93
ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA (STUDI PENELITIAN PADA PT CHAROEN POPKHAND INDONESIA TBK) SKRIPSI DINI ANGRIANI 105731128016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA (STUDI PENELITIAN

PADA PT CHAROEN POPKHAND INDONESIA TBK)

SKRIPSI

DINI ANGRIANI 105731128016

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

Page 2: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

ii

HALAMAN JUDUL

ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL TERHADAP PERSISTENSI LABA (STUDI PENELITIAN PADA PT CHAROEN POPKHAND INDONESIA TBK)

SKRIPSI

DINI ANGRIANI

NIM 105731128016

Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi Akuntansi pada

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2021

Page 3: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, skripsi ini penulis Saya

Persembahkan Kepada:

1. Kedua orang tua saya bapak Mustakim dan ibu Wahida yang telah

memberikan dukungan dan doa sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

2. Saudara-saudara saya yang telah memberikan dukungan baik moral maupun

moril untuk proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus

dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Kepada ketua Tingkat saya Andi Ahmad Yani yang sangat berperan penting

dalam terciptanya skripsi ini.

5. Para sahabat-sahabat yang selalu memberikan bantuan dan memberi

semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

“MOTTO HIDUP

“Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berjuang. Buat jalanmu sendiri dan

tinggalkanlah jejak

Page 4: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

iv

Page 5: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

v

Page 6: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

vi

Page 7: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan

salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para

keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai

manakala penulisan skripsi yang berjudul “Analisis selisih laba akuntansi dan laba

fiskal terhadap persistensi laba yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Priode

2019“.

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

kedua orang tua penulis bapak Mustakim dan ibu Wahida yang senantiasa

memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tak pamrih.

Dan saudara-saudarku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan

semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan

penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada

penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Page 8: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

viii

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan yang

setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. Agus Salim HR,SE, MM. Selaku penasehat akademik yang

senantiasa memberikan bimbingan kepada peneliti.

5. Bapak Dr. Ansyarif khalid, SE.,M.Si.AK.CA, selaku pembimbing I yang

senantiasa mengarahkan penulis sehingga Skripsi dapat selesai dengan baik.

6. Bapak Faidul Adzim, SE.,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa

memberikan saran, arahan dan perbaikan dengan sabar sehingga proses

penelitian dan penyusunan skripsi dapat selesai dengan baik.

7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam memberikan

ilmu kepada penulis.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar.

9. Orang Tua penulis yang telah membantu, membimbing dan memberi support

yang sangat ikhalas bagi penulis.

10. Saudara saya Desi Novianti S.E dan Suhardi S.Pd yang sudah memberi

dukungan penuh baik moral maupun moril.

Page 9: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

ix

11. Kepada ketua tingkat saya Andi Ahmad Yani yang sudah membagi ilmunya

dan membimbing sampai terselesainya skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat saya Sri Wahyuni , Nurul Afni, Sahrani, Widya Hastuti, Nur

Afdalina, Lisnawati, Rosalina K, Selviana, Muammar dan semuan teman-

teman yang tidak bisa di sebut satu persatu yang sudah memberi semangat

dalam penyelesaian skripsi ini.

13. Teman-Teman akuntansi 2016.G. yang telah membantu peneliti selama

berproses di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak utamanya kepada almamater kampus biru Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul khairat, wassalamu’alaikum Wr. Wb

Makassar, 27 Februari 2021

Dini Angriani

Page 10: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

x

ABSTRAK

Dini Angriani, 2020. “Analisis Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba Studi Penelitian pada PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk”. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dibimbing oleh Ansyarif Khalid dan Faidzul Adzim.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Selisih Laba Akuntansi

dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba Studi Penelitian PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan analisis laporan keuangan. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif yaitu perbandingan, perubahan, pertumbuhan antara Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi laba pada tahun 2014 sampai dengan 2019.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Beda Waktu / Temporer) pada PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk selama 4 tahun untuk koreksi fiskal negatif terbesar adalah pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp. 69,2 M dan koreksi fiskal positif yang terbesar adalah pada tahun 2019 Rp. 39.6 M. Berdasarkan hasil analisis selama 5 tahun terakhir 2014 sampai dengan 2019 untuk PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk menyatakan bahwa tinggi atau rendahnya perbedaan temporer tidak memiliki pengaruh terhadap persistensi Laba. (2) Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Beda Tetap / Permanen) pada PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk selama 4 tahun untuk koreksi fiskal negatif terbesar adalah pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 87.3 M dan koreksi fiskal positif yang terbesar adalah pada tahun 2018 Rp. 38.5 M Berdasarkan hasil analisis selama 5 tahun terakhir 2014 sampai dengan 2019 untuk PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk menyatakan bahwa tinggi atau rendahnya perbedaan Permanen tidak memiliki pengaruh terhadap persistensi Laba.

Kata Kunci: Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal dan Persistensi Laba

Page 11: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

xi

ABSTRACT

Dini Angriani, 2020. "Analysis of the Difference in Accounting Profit and Fiscal Profit on the Persistence of Profits in Research Studies at PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk". Thesis Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business. Supervised by Ansyarif Khalid and Faidzul Adzim. The purpose of this study was to determine the effect of the difference in accounting profit and fiscal profit on earnings persistence in the research study of PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk. In this study using a quantitative approach with data collection techniques using financial statement analysis. The data analysis technique used in this research is descriptive, namely the comparison, change, growth between the difference in accounting profit and fiscal profit to earnings persistence in 2014 to 2019. The results showed that (1) the difference in accounting profit and fiscal profit (time difference / temporary) at PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk for 4 years for the largest negative fiscal correction was in 2018, namely Rp. 69.2 billion and the largest positive fiscal correction was in 2019 Rp. 39.6 M. Based on the results of the analysis for the last 5 years 2014 to 2019 for PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk, it is stated that the high or low temporary differences have no effect on earnings persistence. (2) Difference in Accounting Profit and Fiscal Profit (Permanent / Permanent Difference) at PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk for 4 years for the largest negative fiscal correction was in 2017, namely Rp. 87.3 billion and the largest positive fiscal correction was in 2018 Rp. 38.5 M Based on the results of the analysis for the last 5 years 2014 to 2019 for PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk stated that high or low Permanent differences have no effect on earnings persistence. Keywords: Difference in Accounting Profit and Fiscal Profit and Earnings Persistence

Page 12: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... v

SURAT PERNYATAAN .........................................Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................................. x

ABSTRACT ............................................................................................................. xi

DAFTAR ISI............................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6

A. Landasan Teori ....................................................................................... 6

1. Definisi Rekonsiliasi ( Koreksi ) Fiskal .................................................... 6

2. Tujuan Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal ....................................................... 6

3. Timbulnya Rekonsiliasi (Koreksi) Fiskal ................................................. 7

4. Pembukuan Sebagai Dasar Perhitungan pajak ..................................... 8

5. Klasifikasi Penghasilan Dan Biaya ......................................................... 8

6. Penghasilan Badan Usaha (Pasal 4 UU PPh) ....................................... 9

7. Perbedaan Dalam Rekonsiliasi (Koreksi) fiskal.................................... 10

8. Koreksi Fiskal Positif dan Koreksi Fiskal Negatif ................................. 11

Page 13: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

xiii

9. Latar Belakang Rekonsiliasi Fiskal ....................................................... 12

10. Teknik Rekonsiliasi Fiskal ..................................................................... 20

11. Rekonsiliasi Fiskal Dan Kasus Pengisian Spt ...................................... 22

B. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 25

C. Kerangka Konseptual ............................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 30

A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 30

B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 30

1. Populasi ................................................................................................. 30

2. Sampel .................................................................................................. 31

C. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................ 31

D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 31

E. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 31

F. Teknik Analisis Data.............................................................................. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 34

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................................... 34

1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 34

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................ 38

1. Laba Akuntansi PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk ....................... 41

2. Beda Waktu Temporer .......................................................................... 42

3. Beda Waktu Permanen ......................................................................... 46

4. Rekonsiliasi Fiskal ................................................................................. 51

5 . Persistensi Laba .................................................................................... 51

C. Hasil Analisis data ................................................................................. 53

1 . Selisih Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal (Beda Waktu/ Temporer)

terhadap Persistensi Laba ............................................................................ 53

2 . Selisih Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal (Beda Waktu/ Permanen)

terhadap Persistensi Laba ............................................................................ 55

D. Pembahsan ............................................................................................ 58

BAB V .................................................................................................................... 60

PENUTUP ............................................................................................................. 60

A. Kesimpulan Penelitian .......................................................................... 60

B. Saran penelitian .................................................................................... 61

Page 14: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

xiv

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 62

LAMPIRAN ............................................................................................................ 65

BIOGRAFI PENULIS............................................................................................. 74

Page 15: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu .............................................................................. 26

Tabel 4.1 Data Laba Akuntansi PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk .............. 41

Tabel 4.2 Perbedaan Waktu Temporer Laporan Keuagan PT Charoen Pokphand

Indonesia Tbk ....................................................................................................... 43

Tabel 4.3 Perbedaan Waktu Permanen Laporan Keuagan PT Charoen Pokphand

Indonesia Tbk ....................................................................................................... 47

Tabel 4.4 Rekonsiliasi Fiskal ................................................................................ 51

Tabel 4.5 Persistensi Laba ................................................................................... 55

Tabel 4.6 Analisis Perbedaan Laba Temporer dan Persistensi Laba ................. 53

Tabel 4.7 Analisis Perbedaan Laba Permanen dan Persistensi Laba ................ 56

Page 16: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ....................................................................... 29

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BEI .................................................................... 37

Gambar 4.2 Struktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk .............................. 40

Gambar 4.3 Grafik Laba PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk ......................... 41

Gambar 4.4 Grafik Indikator Beda Temporer ....................................................... 54

Gambar 4.5 Grafik Indikator Persistensi Laba ..................................................... 54

Gambar 4.6 Grafik Indikator Beda Permanen ...................................................... 56

Gambar 4.7 Grafik Indikator Persistensi Laba ..................................................... 67

Page 17: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Laba PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk ..................................... 65

Lampiran II Gambar 4.3 Grafik Laba PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk ..... 65

Lampiran III Perbedaan Waktu Temporer Laporan Keuagan PT Charoen

Pokphand Indonesia Tbk ..................................................................................... 66

Lampiran IV Perbedaan Waktu Permanen Laporan Keuagan PT Charoen

Pokphand Indonesia Tbk ..................................................................................... 68

Lampiran V Rekonsiliasi Fiskal ............................................................................ 70

Lampiran VI Persistensi Laba .............................................................................. 70

Lampiran VII Analisi Perbedaan Laba Temporer dan Persistensi Laba ............. 70

Lampiran VIII Grafik Indikator Beda Temporer.................................................... 71

Lampiran IX Grafik Indikator Persistensi Laba .................................................... 71

Lampiran X Analisis Perbedaan Laba Permanen Dan Persistensi Laba ........... 72

Lampiran XI Grafik Indikator Beda Permanen..................................................... 72

Surat Balasan ....................................................................................................... 73

Biografi Penulis .................................................................................................... 74

Page 18: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaporan keuangan sangatlah penting bagi perusahaan. Salah satu peran

penting laporan keuangan ialah penyampaian informasi kondisi keuangan

berdasarkan hasil kegiatan operasi perusahaan selama satu periode kepada

banyak pihak yg berkepentingan, misalnya investor, kreditur, pemerintah, &

pembuat kebijakan. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1

dalam Dechow, Ge dan Schrand (2010) menyatakan bahwa pelaporan keuangan

bertujuan untuk memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan

selama periode tertentu. Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) No. 1

(2009) menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah untuk memberikan

informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas perusahaan

selama satu periode yang nantinya akan digunakan bagi pengguna laporan dalam

pengambilan keputusan ekonomi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

informasi yang ada di dalam laporan keuangan merupakan informasi dasar dalam

proses pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu

informasi utama yang paling penting dalam laporan keuangan adalah informasi

mengenai laba.

Laba merupakan tujuan utama bagi perusahaan, karenanya laba pun

menjadi pusat pertimbangan utama bagi para pengguna laporan keuangan dalam

pengambilan keputusan, misalnya sebagai alat pengukur kinerja manajemen,

pemberian kompensasi kepada manajer, dan pembagian deviden kepada

pemegang saham. Pengambilan keputusan memerlukan informasi yang relevan

Page 19: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

2

bagi pengguna laporan keuangan. Oleh sebab itu, laba yang berkualitas sangatlah

diperlukan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang strategis bagi

perusahaan baik itu untuk tujuan meningkatkan laba ataupun ekspansi. Laba yang

berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (Suistainable

Earnings) di masa depan dan kinerja keuangan perusahaan yang sesungguhnya

(Wijayanti, 2006). Laba yang berkualitas dapat di ketahui dengan melihat tingkat

persistensi laba.

Persistensi laba adalah salah satu indikator untuk mengetahui kualitas laba

perusahaan. Menurut Fanani (2010), persistensi laba menjadi pusat perhatian bagi

para pengguna laporan keuangan, khusus nya bagi mereka yang mengharapkan

persistensi laba yang tinggi. Jika laba yang diperoleh pada tahun berjalan dapat

menjadi indikator yang baik untuk laba di masa depan, maka laba tersebut

dikatakan laba yang persisten. Laba yang tidak terlalu berfluktuatif adalah ciri-ciri

dari laba yang persistensi dan kualitas laba yang dilaporkan oleh perusahaan

adalah baik.

Selain menjadi dasar pengambilan keputusan, laba juga sebagai kriteria

untuk memenuhi asumsi kelangsungan hidup. Hal ini, memotivasi manajemen

untuk melakukan perekayasaan pada laba yang dilaporkan agar tetap dalam

kondisi yang tinggi persistensinya. Selain itu, akibat adanya kesenjangan informasi

antara pengguna laporan keuangan yang memiliki keterbatasan informasi dengan

manajemen yang sangat mengetahui kondisi perusahaan yang sebenarnya,

karena sebagai pihak yang membuat laporan keuangan tersebut. Fanani (2010)

mengungkapkan bahwa laba dalam laporan keuangan sering direkayasa oleh

manajemen untuk menarik calon investor.

Page 20: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

3

Selisih laba akuntansi dan laba fiskal adalah perbedaan antara jumlah laba

pada laporan keuangan komersial dan jumlah laba pada laporan keuangan fiskal.

Laba akuntansi dihitung berdasarkan peraturan akuntansi, sedangkan laba fiskal

dihitung berdasarkan peraturan perpajakan. Ketidaksamaan perhitungan laba

yang terjadi setiap tahunnya akan mempengaruhi pertumbuhan laba suatu periode

perusahaan dikarenakan perusahaan harus menyesuaikan kembali perhitungan

laba akuntansi dengan peraturan perpajakan (Dewi & Putri, 2015). Hal ini

disebabkan adanya perbedaan tujuan antara peraturan akuntansi dengan

peraturan perpajakan. Perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal dapat

memberikan informasi mengenai kualitas laba. Blaylock, Shevlin dan Wilson

(2012) mengungkapkan bahwa large positive book-tax difference menyediakan

informasi yang bermanfaat dan luas mengenai persistensi laba melebihi informasi

yang disediakan oleh akrual.

Terdapat beberapa penelitian yang meneliti mengenai persistensi laba

diantaranya yang dilakukan oleh Nugroho Adi Saputro; Dra. Hj. Zulaikha, M.Si.,

Akt (2011) berjudul “Pengaruh Book Tax Difference terhadap Perkembangan Laba

Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2009-2010” dan Anik Fadillah

(2013) yang berjudul “Pengaruh Temporary and Permanent Difference terhadap

pertumbuhan laba atas Small and large book tax differences sebagai variabel

moderating (Studi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2009 sampai 2011)” menegaskan bahwa perbedaan temporer

berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba, namun berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Erlend Kvaal dan Christopher Nobes

(2013) "The development of book-tax differences in seven major countries:

Australia, Canada, France, Germany, Japan, the UK and the USA.", Erika Ratih

Page 21: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

4

Winadarti (2015) yang berjudul “Pengaruh Book Tax Differences dan Arus Kas

terhadap Pertumbuhan Laba” dengan variabel kontrol ROA, ukuran perusahaan

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2011-2013 mengambarkan bahwa Perbedaan temporer memiliki hubungan positif

signifikan dengan pertumbuhan laba. Penelitian ini berfokus untuk menganalisis

selisih laba akuntansi dan laba fiskal dan kaitannya dengan persistensi laba di PT

Charoen Popkhand Indonesia Tbk.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis berinisiatif untuk meneliti

persistensi laba dengan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Selisih Laba

Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba pada PT Charoen Popkhand

Indonesia Tbk”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

masalah yang diidentifikasi dalam penelitian ini terbatas pada:

Apakah Selisih laba Akuntansi dan Laba fiskal memiliki pengaruh terhadap

Persistensi Laba

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang yang telah dijabarkan

di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah ingin memperoleh bukti empiris

tentang:

Untuk menguji apakah Selisih laba Akuntansi dan Laba fiskal berpengaruh

terhadap Persistensi Laba studi penelitian pada PT Charoen Popkhand

Indonesia Tbk.

Page 22: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

5

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak,

antara lain:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumbangan konseptual

bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika lainnya dalam rangka

mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan

dunia pendidikan khususnya di bidang akuntansi keuangan.

b. kepada investor, calon investor, analis pasar modal dan pemakai laporan

keuangan yang lainnya untuk dapat mengukur persistensi laba secara tepat.

c. Memberikan alternatif untuk memprediksi laba masa depan yang

memanfaatkan karakteristik data akuntansi.

Page 23: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Definisi Rekonsiliasi ( Koreksi ) Fiskal

Agoes dan Trisnawati (2008) dalam buku Akuntansi Perpajakan

mengatakan bahwa Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal adalah Proses Penyesuaian atas

laba komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan neto /

laba yang sesuai dengan ketentuan pajak. Perbedaan-perbedaan antara

akuntansi dan fiskal tersebut dapat dikelompokkan menjadi beda tetap / permanen

(permanen differences) dan beda waktu / sementara (timing differences)

2. Tujuan Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal

Koreksi fiskal bertujuan untuk menyesuaikan laba komersial (yaitu laba

yangdihitung menurut Prinsip Akuntansi Berlaku Umum) dengan ketentuan-

ketentuan perpajakan sehingga di peroleh laba fiskal. Laporan Perhitungan Laba-

Rugi yang dibuat perusahaan merupakan laporan keuangan yang disusun

berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlak1u Umum. Oleh karena itu agar dapat

menghitung besarnya pajak penghasilan yang terutang, perusahaan harus

melakukan penyesuaian laporan perhitungan rugi-labanya tersebut agar sesuai

dengan ketentuan dan peraturan undang-undang perpajakan. Langkah

Penyesuaian ini dilakukan dengan cara mencari pos-pos rekening yang berbeda

perlakukan antara prinsip akuntansi berlaku umum dengan ketentuan peraturan

undang-undang perpajakan. Pos-pos rekening ini yang perlu dilakukan koreksi

fiskal.

Page 24: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

7

3. Timbulnya Rekonsiliasi (Koreksi) Fiskal

Hal-hal yang menimbulkan perbedaan antara prinsip Akuntansi Berlaku

Umum dengan UU Perpajakan antara lain:

1. Perbedaan Konsep penghasilan. Contoh:

a. Deviden yang diterima oleh PT, Yayasan, Koperasi

b. BUMN/BUMD,

c. Sisa Cadangan Kerugian Piutang bagi Bank, Leasing dan Asuransi

2. Perbedaan Cara Pengukuran Penghasilan

Contoh: Penjualan diukur jumlah yang dibebankan kepada pembeli tidak

melihat apakah ada hubugan istimewa atau tidak.

3. Perbedaan Konsep Biaya

Pengeluaran yang dapat di bebankan sebagai biaya adalah semua

pergorbanan ekonomis dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Tidak

terbatas hanya biaya untuk mendapatka, menagih dan memelihara

penghasilan saja. Singkatnya, biaya menurut pajak adalah pengeluaran-

pegeluaran yang ada kaitan langsung dengan perolehan penghasilan.

4. Perbedaan Cara Pengukuran Biaya

Sama dengan pengukuran penghasilan, jika ada transaksi yang tidak wajar

karena hubungan istimewa maka transaksi tersebut harus dikoreksi.

5. Perbedaan Cara Pembebanan atau Alokasi Biaya

Contoh:

a. Penyusutan, hanya metode Garis Lurus dan Saldo Menurun dengan tarif

yang telah ditentukan.

b. Pengakuan Kerugian Piutang hanya menggunakan metode langsung (3)

c. Penilaian Persediaan hanya menggunakan metode rata-rata dan FIFO

Page 25: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

8

6. Adanya penghasilan yang kena pajak penghasilan secara final. Penghasilan

yang dikenakan pajak secara final berarti telah diperhitungkan pajak

penghasilannya sehingga tidak perlu diperhitungkan lagi dalam menghitung

pajak penghasilan di akhir tahun maka harus dikeluarkan dari laporan

perhitungan laba-rugi.

4. Pembukuan Sebagai Dasar Perhitungan pajak

Pembukuan sebagai dasar perhitungan pajak menurut UU No.7 Tahun

1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah di ubah terakhir dengan UU

No. 36 Tahun 2008, dalam pasal 16 menyebutkan bahwa salah satu cara untuk

menghitung besarnya penghasilan kena pajak adalah Penghasilan bruto dikurangi

dengan biaya dan beban seperti yang dimaksud pada pasal 4 ayat (1), pasal 6 dan

pasal 9, dan untuk bentuk usaha tetap (BUT) Disebutkan pada pasal 5 ayat (2)

dan ayat (3). Pasal ini secara tegas menyatakan bahwa dasar yang dapat

digunakan untuk memperoleh besaran laba kena pajak penghasilan kena pajak)

adalah dengan cara penghasilan bruto dikurangi dengan biaya dan beban, cara

demikian ini tidak lain adalah pembukuan. Dalam pembukuan ini informasi yang

terpenting untuk menghitung PPh yang terutang yaitu penghasilan dan biaya.

Proses matching antara penghasilan dengan biaya terrefleksikan dalam Laporan

Perhitungan Laba Rugi Badan Usaha.

5. Klasifikasi Penghasilan Dan Biaya

Penghasilan dan Biaya dapat diklasifikasikan kedalam:

a. Penghasilan di dalam perpajakan dapat membedakan menjadi 3 kelompok,

yaitu : Penghasilan, Obyek Pajak Penghasilan, Penghasilan, bukan Obyek

Pajak Penghasilan, dan Penghasilan Kena Pajak secara Final

Page 26: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

9

b. Sedangkan biaya diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu:

1). Pengeluaran yang dapat dibebankan sebagai biaya

2). Pengeluaran yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya

6. Penghasilan Badan Usaha (Pasal 4 UU PPh)

Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima

atau di peroleh Wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar

Indonesia, yang dapat dipakal untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib

pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Dalam

konteks wajib pajak badan, maka berikut ini termasuk pengertian penghasilan

meliputi:

a. Laba Usaha

b. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta,

c. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai

biaya

d. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang

e. Deviden, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden dari

perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil

usaha koperasi

f. Royalty

g. Sewa dan penghasilan oehagan dengan penggunaan harta

h. Keuntungan karena pembetbasan utang,

i. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing

j. Selisih lebih karena penilaian kembalil aktiva,

k. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum

dikenakan pajak.

Page 27: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

10

7. Perbedaan Dalam Rekonsiliasi (Koreksi) fiskal

Perbedaan-perbedaan antara akuntansi dan fiskal tersebut dapat

dikelompokan menjadi beda tetap / permanen (permanent diferences) dan beda

waktu/sementara (timing differences).

a. Beda tetap / Permanen (permanent differences)

Terjadi karena adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya

menurut akuntansi dengan menurut pajak, yaitu adanya penghasilan dan biaya

yang diakui menurut akuntansi komersial namun tidak diakui menurut fiskal, atau

sebaliknya sehingga menyebabkan laba menurut komersil berbeda dengan laba

menurut pajak (Fiskal).

Beda tetap / Permanen (permanent differences) timbul karena peraturan

perpajakn mengharuskan hal-hal berikut dikeluarkan dari perhitungan Kena Pajak:

a) Penghasilan yang sudah dikenakan PPh Final (Pasal 4 ayat 2 UU PPh)

b) Penghasilan yang bukan Objek Pajak (Pasal 4 Ayat 3 Uu PPH)

c) Pengeluaran yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan Usaha,

yaitu, mendapatkan Menagih, dan memelihara (3M) penghasilan serta

pengeluaran yang sifatnya pemakaian penghasilan atau yang jumlahnya

melebihi kewajaran (Pasal 9 UU PPh)

b. Beda waktu / sementara (timing differences).

Yaitu perbedaan perlakuan akuntansi, dan Perpajakan sifatnya temporer,

Artinya ecara Keseluruhan beban atau pendapatan Akuntansi maupun perpajakan

sebenarnya sama, tetapi berbeda alokasi setiap Tahunnya (Agoes dan Trisnawati,

2009), Beda waktu biasanya timbul karena perbedaaan Metode yang dipakai

antara pajak dengan akuntansi dalam hal:

a) Akrual dan Realisasi

Page 28: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

11

b) Penyusutan dan Armotrisasi

c) Penilalän Persediaan

d) Kompensasi Kerugian Fiskal

8. Koreksi Fiskal Positif dan Koreksi Fiskal Negatif

Rekonsilasi (Koreksi) Fiskal dilakukan oleh Wajib Pajak (WP) yang

pembukuannya menggunakan pendekatan akuntansi komersil, yang bertujuan

mempermudah dah mengisi Surat Permberitahuan (SPT) Tahunan PPh, dan

menyusun laporar Keuangan Fiskal yang harus dilampirkan SPT Tahunan PPh.

Rekonsiliasi (Koreksi) Fiskal berupa:

1. Koreksi Fiskal Positif

Koreksi Fiskal Positif (FKP) adalah koreksi fiskal yangmenambah besarnya

laba kena pajak. Yang terdiri dari:

a. Adanya beban yang tidak diakui (non dedectible expenxe) Oleh pajak

(beban kecil-laba tinggi-Pajak Tinggi)

b. Penyusutan Komersial lebin besar dari Penyusutan Paiak

c. Amortisasi Komersial lebih besar dari Amortisasi Pajak

d. Penyesuaian Fiskal Positif Lainnya

2. Koreksi Fiskal Negatif

Koreksi Fiskal Negatif (FKN) adalah koreksi fiskal yang mengurangi laba

karena pajak, yang terdiri dari:

a. Penghasilan yang tidak termaksud Objek Pajak (Penghasilan kecil - Laba

Kecil - Pajak kecil / Rendah)

b. Penghasilan yang dikenakan PPh Final (pasal 4 Ayat 2 UU PPh)

c. Penyusutan Komersial lebih Kecil dari Penyusutan Pajak

d. Amortisasi Komersial lebih Kecil dari Amortisasi Pajak

e. Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya

Page 29: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

12

f. Penyesuaian Fiskal Negatif Lainnya

9. Latar Belakang Rekonsiliasi Fiskal

Rekonsiliası fiskal dilakukan oleh Wajib Pajak karena terdapat perbedaan

penghitungan. khususnya laba menurut akuntansi (komersial) dengan laba

menurut perpajakan (fiskal). Laporan keuangan komersial atau bisnis ditujukan

untuk menilai kınerja ekonomi dan keadaan finansial dari sektor swasta,

sedangkan laporan keuangan fiskal lebih ditujukan untuk menghitung pajak. Untuk

kepentingan komersial atau bisnis, laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip

yang berlaku umum, yaitu Standar

Akuntansi Keuangan (SAK); sedangkan untuk kepentingan fiskal, laporan

keuangan disusun berdasarkan peraturan perpajakan (Undang-Undang Pajak

Penghasilan disingkat UU PPh). Perbedaan kedua dasar penyusunan laporan

keuangan tersebut mengakibatkan perbedaan perhitungan laba (rugi) suatu

entitas (Wajib Pajak). Pertanyaan yang kemudian muncul adalah: apakah suatu

entitas harus melakukan pembukuan untuk memenuhi kedua tujuan tersebut? jika

suatu entitas (Wajib Pajak) harus Menyusun dua laporan keuangan yan berbeda

maka di samping terdapat pembaruan waktu, tenaga, dan uang juga akan terjadi

tidak tercapainya tujuan menghindari manipulas i pajak. Menurut Bambang Kesit

(2001), untuk mengatasi masalah tersebut digunakan beberapa pendekatan dalam

penyusunan laporan keuangan fiskal, yaitu:

1) Laporan keuangan fiskal disusun secara beriringan dengan laporan

keuangan komersial Artinya, meskipun laporan keuangan komersial atau

bisnis disusun berdasarkan prinsip akuntansi bisnis, tetapi ketentuan

perpajakan sangat dominan dalam mendasari proses penyusunan laporan

keuangan.

Page 30: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

13

2) Laporan keuangan fiskal ekstrakomtabel dengan laporan keuangan bisnis

Artinya, Laporan keuangan fiskal merupakan produk tambahan, diluar

laporan keuangan bisnis. Perusahaan bebas menyelenggarakan

pembukuan berdasarkan prinsip akuntansi bisnis. Laporan keuangan fiskal

disusun secara terpisah diluar pembukuan (ekstrakontabel) melalui

penyesuaian atau proses rekonsiliasi.

3) Laporan keuangan fiskal disusun dengan menyisipkan ketentuan-ketentuan

pajak dalam laporan keuangan bisnis. Artinya, pembukuan yang

diselenggarakan perusahaan didasarkan pada prinsip akuntansi bisnis tetap

jika ada ketentuan perpajakan yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi

bisnis maka yang diproeritaskan adalah ketentuan perpajakan.

Untuk menjembatani adaya perbedaan tujuan kepentingan laporan

keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal serta tercapainya tujuan

efisiensi maka lebih dimungkinkan untuk menerapkan pendekatan yang kedua.

Perusahaan hanya menyelenggurakan pembukuan menurut akuntansi komersial,

tetapi apabila akan menyusun laporan keuangan fiskal barulah menyusun

rekonsiliasi terhadap laporan keuangan komersial tersebut.

Penyebab Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dan Laporan

Keuangan Fiskal Penyebab perbedaan laporan keuangan komersial dan laporan

keuangan fiskal adalah karena terdapat perbedaan prinsip akuntansi, perbedaan

metode dan prosedur akuntansi, perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya,

serta perbedaan perlakuan penghasilan dan biaya.

1) Perbedaan Prinsip Akuntansi

Page 31: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

14

Beberapa prinsip akuntansi yang berlaku umum (Standar Akuntansi

Keuangan disingkat SAK) yang telah diakui secara umum dalam dunia bisnis

dan profesi, tetapi tidak diakui dalam fiskal, meliputi:

a. Prinsip konservatisme. Penilaian persediaan akhir berdasarkan metode ”

terendah antara harga pokok dan nilai realisasi bersih” dan penilaian

pitang dengan nilai taksiran realisasi bersih, diakui dalam akuntansi

komersial, tetapi tidak di akui dalam fiskal.

b. Prinsip harga perolehan (cost). Dalam akuntansi komersial, penentuan

harga perolehan untuk barang yang di produksi sendiri boleh

memasukkanunsur biaya tenaga kerja yang berupa natura. Dalam fiskal,

pengeluaran dalam bentuk natura tidak diakui sebagai

pengurangan/biaya.

c. Prinsip pemadanan (matching) biaya manfaat. Akantans komersial

mengkui biaya penyusutan pada saat asset tersebut menghasilkan.

Dalam fiskal, penyusutan dapat dimulai sebelum menghasilkan, seperti

alat-alat pertanian.

2) Perbedaan Metode dan Prosedur Akuntansi

a. Metode penilaian persediaan. Akuntansi komersial membolehkan

memilihbeberapa metode perhitungan/penentuan harga perolehan

persediaan, seperti rata-rata (average), masuk pertama keluar pertama

(first in-first out-FIFO),masuk terakhir keluar pertama (last in-first out-

LIFO),pendekatan laba bruto, pendekatan harga jual eceran, dan lain-

lain.Dalam fiskal hanya membolehkan memilih dua metode, yaitu rata-

rata (average) atau masuk pertama keluar pertama (FIFO).

Page 32: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

15

b. Metode penyusutan dan amortisasi. Akuntansi komersial membolehkan

memilih metode penyusutan seperti metode garis (strajght line method),

metode jumlah angka tahun (sum of the years digits method), metode

saldo menurun (declining balanced method), atau saldo menurun ganda

(doubile declining balanced method), metode jam jasa, metode jumlan

unit diproduksi, metode berdasarkan jenis dan kelompok, metode anuitas,

metode persediaan, dan lain lain untuk semua jenis harta berwujud atau

Aktiva tetap. Dalam fiskal pemilihan metode penysutan lebih terbatas,

antara lain metode garis lurus (straight line method) dan saldo menurun

(declining bailanced method) untuk kelornpok harta berwujud jenis non

bangunan, sedangkan untuk harta berwujud bangunan dibutasi pada

rmetode garis lurus saja. Di samping metodenya, termasuk yang

membedakan besarnya penyusutan untuk akuntansi komersial dan fiskal

adalah bahwa dalam akuntansi komersilal manajemen dapat menaksir

sendiri umur ekonomis atau masa manfaat suatu Aktiva, sedangkan

dalam fiskal umur ekonomis atau masa manfaat diatur atau ditetapkan

berdasarkan keputusan Menteri Keuangan. Demikian pula akuntansi

komersial membolehkan mengakui nilai residu sedangkan fiskal tidak

membolehkan memperhitungkan nilai residu dalam menghitung

penyusutan.

c. Metode penghapusan piutang. Dalam akuntansi komersial penghapusan

piutang ditentukan berdasarkan metode cadangan. Sedangkan dalam

fiskal, penghapusan Putang dilakukan pada saat piutang nyata-nyata

tidak diapat ditagih dengan syarat syarat tertentu yang diatur dalam

peraturan perpajakan. Pembentukan cadangan dalam fiskal hanya di

Page 33: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

16

perbolehkan untuk industry tertentu seperti usaha bank, sewa guna usaha

dengan hak opsi, usaha asuransi, dan usaha pertambangan dengan

jumlah yang dibatasi dengan peraturan pepajakan.

3) Perbedaan Perlakuan dan Pengakuan penghasilan dan Biaya

a. Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi bukan

merupakan objek pajak penghasilan. Dalam rekonsiliasi fiskal,

penghasilan tersebut harus di keluarkan dari total Penghasilan Kena

pajak (PKP) atau dikurangkan dari laba menurut akuntansi komersial.

Contoh:

a) Penggantian atau imbalan yang diterima atau diproleh dalam bentuk

natura.

b) Penghasilan dividen yang diterima oleh perseroan terbatas, koperasi,

BUMN, BUMD sebagai Wajib Pajak dalam negeri dengan

persyaratan tertentu.

c) Bagian laba yang diterima oleh perusahaan modal pentura dari

badan pasangan usaha.

d) Hibah, bantuan, sumbangan.

e) Iuran dan peghasilan tertentu yang diterimah danah pensiun.

f) Penghasilan lain yang termasuk dalam kelompok bukan

b. Penghasilan tertentu diakui dalam akuntansi komersial tetapi pengenaan

pajaknya bersifat final. Dalam rekonsiliasi fiskal, penghasilan tersebut

harus dikeluarkan dari total PKP atau dikurangkan dari laba menurut

akuntansi komersial. Contoh:

Page 34: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

17

a) Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainya, bunga

obligasi dan surat utang negara,dan bunga simpanan yang dibayarkan

oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;

b) Penghasilan berupa hadiah undian;

c) Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya transaksi yang

diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau

penggalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang

diterima oleh perusahaan modal ventura;

d) Penghasilan dari transaksi penggalihan harta berupa tanah dan/atau

bagunan usaha jasa kontruksi usaha real estate, dan persewaan tanah

dan/atau bagunan; dan

e) Penghasilan tertentu lainnya (penghasilan dari pengungkapan

ketidakbenaran penghentian penyidikan tidak pidana, dan lain-lain)

f) Dividen yang diterima oleh wajib Pajak Orang Pribadi.

c. Penyebab perbedaan lain yang berasal dari penghasilan adalah ;

a) Kerugian suatu usaha di luar negeri. Dalam akuntansi komersial

kerugian tersebut mengurangi laba bersih, dikurangkan dari total

penghasilan (laba) kena pajak.

b) Kerugian usaha dalam negeri dalam tahun-tahun sebelumnya. Dalam

akuntansi komersial kerugian tersebut tidak berpengaruh dalam

perhitungan laba bersih tahun sekarang, sedangkan dalam fiskal

kerugian dalam tahun sebelumnya dapat dikurangi dalam penghasilan

(laba)kena pajak tahun sekarang selama belum lewat 5 tahun.

c) Imbalan dengan jumlah yang melebihi kewajaran. Imbalan yang di

terima atau pekerjaan yang dilakukan oleh pemegang saham atau

Page 35: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

18

pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan jumlah yang

melebihi kewajaran.

d. Pengeluaran tertentu di akui dalam akuntansi komersial sebagai biaya atau

pengurangan penghasilan bruto, tetapi dalam fiskal pengeluaran tersebut

tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto, dalam rekonsiliasi fiskal,

pengeluaran atau biaya tersebut harus ditambahkan pada penghasilan neto

menurut akuntansi. Dalam SPT tahunan PPh, merupakan konveksi fiskal

positif. Contoh (secara rinci diatur dalam Pasal 9 ayat (1) UU PPh);

a) Imbalan atau penggantian yang diberikan dalam bentuk natura.

b) Cadangan atau pemupukan yang dibentuk dalam perusahaan, selain

usaha baik dan sewa guna usaha dengan hak opsi, usaha asuransi, dan

pertambangan.

c) Pajakan Penghasilan.

d) Sanksi administrasi berupa denda, bunga, kenalkan, dan sanksi pidana

berupa benda yang berkenaan dengan perundang-undagan

perpajakan.

e) Biaya yang dibebankan unruk kepentigan pribadi pemegang saham,

sekutu, atau anggota.

f) Biaya yang dibebankan untuk kepentigan pribadi Wajib Pajak atau orang

yang menjadi tangguganyya, dan lain lain.

Perbedaan penghasilan dan biaya pengeuaran menurut akuntansi dan

menurut fiskal dapat dikelompokkan menjadi perbedaan tetap atau perbedaan

permanen (permanent differences) dan perbedaan sementara atau perbedaan

waktu (timing differences).

Page 36: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

19

a. Perbedaan tetap terjadi karena transaksi transaksi pendapatan dan biaya

diakui menurut akuntansi komersial dan tidak di akui menurut fiskal.

Perbedaan tetap mengakibatkan laba (rugi) bersih menurut akuntansi

berbeda (secara tetap) dengan penghasilan (laba) kena pajak menurut

fiskal. Contoh perbedaan tetap adalah:

a. Penghasilan yang pajaknya bersifat final, seperti bunga bank, dividen,

sewa tanah dan bagunan, dan penghasilan lain sebagai diatur dalam pasal

4 ayat (2) UU PPh.

b. Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak,b seperti dividen yang

diterimah oleh perseroan terbatas, koperasi, BUMN/BUMD Bunga yang

diterimah oleh perusahaan reksa dana, dan penghasilan lain sebagaimana

diatur dalam pasal 4 ayat (3) UU PPh.

c. Biaya/pengurangan yang tidak di perbolehkan sebagai penghasilan bruto

seperti pembayaran imbalan dalam bentuk natura, sumbanga,

biaya/pengeuaran untuk kepentingan pribadi pemilik, cadangan atau

pemupukan dana cadangan, pajak penghasilan, dan biaya atau

pengurangan lain yang tidak di perbolehkan (nondeductible expencess)

menurut fiskal sesuai Pasal 9 ayat (1) UU PPh.

Perbedaan waktu terjadi karena perbedaan waktu pengakuan pendapatan

dan biaya dalam menghutung laba. Suatu biaya atau penghasilan telah diakui

menurut akuntansi konversial dan belum diakui menurut fiskal, atau sebaliknya.

Perbedaan ini bersifat sementara karena akan tertutup pada periode sesudahnya.

Contah perbedaan ini, antara lain Pengakuan piutang tak tertagih, penyusutan

harta berwujud, amortisasi harta

Page 37: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

20

Memperjelas ini diambil satu contoh, yaitu penyusutan harta berwujud yang

mengakibatkan perbedaan bersifat sementara (waktu). Suatu harta berwujud

mempunyai harga perolehan Rp.500.000.000. Menurut ketentuan fiskal harta

berwujud tersebut termasuk Nonbagunan Kelompok 1 (masa manfaat 4 tahun),

sedangkan menurut akuntansi komersial ditaksir mempunyai Umur ekonomis 5

tahun. Menurut akuntansi komersial, besarnya penyusutan setiap tahun adalah

Rp.100.000.090 (=Rp.500.000.000+ 3) sedangkan menurut fiskal sebesar Rp.125.

000.000 (=Rp.500.000.000+4). Perbedaan penyusutan ini mengakibatkan laba

tahun pertama sampai dengan keempat menurut akuntansi komersial lebih tinggi

sebesar Rp.25.000.000 dibandingkan dengan laba tahun pertama sampai dengan

keempat menurut fiskal Jumlah perbedaan selama empat tahun tersebut sebesar

Rp.100.000.000 (=4 tahun x Rp.25.000.000). Pada akhir tahun kelima tidak

dijumpai biaya penyusutan dalam laporan laba rugi fiskal, sedangkan dalam

laporan laba rugi komersial, masih terdapat biaya penyusutan sebesar

Rp.100.000.000. Dengan asumsi tidak ada perbedaan biaya dan penghasilan lain

menurut akuntansi dan fiskal, setelah akhir tahun kelima jumlah biaya penyusutan

menurut akuntansi (5 xRp.100.000.000) sama dengan fiskal menurut fiskal (4 x

Rp.125 000.000) Untuk lebth jelas lihat tabel berikut ini:

10. Teknik Rekonsiliasi Fiskal

Teknik rekonsiliasi fiskal dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Jika suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui

menurat fiskal rekonsiliasi dilakukan dengan mengurangkan sejumlah

penghasilan tersebut dan penghaslan menurut akuntansi, yang berarti

mengurangi laba menurut akuntansi.

Page 38: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

21

2. Jika suatu penghansilan tidak diakui menurut akuntansi tetapi diakui

menurut fiskal rekonsiliasi dilakukan dengan menambahkan sejumlah

penghasilan tersebut pada penghasilan menurut akuntansi, yang berarti

menambah laba menurut akuntansi.

3. Jika suatu biaya/pengeluaran diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui

sebagai pengurang penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi

dilakukan dengan mengurangkan sejumlah biaya/pengeluaran tersebut

dan biaya menurut akuntansi yang berarti menambah laba menurut

akuntansi.

4. Jika satu biaya/pengeluaran tidak diakui menurut akuntansi tetapi dakui

sebagai pengeluaran penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi

dilakukan dengan menambahkan sejumlah biaya/pengeluaran tersebut

pada biaya menurut akuntansi. kerja rekonsiliasi fiskal dapat dibuat dengan

format sebagai berikut.

Wajib Pajak X

Rekonsiliasi Fiskal

Tahun 20xx

Perbedaan dimasukkan sebagai koreksi positif apabila:

Laba Bersih (menurut akuntansi komersial) xx

Koreksi Positif:

- xx

- xx

- xx

Total koreksi positif xx(+)

Koregsi Negatif:

- xx

- xx

Total koreksi negatif xx(-)

Laba (penghasilan) kena pajak (menurut fiskal) xx

Page 39: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

22

1. Pendapatan menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi atau

suatu penghasilan diakui menurut fiskal tetapi tidak diakui menurut

akuntansi.

2. Biaya/pengeluaran menurut fiskal lebih kecil daripada menurut akuntansi

atau suatu biaya/pengeluaran tidak diakui menurut takal fiskal tetapidiakui

menurut akuntansi.

Perbedaan dimasukkan sebaga koreksi sebagai negatif apabila:

1. Pendapatan menurut fiskal Iebih kecil daripada menurut akuntansi atau

suatu penghasilan tidak diakui menurut fiskal (bukan Obyek Pajak) tetapi

diakui menurut akuntansi.

2. Biaya / pengeluaran menurut fiskal lebih besar daripada menurut akuntansi

atau suatu biaya/pengeluaran diakui menurut fiskal tetapi tidak diakui

menurut akuntansi.

3. Suatu pendapatan telah dikenakan pajak penghasilan bersifat final.

Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh Wajib Pajak badan dan Wajib Pajak orang

pribadi yang wajib menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan

pendekatan akuntansi (komersial). Rekonsiliasi fiskal dilakukan untuk

mempermudah pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh dan

menyusun laporan keuangan fiskal sebagai lampiran SPT Tahunan PPh

Rekonsiliasi yang dibahas dalam buku ini hanya dibatasi pada rekonsiliasi laporan

laba rugi.

11. Rekonsiliasi Fiskal Dan Kasus Pengisian Spt

Pengertian, fungsi, jenis, dan hal hal lain yang berkaitan dengan SPT

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Oleh karena itu, dalam begian ini

Page 40: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

23

langsung membahas kasus kasus yang berkaitan dengan pengisian SPT Tahunan

PPh kasus pengisian SPT Tahunan PPh dikelompokkan menjadi:

1) SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan (1771):

2) SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai

penghasilan dan usaha/pekerjaan bebas yang menyelenggarakan

pembukuan atau norma perhitungan penghasilan neto, dari satu

usaha atau lebih pemberi kerja, yang dikenakan PPh final dan/atau

bersifat final, dan dari penghasilan lain (1770).

3) SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai

penghasilan dari suatu atau lebih pemberi kerja, dalam negeri

lainnya, dan yang dikenakan PPh final dan/atau bersifat final

(1770S):

4) SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai

penghasilan dari satu pemberi kerja dengan penghasilan bruto tidak

melebihi Rp60.000.000 (1770 SS).

Bentuk dan Isi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan SPT tahunan PPh

Wajib Pajak badan terdiri atas Induk SPT dan lampiran lampiran yang merupakan

satu kesatuan yang tidak terpisahkan Induk SPT dan lampiran lampirannya masing

masing diberi nomor, kode, dan nama pormulir sebagai berikut:

Kode

Formulir

Nama formular Keterangan

1771 Surat Pemberitahuan Tahunan PPh WP Badan Induk SPT

1771-I Perhitungan penghasilan Neto Fiskal Lampiran I

Page 41: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

24

1771-II Perincian Harga Pokok Penjualan, Biaya Usaha

Lainnya, dan Biaya dari Luar Usaha secara

komersial

Lampiran II

1771-III Kredit Pajak Dalam Negeri Lampiran III

1771-IV PPh Final Penghasilan yang Tidak Termasuk Objek

Pajak

Lampiran IV

1771-V • Daftar Pemegang Saham/Pemilik Modal dan

Jumlah Dividen yang di bagikan

• Daftar Sususnan Pengurus dan Komisaris

Lampiran V

1771-VI • Daftar Peryataan Modal pada Perusahaan

Afiliasi

• Daftar Utang dari Pemegang Saham dan/atau

perusahaan Afiliasi

• Daftar Piutang kepada Pemegang Saham

dan/atau Perusahaan Afiliasi

Lampiran VI

Lampiran khusus, yang terdiri atas:

1. Lampiran Khusus 1 A tentang Daftar Penyusutan dan Amortisasi

Fiskal

2. Lampiran Khusus 2 A tentang Penghitungan Kompensan Kerugian

Piskal.

3. Lampiran Khusus 3 A tentang Pernyataan Transaksi dengan Pihak

Memiliki Hubungan Istimewa.

Page 42: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

25

4. Lampiran Khusus 3 A 1 tentang Pernyataan Transaksi dalam

Hubungan Istimewa,

5. Lampiran Khusus 3 A-2 tentang Pernyataan Transaku dengan

Pihak yang Merupakan Penduduk Negara Tax Haven Country,

6. Lampiran Khusus 4 A tentang Fasilitas Penanaman Modal,

7. Lampiran Khusus 5 A tentang Daftar Utara Cabang Perusahaan,

8. Lampiran Khusus 6 A tentang Penghitungan PPh Pasal 26 ayat (4)

9. Lampiran Khusus 7 A tentang Kredit Pajak Luar Negeri.

10. Lampiran Khusus 8A tentang transkip kutipan ebemen elemen dari

laporan keuangan, meliputi:

a. Lampiran 8A-1 untuk perusahaan manufaktur

b. Lampiran 8A-2 untuk perusahaan dagang,

c. Lampiran 8A-3 untuk bank konvensional

d. Lampiran 8A-4 untuk bank syariah,

e. Lampiran 8A-5 untuk perusahaan asuransi:

f. Lampiran 8A-6 untuk perusahaan non-kualifikasi.

B. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan judul penelitian Analisis Selisih Laba Akuntansi dan Laba

Fiskal terhadap Persistensi Laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan

judul tersebut yang disajikan.

Page 43: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

26

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Perbedaan Hasil Penelitian

1. Suwandika

dan Astika

(2013)

Pengaruh

perbedaan, laba

akuntansi, laba

fiskal,

Tingkat hutang

pada persistensi

laba

Variabel:

Aliran kas

(X2),

Komponen

akrual (X3).

Objek

Penelitian:

Perusahan

manufaktur

Yang

Terdaftar di

BEI.

LNBTD tidak terbukti

memiliki persistensi laba

lebih rendah disbanding

perusahaan dengan

small,book-tax

differences,,,LPBTD

terbukti memiliki

persistensi laba lebih

rendah dibanding

perusahaan dengan

small book tax

differences.

2. Erika Ratih

Winadarti

(2015)

Pengaruh Book

Tax Differences

dan Arus Kas

terhadap

Pertumbuhan

Laba” dengan

variabel kontrol

ROA, ukuran

perusahaan

pada

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia (BEI)

periode 2011-

2013

Arus Kas,

variabel

kontrol

ROA,

ukuran

perusahaan

Perbedaan temporer

memiliki hubungan

positif signifikan dengan

pertumbuhan laba.

3. Tuti Nur

Asma

(2013)

Pengaruh Aliran

Kas dan

Perbedaan

Antara Laba

Akuntansi

dengan Laba

Fiskal Terhadap

Persistensi Laba

Variabel:

komponen

akrual (X3).

Tahun

penelitian

2013-2017

Aliran kas operasi

berpengaruh signifikan

positif terhadap

persistensi Laba,

perbedaan laba

akuntansi dan laba fiskal

berpengaruh signifikan

negative terhadap

persistensi lab

Page 44: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

27

4. Anik

Setianingsih

(2014)

Pengaruh

Perbedaan Laba

Akuntansi dan

Laba Fiskal,

discretionary

accrual, dan

Aliran Kas

Terhadap

Persistensi Laba

(Studi Empiris

pada

Perusahaan

Manufaktur di

BEI)

Tahun

penelitian

Boox tax difference

dengan proksi beban

pajak tangguhan dan

discretionary accrual

berpengaruh signifikan

negative terhadap

persistensi laba dan

aliran kas berpengaruh

signifikan positif

terhadap persistensi

laba.

5. Deni

Yasnita

(2017)

Volalitas arus

kas, volalitas

penjualan, aliran

kas operasi, dan

komponen

akrual terhadap

persistensi laba

(Studi Empiris

Pada

Perusahaan

Manufaktur Yang

Terdaftar Dalam

Index Saham

Syariah

Indonesia (ISSI)

Tahun

20112015)

Pada

perusahaan

manufaktur

dan Tahun

penelitian.

Pada

Variabel

volalitas

arus kas,

volalitas

penjualan

Large negative book tax

difference, Large positif

book tax difference,

volalitas arus kas dan

Volatilitas penjualan

tidak berpengaruh

terhadap persistensi

laba, Arus kas operasi

dan komponen akrual

berpengaruh terhadap

persistensi laba

6. Sabrina

Anindita

Putri (2017)

Pengaruh Aliran

Kas Operasi,

Book Tax

Differences, dan

Tingkat Hutang

Terhadap

Persistensi Laba

Peneliti

tidak ada

variabel

tingkat

hutang.

Kemudian

peneliti

menambah

variabel

komponen

akrual

Variabel aliran kas

operasi, Variabel tingkat

hutang memiliki

pengaruh positif

signifikan terhadap

persistensi laba.

Variabel perbedaan

temporer tidak memiliki

pengaruh signifikan

terhadap persistensi

laba.

Page 45: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

28

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian penelitian yang dilakukan Deni

Yasnita (2017) yang menyatakan bahwa Beda Waktu temporer tidak berpengaruh

terhadap persistensi laba Hasil Penelitian ini tidak sejalan dengan Erlend Kvaal

dan Christopher Nobes (2013) "The development of book-tax differences in seven

major countries: Australia, Canada, France, Germany, Japan, the UK and the

USA.", Erika Ratih Winadarti (2015) yang berjudul “Pengaruh Book Tax

Differences dan Arus Kas terhadap Pertumbuhan Laba” , ukuran perusahaan

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2011-2013 mengambarkan bahwa Perbedaan temporer memiliki

hubungan positif signifikan dengan pertumbuhan laba.

Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian Tuti Nur Asma (2013) yang

berjudul Pengaruh Aliran Kas dan Perbedaan Antara Laba Akuntansi dengan

Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba yang menyatakan perbedaan laba

akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara negatif signifikan terhadap

persistensi Laba

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep yang lainya dari masalah yang ingin diteliti.

Kerangka konsep ini gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan tentang

suatu topik yang akan dibahas.

Page 46: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

29

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka Konseptual diatas memperlihatkan bahwa

Persistensi Laba sebagai laporan keuagan diduga akan dipengaruhi oleh Beda

Waktu Temporer dan Beda Tetap Perusahaan Teknik analisis data yang

digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif yaitu perbandingan, atas

perubahan, pertumbuhan antara Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal dan

Persistensi laba pada tahun 2014 sampai dengan 2019 yang pada kesimpulan

penelitian ini akan di ketahui bagaimana pengaruh Selisih Laba Akuntansi dan

Laba Fiskal pada Persistensi laba khususnya pada PT Charoen Popkhand

Indonesia Tbk dan akan di kaitkan dengan hasil penelitian terdahulu yang hasilnya

berlaku untuk umum atau general.

Persistensi Laba

Beda Waktu

Temporer

Beda Tetap

Permanen

Perusahaan

Page 47: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif deskriptif, penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang

menggunakan data berupa angka-angka yang dapat dihitung secara statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data atau

menggambarkan data yang telah berkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono 2007). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Selisih laba

akuntansi dan laba Fiskal Terhadap Persisten Laba (Studi Kasus PT Charoen

Popkhand Indonesia Tbk).

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga objek dan benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah

yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu (Sugiyono 2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan PT Charoen Popkhand Indonesia

Tbk.

Page 48: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

31

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul repsentatif Mewakili

(Sugiyono 2014). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan

keuangan tahun 2013-2019 PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk.

Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang tidak

diperoleh secara langsung dari institusi yang bersangkutan. Sumber data

sekunder yang dipergunakan adalah laporan keuangan dari perusahaan

manuf1aktur yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.

1

Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah data sekunder sehingga

metode pengumpulannya dengan metode dokumentasi. Menurut Arikunto (2015),

metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

legger, agenda dan sebagainya. Dengan demikian langkah yang dilakukan adalah

dengan cara mencatat seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini

sebagaimana yang tercantum dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh

Bursa Efek Indonesia di 2019.

Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah batasan pengertian tentang variabel yang

didalamnya sudah mencerminkan indikator-indikator yang akan digunakan untuk

Page 49: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

32

mengukur variabel yang bersangkutan.

a. Variabel dependen (terikat)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel

bebas. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah persistensi

laba. Pengukuran persistensi laba memfokuskan pada koefisien regresi laba

sekarang terhadap laba sebelumnya. Hubungan tersebut dapat dilihat dari

koefisien slope regresi antara laba sekarang dengan laba sebelumnya. Adapun

rumus yang dipakai dalam mengukur persistensi laba adalah mengacu pada

penelitian sebelum nya yang dilakukan (Sabrina, 2017) yaitu:

(Laba sebelum pajak t – laba sebelum pajak t-1) : total Aktiva.

b. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen yang terdapat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal (Book Tax Differences).

Menurut Barus dan Rica (2014) dimana perbedaan laba keuangan akuntansi

(komersial) dengan laporan keuangan fiskal adalah suatu perbedaan yang terjadi

karena tidak semua peraturan akuntansi dalam standar akuntansi keuangan

diperoleh dalam peraturan pajak. Menurut Hasan, et. al (2014:152) Book Tax

Dif1ferences dalam penelitian diproksikan oleh perbedaan temporer dan

perbedaan permanen.

a) Perbedaan temporer

Perbedaan temporer adalah perbedaan yang timbul sebagai akibat

perbedaan waktu pengakuan atas pendapatan dan biaya menurut Standar

Page 50: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

33

Akuntansi Keuangan dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Perpajakan. (Rafitaningsih, 2015)

Perbedaan Temporer = Jumlah perbedaan temporer: Total Aktiva

b) Perbedaan Permanen

Perbedaan permanen adalah perbedaan perlakuan terhadap penghasilan

dan biaya dimana penghasilan dan biaya diakui oleh akuntansi komersial, tetapi

tidak diakui oleh akuntansi perpajakan. Konsekuensinya penghasilan dan biaya

tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi ketika menghitung pendapatan

kena pajak. Perbedaan permanen terdiri dari beberapa diantaranya penghasilan

yang telah dipotong PPh final, penghasilan yang bukan merupakan objek pajak,

pengeluaran yang termasuk dalam non deductible expense dan tidak termasuk

dalam deductible expense. Perbedaan permanen dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Perbedaan Permanen = Jumlah perbedaan Permanen: Total Aktiva

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif

yaitu perbandingan, perubahan, pertumbuhan antara Selisih Laba Akuntansi dan

Laba Fiskal terhadap Persistensi laba pada tahun 2014 sampai dengan 2019.

Page 51: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan Galeri investasi Bursa Efek Indonesia Unismuh

Makassar yang ber Alamat di Jalan Sultan Alauddin No.259 Makassar 90221,

Penelitian ini dilakukan 2 bulan terhitung bulan Juni 2020 sampai Juli 2020.

Bursa efek Indonesia sebagai fasilitator dan regulator pasar modal di

Indonesia memiliki komitmen untuk menjadi Bursa Efek yang sehat dan berdaya

saing global. Penerapan komitmen CG yang baik atau biasa disebut Good

Corporate Governance (GCG) terkandung pada misi Perusahaan yaitu menciptakan

daya saing untuk menarik investor dan emiten melalui pemberdayaan Anggota

Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta

penerapan good governance.

BEI telah berhasil menerapkan pedoman, kerangka kerja serta prinsip-

prinsip CG secara efektif dan efisien dalam kegiatan operasional Perusahaan dan

senantiasa memperbaiki praktik CG di masa yang akan datang. Manfaat dari

penerapan GCG dapat berdampak positif pada terciptanya akuntabilitas

Perusahaan, transaksi yang wajar dan independen, serta kehandalan dan pening

katan kualitas informasi kepada publik, Tujuan BEI menerapkan CG yaitu:

1. Sebagai pedoman bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan

dan pemberian saran-saran kepada Direksi dalam pengelolaan Perusahaan.

Page 52: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

35

2. Sebagai pedoman bagi Direksi agar dalam menjalankan kegiataan sehari-hari

Perusahaan dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dengan memperhatikan

Anggaran Dasar, etika bisnis, perundang-undangan dan peraturan yang

berlaku lainnya.

3. Sebagai pedoman bagi jajaran manajemen dan karyawan BEI dalam

melaksanakan kegiatan maupun tugasnya sehari-hari sesuai dengan prinsip-

rinsip CG.

Adapun Visi Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut.

“Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

Adapun Misi Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut.

“Menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselengaranya perdagangan efek

yang teratur, wajar, dan efisien serta mudah diakses oleh seluruh pemangku

kepentingan (strakeholders).”

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk adalah produsen terbesar di

Indonesia dalam bidang pakan ternak, pengadaan anak ayam dan daging ayam

olahan. Perusahaan yang didirikan pada tahun 1972 ini merupakan pabrik

penggilingan terbesar pertama di Jakarta yang menyediakan pakan ternak

berkualitas tinggi. Saat ini, telah berkembang menjadi perusahaan yang fokus

pada agrobisnis yang menjangkau seluruh aspek peternakan ayam, PT Charoen

Pokphand Indonesia Tbk mulai dari produksi pakan ternak berkualitas, hingga

pembudidayaan ternak yang tahan terhadap penyakit dan juga produksi produk

ternak unggas yang berkualitas tinggi. Perusahaan ini juga mendominasi produksi

dan penyediaan ayam petelur serta ayam broiler di Indonesia.

Page 53: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

36

Laba PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk pada tahun 2017 2,4 M di tahun

2018 sebesar 4,5 M dan di tahun 3,6 M Hasil analisis menunjukkan bahwa

profitabilitas PT.Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Mengalami Fluktuasi kenaikan

dan penurunan. laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan

kelanjutan laba (sustainable earning), dapat mempertahankan jumlah laba dimasa

depan, relevan, dan reliable. Kelanjutan laba maksudnya adalah kemampuan laba

untuk dapat bertahan dimasa depan. Oleh karena itu laba yang perlu diperhatikan

oleh para calon maupun investor bukan hanya laba yang tinggi, namun juga yang

persisten. Persistensi laba adalah laba yang dapat digunakan sebagai indikator

future earnings.

Page 54: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

37

Gambar 4.1 Struktur organisasi Galeri Bursa Efek Indonesia. (sumber

idx.co.id)

1.

Devis

i risert

2.

Devis

i

pengem

bangan

bis

nis

3.

Devis

i_in

kubasi

bis

nis

4.

Devis

i

pengem

bangan

pasar

5.

Devis

i_pasar

modal syariah

Dir

ektu

r

Devis

i p

en

eg

elo

laan

str

ate

gi

peru

sah

aan

dan

an

ak

peru

sah

aaa

n

Dir

ek

tora

t

ke

ua

ng

an

da

n

su

mb

er

daya

ma

nu

sia

Dir

ekto

rat

pen

gem

ba

ng

an

Se

ke

rtari

s

peru

sa

haa

n

Devis

i

Hu

ku

m

Dir

ekto

rat

pen

ilaia

n

Dir

ekto

rat

perd

ag

an

ga

n

dan

pen

gelo

laan

an

gg

ota

bu

rsa

Dir

ekto

rat

pen

gaw

asan

tran

saksi

dan

kep

atu

han

Dir

ek

tora

t

tek

no

log

i

nte

rnal

dan

ma

na

jme

n

ris

iko

Satu

an

pe

me

rik

sa

inte

rna

l

1.

Devis

i la

yanan

da

n

pe

ng

em

ba

ng

an

pe

rusa

haa

n

terc

ata

t.

2.

Devis

i

penila

ina

n

pe

rusa

haa

n 1

3.

Devis

i

pe

nila

ina

n

pe

rusa

haa

n 2

4.

Devis

i

pe

nila

ina

n

peru

sahaa

n 3

Devis

i

pengatu

ran

dan

pem

anta

uan

anggota

burs

a

dan p

art

isip

ant.

1.

Devis

i la

yanan

data

.

Devis

i

opera

sio

nal

perd

agangan

1.

Dev

isi

kep

atu

han

d

an

An

ggo

ta

Bu

rsa.

2

.D

evis

i P

enga

was

anTr

ansa

ksi.

1.

Dev

isi

stra

tegi

d

an t

ran

sfo

rmas

i

dig

ital

. 2

.D

evis

i p

enge

mb

anga

n

TI

3.

Dev

isi

pen

gem

ban

gan

TI

_(P

enge

mb

anga

n_d

an

pen

du

kun

gnya

)

4.

Man

ajm

en

Ris

iko

1.

Dev

isi

keu

anga

n

dan

A

kun

tan

si.

2.

Dev

isi

sum

ber

D

aya

Man

usi

a.

3.

Dev

isi U

mu

m.

Page 55: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

38

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis selisih laba akuntansi

dan laba fiscal terhadap persistensi laba, perusahaan yang menjadi objek pada

penelitian ini yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

Nama : PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk

Alamat : Jl. Ancol VIII/1, Kelurahan Ancol Kecematan Pademangan,

Jakarta Utara, DKI Jakarta, Indonesia.

Telepon : 62-21-6919999

Faksimili : 62-21-6907324

Riwayat Singkat

PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (“Perseroan’’) didirikan di indonesia

dengan nama PT Charoen Pokphand Indonesia Animal Feedmil Co. Limited,

berdasarkan akata pendirian yang dimuat dalam Akta No.6 tanggal 7 Januari 1972,

yang di buat di hadapan Drs. Gde Ngurag Rai, SH, Notaris di Jakarta,

sebagaimana telah di ubah dengan Akta No. 5 tanggal 7 Mei 1973 yang d buat di

hadapan Notaris yang sama. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No YA-5/197/21 tanggal

9 juni 1973 dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat di bawah No. 2289 tanggal 26 Juni 1973, Serta telah diumumkan dalam

Berita Negara No. 65 tanggal 14 Agustus 1973, Tambahan No. 573.

Anggaran Dasar Perseorangan tersebut telah d ubah, terakhir dengan Akta

Notaris Fathiah Helmi, SH No.94 tanggal 19 Juni 2015 Akta tersebut telah di terima

dan di catat oleh kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

dalam Surat No. AHU-AH.01.03-0949604 tanggal 19 juni 2015.

VISI DAN MISI

Visi: Menyediakan pangan bagi dunia yang berkembang.

Page 56: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

39

Misi: Memproduksi dan menjual pakan, anak ayam usia sehari dan makanan

olahan yang memiliki kualitas tinggi dan berinovasi.

KEGIATAN USAHA

Berdasarkan Angggaran Dasar terakhir, Kegiatan usaha Perseoran adalah:

a. Kegiatan usaha utama adalah :

- Industri makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras serta

pengolahannya, industri pengolahan makanan, pengawetan daging ayam

dan sapi, termasuk unit-unit Cold strorage.

- Menjual makanan ternak, makanan, daging ayam dan sapi, bahan-bahan

asal hewan di wilayah Republik Indonesia, maupun keluar negeri dengan

sejauh diizinkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

b. Kegiatan penunjang adalah:

- Mengimpor dan menjual bahan-bahan baku dan bahan-bahan farmasi.

- Memproduksi dan menjual karung atau kemasan palastik, peralatan industri

dari plastik, alat-alat perternakan dan alat-alat rumah tangga dari plastik

sesuai dengan perizinan yang dimiliki dan tidak betentangan dengan

peraturan di bidang penanaman modal.

- Melakukan perdagangan besar pada umumnya termasuk ekspor impor,

perdagangan interinsular atau anatar pulau atau antar daerah.

- Melakukan pengangkutan barang-barang pada umumnya, baik

pengangkutan darat, perairan, laut dan udara.

- Menjalankan usaha pergudangan dan pusat distribusi.

Produk utama yang di hasilkan oleh Perseoran dan entitas anaknya adalah ternak,

ayam pedaging, anak ayam usia sehari komersial dan daging ayam olahan.

Page 57: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

40

STRUKTUR ORGANISASI

Gambar 4.3 Stuktur PT Charoen Popkand Indonesia Tbk

ORGANIZATION STRUCTURE

GENERAL MEETING OF SHARELODERS

DRECTORS

Presdident Director: Tjiu Thomas Effendy

Vice President Director: Peraphon Prayooravong

Vice President Director: Vinai Rakphongphairoj

Director: Ong Mei Siang

Director: Eddy Dharmawan Mansjoer

Director: Ferdiansyah Gunawan Tjoe

BOARD OF COMMISIONERS

President Commissioner : Hadi Gunawan Tjoe

Vice President Commissioner: Rusmin Ryadi

Independent Commissioner: Suparman S.

AUDIT COMMITE

NOMINATION & REMUNERATION COMMITE

Regional Head – Sumatera

Regional Head – Java 1

Regional Head – Java 2

Regional Head – Java 3

Regional Head – Other Islands 1

Regional Head – Other Islands 2

Head – Internal Audit

Head – Procurement

Head – Human Capital

Head – Information Technology

Page 58: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

41

1. Laba Akuntansi PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk

Persistensi laba merupakan revisi laba yang diharapkan dimasa yang akan

datang yang diimplikasikan melalui laba tahun berjalan. Adapun laba lima tahun

PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk terakhir adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Data laba Akuntansi PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk (dalam

Jutaan).

Tahun Laba Akuntansi

2014 Rp. 1.746.644

2015 Rp. 1.736.178

2016 Rp. 2.251.813

2017 Rp. 2.496.787

2018 Rp. 4.551.485

2019 Rp. 3.632.174

Gambar 4.3 Grafik Laba PT Charoen Popkand Indonesia Tbk

Sumber: Laporan keuangan PT Charoen Popkand Indonesia Tbk

Berdasarkan tabel 4.1 Laba yang di dapatkan PT Charoen Popkand

Indonesia Tbk selama lima tahun terakhir berada pada kisaran angka 1.5 T hingga

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1.746.644 1.736.1782.251.813 2.496.787

4.551.4853.632.174

Laba Akuntansi PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk

(Dalam Jutaan)

Page 59: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

42

4.5 T Berdasarkan tabel tersebut dilihat dari tahun 2014 sampai dengan 2019 laba

di atas termasuk laba yang persisten atau dapat menjelaskan kemampuan

perusahaan untuk mempertahankan jumlah laba saat ini dan laba masa

mendatang yang dihasilkan oleh perusahaan secara berulang-ulang dalam jangka

panjang karena laba yang didapat kan tidak mengalami penurunan yang

signifikan. Semakin persisten laba maka semakin tinggi harapan peningkatan laba

di masa mendatang. Meskipun laba yang di dapat kan mengalami nilai yang

fluktuatif namun kisaran laba mengalami peningkatan yang tanpa terjadinya

penurunan laba yang begitu signifikan.

2. Beda Waktu Temporer

Beda waktu Temporer adalah perbedaan yang timbul karena adanya

perbedaan waktu pengakuan atas pendapatan dan biaya menurut Standar

Akuntansi Keuangan dengan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan

Perpajakan. Menurut (Rafitaningsih, 2015) Perbedaan temporer dapat dibagi

menjadi perbedaan waktu positif dan perbedaan waktu negatif. Perbedaan waktu

positif terjadi karena adanya pengakuan beban untuk akuntansi lebih lambat dari

pengakuan beban untuk pajak atau pengakuan penghasilan untuk tujuan pajak

lebih lambat dari pengakuan penghasilan untuk tujuan akuntansi. Perbedaan

waktu negatif terjadi jika ketentuan perpajakan mengakui beban lebih lambat dari

pengakuan beban akuntansi komersial atau akuntansi penghasilan mengakui

penghasilan lebih lambat dari pengakuan penghasilan menurut ketentuan pajak.

Untuk tujuan pelaporan keuangan, pendapatan diakui ketika diperoleh dan biaya

diakui pada saat terjadinya (accrualbasic). Menurut Persada (2010) perbedaan

Page 60: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

43

Temporer sebagai indikator book-tax differences didapat dari laporan keuangan

pada bagian rekonsiliasi fiskal dan dibagi dengan total aktiva.

Perbedaan Temporer = Jumlah perbedaan temporer: Total Aktiva

Tabel 4.2 Perbedaan waktu temporer laporan keuangan PT Charoen Popkhand

(disajikan dalam jutaan Rupiah)

Tahun Keterangan / Nama Akun Nilai Nominal Total Aktiva

Nilai Indikator

perbedaan

Temporer

2014

Penyisihan imbalan kerja karyawan – neto

Rp. 29.736

Rp.20.862.439 0,000431

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. 127

Rugi penurunan nilai piutang Rp. 9.937

Laba yang belum terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. 34.630

Penyusutan Rp (65.433)

Total Rp. 8.997

2015

Penyisihan imbalan kerja karyawan – neto

Rp. 25.982

Rp.24.684.915 -0,00280

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. 990

Rugi penurunan nilai piutang Rp. 17.502

Laba yang belum terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. (25.170)

Penyusutan Rp. (88.552)

Total Rp. (69.248)

2016

Penyisihan imbalan kerja karyawan – neto

Rp. 25.925

Rp.24.204.994 -0,00127

Cadangan kematian ayam pembibit turunan

Rp. 1.786

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. 140

Rugi penurunan nilai piutang Rp. 14.174

Laba yang belum terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. (10.011)

Penyusutan Rp. (62.987)

Page 61: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

44

Total Rp (30.973)

2017

Laba yang belum terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. 138

Rp.24.522.593 -0,000417

Laba yang belum terealisasi Rp. 9.008

Penyisihan imbalan kerja – neto

Rp. 2.371

Penurunan kerugian nilai piutang

Rp. (1.778)

Cadangan penurunan nilai ayam pembibit turunan

Rp. (4.620)

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. (446)

Penyusutan Rp. (14.917)

Total Rp. (10.244)

2018

Laba yang telah (belum) terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. (1.683)

Rp.27.645.118 -0,00234

Penyusutan Rp. (60.244)

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. (1.105)

Laba yang telah (belum) terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. (1.683)

Total Rp. (64.715)

2019

Penyisihan imbalan kerja

karyawan – neto

Rp. 10.229

Rp.29.353.041 0,00135

Cadangan penurunan nilai

Aktiva biologis

Rp. 3.319

Penyisihan (pemulihan) atas

penurunan nilai piutang

Rp. 59.372

Laba yang telah (belum)

terealisasi transaksi

komoditas berjangka

Rp. 1.683

Penyusutan Rp. (35.304)

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. 395

Total Rp. 39.694

Sumber: Laporan keuangan PT Charoen Popkand Indonesia Tbk

Berdasarkan tabel 4.2 dapat di jelaskan data sebagai berikut:

a. Pada tahun 2014 Jumlah perbedaan temporer adalah sebesar Rp. 8.9 M hal

ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Page 62: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

45

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan waktu

pengakuan atas pendapatan dan biaya adalah sebesar Rp. 8.9 M sehingga

dapat disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

temporer menambah laba Fiskal yang berarti laba yang di kenakan pajak pun

jumlahya bertambah dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah 0,000431.

b. Pada tahun 2015 Jumlah perbedaan temporer adalah sebesar Rp.(69,2) M

hal ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan waktu

pengakuan atas pendapatan dan biaya adalah sebesar Rp.(69,2) sehingga

dapat disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

temporer mengurangi laba Fiskal yang berarti laba yang di kenakan pajak pun

jumlahya berkurang dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah -0,00280.

c. Pada tahun 2016 Jumlah perbedaan temporer adalah sebesar Rp.(30.9) M

hal ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan waktu

pengakuan atas pendapatan dan biaya adalah sebesar Rp.(30.9) sehingga

dapat disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

temporer mengurangi laba Fiskal yang berarti laba yang di kenakan pajak pun

jumlahya berkurang dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah -0,00127.

d. Pada tahun 2017 Jumlah perbedaan temporer adalah sebesar Rp.(10.2) M

hal ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan waktu

Page 63: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

46

pengakuan atas pendapatan dan biaya adalah sebesar Rp.(10.2) M sehingga

dapat disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

temporer mengurangi laba Fiskal yang berarti laba yang di kenakan pajak pun

jumlahya berkurang dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah -0,000417

e. Pada tahun 2018 Jumlah perbedaan temporer adalah sebesar Rp.(64.7) M

hal ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan waktu

pengakuan atas pendapatan dan biaya adalah sebesar Rp.(64.7) M sehingga

dapat disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

temporer mengurangi laba Fiskal yang berarti laba yang di kenakan pajak pun

jumlahya berkurang dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah -0,00234

f. Pada tahun 2019 Jumlah perbedaan temporer adalah sebesar Rp. 39.6 M hal

ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan waktu

pengakuan atas pendapatan dan biaya adalah sebesar Rp. 39.6 M sehingga

dapat disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

temporer menambah laba Fiskal yang berarti laba yang di kenakan pajak pun

jumlahya berkurang dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah 0,00135

3. Beda Waktu Permanen

Perbedaan permanen adalah perbedaan yang terjadi karena peraturan

perpajakan menghitung laba fiskal berbeda dengan perhitungan menurut standar

akuntansi keuangan tanpa ada koreksi dikemudian hari. Misalnya, bunga deposito

Page 64: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

47

diakui sebagai pendapatan dalam laba akuntansi tetapi tidak diakui sebagai

pendapatan dalam laba fiskal. Penghasilan dalam bentuk natura, bunga

sumbangan dan lain sebagainya. Menurut Persada (2010) perbedaan permanen

sebagai indikator book-tax differences didapat dari laporan keuangan pada bagian

rekonsiliasi fiskal dan dibagi dengan total aktiva.

Perbedaan permanen = Jumlah perbedaan permanen : Total Aktiva

Tabel 4.3 Perbedaan waktu permanen laporan keuangan PT Charoen Popkhand

(disajikan dalam jutaan Rupiah)

Tahun Keterangan / Nama Akun Nilai Nominal Total Aktiva

Nilai Indikator

perbedaan

Permanen

2014

Denda pajak -

Rp.20.862.439 0,00141

Gaji, upah dan

kesejahteraan pegawai Rp. 25.060

Beban bunga bukan objek

pajak Rp. 246

Hadiah dan sumbangan Rp. 13.288

Penghasilan yang pajaknya

bersifat final : Bunga Rp. (5.776)

Sewa Rp. (307)

Pendapatan lain – lain Rp. (3.034)

Total Rp. 29.477

2015

Gaji, upah dan

kesejahteraan pegawai

Rp. 25.302

Rp.24.684.915 0,00028

Beban bunga bukan objek

pajak

-

Hadiah dan sumbangan Rp. 16.701

Penghasilan yang pajaknya

bersifat final : Bunga

Rp. (9.869)

Sewa Rp. (335)

Penghasilan lain – lain Rp. 499

Total Rp. 6.996

Page 65: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

48

2016

Hadiah dan sumbangan Rp. 21.623

Rp.24.204.994 0,00056

Penghasilan yang pajaknya

bersifat final : Bunga

Rp. (11.785)

Sewa Rp. (794)

Gaji, upah dan

kesejahteraan pegawai

-

Beban lain – lain Rp. 4.594

Total Rp. 13.638

2017

Bunga Rp. 11.628

Rp.24.522.593 -0,00356

Sewa Rp. 4.859

Hadiah dan sumbangan Rp. (9.245)

laba yang belum terealisasi Rp. 9.008

Penjualan Aktiva tetap yang

pajaknya bersifat final

Rp. (1.675)

Penghapusan rugi fiskal

pengampunan pajak

-

Gaji, upah dan

kesejahteraan karyawan

-

Penyisihan Aktiva pajak

tangguhan

Rp. (60.798)

Konpensasi rugi fiskal Rp. (28.276)

Pengampunan pajak -

Lain-lain Rp. (12.883)

Total Rp. (87.382)

2018

Hadiah dan sumbangan Rp. 40.524

Rp.27.645.118

0,00139

Penghasilan yang pajaknya

bersifat final : Bunga

Rp. (13. 492)

Sewa Rp. (5.411)

Beban lain-lain Rp. 3.466

Total Rp. 38.579

2019

Penghasilan yang pajaknya

bersifat final : Bunga

Rp. (6.201)

Rp.29.353.041 0,00077

Hadiah dan sumbangan Rp. 34.628

Sewa Rp. (6.762)

Beban pajak Rp. 115 283

Beban lain-lain Rp. 1.162

Total Rp. 22.827

Sumber: Laporan keuangan PT Charoen Popkand Indonesia Tbk

Page 66: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

49

Berdasarkan tabel 4.3 dapat di jelaskan data sebagai berikut:

a. Pada tahun 2014 Jumlah perbedaan permanen adalah sebesar Rp. 29.4 M

hal ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan

pengakuan atas pendapatan dan biaya secara permanen tanpa adanya

koreksi dikemudian hari adalah sebesar Rp. 29.4 M sehingga dapat

disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

permanen menambah laba Fiskal yang berarti laba yang di kenakan pajak pun

jumlahya bertambah dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah 0,00141

b. Pada tahun 2015 Jumlah perbedaan permanen adalah sebesar Rp. 6.9 M hal

ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan

pengakuan atas pendapatan dan biaya secara permanen tanpa adanya

koreksi dikemudian hari adalah sebesar Rp. 6.9 M sehingga dapat

disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

permanen menambah laba Fiskal yang berarti l1aba yang di kenakan pajak

pun jumlahya bertambah dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah 0,00028

c. Pada tahun 2016 Jumlah perbedaan permanen adalah sebesar Rp.13.3 M hal

ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan

pengakuan atas pendapatan dan biaya secara permanen tanpa adanya

koreksi dikemudian hari adalah sebesar Rp. 13.3 M sehingga dapat

disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

Page 67: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

50

permanen menambah laba Fiskal yang berarti laba yang di kenakan pajak pun

jumlahya bertambah dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah 0,00056

d. Pada tahun 2017 Jumlah perbedaan permanen adalah sebesar Rp. (87.3) M

hal ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan

pengakuan atas pendapatan dan biaya secara permanen tanpa adanya

koreksi dikemudian hari adalah sebesar Rp.(87.3) M sehingga dapat

disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

permanen mengurangi laba Fiskal yang berarti laba yang di kenakan pajak

pun jumlahya bertambah dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah -0,00356

e. Pada tahun 2018 Jumlah perbedaan permanen adalah sebesar Rp. 38.5 M

hal ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan

pengakuan atas pendapatan dan biaya secara permanen tanpa adanya

koreksi dikemudian hari adalah sebesar Rp. 38.5 M sehingga dapat

disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

permanen menambah laba Fiskal yang berarti laba yang di kenakan pajak pun

jumlahya bertambah dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah 0,00139

f. Pada tahun 2019 Jumlah perbedaan permanen adalah sebesar Rp. 22.8 M

hal ini berarti jumlah perbedaan Laba yang diakui berdasarkan Peraturan

Perpajakan untuk perbedaan yang timbul karena adanya perbedaan

pengakuan atas pendapatan dan biaya secara permanen tanpa adanya

Page 68: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

51

koreksi dikemudian hari adalah sebesar Rp. 22.8 M sehingga dapat

disimpulkan bahwa selisih laba Akuntansi dan laba Fiskal untuk selisih

permanen menambah laba Fiskal yang berarti laba yang di kenakan pajak pun

jumlahya bertambah dari laba Akuntansi dan Nilai indikator perbedaan

temporer adalah 0,00077

4. Rekonsiliasi Fiskal

Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal adalah Proses Penyesuaian atas laba

komersial yang berbeda dengan ketentuan fiskal untuk menghasilkan neto / laba

yang sesuai dengan ketentuan pajak. Perbedaan-perbedaan antara akuntansi dan

fiskal tersebut dapat dikelompokkan menjadi beda tetap / permanen (permanen

differences) dan beda waktu / sementara (timing differences).

Tabel 4.4 Rekonsiliasi Fiskal (Dalam Jutaan)

Tahun Laba Akuntansi Beda

Temporer Beda Permanen Laba Fiskal

2014 Rp. 1.746.644 Rp.8.997 Rp.29.477 Rp.1.785.118

2015 Rp. 1.736.178 Rp.(69.248) Rp. 6.996 Rp.1.673.926

2016 Rp. 2.251.813 Rp.(30.973) Rp.13.638 Rp.2.234.478

2017 Rp. 2.496.787 Rp.(10.244) Rp.(87.382) Rp.2.399.161

2018 Rp. 4.551.485 Rp.(64.715) Rp.38.579 Rp.4.525.349

2019 Rp. 3.632.174 Rp.39.694 Rp.22.827 Rp.3.694.695

Sumber: Laporan keuangan PT Charoen Popkand Indonesia Tbk

5. Persistensi Laba

Persistensi laba merupakan laba yang mempunyai kemampuan sebagai

indikator laba periode mendatang yang dihasilkan oleh perusahaan secara

berulang-ulang dalam jangka Menurut Fanani (2010) Persistensi laba adalah

Page 69: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

52

kondisi bahwa laba periode sekarang adalah refleksi dari periode masa depan

ataupun periode sekarang. Persistensi laba merupakan revisi laba yang

diharapkan di masa depan yang tercermin dari laba tahun berjalan. Adapun rumus

yang dipakai dalam mengukur persistensi laba adalah mengacu pada penelitian

sebelum nya yang dilakukan (Sabrina, 2017) yaitu:

(Laba sebelum pajak t – laba sebelum pajak t-1) : total Aktiva.

Tabel 4.5 Persistensi Laba (Dalam Jutaan)

Tahun Laba sebelum

pajak

Laba sebelum

pajak Tahun

sebelumnya

Total Aktiva Indikator

Persistensi

Laba

2014 Rp. 2.106.892 Rp. 3.451.333 Rp.20.862.439 -0,064443

2015 Rp. 2.185.208 Rp. 2.106.892 Rp.24.684.915 0,003172

2016 Rp. 3.983.661 Rp. 2.185.208 Rp.24.204.994 0,074300

2017 Rp. 3.225.705 Rp. 3.983.661 Rp.24.522.593 -0,030908

2018 Rp. 5.907.351 Rp. 3.225.705 Rp.27.645.118 0,097002

2019 Rp. 4.595.238 Rp. 5.907.351 Rp.29.353.041 -0,044701

Sumber: Laporan keuangan PT Charoen Popkand Indonesia Tbk

Berdasarkan tabel Tabel 4.5 Indikator Persistensi Laba nilai yang di

temukan setelah mengurangkan laba tahun berjalan dengan laba tahun

sebelumnya dan di bagikan dengan total aset maka nilai indikator Indikator

Persistensi Laba dari tahun 2014 sampai dengan 2019 adalah –(0,064443) sampai

dengan 0,097002, Sedangkan jika dilihat dari Laba Akuntansi 2014-2019 laba

pada PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk termasuk laba yang persisten karena

laba yang didapat kan tidak mengalami penurunan yang signifikan. Semakin

Page 70: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

53

persisten laba maka semakin tinggi harapan peningkatan laba di masa

mendatang.

Hasil Analisis Data

1. Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Beda Waktu / Temporer)

terhadap Persistensi Laba

Perbedaan temporer merupakan perbedaan yang disebabkan oleh

perbedaan antara waktu pengakuan, peraturan, dan metode pencatatan

pendapatan dan biaya dalam menghitung laba perusahaan. Perbedaan temporer

terjadi karena ketentuan peraturan perpajakan terdapat penghasilan dan biaya

yang boleh dikurangkan dari periode sebelum, sekarang, dan sesudah.

Tabel 4.6 Analisis perbedaan laba temporer dan persistensi laba

Tahun Nilai Indikator Beda tetap Nilai Indikator Persistensi Laba

2014 0,00043 -0,064443

2015 -0,00280 0,003172

2016 -0,00127 0,074300

2017 -0,00041 -0,030908

2018 -0,00234 0,097002

2019 0,00135 -0,044701

Sumber: Laporan keuangan PT Charoen Popkand Indonesia Tbk

Page 71: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

54

Gambar 4.4 Grafik Indikator Beda Temporer

Gambar 4.5 Grafik Indikator Persistensi Laba

Penelitian ini menemukan bahwa Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal

(Beda Waktu / Temporer) pada PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk selama 4

tahun untuk koreksi fiskal negatif terbesar adalah pada tahun 2018 yaitu sebesar

Rp. 69,2 M dan koreksi fiskal positif yang terbesar adalah pada tahun 2019 Rp.

39.6 M. Berdasarkan tabel dan Grafik terdapat perbedaan tingkat antara tinggi

dan rendahnya persistensi Laba dengan perbedaan temporer sehingga Penelitian

-0,003

-0,0025

-0,002

-0,0015

-0,001

-0,0005

0

0,0005

0,001

0,0015

2014 2015 2016 2017 2018 2019

0,00043

-0,0028

-0,00127

-0,00041

-0,00234

0,00135

Beda Temporer

-0,08

-0,06

-0,04

-0,02

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Persistensi Laba

Page 72: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

55

ini dapat menyimpulkan bahwa selama 5 tahun terakhir 2014 sampai dengan

2019 untuk PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk tinggi atau rendahnya

perbedaan temporer tidak memiliki pengaruh terhadap persistensi Laba.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian yang dilakukan

Deni Yasnita (2017) yang menyatakan bahwa Beda Waktu temporer tidak

berpengaruh terhadap persistensi laba Hasil Penelitian ini tidak sejalan dengan

Erlend Kvaal dan Christopher Nobes (2013) "The development of book-tax

differences in seven major countries: Australia, Canada, France, Germany,

Japan, the UK and the USA.", Erika Ratih Winadarti (2015) yang berjudul

“Pengaruh Book Tax Differences dan Arus Kas terhadap Pertumbuhan Laba” ,

ukuran perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2011-2013 mengambarkan bahwa Perbedaan temporer

memiliki hubungan positif signifikan dengan pertumbuhan laba.

2. Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Beda Tetap / Permanen)

terhadap Persisten Laba

Perbedaan permanen adalah perbedaan perlakuan terhadap penghasilan

dan biaya dimana penghasilan dan biaya diakui oleh akuntansi komersial, tetapi

tidak diakui oleh akuntansi perpajakan. Contoh perbedaan permanen yaitu

penghasilan dalam bentuk natura (beras, minyak, dll). Dalam akuntansi komersial,

penghasilan dalam bentuk natura diakui sebagai penghasilan, tetapi dalam

akuntansi perpajakan, penghasilan dalam bentuk natura bukan merupakan objek

pajak. Contoh lain misalnya biaya sumbangan. Dalam akuntansi komersial biaya

sumbangan diakui sebagai biaya, tetapi dalam akuntansi perpajakan, biaya

sumbangan tidak diakui sebagai biaya (bukan objek pajak).

Page 73: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

56

Tabel 4.7 Analisis perbedaan laba permanen dan persistensi laba

Tahun Nilai Indikator Beda Permanen Nilai Indikator Persistensi Laba

2014 -0,002805276 -0,064443

2015 -0,001279612 0,003172

2016 -0,000417737 0,074300

2017 -0,00234092 -0,030908

2018 0,001352296 0,097002

2019 -0,002805276 -0,044701

Sumber: Laporan keuangan PT Charoen Popkand Indonesia Tbk

Gambar 4.6 Grafik Indikator Beda Permanen

Series1

-0,003

-0,002

-0,001

0

0,001

0,002

2014 2015 2016 2017 2018 2019

-0,002805276

-0,001279612

-0,000417737

-0,00234092

0,001352296

-0,002805276

Beda Permanen

Page 74: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

57

Gambar 4.4 Grafik Indikator Persistensi Laba

Penelitian ini menemukan bahwa Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal

(Beda Tetap / Permanen) pada PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk selama 4

tahun untuk koreksi fiskal negatif terbesar adalah pada tahun 2017 yaitu sebesar

Rp. 87.3 M dan koreksi fiskal positif yang terbesar adalah pada tahun 2018 Rp.

38.5 M Berdasarkan tabel dan Grafik terdapat perbedaan tingkat antara tinggi dan

rendahnya persistensi Laba dengan perbedaan Permanen sehingga Penelitian ini

dapat menyimpulkan bahwa selama 5 tahun terakhir 2014 sampai dengan 2019

untuk PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk tinggi atau rendahnya perbedaan

Permanen tidak memiliki pengaruh terhadap persistensi Laba.

Hasil penelitian tidak ini sejalan dengan penelitian Tuti Nur Asma (2013)

yang berjudul Pengaruh Aliran Kas dan Perbedaan Antara Laba Akuntansi

dengan Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba yang menyatakan perbedaan laba

akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara negatif signifikan terhadap

persistensi Laba.

Series1

-0,1

-0,05

0

0,05

0,1

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Persistensi Laba

Page 75: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

58

D. Pembahasan

a. Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Beda Wakt/ Temporer)

terhadap Persisten Laba

Perbedaan temporer merupakan perbedaan yang disebabkan oleh

perbedaan antara waktu pengakuan, peraturan, dan metode pencatatan

pendapatan dan biaya dalam menghitung laba perusahaan. Perbedaan

temporer terjadi karena ketentuan peraturan perpajakan terdapat

penghasilan dan biaya yang boleh dikurangkan dari periode sebelum,

sekarang, dan sesudah. Sedangkan ketentuan peraturan akuntansi

mengakui pendapatan dan beban saat periode sekarang Perbedaan

temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas pada

posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajaknya (PSAK No. 46, 2010).

Perbedaan temporer dapat berupa perbedaan temporer kena pajak dan

perbedaan temporer yang dapat dikurangkan.

Penelitian ini menemukan bahwa Selisih Laba Akuntansi dan Laba

Fiskal (Beda Waktu / Temporer) berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap Persistensi Laba. Hal tersebut berarti semakin besar Beda Waktu

/ Temporer laba Akuntansi dan Laba Fiskal maka akan semakin

meningkatkan persistensi laba, Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tinggi

Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Beda Waktu / Temporer) akan

berpengaruh positif dengan kestabilan laba.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Erlend Kvaal dan

Christopher Nobes (2013) "The development of book-tax differences in

seven major countries: Australia, Canada, France, Germany, Japan, the

UK and the USA.", Erika Ratih Winadarti (2015) yang berjudul “Pengaruh

Book Tax Differences dan Arus Kas terhadap Pertumbuhan Laba” , ukuran

Page 76: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

59

perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2011-2013 mengambarkan bahwa Perbedaan

temporer memiliki hubungan positif signifikan dengan pertumbuhan laba.

Hasil Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Deni

Yasnita (2017) yang menyatakan bahwa Beda Waktu temporer tidak

berpengaruh terhadap persistensi laba

b. Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Beda Tetap / Permanen)

terhadap Persisten Laba

Perbedaan permanen adalah perbedaan perlakuan terhadap

penghasilan dan biaya dimana penghasilan dan biaya diakui oleh

akuntansi komersial, tetapi tidak diakui oleh akuntansi perpajakan. Contoh

perbedaan permanen yaitu penghasilan dalam bentuk natura (beras,

minyak, dll). Dalam akuntansi komersial, penghasilan dalam bentuk natura

diakui sebagai penghasilan, tetapi dalam akuntansi perpajakan,

penghasilan dalam bentuk natura bukan merupakan objek pajak. Contoh

lain misalnya biaya sumbangan. Dalam akuntansi komersial biaya

sumbangan diakui sebagai biaya, tetapi dalam akuntansi perpajakan, biaya

sumbangan tidak diakui sebagai biaya (bukan objek pajak).

Penelitian ini menemukan bahwa Selisih Laba Akuntansi dan Laba

Fiskal (Beda Tetap / Permanen) berpengaruh secara negatif dan signifikan

terhadap Persistensi Laba. Hal tersebut berarti semakin besar Beda Waktu

/ Temporer laba Akuntansi dan Laba Fiskal maka akan semakin

menurunkan persistensi laba, Sehingga dapat disimpulkan bahwa Tinggi

atau rendahnya Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Beda Waktu /

Temporer) akan berpengaruh negatif dengan kestabilan laba.

Page 77: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Selisih Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Beda Waktu / Temporer) pada PT

Charoen Popkhand Indonesia Tbk selama 4 tahun untuk koreksi fiskal negatif

terbesar adalah pada tahun 2018 yaitu sebesar Rp. 69,2 M dan koreksi fiskal

positif yang t1erbesar adalah pada tahun 2019 Rp. 39.6 M. Berdasarkan tabel

dan Grafik terdapat perbedaan tingkat antara tinggi dan rendahnya persistensi

Laba dengan perbedaan temporer sehingga Penelitian ini dapat

menyimpulkan bahwa selama 5 tahun terakhir 2014 sampai dengan 2019

untuk PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk tinggi atau rendahnya perbedaan

temporer tidak memiliki pengaruh terhadap persistensi Laba.

2. Selisih Laba Akuntansi dan Laba F iskal (Beda Tetap / Permanen) pada PT

Charoen Popkhand Indonesia Tbk selama 4 tahun untuk koreksi fiskal negatif

terbesar adalah pada tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 87.3 M dan koreksi fiskal

positif yang terbesar adalah pada tahun 2018 Rp. 38.5 M Berdasarkan tabel

dan Grafik terdapat perbedaan tingkat antara tinggi dan rendahnya persistensi

Laba dengan perbedaan Permanen sehingga Penelitian ini dapat

menyimpulkan bahwa selama 5 tahun terakhir 2014 sampai dengan 2019

untuk PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk tinggi atau rendahnya perbedaan

Permanen tidak memiliki pengaruh terhadap persistensi Laba.

Page 78: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

61

Saran penelitian

Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan, maka saran-saran yang

diajukan adalah:

1. Bagi perusahaan disarankan untuk lebih memperhatikan kestabilan dan

Persistensi Laba. Dalam mengambil berbagai kebijakan yang berhubungan

pertimbangan para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan

keputusan, seperti pengukur kinerja manajemen, pemberian kompensasi

kepada manajer, dan pembagian deviden kepada pemegang saham.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian ini dimasa yang

akan datang, sekiranya dapat menggunakan metode penelitian Eksplanatori

agar hasil yang di temukan dapat membuat kesimpulan yang berlaku untuk

umum atau generalisasi serta menambahkan variabel yang berhubungan

dengan laba lainnya dan menggunakan periode yang lebih panjang.

Page 79: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

62

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, S. dan Trisnawati, E. 2013. Akuntansi Perpajakan, Jakarta: Salemba. Empat. Ag

Ali Hasan. 2014. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan

Andi, I Made Suwandika & Ida Bagus Putra Astika. 2013. Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi , Laba Fiskal, Tingkat Hutang Pada Persistensi laba. EJurnal Akuntnasi Universitas Udayana 5.1.(2013) : 196-214. ISSN : 2302- 8556.

Anik Fadhilah. 2013. Pengaruh Temporary dan Permanent Difference terhadap pertumbuhan laba dengan small and large book tax difference sebagai variabel moderating (studi empiris perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011). Jurnal. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Anindita, Sabrina P. 2017. Pengaruh Aliran Kas Operasi, Book Tax Differences, dan Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba. Universitas Telkom. Bandung

Asma, T. N. (2013), Pengaruh Aliran Kas dan Perbedaan antara Laba Akuntansi dengan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Jurnal Akuntansi, Vol 1, No. 1, seri E, Universitas Negeri Padang, Padang.

Barth, M.E., and A.P. Hutton. 2001. Financial Analysts and the Pricing o f Accruals. Working paper. Research Paper Series, Graduate School of Business

Stanford University.

Barth, M dan A. Hutton. 2004. Analyst Earnings Forecast Revisions and the Pricing of Accruals. Review of Accounting Studies 9 (March): 59-96.

Barus, A.C. dan Rica, V. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persistensi Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil. Vol. 4

Belkaoui, Ahmed, Riyahi. 2000. Teori Akuntansi. Penerbit Salemba Empat. edisi pertama jilid 1. Jakarta.

Chandrarin, G. 2003. “The Impact ofAccounting Methods For Transaction Gains (Losses) on The Earnings Response Ciefficient: The Indonesian Case” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 6. No. 3. September. Hal: 212-214.

Deni, Y., & Sayekti, E. R. M. 2017. Pengaruh Perbedaan Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal, Volatilitas Arus Kas, Volatilitas Penjualan, Aliran Kas Operasi Dan Komponen Akrual Terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dalam Index Saham Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2011-2015) (Doctoral dissertation, IAIN Surakarta).

Page 80: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

63

Djamaluddin, S. 2008. Analisis pengaruh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba, akrual dan arus kas. jurnal akuntansi dan keuangan, Vol 11 No. 1, Jakarta, Hal 55-67.

Fama, E.F., & French, K.R. 2002. Testing Trade-off and Pecking Order Predictions. About Dividens and Debt. The Review of Financial Studies

Fanani, Zaenal. 2010. “Analisis Faktor-Faktor Penentu Persistensi Laba oleh C Ayu Kusuma Dewi - 2015

Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen. BP Universitas Diponegoro. Semarang.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21, Cetakan Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hanlon, M. 2005. The persistence and pricing of earnings, accruals, and cash flows when firm have large book-tax difference. The Accounting Review, 80 (1), pp: 137-166.

Harahap. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, edisi Pertama, cetakan

ketiga, Penerbit: Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Hayn, C. 1995. The Information Content of Losses. Journal o f Accounting and Economics, 20, 125-153

Indrianto, N., dan Supomo, B. 2014. Metode penelitian bisnis untuk akuntansi &

manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Mahadewi, A. A. I. S., & Krisnadewi, K. A. (2017). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Institusional dan Proporsi Dewan Komisaris Independen Pada Manajemen Laba. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 18(1), 443-

470.

Martani, D., & Persada, A. E. 2008. Pengaruh book tax gap terhadap persistensi laba. Jurnal Akuntansi Universitas Indonesia: Jakarta.

Nugroho Adi Saputro; Dra. Hj. Zulaikha, M.Si., Akt (2011)

Nirmala S. 2016. Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Komisaris Independen dan

Likuiditas terhadap Tax Avoidance. Jurnal. Vol, 5 No, 2, 20116.

Penman, S. H., dan X. J. Zhang. 2002. Accounting Conservatism: The Quality of.

Earnings and Stock Returns

Rafitaningsih. 2015. Analisis Book Tax Differences Terhadap. Persistensi Laba, Akrual Dan Aliran Kas Pada Perusahaan Jasa

Santosa, Arga Fajar dan Linda K. Wedari. 2007.”Analisis Faktor Yang

Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going concern.” JAAI, Vol.11, NO.2, Desember 2007: 141-158

Page 81: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

64

Setianingsih, A. 2014. Pengaruh perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal, discretionary accrual, dan aliran kas terhadap persistensi laba: studi empiris pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia.

Sloan. 1996; Xie. 2001; Barth dan Hutton. 2004

Suwandika, I. M. A, Astika, I. B. P. 2013. Pengaruh perbedaan laba akuntansi, laba

fiskal, tingkat hutang pada persistensi laba. E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D. Bandung: CV Alfabeta

Tucker, J. F., dan Zarowin, P. 2006. Does Income Smoothing Improve Earnings Informativeness?. The Accounting Review

Putri, S. A., Khairunnisa, K., & Kurnia, K. 2017. Pengaruh Aliran Kas Operasi, Book Tax Differences, Dan Tingkat Hutang Terhadap Persistensi Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). eProceedings of

Management, 4(1).

Waluyo. 2009. Akuntansi Pajak. Jakarta penerbit: Salemba Empat. Direktorat Jendral Pajak

Waluyo. 2016. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Opini. Audit dan

Umur Perusahaan terhadap Audit Delay”

Winadarti, Erika R. 2015. Pengaruh Book Tax Differences dan Arus Kas

Wijayanti, H. T. 2006. Analisis pengaruh perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadappersistensi laba, akrual, dan arus kas. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang, (Laba Fiskal Terhadap Persistensi Laba, Akrual, Dan Arus Kas), 23–26.

Zain, Mohammad. 2008. Manajemen Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat

Page 82: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

65

LAMPIRAN

LAMPIRAN I LABA PT CHAROEN POPKHAND INDONESIA TBK

Tahun Laba Akuntansi1

2014 Rp. 1.746.644

2015 Rp. 1.736.178

2016 Rp. 2.251.813

2017 Rp. 2.496.787

2018 Rp. 4.551.485

2019 Rp. 3.632.174

LAMPIRAN II GAMBAR 4.3 GRAFIK LABA PT CHAROEN POPKAND INDONESIA TBK

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

2014 2015 2016 2017 2018 2019

1.746.644 1.736.1782.251.813 2.496.787

4.551.4853.632.174

Laba Akuntansi PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk

(Dalam Jutaan)

Page 83: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

66

LAMPI1RAN III PERBEDAAN WAKTU TEMPORER LAPORAN KEUANGAN PT

1CHAROEN POPKHAND (DISAJIKAN DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Keterangan / Nama Akun Nilai Nominal Total Aktiva

Nilai

Indikator

perbedaan

Temporer

2014

Penyisihan imbalan kerja karyawan – neto

Rp. 29.736

Rp.20.862.439 0,000431

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. 127

Rugi penurunan nilai piutang Rp. 9.937

Laba yang belum terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. 34.630

Penyusutan Rp (65.433)

Total Rp. 8.997

2015

Penyisihan imbalan kerja karyawan – neto

Rp. 25.982

Rp.24.684.915 -0,00280

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. 990

Rugi penurunan nilai piutang Rp. 17.502

Laba yang belum terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. (25.170)

Penyusutan Rp. (88.552)

Total Rp. (69.248)

2016

Penyisihan imbalan kerja karyawan – neto

Rp. 25.925

Rp.24.204.994 -0,00127

Cadangan kematian ayam pembibit turunan

Rp. 1.786

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. 140

Rugi penurunan nilai piutang Rp. 14.174

Laba yang belum terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. (10.011)

Penyusutan Rp. (62.987)

Total Rp (30.973)

2017 Laba yang belum terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. 138 Rp.24.522.593 -0,000417

Page 84: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

67

Laba yang belum terealisasi Rp. 9.008

Penyisihan imbalan kerja – neto

Rp. 2.371

Penurunan kerugian nilai piutang

Rp. (1.778)

Cadangan penurunan nilai ayam pembibit turunan

Rp. (4.620)

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. (446)

Penyusutan Rp. (14.917)

Total Rp. (10.244)

2018

Laba yang telah (belum) terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. (1.683)

Rp.27.645.118 -0,00234

Penyusutan Rp. (60.244)

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. (1.105)

Laba yang telah (belum) terealisasi transaksi komoditas berjangka

Rp. (1.683)

Total Rp. (64.715)

2019

Penyisihan imbalan kerja

karyawan – neto

Rp. 10.229

Rp.29.353.041 0,00135

Cadangan penurunan nilai

Aktiva biologis

Rp. 3.319

Penyisihan (pemulihan) atas

penurunan nilai piutang

Rp. 59.372

Laba yang telah (belum)

terealisasi transaksi

komoditas berjangka

Rp. 1.683

Penyusutan Rp. (35.304)

Laba penjualan Aktiva tetap Rp. 395

Total Rp. 39.694

Page 85: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

68

LAMPIRAN IV PERBEDAAN WAKTU PERMANEN LAPORAN KEUANGAN PT

CHAROEN POPKHAND (DISAJIKAN DALAM JUTAAN RUPIAH)

Tahun Keterangan / Nama Akun Nilai Nominal Total Aktiva

Nilai Indikator

perbedaan

Permanen

2014

Denda pajak -

Rp.20.862.439 0,00141

Gaji, upah dan kesejahteraan

pegawai Rp. 25.060

Beban bunga bukan objek pajak Rp. 246

Hadiah dan sumbangan Rp. 13.288

Penghasilan yang pajaknya

bersifat final : Bunga Rp. (5.776)

Sewa Rp. (307)

Pendapatan lain – lain Rp. (3.034)

Total Rp. 29.477

2015

Gaji, upah dan kesejahteraan

pegawai

Rp. 25.302

Rp.24.684.915 0,00028

Beban bunga bukan objek pajak -

Hadiah dan sumbangan Rp. 16.701

Penghasilan yang pajaknya

bersifat final : Bunga

Rp. (9.869)

Sewa Rp. (335)

Penghasilan lain – lain Rp. 499

Total Rp. 6.996

2016

Hadiah dan sumbangan Rp. 21.623

Rp.24.204.994 0,00056

Penghasilan yang pajaknya

bersifat final : Bunga

Rp. (11.785)

Sewa Rp. (794)

Gaji, upah dan kesejahteraan

pegawai

-

Beban lain – lain Rp. 4.594

Total Rp. 13.638

Page 86: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

69

2017

Bunga Rp. 11.628

Rp.24.522.593 -0,00356

Sewa Rp. 4.859

Hadiah dan sumbangan Rp. (9.245)

laba yang belum terealisasi Rp. 9.008

Penjualan Aktiva tetap yang

pajaknya bersifat final

Rp. (1.675)

Penghapusan rugi fiskal

pengampunan pajak

-

Gaji, upah dan kesejahteraan

karyawan

-

Penyisihan Aktiva pajak tangguhan Rp. (60.798)

Konpensasi rugi fiskal Rp. (28.276)

Pengampunan pajak -

Lain-lain Rp. (12.883)

Total Rp. (87.382)

2018

Hadiah dan sumbangan Rp. 40.524

Rp.27.645.118

0,00139

Penghasilan yang pajaknya

bersifat final : Bunga

Rp. (13. 492)

Sewa Rp. (5.411)

Beban lain-lain Rp. 3.466

Total Rp. 38.579

2019

Penghasilan yang pajaknya

bersifat final : Bunga

Rp. (6.201)

Rp.29.353.041 0,00077

Hadiah dan sumbangan Rp. 34.628

Sewa Rp. (6.762)

Beban pajak Rp. 115 283

Beban lain-lain Rp. 1.162

Total Rp. 22.827

LAMPIRAN V REKONSILIASI FISKAL (DALAM JUTAAN)

Tahun Laba Akuntansi Beda

Temporer Beda Permanen Laba Fiskal

2014 Rp. 1.746.644 Rp.8.997 Rp.29.477 Rp.1.785.118

2015 Rp. 1.736.178 Rp.(69.248) Rp. 6.996 Rp.1.673.926

Page 87: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

70

2016 Rp. 2.251.813 Rp.(30.973) Rp.13.638 Rp.2.234.478

2017 Rp. 2.496.787 Rp.(10.244) Rp.(87.382) Rp.2.399.161

2018 Rp. 4.551.485 Rp.(64.715) Rp.38.579 Rp.4.525.349

2019 Rp. 3.632.174 Rp.39.694 Rp.22.827 Rp.3.694.695

LAMPIRAN VI PERSISTENSI LABA (DALAM JUTAAN)

Tahun Laba sebelum

pajak

Laba sebelum pajak

Tahun sebelumnya

Total Aktiva Indikator

Persistensi

Laba

2014 Rp. 2.106.892 Rp. 3.451.333 Rp.20.862.439 -0,064443

2015 Rp. 2.185.208 Rp. 2.106.892 Rp.24.684.915 0,003172

2016 Rp. 3.983.661 Rp. 2.185.208 Rp.24.204.994 0,074300

2017 Rp. 3.225.705 Rp. 3.983.661 Rp.24.522.593 -0,030908

2018 Rp. 5.907.351 Rp. 3.225.705 Rp.27.645.118 0,097002

2019 Rp. 4.595.238 Rp. 5.907.351 Rp.29.353.041 -0,044701

LAMPIRAN VII ANALISIS PERBEDAAN LABA TEMPORER DAN

PERSISTENSI LABA

Tahun Nilai Indikator Beda tetap Nilai Indikator Persistensi Laba

2014 0,00043 -0,064443

2015 -0,00280 0,003172

2016 -0,00127 0,074300

2017 -0,00041 -0,030908

2018 -0,00234 0,097002

2019 0,00135 -0,044701

Page 88: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

71

LAMPIRAN VIII GRAFIK INDIKATOR BEDA TEMPORER

LAMPIRAN IX GRAFIK INDIKATOR PERSISTENSI LABA

-0,003

-0,0025

-0,002

-0,0015

-0,001

-0,0005

0

0,0005

0,001

0,0015

2014 2015 2016 2017 2018 2019

0,00043

-0,0028

-0,00127

-0,00041

-0,00234

0,00135

Beda Temporer

-0,08

-0,06

-0,04

-0,02

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

2014 2015 2016 2017 2018 2019

Persistensi Laba

Page 89: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

72

LAMPIRAN X ANALISIS PERBEDAAN LABA PERMANEN DAN PERSISTENSI

LABA

Tahun Nilai Indikator Beda Permanen Nilai Indikator Persistensi Laba

2014 -0,002805276 -0,064443

2015 -0,001279612 0,003172

2016 -0,000417737 0,074300

2017 -0,00234092 -0,030908

2018 0,001352296 0,097002

2019 -0,002805276 -0,044701

LAMPIRAN XI GRAFIK INDIKATOR BEDA PERMANEN

Series1

-0,003

-0,002

-0,001

0

0,001

0,002

2014 2015 2016 2017 2018 2019

-0,002805276

-0,001279612

-0,000417737

-0,00234092

0,001352296

-0,002805276

Beda Permanen

Page 90: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

73

SURAT BALASAN PENELITIAN

Page 91: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

74

BIOGRAFI PENULIS

Dini Angriani panggilan Dini lahir Batiling, 07

Desember 1999 dari pasangan suami istri Bapak

Mustakim dan Ibu Wahidah. Peneliti adalah putri

kedua dari tiga bersaudara. Peneliti sekarang

bertempat tinggal di Batiling, kel. Batara Kec.

Labakkang Kab. Pangkajene dan Kepulauan.

Pendidikan yang telah ditempuh oleh peneliti yaitu SDN 15 Batiling lulus pada

tahun 2010, SMPN 1 Labakkang lulus pada tahun 2013, SMAN 1 Bungoro lulus

pada tahun 2016 dan mulai tahun 2016 mengikuti program S1 Jurusan Akuntansi,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Sampai

dengan penulisan skripsi ini peneliti masih terdafttar sebagai mahasiswi program

S1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar (UNISMUH).

Page 92: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

Dini Angriani - 105731128016

ORIGINALITY REPORT

24%

SIMILARITY INDEX

22% 5%

INTERNET SOURCES PUBLICATIONS

19%

STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

eprints.iain-surakarta.ac.id 1

Internet Source 6%

Submitted to Universitas Muhammadiyah

2

Makassar

Student Paper

6%

jab.fe.uns.ac.id 3

Internet Source 3%

digilibadmin.unismuh.ac.id 4

Internet Source 2%

es.scribd.com 5

Internet Source 2%

Page 93: ANALISIS SELISIH LABA AKUNTANSI DAN LABA FISKAL …

tass.telkomuniversity.ac.id 6

Internet Source 2%

Submitted to Dominion High School

7

Student Paper 2%

prezi.com 8

Internet Source 2%

Exclude quotes On Exclude matches < 2%

Exclude bibliography On