Analisis Rhodamin b Dalam Jajanan Pasar

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS RHODAMIN B DALAM JAJANAN PASARDENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

DI SUSUN OLEH: Nama : Leni muslina NIM: 713501s12081

AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANANYAYASAN HARAPAN BANGSABANDA ACEH2014

ABSTRARhodamin B merupakan suatu pewarna sintetik yang digunakan untuk mewarnai tekstil,sering kali digunakan untuk mewarnai suatu produk makanan, salah satunya adalahjajanan pasar. Rhodamin B menyebabkan pembesaran hati, ginjal, dan limfa diikutiperubahan anatomi berupa pembesaran organ. Penelitian dilakukan untuk mengetahuiadanya penggunaan rhodamin B dalam jajanan pasar. Sebelum pengambilan sampeldilakukan penyebaran kuisioner terhadap pedagang dan konsumen tentang pengetahuanmereka terhadap pewarna. Sampel jajanan pasar diambil di enam pasar Kecamatan LaweyanKotamadya Surakarta. Selanjutnya sampel dipreparasi dengan serapan benang wol,dilanjutkan dengan kromatografi lapis tipis (KLT) kemudian dideteksi dengan lampu UV254 nm dan 366 nm serta pereaksi semprot HCl pekat dan H2SO4 pekat. Data yang diperolehdianalisis dengan metode deskriptif. Berdasarkan data angket, diketahui bahwa sebagianbesar pedagang tidak dapat membedakan pewarna alami dan sintetik dan hanya 5,3%pedagang serta 12% konsumen yang tahu mengenai pewarna sintetik yang diijinkan. Padaumumnya pedagang tidak mengetahui efek negatif yang bisa ditimbulkan oleh beberapapewarna sintetik, hal ini karena tingkat pendidikan mereka yang rendah (47,37% pedagangtidak berpendidikan). Analisis dengan KLT menunjukkan dari 41 sampel yang diperiksadidapatkan 15 sampel mengandung rhodamin B. Berdasarkan penelitian ini terdapat 42,86%di pasar Kadipolo, 25% di pasar Kembang, 50% di pasar Purwosari, 33,33% di pasarJungke, 75% di pasar Penumping, 22,22% di pasar Kleco mengandung rhodamin B.Kata Kunci: Rhodamin B dan KLTABSTRACTRhodamin B is synthetic dye which was used as textile dyeing but people usually still usedto color food products one of them is snack. Rhodamin B caused abscess of liver, kidneyand spleen, and was followed by anatomy alteration as abscess of organ. The research wasconducted to know the present of rhodamin B in traditional snacks. Before taking sample,questionnaires were spread to sellers and consumers to know their knowledge about dye.Samples were taken in six markets in Laweyan sub district, Surakarta and then it wereAnalisis Rhodamin B dalam Jajanan Pasar ... (Wahyu Utami dan Andi Suhendi) 149PENDAHULUANMakanan tradisional Indonesiamempunyai kekayaan ragam yang luarbiasa. Baik macam, bentuk, warna, sertaaroma sesuai dengan budaya masyarakatIndonesia. Seperti gethuk, geplak, klepon,dan jajanan lain yang ada di pasar saat initelah dimodifikasi dan dikemas menjadipaket buah tangan dengan warna yangmenarik.Warna merupakan salah satu kriteriadasar untuk menentukan kualitasmakanan antara lain; warna dapatmemberi petunjuk mengenai perubahankimia dalam ma-kanan. Oleh karena itu,warna menimbul-kan banyak pengaruhterha-dap konsumen dalam memilih suatuproduk makanan dan minuman sehinggaprodusen makanan sering menambahkanpewarna dalam produknya. Pada awalnya,makanan diwar-nai dengan zat warna alamiyang diperoleh dari tumbu-han, hewan,atau mineral, akan tetapi zat warnatersebut tidak stabil oleh panas dan cahayaserta harganya mahal (Azizahwati, dkk.,2007).Zat pewarna sintesis yang seringditambahkan adalah rhodamin B, yaitumerupakan zat warna sintetik yang umumdigunakan sebagai pewarna tekstil. RhodaminB merupakan zat warna tambahanyang dilarang penggunaannya dalamproduk-produk pangan. Rhodamin Bbersifat karsinogenik sehingga dalam penggunaanjangka panjang dapat menyebabkankanker. Uji toksisitas rhodamin B telahdilakukan terhadap mencit dan tikusdengan injeksi subkutan dan secara oral.Rhodamin B dapat menyebabkan karsinogenikpada tikus ketika diinjeksi subkutan,yaitu timbul sarcoma lokal. Sedangkansecara IV didapatkan LD50 89,5 mg/kg yangditandai dengan gejala adanya pembesaranhati, ginjal, dan limfa diikuti perubahananatomi berupa pembesaran organnya(Merck Index, 2006).Karena bahaya tersebut, maka diupayakanpencegahan penggunaan rhodamindalam suatu makanan termasuk jajananpasar yang diperjual-belikan di enam pasardi Kecamatan Laweyan. Tidak menutupkemungkinan jajanan pasar tersebut mengandungpewarna yang dilarang penggupreparedby using wool thread absorption method and then continued by thin layer chromatography(TLC) detection on UV 254 nm and UV 366 nm lamp and spray reactant byHCl and H2SO4. The data were analyzed by descriptive method. Based on result, it wasknown that a large number of sellers disable to differ between natural dye and synthetic dye,only 5.3% of sellers and 12% of consumers who knew about synthetic dye which waspermitted. In commonly, they did not know about the effect which caused by this dye,because their education level was very low (47.37% of sellers illiteracy). TLC analysisshowed that 25 samples were suspected contained rhodamin B. Twenty five samples weretested again by TLC. It results 15 samples were positive contained rhodamin B. Theseresults were based on hRf value, fluorescence and sew positive with spray reagent. Based onthis research, there is 42.86% snacks in Kadipolo market, 25% snacks in Kembang market,50% snacks in Purwosari market, 33.33 snacks in Jongke market, 75% snacks in Penumpingmarket, 22.22% snack in Kleco market were contained rhodamin B.Keywords: Rhodamin B and TLC.150 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 2, 2009: 148 - 155naanya. Menurut survei, ditemukan banyakjajanan pasar yang beredar di enampasar Kecamatan Laweyan, diantaranyaditemukan di pasar Kadipolo, pasar Kembang,pasar Jungke, pasar Purwosari, pasarSidodadi, pasar Penumping yang berwarnamerah. Oleh karena kepadatan penduduk10.127 jiwa per km2 dengan jumlah penduduk87.496 jiwa dan merupakan Kecamatanterbesar ketiga di Surakarta (Anonim,2006), memungkinkan pengkonsumsianjajanan pasar yang beredar dienam pasar tersebut oleh masyarakatcukup tinggi.Di pasar-pasar tersebut hampirsemua pedagang menjual jajanan pasaryang berwarna merah. Aktivitas jual-belidipasar tersebut sangat tinggi, hal inidibuktikan dengan penjualan jajanan pasaryang terus meningkat (Suhartini, 2007).Diduga warna merah tersebut adalahpewarna sintetik non pangan yang seringdigunakan sebagai pewarna tekstil yaiturhodamin B, sehingga perlu dilakukanpenelitian tentang adanya rhodamin Bdalam jajanan pasar di enam pasar diKecamatan Laweyan tersebut.METODE PENELITIANBahan penelitian yang digunakanadalah standar rhodamin B (sigma),benang wol, eter, akuades, asam asetat10%, amonia 2%, amonia 10%, etanolteknis 70% (Bratachem), silika gel GF 254nm, etanol 96%, isopropanol, amonia, etilasetat, metanol, amonium hidroksida,isobutanol, n-butanol, asam asetat, HCL,H2SO4 p.a (Merck).Adapun alat yang digunakan berupasatu set alat kromatografi lapis tipis,timbangan, penangas air, lampu UV 254nm dan UV 366 nm, dan alat-alat gelasyang biasa digunakan.Jalannya penelitian dibagi menjadibeberapa tahap. Pertama, penyebarankuisioner terhadap pedagang dan konsumen.Kuisioner diberikan kepada pedagangdan konsumen jajanan pasar di enampasar Kecamatan Laweyan untuk mengetahuitingkat pengetahuan pedagangmaupun konsumen mengenai pewarnamakanan dan keamanannya.Kedua, pengambilan sampel. Sampeljajanan pasar diambil di enam pasar KecamatanLaweyan Surakarta yang meliputiwarna merah, bentuk jajanan (padatan,semipadatan) dengan metode accidentalsampling, yaitu metode rancangan sampeltanpa acak (non random sampling) denganteknik rancangan sampel seadanya.Ketiga, pembuatan baku pembanding.Ditimbang 25,00 mg rhodamin B,kemudian dilarutkan dalam 25,0 ml etanol96 % p.a (Azizahwati, dkk., 2007).Keempat, pemisahan zat warna.Benang wol dididihkan di dalam air kemudiandikeringkan. Selanjutnya dicucidengan eter untuk menghilangkan kotorandari lemak setelah itu dididih-kan dengandengan NaOH 1% kemudian dibilasdengan air. Sepuluh gram sampel direndamdalam 10 ml larutan amonia 2% (yang dilarutkandalam etanol 70%) selama kuranglebih 12 jam. Selanjutnya larutan disaring,filtrat kemudian diuapkan diatas penangasair. Residu dari penguapan dilarutkandalam 10 ml air yang mengandung asam,larutan asam dibuat dengan mencampur10 ml air dengan 5 ml asam asetat 10%.Benang wol dimasukkan ke dalam larutanasam dan didihkan hingga 10 menit, benangwol diangkat, pewarna akan mewarnaibenang wol. Benang wol dicucidengan air, kemudian dimasukkan kedalam larutan basa yaitu 10 ml amonia 10%Analisis Rhodamin B dalam Jajanan Pasar ... (Wahyu Utami dan Andi Suhendi) 151(yang dilarutkan dalam etanol 70%) dandididihkan. Benang wol akan melepaskanpewarna, pewarna akan masuk ke dalamlarutan basa tersebut. Larutan basa tersebutselanjutnya akan digunakan sebagaicuplikan sampel pada analisis kromatografilapis tipis (Djalil, dkk., 2005).Kelima, analisis dengan kromatografilapis tipis. Sebanyak 2 l cuplikan sampelditotolkan pada plat KLT, kemudian dielusidalam bejana yang berisi isopropanol :amonia = 100:25 v/v . Setelah elusi selesaiplat dikeringkan, kemudian kromatogramyang diperoleh dihitung nilai hRf-nya(Azizahwati, dkk., 2007).Nilai hRf tiap bercak dibandingkandengan nilai hRf standar rhodamin.Penampakan bercak dipertajam denganmenggunakan lampu UV 254 nm dan 366nm serta visualisasi dengan menggunakanpereaksi semprot H2SO4 dan HCl pekat.Nilai hRf yang sama, adanya pemadamanpada UV 254 nm, fluoresensi pada UV 366nm, warna merah muda dengan pereaksisemprot HCl dan warna jingga denganpereaksi semprot H2SO4 menandakanadanya zat warna rhodamin B dalamsampel (Djalil, dkk., 2005).HASIL DAN PEMBAHASANPengetahuan Pedagang dan Konsumententang PewarnaHasil kuisioner dari 19 pedagang dan51 konsumen yang menjadi respon-dendiketahui bahwa 36,80% pedagang dan59% konsumen dapat membedakan pewarnaalami atau sintetik, 5,30% pedagangdan 12% konsumen mengetahui pewarnasintetik yang diijinkan, 10,50% pedagangdan 20% konsumen mengetahui pewarnasintetik yang tidak diijinkan penggunaannyadalam makanan. Kesadaranpembeli akan bahaya dari pewarna sintetikcukup tinggi, yaitu 75%, sedangkan kesadaranpedagang masih rendah, yaitu 43%(Gambar 1). Rendahnya pengetahuanpedagang tentang pewarna alami dansintetik serta pewarna yang tidak diijinkanGrafik Hasil Angket0%10%20%30%40%50%60%70%80%pembeli pedagangResponden% PengetahuanPewarna Alami dan Sint et ikPewarna sintetik yang diijinkanPewarna sint et ik yang t idakdiijinkanPewarna sint et ik t idak aman untukdikonsumsiPerbedaan Pewarna alami danSint et ik dalam sampelPewarna tekst il ditambahkan dalamsampelPert imbangan Pembeli (rasa) &Pedagang (harga murah)Penggunaan takaranPewarna yang disukai (Buatan)Pewarna yang sering digunakanGambar 1. Grafik Persentase Pengetahuan Pedagang dan Pembeli Jajanan Pasardi pasar Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta tentang Pewarna152 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 2, 2009: 148 - 155sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, salahsatu-nya adalah pendidikan. Hasil surveymenun-jukkan sebagian besar pedagangtidak berpendidikan, yaitu 47,37%(Gambar 2).Sebagian kecil pembeli dan pedagangmengetahui jenis pewarna sintetik yangdiijinkan dan yang tidak diijinkan penggunaannyadalam makanan.Sebagian besar pedagang tidaksekolah, sehingga pengetahuan merekaterhadap pewarna juga rendah.Analisis Rhodamin B dalam SampelSebelum dilakukan kromatografi lapistipis (KLT), zat warna yang ada dalam47.37%21.05%15.79%11%5.26%Tidak sekolahSD sederajadSLTP sederajadSLTA SederajadDiploma IIIGambar 2. Grafik Informasi Pendidikan Pedagang jajanan pasardi pasar Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta.CH - CH - COO 2 NH - C - NH - CH - 3 2CH - CH 2NH+asam aspartat Arginin+N(C H ) Cl 2 5 2 (C H ) N 2 5 2COOHC+ -N(C H ) Cl 2 5 2(CH ) N + 2 5 2COO NH - C - NH - CH - CH - CH 3 2 2NH+CH - CH - COOH 2CGambar 3. Mekanisme Pengikatan Rhodamin B dalam Benang Wol(Soeprijono, dkk., 1974, cit: Kurnia, 2005)Analisis Rhodamin B dalam Jajanan Pasar ... (Wahyu Utami dan Andi Suhendi) 153sampel diekstraksi terlebih dahulu menggunakanmetode serapan benang wol. Prinsipnyaadalah penarikan zat warna darisampel ke dalam benang wol bebas lemakdalam suasana asam dengan pemanasandilanjutkan dengan pelunturan atau pelarutanwarna oleh suatu basa.Benang wol tersusun atas ikatan peptidayang didalamnya terdapat ikatansistina, asam glutarnat, lisin, asam aspartikdan arginin. Rhodamin B dapat melewatilapisan kutikula melalui perombakansestina menjadi sistein dengan suatu asam.Sistein terbentuk melalui pecahnya ikatanS-S dari sistina karena adanya asam asetat.Setelah ikatan tersebut terbuka, makarhodamin B dapat masuk kedalam benangwol dan berikatan dengan COO dari asamaspartik juga berikatan dengan +NH3 dariArginin (Gambar 3).Selanjutnya sebanyak 41 sampelyang ditotolkan pada plat KLT, 25diantaranya dicurigai mengandungrhodamin B, hal ini didasarkan pada nilaiSampel DeteksihRf di UV 254 UV 366 nm + HCl + H2SO4rhodamin 73 merah orange merah muda jinggaA3 71 merah orange merah muda -A5 70 - - -A6 68 merah orange - -A7 73 merah orange merah muda jinggarhodamin 73 merah orange merah muda jinggaB6 73 - - -B7 88 merah merah muda -B8 73 merah orange merah muda jinggaF7 76 merah orange - -F9 74 merah orange - -rhodamin 74 merah orange merah muda jinggaC1 71 merah orange merah muda -C4 73 merah orange merah muda jinggaD5 68 - - -D7 70 - - -rhodamin 70 merah orange merah muda jinggaD1 65 - - -D2 70 merah orange merah muda jinggaD3 70 merah orange merah muda jinggaD4 70 merah orange merah muda -rhodamin 69 merah orange merah muda jinggaE1 69 merah orange merah muda jinggaE2 69 merah orange merah muda jinggaE3 69 merah orange merah muda jinggaE4 70 - - -rhodamin 68 merah orange merah muda jingga -F1 69 - - -F2 73 - - -F3 66 - - -F4 67 - - -Tabel 1. Hasil Pengamatan adanya Rhodamin B154 Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 2, 2009: 148 - 155hRf sampel yang sama atau mendekati hRfstandar rhodamin. Untuk memperjelasdugaan tersebut, ke-25 sampel tersebut diKLT sekali lagi. Untuk KLT kedua ini parameteryang dilihat adalah adanya hRfyang sama atau mendekati standar, adanyafluoresensi merah pada UV 366 nm, danadanya reaksi spesifik dengan pereaksisemprot HCl pekat dan H2SO4 pekat.Berdasarkan hasil KLT tersebut ternyatadari 25 sampel yang dicurigai hanya 15sampel (A3, A6, A7, B7, B8, F7, F9, C1,C4, D2, D3, D4, E1, E2, E3) yangberfluoresensi sedangkan 10 sampel yanglain tidak berfluoresensi meskipun hRfnyamendekati standar (Tabel I). Untukmempertegas hasil tersebut terhadap 25sampel tadi dilakukan reaksi penegasanmenggunakan reaksi semprot HCl danH2SO4 pekat. Rhodamin B akan bereaksimembentuk warna dengan pereaksitersebut sehingga warna rhodamin Bmenjadi lebih spesifik, yaitu berwarnamerah muda dengan HCl pekat danberwarna jingga dengan H2SO4 pekat. Halini dikarenakan adanya sumbangan H+yang menyebabkan panjang gelombangrhodamin B bergeser lebih pendek.Berdasarkan hasil reaksi penegasantersebut dapat dilihat bahwa ada 12 sampelyang memberikan warna dengan pereaksisemprot HCl pekat, yaitu; sampel A3, A7,B7, B8, C1, C4, D2, D3, D4, E1, E2, E3dan hanya 8 sampel yang memberikanwarna dengan H2SO4 pekat, yaitu: A7, B8,C4, D2, D3, E1, E2, E3 (Tabel V). Kromatogramdari beberapa sampel yangpositif menunjukkan adanya rhodamindapat dilihat pada Gambar 4.Hasil penelitian analisis rhodamin Bdalam jajanan pasar di enam pasar KecamatanLaweyan menunjukkan terdapat 15jajanan pasar yang mengandung rhodaminB dari jajanan pasar yang berjumlah 41(a) (b) (c) (d)Gambar 4. Contoh Kromatogram Sampel yang Positif Menunjukkan RhodaminKet: (a) D4, D3, D2, D1, rhodamin pada UV 254 nm(b) D4, D3, D2, D1, rhodamin pada UV 365 nm(c) D4, D3, D2, D1, rhodamin setelah disemprot dengan HCl pekat(d) D4, D3, D2, D1, rhodamin setelah disemprot dengan H2SO4 pekatAnalisis Rhodamin B dalam Jajanan Pasar ... (Wahyu Utami dan Andi Suhendi) 155DAFTAR PUSTAKAAnonim, 2006, Buku Informasi Kota Solo, Badan Informasi dan Komunikasi Kota Surakarta,Surakarta.Azizahwati, Kurniadi, M., Hidayat, H., 2007., Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang UntukMakanan Yang Berada di Pasaran, Majalah Ilmu Kefarmasian, IV, (1), 7-8,Departeman Farmasi FMIPA-Universitas Indonesia Depok.Djalil, A.D., Hartanti, D., Rahayu, W.S., Prihatin, R., Hidayah, N., 2005, Identifikasi ZatWarna Kuning Metanil (Metanil Yellow) dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis(KLT) pada Berbagai Komposisi Larutan Pengembang, Jurnal Farmasi, Vol. 03,(2), 28-29, Fakultas Farmasi UMP, Purwokerto.Ecasean, 2004, Identification of Prohibited Colorants in Cosmetic Products by TLC and HPLC,(online), (http://www.ecasean.com/harmonised colorants.pdf, diakses tanggal 29Desember 2007).Merck Index, 2006, Chemistry Constant Companion, Now with a New Additon, Ed 14Th,1410, 1411, Merck & Co., Inc, Whitehouse Station, NJ, USA.Nawawi, H., 1995, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, 63, Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.Soeprijono, P., Poerwanti, Widayat, Jumaeri, !974, Serat-serat tekstil, Institut Teknologi Tekstil,Bandung, 134-136, cit: Kurnia, D.C.D., 2005, Analisis Zat Warna Pada Saos YangBeredar di Yogyakarta Dengan Metode Kromatografi Kertas dan Spektrofotometri UVVis,Skripsi, Fakultas MIPA, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.Suhartini, 2007, Wawancara Pribadi , 5 November 2007.buah. Kelima belas jajanan pasar tersebutadalah A3, A6, A7, B7, B8, F7, F9, C1,C4, D2, D3, D4, E1, E2, E3. Berdasarkanpenelitian ini ditemukan 42,86% di pasarKadipolo, 25% di pasar Kembang, 50% dipasar Purwosari, 33,33% di pasar Jungke,75% di pasar Penumping, 22,22% di pasarKleco mengandung zat pewarna rhodaminB.SIMPULANHasil penelitian terhadap 41 jajananpasar yang dijual di enam pasar KecamatanLaweyan Kotamadya Surakarta sebanyak15 sampel mengandung rhodamin B, yaitu:42,86% di pasar Kadipolo, 25% di pasarKembang, 50% di pasar Purwosari, 33,33%di pasar Jungke, 75% di pasar Penumping,22,22% di pasar Kleco.