Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM
PEREKONOMIAN KABUPATEN TANGERANG 2015-2019
Oleh
Nis Pundi Rangraeni
NIM : 11170840000025
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H/2021 M
ii
ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM
PEREKONOMIAN KABUPATEN TANGERANG 2015-2019
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Nis Pundi Rangraeni
NIM :
11170840000025
Di Bawah Bimbingan
Dr. TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si
NIDN : 0419097605
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H/2021
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 19 April 2021 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa :
1. Nama : Nis Pundi Rangraeni
2. NIM : 11170840000025
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : Analisis Sektor Unggulan dalam Perekonomian Kabupaten
Tangerang 2015-2019.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap
Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, April 2021
1. Zaenal Muttaqin, MPP ( )
NIP. 1979050320110110006 Penguji I
2. Dr. Fitri Amalia, M.Si ( )
NIP. 198207102009122002 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 27 Juli 2021 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
1. Nama : Nis Pundi Rangraeni
2. NIM : 11170840000025
3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan
4. Judul Skripsi : Analisis Sektor Unggulan dalam Perekonomian Kabupaten
Tangerang 2015-2019.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan LULUS, dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Juli 2021
1. Dr. Fitri Amalia, M.Si ( )
NIP. 198207102009122002 Ketua
2. Dr. TB Ace Hasan Syadzily M.Si ( )
NIDN : 0419097605 Pembimbing
3. Prof. Dr. H Abdul Hamid, MS ( )
NIP.195706171985031002 Penguji Ahli
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nis Pundi Rangraeni
NIM : 11170840000025
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1.Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggung jawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa
izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari terdapati tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggung-jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa
saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya bersedia untuk dikenakan sanksi
berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, April 2021
Yang Menyatakan
(Nis Pundi Rangraeni)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Nis Pundi Rangraeni
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 November 1999
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jalan Suka Mulya I RT 04/07 No.94 Serua Indah,
Kecamatan Ciputat. Kota Tangerang Selatan.
Provinsi Banten. 15414
6. Telepon : 089632751159
7. Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN FORMAL
1. TK : TK Harapan Ibu Ciputat
2. SD : SD N Kampung Bulak II
3. SMP : SMP N 9 Kota Tangerang Selatan
4. SMA : SMA N 10 Kota Tangerang Selatan
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Koppasus SMP N 9 Tangerang Selatan
2. Ketua Laskar Lingkungan Muda (LLM) SMA N 10 Kota Tangerang Selatan
3. Wakil Ketua Divisi keterampilan, kewirausahaan,dan IT OSIS SMA N 10 Kota
Tangerang Selatan
4. Anggota Departemen Internal Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi
Pembangunan
5. Wakil Ketua Basis Perempuan Relawan Demokrasi Komisi Pemilihan Umum
(KPU) Kota Tangerang Selatan.
vii
D. SEMINAR
1. Seminar Nasional Ekonomi Digital “Menjawab Peluang dan Tantangan
Perkembangan Financial Technlogy di Indonesia” yang diselenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Seminar dengan Tema “Peran Aktif Perguruan Tinggi dalam Mengawal
Pemberantasan Korupsi” yang diselenggarakan oleh Dewan Guru Besar
Universitas Trisakti.
3. Seminar dan Diskusi Publik “Peran Generasi Muda dalam Mengahadapi
Revolusi 4.0 dan Ekonomi Global” yang diselenggarakan oleh Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Seminar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang diselenggarakan oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.
5. Seminar dan Diskusi Publik “Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Mengawal
Kebijakan Pemerintah Untuk Mewujudkan Visi Indonesia Maju”.
Diselenggarakan oleh Kordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Nasional
(KORPUS BEM-Nas).
E. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Salpan Rianto
2. Ibu : Giarti
3. Alamat : Jalan Suka Mulya I RT 04/07 No.94 Serua Indah,
Kecamatan Ciputat. Kota Tangerang Selatan. Provinsi
Banten. 15414.
4. Anak Ke : 4 (empat) dari 4 (empat) bersaudara.
viii
ABSTRAK
Penerepan konsep model basis saat ini mulai banyak berkembang di Indonesia. Hal
ini terlihat dari semakin banyaknya daerah-daerah yang menerapkan beberapa kegiatan
pembangunan wilayah dengan mengandalkan sektor basis. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis sektor-sektor ekonomi unggulan yang ada di Kabupaten Tangerang. Dengan
adanya Penelitian ini diharapkan Kabupaten Tangerang mampu secara optimal
memanfaatkan serta mengembangkan sektor basis untuk keperluan pembangunan
daerahnya.
Data yang digunakan dalam peneleitian ini adalah berupa data sekunder dengan
kurun waktu penelitian tahun 2015-2019. Dimana data diperoleh dari sumber-sumber resmi
BPS Provinsi Banten, BPS kabupaten Tangerang, Serta BAPPEDA Kabupaten Tangerang.
Metode yang digunakan yakni analisis Location Quotient (LQ), Shift Share, serta Tipologi
Klassen.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa kabupaten Tangerang memiliki sektor basis
yaitu sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor industry pengolahan, sektor
pengadaan listrik dan gas, sektor kontruksi, dan sektor jasa keuangan. Berdasarkan analisis
shift share terdapat 14 (empat belas) sektor ekonomi di kabupaten Tangerang yang mampu
menghasilkan komoditas yang memiliki keunggulan kompetitif. Dari hasil analisis LQ, Shift
Share, dan Tipologi klassen ditemukan satu sektor merupakan sektor unggulan dan
berpotensi untuk dikembangkan dengan kriteria maju dan tumbuh pesat yaitu sektor
kontruksi.
Kata Kunci : Sektor Unggulan, Location Quotient, Shift-Share, Tipologi Klassen,
Pembangunan Daerah
ix
ABSTRACT
The concept of the basic model is currently starting to develop in Indonesia. This
can be seen from the increasing number of regions implementing it. This study aims to
analyze the leading economic sectors in Tangerang District. With this research is expected
that Tangerang Regency will be able to make optimal use of and develop the basic sector
for regional development needs.
This research data in this research is in the form of secondary data with the 2015-
2019 research period. Where data is obtained from official sources BPS Banten Province,
BPS Tangerang district, and BAPPEDA Tangerang Regency. The methods used are
Location Quotient (LQ) analysis, Shift Share, and Klassen Typology.
The results showed that Tangerang district has a basic sector, that is agriculture,
forestry and fisheries sector, manufacturing industry sector, electricity and gas
procurement sector, construction sector, and financial services sector. Based on the shift
share analysis, there are 14 (fourteen) economic sectors in Tangerang district that are able
to produce that have a competitive advantage. From the analysis of LQ, Shift Share, and
Klassen Tipology, it is found that one sector is a leading sector and with criteria for
advanced and fast-growing results, that is construction sector.
Keywords : Leading Sector, Location Quotient, Shift-Share, Tipologi Klassen, Regional
Development.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan nikmat, rahmat, dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ANALISIS SEKTOR
UNGGULAN DALAM PEREKONOMIAN KABUPATEN TANGERANG 2015-
2019”. Shalawat dan salam tak lupa senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW sang pembawa risalah, beserta keluarga, sahabat, serta kepada umatnya
hingga akhir zaman.
Skripsi ini merupakan bagian ikhtiar yang dilakukan penulis dalam upaya
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini
tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karenanya, penulis mengucapkan terima kasih yang tak hingga kepada seluruh
pihak yang telah membantu. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan
pahala serta balasan yang setimpal atas amal kebaikan seluruh pihak yang telah
membantu penulis baik moril maupun materi. Apresiasi dan terimakasih tersebut
disampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Amilin S.E., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta
jajarannya.
2. Bapak Dr. M. Hartana Iswandi Putra, M.Si dan Ibu Dr. Fitri Amalia, M.Si
selaku Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang
telah memberikan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan hingga
penyelesaian skripsi.
3. Bapak Dr. Arief Fitrijanto, M.Si selaku Dosen Penasihat Akademik.
Terimakasih untuk nasihat dan arahan selama penulis menjalani perkuliahan
hingga pada tahap penyelesaian skripsi.
4. Bapak Dr TB. Ace Hasan Syadzily, M.Si Selaku dosen pembimbing Skripsi
xi
yang tealah berkenan meluangkan waktu untuk selalu membimbing, membantu,
dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semoga Allah
Subhanahu Wata’ala membalas segala kebaikan bapak.
5. Kedua orangtua tercinta. Terimakasih atas kasih sayang, kesabaran, doa, serta
dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
6. Kakak-kakak tersayang. Mba Arum, Mas Windu, Mba Tiwi, Ka Reza, Mba
Wanti. Keponakan yang manis dan lucu Alisha, Almer, Arsyila. Tak lupa juga
Bonita dan Ciko. Terimakasih atas segala bentuk dukungan, doa, dan
penghiburan sehingga penulis dapat menyelesaiakan skripsi.
7. Sahabat-sahabat terbaik serta keluarga besar Ekonomi Pembangunan 2017.
Terimakasih atas segala dukungannya. Kalian luar biasa.
8. Serta seluruh pihak yang telah membantu selama proses penulisan skripsi yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dengan penuh kerendahan hati, bahwa hasil penelitian
ini jauh dari kesempurnaan, “tak ada gading yang tak retak” maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, demi kebaikan/kesempurnaan
dimasa yang akan datang. Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 2021
Nis Pundi Rangraeni
xii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. I
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................... II
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................III
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... IV
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................ V
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. VI
ABSTRAK ........................................................................................................ VIII
ABSTRACT ........................................................................................................ IX
KATA PENGANTAR ........................................................................................... X
DAFTAR ISI ....................................................................................................... XII
DAFTAR TABEL .............................................................................................. XIV
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. XV
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... XVI
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... XVII
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................8
C. Tujuan penelitian ...............................................................................................9
D. Manfaat penelitian .............................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 11
A. Teori yang Berkaitan Dengan Variabel Penelitian ............................................ 11
1. Teori Pembangunan ekonomi Daerah ............................................................ 11
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah............................................................. 12
3. Teori Basis Ekonomi ..................................................................................... 13
4. Teori Keunggulan Kompetitif........................................................................ 14
5. Teori Lokasi ................................................................................................. 15
B. Penelitiaan Terdahulu....................................................................................... 16
C. Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 25
xiii
A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................... 25
B. Teknik Penentuan Sampel ............................................................................... 25
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 26
D. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 26
1. Analisis Location Qouetient (LQ) ................................................................ 26
2. Analisis Shift Share ....................................................................................... 28
3. Analisis Tipologi Klassen.............................................................................. 32
D. Operasional Variabel Penelitian ...................................................................... 34
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) .................................................... 34
2. Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................. 34
3. Sektor-Sektor ekonomi .................................................................................. 35
4. Sektor Unggulan ........................................................................................... 36
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .......................................................... 38
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................. 38
1. Pembentukan Kabupaten Tangerang ............................................................. 38
2. Letak Geografis ............................................................................................ 38
3. Wilayah Administratif .................................................................................. 39
4. Demografi .................................................................................................... 41
5. Perekonomian Kabupaten Tangerang............................................................ 42
B. Pembahasan ..................................................................................................... 44
1. Analisis Location Quotient(LQ) ................................................................. 44
2. Analisis Shift Share .................................................................................... 57
3. Tipologi Klassen ........................................................................................ 60
4. Kebijakan Pemerintah Daerah .................................................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 68
A. Kesimpuan ....................................................................................................... 68
B. Saran ................................................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................... 75
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Tangerang Atas Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha 2015-2019 (persen) ........................ 6
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................18
Tabel 3.1 Klasifikasi Tipologi Klassen ................................................................33
Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Persentase Menurut Kecamatan di Kabupaten
Tangerang 2019 ...................................................................................40
Tabel 4.2 Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Tangerang 2019 .....................41
Tabel 4.3 Laju Pertumbuhan PDRB kabupaten Tangerang Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) Menurut Lapangan Usaha tahun 2015-2019 .............43
Tabel 4.4 Nilai Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Tangerang ...........45
Tabel 4.5 PDRB Tahunan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan beserta
Analisis LQ..........................................................................................46
Tabel 4.6 Penggunaan Lahan menurut Status Penggunaan di Kabupaten
Tangerang 2017-2018 (Ha) ..................................................................47
Tabel 4.7 PDRB Tahunan Sektor Industri Pengolahan beserta Analisis LQ .........49
Tabel 4.8 PDRB Tahunan Sektor Pengadaan Listrik dan Gas beserta
Analisis LQ..........................................................................................52
Tabel 4.9 PDRB Tahunan Sektor Kontruksi beserta Analisis LQ .........................54
Tabel 4.10 PDRB Tahunan Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi beserta
Analisis LQ..........................................................................................56
Tabel 4.11 Perhitungan Shift Share Kabupaten Tangerang Tahun 2015-2019 ........58
Tabel 4.12 Rata-Rata Pertumbuhan dan Rata-Rata Kontribusi Sektor PDRB
Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang 2015-2019 ........................61
Tabel 4.13 Klasifikasi Tipologi Klaen Kabupaten Tangerang Tahun 2015-2019 ....62
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 PDRB Kabupaten Tangerang Atas Harga Konstan Menurut Lapangan
Usaha 2015-2019 (Miliar Rupiah).......................................................... 4
Grafik 1.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tangerang Atas Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha 2015-2019 (Persen) ....................................... 5
Grafik 4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tangerang dan Provinsi
Banten tahun 2015-2019 ...................................................................... 42
Grafik 4.2 Jumlah Perusahaan Industri Pengolahan Kabupaten Tangerang
2015-2019 ........................................................................................... 50
Grafik 4.3 Jumlah Pelanggan Listrik di Kabupaten Tangerang 2015-2019 ............ 53
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penduduk 15 Tahun keatas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2018 (Persen) ............................. 7
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................... 24
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Banten
2015-2019...................................................................................... 75
Lampiran II Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tangerang
2015-2019...................................................................................... 76
Lampiran III Kontribusi Sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Banten 2015-2019
(persen) .......................................................................................... 77
Lampiran IV Kontribusi Sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Tangerang
2015-2019 (persen) ........................................................................ 78
Lampiran V Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Provinsi Banten Tahun 2015-2019 (persen) .................................... 79
Lampiran VI Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Tangerang Tahun 2015-2019 (persen) .......................... 80
Lampiran VII Hasil Hitung Location Quotient (LQ) Kabupaten Tangerang
2015-2019...................................................................................... 81
Lampiran VIII Hasil Hitung Nasional Share (Nij) Kabupaten Tangerang ............. 87
Lampiran IX Hasil Hitung Proposional Shift (Mij) Kabupaten Tangerang .......... 92
Lampiran X Hasil Hitung Diifferential Shift (Cij) Kabupaten Tangerang .......... 97
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama kurun waktu tiga dekade manajemen pembangunan di Indonesia
berlangsung secara sentralistik dan terpusat. Segala bentuk perencanaan dan
implementasi atas kebijakan pembangunan didominasi oleh pemerintah pusat.
Kecenderungan sentralisasi kekuasaan dan sumber daya di pemerintahan pusat
kemudian menyebabkan adanya kesenjangan antara satu daerah dengan daerah
lainnya. Sentralisasi aktivitas pemerintahan maupun ekonomi menyebabkan
pembangunan hanya terfokus pada wilayah Jawa dan daerah-daerah tertentu saja
yang pada akhirnya daerah diberikan kebebasan melalui desentralisaisi. Lebih
jauh, desentralisasi mengandung arti perampingan pemerintah pusat. Hal ini
menyebabkan berkurangnya konsentrasi kegiatan ekonomi di sekitar daerah ibu
kota dan penyebaran kegiatan tersebut di seluruh wilayah nasional (Ascani dkk,
2012).
Di era reformasi lahir sebuah paradigma baru dalam manajemen
pembangunan di Indonesia. Terjadi pergeseran pola yang semula bersifat
sentralistik menjadi desentralisitik atau otonomi daerah. Otonomi daerah
merupakan bentuk desentralisasi yang dilakukan oleh pemerintah kepada daerah-
daerah otonom untuk mengatur dan mengelola daerahnya sesuai dengan potensi
serta keunggulan daerah. Otonomi daerah merupakan sebuah cara demokratis
untuk mewujudkan cita-cita keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh komponen
bangsa tanpa terkecuali (Sydzily, 2019:29). Melalui Undang-undang No. 22 tahun
1999 yang kemudian diganti dengan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang
otonomi daerah, tiap daerah diberikan keleluasaan dalam hal yang berkaitan
dengan hak,
2
kewajiban, dan wewenang mengelola daerah termasuk didalamnya dalam urusan
mengelola potensi dan sumber daya daerah. Sumber-sumber daya yang dimiliki
dimanfaatkan secara efektif dan efisien guna meningkatkan perekonomian daerah
termasuk meningkatkan penerimaan daerah.
Otonomi daerah adalah sebuah cara baru untuk menciptakan pemerataan dan
kesejahteraan bagi daerah-daerah di Indonesia. Adanya otonomi diharapkan
daerah mampu berdiri secara mandiri dan mengurangi ketergantungan pemerintah
daerah terhadap pemerintah pusat. Otonomi Daerah memberikan keleluasaaan
bagi tiap daerah untuk melalukan sebuah perencanaan guna melakukan perbaikan-
perbaikan dalam usaha mewujudkan nilai tambah sumberdaya yang dimiliki.
Guna tercipta perbaikan dan pembangunan ekonomi daerah secara
berkesinambungan, diperlukan kreatifitas dan inovasi sangat diperlukan dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki. Upaya kreatifitas itu dituangkan dalam
sebuah bentuk perencanaan pembangunan ekonomi daerah. Melalui perencanaan
pembangunan ekonomi daerah, suatu daerah dapat dilihat secara keseluruhan
sebagai suatu unit ekonomi (economic entitiy) yang didalamnya terdapat berbagai
unsur yang saling berinteraksi (Kuncoro,2014).
Usaha untuk mewujudkan nilai tambah yang dimiliki oleh daerah tersebut
dapat dilakukan dengan menggali sumber-sumber potensial dan berusaha
meningkatkan pembangunan daerah. Pembangunan daerah sangat dipengaruhi
oleh pengembangan berbasis sektor unggulan, efisiensi, serta peran serta pelaku
pembangunannya. Pemerintah sebagai pelaku pembangunan memiliki peran
penting dalam upaya menciptakan keadilan dan kesejahteraan masyarakat.
Kemampuan dan kapasitas pemerintah daerah dalam menyusun suatu perencanaan
dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan.
3
Dewasa ini, penerapan konsep model basis mulai banyak berkembang di
Indonesia. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya daerah-daerah yang
menerapkan beberapa kegiatan pembangunan wilayah dengan mengandalkan
sektor basis. Setiap daerah mengembangakan produk yang menjadi
keunggulannya dengan tujuan untuk menggali potensi daerah serta memperbaiki
ketimpangan. Sektor unggulan menjadi salah satu faktor penting dalam
pertimbangan pemerintah daerah untuk merumuskan kebijakan pembangunan
yang bertujuan untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat. Suatu sektor layak
menjadi unggulan apanila sektor tersebut memiliki kotribusi dan peran yang
dominan dalam pencapaian tujuan pembangunan (Putra, Eki. dkk, 2019) Menurut
(Zaini, 2019:21) Strategi pembangunan yang memfokuskan pada pertumbuhan
ekonomi menganggap bahwa kesejahteraan dapat ditingkatkan dengan cepat yakni
dengan cara memacu satu atau beberapa sektor yang menjadi sektor kunci (sektor
unggulan).
Kabupaten Tangerang merupakan salah satu dari 4 Kabupaten yang berada
di Provinsi Banten. Kabupaten Tangerang merupakan daerah induk dari dua
wilayah pemekaran yakni Kota Tangerang (didirikan tahun 1993) dan Kota
Tangerang Selatan (didirikan tahun 2008). Secara geografis letak Kabupaten
Tangerang berada di sebelah Barat Provinsi DKI Jakarta yang menjadikan
Kabupaten Tangerang sebagai daerah lintasan. Hal ini menjadi salah satu potensi
Kabupaten Tangerang untuk berkembang lebih maju karena letaknya yang
strategis yang menjadi penyangga Ibukota.
Kabupaten Tangerang saat ini terdiri dari 29 kecamatan, 28 kelurahan, dan
246 desa dengan luas wilayah 1.011,86 km2. Jika dibandingkan dengan
kabupaten/kota lainnya di Banten, Kabupaten Tangerang memiliki laju
4
pertumbuhan ekonomi yang rendah yakni sebesar 5,88%. Selain itu, jumlah
penduduk miskin Kabupaten Tangerang merupakan yang terbanyak di antara
Kabupaten/Kota di Banten yakni 193.970,00 jiwa pada 2019. Angka ini
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di tahun
2018 jumlah penduduk miskin Kabupaten Tangerang hanya 190.050,00 jiwa (BPS
Kabupaten Tangerang 2020). Meningkatnya angka kemiskinan mencerminkan
bahwa masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat di Kabupaten Tangerang.
Grafik 1.1
PDRB Kabupaten Tangerang Atas Harga Konstan Menurut
Lapangan Usaha 2015-2019 (Miliar Rupiah)
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2020
Berdasarakan data BPS Kabupaten Tangerang, Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) kabupaten Tangerang pada tahun 2015-2019 mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukan bahwa kinerja
perekonomian Kabupaten Tangerang mengalami perkembangan yang relatif
baik. Namun peningkatan PDRB tersebut tidak dibarengi dengan laju
5
pertumbuhannya. Laju pertumbuhan Produk Domestic Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Tangerang tahun 2015-2019 cenderung mengalami peningkatan. Di
tahun 2016 laju pertumbuhan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
begitu juga di tahun 2019. Kenaikan cukup signifikan terjadi di tahun 2017
yakni, laju pertumbuhan meningkat sebesar 0,41 persen dari tahun sebelumnya
yaitu tahun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2018 yakni tercatat sebesar
5,93 persen.
Grafik 1.2
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tangerang Atas Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha 2015-2019 (Persen)
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2020
Struktur perekonomian di Kabupaten Tangerang ditopang oleh 17(tujuh belas)
sektor lapangan usaha yang berpotensi menjadi sector unggulan. Ketujuh belas
sektor lapangan usaha tersebut dapat dilihat dari data PDRB kabupaten Tangerang
selama kurun waktu lima tahun terakhir dimulai dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2019. Berdasarkan tabel distribusi persentase Kabupaten Tangerang, sektor
yang memberikan peranan terbesar adalah industri pengolahan 35,22 persen
6
terbesar dibandingkan sektor lainnya. Kemudian diikuti oleh sektor kontruksi
sebesar 14,70 persen serta sektor perdagangan besar dan eceran yaitu sebesar 11,55
persen. Sedangkan sektor lainnya jika dilihat dari peranannnya terhadap PDRB
masih rendah.
Tabel 1.1
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Tangerang Atas Harga
Konstan Menurut Lapangan Usaha 2015-2019 (Persen)
Kategori
Lapangan Usaha Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,64 6,92 6,85 6,73 6,49
B Pertambanagan dan Penggalian 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04
C Industri Pengolahan 38,16 37,47 36,84 35,90 35,22
D Pengadaaan Listrik dan Gas 6,06 4,92 4,01 3,76 3,43
E Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
F Kontruksi 12,74 13,08 13,62 14,20 14,70
G Perdagangan Besar dan Eceran 10,79 10,76 11,04 11,26 11,55
H Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2,77 2,85 2,90 2,97 3,07
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum
1,45
1,49
1,50
1,51
1,53
J Informasi dan Komunikasi 3,14 3,20 3,28 3,18 3,18
K Jasa keuangan dan Asuransi 4,71 5,28 5,33 5,49 5,23
L Real Estat 6,68 6,92 7,30 7,52 7,86
M,N Jasa Perusahaan 0,98 1,01 1,04 1,04 1,08
O Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
1,60 1,68 1,70 1,70 1,74
P Jasa Pendidikan 2,37 2,46 2,53 2,64 2,76
Q Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 0,39 0,40 0,42 0,44 0,46
R, S, T, U
Jasa Lainnya
1,41
1,46
1,52
1,54
1,59
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2020
7
Kontribusi PDRB memperlihatkan kondisi dan pencapaian aktivitas
ekonomi dalam suatu wilayah. Dilihat dari kontribusinya, ekonomi Kabupaten
Tangerang bertumpu pada sector industry pengolahan dan sector perdagangan
besar dan eceran. Keduaanya juga merupakan sector-sektor yang paling besar
dalam penyerapan tenaga kerja. Dapat dilihat pada gambar 1.1 pada tahun 2018
jumlah penduduk yang bekerja pada industry pengolahan sebesar 40 persen,
jumlah ini adalah yang terbesar dibanding sector-sektor lainnya. Penduduk yang
bekerja pada sector pedagangan besar dan eceran sebesar 18 persen, selanjutnya
sector pertanian 7 persen.
Gambar 1.1
Penduduk 15 Tahun keatas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 2018 (Persen)
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2019 (diolah)
Berdasarkan hal tersebut, dapat terlihat bahwa tantangan pembangunan
Kabupaten Tangerang kedepannya adalah terwujudnya masyarakat yang adil.
8
Pembangunan diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi perekonomian yang
lebih baik serta pembangunan yang dilakukan tidak hanya berfokus pada
peningkatan pertumbuhan tetapi juga memperhatikan aspek pemerataan. Hal ini
akan semakin mudah terwujud apabila pembangunan daerah diarahkan pada sector-
sektor yang merupakan sektor unggulan dan menjadi sector penggerak bagi
perekonomian. Otonomi yang seluas-luasnya memberikan kesempatan bagi daerah
untuk secara kreatif berinovasi mengelola sumber daya yang dimiliki daerah
sebagai sektor unggulan.
Analisis sektor unggulan diperlukan sebagai upaya untuk mengidentifikasi
sektor lapangan usaha yang menjadi sektor unggulan serta memiliki peran dalam
perekonomian sehingga membantu agar prioritas pembangunan daerah sesuai dengan
potensi ekonomi dan sektor-sektor unggulan wilayah. Untuk mengidentifikasi sektor
unggulan pada suatu daerah diperlukan suatu metode atau teknik yang tepat guna
mengkaji lebih jauh dan dapat digunakan sebagai alternatif pengambilan kebijakan.
Maka dari itu peneliti ingin membuat sebuah penelitian dengan judul “ Analisis Sektor
Unggulan dalam Perekonomian di Kabupaten Tangerang 2015-2019”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok pemikiran yang telah diuraikan dalam latar belakang
diatas, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah sektor unggulan yang dimiliki Kabupaten Tangerang?
b. Bagaimana perubahan dan pergeseran sektor perekonomian di Kabupaten
Tangerang?
9
c. Bagaimana klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian di Kabupaten
Tangerang ?
d. Kebijakan apa yang dapat mendukung pengembangan ekonomi Kabupaten
Tangerang secara berkelanjutan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Mengetahui sektor apa yang menjadi sektor unggulan perekonomian di
Kabupaten Tangerang.
b. Mengetahui perubahan dan pergeseran sector perokonomian di Kabupaten
Tangerang.
c. Mengetahui klasifikasi pertumbuhan sektor perekonomian di Kabupaten
Tangerang.
d. Mengtahui kebijakan apa yang dapat mendukung pengembangan ekonomi
Kabupaten Tangerang secara berkelanjutan.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat untuk penulis
Menambah pengetahuan serta sumber pustaka (referensi) dalam bidang
analisis sektor ekonomi unggulan dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah.
b. Manfaat bagi pemerintah
Sebagai bahan masukan bagi para pengambil keputusan untuk
merumuskan kebijakan strategis menentukan apa yang akan diambil dalam
10
kaitan sector unggulan dan potensi ekonomi .
c. Bagi Pembaca
Sebagai bahan informasi dan dapat dijadikan rujukan bagi penelitian-
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan analisis sektor unggulan dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah atau wilayah
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang Berkaitan Dengan Variabel Penelitian
1. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan merupakan sebuah proses untuk mewujudkan kondisi
masyarakat yang lebih maju. Pada dasarnya konsep pembangunan mencangkup
beberapa nilai dasar. Pertama, pembangunan berarti sebuah proses yakni adanya
tahapan atau proses tertentu sebagai bagian yang harus dilalui ketika pembangunan
dilakukan. Kedua, pembangunan berarti sebuah perubahan menuju ke arah yang lebih
baik. Ada pertambahan nilai dari obyek pembangunan serta tujuan dan target tertentu
dalam pembangunan. Ketiga, ada subyek yang menjadi pelaku dalam pembangunan,
ada rangkaian serta terdapat obyek atau sasaran pembangunan (M Hasan &M Aziz,
2019:4).
Pembangunan ekonomi adalah cara untuk meingkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat yang dilakukan secara berkesinambungan dan terencana.
(Criste F & Imam, 2018:3) menjelaskan bahwa pembangunan ekonomi dapat diartikan
sebagai sebuah proses yang berlangsung terus menerus dalam mengolah sumber daya
ekonomi yang ada untuk mencapai kesejahteraan. Secara tradisional, pembangunan
berarti pertumbuhan berkelanjutan dalam kaitannya produk domestik bruto (PDB).
Untuk daerah atau wilayah, pengertian pembangunan secara tradisional difokuskan
pada peningkatan PDRB suatu provinsi, kabupaten atau kota (Kuncoro, 2014).
.Pembangunan ekonomi daerah erat kaitannya dengan perencanaan
pembangunan. Dalam perencanaan pembangunan menjadi sangat penting untuk
menekankan pada kebijakan-kebijakan yang diarahkan pada pembangunan daerah
12
berdasarkan karakteristik daerah yang bersangkutan. Dalam perencanaan
pembangunan ekonomi suatu wilayah, saat ini perhatian diberikan tidak hanya pada
perekonomian wilayah secara umum, namun perhatian yang mendalam perlu juga
diberikan pada upaya untuk melakukan identifikasi sektor unggulan. Sektor unggulan
dalam hal ini merupakan sektor basis yang dapat memberikan aliran pendapatan ke
dalam perekonomian suatu wilayah. (Wiguna&Budhi, 2019). Menurut (Hutabarat,
2020) suatu daerah akan memiliki sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat
bersaing pada sektor yang sama dengan daerah lain sehingga dapat melakukan ekspor.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Menurut Sumitro Djojohadikusumo dalam (Damanhuri 2010:2) Pertumbuhan
ekonomi mengacu pada sebuah proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam
suatu kegiatan perekonomian didalam masyarakat. Teori pertumbuhan berkembang
dimulai dari teori-teori yang diungkapkan oleh Adam Smith, Solow, hingga Harrod
Domar. Adam Smith beranggapan bahwa kemakmuran akan dicapai apabila adanya
kemampuan untuk menggunakan sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk
menghasilkan tingkat produksi yang lebih baik dengan penekanan pada spesialisasi
individu dan pembagian kerja (Kuncoro, 2010:7).
Robert M Solow mengembankan teori pertumbuhan yang dikenal dengan teori
neoklasik. Menurut Solow tingkat pertumbuhan berasal dari tiga sumber yaitu
akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja, dan peningkatan teknologi
(Tarigan, 2015:52). Sedangkan Harrod Domar dalam system ekonomi regional dengan
asumsi ekonomi tertutup, MPS adalah konstan, produksi memiliki koefisien yang
konstan, dan tingkat pertumbuhan angkatan kerja adalah konstan. Menyimpulakn
pertumbuhan hanya bisa tercapai apabila tepenuih syarat-syarat keseimbangan.
Adapun syara-syarat keseimbangan itu :
13
Di mana :
g = growth (tingkat Pertumbuhan output)
k = capital ( tingkat pertumbuhan modal)
n = tingkat pertumbuhan angkatan kerja
3. Teori Basis Ekonomi
Menurut (Tarigan, 2015:28) teori basis ekonomi (economic base theory)
didasarkan atas pandangan bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan
oleh besarnya peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Dalam arti pendekatan
kewilayahan atau regional, ekspor yakni menjual barang atau jasa ke luar wilayah
baik ke wilayah lain dalam satu negara yang sama maupun ke luar negeri. Perbedaan
antara kondisi geografis dan sumber daya antara satu daerah dengan daerah yang lain
membuat setiap daerah memiliki keuntungan dalam beberapa sektor kegiatan ekonomi.
Keuntungan tersebut dapat di jadikan suatu kegiatan basis ekspor oleh suatu daerah
(Ircham Adri Nur,2018).
Sector basis merupakan sector yang memiliki peranan sebagai lokomotif
penggerak utama perekonomiam (primer mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah.
Sector basis tidak hanya sector yng menjadi penggerak utama perekonomian tetapi juga
yang memiliki daya saing (competitiveness) di dalam pasar. Dengan adanya
competitiveness maka akan semakin besar ekspor yang dilakukan oleh suatu wilayah.
Semakin besar ekspor yang dilakukan oleh suatu sector dalam sebuah wilayah ke
wilyah lain maka akan semakin maju pertumbuhan wilayah tersebut (Basuki dan
Mujiraharjo, 2017). Semakin besar peningkatan kegiatan pada sektor basis pada
akhirnya akan meningkatkan pendapatan daerah. Dan begitupun sebaliknynya,
g = k =n
14
penurunan kegaiatan daerah akan mengakibatkan penurunan pendapatan daerah secara
keseluruhan (Faisal dkk, 2015).
Pendekatan LQ atau Location Quotient merupakan salah satu pendekatan yang
umum digunakan dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami
sektor kegiatan yang menjadi pemicu pertumbuhan (Jumiyanti, 2018). Analisis
Location Quotient digunakan untuk mengidentifikasi seberapa besar peran suatu sector
dalam suatu wilayah. Dalam sebuah penelitian biasanya untuk melihat peranan tersebut
dilakukan dengan cara membandingkan suatu sector dengan sector yang sama pada
wilayah refrensi. Ada dua cara untuk dapat menentukan nilai LQ dalam suatu
perekonomian wilayah yakni pertama, melalui pendekatan nilai tambah atau PDRB
(Produk Domestik Bruto), dan kedua adalah melalui pendekatan tenaga kerja
(Daryanto&Yundy, 2012:20).
4. Teori Keunggulan Kompetitif
Teori keunggulan kompetitif merupakan sebuah teori yang pada awalnya
diperkenalkan oleh Michael Porter pada tahun 1985. Melalui bukunya yang berjudul
Competitive Advantage Porter menjelaskan bahwa keunggulan kompetitif merupakan
kemampuan sebuah perusahaan dalam memberi nilai tambah pada produk yang
ditawarkan kepada konsumen. Dalam analisis ekonomi regional, keunggulan kompetitif
dimaknai oleh kemampuan daya saing kegiatan ekonomi disuatu daerah terhadap
kegiatan ekonomi yang sama di daerah lainnya (Sukanto, 2009). Suatu daerah akan
memiliki keunggulan kompetitif apabila daerah memiliki daya saing, baik antar daerah
maupun di tingkat nasional. Daya saing tersebut akan muncul apabila industry yang
berada dalam suatu wilayah terus mengembangkan kreatifitas serta melakukan inovasi.
Keunggulan kompetitif secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu keadaan
yang menunjukkan kemampuan daerah dalam memasarkan produk ke luar daerah
15
dalam suatu negara maupun ke luar negeri (pasar global) secara menguntungkan
(Wibisono, dkk, 2019). Produk yang berhasil dipasarkan secara mengglobal akan
menjadikan produk tersebut sebagai produk unggulan. Suatu komoditas atau produk
dapat dikatakan unggul menurut Ambardi dan Socia dalam (Zaini, 2019:41) apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Komoditaas unggulan harus mampu menjadi penggerak utama pembangunan
perekonomian.
b. Komoditas unggulan mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang yang kuat
baik kepada sesama komoditas sejenis maupun komoditas lainnya.
c. Komoditas unggulan mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain di
pasar nasional maupun pasar intenasional.
d. Komoditaas daerah memiliki keterkaitan dengan daerah lain, baik dalam hal pasar
(konsumen), maupun pemasokan bahan baku.
e. Komoditas unggulan mempunyai status teknologi yang terus meningkat, terutama
melalui inovasi teknologi.
f. Komoditas unggulan mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal
sesuai dengan skala produksinya.
g. Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu.
h. Komoditas unggulan tidak renta terhadap gejolak baik ekternal mapun internal.
i. Pengembangan komoditas unggulan harus mendaptkan berbagai bentuk dukungan.
j. Pengembangan komoditas unggulan berorientasi pada kelestarian sumber daya
lingkungan.
5. Teori Lokasi
Teori lokasi merupakan sebuah teori yang menganalisis pemilihan lokasi
industry yang didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Alferd Weber melalui bukunya
16
pada tahun 1909 yang berjudul Uber den Standort der Industrien menyatakan bahawa
lokasi setiap industry tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja diamana
jumlah keduanya adalah harus minimum. Titik dimana total biaya transportasi dan
tenaga kerja yang jumlahnya minimum adalah identik dengan keuntungan yang
maksimum. Menurut Weber juga, biaya transportasi merupakan factor pertama dalam
menentukan lokasi sedangkan factor lainnya merupakan factor yang dapat memodifikasi
lokasi.
Untuk menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku, teori Weber
ini menggunakan konsep segitiga lokasi (locational triangle) atau dengan menggunakan
konsep tiga arah agar dapat memperoleh lokasi optimal (Ayunataris, 2020). Konsep
tersebut digunakan didasarkan pada asumsi :
a. Bahwa daerah yang menjadi obyek penelitian adalah daerah yang terisolasi.
Konsumennya terpusat pada pusat-pusat tertentu. Semua unit perusahaan dapat
memasuki pasar yang tidak terbatas dan persaingan sempurna.
b. Semua sumber daya alam tersedia secara tidak terbatas.
c. Barang-barang lainnya seperti minyak bumi dan mineral adalah sporadik tersedia
secara terbatas pada sejumlah tempat.
d. Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, ada yang menetap tetapi ada juga yang
mobilitasnya tinggi.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi acuan dan bahan refrensi dalam proses
penelitian. Sejumlah penelitian pernah dilakukan terkait dengan analisis sektor
unggulan dalam sebuah wilayah. Keseluruhan hasil penelitian-penelitian yang
sudah dilakukan dapat dijadikan pedoman dasar serta bahan untuk mengkaji
penelitian ini lebih lanjut. Ruth Y Hutabarat (2020) dengan judul penelitian
17
analisis mengenai penentuan sektor unggulan di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Menggunakan metode analisis Location Quotient (LQ), Shift-Share, dan Tipologi
Klassen dengan wilayah analisis yaitu Kabupaten Kepulauan Anambas dan
wilayah referensi yaitu Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan analisis LQ,
diketahui bahwa sektor unggulan Kabupaten Kepulauan Anambas adalah sektor
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, serta sektor Pertambangan dan Penggalian.
Berdasarkan analisis Shift-Share, diketahui bahwa sektor Konstruksi dan sektor
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial merupakan sektor dengan pertumbuhan yang
pesat, sedangkan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan merupakan sektor
yang pertumbuhannya terhambat tetapi berkembang. Berdasarkan analisis
Tipologi Klassen, ditemukan bahwa Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
merupakan sektor unggulan dan memiliki pertumbuhan yang cepat. Sementara
sektor Pertambangan dan Penggalian adalah sektor unggulan tetapi
pertumbuhannya terhambat. sektor Konstruksi, Sektor Real Estat, dan Jasa
Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang merupakan sektor potensial dan masih dapat
dikembangkan.
Kalzum R (2018) dengan judul penelitian analisis Location Quotient dalam
penentuan sektor basis dan non basis di Kabupaten Gorontalo. Penelitiaan
dilakukan dengan menggunakan metode analisis Location Quotient (LQ) dengan
periode tahun analisis 2012 hinga 2016. Hasilnya menunjukan dari 2012 hingga
2016, sektor industri pengolahan dan sektor jasa menjadi sector basis yang
menggerakan perekonomian kabupaten Gorontalo. Sector lain yang berkontribusi
yaitu sector Pertambangan dan Penggalian, sector pertanian dan lain-lain. Berikut
lebih lanjut di bawah ini adalah hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai
refrensi dalam memperkaya bahan kajian penelitian ini :
18
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Metode Hasil
1. Kalzum
R .
(2018)
Analisis
Location
Quotient
dalam
Penentuan
Sektor Basis
dan Non
basis di
Kabupaten
Gorontalo
Locatio
n
Quotien
t
Dari ketujuh sektor basis yang
ada di Kabupaten Gorontalo
sektor pengadaan listrik dan gas
merupaan sektor yang paling
stabil untuk dijadikan kegiatan
basis. Dengan kontribusi dan
nilai LQ yang besar terhadap
PDRB kabupaten Gorontalo
menjadikan sektor ini sebagai
sektor basis yang sangat
berpotensi untuk dikembangkan.
Sector lain yang berkontribusi
Sektor industri pengolahan,
sektor jasa, sector Pertambangan
dan Penggalian, sector pertanian
dan lain-lain.
2. Ruth Y
Hutabarat
(2020)
Analisis
Mengenai
Penentuan
Sektor
Unggulan di
Kabupaten
Kepulauan
Anambas
Location
Quotient
(LQ), Shift-
Share, dan
Tipologi
Klassen
Hasil analisis LQ, diketahui
bahwa sektor unggulan
Kabupaten Kepulauan Anambas
adalah sektor Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan.
Analisis Shift-Share, diketahui
bahwa sektor Konstruksi dan
sektor Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial merupakan
sektor dengan pertumbuhan
yang pesat, sedangkan sektor
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan merupakan sektor
19
yang pertumbuhannya terhambat
tetapi berkembang. Analisis
Tipologi Klassen, ditemukan
bahwa Sektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan
merupakan sektor unggulan dan
memiliki pertumbuhan yang
cepat. Sementara sektor
Pertambangan dan Penggalian
adalah sektor unggulan tetapi
pertumbuhannya terhambat.
3. Mahmud
Basuki,
Febri
Nugrohi,
dkk
(2017)
Analisis
Sektor
Unggulan
Kabupaten
Sleman
dengan
Metode Shift
Share dan
Location
Quotient
Shift
Share
dan
Location
Quotient
Sektor unggulan Kabupaten
Sleman ada empat sektor yaitu
sektor kontruksi, sektor
transportasi dan pergudangan,
sektor real estate, dan sektor jasa
perusahaan.
Sektor terbelakang Kabupaten
Sleman ada lima sektor yaitu
sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan, sektor pertambangan
dan penggalian, sektor pengadaan
listrik dan gas, sektor
perdagangan besar dan eceran;
reparasi mobil dan sepeda motor,
sektor administrasi pemerintahan,
pertahanan, dan jaminan sosial
wajib.
20
4. Ni Luh
dan I
Made
(2015)
Analisis
Sektor
Unggulan
dan
Pergeseran
Pangsa
Sektor-
sektor
Ekonomi
Kabupaten
Klungkung
Location
Quotient
(LQ) dan
analisis
Shift
Share
Analisis Location
Quotient (LQ) menunjukkan ada
empat sektor unggulan
Kabupaten Klungkung adalah
sektor pertanian,
sektor pertambangan dan
penggalian, sektor bangunan, dan
sektor jasa-jasa. Anlisis shift
share menunjukan jumlah
keseluruhan (Gij) sector jasa
memiliki nilai positif yang paling
besar yang kemudian disusul
sektor industri, sedangkan sektor
pertanian memiliki nilai yang
negatif.
Sehingga dapat dikatakan bahwa
Kabupaten Klungkung
mengalami pergeseran struktur
ekonomi yaitu dari sektor
pertanian ke sektor
jasa.
5. Adi
Wijaya,
Zainal ,
dkk
(2020)
Economic
Performance:
Leading
Sector,
Economic
Structure and
Competitiven
ess of Export
Commodities
Location
Quotient
(LQ), Shift
Share dan
keunggulan
komparatif
Hasilnya terdapat 6 sektor
unggulan: pertanian; listrik, gas,
dan air bersih; bangunan dan
konstruksi; perdagangan, hotel,
dan restoran. Klasifikasi tersebut
telah merubah struktur
perekonomian Kabupaten
Malinau dari sektor sekunder
menjadi sektor tersier dan primer
dalam 10 tahun terakhir.
21
6. Ahmad
Rizani
(2020)
Analysis Of
Leading
sectors
Potential
for economic
development
Planning in
Malang City
Location
Quotient
(LQ), Shift
Share dan
Model Ratio
Pertumbuhan
(MRP)
Sektor unggulan di Kota Malang
terdiri dari 7 sektor. MRP
menunjukkan sektor yang
dominan tumbuh dan besar, terdiri
dari perdagangan eceran dan
grosir, mobil dan sepeda motor,
transportasi dan pergudangan,
akomodasi dan makanan
penyediaan, informasi dan
komunikasi, keuangan dan
asuransi jasa, real estate, jasa
pendidikan dan jasa kesehatan dan
sosial.
7. XU Bao
Jin,
CHEN
Peng,
dkk
(2010)
Industrial
Structure
Evolution and
Economic
Growth in
Dingxi City
Based on
Shift-Share
Method and
Location
Quotient
Analysis
Shift-Share
dan Location
Quotient
(LQ)
Hasil analisis ditemukan bahwa
proporsi sektor industry lebih
rendah daripada rata-rata kota
Dingxi. Distrik Weiyua, Tongwei,
Zhang, dan Min unggul pada
sektor primer. Distrik Anding dan
Linyao unggul pada sektor
sekunder. Dan sektor tersier ada
pada wilayah distrik Anding,
Longxi, dan Tongwei. Adapun
distrik Longxi menjadi distrik
dengan keunggulan pada tiga
sektor baik primer, sekunder,
maupun tersier.
22
8. Jozef
GállA,
Marek
Strežo
(2019)
Quantitative
Analysis of
Environment
Potential for
Cluster
Development
in Tourist
Regions of
Slovak
Republic
Location
Quotient
(LQ) dan
Shift- Share
Enam dari delapan daerah
memiliki tingkat pertumbuhan
tahunan yang positif, hal ini
berarti bahwa daerah-daerah
tersebut memiliki pertumbuhan
yang positif di sektor pariwisata
dalam kaitannya. Wilayah Upper
Považie memiliki tingkat
pertumbuhan tahunan gabungan
terbesar, tetapi nilai LQ untuk
tahun 2007 dan 2017
mencapai nilai kurang dari 1,0.
wilayah Tatras dan Spi
menunjukkan nilai negative
Selama periode penelitian,
konsentrasi kawasan wisata
Horehronie dan Turiec menurun
karena penurunan pekerjaan di
tingkat regional dibandingkan
dengan tren nasional.
9. Faisal
Bin
Islam,
Fabiha
Atique
Mubassi
rah, dkk
(2015)
Economic
Growth
Analysis of Six
Divisions of
Bangladesh
Using
Location
Quotient and
Shift-Share
Method
Location
Quotient dan
Shift-Share
Hasil penelitian terhadap keenam
divisi Bangladesh tahun 1995 –
2000 terdapat sektor unggulan.
Penelitian menemukan bahwa
sektor Perikanan dan sektor
Konstruksi adalah sektor yang
unggul sedangkan sektor Real
Estate, Persewaan dan Bisnis
adalah bukan sektor unggul
23
10. Eki
Darma
P, Maria
Cristina
(2019)
Identification
of leading
sectors and
cluster
analysis of
regencies in
Kalimantan.
LQ, Shift
Share,
Tipologi
Klassen,
Anlisis
Overlay.
Hasilnya menunjukan bahwa
(1) struktur ekonomi Kalimantan
telah bergeser karena perubahan
kontribusi dalam sektor ekonomi
dari agrikultur menjadi industry.
(2) sektor Pengadaan Air ;
Pengelolaan Sampah, Limbah,
dan Daur Ulang merupakan sektor
unggulan di Kalimantan. (3).
Kalimantan diklasifikasikan
menjadi empat klaster
berdasarkan indicator social
ekonomi yaitu klaster pertanian,
perkotaan, klaster tertinggal, dan
kesejateraan. Dan (4) prioritas
pembangunan di setiap klaster
meliputi masalah ekonomi, social,
dan pendidikan.
11. Martin
Zsarnoy,
Dr.
(2018)
Shift-Share
Analysis of
The Impact of
Tourism on
Local Icomes
in Hungary
Shift Share Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pariwisata berdampak pada
tingkat pembangunan daerah.
Sektor pariwisata memiliki efek
pengganda: memiliki dampak
paling positif di mana seluruh
perekonomian berkembang
dengan baik, pariwisata dapat
secara signifikan memperkuat
proses ekonomi yang sudah
berkembang di Hungary.
24
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala
yang menjadi obyek permasalahan. Kriteria utama dari kerangka berfikir adalah
alur alur pikiran yang logis dari berbagai teori yang telah dideskripsikan yang
dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan hubungan antar
variabel yang diteliti untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono,2015).
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Teori Basis
Ekonomi
Teori Pengembangan
Potensi ekonomi
Daerah
Sektor Unggulan
Kabupaten Tangerang
Analisis Location
Quotient (LQ)
Analisis Shift
Share
Teori Pembangunan
dan Pertumbuhan
Ekonomi Daerah
Analisis Tipologi
Klassen
Kesimpulan dan Saran
Kebijakan
Pertumbuhan Ekonomi
Kabupaten Tangerang
Perekonomian
Kabupaten Tangerang
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yakni
sebuah penelitian di mana penelitian yang didalamnya banyak menggunakan data
angka, dimulai dari pengumpulan data hingga analisis terhadap data tersebut.
Penelitian deskriptif berkaitan dengan pengkajian fenomena secara lebih rinci atau
membedakannya dengan fenomena yang lain (Siyoto, 2015:8).
Pada penelitian ini yang dipilih menjadi objek penelitian adalah Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten. Dalam penelitian ini berfokus pada mengidentifikasi
sektor-sektor perekonomian yang menjadi sektor basis dan menjadi penggerak
perekonomian di Kabupaten Tangerang. Penelitian ini dilakukan dalam periode
waktu 5 tahun, yakni dari tahun 2015 hingga 2019 di Kabupaten Tangerang.
B. Teknik Penentuan Sampel
Menurut (Siyoto, 2015:64) sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi, atau bisa dikatakan bagian kecil dari
anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga mewakili
populasinya. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling, dimana kriteria yang telah ditentukan yakni data yang lengkap sesuai
dengan variabel yang diteliti.
26
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah sebuah cara untuk memperoleh sumber-
sumber informasi yang dapat megungkap fakta-fakta yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang diperoleh dari pihak lain. Data sekunder pada umumnya berupa data
atau dokumentasi laporan yang telah tersedia. Dalam penelitian ini, data diperoleh
dari laman resmi BPS Kabupaten Tangerang (tangerangkab.bps.go.id) dan juga
laman resmi Pemerintah Kabupaten Tangerang (tangerangkab.go.id) yang di
dalamnya terdapat data-data yang diperlukan untuk penelitian serta studi terhadap
beberapa jurnal ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
D. Teknik Analisis Data
Dalam Penelitian ini teknik analisis data yang digunakan untuk
mengetahui sektor unggulan di kabupaten Tangerang yaitu analisis Locationt
Qoutient (LQ). Teknik analisis Shift Share digunakan untuk melihat perubahan dan
pergeseran sector perokonomian di Kabupaten Tangerang. Adapun tipologi
klassen digunakan untuk pengklasifikasian pertumbuhan sektor perekonomian di
Kabupaten Tangerang.
1. Analisis Location Quetient (LQ)
Pendekatan LQ atau Location Quotient merupakan salah satu pendekatan
yang umum digunakan dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk
memahami sektor kegiatan yang menjadi pemicu pertumbuhan (Jumiyanti,
2018). Menurut (Tarigan, 2015:82) location quotient adalah sebuah
perbandingan tetang besarnya perananan suatu sector/ industry dalam suatu
daerah terhadap besarnya peranan sector/industry tersebut secara nasional.
27
Analisis Location Quotient digunakan untuk mengidentifikasi seberapa besar
peran suatu sector dalam suatu wilayah. Ada dua cara untuk dapat menentukan
nilai LQ dalam suatu perekonomian wilayah yakni pertama, melalui pendekatan
nilai tambah atau PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), dan kedua adalah
melalui pendekatan tenaga kerja. Dalam peneltian ini digunakan melalui
pendekatan nilai tambah atau PDRB. Adapun untuk dapat menentukan nilai LQ
digunakan rumus sebagai berikut :
Xij LQ = Xj
Yi Y
Dimana :
Xij = Nilai tambah sector i di daerah j (kabupaten/kota)
Xj = Total nilai tambah sector i di daerah j (kabupaten/kota)
Yi = Nilai tambah sektor i di daerah refrensi (provinsi/ nasional)
Y = total nilai tambah sector i di daerah refrensi (Provinsi/nasional)
Setelah dihitung dengan menggunakan rumus tersebut maka akan
ditemukan nilai LQ, dari nilai tersebut maka dapat ditentukan kriteria apakah sector
tersebut merupakan sector basis atau nonbasis, ada tiga kemungkingan nilai LQ
yang dapat diperoleh, yaitu :
a. Jika LQ > 1 sektor tersebut merupakan sektor basis. Laju pertumbuhan sektor
yang bersangkutan di kabupaten/kota lebih tinggi dari daerah yang mejadi
daerah refrensi (provinsi/nasional). Sektor yang bersangkutan sudah berproduksi
melebihi kebutuhan konsumsi di daerah tersebut sehingga memungkinkan untuk
melakukan ekspor atau menjual lebih tersebut ke luar wilayah daerah. Dengan
demikian, sektor tersebut merupakan sektor unggulan daerah studi sekaligus
merupakan basis ekonomi untuk dikembangkan lebih lanjut.
28
b. Jika LQ = 1 sektor tersebut dalam suatu wilayah memiliki laju pertumbuhan
sektor yang sama dengan daerah refrensi (provinsi/nasional). Produksi sektor
yang bersangkutan hanya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi di daerah
tersebut saja. Sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan ekspor. Jika
sektor tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi di daerahnya
sendiri maka daerah akan berusaha mencukupi dengan mendatangkan dari
daerah lain disekitarnya.
c. Jika LQ<1 sektor tersebut merupakan sektor nonbasis. Laju pertumbuhan sektor
yang bersangkutan di daerah kabupaten/kota lebih kecil dibandingkan dengan
laju pertumbuhan sektor yang sama dengan dalam daerah referensi
(provinsi/nasional). Dengan demikian, sektor tersebut bukan merupakan sektor
unggulan daerah dan bukan merupakan basis ekonomi serta tidak prospektif
untuk dikembangkan lebih lanjut.
2. Analisis Shift Share
Secara tradisional, pembangunan berarti pertumbuhan berkelanjutan dalam
kaitannya Produk Domestik Bruto (PDB). Untuk daerah atau wilayah, pengertian
pembangunan secara tradisional difokuskan pada peningkatan PDRB suatu
provinsi, kabupaten atau kota (Kuncoro, 2014). Pendekatan Shift Share merupakan
salah satu pendekatan yang umum digunakan untuk mengidentifikasi perubahan
dan pergeseran sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Analisis Shift Share melihat
seberapa besar peranan masing- masing sektor ekonomi terhadap pembentukan
PDRB sehingga akan tercermin kecenderungan sktruktur ekonomi daerah.
Umumnya perubahan struktur ekonomi bergerak dari sektor pertanian (sektor
primer) menuju pada sektor industri dan jasa (sekunder) (Abidin, 2015: 166).
Perubahan sturuktur dalam perekonomian daerah tersebut menandakan bahwa
29
suatu daerah telah melakukan suatu proses pembangunan.
Menurut Wali I. Modal dalam (Kesuma dan Utama 2015) Shift share
merupakan alat analisis yang mengkombinasikan data ekonomi nasional dan
ekonomi daerah. Analisis Shift share juga merupakan sebuah teknik analisis yang
dilakukan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada
perekonomian wilayah atau regional. Data digunakan dalam analisis shift share
adalah tenaga kerja atau kesempatan kerja, nilai tambah, pendapatan, Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB), jumlah penduduk, dan variabel lainnya dalam
kurun waktu tertentu. Analisis shift share menyediakan data mengenai kinerja
perekonomian dalam 3 komponen yang saling berhubungan satu sama lain
(Sumarsono.dkk, 2017). Yaitu :
a. Komponen National Share / National Growth (Nij)
Perubahan dan pertumbuhan perekonomian suatu daerah dianalisis dengan
memperhatikan pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap variabel
regional sektor/industri daerah studi. Hasil perhitungan tersebut digambarkan
dengan peranan pertumbuhan nasional yang mempengaruhi pertumbuhan
perekonomian daerah.
b. Komponen Proportional Shift / Bauran Industri (Mij)
Pergeseran proporsional mengukur perubahan relatif, peningkatan atau
penurunan pada daerah studi dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar
yang dijadikan acuan. Komponen ini menunjukkan apakah aktivitas ekonomi pada
sektor tersebut tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan pertumbuhan
aktivitas ekonomi secara nasional.
c. Komponen Differential Shift / Keunggulan kompetitif (Cij)
Differential shift menjelaskan perbandingan antara tingkat kompetisi suatu
aktivitas/sektor tertentu dengan pertumbuhan total sektor tersebut secara nasional.
30
Komponen ini mengukur perubahan dalam suatu industri di suatu daerah karena
adanya perbedaan antara pertumbuhan industri di daerah tersebut dengan
pertumbuhan industri secara nasional. Nilai positif pada differential shift
menunjukkkan daerah tersebut memiliki keunggulan kompetitif dan apabila
bernilai negatif maka tidak mempunyai keunggulan kompetitif.
Pada dasarnya analisis Shift Share memandang perekonomian suatu daerah
sebagai sutau proses yang dinamis. Pembangunan daerah menjadi sebuah acuan
dan kemudian membadingkannya antara kedua wilayah yaitu wilayah penelitian
dan wilayah acuan pembanding (Xu Bao Jin, dkk. 2010). Keunggulan Analisis
Shift-Share dalam melihat suatu perubahan yaitu (1) Memberikan gambaran
mengenai perubahan struktur ekonomi yang terjadi, walau analisis shift share
tergolong sederhana, (2) Memungkinkan seorang pemula mempelajari struktur
perekonomian dengan cepat. (3) Memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi
dan perubahan struktur dengan cukup akurat.(Bappenas,2016).
Adapun bentuk umum persamaan dalam analisis shift share adalah sebagai
berikut :
Dij = Nij + Mij + Cij
Di mana :
i = Sektor ekonomi yang diteliti
j = Wilayah yang diteliti (kabupaten/kota)
n = Variabel wilayah provinsi/ nasional
Dij = Perubahan sektor i di kabupaten/kota
Nij = Pertumbuhan nasional sektor i di kabupaten/kota
Mij = Bauran Industri sektor i di kabupaten/kota
Cij = Keunggulan kompetitif sektor i di kabupaten/kota
Bila persamaan tersebut diterapkan kepada Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) yaitu di notasikan sebagai Y, maka:
31
Dij = Y*ij - Yij
Nij = Yij. rn
Mij = Yij (rin - rn)
Cij = Yij (rij - rin)
Di mana :
Yij = PDRB sektor i di kabupaten/kota
Y* ij = PDRB sektor i di kabupaten/kota akhir tahun analisis
Rij = Laju pertumbuhan sektor i di kabupaten/kota
rin = Laju pertumbuhan sektor i di provinsi
rn = Rata-rata Laju pertumbuhan PDRB di provinsi
Dalam persamaan di atas rij, rin dan rn mewakili laju pertumbuhan wilayah
provinsi dan nasional yang mana masing-masing didefinisikan sebagai berikut:
𝒓𝒊𝒋 =(𝐘 ∗ 𝐢𝐣 − 𝐘𝐢𝐣)
𝐘𝐢𝐣
𝒓𝒊𝒏 =(𝐘 ∗ 𝐢𝐧 − 𝐘𝐢𝐧)
𝐘𝐢𝐧
𝒓𝒏 =(𝐘 ∗ 𝐧 − 𝐘𝐧)
𝐘𝐧
Di mana :
Yin = PDRB sektor i di Provinsi
Y * in = PDRB sektor i di Provinsi akhir tahun analisis
Yn = Total PDRB semua sektor di Provinsi
Y*n = Total PDRB semua sektor di Provinsi akhir tahun analisis
Persamaan shift-share untuk sektor i di Provinsi adalah sebagai berikut :
Dij = Yij. rn + Yij (rin - rn) + Yij (rij - rin)
32
3. Analisis Tipologi Klassen
Tipologi klassen merupakan sebuah metode analisis yang digunakan
untuk mengetahui gambaran pola dan struktur pertumbuhan sektoral daerah.
Analisis pada tipologi klassen didasarkan pada 2 (dua) indikator utama, yaitu
pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan perkapita daerah. Tipologi klassen
lebih lanjut mengelompokan sektor ekonomi dengan melihat pertumbuhan serta
kontribusi sektor ekonomi terhadap total PDRB. Adapun analisis tippologi klassen
digunakan bertujuan untuk menentukan sektor ekonomi manakah yang tergolong
tumbuh maju dengan pesat serta sektor ekonomi yang tergolong relatif tertinggal.
Analisis tipologi Klassen mendasarkan pengelompokkan sektor ekonomi,
subsektor, usaha atau komoditi yang terdapat pada suatu derah atau wilayah
dengan cara membandingkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan pertumbuhan
ekonomi daerah yang menjadi acuan dan membandingkannnya dengan daerah di
tingkat yang lebih tinggi (daerah acuan atau nasional). (Bemby S & Bashir, 2015).
Dalam mengelompokkan sektor perekonomian daerah, analisis klassen membagi
daerah berdasarkan dua indikator utama kemudian daerah akan dibagi kedalam 4
(empat) klasifikasi yaitu :
a. Sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat (Kuadran I).
b. Sektor maju tapi tertekan (Kuadran II).
c. Sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat (Kuadran III).
d. Sektor relatif tertingggal (Kuadran IV).
33
Tabel 3.1
Klasifikasi Tipologi Klassen
Keterangan :
gi = Rata-rata pertumbuhan PDRB sektor i di kabupaten/kota
g= Rata-rata pertumbuhan PDRB di Provinsi
si = Rata-rata kontribusi PDRB sektor i di Kabupaten/kota
s = Rata-rata kontribusi PDRB di Provinsi
Dengan klasifikasi Tipologi Klassen:
a. Jika gi>g dan si>s maka diklasifikasikan sebagai sektor maju dan tumbuh cepat
b. Jika gi<g dan si>s maka diklasifikasikan sektor maju tapi tertekan
c. Jika gi>g dan si<s maka diklasifikasikan sektor potensial dan dapat berkembang
d. Jika gi<g dan si<s maka diklasifikasikan sektor relatif tertinggal
PDRB
perkapita
Pertumbuhan
Ekonomi
gi > g
gi < g
si > s
Sektor maju dan
tumbuh pesat
(Kuadran I)
Sektor maju tapi
tertekan
(Kuadran II)
si < s
Sektor potensial
dan dapat
berkembang
(Kuadran III)
Sektor relatif
tertinggal
(Kuadran IV)
34
E. Operasional Variabel penelitian
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Menurut Badan Pusat Statistika (BPS), PDRB merupakan jumlah
nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit usaha dalam suatu wilayah yang
timbul akibat berbagai berbagai kegiatan ekonomi dalam periode tertentu.
Produk domestik Regional Bruto (PDRB) adalah sebuah indikator dalam
melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, dalam penyusunan PDRB
terdapat 3 (tiga) pendekatan yakni pendekatan produksi, pendekatan
pengeluaran, dan pendekatan pendapatan. Secara kosep ketiganya akan
menghasilkan angka yang sama. Dalam penelitian disajikan PDRB dengan
pendekatan produksi dimana unit produksi dikategorikan menjadi 16 kategori
lapangan usaha.
Ada dua cara dalam penyajian PDRB, yaitu atas harga berlaku dan
atas harga kosntan (rill).
1. PDRB atas harga berlaku merupakan nilai tambah barag dan jasa yang
perhitungannya menggunakan harga pada tahun berjalan dan digunakan
untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi dan struktur
ekonomi suatu daerah.
2. PDRB atas harga konstan merupakan nilai tambah barang dan jasa yang
dihitung menggunakan harga barang yang berlaku pada satu satuan tahun
tertentu yang dijadikan sebagai tahun dasar dan digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi secara rill dari tahun ke tahun.
2. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi meurut Kuznet dalam (Suwandi, 2017:68)
adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari wilayah yang
35
bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada
penduduknya. Kenaikan kapasitas tersebut ditentukan oleh kemajuan atau
peyesuaian teknologi, institusional, dan ideologis terhadap tuntutan keadaan
yang ada. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
adalah suatu upaya peningkatan kapasitas output dalam suatu wilayah, yang
mana dalam hal ini diukur menggunakan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB).
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
indikator untuk melihat pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah.
Pertumbuhan ekonomi sebagai suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan
perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu, apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat
diketahui dengan membandingkan PDRB pada satu tahun tertentu (PDRBt)
dengan (PDRBt-1) (Sukirno, 2010:9).
3. Sektor-Sektor Ekonomi
Sektor ekonomi merupakan pengelompokan kegiatan ekonomi atau
usaha kedalam kelompok tertentu. Kegiatan ekonomi yang beragam
menyebabkan strutur perekonomian yang beragam pula tergantung bagaimana
peran atau kontribusi dari masing-maasing sektor ekonomi. Berdasarakan
Badan Pusat Statistika (BPS) Kabupaten Tangerang, terdapat 17 sektor
ekonomi yang diteliti, 17 sektor tersebut meliputi :
a. Pertanian Kehutanan dan Perikanan;
b. Pertambangan dan Penggalian;
c. Industri Pengolahan;
36
d. Pengadaan Listrik dan Gas;
e. Pengadaan Air Pengelolaan Sampah Limba dan Daur Ulang;
f. Konstruksi;
g. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
h. Transportasi dan Pergudangan
i. Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum;
j. Informasi dan Komunikasi;
k. Jasa dan Keuangan Asuransi;
l. Real Estate;
m. Jasa Perusahaan;
n. Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib;
o. Jasa Pendidikan;
p. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;
q. Jasa Lainnya
4. Sektor Unggulan
Sektor unggulan yakni sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi
lebih besar untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu
daerah. Sektor unggulan adalah sektor yang dapat dikembangkan lebih lanjut
dan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
Sektor unggulan tersebut juga bukan hanya mampu untuk memenuhi
37
permintaan dari dalam daerahnya saja namun juga mampu untuk memenuhi
permintaan dari luar daerah. Sektor unggulan juga merupakan sektor ekonomi
yang mampu menyerap tenaga kerja secara optimal sesuai dengan skala
produksi.
38
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Peneleitian
1. Pembentukan Kabupaten Tangerang
Kabupaten Tangerang merupakan sebuah kabupaten yang berada di
provinsi Banten, yang pada awal pembentukannya diatur dalam
Undang-undang no 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat. Pada
tanggal 17 Oktober tahun 2000 terbit UU No. 23 Tahun 2000 tentang
pengesahan pembentukan Provinsi Banten, dengan demikian kabupaten
Tangerang yang semula adalah bagian dari provinsi Jawa Barat
kemudian menjadi bagian dari wilayah Provinsi Banten. Semasa
Bupati H. Tadjus Sobirin (1983-1993) bersama dengan
DPRD Kabupaten Tangerang, menetapkan Peraturan Daerah Nomor 18
Tahun 1984 tanggal 25 Oktober 1984 yang mana didalamnya memuat
hari jadi Kabupaten Tangerang yakni pada tanggal 27 Desember 1943.
2. Letak Geografis
Secara geografis kabupaten Tangerang merupakan wilayah strategis
yang letak nya berada di sebelah Barat Provinsi DKI Jakarta.
Kabupaten Tangerang merupakan wilayah induk dari dua kota
pemekaran yang saat ini memiliki luas wilayah 959,61 km2. Wilayah
kabupaten Tangerang berada pada kordinat 106o20’-106o43’ Bujur
Timur (BT) dan 6o00’-6o20’ Lintang Selatan (LS). Kabupaten
Tangerang termasuk salah satu daerah yang menjadi bagian dari
wilayah provinsi banten dengan letak strategis. Jarak antara Kabupaten
39
Tangerang dengan pusat pemerintahan Republik Indonesia dan juga
Ibukota Negara sekitar 30 km, keduanya dihubungkan dengan jalur
Jakarta-Merak yang merupakan jalur darat bebas hambatan menuju
pelabuhan Merak yang menjadi jalur perekonomiaan antara pulau Jawa
dengan Pulau Sumatera. Kabupaten Tangerang mempunyai garis pantai
sepanjang 51 km. Wilayah administrasi kabupaten Tangerang terdiri
dari 29 kecamatan dengan 246 desa dan 28 kelurahan.
3. Wilayah Administratif
Wilayah administrasi kabupaten Tangerang terdiri dari 29
kecamatan dengan 246 desa dan 28 kelurahan. Letak kabupaten
Tangerang berada pada kordinat 106o20’-106o43’ Bujur Timur (BT)
dan 6o00’-6o20’ Lintang Selatan (LS). Adapun batasan fisik wilayah
administratif kabupaten Tangerang, yaitu :
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Timur : Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang.
Sebelah Barat : Kabupaten Serang dan Kabupaten Lebak.
Sebelah Selatan : Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak.
Tiap-tiap wilayah di kabupaten tangerang memiliki luas yang
bervariasi. Luas wilayah terbesar berada pada wilayah kecamatan Rajeg
dengan luas wilayah 53,70 km2. Sedangkan kecamatan dengan luas
wilayah terkecil berada pada kecamatan Sepatan dengan luas wilayah
17,32 km2.
40
Tabel 4.1
Luas Wilayah dan Persentase Menurut Kecamatan di Kabupaten
Tangerang 2019
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2019.
No Kecamatan Luas Wilayah (km2) Persentase (%)
1 Cisoka 29,98 3,12
2 Solear 29,01 3,02
3 Tigaraksa 48,74 5,08
4 Jambe 26,02 2,71
5 Cikupa 42,68 4,45
6 Panongan 34,93 3,64
7 Curug 27,41 2,86
8 Kelapa Dua 24,38 2,54
9 Legok 35,13 3,66
10 Pagedangan 45,69 4,76
11 Cisauk 27,77 2,89
12 Pasar Kemis 25,92 2,70
13 Sindang Jaya 37,15 3,87
14 Balaraja 33,56 3,50
15 Jayanti 23,89 2,49
16 Sukamulya 26,94 2,81
17 Kresek 25,97 2,71
18 Gunung Kaler 29,63 3,09
19 Kronjo 44,23 4,61
20 Mekar Baru 23,82 2,48
21 Mauk 51,42 5,36
22 Kemiri 32,7 3,41
23 Sukadiri 24,14 2,52
24 Rajeg 53,7 5,60
25 Sepatan 17,32 1,80
26 Sepatan Timur 18,27 1,90
27 Pakuhaji 51,87 5,41
28 Teluknaga 40,58 4,23
29 Kosambi 29,76 3,10
959,61 100TOTAL
41
4. Demografi
Jumlah penduduk berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
kabupaten Tangerang Pada tahun 2019 berjumlah 2.794.969 jiwa terdiri
atas 1.424.661 penduduk laki-laki dan 1.370.308 penduduk perempuan
dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 2,93%. Kepadatan
penduduk terbesar berada di wilayah kecamatan Pasar Kemis yakni
9.020, 45 jiwa/km2. Sedangkan kepadatan penduduk terkecil berada di
wilayah kecamatan Kronjo yakni 1.171,40 jiwa/km2.
Tabel 4.2
Penduduk Per kecamatan di Kabupaten Tangerang 2019
No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Balaraja 56,194 53,648 109,842
2 Jayanti 30,705 29,430 60,135
3 Tigaraksa 70,215 67,915 138,130
4 Jambe 23,018 21,947 44,965
5 Cisoka 40,807 38,958 79,765
6 Kresek 31,335 30,259 61,594
7 Kronjo 25,804 26,007 51,811
8 Mauk 40,512 38,999 79,511
9 Kemiri 21,746 21,063 42,809
10 Sukadiri 29,218 27,837 77,055
11 Rajeg 72,427 69,053 141,480
12 Pasar Kemis 118,660 115,150 233,810
13 Teluknaga 69,233 66,449 135,682
14 Kosambi 50,752 48,549 99,301
15 Pakuhaji 53,888 50,972 104,860
16 Sepatan 48,039 45,298 93,377
17 Curug 77,255 75,156 152,411
18 Cikupa 96,997 92,646 189,643
19 Panongan 55,396 52,975 108,371
20 Legok 54,302 51,758 106,060
21 Pagedangan 45,236 43,413 88,649
22 Cisauk 37,926 36,324 74,250
23 Sukamulya 31,499 30,341 61,840
24 Kelapa Dua 75,681 75,832 151,513
25 Sindang Jaya 41,308 39,683 80,991
26 Sepatan Timur 44,867 42,120 86,987
27 Solear 40,968 38,632 79,600
42
28 Gunung Kaler 23,019 22,640 45,659
29 Mekar Baru 17,654 17,254 34,908
TOTAL 1,424,661 1,370,308 2,794,969
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2019.
berdasarkan Tabel 4.2. Persebaran penduduk pada 29 kecamatan di
Kabupaten Tangerang pada tahun 2019 yang tertinggi adalah wilayah
kecamtana Pasar Kemis dengan jumlah penduduk sebesar 233.810 jiwa,
diikuti kecamatan Cikupa dengan jumlah penduduk sebesar 189.643 jiwa
dan kecamatan Curug dengan jumlah penduduk 152.411 jiwa. Sedangkan
kecamatan dengan jumlah penduduk terendah adalah kecamatan Mekar
Baru dengan jumlah penduduk sebesar 34.908 jiwa.
5. Perekonomian Kabupaten Tangerang
Grafik 4.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tangerang dan
Provinsi Banten tahun 2015-2019
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang, BPS Provinsi Banten (diolah).
43
Dalam lima tahun terakhir (2015-2019) perekonomian Kabupaten
Tangerang menunjukan kinerja yang relatif baik. Hal ini tercermin dari
meningkatnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten
Tangerang dari tahun 2015-2019. Laju pertumbuhan terus mengalami
peningkatan meskipun pada tahun 2019 mengalami pelambatan
dibandingkan dengan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tangerang ditunjukan dengan
semakin tumbuhnya PDRB pada tahun 2019 yang mencapai 5,88
persen, sedangkan pada tahun sebelumya ditahun 2018 mencapai 5,93
persen dan tahun 2017 hanya 5,82 persen.
Tabel 4.3
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tangerang Atas Dasar Harga
Konstan (ADHK) Menurut Lapangan Usaha tahun 2015-2019
Kategori Lapangan Usaha Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,50 5,99 5,28 3,81 2,93
B Pertambanagan dan Penggalian 2,30 2,27 2,28 5,30 2,87
C Industri Pengolahan 3,16 2,92 3,47 2,98 3,54
D Pengadaaan Listrik dan Gas -2,22 -11,24 -7,79 4,73 -0,71
E Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
5,05 7,38 8,13 6,43 6,90
F Kontruksi 9,59 7,58 9,72 8,51 8,89
G Perdagangan Besar dan Eceran 5,71 4,01 6,59 7,72 7,55
H Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8,62 8,71 8,56 9,33 8,86
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,24 7,66 8,39 8,71 9,22
J Informasi dan Komunikasi 10,07 8,62 8,11 7,88 9,19
K Jasa keuangan dan Asuransi 7,86 17,32 5,31 7,63 1,01
L Real Estat 8,88 8,89 9,93 9,95 9,98
M,N Jasa Perusahaan 6,51 6,93 7,72 6,44 8,30
O Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
9,13 9,10 6,43 6,75 8,05
P Jasa Pendidikan 9,25 8,19 7,48 8,29 8,49
44
Q Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 7,65 8,58 9,71 9,97 9,95
R, S, T, U Jasa Lainnya 7,12 8,65 9,87 8,67 8,85
PDRB 5,60 5,41 5,82 5,93 5,88
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2020.
Berdasarkan tabel 4.3 struktur ekonomi masyarakat Kabupaten
Tangerang selama tahun 2015-2019 di dominasi oleh lapangan usaha
sekunder (Sektor Kontruksi (bangunan), Sektor Industri Pengolahan dan
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih). Hal ini terlihat pada besarnya peranan
masing-masing kelompok lapangan usaha terhadap pembentukan PDRB di
Kabupaten Tangerang. Lapangan usaha industri pengolahan memberikan
sumbangan tertinggi sebesar 35,22 persen, diikuti oleh lapangan usaha
Konstruksi sebesar 14,70 persen, lapangan perdagangan besar dan
eceran;reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 11,56 persen. Selanjutnya,
laju pertumbuhan PDRB tertiggi ada pada sektor Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum sebesar 9,22 persen, diikuti Informasi dan Komunikasi
sebesar 9,19 persen, sektor Konstruksi sebesar 8,89 persen, Transportasi
dan Pergudangan sebesar 8,86 persen dan jasa kesehatan dan kegiatan
social sebesar 8,85 persen.
B. Pembahasan
1. Analisis Location Quotient (LQ)
Pendekatan LQ atau Location Quotient merupakan salah satu
pendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi basis sebagai
langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemicu
pertumbuhan. Analisis LQ membandingkan besarnya peranan sebuah
sektor pada tingkat Kabupaten Tagerang dengan besar peranan sektor yang
sama pada tingkat daerah pembanding yaitu Provinsi Banten. Besarnya
nilai LQ merupakan sebuah indicator dasar untuk menentukan sektor
45
potensial dalam suatu daerah dan prospek mengembangkan sector tersebut
dimasa yang akan datang, hal ini dikarenakan sektor yang potensial
tersebut memiliki kemampuan untuk tidak hanya akan memenuhi
kebutuhan dalam daerah itu sendiri melainkan juga memenuhi kebutuhan
daerah lainnya.
Tabel 4.4
Nilai Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kabupaten Tangerang
Kategori Lapangan Usaha LQ Rata -
Rata 2015 2016 2017 2018 2019
A
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 1.09 1.08 1.09 1.09 1.10 1.09
B
Pertambanagan
dan Penggalian 0.05 0.06 0.05 0.06 0.06 0.06
C
Industri
Pengolahan 1.11 1.11 1.11 1.10 1.10 1.11
D
Pengadaaan
Listrik dan Gas 1.87 1.73 1.59 1.55 1.58 1.67
E
Pengadaan Air ;
Pengelolaan
Sampah, Limbah,
dan Daur Ulang
0.82 0.83 0.83 0.84 0.85 0.84
F Kontruksi 1.28 1.29 1.31 1.32 1.31 1.30
G
Perdagangan
Besar dan Eceran 0.87 0.87 0.87 0.88 0.87 0.87
H
Transportasi dan
Pergudangan;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
0.42 0.43 0.43 0.43 0.47 0.43
I
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 0.62 0.62 0.62 0.63 0.63 0.62
J
Informasi dan
Komunikasi 0.90 0.91 0.90 0.90 0.92 0.91
K
Jasa keuangan
dan Asuransi 1.64 1.68 1.70 1.71 1.68 1.68
L Real Estat 0.93 0.94 0.96 0.98 0.98 0.96
M,N
Jasa
Perusahaan 0.93 0.93 0.92 0.92 0.92 0.93
Administrasi Pemeritahan,
46
O
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajin 0.80 0.81 0.83 0.84 0.84 0.82
P Jasa Pendidikan 0.76 0.77 0.77 0.84 0.78 0.78
Q
Jasa Kesehatan
dan Kegiatan
Sosial 0.34 0.34 0.35 0.35 0.36 0.35
R,S,T,U Jasa Lainnya 0.93 0.35 0.95 0.96 0.95 0.83
Berdasarkan Tabel 4.4 nilai rata-rata LQ pada sektor lapangan
usaha yang dikategorikan sebagi sektor basis, yaitu :
a. Sektor Pertanian, kehutanan, dan Perikanan
Selama kurun waktu lima tahun, sektor pertanian,
kehutanan dan perikanan menunjukan nilai 1,09 yang berarti
koefisien LQ > 1. Ini berarti sektor pertanian, kehutanan, dan
perikanan memiliki kontribusi dalam pembentukan PDRB
kabupaten Tangerang dibandingkan dengan sektor yang sama
pada tingakatan provinsi Banten. Meskipun tidak memiliki
peran yang cukup besar dibanding sektor lainnya, kabupaten
Tangerang merupakan daerah yang sangat potensial untuk
mengembangkan sektor pertanian dan budidaya.
Tabel 4.5
PDRB Tahunan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan beserta Analisis LQ
2015 2016 2017 2018 2019
LQ 1,09 1,08 1,09 1,09 1,10
PDRB (Miliar Rupiah)
4.784,90 5.071,58 5.339,40 5.543,03 5.705,17
47
Hasil analisis LQ pada tahun 2015 menunjukan bahwa
nilai LQ sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan adalah 1,09
>1 dengan jumlah PDRB yang mencapai 4.784,90 Miliar
Rupiah. Sedangakn pada tahun 2016 nilai LQ menurun menjadi
1,08 > 1 namun PDRB mengalami peningkatan menjadi
5.071,58 Miliar Rupiah. Pada tahun 2017 dan 2018 nilai LQ
berada sama seperti pada tahun 2015 yaitu pada nilai 1,09 > 1
dengan nilai PDRB yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Pada 2017 PDRB mencapai 5.339,40Miliar Rupiah dan pada
tahun 2018 PDRB sebesar 5.543,03 miliar Rupiah. Di tahun
2019 nilai LQ mengalami peningkatan menjadi 1,10 > 1 dengan
nilai PDRB mencapai 5.705,17 Miliar Rupiah.
Tabel 4.6
Penggunaan Lahan menurut Status Pengunaan di
Kabupaten Tangerang 2017-2018 (Ha)
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang.
2017 2018
A. Sawah 36.196 36.231
B. Pertanian Bukan Sawah 21.044 19.804
Tegal/Kebun 10.176 9.231
Ladang/Huma 33 33
Perkebunan 154 154
Ditanami Pohin/Hutan Rakyat 1.654 1.654
Padang Rumput 136 136
Sementara Tidak Diusahakan 1.237 1.324
Lainnya 7. 680 7.295
C. Bukan Pertanian 37.865 39.07
Jumlah 95.105 95.105
Luas AreaStatus Penggunaan Lahan
48
Kabupaten Tangerang memiliki kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan pertanian di daerahnya sendiri. Beberapa
daerah seperti Rajeg, Mauk, Pakuhaji, dan Kronjo merupakan
daerah persawahan. Dan untuk wilayah Tigaraksa, Pagedangan
dan Teluk Naga merupakan daerah dengan penggunaan lahan
pertanian bukan sawah terbesar. Pada tahun 2018 luas lahan
sawah di kabupaten Tangerang adalah 36,231Ha mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya seluas 36,196
Ha. Luas lahan pertanian bukan sawah adalah 19,804 Ha,
mengalami penurunan dari tahun sebelumnya diakrenakan
banyak lahan yang telah beralih fungsi menjadi Kawasan
pergudangan. Adapun luas lahan pertanian didominasi oleh
sawah irigasi dan sawah tadah hujan, sedangkan lahan pertanian
bukan sawah didominasi oleh tegalan atau kebun.
Sebagai daerah dengan luas lahan sawah yang cukup
besar, kabupaten Tangerang unggul dalam beberapa komoditas
pertanian. Adapun produk tersebut antara lain adalah padi
sawah, padi gogo, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang-kacangan,
cabai, sawi, kangkung, dan bayam. Produk pertanian seperti
padi sawah banyak tersebar pada kecamatan Gunung Kaler,
kecamatan Mauk, dan kecamatan Rajeg. Pada lahan pertanian
bukan sawah banyak ditanami untuk tanaman pangan selain
padi. Lahan pertanian bukan sawah banyak tersebar di wilayah
kecamatan Tigaraksa, kecamatan Pagedangan, dan kecamatan
Teluk Naga.
49
b. Sektor Industri Pengolahan
Selama lima tahun periode dari 2015-2019, rata-rata
nilai LQ sektor indutri penglohana kabupaten Tangerang
berdasarkan tabel 4.4 adalah 1,11 yang berarti koefisien LQ > 1.
Ini berarti sektor industri pengolahan memiliki kontribusi dalam
perekonomian kabupaten Tangerang dibandingkan dengan
sektor yang sama pada tingkatan provinsi Banten. Sebagai
daerah yang letaknya berdekatan dengan ibukota DKI Jakarta
serta letaknya yang stategis menghubungkan jalur
perekonomian natara pulau Jawa dan Sumatera menyebabkan
Kabupaten Tangerang memiliki beberapa kawasan industri.
Tabel 4.7
PDRB Tahunan Sektor Industri Pengolahan Beserta
Analisis LQ
2015 2016 2017 2018 2019
LQ 1,11 1,11 1,11 1,10 1,10
PDRB (Miliar Rupiah)
31.809,34 32.739,48 33.887,15 34.885,42 36.120,92
Hasil analisis LQ pada tahun 2015 menunjukan bahwa
nilai LQ sektor industri pengolahan adalah 1,11 > 1 dengan
jumlah PDRB mencapai 31.809,34 miliar Rupiah. Pada tahun
2016 dan 2017 nilai LQ stagnan, yaitu tetap pada nilai 1,1 > 1
dengan PDRB yang mengalami peningkatan. Pada tahun 2016
jumlah PDRB kabupaten Tangerang untuk sektor industri
pengolahan adalah 32.739,48 miliar rupiah dan pada tahun 2017
50
PDRB sebesar 33.887,15 miliar rupiah. Pada tahun 2018 dan
2019 nilai LQ menurun menjadi 1,10>1 namun PDRB
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2018 PDRB
sektor industri pengolahan sebesar 34.885,42 miliar rupiah dan
pada 2019 meningkat menjadi 36.120,92 miliar rupiah.
Industri Pengolahan menurut Badan Pusat Statistik (BPS)
adalah sebuah kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan atau
proses pengubahan barang dasar secara mekanis, kimia, atau
dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan
atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang memiliki
nilai tinggi, dan sifatnya lebih dekat kepada pemakai akhir.
Termasuk dalam kegiatan ini adalah jasa industri/makloon dan
pekerjaan perakitan (assembling).
Grafik 4.2
Jumlah Perusahaan Industri Pengolahan Kabupaten
Tangerang 2015-2019
Sumber: Direktori Perusahaan Industri Pengolahan Provinsi Banten (diolah)
51
Kabupaten Tangerang secara geografis merupakan
wilayah strategis karena letaknya yang berdekatan dengan DKI
Jakarta. Tercatat selama periode waktu 2015-2019 jumlah
perusahaan industry pengolahan yang ada pada wilayah
kabupaten Tangerang mengalami peningkatan. Peningkatan
signifikan terjadi pada tahun 2018 yakni sebanyak 1.131
perusahaan industry pengolahan. Jumlah ini mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya, yang mana pada tahun 2017
jumlah perusahanan industry pengolahan di kabupaten Tangerang
hanya sebanyak 752 perusahan dan jumlah ini tidak mengalami
perubahan sejak tahun 2016.
Beberapa wilayah yang menjadi kawasan industri startegis
diantaranya kawasan industri Cikupa Mas di kecamatan Cikupa,
kawasan industri milenium di kecamatan Tigaraksa, dan kawasan
industri Balajaya di kecamatan Balaraja. Adapun jenis industri
yang banyak berkembang adalah industry pengolahan makanan
dan minuman, industri tekstil, pakaian jadi, serta industry kulit,
barang dari kulit dan alas kkaki. Berdasarkan data BPS pada
tahun 2018 tercatat banyaknya penduduk yang bekerja pada
sektor industri pengolahan adalah 610.153 jiwa. Ini berarti hampir
separuh penduduk kabupaten Tangerang berusia 15 tahun bekerja
pada sektor industri pengolahan.
c. Sektor Pengadaan Listrik dan Gas
Sektor pengadaan listrik dan gas adalah sektor penting
dimana sektor ini merupakan kebutuhan dasar yang mendorong
52
segala aktivitas baik dalam proses produksi dalam industry
maupun kebutuhan rumah tangga. Selama kurun waktu lima
tahun dari tahun 2015 hingga 2019, rata-rata LQ sektor
pengadaan listrik dan gas menunjukan nilai koefisien 1,67. Ini
berarti sektor pengadaan listrik dan gas memiliki kontribusi
dalam perekonomian kabupaten Tangerang dibandingkan
dengan sektor yang sama pada tingktan provinsi Banten.
Kabupaten Tangerang sebagai daerah yang startegis saat ini
memiliki banyak wilayah yang digunakan sebagai kawasan
industri strategis. Berkembangnya kawasan industri strategis di
kabupaten Tangerang mendorong meningkatnya kontribusi
sektor pengadaan listrik dan gas. Hal ini karena sektor ini
merupakan infrastruktur dasar yang mendorong aktivitas
produksi maupun pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Tabel 4.8
PDRB Tahunan Sektor Pengadaan Listrik dan Gas Beserta
Analisis LQ
2015 2016 2017 2018 2019
LQ 1,87 1,73 1,59 1,55 1,58
PDRB (Miliar
Rupiah) 1.720,66 1.527,34 1.408,41 1.474,98 1.464,52
Berdasarakan Tabel 4.8 hasil LQ sektor pengadaan listrik
dan gas pada tahun 2015 menujukan nilai 1,87 >1 dengan
jumlah PDRB adalah 1.720,66 miliar rupiah. Sedangkan pada
tahun 2016 LQ mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
53
menjadi 1,73 >1, penurunan nilai LQ juga dibarengi dengan
penurunan PDRB yaitu menjadi 1.527,34 miliar rupiah. Pada
tahun 2017 nilai LQ kembali menurun menjadi 1,59 > 1 dengan
PDRB sebesar 1.408,41. Di tahun 2018 nilai LQ sektor ini terus
menurun menjadi 1,55 > 1 dengan nilai PDRB yang meningkat
yaitu 1.474,98 miliar rupiah. Pada tahun 2019 nilai LQ
meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 1,58 > 1 dengan
PDRB sebesar 1.464,52.
Grafik 4.3
Jumlah Pelanggan Listrik
di Kabupaten Tangerang 2015-2019
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2020 (diolah)
Kabupaten Tangerang sebagai wilayah penyangga ibukota,
saat ini dikenal dengan sebutan dengan daerah dengan sejuta
industry. Hal ini tergambar dengan terus meningkatnya jumlah
perusahaan indutri yang berlokasi di wilayah kabupaten
Tangerang. Sejalan dengan meningkatnya jumlah industry
54
memberikan daya Tarik bagi sektor pengadaan listrik dan gas.
Jumlah pelanggan listrik di kabupaten Tangerang dari tahun
2015-2019 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2015
jumalah pelanggan adalah 746.842 dan di tahun 2019 meningkat
mencapai 1.003.532. yang mana angka ini termasuk didalamnya
adalah individu atau kelompok, baik itu rumah tangga,
perusahaan atau Lembaga non profit yang membeli dan
menggunakan listrik.
d. Sektor Kontruksi
Berdasarkan tabel 4.4 selama periode waktu lima tahun
2015-2019, rata-rata nilai LQ sektor kontruksi menunjukan
nilai koefisien 1,30. Ini berarti bahwa sektor kontruksi
memiliki kontribusi dalam perekonomian kabupaten Tangerang
dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkatan provinsi
Banten. Saat ini, kabupaten Tangerang sedang fokus dalam
melakukan upaya pembangunan infrastruktur fisik di berbagai
wilayah. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mendorong
aktivitas perekonomian dan menghilangkan ketimpangan antar
wilayah .
Tabel 4.9
PDRB Tahunan Sektor Kontruksi Beserta Analisis LQ
2015 2016 2017 2018 2019
LQ 1,28 1,29 1,31 1,32 1,31
PDRB (Miliar
Rupiah) 9.242,36 9.942,93 10.909,63 11.837,66 12.890,03
55
Pada tabel 4.9 nilai LQ sektor kontruksi berfluktuasi.
Pada tahun 2015 adalah 1,28 > 1 dengan jumlah PDRB adalah
9.242,36 miliar rupiah. Pada 2016 nilai LQ meningkat
menjadi 1,29 > 1 dengan nilai PDRB meningkat menajdi
sebesar 9.942,93 miliar rupiah. Pada tahun 2017 nilai LQ terus
mengalami peningkatan menjadi 1,31 >1 dengan nilai PDRB
yang meningkat menjadi 10.909,63 miliar rupiah. Di tahun
2018 nilai LQ meningkat menjadi 1,32 > 1 dengan nilai
PDRB sebesar 11.837,66 miliar rupiah. Sedangkan di tahun
2019 nilai LQ mengalami penurunan menjadi 1,31 >1 namun
disisi lain nilai PDRB meningkat dari tahun sebelmunya yaitu
menjadi 12.809,03 miliar rupiah.
Sektor kontruksi di kabupaten Tangerang mengalami
perkembanagan yang cukup pesat. Hal ini dikarenakan
Kabupaten Tangerang saat ini banyak melakukan
pembangunan-pembangunan. Saat ini, kabupaten Tangerang
banyak melakukan investasi yang sifatnya adalah padat karya.
Kabupaten Tangerang sedang fokus melakukan pembangunan
infrastruktur fisik seperti infrastruktur penghubung antar
wilayah, pembangunan jalan, irigasi dan pemngembangan
jaringan komunikasi. Hal ini sejalan dengan Visi Nawacita
guna mendorong dan mendukung berbagai aktivitas
perekonomian di Kabupaten Tangerang serta mengurangi
ketimpangan antar wilayah.
56
Di sisi lain berkembangnya sektor kontruksi juga
didukung adanya trend pembangunan perumahan-perumahan
modern oleh para pengembang. Para pengembang
memanfaatkan aset lahannya untuk mengembangkan hunian
yang terintegrasi skala kota beserta fasilitas pendukung seperti
properti komersial, dan juga kawasan industri sebagai basis
ekonomi. Pada tahun 2015, tercatat 4(empat) pengembang
yang turut serta dalam pembangunan di kabupaten Tangerang
dengan pembangunan lahan mencapai kurang lebih 7.000Ha
e. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi
Berdasarkan tabel 4.4 selama kurun waktu lima tahun,
rata-rata nilai LQ sektor jasa keuangaan dan asuransi
menunjukan nilai koefisien 1,68. Ini berarti bahwa sektor jasa
keuangan memiliki kontribusi dalam perekonomian kabupaten
Tangerang dibandingkan dengan sektor yang sama pada
tingkatan provinsi Banten.
Tabel 4.10
PDRB Tahunan Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi
Beserta Analisis LQ
2015 2016 2017 2018 2019
LQ 1,64 1,68 1,70 1,71 1,68
PDRB (Miliar Rupiah)
3.519,07 4.128,68 4.347,71 4.679,55 4.726,99
Tabel 4.10 menujukan nilai LQ sektor jasa keuangan dan
asuransi pada tahun 2015 adalah 1,64 >1 dengan jumlah PDRB
57
3.519,07 miliar rupiah. Pada tahun 2016 nilai LQ mengalami
peningktan menjadi 1,68 > 1 dengan nilai PDRB meningkat
menjadi 4.128,68 miliar rupiah. Di tahun 2017 meningkat
menjadi 1,70 > 1 dengan nilai PDRB 4.347,71 miliar rupiah.
Pada tahun 2018 nilai LQ terus meningkat menjadi 1,71 >1
dengan PDRB yang meningkat menjadi 4.679,55 miliar rupiah.
Sedangkan di tahun 2019 nilai LQ mengalami penurunan
menajdi 1,68 > 1 dengan nilai PDRB meningkat menjadi
4.726,99 miliar rupiah.
2. Analisis Shift Share
Analisis shift share merupakan merupakan sebuah teknik analisis
yang dilakukan untuk mengetahui perubahan dan pergeseran sektor atau
industri pada perekonomian di wilayah kabupaten Tangerang selama
kurun waktu 5 tahun. shift share digunakan sebagai alat analisis dengan
tujuan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi suatu wilayah
(Kabupaten Tangerang) terhadap struktur ekonomi suatu wilayah
administratif yang lebih luas (Provinsi Banten). Dalam penelitian ini
analisis shift share dilakukan dengan menggunakan data pendapatan
regional (PDRB). Adapun analisis terdiri atas 3 komponen analisa, yaitu :
a. Komponen National Share (Nij), yaitu Perubahan dan pertumbuhan
perekonomian kabupaten Tangerang dianalisis dengan memperhatikan
pengaruh pertumbuhan ekonomi Provinsi terhadap variabel regional
sektor/industri kabupaten Tangerang.
58
b. Komponen Proportional Shift (Mij), yaitu Pergeseran proporsional
mengukur perubahan relatif, peningkatan atau penurunan pada
kabupaten Tangerang dibandingkan dengan perekonomian yang lebih
besar yang dijadikan acuan dalam peneitian ini yaitu provinsi Banten.
c. Komponen Differential Shift (Cij), yaitu menjelaskan perbandingan
antara tingkat kompetisi suatu aktivitas/sektor tertentu dengan
pertumbuhan total sektor tersebut dengan daerah yang lebi luas.
Komponen ini mengukur perubahan dalam suatu industri di suatu
daerah karena adanya perbedaan antara pertumbuhan industri di
kabupaten Tangerang dengan pertumbuhan industri di provinsi Banten.
Tabel 4.11
Perhitungan Shift Share Kabupaten Tangerang
Tahun 2015-2019
Kategori Lapangan Usaha Nij Mij cij Dij
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 290.38 290.38 18.7 599.46
B Pertambanagan dan Penggalian 2.0097 2.0097 0.642 4.6614
C Industri Pengolahan 1866.2 1866.2 -94.8 3637.7
D Pengadaaan Listrik dan Gas 85.575 85.575 -60.9 110.24
E Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang 3.8044 3.8044 0.734 8.3424
F Kontruksi 587.48 587.48 83.68 1258.6
G Perdagangan Besar dan Eceran 554.69 554.69 25.04 1134.4
H Transportasi dan Pergudangan; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 133.17 133.17 71.81 338.15
I
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 70.558 70.558 9.183 150.3
J Informasi dan Komunikasi 239.64 239.64 32.38 511.66
K Jasa keuangan dan Asuransi 233.82 233.82 31.43 499.06
59
L Real Estat 378.11 378.11 108 864.26
M,N Jasa Perusahaan 44.543 44.543 -2.21 86.873
O Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib
67.808 67.808 15.35 150.96
P Jasa Pendidikan 107.57 107.57 8.296 223.44
Q Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 19.714 19.714 6.44 45.869 R, S, T,
U Jasa Lainnya 65.561 65.561 7.708 138.83
Berdasarkan tabel, pertumbuhan proporsional (Mij) seluruh
sektor bernilai positif. Nilai yang positif menunjukan bahwa seluruh
sektor lapangan usaha di kabupaten Tangerang realtif tumbuh lebih
cepat jika dibandingkan pertumbuhan sektor di provinsi Banten.
pertumbuhan diferensial (Cij) dalam perekonomian kabupaten
Tangerang terdapat tiga sektor dengan nilai differential shift (Cij)
negative. Sekotr tersebut yaitu meliputi : (1) sektor industry
pengolahan dengan nilai differential shift (Cij) sebesar -94,763, (2)
sector pengadaan listrik dan gas dengan nilai differential shift (Cij) -
60,906, dan (3) sector jasa perusahaan dengan nilai -2,212. Ketiga
sector yang memiliki nilai differential shift negative menunjukan
bahwa sector tersebut tidak meiiki keunggulan kompetitif.
Terdapat 14 sektor yang memiliki nilai differential shift positif.
Nilai differential shift (Cij) yang positif berarti pertumbuhan sector-
sektor tersebut di kabupaten Tangerang memiliki keunggulan
kompetitif dibandingkan sektor yang sama di Propinsi Banten. Sektor-
sektor tersebut meliputi : (1) sector pertanian, kehutanan, dan
perikanan, (2) sector pertambangan, (3) sector pengadaan air;
pengelolaan samapah, limbah dan daur ulang, (4) kontruksi, (5)
perdagangan besar dan eceran, (6) transportasi dan pergudangan;
60
reparasi mobil dan sepeda motor, (7) penyediaan akomodasi dan
makan minum, (8) informasi dan komunikasi, (9) jasa keuangan dan
Asuransi, (10) real estat, (11) administrasi pemeritahan, pertahanan,
dan jaminan sosial wajib, (12) jasa pendidikan, (13) jasa kesehatan
dan kegiatan social, dan (14) jasa lainnya. Sector-sektor tersebut
memiliki potensi untuk dikembangkan dalam memacu pertumbuhan
PDRB Kabupaten Tangerang.
3. Tipologi Klassen
Tipologi klassen digunakan untuk menentukan struktur dan pola
pertumbuhan sector ekonomi pada penelitian ini. Terdapat empat
kuadran dalam analisis ttipologi klassen. Kuadran pertama merupakan
sector ekonomi yang tumbuh maju dan pesat. Kuadran kedua
merupakan sector yang tumbuh maju tetapi pertumbuhannya tertekan.
Kuadran ketiga merupakan sector potensial dan dapat berkembang.
Kuadran keempat merupaka sector ekonomi tertinggal.
Tipologi klassen mampu melihat sector-sektor ekonomi yang
kedepammya berotensi untuk dikembangkan. Hasil perhitungannya
dapat dijadikan pertimbangan oleh pemerintah daerah untuk
memutuskan kebijakan-kebijakan yang kaitannya dengan
memaksimalkan perekonomian daerah. berikut di bawah ini adalah
hasil perhitungan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi dan rata-rata
kontribusi sector PDRB Banten dan Kabupaten Tangerang tahun
2015-2019.
61
Tabel 4.12
Rata-Rata Laju Pertumbuhan dan Rata-Rata Kontribusi Sektor
PDRB Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang 2015-2019
Lapangan Usaha
Tangerang Banten Rata-rata
Pertumbuhan
(gi)
Rata-rata
Kontribusi
(si)
Rata-rata
Kontribusi
(s)
Rata-rata
Pertumbuhan
(g)
Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 4.502 6.726 5.828 4.652
Pertambanagan dan
Penggalian 3.004 0.044 0.738 1.502
Industri Pengolahan 3.1325 36.718 31.96 3.516
Pengadaaan Listrik dan Gas -3.446 4.436 2.21 -0.25
Pengadaan Air ; Pengelolaan
Sampah, Limbah, dan Daur
Ulang
6.778 0.06 0.08 5.958
Kontruksi 8.858 13.668 10.418 7.854
Perdagangan Besar dan
Eceran 6.316 11.08 12.436 5.95
Transportasi dan Pergudangan;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
8.816 2.912 10.734 6.19
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 8.244 1.496 2.376 7.534
Informasi dan Komunikasi 8.774 3.196 3.54 8.498
Jasa keuangan dan Asuransi 7.826 5.208 2.988 7.204
Real Estat 9.526 7.256 7.458 7.908
Jasa Perusahaan 7.18 1.03 1.072 7.664
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib
7.892 35.344 2.02 6.322
Jasa Pendidikan 8.34 2.552 3.344 7.174
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 9.172 0.422 1.186 7.23
Jasa Lainnya 8.632 1.504 1.61 7.728
Berdasarakan tabel di atas, sektor industri pengolahan
memberikan kontribusi terbesar dengan kontribusi sebesar 31,96
persen pada kabupaten Tangerang dan 36,71 persen pada provinsi
Banten. Sedangkan kontribusi terendah berada di sektor pengadaan
air; pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang yakni
kontribusinya sebesar 0,08 persen untuk kabupaten Tangerang dan
62
0,06 persen untuk provinsi Banten. Sektor dengan laju pertumbuhan
rata-rata tertinggi adalah sektor informasi dan komunikasi yakni
sebesar 8,49 persen untuk kabupaten Tangerang dan 8,77persen
untuk provinsi Banten. Adapaun sektor yang memiliki laju
pertumbuhan rata-rata terendah adalah sektor pengadaan listrik dan
gas yaitu -0,25 persen untuk kabupaten Tangerang dan -3,44 persen
untuk provinsi Banten.
Tabel 4.13
Klasifikaasi Tipologi Klassen Kabupaten Tangerang Tahun
2015-2019
Sektor maju dan tumbuh pesat
(Kuadran I)
- Sektor Kontruksi
- Sektor Administrasi
Pemeritahan, Pertahanan,
dan Jaminan Sosial Wajib
Sektor maju tapi tertekan (Kuadran II)
- Sektor Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan - Sektor Industri Pengolahan - Sektor pengadaan Listrik dan
gas
Sektor potensial dan dapat
berkembang
(Kuadran III)
- Sektor pertambangan dan
pengalian
- Sektor engadaan air;
pengeloalaan sampah,
limbah, dan daur ulang
- Sektor perdagangan besar
dan eceran
- Sektor transportasi dan
pergudangan; reparasi mobil
dan sepeda motor
- Sektor penyediaan
akomodasi dan makan
minum
- Sektor informasi dan
komunikasi
- Sektor real estat
- Sektor jasa pendidikan
- Sektor jasa kesehatan dan
kegiatan sosial
- Sektor jasa lainnya
Sektor relatif Tertinggal
(Kuadran IV)
- Sektor Jasa Perusahaan
63
Tabel 4.13 menunjukan pengelompokan sektor PDRB
kabupaten Tangeerang tahun 2015-2019. Berdasarkan tipologi
kllassen, sektor PDRB di kabupaten Tangerang di kelompokan ke
dalam empat kuadran. Kuadran satu yaitu sektor-sektor PDRB yang
maju dan tumbuh pesat. Terdapat dua sektor di kabupaten Tangerang
yang masuk pada kuadran satu yaitu sektor kontruksi dan sektor
administrasi pemeritahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib.
Kedua sektor tersebut memiki rata-rata kontribusi dan rata-rata
pertumbuhan sektor PDRB yang lebih tinggi dibandingkan Provinsi
Banten.
Adapun terdapat tiga sektor yang termasuk kedalam kuadran
II. Sektor sektor yang termasuk kedalam kuadran II yaitu sektor
pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan,
sektor pengadaan listrik dan gas. Sector-sektor tersebut merupakan
sektor yang maju namun pertumbuhannya mulai lambat dan
cenderung stagnan. Hal ini dikarenakan sector-sektor tersebut
mempunyai rata-rata pertumbuhan yang lambat namun memiliki
kontribusi yang baik dan lebih tinggi dibanding sektor yang sama
pada tingkat provinsi.
Terdapat sepuluh sector ekonomi yang digolongkan ke dalam
sector yang potensial atau dapat berkembang dengan pesat. Sector ini
termasuk kedalam kuadran III, sector yang termasuk kedalam
kuadran II yaitu sektor pertambangan dan pengalian, sektor
pengadaan air; pengeloalaan sampah, limbah, dan daur ulang, sektor
perdagangan besar dan eceran, sektor transportasi dan pergudangan;
64
reparasi mobil dan sepeda motor, sektor penyediaan akomodasi dan
makan minum, sektor informasi dan komunikasi, sektor real estat,
sektor jasa pendidikan, sektor jasa kesehatan dan kegiatan social, dan
sektor jasa lainnya.
Sedangkat Kuadran IV hanya terdapat satu sektor yang
termasuk didalamnya. Sektor tersebut adalah sektor jasa perusahaan.
Sektor jasa perusahaan mengalami pertumbuhan dan rata-rata
kontribusi sektor relatif tertinggal dibandingkan provinsi Banten. Ini
menunjukan bahwa sektor jasa perusahaan merupakan sektor yang
ada di Kabupaten Tangerang dengan produktifitas yang rendah serta
pertumbuhan yang relatif lambat. Diperlukan suatu upaya khusus
untuk memperbaiki serta kebijakan yang tepat sasaran agar sektor ini
mampu lebih berkembang di masa yabg akan datang.
4. Kebijakan Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah sebagai pelaku pembangunan memiliki peran
penting dalam upaya menciptakan keadilan dan kesejahteran bagi
masyarakat. Kemampuan dan kapasitas pemerintah daerah dalam
menyusun suatu perencanaan dapat mempengaruhi keberhasilan proses
pembangunan. Kebijakan yang tepat akan membantu dalam upaya
mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Otonomi yang seluas-
luasmya memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah kabupaten
Tangerang untuk mengatur, mengelola, serta mengembangkan daerah
berdasarkan potensi dan kekhasan daerah.
Kabupaten Tangerang merupakan daerah strategis yang letaknya
65
diantara daerah-daerah penyangga ibukota. Kebijakan-kebijakan yang
diambil tentunya akan berpengaruh bagi perekonomian daerah-daerah
disekitranya. Guna mendukung hal tersebut, pemerintah daerah dapat
memformulasikan kebijakan yag berorientasi pada pembangunan yang
memperkuat pertumbuhan ekonomi basis. Kemudahan akses serta
permudahan izin berinvestasi yang telah dilakukan pemerintahan
kabupaten telah mampu meningkatkan investasi sehingga kemudian
berdampak pada kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tangerang dan
meningkatkan daya saing daerah.
Dalam hal ini, dengan melihat berbagai peluang, kekuatan yang
dimiliki, serta tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Dalam
RPJMD Kabupaten Tangerang, pemerintah daerah telah
memformulasikan berbagai kebijakan yang ditujukan untuk peningkatan
pengembangan perekonomian daerah dan perekonomian masyarakat serta
daya saing daerah. Pemerintah daerah berupaya mendorong sektor-sektor
usaha dan pelaku usaha untuk membantu pengembangan produk
unggulan dan industry kreatif. Pemerintah kabupaten melakukan
pembinan dan fasilitasi terhadap pelaku usaha untuk mendorong ekspor
serta optimalisasi pangsa pasar lokal dengan melakukan pengenanlan
produk dan promosi. Untuk pengembangan daya saing daerah pemerintah
kabupaten Tangerang juga melakukan pembinaan kemampuan teknologi
industry serta memfasilitasi kemitraan investasi dan usaha bagi UMKM.
Di bidang pertanian, pemerintah daerah mengupayakan
peningkatan produksi pertanian dengan melakukan berbagai kegiatan.
Kegiatan tersebut seperti bantuan benih dan bantuan pupuk pada kawasan
66
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) serta pngembangan
kawasan agropolitan dengan focus sentra hortikultura (Program
Tangerang Mantap). Saat ini pemerintah kabupaten Tangerang juga terus
berupaya untuk melakukan pengendalian alih fungsi lahan pertanian dan
melakukan perlindungan terhadap lahan pertanian yang produktif.
Pemerintah kabupaten juga terus melakukan identifikasi, pembinaan, dan
pengawasan pada kelompok nelayan dan pembangunan infrastruktur
dasar untuk penguatan ekonomi pada masyarakat pesisir (pada 25 desa
pesisir) sehingga meningkatkan kualitas produk hasil tangkap ( Program
Gerbang Mapan).
Selain itu, infrastruktur, sarana dan prasarana juga penting menjadi
prioritas dalam pembangunan daerah di kabupaten Tangerang. Hal ini
telah banyak dibuktikan dengan adanya perbaikan-perbaikan yang
dilakukan oleh pemerintahan Kabupaten Tangerang seperti perbaikan
jalan, perbaikan jembatan, perbaikan lampu jalan serta perbaikan-
perbaikan fasilitas publik yang menunjang perekonomian lainnya. Di sisi
lain pemerintah kabupaten Tangerang juga berupaya mengembangkan
sistem dan penyediaan jaringan komunikasi, revitalisasi dan
pembangunan pasar tradisional, serta pembangunan infrastruktur dasar di
kawasan pesisir. Percepatan pembangunan insfrastruktur tersebut
dilakukan guna mendorong daya saing serta mendukung pengembangan
kawasan strategis cepat tumbuh di kabupaten Tangerang.
Dalam mendukung serta terciptanya daya saing masyarakat di
kabupaten Tangerang, pemerintah melakukan penyiapan tenaga kerja
yang memiliki standar kompetensi kerja melalui kerjasama pendidikan
67
dan pelatihan. Pemerintah kabupaten Tangerang juga melakukan program
revitalisasi tenaga kerja serta peningkatan keterampilan tenaga kerja
berdasarkan bidang keahlian. Hal ini kemudian didukung dengan adanya
pembangunan saran prasarana peningkatan kompetensi keahlian seperti
Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) dengan sarana teknologi serta
pendidik yang kompeten. Di samping itu pemerintah daerah juga
melakukan berbagai kegiatan yang berfokus pada pengembangan jiwa
kewirausahaan bagi angkatan kerja.
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis Location Qoutient (LQ). Sektor basis dan
nonbasis di Kabupaten Tangerang adalah :
a. Sektor basis meliputi sektor Pertanian, kehutanan, dan
Perikananan; sektor Industri Pengolahan, Sektor Pengadaan Listrik
dan Gas; sektor Kontruksi; dan sektor Jasa Keuangan dan
Asuransi.
b. Sektor nonbasis meliputi sektor Pertambangan dan Penggalian;
sektor Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur
Ulang; Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Transportasi dan
Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; sektor
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; sektor Informasi dan
Komunikasi; sektor Real Estat; sektor Jasa Perusahaan; sektor
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib;
sektor Jasa Pendidikan; sektor Jasa Kesehatan dan Kegaiatan
Sosial; dan Jasa Lainnya.
2. Berdasarkan hasil analisis dengan metode Shift Share, Kabupaten
Tangerang memiliki beberapa sektor yang memiliki spesialisasi dan
keunggulan kompetitif. Sektor-sektor tersebut yaitu :
a. Seluruh sektor memiliki spesialisasi di kabupaten Tangerang.
Sektor-sektor tersebut meliputi : Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan; sektor Pertambanagan dan Penggalian; sektor Industri
69
Pengolahan; sektor Pengadaaan Listrik dan Gas; sektor Pengadaan
Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang; sektor
Kontruksi; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor;
sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; sektor
Informasi dan Komunikasi; sektro Jasa keuangan dan Asuransi;
sektor Real Estat; sektor Jasa Perusahaan; sektor Administrasi
Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib; sektor Jasa
Pendidikan; sektor jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial; dan sektor
Jasa Lainnya.
b. Sektor yang memiliki keunggulan kompetitif yaitu sector
pertanian, kehutanan, dan perikanan; sector pertambangan; sector
pengadaan air; pengelolaan samapah, limbah dan daur ulang;
kontruksi; sektor perdagangan besar dan eceran; sektor transportasi
dan pergudangan; reparasi mobil dan sepeda motor; sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum; sektor informasi dan
komunikasi; sektor jasa keuangan dan Asuransi; sektor real estat;
sektor administrasi pemeritahan, pertahanan, dan jaminan sosial
wajib; sektor jasa Pendidikan; sektor jasa kesehatan dan kegiatan
social; dan jasa lainnya.
3. Berdasarkan analisis tipologi klassen
a. Sektor yang termasuk kedalam sektor maju dan tumbuh pesat
(Kuadran I) yaitu sektor kontruksi dan sektor administrasi
pemeritahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib.
70
b. Sektor yang termasuk kedalam sektor maju tetapi tertekan
(Kuadran II) yaitu Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan,
sektor Industri Pengolahan, sektor pengadaan Listrik dan gas.
c. Sektor yang termasuk kedalam sektor potensial dan dapat
berkembang (Kuadran III) yaitu sektor pertambangan dan
pengalian, sektor pengadaan air; pengeloalaan sampah, limbah, dan
daur ulang, sektor perdagangan besar dan eceran, sektor
transportasi dan pergudangan; reparasi mobil dan sepeda motor,
sektor penyediaan akomodasi dan makan minum, sektor informasi
dan komunikasi, sektor real estat, sektor jasa Pendidikan, sektor
jasa kesehatan dan kegiatan social, sektor jasa lainnya.
d. Sektor yang termasuk kedalam sektor yang relatif tertinggal
(Kudran IV) yaitu sektor Jasa Perusahaan.
B. Saran
1. Guna mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, pemerintah
Kabupaten Tangerang dalam memformulasikan kebijakan ada baiknya
berfokus pada kebijakan-kebijakan yang mendukung pengembangan
sektor-sektor basis serta sektor-sektor yang memiiki potensi untuk
berkembang dan memiliki keunggulan kompetitif.
2. Pemerintah daerah diharapkan terus melakukan perbaikan dan
peningkatan kualitas infrastruktur sebagai bagian dari program
pembangunan daerah yang mendorong pengembangan ekonomi daerah
sehingga dapat memberikan pemasukan yang besar bagi pemerintah
Kabupaten Tangerang.
71
3. Pemerintah daerah kabupaten Tangerang diharapkan meningkatkan
mutu serta kualitas pelayanan pada berbagai dinas terkait sehingga
berdampak pada terciptanya peluag investasi baik domestik maupun
asing.
4. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan menjadi salah satu bahan
untuk mepertimbangkan bagi para investor maupun pihak-pihak lain
yang berkepntingan untuk melihat sektor-sektor mana yang potensial
untuk di kembangkan sehingga dapat berkembang secara optimal dan
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di kabupaten Tangerang.
72
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. (2015). APLIKASI ANALISIS SHIFT SHARE PADA TRANSFORMASI
SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH DI SULAWESI
TENGGARA. Jurnal Informatika Pertanian 2(24) : 165-178.
Ascani, A., Ricardo, C.,& Simmona I,.(2012). Regional Economic Development: A Review.
Search Europian Commision Research Area.
Ayunataris, Navira, dan Universitas Negeri Surabaya. (2020). “PEMBANGUNAN
WILAYAH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN TEORI.” (November):0–6
Bao Jin, Xu, Chen Xing Peng & Wang Li Na. (2010). Industrial Structure Evolution and
Economic Growth in Dingxi City Based on Shift-Share Method and Location Quotient
Analysis”. Asian Agricultural Research.2 : 61-64.
BAPPEDA Kabupaten Tangerang.(2019). Profil Daerah Kabupaten Tangerang Tahun
2019. BAPPEDA Kabupaten Tangerang.
Basuki, Mahmud, dan Febri Nugroho Mujiraharjo. (2017). “Analisis Sektor Unggulan
Kabupaten Sleman dengan Metode Shift Share dan Location Quotient.” Jurnal Sains,
Teknologi dan Industri 15(1):52–60.
Bemby S, Bambang, Abdul Bashir. (2015). “ANALISIS TIPOLOGI DAN HUBUNGAN
ANTARA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PERTUMBUHAN
EKONOMI DI PROVINSI SUMATERA SELATAN”. Jurnal Ekonomi
Pembangunan :21-36.
BPS Banten.(2020). Banten dalam Angka 2020. BPS Provinsi Banten.
BPS Kabupaten Tangerang.(2020).Kabupaten Tangerang dalam Angka 2020. BPS
Kab Tangerang.
BPS Kabupaten Tangerang.(2020). Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Tangerang Menurut Lapangan Usaha 2015-2019. BPS Kab Tangerang.
Criste F dan Imam. (2018). Ekonomi Pembangunan Sebuah Kajian Teoritis dan Empiris.
Yogyakarta: Deepublish.
Damanhuri, Didin S. (2010). Ekonomi Politik dan Pembangunan teori, kritik, dan Solusi
bagi Indonesia dan Negara Sedang Berkembang. Bogor: IPB Press.
73
Daryanto, Arief dan Yundy. (2012). Model-Model Kuantitatif Untuk Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Daerah : Konsep dan Aplikasi. Bogor: IPB Press.
Faisal. Atique, F. dkk (2015). Economic Growth Analysis of Six Divisions of
Bangladesh Using Location Quetient and Shift-Share Method. Journal of
Bangladesh Institute of Planners 8.135-144.
Gáll, Jozef, Marek Strežo. (2019). Quantitative Analysis of Environment Potential for
Cluster Development in Tourist Regions of Slovak Republic. Journal Geographica
Pannonica Volume 23, Issue 3, 195–203.
Hutabarat, Ruth Yuliani. (2020). “Penentuan Sektor Unggulan di Kabupaten Kepulauan
Anambas.” Jurnal Samudra Ekonomi dan Bisnis 11(1):95–110.
Ircham Adri Nur. (2018). “ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM PEREKONOMIAN
KABUPATEN MALANG.” ekonomika dan bisnis.
Kuncoro, Mudarajad. (2010). Masalah, Kebijakan, dan Politik Ekonomika Pembangunan.
Jakarta: Erlangga.
Kuncoro, Mudarajad. (2014). Otonomi Daerah Menuju Era Baru Pembangunan Daerah.
Jakarta: Erlangga.
M Hasan dan M Aziz. (2019). Pembangunan Ekonomi dan Pemberdayaan
Masyarakat : Strategi Pembangunan Manusia dalam Perspektif Ekonomi Lokal.
Gowa: Pustaka Taman Ilmu.
Putra, Eki., Christina M. & Pratiwi Y. (2019). Identification of Leading Sector and
cluster Anlysis of Regencies in Kalimantan. Economic development Analysis
Journal 8 (2) : 224-243.
R. Jumiyanti, Kalzum. (2018). “Analisis Location Quotient dalam Penentuan Sektor Basis
dan Non Basis di Kabupaten Gorontalo.” Gorontalo Development Review 1(1):29.
Sandu Siyoto, Ali Sodik. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Sukanto, S. (2009). “Analisis Daya Saing Ekonomi Antar Daerah Di Provinsi
Sumatera Selatan.” Jurnal Ekonomi Pembangunan 7(2):86–102.
74
Sukirno, Sadono. (2010). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Praja Grafindo Persada.
Suwandi. (2017). Desentralisasi Fiskal dan Dampaknya terhadap Pertumbuhan ekonomi,
Penyerapan Tenaga Kerja, kemiskinan, dan kesejahteraan di Kabupaten/Kota Induk
Provinsi Papua. Yogyakarta: Deepublish.
Sydzily, Ace Hasan. (2019). Desentralisasi, Otonomi, dan Pemekaran Daerah Di Indonesia.
Jakarta: Prenada Media Group.
Tarigan, Robinson. (2015). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Wibisono, Eristian, Amri Amir, & Zulfanetti. (2019). “Keunggulan Komparatif dan
Kompetitif Sektor Industri Pengolahan di Provinsi Jambi.” Journal of Regional and
Rural Development Planning 3(2):105–16.
Wiguna, I. Made Gede Sancita, &Made Kembar Sri Budhi. (2019). “Analisis Sektor
Unggulan Dan Potensi Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Badung Tahun 2012-
2016.” E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana 8(4):810–41.
Zaini, Achmad. (2019). Pengembangan Sektor Unggulan di Kalimantan Timur.
Yogyakarta: Deepublish.
Zsarnoc, Martin. (2018). Shift-Share Analysis of The Impact of Tourism on Local Icomes
in Hungary. Geografijos metraštis 51.
75
Lampiran I
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Banten Tahun 2015-2019
Sumber: BPS Provinsi Banten 2020.
Lapangan Usaha Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 20,743.47 22,108.75 23,055.55 23,880.77 24,408.33
Pertambanagan dan Penggalian 2,775.25 2,870.48 2,850.85 2,871.46 2,882.42
Industri Pengolahan 134,907.47 139,073.54 144,219.15 149,425.06 154,882.53
Pengadaaan Listrik dan Gas 4,338.09 4,158.64 4,179.58 4,480.42 4,327.31
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
346.29 369.93 396.92 416.27 439.68
Kontruksi 34,153.90 36,307.71 39,313.81 42,363.00 46,159.00
Perdagangan Besar dan Eceran 49,575.36 51,486.46 54,651.61 58,614.23 63,059.05
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
23,348.64 25,133.93 27,289.08 29,300.61 29,530.85
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 8,520.04 9,165.73 9,924.75 10,664.40 11,511.85
Informasi dan Komunikasi 19,782.89 21,373.06 23,172.72 24,998.29 27,244.33
Jasa keuangan dan Asuransi 10,136.57 11,587.60 12,037.90 12,873.62 13,193.24
Real Estat 29,687.73 32,003.54 34,538.74 37,260.63 40,521.47
Jasa Perusahaan 3,607.27 3,875.63 4,182.02 4,458.77 4,840.73
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
6,361.71 6,813.81 7,140.46 7,517.97 8,109.26
Jasa Pendidikan 10,647.51 11,354.62 12,197.11 12,103.71 14,111.91
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 4,228.76 4,542.71 4,912.96 5,249.40 5,698.34
Jasa Lainnya 5,216.25 5,216.25 6,072.79 6,535.99 7,102.43
PDRB Banten 368,377.20 387,835.09 410,137.00 434,014.00 458,022.71
76
Lampiran II
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tangerang Tahun 2015-2019
Lapangan Usaha Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,784.90 5,071.58 5,333.40 5,543.30 5,705.17
Pertambanagan dan Penggalian 34.92 35.07 35.87 37.77 38.85
Industri Pengolahan 31,809.34 32,739.48 33,877.15 34,885.42 36,120.92
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,720.66 1,527.34 1,408.41 1,474.98 1,464.52
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah,
dan Daur Ulang 60.74 65.23 70.53 75.06 80.24
Kontruksi 9,242.36 9,942.93 10,909.63 11,837.66 12,890.03
Perdagangan Besar dan Eceran 9,121.80 9,487.55 10,113.12 10,893.67 11,716.22
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2,085.52 2,267.12 2,461.27 2,690.89 2,929.21
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,116.26 1,201.75 1,302.58 1,416.09 1,546.71
Informasi dan Komunikasi 3,777.95 4,103.61 4,436.55 4,786.20 5,336.22
Jasa keuangan dan Asuransi 3,519.07 4,128.65 4,347.71 4,679.55 4,726.99
Real Estat 5,863.71 6,385.00 7,019.03 7,717.42 8,487.62
Jasa Perusahaan 715 764.55 823.6 876.62 949.38
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib 1,077.54 1,175.56 1,251.11 1,335.59 1,443.05
Jasa Pendidikan 1,704.86 1,844.48 1,982.45 2,146.80 2,329.13
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 306.75 333.07 365.41 401.84 441.82
Jasa Lainnya 1,022.19 1,110.60 1,220.22 1,326.01 1,443.38
PDRB Tangerang 77,962.95 82,183.60 86,964.03 92,124.60 97,539.48
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2020.
77
Lampiran III
Kontribusi Sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan
Provinsi Banten 2015-2019 (persen)
Sumber: BPS Provinsi Banten 2020.
Lapangan Usaha Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.87 6.02 5.9 5.78 5.57
Pertambanagan dan Penggalian 0.81 0.79 0.74 0.69 0.66
Industri Pengolahan 33.52 32.57 31.93 31.19 30.59
Pengadaaan Listrik dan Gas 2.7 2.32 2.13 2.08 1.82
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08
Kontruksi 9.96 10.12 10.32 10.64 11.05
Perdagangan Besar dan Eceran 12.37 12.18 12.29 12.49 12.85
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10.14 10.7 10.87 11.08 10.88
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2.34 2.37 2.39 2.38 2.4
Informasi dan Komunikasi 3.51 3.53 3.63 3.53 3.5
Jasa keuangan dan Asuransi 2.79 3.04 3.03 3.08 3
Real Estat 7.07 7.22 7.47 7.62 7.91
Jasa Perusahaan 1.02 1.05 1.08 1.08 1.13
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 1.98 2.04 2.03 2 2.05
Jasa Pendidikan 3.17 3.23 3.31 3.44 3.57
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 1.13 1.15 1.18 1.21 1.26
Jasa Lainnya 1.55 1.57 1.62 1.63 1.68
PDRB 100 100 100 100 100
78
Lampiran IV
Kontribusi Sektor terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2010
Kabupaten Tangerang 2015-2019 (persen)
Lapangan Usaha Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.64 6.92 6.85 6.73 6.49
Pertambanagan dan Penggalian 0.05 0.05 0.04 0.04 0.04
Industri Pengolahan 38.16 37.47 36.84 35.9 35.22
Pengadaaan Listrik dan Gas 6.06 4.92 4.01 3.76 3.43
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur
Ulang 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
Kontruksi 12.74 13.08 13.62 14.2 14.7
Perdagangan Besar dan Eceran 10.79 10.76 11.04 11.26 11.55
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 2.77 2.85 2.9 2.97 3.07
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.45 1.49 1.5 1.51 1.53
Informasi dan Komunikasi 3.14 3.2 3.28 3.18 3.18
Jasa keuangan dan Asuransi 4.71 5.28 5.33 5.49 5.23
Real Estat 6.68 6.92 7.3 7.52 7.86
Jasa Perusahaan 0.98 1.01 1.04 1.04 1.08
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib 1.6 1.68 1.7 170 1.74
Jasa Pendidikan 2.37 2.46 2.53 2.64 2.76
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 0.39 0.4 0.42 0.44 0.46
Jasa Lainnya 1.41 1.46 1.52 1.54 1.59
PDRB 100 100 100 100 100
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2020.
79
Lampiran V
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Banten Tahun 2015-2019 (persen)
LAJU PDRB BANTEN 5.61 5.51 5.93 6.07 5.54
Sumber: BPS Provinsi Banten 2020.
Lapangan Usaha Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6.61 6.58 4.28 3.58 2.21
Pertambanagan dan Penggalian 3.66 3.43 -0.68 0.72 0.38
Industri Pengolahan 3.53 3.09 3.7 3.61 3.65
Pengadaaan Listrik dan Gas -1.39 -4.14 0.5 7.2 -3.42
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 5.16 6.83 7.3 4.88 5.62
Kontruksi 7.96 6.31 8.28 7.76 8.96
Perdagangan Besar dan Eceran 4.92 3.85 6.15 7.25 7.58
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6.57 7.65 8.57 7.37 0.79
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.41 7.58 8.28 7.45 7.95
Informasi dan Komunikasi 9.18 8.04 8.42 7.87 8.98
Jasa keuangan dan Asuransi 8.4 14.31 3.89 6.94 2.48
Real Estat 7.19 7.8 7.92 7.88 8.75
Jasa Perusahaan 7.78 7.44 7.91 6.62 8.57
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 6.55 7.11 4.79 5.29 7.87
Jasa Pendidikan 6.69 6.64 7.42 7.43 7.69
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 5.18 7.42 8.15 6.85 8.55
Jasa Lainnya 6.54 7.53 8.27 7.63 8.67
80
Lampiran VI
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tangerang Tahun 2015-2019 (persen)
Sumber: BPS Kabupaten Tangerang 2020.
Lapangan Usaha Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4.5 5.99 5.28 3.81 2.93
Pertambanagan dan Penggalian 2.3 2.27 2.28 5.3 2.87
Industri Pengolahan 3.16 2.92 3.47 2.98 3,54
Pengadaaan Listrik dan Gas -2.22 -11.24 -7.79 4.73 -0.71
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 5.05 7.38 8.13 6.43 6.9
Kontruksi 9.59 7.58 9.72 8.51 8.89
Perdagangan Besar dan Eceran 5.71 4.01 6.59 7.72 7.55
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8.62 8.71 8.56 9.33 8.86
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7.24 7.66 8.39 8.71 9.22
Informasi dan Komunikasi 10.07 8.62 8.11 7.88 9.19
Jasa keuangan dan Asuransi 7.86 17.32 5.31 7.63 1.01
Real Estat 8.88 8.89 9.93 9.95 9.98
Jasa Perusahaan 6.51 6.93 7.72 6.44 8.3
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 9.13 9.1 6.43 6.75 8.05
Jasa Pendidikan 9.25 8.19 7.48 8.29 8.49
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 7.65 8.58 9.71 9.97 9.95
Jasa Lainnya 7.12 8.65 9.87 8.67 8.85
LAJU PDRB Tangerang 5.6 5.41 5.82 5.93 5.88
81
Lampiran VII
Hasil Hitung Location Qouetient (LQ) Kabupaten Tangerang 2015
PDRB Persektor Tangerang Total PDRB Tangerang PDRB Persektor Banten Total PDRB Banten LQ
4,784.90 77,962.95 20,743.47 368,377.20 1.09
34.92 77,962.95 2,775.25 368,377.20 0.059453387
31,809.34 77,962.95 134,907.47 368,377.20 1.11
1,720.66 77,962.95 4,338.09 368,377.20 1.87
60.74 77,962.95 346.29 368,377.20 0.828780103
9,242.36 77,962.95 34,153.90 368,377.20 1.28
9,121.80 77,962.95 49,575.36 368,377.20 0.87
2,085.52 77,962.95 23,348.64 368,377.20 0.42
1,116.26 77,962.95 8,520.04 368,377.20 0.62
3,777.95 77,962.95 19,782.89 368,377.20 0.90
3,519.07 77,962.95 10,136.57 368,377.20 1.64
5,863.71 77,962.95 29,687.73 368,377.20 0.93
715 77,962.95 3,607.27 368,377.20 0.936551946
1,077.54 77,962.95 6,361.71 368,377.20 0.80032063
1,704.86 77,962.95 10,647.51 368,377.20 0.76
306.75 77,962.95 4,228.76 368,377.20 0.342748855
1,022.19 77,962.95 5,216.25 368,377.20 0.93
82
Hasil Hitung Location Qouetient (LQ) Kabupaten Tangerang 2016
PDRB Persektor Tangerang Total PDRB Tangerang PDRB Persektor Banten Total PDRB Banten LQ
5,071.58 82,183.60 22,108.75 387,835.09 1.08
35.07 82,183.60 2,870.48 387,835.09 0.06
32,739.48 82,183.60 139,073.54 387,835.09 1.11
1,527.34 82,183.60 4,158.64 387,835.09 1.73
65.23 82,183.60 369.93 387,835.09 0.832127
9,942.93 82,183.60 36,307.71 387,835.09 1.29
9,487.55 82,183.60 51,486.46 387,835.09 0.87
2,267.12 82,183.60 25,133.93 387,835.09 0.43
1,201.75 82,183.60 9,165.73 387,835.09 0.62
4,103.61 82,183.60 21,373.06 387,835.09 0.91
4,128.65 82,183.60 11,587.60 387,835.09 1.68
6,385.00 82,183.60 32,003.54 387,835.09 0.94
764.55 82,183.60 3,875.63 387,835.09 0.930948
1,175.56 82,183.60 6,813.81 387,835.09 0.81
1,844.48 82,183.60 11,354.62 387,835.09 0.77
333.07 82,183.60 4,542.71 387,835.09 0.346005
1,110.60 82,183.60 5,216.25 387,835.09 0.35
83
Hasil Hitung Location Qouetient (LQ) Kabupaten Tangerang 2017
PDRB Persektor Tangerang Total PDRB Tangerang PDRB Persektor Banten Total PDRB Banten LQ
5,333.40 86,964.03 23,055.55 410,137.00 1.09
35.87 86,964.03 2,850.85 410,137.00 0.05933983
33,877.15 86,964.03 144,219.15 410,137.00 1.11
1,408.41 86,964.03 4,179.58 410,137.00 1.59
70.53 86,964.03 396.92 410,137.00 0.83803121
10,909.63 86,964.03 39,313.81 410,137.00 1.31
10,113.12 86,964.03 54,651.61 410,137.00 0.87
2,461.27 86,964.03 27,289.08 410,137.00 0.43
1,302.58 86,964.03 9,924.75 410,137.00 0.62
4,436.55 86,964.03 23,172.72 410,137.00 0.90
4,347.71 86,964.03 12,037.90 410,137.00 1.70
7,019.03 86,964.03 34,538.74 410,137.00 0.96
823.6 86,964.03 4,182.02 410,137.00 0.92879427
1,251.11 86,964.03 7,140.46 410,137.00 0.83
1,982.45 86,964.03 12,197.11 410,137.00 0.77
365.41 86,964.03 4,912.96 410,137.00 0.35077327
1,220.22 86,964.03 6,072.79 410,137.00 0.95
84
Hasil Hitung Location Qouetient (LQ) Kabupaten Tangerang 2018
PDRB Persektor Tangerang Total PDRB Tangerang PDRB Persektor Banten Total PDRB Banten LQ
5,543.30 92,124.60 23,880.77 434,014.00 1.09
37.77 92,124.60 2,871.46 434,014.00 0.06
34,885.42 92,124.60 149,425.06 434,014.00 1.10
1,474.98 92,124.60 4,480.42 434,014.00 1.55
75.06 92,124.60 416.27 434,014.00 0.849496
11,837.66 92,124.60 42,363.00 434,014.00 1.32
10,893.67 92,124.60 58,614.23 434,014.00 0.88
2,690.89 92,124.60 29,300.61 434,014.00 0.43
1,416.09 92,124.60 10,664.40 434,014.00 0.63
4,786.20 92,124.60 24,998.29 434,014.00 0.90
4,679.55 92,124.60 12,873.62 434,014.00 1.71
7,717.42 92,124.60 37,260.63 434,014.00 0.98
876.62 92,124.60 4,458.77 434,014.00 0.926242
1,335.59 92,124.60 7,517.97 434,014.00 0.84
2,146.80 92,124.60 12,103.71 434,014.00 0.84
401.84 92,124.60 5,249.40 434,014.00 0.360638
1,326.01 92,124.60 6,535.99 434,014.00 0.96
85
Hasil Hitung Location Qouetient (LQ) Kabupaten Tangerang 2019
PDRB Persektor Tangerang Total PDRB Tangerang PDRB Persektor Banten Total PDRB Banten LQ
5,705.17 97,539.48 24,408.33 458,022.71 1.10
38.85 97,539.48 2,882.42 458,022.71 0.063291
36,120.92 97,539.48 154,882.53 458,022.71 1.10
1,464.52 97,539.48 4,327.31 458,022.71 1.589219
80.24 97,539.48 439.68 458,022.71 0.85696
12,890.03 97,539.48 46,159.00 458,022.71 1.31
11,716.22 97,539.48 63,059.05 458,022.71 0.87
2,929.21 97,539.48 29,530.85 458,022.71 0.47
1,546.71 97,539.48 11,511.85 458,022.71 0.63
5,336.22 97,539.48 27,244.33 458,022.71 0.92
4,726.99 97,539.48 13,193.24 458,022.71 1.68
8,487.62 97,539.48 40,521.47 458,022.71 0.98
949.38 97,539.48 4,840.73 458,022.71 0.920949
1,443.05 97,539.48 8,109.26 458,022.71 0.84
2,329.13 97,539.48 14,111.91 458,022.71 0.78
441.82 97,539.48 5,698.34 458,022.71 0.364086
1,443.38 97,539.48 7,102.43 458,022.71 0.95
86
Hasil Hitung Rata-Rata Location Qouetient (LQ) Kabupaten Tangerang 2015-2019
Lapangan Usaha LQ
Rata - Rata 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1.09 1.08 1.09 1.09 1.10 1.09
Pertambanagan dan Penggalian 0.059453387 0.06 0.05933983 0.061968693 0.063290764 0.06
Industri Pengolahan 1.11 1.11 1.11 1.10 1.10 1.11
Pengadaaan Listrik dan Gas 1.87 1.73 1.59 1.55 1.589219461 1.67
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
0.828780103 0.83212729 0.83803121 0.849496455 0.856960462 0.84
Kontruksi 1.28 1.29 1.31 1.32 1.31 1.30
Perdagangan Besar dan Eceran 0.87 0.87 0.87 0.88 0.87 0.87
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 0.42 0.43 0.43 0.43 0.47 0.43
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.62 0.62 0.62 0.63 0.63 0.62
Informasi dan Komunikasi 0.90 0.91 0.90 0.90 0.92 0.91
Jasa keuangan dan Asuransi 1.64 1.68 1.70 1.71 1.68 1.68
Real Estat 0.93 0.94 0.96 0.98 0.98 0.96
Jasa Perusahaan 0.936551946 0.93094821 0.92879427 0.926241911 0.920949454 0.93
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib 0.80032063 0.81 0.83 0.84 0.84 0.82
Jasa Pendidikan 0.76 0.77 0.77 0.84 0.78 0.78
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 0.342748855 0.34600505 0.35077327 0.360638113 0.364085672 0.35
Jasa Lainnya 0.93 0.35 0.95 0.96 0.95 0.83
87
Lampiran VIII
Perhitungan Nasional Share (Nij) Kabupaten Tangerang 2015-2016
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn Nij 2015 2016 2015 2016
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,784.90 5,071.58 20,743.47 22,108.75 0.06 0.066 0.052821 252.7411
Pertambanagan dan Penggalian 34.92 35.07 2,775.25 2,870.48 0.004 0.034 0.052821 1.844494
Industri Pengolahan 31,809.34 32,739.48 134,907.47 139,073.54 0.029 0.031 0.052821 1680.187
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,720.66 1,527.34 4,338.09 4,158.64 -0.11
-
0.041 0.052821 90.88622
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah,
dan Daur Ulang 60.74 65.23 346.29 369.93 0.074 0.068 0.052821 3.208321
Kontruksi 9,242.36 9,942.93 34,153.90 36,307.71 0.076 0.063 0.052821 488.1866
Perdagangan Besar dan Eceran 9,121.80 9,487.55 49,575.36 51,486.46 0.04 0.039 0.052821 481.8186
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2,085.52 2,267.12 23,348.64 25,133.93 0.087 0.076 0.052821 110.1583
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,116.26 1,201.75 8,520.04 9,165.73 0.077 0.076 0.052821 58.96148
Informasi dan Komunikasi 3,777.95 4,103.61 19,782.89 21,373.06 0.086 0.08 0.052821 199.5534
Jasa keuangan dan Asuransi 3,519.07 4,128.65 10,136.57 11,587.60 0.173 0.143 0.052821 185.8792
Real Estat 5,863.71 6,385.00 29,687.73 32,003.54 0.089 0.078 0.052821 309.7244
Jasa Perusahaan 715 764.55 3,607.27 3,875.63 0.069 0.074 0.052821 37.7667
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
1,077.54 1,175.56 6,361.71 6,813.81 0.091 0.071 0.052821 56.91627
Jasa Pendidikan 1,704.86 1,844.48 10,647.51 11,354.62 0.082 0.066 0.052821 90.05166
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 306.75 333.07 4,228.76 4,542.71 0.086 0.074 0.052821 16.20271
Jasa Lainnya 1,022.19 1,110.60 5,216.25 5,216.25 0.086 0 0.052821 53.99265
88
Perhitungan Nasional Share (Nij) Kabupaten Tangerang 2016-2017
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn Nij 2016 2017 2016 2017
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,071.58 5,333.40 22,108.75 23,055.55 0.051625 0.042825 0.057504 291.6341
Pertambanagan dan Penggalian 35.07 35.87 2,870.48 2,850.85 0.022812 -0.00684 0.057504 2.016651
Industri Pengolahan 32,739.48 33,877.15 139,073.54 144,219.15 0.034749 0.036999 0.057504 1882.638
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,527.34 1,408.41 4,158.64 4,179.58 -0.07787 0.005035 0.057504 87.82753
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang 65.23 70.53 369.93 396.92 0.081251 0.07296 0.057504 3.750959
Kontruksi 9,942.93 10,909.63 36,307.71 39,313.81 0.097225 0.082795 0.057504 571.7542
Perdagangan Besar dan Eceran 9,487.55 10,113.12 51,486.46 54,651.61 0.065936 0.061475 0.057504 545.5682
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 2,267.12 2,461.27 25,133.93 27,289.08 0.085637 0.085747 0.057504 130.3675
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,201.75 1,302.58 9,165.73 9,924.75 0.083903 0.082811 0.057504 69.10494
Informasi dan Komunikasi 4,103.61 4,436.55 21,373.06 23,172.72 0.081133 0.084202 0.057504 235.9723
Jasa keuangan dan Asuransi 4,128.65 4,347.71 11,587.60 12,037.90 0.053059 0.038861 0.057504 237.4122
Real Estat 6,385.00 7,019.03 32,003.54 34,538.74 0.0993 0.079216 0.057504 367.1604
Jasa Perusahaan 764.55 823.6 3,875.63 4,182.02 0.077235 0.079056 0.057504 43.96437
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
1,175.56 1,251.11 6,813.81 7,140.46 0.064267 0.047939 0.057504 67.59892
Jasa Pendidikan 1,844.48 1,982.45 11,354.62 12,197.11 0.074802 0.074198 0.057504 106.0642
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 333.07 365.41 4,542.71 4,912.96 0.097097 0.081504 0.057504 19.15272
Jasa Lainnya 1,110.60 1,220.22 5,216.25 6,072.79 0.098703 0.164206 0.057504 63.86349
89
Perhitungan Nasional Share (Nij) Kabupaten Tangerang 2017-2018
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn Nij 2017 2018 2017 2018
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,333.40 5,543.30 23,055.55 23,880.77 0.039356 0.035793 0.058217 310.4953
Pertambanagan dan Penggalian 35.87 37.77 2,850.85 2,871.46 0.052969 0.007229 0.058217 2.088249
Industri Pengolahan 33,877.15 34,885.42 144,219.15 149,425.06 0.029763 0.036097 0.058217 1972.231
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,408.41 1,474.98 4,179.58 4,480.42 0.047266 0.071979 0.058217 81.99359
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang 70.53 75.06 396.92 416.27 0.064228 0.04875 0.058217 4.106054
Kontruksi 10,909.63 11,837.66 39,313.81 42,363.00 0.085065 0.07756 0.058217 635.1274
Perdagangan Besar dan Eceran 10,113.12 10,893.67 54,651.61 58,614.23 0.077182 0.072507 0.058217 588.7568
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 2,461.27 2,690.89 27,289.08 29,300.61 0.093293 0.073712 0.058217 143.2881
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 1,302.58 1,416.09 9,924.75 10,664.40 0.087142
0.074526 0.058217 75.83247
Informasi dan Komunikasi 4,436.55 4,786.20 23,172.72 24,998.29 0.078811 0.078781 0.058217 258.2832
Jasa keuangan dan Asuransi 4,347.71 4,679.55 12,037.90 12,873.62 0.076325 0.069424 0.058217 253.1112
Real Estat 7,019.03 7,717.42 34,538.74 37,260.63 0.0995 0.078807 0.058217 408.6278
Jasa Perusahaan 823.6 876.62 4,182.02 4,458.77 0.064376 0.066176 0.058217 47.94763
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
1,251.11 1,335.59 7,140.46 7,517.97 0.067524 0.052869 0.058217 72.83604
Jasa Pendidikan 1,982.45 2,146.80 12,197.11 12,103.71 0.082902 -0.00766 0.058217 115.4126
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 365.41 401.84 4,912.96 5,249.40 0.099696 0.06848 0.058217 21.27312
Jasa Lainnya 1,220.22 1,326.01 6,072.79 6,535.99 0.086697 0.076275 0.058217 71.03771
90
Perhitungan Nasional Share (Nij) Kabupaten Tangerang 2018-2019
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn Nij 2018 2019 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,543.30 5,705.17 23,880.77 24,408.33 0.029201 0.022091 0.055318 306.6433
Pertambanagan dan Penggalian 37.77 38.85 2,871.46 2,882.42 0.028594 0.003817 0.055318 2.089354
Industri Pengolahan 34,885.42 36,120.92 149,425.06 154,882.53 0.035416 0.036523 0.055318 1929.786
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,474.98 1,464.52 4,480.42 4,327.31 -0.00709 -0.03417 0.055318 81.59268
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang 75.06 80.24 416.27 439.68 0.069011 0.056238 0.055318 4.152156
Kontruksi 11,837.66 12,890.03 42,363.00 46,159.00 0.0889 0.089606 0.055318 654.8336
Perdagangan Besar dan Eceran 10,893.67 11,716.22 58,614.23 63,059.05 0.075507 0.075832 0.055318 602.6141
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 2,690.89 2,929.21 29,300.61 29,530.85 0.088565 0.007858 0.055318 148.8542
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 1,416.09 1,546.71 10,664.40 11,511.85 0.09224
0.079465 0.055318 78.33502
Informasi dan Komunikasi 4,786.20 5,336.22 24,998.29 27,244.33 0.114918 0.089848 0.055318 264.7622
Jasa keuangan dan Asuransi 4,679.55 4,726.99 12,873.62 13,193.24 0.010138 0.024828 0.055318 258.8625
Real Estat 7,717.42 8,487.62 37,260.63 40,521.47 0.0998 0.087514 0.055318 426.9109
Jasa Perusahaan 876.62 949.38 4,458.77 4,840.73 0.083001 0.085665 0.055318 48.49271
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
1,335.59 1,443.05 7,517.97 8,109.26 0.080459 0.07865 0.055318 73.88193
Jasa Pendidikan 2,146.80 2,329.13 12,103.71 14,111.91 0.084931 0.165916 0.055318 118.7563
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 401.84 441.82 5,249.40 5,698.34 0.099492 0.085522 0.055318 22.22891
Jasa Lainnya 1,326.01 1,443.38 6,535.99 7,102.43 0.088514 0.086665 0.055318 73.35199
91
Perhitungan Rata-Rata Nasional Share (Nij) Kabupaten Tangerang 2015-2019
Lapangan Usaha Tahun
Rata -rata Nij 2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 252.7410976 291.63406 310.495254 306.6433 290.378425
Pertambanagan dan Penggalian 1.844493956 2.0166509 2.08824854 2.089354 2.0096869
Industri Pengolahan 1680.187152 1882.6376 1972.23052 1929.786 1866.21021
Pengadaaan Listrik dan Gas 90.88622479 87.827533 81.9935913 81.59268 85.5750083
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur
Ulang 3.208320815 3.7509592 4.10605434 4.152156 3.80437255
Kontruksi 488.186631 571.75417 635.127373 654.8336 587.475441
Perdagangan Besar dan Eceran 481.8185843 545.56819 588.756845 602.6141 554.689433
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
110.1583343 130.36754 143.288081 148.8542 133.167033
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 58.96147832 69.104939 75.8324722 78.33502 70.5584767
Informasi dan Komunikasi 199.5534347 235.97231 258.283218 264.7622 239.642782
Jasa keuangan dan Asuransi 185.8792481 237.4122 253.111208 258.8625 233.816294
Real Estat 309.724446 367.16042 408.627798 426.9109 378.105887
Jasa Perusahaan 37.76670041 43.96437 47.9476302 48.49271 44.5428528
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan
Sosial Wajib 56.91626624 67.59892 72.8360364 73.88193 67.8082888
Jasa Pendidikan 90.05165994 106.06422 115.412554 118.7563 107.571185
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 16.20270678 19.152721 21.2731223 22.22891 19.714366
Jasa Lainnya 53.99264824 63.863487 71.0377092 73.35199 65.561458
92
Lampiran IX
Perhitungan Proposional Shift (Mij) Kabupaten Tangerang 2015-2016
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn Mij 2015 2016 2015 2016
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,784.90 5,071.58 20,743.47 22,108.75 0.06 0.066 0.052821 62.18829
Pertambanagan dan Penggalian 34.92 35.07 2,775.25 2,870.48 0.004 0.034 0.052821 -0.64625
Industri Pengolahan 31,809.34 32,739.48 134,907.47 139,073.54 0.029 0.031 0.052821 -697.885
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,720.66 1,527.34 4,338.09 4,158.64 -0.11
-0.041 0.052821 -162.063
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah,
dan Daur Ulang 60.74 65.23 346.29 369.93 0.074 0.068 0.052821 0.938185
Kontruksi 9,242.36 9,942.93 34,153.90 36,307.71 0.076 0.063 0.052821 94.6542
Perdagangan Besar dan Eceran 9,121.80 9,487.55 49,575.36 51,486.46 0.04 0.039 0.052821 -130.179
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 2,085.52 2,267.12 23,348.64 25,133.93 0.087 0.076 0.052821 49.30526
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,116.26 1,201.75 8,520.04 9,165.73 0.077 0.076 0.052821 25.63412
Informasi dan Komunikasi 3,777.95 4,103.61 19,782.89 21,373.06 0.086 0.08 0.052821 104.1223
Jasa keuangan dan Asuransi 3,519.07 4,128.65 10,136.57 11,587.60 0.173 0.143 0.052821 317.8687
Real Estat 5,863.71 6,385.00 29,687.73 32,003.54 0.089 0.078 0.052821 147.6779
Jasa Perusahaan 715 764.55 3,607.27 3,875.63 0.069 0.074 0.052821 15.42516
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib 1,077.54 1,175.56 6,361.71 6,813.81 0.091 0.071 0.052821 19.65997
Jasa Pendidikan 1,704.86 1,844.48 10,647.51 11,354.62 0.082 0.066 0.052821 23.16951
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 306.75 333.07 4,228.76 4,542.71 0.086 0.074 0.052821 6.570911
Jasa Lainnya 1,022.19 1,110.60 5,216.25 5,216.25 0.086 0 0.052821 -53.9926
93
Perhitungan Proposional Shift (Mij) Kabupaten Tangerang 2016-2017
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn Mij 2016 2017 2016 2017
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,071.58 5,333.40 22,108.75 23,055.55 0.051625 0.042825 0.057504 -74.4453
Pertambanagan dan Penggalian 35.07 35.87 2,870.48 2,850.85 0.022812 -0.00684 0.057504 -2.25648
Industri Pengolahan 32,739.48 33,877.15 139,073.54 144,219.15 0.034749 0.036999 0.057504 -671.303
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,527.34 1,408.41 4,158.64 4,179.58 -0.07787 0.005035 0.057504 -80.1369
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang 65.23 70.53 369.93 396.92 0.081251 0.07296 0.057504 1.008205
Kontruksi 9,942.93 10,909.63 36,307.71 39,313.81 0.097225 0.082795 0.057504 251.4716
Perdagangan Besar dan Eceran 9,487.55 10,113.12 51,486.46 54,651.61 0.065936 0.061475 0.057504 37.68261
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 2,267.12 2,461.27 25,133.93 27,289.08 0.085637 0.085747 0.057504 64.03038
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 1,201.75 1,302.58 9,165.73 9,924.75 0.083903
0.082811 0.057504 30.41275
Informasi dan Komunikasi 4,103.61 4,436.55 21,373.06 23,172.72 0.081133 0.084202 0.057504 109.5609
Jasa keuangan dan Asuransi 4,128.65 4,347.71 11,587.60 12,037.90 0.053059 0.038861 0.057504 -76.9708
Real Estat 6,385.00 7,019.03 32,003.54 34,538.74 0.0993 0.079216 0.057504 138.6352
Jasa Perusahaan 764.55 823.6 3,875.63 4,182.02 0.077235 0.079056 0.057504 16.47754
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
1,175.56 1,251.11 6,813.81 7,140.46 0.064267 0.047939 0.057504 -11.2433
Jasa Pendidikan 1,844.48 1,982.45 11,354.62 12,197.11 0.074802 0.074198 0.057504 30.79249
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 333.07 365.41 4,542.71 4,912.96 0.097097 0.081504 0.057504 7.993887
Jasa Lainnya 1,110.60 1,220.22 5,216.25 6,072.79 0.098703 0.164206 0.057504 118.5038
94
Perhitungan Proposional Shift (Mij) Kabupaten Tangerang 2017-2018
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn Mij 2017 2018 2017 2018
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,333.40 5,543.30 23,055.55 23,880.77 0.039356 0.035793 0.058217 -119.599
Pertambanagan dan Penggalian 35.87 37.77 2,850.85 2,871.46 0.052969 0.007229 0.058217 -1.82893
Industri Pengolahan 33,877.15 34,885.42 144,219.15 149,425.06 0.029763 0.036097 0.058217 -749.36
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,408.41 1,474.98 4,179.58 4,480.42 0.047266 0.071979 0.058217 19.38168
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang 70.53 75.06 396.92 416.27 0.064228 0.04875 0.058217 -0.66769
Kontruksi 10,909.63 11,837.66 39,313.81 42,363.00 0.085065 0.07756 0.058217 211.0266
Perdagangan Besar dan Eceran 10,113.12 10,893.67 54,651.61 58,614.23 0.077182 0.072507 0.058217 144.5144
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
2,461.27 2,690.89 27,289.08 29,300.61 0.093293 0.073712 0.058217 38.13681
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 1,302.58 1,416.09 9,924.75 10,664.40 0.087142
0.074526 0.058217 21.24335
Informasi dan Komunikasi 4,436.55 4,786.20 23,172.72 24,998.29 0.078811 0.078781 0.058217 91.23262
Jasa keuangan dan Asuransi 4,347.71 4,679.55 12,037.90 12,873.62 0.076325 0.069424 0.058217 48.72451
Real Estat 7,019.03 7,717.42 34,538.74 37,260.63 0.0995 0.078807 0.058217 144.52
Jasa Perusahaan 823.6 876.62 4,182.02 4,458.77 0.064376 0.066176 0.058217 6.55505
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib 1,251.11 1,335.59 7,140.46 7,517.97 0.067524 0.052869 0.058217 -6.69092
Jasa Pendidikan 1,982.45 2,146.80 12,197.11 12,103.71 0.082902 -0.00766 0.058217 -130.593
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 365.41 401.84 4,912.96 5,249.40 0.099696 0.06848 0.058217 3.750192
Jasa Lainnya 1,220.22 1,326.01 6,072.79 6,535.99 0.086697 0.076275 0.058217 22.03416
95
Perhitungan Proposional Shift (Mij) Kabupaten Tangerang 2018-2019
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn Mij 2018 2019 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,543.30 5,705.17 23,880.77 24,408.33 0.029201 0.022091 0.055318 -184.184
Pertambanagan dan Penggalian 37.77 38.85 2,871.46 2,882.42 0.028594 0.003817 0.055318 -1.94519
Industri Pengolahan 34,885.42 36,120.92 149,425.06 154,882.53 0.035416 0.036523 0.055318 -655.661
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,474.98 1,464.52 4,480.42 4,327.31 -0.00709 -0.03417 0.055318 -131.997
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang 75.06 80.24 416.27 439.68 0.069011 0.056238 0.055318 0.069034
Kontruksi 11,837.66 12,890.03 42,363.00 46,159.00 0.0889 0.089606 0.055318 405.8976
Perdagangan Besar dan Eceran 10,893.67 11,716.22 58,614.23 63,059.05 0.075507 0.075832 0.055318 223.472
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 2,690.89 2,929.21 29,300.61 29,530.85 0.088565 0.007858 0.055318 -127.71
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,416.09 1,546.71 10,664.40 11,511.85
0.09224 0.079465 0.055318 34.19503
Informasi dan Komunikasi 4,786.20 5,336.22 24,998.29 27,244.33 0.114918 0.089848 0.055318 165.2671
Jasa keuangan dan Asuransi 4,679.55 4,726.99 12,873.62 13,193.24 0.010138 0.024828 0.055318 -142.681
Real Estat 7,717.42 8,487.62 37,260.63 40,521.47 0.0998 0.087514 0.055318 248.4742
Jasa Perusahaan 876.62 949.38 4,458.77 4,840.73 0.083001 0.085665 0.055318 26.60284
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
1,335.59 1,443.05 7,517.97 8,109.26 0.080459 0.07865 0.055318 31.16252
Jasa Pendidikan 2,146.80 2,329.13 12,103.71 14,111.91 0.084931 0.165916 0.055318 237.4323
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 401.84 441.82 5,249.40 5,698.34 0.099492 0.085522 0.055318 12.13731
Jasa Lainnya 1,326.01 1,443.38 6,535.99 7,102.43 0.088514 0.086665 0.055318 41.56635
96
Perhitungan Rata-Rata Proposional Shift (Mij) Kabupaten Tangerang 2015-2019
Lapangan Usaha Tahun Rata -
rata Mij 2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 62.18828846 -74.44529936 -119.5985563 -184.1839523 -79.0099
Pertambanagan dan Penggalian -0.646248176 -2.256479815 -1.82892914 -1.945190889 -1.66921
Industri Pengolahan -697.8847114 -671.3030004 -749.3596784 -655.6609969 -693.552
Pengadaaan Listrik dan Gas -162.0632721 -80.13691803 19.38168187 -131.9973753 -88.704
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
0.938185292 1.008205261 -0.667690189 0.069033754 0.336934
Kontruksi 94.65419802 251.4715821 211.0265532 405.8976456 240.7625
Perdagangan Besar dan Eceran -130.1787378 37.68261279 144.5143534 223.4720096 68.87256
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
49.3052576 64.03037925 38.13681261 -127.7095505 5.940725
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 25.63412445 30.41275163 21.24335306 34.19503332 27.87132
Informasi dan Komunikasi 104.1222543 109.5609378 91.23261674 165.2671114 117.5457
Jasa keuangan dan Asuransi 317.8686806 -76.97076848 48.72451058 -142.6809225 36.73538
Real Estat 147.6779306 138.6352493 144.5199878 248.4741532 169.8268
Jasa Perusahaan 15.42515936 16.47753894 6.555050341 26.60283695 16.26515
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib 19.65997411 -11.24327282 -6.690923068 31.16251596 8.222074
Jasa Pendidikan 23.16951145 30.79248998 -130.5932673 237.4323156 40.20026
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 6.570910659 7.993887253 3.750191606 12.13730839 7.613074
Jasa Lainnya -53.99264824 118.5037929 22.03415793 41.56634985 32.02791
97
Lampiran X
Perhitungan Differential Shift (Cij) Kabupaten Tangerang 2015-2016
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn cij 2015 2016 2015 2016
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,784.90 5,071.58 20,743.47 22,108.75 0.06 0.066 0.052821 -28.2494
Pertambanagan dan Penggalian 34.92 35.07 2,775.25 2,870.48 0.004 0.034 0.052821 -1.04825
Industri Pengolahan 31,809.34 32,739.48 134,907.47 139,073.54 0.029 0.031 0.052821 -52.1624
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,720.66 1,527.34 4,338.09 4,158.64 -0.11
-0.041 0.052821 -122.143
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
60.74 65.23 346.29 369.93 0.074 0.068 0.052821 0.343494
Kontruksi 9,242.36 9,942.93 34,153.90 36,307.71 0.076 0.063 0.052821 117.7292
Perdagangan Besar dan Eceran 9,121.80 9,487.55 49,575.36 51,486.46 0.04 0.039 0.052821 14.11015
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 2,085.52 2,267.12 23,348.64 25,133.93 0.087 0.076 0.052821 22.13641
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,116.26 1,201.75 8,520.04 9,165.73 0.077 0.076 0.052821 0.894397
Informasi dan Komunikasi 3,777.95 4,103.61 19,782.89 21,373.06 0.086 0.08 0.052821 21.98431
Jasa keuangan dan Asuransi 3,519.07 4,128.65 10,136.57 11,587.60 0.173 0.143 0.052821 105.8321
Real Estat 5,863.71 6,385.00 29,687.73 32,003.54 0.089 0.078 0.052821 63.88762
Jasa Perusahaan 715 764.55 3,607.27 3,875.63 0.069 0.074 0.052821 -3.64186
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib 1,077.54 1,175.56 6,361.71 6,813.81 0.091 0.071 0.052821 21.44376
Jasa Pendidikan 1,704.86 1,844.48 10,647.51 11,354.62 0.082 0.066 0.052821 26.39883
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 306.75 333.07 4,228.76 4,542.71 0.086 0.074 0.052821 3.546383
Jasa Lainnya 1,022.19 1,110.60 5,216.25 5,216.25 0.086 0 0.052821 88.41
98
Perhitungan Differential Shift (Cij) Kabupaten Tangerang 2016-2017
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn cij 2016 2017 2016 2017
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,071.58 5,333.40 22,108.75 23,055.55 0.051625 0.042825 0.057504 44.63124
Pertambanagan dan Penggalian 35.07 35.87 2,870.48 2,850.85 0.022812 -0.00684 0.057504 1.039829
Industri Pengolahan 32,739.48 33,877.15 139,073.54 144,219.15 0.034749 0.036999 0.057504 -73.6646
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,527.34 1,408.41 4,158.64 4,179.58 -0.07787 0.005035 0.057504 -126.621
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah,
Limbah, dan Daur Ulang 65.23 70.53 369.93 396.92 0.081251 0.07296 0.057504 0.540836
Kontruksi 9,942.93 10,909.63 36,307.71 39,313.81 0.097225 0.082795 0.057504 143.4742
Perdagangan Besar dan Eceran 9,487.55 10,113.12 51,486.46 54,651.61 0.065936 0.061475 0.057504 42.3192
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 2,267.12 2,461.27 25,133.93 27,289.08 0.085637 0.085747 0.057504 -0.24792
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,201.75 1,302.58 9,165.73 9,924.75
0.083903 0.082811 0.057504 1.312309
Informasi dan Komunikasi 4,103.61 4,436.55 21,373.06 23,172.72 0.081133 0.084202 0.057504 -12.5932
Jasa keuangan dan Asuransi 4,128.65 4,347.71 11,587.60 12,037.90 0.053059 0.038861 0.057504 58.61857
Real Estat 6,385.00 7,019.03 32,003.54 34,538.74 0.0993 0.079216 0.057504 128.2343
Jasa Perusahaan 764.55 823.6 3,875.63 4,182.02 0.077235 0.079056 0.057504 -1.39191
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib 1,175.56 1,251.11 6,813.81 7,140.46 0.064267 0.047939 0.057504 19.19435
Jasa Pendidikan 1,844.48 1,982.45 11,354.62 12,197.11 0.074802 0.074198 0.057504 1.113288
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 333.07 365.41 4,542.71 4,912.96 0.097097 0.081504 0.057504 5.193392
Jasa Lainnya 1,110.60 1,220.22 5,216.25 6,072.79 0.098703 0.164206 0.057504 -72.7473
99
Perhitungan Differential Shift (Cij) Kabupaten Tangerang 2017-2018
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn cij 2017 2018 2017 2018
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,333.40 5,543.30 23,055.55 23,880.77 0.039356 0.035793 0.058217 19.0033
Pertambanagan dan Penggalian 35.87 37.77 2,850.85 2,871.46 0.052969 0.007229 0.058217 1.640681
Industri Pengolahan 33,877.15 34,885.42 144,219.15 149,425.06 0.029763 0.036097 0.058217 -214.601
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,408.41 1,474.98 4,179.58 4,480.42 0.047266 0.071979 0.058217 -34.8053
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
70.53 75.06 396.92 416.27 0.064228 0.04875 0.058217 1.091636
Kontruksi 10,909.63 11,837.66 39,313.81 42,363.00 0.085065 0.07756 0.058217 81.87607
Perdagangan Besar dan Eceran 10,113.12 10,893.67 54,651.61 58,614.23 0.077182 0.072507 0.058217 47.2788
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 2,461.27 2,690.89 27,289.08 29,300.61 0.093293 0.073712 0.058217 48.19511
Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 1,302.58 1,416.09 9,924.75 10,664.40 0.087142
0.074526 0.058217 16.43417
Informasi dan Komunikasi 4,436.55 4,786.20 23,172.72 24,998.29 0.078811 0.078781 0.058217 0.134165
Jasa keuangan dan Asuransi 4,347.71 4,679.55 12,037.90 12,873.62 0.076325 0.069424 0.058217 30.00428
Real Estat 7,019.03 7,717.42 34,538.74 37,260.63 0.0995 0.078807 0.058217 145.2422
Jasa Perusahaan 823.6 876.62 4,182.02 4,458.77 0.064376 0.066176 0.058217 -1.48268
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
1,251.11 1,335.59 7,140.46 7,517.97 0.067524 0.052869 0.058217 18.33489
Jasa Pendidikan 1,982.45 2,146.80 12,197.11 12,103.71 0.082902 -0.00766 0.058217 179.5307
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 365.41 401.84 4,912.96 5,249.40 0.099696 0.06848 0.058217 11.40669
Jasa Lainnya 1,220.22 1,326.01 6,072.79 6,535.99 0.086697 0.076275 0.058217 12.71813
100
Perhitungan Differential Shift (Cij) Kabupaten Tangerang 2018-2019
Lapangan Usaha Tangerang Banten
rij rin rn cij 2018 2019 2018 2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,543.30 5,705.17 23,880.77 24,408.33 0.029201 0.022091 0.055318 39.41066
Pertambanagan dan Penggalian 37.77 38.85 2,871.46 2,882.42 0.028594 0.003817 0.055318 0.935837
Industri Pengolahan 34,885.42 36,120.92 149,425.06 154,882.53 0.035416 0.036523 0.055318 -38.6245
Pengadaaan Listrik dan Gas 1,474.98 1,464.52 4,480.42 4,327.31 -0.00709 -0.03417 0.055318 39.94469
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang
75.06 80.24 416.27 439.68 0.069011 0.056238 0.055318 0.95881
Kontruksi 11,837.66 12,890.03 42,363.00 46,159.00 0.0889 0.089606 0.055318 -8.36124
Perdagangan Besar dan Eceran 10,893.67 11,716.22 58,614.23 63,059.05 0.075507 0.075832 0.055318 -3.53613
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 2,690.89 2,929.21 29,300.61 29,530.85 0.088565 0.007858 0.055318 217.1754
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,416.09 1,546.71 10,664.40 11,511.85
0.09224 0.079465 0.055318 18.08995
Informasi dan Komunikasi 4,786.20 5,336.22 24,998.29 27,244.33 0.114918 0.089848 0.055318 119.9907
Jasa keuangan dan Asuransi 4,679.55 4,726.99 12,873.62 13,193.24 0.010138 0.024828 0.055318 -68.7416
Real Estat 7,717.42 8,487.62 37,260.63 40,521.47 0.0998 0.087514 0.055318 94.81497
Jasa Perusahaan 876.62 949.38 4,458.77 4,840.73 0.083001 0.085665 0.055318 -2.33555
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
1,335.59 1,443.05 7,517.97 8,109.26 0.080459 0.07865 0.055318 2.415552
Jasa Pendidikan 2,146.80 2,329.13 12,103.71 14,111.91 0.084931 0.165916 0.055318 -173.859
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 401.84 441.82 5,249.40 5,698.34 0.099492 0.085522 0.055318 5.613777
Jasa Lainnya 1,326.01 1,443.38 6,535.99 7,102.43 0.088514 0.086665 0.055318 2.451663
101
Perhitungan Rata-Rata Differential Shift (Cij) Kabupaten Tangerang 2015-2019
Lapangan Usaha Tahun Rata -rata
Cij 2015-2016 2016-2017 2017-2018 2018-2019
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -28.2493861 44.63124243 19.0033028 39.41065937 18.69895
Pertambanagan dan Penggalian -1.04824578 1.039828914 1.6406806 0.935836682 0.642025
Industri Pengolahan -52.162441 -73.66463406 -214.600846 -38.6245216 -94.7631
Pengadaaan Listrik dan Gas -122.142953 -126.6206151 -34.8052732 39.94469148 -60.906
Pengadaan Air ; Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur
Ulang 0.343493892 0.540835563 1.09163585 0.958810387 0.733694
Kontruksi 117.7291709 143.4742479 81.8760734 -8.36123622 83.67956
Perdagangan Besar dan Eceran 14.11015351 42.31920197 47.2788013 -3.53612771 25.04301
Transportasi dan Pergudangan; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor 22.13640808 -0.247918193 48.1951061 217.1753715 71.81474
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.894397233 1.312309101 16.4341747 18.0899495 9.182708
Informasi dan Komunikasi 21.98431098 -12.59324478 0.13416485 119.9907201 32.37899
Jasa keuangan dan Asuransi 105.8320713 58.61857166 30.004281 -68.7416001 31.42833
Real Estat 63.88762349 128.2343286 145.242214 94.81496671 108.0448
Jasa Perusahaan -3.64185977 -1.39190867 -1.48268052 -2.3355477 -2.213
Administrasi Pemeritahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib 21.44375965 19.19435257 18.3348866 2.415551685 15.34714
Jasa Pendidikan 26.39882861 1.113288353 179.530713 -173.85862 8.296053
Jasa Kesehatan dan Kegaiatan Sosial 3.546382557 5.193392028 11.4066861 5.61377727 6.440059
Jasa Lainnya 88.41 -72.74727994 12.7181329 2.451662548 7.708129
102