Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA ZIS MELALUI LEMBAGA AMIL ZAKAT DI KOTA
SURABAYA
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Sofwatillah Pratiwi
135020501111009
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
2
3
ANALISIS PREFERENSI MUZAKKI DALAM MENYALURKAN DANA ZIS MELALUI LEMBAGA AMIL ZAKAT DI KOTA SURABAYA
Sofwatillah Pratiwi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, Malang
Email : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi muzakki dalam
menyalurkan dana zakat, infaq dan shadaqah melalui lembaga amil zakat di Kota Surabaya.
Penelitian ini berdasarkan teori kedudukan ZIS dalam islam, ZIS dalam perspektif ekonomi,
pengertian dan fungsi LAZ dan teori preferensi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dengan menggunakan kuesioner dan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari
penelitian didapat bahwa faktor religiusitas, pengetahuan, pelayanan, program LAZ, faktor sosial
dan kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki dalam menyalurkan dana
ZIS melalui lembaga amil zakat di Kota Surabaya.
Kata kunci: zakat, infaq, shadaqah, lembaga amil zakat dan preferensi muzakki
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that influence muzakki in distributing zakat funds, infaq
and shadaqah through amil zakat institutions in the city of Surabaya. This study is based on ZIS
status theory in Islam, ZIS in economic perspective, understanding and function of LAZ and theory
of preference. This research is a quantitative research by using questionnaires and using multiple
regression analysis. The result of research shows that religiosity factor, knowledge, service, LAZ
program, social factor and trust have significant effect to muzakki preference in distributing ZIS
fund through amil zakat institution in Surabaya city.
Keywords: zakat, infaq, shadaqah, amil zakat institutions and muzakki preference
A. PENDAHULUAN
Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan instrumen pemberdayaan masyarakat dalam
mensejahterakan umat. Dana ZIS berasal dari masyarakat (muzakki), dikelola oleh lembaga yang
dikelola oleh masyarakat, dan dipergunakan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang
membutuhkan. Namun zakat, infak, dan shadaqah memiliki pengertian yang berbeda. Zakat berarti
pemberian atau derma yang telah ditetapkan jenis, jumlah, dan waktu suatu kekayaan atau harta
yang wajib diserahkan, telah ditetapkan juga pendayagunaannya, yaitu dari umat Islam untuk umat
Islam. Infak adalah pemberian yang tidak ditentukan jenis, jumlah dan waktu suatu kekayaan atau
harta harus diamalkan. Shadaqah ialah segala bentuk nilai kebajikan yang tidak terikat oleh
jumlah, waktu dan juga yang tidak terbatas pada materi tetapi juga dapat dalam bentuk non materi.
Segala bentuk amal perbuatan baik (kebajikan) dan ungkapan kejujuran dapat dikategorikan
sebagai sedekah (Herawati, 2011).
Pemanfaatan zakat di Indonesia dapat berupa pemenuhan kebutuhan sehari-hari para
mustahik maupun sebagai modal bagi pengembangan usaha mereka. Bila muzakki membayarkan
dana zakat kepada lembaga amil zakat terpercaya, maka pengelolaan dana zakat akan diarahkan
kepada usaha pengembangan ekonomi masyarakat fakir miskin sehingga kelak mereka akan
menjadi muzakki. Manfaat zakat bagi pembangunan masyarakat Indonesia dalam bidang sosial dan
ekonomi akan sulit tercapai bila tidak ada peran serta amil zakat. Untuk lebih menguatkan dan
mengembangkan keberadaan lembaga pengelola zakat, dikeluarkan UU Nomor 23/2011 yang
berlaku hingga sekarang (Karim dan Syarief,2009).
Menurut UU Nomor 23/2011, Lembaga Amil Zakat memiliki fungsi sebagai
pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat bagi kesejahteraan umat. Dalam fungsi
pendayagunaan dana ZIS, LAZ berupaya untuk memperluas manfaat zakat demi kemaslahatan
4
umat dengan memiliki beberapa program yang mempunyai tujuan meningkatkan kesadaran serta
motivasi muzakki untuk menunaikan zakat, meningkatkan kualitas para amil, dan meningkatkan
kualitas pendayagunaan zakat untuk mengentaskan mustahik atau kelompok sosial lain yang
membutuhkan (Kementerian Agama RI,2013).
Keberadaan LAZ juga sudah tersebar di kota-kota besar. Di Provinsi Bali terdapat
Lembaga Amil Zakat Dompet Sosial Madani Bali. Di Kota Yogyakarta terdapat 19 LAZ salah
satunya LAZ Al-Azhar Yogyakarta. Di Kota Surabaya sendiri terdapat beberapa lembaga zakat
diantaranya LAZ Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya, LAZ Nurul Hayat, LAZIS
Muhammadiyah, LAZ Dompet Dhuafa, LAZ Rumah Zakat Indonesia, Lazis Nahdatul Ulama dan
LAZ Yayasan Yatim Mandiri (Kementerian Direktorat Pajak, 2015).
Kota Surabaya merupakan kota besar dengan penduduk yang beragam dari agama, suku
serta banyak pula warga negara asing yang berada di Indonesia. Surabaya yang merupakan ibukota
provinsi menjadikan kota ini sebagai pusat kota yang berada di wilayah Jawa Timur bahkan
Indonesia bagian timur. Kota Surabaya memiliki penduduk penganut agama muslim terbanyak
yaitu sebanyak 2.670.989 orang dibandingkan kabupaten atau kota lainnya. (Kemenag
Jatim,2014).
Saat ini pemerintah melalui regulator, yaitu Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
menargetkan pertumbuhan zakat di tahun 2014 sebesar Rp. 3,5 triliun atau naik sebesar 24 persen
dalam tiap tahunnya. Pada tahun 2016 mengalami peningkatan potensi yaitu sbesar Rp. 5,5
Triliun, dimana 2,5 % berasal dari lembaga amil zakat. Hal ini disebabkan masih banyak muzakki
yang hatinya belum terketuk untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk fakir miskin dan masih
banyak muzakki yang memilih membayar dana ZIS-nya melalui langsung kepada mustahiq.
Dengan banyaknya LAZ di Surabaya dan jumlah penduduk Kota Surabaya ternyata tidak
berdampak terhadap kesadaran masyarakat untuk menyalurkan ZIS-nya ke lembaga zakat.
(BAZNAS,2016).
Secara umum muzakki yang akan menyalurkan dana ZIS akan memilih lembaga zakat
yang dapat memberikan mereka kenyamanan dan kemudahan. Setiap muzakki akan
mempertimbangkan dan memperhatikan faktor-faktor tertentu untuk memutuskan lembaga zakat
mana yang akan dipilih. Selain itu, muzakki juga memperhatikan kualitas pelayanan serta program
yang ditawarkan sehingga muzakki termotivasi untuk menggunakannya. Muzakki akan
mempertimbangkan faktor-faktor tersebut untuk mencari kepuasan dalam menyalurkan dana ZIS
ke lembaga zakat, karena bagaimanapun konsumen dalam hal ini muzakki akan mencari kepuasan
yang maksimal dalam memenuhi kebutuhannya (Lisna,2011).
Berdasarkan fenomena dan pemaparan mengenai pembayaran ZIS diatas, masyarakat
memiliki banyak alasan dan faktor dalam memilih lembaga amil zakat untuk menyalurkan dana
ZIS. Maka dari itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Preferensi Muzakki
dalam Menyalurkan Dana ZIS Melalui Lembaga Amil Zakat”.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Kedudukan Zakat, Infaq, dan Shadaqah dalam Islam
Islam meletakkan zakat pada posisi yang sangat penting. Zakat merupakan ajaran yang
bersifat mahdlah yaitu zakat dinilai sebagai ibadah wajib yang memiliki sitem, mekanisme, jenis,
dan waktu tertentu sebagaimana ibadah lainnya. Dan bersifat Ghairu Mahdlah yaitu zakat
memiliki fungsi sosial berupa perlindungan bagi sekelompok masyarakat yang membutuhkan
pemberdayaan hidup. Pada sisi inilah, zakat akan bersinggungan dengan persoalan-persoalan
hukum, sosial, ekonomi, dan politik. Infaq dalam Islam adalah ibadah sunnah. Pengertian infaq itu
sendiri adalah sesuatu yang diberikan oleh seseorang guna menutupi kebutuhan orang lain, baik
berupa makanan, minuman, dan lain sebagainya. Walaupun infaq sebagai amal suka rela, akan
tetapi mempunyai pendorong yang kuat karena kedudukan infaq dalam Islam adalah sebagai
ta’awun atau gotong royong. (Shalih, 2012). Sedekah mempunyai arti memberikan bantuan atau
pertolongan berupa barang (harta) atau yang lain tanpa mengharapkan imbalan dan hanya
mengharapkan ridho Allah SWT. Menurut para ahli fiqih sedekah dalam pengertian di atas disebut
sadaqah at-tatawwu yaitu sedekah secara spontan dan sukarela.(Bachmid dan Ubud Salim, 2012).
Dengan kata lain zakat, infaq, dan sedekah sebagai effort to flowing (usaha untuk
menyalurkan) dan difungsikan sebagai pengendali terhadap sifat manusia yang cenderung senang
terhadap harta kekayaan (Syafi’ie dalam Bachmid, 2009).
5
Zakat, Infaq, dan Shadaqah dalam Perspektif Ekonomi
Sumber penerimaan negara yang diterapkan dalam kebijakan fiskal, sistem ekonomi Islam
menggunakan sumber lain yakni zakat. Zakat akan mendorong terjadinya perputaran harta, karena
dengan zakat harta tidak akan terjadi idle dan hoarding melainkan akan mendorong investasi,
meningkatkan permintaan, dan sebagainya. Dengan dikelolanya zakat secara efektif oleh negara,
maka zakat akan menjadi sumber dana yang sangat besar yang dapat didistribusikan setiap saat
sebagai jaminan sosial sehingga akan mampu mendorong dan mempercepat pembangunan. Dalam
hal ini ada tiga hal yang terkait dengan zakat dalam mendorong pembangunan ekonomi umat:
1. Zakat akan membersihkan harta yang didiamkan (ditimbun/idle)
2. Zakat dalam menjadi dana sosial yang dapat membantu orang-orang yang membutuhkan dan
untuk meningkatkan standar hidup masyarakat miskin dan meningkatkan produktifitasnya.
3. Zakat dapat menambah atau meningkatkan permintaan dalam skala makro ekonomi karena
masyarakat kaum fakir miskin memiliki kemampuan untuk berbelanja, hal ini tentunya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Badan Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat
Lembaga pengelola zakat ini dalam Undang-Undang disebutkan dengan istilah Badan
Amil Zakat dan Lembaga Amil Zakat. Badan Amil Zakat Nasional yang disingkat BAZNAS
merupakan organisasi yang mengelola zakat yang dibentuk oleh pemerintah. BAZNAS
berkedudukan di tiap-tiap kabupaten/kota. Segmen utama penarikan zakat BAZNAS adalah
pejabat dan/atau birokrat di lingkungan pemerintah provinsi, kota dan kabupaten. Dalam hal segi
penyaluran, BAZNAS umumnya didistribusikan bersinergi dengan program pemerintah.
Lembaga Amil Zakat adalah institusi pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat dan
dikukuhkan oleh pemerintah untuk melakukan kegiatan pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan Zakat sesuai dengan ketentuan agama. Lembaga pengelola zakat apapun bentuk
dan posisinya secara umum mempunyai dua fungsi yakni sebagai perantara keuangan dan
perberdayaan fungsi. segmen utama LAZ adalah masyarakat umum. LAZ biasanya bersinergi
dengan kegiatan induk dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu LAZ juga bersinergi dengan
kegiatan pesantren, masjid, yayasan anak yatim dan dalam perkembangannya terdapat LAZ yang
berbasis perusahaan swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Purbasari, 2015).
Teori Preferensi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia preferensi adalah hak untuk didahulukan dan
diutamakan pada yang lain; prioritas; pilihan; kecenderungan; kesukaan (KBBI, 2008). Dalam
penjelasan lain, preferensi adalah seperangkat objek yang dinilai sesuai atau mendekati kesesuaian
dengan persyaratan yag dikehendaki oleh konsumen (Herawati, 2011). Teori preferensi digunakan
untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang ingin mengonsumsi
produk dengan sumber daya terbatas maka harus memilih alternatif sehingga nilai guna yang
diperoleh maksimal. Menurut Kotler (2005), Pengertian preferensi konsumen menyangkut dua hal
yaitu: (1) proses pengambilan keputusan (dalam pembelian) dan (2) kegiatan fisik yang
menyangkut kegiatan individu (pelanggan dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan ataupun
mengevaluasi barang dan jasa).
Preferensi Penyaluran Dana ZIS
Preferensi penyaluran dana ZIS itu ada tiga. Pertama, zakat diberikan langsung dari
muzakki kepada mustahiq tanpa perantara. Kedua dilakukan oleh amil dalam bentuk panitia atau
pengurus yang berfungsi dalam waktu tertentu. Ketiga, pengelolaan zakat diserahkan melalui
lembaga zakat baik milik pemerintah (BAZ) atau pengelola swasta (LAZ). Jadi, muzakki tidak
memberikan langsung ke mustahiq, tetapi dikelola lembaga pengelola. Penyaluran secara langsung
adalah zakat diberikan langsung dari muzakki kepada mustahiq tanpa perantara. Pada prinsipnya,
dibenarkan oleh syariat Islam apabila seseorang yang berzakat langsung memberikan sendiri
zakatnya kepada para mustahiq.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Preferensi Muzakki
a. Religiusitas
Menurut teori Fetzer dalam Padmaninggar (2016) mendefinisikan religiusitas adalah
sesuatu yang menitikberatkan pada masalah perilaku, sosial dan merupakan sebuah doktrin dari
setiap agama atau golongan. Karenanya doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh
6
setiap pengikutnya. Berdasarkan teori diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa semakin besar
tingkat religiusitas seseorang maka dia akan berhati-hati dalam memilih segala sesuatu yang akan
dia kerjakan sesuai dengan ajaran agama Islam. Sama halnya dengan preferensi muzakki dalam
menyalurkan dana ZIS melalui LAZ, semakin besar tingkat religiusitas muzakki, maka preferensi
muzakki juga akan semakin besar pula karena sistem LAZ yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
b. Pengetahuan
Pengetahuan ilmiah merupakan suatu hasil ilmiah dari adanya kegiatan belajar melalui
permasalahan yang ada pada lingkungan atau kehidupan sehari-hari berdasarkan teori-teori ilmu
pengetahuan. Dari adanya kegiatan belajar tersebut, maka seseorang akan memperoleh
pengetahuan yang lebih akan segala sesuatu yang nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Pelayanan
Dalam konsep service of excellent ada empat pokok unsur pelayanan yaitu kecepatan,
ketepatan, keramahan dan kenyamanan. Keempat unsur tersebut merupakan suatu kesatuan
pelayanan jasa yang terintegrasi, sehingga apabila salah satu tidak terpenuhi maka pelayanan atau
jasa yang diberikan dinilai tidak baik. Agar ketika muzakki menyalurkan dan ZIS melalui LAZ
mendapat pelayanan dengan baik maka LAZ harus memiliki konsep tersebut, sehingga diupayakan
pegawai LAZ harus memenuhi beberapa faktor, yaitu tingkah laku yang sopan, santun, ramah dan
waktu menyampaikan sesuatu informasi pada muzakki haruslah secara jelas dan tepat.
d. Program LAZ
Dana ZIS yang bersal dari masyarakat akan didayagunakan untuk kesejahteraan umat.
Pendayagunaan disini adalah upaya untuk memperluas manfaat zakat demi kemaslahatan umat.
Sedangkan program merupakan rumusan yang terarah dan pedoman kerja LAZ dalam rangka
mendayagunakan zakat.
e. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga,
peran sosial dan status yang melingkupi konsumen tersebut. Kelompok memiliki pengaruh
langsung maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang bisa
berpengaruh secara langsung seperti keluarga, teman dan tetangga.
f. Kepercayaan
Pada penelitian Maski (2010) tentang analisis keputusan nasabah menabung menunjukan
preferensi responden terhadap kepercayaan menabung pada bank syariah adalah karena didukung
adanya rasa aman menabung dan kepercayaan kemudahan bertransaksi. Sehingga kepercayaan
dapat diukur dengan menggunakan indikator adanya rasa aman yang dirasakan nasabah ketika
menabung pada perbankan syariah serta kemudahan dalam melakukan transaksi.
C. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dikarenakan data yang
digunakan adalah data yang diambil langsung dari lapangan atau masyarakat. Pada penelitian ini
melalui pengamatan kepada masyarakat atau muzakki Kota Surabaya dengan teknik pengumpulan
data yang ditetapkan. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dilakukannya penelitian untuk memperoleh informasi
lengkap mengenai data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Kota Surabaya sebagai
lokasi penelitian dengan pertimbangan karena di Kota Surabaya terdapat lembaga amil zakat yang
cukup banyak dan memiliki jumlah penduduk muslim terbanyak di Jawa Timur.
Subjek dan Objek Penelitian
Subyek penelitian kuantitatif ini adalah orang yang dapat dijadikan sebagai sumber data
untuk memperoleh informasi, yaitu masyarakat (muzakki) di Kota Surabaya yang sudah
berpenghasilan dan beragama Islam. Dan Obyek dalam penelitian ini adalah preferensi muzakki
dalam menyalurkan dana zis melalui lembaga amil zakat.
7
Sumber Data
Dalam penelitian ini, sumber data primer tersebut adalah jawaban dari muzakki, atas
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti melalui kuesioner. Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh dari instansi pemerintah dan penelitian terdahulu.
Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrument yang digunakan adalah skala likert yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Model skala likert
yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pernyataan positif dan menggunakan skala 5
point. Setelah skor diperoleh kemudian mengubah data ordinal menjadi data interval menggunakan
metode suksesif interval atau Method of Successive Interval (MSI).
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat atau muzakki yang tersebar di Kota
Surabaya. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah menggunakan metode accidental
sampling, dimana untuk memperoleh data peneliti harus menemui subjek yaitu orang-orang yang
secara kebetulan dijumpai pada saat melakukan observasi.
Metode Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan
metode:
a. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pola perubahan nilai suatu variabel
(dependent) yang disebabkan variabel lain (independent). Preferensi muzakki sebagai variabel
dependen (terikat) dan faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi muzakki sebagai variabel
independen (bebas) maka persamaan regresi berganda ditulis sebagai berikut:
Y = a + b1. X1 + b2. X2 + b3. X3 + b4. X4 + b5 X5 + b6 X6
Dimana:
Y = preferensi muzakki
a = konstanta
b1 = koefisien variabel X1
b2 = koefisien variabel X2
b3 = koefisien variabel X3
b4 = koefisien variabel X4
b5 = koefisien variabel X5
b6 = koefisien variabel X6
X1 = religiusitas
X2 = pengetahuan
X3 = pelayanan
X4 = program LAZ
X5 = faktor social
X6 = kepercayaan
b. Uji Asumsi Klasik
Hasil dari regresi berganda akan dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik dan
tidak bias bila memenuhi beberapa asumsi yang disebut sebagai asumsi klasik. Agar mendapatkan
regresi yang baik harus memenuhi asumsi-asumsi yang diisyaratkan untuk memenuhi uji asumsi
normalitas dan bebas dari multikoleniaritas, heteroskedastisitas, serta autokorelasi (Ghozali, 2005).
Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen digunakan uji anova
atau F-test. Sedangkan pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial (individu)
diukur dengan menggunakan uji t statik. Uji t atau uji parsial digunakan Untuk mengetahui apakah
variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dilakukan
uji t. Pengujian simultan atau uji f bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dan koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen atau
terkait.
Uji Instrumen Penelitian
Dalam penelitian, suatu instrument penelitian dikatakan berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan jika sudah terbukti melewati uji instrument penelitian. Uji instrument
penelitian yang digunakan adalah uji validitas yang digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Dan uji reliabilitas yaitu alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Dengan kata lain, suatu kuesioner dikatakan
8
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
100 responden dari muzakki yang menyalurkan dana ZIS di Kota Surabaya dihasilkan bahwa
responden yang memenuhi kriteria menyalurkan dana ZIS melalui LAZ sebanyak 81 responden.
Adapun karakteristik responden tersebut sebagai berikut:
a. Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 37 orang dengan jumlah presentase 37%. Sedangkan responden yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 44 orang dengan jumlah presentase 44%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa responden pada penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan.
b. Berdasarkan jenis pekerjaan responden menunjukkan bahwa responden wiraswasta sebanyak
5 orang dengan presentase 5%, pegawai swasta sebanyak 40 orang dengan presentase 40%,
Pegawai Negeri Sipil sebanyak 31 orang dengan presentase 31% dan lainnya sebanyak 5
orang dengan presentase 5%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden pada enelitian ini
sebagian besar adalah pegawai swasta.
c. Berdasarkan usia, dapat diketahui bahwa resonden berusia 16-25 tahun sebanyak 10 orang
dengan presentase 10%, responden berusia 25-65 tahun sebanyak 47 orang dengan presentase
47% dan responden berusia >65 tahun sebanyak 24 orang dengan presentase 24%. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa resonden pada penelitian ini sebagian besar berusia 25-65 tahun.
d. Berdasarkan pendidikan terakhir, hasil datan responden yang ada menunjukkan bahwa
responden yang tidak sekolah sebanyak 0 orang dengan presentae 0%, responden yang
berpendiidkan terakhir SD sebanyak 0 orang dengan presentase 0%, responden yang
berpendidikan terakhir SMP sebanyak 2 orang dengan presentase 2%, responden yang
berpendidikan terakhir SMA sebanyak 13 orang dengan presentase 13% dan responden yang
berpendidikan terakhir perguruan tinggi sebanyak 66 orang dengan presentase 66%. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa resonden pada penelitian ini sebagian besar berpendidikan terakhir
perguruan tinggi.
e. Berdasarkan hasil responden yang ada, karakteristik pendapatan per bulan responden ≤ Rp.
3.200.000 sebanyak 24 orang dengan presentase 24%, responden dengan pendapatan per
bulan Rp. 3.200.000 – Rp. 4.200.000 sebanyak 23 orang dengan presentase 23% dan
responden dengan pendapatan per bulan ≥ 4.200.000 sebanyak 34 orang dengan presentase
34%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa resonden pada penelitian ini sebagian besar
berpenghasilan dari Rp. 3200.000 – Rp. 4.200.000 dan ≥ 4.200.000 per bulan.
Analisis Data
Hasil uji penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode koefisien korelasi Product Moment
dengan taraf signifikan 0,05 sedangkan reliabilitas digunakan metode Alpha Cronbach. Uji
validitas dilakukan dengan melihat rhitung dan rtabel dari setiap item pernyataan melalui pengolahan
data yang dilakukan dengan program SPSS. Setiap item pernyataan dikatakan valid jika rhitung >
rtabel. Hasil uji validitas dalam penelitian ini dari setiap item pernyataan dari masing-masing
variabel religiusitas, pengetahuan, pelayanan, program LAZ, faktor sosial dan kepercayaan yang
masing-masing terdiri dari 4 item pernyataan. Korelasi setiap item pernyataan mempunyai nilai
rhitung lebih besar dari rtabel, sehingga berdasarkan uji validitas menunjukkan bahwa pada semua
item pernyataan pada semua variabel dinyatakan valid dan dapat dijadikan sebagai instrument
penelitian rtabel didapat dari df = N-2 dengan pengujian dua arah pada tingkat signifikansi 0.05
yaitu sebesar 0.1654.
Uji reliabilitas diukur menggunakan metode Cronbach’s Alpha dengan menggunakan
program SPSS 16.0. Hasil analisis statistik uji reliabilitas dari variabel-variabel yang diteliti dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Berdasarkan hasil SPSS, bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari variabel Religiusitas (X1),
pengetahuan (X2), pelayanan (X3), program LAZ (X4), faktor sosial (X5), kepercayaan (X6) dan
9
preferensi muzakki (Y) lebih dari 0.6. Sehingga dapat disimpulkan data telah reliabel yang berarti
bahwa kuesioner dapat digunakan dalam penelitian.
b. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel
bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan analisis regresi dengan menggunakan program SPSS
16.0 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1: Hasil Analisis Regresi Berganda
Sumber: Data Primer Diolah Degan SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 4.23, maka persamaan regresi yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Y = -2.513+ 0.318X1 + 0.226X2 + 0.705X3 + 0.254X4 + 0.280X5 + 0.235X6 +e
Y = preferensi muzakki
a = konstanta
b1 = koefisien variabel X1
b2 = koefisien variabel X2
b3 = koefisien variabel X3
b4 = koefisien variabel X4
b5 = koefisien variabel X5
b6 = koefisien variabel X6
X1 = religiusitas
X2 = pengetahuan
X3 = pelayanan
X4 = program LAZ
X5 = faktor social
X6 = kepercayaan
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a. Nilai konstanta yang diperoleh sebesar -2.513. Artinya Apabila nilai variabel bebas X1, X2, X3,
X4, X5 dan X6 yang terdiri dari religiusitas, pengetahuan, pelayanan, program LAZ, faktor
sosial, dan kepercayaan mempunyai nilai 0 , maka variabel preferensi muzakki akan tetap
sebesar -2.513.
b. Nilai koefisien religiusitas (X1) sebesar 0.318 artinya jika variabel independen lain nilainya
tetap dan variabel religiusitas mengalami kenaikan maka preferensi muzakki akan mengalami
peningkatan sebesar. Artinya semakin besar nilai religiusitas yang dimiliki muzakki maka
preferensi muzakki yang menyalurkan dana ZIS-nya melalui LAZ di Kota Surabaya akan
semakin meningkat.
c. Nilai koefisien pengetahuan (X2) sebesar 0.226 artinya jika variabel independen lain nilainya
tetap dan variabel pengetahuan mengalami kenaikan maka preferensi muzakki akan
mengalami peningkatan. Artinya semakin besar pengetahuan muzakki mengenai LAZ dan
manfaat membayar dana ZIS melalui LAZ, maka preferensi muzakki akan semakin
meningkat.
d. Nilai koefisien pelayanan (X3) sebesar 0.705 artinya jika variabel independen lain nilainya
tetap dan variabel pelayanan mengalami kenaikan maka preferensi muzakki akan mengalami
peningkatan. Artinya semakin baik pelayanan yang dilakukan oleh LAZ, maka preferensi
muzakki yang akan menyaluran dana ZIS-nya akan semakin meningkat.
e. Nilai koefisien program LAZ (X4) sebesar 0.254 artinya jika variabel independen lain nilainya
tetap dan variabel program LAZ mengalami kenaikan maka preferensi muzakki akan
mengalami peningkatan. Artinya semakin baik program yang ditawarkan oleh LAZ, maka
preferensi muzakki juga akan semakin meningkat.
f. Nilai koefisien faktor sosial (X5) sebesar 0.280 artinya jika variabel independen lain nilainya
tetap dan variabel faktor sosial mengalami kenaikan, maka preferensi muzakki akan
mengalami peningkatan. Artinya semakin besar faktor sosial yang diperoleh muzakki, maka
preferensi muzakki yang akan menyaluran dana ZIS-nya akan semakin meningkat.
g. Nilai koefisien kepercayaan (X6) sebesar 0.235 artinya jika variabel independen lain nilainya
tetap dan variabel kepercayaan mengalami kenaikan, maka preferensi muzakki akan
mengalami peningkatan. Artinya semakin besar rasa percaya muzakki terhadap LAZ, maka
preferensi muzakki yang akan menyaluran dana ZIS-nya akan semakin meningkat.
10
Uji Asumsi Klasik
Hasil dari regresi berganda akan dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik dan
tidak bisa memenuhi beberapa asumsi yang disebut sebagai asumsi klasik. Agar mendapatkan
regresi yang baik harus memenuhi asumsi-asumsi yang disyaratkan untuk memenuhi uji asumsi
normalitas dan bebas dari muktikoleniaritas dan heteroskesdastisitas.
a. Uji Normalitas
Untuk dapat menguji normalitas model regresi, penelitian ini menggunakan metode
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Disamping menggunakan uji grafik
dilengkapi dengan uji statistik, salah satunya dengan menggunakan uji statistik non-parametik
Kolmogorof-Smirnov. Jika hasil K-S mempunyai nilai p > 0,05, maka dapat dikatakan
unstandardizedresidual normal. Gambar 1: Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual
Tabel 2: One-Sample-Kolmogorov-Smirnov
Test
Pada gambar 1 hasil uji normalitas pada gambar grafik terlihat bahwa penyebaran data
(titik) pada sumbu diagonal grafik tidak menyebar jauh dari garis diagonal atau mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Pada tabel 2 di atas, terlihat bahwa hasil uji normalitas pada data residual berdasarkan uji
Kolmogorov-Smirnov Z diperoleh angka probabilitas sebesar 0.516 dengan tingkat signifikan
0.957. Diketahui nilai probabilitas 0.516 lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas dapat diketahui dari nilai Tolerance dan Variance Invlation Factor
(VIF). Apabila nilai Tolerance < 0.1 atau Variance Invlation Factor (VIF) > 10, maka terjadi
multikolinearitas. Jika nilai Tolerance >0.1 dan nilai Variance Invlation Factor (VIF) < 10, maka
tidak terjadi multikolinearitas. Berdasarkan tabel 1 nilai tolerance semua variabel lebih dari 0.1
dan nilai variance inflation factor (VIF) dibawah dari 10. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa data penelitian ini tidak mengalami multikolinearitas antar variabel bebas.
c. Uji Heteroskesdastisitas
Masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini dideteksi dengan menggunakan
scatterplot yaitu dengan memplotkan standardizedpredictors dengan standardized residual model.
Hasil scatterplot dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 2: Scatterplot Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pada gambar 2 di atas, dari hasil uji heteroskedastisitas terlihat bahwa scatterplot tidak
membentuk suatu pola tertentu serta titik-titik dari data menyebar secara acak menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas
pada model regresi atau data bersifat homoskedastisitas, sehingga model regresi layak digunakan
untuk memprediksi preferensi muzakki dalam menyalurkan dana ZIS melalui LAZ.
Uji Hipotesis
Cara mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen digunakan uji anova
atau F-test. Sedangkan pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial (individu)
diukur dengan menggunakan uji t.
a. Uji t atau Uji Parsial
11
Uji ini digunakan untuk menguji koefisien regresi liniear berganda secara parsial.
Pengujian ini dilakukan membandingkan t hitung dengan t tabel, dengan derajat signifikan 5%.
Berdasarkan data dari tabel 1, untuk menentukan hasil dari uji t masing-masing dari variabel
independen akan dibandingkan dengan ttabel sebesar 1.99254 dengan derajat signifikan 0.05. Jika
thitung > dari ttabel maka terdapat pengaruh yang signifikan anatara variabel yang diuji. Berikut
adalah hasilnya:
a. Dilihat dari hasil thitung variabel religiusitas (X1) lebih besar yaitu 2.370 dari ttabel sebesar
1.99254 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel religiusitas (X1) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y).
b. Variabel pengetahuan (X2) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y). Hal ini
dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel pengetahuan (X2) lebih besar yaitu 2.602 dari
ttabel sebesar 1.99254, dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05.
c. Variabel pelayanan (X3) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel pelayanan (X3) lebih kecil yaitu 5.979 dari ttabel
sebesar 1.99254, dengan tingkat signifikansi lebih besar dari 0.05.
d. Variabel program LAZ (X4) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal ini
dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel program LAZ (X4) lebih besar yaitu 2.077
dari ttabel sebesar 1.99254 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05.
e. Variabel faktor sosial (X5) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal ini
dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel faktor sosial (X4) lebih besar yaitu 4.924 dari
ttabel sebesar 1.99254 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05.
f. Dan untuk variabel kepercayaan (X6) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y).
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel kepercayaan (X6) lebih besar yaitu
2.285 dari ttabel sebesar 1.98580 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05.
b. Uji F atau Uji Simultan
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dalam hal ini religiusitas
(X1), pengetahuan (X2), pelayanan (X3), program LAZ (X4), faktor sosial (X5) dan kepercayaan
(X6) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
yaitu preferensi konsumen (Y). Berikut merupakan hasil dari uji F: Tabel 3: Hasil Uji F atau Uji Simultan
Sumber: Data Primer Diolah dengan SPSS, 2017
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel religiusitas
(X1), pengetahuan (X2), pelayanan (X3), program LAZ (X4), faktor sosial (X5) dan kepercayaan
(X6 ) berpengaruh signifikan terhadap variabel preferensi muzakki (Y). Hal ini dibuktikan dengan
nilai signifikansi Fhitung 13.337 lebih besar dari Ftabel 2.22 dan tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil
dari alpha 0.05.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Hasil analisis regresi diperoleh besarnya koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh
tabel berikut ini: Tabel 4: Hasil Koefisien Determinasi
Sumber: Data Primer Diolah dengan SPSS, 2017
Besarnya koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa variabel religiusitas,
pengetahuan, pelayanan, program LAZ, faktor sosial dan kepercayaan memiliki kontribusi sebesar
52% terhadap preferensi muzakki di Kota Surabaya, sedangkan sisanya sebesar 48% dipengaruhi
oleh faktor lain.
Variabel Religiusitas (X1) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel religiusitas (X1) berpengaruh signifikan
terhadap preferensi muzakki (Y) dengan thitung lebih besar yaitu 2.370 dari ttabel sebesar 1.99254.
Hasil ini menunjukkan bahwa muzakki mempertimbangkan variabel religiusitas untuk menentukan
keputusan mereka dalam membayar zakat, infaq dan shadaqah melalui LAZ.
12
Religiusitas dalam penelitian ini adalah nilai dari pemahaman seseorang terhadap norma-
norma syari’ah, khususnya terkait dengan kewajiban zakat, sangat mempengaruhi kesadaran
seseorang untuk mengeluarkan zakat kepada mustahiq zakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa
semakin baik sikap seseorang terhadap suatu objek (kewajiban zakat), maka semakin tinggi pula
kemungkinan seseorang untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan objek tersebut.
Variabel Pengetahuan (X2) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan (X2) berpengaruh signifikan
terhadap preferensi muzakki (Y). Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel
pengetahuan (X2) lebih besar yaitu 2.602 dari ttabel sebesar 1.99254, dengan tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa muzakki mempertimbangkan variabel
pengetahuan untuk menentukan keputusan mereka membayar dana zakat, infaq dan shadaqah
melalui LAZ. Muzakkki mengetahui informasi mengenai zakat, infaq dan shadaqah melalui LAZ,
ilmu dari bangku sekolah dan media cetak atapun elektronik.
Menurut Kotler (2005) menyebutkan pengetahuan adalah suatu perubahan dalam perilaku
suatu individu yang berasal dari pengalaman. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan
pengetahuan adalah pengetahuan mengenai LAZ. Seseorang yang mempunyai informasi berupa
pengetahuan mengenai LAZ berarti telah mengenal LAZ baik secara langsung maupun tidak
langsung. Salah satu sifat alamiah manusia yaitu lebih mudah menerima sesuatu yang telah dikenal
daripada yang belum dikenalnya. Sehingga, orang yang lebih mengenal LAZ mempunyai
kemungkinan yang lebih besar memilih LAZ untuk menyalurkan dana ZISnya daripada orang
yang belum mengenalnya.
Variabel Pelayanan (X3) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)
Variabel pelayanan (X3) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal ini
dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel pelayanan (X3) lebih besar yaitu 5.979 dari ttabel
sebesar 1.98580. Hasil ini menunjukkan bahwa muzakki mempertimbangkan variabel pelayanan
untuk menentukan keputusan membayar ZIS melalui LAZ. Pada hasil ini, pelayanan memiliki
nilai paling tinggi diantara variabel yang lainnya. Hal ini didukung dengan hasil tabulasi yang
menyatakan mayoritas responden setuju jika kualitas pelayanan lembaga amil zakat sudah baik.
Pelayanan adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak
kepada pihak lain yang secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan
apapun. Penamaan faktor ini didasarkan pada empat indikator bermuatan faktor besar yang
merupakan bagian dari pelayanan yakni pelayanan lembaga yang cepat, pelayanan lembaga yang
mudah, pelayanan lembaga sesuai harapan, dan pelayanan lembaga yang konsisten (Kotler, 2005).
Variabel Program LAZ (X4) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)
Variabel program LAZ (X4) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal
ini dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel program LAZ (X4) lebih besar yaitu 2.077 dari
ttabel sebesar 1.99524. Hasil ini menunjukkan bahwa muzakki mempertimbangkan variabel program
LAZ untuk menentukan keputusan membayar ZIS melalui LAZ.
Lembaga Amil Zakat yang mempunyai program yang inovatif seperti adanya layanan
antar jemput, kemudahan transaksi lewat rekening dan daerah pendistribusian ZIS yang luas
menjadi daya tarik muzakki untuk menyalurkan dana ZISnya melalui LAZ. Daerah distribusi zakat
yang luas akan memberikan kontribusi besar dalam pertimbangan keputusan berzakat muzakki.
Dalam perkembangannya, kini pendistribusian zakat tidak hanya diarahkan pada pola yang
produktif, misalnya bantuan peminjaman modal usaha dan bantuan yang lainnya.
Variabel Faktor Sosial (X5) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)
Variabel faktor sosial (X5) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y), hal
ini dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel faktor sosial (X4) lebih kecil yaitu 4.924 dari
ttabel sebesar 1.99254 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.05. Hasil ini menujukkan bahwa
muzakki mempertimbangkan variabel faktor sosial sebagai keputusan membayar ZIS melalui
LAZ.
Kedua indikator dalam faktor motivasi merupakan sarana mengajak yang efektif sehingga
mampu memotivasi muzakki untuk menggunakan jasa penghimpunan dan penyaluran zakat yang
ditawarkan oleh lembaga amil zakat. Dorongan keluarga tercermin dari ajakan anggota keluarga
yang sudah berzakat melalui lembaga ini kemudian percaya dan merasa puas sehingga muzakki
13
merekomendasikan kepada anggota keluarganya yang lain. Sedangkan dorongan teman yakni
ajakan teman kantor, teman kuliah, tetangga, maupun teman di lingkungan lain yang sudah
berzakat melalui lembaga ini kemudian percaya dan merasa puas sehingga ia merekomendasikan
kepada teman-temannya yang lain (Kotler 2005).
Variabel Kepercayaan (X6) Berpengaruh Terhadap Preferensi Muzakki (Y)
Variabel kepercayaan (X6) berpengaruh signifikan terhadap preferensi muzakki (Y). Hal
ini dapat dibuktikan dengan hasil dari thitung variabel kepercayaan (X6) lebih besar yaitu 2.285 dari
ttabel sebesar 1.99254. Hasil ini menujukkan bahwa muzakki mempertimbangkan variabel faktor
sosial sebagai keputusan membayar ZIS melalui LAZ.
Kepercayaan membayar ZIS melalui LAZ merupakan keyakinan muzakki untuk
memertahankan hubungan jangka panjang dengan LAZ. Dengan adanya kepercayaan mampu
menjadi tolak ukur dalam menentukan preferensi muzakki pada LAZ. Kepercayaan terhadap
lembaga zakat dalam penelitian ini didefinisikan sebagai kemauan muzzaki untuk mengandalkan
lembaga zakat untuk menyalurkan zakatnya kepada mustahiq zakat karena muzzaki yakin lembaga
tersebut profesional, amanah dan transparan.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Pada hasil uji t atau uji parsial menyatakan bahwa variabel religiusitas (X1), variabel
pengetahuan (X2), variabel pelayanan (X3), variabel program LAZ (X4), variabel faktor
sosial (X5) dan variabel kepercayaan (X6) berpengaruh signifikan dengan hasil semua thitung
dari masing-masing variabel lebih besar dari ttabel sebesar 1.99254 dengan tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0.05.
b. Pada hasil uji F atau uji simultan diketahui bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel
religiusitas (X1), pengetahuan (X2), pelayanan (X3), program LAZ (X4), faktor sosial (X5)
dan kepercayaan (X6 ) berpengaruh signifikan terhadap variabel preferensi muzakki (Y). Hal
ini dibuktikan dengan nilai signifikansi Fhitung 13.337 lebih besar dari Ftabel 2.22 dan
tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari alpha 0.05.
F. SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dan hasil yang telah diperoleh, peneliti dapat
memberikan saran khususnya pada lembaga amil zakat di Kota Surabaya, yaitu :
1. Lembaga amil zakat di Kota Surabaya diharapkan tetap memberikan program-program yang
sesuai dengan indikator preferensi muzakki, dikarenakan dengan adanya program-program LAZ
yang inovatif dan efisien sangat menguntungkan muzakki dan daerah distribusi dana zakat, infaq
dan shadaqah diperluas agar kesejahteraan masyarakat yang dihasilkan juga semakin luas.
2. Upaya sosialisasi yang intensif terutama berkaitan dengan manfaat membayar zakat, infaq dan
shadaqah melalui LAZ. Upaya ini ditempuh mengingat bahwa masih banyak masyarakat yang
belum paham tentang manfaat membayar dana ZIS melalui LAZ.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai preferensi muzakki dalam menyalurkan dana ZIS
melalui LAZ di Kota Surabaya dengan menggunakan indikator lain yang dinilai lebih sesuai
agar dapat memberikn informasi yang lebih lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Bachmid, Gamsir dan Ubud Salim. 2012. Perilaku Muzakki Dalam Membayar Zakat Maal (Studi
Fenomenologi Pengalaman Muzakki Di Kota Kendari). Jurnal Aplikasi Menejemen,
Volume 10 Nomor 2.
Badan Amil Zakat Nasional. 2016. BAZNAS Siapkan Strategi Kebangkitan Zakat. Diakses dari
http://pusat.baznas.go.id/posko-aceh/baznas-siapkan-strategi-kebangkitan-zakat/ pada 20
Desember 2016
Ditjen Pajak Kementerian Keuangan. 2015. Daftar Lembaga yang Disahkan. Diakses dari
http://www.pajak.go.id/content/122211-daftar-lembaga-keagamaan-yang-disahkan. Pada
20 Desember 2016.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Ketiga.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
14
Herawati, Lisna Neti. 2011. Preferensi dan Keputusan Masyarakat Kecamatan Karawaci dalam
Menyalurkan Zakat. Skripsi. Diterbitkan Jakarta: UIN Syarief Hidayatullah
Karim, Adiwarman dan Azhar Syarief. 2009. Fenomena Unik Di Balik Menjamurnya Lembaga
Amil Zakat (LAZ) Di Indonesia. Jurnal Pemikiran dan gagasan, Vol I.
Kementerian Agama RI. 2013. Standarisasi Amil Zakat Di Indonesia Menurut Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
Kotler, Philip. 2005. Manjemen Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks.
Lestari, Alfi Mulifkhah. 2015. Pengaruh Religiusitas, Produk Bank, Kepercayaan, Pengetahuan,
Dan Pelayanan Terhadap Preferensi Menabung Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus
Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang). Skripsi.
Diterbitkan Malang: Universitas Brawijaya.
Padmaninggar, Adindara. 2016. Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas, Pengetahuan dan Jumlah
Uang Saku Terhadap Minat Menabung Di Bank Umum Syariah. Skripsi
Purbasari, Indah. 2015. Pengelolaan Zakat oleh Badan dan Lembaga Amil Zakat di Wilayah
Surabaya dan Gresik. Jurnal Mimbar Hukum, Volume 27 No 1