Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN
FOTO MIKRO ANTARA SAMBUNGAN ALUMUNIUM SERI 6
DAN MILD STEEL DENGAN PERLAKUAN DEEP ETCHING
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Progam Studi
Strata I Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Oleh:
ULFA AHMAD AULIA
D 200 171 214
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
ANALISA SEM (SCANNING ELECTRON MYCROSCOPE) DAN
FOTO MIKRO ANTARA SAMBUNGAN ALUMUNIUM SERI 6
DAN MILD STEEL DENGAN PERLAKUAN DEEP ETCHING
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan etsa dalam proses
mematri baja aluminium-mildsteel untuk mikro-struktur dan sifat mekanik. Spesimen
dalam penelitian ini digunakan aluminium seri 6000, mild steel, alusol ER4043, dan
cairan etsa. Pada penelitian ini standart untuk pembuatan spesimen adalah ASTM D1002.
Uji foto mikro dilakukan untuk membandingkan kondisi permukaan alumunium dan mild
steel dengan dan tanpa perlakuan etsa. Uji SEM dilakukan untuk menganalisis kondisi
permukaan alumunium dan mild steel lebih detail dan untuk menganalisis struktur mikro
sambungan brazing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tarik meningkat
dengan perlakuan etsa, kekuatan tarik tertinggi adalah 27.924 MPa. Sementara spesimen
tanpa perlakuan etsa didapatkan kekuatan tarik lebih rendah sebesar 9.267 MPa.
Pengujian foto mikro menghasilkan perbandingan yang signifikan antara logam dengan
dan tanpa perlakuan etsa, dimana terlihat jelas celah atau pori – pori yang terlihat pada
spesimen dengan perlakuan etsa selama 40 menit. Dengan menggunakan SEM, difusi
yang terjadi pada sambungan brazing dengan perlakuan etsa dapat terlihat, pemanasan
dengan suhu tertentu menyebabkan reaksi difusi juga didukung dengan celah atau pori –
pori yang terbuka pada permukaan logam akibat perlakuan etsa.
Kata kunci: Mematri, Celah, Scanning Electron Microscope, Difusi, Perlakuan Etsa.
Abstract
The purpose of this research is to study research on the process of making aluminum-
mildsteel steel for micro-structures and mechanical properties. Specimens in this study
used 6000 series aluminum, mild steel, alusol ER4043, and etching liquid. In this study
the standard for specimen preparation is ASTM D1002. Micro-photo tests were
performed to compare the surface conditions of aluminum and mild steel with no etching
preparation. The SEM test was carried out to analyze the surface conditions of aluminum
and mild steel in more detail and to analyze the microstructure of the brazed joints. The
results showed the tensile strength increased with etching safety, the highest tensile
strength was 27,924 MPa. While specimens without etching handling obtained a lower
tensile strength of 9.267 MPa. Micro-photo testing produces a significant rotation
between metals with and without the help of etching, clearly visible cracks or pores
visible in the specimen by etching for 40 minutes. By using SEM, the diffusion that
occurs at the brazing joint with the etching arrangement that can be seen, is equipped with
a certain different temperature.
Keywords: Brazing, Fissures, Scanning Electron Microscope, Diffusion, Etching
Treatment.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi semakin pesat terutama pengerjaan logam menuntut
adanya peningkatan dari desain, rancangan struktur yang ringan dan kuat. Struktur
seperti ini banyak dibutukan pada industri otomotif, kedirgantaraan dan
2
perkapalan. Pengelasan berdasarkan definisi Deutche Industri Normen (DIN)
adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.
Jenis pengelasan terdiri dari berbagai macam cara salah satunya adalah
Brazing atau mematri. Brazing (mematri) adalah cara penyambungan dengan
menggunakan logam pengisian atau logam patri (filler) di antara permukaan
logam yang akan disambung. Logam pengisi selalu mempunyai titik cair lebih
rendah dari pada logam yang akan disambung yaitu 840°F (450°C) tetapi di
bawah titil leleh dari logam yang bergabung. Proses Brazing merupakan teknologi
las yang banyak digunakan dalam industri untuk penyambungan material yang
berbentuk pipa, lembaran atau pelat, baik itu logam sejenis maupun tidak sejenis.
(Wiryosumato, H dan Okumura, T. 2000).
Karena sudah banyaknya industri yang menggunakan metode brazing,
maka kekuatan sambungan brazing sangatlah diperhatikan. Hal – hal yang
mempengaruhi kekuatan sambungan brazing adalah suhu pengelasan, perbedaan
material yang akan digunakan (interfacial), wettability dan etsa (deep etching).
Etsa (deep etching) adalah penggunaan asam dengan konsentrasi yang tinggi
untuk mengkasarkan permukaan (roughing) dari spesimen metallografi. Dalam
penelitian ini perlakuan etsa (deep etching) akan dibahas karena kekasaran
permukaan atau permukaan yang tergerus akan mempengaruhi kekuatan
sambungan brazing.
Aluminium dan baja merupakan material yang paling penting pada
kontruksi otomotif. Kedua material ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing
– masing, dimana keduanya memiliki titik lebur yang berbeda, dimana baja tahan
karat memiliki titik lebur yang tinggi sedangkan untuk aluminium titik lebur yang
rendah, sehingga penggabungan dua material ini memerlukan cara khusus.
Pengelasan material aluminium merupakan pengelasan yang tidak mudah, sampai
saat ini pengelasan aluminium banyak diteliti karena material ini sangat banyak
digunakan dalam industri otomotif dan ada banyak cara untuk pengelasan
aluminium, sehingga pengelasan beda material unutk aluminium sanggat banyak
dikaji untuk saat ini.
3
Oleh karena itu penelitian diarahkan untuk mengetahui pengaruh
perlakuan etsa terhadap permukaan sambungan Brazing (cairan etsa yang
digunakan untuk Mild Steel adalah HNO3 dan alkohol dengan perbandingan 1:5,
dan untuk Alumunium menggunakan HNO3) dengan melakukan pengujian tarik,
pengujian struktur mikro, dan pengujian Scanning Electron Microscope
(SEM)pada variasi waktu pengetsaan 20 menit, 30 menit, 40 menit.
2. METODE
2.1 Diagram Alir Penelitian
4
Gambar 1. Diagram alir penelitian
2.2 Proses Penelitian
Langkah-langkah dalam proses penelitian adalah sebagai berikut :
1) Mencari refrensi mengenai pengelasan mematri (brazing), aluminium,
pengujian tarik dan pengujian SEM (Scanning Electron Microscope) baik dari
buku, jurnal-jurnal, situs internet, maupun dari tugas akhir terdahulu.
Uji tarik Standart ASTM D1002
Hasil Pengujian
Penyambungan Brazing dengan Las OAW
Uji SEM
Studi Pustaka dan Lapangan
Pembuatan spesimen
Persiapan Material Alumunium Seri 6, Besi (MS), dan Alusol
Sebagai Filler
Analisa
Uji Foto Mikro
Kesimpulan
Mulai
Selesai
Perlakuan Etsa dengan (Variasi waktu) 20
menit, 30 menit, 40 menit
Alumunium seri 6
HNO3
Besi (Mild Steel)
HNO3 + C2H5OH (1:5)
5
2) Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini.
3) Pemilihan standart sebagai acuan dalam penelitian ini yang meliputi ukuran
spesimen, proses penelitan dan proses pengujian. Standart yang digunakan
adalah ASTM D1002 untuk ukuran pembuatan spesimen.
Gambar 2. Ukuran spesimen ASTM D 1002
4) Perlakuan etsa pada kedua material yang telah dipotong sesuai ukuran standar
ASTM D1002 kemudian perlakuan etsa dilakukan pada sebagian permukaan
dengan ukuran yang telah ditentukan, cairan etsa yang digunakan untuk Mild
steel adalah HNO3 + C2H5OH dengan perbandingan 1:5, dan untuk
Alumunium menggunakan HNO3 sebanyak 25 ml dengan variasi waktu
20,30,40 menit.
5) Melakukan proses brazing dengan menggunakan las OAW (Oxy Acetylene
Welding) .
6) Setelah melakukan pengelasan, spesimen yang sudah di brazing lalu diuji
dengan menggunakan alat uji tarik, pengujian mikro, dan pengujian SEM
(Scanning Electron Microscope)
7) Hasil pengujian yang sudah didapat dianalisa dan kemudian diberikan
kesimpulan dari apa yang didapat dari pengujian spesimen ini.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisa Pengujian Tarik
Pengujian tarik geser menggunakan alat uji Universal Testing Machine milik
bengkel pengelasan Balai Latihan Kerja (BLK) Surakarta. Pada pengujian ini
menggunakan standar ASTM D1002. Pengujian tarik geser dilakukan untuk
mengetahui kekuatan sambungan lap joint dengan metode brazing dalam
menahan beban yang diberikan.
6
1) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Aluminium dan Mild steel Tanpa
Perlakuan Etsa
Gambar 3. Foto hasil pengujian tarik geser sambungan aluminium dengan mild
steel tanpa perlakuan etsa
Gambar 4. Hasil pengujian tarik tiga spesimen uji geser sambungan lap joint
antara aluminium dan mild steel tanpa perlakuan etsa
Gambar 4, menunjukan hasil analisa grafik tegangan dan regangan
pengujian geser tiga spesimen uji, peneliti mendapatkan hasil pengujian geser
pada sambungan lap joint antara aluminium dengan mild steel tebal 2 mm
menggunakan filler alusol tanpa perlakuan etsa. Pada sambungan spesimen
pertama didapatkan hasil tegangan geser rata-rata sebesar 7.703 MPa, sedangkan
pada spesimen ke dua didapatkan hasil tegangan geser rata-rata sebesar 15.865
MPa, pada spesimen ke tiga didapatkan hasil tegangan rata-rata geser sebesar
4.234 MPa.
0
5
10
15
20
0 0.5 1 1.5 2
Tegangan (
MP
a)
Regangan %
spesimen 2 spesimen 3 spesimen 1
7
Gambar 5. Rata - rata hasil pengujian tarik tiga spesimen uji geser sambungan lap
joint antara aluminium dan mild steel tanpa perlakuan etsa
Gambar 5, menunjukkan hasil rata rata tiga spesimen pengujian tegangan dan
regangan, dari grafik tersebut didapatkan rata rata tegangan geser sebesar 9.267
MPa.
2) Hasil Pengujian Tarik untuk Sambungan Alumunium dan Mild steel dengan
Perlakuan Etsa
Gambar 6. Foto hasil pengujian tarik geser sambungan mild steel dengan
aluminium (a) perlakuan etsa 20 menit (b) perlakuan etsa 30 menit (c) perlakuan
etsa 40 menit
0
2
4
6
8
10
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Tega
nga
n (
MP
a)
Regangan
A. 20
menit
B. 30
menit
C. 40
menit
Patah
pada
8
Gambar 7. Hasil rata-rata pengujian tarik sambungan lap joint antara mild steel
dan aluminium dengan perlakuan etsa.
Seperti yang ditunjukan gambar 7, menunjukan hasil analisa grafik rata – rata
tegangan dan regangan pengujian tarik, peneliti mendapatkan hasil pengujian tarik
pada sambungan lap joint antara mild steel dengan aluminium tebal 2 mm
menggunakan filler alusol dengan perlakuan etsa 20, 30, dan 40 menit. Pada
sambungan dengan perlakuan etsa didapatkan hasil rata – rata tegangan gesernya
sebesar 23.306 MPa pada perlakuan etsa selama 20 menit, sedangkan pada
sambungan dengan perlakuan etsa 30 menit didapatkan hasil rata – rata tegangan
gesernya sebesar 19.708 MPa. Pada sambungan dengan perlakuan etsa selama 40
menit didapatkan hasil rata – rata tegangan geser 27.924 MPa
3) Perbandingan Hasil Pengujian Tanpa Perlakuan Etsa dengan Perlakuan Etsa
40 menit (Hasil Terkuat)
0
5
10
15
20
25
30
0 1 2 3 4 5 6Te
gan
gan
(M
Pa)
Regangan %
20 menit 30 menit 40 menit
0
5
10
15
20
25
30
0 1 2 3 4 5
Tega
nga
n (
MP
a)
Regangan %
tanpa etsa 40 menit
9
Gambar 8. Hasil perbandingan rata-rata hasil pengujian tarik geser sambungan lap
joint antara mild steel dan aluminium tanpa perlakuan etsa dengan perlakuan etsa
selama 40 menit (hasil terkuat).
Seperti yang ditunjukan gambar 8, menunjukan hasil analisa grafik
perbandingan rata – rata tegangan dan regangan pengujian tarik, peneliti
mendapatkan hasil pengujian tarik pada sambungan lap joint antara mild steel
dengan aluminium tebal 2 mm menggunakan filler alusol tanpa perlakuan etsa
dengan perlakuan etsa selama 40 menit. Pada sambungan tanpa perlakuan etsa
didapatkan hasil rata – rata tegangan geser sebesar 9.267 MPa dan rata – rata
regangan sebesar 0.9 %, sedangkan pada sambungan dengan perlakuan etsa
selama 40 menit didapatkan hasil rata – rata tegangan geser sebesar 27.924 MPa
dan rata – rata regangan sebesar 3.96 %.
3.2 Hasil Pengujian Foto Makro
Gambar 9. hasil foto mikro sambungan brazing mild steel dan alumunium dengan
perlakuan etsa 40 menit
Gambar 9 menunjukkan daerah intermetalik yang terbentuk pada
sambungan brazing (kotak hitam) akibat pemansan pada suhu tertentu, filler alusol
banyak membentuk intermetalik yang diindikasikan mempengaruhi kekuatan tarik
spesimen, terdapat juga daerah void yang tidak terisi oleh filler alusol.
3.3 Hasil Pengujian SEM
10
1) Analisis Hasil Pengujian SEM untuk Cross Section Permukaan Mild Steel
dengan Perlakuan Etsa 40 menit
Gambar 10. Mikrograf SEM dari cross section permukaan mild steel dengan
perlakuan etsa selama 40 menit dengan perbesaran 3000x
Gambar 10, menunjukan perbesaran 3000 kali pada permukaan mild steel,
pada kotak – kotak merah terlihat permukaan mild steel yang terkikis akibat
perlakuan etsa dan pada garis merah diindikasikan permukaan yang tidak rata atau
celah yang terbuka yang disebabkan karena perlakuan etsa sehingga celah tersebut
akan diisi oleh filler saat proses brazing dan menyebabkan sambungan brazing
menjadi lebih kuat
2) Analisis Hasil Pengujian SEM untuk Cross Section Alumunium dengan
Perlakuan Etsa 40 menit
11
Gambar 11. Mikrograf SEM dari cross section permukaan alumunium dengan
perlakuan etsa selama 40 menit dengan perbesaran 4000x
Gambar 11, menunjukan hasil pemindaian dengan SEM cross section
permukaan alumunium dengan perlakuan etsa selama 40 menit. Hasil dari
pengujian SEM untuk alumunium tidak tampak perubahan yang signifikan, hanya
terjadi sedikit lekukan-lekukan pada permukaan yang diberi perlakuaan etsa
selama 40 menit. Ini mengindikasikan bahwa etsa yang digunakan tidak bekerja
dan tidak terjadinya proses oksidasi yang bertujuan untuk membuka pori-pori dari
sebuah benda.
3) Analisis Hasil Pengujian SEM untuk Brazing antara Alumunium dan Mild
steel dengan Perlakuan Etsa
12
Gambar 12. Mikrograf SEM dari sambungan alumunium dan filler alusol dengan
perlakuan etsa 40 menit perbesaran 9000x
Gambar 12. menunjukan perbesaran 9000 kali, terlihat adanya void dan
crack pada hasil sambungan brazing, garis batas hitam menunjukkan celah – celah
yang melebar akibat perlakuan etsa sehingga filler alusol dapat mengisi celah –
celah yang terbuka tersebut. Daerah intermetalik juga terbentuk akibat pemanasan
pada saat proses brazing pada suhu tertentu.
DIFUSI
CRACK
VOID
FILLER
ALUMUNIUM
13
Gambar 13. Mikrograf SEM dari sambungan mild steel dan filler alusol dengan
perlakuan etsa 40 menit perbesaran 1500x
Gambar 13. menunjukan perbesaran 9000 kali, terlihat adanya unsur dari
filler yang diindikasikan terdifusi ke area mild steel yang terlihat filler melewati
garis permukaan pada mild steel difusi tersebut terjadi diindikasikan terjadi karena
pengaruh perlakuan etsa (deep etching) yang lebih lama sehingga menyebabkan
celah yang terbuka lebih ke dalam permukaan mild steel diisi oleh filler pada saat
proses brazing.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1) Kekuatan geser pada sambungan brazing antar plat aluminium tebal 2
mm dan mild steel tebal 2 mm. Perlakuan etsa mempengaruhi hasil uji
kekuatan geser pada sambungan las brazing. Pada sambungan tanpa
perlakuan etsa didapatkan hasil rata – rata tegangan geser sebesar
MILD STEEL
FILLER
14
9.267 MPa dan rata – rata regangan sebesar 0.9 %, sedangkan pada
sambungan dengan perlakuan etsa selama 40 menit didapatkan hasil
rata – rata tegangan geser sebesar 27,924 MPa dan rata – rata
regangan sebesar 3,96 %.
2) Pada hasil uji fotomikro menghasilkan perbandingan hasil fotomikro
yang menunjukkan perbedaan permukaan antara alumunium dengan
perlakuan etsa selama 40 menit dan tanpa perlakuan etsa, dimana pada
kondisi permukaan alumunium dengan perlakuan etsa menunjukan
adanya celah yang terbentuk atau pori – pori yang terbuka akibat
pengaruh perlakuan etsa, serta kondisi permukaan alumunium yang
tidak rata atau bergelombang, pada perbandingan hasil fotomikro pada
logam mild steel lebih terlihat pori – pori yang terbuka akibat
perlakuan etsa, pori – pori atau celah tersebut diindikasikan akan diisi
oleh filler alusol pada saat proses brazing yang mempengaruhi
kekuatan tarik sambungan brazing.
3) Pada hasil uji SEM (Scanning Electron Mycroscopy) pada logam
alumunium dan mild steel dengan perlakuan etsa selama 40 menit
terlihat lebih jelas permukaan dengan cross section yang menunjukkan
adanya celah atau pori - pori yang terbuka, dan tidak ratanya
permukaan yang ditandai dengan garis hitam diindikasikan akibat
pengaruh perlakuan etsa, pada pengujian SEM sambungan brazing
menunjukkan adanya difusi atau masuknya filler ke logam induk yang
salah satunya dengan memasuki celah atau pori – pori akibat
perlakuan etsa, dengan ini kekuatan sambungan brazing pada logam
dengan perlakuan etsa selama 40 menit lebih kuat
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian sambungan brazing antara plat alumunium
dan mild steel dengan dan tanpa perlakuan etsa yang telah dilakukan,
penulis menyarankan beberapa hal antara lain:
1) Asap dari fluks dapat membahayakan kesehatan manusia, maka perlu
sekali menjaga sirkulasi udara dalam ruang kerja agar tetap baik.
Beberapa fluks ada yang mengandung garam sodium sianida yang
15
sangat berbahaya. Sehingga setiap operator harus menghindari diri
dari masuknya asap fluks ke dalam sistem pernafasan atau bahkan
menghindari kontak langsung dengan kulit.
2) Pada saat melakukan etching/etsa diharusakan menggunakan sarung
tangan, agar cairan etsa tidak bersentuhan langsung dengan kulit.
3) Untuk pengujian SEM dilakukan dilaboratorium yang udah teruji dan
operatornya berpengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
Arigie, Haditya Catur Bhuwana. 2019. Studi Metalografi Pada Permukaan
Sambungan Brazing Aluminium Seri 6000 Dan Mild Steel Dengan
Perlakuan Etsa. Tugas Akhir. Teknik Mesin. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Andryono, kevin. 2015. Analisa Pengaruh Arus Listrik, Komposisi Larutan Dan
Waktu Pencelupan Terhadap Profil Dinding Dan Laju Pengikisan
Material Pada Proses Electro Etching Aluminium. Tugas Akhir. Teknik
Mesin. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Ashby, Michael; Shercliff, Hugh; Cebon, David. 2007. Materials – Engineering,
Science, Processing and Design,Elsevier ISBN 0-7506-8391-0.
ASM Handbook Vol 6. Pdf, 1993, Welding, Brazing and Soldering, ASM
Handbook Commite, United State
ASM Handbook Vol 9. Pdf, 1998, Metallography and Microstructures, ASM
Handbook Commite, United State
ASM Handbook Vol 10. Pdf, 1998, Material Characterization, ASM Handbook
Commite, United State
Bin Liu, dkk. 2018. Intereaction and Intermetallic Phase Formation Between
Aluminum and Stainless Steel. School of Materials Science and Engineering,
North University of China, Taiyuan, China.
Bing Xiao, dkk. 2015. Development of ZrF4-containing CsF–AlF3 flux for
brazing 5052 aluminium alloy with Zn–Al filler metal. School of Materials
Science and Engineering, Tianjin University, China.
Callister, William D. 2007. Material Science and Engineering An Introduction.
New York: John Wiley and Sons, Inc.
Ernawan, Nanang. 2019. Analisis Sifat Mekanis dan Metalografi Pada
Sambungan Aluminium dan Kuningan Menggunakan Metode Brazing.
Tugas Akhir. Teknik Mesin. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Surakarta.
Hidayat, Roni. 2017. Analisa Kekuatan Tarik Sambungan Tipe Simple Lap Joint
Plat Aluminium Tebal 2 mm Dengan Metode Brazing. Tugas Akhir. Teknik
Mesin. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
16
Jinlong, Yang. dkk. 2014. Development of Novel CsF- RbF-Al3 Flux for Brazing
Aluminium tp Stainless Steel With Zn-Al Filler Metal, JournalMaterials and
Design 64, Nanjing University of Astronautics, Nanjing, China.
Kay, D. 2003. Preparing Parts For Brazing, http://www.nw3.nai.net/dankay,
Connecticut.
Kusharjanto, 2004. Jurnal Pengaruh Ketebalan Logam Pengisi Terhadap
SifatSifat Mekanik Dan Struktur Mikro Sambungan Silver-brazing.
http://www.teknikmetalurgiunjani.com/files/silver%20brazing%20kusharj
anto_0.pdf pada tanggal 10 september 2019
Nizam metallurgist. Jenis Etsa Untuk Beberapa Material uji Metalografi. 22
Februari 2014. http://nizammetallurgist.blogspot.com/2014/01/jenis-etsa-
untuk-beberapa-material-uji.html (di akses 9 September 2019)
Nugroho, Rizha Arianto Dwi. 2018. Pengaruh Material Pengisi (Filler) dan
Lebar Celah Pada Sambungan Brazing Terhadap Kekuatan Tarik dan
Struktur Mikro. Tugas Akhir. Teknik Mesin. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Shackelford J.F. 1992. Introduction to Material Science for Engineers 3rd
Edition. Macmillan Publishing Co.
Smith, W. F., dan Javad H., 1993, Foundations of Materials Science and
Engineering, 5 th ed in SI Units, University of Central Florida – McGraw
Hill Inc.
Surdia, T. Saito, S. 1991. Pengetahuan Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramita.
Jakarta.
Ulwan, Muhammad Nashih. 2019. pengaruh waktu dan jenis cairan etsa pada
permukaan mild steel – Alumunium seri 6 terhadap sifat fisik dan sifat
mekanik pada pengerjaan brazing. Tugas Akhir. Teknik Mesin. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Wikipedia. Etsa. (online). https://id.wikipedia.org/wiki/Etsa. (di akses 7
September 2019)
Wiryosumarto,H dan Okumura,T. 2000. Teknologi Pengelasan Logam (Cetakan
Ke-8). Pradnya Paramita. jakarta