89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL (Daucus carota) DI KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Oleh RR Dwi Kusuma Mutasi H 0306093 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL

(Daucus carota) DI KABUPATEN KARANGANYAR

SKRIPSI

Oleh

RR Dwi Kusuma Mutasi

H 0306093

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL

(Daucus carota) DI KABUPATEN KARANGANYAR

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jurusan/Program Studi

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh

RR Dwi Kusuma Mutasi

H 0306093

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL

(Daucus carota) DI KABUPATEN KARANGANYAR

yang dipersiapkan dan disusun oleh

RR Dwi Kusuma Mutasi

H 0306093

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

pada tanggal : 23 Maret 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS NIP. 1957 0104 198003 2 001

Umi Barokah, SP. MP NIP. 19730129 200604 2 001

Ir. Rhina Uchyani F, MS NIP. 19570111 198503 2 001

Surakarta, April 2011

Mengetahui

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 1955 1217 198203 1 003

Page 4: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul Analisis Respon

Penawaran Wortel (Daucus carota) di Kabupaten Karanganyar, sebagai salah

satu syarat dalam memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan serta dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Ir. Agustono, MSi. selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian/Agrobisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, MP. selaku Ketua Komisi Sarjana Jurusan

Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Ibu Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS. selaku Dosen Pembimbing Utama

yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan perhatian yang sangat

membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Umi Barokah, SP, M.P selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah

mendampingi dan memberikan ilmu, saran dan masukan selama penyusunan

skripsi ini dan selama masa perkuliahan yang berharga bagi Penulis.

6. Ibu Ir. Rhina Uchyani F, MS selaku Dosen Penguji Tamu yang berkenan

memberikan saran dan perbaikan bagi penelitian ini.

7. Bapak Ir. Suprapto selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan

pengarahan, nasehat, dan petunjuk kepada Penulis selama proses belajar di

Fakultas Petanian.

8. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staff/karyawan Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret Surakarta terutama Jurusan Jurusan Sosial Ekonomi

Pertanian/Agrobisnis atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya selama

Page 5: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

masa perkuliahan penulis di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

9. Litbang BPS, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten

Karanganyar dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Kabupaten Karanganyar yang telah memberikan bantuan, informasi dan data

guna penyusunan skripsi ini.

10. Ibunda tersayang, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang, nasihat, doa

yang tiada pernah putus, dukungan baik secara materi maupun spiritual, dan

untuk semua kebaikan yang diajarkan, semoga Penulis dapat menjadi

seseorang yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang-orang disekitarnya.

11. Ayahanda tercinta (Almarhum), terimakasih atas cinta, dan kasih sayang yang

telah diberikan.

12. Pakdhe dan Budhe Das, Pakdhe Sugit, Budhe Pur, Pakdhe Wakito, Budhe

Ning, terimakasih atas kasihsayang, perhatian, doa dan dukungannya selama

ini.

13. Kakak tersayang Mba Nia, terimakasih untuk cinta, kasih sayang, doa,

dukungan, semangat dan perhatian yang tak pernah terputus.

14. Cucu-cucu Mbah Dasim: Mba Ika, Mas Alim, Mba Asti, Mas Boim, Mas Sito,

Mas Hary, terimakasih untuk doa dan dukungannya selama ini, semoga kita

menjadi keluarga yang solid.

15. Sahabat-sahabat ku: Vera, Tunjung, Tayeu, Nurul, terimakasih untuk doa dan

semangatnya. Sukses buat wanita-wanita karier.

16. Ceman-Ceman Genk G4UL: amel, tomy, pika, hanip, habib, bagus sugi,

deedee, kiki terimakasih atas kenangan yang indah di semester-semester

terakhir, semoga kita semua menjadi orang yang LUARBIASA.

17. Wisma Sabrina Camp dan alumni: Mba Sari, Mba Intan, Mba Yuni, Iebob,

Embun, Phiphi, Ika. Terimakasih atas kebersamaan selama 4 tahun lebih yang

telah dilewati, kalian bukan hanya sekedar teman tapi merupakan keluarga.

18. Teman-teman Zero Six, terimakasih untuk semua kenangan terindah yang

tidak pernah akan terlupakan selama hidup di Solo, Semoga kita akan menjadi

kisah klasik untuk masa depan.

Page 6: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

19. Keluarga besar HIMASETA FP UNS dan para Presidium: Habib, Anto, Rani,

Geby, Dinar, Marco, Wahyudi, terima kasih atas pengalaman berharga dan

kebersamaannya.

20. Terimakasih untuk kakak dan adik tingkat yang senantiasa memberikan

nasihat, semangat, doa dan dukungan, semoga kita semua sukses.

21. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa disebutkan satu per

satu.

Tiada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan

skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya,

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, April 2011

Penulis

`

Page 7: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

INTISARI ....................................................................................................... xiii

ABSTRACT .................................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ............................................................................. 3 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

A. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 6 B. Landasan Teori .................................................................................... 12

1. Arti Penting Komoditas Wortel ..................................................... 12 2. Penawaran ..................................................................................... 13 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran ............................ 16 4. Teori Cobweb ................................................................................ 18 5. Elastisitas Penawaran .................................................................... 19

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah .................................................. 21 D. Hipotesis .............................................................................................. 28 E. Asumsi ................................................................................................. 29 F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .................................. 29 G. Pembatasan Masalah............................................................................ 30

III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 31

A. Metode Dasar Penelitian ...................................................................... 31 B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian .................................................. 31 C. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................ 32 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 32 E. Metode Analisis Data .......................................................................... 33

1. Analisis Respon Penawaran........................................................... 33 2. Pengujian Model ............................................................................ 34

Page 8: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

3. Pengujian Asumsi Klasik .............................................................. 35 4. Elastisitas Respon Penawaran ....................................................... 36

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN........................................ 38

A. Keadaan Alam ..................................................................................... 38 1. Kondisi Geografis .......................................................................... 38 2. Curah Hujan .................................................................................. 39 3. Keadaan Tanah ............................................................................... 39 4. Topografi ........................................................................................ 41 5. Keadaan Lahan dan Tata Guna Lahan ........................................... 42

B. Keadaan Penduduk .............................................................................. 43 1. Perkembangan Penduduk ............................................................... 43 2. Matapencaharian ............................................................................ 45

C. Keadaan Perekonomian ....................................................................... 46 D. Keadaan Pertanian .............................................................................. 48 E. Budidaya Wortel dan Kondisi Tanaman Wortel ................................. 49

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 54

A. Variabel Penelitian ............................................................................. 54 1. Luas Areal Panen Wortel .............................................................. 54 2. Harga Wortel ................................................................................. 56 3. Jumlah Produksi Wortel ................................................................ 59 4. Rata-rata Curah Hujan .................................................................. 60 5. Harga Pupuk SP36 ........................................................................ 62 6. Harga Kubis .................................................................................. 64

B. Analisis Respon Penawaran Wortel ................................................... 67 1. Pengujian Model ........................................................................

68 a. R2 Adjusted ( 2) .................................................................. 68 b. Uji F ....................................................................................... 68 c. Uji t ....................................................................................... 69

2. Standar Koefisien Regresi ........................................................... 70 3. Pengujian Asumsi Klasik............................................................. 71

a. Multikolinearitas ................................................................... 71 b. Autokorelasi .......................................................................... 72 c. Heteroskedastisitas ................................................................ 72

4. Elastisitas Penawaran .................................................................. 72

C. Pembahasan........................................................................................ 77

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 85

A. Kesimpulan ......................................................................................... 85 B. Saran.................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 87

Page 9: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

LAMPIRAN .................................................................................................. 91

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1. Luas Areal Panen, Poduksi, Produktivitas dan Harga Wortel Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2003-2008………………...... 2

Tabel 2. Luas Areal Panen dan Produksi Sayur-Sayuran di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008.............................................................. 31

Tabel 3 Jenis Tanah Menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008…………………………………………….. 40

Tabel 4. Ketinggian Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008……………………………………… 41

Tabel 5. Keadaan Lahan dan Tata Guna Lahan Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2004-2008 ....................................................................... 42 Tabel 6. Jumlah Penduduk Penduduk Kabupaten Karanganyar

Tahun 2004-2007...................................................................... 43 Tabel 7. Jumlah Penduduk di Kabupaten Karanganyar menurut

Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 ......................................... 44 Tabel 8. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008................................... 45 Tabel 9. Sarana Perekonomian di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2007 ........................................................... 47 Tabel 10. Sarana Perhubungan Kendaran Beromotor di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2007 ............................................................ 47 Tabel 11. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2007…………………………………………………... 47 Tabel 12. Luas Panen dan Produksi Tanaman Sayur-sayuran di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2008 ............................................................ 49 Tabel 13. Luas Areal Panen Wortel di Kecamatan Tawangmangu, Jenawi,

Ngargoyoso, Karangpandan, Jatiyoso Tahun 2003-2007............ 52 Tabel 14. Luas Areal Panen Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 .................................................................................... 55 Tabel 15. Harga Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993- 2008 ............................................................................................ 57 Tabel 16. Produksi Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 .................................................................................. 59 Tabel 17. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 .................................................................................. 61 Tabel 18. Harga Pupuk SP 36 di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 .................................................................................. 63 Tabel 19. Harga Kubis di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008 .................................................................................. 65 Tabel 20. Rekapitulasi Variabel-Variabel yang digunakan dalam

Penelitian .................................................................................... 67

Page 10: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Tabel 21 Analisis Varian Faktor-Faktor yang Bepengaruh terhadap Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar .......................... 69

Tabel 22. Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas terhadap Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar ......................... 70

Tabel 23. Nilai Standar Koefisien Regresi Beberapa Variabel yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar ............................................................. 71

Tabel 24. Elastisitas Penawaran Wortel dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang di Kabupaten Karanganyar ............................... 73

Page 11: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1. Alur Kerangka Berfikir Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar ............................................................................ 28

Gambar 2. Grafik Perkembangan Luas Areal Panen Wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008......................................... 56

Gambar 3. Grafik Perkembangan Harga Wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ...................... 58

Gambar 4. Grafik Perkembangan Produksi Wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ....................................... 60

Gambar 5. Grafik Perkembangan Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-2008 .............................................. 62

Gambar 6. Grafik perkembangan Harga Pupuk SP36 di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ........................................ 64

Gambar 7. Grafik perkembangan Harga Kubis di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 ........................................ 66

Gambar 8. Peta Kabupaten Karanganyar ................................................... 101

Gambar 9. Foto Tanaman Wortel dan Kubis ............................................. 102

Gambar 10. Foto Wortel Yang Baru Dipanen ............................................. 102

Gambar 11. Foto Proses Pencucian Wortel ................................................. 102

Gambar 12. Foto Proses Penyortiran Wortel .............................................. 102

Gambar 13. Foto Wortel Dikemas Berdasarkan Ukuran.............................. 102

Gambar 14. Foto Wortel Yang Siap Dijual Kepasar ................................... 102

Page 12: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1. Regresi .................................................................................. 91

Uji adjusted R2 ....................................................................... 92

Uji F ........................................................................................ 92

Uji t ......................................................................................... 93

Scaterplot ................................................................................ 95

Uji Park ................................................................................... 95

Lampiran 2. Elastisitas Penawaran Wortel dan Standar Koefisien

Regresi .................................................................................... 98

Lampiran 3. Peta Wilayah Kabupaten Karanganyar ................................. 101

Lampiran 4. Foto Tanaman Wortel ............................................................. 102

Lampiran 5. Surat Rekomendasi ................................................................. 103

Page 13: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

INTISARI

RR. Dwi Kusuma Mutasi. H0306093. Analisis Respon Penawaran Wortel (Daucus carota) di Kabupaten Karanganyar. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Skripsi dengan bimbingan Prof Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS. Dan Umi Barokah, SP, MP.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar, dan menganalisis tingkat kepekaan (elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di Kabupaten Karanganyar. Data yang digunakan adalah data time series selama 16 tahun yaitu dari tahun 1993-2008. Adapun analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda pada fungsi penawaran model Nerlove.

Hasil analisis menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,943 yang berarti 94,3% penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dapat dijelaskan oleh variabel harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi pada tahun sebelumnya , rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP 36 pada tahun t, dan, harga kubis pada tahun sebelumnya sisanya sebesar 5,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti. Berdasarkan hasil uji F pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai F hitung > F tabel, yaitu 39,727>3,58. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hasil uji t menunjukkan bahwa, produksi wortel tahun sebelumnya, luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya secara individu berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Berdasarkan nilai standar koefisien regresi, variabel luas areal panen pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling dominan terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

Nilai elastisitas jangka pendek untuk produksi wortel pada tahun sebelumnya sebesar 0,5252 bersifat inelastis dan jangka panjang sebesar 1,5402 bersifat elastis. Nilai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang untuk luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya sebesar 1,3636 dan 3,9988 bersifat elastis. Nilai elastisitas jangka pendek untuk rata-rata curah hujan tahun t sebesar 0,5020 bersifat inelastis dan jangka panjang sebesar 1,4722 bersifat elastis. Nilai elastisitas jangka pendek dan jangka panjang untuk harga pupuk SP36 pada tahun t sebesar 0,2272 dan 0,6664 bersifat inelastis. Nilai elastisitas jangka pendek untuk harga kubis pada tahun sebelumnya sebesar -0,5433 bersifat inelastis dan jangka panjang sebesar -1,5933 bersifat elastis. Dari hasil penelitian ini dapat disarankan agar petani wortel di Kabupaten Karanganyar melakukan perluasan luas areal panen agar produksi yang dihasilkan meningkat, perbaikan intensifikasi pertanian, peningkatan interval tanam dan diversifikasi produk olahan wortel dalam rangka meningkatkan penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

Page 14: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRACT

RR. Dwi Kusuma Mutasi. H 0306093. Carrot Supply Response Analysis in Karanganyar Regency . 2011. The guidance of this thesis are Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS. and Umi Barokah, SP, MP. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University, Surakarta.

The aims of this research are to know : factors influencing carrot supply in Karanganyar Regency, the most influencing factor of carrot supply in Karanganyar Regency and the elasticity level of carrot supply in Karanganyar Regency. The base method are used in this research is descriptive method and location of the research is elected intentionally (purposive) that is in Karanganyar Regency. The data used is time series secondary data for 16 years from 1993-2008. The data analysis used is multiple linear regression on supply function Nerlove models with indirect approach in wide areal harvest.

The result of analysis shows that adjusted R2 0,943 which means that 94,3 % of carrot supply in Karanganyar Regency can be explained by carrot price variable at the past time, carrot production amount at the past time, rainfall average in the year of cultivation, wide areal harvest at the past time, SP36 fertilizer price in the year of cultivation, cabbage price at the past time, while the rest of it, about 5,7 % is explained by other variable outside the variable which is investigated. Based on F examination in the level of validity 95% is nigger than F table, wich is 39,727>3,58. It shows that all variable which are investigated together is really influencing on carrot supply in Karanganyar Regency. Meanwhile, the results of t examination show that wide areal harvest at the past time, rainfall average in the year of cultivation, SP36 fertilizer price in the year of cultivation, cabbage price at the past time are influencing on carrot supply in Karanganyar Regency individually. Based on standart coefficient regression value, variable of wide areal harvest at the past time has the highest value. It shows that the variable of wide areal harvest the past time has the biggest influence to carrot supply in Karanganyar Regency.

The short term elasticity value of carrot production amount at the past time to 0,5252 is in elastic and for long term elasticity to 1,5402 is elastic. The short term and the long term elasticity value of wide areal harvest at the past time are 1,3636 and 3,9988 is elastic. The short term elasticity value of rainfall average in the year of cultivation to 0,5020 is in elastic and for long term elasticity to 1,4722 is elastic. The short term and the long term elasticity value of SP36 fertilizer price in the year of cultivation are 0,2272 and 0,6664 is elastic. The short term elasticity value of cabbage price at the past time to -0,5433 is in elastic and for long term elasticity to -1,5933 is elastic. From the result of this analysis, it can be suggested that carrot farmer in Karanganyar Regency to have enlarge their harvest area in order to increase their production, repairing farm intensification, revising interval planting and carrot manufacture product diversification in order to improving carrot supplies in Karanganyar Regency.

Page 15: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumberdaya manusia suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang aktivitasnya sehari-hari sepanjang waktu (Saliem dalam Ariani dan Tri, 2010). Salah satu peran sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia adalah sebagai penghasil bahan makanan.

Besarnya peran sektor pertanian dalam perekonomian Indonesia merupakan akumulasi dari peran antar subsektor pertanian. Sektor pertanian terbagi menjadi lima subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor kehutanan dan subsektor perikanan. Salah satu subsektor pertanian yang berperan pada peningkatan sektor pertanian yaitu subsektor tanaman pangan dan hortikultura. Hortikultura merupakan bagian dari subsektor tanaman pangan karena tanaman hortikultura juga berfungsi sebagai penghasil bahan pangan.

Tanaman yang termasuk dalam tanaman hortikultura yaitu sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Hortikultura merupakan salah satu komoditas yang mempunyai peran yang penting dalam sektor pertanian, baik dari sisi sumbangan ekonomi nasional, pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja maupun berbagai segi kehidupan masyarakat. Menurut Sukirno (2007), selama ini dikenal beberapa manfaat komoditas hortikultura dalam kehidupan masyarakat antara lain manfaat sebagai bahan pangan, manfaat di bidang ekonomi, manfaat dibidang kesehatan, manfaat di bidang budaya.

Sayuran merupakan salah satu produk hortikultura yang mempunyai peluang cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia. Dari sudut pandang produksi budidaya sayuran dapat dilakukan secara teratur sepanjang tahun karena iklimnya yang memungkinkan. Salah satu produk hortikultura yang banyak diminati atau dikonsumsi oleh masyarakat adalah wortel. Hal ini disebabkan karena wortel banyak mengandung vitamin A, sumber mineral Ca, P, K, serta mengandung serat yang baik bagi tubuh. Saat ini perkembangan tanaman wortel sudah cukup luas diusahakan oleh petani, hal ini disebabkan karena harganya yang menguntungkan serta dibutuhkan oleh masyarakat secara luas.

Menurut SIPUK BI (2010), terdapat enam Kabupaten yang merupakan sentra penghasil wortel di Jawa Tengah yaitu Boyolali, Karanganyar, Magelang, Pekalongan, Wonosobo dan Banjarnegara. Kabupaten Karanganyar memiliki topografi yang sangat cocok untuk dikembangkan sayuran. Hal ini disebabkan karena wilayahnya yang terletak dikaki gunung Lawu dan terdapat dataran tinggi lebih dari 1000 mdpl, sehingga sangat cocok untuk dikembangkan komoditas wortel. Sebagai salah satu sentra penghasil wortel maka Kabupaten Karanganyar sangat berperan dalam penyediaan wortel bagi

Page 16: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Kabupaten Karanganyar dan daerah sekitarnya seperti Solo, Magetan, Sukoharjo, dan lain sebagainya.

Menurut Nainggolan dan Suprapto dalam Adnyana (2010), luas areal panen dapat dijadikan sebagi indikasi efisiensi dalam sistem produksi suatu komoditas pertanian. Respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar didekati dengan pendekatan luas areal panen. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukan luas areal panen, produksi, produktivitas dan harga wortel di Kabupaten Karanganyar tahun 2003-2008. Tabel 1. Luas areal panen dan produktivitas wortel di Kabupaten Karanganyar

tahun 2003-2008

Tahun Luas panen (Ha) Produksi (Ku) Produktivitas (Ku/Ha) Harga (Rp/Kg)

2003 798 123.638 154,93 1.815,62

2004 652 161.654 247.94 1.323,00

2005 520 76.513 147,14 2.145,00

2006 446 85.567 161,27 2.070,83

2007 562 71.924 191,85 2.542,00

2008 605 98.635 163.03 2.750,00

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2009

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat diketahui besarnya luas panen, produksi, produktivitas dan harga wortel di Kabupaten Karanganyar dari tahun 2003-2008 mengalami fluktuasi. Harga wortel terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp 1.323,00. Hal ini disebabkan oleh produksi wortel yang meningkat, sehingga harga wortel menjadi turun. Sedangkan harga tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 2.750,00. Peningkatan harga ini disebabkan karena panen wortel yang dihasilkan di Kabupaten Karanganyar tidak bersamaan dengan daerah lain yang juga menghasilkan wortel, sehingga dapat menyerap permintaan pasar. Peningkatan produksi wortel akan menyebabkan harga turun dan penawaran wortel akan meningkat, begitu pula sebaliknya penurunan produksi wortel akan menyebabkan harga naik dan penawaran wortel akan menurun.

B. Perumusan Masalah

Page 17: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Wortel merupakan salah satu jenis sayur-sayuran yang sering dikonsumsi oleh masyarakat guna memenuhi kecukupan pangan dan gizi serta digunakan dalam menu makanan yang seimbang. Menurut Soewito (1991), tanaman wortel akan tumbuh dengan baik pada ketinggian 1200mdpl. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu sentra penghasil wortel di Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar memiliki daerah potensial yang sangat cocok sebagai daerah pengembangan wortel yaitu Kecamatan Tawangmangu. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Tawangmangu berada pada ketinggian lebih dari 1000mdpl dan sesuai dengan syarat tumbuh wortel. Varietas wortel yang banyak dikembangkan di Kabupaten Karanganyar adalah varietas lokal yaitu varietas Tawangmangu. Menurut observasi dibandingkan dengan wortel impor, wortel Tawangmangu memiliki beberapa kelebihan bagi konsumen. Harganya yang relatif lebih murah berkisar antara Rp.3000-Rp.5000/Kg jika dibandingkan dengan wortel impor yang memiliki harga berkisar antara Rp.7000-Rp.9000/Kg, sehingga dapat dijangkau oleh konsumen. Ukuran wortel Tawangmangu berkisar antara 15-20cm dengan diameter 2-3cm, sedangkan panjang wortel impor lebih dari 20cm dengan diameter 4-5cm, warna wortel Tawangmangu yang kuning jingga lebih menarik bagi konsumen dibandingkan dengan wortel impor yang kuning hampir orange.

Permasalahan yang dialami oleh petani wortel di Kabupaten Karanganyar adalah adanya fluktusi harga. Pada saat panen raya harga wortel akan sangat murah yaitu sebesar Rp 500,00/Kg sedangkan pada saat belum panen dapat mencapai Rp 5000,00/Kg. Hal ini disebabkan karena sebagai salah satu produk hasil pertanian, wortel memiliki sifat tidak tahan lama, mudah rusak, ketersediaannya bersifat musiman selain itu berdasarkan SIPUK BI (2010), di Jawa Tengah wortel juga dihasilkan oleh daerah lain seperti Boyolali, Magelang dan Wonosobo. Sehingga ketika daerah tersebut mengalami panen secara bersama-sama maka akan menyebabkan volume wortel bertambah di pasar dan akan berpengaruh terhadap harga wortel di Kabupaten Karanganyar karena ketersediaannya yang melimpah. Adanya perubahan harga ini akan berpengaruh terhadap pendapatan petani wortel.

Perubahan harga komoditas pertanian akan membuat suatu reaksi terhadap besarnya perubahan produksi dan perubahan produksi akan dipengaruhi oleh penggunaan areal panen. Pada saat terjadi kelangkaan pasokan dipasar, harga akan naik dan petani akan beramai-ramai menanam wortel namun sebaliknya, ketika terjadi kelebihan pasokan wortel yang disebabkan oleh panen raya maka harga akan turun dan petani akan berfikir kembali apakah akan mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki seperti lahan untuk tetap mengusahakan wortel atau mengganti dengan cara mengusahakan komoditas lain yang lebih menguntungkan. Pada kenyataannya apabila terjadi peningkatan harga tidak akan segera diikuti oleh peningkatan luas areal panen karena keputusan alokasi sumberdaya telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu kondisi biologis dari tanaman itu sendiri yang tidak mampu merespon secara cepat adanya perubahan harga karena adanya masa tunggu dari saat tanam menuju panen (gestation period) atau beda kala (time lag).

Page 18: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dapat dirumuskan adalah 1.Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi respon penawaran wortel di Kabupaten

Karanganyar?

2.Bagaimana elastisitas respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah 1.Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi respon

penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar

2.Menganalisis elastisitas respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar

D. Manfaat Penelitian

1.Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pemikiran dan

bahan pertimbangan dalam menyusun suatu kebijakan terutama berkaitan

dengan usaha pengembangan komoditas wortel

2.Bagi petani, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

akibat adanya perubahan harga terhadap penawaran wortel, sehingga dapat

dijadikan sebagai bahan pemikiran dalam peningkatan usahatani dan dapat

memberikan pendapatan yang lebih baik.

3.Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber tambahan referensi

bagi penelitian selanjutnya atau penelitian-penelitian sejenis

4.Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 19: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang “Analisis Efisiensi Ekonomi Usaha Tani Wortel (Daucus carota) di Kabupaten Karanganyar oleh Sundari (2008), penelitian tersebut menunjukan bahwa hubungan antara faktor-faktor produksi wortel dan jumlah produksi wortel dengan menggunakan fungsi Cobb Douglas diperoleh model sebagai berikut Y= 2,428 X1 0,152 X2 0,282 X3

0,112 X4 0,144 X5 0,160 X6 0,177, dari hasil analisis diperoleh

Adjusted R2 sebesar 0,602. Uji F menunjukan menunjukkan bahwa jumlah bibit, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pestisida dan luas lahan secara bersama-sama berpengaruh terhadap produksi wortel. Hasil Uji t menunjukkan bahwa jumlah bibit, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk TSP, pupuk KCL, pestisida dan luas lahan secara individual juga berpengaruh terhadap produksi wortel di Kabupaten Karanganyar. Skala usaha pada usahatani wortel di Kabupaten Karanganyar sebesar 1,028. Efisiensi dapat tercapai saat petani menggunakan faktor produksi yang meliputi luas lahan sebesar 0,8606 Ha, tenaga kerja sebesar 202,06 HKP, pupuk organik/kandang sebesar 12.338,4 kg, pupuk anorganik sebesar 945,93 kg, pestisida sebesar 25,30 liter dan benih sebesar 83,85 kg.

Penelitian mengenai “Strategi Pengembangan Agribisnis Wortel (Daucus carota L) Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Permata (2005). Berdasarkan hasil penelitian diketahui faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah tanaman wortel tahan terhadap perubahan iklim, diversifikasi produk olahan wortel, kualitas bibit terkontrol, pengalaman berusahatani wortel lama, aktif dalam kelembagaan petani, hubungan baik petani dengan pihak lain (penyedia saprodi, penebas, dan koperasi), dan aktif dalam even-even bisnis. Faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah permodalan kurang, sumber daya manusia petani rendah, ketergantungan petani kepada pedagang, sifat hedonisme petani, peralatan usahatani yang masih sederhana, dan kurang konsistennya petani dalam hal menjual bibit. Faktor-faktor ekternal yang menjadi peluang pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah ketersediaan saprodi selalu ada (saprodi memadai), permintaan wortel tinggi, adanya mesin pencuci wortel, komitmen pemerintah untuk mengembangkan kios agropolitan dan Pasar lelang hortikultura, adanya kemudahan akses perbankan, dan keterjaminan air. Faktor-faktor ekternal yang menjadi ancaman pengembangan agribisnis wortel di Kabupaten Karanganyar adalah fluktuasi harga saprodi, harga wortel dari luar Tawangmangu yang kompetitif, pilihan konsumen pindah ke wortel luar Tawangmangu, kurangnya perhatian pemerintah tentang pemberian modal dan lemahnya koordinasi antar lembaga terkait, serta rendahnya fasilitas perkreditan.

6

Page 20: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Penelitian mengenai “Analisis Keterpaduan Pasar Komoditas Wortel Antara Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar” oleh Wahyuningsih et al (2005). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui keterpaduan pasar wortel Pasar legi Kota Surakarta dan Pasar Tawangmangu Kabupaten Karanganayar menunjukan Index of Market Connection (IMC) sebesar 1,32. Hal ini berarti derajat keterpaduan pasar jangka pendek komoditas wortel antara Kota Surakarta dan Tawangmangu rendah, berarti bahwa perubahan harga yang terbentuk di pasar pusat sedikit ditranmisikan ke pasar lokal secara langsung dan segera. Faktor yang mempengaruhi rendahnya keterpaduana pasar wortel Pasar legi Kota Surakarta dan Pasar Tawangmangu Kabupaten Karanganayar yaitu lemahnya informasi pasar terutama tentang harga dan lokasi penanaman wortel yang ada di dataran tinggi (>1000m) sehingga biaya transportasi tinggi, juga terkait dengan sifat wortel yang mudah busuk dan bulkiness (nilainya lebih kecil dari pada volumenya).

Penelitian mengenai “Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Wortel di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Iramawati (2003). Penelitian tersebut menunjukan bahwa faktor produksi yang meliputi luas lahan, tenaga kerja, pupuk kandang, pupuk urea, dan pupuk TSP secara bersama-sama dan parsial berpengaruh terhadap produksi wortel di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Sedangkan faktor produksi yang berpengaruh paling dominan adalah tenaga kerja. Skala usahatani wortel berada pada kondisi “Increasing Return to Scale” dengan pendekatan biaya minimum dapat diketahui bahwa kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada usahatani wortel musim tanam Januari-Maret 2003 belum mencapai kondisi ekonomi tertinggi.

Penelitian mengenai “Sikap Petani Wortel (Daucus carota L) Terhadap Pengembangan Kawasan Agropolitan di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” Sularmi (2009). Berdasarkan penelitian dapat diketahui 1. faktor-faktor yang mempengaruhi sikap petani wortel meliputi

a. Pengalaman pribadi menurut petani tergolong sedang

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting oleh petani tergolong sedang

c. Pengaruh kebudayaan menurut patani tergolong sedang

d. Pengaruh media massa menurut patani tergolong sedang

e. Pendidikan non formal menurut patani tergolong sedang

2. Sikap petani terhadap program pengembangan kawasan agropolitan meliputi

a. Sikap petani terhadap tujuan dari program pengembangan kawasan

agropolitan rata-rata tergolong rendah

b. Sikap petani terhadap pelaksanaan dari program pengembangan kawasan

agropolitan rata-rata tergolong sedang

Page 21: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

c. Sikap petani terhadap hasil dari program pengembangan kawasan agropolitan

rata-rata tergolong sedang

3. Tingkat partisipasi petani dalam kegiatan pengembangan kawasan agropolitan

tergolong rendah dimana pemerintah berkonsultasi dengan para petani atau

masyarakat, tetapi seluruh keputusan dibuat oleh pemerintah.

Penelitian mengenai “Teknik Budidaya dan Pemasaran Sayuran Wortel (Daucus carota L) di Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu Karanganyar” oleh Kusdiyanti (2007). Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa kebun benih hortikultura Tawangmangu merupakan kebun benih yang mengusahakan berbagai tanaman sayuran, buah dan tanaman hias. Sayuran wortel merupakan komoditas unggulan di kebun benih hortikultura yang diusahakan sepanjang tahun. Budidaya tanaman wortel meliputi kegiatan pengolahan tanah, pembibitan dan penanaman, pengairan, penjarangan, penyiangan, dan pengairan, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Proses pemanenan di kebun benih hortikultura dilakukan oleh penebas karena sistem pemasaran menggunakan sistem penebasan. Sistem budidaya wortel di kebun benih hortikultura tidak memberikan pupuk dasar (tanpa menggunakan pupuk kandang) sehingga hasil panen kurang maksimal.

Penelitian mengenai “Hubungan Antara Kemampuan Manajerial Petani Wortel (Daucus carota L) dengan Kecepatan Adopsi Penggunaan Pestisida Nabati di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Kurniawan (2010). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kemampuan manajerial petani wortel di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar secara keseluruhan berada pada katagori agak kuat. Kecepatan adopsi pestisida nabati oleh petani wortel secara keseluruhan berada pada kategori cukup cepat. Antara kemampuan manajerial petani wortel dengan kecepatan adopsi pestisida nabati secara keseluruhan terdapat hububgan yang signifikan dengan rs sebesar 0,542** dan t hitung 3,431. Dari analisis diperoleh t hitung 3,431>t tabel 2,042 dengan taraf kepercayaan 95% maka Ho ditolak dan H1. Ini beararti terdapat hubungan yang nyata antara kemampuan manajerial petani wortel terhadap kecepatan adopsi penggunaan pestisida nabati di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar.

Penelitian tentang “Analisis Curahan Waktu Kerja Istri Petani Pada Usahatani Wortel di Kabupaten Karanganyar” oleh Nurana (2009). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui kontribusi curahan waktu kerja istri petani pada usahatani wortel terhadap total curahan waktu kerja seluruh anggota rumah tangga pada usahatani wortel sebesar 57,15% . Kontribusi curahan waktu kerja istri petani pada usahatani wortel terhadap total curahan waktu kerja pada usahatani wortel sebesar 4,76%. Variabel luas lahan berpengaruh nyata dan mempunyai hubungan positif terhadap curahan waktu kerja istri petani. Sedangkan variabel umur anak terkecil, umur istri petani, total pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga dan

Page 22: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxii

pendidikan istri petani tidak berpengaruh secara signifikan terhadap curahan waktu kerja istri petani pada usahatani wortel.

Penelitian tentang “Pengaruh Dosis Pupuk Kalium dan Pupuk Daun Terhadap Hasil dan Kandungan Vitamin C Pada Wortel” oleh Oemanti (2006). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui kandungan vitamin C tertinggi (1,276%) diperoleh pada perlakuan dosis pupuk daun 400Cc/Ha. Perlakuan dosis pupuk kalium dan pupuk daun pada semua taraf perlakuan tidak meningkatkan hasil wortel. Tidak terjadi interaksi antara pupuk kalium dan pupuk daun terhadap hasil dan kandungan vitamin C pada wortel.

Penelitian mengenai “Prospek Agribisnis Wortel (Daucus carota L.) Sebagai Alternatif Pengembangan Perkebunan Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar” oleh Trisanti dan Dimas (2003). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengadaan sarana produksi seperti benih, pupuk dan pestisida petani wortel di Kecamatan Tawangmangu dipenuhi oleh KUD dan 9 kios sarana produksi pertanian yang ada di Kecamatan Tawangmangu. Sedangkan kebutuhan lahan dan tenaga kerja diperoleh dari dalam maupun luar keluarga petani. Hasil analisis trend yang dilakukan terhadap produksi wortel memperoleh hasil sebagai berikut : Yt = 5867,2 + 174,04X, ini berarti, bahwa produksi wortel cenderung mengalami peningkatan sebesar 174,04 ton per tahun. Analisis trend yang dilakukan terhadap harga wortel mendapatkan hasil sebagai berikut: Yt = 1.246,42 + 285,71X. Artinya, harga wortel cenderung mengalami kenaikan sebesar Rp 285,71/kg per tahun. Selanjutnya, persamaan trend harga yang diterima perusahaan pengolah adalah : Yt = 2.410 + 250X. Artinya, harga produk olahan wortel yang diterima perusahaan pengolah cenderung meningkat sebesar Rp 250,00/kg per tahunnya.

Penelitian tentang respon penawaran dilakukan oleh Martoyo et al (1986) pada tanaman tembakau, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa variabel yang berpengaruh terhadap jumlah penawaran yaitu pengaruh harga komoditi tembakau pada musim tanam sebelumnya, pengaruh jumlah produksi komoditi tembakau pada musim tanam sebelumnya, pengaruh rata-rata jumlah curah hujan pada awal musim tanam, pengaruh luas areal tanam pada tahun sebelumnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series selaman 10 tahun terakhir. Dalam analisis penelitian ini digunakan model analisis Nerlovian respon penawaran. Berdasarkan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 95% dalam penelitian ini dapat diketahui harga komoditas pada musim tanam sebelumnya, jumlah produksi komoditas pada musim tanam sebelumnya, rata-rata jumlah curah hujan pada musim tanam dan luas areal tanam pada musim tanam sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran, berdasarkan uji t harga komoditas pada musim tanam sebelumnya (Pt-1) berpengaruh secara tidak nyata terhadap jumlah penawaran, sedangkan jumlah produksi komoditas pada musim tanam sebelumnya (Qt-1), rata-rata jumlah curah

Page 23: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiii

hujan pada awal musim tanam (Rt) dan luas areal tanam pada musim tanam sebelumnya (At-1) berpengaruh nyata terhadap jumlah penawaran.

Penelitian penggunaan model respon penawaran digunakan juga oleh Nariswari (2009) pada komoditi kacang tanah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas dan luas panen kacang tanah di Indonesia dan mengetahui besarnya pengaruh perubahan harga terhadap produktivitas dan luas panen kacang tanah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan rangkaian waktu (time series) selama 37 tahun. Model analisis yang digunakan adalah model respon penawaran Nerlovian. Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 90%. Dalam model respon areal panen kacang tanah peubah bebas yang berpengaruh secara signifikan adalah luas panen tahun sebelumnya, harga kacang tanah, dan irigasi. Peubah yang tidak signifikan adalah harga gabah, harga jagung, harga kedelai, dan harga ubi kayu. Dalam model respon produktivitas Peubah yang berpengaruh nyata dalam model produktivitas dari kacang tanah adalah luas lahan sebelumnya, harga kacang tanah, dan jumlah tenaga kerja. Sedangkan jumlah benih kacang tanah, pestisida, curah hujan, suku bunga, dan pupuk tidak memiliki pengaruh yang nyata. Besarnya elastisitas tersebut 0,1620 sedangkan untuk elastisitas jangka panjangannya juga merupakan penjumlahan dari elastisitas areal dan produktivitasterhadap harga dalam jangka, sehingga didapatkan elastisitas sebesar 0,3013.

Berdasarkan beberapa penelitian tentang wortel, belum pernah diteliti mengenai respon penawaran wortel sebelumnya oleh sebab itu dilakukanlah penelitian mengenai Analisis Respon Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar dengan pendekatan luas areal panen dan dengan menggunakan model analisis Nerlove seperti yang digunakan pada penelitian Martoyo et al (1986) dan Nariswari (2009).

B. Landasan Teori

1. Arti Penting Komoditas Wortel

Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia amat cerah, selain keadaan agroklimatologis wilayah nusantara cocok untuk wortel, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, pengurangan impor dan peningkatan ekspor (Rukmana, 1995).

Selain pengurangan impor dan peningkatan ekspor pengembangan usahatani wortel diarahkan pula untuk peningkatan pendapatan petani. Orientasi peningkatan produksi sekaligus pendapatan petani menuntut keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan usahatani wortel. Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia yang cukup cerah akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani. Disamping itu usahatani wortel dapat memberikan keuntungan yang memadai karena biaya produksinya yang rendah (Dien, 2002).

Page 24: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxiv

Dari segi bisnis wortel merupakan sayuran komersial yang hingga saat ini masih tetap menjadi andalan para pedagang dan petani yang menanamnya. Tanaman wortel relatif mudah ditangani dan dirawat. Hasilnya dapat berlipat ganda karena dalam penanganannya bisa ditumpangsarikan dengan tanaman sayuran lainnya, sebagai sayuran komersial maka wortel termasuk komoditi yang mempunyai potensi yang cukup baik untuk dikembangkan (Rahayu dan Ali dalam Pohan, 2008).

Pengolahan sayuran menjadi sayuran olahan terutama yang siap santap sangat prospektif untuk Indonesia yang subur dan melimpah hasil hortikulturanya, dan di masa depan memiliki peluang cerah untuk dijadikan komoditi ekspor dengan pasar yang sangat besar. Keripik wortel telah banyak dihasilkan di beberapa daerah di Indonesia dan volume penjualannya perlahan-lahan meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi lebih banyak sayuran yang mengandung serat dan juga bernutrisi tinggi seperti halnya keripik wortel yang mengandung vitamin A dan serat yang baik untuk kesehatan (Widaningrum dan Nurdi S, 2009).

2. Penawaran

Menurut Arsyad (1987), penawaran adalah suatu daftar atau kurva yang menunjukan hubungan antara kuantitas suatu barang yang di tawarkan pada berbagai tingkat harga barang tersebut, cateris peribus.

Penawaran produk pertanian menyatakan hubungan jumlah produk pertanian yang ditawarkan dengan berbagai variabel yang mempengaruhi penawaran, seperti harga produk pertanian, harga input, musim, teknologi dan tujuan perusahaan (Sudiyono, 2002). Jumlah komoditas yang bersedia ditawarkan selama periode waktu tertentu adalah fungsi dari atau tergantung pada harga komoditas itu dan biaya produksi untuk produsen tersebut (Salvatore, 1997).

Hukum penawaran merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan sifat perkaitan diantara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang tersebut yang akan ditawarkan oleh para penjual, sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin sedikit jumlah barang tersebut yang ditawarkan oleh para penjual (Sukirno, 2001).

Kurva penawaran menunjukan hubungan antara kuantitas suatu barang yang ditawarkan penjual (produsen) disuatu pasar pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. Sepanjang suatu kurva penawaran hanya harga dan kuantitas yang ditawarkan berubah-ubah. Kurva penawaran bergeser jika satu atau lebih dari variabel-variabel yang dianggap konstan di dalam fungsi penawaran berubah. Arah pergeseran (ke kiri atau ke kanan) tergantung kepada hubungan

Page 25: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxv

antara kuantitas yang ditawarkan dengan variabel-variabel yang berubah tersebut (Arsyad, 1987).

Menurut Arsyad (1987), fungsi penawaran menunjukan hubungan antara kuantitas yang ditawarkan dengan semua faktor yang mempengaruhinya seperti harga, harga input, teknologi, dan harga barang-barang lain. Fungsi penawaran yang normal selalu naik ke kanan. Para produsen pertanian selalu berkeinginan untuk menawarkan produk pertanian yang jumlahnya besar jika ada kenaikan harga (Anindita, 2004).

Menurut Nainggolan dan Suprapto dalam Adnyana (2010), luas areal panen dapat dijadikan sebagai indikasi efisiensi dalam sistem produksi suatu komoditas pertanian.

Menurut Gathak dan Ingersent (1984), dalam ilmu ekonomi “respon penawaran” pada negara yang sedang berkembang diartikan sebagai variasi dari hasil pertanian dan luas areal panen dan berkaitan pula dengan variasi harga. Q merupakan banyaknya hasil pertanian dan P mengindikasikan tingkatan harga, R adalah keadaan cuaca (seperti curah hujan), A adalah luas areal panen dan t merupakan suatu periode waktu. Secara sederhana fungsi respon penawaran dapat ditulis :

Qt =f (Pt-1, At, Rt, Ut)……………………………………………………(1) Dimana Pt-1 sangat mewakili harga yang diharapkan dan Ut adalah

istilah eror pada statistik. Seperti respon penawaran menandai pada banyakanya hasil pertanian akan bergantung pada harga produk yang bersangkutan pada waktu sebelumnya, luas areal panen pada waktu bersangkutan dan tingkat curah hujan pada waktu tersebut ditambah dengan variabel pengganggu lain yang ditulis dengan huruf Ut. Respon penawaran dapat diasumsikan ekuivalen dari respon areal panen yang disebabkan oleh perubahan faktor ekonomi dan faktor non ekonomi sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut : At = f(Pt-1, Rt, Ut)……………………………………………………...…(2) Oleh Nerlove, rumus di atas dikembangkan yaitu dengan memasukkan unsur dinamis dari fungsi penawaran, sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut: At* = b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1……………………………….…………(3) At* : penawaran jangka panjang b0 : konstanta b1-b2 : koefisien regresi Pt-1 : harga komoditi pada tahun tanam sebelumnya Rt : rata-rata curah hujan tahunan Qt-1 : jumlah produksi pada tahun tanam sebelumnya

Oleh karena At* tidak dapat diketahui secara langsung, maka Nerlove membuat hipotesis yang disebut “partial adjustment or stock adjustment hypothesis” sebagai berikut : At – At-1 = k (At* - At-1)……………………………………………..…...(4)

Page 26: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvi

Persamaan tersebut menyatakan bahwa perubahan yang sebenarnya (actual change) dalam jumlah penawaran dalam suatu periode waktu tertentu t merupakan pecahan dari perubahan yang diinginkan untuk periode tersebut. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut : At = k At* + (1-k)At-1……………………………...……………….….....(5) Keterangan : At – At-1 : perubahan penawaran sebenarnya pada tahun t At* - At-1 : perubahan penawaran yang diinginkan pada tahun t k : koefisien penyesuaian nilainya adalah 0<k<1

Untuk menaksir atau mengestimasi fungsi penawaran pada persamaan (3) disubstitusikan dalam persamaan (5) maka diperoleh persamaan sebagai berikut : At = k (b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1) + (1-k)At-1 atau At = k b0 + k b1Pt-1 + k b2Rt + k b3Qt-1 + (1-k)At-1………………….…...(6) Untuk keperluan estimasi bentuk di atas disederhanakan menjadi :

At = b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1 + b4At-1 + b5Pst-1 Keterangan : At : penawaran pada tahun t Pt-1 : harga komoditi pada tahun sebelumnya Rt : rata-rata jumlah curah hujan pada tahun t Qt-1 : jumlah produksi pada tahun sebelumnya At-1 : luas areal panen pada tahun sebelumnya Zt : Harga pupuk pada tahun t Pst-1 : harga komoditas substitusi pada tahun sebelumnya b0 : konstanta k : koefisien penyesuaian b1-b5 : koefisien regresi dari variabel bebas

3. Faktor-Faktor yang Menpemgaruhi Penawaran

Menurut Samuelson dan Nordhous (1992) dalam penawaran unsur selain harga barang itu sendiri yang mempengaruhi penawaran, unsur yang paling penting adalah biaya produksi komoditi tersebut yang dipengaruhi oleh kondisi teknologi dan harga input. Unsur lain yang juga mempengaruhi penawaran adalah harga barang yang berkaitan, organisasi pasar, dan faktor khusus misalnya cuaca dan ekspektasi harga di masa mendatang.

Menurut Soekartawi (1993), ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan penawaran, yaitu : 1. Teknologi

Dengan perbaikan teknologi, maka jumlah produksi yang dihasilkan akan semakin meningkat.

2. Harga input produk yang lain

Page 27: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxvii

Adalah perubahan harga produksi alternatif. Pengaruh perubahan harga produksi alternatif ini, akan menyebabkan terjadinya jumlah produksi yang semakin meningkat atau sebaliknya semakin menurun.

3. Harga input

Besar kecilnya harga input juga akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah input yang dipakai. Bila harga faktor produksi (input) turun, maka petani cenderung akan membelinya pada jumlah yang relatif lebih besar. Dengan demikian, dari penggunaan faktor produksi yang biasanya dalam jumlah yang terbatas, maka dengan adanya tambahan penggunaan faktor produksi (sebagai akibat dari turunnya harga faktor produksi) maka jumlah produksi akan meningkat pada keadaan tertentu.

4. Jumlah produsen

Dengan bertambahnya produsen maka produksi atau barang yang ditawarkan menjadi bertambah. Sehingga hal ini kan mempengaruhi penawaran wortel.

5. Harapan produsen terhadap harga produksi di masa mendatang

Sering ditemukan suatu peristiwa petani meramal besaran harga dimasa mendatang, apakah harga suatu komoditi akan meningkat atau menurun. Hal ini disebabkan karena pengalaman yang mereka punyai mengusahakan komoditi tersebut.

6. Elastisitas produksi

Yaitu perubahan produksi karena adanya perubahan harga produksi tersebut. Dalam banyak kegiatan, faktor yang mempengaruhi elastisitas produksi ini adalah (a) tersedianya faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja dan modal, (b) waktu yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian dalam mengubah kegiatan berproduksi. Seringkali ditemui bahwa Esp (Elastisitas produksi) untuk total produksi hasil pertanian yang tidak elastis, sementara Esp untuk 1 tertentu lebih elastis yang disebabkan karena keterbatasan faktor produksi. Begitu pula waktu yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian berproduksi. Sebagai akibat adanya rangsangan harga, adalah memerlukan waktu. Hal ini disebabkan bukan saja karena faktor ekonomis seperti tersedianya biaya produksi, tetapi juga disebabkan karena adanya penyesuaian perubahan faktor biologi dan ekologi tanaman dari semula yang diusahakan tidak intensif menjadi sangat intensif, atau dari semula yang diusahakan dalam skala sempit, kemudian diubah menjadi skala luas.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam menawarkan produknya pada suatu pasar, antara lain harga barang itu sendiri, harga barang-barang lain, ongkos dan biaya produksi, tujuan produksi dari perusahaan, dan teknologi yang digunakan. Apabila

Page 28: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxviii

beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran diatas dianggap tetap selain harga barang itu sendiri, maka penawaran hanya ditentukan oleh harga. Artinya, besar kecilnya penawaran ditentukan oleh besar kecilnya harga. Dalam hal ini berlaku perbandingan lurus antara harga terhadap penawaran (Putong, 2002).

4. Teori Cobweb

Menurut Boediono (1982), sarang laba-laba (Cobweb) merupakan salah satu penerapan analisas supply-demand untuk menjelaskan mengapa harga beberapa barang pertanian menunjukan fluktuasi tertentu dari musim ke musim. Salah satu sebab dari fluktuasi tersebut adalah adanya reaksi atau respon yang terlambat dari pihak produsen terhadap harga.

Adanya reaksi atau respon yang terlambat terhadap harga menyebabkan produsen suatu barang menduga, bahwa harga pada periode produksi yang berikutnya sama dengan harga sekarang dan produsen membuat rencana produksi atas dasar harga sekarang. Padahal, pasar belum mencapai keseimbangan antara permintaan dan penawaran, akibatnya terjadi naik turun (fluktuasi) harga. Apabila proses ini terus berjalan, maka fluktuasi semakin mengecil dan akhirnya harga mencapai tingkat kestabilan (equilibrium) (Bishop dan Toussaint, 1979).

Menurut Kelana (1996), Analisis cobweb dipergunakan untuk mengetahui proses terbentuknya keseimbangan terutama bagi barang-barang pertanian yang mengalami keterlambatan waktu (time lag). Jadi penawaran bagi barang-barang pertanian merupakan fungsi harga pada tahun t-1 (Cobweb analyze).

Teori Cobweb menjelaskan siklus harga dan produksi yang naik turun dalam jangka waktu tertentu, yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi: (1) siklus dengan fluktuasi yang jaraknya tetap; (2) Siklus yang menuju titik keseimbangan; dan (3) Siklus yang menjauhi titik keseimbangan. Kondisi keseimbangan yang terjadi di pasar tentunya menjadi relatif tidak stabil apabila ada kekuatan-kekuatan yang mendorong harga dan jumlah barang atau komoditas yang pada akhirnya akan mencapai keseimbangan baru. Berkaitan dengan aspek ini, di pasar ada kemungkinan akan terjadi kelebihan barang atau komoditas yang ditawarkan (surplus) dan kekurangan barang atau komoditas yang ditawarkan. Proses penyesuaian pasar menuju keseimbangan akan dipengaruhi oleh beberapa kondisi antara lain: (1) permintaan yang berubah, di mana penawaran tetap; (2) Penawaran yang berubah, di mana permintaan tetap; dan (3) Permintaan dan penawaran yang berubah secara simultan (Sofa, 2008).

Teori Cobweb pada dasarnya menerangkan siklus harga dan produksi yang naik turun dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu tersebut akan berpengaruh terhadap elastisitas baik jangka pendek maupun jangka panjang (Mubyarto, 1979).

5. Elastisitas Penawaran

Page 29: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxix

Harga adalah sinyal dari pasar yang menunjukan tingkat kelangkaan produk secara relatif. Elastisitas harga dari penawaran mengukur kepekaan produsen terhadap perubahan harga. Elastisitas harga dari penawaran sama dengan persentase perubahan jumlah ditawarkan dibagi dengan persentase perubahan harga. Mengingat kenaikan harga biasanya mengakibatkan kenaikan jumlah yang ditawarkan, maka persentase perubahan kuantitas dan persentase perubahan harga bergerak dalam arah yang sama, sehingga elastisitas harga dari penawaran biasanya positif (Mc Eachern, 2001).

Menurut Anindita (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi responsivitas jumlah barang yang ditawarkan terhadap adanya perubahan harga, antara lain: 1. Perubahan pada biaya yang dibayar oleh petani

Jika persentase kenaikan output disebabkan oleh sedikit kenaikan biaya per unit, maka penawaran produk tersebut cukup elastis. Sementara itu, jika kenaikan jumlah yang ditawarkan disebabkan kenaikan harga faktor input yang penggunaannya relatif besar maka dapat diperkirakan penawaran produk tersebut tidak elastis.

2. Waktu yang diperlukan untuk menambah produksi

Elastisitas banyak tergantung dengan waktu. Produk pertanian mempunyai respon yang relatif lama untuk meningkatkan produksinya dibandingkan dengan produk lain karena produsen pertanian memerlukan waktu yang lama untuk menyesuaikan tingkat produksi apabila terjadi perubahan. Oleh sebab itu, elastisitas penawaran produk pertanian pada umumnya tidak elastis.

3. Relatif sulit untuk mengubah sumberdaya yang digunakan untuk

memproduksi komoditi lain

Pengalokasian sumberdaya untuk memproduksi satu komoditi lebih mudah daripada mengalokasikan sumberdaya untuk memproduksi banyak komoditi. Perbedaan elastisitas ini tergantung pada komoditi tertentu pengalihan sumberdaya ada yang relatif mudah tetapi ada yang relatif sulit, misalnya antara pengalihan lahan untuk komoditas pangan dengan tanaman perkebunan.

Elastisitas penawaran mengukur ketanggapan kuantitas yang ditawarkan terhadap perubahan harga komoditi itu sendiri. Dengan notasi ηs, elastisitas itu didefinisikan sebagi berikut :

ηs hargaperubahan persentaseditawarkan yangjumlah perubahan persentase

=

(Lipsey et al., 1990). Dalam elastisitas penawaran ada dua istilah elastisitas jangka pendek dan

elastisitas jangka panjang. Hal ini berhubungan erat dengan persoalan

Page 30: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxx

pengaturan kembali dalam penyaluran sumber-sumber ekonomi yang dikuasai petani. Dalam jangka pendek maka petani secara perseorangan mengadakan pengaturan kembali (reallocation of resource). Tetapi dalam jangka panjang keseluruhan industri pertanian dapat mengadakan penyesuaian (Mubyarto, 1989).

Elastisitas Penawaran dibagi menjadi lima yaitu

1. Inelastis sempurna (E= 0). Inelastis sempurna dalam penawaran terjadi

bilamana perubahan harga yang terjadi tidak memiliki pengaruh

terhadap jumlah penawaran.

2. Inelastis (E<1), penawaran inelastis ini terjadi apabila perubahan harga

kurang dapat mempengaruhi perubahan pada penawaran

3. Elastisitas uniter (E= 1), elastisitas uniter terjadi jika perubahan dari

harga bernilai sebanding dengan perubahan dari jumlah penawaran

4. Elastis (E > 1), apabila terjadinya penawaran karena ada perubahan

harga diikuti dengan jumlah penawaran yang lebih besar

5. Elatisitas sempurna (E= ~), elastisitas sempurna terjadi apabila

perubahan penawaran tidak dipengaruhi oleh perubahan harga

(Nariswari, 2009).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Wortel merupakan salah satu sayur-sayuran yang sudah banyak dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat. Selain karena merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat yang baik bagi kesehatan tubuh, wortel juga mudah dijumpai setiap waktu dan harganya relatif terjangkau oleh masyarakat. Oleh sebab itu wortel merupakan salah satu komoditas sayur-sayuran yang potensial untuk dikembangkan. Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu dari enam Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki potensi untuk dikembangkannya komoditas wortel. Wortel yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Kabupaten Karanganyar dan sekitarnya adalah wortel Tawangmangu. Usahatani wortel di Kabupaten Karanganyar telah berkembang sejak lama, salah satu faktor yang menjadi daya tarik bagi petani untuk mengusahakan komoditas ini adalah harga. Harga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap motivasi petani dalam menggusahakan suatu komoditas. Jika terjadi kenaikan harga maka akan diikuti dengan kenaikan jumlah komoditas yang dihasilkan, selama faktor lain yang dianggap berpengaruh tidak berubah.

Konsep penawaran digunakan untuk menunjukan keinginan para penjual (produsen) disuatu pasar dan menunjukan hubungan antara kuantitas

Page 31: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxi

suatu barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga barang tersebut selama faktor lain yang mempengaruhi penawaran dianggap konstan. Jumlah barang yang ditawarkan seorang penjual berhubungan dengan banyak faktor. Harga yang ditawarkan, harga input yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut, harapan pada masa datang, harga barang-barang lain yang dihasilkan oleh penjual tersebut merupakan variabel penting dalam fungsi penawaran (Arsyad, 1987).

Harga wortel di tingkat petani di Kabupaten Karanganyar mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Hukum penawaran menyatakan bahwa apabila harga naik, produsen berkeinginan menawarkan lebih banyak barang (output) ke pasar (Downey dan Erickson, 1990). Hal ini merangsang petani untuk meningkatkan produksinya dan menyebabkan penawaran wortel diKabupaten Karanganyar menjadi tinggi.

Pada kenyataannya, respon penawaran suatu komoditas pertanian terhadap perubahan harga dan faktor penentu lainnya memerlukan tenggang waktu (time lag). Kegiatan berproduksi produk pertanian secara biologis memerlukan waktu, sehingga ketika terjadi perubahan harga tidak dapat disikapi dengan segera oleh petani produsen bila proses produksi sedang berjalan. Keputusan produksi yang diambil pada waktu t yang didasarkan pada harga saat itu (Pt) tidak akan terealisasi pada waktu t, melainkan pada waktu t+1. Oleh sebab itu, dalam menentukan banyaknya produksi yang akan diperoleh, petani menggunakan perkiraan-perkiraan periode mendatang dan pengalamannya di masa lalu. Begitu pula dengan luas areal panen, petani akan mendasari luas areal panen saat ini berdasarkan atas pengalaman dimasa lalu dan perkiraan dimasa yang akan datang.

Berdasarkan uraian diatas maka penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dapat didekati dari luas areal panen wortel. Menurut Nainggolan dan Suprapto dalam Adnyana (2010), luas areal panen dapat dijadikan sebagi indikasi efisiensi dalam sistem produksi suatu komoditas pertanian dan lebih mewakili kondisi faktual.

Penggunaan variabel bebas yang diduga berpengaruh terhadap penawaran wortel pada penelitian ini adalah :

1. Harga wortel pada tahun sebelumnya

Harga memberikan rangsangan bagi produsen untuk menghasilkan

barang-barang yang permintaannya sangat besar dan menggunakan

sumber-sumber yang paling banyak jumlahnya. Apabila harga meningkat,

para produsen didorong untuk menghasilkan barang tersebut dan

sebaliknya (Bishop dan Toussaint, 1979).

2. Jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya

Page 32: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxii

Berhasil tidaknya produksi petani dan tingkat harga yang diterima

oleh petani merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perilaku petani

(Mubyarto, 1989). Apabila jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya

meningkat maka harganya pada tahun tanam akan turun. Akibatnya petani

akan enggan memproduksi wortel tersebut pada tahun berikutnya.

3. Rata-rata curah hujan pada tahun t

Curah hujan merupakan salah satu faktor input yang mempengaruhi

penawaran. Menurut Boediono (1982), dalam kenyataan tidak seluruh

fluktuasi harga berasal dari proses cobweb, faktor lain seperti cuaca juga

menentukan. Curah hujan merupakan bagian dari cuaca. Curah hujan akan

mempengaruhi pertumbuhan, pembentukan, kualitas dan kuantitas wortel

yang dihasilkan. Jika curah hujan rendah maka akan berpengaruh terhadap

ketersediaan air, sehingga petani perlu menambah biaya untuk mencukupi

kebutuhan air. Biaya yang dikeluarkan tersebut akan berpengaruh terhadap

harga komoditas yang ditawarkan dan mengurangi jumlah penawaran.

4. Luas areal panen pada tahun sebelumnya

Penawaran terjadi karena seluruh kegiatan yang ditentukan oleh

produsen sangat ditentukan oleh faktor-faktor penentu pada waktu

sebelumnya (Armanda, 2009). Penggunaaan luas areal panen akan

berpengaruh terhadap produksi dan produksi akan berpengaruh terhadap

harga. Hubungan antara produksi dan harga akan berpengaruh terhadap

penawaran wortel.

5. Harga pupuk SP 36 pada tahun t

Faktor input merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

penawaran. Pada dasarnya penambahan pada harga masukan (input),

menyebabkan penambahan pada harga per unit dan mengurangi jumlah

penawaran (Anindita, 2004). Pupuk merupakan salah satu faktor input,

penambahan faktor input pupuk menyebabkan tambahan biaya pada

usahatani sehingga harga wortel meningkat sedangkan produksi menurun.

Hal ini akan mengakibatkan jumlah penawaran turun.

Page 33: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiii

Harga pupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga

pupuk SP 36 karena pupuk ini merupakan pupuk yang banyak diperlukan

dalam memproduksi wortel. Pupuk SP 36 mengandung unsur phospor (P),

menurut Soewito (1991), phospor berfungsi untuk perkembangbiakan

generatif yaitu pembentukan bunga serta bagian lainnya yang akan menjadi

buah dan biji. Selain itu, perangsang bagi akar agar memanjang, kuat dan

tahan akan kekeringan. Bagi tanaman umbi seperti wortel sangat

memerlukan unsur P.

6. Harga kubis pada tahun sebelumnya

Siklus panen atau gabungan dari beberapa komoditas pertanian sering

dipertimbangkan dalam menaksir penawarannya (Anindita, 2004). Kubis

merupakan komoditas yang ditumpangsarikan dengan wortel oleh petani di

Kabupaten Karanganyar, wortel dan kubis membutuhkan tempat budidaya

dan iklim yang hampir sama. Ketika harga kubis meningkat petani akan

mengurangi luas areal yang ditanami wortel dengan kubis. Hal ini akan

mempengaruhi luas areal panen wortel dan akan berpengaruh terhadap

produksi, sedangkan produksi akan berpengaruh terhadap harga wortel.

Oleh sebab itu, respon penawaran wortel dipengaruhi oleh harga kubis pada

tahun sebelumnya.

Menurut Gathak dan Ingersent (1984), dalam ilmu ekonomi “respon penawaran” pada negara yang sedang berkembang diartikan sebagai variasi dari hasil pertanian dan luas areal panen dan berkaitan pula dengan variasi harga. Q merupakan banyaknya hasil pertanian dan P mengindikasikan tingkatan harga, R adalah keadaan cuaca (seperti curah hujan), A adalah luas areal panen dan t merupakan suatu periode waktu. Secara sederhana fungsi respon penawaran dapat ditulis : Qt = f (Pt-1, At, Rt, Ut)……………………………………………………(1)

Respon penawaran dapat diasumsikan ekuivalen dari respon areal panen yang disebabkan oleh perubahan faktor ekonomi dan faktor non ekonomi sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut :

At = f(Pt-1, Rt, Ut)……………………………………………………...…(2)

Page 34: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxiv

Oleh Nerlove, rumus di atas dikembangkan yaitu dengan memasukkan unsur dinamis dari fungsi penawaran, sehingga bentuk fungsinya dapat dituliskan sebagai berikut:

At* = b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1……………………………….…………(3) At* : penawaran jangka panjang b0 : konstanta b1-b2 : koefisien regresi Pt-1 : harga komoditi pada tahun tanam sebelumnya Rt : rata-rata curah hujan tahunan Qt-1 : jumlah produksi pada tahun tanam sebelumnya

Oleh karena At* tidak dapat diketahui secara langsung, maka Nerlove membuat hipotesis yang disebut “partial adjustment or stock adjustment hypothesis” sebagai berikut :

At – At-1 = k (At* - At-1)……………………………………………..…...(4) Persamaan tersebut menyatakan bahwa perubahan yang sebenarnya (actual

change) dalam jumlah penawaran dalam suatu periode waktu tertentu t merupakan pecahan dari perubahan yang diinginkan untuk periode tersebut. Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :

At = k At* + (1-k)At-1……………………………...……………….….....(5) Keterangan : At – At-1 : perubahan penawaran sebenarnya pada tahun t At* - At-1 : perubahan penawaran yang diinginkan pada tahun t k : koefisien penyesuaian nilainya adalah 0<k<1

Untuk menaksir atau mengestimasi fungsi penawaran pada penelitian ini maka pada persamaan (3) disubstitusikan dalam persamaan (5) sehingga pada penelitian ini diperoleh fungsi sebagai berikut:

At = k (b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1) + (1-k)At-1 atau At = k b0 + k b1Pt-1 + k b2Rt + k b3Qt-1 + (1-k)At-1………………….…...(6) Untuk keperluan estimasi bentuk di atas disederhanakan menjadi : At = b0 + b1Pt -1+ b2Qt -1+b3Rt+ b4At-1 +b5Zt+ b6Pst-1 Keterangan : At : Luas arel panen wortel pada tahun t (Ha) Pt-1 : Harga wortel pada tahun sebelumnya (Rp/Kg) Qt-1 : Jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya (Ku) Rt : Rata-rata curah hujan pada tahun t (mm/thn) At-1 : Luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya (Ha) Zt : Harga pupuk SP 36 pada tahun t (Rp/Kg) Pst-1 : Harga kubis pada tahun sebelumnya (Rp/Kg) b0 : konstanta

Page 35: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxv

δ : koefisien penyesuaian b1-b6 : koefisien regresi dari variabel bebas

Suatu pasar akan mengalami keseimbangan (equilibrium) jika kuantitas yang ditawarkan sama dengan kuantitas yang diminta dan tidak ada kekuatan internal yang menyebabkan perubahan seperti harga yang ditawarkan, harga input yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut, harapan pada masa datang, harga barang-barang lain yang dihasilkan oleh penjual tersebut. Harga dan kuantitas keseimbangan akan berubah sebagai akibat dari pergeseran kurva penawaran karena adanya perubahan salah satu variabel yang dianggap konstan (cateris paribus).

Elastisitas penawaran adalah derajat kepekaan atas perubahan harga terhadap perubahan barang yang ditawarkan (Putong, 2003). Elastisitas penawaran menunjukan kepekaan produsen terhadap perubahan harga. Kepekaaan produsen tergantung pada mudah tidaknya mengubah jumlah output sebagai akibat adanya perubahan harga. Pada elastisitas penawaran terdapat suatu kecenderungan terhadap waktu yaitu lamanya penyesuaian. Semakin lama waktu penyesuain terhadap harga, produsen akan semakin mampu melakukan penyesuaian terhadap harga. Suatu kenaikan harga akan semakin besar menaikan jumlah yang ditawarkan jika periode waktu penyesuaiannya semakin lama. Oleh sebab itu, elastisitas penawaran dapat dihitung dalam jangka pendek dan jangka panjang. Elastisitas jangka pendek dapat dihitung dengan:

Epd = bi

Keterangan : Epd : Elastisitas jangka pendek bi : Koefisien variabel bebas ke i

: Rata-rata variabel bebas ke i

: Rata-rata variabel tidak bebas

Elastisitas jangka panjang dapat diketahui dengan: Epj = Epd/(1- b4At-1)

= Epd/ δ

Keterangan : Epd : Elastisitas jangka pendek Epj : Elastisitas jangka panjang δ : Koefisiensi penyesuaian (1- b4At-1)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan kerangka berpikir

pendekatan masalah berikut ini

Wortel di Kabupaten Karanganyar

Respon Penawaran Wortel

1. Harga wortel pada tahun sebelumnya 2. Jumlah produksi wortel pada tahun

sebelumnya

Page 36: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvi

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Pendekatan Masalah

D. Hipotesis

1. Diduga bahwa harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel pada

tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada

tahun sebelumnya, harga pupuk SP 36 pada tahun t, harga kubis pada tahun

sebelumnya yang digunakan dalam penelitian berpengaruh nyata terhadap

penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar

2. Diduga bahwa elastisitas penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dalam

jangka pendek yaitu inelastis dan dalam jangka panjang yaitu elastis.

E. Asumsi

1. Pasar dalam keadaan pasar persaingan sempurna.

2. Varietas wortel yang dihasilkan sama yaitu varietas lokal Tawangmangu

3. Luas areal tanam sama dengan luas areal panen

4. Ketidakpastian dalam usahatani ditiadakan, daerah penelitian ini dalam keadaan

normal tanpa adanya serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan

produksi wortel dalam jumlah besar.

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Respon penawaran wortel adalah Hubungan antara penawaran dan harga yang

dapat diselidiki dimana variabel lain yang dimasukan dalam fungsi penawaran

dianggap konstan yaitu dengan mengestimasikan koefisiensi regresi parsial dari

Page 37: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxvii

variabel harga kedalam regresi penawaran dan semua faktor lain yang relevan.

Dalam penelitian ini respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar di

lakukan melalui pendekatan luas areal panen wortel yang dinyatakan dalam Ha.

2. Harga wortel pada tahun sebelumnya (Pt-1) dan harga kubis pada tahun

sebelumnya (Pst-1) adalah sejumlah uang yang ditukarkan petani pada tahun

sebelumnya dengan manfaat dari menjual wortel dan kubis. Harga wortel dan

kubis pada tahun sebelumnya yang merupakan harga riil dan sudah dideflasikan

dengan indeks harga konsumen kelompok barang umum sebagai deflator dengan

alasan untuk menghilangkan pengaruh inflasi.

Hx = IHKtIHKd x Hs

Hx = harga yang terdeflasi (Rp/kg) IHKd = indeks harga konsumen pada tahun dasar IHKt = indeks harga konsumen pada tahun dasar yang bersangkutan Hs = harga wortel sebelum terdeflasi (Rp/kg)

3. Jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya (Qt-1) adalah banyaknya wortel

yang dihasilkan dari total areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar pada

tahun sebelumnya yang dinyatakan dalam kwintal

4. Rata-rata curah hujan pada tahun t (Rt) adalah banyaknya uap air di atmosfir yang

mengembun menjadi butir-butir air dan jatuh ditanah di Kabupaten Karanganyar

pada tahun t yang dinyatakan dalam mm/th

5. Luas areal panen pada tahun sebelumnya (At-1) adalah total areal yang diukur oleh

luas areal yang ditanami wortel dan telah siap dipanen di Kabupaten

Karanganyar pada tahun sebelumnya yang dinyatakan dalam satuan Ha.

6. Harga pupuk SP 36 pada tahun t (Zt) adalah sejumlah uang yang ditukarkan petani

pada tahun t dengan manfaat dari menggunakan pupuk SP 36. Harga pupuk SP

36 pada tahun t di Kabupaten Karanganyar sudah dideflasikan, dan dinyatakan

dengan Rp/kg.

G. Pembatasan Masalah

1. Penelitian ini dilakukan terhadap penawaran wortel hasil budidaya petani di

Kabupaten Karanganyar

Page 38: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxviii

2. Dalam penelitian ini respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar di

lakukan melalui pendekatan luas areal panen wortel

3. Harga yang digunakan pada penelitian ini adalah harga yang berlaku ditingkat

pasar

4. Penelitian ini terbatas pada pendugaan faktor-faktor yang mempengaruhi respon

penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar yaitu harga wortel pada tahun

sebelumnya, jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah

hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP 36

pada tahun t dan harga kubis pada tahun sebelumnya.

5. Penelitian ini terbatas pada penggunaan data selama 16 tahun dari tahun 1993-

2008

Page 39: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxxix

II. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dimana metode ini memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang aktual, data yang ada mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisis, karena itu metode ini sering pula disebut metode deskriptif analitik (Surakhmad, 1998).

B. Metode Pengambilan Daerah Penelitian

Metode pengambilan daerah dilakukan secara purposive (sengaja). Metode purposive adalah cara pengambilan daerah penelitian dengan mempertimbangkan alasan yang diteliti dari daerah penelitian tersebut (Singarimbun, 1995). Kabupaten Karanganyar dipilih sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa Kabupaten ini memiliki 3 Kecamatan potensial yaitu Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan Jenawi, dan Kecamatan Ngargoyoso sebagai penghasil wortel jika dibandingkan dengan Kabupaten penghasil wortel lainnya di Jawa Tengah yang hanya memiliki 1 Kecamatan potensial (SIPUK BI, 2010). Selain itu, wortel merupakan sayuran yang memiliki luas areal panen dan produksi terbesar di Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut dapat terlihat dari tabel berikut ini: Tabel 2. Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2008

Komoditi Luas Panen (Ha) Produksi (Ku)

Bawang Merah 120 8.799

Bawang Putih 94 16.265

Wortel 605 110.920

Kobis 81 11.260

Sawi 444 26.925

Cabe 160 3.451

Tomat 84 3.698

Terong 80 1.315

Buncis 212 6.731

Kentang 2 985

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

C. Jenis Data dan Sumber Data

32

Page 40: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xl

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan merupakan data sekunder berupa data time series selama 16 tahun dari tahun 1993-2008. Menurut Supranto (2005), data time series yaitu data yang menggambarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP 36 pada tahun t, harga kubis pada tahun sebelumnya.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait yaitu Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karanganyar, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karanganyar dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Pencatatan

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode pencatatan, yaitu mencatat data harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP 36 pada tahun t, harga kubis pada tahun sebelumnya yang ada pada berbagai instansi/lembaga yang terkait dengan penelitian ini.

2. Wawancara

Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan sumber-sumber informasi dari instansi maupun lembaga yang terkait serta dari nara sumber yang terkait dengan penelitian ini dengan menanyakan secara langsung kepada petani wortel untuk memperoleh keterangan mengenai budidaya tanaman wortel.

3. Observasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung di daerah pembudidayaan wortel di Kabupaten Karanganyar untuk mendukung data yang diperoleh.

E. Metode Analisis Data

1. Metode Analisis Ekonometri Respon Penawaran Wortel

Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda pada model respon penawaran penyesuaian parsial Nerlove secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

At = f(Pt-1, Rt, Ut)………………………………………………….......…(1) At* = b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1…………………………………….…….(2)

Page 41: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xli

Oleh karena At* tidak dapat diketahui secara langsung, maka Nerlove membuat hipotesis yang disebut “partial adjustment or stock adjustment hypothesis” sebagai berikut : At = δ At* + (1- δ)At-1……………………………………….…................(3)

Untuk menaksir atau mengestimasi fungsi penawaran pada persamaan (2) disubstitusikan dalam persamaan (3) maka diperoleh persamaan sebagai berikut : At = k (b0 + b1Pt-1 + b2Rt + b3Qt-1) + (1- δ)At-1………………………….. (4)

Pada persamaan (4) dimasukan variabel-variabel yang diduga berpengaruh terhadap respon penawaran wortel, sehingga persamaannya menjadi : At = b0 + b1Pt -1+ b2Qt -1+b3Rt+ b4At-1 +b5Zt+ b6Pst-1 Dimana : At : Luas areal panen wortel pada tahun t (Ha) Pt-1 : Harga wortel pada tahun sebelumnya (Rp/Kg) Qt-1 : Jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya (Ku) Rt : Rata-rata curah hujan pada tahun t (mm/thn) At-1 : Luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya (Ha) Zt : Harga pupuk SP 36 pada tahun t (Rp/Kg) Pst-1 : Harga kubis pada tahun sebelumnya (Rp/Kg) b0 : konstanta δ : koefisien penyesuaian b1-b6 : koefisien regresi dari variabel bebas

2. Pengujian Model

a. Uji R2 Adjusted ( 2)

Menurut Sudarmanto (2005), uji 2 menunjukan kemampuan model

untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Nilai 2 mempunyai range antara 0 sampai 1 (0< 2≤1). Semakin besar 2

(mendekati 1) semakin baik hasil regresi tersebut (semakin besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas), dan semakin mendekati 0 maka variabel bebas secara keseluruhan semakin kurang bisa menjelaskan variabel tidak bebas.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebas.

Tes hipotesis : Ho: bi = 0 Hi : minimal ada satu bi ≠ 0 Dimana bi : sampel variabel bebas ke i Kriteria pengambilan keputusan :

Page 42: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlii

1) Jika Fhitung ≥Ftabel, Ho ditolak dan Hi diterima, berarti semua variabel

secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di

Kabupaten Karanganyar

2) Jika Fhitung<Ftabel, Ho diterima dan Hi ditolak berarti semua variabel

secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran

wortel di Kabupaten Karanganyar

c. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas.

Tes hipotesis : Ho: bi = 0 Hi : semua bi ≠ 0 Dimana bi : sampel variabel bebas ke i Kriteria pengambilan keputusan : 1) Jika t hitung ≥ t tabel α/2 atau t hitung < t tabel - α/2 maka Ho ditolak dan

Hi diterima berarti variabel bebas secara individu berpengaruh nyata

terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar

2) Jika t tabel - α/2 ≤ t hitung ≤ t tabel α/2 maka Ho diterima dan Hi ditolak

berarti variabel bebas secara individu tidak berpengaruh nyata terhadap

penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

Menurut Arif (1993), Untuk menentukan kekuatan masing-masing variable independen yang paling dominan terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dapat diketahui melalui nilai standar koefisien regresi yang dapat diperoleh dengan rumus :

b’ = bi Keterangan : b’ = Standar koefisien regresi variabel bebas bi = Koefisien regresi variabel bebas dy = Standar deviasi variabel tak bebas di = Standar deviasi variabel bebas ke-i

Nilai standar koefisien regresi yang terbesar merupakan variabel yang paling dominan terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

3. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

iy

dd

Page 43: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliii

Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai matriks pearson correlation. Menurut Gujarati (1995), pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu dilakukan dengan melihat matriks correlation. Bila matriks pearson correlation tidak ada yang bernilai lebih dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.

b. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat autokorelasi. Menurut Sulaiman (2002), pengujian ada atau tidaknya korelasi antar variabel bebas (autokorelasi), dilakukan dengan menggunakan uji statistik d dari Durbin Watson dengan kriteria: 1) 1,65< DW< 2,35 yang artinya tidak terjadi autokorelasi

2) 1,21<DW<1,65 atau 2,35 <DW< 2,79 yang artinya tidak dapat disimpulkan

3) DW <1,21 atau DW > 2,79 yang artinya terjadi autokorelasi

c. Heteroskedatisitas

Uji Heteroskedatisitas dilakukan dengan uji park dan grafik

scatterplot. Pengujian dengan grafik Scatterplot dilakukan dengan

melihat apabila dari grafik terlihat titik-titik menyebar secara acak dan

tidak membentuk pola secara teratur maka hal tersebut menunjukan

bahwa tidak terjadi heteroskedatisitas.

4. Elastisitas Penawaran Wortel

Elastisitas penawaran wortel dapat dilihat dalam jangka pendek dan jangka panjang.

a. Elastisitas jangka pendek dapat dihitung dengan:

Epd = bi

Keterangan : Epd : Elastisitas jangka pendek bi : Koefisien variabel bebas ke i

: Rata-rata variabel bebas ke i

: Rata-rata variabel tidak bebas

Page 44: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xliv

b. Elastisitas jangka panjang dapat diketahui dengan:

Epj = Epd/(1- b4At-1) = Epd/ δ

Keterangan : Epd : Elastisitas jangka pendek Epj : Elastisitas jangka panjang δ : 1- b4At-1 Berikut ini merupakan kriteria untuk elastisitas baik jangka pendek maupun jangka panjang adalah : E < 1; inelastis, yang berarti setiap perubahan variabel bebas X sebesar 1

persen akan mengakibatkan perubahan respon penawaran wortel

kurang dari 1 persen.

E = 1; uniter, yang berarti setiap perubahan variabel bebas X sebesar 1

persen akan mengakibatkan perubahan respon penawaran wortel

sama dengan 1 persen.

E > 1; elastis, yang berarti setiap perubahan variabel bebas X sebesar 1

persen akan mengakibatkan perubahan respon penawaran wortel

lebih dari 1 persen.

Page 45: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlv

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

A. Keadaan Alam

1. Kondisi Geografis

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karanganyar dimana Kabupaten

Karanganyar merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Tengah

yang terletak antara 1100-44”-110070” Bujur Timur dan 7028”-7046“

Lintang Selatan, mempunyai ketinggian rata-rata 511 meter di atas

permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur 220C-310C.

Kabupaten Karanganyar mempunyai batas-batas wilayah sebagai

berikut: Sebelah Utara: Kabupaten Sragen

Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo

Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur

Sebalah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali.

Kabupaten Karanganyar memiliki 17 kecamatan yaitu Jatipuro,

Jatiyoso, Jumapolo, Jumantono, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso,

Karangpandan, Karanganyar, Tasikmadu, Jaten, Colomadu, Gondangrejo,

Kebakkramat, Mojogedang, Kerjo, dan Jenawi.

Pada budidaya wortel syarat utama dalam membuka usaha tani wortel

adalah pemilihan lokasi yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman wortel.

Suhu udara akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman wortel. Suhu

udara akan mempengaruhi proses metabolism tanaman wortel seperti proses

respirasi, absorpsi, penyerapan unsur hara dan pembelahan sel.

Pertumbuhan tanaman wortel dan pembentukan umbi yang optimal

memerlukan kisaran suhu tertentu. Suhu yang diperlukan dalam

pertumbuhan tanaman dan pembentukan umbi yang normal adalah 15,60C-

21,10C, meskipun demikian wortel dapat tumbuh dengan baik pada suhu

260C. Kabupaten Karanganyar memiliki suhu 220C-310C, kondisi suhu

tersebut cocok sebagai tempat budidaya tanaman wortel.

2. Curah Hujan

39

Page 46: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvi

Berdasarkan data dari 6 stasiun pengukur yang ada di

Kabupaten Karanganyar yaitu di Kecamatan Colomadu, Kecamatan

Tasikmadu, Kecamatan Mojogedang, Kecamatan Jumapolo, Kecamatan

Karangpandan, dan Kecamatan Tawangmangu maka banyaknya hari hujan

selama tahun 2008 adalah 95 hari dengan rata-rata curah hujan 2.453 mm,

dimana curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Maret serta curah hujan

terendah terjadi pada Bulan Juli, Agustus, dan September. Pada tahun 2008

terdapat 1 bulan basah dan 3 bulan kering.

Menurut Cahyono (2002), curah hujan berhubungan dengan

ketersediaan air tanah yang diperlukan tanaman. Daerah yang paling cocok

untuk budidaya tanaman wortel adalah daerah yang memilliki iklim basah

yaitu 1,5-3 bulan kering dalam 1 tahun dan iklim agak basah yaitu 3-4,5

bulan kering dalam 1 tahun. Meskipun demikian tanaman wortel masih

sangat toleran terhadap iklim sangat basah yaitu 0-1,5 bulan kering dalam 1

tahun, dalam arti masih dapat tumbuh dengan baik walaupun dengan

produksi yang rendah.

Kondisi Kabupaten Karanganyar yang memiliki 1 bulan basah dan 3

bulan kering dalam satu tahun dapat dikatagorikan sebagai iklim basah.

Iklim basah paling cocok untuk budidaya tanaman wortel.

3. Keadaan Tanah

Kabupaten Karanganyar memiliki berbagai jenis tanah. Berikut ini

merupakan jenis tanah menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2008.

Tabel 3. Jenis Tanah Menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

No Kecamatan Jenis Tanah

Page 47: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlvii

1. Jatipuro Litosol Cokelat Kemerahan 2. Jatiyoso Litosol Cokelat Kemerahan, Kompleks Andosol

Cokelat, Andosol Cokelat Kekuningan, Dan Litosol 3. Jumapolo Litosol Cokelat Kemerahan 4. Jumantono Litosol Cokelat Kemerahan 5. Matesih Mediteran Cokelat, Litosol Cokelat 6. Tawangmangu Kompleks Andosol Cokelat, Andosol Cokelat

Kekuningan Dan Litosol 7. Ngargoyoso Kompleks Andosol Cokelat, Andosol Cokelat

Kekuningan Dan Litosol 8. Karangpandan Mediteran Cokelat Tua 9. Karanganyar Mediteran Cokelat 10. Tasikmadu Mediteran Cokelat 11. Jaten Aluvial Kelabu Dan Grumosol Kelabu 12. Colomadu Regosol Kelabu 13. Gondangrejo Asosiasi Grumosol Kelabu Tua Dan Mediteran

Cokelat Kemerahan 14. Kabakkramat Aluvial Kelabu, Asosiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial

Cokelat Kelabu, Mediteran Cokelat, Asosiasi Grumosol Kelabu Tua Dan Mediteran Cokelat Kemerahan

15. Mojogedang Litosol Cokelat, Mediteran Cokelat 16. Kerjo Litosol Cokelat 17. Jenawi Litosol Cokelat, Mediteran Cokelat Kemerahan,

Kompleks Andosol Cokelat, Andosol Cokelat Kekuningan Dan Litosol

Sumber : Dipertan Kabupaten Karanganyar, 2009

Dalam budidaya wortel, sifat fisik wortel yang harus diperhatikan

adalah tekstur dan struktur tanah. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan

wortel antara lain andosol, aluvial regosol dan litosol, yang pada umumnya

banyak terdapat didaerah pegunungan (Cahyono, 2002). Letak Kabupaten

Karanganyar yang terdiri dari perbukitan dan terletak dibawah kaki Gunung

Lawu mempengaruhi keadaan jenis tanah. Berdasarkan tabel 3 dapat

diketahui daerah atau Kecamatan yang cocok untuk ditanami wortel. Hal ini

menunjukan bahwa keadaan tanah di beberapa wilayah di Kabupaten

Karanganyar cocok untuk dibudidayakan wortel.

4. Topografi

Page 48: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlviii

Kabupaten Karanganyar memiliki berbagai jenis topografi wilayah.

Berikut ini merupakan ketinggian wilayah diatas permukaan laut menurut

Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008.

Tabel 4. Ketinggian Wilayah di Atas Permukaan Laut Menurut Kecamatan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

No Kecamatan Ketinggian (m) Terendah Tertinggi Rata-rata

1. Jatipuro 500 1.200 770 2. Jatiyoso 800 1.550 950 3. Jumapolo 340 580 470 4. Jumantono 300 600 450 5. Matesih 380 750 450 6. Tawangmangu 800 2.000 1.200 7. Ngargoyoso 750 1.000 880 8. Karangpandan 450 650 500 9. Karanganyar 240 480 320 10. Tasikmadu 120 240 140 11. Jaten 90 105 98 12. Colomadu 130 150 140 13. Gondangrejo 140 170 150 14. Kabakkramat 80 187 95 15. Mojogedang 380 500 403 16. Kerjo 380 520 450 17. Jenawi 410 1.500 750

Sumber : BPS dan Dipertan Kabupaten Karanganyar, 2009

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui rata-rata ketinggian tempat di

17 Kecamatan di Kabupaten Karanganyar. Beberapa Kecamatan di

Kabupaten Karanganyar terletak di dataran tinggi seperti Kecamatan

Tawangmangu, Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan Jatiyoso, Kecamatan

Jatipuro dan Kecamatan Karangpandan. Kecamatan tersebut merupakan

Kecamatan yang menghasilkan tanaman wortel. Menurut Cahyono (2002),

daerah yang paling sesuai bagi pertumbuhan tanaman wortel adalah daerah

dataran tinggi dengan keadaan udara sejuk dan lembab, pada ketinggian

1000-1200 mdpl. Pada ketinggian ini tanaman wortel sangat produktif.

Meskipun demikian tanaman wortel juga dapat ditanam didaerah dataran

medium yang memiliki ketinggian antara 500-700 mdpl. Pada ketinggian

1500mdpl wortel juga masih dapat memberikan hasil yang baik. Daerah

Page 49: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xlix

dengan topografi bergelombang atau pegunungan lebih cocok sebagai areal

pertegalan yang tanaman utamanya adalah sayur-sayuran termasuk wortel.

5. Keadaan Lahan dan Luas Lahan Tegalan/Kebun

Luas wilayah Kabupaten Karanganyar tercatat sekitar 77.378,6374

Ha. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tanaman wortel di

Kabupaten Karanganyar di tanam pada lahan tegalan/kebun. Keadaan tata

guna lahan tegalan/kebun di Kabupaten Karanganyar Tahun 2003-2008

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Luas dan Penggunaan Lahan Tegalan/Kebun di Kabupaten Karanganyar Tahun 2003-2008

Tahun Luas Penggunaan Perubahan Prosentase (%) 2003 17.929,89 -15,61 -0,09 2004 17.952,44 22,56 0,13 2005 17.937,02 -15,42 -0,09 2006 17.918,64 -18,38 -0,1 2007 17.891,72 -26,92 -0,15 2008 17.863,40 -28,32 -0,16

Jumlah 107.575,19 82,09 0,72 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

Dari Tabel 5 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan tegalan/kebun

di Kabupaten Karanganyar dari tahun 2003-2008 cenderung mengalami

penurunan. Penurunan terbesar yaitu pada tahun 2008 yaitu sebesar 28,32 ha

atau 0,16%. Kecenderungan ini dapat diakibatkan karena Kabupaten

Karanganyar juga merupakan daerah yang memiliki potensi di sektor

pariwisata, sehingga dalam rangka mendukung pengembangan sektor

pariwisata penggunaan lahan sebagai pekarangan/bangunan semakin

meningkat.

Berkurangnya penggunaan lahan tegal/kebun akan berpengaruh

terhadap luas areal tanam wortel di Kabupaten Karanganyar. Hal ini

disebabkan karena sebagian besar petani wortel membudidayakan wortel di

areal tegalan/kebun.

B. Keadaan Penduduk

1. Perkembangan Penduduk

Page 50: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

l

Penduduk merupakan faktor potensial untuk pembangunan ekonomi

secara keseluruhan, selain sebagai pelaku pembangunan juga sekaligus

sebagai obyek pembangunan. Jumlah penduduk yang besar diharapkan

dapat mendukung pembangunan ekonomi dan pembangunan pertanian pada

khususnya. Perkembangan penduduk disuatu wilayah dipengaruhi oleh

adanya kelahiran, kematian dan migrasi. Perkembangan penduduk di

Kabupaten Karanganyar selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 6. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Karanganyar Tahun 2004-2008

Tahun Jumlah Pertumbuhan Prosentase (%) 2004 830.640 7.437 0,90 2005 838.182 7.542 0,91 2006 844.634 6.452 0,75 2007 851.366 6.732 0,85 2008 865.580 14.214 1,67

Jumlah 4.230.402 42.377 5,08 Rata-rata 846.080 8.475 1,016

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di

Kabupaten Karanganyar selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun.

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Karanganyar mempunyai rata-rata

sebesar 1,016% pertahun. Hal ini berarti jumlah tenaga kerja yang tersedia

terus meningkat, sehingga peluang penyediaan tenaga kerja yang terlibat

dalam usahatani wortel juga dapat bertambah seiring dengan pertumbuhan

penduduk.

Penduduk disuatu wilayah dapat dikelompokan menurut komposisi

tertentu misalnya berdasarkan usia dan jenis kelamin. Berdasarkan usia

dapat dibedakan menjadi kelompok penduduk usia produktif dan penduduk

usia tidak produktif. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan

jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kabupaten Karanganyar menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008

Kelompok Umur (th)

Jenis Kelamin Jumlah

Prosentase (%) Laki-laki Perempuan

Page 51: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

li

0-14 111.591 109.664 221.255 25,56

15-64 283.434 285.970 569.404 65,78 > 65 34.827 40.094 74.921 8,66

Jumlah 429.852 435.728 865.580 100

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

Berdasarkan Tabel diatas jumlah penduduk di Kabupaten

Karanganyar pada tahun 2008 menurut umur dan jenis kelamin adalah

sebesar 865.580 jiwa terdiri dari laki-laki 429.852 jiwa dan perempuan

435.728 jiwa. Berdasarkan kelompok umur, jumlah penduduk yang paling

banyak ada pada kelompok umur 15-65 tahun atau tergolong dalam usia

produktif. Dimana pada usia produktif ini mencapai prosentase sebesar

65,78% hal ini memungkinkan penyediaan tenaga kerja yang cukup dalam

usahatani wortel. Walaupun pada kenyataannya, usia di atas 65 tahun juga

masih mampu terlibat dalam usahatani wortel.

2. Mata Pencaharian

Keberhasilan pembangunan di suatu wilayah dapat dilihat dari tingkat

penyerapan tenaga kerja bagi penduduknya. Potensi sumber daya dan

kondisi sosial ekonomi akan mempengaruhi keadaan mata pencaharian

penduduk di suatu wilayah. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukan

keadaan penduduk menurut Mata pencaharian di Kabupaten Karanganyar

tahun 2008

Tabel 8. Penduduk 10 Tahun ke Atas menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

Status Pekerjaan Jumlah Prosentase Petani sendiri 134.175 18,57 Buruh tani 88.619 12,26 Nelayan - - Pengusaha 9.384 1,30 Buruh industri 104.798 14,50 Buruh bangunan 49.362 6,83 Pedagang 44.762 6,19 Pengangkutan 6.501 0,90 PNS/TNI/Polri 20.169 2,79 Pensiunan 9.764 1,35 Lain-lain 255.061 35,30

Jumlah 722.595 100,00

Page 52: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lii

Sumber: BPS Kabupaten Karanganyar, 2009

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui kondisi mata pencaharian

penduduk di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2008 dimana sebagian

besar penduduknya mempunyai mata pencaharian di sektor pertanian, yaitu

sebanyak 222.794 orang, dimana sebagaian besar merupakan petani yaitu

sebanyak 134.175 orang dan sisanya sebagai buruh tani sebanyak 88.619

orang. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian memegang peranan yang

penting di Kabupaten Karanganyar yaitu menyerap tenaga kerja. Mata

pencaharian yang paling sedikit ditekuni oleh masyarakat di Kabupaten

Karanganyar adalah pengangkutan yaitu sebesar 6.501 orang.

Kelompok mata pencaharian yang tidak pernah ditekuni oleh

penduduk di Kabupaten Karanganyar adalah nelayan. Hal ini dikarenakan

kondisi wilayah Kabupaten Karanganyar yang berupa pegunungan sehingga

sulit untuk melakukan usaha dibidang perikanan dan wilayah Kabupaten

Karanganyar yang letaknya di tengah-tengah dan tidak berbatasan dengan

laut ataupun danau.

C. Kondisi Perekonomian

Keadaan perekonomian di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat dari

ketersediaan sarana perekonomian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Saranan tersebut digunakan untuk menyalurkan produksi pertanian terutama

tomat dari produsen ke konsumen. Guna menunjang laju perekonomiannya

tersebut maka di Kabupaten Karanganyar mempunyai berbagai sarana

perekonomian.

Tabel 9. Sarana Perekonomian di Kabupaten Karanganyar Tahun 2007 No Jenis Sarana Perekonomian Jumlah 1 Pasar 52 2 Toko/ kios/ warung 9.807 3 KUD 17 4 Koperasi simpan pinjam 910

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

Page 53: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liii

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa sarana perekonomian yang

terdapat di Kabupaten Karanganyar sudah memadai sehingga akan

mempermudah penyaluran wortel yang diperdagangkan, baik untuk konsumsi

dalam kabupaten maupun luar kabupaten sehingga masyarakat dapat

memenuhi kebutuhan akan wortel dengan mudah. Hal ini terlihat dengan

keanekaragaman jenis saranan perekonomian sebagai pusat transaksi yang ada

di Kabupaten Karanganyar.

Selain sarana perekonomian tersebut, terdapat juga sarana perhubungan

sebagai penunjang dalam kegiatan perekonomian. Berikut ini merupakan tabel

yang menunjukan jumlah sarana perhubungan di Kabupaten Karanganyar pada

tahun 2008.

Tabel 10. Sarana Perhubungan Kendaraan Bermotor di Kabupaten Karanganyar Tahun 2007

No Jenis Sarana Perhubungan Jumlah (unit) 1 Mobil Pribadi 12.284 2 Bus 827 3 Truk 6.623 4 Alat Berat 2 5 Sepeda Motor 150.557

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

Banyaknya sarana perhubungan yang terdapat di Kabupaten Karanganyar

membuat masyarakat tidak akan mengalami kesulitan dalam melakukan

mobilitas untuk melakukan kegiatan perekonomian. Dalam penawaran wortel,

sarana perhubungan mempunyai peranan penting dalam melakukan pemasaran,

dimana dengan adanya sifat wortel yang cepat mengalami penurunan mutu atau

busuk maka membutuhkan pengangkutan yang seefektif dan seefisien mungkin

sehingga sampai ke konsumen wortel masih dalam keadaan segar. Adanya

mobilitas yang baik maka akan semakin menambah jumlah konsumen yang

berada di luar kota untuk membeli.

Tabel 11. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

No Jenis Sarana Perhubungan Jalan Kabupaten (Km) 1 Jenis Permukaan a. Aspal 766,70 b. Kerikil 33,80

Page 54: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

liv

c. Tanah 16,70 2 Kondisi Jalan a. Baik 378,30 b. Sedang 437,60 c. Rusak/rusak berat 0

Sumber : Badan Pusat Statistik , 2009

Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa dari jenis permukaan jalan,

sebagian besar jalan di Kabupaten Karanganyar sudah berupa aspal, begitu

pula dengan kondisi jalan yang sebagian besar sudah dapat dikatakan baik.

Kondisi jalan yang baik dan lancar akan semakin memudahkan dalam

melakukan pemasaran wortel ke luar kota sehingga resiko penurunan mutu

wortel dapat diperkecil.

D. Keadaan Pertanian

Sektor pertanian memegang peranan yang cukup penting di Kabupaten

Karanganyar hal tersebut dapat terlihat dari luas wilayah Kabupaten

Karanganyar yang terdiri dari tanah sawah seluas 22.474,91 Ha, pekarangan

atau bangunan seluas 21.171,97 Ha, tegalan/kebun seluas 17.863,40 Ha, hutan

negara seluas 9.729,50 Ha dan perkebunan seluas 3.251,50 Ha. Berdasarkan

hal tersebut dapat diketahui bahwa luas lahan pertanian masih mendominasi di

Kabupaten Karanganyar. Kondisi alam Kabupaten Karanganyar yang agraris

mendorong banyaknya penduduk bekerja di sektor pertanian.

Sektor pertanian di Kabupaten karanganyar terdiri dari 5 subsektor

pertanian yaitu subsektor tanaman bahan makanan, subsektor perkebunan,

subsektor perikanan, subsektor peternakan, dan subsektor kehutanan. Subsektor

tanaman bahan makanan merupakan salah satu sektor dimanan produk yang

dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup rakyat. Kabupaten Karanganyar

sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian yang memiliki potensi

cukup baik bagi pengembangan tanaman bahan makanan seperti padi, jagung,

sayur-sayuran dan buah-buahan.

Sebagian wilayah di Kabupaten Karanganyar merupakan daerah dataran

tinggi pegunungan/perbukitan. Kondisi wilayah ini merupakan salah satu

potensi yang dapat dikembangkan sebagai daerah penghasil sayur-sayuran

Page 55: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lv

seperti wortel, kubis, sawi, tomat, buncis, bawang merah, bawang putih dan

sebagainya. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukan luas areal panen

dan produksi sayur-sayuran di Kabupaten Karanganyar tahun 2008.

Tabel 12. Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran di Kabupaten Karanganyar Tahun 2008

Komoditi Luas Panen (Ha) Produksi (Ku) Bawang Merah 120 8.799 Bawang Putih 94 16.265 Wortel 605 110.920 Kobis 81 11.260 Sawi 444 26.925 Cabe 160 3.451 Tomat 84 3.698 Terong 80 1.315 Buncis 212 6.731 Kentang 2 985

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009

Berdasarkan Tabel 12 diatas dapat diketahui luas areal panen dan

produksi sayur-sayuran yang dihasilkan di Kabupaten Karanganyar pada tahun

2008. Dari tabel diatas dapat dilihat komoditi kentang merupakan komoditi

yang paling sedikit diusahakan oleh petani di Kabupaten Karanganyar pada

tahun 2008 yaitu seluas 2 Ha dan produksi sebesar 985 Kuintal, sedangkan

komoditi wortel merupakan komoditi yang memiliki luas areal panen paling

luas yaitu sebesar 605 Ha dan produksi terbesar yaitu sebesar 110.920. Hal ini

menunjukan bahwa komoditi wortel merupakan komoditi yang banyak

diusahakan oleh petani di Kabupaten Karanganyar. Kondisi wilayah Kabupaten

Karanganyar yang berupa dataran tinggi pegunungan sangat cocok bagi

pengembangan tanaman sayur-sayuran. Wilayah di Kabupaten Karanganyar

yang mengusahakan sayuran wortel adalah Kecamatan Tawangmangu,

Kecamatan Jatipuro, Kecamatan Jatiyoso, Kecamatan Matesih, Kecamatan

Ngargoyoso, Kecamatan Karangpandan, Kecamatan Jenawi.

E. Budidaya dan Kondisi Tanaman Wortel

Wortel merupakan salah satu tanaman semusim yang banyak

dibudidayakan di dataran tinggi. Agar tanaman wortel dapat tumbuh dengan

Page 56: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvi

baik dan berproduksi tinggi dibutuhkan wilayah yang sesuai dengan syarat

tumbuh tanaman wortel dan teknik budidaya yang baik. Daerah yang paling

sesuai bagi pertumbuhan tanaman wortel adalah daerah dataran tinggi dengan

keadaaan sejuk dan lembab, pada ketinggian 1000m-1200 mdpl, pada

ketinggian ini tanaman wortel sangat produktif. Meskipun demikian, tanaman

wortel juga dapat ditanam didaerah yang memiliki ketinggian antara 500-700

mdpl, namun dengan produksi yang lebih rendah. Dalam pertumbuhan

tanaman dan pembentukan umbi wortel yang normal diperlukan suhu 15,60C-

21,10C (Cahyono, 2002).

Tanaman wortel di Kabupaten Karanganyar sebagian besar ditanam pada

daerah dataran tinggi yang sedikit memiliki irigasi teknis, sehingga pemenuhan

kebutuhan air juga mengandalkan air hujan. Oleh sebab itu, keadaan curah

hujan di daerah usahatani akan mempengaruhi produktivitas tanaman. Untuk

menghasilkan tanaman wortel yang berkualitas tinggi dan berkuantitas

diperlukan teknik budidaya yang baik. Budidaya tanaman wortel di Kabupaten

Karanganyar terdiri dari beberapa tahapan yaitu

a. Pengolahan lahan

Pengolahan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan yang akan

ditanami dari gulma dan tanaman yang sudah tidak dimanfaatkan.

Kemudian dilakukan penggemburan gumpalan-gumpalan tanah dengan

menggunakan cangkul atau garu sedalam 30-40 cm sampai diperoleh

struktur tanah yang gembur. Setelah tanah gembur, kemudian tanah dibuat

bedengan-bedengan. Lebar bedengan yaitu 70-80 cm. Sementara itu panjang

bedengan tergantung pada kondisi lahan. Bedengan berfungsi untuk

melindungi akar tanaman dan umbi wortel dari genangan air, terutama pada

musim hujan. Selain itu juga untuk mempermudah dalam pemupukan dan

pemberantasan hama dan penyakit.

b. Pembibitan

Varietas tanaman wortel yang digunakan petani di Kabupaten

Karanganyar adalah varietas lokal tawangmangu. Benih yang digunakan

oleh petani berasal dari pengadaan sendiri dan took saprodi. Benih yang

Page 57: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lvii

digunakan berasal dari biji yang ditanam oleh petani sebagai tanaman

indukan. Tanaman induk haruslah berasal dari varietas yang berkualitas

baik, karena benih merupakan salah satu faktor produksi yang memiliki

peranan penting dalam budidaya. Biji yang akan ditanam harus berbentuk

normal, tidak cacat, tidak terserang penyakit, dan memiliki kadar air yang

rendah. Setelah memperoleh benih, benih tersebut direndam dan kemudian

diseleksi.

c. Pemupukan Dasar

Pemupukan dasar dilakukan dengan menggunakan pupuk organik

yang berupa pupuk kandang. Pemberian pupuk kandang sebagai pupuk

dasar bertujuan untuk memberikan pengaruh yang baik terhadap struktur

tanah dan menyediakan bahan organik menjadi bahan yang tersedia bagi

tanaman. Pupuk kandang yang digunakan oleh petani wortel di Kabupaten

Karanganyar yaitu pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam atau

kotoran kambing.

d. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan menaburkan benih wortel secara merata

dalam alur-alur yang telah dibuat pada bedengan, kemudian ditutup dengan

tanah. Jarak tanam yang digunakan adalah 10cmx15cm dengan kedalaman

0,5cm-1cm dimana setiap lubang diisi 2-3 benih, kemudian ditutup dengan

tanah tipis. Penanaman biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari.

e. Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiraman, pada awal

pertumbuhan tanaman wortel memerlukan air yang memadai atau cukup

banyak. Penyiraman dilakukan sebanyak 1 kali sehari. Jika tanaman telah

besar, pemberiaan air dapat dikurangi, asal cukup membuat tanah tidak

kekeringan. Setelah biji wortel telah tumbuh, perlu diberikan pupuk susulan.

Pupuk susulan yang digunakan berupa Urea, SP36 dan KCL. Pupuk SP36

banyak digunakan oleh para petani wortel, pupuk SP36 mengandung fosfat

(fosfor) yang berfungsi dalam pembentukan akar, umbi, bunga, buah dan

perakaran, pembentukan sel-sel baru, pembentukan klorofil, peningkatan

Page 58: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lviii

produksi dan mutu umbi, peningkatan daya tahan tanaman terhadap

penyakit daun, penopang yang memperkokoh tegaknya tanaman (Cahyono,

2002). Setelah itu dilakukan penyiangan, penyiangan dilakukan dengan

membersihkan gulma agar tidak terjadi kompetisi antara gulma dan tanaman

wortel. Penjarangan juga dilakukan untuk mengurangi tanaman yang

tumbuh berdesakan. Tahap yang terakhir adalah perlindungan tanaman dari

serangan hama dan penyakit. Pengendaliaan hama dan penyakit di lakukan

secara kimiawi dengan menggunakan pestisida seperti Curacron dengan

dosis yang disesuaikan.

f. Pemanenan

Wortel dapat dipanen pada umur 90-120 hari setelah tanam.

Pemanenan dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman, namun ada pula

yang menggunakan cangkul atau garu untuk membongkar umbi dari dalam

tanah agar lebih mudah, waktu pemanenan biasanya dilakukan pada pagi

dan sore hari.

Wortel merupakan tanaman sayuran yang memiliki produksi dan luas

areal panen terbesar di Kabupaten Karanganyar. Daerah penghasil wortel di

Kabupaten Karanganyar yaitu Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan

Jenawi, Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan Karangpandan dan Kecamatan

Jatiyoso. Berikut ini merupakan gambaran luas areal panen wortel di 5

Kecamatan penghasil wortel dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 13. Luas Areal Panen di Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan Jenawi, Kecamatan Ngargoyoso, Kecamatan Karangpandan, Kecamatan Jatiyoso Tahun 2004-2008.

Tahun Tawangmangu Jenawi Ngargoyoso Karangpandan Jatiyoso Luas Panen

(Ha) Luas Panen

(Ha) Luas Panen

(Ha) Luas Panen

(Ha) Luas Panen

(Ha)

2004 189 193 126 111 33 2005 198 83 104 113 22 2006 183 72 89 84 18 2007 295 82 97 56 32 2008 338 87 110 14 56

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2004-2008

Page 59: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lix

Berdasarkan Tabel 13 diatas dapat diketahui luas areal panen wortel di

Kecamatan Tawangmangu, Kecamatan Jenawi, Kecamatan Ngargoyoso,

Kecamatan Karangpandan, Kecamatan Jatiyoso pada tahun 2004-2008.

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa luas areal panen wortel

mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat setiap tahunnya.

Kecamatan Tawangmangu merupakan salah satu Kecamatan centra

penghasil wortel yang terus mengalami peningkatan luas areal panen setiap

tahun karena petani disana lebih dominan menanam wortel dibandingkan

dengan tanaman sayuran lainnya. Sedangkan Kecamatan Jatiyoso

merupakan kecamatan yang paling sedikit luas areal panennya karena di

Kecamatan Jatiyoso petani tidak hanya menanam wortel tetapi juga sayuran

lain seperti kubis, tomat, sawi, kacang-kacangan dan lain-lain.

Tekonologi yang digunakan pada budidaya wortel di Kabupaten

Karanganyar masih sederhana. Peralatan yang digunakan pun sederhana

seperti cangkul dan garu untuk memberantas hama dilakukan dengan

menggunakan alat spreiyer sedangkan pemupukan dilakukan dengan cara di

tebar pada lahan yang akan ditanami wortel.

Sistem manajerial yang dimiliki petani wortel di Kabupaten

Karanganyar masih tergolong sederhana, sistem manajerial yang dilakukan

seperti perancangan tanam. Perancangan tanam yang petani lakukan terkait

dengan komoditas apa yang akan ditanam pada musim tanam selanjutnya

serta berapa luas lahan yang akan petani manfaatkan untuk menanam

komoditas tersebut. Petani di Kabupaten Karanganyar melakukan tumpang

gilir dalam memanfaatkan lahan yang dimiliki. Hal ini bertujuan agar petani

tetap mendapatkan pendapatan dari usahatani komoditas lain sambil

menunggu komoditas utama mereka siap untuk dipanen. Tanaman yang

ditumpang gilirkan tersebut memiliki umur tanam yang sama namun

ditanam pada waktu yang berbeda, sehingga pada saat panen tidak

bersamaan. Berikut ini merupakan pola tanam petani wortel di Kabupaten

Karanganyar :

Page 60: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lx

Pola Tanam Jenis Tanaman

Bulan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept

Bawang Merah

Wortel Kubis Daun Bawang

Tomat

Page 61: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxi

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Variabel-Variabel Penelitian

Penelitian ini berjudul Analisis Respon Penawaran Wortel (Daucus carota) di Kabupaten Karanganyar. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data time series selama 16 tahun, yaitu tahun 1993-2008. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda pada model respon penawaran penyesuaian parsial Nerlove. Respon penawaran wortel dalam penelitian ini didekati melalui respon luas areal panen wortel. Alasannya adalah karena penggunaan luas areal panen sebagai variabel tidak bebas dapat dengan mudah ditentukan atau dikontrol oleh petani, lebih menunjukan kondisi faktual dan estimasi pendekatan parameter lebih efisien (Nerlove, 1958; Askari dan Cummings, 1976 dalam Siregar, 2009) keputusan petani dalam menentukan luas areal panen merupakan refleksi langsung dari respon petani terhadap perubahan harga.

Variabel yang diduga berpengaruh terhadap respon penawaran wortel dalam penelitian ini adalah harga wortel pada tahun sebelumnya, produksi pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t dan harga kubis pada tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh data-data sebagai berikut: 1. Luas Areal Panen Wortel

Luas areal panen wortel merupakan salah satu variabel yang digunakan dalam penelitian ini. luas areal panen wortel pada tahun tanam digunakan sebagai variabel dependen sedangkan luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya digunakan sebagai variabel independen yang mempengaruhi penawaran wortel. Berikut ini merupakan Tabel 14 yang menunjukan perkembangan luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 : Tabel 14. Luas Areal Panen Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun

1993-2008

Tahun Luas Panen

(Ha) Perkembangan

Ha % 1993 803 - - 1994 962 159 0,20 1995 911 -51 -0,05 1996 1093 182 0,20 1997 923 -170 -0,16 1998 789 -134 -0,15 1999 965 176 0,22 2000 1098 133 0,14 2001 1031 -67 -0,06 2002 862 -169 -0,16 2003 798 -64 -0,07

54

Page 62: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxii

2004 652 -146 -0,18 2005 520 -132 -0,20 2006 446 -74 -0,14 2007 562 116 0,26 2008 605 43 0,08

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1993-2008 Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui perkembangan luas areal panen

wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 mengalami fluktuasi. Perkembangan luas areal panen tertinggi terjadi pada tahun 1996 yaitu sebesar 182 Ha atau sebesar 0,20%. Sedangkan penurunan perkembangan luas areal panen terkecil terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar -169 Ha atau sebesar -0,16%. Penurunan luas areal panen disebabkan karena lahan yang digunakan tidak hanya dimanfaatkan untuk menanam wortel tapi juga digunakan untuk menanam sayuran lain oleh petani dengan demikian akan berpengaruh terhadap penawaran wortel. Apabila data tersebut digambarkan secara grafik, akan diperoleh gambar sebagai berikut:

Gambar 2. Grafik Perkembangan Luas Areal Panen Wortel Tahun 1993-

2008 di Kabupaten Karanganyar

Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar memiliki kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Adanya tren yang terus meningkat ini disebabkan karena tanaman wortel masih dianggap sebagai tanaman yang memiliki prospek dan memberikan keuntungan yang bagi petani. Sehingga penambahan areal panen pada tahun tanam tidak akan jauh berbeda dengan luas areal panen pada tahun sebelumnya.

2. Harga Wortel

Page 63: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiii

Harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan penawaran dan merupakan salah satu faktor yang mendorong petani untuk mengusahakan suatu komoditi pertanian. Adapun perkembangan harga wortel di Kabupaten Karanganyar selama tahun 1993-2008 dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Harga Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-2008

Tahun

Harga Sebelum

Terdeflasi (Rp/kg)

IHK (2002 =100)

Harga Setelah

Terdeflasi (Rp/kg)

Perkembangan Rp/Kg %

1993 310,83 35,98 865,10 - -

1994 505,60 37,85 1.335,80 470,7 0,54 1995 410.00 43,84 935,220 -400,58 -0,30 1996 491,70 44,86 1.096,08 160,86 0,17 1997 945,23 69,19 1.366,14 270,06 0,25 1998 1.794,56 112,32 1.597,72 231,58 0,17 1999 1.360,32 98,71 1.378,10 -219,62 -0,14 2000 1.261,03 107,05 1.177,98 -200,12 -0,15 2001 1.350,38 109,84 1.229,41 51,43 0,04 2002 1.657,50 100,00 1.657,50 428,09 0,35 2003 1.815,62 118,32 1.534,50 -123 -0,07 2004 1.323,00 117,44 1.126,53 -407,97 -0,27 2005 2.145,00 133,60 1.605,54 479,01 0,43 2006 2.070,83 142,17 1.456,59 -148,95 -0,09 2007 2.542,00 147,98 1.717,80 261,21 0,18 2008 2.750,00 164,01 1.676,73 -41,07 -0,02

Jumlah 22.733,60 1.583,11 21.756,72 811,63 1,09

Rata-rata 1.420,85 98,94 1359,79 54.11 0,07

Sumber : Data Sekunder, 1993-2008, diolah Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa perkembangan harga

wortel di Kabupaten Karanganyar tahun 1993-2008 cenderung mengalami peningkatan. Tingkat harga wortel yang diterima petani merupakan harga yang sudah dideflasikan dengan tujuan untuk menghilangkan pengaruh inflasi. Di dalam pendeflasian tersebut digunakan indeks harga konsumen dengan tahun dasar 2002 (2002=100). Tahun 2002 dipilih sebagai tahun dasar dengan alasan pada tahun tersebut kondisi perekonomian cenderung stabil. Perkembangan harga wortel tertinggi

Page 64: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxiv

terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp 479,01/Kg atau sebesar 0,43% dari harga tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena luas areal panen wortel berkurang dari tahun sebelumnya sehingga produksi wortel menjadi menurun dengan demikian harga menjadi naik karena ketersediaannya sedikit. Sedangkan perkembangan harga wortel terendah terjadi pada tahun 1995 yaitu sebesar Rp.-400,58 atau sebesar -0,30%.

Gambar 3. Grafik Perkembangan Harga Wortel di Kabupaten Karanganyar

Tahun 1993-2008

Berdasarkan Gambar 3 dapat diketahui perkembangan harga wortel di Kabupaten Karanganyar dari tahun 1993-2008 yang cenderung mengalami peningkatan. Menurut Sudiyono (2002), secara normal kenaikan harga menyebabkan kenaikan jumlah yang ditawarkan. Peningkatan harga akan mendorong petani untuk meningkatkan luas areal panennya. Berdasarkan Grafik 2 dapat dilihat terjadi peningkatan luas areal panen, salah satu penyebab yang mendorong peningkatan luas areal panen adalah harga. Harga wortel setelah terdeflasi lebih rendah daripada harga wortel sebelum terdeflasi. Hal ini disebabkan karena pengaruh inflasi yang sudah dihilangkan.

3. Jumlah Produksi Wortel

Jumlah produksi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi penawaran. Jumlah produksi yang tinggi dipengaruhi oleh luas areal panen yang dihasilkan, sehingga dengan semakin besar luas areal panen maka produksi yang dihasilkanpun diharapkan akan meningkat dan akan berpengaruh terhadap penawaran. Adapun perkembangan produksi wortel di Kabupaten Karanganyar selama 1993-2008 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Produksi Wortel di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-2008

Tahun Produksi (Ku) Perkembangan

Page 65: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxv

Ku % 1993 131.780 - - 1994 172.182 40.402 0,31 1995 155.236 -16.946 -0,10 1996 227.433 72.197 0,47 1997 173.939 -53.494 -0,24 1998 86.282 -87.657 -0,50 1999 154.294 68.012 0,79 2000 194.211 39.917 0,26 2001 168.077 -26.134 -0,13 2002 123.638 -44.439 -0,26 2003 161.654 38.016 0,31 2004 98.796 -62.858 -0,39 2005 85.567 -13.229 -0,13 2006 71.924 -13.643 -0,16 2007 98.635 26.711 0,37 2008 110.920 12.285 0,12

Jumlah 2.214.568 -20.860 0,52 Rata-rata 13.8410,5 -1.303,75 0,03

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 1993-2008

Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui jumlah produksi wortel di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 mengalami fluktuasi. Produksi wortel tertinggi terjadi pada tahun 1996 yaitu sebesar 227.433 Ku. Produksi terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 71.924 Ku. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan luas areal panen wortel pada tahun 2006, sehingga menyebabkan produksi yang dihasilkan menjadi rendah.

Gambar 4. Grafik Perkembangan Produksi Wortel di Kabupaten

Karanganyar Tahun 1993-2008

Page 66: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvi

Perkembangan produksi tertinggi terjadi pada tahun 1996 yaitu sebesar 72.197 Ku atau sebesar 0,47%. Hal ini didasarkan atas produksi tahun sebelumnya, petani berusaha untuk meningkatkan produksinya dengan harapan akan meningkatkan keuntungan mereka. Sedangkan perkembangan produksi terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar -87.657 Ku atau sebesar -0,50%. Hal ini disebabkan karena adanya kecenderungan produsen menduga bahwa harga pada periode berikutnya sama dengan harga sekarang, sehingga petani membuat rencana produksi yang didasarkan atas hal tersebut.

4. Rata-rata Curah Hujan

Curah hujan berhubungan dengan ketersediaan air tanah yang diperlukan oleh tanaman wortel. Wortel banyak di tanam di dataran tinggi yang sedikit memiliki irigasi teknis, sehingga pemenuhan kebutuhan air juga mengandalkan air hujan. Adapun rata-rata curah hujan di Kabupaten Karanganyar dari tahun 1993-2008 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 17. Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-2008

Tahun Curah Hujan (mm/thn) 1993 2.593 1994 2.270 1995 2.381 1996 2.508 1997 1.158 1998 2.219 1999 2.216 2000 2.101 2001 2.371 2002 1.151 2003 1.855 2004 2.293 2005 2.017 2006 1.817 2007 2.231 2008 2.453

Sumber : Badan Pusat Statistik, 1993-2008 Berdasarkan Tabel 17 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata curah

hujan di Kabupaten Karanganyar mengalami fluktuasi yang cenderung meningkat. Curah hujan yang fluktuatif ini disebabkan karena curah hujan merupakan salah satu faktor alam yang sulit dikendalikan oleh manusia sehingga tinggi rendahnya berubah-ubah tergantung pada kondisi alam.

Page 67: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxvii

Curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 1993 yaitu sebesar 2.593 mm/thn. Curah hujan terendah terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 1.151 mm/thn. Kendati wortel merupakan tanaman yang tidak memerlukan banyak air namun curah hujan di Karanganyar masih cocok untuk membudidayakan wortel.

Gambar 5. Grafik Perkembangan Rata-rata Curah Hujan di Kabupaten

Karanganyar Tahun 1993-2008

Perkembangan rata-rata curah hujan di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Gambar 5. Berdasarkan atas grafik tersebut dapat dilihat terjadi fluktuasi pada rata-rata curah hujan selama 16 tahun terakhir. Hal ini disebabkan karena kondisi curah hujan beberapa tahun terakhir sulit diprediksi sebagai akibat adanya alih fungsi lahan dan banyaknya terjadi penebangan liar di wilayah sekitar, sehingga hal ini memicu terjadinya pemanasan global.

5. Harga Pupuk SP 36

Pada fase pertumbuhan tanaman dan pembentukan umbi wortel, tanaman memerlukan unsur hara dalam jumlah yang cukup. Unsur hara dapat diperoleh dari pupuk baik organik maupun anorganik. Pada fase pembentukan umbi, wortel memerlukan banyak unsur fosfor atau fosfat, untuk memenuhi kebutuhan akan unsur fosfat tersebut para petani biasanya memberikan pupuk SP36 pada tanaman wortel. Adapun harga pupuk SP36 di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008 dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini:

Tabel 18. Harga Pupuk SP 36 di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-2008

Tahun Harga IHK Harga Perkembangan

Page 68: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxviii

Sebelum Terdeflasi

(Rp/kg)

(2002 =100)

Setelah Terdeflasi

(Rp/kg)

Rp/Kg %

1993 317,00 35,98 882,27 - -

1994 358,66 37,85 947,58 65,31 0,07 1995 480,00 43,84 1.094,89 147,31 0,16 1996 557,80 44,86 1.243,42 148,53 0,14 1997 1.889,00 69,19 2.730,16 1486,74 1,20 1998 1.639,00 112,32 1.459,22 -1270,94 -0,47 1999 1.686,00 98,71 1.708,03 248,81 0,17 2000 1.514,00 107,05 1.414,29 -293,74 -0,17 2001 1.550,00 109,84 1.411,14 -3,15 -0,002 2002 1.635,00 100,00 1.635,00 223,86 0,16 2003 1.402,08 118,32 1.184,99 -450,01 -0,28 2004 1.500,00 117,44 1.277,25 92,26 0,08 2005 1.402,00 133,60 1.049,40 -227.85 -0,18 2006 1.528,95 142,17 1.075,44 26,04 0,02 2007 1.550,00 147,98 1.047,44 -28 -0,03 2008 1.550,00 164,01 945,06 -102,38 -0,10

Jumlah 20.559,49 1.583,11 21.105,60 62,79 0,78

Rata-rata 1.284,97 98,94 1.319,10 4,186 0,05

Sumber : Data Sekunder, 1993-2008, diolah

Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui harga pupuk SP36 sebelum dan setelah dideflasikan tahun 1993-2008. Harga pupuk terendah setelah terdeflasi terjadi pada tahun 1993 yaitu sebesar Rp 317/Kg. Sedangkan harga wortel tertinggi setelah terdeflasi terjadi pada tahun 1997 yaitu sebesar Rp 2.730,16/Kg. Hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan harga pupuk sebelum terdeflasi pada tahun 1997 dari harga pupuk tahun sebelumnya.

Page 69: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxix

Gambar 6. Grafik Perkembangan Harga Pupuk SP36 di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-2008

Berdasarkan Gambar 6 diatas dapat diketahui perkembangan harga pupuk SP36 pada tahun 1993-2008 mengalami fluktuasi Perkembangan harga pupuk setelah terdeflasi tertinggi terjadi pada tahun 1997 yaitu sebesar Rp 1.889,00/Kg. Hal ini disebabkan karena pada akhir tahun 1997 terjadi kelangkaan pupuk yang menyebabkan harga pupuk menjadi naik. Harga pupuk setelah terdeflasi terendah terjadi pada tahun 1998 yaitu sebesar Rp -1270,94/Kg. Hal ini terjadi karena adanya pemberian subsidi pupuk oleh pemerintah sebagai akibat terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997 yang menyebabkan harga pupuk menjadi tinggi.

6. Harga Kubis

Kenaikan harga produk pertanian dan penurunan harga produk pertanian kompetitor akan memberikan insentif bagi petani produsen untuk meningkatkan produksinya (Sudiyono, 2002). Jika harga suatu komoditi yang diusahakan oleh petani mengalami penurunan maka petani akan mengurangi luas areal komoditi tersebut dengan komoditi lain yang harganya lebih tinggi. Petani wortel menumpanggilirkan tanaman wortel dengan tanaman kubis. Hal ini disebabkan karena wortel dan kubis cocok untuk dibudidayakan didaerah yang sama. Harga kubis di Kabupaten Karnganyar tahun 1993-2008 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 19. Harga Kubis di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-2008

Tahun

Harga Sebelum

Terdeflasi (Rp/kg)

IHK (2002 =100)

Harga Setelah

Terdeflasi (Rp/kg)

Perkembangan Rp/Kg %

1993 261,66 35,98 728,25 - -

Page 70: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxx

1994 437,25 37,85 1.155,22 426,97 0,59 1995 391,00 43,84 891,88 -263,34 -0,23 1996 516,60 44,86 1.151,58 259,7 0,29 1997 1.126,37 69,19 1.627,94 476,36 0,41 1998 1.647,82 112,32 1.467,08 -160,86 -0,10 1999 1.224,00 98,71 1.240,00 -227,08 -0,15 2000 1.575,00 107,05 1.471,28 231,28 0,19 2001 1.555,21 109,84 1.415,89 -55,39 -0,04 2002 1.500,00 100,00 1.500,00 84,11 0,06 2003 1.891,66 118,32 1.598,77 98,77 0,07 2004 2.078,00 117,44 1.769,41 170,64 0,11 2005 1.989,00 133,60 1.488,77 -280,64 -0,16 2006 2.014,58 142,17 1.417,02 -71,75 -0,05 2007 2.271,00 147,98 1.534,67 117,65 0,08 2008 2.312,00 164,01 1.409,67 -125 -0,08 Jumlah 22.791,15 1.583,11 21.867,41 681,42 1,47

Rata-rata 1.424,45 98,94 1.366,71 45,428 0,10 Sumber : Data Sekunder, 1993-2008, diolah

Berdasarkan Tabel 19 diatas dapat diketahui harga kubis di Kabupaten Karanganyar pada tahun 1993-2008. Harga kubis terendah setelah terdeflasi terjadi pada tahun 1993 yaitu sebesar Rp 728,25/Kg. Sedangkan harga kubis setelah terdeflasi tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp 1.769,41/Kg. Terjadi peningkatan harga kubis pada tahun 2004 disebabkan karena harga wortel mengalami penurunan. Kubis merupakan tanaman kompetitor bagi wortel karena petani wortel akan mengurangi luas areal tanam wortel dengan kubis. Hal ini didasarkan pada kondisi dimana kubis dan wortel membutuhkan tempat budidaya dan iklim yang hampir sama.

Page 71: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxi

Gambar 7. Grafik Perkembangan Harga Kubis di Kabupaten Karanganyar Tahun 1993-2008

Berdasarkan Gambar 7 dapat diketahui perkembangan harga kubis di Kabupaten Karanganyar mengalami fluktuasi. Perkembangan harga kubis tertinggi terjadi pada tahun 1997 yaitu sebesar Rp 476,36/Kg atau sebesar 0,41%. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan harga kubis sebelum terdeflasi secara drastis karena terjadinya krisis ekonomi. Sedangkan perkembangan harga kubis terendah terjadi pada tahun 1995 yaitu sebesar Rp -263,34 atau sebesar -0,23%. Hal ini disebabkan karena petani meramalkan harga kubis berdasarkan atas harga tahun sebelumnya. Jika harga kubis naik maka petani akan beramai-ramai menanam kubis padahal adanya perubahan harga tersebut tidak dapat langsung direspon karena adanya time lag.

B. Analisis Respon Penawaran Wortel

Analisis respon penawaran wortel pada penelitian ini didekati dengan melihat respon areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar. Salah satu model yang digunakan untuk menganalisis respon penawaran komoditas pertanian adalah model Nerlove. Variabel yang diduga mempengaruhi respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar adalah harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen wortel tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya.

Tabel 20. Variabel-Variabel yang digunakan dalam Penelitian

Page 72: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxii

n At Pt-1 Qt-1 Wt At-1 PSP36 Pst-1 1 962 865,10 131.780 2.270 803 947,58 728,25 2 911 1335,8 172.182 2.381 962 1.094,89 1.155,22 3 1093 935,220 155.236 2.508 911 1.243,42 891,88 4 923 1.096,08 227.433 1.158 1093 2.730,16 1.151,58 5 789 1.366,14 173.939 2.219 923 1.459,22 1.627,94 6 965 1.597,72 86.282 2.216 789 1.708,03 1.467,08 7 1098 1.378,10 154.294 2.101 965 1.414,29 1.240,00 8 1031 1.177,98 194.211 2.371 1098 1.411,14 1.471,28 9 862 1.229,41 168.077 1.151 1031 1.635,00 1.415,89 10 798 1.657,50 123.638 1.855 862 1.184,99 1.500,00 11 652 1.534,50 161.654 2.293 798 1.277,25 1.598,77 12 520 1.126,53 98.796 2.017 652 1.049,40 1.769,41 13 446 1.605,54 85.567 1.817 520 1.075,44 1.488,77 14 562 1.456,59 71.924 2.231 446 1.047,44 1.417,02 15 605 1.717,80 98.635 2.453 562 945,06 1.534,67

Sumber : Data Sekunder, 1993-2008, diolah Berdasarkan hasil analisis data diperoleh model fungsi respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut:

At = 9,007 + 0,026 Pt-1 + 0,003Qt-1 +0,190 Wt + 1,341 At-1 + 0,132 PSP36 – 0,312 Pst-1

Keterangan : At : Luas arel panen wortel pada tahun t (Ha) Pt-1 : Harga wortel pada tahun sebelumnya (Rp/Kg) Qt-1 : Jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya (Ku) Wt : Rata-rata curah hujan pada tahun t (mm/thn) At-1 : Luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya (Ha) PSP36 : Harga pupuk SP36 pada tahun t (Rp/Kg) Pst-1 : Harga kubis pada tahun sebelumnya (Rp/Kg)

1. Pengujian Model

a. R2 adjusted (2

R )

Besarnya nilai R2 adjusted (2

R ) digunakan untuk mengetahui berapa besar proporsi sumbangan variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tak bebasnya. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,943. Hal ini berarti 94,3 persen penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang digunakan dalam model yaitu harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya, sedangkan sisanya sebesar 5,7 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar antara lain jumlah petani yang membudidayakan wortel.

Page 73: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiii

b. Uji F

Uji F (F-test) digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hasil analisis uji F dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Analisis Varian Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap

Penawaran Wortel Di Kabupaten Karanganyar Model Jumlah

Kuadrat df Kuadrat

Rata-Rata F

Hitung Sig

Regresi 609592,575 6 101598,762 39,727 0,000***

Residu 20459,159 8 2557,395 Total 630051,733 14 Sumber : Data Sekunder,1993-2008, diolah

Keterangan: * : signifikansi pada tingkat kepercayaan 90% ** : signifikansi pada tingkat kepercayaan 95% *** : signifikansi pada tingkat kepercayaan 99% ns : tidak signifikan

Tabel 21 menunjukan hasil analisis uji F, berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai F hitung sebesar 39,727 lebih besar dari nilai F tabel pada tingkat kepercayaan 99% yang besarnya 5,80. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel yang diamati yaitu harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hal ini berarti hipotesis pertama yang menyatakan bahwa semua variabel bebas yang diteliti secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar diterima.

c. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hasil uji t penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas Terhadap Penawaran

Wortel di Kabupaten Karanganyar

Page 74: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxiv

Model Koefisien Regresi

t Hitung

Sig

Harga Wortel Pada Tahun Sebelumnya

0,026 0,359 0,729 ns

Jumlah Produksi Wortel Pada Tahun Sebelumnya

0,003 4,784 0,001***

Rata-rata Curah Hujan Tahun t 0,190 4,309 0,003*** Luas Areal Panen Wortel Pada Tahun Sebelumnya

1,341 8,706 0,000***

Harga Pupuk SP36 Pada Tahun t 0,132 2,612 0,031** Harga Kubis Pada Tahun Sebelumnya

-0,312 -4,923 0,001***

Sumber : Data Sekunder,1993-2008, diolah

Keterangan: * : signifikansi pada tingkat kepercayaan 90% ** : signifikansi pada tingkat kepercayaan 95% *** : signifikansi pada tingkat kepercayaan 99% ns : tidak signifikan

Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui hasil uji t. Uji t yang dihasilkan menunjukan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Sedangkan harga wortel pada tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

2. Standar Koefisien Regresi

Nilai standar koefisien regresi digunakan untuk menentukan variabel independen yang paling mempengaruhi nilai variabel dependen dalam suatu model regresi liniear. Nilai standar koefisien regresi yang paling tinggi menunjukan variabel independen yang paling dominan dalam penentuan nilai variabel dependen (Arif, 1993).

Tabel 23. Nilai Standar Koefisien Regresi Variabel yang Berpengaruh Terhadap Penawaran Wortel di Kabupaten Karanganyar

Variabel Standar Koefisien Regresi

Peringkat

Luas Areal Panen Wortel Tahun Sebelumnya 1,393211 1 Harga Kubis pada Tahun Sebelumnya -0,23491 2 Rata-rata Curah Hujan pada Tahun t 0,095856 3 Harga Pupuk SP36 Tahun t 0,062325 4 Jumlah Produksi Wortel Tahun Sebelumnya 0,000014 5

Sumber : Data Sekunder,1993-2008, diolah

Page 75: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxv

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa variabel yang mempunyai nilai standar koefisien regresi terbesar adalah variabel luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling dominan terhadap respon penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

3. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik maka dilakukan pengujian untuk mendeteksi ada tidaknya Multikolinearitas, Autokorelasi dan Heteroskedastisitas. a. Multikolinearitas

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas, sehingga untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dalam model digunakan nilai matrix perason corelation. Nilai Matrix Pearson Correlation yang ditunjukkan pada Lampiran 2 diketahui bahwa korelasi antar variabel bebas tidak ada yang bernilai lebih dari 0,8, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas yang mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

b. Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam model regresi digunakan angka D-W (Durbin-Watson). Berdasarkan hasil analisis yang ditunjukan pada lampiran 2 diperoleh nilai D-W sebesar 2,041. Karena nilai d yang diperoleh terletak diantara 1,65 < DW <2,35, berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan uji park. Berdasarkan hasil uji park (lampiran 1) menunjukkan bahwa hasil uji-t tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa kesalahan pengganggu mempunyai varians yang sama atau terjadi homoskedastisitas. Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model yang digunakan. Dari diagram scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik yang ada dalam diagram menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu, ini berarti bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

4. Elastisitas Penawaran

Pada saat harga di pasar tinggi, para penjual akan bersedia menjual lebih banyak daripada jika harga rendah. Tetapi tidak setiap barang dapat segera ditambah jumlahnya. Untuk mengukur cepat lambatnya jumlah yang ditawarkan disesuaikan dengan perubahan harga, digunakan elastisitas penawaran.

Page 76: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvi

Hal-hal yang mempengaruhi penawaran menurut Gilarso (2003) yaitu faktor waktu dan biaya produksi jika produksi diperbesar atau diperkecil. Faktor waktu dalam kurva penawaran penting sekali karena hasil pertanian bersifat musiman sehingga suatu kenaikan harga dipasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya penawaran kalau panen belum tiba. Sehingga dalam jangka pendek elastisitas penawaran bersifat inelastis sedangkan dalam jangka panjang elastisitas penawaran bersifat elastis. Hal ini berhubungan erat dengan persoalan pengaturan kembali dalam penyaluran sumber-sumber ekonomi yang dikuasai petani. Dalam jangka pendek maka petani secara perseorangan mengadakan pengaturan kembali (reallocation of resource) tetapi dalam jangka panjang keseluruhan kegiatan pertanian dapat mengadakan penyesuaian (Mubyarto, 1995). Pada penawaran untuk mengukur cepat lambatnya jumlah yang ditawarkan disesuaikan dengan perubahan harga, digunakan elastisitas penawaran. Elastisitas penawaran dihitung dalam jangka panjang dan jangka pendek. Hal ini disebabkan karena faktor waktu dalam penawaran penting sekali karena hasil pertanian bersifat musiman sehingga suatu kenaikan harga dipasar tidak dapat segera diikuti dengan naiknya penawaran kalau panen belum tiba. Dalam penawaran, perubahan dari elastisitas jangka pendek ke elastisitas jangka panjang terdapat waktu untuk melakukan penyesuaian atau disebut dengan koefisien penyesuaian (δ). Koefisien penyesuaian (δ) diperoleh dari 1-koefisien regresi luas areal panen sebelumnya (1-b4At-1). Sehingga berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai δ sebesar 0,341. Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh nilai dari elastisitas jangka pendek dan jangka panjang dari variabel-variabel yang berpengaruh terhadap respon penawaran wortel yang di sajikan pada tabel dibawah ini: Tabel 24. Elastisitas Penawaran Wortel dalam Jangka Pendek dan Jangka

Panjang di Kabupaten Karanganyar Variabel Elastisitas

Jangka Pendek Elastisitas

Jangka Panjang

Jumlah Produksi Wortel Pada Tahun Sebelumnya

0,5252 1,5402

Rata-rata Curah Hujan Tahun t 0,5020 1,4722

Luas Areal Panen Wortel Pada Tahun Sebelumnya

1,3636 3,9988

Harga Pupuk SP36 Pada Tahun t 0,2272 0,6664

Page 77: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxvii

Harga Kubis Pada Tahun Sebelumnya

-0,5433 -1,5933

Sumber : Data Sekunder,1993-2008, diolah

Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya sebesar 0,5252 dan 1,5402. Nilai elastisitas sebesar 0,5252 artinya penawaran wortel akan meningkat 0,5252 persen apabila jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya naik satu persen dalam jangka pendek. Dalam jangka pendek, elastisitas penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel produksi wortel pada tahun sebelumnya lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Hal ini disebabkan karena dalam jangka pendek petani tidak dapat langsung meningkatkan produksi mereka karena adanya tanaman wortel memerlukan waktu untuk berproduksi. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar 1,5402, artinya penawaran wortel akan meningkat 1,5402 persen apabila jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya naik satu persen. Dalam jangka panjang, elastisitas penawaran bersifat elastis artinya persentase perubahan variabel produksi wortel pada tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Nilai elastisitas tersebut bernilai positif artinya dalam jangka pendek dan jangka panjang kenaikan kenaikan produksi wortel pada tahun sebelumnya akan menaikkan penawaran wortel. Hal ini disebabkan dalam jangka panjang petani dapat meningkatkan produksinya karena petani telah melakukan penyesuain terhadap luas areal panennya sehingga produksi dapat ditingkatkan.

Nilai elastisitas penawaran jangka pendek maupun jangka panjang untuk rata-rata curah hujan tahun t sebesar 0,5020 dan 1,4722. Nilai elastisitas sebesar 0,5020 artinya penawaran wortel akan meningkat 0,5020 persen apabila rata-rata curah hujan pada tahun t naik satu persen dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar 1,4722, artinya penawaran wortel akan meningkat 1,4722 persen apabila rata-rata curah hujan pada tahun t naik satu persen. Dalam jangka pandek elastisitas penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel rata-rata curah hujan pada tahun t lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek kenaikan rata-rata curah hujan pada tahun t, akan menaikkan penawaran wortel. Hal ini disebabkan karena dalam jangka pendek curah hujan tidak dapat langsung mempengaruhi proses produksi wortel sehingga petani tidak dapat langsung menambah luas areal panen wortel. Dalam jangka panjang elastisitas panawaran bersifat elastis artinya persentase perubahan rata-rata curah hujan pada tahun t lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka panjang kenaikan rata-rata curah hujan pada tahun t akan menaikkan penawaran wortel. Hal ini disebabkan karena dalam jangka

Page 78: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxviii

panjang curah hujan akan mempengaruhi proses produksi wortel, hal ini akan menyebabkan peningkatan terhadap luas areal panen wortel.

Nilai elastisitas penawaran jangka pendek maupun jangka panjang untuk luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya sebesar 1,3636 dan 3,9988. Nilai elastisitas sebesar 1,3636 artinya penawaran wortel akan meningkat 1,3636 persen apabila luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya naik satu persen dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar 3,9988, artinya penawaran wortel akan meningkat 3,9988 persen apabila luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya naik satu persen. Dalam jangka pandek maupun dalam jangka panjang elastisitas panawaran bersifat elastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka panjang maupun jangka pendek kenaikan variabel luas areal panen pada tahun sebelumnya akan menaikkan penawaran wortel. Penawaran bersifat elastis berarti persentase perubahan luas areal panen lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Hal ini disebabkan karena faktor produksi tetap yang dimiliki oleh petani adalah lahan, sehingga ketika harga wortel naik yang dapat langsung ditambah oleh petani sebagai respon terhadap harga adalah luas areal panen.

Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk harga pupuk SP36 pada tahun t sebesar 0,2272 dan 0,6664. Nilai elastisitas sebesar 0,2272 artinya penawaran wortel akan meningkat 0,2272 persen apabila harga pupuk SP36 pada tahun t naik satu persen dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar 0,6664, artinya penawaran wortel akan meningkat 0,6664 persen apabila harga pupuk SP36 pada tahun t naik satu persen. Dalam jangka pandek maupun jangka panjang, elastisitas penawaran bersifat inelastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek dan jangka panjang kenaikan variabel harga pupuk SP36 pada tahun akan menaikkan penawaran wortel. Penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel harga pupuk SP36 pada tahun t lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Hal ini disebabkan karena petani wortel tidak hanya menggunakan pupuk SP36 dalam proses budidayanya tetapi juga menggunakan pupuk seperti pupuk kandang, sehingga peningkatan harga pupuk akan berpengaruh kecil terhadap penambahan luas areal panen wortel.

Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk harga kubis pada tahun sebelumnya sebesar -0,5433 dan -1,5933. Nilai elastisitas sebesar -0,5433 artinya penawaran wortel akan menurun 0,5433 persen apabila harga kubis pada tahun sebelumnya naik satu persen dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang nilai elastisitas sebesar -1,5933, artinya penawaran wortel akan menurun 1,5933 persen apabila harga kubis pada tahun sebelumnya naik satu persen. Dalam jangka pandek elastisitas penawaran bersifat inelastis artinya persentase perubahan harga kubis pada tahun sebelumnya lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran, sedangkan dalam jangka panjang elastisitas penawaran bersifat elastis artinya persentase perubahan harga kubis pada

Page 79: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxix

tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Nilai elastisitas negatif artinya jangka pendek dan panjang kenaikan harga kubis pada tahun sebelumnya akan menurunkan penawaran wortel. Hal ini disebabkan karena kubis merupakan salah satu tanaman yang ditumpang gilirkan dengan wortel, sehingga menyebabkan kubis sebagai tanaman kompetitor karena adanya penggunaan luas areal tanam secara bersama sehingga jika pada musim ini petani meningkatkan luas areal tanam wortel maka luas lahan yang digunakan untuk menanam kubis akan menyempit, begitu pula sebaliknya.

C. Pembahasan

Respon penawaran wortel diKabupaten Karanganyar pada penelitian ini di duga di pengaruhi oleh harga wortel pada tahun sebelumnya, produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t dan harga kubis pada tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,943. Hal ini berarti 94,3 persen luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang digunakan dalam model sedangkan sisanya sebesar 5,7 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar antara lain adalah jumlah petani yang membudidayakan wortel. Menurut Gilarso (2003), jumlah produsen juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran. Semakin banyak petani yang menanam wortel maka akan semakin banyak wortel yang ditawarkan. Berdasarkan hasil analisis uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar 39,727. Pada nilai signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel yang diamati yaitu harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar.

Analisis uji t menunjukkan bahwa jumlah produksi wortel pada tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan tahun t, luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t, dan harga kubis pada tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar. Sedangkan harga wortel pada tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar.

Hubungan antara penawaran dengan variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini adalah jika harga wortel pada tahun sebelumnya naik maka petani akan meningkatkan luas areal panennya dengan harapan produksi akan meningkat dan penawaran akan meningkat. Sedangkan pada proses pertumbuhannya tanaman wortel membutuhkan air dan pupuk sebagai input yang dapat meningkatkan produksi wortel. Penggunaan pupuk SP36 dan curah hujan yang terdapat di Kabupaten Karanganyar diharapkan dapat meningkatkan produksi dengan demikian dapat meningkatkan penawaran wortel. Harga komoditas lain akan mempengaruhi petani dalam penggunaan lahan yang dimiliki sehingga akan

Page 80: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxx

berpengaruh terhadap produksi wortel dan akan berpengaruh terhadap penawaran wortel. Penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar dipengaruhi oleh produksi wortel pada tahun sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 22. Peningkatan jumlah produksi pada panen sebelumnya disebabkan karena adanya peningkatan luas areal panen tahun sebelumnya. Peningkatan produksi memberikan pengaruh terhadap peningkatan luas areal panen. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk variabel produksi wortel pada tahun sebelumnya adalah sebesar 0,5252 dan 1,5402. Nilai elastisitas tersebut bernilai positif artinya dalam jangka pendek dan jangka panjang kenaikan kenaikan produksi wortel pada tahun sebelumnya akan menaikkan luas areal panen wortel. Penawaran jangka pendek bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel produksi wortel pada tahun sebelumnya lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan luas areal panen wortel. Hal ini disebabkan karena pada saat terjadi perubahan terhadap penawaran wortel, petani tidak dapat merubah produksi wortel secara langsung karena adanya untuk meningkatkan produksi dibutuhkan waktu dari proses menanam sampai panen. Penawaran jangka panjang bersifat elastis berarti persentase perubahan variabel produksi wortel pada tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Hal ini disebabkan karena dalam jangka panjang petani dapat meningkatkan produksinya dengan menambah luas areal panen yang dimiliki. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi wortel dan sayur-sayuran adalah dengan membangun STA (Stasiun Terminal Agribisnis) sehingga dapat mempermudah proses pemasaran. Rata-rata curah hujan pada tahun t berpengaruh terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 22. Hal tersebut disebabkan karena rata-rata curah hujan akan mempengaruhi proses budidaya pada tanaman wortel. Proses budidaya tersebut akan mempengaruhi hasil produksi wortel. Wortel membutuhkan air dalam jumlah yang memadai. Berdasarkan atas banyaknya jumlah bulan kering dan bulan basah, Kabupaten Karanganyar termasuk dalam iklim basah, dimana iklim ini sangat cocok untuk budidaya wortel. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek untuk variabel rata-rata curah hujan pada tahun t adalah sebesar 0,5020. Nilai elastisitas tersebut bernilai positif dan bersifat inelastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek kenaikan rata-rata curah hujan pada tahun t, akan menaikkan luas areal panen wortel. Penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel rata-rata curah hujan pada tahun t lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan luas areal panen wortel. Hal ini disebabkan karena pada saat terjadi perubahan terhadap luas areal panen wortel, petani tidak dapat merubah rata-rata curah hujan karena merupakan faktor alam yang sulit dikendalikan oleh petani. Sedangkan nilai elastisitas penawaran jangka panjang sebesar 1,4722. Nilai elastisitas tersebut bernilai positif dan bersifat elastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek kenaikan rata-rata curah hujan pada tahun t akan mempengaruhi produksi wortel dan produksi dipengaruhi oleh luas areal panen wortel. Penawaran bersifat elastis berarti persentase perubahan rata-rata curah hujan pada tahun t lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan luas areal panen wortel.

Page 81: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxi

Luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 21. Luas panen tahun sebelumnya akan berhubungan dengan jumlah produksi. Apabila petani ingin melakukan perkiraan mengenai berapa produksi yang akan mereka peroleh saat ini maka petani akan menggunakan luas panen sebelumnya sebagai acuan. Berdasarkan Tabel 23 menunjukkan variabel luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang paling dominan dalam penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Hal ini dikarenakan luas areal panen memiliki hubungan yang erat dengan produksi dimana areal panen wortel yang luas akan memberikan hasil produksi yang lebih besar, dengan demikian akan dapat meningkatkan penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Oleh sebab itu, salah satu cara meningkatkan penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar adalah dengan meningkatkan luas areal panen wortel. Salah satu faktor yang menyebabkan berkurangnya luas areal panen adalah adanya serangan hama seperti kutu daun dan penyakit seperti bintil akar. Kutu daun menyebabkan daun berkerut dan akhirnya layu karena kehilangan cairan sedangkan bintil akar menyebabkan akar menjadi berbintil-bintil sehingga menyebabkan umbi wortel yang terbentuk juga tidak normal. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk luas areal panen pada tahun sebelumnya sebesar 1,3636 dan 3,9988. Nilai elastisitas tersebut bernilai positif dan bersifat elastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka panjang maupun jangka pendek kenaikan variabel luas areal panen pada tahun sebelumnya akan menaikkan luas areal panen wortel saat ini. Penawaran bersifat elastis berarti persentase perubahan luas areal panen lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan luas areal panen saat ini. Hal ini disebabkan karena pada saat terjadi perubahan terhadap penawaran wortel, petani langsung merubah luas areal panen dengan harapan produksi akan meningkat, sehingga akan meningkatkan pendapatan mereka. Penggunaan input merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Pupuk merupakan salah satu input yang digunakan oleh petani yang dapat meningkatkan luas areal panen, sehingga dengan demikian maka akan dapat meningkatkan penawaran. Pupuk SP 36 merupakan salah satu pupuk yang digunakan oleh petani wortel dalam usahatani wortel. Selain pupuk SP 36 pupuk lain yang digunakan adalah pupuk kandang yang berfungsi sebagai pupuk dasar. Harga pupuk SP36 pada tahun t berpengaruh terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Pupuk SP36 banyak mengandung Phospor yang dibutuhkan oleh tanaman wortel terutama dalam pembentukan umbi wortel. Para petani wortel mendapatkan pupuk dengan cara membeli di toko saprodi. Menurut Cahyono (2002), fosfat atau Phospor berfungsi dalam pembentukan akar, umbi, bunga, pembentukan sel-sel baru, pembentukan klorofil, peningkatan produksi dan mutu umbi, dan peningkatan daya tahan tanaman terhadap penyakit daun. Penggunaan pupuk SP 36 pada budidaya tanaman wortel akan meningkatkan produksi dan produksi ditingkatkan dengan penambahan luas areal panen wortel sehingga akan berpengaruh terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk variabel harga pupuk SP36 pada tahun t sebesar 0,2272 dan 0,6664. Nilai elastisitas untuk variabel harga pupuk SP36 pada tahun t

Page 82: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxii

dalam jangka pendek dan jangka panjang bernilai positif dan bersifat inelastis. Nilai elastisitas positif artinya dalam jangka pendek dan jangka panjang kenaikan variabel harga pupuk SP36 pada tahun akan menaikkan penawaran wortel. Penawaran bersifat inelastis berarti persentase perubahan variabel harga pupuk SP36 pada tahun t lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Dalam sistem usahatani yang dilakukan petani wortel di Kabupaten Karanganyar petani tidak hanya mengusahakan tanaman wortel. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya kompetisi karena adanya penggunaan secara bersama-sama. Komoditi sayur-sayuran lain yang di usahakan oleh petani selain wortel adalah kubis, sawi, tomat, daun bawang dan lain sebagainya. Dalam menetapkan pilihan komoditas, petani wortel biasanya membandingkan kemudahan dalam budidaya dan keuntungan yang akan diperoleh pengusahaan komoditi tersebut serta modal yang mereka miliki. Dalam penelitian ini kubis digunakan sebagai tanaman kompetitor yang ditumpanggilirkan dengan wortel sehingga terjadi persaingan dalam penggunaan lahan dengan wortel. Hal ini akan mempengaruhi penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Wortel membutuhkan tempat budidaya dan syarat tumbuh yang hampir sama dengan kubis. Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa harga kubis pada tahun sebelumnya berpengaruh terhadap panawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Jika harga wortel menurun maka petani akan mengurangi luasan penggunaan lahan yang ditanami wortel dengan tanaman lain yang lebih menguntungkan. Kubis dijadikan sebagai tanaman tumpang gilir bagi wortel karena dalam menetapkan pilihan komoditas, petani wortel biasanya membandingkan biaya usahatani, kemudahan dalam budidaya dan keuntungan yang akan diperoleh dari pengusahaan komoditas tersebut serta modal yang dimiliki, selain itu juga kubis dan wortel cocok untuk dibudidayakan pada tempat yang sama. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk variabel harga kubis pada tahun sebelumnya adalah -0,5433 dan -1,5933. Nilai elastisitas negatif artinya jangka pendek dan panjang kenaikan harga kubis pada tahun sebelumnya akan menurunkan penawaran wortel. Penawaran jangka pendek bersifat inelastis berarti persentase perubahan harga kubis pada tahun sebelumnya lebih kecil dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Hal ini disebabkan karena pada saat terjadi perubahan terhadap penawaran wortel, petani tidak dapat langsung merespon hal tersebut karena petani membutuhkan waktu tenggang (time lag). Sedangkan elastisitas jangka panjang bersifat elastis berarti persentase perubahan harga kubis pada tahun sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan persentase perubahan penawaran. Berdasarkan hasil analisis uji t pada Tabel 22, variabel yang tidak berpengaruh terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar adalah variabel harga wortel pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena dalam upaya memanfaatkan lahannya para petani tidak berani menanggung resiko sehingga mereka tetap mengusahakan tanaman wortel walaupun harga yang mereka terima rendah dan kurang menguntungkan dengan modal yang kecil maka resiko kerugian yang ditanggung pun akan lebih kecil. Selain itu kemudahan dalam budidaya dan faktor budaya seperti kebiasaan merupakan salah satu motivasi

Page 83: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiii

petani dalam upaya memanfaatkan lahan mereka. Hal ini menunjukan bahwa harga wortel pada tahun sebelumnya bukan merupakan satu-satunya pertimbangan yang digunakan petani dalam merencanakan luas areal panen yang digunakan pada tahun berikutnya dan petani tidak merespon kenaikan atau penurunan harga wortel pada tahun sebelumnya terhadap penambahan luas areal panen wortel. Hal ini disebabkan karena berdasarkan keadaan dilapang diketahui bahwa jika harga wortel rendah dan petani mengalami kerugian maka kerugian yang mereka alami sangat rendah, namun jika harga wortel sangat tinggi maka keuntungan yang akan mereka peroleh akan sangat tinggi. Dalam mendasarkan harga petani wortel menggunakan dasar harga yang berlaku di pasaran saat ini, sehingga harga pada tahun sebelumnya tidak dijadikan sebagai dasar atau patokan harga. Faktor waktu dalam penawaran merupakan faktor yang penting karena hasil pertanian bersifat musiman sehingga suatu kenaikan harga dipasar tidak dapat diikuti dengan segera dengan naiknya penawaran kalau panen belum tiba. Respon penawaran suatu komoditas pertanian terhadap perubahan harga dan faktor penentu lainnya memerlukan tenggang waktu (time lag) karena secara biologis komoditas pertanian memerlukan waktu untuk berproduksi, sehingga ketika terjadi perubahan harga tidak dapat disikapi dengan segera oleh petani bila proses produksi sedang berjalan. Menurut Mubyarto (1979), cara sederhana untuk menaksirkan respon petani terhadap harga adalah dengan melihat naik turunnya produksi. Kenaikan produksi dapat disebabkan oleh peningkatan luas areal tanam. Pada saat harga wortel dipasaran tinggi petani akan merubah luas areal tanam yang mereka miliki dengan wortel, pada saat panen harga wortel justru akan jatuh. Namun berdasarkan hasil analisis data harga wortel yang di peroleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karanganyar menunjukan bahwa harga wortel tidak berpengaruh nyata terhadap luas areal panen wortel di Kabupaten Karanganyar. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh berasal dari sumber yang kurang tepat sehingga data menjadi bias. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menjaga agar harga wortel tidak jatuh pada saat panen raya adalah dengan memberikan pelatihan berupa pengolahan wortel menjadi produk-produk olahan seperti minuman serbuk wortel instan, tepung wortel dan keripik wortel serta bantuan seperti alat penggiling wortel. Namun para petani mengalami kendala dalam hal pemasaran yaitu sulitnya mencari pasar bagi produk olahan wortel, pengolahan tersebut dilakukan jika ada pesanan saja. Selain itu, pemerintah juga memberikan bantuan berupa BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) berupa uang tunai kepada setiap kelompok tani sesuai dengan kebutuhan kelompok tani yang diajukan melalui proposal.

Page 84: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxiv

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. a. Harga wortel pada tahun sebelumnya, jumlah produksi wortel tahun

sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun t, luas areal panen pada tahun

sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t dan harga kubis pada tahun

sebelumnya secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap penawaran

wortel di Kabupaten Karanganyar.

b. Jumlah produksi wortel tahun sebelumnya, rata-rata curah hujan pada tahun

t, luas areal panen pada tahun sebelumnya, harga pupuk SP36 pada tahun t

dan harga kubis pada tahun sebelumnya secara individu berpengaruh nyata

terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

c. Luas areal panen wortel pada tahun sebelumnya merupakan variabel yang

paling berpengaruh terhadap penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar.

2. Nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan jangka panjang untuk jumlah

produksi wortel pada tahun sebelumnya bersifat inelastis, nilai elastisitas

penawaran jangka pendek untuk rata-rata curah hujan tahun t bersifat inelastis

sedangkan dalam jangka panjang bersifat elastis, nilai elastisitas penawaran

jangka pendek maupun jangka panjang untuk luas areal panen wortel pada

tahun sebelumnya bersifat elastis, nilai elastisitas penawaran jangka pendek dan

jangka panjang untuk harga pupuk SP36 pada tahun t bersifat inelastis, nilai

elastisitas penawaran jangka pendek untuk harga kubis pada tahun sebelumnya

bersifat inelastis sedangkan untuk jangka panjang bersifat elastis.

B. Saran 85

Page 85: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxv

1. Luas areal panen merupakan faktor yang paling responsif terhadap

penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar, sehingga saran dari hasil

penelitian ini adalah petani dapat melakukan perluasan areal panen agar

produksi wortel yang dihasilkan akan meningkat, melakukan intensifikasi

pertanian, memanfaatkan daerah-daerah yang memiliki potensi bagi

pengembangan budidaya wortel dalam rangka meningkatkan penawaran

wortel di Kabupaten Karanganayar.

2. Harga wortel tahun sebelumnya tidak berpengaruh nyata terhadap

penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar, sehingga saran dari

penelitian ini adalah perlu adanya upaya untuk meningkatkan harga wortel

yaitu melalui upaya peningkatan nilai tambah dan pengembangan

agroindustri wortel dengan cara membuat diversifikasi olahan wortel,

dengan demikian diharapkan dapat merangsang harga wortel dan

memotivasi petani untuk meningkatkan luas areal panennya.

Page 86: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvi

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, M O. 2010. Penerapan Model Penyesuaian Parsial Nerlove Dalam Proyeksi Produksi Dan Konsumsi Beras. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. www.ejournalunud.ac.id. Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.

Anindita, R. 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Papyrus. Surabaya.

Anonim. 2007. Worta Kemasan Baru. www.Agrodevblogspot.com. Diakses pada tanggal 31 Agustus 2009.

Ariani, M Dan Tri B P. 2010. Analisis Konsumsi Pangan Rumah Tangga Pasca Krisis Ekonomi Di Propinsi Jawa Barat. Puslitbang Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Arif, S. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. UI Press. Jakarta.

Armanda, S A. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Respon Penawaran Kakao Di Indonesia. Skripsi S1 Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen IPB. Bogor. www.iircipb.com . Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.

Arsyad, L. 1987. Ekonomi Mikro: Ikhtisar Teori & Soal Jawab. BPFE. Yogyakarta.

Bishop, CE dan WD Toussaint. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian (diterjemahkan oleh Drs. Wisnuadji, Harsojono, S.E, dan Drs. Suparmoko). Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

BPS. 20091. Jawa Tengah dalam Angka 2009. BPS Kabupaten Karanganyar. Karanganyar.

. 1993-20092. Karanganyar dalam Angka 1993-2009. BPS Kabupaten Karanganyar. Karanganyar.

Boediono. 1982. Ekonomi Mikro Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No 1. BPFE. Yogyakarta.

Cahyono, B. 2002. Wortel :Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Kanisius. Yogyakarta.

Dien, E P. 2002. Analisis Kelayakan Finansial Wortel Secara Monokultur dan Tumpangsari (Studi Kasus PT Pusaka Tani, Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat). Skripsi S1 Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian IPB. www.iircipb.com . Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.

87

Page 87: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxvii

Dinas Pertanian. 1993-2008. Data Produksi Hortikultura Kabupaten Karanganyar 1993-2008. Karanganyar.

Downey dan Erickson. 1990. Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta.

Ghatak, S dan K. Ingersent. 1984. Agriculture & Economic Development. Weatshet Books. LTD Harvestes Press. Great Britain.

Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Kanisius. Yogyakarta.

Gujarati, D N. 1995.Basic Econometrics Third Edition. Mc Graw-Hill Book Co. Singapore.

Irmawati, R. 2003. Analisis Efisiensi Ekonomi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Usahatani Wortel di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Skripsi SI Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Kelana, S. 1996. Teori Ekonomi Mikro. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Kurniawan, D E H. 2010. Hubungan Antara Kemampuan Manajerial Petani Wortel (Daucus carota L) dengan Kecepatan Adopsi Penggunaan Pestisida Nabati di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Skripsi S1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian UNS. Surakarta

Kusdiyanti, R F. 2007. Teknik Budidaya dan Pemasaran Sayuran Wortel (Daucus carota L) di Kebun Benih Hortikultura Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Tugas Akhir D3 Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Lasmara, I. 2008. Evaluasi Parameter Pemutuan Wortel (Daucus carota L.) Menggunakan Pengolahan Citra. Skripsi S1departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Bogor. www.iircipb.com . Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.

Martoyo, M Soejono, dan Sinarhadi. 1986. Respons Penawaran Tembakau Rakyat Di Daerah Kabupaten Temanggung Jawa Tengah. Jurnal Agro Ekonomi. UGM. Yogyakarta.

Mc Eachern, W.A. 2000. Ekonomi Makro (Diterjemahkan oleh : Sigit Triandaru). Salemba Empat. Jakarta.

Mubyarto. 1979. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta

Nariswari, T A. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Respon Penawaran Kacang Tanah Di Indonesia. Skripsi S1 Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen IPB.Bogor. www.iircipb.com . Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.

88

Page 88: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxviii

Nurana, EH. 2009. Analisis Curahan Waktu Kerja Istri Petani Pada Usahatani Wortel di Kabupaten Karanganyar. Skripsi SI Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Oemanti, 2006. Pengaruh Dosis Pupuk Kalium dan Pupuk Daun Terhadap Hasil dan Kandungan Vitamin C Pada Wortel. Tesis S2 Agronomi Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Pohan, R A. 2008. Analisis Usahatani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Wortel di Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Skripsi S1 Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian USU. Medan.

Putong, I. 2002. Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro. Gahlia Indonesia. Bogor.

. 2003. Pengantar Ekonomi Makro dan Mikro. Gahlia Indonesia. Bogor.

Rukmana,R. 1995. Bertanam Wortel. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Samuelson, P. A. dan W. D. Nordhaus. 1992. Mikroekonomi. Erlangga. Jakarta.

Salvatore, D. 1997. Teori Mikroekonomi Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.

Setiani, C. 2010. Program Rintisan Dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian (Prima Tani) Kabupaten Karanganyar (2007). [email protected]. Diakses Pada Tanggal 31 Agustus 2010.

Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta

SIPUK BI. 2010. Sistem Informasi Baseline Economic Survey. www.SIPUKBI.com. Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010

Siregar, C S. 2009. Analisis Respon Penawaran Komoditas Jagung Dalam Rangka Mencapai Swasembada Jagung Di Indonesia. Skripsi S1 Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Manajemen. IPB. Bogor.

Soekartawi. 1993. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soewito. 1991. Bercocok Tanam Wortel. Titik Terang. Jakarta.

Sofa, 2008. Teori Penawaran dan Permintaan Pada Pertanian. www.massofa.wordpress.com. Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.

Sudarmanto, G. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Sudiyono, A. 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

90

Page 89: ANALISIS RESPON PENAWARAN WORTEL(elastisitas) penawaran wortel di Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Lokasi penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

lxxxix

Sukirno, S. 2001. Pengantar Teori Mikroekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sukirno, 2007. Peran Pelaku Perlindungan Tanaman Dalam Pasar Internasional Produk-Produk Hortikultura Indonesia. www.Deptan.go.id. Diakses pada tanggal 8 Desember 2009.

Sulaiman, W. 2002. Jalan Pintas Menguasai SPSS 10. Penerbit Andi. Yogyakarta. Sularmi, S. 2009. Sikap Petani Wortel (Daucus carota L) Terhadap Pengembangan

Kawasan Agropolitan Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Skripsi S1 Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Sundari, M T. 2008. Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani Wortel (Daucus carota) di Kabupaten Karanganyar. Tesis S2 Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Konsentrasi Agribisnis dan Kelembagaan UNS. Surakarta.

Supranto, 2005. Ekonometri. Ghalia Indah. Bogor.

Surakhmad, W. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode dan Teknik. Penerbit Tarsito. Bandung.

Trisanti, S dan Dimas D P. 2003. Prospek Agribisnis Wortel (Daucus carota L.) Sebagai Alternatif Pengembangan Perkebunan Di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Agrosaint Vol 5 No 2, 2003.

Wahyuningsih S, Setyowati dan Wiwit R. 2005. Analisis Keterpaduan Pasar Komoditas Wortel Antara Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Vol 2 No 1 September. UNS. Surakarta.

Widaningrum dan Nurdi S, 2009. Standarisasi Keripik Sayuran (Wortel) Sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing Produk Olahan Hortikultura. Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian. Bogor. www.BSN.go.id . Diakses pada tanggal 3 Agustus 2010.