Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS SEMIOTIKA PESAN DAKWAH DALAM FILM
“KETIKA MAS GAGAH PERGI” KARYA HELVY TIANA
ROSA
Oleh:
Apriliana Sholehah
1113051000225
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1441 H / 2020
ABSTRAK
Apriliana Sholehah
Analisis Semiotika Pesan Dakwah dalam film “ Ketika Mas
Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa
Film sebagai media hiburan kini mulai tak asing
mengangkat tema maupun simbol-simbol Islam, Penerimaan
masyarakat terhadap kehadiran film-film Islam membuat
beberapa produser mencoba mengangkat genre ini. Film “Ketika
Mas Gagah Pergi” menarik perhatian saya. Film dengan pesan
dakwah didalamnya disisipkan dalam beberapa scene.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pertanyaannya
adalah bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam
film ketika Mas Gagah Pergi? dan apa spesan-pesan dakwah di
setiap scene yang dipilij yang terkandung di dalam film, dan apa
narasi dakwah yang dipakai untuk menggambarkannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
menggunakan metode analisis semiotika Roland Barthes.Terdapat
tiga bidang kajian dalam semiotika yaitu, denotasi, konotasi dan
mitos. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknik observasi non partisipan.
Proses komunikasi antar pribadi antara orangtua dengan
anak dan kakak dengan adiknya yang terkandung dalam film ini
menunjukan pola kompemporer, dan pada alur berpola simetris.
Kata kunci: semiotika film, semiotika Roland Barthes,
komunikasi antar pribadi, Film Ketika Mas Gagah Pergi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi robbil’alamin, Segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah
SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke
zaman yang terang benderang ini. Adapun pengajuan skripsi ini
ditujukan sebagai pemenuhan beberapa ketentuan kelulusan pada
jenjang perkuliahan Strata I di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Melalui penyusunan skripsi ini tentunya penulis sadar
akan banyak ditemukan kekurangan pada laporan ini. Baik itu
dari segi kualitas maupun dari segi kuantitas bahan observasi
yang penulis tampilkan.
Dengan sepenuh hati, penulis pun sadar bahwa skripsi ini
masih penuh dengan kekurangan dan keterbatasan, oleh sebab itu
penulis memerlukan saran serta kritik yang membangun yang
dapat menjadikan skripsi ini lebih baik.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat
terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril
maupun materil. Penulis mengucapkan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada segenap pihak yang telah
memberikan dukungan, baik itu berupa bantuan, doa maupun
dorongan, dan beragam pengalaman selama proses penyelesaian
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Suparto, M.Ed., Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, MSW selaku Wakil
Dekan Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, MA selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum, Drs. Cecep Castrawijaya,
MA selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.
2. Dr. Armawati Arbi M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, , serta Dr. H. Edi Amin, MA selaku Sekretaris
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Dr. H. Sunandar M.Ag selaku dosen pembimbing, tiada kata
yang sangat pantas terucap selain rasa terima kasih yang
mendalam atas kesediannya meluangkan waktu, dan tenaga untuk
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga
Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan, kesehatan dan
kebaikan setiap saat kepada beliau dan keluarganya.
4. Nunung Khoiriyah, M.A. selaku Dosen Penasehat Akademik
KPI Angkatan 2013 yang telah memberikan masukan dan
dukungan dalam pembuatan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang pernah mengajar penulis selama penulisan menimba Ilmu.
Semoga berkah dan bermanfaat di dunia dan akhirat
6. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas yang telah membantu penulis dalam pencarian bahan
dan referensi untuk skripsi ini
7. Penulis dan semua crew Film Ketika Mas Gagah Pergi yang
memberikan izin untuk melalukan penelitian atas judul film ini.
8. Kedua orang tua tercinta, yang tanpa lelah memberikan
dukungan dan doa, semangat yang tak kenal lelah mendoakan
anaknya menggapai gelar sarjana, dan materi yang telah begitu
banyak mereka berikan, dan memotivasi penulis agar senantiasa
semangat dalam mencari ilmu dan menyelesaikan skripsi ini.
demi menyelesaikan skripsi ini
9. Terimakasih kepada keluarga, adik-adik saya Nuri dan Rizki
Novan dan Kakek-nenek saya yang memberikan semangat dan
doa tanpa henti kepada penulis
10. Sahabat perjuangan KPI E 2013 yang selalu berusaha
memupuk tali pertemanan dari semester 1 sampai saat ini.
Terutama Elfira, Farah Diba, Putri, Winda, Ismi, Gabyla, Sandra,
Jeky, Indor. Dan teman-teman lainnya yang memberikan
semangat dalam menulis skripsi ini.
11. Sahabat-sahabat saya lainnya, yaitu Dhea Anggilia, Winda
Utami, Novi, Putri, Fitri, Nita, Sekar, Bebe, Endah, Ell. Niken,
Alif, M Rusli, Aydin Demirci dan semua teman yang tidak bisa
penulis sebutkan namanya satu persatu. tanpa lelah memberikan
semangat dan dorongan kepada penulis.
12. Semua pihak yang terlibat membantu dan memberikan
dukungan dalam penulisan skripsi ini, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis
mengucapkan terima kasih yang begitu besar.
Demikian ucapan terima kasih yang dapat penulis
sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu mulai dari
awal penulisan hingga skripsi ini dapat terselesaikan, semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan mereka semua dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh
pihak yang membaca.
Jakarta, 2020
Apriliana Sholehah
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Batasan dan Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Metodologi Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
F. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Semiotika
2. Semiotika Roland Barthes
B. Landasan Konseptual
1. Komunikasi Antar Pribadi
C. Kerangka Berfikir
D. Sejarah Film di Indonesia
E. Konsep Dakwah
1. Pengertian Dakwah
2. Unsur-unsur dan Media Dakwah
3. Pengertian dan Jenis-jenis Film
4. Film Sebagai Media Dakwah
BAB III GAMBARAN UMUM FILM KETIKA MAS
GAGAH PERGI
A. Latar Belakang Terwujudnya Film Ketika Mas
Gagah Pergi Karya Helvy Tiana Rosa
B. Biografi Helvy Tiana Rosa
C. Sinopsis Film Ketika Mas Gagah Pergi
D. Para Pemain dan Kru
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
1. Adegan Pertama
2. Adegan Ke-dua
3. Adegan Ke-tiga
4. Adegan Ke-empat
5. Adegan Ke-lima
6. Adegan Ke-enam
7. Adegan Ke-tujuh
8. Adegan Ke-delapan
9. Adegan Ke-sembilan
10. Adegan Ke-sepuluh
11. Adegan Ke-sebelas
12. Adegan Ke-dua belas
13. Adegan Ke-tiga belas
14. Adegan Ke-empat belas
15. Adegan Ke-lima belas
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos
2. Narasi Dakwah
3. Kaitan Dakwah dengan setiap scene
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan seni film di Indonesia mempunyai sisi kemajuan
yang sangat pesat. Saat ini industri perfilman pun sudah mampu
menunjukan keberhasilannya untuk menampilkan film yang lebih dekat
dengan budaya bangsa Indonesia. Kerja keras yang sudah dilakukan oleh
sinematografi, agar bisa menampilkan film yang lebih berkualitas kini
sudah bisa dinikmati oleh penontonnya dilayar lebar.
Film juga merupakan produk kebudayaan yang bersifat kompleks,
dan merupakan media massa paling tua dari pada media lainnya. Lebih
dari 70 tahun terakhir ini film telah memasuki kehidupan umat manusia
yang sangat luas dan beraneka ragam. Berbeda dengan media massa
lainnya, film merupakan institusi sosial penting, isi film tidak saja mampu
merefleksikan tetapi juga menciptakan realitas (Joweet & Linton
1981:67)1. Film tidak hanya menawarkan nilai seni saja, film menawarkan
nilai persuasif, nilai informatif, edukatif dan juga hiburan. Umumnya
sebuah film dapat mencakup berbagai pesan. Pesan dalam film
menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran
manusia berupa isi pesan, suara, percakapan dan sebagainya.
Film hadir sebagai kebudayaan yang muncul seiring dengan
perkembangan masyarakat perkotaan dan industri, dan merupakan budaya
massa yang popular. Sebagai media, maka film tidak dapat dikatakan
netral. Terdapat pihak-pihak yang mendominasi atau terwakili
kepentingannya dalam film tersebut.
Di zaman sekarang ini, film merupakan salah satu hiburan yang
dapat diakses dengan mudah. Masyarakat sudah tidak asing lagi menonton
film baik di televisi, bioskop maupun melalui media-media tradisional
1 London School of Public Relation Jakarta, Beyond Bprders: Communication Modernity
& History, 2010 h 200
2
seperti layar tancap. Masyarakat bisa setiap hari menonton film lebih dari
satu judul film, seiring perkembangan teknologi yang semakin maju.
Dalam kajian komunikasi massa, film merupakan salah satu
medianya. Artinya film digunakan untuk menyampaikan pesan dan yang
disampaikan adalah sesuatu yang sesuai dengan keinginan komunikator itu
sendiri, yang dalam kajian komunikasi massa adalah suatu lembaga atau
institusi. Keberadaan film di tengah masyarakat mempunyai makna yang
unik diantara media komunikasi lainnya. Berbagai macam film sudah
beredar di masyarakat, dari mulai film documenter yang berkaitan dengan
sejarah, hingga film-film animasi untuk anak-anak, film-film islami dan
dakwah, tinggal bagaimana masyarakat bisa memilih tontonan film sesuai
dengan usianya.
Film sebagai media hiburan kini mulai tak asing mengangkat tema
maupun simbol-simbol Islam, Penerimaan masyarakat terhadap kehadiran
film-film Islam membuat beberapa produser mencoba mengangkat genre
ini. Masa depan film bergenre religi dinilai akan terus berkembang. Film
yang bertemakan dakwah juga mulai disukai oleh khalayak. Bukan hanya
umat Islam yang senang menontonnya tetapi masyarakat yang bukan
beragama Islam pun juga suka dengan genre film ini.
Penulis novel dan sutradara film Habburahman El Shirazy optimis
bahwa film Islam di Indonesia akan terus diterima di masyarakat jika
digarap dengan apik dan sesuai syariat Islam dan tidak menghilangkan
esensi seni dalam film tersebut. Idealnya sebuah film, pertama, temanya
mengangkat realitas sosial yang terjadi di masyarakat dan bagaimana film
mengetengahkan Islam sebagai solusi. Kedua, proses peng-adegan dalam
film itu juga harus benar-benar menjaga syariat Islam. Contohnya, Jika ada
film tentang pekerja seks komersial, maka adegan awal film akan
mengisahkan tentang kehidupan si pelacur. Sementara di akhir film
mengambil cerita pertobatan si pekerja seks komersial (PSK) tersebut. Dan
itu tandanya film tersebut tidak memenuhi aspek islami. Keluhan
berikutnya adalah film terlalu sering memberikan gambaran yang salah
3
tentang berbagai kelompok etnis, khususnya yang minoritas, profesi dan
bidang pekerjaan tertentu. Industri film sering mendapat kecaman dari
berbagai kelompok etnis atau asosiasi profesi mengenai masalah ini.2
Gambaran tentang film yang ideal tercermin ketika novel Ayat-
ayat cinta difilmkan. Meskipun masih ada kurang-kurangnya, namun dari
pembukaannya ada shalawat, endingnya juga ada syahadat. Dan film ini
juga diterima sangat baik oleh masyarakat. Selain itu ada film Sang
Pencerah, 99 Cahaya Di Langit Eropa. Hadirnya film-film islami tersebut
menjadi magnet baru di industri perfilman Indonesia. 3
Ada banyak novel dan film islami yang patut dibahas, Contohnya
novel-novel karya Asma Nadia, Seorang penulis novel dan cerpen
Indonesia. Dikenal sebagai pendiri lingkar pena dan manager Asma Nadia
Publishing House. Beliau sudah menerbitkan 55 judul novel dan 10
diantaranya sukses difilm kan di bioskop tanah air. Karya beliau yang
paling fenomenal diantaranya Surga Yang Tak Dirindukan 1 dan 2,
Assalamualaikum Beijing, Jilbab Traveler, Rumah tanpa Jendela, dan
masih banyak lainnya.
Selain itu, sosok yang tidak kalah asing dan hebat ini adalah Helvy
Tiana Rosa, yang tidak lain adalah kakak dari Asma Nadia. Perempuan
kelahiran 2 April 1970 ini dikenal melalui karya-karyanya berupa puisi,
cerita pendek, novel, dan esai sastra yang dimuat di berbagai media massa.
Helvy sendiri merupakan pendiri Forum Lingkar Pena, Teater Bening, dan
turut membesarkan Majalah Annisa. 4 Tahun 2015 memulai kariernya
sebagai peroduser lewat film Ketika Mas Gagah Pergi yang diangkat dari
karya sastra pertamanya yang diterbitkan sebagai buku tahun 1997.
Film yang bercerita tentang hubungan keluarga, hijrah dan
keindahan islam ini juga yang menarik perhatian penulis untuk diteliti
2 William L. Rivers, Jay W Jensen, Theodore Peterson, Media Massa & Masyarakat
Modern, (edisi 2) Hal 334
3Yuswohady, Iryan Herdiansyah, Farid Fatullah & Hassanudin Ali, Generation Muslim
“Islam itu Keren”, 2017 Hal 246
4 http://id.m.wikipedia.org
4
lebih dalam lagi, film yang menampilkan kesopanan dalam bertutur kata
yang diperankan oleh pemain utama yaitu Hamas Syahid. Masaji
Wijayanto, dan Izzatun Niswah Ajrina. Film yang mengambil lokasi
syuting di Jakarta dan Maluku Utara. Dan menariknya lagi film ini dibuat
dari dana patungan para pembacanya diseluruh Indonesia. Menampilkan
30 cameo aktor atau aktris papan atas Indonesia. Film yang dibuat dengan
tim istimewa yang hampir semuanya pernah meraih piala citra. Film ini
mengajak anak muda dan keluarga Indonesia berubah ke arah yang lebih
baik.
Film yang diangkat dari judul novel yang sama, yang memiliki
jalan cerita yang sama yaitu tentang dengan memahami arti sebuah
hidayah, perilaku yang dilandasi dengan akhlakul karimah, serta
menumbuhkan kecintaan terhadap Islam.5
Selain itu, nilai dari film ini yang menarik perhatian peneliti
adalah orientasi budaya diikuti dengan sikap membenarkan apa yang
dilakukan orang-orang kelas atas, atau mengidolakan apa saja yang
dianggap menjadi simbol kelas atas. Pada saat televisi mengangkat realitas
sosial dalam berbagai film dan telenovela, maka kekuatan televisi dan
kekuatan budaya masyarakat terakumulasi ke dalam pengaruh yang luar
biasa terhadap media televisi itu sendiri.6
Kisah diawali dari Gagah dan adiknya Gita, kakak beradik yang
sangat kompak dan akur. Mereka termasuk bisa dibilang anak
metropolitan yang suka nongkrong-nongkrong dan menghabiskan
waktunya di cafe ibu kota. Gagah dengan job modelingnya, dan ini salah
satu daya tarik yang dimiliki seorang Gagah, hingga mampu memikat
kaum hawa, termasuk teman-teman sekolah Gita. Cerita dimulai, saat
Gagah memutuskan untuk pergi ke Ternate dalam rangka penelitian
skripsinya. Inilah yang memulai konflik dari film ini.
5 Helvy Tiana Rosa, Ketika Mas Gagah Pergi, (Depok, AsmaNadia Publishing House,
2016) cetakan ke-16
6Peter L. Berger & Thomas Luckmann, Konstruksi Sosial Media Massa, Hal 48
5
Sekembalinya Gagah dari Ternate, Gagah menjadi “berubah”
dengan penampilan berjenggot dan lebih terlihat alim dari sebelumnya,
selera musiknya pun ikut berubah, sebelumnya ia menyukai rock namun
sekarang lebih menyukai shalawat dan nashid, dan memanggil Gita
dengan sebutan “dik manis”. Hal inilah yang sangat bertolak belakang
dengan Gita adiknya. Gita jengah dan tidak menyukai perubahan kakaknya
yang dianggap kolot. Disisi lain, Gagah tidak kenal lelah untuk mengajak
Gita menjadi muslimah sesungguhnya yang lebih baik.
Tokoh lainnya, yaitu Yudi, seorang mahasiswa dengan latar
belakang Ayah seorang kiyai yang sangat disegani dan memiliki
perusahaan keluarga ini, malah lebih memilih jalan hidupnya sendiri,
Ayahnya menginginkannya untuk menjadi penerusnya berdakwah di
masjid, tetapi Yudi lebih memilih berdakwah dari bus ke bus, ia pun
banyak menemui hambatan-hambatan, seperti ditolak oleh penumpang bus
lainnya yang dianggap mengganggu kenyamanan mereka. Realitasi ini
banyak kita temui bahkan kita alami dikehidupan kita. disaat kita naik
angkutan umum, mungkin keadaan yang kita inginkan adalah nyaman dan
jauh dari kegaduhan bahkan pengamen atau para peminta sumbangan yang
sering berada dalam angkutan umum.
Gambar1.1
Kekompakan antara gagah dan adiknya yang sama-sama menyukai musik
rock dan cerminan anak gaul jakarta
6
Gambar 1.2
Sosok Yuda dengan gigih dan tekad untuk berdakwah dari bus ke bus
Berbicara tentang dakwah, dakwah sebagai salah satu misi Islam
berkembang dengan cepat melalui media konvensional dan digital.
Generasi milenial sekarang tidak bisa lepas dari bagian gaya hidup digital,
khususnya media sosial, berbagi pengetahuan dan memamerkan apa yang
dimiliki melalui media sosial. Dakwah jaman sekarang banyak yang
melalui grup whatsapp, ustadz gaul ceramah melalui Snapchat atau
Facebook bahkan Live streaming Instagram. Tidak hanya menonton
Mamah Dedeh di televisi, Era digital memungkinkan dakwah menjadi
komunikasi dua arah. Tak hanya menyimak tetapi juga bisa langsung
memberikan komentar atau share konten dakwah tersebut ke teman-
temannya di media sosial. 7Jenis-jenis dakwah itu sendiri adalah:
1. Dakwah Fardiah yaitu metode dakwah yang dilakukan seseorang
kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam
jumlah yang kecil dan terbatas.
2. Dakwah Ammah yaitu jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang
dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan
maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai
biasanya berbentuk khotbah atau pidato.
7Yuswohady, Iryan Herdiansyah, Farid Fatullah & Hassanudin Ali, Generation Muslim
“Islam itu Keren”, 2017 Hal 252
7
3. Dakwah bil-lisan yaitu dakwah yang penyampaian informasi atau
pesan dakwag melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara
subjek dan objek dakwah).
4. Dakwah bil-Haal yaitu dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata.
Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-mad’ulah)mengikuti
jejak dan hal ikhwal si Dai (juru dakwah).
5. Dakwah bit-tadwin yaitu pola dakwah yang menerbitkan kitab-kitab,
majalaj, internet, koran dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan
dakwah yang penting dan efektif.
6. Dakwah bil Hikmah yaitu dakwah yang penyampaiannya melalui
pendekatan yang sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah
mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa
ada paksaan, tekanan maupun konflik.8
Analisis semiotik adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk
menguji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya
berusaha mencari jalan didunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-
sama manusia. Metode semiotik digunakan karena penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui makna dari tanda-tanda yang muncul dalam teks,
gambar ataupun foto pada film yang akan diteliti tersebut.
Pembacaan teks media massa tidaklah sesederhana yang
dibayangkan, wacana media sering memerlukan pemahaman yang
mendalam, karena bahasa media banyak mengandung makna misterius,
disinilah perlunya semiotika untuk membongkar makna-makna yang masih
tersembunyi (laten).
Berdasarkan penjabaran masalah diatas, perlu adanya penelitian
secara mendalam, bagaimana kaitan simbol dalam setiap scene-scene yang
mewakili pesan dakwah dalam film ini. maka penulis tertarik mengambil
judul “ Analisis Semiotik Pesan Dakwah dalam Film “Ketika Mas
Gagah Pergi” Karya Helvy Tiana Rosa ”
8Dr. Syamsuddin AB, S, Ag. Pengantar Sosiologi Dakwah, 2016 Hal 277
8
B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH
1. Batasan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah yang telah
diuraikan diatas, maka untuk lebih memfokuskan, agar tidak keluar
dari permasalahan diatas dan mempermudah penyusunan skripsi ini
penulis membatasi pengambilan dialog dalam film “Ketika Mas Gagah
Pergi” yang memiliki makna atau pesan tentang dakwah dan hanya
dibatasi pada teori semiotika Roland Barthes.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang serta identifikasi masalah yang
dikemukan diatas, maka pokok permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana makna denotasi, konotasi, dan mitos dalam film Ketika
Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa?
2. Apa pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam scene film
Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa?
3. Apa narasi dakwah yang menggambarkan film ini?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini,
Untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan mitos dan apa saja
pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam film Ketika Mas Gagah
Pergi karya Helvy Tiana Rosa.
2. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi sebagai
berikut:
a. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah penelitian
ilmiah dan masukan secara akademik untuk pengembangan kurikulum di
jurusan komunikasi penyiaran Islam tentang bagaimana pentingnya kajian
9
dakwah dalam sebuah media massa dan diharapkan dapat memperkaya
khazanah intelektual, wawasan, dan gambaran secara utuh tentang dunia
karya sastra Islam.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman baru dalam menganalisis film yang bergenre religi dan
elemen masyarakat luas serta para praktisi dakwah Islam dan menunjukan
bahwa setiap muslim dapat berperan aktif dalam mengembangkan tugas
dakwah melalui tulisan, salah satunya dengan karya sastra seperti novel
dan film. Dan dapat dijadikan acuan dan masukan untuk dapat lebih
menghargai nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra.
3. METODOLOGI PENELITIAN
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan
penelitian kualitatif yaitu dengan melalukan penelitian yang
menghasilkan deskriptif yaitu metode penelitian dengan pengamatan
langsung yang bersifat interaktif dan memaparkan sesuai data yang
didapat.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memaparkan bentuk
penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. 9
Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya
deskriptif, seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto,
rekaman video dan lain sebagainya.10 Penelitian kualitatif
dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala holistik-kontekstual
9 Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 200
Hal 3
10 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia,
Jakarta, LPSP, 2015 Hal 29
10
melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan
peneliti sebagai instrument kunci.11
2. Subjek dan Objek Penelitian
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian yang
merupakan faktor utama dalam menentukan hasil penelitian yaitu film
Ketika Mas Gagah Pergi, Sedangkan yang menjadi objeknya adalah
pesan dakwah yang tersirat atau disampaikan oleh para pemain yang
turut berperan dalam film tersebut.
Dalam penelitian ini suatu objek atau lokasi penelitian dipilih
dikarenakan objek tersebut secara tipikal mewakili fenomena yang
diteliti
3. Sumber Data
a. Data primer yakni data yang diperoleh dari rekaman video film
Ketika Mas Gagah Pergi kemudian dipilih gambar dari adegan-
adegan yang berkaitan dengan pesan dakwah dalam penelitian.
b. Data sekunder yakni data yang diperoleh dari literatur yang
mendukung data primer, seperti internet, artikel, koran, buku-buku
yang berhubungan dengan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
Berikut langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini:
1. Observasi Non Partisipan
Observasi merupakan kegiatan memerhatikan secara akurat,
mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi selalu
menjadi bagian dalam penelitian, dapat berlangsung dalam
konteks laboratorium maupun konteks ilmiah. Serta pencatatatan
secara sistematis.
Adapun observasi dalam penelitian ini bersifat observasi
non partisipan, dimana peneliti bertindak sebagai penonton atau
11 Amin Amrullah, Panduan Menyusun Proposal Skripsi, Tesis dan Disertasi, Yogyakarta,
2014 Hal 38
11
penyaksi terhadap suatu kejadian yang menjadi topik penelitian.
Dan dengan melihat langsung serta mencermati setiap makna-
makna yang dikemukakan pada objek penelitian. Selain sebagai
penonton, disini peneliti pun bertindak sebagai pengamat yakni
dengan cara melakukan pengamatan terhadap adegan-
adegan/scene dan dialog dalam film Ketika Mas Gagah Pergi,
Peneliti kemudian membuat transkip dialog yang diucapkan para
pemain dan meneliti dengan metode yang telah ditentukan,
Kemudian dipilih dan menggolongkannya kepada jenis-jenis
dakwah.
2. Document Research
Document Research yaitu melakukan pencarian dan
pengumpulan data-data dengan mengkaji berbagai literatur yang
sesuai dengan materi penelitian ini seperti DVD (Digital Video
Disc) film Ketika Mas Gagah Pergi, dengan menelaah dan
mengkaji buku, artikel, internet dan lain sebagainya yang
memiliki relevansi dengan materi penelitian ini.
Dokumentasi merupakan kumpulan sejumlah besar fakta
dan data tersimpan. Secara detail bahan dokumenter terbagi
beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau
catatan harian, memorial, kliping, dokumen pemerintah atau
swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website
dan lain-lain. Adapun dalam penelitian ini, penulis
mengumpulkan dokumentasi-dokumen, resensi maupun literatur
film dari internet maupun media lainnya serta penggunaan buku-
buku, novel yang relevan dengan penelitian yang digunakan
untuk memperkuat data.
5 . Teknik Analisis Data
Menurut Taylor (1975:79) mendefinisikan analisis data
sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan
12
tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan
sebagai usaha untuk memberikan bantuandan tema pada
hipotesisnya.
Pola analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis
data kuantitaf yang menggunakan pendekatan statistik, yang
diperoleh dari jumlah suatu penggabungan ataupun pengukuran.
Data kuantitatif yang diperoleh dari jumlah atau penggabungan
selalu menggunakan bilangan cacah. Adapun data bermuatan
kuantitatif hasil pengukuran adalah skor-skor yang diperoleh
melalui pengukuran, seperti skor tes prestasi belajar, skor skala
motivasi, skor timbangan dan semacamnya. 12
Pendekatan statistik meliputi dua macam yaitu, statistik
deskriptif dan inferensial, Statistik inferensial meliputi statistik
parametris dan non parametris.
5. Kajian Teori
a. Pengertian Semiotika
Daniel Chandler mengatakan, “ The shortest definition is
that it is the study of signs” ada juga yang menyatakan, “The study
of how a society produces meanings and values in a
communication system is called semiotics fro the Greek term
semion, “sign”. (Studi tentang bagaimana masyarakat
memproduksi makna dan nilai-nilai dalam sebuah sistem
komunikasi disebut semiotika, yang berasal dari kata seemion,
istilah Yunani, yang berarti “tanda”. Disebut juga semeiotikos,
yang berarti “teori tanda”. Menurut Paul Colbey, kata dasar
semiotika diambil dari kata dasar Seme (Yunani) yang berarti
penafsir tanda” (Rusmana,2005:4).13
12Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, PT.Raja Grafindo Persada, 2010
Hal109
13 Prof. Deddy Maulana, M.A, Ph.D (Guru Besar Fidkom Unpad), Semiotika dalam Riset
Komunikasi, Hal 2
13
Semiotika dipelopori oleh dua orang, yaitu ahli lingustik
Swiss, Ferdinand De Saussure (1857-1913) dan seorang filsuf
pragmatisme Amerika, yaitu Charles Sanders Pierce, kemudian
disempurnakan atau teori yang paling dianggap sempurna digagas
oleh oleh Roland Barthes. 14
Semiologi merupakan karya monumental dari Roland
Barthes yang menumpukan dan mengeksplorasi tanda-tanda, kritik
ideologi terhadap bahasa (language). Dalam beberapa karyanya,
Barthes memandang budaya massa (mass culture) sebagai bentuk
dari rangkaian mitos yang menandai hadirnya borjous kecil yang
dianggap sebagai representasi universal.15
Selanjutnya Barthes dengan jelas membahas semiotika
sebagai suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya
berusaha mencari jalan didunia ini, ditengah-tengah manusia dan
bersama-sama manusia. Terdapat tiga bidang kajian dalam
semiotika yaitu, denotasi, konotasi dan ekspansif.
b. Analisis Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure.
Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan
cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi kurang
tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja
menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda
situasinya.16
Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan
menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan
1414 Prof. Deddy Maulana, M.A, Ph.D (Guru Besar Fidkom Unpad), Semiotika dalam
Riset Komunikasi, Hal 3 15Abu Tazid S.sos, M.Si, Tokoh, Konsep Dan Kata kunci Teori Post Modern, (Oktober
2017) Hal 88
16 Abu Tazid S.sos, M.Si, Tokoh, Konsep Dan Kata kunci Teori Post Modern,(Oktober
2017) Hal 96
14
kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dengan
konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan
Barthes ini dikenal dengan “order of signification”, berikut
kerangkanya:
Gambar 1.4
Roland Barthes (1915-1980) menggunakan teori signifiant-
signified dan muncul dengan teori mengenai konotasi. Perbedaan
pokoknya adalah Barthes menekankan teorinya pada mitos dan pada
masyarakat budaya tertentu (bukan individual). Kita mengambil
kesimpulan dari gagasan Barthes tentang foto pada media massa iklan
atau film. Foto sebagai salah satu sarana yang sanggup menghadirkan
pesan secara langsung (sebagai analogon atau denotasi) dapat
meyakinkan seseorang bahwa peristiwa tersebut sudah dilihat oleh
seseorang yakni fotografer. Seorang fotografer dalam memotret
seringkali memperlihatkan pose, objek yang dipilihnya, logo teknik,
dan juga sejumlah manipulasi demi terciptanya apa yang hendak
ditulisnya. 17 Berdasarkan lingkup pembahasannya, semiotika
dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1. Semiotika Murni (Pure)
Membahas tentang dasar filosofis semiotika, yaitu berkaitan
dengan metabahasa, dalam arti hakikat bahasa secara universal.
Contohnya: Pembahasan tentang hakikat bahasa sebagaimana
dikembangkan oleh Saussure and Pierce.
17 Abu Tazid S.sos, M.Si, Tokoh, Konsep Dan Kata kunci Teori Post Modern, (Oktober
2017) Hal 102
Denotasi Signifier
Signified
s
Konotasi
Mitos
15
2. Semiotika Deskriptif (Descritive)
Membahas tentang lingkup semiotika tertentu.
Contohnya: Sistem tanda tertentu atau bahasa tertentu secara
desktiptif
3. Semiotika Terapan (Applied)
Membahas tentang ruang lingkup penerapan semiotika pada bidang
atau konteks tertentu, Contohnya: Berkaitan dengan sistem tanda
sosial, sastra, komunikasi, periklanan, dan lain sebagainya (Kaelan,
2009:164)
Semiotik juga mengkaji busana pada fungsi yang kedua, yaitu
fungsi sosial. Setiap busana yang dikenakan dipandang sebagai tanda.
Dalam semiotik struktural (Barthes), busana adalah penanda
“signifiant” yang mempunyai petanda “signified” yakni makna
tertentu. Makna ini kemudian dapat berkembang menjadi konotasi
berdasarkan latar budaya pemberi konotasi. Jika konotasi berlanjut
selama beberapa waktu bergantung kepada intensitasnya, akan
terbentuk “mitos” yang akan berlanjut menjadi ideologi.18
c. Tentang Film Ketika Mas Gagah Pergi
Gagah (Hamas Syahid Izzudin) ibarat malaikat bagi sang
adik, Gita (Aquino Umar). Semenjak ayah mereka meninggal. Gagah
mengisi ruang kosong di hati Gita, selain cerdas, tampan dan gaul,
gagah juga penyayang, apapun kemauan polah adiknya yang tomboy
pasti dipenuhi. Termasuk ketika Gita mau menonton konser musik,
gagah setia menemani. Konflik muncul sekembalinya gagah dari
Ternate, Maluku Utara. Penampilan gagah berubah. Ia berjanggut.
Gagah membatasi diri dari hidup hedonis. Ia sekarang adalah sosok
yang lebih suka mengaji dibanding harus nge-mall atau nonton konser
musik, bahkan modeling pekerjaan yang selama ini mengisi hari-
harinya.
18 Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, (Cetakan Pertama Komunitas
Bambu, April 2004) Hal 164
16
Bagi Gagah, hijrah mengikuti ajaran Islam untuk hidup lebih baik
sesuai tuntutan Al- Quran dan Hadist. Buat anak gaul macam adiknya
Gita, Sikap gagah itu sangat membosankan, Gita mau gagah kembali
menjadi sosok yang dulu. Hijrahnya gagah menekuni agama Islam
membuat dirinya jadi malaikat agar sang adik tidak terjerumus didunia
kemaksiatan.
Film sarat pesan moral dan nilai-nilai religi ini sejatinya diangkat
dari novel karya Helvy Tiana Rosa. Menariknya, novel ini pertama
kali diterbitkan pada 1997, tapi terasa bisa mewakili kehidupan anak-
anak muda zaman sekarang. Film ini diperkuat dengan kehadiran artis
papan atas, Mathias Muchus berperan sebagai kiyai sekaligus ayah
dari Yuda, dan Wulan Guritno berperan sebagai Ibu dari Gagah dan
Gita.
6. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu dan
buku-buku serta artikel yang membahas tentang film. Pada penelitian
ini akan disampaikan analisis isi pesan dakwah yang terkandung dalam
film Ketika Mas Gagah Pergi karya Helvy Tiana Rosa. Adapun
rujukan penelitian terdahulu seperti peneltian:
1. Nilai karakter tokoh pada novel “Ketika Mas Gagah Pergi” karya Hlvy
Tiana Rosa oleh Siti Mutmainna Manne. Skripsi ini membahas
mengangkat kisah yang kaya akan nilai-nilai karakter untuk
membentuk pemuda Indonesia yang berkarakter/berwatak. Oleh sebab
itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tokoh dan
penokohan, serta nilai-nilai karakter yang terdapat dalam novel Ketika
Mas Gagah Pergi melalui tokoh dan penokohan. Teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teori tentang pendidikan karakter dan
metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis.
2. Jurnal Studi Al-quran yang berjudul Analisis pesan dakwah dalam
novellet “Ketika Mas Gagah Pergi” oleh Diah Hikmah. Novellet ini
menceritakan tentang kehidupan yang memiliki banyak makna dengan
17
memahami arti sebuah hidayah, perilaku yang dilandasi dengan
akhlakul karimah, serta menumbuhkan kecintaan terhadap Islam.
Selain itu novellet ini memiliki aspek dakwahnya.
3. Analisis nilai-nilai agama Islam dalam novel “Ketika Mas Gagah
Pergi” oleh Erni Ernita, 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis.
4. Kesantunan berbahasa dalam kumpulan cerpen “Ketika Mas Gagah
Pergi” oleh Eka Hijriana Rosidah, 2017.
5. Analisis penoohan dan nilai didik dalam novellet “Ketika Mas Gagah
Pergi” serta pemanfaatannya sebagai materi ajar dalam pembelajaran
apresiasi sastra di sma (kajian psikologi sastra) oleh Nurul Hidayah,
2013. Skripsi ini menggunakan metode Validitas data diperoleh
melalui triangulasi teori. Teknik analisis data menggunakan teknik
analisis interaktif.
6. Identitas Islam dalam Film (Analisis Resepsi Identitas Islam dalam
Film Ketika Mas Gagah Pergi) oleh Inggrid Margaretha, 2017. Skripsi
ini meggunakan metode Menggunakan teori resepsi Stuart Hall dan
teori identitas Ting-Toomey, Penelitian ini akan melihat bagaimana
khalayak memaknai penggambaran identitas Islam dalam film dan
apakah resepsi tersebut menghasilkan perubahan identitas pada
khalayak atau tidak.
7. Analisis semiotika pesan dakwah dalam novel Di atas Sajadah Cinta
karya Habiburahman El-Shirazy oleh Zakiyah Fidiin, 2008, Skripsi ini
membahas tentang novel karya Habiburrahman El-Shirazy yaitu Di
Atas Sajadah Cinta yang terdapat 38 pembahasan, namun diteliti
hanya 19 pembahasan. Ia menganalisisnya per bab dan per dialog.
Dalam kategori pesan. Metode yang kita gunakan sama-sama
kuantitatif.
8. Analisis semiotika pesan dakwah dalam sinopsis film Mengaku Rasul
oleh Rusti Yanti, 2009, Skripsi ini membahas tentang seberapa besar
18
dialog yang berhubungan dengan pesan aqidah, akhlak, dan syariah.
Menggunakan analisis pendekatan kuantitatif.
9. Analisis semiotika pesan moral islami dalam kitab komik sufi oleh
Rosma Aliah, 2014, skripsi ini membahas tentang kumpulan tradisi
sufi karya fariddudin Atthar. Metodologi yang digunakan adalah
metode yang bersifat kualitatif model deskriptif.
10. Analisis semiotik makna perjuangan menjadi istri shalihah dalam film
Air Mata Surga oleh Aisyah, 2016, skripsi tersebut membahas
bagaimana pesan Islam yang terdapat dalam film Air Mata Surga dan
membahas bagaimana menjadi istri shalihah. Bedanya skripsi ini
dengan skripsi penulis adalah menggunakan teknik wawancara untuk
memperkuat data tetapi pada penelitian penulis hanya menggunakan
teknik pengumpulan data observasi dan dokumentasi serta skripsi ini
membahas tentang keshalehan seorang istri sedangan skripsi penulis
membahas pesan dakwah yang tercantum dalam film.
19
1. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam skripsi ini penulis akan membaginya menjadi 5 bab dan masing-
masing bab akan menjadi dibagi menjadi sub-sub bab yaitu sebagai
berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini menaparkan latar belakang masalah, tujuan,
dan manfaat penelitian, pedoman penulisan, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Teoritis
Terdiri dari definisi dan konsep semiotika penjelasan
tentang teori Roland Barthes .
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas paradigma penelitian subjek penelitian
objek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik
analisis data.
BAB IV Data dan Temuan Analisis
Bab ini berisi tentang data dan potongan adegan hasil
penelitian
BAB V Analisis dan Pembahasan
Bab ini berisi penjabaran tentang denotasi. Konotasi dan
mitos setiap penggalan scene, dan pesan dakwah yang
terkait dalam scen.
BAB VI Kesimpulan
Bab ini berisi kesimpulan dan saran
30
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Semiotika
1. Konsep Semiotika
Pengertian semiotik atau semiotika berhubungan dengan pengertian semiotik
karena dua pengertian itu meliput makna dan kemaknaan dala komunikasi
antarmanusia. Charles Morris mengatakan bahwa bahasa sebagai satu sistem sign
dibedakan atas signal dan symbol. Akan tetapi, semiotik bukan hanya
berhubungan dengan isyarat bahasa, melainkan juga berhubungan dengan isyarat-
isyarat non bahasa dalam komunikasi antar manusia. Kita dapat mengatakan
bahwa semiotika adalah ilmu isyarat komunikasi yang bermakna. 1
Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang
salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi,
yaitu pengirim, penerima kode (sistem kerja), pesan, saluran komunikasi dan
acuan (hal yang dibicarakan) 2 (Jakobson, 1963, dalam Hoed, 2001:140).
Menurutnya juga, semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk
mengkaji tanda. Dan secara semiotika, pesan adalah penanda dan maknanya
adalah petanda, Pesan adalah sesuatu yang dikirimkan secara fisik dari satu orang
ke yang lainnya. 3 Tanda-tanda adalah perangkat yang dipakai dalam upaya
berusaha mencari jalan di kehidupan ini, di tengah-tengah manusia dan bersama
dengan manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi pada dasarnya
hendak mempelajari bagaimana kemanusian (humanity) memaknai hal-hal
(things). Memaknai (to signify) dalam hal ini tifak dapat dicampuradukan dengan
mengkomunikasikan (to communicate).
Analisis semiotika modern dikembangkan oleh Ferdinand De Saussure, ahli
linguistik dari benua Eropa dan Charles Sanders Pierce, seorang filosof asal benua
Amerika. Saussure menyebut ilmu yang dikembangkannya semiologi yang
membagi tanda menjadi dua komponen yaitu penanda (signifier) yang terletak
pada tingkatan ungkapan dan mempunyai wujud atau merupakan bagian fisik
1 J.D Parera, Teori Semantik (Edisi Kedua), (Jakarta, Erlangga, 2004) Hal 41
2 Benny H.Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, 2001, Hal 140 3Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta, PT. Jalasutra 2013 Hal 22
31
seperti huruf, kata, gambar, dan bunyi dan komponen yang lain adalah pertanda
(signified) yang terletak dalam tingkatan isi atau gagasan dari apa yang
diungkapkan, serta sarannya bahwa hubungan kedua komponen ini adalah
sewenng-wenang yang merupakan hal penting dalam perkembangan semiotik.
Sedangkan bagi Pierce, beliau lebih memfokuskan diri pada tiga aspek tanda yaitu
dimensi ikon, indeks, dan simbol (Berger, 2000: 3-4).4
Teori Semiotika diterapkan untuk menganalisis gejala-gejala budaya dan
menjadi acuan bagi beberapa pendekatan untuk menganalisis tanda-tanda
arsitektur, Pengaruh dari Saussure terutama berlangsung melalui pengaruh dari
linguistik struktural yang dikembangkan oleh Levi-Strauss, sedangkan dari Pierce
dan Morris langsung berpengaruh pada antropologi (Masinambow), dalam Ratih,
2016:2). Semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan kemudian
disempurnakan menjadi model sastra yang mempertanggungjawabkan semua
faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala susastra sebagai alat komunikasi
yang khas didalam masyarakat mana pun. Oleh karena itu, lebih lanjut Teeuw
mendefinikan semiotika adalah ilmu sastra yang sungguh-sungguh mencoba
menemukan konvensi-konvensi yang memungkinkan adanya makna (Teuw,
1984:6, 143).
Dalam teori semiotika modern saat ini, tanda konvensional dibagi menjadi
tanda verbal dan nonverbal. Tanda konvensional memenuhi kebutuhan psikologis
fundamental, ia memungkinkan manusia untuk menguraikan dan, karenanya,
mengingat dunia. 5 Metode semiotika meliputi baik studi tanda-tanda sinkronik
maupun diakronik, istilah yang diperkenalkan oleh Saussure. Sinkronik merujuk
pada studi tanda-tanda pada satu titik waktu tertentu, biasanya masa kini,
sedangkan diakronik yang merujuk pada studi cara-cara tanda berubah, dalam
bentuk dan makna, sepanjang masa. Sebagai contoh kasus, perhatikanlah kata
person (orang), sekarang kita menggunakan kata itu untuk merujuk pada “orang”,
Namun, analisis diakronik menunjukan bahwa ini bukan makna aslinya. 6
4 Jafar Lantowa, Nila Mega Marahyu, Muh. Khairussibyan, Semiotika, Metode, dan Penerapan dalam
Penelitian Sastra, (Jakarta, PT. DEEPUBLIS, Agustus 2017) Hal 2
5Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna(Buku Teks Dasar mengenai Semiotika dan Ilmu
Komunikasi, ( Yogyakarta, JALASUTRA, April 2012) Hal 10
6Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna(Buku Teks Dasar mengenai Semiotika dan Ilmu
Komunikasi, ( Yogyakarta, Jalasutra, April 2012) Hal 12
32
2. Tanda Dalam Semiotik
Tanda atau sign adalah konstruksi manusia dan hanya bisa dipahami dalam
artian manusia yang menggunakannya. Hal ini terdiri atas studi tentang tanda yang
berbeda,cara tanda-tanda yang berbeda itu dalam menyampaikan makna, dan cara
tanda-tanda itu terkait dengan manusia yang menggunakannya.
Berbicara konsep tanda, maka tidak bisa dilepaskan dengan konsep makna.
Semua model makna memiliki bentuk yang luas dan mirip. Masing-masing
mmerhatikan tiga unsur yang mesti ada dalam setiap studi tentang makna, antara
lain: (a). Tanda (b). Acuan tanda (c). Pengguna tanda. Sebuah tanda menandakan
sesuatu selain dirinya sendiri. Dan makna adalah hubungan antara suatu objek
atau idea dalam suatu tanda. Konsep dasar ini mengikat bersaa seperangkat teori
yang amat luas berurusan dengan sibol, bahasa, wacana dan bentuk nonverbal,
teori-teori yang menjelaskan bagaimana tanda berhubungan dengan maknanya dan
bagaimana tanda disusun. 7
Sign
Interpretant Object
Gambar 2.1
3. KONSEP SEMIOTIK ROLAND BARTHES
Roland Barthes lahir di Cherbourg-Octeville dari keluarga kelas menengah
Protestan dan dibesarkan di Bayonne, Kota kecil dekat pantaiAtlantik di sebalah
barat daya Perancis tahun 1915 dan meninggal tahun 1980. Ayahnya, seorang
perwira angkatan laut, meninggal dalam sebuah pertempuran di Laut Utara
sebelum usia Barthes genap mencapai satu tahun. Barthes kecil diasuh oleh Ibu,
Kakek dan neneknya. Dan Barthes sendiri beliau adalah filsuf, kritikus sastra, dan
semiolog Perancis yang paling eksplisit mempraktikan semiologi Ferdinand de
Saussure, bahkan mengembangkan semiologi itu menjadi metode untuk
menganalisa kebudayaan. Barthes menerbitkan tiga buku, S/Z, Mythologies, dan
The Fashion System, sebagai tiga dokumen yang menunjukan usaha
7www.academia.edu Diakses pada 27 April 2019
33
pengembangannya yang merupaya untuk mengeksplisitkan kode-kode narasi
yang berlaku dalam suatu naskah realis.8
Semiotika pada perkembangannya menjadi perangkat teori yang digunakan
untuk mengkaji kebudayaan manusia. Semiotik juga didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh
kebudayaan sebagai tanda. Barthes dalam karyanya (1957) menggunakan
pengembangan teori tanda de Saussure (penanda dan petanda) sebagai upaya
menjelaskan bagaimana kita dalam kehidupan masyarakat didominasi oleh
konotasi. Konotasi adalah pengembangan segi petanda (makna atau isi suatu
tanda) oleh pemakai tanda sesuai dengan sudut pandangnya.9 Secara sederhana,
kajian semiotik Barthes bisa dijabarkan sebagai denotasi dan konotasi, dan
berkembang menjadi mitos.
Tabel Gambar 2.1
Semiotik Barthes Uraian Contoh
Denotasi Makna sesungguhnya, atau
sebuah fenomena yang
tampak dengan panca
indera, atau bisa disebut
deskripsi dasar.
Coca-cola merupakan
minuman soda yang
diproduksi oleh PT. Coca-
cola Company, dengan
warna kecoklatan dan
kaleng berwarna merah
Konotasi Makna-makna kultural
yang muncul atau
konstruksi budaya
sehingga ada sebuah
penggeseran makna, tetapi
tetap melekat pada
simbol/tanda tersebut
Coca-cola adalah minuman
yang identik dengan
budaya modern. Menjadi
produk yang cenderung
kapitalis. Dan dengan
mengkonsumsi Coca-cola,
seorang individu tampak
modern dan bisa dikatakan
memilikipemikiran budaya
populer.
8 John Lechte, 50 Filsuf Kontemporer, (Yogyakarta, 2001) Hal 196
9 Benny H Hoed, Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya, (Jakarta:2008) Hal 112
34
Teori semiotik Barthes hampir secara harfiah diturunkan dari teori bahasa
menurut de Saussure. 10 Analisis atau analisa berasal dari kata Yunani Kuno
“analisis” yang berarti melepaskan. Analisis terbentuk dari dua suku kata, yaitu
ana yang berarti kembali, dan luein yang berarti melepas, jika di gabungkan maka
artinya adalah melepas kembali. Atau menguraikan. Secara umum, arti analisis
adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti menguraikan,
membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokan kembali
menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya.
Dan definisi analisis menurut kamus besar bahasa Indonesia “Analisis
adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan
sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk
perkaranya, dan sebagainya) dan juga penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahan arti keseluruhan.11
4. KAITAN DENGAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu penting dalam pembahasan
teori komunikasi. Karena komunikasi antar pribadi merupakan aktivitas
komunikasi rutin yang di alami seseorang di setiap harinya.Komunikasi antar
pribadi merupakan komunikasi antar individu – individu ( little john, 1999 ).
Di lain sisi, komunikasi antar pribadi merupakan interaksi tatap muka antar
dua atau beberapa orang, dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara
langsung dan penerima pesan dapat menerima serta menanggapi secara langsung
pula ( M. Hardjana, 2003:85 ). Pendapat senada mengatakan bahwa komunikasi
antar pribadi merupakan komunikasi antara orang – orang secara tatap muka,
yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi sorang lain secara
langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal ( Deddy Mulyana 2008:81).
10 Artikel, diakses selasa, 12 Februari 2019 pukul 18:00 darihttp://www.zonareferensi.com/ pengertian-
analisis-menurut-para-ahli-secara-umum/
11 Artikel, diakses selasa, 12 Februari 2019 pukul 18:20 dari
http://www.google.co.id/amp/s/kbbi.web.id/analisis.html
35
Kekuatan berkomunikasi di dalam diri sendiri itu penting karena diri itu sendiri
akan kembali ke fitrah, kembali ke potensi asal diri sendiri.12
Para ahli komunikasi mendefinisikan komunikasi antarpribadi secara
berbeda-beda. Joseph DeVito (1997) melihat komunikasi antarpribadi dari sisi
berbeda: (1) Berdasarkan komponen, dimana komunikasi antarpribadi diartikan
sebagai komunikasi dari satu orang kepada orang lain atau sekelompok kecil
orang dengan berbagai dampaknya dan peluang untuk memberikan umpan balik
segera; (2) Berdasarkan hubungan diadik di mana komunikasi antarpribadi
diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang
mempunyai hubungan yang mantap dan jelas, (3) berdasarkan pengembangan,
komunikasi antarpribadi dilihat sebagai akhir perkembangan dari komunikasi
yang bersifat tak pribadi (impersonal) pada satu ekstrim menjadi komunikasi
yang intim pada ekstrim yang lain.
Komponen komunikasi antar pribadi yang digunakan dalam film ini,
hampir semua adegan menggambarkan komunikasi antarpribadi yang melibatkan
Gagah sebagai tokoh utama. Hal yang diamati untuk analisis film ini adalah:
1. Adanya hubungan antarpribadi yang terjalin
2. Tahapan-tahapan hubungan antarpribadi yang ada
3. Konflik di dalam komunikasi antarpribadi itu sendiri
12 Dr. Armawati Arbi M.Si, Komunikasi Intrapribadi, Integrasi komunikasi spiritual, Islam dan
lainnya, Kencana 2019 cetakan pertama, Hal 7
36
B. Kerangka Berfikir
Semiotika Pesan Dakwah dalam “Film
Ketika Mas Gagah Pergi” KaryA Helvy
Tiana Rosa
Teori Semiotika Roland Barthes
Denotasi
Konotasi
Mitos
Macam-macam jenis Dakwah:
1. Dakwah Fardiah
2. Dakwah Ammah
3. Dakwah Bil-lisan
4. Dakwah bil-Haal
5. Dakwah bit-tadwin
6. Dakwah Bil-Hikmah
Pesan Dakwah
1. Scene 11 terdapat pesan dakwah bil al-hal
2. Scene 8 terdapat dakwah bil-lisan
3. Scene 9 terdapat dakwah ammah
4. Scene 10 terdapat dakwah ammah
5. Scene 5 & 12 terdapat dakwah bil-hikmah
15 scene dalam film yang terikat
37
C. Tinjauan Umum Tentang Film
1. Sekilas Sejarah dan Perkembangan Film
Dimulai dari sejarah perfilman dunia, film karya Lumiere bersaudara yang
dianggap sebagai film sinema yang pertama. Judul film karya mereka adalah
“Workers Leaving the Lumiere Factory”. Pemutaran film komersial pertama di
dunia ini berlangsung di Grand Cafe menandai lahirnya industri perfilman. Film
berwarna pertama kali yaitu 30 tahun pertama ditandai dengan pertumbuhan dan
konsolidasi sebuah basis industri, pembentukan bentuk naratif, dan
penyempurnaan teknologi, Warna pertama kali ditambahkan ke film hitam putih
melalui pewarnaan, pengencangan dan pengapuran.
Kemudian setelah adanya film berwarna untuk menyempurnakannya lagi,
upaya pertama untuk menambahkan suara yang disinkronisasi ke gambar yang
diproyeksikan menggunakan silinder atau cakram fonografi. Film berdurasi
panjang pertama yang menggabungkan dialog yang disinkronkan, The Jazz Singer
(AS/1927) menggunakan sistem Vitotech Warner Brothers yang menggunakan
cakram rekaman terpisah dengan masing-masing gulungan film untuk suara
tersebut.
Film bersuara keluar pertama kali dari studio Warner Brothers karena
kondisi studio itu yang terdesak dan hampir merugi. Wartawan mengembangkan
mitos persoalan WB ini. Padahal terlibat bahwa WB memang sengaja melakukan
investasi besar-besaran untuk film bersuara ini. Faktanya sekarang WB menjadi
konglomerasi media raksasa, bernama AOL-Time Warner.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu
tahun 1926 yang berjudul Loetoeng Kasaroeng dan dibuat oleh sutradara Belanda
G.Krunger dan L.Heuveldorp. Produksi film di Indonesia kemudian berlanjut
dengan dibuatnya film Eulis Atjih yang menceritakan kisah seorang istri yang
disia-siakan suaminya dan ditayangkan di tahun berikutnya yaitu 1927.
Film merupakan salah satu media dalam komunikasi massa. Film secara
kolektif sering disebut sinema, gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer
dari hiburan. Film hadir sebagai kebudayaan yang muncul seiring dengan
perkembangan masyarakat perkotaan dan industri, dan merupakan budaya massa
yang popular. Sebagai media, maka film tidak dapat disebut netral. Terdapat
pihak-pihak yang mendominasi atau terwakili kepentingannya dalam film
tersebut, isi dari media itu sendiri menyangkut meningginya ketidakadilan gender
38
dalam penggunaan media, informasi secara berlebihan, meningkatnya pelecehan
privasi, dan lainnya13
Di zaman sekarang ini, film merupakan salah satu hiburan yang dapat diakses
dengan mudah. Masyarakat sudah tidak asing lagi menonton film, baik di televisi,
bioskop, maupun melalui media-media tradisional seperti layar tancap,
Masyarakat bisa setiap hari menonton film lebih dari satu judul film, ini
dikarenakan kecanggihan teknologi sudah semakin maju. Contohnya saja
kehadiran Netflix di Indonesia, salah satu penyedia layanan media streaming
digital yang berkantor di Los Gatos, California. Bentuk layanan media ini
ditawarkan secara online dengan beberapa program film dan televisi, termasuk
beberapa program yang dibuat oleh Netflix sendiri.14Berbagai macam film sudah
beredar di masyarakat, dari mulai film documenter yang berkaitan dengan sejarah,
hingga film-film animasi untuk anak-anak, tinggal bagaimana masyarakat bisa
memilih tontonan film yang sesuai dengan usianya. Film tidak terlepas dari
kritikan publik dan lembaga sensor yang artinya film memiliki pengaruh kepada
audiens.
Dalam kajian komunikasi massa, film merupakan salah satu medianya.
Artinya film digunakan untuk menyampaikan pesan dan yang disampaikan adalah
sesuatu yang sesuai dengan keinginan komunikator itu sendiri, yang dalam kajian
komunikasi massa adalah suatu lembaga atau institusi. Inilah mengapa film tidak
dapat netral bahkan dalam film yangmengangkat kisah nyata sekalipun.
Keberadaan film di tengah masyarakat mempunyai makna yang unik diantara
media komunikasi lainnya. Ada banyak film-film yang memberi kesan positif
dalam aspek kehidupan audiens, Menurut seorang tokoh senior perfilman
Indonesia yaitu Didi Petet, film itu magis, bisa mengubah A ke Z dan z ke A.
Bahkan pola pikir bangsa bisa diubah termasuk lewat film. Banyak aspek salah
satunya Pendidikan juga harus diperjuangan melalui perfilman contohnya dalam
film”Cahaya dari Timur”, “Laskar Pelangi”, dan banyak film indonesia yang
menginspirasi kita semua, bahkan dimata dunia, dunia tidak melihat mahal atau
canggihnya pembuatan film, pesan moral dan kearifan lokal lah yang membuat
13 Wener J. Severin & James W. Tankard, Teori Komunikasi Sejarah, metode, dan terapan di dalam
media massa, 2009 Hal 17 14 Id.m.wikipedia.org Diakses pada 26 juni 2019
39
nilai dari sebuah film. Kebanyakan film yang mendunia itu adalah film yang
mengangkat jati diri bangsa kita sendiri.
2. Definisi Film
Film merupakan produk kebudayaan yang bersifat komplek, dan merupakan
media elektronik paling tua dari pada media lainnya, Berbeda dengan media
massa lainnya, film merupakan institusi sosial penting, isi film tidak saja mampu
merefleksikan tetapi juga menciptakan realitas (Joweet & Linton 1981:67)15. Film
tidak hanya menawarkan nilai seni saja, film menawarkan nilai persuasif, nilai
infomartif, edukatif dan juga hiburan, umumnya sebuah film dapat mencakup
berbagai pesan. Lebih dari 70 tahun terakhir ini film telah memasuki kehidupan
umat manusia yang sangat luas lagi beraneka ragam. Di Indonesia sendiri tepatnya
setiap tanggal 30 Maret diperingati sebagai hari film nasional, alasannya
dikarenakan tanggal 30 Maret 1950 adalah hari pertama pengambilan gambar film
Darah & Doa atau Long March Of Siliwangi.
Film memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap penonton yang menjadi
komunikannya. Dahlan Iskan pernah berkata “ Apabila seseorang menonton film,
dia akan terpengaruh”. Sumber pengaruh tersebut terletak pada perasaan emosi
penontonnya. Beberapa faktor yang menjadi “power of influence” dan film.
Diantaranya:
1. Latar belakang munculnya film itu sendiri, yang mendorong lahirnya
tanggapan secara langsung dan memberikan keadaan yang sebenarnya.
2. Faktor tokoh utama dalam film, yang mendorong penonton untuk memikirkan
dan merasakan semua adegan yang dilihatnya
3. Faktor pencahayaan dalam film, yang secara psikologis menimbulkan
perasaan lain terhadap penonton
4. Faktor musik yang mengiringi film, sehingga memberikan sugesti kepada
penonton
5. Gerakan yang harmonis antara gambar dan cahaya, yang mendorong
terbentuknya gambar yang visual dan auditif dalam membentuk perasaan hati
penonton
15 London School of Public relation Jakarta, Beyond Borders: Communication Modernity &History,
2010 Hal 200
40
6. Faktor penempatan kamera dapat mensugesti penonton, dengan adanya sudut
pengambilan adegan akan menimbulkan gejala diri dengan objek yang dilalui
di dalam suatu situasi.
Menurut UU Perfilman No.8 Tahun 1992, film adalah karya cipta seni dan
budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang dengar yang dibuat
berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seloloid, pita video, dan
bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran
melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa
suara, yang dapat dipertunjukan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi
mekanik, elektronik, dan lainnya16
3. Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Film sebagai media massa atau media publik menujuk kepada kapasitas film
dalam menyalurkan gagasan atau pesan kepada penontonnya. Semakin
berkembangnya film sebagai media hiburan juga berisikan pesan yang
mengandung aspek edukasi atau sebaliknya non edukasi. Film sebagai lembaga
publik dan media publik bukanlah suatu alat yang pasif yang hanya menyalurkan
gagasan berupa pesan, melainkan aktif, selektif, dan kritis.
Film dikerjakan secara kolektif oleh banyak orang yang bekerjasama secara
terorganisasi dan terlembagakan. Film juga diproduksi dan didistribusikan serta
dipertunjukan atas kerja sama banyak orang dalam organisasi dan manajemen
yang rasional. Didalam negara demokrasi liberal ini, terdapat fungsi yang
berbeda-beda, contohnya film di negara otoriter atau negara yang masih belum
demokratis. Laswell menyebutkan tiga fungsi pokok komunikasi massa termasuk
film, yaitu:
a. Fungsi pengawasan lingkungan (surveillance)
b. Fungsi hubungan (correlation)
c. Fungsi transmisi warisan sosial (social heritage)
4. Jenis dan Klasifikasi Film
a. Jenis-jenis film
Untuk mempermudahkan khayalak memilih jenis film yang ingin mereka saji
susai dengan kebutuhan masing masing, dan jika dibedakan menurut isinya, maka
16UU Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman, Bab 1, Pasal 1, Ayat 1, Departemen
Penerangan RI.
41
film dibedakan menjadi jenis film fiksi dan non fiksi dan dikelompokan dalam
beberapa jenis, yaitu:
a. Film cerita, adalah semua jenis film yang mengandung cerita termasuk
film eksperimental dan film animasi yang pada umumnya bersifat fiksi
(rekaan).
b. Film non cerita adalah film yang berisi penyampaian informasi termasuk
film animasi, film iklan, film seni, film pendidikan dan film dokumenter
(nyata). Semua film yang mengandung unsur naratif dan unsur sinematik
yang dibuat dengan teknologi analog, digital atau teknologi tertentu dan
direkam dalam pita seluloid, pita video, cakram optik, atau bahan lainnya.
c. Film faktual adalah film yang menampilkan fakta atau kenyataan yang
ada, dimana kamera sekedar merekam suatu kejadian. Sekarang, film
faktual dikenal sebagai film berita (news-reel) yang menekankan pada sisi
pemberitaan suatu kejadian aktual.
d. Film dokumenter adalam film yang menyajikan fakta dan mengandung
subjektifitas pembuat yang diartikan sebafai sikap ataupun opini terhadap
suatu peristiwa sehingga persepsi tentang kenyataan akan sangat
tergantung pada si pembuat film dokumenter tersebut.
e. Film eksperimental adalah film yang dibuat tanpa mengacu pada kaidah-
kaidah pembuatan film yang lazim digunakan pembuat film. Tujuan untuk
mengadakan eksperimen dan mengetahui cara-cara pengucapan baru lewat
film.
f. Film animasi adalah film yang dibuat dengan memanfaatkan gambar
(lukisan) maupun benda-benda mati lainnya. Seperti, boneka, meja, dan
kursi yang bisa dihidupkan dengan teknik animasi. Dan dikonsumsi untuk
anak-anak.
b. Klasifikasi film
Secara umum kita dapat mengklasifikasi film menjadi tiga yaitu film
dokumenter, fiksi dan eksperimental. Namun selain klasifikasi itu kita juga
dapat membaginya menjadi fiilm dokumenter dan non dokumenter, film fiksi
dan non fiksi, film hitam putih dan berwarna, film bisu dan bersuara, serta film
animasi dan non animasi.
42
Kita juga bisa membaginya berdasarkan studio produksinya, bisa juga
berdasarkan aktor, sutradara, bahkan sasaran penonton dari film tersebut. Dan
juga bisa mengklasifikasinya berdasarkan gerakan sinema seperti
ekspresionisme jerman, surealisme, neorealisme italia, new wave prancis, new
german cinema, dan lainnya. Dimana umumnya masing-masing gerakan film
diatas memiliki karakter serta gaya sinematik yang berbeda-beda.17
Bisa juga diklasifikasikan berdasarkan genre, genre secara umum
membagi film berdasarkan jenis dan latar belakang cerita. Istilah genre sendiri
berasal dari bahasa prancis yang bermakna bentuk atau tipe. Dalam industri
film, genre juga bisa digunakan sebagai strategi marketing seperti misalnya
genre apa yang sedang populer saat ini akan menadi toalk ukur film yang akan
diproduksi selanjutnya.dan sebagai antisipasi penonton memutuskan film apa
yang akan dia tonton sebagai gambaran umumnya. Perlu dicatat kebanyakan
film merupakan kombinasi dari beberapa genre sekaligus atau bisa dikatakan
genre hibrida (campuran) yang tentunya dalam film tersebut tetap memiliki
genre yang dominan atau genre induk, adapun genre-genre yang cukup
populer saat ini dibagi menjadi genre induk primer dan genre induk sekunder.
Tabel Gambar 2.2
Skema Genre Induk Primer dan Sekunder
Genre Induk Primer Genre Induk Sekunder
Aksi
Drama
Epik Sejarah
Fantasi
Fiksi-Ilmiah
Horor
Komedi
Kriminal
Gangster
Musikal
Petualangan
Bencana
Biografi
Detektif
Film noir
Melodrama
Olahraga
Perjalanan
Roman
Superhero
Supernatural
Spionase
17www.csinema.com Diakses pada 1 july 2019 pukul 09:00
43
Perang Thriller
5. Unsur-Unsur Pembentukan Film
Film memang dibentuk oleh banyak unsur (audio dan visual). Kemudian
film secara umum dibagi lagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur naratif
dan unsur sinematik. Kedua unsur tersebut saling berinteraksi dan
berkesinambungan satu dengan lainnya, sehingga bentuk film menjadi utuh.
Unsur naratif adalah bahan yang akan diolah. Dalam film cerita, unsur naratif
adalah perlakuan seorang pembuat film terhadap cerita film itu sendiri. Unsur
naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film dan setiap film yang
dibuat selalu memiliki unsur naratif. Dan setiap cerita pasti memiliki elemen
seperti: tokoh, konflik, masalah, lokasi dan juga waktu. Seluruh elemen itu
terikat oleh satu hukum kausalitas (sebab-akibat). Hukum kausialitas ini
bersama-sama dengan unsur ruang dan waktu adalah elemen pokok
pembentukan sebuah film.
Faktanya unsur naratif dan sinematik merupakan 2 unsur yang tidak
dapat dipisahkan. Jika banyak pakar film menyebutkan baahw film yang baik
adalah film yang mampu menggugah emosi penontonnya.
Film
Unsur naratif Unsur sinematik
- Mise-en-scene
- Sinematografi
- Editing
- Suara
Tabel 2.3
Unsur sinematik terbagi menjadi 4 elemen pokok dan unsur ini merupakan
aspek teknis dalam produksi film, yaitu:
44
a. Mise-en-scene adalah segala hal yang berada di depan kamera. Lebih
tepatnya di dalam sebuah frame. Dan terdiri dari 4 bagian yaitu setting
atau latar, Tata cahaya, Kostum dan Make up dan Akting pemain.
b. Sinematografi adalah perlakuan kamera dan film nya serta hubungan
kamera dengan objek yang diambil.
c. Editing adalah proses pemotongan atau transisi sebuah gambar ke gambar
lainnya (shot-shot)
d. Suara adalah semua hal dalam film yang bisa kita tangkap melalui indra
pendengaran.
Jika salah satu elemen diatas dihilangkan, maka elemen yang lainnya lah
yang harus ditonjolkan untuk mengisi kekosongan elemen yang hilang.
Contohnya: Saat kita ingin menghilangkan elemen suara (seperti era film bisu
charlie chaplin), maka harus ada elemen lain yang ditonjolnya misalnya elemen
mise-en-scene (acting). Meskipun kita memiliki teknik sinematik yang kuat,
tetapi lemah pada sisi cerita dan tema hasilnya pun juga tidak akan maksimal.
6. Sinematografi
Dalam sebuah produksi film ketika seluruh aspek mise-en-scene telah
tersedia dan sebuah adegan telah siap diambil gambarnya, pada tahap inilah
unsur sinematografi mulai berperan. Sinematografi secara umum dapat dibagi
menjadi tiga aspek, yakni kamera dan film framing, serta durasi gambar.
Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat dilakukan melalui
kamera dan stok filmnya, seperti warna, penggunaan lensa, kecepatan gerak
gambar dan sebagainya. Dan Framing adalah memposisikan kamera
berdasarkan adegan yang diputuskan untuk diambil gambarnya. Sebuah frame
dapat berupa frame statis maupun frame bergerak tergantung pada jenis
adegan yang akan diambil gambarnya.
Framing dalam film sangat mempertimbangkan beberapa aspek yang
sangat berpengaruh pada emosi dan motivasi yang dituju oleh seorang
sutradara atau pembuat film. Aspek tersebut salah satunya adalah jenis-jenis
shot (type of shot). Pada dasarnya type of shot ini dibagi menjadi 3 bagian
besar yakni Close Shot, Medium Shot, dan Long Shot.
45
Berikut ini penjelasan tentang jenis-jenis shot:
1. Close Shot
Pada bagian ini umumnya Close-up memperlihatkan wajah, tangan, kaki
atau sebuah objek kecil lainnya. Teknik pengambilan gambar ini mampu
memperlihatkan ekspresi wajah dengan jelas serta gestur yang mendetail.
Close-up biasa digunakan untuk adegan dialog yang lebih intim dan lebih
memperlihatkan sebuah beda atau proyeknya.
2. Long Shot
Pada Long shot tubuh fisik manusia telah tampak jelas namun latar
belakang masih dominan. Long shot sering digunakan sebagai estabilishing
shot, yakni shot pembuka sebelum digunakan shot-shot yang berjarak lebih
dekat.
3. Medium Shot
Pada jarak ini memperlihatkan tubuh manusia dari pingggang ke atas.
Gestur serta ekspresi wajah mulai tampak. Sosok manusia mulai dominan
dalam frame.
7. Struktur Film
Sebagaimana bangunan, sebuah film terdiri atas berbagai komponen atau
bagian. Komponen-komponen itu dirancang dan dibangun sedemikian rupa
sehingga enak dipandang mata. Dan pada film jenis apapun, mempunyai struktur
yang amat penting yang harus diperhatikan, Oleh karena itu, struktur film dibagi
menjadi 2 yaitu, struktur batiniah dan struktur lahiriah, struktur lahiriah terdiri
dari:
1. Shot
Bagian terkecil dari pengambilan gambar, hasil sebuah bidikan secara
visual dan audio yang dimulai dari kamera diaktigkan sampai dihentikan
aktifitasnya. Berapa lamapun lamanya kamera dioperasikan jika tidak di interupsi
maka hasil rekamannya adalah sebuah shot. Dalam kenyataannya, film
memerlukan banyak shot. Berapa jumlah shot dalam film adalah relatif.
Sebagai contoh dalam film Ketika Mas Gagah Pergi ada shot yang
memaknai adanya gerakan dakwah atau isyarat tentang dakwah. Dan shot ini
46
diambil beberapa kali dari cara pengambilan yang berbeda. Contoh dari gambar
shot terlihat di bawah ini:
2. Scene
Adegan atau kejadian yang berlangsung di satu tempat dalam satu waktu.
Scene bisa terdiri dari beberapa shot, namun bisa saja hanya satu shot berapapun
panjangnya shot itu. Dalam film cerita biasanya terdiri dari 30-35 shot.
Skenario/script/ screenplay telah mengelompokan scene sesuai dengan urutan
kejadian/cerita, secara jelas dicantumkan scene melalui pergantian tempat dan
waktu dari scene pertama hingga berikutnya. Contohnya dalam film Ketika Mas
Gagah Pergi ada segmen ketika Mas Gagah tenggelam kedasar laut dengan durasi
hampir 2 menit. Dalam segmen ini terdiri dari banyak shot yang terfokus dalam
adegan tersebut yang saling berhubungan dengan segmen satu dan lainnya.
3. Sequence (Sekuen)
Suatu segmen besar yang mempertunjukan rangkaian peristiwa secara
utuh. Pada umumnya mengacu pada urutan dan pengelompokan scene, sebuah
sequence terdiri atas beberapa scene yang mengelompokan kejadian yang
berurutan. Misalnya seorang pemeran berangkat menuju rumah, sampai
pemeran tersebut berada dalam rumah. Jika 2 atau lebih scene tersebut
berlangsung secara berurutan maka scene-scene tersebut dikelompokan dalam
sebuah sequence. Seperti yang terlihat pada sekuen saat Gita berangkat
kesekolah dan tiba dirumah. Dalam sekuen ini juga memperlihatkan adegan
pergolakan batin Gita kepada kakaknya yaitu Mas Gagah.
Struktur batiniah ditentukan oleh sejumlah faktor utama, antara lain
sebagai berikut:
1. Eksposisi : keterangan tempat, waktu dan perwatakan
2. Point of attack atau serangan awal: menggambarkan tentang
kofrontasi awal dari kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan
3. Komplikasi: segi-segi yang menarik dari watak tokoh-tokohnya
4. Discovery atau penemuan: memberikan informasi-informasi baru
tentang tokoh-tokohnya, sementara cerita berlangsung terus.
5. Reversal atau pembalikan: terjadi komplikasi-komplikasi baru
6. Konflik: pertentangan batin yang mnguasai tokoh-tokoh
47
7. Rising action atau tanjakan aksi: bagian cerita yang
mengungkapkan pengembangan plot utama, mulai dari point of
attack sampai klimaks.
8. Krisis: Meramalkan suatu perkembangan baru
9. Klimaks: Puncak paling tinggi dari semua ketegangan dan
intensitas
10. Falling action: klimaks menurun dan meuju kesimpulan
11. Kesimpulan: dalam tahap ini semua pertanyaan dijawab, masalah-
masalah utama terpecahkan.
D. Konsep Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Secara estimologi, kata dakwah berasal dari bahasa arab, dakwah
merupakan bentuk masdar dari kata kerja da’a, yad/u, da’wah, berarti
seruan,ajakan atau panggilan.Kata dakwag juga berarti doa (al-dua) yakni
harapan, permohonan kepada Allah SWT atau seruan (al-nida). Doa atau
seruan pada sesuatu berarti dorongan atau ajakan untuk mencapai sesuatu itu
(al-dua ila syai al-hatsts’ala qasdihi) (Ma’arif, 2011:17)
Sedangkan secara terminologi dakwah dipandang sebagai seruan dan
ajakan kepada manusia menuju kebaikan, petunjuk serta amar ma/ruf (perintah
yang baik) dan nahi munkar (mencegah kemungkaran) untuk mendapatkan
kebahagian dunia maupun akhirat.
Dakwah secara terminologi, didefinisikan menurut beberapa ahli diantaranya:
a. Menurut Ali Makhfud
Dalam kitabnya “hidayatul Musyidin” dakwah adalah mendorong
manusia untuk berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru
kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran agar memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat.
b. Menurut Dr. M Quraish Shihab
Dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha
mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna
baik terhadap pribadi maupun masyarakat.
c. Menurut Ibnu Taimiyah
Dakwah merupakan suatu proses yang mengajak agar orang beriman
kepada Allah SWT, percaya dan menaati apa yang telah diberitakan oleh Rasul
48
serta mengajak agar dalam menyembah Allah SWT seakan-akan kita bisa
melihat-Nya.
2. Metode Dakwah
Menurut Sayyid Quthub, mengemukakan prinsip-prinsip umum
metode dakwah. Diantaranya ialah prinsip dakwah dengan bijaksana dan
kearifan (bilal-hikmah), dakwah dengan nasihat yang baik (bi al-mau’izhat al-
hasanah), dakwah dengan dialog yang baik (bi al-jadal al-husna).18
3. Media Dakwah
Menurut Hamzah Ya’qub, media dakwah dikelompokan menjadi lima
jenis yaitu:
a. Lisan
b. Tulisan
c. Lukisan
d. Audio Visual
e. Akhlak
4. Unsur-unsur Dakwah
1. Dai (Pelaku Dakwah) orang yang melalukan seruan dan ajakan dakwah biasa
dikenal dengan istilah da’i. Namun mengingat bahwa proses memanggil atau
menyeru tersebut uga merupakan proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan
tertentu. Maka ia juga dkenal dengan sebutan “mubaligh” yakni orang yang
berfungsi sebagai komunikator.
2. Mad’u (Mitra Dakwah) adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah. Mereka
adalah orang-orang yang telah memiliki atau setidaknya telah tersentuh oleh
kebudayaan asli atau kebudayaan selain islam. Karena itu mad’u senantiasa
berubah karena perubahan aspek sosial kultural, sehingga mad’u ini akan
senantiasa mendapatkan perhatian dan tanggapan khusus bagi pelaksanaan
dakwah.
3. Maddah (Materi Dakwah) adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i
kepada mad’u.
4. Wasilah (media dakwah) adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Untuk menyampaikan ajaran
Islam kepada umat.
18A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah,
( Jakarta:Penamadani, 2006) Hal 26
49
5. Thoriqah (Metode) Dapat diartikan sebagai cara atau jalan yang harus dilalui
untuk mencapai tujuan pelaksanaan dakwah tersebut.
6. Atsar (Efek Dakwah) sangat penting sekali artinya dalam proses komunikasi,
terutama bagi dakwah yang berisiajakan atau panggilan untuk berbuat baik,
melakukan kebajikan dan mencegah kemungkaran berdasarkan ajaran Islam.
50
BAB III
PROFIL SINGKAT
FILM KETIKA MAS GAGAH PERGI
A. Sekilas Gambaran Umum Tentang Film Ketika Mas Gagah Pergi
Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) merupakan film yang berawal dari novel
dan novellet legendaris karya Helvy Tiana Rosa, yang ditulis tahun 1992 dan
diterbitkan pertama kali tahun 1997.Novel KMGP ini juga merupakan tugas
kuliah Helvytahun 1992 di Fakultas Sastra UI, yaitun mata kuliah Penulisan
Populer yang diampu Ismail Marahimin. Kisah ini mendapat nilai paling tinggi,
tahun 1997 saat diterbitkan sebagai buku, KMGP diberi pengantar oleh Ismail
Marahimin.
Dalam pengantar buku ini Ismail Marahimin menyebut Helvy sebagai
“Penulis Pejuang Islami”.Kisah KMGP dimuat pertama kali di Majalah Annida
yang terbit 10 September 1993. Syuting pertama film KMGP 10 September 2015.
Terbit pertama kali sebagai buku tahun 1997 dan laku 10.000 eksemplar dalam
seminggu, sebelum dicetak sebagai buku.Dan kini buku KMGP sudah dicetak
ulang 39 kali oleh 3 penerbit yang berbeda dan diperkirakan telah dibaca jutaan
orang.Seluruh royalti penjualan buku KMGP sejak dulu hingga sekarang
disumbangkan untuk kegiatan sosial, diantaranya untuk berbagai kampanye
membaca, pelatihan menulis ke berbagai daerah di Indonesia, sebagian lagi
disumbangkan untuk anak-anak Palestina. Terkait film bila mencapai 1 juta
penonton, rencananya sebagian keuntungan akan diberikan I milyar untuk
pendidikan anak-anak Indonesia Timur dan 1 Milyar lagi untuk pendidikan anak-
anak Palestina.
Film yang bercerita tentang hubungan keluarga, hijrah dan keindahan islam.
Beragam tokoh muda yang muncul kerap menyerukan kebaikan dan kecerdasan
pemuda-pemudi Islam.Kini film ini dipinang untuk dialihkan ke film layar
lebar.Skenario dipercayakan kepada penulis skenario dan sutradara film
dokumenter Fredy Aryanto. Untuk sutradara, Helvy Tiana Rosa, sang penulis
51
mempercayakan kepada Firman Syah. Film yang diproduksi oleh PT
Indobroadcast & Aksi Cepat Tanggap (ACT) ini diperankan oleh Hamas Syahid,
Aquino Umar, Musaji wijayanto dan Izzatun Niswah Ajrina.
Film ini mengambil syuting di Jakarta dan Ternate Maluku Utara ini turut
untuk mengangkat bagian dari Indonesia Timur yang tak kalah indah. Pada
September 2014 Helvy keliling ke 100 kota untuk survey penonton dengan biaya
sendiri.Dan kemudian Film ini dibuat dari dana patungan para pembacanya di
seluruh Indonesia. Memunculkan 4 pemeran utama baru namun didukung 30
cameo aktor/aktris papan atas Indonesia, Seperti Wulan Guritno, Ustadz Salim A
Fillah, Mathius Muchus, Epi Kusnandar dan lainnya. Film yang dibuat dengan
tim istimewa yang hampir semuanya pernah meraih piala citra. Dan Film ini lebih
dari 50% keuntungannya akan didedikasikan untuk dana kemanusiaan bekerja
sama dengan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Lembaga ini mensupport film ini
karena merasa banyak kemasaan visi misi dengan KMGP.
Dalam film disinggung sedikit tentang persoalan kemanusiaan di
Palestina.Saat dibawa kerumah-rumah produksi, mereka ingin menghapus hal
tersebut dalam film, namun Helvy mempertahankannya selama 12 tahun.
Ternyata nama pemeran utama film KMGP adalah Hammas Syahid Izzussin,
sebuah nama yang akan selalu mengingkatkan kita pada Palestina.
Gaung film ‘Ketika Mas Gagah Pergi’ dibiosko Indonesia emang tak
sebesar ‘Comic 8 Part 2’ yang dalam seminggu sukses meraup sejuta
penonton.Keterbatasan layar serta durasi penayangan bioskop juga ikut
mendorong gagalnya film yang digarap sutradara Firmansyah di Tanah
Air.Meskipun begitu animo penonton untuk meyaksikan film tidaklah surut.
Menurut sang penulis, film ini hanya mendapat 68 layar dari jumlah bioskop di
Indonesia. Tetapi setelah turun layar, Film KMGP ini justru mendapat permintaan
dari dalam dan luar negri untuk kembali ditayangkan, permintaan bahkan
mencapai 100 kota di Indonesia. Yang lebih mengharukan film ini akan keliling
ke 20 negara diantaranya Mesir dan Hongkong.
B. Sinopsis Film Ketika Mas Gagah Pergi
Film yang berkisah tentang cinta yang mengubah Gagah pemuda tampan,
pintar dan disukai banyak wanita menjadi dekat dengan Allah, lebih baik dan
52
lebih peduli pada sesama dan lingkungan.Tapi perubahan in imembuat adiknya,
Gita gadisgaul dan tomboy nan cuek marah dan merasa terasingkan. Gita
kemudian menemukan pencerahan lewat Yudi, pemuda misterius di angkutan
umum, juga Nadia, gadis cantik serta cerdas yang menemukan identitas Islamnya
saat studi di negeri Paman sam.
Film bernuansa islami ini sangat dirasa cocok untuk remaja-remaja saat
ini, cerita gadis yang menapatkan hidayah dan penuh bumbu-bumbu khas teenlit.
Film yang mengisahkan perubahan dramatis seorang pemuda yang sebelumnya
belum begitu mengenal islam menjadi mencintainya sepenuh hati lewat persepsi
pandang adiknya film yang sangat informative dalam memberikan gambaran
kehidupan dan bagaimana sebaiknya dalam bersikap. Film dengan alur yang
ringan. Bnayak sebelumnya penonton yang akhirnya menemukan hidayah.
Mereka sungguh menangis dan merenungi jalan hidup mereka.
C. Profil HelvyTiana Rosa
Gambar 3.1
Menamilkan sosok Helvy Tiana Rosa
Helvy Tiana Rosa lahir 2 April 1970 di Medan, Sumatra Utaea. Sastrawan
kebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karyanya berupa puisi,
cerita pendek, novel, dan esai sastra yang dimuat di berbagai media massa. Helvy
merupakan pendiri Forum Lingkar Pena, Teater Bening, dan turut membesarkan
majalah Annida. Tahun 2015 Helvy memulai kariernya sebagai Produser lewat
film Ketika Mas Gagah Pergi yang diangkat dari karya sastra pertamanya yang
diterbitkan sebagai buku tahun 1997.
53
Kakak dari seorang penulis buku dan cerpen terkenal di Indonesia yaitu
Asma Nadia. Mereka sama-sama berkiprah dibidang yang sama, kesusastraan.
Sejak usia muda, helvy sudah mengakrabi dunia seni, utamanya pada puisi dan
prosa. Selain tulis-menulis, dia juga menggeluti dunia seni peran dengan
bergabung dengan Teater 78 dan menulis beberapa naskah drama. Lulusan dari
Fakultas Sastra Universitas Indonesia, dengan konsentrasi program stusi sastra.
Di kampus itu, aktivitas seni dan organisasi Helvy semakin meningkat. Tercatat
dia menjadi ketua Teater Bening (1990-1993), menjadi staf Pengabdian
Masyarakat Senat Mahasiswa FSUI (1991-1992) dan Litbang Senat Mahasiswa
FSUI (1993-1994). Helvy juga pernah duduk di Litbang Senat Mahasiswa UI
(1994-1995). Selama di UI Helvy memenangi berbagai perlombaan menulis yang
diadakan FSUI maupun UI, antara lain lomba resensi buku sastra, lomba resensi
buku yang kian mengasah kemampuannya menuliskan cerpen. Mulai saat itu
karya-karyanya mulai terpublikasikan di sejumlah media massa. Helvy menikah
dengan Widanardi Satryaomo (TOMI) 28 Januari 1995, dikaruniai Abdurahman
Faiz yang juga seorang penulis 12 buku dan pelopor seri Kecil-kecil Punya Karya
(KKPK) serta Nadya Paramitha. Berbagai penghargaan telah diterima oleh Helvy,
atas karya-karyanya yang mnginspirasi generasi muda.
Menurut Helvy, menulis itu berjuang, mencintai, membagikan cinta dan
mencerahkan. Hindari tulisan yang bersifat menggurui, Menulis untuk kebaikan
diri sendiri. Dalam menghasilkan suatu tulisan yang bermanfaat, beliau
memposisikan diri sebagai penulis sekaligus pembaca. Menurut beliau, novelnya
yaitu ‘Ketika Mas Gagah Pergi’ telah ditawari oleh 3 Production House, namun
Bunda Helvy menolak dikarenakan ada beberapa permintaan pihak Production
House yang bermaksud ingin merubah beberapa bagian dalam novelnya.
Contohnya seperti adegan perbincangan tentang jilbab dan adegan penanaman
pohon dalam film yang hendak ditiadakan.
Ada satu hal yang membuat saya makin terkesan pada bunda Helvy. Beliau
mengatakan bahwa forum penulisannya yang dia dirikan membuka pintu selebar-
lebarnya pada orang-orang yang punya minat kepenulisan tanpa memandang
adanya perbedaan baik itu suku, agama dan latar belakang.
Wanita yang meraih setidaknya 30 penghargaan ini, diantara Muslimah
Inspirasi Indonesia versi Majalah Annida 2002, The 500 Most Influental Muslims
in The World (500 Tokoh muslim paling berpengaruh di dunia) versi Royal
54
Islamic Studies Centre, Jordan 2001. Wanita Indonesia Inspiratif dari Tabloid
Wanita Indonesia 2008, Indonesia Berprestasi Awards 2007, Ikon Perempuan
Indonesia versi Majalah Gatra 2007, Duta Baca Nasional Pos Wanita Keadilan
2007, Dosen Beprestasi Universitas Negeri Jakarta 2008. Dan mash banyak
lainnya. Semoga kita bisa mengikuti jejak beliau dan menginspirasi muslimah di
luar saat lewat karya yang bermanfaat dan bisa dijadikan pedoman bagi lainnya.
Amiin
D. Profil Pemain Film Ketika Mas Gagah Pergi
1. Hammas Syahid Izzudin
Gambar 3.2
Menampilkan sosok Hammas Syahid pemeran Gagah
Hammas Syahid adalah aktor yang lahir 11 Maret 1992, sulung dari empat
bersaudara merupakan alumni dari Universitas Airlangga Surabaya(Unair).
Bahkan yulyani, ibunda dari Hammas Syahid adalah orang pertama yang turut
membedah buku ini di tahun 1997 di Surabaya, beliau terharu dan menangis
membaca nya hingga 20 kali. Dia melihat cover buku yang menampilkan sosok
seorang pemuda gagah dari belakang, yang hanya terlihat punggungnya. Yulyani
lantas berpikir siapakah pemeran Mas Gagah bila difilmkan kelak, Ia sangat
berharap bisa melihat sosok tersebut dari depan. Mashaa Allah 18 tahun kemudian
ternyata anak sulungnya lah yang menjadi Mas Gagah.
Uniknya Hammas sejak 2011 sudah mendengar tentang casting film ini,
namun karena tidak aktif di social media,D ia selalu tertinggal berita sampai
dengan casting ditutup. Saat casting dibuka kembali awal 2015 via Yotube,
Hammas baru tahu di hari terakhir, Videonya masuk jam 1 dini hari sebelum
pendaftaran sebagai peran Mas Gagah ini ditutup. Pria peraih penghargaan Best
55
Islamic Actor dari film “Ketika Mas Gagah Pergi’ pada tahun 2016. Tak hanya
jago acting serta menjadi seorang entrepeneur muda. Sosok tampan ini merupakan
seorang penghafal Al-Quran.
Tokoh Mas Gagah terinspirasi oleh dua mahasiswa, abang dari teman Helvy,
yang dikenalnya saat kelas 2 SMA. Juga terinspirasi dari seorang muslimah
bernama Gita yang kehilangan abangnya tepat dihari pertama ia memutuskan
untuk mengenakan jilbab. Hammas yang berperan sebagai Mas Gagah ini
merupakan sosok anak muda gaul model tampan dan cerdas dan bergaya hidup
mewah. Hammas menceritakan pengalaman ekstrem yang ia jalani dan nyaris
membahayakan nyawanya. Adegan tenggelam yang mengharuskan dia tahan
nafas 15 detik dengan pemberat. Walaupun ada safety guard.
2. Aquino Umar
Gambar 3.3
Menampilkan Aquino Umar berperan sebagai Gita
Perempuan kelahiran Bogor 22 April 1995. Pemeran Gita Ayu Pertiwi ini
merasa mendapat berkah luar biasa dipercaya sebagai pemeran utama film ini.
Aslinya ia sangat berbeda dengan sosok Gita. Karena justru sangat feminim.
Bakan ia tidak mengetahui KMGP ini bergenre religi. Saat Aquino datang ke
lokasi syuting bahkan hanya mengenakan celana pendek. Aquino Umar termasuk
sosok Muslimah yang terpanggil untuk berhijrah berkat sebuah film.
Film Ketika Mas Gagah Pergi membuatnya bertekad mengenakan hijab
setelah menonton filmnya tergerak untuk berhijab dengan sendirinya. Ada
kebiasaan yang dirahasiakan dari public. Aquino memanfaatkan sela waktu
56
syutingnya untuk membaca Al-Quran. Amalan itu sendiri cukup dirahasiakannya.
Sebab dirinya takut dika dibilang riya. Helvy tidak salah pilih pemain, lolos
casting, Aquino dikarantina kemudian saat ia pertama kalinya bertemu dengan
lawan mannya Hammas Syahid yang memerankan Mas Gagah.
Tokoh Gita yang merupakan adik dari mas gagah mulanya tidak memakai
jilbab, tetapi kemudian berhijab dalam sekuel kedua dengan judul berbeda yaitu
Duka Sedalam Cinta. Mahasiswi jurusan ekonomi ini mengatakan tawaran
pekerjaan datang tersaring dengan sendirinya. Dalam proses syuting film ini dia
menuturkan ada sesi yang mengharuskan ia menangis dari pukul 20:00 hingga
pukul 05:00 pagi. Menurutnya konsekuensi peran tersebut sangat menantang dan
membuatnya mengeksplorasi memori sedih dalam hidup.
3. Masaji Wijayanto
Gambar 3.4
Menampilkan Masaji Wijayanto pemeran Yudhi
Priakelahiran Bandar Lampung, 7 Juni 1997adalah model dan actor
berkebangsaanIndonesia.Tokoh Yudhistira Arifin (Yudi) anak jalanan penuh
kejutan yang gemar memakai baju kotak-kotak, muncul dalam sambungan KMGP
tahun 1997 di Majalah Annida dengan judul “Lelaki Tak Bernama”. Juara 1
Cover Boy sebuah majalah tahun 2012. Jangan bayangkan ia dengan mudah
mendapatkan peran Yudi di dalam KMGP ini. Selain harus mengikuti audisi untuk
mendapatkan peran tersebut, Masaji juga mesti menjalani karantina selama 3
bulan untuk belajar acting, public speaking, hingga belajar agama Islam. Ia
mengaku KMGP mengubah hidupnya dan menambah kedekatannya pada Allah.
Dalam film KMGP ini karakter Yudi dan apa yang ia lakukan, ditulis berdasarkan
57
karakter penulis. Hal-hal yang dilakukan Yudi pernah dilakukan penulisnya
diberbagai angkutan umum dan tempat-tempat lainnya.
Cowok yang memerankan karakter Yudhistira Arifin ini mengaku terkesan
dengan film yang diangkat dari novel besutan Helvy Tiana Rosa. Diceritakan
masaji bahwasosok Yudi merupakan sahabat masa kecil dari tokoh utama, yaitu
Mas Gagah, masa kecil mereka lalui dengan penuh pertengkaran, lalu suatu ketika
mereka dipertemukan kembali saat sudah sama-sama dwasa. Mereka pertama kali
bertemu yaitu di Ternate. Untuk medalami perannya, Aj rela melakukan ceramah
langsung di depan public dengan menaiki bus kota. Ceramah aji rupanya menarik
perhatian salah satu penumpang.Penumpang bertatto tersebut menanyakan secara
lantang perbedaan hijrah dan tobat. Dia menyakan sampai 3 kali.
Dia merasa film ini memiliki keunikan tersendiri dibanding film –film religi
yang biasanya mengangkat tema poligami. Menurutnya film ini dapat
menginspirasi orang-orang di luar sana yang salah jalan dan ingin berubah ke arah
yang lebih baik lagi.
4. IzzahAjrina
Gambar 3.5
Menampilkan sosok Izzah pemeran Nadia
Nama Izzah Ajrina memang belum banyak dikenal public. Gadis cantik asal
Surabaya ini memang baru pertama kali bermain film yaitu film Ketika Mas
Gagah Pergi. Pemeran Nadia hayuningtyas ini mengaku membaca KMGP saat
kelas 1 SMP. KMGP adalah buku sastra Indonesia pertama yang ia baca. Demi
berperan sebagai Nadia di film KMGP ini Izzah pun harus memilih untuk
58
meninggalkan studi lanjutan S2 nya ke Negeri Sakura Jepang. Izzah mengambil
jurusan biologi S1 di Universitas Airlangga, Surabaya.
Helvy mengaku melihat sosok Izzah Ajrina ketika turun dari pesawat dan
langsung membayangkan sosok karakter Nadia di film bisa diperannya. Karakter
Nadia di film yang muslimah berjilbab cerdas tegas dan berkelas dirasa cocok
sekali dengannya.
E. Profil Produser dan Kru Ketika Mas Gagah Pergi
Tim Produksi Nama
Producer Helvy Tiana Rosa
Director Firmansyah
Executive Producer Muhammad Imam Akbari
Andi Cahyadi
Co Producer Tomi Satryatomo
Pemain Hammas Syahid
Aquino Umar
Izzah Ajrina
Masaji Wijayanto
Epi Kusnandar
Wulan Guritno
Rojct Manager Egi Sugaryadi
Oky Septrianto
Editing Film Rizal Basri
Music Illustration Dwiki Dharmawan
Sound Recordist Adi Maulana
Sinematografi Monodzky
Line Producer Eka Wulandari
59
Screenplay Fredy Aryanto
60
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Film terdiri dari banyak tanda dan memiliki pesan yang ingin disampaikan oleh si
pembuat film itu sendiri. Untuk itu kita belajar semiotika komunikasi yang dimaksudkan
sebagai ilmu tanda, ini berarti mempelajari semiotika sama dengan kita mempelajari
tentang berbagai tanda. Secara lebih tepatnya didefinisikan sebagai penggunaan ‘tanda-
tanda’ gambar, suara dan sebagainya untuk menampilkan ulang sesuatu yang diserap,
diindra, dibayangkan, atau dirasakan dalam bentuk fisik. 19
Dalam film terdapat banyak pesan yang dideskripsikan di dalamnya, salah
satunya pesan tentang bagaimana cara kita berpakaian, apa yang kita makan, dan cara
kita bersosialisasi sebetulnya juga mengomunikasikan hal-hal mengenai diri kita, dan
dengan begitu, dapat kita pelajari sebagai tanda.20Pakaian adalah cabang semiotika yang
memusatkan diri pada makna objek dan artefak material yang lebih disebut semiotika
artifaktual, atau disebut semiotika pakaian, Seperti objek atau artefak umum lainnya, kita
menafsirkan pakaian sebagai tanda yang mewakili hal-hal seperti kepribadian, status
sosial, dan karakter keseluruhan si pemakai. Sekali lagi, metode dasar pakar semiotika
yaitu menanyakan apa, bagaimana, dan mengapa sesuatu memiliki makna yang kini
dimilikinya, berlaku pula pada pakaian. Untuk memahami secara konkret bagaimana
pakaian dapat menjadi penanda, bayangkan situasi ketika pakaian dirancang untuk
menegaskan pada kita bahwa pakaian membentuk diri seseorang. Kenyataanya apa yang
dipakai pemain dalam film juga bisa menyimpulkan karakter apa yang dimainkan oleh si
pemain. Misalnya seorang dengan pakaian kyai. Sudah pasti artis tersebut memerankan
peran sebagai seorang kyai atau pemuka agama.
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis pesan dakwah yang terdapat dalam
film Ketika Mas Gagah Pergi menggunakan semiotika Roland Barthes yang membagi
tanda menjadi tiga tingkatan makna, yaitu denotasi, konotasi, dan mitos.
19 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta, PT. Jalasutra 2013 Hal 3 20 Drs. Alex Sobur, M.Si, Semiotika Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya Hal 21
61
Tabel 4.1 : Hasil Analisis
Scene Potongan Adegan
1
Keterangan Gambar:
Pada scene ini menit ke 15:06 yang berlokasikan di bandara ini
menampilkan adegan Gagah yang berpamitan pada Gita dan
mamahnya, Gita keberatan sang kakak pergi ke Ternate karena
Gita akan sangat merindukannya ditambah lagi di anggap
disana susah sinyal, “disana tuh ga ada sinyal ya, yah gita kan
jadi ga 61 ias skype-an mah sama mas Gagah” keluh Gita.
“yaelah namanya juga pedalaman Git, pulau gitu, udahlah
kamu engga usah khawatirin mas Gagah” timpa Gagah pada
adiknya. Sangat terlihat kekompakan antara adik dan kakak ini.
Mamah berpesan kepada Gagah untuk menjaga diri karena
akan jauh dari keluarganya.
Dialog/Audio:
Gagah: Mah, titip adik gagah ya, Bye mama, Bye gita
Type of shot: Medium Close Up
Sosok tubuh manusia mendominasi frame, namun latar
belakang tidak lagi mendominasi
62
Tabel Analisis 4.2
Scene Potongan Adegan
2
Keterangan Gambar:
Pada scene ke menit 16:10 ini yang berlokasi di bandara
memperlihatkan kepulangan Gagah dari Ternate, lengkap
dengan perubahan karakter dan gaya berpakaian. Gagah terlihat
lebih santun dengan gaya berpakaiannya yang sekarang. Hal itu
disambut dengan keheranan dari mama dan Gita.
Dialog/ Audio:
Gagah: Assalamualaikum
Type Of shot:Medium Close Up
Memperlihatkan wajah seseorang dengan ukuran setengah
penuh
Dialog/Audio:
Gita:Walaikumsalam
Type of shot: Medium Close Up
63
Tabel analisis 4.3
Scene Potongan Adegan
3
Keterangan Gambar:
Scene yang berlatarkan di ruang tamu rumahnya, dimana
Gagah duduk sambil membaca buku Islami, diselingi dengan si
mbok yang mengantarkan teh pada Gagah dan berucap
“Terima kasih ya mbok” hal ini sangat jarang terjadi dimana
Gagah tidak pernah berlaku seperti itu sebelumnya. Gita yang
menyadari sang kakak sedang berada di ruang tamu, lalu
mengirimi kakaknya pesan singkat messanger. Tapi dihiraukan
begitu saja oleh Gagah, Hal inilah yang membuat amarah Gita
meluap dan merasakan perubahan dalam diri kakaknya. Gagah
menjelaskan kepada Gita “sebenarnya mas pengen jelasin
kekamu, tapi waktunya belum tepat” jelas Gagah. Gita dengan
amarah menjawab penjelasan sang kakak “dulu mas gagah tuh
cerita apaan aja tau sama Gita, tapi sekarang? Emangnya mas
Gagah anggap Gita apa? Ngeselin banget ih.
Dialog/Audio:
Gita: 2 bulan 18 hari sejak mas gagah balik dari ternate, mas
gagah jadi berubah
Gagah: berubah apaan?
Gita: itu jenggot apaan?
Type of Shot: Medium Close up
64
Dialog/ Audio:
Gita: sejak mas gagah pulang dari ternate mas Gagah berubah
drastis. Emangnya diajarin apaan sih mas disana? Hah?
Type of shot: Medium Close Up
Tabel Analisis 4.4
Scene Potongan Adegan
4
Keterangan Gambar:
Pada scene di menit 18:42 ini yang berlatar di mobil, saat
perjalanan mengantarkan Gita ke sekolah, sembari di mobil,
Gagah meluangkan waktu untuk membaca Al-Quran dan
mendengarkan sholawat melalui type recorder di mobil. Gita
yang dari tadi memperhatikan kakaknya terlihat sangat risih
melihatnya. “Git kalem git, udah biarin mas aja yang bawa
mobilnya” seru Gagah yang melihat adiknya mengerem
mendadak membuat mobil dibelakang terkejut dan hampir
65
terjadi kecelakaan. Gita mengeluh tidak bisa focus karena
kakaknya melantunkan shalawat.
Dialog/Audio:
Gita: Ngapain sih mas komat-kamit mulu dari tadi? Kalo Gita
ga konsen gimana? Tuhkan lagu itu lagi, ganti dong mas.
Gagah: Astagfirullah, Ini lagu ga seperti dulu gita, yang dulu
belum tentu mendatangkan manfaatnya apalagi pahala.
Gita: emang kita orang arab?
Gagah: Ini nashid git, bukansekedar nyanyian, tapi dzikir,
dzikit kepada Allah.
Type of Shot: Medium Long Shot
Dialog/Audio:
Gita: Kenapa selera musik mas jadi berubah gitu sih. Kenapa
kita ga dengerin lagu kita yang dulu? Kan lebih asyik. Please
deh mas heran. Pengeng mas kuping Gita, tiap hari
dengerinnya lagu gituan mulu. Gita ga tahan, mulai besok mas
gausah anter Gita kesekolah ya. Gita mau naik bus aja.
Type of Shot: Medium Long shot
Dailog/Audio:
66
Gagah: mungkin akhir-akhir ini mama dan gita ngerasa ada
yang beda dengan Gagah. Gagah Cuma sedang melakukan
sesuatu yang Gagah anggap itu benar. Waktu gagah diternat
ketemu kyai hebat namanya kyai Gufron. Subhanaallah
orangnya sangat bersahaja, santri-santrinya pun luar biasa,
disana mas mengisi waktu luang dengan mengaji hati mas
menjadi tenang. Dan dunia terasa lebih terang. Disana mas
belajar hakikat islam yang sebenernya. Beliau meunjukan
bahwa Islam itu begitu indahGita: Hebat banget sih dia mas
bisa bikin mas berubah.Dan aku ga ngerti yang mas omongin.
Lebay
Type of Shot: Medium Long Shot
67
Tabel Analisis 4.5
Scene Potongan Adegan
5
Keterangan gambar:
Scene yang berlatarkan dikampus, disaat gagah di ejek oleh
teman-temannya yang dulu sering bermain dan nongkrong
bareng dikampus. Gagah berjalan bersama gerombolan anak
rohis, teman baru yang lebih sering menghabiskan waktu
dengan melakukan hal yang bermanfaat seperti sekarang ini.
Teman-teman gagah merasa heran dengan perubahan sikap dan
penampilan yang sangat drastis. Gagah di nilai sangat islami
dengan baju kokoh lengkap dengan jenggot barunya.
Dialog/Suara:
Teman gagah: gah kemana aja lo? Ga pernah nongkrong lagi
sama kita sejak your style fresh from the oven kaya gini. Gah
gue mau nanya klo lo pake kumis kaya apa ya? Ya kaya kucing
hahaha.
Gagah: nah klo gapake kumis sama jenggot kaya apa?
Assalamualaikum saya pergi ya.
Type of Shot: Medium Long Shot
68
Tabel Analisis 4.6
Scene Potongan Adegan
6
Keterangan Gambar:
Scene di menit 30:47 ini memperlihatkan Yudi yang baru
sampai dirumah dan disambut dengan kemarahan sang abah,
“Abah dan umi hanya punya kamu dan kakakmu”. Abah
mengingatkan anaknya yaitu Yudi untuk meneruskan beliau
berdakwah di masjid dan pesantren. Tapi Yudi menolaknya
dengan dalih, “dakwah bisa dilakukan dimana saja tidak hanya
di masjid dan pesantren tapi di seluruh muka bumi ini, abah
kan yang mengajarkan yudi seperti itu” bela Yudi. Hal ini lah
yang membuat kemarahan abah memuncak.
Dialog/Audio:
Abi: santri-santri abah ikut kata abah, abah ga ngerti apa
maunya kamu nak, padahal kamu kan anak abah sendiri.
Astagfirullah kamu kan sudah dewasa semestinya kamu ngerti
apa yang abah inginkan. Kamu ga perlu pergi ke tempat
theater, bantu-bantu orang diluar sana
Yudi: Dakwah abah
Abah: Dakwah ya disini ditempat seperti ini, bukan di bus
seperti yang kamu lakukan.
Type Of Shot: Medium Close Up
69
Tabel Analisis 4.7
Scene Potongan Adegan
7
Keterangan Gambar:
Scene ini memperlihatkan Gita memanggil Gagah dikamar
karena ada temannya sedangbertamu. “Assalamualaikum, mas
tuh ada trisia nyariin mas tuh” ungkap Gita. Gagah dengan
70
wajah bingung kembali menuruti permintaan Gita untuk turun
menemui trisia di ruang tamu. Trisia bermaksud mengajak
gagah untuk menekuni dunia modeling lagi, karena ada
beberapa agency yang masih membutuhkan Gagah sebagai
model mereka. Hal ini disampaikan oleh trisia yang tidak
percaya bahwa Gagah sudah berhijrah. Mamahnya Gagah lalu
menjelaskan kalau ajakan trisia akan sia-sia karena Gagah pasti
akan menolaknya. Trisia yang kembali bertemu gagah setelah
sekian lama terkejut dengan penampilan Gagah, trisia
menjulurkan tangan dan berkata “Apakabar..” yang langsung
ditepis oleh Gagah. Hal ini membuat Trisia kaget dan mulai
percaya bahwa Gagah sudah berhijrash, Trisian lalu pulang
kerumah karena ajakannya kepada Gagah untuk menekuni
modeling kembali sia-sia. Dan kebetulan ada teman rohis
gagah dari kampus yang datang kerumah. “Mah, gagah ngaji
dulu ya diatas sama teman-teman, Assalamualaikum” ungkap
Gagah.
Dialog/Audio:
Gita: sok suci banget sih mas pake ga mau salaman segala
sama trisia, jangan kaya gitu dong itu sama aja ga menghargai
orang mas, lagian kan kita sekeluarga udah deket sama dia
Gagah: justru karena mas menghargai dia, makanya mas begitu
Gagah: gita tau ga klo orang sunda salaman? Ga sentuhan tapi
tetap santun, itu yang bagus.
Gita: kok bawa-bawa orang sunda segala sih? Ga nyambung.
Gagah: Sebentar ya dek manis, nih baca Hadist Aisyah SA:
Demi Allah. Rasulullah tidak pernah berjabat tangan kecuali
dengan mahromnya. Bukankah Rasulullah teladan terbaik?
Gita: sekarang mas lebih ngerti agama dari pada gita, tapi
kenapa sih tepatin janji aja ga 70oin
Gagah: Astagfirullah gita, bukan begitu maksud mas
Type of Shot: Long Shot
71
Dialog/Audio:
Mama: gagah apa sih yang kamu lakuin? Kenapa mesti seprti
ini? Mama tau apa yang kamu kerjakan itu baik dan benar, tapi
bukan berarti kamu tidak 71oin menjaga adik kamu.
Type of Shot: Medium Close Up
Tabel 4.8
Scene Potongan Adegan
8
Keterangan Gambar:
Pada scenemenitke 49:03 ini menampilkanGagah yang
menyampaikan keluh kesah nya dan menjelaskan keadaan
keluarganya yang menentang perubahan Gagah kepada kyai
Gufron melalui telepon.
Dialog/Audio:
Kyai Gufron: bersabarlah gagah, pasrahkan semua kepada
Allah setelah kita sungguh-sungguh berhijrah. Gagah: meski
orang-orang yang saya sayangi menjauhi saya pak kyai?
Kyai: Allah tidak akan memberikan cobaan melebihi
kemampuan umatNya,berbahagialah jika kita sabar dan
berhasil melampaui ujianudio:
Type of Shot: Long Shot
72
Tabel Analisis 4.9
Scene Potongan Adegan
9
Keterangan Gambar:
Scene yang berlatar kan angkutan umum ini menampilkan
Yudi yang secara sengaja menaiki bus dan berceramah dengan
lantang, dan di jawab oleh semua penumpang “yaelah ceramah
lagi, bus lain aja deh, pusing nih kita tanggal tua” seru salah
satu penumpang. Adegan ini sangat kontras dengan realita
sekarang ini. Banyak orang yang tidak suka ketika ada orang
yang menyeramahi mereka.Terlebih di dalam angkutan umum,
mereka butuh kenyaman tanpa ada pengamen atau lainnya
yang menurut mereka sangat mengganggu.
Dialog/Audio:
Yudi: Saudara-saudara sekalian, Allah memberikan saya setitik
ilmu yang harus disampaikan dan diamalkan. Saudara-
saudaraku, Mengapa Allah mengajarkan kita berbaik sangka,
karena berbaik sangka mengukuhkan tali persaudaraan.
73
Gita: heh mas, Cari duit jangan Cuma cuap-cuap 73oing
Type of Shot: Long Shot
Tabel Analisis 4.10
Scene Potongan Adegan
10
Keterangan Adegan:
Scene di menit ke 59:00 ini yang memperlihatkan perdebatan
antara Gita dan Gagah, Gita tidak bisa terima dengan sikap
yang diambil Gagah, rencana backpackeran yang direncanakan
mereka sejak awal, sirna begitu saja karena Gagah lebih
memilih menggunakan uang mereka untuk membantu anak-
anak jalanan di Rumah Cinta. “Mas, gita pikir klo kita
backpackerannya jadi, kita bisa ngobrol dari hati ke hati.
Kenapa sih mas jadi kaya gini? Emang kyai mas ngajarin gini
ya? Mas lebih ngerti agama tapi belajar nepatin janji sama
adiknya aja ga bisa” keluh Gita. “Mas ngerti tapi gausah bawa-
bawa kyai de” jawab Gagah. “Loh benerkan semenjak mas
kenal dengan kyai itu kita jadi berantem terus gini kan, rumah
rasanya panas. Mas Gagah pasti ikut aliran sesat” jawab Gita.
Mamah yang mendengar pertikaian mereka menasehati gagah.
Gita lalu keluar dari kaar kakaknya dengan menangis dan
keluhan yang keras sehingga mama merasa kasihan dengan
Gita, Gita merasa kehangatan yang diberikan kakaknya hilang
begitu saja smenjak Gagah memutuskan untuk berhijrah.
Dialog/Audio:
Mama:Gah ini kenapa sih? Mamah tau apa yang kamu lakukan
74
itu baik dan benar, tapi itu bukan berarti kamu tidak bisa
menjaga adik kamu, satu hal lagiDengan kamu yang sekarang,
ga sehat inigah,bukan keluarga seperti ini yang mama mau
Type of Shot: Medium Shot
Tabel Analisis 4.11
Scene Potongan Adegan
11
Keterangan Gambar:
Scene yang berlakang belakang pemukiman kumuh dan rumah
cinta yang didirikan Gagah dan para preman untuk anak-anak
kecil belajar mengaji dan membaca. Mamah yang pergi
bersama Gagah kesana merasakan kenyamanan dan sangat
bangga dengan anaknya.
Dialog/Audio:
Mama: Mamah terharu gah dengan apa yang kamu lakukan
Type Of Shot: Medium Long Shot
75
Keterangan Gambar:
Gita mencari pengertian fisabilillah di internet.
Dialog/Audio:
Gita: itu bukannya fisabilillah? Kok lagi sama ibu-ibu itu sih?
Gita: eh kenalin nama gue git..a
Yudi: maaf de, saya harus pergi Inshaa Allah kita ketemu
lagi.Assalamualaikum
Type of Shot: Close Up
Tabel Analisis 4.12
Scene Potongan Adegan
12
Keterangan Gambar:
Scene dengan latar belakang di sekolah ini, pada saat Gita
menceritkan Yudi kepada teman-temannya, “Guys kalian tau
ga setiap gue naik angkutan umum, ketemu cowok lagi
ceramah tentang agama” ucap Gita. “Sebenarnya tuh cowo
76
ngapain sih git? Gue mau nanya deh kalo orang ceramah itu
kan harusnya di masjid atau mushola, tapi itu dia ngapain
deh? Terus penumpangnya dimintain uang berapa” jawab
temannya. “ Dia itu ga minta uang non, cape deh gue jelasin
ke lo, gue gatau dia orasi gitu deh” jawab Gita. Gita merasa
akhir-akhir ini dipertemukan dengan orang-orang yang
berhijrah seperti kakaknya, Tika dan mama. Gita sempat
berfirasat apakah ini hidayah Allah kepadanya lewat orang-
orang terdekatnya.
Dialog/Audio:
Gita: by the way, lo jadi suka main sama anak rohis sih?tapi
keren-keren juga sih ya orangnya.
Type of Shot: Medium Close Up
Tabel Analisis 4.13
Scene Potongan Adegan
13
Keterangan Gambar:
Scene yang berlatakan di tempat pembuangan sampah kali
angke, dimana ini adalah lokasi para preman berada, dan
Rumah Cinta di bentuk, beberapa preman protes kepada Gagah
karena ada beberapa warga yang mengira mereka menyebarkan
ilmu sesat dengan di bukanya Rumah Cinta. Rumah Cinta
adalah tempat dimana para anak kecil bisa belajar membaca
dan mengaji, dengan keberadaan bangunan yang layak untuk
mereka, menjadi motivasi tersendiri untuk anak-anak tesebut,
Rumah Cinta dibangun dari dana patungan ke 3 preman
77
tersebut dan dana patungan Gagah dan anak-anak rohis
kampusnya. Tidak lupa dibantu oleh mama Gagah sendiri. Dan
hingga tercipta Rumah Cinta seperti sekarang ini.
Dialog/Audio:
Ketua preman: masa kita dikira ngumpulin anak-anak untuk
ikut aliran sesat, kejam banget mereka
Type of Shot: Long Shot
Tabel Analisis 4.14
Scene Potongan Adegan
14
Keterangan Gambar:
Scene ini berlatar belakang di gedung tempat diaakannya
pernikahan. Pernikahan teman Gagah, Yudi dan kolega dari
ayah Yudi dan para santri di pesantrn tempat ayah Yudi
memberikan ceramah. Moment dimana Gita diajak oleh
kakaknya menghadiri pernikahan dengan konsep islami,
dimana antara tamu laki-laki dan peremupuan dipisah menurut
syariat Islam. Dan Gita merasa asing dengan pernikahan seperti
ini.
Dialog/Audio:
Gita: Ternyata dia anaknya kyai Gufron yang terkenal itu
78
Type of Shot: Medium Long Shot
Tabel Analisis 4.15
Scene Potonga Adegan
15
Keterangan gambar:
Pada scene ini memperlihatkan Gita merasa terkejut dengan
perubahan penampilan sahabatnya yaitu Tika, Tika terlihat
menggunakan hijab saat berada di sekolah, hal ini bertolak
belakang dengan penampilan Tika sebelumnya.
Dialog/Audio:
Gita: Tika? Kenapa lo jadi kaya gini? Kenapa lo jadi lebay
kaya mas gagah
Tika: emangnya salah pake jilbab? Gue udah memantapkan
hati gue dari 3 bulan lalu tau git.
Type of Shot:Medium Close Up
79
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Makna Denotasi, Konotasi dan Mitos Dalam Fim Ketika Mas Gagah Pergi
Dalam analisis semiotika Roland Barthes, pada dasarnya ada perbedaan antara
denotasi dan konotasi dalam pengertian secara umum serta denotasi dan konotasi yang
dimengerti oleh Barthes. Makna denotasi merupakan makna nyata yang ditampilkan
oleh penanda terhadap objek, Dalam pengertian umum, denotasi biasanya dimengerti
sebagai makna harfiah, makna yang sesungguhnya, bahkan kadang kala juga
dirancukan dengan referensi atau acuan, Proses denotasi ini biasanya mengacu kepada
penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap. Akan tetapi,
bagi Barthes dan pengikutnya, denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama,
sementara konotasi merupakan tingkat kedua.
Dalam hotasi diasosiasikan dengan ketertutupan makna dan sensor atau represi
politis. Sedangkan makna konotasi merupakan kunci dalam analisis semiotik Roland
Barthes, Makna konotasi adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respon
mengandung nilai-nilai emosional. Dan konotasi merupakan hasil proses
pengembangan dalam cara manusia memaknai tanda. Contoh yang paling mudah
dipahami adalah, seperti telah kita ketahui dari bidang bahasa dan mengandung
prinsip-prinsip linguistik yang diteruskan dari konsep signifiant-signifie dari ilmu
yang mengkaji “kehidupan tanda” dalam masyarakat. Kemudian mitos sebagaimana
kebudayaan memaknai tentang realitas yang ditampilkan oleh tanda tersebut.
Dalam penelitian ini dengan menggunakan metode semiotik, film yang
berdurasi 1 jam 39 menit ini. Tanpa mengurangi esensi cerita secara keseluruhan,
peneliti akhirnya dapat mengidentifikasi menjadi 13 (tiga belas) scene yang berkaitan
dengan rumusan masalah yang ingin diteliti. Peneliti membagi scene tersebut menjadi
potongan-potongan shot dengan klasifikasi mengenai simbol yang mengandung pesan
dakwah yang terdapat dari film Ketika Mas Gagah Pergi.
80
B. Pesan Dakwah
1. Scene 1
Makna kekeluargaan
Tabel 5.1
Makna Denotasi Denotasi dari scene ini dengan mengambil lokasi di
bandara memperlihatkan Gagah pergi meninggalkan
mama dan adiknya Gita untuk melakukan penelitian
skripsi di ternate, gagah dengan penampilan khas
khas gaya anak ibu kota itu tampak melambaikan
tangan ke arah mama dan adiknya, tanpa
mengucapkan salam atau sekedar mencium tangan
mamanya.
Makna Konotasi Makna konotasi yang terkandung dalam scene ini
adalah kekeluargaan. Gagah yang tampak sangat
mencintai adiknya. Hubungan yang terlihat sangat
harmonis dan penuh kehangatan. Gagah yang
berpesan kepada mamanya untuk menjaga gita disaat
gagah masih melakukan penelitian skripsi. Tetapi
terlihat dalam adegan tidak adanya sikap
menghormati dengan cara mengucapkan
Assalamualaikum atau bahkan mencium tangan
orang tuanya.
Dalam kehidupan sehari-hari, salam menjadi
kebiasaan sesama umat muslim. Memberikan salam
sangat berpengaruh terhadap kehidupan umat
beragama. Islam sendiri menjelaskan dalam hadist
Rasulullah SAW yaitu: “ Kamu sekalian tidak akan
masuk surga sebelum beriman, dan kamu sekalian
tidaklah beriman sebelum kamu saling mencintai,
maukan kamu aku tunjukan sesuatu yang apabila
kamu mengerjakannya maka kamu sekalian akan
saling mencintai? yaitu sebarkanlah salam di antara
81
kamu sekalian.” HR. Muslim
Cuplikan adegan ini menunjukan pudar dan
berubahnya budaya mengucapkan salam, budaya
salam sekarang lebih dipengaruhi oleh budaya luar
khususnya dikalangan remaja seperti “hai, hello,
what’s up”. Tuntutan perubahan itu pasti ada, tapi
semakin kesini banyak orang yang merasakan bahwa
penggunaan ucapan salam dengan salah diartikannya,
contohnya: banyak yang salah paham, salam itu
disamakan dengan ucapan minta izin masuk rumah
atau Cuma dianggap ucapan sapaan saja, jadi hilang
makna sebenarnya dari salam.
Mitos Mitos yang dibentuk dari scene ini adalah mengenai
bagaimana sebuah keluarga yang tidak begitu
mengenal Islam menerapkan aturan Islam di dalam
kehidupannya. Islam adalah agama yang
mengajarkan akhlak yang luhur. Banyak yang
menganggap ucapan salam menjadi sesuatu yang
sepele sehingga terkadang lupa untuk mengucapkan.
Allah subhanahu wa ta’la berfirman:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
علىالقاعد،و غيرعلىالكبير،والمار لىالكيسلمالص القليل
ثير
“Yang muda hendaklah memberi salam pada yang
tua. Yang berjalan (lewat) hendaklah memberi salam
kepada orang yang duduk. Yang sedikit hendaklah
memberi salam pada orang yang lebih banyak.” (HR.
Bukhari no. 6231)
82
2. Scene 2
Makna Berhijrah
Tabel 5.2
Makna Denotasi Pada adegan pertama ini terlihat gagah baru saja tiba
di bandara karena penelitian skripsinya di ternate,
gagah tiba di bandara dan disambut oleh Gita
adiknya dan mamahnya. Penampilan gagah berubah
180 derajat dari biasanya. Dia mulai memanjangkan
jenggotnya.
Pada gambar 2 terlihat Gita sangat terkejut dengan
penampilan baru kakaknya, yang terlihat sangat
islami mengenakan pakaian kokoh lengkap dengan
jenggot. Gita memperhatikan Gagah dari atas sampai
bawah.
83
Makna Konotasi Terlihat mama dan Gita sedang menjemput gagah di
bandara, kekompakan dan kedekatan Gita dan
mamahnya saat mamahnya merangkul Gita. Saat
kedatangan Gagah, Gita tertakjub dan heran melihat
Gagah dengan penampilan barunya yang berbeda
jauh dengan scene sebelumnya.
Konotasi yang ingin disampaikan oleh gambar ini
adalahketika Gagah mengucapkan Assalamualaikum,
yang tidak biasanya Gagah mengucapkan itu. Dan
membuat adiknya sangat terheran-heran. Scene ini
terlihat perbedaan yang mencolok dalam
mengucapkan salam, mengacu pada hadits
Rasulullah, boleh dikatakan mengucapkan salam
adalah perwujudan iman atau dengan kata lain
mengucapakan salam adalah budaya orang beriman.
Ucapan salam memiliki dampak sosiologis luar biasa
dahsyat. Ucapan salam yang diucapakan gagah
dengan kalimat “Assalamualaikum” bermakna
semoga keselamatan selalu menyertaimu.
Mitos Dalam potongan adegan diatas diperlihatkan
bagaimana Gagah mengucapkan salam kepada adik
dan mamahnya. Kemudian salam tersebut dijawab
dengan muka terheran-heran oleh Gita dan mamanya.
Dalam agama Islam, memberi salam kepada sesama
muslim adalah amalan Islam yang paling baik,
terdapat hadits yang memerintahkan untuk memulai
mengucapkan salam ketika bertemu dengan saudara
muslim kita yang lain. Artinya: “Amalan Islam apa
yang paling baik? “ Beliau shalaallahu alaihi wa
sallam lantas menjawab, “Memberi makan (kepada
84
orang yang butuh) dan mengucapkan salam kepada
orang yang engkau kenali dan kepada orang yang
tidak engkau kenali.” (HR. Bukhari no. 6236)
Maksud dari ayat diatas adalah hukum memberi
salam sesama muslim adalah amalan yang paling
baik dan sangat dianjurkan, sedangkan hukum
membalas salam adalah wajib. Namun tidak
diperkenankan hadits diatas untuk memulai
mengucapkan salam pada orang kafir karena
memulai salam hanya disyariatkan bagi sesama
muslim. Ibnu Hajar juga pernah berkaya “Memulai
mengucapkan salam menunjukan akhlaq yang mulia,
tawadhu (rendah diri) tidak merendahkan orang lain,
juga akan timbul kesatuan dan rasa cinta sesama
muslim.
3. Scene 3
Tabel 5.3
Makna Denotasi Digambarkan pada scene ini, dengan latar belakang
dirumah. Keributan antara Gita dan kakaknya
dimulai. Fenomena hijrahnya sang kakak membuat
gita selalu membandingkan kasih sayang kakaknya
sebelum berhijrah dengan sekarang. Jika
dikembalikan pada maknanya.
Hijrah adalah suatu proses perpindahan atau
perubahan ke arah yang lebih baik, baik itu dari segi
ucapan dan penampilan. Gagah yang terlihat selalu
mengenakan baju kokoh dan lengkap dengan
jenggotnya menuai kritikan dari sang adik. Gagah
dinilai tidak “se-asyik” gagah yang menjadi panutan
85
adiknya kala itu dengan penampilan khas model dan
sangat trendy.
Makna Konotasi Adegan ini mencerminkan apa yang dipikir baik oleh
kita belum tentu disenangi dan dipikir baik oleh
sekeliling kita, belum tentu kita mendapat dukungan
dengan adanya hijrah yang kita lakukan. Seharusnya
lingkungan keluarga mendukung perubahan positif
dari Gagah. Menuju perubahan dan hijrah, hakikinya
sebagaimana hijrahnya Rasulullah SAW.
Dibutuhkan keteladanan, keiklasan, dan kesabaran
dalam prosesnya. Tidak semua yang menjalankan
hijrah bisa istiqomah dengan niatnya. Banyak yang
justru semakin melenceng dari hakikat hijrah
sebenarnya. Allah Ta’ala berfirman:
لل هليغيرمابقوٱإن يغيروامابأنفسہم محت ى
Artinya: “..sesungguhnya Allah tidak akan merubah
suatu kaum sehingga mereka mengubahnya sesuatu
keadaan mereka sendiri..” (Q.S.Ar-Ra’d [13]:11).
Sebagai umat Islam, hijrah adalah suatu bentuk
perubahan, berubah dari suatu keadaan yang jelek
atau suatu keadaan yang buruk kepada keadaan yang
lebih baik. Seorang yang berilmu diumpakan dengan
orang yang melihat, melihat yang dimaksud disini
adalah ia memiliki pengetahuan untuk membedakan
mana yang hak dan mana yang bathil.
86
Mitos Pemaknaan mitos dalam scene ini adalah saat tidak
semua manusia memiliki pemahaman tentang hijrah
yang sama, tidak semua manusia bisa menerima
perubahan hijrah kita. Hijrah dalam pengertian As-
sunnah meninggalkan negeri syirik (kufur) menuju
darul islam (negeri islam). Tidak adanya dukungan
dari Gita tentang hijrahnya Gagah menunjukan jika
salah satu anggota keluarga tidak sejalan dengan
syariat-Nya, maka keridhoan Allah lah yang jadi
prioritas. Sesuai dengan Hadist HR Amah 5:66dari
Al Hakam bin ‘Amr Al Ghifari. Sanad hadits ini
shahih, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth:
لاطاعةلمخلوقفىمعصيةالل
Artinya: Tidak boleh menaati makhluk dalam
bermaksiat kepada Allah.” (HR Ahmad 5:66).
Sudah sepantasnya Gagah istiqomah dengan
hijrahnya, dan menasehati dan menuntun adiknya
Gita yang berpenampilan toboy dengan rambut
cepak, dan pakaian kaos dan celana pendek. Supaya
memperhatikan penampilan dan berpakaian
muslimah yang seharusnya dikenakan dan menuntun
ke jalan yang benar sesuai syariat Islam. Ketika
seseorang radhiyaallahu‘anhu tetap kekeh pada
kebaikan, dan tetap mengkomunikasikan dan
berakhlaq baik pada adiknya, terutama tuturkata.
87
4. Scene 4
Tabel 5.4
Makna Denotasi Gita adalah adik satu-satunya Gagah, yang sangat
Gagah sayangi, karena Gagah pun sosok yang bisa
menggantikan ayahnya yang telah tiada. Gita sangat
manja terhadap kakaknya, dia mau kakaknya selalu
mempunyai waktu untuknya. Pada gambar ini
terlihat Gita yang akan berangkat ke sekolah
mencoba mengemudikan mobil sang kakak, Gita
terganggu dengan lantunan sholawat yang di putar
gagah melalui tape mobil, Gita mengangap lagu yang
di dengarkan gagah seperti “Engga banget”, lalu
gagah mengganti lantunan solawat tersebut menjadi
lantunan nasyid. Pengertian nasyid itu sendiri adalah
salah satu seni Islam dalam bidang seni suara.
Biasanya merupakan nyanyian yang bercorak islam
dan mengandung kata-kata nasihat, kisah para nabi,
memuji Allah dan sejenisnya. Nasyid memiliki nilai
spiritual baik dari syair maupun munsyidnya
alasannya yaitu syair dan lirik lagu nasyid memiliki
pesan islam yang kuat. Gita berkata “memangnya
kita orang arab dengerin gituan?” memang betul
orang arab menyukai nasyid dan liriknya yang dinilai
sanggup menumbuhkan rasa waspada terhadap
rayuan dunia dan cinta akhirat serta mendorong adat
mulia.
Pada tahun 80-an nasyid mulai merambah ke
Indonesia yang mulai tumbuh di kampus-kampus
pada masa itu yang dipelopori aktivitas kajian Islam.
Nasyid juga dijadikan sarana dakwah.
Mendengarkan nasyid juga menuai pro kontra.
Seorang ulama bernama Syaikh Shalil Al Fauzan
berpendapat semestinya yang didengarkan setiap
88
muslimin itu adalah Al Qur’an Al Karim yang
sekarang ini sudah banyak rekamannya. Atau
mendengarkan muhadharah (pengajian) dan
pelajaran-pelajaran agama. Nasyid tidak memberikan
manfaat apapun kecuali kelezatan musiknya.
Makna Konotasi
Mitos
Pada scene diatas terlihat latar di dalam mobil, mobil
melaju dengan kecepatan tinggi yang dikendarai oleh
Gita. Dan sang kakak duduk disebelahnya dengan
rasa was-was menasihati Gita agar tidak terlalu
kencang dalam mengemudi. Gita merasa kesal dari
hari ke hari karena perubahan sang kakak, tidak
hanya perubahan penampilan bahkan perubahan
selera musik, dia mengatakan “kenapa kita tidak
mendengarkan lagu rock kesukaan kita dulu saja dari
pada mendengarkan sholawat atau nasyid”.
Sikap yang ditunjukan Gita merupakan sikap yang
tercela, dia selalu memojokan kakaknya dan tidak
bisa menerima hijrah yang dilakukan Gagah. Dimana
Gagah sudah menjelaskan akan hakikatnya sebagai
manusia baru yang terlahir dengan kodrat yang
semestinya dia lakukan sejak dulu sebagai seorang
muslim. Sebaliknya Gita malah tidak mendukung hal
itu. Seorang muslim yang hatinya diterangi oleh
Allah dengan cahaya kebenaran, seharusnya
mengganti kebiasaan yang tidak ada manfaatnya ke
hal yang lebih bermanfaat. Contohnya: memilih
untuk mendengarkan lagu bernafaskan Islam yang di
dalamnya mengandung semangat yang menggelora,
dan simpati dalam beragama. Nasyid atau lagu-lagu
yang bernafaskan Islam adalah rangkaian bait-bait
syair yang disenandungan oleh para pendakwah
Islam (semoga Allah memberi kekuatan kepada
89
mereka) yang di ekspresikan dalam bentuk nada
seperti syair “Saudaraku” karya Sayyid Quthub
rahimahullah.
Namun lebih baik seseorang menghindari hal-hal
yang membawanya kepada keburukan dengan
membaca Al-Quran, mengingat Allah dan
mengamalkan hadist-hadist Nabi, karena
sesungguhnya hal itu lebih bersih dan lebih suci bagi
jiwa serta lebih menguatkan dan menenangkan hati,
sebagaimana firman Allah sebagai berikut:
Artinya:
“ Allah telah menurunkan perkataan yang paling
baik (yaitu) Al- Qur’an yang serupa ( mutu ayat-
ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya
kulitorang-orang yang takut kepada Tuhannnya.
Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka
yang waktu menginggat Allah. Itulah petunjuk Allah,
dengan kitab itu Dia menunjuk siapa yang
dikehendakiNya dan barang siapa disesatkan Allah,
maka tidak ada seorangpun pemberi petunjuk
baginya” (Az-Zumar/ 39:23)
5. Scene 5
Berkawan dengan orang shalih
Tabel 5.5
Makna Denotasi Pada scene ini memperlihatkan sekumpulan teman-
teman Gagah yang berkumpul di area kampus dan
Gagah dengan teman-teman rohisnya. Ekspresi
teman-teman Gagah yang seakan mencibir dan
mencemooh penampilan Gagah yang dianggap
90
sangat tidak trendy, ejekan yang dilontarkan teman-
teman Gagah melihat gagah dengan jenggot barunya.
Dan baju kokoh yang dia kenakan.
Makna Konotasi
Mitos
Terlihat bahwa Gagah baru saja selesai dengan
kegiatan rohisnya keluar ruangan dan tidak sengaja
bertemu dengan teman-teman bergaulnya dikala
dulu, teman-teman yang berpakaian mengikuti trend
anak muda ibu kota, kontras dengan penampilan
Gagah sekarang yang terlihat agamis.
Berkawan dengan orang shalih membawa dampak
yang baik, karena kawan itu akan mempengaruhi
kawannya. Jika kawan itu shalih akan membawa
kepada kebaikan, sebaliknya jika kawan itu buruk
akan membawa kepada keburukan. Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah menjelaskan hal ini di dalam
hadits shahih sebagaimana riwayat berikut ini:
Dari Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhu, dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
“Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang
buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan
seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai
besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia
akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau
membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau
harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia
akan membakarpakaianmu,atau engkau mendapatkan
bau yang buruk”.
Kebaikan yang akan diperoleh seorang hamba yang
berteman dengan orang yang shalih itu jauh lebih
besar dan lebih utama daripada minyak wangi yang
semerbak aromanya. Karena sesungguhnya, kawan
yang shalih akan mengajarkan kepadamu hal-hal
91
yang bermanfaat bagimu dalam (urusan) agama dan
duniamu. Atau dia akan memberikan nasihat
kepadamu. Atau dia akan memperingatkanmu dari
perkara yang akan mencelakakanmu. Mereka juga
mengajakmu untuk berakhlak mulia, baik dengan
perkataannya, perbuatannya, dan keadaannya.
6. Scene 6
Makna berbakti kepada orang tua
Tabel 5.6
Makna Denotasi Scene yang menampilkan yudi dan abahnya seorang
kyai terkenal yang ingin Yudi meneruskan jejaknya
berdakwah di pesantren dan majlis ta’lim
Makna Konotasi
Pesan dakwah
Apa yang kita lihat di scene meunjukan suatu
pertengkaran antara anak dan abah, tentang visi misi
hidup mereka yang mereka ambil itu berbeda, Yudi
memilih berdakwah ditempat umum sedangkan abah
tidak ingin anaknya berdakwah dengan cara seperti
itu, karena bias dipandang rendah oleh murid-murid
pesantrennya jika Yudi berdakwah di transportasi
umum, hal ini juga dikarenakan jalanan itu
berbahaya untuk Yudi.
Dapat diambil kesimpulan pesan dakwah dari scene
ini adalah orang tua ingin anaknya mengikuti
jejaknya, tentunya jejak kebaikan yang di maksud,
masalah berdakwah itu memiliki definisi sendiri-
sendiri. Sberbakti kepada kedua orang tua itu adalah
perilaku terpuji anjuran sunah Nabi. Tanpa
meninggalkan syarat-syarat berdakwah itu sendiri:
yaitu niat, pesan, ilmu atau nasehat itu dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, menjaga
akhlak mulia, mempertimbangkan maslahat dan
mafsadat serta tepat sasaran, tidak mudah berfatwa,
92
karena fatwa tidak boleh diucapkan sembarangan
orang.
راأصابكإن ذلكمنعزمالمووأمربالمعروفوانهعنالمنكرواصبرعلىم
“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan
cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. Luqman: 17).
7. Scene 7
Tidak Bersalaman Dengan Yang Bukan Muhrim
Tabel 5.7
Makna Denotasi Scene yang menampilkan pertengkaran yang lagi-
lagi terjadi antara Gagah dan adiknya Gita, Gita
tidak bias menerima sikap Gagah yang terlihat sok
religious dan berubah drastic, Gagah tidak mau
menerima tamu yang bukan muhrim, yang jelas-jelas
bagi Gita itu adalah trisa teman model Gagah dahulu,
mereka sempat dekat dan menjalin hubungan tetapi
semenjak Gagah memutuskan berhijrah Gagah
meninggalkan kehidupan lamanya.
Makna Konotasi
Pesan Dakwah
Gagah menghiraukan jabat tangan trisa, dan trisa
merasa Gagah menghiraukannya, Trisa tidak
mempercayai bahwa Gagah sudah berhijrah
Dalam agama jelas disebutkan bahwa laki-laki dan
perempuan yang bukan muhrim tidak bias
bersentuhan dan berjabat tangan. Rasulullah SWA
bersabda :
امرأةلا تحلللأنيطعنفيرأسرجلبمخيطمنحديدخيرلهمنأنيمس
Artinya :
Ditusuknya kepala seseorang dengan pasak dari besi,
sungguh lebih baik baginyadaripada menyentuh
wanita yang bukan mahromnya.” (HR. Thobroni
93
dalam Mu‟jamAl Kabir 20: 211)
8. Scene 8
Istiqomah dalam Hijrah
Tabel 5.8
Makna Denotasi Gagah menelfon kyai Gufron dan menjelaskan
kegelisahannya terhadap sikap Gita yang tidak bias
menerima perubahannya
Makna Konotasi Kyai Gufron nampak menenangkan Gagah dengan
memberi nasehat yang bias diterima Gagah dengan
akal sehat, bahwa sejatimnya hijrahnya orang yang
sungguh-sungguh sangat berat cobaannya
Pesan Dakwah Allah Azza wa Jalla tidak akan memberikan cobaan
diluar batas kemampuan hambanyaSungguh dunia
dari dahulu dan sampai sekarang masih menyaksikan
kebenaran janji ini. Dan saya kira, orang yang
mengetahui sedikit tentang sejarah Islam pun sudah
tahu akan peristiwa hijrahnya para Sahabat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke
Madinah21
ومنيهاجرفيسبيللل هيجدفيالرضمراغماكثيراوسعة
Artinya:
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya
mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah
yang luas dan rizki yang banyak” [An-Nisaa/4 : 100)
21 https://almanhaj.or.id/932-hijrah-di-jalan-allah.html.
94
9. Scene 9
Keteguhan dalam Berdakwah
Tabel 5.9
Makna Denotasi Terlihat Yudi menaiki angkutan umum yaitu kopaja
yang penuh sesak dengan penumpang, Hal ini sama
seperti dikehidupan kita yang tidak akan
menghiraukan siapapun pengamen yang menaiki
bus. Karena yang kita butuhkan hanya ketenangan
dan selamat sampai tujuan
Makna Konotasi Yudi tampak tidak malu dengan hal yang
dilakukannya, kontras dengan sikap milenial jaman
sekarang, kita sudang jarang menemukan pemuda
yang dengan lantang menyuarakan dakwah dan rela
kepanasan untuk berdakwah dijalan, hal ini lah yang
bertentangan dengan ayuahnya sosok kyai yang
memiliki santri-santri handal di pesantrennya.
Pesan Dakwah Kita tentu pernah mendengar kisah pria dari Punjab
India yang berdakwah keliling bekasi untuk
menyuarakan kebenaran dan dakwah dengan ilmu
yang beliau miliki. Menempuh 320 km untuk
berdakwah keliling Indonesia. Hal inilah yang
dilakukan Yudi sekarang.
،فإنل,منرأىمنكممنكرافليغيرهبيده فإنلميستطعفبلسان ميستط
وذلكأضعفاليمان,فبقلب
Artinya:
“Barangsiapa diantara kalian yang melihat
kemunkaran, hendaknya dia merubah dengan
tangannya, kalau tidak bisa hendaknya merubah
dengan lisannya, kalau tidak bisa maka dengan
hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah
iman.” (HR. Muslim)
95
10. Scene 10
Hambatan dalam Berhijrah
Tabel 5.10
Makna Denotasi Perdebatan antara Gagah dan Gita sangat menyakiti
hati mamanya, Gagah dinilai berubah dan tidak bias
lagi menjadi kakak yang baik untuk adiknya.
Makna Konotasi Apa yang kamu nilai baik belum tentu dinilai baik
juga di mata orang lain, inilah hokum kehidupan
yang ada di dunia ini. Apa yang Gagah lakukan
mendapat pertentangan melalui keluarganya sendiri.
Jalan hijrah yang diambil Gagah tidaklah berjalan
tanpa hambatan.
Pesan Dakwah اعلفمندل علىخيرفلهمثلجر
Artinya:
“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan
maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala
orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no.
1893).
Inilah hadits ibnu tayimah yang dimaksudkan cobaan
orang berhijrah begitu berat.
11. Scene 11
Indahnya Berbagi
Tabel 5.11
Makna Denotasi Scene yang sangat menyentuh hati, mama terlihat
mendampingi Gagah ke lokasi rumah cinta, rumah
yang didirikan Gagah bersama dengan mantan-
mantan preman setempat. Rumah yang dibangun
untuk mengaji anak-anak jalanan.
Makna Konotasi Rumah yang dibangun dengan penuh cinta, itulah
rumah cinta. Simbol dari perjuangan Gagah
mengumpulkan uang yang tadinya untuk biaya
berlibur bersama adiknya yaitu Gita, Gagah lebih
96
milih menggunakan uang itu dijalan yang lain dqan
lebih bermakna.
Pesan Dakwah Banyak hadits yang membahas tentang keutamaan
berbagi dan bersedekah, janganlah kalian
meremehkan manfaat dari bersedekah, hal yang
belum tentu semua orang mampu melalukannya,
bersedekahlah tanpa dilihat dan dinilai orang lain.
Gagah lebih memilih memperhatikan pendidikan
agama anak-anak jalanan disbanding kepentingan
berlibur, biaya liburan yang telah lama dia
kumpulkan dialokasikan ke rumah cinta ini.
12. Scene 12-15
Dengan siapa kalian bergaul?
Tabel 5.12
Makna Denotasi Scene yang memperlihatkan Gita mengunjungi
tempat rohis disekolahnya, tempat yang sebelumnya
hamper tidak pernah ia kunjungi
Makna Konotasi Perubahan sikap kita tercermin dari dengan siapa
kita berteman dan siapa orang yang berada
disekeliling Gita, Hal inilah yang tampak dari Gita
dan Tika pelan-pelan tertarik dengan kegiatan rohis
yang ada di sekolah mereka
Pesan Dakwah Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak
bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan
agar kita tak salah dalam memilihnya.Teman bergaul
adalah cerminan diri sesuai dengan hadits:
المؤمن(أخي)المؤمنمرآة
Artinya:
Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang
mukmin .
97
TABEL TEMUAN
Menjawab Makna Pesan Dakwah
1. Bagaimana makna
denotasi, konotasi
dan mitos pada
film?
a. Makna denotasi dalam penelitian ini
adalah gambaran tentang potret hijrahnya
seseorang yang mendapat konflik dari
keluarganya. Perbedaan pendapat antara
ibu dan anak, kakak dan adik menjadi alur
dalam cerita di film ini
b. Makna konotasi yang terlihat dalam
penelitian ini perjuangan seorang Gagah
yang mengambil jalan berhijrah dan
berusaha mendapat dukungan dari
keluarganya. Konflik antara Yudi dan
ayahnya yang seorang Kyai, Yudi memilij
jalan berjuang dan berdakwah di jalanan
dari bus ke bus, sedangkan abahnya adalah
seorang kyai yang mempunyai banyak
snatri-santri dan menginginkan Yudi
meneruskan dakwahnya berdakwah di
mimbar bukan di jalanan.
c. Ada beberapa mitos yang terdapat pada
film ini, Apakah pesan dakwah dalam film
bisa di terapkan dalam kehidupan sehari-
hari, pesan dakwah yang didapat oleh si
penonton film ini bisa
2. Apa saja pesan-
pesan dakwah yang
terkandungdi setiap
scene?
1.Scene 11 terdapat pesan dakwah bil al-hal
2. Scene 8 terdapat dakwah bil-lisan
3. Scene 9 terdapat dakwah ammah
4. Scene 10 terdapat dakwah ammah
5. Scene 5 & 12 terdapat dakwah bil-hikmah
98
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian penjelasan pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan hasil
penelitian pada skripsi ini berfokus pada pembatasan masalah yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan teori dan implementasi pada objek penelitiannya. Peneliti
menemukan lima belas scene yang mengandung pesan dakwah dalam film Ketika Mas
Gagah Pergi yang disampaikan melalui tokoh-tokoh yang berperan di film ini. Maka
dari itu peneliti telah memberikan kesimpulan dari penelitian, sebagai berikut:
1. Pesan Dakwah yang ditampilkan dalam potongan adegan film
“ Ketika Mas Gagah Pergi” cukup begitu banyak, banyak hal yang bias kita
pelajari dari film karya Helvy Tiana Rosa ini.
2. Dari analisis semiotika terkait dengan film ini dan pesan dakwah dapat
disimpulkan bahwa makna denotasi yang terdapat banyak menyimpulkan tentang
anjuran berdakwah sesuai kemampuan, dan apa saja halangan dan sikap istiqomah
berdakwah yang dilalukan Gagah.
3. Ada aspek akidah, aspek syariah dan aspek akhlak yang berhasil disisipan dalam
film ini. Film yang menurut penulis dinilai underrate, padahal film ini film yang
sangat direklomendasi untuk anak-anak milenial sekarang ini, film yang ringan
disajikan dengan dakwah yang ringan dan mudah dipahami.
a. Aspek Akidah
Sesuatu yang dianut oleh manusia dan diyakininya baik berwujud agama dan
yang lainnya. Aqidah (kepercayaan) itu adalah sesuatu hal yang pertama-tama
yang diserahkan oleh Rasulullah dan yang dituntutnya dari manusia untuk
dipercayai dalam tahapan pertama daripada tahapan-tahapan dakwah
Islamiyah dan yang merupakan pada seruan setiap Rasul yang diutus oleh
Allah swt.
b. Aspek Syariah
Syariat adalah peraturan-peraturan yang diciptakan Allah atau yang diciptakan
pokok-pokoknya di dalam berhubungan dengan Tuhannya, dengan saudara
sesama muslim, dengan saudara sesama manusia, dengan alam dan
hubungannya dengan kehidupan. Syari’ah pada asalnya bermakna “jalan yang
99
lempeng. Pengertian syari’ah yang sering dipakai dikalangan para ahli hukum,
ialah:
“Hukum-hukum yang diciptakan oleh Allah SWT untuk segala hambaNya
agar mereka itu mengamalkannya untuk kebahagiaan dunia akhirat, baik
hukum-hukum itu bertalian dengan perbuatan, aqidah dan akhlak”.
Cara untuk mengadakan hubungan tersebut adalah:
a. Cara manusia berhubungan dengan Tuhan
b. Cara manusia berhubungan dengan sesama muslim
c. Cara manusia berhubungan dengan saudara sesama manusia
d. Cara manusia berhubungan dengan alam
e. Cara manusia berhubungan dengan kehidupan.
c. Aspek akhlak
Akhlak ialah suatu gejala kejiwaan yang sudah meresap dalam jiwa, yang dari
padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa mempergunakan
pertimbangan terlebih dahulu. Apabila yang timbul daripadanya adalah
perbuatan-perbuatan baik, terpuji menurut akal dan syara’ maka disebut
akhlak baik, sebaliknya apabila yang timbul dari padanya adalah perbuatan
yang jelek maka dinamakan akhlak yang buruk. Dalam menjalankannya
sebaiknya berpedoman kepada al-Qur’an dan al-Hadits. Secara garis besarnya
menurut sifatnya terbagi kepada dua yakni akhlak terpuji dan akhlak tercela.
Dari segi bentuknya kahlak dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu:
a. Akhlak kepada Allah
b. Akhlak terhadap manusia
c. Akhlak terhadap makhluk-makhluk lain.
4. Dari perspektif komunikasi antar pribadi, film “Ketika Mas Gagah Pergi” ini
sangat layak menjadi bahan telaah, bahan penelian karena ada beberapa aspek
dakwah yang bisa dikaji dalam setiap scene per scenenya. Didalamnya
mengandung komunikasi antar pribadi antara orangtua dengan Gagah, dan Gagah
dengan adiknya yaitu Gita. Banyak adegan emosional yang menunjukan hubungan
komunikasi sebuah keluarga yang mempunyai persoalan dan perdebatan antara
satu sama lainnya, keterikatan antara scene dengan scene lainnya. Orang yang
mendengarkan dakwah tidak cuma memaknai sebuah kebaikan dan keburukan,
tapi juga mampu melaksanakan nilai-nilai kebaikan tersebut dan menjauhkan
100
nilai-nilai keburukan dalam kehidupan sehari-harinya. Kaitan pesan dakwah pada
scene:
a. Scene 11 yaitu Dakwah bil al-Hal merupakan dakwah yang mengutamakan
perbuatan nyata. Dakwah jenis ini dilaksanakan dengan maksud tidak cuma
membuat pendengar memahami arti yang disampaikan dari dakwah tersebut,
tapi juga mengaplikasikan berbagai perbuatan yang dicontohkan tersebut
dalam kehidupan sehari-hari. dakwah jenis ini lah yang terjadi disaat gagah
memberi pertolongan pada orang lain yang notabenenya beragama kristen
pada saat demo berlangsung, hal ini terlihat nyata dan membuat Gita terenyuh
dan tersadar bahwa apa yang dilakukan Yudi adalah sesuatu hal yang baik dan
terpuji
b. Scene 8 yiatu Dakwah bil-lisan adalah dakwah yang terjadi antara Gagah
dengan kiyai Gufron, dakwah yang disampaikan langsung kepada si penerima
dakwah, Gagah bisa langsung menanyakan perihal hijrah kepada kyai Gufron,
karena ini Gagah berasa hidupnya tertolong dan terarah sejak bertemu dan
mendapat bimbingan agama dari sang Kyai, hal ini realitas nyata yang terjadi
di kehidupan kita, banyak kegiatan dakwah yang menggunakan metode ini,
bahkan didunia entertainments pun para public figur mempunyai guru
spritiualnya masing-masing, yang bisa langsung memberi penjelasan yang
konkrit mengenai permasalahan mereka
c. Scene 9 yaitu Dakwah bil ammah, dakwah yang dilakukan Yudi di angkutan
umum, dakwah yang dimaksudkan dan diserukan untuk khalayak ramai,
dakwah yang dilakukan yudi ini bertentangan dengan prinsip sang abah, Abah
ingin anaknya berdakwah di pesantren dan mimbar bukan di angkutan umum
d. Scene 10 yaitu Dakwah ammah adalah metode dakwah yang dilakukan Gagah
melalui rumah cinta, yang dibangun bersama dengan ke 3 mantan preman,
Rumah yang dikhususkan untuk kegiatan dakwah dan ibadah.
e. Scene 5 dan 12 mencerminkan dakwah bil hikmah, melakukan pendekatan
sedemikian rupa sehingga pihak objek dakwah bisa melaksanakan dakwah
atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik.
Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan
komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif, dakwah yang
dilakukan anak rohis di sekolah Gita yang membuat Tika merasa tergerak
hatinya sehingga memutuskan untuk berhijrah dan memakai jilbab, dan hal ini
101
membuat Gita kaget dengan perubahan positif yang dilakukan sahabatnya itu,
dakwah yang dilakukan dengan keinginan hati sendiri bukan karena paksaan
B. Saran
Saran dari penulis melalui penelitian ini untuk film Ketika Mas Gagah Pergi
beserta tim produksinya.
1. Pertama, peneliti mengharapkan sutradara dan tim produksi agar terus membuat
film-film yang syarat akan pesan-pesan dakwah seperti ini.
2. Film dapat dijadikan media dakwah dengan kelebihannya, film dapat menjnagkau
berbagai kalangan dan juga bias menambah wawasan bagi penontonnya. Film ini
dijadikan media dakwah oleh sipembuat filmnya sendiri.
3. Film Ketika Mas Gagah Pergi ini menampilkan pesan-pesan akidah dan akhlak,
serta pemain yang dinilai sangat berkualitas.
C. Penutup
Skripsi ini di buat untuk menambah khasanah keilmuan dakwah dengan
mengangkat judul “Analisis semiotika pesan dakwah “ Ketika Mas Gagah Pergi”
Karya Helvy Tiana Rosa. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyusun skripsi ini. Namun didalamnya tentu banyak kekurangan yang perlu
diperbaiki. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang baik dari pembaca.
102
DAFTAR PUSTAKA
A
Abu Tazid S.Sos, M.Si, Tokoh, Konsep Dan Kata kunci Teori Post Modern, Oktober
2017 Hal 88
Amin Amrullah, Panduan Menyusun Proposal Skripsi, Tesis dan Disertasi, Yogyakarta,
2014 Hal 38
B
Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamika Sosial Budaya, (Cetakan Pertama Komunitas
Bambu, April 2004) Hal 164
D
Dr. Syamsuddin AB, S, Ag. Pengantar Sosiologi Dakwah, 2016 Hal 277
Drs. Alex Sobur, M.Si, Semiotika Komunikasi, 2008 PT Remaja Rosdakarya, Hal 127
Dr. Armawati Arbi M.Si, Komunikasi Intrapribadi, Integrasi komunikasi spiritual,
Islam dan lainnya, Kencana 2019 cetakan pertama, Hal 7
H
Helvy Tiana Rosa, Ketika Mas Gagah Pergi, Depok , Asma Nadia Publishing House,
2016 cetakan ke-16
J
Jafar Lantowa, Nila Mega Marahyu, Muh Khairusiyyan, Semiotika Metode dan
Penerapan dalam Penelitian Sastra, Jakarta PT DEEPUBLIS, Agustus 2017 Hal 2
John Lechte, 50 Filsuf Kontemporer, Yogyakarta 2001, Hal 196
K
Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia, Jakarta
LPSP, 2015 Hal 29
W
Wener J.Sverin & Jams W, Teori Komunikasi Sejarah Metode dan Terapan d dalam
Media Massa, 2009 Hal 17
103
M
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta PT Jalasutra 2013
Hal 22
N
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, PT Raja Grafindo Persada, 2010 Hal
109
P
Peter L Berger & Thomas Luckman, Konstruksi Sosial Media Massa, Hal 48
Parera, 2004, hal. 112
Prof. Deddy Maulana, M.A, Ph.D (Guru Besar Fidkom Unpad), Semiotika dalam Riset
Komunikasi, Hal 2
L
London School of Public Relation Jakarta, Beyond Bprders: Communication Modernity
& History, 2010 Hal 200
Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2000
Hal 3
W
William L. Rivers, Jay W Jensen, Theodore Peterson, Media Massa&Masyarakat
Modern, (edisi 2) Hal 334
Y
Yuswohady, Iryan Herdiansyah, Farid Fatullah & Hassanudin Ali, Generation Muslim
“Islam itu Keren”, 2017 Hal 246
Yuswohady, Iryan Herdiansyah, Farid Fatullah & Hassanudin Ali, Generation Muslim
“Islam itu Keren”, 2017 Hal 252
104
Website
http://id.m.wikipedia.org
www.academia.edu Diakses pada 27 April 2019
Id.m.wikipedia.org Diakses pada 26 juni 2019
www.cscinema,com diakses pada 1 july 2019 pukul 02:00
Artikel
http://www.zonareferensi.com/ pengertian-analisis-menurut-para-ahli-secara-umum/
Artikel, diakses selasa, 12 Februari 2019 pukul 18:20
darihttp://www.google.co.id/amp/s/kbbi.web.id/analisis.html
UU Republik Indonesia No 8 Tahun 1992 tentang perfilman, Bab 1, Pasal 1, Ayat 1,
Departemen Penerangan RI.
105
LAMPIRAN-LAMPIRAN
106
POSTER FILM
107
108
109
110
SCRIPT UTUH
12:06 Gagah: Mereka itu baik sama mas sama yang lain juga
13:50 Gagah: Mah, nitip adik gagah ya, bye mama bye Gita
14:00 Mama: kamu hati-hati ya Gah disana, terus kabarin adiknya
16:10 Gagah: Assalamualaikum
16:21 Gita shock dengan penampilan Gagah
17:31 Gita: 2 bulan 18 hari sejak mas Gagah balik fari ternate, mas tuh berubah tau ga?
17:35 Gagah: berubah apa sih dik manis?
17:37 Gita: berubah apaan? Tuh liat jenggot apaan?
17:45 Gita: Mas Gagah berubah drastis, emangnya mas Gagah ngapain aja sih disana?Kyai
mas gagah tuh ngajarin apaan sih?
18:00 Gagah: Astagfirullah git
*Latar belakang di dalam mobil
19:21 Gita: ngapain sih mas komat-kamit gitu? Dari tadi, ganggu tau ga?
19:40 Gagah: ini ga seperti dulu git, yang dulu belum tentu mendatangkan manfaat apalagi
pahala
19:47 Gita: Emang kita orang arab ya? Dengerin gituan
19:50 Gagah: ini nashid gita, bukan sekedar nyanyian, tapi dzikir
19:54 Gagah: Dzikir kepada Allah git
20:14 Gita: kenapa selera musik mas Gagah berubah gitu? Kenapa ga dengerin musik yang
dulu kita dengerin mas
20:30 Gagah: kamu dengerin dulu deh kamu pasti sua, amu resapi git
111
21:00 Gita: udahlah mas, lain kali mas gausah anterin gita lagi ke sekolah, gita mau naik bus
aja! Bye
21:15 Gagah: akhir-akhir ini mungkin mama dan gita ngerasa ada yang berubah dengan
Gagah, sebenernya engga mah, gagah Cuma belajar melakukan sesuatu yang gagah anggap
benar
21:55 Gagah: waktu di ternate, mas ketemu kyai hebat namanya kyai Gufron. Subhanaallah
orangnya sangat bersahaja, santri-santrinya pun luar biasa disana mas mengisi waktu dengan
mengaji dan hati mas menjadi tenang, disana mas belajar hakikat Islam yang sebenarnya
22:54 Gita: Hebat banget sih dia bisa biin mas berubah
23:41 Teman gagah: lo kemana aja jadi ga pernah nongkrong sama kita lagi semejak style lo
kaya gini lo berjenggot dan berkumis (mereka menertawakan Gagah)
24:00 Gagah: Alhamdulillah saya menemukan teman saya sesungguhnya yang bisa
membawa ke jalan kebenaran
25:20 Yudi: Assalamualaikum, salam sejahtera untuk kita se4mua, izinkan saya menunaikan
kewajiban saya
25:30 Penumpang bus: Aduh klo ceramah bus lain aja deh mas, tanggal tua nih
26:19 Yudi: Hijrah itu move on alias moving on, move kejalan yang diridhai Allah, what
Allah say yes, yes ke suatu yang lebih baik
27:00 Yudi: Jihad? Ya jihad itu tak seperti yang kita bayangkan.
Fisabilillah lurus dijalan Allah
27:58 Nadia: Palestina? Untuk apa kita memikirkan palestina
29:00 teman-teman gagah bermain teatre tentang kejadian di Palestina
30:28 Abah: nak, santri-santri abah selalu ikut kata-kata abah
32:29 Yudi: ini dakwah abah, apa yang sedang Yudi lakukan uitu dakwah
33:00 Abah: dakwah kamu bilang? Dakwah tuh di mimbar nak, bukan dijalanan seperti yang
kamu lakukan
112
35:13 ke 3 preman: sebenernya kita udah gamau malak lagi, lo tau sendiri kan Gah anak-anak
itu gimana nasibnya
37:00 Gagah: jalan hidup kita susah, karena kita lupa dengan sang maha Punya
41:00 Trisia: Gagah apa kabar? *menjulurkan tangan nya yang ditepis oleh Gagah*
41:50 Gita: mas, tuh sok suci tau ga? Pake gamau salaman sama trisia, kita kan udah deket
mas sama dia
41:54 Gagah: Justru karena mas menghargai dia, makanya mas begitu
42:01 Gagah: Gita kamu tau ga klo orang sunda ga sentuhan tapi tetep santun, itu yang bagus.
Hadist bukhori muslim menjelaskan. “Rasulullah tidak pernah berjabat tangan dengan yang
bukan mahromnya”
43:02 Gagah: bukankah Rasulullah teladan terbaik?
47:14 Gita: Sekarang mas lebih ngerti agama daripada Gita, tapi kenapa mas untuk nepatin
janji aja ga bisa?
48:03 Mama: gagah apa sih yang kamu lakuin? Kenapa mesti seperti ini? Mama tau apa yang
kamu kerjakan itu baik dan benar, tapi bukan berarti kamu tidak bisa menjaga adik kamu
49:00 Gagah: Kyai, apa yang harus saya lakukan? Meski orang-orang yang saya sayangi
menjauhi saya?
50: Kyai gufron:Allah tidak sembarangan memberi cobaan Gah, mengapa Allah mengajarkan
kita berbaik sangka, husnudzon akan mengukuhkan persaudaraan. Kamu tabayun gah
51:09 Penumpang: cari duit pake modal mas jangan Cuma cuap-cuap doang
59:00 Ga sehat ini gah, bukan keluarga seperti ini yang mama mau
1:03:50 mama: mama terharu menyambangi rumah cinta
1:05:39 Warga: nak, suami saya tadi pamit mau ke gereja, dia ga tau ada musibah ini
1:10:00 Yudi: ibu yang sabar ya, saya bantu cari suaminya
1:07:46 Yudi: Allah menciptakan kita dengan sebaik-baiknya bentuk, amalan kita yang
membuat kita menjadi lebih baik
113
1:09:06 Yudi: maaf de saya harus pergi Inshaa Allah kita bertemu lagi,
Assalamualaikum*yudi menepis tangan gita yang ingin berkenalan*
1:11:00 Gita mencari pengertian fisabilillah di internet
1:!2:39 Teman Gita: suibhanaallah kakak kamu ikhwan ya?\
1:13:05 Gita, tik by the way lo jadi suka main sama anak rohis sih? Tapi keren-keren juga ya
orangnya
1:13:47 Preman: Gah mas kita dikira ngumpulin anak-anak untuk ikut aliran sesat, kejam
banget mereka fitnah kita
1:23:50 Abah: subhanaallah susahnya abah ketemu anak abah sendiri, klo ada nikahan aja
1:24:42 Gita: heh lo kenapa sih? Gue mau ketemu kaka gue dikawinan ini. Ribet banget deh
*Gita shock dengan budaya pernikahan yang memisahkan tamu antara lelaki dan wanita*
1:25:52 Gita: Tik? Kenapa lo kaya gini? Kapan lo pake jilbab gini?
1:27:00 Tika? Emang salah ya git? Gue udah memantapkan hati gue kok selama 3 bulan ini
untuk memulai pake hijab