25
Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90 114 Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis Prilaku Nasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri 90 ANALISIS PRILAKU NASABAH DALAM PEMBIAYAAN DI BANK SYARIAH MANDIRI Diah Wahyuningsih Universitas Trunojoyo Madura Crisanty Sutristyaningtyas Titik Universitas Trunojoyo Madura Henny Oktavianti Universitas Trunojoyo Madura Abstract The main purpose of this research is to analyze customer behavior to take financing of sharia banking. These analyzing are: first, to know people perception about sharia banking. Second, to analyze the fact of customer motivation to propose financing. And the last, to know customer perception about riba and nisbah. This research use descriptive method base on explanatory research. Primary data were collected by questioner and interview to customer of Bank Syari’ah Mandiri Bangkalan that be case study at this research. The result of this research are: first, customer perception of sharia banking show that majority of respondents are weakly tend (87,5%), include the comprehension about the kind of financing. Second, service factor (ease and speed process), believe factor, and benefit factor (less nisbah of financing). And the third is customer perception about of riba and nisbah. The answer of customer tend to see the different both of them from system side. Keywords: bank, sharia, financing, banking customer. PENDAHULUAN Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi, kebutuhan masyarakat terhadap jasa-jasa lembaga keuangan juga meningkat baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas. Lembaga keuangan disini meliputi lembaga keuangan bank dan non bank, meskipun dalam perekonomian lembaga keuangan perbankan yang lebih mendominasi. Bagi kaum muslim timbul ke- khawatiran, terkait dengan produk- produk perbankan konvensional yang banyak ketidaksesuaian dengan prinsip- prinsip syariah islam. Adanya perbankan syariah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan tersedianya jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan prinsip- prinsip syari'ah Islam, khususnya yang berkaitan dengan pelarangan praktek riba, kegiatan yang bersifat spekulatif yang serupa dengan perjudian (maisyir), ketidakpastian (qharar) dan pelanggar- an prinsip keadilan dalam transaksi serta keharusan penyaluran dana investasi pada kegiatan usaha yang etis

ANALISIS PRILAKU NASABAH DALAM PEMBIAYAAN DI …

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

90

ANALISIS PRILAKU NASABAH DALAM PEMBIAYAANDI BANK SYARIAH MANDIRI

Diah WahyuningsihUniversitas Trunojoyo Madura

Crisanty Sutristyaningtyas TitikUniversitas Trunojoyo Madura

Henny OktaviantiUniversitas Trunojoyo Madura

Abstract

The main purpose of this research is to analyze customer behavior to takefinancing of sharia banking. These analyzing are: first, to know people perception aboutsharia banking. Second, to analyze the fact of customer motivation to proposefinancing. And the last, to know customer perception about riba and nisbah.

This research use descriptive method base on explanatory research. Primarydata were collected by questioner and interview to customer of Bank Syari’ah MandiriBangkalan that be case study at this research.

The result of this research are: first, customer perception of sharia bankingshow that majority of respondents are weakly tend (87,5%), include the comprehensionabout the kind of financing. Second, service factor (ease and speed process), believefactor, and benefit factor (less nisbah of financing). And the third is customerperception about of riba and nisbah. The answer of customer tend to see the differentboth of them from system side.

Keywords: bank, sharia, financing, banking customer.

PENDAHULUANLatar Belakang

Sejalan dengan perkembanganekonomi, kebutuhan masyarakatterhadap jasa-jasa lembaga keuanganjuga meningkat baik dari segi kuantitasmaupun dari segi kualitas. Lembagakeuangan disini meliputi lembagakeuangan bank dan non bank, meskipundalam perekonomian lembaga keuanganperbankan yang lebih mendominasi.Bagi kaum muslim timbul ke-khawatiran, terkait dengan produk-produk perbankan konvensional yang

banyak ketidaksesuaian dengan prinsip-prinsip syariah islam. Adanyaperbankan syariah dapat memenuhikebutuhan masyarakat akan tersedianyajasa transaksi keuangan yangdilaksanakan sejalan dengan prinsip-prinsip syari'ah Islam, khususnya yangberkaitan dengan pelarangan praktekriba, kegiatan yang bersifat spekulatifyang serupa dengan perjudian (maisyir),ketidakpastian (qharar) dan pelanggar-an prinsip keadilan dalam transaksiserta keharusan penyaluran danainvestasi pada kegiatan usaha yang etis

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

91

dan halal secara Syari'ah. Seperti yangdijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqorah ayat 275 yang berbunyisebagai berikut: “Allah telahmenghalalkan jual beli dan meng-haramkan riba". Ayat ini menjelaskanbahwa keuntungan dari perdaganganyang diperoleh, dari modal yangditanamnya, atau keuntungan yangsesuai dengan jumlah modal yangditanamkan dalam usaha persekutuanadalah halal dan diperkenankan, tetapikeuntungan yang diperoleh dari beban(bunga) yang diberikan kepada kreditoratas usahanya, sehingga menjadi lebihdari yang dipinjamnya, adalah haram,dan Allah SWT tidak menganggapnyaseperti keuntungan yang diperoleh dariperdagangan diatas. (Syarif dalamMulyani, 2006).

Perkembangan perbankansyariah di Indonesia diawali denganberdirinya Bank Muamalat Indonesiapada tahun 1991. Pada mulanyaperbankan syariah belum mendapatperhatian yang optimal dari Pemerintah,hal ini terlihat pada Undang-Undang no27 tahun 1992 yang belum menjelaskanadanya landasan hukum operasionalperbankan syariah. Namun, setelahadanya undang-undang baru yaitu,Undang-Undang no 10 tahun 1998 yangmenjelaskan adanya dua sistemperbankan yaitu perbankan sistem bagihasil dan sistem konvensional makabank syariah semakin berkembang danmulai dikenal oleh seluruh lapisanmasyarakat.

Selaku regulator, BankIndonesia memberikan perhatian yangserius dan bersungguh-sungguh dalammendorong perkembangan perbankansyariah. Semangat ini dilandasi olehkeyakinan bahwa perbankan syariahakan membawa ‘maslahat’ bagipeningkatan ekonomi dan pemerataankesejahteraan masyarakat. Motivasiyang mendasari adalah:

1. Bank syariah lebih dekat dengansektor riil karena produk yangditawarkan, khususnya dalampembiayaan, senantiasa mengguna-kan underlying transaksi di sektorriil sehingga dampaknya lebih nyatadalam mendorong pertumbuhanekonomi.

2. Tidak terdapat produk-produk yangbersifat spekulatif (gharar) sehinggamempunyai daya tahan yang kuatdan teruji ketangguhannya daridirect hit krisis keuangan global.Secara makro, perbankan syariahdapat memberikan daya dukungterhadap terciptanya stabilitassistem keuangan dan perekonomiannasional.

3. Sistem bagi hasil (profit-losssharing) yang menjadi ruhperbankan syariah akan membawamanfaat yang lebih adil bagi semuapihak, baik bagi pemilik dana selakudeposan, pengusaha selaku debiturmaupun pihak bank selakupengelola dana.Perkembangan perbankan syariah di

Indonesia 5 tahun terakhir dapat dilihatpada Tabel. 1 tentang PerkembanganKelembagaan dan Kinerja PerbankanSyariah Di Indonesia. Sampai dengantahun 2011, industri perbankan syariahtelah mempunyai jaringan sebanyak 11Bank Umum Syariah (BUS), 23 UnitUsaha Syariah (UUS), dan 150 BPRS,dengan total jaringan kantor mencapai2.101 kantor yang tersebar di hampirseluruh penjuru nusantara. Total asetperbankan syariah mencapai Rp149triliun. Industri perbankan syariahmampu menunjukkan akselerasipertumbuhan yang tinggi dengan rata-rata sebesar 40,2% pertahun dalam limatahun terakhir (2007-2011), sementararata-rata pertumbuhan perbankannasional hanya sebesar 16,7% pertahun.

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

92

Tabel 1. Perkembangan Kelembagaan danKinerja Perbankan Syariah di Indonesia

Dalam rangka meningkatkankinerja operasionalnya, perbankansyariah berusaha untuk melayanikebutuhan masyarakat secara luas danmenyeluruh. Bank syariah harusmemperhatikan perilaku nasabah baikyang menabung maupun yangmeminjam sehingga dapat meningkat-kan efektifitas kinerja bank. Secaraumum calon nasabah yangmembutuhkan dana akan memilih bankyang dapat memberikan keuntungan dankemudahan, dimana setiap nasabahakan memperhatikan dan memper-timbangkan faktor-faktor tertentu yangakan digunakan untuk mengambilkeputusan baik dalam hal simpananmaupun pinjaman atau pembiayaan.

Pada bank konvensional,penyaluran dana dikenal dengan kredit,sedangkan pada bank syariah disebutpembiayaan syariah. Perbedaan antarakeduanya, adalah sistem biaya kreditberupa bunga dan pembiayaan syariahberupa bagi hasil. Perbedaan lainnya,pembiayaan syariah yang diberikantidak hanya didasarkan suatu hubunganantara kreditur dan debitur tetapimenjalin suatu hubungan kemitraan.Sehingga, bank syariah sebagai pemberipinjaman dapat ikut memantauperkembangan dan menagemen usahanasabahnya. Hal ini menunjukan bahwa

perbankan syariah tidak hanya mencarikeuntungan semata, tetapi juga berusahamembantu permasalahan yang dihadapioleh peminjam dalam menjalankanusahanya. Bank syariah dalamoperasionalnya berpedoman padaprinsip-pinsip syariah, di mana dalamprinsip syariah dilarang adanyatransaksi yang berhubungan denganbunga, karena dalam sistem bungamengandung unsur pemaksaan kepadapeminjam untuk membayar sejumlahuang yang telah ditetapkan sebelum-nya. Oleh karena itu denganpembiayaan syariah diharapkan akanmampu mewujudkan perekonomianyang adil dan merata bagi semua lapisanmasyarakat terutama masyarakatekonomi lemah, karena masyarakatinilah yang sering membutuhkanpenyaluran dana untuk menambahmodal dalam rangka meningkatkanusahanya.

Faktor-faktor yang menjadipertimbangan nasabah dalam meng-ambil pinjaman atau kredit antara lain:kemudahan sistem dan prosedurpembiayaan, jangka waktu pembiayaan,jumlah angsuran, faktor kenyamananpelayanan dan lokasi bank. Nasabahakan mempertimbangkan faktor-faktortersebut untuk mencapai kepuasandalam memenuhi kebutuhan dana,

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

93

karena bagaimanapun konsumen dalamprilakunya untuk memenuhi kebutuhanakan selalu berusaha mencapai suatukepuasan yang maksimal. Selain faktor-faktor diatas salah satu hal yang didugamemotifasi nasabah di bank syariahadalah adanya larangan riba dalamagama. Sehingga bank syariah menjadisarana untuk mencari dana bagi merekayang tidak terlayani karena adanyaunsur bunga pada bank konvensional.

Rumusan MasalahBerdasarkan uraian diatas, maka

disini penulis akan merumuskanmasalah yang akan diteliti, yaitu tentangbagaimana persepsi masyarakat ter-hadap pembiayaan Bank Syariah,faktor-faktor yang mempengaruhinasabah dalam mempertimbangkankeputusan untuk mengambil pem-biayaan di bank syariah dan Bagaimanapendapat responden tentang adanyaunsur riba dalam bunga.

TINJAUAN PUSTAKAPerilaku Konsumen

Menurut J.F. Engel dalam BasuSwastha dan Hani Handoko definisiperilaku konsumen sebagai berikut:“Kegiatan-kegiatan individu yangsecara langsung terlibat dalammendapatkan dan mempergunakanbarang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilankeputusan dan persiapan dan penentuankegiatan-kegiatan tersebut. (Swasthadan Handoko, 2000 ) Ada dua unsurpenting dari arti perilaku konsumenyaitu proses pengambilan keputusan dankegiatan fisik, yang semua inimelibatkan individu dalam menilai,mendapatkan, dan mempergunakanbarang-barang dan jasa-jasa ekonomis.(Mulyani, 2006)

Perilaku konsumen menurutpandangan dalam teori “Veblen Effects”yaitu konsumsi atraktif yang dilakukan

konsumen dipengaruhi oleh elemensosiologi dan psikologi dimana hal inikemudian mempengaruhi terhadapfungsi permintaan. Elemen tersebutmenjadi faktor bahwa turunan utilitasdari suatu unit komoditi yang digunakanuntuk konsumsi atraktif tidak hanyatergantung dari tingkat kualitas sejenisdari barang tersebut tetapi juga hargayang dibayarkan untuk unit barangtersebut. (Ratnawati, dalam Aiyub)(2007).

Menurut Markoni Badri dalamAiyub (2007) mengatakan bahwabanyak faktor yang mempengaruhikonsumen dalam memilih suatu produkatau jasa, seperti faktor budaya(culture), sosial (social), pribadi(personal), dan faktor psikologis(psychological factor). Faktorpsikologis yang berhubungan dengankeyakinan (agama) konsumen biasanyaakan lebih sensitif dan lebih respondibandingkan, beberapa teori danpandangan di atas.

Perilaku Konsumen dalam IslamDalam Islam prilaku konsumen

menekankan sikap untukmengutamakan kepentingan orang lain.Hal ini sangat sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dalam berkonsumsi, yaituprinsip keadilan, kebersihan,kesederhanaan, murah hati, danmoralitas. Islam tidak menganjurkanumatnya untuk mencintai materi tetapimenganjurkan untuk mengurangikebutuhan materi untuk memenuhikebutuhan spiritualnya. Sehingga dalamIslam, pemenuhan kebutuhan batiniahmerupakan cita-cita tertinggi manusiadalam hidupnya dengan tidakmeninggalkan pemenuhan kebutuhanjasmaninya (Mannan, 1999).

Bank SyariahPengertian perbankan menurut

Undang-Undang no 7 tahun 1992,

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

94

adalah badan usaha yang menghimpundana dari masyarakat dalam bentuksimpanan dan mengeluarkan kemasyarakat dalam rangka meningkatkantaraf hidup rakyat banyak (Khasmir,1998). Sedangkan bank syariahmenurut PP no 72 tahun 1992, adalahbank yang sistem operasinya ber-dasarkan prinsip-prinsip syariah. Banksyariah didirikan bertujuan untukmempromosikan dan mengembangkanprinsip-prinsip Islam, syariah dantradisinya ke dalam transaksi keuangan,perbankan dan bisnis-bisnis lainnyayang berkaitan dengan keuangan.Prinsip-prinsip utama yang dianut olehBank-Bank Islam meliputi: (1) laranganriba, (2) menjalankan bisnis danaktifitas perdagangan yang berbasispada perolehan keuntungan yang sahmenurut syariah dan (3) memberi zakat(Zainul Arifin, 2002).

Sistem keuangan dan perbankanIslam merupakan bagian dari konsepekonomi Islam yang luas. MenurutMetwally seperti yang dikutip ZainulArifin (2002), prinsip-prinsip ekonomiIslam, secara garis besar, terdiri dari :1. Dalam ekonomi Islam, berbagai

jenis sumber daya dipandangsebagai pemberian dan titipan dariTuhan kepada manusia, maka harusdimanfaatkan seefektif dan seefisienmungkin untuk memenuhikebutuhan bersama.

2. Islam mengakui kepemilikan pribadidalam batas-batas tertentu. Batasan-batasan itu adalah kepentinganmasyarakat dan penolakan setiapusaha yang menghancurkanmasyarakat.

3. Kekuatan penggerak utama ekonomiIslam adalah kerjasama.

4. Pemilikan kekayaan pribadi harusberperan sebagai kapital produsenyang akan meningkatkan besaranproduk nasional dan meningkatkankesejahteraan masyarakat.

5. Islam menjamin kepemilikanmasyarakat, dan penggunaan yangdirencanakan untuk kepentinganorang banyak.

6. Seorang muslim harus takut padaAllah dan hari Akhirat.

7. Seorang muslim yang kekayaannyamelebihi, ukuran tertentu (nisab)diwajibkan membayar zakat.

8. Islam melarang pembayaran bungaatas berbagai bentuk pinjaman.

Fungsi dan Peran Bank SyariahSeperti yang tercantum dalam

pembukuan standar akuntansi yangdikeluarkan oleh Accounting andAuditing Organization for IslamicFinancial Institution (AAOIFI), fungsidan peran bank syariah (Sudarsono,2003) adalah sebagai berikut:1. Manajer investasi, bank syariah

dapat mengelola investasi dananasabah

2. Investor, bank syariah dapatmenginvestasikan dana yangdimilikinya maupun dana nasabahyang dititipkan kepada bank

3. Penyedia jasa keuangan dan lalulintas pembayaran, dalam artianbank syariah dapat melakukankegiatan-kegiatan jasa layananperbankan sebagaimana lazimnyadilakukan oleh bank umum

4. Pelaksanaan kegiataan sosial, selainmengelola dana nasabah tersebutbank syariah juga memilikikewajiban untuk mengeluarkan danmengelola (menghimpun, meng-administrasikan, mendistribusikan)zakat serta dana-dana sosial lain.

Perbedaan Bank Syariah denganBank Konvensional

Perbedaan yang mendasar antarabank syariah dengan bank konvensionalmeliputi: aspek legalitas, strukturorganisasi, usaha yang dibiayai dan

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

95

lingkungan kerja. (Nasution danMustafa, 2007).1. Aspek Legalitas

Perbankan syariah dalam melakukanakad harus memenuhi ketentuan:a. Rukun yaitu adanya penjual,

pembeli, barang, harga dan ijabkabul

b. Syarat yaitu barang dan jasa harushalal, harga dan tempatpenyerahan harus jelas, barangyang ditransaksikan harussepenuhnya dalam kepemilikan.

2. Struktur OrganisasiSecara garis besar struktur organisasibank syariah dengan bankkonvensional sama, namun yangmembedakan adalah keharusanadanya DPS (Dewan PengawasSyariah). DPS ini bertugasmengawasi operasional bank danproduk-produknya agar tidakmenyimpang dari garis-garis syariah.

3. PembiayaanPerbedaan pokok antara perbankansyariah dengan konvensional dalampembiayaan adalah adanya laranganriba (bunga) pada perbankan syariah.Prinsip utama yang dianut bank-bank

Islam menurut Arifin (1999):a. Larangan riba dalam berbagai

bentuk transaksib. Menjalankan bisnis dan aktivitas

perdagangan yang berbasis padamemperoleh keuntungan yangsah secara syariah

c. Memberikan zakat

Produk-Produk Bank SyariahBerdasarkan uraian Sudarsono

(2003), dalam memenuhi kebutuhanpermodalan dan memenuhi kebutuhanpembiayaan bank syariah memilikiketentuan-ketentuan yang berbedadengan bank konvensional. Produkbank syariah yaitu: produk peng-himpunan dana, produk jasa, produkpenyaluran dana.

Pembiayaan (financing)Pembiayaan merupakan salah

satu produk penyaluran dana banksyariah. Dalam sistem konvensionalpembiayaan dikenal dengan kredit.Menurut Ismail (2011) pembiayaanmerupakan aktivitas bank syariah dalammenyalurkan dana kepada pihak lainselain bank berdasarkan prinsip syariah.Sedangkan dalam penyalurannyadidasarkan pada prinsip kepercayaan,sehingga pemilik dana yakin bahwadana yang diberikan dalam bentukpembiayaan akan dikembalikan.Berdasarkan undang-undang No.10tahun 1998 mengenai perbankanmenjelaskan bahwa pembiayaanberdasarkan prinsip syariah adalah“penyediaan uang atau tagihan yangdipersamakan dengan itu berdasarkanpersetujuan atau kesepakatan antarabank dengan pihak lain yangmewajibkan pihak yang dibiayai untukmengembalikan uang atau tagihantersebut setelah jangka waktu tertentudengan imbalan atau bagi hasil”

Produk Penyaluran/PembiayaanDana (Financing)

Menurut Said dan Ma’zumi(2008) berbagai jenis pembiayaan yangsering di pakai oleh Bank Islam adalah:1. Pembiayaan Mudharabah (Bagi

hasil/Trustee Profit Sharing), adalahakad kerjasama usaha antara duapihak dimana pihak pertama(shahibul maal) menyediakanseluruh (100%) modal sedangkanpihak lain menjadi pengelola.Keuntungan usaha mudharabahdibagi menurut kesepakatan yangdituangkan dalam kontrak, apabilarugi ditanggung oleh pemilik modalselama kerugian itu bukan kelalaiansi pengelola.

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

96

Gambar 1. Skema Pembiayaan Bank Syariah

Ada dua jenis yaitua. Mudharabah Muthlaqoh

(Investasi Tidak Terbatas), yaitubentuk kerjasama antaramudharib dengan shahibul maalyang tidak ada batasanspesifikasi jenis usahanya,waktu dan daerah bisnis sertacakupannya sangat luas

b. Mudharabah Muqayyadah(Inves-tasi terbatas), yaituadanya batasan-batasan jenisusaha yang dijalankan bank dandana investasi tidak bolehdigabungkan dengan dana yanglain oleh bank.

2. Pembiayaan Musyarakah (KerjaSama/Partnership ProjectFinancing Participation), yaitusuatu kontrak atau perjanjian antaradua pihak atau lebih untukmelakukan usaha secara bersama-sama dengan menyetorkan sejumlahdana. Masing-masing memiliki hakatas keuntungan maupun kerugianyang sesuai dengan proposi yangtelah disepakati bersama.Aplikasinya dalam perbankanadalah perjanjian yang diterapkanpada pembiayaan usaha atau proyekdi mana bank membiayai sebagiandari dana yang dibutuhkan dansisanya dibiayai sendiri olehnasabah.

3. Pembiayaan Murabahah (ModalKerja/Deferred Payment Sale), yaitujual beli barang pada harga asaldengan tambahan keuntungan yangdisepakati. Penjual harusmemberitahu harga produk yang diabeli dan menentukan suatu tingkatkeuntungan sebagai tambahannya.Bisa juga disebut dengan kreditmodal kerja yang biasa diberikanoleh bank.

4. Pembiayaan Bai’u Bitsaman Ajil(Investasi/Deferred Payment Sale),yaitu pembiayaan yang memakaiakad jual beli. Bisa juga berbentukperjanjian pembiayaan antara bankdengan nasabah, dimana bankmenyediakan dananya untuk sebuahinvestasi atau pembelian barangmodal dan usaha nasabahnya yangselanjutnya proses pem-bayarannyadilakukan secara mencicil atauangsuran.

5. Pembiayaan Al-Ijarah (SewaBarang/Operational Lease), yaituakad pemindahan hak guna atasbarang atau jasa melaluipembayaran upah sewa, tanpadiikuti dengan pemindahankepemilikan (ownership/ milkiyyah)atas barang itu sendiri. Sedangkanbentuk al-Ijarah yang lain yaitu

6. Pembiayaan Qordhul Hasan(Kebajikan/Benevolent Loan), yaitusuatu pinjaman lunak yang

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

97

diberikan atas dasar kewajibansosial semata dimana si peminjamtidak dituntut untuk mengembalikanapapun kecuali modal pinjaman danbiaya administrasi.

7. Pembiayaan Musaqah (PlantataionManagement Fee based on CertainPortion of Yield), yaitu suatu akadatau perjanjain jika pemilikmenyerahkan pe-meliharaantanamannya kepada pihakpenggarap, dengan hasil perjanjianhasilnya menjadi milik kedua belahpihak menurut akad perjanjian yangmereka buat.

8. Pembiayaan Muzaara’ah (Harvest-Yield Profit Sharing), yaitukerjasama pengolahan pertanianantara pemilik lahan dan penggarap,dimana pemilik lahan memberikanlahan pertanian kepada si penggarapuntuk ditanami dan dipeliharadengan imbalan tertentu darihasilpanen.

9. Pembiayaan MukhabarahKerjasama antara pemilik tanah ataukebun dan penggarap denganperjanjian bagi hasil, sedangkanbenihnya dari pemilik tanah ataukebun.

10. Pembiayaan Bai’u al-salam (InFront Payment Sale), yaitupembelian yang diserahkankemudian hari, sedangkanpembayaran dilakukan di muka,atau pembelian barang denganpembayaran uang muka sedang sisapembayarannya dilakukan pada saatpenyerahan barang.

11. Pembiayaan Bai al-Istisna(Purchase By Order OrManufacture), yaitu kontrakpenjualan antara pembeli danpembuat barang. Mekanismenyapembuat barang menerima pesanandari pembeli. Pembuat barang laluberusaha melakukan pesanankepada orang lain untuk membuat

atau membeli barang sesuaispesifikasi yang telah disepakati danmenjualnya kepada pembeli akhir.

Penelitian TerdahuluPenelitian terdahulu pada

penelitian ini mendeskripsikan tentangbeberapa temuan penelitian yangmempunyai keterkaitan denganpenelitian ini, yaitu:

Aiyub (2007), mengungkapkanPengetahuan masyarakat tentang BankSyariah sangat terbatas, masih sebataspernah mendengar namanya saja dantidak semua dari mereka yang mengakupernah mendengar mampu menyebut-kan dengan baik nama Bank Syariah.Rendahnya pengetahuan masyarakatterhadap Bank Syariah melahirkanpersepsi atau pandangan yang keliruterhadap Bank Syariah dan ini akanmembentuk preferensi yang rendah pulayang berakhir dengan rendahnyakeputusan masyarakat untuk memilihBank Syariah.

Irmayanti (2010) membahastentang bagaimana pembiayaanmurabahah pada BMT TaqwaMuhammadiyah padang sekaligusfaktor-faktor yang mempengaruhipermintaan pembiayaan murabahahpada BMT Taqwa MuhammadiyahPadang. Metode pada penelitian inimenggunakan metode penelitiankuantitatif dengan alat analisis OLS(Ordinary Least Square). Dari hasilpenelitian tersebut menunjukkan bahwabesarnya angsuran pembiayaan danpendapatan nasabah memiliki hubungannegatif terhadap permintaanpembiayaan murabahah pada BMTTaqwa Muhammadiyah.

METODE PENELITIANJenis Penelitian

Penelitian ini menggunakanmetode penelitian deskriptif kualitatif.Menurut Moleong (2002) metodologi

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

98

kualitatif adalah prosedur yangmenghasilkan data-data deskriptif yangmeliputi kata-kata tertulis atau lisan dariorang-orang yang memahami obyekpenelitian yang sedang dilakukan dandapat didukung dengan studi literatureberdasarkan pendalaman kajian pustaka,baik berupa data penelitian maupunangka yang dapat dipahami denganbaik. Menurut Kirk dan Miller dalamMoleong (2002), penelitian kualitatifadalah tradisi tertentu dalam ilmupengetahuan sosial yang secarafundamental bergantung padapengamatan pada manusia dalamkawasannya sendiri berhubungandengan orang-orang tersebut dalambahannya dan dalam peristilahannya.

Metode deskriptif juga bertujuanuntuk membuat deskripsi, gambaranatau lukisan secara sistematis, factualdan akurat mengenai fakta-fakta sertahubungan antar fenomena yangdiselidiki. Witney (dalam Nazir, 1985)mendefinisikan metode deskriptifsebagai pencarian fakta denganinterpretasi yang tepat.

Penelitian ini bersifat penelitianeksplanatory, menurut Singarimbun danEffendi (1989), penelitian eksplanatoryadalah penelitian yang menyorotihubungan antar variabel-variabelpenelitian dan menguji hipotesa yangtelah dirumuskan sebelumnya.

Fokus PenelitianPenetapan fokus penelitian

bertujuan untuk membatasi ruanglingkup studi. Sesuai dengan penelitian,maka yang menjadi fokus penelitian iniadalah sebagai berikut:1. Perilaku nasabah/konsumen

perbankan dalam menggunakanproduk pada bank syari’ah

2. Perilaku nasabah bank syari’ahyang menggunakan produkpembiayaan bank syari’ah

Sumber DataData yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder darisegi perolehan data, ada 2 (dua) jenisdata, yaitu :

1. Data SekunderDalam penelitian ini, data sekunderdiproleh dari penelitian-penelitianterdahulu, dokumen terkait daribank yang diteliti.

2. Data primer dalam penelitian inibersumber dari nasabah BankMandiri Syari’ah yang bekerjasamadengan Bank Mini Syari’ahUniversitas Trunoloyo Madura.

Teknik Pengumpulan dataDalam kerangka memperoleh

data yang diperlukan dari sumber data,peneliti memakai taknik sebagaiberikut:1. Library Research

Yaitu pemgumpulan datadengan mempelajari dasar teori danmengambil dari literatur-literatur,seperti: buku-buku, majalah,artikel dan sejenisnya yangberhubungan dengan masalah yangditeliti.

2. Field ResearchDalam penelitian ini

dilakukan : observasi, penyebarankuesioner, dan wawancara(interview) kepada nasabah BankMandiri Syari’ah yang bekerjasamadengan Bank Mini Syari’ahUniversitas Trunojoyo Madura.

Analisis DataData-data dan informasi yang

telah diperoleh kemudian dilakukantahap analisis. Analisis data adalahmenolah/menyusun data menjadi bentuksedemikian rupa, sehingga dapatmemberikan informasi yang diperlukan.Setelah dilakukan analisis, denganmengacu pada landasan teori untukmendukung kerangka pikiran, maka

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

99

data diinterpretasikan yaitu denganmelakukan pencarian atau pengertianlebih luas dari penemuan-penemuanyang ada dan kemudian ditarik suatukesimpulan.

Menurut Azwar (1994),penelitian deskriptif berarti melakukananalisis hanya sampai pada tarafdeskripsi, yaitu menganalisis danmenyajikan secara sistematis sehinggadapat lebih mudah untuk dipakai dandisimpulkan, Kesimpulan yangdiberikan selalu jelas dasar faktualnya.Sehingga dapat dikembalikan langsungpada data yang diperoleh. Penelitiandengan pendekatan kualitatifmenekankan analisisnya pada prosespenyimpulan deduktif dan induktif sertamenganalisis terhadap dinamikanhubungan antar fenomena yang diamatidengan menggunakan logika ilmiah.

GAMBARAN UMUM BSMPerkembangan jumlah bank

syari’ah dewasa ini mengalamipeningkatan yang cukup signifikan.Adanya UU No. 10 tahun 1998memberikan peluang bagi Bank Umumuntuk memberlakukan Dual BankingSystem yaitu sistem konvensional dansistem syariah. Hal tersebut membuatPT Bank Mandiri (Persero) tertarikuntuk membentuk tim dan mendirikanbank berbasis syariah, sehingga lahirlahBank Syariah Mandiri (BSM) sejak 1November 1999. Bank Syariah Mandirimerupakan salah satu lembagakeuangan yang ikut andil dalammenjaga kestabilan perekonomianIndonesia, melalui berbagai layananuntuk menciptakan kesejahteraanmasyarakat.

Perkembangan jumlah nasabahyang menggunakan produk pembiayaansyari’ah di Bank Syari’ah Mandiri KCPBangkalan selama periode 2010-2011mengalami peningkatan. Peningkatanjumlah nasabah pengguna pembiayaan

syari’ah tersebut seiring denganperluasan jaringan kerjasama BSM KCPBangkalan dengan berbagai institusiterutama di wilayah KaresidenanMadura. Data peningkatan nasabahdapat diamati pada tabel 4.1 di bawahini.

Tabel 2. Jumlah Nasabah per Skim

No SkimJumlah Nasabah

(Orang)2010 2011

1. Murabahah 68 1282. Mudharabah 9 163. Musyarakah 6 74. Qardh 237 4765. Gadai - 53Sumber: BSM KCP Bangkalan, 2012`Peningkatan jumlah nasabahpembiayaan syari’ah di BSM KCPBangkalan menurut skimnya tergolongsignifikan. Prosentase peningkatanuntuk skim Murabahah mencapai46,88%. Sedangkan mudharabahmeningkat sebesar 43,75%. SelanjutnyaMusyarakah mengalami kenaikansebesar 14,29%. Qardh merupakan skimyang mengalami kanaikan tertinggidibanding skim lainnya, yaitu sebesar50,21%. Terakhir adalah skim gadaiyang baru berjalan pada tahun 2011yang telah mencapai 53 nasabah.

Dari Annual Report BankSyariah Mandiri Bangkalan, dapatdilihat adanya peningkatan pembiayaantelah mencapai 49,36%. Pada tahun2010 nominal pembiayaan sebesarRp.20,57 milyar meningkat menjadi Rp40,62 milyar di tahun 2011.Peningkatan yang cukup besar tersebutmerupakan prestasi luar biasa yang bisadicapai oleh BSM KCP Bangkalan.Mengingat keberadaan bank syari’ahtersebut masih tergolong baru diwilayah Madura. Perluasan jaringan danjangkauan yang tidak hanya melayani

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

100

masyarakat Bangkalan merupakan salahsatu penunjang keberhasilan BankSyari’ah Mandiri di KabupatenBangkalan.

Sumber: Laporan Tahunan BSMBangkalan, 2011

Gambar 2. Perkembangan PembiayaanPeriode 2010-2011 (Dalam Rp Juta)

Untuk pembiayaan yangdilakukan digolongkan per jenis skim.Dari portofolio pembiayaan per akhir

tahun 2011 dapat dilihat pembiayaanBank Syariah Mandiri didominasi olehskim mudharabah dalam bentukpembiayaan yang diberikan untuk usahakoperasi simpan pinjam. PembiayaanMudharabah meningkat dari tahun 2010sebesar Rp. 7,55 milyar menjadi Rp15,70 milyar di tahun 2011, sedangkanproporsinya juga meningkat dari36,72% di tahun 2010 menjadi 38,65%di tahun 2011. Sedangkan komposisiuntuk pembiayaan (investasi berbasisbagi hasil) atau musyarakah mengalamipenurunan dari semula sebesar 4,81%pada akhir tahun 2010 menjadi sebesar3,70% pada akhir tahun 2011. Adapunpembiayaan murabahah pada BSM KCPBangkalan yang merupakan pem-biayaan untuk modal kerja dankonsumsi dengan memakai sistemtambahan margin mengalami peningkat-an yang semula 25,37% pada akhirtahun 2010 menjadi 28,97% pada akhirtahun 2011.

Tabel 3 Pembiayaan Per Skim

Keterangan Tahun2010 Share 2011 Share

Mudharabah 7.550.000.000 36.72% 15.697.500.000 38.65%Musyarakah 990.000.000 4.81% 1.500.700.000 3.70%Murabahah 5.217.606.367 25.37% 11.764.693.399 28.97%Lainnya 6.805.500.000 33.10% 11.649.500.000 28.68%TotalPembiayaan

20.563.106.367 100% 40612393399 100%

Sumber: Laporan Tahunan BSM Bangkalan, 2011

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

101

PEMBAHASAN

Persepsi Nasabah Terhadap BankSyari’ah

Persepsi nasabah terhadap banksyari’ah merupakan pandangan,pendapat, hal-hal yang diketahuinasabah terhadap bank syari’ah.Berkaitan dengan studi kasus yangdiangkat peneliti yaitu pada BankMandiri Syari’ah Bangkalan yangbekerja sama dengan Bank MiniSyari’ah Universitas TrunojoyoMadura, maka persepsi responden daninforman adalah berkaitan dengan BankSyari’ah Mandiri Bangkalan.

Pada tahap studi lapang, penelitidibantu dengan para surveyormenyebarkan kuesioner yang berkaitandengan persepsi nasabah terhadap banksyari’ah. Adapun persepsi yangdimaksud antara lain: kepahamannasabah terhadap bank syariah,pengetahuan nasabah tentang macam-macam produk bank syari’ah, wawasannasabah mengenai bunga dan nisbahserta pandangan nasabah terhadappraktek bank syari’ah.

Tingkat Kepahaman NasabahTerhadap Bank Syari’ah

Tingkat pemahaman nasabahterhadap bank syari’ah adalah bervariasidengan level yang berbeda-beda.Prosentase responden yang cukupmengerti tentang konsep bank syari’ahhanya mencapai 12,5 % atau 2 (dua)orang dari 16 (enam belas) responden.Tingkat pemahaman dengan level cukuppaham/cukup mengerti dapat diukurdari pengetahuan dan wawasan nasabahtentang dalil-dalil pelarangan riba,konsep perbankan syari’ah secarateoritis dan pemahaman tentang urgensikeberadaan lembaga keuangan syari’ahbaik bank maupun non bank.

Sedangkan 87,5% respondenmenyatakan ketidakpahaman terhadap

konsep bank syari’ah. Pemilihanterhadap bank’ syari’ah dilakukankarena merasa lebih nyaman, aman dantentram secara ukhrowi. Hal inidisebabkan antara lain: karena dapatterhindar dari bunga bank, karena lebihmenguntungkan, dll. Ketidakpahamanresponden mengenai bank syariahmenimbulkan berbagai macamspekulasi, antara lain: menganggapbahwa bank syari’ah dan bankkonvensional sama saja hanya berbedalabelnya, menganggap bahwa banksyari’ah dan bank konvensional adalah2 (dua) lembaga yang sama-samadiperlukan masyarakat karena prospekbisnis yang menguntungkan, dan lain-lain. Di mana spekulasi-spekulasitersebut tentu saja tidak dapat dipercayakebenarannya karena tidak ditunjukkandengan fakta-fakta yang mendasarinya.

Kepahaman terhadap banksyari’ah dalam penelitian ini, diukurdari pengetahuan nasabah terkaitdengan produk pembiayaan syari’ah.Pada studi lapang tahap kedua yaitumelakukan metode wawancara(interview) dengan sejumlah informandiperoleh temuan-temuan yangmenggambarkan tingkat pengetahuannasabah terhadap bank syari’ah. Dalamwawancara tersebut, tingkatpengetahuan mereka terhadappembiayaan syariah masih bersifatumum. Dalam sebuah wawancaradengan seorang nasabah dengan inisial‘S’, peneliti menanyakan sampaisejauhmana pengetahuan ‘S’ terhadapbank syari’ah?. Berikut adalah kutipanjawaban ‘S’.“Saya tidak begitu mengerti tentangproduk pembiayaan syariah, sayahanya merasa tenang ketika pinjam dibank syari’ah”.

Ketika peneliti memperjelaspertanyaan tentang apakah ‘S’mengatahui tentang konsep banksyari’ah dan apa perbedaan bank

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

102

syari’ah dan bank konvesional, ‘S’menyatakan bahwa:

“Wah, kalau konsenya sayabenar-benar tidak mengerti, yang sayatau beda bank syari’ah dengan bankkonvensional adalah kalau banksyari’ah memakai bunga dan kalaubank konvensional tidak ada bunganyatapi diganti dengan bagi hasil. Tapibagaimana cara penerapan bagihasilnya, saya juga kurang paham.Tapi karena saya orang Islam dan inginmenghindari bunga, maka saya pilihbank syari’ah”.

Pada kesempatan lain, penelitimelakukan wawancara dengan informanlain yang juga nasabah bank syari’ah.Peneliti menanyakan hal yang samadengan informan pertama. Adabeberapa persamaan dan sedikitperbedaan dari jawaban informanpertama. Di mana informan keduadengan inisial ‘P’ menyatakan bahwa:

“Kalau dalil-dalilnya sayandak ngerti, yang saya pikirkanhanyalah menghindari riba. Terussetahu saya, kita sebagai umat muslimmemang tidak dianjurkan untukmenabung atau pinjam di bankkonvensional. Ibaratnya pemahamansaya tentang bank syariah hanyasebatas kulitnya saja”.

Pemahaman nasabah yangdangkal tentang bank syari’ah disebutdengan Imprefect information(informasi yang tidak sempurna).Dalam perekonomian ketidak-sempurnaan informasi konsumen dalamhal ini nasabah bank syari’ahmemberikan dampak spekulasi yangtinggi dan dapat berdampak positifmaupun negatif bagi produsen ataupenjual jasa dalam hal ini bank syari’ah.Dampak positif yang dapat diperoleholeh bank syari’ah adalah adanyakebutuhan mayarakat yang sangat tinggiterhadap keberadaan bank syari’ah. Hal

ini disebabkan karena mayoritaspenduduk di Indonesia beragama Islam.

Persepsi masyarakat yangmenganggap bahwa riba tidakdiperbolehkan dalam Islam akanmenjadi keuntungan bank syari’ahuntuk melebarkan sayapnya dalamrangka menyambut nasabah-nasabahyang sangat menginginkan konsepsyari’ah. Hal ini didukung denganbanyaknya pandangan masyarkat yanghanya mengetahui sisi perbedaan antarabank konvensional dan bank syari’ahadalah terletak pada bunga dan bagihasil.

Pada sisi lain adalah suatukewajiban bagi bank syari’ah untukmensosialisasikan konsep syari’ahkepada berbagai kalangan agar banksyari’ah secara konsep maupun praktekdapat dipahami oleh mayarakan padaumumnya. Pada proses wawancaradisamping ada informan yang sangatminim pengetahuannya terhadap banksyari’ah, adapula informan yang banyakmengetahui seluk beluk bank syari’ah,baik secara konsep maupun praktek.

Berikut adalah pernyataaninforman dengan inisial ‘YR’ ketikaditanya tentang seberapa dalamwawasannya mengenai bank syari’ahdan bagaimana pandangannya terhadapbank syari’ah di Indonesia saat ini.

“Menurut saya keberadaanbank syari’ah adalah suatukebutuhan. Di samping karenaprinsip saya bahwa menjalankansyari’ah akan mendatangkan berkah,bagi dunia bisnis juga akanmendatangkan keuntungan. Konsep-konsep Islam yang diterapkan padabank syari’ah memberikan buktibahwa bank syari’ah adalah salahsatu produk Islamy yang tahanterhadap goncangan krisis. Hanyasaja menurut pengamatan saya adabeberapa hal dalam praktek banksyari’ah yang masih belum sesuai

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

103

dengan kaidah syar’I itu sendiri danmenurut saya hal ini harus terusdiupayakan untuk diperbaiki dantidak semata-mata hanya mencarikeutungan dalam persaingan antarbank”.

Pernyataan ‘YR’ senada denganpendapat Hamidi (2003). MenurutHamidi (2003) dalam bukunya yangberjudul “Jejak-jejak EkonomiSyari’ah” dijelaskan bahwa menjalan-kan prisip syari’ah tak hanyamendatangkan berkah. Lebih dari itu,mengoperasikan prinsip syari’ah jugamembuka peluang menangguk untungpada kondisi-kondisi yang tidak normal.Itulah yang diperlihatkan bank-bankyang beroperasi secara syari’ah. Kalaitu, di saat perbankan nasional tengahdijangkiti virus negative spread –kerugian akibat bunga simpanan lebihtinggi dari bunga kredit- bank-bankyang menerapkan prinsi bagi hasilmelenggang tanpa beban. Sebagaicontoh di awal krisis pertengahan tahun1997, bank-bank konvensionalbertumbangan. Bank MuamalatIndonesia, satu-satunya bank yang adadi Indonesia saat itu tetap tegar. Padasaat itu, Bank Indonesia menerapkantight money policy (kebijakan uangketat) dengan menetapkan suku bungansimpanan mencapai 70%. Satu sisi,otoritas moneter berharap denganmeningkatkan bunga hingga setinggiitu, dana masyarakat akan tersedot kesistem perbankan.

Dengan cara ini pula, merekaberharap masyarakat tidak membelidolar AS yang tengah menekan rupiah.Namun disisi lain, kebijakan ini menjadibeban berat yang harus dipikulperbankan konvensional. Bankkonvensional harus membayar bungasimpanan masyarakat dengan bungayang selangit, sementara bank tidak biasmenarik bunga kredit dari para nasabah.

Meskipun bank syari’ah tidakterkena virus negative spread , namunbelum banyak berkontribusi dalamrangka menyelamatkan wajahperbankan nasional. Karena kontribusiperbankan syari’ah ketika itu masihsangat kecil. Pada September 2002,share perbankan syari’ah terhadapperbankan nasional hanya mencapai0,34% atau Rp 3,67 triliun. Sedangkandana pihak ketiga yang berhasildihimpun oleh bank syari’ah hanyasekitar Rp 2,5 triliun atau 0,31% daritotal dana pihak ketiga (DPK) banknasional (Hamidi, 2003).

Selanjutnya berkaitan denganpersepsi masyarakat terhadap banksyari’ah dan bank konvensional.Menurut Daniar (2012), maknasubyektif seseorang terbentukdidasarkan pada persepsinya, olehkarena itu sekalipun produk yangdipilih memiliki kesamaan, namunmakna bagi masing-masing informandapat berbeda karena persepsi yangberbeda, dan konsekuensinya adalahvalue dari produk bank yang dipilihdapat berbeda makna bagi masing-masing informan atau kelompok karenaadanya perbedaan persepsi. Sebagaicontoh, bagi informan tertentu banksyari’ah dipersepsikan membawa nilai-nilai agama, oleh karena itu informanyang lebih mementingkan nilai-nilaiagama, tentu akan memilih produkbank syari’ah karena memberikanmakna yang penting.

Dengan demikian, nilai suatuproduk tergantung dari bagaimanaproduk tersebut memberikan makna atasdasar persepsi informan, dan persepsiinforman tergantung dari interpretasiterhadap bank dan produknya. Manusiamemiliki keterbatasan dalam melakukaninterpretasi, oleh karena itupengetahuan atau perspektif informansebenarnya bukan pengetahuan yangsebenarnya, tetapi didasarkan pada

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

104

pengetahuan apa yang tampak padaobyek tersebut. Ketika bunga bankdipersepsikan negatif karena dimaknaisama dengan riba, maka produk bankkonvensional menjadi berkurangnilainya bagi informan yangmengharamkan bunga bankdibandingkan apabila bunga bankdimaknai tidak sama dengan riba,namun karena manusia memilikiketerbatasan dalam melakukaninterpretasi, maka persepsi terhadapnilai bank konvenisonal tersebutsebenarnya adalah merupakan tindakanyang didasarkan makna subyektif danbersifat dugaan.

Tingkat Pemahaman TerhadapProduk Pembiayaan Syari’ah

Pemahaman responden terhadapproduk-produk bank syari’ah masihsangat rendah sejalan denganpemahaman nasabah terhadap banksyari’ah secara umum. Demikian pulapemahaman responden terhadap jenis-jenis pembiayaan syari’ah. Baik nama-nama produk maupun sistem yangdijalankan berdasarkan akad-akad yangada tidak dipahami secara menyeluruhdan jelas. Berikut tanggapa respondendan informan ketika ditanya mengapamengambil pembiayaan di banksyari’ah dalam hal ini adalah banksyari’ah mandiri.

“Saya mengambil pinjaman dibank syari’ah karena label syari’ahnya.Tetapi saya tidak paham apa-apa sajayang jenis pinjaman yang ada di banksyari’ah. Bagi saya yang paling pentingadalah prosesnya yang mudah”

Pernyataan tersebut adalahpendapat dari ‘P’. Senada dengan ‘P’saudara ‘S’ juga tidak paham denganjenis-jenis produk pembiayaan syari’ah.‘S’ mengajukan pembiayaan di BankSyari’ah Mandiri karena dikarenakanlabel syari’ahnya dan karena BankSyari’ah Mandiri bekerjasama dengan

institusi tempat ‘S’ bekerja. Berikutadalah penyataan ‘S’ dalam wawancaradengan peneliti di rumah ‘S’.

“Kalau istilah-istilah sepertimudharabah, saya pernah mendengartapi tidak begitu mengerti. Yang sayapahami bahwa kalau kita meminjam dibank syari’ah maka akadnya adalahjual beli, jadi misal saya pinjam uanguntuk beli rumah, maka bank akanmenaksir harga rumah yang akan sayabeli selanjutnya bank menetapkanbesaran yang harus saya bayar tiapbulannyta dan berapa lama jangkawaktu pembayarannya”.

Rendahnya tingkat pemahamanmasyarakat terhadap produkpembiayaan syari’ah sejalan denganrendahnya tingkat pemahamanmasyarakat terhadap bank syari’ah itusendiri. 12,5% responden yangmemahami tentang konsep banksyari’ah adalah kalangan masyarakatyang memang mempunyai profesi yangberkaitan dengan ilmu perbankansyari’ah. Sebagaimana responden ‘YR’begitu banyak memahami istilah-istilahperbankan syari’ah termasuk jenis-jenispembiayaan syari’ah dan bagaimanasebahrusnya akad dari masing-masingjenis atau skim pembiyaan syari’ah.Dalam kesempatan wawancara penelitidengan ‘YR’ yang juga menggunakanproduk kafalah menyatakan bahwa:

“Saya mengajukan pinjaman keBank Mandiri Syari’ah sesuai dengankeinginan saya yaitu kafalah, tetapiyang sampai sekarang saya masihkurang puas adalah mengapa sayadiarahkan dalam akad murabahah.Menurut saya seharusnya bank tidakhanya mnghitung untung rugi sajatetapi harus lebih memperhatikan aspekkonsumen/nasabah dengan tetapmenyesuaikan jenis pinjaman/pembiayaan apa yang sesuai dengankebutuhan konsumen/nasabah”.

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

105

Berdasarkan temuan lapang,terdapat unsur pemanfaatan ketidak-pahaman nasabah terhadap banksyari’ah. Sehingga bank syari’ahcenderung mengarahkan nasabah padaakad murabahah yang ditinjau dari sisibank tidak mendatangkan resiko tinggi.Menurut Said (2008), pembiayaanmurabahah atau modal kerja (deferredpayment sale) adalah jual beli barangpada harga asal dengan tambahankeuntungan yang disepakati, penjualharus memberi tahu harga produk yangdia beli dan menentukan suatu tingkatkeuntungan sebagai tambahannya. Ataubias juga disebut dengan kredit modakkerja yang biasa diberikan oleh bankdan jangka waktunya adalah dibawahsatu tahun (short run financing).

Sedangkan kafalah atau jaminan(guaranty) merupakan jaminan yangdiberikan oleh penanggung (kafil)kepada pihak ketiga untuk memenuhikewajiban pihak kedua atau yangditanggung atau pemberian garansikepada nasabah untuk menjaminpelaksanaan proyek dan pemenuhankewajiban tertentu oleh pihak-pihakyang dijamin dengan cara memintapihak yang dijamin untuk menyetorkanjumlah dana sebagai setoran jaminandengan prinsip wadi’ah. HadistRosulullah SAW:

“Telah dihadapkan kepadaRosulullah SAW (mayat seorang laki-laki untuk disholatkan)……..RosulullohSAW bertanya: Apakah dia mempunyaiwarisan-warisan?, para sahabatmenjawab, tidak. Rosulullah bertanyalagi, apaka dia mempunyai hutang?,sahabat menjawab, “ya, sejumlah tigadinar”. Rosululloh pun menyuruh parasahabat untuk mensholatkannya (tetapibeliau sendiri tidak). Abu Qatadah laluberkata: “saya menjamin hutangnya,ya Rosululloh”. Maka Rosululloh punmensholatkan mayat tersebut”(HR.Bukhori dan Muslim).

Akad murabahah dan kafalahseperti tercantum pada penjelasan diatas menampakkan dua hal yangberbeda. Keuntungan akan lebih jelasdan tanpa resiko memang dapat ditemuipada jenis pembiayaan murabahah.Sehingga, wajar jika bank syari’ah lebihmengarahkan nasabah yangmembutuhkan pembiayaan dapa sistemakad murabahah. Hal inilah yangseharusnya tidak terjadi. Pihak bankseharusnya lebih mengutamakankepentingan nasabah dan membantunasabah untuk memilih jenispembiayaan yang sesuai dengan kondisidan kebutiuhannya. Jika hal ini jugadilakukan dengan benar oleh banksyari’ah maka prinsip keberkahan yangtidak dapat diukur dengan materi insyaAlloh juga akan terus mengalir di tubuhbank syari’ah.

Preferensi Nasabah dalam MemilihProduk Pembiayaan Syari’ah

Berdasarkan hasil analisan dataprimer, preferensi nasabah dalammenentukan produk pembiayaansyari’ah dilatarbelakangi oleh berbagai-macam alasan. Faktor-faktor yangmempengaruhi nasabah dalammengambil keputusan pembiayaansyari’an antara lain: keuntungan,keimanan, kenyamanan, nisbah yangrendah, kemudahan proses pengajuanpembiayaan, serta faktorkebermanfaatan.

Pada studi kasus yang lebihmenyoroti Bank Syari’ah MandiriBangkalan, maka responden daninforman yang juga merupakan nasabahBank Syari’ah Mandiri Bangkalan yangbekerjasama dengan Bank MiniSyari’ah Universitas TrunojoyoMadura. Pendapat responden daninforman yang mengajukan pembiayaansyari’ah didominasi oleh faktorkemudahan proses pengajuanpembiayaan dank faktor keimanan.

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

106

Dalam penelitian ini, faktor keimanantermasuk didalamnya alasan nasabahyang mengambil pembiayaan di banksyari’ah karena ‘label syari’ah’.

Bank Syari’ah Mandiri BangkalanLebih Menguntungkan DibandingBank Konvensional

Menurut pandangan danpendapat para nasabah yang menjadiresponden dalam penelitian ini, BankSyari’ah Mandiri Bangkalan dianggaplebih menguntungkan dari sisipembiayaan dibanding dengan bankkonfensional. Hal ini didasarkan padasisi pembayaran yang dianggap lebihringan dan tidak mencekik dibandingdengan bank konvensional. Pandangantersebut tidak bersebrangan dengantulisan Hamidi (2003) yang menyatakanbahwa:

“Bila bank-bank syari’ah dapatmeningkatkan efisiensi usaha dansecara berhati-hati mengelola aktivaproduktifnya, serta terlaksananyapemulihan kegiatan sektor riil di tahunmendatang maka akan terbukakesempatan bank-bank syari’ahmemberikan bagi hasil yang lebihkompetitif di banding bunga bank danmargin jual beli, biaya sewa/fee atautingkat bagi hasil disisi pembiayaanyang lebih rendah dari bunga kredit.Sebagai konsekuensinya, akan terjadipeningkatan permintaan terhadap jasaperbankan syari’ah, khususnya akibatpergesaran minat para nasabah yangbersifat ekonomis rasional”.

Berdasarkan data empiris yangdihimpun melalui kuesioner berkaitan

dengan faktor keuntungan yang didapatditinjau dari indikator pertama yaitu sisibesar kecilnya angsuran yang harusdibayarkan. Menurut penilaian paranasabah yang menjadi responden, faktorbesarnya angsuran atau tinggirendahnya bagi hasil pembiayaanmenjadi salah satu dasar pertimbangandalam mengajukan dan menentukanproduk pembiayaan di bank syari’ah.Dalam hal ini, nasabah Bank Syari’ahMandiri Bangkalan lebih memilihmenggunakan produk syari’ah di banktersebut karena merasa bahwa angsuranyang dibayarkan lebih ringandibandingkan dengan bank syari’ah laindan bank konvensional lain yang ada diKabupaten Bangkalan.

Dari hasil survei dapat dilahatbahwa sebanyak 12 (dua belas) nasabahyang mempertimbangkan faktor besarangsuran dalam mengambil pembiayaandi Bank Syari’ah Mandiri Bangkalansedangkan 4 (empat) nasabah yang laintidak mempertimbangkan faktor ini.Besarnya angsuran disesuaikan dengankemampuan dan kondisi keuangannasabah oleh karena itu besarnyaangsuran sangat tergantung besarkecilnya jumlah pembiayaan yangdiambil.

Indikator kedua dari faktorkeuntungan adalah lama atau tidaknyajangka waktu pembiayaan. Berdasarkantemuan lapang, nasabah juga sangatmempertimbangkan faktor keuntunganmemilih mengajukan pembiayaansyari’ah di Bank Syari’ah Mandiri darisisi jangka waktu pembayaran.

Tabel 4. Penilaian Nasabah Terhadap Besarnya Angsuran

Penilaian responden terhadap besar angsuran Jumlah Prosentase

Dipertimbangkan 12 75 %Tidak Dipertimbangkan 4 25 %Jumlah 16 100 %

Sumber : Data primer diolah, 2011.

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

107

Fleksibilitas jangka waktupembiayaan sangat dipertimbangkandan diperhatikan dalam mengajukanpembiayaan syari’ah. Nasabah akansangat merasa tertolong apabila merekadapat mengangsur sesuai dengankeinginan dan kebutuhan mereka.Pendapat para nasabah dalam hal jangkawaktu pembayaran dapat dibaca padahasil wawancara di bawah ini.”Yang saya lihat kalau mau hutang ituadalah berapa besar plafonnya, berapalama bisa diangsur dan bank manayang bagi hasil pinjamannya palingsedikit”.

Pendapat di atas diungkapkanoleh ‘B’ yang berprofesi sebagaikaryawan di salah satu instansipendidikan di Kabupaten Bangkalan.Pendapat senada juga diungkapkan oleh‘P’, hanya saja ‘P’ lebihmengedepankan aspek syari’ah.Perilaku ‘B’ lebih cenderung padaperilaku rasional obyektif, di mana ‘B’memilih bank yang mau bisamemberikan keuntungan paling besarterhadap dirinya. Sedangka perilaku ‘P’akan mempertimbangkan labelsyari’ahnya terlebih dahulu, setelah itubaru memilih bank syari’ah mana yangdianggap paling rendah bagi hasilpembiayaannya dan jangka waktunyapaling fleksibel.

Berikut komentar ‘P’, “Sayaakan memilih bank syari’ah dulukemudian baru menentukan bank

syari’ah mana yang lebih murangangsurannya dan jangka waktunya biaslebih fleksibel”.

Jika ditelaah lebih lanjutmengapa konsumen bank syari’ah jugamempertimbangkan aspek jangka waktupembayaran adalah karena perilakukonsumen akan lebih memilih produkbarang/jasa yang bias memberikeuntungan maksimum dan kepuasanmaksimum. Sehingga preferensiindividu dalam menentukan keputusanpenggunaan jasa perbankan jugadidasarkan pada maximum utility. Dimana konsumen akan merasa puasdengan jasa yang diberikan pada titikkombinasi tertentu antara berbagaifaktor yang mempengaruhipengambilan keputusan dalampembiayaan syari’ah. Berikut adalahtabel yang menjelaskan tentangpentingnya aspek jangka waktupembayaran dalam pengajuanpembiayaan di bank syari’ah.

Dari hasil survei di atas,sebanyak 14 (empat belas) nasabahyang mempertimbangkan faktor jangkawaktu pembayaran dan sisanya 2 (dua)nasabah tidak mempertimbangkanfaktor ini. Berdasarkan hasil wawancaranasabah sebagian besar menyerahkanjangka waktu angsuran kepada pihakbank di mana bank akan menyesuaikanjangka waktu angsuran dengankemampuan nasabah.

Tabel 5. Penilaian Nasabah Terhadap Jangka Waktu Pembayaran

Penilaian responden terhadap Jangkawaktu pembayaran

Jumlah Prosentase

Dipertimbangkan 14 87,5 %Tidak Dipertimbangkan 2 12,5 %Jumlah 16 100 %

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

108

Perilaku yang Didasarkan PadaKeyakinan/Keimanan

Perilaku nasabah tidak hanyadapat diamati dari sisi keuntunganmateri yang didapatkan saja. Pengaruhdari sudut pandang yang lain danbersifat non materi juga sering menjadifaktor utama seseorang dalammengambil keputusan. Pada penelitianini, perilaku nasabah dalam mengambilpembiayaan syari’ah sering didasarkanpada alasan keimanan/keyakinanseseorang terhadap agama yang dianut –dalam hal ini agama Islam.Dorongan/motivasi yang bersifat sosialakan timbul karena adanya kepercayaandalam agama biasanya memberikandampak yang besar bagi sebuahperubahan.

Kemunculan bank-bank syari’ahdi Indonesia memberikan dampak yangbesar pada preferensi masyarakat untukmelakukan peralihan penggunaan jasaperbankan. Penduduk Indonesia yangmayoritas beragama Islam jugamemberikan kontribusi luar biasaterhadap perkembangan perbankansyariah. Dalam masyarakan Islam punada juga kelompok-kelompok danindividu-individu religious yangkecenderungan untuk memilih banksyari’ah sudah dapat dipastikan. Denganadanya pasar umat Islam yang begitubesar di Indonesia, membuat bank-banksyari’ah juga kian eksis. Hal inididukung dengan adanya motivasi yangbersifat keyakinan. Di mana factorkeyakinan/kepercayaan lebih besardampaknya daripada hal-hal yangbersifat materi atau keduniawian.

Pernyataan-pernyataan nasabahBank Mandiri Syari’ah yang menjadiresponden dalam penelitian ini jugamengerucut pada hal yang sama, yaitukarena adanya factor kepercayaanterhadap agam Islam yang dianut. Dimana dalam ajaran agama Islam telahdijelaskan bahwa bunga bank (riba)

hukumnya adalah haram. Seperti dikutidalam Al-Qur’an Surah Al Baqarah ayat275, Allah berfirman:

“….Allah telah menghalalkanjual beli dan mengharamkan riba...”

Faktor keyakinan/kepercayaanjuga menepis anggapan bahwakonsumen/nasabah tidak hanyaberorientasi pada keuntungan materidan kepuasan yang diukur denganmateri. Berikut adalah kutipan-kutipanhasil wawancara peneliti dengan parainforman yang mencerminkan adanyadominasi faktor keyakinan dalammengambil pembiayaan di banksyari’ah.

“Saya lebih memilih banksyari’ah karena faktor keimananterhadap agama saya. Bukan karenahitung-hitungan bagi hasilnya tetapilebih pada karena hati saya lebihnyaman dan tentram jika menggunakanproduk syari’ah”.

Peneliti menanyakan perihalmotivasi pembiayaan kepada bapak‘S’. “Lalu bagaimana menurut bapakjika ternyata bagi hasil pinjaman dibank syari’ah justru lebih tinggidibandingkan bank konvensional?”.

‘S’ menjawab bahwa, “saya akantetap memilih untuk meminjam di banksyari’ah, karena pilihan ini menurutsaya adalah suatu keharusan selamatidak ada lembaga keuangan lain ataupinjaman lain yang lebih baik secarapraktek syari’ah daripada banksyari’ah yang sudah ada. Tetapi sayatidak memungkiri bahwa bank-banksyari’ah yang sekarang ini ada masihbelum sempurna”.

Peneliti melanjutkan pertanyaanyang lebih mendalam lagi. “Mengapabapak mengajukan permohonanpembiayaan di Bank MandiriSyari’ah?”

‘S’ menjawab dengan yakin,“yang pertama karena saya bekerjapada institusi yang sedang

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

109

bekerjasama dengan Bank Syari’ahMandiri, kedua bagi hasilpinjamannya memang menurut sayalebih ringan dari pada bank yanglain”

Informan lain menyatakanbahwa keyakinan akan lebih biasmemotivasi dibandingkan denganhitungan untung rugi yang terkadangtidak memberikan kepuasan batin.Saudari ‘YR’ menegaskan tentangmengapa pilihannya jatuh pada banksyariah yaitu Bank Syari’ah Mandiri.

“Kalau saya sama skali bukankarena hitung-hitungan nisbah, tapilebih pada karena menggunakan ribaadalah haram, makanya saya memilihsemua jasa perbankan syari’ah. Yanabung, pinjam, asuransi, dll”.

Peneliti lebih mengarahkanpertanyaan mengapa memilih BankSyari’ah Mandiri. Saudari ‘YR’mengatakan “Sebenarnya saya tidakmenitikberatkan pada nama banknya,tetapi lebih pada karena syari’ahnya.Tetapi pada saat sekarang ini BankSyari’ah Mandiri kebetulan nisbahpembiayaannya lebih rendah daribank syari’ah yang lain. Selain itu,ada teman yang bisa menjamin saya,sehingga untuk pengurusannyamenjadi lebih mudah. Soalnya sayabutuh uangnya juga mendesak, jadisaya terbantu dengan kemudahanproses pengajuan pembiayaan yangdiberikan oleh Bank Syari’ahMandiri”.

Demikian berbagaimacamalasan yang bersifat kepuasan batinlebih dapat memotivasi nasabah/konsumen perbankan di sampingmemang ada alasan yang bersifatmateriil. Faktor yang bersifat vertikal,menyatakan hubungan antara manusiadengan Tuhan mampu membuatberkibarnya bank syari’ah hinggasekarang ini. Bahkan hampir setiapbank konvensional juga memilki brand

syari’ah –walaupun dengan manajemenyang berbeda. Pasar produk syari’ahkini semakin luas sejalan denganketertarikan dan kepercayaanmasyarakan kepada bank syari’ah.

Faktor Kemudahan & Kecepatandalam Proses Pengajuan Pembiayaan

Pelayanan prima selaludibutuhkan di setiap usaha layanan jasa.Pelayanan prima merupakan suatumodal tersendiri yang selalu melekatpada perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Hal ini sudah merupaknasesuatu yang umum dan seakan telahmenjadi suatu hal yang wajib dilakukanoleh para penjual jasa. Para pembelijasa/konsumen juga akan merasanyaman jika berada pada lingkunganyang ramah. Karena energi positif akanbisa dipancarkan dan disalurkanmenjadi kegiatan-kegiatan dan polapikir positif.

Demikian pula dengan duniaperbankan. Baik pada bank konven-sional maupun bank syari’ah berusahamemberikan pelayanan yang terbaikkepada nasabah. Bentuk-bentukpelayanan pun pada akhirnya menjadisalah satu daya tarik sekaligus dayasaing di dunia perbankan.

Berkaitan dengan penelitianyang mengambil studi kasus pada BankSyari’ah Mandiri Bangkalan. Bentukpelayanan pada Bank Syari’ah MandiriBangkalan tidak hanya pada tarafkeramahan, tetapi juga diwujudkandalam proses yang cepat dan mudahdalam pengurusan produk-produkpembiayaan. Hampir seluruh respondendalam penelitian ini menyatakan bahwaproses pengajuan pembiayaan di BankSyari’ah Mandiri sangat cepat danmudah. Hal tersebut membuat nasabahmerasa nyaman dan senang, karenaperilaku seseorang akan berubah ke arapositif ketika dijemput dengan hal-halyang positif. Apalagi pada produk

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

110

pembiayaan ada sisi psikologis yangsudah dikuasai olah bank, yaitukebutuhan yang tinggi akan dana,membuat seseorang labih senah apabilaprosesnya dipermudah dan dipercepat.Berikut adalah kutipan-kutipan hasilwawancara dengan beberapa informanyang menyatakan kepuasannya terhadaplayanan pembiayaan yang mudah dancepat.

‘B’ menyatakan “proses pinjamuang di Bank Syari’ah Mandiri sangatmudah dan cepat. Apalagi di tempatsaya bekerja, Bank Syari’ah Mandiribekerja sama dengan Bank Mini UTM,dan ketika saya pinjam uang, semuaproses diuruskan oleh pegawai BankMini, saya hanya memenuhipersyaratannya saja, selanjutnyapegawainya yang menguruskan dansaya terima bersih.”

Hal senada juga diungkapkanolah ibu ‘P’. “Saya sudah beberapa kalipinjam di Bank Syari’ah Mandiri.Prosesnya mudah dan cepat”.

Kebutuhan nasabah terhadapdana biasanya bersifat urgen danmendesak. Oleh karena itu, hampir

setiap nasabah lebih membutuhkanpelayanan yang mudah dan cepat selainrasa nyaman yang didapat. Jika prosesuntuk menarik dana terkesan berbelit-belit, maka nasabah akan memilih banklain yang lebih mudah diakses. Tabel dibawah adalah hasil olahan data primeryang dihimpun melalui teknikpenyebaran kuesioner. Dari datatersebut dapat kita ketahui bahwakenyamanan pelayan mandapat porsiperhatian yang cukup tinggi darinasabah penggunan produk pembiayaansyari’ah.

Menurut tabel di bawah dapatdilihat bahwa sebanyak 10 (sepuluh)nasabah akan mempertimbangkanfaktor kenyamanan untuk menjadinasabah suatu bank baik sebagainasabah penabung maupun pembiayaan.Dan sisanya yaitu 6 (enam) nasabah,tidak mempertimbangkan faktorkenyamanan dalam mengambilpembiayaan. Nasabah akan memilihbank yang memberikan pelayananterbaik seperti pelayanan yang cepat,nyaman dan ramah.

Tabel 6. Penilaian Nasabah Terhadap Faktor Kenyamanan Pelayanan

Penilaian responden terhadap kenyamananpelayanan

Jumlah Prosentase

Dipertimbangkan 10 62,5 %Tidak Dipertimbangkan 6 37,5 %Jumlah 16 100 %

Sumber : Data primer, diolah. 2012.

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

111

Perilaku Nasabah SetelahMenggunakan Produk PembiayaanSyari’ah

Kepuasan konsumen pada saatmelakukan kegiatan konsumsi baikberupa barang dan jasa, merupakanfaktor penting dalam sebuah usaha.Kepuasan seorang konsumen ataskegiatan konsumsi yang dilakukanataupun kepuasan terhadaphasil/manfaat yang dirasakan setelahmelakukan konsumsi, akan menjadidasar pemikiran untuk tindakankonsumsi diri sendiri selanjutnya danjuga tindakan terhadap orang lain.Dampak Konsumsi TerhadapTindakan Diri Sendiri

Pendapat para nasabah yangmenjadi responden dalam penelitian inimengenai kepuasan mereka setelahmenggunakan produk-produk syariahbisa secara tidak langsung tercerminpada kuantitas atau banyaknya produkjasa syariah yang digunakan dan darikeinginan mereka untuk melakukantindakan ulang dalam menggunakanjasa perbankan syariah. Meskipun tidaksemua responden menggunakan ulangproduk syariah karena didasari olehkepuasan, melainkan didasari olehketerbatasan pilihan dari sistemperbankan yang ada, sehingga menurutresponden pilihan bank syariah adalahpilihan yang lebih baik dibandingkanbank konvensional. Seperti yangdiungkapkan oleh responden “RY”ebagai berikut:

“yang Saya mengambilpembiayaan di bank syariah dan jugamenggunakan produk bank syariah

yang lain, tetapi kalau ditanya apakahsaya puas ya saya belum puas.Kemungkinan kalau pinjaman sayalunas dan kemudian saya butuh danalagi, ya saya akan mengajukan lagipembiayaan syariah, tetapi kalau sayaditanya apakah saya puas denganproduk-produk syariah yang sayagunakan, saya tidak puas, saya memilihproduk syariah karena daripadamenggunakan produk konvensionalyang sudah jelas ribanya masihmending saya pakai produk syariahmeskipun dari syarat-syarat syari yanglain misalnya seperti akad belummemenuhi dan terkesan dipaksakan.Istilahnya saya melakukan pilihanterbaik dari pilihan-pilihan yang jelek”

Berdasarkan hasil survei dilapang, responden konsisten terhadapproduk syariah adalah sebesar 75%yaitu 12 orang. Sebagian respondentetap menggunakan produk syariahterutama pembiayan karena didasarioleh kepuasan materi yaitu dari seginisbah yang dibayarkan lebih kecil danjangka waktu angsuran yang cukuppanjang. Maupun dari segi keimananyaitu seandainya ke depannya nisbahpembiayaan syariah meningkat merekaakan tetap menggunakan produksyariah. Sisanya sebesar 25% tidakkonsisten terhadap konsumsi merekaterhadap produk perbankan syariah,artinya pemilihan mereka dilandasi olehmateri semata, yaitu jika ada produkkonvensional yang lebihmenguntungkan mereka akan beralih keproduk konvensional

Tabel 5.3. Konsistensi Penggunaan Produk Syariah

Konsistensi Jumlah ProsentaseTetap menggunakan 12 75%Beralih pada yang lebih menguntungkan 4 25%

Jumlah 16 100%Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

112

Dampak Konsumsi Yang BerupaTindakan Terhadap Orang Lain

Kepuasan nasabah akan produk-produk syari’ah juga bisa berdampakterhadap tindakan orang lain. Setelahmerasakan kepuasan baik secara materiatau ukhrawi seorang nasabah bisasecara langsung maupun tidak langsungmempengaruhi orang lain. Secara tidaklangsung seorang nasabah bisamempengaruhi seseorang melaluipendapat atau komentar-komentar ataucerita yang bersifat positif mengenaiproduk-produk syari’ah. Sehingga oranglain akan tertarik untuk menggunakanproduk-produk syariah. Sedangkansecara langsung bisa berbentuk ajakanlangsung kepada orang lain untukmenggunakan produk-produk syariah.Cara langsung ini biasanya berlakuuntuk orang-orang yang mempunyaihubungan dekat misalkan kekerabatan/kekeluargaan dan pertemanan.

Melalui hasil survei, dapatdiketahui para responden yang merasapuas cenderung akan mengajak kerabatatau saudaranya untuk menggunakanproduk-produk syariah. Berikut kutipanwawancara peneliti kepada informanyang berinisial ‘S’.

“Saya senang menggunakanproduk syari’ah karena factorketenangan batin dan kalau saya maupinjam uang lagi, saya tetap akanmeminjam di bank syari’ah.

Ketika peneliti menanyakanapakah akan mengajak orang lain untukmenggunakan produk pembiayaansyari’ah ‘S’ menjawab “iya, karenasaya sudah pernah meminjam danmemang prosesnya cepat dan mudah,angsurannya pun ringan”.

SIMPULAN & SARANSimpulan

Persepsi masyarakat tentangbank syari’ah ditinjau dari tingkatpengetahuan dan pemahaman sebagian

besar responden masih belum begitupaham mengenai konsep bank syari’ahsecara umum. Tingkat pemahamannasabah hanya sebatas pada penggunaansistem bunga pada bank konvensionaldan bagi hasil pada bank syari’ah.Sedangkan arti mendalam tentangperbedaan riba dan nisbah itu sendirimasih belum dimengerti.

Berdasarkan hasil penelitian,persepsi yang dangkal tentang banksyari’ah menimbulkan spekulasi yangtinggi pada diri nasabah untukmengambil suatu keputusan yang pasti.Sehingga keputsan nasabah masihsangat bisa dipengaruhi oleh adanyapersaingan baik antar bank syari’ahmaupun antara bank syari’ah dan bankkonvensional.

Alasan-alasan yang mendasarinasabah dalam mengambil pembiayaansyari’ah adalah antara lain sebagaiberikut: factor keimanan/kepercayaan,factor keuntungan (tinggi rendahnyanisbah pembiayaan dan fleksibilitasjangka waktu pembayaran), factorpelayanan (kemudahan dan kecepatanproses pembiayaan).

Pandangan nasabah tentangperbedaan riba dan nisbah masih begiturendah. Berdasarkan studi lapangkonsep riba dan nisbah lebih banyakdipahami oleh kalangan akademisi yangberhubungan dengan konsep perbankansyari’ah.

Bank Syari’ah MandiriBangkalan dinilai oleh sebagian besarresponden dan informan telahmemberikan pelayanan yang cepat danmudah serta menetapkan nisbah yangringan. Sehingga mendorong nasabahuntuk mengajukan pembiayaan di masayang akan datang.

SaranSosialisasi kepada masyarakat

mengenai konsep perbankan syari’ahlebih digalakkan lagi. Mengingat

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

113

potensi perkembangan pasar yang luarbiasa besar. Di samping itu sosialisasikonsep syari’ah bersifat vertical danhorizontal. Vertikal, hubungan manusiakepada Tuhan (hablumninallah) danhorizontal, hubungan antar sesamamanusia (habluminannas) menujukebarokahan hidup.

Kontribusi bank syari’ah terhadapniat atau motivasi seseorang dalammenggunakan produk pembiayaansangat tinggi. Sehingga praktekpembiyaan dalam bank syari’ah tidaksemata-mata dilakukan atas dasarkeutungan, tetapi lebih padamemberikan pendidikan konsep bersihdan adil dalam perbankan syari’ah.

Perluasan jaringan denganmenggandeng institusi sangat penting,karena akan menambah perluasanjangkauan sistem bersih dan adildisamping mendatang keuntungansecara materiil.

Daftar Pustaka

Abdullah, M. Faisal. 2003. ManajemenPerbankan: Teknik AnalisisKinerja Keuangan Bank.Universitas MuhammadiyahMalang, Malang.

Aiyub, 2007. Analisis PerilakuMasyarakat Terhadap KeinginanMenabung dan MemperolehPembiayaan Pada Bank Syariahdi Nangroe Aceh Darussalam.Jurnal E-Mabis FE-Unimal 8(1).

Alamsyah, Halim. 2012. Perkembangandan Prospek Perbankan SyariahIndonesia Tantangan DalamMenyongsong MEA 2015, Miladke-8 Ikatan Ahli Ekonomi Islam(IAEI).

Antonio, Syafi’I, 2001, Bank SyariahDari Teori ke Praktik. GemaInsani, Jakarta.

Arifin, Zainul. 2002. Dasar-DasarManagemen Bank Syariah.Jakarta: Alvabet.

Azwar, Saifuddin. 2004. MetodePenelitian. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Chadwick, B.A., H.M. Bahr dan S.L.Albrech. 1991. MetodePenelitian Ilmu PengetahuanSosial. Terjemahan Sulistia dkk,Institut Ilmu Pendidikan danKeguruan Press. Semarang.

Dajan, Anto. 1990. Pengantar StatistikII. Lembaga Penelitian,Pendidikan dan PeneranganEkonomi dan Sosial, Jakarta.

Daniar, Agus. 2012. Persepsi dan MotifMenjadi Nasabah BankKonvensional bagi NasabahMuslim. FIK UniversitasPajajaran, Bandung

Edwin, Nasution Mustafa, et al., 2007,Pengantar Eksklusif EkonomiIslam. Jakarta: Kencana.

Hamidi, M. Lutfi. 2003. Jejak-jejakEkonomi Syariah. Jakarta:Senayan Abadi Publishing.

Ismail. 2011. Perbankan Syariah.Jakarta: Kencana.

Laporan Perkembangan PerbankanSyari’ah. 2011. Bank IndonesiaDirektorat Perbankan Syari’ah.www.bi.go.id/biweb/publikasi.

Mannan, Muhammad A. 1999. Teoridan Praktek Ekonomi Islam.Dana Bakti Wakaf, Yogyakarta.

Moleong. 2000. Metode PenelitianKualitatif. Bandung: PT. RemajaRosda Karya.

Mulyani, Sri, 2007. Analisis PerilakuKonsumen Terhadap ProdukTabungan Perbankan Syariah(Studi Kasus Pada BRI SyariahCabang Solo). Skripsi, SekolahTinggi Agama Islam (STAIN),Surakarta.

Nazir, M. 1999. Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia.

Media Trend Vol. 9 No. 1 Maret 2014, hal 90114

Diah Wahyuningsih, Crisanty Sutristyaningtyas, Titik, Henny Oktavianti, Analisis PrilakuNasabah dalam Pembiayaan di Bank Syariah Mandiri

114

Said, Syihabudin dan Ma’zumi. 2008.Falsafah dan Perilaku EkonomiIslam, Jakarta.

Singarimbun, W. 1989. Tipe, Metodedan Proses Penelitian dalam M.Singarimbun dan S. Effendi,Metode Penelitian Survei,Lembaga Penelitian Pendidikandan Penerangan Ekonomi danSosial, Jakarta.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank danLembaga Keuangan Syariah.Yogyakarta: Ekonisia.

Swastha, Basu dan T. Hani Handoko,2000. Analisa PrilakuKonsumen. Edisi Pertama,Yogyakarta: Liberty.