80
BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberi peluang kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswanya, kebutuhan masyarakat sekitar, potensi dan budaya daerah setempat sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku. Siswa sebagai subyek dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Mereka memiliki potensi yang berbeda-beda sesuai dengan prinsip perbedaan individual. Pendidik dituntut untuk memahami karakteristik dan potensi siswa agar dapat memberikan pelayanan pendidikan secara tepat, sesuai tingkat kapasitas siswa untuk mencapai standar kompetensi lulusan dan mencapai perkembangan optimal siswa. Setiap individu pada dasarnya memiliki potensi, baik yang dibawa sejak lahir maupun hasil belajar dan pengalamannya saat berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip keberagaman individual menunjukkan semua individu memiliki potensi yang beragam, yang berkembang dan teraktualisasi sejalan dengan kehidupan dan tumbuh kembang individu. Potensi siswa (siswa) dapat meliputi potensi fisik, psikis, dan potensi sosial budaya yang sudah melekat pada diri siswa. Rambu-rambu Analisis Potensi Siswa SMA 1

Analisis Potensi Siswa 1-NUR-TANPA JILID.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. RasionalPenerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memberi peluang kepada sekolah untuk mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswanya, kebutuhan masyarakat sekitar, potensi dan budaya daerah setempat sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku. Siswa sebagai subyek dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Mereka memiliki potensi yang berbeda-beda sesuai dengan prinsip perbedaan individual. Pendidik dituntut untuk memahami karakteristik dan potensi siswa agar dapat memberikan pelayanan pendidikan secara tepat, sesuai tingkat kapasitas siswa untuk mencapai standar kompetensi lulusan dan mencapai perkembangan optimal siswa.

Setiap individu pada dasarnya memiliki potensi, baik yang dibawa sejak lahir maupun hasil belajar dan pengalamannya saat berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip keberagaman individual menunjukkan semua individu memiliki potensi yang beragam, yang berkembang dan teraktualisasi sejalan dengan kehidupan dan tumbuh kembang individu. Potensi siswa (siswa) dapat meliputi potensi fisik, psikis, dan potensi sosial budaya yang sudah melekat pada diri siswa.

Dalam konteks pendidikan formal, sekolah merupakan lingkungan tempat siswa tumbuh dan berkembang melalui proses pendidikan. Kualitas pertumbuhan dan perkembangan siswa akan sangat dipengaruhi oleh ketepatan sekolah (kepala sekolah, guru, dan pendidik lainnya) dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan potensi yang dimiliki siswa. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 menyatakan bahwa setiap siswa berhak memperoleh layanan pembelajaran sesuai dengan kapasitas, bakat dan minatnya. Implikasinya setiap pendidik di sekolah perlu memahami potensi yang dimiliki siswa dan mempergunakan data/ informasi tentang potensi siswa itu untuk kepentingan peningkatan mutu layanan pembelajaran dan pendidikan sesuai dengan kapasitas, peran dan tugas masing-masing. Karena itu, pemahaman tentang potensi siswa merupakan hal yang mutlak harus dicapai oleh sekolah. B. Fungsi dan TujuanRambu-rambu ini dimaksudkan sebagai panduan umum bagi sekolah (SMA) dalam upaya memahami potensi siswa, menganalisis, dan memanfaatkannya, sehingga sekolah dapat meningkatkan upaya pembelajaran, bimbingan dan konseling, dan pengembangan siswa secara optimal. Lebih khusus rambu-rambu ini memiliki tujuan sebagai berikut,a. Menyediakan pedoman umum pelaksanaan analisis potensi siswa.b. Menyediakan pedoman umum langkah-langkah analisis potensi siswa.c. Menyediakan pedoman umum penafsiran dan pemanfaatan hasil analisis potensi siswa untuk meningkatkan pelayanan pendidikan bagi BAB II

ANALISIS POTENSI SISWAA. PENGERTIANPotensi siswa yang dimaksud dalam rambu-rambu ini adalah kapasitas atau kemampuan dan karakteristik / sifat individu yang berhubungan dengan sumber daya manusia yang memiliki kemungkinan dikembangkan dan atau menunjang pengembangan potensi lain. Potensi itu meliputi potensi fisik, intelektual, kepribadian, minat, potensi moral dan religius.Analisis potensi siswa adalah upaya sekolah untuk memahami potensi siswa, yang kegiatannya meliputi pengumpulan informasi / data tentang potensi siswa, analisis kekuatan dan kelemahan siswa, penafsiran dan penggunaan informasi / data yang dihasilkan untuk kegaitan kependidikan di sekolah khususnya dan di masyarakat (keluarga) umumnya.

B. POTENSI SISWASetiap individu memiliki potensi yang tak terhingga atau lebih tepatnya batas dan ragamnya tidak diketahui, dan tidak perlu semua potensi siswa dianalisis. Potensi-potensi yang perlu dianalisis terutama berkenaan dengan atribut siswa yang relatif stabil, yang berkaitan erat dengan upaya pendidikan di sekolah, antara lain: potensi fisik, potensi intelektual, potensi kepribadian, dan minatnya.1. Potensi Fisik

Potensi yang berhubungan dengan kondisi fisik individu, meliputi proporsi pertumbuhan dan perkembangan fisik, perkembangan dan keterampilan psikomotorik, serta kesehatan fisik. Proporsi pertumbuhan dan perkembangan fisik merujuk pada proporsi tubuh berkenaan dengan berat badan, tinggi badan dan kenormalan kondisi fisik. Perkembangan dan keterampilan motorik merujuk pada penguasaan dan performance gerak motorik kasar maupun halus. Kesehatan fisik merujuk pada kondisi kesehatan secara umum dan keberfungsian anggota tubuh. Potensi fisik terutama kesehatan, sangat berkaitan dengan kelancaran siswa mengikuti belajar. Siswa yang sering sakit, belajarnya akan banyak terganggu. Potensi fisik lain, seperti kelenturan fisik, kekuatan fisik, dan lainnya merupakan potensi yang perlu dikembangkan.2. Potensi Intelektuala. Prestasi Akademik

Prestasi akademik atau biasa juga disebut prestasi belajar umumnya diartikan sebagai hasil belajar seseorang dalam bidang atau mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Prestasi yang dicapai oleh siswa atau penguasaan siswa dalam mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu menjadi bekal baginya untuk mempelajari materi lanjutannya atau materi lain yang berhubungan, seperti prestasi yang sudah dikuasi siswa sewaktu di Sekolah Menengah Pertama. Prestasi belajar yang telah dicapai siswa (baru) ketika di SMP dapat diidentifikasi melalui pretest untuk setiap mata pelajaran oleh guru mata pelajaran, atau secara umum diprogramkan oleh sekolah. Dari hasil tes seperti ini antara lain guru dapat menyesuaikan kurikulum atau program yang telah dikembangkannya.

Hasil belajar ada yang dikuasai siswa untuk jangka waktu yang singkat ada juga yang dikuasai dalam waktu yang cukup lama bahkan menjadi milik pribadi siswa tersebut. Hasil belajar yang sudah menjadi miliki siswa, yang didapat dari upaya pendidikan di sekolah dan hasil pengalaman siswa dari kehidupannya sehari-hari secara akumulatif menjadi atau membentuk suatu potensi untuk belajar dan berkembang lebih jauh. Potensi ini sering disebut Potensi Akademik. Potensi akademik menggambarkan kemampuan individu untuk mengikuti, menerima dan menguasai mata pelajaran tertentu serta penguasaan keterampilan-keterampilan akademik yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Analisis secara terencana dan berkelanjutan akan memberikan informasi kemampuan dan hambatan siswa dalam suatu mata pelajaran.

Potensi akademik dapat diamati melalui nilai yang dicapai anak pada setiap bidang studi, dalam periode tertentu. Leger atau daftar nilai yang dimiliki guru merupakan sumber data untuk menganalisis potensi ini. Selain itu, potensi ini dapat juga diketahui melalui tes prestasi yang khusus dimaksudkan untuk itu atau tes potensi akademik.b. Kecerdasan UmumKecerdasan umum atau inteligensi semula dikenal sebagai kemampuan umum yang dimiliki individu untuk berpikir logis, bertindak secara terarah, dan menghadapi dan memecahkan masalah dalam kehidupannya sehari-hari secara efektif. Namun perkembangan terakhir istilah intelegensi digunakan untuk setiap atribut psikologis yang menggambarkan kemampuan yang dimiliki seseorang, sehingga muncul istilah inteligensi emosional untuk menggambarkan kemampuan seseorang dalam mengelola emosi, inteligensi sosial untuk menggambarkan kemampuan dalam interaksi sosial, inteligensi praktis untuk menggambarkan kemampuan memecahkan masalah-masalah praktis, inteligensi logik/matematik yang menunjukkan kemampuan dalam operasi numerik, dan sebagainya sehingga muncul istilah inteligensi jamak seperti yang dikemukakan Howard Gardner dengan tujuh jenis inteligensinya (kemudian sekarang berkembang menjadi sembilan). Inteligensi-inteligensi itu dulu dikenal dengan kemampuan khusus atau bakat. Sehingga untuk membedakan dengan inteligensi-inteligensi yang lain, ada yang mempergunakan istilah inteligensi intelektual untuk kecerdasan umum.Intelegensi pada dasarnya merupakan kapasitas umum seseorang dalam menjalani kehidupan. Secara khusus beberapa ahli mendefinisikan inteligensi sebagai : (1) kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan tepat; (2) memecahkan masalah; (3) menciptkan produk di lingkungan yang kondusif dan alamiah; (4) kecenderungan untuk menetapkan dan mempertahankan tujuan tertentu; dan (5) kemampuan mengkritik diri sendiri. Kecerdasan umum atau inteligensi dapat diketahui melalui tes inteligensi, atau dengan mengamati indikator-indikator perilaku inteligen yang ditampilkan individu, seperti kecepatan dalam bertindak, ketepatan dalam menentukan tujuan, kemudahan dalam memecahkan masalah. Analisis inteligensi yang dihasilkan suatu tes umumnya menghasilkan suatu angka/indeks inteligensi yang dikenal dengan IQ. Untuk keperluan tertentu, berdasarkan kriteria tertentu Woodworth dan Marquis (Syamsu Yusuf, 2002 : 33) mengelompokkan IQ sebagai berikut,

Tabel 1. Penggolongan Inteligensi

Nilai / ScoreTingkat Kecerdasan

> 140Genius

120 139Sangat Cerdas

110 119Cerdas

90 109Rata-rata/Sedang

80 - 89Di bawah rata-rata

70 - 79Lambat

50 - 69Debil, moron

30 - 49Embisil

> 30Idiot

Selain penggolongan di atas masih banyak penggolongan lain yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan tingkatan inteligensi.

Inteligensi siswa merupakan atribut psikologis yang relatif stabil, dapat dipergunakan untuk keperluan prediksi tentang kemampuan siswa untuk menyelesaikan pendidikan sampai jenjang tertentu, atau kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya (karena inteligensi juga ada yang mengartikan sebagai potensi pendidikan individu). Siswa SMA umumnya berada pada klasifikasi inteligensi rata-rata ke atas.

c. Kemampuan Khsus / BakatBakat adalah kapasitas khusus individu dalam suatu bidang tertentu. Bakat dibawa sejak lahir. Setiap orang pada dasarnya memiliki keberbakatan dengan tingkatan yang berbeda. Seseorang dikatakan berbakat karena menunjukkan kecerdasan intelektual yang tinggi, kemampuan melakukan dan menyelesaikan permasalahan pada satu bidang atau beberapa bidang dalam waktu yang cepat, hasil yang tepat tanpa atau hampir tidak ada kesalahan, dikerjakan dengan mudah dan trampil, serta menunjukkan harmoni.

Bakat merujuk pada berbagai bidang, Guilford dengan konsep Struktur Intelektualnya menyatakan paling tidak ada 210 jenis kemampuan khusus atau bakat yang teridentifikasi, antara lain : bidang akademik (kecerdasan yang sangat tinggi pada mata pelajaran), bidang seni (berbagai ragam seni : seni peran, seni patung, seni lukis, seni tari), bidang olah raga (beragam jenis olah raga), bidang hubungan sosial (kemampuan menjalin relasi sosial dengan beragam orang dalam berbagai situasi sosial dan mempengaruhi situasi sosial). Di sekolah anak berbakat sering menunjukkan pemikiran yang jauh ke depan, perhatian pada hal-hal yang sangat spesifik, menunjukkan kemampuan yang sangat tinggi pada bidang tertentu, tetapi kadang-kadang kemampuan sosialnya sangat rendah. Tidak jarang anak berbakat malah tidak menunjukkan prestasi akademik karena proses pembelajaran dirasakan tidak memberikan tantangan untuk belajar dan membosankan.

Beberapa ahli psikologi mengelompokkan kemampuan khusus / bakat ke dalam beberapa kelompok yang berbeda, seperti bakat bahasa, bakat IPS, dan bakat IPA untuk menggambarkan kemampuan anak sesuai dengan penggolongan program studi di SMA. Howard Gardner dengan konsep inteligensi jamaknya (ada juga yang menggunakan istilah Kemampuan Majemuk) dan mendefiniskan kecerdasan sebagai: (1) Kecakapan memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan nyata, (2) Kecakapan melahirkan masalah baru untuk dipecahkan, dan (3) Kecakapan menyiapkan atau menawarkan suatu layanan yang bermakna dalam kehidupan kultur tertentu, mengemukakan sembilan kemampuan khusus siswa yang perlu dikembangkan untuk keperluan akademik dan karir siswa, yaitu:a. Kemampuan verbal-kebahasaan

b. Kemampuan logis-matematis

c. Kemampuan seni

d. Kemampuan tilikan ruang

e. Kemampuan badaniah-kinestetik

f. Kemampuan musik

g. Kemampuan antarpibadi

h. Kemampuan kealaman

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel DI HALAMAN berikut,

TABEL 2: KARAKTERISTIK RAGAM KECERDASAN

Disertai cara latihan dan pengembangannya

JENIS KEMAMPUANDESKRIPSI DAN CARA PENGEMBANGANNYA

Verbal / Linguistic IntelligenceKemampuan membaca, menulis, berbicara, dikembangkan melalui a.l. bermain papan atau kartu kata, mendengarkan rekaman, menggunakan komputer, partisipasi dalam pembicaraan dan diskusi.

Logical/ Mathematical Intelligence Keterampilan operasi bilangan dan berhitung, dikembangkan melalui a.l. mengenal pola dan hubungan, garis waktu dan urutan, kecakapan memecahkan berbagai masalah melalui logika, klasifikasi, dan urutan kegiatan, memainkan games bilangan dan logika, bermain teka-teki silang dan taman sesat.

Arts-Visual / Spatial Intelligence Seni: Musik dan gerak ritmik atau tari, mencipta, memainkan, atau mengatur permainan musik,. Ke-ruangan: Persepsi visual, keterampilan berimajinasi, orientasi badaniah dalam keruangan, . Seni: Dikembangkan melalui mendengarkan ragam rekaman, memperkaya permainan ritmik, bernyanyi, menari, atau memainkan berbagai alat musik. Ke-ruangan: Dikembangkan melalui pengalaman seni dan grafis, keterampilan observasi, pemecahan taman sesat, latihan berimajinasi.

Bodily / Kinesthetic Intelligence Koordinasi fisik dan lengan, keterampilan motorik halus dan kasar, ekspresi diri dan belajar melalui gerak fisik. Dikembangkan melalui a.l. latihan bermain balok dan bahan lainnya, meragakan dan memainkan berbagai permainan olahraga, berpartisipasi dalam berbagai permainan.

Socio-Personal Intelligence Socio ( antar pribadi): memahami komunikasi dengan orang lain, memahami orang lain, bagaimana kerjasama dengan orang lain. Dikembangkan melalui a.l. permainan kolaboratif, pengembangan proyek dan diskusi, bahan ajar ragam budaya, drama atau bermain peran. Personal (intra pribadi): memahami emosi dan pikiran sendiri, kecakapan mengendalikan emosi dan pikiran, bekerja dengan penuh kesadaran. Dikembangkan melalaui a.l. proyek mandiri, membaca buku secara utuh, menulis jurnal, kegiatan imajinatif, refleksi diri.

Naturalist Intelligence Memahami dunia tumbuhan dan binatang, mencatat karakteristiknya, kategori, mengamati dan mengklasifikasi. Dikembangkan melalui a.l. eksplorasi alam, koleksi obyek, menelaah dan mengelompokkan obyek.

Spiritual-Ethical Intelligence Memahami agama, baca-tulis Al Quran, menjalankan perintah agama, menjauhi larangan agama, berperilaku santun dan etis, dan menerapkannya dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Meskipun Gardner tidak mengatakannya sebagai bakat, kemampuan-kemampuan tersebut dapat dipandang sebagai kemampuan khusus atau bakat.

Ahli lain mengelompokkan bakat seperti kemampuan bahasa, kemampuan numerik, kemampuan berpikir abstrak, kemampuan mengingat, kemampuan keteknikan, kemampuan sosial, kemampuan menggambar, kemampuan musik, dan sebagainya, sesuai dengan kekhususan kemampuan yang dimiliki individu. Sesuai dengan fasilitas yang dimiliki, sekolah dapat mengembangkan bakat-bakat siswa baik dalam kegiatan kurikuler maupun dalam kegiatan ekstra kurikuler.d. KreativitasKreativitas merupakan salah satu aspek yang perlu mendapat perhatian besar dalam pengembangan sumber daya manusia, karena perannya yang sangat besar dalam pengembangan peradaban manusia. Tanpa kreativitas mungkin peradaban manusia masih seperti peradaban jaman pra sejarah.Kreativitas meliputi kemampuan berpikir dan bersikap kreatif, proses kreatif, dan hasil kreatif. Dalam konteks pendidikan pengembangan kreativitas siswa dapat dimulai dengan pengembangan kemampuan berpikir dan bersikap kreatif yang diharapkan dapat membawa siswa pada kemampuan berproses secara kreatif, sehingga menghasilkan produk-produk kreatif.

Kreativitas adalah kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru atau kemampuan untuk membuat kombinasi baru dari bahan, unsur atau hal-hal lain yang telah tersedia sebelumnya (Munandar, S.C.U., 1992). Kreativitas antara lain ditandai dengan keluwesan dalam berpikir, kelancaran dalam mengemukakan ide atau gagasan, keaslian dalam ide atau gagasan, keberanian untuk mengambil resiko tertentu, dan kemampuan elaborasi.

Kreativitas dimiliki dan ada di semua tingkatan dan ragam kemampuan dengan kualitas dan tingkatan kreativitas yang berbeda.

Munandar (1992) mengemukakan ciri-ciri orang kreatif sebagai berikut:

1. memiliki dorongan ingin tahu yang besar

2. sering mengajukan pertanyaan

3. memiliki banyak gagasan

4. bebas dalam menyatakan pendapat

5. memiliki rasa keindahan

6. menonjol dalam salah satu bidang seni

7. memiliki pendapat sendiri dan mampu mengungkapkannya

8. memiliki rasa humor tinggi

9. daya imajinasi yang kuat

10. orisinalitas

11. dapat bekerja sendiri

12. senang mencoba hal-hal baru

13. mampu mengembangkan dan memerinci gagasan

3. KepribadianKepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kepribadian merupakan totalitas dari individu yang terekspresikan dalam perilakunya, sehingga di dalamnya terdapat kecenderungan dan kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain, cara dan arah berpikir, kebutuhan, cara dan arah dalam memberikan respon, kecenderungan dan kemampuan dalam mengekspresikan perasaan / emosi, dan sebagainya. Sehingga dalam formulasinya konsep kepemimpinan, sosiabilitas, motivasi, stabilitas emosi, kemampuan penyesuaian diri, kepercayaan diri, ketekunan, kreativitas, dan sebagainya, terdapat dalam bahasan kepribadian.Kepribadian seseorang juga dapat diamati dari kecenderungan yang relatif konsisten dalam berperilakuDalam konteks pendidikan di sekolah, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian berkenaan dengan pengembangan potensi pribadi anak, antara lain (1) kemampuan mengelola emosi, (2) Kemampuan mengembangkan dan menjaga motivasi belajar / berprestasi, (3) Kepemimpinan, (4) Kemampuan menyesuaikan diri, (5) Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi, (6) Responsibilitas, (7) Orientasi nilai, moral dan religi, (8) Kecenderungan kebutuhan, (9) Sikap, (10) Kebiasaan, dan sebagainya.4. MinatMinat adalah kecenderungan berperhatian terhadap suatu objek atas dasar sistem nilai yang diyakini. Dalam perilaku manusia, minat merupakan pengendali arah kegiatan atau perilaku. Dalam Konteks pendidikan di SMA, analisis minat siswa dapat difokuskan pada minat akademik (minat untuk mempelajari bidang keahlian tertentu), dan minat pekerjaan (minat untuk mengembangkan diri dan membina karier dalam bidang pekerjaan tertentu.Minat siswa dapat diungkap melalui inventori minat atau melalui wawancara dan pengamatan tentang kegiatan siswa, hobi, aspirasi, dan karya-karya siswa.

5. Tingkat Perkembangan Siswa

Selain potensi-potensi di atas, potensi umum yang berhubungan dengan fase perkembangan siswa, khususnya tingkat pencapaian kompetensi-kompetensi yang dituntut dicapai oleh siswa sesuai dengan fase perkembangannya perlu juga untuk dianalisis, meskipun secara terpisah-pisah tingkat perkembangan itu sudah menyertai potensi lainnya di atas.Tingkat perkembangan siswa SMA dapat dianalisis melalui 11 aspek perkembangan, yaitu (1) Landasan hidup Religius, (2) Landasan perilaku etis, (3) Kematangan emosional, (4) Kematangan intelektual, (5) Kesadaran tanggung jawab, (6) Peran sosial sebagai pria atau wanita, (7) Penerimaan diri dan pengembangannya, (8) Kemandirian perilaku ekonomis, (9) Wawasan dan persiapan karir, (10) Kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan (11) Persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga. Umumnya tingkat perkembangan siswa SMA berkisar dari tingkat konformitas sampai tingkat individualitas.Pencapaian tugas perkembangan lebih mengarah pada tujuan yang harus dicapai oleh setian individu pada setiap fase perkembangannya. Pencapai tugas perkembangan pada fase tertentu menjadi dasar bagi pencapaian tugas perkembangan berikutnya

C. ANALISIS POTENSI

1. Tujuan Analisis PotensiSecara umum, muara dari analisis potensi siswa adalah pengambilan keputusan, baik menyangkut lembaga (sekolah, dinas pendidikan dan seterusnya ke atas) maupun menyangkut individual siswa. Apapun keputusan yang diambil dari hasil analisis potensi siswa, harus mengarah untuk kebaikan atau kesejahteraan siswa. Adapun tujuan analisis potensi siswa secara khusus antara lain:

a. Seleksi : seperti untuk memilih siswa baru dalam kegiatann PSB, siswa yang akan diikutsertakan dalam program olimpiade, atau sejenisnya.

b. Penempatan dan penjurusan : seperti untuk keperluan penjurusan di sekolah (Bahasa, IPA, atau IPS), atau untuk keperluan penempatan dalam kelompok-kelompok studi.

c. Penyesuaian program : mengubah program yang sudah dirumuskan untuk lebih sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa. Umpamanya mengubah strategi belajar yang semula metode ceramah menjadi studi lapangan atau metode diskusi setelah menganalisis kebanyakan siswa lebih berorientasi pada pengatasan masalah atau inkuiri dan diskoveri, atau setelah mengetahui kecenderungan siswa lebih ke gaya belajar visual. Contoh lain adalah mengubah rencana semula studi lapangan semua siswa mengunjungi tempat-tempat peninggalan sejarah, dibagi menjadi sebagian ke ke dunia industri atau lembaga-lembaga penelitian sesuai dengan minat siswa.

d. Pengembangan program: hasil analisis potensi siswa dijadikan dasar untuk membuka program bahasa umpamanya, mengembangkan program pelatihan peningkatan motivasi berprestasi, pelatihan kerja, dan sebagainya; atau juga sebagai base-line bagi sebuah kegiatan.

e. Diagnosis : seperti halnya pengembangan program, hasil analisis potensi siswa dapat digunakan untuk mengembangkan program diagnosis dan pembelajaran remedial atau bimbingan dan konseling, manakala diketahui bahwa siswa mengalami hambatan tertentu dalam mengembangkan potensinya dan memerlukan penanganan atau bantuan khusus.

f. Memotivasi dan meningkatkan minat siswa: Dilakukan bersama siswa, analisis potensi siswa dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar lebih baik atau menumbuhkan minat tertentu terhadap bidang atau objek tertentu; seperti siswa termotivasi untuk lebih giat belajar setelah melihat kecenderungan potensi yang mereka miliki, atau setelah mereka mengetahui potensi yang mereka miliki.

g. Penelitian: dilakukan oleh sekolah (kepala sekolah, guru dan pendidik lainnya) untuk pengembangan keilmuan atau pengembangan kebijakan, baik secara lembaga (sekolah) maupun oleh masing-masing guru. Umpamanya meneliti keterkaitan potensi atau karakteristik tertentu dengan prestasi belajar, atau meneliti efektivitas metode atau strategi pembelajaran tertentu bagi siswa dengan karakteristik tertentu.2. Fungsi dan Manfaat Analisis PotensiAnalisis potensi siswa adalah upaya mengidentifikasi potensi yang dimiliki siswa, menganalisis potensi berdasarkan konteks layanan pendidikan (kurikulum pembelajaran, bimbingan dan konseling, manajemen dan supervisi) dan memanfaatkan data hasil analisis untuk kepentingan pembelajaran, manajemen / supervisi, dan layanan bimbingan dan konseling sehingga sekolah memiliki landasan yang tepat untuk meningkatkan layanan pendidikan yang tepat yang dapat mengembangan potensi siswa secara optimal. Hasil analisis potensi siswa menjadi landasan bagi setiap pengambilan keputusan tentang siswa, sehingga tercipta pembelajaran berbasis data, bimbingan dan konseling berbasis data, dan pengambilan keputusan sekolah berbasis data.

3. Manfaat Analisis Potensi SiswaAnalisis potensi siswa dapat memberikan manfaat bagi sekolah dalam :

a. membuat kebijakan penetapan standar/ katagori sekolah

b. membuat kebijakan penetapan keunggulan sekolah

c. membuat kebijakan pembinaan sumber daya pendidik di sekolah

d. penyusunan renstra, program sekolah dan RAPBS

e. penyusunan RPP oleh guru

f. penetapan strategi, metode, dan media pembelajaran

g. penetapan strategi evaluasi keberhasilan pembelajaran

h. pengembangan program-program layanan bimbingan dan konseling

i. pengembangan program ekstrakurikuler

j. perumusan pengembangan bakat dan minat

k. pengembangan jejaring dengan stake holder pendidikan guna mendukung kelancaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran dan pendidikan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Potensi siswa dapat diungkap dengan berbagai teknik yang secara umum dapat digolongkan pada teknik formal (tes atau pengukuran), dan informal (non tes / non pengukuran).Teknik tesMelakukan pengumpulan data dengan mempergunakan instrumen alat ukur berupa tes atau inventori yang hasilnya dideskripsikan dalam bentuk angka atau kategori. Instrumen pengumpul data yang baik adalah yang standar/ baku, validitas dan realibitasnya sudah diuji sehingga data yang dihasilkan dapat diandalkan atau dapat diketahui tingkat ketepatannya. Istilah standar / baku mengarah pada cara pengadministrasian, pengolahan dan penafsiran hasil tes yang sudah ditentukan agar tingkat ketepatan dan keterandalan hasilnya dapat dijamin.Teknik tes umumnya menuntut keahlian yang cukup tinggi untuk mengembangkan instrumennya, mengadminis-trasikan (melaksanakan pengetesan), dan menafsirkan hasilnya. Tes psikologis (tes inteligensi, tes bakat, tes kepribadian, tes minat), tes fisik, dan tes prestasi belajar yang dipergunakan secara luas merupakan teknik tes yang menuntut persyaratan tes yang cukup ketat.

Instrumen tes hasil belajar yang dikembangkan oleh guru ada yang telah distandarkan dan ada yang terus dikembangkan menjadi tes yang standar. Perlu dilakukan analisis butir soal pada setiap instrumen tes hasil belajar yang dibuat oleh guru agar guru memiliki bank soal yang terstandar.

Instrumen tes psikologis baku dapat dipergunakan oleh konselor atau psikolog yang memiliki sertifikat. Secara umum konselor memanfaatkan dan mempergunakan data hasil tes psikologis yang diselenggarakan oleh lembaga / individu profesional dalam tes yang memiliki sertifikat.

Teknik Non tesTeknik non tes, disebut juga teknik informal, melakukan pengumpulan data dengan mempergunakan dengan wawancara, penilaian diri, observasi, portofolio, sosiometirk, dan sebagainya. Pengumpulan data dengan cara non tes dapat mendeskripsikan perilaku individu dalam suatu peristiwa atau rentangan waktu tertentu secara rinci dan lebih mendalam.

Instrumen teknik non tes / informal dirancang, disusun/ dikembangkan, dipergunakan, dimanfaatkan atas dasar kebutuhan data/ informasi untuk pembelajaran atau layanan bimbingan dan konseling. Contoh : format observasi kebiasaan belajar, format sosiometri, format cumulative record, format konsultasi, format efektivitas konseling.

Secara khusus cara untuk mengumpulkan data masing-masing potensi adalah sebagai berikut :a. Potensi Fisik

Pengukuran berat dan tinggi badan diperoleh melalui pengukuran dengan alat ukur tinggi badan dan berat badan. Pengukuran kenormalan kondisi fisik diperoleh melalui observasi. Penguasaan dan performance gerak motorik kasar maupun halus diperoleh melalui observasi, tes perfomance dan hasil karya. Kondisi kesehatan fisik dan keberfungsian anggota tubuh diperoleh melalui pemeriksaan medis yang dilakukan oleh tenaga medis dan observasi perilaku dalam mengikuti aktivitas pembelajaran oleh guru.

b. Potensi Akademik

Secara formal, berkenaan dengan prestasi belajar dapat dilakukan dengan tes prestasi belajar yang dikembangkan oleh guru, sekolah, dinas pendidikan atau BSNP, ayau lembaga yang mengkhususkan kegiatannya pada pengembangan tes prestasi belajar. Sedangkan untuk potensi akademik dapat dilakukan oleh konselor, psikolog atau lembaga yang memberikan layanan pelaksanaan tes psikologis. Beberapa tes potensi akademik seperti Tes Kapasitas Belajar Kelompok (untuk tingat SLTP dan SLTA) sering digunakan.Secara informal, guru, konselor, dan staf sekolah lain dapat mengidentifikasi potensi siswa melalui dokumen nilai yang dicapai siswa dalam periode tertentu, pengamatan terhadap penampilan siswa dalam kegiatan tertentu, dan karya-karya anak yang berhubungan dengan bidang studi tertentu (seperti makalah dan tugas-tugas lainnya).

c. Kemampuan umum / Intelegensi

Secara formal tes inteligensi dipergunakan untuk mengungkap kemampuan umum atau inteligensi siswa. Selain itu beberapa tes bakat (dengan mengkombinasikan hasil dari beberapa subtesnya) juga memberikan data tentang inteligensi individu. Dalam beberapa tes inteligensi, potensi akademik terlingkup di dalamnya. Alat tes yang umum digunakan di Indonesia, antara lain :

1)Stanford-Binet Intelligence Scale, Form LM

2) Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC) (Bagi siswa yang berusia 16 tahun ke bawah)

3)Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) (Bagi siswa yang berusia 16 tahun ke atas)

4)Standard Progressive Matrices (SPM)

5) Advance Progressive Matrices (APM)

6) Tes Inteligensi Umum (TINTUM) atau Tes Diferensial 7) dan sebagainya.

Tes inteligensi hanya dapat diadministrasikan oleh psikolog atau konselor yang sudah terlatih dan bersertifikat.Secara informal, guru bidang studi, guru BK / konselor, dan staf sekolah lainnya dapat mengidentifikasi kemampuan umum siswa melalui indikator-indikator yang diperlihatkan siswa dalam perilakunya sehari-hari. Meskipun hasilnya sering tidak akurat, informasi yang terkumpul sering bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan (untuk dapat mengidentifikasi kemampuan umum / inteligensi secara informal guru atau staf lain perlu memahami konsep inteligensi dan indikator-indikatornya secara lebih rinci). Contoh format pengamatan / observasi tentang kemampuan intelektual siswa dapat dilihat pada lampiran 3 (Contoh 1)d. Kemampuan Khusus / BakatSalah satu intrumen yang banyak dipergunakan untuk mengukur bakat adalah Differential Aptitute Test (DAT) atau Tes Kemampuan Diferensial. Pengadministrasiannya harus dilakukan oleh psikolog atau konselor bersertifikat. DAT mengungkap kemampuan verbal, berpikir abstrak, kemampuan bilangan / numerik, kemampuan pemahaman ruang, pemahaman mekanikal, kecepatan dan ketepatan klerikal.Selain itu masih banyak tes untuk mengungkap bakat siswa, seperti Tes Bakat Jamak (Multi-Aptitude Test), IST (meskipun dirancang untuk mengukur inteligensi, tetapi digunakan juga untuk mengukur bakat), General Aptitude Test Batteray, Flanagan Aptitude Classification Test, dan beberapa tes luar yang sudah diadaptasi di Indonesia, atau tes yang khusus dirancang untuk mengukur bakat-bakat tertentu, seperti untuk bakat seni, musik, dan sebagainya.

Secara informal, guru bidang studi, guru BK / konselor, dan staf sekolah lainnya dapat mengidentifikasi siswa yang memiliki bakat tertentu melalui indikator-indikator yang diperlihatkan siswa dalam perilakunya sehari-hari, atau dari prestasi yang dicapainya. Meskipun hasilnya sering tidak akurat, informasi yang terkumpul sering bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan seperti untuk penjurusan, atau untuk mengikuti pelatihan-pelatihan tertentu (untuk dapat mengidentifikasi bakat secara informal guru atau staf lain perlu memahami konsep bakat dan indikator-indikatornya). Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada Lampiran 2 (Contoh 1,2,3 dan 4 : Analisis Hasil Tes Psikologis)e. Kepribadian

Alat tes kepribadian yang biasa digunakan untuk mengetahui kepribadian seseorang oleh psikolog atau konselor, antara lain :

1) Edwards Personal Preference Schedule (EPPS)

2) Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)

3) Sixteen Personality Factors (PF 16) / Myers-Briggs Type Indicator4) Sacks Sentence Completion Test (SSCT)

5) Study of Values (Skala Kepribadian Gordon)6) Alat Ungkap Masalah Umum (Aum Umum) untuk mengungkap masalah umum yang dihadapi siswa.7) Alat Ungkap Masalah PTSDL untuk mengungkap masalah yang berhubungan dengan sikap dan kebiasaan belajar siswa.Data yang tercantum pada hasil psikotes yang termasuk aspek kepribadian, antara lain :

1) Kemampuan Penyesuaian Diri

2) Kemampuan Penempatan Diri

3) Percaya Diri

4) Kepemimpinan

5) Motivasi Berprestasi

6) Inisiatif

7) Ketekunan, 8) Stabilitas emosi,

9) Sistematika Kerja

10) Kecepatan dan ketelitian kerja.

11) dls

Karakteristik kepribadian siswa secara sederhana oleh guru dengan rekomendasi konselor dapat diobservasi dalam kegiatan siswa sehari-hari, seperti bagaimana kepatuhan pada aturan, kemampuan mengelola diri dan mengelola emosi, kecenderungan berperilaku atas suatu aktivitas yang disukai/ tidak disukai, aspirasi, cita-cita, ketekunan dalam belajar, dan sebagainya. (lampiran 2: Contoh 1,2,3 dan 4 : Analisis Hasil Tes Psikologis)f. MinatMinat siswa dapat diidentifikasi dari kecenderungan menyukai atau tidak menyukai objek minat, melalui pengamatan, artefak / karya-karya siswa, wawancara maupun secara tertulis. Secara tertulis, angket, inventori dan penilaian diri sering digunakan terutama untuk lebih menghemat waktu. Beberapa inventori minat pekerjaan yang banyak digunakan antara lain :1) Skala Minat Pekerjaan (dimodifikasi oleh LPPB UPI dari KPR-V)

2) Rothwell-Miller Interest Blank (RMIB)

3) Kuder Preference Record Vocational (KPR-V)

4) Tes Minat Jabatan Lee-Thope5) Inventori Minat Holland

6) Dsb.

g. Tingkat Perkembangan Siswa

Salah satu instrumen yang dikhususkan untuk mengungkap pencapaian tingkat perkembangan siswa adalah Inventori Tugas Perkembangan (ITP) yang disertai dengan program komputer untuk membantu pengolahannya yang disebut Analisis Tugas Perkembangan (ATP).

5. Langkah-langkah Analisis Potensi Siswa

Secara umum, langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis potensi siswa adalah sebagai berikut :

a. menetapkan tujuan

b. mengidentifikasi kebutuhan data/ informasi

c. menetapkan sasaran, subjek responden, atau sumber datad. menentukan teknik pengumpulan data

e. mengembangkan dan menetapkan instrumen

f. menetapkan pelaksana pengumpulan data (melakukan kerja sama / jejaring dengan ahli lain untuk mengumpulkan data yang hanya dapat dilakukan oleh ahli lain sesuai dengan kapasitas dan kewenangan profesional)g. menetapkan waktu dan administrasi pelaksanaan pengumpulan data

h. melaksanakan pengumpulan data

i. mengolah dan menganalisi data

j. menyimpan dan menampilkan data

k. memanfaatkan data

6. Analisis dan Penafsiran DataData yang dihasilkan dari kegiatan pengumpulan data, baru akan dapat dipahami bila dianalisis dan ditafsirkan. Beberapa hal perlu diperhatikan dalam analisis dan penafsiran data, ialah;

a. Tujuan pengumpulan data

Untuk apa data potensi siswa diungkap merupakan pertanyan yang harus menjadi pedoman dalam analisis dan penafsiran data tentang potensi siswa. Umpamanya data potensi siswa diungkap untuk keperluan seleksi, maka potensi siswa akan dibandingkan dengan tuntutan seleksi itu, sehingga dapat dikategorikan siswa yang memenuhi kriteria dan siswa yang tidak memenuhi kriteria. Demikian juga untuk keperluan atau tujuan lainnya.

Selain itu, tujuan pengumpulan data juga akan menentukan teknik analisis, apakah akan menggunakan pendekatan mutlak atau pendekatan komparatif. Bila kita akan menyeleksi potensi siswa yang bersesuaian dengan kriteria (Umpamanya untuk program olimpiade, ditentukan prestasi yang dicapai siswa minimal 80, IQ = 125 keatas, dan berbakat dalam bidang yang diolimpiadekan dengan kualitas baik) maka hanya siswa yang potensinya sesuai kriteria yang dipilih. Tetapi bila akan mengambil lima terbaik umpamanya, maka lima orang terbaik yang diambil walaupun tidak semuanya memenuhi kriteria.

Tingkat tujuan dan siapa yang menggunakan data juga perlu menjadi pertimbangan dalam menafsirkan data. Tujuan untuk tingkat sekolah, pembelajaran di kelas atau untuk individual akan mengarahkan rekomendasi sesuai dengan tingkatannya itu.

b. Instrumen yang digunakanSuatu tes baik yang sudah standar maupun yang belum, pedoman observasi atau wawancara, umumnya dirancang berdasar pada konsep tertentu yang harus ditafsirkan berdasar konsep tersebut.c. Teknik Pengumpulan Data

Dalam beberapa hal, teknik pengumpulan data turut menentukan akurasi data yang dihasilkan. Data naratif yang dihasilkan dari wawancara atau obserfasi sering memunculkan kesan pewawancara atau pengamat tentang siswa yang diobservasi, semakin banyak kesan yang tertuang dalam deskripsi tentang sumbej yang diwawancara atau diobservasi, dikhawatirkan semakin subjektif dan tidak menggambarkan kondisi yang sesungguhnya tentang siswa. Demikian juga data hasil teknik tes yang menghasilkan angka atau skor. Skor yang didapat seseorang dapat menghilangkan informasi keunikan yang dimiliki siswa. d. Bentuk Data

Untuk penafsiran yang tepat, perlu dipahami apa arti dari skor yang dihasilkan suatu tes dan apa yang dideskripsikan dari suatu hasil pengumpulan data.

Umumnya data yang dihasilkan dari tes atau pengukuran berupa angka-angka atau bersifat numerik. Teradapat beberapa jenis data numerik yang sering digunakan antara lain skala 10, skala 9, Skala 5, skala 20, skala 100, skor T (kelanjutan dari skor z), peringkat persentil kumulatif, skor standar IQ, dan skala 1000. Hasil tes prestasi belajar umumnya menggunakan skala 100 atau skala 10 hasil rasio dari skor yang dicapai siswa dengan skor maksimal yang dapat dicapai. Skor Inteligensi umumnya menggunakan skor standar IQ dengan rata-rata 100 (dan deviasi standar yang berbeda), Skor TOEFL dan Potensi akademik umumnya menggunakan skala 1000 dengan rata-rata 500. Pengetahuan tentang arti dan pembandingan skor-skor tersebut akan memudahkan penafsiran manakala suatu hasil tes ditampilkan dalam berbagai bentuk data yang berbeda. Untuk lebih jelas, beberapa contoh skor dapat dilihat pada Lampiran 2 (Contoh 1, 2, 3 dan 4 )Dari contoh laporan hasil tes psikologis individual dan kelompok (Lampiran 2), ditemukan beberapa bentuk data / skala, yaitu data skor / skala 200 (standar IQ), percentile rank (1 99) pada data ciri kepribadian dan minat pekerjaan (Lampiran 2, contoh 3), skala 100 untuk program studi (Lampiran 2, contoh 3), dan bentuk kategori Rendah, Cukup, Cukup Baik, dan Baik (pada contoh 1 dan 4 pada lampiran 2), kategori 1 = Rendah Sekali, 2 = Rendah, 3 = Sedang, 4 = Tinggi, dan 5 untuk kategori Tinggi Sekali. Bentuk-bentuk skor / data ini perlu dipahami untuk memudahkan pemaknaan dan menghindari kesalahan penafsiran.Umumnya data hasil non tes berupa deskripsi naratif yang menggambarkan perilaku siswa secara autentik yang disertai dengan komentar atau kesan pengamat. Teknik non tes / informal juga dapat menghasilkan data berbentuk numerik yang berfungsi mempersingkat gambaran naratif.e. Tipe Penafsairan Data

Terdapat beberapa tipe penafsiran hasil pengumpulan data (terutama hasil tes), antara lain :

1. Penafsiran desktiptif : berupaya menampikan kondisi responden pada saat ini apa adanya baik secara naratif maupun dengan mempergunakan grafik atau angka (skor)2. Penafsiran genetik : menggambarkan bagaimana penampilan saat ini berhubungan dengan latar belakang kehidupan atau atau faktor-faktor yang berhubungan dengan penampilan saat ini.

3. Penafsiran prediktif : berupaya untuk menggambarkan bagaimana perkiraan penampilan responden pada waktu yang akan datang.

4. Penafsiran evaluatif : berupaya untuk menggambarkan prediksi atau rekomendasi tentang kondisi responden pada satu aktivitas atau kondisi tertentu yang dipersyaratkan. Antara lain menentukan pada kelas atau program apa / mana siswa sebaiknya ditempatkan, permasalahan atau kesulitan apa yang dihadapi oleh siswa, kegiatan atau layanan apa yang sebaiknya diberikan pada siswa.

Tidak berarti tipe yang satu lebih baik dari tipe lain. Pemilihan tipe penafsiran sangat erat berkaitan dengan tujuan analisis potensi. Untuk keperluan penempatan / penjurusan siswa pada program Bahasa, IPA, atau IPS, penafsiran prediktif dan penafsiran evaluatif akan lebih membantu pengambil keputusan; sedangkan untuk keperluan penentuan layanan bimbingan dan konseling atau layanan pembelajaran remedial, penafsiran genetik juga perlu dilakukan.

7. Penyimpanan dan Penampilan Hasil Analisis

Data potensi siswa perlu dijaga kerahasiaannya, dalam arti hanya siswa yang bersangkutan dan pihak yang terkait dengan upaya langsung pengembangan siswa yang dapat mengetahuinya. Oleh karena itu bagaimana data disimpan dan ditampilkan untuk digunakan perlu pengaturan yang jelas. Sekolah sebaiknya memiliki atau mengembangkan sistem informasi manajemen yang memungkinkan data / informasi dapat dengan aman disimpan dan digunakan. Guru BK / Konselor dapat mengkordinasikan analisis potensi ini, dari mulai perencanaan pengumpulan sampai penyimpanan dan pemanfatannya.8. Pemanfaatan Hasil AnalisisPemanfaatan hasil analisis merupakan langkah penting lain dalam keseluruhan kegiatan analisis potensi siswa. Sebaik dan selengkap apapun data / informasi yang terkumpul tentang potensi siswa akan menjadi sia-sia bila tidak dimanfaatkan. Dalam konteksi pendidikan di sekolah, pemanfaatan informasi tentang potensi siswa dapat dilihat dari tiga bidang kegiatan pokok di sekolah, yaitu dalam kegiatan manajemen / supervisi, kegiatan pembelajaran, dan kegiatan bimbingan dan konseling.

a. Dalam manajemen dan supervisi

1) Potensi intelektual

Data intelektual (prestasi, kemampuan umum, kemampuan khusus, dan kreativitas) siswa akan dipergunakan sekolah untuk seleksi. Di SMA tertentu, penerimaan siswa baru dilakukan dengan tes masuk, baik tes akademik (penguasaan calon siswa terhadap materi pelajaran tertentu), maupun kemampuan umum atau kemampuan khusus siswa. Melalui tes masuk ini sekolah menjaring siswa yang memiliki kriteria yang ditentukan (diharapkan ) sekolah, atau menjaring siswa terbaik dari peserta yang mendaftar. Bila sekolah memiliki program yang menuntut calon siswanya memiliki keunggulan dalam bidang-bidang tertentu (umpamanya lancar berbahasa inggris, bagus penguasaan materi matematika, fisika, memiliki tingkat IQ minimal cerdas, memiliki kreativitas yang tinggi, memiliki motivasi belajar yang kuat, memiliki tinggi badan minimal pada ukuran tertentu, dsb), maka sekolah hanya akan menerima siswa yang memenuhi kriteria itu. Bila hanya akan memilih yang terbaik, kondisi bagaimanapun calon siswa, bila ia termasuk pada formasi yang terbaik (walaupun potensinya kurang) maka ia diterima dan sekolah akan menyesuaikan program pendidikan dengan kondisi siswa baru tersebut, yang tentu juga akan menyangkut penyesuaian aspek lain, seperti sarana, biaya, staf pelaksana dan sebagainya. Demikian juga bila ternyata siswa terbaik yang diterima itu memiliki potensi intelektual yang tinggi, sekolah dapat menyesuaikan programnya dengan kondisi siswa itu, seperti mengusulkan pembukaan kelas unggulan atau kelas berstandar internasional; atau pengelompokan siswa sesuai dengan potensi umum maupun potensi khusus yang mereka miliki.Ketika informasi yang dihasilkan itu berkenaan dengan prestasi siswa pada akhir semester umpamanya, data prestasi siswa dapat dijadikan indikator keberhasilan atau ketidakberhasilan upaya pembelajaran, data inteligensi dan kemampuan khusus dapat dijadikan kriteria keberhasilan proses pembelajaran. Walaupun siswa umumnya sudah mencapai KKM, tetapi bila prestasinya masih di bawah nilai prediksi berdasar kemampuan umum atau bakatnya, proses pembelajaran dapat dikatakan belum berhasil. 2) Potensi non akademik

Data non akademik (kepribadian, minat, potensi budaya siswa, potensi religi, dsb) akan menjadi dasar pertimbangan sekolah untuk mengembangkan atau menyesuaikan program pengembangan siswa, seperti merancang program latihan kepemimpinan, latihan peningkatan motivasi berprestasi, pengembangan keterampilan komunikasi, dan sebagainya.

Data analisis potensi intelektual dan akademik mempengaruhi keputusan pengelola pendidikan dalam menetapkan kualifikasi sekolah, pendekatan pembelajaran, program pengembangan keunggulan sekolah serta indikator keberhasilan belajar/ prestasi akademik dan non akademik. Data dapat diakses oleh pimpinan sekolah dari wali kelas atau penasehat / pembimbing akademik, guru bidang studi, guru bimbingan dan konseling, maupun pembina kegiatan ekstrakurikuler. Guru BK dapat mengkordinasi analisis potensi siswa ini.b. Dalam pembelajaran

Beberapa pemanfaatan hasil analisis potensi siswa dalam pembelajaran ialah:1) Pengembangan Kurikulum yang sesuai dengan potensi dan prestasi yang telah dicapai siswa. 2) Penentuan strategi pembelajar sesuai dengan karakteristik umumnya siswa atau karakteristik setiap pribadi siswa. Umpamanya, untuk siswa yang cenderung introvert metode prestasi di depan kelas kurang disukai dibanding untuk siswa yang cenderung ekstrovert. (lihat lampiran 2, contoh 1)3) Mengembangkan program pengayaan bagi anak yang memiliki potensi tinggi atau pembimbingan intensif bagi siswa yang memiliki potensi kurang.4) Menentapkan KKM sesuai dengan potensi intelektual maupun moteksi lainnya.c. Dalam bimbingan dan konselingSecara umum data yang diperoleh melalui asesmen / analisis potensi siswa dijadikan landasan bagi peningkatan layanan bimbingan dan konseling baik yang besifat umum (layanan dasar dan layanan perencanaan individual) maupun yang bersifat khusus (seperti layanan responsif), atau baik bagi program bimbingan maupun untuk layanan konseling.

Pemanfaatan hasil analisis potensi siswa antara lain dimanfaatkan oleh guru BK / konselor dalam:

1) Penjurusan dan penempatan. Program pendidikan yang memerlukan dukung data berdasarkan analisis potensi siswa adalah penjurusan/ pilihan program, demikian juga penenmpatan siswa dalam program ekstrakurikuler. Program-program ini umumnya dikordinasi oleh guru BK / Konselor. Penjurusan siswa umumnya menggunakan nilai prestasi belajar, kemampuan khusus, minat siswa, dan aspirasi anak dan orang tua tentang karir anak.2) Pengembangan kurikulum layanan dasar. Informasi tentang karakteristik, keunggulan , kelemahan, kebutuhan, minat dan lainnya menjadi pijakan bagi guru BK untuk mengembangakan kurikulum layanan dasar, selain Standar Kompetensi Lulusan.3) Menentukan pendekatan dan strategi layanan bimbingan dan konseling. Umpamanya bagi siswa yang memiliki kemampuan nalar yang tinggi dan berorientasi pada nilai teoritis, pendekatan yang lebih menekankan pada kemampuan kognitif dan behavioral diperkirakan lebih sesuai.4) Menentukan prioritas siswa yang perlu mendapat bantuan. Data hasil tes potensi, tes prestasi, inventori kepribadian, inventori pengungkap masalah, dan sejenisnya digunakan oleh guru BK / konselor antara lain untuk mendiagnosis masalah yang dialami siswa, dan menentukan siswa yang pelu segera mendapat bantuan.5) Mengembangkan jejaring (dengan dunia industri, dunia usaha, masyarakat, dan profesi lain) yang diperlukan untuk meningkatkan layanan perencanaan individual dan pelayanan responsif, dan sesuai dengan potensi, minat, kepribadian, masalah yang dihadapi siswa.6) Menentukan kriteria keberhasilan proses layanan. Analisis potensi atau asesmen psikologis terhadap siswa dapat dijadikan sebagai kriteria keberhasilan porses layanan. Analisis kondisi siswa dapat dilakukan di awal, di pertengahan, maupun pada akhir sesi konseling.7) Menentukan fokus layanan. Seperti hasil tes psikologis pada lampiran 2 contoh 1, fokus layanan bimbingan dan konseling bagi siswa tersebut adalah kepercayaan diri dan daya tahan dalam belajar.Secara kegiatan analisis potensi siswa, rincian dan pemanfaatannya untuk kegiatan di sekolah (pada tingkat sekolah / umum, tingkat kelas / pembelajaran, dan untuk kegiatan bimbingan dan konseling) dapat dilihat pada tabel 3 dan 4 di halaman-halaman berikut :Tabel 3: Matrik Analisis Potensi SiswaPOTENSITEKNIK ANALISISPELAKSANABENTUK DATAPENGGUNAAN

FisikTesAhli Kesehatan, Guru Biologi, Guru OlahragaNumerik

NaratifPenempatan, penyaluran, pengembangan program,penyesuaian

ObservasiGuru / staf lainnyaNaratif deskriptif

Intelektual :

Prestasi / Potensi Akademik

TesGuru BK / Konselor, Psikolog, Guru Bidang Studi

NumerikPenempatan, penyaluran, penjurusan, diagnosis, dan pengembangan program

ObservasiGuru BK / Konselor, Guru bidang studi dan staf lainnyaNaratif

ProtofolioGuru Bidang Studi, Pembina Kegiatan EkstrakurikulerArtifak / Hasil karya siswa

Kemampuan umumTesGuru BK / Konselor, PsikologNumerik, kategorkalPenempatan, penyaluran, diagnosis, dan pengembangan program

ObservasiGuru BK / Konselor, Guru bidang studi, dan staf lainNaratif / artifak

Kemampuan Khusus / BakatTesGuru BK / Konselor, PsikologNumerik, kategorikalPenempatan, penyaluran, penjurusan, diagnosis, dan pengembangan program

Observasi, studi dokumentasi, protofolioGuru BK / Konselor, Guru bidang studi, dan staf lainNaratif / artifak / piagam , dll

KreativitasTesGuru BK / Konselor, PsikologNumerik, naratifPengembangan program, Seleksi

Observasi, portofolioGuru BK / Konselor, Guru bidang studi, dan staf lainNaratif, artefak

KepribadianTes, inventori, laporan diri, skala penilaian diriGuru BK / Konselor, PsikologNumerik, Kategorikal, naratifSeleksi, diagnosis, pengembangan program, penyesuaian program

observasi, wawancara, inventori, angket,Guru BK / Konselor, Psikolog, Guru Bidang StudiNumerik, naratif, dokumen / artefak

MinatInventori, skala penilaian diri, observasi, wawancara, angketGuru BK / Konselor, Psikolog, Guru Budang StudiNumerik, naratif, dokumen / artefakPenembatan, penyaluran, pengembangan program, penyesuaian program

Tabel 4. Rincian Langkah-langkah Analisis Potensi SiswaCONTOH RINCIAN LANGKAH-LANGKAH ANALISIS POTENSI SISWALANGKAH ANALISIS LINGKUP KEGIATAN

POTENSISekolahKelas / PembelajaranBimbingan dan Konseling

Menetapkankan TujuanMengembangkan Program Siswa Kelas UnggulMeningkatkan Efektivitas PembelajaranMeningkatkan Efektivitas Layanan Dasar

Bidang Akademik (umum)dengan menmperhatikan potensi siswa

Data yang Dibutuhkan1. Data Prestasi Akademik Siswa1. Data Prestasi Akademik Siswa1. Data Prestasi Akademik Siswa

2. Data Potensi Akademik / Inteligensi2. Data Potensi Akademik / Inteligensi2. Data Potensi Akademik / Inteligensi

3. Data Kecendrungan Kreatif3. Data Kecendrungan Kreatif3. Data Keterampilan akademik

4. Data Motif Berprestasi4. Data Motif Berprestasi4. Data Kepribadian

5. Data Komitmen 5. Data Gaya Belajar Siswa5. Data Gaya Belajar Siswa

6. Data Potensi keluarga6. Data Potensi keluarga

7. Data Kematangan Karir

8. Data Kematangan Sosial

9. Data Tingkat Perkembangan

10. Data Masalah yang dihadapi siswa

Menetapkan Sasaran1. Siswa yang berminatSeluruh Siswa Kelas XSiswa Kelas X

2. Siswa yang diidentifikasi memiliki keunggulan

Teknik Pengumpulan Tes:Tes:Tes:

Data1. Tes prestasi belajar1. Tes prestasi belajar1. Tes prestasi belajar

2. Tes Inteligensi / Tes Potensi Akademik2. Tes Inteligensi / Tes Potensi Akademik2. Tes Inteligensi / Tes Potensi Akademik

3. Tes Kreativitas3. Tes Kepribadian3. Tes Kepribadian

4. Inventori Motif Berprestasi dan Komitmen4. Inventori Motif Berprestasi dan Komitmen4. Inventori Motif Berprestasi dan Komitmen

5. Inventori Minat Belajar5. Inventori Minat Belajar

6. Inventori Minat Pekerjaan6. Inventori Minat Pekerjaan

Non TesNon Tes:Non Tes:

1. Lembar pengamatan guru1. Lembar pengamatan guru1. Lembar pengamatan guru

2. Lembar pengamatan orang tua2. Lembar pengamatan orang tua2. Lembar pengamatan orang tua

3. Lembar Penilaian Diri Siswa3. Lembar Penilaian Diri Siswa3. Lembar Penilaian Diri Siswa

4. Inventori Tugas Perkembangan

Menetapkan / Mengembangkan 1. Mengembangkan Tes prestasi Belajar1. Mengembangkan Tes prestasi Belajar1. Mengembangkan format rekap nilai

Instrumen2. Mengembangkan Pedoman Pengamatan2. Mengembangkan Pedoman Pengamatan2. Mengembangkan Pedoman Pengamatan

a. Pengamatan Kemampuan intelektual a. Pengamatan Kemampuan intelektual a. Pengamatan Kemampuan intelektual

b. Pengamatan Kreativitas b. Pengamatan Kreativitas b. Pengamatan Kreativitas

c. Pengamatan Motivasi Berprestasi c. Pengamatan Motivasi Berprestasi c. Pengamatan Motivasi Berprestasi

3. Menetapkan tes psikologis yang akan dipakai3. Mengembangkan Skala Penilaian Diri3. Mengembangkan Skala Penilaian Diri

4. Menetapkan tes psikologis yang akan dipakai4. Menetapkan tes psikologis yang akan dipakai

Menetapkan Pelaksana1. Guru untuk tes prestasi belajar1. Guru untuk tes prestasi belajar1. Guru untuk tes prestasi belajar

Pengumpul Data2. Guru untuk Pengamatan2. Guru untuk Pengamatan2. Guru untuk Pengamatan

3. Orang tua untuk pengamatan3. Orang tua untuk pengamatan3. Orang tua untuk pengamatan

4. Siswa untuk penilaian diri4. Siswa untuk penilaian diri4. Siswa untuk penilaian diri

5. Konselor untuk tes psikologis, atau5. Konselor untuk tes psikologis, atau5. Konselor untuk tes psikologis, atau

6. Lembaga pelayanan tes psikologis6. Lembaga pelayanan tes psikologis6. Lembaga pelayanan tes psikologis

Menetapkan waktuAwal Tahun PelajaranSelama semester ganjilSelama Semester Ganjil

pengumpulan data

Mengolahan dan 1. Penyekoran1. Penyekoran1. Penyekoran

Menanalisis Data2. Pengolahan skor mentah menjadi skor matang2. Pengolahan skor dan analisis data2. Pengolahan skor dan analisis data

3. Tabulasi skor3. Tabulasi skor3. Tabulasi skor

4. Penentuan kriteria (absolut atau komparatif)4. Pendeskripsian potensi siswa (individual)4. Pendeskripsian potensi siswa (individual)

5. Pendeskripsian potensi siswa (individual)5. Penentuan kriteria/tujuan pembelajaran5. Penentuan kriteria/tujuan pembelajaran

6. Penentuan peserta program6. Perancangan program pembelajaran6. Perancangan program pembelajaran

Menampilkan Data1. Mengelompokkan siswa berdasar potensiMengembangkan matrik karakteristik siswaMentabulasi karakteristik dan potensi siswa

2. Mengklasifikasi keunggulan dan kelemahandan memanfaatanannya untuk menentukanMentabulasi tingkat keterampilan akademik,

3. Mendeskripsikan karakteristik umum siswarancangan pembelajarankematangan karir, dan kematangan sosial siswa

Mentabulasi permasalahan yang dihadapi siswa

Memanfaatkan DataMenentukan Peserta Kelas UnggulanMerancang Program Pembelajaran yang Merancang kurikulum bimbingan

Merancang Program Pembinaan Kelas Unggulanmengakomodasi karakteristik siswaMerancang strategi bimbingan

berdasar potensi siswa

BAB IIIPENUTUPSiswa memiliki potensi yang berbeda-beda, ada yang dominan dan ada yang tidak . Ada berbagai cara untuk mengidentifikasi potensi siswa antara lain angket, observasi, interview, ataupun menggunakan perangkat tes yang dilakukan oleh Psikolog atau konselor. Potensi yang telah diidentifikasi hendaknya dipahami, dimanfaatkan dan dikembangkan melalui berbagai aktivitas sehingga berkembang dan teraktualisasi secara optimal baik dalam prestasi akademik, prestasi non akademik maupun penguasaan keterampilan hidup.

Daftar RujukanAmstrong, Thomas, (2003), Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan, (Terjemahan : Yudhi Murtanto dan Rina S. Marzuki), Bandung: Penerbit Kaifa

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN (dalam proses finalisasi).Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2005). Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Bandung: ABKINDirektorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Pendidikan Tinggi. (2003). Dasar Standardisasi Profesionalisasi Konselor. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kepen-didikan dan Ketenagaan Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jenderal PMPTK. (2007). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan FormalDirektorat jendral pendidikan Dasar dan menengah. (2005). Pedoman Khusus Penelusuran Potensi siswaDepdiknas. (2003). Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Puskur Balitbang. Depdiknas, (2005), Permen RI nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Depdiknas, 2006), Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.Depdiknas, (2006), Permendiknas no 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan SI dan SKL, Direktorat pembinaan SMU (2008), draf dokumen analisis potensi siswa (tim pengembangan direktorat) Ellis, T.I. (1990). The Missouri Comprehensive Guidance Model. Columbia: The Educational Resources Information Center. Gadner, H. (1993). Multiple Intelligences : The Theory in Practice. New York : Basic Books.

Havighurts, R.J. (1953). Development Taks and Education. New York: David Mckay.Herr Edwin L. (1979). Guidance and Counseling in the Schools. Houston : Shell Com. Herminarto Sofyan. (2006). Pedoman Khusus Penelusuran Potensi Siswa, Jakarta :Depdiknas Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Ketetapan Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia Nomor 01/Peng/PB-ABKIN/2007 tentang tenaga profesional Bimbingan dan Konseling.Lewis, Michael D; Hayes, Richard L; Lewis, Judith A., (1986), An Introduction to The Counseling Profession, Illinois, Peacock Publisher, Inc. Itasca.Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Nomor 22 tentang Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan NasionalMenteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.Muro, James J. & Kottman, Terry. (1995). Guidance and Counseling in The Elementary and Middle Schools. Madison : Brown & Benchmark. Nana Syaodih Sukmadinata. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam praktik, mengembangkan potensi dan kepribadian siswa. Bandung : MaestroNurhudaya. (2007). Penafsiran dan Pelaporan Hasil Tes. Makalah lokakarya penafsiran dan pelaporan hasil tes di jurusan PPB FIP UPI. Bandung : Jurusan PPB FIP UPI

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. (2003). Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Balitbang Depdiknas.SMA N 60 Jakarta. (2008). Analisis Potensi Siswa, Dokumen sekolah katagori mandiri, Jakarta

Syamsu Yusuf. (2002). Pengantar Psikologi. Bandung : Jurusan PPB FIP UPI

Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2006 tentang Guru dan Dosen.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: ANALISIS POTENSI MELALUI PRESTASI SISWAContoh 1: Daftar Nilai Siswa dalam Semua Mata PelajaranDAFTAR NILAI SISWA SMA ...............KELAS X-A

TAHUN PELAJARAN 2007 2008, SEMESTER GANJILNONAMAPAIPPKNB.INDB.INGMATFISBIOKIMSEJGEOEKOSOSSENPENJASTIKRATA2

TPTTPTPTTPTPTPTTTTPTPTP

1AA857566787765646560706470617570756570786882658070.78

2AB757070777867666260706470537070705569685077656567.00

3AC707068757565656260706560657575706169687068656567.65

4AD707070747565606360556477607570735567727578758068.83

5AE697066757563656260506477557070775566697078656566.78

6AF757070737567676260656580607068798069806880858571.87

7BA757068747565656260656463567070716066717080606567.17

8BB697068757565656260556477547570726870716777656567.78

9BC697068757665676660556575507065725565607070656566.00

10BD707066767764686235556470507069716066707276658066.35

11BE707074777664636240556460527068706068735777656565.22

12BF707066757664656260556473627570716673697367706567.87

13CA707066767564636260756463537070685567686377656566.48

14CB707070727364646260606477567070797065716770656567.57

15CC707065747367666260706480607570687065797380658069.83

16CD758075737465666260706473607567718068707375808071.13

17CE858070747565686260756577687570746070717776656570.74

18CF708068747566686260556575617575806570717968706569.43

19DA708070777865676260756975747576846569747770708072.26

20DC706965767768686260556577667570806570727070706568.91

RATA727268.457576656662.45863657259737073.863.568.171.2569.575687168.48

SKM686573656160636067656566656760

ANALISIS POTENSI:Dari data di atas, bila sekolah memiliki rencana atau program mengembangkan kelas siswa unggul, dari kelas ini terdapat beberapa ( 5 orang) siswa yang memiliki prestasi dengan rata-rata skor umum tergolong tinggi, yaitu AA, AF, CD, CE, dan DA; dan secara potensial (kemampuan umum dan kemampuan khususnya memadai untuk program kelas siswa unggul. Selain itu sekolah (guru) juga dapat menyesuaikan atau mengembangkan program untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran Fisika dan Kimia karena secara umum prestasi yang dicapai siswa masih di bawah KKM.Secara individual siswa, diketahui bahwa secara umum siswa DA memiliki prestasi (dan kemungkinan potensi akademik juga) yang paling tinggi di kelasnya, terutama dalam mata pelajaran Geografi, Sejarah, dan Kimia (Teori).CONTOH 2: ANALISIS POTENSI MELALUI PRESTASI SISWASMA .

DAFTAR NILAI SISWA

TAHUN PELAJARAN 2007 - 2008

MATA PELAJARAN:BAHASA INDONESIA

KELAS :X

NONAMASMT 1SMT 2KET.

DengarBicaraBacaTulisDengarBicaraBacaTulis

1AA6590906570909075

2AB7070787670807578

3AC7065767875706880

4AD8775676590657465

5AE6565656560658775

6AF7575668070756580

7BA6765768065657575

8BB5667789067759090

9BC6067576078707575

10BD6076707565658075

11BE6555667065807570

12BF6772707070767068

13CA6657556070657074

14CB7878808080796870

15CC7075757575808080

16CD6565607065756560

17CE8067757590807078

18CF6582706065656665

19DA6070656060606570

20DC6075707065607070

RATA267.5570.5570.4571.270.757273.973.7

GURU MATA PELAJARAN,

( )

ANALISIS POTENSI :Dari Daftar Nilai Siswa di atas, dapat diidentifikasi beberapa siswa yang memiliki kemampuan menonjol dan kurang berkembang dalam sub kompetensi tertentu dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, yakni:

1) Siswa No. 1, AA memiliki kemampuan yang cukup menonjol dalam kompetensi berbahasa Indonesia dalam BERBICARA dan MEMBACA, baik nilai Smt 1 maupun Smt 2 nilainya stabil tinggi. Secara relatif dapat dikatakan bahwa ia memiliki kemampuan khusus yang cukup baik dalam berkomunikasi secara lisan atau kemampuan menyampaikan ide-ide secara lisan.

2) Siswa No. 8, BB memiliki kemampuan yang cukup menonjol dalam berkomunikasi secara tulisan, nilai kompetensi MEMBACA dan MENULIS-nya baik.

3) Siswa No. 15, CC prestasi smt 2-nya meningkat dalam keempat kompetensi (Mendengar, Berbicara, Membaca, dan Menulis), dan relatif sama kemampuannya dalam keempat bidang tersebut.4) Siswa AD relatif stabil dalam kemampuan MENDENGAR, dan tergolong cukup baik.

5) Siswa BE kemampuan BERBICARA nya naik pesat di Smt 2, (Apakah kenaikannya itu karena ia sudah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga kemampuan bicaranya dapat berkembang dengan baik di Smt 2?

6) Sementara siswa yang lain cenderung mengalami kenaikan nilai di smt 2, siswa BA seperti mengalami kemandekan, bahkan relatif menurun. Sedangkan BE prestasinya menurun dalam bidang Membaca dan Menulis.PEMANFAATAN HASIL ANALISIS:Dengan pemahaman yang lebih baik, guru dapat merancang program pengembangan kemampuan siswa, umpamanya AA, untuk berkembang dalam kemampuan komunikasi secara lisan, untuk BB mengembangkan kemampuan komunikasi tulisannya. Guru dapat memanfaatkan kemampuan mendengar (Auditori ?) AD untuk mencapai kompetensi berbahasa. Sedangkan untuk siswa BA dan BE perlu diidentifikasi penyebab menurunnya prestasi mereka dalam membaca dan menulis atau penghambat kemajuan prestasinya.

Kalau dianalisis dengan menggabungkan data lain, mungkin dapat lebih jelas potensi-potensi siswa tersebut atau masalah-masalah yang dihadapinya.

Lampiran 2: ANALISIS POTENSI MELALUI TES PSIKOLOGISCONTOH 1:

ANALISIS POTENSI :Berdasarkan data tersebut di atas, dapat diketahui bahwa siswa memiliki potensi intelektual / kemampuan umum yang tinggi (skor IQ = 137), kemampuan verbal dan non verbal yang baik sekali, pengetahuan umum, kemampuan berhitung, pemahaman sosial, dan kemampuan abstraksi yang tergolong baik. Potensi lain yang menonjol adalah rendahnya daya tahan dan kepercayaan diri siswa.

Data lain yang sangat berarti adalah tipe kepribadiannya yaitu Cenderung Extrovert. Siswa tipe ini umumnya aktif dan pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnyaPEMANFAATAN:

Dari saran yang disampaikannya, pemanfaatan yang dapat dilakukan adalah untuk pembelajaran dan layanan bimbingan dan konseling; bagaimana guru bidang studi dan guru BK / konselor dapat meningkatkan kepercayaan diri dan daya tahan siswa dalam belajar sehingga potensi intelektualnya dapat teraktualisasi dalam prestasi akademik maupun perkembangan lainnya. Kecenderungan ektroversi siswa dapat dipergunakan untuk menetapkan strategi layanan baik oleh guru bidang studi maupun guru BK.Contoh 2: ANALISIS POTENSI MELALUI HASIL TES PSIKOLOGIS

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS

NOMOR :

NAMA :

TANGGAL LAHIR :

TANGGAL TES :

PENDIDIKAN :

ANALISIS :

Dari laporan di atas dapat diketahui bahwa siswa memiliki potensi intelektual di atas rata-rata, memiliki kecenderungan untuk bergaul dengan banyak orang, tetapi tidak dibawah kendali orang lain, memiliki manyak minat pekerjaan. Penafsiran prediktif dan evaluatif.

PEMANFAATAN :

Menentukan fokus layanan bimbingan dan konseling pada peningkatan motif berprestasi dalam belajar.

Contoh 3. ANALISIS TINGKAT PERKEMBANGAN

Lampiran 2 : CONTOH 4 REKAP HASIL PSIKOTESHASIL TES PSIKOLOGISLembar 1

SEKOLAH:

KELAS:

TANGGAL TES:

KEMAMPUAN KHUSUSMINAT PEKERJAAN

NONAMAIQSEWAANGEMERAZRFAWUOutMeComSciPerArtLitMusS.s.ClrCon

1AA12943454343462853827188138761496

2AB11944345443340634547844881905686

3AC1293334455354075702554659425284048

4AD135445355534999265971989428196

5AE1292344324326227105971191394844028

6AF12723334332385921823648207457786

7BA1353453235434039309636481387434086

8BB117544333333402730907141374848586

9BC11134145432399631972547884524086

10BD11134555452399854547544843731486

11BE133333453453409419362265139847286

12BF131234455533151580199192081739986

13CA119323444433996319723619274732686

14CB10933344321385278790542318902686

15CC125453443433912769084781334731470

16CD135242554433527545254486291731448

17CE12934433334362943363648209825686

18CF117433432533628545823619774437296

19DA138333354535269445725465434577248

20DB139443324524998519593619843144070

HASIL TES PSIKOLOGISLembar 2

SEKOLAH :

KELAS :

TANGGAL TES:

CIRI KEPRIBADIANPROG.STUDI

NONAMAAchDefOrdExhAutAffIntSucDomAbaNurChgEndHetAggConBHSIPAIPS

1AA992112383965442871159982996483807672

2AB634487509769708117237710854243807280

3AC26644298923511681199392797725688872

4AD263517274855170147587844742492848092

5AE6372121683997728169969893371392646056

6AF859442728352317040436277425498605660

7BA43512961999635818519710858266687268

8BB448169983995128123356682567266766076

9BC7648423832157775811347894291483686468

10BD63647398928844287147566764898887684

11BE3346563749977474013561835961966727668

12BF18141806199399312434774299283728076

13CA764172959798472243361835911943647264

14CB455869461617762812628167364266685264

15CC45557997471699914137896425843806876

16CD63552838968893147976977675143727668

17CE1811272979220281421369999852566686468

18CF33485463249289951621471430643366686860

19DA768573439597694722532684749143688072

20DB189983169565994022754792381366647268

ANALISIS POTENSI :Dari rekap hasil tes psikologis contoh 3, dapat diidentifikasi ada 13 siswa yang memiliki skor IQ tergolong Cerdas ke atas, 8 orang memiliki potensi yang cukup baik untuk masuk program IPA, 5 orang untuk masuk program Bahasa, dan siswanya diperkirakan memadai untuk masuk IPS.

Data Minat Pekerjaan menunjukkan bahwa banyak siswa yang berminat terhadap bidang pekerjaan outdoor (pekerjaan yang dilaksanakan di lapangan terbuka / bukan di kantor) dan bidang mekanikal; sedangkan yang paling tidak diminati siswa adalah bidang pekerjaan artistik (yang berhubungan dengan seni), literary (yang berhubungan dengan pustaka), dan clerical (yang berhubungan dengan pekerjaan kantor).

Data Ciri Kepribadian siswa menunjukkan bahwa banyak siswa yang dorongan berprestasi, kecenderungan untuk teratur dan terencana dalam belajar, dan kecenderungan kepemimpinannya kurang kuat.Hal yang sama dapat dilihat dari contoh 4.

PEMANFAATAN:

1. Untuk program kelas unggulan : Hal yang perlu diperhatikan guru bidang studi adalah bahwa setiap siswa memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing, memiliki cara dan gaya tersendiri dalam belajar dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya. Kemudian setiap kecenderungan kepribadian baik tinggi maupun rendah memiliki sisi posistif dan negatif tergantung pada saat apa dan kondisi apa kecenderungan itu dituntut atau diekspresikan oleh siswa.2. Untuk kegiatan pembelajaran guru bidang studi perlu memperhatikan kecenderungan rendahnya motivasi beberapa siswa yang secara intelektual berpotensi tinggi, sehingga dapat menentukan program apa yang dapat meningkatkan motif berprestasi agar potensinya dapat teraktualisasikan dalam belajar.

Lampiran 2: Contoh 5 Rekap Hasil Psikotes

Lampiran 3. FORMAT OBSERVASI

Contoh 1: Blanko Format Pedoman Observasi

PEDOMAN PENGAMATAN

........................................................................NAMA SISWA

:

KELAS

:

PENGAMAT

:

XINDIKATOR DESKRIPSI PERILAKUTGL. OBSV

KESAN DAN KOMENTAR PENGAMAT :

CONTOH 2: FORMAT PEDOMAN OBSERVASI

PEDOMAN PENGAMATAN

KEMAMPUAN INTELEKTUAL SISWA

NAMA SISWA

:

KELAS

:

PENGAMAT

:

XINDIKATOR KEMAMPUANDESKRIPSI PERILAKUTGL. OBSV

mudah menangkap materi pelajaran

memiliki ingatan yang baik

daya konsentrasi yang baik

memiliki perbendaharaan kata yang luas

daya konsentrasi yang baik

menguasai banyak bahan tentang berbagai topiK

senang dan sering membaca

ungkapan diri lancar dan jelas

pengamat yang cermat

senang mempelajari kamus, peta, ensiklopedia

cepat memecahkan masalah

cepat menemukan kekeliruan dan kesalahan

cepat menemukan asas dalam suatu uraian

Aktif menangani berbagai hal

KESAN DAN KOMENTAR PENGAMAT :

CONTOH 3: FORMAT PEDOMAN OBSERVASI

PEDOMAN PENGAMATAN

KREATIVITAS SISWA

NAMA SISWA

:

KELAS

:

PENGAMAT

:

XINDIKATOR KREATIVITASDESKRIPSI PERILAKUTGL. OBSV

memiliki dorongan ingin tahu yang besar

sering mengajukan pertanyaan

memiliki banyak gagasan

bebas dalam menyatakan pendapat

memiliki rasa keindahan

menonjol dalam salah satu bidang seni

memiliki pendapat sendiri dan mampu mengungkapkannya

memiliki rasa humor tinggi

daya imajinasi yang kuat

orisinalitas

dapat bekerja sendiri

senang mencoba hal-hal baru

mampu mengembangkan dan memerinci gagasan

KESAN DAN KOMENTAR PENGAMAT :

CONTOH 4: FORMAT PEDOMAN OBSERVASI

PEDOMAN PENGAMATAN

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

NAMA SISWA

:

KELAS

:

PENGAMAT

:

XINDIKATOR MOTIVASIDESKRIPSI PERILAKUTGL. OBSV

tekun menghadapi tugas

dapat bekerja dalam waktu yang cukup lama

ulet menghadapi kesulitan

tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi

ingin mendalami bahan/bidang pengatahuan yang diberikan

selalu berusaha sebaik mungkin

menunjukkan minat terhadap berbagai bidang

senang dan rajin belajar, penuh semangat, cepat bosan dengan tugas rutin

dapat mempertahankan pendapat

mengejar tujuan jangka panjang

senang mencari dan memecahkan soal-soal

KESAN DAN KOMENTAR PENGAMAT :

ANALISIS DAN SARAN

Berdasar potensi intelektualnya dan bila factor lain menunjang, diperkirakan ybs mampu menyelesaikan studi sampai jenjang / setara pascasarjana.. Bidang studi yang dapat mengembangkan kemampuan bilangan / hitung sesuai dengan kemampuan dan minat pekerjaan yang dimilikinya.

Namun untuk lebih menunjang kelancaran studinya, perlu meningkatkan motif berprestasi, serta keteraturan / keterencanaan dan ketekunan belajarnya.

Halaman 3 dari 3

Gambaran Kepribadian

CIRI-CIRI KEPRIBADIAN

INTENSITAS KECENDERUNGANRS (1)R

(2)S

(3)T

(4)TS

(5)AchievementXDeferenceXOrderXExhibitionXAutonomyXAffiliationXIntraceptionXSuccoranceXDominanceXAbasementXNurturanceXChangeXEnduranceXHeterosexualityXAggressionXConsistencyX

Gambaran Minat terhadap Pekerjaan

BIDANG PEKERJAAN

KUALIFIKASIRS (1)R

(2)S

(3)T

(4)TS

(5)OutdoorXMechanicalXComputationalXScientificXPersuasiveXArtisticXLiteraryXMusicalXSocial serviceXClericalXConsistencyX

Halaman 2 dari 3

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS

(Untuk Guru Pembimbing)

NOMOR :

NAMA :

TANGGAL LAHIR :

TANGGAL TES :

PENDIDIKAN :

TUJUAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan dilakukan atas permintaan yang bersangkutan guna lebih memahami diri untuk kelanjutan studi.

HASIL TES

Kemampuan Umum (Inteligensi) yang bersangkutan tergolong DIATAS RATA-RATA (IQ 115)

Gambaran kemampuan khusus :

JENIS BAKAT

KUALIFIKASIRS (1)R

(2)S

(3)T

(4)TS (5)Kepampuan RealitasXKemampuan BahasaXFleksibilitas BerpikirXKemampuan AbstraksiXDaya IngatXKemampuan Hitung PraktisXKemampuan Hitung TeoritisXKemampuan Analisis & SintesisXKemampuan Tiga DimensiX

Halaman 1 dari 3

Identitas subyek atau siswa, lembaga penyelenggara layanan tes, dan konselor / psikolog, untuk keperluan penjelasan contoh ini sengaja ditutup /dihilangkan.

PAGE 18Rambu-rambu Analisis Potensi Siswa SMA