103
ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK) PADA GAPOKTAN SILIH ASIH DESA CIBURUY KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI IPO MELANI SINAGA H34076081 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

  • Upload
    dinhque

  • View
    242

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE (SEHAT AMAN ENAK)

PADA GAPOKTAN SILIH ASIH DESA CIBURUY KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

SKRIPSI

IPO MELANI SINAGA

H34076081

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2010

Page 2: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

RINGKASAN

IPO MELANI SINAGA. Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras Organik SAE (Pada Gapoktan Silih Asih Desa Ciburuy Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RITA NURMALINA).

Laju peningkatan jumlah penduduk berimplikasi terhadap laju peningkatan jumlah permintaan beras secara nasional. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah terutama Departemen Pertanian untuk meningkatkan produksi beras. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia tersebut disertai dengan peningkatan pendidikan dan taraf penghasilan, menyebabkan kebutuhan akan beras terus meningkat, baik jumlah maupun mutunya. Oleh karena itu, masyarakat memerlukan pangan yang sehat dan bergizi tinggi yang salah satunya dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan pertanian organik. Pertanian organik merupakan pertanian dengan sistem manajemen produksi holistik yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem, termasuk keanekaragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Pertanian organik menekankan penggunaan praktek manajemen yang lebih mengutamakan penggunaan masukan setempat, dengan kesadaran bahwa keadaan regional setempat memang memerlukan sistem adaptasi lokal. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan cara-cara kultural, biologis, dan mekanis yang merupakan kebalikan dari penggunaan bahan-bahan sintesis untuk memenuhi fungsi spesifik dalam sistem (Deptan, 2008).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik konsumen beras organik SAE , menganalisis sikap, positioning dan rentang harga beras organik SAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan produk beras organik Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2009 di gabungan kelompok tani (Gapoktan) Silih Asih Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor.

Metode penentuan sampel dilakukan dengan Teknik non-probability sampling yang digunakan adalah convinience sampling. Responden merupakan konsumen beras organik SAE yang melakukan keputusan pembelian. Jumlah sampel sebanyak 40 orang.

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis gambaran umum lokasi dan karakteristik responden. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis sikap menggunakan Fishbein, analisis peta persepsi menggunakan alat perceptual mapping, analisis positioning menggunakan Biplot dan analisis sensitivitas harga.

Hasil karakteristik responden yaitu berjenis kelamin wanita yang memiliki umur 40-49 tahun, sudah menikah, jumlah anggota keluarga 3-4 orang, pendidikan terakhir Sarjana (S1) dengan pekerjaan PNS dan Pegawai Swasta serta mempunyai pendapatan perbulan lebih dari Rp.4000.000.

Page 3: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

Hasil analisis sikap menggunakan Fishbein menunjukkan bahwa responden pengguna beras organik SAE disukai oleh responden karena memperoleh skor paling tinggi yaitu 15,08, sedangkan beras non organik kurang disukai atas kinerja atribut-atributnya karena memperoleh skor paling rendah (ciherang (13.05) dan IR 64 (10,50).

Hasil analsis Perceptual Mapping menunjukkan bahwa sebagian besar atribut beras organik SAE dipersepsiakanbaik oleh responden karena posisinya berada paling luar (tinggi). Atribut yang disukai tersebut adalah keamanan dikonsumsi, khasiat/manfaat, komposisi yang dikandung, daya tahan produk, rasa, segel produk dan desain kemasan. Beras non organik (Ciherang dan IR 64) berada pada posisi paling dalam (rendah) dan dipersepsiakan kurang baik di banding beras organik SAE. Hasil analisis Biplot menunjukkan keunggulan dan penciri utama beras organik SAE yang terletak pada keamanan dikonsumsi sedangkan kelemahan utama terletak pada promosi penjualan, varietas dan iklan.

Hasil analisis sensitivitas harga menunjukkan bahwa beras organik SAE mempunyai tingkat harga terendah (MCP) sebesar Rp. 5200 per kg, tingkat harga minimum (IPP) sebesar Rp. 9300 per kg, rentang harga (RAP) sebesar Rp. 5200 per kg - 12900 per kg, tingkat harga optimum (OPP) sebesar 10000 per kg dan tingkat harga tertinggi (MEP) sebesar Rp. 12.900 per kg. Memberikan rekomendasi alternatif strategi kebijakan pengembangan beras organik SAE kepada gapoktan Silih. Kemudian alternatif strategi kebijakan tersebut diharapkan turut memberikan dorongan kepada pihak yang berkepentingan sehingga pengembangan beras organik SAE menjadi lebih sukses.

Page 4: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

Judul skripsi : Analisis Sikap, Persepsi Konsumen dan Rentang Harga Beras Organik SAE (Pada Gapoktan Silih Asih Desa Ciburuy Kabupaten

Bogor, Jawa Barat).

Nama : Ipo Melani Sinaga

NRP : H34076081

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS NIP 19550713 198703 2 001

Diketahui Ketua Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institute pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kursnadi, MS NIP. 195809081984031002

Tanggal Lulus :

Page 5: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

ANALISIS SIKAP, PERSEPSI KONSUMEN DAN RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE

Pada Gapoktan Silih Asih Desa Ciburuy Kabupaten Bogor Jawa Barat

SKRIPSI

IPO MELANI SINAGA

H34076081

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2010

Page 6: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Sikap,

Persepsi Konsumen dan Rentang Harga Beras Organik SAE (pada Gapoktan Silih

Asih Desa Ciburuy Kabupaten Bogor. Jawa Barat).” adalah karya sendiri dan belum

diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber imformasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan manapun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar

pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2010

Ipo Melani Sinaga

H34076081

Page 7: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Sikap, Persepsi

Konsumen Dan Rentang Harga Beras Organik SAE (Pada Gapoktan Silih Asih Desa

Ciburuy Kabupaten Bogor. Jawa Barat)”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis sikap konsumen terhadap atribut-atribut

beras organik dan sensitivitas harga pada beras organik SAE. Namun demikian,

sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang

dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan sran dan kritik yang membangun kea rah

penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, April 2010

Ipo Melani Sinaga

Page 8: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

RIWAYAT HIDUP

Penulisan dilahirkan di Pematangsiantar 06 Agustus 1986. Penulis adalah

anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Ir. Amran Sinaga dan Ibunda Nurita

Damanik

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 142479 Pematangsiantar

pada tahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di

SLTPN1 Pematangsiantar. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 2

Pematangsiantar diselesaikan pada tahun 2003.

Penulis diterima pada Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan

jurusan Agribisnis Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada

tahun 2004. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan pada Departemen

Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Page 9: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai

bentuj rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terimakasih

kepada :

1. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan,

waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan

skripsi ini.

2. Febriantina Dewi, SE, MSc selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang

telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan

skripsi ini.

3. Dra. Yusalina, Msi yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen

dan staf Departemen agribisnis.

4. Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang

diberikan. Semoga ini bias menjadi persembahan yang terbaik.

5. Mugi Mardiatno selaku pembahas pada seminar yang telah memberikan kritik dan

saran demi perbaikan skripsi ini.

6. Pihak Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Silih Asih atas waktu, kesempatan,

informasi, dan dukungan yang diberikan.

7. Salim, Husein, Lia, Aa, Benry Albertus SE, Jhonson Simanjuntak SE, Dana,

Agie, Ine, Wilmar, Irwan Imeko SP, Kiki, Ismi, Netty, Bestari, Alin serta Pamela

atas semangat, motivasi dan bantuan yang sangat berarti selama penyusunan

skripsi.

8. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman agribisnis angkatan tiga atas

semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh

pihak yang tidak sapat disebutkan satu per satu,terimakasih atas bantuannya.

Bogor, April 2010

Ipo Melani Sinaga

Page 10: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .......................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 4

1.3. Tujuan ...................................................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertanian Organik .................................................................... 7

2.2. Tujuan Pertanian Organik ........................................................ 8

2.3. Beras Organik .......................................................................... 9

2.4. Keunggulan Beras Organik ...................................................... 10

2.5. Studi Terdahulu ........................................................................ 10

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................... 13

3.1.1. Defenisi Konsumen ..................................................... 13

3.1.2. Prilaku Konsumen ....................................................... 13

3.1.3. Persepsi Konsumen ..................................................... 17

3.1.4. Prilaku Konsumen dalam Pemasaran .......................... 18

3.1.5.1. Bauran Produk .................................................. 18

3.1.5.2. Bauran Harga ................................................... 19

3.1.5.3. Bauran Promosi ................................................ 19

3.1.5.4. Bauran Tempat ................................................. 20

3.1.5. Analisis Deskriptif ......................................................... 21

3.1.6. Atribut Produk ............................................................... 21

Page 11: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

3.1.7. Sikap ............................................................................. 22

3.1.7.1 Karakteristik Sikap ........................................... 23

3.1.7.2. Fungsi Sikap ..................................................... 25

3.1.7.3. Beberapa Metode Untuk mengukur Sikap ....... 25

3.1.8. Analisis Sensitivitas Harga ........................................... 27

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................ 27

IV. METODE

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 31

4.2. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 31

4.3. Metode Pengambilan Sampel .................................................... 31

4.4. Pengujian Atribut ..................................................................... 33

4.4.1. Uji Validitas .................................................................... 33

4.4.2. Uji Reliabilitas ................................................................ 34

4.6. Metode Analisis Data ................................................................. 36

4.6.1. Analisis Deskriptif ........................................................... 36

4.6.2. Analisis Sikap Fhisbein .................................................... 36

4.6.3. Perceptual Maping ........................................................... 38

4.6.4. Model Biplot ................................................................... 39

4.6.5. Analisis Sensitivitas Harga ............................................ 40

4.7. Definisi Operasional ............................................................... 42

V. GAMBARAN UMUM

5.1. Gambaran Umum Gapoktan Silih Asih ..................................... 44

5.1.1. Lokasi, Letak Geografis ................................................... 44

5.1.2. Sejarah Gapoktan Silih Asih dan Perkembangannya ....... 45

5.1.3. Visi dan Misi Gapoktan Silih asih ................................... 46

5.1.4. Struktur Organisasi Gapoktan Silih Asih .......................... 46

5.1.5. Kegiatan Pemasaran Gapoktan Silih Asih ....................... 47

VI. KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

6.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............. 48

Page 12: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

6.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .............................. 48

6.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ......... 49

6.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga 49

6.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...... 50

6.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ..................... 51

6.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per Bulan ………………………………………………………. 52

VII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN KONSUMEN DAN TINGKAT KINERJA ATRIBUT BERAS ORGANIK SAE

7.1. Analisis Sikap Multiatribut Fishbein ........................................... 54

7.2. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras ................................ 54

7.2.1. Penilaian Sikap Responden ................................................. 55

7.2. Pemetaan Persepsi Konsumen ………………………………….. 60

7.3. Positioning ................................................................................... 61

7.3.1. Kedekatan Antar Obyek ..................................................... 62

7.3.2. Keragaman Peubah ........................................................... 63

7.3.3. Hubungan (Korelasi Peubah) ............................................. 63

7.3.4. Nilai Peubah Pada Suatu Objek .......................................... 64

7.4. Analisis Sensitivitas Harga .......................................................... 64

7.5. Rekomendasi Alternatif Kebijakan Pemasaran ............................ 71

7.5.1 Strategi Produk .................................................................. 71

7.5.2. Strategi Harga ................................................................... 72

7.5.3. Strategi Promosi ................................................................ 72

7.5.4. Strategi Distribusi ............................................................. 73

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan ................................................................................ 77

8.2. Saran ........................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

LAMPIRAN ……………………………………………………………….

Page 13: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

vi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produksi padi, beras dan permintaan beras di kota Bogor Tahun 2000 – 2006 ...................................................... 1

2. Data Permintaan Beras organik Gapoktan Silih Asih 2004-2008 ........ `4

3. Atribut-Atribut untuk Uji Validitas ..................................................... 34

4. Karakteristik Responden Beras SAE Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 48

5. Karakteristik Responden Beras SAE Berdasarkan Usia ...................... 49

6. Karakteristik Responden Beras SAE Berdasarkan Status Pernikahan . 49

7. Karakteristik Responden Beras SAE Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga .............................................. 50

8. Karakteristik Responden Beras SAE Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................................................... 51

9. Karakteristik Responden Beras SAE Berdasarkan Pekerjaan .............. 51

10. Karakteristik Responden Beras SAE Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per Bulan .......................................................................... 53

11. Analisis Sikap Konsumen Terhadap Beras SAE.................................. 54

12. Kategoti Tingkat Kepentingan ……………………………………… 54

13. Kategori Nilai Sikap Terhadap Atribut dan Total Nilai sikap (Ao) secara keseluruhan atribut beras organik SAE dan non organik (Ciherang dan IR 64) .................................................................................. 55

13. Hasil Perhitungan Model Sikap Multiatribut Fishbein ........................ 56

14. Penilaian Responden Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE untuk setiap kategori harga .................................................................. 66

15. Hasil Analisis Sensitivitas Harga ......................................................... 71

Page 14: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor. Halaman

1. Kuesioner Pengambilan Data................................................................... 82

2. Uji Validitas Atribut-Atribut Beras……………………………………. 86

3. Uji reliabilitas Atribut-Atribut Beras………………………………….. 87

4. Output Komputer Hasil Analisis Biplot Pada Atribut Beras Organik dan Beras Non Organik………………………………… 88

5. Tabulasi Kelompok Tidak Mahal dan Tidak Murah …………………... 89

Page 15: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

viii

DAFTAR GAMBAR

Nomor. Halaman

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ................ 17

2. Model Perilaku Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ................................................................. 18

3. Kerangka oprasional ....................................................................... 32

4. Struktur Organisasi Gapoktan Silih Asih ………………………... 49

5. Peta Persepsi Responden terhadap beras organik dan beras non organik .......................................................................... 65

6. Hasil Analisis Biplot pada Atribut Beras Organik dan Beras Non Organik …………………………………………. 68

7. Grafik IPP Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE …………... 72

8. Grafik OPP Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE …………. 73

9. Grafik MCP Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE…………. 73

10. Grafik MEP Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE ……....... 74

Page 16: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

1

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya

bermata pencarian sebagai petani. Hal ini perlu mendapat perhatian berbagai

pihak, karena sektor pertanian memiliki peranan penting dalam mendorong

perekonomian nasional, diantaranya sebagai sumber pendapatan, penyedia bahan

pangan dan dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Sektor pertanian

memiliki empat sub sektor antara lain Tanaman pangan, Perkebunan, Peternakan,

dan Perikanan.

Komoditas tanaman pangan utama masyarakat Indonesia adalah beras.

Beras merupakan komoditi yang sangat penting karena lebih dari 90 persen

masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok, dan kemudian

diperkuat oleh budaya dengan mengkonsumsi beras (nasi) maka kemudian dapat

dikatakan makan.

Menurut BPS (2007) permintaan beras pada tahun 2000 dapat dihitung

sebesar 31,339 juta ton. Pada tahun 2003 meningkat menjadi 31,820 juta ton dan

terus meningkat menjadi 36,683 juta ton pada tahun 2006. Hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi padi, beras dan permintaan beras di Indonesia Tahun 2000 - 2006

Tahun Produksi Padi (ton) Produksi Beras (ton) Permintaan Beras (ton)

2000 51.898.852 32.696.277 31.339.420

2001 50.460.782 31.790.293 31.510.790

2002 51.489.694 32.438.507 31.655.680

2003 52.137.604 32.846.691 31.820.475

2004 54.088.468 34.075.735 32.056.045

2005 54.151.097 34.115.191 32.858.985

2006 54.454.937 34.306.610 36.683.493

Sumber : BPS (2007)

Angka pada Tabel 1 mengindikasikan besarnya bahan pangan yang harus

tersedia. Kebutuhan pangan tersebut terus meningkat seiring dengan

bertambahnya jumlah penduduk yang semakin pesat.

Page 17: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

2

Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan

peningkatan pendidikan dan taraf penghasilan, menyebabkan kebutuhan akan

beras terus meningkat, baik jumlah maupun mutunya. Oleh karena, itu

masyarakatpun memerlukan pangan sehat dan bergizi tinggi yang salah satunya

dapat diproduksi dengan metode baru yang dikenal dengan sistem pertanian

organik.

Pertanian organik merupakan pertanian dengan sistem manajemen

produksi holistik yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan

agroekosistem, termasuk keanekaragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas

biologi tanah. Pertanian organik menekankan penggunaan praktek manajemen

yang lebih mengutamakan penggunaan masukan setempat, dengan kesadaran

bahwa keadaan regional setempat memang memerlukan sistem adaptasi lokal. Hal

ini dapat dicapai dengan menggunakan cara-cara kultural, biologis, dan mekanis

yang merupakan kebalikan dari penggunaan bahan-bahan sintesis untuk

memenuhi fungsi spesifik dalam sistem (Deptan, 2008).

Pertanian organik mempunyai peluang yang cukup besar di masa yang

akan datang karena adanya isu-isu terhadap asupan bahan kimia yang terkandung

dalam produk pertanian. Produk organik juga mempunyai peluang ekspor keluar

negeri karena tingginya permintaan dari negara maju, selain itu juga untuk

meningkatkan pendapatan petani serta adanya kesadaran konsumen untuk

memperoleh produk yang sehat dan ramah lingkungan. Di masa yang akan

datang, hal tersebut dapat membuat prospek bisnis beras organik semakin bagus

dengan kecendrungan masyarakat untuk mengkonsusmsi beras organik.

Salah satu komoditi pertanian organik adalah beras organik, yaitu beras

yang tidak mengandung zat kimia berbahaya. Penggunaan pestisida kimia diganti

dengan pemakaian pestisida atau pupuk organik, sehingga pertanian organik tidak

lagi mengandalkan pestisida kimia semata tetapi menggunakan pestisida hayati.

Hal ini dapat menjadikan hasil dari pertanian organik aman dari penggunaan zat

kimia, sehingga relatif aman untuk dikonsumsi manusia karena seluruh proses

produksinya ramah dengan lingkungan dan meminimalkan input eksternal

sintetik.

Page 18: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

3

Keunggulan beras organik dibandingkan dengan beras yang ditanam

secara konvensional adalah relatif aman untuk dikonsumsi. Selain itu, rasa nasi

dari beras organik lebih empuk, pulen dan daya simpannya lebih tahan lama serta

apabila sudah dimasak warnanya terlihat lebih putih. Dari berbagai keunggulan

tersebut maka dapat dipastikan bahwa nilai ekonomis beras organik menjadi lebih

tinggi dibandingkan dengan beras yang ditanam secara konvensional (Sutanto,

2002). Harga beras organik lebih mahal dibandingkan dengan beras yang di tanam

secara konvensional.

Hal tersebut juga sesuai dengan program pemerintah Go organic 2010

untuk mempercepat terwujudnya pembangunan agribisnis berwawasan

lingkungan. Program ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan dan

kesejahteraan masyarakat, dengan visi mewujudkan indonesia sebagai salah satu

produsen dengan pangan organik terbesar di dunia pada tahun 2010 (Syariefa,

2004). Program Go Organic 2010 ini berorientasi pada pasar yakni dengan

berusaha memenuhi keinginan pasar, dimulai dari bawah ke atas. Salah satu

kegiatannya adalah memasyarakatkan pertanian organik kepada konsumen, petani,

pelaku pasar serta masyarakat luas (Widiastuti, 2004).

Ada beberapa penghasil beras organik dan pemasar produk-produk

organik di kota bogor yang dikenal di kalangan konsumen organik salah satunya

adalah gapoktan Silih Asih. Gapoktan silih asih adalah penghasil pertanian

organik yang sudah memproduksi beras organik selama 10 tahun dan mempunyai

lahan yang luas serta anggota kelompok tani yang besar dan berlokasi di desa

Ciburuy Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Gabungan kelompok tani (Gapoktan)

Silih Asih menerapkan sistem produksi dan pasca panen organik sesuai dengan

Standard Operating Procedure (SOP) dibawah bimbingan Dirjen Pertanian

Tanaman Pangan Departemen pertanian.

Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Silih Asih lebih dikenal oleh

kalangan konsumen akan produk-produk pangan organik khususunya beras

organik yang dikenal dengan nama beras SAE. Hal ini terlihat dari telah

meluasnya jangkauan pasar produk beras organik di beberapa daerah di kota

Bogor. Namun, masih sedikit konsumen yang mengetahui produk beras organik

SAE, karena pemasaran produk masih terbatas pada perumahan-perumahan dan

Page 19: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

4

instansi-instansi tertentu seperti perumahan Lido Permai, Taman Yasmin, Mutiara

Permai, rumah sakit PMI, Dinas Pertanian kota Bogor dan lain sebagainya. Para

produsen dan pemasar organik semakin dihadapkan pada persaingan, karena

semakin banyaknya pilihan beras organik yang beredar di pasar dan semakin

beragam, sehingga penting untuk mengetahui bagaimana sikap konsumen dalam

mengambil keputusan dalam memilih dan mengkonsumsi makanan seperti beras

organik. Pemahaman ini dapat membantu pemasar dalam memasarkan produknya

seperti beras organik agar lebih efektif.

1.2. Perumusan Masalah

Relatif sedikitnya jumlah konsumen yang mengkonsumsi beras organik

dan terbatasnya ketersediaan beras organik hanya pada pasar-pasar swalayan

tertentu yang lebih dikenal oleh konsumen kelas menengah ke atas, menyebabkan

beras organik masih kurang dikenal oleh masyarakat umum.

Tabel 2. Data Permintaan Beras organik Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Silih Asih di Kota Bogor 2004-2008

Tahun Permintaan

(ton/bln)

2004 2,5

2005 7

2006 10

2007 15

2008 15 Sumber Gapoktan Silih Asih, 2008

Berdasarkan Tabel diatas, dapat dilihat jumlah permintaan beras organik

Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Silih Asih terus meningkat walaupun pada

tahun terakhir tidak ada peningkatan. Oleh karena itu gapoktan Silih Asih merasa

bahwa tahun-tahun terakhir ini perlu sosialisasi untuk mengetahui bagaimana

keinginan konsumen, seiring dengan berkembangnya kemajuan di berbagai

bidang seperti perubahan dalam struktur demografi, serta meningkatnya

pendapatan konsumen yang mengakibatkan terjadinya tuntutan terhadap kualitas

produk beras organik yang dikonsumsi. Untuk itu pemasar dalam hal ini adalah

Page 20: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

5

gapoktan Silih Asih perlu untuk mengetahui “Bagaimana karakteristik dan

perilaku konsumen pada beras organik”.

Menjalankan suatu usaha baru, memahami sikap atau prilaku konsumen

sangatlah penting. Tidak selamanya konsumen akan memberitahu apa yang

diinginkannya. Maka dari itu pemilik usaha setidaknya mengetahui karakteristik

konsumennya agar pemilik dapat memutuskan suatu keputusan manajemen guna

meningkatkan kepuasan pelanggan. Saat ini konsumen menjadi lebih kritis dan

lebih menyukai produk-produk yang bermutu untuk memenuhi preferensinya,

khususnya terhadap beras organik. Menghadapi kondisi tersebut, ada beberapa

aspek yang harus dipertimbangkan oleh konsumen diantaranya atribut-atribut

yang dimiliki pada produk beras organik diantaranya adalah rasa, aroma, harga,

penampilan beras setelah dimasak, kandungan gizi dan lain sebagainya. Hal-hal

tersebut telah mendorong konsumen menaruh minat yang lebih besar terhadap

beras organik. Terkait dengan adanya persaingan beras-beras organik yang

terdapat di swalayan-swalayan, serta gapoktan Silih Asih belum mengetahui

secara lebih detail apa saja yang menjadi pilihan konsumen. Maka dengan adanya

hal ini, Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Silih Asih perlu “Mengetahui

bagaimana sikap, positioning serta rentang harga beras organik SAE terhadap

atribut dari beras organik yang mempengaruhi keputusan pembelian bila

dibandingkan dengan beras-beras lainnya”.

Pengetahuan mengenai proses keputusan pembelian konsumen terhadap

beras organik dapat membantu dalam menerapkan program pemasaran yang tepat.

Selain itu besarnya tingkat kepentingan maupun kinerja konsumen terhadap

berbagai atribut yang diberikan oleh beras organik, dapat membantu perusahaan

untuk meningkatkan kualitas maupun melakukan pengembangan produk yang

sesuai dengan kebutuhan konsumen. Sehingga dapat mempengaruhi konsumen

dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian ulang terhadap beras

organik.

Meningkatkan penjualan guna memperbesar jumlah pendapatan maka

pemilik usaha harus memiliki strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Strategi

pemasaran bukan hanya disesuaikan dengan konsumen, tetapi juga mengubah apa

yang dipikirkan dan dirasakan oleh konsumen tentang diri mereka sendiri, tentang

Page 21: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

6

berbagai macam tawaran pasar, serta tentang situasi yang tepat untuk pembelian

dan penggunaan produk. Penelitian menganai sikap konsumen dapat membantu

memecahkan masalah ini.

Berdasarkan uraian diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Mengkaji karakteristik konsumen beras organik?

2. Bagaimana sikap, positioning dan rentang harga beras organik?

3. Bagaimana alternatif kebijakan pemasaran yang efektif untuk

meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan produk beras

organik?

1.3. Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang di kemukakan diatas, maka

penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis karakteristik responden dalam pembelian beras organik SAE

2. Menganalisis sikap, positioning dan rentang harga beras organik SAE

3. Menyusun rekomendasi alternatif strategi kabijakan pemasaran untuk

meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan produk beras organik

SAE

1.4. Manfaat Penelitian

Berdasarkan aspek-aspek diatas penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat yang berguna dalam pengembangan pasar produk beras organik. Bagi

produsen atau distributor sebagai masukan mengenai selera konsumen dan

rekomendasi alternatif strategi kebijakan pemasaran untuk meningkatkan

penjualan dalam usaha pengembangan produk beras organik. Penelitian ini

berguna bagi penulis sebagai bahan pembelajaran, informasi dan wawasan baru

mengenai prilaku konsumen. Selain itu juga, penelitian ini berguna sebagai bahan

informasi dan rujukan bagi pembaca untuk perbandingan mengenai preferensi

konsumen untuk penelitian lebih lanjut pada bidang yang berkaitan dengan

perilaku konsumen.

Page 22: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

7

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pertanian Organik

Pertanian dan pangan organik adalah pangan yang diproduksi tanpa pupuk

kimia (artifisial) dan pestisida sintesis, tetapi menggunakan pupuk organik seperti

menur dari kotoran dan feses ternak, yang dikenal sebagai pupuk kandang serta

kompos yang terbuat dari limbah hasil panen pertanian yang telah mengalami

fermentasi spontan (Winarno, 2004). Menurut IFOAM (International Federation

of Organik Agriculture Movements) menjelaskan pertanian organik adalah sistem

pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus

biologi dan aktivitas biologi tanah. Sertifikasi produk organik yang dihasilkan,

penyimpanan, pengolahan, pasca panen dan pemasaran harus sesuai standar yang

diterapkan oleh badan standarisasi.

Pertanian organik (PO) merupakan proses budidaya pertanian yang

menyelaraskan pada keseimbangan ekologi, keanekaragaman varietas, serta

keharmonisan dengan iklim dan lingkungan sekitar. Dalam prakteknya, budidaya

pertanian organik menggunakan semaksimal mungkin bahan-bahan alami yang

terdapat di alam sekitarnya, dan tidak menggunakan asupan agrokimia (bahan

kimia sintesis untuk pertanian). Kerena pertanian organik berusaha meniru alam,

maka pemakaian benih atau asupan yang mengandung bahan-bahan hasil rekayasa

genetika (GMO/Genetically Modified Organism) juga dihindari (Surorno, et all

2004).

Pracaya (2004), pertanian organik adalah sistim pertanian (dalam hal

bercocok tanam) yang tidak mempergunakan bahan kimia, tetapi menggunakan

bahan organik. Bahan kimia tersebut dapat berupa pupuk, pestisida dan hormon

pertumbuhan.

Pangan organik adalah semua jenis pangan yang berasal dari organisme

hidup (hewan atau tumbuhan). Organik sendiri adalah sesuatu yang mengandung

karbon. Namun, saat ini istilah organik digunakan secara terbatas untuk produk-

produk tanaman yang tidak atau hanya sedikit menggunakan pestisida dan pupuk

buatan (Khomsan, 2004).

Bahan kimia dalam pertanian konvensional, dipergunakan untuk

menyuburkan tanah dan memberantas hama serta penyakit. Dengan pertanian

Page 23: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

8

organik, kedua macam kegiatan tersebut dapat diatasi. Selain menggunakan pupuk

kandang, tanaman yang termasuk famili leguminosae misalnya kacang-kacangan,

mempunyai bintil akar yang dapat menghambat nitrogen dari udara dan kemudian

mengubahnya menjadi nitrogen yang dapat diserap oleh tanaman. Sedangkan

untuk memberantas hama dan penyakit dapat digunakan pestisida organik

diantaranya nimba, tembakau, brotowali, awar-awar, gadung, kelor, mindi,

ketepeng kebo, mengkudu, mahoni, tiba tephrosia, pepaya, johar, buah lerak,

sirsak, srikaya dan jarak kepya. Pestisida organik ini mudah membuatnya, tidak

mencemari udara, tidak berbahaya, tidak meracuni konsumen karena cepat terurai,

dan tanamannya mudah diperoleh, serta dapat ditanam dikebun (Pracaya, 2004).

2.2. Tujuan Pertanian Organik

Kegunaan dari budidaya organik yaitu meniadakan atau membatasi

kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi dan

kemungkinan resiko terhadap lingkungan (Sutanto dalam Januar, 2006).

Sutanto (2002) adapun tujuannya sebagai berikut :

1. Menghasilkan pengan berkualitas tinggi dalam jumlah yang cukup.

2. Memperhitungkan lebih luas dampak sosial dan ekologi produksi organik dan

sistem pengolahannya.

3. Mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang

secara berkelanjutan.

4. Mempromosikan penggunaan air yang hemat dan menyehatkan, perlindingan

sumber daya air dan semua kehidupan yang ada didalamnnya.

5. Mendorong dan meningkatkan daur biologi dalam sisitim usaha tani dengan

melibatkan mikroorganisme, tanah, flora dan fauna, tanaman serta ternak.

6.

2.3. Beras Organik

Salah satu pangan organik yang sekarang mengalami peningkatan

konsumsi adalah beras organik. Banyak keuntungan yang didapat dalam

mengkonsumsi beras organik diantaranya sangat baik bagi kesehatan karena bebas

dari bahan kimia berbahaya jika dibandingkan dengan beras lain. Keuntungan ini

juga dapat dirasakan dalam jangka waktu yang panjang karena efek kumulatif dari

Page 24: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

9

konsumsi bahan kimiawi setidaknya bebas pestisida sehingga aman dan sehat di

konsumsi.

Beras organik merupakan beras sehat kandungan gizi dan vitamin yang

tinggi karena tidak menghilangkan seluruh lapisan kulit arinya dan aman karena

bebas dari kandungan bahan berbahaya beracun (B3) yang dihasilkan dari padi

yang ditanam tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia dan telah

disertifikasi oleh suatu badan mandiri. Penanamannya dilakukan menggunakan

pupuk alami, hamanya dikendalikan dengan menggunakan pestisida alami yang

dibuat sendiri oleh petani langsung baik padat maupun cair yang tidak

membahayakan lingkungan. Beberapa tanaman yang dapat digunakan dan dapat

diolah menjadi pestisida alami yaitu tembakau, nimbi, mengkudu, mahoni dan

sebagainya (Pracaya dalam Januar, 2006).

Menurut Badan Penelitian Tanah (2004), menyatakan bahwa beras organik

merupakan hasil dari budidaya pertanian padi organik yang dibudidayakan secara

organik, dimana dibudayakan dengan tidak menggunakan bahan-bahan kimia

buatan tetapi dengan menggunakan pupuk kandang, pupuk hijau, jerami dan

sebagainya. Serta sistem pengendalian hama menggunakan ramuan nabati atau

pestisida alami, dan menanam penangkal hama. Selain itu lahan yang digunakan

adalah lahan yang bebas cemaran bahan kimia dari pupuk dan pestisida.

Menurut Tedjo (2003) saat ini beras organik sudah dikembangkan untuk

berbagai varietas beras. Terdapat delapan jenis beras organik yang berasal dari

padi lokal yang dikembangkan diantaranya adalah Menthik Wangi, Lestari,

Kenanga, Rening, Rajalele dan Sibuyung. Beras organik yang merupakan beras

hibrida yaitu beras varietas IR-64 atau lebih dikenal dengan nama sentar ramos,

dimana varietas ini paling banyak digunakan dalam sistem pertanian organik.

Selain itu juga ada varietas Cisadane, Rojolele dan beras aromatik seperti Pandan

Wangi. Para petani menggunakan predator untuk mengatasi hama dan

menggunakan pupuk alami sebagai penyubur lahan (Hapsari, 2003).

2.4. Keunggulan Beras Organik

Keunggulan beras organik adalah sehat, dengan kandungan gizi atau

vitamin yang tinggi karena tidak menghilangkan lapisan kulit ari secara

Page 25: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

10

menyeluruh sehingga beras ini tidak tampak mengkilap seperti beras pada

umumnya. Beras lebih enak dan memiliki rasa alami atau pulen, lebih tahan lama

dan tidak basi serta memilki kandungan serat dan nutrisi lebih baik (Sutanto,

2002).

Manfaat beras organik bagi lingkungan, diantaranya sistem produksi

sangat ramah lingkungan sehingga tidak merusak lingkungan, tidak mencemari

lingkungan dengan bahan kimia sintetik dan meningkatkan produktivitas

ekosistem pertanian secara alami, serta menciptakan keseimbangan ekosistem

terjaga dan berkelanjutan (Sutanto, 2002).

2.4. Studi Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan (2001) tentang analisis sistem

usahatani beras organik di Kecamatan Tempura, Kabupaten Karawang, Jawa

Barat. Hasil analisis menunjukkan adanya keinginan konsumen untuk

mendapatkan kualitas beras yang lebih baik adalah dengan mensosialisasikan padi

organik. Dimana dengan usahatani padi organik ini selain lebih menguntungkan

petani sebagai produsen jika ditinjau dari segi teknis dan ekonomi bahwa biaya

produksi per hektar yang dikeluarkan oleh petani organik lebih sedikit bila

dibandingkan dengan petani nonorganik. Sedangkan keuntungan yang

didapatkkan oleh konsumen bahwa dengan mengkonsumsi beras organik akan

memberikan dampak yang lebih baik bagi kesehatan karena terbebas dari

kandungan bahan kimia yang berbahaya.

Penelitian untuk melihat pola konsumsi beras organik dilakukan oleh

Jaumil (2002) dengan menggunakan metode regresi linier berganda dan model

sikap Fishbein. Pada umumnya pola konsumsi beras organik tidak mengalami

perubahan antara saat konsumen belum mengkonsumsi beras organik dengan saat

setelah konsumen mengkonsumsinya. Pola konsumsi yang tetap ini terlihat dari

jumlah konsumsi nasi, frekuensi mengkonsumsi nasi dalam sehari dan cara

pembelian beras yang tidak mengalami perubahan. Selain itu semakin meningkat

harga beras lain, tingkat pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan ukuran

keluarga, maka permintaan beras organik akan ikut meningkat.

Page 26: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

11

Penelitian tentang Analisis Proses Keputusan Konsumen Dalam

Pembelian Beras Dan Strategi Pemasarannya (Kabupaten Bogor) dilakukan oleh

Slamet (2001). Alat analisis yang digunakan adalah deskriptif dan analisis faktor.

Berdasarkan hasil penelitiannya menunjukkan variabel dalam pertimbangan

terhadap atribut beras, pada tahap-tahap proses keputusan pembelian serta

perbedaan prilaku setelah pembelian dipengaruhi variabel-variabel yang termasuk

kelas sosial (tingkat pendapatan), budaya, motivasi dan keterlibatan, situasi

pembelian dan komunikasi, serta pengatahuan dengan beras. Dugaan pengaruh

gaya hidup terutama konsumen kelas atas terlihat pada pembelian beras di

supermarket dan pemesanan melalui telepon. Berdasarkan analisis faktor atribut

beras yang dipertimbangkan adalah penampilan, sifat, identitas, tanggal produksi,

harga, varietas, kenyamanan tempat pembelian dan pemberian informasi.

Penelitian mengenai Pembelian Produk Beras Kemasan Pada Kaum

Wanita Di Wilayah Bogor oleh Hendra (2002). Alat analisis yang digunakan

adalah analisis komponen utama (PCA). Hasil analisis menunjukkan berdasarkan

analisis PCA dihasilkan tujuh komponen utama untuk responden, berdasarkan

nilai communality nya variabel pengaruh keluarga merupakan variabel yang

paling berpengaruh pada responden rumah tangga. Sedangkan frekuensi

pembelian merupakan variabel yang paling berpengaruh pada responden wanita

bekerja. Responden wanita bekerja memilki keterbatasan dalam waktu, sehingga

memilih pasar swalayan atau mini market sebagi tempat pembelian.

Penelitian Yuniarti (2002) menganalisis tentang perilaku konsumen

produk beras kemasan pada wanita, dengan menggunakan alat analisis Chi-

Kuadrat. Dikatakan bahwa perilaku konsumen beras kemasan dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan, prndapatan yang meningkat, gaya hidup dan bertambahnya

jenis produk beras kemasan. Hal ini menyebabkan konsumen mulai

membandingkan harga dan mutu produk, meminta pengemasan yang lebih layak

dan menarik, dan peka terhadap informasi dan periklanan.

Kajian penelitian-penelitian terdahulu berguna sebagai acuan bagi peneliti

terutama dalam pemetaan permasalahan yang menjadi latar belakang

permasalahan dalam topik penelitian keputusan konsumen. Penelitian ini secara

keseluruhan masih terkait dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu

Page 27: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

12

menganalisis atribut yang terdapat pada beras organik yang menjadi pemilihan

konsumen. Perbedaannya dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan alat

analisis dan lokasi penelitian sehingga dalam penelitian ini berjudul “Analisis

Sikap Konsumen dan Persepsi Serta Rentang Harga Pada Beras Organik SAE

(Kasus Pada Gapoktan Silih Asih Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong

Kabupaten Bogor dengan menggunakan beberapa alat analisis yaitu analisis

deskriptif, analisis sikap model Fishbein, perceptual maping, biplot dan analisis

sensitivitas harga.

Page 28: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

13

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teotitis

Penelitian ini dilakukan untuk melihat sikap, positioning dan rentang harga

konsumen beras organik SAE khususnya berada di kota Bogor. Sikap, positioning

dan rentang harga berpengaruh terhadap pembelian yang dilakukan konsumen.

Perilaku pembelian merupakan gambaran bagi produsen tentang keputusan

pembelian dilakukan, maka perlu diketahui atribut-atribut yang dipertimbangkan

konsumen dalam pembelian yang dilakukan oleh konsumen beras organik SAE.

3.1.1. Definisi Konsumen

Definisi konsumen menurut undang-undang No.8 tahun 1999 tentang

perlindungan konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain,

maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk di perdagangkan. Sedangkan

menurut Kotler dan Amstrong (1997), konsumen terdiri dari seluruh individu dan

rumah tangga yang membeli barang atau jasa untuk keperluan pribadi. Konsumen

itu sendiri dapat digolongkan kedalam kelompok-kelompok yang berbeda

berdasarkan usia, pendapatan, pendidikan, pola perpindahan tempat dan selera.

Pengelompokan konsumen ini sangat bermanfaat bagi para pemasar dalam

merencanakan strategi pemasaran.

3.1.2. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan konsumen yang langsung

terlibat dalam upaya memilih, mendapatkan dan mengkonsumsi produk dan jasa

yang dibutuhkannya, termasuk proses yang mendahului dan menyusuli tindakan

tersebut (Engel et all, 1994).

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan dalam hubungannya

dengan preferensi pangan diantaranya ada tiga hal yaitu karakteristik individu,

karakteristik makanan dan karakteristik lingkungan. Karakteristik individu antara

lain seperti umur, jenis kelamin, golongan etnis dan tingkat pendapatan.

Karakteristik makanan antara lain seperti rasa, harga, rupa dan tekstur.

Page 29: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

14

Karakteristik lingkungan antara lain adalah seperti musim dan tingkat sosial

dalam masyarakat (Indriasari, 2000).

Tingginya tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi dirinya

dalam proses keputusan konsumen untuk mengkonsumsi suatu produk dan jasa.

Tingkat pendidikan yang semakin tinggi akan meningkatkan daya beli (Asshael,

1992). Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan konsumen,

maka konsumen akan semakin mengerti tentang kebutuhan gizi yang dibutuhkan

oleh tubuh serta sangat peduli akan kesehatan sehingga konsumen dengan tingkat

pendidikan yang tinggi akan lebih berpeluang untuk mengkonsumsi beras organik.

Kotler (1997), mendefenisikan konsumen sebagai individu atau kelompok

yang berusaha memenuhi atau mendapatkan barang maupun jasa yang

dipengaruhi untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya. Menurut Suwarman

(2003), konsumen dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Konsumen akhir (final costumer), adalah setiap rumahtangga atau individu

yang membeli produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau

untuk dikonsumsi langsung.

2. Konsumen organisasi (organizatoinal customer), adalah organisasi,

perusahaan, pedagang, pemerintah dan lembaga non-profit yang membeli

barang atau jasa untuk diproses lebih lanjut hingga menjadi produk akhir

tipe konsumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen

akhir (final costumer).

Engel, et all (1994), mendefinisikan prilaku konsumen sebagai tidakan yang

langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk

dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan

tersebut.

Menurut Hawkins (1992), keputusan pembelian oleh konsumen

dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain; budaya, nilai-nilai yang dianut

konsumen, status sosial, persepsi dan keadaan demografi. Sedangkan menurut

Kotler (1997), proses pembelian dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial,

faktor pribadi dan faktor psikologis. Faktor-faktor ini dapat digambarkan sebagai

suatu model faktor-faktor yang mempengaruhi pembeli, seperti pada Gambar 1.

Page 30: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

15

Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen (Kotler, 1997)

Friedmen, dalam Samuel (1999) mengemukakan bahwa individu

menyesuaikan prilaku konsumsi mereka dengan pola konsumsi permanen (jangka

panjang) dan bukan dengan tingkat pendapatan mereka sekarang. Pola konsumsi

yang permanen dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk perilaku konsumen,

terutama untuk konsumen yang loyal terhadap satu produk.

Perilaku konsumen merupakan aspek penting yang harus diperhatikan

oleh perusahaan dalam usaha pemasaran, dengan tujuan memberikan kepuasan

kepada konsumen. Definisi perilaku konsumen dapat diartikan sebagai tindakan

yang secara langsung ditujukan untuk mendapatkan, mengkonsumsi, menyimpan

atau menghabiskan produk atau jasa. Dengan analisis prilaku konsumen

perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang akan dilakukan.

Schiffman dan Kanuk (2004), mendefinisikan istilah perilaku konsumen

sebagai prilaku yang ditunjukkan konsumen dalam mencari, membeli,

menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk atau jasa mereka

harapkan akan memuaskan kebutuhannya. Perilaku konsumen berfokus pada

bagaimana individu membuat keputusan untuk menghabiskan sumber daya

berharga mereka (waktu, uang dan usaha) pada item yang berhubungan dengan

konsumsi. Perilaku konsumen melibatkan pemikiran, perasaan, pengalaman dan

tindakan seseorang dalam proses konsumsi.

Perilaku konsumen sangat penting untuk dipelajari dan dianalisis karena

terdapat beberapa manfaat yang diperoleh. Menurut Loudon dan Bitte (1993)

dalam Ekawati (2003), manfaat yang akan diperoleh perusahaan apabila

melakukan analisis perilaku konsumen adalah :

BUDAYA

Kultur

Subkultur

Kelas Sosial

SOSIAL

Kelompok

Acuan

Keluarga

KEPERIBADIAN Usia dan Tahap Siklus

Pekerjaan

Keadaan Ekonomi

Gaya Hidup

Keperibadian dan

Konsep

Pembeli

Page 31: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

16

1. Mengetahui peluang pasar yang ada. Perusahaan yang mengetahui apa

yang sebenarnya diinginkan konsumen akan dapat melihat bagian-bagian

yang mana yang belum terpenuhi dari produknya. Hal ini merupakan

peluang bagi perusahaan untuk memenuhi keinginan pasar sehingga dapat

meningkatkan bagian pasarnya.

2. Perusahaan dapat menentukan pasar sasaran (target pasar) yang akan

dilayani. Perusahaan tidak dapat melayani dan memenuhi seluruh

keinginan konsumen. Perusahaan harus menentukan segmen pasaryang

akan dilayani dan dipuaskan. Analisis konsumen ini maka perusahaan

dapat menentukan strategi pemasaran yang akan dilakukannya. Strategi ini

merupakan kombinasi dari apa yang diinginkan dan kepuasan konsumen

terhadap sasaran.

Perilaku konsumen menurut Engel et all (1994), dipengaruhi dan dibentuk

oleh banyak faktor antara lain : pengaruh lingkungan, pengaruh individu,

pengaruh psikologis. Model dan prilaku keputusan konsumen dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Model Prilaku Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Engel et all, 1994).

PENGARUH LINGKUNGAN

Budaya Kelas Sosial

Pengaruh Keluarga Situasi

PERBEDAAN INDIVIDU Sumber Konsumen Motivasi

dan keterlibatan Pengetahuan

Sikap Kepribadian dan Gaya

Hidup Demografi

PROSES KEPUTUSAN Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif

Pembelian Hasil

PROSES PSIKOLOGIS Pengolahan Informasi

Pembelajaran Perubahan Sikap atau

Prilaku

STRATEGI PEMASARAN

Page 32: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

17

3.1.3. Persepsi Konsumen

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan info (Kotler, 1997).

Persepsi terdiri dari (Kotler, 1997). :

a. Seleksi perceptual : Berbagi informasi yang ada di memori konsumen.

b. Organisasi persepsi : Mengelompokkan informasi dari berbagai sumber.

c. Interprestasi persepsi : Memberikan interprestasi atas stimuli yang

diterima. Dalam menginterprestasikannya

konsumen membuka kembali informasi yang ada

dalam memorinya.

Faktor yang mempengaruhi persepsi adalah (Kotler, 1997) :

a. Keadaan peribadi orang yang mempersepsi.

b. Karakter target yang dipersepsikan.

c. Konteks situasi terjadi persepsi yaitu waktu, lokasi, cuaca dapat

mempengaruhi.

3.1.4. Perilaku Konsumen Dalam Pemasaran

Memahami konsumen artinya mengetahui apa yang dibutuhkan oleh

konsumen, selera, cara pengambilan keputusan dalam mengkonsumsi baik barang

maupun jasa, dan kedinamisan konsumen dalam mencari informasi dalam upaya

pembelian. Dengan kata lain, mempelajari konsumen berarti membuka peluang

pemasaran bagi perusahaan. Kotler (2002) mendefinisikan peluang pemasaran

sebagai satu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi

secara menguntungkan.

Informasi yang diproleh perusahaan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan pembeliannya dapat digunakan

untuk melengkapi penyusunan strategi pemasaran. Salah satu strategi pemasaran

yang dapat dilakukan perusahaan adalah melalui bauran pemasaran (marketing

mix) yang terdiri dari empat unsur yang dikenal sebagai 4P, yaitu produk, harga,

promosi dan tempat. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang

Page 33: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

18

digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran

Kotler (2002).

3.1.4.1. Bauran Produk

Alat bauran pemasaran yang paling mendasar adalah produk. Menurut

Kotler (2002), bauran produk adalah rangkaian semua produk dan unit produk

yang ditawarkan penjual kepada pembeli. Sedangkan produk adalah segala

sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau

kebutuhan. Produk yang dipasarkan meliputi barang dan fisik, jasa, orang, tempat,

organisasi dan gagasan.

Pengusaha atau pemasar ingin merencanakan penawaran produk, maka

mereka perlu berpikir dengan lima tingkat produk, dimana kelima tingkat produk

ini membentuk suatu hirarki nilai pelanggan. Tingkat paling mendasar adalah

manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya

dibeli pelanggan. Pengusaha atau pemasar harus memandang diri sendiri sebagai

pemberi manfaat. Tingkat kedua, pengusaha atau pemasar harus mengubah

manfaat inti itu menjadi produk dasar (basic product). Tingkat ketiga, pengusaha

atau pemasar menyiapkan suatu produk yang diharapkan dan disetujui pembeli

ketika mereka membeli produk tersebut. Tingkat keempat, pengusaha atau

pemasar menyiapkan produk yang ditingkatkan (augmnted product) dan yang

memenuhi keinginan pelanggan melalui harapan mereka. Dan pada tingkat

kelima, terdapat produk potensial (potential product) yang mencakup semua

peningkatan dan transformasi produk di masa depan. Dalam melakukan

perencanaan bauran produk, perencanaan strategis perusahaan harus menilai

berdasarkan informasi yang disediakan oleh pemasar perusahaan, lini produk

mana yang akan dikembangkan, dipertahankan, dikurangi dan diberhentikan.

3.1.4.2. Bauran Harga

Harga merupakan alat bauran pemasaran yang penting karena harga adalah

satu-satunya dari 4P yang menghasilkan pendapatan. Harga adalah jumlah uang

yang pelanggan bayar untuk memperoleh produk tertentu. Ada enam tahap yang

harus diperhatikan perusahaan dalam membuat kebijakan pendapatan harga, yaitu

: (1) memilih tujuan penetapan harga, (2) memperkirakan kurva permintaan,

probabilitas kuantitas yang akan terjual pada tiap kemungkinan harga, (3)

Page 34: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

19

memperkirakan bagaimana biayanya bervariasi pada berbagai tingkat produksi,

(4) menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing, (5) memilih salah satu

metode penetapan harga dan (6) memilih harga akhir.

Menetapkan harga, ada lima strategi adaptasi harga yang dapat dilakukan

perusahaan, yaitu : (1) penetapan harga geografis, (2) penetapan harga dengan

diskon dan potongan harga, (3) penetapan harga promosi, (4) penetapan harga

diskriminasi dan (5) Penetapan harga bauran produk. Hal yang perlu diperhatikan

perusahaan dalam strategi harga adalah penetapan harga yang dilakukan pesaing.

Perusahaan yang diserang pesaing berharga murah dapat memilih untuk

mempertahankan harga, menaikkan kualitas, mengurangi harga, menaikkan harga

dan meningkatkan kualitas, atau meluncurkan suatu lini produk berharga murah.

3.1.4.3. Bauran Promosi

Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.

Komunikasi dengan konsumen penting dilakukan untuk meyakinkan konsumen

bahwa produk yang ditawarkan adalah yang terbaik.

Promosi penjualan terdiri dari kumpulan kiat intensif yang beragam,

kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu

produk atau jasa tertentu secara lebih cepat atau lebih besar oleh konsumen atau

pedagang. Dalam iklan ini ditawarkan alasan untuk membeli, sementara itu

promosi menawarkan insentif untuk membeli. Untuk merencanakan bauran

pemasaran dengan menggunakan promosi penjualan, perusahaan harus

menetapkan tujuan, memilih kiat, mengembangkan program, menguji coba,

menerapkan dan mengendalikan serta mengevaluasi hasilnya.

3.1.4.4. Bauran Tempat

Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling bergantung

yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk

digunakan atau dikonsumsi (Kotler, 2002). Sebuah saluran distribusi

melaksanakan tugas memindahan barang dari produsen ke konsumen, sehingga

dapat mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan pemilihan yang memisahkan

barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan atau menginginkannya.

Page 35: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

20

Menentukan jenis saluran distribusi yang digunakan, perusahaan harus

melakukan (1) analisis kebutuhan pelanggan, (2) menetapkan tujuan saluran (3)

identifikasi dan evaluasi saluran utama, termasuk jenis dan jumlah perantara yang

akan dilibatkan dalam saluran. Jadi dapat dikatakan bahwa bauran pemasaran

yang terdiri dari 4P mencerminkan pandangan penjual terhadap alat pemasaran

yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli, setiap alat pemasaran dirancang

untuk memberikan manfaat bagi pelanggan (Kotler, 2002).

Lautenborn (1990) dalam Kotler (2002), menyarankan agar 4P penjual

merupakan tanggapan terhadap 4C pembeli, yaitu : (1) kebutuhan dan keinginan

pembeli (customer needs and wants) untuk produk, (2) biaya bagi pembeli (cost to

the customer) untuk harga, (3) kemudahan memperoleh (convenience) untuk

tempat dan (4) komunikasi (communication) untuk promosi.

3.1.5. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik

konsumen dan tahapan keputusan pembelian konsumen. Menurut Nazir (1998),

analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok

manusia, suatu objek, suatu sel kondisi, suaru sistem pemikiran, ataupun suatu

kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari analisis ini adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat.

3.1.6. Atribut Produk

Atribut adalah karakteristik atau sifat suatu produk, umumnya mengacu

pada karakteristik yang berfungsi sebagai kriteria evaluatif selama pengambilan

keputusan oleh seseorang konsumen. Keunikan suatu produk dapat dengan mudah

menarik perhatian konsumen, keunikan ini terlihat dari atribut yang dimiliki oleh

suatu produk. Suatu produk pada dasarnya merupakan kumpulan dari atribut-

atribut, dan setiap produk baik barang maupun jasa dapat diekspresikan dengan

menyebut nama atribut-atributnya. Para pemasar perlu memahami pengetahuan

konsumen akan atribut, karena pengetahuan mengenai atribut akan mempengaruhi

pengambilan keputusan pembelian.

Page 36: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

21

Menurut Kotler (1997), atribut produk terdiri dari tiga tipe yaitu mutu

produk, ciri produk dan desain produk.

Mutu Produk yang menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk

menjalankan fungsinya.

Ciri Produk yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk membedakan

produk perusahaan dengan produk pesaing.

Desain Produk yang merupakan kekhasan penampilan produk yang dapat

menarik perhatian produk adalah kumpulan atribut-atribut, dan setiap

produk baik barang ataupun jasa dapat dideskripsikan dengan menyebut

atribut-atributnya.

Atribut dapat didefinisikan sebagai karakteristik yang membedakan dengan merek

atau produk lain atau dapat juga sebagai faktor-faktor yang dipertimbangkan

konsumen dalam mengambilan keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun

kategori produk, yang melekat pada produk atau bagian produk (Simamora,

2002).

Atribut yang dimiliki suatu produk menunjukkan keunikan dari produk

tersebut dan dapat juga mudah menarik perhatian konsumen. Atribut produk

terdiri dari tiga tipe :

a. Ciri atau Rupa (feature)

Ciri dapat berupa ukuran, bahan dasar, karakteristik estetis, proses manufaktur,

servis atau jasa, penampilan, harga, susunan maupun trademark, dan lain-lain.

b. Manfaat (benefit)

Manfaat dapat berupa kegunaan, kesenangan yang berhubungan dengan panca

indera, manfaat non material seperti waktu.

c. Fungsi (function)

Atribut fungsi jarang digunakan dan lebih sering diperlakukan sebagai ciri-ciri

atau manfaat (Simamora, 2002).

3.1.7. Sikap

Menurut Allport dalam Suryani (2008), sikap adalah suatu predisposisi

yang dipelajari untuk merespon terhadap suatu objek dalam bentuk rasa suka atau

tidak suka. Menurut Sciffman dan Kanuk dalam Suryani (2008) sikap merupakan

Page 37: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

22

ekspresi perasaan yang berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan

apakah seseorang senang atau tidak senang, suka atau tidak suka dan setuju atau

tidak setuju terhadap suatu objek. Jika defenisi ini dikaitkan dengan defenisi sikap

yang dikemukakan oleh Allport terlihat beberpa kesamaan yaitu pada nilai sikap

dan adanya objek sikap.

Sikap memiliki tiga model komponen yaitu kognitif (pengetahuan),

afektif (emosi, perasaan) dan konatif (tindakan). (1) Komponen kognitif berkenaan

dengan hal-hal yang diketahui individu yang bersifat langsung dan tidak langsung

dengan objek sikap yang dipengaruhi oleh pengalaman, pengamatan dan

informasi yang diperoleh konsumen terhadap produk. (2) Komponen afektif

berkenaan dengan perasaan dan emosi konsumen mengenai objek sikap yeng

ditunjukkan melalui beragam ekspresi mulai dari rasa sangat tidak suka atau

sangat tidak senang hingga sangat suka atau sangat senang. Komponen afektif

sangat dipengaruhi oleh komponen kognisinya. (3) Komponen konatif berkenaan

dengan predisposisi atau kecenderungan individu/konsumen untuk melakukan

suatu tindakan terhadap objek sikap. Konatif belum berupa perilaku nyata namun

masih berupa keinginan untuk melakukan suatu tindakan.

3.1.7.1 Karakteristik Sikap

Karakteristik sikap konsumen menurut Sumarwan (2004) terdiri dari:

1. Sikap memiliki objek

Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek,

objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran

seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dan

sebagainya. Jika kita ingin mengetahui sikap konsumen, maka kita harus

mendefinisikan secara jelas sikap konsumen terhadap apa.

2. Konsistensi Sikap

Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan

tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap memiliki

konsistensi dengan perilaku. Perilaku seorang konsumen merupakan gambaran

dari sikapnya. Seseorang menggunakan suatu produk dengan merek tertentu

karena ia memang menyukai produk tersebut. Inilah konsistensi antara sikap dan

perilaku. Namun, faktor situasi sering menyebabkan inkonsistensi antara sikap

Page 38: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

23

dan perilaku. Seseorang menyukai suatu produk tertentu, namun ia tidak memiliki

produk tersebut. Faktor daya beli mungkin menyebabkan tidak konsistennya

antara sikap dan perilaku.

3. Sikap Positif, Negatif, dan Netral

Seseorang mungkin menyukai makanan tertentu (sikap positif) atau tidak

menyukai minuman tertentu (sikap negatif), atau bahkan tidak memiliki sikap

(sikap netral). Sikap memiliki dimensi positif, negatif, dan netral disebut sebagai

karakteristik valance dari sikap.

4. Intensitas sikap

Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi

tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat

tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan

terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya. Intensitas

sikap disebut seagai karakteristik extrimity dari sikap.

5. Resistensi Sikap

Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah.

Sikap seorang konsumen dalam memeluk agamanya mungkin memiliki resistansi

yang tinggi untuk berubah. Sebaliknya, seorang konsumen yang tidak menyukai

sayuran kemudian disarankan oleh dokter untuk mengkonsumsi karena alasan

kesehatan, mungkin sikapnya akan berubah. Pemasar penting memahami

bagaimana resistensi konsumen agar bisa menerapkan strategi pemasaran yang

tepat. Pemasaran ofensif bisa diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang

sangat resisten atau merekrut konsumen baru.

6. Persistensi Sikap

Persistens adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap

akan berubah karena berlalunya waktu. Seorang konsumen tidak menyukai makan

di suatu tempat (sikap negatif), namun dengan berlalunya waktu setelah beberapa

bulan ia mungkin akan berubah dan menyukai makan di tempat tersebut.

7. Keyakinan Sikap

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran yang

dimilikinya. Sikap seorang konsumen terhadap agama yang dianutnya akan

Page 39: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

24

memiliki tingkat keyakinan yang amat tinggi, sebaliknya sikap sesorang terhadap

adat kebiasaan mungkin akan memiliki tingkat keyakinan yang lebih kecil.

8. Sikap dan Situasi

Sikap seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul dalam konteks

situasi. Ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu

objek. Seseorang mungkin tidak suka minum jus pada pagi hari, tetapi menyukai

minum jus pada siang atau malam hari.

3.1.7.2. Fungsi Sikap

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004) terdapat empat fungsi dari sikap, yaitu :

1. Fungsi Utilitarian

Konsumen menyatakan sikapnya terhadap objek atau produk karena ingin

memperoleh manfaat produk tersebut atau menghindari resiko dari produk. Sikap

berfungsi mengarahkan perilaku untuk mendapat penguatan positif atau

menghindari resiko. Manfaat produk bagi konsumen menyebabkan seseorang

menyukai produk tersebut.

2. Fungsi Mempertahankan Ego

Sikap berfungsi untuk melindungi konsumen (citra diri) dari keraguan

yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau dari faktor luar yang mungkin

menjadi ancaman bagi dirinya. Sikap akan meningkatkan kepercayaan diri guna

meningkatkan citra diri dan mengatasi ancaman dari luar.

3. Fungsi Ekspresi Nilai

Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup, dan identitas

sosial dari seseorang. Sikap akan menggambarkan minat, hobi, kegiatan dan opini

dari seorang konsumen.

4. Fungsi Pengetahuan

Salah satu karakter konsumen adalah memiliki rasa keingintahuan yang

tinggi. Seringkali konsumen merasa perlu mengetahhui produk terlebih dahulu

sebelum menyukai dan membeli produk tersebut. Pengetahuan yang baik tentang

produk mendorong konsumen untuk menyukai produk tersebut. Oleh karena itu

sikap positif terhadap suatu produk seringkali mencerminkan pengetahuan

konsumen terhadap suatu produk.

Page 40: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

25

3.1.7.3. Beberapa Metode Untuk Mengukur Sikap

1. Multiatribut Fishbein

Teori-teori sikap mengemukakan bahwa sikap konsumen terhadap suatu

produk akan mempengaruhi perilaku atau tindakan konsumen terhadap produk

tersebut. Model sikap multiatribut menggambarkan ancangan yang berharga untuk

memeriksa hubungan diantara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan

sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut produk. Analisis

multiatribut juga merupakan sumber informasi yang berguna bagi perencanaan

dan tindakan pasar (Engel et al, 1994). Pengukuran sikap yang paling populer

digunakan oleh para peneliti konsumen adalah model multiatribut sikap dari

fishbein. Model ini disebut multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek

berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek

tersebut.

Manfaat lain dari analisis multiatribut adalah implikasi dari pengembangan

produk baru. Suatu model multiatribut telah digunakan dan berhasil untuk

meramalkan bagian pasar dari produk baru. Analisis multiatribut juga memberi

pemasar suatu pedoman untuk mengembangkan strategi perubahan sikap yang

sesuai.

Model fishbein memungkinkan pemasar mendiagnosa kekuatan dan

kelemahan suatu merek produk secara relatif dibandingkan dengan merek pesaing

dengan menentukan bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif merek produk

pada atribut-atribut penting. Model fishbein memperlihatkan bahwa sikap

terhadap suatu objek bergantung pada probabilitas bahwa suatu objek mempunyai

atribut-atribut tertentu pada tingkat yang diinginkan.

2. Perceptual Mapping

Perceptual mapping memberikan gambaran perbedaan (gap) dalam

positioning suatu produk atau jasa dan mengidentifikasi ruang dan produk yang

dibutuhkan dari konsumen namun belum dapat dipenuhi oleh produsen. Teknik

ini menyajikan persepsi konsumen terhadap produk dan produk yang memiliki

kesamaan dalam persepsi konsumen. Teknik ini memberikan gambaran posisi

produk yang dihasilkan di banding dengan pesaing pada mapping yg sama.

Page 41: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

26

3. Biplot

Model Biplot merupakan alat statistik deskriptif dimensi ganda yang

menyajikan pengaruh baris (objek) dan kolom (peubah) dari suatu matriks data

dalam suatu bidang datar Biplot dalam menggambarkan posisi relatif antara objek

dan peubah, serta hubungan antara objek amatan dengan peubah (Gabriel, 1971).

3.1.8. Analisis Sensitivitas Harga

Harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen untuk

mendapatkan manfaat dari penggunaan barang dan jasa. Dalam proses pembelian,

harga dapat menjadi faktor utama yang mempengaruhi konsumen sedangkan dari

segi produsen harga merupakan satu-satunya komponen yang menghasilkan

pendapatan (Simamora, 2001).

Analisis sensitivitas harga diperkenalkan pertama kali oleh Van

Westerndorp pada awal tahun 1970-an. Asumsi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah konsumen selalu mengkaitkan antara harga dengan kualitas dari produk.

Analisis ini digunakan untuk melihat harga dari sisi konsumen. Konsumen

melakukan penilaian terhadap harga berdasarkan kategori harga sangat murah,

harga murah, harga mahal dan harga sangat mahal (Blamires, 1998).

Menurut Hiam dan Shewe (1994), dalam menentukan harga optimum

perusahaan perlu mempertimbangkan seluruh biaya yang telah dikeluarkan untuk

memproduksi dan memasarkan produk, permintaan konsumen, dan posisi

persaingan dalam industri. Berdasarkan pertimbangan harga-harga pokok

produksi ditambah profit, perusahaan dapat melakukan analisis sensitivitas harga.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Gerakan gaya hidup sehat yang bertemakan ”Back to nature” saat ini telah

menjadi suatu trend di masyarakat. Kesadaran akan pentingnya hidup sehat

menyebabkan masyarakat menginginkan suatu makanan yang benar-benar serba

alami, kurang dan bebas dari pengguna zat kimia, pestisida, hormon dan pupuk

kimia. Hal tersebut juga mendapat dukungan dari pemerintah, yaitu dengan

adanya program gerakan ”Go Organic 2010”. Selain itu semakin banyaknya

masyarakat yang peduli bahwa produk pertanian yang mengandung pestisida dan

Page 42: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

27

bahan kimia sintetis lainnya terbukti menimbulkan gangguan pada kesehatan

manusia yang mengkonsumsinya.

Kesadaran masyarakat yang mensyaratkan jaminan bahwa pertanian harus

mempunyai atribut aman dikonsusmsi dan ramah lingkungan. Faktor kesehatan

menjadi salah satu alasan konsumen mengkonsumsi pangan organik. Di kalangan

petani sendiri muncul kesadaran untuk menerapkan pertanian organik, terutama

karena alasan lingkungan, kemandirian dan kesehatan.

Perhatian masyarakat dunia terhadap produk pertanian, kesehatan dan

lingkungan global dalam akhir-akhir ini semakain meningkat. Kepedulian tersebut

diwujudkan dalam usaha-usaha yang konkrit untuk menghasilkan pangan tanpa

mengakibatkan terjadinya kerusakan sumber daya alam, serta aman bagi

kesehatan manusia. Salah satunya di Indonesia telah dicanangkan program Go

Organic 2010 oleh Departemen Pertanian untuk mempercepat terwujudnya

pembangunan agribisnis berwawasan lingkungan yang berorientasi pada pasar

yakni dengan memenuhi keinginan pasar.

Salah satu program kegiatannya adalah memasyarakatkan pertanian

organik kepada konsumen, petani, pelaku pasar serta masyarakat luas. Sehingga

faktor-faktor tersebut diatas menyebabkan preferensi konsumen terhadap produk-

produk pangan organik juga mengalami perubahan. Untuk itu seiring dengan

perkembangan pengetahuan konsumen terhadap kesehatan serta perkembangan

ekonomi menyebabkan daya beli masyarakat meningkat terhadap pangan organik

khususnya beras organik. Dengan kebutuhan yang sesuai biaya hidup namun

konsumen menginginkan kualitas beras yang baik serta ketersediaan yang selalu

terjamin setiap waktu. Disamping itu, bertambahnya jumlah penduduk

menyebabkan peningkatan konsumsi pangan organik dan memberikan peluang

usaha bagi para pemasar produk pangan organik dalam hal ini gapoktan Silih Asih

sebagai salah satu pemasar produk pangan organik. Sehingga sebagai pemasar

menjadi suatu hal yang penting untuk mengetahui prilaku konsumen diantaranya

dengan mengidentifikasi preferensi konsumen dengan analisis multiatribut yang

terdapat pada beras organik, atribut yang digunakan antara lain : rasa, harga,

varietas, desain kemasan, khasiat/manfaat, keamanan dikonsumsi, komposisi gizi

yang dikandung, daya tahan produk, iklan, promosi penjualan, dan segel produk.

Page 43: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

28

Kerangka operasional penelitian analisis sikap dan persepsi konsumen serta

rentang harga pada beras organik SAE (kasus pada gapoktan Silih Asih) dapat

dilihat pada Gambar 7.

Page 44: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

29

Gambar 7. Kerangka Operasional Penelitian Analisis Sikap dan Persepsi Konsumen Serta Rentang Harga Beras Organik SAE (Pada Gapoktan Silih Asih di Desa Ciburuy Kabupaten Bogor, Jawa barat)

Kesadaran Masyarakat Untuk Hidup Sehat Dengan Mengkonsumsi Pangan yang Aman

Bagi Kesehatan dan Ramah Lingkungan

Gapoktan Silih Asih

Prilaku Konsumen Beras Organik

Karakteristik Konsumen Beras Organik

Atribut Beras Organik : 1. Rasa 8. Iklan 2. Harga 9. Varietas yang dikenal 3. Desain Kemasan 10.Segel Produk 4. Khasiat/Manfaat 11.Promosi Penjualan 5. Keamanan dikonsumsi 6. Komposisi/zat yang dikandung 7. Daya tahan Produk

Analisis Deskriptif

Sikap (Analisis Multiatribut

Fishbein & perceptual mapping)

Rekomendasi Kebijakan Pemasaran

Implikasi Bauran Pemasaran

Positioning (Analisis Biplot)

Rentang harga beras organik SAE yang wajar menurut

konsumen

Sensitivitas Harga

Masih Sedikitnya Konsumen Pangan Organik

Page 45: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

30

IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Silih Asih yang berlokasi di Rt 02/

Rw 02 Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor dengan

mengambil dua lokasi sebagai tempat survey konsumen yaitu perumahan

Indraprasta dan Taman yasmin. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara

purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut mempunyai

permintaan beras organik SAE yang cukup tinggi. Hal tersebut mendukung

kemudahan untuk mendapatkan responden. Penelitian di lapang dilakukan pada

bulan Oktober-November 2009.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan

data sekunder baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Teknik pengumpulan

data untuk data primer konsumen beras organik diperoleh melalui hasil

wawancara langsung dengan penggunaan kuesioner sebagai alat bantu yang telah

dipersiapkan sebelumnya. Wawancara dengan responden menggunakan kuesioner

untuk memperoleh data demografi yang meliputi jenis kelamin, usia, status

pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga serta

preferensi konsumen terhadap atribut beras organik. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari pustaka-pustaka yang tersedia yang berkaitan dengan topik

penelitian seperti perpustakaan IPB, Perpustakaan BPS, internet dan informasi-

informasi lain yang bersifat umum. Data sekunder mengenai gambaran umum

perusahaan meliputi deskripsi Gapoktan Silih Asih.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Metode penarikan sampel yang dipilih adalah non-probability sampling.

Metode ini dipilih karena tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan

yang sama untuk menjadi responden (Simamora, 2004). Teknik non-probability

sampling yang digunakan adalah convenience sampling.

Convenience sampling yang merupakan teknik penarikan sampel

berdasarkan kebutuhan semata, hal ini disebabkan karena sampling frame-nya

Page 46: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

31

tidak tersedia. Kelemahan dari teknik ini adalah peluang dari anggota populasi

yang akan menjadi menjadi sampel tidak sama. Dengan metode pengambilan

sampel ini, responden dapat langsung dipilih dilokasi penelitian pada saat

penelitian dilakukan. Kriteria untuk responden yang dipilih adalah anggota

keluarga yang sedang berbelanja beras organik SAE dan yang sudah pernah

mengkonsumsi beras non organik (Ciherang dan IR64).

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode survey. Pengumpulan data dari responden dilakukan melalui teknik

wawancara. Responden yang dipilih adalah orang yang sedang membeli, telah

membeli dan pernah mengkonsumsi beras organik SAE dan yang sudah pernah

mengkonsumsi beras non organik (Ciherang dan IR64) di kota Bogor, bertempat

tinggal di wilayah perumahan Indraprasta dan Taman yasmin dan bersedia

diwawancarai. Setelah responden dipilih dan ditentukan, maka selanjutnya

dilakukan wawancara yang lebih mendalam. Wawancara yang dilakukan

merupakan wawancara berstruktur, yaitu teknik pengumpulan data melalui

pertanyaan-pertanyaan berdasarkan panduan kuesioner. Wawancara yang

dilakukan dengan 40 responden pada tahap penelitian dilakukan.

Paket kuisioner yang digunakan untuk keperluan wawancara terdiri dari

tiga bagian. Bagian pertama merupakan pertanyaan-pertanyaan screening untuk

memilih responden. Bagian kedua merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan identitas responden. Bagian ketiga memuat pertanyaan-

pertanyaan yang berhubungan dengan perilaku konsumen dalam proses keputusan

pembelian beras organik. Pertanyaan-pertanyaan yang dimuat dalam kuesioner

merupakan kombinasi antara pertanyaan terbuka dan tertutup, dimana pertanyaan

dibuat selain memberikan alternatif jawaban kepada responden untuk memilih

jawaban yang tersedia, juga memberikan kebebasan kepada responden untuk

memberikan jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.

4.4. Pengujian Atribut

Dalam penetuan jumlah responden, jumlah 30 orang sudah mewakili

untuk mendekati kurva normal (Umar, 2000). Sebelum melakukan penyebaran

kuesioner, peneliti melakukan pengujian atribut-atribut beras atau pre-tes kepada

Page 47: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

32

30 responden awal yang hanya digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas. Hal

ini bertujuan agar kuesioner yang akan disebar kepada responden memiliki nilai

valid dan reliable yang baik. Atribut-atribut yang diuji ke 30 responden awal

kemudian akan diolah dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Jika nilai validitas

dan reliabilitasnya tinggi, maka kuesioner tersebut layak untuk dijadikan sebagai

alat pengambilan sampel. Terdapat dua syarat penting yang belaku pada sebuah

angket, yaitu keharusan sebuah angket untuk valid dan reliable (Santoso, 2006).

4.4.1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu uji untuk mengukur ketepatan atau kecermatan

suatu instrument dalam mengukur apa yang ingin diukur. Pada penelitian ini, uji

validitas menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science)

versi 15. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi Bivariate

Pearson karena teknik ini cocok digunakan pada skala yang menggunakan item

pertanyaan yang jumlahnya banyak, sehingga efek over estimasi yang dihasilkan

tidak terlalu besar. Korelasi Bivariate Pearson mengorelasikan masing-masing

skor item dengan skor total. Skor total merupakan penjumlahan dari keseluruhan

item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total

menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam

mengungkap apa yang ingin diungkap. Kriteria pengujiannya adalah jika r hitung

lebih besar dari r Tabel (uji dua sisi dengan signifikansi 0,05), maka instrumen

pertanyaan dinyatakan valid. Jika r hitung ≤ r Tabel, maka pertanyaan dinyatakan

tidak valid.

Page 48: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

33

Tabel 3. Atribut-Atribut untuk Uji Validitas

No Atribut-atribut Apakah menjadi pertimbangan

Ya Tidak

1 Kepulenan

2 Harga

3 Desain Kemasan

4 Khasiat/manfaat

5 Keamanan dikonsumsi

6 Komposisi gizi yang dikandung

7 Daya tahan produk

8 Iklan

9 Varietas yang dikenal

10 Segel produk

11 Promosi penjualan

4.4.2. Uji Reliabilitas

Setelah melakukan uji validitas atribut-atribut beras, maka langkah

selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas. Reabilitas adalah suatu angka-angka

indeks yang menunjukan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur suatu

gejala yang sama (Umar, 2005). Setiap alat ukur harus memilki kemampuan untuk

memberikan hasil yang konsisten. Pada penelitian ini, uji reliabilitas

menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 15.

Teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan untuk kuesioner ini adalah

Cronbach’s alpha (α) dengan pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 0,05

yang artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bilai nilai alpha lebih besar dari

nilai r kritis product moment (dengan N=30 orang). Metode ini sangat cocok

untuk digunakan pada skor yang memiliki skala (misal 1-4, 1-5) atau skor rentang

(misal 0-20, 0-50). Rumus Cronbach’s alpha (α) adalah sebagai berikut

(Arikunto, 2002) :

Page 49: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

34

Keterangan :

= reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan

= varians total = jumlah varians total

Atribut-atribut yang telah disampaikan kepada responden dalam penelitian

ini diuji dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian atribut

dilakukan terhadap 30 orang responden awal yang hanya digunakan untuk uji

validitas dan reliabilitas serta sesuai dengan syarat-syarat yang ada dalam ruang

lingkup penelitian. Atribut dinyatakan valid jika nilai r hitung lebih besar dari r

Tabel. Hasil pengujian tingkat validitas menunjukan bahwa r hitung atribut dalam

pertanyaan tersebut memiliki nilai korelasi antara 0,430 sampai dengan 0,836 dan

tidak ada yang lebih kecil dari r Tabel 0,361. Hal ini menunjukan bahwa atribut-

atribut beras dinyatakan valid. Setelah atribut dinyatakan valid, maka dilakukan

uji reliabilitas. Metode yang digunakan untuk menguji reliabilitas dalam

penelitian ini adalah teknik Cronbach’s Alpha yaitu teknik mencari reliabilitas

melalui software SPSS 15. Berdasarkan hasil pengujian dengan teknik tersebut

menunjukan bahwa nilai alpha sebesar 0,885 untuk 30 orang responden. Nilai

alpha tersebut lebih dari 0,60 hal ini menunjukkan bahwa atribut-atribut beras

tersebut adalah reliabel.

Setelah dilakukan uji terhadap 30 responden awal didapatkan bahwa

semua atribut yang di uji ternyata valid. Atribut- atribut yang valid terdiri dari:

rasa, harga, desain kemasan, khasiat atau manfaat, keamanan dikonsumsi,

komposisi yang dikandung, daya tahan produk, iklan, varietas, segel produk, dan

promosi penjualan Hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada

Lampiran 2 dan 3.

Page 50: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

35

4.6. Metode Analisis Data

Analisis data menggunakan tiga macam alat analisis. Pertama, alat analisis

yang digunakan adalah analisis deskriptif dimana alat ini digunakan untuk

menganalisis karakteristik. Kedua, analisis Fishbein, perceptual maping, biplot

yaitu alat analisis yang digunakan untuk menganalisis sikap atau penilaian

konsumen akan produk beras organik. Ketiga, analisis sensitivitas harga

digunakan untuk mengetahui rentang harga yang diterima konsumen beras

organik SAE.

4.6.1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif merupakan alat untuk menganalisis data latar belakang

konsumen sebagai responden dari kuesioner yang bersifat umum. Persentase

terbesar merupakan faktor dominan dari masing-masing variabel yang diteliti.

Data dan informasi dari kuisioner diolah dan disajikan ke dalam bentuk

tabulasi. Tabulasi digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang identitas dan

latar belakang konsumen secara keseluruhan berdasarkan informasi yang

diperoleh dari kuesioner. Hasil dari analisis ini akan disajikan dalam Tabel dan

grafik serta garis besar pengolahan data secara deskriptif dilakukan melalui

program Excel.

Rata-rata sampel (mean) dirumuskan sebagai berikut (Engel at all, 1994):

X = ∑=

n

ixi

1

n

Dimana : x : rata-rata (mean) n : banyaknya sampel xi : nilai sampel

4.6.2. Analisis Sikap Multiatribut Fishbein

Model sikap Fishbein adalah salah satu model multiartibut yang sangat

terkenal. Model sikap multiartibut menggambarkan ancangan yang berharga untuk

memeriksa hubungan antara pengetahuan konsumen akan suatu produk dan sikap

terhadap produk tersebut berkaitan dengan ciri atau atribut pokok. Model Fishbein

digunakan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap suatu atribut produk

Page 51: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

36

tertentu berdasarkan pada perangkat kepercayaan dan diberi bobot oleh evaluasi

terhadap atribut produk yang ideal dan aktual dengan menggunakan model

Fishbein ini (Engel et al, 1995).

Misalnya diketahui bahwa suatu produk dengan atribut tertentu ternyata

tidak memenuhi atribut ideal yang diharapkan konsumen, maka pemasar perlu

mengembangkan produk tersebut dengan atribut yang sesuai dengan bentuk ideal

yang diharapkan konsumen. Secara simbolis model sikap Fishbein diformulasikan

dalam bentuk :

A0 = ∑=

n

iiieb

1

Dimana :

A0 = sikap terhadap objek bi = kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i ei = evaluasi mengenai atribut i n = jumlah atribut yang menonjol Komponen ei menggambarkan evaluasi konsumen terhadap atribut secara

menyeluruh. Evaluasi biasanya diukur secara khas pada skala evaluasi 5 yang

berjajar dari sangat penting, penting, ragu-ragu, tidak penting dan sangat tidak

penting. Sebagai contoh :

Kemudahan dalam memperoleh beras yang dikonsusmsi

Sangat penting ___:___:___:___:___:___ Sangat tidak penting

+2 +1 0 -1 -2

Komponen bi menggambarkan seberapa kuat konsumen percaya bahwa

suatu produk memiliki atribut yang diberikan. Atribut yang digunakan untuk

komponen bi harus sama dengan atribut yang digunakan untuk menghitung

komponen ei Kepercayaan biasanya juga diukur dengan skala 5 dari kemungkinan

yang disadari berjajar dari sangat baik hingga sangat buruk.

Kemudahan dalam memproleh beras organik :

Sangat baik ___:___:___:___:___:___ Sangat buruk

+2 +1 0 -1 -2

Page 52: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

37

Respon rata-rata lalu dikalkulasikan untuk bi dan ei. Dalam menafsirkan

hasil perlu diingat bahwa skala bi dan ei berkisar dari skor maksimum +2 sampai

minimum -2. Untuk mengestimasi sikap konsumen terhadap produk dengan

menggunakan indeks ∑ iieb , setiap skor kepercayaan (bi) harus terlebih dahulu

dikalikan dengan skor evaluasi (ei) yang sesuai. Kemudian seluruh hasil perkalian

harus dijumlahkan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk tersebut.

Pengolahan data dilakukan dengan alat bantu komputer menggunakan program

Microsoft Excel.

Selanjutnya skor sikap yang diperoleh melalui Model Sikap Multiatribut

Fishbein perlu diinterpretasikan agar dapat memberikan arti. Selain

membandingkan skor sikap antara satu produk dengan produk yang lain, perlu

diinterpretasikan pula arti skor dari masing-masing produk. Interpretasi skor

tersebut akan menggunakan skala interval dengan rumus sebagai berikut :

Skala Interval : m – n

b

keterangan :

m = skor tertinggi yang mungkin terjadi n = skor terendah yang mungkin terjadi b = jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk Skala interval tersebut dalam penelitian ini akan diklasifikasikan menjadi

lima kategori sikap konsumen terhadap produk. Kategori tersebut yaitu sangat

positif, positif, netral, negatif, sangat negatif. Dengan demikian dapat diperoleh

kesimpulan mengenai sikap dan preferensi konsumen terhadap produk (Engel at

all, 1994).

4.6.3 Perceptual Mapping

Teknik perceptual mapping digunakan untuk mengetahui persepsi

konsumen terhadap beras organik dibandingkan dengan beras non organik.

Langkah yang digunakan dalam analisis ini adalah grafik Sarang Laba-Laba. Pada

grafik ini dapat dilihat nilai rata-rata dari setiap atribut yang melekat pada masing-

masing merek. Grafik sarang laba-laba merupakan nilai rata-rata dalam bentuk

grafik dua dimensi.

Page 53: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

38

4.6.4 Model Biplot

Biplot merupakan teknik statistik deskriptif dimensi ganda yang dapat

disajikan secara visual dengan menyajikan secara simultan segugus obyek

pengamatan dan peubah dalam suatu grafik pada bidang datar sehingga ciri-ciri

peubah dapat dianalisis. Jadi dengan biplot dapat ditunjukkan hubungan antara

peubah, kemiripan relatif antar obyek pengamatan, serta posisi relatif antar obyek

pengamatan, serta posisi relatif antara obyek pengamatan dengan peubah (Jollief,

1986).

Matriks Biplot dikembangkan atas dasar Singular Value Decomposition

(SVD) dengan mendefinisikan suatu matriks x sebagai matriks dari n pengamatan

pada suatu p peubah yang dihasilkan dari pengurangan data asal oleh nilai tengah.

Apabila nXp adalah matriks dua berpangkat r dengan n objek dan peubah, maka

matriks tersebut dapat diuraikan menjadi :

X = ULA’...................................................................................................................

(1)

Matriks U dan A masing-masing berukuran n x r dan p x r dengan kolom

ortogonal. Unsur-unsur diagonal matriks L disebut nilai singular matriks X.

Kolom-kolom matriks A disebut vektor singular basis, merupakan landasan

ortonomorrmal kolom-kolom matriks X dalam ruang berdimensi (p). Kolom

matriks U disebut vektor singular kolom, merupakan landasan ortonomorrmal

kolom-kolom matriks X dalam ruang berdimensi n. R adalah pangkat, setiap

elemen matriks X menurut kaidah pengurangan nilai singular (Singular Value

Decomposition, SVD) persamaan (1) dapat diuraikan menjadi :

X = ULαL1-α ...............................................................................................................

(2)

Untuk 0 < α < 1. misal UL α = G dan L 1-α A’ = H’, maka persamaan (2) dapat

dinyatakan sebagai berikut :

X = GH’..................................................................................................................

(3)

Page 54: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

39

Dengan demikian, setiap elemen ke (i.j) unsur matriks X dapat dinyatakan sebagai

X ij =gi’hj ..............................................................................................................(4)

i = 1,2,.......,n.

j = 1,2,......., p.

Gi dan hj adalah baris G dan H yang memiliki unsur r. Matriks U digunakan

sebagai titik koordinat pengamatan. Matriks LA’ adalah koordinat vektor peubah.

4.6.5. Analisis Sensitivitas Harga

Analisis sensitivitas harga merupakan analisis yang digunakan untuk

mendapatkan rentang hargayang relevan bagi konsumen. Hasil akhir analisis ini

disajikan dalam bentuk grafik yang menunjukkan kelima tingkat harga yang

terdiri atas tingkat tertinggi bagi produk atau Marginal Cheap Price Point (MCP),

tingkat harga terendah bagi produk atau Marginal Cheap Price Point (MCP),

tingkat harga optimum bagi produk atau Optimum Pricing Point (OPP), tingkat

harga yang wajar bagi produk atau Indifferent Pricing Point (IPP), dan rentang

harga yang wajar bagi konsumen Range of Acceptible Price (RAP) (Simamora,

2001).

Analisis sensitivitas harga diperkenalkan pertama kali oleh Van

Westerdorp pada awal tahun 1970-an. Asumsi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah konsumen selalu mengkaitkan antara harga dengan kualitas dari produk.

Analisis ini digunakan untuk melihat harga dari sisi konsumen. Konsumen

melakukan penilaian terhadap harga berdasarkan kategori harga yang sangat

murah, harga murah, harga mahal dan harga sangat mahal (Blamires, 1998 dalam

Taufiqurrahman, 2003).

Menurut Hiam dan Shewe (1994), dalam menentukan harga optimum

perusahaan perlu mempertimbangkan seluruh biaya yang telah dikeluarkan untuk

memproduksi dan memasarkan produk, permintaan konsumen, dan posisi

persaingan dalam industri. Berdasarkan harga-harga pokok produksi ditambah

profit, perusahaan dapat melakukan analisis sensitivitas harga. Dua hal yang dapat

dideteksi menggunakan pendekatan ini adalah elastisitas harga dan ekspektasi

harga konsumen.

Page 55: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

40

Pada penelitian digunakan riset harga yang diharapkan konsumen, dimana

limit harga dan kisaran harga yang dapat diterima konsumen. Dalam hal ini

konsumen menilai batas harga sangat murah, murah, mahal, sangat mahal yang

dikaitkan dengan kualitas dari produk tersebut.

Riset ekspektasi harga merupakan suatu teknik penetapan harga suatu

produk tanpa membandingkan dengan harga produk pesaing. Hasilnya diolah dan

disajikan dalam bentuk grafik yang terdiri atas lima titik harga yang diharapkan

konsumen dan kisaran harga yang normal menurut konsumen. Lima titik harga

tersebut adalah ”

1. Indifferent Pricing Point (IPP)

Titik perpotongan distribusi kumulatif harga murah-mahal yaitu

jumlah konsumen yang menganggap harga murah sama dengan jumlah

konsumen yang menganggap harga mahal. Pada tingkat harga jumlah

konsumen maksimum yang peduli terhadap harga.

2. Optimum Pricing Point (OPP)

Titik perpotongan distribusi kumulatif harga sangat murah-sangat

mahal yaitu jumlah konsumen yang menganggap harga sangat murah sama

dengan jumlah konsumen yang menganggap harga sangat mahal. Pada

tingkat harga ini jumlah konsumen menganggap harga sangat mahal atau

sangat murah, dengan kata lain harga tersebut optimum bagi produk.

3. Range of Acceptible Price (RAP)

Kisaran harga yang terbentuk dari dua titik yaitu antara

perpotongan distribusi kumulatif harga sangat mahal dan harga tidak

mahal dan dari perpotongan antara distribusi kumulatif sangat murah dan

tidak murah. Kisaran harga inilah yang dianggap sebagai kisaran harga

yang dapat diterima oleh konsumen.

4. Marginal Cheap Price Point (MCP)

Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga terendah bagi

produk. Kisaran harga ini terbentuk dari dua titik yaitu antara perpotongan

distribusi kumulatif harga sangat murah dan tidak murah. Kisaran harga

inilah konsumen mulai meragukan kualitas suatu produk.

Page 56: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

41

5. Marginal Expensive Price Point (MEP)

Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga tertinggi dari produk.

Kisaran harga ini terbentuk dari dua titik yaitu antara perpotongan

distribusi kumulatif harga sangat mahal dan tidak mahal. Kisaran harga

inilah konsumen memulai meragukan kualitas suatu produk.

4.7. Definisi Operasional

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional

didefenisikan sebagai berikut :

1. Beras Organik : beras yang dihasilkan dari padi yang ditanam tanpa

menggunakan pupuk dan pestisida kimia.

2. Responden : orang pernah mengkonsumsi beras organik.

3. Persepsi terhadap produk : sikap yang mendukung produk dan

kemungkinan tindakan konsumen untuk memilih membeli produk. Diukur

dari pengetahuan responden akan produk beras organik, sumber informasi,

alasan membeli produk, keputusan pembelian dan penilaian responden

terhadap tingkat kepentingan dan kinerja beras organik.

4. Pendapatan perbulan : besarnya uang yang diperoleh responden setiap

bulannya. Meliputi : kurang dari Rp. 1000.000, (2) Rp. 2000.000 - <

Rp.2000.000, (3) Rp.2000.000 - < Rp.3000.000, (4) Rp. 3000.000 - <

Rp.4000.000 dan (5) lebih dari Rp.4000.000.

5. Atribut produk : keunikan yang dimiliki oleh suatu produk yang akan

membentuk karakteristik produk. Atribut yang digunakan dalam penelitian

ini adalah rasa, harga, desain kemasan, ukuran kemasan, khasiat/manfaat,

komposisi/zat yang dikandung, label halal, daya tahan produk, iklan,

kemudahan diproleh, segel produk, dan promosi penjualan.

6. Rasa : karakteristik organopolik yang dirasakan oleh lidah

7. Harga : jumlah uang yang dibayar oleh konsumen untuk sebuah produk.

Harga produk : harga per Kg beras organik yang berlaku pada saat

penelitian dilakukan.

8. Desain kemasan : bagian luar dari suatu produk yang berperan sebagai

penambah daya tarik. Kemasan terdiri dari jenis desain, ciri khas desain,

Page 57: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

42

dan ukuran. Dalam hal ini kemasan yang dimaksud adalah kemasan beras

organik.

9. Merek : suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau gabungan

semua yang diharapkan mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang

penjual dan diharapkan dapat membedakan barang atau jasa tersebut dari

produk-produk milik pesaing

10. Ukuran kemasan : banyaknya jumlah volume yang terdapat dalam

kemasan beras organik.

11. Khasiat/manfaat : manfaat yang diproleh oleh konsumen setelah

mengkonsumsi beras organik.

12. Komposisi : kandungan bahan yang tercantum dalam kemasan beras

organik.

13. Daya tahan produk : batas waktu tertentu produk aman untuk dikonsumsi.

14. Kemudahan diperoleh : tingkat kemudahan responden untuk mendapatkan

beras organik.

15. Iklan dan promosi : informasi produk yang diberikan kepada konsumen

melalui iklan baik di media elektronik maupun media massa. Faktor ini

antara lain diukur dari media yang paling berpengaruh terhadap pembelian

beras organik.

16. Tempat : ketersediaan dan kemudahan konsumen untuk mendapatkan

beras organik di suatu tempat. Faktor ini dilihat dari tempat konsumen

membeli beras organik dan alasan memilih tempat pembelian tersebut.

17. Segel produk : pelindung kualitas isi produk dari kontaminasi

18. Tingkat kepentingan terhadap produk beras organik : seberapa penting

suatu atribut produk yang harus dimiliki oleh produk beras organik bagi

konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja dari

atribut tersebut.

19. Tingkat pelaksanaan terhadap produk beras organik : merupakan kinerja

aktual dari atribut produk beras organik yang diberikan oleh perusahaan

terhadap konsumen.

Page 58: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

43

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1. Gambaran Umum Gapoktan Silih Asih

5.1.1. Lokasi, Letak Geografis

Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Silih Asih merupakan salah satu

gabungan kelompok tani yang berkedudukan tepatnya di Desa Ciburuy

Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor, Provinsi jawa Barat (semula

Kecamatan Cijeruk, setelah diadakan pemekaran wilayah pada tahun 2005

Kecamatan Cijeruk dipecah menjadi Kecamatan Cigombong). Batas desa ciburuy

meliputi : Desa Muara Jaya di sebelah utara, Desa Cigombong sebelah selatan,

Desa Cisalada sebelah barat dan sebelah timur dibatasi oleh Desa sorogol. Jarak

menuju ibukota provinsi di Bandung sejauh 120 km, sedangkan jarak menuju

ibukota negara di jakarta sejauh 81 km.

Desa Ciburuy terletak pada ketinggian 600 mdpl. Luas wilayah Desa

Ciburuy 160 ha meliputi lahan darat ± 73 ha dan lahan pertanian seluas 87 ha,

curah hujan rata-rata 3000-4000 mm per tahun dan suhu udara berkisar antara 23-

32 oC. Iklim yang cukup sejuk karena terletak di kaki gunung salak. Dengan

kondisi geografis tersebut Desa Ciburuy berpotensi dalam usaha pengembangan

pertanian.

Jumlah penduduk tercatat sebanyak 12014 orang (tahun 2007) dengan

2518 orang bermata pencaharian sebagai petani dengan yang sebagian besar telah

terikat sebagai anggota dalam 6 Kelompok Tani pengelola tanaman pangan dan

masing-masing satu kelompok tani pengelola peternakan/perikanan dan kelompok

tani pengelola perkebunan/kehutanan, kelompok tani lainnya adalah kelompok

wanita tani dan kelompok taruna tani. Sesuai perkembangan peran dan fungsi

kelompok tani maka sejak tahun 2002 kelompok tani di Desa Ciburuy mewadahi

diri dalam Gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang kemudian diberi nama

gapoktan Silih Asih.

Page 59: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

44

5.1.2. Sejarah Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Silih Asih dan Perkembangannya

Berawal dari keinginan untuk menyatukan usaha tani secara terpadu yang

pada awalnya dilakukan secara individu yang seringkali dihadapkan pada

permasalahan-permasalahan atau berbagai kendala akibat kurangnya pemahaman

di bidang pertanian, peternakan dan perikanan mengenai penerapan teknologi,

permodalan, pasca panen, pemasaran manajemen dan administrasi. Setelah

memperoleh masukan dari berbagai pihak dan melakukan konsultasi dengan

Kepala Desa, petugas lapangan dari Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Bogor, maka para petani sepakat untuk membentuk suatu wadah

kelompok tani.

Pada tahun 1978, 53 orang petani bermusyawarah di Balai Desa dengan

dihadiri oleh Kepala Desa, KCD Perikanan Cijeruk, KCD Peternakan Cijeruk,

PPL, Kepala BPP Pamoyanan serta KCD Pertanian Kecamatan Cijeruk dengan

semangat kebersamaan yang tinggi membentuk suatu wadah usaha bersama

sebagai kelompok tani dengan nama kelompok tani Silih Asih yang

beranggotakan 56 orang yang terdiri dari 20 orang petani maju dan 36 orng petani

anggota. Petani maju adalah petani yang bertindak aktif dan memiliki respon

terhadap perkembangan dan penerapan teknologi. Petani maju inilah yang

kemudian membimbing para petani anggota dalam setiap kegiatan usaha tani.

Pada awal dibentuknya, Kelompok Tani Silih Asih dibagi menjadi enam

kelompok kemudian bertambah menjadi 16 kelompok tani yang berasal dari

beberapa desa di dua Kecamatan yaitu Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan

Caringin. Untuk mengakomodasi seluruh kegiatan usaha anggota, maka dibentuk

seksi-seksi diantanya seksi perikanan, seksi peternakan, seksi perkebunan, seksi

tanaman pangan dan seksi pengurus air. Pada tahun 1998, seiring meningkatnya

jumlah anggota di masing-masing seksi, maka akhirnya disepakati untuk

meningkatkan status seksi menjadi kelompok tani.

Seiring dengan berkembangnya usaha pertanian di setiap kelompok tani,

maka pada tahun 2002 dibentuklah Gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang

menjadi induk dari kelompok tani tersebut dan di beri nama Gabungan kelompok

tani (Gapoktan) Silih Asih.

Page 60: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

45

5.1.3. Visi dan Misi Gapoktan Silih asih

Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Silih Asih mempunyai visi dan misi

untuk menjadikan para petani memiliki usahatani yang berskala ekonomi dengan

tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan berkelanjutan. Dengan upaya

pengembangan dan penguatan kelembagaan tani dengan peran dan fungsi masing-

masing mengarah pada tercapai kualitas SDM petani yang mandiri dan berdaulat

melalui proses penyuluhan pertanian

5.1.4. Struktur Organisasi Gapoktan Silih Asih

Struktur organisasi yang dimiliki oleh Gabungan kelompok tani

(Gapoktan) Silih Asih adalah struktur organisasi yang hirarki. Dimana model

struktur organisasinya cukup sederhana, dimana seluruh divisi berada dibawah

pimpinan langsung dari ketua organisasi gapoktan. Ketua gapoktan

melaksanankan tugas untuk melakukan pengelolaan dan penentuan kebijakan

gapoktan terutama terkait dengan aktivitas budidaya serta pemasaran.

Ketua Gabungan kelompok tani (Gapoktan) dibawahi delapan unit kerja

yang terdiri dari unit kerja pemberdayaan bidang SDM, unit kerja bidang

pengelola tanaman pangan, unit kerja bidang peternakan dan perikanan, unit kerja

bidang perkebunan / kehutanan, unit kerja bidang pengkajian teknologi pertanian,

unit kerja bidang pengembangan modal dan usaha, unit kerja bidang pelayanan

jasa alat dan mesin pertanian, unit kerja bidang pengolahan pupuk kompos. Setiap

unit tersebut memiliki kewenangan untuk melakukan pengelolaan terhadap unit

kerjanya masing-masing baik terkait dengan fungsi masing-masing unit dengan

sumberdaya manusianya. Struktur organisasi gapoktan Silih Asih dapat dilihat

pada Gambar 8.

Page 61: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

46

Gambar 8. Struktur Organisasi Gapoktan Silih Asih

(Gapoktan Silih Asih, 2009)

5.1.5. Kegiatan Pemasaran Gapoktan Silih Asih

Pemasaran beras organik Gabungan kelompok tani (Gapoktan) Silih Asih

dilakukan dengan melakukan penjualan melalui agen yang memiliki lokasi di

perumahan mutiara lido, perumahan Mutiara Lido, Taman Yasmin, PMI, Dinas

Pertanian dan lain sebagainya. Saat ini beras organik yang diproduksi gapoktan

Silih Asih sudah dipasarkan dibeberapa daerah di kota Bogor.

Ketua

Bendahara

Sekertaris

Wakil. Ketua

Ukb I

Ukb II

Ukb III Ukb IV Ukb V

Ukb VI

Ukb IX

Ukb VII

Ukb VIII

Ukb I

Ukb I

PETANI / KELOMPOK TANI ANGGOTA GAPOKTAN SILIH ASIH

Page 62: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

47

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke

dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan,

pekerjaan, jumlah anggota keluarga dan pengeluaran per bulan untuk pembelian

beras organik SAE. Karakteristik ini diperoleh dari data latar belakang responden

yang bersedia mengisi kuisioner.

Responden yang dipilih untuk mengisi kuisioner ini adalah orang-orang

yang pernah mengkonsumsi beras organik SAE lebih dari tiga bulan, sehingga

responden tersebut diharapkan dapat memberikan pendapat berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman mengenai produk tersebut.

6.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Responden berdasarkan jenis kelamin dibagi menjadi pria dan wanita. Tabel

4, menunjukkan responden yang paling banyak melakukan pembelian terhadap

beras SAE adalah wanita masing-masing sebanyak 77,5 persen, sedangkan

responden pria hanya berkisar 22,5 persen. Hal ini dikarenakan wanita lebih

dominan dalam mengurus keperluan serta kebutuhan rumah tangga. Selain itu istri

juga biasanya memiliki wewenang untuk memutuskan produk dan merek apa

yang dibeli untuk keluarganya ataupun untuk dirinya sendiri.

Tabel 4. Responden Beras SAE Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)

Pria 9 22.5

Wanita 31 77.5

Total 40 100

6.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi produk dan jasa yang

berbeda. Perbedaan usia juga akan mengakibatkan perbedaan selera dan kesukaan

terhadap varietas. Responden berdasarkan usia klasifikasikan ke dalam lima

kelompok, yaitu < 30 tahun, 30-39 tahun, 40-49 tahun, 50-59 tahun, dan ≥ 60

Page 63: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

48

tahun, dapat dilihat di Tabel 5. bahwa responden yang paling banyak terdapat di

kelompok umur 40-49 tahun yaitu sebanyak 40 persen, sedangkan responden yang

paling sedikit di kelompok umur 50-59 dan ≥ 60 tahun sebanyak 7,5 persen.

Tabel 5. Responden Beras SAE Berdasarkan Usia Usia (tahun) Frekuensi (orang) Persentase (%)

< 30 9 22.5

30 – 39 9 22.5

40 – 49 16 40

50 -59 3 7.5

≥ 60 3 7.5

Total 40 100

6.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Responden berdasarkan status dibagi menjadi dua kelompok yaitu responden

yang telah menikah dan belum menikah. Berdasarkan Tabel 6, responden yang

paling banyak melakukan pembelian terhadap beras organik SAE adalah yang

memiliki status sudah menikah yaitu sebanyak 82,5 persen sedangkan responden

yang belum menikah sebanyak 17,5 persen.

Tabel 6. Responden Beras SAE Berdasarkan Status Pernikahan Status Frekuensi (orang) Persentase (%)

Menikah 33 82,5

Belum Menikah 7 17,5

Total 40 100

6.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Keluarga terdiri atas dua orang atau lebih yang dihubungkan melalui darah,

perkawinan dan tinggal dalam satu tempat tinggal (Engel et al, 1994). Keluarga

sangat penting dalam studi perilaku konsumen karena dua alasan, pertama

keluarga merupakan unit pemakaian dan pembelian untuk banyak produk

konsumen. Kedua, keluarga merupakan pengaruh utama pada sikap dan perilaku

individu (Engel et al, 1994).

Pembagian responden berdasarkan jumlah anggota keluarga diklasifikasikan

menjadi empat kelompok yaitu keluarga yang beranggotakan 1-2 orang, 3-4

Page 64: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

49

orang, 5-6 orang, dan ≥ 7 orang. Sebaran responden beras organik SAE yang

mempunyai jumlah anggota keluarga dapat dilihat pada Tabel 7 yang di dominasi

oleh responden yang terdiri dari tiga hingga empat orang anggota keluarga

sebanyak 21 orang (52,5 persen). Selanjutnya di dominasi oleh responden dengan

jumlah anggota keluarga lima hingga enam orang dalam keluarga sebanyak 16

responden (40 persen). Sebesar dua responden (5 persen) responden memiliki satu

hingga dua orang anggota keluarga. Selebihnya sebanyak satu responden (2,5

persen) anggota keluarga yang memilki jumlah anggota keluarga lebih dari tujuh

orang.

Tabel 7. Karakteristik Responden Beras SAE Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah Anggota Keluarga Frekuensi (orang) Persentase (%)

1 – 2 orang 2 5

3 – 4 orang 21 52.5

5 – 6 orang 16 40

7 Orang / lebih 1 2.5

Total 40 100

6.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Responden terbanyak berpendidikan terakhir S1 sebesar 70 persen, sedangkan

responden berpendidikan terakhir SD dan SMP berada pada urutan akhir sebesar

2,5 persen. Tabel 8 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pendidikan

terakhir. Tingginya tingkat pendidikan tidak menjamin responden adalah organik

sejati, karena untuk mengkonsumsi organik membutuhkan dan harus

mempersiapkan dana yang tidak sedikit.

Page 65: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

50

Tabel 8. Karakteristik Responden Beras SAE Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang) Persentase (%)

SD 1 2.5

SMP 1 2.5

SMA 8 20

D3 2 5

S1 28 70

Total 40 100

6.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya

hidupnya (pola dimana orang hidup untuk menghabiskan waktu serta uangnya)

dan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestis, kehormatan dan

respek (Engel et al, 1994).

Pada Tabel 9 terlihat sebaran jenis pekerjaan di dominasi oleh responden yang

memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta dan PNS yaitu sebanyak 13

Responden dengan persentase 32,5 persen. Selanjutnya sebanyak 10 responden

(25 persen) yang berstatus ibu rumah tangga, dua persen responden memiliki

pekerjaan sebagai wiraswasta dan yang selebihnya sebesar dua persen berstatus

sebagai pensiunan dan mahasiswa.

Tabel 9. Karakteristik Responden Beras SAE Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Frekuensi (orang) Persentase (%)

Tidak/belum bekerja - -

Ibu rumah tangga 10 25

Karyawan swasta 13 32.5

Pelajar/mahasiswa 1 2.5

PNS 13 32.5

Wiraswasta 2 5

Pensiunan 1 2.5

Total 40 100

Karakteristik responden beras organik SAE berdasarkan pekerjaan ini

memiliki perbedaan dengan responden produk lainnya. Hal ini dikarenakan

respondennya sebagian besar berada di luar rumah atau mempunyai profesi di luar

rumah dan lebih mengetahui pengetahuan mengenai produk organik yang tinggi

Page 66: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

51

sehingga membuat wawancara yang dilakukan lebih mudah. Selain itu mereka

juga menyadari bahwa produk organik sudah menjadi bagian dari hidup sehat

mereka bukan hanya trend yang akhirnya akan menjadi kebiasaan mereka.

6.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per Bulan

Dalam penelitian ini, pendapatan yang dianalisis adalah pendapatan

perbulan yang diterima oleh responden. Semakin besar tingkat pendapatan

seseorang maka semakin besar pula daya belinya terhadap suatu barang dan jasa

yang ditawarkan oleh pihak produsen (Engel et al, 1994). Sumber pendapatan

konsumen beras organik SAE bervariasi menurut pekerjaannya. Bagi mahasiswa,

pendapatan diartikan sebagai uang saku yang diterima selama sebulan dan bagi

ibu rumah tangga diartikan sebagai pendapatan suami perbulannya. Tingkat

pendapatan konsumen akan mempengaruhi pilihannya dalam memilih produk

yang sesuai dengan pendapatannya.

Pendapatan responden terbagi dalam beberapa kelompok yaitu dari tingkat

pendapatan kurang dari Rp 1.000.000 hingga konsumen yang memiliki

pendapatan lebih dari Rp 4.000.000. Sebagian besar responden memiliki kisaran

pendapatan lebih dari Rp 4.000.000, yaitu sebanyak 40 persen. Selanjutnya

sebanyak 22.5 persen berpenghasilan antara Rp 1.000.000 sampai Rp 2.000.000

dan 2000.000 sampai 3000.000 dan sebanyak 15 persen responden berpenghasilan

3000.000 sampai 4000.000. Informasi karekteristik ini berguna untuk membuat

kebijakan strategi produk dengan meningkatkan kualitas dan pelayanan untuk

konsumen beras organik SAE. Secara lebih rinci, sebaran responden berdasarkan

pendapatan perbulan dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Karakteristik Responden Beras SAE Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per

Bulan Tingkat Pendapatan Frekuensi (orang) Persentase (%)

1000.000 – 2000.000 9 22.5

2000.000 - 3000.000 9 22.5

3000.000 – 4000.000 6 15

> 4000.000 16 40

Total 40 100

Page 67: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

52

Page 68: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

53

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

7.1. Analisis Tingkat Kepentingan Atribut Beras

Analisis tingkat kepentingan atribut berguna untuk mengetahui tingkat

kecenderungan atribut yang dianggap paling penting dan paling baik hingga tidak

penting dan sangat buruk oleh responden dalam pengambilan keputusan

pembelian. Tingkat kepentingan dan kinerja atribut diperoleh berdasarkan hasil

persentase atribut-atribut yang dinilai oleh konsumen responden yang kemudian

akan dipetakkan pada rentang skala interval. Nilai kepentingan (ei) dan nilai

kinerja (bi) responden terhadap atribut produk beras organik SAE dikategorikan

pada rentang skala interval yang dapat dilihat pada Tabel 11 berikut.

Tabel 11. Kategori Tingkat Kepentingan

Nilai Tingkat Kepentingan

-2 – -1,2 Sangat Tidak Penting

-1,21 – -0,4 Tidak Penting

-0,41 – 0,4 Netral

0,41 – 1,2 Penting

1,21 – 2 Sangat Penting

Hasil penilaian tingkat kepentingan (ei) pada Tabel 13, menunjukkan dari

ke sebelas atribut produk beras yang dievaluasi responden, atribut keamanan

dikonsumsi memiliki nilai skor tertinggi yaitu sebesar 1,75 yang artinya atribut ini

dinilai sangat penting bagi responden, begitu juga dengan khasiat dan manfaat

dengan nilai skor sebesar 1,57 kemudian atribut komposisi yang dikandung

dengan nilai skor sebesar 1,47, daya tahan produk dengan nilai skor 1,42, rasa

dengan skor 1,4, segel produk dengan skor 1,25 dan harga dengan skor 1,22.

Masing-masing atribut tersebut merupakan atribut yang dinilai sangat penting

pada produk beras. Hal ini menunjukkan bahwa responden akan

mempertimbangkan atribut keamanan dikonsumsi, khasiat/manfaat, komposisi

yang dikandung, daya tahan produk, rasa, segel produk dan harga sebagai atribut

terpenting dalam memilih produk beras.

Page 69: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

54

7.1.1. Penilaian Sikap Responden Terhadap Atribut Beras Organik SAE dan Beras Non Organik (Ciherang dan IR 64) dan Sikap Responden Secara Keseluruhan

Penilaian sikap responden terhadap atribut atribut beras organik SAE dan

non organik (Ciherang dan IR 64) (ei.bi) dan total nilai sikap (Ao) responden

terhadap atribut produk atribut beras organik SAE dan non organik (Ciherang dan

IR 64) secara keseluruhan dikategorikan pada rentang skala interval yang dapat

dilihat pada Tabel 12 sebagai berikut.

Tabel 12. Kategori Nilai Sikap Terhadap Atribut dan Total Nilai sikap (Ao)

secara keseluruhan atribut beras organik SAE dan non organik (Ciherang dan IR 64)

Nilai Nilai Sikap Atribut Nilai Total Nilai Sikap

-2 – -0,8 Sangat Negatif -2 – 2 Sangat Negatif

-1,81 – -0,4 Negatif 2 – 6 Negatif

-0,41 – 1,6 Netral 6 – 10 Netral

1,61 – 2,8 Positif 10 – 14 Positif

2,81 – 4 Sangat Positif 14 – 18 Sangat Positif

Tabel 13 menunjukkan hasil analisis sikap multiatribut Fishbein.

Berdasarkan nilai/skor fishbein, nilai sikap total beras organik SAE sebesar 15,08.

Nilai ini dikategorikan ke dalam sikap yang sangat positif. Nilai total yang

diperoleh beras Ciherang yaitu sebesar 13,05 termasuk ke dalam kategori sikap

yang positif. Nilai sikap total beras IR 64 sebesar 10 termasuk kedalam sikap yang

netral. Produk beras organik SAE yang memiliki nilai total sikap tertinggi yaitu

sebesar 15,08. Hal ini menunjukkan bahwa produk beras organik SAE dinilai

sangat positif oleh responden, dan berdasarkan hasil tersebut dibandingan kedua

varietas lainnya, produk beras organik SAE merupakan produk yang paling

diharapkan responden karena memperoleh nilai sikap total terbesar. Hasil

penilaian sikap responden terhadap atribut beras (ei.bi) dan total nilai sikap (Ao)

responden terhadap atribut produk beras organik SAE dan beras non organik

(Ciherang dan IR 64) secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.

Page 70: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

55

Tabel 13. Hasil Perhitungan Model Sikap Multiatribut Fishbein Terhadap Atribut Beras Organik dan Beras Non Organik (Ciherang dan IR 64)

1. Keamanan dikonsumsi

Nilai rata-rata evaluasi terhadap keamanan dikonsumsi beras organik SAE

diperoleh nilai sebesar 1,75. Hal ini menunjukkan bahwa menurut konsumen

atribut ini merupakan atribut yang sangat penting untuk dipertimbangkan

dalam pembelian. Nilai rata-rata tingkat kepercayaan konsumen terhadap

atribut keamanan dikonsumsi pada Tabel 13 menunjukkan bahwa beras

organik SAE memiliki paling aman dikonsumsi daripada beras non organik

seperti Ciherang dan IR64.

2. Khasiat/manfaat

Nilai rata-rata evaluasi tingkat kepentingan atribut khasiat/manfaat sebesar

1,57. Hal ini membuktikan bahwa menurut konsumen atribut khasiat/manfaat

dianggap sangat penting untuk dipertimbangkan saat melakukan pembelian

beras. Beras organik SAE tergolong lebih bermanfaat untuk kesehatan dan

sudah mampu memenuhi kebutuhan konsumen terhadap faktor manfaat yang

mereka inginkan dibanding dengan beras non organik (Ciherang dan IR64).

No Atribut Nilai

evaluasi (ei)

Nilai tingkat kepercayaan (bi)

Nilai sikap Ao (ei * bi)

B.Organik SAE

B. Non Organik B.Organik

SAE

B. Non Organik

Ciherang IR 64 Ciherang IR 64

1 Keamanan dikonsumsi 1.75 1.70 1.10 0.50 2.98 1.93 0.88

2 Khasiat/Manfaat 1.57 1.80 1.30 0.90 2.83 2.04 1.41

3 Komposisi yang dikandung 1.47 1.50 0.90 0.70 2.21 1.32 1.03

4 Daya tahan produk 1.42 1.10 1.03 1.00 1.56 1.46 1.42

5 Rasa 1.40 1.38 1.05 0.85 1.93 1.47 1.19 6 Segel Produk 1.25 0.85 0.63 0.60 1.06 0.79 0.75 7 Harga 1.22 0.43 0.38 0.33 0.52 0.46 0.40

8 Promosi Penjualan 0.77 0.43 1.08 1.03 0.33 0.83 0.79

9 Desain Kemasan 0.70 1.75 1.38 1.45 1.23 0.97 1.02

10 Iklan 0.57 0.38 1.45 1.38 0.22 0.83 0.79

11 Varietas yangdkenal 0.55 0.40 1.73 1.50 0.22 0.95 0.83

∑ = ei * bi 15.08 13.05 10.00

Page 71: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

56

Hal ini tercermin dari nilai rata-rata tingkat kepercayaan konsumen terhadap

khasiat beras organik SAE dan beras non organik (Ciherang dan IR64)

masing-masing sebesar 1,8 dan 1,3 serta 0,9.

3. Komposisi yang dikandung

Atribut komposisi yang dikandung mempunyai nilai rata-rata tingkat

evaluasi sebesar 1,47. Hal ini mengindikasikan bahwa atribut komposisi yang

dikandung sangat penting untuk dipertimbangkan dalam pembelian beras.

Nilai rata-rata evaluasi terhadap beras organik SAE sbesar 1,5 dan Ciherang

sebesar 0,9 serta IR64 sebesar 0,7. Dari hasil tersebut sudah dapat terlihat jelas

bahwa yang mempunyai komposisi gizi yang baik ada pada produk beras

organik SAE.

4. Daya tahan produk

Berdasarkan nilai rata-rata evaluasi terhadap daya tahan produk beras

organik SAE diperoleh nilai sebesar 1,42. Hal ini menunjukkan bahwa

menurut konsumen atribut daya tahan produk merupakan atribut yang sangat

penting untuk dipertimbangkan. Nilai rata-rata tingkat kepercayaan konsumen

terhadap atribut daya tahan produk pada Tabel 13 menunjukkan bahwa beras

organik SAE memiliki daya tahan produk yang lebih baik daripada beras non

organik seperti Ciherang dan IR64.

5. Rasa

Perbedaan sikap konsumen dapat juga dilihat dari penilaian terhadap

atribut rasa. Pada tabel diatas tampak jelas bahwa secara keseluruhan hasil

analisis multiatribut fishbein, atribut rasa pada beras organik SAE memiliki

nilai rata-rata sebesar 1,93 dan pada Ciherang sebesar 1,47 serta beras IR64

sebesar 1,19. Hal ini menunjukkan konsumen percaya bahwa beras organik

SAE memiliki rasa yang lebih enak dibandingkan dengan beras non organik

(Ciherang dan IR64). Nilai rata-rata evaluasi tingkat kepentingan konsumen

terhadap atribut rasa sebesar 1,4 yang menunjukkan hal ini sangat penting

untuk dipertimbangkan. Tingkat kepercayaan konsumen juga dapat dilihat dari

nilai rata-rata terhadap beras organik SAE sebesar 1,38 dan beras non organik

yaitu Ciherang sebesar 1,05 dan IR64 sebesar 0,85.

6. Segel produk

Page 72: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

57

Nilai rata-rata evaluasi tingkat kepentingan atribut segel produk sebesar

1,25. Hal ini membuktikan bahwa menurut konsumen atribut segel produk

dianggap sangat penting untuk dipertimbangkan saat melakukan pembelian

beras. Beras organik SAE tergolong mempunyai segel produk yang bagus

dibandingkan dengan segel produk beras non organik (Ciherang dan IR64).

Hal ini tercermin dari nilai rata-rata tingkat kepercayaan konsumen terhadap

atribut tersebut masing-masing yaitu beras organik SAE sebesar 0,85 dan

Ciherang sebesar 0,63 serta IR64 sebesar 0,6. Hal tersebut diinginkan oleh

konsumen agar beras mempunyai tingkat kebersihan yang tinggi setelah

pengemasan produk.

7. Harga

Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishbein, nilai rata-rata tingkat

kepercayaan atibut harga beras organik SAE sebesar 0,43 , beras Ciherang

sebesar 0,38 sedangkan IR64 sebesar 0,33. Sedangkan nilai rata-rata terhadap

evaluasi tingkat kepentingan atribut harga sebesar 1,22 menunjukkan bahwa

menurut konsumen atribut harga sangat penting untuk dipertimbangkan. Nilai

rata-rata sikap konsumen terhadap atribut harga beras organik SAE sebesar

0,52dan nilai rata-rata sikap konsumen terhadap beras Ciherang sebesar 0,46

serta IR 64 sebesar 0,40. Menurut konsumen beras organik SAE memiliki

harga yang dianggap lebih mahal dibandingkan dengan beras non organik

(Ciherang dan IR64). Selama beras organik SAE dapat memberikan manfaat

lebih terutama bagi kesehatan seperti yang konsumen harapkan, konsumen

tidak mempermasalahkan mahalnya harga beras organik SAE.

8. Promosi penjualan

Atribut promosi penjualan mempunyai nilai rata-rata evaluasi terhadap

beras sebesar 0,77. Hal ini menunjukkan bahwa atribut ini dianggap penting

bagi kosumen dan dapat dilihat juga dari nilai rata-rata sikap konsumen beras

organik SAE sebersar 0,33 dan Ciherang sebesar 0,83 serta IR64 sebesar 0,79.

Nilai tersebut menunjukkan bahwa promosi penjualan beras SAE masih lebih

buruk apabila dibandingkan dengan promosi penjualan beras non organik.

9. Desain kemasan

Page 73: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

58

Menurut konsumen desain kemasan merupakan atribut yang penting. Hal

ini tercermin dari hasil analisis multiatribut fishbein yang menunjukkan nilai

rata-rata evaluasi terhadap desain kemasan sebesar 0,7. Kemasan beras

organik SAE yang diinginkan konsumen adalah kemasan yang menarik seperti

dicantumkan proses cara memasak, komposisi dan manfaatnya serta

transparan agar isi beras tersebut dapat dilihat. Berdasarkan Tabel 13, desain

kemasan beras organik SAE lebih baik dibandingkan dengan beras non

organik (Ciherang dan IR64). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata

tingkat kepercayaan konsumen terhadap atribut desain kemasan, maka

masing-masing nilai untuk beras organik SAE adalah 1,75 sedangkan beras

non organik (Ciherang 1,38 dan IR64 1,45).

10. Iklan

Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishbein diatas menunjukkan bahwa

beras organik SAE memiliki iklan yang menurut penilaian konsumen tidak

begitu tampak apabila dibandingkan dengan beras non organik (Ciherang dan

IR64). Hal tersebut diatas tercermin dari nilai rata-rata sikap terhadap atribut

iklan untuk beras organik SAE sebesar 0,22 sedangkan beras non organik

(Ciherang 0,83 dan IR64 0,79). Adapun nilai rata-rata evaluasi terhadap

atribut iklan sebesar 0,55 hal ini menunjukkan bahwa konsumen menganggap

bahwa atribut ini tidak begitu penting untuk dipertimbangkan saat akan

membeli beras organik SAE.

11. Varietas

Berdasarkan hasil analisis multiatribut fishbein diatas menunjukkan bahwa

beras organik SAE memiliki varietas yang menurut penilaian konsumen tidak

begitu dikenal apabila dibandingkan dengan beras non organik (Ciherang dan

IR64). Hal tersebut diatas tercermin dari nilai rata-rata sikap terhadap atribut

varietas untuk beras organik SAE sebesar 0,22 sedangkan beras non organik

(Ciherang 0,95 dan IR64 0,83). Adapun nilai rata-rata evaluasi terhadap

atribut varietas sebesar 0,55 hal ini menunjukkan bahwa konsumen

menganggap bahwa atribut ini tidak begitu penting untuk dipertimbangkan

saat akan membeli beras organik SAE.

Page 74: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

59

7.2. Pemetaan Persepsi Konsumen

Responden memiliki persepsi yang berbeda-beda pada masing-masing

atribut, persepsi ini terbentuk dalam diri responden setelah membeli dan

menggunakan beras organik. Untuk menggambarkan persepsi responden pada

tiap-tiap atribut pada masing-masing jenis beras yang diperbandingkan maka

dibutuhkan alat bantu yang dapat memetakan persepsi yang terdapat di benak

konsumen. Alat bantu yang digunakan adalah grafik sarang laba-laba. Grafik

sarang laba-laba mampu menggambarkan persepsi setiap atribut pada beras

organik dan non organik (ciherang dan IR 64).

Gambar 9. Peta Persepsi Responden terhadap beras organik dan beras non organik (Ciherang dan IR 64)

Gambar 9 menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap beras organik

SAE lebih baik apabila dibandingkan dengan beras non organik baik itu ciherang

ataupun IR 64. Dalam gambar tersebut terlihat secara umum terlihat bahwa atribut

beras organik SAE mempunyai atribut-atribut yang dipersepsikan lebih unggul

dan ditunjukkan pada posisi garis dan tanda warna biru. Atribut tersebut adalah

keamanan dikonsumsi, khasiat/manfaat, komposisi yang dikandung, daya tahan

produk, rasa, segel produk dan desain kemasan. Sedangkan atribut promosi

penjualan, iklan dan varietas berada pada posisi paling bawah dan dipersepsikan

Page 75: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

60

kurang baik. Atribut yang paling unggul pada beras organik SAE adalah

khasiat/manfaat sedangkan atribut yang paling buruk adalah iklan. Varietas

pembanding yaitu ciherang dan IR 64, responden memiliki persepsi yang baik

atau lebih tinggi pada atribut promosi penjualan, iklan dan varietas. Beras

Ciherang ditunjukakan pada posisi garis dan tanda warna merah sedangkan beras

IR 64 ditunjukkan pada posisi garis dan tanda warna hijau. Dalam peta persepsi

ada beberapa atribut beras non organik (ciherang dan IR 64) yang dipersepsikan

hampir sama baiknya dengan varietas pembanding yaitu beras organik SAE,

atribut tersebut adalah daya tahan produk dan harga.

Pada beras ciherang dipersepsikan memiliki atribut yang paling buruk

adalah harga sedangkan atribut yang paling unggul yaitu atribut varietas. Beras IR

64 dipersepsikan memiliki atribut yang paling buruk adalah harga sedangkan

atribut yang paling unggul yaitu atribut varietas sama halnya dengan beras

ciherang.

7.3. Positioning

Positioning merupakan elemen strategi pemasaran, agar pasar yang dituju

mempunyai persepsi yang dapat membedakan suatu produk dari para pesaing di

benak target pasar dengan kata lain Positioning sebenarnya adalah the reason for

the being (Hermawan, 2003). Memposisikan diri dipasar adalah pengaturan agar

suatu produk menempati tempat yang jelas, terbedakan dan didambakan dalam

benak konsumen sasaran berhadapan berhadapan dengan produk pesaing. Strategi

Positioning merupakan strategi yang berupaya menempatkan suatu merek yang

bersaing. Tujuan utama Positioning dalam dunia bisnis yaitu untuk menempatkan

produk di pasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-

merek yang bersaing. Positioning bukanlah strategi produk, tetapi lebih kepada

strategi komunikasi, yang berhubungan dengan bagaimana konsumen

menempatkan produk kita ke dalam pikirannya, sehingga calon konsumen

memiliki penilaian tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk itu

(Kasali, 2000).

Positioning dilakukan untuk melihat posisi relatif beras organik dengan

beras non organik. Alat analisis yang digunakan adalah analisis Biplot.

Page 76: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

61

Keunggulan analisis Biplot adalah mampu menerangkan keragaman data dimana

sebesar 100 persen keragaman dapat diterangkan oleh Biplot. Output komputer

hasil analisis Biplot dalam bentuk angka di tunjukkan pada Lampiran 4. Hasil dari

analisis biplot dapat dilihat pada Gambar 10 berikut.

Gambar 10. Hasil Analisis Biplot pada Atribut Beras Organik dan Beras Non Organik (Ciherang dan IR 64)

7.3.1 Kedekatan Antar Obyek

Informasi ini bisa dijadikan panduan objek mana yang memiliki kemiripan

karakteritik dengan objek tertentu. Kedekatan antar obyek dilihat dari posisi dua

buah obyek yang letaknya berdekatan, posisi obyek yang semakin dekat

menunjukkan nilai-nilai peubah yang semakin mirip. Berdasarkan kedekatan antar

obyek pada Gambar 10 menunjukkan bahwa ketiga beras memiliki posisi obyek

yang saling berjauhan. Posisi beras organik SAE terletak pada kuadran II dan

beras Ciherang berada pada kuadran di kuadran I sedangkan beras IR 64 berada

pada kuadran III. Posisi yang berjauhan ini menunjukkan bahwa kedua jenis beras

tersebut memiliki karakteristik yang berbeda atau tidak mirip.

Page 77: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

62

7.3.2. Keragaman Peubah

Informasi ini digunakan untuk melihat apakah ada atribut tertentu yang

nilainya hampir sama semuanya untuk semua objek (jenis), atau sebaliknya bahwa

nilai dari setiap objek (jenis) ada yang sangat besar dan ada juga yang sangat

kecil. Dalam biplot, peubah dengan keragaman kecil digambarkan sebagai vektor

yang pendek sedangkan peubah dengan keragaman besar digambarkan sebagai

vektor yang panjang. Dalam gambar 10 dapat dilihat bahwa atribut komposisi

yang dikandung, desain kemasan dan varietas mempunyai vektor yang panjang.

Hal tersebut diinterpretasikan bahwa tingkat keragaman jawaban responden besar.

Keragaman jawaban yang paling besar adalah komposisi yang dikandung.

Jawaban responden menunjukkan bahwa ketiga varietas beras yang

diperbandingkan memiliki komposisi yang dikandung yang sangat berbeda.

Atribut yang memiliki vektor sangat pendek adalah Rasa dan harga. Hal ini

menunjukkan bahwa keragaman jawaban ditingkat responden pada atribut ini

sangat kecil.

7.3.3. Hubungan (Korelasi Peubah)

Informasi ini dapat digunakan untuk menilai bagaimana atribut yang satu

mempengaruhi atau dipengaruhi oleh atribut yang lain. Dua atribut yang

mempunyai korelasi positif akan digambarkan sebagai dua buah garis dengan arah

yang sama, atau membentuk sudut sempit (<90o). Sementara itu, dua peubah yang

memiliki korelasi negatif tinggi akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan

arah yang berlawanan, atau membentuk sudut tumpul (>90o). Sedangkan dua

peubah yang tidak berkolerasi akan digambarkan dalam bentuk dua garis dengan

sudut mendekati siku-siku (90o). Berdasarkan Gambar 10 menunjukkan bahwa

atribut harga dan daya tahan serta keamanan dikonsumsi dan rasa produk

memiliki korelasi yang tinggi karena keduanya membentuk suatu sudut lancip

bahkan sampai hampir berhimpit. Artinya bila suatu beras tersebut semakin tinggi

harga suatu produk maka akan smakin mempunyai daya tahan yang bagus bagi

konsumen serta semakin enak rasa suatu beras maka semakin aman dikonsumsi.

Atribut yang terletak pada I dan II (promosi penjualan, desain kemasan dan

keamanan dikonsumsi) memiliki korelasi yang positif karena membentuk sudet

lancip kurang dari 90 derajat. Begitu juga atribut yang terletak pada kuadran III

Page 78: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

63

dan IV ( iklan, varietas, khasiat/manfaat dan komposisi yang dikandung) memiliki

korelasi positif. Atribut iklan dan keamanan dikonsumsi serta promosi penjualan

dan rasa tidak ada korelasi karena tegak lurus.

7.3.4. Nilai Peubah Pada Suatu Objek

Informasi ini digunakan untuk melihat keunggulan dari setiap jenis beras.

Suatu beras yang terletak searah dengan arah vektor suatu atribut maka jenis beras

tersebut memiliki nilai yang tinggi untuk atribut tersebut / menjadi penciri utama.

Sebaliknya, jika jenis beras tersebut berlawanan arah dengan vektor suatu atribut,

maka jenis beras tersebut memiliki nilai yang rendah untuk atribut tersebut.

Berdasarkan Gambar 10 diperoleh bahwa persepsi responden terhadap beras

organik SAE yaitu memiliki penciri utama dan keunggulan pada atribut keamanan

dikonsumsi. Beras non organik seperti IR 64 cenderung dipersepsikan memiliki

keunggulan dan penciri utama pada varietas produk karena memiliki

kecendruangan arah yang sama dengan arah yang ditunjukkan oleh atribut

tersebut. Sedangkan ciherang tidak mempunyai penciri utama

7.4. Analisis Sensitivitas Harga

Analisis sensitivitas harga merupakan analisis yang digunakan untuk

mendapatkan rentang harga yang relevan bagi konsumen. Hasil akhir analisis ini

disajikan dalam bentuk grafik yang menunjukkan lima tingkat harga yang terdiri

atas tingkat tertinggi bagi produk atau Marginal Expensive Point (MEP), tingkat

harga terendah bagi produk Marginal Cheap Point (MCP), tingkat harga optimum

bagi produk Optimum Price Point (OPP), dah rentang harga yang wajar bagi

produk Range of Acceptible Price (RAP).

Tingkat harga tertinggi (MEP) menunjukkan harga yang dinilai sangat

mahal oleh responden. Pada tingkat harga ini responden memutuskan untuk tidak

membeli produk beras organik SAE karena harganya terlalu tinggi. Sedangkan

tingkat harga terendah (MCP), menunjukkan tingkat harga yang dianggap terlalu

murah bagi produk beras organik SAE, sehingga pada tingkat harga ini responden

juga tidak mau membeli produk beras organik SAE, karena meragukan

kualitasnya.

Tingkat harga optimum (OPP) bagi produk menunjukkan harga yang

dinilai responden sebagai harga optimum bagi produk. Pada tingkat harga ini

Page 79: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

64

responden merasa harga produk beras organik SAE masih pada taraf yang wajar,

sehingga responden masih bersedia untuk membeli produk beras organik SAE.

Tingkat harga minimum (IPP) menunjukkan harga yang menurut penilaian

responden sebagai harga termurah yang mungkin bagi produk beras organik SAE.

Pada tingkat harga ini, responden menilai harga produk beras organik SAE wajar

tanpa meragukan kualitasnya. Hasil titik harga OPP dan IPP menghasilkan

rentang harga (RAP). Rentang harga (RAP) menunjukkan rentang harga yang

wajar (daya beli konsumen) yang dapat diterima responden sebagai rentang harga

jual bagi produk beras organik SAE menurut penilaian responden.

Lima tingkatan harga ini dapat dihasilkan setelah responden memilih harga

tertentu untuk tiap-tiap kategori harga yang dinyatakan dalam analisis sensitivitas

harga. Kategori harga tersebut terdiri atas harga sangat murah, harga murah, harga

malah dan harga sangat mahal.

7.4.1. Analisis Sensitivitas Harga Beras Organik SAE

Harga beras organik SAE adalah sebesar Rp. 9000 per kg. Untuk

mengetahui tingkat harga terendah, tingkat harga, tingkat harga tertinggi, tingkat

harga minimum, tingkat harga optimum, dan rentang harga yang diterima

responden sebagai rentang harga jual beras organik SAE maka dilakukan analisis

sensitivitas harga untuk mengetahui lima tingkat harga tersebut.

Harga yang digunakan pada beras organik SAE adalah dari harga

minimum Rp.5000 per kg hingga harga maksimum Rp.17000 per kg. Harga yang

diberikan konsumen ini maka ditentukan tiga belas titik harga untuk dipilih oleh

responden. Masing-masing merupakan harga dengan selisih Rp.1000. Nilai

nominal selisih Rp.1000 digunakan dengan asumsi bahwa perubahan harga beras

organik SAE umumnya sebesar Rp.1000. Selain itu nominal selisih Rp.1000 juga

di asumsikan harga psikologis, dimana perubahan harga Rp.1000 untuk produk

beras organik SAE bisa mempengaruhi keputusan pembelian oleh konsumen.

Berdasarkan hasil survey 40 orang responden, diperoleh bahwa ada

beberapa responden yang memilih pada kategori harga yang terlalu murah bagi

produk beras organik SAE.

Page 80: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

65

Penilaian responden mengenai harga yang termasuk kategori harga sangat

murah di dominasi pada harga Rp.6000 per kg sebanyak 50 persen responden,

dikatakan termasuk kategori harga murah yaitu pada harga Rp. 8000 per kg

sebanyak 22,5 persen responden, penilaian responden mengenai harga yang

termasuk kategori harga mahal adalah pada harga Rp. 11.000 per kg sebanyak 30

persen responden sementara pada kategori tingkat harga sangat mahal di dominasi

pada harga 14.000 per kg sebanyak 35 persen responden. Selengkapnya mengenai

penilaian responden terhadap harga jual beras organik SAE dapat dilihat pada

Tabel 14.

Tabel 14. Penilaian Responden Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE kemasan 5 kg untuk setiap kategori harga. Harga Sangat Murah Murah Mahal Sangat Mahal Rp/kg Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

5000 7 17.5 0 0 0 0 0 06000 20 50 1 2.5 0 0 0 07000 3 7.5 5 12.5 0 0 0 08000 4 10 18 45 0 0 0 09000 4 10 14 35 12 30 0 0

10000 2 5 2 5 7 17.5 0 011000 0 0 0 0 7 17.5 7 17.512000 0 0 0 0 12 30 10 2513000 0 0 0 0 0 0 4 1014000 0 0 0 0 0 0 9 22.515000 0 0 0 0 2 5 6 1516000 0 0 0 0 0 0 3 7.517000 0 0 0 0 0 0 1 2.5

Total 40 100 40 100 40 100 40 100

Selanjutnya dalam analisis sensitivitas harga akan diketahui tingkat harga

minimum atau Indifferent Price Point (IPP), tingkat harga optimum (OPP),

tingkat harga terendah (MCP), serta tingkat harga tertinggi bagi produk beras

organik SAE.

Page 81: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

66

1. Hasil perpotongan garis yang menunjukkan kategori harga mahal dan kategori

harga murah disajikan pada Gambar 11.

Gambar 11. Grafik Indifferent Price Point (IPP) Terhadap Harga Jual Beras

Organik SAE. Berdasarkan Gambar 11 dapat dilihat bahwa, tingkat harga minimum (IPP)

bagi beras organik SAE dihasilkan saat jumlah responden yang menyatakan pada

tingkat harga tertentu harga beras organik SAE tergolong murah sama dengan

jumlah responden yang menyatakan pada tingkat harga tertentu harga beras

organik SAE tergolong mahal. Didapat bahwa tingkat harga minimum (IPP) bagi

produk beras organik SAE berada pada tingkat harga Rp. 9300 per kg. IPP pada

tingkat harga tersebut menunjukkan harga murah bagi produk beras organik SAE

berdasarkan penilaian responden.

IPP

Page 82: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

67

2. Hasil perpotongan garis yang menunjukkan kategori harga sanat mahal dan

kategori sangat harga murah disajikan pada Gambar 12.

Gambar 12. Grafik Optimum Price Point (OPP) Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE.

Berdasarkan Gambar 12 dapat dilihat bahwa Optimum Price Point (OPP)

menunjukkan perpotongan garis antara responden yang menganggap harga beras

organik SAE sangat murah dan responden yang menganggap harga beras organik

SAE sangat mahal. Dengan kata lain OPP dalam grafik terbentuk dari

perpotongan antara garis yang menunjukkan tingkat harga terlalu murah dan garis

yang menunjukkan tingkat harga terlalu mahal. Berdasarkan garis perpotongan

tersebut didapatkan bahwa tingkat harga optimum bagi produk beras organik SAE

berada pada tingkat Rp.10000 per kg yang disajikan pada Gambar 12.

OPP

Page 83: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

68

3. Hasil perpotongan garis yang menunjukkan kategori harga sangat murah dan

kategori harga tidak murah disajikan pada Gambar 13.

Gambar 13. Grafik Marginal Cheap Point (MCP) Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE.

Tingkat harga terendah (MCP) didapatkan dari hasil perpotongan antara

garis yang menunjukkan tingkat harga pada kategori sangat murah dan tidak

murah dan ditunjukkan pada tingkat harga Rp.5200 per kg yaitu tingkat harga

terendah bagi produk yang menunjukkan nilai batas bawah pada produk tersebut.

4. Hasil perpotongan garis yang menunjukkan kategori harga sangat mahal dan

kategori harga tidak mahal disajikan pada Gambar 14.

Gambar 14. Grafik Marginal Ekspensive Point (MEP) Terhadap Harga Jual Beras Organik SAE.

MEP

MCP

Page 84: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

69

Tingkat harga tertinggi (MEP) didapatkan dari hasil perpotongan garis

yang menunjukkan tingkat harga pada kategori sangat mahal dan tidak mahal.

Berdasarkan Gambar tersebut diatas dapat dilihat bahwa hasil perpotongan garis

tersebut didapatkan tingkat harga tertinggi (MEP) bagi produk beras organik SAE

berada pada tingkat Rp. 12.900 per kg. Pada kategori harga tersebut responden

merasa sangat mahal membeli beras organik SAE jika harga jualnya diatas tingkat

harga tertinggi yaitu sebesar Rp. 12.900 per kg atau disebut nilai batas atas bagi

produk.

Harga beras organik SAE saat ini yaitu Rp. 9000 per kg, berada pada

rentang harga yang dapat diterima yaitu antara harga minimum Rp. 5200 per kg

dan harga maksimun Rp. 12900/kg. Pada rentang ini responden masih mau

membeli beras organik SAE tanpa meragukan kualitasnya. Karena itu bila suatu

saat perusahaan akan menaikkan harga beras organik SAE disarankan tidak

melebihi tingkat harga tertinggi berdasarkan penilaian konsumen yaitu Rp. 12.900

per kg. Hasil analisis sensitivitas harga berdasarkan penilaian responden disajikan

pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil Analisis Sensitivitas Harga

No. Analisis sensitivitas Harga Beras Organik SAE

1 Tingkat harga terendah (MCP) Rp.5200 per kg

2 Tingkat harga minimum (IPP) Rp.9300 per kg

3 Rentang harga (RAP) Rp.5200 per kg - 12900 per kg

4 Tingkat harga optimum (OPP) Rp.10000 per kg

5 Tingkat harga tertinggi (MEP) Rp.12.900 per kg

7.5. Rekomendasi alternatif kebijakan pemasaran

Hasil dari analisis sikap, positioning dan rentang harga berimplikasi

terhadap strategi pemasaran, adapun strategi pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan

responden. Strategi pemasaran berkaitan dengan empat unsur bauran pemasaran

yang terdiri strategi produk, harga, promosi, dan strategi tempat/distribusi.

Gapoktan Silih Asih yang memproduksi beras organik SAE dalam usahanya

hendaknya tetap berusaha meningkatkan kepuasan konsumen terhadap produk

Page 85: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

70

beras organiknya. Salah satu cara untuk meningkatkan kepuasan konsumen adalah

dengan meningkatkan kinerja atribut yang mempengaruhi kualitas produk.

Dengan peningkatan kinerja atribut maka akan meningkatkan indeks kepuasan

yang dicapai oleh perusahaan.

Adapun rekomendasi yang dapat disusun berdasarkan hasil penelitian ini ke pihak

perusahaan adalah sebagai berikut :

7.5.1 Strategi Produk

Konsumen menginginkan beras organik yang mempunyai rasa yang dapat

menambah selera makan mereka karena rasa adalah faktor utama yang paling

banyak dipertimbangkan oleh responden. Hasil pengukuran sikap menggunakan

model analisis multiatribut fhisbein menunjukkan bahwa responden secara

keseluruhan menilai beras organik SAE memiliki keunggulan terhadap atribut

diantaranya dinilai lebih rasa yang enak, pulen, memiliki aroma yang lebih harum

dan wangi, desain kemasan yang menarik dengan kemasan yang transparan, lebih

awet dan tahan lama setelah dimasak serta khasiat/manfaatnya yang baik untuk

kesehatan. Gapoktan Silih Asih harus bisa mempertahankannya, salah satu

caranya adalah dengan menjaga agar dalam setiap proses produksi hingga

pengemasan higienitas beras organik tetap terjaga.

Beras organik SAE memiliki kelemahan dalam informasi cara

memasaknya. Strategi produk yang dapat dilakukan oleh Gapoktan Silih Asih

berdasarkan hasil penilaian sikap model analisis multiatribut fhisbein dan dari

tahapan proses keputusan pembelian adalah dengan mencantumkan informasi cara

memasak pada kemasan dan meningkatkan kualitas sehingga menghasilkan beras

organik yang lebih baik.

7.5.2. Strategi harga

Berdasarkan tahan proses keputusan, harga merupakan salah satu atribut

yang menjadi pertimbangan bagi setiap konsumen dalam proses keputusan

pembelian beras organik. Beradasakan analisis multiatribut fhisbein di dapatkan

harga beras non organik lebih murah dari beras organik. Harga jual beras organik

SAE sebesar Rp. 9000 per kg.

Page 86: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

71

Apabila dilihat dari hasil analisis sensitivitas harga beras organik SAE

memiliki rentang harga yang relevan yang dapat dibeli oleh responden,

berdasarkan penilaian responden berada diantara Rp. 5200 per kg - 12900 per kg.

Namun berdasarkan hasil wawancara konsumen akan tetap melakukan pembelian

beras organik SAE, selama harga masih sesuai dengan manfaat mereka dapat dari

mengkonsumsi beras organik SAE dan harga tidak melebihi harga jual tertinggi

saat ini yaitu Rp. 12.900 per kg.

7.5.3. Strategi Promosi

Promosi pada dasarnya bertujuan untuk mengkomunikasikan produk yang

ditawarkan pada pasar sasaran. Saat ini Gapoktan Silih Asih hanya melakukan

promosi dengan menyediakan brosur di setiap agen resminya. Oleh sebab itu

seiring dengan berkembangnya berbagai varietas beras organik di pasaran, maka

promosi produk beras organik SAE perlu di tingkatkan lagi agar tidak terkalahkan

oleh produk beras organik dengan varietas lainnya.

Berdasarkan hasil analisis multiatribut fhisbein, Perceptual maping dan

Biplot terlihat bahwa atribut iklan yang belum ada dan memiliki tingkat

kepentingan yang paling rendah oleh karena itu penyebaran beras organik SAE

pun masih belum merata. Seharusnya gapoktan Silih Asih melakukan strategi

promosi dengan penyampaian dari konsumen satu ke konsumen lainnya dan iklan

secara seimbang agar dengan adanya keseimbangan tersebut konsumen lebih

mengetahui banyak informasi dan lebih mengetahui karakteristik serta manfaat

yang diproleh dari mengkonsumsi produk tersebut.

7.5.4. Strategi Distribusi

Sistem distribusi merupakan salah satu bagian penting dalam alur

pemasaran suatu produk. Sistem distribusi yang baik dan dilakukan secara

kontinu, akan menjadikan pasokan produk yang lancar dan selalu tersedia,

sehingga produk sampai ditangan konsumen pada saat sedang dibutuhkan. Sistem

distribusi yang dilakukan oleh gapoktan Silih Asih yaitu dengan menjual langsung

produk yang dihasilkan pada konsumen melalui koperasi dan agen resminya. Hal

tersebut sudah dirasakan sangat baik oleh responden. Namun responden masih

Page 87: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

72

merasa ketersediaan beras organik SAE masih kurang dan terbatas. Dengan

demikian, hal yang perlu diperhatikan oleh pihak perusahaan adalah

meningkatkan kontinuitas ketersediaan produk beras organik SAE karena akan

menghindarkan kemungkinan responden beralih membeli produk organik lainnya.

Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut dengan menambah jumlah anggota

kelompok tani seiring dengan bertambahnya juga lahan untuk memproduksi.

7.5. Matriks Hasil Analisis Sikap, Persepsi dan Rentang harga Konsumen

Beras Organik SAE

Matriks hasil berguna untuk melihat berguna untuk melihat hasil analisis

karakteristik, sikap, persepsi dan rentang harga Konsumen Beras Organik SAE

secara keseluruhan. Matriks hasil ini memudahkan untuk peneliti member

masukanatau rekomendasi yang tepat bagi pihak Gabungan kelompok tani

(Gapoktan). Masukan atau rekomendasi ini diharapkan dapat mempengaruhi sikap

konsumen terhadap atribut beras organik SAE agar sesuai seperti yang diharapkan

konsumen. Selain itu juga dapat memberikan masukan tingkat harga yang

diharapkan konsumen beras organik SAE. Secara lebih rinci matriks hasil dapat

dilihat pada Tabel 16.

Page 88: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

73

Tabel 16. Matriks Hasil Analisis Sikap, Persepsi dan Rentang harga Konsumen Beras Organik SAE

Karakteristik Konsumen Hasil Persentase (%) Jenis Kelamin Wanita 77.5Usia (Tahun) 40-39 40Status Pernikahan Menikah 82.5Jumlah Anggota Keluarga 3-4 orang 52.5Pendidikan Terakhir Sarjana 70

Pekerjaan PNS dan Karyawan Swasta 32.5

Pendapatan perbulan > Rp. 4000.000 Hasil Multiatribut Fishbein

Atribut Nilai Kepentingan Nilai Sikap Keamanan dikonsumsi 1.75 2.98Khasiat/Manfaat 1.57 2.83Komposisi yang dikandung 1.47 2.21Daya tahan produk 1.42 1.56Rasa 1.4 1.93Segel Produk 1.25 1.06Harga 1.22 0.52Promosi Penjualan 0.77 0.33Desain Kemasan 0.7 1.23Iklan 0.57 0.22Varietas yangdkenal 0.55 0.22

Hasil Perceptual Maping Hasil persepsi konsumen terhadap beras organik SAE pada tiap-tiap atribut menunjukkan bahwa atribut yang dipersepsikan baik/ unggul dan berada pada posisi paling atas adalah atribut keamanan dikonsumsi, khasiat/manfaat, komposisi yang dikandung, daya tahan produk, rasa, segel produk dan desain kemasan sedangkan atribut promosi penjualan, iklan dan varietas berada pada posisi paling bawah dan dipersepsikan kurang baik.

Hasil Biplot Positioning beras organik SAE dapat diinterprestasikan sebagai berikut : a. Kedekatan Antar Objek : Terletak berjauhan dengan beras non organik artinya tidak

mempunyai kemiripan. b. Keragaman Peubah : atribut komposisi yang dikandung mempunyai vektor yang

panjang dan menunjukkan Keragaman jawaban yang paling besar.

c. Hubungan Korelasi : atribut harga dan daya tahan serta keamanan dikonsumsi dan rasa produk memiliki korelasi yang tinggi karena keduanya membentuk suatu sudut lancip bahkan sampai hampir berhimpit.

d. Nilai Peubah Pada Suatu Objek : beras organik SAE yaitu memiliki penciri utama

Page 89: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

74

dan keunggulan pada atributkeamanan dikonsumsi Hasil Sensitivitas Harga

Kategori Harga Harga Beras Organik SAE

Tingkat harga terendah (MCP) Rp.5200 per kg Tingkat harga minimum (IPP) Rp.9300 per kg Rentang harga (RAP) Rp.5200 per kg - 12900 per kg Tingkat harga optimum (OPP) Rp.10000 per kg Tingkat harga tertinggi (MEP) Rp.12.900 per kg

Page 90: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

76

VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan tentang karakteristik konsumen, proses

pengambilan keputusan pembelian beras organik SAE, analisis multiatribut

Fishbein, analisis perceptual maping, analisis biplot, analisis sensitivitas harga dan

alternatif kebijakan strategi pemasaran beras organic SAE, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Karakteristik konsumen beras organik SAE yaitu berjenis kelamin wanita

yang memiliki umur 40-49 tahun, berstatus sudah menikah, memiliki

jumlah anggota keluarga 3-4 orang, berpendidikan terakhir Sarjani (S1)

dengan pekerjaan PNS dan Pegawai Swasta serta mempunyai pendapatan

perbulan lebih dari Rp.4000.000.

2. Hasil analisis sikap menggunakan Fishbein menunjukkan bahwa

responden pengguna beras organik SAE menyukai atas kinerja atribut-

atributnya karena memperoleh skor paling tinggi yaitu 15,08 sedangkan

non organik (ciherang (13.05) dan IR 64 (10,50)) kurang menyukai atas

kinerja atribut-atributnya karena memperoleh skor paling rendah. Pada

analisis ini, beras organik SAE disukai oleh responden karena memperoleh

skor paling tinggi. Hasil analisis Perceptual Mapping menunjukkan bahwa

sebagian besar atribut beras organik SAE berada pada posisi paling atas

sedangkan IR 64 berada pada posisi paling dalam (rendah) di ikuti oleh

Ciherang dan dipersepsikan kurang baik di banding beras organik SAE.

Atribut beras organik SAE yang persepsikan baik adalah adalah keamanan

dikonsusmsi, khasiat/manfaat, komposisi yang dikandung, rasa, segel

produk, dan desain kemasan. Hasil analisis Biplot menunjukkan

keunggulan dan penciri utama beras organik SAE terletak pada keamanan

dikonsumsi sedangkan kelemahan utama terletak pada promosi penjualan,

varietas dan iklan. Hasil analisis sensitivitas harga menunjukkan bahwa

beras organik SAE mempunyai tingkat harga terendah (MCP) sebesar Rp.

5200 per kg, tingkat harga minimum (IPP) sebesar Rp. 9300 per kg,

rentang harga (RAP) sebesar Rp. 5200 per kg - 10000 per kg, tingkat harga

Page 91: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

77

optimum (OPP) sebesar 10200 per kg dan tingkat harga tertinggi (MEP)

sebesar Rp. 12.900 per kg.

8.2. Saran

1. Mempertahankan, menjaga serta meningkatkan kualitas atribut yang di

anggap penting oleh konsumen dalam membeli beras organik.

2. Melakukan promosi di majalah-majalah kesehatan dengan cara membuat

artikel-artikel tentang produk.

3. Memperbesar spanduk produk di depan agen resmi beras SAE agar lebih

terlihat jelas oleh konsumen

4. Melakukan promosi melalui pameran untuk memasyarakatkan produk

pangan organik dan pentingnya mengkonsumsi produk pangan yang aman

bagi kesehatan.

5. Menaikkan tingkat harga jangan melebihi Rp. 12.900 per kg.

Page 92: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

78

DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Tanah. 2004. Pengolahan Lahan Budidaya Sayuran Organik. Leaflet.

BPS. 2007. Statistik Indonesia. 2007. Deptan Kabupaten Bogor. 2008. Laporan Tahunan Tahun 2008. Laporan.

Deptan Kabupaten Bogor. Bogor. Ekawati, Nina Sukanti. 2003. Prilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk

Kosmetika dan Implikasinya pada Strategi Bauran Pemasaran (Kasus Pada Mailing List Majalah Cosmopolitan Indonesia). Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB.Bogor.

Engel, J.F, Blackweell,R.D., dan Miniard, P. W. 1994. Prilaku Konsumen.

Terjemahan Jilid 1 dan 2 Edisi keenam. Bina Rupa Aksar. Jakarta. Gabriel, K. R. 1971, The Biplot Graphic Display of Matrices with Apllication

for Principle Component Analysis. Biometrics 58 : 453-467. Hapsari, Bertha. 2003. Beras Orgnik Semakin Di Lirik. Dalam Majalah

TRUBUS. No.404.Edisi Juni 2003.Thn XXXIV, halaman 61-65. Hawkins, Del I. Best, Roger G and Kenneth, A Coney. 1992. Consumer

Behaviour; Implication for Marketing Strategy 5th edition. Irwin. Homewood IL 60430. Boston Ma 02116. USA.

Hendra. 2002. Analisis Keputusan Pembelian Produk Beras Kemasan Pada

Kaum Wanita di Wilayah Kodya Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB.Bogor.

Hiam, A dan C. D. Schewe. 1994. Pemasaran. Penerbit Binarupa Aksara.

Jakarta. Januar, Nur Rachmat. 2006. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Permintaan Rumah Tangga Terhadap Beras Organik di Bogor. Skripsi. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Jaumil, Afika Putri. 2002. Analisis Ekonomi Pola Konsumsi Beras Organik

Konsumen Rumah Tangga Suatu Studi Kasus di Wilayah Jakarta Selatan. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB.Bogor.

Page 93: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

79

Kasali, Renald. 2000. Membidik Pasar Indonesia Segmentasi, Targeting dan

Positioning. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kotler, P dan Amstrong, G.1997. Manajemen Pemasaran : Analisis,

Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Jilid I. Edisi Revisi. PT Prendhalindo, Jakarta.

Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Millenium 2. H. Teguh (Penterjemah). Jakarta : PT Prenhallindo. Terjemahan.

Kotler, P. hilip, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, dan Chin Tiong Tan.

2005. Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia. Edisi Ketiga. Pearson Education, Inc. New Jersey.

Nainggolan. 2001. Analisis Sistem Usahatani Beras Organik di Kecamatan

Tempura, Kabupaten Kerawang, Propinsi jawa barat. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sisial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB.Bogor.

Nazir. Moh. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Jakarta. Pracaya, 2004. Bertanam Sayuran Organik di Kebun, Pot, dan Polibag.

Cetakan ke-4.Penerbit Penebar Swadaya. Samuel, D. E. 1999. Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Prilaku Konsumsi

Masyarakat Indonesia. Di dalam Usaha XXVIII. Jakarta Schiffman, Leon G dan Leslie Lazar Kanuk. 2004. Consumer Behaviour, 8th

Edition. Prentice Hall. New Jersey. Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran Falsafah, Teori dan Aplikasi.

Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama Simamora. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jilid I. Penerbit

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Slamet, Rahmat. 2001. Analisis Proses keputusan Konsumen Dalam

Pembelian Beras dan Strategi Pemasran Beras. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian IPB.Bogor

Sumarwan, U. 2003. Prilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam

Pemasaran. Ghalia Indonesia. Jakarta

Page 94: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

80

Surorno, Indo, 2004 Wacana Organis. www. Biocert.or.id Syariefa, Evy. 2004. Kenagan Berulang Di Sragen. Dalam Majalah

TRUBUS. No.413 Edisi April 2004. Thn XXXV, halaman 96-97. . Umar, H. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta. Konsumen Pemerintah Indonesia. Jakarta. UU Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Taufiqurrahman. 2003. Analisis Preferensi Konsumen Kopi Bubuk

Merek Mikrolet Di Kota Bogor Dan Implikasinya Terhadap Strategi Pemasaran (Studi Kasus Pada Perusahaan Kopi Bubuk Bahruny Jaya) Tesis MMA-IPB. Unpublished.

Winarno, F.G. 2004. Pengantar Pertanian Organik. M-Bio Press. Jakarta

Widiastuti, Sri. 2004. Go Organik 2010. Dalam Jurnal Berita Pertanian

Organik. Edisi April 2004. al 22-23. Yuniarti. 2002. Analisis Prilaku Produk Beras Kemasan Pada Kaum Wanita.

Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB.Bogor.

.

.

Page 95: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

81

Lampiran 1. Kuisioner Pengambilan Data

Kuisioner Penelitian No. Responden :

Lokasi : Tgl Pengisian :

ANALISIS SIKAP DAN PERSEPSI KONSUMEN SERTA RENTANG HARGA PADA BERAS ORGANIK SAE

Oleh : IPO MELANI SINAGA (H34076081)

Program sarjana Agribisnis Penyelenggaraan khusus Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

2009

SCREENING

Apakah anda sudah pernah mengkonsumsi beras organik SAE dan beras non organik (Ciherang dan IR 64) ≥ 3 bulan? Apakah anda sudah berusia ≥ 15 tahun? Apakah anda bersedia untuk diwawancarai dan mengisi kuesioner ini? • Bila semua jawaban anda “Ya” maka silahkan mengisi kepertanyaan

selanjutnya. • Bila ada salah satu jawaban anda “Tidak” terima kasih, anda tidak perlu untuk

melanjutkan pengisian kuesioner ini.

Saya mohon kesediaan bapak/ibu/saudara/i untuk berpartisipasi dalam mengisi kuesioner penelitian ini secara lengkap dan benar sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan hasil yang diinginkan. Kuisioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan skripsi mengenai “analisis sikap konsumen dalam

pembelian beras organik dan implikasinya terhadap bauran pemasaran” oleh Ipo Melani Sinaga (H34076081) mahasiswa Program Sarjana Ekstensi Agribisnis. Departemen agribisnis Fakultas ekonomi dan manajemen Institut pertanian bogor. Saya mohom kesediaanya untuk mengisi kuisioner ini secara lengkap dan akurat. Kerahasiaan anda sebagai responden terjamin. Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Page 96: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

82

Petunjuk : Berilah tanda silang (X) pada nomor yang tersedia sesuai dengan jawaban yang anda pilih. Pilih salah satu jawaban saja untuk sertiap pertanyaan. I. Identitas Responden

• Nama :............................................. (L/P) • Usia :............................................. tahun • Status pernikahan : ( ) Sudah menikah ( ) Belum menikah • Jumlah anggota keluarga:............................................. orang • Pendidikan terakhir : ( ) SD ( ) Diploma ( ) SMP ( ) S1/Pasca sarjana ( ) SMU ( ) Lainnya, Sebutkan.................... • Pekerjaan umum : ( ) Tidak /Belum bekerja ( ) Ibu rumah tangga ( ) Karyawan Swasta ( ) Pelajar/Mahasiswa ( ) Pegawai negri sipil ( ) Wiraswasta ( ) Lainnya, Sebutkan.................... • Pendapatan perbulan : ( ) < Rp. 1000.000 ( ) Rp. 1000.000 - < Rp.2000.000 ( ) Rp.2000.000 - < Rp. 3000.000 ( ) Rp. 3000.000 - < Rp.4000.000 ( ) > Rp.4000.000

II. Penilaian Evaluasi Atribut Terhadap Beras Berilah tanda silang dengan pilihan sangat penting = 5, Penting = 4, Cukup penting = 3, Tidak penting = 2, Sangat tidak penting = 1

No Atribut Produk (Y) Evaluasi Produk (ei)

Sangat tidak penting

Tidak penting

Cukup penting

Penting Sangat penting

1. Kepulenan 2. Harga 3. Desain kemasan 4. Khasiat/manfaat 5. Keamanan di

konsumsi

6. Komposisi yang sikandung

7. Daya tahan produk 8. Iklan 9. Varietas yang dikenal 10. Segel produk 11. Promosi penjualan

Page 97: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

83

IV. Penilaian Kinerja Atribut Beras Organik dan Non Organik Berilah angka -2 s/d 2 pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan penilaian anda a.Produk Organik SAE

No Atribut Produk (Y) -2 -1 0 1 2 Penilaian

1. Kepulenan Tidak enak

Kurang enak

Biasa saja

Agak enak Enak

2. Harga Sangat murah

Murah Biasa saja

Agak mahal Mahal

3. Desain kemasan Tidak menarik

Kurang menarik

Biasa saja

Agak menarik

Menarik

4. Khasiat/manfaat Tidak baik Kurang baik

Biasa saja

Lumayan baik

Baik

5. Keamanan di konsumsi

Tidak aman

Kurang aman

Biasa saja

Agak aman Aman

6. Komposisi yang sikandung

Tidak baik Kurang baik

Biasa saja

Lumayan baik

Baik

7. Daya tahan produk Tidak awet

Kurang awet

Biasa saja

Lumayan awet

Awet

8. Iklan Tidak menarik

Kurang menarik

Biasa saja

Agak menarik

Menarik

9. Varietas yang dikenal

Tidak terkenal

Kurang terkenal

Biasa saja

Agak terkenal

Terkenal

10. Segel produk Tidak bagus

Kurang bagus

Biasa saja

Lumayan bagus

Bagus

11. Promosi penjualan Tidak bagus

Kurang bagus

Biasa saja

Lumayan bagus

Bagus

b. Produk Non Organik (Ciherang)

No Atribut Produk (Y) -2 -1 0 1 2 Penilaian

1. Kepulenan Tidak enak

Kurang enak

Biasa saja

Agak enak Enak

2. Harga Sangat murah

Murah Biasa saja

Agak mahal Mahal

3. Desain kemasan Tidak menarik

Kurang menarik

Biasa saja

Agak menarik

Menarik

4. Khasiat/manfaat Tidak baik Kurang baik

Biasa saja

Lumayan baik

Baik

5. Keamanan di konsumsi

Tidak aman

Kurang aman

Biasa saja

Agak aman Aman

6. Komposisi / nilai gizi yang sikandung

Tidak baik Kurang baik

Biasa saja

Lumayan baik

Baik

7. Daya tahan produk Tidak awet

Kurang awet

Biasa saja

Lumayan awet

Awet

8. Iklan Tidak menarik

Kurang menarik

Biasa saja

Agak menarik

Menarik

9. Varietas yang dikenal

Tidak terkenal

Kurang terkenal

Biasa saja

Agak terkenal

Terkenal

10. Segel produk Tidak bagus

Kurang bagus

Biasa saja

Lumayan bagus

Bagus

11. Promosi penjualan Tidak bagus

Kurang bagus

Biasa saja

Lumayan bagus

Bagus

Page 98: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

84

c. Produk Non Organik (IR 64)

No Atribut Produk (Y) -2 -1 0 1 2 Penilaian

1. Kepulenan Tidak enak

Kurang enak

Biasa saja

Agak enak Enak

2. Harga Sangat murah

Murah Biasa saja

Agak mahal Mahal

3. Desain kemasan Tidak menarik

Kurang menarik

Biasa saja

Agak menarik

Menarik

4. Khasiat/manfaat Tidak baik Kurang baik

Biasa saja

Lumayan baik

Baik

5. Keamanan di konsumsi

Tidak aman

Kurang aman

Biasa saja

Agak aman Aman

6. Komposisi / nilai gizi yang sikandung

Tidak baik Kurang baik

Biasa saja

Lumayan baik

Baik

7. Daya tahan produk Tidak awet

Kurang awet

Biasa saja

Lumayan awet

Awet

8. Iklan Tidak menarik

Kurang menarik

Biasa saja

Agak menarik

Menarik

9. Varietas yang dikenal

Tidak terkenal

Kurang terkenal

Biasa saja

Agak terkenal

Terkenal

10. Segel produk Tidak bagus

Kurang bagus

Biasa saja

Lumayan bagus

Bagus

11. Promosi penjualan Tidak bagus

Kurang bagus

Biasa saja

Lumayan bagus

Bagus

V. Sensitivitas Harga

1. Menurut anda pada tingkat harga berapa anda merasa bahwa beras organik SAE

kemasan 5 kg tergolong terlalu murah sehingga anda meragukan

kualitasnya?

2. Menurut anda pada tingkat harga berapa anda merasa bahwa beras organik SAE

kemasan 5 kg tergolong murah sehingga anda menganggapnya

berkualitas baik?

3. Menurut anda pada tingkat harga berapa anda merasa bahwa beras organik SAE

kemasan 5 kg tergolong mahal namun anda masih bersedia

membeli?

4. Menurut anda pada tingkat harga berapa anda merasa bahwa beras organik SAE

kemasan 5 kg tergolong terlalu mahal sehingga anda tidak

bersedia membelinya?

5. Jika harga beras organik SAE naik, maka anda?

Page 99: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

85

Lampiran 2. Uji Validitas Atribut-Atribut Beras

No Nama Atribut Kevalidan Nilai 1 Kepulenan Valid 0.487

2 Harga Valid 0.398

3 Desain Kemasan Valid 0.566

4 Khasiat/manfaat Valid 0.785

5 Keamanan di konsumsi Valid 0.650

6 Komposisi / nilai gizi yang sikandung Valid 0.685

7 Daya tahan produk Valid 0.492

8 Iklan Valid 0.492

9 Varietas yang dikenal Valid 0.662

10 Segel produk Valid 0.606

11 Promosi penjualan Valid 0.880

Page 100: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

86

Lampiran 3. Uji Reliabilitas Atribut-Atribut Beras Reliability

Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100.0

Excluded(a) 0 .0

Total 30 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.834 11 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 39.83 26.351 .372 .831 VAR00002 40.43 26.461 .230 .849 VAR00003 40.63 24.861 .431 .828 VAR00004 39.57 24.806 .734 .806 VAR00005 39.47 26.602 .595 .820 VAR00006 39.67 25.471 .616 .814 VAR00007 39.77 26.254 .375 .831 VAR00008 40.73 23.789 .630 .809 VAR00009 40.80 23.959 .550 .816 VAR00010 39.90 24.645 .485 .823 VAR00011 40.53 21.982 .834 .787

Page 101: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

87

Lampiran 4. Output Komputer Hasil Analisis Biplot pada Atribut Beras Organik dan Beras Non Organik.

V matrix of the U LAMBDA V' decomposition       Kepulenan 0.32380452 -0.061833979    Harga 0.243208558 -0.175976469    Desain Kemasan 0.303169365 0.007591002    Khasiat/Manfaat 0.324585078 -0.394087333    Keamanan dikonsumsi 0.323655956 -0.387043089    Komposisi yang dikandung 0.310418666 -0.337446368    Daya tahan produk 0.303669037 -0.032456812    Iklan 0.278442299 0.303840548    Varietas yang dikenal 0.289216341 0.417957207    Segel Produk 0.314861733 0.317798446    Promosi Penjualan 0.291703904 0.420853164             U matrix of the U LAMBDA V' decomposition       B. organik  0.786635399 ‐0.617417807    B. non organik  0.617417807 0.786635399             Singular and eigenvalues for the SVD (U LAMBDA V')       

  Singular values   Eigen values Cumulative % of Eigenvalues 

  16.93287608  286.7222924 0.98939627

9     1.752971073  3.072907582  1            Sum of eigenvalues    289.7952    

Page 102: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

88

Lampiran 5 Tabulasi Kelompok Harga Tidak Murah (Not Cheap) Beras Organik SAE

Harga 100 Persen % Kumulatif Harga Murah

Persentase kumulatif (%)

Rp/kg 5000 100 0 0 6000 100 2.5 97.5 7000 100 12.5 87.5 8000 100 45 55 9000 100 35 65

10000 100 5 95 11000 100 0 0 12000 100 0 0 13000 100 0 0 14000 100 0 0 15000 100 0 0 16000 100 0 0 17000 100 0 0

Tabulasi Kelompok Harga Tidak Mahal (Not Expensive) Beras Organik SAE

Harga 100 Persen % Kumulatif Harga Mahal

Persentase kumulatif (%)

Rp/kg 5000 100 0 0 6000 100 0 0 7000 100 0 0 8000 100 0 0 9000 100 30 70

10000 100 17.5 82.5 11000 100 17.5 82.5 12000 100 30 70 13000 100 0 0 14000 100 0 0 15000 100 5 95 16000 100 0 0 17000 100 0 0

Page 103: Analisis Sikap, Persepsi Konsumen Dan Rentang Harga Beras ... fileSAE serta menyusun rekomendasi alternatif kabijakan strategi pemasaran untuk meningkatkan penjualan dalam usaha pengembangan

89