31
Analisis Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2006 terhadap Peraturan Pemerintah No 27 tahun 2014 tentan Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah 1. Sanksi bagi Pengguna Barang yang tidak menyerahkan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan yang telah ditetapkan sebagai Barang Milik Negara yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang dikenakan sanksi berupa pembukuan anggaran pemeliharaan. Menurut kelompok kami, pembekuan anggaran pemeliharaan ketika PB/KPB tetap menolak/nekat untuk tidak memberikan BMN tersebut akan menyebabkan barang yang dalam sengketa tersebut akan rusak/tidak berfungsi secara optimal karena tidak adanya dana pemeliharaan tersebut. Menurut kelompok kami, sanksi tersebut bisa berupa sanksi terhadap pejabat yang mengelola barang tersebut misal dengan sanksi disiplin atau sanksi pemotongan penghasilan. Pada PP baru telah diakomodir sanksi lainnya yaitu berupa penundaan persetujuan usul pemanfaatan dan penghapusan BMN. 2. Pada PP lama, besaran luas bangunan yang disediakan untuk penyelenggaraan tupoksi pemerintahan dalam BSG maupun BGS tidak diatur secara jelas, hanya tertera kata sebagian (pasal 29 ayat 4) Hal ini menyebabkan tidak jelasnya luas bangunan yang disediakan oleh swasta untuk pemerintah. Pada beberapa kasus, penyedian ruangan dinilai sangat tidak layak digunakan untuk operasional pemerintahan. Pada PP baru luas ruangan yang telah disediakan pemerintah telah ditetapkan yaitu minimal 10% dari luas bangunan 3. Pada PP lama tidak ada instrumen keuangan untuk melindungi nilai suatu BMN dari kerugian akibat kelalaian penggunaan (asuransi) Hal ini menyebabkan ketika suatu BMN mengalami misalkan kecelakaan, kehilangan atau kebakaran, pemerintah akan mendapatkan kerugian karena tidak adanya lindung nilai tersebut. Pada PP baru telah diatur mengenai asuransi. Masalah timbul ketika asuransi ini hanya dibolehkan untuk jangka waktu paling banyak satu tahun anggaran karena peraturan mengenai pencairan beban negara dari APBN mengatur PA/KPA tidak boleh mengadakan perikatan jika dananya tidak tersedia. Hal ini bisa ditanggulangi jika mendapat persetujuan kontrak multiyears. 4. Batas waktu pembayaran uang sewa tidak ditentukan. Hal ini bisa saja menyebabkan pihak penyewa mengulur-ngulur waktu untuk membayar sewa tersebut ke kas negara. Pada PP baru telah ditentukan bahwa paling lambat biaya sewa dilakukan 2 hari sebelum kontrak ditandatangani 5. Tidak ada orang pribadi dalam subjek tukar menukar BMN baik pada PP lama maupun PP baru Hal ini menyebabkan jika pemerintah berniat menukar BMN dengan barang milik pribadi menjadi tidak jelas dasar hukumnya, apakah orang pribadi tersebut harus membuat badan usaha swata atau menjual kepada pihak swasta telebih dahulu untuk kemudian ditukar dengan pemerintah.

Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengeloalaan Barang Milik Negara/Daerah

Citation preview

Page 1: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

Analisis Peraturan Pemerintah No 6 Tahun 2006 terhadap Peraturan Pemerintah No 27 tahun 2014 tentan Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

1. Sanksi bagi Pengguna Barang yang tidak menyerahkan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan yang telah ditetapkan sebagai Barang Milik Negara yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna Barang dikenakan sanksi berupa pembukuan anggaran pemeliharaan.

Menurut kelompok kami, pembekuan anggaran pemeliharaan ketika PB/KPB tetap menolak/nekat untuk tidak memberikan BMN tersebut akan menyebabkan barang yang dalam sengketa tersebut akan rusak/tidak berfungsi secara optimal karena tidak adanya dana pemeliharaan tersebut. Menurut kelompok kami, sanksi tersebut bisa berupa sanksi terhadap pejabat yang mengelola barang tersebut misal dengan sanksi disiplin atau sanksi pemotongan penghasilan. Pada PP baru telah diakomodir sanksi lainnya yaitu berupa penundaan persetujuan usul pemanfaatan dan penghapusan BMN.

2. Pada PP lama, besaran luas bangunan yang disediakan untuk penyelenggaraan tupoksi pemerintahan dalam BSG maupun BGS tidak diatur secara jelas, hanya tertera kata sebagian (pasal 29 ayat 4)

Hal ini menyebabkan tidak jelasnya luas bangunan yang disediakan oleh swasta untuk pemerintah. Pada beberapa kasus, penyedian ruangan dinilai sangat tidak layak digunakan untuk operasional pemerintahan. Pada PP baru luas ruangan yang telah disediakan pemerintah telah ditetapkan yaitu minimal 10% dari luas bangunan

3. Pada PP lama tidak ada instrumen keuangan untuk melindungi nilai suatu BMN dari kerugian akibat kelalaian penggunaan (asuransi)

Hal ini menyebabkan ketika suatu BMN mengalami misalkan kecelakaan, kehilangan atau kebakaran, pemerintah akan mendapatkan kerugian karena tidak adanya lindung nilai tersebut. Pada PP baru telah diatur mengenai asuransi. Masalah timbul ketika asuransi ini hanya dibolehkan untuk jangka waktu paling banyak satu tahun anggaran karena peraturan mengenai pencairan beban negara dari APBN mengatur PA/KPA tidak boleh mengadakan perikatan jika dananya tidak tersedia. Hal ini bisa ditanggulangi jika mendapat persetujuan kontrak multiyears.

4. Batas waktu pembayaran uang sewa tidak ditentukan.Hal ini bisa saja menyebabkan pihak penyewa mengulur-ngulur waktu untuk membayar sewa tersebut ke kas negara. Pada PP baru telah ditentukan bahwa paling lambat biaya sewa dilakukan 2 hari sebelum kontrak ditandatangani

5. Tidak ada orang pribadi dalam subjek tukar menukar BMN baik pada PP lama maupun PP baruHal ini menyebabkan jika pemerintah berniat menukar BMN dengan barang milik pribadi menjadi tidak jelas dasar hukumnya, apakah orang pribadi tersebut harus membuat badan usaha swata atau menjual kepada pihak swasta telebih dahulu untuk kemudian ditukar dengan pemerintah.

Page 2: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

POKOK-POKOK PERUBAHAN PENGATURAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 Keterangan

1. Siklus pengelolaan BMN/Da. Ruang lingkup Ruang lingkup pengelolaan BMN meliputi: Ruang lingkup pengelolaan BMN meliputi: Penyempurnaan siklus

pengelolaan BMN/D a. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran a. Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran; pengelolaan BMN/Db. Pengadaan b. pengadaan;c. Penggunaan c. Penggunaan;d. Pemanfaatan d. Pemanfaatan;e. Pengamanan dan Pemeliharaan e. pengamanan dan pemeliharaan;f. Penilaian f. Penilaian;g. Penghapusan g. Pemindahtanganan;h. Pemindahtanganan h. Pemusnahan;i. Penatausahaan i. Penghapusan;j. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian j. Penatausahaan; dan

k. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

2. Kewenangan dan tanggung jawab BMNa. Pengelola BMN Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara adalah

Pengelola BMNb. Pengguna BMN Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pimpinan Kementerian/

Lembaga adalah Pengguna BMNc. Kuasa Pengguna BMN Kepala kantor dalam lingkungan K/L adalah Kuasa

Pengguna BMN dalam lingkungan kantor yang dipimpinnyad. Pendelegasian -

kewenangan

Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara adalah TetapPengelola BMNMenteri/Pimpinan Lembaga selaku pimpinan Kementerian/ TetapLembaga adalah Pengguna BMNKepala kantor dalam lingkungan K/L adalah Kuasa Pengguna TetapBMN dalam lingkungan kantor yang dipimpinnyaPengelola BMN dapat mendelegasikan kewenangan dan Penyederhanaantanggung jawab tertentu kepada Pengguna Barang/Kuasa birokrasiPengguna Barang

3. Kewenangan dan tanggung jawab BMDa. Pemegang kekuasaan Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan Tetap

pengelolaan BMD pengelolaan BMD pengelolaan BMDb. Pengelola BMD Sekretaris Daerah adalah Pengelola BMD Sekretaris Daerah adalah Pengelola BMD Tetapc. Pengguna BMD Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna Tetap

BMD BMD

Page 3: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 Keterangand. Pendelegasian - Pengguna BMN dapat mendelegasikan kewenangan dan Penyederhanaan

kewenangan tanggung jawab tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat birokrasi(2) kepada Kuasa Pengguna Barang

4. Perencanaan kebutuhan dan penganggarana. Lingkup perencanaan Perencanaan kebutuhan BMN/D meliputi perencanaan Perencanaan Kebutuhan BMN/D meliputi perencanaan Perluasan lingkup

kebutuhan pengadaan dan perencanaan kebutuhan pengadaan, pemeliharaan, Pemanfaatan, perencanaanpemeliharaan BMN/D Pemindahtanganan, dan Penghapusan BMN/D.

b. Lingkup perencanaan - Perencanaan pengadaan dibuat dengan mempertimbangkanpengadaan pengadaan barang melalui mekanisme pembelian, Pinjam

Pakai, Sewa, sewa beli (leasing), atau mekanisme lainnyayang lebih efektif dan efisien sesuai kebutuhanpenyelenggaraan pemerintahan Negara/Daerah.

c. Jangka waktu - Perencanaan pemeliharaan, Pemanfaatan,perencanaan Pemindahtanganan, dan Penghapusan Barang Milik

Negara/Daerah dapat dilakukan untuk periode 1 (satu)tahun dan 3 (tiga) tahun.

d. Hubungan dengan Perencanaan Kebutuhan merupakan salah satu dasar dalam Perencanaan Kebutuhan BMN/D merupakan salah satu Sinkroninasi denganpenganggaran penyusunan rencana kerja dan anggaran Kementerian/ dasar bagi Kementerian/Lembaga/satuan kerja perangkat mekanisme perencanaan

Lembaga/satuan kerja perangkat daerah daerah dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk dan penganggaran.kebutuhan baru (new initiative) dan angka dasar (baseline)serta penyusunan rencana kerja dan anggaran.

e. Standar perencanaan Perencanaan kebutuhan BMN/D berpedoman pada standar Perencanaan Kebutuhan BMN/D kecuali untuk Penyederhanaan lingkupbarang, standar kebutuhan, dan standar harga. Penghapusan, berpedoman pada standar barang, standar pengaturan

kebutuhan, dan/atau standar harga.f. Kegiatan Pengelola barang bersama pengguna barang membahas Pengelola Barang melakukan penelaahan atas usul rencana Penyederhanaan

perencanaan usul tersebut dengan memperhatikan data barang pada kebutuhan BMN/D bersama Pengguna Barang dengan birokrasipengguna barang dan/atau pengelola barang untuk memperhatikan data barang pada Pengguna Barangditetapkan sebagai Rencana Kebutuhan Barang Milik dan/atau Pengelola Barang dan menetapkannya sebagaiNegara/Daerah (RKBMN/D). rencana kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah.

5. Pengadaana. Prinsip pengadaan Pengadaan BMN/D dilaksanakan berdasarkan prinsip- Pengadaan BMN/D dilaksanakan berdasarkan prinsip Substansi tetap

prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil, danadil/tidak diskriminatif dan akuntabel. akuntabel.

Page 4: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008b. Rujukan/dasar Pengaturan mengenai pengadaan tanah dilaksanakan sesuai

pengaturan dengan peraturan perundang-undangan.Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pelaksanaanpengadaan BMN/D selain tanah diatur dengan Perpres.

PP 27/2014 KeteranganPelaksanaan pengadaan BMN/D dilakukan sesuai dengan Substansi tetapketentuan peraturan perundangundangan, kecualiditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah ini

6. Penggunaana. Lingkup penetapan Penetapan status penggunaan BMN/D dilakukan untuk Penetapan status Penggunaan BMN/D dikecualikan untuk: Penyederhanaan

status penggunaan seluruh BMN/D. a. BMN/D berupa: barang persediaan; konstruksi dalam birokrasipengerjaan; atau barang yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk dihibahkan.

b. BMN yang berasal dari dana dekonsentrasi dan dana penunjang tugas pembantuan, yang direncanakan untuk diserahkan;

c. BMN lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Pengelola Barang; atau

d. BMD lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur/Bupati/Walikota.

b. Dasar penetapan Pengelola Barang dapat menetapkan status Penggunaan Dalam kondisi tertentu, Pengelola Barang dapat • Penguatan Pengelolastatus penggunaan BMN berdasarkan usulan dari Pengguna Barang menetapkan status Penggunaan BMN pada Pengguna • Penyederhanaan

Barang tanpa didahului usulan dari Pengguna Barang birokrasic. Pengalihan status - 1. BMN/D dapat dialihkan status penggunaannya dari Eskalasi aturan PMK ke

penggunaan Pengguna Barang kepada Pengguna Barang lainnya PPuntuk penyelenggaraan tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan Pengelola BMN/Gubernur/Bupati/Walikota.

2. Pengalihan status Penggunaan BMN/D dapat pula dilakukan berdasarkan inisiatif dari Pengelola BMN/ Gubernur/Bupati/Walikota dengan terlebih dahulu memberitahukan maksudnya tersebut kepada Pengguna Barang.

d. Penggunaan - BMN/D yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Eskalasi aturan PMK kesementara Pengguna Barang dapat digunakan sementara oleh PP

Pengguna Barang lainnya dalam jangka waktu tertentu tanpa harus mengubah status Penggunaan BMN/D tersebut setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Pengelola Barang/Gubernur/ Bupati/Walikota.

Page 5: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 Keterangan

7. BMN idlea. Lingkup BMN idle Pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib Pengguna Barang wajib menyerahkan BMN/D berupa tanah Mendorong optimalisasi

menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam penyeleng- utilisasi BMN/Ddigunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada: garaan tugas dan fungsi Pengguna Barang, kepada:a. pengelola barang untuk BMN; atau a. Pengelola Barang, untuk BMN; ataub. gubernur/bupati/walikota melalui pengelola barang b. Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola, untuk BMD.

untuk BMD. Kecuali telah direncanakan untuk digunakan atau diman-faatkan dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh:a. Pengguna Barang, untuk BMN; ataub. Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD.

b. Sanksi Pengguna BMN yang tidak menyerahkan tanah dan/atau Pengguna Barang yang tidak menyerahkan BMN berupa Sinkronisasi denganbangunan yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tanah dan/atau bangunan yang telah ditetapkan sebagai pengaturan dan praktiktugas pokok dan fungsi instansi bersangkutan kepada BMN yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas yang sudah berjalanpengelola barang dikenakan sanksi berupa pembekuan dan fungsi Pengguna Barang, dikenakan sanksi berupa:dana pemeliharaan tanah dan/atau bangunan dimaksud. a. pembekuan dana pemeliharaan BMN berupa tanah

dan/atau bangunan tersebut; dan/ataub. penundaan penyelesaian atas usulan Pemanfaatan,

Pemindahtanganan, atau Penghapusan BMN

8. Pemanfaatana. Lingkup pemanfaatan Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN/D yang tidak Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN/D yang tidak Perluasan lingkup

dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi pemanfaatan BMN/Dkementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, Kementerian/Lembaga/satuan kerja perangkat daerah dalam rangkadalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan/atau optimalisasi BMN/D dengan tidak mengubah optimalisasi BMN/Ddan bangun serah guna/bangun guna serah dengan tidak status kepemilikan.mengubah status kepemilikan

b. Bentuk pemanfaatan Bentuk pemanfaatan BMN/D berupa: Bentuk pemanfaatan BMN/D berupa: • Penambahan bentuka. Sewa; a. Sewa; mekanismeb. Pinjam Pakai; b. Pinjam Pakai; pemanfaatan baruc. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP); dan c. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP); berupa KSPI.d. Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; d. Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; dan • Sinkronisasi dengan

e. Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur (KSPI) Perpres 67/2005,13/2010, 56/2011 dan 66/2013

Page 6: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 Keteranganc. Subyek/Pelaksana Pelaksana pemanfaatan BMN: Pelaksana pemanfaatan BMN: Penyederhanaan

pemanfaatan a. Pengelola Barang untuk tanah dan/atau bangunan; a. Pengelola Barang untuk BMN pada Pengelola Barang, birokrasib. Pengguna Barang untuk sebagian tanah dan/atau baik tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah

bangunan, dengan persetujuan Pengelola Barang dan/atau bangunan;c. Pengguna Barang untuk selain tanah dan/atau b. Pengguna Barang untuk BMN pada Pengguna Barang,

bangunan, dengan persetujuan Pengelola Barang baik tanah dan/atau bangunan maupun selain tanahdan/atau bangunan, dengan persetujuan PengelolaBarang

d. Sewa untuk - Sewa untuk infrastruktur dilaksanakan dengan ketentuan: • Penambahan bentukinfrastruktur a. Jangka waktu dapat lebih dari 5 (lima) tahun sewa untuk

b. Besaran sewa memperhatikan nilai keekonomian Infrastruktur.c. Penyetoran uang sewa dapat dilakukan secara • Implementasi Perpres

bertahap 67/2005, 13/2010,56/2011 dan 66/2013

e. Mitra pinjam pakai Pinjam pakai BMN/D dilaksanakan antara pemerintah Pinjam Pakai BMN/D dilaksanakan antara Pemerintah Perluasan cakupan mitrapusat dengan pemerintah daerah atau antar pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah pinjam pakaidaerah Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.

f. Jangka waktu pinjam Jangka waktu Pinjam Pakai BMN/D paling lama 5 (lima) Jangka waktu pinjam pakai BMN/D paling lama dua tahun Meningkatkan kepastianpakai tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali dan dapat diperpanjang. utilisasi dan optimalisasi

assetg. Jangka waktu KSP Jangka waktu paling lama 50 tahun untuk: Jangka waktu paling lama 50 tahun dan dapat diperpanjang Menghindari persepsi

tertentu a. infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan laut, untuk: yang berbenturansungai atau danau, bandar udara, terminal, dan jaringan a. infrastruktur transportasi antara lain meliputi pelabuhan dengan UU Nomor 5rel dan stasiun kereta api; laut, sungai dan/atau danau, bandar udara, terminal, Tahun 1999 tentang

b. infrastruktur jalan meliputi jalan jalur khusus, jalan tol, dan/atau jaringan rel dan/atau stasiun kereta api; Larangan Praktekdan jembatan tol; b. infrastruktur jalan antara lain meliputi jalan jalur khusus, Monopoli dan

c. infrastruktur sumber daya air meliputi saluran pembawa jalan tol, dan/atau jembatan tol; Persaingan Usaha Tidakair baku dan waduk/bendungan; c. infrastruktur sumber daya air antara lain meliputi Sehat.

d. infrastruktur air minum meliputi bangunan pengambilan saluran pembawa air baku dan/atau waduk/bendungan;air baku, jaringan transmisi, jaringan distribusi, dan d. infrastruktur air minum antara lain meliputi bangunaninstalasi pengolahan air minum; pengambilan air baku, jaringan transmisi, jaringan

e. infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolah air distribusi, dan/atau instalasi pengolahan air minum;limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan e. infrastruktur air limbah antara lain meliputi instalasisarana persampahan yang meliputi pengangkut dan pengolah air limbah, jaringan pengumpul dan jaringantempat pembuangan; utama, dan/atau sarana persampahan yang meliputi

Page 7: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008f. infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan

telekomunikasi;g. infrastruktur ketenagalistrikan meliputi pembangkit,

transmisi, distribusi atau instalasi tenaga listrik; atauh. infrastruktur minyak dan gas bumi meliputi instalasi

pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, transmisi,dan distribusi minyak dan gas bumi.

h. Tim perhitungan besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagianbesaran kontribusi keuntungan hasil KSP ditetapkan dari hasil perhitungan timtetap dan pembagian yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang;keuntungan KSP

PP 27/2014 Keteranganpengangkut dan/atau tempat pembuangan;

f. infrastruktur telekomunikasi antara lain meliputijaringan telekomunikasi;

g. infrastruktur ketenagalistrikan antara lain meliputi pembangkit, transmisi, distribusi dan/atau instalasitenaga listrik; dan/atau

h. infrastruktur minyak dan/atau gas bumi antara lain meliputi instalasi pengolahan, penyimpanan,pengangkutan, transmisi, dan/atau distribusi minyakdan/atau gas bumi.

besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian Penyederhanaankeuntungan hasil KSP ditetapkan dari hasil perhitungan tim birokrasiyang dibentuk oleh:1. Pengelola Barang, untuk BMN pada Pengelola Barang

dan BMN berupa tanah dan/atau bangunan sertasebagian tanah dan/atau bangunan yang berada padaPengguna Barang;

2. Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD berupa tanah dan/atau bangunan;

3. Pengguna Barang dan dapat melibatkan Pengelola Barang, untuk BMN selain tanah dan/atau bangunanyang berada pada Pengguna Barang; atau

4. Pengelola, untuk BMD selain tanah dan/atau bangunan. i. Kapitalisasi kontribusi - Sebagian kontribusi tetap dan pembagian keuntungan KSP Diversifikasi KSP

tetap dan pembagian dapat berupa bangunan beserta fasilitasnya yang dibangunkeuntungan KSP dalam satu kesatuan perencanaan tetapi tidak termasuk

sebagai objek KSP, dengan ketentuan: a. besaran nilai bangunan beserta fasilitasnya sebagai

bagian dari kontribusi tetap dan kontribusi pembagian keuntungan paling banyak 10% (sepuluh persen) dari total penerimaan kontribusi tetap dan pembagian keuntungan selama masa KSP;

b. bangunan yang dibangun dengan biaya sebagian kontribusi tetap dan pembagian keuntungan dari awal pengadaannya merupakan BMN/D

Page 8: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 Keteranganj. Mitra KSP Mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender Mitra KSP ditetapkan melalui tender (3 peserta), kecuali Penyederhanaan

dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya lima untuk BMN/D yang bersifat khusus dapat dilakukan birokrasi untuk KSP yangpeserta/peminat, kecuali untuk BMN/D yang bersifat khusus penunjukan langsung. bersifat penugasan.dapat dilakukan penunjukan langsung Penunjukan langsung mitra KSP atas BMN/D yang bersifat Penegasan kriteria BMN

khusus dilakukan oleh Pengguna Barang terhadap BUMN/D bersifat khusus untukyang memiliki bidang dan/atau wilayah kerja tertentu sesuai non tender.ketentuan peraturan perundang-undangan.Yang termasuk “BMN/D yang bersifat khusus” antara lain: a. barang yang mempunyai spesifikasi tertentu sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. barang yang memiliki tingkat kompleksitas khusus

seperti bandar udara, pelabuhan laut, kilang, instalasi tenaga listrik, dan bendungan/waduk;

c. barang yang dikerjasamakan dalam investasi yang berdasarkan perjanjian hubungan bilateral antar negara; atau

d. barang lain yang ditetapkan oleh Pengelola BMN atau Gubernur/Bupati/Walikota.

k. Dukungan - Dalam hal mitra KSP atas BMN/D untuk penyediaan Dukungan percepatanPemerintah untuk infrastruktur berbentuk BUMN/D, kontribusi tetap dan penyediaan infrastrukturKSP penyediaan pembagian keuntungan dapat ditetapkan paling tinggi yang bersifat penugasan.infrastruktur sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari hasil perhitungan tim

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e.l. Penjaminan BGS/BSG Mitra BGS dan mitra BSG yang telah ditetapkan, selama Mitra BGS atau mitra BSG yang telah ditetapkan, selama

jangka waktu pengoperasian harus memenuhi kewajiban jangka waktu Pengoperasian dilarang menjaminkan,tidak menjaminkan, menggadaikan atau menggadaikan, atau memindahtangankan:memindahtangankan objek BGS dan BSG 1. tanah yang menjadi objek BGS atau BSG;

2. hasil BGS yang digunakan langsung untukpenyelenggaraan tugas dan fungsi PemerintahPusat/Daerah; dan/atau

3. hasil BSG.m. KSPI - 1. Penambahan jenis pemanfaatan dalam bentuk KSPI.

2. Lingkup infrastruktur sesuai peraturan perundang-undangan.

3. BMN/D dapat dikerjasamakan oleh Pemerintah dengan

Penegasan ketentuanpenjaminan BGS/BSG

• Penambahan jenis pemanfaatan dalam bentuk KSPI.

• Implementasi Perpres

Page 9: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 KeteranganBadan Usaha untuk penyediaan infrastruktur. 67/2005, 13/2010,

4. Jangka waktu KSPI paling lama 50 tahun, dan dapat 56/2011, dan 66/2013diperpanjang jika terdapat GFM

5. Penerapan claw back 6. Penetapan mitra KSPI dilaksanakan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan. 7. Objek hasil KSPI merupakan BMN/D pada saat

diserahkan kepada Pemerintah sesuai perjanjian. n. Tender dalam - Tender dilakukan dengan tata cara: Pengaturan secara tegas

Pemanfaatan BMN a. rencana tender diumumkan di media massa nasional; mengenai tender KSPb. tender dapat dilanjutkan pelaksanaannya sepanjang dan BGS/BSG

terdapat paling sedikit 3 (tiga) peserta calon mitra yang memasukkan penawaran;

c. dalam hal calon mitra yang memasukkan penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta, dilakukan pengumuman ulang di media massa nasional; dan

d. dalam hal setelah pengumuman ulang: 1. terdapat paling sedikit 3 peserta calon mitra,

proses dilanjutkan dengan mekanisme tender; 2. terdapat 2 (dua) peserta calon mitra, tender

dinyatakan gagal dan proses selanjutnya dilakukan dengan mekanisme seleksi langsung; atau

3. terdapat 1 (satu) peserta calon mitra, tenderdinyatakan gagal dan proses selanjutnya dilakukandengan mekanisme penunjukan langsung

9. Pengamanan dan Pemeliharaana. Asuransi BMN/D - 1. Pengelola Barang dapat menetapkan kebijakan asuransi Pemberian dasar hukum

atau pertanggungan dalam rangka pengamanan BMN implementasi asuransitertentu dengan mempertimbangkan kemampuan BMN/Dkeuangan negara.

2. Gubernur/Bupati/Walikota dapat menetapkan kebijakan asuransi atau pertanggungan dalam rangka pengamanan BMD tertentu dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

Page 10: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 Keterangan

10. Penilaiana. Subyek/pelaksana Penilaian tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh:

penilaian a. Penilai internal; ataub. Penilai eksternal yang ditetapkan oleh Pengelola

BMN/Gubernur/Bupati/Walikotab. Definisi nilai wajar Nilai wajar adalah perkiraan jumlah uang pada saat penilaian

yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli, hasilpenukaran, atau penyewaan suatu properti antara pembeliyang berminat membeli dan penjual yang berminat menjualatau antara penyewa yang berminat menyewa dan pihakyang berminat menyewakan dalam suatu transaksi bebasikatan, yang dalam hal ini kedua belah pihak mengetahuikegunaan properti tersebut dan bertindak hati-hati dengantanpa paksaan.

c. Tujuan penilaian Penilaian BMN/D dilaksanakan untuk mendapatkan nilaiwajar, dengan estimasi terendah menggunakan NJOP.

d. Penilaian dalam 1. Penilaian dalam rangka pembangunan rumah susunrangka sederhana dikecualikan dari penilaian.pembangunan 2. Nilai jual BMN untuk pembangunan rumah susunrumah susun sederhana ditetapkan oleh Menteri Keuangansederhana berdasarkan perhitungan yang ditetapkan oleh

Menteri Pekerjaan Umume. Penilaian kembali -

Penilaian tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh:a. Penilai pemerintah; ataub. Penilai publik yang ditetapkan oleh Pengelola

BMN/Gubernur/Bupati/WalikotaNilai wajar adalah estimasi harga yang akan diterima dari penjualan aset atau dibayarkan untuk penyelesaian kewajiban antara pelaku pasar yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar pada tanggal Penilaian.

Penilaian BMN/D dilaksanakan untuk mendapatkan nilai wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan1. Penilaian dalam rangka pembangunan rumah susun

sederhana dikecualikan dari penilaian.2. Nilai jual BMN untuk pembangunan rumah susun

sederhana ditetapkan oleh Menteri Keuanganberdasarkan perhitungan yang ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum

1. Dalam kondisi tertentu, Pengelola Barang dapat melakukan Penilaian kembali atas nilai BMN/D yang telah ditetapkan dalam neraca PemerintahPusat/Daerah.

2. Keputusan mengenai Penilaian kembali atas nilai BMN dilaksanakan berdasarkan ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional.

3. Keputusan mengenai Penilaian kembali atas nilai BMD dilaksanakan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Gubernur/Bupati/Walikota dengan berpedoman pada ketentuan Pemerintah yang berlaku secara

Penyamaan persepsijenis penilai

Sinkronisasi dengan Standar Penilaian Indonesia

Mendorongimplementasiindependensi penilaian Tetap

Sinkronisasi dengan Standar Akuntansi Pemerintahan

Page 11: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 Keterangannasional.

11. Pemindahtangana. Subyek/pelaksana Pelaksana pemindahtanganan BMN: Pelaksana pemindahtanganan BMN: Penyederhanaan

pemindahtanganan a. Pengelola Barang untuk tanah dan/atau bangunan; a. Pengelola Barang untuk BMN pada Pengelola Barang, birokrasib. Pengguna Barang untuk selain tanah dan/atau baik tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah

bangunan, dengan persetujuan Pengelola Barang dan/atau bangunan;b. Pengguna Barang untuk BMN pada Pengguna Barang,

baik tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau bangunan, dengan persetujuan Pengelola Barang

b. Nilai penjualan lelang - 1. Penentuan nilai dalam rangka Penjualan BMN/D secara Pemberian dasarlelang dilakukan dengan memperhitungkan faktorpenyesuaian.

2. Nilai merupakan batasan terendah sebagai dasar penetapan nilai limit.

3. Yang dimaksud dengan “nilai limit” adalah hargaminimal barang yang akan dilelang dan ditetapkan oleh Pengelola Barang/Pengguna Barang selaku penjual.

perhitungan nilai limitpenjualan BMN secara lelang

c. Definisi penjualan Lelang adalah penjualan BMN/D di hadapan pejabat lelang. Lelang adalah Penjualan BMN/D yang terbuka untuk umum Pengkinian definisi lelangBMN/D secara lelang dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang

semakin meningkat atau menurun untuk mencapai hargatertinggi, yang didahului dengan pengumuman lelang danharus dilakukan di hadapan pejabat lelang.

d. Mitra tukar-menukar Tukar menukar BMN dapat dilakukan dengan pihak: Tukar menukar BMN dapat dilakukan dengan pihak: Perluasan cakupan mitraBMN a. pemerintah daerah; a. Pemerintah Daerah; tukar-menukar

b. BUMN/D atau badan hukum milik pemerintah lainnya; b. BUMN/D atau badan hukum lainnya yang dimilikic. swasta. Negara;

c. swasta; ataud. Pemerintah Negara lain.

e. Mitra tukar-menukar Tukar menukar BMD dapat dilakukan dengan pihak: Tukar Menukar BMD dapat dilakukan dengan pihak: Perluasan cakupan mitraBMD a. pemerintah pusat; a. Pemerintah Pusat; tukar-menukar

b. BUMN/D atau badan hukum milik pemerintah lainnya; b. Pemerintah Daerah lainnya;c. swasta. c. BUMN/D atau badan hukum lainnya yang dimiliki

negara; atau

Page 12: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 Keterangand. swasta.

f. Pertimbangan hibah Hibah BMN/D dilakukan dengan pertimbangan untuk Hibah BMN/D dilakukan dengan pertimbangan untuk Perluasan pertimbanganBMN/D kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan kepentingan sosial, budaya, keagamaan, kemanusiaan, hibah

penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah pendidikan yang bersifat non komersial, danpenyelenggaraan pemerintahan negara/daerah.

g. Tujuan Penyertaan PMPP/D atas BMN/D dilakukan dalam rangka pendirian, PMPP/D atas BMN/D dilakukan dalam rangka pendirian, Penyesuaian tujuanModal Pemerintah pengembangan, dan peningkatan kinerja BUMN/D atau memperbaiki struktur permodalan dan/atau meningkatkan PMPP/DPusat/Daerah badan hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah kapasitas usaha BUMN/D atau badan hukum lainnya yang(PMPP/D) dimiliki negara sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan

12. Penghapusana. Lingkup penerbitan Penghapusan dari DBP/KP dilakukan dengan penerbitan SK Penghapusan dari DBP/KP dilakukan dengan menerbitkan Penyederhanaan

SK Penghapusan penghapusan dari: keputusan Penghapusan dari: birokrasia. pengguna barang setelah mendapat persetujuan dari a. Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari

pengelola barang untuk BMN; Pengelola Barang, untuk BMN; ataub. pengguna barang setelah mendapat persetujuan b. Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan

gubernur/bupati/walikota atas usul pengelola barang Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD.untuk BMD. Dikecualikan untuk BMN/D yang dihapuskan karena:

a. Pengalihan Status Penggunaan;b. Pemindahtanganan; atauc. Pemusnahan.

b. Dasar penghapusan Penghapusan dari DBMN/D dilakukan dengan penerbitan SK Penghapusan dari DBMN/D dilakukan: PenyederhanaanDBMN/D penghapusan dari: a. berdasarkan keputusan dan/atau laporan Penghapusan birokrasi

a. pengelola barang untuk BMN; dari Pengguna Barang, untuk BMN/D yang berada padab. pengelola barang setelah mendapat persetujuan Pengguna Barang;

gubernur/bupati/walikota untuk BMD. b. berdasarkan keputusan Pengelola Barang, untuk BMNyang berada pada Pengelola Barang; atau

c. berdasarkan keputusan Gubernur/Bupati/Walikota,untuk BMD yang berada pada Pengelola Barang

13. Penatausahaana. Daftar Barang - Pengelola Barang harus melakukan pendaftaran dan Pengembangan asset

Pengelola pencatatan Barang Milik Negara/Daerah yang berada di registerbawah penguasaannya ke dalam Daftar Barang Pengelola

Page 13: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 Keteranganmenurut penggolongan dan kodefikasi barang.

b. Lingkup DBMN/D Pengelola barang harus melakukan pendaftaran dan Pengelola Barang menyusun Daftar Barang Milik Pengembangan assetpencatatan BMN/D berupa tanah dan/atau bangunan dalam Negara/Daerah berdasarkan himpunan Daftar BarangDaftar Barang Milik Negara/Daerah (DBMN/D) menurut Pengguna/Daftar Barang Kuasa Pengguna serta Daftarpenggolongan barang dan kodefikasi barang. Barang Pengelola menurut penggolongan dan kodefikasi

barang.c. Laporan Barang - Pengelola Barang harus menyusun Laporan Barang

Pengelola Pengelola Semesteran dan Tahunand. Lingkup LBMN/D Pengelola barang harus menyusun LBMN/D berdasarkan Pengelola Barang harus menghimpun Laporan Barang

hasil penghimpunan Laporan Barang Pengguna Semesteran Pengguna Semesteran dan Tahunan serta Laporan Barang(LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Pengelola sebagai bahan penyusunan Laporan Barang MilikLaporan Barang Milik Negara/Daerah (LBMN/D) berupa Negara/Daerahtanah dan/atau bangunan

e. Pelaporan - Pelaporan BMN/D disusun menurut perkiraan neraca yangterdiri dari aset lancar, aset tetap dan aset lainnya. Asetlancar berupa persediaan, aset tetap berupa tanah,peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan irigasi danjaringan, aset tetap lainnya dan konstruksi dalampengerjaan. Aset lainnya terdiri dari aset tak berwujud, asetkemitraan dengan pihak ketiga dan aset tetap yangdihentikan dari penggunaan operasional pemerintahan

register

Akuntabilitas BMN pada PengelolaIntegrasi laporanpengelola dan pengguna

Harmonisasi dengan Standar Akuntansi Pemerintahan

14. Capital charge Pengelola Barang dapat mengenakan biaya atas pengelolaan Persiapan implementasiBMN/D (capital charge) oleh Pengguna Barang capital charge dalam

pengelolaan BMN/D

15. Fleksibilitias Pengelola - Menteri Keuangan dapat memberikan alternatif bentuk lainBarang pengelolaan BMN atas permohonan persetujuan

Penggunaan, Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan dariPengguna Barang.

16. Pengaturan BMN berupa - 1. Rumah Negara merupakan BMN/D yang diperuntukkan Sinkronisasi pengatuanrumah negara sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana rumah negara dan

pembinaan serta menunjang pelaksanaan tugas pejabat BMN/Dnegara dan/atau pegawai negeri.

Page 14: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 Keterangan2. Pengelolaan BMN berupa Rumah Negara dilaksanakan

oleh Pengelola Barang, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang, atau Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang rumah negara golongan III dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai Rumah Negara.

3. Pengelolaan BMD berupa Rumah Negara dilaksanakanoleh Gubernur/Bupati/Walikota denganmemperhatikan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai Rumah Negara.

4. Ketentuan mengenai tata cara Penggunaan, Pemindahtanganan, Penghapusan, Penatausahaan, pengawasan dan pengendalian Barang Milik Negara berupa Rumah Negara diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

5. Ketentuan mengenai tata cara Penggunaan, Pemindahtanganan, Penghapusan, Penatausahaan, pengawasan dan pengendalian Barang Milik Daerah berupa Rumah Negara diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.

17. Indikator kinerja Pengguna barang menetapkan indikator kinerja di bidang Implementasi reformasipengelolaan BMN pengelolaan BMN birokrasi dalam

pengelolaan BMN

18. Pengelolaan BMN pada 1. BMN/D yang digunakan oleh BLU/BLUD merupakan Harmonisasi pengaturanBLU/BLUD kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan untuk pengelolaan BMN dan

menyelenggarakan kegiatan BLU/BLUD yang PK-BLUbersangkutan.

2. Pengelolaan BMN/D mengikuti ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah ini, kecuali terhadap barang-barang tertentu yang diatur tersendiri dalam PP tentang BLU.

19. Pengelolaan kekayaan - Pengelolaan kekayaan Negara tertentu yang berasal dari

Page 15: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 KeteranganNegara tertentu yang perolehan lainnya yang sah diatur tersendiri denganberasal dari perolehan Peraturan Menteri Keuanganlainnya yang sah Yang dimaksud dengan “kekayaan negara tertentu” antara

lain aset bekas milik asing/cina, aset yang berasal dari kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, mineral dan batubara, dan panas bumi, barang tegahan kepabeanan dan cukai, barang yang berasal dari benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam, barang yang diperoleh/dirampas berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, barang gratifikasi yang diserahkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, barang eks Bank Dalam Likuidasi, Bank Beku Operasi dan Bank Beku Kegiatan Usaha, dan barang Hibah dalam rangka penanggulangan bencana

20. Impunitasa. Pemanfaatan BMN - Pada saat PP ini mulai berlaku Pemanfaatan BMN yang telah Alternatif solusi

terjadi dan belum mendapat persetujuan dari pejabat yang penyelesaianberwenang, Pengelola Barang dapat menerbitkan permasalahanpersetujuan terhadap kelanjutan Pemanfaatan BMN dengan pemanfaatan BMN yangketentuan Pengguna Barang menyampaikan permohonan sudah terlanjur terjadipersetujuan untuk sisa waktu Pemanfaatan sesuai dengan perjanjian kepada Pengelola Barang, dengan melampirkan: 1. usulan kontribusi dari Pemanfaatan BMN; dan 2. laporan hasil audit APIP.

b. Pemanfaatan BMD - Pemanfaatan BMD yang telah terjadi dan belum mendapat Alternatif solusipersetujuan dari pejabat yang berwenang, Gubernur/ penyelesaianBupati/Walikota dapat menerbitkan persetujuan terhadap permasalahankelanjutan Pemanfaatan BMD dengan ketentuan Pengelola pemanfaatan BMN yangBarang menyampaikan permohonan persetujuan untuk sudah terlanjur terjadisisa waktu Pemanfaatan sesuai dengan perjanjian kepada Gubernur/Bupati/Walikota, dengan melampirkan: 1. usulan kontribusi dari Pemanfaatan BMD; dan 2. laporan hasil audit APIP.

c. Tukar-menukar BMN - Tukar Menukar BMN yang telah dilaksanakan tanpa Alternatif solusipersetujuan pejabat berwenang dan barang pengganti telah penyelesaian

Page 16: Analisis PP mengenai Barang Milik Negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008 PP 27/2014 Keterangantersedia seluruhnya, dilanjutkan dengan serah terima BMN permasalahandengan aset pengganti antara Pengguna Barang dengan pemanfaatan BMN yangmitra Tukar Menukar dengan ketentuan: sudah terlanjur terjadi1. Pengguna Barang memastikan nilai barang pengganti

sekurang-kurangnya sama dengan nilai BMN yang dipertukarkan; dan

2. Pengguna Barang membuat pernyataan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan Tukar Menukar tersebut.

d. Tukar Menukar BMD Tukar Menukar BMD yang telah dilaksanakan tanpa Alternatif solusipersetujuan pejabat berwenang dan barang pengganti telah penyelesaiantersedia seluruhnya, dilanjutkan dengan serah terima BMD permasalahandengan aset pengganti antara Pengelola Barang dengan pemanfaatan BMN yangmitra Tukar Menukar dengan ketentuan: sudah terlanjur terjadi1. Pengelola Barang memastikan nilai barang pengganti

sekurang-kurangnya sama dengan nilai BMD yang dipertukarkan; dan

2. Pengelola Barang membuat pernyataan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan Tukar Menukar tersebut

21 Pengelolaan barang tak Pengaturan mengenai lingkup BMN/D dalam PP ini dibatasi Pengaturan mengenai lingkup BMN/D dalam PP ini dibatasi Pemberian dasar hukumberwujud pada pengertian BMN/D yang bersifat berwujud (tangible) pada pengertian BMN/D yang bersifat berwujud, namun pengelolaan aset tak

sebagaimana dimaksud Bab VII Pasal 42 sampai dengan sepanjang belum diatur lain, PP ini juga melingkupi BMN/D berwujudPasal 49 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang yang bersifat tak berwujud sebagai kelompok BMN/D selainPerbendaharaan Negara. tanah dan/atau bangunan.