akhir kelak.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan

saran dan kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna penyempurnaan

skripsi ini. Disamping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan. Apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya,

disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

Semoga menjadi amal baik dan dibalas oleh Allah dengan balasan yang lebih

baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada:

1. Ayah Alm. Agustin Indrianto dan Ibu Sunarti, atas doa dan kasih sayang yang

tidak terbatas kepada peneliti hingga saat ini, semoga Allah selalu menyayangi

keduanya sebagaimana keduanya menyayangi peneliti.

2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS,. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus dosen pembimbing I yang

telah membantu penulis hingga skripsi ini selesai.

3. Bapak Dr. Lukman dan Ibu Utami Baroroh M.Si selaku Ketua dan Sekretaris

jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Zuhairan Yunmi Yunan SE. MSc., selaku dosen pembimbing II yang

telah banyak membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah memberikan motivasi

dan pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis selama penulisan skripsi dan

masa perkuliahan.

Page 10: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

v

6. Aisyah Nurhasanah, untuk menjadi adik tersayang sekaligus sahabat bagi

penulis.

7. Keluarga besar H. Sabur dan Amat Pi’i, terimakasih untuk support dan doanya

yang tidak pernah henti kepada penulis.

8. Ratna dan Citra, terimakasih atas persahabatan dari awal kuliah hingga saat ini

yang telah menjadi tempat berkeluh kesah dan selalu memberikan semangat.

9. Sahabat SMA Isty, Mei dan Ane terimakasih atas motivasi dan membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

10. Rekan-rekan The Komplek, Ichsan, Dimas Prabowo, Asep, Rhomdon

terimakasih yang selalu menghibur di kala susah dan senang.

11. Dimas Aditya dan Aditya Nugraha terimakasih teman seperjuangan yang telah

memberikan motivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

12. Seluruh rekan-rekan IESP 2009, Lia, Wulan, Sani, Indah, Kana, Rini, Zona,

Dira, Ami, Rifqi, Andre, Kana serta teman-teman IESP Pembangunan dan

Kelas B 2009 lainnya, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

13. Kakak-kakak senior angkatan 2007 dan 2008 yang sangat banyak membantu

penulis. Khususnya Kak Yucup, Kak Riri, Kak Newning dan Kak Sofi.

14. Rasa cinta dan hormat kepada semua pihak yang telah banyak membantu yang

tak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam menyelesaikan skripsi. Semoga

Allah membalas semua kebaikan-kebaikan kalian.

Penulis berharap skripsi ini menjadi konstribusi serta menambah pustaka

dan referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Saran dan masukan dari para

pembaca untuk perbaikan ketidaksempurnaan skripsi ini sangat diharapkan.

Depok,3 Juni 2013

Annisa Nurfatimah

Page 11: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR UJIAN KOMPREHENSIF

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... i

ABSTRACT ...................................................................................................... ii

ABSTRAK ......................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ......................................................................... 12

1. Konsep Pembangunan Ekonomi ......................................... 12

Page 12: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

vii

2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi ............................................ 14

3. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) ................... 15

4. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah .................... 19

a. Teori Harrod-Domar dalam sistem regional ................... 20

b. Teori Pertumbuhan Cepat Yang Disinergikan ................ 22

c. Teori Basis Ekonomi ....................................................... 23

d. Teori Tempat Sentral ....................................................... 28

e. Teori Interaksi Spasial ..................................................... 28

5. Model atau Teori Gravitasi .................................................. 29

B. Penelitian Terdahulu ................................................................. 30

C. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 44

B. Metode Penentuan Sampel ....................................................... 44

C. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 45

D. Metode Analisis Data ................................................................ 45

1. LQ (Location Quotient) ....................................................... 46

2. Shift Share ............................................................................ 49

3. Tipologi Sektoral ................................................................. 54

4. Model atau Teori Gravitasi .................................................. 57

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 59

Page 13: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .............................. 64

1. Gambaran Umum Provinsi Bali ........................................... 64

a. Keadaan Geografi dan Demografi Provinsi Bali ............. 64

b. Keadaan Iklim ................................................................. 67

c. Pemerintahan .................................................................. 68

d. Kependudukan ................................................................ 68

e. Pendidikan ...................................................................... 70

f. Kesehatan ........................................................................ 71

B. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi, Keterkaitan Wilayah

dan Sektor Potensial ................................................................. 71

1. Analisis Perkembangan PDRB Provinsi Bali dan PDRB

Kabupaten/Kota..................................................................... 72

2. Analisis Potensi Ekonomi .................................................... 77

a. Analisis Location Quotient (LQ) ..................................... 77

b. Analisis Shift Share ......................................................... 84

c. Tipologi Sektoral ............................................................ 94

d. Analisis Gravitasi ............................................................ 99

C. Pembahasan ............................................................................... 102

1. Pembahasan Per Sektor Daerah Analisis Sembilan Kabupaten/

Kota Provinsi Bali ................................................................. 102

2. Keterkaitan Wilayah ............................................................. 122

Page 14: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

ix

3. Pengembangan Sektor Potensial Kabupaten/Kota di Provinsi

Bali ...................................................................................... 124

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan .................................................................................. 126

B. Implikasi ..................................................................................... 128

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 132

LAMPIRAN ....................................................................................................... 135

Page 15: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

x

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Distribusi Persentase PDRB Tahun 2005-2011 Menurut Sektor 4

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun Provinsi Bali (dalam persen)

1.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Bali Atas Harga 5

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 (dalam

persen)

2.1 Penelitian Terdahulu 37

3.1 Makna Tipologi Sektor Ekonomi 56

3.2 Tabel Operasional Variabel 63

4.1 Luas Wilayah (Km2) Kabupaten/Kota di Provinsi Bali 65

4.2 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha Utama di Provinsi Bali Tahun 2011 70

4.3 Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Provinsi Bali Tahun 2011 71

4.4 Distribusi Persentase PDRB Tahun 2005-2011 Menurut Sektor

Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun Provinsi Bali (dalam persen) 73

4.5 Distribusi Persentase PDRB Tahun 2011 Menurut Sektor Atas

Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten/Kota Provinsi Bali (Persen) 75

4.6 Hasil Perhitungan Location Quetiont (LQ) Rata-rata Kabupaten/Kota

di Provinsi Bali Tahun 2005-2011 79

4.7 Komponen Shift Share Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Tahun 2005-2011 86

4.8 Komponen Pertumbuhan Proportional Shift (Pj) Rata-rata Kabupaten/ 89

Kota di Provinsi Bali Tahun 2005-2011

4.9 Komponen Pertumbuhan Differential Shift (Dj) di Provinsi Bali

Tahun 2005-2011 90

4.10 Hasil Rata-rata Perhitungan Akhir Analisis Shift Share Kabupaten/ 93

Kota Provinsi Bali Tahun 2005-2011

4.11 Makna Tipologi Sektor Ekonomi 96

Page 16: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

xi

4.12 Pembagian Sektor Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Bali 98

Berdasarkan Tipologi Sektoral

4.13 Peringkat atau level Keterkaitan Gravitasi antara Kota Denpasar 100

Dengan Kabupaten-kabupaten lainnya Provinsi Bali Tahun 2005-2011

4.14 Analisis Sektor Pertanian 103

4.15 Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian 105

4.16 Analisis Sektor Industri Pengolahan 107

4.17 Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air 111

4.18 Analisis Sektor Bangunan 112

4.19 Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 114

4.20 Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 116

4.21 Analisis Sektor Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan 120

4.22 Analisis Sektor Jasa-jasa Lainnya 121

Page 17: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Berpikir Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Sektoral 42

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali 2005-2011

3.1 Bagan Kerangka Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota 58

di Provinsi Bali

4.1 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per 103

Kabupaten/Kota Sektor Pertanian

4.2 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per 106

Kabupaten/Kota Sektor Pertambangan dan Penggalian

4.3 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per 108

Kabupaten/Kota Sektor Industri Pengolahan

4.4 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per 110

Kabupaten/Kota Sektor Listrik, Gas dan Air

4.5 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per 112

Kabupaten/Kota Sektor Bangunan

4.6 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per 114

Kabupaten/Kota Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

4.7 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per 116

Kabupaten/Kota Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

4.8 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per 119

Kabupaten/Kota Sektor Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan

4.9 Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per 121

Kabupaten/Kota Sektor Jasa-jasa Lainnya

Page 18: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

I Produk Regional Domestik Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Provinsi

Bali Tahun 2005-2011 135

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kota

Denpasar Tahun 2005-2011 136

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Badung Tahun 2005-2011 136

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Gianyar Tahun 2005-2011 137

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Klungkung Tahun 2005-2011 137

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Tabanan Tahun 2005-2011 138

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Karangasem Tahun 2005-2011 138

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Bangli Tahun 2005-2011 139

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Buleleng Tahun 2005-2011 139

Page 19: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

xiv

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Kabupaten

Jembrana Tahun 2005-2011 140

II Jarak Kota Denpasar dengan Delapan Kabupaten

Provinsi Bali 140

III Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient Kota

Denpasar Tahun 2005-2011 141

Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient

Kabupaten Badung Tahun 2005-2011 141

Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient

Kabupaten Gianyar Tahun 2005-2011 142

Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient

Kabupaten Klungkung Tahun 2005-2011 142

Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient

Kabupaten Tabanan Tahun 2005-2011 143

Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient

Kabupaten Bangli Tahun 2005-2011 143

Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient

Kabupaten Buleleng Tahun 2005-2011 144

Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient

Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2011 144

Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient

Kabupaten Jembrana Tahun 2005-2011 145

IV Hasil Perhitungan Komponen Shift Share

Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kota Denpasar 145

Hasil Perhitungan Komponen Pertambahan PDRB

(Gj) Tahunan Kabupaten Badung 146

Hasil Perhitungan Komponen Pertambahan PDRB

(Gj) Tahunan Kabupaten Gianyar 146

Hasil Perhitungan Komponen Pertambahan PDRB

(Gj) Tahunan Kabupaten Klungkung 146

Page 20: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

xv

Hasil Perhitungan Komponen Pertambahan PDRB

(Gj) Tahunan Kabupaten Tabanan 147

Hasil Perhitungan Komponen Pertambahan PDRB

(Gj) Tahunan Kabupaten Bangli 147

Hasil Perhitungan Komponen Pertambahan PDRB

(Gj) Tahunan Kabupaten Buleleng 147

Hasil Perhitungan Komponen Pertambahan PDRB

(Gj) Tahunan Kabupaten Karangasem 148

Hasil Perhitungan Komponen Pertambahan PDRB

(Gj) Tahunan Kabupaten Jembrana 148

V Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share

(Nj) Kota Denpasar 148

Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share

(Nj) Kabupaten Badung 149

Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share

(Nj) Kabupaten Gianyar 150

Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share

(Nj) Kabupaten Klungkung 150

Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share

(Nj) Kabupaten Tabanan 151

Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share

(Nj) Kabupaten Bangli 152

Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share

(Nj) Kabupaten Buleleng 152

Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share

(Nj) Kabupaten Karangasem 153

Hasil Perhitungan Share Komponen Nasional Share

(Nj) Kabupaten Jembrana 154

VI Hasil Perhitungan Rata-rata Komponen Shift Share

(Gj), (Nj), (Dj), (Pj) Per Sektor Kota Denpasar 155

Page 21: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

xvi

Hasil Perhitungan Rata-rata Komponen Shift Share

(Gj), (Nj), (Dj), (Pj) Per Sektor Kabupaten Badung 157

Hasil Perhitungan Rata-rata Komponen Shift Share

(Gj), (Nj), (Dj), (Pj) Per Sektor Kabupaten Gianyar 159

Hasil Perhitungan Rata-rata Komponen Shift Share

(Gj), (Nj), (Dj), (Pj) Per Sektor Kabupaten

Klungkung 161

Hasil Perhitungan Rata-rata Komponen Shift Share

(Gj), (Nj), (Dj), (Pj) Per Sektor Kabupaten Tabanan 163

Hasil Perhitungan Rata-rata Komponen Shift Share

(Gj), (Nj), (Dj), (Pj) Per Sektor Kabupaten Bangli 165

Hasil Perhitungan Rata-rata Komponen Shift Share

(Gj), (Nj), (Dj), (Pj) Per Sektor Kabupaten Buleleng 167

Hasil Perhitungan Rata-rata Komponen Shift Share

(Gj), (Nj), (Dj), (Pj) Per Sektor Kabupaten

Karangasem 169

Hasil Perhitungan Rata-rata Komponen Shift Share

(Gj), (Nj), (Dj), (Pj) Per Sektor Kabupaten Jembrana 171

VII Checking Perhitungan Shift Share Kota Denpasar 173

Checking Perhitungan Shift Share Kabupaten

Badung 173

Checking Perhitungan Shift Share Kabupaten

Gianyar 174

Checking Perhitungan Shift Share Kabupaten

Klungkung 174

Checking Perhitungan Shift Share Kabupaten

Tabanan 175

Checking Perhitungan Shift Share Kabupaten Bangli 175

Checking Perhitungan Shift Share Kabupaten

Buleleng 176

Page 22: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

xvii

Checking Perhitungan Shift Share Kabupaten

Karangasem 176

Checking Perhitungan Shift Share Kabupaten

Jembrana 177

VII Jumlah Penduduk Kota dan Kabupaten di Provinsi

Bali 177

Hasil Perhitungan Analisa Gravitasi Interaksi Kota

Denpasar dengan Kabupaten Badung 178

Hasil Perhitungan Analisa Gravitasi Interaksi Kota

Denpasar dengan Kabupaten Gianyar 178

Hasil Perhitungan Analisa Gravitasi Interaksi Kota

Denpasar dengan Kabupaten Klungkung 179

Hasil Perhitungan Analisa Gravitasi Interaksi Kota

Denpasar dengan Kabupaten Tabanan 179

Hasil Perhitungan Analisa Gravitasi Interaksi Kota

Denpasar dengan Kabupaten Bangli 180

Hasil Perhitungan Analisa Gravitasi Interaksi Kota

Denpasar dengan Kabupaten Buleleng 180

Hasil Perhitungan Analisa Gravitasi Interaksi Kota

Denpasar dengan Kabupaten Karangasem 181

Hasil Perhitungan Analisa Gravitasi Interaksi Kota

Denpasar dengan Kabupaten Jembrana 181

Page 23: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembangunan negara Indonesia, perekonomian negara perlu

dikembangkan secara terencana dan terpadu. Pembangunan yang dilakukan sudah

pasti menuju pada suatu perubahan yang mengarah kepada kesejahteraan

masyarakat yang lebih baik. Salah satu indikator kinerja pembangunan ekonomi

tersebut adalah dengan menggunakan tingkat pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi suatu negara dilihat dari pertumbuhan sektor migas dan

sektor pariwisata (sektor nonmigas). Peran sektor pariwisata akan berfungsi

sebagai katalisator (agent of development) sekaligus akan mempercepat proses

pembangunan itu sendiri dan akan sangat berperan dalam mendorong

pertumbuhan pembangunan wilayah yang memiliki potensi alam yang terbatas.

Dalam GBHN tahun 1993 (Yoeti, 2008:14) dikatakan bahwa

pembangunan pariwisata diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor

andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi, termasuk sektor-sektor

lainnya yang terkait, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat,

pendapatan daerah, pendapatan negara serta penerimaan devisa meningkat

melalui pengembangan dan pendayagunaan potensi kepariwisataan nasional.

Sektor pariwisata atau nonmigas memiliki peranan yang penting dalam

pembangunan ekonomi di Indonesia dan memberikan kontribusi yang cukup

besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor pariwisata atau nonmigas

pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia memiliki laju pertumbuhan yang

Page 24: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

2

meningkat dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi sektor migas yang

cenderung menurun. Periode tahun 2005-2011, pertumbuhan ekonomi sektor non

migas mengalami fluktuasi. Pada tahun 2009 terjadi penurunan dari tahun 2008

sebesar 6,46 persen menjadi 4,93 persen. Kemudian pada tahun 2010 dan 2011

pertumbuhan sektor non migas terus mengalami peningkatan menjadi 6,39 persen

dan 6,58 persen. Dibandingkan dengan pertumbuhan sektor migas pada tahun

2007 pertumbuhannya sebesar 6,35 persen, tahun 2008 dan 2009 menurun

menjadi 6,01 persen dan 4,55 persen. Pada tahun 2010 dan 2011 terjadi

peningkatan lagi menjadi 5,93 persen dan 6,12 persen. Pertumbuhan ekonomi

Indonesia sektor non migas (pariwisata) menunjukkan peningkatan lebih tinggi

dibandingkan dengan sektor migas (BPS, 2011).

Penurunan pertumbuhan tahun 2009 disebabkan karena adanya krisis

ekonomi global tahun 2008, yang menyebabkan macetnya sistem keuangan dunia

sehingga terjadi kemerosotan aktivitas ekonomi dan perdagangan dunia. Hal ini

juga mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Bisa dilihat dari menurunnya

sumbangan-sumbangan sektor terhadap PDB Indonesia (BAPPENAS, 2009).

Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi yang di dominasi sektor-

sektor pariwisata atau nonmigas tertinggi dalam pembentukan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) nya. Selain itu, Provinsi Bali merupakan provinsi yang

menjadi primadona para wisatawan baik lokal maupun asing untuk berinvestasi

dan berlibur. Namun sektor pariwisata akan sangat rentan terhadap faktor internal

dan eksternal seperti isu-isu terorisme dan keuangan global. Pada tahun 2006

perekonomian Bali mengalami penurunan dari tahun 2005 sebesar 5,56 persen

Page 25: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

3

menjadi 5,28 persen akibat peristiwa bom yang mengguncang Bali tahun 2005.

Selanjutnya pada tahun 2008 terjadi krisis finansial global sehingga tahun 2009

perekonomian Bali turun menjadi 5,33 persen. Dinamika ekonomi makro di

tingkat nasional, berimplikasi terhadap perekonomian daerah (BPS Provinsi Bali,

2010 a).

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan

utamauntuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat

daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan

masyarakatnya harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan

daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya

dandengan menggunakan sumberdaya yang ada harus mampu menaksir

potensisumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun

perekonomian daerah (Arsyad, 2010:374).

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukkan distribusi presentase Provinsi Bali

atas dasar harga konstan tahun 2000 dari tahun 2008 hingga 2011 semua sektor

mengalami fluktuasi. Di Provinsi Bali kontribusi sektor nonmigas atau pariwisata

selama tahun 2005-2011 dari yang terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan

restoran; pertanian; jasa-jasa lainnya; pengangkutan dan komunikasi; industri

pengolahan; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; bangunan; listrik, gas dan

air; pertambangan. Semua sektor tersebut merupakan sektor utama nonmigas atau

sektor pariwisata. Namun sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan

kontribusi terhadap PDRB Bali yang paling rendah. Hal ini dikarenakan

pemerintah dan potensi Provinsi Bali yang terpusat pada pembangunan sektor-

Page 26: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

4

sektor pariwisata. Di bawah ini merupakan paparan tabel 1.1 mengenai distribusi

PDRB Provinsi Bali sektor nonmigas (pariwisata) atas dasar harga konstan tahun

2005-2011.

Tabel 1.1

Distribusi Presentase PDRB Tahun 2005-2011 Menurut Sektor Atas

Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Provinsi Bali (dalam persen)

No Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 21,79 21,54 20,85 20,62 20,69 19,89 19,10

2 Pertambangan 0,64 0,62 0,60 0,58 0,58 0,65 0,68

3 Industri

Pengolahan

9,54 9,46 9,75 10,13 10,14 10,17 9,85

4 Listrik, Gas, Air 1,47 1,49 1,52 1,51 1,50 1,52 1,53

5 Bangunan 3,89 3,86 3,87 4,08 3,91 3,97 4,02

6 Perdagangan,

Hotel, R

29,37 28,88 28,98 31,45 31,72 31,89 32,53

7 Pengangkutan

dan Komunikasi

11,85 11,86 12,33 11,08 11,05 11,05 10,99

8 Keu, Persew, Jasa

P

7,07 7,46 7,34 7,14 6,96 7,07 7,05

9 Jasa-jasa Lainnya 16,19 16,22 15,86 13,41 13,45 13,80 14,25

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100

Sumber : BPS Provinsi Bali 2012 (diolah kembali)

Berkembangnya pariwisata di Bali, membuat struktur perekonomian di

Bali mengalami pergeseran dari sektor primer ke sektor tersier. Hal ini tampak

jelas dari kontribusi masing-masing sektor dalam membentuk PDRB Bali. Sektor

perdagangan, hotel dan restoran yang merupakan sektor dengan keterkaitan paling

besar terhadap pariwisata dan memberikan share paling dominan bagi PDRB Bali

bahkan menunjukkan kecendrungan yang terus meningkat dari tahun ke tahun

(BPS Provinsi Bali, 2012 b).

Provinsi Bali memiliki sembilan (9) kabupaten/kota yang masing-masing

memberikan kontribusi terhadap PDRB Provinsi Bali. Berikut adalah ke sembilan

Page 27: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

5

kabupaten/kota di Provinsi Bali, yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana,

Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, dan Buleleng.

Dalam Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2010a:2), laju pertumbuhan

PDRB kabupaten/kota dan Provinsi Bali disumbang oleh 9 (sembilan) sektor

yaitu: pertanian; pertambangan dan penggalian; industripengolahan; listrik, gas

dan air bersih; konstruksi; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan

komunikasi;keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa-jasa. Kabupaten/kota

di Provinsi Bali yang laju pertumbuhannya tertinggi pada tahun 2011 adalah Kota

Denpasar sebesar 10,87 persen. Berikut ini tabel 1.2 laju pertumbuhan PDRB

kabupaten/kota Provinsi Bali atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan

usaha tahun 2011 (dalam persen).

Tabel 1.2

Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota Provinsi Bali Atas Harga

Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 (Dalam Persen) Lapangan

Usaha

Kabupaten/Kota

Denpasar Badung Jembrana Tabanan Gianyar Karangasem Klungkung Buleleng Bangli

Pertanian 8,32 3,46 0,44 2,50 3,06 2,35 1,02 2,50 2,55

Penggalian 7,97 4,64 12,37 10,10 14,65 15,17 -1,00 8,42 3,81

Industri

Pengolahan 6,48

6,71 1,92 2,25 3,25 2,65 3,46

2,96 1,62

Listrik,Air &

Gas 12,63

6,71 9,21 8,76 7,60 7,24 8,43

9,76 12,84

Bangunan 10,55 7,96 7,08 6,99 6,70 6,11 8,53 7,55 4,12

Perdagangan,

Hotel&Restoran 15,03 7,87 9,55 7,59 7,10 6,44 9,06 9,82 7,34

Pengangkutan

& Komunikasi 7,97 5,79 5,64 4,13 4,73 5,35 6,45 5,51 4,46

Keu, Persewaan

& Jasa 10,37 2,38 4,69 8,17 5,94 8,05 6,31 3,14 3,39

Jasa-jasa 5,79 7,78 7,57 10,91 13,99 6,80 11,62 7,06 12,14

PDRB 10,87 6,69 5,61 5,82 6,76 5,19 5,81 6,11 5,84

Sumber: BPS Provinsi Bali 2012 (diolah kembali)

Faktor utama yang menyebabkan laju pertumbuhan Kota Denpasar

tertinggi karena merupakan Ibukota Provinsi Bali dan memiliki karakteristik

Page 28: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

6

pergerakan sektor pariwisata yang serupa dengan pergerakan sektor pariwisata

Provinsi Bali. Peran Kota Denpasar yang merupakan ibukota Provinsi Bali dan

kota pemerintahan juga sangat diminati sebagai kota wisata. Kota Denpasar

merupakan pintu gerbang sekaligus daerah utama penyedia sarana akomodasi bagi

sektor pariwisata Provinsi Bali. (BPS Kota Denpasar, 2008:35)

Berdasarkan tabel di atas kabupaten di sekitar Kota Denpasar yang laju

pertumbuhan cukup baik adalah Kabupaten Badung dan Gianyar. Laju

pertumbuhan masing-masing kabupaten sebesar 6,69 persen dan 6,76 persen.

Sedangkan laju pertumbuhan terendah di antara kabupaten/kota Provinsi Bali

adalah Kabupaten Karangasem sebesar 5,16 persen. Ini disebabkan karena

struktur ekonomi Karangasem tidak banyak mengalami pergeseran, pertumbuhan

ekonomi masih didominasi oleh sektor penggalian.

Laju pertumbuhan ekonomi PDRB kabupaten/kota di Provinsi Bali oleh

sektor-sektor ekonomi secara tidak langsung menunjukkan tingkat perubahan

struktur potensi ekonomi yang berbeda-beda. Provinsi Bali memiliki banyak

sektor ekonomi yang berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut karena

ditunjang oleh pariwisatanya yang tersohor. Berkaitan dengan sektor pariwisata

merupakan sektor ekonomi yang terbukti mampu mengentaskan kemiskinan pada

suatu daerah karena mampu menyerap tenaga kerja lebih banyak dari sektor-

sektor yang lain karena sektor ini tidak memerlukan pendidikan yang tinggi serta

sumberdaya alam yang tersediasangat memadai. Pembangunan industri pariwisata

yang mampu mengentaskan kemiskinan adalah pariwisata yang mempunyai

trickle down effect bagi masyarakat Bali setempat (Yoeti, 2008: 8).

Page 29: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

7

Provinsi Bali memiliki sembilan kabupaten/kota yang masing-masing

tersebar pertumbuhan ekonomi untuk sektor-sektor ekonomi yang menunjang

pariwisata. Sehingga terjadi perbedaan struktur ekonomi masing-masing daerah.

Struktur ekonomi wilayah tercermin dari besarnya kontribusi PDRB masing-

masing sektor ekonomi terhadap PDRB. Dengan mengetahui struktur ekonomi

wilayah, maka upaya pembangunan ekonomi dapat diarahkan sesuai dengan

potensi wilayah. Pembangunan sektor-sektor ekonomi dengan menganalisis

potensi wilayah Provinsi Bali dan kabupaten/kota nya diperlukan metode untuk

mengkaji pertumbuhan wilayah, yakni dengan mengetahui sektor basis untuk

meningkatkan perekonomian wilayah.

Selain itu, pembangunan ekonomi perlu diperhatikan sektor yang

potensial dikembangkan supaya memberikan efek multiplier bagi sektor-sektor

ekonomi yang lain. Sehingga masing-masing pemerintah daerah dapat melihat

sektor yang memiliki keunggulan/kelemahan di wilayahnya maka sektor yang

memiliki keunggulan akan mempunyai prospek untuk dikembangkan dan

diharapkan dapat mendorong sektor-sektor lain untuk berkembang.

Berdasarkan tabel laju pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota Provinsi

Bali menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi ke delapan kabupaten di Bali

masih kalah jika dibandingkan dengan Kota Denpasar. Menurut Peraturan daerah

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Kota Denpasar tahun

2011-2031, Kota Denpasar sebagai kota otonom sekaligus juga merupakan

ibukota Provinsi Bali, dan pusat pelayanan wilayah Bali bagian selatan dengan

fungsi sebagai Kota Pusat Pemerintahan, pusat pelayanan barang dan jasa, pusat

Page 30: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

8

pelayanan pendidikan tinggi, pusat permukiman yang memiliki pengaruh

langsung yang kuat kepada wilayah sekitarnya.

Kota Denpasar mempunyai pengaruh yang kuat sebagai pusat

pertumbuhan sektor pariwisata di Provinsi Bali. Untuk itu perlu mengetahui daya

tarik ekonomi antar wilayah kota dengan kabupatennya sebagai usaha

meningkatkan pertumbuhan ekonomi antar daerah dan pemerataan pembangunan

ekonomi. Dengan demikian akan dapat meningkatkan output regional dan

efisiensi lokasi di daerah yang bersangkutan.

Oleh sebab itu, perlu untuk mengetahui daya tarik ekonomi antar wilayah

kota dengan kabupaten yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di

Provinsi Bali. Berdasarkan data-data dan fakta yang didapat penelitian ini

mengkaji tentang analisis sektor ekonomi yang mempengaruhi Pendapatan

Domestik Regional Bruto di Provinsi Bali dan kabupaten/kota-nya dengan judul

analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Bali.

B. Perumusan Masalah

Sektor pariwisata atau non migas merupakan sektor yang pertumbuhan

ekonominya pada PDB Indonesia menunjukkan peningkatan lebih tinggi

disbanding sektor migas, karena peran sektor pariwisata atau non migas terus

menerus menggeser struktur ekonomi Indonesia. Provinsi Bali merupakan salah

satu Provinsi yang menyumbang PDB Indonesia di sektor pariwisata atau non

migas. Sektor pariwisata atau non migas menurut sektor-sektor ekonominya

terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran; industri pengolahan; pertanian;

pertambangan dan penggalian; listrik, gas dan air bersih; konstruksi;

Page 31: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

9

pengangkutan dan komunikasi;keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa-

jasa.

Pertumbuhan ekonomi sektor pariwisata atau non migas Bali dari tahun

2005-2011 cenderung naik walaupun mengalami berbagai rintangan yang

dihadapi seperti bom kembali mengguncang Bali tahun 2005 sehingga ekonomi

Bali menurun tahun 2006. Selanjutnya memasuki tahun 2009 sejumlah

kekhawatiran akan memburuknya kinerja pariwisata dan ekonomi Bali disebabkan

terjadi krisis finansial global membuat melemahnya ekonomi negara-negara

utama wisatawan asing yang berkunjung ke Bali. Krisis ini pun membawa adanya

perubahan struktur ekonomi pariwisata yang mendukung sektor pariwisata atau

non migas pada PDRB Provinsi dan kabupaten/kota Bali.

Kegiatan pembangunan bidang ekonomi khususnya sektor pariwisata

atau non migas yang perlu diperhatikan oleh seorang perencana wilayah adalah

kemampuan untuk menganalisis potensi sektor ekonomi apa yang potensial di

wilayahnya dan dapat menjadi acuan pembangunan ekonomi daerah. Jika masing-

masing pemerintah daerah mampu melihat sektor yang memiliki

keunggulan/kelemahan di wilayahnya maka sektor yang memiliki keunggulan

akan mempunyai prospek untuk dikembangkan dan diharapkan dapat mendorong

sektor-sektor lain untuk berkembang. Serta mengetahui pengaruh dan keterkaitan

Kota Denpasar sebagai pusat pertumbuhan sektor pariwisata di Bali. Dengan

demikian akan dapat meningkatkan output regional dan efisiensi lokasi di daerah

yang bersangkutan (BPS Provinsi Bali, 2012 b).

Page 32: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

10

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian

sebagai berikut :

1. Sektor-sektor ekonomi mana yang merupakan sektor basis di kabupaten/kota

di Provinsi Bali?

2. Sektor-sektor ekonomi manakah yang paling memiliki potensi untuk lebih

dikembangkan di keseluruhan kabupaten/kota Provinsi Bali dan sebagai

acuan pemerintah daerah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

daerahnya?

3. Seberapa besar keterkaitan/daya tarik potensi ekonomi antara Kota Denpasar

dengan kabupaten-kabupaten di Provinsi Bali?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dasar latar belakang dan permasalahan yang dikemukakan

diatas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Menganalisis sektor-sektor nonmigas (pariwisata) yang menjadi sektor

basis di kabupaten/kota Provinsi Bali.

2. Menganalisis sektor-sektor nonmigas (pariwisata) yang potensial untuk

dikembangkan sebagai penggerak perekonomian untuk keseluruhan

kabupaten/kota di Provinsi Bali dan sebagai acuan pemerintah daerah

dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya.

3. Menganalisis keterkaitan/daya tarik potensi ekonomi antara Kota

Denpasar dengan kabupaten-kabupaten di Provinsi Bali.

Page 33: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

11

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk :

1. Untuk pemerintah

a. Mengevaluasi arah kebijakan ekonomi pemerintah daerah, terutama

dalam rangka perencanaan ekonomi makro regional dalam

menghadapi era otonomi daerah di Provinsi Bali.

b. Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi para pemerintah daerah

untuk penetapan kebijakan yang akan datang yang akan berkaitan

dengan pembangunan regional.

2. Untuk akademisi sebagai bahan penelitian berikutnya yang terkait.

3. Untuk penulis sebagai pengembangan dan pelatihan diri dalam

menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh.

Page 34: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Pembangunan Ekonomi

Penjelasan tentang definisi atau pengertian pembangunan ekonomi

banyak dikemukakan oleh beberapa ahli ekonomi. Menurut Adam Smith

dalam Suryana (2000:55), pembangunan ekonomi adalah proses perpaduan

antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi. Bertambahnya

penduduk suatu negara harus diimbangi dengan kemajuan teknologi dalam

produksi untuk memenuhi permintaan kebutuhan dalam negeri.

Menurut Schumpeter dalam Sukirno (2006:251) pembangunan

ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis dan gradual, tetapi

merupakan proses yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan

ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan industri dan

perdagangan. Berdasarkan pengertian tersebut pembangunan ekonomi terjadi

secara berkelanjutan dari waktu ke waktu dan selalu mengarah positif untuk

perbaikan segala sesuatu menjadi lebih baik dari sebelumnya. Industri dan

perdagangan akan menunjukkan segala kreatifitas dalam pembangunan

ekonomi dengan penggunaan teknologi industri serta dengan adanya

perdagangan akan tercipta kompetisi ekonomi.

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang

terjadi terus-menerus yang bersifat dinamis. Apapun yang dilakukan, hakikat

dari sifat dan proses pembangunan itu mencerminkan adanya terobosan yang

Page 35: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

13

baru, jadi bukan merupakan gambaran ekonomi suatu saat saja. Pembangunan

ekonomi berkaitan pula dengan pendapatan perkapita riil, di sini ada dua

aspek penting yang saling berkaitan yaitu pendapatan total atau yang lebih

banyak dikenal dengan pendapatan nasional dan jumlah penduduk.

Pendapatan perkapita berarti pendapatan total dibagi dengan jumlah

penduduk (Sukirno, 1996:13).

Dalam Sukirno (2006:10), pembangunan ekonomi adalah

pertumbuhan ekonomi ditambah dengan perubahan. Arti dari pernyataan

tersebut adalah pembangunan ekonomi dalam suatu negara pada suatu tahun

tertentu tidak hanya diukur dari kenaikan produksi barang dan jasa yang

berlaku dari tahun ke tahun tetapi juga perlu diukur dari perubahan lain yang

berlaku dalam kegiatan ekonomi seperti perkembangan pendidikan,

perkembangan teknologi, peningkatan dalam kesehatan, peningkatan

infrastruktur yang tersedia dan peningkatan dalam pendapatan dan

kemakmuran masyarakat.

Arsyad ( 2010:374 ), mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai

suatu proses. Proses yang dimaksud adalah proses yang mencakup

pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif,

perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan

jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan

pengembangan perusahaan-perusahaan baru.

Page 36: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

14

2. Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2004:4), ada

perbedaan dalam istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.

Perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus

dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti situasi

keseimbangan yang ada sebelumnya, sedangkan pertumbuhan ekonomi

adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi

melalui kenaikan tabungan dan penduduk. Hicks mengemukakan masalah

negara terbelakang menyangkut pengembangan sumber-sumber yang tidak

atau belum dipergunakan, kendati penggunanya telah cukup dikenal.

Menurut Simon Kuznets dalam M.L Jhingan (2004:57) pertumbuhan

ekonomi adalah peningkatan kemampuan suatu negara (daerah) untuk

menyediakan barang-barang ekonomi bagi penduduknya, yang terwujud

dengan adanya kenaikan output nasional secara terus-menerus yang disertai

dengan kemajuan teknologi serta adanya penyesuaian kelembagaan, sikap dan

ideologi yang dibutuhkannya .

Pertumbuhan ekonomi dalam Sukirno (2006:9) sebagai suatu ukuran

kuantitatif yang menggambarkan perkembangan suatu perekonomian dalam

suatu tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan membandingkan PDRBpada

satu tahun tertentu (PDRBt) dengan PDRB tahun sebelumnya (PDRB t-1).

Laju Pertumbuhan Ekonomi = PDRBt – PDRBt-1 x100%

PDRBt-1

Page 37: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

15

Menurut Arsyad (2010:270) Pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh

beberapa faktor-faktor sebagai berikut :

a. Akumulasi modal, termasuk investasi baru yang berwujud tanah (lahan),

peralatan fiskal dan sumberdaya manusia (human resources), akan terjadi

jika ada bagian dari pendapatan sekarang yang akan ditabung dan

diinvestasikan untuk memperbesar output pada masa yang akan datang.

Akumulasi modal akan menambah sumberdaya-sumberdaya yang baru

dan meningkatkan sumberdaya-sumberdaya yang ada.

b. Pertumbuhan penduduk, dan hal-hal yang berhubungan dengan kenaikan

jumlah angkatan kerja dianggap sebagai faktor yang positif dalam

merangsang pertumbuhan ekonomi, namun kemampuan merangsang

tergantung kepada kemampuan sistem ekonomi yang berlaku dalam

menyerap dan memperkerjakan tenaga kerja secara produktif.

c. Kemajuan teknologi menurut para ekonom, kemajuan teknologi

merupakan faktor yang paling penting bagi pertumbuhan ekonomi.

Dalam bentuknya yang paling sederhana, kemajuan teknologi disebabkan

oleh cara-cara baru dan cara-cara lama yang diperbaiki dalam melakukan

pekerjaan tradisional.

3. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)

Menurut Badan Pusat Statistik (2002:3) Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) atau yang lebih dikenal dengan istilah pendapatan regional

Page 38: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

16

(Regional Income) merupakan data statistik yang merangkum perolehan nilai

tambah dari kegiatan ekonomi disuatu wilayah.

Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan menggunakan dua

metode langsung dan tidak langsung (alokasi) (BPS, 2002:5-6):

1) Metode langsung

Metode langsung ini dapat dihitung dengan tiga pendekatan,

yaitu: pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan

pengeluaran.

Seperti sudah disebutkan diatas, penghitungan PDRB secara

langsung bisa dihitung dengan cara:

a. Pendekatan produksi, yaitu pendekatan untuk mendapatkan nilai

tambah di suatu wilayah dengan melihat seluruh produksi netto

barang dan jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor perekonomian

selama satu tahun.

b. Pendekatan pendapatan,adalah pendekatan yang dilakukan dengan

menjumlahkan seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor produksi,

meliputi:

1) Upah/gaji (balas jasa faktor produksi tenaga kerja)

2) Sewa tanah (balas jasa faktor produksi tanah)

3) Bunga modal (balas jasa faktor produksi modal)

4) Keuntungan (balas jasa faktor produksi wiraswasta/skill)

Page 39: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

17

c. Pendekatan pengeluaran, adalah model pendekatan dengan

caramenjumlahkan nilai permintaan akhir dari seluruh barang dan

jasa, yaitu:

1) Barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga, lembaga

swastayang tidak mencari untung (nirlaba) dan pemerintah.

2) Barang dan jasa yang digunakan untuk membentuk modal tetap

bruto.

3) Barang dan jasa yang digunakan sebagai stok dan ekspor netto.

Dengan menggunakan metode tidak langsung (Metode Alokasi),

model pendekatan ini digunakan karena kadang-kadangdengan data yang

tersedia tidak memungkinkan untuk mengadakanpenghitungan pendapatan

regional dengan menggunakan metodelangsung seperti tiga cara di atas,

sehingga dipakai metode alokasi ataumetode tidak langsung.

PDRB disajikan dalam dua cara, yaitu atas dasar harga berlaku dan

atas dasar harga konstan, PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan

nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap

tahunnya. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan nilai

tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada

suatu tahun tertentu (tahun dasar), dalam penelitian ini, penghitungan yang

digunakan adalah tahun 2000 sebagai tahun dasar.

Dalam BPS Kabupaten Badung (2012:9) terdapat penghitungan nilai

tambah bruto atas dasar harga konstan, bisa dihitung dengan empat cara, yaitu

Page 40: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

18

1) Revaluasi. Yaitu dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing-

masing tahun dengan harga pada tahun dasar 2000. Hasilnya merupakan

output dan biaya antara atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai

tambah bruto atas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara

output dan biaya antara perhitungan di atas.

2) Ekstrapolasi. Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan

2000diperoleh dengan mengalikan nilai tambah pada tahun dasar 2000

dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat

merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan atau

indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah

perusahaan dan lainnya, yang dianggap dengan jenis kegiatan yang

dihitung.

3) Deflasi. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan

cara membagi nilai tambah atas dasar harga yang berlaku masing-masing

tahundengan indeks harga. Indeks harga yang digunakansebagai deflator

biasanya merupakan indeks harga konsumen, indeks harga perdagangan

besar dan sebagainya.

4) Deflasi berganda. Dalam deflasi berganda ini, yang di deflasi adalah

output dan biaya antaranya, sedamgkan nilai tambah diperoleh dari

selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga

yang digunakan sebagai deflator untuk perhitungan output atas dasar

harga konstan biasanya merupakan indeks harga produsen atau indeks

Page 41: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

19

5) harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input

terbesar.

4. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan daerah

Setiap pembangunan daerah memiliki tujuan utama untuk

meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah dan masyarakatnya

harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh

karena itu, pemerintah daerah dengan partisipasi masyarakatnya dengan

memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya yang ada harus mampu menaksir

potensi sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan

membangun perekonomian daerah. (Syafrijal, 2008:8)

Pembangunan daerah dapat dilihat dari berbagai segi. Pertama, dari

segi pembangunan sektoral. Pencapaian sasaran pembangunan nasional

dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan sektoral yang dilakukan di

daerah. Pembangunan sektoral disesuaikan dengan kondisi dan potensi

daerah. Kedua, dari segi pembangunan wilayah yang meliputi perkotaan dan

pedesaan sebagai pusat dan lokasi kegiatan sosial ekonomi dari wilayah

tersebut. Ketiga, pembangunan daerah dilihat dari segi pemerintahan. Tujuan

pembangunan daerah hanya dapat dicapai apabila pemerintahan daerah dapat

berjalan dengan baik. Oleh karena itu pembangunan daerah merupakan suatu

usaha mengembangkan dan memperkuat pemerintahan daerah dalam rangka

Page 42: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

20

makin mantapnya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan

bertanggung jawab (Sjafrizal, 2008:10).

Pertumbuhan ekonomi daerah adalah pertambahan pendapatan

masyarakat yang terjadi di suatu daerah, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah

(added value) yang terjadi di daerah tersebut. (Tarigan, 2005:49).

Perhitungan pendapatan daerah pada awalnya dibuat pada harga

berlaku, namun agar dapat melihat dari kurun waktu ke waktu berikutnya

harus dinyatakan dengan nilai riil, artinya dinyatakan dalam nilai konstan.

Pendapatan daerah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi

yang beroperasi di daerah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja dan teknologi),

yang berarti secara kasar dapat menggambarkan kemakmuran daerah tersebut.

Kemakmuran suatu daerah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang

tercipta di daerah tersebut oleh seberapa besar terjadinya transfer payment ,

yaitu bagian pendapatan yang mengalir keluar daerah atau mendapat aliran

dari luar daerah. (Dini, 2007:20).

a. Teori Harrod-Domar dalam sistem Regional

Teori pertumbuhan yang dikembangkan oleh Evsey Domar dan

sir Roy F.Harrod. Pada hakikatnya teori Harrod-Domar merupakan

pengembangan dari teori makro Keynes. Keynes dianggap tidak lengkap

karena tidak mengungkapkan masalah-masalah ekonomi dalam jangka

panjang. Dengan kata lain teori ini berusaha menunjukkan syarat yang

dibutuhkan agar suatu perekonomian dapat tumbuh dan berkembang

dengan mantap (steady growth). Menurut teori Harrod-Dommar,

Page 43: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

21

pembentukan modal merupakan faktor penting yang menentukan

pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal tersebut dapat diperoleh

melalui proses akumulasi tabungan. (Arsyad, 2010:84)

Teori Harrod-Domar mempunyai beberapa asumsi yaitu:

1) Perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment)

dan barang-barang modal dalam masyarakat digunakan secara

penuh.

2) Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga daan

sektor perusahaan, berarti pemerintah dan perdagangan luar negeri

tidak ada.

3) Besarnya tabungan masyarakat adalah proporsional dengan besarnya

pendapatan nasional, berarti fungsi tabungan di mulai dengan titik

nol.

4) Kecendrungan untuk menabung (Marginal Propensity to Save =

MPS) besarnya tetap, demikian jugarasio antara modal-output

(Capital Output Ratio=COR) dan rasio pertambahan modal-output

(Incremental Capital-Output Ratio=ICOR). (Arsyad, 2010:84)

Atas dasar asumsi-asumsi tersebut, Harrod-Domar membuat analisis

dan menyimpulkan bahwa pertumbuhan jangka panjang yang mantap

(seluruh kenaikan produksi dapat diserap oleh pasar) hanya bisa tercapai

apabila terpenuhi syarat-syarat keseimbangan sebagai berikut :

Dimana : g = Growth (tingkat pertumbuhan output)

g = k= n,

Page 44: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

22

k = Capital (tingkat pertumbuhan modal)

n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja

Agar terjadi keseimbangan antara tabungan (S) dan investasi (I) harus

terdapat kaitan yang saling menyeimbangkan, padahal peran k untuk

menghasilkan tambahan produksi ditentukan oleh v (rasio modal output).

Tarigan ( 2005:49).

b. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat yang Disinergikan

Samuelson pada tahun 1955 dalam Tarigan (2007:55)

memperkenalkan teori pertumbuhan jalur cepat (turnpike). Teori ini

menekankan bahwa setiap daerah perlu mengetahui sektor ataupun

komoditi apa yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan

dengan cepat, baik karena potensi alam maupun karena sektor itu

memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) untuk

dikembangkan. Artinya dengan kebutuhan modal yang sama sektor

tersebut dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar, dapat

berproduksi dalam waktu relatif singkat dan volume sumbangan untuk

perekonomian yang cukup besar.

Agar pasarnya terjamin, produk tersebut harus dapat menembus

dan mampu bersaing pada pasar yang lebih luas. Perkembangan sektor

tersebut akan mendorong sektor lain untuk turut berkembang sehingga

perekonomian secara keseluruhan akan tumbuh. Mensinergikan sektor-

sektor adalah membuat sektor-sektor saling terkait dan saling mendukung

sehingga pertumbuhan sektor yang satu mendorong pertumbuhan sektor

Page 45: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

23

yang lain, begitu juga sebaliknya. Menggabungkan kebijakan jalur cepat

dan mensinergikannya dengan sektor lain yang terkait akan mampu

membuat perekonomian tumbuh cepat. Dalam kaitan itu, salah satu

pendekatan yang dapat digunakan dalam melihat dan mengidentifikasi

lapangan usaha atau sektor ekonomi unggulan serta menganalisis

perkembangan sektor-sektor ekonomi daerah, khususnya di

kabupaten/kota Provinsi Bali terhadap sektor-sektor yang sama pada

tingkat Provinsi Bali.

c. Teori Basis Ekonomi

Teori basis ekspor murni dikembangkan pertama kali oleh

Tiebout. Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang

terdapat di dalam satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis.

Kegiatan basis adalah kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak

terikat pada kondisi internal perekonomian wilayah dan sekaligus

berfungsi mendorong tumbuhnya jenis pekerjaan lainnya. Sedangkan

kegiatan non basis adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena itu, pertumbuhannya

tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah tersebut.

Artinya, sektor ini bersifat endogenous (tidak bebas tumbuh),

pertumbuhannya tergantung kepada kondisi perekonomian wilayah

secara keseluruhan. (Tarigan, 2007:55).

Analisis basis ekonomi adalah berkenaan dengan identifikasi

pendapatan basis, Richardson (1978:14). Bertambah banyaknya kegiatan

Page 46: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

24

basis dalam suatu wilayah akan menambah arus pendapatan ke dalam

wilayah yang bersangkutan, yang selanjutnya menambah permintaan

terhadap barang atau jasa di dalam wilayah tersebut, sehingga pada

akhirnya akan menimbulkan kenaikan volume kegiatan non basis.

Sebaliknya berkurangnya aktivitas basis akan mengakibatkan

berkurangnya pendapatan yang mengalir ke dalam suatu wilayah,

sehingga akan menyebabkan turunnya permintaan produk dari aktivitas

non basis.

Teori basis ekonomi dalam Arsyad (2010:367) merupakan laju

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya

peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Pertumbuhan industri-industri

yang menggunakan sumberdaya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan

baku untuk kemudian diekspor, sehingga akan menghasilkan kekayaan

daerah dan penciptaan peluang kerja.

Asumsi tersebut memberikan pengertian bahwa suatu daerah

akan mempunyai sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat

memenangkan persaingan pada sektor yang sama dengan daerah lain

sehingga dapat menghasilkan ekspor. Untuk menganalisis ekonomi suatu

wilayah, salah satu teknik yang lazim adalah (Location Quotient)

disingkat LQ. Pada LQ dapat digunakan untuk mengetahui seberapa

besar tingkat spesialisasi sektor-sektor basis atau unggulan. Dalam

tekhnik LQ berbagai peubah (faktor) dapat digunakan sebagai indikator

pertumbuhan wilayah, misalnya kesempatan kerja dan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB).

Page 47: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

25

1) Model Pertumbuhan Interregional (perluasan dari teori basis)

Model ini merupakan perluasan dari teori basis ekspor, yaitu

dengan menambah faktor-faktor yang bersifat eksogen. Selain itu

model basis ekspor hanya membahas daerah tersebut tanpa

memperhatikan daerah tetangga. Model ini memasukan dampak dari

daerah tetangga, itulah sebabnya maka dinamakan model

interregional. Dalam model ini diasumsikan bahwa selain ekspor

pengeluaran pemerintah dan investasi juga bersifat eksogen dan

daerah itu terikat pada sistem yang terdiri dari beberapa daerah yang

berhubungan erat. (Tarigan, 2007:58).

Teori basis merupakan bentuk model pendapatan yang paling

sederhana dan dapat bermanfaat sebagai sarana untuk memperjelas

struktur daerah yang bersangkutan, selain itu teori ini juga

memberikan landasan yang kuat bagi studi pendapatan regional dan

juga dapat digunakan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang dapat

mendorong pertumbuhan wilayah.

Terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk

menentukan potensi relatif perekonomian suatu wilayah, sebagai

berikut:

a) Analisis Shift Share (SS)

Analisis Shift Share (SS) merupakan teknik yang sangat

berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah

dibandingkan dengan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini

sendiri adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja

Page 48: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

26

perekonomian daerah dengan membandingkanya dengan daerah

yang lebih besar (region/nasional).

Analisis SS, memberikan data tentang kinerja perekonomian

dalam 3 bidang yang berhubungan satu sama lain yitu:

1) Pertambahan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis

perubahan agregat secara sektoral dibandingkan dengan

perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang

dijadikan acuan.

2) Pergeseran proposional merupakan perbedaan antara

pertumbuhan daerah dengan menggunakan pertumbuhan

kabupaten/kota sektoral dan pertumbahan daerah dengan

menggunakan pertumbuhan provinsi. Kabupaten/kota dapat

tumbuh lebih cepat/lebih lambat dari rata-rata provinsi jika

mempunyai sektor atau industri yang tumbuh lebih cepat/lambat

dari kabupaten/kota. Dengan demikian, perbedaan laju

pertumbuhan dengan nasional disebabkan oleh komposisi sektor

yang berbeda.

3) Pergeseran diferensial, digunakan untuk menentukan seberapa

jauh daya asing industri daerah (lokal) dengan perekonomian

yang dijadikan acuan.

b) Location Quotient (LQ)

Dalam Tarigan (2007:60) Untuk menganalisis basis ekonomi

suatu wilayah, salah satu teknik yang lazim digunakan adalah

(Location Quotient, LQ). Location Quotient digunakan untuk

mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor-sektor basis

Page 49: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

27

atau unggulan (leading sectors). Dalam analisis ini kegiatan ekonomi

suatu daerah dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

(1) Sektor Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di

daerah itu sendiri maupun diluar daerah yang bersangkutan.

(2) Sektor Non Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar

di daerah itu sendiri.

Dasar pemikiran analisis ini adalah teori economic base yang

intinya adalah karena industri basis menghasilkan barang barang

danjasa-jasa untuk pasar di daerah maupun diluar daerah

yangbersangkutan, maka penjualan keluar daerah akan

menghasilkanpendapatan bagi daerah tersebut.Terjadinya arus

pendapatan dari luar daerah ini menyebabkanterjadinya kenaikan

konsumsi dan investasi di daerah tersebut, danpada gilirannya akan

menaikkan pendapatan dan menciptakankesempatan kerja

baru.(Tarigan, 2005:60)

Peningkatan pendapatan tersebut tidak hanya menaikkan

permintaan terhadap sektor basis, tetapi juga menaikan permintaan

akan sektor non basis. Kenaikan permintaan ini akan mendorong

kenaikan investasi pada sektor yang bersangkutan sehingga investasi

modal dalam sektor non basis merupakan investasi yang didorong

sebagai akibat dari kenaikan sektor basis.

Page 50: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

28

d. Teori Tempat Sentral

Teori Tempat Sentral (central place theory) menganggap

bahwa ada hirarki tempat dimana setiap tempat sentral didukung oleh

sejumlah tempat lebih kecil yang menyediakan sumberdaya (industri

dan bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu

pemukiman yang menyediakan jasa-jasa bagi penduduk daerah yang

mendukungnya. Teori tempat sentral memperlihatkan bagaimana

pola-pola lahan dari industri yang berbeda-beda terpadu membentuk

suatu sistem regional kota-kota. (Prasetyo Soepono 2000:415).

Teori tempat sentral ini bisa diterapkan pada pembangunan

ekonomi daerah, baik di daerah perkotaan maupun daerah pedesaaan.

Misalnya, perlunya melakukan pembedaan fungsi antara daerah-

daerah yang bertetangga (berbatasan). Beberapa daerah bisa menjadi

wilayah penyedia jasa sedangkan daerah lainnya hanya sebagai

wilayah pemukiman. Seorang ahli pembangunan ekonomi daerah

dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan peranan

fungsional mereka dalam sistem ekonomi daerah.

e. Teori Interaksi Spasial

Merupakan arus gerak yang terjadi antara pusat-pusat

pelayanan baik berupa barang, penduduk, uang maupun yang lainnya.

Untuk itu perlu adanya hubungan antar daerah satu dengan yang lain

karena dengan adanya interaksi antar wilayah maka suatu daerah akan

Page 51: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

29

saling melengkapi dan bekerja sama untuk meningkatkan laju

pertumbuhan ekonominya. (Saerofi, 2005:25)

Dalam teori ini didasarkan pada teori gravitasi, dimana

dijelaskan bahwa interaksi antar dua daerah merupakan perbandingan

terbalik antara besarnya massa wilayah yang bersangkutan dengan

jarak keduanya. Dimana massa wilayah diukur dengan jumlah

penduduk. Model interaksi spasial ini mempunyai kegunaan untuk:

1) Menganalisa gerakan antar aktivitas dan kekuatan pusat dalam

suatu daerah.

2) Memperkirakan pengaruh yang ada dan ditetapkannya lokasi

pusat pertumbuhan terhadap daerah sekitarnya.

Interaksi antar kelompok masyarakat satu dengan kelompok

masyarakat lain sebagai produsen dan konsumen serta barang-barang

yang diperlukan menunjukkan adanya gerakan. Produsen suatu barang

pada umumnya terletak pada tempat tertentu dalam ruang geografis,

sedangkan para langganannya tersebar dengan berbagai jarak di sekitar

produsen. (Saerofi, 2005:26)

5. Model atau Teori Gravitasi

Model gravitasi adalah model yang paling banyak digunakan untuk

melihat besarnya daya tarik suatu potensi yang berada pada suatu lokasi.

Model ini sering digunakan untuk melihat kaitan potensi suatu lokasi dan

besarnya wilayah pengaruh dari potensi tersebut. (Tarigan, 2007:148)

Page 52: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

30

Misalnya, ada dua kota (kota A dan B) yang berdekatan, ingin

diketahui berapa besar interaksi yang terjadi antara dua kota tersebut.

Interaksi itu ditentukan oleh beberapa faktor, faktor pertama adalah besarnya

kedua kota tersebut. Sebuah kota dapat diukur dari jumlah penduduk,

banyaknya lapangan kerja, total pendapatan (nilai tambah), jumlah atau luas

bangunan, banyaknya fasilitas kepentingan umum, dan lain-lain. Kemudahan

dalam mendapatkan data membuat ukuran jumlah penduduk lebih sering

digunakan sebagai alat ukur. Ukuran jumlah penduduk bukanlah arbiter

karena jumlah penduduk juga terkait langsung dengan berbagai ukuran lain

yang dikemukakan di atas. Faktor kedua yang mempengaruhi interaksi adalah

jarak antara kota A dan B. Jarak mempengaruhi orang untuk berpergian

karena menempuh jarak tersebut diperlukan waktu, tenaga, dan biaya.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dari Janaranjana Herath, Tesfa G.

Gebremedhin dan Blessing M. Maumbe (2012) dengan judul A Dynamic Shift

Share Analysis of Economic Growth in West Virginia. Studi menggunakan

data Ketenagakerjaan selama 38 tahun dari 1970 hingga 2007 untuk analisis

empiris. Hasil mengindikasikan bahwa pertanian, pertambangan dan

manufaktur tidak lagi tulang punggung perekonomian West Virginia. Tiga

sektor menunjukkan pekerjaan menurun dalam periode 38 tahun. Layanan

dan keuangan asuransi dan real estat adalah sektor yang paling kuat

memberikan kontribusi 91 persen pertumbuhan pekerjaan dari 1970 hingga

Page 53: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

31

2007. Selain dua sektor, sektor perdagangan besar dan eceran dan konstruksi

menunjukkan positif pertumbuhan ekonomi. Identifikasi investasi prioritas

dalam sektor-sektor ini potensi dan pelaksanaan rencana kebijakan

pembangunan daerah komprehensif pasti akan mempercepat pertumbuhan

ekonomi West Virginia.

K. Dianta A. Sebayang (2011), jurnal yang berjudul dampak integrasi

ekonomi ASEAN terhadap perdagangan Indonesia pada sektor kendaraan

roda empat. Data yang digunakan adalah PDB sektor kendaraan roda empat

Indonesia, Negara ASEAN (Malaysia, Filipina, Singapore dan Thailand) dan

Negara non ASEAN (Amerika Serikat, Australia, Jepang dan Korea Selatan)

dengan kurun waktu sejak kesepakatan AFTA tahun 1991-2006 dengan

menggunakan alat analisis yaitu Gravity Model dan Ordinary Least Square

(OLS). Hasil penelitiannya adalah hasil estimasi model gravitasi mampu

menjelaskan dampak AFTA terhadap perdagangan internasional Indonesia

pada produk kendaraan roda empat. Variabel PDB Indonesia dengan PDB

mitra dagang dan jarak signifikan menjelaskan arus perdagangan Indonesia

dengan mitra dagang baik negara-negara ASEAN dan non-ASEAN, baik

pada produk kendaraan roda empat. Variabel dependen (perdagangan total

dalam sektor kendaraan roda empat dan sparepart dari negara ASEAN dan

negara non-ASEAN) AFTA dalam model ini signifikan mempengaruhi

variabel independen (GDP negara ASEAN dan GDP negara non-ASEAN,

jarak antara ibukota negara ASEAN dan negara non-ASEAN) dan variabel

Page 54: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

32

dependen ASEAN signifikan dalam model SITC 781 yaitu perdagangan

kendaraan roda empat.

Penelitian Tinus Gulua Karoba (2010) dengan judul analisis

pengembangan Kota Jayapura sebagai salah satu kawasan strategis andalan di

Provinsi Papua. Alat analisis yang digunakan adalah Klassen Tipology,

Location Quotient, Overlay, Shift Share dan Gravity Model. Hasil penelitian

yaitu Kota Jayapura adalah daerah maju tertekan karena rata-rata

pertumbuhan PDRB Kota Jayapura lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan

PDRB Provinsi. Sektor yang menjadi unggulan PDRB Kota Jayapura adalah

sektor keuangan dan sektor perdagangan. Perubahan PDRB dari tahun 2000-

2009 dipengaruhi oleh komponen pertumbuhan ekonomi regional Provinsi

Papua, komponen bauran industri, komponen unggulan kompetitif dan

komponen pengaruh kompotitif. Sedangkan model gravitasi menghasilkan

nilai indeks tertinggi dan memiliki kecenderungan meningkat pada periode

tahun 2004-2009 antara Kota Jayapura dan Kerom.

Selanjutnya ada jurnal dari Professor Wali I. Mondal, Ph. D (2009)

dengan judul An Analysis of The Idustrial Development Potential Of

Malaysia: A Shift Share. Data yang digunakan adalah nilai tambah bruto oleh

industri dalam harga berlaku dan harga konstan dari tahun sebelumnya yang

diperoleh dari Statistical of Malaysia. Dalam jurnalnya mengeneralisasikan

metode dekomposisi ini untuk setiap jenis industri dan penggunaannya untuk

perbandingan. Hasilnya industri yang paling efektif menurut analisis tersebut

adalah industri manufaktur yang menempati urutan pertama di setiap

Page 55: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

33

tahunnya kecuali tahun 2004, dan perdagangan yang kedua. Sektor yang

efektif adalah sektor perdagangan. Konstruksi atau bangunan adalah contoh

yang sektor yang pertumbuhannya membaik atau maju. Alasan untuk ini

adalah perkembangan konstruksi di kota-kota besar di Malaysia. Di sisi yang

lain, pertanian, pemburuan, perhutanan, perikanan dan penggalian berada di

tiga peringkat terbawah.

I Dewa Made Darma Setiawan (2005) dalam penelitiannya yang

berjudul Peranan Sektor Unggulan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Pendekatan Input-Output

Multiregional menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi antara daerah Jawa

Timur, Bali dan NTB saling berkaitan karena letak geografis yang

berdekatan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis Input-Output

Multiregional dengan menganalisis dampak pertumbuhan sektor-sektor

unggulan suatu provinsi dengan provinsi tersebut (intraregional) dan

pertumbuhan ekonomi di provinsi lainnya (interregional). Hasil penelitiannya

bahwa terdapat 6 sektor unggulan yaitu sektor industri makanan, minuman

dan tembakau, sektor perdagangan di Provinsi Jawa Timur; sektor hotel dan

restoran, sektor peternakan di Provinsi Bali; sektor industri makanan,

minuman dan tembakau, sektor perdagangan, hotel dan restoran di Provinsi

NTB. Peranan dari sektor unggulan tersebut terbesar dari provinsi Bali dan

Jawa Timur dibandingkan dengan Provinsi NTB. Dampak dari pertumbuhan

sektor unggulan masing-masing provinsi masih kecil terhadap pertumbuhan

Page 56: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

34

daerah lainnya (interregional) dan masih sangat kecil bila dibandingkan

dengan dampak intraregional.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ropingi (2004) dalam Jurnalnya

yang berjudul Aplikasi Analisis Shift Share Esteban-Marquillas Pada Sektor

Pertanian di Kabupaten Boyolali. Jurnal ini berisi efek alokasi adalah

komponen dalam shift share yang menunjukkan apakah suatu daerah

terspesialisasi dengan sektor perekonomian yang ada dimana akan diperoleh

keunggulan kompetitif. Semakin besar nilai efek alokasi semakin baik

pendapatan atau kesempatan kerja didistribusikan diantara sektor

perekonomian dengan keunggulan masing-masing.

Berdasarkan efek alokasi tersebut terlihat bahwa sektor perekonomian

di Kabupaten Boyolali mempunyai alokasi PDRB yang baik untuk setiap

sektor perekonomian yang ada. Hal ini bisa dilihat dari nilai total efek alokasi

yang bernilai positif yang berarti semakin baik PDRB didistribusikan di

antara sektor-sektor yang berbeda sesuai dengan kelebihan masing-masing

sektor tersebut. Dilihat dari distribusi per sektor ternyata sektor industri

pengolahan mendapatkan keuntungan yang paling tinggi yaitu sebesar Rp

12.925.941,97 ribu, kedua sektor penggalian dan pertambangan sebesar Rp

1.916.219,28 ribu, ketiga sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

sebesar Rp 1.679.104,66 ribu dan kelima sektor pertanian sebesar Rp

1.404.329,40 ribu. Ternyata sektor petanian di Kabupaten Boyolali

berdasarkan nilai efek alokasi yang positif berarti sektor pertanian merupakan

Page 57: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

35

salah satu sektor yang mempunyai potensi sebagai penyumbang pendapatan

daerah Kabupaten Boyolali.

Spesialisasi sektor pertanian yang terjadi di Kabupaten Boyolali ini

disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah daerah yang menjadikan

sektor pertanian sebagai sektor prioritas/unggulan untuk menopang

pembangunan wilayah bersangkutan. Hal ini diperkuat dengan relatif masih

tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Boyolali

selama lima tahun terakhir dengan rata-rata 32,10 persen.

Penelitian tentang potensi ekonomi sektoral pernah dilakukan oleh

Irman dan Fachrizal Bachri tahun 2001 dengan judul penelitian Analisis

Potensi Sektoral Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan dengan tahun

analisis dari tahun 1993-2000. Penelitian ini menggunakan data sekunder

yaitu PDRB Provinsi Sumatera Selatan dan PDRB (Produk Domestik

Regional Bruto) Kabupaten Lahat dengan variabel yang dikaji total produksi

yang dihasilkan dari tiap sektor dalam jutaan rupiah. Alat analisis yang

digunakan adalah Location Quotient (LQ), Analisis Shift Share, Cobb

Douglas dan Analisis ICOR (Incremental Capital Output Ratio). Dengan

menggunakan alat analisis LQ terdapat empat sektor unggulan yaitu sektor

pertanian, sektor bangunan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

dan sektor jasa-jasa lainnya. Hasil penelitian dengan analisis shift share hanya

terdapat 3 sektor potensial yaitu sektor industri pengolahan, sektor bangunan

dan sektor sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan hasil

penelitian dengan Cobb Douglas terjadi peningkatan nilai produksi sektor

Page 58: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

36

pertanian, sektor bangunan dan sektor jasa-jasa berpengaruh positif terhadap

kesempatan kerja. Dari analisis ICOR didapatkan hasil penelitian bahwa

ICOR Kabupaten Lahat secara total adalah 11,32%. Dari keempat alat

analisis yang digunakan sektor ekonomi potensial Kabupaten Lahat yang

harus dikembangkan adalah sektor pertanian dan sektor bangunan.

Page 59: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Judul Peneliti Variabel Alat Analisis Hasil Penelitian

A Dynamic Shift

Share Analysis of

Economic Growth in

West Virginia (2012)

Janaranjana

Herath, Tesfa

G.

Gebremedhin

dan Blessing

M. Maumbe

Data

ketenagakerjaan

West Virginia

tahun 1970-2007

Shift Share Sektor yang menjadi sektor unggulan bagi

West Virginia dalam periode 38 tahun, yaitu

layanan dan keuangan asuransi dan real estat

adalah sektor yang paling kuat memberikan

kontribusi 91 persen pertumbuhan pekerjaan

dari 1970 hingga 2007. Selain dua sektor,

sektor perdagangan besar dan eceran dan

konstruksi menunjukkan positif pertumbuhan

ekonomi. Identifikasi investasi prioritas

dalam sektor-sektor ini potensi dan

pelaksanaan rencana kebijakan pembangunan

daerah komprehensif pasti akan

mempercepat pertumbuhan ekonomi West

Virginia.

Dampak Integrasi

Ekonomi ASEAN

terhadap Perdagangan

Indonesia pada Sektor

Kendaraan Roda

Empat (2011)

K. Dianta

Sebayang

PDB sektor

kendaraan roda

empat Indonesia,

Negara ASEAN

(Malaysia,

Filipina, Singapore

dan Thailand) dan

Negara non

ASEAN (Amerika

Serikat, Australia,

Jepang dan Korea

Gravity Model dan

Ordinary Least Square

(OLS)

1. Hasil estimasi model gravitasi mampu

menjelaskan dampak AFTA terhadap

perdagangan internasional Indonesia pada

produk kendaraan roda empat.

2. Variabel PDB Indonesia dengan PDB

mitra dagang dan jarak signifikan

menjelaskan arus perdagangan Indonesia

dengan mitra dagang baik Negara-negara

ASEAN dan non-ASEAN, baik pada

produk kendaraan roda empat.

3. Variabel dependen AFTA dalam model

37

Page 60: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

Selatan) tahun

1991-2006

ini signifikan mempengaruhi variabel

indenpenden dan variabel dependen

ASEAN signifikan dalam model SITC

781 yaitu perdagangan kendaraan roda

empat.

Pengembangan Kota

Jayapura sebagai

salah satu Kawasan

Strategis Andalan di

Provinsi Papua

(2010)

Tinus Gulua

Karoba

PDRB Provinsi

Papua, PDRB

Kota Jayapura dan

Kerom

Klassen Tipology,

Location Quotient,

Overlay, Shift Share

dan Gravity Model

Kota Jayapura adalah daerah maju tertekan

karena rata-rata pertumbuhan PDRB Kota

Jayapura lebih rendah dari rata-rata

pertumbuhan PDRB Provinsi. Sektor yang

menjadi unggulan PDRB Kota Jayapura

adalah sektor keuangan dan sektor

perdagangan. Perubahan PDRB dari tahun

2000-2009 dipengaruhi oleh komponen

pertumbuhan ekonomi regional Provinsi

Papua, komponen bauran industri,

komponen unggulan kompetitif dan

komponen pengaruh kompotitif. Sedangkan

model gravitasi menghasilkan nilai indeks

tertinggi dan memiliki kecenderungan

meningkat pada periode tahun 2004-2009

antara Kota Jayapura dan Kerom.

An Analysis of The

Idustrial

Development

Potential Of

Malaysia: A Shift

Share

Professor

Wali I.

Mondal, Ph.

D (2009-

2010)

Nilai tambah bruto

oleh industri dalam

harga berlaku dan

harga konstan

Shift Share Hasilnya industri yang paling efektif menurut

analisis tersebut adalah industri manufaktur

yang menempati urutan pertama di setiap

tahunnya kecuali tahun 2004, dan

perdagangan yang kedua. Sektor yang efektif

adalah sektor perdagangan. Konstruksi atau

38

Page 61: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

bangunan adalah contoh yang sektor yang

pertumbuhannya membaik atau maju. Alasan

untuk ini adalah perkembangan konstruksi di

kota-kota besar di Malaysia. Di sisi yang

lain, pertanian, pemburuan, perhutanan,

perikanan dan penggalian berada di tiga

peringkat terbawah.

Peranan Sektor

Unggulan terhadap

Pertumbuhan

Ekonomi Daerah

Jawa Timur, Bali dan

Nusa Tenggara Barat,

Pendekatan Input-

Output Multiregional

(2005)

I Dewa Made

Darma

Setiawan

PDRB Provinsi

Jawa Timur,

PDRB Provinsi

Bali dan PDRB

Provinsi NTB

Input-Output

Multiregional

6 sektor unggulan yaitu sektor industri

makanan, minuman dan tembakau, sektor

perdagangan di Provinsi Jawa Timur; sektor

hotel dan restoran, sektor peternakan di

Provinsi Bali; sektor industri makanan,

minuman dan tembakau, sektor perdagangan,

hotel dan restoran di Provinsi NTB. Peranan

dari sektor unggulan tersebut terbesar dari

provinsi Bali dan Jawa Timur dibandingkan

dengan Provinsi NTB. Dampak dari

pertumbuhan sektor unggulan masing-

masing provinsi masih kecil terhadap

pertumbuhan daerah lainnya (interregional)

dan masih sangat kecil bila dibandingkan

dengan dampak intraregional.

Analisis Shift Share

Esteban-Marquillas

Pada Sektor Pertanian

di Kabupaten

Boyolali (2004)

Ropingi PDRB Kabupaten

Boyolali dan

Provinsi Jawa

Tengah

Shift Share Esteban-

Marquillas

Sektor pertanian di Kabupaten Boyolali

berdasarkan nilai efek alokasi yang positif

berarti sektor pertanian merupakan salah satu

sektor yang mempunyai potensi sebagai

penyumbang pendapatan daerah Kabupaten

Boyolali. Kontribusi sektor pertanian

39

Page 62: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

terhadap PDRB Kabupaten Boyolali selama

lima tahun terakhir dengan rata-rata 32.10

persen.

Analisis Potensi

Sektoral Kabupaten

Lahat Provinsi

Sumatera Selatan

dengan tahun analisis

dari tahun 1993-2000

Irman dan

Fachrizal

Bachri

(2001)

PDRB Provinsi

Sumatera Selatan

dan PDRB

(Produk Domestik

Regional Bruto)

Kabupaten Lahat

LQ (Location Quotient

), Shift Share, Cobb

Douglas dan Analisis

ICOR (Incremental

Capital Output Ratio)

1. Analisis LQ empat sektor unggulan yaitu

sektor pertanian, sektor bangunan, sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

dan sektor jasa-jasa lainnya.

2. analisis shift share hanya terdapat 3 sektor

potensial yaitu sektor industri pengolahan,

sektor bangunan dan sektor sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.

3. Cobb Douglas terjadi peningkatan nilai

produksi sektor pertanian, sektor bangunan

dan sektor jasa-jasa berpengaruh positif

terhadap kesempatan kerja.

4. ICOR Kabupaten Lahat secara total adalah

11,32%. Sektor ekonomi Kabupaten Lahat

yang harus dikembangkan adalah sektor

pertanian dan sektor bangunan.

40

Page 63: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

41

Perbedaan penelitian ini dari jurnal Irman dan Fachrizal Bachri

dengan judul penelitian Analisis Potensi Sektoral Kabupaten Lahat Provinsi

Sumatera Selatan dengan tahun analisis dari tahun 1993-2000 adalah dari

tahun analisis dan daerah analisis. Persamaannya dengan penelitian ini adalah

variabel yang dipakai yaitu GNP dan PDRB dan alat analisis LQ (Location

Quotient). Dari jurnal I Dewa Made Darma Setiawan (2005) dalam

penelitiannya yang berjudul Peranan Sektor Unggulan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Daerah Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat adalah dari alat

analisis nya yang menggunakan Pendekatan Input-Output Multiregional dan

variabel yang dipakai dampak pertumbuhan sektor-sektor unggulan suatu

provinsi dengan provinsi tersebut (intraregional) dan pertumbuhan ekonomi

di provinsi lainnya (interregional) daerah analisis dan tahun analisis.

Persamaan antara penelitian yang dilakukan dengan yang terdahulu adalah

alat analisis yaitu alat analisis yang sama-sama menggunakan LQ, Shift

Share, Tipologi, dan Model Gravitasi dengan menggunakan data sekunder

PDRB. Penelitian yang dilakukan oleh K. Dianta A. Sebayang dan Tinus

Gulua Karoba mengacu pada teori model gravitasi untuk melihat keterkaitan

potensi ekonomi antar daerah sesuai dengan penelitian yang dilakukan untuk

melihat keterkaitan potensi ekonomi Kota Denpasar dengan Kabupaten di

Bali.

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan ekonomi antar daerah satu

dengan daerah lainnya merupakan fenomena yang umum dijumpai, terutama

Page 64: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

42

di negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dari laju

pertumbuhan pendapatan daerah yang bersangkutan sebagai upaya mencapai

pembangunan daerah. Salah satu indikator mengetahui pertumbuhan ekonomi

dan pendapatan daerah ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan

digunakan untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi daerah. Data dengan

menggunakan Produk Domestik Regional Bruto suatu daerah untuk

mengetahui daerah yang mempunyai kemampuan dalam menciptakan

lapangan usaha atau memberikan sumbangan dari sembilan sektor ekonomi

Pertumbuhan pendapatan suatu daerah ditentukan dengan bagaimana

daerah yang bersangkutan berperan sebagai eksportir bagi daerah sekitarnya.

Menurut teori basis ekonomi kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi

kegiatan basis dan non basis. Kemudian mengetahui sektor potensial daerah

untuk dikembangkan dan interaksi daya tarik potensi ekonomi antar daerah

kota dengan kabupaten.

Digunakan alat analisis seperti Location Quetiont (LQ), Shift Share,

tipologi sektoral dan model atau teori gravitasi. Dengan penggunaan analisis

ini untuk mengetahui potensi dari pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di

Provinsi Bali.

Page 65: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

43

Gambar 2.1

Kerangka berpikir Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Sektoral

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Teori dan Penelitian

Terdahulu

Potensi Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kabupaten/Kota di

Provinsi Bali

PDRB Provinsi Bali

PDRB 9 Kabupaten/Kota di

Provinsi Bali

Analisis Location

Quotient (LQ)

(PDRB)

Analisis Shift Share

(PDRB)

Analisis Gravitasi

(keterkaitan

ekonomi ekonomi

Kota dan

Kabupaten)

LQ>1

Sektor Basis

LQ<1

Sektor

Non basis

Dij>0, sektor

tumbuh lebih

cepat dari

Provinsi.

Dj<0, sektor

tumbuh lebih

lambat dari

Provinsi

Pj>0, sektor

di kab/kota

tumbuh

cepat

Pj<0, sektor

di kab/kota

tumbuh

lambat

Hasil dan Analisa

Page 66: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang menggunakan

data runtun waktu (time series). Penelitian dilaksanakan di Provinsi Bali.

Pemilihan lokasi di Provinsi Bali dengan pertimbangan bahwa pariwisata

(sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian, sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor listrik, air dan gas dan sektor jasa-jasa

lainnya) di Provinsi ini adalah salah satu penyumbang terbesar dalam

kontribusi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali itu

sendiri. Ruang lingkup waktu yang dipakai 2005 hingga 2011 yang bertujuan

untuk menganalisis potensi ekonomi di Provinsi Bali.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah PDRB Sektoral Kabupaten/Kota di Provinsi Bali dan

Provinsi Bali yang dihitung berdasarkan harga konstan tahun 2000. Dalam

penelitian ini tidak diperlukan sampel. Karena keseluruhan objek penelitian

dapat dijangkau oleh peneliti. Populasi yang diteliti adalah sektor-sektor

ekonomi di Provinsi Bali dan sembilan Kabupaten/Kota yang ada di Bali

periode tahun 2005-2011.

Page 67: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

45

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

merupakan data penelitian yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber

sekunder dari data yang kita butuhkan menurut Bungin (2010:122).

Pada penelitian ini data sekunder dipakai untuk mengetahui data PDRB

Provinsi Bali, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Badung, Klungkung,

Karangasem, Buleleng, Bangli, Jembrana dan Tabanan tahun 2005-2011 (data

terbaru) atas dasar Harga Konstan, Jumlah penduduk Kota Denpasar, data

penduduk Kabupaten Gianyar, Badung, Klungkung, Karangasem, Buleleng,

Bangli, Jembrana dan Tabanan, maupun data jarak antara kota dan kabupaten di

Provinsi Bali yang bersumber dari dokumentasi BPS (Badan Pusat Statistik)

Provinsi Bali. Selain data-data laporan tertulis, untuk kepentingan penelitian ini

juga digali berbagai data, informasi dan referensi dari berbagai sumber pustaka,

media massa dan internet.

D. Metode Analisis Data

Berdasarkan dengan masalah yang dirumuskan dan tujuan yang telah

dijabarkan maka metode yang digunakan penelitian ini adalah metode analisis

kuantitatif, yaitu dimana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk

angka. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan

format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai

kondisi, berbagai situasi, atau beberapa variabel yang timbul di masyarakat

yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi, kemudian

Page 68: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

46

mengangkat kepermukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi

ataupun variabel tersebut dalam Bungin (2010:36).

Untuk mengetahui sektor-sektor apa yang menjadi basis dan non-basis

terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali,

menganalisis sektor potensial, menganalisis perubahan struktur ekonomi dan

keterkaitan daya tarik potensi antar daerah Provinsi Bali maka digunakan

metode Location Quotient, Shift Share, tipologi sektoral dan model atau teori

gravitasi.

1. Location Quotient (LQ)

Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2010a:30), Location

Quotient atau disingkat LQ, merupakan suatu pendekatan yang umum

digunakan dan didasarkan pada teori model ekonomi basis sebagai langkah

awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu pertumbuhan.

LQ mengukur dan menghitung perbandingan relatif sumbangan nilai tambah

sebuah sektor unggulan di suatu region (kabupaten/kota/provinsi) terhadap

sumbangan nilai tambah sektor unggulan yang bersangkutan secara

provinsi/nasional atau menghitung perbandingan antara share output sektor

unggulan di kabupaten/kota terhadap share output sektor unggulan di

provinsi.

Arsyad (2010:391), menjelaskan bahwa dalam teknik LQ ini kegiatan

ekonomi suatu daerah dibagi ke dalam dua golongan, yaitu :

a. Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mampu untuk memenuhi

kebutuhan baik pasar domestik maupun pasar luar daerah. Artinya sektor

Page 69: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

47

b. ini dalam aktivitasnya mampu memenuhi kebutuhan daerah sendiri

maupun daerah lain dan dapat dijadikan sektor unggulan.

c. Sektor non basis merupakan sektor ekonomi yang hanya mampu

memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri, sektor seperti ini dikenal sebagai

sektor non unggulan.

Rumusan LQ menurut Tarigan (2005:82), dalam penentuan sektor

basis dan non basis, dinyatakan dalam persamaan berikut:

Xin / Yn

LQ =

Xi / Y

Catatan : Simbol PDRB (PDRB Provinsi) dan PDRB (PDRB Kabupaten)

dalam buku asli, diganti dengan Yn untuk PDRB Kabupaten dan Y untuk

PDRB Provinsi.

Dimana:

LQ = Nilai Location Quotient (LQ).

Xin= Nilai tambah (PDRB) sektor i di daerah analisis pada tahun tertentu.

Yn = Total PDRB Sektor daerah analisis.

Xi = Nilai tambah (PDRB) sektor i daerah analisis pada tahun tertentu.

N = Total PDRB daerah analisis.

Sektor basis/spesialisasi mengacu kepada sektor ekonomi disuatu

wilayah, dimana suatu wilayah dikatakan memiliki spesialisasi jika wilayah

tersebut mengembangkan suatu sektor ekonomi sehingga pertumbuhan

maupun andil sektor tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan sektor

yang sama pada daerah lainya, spesialisasi juga tercipta akibat potensi sumber

Page 70: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

48

daya alam yang besar maupun peranan permintaan pasar yang besar terhadap

output-output lokal. Dalam Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2010 a), hasil

perhitungan LQ menghasilkan tiga kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai LQ>1 bermakna bahwa sektor I tersebut menjadi sektor basis

atau menjadi sektor pertumbuhan. Komoditas di sektor i tersebut

memiliki keunggulan komparatif, hasilnya tidak saja dapat memenuhi

kebutuhan di wilayah bersangkutan tetapi juga dapat diekspor ke luar

wilayah. Dengan kata lain, sektor tersebut merupakan sektor yang kuat,

sehingga daerah bersangkutan secara potensial merupakan pengekspor

produk dari sektor tersebut ke daerah lain atau sektor tersebut memiliki

prospek yang menguntungkan untuk dikembangkan.

2) Jika nilai LQ=1 bermakna bahwa sektor i tergolong non basis.

Komoditas pada sektor i tersebut tidak memiliki keunggulan komparatif.

Produksinya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan wilayah sendiri

dan tidak mampu untuk diekspor.

3) Jika nilai LQ<1 bermakna bahwa sektor i juga termasuk non basis.

Produksi komoditas pada sektor i di suatu wilayah tidak dapat memenuhi

kebutuhan sendiri, sehingga perlu pasokan atau impor dari luar. Dengan

kata lain, suatu sektor tersebut kurang menguntungkan untuk

dikembangkan dan belum mampu memenuhi semua permintaan dari

dalam daerah, sehingga harus didatangkan dari daerah lain.

Derajat spesialisasi/sektor basis tidak dapat bernilai negatif, ini terlihat

dari rumus LQ sendiri yang menunjukan pencarian rasio yaitu mencari

Page 71: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

49

perbandingan sektor yang lebih unggul bukan mencari selisih dari sektor

tersebut. Beberapa kelemahan Metode LQ dalam Arsyad (2010:392) adalah :

1) Berasumsi bahwa pola permintaan di setiap daerah identik dengan pola

permintaan bangsa dan bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sektor

regional sama dengan produktivitas tiap pekerja dalam industri-industri

Nasional.

2) Berasumsi bahwa tingkat ekspor tergantung pada tingkat disagregasi.

Ada beberapa keunggulan dari metode LQ, antara lain :

1) Metode LQ memperhitungkan ekspor langsung dan ekspor tidak

langsung.

2) Metode LQ sederhana dan tidak mahal serta dapat diterapkan pada data

historis untuk mengetahui trend.

2. Shift Share

Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau

produktivitas kerja perekonomian daerah, membandingkannya dengan daerah

yang lebih besar (regional/nasional) serta mempengaruhi pertumbuhan

melalui jumlah output-nya. Jika output bertambah, maka daerah itu akan

mengalami pertumbuhan. Analisis ini memberikan data tentang kinerja

perekonomian dalam tiga bidang yang saling berhubungan satu sama lain

(Arsyad, 2010:390) yaitu:

a. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis

perubahan kesempatan kerja agregat secara sektoral dibandingkan

Page 72: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

50

dengan perubahan pada sektor yang sama di perekonomian yang jadi

acuan.

b. Pergeseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan relatif,

pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan

perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan. Pengukuran ini

memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah

terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat

dibandingkan dengan perekonomian yang dijadikan acuan.

c. Pergeseran diferensial (differential shift) membantu kita dalam

menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan

perekonomian yang dijadikan acuan. Oleh karena itu, jika pergeseran

diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri tersebut lebih

tinggi daya saingnya dibandingkan dengan industri yang sama pada

perekonomian yang dijadikan acuan.

Menurut Glasson (1990:95) dalam Dini (2007:45), kedua komponen

shift—yaitu Sp dan Sd— memisahkan unsur-unsur pertumbuhan regional

yang bersifat eksternal dan internal: Sp merupakan akibat pengaruh unsur-

unsur eksternal yang bekerja secara Nasional/Regional, sedangkan Sd adalah

akibat dari pengaruh faktor-faktor yang bekerja di dalam daerah yang

bersangkutan. Metode analisis Shift Share yang merupakan alat untuk

menghitung, menganalisis dan mengetahui pergeseran dan peranan

perekonomian di daerah ini diawali dengan formulasi:

Page 73: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

51

G = Yjt - Yjo

= ∑ (Nj+Pj+Dj)

Nj = Yjo (Yt / Yo) – Yjo

(P + D)j = Yjt – (Yt / Yo) Yjo

Pj = Σi [(Yit / Yio) – (Yt / Yo)] Yijo

Dj = Σt [ Yijt – (Yit / Yio) Yijo]

= (P + D)j – Pj

Dimana:

Gj = Pertumbuhan PDRB Total Kabupaten/Kota

Nj = Komponen Share

(P + D)j = Komponen Net Shift

Pj = Proportional Shift Kabupaten/Kota

Dj = Differential Shift Kabupaten/Kota

Yj = PDRB Total Kabupaten

Y = PDRB Total Bali

o,t = Periode awal dan Periode akhir

i = Sektor pada PDRB

Catatan: Simbol E (tenaga kerja) dalam buku asli, diganti dengan simbol Y

(PDRB) karena data yang diteliti adalah PDRB.

Jika Pj > 0, maka kabupaten/kota analisis akan berspesialisasi pada

sektor yang di tingkat provinsi tumbuh lebih cepat. Sebaliknya jika Pj < 0,

maka kabupaten analisis akan berspesialisasi pada sektor yang di tingkat

provinsi tumbuh lebih lambat.

Bila Dj > 0, maka pertumbuhan sektor i di kabupaten analisis lebih

cepat dari pertumbuhan sektor yang sama di provinsi dan bila Dj < 0, maka

Page 74: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

52

pertumbuhan sektor i di kabupaten/kota analisis relatif lebih lambat dari

pertumbuhan sektor yang sama di provinsi.

Apabila nilai Pj maupun Dj bernilai positif, menunjukkan bahwa sektor

yang bersangkutan dalam perekonomian di daerah menempati posisi yang

baik untuk daerah yang bersangkutan. Sebaliknya bila nilainya negatif

menunjukkan bahwa sektor tersebut dalam perekonomian masih

memungkinkan untuk diperbaiki dengan membandingkannya terhadap

struktur perekonomian provinsi (Harry W. Richardson : 1978) . Untuk sektor-

sektor yang memiliki differential shift yang positif maka sektor tersebut

memiliki keunggulan dalam arti komparatif terhadap sektor yang sama di

daerah lain.

Dan untuk sektor-sektor yang memiliki proportional shift positif

berarti bahwa sektor tersebut terkonsentrasi di daerah dan mempunyai

pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan daerah lainnya. Apabila

negatif maka tingkat pertumbuhan sektor tersebut relatif lambat. Pengaruh

pertumbuhan ekonomi provinsi disebut pengaruh pangsa (share).

Pertumbuhan atau perubahan perekonomian suatu daerah dianalisis dengan

melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi Provinsi terhadap variable regional

sektor/industri daerah/kabupaten yang diamati. Hasil perhitungan tersebut

akan menggambarkan peranan Provinsi yang mempengaruhi pertumbuhan

perekonomian daerah/kabupaten. Diharapkan bahwa apabila suatu provinsi

mengalami pertumbuhan ekonomi maka akan berdampak positif terhadap

perekonomian daerah/kabupaten.

Page 75: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

53

Secara umum nilai Pj dan Dj tidak dapat bernilai sama dengan nol, hal

ini disebabkan nilai sama dengan nol menunjukan bahwa pertumbuhan total

PDRB sektor pada daerah tersebut tidak mempunyai nilai atau sama dengan

nol, hal ini kemungkinan terjadinya sangat kecil karena total PDRB sektor

yang bernilai nol menunjukan bahwa tidak terjadi pertumbuhan pada sektor

daerah tersebut dan tidak adanya penghitungan oleh pemerintah daerah

mengenai distribusi sektor terhadap daerahnya. Apabila total PDRB sektor

daerah tersebut bernilai negatif, hal itu menunjukan bahwa sektor pada daerah

tersebut mengalami kebangkrutan.

Menurut Arsyad (2010:390), kelemahan dari analisis Shift Share

antara lain analisis ini hanya dapat digunakan untuk analisis ex-post, masalah

benchmark berkenaan dengan homothetic change, apakah t atau (t+1) tidak

dapat dijelaskan dengan baik, terdapat data pada periode waktu tertentu di

tengah tahun pengamatan yang tidak terungkap, analisis ini tidak handal

sebagai alat peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan dari

suatu periode ke periode lainnya, analisis ini tidak dapat dipakai untuk

melihat keterkaitan antar sektor dan tidak ada keterkaitan antar daerah.

Keunggulan analisis shift share antara lain :

1) Memberikan gambaran mengenai perubahan struktur ekonomi yang

terjadi, walau analisis shift share tergolong sederhana.

2) Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur perekonomian

dengan cepat.

Page 76: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

54

3. Tipologi Sektoral

Analisis ini mengembangkan hasil perhitungan indeks Location

Quotient ( LQ > 1 ), komponen differential shift ( Dj > 0 ), dan komponen

proportional shift ( Pj > 0 ) untuk ditentukan tipologi sektoral. Tipologi ini

mengklasifikasikan sektor basis dan non basis serta komponen pertumbuhan

internal dan eksternal. Dengan menggabungkan indeks LQ dengan komponen

Dj dan Pj dalam analisis Shift Share, tipologi sektoral diharapkan dapat

memperjelas dan memperkuat hasil analisis. Menurut Saerofi (2005:64),

Tipologi sektoral tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tipologi I: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1

dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat dibandingkan

Provinsi (Dj rata-rata > 0 ) meskipun di tingkat Provinsi pertumbuhannya

cepat (Pj rata-rata > 0).

b. Tipologi II: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1

dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat dibandingkan

dengan Provinsi (Dj rata-rata > 0) karena ditingkat Provinsi

pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).

c. Tipologi III: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1

dan di Kabupaten/Kota analisis pertumbuhannya lebih lambat dibanding

provinsi (( Dj rata-rata < 0) karena ditingkat Provinsi pertumbuhannya

cepat (Pj rata-rata > 0).

Page 77: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

55

d. Tipologi V: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata

< 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat di banding

pertumbuhan di tingkat Provinsi (Dj rata-rata > 0) padahal di Provinsi

sendiri pertumbuhannya juga cepat (Pj rata-rata > 0).

e. Tipologi VI: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata

< 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat di banding

pertumbuhan di tingkat Provinsi (Dj rata-rata > 0) meskipun di Provinsi

sendiri pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).

f. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata

< 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih lambat di banding

Provinsi (Dj rata-rata < 0) meskipun di Provinsi sendiri pertumbuhannya

cepat (Pj rata-rata > 0).

g. Tipologi VIII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-

rata < 1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih lambat di

banding Provinsi (Dj rata-rata < 0) dan juga Provinsi sendiri

pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).

Berdasarkan tabel 3.1 dapat dijelaskan bahwa sektor ekonomi dalam

Tipologi I merupakan sektor yang tingkat kepotensialanya ‖ istimewa ― untuk

dikembangkan karena sektor tersebut merupakan sektor basis (LQ > 1).

Selain itu, di Provinsi/Kabupaten/Kota analisis pertumbuhannya lebih cepat

dibandingkan dengan tingkat provinsi (Dj > 0), meskipun ditingkat Provinsi

juga tumbuh dengan cepat. (Pj rata-rata positif). Sektor ini akan

Page 78: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

56

mendatangkan pendapatan yang tinggi dan pada akhirnya akan dapat

meningkatkan PDRB Provinsi/Kabupaten/Kota analisis.

Dengan mempertimbangkan parameter seperti pada tabel 3.1 di bawah

(LQ, Dj dan Pj), maka masing-masing tipologi dapat dimaknai bahwa sektor

ekonomi yang masuk Tipologi II adalah sektor yang tingkat kepotensialannya

‖ baik sekali ‖ untuk dikembangkan, Tipologi III ‖ baik ‖, Tipologi IV ‖ lebih

dari cukup ‖, Tipologi V ‖ cukup”, Tipologi VI ‖hampir dari cukup”,

Tipologi VII ‖ kurang ‖, Tipologi VIII ‖ kurang sekali ‖.

Tabel 3.1

Makna Tipologi Sektor Ekonomi

LQ Rata-

Rata

Dj Rata-

Rata

Pj Rata-Rata Tingkat

Kepotensialan

I (LQ > 1 ) (Dj > 0) (Pj > 0) Istimewa

II (LQ > 1 ) (Dj > 0) (Pj < 0) Baik Sekali

III (LQ > 1 ) (Dj < 0) (Pj > 0) Baik

IV (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Lebih dari cukup

V (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Cukup

VI (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj < 0) Hampir dari Cukup

VII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj > 0) Kurang

VIII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Kurang Sekali

Sumber: Saerofi (2005:65)

Analisis potensi pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali dapat diketahui

dengan menggunakan analisis LQ, Analisis Shift Share dan Tipologi. Seperti

yang dijelaskan pada gambar 3.1 dibawah ini. Sehingga dapat diketahui

sektor yang potensial untuk dapat memacu pertumbuhan ekonomi di Provinsi

Bali.

Page 79: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

57

4. Model atau Teori Gravitasi

Penelitian ini menggunakan analisis gravitasi untuk melihat besarnya

daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu lokasi. Model ini

digunakan untuk melihat kaitan suatu potensi dan besarnya wilayah pengaruh

dari potensi tersebut. Model gravitasi dapat digunakan untuk menghitung

besarnya interaksi yang terjadi antara dua wilayah. (Robinson Tarigan,

2005:148)

Dalam konteks penelitian ini, analisis gravitasi digunakan untuk

mengidentifikasikan interaksi ekonomi atau keterkaitan antara Kota Denpasar

dengan kabupaten sekitarnya. Menurut analisis ini daya tarik menarik antar

pusat pertumbuhan dengan daerah sekitarnya merupakan perbandingan

terbalik antara besarnya pengaruh pusat wilayah dan kuadrat jarak antara dua

wilayah.

Rumus analisis gravitasi adalah sebagai berikut:

Tij = k

Keterangan :

Tij = Daya tarik menarik antara daerah i dan j

Pi = Besarnya massa dari wilayah i yang menggunakan tolak ukur jumlah

penduduk wilayah i

Pj = Besarnya massa dari wilayah j yang menggunakan tolak ukur jumlah

penduduk wilayah j

Pi Pj

db

ij

Page 80: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

58

dij = Jarak antara wilayah i dengan wilayah j

b = Konstanta yang nilainya 2

Pengukuran dari analisis ini adalah:

a. Bila Tij nilainya semakin besar maka daya tarik menarik antara daerah (i)

dan (j) semakin kuat dan bisa dikatakan indikator kegiatan sosial

ekonomi keduanya besar kaitannya.

b. Bila Tij nilainya semakin kecil maka daya tarik menarik antara daerah (i)

dan (j) semakin lemah dan bisa dikatakan indikator kegiatan sosial

ekonomi keduanya kecil kaitannya.

Gambar 3.1

Bagan Kerangka Potensi Pertumbuhan

Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Potensi Ekonomi

Analisis Location

Quotient (LQ)

Analisis Shift Share

Tipologi Sektoral

Pj>0, sektor

di kab/kota

tumbuh

cepat

Pj<0, sektor

di kab/kota

tumbuh

lambat

Dij>0, sektor

tumbuh lebih

cepat dari

Provinsi.

Dj<0, sektor

tumbuh lebih

lambat dari

Provinsi

LQ>1

Sektor

Basis

LQ<1

Sektor

Non

Basis

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Bali

Analisis Gravitasi

Page 81: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

59

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel

yang digunakan. Variabel adalah atribut dari sekelompok orang atau objek

penelitian yang mempunyai kriteria yang sama, Sugiyono (2005:2).

Penjelasan variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Laju pertumbuhan ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari

pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi berlaku

atau tidak. Laju pertumbuhan ekonomi diukur dengan indikator

perkembangan PDRB dari tahun ke tahun yang dinyatakan dalam persen

per tahun. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pembangunan daerah

dilihat dari besarnya pertumbuhan PDRB setiap tahunnya.

2. Pertumbuhan sektor ekonomi

Pertumbuhan sektor ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang

dan jasa dari setiap sektor ekonomi yang dihitung dari angka PDRB atas

dasar harga konstan (ADHK) tahun 2000 dan dinyatakan dalam

persentase. PDRB (ADHK) merupakan nilai produksi barang dan jasa

akhir dalam suatu waktu kurun waktu tertentu orang-orang dan

perusahaan. Dinamakan bruto karena memasukkan komponen

penyusutan. Disebut domestik karena menyangkut batas wilayah. Disebut

konstan karena harga yang digunakan mengacu pada tahun tertentu

(tahun dasar = 2000).

Page 82: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

60

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Pengertian PDRB menurut Badan Pusat Statistik (BPS), bila

dipandang dari sudut produksi, PDRB merupakan jumlah nilai produksi

neto barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam

satu region atau wilayah selama jangka waktu tertentu yaitu satu tahun.

Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi

9 (sembilan) kelompok lapangan usaha (sektor). Dalam penyajian ini

PDRB dihitung berdasarkan harga tetap (harga konstan), yaitu pada

harga-harga barang yang berlaku di tahun dasar yang dipilih, yakni tahun

dasar 2005. Perhitungan berdasarkan harga konstan ini dilakukan karena

sudah dibersihkan dari unsur inflasi.

4. Pengembangan Sektor Ekonomi Potensial

Menurut Schumpeter dan Hicks dalam Jhingan (2002:4),

Perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-

putus dalam keadaan stasioner yang senantiasa mengubah dan mengganti

situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Berdasarkan pengertian di

atas yang dimaksud dengan pengembangan sektor potensial dalam

penelitian ini adalah upaya untuk mengubah/menaikkan keadaan yang

ada (mengganti keseimbangan yang telah ada) pada sektor-sektor

ekonomi potensial (unggul, mampu, strategis), guna meningkatkan

PDRB Provinsi Bali secara umum.

5. Komponen Share (Nj)

Page 83: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

61

Komponen Share (Nj) adalah pertambahan PDRB suatu daerah

seandainya pertambahannya sama dengan pertambahan PDRB provinsi

selama jangka waktu tertentu.

6. Komponen Net Shift (P+D)j

Komponen Net Shift (P+D)j adalah komponen nilai untuk

menunjukkan penyimpangan dari Nj dalam ekonomi regional.

7. Komponen Differential Shift (Dj)

Komponen Differential Shift (Dj) adalah komponen untuk

mengukur besarnya shift netto yang digunakan oleh sektor tertentu yang

lebih cepat atau lebih lambat di tingkat provinsi

8. Komponen Proportional Shift (Pj)

Komponen Proportional Shift (Pj) adalah komponen ysng dipakai

untuk menghasilkan besarnya shift netto sebagai akibat dari PDRB

daerah yang bersangkutan berubah. Komponen bernilai positif apabila

daerah tersebut berspesialisasi dalam sektor yang ditingkat provinsi

tumbuh dengan cepat, sebaliknya akan bernilai negatif jika

berspesialisasi pada sektor yang tumbuh lambat di tingkat provinsi.

9. Penduduk

BPS mendefinisikan bahwa yang dimaksud penduduk adalah

semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia

selama 6 (enam) bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili

Page 84: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

62

kurang dari 6 (enam) bulan tetapi bertujuan untuk menetap (dalam satuan

jiwa).

9. Jarak

Jarak adalah bobot dari suatu wilayah ke wilayah lain yang

dinyatakan dalam satuan Kilo Meter (Km). Jarak dalam penelitian ini

adalah jarak antara Kota Denpasar dengan kabupaten lain di sekitarnya.

Page 85: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

63

Tabel 3.2

Tabel Operasional Variabel

Variabel Indikator pengukuran Data dan

Sumber data

Data tahun Skala

Pertumbuhan

Ekonomi

Laju pertumbuhan

ekonomi

BPS 2005-2011 Nominal

Sektor Basis

dan non basis

LQ (Location Quatient)

PDRB ke

sembilan

kabupaten/kota

di Provinsi Bali

ADHK 2000

menurut

lapangan usaha

dan PDRB

Provinsi Bali

ADHK 2000

menurut

lapangan usaha

(BPS)

2005-2011 Nominal

Sektor

Potensial

LQ (Location Quatient)

Shift Share:

Komponen

Share (Nj)

Komponen net

shift (P+D)j

Differential

Shift (Dj)

Proportional

Shift (Pj)

Tipologi Sektoral

PDRB ke

sembilan

kabupaten/kota

di Provinsi Bali

ADHK 2000

menurut

lapangan usaha

dan PDRB

Provinsi Bali

ADHK 2000

menurut

lapangan usaha

(BPS)

2005-2011 Nominal

Daya Tarik

Menarik

Potensi

Ekonomi

Antar Daerah

Analisis Model

Gravitasi

Jumlah

penduduk

kabupaten/kota

Provinsi Bali

dan jarak antara

Ibukota Provinsi

Bali dengan

kabupaten (Km)

(BPS)

2005-2011 Nominal

Page 86: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

64

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Provinsi Bali

a. Keadaan Geografi dan Demografi Provinsi Bali

Provinsi Bali secara astronomis terletak antara 803’40‖ – 8

05’48‖ Lintang

Selatan dan 114025’53‖ – 115

042’40‖ Bujur Timur yang membuatnya beriklim

tropis layaknya wilayah lain di Indonesia. Batas-batas wilayah Provinsi Bali

adalah :

Sebelah Utara : Laut Bali

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Barat : Selat Bali

Sebelah Timur : Selat Lombok

Provinsi Bali dikenal sebagai pulau dewata (paradise island), yang

merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Bali terletak di antara Pulau Jawa

dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya adalah Denpasar, yang terletak di

bagian selatan pulau ini. Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil

sepanjang 153 km dan selebar 112 km, sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Selain

itu, Provinsi Bali juga terdiri dari beberapa pulau, yakni Pulau Bali sebagai

pulau terbesar, Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Ceningan, Pulau Nusa

Lembongan, Pulau Serangan (terletak di sekitar kaki Pulau Bali), serta Pulau

Menjangan yang terletak di bagian barat Pulau Bali. (BPS Provinsi Bali, 2012)

Page 87: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

65

Berdasarkan hasil Digitasi batas wilayah, Provinsi Bali memiliki luas

wilayah 5.636,66 km2

atau 0,29% dari luas Kepulauan Indonesia. Provinsi Bali

terbagi atas delapan kabupaten dan satu kota yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1

Luas wilayah (Km2) Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

No Kabupaten/ Kota Luas wilayah (km2)

1. Denpasar 128

2. Badung 419

3. Jembrana 842

4. Tabanan 839

5. Buleleng 1.366

6. Klungkung 315

7. Karangasem 840

8. Gianyar 368

9. Bangli 521

Sumber: BPS Provinsi Bali 2012 (diolah kembali)

Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali

terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan di antara

pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi, yakni Gunung Agung

yang merupakan titik tertinggi di Bali setinggi 3.142 meter. Gunung berapi ini

terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur (1.717 meter) yang berlokasi

di Bangli juga merupakan salah satu gunung berapi. Sekitar 30.000 tahun lalu,

Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi.

Sedangkan gunung yang tidak berapi antara lain adalah Gunung Merbuk (1.356

meter) di Jembrana, Gunung Patas (1.414 meter) di Buleleng, dan Gunung

Seraya (1.058 meter) di Karangasem, serta beberapa gunung lainnya. (BPS

Provinsi Bali, 2012)

Page 88: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

66

Adanya pegunungan tersebut menyebabkan daerah Bali secara

geografis terbagi menjadi dua bagian yang tidak sama, yakni Bali Utara dengan

dataran rendah yang sempit dan kurang landai, serta Bali Selatan dengan

dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari

lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas

118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam

(>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali juga memiliki empat buah danau,

yakni Danau Beratan, Danau Buyan, Danau Tamblingan, dan Danau Batur.

Berbeda dengan bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang

dialiri sungai-sungai, seperti sungai Tukad Ayung 62.500 meter dan sungai-

sungai lainnya. (BPS Provinsi Bali, 2012)

Pada konteks lain, jenis tanah yang ada di Bali sebagian besar

didominasi oleh tanah Regusol dan Latasol serta sebagian kecil saja terdapat

jenis tanah Alluvial, Mediteran, dan Andosol. Jenis tanah Latosol yang sangat

peka terhadap erosi, tersebar di bagian barat sampai Kalopaksa, Petemon,

Ringdikit, dan Pempatan. Tanah jenis ini juga terdapat di sekitar Gunung

Penyu, Gunung Pintu, Gunung Juwet, dan Gunung Seraya yang secara

keseluruhan meliputi 44,90 persen dari luas Pulau Bali. (BPS Provinsi Bali,

2012)

Jenis tanah Regusol yang sangat peka terhadap erosi terdapat di bagian

timur Amlapura sampai Culik. Jenis tanah ini terdapat juga di Pantai

Singarajasampai Seririt, Bubunan, Kekeran di sekitar Danau Tamblingan,

Buyan, dan Beratan, sekitar Hutan Batukaru, serta sebagian kecil di Pantai

Page 89: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

67

Selatan Desa Kusamba, Sanur, Benoa, dan Kuta. Jenis tanah ini meliputi

sekitar 39,93 persen dari luas Pulau Bali. Jenis tanah Andosol yang juga peka

terhadap erosi terdapat di sekitar Baturiti, Candikuning, Banyuatis, Gobleg,

Pupuan, dan sebagian kelompok hutan Gunung Batukaru. Jenis tanah

Mediteran yang kurang peka terhadap erosi terdapat di Jazirah Bukit Nusa

Penida dan kepulauannya, Bukit Kuta, dan Prapat Agung. Jenis tanah yang

juga tidak peka terhadap erosi lainnya adalah tanah Alluvial terdapat di dataran

Negara, Sumber Kelampok, Manggis, dan Angantelu. Ketiga jenis tanah ini,

yakni Andasol, Mediteran, dan Alluvial meliputi sekitar 15,49 persen dari luas

Pulau Bali. (BPS Provinsi Bali, 2012)

b. Keadaan Iklim

Wilayah Bali secara umum beriklim laut tropis yang dipengaruhi oleh

angin musiman. Sebagai pulau kecil, Bali di kelilingi wilayah pesisir dengan

panjang 430 km. Ada banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada

wilayah pesisir dengan mata pencaharian sebagai nelayan sejak turun-temurun

dan petani rumput laut. Di wilayah rural, sebagian besar masyarakat Bali

bercorak produksi sebagai petani kecil dengan pola pertanian tradisional. Corak

produksi masyarakat Bali ini sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim (siklus

alam dan curah hujan). Karena itu, peralihan musim merupakan salah satu

indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi musim kemarau atau musim

hujan lebih dini, sehingga perencanaan pertanian terutama periode tanam dan

jenis komoditas dapat disusun sesuai kondisi iklim aktual. (BPS Provinsi Bali,

2012)

Page 90: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

68

Curah hujan tertinggi selama tahun 2011 terdapat di Kabupaten

Tabanan sebanyak 4.041 mm, untuk suhu tertinggi terjadi di Kabupaten

Buleleng dan Kota Denpasar yaitu mencapai 27,20C.

c. Pemerintahan

1) Wilayah Administrasi

Secara administrasi, Provinsi Bali terbagi menjadi delapan

kabupaten dan satu kota, yakni Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung,

Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng, dan Kota

Denpasar, serta terbagi dalam 57 kecamatan, 715 desa, dan 4.295 SLS

(Satuan Lingkungan Setempat). SLS adalah satuan lingkungan

setingkat di bawah desa (dusun).

2) Kepegawaian

Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Bali

Tahun 2011, jumlah PNS yang berada di lingkungan Pemerintah

Provinsi Bali telah mencapai sebanyak 7.187 orang, dengan komposisi

laki-laki 4.460 orang dan perempuan 2.727 orang. Jumlah ini

mengalami penurunan dari tahun 2010 sebanyak 7.243 orang (laki-laki

4.570 orang dan perempuan 2.673 orang).

d. Kependudukan

1) Penduduk

Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2011 tercatat

jumlah penduduk di Provinsi Bali sebanyak 3.572.831 jiwa yang

terdiri dari 1.791.953 jiwa (50,15%) penduduk laki-laki dan

Page 91: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

69

1.780.878 jiwa (49,85%) penduduk perempuan. Jumlah penduduk

Bali tahun 2011 naik sebesar 1,43% dari tahun sebelumnya.

Luas wilayah Bali 5.636,66 km2, maka kepadatan penduduk

mencapai 631 jiwa/km2. Di antara Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

terdapat Kabupaten Buleleng merupakan daerah yang jumlah

penduduknya tertinggi mencapai 675.513 jiwa atau 18,54% dari

seluruh penduduk Bali.

2) Ketenagakerjaan

Di provinsi Bali, masalah ketenagakerjaan masih

merupakan fenomena pelik. Bali merupakan wilayah yang mudah

dijangkau akibatnya arus migrasi maupun urbanisasi menjadi tak

terhindarkan. Oleh sebab itu membuat struktur ketenagakerjaan

didominasi oleh penduduk usia produktif.

Sektor pertanian dan sektor pariwisata masih menjadi ujung

tombak perekonomian Provinsi Bali. Pada tahun 2011 jumlah

penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran 596.527 orang atau 27,05%.

Kemudian sektor Pertanian menempati posisi kedua dalam

penyerapan tenaga kerja yaitu mencapai 556.615 orang (25.24%).

3) Mata pencaharian

Mata Pencaharian penduduk Provinsi Bali pada umumnya masih

bekerja di bidang pariwisata dan pertanian, hal ini merupakan

Page 92: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

70

potensi wilayah Provinsi Bali yang sebagian besar masih

merupakan pariwisata.

Tabel 4.2

Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha Utama di Provinsi Bali Tahun 2011

No Lapangan Usaha Utama Tenaga Kerja

1 Pertanian 556.615

2 Pertambangan dan Penggalian 12.635

3 Industri Pengolahan 290.132

4 Listrik, Air dan Gas 6.859

5 Bangunan 185.705

6 Perdagangan 596.527

7 Pengangkutan dan Komunikasi 81.744

8 Keuangan 83.281

9 Jasa-jasa Lainnya 391.376

Jumlah 2.204.874

Sumber: BPS Provinsi Bali (berdasarkan hasil Sakernas 2011)

e. Pendidikan

Penduduk di Kabupaten Semarang yang bersekolah secara umum

mengalami fluktuasi selama periode 2005-2011. Sarana pendidikan seperti

jumlah sekolah dan juga tenaga pendidik merupakan salah satu faktor yang

menunjang keberhasilan pendidikan. Berdasarkan data Dinas Pendidikan

Provinsi Bali, jumlah murid SD selama tahun 2010/2011 mencapai

437.666 siswa, sedangkan tenaga guru sebanyak 26.942 orang. Pada

tingkat SLTP,jumlah murid mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya 174.068 orang menjadi 176.407 orang. Dengan tenaga guru

sebanyak 12.910 orang. Untuk tingkat SMU, jumlah murid mengalami

peningkatan 26,74% dan jumlah murid tahun 2010/2011 sebanyak 90.467

orang. Jumlah tenaga guru yang mengajar sebanyak 7.505 orang. Untuk

Page 93: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

71

jenjang SMK juga mengalami peningkatan jumlah murid sebesar 45,16%

dari 43.361 orang di tahun 2009/20910 menjadi 62.942 orang di tahun

2010/2011. Banyaknya tenaga pengajar atau guru sebanyak 4.017 orang.

f. Kesehatan

Pada hakikatnya pembanguan kesehatan bertujuan untuk mencapai

kemampuan hidup sehat bagi seluruh rakyat agar dapat meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat secara optimal. Karena itu, untuk menilai

pembanguan kesehatan salah satu pendekatan yang bisa digunakan adalah

dengan mendirikan fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas kesehatan

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Provinsi Bali Tahun 2011

No Fasilitas Kesehatan Jumlah

1 RSU Pemerintah 10

2 RSU Swasta 43

3 RS Khusus 2

4 RS Hankam 3

5 Puskesmas 114

6 Puskesmas Pembantu 528

7 Puskesmas Keliling 150

8 Posyandu 4.751

Sumber: BPS Provinsi Bali 2012 (diolah kembali)

B. Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi, Keterkaitan Wilayah dan

Pengembangan Sektor Potensial

Penulisan penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi

potensi pertumbuhan ekonomi pada sektor strategis yang potensial dapat di

kembangkan untuk meningkatkan PDRB wilayah analisis kemudian sektor-

sektor potensial yang sudah dianalisis lebih lanjut diterapkan dalam rangka

pengembangan sektor potensial tersebut. Selain itu, juga dicari seberapa jauh

Page 94: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

72

keterkaitan Ibukota Provinsi Denpasar dengan kabupaten daerah sekitarnya di

Provinsi Bali.

Untuk mengetahui potensi sektor-sektor ekonomi Kabupaten/Kota

yang mendukung PDRB Provinsi Bali maka digunakan alat analisis LQ yaitu

untuk mengetahui apakah sektor ekonomi tersebut termasuk sektor basis atau

non basis, juga digunakan metode Shift Share sebagai pendukung alat analisis

LQ dan Tipologi untuk memperjelas hasil LQ dan Shift Share. Kemudian

untuk memperkuat analisis digunakan Metode Gravitasi. Metode ini untuk

mengetahui keterkaitan ekonomi Kota Denpasar sebagai Ibukota Provinsi

Bali dan pusat pemerintahan dengan kabupaten-kabupaten lainnya dalam

rangka meningkatkan pertumbuhan ekonominya.

1. Analisis Perkembangan PDRB Provinsi Bali dengan PDRB

Kabupaten/Kota

Struktur perekonomian menggambarkan peranan atau sumbangan dari

masing-masing sektor dalam pembangunan PDRB yang dalam konteks lebih

jauh akan memperhatikan bagaimana suatu perekonomian mangalokasikan

sumber-sumber ekonomi di berbagai sektor. Nilai PDRB Provinsi Bali

cenderung fluktuatif yang ditunjukkan oleh jumlah nominalnya yang selalu

meningkat dari tahun ke tahun. Sektor pertanian memberikan kontribusi

tinggi untuk Provinsi Bali namun dari tahun ke tahun mengalami penurunan.

Selanjutnya untuk mengetahui sumbangan dari masing-masing sektor-sektor

ekonomi lainnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Page 95: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

73

Tabel 4.4

Distribusi Presentase PDRB Tahun 2005-2011 Menurut Sektor Atas

Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Provinsi Bali (dalam persen)

No Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 21,79 21,54 20,85 20,62 20,69 19,89 19,10

2 Pertambangan 0,64 0,62 0,60 0,58 0,58 0,65 0,68

3 Industri

Pengolahan

9,54 9,46 9,75 10,13 10,14 10,17 9,85

4 Listrik, Gas, Air 1,47 1,49 1,52 1,51 1,50 1,52 1,53

5 Bangunan 3,89 3,86 3,87 4,08 3,91 3,97 4,02

6 Perdagangan,

Hotel, R

29,37 28,88 28,98 31,45 31,72 31,89 32,53

7 Pengangkutan,

Kom.

11,85 11,86 12,33 11,08 11,05 11,05 10,99

8 Keu, Persew, Jasa

P

7,07 7,46 7,34 7,14 6,96 7,07 7,05

9 Jasa-jasa Lainnya 16,19 16,22 15,86 13,41 13,45 13,80 14,25

Jumlah 100 100 100 100 100 100 100

Sumber: BPS Provinsi Bali 2012 (diolah kembali)

Tabel di atas memperlihatkan presentase sumbangan sektor-sektor

ekonomi Provinsi Bali. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi

perekonomian Bali adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor

pertanian; sektor jasa-jasa lainnya; dan pengangkutan dan komunikasi.

Dua peristiwa yang sedikit mengguncang perekonomian di Bali terlihat

pada tahun 2005 dan 2008.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan sumbangan

tertinggi bagi total PDRB Provinsi Bali tetapi mengalami fluktuasi akibat

sebuah peristiwa. Pada tahun 2005 terjadi pengeboman dua tempat di Bali.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran terkena dampaknya karena

pengeboman terjadi di tempat yang dikunjungi wisatawan. Sektor ini

mengalami penurunan pada dari tahun 2005 sebesar 29,37 persen dan

Page 96: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

74

tahun 2006 menjadi 28,88 persen. Kemudian pada tahun 2009 hingga 2011

mengalami peningkatan seiring dengan kembalinya kepercayaan para

investor dan wisatawan.

Sektor kedua yang mempunyai kontribusi tinggi yaitu sektor

pertanian rata-rata mengalami penurunan dari tahun ke tahun, pada tahun

2005 kontribusinya sebesar 21,79 persen sampai tahun 2011 menurun

hingga persen walaupun kontribusinya masih PDRB nya masih tertinggi

kedua setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Untuk sektor

pertambangan, industri pengolahan, listrik, keuangan mengalami fluktuasi

naik turun presentase PDRB tapi masih mengalami peningkatan secara

lambat. Pada tahun 2011 ketiga sektor tersebut masing-masing mencapai

17,77 persen, 3,16 persen dan 13,50 persen. Sektor jasa-jasa merupakan

sektor yang mengalami penurunan selain sektor pertanian.

Peristiwa pengeboman Bali membuat berkurangnya kepercayaan

para wisatawan untuk ke Bali, imbasnya penurunan terhadap beberapa

sektor-sektor pariwisata pada tahun 2006. Selain itu, krisis ekonomi global

tahun 2008 juga memberikan imbas terhadap sektor-sektor pariwisata

sehingga mengalami penurunan tahun 2009. Perbaikan kondisi

perekonomian Bali sepertinya mulai terjadi pada tahun 2010 dan 2011.

Penanggulangan dampak dari kedua peristiwa tersebut secara menyeluruh

Provinsi Bali memang masih sangat diharapkan. Untuk lebih mendalam

mengetahui dampak dan share perekonomian di Bali, akan dijabarkan

untuk kontribusi PDRB Bali secara Kabupaten/Kota.

Page 97: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

75

Tabel 4.5

Distribusi Presentase PDRB Tahun 2011 Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten/Kota

Provinsi Bali (persen)

Lapangan

Usaha

Kabupaten/Kota

Denpasar Badung Jembrana Tabanan Gianyar Karangasem Klungkung Buleleng Bangli

Pertanian 6,42 8,04 23,33 35,29 16,27 29,28 30,16 23,66 34,03

Penggalian 0 0,10 0,42 10,33 0,41 1,96 3,50 0,66 0,14

Industri

Pengolahan 11,91

2,82 7,44 6,41 18,57 6,76 9,14

10,24 7,82

Listrik,Air &

Gas 3,74

1,60 0,89 0,98 0,93 0,56 1,22

1,00 0,57

Bangunan 3,07 4,36 5,42 3,81 4,51 4,10 6,01 2,77 4,67

Perdagangan,

Hotel&Restoran 39,52 46,19 27,11 22,05 30,19 15,73 23,54 29,11 25,75

Pengangkutan

& Komunikasi 12,24 26,19 14,62 5,64 4,65 8,10 5,15 3,59 1,99

Keu, Persewaan

& Jasa 13,24 2,43 4,91 6,50 5,28 5,42 2,94 4,15 3,47

Jasa-jasa 9,86 8,28 15,86 18,98 19,19 28,08 18,34 24,88 21,56

PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Sumber: BPS Provinsi Bali 2012 (diolah kembali)

Page 98: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

76

Provinsi Bali memiliki sembilan kabupaten/kota yang cukup

memberikan kontribusi yang baik bagi perekonomian Bali. Daerah yang

memiliki fokus kepada sektor-sektor pariwisata seperti Kota Denpasar,

Kabupaten Badung, Gianyar dan Buleleng nilai share PDRB nya tertinggi

untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran. Untuk kabupaten lainnya

sektor dengan kontribusi PDRB kabupaten/kota di Bali tertinggi pada

tahun 2011 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor

pertanian; sektor jasa-jasa dan sektor pengangkutan dan komunikasi.

Kota Denpasar merupakan Ibukota Provinsi Bali. Jika kita cermati

Kabupaten di sekitar Kota Denpasar ikut tumbuh dengan baik karena

kehidupan Kabupaten tidak jauh dengan jarak kota pemerintahan, seperti

Kabupaten Badung dan Gianyar. Untuk sektor perdagangan, hotel dan

restoran didominasi oleh Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten

Gianyar, Bangli dan Tabanan dengan kontribusi sebesar 46,19; 39,52;

30,19; 25,75 dan 22,05. Kabupaten Badung memegang kontribusi sektor

perdagangan, hotel dan restoran tertinggi karena banyak sekali tempat

wisata dan pantai indah di sana untuk dikunjungi. Selanjutnya kontribusi

PDRB Kabupaten/Kota sektor pertanian tertinggi dimiliki oleh Kabupaten

Tabanan, Bangli, Buleleng, Klungkung, Karangasem dan Jembrana. sektor

pertanian ini sangat penting untuk menunjang sektor-sektor pariwisata di

Bali. sektor dengan kontribusi terendah terlihat adalah sektor penggalian.

Terutama di Kota Denpasar yang tidak memberikan kontribusi untuk

sektor ini karena merupakan pusat pemerintahan. Hal ini dikarenakan

Page 99: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

77

jarang ada sumber pertambangan & penggalian (hasil tambang) besar yang

dapat diekspor ke wilayah lainnya.

2. Analisis Potensi Ekonomi

a. Analisis Location Quetiont (LQ)

Location Quotient atau disingkat LQ, merupakan suatu pendekatan

tidak langsung yang digunakan untuk mengukur kinerja basis ekonomi suatu

daerah, artinya bahwa analisis itu digunakan untuk melakukan pengujian

sektor-sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor unggulan. (Arsyad,

2010:390).

Analisis Location Quotien (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor-

sektor ekonomi manakah yang termasuk kedalam sektor basis (base sector)

atau berpotensi ekspor dan manakah yang bukan merupakan sektor basis (non

base sector). Apabila hasil perhitungannya menunjukkan angka lebih dari satu

(LQ > 1) berarti sektor tersebut merupakan sektor basis. Sebaliknya apabila

hasilnya menunjukkan angka kurang dari satu (LQ < 1) berarti sektor tersebut

bukan sektor basis.

Provinsi Bali memiliki delapan kabupaten dan 1 kota dengan

berdasarkan hasil perhitungan LQ sembilan sektor ekonomi terdapat beberapa

daerah yang mempunyai lebih dari 2 sektor basis yang kosisten di sepanjang

tahun analisis yakni dari tahun 2005 hingga 2011. Kota Denpasar merupakan

daerah yang paling banyak memiliki sektor basis yaitu sebanyak 5 sektor

terutama ini adalah sektor-sektor pariwisata. Sektor-sektor tersebut adalah

Page 100: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

78

sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor

pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan dan sektor jasa-jasa lainnya. Sedangkan kabupaten lainnya

memiliki 2, 3 atau 4 sektor saja yang konsisten sepanjang tahun analisis.

Kabupaten yang memiliki 4 sektor basis adalah kabupaten Badung,

Klungkung, Buleleng dan Jembrana. Kabupaten lainnya memiliki 3 sektor

adalah Kabupaten Gianyar dan Bangli. Sedangkan yang memiliki 2 sektor saja

adalah kabupaten Tabanan dan Karangasem. Untuk beberapa kabupaten yang

letaknya jauh dari Kota Denpasar sektor basis bukanlah yang berasal dari

sektor-sektor pariwisata namun sektor-sektor primer yakni sektor pertanian dan

sektor tersiernya adalah sektor jasa-jasa. Secara rinci kompilasi analisis rata-

rata LQ untuk 9 Kabupaten/Kota di Provinsi Bali yang mempunyai sektor basis

konsisten sepanjang tahun analisis dijabarkan dalam tabel 4.6.

Hasil rata-rata dari perhitungan LQ sembilan Kabupaten/Kota terdapat

4 sektor basis di Provinsi Bali yaitu sektor pertanian, pertambangan dan

penggalian, bangunan dan jasa-jasa lainnya. Namun untuk sektor perdagangan,

hotel dan restoran nilai LQ nya hampir mendekati 1 yaitu 0,885 artinya sektor

dapat dikembangkan menjadi sektor basis. Berikut secara lengkap akan

dijelaskan hasil analisis rata-rata LQ Kabupaten/Kota tahun 2005 hingga tahun

2011 masing-masing sektor ekonomi pada tabel 4.6:

Page 101: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

79

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Location Quetiont (LQ) Rata – Rata

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2005– 2011

Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Jumlah

Sektor

Basis 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Denpasar 0,357

(nb)

0,008 (nb)

1,223 (b)

2,424 (b)

0,847 (nb)

1,175 (b)

1,162 (b)

1,836

(b) 0,753 (nb)

5

Badung 0,426 (nb)

0,178 (nb)

0,294 (nb)

1,039 (b)

1,181 (b)

1,441 (b)

2,331 (b)

0,375 (nb)

0,597 (nb)

4

Gianyar 0,897

(nb)

0,638 (nb)

1,913 (b)

0,585 (nb)

1,118 (b)

0,964 (nb)

0,437 (nb)

0,703 (nb)

1,220 (b)

3

Tabanan 1,880 (b)

0,521 (nb)

0,677 (nb)

0,587 (nb)

0,961 (nb)

0,662 (nb)

0,517 (nb)

0,817 1,268

(b)

2

(nb) Klungkung 1,626

(b)

6,684 (b)

0,926 (nb)

0,728 (nb)

1,433 (b)

0,700 (nb)

0,471 (nb)

0,391 (nb)

1,215 (b)

4

Karangasem

1,552 (b)

2,691 (b)

0,713 (nb)

0,338 (nb)

0,968 (nb)

0,495 (nb)

0,727 (nb)

0,657 (nb)

1,942 (b)

3

Bangli

1,754 (b)

0,254 (nb)

0,808 (nb)

0,315 (nb)

1,275 (b)

0,811 (nb)

0,188 (nb)

0,485 (nb)

1,409 (b)

3

Buleleng

1,283 (b)

1,085 (b)

1,057 (b)

0,596 (nb)

0,687 (nb)

0,867 (nb)

0,332 (nb)

0,597 (nb)

1,708 (b)

4

Jembrana 1,278 0,646 0,776 0,544 1,362 0,805 1,325 0,671 1,080 4

(b) (nb) (nb) (nb) (b) (nb) (b) (b) (b)

Rata-rata 1,236 1,531 0,947 0,801 1,062 0,885 0,764 0,715 1,272 4

(b) (b) (nb) (nb) (b) (nb) (nb) (nb) (b)

Sumber: Hasil perhitungan PDRB Provinsi Bali dan PDRB Tiap Kabupaten/Kota

Provinsi Bali Tahun 2005-2011 (data diolah) Lampiran III

Keterangan: 1. Pertanian; 2. Pertambangan dan Penggalian; 3. Industri Pengolahan; 4.

Listrik, Gas dan Air Bersih; 5. Bangunan; 6. Perdagangan, Hotel &

Restoran; 7. Pengangkutan dan Komunikasi; 8. Keuangan, Persw. dan

Jasa P; 9. Jasa-jasa

(n) = sektor basis (nb) = sektor non basis

1) Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor basis di enam kabupaten dari

Sembilan kabupaten dan kota yang ada di Bali sejak awal tahun sampai

akhir tahun analisis. Berdasarkan tabel di atas bahwa hasil rata-rata LQ

Page 102: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

80

tahun 2005-2011 sektor pertanian menjadi basis di Kabupaten Tabanan,

Klungkung, Karangasem, Bangli, Buleleng dan Jembrana.

Walaupun diketahui bahwa pada kontribusi PDRB per kabupaten

dan kota di Bali terus mengalami penurunan tapi masih menjadi sektor basis

atau unggulan di Bali. Namun lahan pertanian mulai diambil alih untuk

bangunan-bangunan menunjang pemerintahan daerah dan sektor pariwisata

tetapi sektor pertanian disumbang oleh sub sektor perikanan dan

perternakan.

2) Sektor Pertambangan dan Penggalian

Hasil analisis LQ untuk sektor pertambangan dan penggalian

menjadi sektor basis hanya Kabupaten Klungkung dan Buleleng. Sektor ini

menjadi sektor basis terbesar di Klungkung yang nilainya sebesar 6,684.

Sehingga secara rata-rata menjadi sektor basis pada rata-rata di

Kabupaten/Kota Provinsi Bali. Ditujuh Kabupaten/Kota Bali sektor ini nilai

LQ nya < 1 dimana menunjukkan potensi tambang atau galian di Bali kecil

atau lambat.

3) Sektor Industri Pengolahan

Hasil analisis LQ pada sektor industri pengolahan seperti terlihat

pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa terdapat dua Kabupaten dan satu Kota

yang memiliki sektor basis selama periode analisis yaitu Kota Denpasar,

Kabupaten Gianyar dan Buleleng. Hal ini menunjukkan sektor industri

pengolahan dibutuhkan untuk menunjang sektor pariwisata dalam

Page 103: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

81

menyediakan barang-barang cinderamata terutama untuk Kota Denpasar dan

Kabupaten Gianyar.

4) Sektor Listrik, Gas dan Air

Sektor listrik, gas dan air merupakan sektor yang menunjang sektor

pariwisata. Terlihat pada tabel 4.6 bahwa sektor listrik, gas dan air menjadi

sektor basis di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Kedua daerah

merupakan daerah pariwisata. Kota Denpasar menjadi pusat pemerintahan

di Bali dan sangat besar pengaruhnya bagi daerah-daerah lainnya.

5) Sektor Bangunan

Untuk sektor bangunan menjadi sektor basis di lima Kabupaten di

Bali. Kabupaten-kabupaten tersebut adalah Kabupaten Badung, Gianyar,

Klungkung, Bangli dan Jembrana. Pembangunan ini untuk bertujuan untuk

menarik para wisatawan menginap dan sebagai bukti kemajuan daerah serta

tempat-tempat bisnis dan industri.

Namun sektor bangunan membuat pemerintah daerah menggunakan

lahan pertanian untuk didirikan bangunan guna menunjang bisnis yang lebih

menjanjikan. Hal ini yang menyebabkan penurunan kontribusi sektor

pertanian.

6) Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Dalam kontribusi PDRB Kabupaten/Kota di Bali tahun 2005-2011

jelas menunjukkan sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan

kontribusi tertinggi. Tetapi berdasarkan tabel 4.6 hasil perhitungan LQ

Page 104: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

82

untuk sembilan kabupaten/kota di Bali bahwa sektor ini secara menyeluruh

tidak menjadi sektor basis. Nilai LQ rata-rata sembilan kabupaten/kota di

Bali sebesar 0,885. Nilai ini hampir mendekati 1 berarti sektor ini memiliki

potensi untuk dikembangkan menjadi sektor basis. Hal ini dibuktikan

dengan nilai PDRB nya selalu unggul di sembilan kabupaten/kota di Bali.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran hanya menjadi sektor basis di Kota

Denpasar dan Kabupaten Badung.

7) Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Hasil analisis LQ pada sektor pengangkutan dan komunikasi seperti

yang terlihat dalam tabel 4.6 menunjukkan bahwa hanya 3 Kabupaten/Kota

yang ada di Bali menjadi sektor basis yaitu Kota Denpasar, Kabupaten

Badung dan Jembrana. Sektor ini menjadi sektor pariwisata yang

dibutuhkan karena untuk memenuhi kebutuhan sektor perdagangan, hotel

dan restoran supaya terkoordinasi dengan baik.

Kota Denpasar merupakan pusat pemerintahan dan berkembangnya

sektor pariwisata sehingga dibutuhkan pengangkutan dan komunikasi yang

lancar ke daerah-daerah lainnya. Sehingga sektor pengangkutan dan

komunikasi menjadi sektor basis di kota ini.

8) Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Dari tabel 4.6 terlihat hanya ada satu Kota yang mempunyai LQ > 1

untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu Kota

Denpasar. Hal ini terjadi karena kota Denpasar adalah pusat pemerintahan

Page 105: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

83

dan tempat kantor-kantor pengatur pemasaran dari kegiatan bisnis dan

industri di Provinsi Bali sehingga sektor ini menjadi sektor basis.

9) Sektor Jasa-jasa lainnya

Hasil analisis LQ pada sektor jasa-jasa terlihat pada tabel 4.6

menunjukkan bahwa sektor ini merupakan sektor basis untuk rata-rata

sembilan Kabupaten/Kota di Bali. Sektor jasa-jasa lainnya memegang sektor

basis untuk tujuh Kabupaten di Bali. Hanya dua Kabupaten dan Kota yang

LQ nya < 1 yaitu Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

Berdasarkan hasil tabel 4.6 Kota Denpasar merupakan kota yang

terbanyak memiliki sektor basis. Karena kota Denpasar merupakan Ibukota

Provinsi Bali dan menjadi pusat pemerintahan sehingga sektor pariwisata

menjadi unggulan. Untuk Kabupaten berbatasan dengan Kota Denpasar

seperti Kabupaten Badung dan Gianyar yang menjadi sektor basis juga

sektor-sektor pariwisata. Sedangkan Kabupaten lainnya yang menjadi sektor

basis adalah pertanian, penggalian, bangunan, pengangkutan dan jasa-jasa.

Meskipun tidak ada sektor ekonomi yang menjadi basis untuk semua

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tetapi hal ini menandakan bahwa terjadi

usaha penyebaran pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Provinsi

Bali. Kesembilan Kabupaten/Kota ini, selain bisa dapat memenuhi

kebutuhan di daerahnya sesuai dengan potensi alamnya, bahkan berpotensi

untuk mengekspor. Sektor ini, merupakan sektor potensial dimana sektor ini

Page 106: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

84

bisa di tingkatkan menjadi lebih baik lagi. Kemudian sektor-sektor non basis

untuk masing-masing Kabupaten/Kota di Provinsi Bali dapat dikembangkan

terutama sektor pariwisata karena hasil LQ nya mendekati 1.

Sektor-sektor non basis selama periode 2005-2011 masing-masing di

Kabupaten/Kota Provinsi Bali belum mampu mencukupi kebutuhannya dan

berpotensi untuk impor dari daerah lain. Meskipun sektor basis merupakan

sektor yang paling potensial untuk dikembangkan dan untuk memacu

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali, akan tetapi kita tidak boleh

melupakan sektor non Basis. Karena sektor-sektor non basis untuk masing-

masing Kabupaten/Kota di Provinsi Bali dapat dikembangkan terutama

sektor pariwisata karena hasil LQ nya mendekati 1 dan bersama sektor basis

yang ada maka sektor non basis dapat dibantu untuk dikembangkan

menjadi sektor basis baru.

b. Analisis Shift Share

Analisis Shift Share (SS) merupakan teknik yang sangat berguna

dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan dengan

perekonomian nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja

atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya

dengan daerah yang lebih besar (region/nasional). Penelitian ini mengkaitkan

Provinsi Bali dengan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Dalam analisis Shift

Share menggunakan variabel seperti tenaga kerja, penduduk dan pendapatan

bertujuan untuk mengetahui proses pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Dalam

Page 107: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

85

penelitian ini digunakan variabel pendapatan yaitu PDRB Provinsi Bali dan

PDRB sembilan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali untuk menguraikan

pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali.

Pertumbuhan PDRB total (G) dapat diuraikan menjadi komponen shift

dan komponen share yaitu :

a. Komponen Nasional Share (Nj) adalah banyaknya pertambahan PDRB

seandainya pertumbuhannya sama dengan laju pertumbuhan PDRB

Provinsi selama periode yang tercakup dalam studi.

b. Komponen Proportional Shift (Pj) adalah mengukur besarnya net shift

Provinsi Bali yang diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor yang

mendukung PDRB sektor-sektor ekonomi kabupaten/kota di Bali berubah.

Apabila Pj>0 artinya kabupaten/kota berspesialisasi pada sektor yang pada

tingkat provinsi tumbuh relatif cepat dan apabila Pj<0 berarti

kabupaten/kota berspesialisasi pada sektor yang pada tingkat provinsi

tumbuh lebih lambat.

c. Komponen Differential Shift (Dj) adalah mengukur besarnya net shift yang

diakibatkan oleh sektor tertentu yang tumbuh lebih cepat atau lambat di

kabupaten/kota dibandingkan dengan sektor yang sama di tingkat provinsi

yang disebabkan oleh faktor-faktor lokasional intern. Daerah yang

memiliki keuntungan lokasional seperti sumberdaya yang baik yang akan

memiliki nilai Dj positif (Dj>0), sebaliknya sektor yang secara lokasional

tidak menguntungkan akan mempunyai nilai Dj negatif (Dj<0).

Page 108: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

86

Tabel 4.7

Komponen Shift Share Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Tahun 2005 – 2011

Tahun Gj Nj Gj - Nj

Denpasar 320.894,85 326.123,06 -5.228,21

Badung 324.891,29 336.691,16 -11.799,87

Gianyar 176.341,86 195.462,03 -19.120,17

Tabanan 120.461,30 144.240,05 -23.778,75

Klungkung 61.450,44 76.636,20 -15.185,76

Karangasem 82.535,66 107.897,50 -25.361,84

Bangli 47.880,17 64.419,93 -16.539,75

Buleleng 176.590,01 200.033,07 -23.443,06

Jembrana 76.986,76 102.735,61 -25.748,85

Sumber : Lampiran IV, Lampiran V

Dari tabel di atas dapat dilihat untuk tahun 2005-2011 komponen

pertumbuhan masing-masing PDRB Kota Denpasar, Kabupaten Badung,

Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Klungkung, Kabupaten

Karangasem, Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Jembrana

(Gj) lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB Provinsi Bali (Nj),

sehingga penyimpangan yang terjadi menunjukkan arah yang negatif. Hal ini

menunjukan bahwa pertumbuhan PDRB Provinsi Bali (Nj) masih lebih cepat

apabila dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB (Gj) masing-masing

sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali. Rendahnya nilai pertumbuhan

PDRB total kabupaten/kota disebabkan oleh laju pertumbuhan PDRB atas

dasar harga konstan 2000 masing-masing kabupaten/kota di Bali lebih rendah

dari laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan 2000 Provinsi Bali.

Page 109: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

87

Pada periode tahun 2005-2011 walaupun komponen PDRB

Kabupaten/Kota (Gj) tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Badung dengan nilai

sebesar 324.891,29 dari Kabupaten/Kota lainnya. Namun terjadi penyimpangan

negatif sebesar -11799,87 sehingga menyebabkan terjadinya percepatan PDRB

Provinsi Bali lebih cepat dibandingkan PDRB Kabupaten Badung. Kota

Denpasar yang merupakan pusat pertumbuhan di Provinsi Bali juga mengalami

penyimpangan negatif sebesar -5228,21 tetapi Kota Denpasar pertumbuhannya

masih lebih baik di Provinsi Bali dibandingkan dengan Kabupaten/kota

lainnya.

Kemudian pada tahun 2005-2011 nilai komponen shift share terendah

adalah Kabupaten Jembrana dengan penyimpangan negatif terbesar yaitu -

25.748,85. Sehingga ini merupakan pertumbuhan PDRB total Kabupaten/Kota

di Provinsi Bali paling lambat dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB total

Provinsi Bali.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sektor-

sektor ekonomi strategis dan potensial untuk dikembangkan guna memacu laju

pertumbuhan ekonomi di sembilan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali. Untuk

mengetahui sektor-sektor yang menjadi spesialisasi daerah serta

pertumbuhannya digunakan komponen proportional shift (Pj) dan differential

shift (Dj). Untuk itu analisis selanjutnya yaitu analisis untuk mencari sektor-

sektor yang memiliki pertumbuhan yang cepat atau lambat dan sektor mana

yang memiliki daya saing tinggi atau tidak, sehingga digunakan perhitungan

Page 110: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

88

terhadap komponen pertumbuhan proporsional dan komponen pertumbuhan

diferensial.

Komponen proposional untuk mengukur besarnya net shift Provinsi

Bali yang diakibatkan oleh komposisi sektor-sektor yang mendukung PDRB

sektor-sektor ekonomi Kabupaten/Kota di Bali berubah. Apabila Pj>0 atau

proportional shift bernilai positif artinya kabupaten/kota berspesialisasi pada

sektor yang pada tingkat Provinsi Bali tumbuh relatif cepat dan apabila Pj<0

atau proportional shift bernilai negatif berarti kabupaten/Kota berspesialisasi

pada sektor yang pada tingkat provinsi tumbuh lebih lambat.

Berikut di bawah ini tabel 4.8 menunjukkan pertumbuhan komponen

proposional Provinsi diketahui bahwa proportional shift (Pj) Kabupaten/Kota

Provinsi Bali dari tahun 2005-2011 terdapat nilai positif juga nilai negatif.

Rata-rata pertumbuhan sektor ekonomi yang bernilai positif atau Pj>0 di

sembilan kabupaten/kota Provinsi Bali adalah sektor industri pengolahan;

pertambangan dan penggalian; listrik, gas dan air; bangunan; perdagangan,

hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa lainnya.

Komponen proportional shift (Pj) dengan nilai positif (P>0) artinya sembilan

kabupaten/kota berspesialisasi pada ke tujuh sektor tersebut yang di tingkat

Provinsi Bali tumbuh relatif cepat.

Sektor-sektor yang mempunyai nilai rata-rata komponen proporsional

negatif (Pj>0) adalah sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan. Nilai Proportional shift (Pj) yang negatif artinya kabupaten/kota

berspesialisasi pada ke dua sektor tersebut yang di tingkat Provinsi Bali

Page 111: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

89

tumbuh relatif lambat. Namun untuk sektor pertanian menunjukkan nilai rata-

rata proporsional positif hanya pada Kabupaten Buleleng dan untuk sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menunjukkan nilai rata-rata

proporsional positif hanya di Kabupaten Badung.

Page 112: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

89

Tabel 4.8

Komponen Pertumbuhan Proportional (Pj) Rata-rata Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2005 - 2011

Sumber: Lampiran VI

Keterangan : (C): Sektor tumbuh lebih cepat di tingkat Provinsi (L): Sektor tumbuh lebih lambat di tingkat Provinsi

Sektor Kabupaten/Kota

Denpasar Badung Jembrana Tabanan Gianyar Karangasem Klungkung Buleleng Bangli

Pertanian

-8099,42

(L)

-9867,16

(L)

-9218,01

(L)

-

18793,63

(L)

-

12234,28

(L)

-11623,74

(L)

-8677,39

(L)

17857,11

(C)

-

7835,18

(L)

Penggalian

3,38

(C)

83,12

(C)

102,29

(C)

126,30

(C)

193,52

(C)

533,32

(C)

657,05

(C)

338,38

(C)

22,29

(C)

Industri Pengolh.

2749,59

(C)

701,26

(C)

589,83

(C)

731,96

(C)

2634,53

(C)

571,51

(C)

503,38

(C)

1510,97

(C)

379,75

(C)

Listrik, G, A

1023,42

(C)

451,59

(C)

71,46

(C)

100,68

(C)

143,75

(C)

44,76

(C)

65,32

(C)

138,43

(C)

21,66

(C)

Bangunan

1324,36

(C)

1847,47

(C)

712,48

(C)

719,31

(C)

1205,03

(C)

582,39

(C)

608,05

(C)

734,20

(C)

338,70

(C)

Perdagangan, H,

R

16833,24

(C)

21395,27

(C)

3691,04

(C)

4224,16

(C)

8470,65

(C)

2433,14

(C)

2399,02

(C)

7660,24

(C)

2325,46

(C)

Pengangkutan K.

5332,87

(C)

9641,33

(C)

1907,12

(C)

1019,38

(C)

1202,57

(C)

1079,28

(C)

513,59

(C)

918,20

(C)

177,91

(C)

Keu, Persw &

Jasa P

-6387,41

(L)

2107,13

(C)

-735,98

(L)

-1277,66

(L)

-1462,90

(L)

-761,67

(L)

-320,13

(L)

-1279,22

(L)

-340,05

(L)

Jasa-jasa

2466,77

(C)

2107,13

(C)

1274,49

(C)

2140,80

(C)

2910,97

(C)

2549,05

(C)

1045,55

(C)

4151,78

(C)

1056,85

(C)

Jumlah 15246,80 25010,22 -1605,28 -11008,7 3063,86 -4591,89 -3205,58 -3684,13 -3852,6

Page 113: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

90

Tabel. 4.9

Komponen Pertumbuhan Differential (Dj) Rata-rata Kabupaten/Kota di Provinsi Bali tahun 2005-2011

Sektor Kabupaten/Kota

Denpasar Badung Jembrana Tabanan Gianyar Karangasem Klungkung Buleleng Bangli

Pertanian

-4549,03

(L)

-734,85

(L)

-9714,40

(L)

-9964,35

(L)

-7544,76

(L)

-7438,60

(L)

-5849,46

(L)

-10383,25

(L) -1007,16

(L)

Penggalian

-16,09

(L)

-302,40

(L)

-142,08

(L)

-72,86

(L)

-215,39

(L)

356,43

(C)

-3677,22

(L)

-615,75

(L)

-89,11

(L)

Industri Pengolh.

-2423,42

(L)

-2145,88

(L)

-2362,68

(L)

-3016,42

(L)

-6068,07

(L)

-3623,24

(L)

-1563,85

(L)

-4099,30

(L)

-1381,28

(L)

Listrik, G,A

-362,65

(L)

-209,06

(L)

-3,38

(L)

366,60

(C)

107,20

(C)

87,94

(C)

187,72

(C)

1561,44

(C)

151,38

(C)

Bangunan

-4258,88

(L)

-6169

(L)

-1065,15

(L)

-1020,06

(L)

-971,94

(L)

1047,83

(C)

165,08

(C)

-131,16

(L)

-1896,98

(L)

Perdagangan,H,R

15911,58

(C)

-

24132,84

(L)

-3036,21

(L)

-2329,62

(L)

-18342,76

(L)

-6342,67

(L)

-742,14

(L)

-658,04

(L)

-7827,76

(L)

Pengangkutan, K

-12650,78

(L)

6427,23

(C)

-4591,56

(L)

-1481,12

(L)

-2854,36

(L)

-2046,29

(L)

-1379,06

(L)

-2020,79

(L)

-753,84

(L)

Keu, Persw &

Jasa P

838,94

(C)

-3846,16

(L)

-307,32

(L)

4489,31

(C)

2480,49

(C)

3778,84

(C)

273,76

(C)

-12,04,32

(L)

-139,86

(L)

Jasa-jasa

-12964,68

(L)

-5697,14

(L)

-2820,78

(L)

258,47

(C)

11225,56

(C)

-6590,13

(L)

605,32

(C)

-1207,81

(L)

257,45

(C)

PDRB -20475,02

-36810,1

-24143,57 -12770,05 -22184,02 -20769,89 -11979,8

-19758,93 -12687,16

Sumber: Lampiran VI

Keterangan : (C): Sektor tumbuh lebih cepat dibanding Provinsi (L): Sektor tumbuh lebih lambat dibanding Provinsi

Page 114: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

91

Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa nilai differential

shift (Dj) rata-rata rata sektor-sektor ekonomi sembilan Kabupaten/Kota di

Provinsi Bali dari tahun 2005-2011 nilainya ada yang positif dan ada yang

negatif. Nilai Dj yang positif menunjukkan bahwa di Kabupaten/Kota ada yang

sektor ekonominya tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor ekonomi yang

sama di tingkat Provinsi Bali. Sedangkan nilai negatif menunjukkan bahwa

sektor tertentu di Kabupaten/Kota dengan nilai rata-rata negatif tumbuh lebih

lambat dibanding dengan pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi

Bali.

Ada empat sektor di Kabupaten/Kota di Provinsi Bali yang nilai

differential shift (Dj>0) rata-ratanya positif yaitu, sektor listrik, air dan gas;

dan sektor keuangan, persewaan dan jasa. Namun kedua sektor tersebut di

beberapa Kabupaten/Kota terdapat nilai Dj yang negatif yaitu untuk sektor

listrik, air dan gas adalah di Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan

Jembrana, sedangkan sektor keuangan, persewaan dan jasa adalah di

Kabupaten Badung, Jembrana, Buleleng dan Bangli. Kedua sektor tersebut

merupakan sektor yang pertumbuhannya cepat sehingga berpotensi untuk

dikembangkan dalam memacu pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali.

Sedangkan ketujuh sektor lainnya yaitu sektor pertanian; penggalian; industri

pengolahan; bangunan; sektor perdagangan, hotel dan restoran;

pengangkutan dan komunikasi; dan jasa-jasa lainnya, menunjukkan hasil

differential shift (Dj) dengan rata-rata negatif artinya ke tujuh sektor tersebut

Page 115: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

92

hanya berpotensi dikembangkan di kabupaten/kota yang memiliki nilai Dj

positif.

Di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Bali dari tujuh sektor di atas

yang pertumbuhan Dj-nya positif yaitu untuk sektor penggalian adalah

Kabupaten Karangasem dengan nilai 356,43, sektor bangunan adalah

Karangasem dan Klungkung yang nilainya 1047,38 dan 165,08, sektor

perdagangan, hotel dan restoran adalah Kota Denpasar nilainya sebesar

15911,58, sektor pengangkutan dan komunikasi adalah Kabupaten Badung

nilainya sebesar 6427,23 sedangkan untuk sektor jasa-jasa adalah Kabupaten

Tabanan, Gianyar, Klungkung dan Bangli.

Kedua komponen shift ini memisahkan unsur-unsur pertumbuhan

sembilan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali yang bersifat intern dan ekstern,

dimana ―proportional shift‖ dari pengaruh unsur-unsur luar yang bekerja dalam

provinsi, dan ―differential shift‖ adalah akibat dari pengaruh faktor-faktor yang

bekerja di dalam daerah yang bersangkutan.

Selanjutnya akan dijabarkan pada tabel 4.10 mengenai hasil

perhitungan akhir analisis shift share kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun

2005-2011. Perhitungan akhir ini merupakan penggabungan dari hasil rata

penggabungan nilai komponen share Nj dengan komponen pertumbuhan

proportional shift (Pj) dan komponen pertumbuhan differential shift (Dj).

Page 116: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

93

Tabel 4.10

Hasil Rata-rata Perhitungan Akhir Analisis Shift Share Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2005-2011

Sektor Kabupaten/Kota

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pertanian 10951,12 18503,45 7769,69 26220,69 15703,69 14882,36 10800,31 23740,25 14087,65

Penggalian 2.66 149,05 365,55 514,38 738,55 2663,89 142,21 1054,75 33,72

Industri

Pengolahan 39531,98 8201,42 5960,22 7294,87 33292,87 4474,89 5901,87 18153,83 4115,67

Listrik,Air &

Gas 12721,19 5592,15 919,06 1758,40 1999,19 690,42 1104,95 2517,94 481,80

Bangunan 7704,96 10895,52 5039,29 5046,24 8686,31 5672,92 5007,69 5907,88 1606,25

Perdagangan,

Hotel&Restoran 154126,35 150480 26772,62 32156,55 49722,53 12955,35 18618,48 61787,93 11008,26

Pengangkutan

& Komunikasi 34026,56 102364,42 12167,88 7708,53 7683,64 7592,32 3067,35 6139,87 745,38

Keu, Persewaan

& Jasa 37743,68 3964,60 3964,46 11763,28 11024,71 8167,78 2129,94 6209 1796,30

Jasa-jasa 24086,34 24740,67 14027,98 27998,36 47490,38 25435,73 14677,65 51078,57 14005,14

Jumlah 320894,85 324891,29 76986,76 120461,30 176341,86 82535,66 61450,44

176590 47880,17

Sumber: Hasil Rata-rata Perhitungan PDRB Provinsi Bali dan PDRB Tiap Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2005-2011 (data

diolah) Lampiran II

Keterangan : 1. Denpasar; 2. Badung; 3. Jembrana; 4. Tabanan; 5. Gianyar; 6. Karangasem; 7. Klungkung; 8. Buleleng; 9. Bangli

Page 117: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

94

Bertitik tolak dari perhitungan di atas tabel 4.10, dapat diketahui bahwa

sektor-sektor ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Bali selama kurun waktu tujuh

tahun terakhir (2005-2011) menunjukkan sektor yang mempunyai nilai rata-rata

pertumbuhan yang positif adalah sektor pertanian; sektor pertambangandan

penggalian; sektor industri pengolahan; sektor bangunan; sektor listrik, gas dan

air; sektor perdagangan hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi;

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa lainnya. Hal

ini menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di Bali menyebar untuk semua

sektor ekonomi.

Sektor pertambangan dan penggalian secara rata-rata hasil akhir shift

share sembilan kabupaten/kota Provinsi Bali menunjukkan pertumbuhannya

terendah dibanding sektor-sektor lain. Hal ini mencerminkan bahwa filosofi Tri

Hita Karana (tiga penyebab kemakmuran masyarakat) masih menyatu bagi

masyarakat Bali salah satu isi filosofinya yaitu hubugan manusia dengan alam

lingkungannya. Tanah Bali dianggap tanah adat sehingga usaha pertambangan dan

penggalian dianggap tidak ramah lingkungan yang kebanyakan akan menyebabkan

kerusakan lingkungan. Sektor ini hanya untuk penggalian batu dan pasir padas

untuk pembuatan rumah adat dan tempat ibadah. (BPS Provinsi Bali, 2009 a)

c. Tipologi Sektoral

Analisis ini untuk mengembangkan hasil perhitungan indeks Location

Quotient ( LQ > 1 ), komponen differential shift ( Dj>0 ), dan komponen

proportional shift ( Pj > 0 ) untuk ditentukan tipologi sektoral. Tipologi ini

mengklasifikasikan sektor basis dan non basis serta komponen pertumbuhan

Page 118: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

95

internal dan eksternal. Dengan menggabungkan indeks LQ dengan komponen Dj

dan Pj dalam analisis Shift Share, analisis tipologi sektoral diharapkan dapat

memperkuat hasil analisis. Menurut Saerofi ( 2005:64 ), Tipologi sektoral tersebut

adalah sebagai berikut:

h. Tipologi I: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1 dan

pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat dibandingkan Provinsi

Bali (Dj rata-rata > 0 ) meskipun di tingkat Provinsi Bali pertumbuhannya

cepat (Pj rata-rata > 0).

i. Tipologi II: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1 dan

pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat dibandingkan dengan

Provinsi Bali (Dj rata-rata > 0) karena ditingkat Provinsi Bali

pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).

j. Tipologi III: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1 dan

di Kabupaten/Kota analisis pertumbuhannya lebih lambat dibanding Provinsi

Bali ( Dj rata-rata < 0) karena ditingkat Provinsi Bali pertumbuhannya cepat

(Pj rata-rata > 0).

k. Tipologi IV: Sektor tersebut adalah sektor basis dengan LQ rata-rata > 1 dan

di Kabupaten/Kota analisis pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan

Provinsi Bali (Dj rata-rata < 0) padahal ditingkat Provinsi Bali

pertumbuhannya juga lambat (Pj rata-rata < 0).

l. Tipologi V: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata < 1

dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat di banding

Page 119: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

96

pertumbuhan di tingkat Provinsi Bali (Dj rata-rata > 0) padahal di Provinsi

Bali sendiri pertumbuhannya jg cepat (Pj rata-rata > 0).

m. Tipologi VI: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata < 1

dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih cepat di banding

pertumbuhan di tingkat Provinsi Bali (Dj rata-rata > 0) meskipun di Provinsi

Bali sendiri pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).

n. Tipologi VII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata < 1

dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih lambat di banding

Provinsi Bali (Dj rata-rata < 0) meskipun di Provinsi Bali sendiri

pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).

o. Tipologi VIII: Sektor tersebut adalah sektor non basis dengan LQ rata-rata <

1 dan pertumbuhan di Kabupaten/Kota analisis lebih lambat di banding

Provinsi Bali (Dj rata-rata < 0) dan juga Provinsi Bali sendiri

pertumbuhannya lambat (Pj rata-rata < 0).

Tabel 4.11

Makna Tipologi Sektor Ekonomi

LQ Rata-

Rata

Dj Rata-Rata Pj Rata-Rata Tingkat

Kepotensialan

I (LQ > 1 ) (Dj > 0) (Pj > 0) Istimewa

II (LQ > 1 ) (Dj > 0) (Pj < 0) Baik Sekali

III (LQ > 1 ) (Dj < 0) (Pj > 0) Baik

IV (LQ > 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Lebih dari cukup

V (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj > 0) Cukup

VI (LQ < 1) (Dj > 0) (Pj < 0) Hampir dari

Cukup

VII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj > 0) Kurang

VIII (LQ < 1) (Dj < 0) (Pj < 0) Kurang Sekali

Sumber: Saerofi (2005:65)

Page 120: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

97

Berdasarkan tabel di atas dijelaskan bahwa sektor ekonomi dalam Tipologi

I merupakan sektor yang tingkat kepotensialanya ‖ istimewa ― untuk

dikembangkan karena sektor tersebut merupakan sektor basis (LQ > 1). Selain itu,

di Provinsi/Kabupaten/Kota analisis pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan

dengan tingkat provinsi (Dj > 0), meskipun ditingkat Provinsi juga tumbuh dengan

cepat. (Pj rata-rata positif). Sektor ini akan mendatangkan pendapatan yang tinggi

dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan PDRB Provinsi/Kabupaten/Kota

analisis.

Dengan mempertimbangkan parameter seperti pada tabel 4.12 di bawah

(LQ, Dj dan Pj), maka masing-masing tipologi dapat dimaknai bahwa sektor

ekonomi yang masuk Tipologi II adalah sektor yang tingkat kepotensialannya ‖

baik sekali ‖ untuk dikembangkan, Tipologi III ‖ baik ‖, Tipologi IV ‖ lebih dari

cukup ‖, Tipologi V ‖ cukup”, Tipologi VI ‖hampir dari cukup”, Tipologi VII ‖

kurang ‖, Tipologi VIII ‖ kurang sekali ‖. Selanjutnya akan dipaparkan dan

dijelaskan tipologi sektor ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Bali pada tabel

4.12.

Hasil analisis Tipologi Sektoral berdasarkan tabel 4.12 untuk

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali terlihat bahwa sektor yang tergolong baik

dikembangkan di Bali adalah sektor jasa-jasa dan sektor pertanian. Namun untuk

masing-masing Kabupaten/Kota yang memiliki potensi sektor yang baik untuk

dikembangkan adalah Kota Denpasar karena sektor pariwisatanya masuk ke

dalam sektor yang potensialnya dari istimewa hingga cukup untuk dikembangkan.

Page 121: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

98

Tabel 4.12

Pembagian Sektor Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Berdasarkan Tipologinya

Tipologi Kabupaten/Kota

Denpasar Badung Jembrana Tabanan Gianyar Karangasem Klungkung Buleleng Bangli

I

Perdagangan,

Hotel &

Restoran

Pengangkutan

&

komunikasi

Jasa-jasa

Jasa-jasa

Penggalian

Jasa-jasa

Jasa-jasa Jasa-jasa

Pengangkutan

&

Komunikasi

II

Keu.

Sewa & jasa

Pertanian

III

Industri

pengolahan

Perdagangan

Hotel, R

Pengangkutan

Industri

pengolahan

Jasa-jasa

Penggalian

Industri

pengolahan Bangunan

Listrik,air

& gas

Listrik,air

& gas

Bangunan

Bangunan

pengangkutan Bangunan Jasa-jasa

IV

Pertanian Pertanian

Pertanian Pertanian Penggalian Pertanian

V

Listrik,

Air,

Gas

Listrik,

Air,

Gas

Listrik,

Air,

Gas

Listrik,

Air,

Gas

Listrik,

Air,

Gas

Listrik,

Air,

Gas

VI

Keu,

Sewa,

Jasa

Keu, sewa,

Jasa

Keu, Sewa,

Jasa

Keu, sewa,

Jasa

Bangunan

&

Keu,sewa,

Jasa

VII

Penggalian Penggalian Penggalian penggalian Penggalian PHR PHR

Pengangkutan

Penggalian

Bangunan Industri

Pengolahan

Industri

Pengolahan

Industri

Pengolahan

perdagangan

hotel, R

Industri

Pengolahan

Industri

Pengolahan

LGA

Jasa-jasa

Jasa-jasa

LGA &

PHR

Bangunan

PHR

Pengangkutan

Pengangkutan

Pengangkutan

&

Komunikasi

Pengangkutan

&

Komunikasi

PHR

VIII

Pertanian

Pertanian &

Keu,Sewa,

Jasa

Keu, Sewa,

Jasa

Pertanian

Keu,

Sewa,

Jasa

Sumber : Lampiran III, VI, VII

Page 122: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

99

3. Analisis Keterkaitan Wilayah (Gravitasi)

Analisis gravitasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa kuat

keterkaitan (inter linkage) antara Kota Denpasar sebagai Ibukota Provinsi dan

pusat pertumbuhan dengan kabupaten-kabupaten sekitarnya yaitu Kabupaten

Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Karangasem,

Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Jembrana, dan

Kabupaten Tabanan.

Berdasarkan teori interaksi spasial (Saerofi 2005:25) keterkaitan

yang lebih kuat mengindikasikan adanya interaksi ekonomi baik berupa arus

uang, barang dan manusia lebih besar (intensif). Dengan adanya interaksi antar

wilayah maka suatu daerah (kota) akan saling melengkapi dan bekerjasama

dengan daerah lain (kabupaten) untuk meningkatkan laju pertumbuhan

ekonomi masing-masing wilayah.

Pertumbuhan ekonomi daerah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor

intern tetapi juga faktor ekstern yaitu hubungan interaksi dengan daerah

lainnya. Prosesnya ditandai dengan adanya interaksi antar daerah yang berupa

aktifitas ekonomi, aktifitas sosial dan komunikasi antar penduduk.

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan peringkat dari hasil

perhitungan analisis gravitasi bahwa selama periode penelitian tahun 2005-

2011 yang paling kuat interaksinya dengan Kota Denpasar adalah Kabupaten

Klungkung dengan nilai rata-rata indeks gravitasi sebesar 703814204,5

menunjukkan keterkaitan gravitasi paling kuat. Kedua interaksi dengan

Kabupaten Tabanan nilai rata-rata gravitasi sebesar 628657517,3 menunjukkan

Page 123: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

100

keterkaitan gravitasi kuat dengan Kota Denpasar. Ketiga dengan Kabupaten

Badung nilai rata-rata gravitasi sebesar 436948337,8 menunjukkan keterkaitan

gravitasi agak kuat dengan Kota Denpasar. Peringkat keempat interaksi dengan

Kabupaten Gianyar nilai rata-rata gravitasi sebesar 321440430,6 menunjukkan

keterkaitan gravitasi cukup kuat dengan Kota Denpasar.

Tabel 4.13

Peringkat atau Level Keterkaitan Gravitasi antara Kota Denpasar dengan

Kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi Bali Tahun 2005-2011

Peringkat kelima interaksi dengan Kabupaten Bangli nilai rata-rata

gravitasi sebesar 88639205,57 menunjukkan keterkaitan gravitasi hampir

cukup kuat dengan Kota Denpasar. Keenam interaksi dengan Kabupaten

Buleleng nilai rata-rata gravitasi sebesar 70973375,06 menunjukkan

keterkaitan gravitasi yang lemah dengan Kota Denpasar. Ketujuh interaksi

dengan Kabupaten Karangasem nilai rata-rata gravitasi sebesar 60155280,82

menunjukkan keterkaitan gravitasi cukup lemah dengan Kota Denpasar.

Peringkat Kabupaten Nilai Indeks Gravitasi Makna

1 Klungkung 703.814.204,5 Keterkaitan dengan Kota

Denpasar paling kuat

2 Tabanan 628.657.517,3 Keterkaitan dengan Kota

Denpasar kuat

3 Badung 436.948.337,8 Keterkaitan dengan Kota

Denpasar agak kuat

4 Gianyar 321.440.430,6 Keterkaitan dengan Kota

Denpasar cukup kuat

5 Bangli 88.639.205,57 Keterkaitan dengan Kota

Denpasar hampir cukup kuat

6 Buleleng 70.973.375,06 Keterkaitan dengan Kota

Denpasar lemah

7 Karangasem 60.155.280,82 Keterkaitan dengan Kota

Denpasar cukup lemah

8 Jembrana 19.664.138,47 Keterkaitan dengan Kota

Denpasar lemah sekali

Sumber: Lampiran II dan VIII

Page 124: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

101

Peringkat delapan interaksi dengan Kabupaten Jembrana nilai rata-rata

gravitasi sebesar 19664138,47 menunjukkan keterkaitan gravitasi yang lemah

sekali dengan Kota Denpasar.

Berdasarkan tabel 4.13 terdapat 4 daerah yang menjadi peringkat

teratas keterkaitan atau daya tarik gravitasi antara Kota Denpasar dengan

kabupaten sekitarnya. Hal ini sesuai pembangunan Provinsi Bali sebagaimana

yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRWP) Provinsi Bali tahun 2009-2029 dijelaskan

bahwa Kota Denpasar yang terintegrasi dalam Kawasan Perkotaan Denpasar,

Badung, Gianyar, Tabanan, Klungkung dalam sistem perkotaan nasional

ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Selanjutnya Perkotaan

Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan, Klungkung juga sekaligus ditetapkan

sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari pertimbangan sudut

kepentingan ekonomi nasional, dengan nama Kawasan Metropolitan Sarbagita.

Selanjutnya telah pula ditetapkan bahwa Kota Denpasar beserta Kawasan

Perkotaan Kuta merupakan Kota Inti dari Kawasan Metropolitan Sarbagita

yang didukung beberapa pengembangan Kota Satelit seperti Kawasan

Perkotaan Badung (Mangupura), Gianyar, Tabanan, Ubud, Jimbaran dan

Klungkung, serta kawasan perkotaan pendukung lainnya.

Kuatnya daya tarik wilayah Bali Selatan sebagai daerah tujuan

wisata dan Kota Denpasar sebagai Kota Inti Kawasan Metropolitan Sarbagita

memberikan kontribusi terciptanya lapangan kerja, yang telah memancing

tingginya migrasi ke Kota Denpasar dan sekitarnya yang datang dari wilayah

Page 125: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

102

lain di Bali. Pertumbuhan Kota Denpasar di samping telah menghasilkan

kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang penghidupan dan kehidupan

perkotaan.

Dengan adanya interaksi antar wilayah maka suatu kota akan saling

melengkapi dan bekerjasama dengan kabupaten dalam satu wilayah geografis

untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi masing-masing wilayah.

Ditunjang dengan Kawasan Metropolitan Perkotaan pembentukan Kawasan

Pengembangan Terpadu sebagai kawasan yang berpotensi untuk tumbuh cepat

dengan saling meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan interaksi Kabupaten

Bangli, Buleleng, Karangasem dan Jembrana.

C. Pembahasan

1. Pembahasan Per Sektor (sektoral) Sembilan Kabupaten/Kota Provinsi

Bali

a. Sektor Pertanian

Sektor pertanian di Provinsi Bali merupakan salah satu sektor

andalan bagi perekonomian Bali, hal ini terlihat pada kontribusi sektor

pertanian terhadap PDRB Provinsi Bali menduduki tingkat tertinggi kedua.

Besarnya kontribusi sektor pertanian dapat dilihat pada angka kontribusi

sektor pertanian sebesar 20,29 persen pada tahun 2005 namun terus

menunjukkan adanya kecendrungan penurunan kontribusi dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2009 turun hingga menjadi 18,21 persen. Meskipun

begitu, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling mampu

Page 126: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

103

bertahan dan telah menyelamatkan ekonomi Bali dari keterpurukan krisis

ekonomi global akhir tahun 2008 dan peristiwa bom Bali tahun 2005.

Untuk di kabupaten/kota Provinsi Bali sektor pertanian

memberikan kontribusi tertinggi pada Kabupaten Tabanan, Bangli,

Buleleng, Klungkung dan Karangasem tahun 2011. Sama seperti

kontribusi sektor pertanian pada PDRB Provinsi Bali, untuk di

kabupaten/kota-nya juga cenderung mengalami penurunan. Tetapi sektor

pertanian memberikan kontribusi PDRB sektor tertinggi untuk lima

Kabupaten tersebut.

Tabel 4.14

Analisis Sektor Pertanian

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di tingkat Provinsi

3 Dj Negatif Pertumbuhan sektor di kabupaten/kota

lebih lambat dibanding Provinsi

4 Tipologi IV Lebih dari cukup

Sumber : Lampiran II, IX

Gambar 4.1

Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per

Kabupaten/Kota Sektor Pertanian

Berdasarkan gambar diatas, perkembangan LQ rata-rata periode

tahun 2005-2011 cenderung turun (<1) di Kota Denpasar, Kabupaten

Badung dan Gianyar. Sedangkan Kabupaten lainnya LQ>1. Hal ini

0

0.5

1

1.5

2

hasil LQ

LQ rata-rata

Page 127: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

104

membuktikan bahwa sektor pertanian masih dapat diandalkan tetapi

dengan memperhatikan teknologi pertanian yang efisien.

Berdasarkan analisis LQ selama tujuh tahun terakhir (2005-2011),

sektor pertanian menunjukkan nilai rata-rata LQ di sembilan

kabupaten/kota Provinsi Bali di atas angka satu (LQ > 1) yaitu sebesar

1,24. Hal ini berarti sektor ini termasuk sektor basis. Nilai LQ yang lebih

dari angka satu ini berarti sektor pertanian dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat daerah tersebut dan mampu mengekspor untuk kabupaten/kota

yang bukan basis pada sektor pertanian. Kabupaten Tabanan, Klungkung,

Karangasem, Bangli, Buleleng, dan Jembrana memiliki rata-rata nilai LQ

sektor pertanian sebesar 1,88; 1,626; 1,552; 1,754; 1,283; dan 1,345.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode penelitian kajian

ini (tahun 2005-2011), untuk sektor pertanian menunjukkan nilai rata-rata

Komponen Pj sebesar -7610,19 hal ini menunjukkkan bahwa sektor ini

merupakan spesialisasi sektor pertanian di kabupaten/kota yang tumbuh

lambat di Provinsi Bali karena nilainya negatif. Untuk delapan

Kabupaten/Kota pun tumbuh lambat dan hanya satu Kabupaten dimana

sektor pertanian tumbuh cepat di Provinsi Bali yaitu di Kabupaten

Buleleng nilai Pj nya sebesar 17857,11. Sedangkan berdasarkan hasil

perhitungan komponen Dj, sektor pertanian adalah sektor yang

pertumbuhannya lebih lambat di banding provinsi karena daya saingnya

menurun. Hal ini ditunjukkan dengan besaran rata-rata komponen Dj yang

negatif, yaitu sebesar -6343,98. Berdasarkan perhitungan analisis tipologi

Page 128: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

105

sektoral, sektor pertanian termasuk dalam tipologi IV sehingga sektor ini

adalah sektor yang tingkat kepotensialan untuk dikembangkan lebih dari

cukup karena merupakan sektor basis dan spesialisasi sektor di

kabupaten/kota pertumbuhannya lebih lambat di tingkat provinsi padahal

daya saing sektor ini tumbuh lambat dibandingkan tingkat provinsi.

b. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sumbangan sektor pertambangan terhadap PDRB Provinsi Bali

pada tahun 2005 hingga 2011 sangatlah rendah dan kecendrungan

menurun. Hanya tahun 2006 menunjukkan kenaikan 0,3 persen dari tahun

2005. Untuk kontribusi PDRB Kabupaten/Kota di Bali tahun 2011 hanya

Tabanan yang mencapai 10,33 persen sedangkan yang lainnya jauh di

bawah. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Bali secara keseluruhan tidak

banyak memiliki potensi sumber pertambangan yang dapat diekplorasi.

Tabel 4.15

Analisis Sektor Pertambangan dan Penggalian

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi

3 Dj Negatif Pertumbuhan sektor di kabupaten/kota lebih

lambat dibanding Provinsi

4 Tipologi III Baik

Sumber : Lampiran II, IX

Berdasarkan gambar 4.2 perkembangan LQ rata-rata periode tahun

2005-2011 cenderung turun (<1) pada Kota Denpasar, Kabupaten Badung,

Gianyar, Tabanan, dan Bangli. Sedangkan Kabupaten Klungkung,

Karangasem, Buleleng dan Jembrana LQ>1. Hasil dari perhitungan LQ

rata-rata sembilan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali selama tahun 2005-

Page 129: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

106

2011 sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan nilainya di atas

angka satu yaitu sebesar 1,53, yang berarti bahwa sektor ini termasuk ke

dalam sektor basis.

Gambar 4.2

Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per

Kabupaten/Kota Sektor Pertambangan dan Penggalian

Artinya, sektor tersebut dapat berproduksi dan berhasil memenuhi

kebutuhan masyarakat daerah Bali. Sektor pertambangan menjadi sektor

basis di Kabupaten Klungkung, Karangasem, Bueleleng dan Jembrana.

Masing-masing memiliki nilai LQ rata-rata sebesar 6,684; 2,691; 1,085

dan 1, 722.

Hasil analisis Shift Share selama tahun 2005-2011, sektor

pertambangan menunjukkan nilai rata-rata komponen pertumbuhan

proporsional (Pj) positif sebesar 228,85, yang menunjukkan bahwa sektor

pertambangan menjadi spesialisasi kabupaten/kota yang di tingkat provinsi

tumbuh cepat. Sektor pertambangan untuk sembilan kabupaten/kota

Provinsi Bali pertumbuhan Pj tumbuh cepat. Nilai rata-rata komponen Dj

sektor pertambangan adalah sebesar -530,50 menunjukkan bahwa daya

saing sektor ini menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat jika

dibandingkan dengan pertumbuhan di provinsi. Pertumbuhan Dj lebih

0

2

4

6

8

hasil LQ

LQ rata-rata

Page 130: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

107

cepat dibandingkan tingkat provinsi Bali hanya Kabupaten Karangasem

nilainya sebesar 356,43.

Hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor pertambangan

menempati tipologi IV. Sektor ini tingkat kepotensialannya baik untuk

dikembangkan karena sektor ini merupakan sektor basis dan di

kabupaten/kota pertumbuhannya lebih lambat jika dibandingkan dengan

provinsi dan di tingkat provinsi pertumbuhannya cepat. Sementara itu

berdasarkan pengamatan penulis aktifitas sektor pertambangan dan

penggalian ini tergolong rendah dan lokasinya terbatas.

c. Sektor Industri Pengolahan

Untuk kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB

Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga 2011 cenderung mengalami

kenaikan walaupun tahun 2009 sempat turun menjadi 9,16 dari tahun 2008

yang sebesar 9,34. Penurunan terjadi akibat krisis global akhir 2008 sedikit

memberi dampak kepada sektor ini. Sedangkan kontribusi PDRB sembilan

kabupaten/kota di Bali tahun 2011 yang cukup tinggi adalah Kota

Denpasar, Kabupaten Gianyar, Klungkung, dan Buleleng.

Tabel 4.16

Analisis Sektor Industri Pengolahan

No Aspek Parameter Makna

1 LQ <1 Sektor Non Basis

2 Pj Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi

3 Dj Negatif Pertumbuhan sektor di kabupaten/kota

lebih lambat dibanding Provinsi

4 Tipologi VII Kurang

Sumber : Lampiran II, IX

Page 131: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

108

Gambar 4.3

Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per

Kabupaten/Kota Sektor Industri Pengolahan

Berdasarkan gambar diatas, perkembangan LQ rata-rata periode

tahun 2005-2011 cenderung turun (<1) pada Kabupaten Badung, Tabanan,

Karangasem, Klungkung, Bangli dan Jembrana. Sedangkan Kota

Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Buleleng nilai LQ>1. Hasil dari

perhitungan LQ rata-rata sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali selama

tahun 2005-2011 sektor industri pengolahan menunjukkan nilai rata-rata di

bawah angka satu yaitu sebesar 0,95 yang berarti sektor ini termasuk ke

dalam sektor non basis. Artinya sektor ini masih memiliki kelemahan

dalam berproduksi dan belum berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat di

Provinsi Bali. Sektor ini belum diunggulkan untuk sebagai penghasil

PDRB Bali. Namun sektor industri pengolahan menjadi sektor basis untuk

tiga kabupaten/kota di Bali yakni Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar dan

Buleleng dengan hasil LQ rata-ratanya sebesar 1,223; 1,913 dan 1,057.

Hasil analisis Shift Share rata-rata sembilan kabupaten/kota

Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor industri pengolahan

menunjukkan komponen pertumbuhan proporsional (Pj) sebesar 1152,53

yang menunjukkan sektor ini termasuk ke dalam sektor yang di provinsi

0

0.5

1

1.5

2

2.5

hasil LQ

LQ rata-rata

Page 132: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

109

tumbuh dengan cepat. Dari hasil perhitungan komponen pertumbuhan

diferensial (Dj) menunjukkan angka negatif sebesar 2964,90 yang berarti

sektor ini mempunyai daya saing yang menurun sehingga pertumbuhannya

lebih lambat dari provinsi.

Kemudian hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor

industri pengolahan menempati tipologi VII. Sektor ini tingkat

kepotensialannya kurang baik jika dikembangkan karena sektor ini

merupakan sektor non basis dan di kabupaten/kota spesialisasi sektor

industri pengolahan pertumbuhannya lebih lambat jika dibandingkan

dengan provinsi serta daya saingnya di kabupaten/kota tumbuh lambat

dibanding provinsi.

d. Sektor Listrik, Gas dan Air

Peran sektor listrik, gas dan air terlihat dari sumbangan terhadap

PDRB Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga 2011 tidak terlalu

menunjukkan gairahnya bahkan tahun tahun 2007 dan 2008 sama-sama 2

persen saja walaupun tahun 2008 naik menjadi 2,10 persen. Untuk

kontribusi PDRB kabupaten/kota di Bali tahun 2011 hanya Kota Denpasar

yang mencapai 3,74 sedangkan yang kabupaten lainnya kontribusinya

lebih rendah.

Berdasarkan gambar 4.4 perkembangan LQ rata-rata periode tahun

2005-2011 cenderung turun (<1) pada Kabupaten Gianyar, Tabanan,

Karangasem, Klungkung, Bangli, Buleleng dan Jembrana. Sedangkan

Kota Denpasar dan Kabupaten Badung nilai LQ>1 artinya sektor basis.

Page 133: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

110

Gambar 4.4

Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per

Kabupaten/Kota Sektor Listrik, Gas dan Air

Berdasarkan hasil dari perhitungan LQ rata-rata keseluruhan

sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor

listrik, gas dan air menunjukkan nilainya di bawah angka satu yaitu

sebesar 0,80, yang berarti bahwa sektor ini termasuk ke dalam sektor non

basis. Artinya sektor ini masih memiliki kelemahan dalam berproduksi dan

belum berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali. Sektor

ini belum diunggulkan untuk sebagai penghasil PDRB Bali. Namun sektor

listrik, air dan gas menjadi sektor basis untuk dua kabupaten/kota di Bali

yakni Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dengan hasil LQ rata-ratanya

sebesar 2,424 dan 1,039.

Hasil analisis Shift Share selama tahun 2005-2011, sektor listrik,

gas dan air menunjukkan nilai rata-rata komponen pertumbuhan

proporsional (Pj) positif sebesar 229,01, yang menunjukkan bahwa sektor

ini termasuk ke dalam sektor yang memiliki pertumbuhan cepat di tingkat

provinsi. Nilai rata-rata komponen Dj sektor listrik, gas dan air adalah

sebesar 209,69 menunjukkan bahwa daya saing sektor ini pertumbuhannya

lebih cepat jika dibandingkan dengan pertumbuhan di provinsi.

0

1

2

3

hasil LQ

LQ rata-rata

Page 134: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

111

Kabupaten/kota yang menunjukkan nilai diferensial positif (Dj>0) adalah

Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar dan Jembrana.

Tabel 4.17

Analisis Sektor Listrik, Gas dan Air

No Aspek Parameter Makna

1 LQ <1 Sektor Non Basis

2 Pj Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi

3 Dj Positif Pertumbuhan sektor di kabupaten/kota

lebih cepat dibanding Provinsi

4 Tipologi V Baik

Sumber : Lampiran II, IX

Hasil analisis tipologi sektoral menunjukkan sektor listrik, gas dan

air menempati tipologi V. Sektor ini tingkat kepotensialannya cukup untuk

dikembangkan karena sektor ini di kabupaten/kota berspesialisasi dengan

pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan provinsi dan daya saing

sektor di kabupaten/kota tumbuh cepat dibandingkan dengan provinsi,

walaupun termasuk sektor non basis. Sementara itu sektor listrik, gas dan

air merupakan sumber daya utama untuk kehidupan sehari-hari masyarakat

Bali dan keberlangsungan pariwisata Bali.

e. Sektor Bangunan

Sektor bangunan di Provinsi Bali memiliki peran yang kecil terlihat

dari sumbangan terhadap PDRB Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga

2011. Kontribusi sektor ini pada tahun 2009 turun menjadi 4,4 persen

akibat krisis global yang membuat rata-rata kontribusi setiap sektor

ekonomi di Bali menurun. Untuk kontribusi PDRB masing-masing

kabupaten/kota di Bali tahun 2011 Kabupaten Klungkung yang mencapai

8,01.

Page 135: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

112

Tabel 4.18

Analisis Sektor Bangunan

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi

3 Dj Negatif Pertumbuhan sektor di kabupaten/kota lebih

lambat dibanding Provinsi

4 Tipologi III Baik

Sumber : Lampiran II, IX

Gambar 4.5

Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per

Kabupaten/Kota Sektor Bangunan

Berdasarkan analisis LQ selama 7 tahun terakhir (2005-2011),

sektor bangunan menunjukkan nilai rata-rata LQ-nya di atas angka satu

yaitu sebesar 1,06. Hal ini berarti sektor ini termasuk sektor basis. Nilai

LQ yang kurang dari satu ini Artinya, sektor tersebut dapat berproduksi

dan berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat daerah Bali. Untuk sektor

bangunan yang merupakan sektor basis terdapat di Kabupaten Badung,

Gianyar, Klungkung, Bangli dan Jembrana. Masing-masing memiliki nilai

LQ rata-rata sebesar 1,181; 1,118; 1,433; 1,275 dan 1,089.

Perhitungan analisis Shift Share selama periode tahun 2005-2011

untuk sektor bangunan, nilai rata-rata komponen Pj-nya adalah sebesar

856,89 yang menunjukkkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang

tumbuh cepat di Provinsi Bali karena nilainya positif. Sedangkan hasil dari

0

0.5

1

1.5

2

hasil LQ

LQ rata-rata

Page 136: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

113

perhitungan komponen Dj, sektor bangunan adalah sektor yang daya

saingnya menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan

pertumbuhan di provinsi. Hal ini ditunjukkan dengan besaran rata-rata

komponen Dj yang negatif, yaitu sebesar -2588,92. Berdasarkan

perhitungan analisis tipologi sektoral, sektor bangunan termasuk dalam

tipologi III sehingga sektor ini adalah sektor yang potensial baik untuk

dikembangkan karena merupakan sektor basis walaupun di kabupaten/kota

spesialisasi sektor bangunan pertumbuhannya lebih cepat jika

dibandingkan dengan provinsi walaupun daya saingnya di kabupaten/kota

tumbuh lambat dibanding provinsi.

f. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Besarnya kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran

terhadap PDRB Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga 2011 merupakan

sektor yang memberikan kontribusi tertinggi di Bali dengan presentase

terus mengalami kenaikan walaupun tidak signifikan. Kontribusi sektor ini

mengalami penurunan dari tahun 2005 sebesar 29,37 persen dan tahun

2006 menjadi 28,88 akibat peristiwa Bom yang mengguncang Kabupaten

Badung namun sektor ini kembali bangkit. Bali masih mempunyai daya

tarik bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Selain itu, terjadi

perluasan pangsa pasar pada negara-negara wisatawan asing seperti

Australia, China, Jepang, Malaysia, Taiwan dan Korea Selatan. (BPS

Provinsi Bali, 2012 b)

Page 137: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

114

Walaupun krisis global akhir 2008 sedikit memberi dampak

kepada sektor ini tetapi sektor perdagangan, hotel dan restoran kembali

tumbuh karena pariwisatanya. Sedangkan kontribusi PDRB sembilan

kabupaten/kota di Bali tahun 2011 yang tertinggi dan menjadi sektor

utama yang memberikan kontribusinya adalah Kota Denpasar, Kabupaten

Gianyar, Badung, dan Jembrana. Presentase untuk masing-masing

kontribusi PDRB nya yaitu 39,52; 30,19 ;46,19; dan 27,11.

Tabel 4.19

Analisis Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

No Aspek Parameter Makna

1 LQ <1 Sektor Non Basis

2 Pj Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi

3 Dj Negatif Pertumbuhan sektor di kabupaten/kota

lebih lambat dibanding Provinsi Provinsi

4 Tipologi VII Kurang

Sumber : Lampiran II, IX

Gambar 4.6

Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per

Kabupaten/Kota Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Berdasarkan gambar diatas, perkembangan LQ rata-rata periode

tahun 2005-2011 dengan nilai LQ>1 artinya sektor perdagangan, hotel dan

restoran merupakan sektor basis. Sektor ini menjadi sektor basis di Kota

Denpasar, Kabupaten Badung dan Gianyar. Untuk hasil LQ rata-rata

keseluruhan kabupaten/kota tahun 2005-2011 hampir mendekati LQ=1

0

0.5

1

1.5

2

hasil LQ

LQ rata-rata

Page 138: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

115

maka perlu adanya pemerataan pertumbuhan di kabupaten lainnya guna

menunjang pariwisata.

Menurut dari perhitungan LQ rata-rata sembilan kabupaten/kota di

Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor perdagangan, hotel dan

restoran menunjukkan nilai rata-rata di bawah angka satu yaitu sebesar

0,88 yang berarti sektor ini termasuk ke dalam sektor non basis. Artinya

sektor ini masih memiliki kelemahan dalam berproduksi dan belum

berhasil memenuhi pembangunan pariwisata di Provinsi Bali. Akan tetapi

untuk Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Kabupaten Gianyar sektor

perdagangan, hotel dan restoran menjadi sektor unggulan.

Hasil analisis Shift Share rata-rata sembilan kabupaten/kota

Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 untuk sektor perdagangan, hotel dan

restoran menunjukkan komponen pertumbuhan proporsional (Pj) sebesar

7714,69 yang menunjukkan sektor ini tumbuh lebih cepat di tingkat

provinsi. Dari hasil perhitungan komponen pertumbuhan diferensial (Dj)

menunjukkan angka negatif sebesar -5277,83 yang berarti sektor ini

mempunyai daya saing yang menurun sehingga pertumbuhannya lebih

lambat dari provinsi.

Kemudian hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor

perdagangan, hotel dan rsetoran menempati tipologi VII. Sektor ini tingkat

kepotensialannya kurang baik jika dikembangkan karena sektor ini

merupakan sektor non basis dan di kabupaten/kota pertumbuhannya lebih

Page 139: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

116

lambat jika dibandingkan dengan provinsi walaupun daya saingnya di

kabupaten/kota menunjukkan pertumbuhan lebih cepat daripada provinsi.

g. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Hasil kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap

PDRB Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga 2011 mengalami kenaikan

dari tahun ke tahun. Sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan

sektor yang tidak terpengaruh oleh peristiwa bom tahun 2005 dan krisis

ekonomi global tahun 2008. Sedangkan kontribusi PDRB sembilan

kabupaten/kota di Bali tahun 2011 didominasi oleh kota dan kabupaten

dengan kontribusi tinggi yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan

Jembrana. Presentase untuk masing-masing kontribusi PDRB nya yaitu

12,24; 26,19 dan 14,62.

Tabel 4.20

Analisis Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

No Aspek Parameter Makna

1 LQ <1 Sektor Non Basis

2 Pj Negatif Tumbuh lambat di tingkat Provinsi

3 Dj Positif Pertumbuhan sektor di kabupaten/kota

lebih cepat dibanding Provinsi

4 Tipologi VI Hampir dari cukup

Sumber : Lampiran II, IX

Gambar 4.7

Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per

Kabupaten/Kota Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

00.5

11.5

22.5

hasil LQ

LQ rata-rata

Page 140: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

117

Berdasarkan gambar diatas, perkembangan LQ rata-rata periode

tahun 2005-2011 cenderung tinggi (>1) pada Kota Denpasar dan

Kabupaten Badung. Sektor ini masih didominasi pada Kota Denpasar dan

Kabupaten Badung maka sebaiknya perlu ditingkatkan di kabupaten lain

karena sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sarana dalam

peningkatan pariwisata dan distribusi.

Hasil dari perhitungan LQ rata-rata sembilan kabupaten/kota di

Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor pengangkutan dan

komunikasi menunjukkan nilai rata-rata di bawah angka satu yaitu sebesar

0,76 yang berarti sektor ini termasuk ke dalam sektor non basis. Artinya

sektor ini masih memiliki kelemahan dalam berproduksi dan belum

berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali. Sektor ini

belum diunggulkan untuk sebagai penghasil PDRB Bali. Namun sektor

pengangkutan dan komunikasi menjadi sektor basis untuk tiga

kabupaten/kota di Bali yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan

Jembrana dengan hasil LQ rata-ratanya sebesar 1,162; 2,331 dan 0,715.

Hasil analisis Shift Share rata-rata sembilan kabupaten/kota

Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor pengangkutan dan

komunikasi menunjukkan komponen pertumbuhan proporsional (Pj)

sebesar 2421,36 yang menunjukkan sektor ini termasuk kedalam sektor

yang di provinsi tumbuh dengan cepat. Dari hasil perhitungan komponen

pertumbuhan diferensial (Dj) menunjukkan angka negatif sebesar -2372,29

Page 141: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

118

yang berarti sektor ini mempunyai daya saing yang menurun sehingga

pertumbuhannya lebih lambat dari provinsi.

Kemudian hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor

pengangkutan dan komunikasi menempati tipologi VI. Sektor ini tingkat

kepotensialannya hampir dari cukup jika dikembangkan karena sektor ini

merupakan sektor non basis walaupun di kabupaten/kota pertumbuhannya

lebih lambat jika dibandingkan dengan provinsi walaupun daya saingnya

di kabupaten/kota menunjukkan pertumbuhan lebih cepat daripada

provinsi.

h. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Share atau kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan terhadap PDRB Provinsi Bali pada tahun 2005 hingga 2011

cenderung mengalami fluktuasi seperti tahun 2007 mengalami penurunan

menjadi 7,34 persen yang sebelumnya tahun 2006 sebesar 7,46 persen.

Kemudian pada tahun 2008 naik menjadi 7,62 persen dan turun lagi tahun

2009 menjadi 7,11 persen. Penurunan terjadi akibat krisis global akhir

2008 sedikit memberi dampak kepada sektor ini. Sedangkan kontribusi

PDRB sembilan kabupaten/kota di Bali tahun 2011 yang cukup tinggi

adalah Kota Denpasar, Kabupaten Karangasem, dan Tabanan. Presentase

untuk masing-masing kontribusi PDRB nya yaitu 13,24; 6,60; dan 6,50.

Berdasarkan gambar 4.8 perkembangan LQ rata-rata periode tahun

2005-2011 cenderung turun (<1) pada delapan kabupaten hanya Kota

Page 142: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

119

Denpasar yang nilai LQ rata-rata >1. Ini membuktikan belum adanya

usaha pembangunan untuk sektor ini supaya menjadi sektor potensial.

Gambar 4.8

Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per

Kabupaten/Kota Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Hasil dari perhitungan LQ rata-rata sembilan kabupaten/kota di

Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor keuangan, persewaan dan

jasa perusahaan menunjukkan nilai rata-rata di bawah angka satu yaitu

sebesar 0,72 yang berarti sektor ini termasuk ke dalam sektor non basis.

Artinya sektor ini masih memiliki kelemahan dalam berproduksi dan

belum berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali. Sektor

ini belum diunggulkan untuk sebagai penghasil PDRB Bali. Sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menjadi sektor basis untuk

kabupaten/kota di Bali hanya Kota Denpasar dengan hasil LQ rata-ratanya

sebesar 1,836.

Hasil analisis Shift Share tabel 4.21 menunjukkan rata-rata

sembilan kabupaten/kota Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menunjukkan komponen

pertumbuhan proporsional (Pj) sebesar -1161,99 yang menunjukkan sektor

ini termasuk ke dalam sektor yang di provinsi tumbuh dengan lambat. Dari

0

0.5

1

1.5

2

hasil LQ

LQ rata-rata

Page 143: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

120

hasil perhitungan komponen pertumbuhan diferensial (Dj) menunjukkan

angka negatif sebesar -707,08 yang berarti sektor ini mempunyai daya

saing yang menurun sehingga pertumbuhannya lebih lambat dari provinsi.

Tabel 4.21

Analisis Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

No Aspek Parameter Makna

1 LQ <1 Sektor Non Basis

2 Pj Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi

3 Dj Negatif Pertumbuhan sektor di kabupaten/kota lebih

lambat dibanding Provinsi

4 Tipologi VII Kurang

Sumber : Lampiran II, IX

Kemudian hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan menempati tipologi VII. Sektor

ini tingkat kepotensialannya kurang jika dikembangkan karena sektor ini

merupakan sektor non basis dan spesialisasi sektor di kabupaten/kota

pertumbuhannya lebih cepat di tingkat provinsi padahal daya saing sektor

ini tumbuh lambat dibandingkan tingkat provinsi.

i. Sektor Jasa-jasa Lainnya

Untuk kontribusi sektor jasa-jasa lainnya terhadap PDRB Provinsi

Bali pada tahun 2005 hingga 2011 cenderung mengalami penurunan dati

tahun 2007 hingga tahun 2011. Tahun 2007 turun menjadi 15,86 dan terus

menurun. Sedangkan kontribusi PDRB sembilan kabupaten/kota di Bali

tahun 2011 yang cukup tinggi dan kabupaten/kota mempunyai share

tertinggi yaitu Kabupaten Karangasem, Bangli, Buleleng dan Gianyar.

Page 144: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

121

Tabel 4.22

Analisis Sektor Jasa-jasa Lainnya

No Aspek Parameter Makna

1 LQ >1 Sektor Basis

2 Pj Positif Tumbuh cepat di tingkat Provinsi

3 Dj Negatif Pertumbuhan sektor di kabupaten/kota

lebih lambat dibanding Provinsi

4 Tipologi III Baik

Sumber : Lampiran II, IX

Gambar 4.9

Perkembangan LQ Rata-rata Periode Tahun 2005-2011 Per

Kabupaten/Kota Sektor Jasa-jasa Lainnya

Berdasarkan gambar diatas, dari hasil perhitungan LQ rata-rata

sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor

jasa-jasa lainnya menunjukkan nilai rata-rata di atas angka satu yaitu

sebesar 1,27 yang berarti sektor ini termasuk ke dalam sektor basis.

Artinya sektor ini potensial dalam berproduksi dan berhasil memenuhi

kebutuhan masyarakat di Provinsi Bali dan dapat mengimpor. Sektor jasa-

jasa lainnya menjadi sektor basis (LQ>1) di delapan kabupaten/kota di

Bali yakni Kabupaten Karangasem, Buleleng, Bangli, Jembrana, Tabanan,

Gianyar dan Klungkung dengan hasil LQ rata-ratanya sebesar 1,942;

1,708; 1,409; 1,337; 1,268; 1,220 dan1,215.

Hasil analisis Shift Share rata-rata sembilan kabupaten/kota

Provinsi Bali selama tahun 2005-2011 sektor jasa-jasa lainnya

0

0.5

1

1.5

2

2.5

hasil LQ

LQ rata-rata

Page 145: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

122

menunjukkan komponen pertumbuhan proporsional (Pj) sebesar 2189,27

yang menunjukkan sektor ini termasuk ke dalam sektor yang di provinsi

tumbuh dengan cepat. Hasil perhitungan komponen pertumbuhan

diferensial (Dj) menunjukkan angka negatif sebesar -1881,53 yang berarti

sektor ini mempunyai daya saing yang menurun sehingga pertumbuhannya

lebih lambat dari provinsi.

Kemudian hasil analisis Tipologi sektoral menunjukkan sektor

jasa-jasa lainnya menempati tipologi III. Sektor ini tingkat

kepotensialannya baik untuk dikembangkan karena sektor ini merupakan

sektor basis tetapi spesialisasi sektor di kabupaten/kota pertumbuhannya

lebih cepat di tingkat provinsi padahal daya saing sektor ini tumbuh lambat

dibandingkan tingkat provinsi.

2. Keterkaitan Wilayah

Berdasarkan tabel peringkat keterkaitan daerah (gravitasi) antara kota

Denpasar dengan kabupaten-kabupaten lainnya (tabel 4.13), terlihat bahwa

selama periode penelitian 2005-2011 yang paling kuat interaksinya dengan

Kota Denpasar adalah Kabupaten Klungkung, kedua interaksi dengan

Kabupaten Tabanan, ketiga interaksi dengan Kabupaten Badung, keempat

interaksi dengan Kabupaten Gianyar, kelima interaksi dengan Kabupaten

Bangli, keenam interaksi dengan Kabupaten Buleleng, ketujuh interaksi dengan

Kabupaten Karangasem, dan kedelapan interaksi dengan Kabupaten Jembrana.

Interaksi yang kuat antara Kota Denpasar dengan Kabupaten

Klungkung ini disebabkan karena jaraknya yang relatif sangat dekat sehingga

Page 146: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

123

mempermudah akses penduduk ke daerah tersebut. Walaupun, jumlah

penduduk Kabupaten Klungkung bukan merupakan kabupaten dengan

penduduk terbanyak. Kabupaten Klungkung adalah daerah yang jaraknya dekat

dengan Kota Denpasar sehingga dapat membantu menunjang perekonomian di

Denpasar. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan

sosial. Semakin besar interaksi, semakin besar pula daya tarik menarik Kota

Denpasar dengan kabupaten-kabupaten sekitar sehingga kegiatan sosial

ekonominya semakin besar kaitannya.

Melihat interaksi yang kuat antara Kota Denpasar dengan Kabupaten

Klungkung, lebih dalam lagi sektor-sektor unggulan masing-masing daerah

tersebut. Kota Denpasar sangat dominan untuk sektor-sektor pariwisata dapat

dilihat berdasarkan kontribusi PDRB nya maupun hasil LQ nya.

Kabupaten Badung dengan Kota Denpasar memiliki interaksi kuat

ketiga terlihat bahwa kedua daerah ini memiliki kesamaan untuk sektor

unggulan dan basis. Sektor tersebut merupakan sektor pariwisata yakni sektor

listrik, gas dan air; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor

pengangkutan dan komunikasi. Jarak yang dekat antar kedua daerah ini

membuat keterkaitan daerah juga erat.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Soepono (2001) dalam

digunakan variabel kesempatan kerja untuk menganalisis sektor basis dan non-

basis di Kabupaten Badung. Dari hasil yang diperoleh diyatakan bahwa sektor-

sektor basis di Kabupaten Badung adalah sektor-sektor yang terkait dengan

aktivitas pariwisata. Kabupaten Badung adalah kabupaten yang memiliki

Page 147: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

124

banyak kawasan wisata sehingga berusaha menyediakan berbagai fasilitas

pariwisata agar wisatawan merasa nyaman berada di Bali, khususnya

Kabupaten Badung.

3. Pengembangan Sektor Potensial di Kabupaten/Kota Provinsi Bali

Setelah melakukan analisis dengan menggunakan analisis LQ, Shift

Share, analisis tipologi sektoral, dan analisis gravitasi maka dapat diketahui

masing-masing potensi sektor ekonomi kabupaten/kota Provinsi Bali. Setelah

diketahui potensi tiap sektor, selanjutnya diharapkan adanya pengelolaan yang

lebih terfokus pada sektor yang lebih mampu mendorong perkembangan

ekonomi Provinsi Bali. Dengan menitikberatkan pada sektor-sektor yang

mempunyai pengaruh yang besar pada perekonomian sehingga diharapkan

hasilnya dapat optimal.

Dalam penelitian ini analisis pengembangan sektor potensial di

kabupaten/kota Provinsi Bali saja mengingat:

1) Sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; bangunan dan jasa-jasa

lainnya sebagai sektor basis. Selain sektor basis, sektor non basis yang

potensial dikembangkan dan menjadi konsentrasi pemerintah daerah

Provinsi Bali adalah sektor dengan kriteria pertumbuhan yang cepat di

Provinsi berpotensi untuk dikembangkan menjadi sektor basis. Sektor

tersebut adalah sektor listrik, gas dan air dan sektor pengangkutan dan

komunikasi. Sektor tersebut merupakan sektor yang cakupannya sangat luas

dan terdiri dari berbagai macam lapangan usaha dan usaha produksi,

Page 148: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

125

sehingga pengembangannya dapat dititikberatkan pada peningkatan kualitas

barang dan pelayanan.

2) Obyek wisata atau sektor pariwisata, sebagai potensi ekonomi dimiliki

Provinsi Bali. Pengembangan sektor tersier pariwisata sebaiknya tidak

hanya Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dan Gianyar tetapi Kabupaten

lainnya juga karena memiliki potensi wisata Bali namun akses yang cukup

jauh dan pusat sarana prasarana akomodasi yang baik masih di Kawasan

Metropolitan Sarbagita. Dinas Pariwisata menganggap bahwa pariwisata

selain masuk dalam sektor jasa-jasa termasuk dalam sektor perdagangan

hotel dan restoran (BPS Provinsi Bali, 2012 b).

Page 149: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

126

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penghitungan indeks location quotient pada Provinsi

Bali sektor ekonomi yang basis di masing-masing Kabupaten/Kota tahun

2005-2011 adalah :

a. Kota Denpasar adalah sektor listrik, gas dan air; sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan; sektor industri pengolahan; sektor

perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor pengangkutan dan

komunikasi.

b. Kabupaten Badung adalah sektor pengangkutan dan komunikasi;

sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor bangunan dan sektor

listrik, gas dan air.

c. Kabupaten Buleleng adalah sektor jasa-jasa; sektor pertanian; sektor

penggalian dan sektor industri pengolahan.

d. Kabupaten Gianyar adalah sektor industri pengolahan; sektor jasa-

jasa dan sektor bangunan.

e. Kabupaten Klungkung adalah sektor pertanian, sektor bangunan dan

sektor jasa-jasa.

f. Kabupaten Karangasem adalah sektor penggalian, sektor jasa-jasa

dan sektor pertanian.

Page 150: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

127

g. Kabupaten Bangli adalah sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan

sektor bangunan.

h. Kabupaten Jembrana adalah sektor jasa-jasa; sektor pertanian dan

sektor bangunan.

i. Kabupaten Tabanan adalah sektor pertanian dan sektor jasa-jasa.

Hal di atas menunjukkan bahwa terjadi penyebaran sektor-sektor

ekonomi yang basis di Provinsi Bali dan pemerataan pembangunan daerah

Bali. Pembangunan di Bali tidak dikhususkan untuk satu sektor di setiap

kabupaten/kota tetapi terbagi-bagi untuk saling memenuhi kebutuhan tiap-tiap

daerah.

2. Sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk lebih dikembangkan

di keseluruhan kabupaten/kota Provinsi Bali dan sebagai acuan

pemerintah daerah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

daerahnya untuk masa mendatang setelah tahun 2005-2011 berdasarkan

analisis dengan Tipologi Sektoral sembilan Kabupaten/Kota yang ada

yaitu sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; bangunan dan jasa-

jasa lainnya. Selain sektor basis, sektor non basis yang potensial

dikembangkan dan menjadi konsentrasi pemerintah daerah adalah sektor

dengan kriteria pertumbuhan yang cepat di Provinsi dan menempati

Tipologi V dan VI, yang berarti sektor ini adalah sektor non basis,

sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi sektor basis. Sektor

tersebut adalah sektor listrik, gas dan air dan sektor pengangkutan dan

komunikasi.

Page 151: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

128

3. Hasil dari analisis gravitasi dengan nilai indeks terbesar menunjukkan

keterkaitan atau daya tarik menarik potensi ekonomi antara Kota

Denpasar dengan kabupaten lain di sekitarnya paling kuat adalah pertama

dengan Kabupaten Klungkung, kedua interaksi dengan Kabupaten

Tabanan, ketiga interaksi dengan Kabupaten Badung, keempat interaksi

dengan Kabupaten Gianyar, kelima interaksi dengan Kabupaten Bangli,

keenam interaksi dengan Kabupaten Buleleng, ketujuh interaksi dengan

Kabupaten Karangasem, dan kedelapan interaksi dengan Kabupaten

Jembrana. Keterkaitan dengan Kota Denpasar ini paling besar karena

kedua daerah tersebut mempunyai jarak yang cukup dekat sehingga

interaksi keduanya paling kuat. Interaksi dengan daerah ini dipengaruhi

oleh jumlah penduduk dan jarak antara kedua daerah.

B. Implikasi

1. Berdasarkan pemahaman yang dimiliki terhadap potensi yang dimiliki

Provinsi Bali dan kabupaten/kota, maka pemerintah Provinsi dan daerah

ini diharapkan merumuskan strategi pengembangan daerah yang paling

menguntungkan untuk diterapkan di masa mendatang. Mengutamakan

pembangunan untuk sektor-sektor basis atau unggulan (LQ > 1) pada Kota

Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, Tabanan, Bangli, Klungkung,

Buleleng, Jembrana dan Karangasem. Pengembangan sektor yakni dengan

mengutamakan kegiatan unggulan berupa: sektor pertanian, sektor jasa-

jasa, sektor listrik, gas dan air, sektor pengangkutan dan komunikasi dan

Page 152: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

129

sektor perdagangan, hotel, restoran. Namun dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali dengan kabupaten/kota melalui

sektor-sektor basis hendaknya tidak mengabaikan sektor-sektor non basis,

karena dengan meningkatkan peran dari sektor non basis diharapkan sektor

tersebut dapat tumbuh menjadi sektor basis dan pada akhirnya semua

sektor ekonomi dapat secara bersama-sama mendukung peningkatan

potensi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali.

2. Sesuai dengan program prioritas pembangunan RPJMD (Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Provinsi Bali 2008-2013

pengembangan sektor potensial baik dari sektor basis dan sektor non basis

menunjang kegiatan:

1) Pemantapan ketahanan pangan melalui pengembangan sektor pertanian

dengan Program Simantri (Sistem Manajemen Pertanian Terintegrasi)

dengan pendirian koperasi petani untuk memudahkan petani

memperoleh pinjaman modal, pemberian subsidi pupuk dan

pengumpulan hasil panen menghindari penjualan kepada tengkulak.

2) Peningkatan daya saing industri, pariwisata dengan pengembangan

konsentrasi pembangunan daerah untuk sektor industri pengolahan dan

sektor tersier seperti sektor perdagangan, hotel dan restoran,

pengangkutan dan komunikasi; dan sektor jasa-jasa lainnya. Sektor

perdagangan, hotel dan restoran yang juga mendukung untuk

pariwisata Bali dan membuka banyak lapangan kerja bagi

Page 153: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

130

masyarakatnya harus diperhatikan dan diberikan akses dan

ditingkatkan.

3) Peningkatan infrastruktur wilayah pembangunan daerah dengan

prioritas sektor bangunan untuk pembangunan pariwisata namun tidak

mengambil alih fungsi lahan pertanian secara berlebihan. Faktor –

faktor penunjang agar perkembangan sektor ekonomi tidak dijadikan

suatu alat untuk mengambil keuntungan salah satu pihak tetapi seluruh

masyarakat yang terlibat di sekitarnya.

3. Penyebaran sektor ekonomi yang potensial di Provinsi Bali sudah baik

dilakukan namun akan lebih baik lagi pemerintah Bali benar-benar

memperhatikan sektor-sektor pariwisata dan pendukungnya karena dilihat

pangsa pasar untuk Bali sangat baik. Sektor strategis/potensial dalam

rangka meningkatkan pertumbuhan ekonominya hendaknya juga tidak

mengabaikan peran sektor yang tergolong non potensial. Karena dengan

pengembangan sektor potensial diharapkan akan dapat merangsang

pertumbuhan sektor non potensial sehingga menjadi sektor potensial yang

pada akhirnya semua sektor ekonomi bersama-sama mendukung

peningkatan peningkatan pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah

analisis.

4. Adanya peran serta pemerintah daerah dan masyarakat daerah dalam

membuat inisiatif untuk pengadaan kawasan pengembangan terpadu

dengan Kota Denpasar sebagai pusat pertumbuhan dan pemerintah daerah

kabupaten Klungkung, Tabanan, Badung, Gianyar, Bangli, Buleleng,

Page 154: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

131

Karangasem dan Jembrana saling bekerjasama dengan mensinergikan

potensi daerah dengan sektor potensialnya guna pengembangan sektor

potensial yang dapat mendukung pengembangan Provinsi Bali dan juga

Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi itu.

Page 155: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

132

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ―Penjelasan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) 5 Januari 2012”

artikel diakses tanggal 23 Juli 2013 dari

http://bankdata.denpasarkota.go.id/bankdata/Penjelasan-RTRW %205%

20Januari%202012.pdf

Anonim. ―Profil Daerah Bali: Struktur, Luas dan Jarak ke Ibukota Provinsi,”

artikel diakses pada tanggal 6 Maret 2013, dari

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/geografislj.php?ia=51

Arsyad, Lincolin. ―Ekonomi Pembangunan”, Bagian Penerbitan STIE, Jakarta.

2010.

Badan Pusat Statistik. ―Kota Denpasar dalam Angka”. dalam berbagai edisi

_________________ ―Kabupaten Badung dalam Angka”. dalam berbagai edisi

_________________ “Kabupaten Bangli dalam Angka”. dalam berbagai edisi

_________________ “Kabupaten Buleleng dalam Angka”. dalam berbagai edisi

_________________ “Kabupaten Gianyar dalam Angka”. dalam berbagai edisi

_________________ “Kabupaten Jembrana dalam Angka”. dalam berbagai

edisi

_________________ “Kabupaten Karangasem dalam Angka”. dalam berbagai

edisi

_________________ “Kabupaten Klungkung dalam Angka”. dalam berbagai

edisi

_________________ “Kabupaten Tabanan dalam Angka”. dalam berbagai edisi

_________________ ―Provinsi Bali dalam Angka”. dalam berbagai edisi

_________________ ―Produk Domestik Bruto Indonesia”. 2002

_________________ “Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Badung

Sektoral”. 2012

_________________ “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bali Sektoral”.

2010(a)

Page 156: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

133

_________________ “Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Bali Sektoral”.

2012(b)

_________________ “Statistika Indonesia 2011”. 2011

_________________ “Tinjauan Perekonomian Bali 2009”. 2009

BAPPENAS dan Badan Pusat Statistik Indonesia. “Statistika Indonesia”. 2009

Bungin, Burhan, “Metodologi Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik serta Ilmu Sosial lainnya”. Kencana Prenada Media

Group, Jakarta, 2010.

Glasson, John. ” Pengantar Perencanaan Regional”. Terjemahan Paul Sitohang,

LPFEUI, Jakarta, 1990.

Herath, Janaranjana dan Tesfa G. Gebremedhin dan Blessing M. Maumbe. “A

Dynamic Shift Share Analysis of Economic Growth in West Virginia”,

Dalam Jurnal Ekonomi, University of West Virginia, Morgantown,

2012.

Irman dan Fachrizal Bachri. “Analisis Potensi Sektoral Kabupaten Lahat Provinsi

Sumatera Selatan”. Dalam Jurnal Kajian Ekonomi Vol. 2. No. 1. Hal.

77-103, Universitas Sriwijaya, Palembang, 2003.

Jhingan, M.L. „Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”, Rajawali Pers,

Jakarta, 2004.

Karoba, Tinus Gulua. “Analisis Pengembangan Kota Jayapura Sebagai Salah

Satu Kawasan Strategis Andalan di Provinsi Papua”, Dalam Jurnal

Pembangunan dan Inovasi Papua, Papua, 2010.

Mondal, Prof. Wali I. Ph. D. “An Analysis of The Industrial Development

Potential of Malaysia: A Shift Share Approach”, Journal of Business &

Economic Research Vol. 7 No. 5 Hal. 41-46, National University, USA,

2009.

Richardson, Harry. “Dasar Dasar Ekonomi Regional‖, Lembaga Penerbit FEUI,

Jakarta, 1978.

Ropingi. “Aplikasi Analisis Shift Share Esteban Marquillas pada Sektor

Pertanian di Kabupaten Boyolali”, Dalam Jurnal Ekonomi

Pembangunan‖, Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta, 2008.

Saerofi, Mujib. “Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Sektor Potensial di

Kabupaten Semarang (Pendekatan Model Basis Ekonomi dan SWOT)”,

Page 157: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

134

Skripsi sarjana, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Sebelas Maret,

Semarang, 2005.

Sebayang, K. Dianta A. “Dampak Integrasi Ekonomi ASEAN terhadap

Perdagangan Indonesia pada Sektor Kendaraan Roda Empat”, Jurnal

Econosains Vol. 9 No. 2 Hal 119-131, Universitas Negeri Jakarta,

Jakarta, 2011.

Septa, Dini, ―Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi di Kota Tangerang“,

Skripsi sarjana Fakultas Ilmu Sosial, UNS, Semarang, 2007.

Setiawan, I Made Darma, “Peranan Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Daerah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat:

Pendekatan Input-Output Multiregional”, Jurnal Ekonomi

Pembangunan, Universitas Warmadewa, Denpasar, 2005.

Syafrijal, “Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi”, Baduose Media, 2008.

Suryana, ―Ekonomi Pembangunan (Problematika dan Pendekatan)”, Salemba

Empat, Bandung, 2000.

Soepono, Prasetyo. ―Model Gravitasi sebagai Alat Pengukur Hiterland dari

Central Place: Satu Kajian Teoritik‖, Dalam Jurnal Ekonomi dan

Bisnis Indonesia Vol. 15. Hal 414-423. Universitas Gajah Mada,

Yogyakarta, 2000.

________Prasetyo. “Teori Pertumbuhan Berbasis Ekonomi (Ekspor): Posisi dan

Sumbangannya bagi Perbendaharaan Alat-alat Analisis Regional”,

Dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 15. Nomor 1.

Yogyakarta. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2001.

Sukirno, Sadono. “Pengantar Teori Makro Ekonomi”, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 1996.

______________ “Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar

Kebijakan”, Kencana, Jakarta. 2006.

Tarigan, Robinson. “Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi Edisi Revisi‖, Sinar

Grafika, Jakarta, 2005.

Tarigan, Robinson. “Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi Edisi Revisi‖, Bumi

Aksara, Jakarta, 2007.

Yoeti, Oka A. “Ekonomi Pariwisata”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.

Page 158: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

135

I. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Provinsi Bali dan 9 Kabupaten

Kota Periode Tahun 2005-2011 (Jutaan Rupiah)

1.1 Provinsi Bali

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Perikanan 4591024 4779419 4898454 4928274 5208020 5298030 5873310

2 Pertambangan 134170 137574 141658 146644 154370 170930 208490

3 Industri Pengolahan 2010191 2097825 2289788 2476904 2610480 2768080 3027990

4 Listrik, Air Bersih 309674 330019 356044 388035 406310 441650 470830

5 Bangunan 820195 857214 909436 970462 979290 1051030 1236390

6 Perdagangan,Restoran,Hotel 6497876 6830202 7348126 7981804 8479550 9022300 10005650

7 Angkutan,Komunikasi 2190464 2323287 2575564 2805245 2948130 3117330 3380960

8

Keuangan,Persewaan,Jasa

Perusahaan 1568436 1673782 1734273 1808488 1855980 1993830 2167880

9 Jasa-jasa lain 2950415 3455360 3243704 3394718 3586140 3892920 4382170

JUMLAH 21072445 22484682 23497047 24900574 26228270 27756100 30753670

Sumber : BPS Provinsi Bali 2012

Page 159: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

136

2.1 Kota Denpasar

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 325536.74 343341.28 352957.21 360219.96 384761.31 385373.49 391243.44

2 Pertambangan, Penggalian 228.8 229.45 230.12 230.69 243.1 243.71 244.75

3 Industri Pengolahan 488864.54 511390.28 560850.62 604092.21 650866.34 702078.21 726056.42

4 Listrik, Gas, Air Bersih 151934.08 164158.8 170462.5 184430.44 200621.19 213771.9 228261.23

5 Bangunan 141147.36 150647.36 157095.07 165908.1 172352.19 178941.25 187377.17

6 Perdagangan, Hotel, Restoran 1484570.4 1562285.67 1717241.75 1888752.62 2027505.54 2195132.92 2409328.5

7 Pengangkutan, komunikasi 542157.32 574271.6 602211.01 631288.75 674646.52 712479.1 746316.69

8 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 580814.08 610712.7 633154.71 658571.01 685583.56 745022.53 807276.18

9 Jasa-jasa lain 456546.88 500053.99 514314.9 536401.56 561666.67 577369.2 601064.9

JUMLAH 4171800.2 4417091.13 4708517.89 5029895.34 5358246.42 5710412.31 6097169.28

Sumber : BPS, PDRB Kota Denpasar 2012

3.1 Kabupaten Badung

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 393611.42 430924.17 437752.93 441420.28 454730 487777.86 504632.13

2 Pertambangan, Penggalian 5325.63 5674.61 5357.25 5547.53 5762.93 5943.97 6219.98

3 Industri Pengolahan 127886.38 131865.12 138748.48 145449.18 154496.64 169686.79 177094.88

4 Listrik, Gas, Air Bersih 67227.76 71320.02 77004.26 83018.74 88499.83 94444.85 100780.71

5 Bangunan 208526.75 214699.14 224869.28 235989.79 244570.08 253702.89 273899.89

6 Perdagangan, Hotel, Restoran 1997899.08 2065254.75 2196234.96 2339908.62 2507451.41 2689069.79 2900779.09

7 Pengangkutan, komunikasi 1030338.61 1091037.32 1223330.4 1368719.75 1470624.33 1554512.01 1644525.1

8 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 128725.03 134586.06 137864.79 141307.44 144597.37 148971.87 152512.64

9 Jasa-jasa lain 371322.75 403194.44 418969.34 434764.02 457587.49 482259.01 519766.75

JUMLAH 4330863.41 4548555.63 4860131.69 5196125.35 5528320.08 5886369.04 6280211.17

Sumber : BPS, Badung dalam Angka Tahun 2012

Page 160: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

137

4.1 Kabupaten Gianyar

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 493014.08 524349.82 545923.76 551533.59 561273.82 569785.8 587236.23

2 Pertambangan, Penggalian 10400.87 10739.84 11123.06 11533.5 12109.17 12937.26 14832.16

3 Industri Pengolahan 470493.15 490910.31 524807.49 563443.63 604734.56 649154.48 670250.35

4 Listrik, Gas, Air Bersih 21542.34 22977.69 24992.15 27277.38 29147.01 31167.64 33537.48

5 Bangunan 110731.46 112835.43 118056.08 124690.83 137930.37 152625.56 162849.32

6 Perdagangan, Hotel, Restoran 791289.02 824677.66 870021.36 922655.22 967709.64 1017362.24 1089624.19

7 Pengangkutan, komunikasi 121737.22 128682.94 137298.07 144544.7 151821.64 160264.06 167839.04

8 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 124293.7 132573.38 142435.48 153048.61 165866.46 179757.85 190441.97

9 Jasa-jasa lain 407502.91 435904.62 467068.57 510591.67 557230.24 607457.7 692445.19

JUMLAH 2551004.75 2683651.69 2841726.02 3009319.13 3187822.91 3380512.59 3609055.93

Sumber : BPS PDRB Kabupaten Gianyar 2012

5.1 Kabupaten Klungkung

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 352641.81 367191.15 382510.33 389174.32 404640.77 413226.76 417443.64

2 Pertambangan, Penggalian 47550.81 47538.16 48008.96 49698.88 48913.12 48892.74 48404.09

3 Industri Pengolahan 91038.55 94713.9 98579.44 106633.38 113899.33 122222.06 126449.79

4 Listrik, Gas, Air Bersih 10291.03 11008.78 11880.75 13084.47 14304.86 15606.76 16920.7

5 Bangunan 53113.86 55509.29 59565.87 63584.08 70810.14 76626.97 83160.02

6 Perdagangan, Hotel, Restoran 214076.13 228355.45 244198.39 263966.23 278421.66 298735.01 325787.98

7 Pengangkutan, komunikasi 52869.41 55030.15 57349.76 60586.31 63343.55 66955.98 71274.49

8 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 27877.56 29546.48 31616.88 33350.19 35405.45 38242.52 40657.22

9 Jasa-jasa lain 165726.42 177391.25 191613.5 202279.2 210804.05 227381.16 253792.29

JUMLAH 1015185.58 1066284.61 1125323.88 1182357.06 1240542.93 1307889.96 1383890.22

Sumber : BPS, PDRB Kabupaten Klungkung 2012

Page 161: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

138

6.1 Kabupaten Tabanan

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 767094.84 795447.97 827393.43 840689.07 875466.81 901911.41 924418.96

2 Pertambangan, Penggalian 5675.77 6206.24 6822.28 7438.39 7591.21 7958.62 8762.05

3 Industri Pengolahan 124236.71 131377.07 140538.64 149973.58 156182.19 164315.92 168005.93

4 Listrik, Gas, Air Bersih 15010.96 16679.4 18597.26 20592.32 21335.81 23501.66 25561.38

5 Bangunan 69579.33 72719.73 76879.7 81176.73 88317.23 93332.05 99856.74

6 Perdagangan, Hotel, Restoran 384807.74 404481.36 429761.88 462115.39 502426.02 536995.33 577747.02

7 Pengangkutan, komunikasi 101567.13 110044.73 119572.51 129612.35 135201.66 141959.42 147818.31

8 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 99619.71 110858.49 122241.08 133950.63 140861.16 157345.58 170199.44

9 Jasa-jasa lain 329327.7 348664.11 369656.58 396211.52 415329.19 448395.97 497317.84

JUMLAH 1896919.89 1996479.1 2111463.36 2221759.98 2342711.3 2475715.96 2619687.67

Sumber : BPS, Tabanan dalam Angka Tahun 2012

7.1 Kabupaten Karangasem

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 476169.98 493994.22 511286.15 522253.68 540092.96 552483.38 565464.13

2 Pertambangan, Penggalian 21949.14 23520.02 24765.55 26121.62 28937.83 32936.55 37932.48

3 Industri Pengolahan 103781.46 105661.16 109980.53 114696.01 120481.2 127263.17 130630.85

4 Listrik, Gas, Air Bersih 6695.36 7260.23 7856.39 8587.44 9477.88 10106.17 10837.86

5 Bangunan 45094.38 50556.15 56927.35 65102.88 69221.13 74575.32 79131.87

6 Perdagangan, Hotel, Restoran 226172.26 241198.78 248561.13 258119.18 269992.81 285512 303904.35

7 Pengangkutan, komunikasi 110839.01 117122.99 124026.58 132180.59 140186.53 148449.27 156392.94

8 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 55770.51 60460.88 71644.81 83543.74 89911.91 96968.06 104777.18

9 Jasa-jasa lain 389752.77 405389.22 428359.44 453144.06 478867.22 507837.73 542367.17

JUMLAH 1436224.87 1505163.65 1583407.93 1663749.2 1747169.47 1836131.65 1931438.83

Sumber : BPS, PDRB Kabupaten Karangasem 2012

Page 162: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

139

8.1 Kabupaten Bangli

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 308861.83 326274.64 341529.12 343396.44 378543.44 383617.18 393387.71

2 Pertambangan, Penggalian 1459.33 1497.67 1524.6 1548.39 1571.04 1600.62 1661.67

3 Industri Pengolahan 65672.51 69447.37 73383.63 78872.63 85531.37 88928.52 90366.53

4 Listrik, Gas, Air Bersih 3707.77 3960.05 4194.76 4562.92 5156.1 5847.5 6598.56

5 Bangunan 44291.49 45989.54 48693.91 52316.76 45604.08 51793.57 53928.96

6 Perdagangan, Hotel, Restoran 231628.17 233511.36 240238.77 253207.22 261382.56 277318.38 297677.71

7 Pengangkutan, komunikasi 18527.21 18770.32 19519.23 20260.87 20891.49 22018.27 22999.54

8 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 29325.89 31502.95 33688.3 36218.22 36756.53 38787.17 40103.66

9 Jasa-jasa lain 165143.6 174591.04 183341.11 193746.05 204926.8 222205.2 249174.46

JUMLAH 868617.8 905544.94 946113.43 984129.5 1040363.41 1092116.41 1155898.8

Sumber : BPS, PDRB Kabupaten Bangli 2012

9.1 Kabupaten Buleleng

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 722869.44 758941.82 791945.71 799915.99 826445.26 844188.24 865310.94

2 Pertambangan, Penggalian 17985.93 18683.33 19658.5 20548.82 21527.98 22426.24 24314.4

3 Industri Pengolahan 266791.91 280340.78 296254.65 318447.88 341012.45 364926.06 375714.88

4 Listrik, Gas, Air Bersih 21734.11 23547.95 25372.9 27606.44 30542.53 33564.86 36841.75

5 Bangunan 66149.39 70397.53 75195.09 81678.75 88893.22 94460.34 101596.68

6 Perdagangan, Hotel, Restoran 697401.63 733544.96 780258.99 841706.29 899900.48 972637.2 1068129.2

7 Pengangkutan, komunikasi 94862.93 99194.5 105348.25 111677.33 118511.22 124821.57 131702.17

8 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 115178.42 121340.43 127599.41 134848.8 140775.28 147787.98 152432.39

9 Jasa-jasa lain 606370.25 642907.77 687127.1 742074.12 798734.2 852663.17 912841.65

JUMLAH 2609344.01 2748899.07 2908760.6 3078504.42 3266342.62 3457475.66 3668884.06

Sumber : BPS, Buleleng dalam Angka 2012

Page 163: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

140

10.1 Kabupaten Jembrana

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Pertanian 381942.45 391822.21 403726.37 410460.68 427339.17 426676.35 428560.59

2 Pertambangan, Penggalian 5481.81 5752.06 6011.99 6205.1 6494.56 6830.33 7675.11

3 Industri Pengolahan 100923.16 105898.67 114689.65 123846.06 129251.21 134104.37 136684.49

4 Listrik, Gas, Air Bersih 10903.72 11466.27 12224.82 13068.94 13875.8 15033.39 16418.06

5 Bangunan 69281.54 74647.12 79350.66 82809.95 88502.29 92938.77 99517.3

6 Perdagangan, Hotel, Restoran 337317.65 354047.41 378509.43 403012.32 428700.73 454544.92 497953.38

7 Pengangkutan, komunikasi 195619.98 205220.06 216119.38 231545.14 241136.21 254287.18 268627.31

8 Keuangan,Persewaan,Jasa Perusahaan 66362.78 70174.47 73274.02 76416.87 80481.18 86113.71 90149.54

9 Jasa-jasa lain 207146.14 218117.45 226506.35 239441.65 247564.3 268755.67 291314.01

JUMLAH 1374979.23 1437145.72 1510412.67 1586806.71 1663345.45 1739284.69 1836899.8

Sumber : BPS, Jembrana dalam Angka 2012

II. Jarak Kota Denpasar dengan Delapan Kabupaten di Provinsi Bali

Daerah Jarak

Kota Denpasar – Kabupaten Badung 25 km

Kota Denpasar – Kabupaten Gianyar 29 km

Kota Denpasar – Kabupaten Klungkung 13 km

Kota Denpasar – Kabupaten Tabanan 21 km

Kota Denpasar – Kabupaten Karangasem 68 km

Kota Denpasar – Kabupaten Bangli 40 km

Kota Denpasar – Kabupaten Buleleng 78 km

Kota Denpasar – Kabupaten Jembrana 95 km

Sumber web : regionalinvestment.bkpm.go.id Bali Tahun 2012

Page 164: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

141

III. PERHITUNGAN RATA-RATA LOCATION QUOTIENT

3.1 Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient Kota Denpasar Tahun 2005-2011

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Pertanian 0.358163 0.365680 0.359577 0.361845 0.361631 0.353556 0.335995 0.357

Pertambangan 0.008613 0.008489 0.008106 0.007787 0.007708 0.006930 0.005921 0.008

Industri Pengolahan 1.228408 1.240890 1.222309 1.207381 1.220445 1.232814 1.209440 1.223

Listrik, G, A 2.478231 2.532069 2.389209 2.352946 2.416942 2.352682 2.445325 2.424

Bangunan 0.869925 0.894587 0.862024 0.846329 0.861494 0.827534 0.764416 0.847

Perdagangan, Hotel, R 1.154039 1.164333 1.166229 1.171452 1.170405 1.182590 1.214561 1.175

Pengangkutan, K. 1.250203 1.258244 1.166824 1.114057 1.120151 1.110913 1.113402 1.162

Keu., Persewaan, js. P 1.870317 1.857327 1.821887 1.802757 1.808148 1.816235 1.878259 1.836

Jasa-jasa Lain 0.781616 0.136671 0.791255 0.782234 0.766652 0.720890 0.691832 0.753

3.2 Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient Kabupaten Badung Tahun 2005-2011

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Pertanian 0.417156 0.43701 0.432051 0.429227 0.414245 0.434129 0.4207408 0.426

Pertambangan 0.193133 0.200534 0.182838 0.181286 0.177116 0.163972 0.146092 0.178

Industri Pengolahan 0.309548 0.315797 0.292953 0.281405 0.280786 0.289055 0.2864008 0.294

Listrik, G, A 1.056293 1.055266 1.045626 1.025262 1.033383 1.008349 1.0481803 1.039

Bangunan 1.237044 1.260158 1.195427 1.165318 1.184864 1.138207 1.0848235 1.181

Perdagangan, Hotel, R 1.496038 1.515278 1.444999 1.404842 1.402931 1.405386 1.4196852 1.441

Pengangkutan, K 2.288676 2.297362 2.296343 2.338156 2.366637 2.351377 2.3818981 2.331

Keuangan,Persw, Js. P 0.399334 0.398397 0.384327 0.374437 0.369627 0.352312 0.3445032 0.375

Jasa-jasa lain 0.612363 0.556686 0.624462 0.613733 0.605373 0.584138 0.5808206 0.597

Page 165: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

142

3.3 Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient Kabupaten Gianyar Tahun 2005-2011

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Pertanian 0.88706 0.919192 0.921518 0.926015 0.886702 0.883025 0.851988 0.897

Pertambangan 0.64035 0.654066 0.649253 0.650785 0.645397 0.621441 0.606209 0.638

Industri Pengolahan 1.93339 1.960621 1.895116 1.882272 1.905987 1.925508 1.886192 1.913

Listrik, G, A 0.57463 0.583348 0.580404 0.581664 0.590217 0.579431 0.606973 0.585

Bangunan 1.11521 1.102851 1.073364 1.063156 1.158842 1.192307 1.122364 1.118

Perdagangan, H, R 1.00593 1.011605 0.979003 0.956487 0.938961 0.925836 0.927972 0.964

Pengangkutan, K 0.45908 0.464064 0.440781 0.426356 0.423704 0.422114 0.423016 0.437

Keuangan,Persw, Js. P 0.65462 0.663617 0.679096 0.700252 0.735294 0.740245 0.748567 0.703

Jasa-jasa lain 1.14091 1.056961 1.190612 1.244546 1.278447 1.281199 1.346479 1.220

3.4 Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient Kabupaten Klungkung Tahun 2005-2011

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Pertanian 1.594387 1.620059 1.630497 1.663068 1.642687 1.655241 1.579466 1.626

Pertambangan 7.356513 7.286511 7.076474 7.137449 6.699159 6.070344 5.159316 6.684

Industri Pengolahan 0.940064 0.952046 0.898932 0.906661 0.922484 0.93704 0.928024 0.926

Listrik, G, A 0.689801 0.703419 0.696748 0.710143 0.744362 0.749932 0.798637 0.728

Bangunan 1.344189 1.365495 1.367606 1.379846 1.528769 1.547226 1.494701 1.433

Perdagangan, H, R 0.683859 0.705004 0.693908 0.696479 0.694206 0.702678 0.723578 0.700

Pengangkutan, K 0.501 0.499472 0.464938 0.454846 0.45427 0.45582 0.468478 0.471

Keuangan,Persw, Js. P 0.368941 0.372238 0.38066 0.388368 0.403325 0.407048 0.416771 0.391

Jasa-jasa lain 1.165945 1.082561 1.233447 1.254897 1.242824 1.239556 1.287018 1.215

Page 166: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

143

3.5 Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient Kabupaten Tabanan Tahun 2005-2011

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Pertanian 1.856117 1.874384 1.879675 1.911845 1.881993 1.908566 1.847708 1.880

Pertambangan 0.469932 0.508059 0.535942 0.568495 0.550553 0.522008 0.493365 0.521

Industri Pengolahan 0.68656 0.705297 0.683015 0.678606 0.669826 0.665516 0.651355 0.677

Listrik, G, A 0.53848 0.569198 0.581266 0.594767 0.587899 0.596593 0.637335 0.587

Bangunan 0.942387 0.955399 0.940739 0.937487 1.009683 0.995573 0.948133 0.961

Perdagangan, H, R 0.657867 0.66694 0.65085 0.648876 0.663361 0.667284 0.67786 0.662

Pengangkutan, K 0.51509 0.533443 0.516641 0.517831 0.513436 0.510551 0.513258 0.517

Keuangan,Persw, Js. P 0.705577 0.74592 0.784385 0.830121 0.849706 0.884757 0.921659 0.817

Jasa-jasa lain 1.23997 1.136412 1.268198 1.308084 1.29663 1.29135 1.33227 1.268

3.6 Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient Kabupaten Bangli Tahun 2005-2011

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Pertanian 1.632078 1.6950595 1.731565 1.763023 1.832431 1.840234 1.78203 1.754

Pertambangan 0.263867 0.2703065 0.267291 0.267161 0.256572 0.23799 0.2120492 0.254

Industri Pengolahan 0.792561 0.8219839 0.795928 0.805702 0.826018 0.816492 0.7940179 0.808

Listrik, G, A 0.290465 0.2979466 0.292599 0.297529 0.319925 0.336497 0.3728741 0.315

Bangunan 1.310055 1.3321298 1.329758 1.364016 1.174024 1.252421 1.1604961 1.275

Perdagangan, H, R 0.864781 0.8488896 0.811964 0.802661 0.777121 0.78118 0.7915496 0.811

Pengangkutan, K 0.205192 0.2006068 0.188218 0.182745 0.178652 0.179511 0.1809907 0.188

Keuangan,Persw, Js. P 0.453597 0.4673358 0.482427 0.506721 0.499282 0.494413 0.4921822 0.485

Jasa-jasa lain 1.357891 1.2546003 1.403747 1.444063 1.440642 1.450669 1.5128346 1.409

Page 167: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

144

3.7 Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient Kabupaten Buleleng Tahun 2005-2011

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Pertanian 1.271551 1.298857 1.305996 1.312862 1.274234 1.279158 1.234958 1.283

Pertambangan 1.082583 1.110826 1.121023 1.133423 1.11982 1.053265 0.977555 1.085

Industri Pengolahan 1.071813 1.093062 1.045142 1.039917 1.048957 1.058341 1.04008 1.057

Listrik, G, A 0.566788 0.583636 0.575668 0.575452 0.603609 0.610107 0.655902 0.596

Bangunan 0.651317 0.671732 0.667917 0.68077 0.728895 0.721496 0.68879 0.687

Perdagangan, H, R 0.866753 0.878458 0.857763 0.852961 0.852177 0.865432 0.894832 0.867

Pengangkutan, K 0.349739 0.349231 0.330415 0.322006 0.322791 0.321445 0.326525 0.332

Keuangan,Persw, Js. P 0.593045 0.592973 0.594342 0.603116 0.609061 0.595046 0.589393 0.597

Jasa-jasa lain 1.659734 1.52189 1.711202 1.768126 1.788475 1.758334 1.7461 1.708

3.9 Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient Kabupaten Karangasem Tahun 2005-2011

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Pertanian 1.521756 1.544009 1.548907 1.586018 1.556792 1.576375 1.532986 1.552

Pertambangan 2.400239 2.553903 2.594343 2.665983 2.814088 2.912825 2.896957 2.691

Industri Pengolahan 0.757487 0.752401 0.712756 0.693044 0.692841 0.69499 0.686922 0.713

Listrik, G, A 0.317221 0.328635 0.327446 0.331218 0.350178 0.34591 0.366518 0.338

Bangunan 0.806673 0.881024 0.928901 1.004022 1.061114 1.072592 1.019089 0.968

Perdagangan, H, R 0.510694 0.527527 0.501969 0.483995 0.477985 0.478368 0.483624 0.495

Pengangkutan, K 0.742419 0.753082 0.7146 0.70521 0.713829 0.719863 0.736535 0.727

Keuangan,Persw, Js. P 0.521711 0.539608 0.613038 0.691385 0.727241 0.735183 0.769569 0.657

Jasa-jasa lain 1.9382 1.752596 1.959691 1.99781 2.004576 1.971987 1.970698 1.942

Page 168: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

145

3.9 Hasil Perhitungan Rata-rata Location Quotient Kabupaten Jembrana Tahun 2005-2011

Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Rata-rata

Pertanian 1.274991 1.282617 1.28217 1.306959 1.29386 1.285204 1.221633 1.278

Pertambangan 0.626163 0.65357 0.660229 0.664003 0.663398 0.637692 0.616327 0.646

Industri Pengolahan 0.769436 0.789888 0.779196 0.784618 0.780731 0.773129 0.755747 0.776

Listrik, G, A 0.539621 0.543583 0.534142 0.528512 0.538502 0.543208 0.583807 0.544

Bangunan 1.294551 1.362407 1.357363 1.339027 1.425051 1.411138 1.34758 1.362

Perdagangan, H, R 0.795585 0.810981 0.801342 0.792324 0.797202 0.803984 0.833211 0.805

Pengangkutan, K 1.368661 1.381974 1.305386 1.29524 1.289742 1.301756 1.330214 1.325

Keuangan,Persw, Js. P 0.64845 0.655939 0.65728 0.663069 0.683767 0.689242 0.696209 0.671

Jasa-jasa lain 1.076001 0.987598 1.086318 1.106831 1.088549 1.101717 1.11297 1.080

IV. Hasil Perhitungan Komponen Shift Share

Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kota Denpasar

Tahun Yjt Yjo Gj

2005 - 2006 4417091.13 4171800.2 245290.93

2006 - 2007 4708517.89 4417091.13 291426.76

2007 - 2008 5029895.34 4708517.89 321377.45

2008 - 2009 5358246.42 5029895.34 328351.08

2009 - 2010 5710412.31 5358246.42 352165.89

2010 - 2011 6097169.28 5710412.31 386756.97

Page 169: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

146

Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kabupaten Badung

Tahun Yjt Yjo Gj

2005 - 2006 4548555.63 4330863.41 217692.22

2006 - 2007 4860131.69 4548555.63 311576.06

2007 - 2008 5196125.35 4860131.69 335993.66

2008 - 2009 5528320.08 5196125.35 332194.73

2009 - 2010 5886369.04 5528320.08 358048.96

2010 - 2011 6280211.17 5886369.04 393842.13

Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kabupaten Gianyar

Tahun Yjt Yjo Gj

2005 - 2006 2683651.69 2551004.75 132646.94

2006 - 2007 2841726.02 2683651.69 158074.33

2007 - 2008 3009319.13 2841726.02 167593.11

2008 - 2009 3187822.91 3009319.13 178503.78

2009 - 2010 3380512.59 3187822.91 192689.68

2010 - 2011 3609055.93 3380512.59 228543.34

Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kabupaten Klungkung

Tahun Yjt Yjo Gj

2005 - 2006 1066284.61 1015185.58 51099.03

2006 - 2007 1125323.88 1066284.61 59039.27

2007 - 2008 1182357.06 1125323.88 57033.18

2008 - 2009 1240542.93 1182357.06 58185.87

2009 - 2010 1307889.96 1240542.93 67347.03

2010 - 2011 1383890.22 1307889.96 76000.26

Page 170: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

147

Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kabupaten Tabanan

Tahun Yjt Yjo Gj

2005 - 2006 1996479.1 1896919.89 99559.21

2006 - 2007 2111463.36 1996479.1 114984.26

2007 - 2008 2221759.98 2111463.36 110296.62

2008 - 2009 2342711.28 2221759.98 120951.3

2009 - 2010 2475715.96 2342711.28 133004.68

2010 - 2011 2619687.67 2475715.96 143971.71

Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kabupaten Bangli

Tahun Yjt Yjo Gj

2005 - 2006 905544.94 868617.8 36927.14

2006 - 2007 946113.43 905544.94 40568.49

2007 - 2008 984129.5 946113.43 38016.07

2008 - 2009 1040363.41 984129.5 56233.91

2009 - 2010 1092116.41 1040363.41 51753

2010 - 2011 1155898.8 1092116.41 63782.39

Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kabupaten Buleleng

Tahun Yjt Yjo Gj

2005 - 2006 2748899.07 2609344.01 139555.06

2006 - 2007 2908760.6 2748899.07 159861.53

2007 - 2008 3078504.42 2908760.6 169743.82

2008 - 2009 3266342.62 3078504.42 187838.2

2009 - 2010 3457475.66 3266342.62 191133.04

2010 - 2011 3668884.06 3457475.66 211408.4

Page 171: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

148

Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kabupaten Karangasem

Tahun Yjt Yjo Gj

2005 - 2006 1505163.65 1436224.87 68938.78

2006 - 2007 1583407.93 1505163.65 78244.28

2007 - 2008 1663749.2 1583407.93 80341.27

2008 - 2009 1747169.47 1663749.2 83420.27

2009 - 2010 1836131.65 1747169.47 88962.18

2010 - 2011 1931438.83 1836131.65 95307.18

Pertambahan PDRB (Gj) Tahunan Kabupaten Jembrana

Tahun Yjt Yjo Gj

2005 - 2006 1437155.72 1374979.23 62176.49

2006 - 2007 1510412.67 1437155.72 73256.95

2007 - 2008 1586806.71 1510412.67 76394.04

2008 - 2009 1663345.45 1586806.71 76538.74

2009 - 2010 1739284.69 1663345.45 75939.24

2010 - 2011 1836899.79 1739284.69 97615.1

V. Hasil Perhitungan Share

1. Komponen Nasional Share (Nj) Kota Denpasar

No Tahun Yjo Yt Yo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

1 2005 - 2006 4171800.2 22484682 21072445 1.067018184 4451386.674 279586.4741

2 2006 - 2007 4417091.13 23497047 22484682 1.045024653 4615969.124 198877.9944

3 2007 - 2008 4708517.89 24900574 23497047 1.059732059 4989767.359 281249.4689

4 2008 - 2009 5029895.34 26228270 24900574 1.053319895 5298088.833 268193.4932

5 2009 - 2010 5358246.42 27756100 26228270 1.058251269 5670371.071 312124.6513

6 2010 - 2011 5710412.31 30753670 27756100 1.107996801 6327118.57 616706.2602

Page 172: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

149

(P + D)j

Tahun Yjt Yt Yo Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjt - (Yt/Yo) Yjo

2005 - 2006 4417091.13 22484682 21072445 4171800.2 1.067018184 4451386.674 -34295.54414

2006 - 2007 4708517.89 23497047 22484682 4417091.13 1.045024653 4615969.124 92548.76556

2007 - 2008 5029895.34 24900574 23497047 4708517.89 1.059732059 4989767.359 40127.98114

2008 - 2009 5358246.42 26228270 24900574 5029895.34 1.053319895 5298088.833 60157.58682

2009 - 2010 5710412.31 27756100 26228270 5358246.42 1.058251269 5670371.071 40041.2387

2010 - 2011 6097169.28 30753670 27756100 5710412.31 1.107996801 6327118.57 -229949.2902

2. Komponen Nasional Share (Nj) Kabupaten Badung

No Tahun Yjo Yt Yo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

1 2005 - 2006 4330863.41 22484682 21072445 1.06701818 4621110.012 290246.6016

2 2006 - 2007 4548555.63 23497047 22484682 1.04502465 4753352.768 204797.1379

3 2007 - 2008 4860131.69 24900574 23497047 1.05973206 5150437.363 290305.6733

4 2008 - 2009 5196125.35 26228270 24900574 1.0533199 5473182.21 277056.8599

5 2009 - 2010 5528320.08 27756100 26228270 1.05825127 5850351.738 322031.6577

6 2010 - 2011 5886369.04 30753670 27756100 1.1079968 6522078.064 635709.0241

(P + D)j

Tahun Yjt Yt Yo Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjt - (Yt/Yo) Yjo

2005 - 2006 4548555.63 22484682 21072445 4330863.41 1.06701818 4621110.012 -72554.38164

2006 - 2007 4860131.69 23497047 22484682 4548555.63 1.04502465 4753352.768 106778.9221

2007 - 2008 5196125.35 24900574 23497047 4860131.69 1.05973206 5150437.363 45687.98668

2008 - 2009 5528320.08 26228270 24900574 5196125.35 1.0533199 5473182.21 55137.87008

2009 - 2010 5886369.04 27756100 26228270 5528320.08 1.05825127 5850351.738 36017.30226

2010 - 2011 6280211.17 30753670 27756100 5886369.04 1.1079968 6522078.064 -241866.8941

Page 173: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

150

3. Komponen Nasional Share (Nj) Kabupaten Gianyar

No Tahun Yjo Yt Yo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

1 2005 - 2006 2551004.75 22484682 21072445 1.067018184 2721968.456 170963.7062

2 2006 - 2007 2683651.69 23497047 22484682 1.045024653 2804482.176 120830.4855

3 2007 - 2008 2841726.02 24900574 23497047 1.059732059 3011468.167 169742.1466

4 2008 - 2009 3009320.12 26228270 24900574 1.053319895 3169776.754 160456.6339

5 2009 - 2010 3187822.91 27756100 26228270 1.058251269 3373517.638 185694.7285

6 2010 - 2011 3380512.59 30753670 27756100 1.107996801 3745597.134 365084.5445

(P + D)

Tahun Yjt Yt Yo Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjt - (Yt/Yo) Yjo

2005 - 2006 2683651.69 22484682 21072445 2551004.75 1.067018184 2721968.456 -38316.76616

2006 - 2007 2841726.02 23497047 22484682 2683651.69 1.045024653 2804482.176 37243.84447

2007 - 2008 3009319.13 24900574 23497047 2841726.02 1.059732059 3011468.167 -2149.036563

2008 - 2009 3187822.91 26228270 24900574 3009319.13 1.053319895 3169775.711 18047.19889

2009 - 2010 3380512.59 27756100 26228270 3187822.91 1.058251269 3373517.638 6994.951503

2010 - 2011 3609055.93 30753670 27756100 3380512.59 8.210618733 27756100 -24147044.07

4. Komponen Nasional Share (Nj) Kabupaten Klungkung

No Tahun Yjo Yt Yo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

1 2005 - 2006 1015185.58 22484682 21072445 1.067018184 1083221.474 68035.89417

2 2006 - 2007 1066284.61 23497047 22484682 1.045024653 1114293.704 48009.09433

3 2007 - 2008 1125323.88 24900574 23497047 1.059732059 1192541.793 67217.9125

4 2008 - 2009 1182357.06 26228270 24900574 1.053319895 1245400.215 63043.15471

5 2009 - 2010 1240542.93 27756100 26228270 1.058251269 1312806.129 72263.19939

6 2010 - 2011 1307889.96 30753670 27756100 1.107996801 1449137.891 141247.9314

Page 174: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

151

(P + D)j

Tahun Yjt Yt Yo Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjt - (Yt/Yo) Yjo

2005 - 2006 1066284.61 22484682 21072445 1015185.58 1.067018184 1083221.474 -16936.86417

2006 - 2007 1125323.88 23497047 22484682 1066284.61 1.045024653 1114293.704 11030.17567

2007 - 2008 1182357.06 24900574 23497047 1125323.88 1.059732059 1192541.793 -10184.7325

2008 - 2009 1240542.93 26228270 24900574 1182357.06 1.053319895 1245400.215 -4857.284713

2009 - 2010 1307889.96 27756100 26228270 1240542.93 1.058251269 1312806.129 -4916.169393

2010 - 2011 1383890.22 30753670 27756100 1307889.96 1.107996801 1449137.891 -65247.67135

5. Komponen Nasional Share (Nj) Kabupaten Tabanan

No Tahun Yjo Yt Yo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

1 2005 - 2006 1896919.89 22484682 21072445 1.06701818 2024048.017 127128.1266

2 2006 - 2007 1996479.1 23497047 22484682 1.04502465 2086369.878 89890.77827

3 2007 - 2008 2111463.36 24900574 23497047 1.05973206 2237585.414 126122.0542

4 2008 - 2009 2221759.98 26228270 24900574 1.0533199 2340223.99 118464.0096

5 2009 - 2010 2342711.28 27756100 26228270 1.05825127 2479177.184 136465.904

6 2010 - 2011 2475715.96 30753670 27756100 1.1079968 2743085.363 267369.4031

(P + D)j

Tahun Yjt Yt Yo Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjt - (Yt/Yo) Yjo

2005 - 2006 1996479.1 22484682 21072445 1896919.89 1.06701818 2024048.017 -27568.91655

2006 - 2007 2111463.36 23497047 22484682 1996479.1 1.04502465 2086369.878 25093.48173

2007 - 2008 2221759.98 24900574 23497047 2111463.36 1.05973206 2237585.414 -15825.4342

2008 - 2009 2342711.28 26228270 24900574 2221759.98 1.0533199 2340223.99 2487.290359

2009 - 2010 2475715.96 27756100 26228270 2342711.28 1.05825127 2479177.184 -3461.223962

2010 - 2011 2619687.67 30753670 27756100 2475715.96 1.1079968 2743085.363 -123397.6931

Page 175: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

152

6. Komponen Nasional Share (Nj) Kabupaten Bangli

No Tahun Yjo Yt Yo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

1 2005 - 2006 868617.8 22484682 21072445 1.067018184 926830.988 58213.1877

2 2006 - 2007 905544.94 23497047 22484682 1.045024653 946316.787 40771.8465

3 2007 - 2008 946113.43 24900574 23497047 1.059732059 1002626.73 56513.30331

4 2008 - 2009 984129.5 26228270 24900574 1.053319895 1036603.18 52473.68196

5 2009 - 2010 1040363.41 27756100 26228270 1.058251269 1100965.9 60602.48841

6 2010 - 2011 1092116.41 30753670 27756100 1.107996801 1210061.49 117945.0783

(P + D)j

Tahun Yjt Yt Yo Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjt - (Yt/Yo) Yjo

2005 - 2006 905544.94 22484682 21072445 868617.8 1.067018184 926830.988 -21286.0477

2006 - 2007 946113.43 23497047 22484682 905544.94 1.045024653 946316.787 -203.3565035

2007 - 2008 984129.5 24900574 23497047 946113.43 1.059732059 1002626.73 -18497.23331

2008 - 2009 1040363.41 26228270 24900574 984129.5 1.053319895 1036603.18 3760.228043

2009 - 2010 1092116.41 27756100 26228270 1040363.41 1.058251269 1100965.9 -8849.48841

2010 - 2011 1155898.8 30753670 27756100 1092116.41 1.107996801 1210061.49 -54162.68828

7. Komponen Nasional Share (Nj) Kabupaten Buleleng

No Tahun Yjo Yt Yo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

1 2005 - 2006 2609344.01 22484682 21072445 1.067018184 2784217.507 174873.4974

2 2006 - 2007 2748899.07 23497047 22484682 1.045024653 2872667.296 123768.2262

3 2007 - 2008 2908760.6 24900574 23497047 1.059732059 3082506.86 173746.2601

4 2008 - 2009 3078504.42 26228270 24900574 1.053319895 3242649.954 164145.5335

5 2009 - 2010 3266342.62 27756100 26228270 1.058251269 3456611.221 190268.6012

6 2010 - 2011 3457475.66 30753670 27756100 1.107996801 3830871.97 373396.3098

Page 176: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

153

(P + D)j

Tahun Yjt Yt Yo Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjt - (Yt/Yo) Yjo

2005 - 2006 2748899.07 22484682 21072445 2609344.01 1.067018184 2784217.507 -35318.43743

2006 - 2007 2908760.6 23497047 22484682 2748899.07 1.045024653 2872667.296 36093.30384

2007 - 2008 3078504.42 24900574 23497047 2908760.6 1.059732059 3082506.86 -4002.440057

2008 - 2009 3266342.62 26228270 24900574 3078504.42 1.053319895 3242649.954 23692.66647

2009 - 2010 3457475.66 27756100 26228270 3266342.62 1.058251269 3456611.221 864.4387879

2010 - 2011 3668884.06 30753670 27756100 3457475.66 1.107996801 3830871.97 -161987.9098

8. Komponen Nasional Share (Nj) Kabupaten Karangasem

No Tahun Yjo Yt Yo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

1 2005 - 2006 1436224.87 22484682 21072445 1.067018184 1532478.053 96253.18285

2 2006 - 2007 1505163.65 23497047 22484682 1.045024653 1572933.121 67769.47072

3 2007 - 2008 1583407.93 24900574 23497047 1.059732059 1677988.146 94580.21605

4 2008 - 2009 1663749.2 26228270 24900574 1.053319895 1752460.133 88710.93324

5 2009 - 2010 1747169.47 27756100 26228270 1.058251269 1848944.308 101774.838

6 2010 - 2011 1836131.65 30753670 27756100 1.107996801 2034427.994 198296.3439

(P + D)j

Tahun Yjt Yt Yo Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjt - (Yt/Yo) Yjo

2005 - 2006 1505163.65 22484682 21072445 1436224.87 1.067018184 1532478.053 -27314.40285

2006 - 2007 1583407.93 23497047 22484682 1505163.65 1.045024653 1572933.121 10474.80928

2007 - 2008 1663749.2 24900574 23497047 1583407.93 1.059732059 1677988.146 -14238.94605

2008 - 2009 1747169.47 26228270 24900574 1663749.2 1.053319895 1752460.133 -5290.663244

2009 - 2010 1836131.65 27756100 26228270 1747169.47 1.058251269 1848944.308 -12812.65804

2010 - 2011 1931438.83 30753670 27756100 1836131.65 1.107996801 2034427.994 -102989.1639

Page 177: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

154

9. Komponen Nasional Share (Nj) Kabupaten Jembrana

No Tahun Yjo Yt Yo Yt/Yo Yjo (Yt/Y0) Nj

1 2005 - 2006 1374979.23 22484682 21072445 1.067018184 1467127.841 92148.61127

2 2006 - 2007 1437155.72 23497047 22484682 1.045024653 1501863.157 64707.43729

3 2007 - 2008 1510412.67 24900574 23497047 1.059732059 1600632.729 90220.05886

4 2008 - 2009 1586806.71 26228270 24900574 1.053319895 1671415.078 84608.36773

5 2009 - 2010 1663345.45 27756100 26228270 1.058251269 1760237.433 96891.98254

6 2010 - 2011 1739284.69 30753670 27756100 1.107996801 1927121.872 187837.182

(P + D)j

Tahun Yjt Yt Yo Yjo Yt/Yo Yjo (Yt/Yo) Yjt - (Yt/Yo) Yjo

2005 - 2006 1437155.72 22484682 21072445 1374979.23 1.067018184 1467127.841 -29972.12127

2006 - 2007 1510412.67 23497047 22484682 1437155.72 1.045024653 1501863.157 8549.512711

2007 - 2008 1586806.71 24900574 23497047 1510412.67 1.059732059 1600632.729 -13826.01886

2008 - 2009 1663345.45 26228270 24900574 1586806.71 1.053319895 1671415.078 -8069.627728

2009 - 2010 1739284.69 27756100 26228270 1663345.45 1.058251269 1760237.433 -20952.74254

2010 - 2011 1836899.79 30753670 27756100 1739284.69 1.107996801 1927121.872 -90222.08203

Page 178: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

155

VI. Hasil Perhitungan Rata-rata Komponen Shift Share Per Sektor

1. Kota Denpasar

Rata-rata Gj

Sektor 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 17804.54 9615.93 7262.75 24541.35 612.18 5869.95 10951.11667

Pertambangan 0.65 0.67 0.57 12.41 0.61 1.04 2.658333333

Industri Pengolahan 22525.74 49460.34 43241.59 46774.13 51211.87 23978.21 39531.98

Listrik, G, A 12224.72 6303.7 13967.94 16190.75 13150.71 14489.33 12721.19167

Bangunan 9500 6447.71 8813.03 6444.09 6589.06 8435.92 7704.968333

Perdagangan, H, R 77715.27 154956.08 171510.87 138752.92 167627.38 214195.58 154126.35

Pengangkutan, K 32114.28 27939.41 29077.74 43357.77 37832.58 33837.59 34026.56167

Keuangan,Persw, Js. P 29898.62 22442.01 25416.3 27012.55 59438.97 62253.65 37743.68333

Jasa-jasa lain 43507.11 14260.91 22086.66 25265.11 15702.53 23695.7 24086.33667

Jumlah 245290.93 291426.76 321377.45 328351.08 352165.89 386756.97 320894.8467

Rata-rata Nj

Sektor 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 21816.87984 15458.82096 21082.86125 19206.8923 22412.835 41619.1041 23599.56556

Pertambangan 15.33375958 10.33090594 13.74554165 12.3003677 14.1608837 26.3199004 15.3652265

Industri Pengolahan 32762.81174 23025.16837 33500.76288 32210.1362 37913.7909 75822.2007 39205.81181

Listrik, G, A 10182.34552 7391.192514 10182.07628 9833.81262 11686.4391 23086.6813 12060.42456

Bangunan 9459.439179 6782.844657 9383.612147 8846.2033 10039.734 19325.0826 10639.48597

Perdagangan, H, R 99493.20629 70341.36549 102574.3872 100708.101 118104.773 237067.333 121381.5276

Pengangkutan, K 36334.39686 25856.37779 35971.30418 33660.253 39299.0166 76945.4636 41344.46867

Keuangan,Persw, Js. P 38925.10256 27497.12557 37819.63513 35114.9404 39936.1131 80460.0499 43292.16111

Jasa-jasa lain 30596.94098 22514.75588 30721.08847 28600.8775 32717.7968 62354.0266 34584.24772

Jumlah 279586.4567 198877.9821 281249.4731 268193.517 312124.659 616706.262 326123.0582

Page 179: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

156

Rata-rata Dj

Sektor 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 4445.974649 1064.758976 5114.075336 4094.01024 -6037.6342 -35975.351 -4549.027712

Pertambangan -5.15483864 -6.141416401 -7.52963659 0.25600161 -25.468487 -52.51261 -16.0918311

Industri Pengolahan 1213.757657 2665.201073 -2589.78156 14196.2743 11917.742 -41943.71 -2423.419368

Listrik, G, A 2242.93639 -6641.714567 -1348.32944 7504.76474 -4298.9045 365.331263 -362.6526811

Bangunan 3129.400179 -2729.819105 -1728.54054 4934.87407 -6036.9712 -23122.218 -4258.879151

Perdagangan, H, R 1788.714499 36490.29475 23421.64049 20970.1404 37852.9661 -25054.274 15911.58038

Pengangkutan, K -760.472433 -34418.58384 -24625.6147 11203.1122 -886.9443 -26416.174 -12650.77946

Keuangan,Persw, Js. P -9112.49685 370.6638297 -1678.38279 9718.07284 8518.32767 -2782.5724 838.9353808

Jasa-jasa lain -34628.0216 44891.41661 -1857.80297 -4981.60252 -32345.818 -48866.254 -12964.6803

Jumlah -31685.3624 41686.07631 -5300.26578 67639.9023 8657.29552 -203847.73 -20475.01474

Rata-rata Pj

Sektor 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian -8458.31585 -6907.650894 -18934.1863 1240.44919 -15763.02 226.197244 -8099.421122

Pertambangan -9.5289219 -3.51949018 -5.64590485 -0.14636827 11.9176034 27.2327095 3.38493795

Industri Pengolahan -11450.8314 23769.96913 12330.60918 367.722256 1380.33799 -9900.2808 2749.587722

Listrik, G, A -200.562546 5554.221596 5134.193319 -1147.8265 5763.17565 -8962.6825 1023.419829

Bangunan -3088.83995 2394.684028 1157.958531 -7336.9866 2586.29751 12233.0558 1324.361551

Perdagangan, H, R -23566.657 48124.41541 45514.84381 17074.6876 11669.6442 2182.52143 16833.24257

Pengangkutan, K -3459.64669 36501.61445 17732.05104 -1505.59228 -579.49133 -16691.7 5332.872584

Keuangan,Persw, Js. P 86.01186839 -5425.781098 -10724.9518 -17820.4602 10984.5302 -15423.827 -6387.413035

Jasa-jasa lain 47538.18872 -53145.26388 -6776.62503 1645.83747 15330.5515 10207.9274 2466.769352

Jumlah -2610.18178 50862.68925 45428.24691 -7482.31544 31383.9432 -26101.556 15246.80439

Page 180: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

157

2. Kabupaten Badung

Rata-rata Gj

Sektor 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian 37312.75 6828.76 3667.35 13309.72 33047.86 16854.27 18503.4517

Pertambangan 348.98 -317.36 190.28 215.4 181.04 276.01 149.058333

Industri Pengolahan 3978.74 6883.36 6700.7 9047.46 15190.15 7408.09 8201.41667

Listrik, G, A 4092.26 5684.24 6014.48 5481.09 5945.02 6335.86 5592.15833

Bangunan 6172.39 10170.14 11120.51 8580.29 9132.81 20197 10895.5233

Perdagangan, H, R 67355.67 130980.21 143673.66 167542.79 181618.38 211709.3 150480.002

Pengangkutan, K 60698.71 132293.08 145389.35 101904.58 83887.68 90013.09 102364.415

Keuangan,Persw, Js. P 5861.03 3278.73 3442.65 3289.93 4374.5 3540.77 3964.60167

Jasa-jasa lain 31871.69 15774.9 15794.68 22823.47 24671.52 37507.74 24740.6667

Jumlah 217692.22 311576.06 335993.66 332194.73 358048.96 393842.13 324891.293

Rata-rata Nj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian 26379.121 19402.20993 26147.8843 23536.48519 26488.6 52678.448 29105.4581

Pertambangan 356.91403 255.4973291 319.999578 295.7937448 335.697991 641.929739 367.638736

Industri Pengolahan 8570.712434 5937.180875 8287.73253 7755.335733 8999.62549 18325.6303 9646.03623

Listrik, G, A 4505.482121 3211.158938 4599.62308 4426.550915 5155.22749 10199.7416 5349.63069

Bangunan 13975.08327 9666.753634 13431.9053 12582.952 14246.5178 27399.1003 15217.052

Perdagangan, H, R 133895.5602 92987.37228 131185.638 124763.6936 146062.229 290410.932 153217.571

Pengangkutan, K 69051.41843 49123.57347 73072.0449 72980.0002 85665.7349 167882.323 86295.8491

Keuangan,Persw, Js. P 8626.917231 6059.690246 8234.94791 7534.49857 8422.98044 16088.4853 9161.25327

Jasa-jasa lain 24885.3749 18153.68854 25025.9018 23181.57407 26655.0524 52082.4299 28330.6703

Jumlah 290246.5836 204797.1252 290305.678 277056.884 322031.666 635709.02 336691.159

Page 181: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

158

Rata-rata Dj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian 21160.7056 -3903.72832 1002.46994 -11746.8328 25188.7797 -36110.4824 -734.848046

Pertambangan 213.8645158 -485.815575 1.71847506 -76.8739204 -437.176757 -1030.11247 -302.399288

Industri Pengolahan -1596.449136 -5183.05356 -4637.49401 1203.587299 5862.87285 -8524.72032 -2145.87615

Listrik, G, A -324.4775279 60.00769671 -904.449351 1571.217248 -1752.51142 95.849306 -209.060675

Bangunan -3239.337404 -2909.46263 -3968.922 6433.562085 -8783.69843 -24546.126 -6168.99739

Perdagangan, H, R -34824.45927 -25624.9682 -45722.3543 21625.8825 21124.1023 -81375.2547 -24132.8419

Pengangkutan, K -1777.854416 13821.43961 36296.4486 32188.91471 -514.85199 -41450.6951 6427.23356

Keuangan,Persw, Js. P -2784.950461 -1585.2519 -2457.01827 -420.889724 -6365.24259 -9463.62555 -3846.16308

Jasa-jasa lain -31677.86693 40472.33309 -3710.87165 -1692.08571 -14473.268 -23101.0628 -5697.13701

Jumlah -54850.82503 14661.50024 -24100.4726 49086.4817 19849.0056 -225506.23 -36810.09

Rata-rata Pj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian -10227.07824 -8669.72281 -23483.0038 1520.069653 -18629.5191 286.304093 -9867.15837

Pertambangan -221.7985679 -87.0417702 -131.438049 -3.51979871 282.518774 664.192723 83.8188852

Industri Pengolahan -2995.523832 6129.23232 3050.4616 88.53764332 327.651883 -2392.82012 701.256582

Listrik, G, A -88.74487341 2413.073166 2319.30634 -516.677777 2542.30406 -3959.73095 451.588327

Bangunan -4563.356732 3412.848399 1657.52688 -10436.223 3669.99101 17344.0255 1847.46868

Perdagangan, H, R -31715.43923 63617.80014 58210.3779 21153.22474 14432.0522 2673.62053 21395.2727

Pengangkutan, K -6574.858311 69348.06388 36020.8577 -3264.32855 -1263.20083 -36418.5386 9641.33254

Keuangan,Persw, Js. P 19.06269273 -1195.70872 -2335.27951 -3823.67819 2316.76236 -3084.08981 -1350.48853

Jasa-jasa lain 38664.18048 -42851.1228 -5520.34973 1333.983655 12489.7363 8526.37262 2107.13342

Jumlah -17703.55662 92117.42185 69788.4593 6051.388381 16168.2967 -16360.664 25010.2243

Page 182: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

159

3. Kabupaten Gianyar

Rata-rata Gj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian 31335.74 21573.94 5609.83 9740.23 8511.98 17450.43 15703.69167

Pertambangan 338.97 383.22 410.44 575.67 828.09 1894.9 738.5483333

Industri Pengolahan 20417.16 33897.18 38636.14 41290.93 44419.92 21095.87 33292.86667

Listrik, G, A 1435.35 2014.46 2285.23 1869.63 2020.63 2369.84 1999.19

Bangunan 2103.97 5220.65 6634.75 13239.54 14695.19 10223.76 8686.31

Perdagangan, H, R 33388.64 45343.7 52633.86 45054.42 49652.6 72261.95 49722.52833

Pengangkutan, K 6945.72 8615.13 7246.63 7276.94 8442.42 7574.98 7683.636667

Keuangan,Persw, Js. P 8279.68 9862.1 10613.13 12817.85 13891.39 10684.12 11024.71167

Jasa-jasa lain 28401.71 31163.95 43523.1 46638.57 50227.46 84987.49 47490.38

Jumlah 132646.94 158074.33 167593.11 178503.78 192689.68 228543.34 176341.8633

Rata-rata Nj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian 33040.90636 23608.66712 32609.15079 29407.7159 32694.91283 61535.04366 35482.73277

Pertambangan 697.0473778 483.5575371 664.4032873 614.965067 705.3745311 1397.182694 760.421749

Industri Pengolahan 31531.59462 22103.06489 31347.83248 30042.758 35226.55613 70106.60719 36726.40222

Listrik, G, A 1443.72842 1034.56245 1492.832603 1454.42717 1697.850349 3366.005415 1748.234402

Bangunan 7421.020918 5080.375743 7051.732854 6648.50259 8034.619224 16483.07223 8453.220593

Perdagangan, H, R 53030.74997 37130.823 51968.16808 49195.8841 56370.31552 109871.8674 59594.63467

Pengangkutan, K 8158.606923 5793.904334 8201.096555 7707.10895 8843.803343 17308.0058 9335.420984

Keuangan,Persw, Js. P 8329.937559 5969.070034 8507.964637 8160.53658 9661.931945 19413.27275 10007.11892

Jasa-jasa lain 27310.10337 19626.45295 27898.96785 27224.6968 32459.36916 65603.48834 33353.84641

Jumlah 170963.6955 120830.4781 169742.1491 160456.595 185694.733 365084.5455 195462.0327

Page 183: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

160

Rata-rata Dj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian 11104.657 8514.61609 2286.445413 -21566.7379 -1188.492836 -44419.05262 -7544.760801

Pertambangan 75.0916257 64.39880879 18.93668102 -31.9772341 -470.9179368 -947.9215386 -215.3982657

Industri Pengolahan -93.9241244 -11023.9244 -4249.873159 10905.1959 7910.861644 -39856.75453 -6068.069777

Listrik, G, A 20.05873467 202.4601386 39.65397386 584.967226 -514.5163991 310.5810049 107.2007798

Bangunan -2893.82677 -1653.353254 -1287.182206 12105.2651 4590.80341 -16693.33447 -971.9380242

Perdagangan, H, R -7080.87879 -17190.37328 -22393.89474 -12482.4407 -12287.52738 -38621.43436 -18342.75821

Pengangkutan, K -436.050608 -5358.066619 -4997.196213 -85.4363555 -270.9750972 -5978.417984 -2854.357146

Keuangan,Persw, Js. P -68.6645421 5070.856977 4517.867519 8798.69998 1571.919148 -5007.716211 2480.493811

Jasa-jasa lain -41339.8541 57865.0255 21778.23887 17847.2304 2558.631391 8644.107725 11225.5633

Jumlah -40713.3916 36491.63996 -4287.003861 16074.7665 1899.785944 -142569.943 -22184.02433

Rata-rata Pj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian -12809.8254 -10549.34467 -29285.76571 1899.25454 -22994.4392 334.4391374 -12234.28022

Pertambangan -433.169047 -164.7363757 -272.8999583 -7.31777898 593.6334229 1445.638849 193.524852

Industri Pengolahan -11020.5125 22818.03814 11538.18115 342.978703 1282.503085 -9153.982477 2634.534359

Listrik, G, A -28.4372443 777.4373474 752.7434454 -169.764273 837.2960914 -1306.74641 143.7548261

Bangunan -2423.22462 1793.627197 870.1994591 -5514.22715 2069.767563 10434.02229 1205.027457

Perdagangan, H, R -12561.2345 25403.24798 23059.58745 8340.98095 5569.813237 1011.517283 8470.652069

Pengangkutan, K -776.836823 8179.291927 4042.729782 -344.731923 -130.4080297 -3754.607764 1202.572862

Keuangan,Persw, Js. P 18.40646385 -1177.82738 -2412.702028 -4141.38585 2657.539143 -3721.43649 -1462.901023

Jasa-jasa lain 42431.45904 -46327.52967 -6154.106294 1566.64515 15209.46024 10739.89411 2910.970429

Jumlah 2396.625424 752.2044957 2137.967296 1972.43237 5095.165553 6028.738528 3063.855612

Page 184: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

161

4. Kabupaten Klungkung

Rata-rata Gj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian 14549.34 15319.18 6663.99 15466.45 8585.99 4216.88 10800.305

Pertambangan -12.65 470.8 1689.92 -785.76 -20.38 -488.65 142.2133333

Industri Pengolahan 3675.35 3865.54 8053.94 7265.95 8322.73 4227.73 5901.873333

Listrik, G, A 717.75 871.97 1203.72 1220.39 1301.9 1313.94 1104.945

Bangunan 2395.43 4056.58 4018.21 7226.06 5816.83 6533.05 5007.693333

Perdagangan, H, R 14279.32 15842.94 19767.84 14455.43 20313.35 27051.97 18618.475

Pengangkutan, K 2160.74 2319.61 3236.55 2757.24 3612.43 4317.51 3067.346667

Keuangan,Persw, Js. P 1668.92 2070.4 1733.31 2055.26 2837.07 2414.7 2129.943333

Jasa-jasa lain 11664.83 14222.25 10665.7 8524.85 16577.11 26411.13 14677.645

Jumlah 51099.03 59039.27 57033.18 58185.87 67347.03 75998.26 61450.44

Rata-rata Nj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian 23633.4123 16532.65301 22848.12998 20750.73582 23570.8383 44627.1682 25327.15627

Pertambangan 3186.768744 2140.389016 2867.674079 2649.939312 2849.25131 5280.25951 3162.380329

Industri Pengolahan 6101.237931 4264.460198 5888.353025 5685.681158 6634.78051 13199.5915 6962.350719

Listrik, G, A 689.6861009 495.6664664 709.6616718 697.662632 833.276248 1685.48015 851.9055455

Bangunan 3559.59423 2499.286354 3557.992121 3390.296787 4124.78051 8275.46763 4234.569606

Perdagangan, H, R 14346.99261 10281.62421 14586.47288 14074.65299 16218.415 32262.4254 16961.76386

Pengangkutan, K 3543.211636 2477.713243 3425.619305 3230.455991 3689.84217 7231.03165 3932.978999

Keuangan,Persw, Js. P 1868.303334 1330.319921 1888.541373 1778.228796 2062.41239 4130.06982 2176.312606

Jasa-jasa lain 11106.68305 7986.978944 11445.46908 10785.50672 12279.6034 24556.4379 13026.77985

Jumlah 68035.88994 48009.09136 67217.91351 63043.16021 72263.1999 141247.932 76636.19778

Page 185: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

162

Rata-rata Dj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian 78.50434439 6174.01015 4335.406729 -6624.4401 1592.59986 -40652.8339 -5849.458824

Pertambangan -1219.05201 -940.410297 0.127156955 -3404.16612 -5267.52172 -11232.2954 -3677.219738

Industri Pengolahan -293.463058 -4801.3242 -1.73611283 1515.359599 1446.39522 -7248.36015 -1563.854782

Listrik, G, A 41.64866327 3.827561231 136.21971 604.1603062 57.6929847 282.794847 187.7240121

Bangunan -1.8316065 674.9201783 21.15382164 6647.654809 629.480549 -6980.90789 165.0783106

Perdagangan, H, R 3330.655547 -1472.91217 -1291.01873 -2005.52734 2492.43309 -5506.47405 -742.140608

Pengangkutan, K -1045.09842 -3655.90708 -1877.72797 -328.720372 -23.0028541 -1343.90143 -1379.059687

Keuangan,Persw, Js. P -203.511796 1002.58106 380.324196 1179.463631 207.3858 -923.654126 273.7647942

Jasa-jasa lain -16698.2061 25088.2444 1744.935008 -2881.30775 -1456.33723 -2165.42244 605.3176475

Jumlah -16010.3544 22073.02961 3447.683807 -5297.52333 -320.874296 -75771.0546 -11979.84887

Rata-rata Pj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010-2011 Rata-rata

Pertanian -9162.57811 -7387.48418 -20519.5464 1340.156083 -16577.448 242.545885 -8677.392455

Pertambangan -1980.36694 -729.178851 -1177.88119 -31.5329622 2397.89043 5463.38594 657.0527379

Industri Pengolahan -2132.42525 4402.403736 2167.323177 64.90973799 241.554315 -1723.50131 503.3774009

Listrik, G, A -13.5848072 372.4759417 357.8386289 -81.4328774 410.930774 -654.334996 65.31544388

Bangunan -1162.33285 882.3733132 439.0641114 -2811.8913 1062.56897 5238.49028 608.0454213

Perdagangan, H, R -3398.32906 7034.227317 6472.386069 2386.305576 1602.50201 297.018715 2399.018439

Pengangkutan, K -337.373439 3497.803684 1688.658717 -144.495337 -54.4092894 -1568.6202 513.5940222

Keuangan,Persw, Js. P 4.128345204 -262.501063 -535.555541 -902.432272 567.271824 -791.715685 -320.1340653

Jasa-jasa lain 17256.35236 -18852.9738 -2524.70391 620.6519725 5753.8439 4020.11462 1045.547517

Jumlah -926.509741 -11042.8539 -13632.4163 440.2386199 -4595.2951 10523.3832 -3205.575538

Page 186: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

163

5. Kabupaten Tabanan

Rata-rata Gj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 28353.13 31945.46 13295.64 34777.74 26444.6 22507.55 26220.68667

Pertambangan 530.47 616.04 616.11 152.82 367.41 803.43 514.38

Industri Pengolahan 7140.36 9161.57 9434.94 6208.61 8133.73 3690.01 7294.87

Listrik, G, A 1668.44 1917.86 1995.06 743.49 2165.85 2059.72 1758.403333

Bangunan 3140.4 4159.97 4297.03 7140.5 5014.82 6524.69 5046.235

Perdagangan, H, R 19673.62 25280.52 32353.51 40310.63 34569.31 40751.69 32156.54667

Pengangkutan, K 8477.6 9527.78 10039.84 5589.31 6757.76 5858.89 7708.53

Keuangan,Persw, Js. P 11238.78 11382.59 11709.55 6910.53 16484.42 12853.86 11763.28833

Jasa-jasa lain 19336.41 20992.47 26554.94 19117.67 33066.78 48921.87 27998.35667

Jumlah 99559.21 114984.26 110296.62 120951.3 133004.68 143971.71 120461.2967

Rata-rata Nj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 51409.30006 35814.76644 49421.914 44825.45714 50997.05353 97403.54616 54978.67289

Pertambangan 380.3797755 279.4337838 407.5088383 396.614211 442.1976233 859.5054924 460.9399541

Industri Pengolahan 8326.118193 5915.206595 8394.662477 7996.576288 9097.810919 17745.59355 9579.328004

Listrik, G, A 1006.007219 750.9841472 1110.85265 1097.980443 1242.838029 2538.104075 1291.127761

Bangunan 4663.080062 3274.180391 4592.182853 4328.335126 5144.59081 10079.56274 5346.988664

Perdagangan, H, R 25789.11438 18211.63167 25670.5624 24639.94638 29266.95375 57993.77725 30261.99764

Pengangkutan, K 6806.8442 4954.725453 7142.312342 6910.917541 7875.668401 15331.16309 8170.271838

Keuangan,Persw, Js. P 6676.331656 4991.364712 7301.711525 7142.234197 8205.341464 16992.81913 8551.633781

Jasa-jasa lain 22070.94308 15698.47952 22080.34902 21125.95863 24193.45279 48425.32989 25599.08549

Jumlah 127128.1186 89890.77271 126122.0561 118464.02 136465.9073 267369.4014 144240.046

Page 187: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

164

Rata-rata Dj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian -3124.9961 12134.23418 8258.7708 -12942.7002 11313.94237 -75425.379 -9964.354656

Pertambangan 386.4711845 431.8025412 375.9831587 -239.074664 -446.935 -945.389793 -72.8570954

Industri Pengolahan 1724.277725 -2860.184192 -2049.5416 -1879.25732 -1295.30724 -11738.5003 -3016.418821

Listrik, G, A 682.2481298 602.5375943 324.0728617 -226.331403 310.1055551 506.9555059 366.5980407

Bangunan -0.02053081 -270.1603293 -861.838323 6402.05978 -1455.04907 -9935.38135 -1020.06497

Perdagangan, H, R -6.90591389 -5390.696444 -4707.72828 11493.0736 2410.560732 -17775.9978 -2329.615686

Pengangkutan, K 2318.881615 -2421.563473 -623.274436 -1012.48793 -1001.776 -6146.49984 -1481.12001

Keuangan,Persw, Js. P 4547.695397 7376.129829 6478.469454 3392.904602 6022.178539 -881.512724 4489.310849

Jasa-jasa lain -37025.9578 42349.6805 9345.194976 -3223.98005 -2462.97871 -7431.13194 258.4711565

Jumlah -30498.3063 51951.78021 16540.10861 1764.206443 13394.74117 -129772.837 -12770.05119

Rata-rata Pj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian -19931.1772 -16003.54283 -44385.0441 2894.986934 -35866.3946 529.3822239 -18793.63159

Pertambangan -236.380984 -95.19634227 -167.381991 -4.7195122 372.1473872 889.3142949 126.2971422

Industri Pengolahan -2910.03644 6106.547232 3089.819254 91.29173044 331.2265476 -2317.08337 731.9608257

Listrik, G, A -19.8154117 564.338212 560.1345049 -128.158945 612.9064463 -985.339597 100.6775349

Bangunan -1522.65982 1155.949735 566.6855393 -3589.89453 1325.278384 6380.508544 719.3113086

Perdagangan, H, R -6108.59008 12459.58365 11390.67627 4177.612158 2891.796238 533.9101804 4224.164737

Pengangkutan, K -648.12624 6994.617714 3520.802202 -309.119011 -116.132207 -3325.77336 1019.378184

Keuangan,Persw, Js. P 14.75253042 -984.904849 -2070.63087 -3624.60818 2256.900198 -3257.44652 -1277.656281

Jasa-jasa lain 34291.42338 -37055.69099 -4870.60366 1215.693267 11336.30652 7927.671734 2140.800042

Jumlah 2929.389769 -26858.29847 -32365.5428 723.0839159 -16855.9651 6375.144132 -11008.6981

Page 188: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

165

6. Kabupaten Bangli

Rata-rata Gj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 17412.81 15254.48 1867.32 35147 5073.74 9770.53 14087.64667

Pertambangan 38.34 26.93 23.79 22.65 29.58 61.05 33.72333333

Industri Pengolahan 3774.86 3936.26 5489 6658.74 3397.15 1438.01 4115.67

Listrik, G, A 252.28 234.71 368.16 593.18 691.4 751.06 481.7983333

Bangunan 1698.05 2704.37 3622.85 -6712.68 6189.49 2135.39 1606.245

Perdagangan, H, R 1883.19 6727.41 12968.45 8175.34 15935.82 20359.33 11008.25667

Pengangkutan, K 243.11 748.91 741.64 630.62 1126.78 981.27 745.3883333

Keuangan,Persw, Js. P 2177.06 2185.35 2529.92 538.31 2030.64 1316.49 1796.295

Jasa-jasa lain 9447.44 8750.07 10404.94 11180.75 17278.4 26969.26 14005.14333

Jumlah 36927.14 40568.49 38016.07 56233.91 51753 63782.39 47880.16667

Rata-rata Nj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 20699.35772 14690.40147 20400.23789 18309.86384 22050.63613 41429.42825 22929.98755

Pertambangan 97.80164062 67.43206757 91.06749868 82.55999996 91.51507522 172.8618396 100.5396869

Industri Pengolahan 4401.252096 3126.843528 4383.35539 4205.480744 4982.310927 9603.995678 5117.206394

Listrik, G, A 248.4879973 178.2998652 250.561656 243.2944381 300.3493732 631.5112938 308.7507706

Bangunan 2968.335049 2070.662942 2908.587554 2789.524412 2656.495577 5593.539872 3164.524234

Perdagangan, H, R 15523.29839 10513.76726 14349.95662 13500.98365 15225.86608 29949.4979 16510.56165

Pengangkutan, K 1241.659895 845.1270884 1165.923818 1080.307562 1216.955825 2377.902724 1321.312819

Keuangan,Persw, Js. P 1965.367775 1418.409298 2012.271557 1931.151869 2141.114553 4188.89028 2276.200889

Jasa-jasa lain 11067.62351 7860.900469 10951.34218 10330.52001 11937.24636 23997.45077 12690.84722

Jumlah 58213.18407 40771.84399 56513.30416 52473.68653 60602.4899 117945.0786 64419.93121

Page 189: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

166

Rata-rata Dj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 4738.508044 7128.366392 -211.7846233 15654.62184 -1468.611034 -31884.0645 -1007.160647

Pertambangan 1.315633003 -17.52959469 -29.87202827 -58.92756976 -138.9528911 -290.6687574 -89.10586804

Industri Pengolahan 911.8759645 -2418.572022 -507.7347681 2405.248373 -1766.553193 -6911.969637 -1381.284214

Listrik, G, A 8.686476973 -77.57596308 -8.744447653 378.283501 242.9331299 364.7132322 151.3826549

Bangunan -301.019329 -97.34084219 355.3363414 -7188.58978 2848.664811 -6998.941213 -1896.981669

Perdagangan, H, R -9963.152285 -10979.40711 -7748.944244 -7614.684527 -794.476353 -9865.892945 -7827.759577

Pengangkutan, K -880.3230324 -1289.288474 -999.0258369 -401.3663006 -72.23093507 -880.796743 -753.8385537

Keuangan,Persw, Js. P 207.3492767 1046.823628 1088.291615 -412.8025892 -699.3935459 -2069.408968 -139.8567639

Jasa-jasa lain -18815.85011 19444.53922 1869.304694 255.7611252 -252.2718935 -956.7939903 257.4481742

Jumlah -24092.60936 12740.01523 -6193.173298 3017.544073 -2100.891905 -59493.82352 -12687.15646

Rata-rata Pj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian -8025.057051 -6564.28877 -18321.13296 1182.515917 -15508.28456 225.1663674 -7835.180176

Pertambangan -60.77727971 -22.97247704 -37.40546903 -0.98242301 77.01781813 178.8569182 22.28951459

Industri Pengolahan -1538.268335 3227.988301 1613.379444 48.0112489 181.3923879 -1254.016014 379.7478388

Listrik, G, A -4.894489706 133.9860868 126.3427954 -28.39791789 148.1175042 -245.1645243 21.66490908

Bangunan -969.2659051 731.047772 358.9261489 -2313.614388 684.3296767 3540.791356 338.7024434

Perdagangan, H, R -3676.957072 7193.049202 6367.437837 2289.042053 1504.43065 275.7251284 2325.454633

Pengangkutan, K -118.2269396 1193.071334 574.7420371 -48.32116759 -17.94485983 -515.835974 177.9140717

Keuangan,Persw, Js. P 4.342826178 -279.8830131 -570.6431413 -980.0391112 588.919045 -802.9913008 -340.0491159

Jasa-jasa lain 17195.66591 -18555.37017 -2415.706711 594.469763 5593.425829 3928.603291 1056.847985

Jumlah 2806.561664 -12943.37173 -12304.06002 742.6839742 -6748.596509 5331.135248 -3852.607896

Page 190: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

167

7. Kabupaten Buleleng

Rata-rata Gj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 36072.38 33003.89 7970.28 26529.27 17742.98 21122.7 23740.25

Pertambangan 697.4 975.17 890.32 979.16 898.26 1888.16 1054.745

Industri Pengolahan 13548.87 15913.87 22193.23 22564.57 23913.61 10788.82 18153.82833

Listrik, G, A 1813.84 1824.95 2233.54 2936.09 3022.33 3276.89 2517.94

Bangunan 4248.14 4797.56 6483.66 7214.47 5567.12 7136.34 5907.881667

Perdagangan, H, R 36143.33 46714.03 61447.3 58194.19 72736.72 95492 61787.92833

Pengangkutan, K 4331.57 6153.75 6329.08 6833.89 6310.35 6880.6 6139.873333

Keuangan,Persw, Js. P 6162.01 6258.98 7249.39 5926.48 7012.7 4644.41 6208.995

Jasa-jasa lain 36537.52 44219.33 54947.02 56660.08 53928.97 60178.48 51078.56667

Jumlah 139555.06 159861.53 169743.82 187838.2 191133.04 211408.4 176590.0083

Rata-rata Nj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 48445.39425 34171.08982 47304.54867 42651.4406 48141.48598 91169.62936 51980.59811

Pertambangan 1205.384294 841.2103941 1174.242702 1095.661028 1254.032176 2421.962178 1332.082129

Industri Pengolahan 17879.90825 12622.2455 17695.90053 16979.60912 19864.4083 39410.84708 20742.15313

Listrik, G, A 1456.580496 1060.238207 1515.575585 1471.97262 1779.141162 3624.897506 1818.067596

Bangunan 4433.211726 3169.624149 4491.557628 4355.102782 5178.142959 10201.41454 5304.842297

Perdagangan, H, R 46738.58797 33027.60508 46606.47681 44879.69521 52420.34583 105041.7061 54785.73617

Pengangkutan, K 6357.540918 4466.197644 6292.66799 5954.624068 6903.429074 13480.33026 7242.464992

Keuangan,Persw, Js. P 7719.048084 5463.310392 7621.775614 7190.124531 8200.338845 15960.62907 8692.537756

Jasa-jasa lain 40637.83056 28946.69733 41043.51716 39567.31787 46527.28154 92084.89469 48134.58986

Jumlah 174873.4865 123768.2185 173746.2627 164145.5478 190268.6059 373396.3108 200033.072

Page 191: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

168

Rata-rata Dj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 6409.065639 14101.87711 3149.20358 -18876.74812 3459.559842 -70542.43038 -10383.24539

Pertambangan 241.0825988 420.5396213 198.3909808 -103.4631098 -1411.148232 -3039.761222 -615.7265605

Industri Pengolahan 1918.1134 -9738.916649 -2015.991591 5391.117166 3325.993117 -23476.06116 -4099.290953

Listrik, G, A 385.949806 -32.02004945 -46.24689123 1635.929728 365.8041695 1059.245678 561.4437401

Bangunan 1262.527715 508.8995119 1437.834277 6471.463056 -944.9444577 -9522.716946 -131.1561406

Perdagangan, H, R 475.5680896 -8909.586968 -5839.645851 5705.311668 15136.84907 -10516.75504 -658.0431719

Pengangkutan, K -1420.626316 -4617.407793 -3065.557993 1145.61133 -491.2830433 -3675.456144 -2020.78666

Keuangan,Persw, Js. P -1574.09516 1873.69927 1789.009649 2385.268109 -3443.162858 -8256.638695 -1204.319948

Jasa-jasa lain -67238.94056 83600.25904 22957.10604 14815.86431 -14399.56092 -46981.5582 -1207.805048

Jumlah -59541.35479 77207.34309 18564.1022 18570.35414 1598.106688 -174952.1321 -19758.93013

Rata-rata Pj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian -18782.0829 -15269.07904 -42483.47153 2754.581238 -33858.06464 495.5012687 -17857.1026

Pertambangan -749.0669681 -286.5800674 -482.3136646 -13.03782226 1055.376087 2505.95905 338.3894358

Industri Pengolahan -6249.15276 13030.54037 6513.32133 193.8451961 723.2090707 -5145.965808 1510.966233

Listrik, G, A -28.69039279 796.7317769 764.211329 -171.8122203 877.3847126 -1407.253174 138.4286719

Bangunan -1447.599717 1119.036143 554.2681635 -3612.095459 1333.921625 6457.642433 734.1955314

Perdagangan, H, R -11070.82897 22596.00984 20680.46975 7609.187028 5179.526377 967.0491975 7660.235537

Pengangkutan, K -605.3449979 6304.959873 3101.970098 -266.3448795 -101.7958619 -2924.274075 918.1950261

Keuangan,Persw, Js. P 17.05659598 -1078.029999 -2161.395147 -3648.912014 2255.524215 -3059.580328 -1279.22278

Jasa-jasa lain 63138.62747 -68327.62816 -9053.602582 2276.901265 21801.25052 15075.14377 4151.782047

Jumlah 24222.91736 -41114.03926 -22566.54225 5122.312332 -733.6678946 12964.22233 -3684.132897

Page 192: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

169

8. Kabupaten Karangasem

Rata-rata Gj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 17824.24 17291.93 10967.53 17839.28 12390.42 12980.75 14882.35833

Pertambangan 1570.88 1245.53 1356.07 2816.21 3998.72 4995.93 2663.89

Industri Pengolahan 1879.7 4319.37 4715.48 5785.19 6781.97 3367.68 4474.898333

Listrik, G, A 564.87 596.16 731.05 890.44 628.29 731.69 690.4166667

Bangunan 5461.77 6371.2 8175.53 4118.25 5354.19 4556.55 5672.915

Perdagangan, H, R 15026.52 7362.35 9558.05 11873.63 15519.19 18392.35 12955.34833

Pengangkutan, K 6283.98 6903.59 8154.01 8005.94 8262.74 7943.67 7592.321667

Keuangan,Persw, Js. P 4690.37 11183.93 11898.93 6368.17 7056.15 7809.12 8167.778333

Jasa-jasa lain 15636.45 22970.22 24784.62 25723.16 28970.51 34529.44 25435.73333

Jumlah 68938.78 78244.28 80341.27 83420.27 88962.18 95307.18 82535.66

Rata-rata Nj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 31912.04543 22241.91686 30540.17499 27846.51399 31461.10084 59666.43765 33944.69829

Pertambangan 1470.991415 1058.980668 1479.297319 1392.802166 1685.665349 3557.042036 1774.129826

Industri Pengolahan 6955.244567 4757.356748 6569.363617 6115.579784 7018.182911 13744.01525 7526.623813

Listrik, G, A 448.7108416 326.8893147 469.2783589 457.8814421 552.0985469 1091.43403 557.7154224

Bangunan 3022.143276 2276.272959 3400.387886 3471.279051 4032.218733 8053.895994 4042.69965

Perdagangan, H, R 15157.65323 10859.89065 14847.06833 13762.88887 15727.42407 30834.38265 16864.88463

Pengangkutan, K 7428.228723 5273.421632 7408.363118 7047.855841 8166.043409 16032.04627 8559.326499

Keuangan,Persw, Js. P 3737.638078 2722.229961 4279.49209 4454.543862 5237.482946 10472.24028 5150.604536

Jasa-jasa lain 26120.5213 18252.50774 25586.79177 24161.59596 27894.62373 54844.85027 29476.81513

Jumlah 96253.17686 67769.46653 94580.21748 88710.94097 101774.8405 198296.3444 107897.4978

Page 193: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

170

Rata-rata Dj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian -1715.63681 4988.634981 7855.00654 -11805.6582 3056.015115 -47009.9709 -7438.60155

Pertambangan 1014.012797 547.3184071 484.3858572 1439.981609 894.4221131 -2241.51701 356.4339622

Industri Pengolahan -2644.63847 -5349.23117 -4271.86593 -400.206863 -491.725688 -8581.74723 -3623.23589

Listrik, G, A 124.9974269 23.62482551 25.14350392 486.0036321 -196.076319 63.97112623 87.94403261

Bangunan 3426.462722 3291.28849 4355.526766 3526.028744 283.2469022 -8595.57821 1047.829236

Perdagangan, H, R 3459.213625 -10927.3927 -11877.037 -4222.70478 -1762.22206 -12725.9042 -6342.67452

Pengangkutan, K -436.956672 -5814.35511 -2906.30491 1273.328908 217.1107788 -4610.56104 -2046.28967

Keuangan,Persw, Js. P 944.4727199 8998.855067 8833.02309 4174.260336 378.0840761 -655.639204 3778.842681

Jasa-jasa lain -51067.2891 47802.09302 4841.902516 171.1871253 -11994.6742 -29294.0163 -6590.13282

Jumlah -46895.36176 43560.83581 7339.780433 -5357.779489 -9615.81928 -113650.963 -20769.8845

Rata-rata Pj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian -12372.17061 -9938.623213 -27427.65107 1798.426593 -22126.6952 324.2833799 -11623.7384

Pertambangan -914.1243045 -360.7691411 -607.6131534 -16.57365429 1418.63258 3680.404987 533.326219

Industri Pengolahan -2430.906534 4911.244132 2417.982408 69.81761206 255.5129488 -1794.58798 571.5104308

Listrik, G, A -8.838296496 245.6458396 236.6281443 -53.44503433 272.2677859 -423.715154 44.75721423

Bangunan -986.8361856 803.6384104 419.6153996 -2879.057493 1038.724463 5098.232241 582.3861392

Perdagangan, H, R -3590.347801 7429.851344 6588.018845 2333.447117 1553.988371 283.8716743 2433.138258

Pengangkutan, K -707.2925143 7444.523155 3651.951908 -315.2441352 -120.413988 -3477.81519 1079.284873

Keuangan,Persw, Js. P 8.258969491 -537.1551956 -1213.585115 -2260.633811 1440.583107 -2007.48105 -761.668849

Jasa-jasa lain 40583.2162 -43084.38189 -5644.073901 1390.379014 13070.56118 8978.606159 2549.051127

Jumlah 19580.95892 -33086.02656 -21578.72653 67.11620824 -3196.83873 10661.79907 -4591.95294

Page 194: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

171

9. Kabupaten Jembrana

Rata-rata Gj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 9879.76 11904.16 6734.31 16878.49 -662.82 1884.24 7769.69

Pertambangan 265.25 264.93 193.11 289.46 335.77 844.78 365.55

Industri Pengolahan 4990.51 8775.98 9156.41 5405.15 4853.16 2580.12 5960.221667

Listrik, G, A 562.55 758.55 844.12 806.86 1157.59 1384.67 919.0566667

Bangunan 5365.58 4703.54 3459.29 5692.34 4436.48 6578.53 5039.293333

Perdagangan, H, R 16729.76 24462.02 24502.89 25688.41 25844.19 43408.46 26772.62167

Pengangkutan, K 9600.08 10899.32 15425.76 9591.07 13150.97 14340.13 12167.88833

Keuangan,Persw, Js. P 3811.69 3099.55 3142.85 4064.31 5632.53 4035.83 3964.46

Jasa-jasa lain 10971.31 8388.9 12935.3 8122.65 21191.37 22558.34 14027.97833

Jumlah 62176.49 73256.95 76394.04 76538.74 75939.24 97615.1 76986.76

Rata-rata Nj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian 25597.08786 17641.65787 24115.40776 21885.72241 24893.04937 46079.68086 26702.10102

Pertambangan 367.3809293 258.759365 359.1085474 330.8553115 378.3163681 737.6537898 405.3457185

Industri Pengolahan 6763.686503 4768.725922 6850.649055 6603.459535 7529.047132 14482.84296 7833.068518

Listrik, G, A 730.7474696 516.2647936 730.2136817 696.8345739 808.2829723 1623.558028 850.9835865

Bangunan 4643.122718 3360.960452 4739.778384 4415.418253 5155.37079 10037.08985 5391.956741

Perdagangan, H, R 22606.41498 15940.86072 22609.14798 21488.5766 24972.36197 49089.39727 26117.79325

Pengangkutan, K 13110.09503 9239.961374 12909.25577 12345.96371 14046.49048 27462.20198 14852.32806

Keuangan,Persw, Js. P 4447.512735 3159.580951 4376.808159 4074.539867 4688.130946 9300.005202 5007.762977

Jasa-jasa lain 13882.5573 9820.661845 13529.69089 12767.00483 14420.93488 29024.75261 15574.26706

Jumlah 92148.60552 64707.43329 90220.06023 84608.37509 96891.98491 187837.1825 102735.6069

Page 195: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

172

Rata-rata Dj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian -5793.44229 2145.535203 4276.571221 -6420.688046 -8048.505672 -44445.88094 -9714.401754

Pertambangan 126.1721045 94.32368602 -18.4967016 -37.45826873 -360.9321675 -656.1103926 -142.0836233

Industri Pengolahan 590.778729 -915.727285 -215.753951 -1273.696379 -2949.999073 -10011.66449 -2462.677075

Listrik, G, A -153.803919 -145.669687 -254.295411 191.3617112 -49.29826758 391.4076425 -3.382988363

Bangunan 2238.600039 155.9918957 -1865.38747 4939.042871 -2046.946038 -9812.182356 -1065.146843

Perdagangan, H, R -521.942765 -2384.86546 -8138.50708 556.5262516 -1595.629472 -6132.870601 -3036.214855

Pengangkutan, K -2261.71394 -11384.7547 -3847.11201 -2202.668989 -688.3948625 -7164.72488 -4591.561565

Keuangan,Persw, Js. P -645.650575 563.4229149 7.224066655 2057.556297 -345.0832625 -3481.406287 -307.3228076

Jasa-jasa lain -24480.4511 21749.5533 2390.062229 -5379.031002 13.22972829 -11218.03135 -2820.778029

Jumlah -30901.4537 9877.809857 -7665.6951 -7569.055554 -16071.55909 -92531.46365 -24143.56954

Rata-rata Pj

Lapangan Usaha 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 2010 - 2011 Rata-rata

Pertanian -9923.88717 -7883.03416 -21657.6686 1413.457541 -17507.36309 250.4402013 -9218.009214

Pertambangan -228.303057 -88.153067 -147.50184 -3.937013945 318.3858087 763.2366048 102.2879059

Industri Pengolahan -2363.95565 4922.981068 2521.515 75.38741908 274.1121254 -1891.058432 589.8302546

Listrik, G, A -14.3935965 387.9548611 368.2017404 -81.33622441 398.6053151 -630.2956662 71.45607158

Bangunan -1516.14305 1186.587445 584.8991548 -3662.120739 1328.055374 6353.622534 712.4834538

Perdagangan, H, R -5354.71363 10906.02376 10032.24944 3643.309019 2467.458111 451.9334651 3691.043361

Pengangkutan, K -1248.30191 13044.11276 6363.616429 -552.2236466 -207.1252691 -5957.34702 1907.121891

Keuangan,Persw, Js. P 9.827562547 -623.454061 -1241.18216 -2067.785809 1289.482431 -1782.76889 -735.9801544

Jasa-jasa lain 21569.20292 -23181.3158 -2984.45291 734.6772796 6757.205743 4751.618817 1274.489348

Jumlah 929.3324273 -1328.29715 -6160.32376 -500.5721743 -4881.183451 2309.381614 -1605.277083

Page 196: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

173

VII. Checking Perhitungan Shift Share

Total Pertambahan PDRB (Gj) = National Share (Nj) + Proporsional Shift (Pj) + Differential Shift (Dj) Maka, hal ini akan sama dengan

nilai rata-ratanya, sehingga Nilai rata-rata Gj = Nilai Rata-rata Nj + Nilai Rata-rata Pj + Nilai Rata-rata Dj

1. Kota Denpasar

Lapangan Usaha Gj Nj Dj Pj Nj+Pj+Dj

Pertanian 10951.11667 23599.56556 -4549.02771 -8099.42112 10951.1167

Pertambangan 2.658333333 15.3652265 -16.0918311 3.38493795 2.65833335

Industri Pengolahan 39531.98 39205.81181 -2423.41937 2749.58772 39531.9802

Listrik, G, A 12721.19167 12060.42456 -362.652681 1023.41983 12721.1917

Bangunan 7704.968333 10639.48597 -4258.87915 1324.36155 7704.96837

Perdagangan, H, R 154126.35 121381.5276 15911.58038 16833.2426 154126.351

Pengangkutan, K 34026.56167 41344.46867 -12650.7795 5332.87258 34026.5618

Keuangan,Persw, Js. P 37743.68333 43292.16111 838.9353808 -6387.41304 37743.6835

Jasa-jasa lain 24086.33667 34584.24772 -12964.6803 2466.76935 24086.3368

Jumlah 320894.8467 326123.0582 -20475.0147 15246.8044 320894.848

2. Kabupaten Badung

Lapangan Usaha Gj Nj Dj Pj Nj+Pj+Dj

Pertanian 18503.4517 29105.4581 -734.848046 -9867.15837 18503.45168

Pertambangan 149.058333 367.638736 -302.399288 83.8188852 149.0583332

Industri Pengolahan 8201.41667 9646.03623 -2145.87615 701.256582 8201.416662

Listrik, G, A 5592.15833 5349.63069 -209.060675 451.588327 5592.158342

Bangunan 10895.5233 15217.052 -6168.99739 1847.46868 10895.52329

Perdagangan, H, R 150480.002 153217.571 -24132.8419 21395.2727 150480.0018

Pengangkutan, K 102364.415 86295.8491 6427.23356 9641.33254 102364.4152

Keuangan,Persw, Js. P 3964.60167 9161.25327 -3846.16308 -1350.48853 3964.60166

Jasa-jasa lain 24740.6667 28330.6703 -5697.13701 2107.13342 24740.66671

Jumlah 324891.2937 336691.1594 -36810.08998 25010.22423 324891.2937

Page 197: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

174

3. Kabupaten Gianyar

Lapangan Usaha Gj Nj Dj Pj Nj+Pj+Dj

Pertanian 15703.69167 35482.73277 -7544.760801 -12234.28022 15703.69175

Pertambangan 738.5483333 760.421749 -215.3982657 193.524852 738.5483353

Industri Pengolahan 33292.86667 36726.40222 -6068.069777 2634.534359 33292.8668

Listrik, G, A 1999.19 1748.234402 107.2007798 143.7548261 1999.190008

Bangunan 8686.31 8453.220593 -971.9380242 1205.027457 8686.310026

Perdagangan, H, R 49722.52833 59594.63467 -18342.75821 8470.652069 49722.52853

Pengangkutan, K 7683.636667 9335.420984 -2854.357146 1202.572862 7683.6367

Keuangan,Persw, Js. P 11024.71167 10007.11892 2480.493811 -1462.901023 11024.71171

Jasa-jasa lain 47490.38 33353.84641 11225.5633 2910.970429 47490.38014

Jumlah 176341.8633 195462.0327 -22184.02433 3063.855611 176341.864

4. Kabupaten Klungkung

Lapangan Usaha Gj Nj Dj Pj Nj+Pj+Dj

Pertanian 10800.305 25327.1563 -5849.45882 -8677.39246 10800.30499

Pertambangan 142.2133333 3162.38033 -3677.21974 657.0527379 142.2133289

Industri Pengolahan 5901.873333 6962.35072 -1563.85478 503.3774009 5901.873338

Listrik, G, A 1104.945 851.905546 187.724012 65.31544388 1104.945001

Bangunan 5007.693333 4234.56961 165.078311 608.0454213 5007.693338

Perdagangan, H, R 18618.475 16961.7639 -742.140608 2399.018439 18618.64169

Pengangkutan, K 3067.346667 3932.979 -1379.05969 513.5940222 3067.513334

Keuangan,Persw, Js. P 2129.943333 2176.31261 273.764794 -320.134065 2129.943335

Jasa-jasa lain 14677.645 13026.7799 605.317648 1045.547517 14677.64501

Jumlah 61450.44 76636.1978 -11979.8489 -3205.57554 61450.77337

Page 198: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

175

5. Kabupaten Tabanan

Lapangan Usaha Gj Nj Dj Pj Nj+Pj+Dj

Pertanian 26220.6867 54978.67289 -9964.35466 -18793.6316 26220.68664

Pertambangan 514.38 460.9399541 -72.8570954 126.2971422 514.3800009

Industri Pengolahan 7294.87 9579.328004 -3016.41882 731.9608257 7294.870009

Listrik, G, A 1758.40333 1291.127761 366.598041 100.6775349 1758.403337

Bangunan 5046.235 5346.988664 -1020.06497 719.3113086 5046.235003

Perdagangan, H, R 32156.5467 30261.99764 -2329.61569 4224.164737 32156.54669

Pengangkutan, K 7708.53 8170.271838 -1481.12001 1019.378184 7708.530012

Keuangan,Persw, Js. P 11763.2883 8551.633781 4489.31085 -1277.65628 11763.28835

Jasa-jasa lain 27998.3567 25599.08549 258.471157 2140.800042 27998.35669

Jumlah 120461.297 144240.046 -12770.0512 -11008.6981 120461.2967

6. Kabupaten Bangli

Lapangan Usaha Gj Nj Dj Pj Nj+Pj+Dj

Pertanian 14087.64667 22929.98755 -1007.16065 -7835.18018 14087.64673

Pertambangan 33.72333333 100.5396869 -89.105868 22.2895146 33.72333345

Industri Pengolahan 4115.67 5117.206394 -1381.28421 379.747839 4115.670019

Listrik, G, A 481.7983333 308.7507706 151.3826549 21.6649091 481.7983346

Bangunan 1606.245 3164.524234 -1896.98167 338.702443 1606.245008

Perdagangan, H, R 11008.25667 16510.56165 -7827.75958 2325.45463 11008.25671

Pengangkutan, K 745.3883333 1321.312819 -753.838554 177.914072 745.388337

Keuangan,Persw, Js. P 1796.295 2276.200889 -139.856764 -340.049116 1796.295009

Jasa-jasa lain 14005.14333 12690.84722 257.4481742 1056.84799 14005.14338

Jumlah 47880.16667 64419.93121 -12687.1565 -3852.6079 47880.16685

Page 199: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

176

7. Kabupaten Buleleng

Lapangan Usaha Gj Nj Dj Pj Nj+Pj+Dj

Pertanian 23740.25 51980.59811 -10383.24539 -17857.1026 23740.25012

Pertambangan 1054.745 1332.082129 -615.7265605 338.3894358 1054.745004

Industri Pengolahan 18153.82833 20742.15313 -4099.290953 1510.966233 18153.82841

Listrik, G, A 2517.94 1818.067596 561.4437401 138.4286719 2517.940008

Bangunan 5907.881667 5304.842297 -131.1561406 734.1955314 5907.881688

Perdagangan, H, R 61787.92833 54785.73617 -658.0431719 7660.235537 61787.92854

Pengangkutan, K 6139.873333 7242.464992 -2020.78666 918.1950261 6139.873358

Keuangan,Persw, Js. P 6208.995 8692.537756 -1204.319948 -1279.22278 6208.995028

Jasa-jasa lain 51078.56667 48134.58986 -1207.805048 4151.782047 51078.56686

Jumlah 176590.0083 200033.072 -19758.93013 -3684.132898 176590.009

8. Kabupaten Karangasem

Lapangan Usaha Gj Nj Dj Pj Nj+Pj+Dj

Pertanian 14882.35833 33944.69829 -7438.60155 -11623.7384 14882.35834

Pertambangan 2663.89 1774.129826 356.4339622 533.326219 2663.890007

Industri Pengolahan 4474.898333 7526.623813 -3623.23589 571.5104308 4474.898354

Listrik, G, A 690.4166667 557.7154224 87.94403261 44.75721423 690.4166692

Bangunan 5672.915 4042.69965 1047.829236 582.3861392 5672.915025

Perdagangan, H, R 12955.34833 16864.88463 -6342.67452 2433.138258 12955.34837

Pengangkutan, K 7592.321667 8559.326499 -2046.28967 1079.284873 7592.321702

Keuangan,Persw, Js. P 8167.778333 5150.604536 3778.842681 -761.668849 8167.778368

Jasa-jasa lain 25435.73333 29476.81513 -6590.13282 2549.051127 25435.73344

Jumlah 82535.65999 107897.4978 -20769.8845 -4591.952988 82535.66027

Page 200: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

177

9. Kabupaten Jembrana

Lapangan Usaha Gj Nj Dj Pj Nj+Pj+Dj

Pertanian 7769.69 26702.10102 -9714.40175 -9218.009214 7769.690052

Pertambangan 365.55 405.3457185 -142.083623 102.2879059 365.5500011

Industri Pengolahan 5960.22167 7833.068518 -2462.67708 589.8302546 5960.221698

Listrik, G, A 919.056667 850.9835865 -3.38298836 71.45607158 919.0566697

Bangunan 5039.29333 5391.956741 -1065.14684 712.4834538 5039.293352

Perdagangan, H, R 26772.6217 26117.79325 -3036.21486 3691.043361 26772.62176

Pengangkutan, K 12167.8883 14852.32806 -4591.56157 1907.121891 12167.88839

Keuangan,Persw, Js. P 3964.46 5007.762977 -307.322808 -735.9801544 3964.460015

Jasa-jasa lain 14027.9783 15574.26706 -2820.77803 1274.489348 14027.97838

Jumlah 76986.76 102735.6069 -24143.5695 -1605.277083 76986.76031

VIII. Hasil Perhitungan Analisa Gravitasi

1. Jumlah Penduduk Kota dan Kabupaten di Provinsi Bali

Tahun

Kota

Denpasar

Kab

Badung

Kab

Gianyar

Kab

Klungkung

Kab

Tabanan

Kab

Bangli

Kab

Buleleng

Kab

Karangasem

Kab

Jembrana

2005 574955 374377 383591 170744 404506 211186 618076 395418 259501

2006 583600 370954 387183 172513 406716 212014 643043 404594 260791

2007 608595 377480 390698 175430 410965 212926 643274 427746 264865

2008 628909 383880 394755 176822 416721 213808 650237 430251 268269

2009 649762 388514 397977 184043 419992 214785 654147 432791 269859

2010 788589 393020 399740 185272 422727 215729 662920 438475 272828

2011 804905 554574 479497 186488 437679 216017 675513 404690 273918

Page 201: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

178

2. Interaksi Kota Denpasar dengan Kabupaten Badung

Tahun Pi Pj dij dij^2 Pi*Pj Pi*Pj/dij^2

2005 574955 374377 25 625 2.1525E+11 344399884.9

2006 583600 370954 25 625 2.16489E+11 346382007

2007 608595 377480 25 625 2.29732E+11 367571905

2008 628909 383880 25 625 2.41426E+11 386280939.1

2009 649762 388514 25 625 2.52442E+11 403906613.9

2010 788589 393020 25 625 3.09931E+11 495889998

2011 804905 554574 25 625 4.46379E+11 714207016.8

3. Interaksi Kota Denpasar dengan Kabupaten Gianyar

Tahun Pi Pj dij dij^2 Pi*Pj Pi*Pj/dij^2

2005 574955 383591 29 841 2.2055E+11 262244427.4

2006 583600 387183 29 841 2.2596E+11 268680141.3

2007 608595 390698 29 841 2.3778E+11 282731093.1

2008 628909 394755 29 841 2.4826E+11 295202107.4

2009 649762 397977 29 841 2.5859E+11 307479585.6

2010 788589 399740 29 841 3.1523E+11 374828260.2

2011 804905 479497 29 841 3.8595E+11 458917399.3

Page 202: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

179

4. Interaksi Kota Denpasar dengan Kabupaten Klungkung

Tahun Pi Pj dij dij^2 Pi*Pj Pi*Pj/dij^2

2005 574955 170744 13 169 98170116520 580888263.4

2006 583600 172513 13 169 1.00679E+11 595731282.8

2007 608595 175430 13 169 1.06766E+11 631750419.2

2008 628909 176822 13 169 1.11205E+11 658017439

2009 649762 184043 13 169 1.19584E+11 707598507.5

2010 788589 185272 13 169 1.46103E+11 864517521.9

2011 804905 186488 13 169 1.50105E+11 888195997.9

5. Interaksi Kota Denpasar dengan Kabupaten Tabanan

Tahun Pi Pj dij dij^2 Pi*Pj Pi*Pj/dij^2

2005 574955 404506 21 441 2.32573E+11 527375844.1

2006 583600 406716 21 441 2.37359E+11 538230062.6

2007 608595 410965 21 441 2.50111E+11 567145678.4

2008 628909 416721 21 441 2.6208E+11 594284778.7

2009 649762 419992 21 441 2.72895E+11 618809165.3

2010 788589 422727 21 441 3.33358E+11 755913519.7

2011 804905 437679 21 441 3.5229E+11 798843572.6

Page 203: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

180

6. Interaksi Kota Denpasar dengan Kabupaten Bangli

Tahun Pi Pj dij dij^2 Pi*Pj Pi*Pj/dij^2

2005 574955 211186 40 1600 1.21422E+11 75889029.14

2006 583600 212014 40 1600 1.23731E+11 77332106.5

2007 608595 212926 40 1600 1.29586E+11 80991061.86

2008 628909 213808 40 1600 1.34466E+11 84041109.67

2009 649762 214785 40 1600 1.39559E+11 87224456.98

2010 788589 215729 40 1600 1.70122E+11 106325947.7

2011 804905 216017 40 1600 1.73873E+11 108670727.1

7. Interaksi Kota Denpasar dengan Kabupaten Buleleng

Tahun Pi Pj dij dij^2 Pi*Pj Pi*Pj/dij^2

2005 574955 618076 78 6084 3.55366E+11 58409909.04

2006 583600 643043 78 6084 3.7528E+11 61683085.93

2007 608595 643274 78 6084 3.91493E+11 64348017.76

2008 628909 650237 78 6084 4.0894E+11 67215631.4

2009 649762 654147 78 6084 4.2504E+11 69861910.42

2010 788589 662920 78 6084 5.22771E+11 85925611.42

2011 804905 675513 78 6084 5.43724E+11 89369459.45

Page 204: ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/23780/1/ANNISA... · analisis potensi pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota

181

8. Interaksi Kota Denpasar dengan Kabupaten Karangasem

Tahun Pi Pj dij dij^2 Pi*Pj Pi*Pj/dij^2

2005 574955 395418 68 4624 2.27348E+11 49166859.04

2006 583600 404594 68 4624 2.36121E+11 51064242.73

2007 608595 427746 68 4624 2.60324E+11 56298459.53

2008 628909 430251 68 4624 2.70589E+11 58518323.13

2009 649762 432791 68 4624 2.81211E+11 60815559.2

2010 788589 438475 68 4624 3.45777E+11 74778668.2

2011 804905 404690 68 4624 3.25737E+11 70444853.9

9. Interaksi Kota Denpasar dengan Kabupaten Jembrana

Tahun Pi Pj dij dij^2 Pi*Pj Pi*Pj/dij^2

2005 574955 259501 95 9025 1.49201E+11 16532010.8

2006 583600 260791 95 9025 1.52198E+11 16864003.06

2007 608595 264865 95 9025 1.61196E+11 17860998.86

2008 628909 268269 95 9025 1.68717E+11 18694381

2009 649762 269859 95 9025 1.75344E+11 19428711.75

2010 788589 272828 95 9025 2.15149E+11 23839242.07

2011 804905 273918 95 9025 2.20478E+11 24429691.72