84
ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) SUMATERA UTARA Oleh: ISNA AYU RAMBE NIM 0501176309 Program Studi EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2019 M/1440 H

ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

1

ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT

PRODUKTIF PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

(BAZNAS) SUMATERA UTARA

Oleh:

ISNA AYU RAMBE

NIM 0501176309

Program Studi

EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2019 M/1440 H

Page 2: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

2

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Isna Ayu Rambe

NIM : 0501176309

Tempat Tanggal Lahir : Simatorkis, 19Nopember 1995

Pekerjaan : Mahasiswi

Alamat : Jl. Topaz VI Deli Tua Barat, Deli Tua

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Praktik

Pendistribusian Zakat Produktif pada Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Sumatera Utara” benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan

yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di

dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Medan, 15 Februari 2019

Yang membuat pernyataan

Isna Ayu Rambe

Page 3: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

3

PERSETUJUAN

Skripsi Berjudul:

ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF PADA

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) SUMATERA UTARA

Oleh:

ISNA AYU RAMBE

NIM 0501176309

Dapat Disetujui Sebagai Salah Satu Persyaratan

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.I)

Pada Program Studi Ekonomi Islam

Medan, 15 Februari 2019

Pembimbing I pembimbing II

Dr. Sri Sudiarti, MA Aliyuddin Abdul rasyid,LC, MA

NIP. 19591112199032002 NIP.196506282003021001

Mengetahui

Ketua Jurusan Ekonomi Islam

Dr.Marliyah,MA

NIP.197601262003122003

Page 4: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

4

Skripsi berjudul “ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT

PRODUKTIF PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS)

SUMATERA UTARA” atas nama Isna Ayu Rambe, NIM 0501176309 Program

Studi Ekonomi Islam telah dimunaqasyahkan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN-SU Medan pada tanggal 15 Februari 2019. Skripsi

ini telah diterima untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

(S.E) pada Program Studi Ekonomi Islam.

Medan, 15 Februari 2019

Panitia Sidang Munaqasyah Skripsi

Program Studi Ekonomi Islam UIN-SU

Ketua, Sekretaris,

Dr. Hj. Yenni Samri Juliati Nst, MA Rahmi Syahriza, S.ThI, MA

NIP. 197907012009122003 NIP.198501032011012011

Anggota

1. Dr. Sri Sudiarti, MA 2. Aliyuddin Abdul rasyid, LC, MA

NIP. 19591112199032002 NIP. 198412242015031004

2. Rahmi Syahriza, S.ThI, MA 4. Imsar, M.Si

NIP.198501032011012011 NIP. 198703032015031004

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN-SU Medan

Dr. Andri Soemitra, MA

NIP. 197605072006041002

Page 5: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

5

ABSTRAK

Analisis Praktik Pendistribusian Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara

Oleh:

Isna Ayu Rambe

0501176309

Zakat dalam Islam merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh

setiap Muslim. Zakat bertindak sebagai alat yang diberikan Islam untuk

menghapuskan kemiskinan dari masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan

tanggung jawab sosial yang mereka miliki. Distribusi zakat di Indonesia ada dua

jenis yaitu distribusi secara konsumtif dan distribusi secara produktif. Selama ini

dalam prakteknya pendistribusian zakat masih lebih di dominasi oleh

pendistribusian zakat secara konsumtif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui mekanisme pendistribusian zakat produktif pada BAZNAS Sumatera

Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status

mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini

adalah metode kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer

dan sekunder. Teknik dan instrumen pengumpulan data adalah melalui wawancara

dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme

pendistribusian zakat produktif pada BAZNAS Sumatera Utara sudah berjalan

selama 10 tahun, dalam pendistribusian zakat produktif kepada mustahik masih

menggunakan akad hibah yang artinya dana zakat produktif yang diberikan

kepada mustahik diberikan secara cuma-cuma dan secara bertahap sudah mulai

menggunakan akad qardhul hasan. Implikasi dana zakat produktif terhadap status

mustahik belum sepenuhnya mampu merubah mustahik menjadi muzakki, status

mustahik baru mampu berubah menjadi muktafi (orang yang mampu memenuhi

kebutuhannya sendiri) dan munfiq (orang yang berinfaq).

Kata kunci: zakat produktif, pendistribusian zakat

Page 6: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

6

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT., yang telah memberikan kita

semua limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Dan segala rasa syukur kepada-Nya

atas karunia yang telah diberikan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan bagi

Rasulullah SAW., beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penulisan skripsi ini diajukan sebagai syarat guna memperoleh gelar

Sarjana (S1) Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

Sumatera Utara. Judul yang penulis ajukan adalah “Analisis Praktik

Pendistribusian Zakat Produktif pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Sumatera Utara”.

Dalam penyusunan dan penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Secara khusus penulis ucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Saidurrahman, M. Ag selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Andri Soemitra, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Marliyah, M.Ag selaku ketua jurusan Ekonomi Islam Universitas

Islam Negeri Sumatera utara sekaligus Pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar kepada penulis hingga

dapat menyelesaikan Skripsi.

4. Ibu Dr. Sri Sudiarti, MA selaku Pembimbing Skripsi I yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan.

5. Bapak Aliyuddin Abdul rasyid, LC, MA selaku Pembimbing Skripsi II

yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan.

Page 7: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

7

6. Kepada Pimpinan dan seluruh jajaran pegawai BAZNAS Provinsi

Sumatera Utara yang telah memberikan kesempata kepada penulis untuk

memperoleh data penelitian pada penulisan skripsi ini.

7. Kepada seluruh pengajar dan staff administrasi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Sumatera Utara yang telah membimbing dan membantu

kelancaran selama perkuliahan.

8. Teristimewa kepada Ayahanda tercinta Arlis Rambe (Alm) dan Ibunda

tercinta Samsidar Siregar (Almh) yang selalu memberikan doa dan

dukungannya serta akan selalu ada dalam hati, dan kepada Armita

Novriana Rambe dan Ratna Juwita Rambe (Kakak), Andika Rambe

(Abang) dan Iwan Makhmul Rambe (Adik) penulis serta seluruh keluarga

besar yang telah mendo‟akan dan memberi dukungan penuh baik secara

moril maupun materi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi

ini.

9. Kepada sahabat-sahabat penulis dan teman-teman selama kuliah di UIN

Sumatera Utara serta semua teman-teman seperjuangan Alih Jenjang yang

telah bersama-sama dalam menjalani susah senangnya masa-masa

perkuliahan.

10. Kepada teman-teman kelompok KKN 55 Desa Jatimulyo Kec. Pegajahan

Kab. Serdang Bedagai Khususnya kamar 2 yang selalu memberikan

dukungan, semangat dan kasih sayang selama proses penyelesaian skripsi

ini.

11. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesainya skripsi ini.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan menjadi amal saleh dan

mendapatkan balasan melebihi apa yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, Februari 2019

Penulis

Isna Ayu Rambe

Page 8: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

8

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

ABSTRAK ........................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 6

BAB II :KAJIAN TEORITIS

A. Zakat ................................................................................................ 8

1. Pengertian Zakat......................................................................... 8

2. Dasar Hukum Zakat ................................................................... 9

3. Rukun dan Syarat Wajib Zakat .................................................. 11

4. Macam-macam Zakat ................................................................. 13

5. Hikmah zakat ............................................................................. 15

B. Pendistribusian Zakat Produktif ....................................................... 15

1. Pengertian Distribusi .................................................................. 15

2. Zakat produktif ........................................................................... 17

a. Pengertian Zakat Produktif .................................................. 17

b. Tujuan Zakat produktif ........................................................ 20

Page 9: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

9

3. Pendistribusian Zakat Produktif ................................................. 20

4. Pola pendistribusian Zakat Produktif ......................................... 24

5. PenelitianTerdahulu ................................................................... 27

BAB III :METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................... 30

B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 30

C. Sumber Data .................................................................................... 30

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ....................................... 31

E. Metode Analisis Data ....................................................................... 32

BAB IV :TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. GambaranUmum Perusahaan .......................................................... 32

B. TemuanPenelitian ............................................................................ 48

C. Pembahasan ..................................................................................... 33

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 61

B. Saran ......................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

10

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Penerimaan dan Penyaluran Dana Zakat................................................... 5

2. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 27

3. Penyaluran Dana Zakat Untuk Usaha Produktif ..................................... 50

Page 11: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Prosedur Pendistribusian Zakat ............................................................... .56

Page 12: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat dalam Islam merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan

oleh setiap muslim, setelah terpenuhi persyaratan untuk melaksanakannya.

Sebagai suatu kewajiban, keberadaan zakat dinyatakan sebagai salah satu

pilar/rukun Islam yang lima yang terdiri dari mengucap dua kalimat syahadat,

mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa di bulan ramadhan dan menunaikan

ibadah haji bagi yang mampu. Para ulama menyatakan pemenuhan kewajiban

zakat sebagai salah satu kesempurnaan keimanan dan keislaman seseorang. Hal

ini sejalan dengan salah satu hadis Rasulullah Muhammad Saw yang diriwayatkan

oleh Imam Bazzar “Sesungguhnya kesempurnaaan iman kalian adalah bila kalian

menunaikan zakat bagi harta kalian”.

Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang

mampu untuk membayarnya dan diperuntukkan bagi mereka yang berhak

menerimanya. Zakat bukan hanya sekedar sebuah bentuk ibadah, juga bukan

sekedar realisasi dan kepedulian seorang muslim terhadap orang miskin. Lebih

dari itu zakat ternyata memiliki fungsi yang sangat strategis dalam konteks sistem

ekonomi, yaitu sebagai salah satu instrumen distribusi kekayaan. Dengan

pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber dana potensial yang

dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat.

Zakat sangat erat kaitannya dengan masalah bidang sosial dan ekonomi dimana

zakat mengikis sifat ketamakan dan keserakahan si kaya. Masalah bidang sosial

dimana zakat bertindak sebagai alat yang diberikan islam untuk menghapuskan

kemiskinan dari masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan tanggung jawab

sosial yang mereka miliki, sedangkan dalam bidang ekonomi zakat mencegah

penumpukan kekayaan dalam tangan seseorang.1

Penumpukan harta pada

sebagian orang cenderung menimbulkan masalah sosial. Oleh karena itu, setiap

muslim yang telah wajib mengeluarkan zakat hendaknya patuh untuk menunaikan

1 Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 1-2

Page 13: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

13

perintah berzakat dan selalu berusaha untuk mewujudkan kedermawanan dengan

berinfak di jalan Allah.

Di dalam Al-quran disebutkan pujian bagi orang-orang yan menunaikan

kewajiban zakat dengan sungguh-sungguh dan memberikan ancama bagi siapa

saja yang dengan sengaja meninggalkannya. Zakat diambil dari orang-orang yang

berkewajiban zakat (muzakki) dan kemudian diberikan kepada orang yang berhak

menerima zakat (mustahik). Yang mengambil dan mendistribusikan zakat tersebut

adalah petugas atau amil. Sesuai dengan Firman Allah dalam surah At-

Taubah:103.

Artinya :

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdo’alah untuk mereka.”2

Dalam Islam zakat memiliki makna yang sangat fundamental. Selain

berkaitan erat dengan aspek ketuhanan, zakat juga erat kaitannya dengan aspek

sosial, ekonomi, dan kemasyarakatan. Zakat memiliki peran sebagai distribusi dan

redistribusi penghasilan dari golongan mampu kepada golongan yang kurang atau

tidak mampu dan pada dasarnya merupakan pengembalian sebagian harta

kekayaan orang-orang yang mampu untuk menjadi milik orang yang tidak

mampu.

Zakat adalah instrumen penting dalam sektor ekonomi Islam dan

mendorong kemajuan dan kemakmuran umat Islam di seluruh dunia. Dengan

demikian, institusi zakat perlu diatur dan dikelola secara efektif dan efesien.

Melaui sistem pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan yang baik,

zakat dapat menjadi alternatif kestabilan krisis ekonomi dunia. Menurut ajaran

Islam, zakat sebaiknya dipungut oleh negara atau lembaga yang diberi mandat

oleh negara atas nama pemerintah bertindak sebagai wali fakir dan miskin.

Pengelolaan di bawah otoritas yang dibentuk oleh negara akan jauh lebih efektif

pelaksanaan fungsi dan dampaknya dalam membangun kesejahteraan umat yang

2 Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Jakarta:Pustaka Al-Fatih, 2009), h. 203

Page 14: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

14

menjadi tujuan zakat itu sendiri, dibanding zakat dikumpulkan dan didistribusikan

oleh lembaga yang berjalan sendiri-sendiri yang tidak ada koordinasi.3

Pemerintah telah membentuk undang-undang No. 23 Tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat. Undang-undang ini memuat tentang pengelolaan zakat yang

terorganisir dengan baik, transparan dan terorganisir dengan baik, transparan dan

profesional dilakukan oleh amil resmi yang ditunjuk oleh pemerintah, baik

Lembaga Amil Zakat (LAZ) maupun Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

Zakat yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengelola zakat harus segera

disalurkan kepada para mustahik sesuai dengan skala prioritas yang telah

ditentukan.4

Distribusi dana zakat merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan

langsung dengan orang-orang yang kekurangan dalam hal finansial. Oleh karena

itu, distribusi mempunyai peranan yang sangat besar. Setiap lembaga tidak bisa

lepas dari masalah penyaluran atau distribusi dana zakat yang diterima untuk

disalurkan kepada masyarakat. Lembaga penerima dana zakat mempunyai hak

untuk menentukan kebijakan distribusi. Adapun distribusi dana zakat di Indonesia

terdapat dua macam kategori, yaitu distribusi secara konsumtif dan distribusi

secara produktif.Selama ini dalam prakteknya, zakat yang disalurkan kepada

masyarakat lebih didominasi oleh zakat konsumtif sehingga ketika zakat tersebut

selesai didistribusikan maka manfaat yang diterima oleh mustahik hanya dapat

dipergunakan dalam kurun waktu yang singkat. Tujuan zakat tidak hanya sekedar

menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih

permanen yaitu mengentaskan kemiskinan.5

Zakat hendaknya tidak sekedar konsumtif, maka idealnya zakat dijadikan

sumber dana umat. Penggunaan zakat suntuk konsumtif hanyalah untuk hal-hal

3 Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah, (Jakarta:Gema

Insani Press, 2001), h.133

4 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,

2002), h.132

5Abdurrachman Qadir, Zakat Dalam Dimensi Mahdah Dan Sosial, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2001), h. 83-84

Page 15: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

15

yang bersifat darurat. Artinya, ketika ada mustahik yang tidak mungkin dibimbing

untuk mempunyai usaha mandiri atau memang untuk kepentingan mendesak,

maka penggunaan konsumtif dapat dilakukan.6 Untuk itu dalam pendistribusian

zakat sangat diperlukan peran kerja sama banyak pihak dan partisipasi

masyarakat, di dalamnya terkandung fungsi motivasi, pembinaan, pengumpulan,

perencanaan, pengawasan, dan pendistribusian. Jika semua pihak yang berwenang

ikut andil untuk mensukseskan pengelolaan zakat yang yang baik dan optimal

maka program pengentasan kemiskinan bukanlah mimpi. Pengentasan kemiskinan

melalui zakat juga memiliki arti mengurangi mustahik dan menghasilkan muzakki

yang baru. Oleh karena itu pendistribusian zakat konsumtif harus ditinjau ulang

kembali dan digantikan dengan pendistribusian zakat produktif. Zakat produktif

adalah pemberian zakat yang dapat membuat para penerimanya menghasilkan

sesuatu secara terus menerus, dengan harta zakat yang diterimanya.7

Dalam zakat produktif, dengan kata lain mustahik diberikan pancing atau

kail, agar menghasilkan ikan. Ironisnya sebagian orang selama ini, memberikan

ikan kepada mustahik yang berpotensi untuk diberikan pancing atau kail.

Sehingga mustahik tidak bisa beranjak kondisinya ke yang lebih baik.

Pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana zakat

sebagai modal usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan supaya

fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara konsisten.

Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapatkan penghasilan tetap,

meningkatkan usaha serta mereka dapat menyisihkan penghasilan untuk

menabung.8

6A. Qodry Azizy, Membangun Fondasi Ekonomi Umat, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,

2004), h. 148-149

7Asnaini, Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam, (Yogyakakarta: Pustaka

Pelajar, 2008), h. 64

8 Widi Nopiardo, “Mekanisme Pengelolaan Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat

Nasional Tanah Datar”, Dalam JEBI (Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Islam), Vol.1 No. 2, Juli-

Desember 2016, h.187

Page 16: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

16

Tabel 1.1

Penerimaan dan penyaluran dana zakat

Dikutip dari: Laporan Keuangan BAZNAS Sumatera Utara

Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2014-2017 penerimaan

dana zakat di BAZNAS Sumatera Utara setiap tahunnya meningkat kecuali pada

tahun 2016. Zakat yang telah diterima oleh BAZNAS akan langsung

didistribusikan kepada mustahik, 90% zakat yang diterima akan didistribusikan

kepada mustahik baik itu konsumtif maupun produktif. Dari jumlah semua zakat

yang didistribusikan hanya 30% untuk usaha produktif dan selebihnya untuk

konsumtif. Untuk zakat produktif sendiri sasaran utama dalam pendistribusiannya

adalah fakir miskin yang membutuhkan dana untuk mengembangkan usahanya

atau untuk membuka usaha baru dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada umumnya zakat produktif yang disalurkan oleh Lembaga Amil zakat

disalurkan dengan menggunakan skema Qardhul Hasan seperti yang diterapkan di

Lembaga Amil Zakat yayasan Solo Peduli Surakarta, Dompet Peduli Ummat

Daarut Tauhid Cabang Bogor, dan Badan Pelaksana Urusan Zakat Amwal

Muhammadiyah Waleri Kabupaten Kedal (BAPERLUZAM), namun hal yang

berbeda dijumpai di BAZNAS Sumatera Utara. Adapun BAZNAS Sumatera

Utara dalam mendistribusikan zakat produktif, akad yang digunakan adalah akad

hibah yang artinya pemberian secara cuma-cuma kepada mustahik.

Dari uraian diatas, penulis ingin meneliti sejauh mana pendistribusian

zakat produktif terutama untuk golongan fakir dan miskin pada BAZNAS

SUMUT ? Bagaimana mekanisme pendistribusian yang dijalankan oleh

BAZNAS?. Permasalahan inilah yang akan diangkat dalam judul skripsi, dan

penulis merasa tertarik meneliti dan mengkaji lebih dalam tentang hal-hal yang

terkait dengan pendistribusian zakat pada BAZNAS SUMUT yang akan

Keterangan Penerimaan Dana Zakat Penyaluran Dana Zakat

2014 Rp. 1.705.217.562 Rp.1.660.093.900

2015 Rp.2.211.456.217 Rp. 2.350.163.200

2016 Rp.2.130.101.464 Rp. 2.102.759.733

2017 Rp. 3.320.610.494 Rp.2.073.442.750

Page 17: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

17

dicurahkan dalam skripsi yang berjudul “Analisis Praktik Pendistribusian Zakat

Produktif pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah yang akan dibahas dalam peneletian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mekanisme pendistribusian zakat produktif pada

BAZNAS Sumatera Utara?

2. Bagaimana implikasi pendistribusian dana zakat produktif BAZNAS

Sumatera Utara terhadap status mustahik?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui mekanisme pendistribusian zakat produktif pada

BAZNAS Sumatera Utara

b. Untuk mengetahui implikasi pendistribusian dana zakat produktif

terhadap status mustahik pada BAZNAS Sumatera Utara

2. Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah serta mengembangkan teori

mengenai pendistribusian zakat produktif dengan lembaga amil zakat dapat

dijadikan referensi dalam dunia akademis

b. Secara Praktis

1) Badan Amil Zakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

massukan kepada pihak pengelola BAZNAS Sumatera Utara dalam

rangka pendistribusian zakat produktif kepada mustahik. Memberikan

kontribusi pemikiran dalam menghadapi masalah-masalah yang akan

dihadapi pada masa depan.

2) Akademisi, mudah-mudahan penelitian ini dapat membantu dalam

menambah wawasan dan referensi mengenai pendistribusian zakat

produktif.

Page 18: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

18

3) Bagi peneliti, menambah wawasan berfikir, terutama mengenai

masalah pendistribusian zakar produktif. Menerapkan teori-teori dan

wacana yang dipeajari selama di bangku kuliah dengan kenyataan

yang ada dalam suatu lembaga atau masyarakat.

Page 19: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

19

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. ZAKAT

1. Pengertian Zakat

Zakat menurut bahasa, berarti nama’ berarti kesuburan, thaharah berarti

kesucian, barakah berarti keberkahan dan berarti juga tazkiyah tathir yang artinya

mensucikan. Syara‟ memakai kata tersebut untuk kedua arti ini. Pertama, dengan

zakat diharapkan akan mendatangkan kesuburan pahala. Karenanya dinamakanlah

“Harta yang dikeluarkan itu” dengan zakat. Kedua, zakat merupakan suatu

kenyataan jiwa yang suci dari kikir dan dosa.9

Ditilik dari sudut etimologi, menurut pengarang lisan al-„arab, kata zakat

(al-zakah) merupakan kata dasar (mashdar) dari zaka yang berarti suci, berkah,

tumbuh dan terpuji, yang semua arti itu sangat populer dalam penerjemahan baik

al-quran maupun hadis. Sesuatu dikatakan zaka apabila ia tumbuh dan

berkembang, dan seseorang disebut zaka jika orang tersebut baik dan terpuji.

Defenisi senada dilontarkan Al-Wahidi sebagaimana dikutip Qardhawi bahwa

kata dasar zaka berarti bertambah dan tumbuh, sehingga bisa dikatakan bahwa

“tanaman itu zaka”, artinya tanaman itu tumbuh. Juga dapat dikatakan tiap

sesuatu yang bertambah adalah zaka (bertambah). Bila satu tanaman tumbuh

tanpa cacat, maka kata zaka disini berarti bersih.

Ditinjau dari segi terminologi fiqh, zakat berarti sejumlah harta tertentu

yang diserahkan kepada orang-orang yang berhak dengan syarat tertentu. Jumlah

yang dikeluarkan dari kekayaan itu menambah banyak, membuat lebih berarti,

dan melindungi kekayaan itu dari kebinasaan. Arti tumbuh dan suci sebenarnya

tidak hanya digunakan untuk harta kekayaan, tetapi juga dipakai untuk

menerangkan jiwa orang yang mengeluarkan zakat (Muzakki).

9

Muhammad Hasbi Ash-Shadiqy, Pedoman Zakat, (Semarang:Pustaka Rizki Putra,

2009), h.3

Page 20: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

20

Kata zakat dalam bentuk ma’rifah (defenisi) disebut tiga puluh kali di

dalam Quran, diantaranya dua puluh tujuh kali disebutkan dalam satu ayat

bersama shalat, dan hanya satu kali disebutkan dalam konteks yang sama dengan

shalat tetapi tidak dalam satu ayat, yaitu firmanNya: Dan orang-orang yang giat

menunaikan zakat, setelah ayat: Orang-orang yang khusyu’ dalam bersalat. Bila

diperiksa ketiga puluh kali zakat disebutkan itu, delapan terdapat dalam surat-

surat yang turun di Makkah dan selebihnya di dalam surat-surat yang turun di

Madinah.10

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2011 tentang

pengelolaan zakat, yang telah mengubah Undang-undang No. 38 Tahun 1999,

dinyatakan bahwa; “Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang

muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya

sesuai dengan syariat Islam”.11

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan

menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu,

hukum zakat adalah wajib (fardhu) bagi setiap muslim yang telah memenuhi

syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti sholat, haji,

dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-qur‟an dan

Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang

dapat berkembang sesuai perkembangan umat manusia.12

2. Dasar Hukum Zakat

Zakat sebagai salah satu rukun Islam yang lima dan yang hukumnya

fardhu’ainbagi yang telah memenuhi berbagai syarat yang telah disyariatkan

dalam Al-Qur‟an, Hadist, dan Ijma‟.13

10

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2002), h.39-40 11

UU No 23 Tahun 2011 12

Rosi Rosmawati, “Pengembangan Potensi Dana Zakat Produktif Melalui Lembaga

Amil Zakat (LAZ) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” Dalam Padjajaran Jurnal

Ilmu Hukum, Vol.1 No. 1 2014, h. 179 13

Fakhruddin, Fiqh Dan Manajemen Zakat di Indonesia, (Malang: UIN Press, 2008), h.

21-22

Page 21: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

21

a. Al-quran

1) Surah Al-baqarah (2):110

Artinya:

Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang

kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada

sisi Allah. Sesungguhnya allah maha melihat apa-apa yang kamu

kerjakan.14

2) Surah At-taubah (9): 60

Artinya : Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-

orang miskin, penguruus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk

hatinya, untuk budak, yang berhutang, untuk jalan allah dan orang-orang

yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang

diwajibkan Allah. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha bijaksana.15

b. Hadis

Selain Al-quran, ada beberapa hadis yang telah mengungkap kewajiban

pelaksanaan zakat, yaitu :

1) HR. Muslim

Yang artinya:

Ibnu Abbas r.a berkata, “Mu‟adz berkata, Rasulullah Saw mengutusku dan

berpesan, „Sesungguhnya kamu akan mendatangi suatu kaum dari

golongan ahli kitab, maka serulah mereka untuk bersaksi bahwa tiada

Tuhan selain Allah dan Aku adalah utusan Allah. Jika mereka

menurutinya, maka sampaikan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan

mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam. Jika mereka menaatinya

maka sampaikan pada mereka bahwa Allah mewajibkan membayar zakat

14

Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Jakarta:Pustaka Al-Fatih, 2009), h. 17 15

Ibid, h. 196

Page 22: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

22

dari (harta) orang kaya diantara mereka untuk dibagikan kepada fakir

miskin dari golongan mereka juga. Jika mereka patuh atas kewajiban itu

padamu, maka hati-hatilah kamu terhadap harta mereka yang sangat

mulia bagi mereka. Hindarilah doa orang yang terzhalimi, karena antara

doa orang yang dizhalimi dan Allah tidak ada penghalang.”16

HR. Muslim

2) HR. Ahmad, Bu Dawud dan Ibnu Majah

جل ارم أاو لرا بيل هللا أاو لغا مسة لغاز في سا ني إلا لخا قاة لغا دا تاحل الصا لا

لاى المسكيه دقا عا ار مسكيه فاتاصا انا لاه جا جل كا اله أاو لرا اهاا بما اشتارا

لايهاا امل عا ني أاو لعا اهاا المسكيه للغا فاأاهدا

“Rasulullah SAW bersabda: Tidak halal Shadaqah (Zakat) bagi orang

kaya/kecukupan kecuali untuk lima orang, yaitu : bagi orang yang

berperan di jalan Allah,bagi orang yang berhutang atau, atau bagi orang

yang membelinya (zakat tersebut ) dengan uangnya, atau bagi orang kaya

yang diberi hadiah orang miskin dari zakat yang diberikan kepadanya,

atau bagi pemungutnya.”17

c. Ijma’

Ijma‟ adalah kesepakatan semua umat Islam di semua negara bahwa zakat

adalah wajib. Bahkan, para sahabat Nabi SAW sepakat untuk membunuh orang-

orang yang enggan mengeluarkan zakat dan mereka tergolong orang kafir dalam

pandangan ulama.18

3. Rukun dan Syarat wajib zakat

a. Rukun zakat

Rukun zakat ialah unsur-unsur yang harus terpenuhi sebelum mengerjakan

zakat. Rukun zakat meliputi orang yang berzakat, harta yang dizakatkan, dan

orang yang berhak menerima zakat.19

Seseorang yang telah memenuhi syarat

untuk berzakat harus mengeluarkan sebagian dari harta mereka dengan cara

16

Muhammad Nashiruddin Al Albani, Ringkasan Shahih Muslim Jilid 1, (Jakarta

Selatan:Pustaka Azzam,2013), h.368 17

Abdullah shonhaji, Sunan Ibnu Majah, (Semarang:Asy Syifa,1992), h. 589 18

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008), h. 90 19

Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta:Prenada Media, 2003), h. 40

Page 23: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

23

melepas hak kepemilikannya kepada orang-orang yang berhak menerimanya

melalui petugas yang memungut zakat.20

b. Syarat wajib zakat

Zakat sebagai kewajiban, sesungguhnya telah ditetapkan oleh Allah SWT

sebelum hijrahnya Nabi SAW. Hanya saja jenis dan ukuran harta yang wajib

dizakatkan belum ditetapkan saat itu. Hal tersebut baru ditetapkan setelah

peristiwa hijrah itu. Itupun penyalurannya terbatas pada fakir miskin saja, karena

surah At-Taubah ayat 60 tentang 8 golongan mustahik baru turun pada tahun ke-9

Hijriah.

Syarat-syarat harta yang sudah memenuhi nishab maka zakat wajib

dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Harta tersebut milik penuh

Artinya harta itu dibawah kontrol dan kekuasaan orang yang wajib

zakat atau berada ditangannya, tidak tersangkut didalamnya hak orang

lain, secara penuh ia dapat bertindak hukum dan menikmati manfaat harta

tersebut.

2) Harta tersebut berkembang

Artinya harta benda tersebut memiliki potensi mendapatkan

keuntungan atau bertambah dari hasil semula.

3) Telah mencukupi nishab

Yang dimaksud dengan satu nishab adalah kadar minimal jumlah

harta yang wajib dizakati berdasarkan ketetapan syara’. Nisab yang

ditetapkan syara’untuk setiap jenis harta berbeda-beda, misalnya untuk

emas ditetapkan 20 dirham berdasarkan hadist riwayat Imam Abu Dawud

dari Ali bin Abi Thalib.

4) Melebih kebutuhan pokok

20

Wahbah Al-Zuhaily, Fiqih Imam Syafi’i, Terj: M. Afifi, Abdul Hafiz, (Jakarta: Niaga

Swadaya, 2010), h. 97

Page 24: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

24

Hal ini berarti harta benda tersebut telah melebihi kebutuhan pokok

yang layak pada umumnya.

5) Bebas dari hutang

Maksud dari syarat ini adalah bahwa yang sudah cukup satu nisab

itu terbebas dari hutang. Apabila hutang tersebut tidak mengurangi nisab

harta yang wajib dizakatkan, maka zakat tetap wajib dibayarkan.

6) Berlalu satu tahun (Haul)

Pemilik harta itu ditangan seseorang telah melalui masa satau

tahun atau 12 bulan.

Adapun syarat- syarat orang yang wajib membayar zakat (muzakki) yaitu:

1) Islam

Seseorang yang beragama Islam wajib membayar zakat, sebagai

konsekuensi dari persaksiannya (syahadat) kepada Allah SWT dan kepada

Nabi Muhammad SAW sebagai rasul-Nya. Menurut kesepakatan ulama

tidak wajib bagi orang kafir, karena zakat merupakan ibadah mahdhah

yang suci sedangkan orang kafir bukan orang yang suci.

2) Baligh dan berakal

Baligh adalah sudah benar-benar cukup umur untuk melaksanakan

ketentuan hukum dan syara’. Sedangkan berakal adalah orang tersebut

tidak gila kareena orang gila walaupun hartanya melimpah tidak akan

dikenai wajib zakat. Zakat wajib bagi anak kecil dan orang gila, maka

kewajiban zakatnya dibebankan kepada walinya atau orang yang

mengurus hartanya itu.

3) Merdeka

Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak wajib atas hamba sahaya

karena hamba sahaya tidak mempunyai hak milik. Tuannyalah yang

memiliki apa yang ada ditangan hambanya.21

4. Macam-macam Zakat

21

Wahbah Al-Zuhaily,Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 98-111

Page 25: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

25

Zakat termasuk kategori ibadah (seperti Sholat, Haji, dan Puasa) yang

telah diatur berdasarkan Al-qur‟an dan Al-Hadist. Hal ini sekaligus merupakan

amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai

dengan perkembangan umat manusia. Secara umum zakat terbagi menjadi dua

macam:

a. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan ketika kita berbuka dari

puasan Ramadhan. Zakat ini wajib atas semua individu Muslim, baik kecil

atau besar, laki-laki atau wanita, merdeka atau budak. Zakat fitrah

disyariatkan sejak bulan sya‟ban tahun ke-2 Hijriyah, agar menjadi

penyuci bagi orang-orang yang berpuasa dari tindakan sia-sia, perkataan

kotor (selama puasa), agar ia menjadi bantuan bagi kaum fakir yang

mengalami kesulitan. Zakat fitrah diwajibkan atas orang Muslim merdeka

dan memili satu sha‟ melebihi dari kebutuhan makan keluargnya untuk

sehari semalam. Ia wajib menunaikan kewajiban zakatnya dan zakat

orang-orang yang ada dalam tanggungannya seperti istri, anak-anak,

pembantu yang berada dalam tanggungannya.22

Besaran zakat fitrah menurut ukuran sekarang adalah 2,176 Kg.

Sedangkan makanan yang wajib dikeluarkan yang disebut nash hadis yaitu

tepung, terigu, kurma, gandum, zahib (anggur), dan aqith (semacam keju).

Untuk daerah/negara yang makanan pokonya selain 5 makanan pokok

diatas, Mazhab Maliki dan Syafi‟i membolehkan membayar zakat dengan

makanan pokok yang lain. Menurut Mazhab Hanafi pembayaran zakat

fitrah dapat dilakukan dengan membayar harga dari makanan yang

dimakannya.

Menurut Permenag RI nomor 52 Tahun 2014, Zakat Fitrah dapat

berupa beras (makanan pokok) atau diganti dengan uang yang senilai

dengan beras (makanan pokok) tersebut. Zakat Fitrah ditunaikan dalam

bentuk beras atau makanan pokok seberat 2,5 Kg atau 3,5 liter perjiwa.

22

Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya, Ringkasan Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, (Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2013), h. 225

Page 26: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

26

Zakat Fitrah ditunaikan sejak awal Ramadhan dan paling lambat sebelum

pelaksanaan shalat Idul Fitri. Zakat Fitrah disalurkan paling lambat

sebelum pelaksaan shalat Idul Fitri.

b. Zakat Harta

Zakat mal yaitu zakat yang berkaitan dengan kepemilikan harta

tertentu dan memenuhi syarat tertentu.23

Harta yang dikenakan zakat harta

antara lain emas, perak, dan logam mulia lainnya, uang dan surat berharga

lainnya, perniagaan, pertanian, perkebunan dan kehutanan, peternakan dan

perikanan, pertambangan, perindustrian, pendapatan dan jasa, dan rikaz.

Syarat dan tata cara perhitungan Zakat maldan Zakat Fitrah dilaksanakan

dengan syariat islam.

5. Hikmah zakat

Penghasilan rezeki dan mata pencaharian di kalangan manusia merupakan

kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini, dalam penyelesaiannya

memerlukan campur tangan Allah swt. Dia berfirman dalam Al-quran yang

artinya “dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal

rezeki” (QS 16:17). Maksud ayat ini adalah bahwa allah melebihkan sebagian kita

dari yang lain dalam hal rezeki. Dia mewajibkan orang yang kaya untuk

memberikan hak yang wajib atau fardu kepada orang fakir. Bukan hak yang

sekedar hanya pemberian kepadanya. Adapun hikmah zakat itu adalah sbb:

a. Zakat menjaga dan memelihara harta dari ancaman mata dan tangan

para pendosa dan pencuri

b. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang

yang memerlukan bantuan

c. Zakat menyucikan jiwa dan penyakit kikir dan bakhil

d. Zakat diwajibkan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat harta yang

telah Allah titipkan kepada seseorang.24

23

Nur Fathoni, Fikih Zakat Indonesia, (Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015), h. 49 24

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h. 85-88

Page 27: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

27

B. Pendistribusian Zakat Produktif

1. Pengertian Distribusi

Distribusi berasal dari bahasa Inggris yaitu distribute yang berarti

pembagian atau penyaluran, secara terminologi distribusi adalah penyaluran

(pembagian) kepada orang banyak atau beberapa tempat. Pengertian lain

mendefinisikan distribusi sebagai penyaluran barang keperluan sehari-hari oleh

pemerintah kepada pegawai negeri, penduduk, dan sebagainya.

Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari

produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen. Produsen artinya orang yang

melakukan kegiatan produksi. Konsumen artinya orang yang menggunakan atau

memakai barang/jasa dan orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut

distributor. Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan

produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan

konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat

setelah dapat dikonsumsi.25

Menurut Philip Kotler distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling

tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa yang

siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Dalam hal ini distribusi dapat diartikan

sebagai kegiatan (membagikan, mengirimkan) kepada orang atau kebeberapa

tempat. Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan

pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang

dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan

yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, dan saat dibutuhkan).

Dengan kata lain distribusi merupakan aktifitas pemasaran yang mampu

menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat

merealisasikan kegunaan atau fasilitas bentuk, tempat dan kepemilikan dan

memperlancar arus saluran pemasaran (marketing chanel flow) secara fisik dan

non fisik. Berdasarkan penjelasan definisi distribusi di atas, jelas bahwa distribusi

turut serta meningkatkan kegunaan menurut tempatnya (place utility) dan menurut

waktunya (time utility). Penyaluran atau distribusi diartikan sebagai hasil

25

M. Fuad, Pengantar Bisnis,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h.129

Page 28: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

28

penjualan persediaan kepada pemerintah maupun kepada pasar namun baik untuk

tujuan melindungi golongan berpenghasilan tetap maupun untuk mempengaruhi

harga pasar agar tetap berada dibawah harga tetap (barang yang telah ditentukan).

Distribusi zakat adalah penyaluran atau pembagian harta yang kelebihan

kepada orang-orang yang kekurangan harta yaitu penerima zakat (mustahik )

melalui Amil. Dalam bentukdan sifat penyaluran zakat, jika kita melihat

pengelolaan zakat pada masa Rasulullah Saw dan para sahabat, kemudian

diaplikasikan pada kondisi sekarang, maka kita dapati bahwa penyaluran zakat

dapat dibedakan dalam dua bentuk, yakni:

a. Bantuan sesaat (Konsumtif)

Bantuan sesaat bukan berarti bahwa zakat yang diberikan kepada

mustahik hanya sesaat atau sekali saja. Namun berarti bahwa zakat yang

diberikan kepada mustahik tidak disertai target terjadinya kemandirian

ekonomi (pemberdayaan) dalam diri mustahik. Hal ini dilakukan karena

mustahik tidak mungkin lagi mandiri, yang dalam aplikasinya dapat

meliputi orang tua yang sudah jompo, orang cacat, pengungsi yang

terlantar, atau korban bencana alam.

b. Pemberdayaan (Produktif)

Pemberdayaan adalah penyaluran zakat secara produktif, yang

diharapkan akan terjadinya kemandirian ekonomi mustahik. Pada

pemberdayaan ini disertai dengan pembinaan atau pendampingan atas

usaha yang dilakukan.26

2. Zakat produktif

a. Pengertian zakat produktif

Kata produktif secara bahasa berasal dari Bahasa Inggris “productive”

yang berarti banyak menghasilkan, memberikan banyak hasil, banyak

menghasilkan barang-barang yang berharga, dan yang menpunyai hasil yang baik.

26

Rahmawati Muin, Sistem Distribusi Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Assets Vol. 3

No.1 2013, H. 84-86

Page 29: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

29

Secara umum produktif berarti “banyak menghasilkan karya atau barang”.27

Produktif juga berarti “banyak menghasilkan, memberikan banyak hasil”.

Zakat produktif adalah zakat yang diberikan kepada fakir miskin berupa

modal usaha atau yang lainnya yang digunakan untuk usaha produktif yang mana

hal ini akan meningkatkan taraf hidupnya, dengan harapan seorang mustahik akan

bisa menjadi muzakki jika dapat menggunakan harta zakat tersebut untuk

usahanya. Hal ini juga pernah dilakukan oleh Nabi, dimana beliau memberikan

harta zakat untuk digunakan sahabatnya sebagai modal usaha. Hal ini seperti yang

disebutkan oleh Didin Hafidhuddin28

yang berdalil dengan hadits yang

diriwayatkan oleh Muslim yaitu ketika Rasulullah memberikan uang zakat kepada

Umar bin Al-Khatab yang bertindak sebagai amil zakat seraya bersabda yang

artinya :

“Ambilah dahulu, setelah itu milikilah (berdayakanlah) dan sedekahkan

kepada orang lain dan apa yang datang kepadamu dari harta semacam ini

sedang engkau tidak membutukannya dan bukan engkau minta, maka ambilah.

Dan mana-mana yang tidak demikian maka janganlah engkau turutkan

nafsumu”.29

(HR Muslim)

Pendistribusian zakat secara produktif juga telah menjadi pendapat ulama

sejak dahulu. Masjfuk Zuhdi mengatakan bahwa Khalifah Umar bin Al-Khatab

selalu memberikan kepada fakir miskin bantuan keuangan dari zakat yang bukan

sekadar untuk memenuhi perutnya berupa sedikit uang atau makanan, melainkan

sejumlah modal berupa ternak unta dan lain-lain untuk mencukupi kebutuhan

hidupnya dan keluarganya.30

Demikian juga seperti yang dikutip oleh Sjechul

Hadi Permono yang menukil pendapat Asy-Syairozi yang mengatakan bahwa

seorang fakir yang mampu tenaganya diberi alat kerja, yang mengerti dagang

diberi modal dagang, selanjutnya An-Nawawi dalam syarah Al-Muhazzab merinci

27

Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: LKPN, 2000), h. 893 28

Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani Press,

2002), h. 133 29

Muhammad Nashiruddin Al Albani, Ringkasan Shahih Muslim Jilid 1, (Jakarta

Selatan:Pustaka Azzam,2013), h.370 30

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, (Jakarta: Gunung Agung, 1997), cet. VII,h. 246

Page 30: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

30

bahwa tukang jual roti, tukang jual minyak wangi, penjahit, tukang kayu, penatu

dan lain sebagainya diberi uang untuk membeli alat-alat yang sesuai, ahli jual beli

diberi zakat untuk membeli barang-barang dagangan yang hasilnya cukup buat

sumber penghidupan tetap.

Pendapat Ibnu Qudamah seperti yang dinukil oleh Yusuf Qaradhawi

mengatakan “Sesungguhnya tujuan zakat adalah untuk memberikan kecukupan

kepada fakir miskin.” Yusuf Qardhawi mengatakan bahwa berdasarkan pendapat

Umar Bin Khattab dan Imam Atha seorang Ulama Thabi‟in, boleh saja Daulah

Islamiyah membangun pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan, dan lain-lain,

kemudian dijadikan milik orang miskin seluruhnya atau sebagiannya. Analoginya

boleh saja badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang profesional, amanah,

adil dan jujur melakukan kegiatan usaha produktif dari dana zakat, untuk

kemudian disalurkan kepada para mustahiq zakat. Hal ini dapat dilakukan, karena

sesungguhnya zakat itu bukan pemberian sesuap dua suap nasi, sehari atau dua

hari, kemudian para mustahiq menjadi miskin lagi, akan tetapi untuk memenuhi

kebutuhan hidup mereka secara lebih baik dalam waktu yang relatif lama.31

Dengan demikian usaha yang mereka miliki dapat membiayai kembutuhan hidup

mereka. Hal ini juga seperti dikutip oleh Masjfuk Zuhdi yang membawakan

pendapat Asy-Syafi‟i, An-Nawawi, Ahmad bin Hambal serta Al-Qasim bin Salam

dalam kitabnya Al-Amwal, mereka berpendapat bahwa fakir miskin hendaknya

diberi dana yang cukup dari zakat sehingga ia terlepas dari kemiskinan dan dapat

mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya secara mandiri.32

Secara umum tidak ada perbedaan pendapat para ulama mengenai

dibolehkannya penyaluran zakat secara produktif. Karena hal ini hanyalah

masalah teknis untuk menuju tujuan inti dari zakat yaitu mengentaskan

kemiskinan golongan fakir dan miskin. Sebagaimana diketahui sasaran yang

menerima zakat tidak hanya fakir miskin tetapi masih banyak lagi sasaran lain

seperti fisabilillah yang sangat luas cakupannya sebagaimana telah dikemukakan.

Jadi zakat produktif itu dapat dilaksanakan asal saja pengelolaannya sudah

31

Didin Hafidhuddin, Panduan Zakat, (Jakarta:Republika, 2002), h.145 32

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, h. 246

Page 31: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

31

difikirkan matang-matang dan sementara belum memasyarakat, hendaknya ada

tuntutan (lembaga pengelola zakat seperti BAZ atau LAZ) pola apapun yang

ditempuh dapat dibenarkan asal tidak bergeser dari tujuan untuk mengentaskan

kemiskinan.

Salah satu program dari BAZNAS SUMUT yang bersifat produktif adalah

SUMUT MAKMUR. Program-program zakat dalam Sumut Makmur terdiri dari

modal bergulir pbagi usaha kecil, usaha-usaha peternakan, usaha-usaha di bidang

pertanian dan usaha-usaha dibidang perdagangan kecil.

b. Tujuan Zakat Produktif

Pembagian zakat kepada fakir miskin dimaksudkan untuk mengikis habis

sumber-sumber kemiskinan dan untuk mampu melenyapkan sebab-sebab

kemiskinan sehingga sama sekali nantinya ia tidak memerlukan bantuan dari zakat

lagi bahkan berbalik menjadi pembayar zakat. Setidaknya ada tiga tujuan zakat

menurut Yusuf Qardhawi yaitu : menciptakan keadilan sosial, mengangkat derajat

ekonomi orang-orang yang lemah dan membuat mustahik menjadi muzakki. Hal

ini akan terjadi jika sumber-sumber zakat dimanfaatkan sebagai modal dalam

proses produksi, orientasi kegiatan masyarakat selalu ke arah produktif, berguna

dan berhasil, dan memandang jauh ke depan untuk mensejahterakan kehidupan.

3. Pendistribusian Zakat Produktif

Sasaran distribusi zakat telah disebutkan dalam Al-quran surah At-taubah

ayat 60. Dalam ayat tersebut ada 8 kelompok sasaran pendistribusian zakat,yaitu:

a. Fakir

Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya dan kebutuhan orang-orang yang menjadi tanggungannya,

yang meliputi makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal.33

b. Miskin

33

Syaikh Abu Bakar JabirAl Jaza‟iri, Panduan Hidup Seorang Muslim,

(Madinah:Maktabatul „Ulum Wal Hikam, 2014), h. 652

Page 32: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

32

Berbeda dengan orang fakir, orang miskin adalah orang yang mempunyai

harta sekadarnya, atau mempunyai pekerjaan tertentu yang dapat menutup

sebahagian hajatnya, akan tetapi selalu tidak mencukupi. Orang miskin lebih baik

nasibnya daripada orang fakir, sebab ia dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan

pokoknya, namun tidak mampu mencapai kepuasan, karena masih kekurangan.34

c. Amil

Amil adalah orang yang ditunjuk untuk mengumpulkan zakat,

menyimpannya, membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya,

mengerjakan pembukuannya dan mengelolanya. Dalam literatur-literatur fiqh

yang disebut amil zakat adalah imam, khalifah atau amir. Hal ini menunjukkan

bahwa yang disebut amil adalah instansi pemerintah yang bertugas secara khusus

untuk memungut dan mengelola zakat. Apabila dikaitkan dengan hak penerima

zakat, yang disebut adalah orang-orang dan atau fungsi-fungsi yang terlibat dalam

salah satu dari bidang tanggung jawab sebagai berikut :

1) Pengontrol kebijakan zakat sebagaimana disepakati oleh rakyat wajib

zakat

2) Aparat pemungut atau pencatat zakat

3) Aparat administrasi perzakatan

4) Segenap aparat departemen teknis yang bekerja untuk kesejahteraan

rakyat dengan dana zakat

Semua orang yang terlibat dalam salah satu dari empat tugas tersebut berhak

menerima bagian dari dana zakat dalam ukuran yang telah disepakati.

d. Muallaf

Muallaf didefenisikan sebagai orang yang telah dibujuk untuk masuk

lebih mantap ke dalam komunitas Islam. Pada masa awal slam hal ini perlu

dilakukan agar para muallaf tetap memeluk Islam dengan demikian jumlah umat

Islam bisa terus berkembang dan menjadi kuat. Dengan demikian, jelas bahwa ada

maksud politis strategis dalam pendistribusian dana zakat kepada kelompok ini.

34

Zakiah Darajat, Zakat Pembersih Harta Dan Jiwa, (Jakarta:Yayasan Pendidikan Islam

Ruhama,1993), h. 77

Page 33: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

33

Dengan pengertian ini, maka dana zakat dapat digunakan untuk menyadarkan

kembali anggota masyarakat yang terperosok ke jalan hidup yang yang

berlawanan dengan fitrah manusia.

e. Riqab

Secara harfiah riqab adalah orang dengan status budak. Untuk masa

sekarang, manusia dengan status budak belian seperti ini sudah tidak ada lagi.

Akan tetapi, apabila dilihat maknanya secara lebih dalam arti riqab merujuk pada

kelompok manusia yang tertindas dan diekploitasi oleh manusia lain, baik secara

personal maupun struktural. Dengan pengertian ini, dana zakat untuk kategori

riqab dapat digunakan memerdekakan orang atau kelompok masyarakat yang

sedang dalam keadaan tertindas dan kehilangan haknya untuk menentukan arah

hidupnya sendiri. Dengan demikian, dana zakat dapat digunakan untuk membantu

buruh-buruh rendahan dan kuli-kuli kasar dari hegemoni majikan mereka.

Sementara dalam bentuk struktural, dana zakat dapat digunakan untuk proses

penyadaran dan pembebasan masyarakat tertindass berkaitan dengan hak-hak

dasar mereka sebagai manusia baik dalam dimensi individu maupun sosialnya.

f. Gharimin

Gharimin adalah orang-orang yang tertindih utang. Untuk sekarang

konteks ini masih relevan. Akan tetapi, disamping penggunaan dana zakat yang

bersifat kuratif atau memberikan bantuan setelah terjadinya kebangkrutan orang

yang berutang tersebut. Dana zakat seharusnya juga dapat digunakan untuk

mencegah terjadinya kebangkrutan tersebut dengan menyuntikkan dana agar

usaha seseorang yang terancam bangkrut dapat pulih kembali.

g. Fisabilillah

Fisabilillah berarti para pejuang yang berperang di jalan Allah.35

Istilah ini

bisa diartikan pada tentara yang berperang di jalan Allah untuk melawan orang

kafir. Jalan Allah juga diartikan sebagai cita-cita kebaikan-Nya yang universal,

yang mengatasi batas kepercayaan, suku, ras, dan batas formal lainnya. Dalam

pengertian ini, dana zakat untuk sektor fisabilillah dapat digunakan untuk

menyelenggarakan sistem kenegaraan atau pemerintahan yang mengabdi pada

35

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, h.287

Page 34: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

34

kepentingan rakyat, melindungi keamanan warga negara dari kekuatan destruktif

yang melawan hak- hak kemanusiaan dan kewarganegaraan.

h. Ibnu sabil

Para fuqaha mengartikan ibnu sabil sebagai musafir yang kehabisan bekal.

Untuk konteks sekarang, pengertian ibnu sabil dapat dikembangkan bukan

sekadar pada pelancong yang kehabisan bekal, tetapi juga terhadap orang atau

kelompok masyarakat yang terpaksa menanggung kerugian atau kemalangan

ekonomi karena sesuatu yang tidak disengaja seperti bencana alam, wabah

penyakit dan peperangan. Dengan pengertian ini, maka dana zakat dapat

digunakan untuk keperluan pengungsi baik karena alasan politik maupun karena

bencana alam.36

Kedelapan kelompok sasaran zakat tersebut dapat dikelompokkan menjadi

lima sasaran yaitu :

1) Redistribusi pendapatan ekonomi dan sosial

2) Tujuan-tujuan politis

3) Administrasi zakat

4) Pembiayaan proyek-proyek sosial

5) Kesejahteraan umum

Pendistribusian zakat dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan

memperhatikan pemerataan, keadilan dan kewilayahan. Selain menerima zakat,

BAZNAS atau LAZ juga menerima infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan

lainnya. RUU tentang pengelolaan zakat telah menghasilkan kesepakatan-

kesepakatan antara lain sebagai berikut:

1) pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengorganisasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat.

2) Pengelola zakat harus didasarkan atas asas : syariat islam, amanah,

kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan akuntabilitas.

36

Yuswar, Z.B, Dkk. Zakat Infak Sedekah Dan Akuntansi Serta Potensinya Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Miskin, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2015), h. 207-211

Page 35: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

35

Pelaksanaan pendistribusian zakat produktif dapat dikategorikan dalam

beberapa cara yaitu:

1) Produktif konvensional

Zakat diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, dimana

dengan menggunakan barang-barang tersebut, para mustahik dapat

menciptakan suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak kambing,

sapi perahan atau sapi untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin

jahit dan sebagainya.

2) Produktif kreatif

Zakat yang diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir

atau permodalan proyek sosial seperti membangun sekolah di daerah

permukiman miskin, pemberian modal usaha untuk membantu atau bagi

pengembangan usaha para pedagang kecil, membangun sarana kesehatan

di daerah kumuh dan membangun tempat ibadah.37

4. Pola pendistribusian zakat produktif

Dalam pendistribusiannya diperlukan adanya lembaga amil zakat yang

amanah dan kredibel yang mampu untuk me-manage distribusi ini. Sifat

amanah berarti berani bertanggung jawab terhadap segala aktifitas yang

dilaksanakannya terkandung didalamnya sifat jujur. Sedangkan professional

adalah sifat mampuuntuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya

dengan modal keilmuan yang ada.38

Pola pendistribusian zakat produktif haruslah diatur sedemikian rupa

sehingga jangan sampai sasaran dari program ini tidak tercapai. Beberapa

langkah berikut menjadi acuan dalam pendistribusian zakat produktif :

37

Direktorat Pemberdayaan Zakat, Zakat Ketentuan Dan Permasalahannya(Departemen

Agama RI, 2008), h. 86

38

Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, h. 129

Page 36: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

36

a. Forecasting yaitu meramalkan, memproyeksikan dan

mengadakantaksiran sebelum pemberian zakat tersebut.

b. Planning, yaitu merumuskan dan merencanakan suatu

tindakantentang apa saja yang akan dilaksanakan untuk tercapainya

program, seperti penentuan orang-orang yang akan mendapat zakat

produktif, menentukan tujuan yang ingin dicapai, dan lain-lain.

c. Organizing dan Leading, yaitu mengumpulkan berbagai elemen

yangakan membawa kesuksesan program termasuk di dalamnya

membuat peraturan yang baku yang harus di taati.

d. Controling yaitu pengawasan terhadap jalannya program sehingga

jikaada sesuatu yang tidak beres atau menyimpang dari prosedur

akan segera terdeteksi.39

Selain langkah-langkah di atas bahwa dalam penyaluran zakat produktif

haruslah diperhatikan orang-orang yang akan menerimanya, apakah dia benar-

benar termasuk orang-orang yang berhak menerima zakat dari golongan fakir

miskin, demikian juga mereka adalah orang-orang yang berkeinginan kuat untuk

bekerja dan berusaha. Masjfuk Zuhdi menyebutkan bahwa seleksi bagi para

penerima zakat produktif haruslah dilakukan secara ketat, sebab banyak orang

fakir miskin yang masih jasmani dan rohaninya tetapi mereka malas bekerja.

Mereka lebih suka jadi gelandangan daripada menjadi buruh atau karyawan.

Mereka itu tidak boleh diberi zakat, tetapi cukup diberi sedekah ala kadarnya,

karena mereka merusak citra Islam. Karena itu fakir miskin itu harus diseleksi

lebih dahulu, kemudian diberi pelatihan keterampilan yang sesuai dengan

bakatnya, kemudian baru diberi modal kerja yang memadai.

Sri Adi Bramasetia, Sekretaris Jenderal Asosiasi Organisasi Pengelola

Zakat Indonesia (Forum Zakat atau FOZ) menyatakan bahwa calon penerima

zakat harus diajarkan tentang manajemen keuangan yang baik, sehingga mereka

bisa menghitung berapa persentase modal yang akan dikelola, berapa labanya

39

Anton Ath-Thoilah, Managemen, (Bandung: Fakultas Syariah IAIN, 1994), h. 43-46

Page 37: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

37

dan berapa persen yang akan mereka konsumsi. Jika semua proses itu tidak

terpenuhi, maka dana zakat tidak akan produktif melainkan konsumtif.

Menurut Didin Hafidhuddin Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga

Amil Zakat (LAZ), jika memberikan zakat yang bersifat produktif, harus pula

melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para mustahik agar kegiatan

usahanya dapat berjalan, seperti memberi pembinaan rohani dan intelektual

keagamaan agar semakin meningkat kualitas keimanan dan keIslamannya.40

Orang miskin harus dibebaskan lebih dahulu dari kemiskinan jiwanya sehingga

tidak mudah untuk meminta-minta, sasaran utama adalah membuat jiwa si

miskin menjadi kaya dan siap berusaha. Setelah itu baru digulirkan dana zakat

tersebut. Namun mereka tidak berjalan sendiri-sendiri melainkan dikelompokkan

sehingga bisa membantu antar anggota kelompoknya dan bahkan membantu

kelompok yang lain. Karena itu, dana zakat diberikan kepada mustaḥiq yang

memiliki sisi pemberdayaan.

Ada dua model pola distribusi zakat produktif, yaitu :

1. skema al-qard al-hasan

Gambaran umum pola distribusi zakat dengan skema al-qard al-hasan

sebagai berikut :

a. Muzakki membayar zakat kepada BAZ/LAZ

b. BAZ/LAZ menyalurkan kepada mustahik 1 untuk dimanfaatkan

sebagai modal usaha

c. Usaha untung maka mustahik mengembalikan modalnya kepada

BAZ/LAZ

d. Usaha rugi mustahik tidak perlu mengembalikan modalnya

e. BAZ/LAZ menerima modal kembali dari mustahik yang mendapat

keuntungan dalam usaha

40

Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, h. 45

Page 38: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

38

f. BAZ/LAZ memilih menyalurkan kembali kepada mustahik untuk

penambahan modal atau menyalurkan kepada mustahik lain untuk

dimanfaatkan sebagai modal usaha.41

2. Skema mudharabah

Gambaran umum pola distribusi zakat produktif dengan skema

mudharabah adalah sebagai berikut :

a. Muzakki membayar zakat kepada BAZ/LAZ

b. BAZ/LAZ menyalurkan kepada mustahik I untuk dimanfaatkan

sebagai modal usaha

c. Usaha untung, maka mustahik dan BAZ/LAZ saling membagi hasil

keuntungan

d. Mustahik mengambil sejumlah persen keuntungan dan sejumlah

persen dikembalikan kepada BAZ/LAZ berikut modalnya

e. BAZ/LAZ menerima modal kembali beserta persentase keuntungan

f. BAZ/LAZ memilih meyalurkan kepada mustahik sebagai

penambahan modal atau memilih menyalurkan kepada mustahik yang

lain sebagai modal usaha.

g. Usaha rugi maka mustahik tidak perlu mengembalikan modalnya

5. Penelitian Terdahulu

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai

perbandingan dan tolak ukur serta mempermudah penulis dalam menyusun

penelitian ini. Penelitian sebelumnya dipakai sebagai acuan dan referensi penulis

dan memudahkan penulis dalam membuat penelitian ini. Penulis telah

menganalisis penelitian terdahulu yang berkaitan dengan bahasan di dalam

penelitian ini. Berikut ini tabel perbedaan mengenai tinjauan penelitian terdahulu

beserta kontribusi bagi penelitian ini:

Tabel 1.2

Peneletian terdahulu

Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan Penelitaan

41Arif Mufraini, Akuntansi Dan Manajemen Zakat, (Jakarta:Kencana Prenada Media

Group, 2012), H.167

Page 39: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

39

Penelitian

Nasrudin

Septiansyah,

Al-ahwal Asy-

Syakshiyyah

Uin Sunan

Kalijaga.

Tinjauan Hukum

Islam Terhadap

Praktik

Pendistribusian

Zakat pada

BAZDA

Yogyakarta

Praktik

pendistribusian

zakat pada

BAZDA

Yogyakarta

telah dilakukan

sesuai dengan

hukum islam

dan ketentuan

perundang-

undangan yang

berlaku.

Yang diteliti oleh

peneliti sebelumnya

adalah tinjauan hukum

tentang pendistribusian

zakat pada BAZDA

Yogyakarta,Sedangkan

yang akan diteliti oleh

penulis adalah praktik

pendistribusian zakat

produktif pada

BAZNAS Sumatera

Utara. Hal-hal yang

akan dibahas adalah

mekanisme

pendistribusian zakat

produktif dan

bagaimana efektifitas

pendistribusian zakat

produktif terhadap

status mustahik.

Muhammad

Yusnar,

Ekonomi

Islam Uin

Sumatera

Utara

Pengaruh

pemanfaatan

dana zakat

produktif

terhadap tingkat

pendapatan

mustahik pada

BAZNAS

Sumatera Utara

Dana zakat

produktif yang

diberikan oleh

pihak BAZNAS

SU kepada para

mustahiknya

mempunyai

pengaruh positif

dan signifikan

terhadap

terhadap tingkat

pendapatan

mereka.

yang diteliti penulis

sebelumnya adalah

apakah pemanfaatan

dana zakat produktif

berpengaruh terhadap

tingkat pendapatan para

mustahikny, sedangkan

yang akan diteliti oleh

penulis adalah praktik

pendistribusian zakat

produktif pada

BAZNAS Sumatera

Utara. Hal-hal yang

akan dibahas adalah

mekanisme

pendistribusian zakat

produktif dan

bagaimana efektifitas

pendistribusian zakat

produktif terhadap

status mustahik.

Metode yang digunakan

juga berbeda,peneliti

sebelumnya

menggunakan metode

Page 40: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

40

kuantitatif.Sedangkan

metode peneliti

sekarang adalah metode

kualitatif

Dara yanti

pramita lubis,

ekonomi islam

UIN Sumatera

Utara

Analisis Peranan

Dana Zakat

Produkti

Terhadap

Perkembangan

Usaha Mikro

Mustahik Pada

Rumah Zakat

Kota Medan

Hasil penelitian

adalah bahwa

peranan dana

zakat produktif

yang telah

disalurkan oleh

pihak rumah

zakat baik

berupa bantuan

modal usaha

maupun bantuan

sarana biasanya

disalurkan pada

jenis usahan

yang dijalankan

mustahik

produktif

umumnya usaha

yang bergerak di

bidang makanan

atau usaha yang

di produksi di

rumah.

Yang diteliti penulis

sebelumnya adalah

bagaimana peranan

zakat produktif

terhadap perkembangan

usaha mikro para

mustahik pada Rumah

Zakat Kota Medan,

sedangkan yang akan

diteliti oleh penulis

adalah praktik

pendistribusian zakat

produktif pada

BAZNAS Sumatera

Utara. Hal-hal yang

akan dibahas adalah

mekanisme

pendistribusian zakat

produktif dan

bagaimana efektifitas

pendistribusian zakat

produktif terhadap

status mustahik.

Afdloluddin

Mahasiswa

Ilmu Ekonomi

Islam UIN

Walisongo

Analisis

Pendistribusian

dana Zakat Bagi

Pemberdayaan

Masyarakat

(Studi pada

Lembaga Amil

Zakat Dompet

Dhuafa Cabang

Jawa Tengah)

pendistribusian

dana zakat

dalam bentuk

produktif

disalurkan

kepada mereka

yang mampu

untuk

melakukan

pekerjaan dan

pendistribusian

zakat produktif

tidak

bertentangan

dengan prinsip-

prinsip Islam

Yang diteliti penulis

terdahulu adalah

bagaimana

pendistribusian dana

zakat bagi

pemberdayaan

masyarakat di Lembaga

Amil Zakat Dompet

Duafa Jateng dan

faktor penghambat

pendistribusiannya.

Sedangkan yang akan

diteliti oleh penulis

adalah praktik

pendistribusian zakat

produktif pada

BAZNAS Sumatera

Utara. Hal-hal yang

akan dibahas adalah

Page 41: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

41

mekanisme

pendistribusian zakat

produktif dan

bagaimana efektifitas

pendistribusian zakat

produktif terhadap

status mustahik

Page 42: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

42

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan pendistribusian zakat

produktif pada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sumatera Utara. Metode

penulisan ini membahas beberapa hal antara lain :

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

lapangan (field research) yaitu penelitan yang objeknya mengenai gejala-gejala

atau peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kelompok masyarakat.42

Secara garis

besar yang dilakukan di lapangan adalah melakukan pengamatan atau observasi,

wawancara kualitatif, dan melakukan keabsahan data melalui sejumlah cara.

Peneliti langsung ke lapangan untuk memperoleh data-data yang berkaitan

langsung dengan penelitian.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah kantor BAZNAS

Provinsi Sumatera Utara berlokasi di Jl. RS Haji. No. 47, Medan Estate, Percut

Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20371.Waktu penelitian

dimulai pada Desember-Januari 2019.

C. Sumber Data

Sumber data di dalam penelitian merupakan faktor yang sangat penting,

karena sumber data akan menyangkut kualitas dari hasil penelitian. Ada dua

macam sumber data dalam penelitian ini :

42

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), h.115

Page 43: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

43

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian.43

Dalam hal ini hasil penelitian langsung dari BAZNAS SUMUT,

dengan melakukan wawancara tentang distribusi zakat produktif.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data atau dokumen sebagai sumber data

kedua yang diperoleh dalam dokumen-dokumen seperti data zakat terkumpul dan

zakat yang didistribusian dalam bentuk zakat produktif, buku dan karya ilmiah

yang masih memiliki korelasi dengan masalah yang dibahas.

D. Tekhnik Dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, prosedur penelitiannya menggunakan prosedur

analisa non-sistematis. Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh dari

data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan beragam instrumen. Instrumen

tersebut antara lain :

a. Wawancara, yaitu pertemuan langsung dengan orang yang berkewajiban

dalam pengurusan zakat yaitu BAZNAS SUMUT. Proses wawancara

dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang berisi komponen serta

bahasa yang bersifat kualitatif untuk mengetahui pendistribusian dana

zakat produktif pada BAZNAS SUMUT. Adapun pihak yang penulis

wawancarai adalah Bapak DRS. H. Musaddad Lubis, MA dan T.M

Ridwan, SE selaku bagian pendistribusian zakat pada BAZNAS Sumatera

Utara, serta beberapa mustahik yang telah menerima dana zakat produktif.

b. Dokumentasi, Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu

yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang.

Dokumentasi biasanya berbentuk surat-surat, catatan harian, laporan, foto,

43

Wahyu Purhantara, Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis,(Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010), h.79

Page 44: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

44

dan sebagainya. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian akan lebih dapat

dipercaya jika didukung oleh dokumen. Dokumentasi dalam penelitian ini

diperoleh langsung dari BAZNAS Sumatera Utara.

E. Metode Analisis Data

Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah analisis. Analisis adalah

tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap ini data dimanfaatkan sedemikian

rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat digunakan

untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.

Metode analisis data dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriftif kualitatif. Deskriftif yaitu berusaha menggambarkan, menganalisa, dan

menilai materi yang menjadi fokus penelitian. Adapun data yang dianalisis adalah

data yang dikumpulkan dari berbagai sumber data, baik primer maupun data

sekunder, yaitu dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumen resmi, file-file

dan web terkait masalah yang penyusun bahas. Materi tersebut berupa

pendistribusian zakat produktif pada Badan Amil Zakat Nasional Sumatera Utara.

Metode ini digunakan untuk memahami materi yang terkait pendistribusian zakat

produktif. Sedangkan kualitatif adalah menyajikan data dan analisis data dengan

tanpa menggunakan rumus statistik yang berbentuk angka-angka.

Page 45: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

45

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Nasional Sumatera Utara

(BAZNAS SU)

1. Sejarah BAZNAS Sumatera Utara

BAZNAS Sumatera Utara adalah Institusi resmi pengelola zakat yang

dibentuk pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan UU No.23

Tahun 2011 yang menggantikan UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan

zakat. Bertanggungjawab kepada BAZNAS Pusat dan Pemerintah Daerah

Provinsi. Kehadiran BAZNAS SU yang dulunya BAZDASU dimana

kepengurusannya ditetapkan berdasarkan keputusan Gubernur Provinsi Sumatera

Utara Nomor: 188.44/530/KPTS/2010 tanggal 31 Agustus 2010 Tentang Susunan

Pengurus BAZDASU periode 2010-2013 merupakan mitra Pemerintah Daerah

Provinsi Sumatera Utara dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

meningkatkan daya guna dan hasil guna zakat sesuai dengan syariat islam.

Sebelumnya tahun 2000 organisasi ini bernama BAZDASU dimana pada

tahun 2011 telah dikukuhkan dan diganti dengan nama BAZNAS SU. Hal ini

berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor:

188.44/263/KPTS/2014 tanggal 10 April 2014, tentang susunan pengurus

BAZNAS SU periode 2013-2016 dan UU Nomor 23 Tahun 2011, pasal 14 ayat

(1) tentang pengelolaan zakat, dalam melaksanakan tugas administrasi dan teknis

pengumpulan dan pendayagunaan, maka BAZNAS dibantu oleh Sekretariat.

2. Visi dan Misi BAZNAS Sumatera Utara

Sesuai dengan keputusan pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Visi dan

Misi BAZNAS SU antara lain :

a. Visi

BAZNAS Sumatera Utara mempunyai visi “Menjadi lembaga pengelola

zakat yang amanah, profesional, dan transparan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan ekonomi ummat”. Visi BAZNAS Sumatera Utara ini sangat

Page 46: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

46

baik sehingga perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk

mewujudkannya, baik itu pemerintah, muzakki, maupun seluruh masyarakat di

Sumatera Utara.

b. Misi

BAZNAS Sumatera Utara mempunyai 5 (Lima) Misi yang telah

ditetapkan untuk mencapai Visi yang telah disebutkan di atas. Adapun Misi

tersebut adalah :

1) Meningkatkan pengumpulan dan penyaluran dana zakat secara merata.

2) Memberikan pelayanan prima dalam penerimaan dan penyaluran

zakat.

3) Mengembangkan management modern dalam pengelolaan zakat.

4) Mendorong peningkatkan ekonomi ummat.

5) Mengubah taraf hidup mustahik menjadi muzakki.

Kelima misi di atas merupakan cara yang diharapkan dapat tercapai

sehingga nantinya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat khususnya

meningkatkan ekonomi umat di Sumatera Utara.

3. Landasan Peraturan Perundang-Undangan Zakat

a. Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, yang

telah diamandemen menjadi UU No. 23 Tahun 2011. Undang-undang

No. 17 Tahun 2000 tentang perubahan ketiga atas UU No. 7 Tahun

1983 tentang Pajak Penghasilan.

b. Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun2003, tentang

pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

c. Keputusan Direktur Jenderal Bimbinan Masyarakat Islam dan Urusan

Haji Departemen Agama RI Nomor D-291 Tahun 2000 tentang

Pedoman Teknis Pemgelolaan Zakat.

d. Keputusan Gubernur Provinsi Sumatera Utara Nomor :

188.44/530/KPTS/2010 tanggal 31 Agustus 2010 Tentang Susunan

Pengurus Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara Periode 2010-

2013.

Page 47: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

47

e. Program kerja penerimaan dan penyaluran dana zakat, infaq, dan

sedekah di BAZNAS SU.44

4. Kedudukan BAZNAS Sumatera Utara

a. BAZNAS Sumatera Utara merupakan lembaga Non struktural

pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang bergerak dibidang

pengadministrasian, pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

dana zakat, infaq, dan sedekah.

b. BAZNAS Sumatera Utara adalah lembaga publik yang dikelola oleh

unsur pemerintah daerah dan masyarakat.

c. BAZNAS Sumatera Utara dalam aktivitasnya sehari-hari dipimpin oleh

seorang ketua harian dan dibantu oleh beberapa ketua bidang, yang

pada setiap akhir tahun BAZNAS Sumatera Utara menyampaikan

laporan kegiatannya kepada Gubernur Sumatera Utara dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara.

5. Tugas Pokok dan Fungsi BAZNAS Sumatera Utara

a. Tugas Pokok

Berdasarkan UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, adapun

yang menjadi tugas pokok BAZNAS SU adalah:

1) Menyelenggarakan tugas administratif dan teknis Pengumpulan,

Pendistribusian, dan Pendayagunaan zakat.

2) Mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan untuk penyusunan

rencana pengelolaan zakat.

3) Menyelenggarakan tugas penelitian, pengembangan, komunikasi dan

informasi, serta edukasi pengelolaan zakat.

b. Fungsi

Adapun fungsi BAZNAS SU sebagai LPZ milik pemerintah melakukan

pengumpulan zakat, pendayagunaan zakat dan penyaluran zakat. Sebagaimana

juga bidang usaha yang dilakukan BAZNAS SU adalah sebagai berikut :

44

www.sumut.baznas.go.id

Page 48: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

48

1) Melaksanakan pengumpulan segala jenis zakat, infaq, dan sedekah

(ZIS) dari masyarakat terutama PNS, TNI, dan POLRI.

2) Mendayagunakan hasil pengumpulan ZIS kepada mustahik sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

3) Melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat secara

berkesinambungan guna menimbulkan kesadaran berzakat, berinfaq,

dan bersedekah yang pada akhirnya meningkatkan penerimaan ZIS.

4) Melakukan pembinaan pemanfaatan ZIS secara berkesinambungan

kepada para mustahik agar lebih produktif dan lebih terarah.

5) Pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan pengumpulan &

pendayagunaan ZIS.

6) Mengadministrasikan penerimaan, pengeluaran, pendayagunaan ZIS,

asset dan kewajiban BAZNAS Sumatera Utara dengan berpedoman

pada standar keuangan yang berlaku secara amanah, professional dan

transparan.

6. Tujuan dan Prinsip Pengelolaan BAZNAS Sumatera Utara

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pengelolaan ZIS oleh BAZNAS

Sumatera Utara, adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat untuk menunaikan zakat,

infaq dan sedekah sesuai tuntunan agama.

b. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya

mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

c. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat, infaq dan sedekah.

Pengelolaan zakat, infaq dan sedekah dilaksanakan dengan beberapa

prinsip, adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Prinsip syariah, bermakna bahwa pengelolaan ZIS didasarkan kepada

syariah dan moral agama.

b. Prinsip kesadaran, bermakna bahwa pengumpulan ZIS diharapkan

mempunyai dampak positif dalam menumbuh kembangkan kesadaran

Page 49: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

49

bagi pengelola, muzakki, dan mustahik untuk melaksanakan

kewajibannya.

c. Prinsip manfaat, bermakna bahwa ZIS diharapkan dapat memberi

manfaat terhadap kemaslahatan ummat.

d. Prinsip integrasi, bermakna bahwa pengelolaan ZIS terintegrasi antar

berbagai institusi pemerintah, swasta dan masyarakat.

e. Prinsip produktif, bermakna bahwa pendayagunaan zakat, infaq, dan

sedekah senantiasa diharapkan secara produktif dan selektif.

7. Program-program dan Pendayagunaan BAZNAS Sumatera Utara

Adapun program-program bantuan pendayagunaan dana ZIS di BAZNAS

Sumatera utara adalah

a. Sumut Peduli, yaitu seperti :

1) Bantuan individu dan keluarga misin untuk sesaat/konsumtif.

2) Bantuan kepada lembaga atau ormas Islam.

3) Bantuan musibah atau bencana alam kebakaran, banjir, gempa bumi,

longsor, dan sebagainya.

b. Sumut Sehat, yaitu seperti :

1) Unit kesehatan klinik (LKD) melayani & membantu kaum dhu‟afa,

pengobatan gratis di Jl. Bilal No. 15 Medan.

2) Klinik kesehatan dhu‟afa dengan pengobatan gratis.

3) Sunat massal.

c. Sumut Cerdas, yaitu seperti :

1) Beasiswa bagi siswa-siswi tingkat SD, SMP, SMA.

2) Bantuan penulisan Skripsi/Tesis bagi mahsiswa D3/S1/S2 yang

kurang mampu.

3) Perpustakan BAZ terutama tentang zakat.

4) Perpustakaan di masjid-masjid.

d. Bina Sumut Makmur, yaitu seperti :

1) Modal bergulir bagi usaha kecil

2) Usaha ternak di Desa Mesjid-Batang Kuis

Page 50: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

50

3) Tani Desa Makmur – Tanjung Morawa

e. Bina Sumut Taqwa, yaitu seperti :

1) Program bantuan Da‟i di Desa terpencil minoritas Islam

2) Biaya studi bagi calon Da‟i sebagai bentuk kaderisasi bagi calon

Da‟i

3) Pembinaan Muallaf

8. Sistem Penyaluran Dana ZIS BAZNAS

Adapun juga sistem penyaluran dana ZIS pada setiap tahun (tahun 2009)

antara lain :

a. Zakat

1) Fakir miskin pada bantuan konsumtif dan produktif

a) Bantuan jompo, anak yatim asuhan BAZNAS SU, bantuan keluarga

miskin (dalam dan luar daerah), bantuan untuk orang sakit dan cacat

kurang mampu, biaya perbaikan rumah kumuh dan pembangunan

rumah baru, bantuan klinik duafa dan bantuan pendidikan anak miskin

(beasiswa; aliyah/SMA,S1/D3).

b) Bantuan pendidikan anak miskin terdiri dari: pendidikan 9 tahun (paket

perlengkapan sekolah), tingkat aliyah/SMU, S1/D3 dan pemberdayaan

ekonomi keluarga miskin.

2) Amil

a) Biaya operasional pengumpulan dan penyaluran zakat

b) Biaya operasional petugas

3) Muallaf

4) Gharim

a) Bantuan untuk orang berhutang

b) Bantuan untuk korban bencana alam

5) Sabilillah

a) Pembinaan da‟i

b) Honorarium da‟i

Page 51: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

51

c) Bantuan rehabilitasi dan pembangunan rumah ibadah

(Mesjid/Mushollah)

d) Bantuan sarana/prasarana lembaga pendidikan keagamaan

swastaBantuan pembinaan Tahfizul Qur‟an, Qori/Qori‟ah, Kaligrafi,

Al-quran, TPA/TKA.

e) Bina belajar Al-qur‟an dan Tafsir huruf braille kepada PERTUNI

Sumut

f) Bantuan penulisan Tesis/Disertasi

6) Ibnu Sabil

Yaitu bantuan untuk orang musafir pulang ke kampungnya.

b. Sedekah

1) Pembinaan keagamaan

a) Bantuan kegiatan keagamaan

(1). Pesantren kilat

(2). PHBI/MTQ

(3). Seminar keagamaan

(4). Pembelian buku-buku agama islam

(5). Sarana pendidikan islam

2) Bantuan Konsumtif dan Produktif

a) Bantuan untuk anak yatim, fakir miskin, dan muallaf (konsumtif)

b) Bantuan bina usaha desa produktif

c) Bantuan produktif bergulir

3) Penyuluhan pembinaan dan sosialisasi

a) Penerbitan risalah dan info zakat.

b) Biaya pengadaan dan penerbitan buku-buku perpustakaan dan

himbauan/sosialisasi zakat.

c) Biaya penyuluhan langsung, TVRI/Radio, mimbar dan ceramah serta

kegiatan ramadhan.

d) Biaya diklat pengolahan zakat di SUMUT.

e) Biaya mengikuti seminar, diklat pusat, rakornas.

Page 52: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

52

f) Informasi, publikasi, komunikasi sosial, baliho, dan biaya gerakan sadar

zakat.

g) Biaya pengembangan kualitas SDM BAZNAS SU.

h) Biaya pembiayaan muzzaki, mustahik dan unit pengumpulan zakat

(UPZ).

9. Persyaratan BAZNAS

Adapun Persyaratan untuk mendapatkan santunan anak yatim dan

jompo,yaitu:

a. Adanya surat keterangan tidak mampu dari lurah/kepling.

b. Memberikan berkas-berkas yang dibutuhkan kepada kasir di BAZNAS.

Seperti: fotokopi,KK, KTP, foto anak yatim, akta lahir (kecuali jompo),

SK kepolisian (khusus musafir), surat keterangan muallaf (dana

muallaf) dan surat permohonan bantuan dana.

10. Daerah Pemasaran

Melakukan penyuluhan, pembinaan dan sosialisasi BAZNAS sekitar

Provinsi Sumatera Utara yaitu loka karya pengembangan potensi zakat. Sasaran

dalam daerah pemasaran BAZNAS SU adalah sekitar Provinsi Sumatera Utara

dengan cara sosialisasi zakat yaitu: mengarahkan, mendorong dan menyadarkan

masyarakat muslim, agar melaksanakan pengelolaan dan pemberdayaan zakat

seperti:

a. Umat Islam

1) Memberikan dorongan kepada muzakki, agar menunaikan zakat.

2) Memahami dan mengamalkan pengetahuan tentang fiqih zakat.

3) Memenuhi perundang-undang yang berlaku.

4) Memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa.

5) Melatih sikap sosial untuk memberikan sebagian hartanya dan

membuang jauh sifat kikir bakhil.

b. Metode Sosialisasi

Metode secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua:

Page 53: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

53

1) Metode Langsung

Metode yang dipergunakan secara langsung, bertatap muka antara peserta

dan penyuluh pengelolaan zakat, antara lain:

a) Ceramah

b) Diskusi

c) Serasehan

d) Penataan/orientasi

e) Media percontohan

2) Metode Tidak Langsung

a) Media Cetak

Suatu informasi atau pengetahuan dapat diberikan secara detail dan

mendalam melalui media cetak.

(1). Buku

(2). Brosur

(3). Majalah

b) Media Elektronik

Suatu informasi atau pengetahuan dapat diberikan secara detail dan

mendalam melalui media elektronik.

(1). Televisi

(2). Radio

(3). Internet

(4). Billboard45

11. Struktur Organisasi BAZNAS Sumatera utara

a. Hirarki Organisasi BAZNAS SU

Nomklatur Tugas Pokok Dan Fungsi Pegawai Badan Amil Zakat

Nasional Provinsi Sumatera Utara (BAZNAS)

Ketua BAZNAS Sumut Drs. H. Amansyah Nasution, M.SP

Wakil Ketua I Drs. H. Muhammad Samin Pane

45

Syu‟aibun, Mengenal BAZNAS Provinsi Sumatera Utara, Medan:Perdana

Publishing,2017, h. 17

Page 54: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

54

Wakil Ketua II Drs. H Musadadd Lubis, MA

Wakil Ketua III Ir. H.Syahrul Jalal, MBA.

Wakil Ketua IV Drs. H. Syu‟aibun, M.Hum.

Kepala Bagian Umum Dedi Hartono

Administrasi dan Arsip Rinawati Simanjuntak, SE.

Pendistribusian dan Pendayagunaan T.M Ridwan, SE.

Bagian Administrasi Keuangan Ir.H. Syahrul Jalal, MBA.

Pembukuan Fandi Ahmad Batubara

Penerimaan dan Pengembangan Drs. Rosuludin

Penyaluran dan Kasir Siti Fatimah

Pendataan Permohonan (Survey) Gusnawan Hasibuan

Bidang Informasi dan Teknologi (IT) Sofyan Arisyandi, ST.

Keamanan/Kebersihan Luar Gedung Khairul Amri

Supir atau Driver Dimas Suharno

Keamanan Malam Gedung Noviadi Lubis

Petugas Kebersihan Kantor Ibu Uus dan Naimah

b. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Seluruh tugas inti di BAZNAS Provinsi Sumatera Utara dipecah dalam

beberapa pekerjaan yang lebih kecil yang berurutan mengkhususkan dan tugas-

tugas dibagi serta dikhususkan diantara orang-orang dalam unit itu disebut

pembagian tugas. Hakikat pembagian tugas di BAZNAS adalah bahwa seluruh

pekerjaan tidak dilakukan oleh satu individu melainkan dipecah-pecah menjadi

langkah-langkah dengan setiap langkah diselesaikan oleh orang yang

berbedasetiap karyawan mengkhususkan diri untuk mengerjakan sebagian

kegiatan bukannya seluruh kegiatan itu. Dalam kebanyakan organisasi beberapa

tugas pekerjaan menuntut tingkat keterampilan yang tinggi sementara pekerjaan

yang dapat dilakukan oleh pekerja yang tidak terampil. Tugas pokok dan fungsi

pegawai sekretariat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Sumatera utara antara

lain:

Page 55: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

55

1) Koordinator Administrasi Umum

a) Mengkoordinasikan dan bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas

dan fungsi bagian administrasi umum.

b) Mengelola dan bertanggungjawab atas keberadaan buku-buku

perpustakaan.

c) Mengkoordinir dan mengawasi jalannya website atas keberadaan

buku-buku perpustakaan

d) Melaporkan perkembangan kegiatan dan kelancaran dalam

pelaksanaan tugas kepada ketua baik diminta atau tidak minimal 1

minggu sekali.

2) Kepala Bagian Umum

a) Melaksanakan tugas-tugas ketatausahan, kerumahtanggaan, dan

humas/ infokom.

b) Menyiapkan konsep, mengetik dan menindaklanjuti surat-surat.

c) Menyiapkan keperluan/ perlengkapan administrasi sekretariat.

d) Menyiapkan bahan-bahan penerbitan majalah dan risalah, info zakat,

beliho, stiker dan lain-lain.

e) Mendokumentasikan seluruh kegiatan BAZNAS Provinsi Sumatera

Utara.

f) Mengkliping berita-berita BAZNAS yang terbit dimedia massa.

g) Belanja alat tulis kantor (ATK) bersama bagian keuangan.

h) Mengangkat dan menjawab telepon masuk dan termasuk mengirim

dan menerima faksimile.

i) Mendampingi pengurus dalam melaksanakan tugas-tugas luar

termasuk ke daerah.

j) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada

koordinator administrasi umum.

k) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diperintahkan pengurus.

l) Administrasi dan Arsip

Page 56: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

56

m) Menerima, mengagendakan surat masuk dan keluar secara tertib dan

teratur melalui buku agenda

n) Meneruskan surat-surat masuk dan keluar kepada koordinator

administrasi umum setelah terlebih dahulu dikoreksi oleh kepala

bagian umum.

o) Mengetik surat-surat keluar yang telah dikonsep oleh kepala bagian

umum dan setelah dikoreksi dan diparaf oleh koordinator

administrasi umum selanjutnya diteruskan kepada ketua BAZNAS

Provinsi Sumatera Utara.

p) Menerima dan menyeleksi tamu yang bermaksud menjumpai ketua

BAZNAS Sumatera Utara.

q) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diperintahkan koordinator

administrasi umum.

3) Bidang Informasi dan Teknologi (IT)

a) Bertugas mengunggah (Upload) data termasuk laporan keuangan

BAZNAS Provinsi Sumatera Utara.

b) Mempublikasikan berita kegiatan BAZNAS provinsi Sumatera Utara

melalui website.

c) Mengelola ketatausahaan dibidang informasi dan teknologi BAZNAS

Provinsi Sumatera Utara.

d) Mengkoordinir pelaksanaan program siMBA sesuai dengan ketentuan

yang ditetapkan oleh BAZNAS Pusat.

e) Melakukan komunikasi dan monitoring dengan BAZNAS Kabupaten

dan BAZNAS Kota terkait dengan pelaksanaan program siMBA

f) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Koordinator

Administrasi Umum.

g) Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh pengurus

4) Keamanan dan Kebersihan Luar Gedung

a) Melayani dengan baik dan sopan terhadap tamu yang berkunjung ke

sekretariat BAZNAS Sumatera Utara.

Page 57: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

57

b) Bertanggung jawab terhadap keamanan pengurus dan staff pada saat

jam dan hari kerja.

c) Mengisi buku tamu yang berkunjung ke sekretariat BAZNAS Sumatera

Utara.

d) Disamping melaksanakan keamanan dan kenyamanan selama

berlangsungnya hari dan jam kerja juga ditugaskan sebagai petugas

kebersihan kantor yang meliputi halaman gedung depan dan belakang

termasuk kaca luar kantor.

e) Bertugas dan bertanggungjawab atas kenyamanan dan keamanan

perkantoran pada saat hari dan jam kerja (senin-jumat) pukul 08:30-

16:30.

f) Melaksanakan serah terima tugas keamanan siang dengan petugas

penjaga malam dari pukul 18:00 WIB sore ke pukul 06:00 WIB pagi

pada setap hari kerja (Senin-Jumat).

g) Melaporkan hal-hal yang berkenan dengan kenyamanan dan keamanan

kantor kepada Koordinator Administrasi Umum.

h) Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh pengurus.

5) Supir (Driver)

a) Sebagai supir ketua BAZNAS SU dalam perjalanan dinas dari rumah ke

kantor dan sebaliknya.

b) Dalam melaksanakan tugas sebagai supir ketua BAZNAS SU agar

menjaga keamanan dan kenyamanan dalam perjalanan dinas.

c) Melakukan perawatan (service) berkala mobil dinas ketua BAZNAS

SU melalui seksi 2 bidang pendistribusian dan pendayagunaan.

d) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada

ketua BAZNAS SU.

6) Keamanan Malam Gedung

a) Bertanggungjawab atas kenyamanan dan keamanan gedung

BAZNAS Provinsi Sumatera Utara pada malam hari, mulai sejak

18:00 s.d 06:00WIB

Page 58: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

58

b) Melaporkan hal-hal yang berkenaan dengan kenyamanan dan

keamanangedung BAZNAS provinsi sumatera utara kepada

koorninator administrasi umum.

c) Melaksanakan serah terima tugas keamanan siang dengan petugas

jaga malam dari pukul 18:00 WIB sore ke pukul 06:00 WIB pagi

pada setiap hari kerja (Senin s.d Jum‟at).

d) Sebagai teknisi soundsystem dan bertanggung jawab dalam setiap

penggunaannya.

e) Menghidupkan dan mematikan lampu usai melaksanakan tugas jaga

malam.

f) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada

koordinator administrasi umum.

7) Petugas Kebersihan Kantor

a) Bertugas melaksanakan kebersihan kantor gedung BAZNAS

provinsi sumatra utara baik 1 maupun lantai 2.

b) Mencuci piring dan gelas pecah belah yang berada didapur umum

kantor BAZNAS sumatra utara

c) Jam kerja petugas kebersihan adalah pukul 07:30 WIB sebelum staf

BAZNAS provinsi sumatra utara memulai aktivitas pekerjaan dan

pulang pukul 17:00 WIB.

d) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada

Koordinator Administrasi Umum melalui Kepala Bagian Umum.

8) Bagian Administrasi Keuangan

a) Mengkoordinasikan dan bertanggung jawab atas kelancaran

pelaksanaan tugas dan fungsi bagian administrasi keuangan.

b) Memeriksa kas dan penutupan buku pada setiap akhir bulan bekerja

sama dengan seksi pembukuan dan pembayaran/kasir.

c) Mempersiapkan rencana anggaran tahunan BAZNAS Provinsi Sumatra

Utara.

d) Melaporkan perkembangan anggaran tahunan BAZNAS

9) Bagian Administrasi Keuangan (Seksi 1: Pembukuan )

Page 59: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

59

a) Melaksanakan tugas-tugas dalam bidang administrasi keuangan yang

meliputi: kegiatan akuntansi, rencana anggaran dan pertanggung

jawaban keuangan, memelihara data dokumen keuangan serta asset,

laporan keuangan dan internal audit.

b) Menyiapkan data di bidang keuangan bagi kepentingan pengambilan

kebijakan dan keputusan pimpinan serta input data keuangan melalui

internet.

c) Mengkoordinasikan data penerimaan infaq PNS muslim dan zakat

eselon serta zakat dan infak kementrian agama se-Sumatra Utara dan

selanjutnya dipublikasikan melalui internet setiap minggu pertama awal

bulan.

d) Input data keuangan melalui program GL.

e) Bersama bagian umum belanja barang alat tulis kantor (ATK).

f) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada koordinasi

administrasi keuangan.

g) Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan pengurus.

h) Menyampaikan laporan tertulis kepada koordinasi administrasi

keuangan pada setiap tanggal 1 (satu) diawal bulan.

10) Bagian Administrasi Keuangan (Seksi 2: Penerimaan dan

Pengembangan)

a) Melaksanakan tugas-tugas penerimaan dan pengembangan.

b) Mengambil dan menjemput zakat, infak dan sedekah dikalangan para

muzakki baik perorangan maupun lembaga/ kantor dinas/ instansi.

c) Menyiapkan kwitansi dan penerimaan pembayaran zakat, infak dan

sedekah dan menyiapkan data serta menyusun peta muzakki.

d) Meminta print out (rekening koran) pada bank yang berkaitan dengan

setoran infak PNS muslim SKPD setiap tanggal 5 berjalan.

e) Melaporkan dan menyerahkan zakat, infak dan sedekah kepada seksi 1

pembukuan.

f) Membangun komunikasi dan infornmasi dengan muzakki dan calon

muzakki serta melaksanakan kegiatan-kegiatan pembinaan muzakki.

Page 60: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

60

g) Mencari dan menggali potensi zakat, infak dan sedekah yang belum

tergarap.

h) Melaksanakan tugas lainnya yang diperintahkan oleh pengurus.

i) Menyampaikan laporan tertulis atas pelaksanaan tugas kepada

Koordinator Administrasi Keuangan setiap 1(satu) minggu sekali.

11) Bagian Administrasi Pembukuan dan Pertanggungjawaban

Seluruh Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan BAZNAS

Provinsi Sumatera Utara

a) Menyiapkan administrasi pembukuan dan pengeluaran keuangan

Baznas Provinsi Sumatera Utara.

b) Menyusun dan mengarsipkan seluruh bukti tanda terima yang terkait

dengan penerimaan dan pengeluaraan dana.

c) Melaksanakan transport pengurus, transport pegawai dan bantuan

yang bersifat konsumtif.

B. Temuan Penelitian

1. Mekanisme Pendistribusian Zakat Produktif Pada BAZNAS

Sumatera Utara

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis kepada Bapak

Musaddad Lubis selaku ketua bidang pendistribusian zakat di BAZNAS Sumatera

Utara pada tanggal 11 Januari 2019, beliau mengatakan bahwa pendistribusian

zakat produktif di BAZNAS sudah dilakukan dalam 10 tahun terakhir.

Pendistribusian zakat produktif di BAZNAS Sumatera Utara berdasarkan delapan

golongan asnaf yang telah ditetapkan dalam Al-Quran yakni fakir, miskin, amil,

muallaf, riqab, gharim, sabilillah dan ibnu sabil. Namun dalam penyalurannya

mayoritas dananya lebih terkonsenterasi kepada fakir miskin dengan penyaluran

secara konsumtif dan produktif.

“Pendistribusian zakat produktif untuk saat ini masih kita utamakan

masyarakat muslim miskin yang mempunyai usaha berjalan, biasanya kita

memberikan tambahan modal sekitar Rp.500.000- Rp. 5.000.000 sesuai dengan

jenis usaha yang mereka jalankan dalam bentuk tunai, ada juga yang dalam

bentuk alat misalnya Becak. Kriteria mustahik yang mendapatkan dana zakat

Page 61: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

61

produktif biasanya ada yang berbentuk kelompok berbasis Mesjid dan ada juga

yang berbentuk perorangan”46

Lebih lanjut, Bapak Musaddad Lubis menjelaskan bahwa pendistribusian

zakat produktif pada BAZNAS Sumatera Utara menggunakan akad Hibah dan

Qardhul hasan. Akad Hibah berarti dana zakat produktif yang diberikan kepada

mustahik diberikan begitu saja tanpa adanya pengembalian atau pembayaran

kembali oleh mustahik kepada BAZNAS Sumatera Utara. Zakat dengan akad

hibah ini diberikan kepada mustahik yang mengelola usaha kecil-kecilan yang

benar-benar membutuhkan dan tidak mampu lagi mengembalikan uang zakat

tersebut. Sedangkan Akad Qardhul Hasan, tambahan modal/modal bergulir yang

diberikan kepada mustahik , dimana mustahik nanti akan mengembalikan dana

zakat tersebut BAZNAS tanpa adanya tambahan dan ada jaminannya. Jangka

waktu untuk pengembaliannya adalah 1 tahun atau 10 kali bayar. Modal yang

telah dikembalikan kepada BAZNAS akan digulirkan kembali kepada mustahik

yang memerlukan.Usaha-usaha yang mendapatkan bantuan modal dari zakat

produktif adalah berupa usaha Kuliner, Olahan, Jasa. Mustahik yang ingin

mendapat bantuan modal dari zakat produktif harus mengajukan surat

permohonan terlebih dahulu dengan melengkapi berkas-berkas yang diminta oleh

BAZNAS.

“iya betul saya dapat bantuan dana untuk mengembangkan usaha. Kemarin

itu kami taunya dari mesjid, katanya ada bantuan dana dari BAZNAS Sumatera

Utara bagi yang ada usahanya. Kami itu perkelompok, kalau enggak salah ada 7

orang satu kelompok. Kelompok kami itu dari Mesjid As-sholihin, ada Bapak

Asmuni sebagai ketuanya, dia yang mengabarkan kepada kami ada bantuan dari

BAZNAS. Ya itulah kami isi formulirnya, dalam formulir itu ada ditanya berapa

penghasilan dalam sebulan, usaha apa yang dijalankan. Kemudian ada wawancara

juga dengan BAZNAS, ditanya-tanyalah semua mengenai usaha yang dijalankan

itu. Pokoknya kemarin itu seringlah ke BAZNAS untuk mengurus itu, setelah

hampir 2 bulan baru ada kabar kalau bantuannya cair, kami pikir udah enggak cair

lagi karena sudah terlalu lama. Waktu di awal pengurusannya itu kemarin katanya

berupa pinjaman modal, akan dibayar lagi nanti tapi enggak ada tambahannya

tetap segitu aja kita bayar, tapi setelah pencairan dana zakat di BAZNAS,

46

Musaddad Lubis, Ketua Pendistribusian Zakat BAZNAS Sumatera Utara, Wawancara

Di Kantor BAZNAS, Tanggal 11 Januari 2019

Page 62: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

62

pengurusnya bilang kalo itu dana Hibah. Saya dapat 2 juta waktu itu langsung

uang tunai dari BAZNAS”47

Dalam pendistribusian zakat BASNAS Sumatera Utara memiliki SOP

(Standar Operasional Prosedur) dalam pendistribusiannya. Dalam pendistribusian

zakat kepada asnaf zakat BAZNAS Sumatera Utara melihat berdasarkan

permohonan yang masuk dan akan memproses syarat-syarat yang diberikan oleh

calon mustahik. Jumlah zakat yang disalurkan setiap tahunnya itu adalah 80% dari

jumlah dana zakat yang terkumpul, sementara 20% menjadi cadangan untuk tahun

berikutnya. Sedangkan perbandingan dana zakat yang di distribusikan antara zakat

produktif dan zakat konsumtif adalah 30% dan 70%.

“BAZNAS Sumatera Utara memiliki SOP pendistribusian dana zakat,

setiap pendistribusian yang dilakukan akan selalu mengikuti SOP yang ada.

Semua kriteria calon mustahik sudah tertera dalam SOP. Untuk jumlah dana zakat

yang didistribusikan itu kita distribusikan sebanyak 80% setiap tahunnya,

sedangkan 20% lagi menjadi cadangan. Ini dilakukan supaya bulan berikutnya

kalau ada orang yang meminta zakat atau yang lainnya sudah tertanggulangi, yang

tertanggulangi diperkirakan 3 bulan ke depan”48

Tabel 1.3

Penyaluran Dana Zakat Untuk Usaha Produktif

Dikutip dari: Laporan Keuangan BAZNAS Sumatera Utara

“Untuk pendistribusian zakat produktif, biasanya kita akan memproses

permohonan yang diajukan masyarakat ke BAZNAS dan kemudian akan

dilakukan survei kelayakan untuk untuk menjadi mustahik. Setelah dilakukan

survei akan dilakukan rapat antar pengurus apakah permohonan tersebut disetujui

atau tidak. Peyaluran dana zakat ini akan disesuaikan dengan kebutuhan mustahik

yang didasarkan pada hasil survei, juga dipengaruhi oleh tingkat kelayakan

kehidupan calon mustahik tersebut sehingga dana yang telah disalurkan sesuai

47

Asnawati Harahap, Mustahik Zakat Produktif BAZNAS Sumatera Utara, Wawancara

Di Jalan Beringin Gang Rambe Pasar VII Tembung, Pada Tanggal 14 Januari 2019 48

T.M Ridwan,Anngota Pendistribusian Zakat BAZNAS Sumatera Utara, Wawancara Di

Kantor BAZNAS, Tanggal 11 Januari 2019

Keterangan Penyaluran Dana Zakat Penyaluran Dana Zakat

Untuk Usaha Produktif

2014 Rp.1.660.093.900 Rp.498.028.170

2015 Rp. 2.350.163.200 Rp.705.048.960

2016 Rp. 2.102.759.733 Rp.630.827.920

2017 Rp.2.073.442.750 Rp. 622.032.825

Page 63: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

63

dengan kebutuhan mustahik nantinya. Jika pihak pengurus sudah menyetujuinya,

maka mustahik bisa datang langsung ke BAZNAS untuk menerima dana zakat

tersebut. Untuk calon mustahik yang tidak mampu akan kita distribusikan zakat

dengan akad hibah, sedangkan kalau untuk calon mustahik yang membutuhkan

dana untuk tambahan modal usahanya kita distribusikan zakat dengan akad

qardhul hasan”. Jelas Bapak Musaddad Lubis

Zakat produktif didistribusikan secara berkala dan setiap saat berdasarkan

permohonan yang diterima oleh BAZNAS. Setelah dana zakat didistribusikan

kepada mustahik, maka akan dilakukan pendampingan dan pengawasan yang

dilakukan oleh pendamping yang diutus oleh pihak BAZNAS. Dalam hal ini

biasanya akan dilakukan pelatihan dengan mengumpulkan mustahik zakat baik

yang kelompok berbasis Mesjid maupun mustahik perorangan.

2. Implikasi Pendistribusian Dana Zakat Produktif BAZNAS Sumatera

Utara Terhadap Status Mustahik

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada

beberapa mustahik zakat produktif yang menerima zakat untuk bantuan modal

usaha, mereka mengatakan dana zakat yang disalurkan oleh pihak BAZNAS

sumatera utara sangat membantu dalam mengembangkan usaha mereka.

Wawancara yang peneliti lakukan kepada Ibu Asnawati penjual jajanan Anak-

anak, beliau mengatakan bahwa:

“ya Nenek merasa terbantu dengan adanya tambahan modal dari BAZNAS

ini. Uangnya Nenek pake untuk belanja buat nambah macam-macam jajanan

anak-anak, kan kalo dia banyak macamnya anak-anak makin suka. Waktu itu

nenek dapat 2 juta dari BAZNAS, Alhamdulillahlah buat nambah-nambah. Nenek

udah tidak ada tanggungan lagi udah pada nikah semua anak nenek. Usaha ini

nenek buka ya untuk tabungan nenek, uang sehari-hari nenek misalnya kalo nanti

ada pengajian nenek udah ada uang jadi enggak perlu minta-minta lagi sama anak.

Kalo dibilang ya pendapatannya bertambah ya bertambah tapi enggak jauh

bedalah sama sebelum dapat bantuan dari BAZNAS. Dulu sebelumnya nenek

dapat Rp.50.000-Rp.100.000 ribu perhari, sesudah dapat bantuan ditambahlah

jualannya jadi pendapatannya Rp.100.000-Rp.150.000 perhari. Tapi sekarang

udah mulai enggak nentu juga pendapatannya bahkan kadang perharinya dapat

Rp.50.000. maklumlah udah banyak juga warung jajanan yang buka disini. Inikan

kami dapat bantuan dari BAZNAS dalam bentuk kelompok berbasis Mesjid, jadi

setelah bantuan itu cair pak Ketua buat kayak Koperasi gitu dengan bayar iuran

Rp.10.000 perbulan dan juga kami sering adakan pertemuan antar sesama

anggota. Jadi setiap pertemuan dimintai infaq tapi enngak dipatok berapa. Kalo

Page 64: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

64

Nenek untuk bayar zakat belum paling bayar zakat Fitrah. Tapi Alhamdulillah

kalo ngasih infak udah walaupun tak seberapa”.49

Pendapat lain dari ibu Nur Hairani sebagai penjual Tas dan Sandal,

menyatakan bahwa:

“ Ya kemarin ada dapat bantuan modal untuk mengembangkan usaha dari

BAZNAS, waktu itu dapat 2 juta ya Alhamdulillah buat nambah-nambah jualan

Tas dan Sandal. Waktu itu saya taunya dari Mesjid As-Sholihin, katanya ada

bantuan zakat dari BAZNAS. Alhamdulillah sangat terbantulah dengan itu,

dulunya penghasilan ibu itu sekitar Rp.100.000-Rp.300.000 perhari kalau

sekarang dapat Rp.200.000-Rp.300.000. Tapi kan kalau jual Tas dan Sandal ini

musim-musiman ya, dia itu banyak terjual kalo dekat-dekat Hari Raya kalo hari

biasa itu biasa-biasa aja, kadang dapat Rp.100.000-Rp. 200.000 ribu gitulah. Ibu

kan masih ada tanggungan 8 orang ya jadi dicukup-cukupkanlah. Kalo ibu untuk

bayar zakat ya baru Zakat Fitrah lah nak setiap bulan ramadhan,paling berinfaqlah

sesekali kalo ada pengajian gitu”50

Ibu Sulastri, penjual jajanan, gas sebagai mustahik dari BAZNAS

Sumatera Utara mengatakan:

“Alhamdulillah kemarin itu ibu dapat bantuan dana zakat dari BAZNAS

Sumatera Utara sebesar Rp.2.000.000 juta. Ibu taunya dari Mesjid kami ada 7

orang kalo enggak salah satu kelompok itu. Setelah diurus-urus semua

persyaratannya barulah cair kalo enggak salah 2 bulan kemudian. Ibu sangat

terbantulah dengan bantuan ini, ibu bisa nambah-nambah jualan, yang dulunya

enggak ada gas sekarang ibu jual gas. Pokoknya terbantu lah nak, kan biasanya

kalau warung itu makin banyak jenis jualannya orang makin suka ya belinya.

Dulu sebelum ibu tambah jualannya paling dapatnya Rp.100.000-Rp.200.000,

setelah ibu tambah ya bisa dapat Rp.150.000-Rp.300.000 setiap harinya nak

Alhamdulillah. Kami itu kemaren setelah dapat bantuan dari BAZNAS ada buat

kayak koperasi gitu, dengan bayar iuran Rp.10.000/bulan, terus ada pertemuan

sesama anggota satu atau dua bulan sekali, dalam pertemuan itu ada dikutip infaq

tapi enggak dipatok berapa. Bayar zakat ya paling Zakat Fitrah, paling ibu infaq

sesekali”.51

Pernyataan dari tiga orang mustahik di atas dan beberapa mustahik lainnya

yang penulis wawancarai memberi penjelasan bahwa mereka sangat terbantu

dengan adanya pendistribusian zakat produktif ini. Dengan adanya bantuan ini

para mustahik dapat mengembangkan usaha mereka dan memenuhi kebutuhan

49

Asnawati Harahap, Mustahik Zakat Produktif BAZNAS Sumatera Utara, Wawancara

Di Jalan Beringin Gang Rambe Pasar VII Tembung, Pada Tanggal 14 Januari 2019 50

Nur Hairani Inanta, Mustahik Zakat Produktif BAZNAS Sumatera Utara, Wawancara

Di Jalan Beringin Gang Rambe Pasar VII Tembung, Pada Tanggal 14 Januari 2019 51

Sulastri, Mustahik Zakat Produktif BAZNAS Sumatera Utara, Wawancara Di Jalan

Beringin Gang Apel Pasar VII Tembung, Pada Tanggal 14 Januari 2019

Page 65: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

65

keluarga mustahik. Dari beberapa mustahik yang diwawancarai penulis belum ada

mustahik yang berubah menjadi muzakki. Status mustahik baru bisa berubah

menjadi orang yang berinfaq (Munfiq).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Musaddad Lubis selaku

Ketua bidang pendistribusian zakat, beliau mengatakan sudah ada beberapa

mustahik yang sudah berubah menjadi mustahik, tetapi hanya sebagian kecil.

Status sebagian besar mustahik masih Munfiq (Orang yang berinfak) dan sanggup

memenuhi kebutuhan hidupnya dan anggota keluarganya. Ini merupakan hal yang

baik karena dana zakat itu bisa disalurkan kepada mustahik lainnya yang lebih

membutuhkan.

C. Pembahasan

1. Mekanisme Pendistribusian Zakat Produktif Pada BAZNAS

Sumatera Utara

Zakat sebagai salah satu rukun Islam mempunyai kedudukan yang sangat

penting. Hal ini dapat dilihat dari segi tujuan dan hikmah zakat dalam

meningkatkan martabat hidup manusia dalam masyarakat, perintah zakat selalu

beriringan dengan shalat. Zakat merupakan ibadah dalam bidang harta yang

mengandung hikmah dan manfaat yang demikian besar dan mulia, baik yang

berkaitan dengan orang yang berzakat (muzakki), penerimanya (mustahik), harta

yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan.

Dana zakat merupakan salah satu potensi umat islam dalam upaya

pemberdayaan ekonomi ummat. Berbicara tentang ini yang terpenting tidak boleh

melupakan peran amil zakat selaku pengemban amanah pengelola dana-dana

zakat yang terhimpun. Pendistribusian dana zakat adalah satu aktifitas atau

kegiatan untuk mengatur dana zakat yang terhimpun sesuai dengan fungsi

manajemen dalam upaya menyalurkan zakat yang diterima dari muzakki untuk

mustahik sehingga terciptanya tujuan organisasi secara efektif dan tujuan dari

zakat juga tercapai.

Page 66: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

66

Pendistribusian dana zakat pada BAZNAS Sumatera Utara kepada yang

berhak menerima dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Adapun pendistribusian

dana zakat kepada mustahik bersifat hibah yang artinya dana zakat produktif yang

disalurkan kepada mustahik tanpa adanya pembayaran kembali oleh mustahik

dengan memperhatikan skala prioritas kebutuhan mustahik di masing-masing

wilayah dalam hal ini kota Medan, karena apabila dana zakat didistribusikan di

luar wilayah zakat itu dikumpulkan sedangkan dalam wilayah tersebut masih

banyak mustahik yang membutuhkannya, maka hal ini bertentangan dengan

hikmah yang ingin dicapai dari adanya kewajiban zakat. Pendistribusian dana

zakat produktif di BAZNAS Sumatera Utara dengan menggunakan akad qardhul

hasan sudah mulai dilaksanakan tetapi belum sepenuhnya. Dana zakat produktif

dengan menggunakan akad qardhul hasan ini diberikan kepada mustahik sebagai

tambahan modal usaha yang diharapkan bisa membantu pengembangan usaha

para mustahik. Pendistribusian zakat produktif dengan akad ini, mustahik akan

diminta jaminan atas dana yang diberikan kepada mustahik.

Dana zakat yang terkumpul di BAZNAS Sumatera Utara bersumber dari

muzakki ASN dan muzakki perorangan. Dana zakat di BAZNAS Sumatera Utara

pada saat ini lebih didominasi oleh pola pendistribusian secara konsumtif untuk

tujuan meringankan beban mustahik dan merupakan program jangka pendek

dalam rangka mengatasi permasalahan mustahikyang terdesak. Dengan adanya

pedistribusian zakat produktif walaupun masih didominasi oleh zakat konsumtif

diharapkan mampu menimbulkan muzakki yang baru, karena salah satu tujuan

utama pendistribusian zakat produktif adalah untuk mentransformasikan seorang

mustahik menjadi seorang muzakki yang baru. Untuk saat ini persentase alokasi

dana antara zakat produktif dan dana zakat konsumtif adalah 30% dan 70%.

Berdasarkan hasil wawancara kepada Bapak Musaddad Lubis selaku ketua

bidang pendistribusian zakat pada BAZNAS Sumatera Utara, bahwa pola

pendistribusian zakat produktif di BAZNAS Sumatera Utara saat ini ada dua jenis

yaitu pola pendistribusian produktif tradisional dan pola pendistribusian produktif

kreatif. Pendistribusian zakat produktif tradisional diberikan kepada mustahik

dalam bentuk alat, misalnya becak, mesin jahit dan alat-alat lainnya yang

Page 67: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

67

bermanfaat kepada mustahik dan bisa menghasilkan keuntungan serta memenuhi

kebutuhan hidup mustahik. Sedangkan pendistribusian zakat produktif kreatif

diberikan kepada mustahik dalam bentuk uang tunai, hal ini berarti dana zakat

yang diberikan kepada mustahik berupa modal usaha. Modal tersebut akan

digunakan oleh mustahik untuk membantu mengembangkan usaha yang telah

mereka jalankan. Kemudian nantinya apabila mustahik tersebut telah mampu

mengembalikan dana zakat tersebut akan digulirkan kembalikepada mustahik

yang lain. Pola pendistribusian zakat produktif kreatif ini juga bisa diwujudkan

dalam bentuk proyek sosial seperti membangun sekolah di daerah pemukiman

miskin, membangun sarana kesehatan di daerah kumuh dan membangun tempat

ibadah seperti Mesjid atau Musholla.

Mekanisme penditribusian dana zakat produktif di BAZNAS Sumatera

Utara tidak memaksakan pada delapan asnaf, tetapi sebagian dari delapan asnaf.

Di BAZNAS Sumatera Utara dana zakat yang diterima hanya disalurkan kepada

6 asnaf saja. Menurut pihak BAZNAS, tidak semua asnaf itu ada sampai pada saat

ini misalnya pembebasan Budak dan di BAZNAS dana zakat tidak disalurkan

pada amil zakat karena menurut mereka, mereka merasa masih mampu dan masih

banyak yang lebih membutuhkan. Untuk sasaran utama dari pendistribusian zakat

produktif ini adalah masyarakat muslim miskin yang mempunyai usaha berjalan.

Dana zakat yang disalurkan kepada mustahik dari zakat yang terkumpul

pada periode satu tahun adalah 80%, sedangkan untuk 20% lagi sebagai dana

cadangan apabila ada permohonan yang mendesak dari mustahik zakat.

Sedangkan dana zakat yang disalurkan dalam bentuk zakat produktif sebesar 30%

dari keseluruhan zakat yang didistribusikan dalam satu tahun. Dalam hal ini

pendistribusian zakat konsumtif masih jauh lebih besar daripada pendistribusian

untuk zakat produktif. Pendistribusian zakat konsumtif hanyalah untuk hal-hal

yang bersifat darurat. Artinya ketika ada mustahik yang sudah tidak mungkin

dibimbing untuk mempunyai usaha mandiri atau memang untuk kepentingan

mendesak, maka pendistribusian zakat konsumtif dapat dilakukan.

Bantuan dana untuk modal usaha pada BAZNAS SU masih bersifat

tambahan modal, belum berupa modal usaha sepenuhnya. Dana yang diberikan

Page 68: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

68

masih dalam kisaran Rp. 500.000-Rp.5.000.000, dan itu hanya sekali dan tidak

ada penambahan di kemudian hari. Untuk zaman sekarang tambahan modal

sebesar itu masih belum maksimal bila dibandingkan dengan keadaan ekonomi

sekarang.

Dana zakat produktif yang didistribusikan kepada mustahik adalah dana

bergulir, yaitu dana yang diberikan oleh pengelola kepada mustahik dengan

catatan harus qardhul hasan, yang artinya tidak boleh ada kelebihan yang harus

diberikan oleh mustahik kepada pengelola dan mustahik akan memberikan

jaminan. BAZNAS SU sudah mulai bertahap menggunakan bertahap

menggunakan akad Qardhul Hasan, dimana pihak BAZNAS memberikan bantuan

modal kepada mustahik yang memiliki usaha yang masih berjalan, kemudian

mustahik akan mengembalikan dana zakat tersebut dalam jangka waktu 1 tahun

atau dalam 10 kali bayar tanpa adanya tambahan. Setelah dana zakat tersebut

dikembalikan oleh mustahik kepada BAZNAS, dana tersebut akan digulirkan

kembali kepada mustahik yang lain. usaha yang paling banyak diminati oleh para

mustahik yang mendapatkan dana zakat produktif tersebut adalah usaha sembako,

usaha sayur mayur, jualan sarapan pagi, rujak, usaha jualan jajanan anak–anak

serta usaha kecil-kecilan lainnya, karena usaha ini tergolong mudah dan

mendapatkan keuntungan yang besar bagi para mustahik, sehingga mereka dapat

mencukupi kebutuhan hidup mereka dari usaha yang mereka lakukan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak T.M Ridwan sebagai bagian

bidang pendistribusian zakat produktif, penulis dapat gambarkan prosedur

pendistribusian zakat pada BAZNAS SU dapat digambarkan pada skema di

bawah ini :

Gambar 1.1

Prosedur Pendistribusian Zakat

Muzakki

Bagian Pembukuan

keuangan dan kasir

Bagian

Penghimpunan

Bagian pendistribusian

dan pendayagunaan

Menerima

permohonan

Page 69: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

69

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi mustahik zakat

produktif BAZNAS Sumatera utara adalah :

1. Persyaratan yang harus dipenuhi

a. Muslim/Muslimah

b. Memiliki jiwa wirausaha

c. Bersedia di bina BAZNAS Sumatera Utara

d. Mendapat rekomendasi dari BKM (bagi laki-laki)

e. Mendapat rekomendasi dari Majelis Taklim untuk perempuan

f. Mencantumkan alamat yang jelas

2. Tata cara pemberian bantuan

a. Pemohon membuat surat permohonan kepada Ketua BAZNAS

Sumatera Utara dengan matera 6000

b. Memiliki usaha yang sedang dikelola (seperti:berdagang, kerajinan

dan usaha produktif lainnya)

c. Melampirkan fotocopy keluarga/KTP

d. Melampirkan pas foto 4 x 6 = 2 Lembar

e. Bersedia diwawancarai oleh pengelola BAZNAS Sumatera Utara

f. Team produktif mengadakan peninjauan lapangan

3. Jumlah bantuan yang diberikan

a. Jika telah memenuhi persyaratan, akan diberikan langsung kepada

pemohon di Kantor BAZNAS Sumatera Utara

b. Bantuan yang diberikan sebesar Rp. 1.000.000 s/d Rp.2.500.000

(secara hibah) dan Rp.500.000 s/d Rp.5.000.000 (modal bergulir

Qardhul Hasan dengan jaminan).

Survei kelayakan

Persetujuan oleh

dewan pengurus

Mustahik Pendistribusian zakat

Page 70: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

70

Untuk pendistribusian zakat produktif, biasanya pihak BAZNAS Sumatera

Utara memproses permohonan masyarakat yang diajukan ke BAZNAS dan

kemudian pihak BAZNAS melakukan survei kelayakan menjadi mustahik.

Setelah dilakukan survei pihak BAZNAS Sumatera Utara melakukan rapat

pengurus untuk menentukan apakah permohonan tersebut disetujui atau tidak.

Pendistribusian dana zakat ini disesuaikan dengan kebutuhan mustahik yang

didasarkan pada hasil survei, juga dipengaruhi oleh tingkat kelayakan kehidupan

calon mustahik tersebut sehingga dana zakat yang disalurkan sesuai dengan

kebutuhan mustahik tersebut. Jika telah disetujui oleh dewan pengurus, maka

calon mustahik bisa langsung ke BAZNAS untuk menerima dana Zakat.

2. Implikasi Pendistribusian Dana Zakat Produktif BAZNAS Sumatera

Utara Terhadap Status Mustahik

Zakat dalam Islam mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan

umat, diharapkan dengan keberadaan zakat tersebut mampu mengatasi

kemiskinan, kemelaratan, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran

masyarakat, mengangkat harkat serta martabat manusia dan memperkecil jurang

pemisah antara si kaya dan si miskin. Selama ini yang dikembangkan dalam

masyarakat, pendistribusian zakat lebih dipraktekkan kepada pembagian

konsumtif, sehingga begitu zakat dibagi pihak yang menerima hanya dapat

memanfaatkannya untuk kepentingan konsumtif atau bahkan sesaat.

BAZNAS Sumatera Utara sebagai lembaga amil zakat telah

mendistribusikan zakat secara produktif selama 10 tahun ini. Zakat produktif

disalurkan dalam bentuk modal bergulir qardhul hasan maupun secara hibah

kepada nasabah. Dalam praktik pendistribusiannya BAZNAS Sumatera Utara

masih lebih banyak mendistrisbusikan zakat kepada mustahik secara hibah,

dimana dana zakat diberikan secara cuma-cuma kepada mustahik. Namun pada

saat ini bantuan modal bergulir qardhul hasan sudah mulai diterapkan.

Salah satu motto BAZNAS SU adalah “mengubah mustahik menjadi

muzakki”. Berkaitan dengan motto tersebut, pengurus BAZNAS SU memandang

bahwa langkah yang lebih tepat dan efektif adalah dengan mendayagunakan dan

Page 71: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

71

menyalurkan zakat dalam bentuk produktif. Zakat produktif ini disalurkan dalam

bentuk uang tunai sebagai bantuan modal untuk para mustahik yang memiliki

usaha kecil dan membutuhkan modal tambahan, dimana bantuan ini diberikan

dalam bentuk pinjaman tanpa bunga. Jumlah dana zakat produktif yang disalurkan

dalam bentuk pinjaman tanpa bunga, dengan ukuran makismum Rp.5.000.000 per

periode pinjaman, dimana pihak BAZNAS Sumatera Utara memberikan waktu

selama 1 tahun atau 10 kali bayar. Jika pinjaman belum lunas dan sudah jatuh

tempo, maka BAZNAS SU hanya mengingatkan mustahik tanpa adanya

pemaksaan.

Untuk mencapai tingkatan muzakki, secara mustahik harus

ditransformasikan secara bertahap. Mulanya, seorang mustahik ditranformasikan

menjadi seorang muktafi (orang yang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri).

Pada level ini memang mustahik belum mampu berbagi dengan orang lain tapi

sudah bisa memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan hidup keluarganya.

Transformasi dari mustahik ke muzakki membutuhkan proses dan konsistensi

dalam berusaha. Maka sebelum melakukan pendistribusian zakat pihak pengelola

zakat harus memberikan pelatihan terlebih dahulu kepada mustahik.Perlu diingat,

bahwa pengelolaan zakat yang bersifat produktif, harusdilakukan pembinaan dan

pendampingan kepada para mustahik agar kegiatan usahanya dapat berjalan

dengan baik. Karena tujuan utama pengelolaan zakat secara produktif adalah

untuk mentransformasikan seorang mustahik (orang yang berhak mendapatkan

zakat) menjadi seorang muzaki (orang yang berkewajiban mengeluarkan zakat).

Mustahik yang telah mendapatkan bantuan zakat produktif selanjutnya

mendapat pengawasan penggunaan dana zakat yang telah diberikan, dimana

pengawasan dilakukan 3 bulan sekali. Pengawasan ini dilakukan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pengawasan secara langsung dilakukan dengan

wawancara langsung kepada mustahik mengenai perkembangan usahanya, dimana

pihak BAZNAS mendatangi lokasi mustahik secara langsung. Pengawasan secara

tidak langsung dengan cara mengamati perkembangan usaha mustahik. Selain itu

pengawasan juga dilakukan setiap kali mustahik melakukan pengembalian

pinjaman ke BAZNAS.

Page 72: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

72

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa mustahik zakat produktif,

mereka mengatakan bahwa dana zakat didistribusikan sangat membantu

perekonomian mustahik, karena mereka mengatakan sangat terbantu sekali

sehingga dapat membantu perkembangan usaha mustahik dan memenuhi

kebutuhan hidup keluarga mustahik. Dengan adanya modal tambahan dari

BAZNAS pendapatan para mustahik meningkat sehingga keadaan hidupnya

semakin terus membaik.

Dari hasil wawancara penulis dengan bapak Musaddad Lubis, beliau

mengatakan bahwa sudah ada status mustahik yang menjadi muzakki, tetapi

hanya beberapa orang saja. Mustahik dari zakat produktif sudah banyak yang

mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sebagian besar mustahik belum

berubah menjadi muzakki, baru sebatas munfiq (orang yang berinfaq). Hal ini

juga diakibatkan karena dana yyang dialokasikan untuk zakat produktif masih

relatif sedikit, dengan alasan yang sifatnya tambahan modal. Bila dihitung dari

jumlah dana yang masuk dari tahun 2014 sampai 2017 sebanyak Rp.

9.367.385.737 baru sekitar 26,22% atau Rp. 2.455.934.875 dan sisanya untuk

didistribusikan untuk konsumtif. Rendahnya pendistribusian zakat produktif ini

yang menghambat perubahan mustahik menjadi muzakki. Oleh karena itu

dibutuhkan manajemen pengelolaan zakat yang profesional, baik dalam

pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan zakat, mengelola harta zakat,

transparansi agar tujuan dari zakat untuk mengubah mustahik menjadi muzakki

tercapai. Demikian pula upaya menggali potensi zakat yang ada pada masyarakat

memerlukan kerja sama semua pihak dari pemerintah, amil, dan masyarakat.

Page 73: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Mekanisme praktik pendistribusian zakat produktif pada BAZNAS

Sumatera Utara sudah berjalan selama 10 tahun ini. Sasaran utama dalam

pendistribusian zakat produktif pada BAZNAS Sumatera Utara adalah

masyarakat muslim miskin yang mempunyai usaha berjalan, baik itu

berjualan, jasa, olahan, dan usaha kecil-kecilan lainnya. Dalam

pendistribusian zakat produktif BAZNAS Sumatera Utara menggunakan

akad hibah dimana dana zakat yang didistribusikan kepada mustahik

diberikan secara cuma-cuma tanpa dikembalikan lagi oleh mustahik, tetapi

BAZNAS Sumatera Utara sudah memulai menggunakan akad qardhul

hasan. Calon mustahik yang ingin mendapatkan zakat produktif harus

mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada BAZNAS Sumatera

Utara dengan melengkapi persyaratan yang diberikan oleh BAZNAS

Sumatera Utara. Kemudian permohonan yang masuk akan diproses oleh

BAZNAS dilanjutkan dengan melakukan survei kepada usaha yang sedang

dikelola oleh mustahik baik itu survei secara langsung maupun tidak

langsung. Dalam pendistribusian zakat produktif ini didistribusikan kepada

perorangan maupun secara kelompok berbasis Mesjid. Besaran dana yang

didistribusikan kisara Rp.500.000-Rp.5.000.000 sebagai modal tambahan

untuk mengembangkan usaha mustahik.

2. Zakat sebagai sumber dana yang potensial untuk kesejahteraan umat.

Salah satu tujuan zakat adalah mengubah mustahik menjadi seorang

mustahik. Implikasi zakat produktif terhadap mustahik BAZNAS

Sumatera Utara sebagai salah satu lembaga amil zakat masih belum

sepenuhnya mampu mengubah mustahik menjadi seorang muzakki. Status

mustahik baru mampu berubah menjadi muktafi (orang yang mampu

Page 74: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

74

memenuhi kebutuhannya sendiri) dan munfiq (orang yang berinfaq). Hal

ini salah satunya disebabkan masih sedikitnya jumlah dana zakat yang

dialokasikan untuk zakat produktif dan kurangnya pemahaman mustahik

tentang dana zakat produktif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka

selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat memberikan

manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini. Adapun saran-

saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Untuk BAZNAS Sumatera Utara, sebaiknya lebih menambah proporsi

alokasi dana untuk pendistribusian zakat produktif. Dalam

pendistribusian zakat produktif lebih banyak menggunakan akad

qardhul hasan agar dana zakat dapat digulirkan kepada mustahik yang

lain yang membutuhkan dan supaya mustahik lebih bertanggungjawab

dalam menggunakan dana zakat yang diberikan. Kemudian agar

pemanfaatan dana zakat lebih maksimal maka sebaiknya mustahik

perlu diberikan pemahaman lebih lanjut mengenai zakat produktif dan

bagaimana pengelolaannya serta pihak BAZNAS Sumatera Utara

tetap melakukan pendampingan dan pengawasan.

2. Bagi para mustahik, yang mendapatkan dana zakat produktif

hendaknya menggunakan dana zakat tersebut dengan baik,

menjalankan usahanya dengan sungguh-sungguh, sehingga pihak

BAZNAS masih tetap percaya dengan mustahik dan keadaan

mustahik lebih baik serta statusnya dapat berubah menjadi seorang

muzakki.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbanyak referensi

tentang zakat produktif dan meneliti permasalahan yang belum ada

tentang zakat produktif.

Page 75: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

75

DAFTAR PUSTAKA

Al-quranul Al-karim

Al Albani, MuhammadNashiruddin. Ringkasan Shahih Muslim Jilid 1, Jakarta

Selatan: Pustaka Azzam, 2013

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 1998

Asnaini. Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam, Yogyakakarta: Pustaka

Pelajar, 2008

Azizy, A. Qodry. Membangun Fondasi Ekonomi Umat, Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2004

Al-Biqha , Mustafa Dieb. Fiqh Sunnah: Pedomana Amaliah Muslim Sehari-hari,

Sukmajaya: Fathan Media Prima

Dagun, Save M. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta: LKPN, 2000

Darajat, Zakiah . Zakat Pembersih Harta Dan Jiwa, Jakarta:Yayasan Pendidikan

Islam Ruhama,1993

Departemen Agama RI. Direktorat Pemberdayaan Zakat, Zakat Ketentuan Dan

Permasalahannya, 2008

Depag RI. Al-Qur’an Dan Terjemah,. Jakarta: Pustaka Al-Fatih, 2009

Fakhruddin, Fiqh Dan Manajemen Zakat di Indonesia, Malang: UIN Press, 2008

Fuad, M. 2006. Pengantar Bisnis, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Hafidhuddin, Didin. Panduan Praktis Tentang Zakat Infak Sedekah, Jakarta:Gema

Insani Press, 2001

. Panduan Zakat, Jakarta: Republika, 2002

. Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani

Press, 2002

Al Jaza‟iri, Syaikh Abu BakarJabir. Panduan Hidup Seorang Muslim, Madinah:

Maktabatul „Ulum Wal Hikam, 2014

Page 76: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

76

Muin, Rahmawati. Sistem Distribusi Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Assets

Vol. 3 No.1 2013

Nopiardo Widi. “Mekanisme Pengelolaan Zakat Produktif Pada Badan Amil

Zakat Nasional Tanah Datar”, Dalam JEBI (Jurnal Ekonomi Dan Bisnis

Islam), Vol.1 No. 2, Juli-Desember 2016

Nur Fathoni, Fikih Zakat Indonesia, Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015

Purhantara, Wahyu. Metode Penelitian Kualitatif untuk Bisnis, Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2010

Qadir, Abdurrachman. Zakat Dalam Dimensi Mahdah Dan Sosial, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2001

Qardawi, Yusuf. Hukum Zakat, Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2002

Qurays, Khamid, “Kumpulan Hadist Tentang Zakat Lengkap Bahasa Arab dan

Artinya” didapat dari https://www.fiqihmuslim.com/2017/08/hadits-

tentang-zakat.html

Rosmawati, Rosi. “Pengembangan Potensi Dana Zakat Produktif Melalui

Lembaga Amil Zakat (LAZ) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat” Dalam Padjajaran Jurnal Ilmu Hukum, Vol.1 No. 1 2014

Sari, Elsi Kartika. Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf, Jakarta: Grasindo, 2007

Siregar, Maulana. dkk, Fiqh Ibadah,Medan: Umsu Press,2014

shonhaji, Abdullah .Sunan Ibnu Majah, Semarang: Asy Syifa,1992

Sudirman, Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas, Malang: UIN-Malang Press,

2007

Syarifuddin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta:Prenada Media, 2003

Syu‟aibun, Mengenal BAZNAS Provinsi Sumatera Utara, Medan:Perdana

Publishing, 2017

Ath-Thoilah, Anton. Managemen, Bandung: Fakultas Syariah IAIN, 1994

UU No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat

Yahya, Syaikh Sulaiman Ahmad. Ringkasan Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq, Jakarta:

Pustaka Al-Kautsar, 2013

Al-Zuhayly, Wahbah. Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2008

Page 77: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

77

. Fiqih Imam Syafi’i, Terj: M. Afifi, Abdul Hafiz, Jakarta:

Niaga Swadaya, 2010

Zuhdi, Masjfuk. Masail Fiqhiyyah, Jakarta: Gunung Agung, 1997

Z.B, Yuswar,Dkk. Zakat Infak Sedekah Dan Akuntansi Serta Potensinya Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Miskin, Jakarta: Universitas Trisakti,

2015

www.sumut.baznas.go.id

Page 78: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

78

Lampiran

Daftar Wawancara

Wawancara kepada pengurus BAZNAS Sumatera Utara

Hari/tgl : Kamis/10 Januari 2019

Nama : Musaddad Lubis

Jam : 13.00 WIB-selesai

1. Apa jenis-jenis pendistribusian zakat di BAZNAS?

Jawab: pendistribusian konsumtif dan pendistribusian produktif

2. Bagaimana praktik pendistribusian zakat produktif di BAZNAS?

Jawab : zakat produktif didistribusikan kepada perorangan dan kelompok

berbasis Mesjid

3. Darimana sumber dana pendistribusian zakat produktif?

Jawab : dana zakat bersumber dari muzakki ASN dan muzakki perorangan

4. Berapa lama kegiatan praktik pendistribusian zakat produktif di BAZNAS

sudah berjalan?

Jawab: sudah berjalan sejak lama atau 10 tahun terakhir

5. Berapa persentase alokasi dana antara zakat konsumtif dan zakat

produktif?

Jawab: zakat konsumtif 70% dan zakat produktif 30%

6. Siapa saja sasaran utama dari praktik pendistribusian zakat produktif?

Jawab: masyarakat muslim miskin yang mempunyai usaha berjalan

7. Bagaimana kriteria mustahik zakat produktif?

Jawab: berdasarkan SOP

8. Bagaimana para mustahik memperoleh zakat produktif?

Jawab:para mustahik mengajukan permohonan

9. Dalam bentuk apa zakat produktif didistribusikan?

Jawab: dalam bentuk uang tunai dan ada juga yang dalam bentuk alat

seperti becak

10. Jenis usaha apa sajayang mendapat zakat produktif?

Jawab: kuliner-olahan-jasa-dagang umum

11. Berapa besaran danazakat produktif yang didistribusikan kepada

mustahik?

Page 79: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

79

Jawab: antara Rp. 500.000-Rp.5.000.000

12. Kapan zakat produktif itu didistribusikan?

Jawab: zakat produktif itu didistribusikan secara berkala dan setiap saat

berdasarkan keadaan permohonan

13. Apakah ada survey yang dilakukan sebelum zakat produktif itu

didistribusikan?

Jawab: ada

14. Apakah dana zakat produktif yang didistribusikan kepada mustahik akan

dibayar kembali oleh mustahik kepada BAZNAS?

Jawab: melalui pendamping

15. Apakah ada pembagian keuntungan dari hasil usaha yang didapatkan

mustahik?

Jawab: tidak ada pembagian keuntungan

16. Apakah dana zakat produktif yang didistribusikan kepada mustahik akan

dibayar kembali oleh mustahik kepada BAZNAS?

Jawab: dana dari zakat tidak dikembalikan

17. Apakah ada pembagian keuntungan dari hasil usaha yang didapatkan

mustahik?

Jawab: tidak ada

18. Bagaimana sistim pembayarannya dan berapa lama jangka waktu yang

diberikan?

Jawab: 1 tahunatau 10 kali bayar

19. Apakah ada dari mustahik zakat produktif yang sudah menjadi seorang

muzakki?

Jawab: sudah ada mustahik yang sudah menjadi muzakki tetapimasih

sedikit.

Page 80: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

80

Hari/tgl : Jum‟at/11 Januari 2019

Nama : T.M Ridwan

Jam : 10.00 WIB-selesai

1. Apa jenis-jenis pendistribusian zakat di BAZNAS?

Jawab: pendistribusian konsumtif dan pendistribusian produktif

2. Berapa lama kegiatan praktik pendistribusian zakat produktif di BAZNAS

sudah berjalan?

Jawab: sudah berjalan sejak lama atau 10 tahun terakhir

3. Berapa jumlah dana zakat yang disalurkan kepada mustahik dari

keseluruhan jumlah dana zakat yang terhimpun?

Jawab: idealnya jumlah dana zakat yang disalurkan itu maksimalnya 80%

dari pendapatan BAZNAS dan 20% menjadi cadangan, supaya ketika ada

hal-hal yang mendesak maka dananya tetap ada.

4. Bagaimana mekanisme dari penyaluran dana zakat di BAZNAS Sumatera

Utara?

Jawab: mekanismenya itu sesuai dengan SOP, pendistribusian zakat

didistribusikan sesuai dengan asnaf, dalam mendistribusikan dana

zakatnya untuk asnaf berdasarkan permohonan atau menandatangani

dokumen-dokumen yang terkait.

5. Apakah ada survey yang dilakukan sebelum zakat produktif itu

didistribusikan dan bagaimana pengawasannya?

Jawab: ada dilakukan survey dan pengawasannya melalui pendamping

6. Apakah dana zakat produktif yang didistribusikan kepada mustahik akan

dibayar kembali oleh mustahik kepada BAZNAS?

Jawab: dana dari zakat tidak dikembalikan

Page 81: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

81

Wawancara Kepada Mustahik

Hari/tgl : Jum‟at/14 Januari 2019

Nama : Asnawati Harahap

Usaha : Jualan jajan anak-anak

1. Apakah anda mendapatkan dana zakat produktif dari BAZNAS Sumatera

Utara?

Jawab: Ada

2. Dalam bentuk apa dana zakat produktif yang anda dapatkan?

Jawab: dalam bentuk uang tunai

3. Berapa dana zakat produktif yang anda dapatkan?

Jawab: saya dapat Rp.2.000.000 waktu itu

4. Apakah dana zakat yang anda diterima dikembalikan atau dibayar lagike

BAZNAS?

Jawab: enggak dikembalikan lagi, kemaren katanya sebelum dana zakat itu

cair itu akan dibayar kembali ke BAZNAS lagi atau dana zakat itu dalam

bentuk pinjaman. Tetapi setelah dana zakat itu cair, pihak BAZNAS bilang

itu tidak dikembalikan atau di bayar lagi.

5. Apakah dana tersebut cukup untuk mengembangkan usaha yang anda

jalankan?

Jawab: Alhamdulillah cukuplah, bisa bantu untuk nambah-nambah jualan

6. Apakah pendapatan anda bertambah setelah mendapat bantuan modal dari

BAZNAS?

Jawab: Alhamdulillah pendapatan bertambah, setelah dapat bantuan

tambahan modal dari BAZNAS itu kan saya tambah jenis-jenis jualan atau

variasi makan-makanan anak –anak yang di warung, kan kalo macamnya

itu banyak anak-anak makin senang beli karena banyak pilihannya.

Sebelum dapat tambahan modal itu pendapatannya sekitar Rp.50.000-

Rp.100.000 ribu perhari, sesudah dapat bantuan dan jualannya

ditambahlah jadi pendapatannya Rp.100.000-Rp.150.000 perhari. Tapi

sekarang udah mulai enggak nentu juga pendapatannya bahkan kadang

perharinya dapat Rp.50.000. maklumlah udah banyak juga warung jajanan

yang buka disini. Tapi Alhamdulillah lah

7. Apakah setelah dapat bantuan modal dari BAZNAS anda sudah pernah

berzakat atau sudah berubah jadi seorang muzakki?

Page 82: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

82

Jawab:kalo membayar zakat belum, paling bayar zakat fitrahlah. Tapi

setelah mendapatkan zakat dari baznas kami ada pertemuan atau pengajian

sesama mustahik yang mendapat zakat produktif, waktu pengajian itulah

ada infaq. Jadi, paling saya baru bisa berinfaq dan Alhamdulillah

kebutuhan hidup udah cukuplah.

Hari/tgl : Jum‟at/14 Januari 2019

Nama : Nur Hairani Inanta Hsb

Usaha : Jual Tas dan Sandal

1. Apakah anda mendapatkan dana zakat produktif dari BAZNAS Sumatera

Utara?

Jawab: Ada

2. Dalam bentuk apa dana zakat produktif yang anda dapatkan?

Jawab: dalam bentuk uang tunai

3. Berapa dana zakat produktif yang anda dapatkan?

Jawab: saya dapat Rp.2.000.000 waktu itu

4. Apakah dana zakat yang anda diterima dikembalikan atau dibayar lagike

BAZNAS?

Jawab: enggak dikembalikan lagi, kemaren katanya sebelum dana zakat itu

cair itu akan dibayar kembali ke BAZNAS lagi atau dana zakat itu dalam

bentuk pinjaman. Tetapi setelah dana zakat itu cair, pihak BAZNAS bilang

itu tidak dikembalikan atau di bayar lagi.

5. Apakah dana tersebut cukup untuk mengembangkan usaha yang anda

jalankan?

Jawab: Alhamdulillah cukuplah, bisa bantu untuk nambah-nambah jualan

6. Apakah pendapatan anda bertambah setelah mendapat bantuan modal dari

BAZNAS?

Jawab: Alhamdulillah pendapatan bertambah, setelah dapat bantuan

tambahan modal dari BAZNAS itu kan saya tambah jenis-jenis tas dan

sandal, kan kalo jenisnya itu banyak orang-orang makin senang beli

karena banyak pilihannya. Sebelum dapat tambahan modal itu penghasilan

ibu itu sekitar Rp.100.000-Rp.300.000 perhari kalau sekarang dapat

Rp.200.000-Rp.300.000. Tapi kan kalau jual Tas dan Sandal ini musim-

musiman ya, dia itu banyak terjual kalo dekat-dekat Hari Raya kalo hari

Page 83: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

83

biasa itu biasa-biasa aja, kadang dapat Rp.100.000-Rp. 200.000 ribu

gitulah. Ibu kan masih ada tanggungan 8 orang ya jadi dicukup-

cukupkanlah.

7. Apakah setelah dapat bantuan modal dari BAZNAS anda sudah pernah

berzakat atau sudah berubah jadi seorang muzakki?

Jawab:kalo membayar zakat belum, paling bayar zakat fitrahlah. Tapi

setelah mendapatkan zakat dari baznas kami ada pertemuan atau pengajian

sesama mustahik yang mendapat zakat produktif, waktu pengajian itulah

ada infaq. Jadi, paling saya baru bisa berinfaq dan Alhamdulillah

kebutuhan hidup udah cukuplah, Ibu kan masih ada tanggungan 8 orang ya

jadi dicukup-cukupkanlah.

Hari/tgl : Jum‟at/14 Januari 2019

Nama : Sulastri

Usaha : Jual Tas dan Sandal

1. Apakah anda mendapatkan dana zakat produktif dari BAZNAS Sumatera

Utara?

Jawab: Ada

2. Darimana anda mengetahui bahwasanya ada pendistribusian zakat

produktif dari BAZNAS dan bagaimana anda mendapatkandana zakat

tersebut?

Jawab: Kemarin itu kami taunya dari mesjid, katanya ada bantuan dana

dari BAZNAS Sumatera Utara bagi yang ada usahanya. Kami itu

perkelompok, kalau enggak salah ada 7 orang satu kelompok. Kelompok

kami itu dari Mesjid As-sholihin, ada Bapak Asmuni sebagai ketuanya, dia

yang mengabarkan kepada kami ada bantuan dari BAZNAS. Ya itulah

kami isi formulirnya, dalam formulir itu ada ditanya berapa penghasilan

dalam sebulan, usaha apa yang dijalankan. Kemudian ada wawancara juga

dengan BAZNAS, ditanya-tanyalah semua mengenai usaha yang

dijalankan itu. Pokoknya kemarin itu seringlah ke BAZNAS untuk

mengurus itu, setelah hampir 2 bulan baru ada kabar kalau bantuannya

cair, kami pikir udah enggak cair lagi karena sudah terlalu lama.

3. Dalam bentuk apa dana zakat produktif yang anda dapatkan?

Page 84: ANALISIS PRAKTIK PENDISTRIBUSIAN ZAKAT PRODUKTIF … · Utara dan implikasi pendistribusian dana zakat produktif terhadap status mustahik. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

84

Jawab: dalam bentuk uang tunai

4. Berapa dana zakat produktif yang anda dapatkan?

Jawab: saya dapat Rp.2.000.000 waktu itu

5. Apakah dana zakat yang anda diterima dikembalikan atau dibayar lagike

BAZNAS?

Jawab: enggak dikembalikan lagi, kemaren katanya sebelum dana zakat itu

cair itu akan dibayar kembali ke BAZNAS lagi atau dana zakat itu dalam

bentuk pinjaman. Tetapi setelah dana zakat itu cair, pihak BAZNAS bilang

itu tidak dikembalikan atau di bayar lagi.

6. Apakah dana tersebut cukup untuk mengembangkan usaha yang anda

jalankan?

Jawab: Alhamdulillah cukuplah, bisa bantu untuk nambah-nambah jualan

7. Apakah pendapatan anda bertambah setelah mendapat bantuan modal dari

BAZNAS?

Jawab: Alhamdulillah pendapatan bertambah, setelah dapat bantuan

tambahan modal dari BAZNAS itu kan ibu bisa nambah-nambah jualan,

yang dulunya enggak ada gas sekarang ibu jual gas. Pokoknya terbantu lah

nak, kan biasanya kalau warung itu makin banyak jenis jualannya orang

makin suka ya belinya.. Sebelum dapat tambahan modal itu penghasilan

ibu itu paling dapatnya Rp.100.000-Rp.200.000, setelah ibu tambah ya

bisa dapat Rp.150.000-Rp.300.000 setiap harinya nak Alhamdulillah.

8. Apakah setelah dapat bantuan modal dari BAZNAS anda sudah pernah

berzakat atau sudah berubah jadi seorang muzakki?

Jawab:kalo membayar zakat belum, paling bayar zakat fitrahlah. Kami itu

kemaren setelah dapat bantuan dari BAZNAS ada buat kayak koperasi

gitu, dengan bayar iuran Rp.10.000/bulan, terus ada pertemuan sesama

anggota satu atau dua bulan sekali, dalam pertemuan itu ada dikutip infaq

tapi enggak dipatok berapa. Bayar zakat ya paling Zakat Fitrah, paling ibu

infaq sesekali.