Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
92
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS
UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN
PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK JAKARTA
Oleh :
Pri Pantjaningsih
Manajemen Keuangan, STIE Manajemen Bisnis Indonesia
Jl. Komjen Opl. M. Jasin ( Akses UI No. 89 ) Kelapa Dua Cimanggis, Depok 16951
Telp : 021- 87716339 Fax. 021- 87721016
e-mail : [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi rasio likuiditas danprofitabilitas
untuk menilai kinerja keuangan. Dan memperoleh informasi seberapa besar rasio likuiditas
dan profitabilitas digunakan untuk menilai kinerjakeuangan.Metode penelitian yang
digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptifkuantitatif dengan sumber data sekunder
berupa neraca dan laporan laba rugi PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode tahun 2013-
2017. Teknik pengumpulandata dengan cara riset kepustakaan dan studi
dokumentasi.Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan dengan alat ukur rasio
likuiditasdan rasio profitabilitas diketahui bahwa penilaian terhadap perusahaan
masihbelum memenuhi standar rasio industri. Untuk rasio likuiditas diperoleh rata-
ratacurrent ratio 1,4 kali, rata-rata quick ratio 1,2 kali, rata-rata cash ratio sebesar27%,
rata-rata cash turn over sebesar 33%, dan rata-rata inventory to net workingcapital sebesar
47% tergolong kondisi baik. Untuk rasio profitabilitas diperolehrata-rata net profit margin
sebesar 4%, rata-rata return on investment sebesar 3%,dan rata-rata return on equity
sebesar 14%.
Kata kunci : rasio likuiditas, rasio profitabilitas.
ABSTRACT
This thesis was written by Amelia Priscila, in August 2018 until October 2018, with the title: Analysis Of Liquidity And Profitability Ratio To Assess Financial Performance At PT Adhi Karya (Persero) Tbk Jakarta.This study aims to obtain information on liquidity ratios and profitability to assess financial performance. And obtaining information on how much liquidity and profitability ratios are used to assess financial performance.The research method used in this study is quantitative descriptive with secondary data sources in the form of balance sheet and income statement of PT Adhi Karya (Persero) Tbk for the 2013-2017 period. Data collection techniques by means of library research
and documentation studies.Based on the results of financial performance analysis with a measure of liquidity ratios and profitability ratios, it is known that the valuation of the company still does not meet the industry ratio standards. For the liquidity ratio, the average current ratio is 1.4 times, the average quick ratio is 1.2 times, the average cash ratio is 27%, the average cash turn over is 33%, and the average inventory to net working capital is 47% classified as good. For the profitability ratio, the average net
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
93
profit margin is 4%, the average return on investment is 3%, and the average return on equity is 14%.
Keywords: liquidity ratio, profitability ratio.
_________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perusahaan yang baik tentunya
memiliki tujuan tertentu demi
kelangsunganhidup perusahaan maupun
bagi para sumber daya manusianya. Pada
umumnyatujuan perusahaan tersebut
yaitu meraup profit yang sebesar-
besarnya denganmenekan biaya sekecil-
kecilnya, bisa mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan hingga
jangka panjang. Terlebih lagi pada era
persaingan usaha yangsangat ketat saat
ini, sudah pasti perusahaan akan semakin
berpikir kreatif untukmengembangkan
bisnisnya..
Untuk memutuskan suatu perusahaan
memiliki kualitas yang baik maka ada
duapenilaian yang paling dominan yang
dapat dijadikan acuan untuk
melihatperusahaan tersebut telah
menjalankan suatu kaidah-kaidah
manajemen yang baik.Penilaian ini dapat
dilakukan dengan melihat sisi kinerja
keuangan (financialperformance) dan
kinerja non keuangan (non financial
performance).
Kinerja keuangan dilihat dari laporan
keuangan yang dimiliki olehperusahaan
yang bersangkutan dan tercermin dari
informasi yang diperoleh padaneraca
(balance sheet), laporan laba rugi
(income statement), dan laporan arus
kas(cash flow statement) serta hal-hal
lain yang turut mendukung sebagai
penguatpenilaian financial performance
tersebut. Sebagai sumber informasi,
laporankeuangan akan lebih bermanfaat
jika dilihat secara komprehensif misalnya
denganmembandingkan suatu periode
dengan periode yang lain, atau
denganmembandingkan laporan
keuangan perusahaan dengan perusahaan
lain yangsejenis.Pada dasarnya ada
beberapa rasio keuangan yang biasa
digunakan yaitu rasiolikuiditas, rasio
aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio
solvabilitas.
Penilaian kinerja setiap perusahaan
berbeda-beda karena itu tergantung
padaruang lingkup bisnis yang
dijalankannya. Jika perusahaan tersebut
bergerak disektor bisnis produksi barang
maka akan berbeda dengan perusahaan
yangbergerak di sektor bisnis jasa. Dalam
penelitian ini akan dibahas lebih
detailtentang analisis kinerja keuangan di
sektor bisnis jasa yaitu jasa
konstruksi.Berdasarkan
economy.okezone.com pada Agustus
2017 dikatakan perusahaankonstruksi
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia,
PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatat
prestasi terbaik saat ditilik darilaporan
keuangan emiten konstruksi
dibandingkan dengan tiga
perusahaankonstruksi BUMN lainnya.
Dengan kenaikan laba sebesar 136,4% di
enam bulanpertama 2017.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada
tahun 2014 mengalami
penurunanpendapatan usaha 11,69% dan
mengalami penurunan juga pada laba
bersihsebesar 20,02% dari tahun
sebelumnnya. Di tahun 2015 mengalami
kenaikanpendapatan usaha 8,51% dan
peningkatan laba bersih 42,36% dari
tahunsebelumnya. Sedangkan untuk
tahun 2016 mengalami kenaikan
pendapatan usaha17,83% namun
mengalami penurunan laba bersih
32,24% dari tahun sebelumnya. Dan pada
tahun 2017 pendapatan usaha dan laba
bersih sama-sama mengalamikenaikan
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
94
yaitu 36,99% dan 64,09% dari tahun
sebelumnya.Situasi dari kutipan laporan
keuangan tersebut tentunya akan
berpengaruhbesar terhadap efisiensi
kinerja perusahaan apalagi dalam hal
keuangannya.Sehingga diperlukan
perhatian khusus dalam menentukan
strategi-strategimanajemen untuk
menstabilkan keuangan perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut
penelitian ini ingin menilai bagaimana
kinerjakeuangan perusahaan PT Adhi
Karya (Persero) Tbk pada tahun 2013
sampaidengan tahun 2017. Yang akan
dikaji lebih jauh lagi sehingga dipilihlah
judul“Analisis Rasio Likuiditas Dan
Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja
KeuanganPada PT Adhi Karya (Persero)
Tbk Jakarta”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan yang telah diuraikan,
maka dirumuskanmasalah sebagai
berikut:
1. Apakah rasio likuiditas dan
profitabilitas dapat digunakan untuk
menilaikinerja keuangan?
2. Seberapa besar rasio likuiditas dan
profitabilitas dapat digunakan
untukmenilai kinerja keuangan?
TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan menurut
James C.van Horne (2010:5) adalah
segala aktivitas yang berhubungan
dengan perolehan, pendanaan, dan
pengelolaan aset dengan beberapa tujuan
menyeluruh. Ernie Tisnawati Sule dan
Kurniawan Saefullah (2010:15)
mengemukakan bahwa manajemen
keuangan adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya yang pada intinya
berusaha untuk memastikan bahwa
kegiatan bisnis yang dilakukan mampu
mencapai tujuannya secara ekonomis
yaitu diukur berdasarkan profit.
Sedang kanmenurut Bringham
(2010:6) manajemen keuangan adalah
seni (art) dan ilmu (science), untuk
memanage uang, yang meliputi
proses,institusi/lembaga, pasar, dan
instrument yang terlibat dengan masalah
transfer ruang diantara individu, bisnis,
dan pemerintah.
Peran dan Fungsi Manajemen
Keuangan
Dalam suatu perusahaanmanajemen
keuangan berhubungandengan bidang
fungsional lainnya yaitubersifat saling
melengkapi. Artinyaperan manajemen
keuangan dalam suatuperusahaan sangat
berperan dalamsegala aktivitas yang
dilakukan olehperusahaan, yaitu: 1. Bertanggung jawab terhadap keputusan,
yaitu perolehan, pembiayaan,
pengelolaan aset.
2. Pengalokasian sumber-sumber ekonomi
agar meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
3. Dapat menghadapi perubahan
lingkungan dalam alokasi aset.
4. Sedangkan fungsi manajemen
keuanganmenurut James C.van Horne
(2010:6)dibagi ke dalam:
5. Keputusan sehubungan dengan
investasi, yaitu berkaitan dengan jumlah
aset yang dimiliki, kemudian
penempatan komposisi masing-masing
aset, misalnya berapa alokasi kas, aset
tetap atau aset lainnya.
6. Pendanaan, merupakan keputusanyang
berkaitan dengan jumlah dana yang
disediakan perusahaan,baik yang
bersifat utang ataumodal sendiri.
7. Manajemen aset, berkaitan dengan
pengelolaan aset secaraefisien,terutama
dalam hal aset lancar dan aset tetap.
Pengertian Laporan Keuangan
Pada mulanya laporan keuangan
bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai
alat penguji dari pekerjaan bagian
pembukuan, tetapi untuk selanjutnya
laporankeuangan tidak hanya sebagai alat
penguji saja tetapi juga sebagai dasar
untukdapat menentukan atau menilai
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
95
posisi keuangan perusahaan tersebut, di
manadengan hasil analisa tersebut pihak-
pihak yang berkepentingan mengambil
suatukeputusan.
Jadi untuk mengetahui posisi
keuangan suatu perusahaan serta hasil-
hasil yang telah dicapai oleh perusahaan
tersebut perlu adanya laporan
keuangandari perusahaan yang
bersangkutan. Menurut Munawir
(2012:2) “Laporan keuangan pada
dasarnya adalah hasildari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai
alat untuk berkomunikasiantara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan
dengan data atau aktivitas perusahaan
tersebut”.
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi
Keuangan dalam Sawir (2001:2) tujuan
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlahbesar
pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan disusun untuk
memenuhi kebutuhan bersama
olehsebagian besar pemakainya,
yang secara umum
menggambarkan
pengaruhkeuangan dari kejadian
masa lalu.
3. Laporan keuangan juga
menunjukkan apa yang dilakukan
menajemen atau pertanggung
jawaban manajemen atas sumber
daya yang dipercayakan
Kepadanya
Sifat Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2015:11)
pencatatan yang dilakukan dalam
menyusun laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang
berlaku.
Demikian pula dalam hal
penyusunan laporan keuangan didasarkan
kepada sifat laporan keuangan itu sendiri.
Dalam praktiknya sifat laporan keuangan
dibuat bersifat historis dan menyeluruh.
Bersifat historis artinya bahwa laporan
keuangan dibuat dan disusun dari
datamasa lalu atau masa yang sudah
lewat dari masa sekarang. Misalnya
laporankeuangan disusun berdasarkan
data satu atau dua atau beberapa tahun ke
belakang(tahun atau periode
sebelumnya).
Jenis-jenis Laporan Keuangan
Adapun jenis - jenis laporan
keuangan yang lengkap menurut
Sujarweni (2017:12) meliputi:
1. Neraca, Yaitu laporan yang
menggambarkan posisi keuangan
dari suatu perusahaanyang
meliputi aktiva, kewajiban dan
ekuitas pada suatu saat tertentu.
2. Laporan laba rugi, Yaitu laporan
mengenai pendapatan, beban, dan
laba atau rugi suatuperusahaan
dalam suatu periode tertentu.
3. Laporan perubahan ekuitas, Yaitu
laporan yang menyajikan
perubahan modal karena
penambahan dan
4. pengurangan dari laba/rugi dan
transaksi pemilik.
5. Laporan arus kas, Yaitu laporan
yang menggambarkan
penerimaan dan pengeluaran kas
selamasatu periode tertentu.
Laporan arus kas memberi
gambaran penggunaan kaspada
tiga bagian aktivitas dari sebuah
perusahaan yang berhubungan
denganpemasukan dan
pengeluaran kas. Tiga bagian
aktivitas dalam laporan arus
kasbagian yaitu kas dari aktivitas
operasi, kas dari aktivitas
investasi, kas dariaktivitas
pendanaan.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
96
6. Catatan atas laporan keuangan
adalah sebuah informasi maupun
catatan tambahan yang di
tambahkan untuk memberi
penjelasan kepada pembaca atas
laporan keuangan. Catatan atas
laporan keuangan memberikan
bantuan penjelasan perhitungan
item tertentu dalam laporan
keuangan.
Analisis Rasio Rasio keuangan merupakan salah
satu alat untuk menilai kinerja dan
kondisi keuangan perusahaan. Dalam
sebuah laporan keuangan, interpretasi
atau analisa terhadap data keuangan dari
suatu perusahaan atau organisasi
diantaranya adalahdengan menggunakan
rasio-rasio keuangan. Menurut Sunyoto
(2013:63) “Analisis rasio adalah suatu
teknik analisis untukmengetahui
hubungan dari pos-pos tertentu dalam
neraca atau laporan rugi labasecara
individu atau kombinasi dari kedua
laporan tersebut”.
Pengertian berikutnya menurut
Sugiono dan Untung (2016:53)
“Yangdimaksud dengan analisa rasio
adalah suatu angka yang menunjukan
hubunganantara unsur-unsur dalam
laporan keuangan. Hubungan tersebut
dinyatakan dalambentuk matematis yang
sederhana”.
Sehingga dapat diartikan lebih
lanjut bahwa analisis rasio keuangan
adalahteknik mengolah angka-angka
yang terdapat pada bentuk-bentuk
laporankeuangan (neraca dan laporan
laba rugi) untuk menunjukan suatu
hubungan darikondisi laporan keuangan
tersebut.Menurut Fraser dalam Sugiono
dan Untung (2016:56), rasio keuangan
dapatdigolongkan sebagai berikut.
1. Rasio likuiditas (solvensi jangka
pendek), yang mengukur
kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan uang tunai.
Terdiri dari rasio lancar (current
ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio
aliran cash (cash flow liquidity
ratio).
2. Rasio aktivitas (efisiensi
pengelolaan aset), yang
mengukur likuiditas aktiva
tertentu dan efisiensi pengelolaan
asset, terdiri dari: Rata-rata
pengumpulan piutang (account
receivable in days), perputaran
piutang (account receivable turn
over), perputaran persediaan
(inventory turn over), perputaran
aktiva tetap (fixed asset turn
over), perputaran total aktiva
(assetturn over).
3. Rasio leverage (pembelanjaan
dengan hutang dan
pelunasannya), yangmengukur
sejauh mana pembelanjaan
dilakukan dengan hutang
yangdibandingkan dengan
modal, dan kemampuan untuk
membayar bunga danbeban tetap
lain. Terdiri dari: Debt to equity,
TIER, fixed charge coverage,
cash flow adequancy.
4. Rasio profitabilitas (efisiensi dan
kinerja keseluruhan), yaitu
mengukurkinerja secara
keseluruhan perusahaan dan
efisiensi dalam pengelolaan
aktiva, kewajiban dan kekayaan.
Terdiri dari: Gross profit margin,
operatingprofit margin, net profit
margin, cash flow margin, ROA,
ROE, dan cash return on assets.
Analisis Rasio Likuiditas
Menurut Fahmi (2014:59) “rasio
likuiditas (liquidity ratio) adalah
kemampuan suatu perusahaan memenuhi
kewajiban jangka pendeknya secara tepat
waktu”.Rasio likuiditas atau sering juga
disebut dengan nama rasio modal kerja
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan. Caranya adalah dengan
membandingkan komponen yang ada
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
97
dineraca, yaitu total aktiva lancar dengan
total passiva lancar (utang jangka
pendek).
Penilaian dapat dilakukan untuk
beberapa periode sehingga terlihat
perkembangan likuiditas perusahaan dari
waktu ke waktu Terdapat dua hasil
penilaian terhadap pengukuran rasio
likuiditas, yaitu apabila perusahaan
mampu memenuhi kewajibannya,
dikatakan perusahaan tersebut dalam
keadaan likuid. Sebaliknya, apabila
perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajiban tersebut, dikatakan perusahaan
dalam keadaan ilikuid.
Analisis Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur efektivitas
manajemen secara keseluruhan yang
ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun
investasi. Semakin baik rasio
profitabilitas maka semakin baik
menggambarkan kemampuan tingginya
perolehan keuntungan perusahaan
(Fahmi, 2014:68).
Tujuan penggunaan rasio
profitabilitas bagi perusahaan salah
satunya adalah untuk mengukur atau
menghitung laba yang diperoleh
perusahaan dalam satu mperiode tertentu.
Berdasarkan tujuan tersebut, menurut
Kasmir (2015:199) terdapat beberapa
jenis rasio profitabilitas yang dapat
digunakan untuk menilai serta mengukur
posisi keuangan perusahaan dalam suatu
periode tertentu atau untuk beberapa
periode. Tolak Ukur Kinerja Keuangan
Menurut Warsidi dan Bambang
dalam Fahmi (2014:45) “Analisis rasio
keuangan merupakan instrument analisis
prestasi perusahaan yang
menjelaskanberbagai hubungan dan
indikator keuangan, yang ditujukan untuk
menunjukkanperubahan dalam kondisi
keuangan atau prestasi operasi di masa
lalu danmembantu menggambarkan trend
pola perubahan tersebut, untuk
kemudianmenunjukkan risiko dan
peluang yang melekat pada perusahaan
yangbersangkutan”.
Studi Empiris
Adapun studi empiris diambil
daripenelitian karya Tri Ashari tahun
2015, Universitas Pamulang, Tangerang
Selatan,dengan judul “Analisis Rasio
Likuiditas Dan Rasio Profitabilitas Untuk
MengukurKinerja Keuangan Pada PT
Unilever Indonesia Tbk”.
Dalam penelitian ini data yang
diperoleh adalah data time series dari
laporankeuangan PT Unilever Indonesia
Tbk yang terdiri dari laporan neraca dan
laporanrugi laba selama 5 periode dari
tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Dari hasil penelitian ini yang
menggunakan pengukuran dengan alat
ukurrasio likuiditas dan rasio
profitabilitas, hasilnya menunjukan
bahwa kinerjakeuangan PT Unilever
Indonesia Tbk dari segi likuiditas
dikatakan kurang sehatkarena berada
dibawah standar industri dan diperoleh
hasil dari rata-rata currentratio sebesar
71% dan dari hasil rata-rata quick ratio
diperoleh sebesar 43%.
Dengan hasil ini menunjukan
bahwa likuiditas perusahaan masih
dibawah standar industri.Dari segi
profitabilitas menunjukan bahwa hasil
dari net profit margin kurangsehat karena
dibawah standar industri dan diperoleh
hasil rata-rata sebesar 16%,dan dari hasil
return on investment perusahaan
dikatakan sangat sehat
karenamemperoleh hasil rata-rata sebesar
39%.Dengan kondisi kinerja keuangan
perusahaan yang kurang sehat pada
periode 2010 - 2014, perusahaan tidak
mampu membayar utang jangka
pendeknya tepatpada waktunya saat jatuh
tempo dan tidak mampu memperoleh
keuntungan yangcukup besar.pada
keberhasilan proyek konstruksi yang
sudah dijalankan.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
98
Keberhasilan usaha yang sudah diraih
ADHI bukan berarti tanpa dukungan
danperan serta masyarakat, untuk itu
ADHI berperan aktif dalam
mengembangkanprogram CSR serta
Program Kemitraan & Bina Lingkungan
Perseroan.
Latar Belakang Institusi
Sejarah Singkat
Architecten-Ingenicure-e
Annemersbedrijf Associatie Selle en de
Bruyn, Reyerse en de Vries N.V.
(Assosiate N.V.) merupakan perusahaan
milik Belanda yang menjadi cikal bakal
pendirian ADHI hingga akhirnya
dinasionalisasikan dan kemudian
ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada
tanggal 11 Maret 1960. Nasionalisasi ini
menjadi pemacu pembangunan
infrastruktur di Indonesia.
Berdasarkan pengesahan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia, pada
tanggal 1 Juni 1974, ADHI berubah
status menjadi Perseroan Terbatas.
Hingga pada tahun 2004 ADHI telah
menjadi perusahaan konstruksi pertama
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Status Perseroan ADHI sebagai
Perseroan Terbatas mendorong ADHI
untuk terus memberikan yang terbaik
bagi setiap pemangku kepentingan pada
masa perkembangan ADHI maupun
industri konstruksi di Indonesia yang
semakin melaju. Adanya intensitas
persaingan dan perang harga anta
rindustri konstruksi menjadikan
Perseroan melakukan redefinisi visi dan
misi: Menjadi Perusahaan Konstruksi
terkemuka di Asia Tenggara. Visi
tersebut menggambarkan motivasi
Perseroan untuk bergerak ke bisnis lain
yang terkait dengan inti bisnis Perseroan
melalui sebuah tagline yang menjadi
penguat yaitu “Beyond Construction”.
Pertumbuhan yang bernilai dan
berkesinambungan dalam Perseroan
menjadi salah satu aspek penting yang
senantiasa dikelola ADHI untuk
memberikan yang terbaik kepada
masyarakat luas. ADHI telah mampu
menunjukkan kemampuannya sebagai
perusahaan konstruksi terkemuka di Asia
Tenggara melalui daya saing dan
pengalaman yang dibuktikan pada
keberhasilan proyek konstruksi yang
sudah dijalankan. Keberhasilan usaha
yang sudah diraih ADHI bukan berarti
tanpa dukungan dan peran serta
masyarakat, untuk itu ADHI berperan
aktif dalam mengembangkan program
CSR serta Program Kemitraan & Bina
Lingkungan Perseroan.
Kerangka Pemikiran
Perusahaan dalam menjalankan
usahanya membutuhkan suatu kondisi
yang berubah untuk perkembangan
usahanya. Menurut Warsidi dan
Bambang dalam Fahmi (2014:45)
“Analisis rasiokeuangan merupakan
instrument analisis prestasi perusahaan
yang menjelaskan berbagai hubungan
dan indikator keuangan, yang ditujukan
untuk menunjukkan perubahan dalam
kondisi keuangan atau prestasi operasi di
masa lalu dan membantu
menggambarkan trend pola perubahan
tersebut, untuk kemudian menunjukkan
risiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan.
Oleh karena itu dalam penelitian
ini diambil dua rasio yaitu rasio
likwiditas dan rasio profitabilitas yang
akan berpengaruh terhadap kinerja
keuangan suatu perusahaan. Analisa
likwiditas sendiri berarti . Rasio
likuiditas (solvensi jangka pendek), yang
mengukur kemampuanperusahaan untuk
memenuhi kebutuhan uang tunai. Terdiri
dari rasio lancar(current ratio), rasio
cepat (quick ratio), rasio aliran cash
(cash flow liquidity ratio Rasio
profitabilitas (efisiensi dan kinerja
keseluruhan), yaitu mengukurkinerja
secara keseluruhan perusahaan dan
efisiensi dalam pengelolaan aktiva,
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
99
kewajiban dan kekayaan. Terdiri dari:
Gross profit margin, operatingprofit
margin, net profit margin, cash flow
margin, ROA, ROE, dan cash
return on assets. Darikedua ratio itu akan
dapat melihat perubahan kinerja
keuangan perusahaan.
Model Penelitian
.
Hipotesis
Dalam penelitian ini dirumuskan
hipotesis rasio likuiditas dan profitabilitas
Untuk menilai kinerja keuangan Berdasarkan Model Penelitian Gambar
2.3, maka dilakukan pengujian hipotesis
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Ha: Diduga rasio likuiditas dapat
digunakan untuk menilai kinerja
keuangan.
b. Ho: Diduga rasio likuiditas tidak
dapat digunakan untuk menilai
kinerja keuangan.
c. H2: Diduga rasio profitabilitas
dapat digunakan untuk menilai
kinerja keuangan.
d. Ho:Diduga rasio profitabilitas tidak
dapat digunakan untuk menilai
kinerja
e. H3:Diduga rasio likuiditas dan
profitabilitas dapat digunakan untuk
menilai kinerja keuangan.
f. Ho:Diduga rasio likuiditas dan
profitabilitas tidak dapat digunakan
untuk menilai kinerja keuangan.
Metode Yang Digunakan
Darmawan(2013:127) mengungkap
kan bahwa metode penelitian adalah
cara yang digunakan oleh peneliti untuk
mendapatkan data dan informasi
mengenai berbagai hal yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Dalam arti
luas, istilah metodologi menunjuk pada
proses, prinsip, serta prosedur yang
digunakan untuk mendekati masalah dan
mencari jawaban atas masalah tersebut.
Pada penulisan ilmiah ini, metode
yang digunakan deskriptif kuantitatif,
yaitu menguraikan tentang kinerja
keuangan perusahaan dengan mengolah
data-data variabel pendukungnya yang
bersumber dari data sekunder.
Struktur data penelitian kuantitatif
yaitu merupakan data yang berbentuk
bilangan angka-angka atau data yang
diukur dalam suatu skala numerik berupa
neraca dan laporan laba rugi PT Adhi
Karya (Persero) Tbk yang disajikan
dalam beberapa periode.
Sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Brigham dan Houston
(2010:86) yaitu “laporan tahunan
menyajikan empat laporan keuangan
dasar: neraca, laporan laba rugi, laporan
laba ditahan, dan laporan arus kas. Jika
disajikan bersama, semua laporan ini
memberikan gambaran akuntansi atas
operasi dan posisi keuangan perusahaan”.
Sumber pengumpulan variabel data
adalah secara sekunder. Dimana data
yang diperoleh sudah tersedia di media
internet. Untuk data-data laporan
keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk
diunduh dari situs resmi Bursa Efek
Indonesia. Sedangkan data-data lainnya
seperti sejarah singkat, struktur
organisasi dan bidang usaha didapat dari
situs resmi perusahaan.
Deskripsi Data
Analisis rasio likuiditas dan analisis
rasio profitabilitas menggunakan data-
data laporan keuangan dari PT Adhi
Karya (Persero) Tbk, yang terdiri dari
laporan neraca dan laba rugi yang
selanjutnya akan dikalkulasikan
berdasarkan metode rasio menurut rasio-
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
100
rasio keuangan lalu dibuat kesimpulan
dari olahan data yang diperoleh. Laporan
keuangan yang dibandingkan adalah lima
tahun terakhir periode 2013 sampai
dengan periode 2017.
Penjabaran diskripsi data laporan
keuangan tersebut akan diuraikan lebih
detil dalam bentuk Tabel 4.1 dan Tabel
4.2 sebagai berikut. Tabel 4.1
Sumber Data Untuk Menghitung Rasio Likuiditas
Tabel 4.2
Sumber Data Untuk Menghitung Rasio Profitabilitas
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Olahan
Berdasarkan data-data yang sudah
diuraikan sebelumnya dalam pembahasan
diskripsi data Tabel 4.1 dan Tabel 4.2,
berikutnya data-data tersebut akan diolah
dengan menggunakan teknik perhitungan
rasio likuiditas dan rasio profitabilitas.
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas atau sering juga
disebut dengan nama rasio modal kerja
merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa likuidnya suatu
perusahaan. Caranya adalah dengan
membandingkan komponen yang ada di
neraca, yaitu total aktiva lancar dengan
total passiva lancar (utang jangka
pendek). Penilaian dapat dilakukan untuk
beberapa periode sehingga terlihat
perkembangan likuiditas perusahaan dari
waktu ke waktu (Kasmir, 2015:130).
Macam-macam teknik analisis
rasio likuiditas yang digunakan meliputi
current ratio, quick ratio, cash ratio,
cash turn over, inventory to net working
capital yang hasilnya akan diuraikan
sebagai berikut:
1.
1. Current Ratio Perhitungannya adalah dengan
membandingkan aktiva lancar dengan
utang lancar. Perhitungan current ratio
untuk tahun 2013:
2. Quick Ratio
Perhitungannya adalah aktiva lancer
setelah dikurangi
persediaandibandingkan dengan utang
lancar.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
101
Perhitungan quick ratio untuk tahun
2013:
Untuk perhitungan tahun selanjutnya
dimasukan dalam Tabel 4.4.
3. Cash Ratio
Perhitungannya adalah dengan
membandingkan kas dan setara kas
dengan utang lancar.
Perhitungan cash ratio untuk tahun
2013:
Untuk perhitungan tahun selanjutnya
dimasukan dalam Tabel 4.5.
4. Cash Turn Over
Perhitungannya adalah dengan
membandingkan penjualan bersih (laba
bruto) dengan modal kerja bersih yaitu
aktiva lancar dikurang utang lancar.
Perhitungan cash turn over untuk
tahun 2013:
Untuk perhitungan tahun selanjutnya
dimasukan dalam Tabel 4.6.
5. Inventory to Net Working Capital
Perhitungannya adalah dengan membandingkan persediaan dengan
aktiva lancar setelah dikurangi utang
lancar.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
102
Perhitungan cash turn over untuk
tahun 2013 :
Untuk perhitungan tahun selanjutnya
dimasukan dalam Tabel 4.7.
Berdasarkan hasil perhitungan
masing-masing rasio likuiditas, berikut
ditampilkan dalam tabel hasil analisis
rasio likuiditas secara keseluruhan.
Rasio Profitabilitas
Analisis rasio profitabilitas yang
digunakan meliputi net profit margin,
return on investment, return on equity
yang hasilnya akan diuraikan sebagai
berikut:
1. Net Profit Margin
Perhitungan net profit margin untuk
tahun 2013:
Untuk perhitungan tahun selanjutnya
dimasukan dalam Tabel 4.9.
2. Return On Investment
Perhitungan return on investment untuk
tahun 2013:
Untuk perhitungan tahun selanjutnya
dimasukan dalam Tabel 4.10.
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
103
3. Return On Equity
Perhitungan return on equity untuk tahun
2013:
Untuk perhitungan tahun selanjutnya
dimasukan dalam Tabel 4.11
Berdasarkan hasil perhitungan
masing-masing rasio profitabilitas,
berikut ditampilkan dalam tabel hasil
analisis rasio profitabilitas secara
keseluruhan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil olahan data yang sudah
disajikan sebelumnya, bila digabungkan
akan menunjukkan hasil analisa kinerja
keuangan periode 2013-2017 dengan
standar rasio industri sebagai berikut ini :
Rasio Likuiditas
Current Ratio
Hasil current ratio PT Adhi Karya
(Persero) Tbk pada tahun 2013
didapatkan angka 1,4 kali. Pengertiannya
adalah setiap 1 rupiah utang lancar
dijamin oleh 1,4 rupiah aktiva lancar.
Pada tahun 2014 terjadi penurunan
menjadi 1,3 kali yang berarti setiap 1
rupiah utang lancar dijamin oleh 1,3
rupiah aktiva lancar. Sementara di tahun
2015 mengalami kenaikan menjadi 1,6
kali yaitu setiap 1 rupiah utang lancar
dijamin oleh 1,6 rupiah aktiva lancar. Di
tahun 2016 kembali mengalami
penurunan menjadi 1,3 kali yang artinya
setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh
1,3 rupiah aktiva lancar. Sedangkan pada
tahun 2017 rasio kembali naik menjadi
1,4 kali berarti setiap 1 rupiah utang
lancar dijamin oleh 1,4 rupiah aktiva
lancar.
Rasio tertinggi terjadi di tahun
2015 menunjukkan kinerja keuangan di
tahun ini lebih baik dari tahun-tahun
lainnya. Sedangkan rasio terendah ada
pada tahun 2014 dan 2016 menunjukkan
kinerja keuangan di kedua tahun ini lebih
buruk dari tahun-tahun lainnya. Namun
meskipun rasio tertinggi ada di tahun
2015 angka rasionya masih lebih kecil
dari standar rasio yaitu 2 kali, maka
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
104
kondisi kinerja keuangan perusahaan
masih tergolong kurang baik.
Quick Ratio
Perhitungan quick ratio PT Adhi
Karya (Persero) Tbk untuk tahun 2013
dan tahun 2014 memperoleh hasil yang
sama yaitu 1,2 kali. . Interpretasinya
adalah setiap 1 rupiah utang lancar
dijamin dengan 1,2 rupiah aktiva lancar
setelah dikurangi persediaan, karena
persediaan dianggap memerlukan waktu
relatif lebih lama untuk diuangkan
dibandingkan dengan aktiva lancar
lainnya. Pada tahun 2015 mengalami
peningkatan menjadi 1,4 kali yang berarti
setiap 1 rupiah utang lancar dijamin
dengan 1,4 rupiah aktiva lancar setelah
dikurangi persediaan. Di tahun 2016
menurun menjadi 1,1 kali memiliki
pengertian yaitu setiap 1 rupiah utang
lancar dijamin dengan 1,1 rupiah aktiva
lancar setelah dikurangi persediaan. Pada
tahun 2017 kembali meningkat meski
tidak signifikan menjadi 1,2 kali sama
seperti kondisi di tahun 2013 dan 2014.
Maka diketahui setiap 1 rupiah utang
lancar dijamin dengan 1,2 rupiah aktiva
lancar setelah dikurangi persediaan.
Rasio tertinggi terjadi di tahun
2015 menunjukkan kinerja keuangan di
tahun ini lebih baik dari tahun-tahun
lainnya. Sedangkan rasio terendah terjadi
pada tahun 2016 menunjukkan kinerja
keuangan di tahun ini lebih buruk dari
tahun-tahun lainnya. Namun meskipun
rasio tertinggi ada di tahun 2015 angka
rasionya masih lebih kecil dari standar
rasio yaitu 1,5 kali, maka kondisi kinerja
keuangan perusahaan masih tergolong
kurang baik.
Cash Ratio
PT Adhi Karya (Persero) Tbk bila
ditinjau dari hasil perhitungan cash ratio
untuk tahun 2013 yaitu 30% di mana
setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh
30 rupiah kas dan setara kas.
Rasio tertinggi terjadi di tahun
2015 menunjukkan kinerja keuangan di
tahun ini lebih baik dari tahun-tahun
lainnya. Sedangkan rasio terendah terjadi
pada tahun 2014 menunjukkan kinerja
keuangan di tahun ini lebih buruk dari
tahun-tahun lainnya. Namun meskipun
rasio tertinggi ada di tahun 2015 angka
rasionya masih lebih kecil dari standar
rasio yaitu 50%, maka kondisi kinerja
keuangan perusahaan masih tergolong
kurang baik.
Cash Turn Over
Pada perhitungan cash turn over
semakin tinggi hasil rasionya
menandakan ketidakmampuan
perusahaan dalam membayar tagihan dan
biaya yang berkaitan dengan penjualan
dengan tingkat ketersediaan kas. PT Adhi
Karya (Persero) Tbk bila ditinjau dari
hasil perhitungan cash ratio untuk tahun
2013 yaitu 30% di mana setiap 1 rupiah
utang lancar dijamin oleh 30 rupiah kas
dan setara kas. Tahun 2014 rasionya
menurun menjadi 11% berarti setiap 1
rupiah utang lancar dijamin oleh 11
rupiah kas dan setara kas. Tahun 2015
terjadi kenaikan yang cukup signifikan
yaitu menjadi 46% pengertiannya adalah
setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh
46 rupiah kas dan setara kas. Pada tahun
2016 hasil rasionya kembali menurun
menjadi 26% yang artinya setiap 1 rupiah
utang lancar dijamin oleh 26 rupiah kas
dan setara kas. Selanjutnya di tahun 2017
semakin menurun menjadi 23% yaitu
setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh
23 rupiah kas dan setara kas.
Rasio tertinggi terjadi di tahun
2013 menunjukkan kinerja keuangan di
tahun ini lebih buruk dari tahun-tahun
lainnya. Sedangkan rasio terendah terjadi
pada tahun 2015 menunjukkan kinerja
keuangan di tahun ini lebih baik dari
tahun-tahun lainnya. Namun meskipun
rasio terendah ada di tahun 2015 angka
rasionya masih lebih besar dari standar
rasio yaitu 10%, maka kondisi kinerja
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
105
keuangan perusahaan masih tergolong
kurang baik.
Inventory to Net Working Capital
Perhitungan inventory to net
working capital PT Adhi Karya (Persero)
Tbk di tahun 2013 menunjukkan angka
41% dan berhasil ditingkatkan pada
tahun 2014 menjadi 51%, maka ada
peningkatan sebesar 10%. Tahun 2015
terjadi penurunan menjadi 33% artinya
inventory to net working capital
berkurang sebanyak 18% dari tahun
sebelumnya.
Rasio tertinggi terjadi di tahun
2016 menunjukkan kinerja keuangan di
tahun ini lebih baik dari tahun-tahun
lainnya. Sedangkan rasio terendah terjadi
pada tahun 2015 menunjukkan kinerja
keuangan di tahun ini lebih buruk dari
tahun-tahun lainnya. Meskipun begitu,
dalam hal ini kinerja keuangan
perusahaan berhasil dipertahankan
sehingga tidak berada di bawah standar
rasio industri yaitu 12%. Maka dapat
dikatakan perusahaan baik dalam
mengelola inventory to net working
capital-nya.
Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin
PT Adhi Karya (Persero) Tbk bila
ditinjau dari hasil perhitungan net profit
margin untuk tahun 2013 dan 2014
menunjukkan angka 4%. Dan pada tahun
2015 ada peningkatan menjadi 5% yang
berarti ada kenaikan 1% dari margin laba
bersihnya. Selanjutnya di tahun 2016
kembali menurun menjadi 3% artinya
margin laba bersih berkurang 2% dari
tahun sebelumnya. Dan tahun 2017 rasio
tetap menunjukkan angka 3% yang
artinya tidak ada kenaikan maupun
penurunan dari margin laba bersihnya.
Rasio tertinggi terjadi di tahun
2015 menunjukkan kinerja keuangan di
tahun ini lebih baik dari tahun-tahun
lainnya. Sedangkan rasio terendah terjadi
pada tahun 2016 dan 2017 menunjukkan
kinerja keuangan di kedua tahun ini lebih
buruk dari tahun-tahun lainnya. Namun
meskipun rasio tertinggi ada di tahun
2015 angka rasionya masih lebih kecil
dari standar rasio yaitu 20%, maka
kondisi kinerja keuangan perusahaan
masih tergolong kurang baik.
Return On Investment
Hasil perhitungan return on
investment PT Adhi Karya (Persero) Tbk
pada tahun 2013 menunjukkan bahwa
tingkat pengembalian investasi yang
diperolehnya sebesar 4%. Kemudian
pada tahun 2014 turun menjadi sebesar
3%. Artinya hasil pengembalian investasi
berkurang sebesar 1% dari tahun
sebelumnya. Di tahun 2015 tidak
mengalami kenaikan ataupun penurunan
karena masih tetap di angka 3%.
Sedangkan untuk tahun 2016 tingkat
pengembalian investasi semakin merosot
menjadi 2% yaitu terjadi pengurangan
sebesar 1% dari tahun sebelumnya. Pada
tahun 2017 masih dengan angka yang
sama yaitu 2% karena tidak ada kenaikan
maupun penurunan dari tahun
sebelumnya.
Maka tingkat pengembalian
investasi tertinggi terjadi di tahun 2014
menunjukkan kinerja keuangan di tahun
ini lebih baik dari tahun-tahun lainnya.
Sedangkan tingkat pengembalian
investasi terendah terjadi pada tahun
2016 dan 2017 menunjukkan kinerja
keuangan di kedua tahun ini lebih buruk
dari tahun-tahun lainnya. Namun
meskipun tingkat pengembalian investasi
tertinggi ada di tahun 2014 angka
rasionya masih lebih kecil dari standar
rasio yaitu 30%, maka kondisi kinerja
keuangan perusahaan masih tergolong
kurang baik.
Return On Equity
Tingkat pengembalian ekuitas PT
Adhi Karya (Persero) Tbk di tahun 2013
menunjukkan angka 26%. Dan untuk
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
106
tahun 2014 menurun menjadi 19%
artinya terjadi penurunan tingkat
pengembalian ekuitas sebesar 7%. Di
tahun 2015 semakin menurun menjadi
9% yang artinya terjadi penurunan
sebesar 10% pada tingkat pengembalian
ekuitasnya. Selanjutnya tahun 2016 juga
mengalami penurunan menjadi 6% yaitu
ada penurunan sebesar 3% dari tahun
sebelumnya. Pada tahun 2017 tingkat
pengembalian ekuitas naik menjadi 9%
berarti ada kenaikan sebesar 3% dari
tahun sebelumnya.
Maka tingkat pengembalian ekuitas
tertinggi terjadi di tahun 2013
menunjukkan kinerja keuangan di tahun
ini lebih baik dari tahun-tahun lainnya.
Sedangkan tingkat pengembalian ekuitas
terendah terjadi pada tahun 2016
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil Uji Analisis X
Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas
dan rasio profitabilitas dari laporan
keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk
berupa neraca dan laporan laba rugi
periode tahun 2013-2017, maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 5.1
Hasil Analisis Kinerja Keuangan
Periode 2013-2017
Tah
un Rata-
rata Standar
Uraian
Rasio Kondisi
2013 2014 2015 2016 2017
5 Tahu
n
Industr
i
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rasio
Current
1,4
kali 1,3
kali 1,6
kali 1,4
kali 1,4
kali 1,4
kali 2 kali
Kurang Likuidi
tas
Ratio baik
Quick
Ratio 1,2
kali 1,2
kali 1,4
kali 1,1
kali 1,2
kali 1,2
kali 1,5 kali Kurang
baik
Cash
Ratio 30% 11% 46% 26% 23% 27% 50% Kurang
baik
Cash
Turn 47% 41% 18% 29% 29% 33% 10%
Kurang
Over baik
Inventory
to Net 41% 51% 33% 60% 51% 47% 12% Baik Worki
ng
Capital
Rasio
Net
Profit
4% 4% 5% 3% 3% 4% 20%
Kurang Profita
bilitas
Margi
n baik
Retur
n on 4% 3% 3% 2% 2% 3% 30%
Kurang Invest
ment baik
Retur
n on 26% 19% 9% 6% 9% 14% 40%
Kurang Equit
y baik
Hasil Uji Analisis Y
Tabel 5.2
Rata-rata Analisis Kinerja Keuangan
Periode 2013-2017
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
107
Berdasarkan rasio likuiditas yang
didapatkan, pada current ratio rata-rata
pada tahun 2013-2016 diperoleh 1,43 kali
lebih besar dibandingkan dengan tahun
2017 yang hanya diperoleh 1,4 kali dari
standar rasio sebesar 2 kali. Untuk quick
ratio rata-rata pada tahun 2013-2016
diperoleh 1,23 kali lebih besar
dibandingkan dengan tahun 2017 yang
hanya diperoleh 1,2 kali dari standar
rasio sebesar 1,5 kali. Untuk cash ratio
rata-rata pada tahun 2013-2016 diperoleh
28,3% lebih besar dibandingkan dengan
tahun 2017 yang hanya diperoleh 23%
dari standar rasio sebesar 50%. Untuk
cash turn over rata-rata pada tahun 2013-
2016 diperoleh 33,8% lebih besar
dibandingkan dengan tahun 2017 yaitu
29% dari standar rasio sebesar 10%. Dan
untuk inventory to net working capital
rata-rata pada tahun 2013-2016 diperoleh
Saran
Bagi Akademisi
Hasil kajian dan temuan penelitian
ini dapat dijadikan rujukan atau referensi
dalam melakukan penelitian tentang
penilaian kinerja keuangan ataupun
sebagai pembanding hasil riset yang
berkaitan dengan penilaian kinerja
keuangan, dengan cara mengacu pada
saran penelitian terdahulu dan
pembanding untuk penelitian selanjutnya
dengan perbedaan baik variabel yang
ada, unit analisis penelitian, masa
penelitian dan sebagainya.
Bagi praktisi
Hendaknya meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan di masa yang akan
datang dengan cara mengoptimalkan
penggunaan sumber-sumber keuangan
perusahaan termasuk liabilitas jangka
pendeknya untuk menghasilkan
penjualan dan pendapatan yang lebih
besar sehingga mampu meningkatkan
laba perusahaan. Hal ini tentunya juga
akan berpengaruh meningkatnya jumlah
aset yang berupa kas dan setara kas,
jumlah persediaan, dan aset-aset lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2017. Pengantar Bisnis.
Bandung: Alfabeta
Amirullah dan Haris Budiyono. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu Badrudin. 2014. Dasar-dasar
Manajemen. Bandung: Alfabeta
Brigham dan Houston. 2010.Dasar-
DasarManajemenKeuangan.
Jakarta:Salemba Empat
Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Fahmi, Irham. 2014. Analisis Kinerja
Keuangan. Bandung: Alfabeta
-------. 2015. Pengantar Manajemen
Keuangan. Bandung: Alfabeta
Halim, Abdul dan Sarwoko. 2016. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta
Ikatan Akuntan Indonesia. 2015.
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan
Kasmir. 2015. Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis.
Jakarta: Salemba Empat
Munawir. 2012. Analisa Laporan
Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta
JURNAL LENTERA AKUNTANSI ISSN 2339-2991
108
Sartono, Agus. 2001. Manajemen
Keuangan Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta:BPEF-Yogyakarta
Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama