Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS SISTEM ANTRIAN KASIR PADA TOSERBA KPRI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
THE ANALYSIS OF CASHIER QUEUEING SYSTEM ON
SUPERMARKET KPRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Obar Kinan Arighi
Mahasiswa Jurusan Manajemen Konsentrasi Manajemen Operasional Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Email : [email protected]
Dosen Pembimbing : Dr. Siti Aisjah, SE., MS., CSRS., CFP.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem antrian kasir pada toserba KPRI
Universitas Brawijaya. Penelitian ini mengukur performa sistem antrian melalui observasi
dengan pendekatan deskriptif. Setelah data diperoleh maka dilakukan uji distribusi dengan
software SPSS untuk mengetahui model antrian menurut Notasi Kendall, menganalisa
performa sistem antrian dan utilisasi sistem antrian menurut Rumus Teori Antrian Law Averill
(2007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model antrian yang diterapkan oleh toserba
KPRI Universitas Brawijaya adalah M/M/2:FIFO/~/~ ; performa sistem antrian menunjukkan
bahwa rata-rata kedatangan pelanggan setiap jam adalah sebanyak 35 orang, rata-rata
pelanggan yang dilayani setiap jam adalah sebanyak 41 orang ; dan utilisasi sistem antrian
menunjukkan kondisi steady state dengan 43.4%. Saran bagi perusahaan apabila ingin
mengejar efisiensi maka gunakan 1 kasir sehingga utilisasi sistem antrian mencapai 85.3%.
Kata Kunci : Sistem Antrian, Notasi Kendall, Law Averill, Toserba.
ABSTRACT
This research aims to know the cashier queueing system on Supermarket KPRI
Universitas Brawijaya Malang. This research use observation to measure queueing system
performance with a descriptive approach. After data collection, the researcher conducts a
distribution test with SPSS software to analyze the queue model according to Kendall Notation,
analyze queueing system performance and queue system utilization according to Law Averill
Queueing System Theory Formula (2007). This research result indicates that the queueing
model on Supermarket KPRI Universitas Brawijaya is M/M/2: FIFO/~/~; queueing system
performance indicates that average customer arrival every hour is 35 person, average customer
served every hour is 41 person, and queueing system utilization indicates steady-state condition
with 43.4%. Suggestion for supermarket if want to achieve efficiency is using 1 cashier as of
queueing system utilization approaching 85.3%.
Keywords: Queueing System, Kendall Notation, Law Averill, Supermarket.
1. PENDAHULUAN
Bisnis Ritel pada skala nasional
berdasarkan web Trading Economics,
Retail Sales Indonesia per tahun
mencapai 3.6 persen per Oktober 2019
dan rata-rata penjualan mulai dari
tahun 2006 sampai 2019 pada angka 9.4
persen. Hal ini mengindikasikan bahwa
bisnis ritel masih sangat diminati dan
memiliki pasar yang berkompetisi.
Pasar yang berkompetisi ini
membuat bisnis ritel perlu
meningkatkan pelayanan dalam toko.
Hal ini diikuti oleh perkembangan
zaman dan semakin sadarnya
konsumen terhadap kualitas layanan.
Menurut Levy, Michael & Weitz
(2014) jika bisnis ritel memiliki
kualitas layanan yang bagus tentunya
berpengaruh pada pemasukan
maksimal (maximal revenue). Salah
satu layanan yang dipertimbangkan
oleh konsumen untuk memilih tempat
untuk berbelanja adalah pelayanan
kasir. Pelayanan kasir dalam bisnis ritel
juga perlu dipahami sebagai salah satu
kriteria penting dalam mencapai
pelayanan terbaik. Salah satu cara
memahami praktik terbaik untuk
melayani konsumen salah satunya
dengan pendekatan operasional internal
yaitu bagaimana manajer operasional
memahami sistem antrian.
Antrian menurut Taylor III
(2005) terjadi karena orang atau jasa
tiba pada fungsi pelayanan atau server
lebih cepat dibandingkan waktu untuk
memberikan pelayanan pada mereka.
Kesimpulannya antrian disebabkan
tingkat kedatangan yang lebih besar
dari kapasitas sistem. Dampak dari hal
tersebut adalah deretan orang atau item
yang menunggu untuk dilayani.
Antrian dapat ditemui di supermarket
ketika para konsumen sedang
menunggu giliran untuk dilayani dalam
pengecekan barang yang dibeli di kasir.
Deretan antrian yang terlalu
panjang membuat konsumen
menunggu. Hal ini tidak bisa
ditoleransi oleh para konsumen
sehingga menyebabkan beberapa
konsumen kurang puas dengan
pelayanan kasir. Menurut Randolph W
Hall (1991) kurang puasnya konsumen
ada yang tertahan sehingga si
konsumen tetap bertahan dalam antrian,
tapi ada juga yang akhirnya memilih
meninggalkan antrian (reneging)
karena menunggu terlalu lama. Hal ini
selain dapat mempengaruhi citra
pelayanan kasir, dapat mengurangi
pemasukan karena ketidakpuasan
terhadap pelayanan kasir bisa berakibat
pada konsumen memilih tempat belanja
lain yang lebih cepat sistem antriannya
atau hanya membeli produk dalam
jumlah yang sedikit.
Antrian yang dapat teratasi
dengan baik membuat konsumen
bertahan dalam antrian. Sehingga hal
ini dapat memberikan citra baik
pelayanan kasir dan dapat
mempengaruhi kenaikan pemasukan
(revenue) dan mengurangi biaya (cost)
untuk mencapai keuntungan jangka
panjang (long term maximum profit).
Kebutuhan manajemen untuk
memahami konsep antrian inilah yang
peneliti baca sebagai keperluan para
manajer untuk memahami aspek
operasional internal bisnis ritel,
sebagaimana fokus pada obyek yang
diobservasi oleh peneliti yaitu pada
sistem antrian.
KPRI UB didirikan tahun 12
Mei 1969 dan secara resmi berdiri
sebagai badan hukum bernomor
148/11/BH/17-69 pada tanggal 12 Mei
1969. Fungsi dan peran KPRI UB yaitu
membangun dan mengembangkan
potensi dan kemampuan ekonomi
anggota. KPRI UB memiliki 3 divisi
usaha yaitu divisi perdagangan umum,
divisi simpan pinjam dan divisi usaha
lain.Dalam peneilitian ini, peneliti
meneliti divisi perdagangan umum
KPRI UB yang dapat disebut juga
sebagai Toserba KPRI UB. Toserba
KPRI UB memiliki jam kerja buka
pada pukul 8 pagi dan tutup pada jam 9
malam.
Peneliti memilih Toserba KPRI
UB sebagai obyek penelitian
dikarenakan berdasarkan wawancara
dengan manajer operasional yang
bertugas pada toserba KPRI UB,
manajer operasi belum mengetahui
bagaimana sistem antrian bekerja dan
bagaimana cara mengukur kinerja
optimal sistem antrian pada kasir.
Toserba KPRI UB menurut manajer
memiliki masa ramai sekitar pagi, siang
dan sore. Selain itu peneliti juga ingin
mengetahui bagaimana sistem antrian
pada kasir supermarket bekerja
berdasarkan teori antrian yang selama
ini dipelajari dari Notasi Kendall dan
Law Averill (2007) dan Taylor III
(2005) dan alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini relevan
berdasarkan penelitian terdahulu
sehingga digunakan sebagai laporan
manajemen terkait manajemen
operasional sistem antrian kasir
supermarket.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk model
antrian kasir yang diterapkan
oleh toserba KPRI UB Malang?
2. Bagaimana performa sistem
antrian kasir Toserba KPRI UB
Malang pada saat harian
berjalan?
3. Bagaimana utilisasi sistem
antrian kasir Toserba KPRI UB
Malang?
2. LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Berikut adalah Penelitian
mengenai pemodelan antrian : Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Diah
Ayu Purnasari (2018), Yuriko Prastiyo
(2017) dan Zetra Pratama (2015) model
antrian pada supermarket adalah
bernotasi Kendall (M/M/s): (FIFO
/∞/∞)
Berikut adalah penelitian
mengenai performa sistem antrian :
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Nur Sakinah (2019), Diah Ayu
Purnasari (2018), dan Yuriko Prastiyo
(2017) penghitungan performa sistem
antrian menggunakan formula turunan
analitis operasi model pelayanan
tunggal seperti dalam Taylor III (2005)
dan menggunakan software simulasi
antrian dan software uji kolmogorov
smirnov.
Berikut adalah penelitian
mengenai utilisasi sistem antrian :
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Nur Sakinah (2019), Zetra Pratama
(2015) dan Yanti Budiasih (2015)
tingkat utilisasi pada sistem antrian
supermarket mengalami steady state
dan dapat diketahui dari nilai U < 1
2.2 Industri Ritel : Supermarket
Menurut Levy, Michael &
Weitz (2014) Supermarket adalah
kategori bisnis ritel yang memiliki luas
fasilitas 1000 m2 sampai dengan 4.999
m2 dan sebuah toko yang menjual
kebutuhan sehari-hari seperti bahan
makanan, minuman dan bahan
sembako lainnya. Dalam istilah
Indonesia supermarket biasa disebut
dengan “toserba” karena diketahui dari
kelengkapan lini produknya yang
beragam terkait kebutuhan rumah
tangga.
2.3 Sistem Antrian
Menurut Randolph W Hall
(1991:3-4) Sistem Antrian adalah
sistem yang terdiri atas elemen utama
yaitu : Konsumen (Costumer), Pelayan
(Server) dan Antrian (Queue).
Konsumen (costumer) adalah
orang atau benda yang menunggu untuk
dilayani. Dalam kontek konsumen
sebagai orang, contohnya di konter
checkout supermarket, konsumen dapat
dikatakan adalah pembeli yang sedang
menunggu dalam antrian atau item
yang dibeli, tergantung pada point of
view. Pelayan (server) adalah orang
atau benda yang menyediakan layanan.
Contohnya seperti dalam antrian pos,
server tidak hanya dikatakan pegawai
pos, tetapi dalam perspektif lebih luas
bisa jadi cash register atau benda lain
yang dapat melayani konsumen sesuai
kebutuhan. Antrian (queue) adalah grup
konsumen yang menunggu untuk
dilayani. Antrian tidak berarti harus
barisan yang berurutan. Tidak harus
terlihat. Antrian sesimpel grup
konsumen yang telah meminta. Tapi
belum mendapatkan layanan.
Permintaan layanan dapat berbentuk
berbagai hal : orang yang terlihat
datang pada barisan, panggilan telepon,
pengumpulan karya, dan seterusnya.
2.4 Sistem Antrian Supermarket
Menurut Randolph W Hall (
1991:6), Supermarket menjual banyak
variasi produk terdiri dari bahan
produksi sampai makanan kemasan
sampai alat tulis. Supermarket
beroperasi pada dasar self service.
Pembeli mengambil troli belanja pada
waktu mereka masuk ke toko dan
berjalan melewati lorong, mengambil
barang setiap berjalan. Setelah memilih
barang, pembeli ikut dalam antrian dari
salah satu konter checkout dan
menunggu pengecek untuk menghitung
tagihan, menerima pembayaran dan
membungkus barang grosir.
Konsumen dari supermarket
adalah pembeli maupun set item yang
dibeli (bersama dengan transaksi).
Dalam kasus akhir, diagram antrian
mungkin lebih detil dan penghitung
tagihan belanja untuk antrian muncul
dalam bentuk peralatan (seperti
timbangan versus laser scan)
Sedangkan server dari supermarket
adalah pengecek bersamaan cash
register, scanner dan timbangan. Ketika
digunakan pembungkus adalah bagian
dari server.
Gambar 1 : Gambaran Layout supermarket
(sumber : Randolph W Hall, 1991)
2.5 Analisis sistem dalam antrian
Menurut Randolph W Hall (
1991), salah satu hal yang jadi
pertimbangan adalah 2 perspektif
dalam mengukur performa dari sistem
antrian. Satu dari perspektif konsumen,
perhatian utama adalah kualitas jasa
yang diberikan. Satu dari perspektif
penyedia jasa, perhatian utama adalah
biaya menyediakan jasa dan akibat dari
kualitas jasa pada bisnis (itulah
pendapatan). Measure of Performance
(MOP) mengizinkan perhatian ini
diukur. Dasar dari Measure of
Performance berasal dari komponen
sebagai berikut:
a) Arrival time (Waktu/Jam
kedatangan) : waktu/jam
dimana konsumen datang pada
antrian
b) Departure time (waktu/jam
kepergian) : waktu/jam dimana
konsumen menyelesaikan jasa
dan meninggalkan sistem
antrian
c) Departure time from queue :
waktu/jam dimana konsumen
meninggalkan antrian unruk
memasuki jasa.
d) Time in queue : Departure time
from queue – Arrival time
e) Service time : Departure time –
departure time from queue
f) Time in system : departure time
– arrival time = time in queue +
service time
Dalam situasi mengukur MOP,
fokus dari manajer dapat didapat dari
dua perspektif. Yaitu Perspektif
Konsumen dan Perspektif Server.
Berikut MOP Fokus Perspektif
Konsumen : Time in queue, Service
time, Waiting cost, Proportion of work
dan Tardiness. Berikut MOP Fokus
Perspektif Server: Service time,
Proportional Utilization, Throughput,
Arrival rate, Reneging proportion dan
Queue length
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis
penelitian deskriptif. Menurut Ir.
Sofyan Siregar. (2016 : 108) penelitian
deskriptif adalah penelitian yang
menggunakan prosedur pemecahan
masalah dengan cara menggambarkan
objek penelitian pada saat keadaan
sekarang berdasarkan fakta-fakta
sebagaimana adanya, kemudian
dianalisis dan diinterpretasikan,
bentuknya berupa survey atau studi
perkembangan. . Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan studi penelitian
deskriptif dengan menjelaskan
bagaimana penerapan teori antrian pada
sistem pembayaran di supermarket
melalui observasi secara langsung
bagaimana pola antrian/sistem antrian
yang ada pada kasir supermarket mulai
dari awal masuk antrian, dilayani oleh
kasir sampai selesai dilayani oleh kasir.
Sifat Penelitian ini adalah
penelitian replikasi. Menurut Sing et al
(2003:534) penelitian replikasi adalah
duplication of a previously published
empirical study to determine whether
the findings of that study are
repeatable.
3.1 Tempat dan Periode Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di
Supermarket KPRI UB Malang Jl. MT
Haryono no 169 Lowokwaru Kota
Malang, Jawa Timur. Adapun Waktu
penelitian dilakukan selama 2 bulan
yaitu pada tanggal 20 April 2019-20
Juni 2019. Dengan rincian 6 hari
sebagai waktu observasi mulai tanggal
22 April 2019 sampai 27 Juni 2019.
Dan sisa waktu digunakan sebagai
waktu untuk mewawancarai manajer
operasional Toserba KPRI UB.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi yang menjadi bagian
dalam penelitian ini adalah seluruh
konsumen supermarket KPRI UB
Malang untuk melakukan pembayaran
barang belanjaan pada pukul 7:00 –
21:00. Teknik yang digunakan untuk
penarikan sampel adalah penarikan
sampel aksidental. Menurut Sugiyono
(2017) penarikan sampel aksidental
adalah teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
Berdasarkan penelitian dari
Diah Ayu Purnasari (2018), Yuriko
Prastiyo (2017) dan Zetra Pratama
(2015) data yang diambil sebagai
sampel adalah rentang waktu dimana
konsumen datang paling ramai atau jam
tersibuk bagi server. Maka sampel yang
diambil adalah konsumen yang datang
untuk mengantri pada jam 9:00-11:00 ;
jam 12:00-14:00 ; dan jam 15:00-17:00
per hari selama 6 hari berdasarkan
keterangan dari manajer operasional
kasir supermarket KPRI UB sebagai
asumsi kedatangan pelanggan pada
high season.
3.3 Tahap Penelitian
Gambar 2 : Bagan Tahap Peelitian
(sumber : data diolah, 2019)
4. HASIL PENELITIAN
4.1 Pemodelan Sistem Antrian
Analisis data dapat kita mulai dari
menggunakan rumus model sistem
antrian yang diambil dari Notasi
Kendall yaitu dengan pemaparan
sebagai berikut :
Asumsi awal untuk antrian kasir
supermarket : M/M/s:FIFO/~/~
A. Distribusi Waktu Antar
Kedatangan
Penghitungan untuk sampel
menggunakan software SPSS
dengan modul Kolmogorov
Smirnov. Hasil uji Kolmogorov-
Smirnov untuk pengujian data
berdistribusi eksponensial, dengan
taraf nyata 5% dapat disimpulkan
ada 3 data yang tidak berdistribusi
eksponensial. Yaitu data pada hari
ke-4 server 1, dan hari ke-6 server 1
dan 2. Ini dapat dilihat pada baris
kiri Asymp Sig 2 tailed.
Lalu kita dapat melihat dari
Histogram/Grafik yang merupakan
grafik distribusi waktu antar
kedatangan dengan x axis sebagai
representasi dari Fungsi (t) Waktu
Antar Kedatangan dan y axis
sebagai representasi dari (t) Waktu
Antar Kedatangan.Dari grafik
distribusi yang telah didapatkan,
dapat disimpulkan bahwa masih
ada grafik yang tidak berdistribusi
eksponensial. Yaitu data pada hari
ke-4 server 1, dan hari ke-6 server 1
dan 2. Ini dapat dilihat dari
histogram/grafik yang cenderung
tidak turun secara sempurna slope-
nya.
Meskipun hanya ada 3 data
yang tidak berdistribusi
eksponensial, namun secara
keseluruhan dari 12 sampel diatas
dapat dibuktikan bahwa 9 sampel
berdistribusi eksponensial. Sifat
natural antrian supermarket terlihat
meskipun banyak atau sedikit dari
sampel distribusi selama masih
terlihat ada yang memiliki
distribusi eksponensial.
Tabel 1 : Analisis Kolmogorov Smirnov
Sampel Distribusi Waktu Antar
Kedatangan
(Sumber : data diolah, 2019)
Gambar 3 : Histogram Fungsi Distribusi
Waktu Antar Kedatangan
(sumber : data diolah, 2019)
B. Distribusi Waktu Pelayanan
Penghitungan untuk sampel
menggunakan software SPSS
dengan modul Kolmogorov
Smirnov. Hasil uji Kolmogorov-
Smirnov untuk pengujian data
berdistribusi eksponensial, dengan
taraf nyata 5% dapat disimpulkan
ada 4 data yang berdistribusi
eksponensial Yaitu data pada hari
ke-1 server 2, hari ke-2 server 1 dan
2, serta hari ke-3 server 2.
Selainnya tidak berdistribusi
eksponensial. Ini dapat dilihat pada
baris kiri Asymp Sig 2 tailed.
Lalu kita dapat melihat dari
Histogram/Grafik yang merupakan
grafik distribusi waktu Pelayanan
dengan x axis sebagai representasi
dari Fungsi (t) Waktu Pelayanan
dan y axis sebagai representasi dari
(t) Waktu Pelayanan.Dari grafik
distribusi yang telah didapatkan,
dapat disimpulkan bahwa masih
ada grafik yang tidak berdistribusi
eksponensial. Yaitu data pada hari
ke-1 server 2, hari ke-2 server 1 dan
2, serta hari ke-3 server 2.. Ini dapat
dilihat dari histogram/grafik yang
cenderung tidak turun secara
sempurna slope-nya.
Meskipun hanya ada 4 data
yang berdistribusi eksponensial,
namun dapat dibuktikan bahwa
masih ada bagian dari sampel yang
menunjukkan sifat natural antrian
supermarket meskipun banyak atau
sedikit dari distribusi sampel
selama masih terlihat ada yang
memiliki distribusi eksponensial.
Tabel 2 : Analisis Kolmogorov Smirnov
Sampel Distribusi Waktu Pelayanan
(Sumber : data diolah, 2019)
Gambar 4 : Histogram Fungsi Distribusi
Waktu Antar Kedatangan
(sumber : data diolah, 2019)
C. Jumlah Server
Berdasarkan pengamatan
(observasi) pada 6 hari efektif yang
diteliti terdapat 2 server yang aktif.
D. Disiplin Antrian
Berdasarkan pengamatan
(observasi) pada 6 hari efektif yang
diteliti disiplin yang digunakan
adalah First In First Out (FIFO)
yaitu siapa yang masuk ke dalam
server maka segera dilayani terlebih
dahulu. Menurut Randolph W Hall
(1991), FIFO terjadi pada antrian
kasir supermarket dikarenakan
disimulasikan sebagai apabila
dalam server yang tersedia ada yang
kosong, maka pelanggan/barang
dapat memilih server mana saja
yang dapat dimasuki. Konsumen
pertama yang masuk ke dalam
server adalah konsumen yang akan
dilayani pertama kali.
E. Jumlah Maksimal Pengantri dalam
Sistem
Berdasarkan pengamatan
(observasi) pada 6 hari efektif yang
diteliti jumlah maksimal pengantri
dalam sistem tidak dibatasi oleh
manajemen. Maka notasi kendall
yang digunakan adalah simbol ~
F. Jumlah Sumber Kedatangan
Berdasarkan pengamatan
(observasi) pada 6 hari efektif yang
diteliti jumlah sumber kedatangan
dalam sistem tidak dibatasi oleh
manajemen. Maka notasi kendall
yang digunakan adalah simbol ~
4.2 Analisis Performa Sistem Antrian
Analisis data dapat kita mulai
dari menggunakan rumus model sistem
antrian yang diambil dari Law Averill
(2007) yaitu dengan pemaparan sebagai
berikut :
Diketahui : Model Antrian adalah
M/M/2:FIFO/∞/∞ ; Waktu Penelitian :
Penelitian dilakukan selama 30 jam 52
menit atau selama 1852 menit.
Jawab :
1. Tingkat kedatangan rata-rata
( )
= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛
= 1110
30,866667= 35,96112
2. Tingkat Pelayanan Pelanggan
Rata-Rata
3. Tingkat Kegunaan Fasilitas
𝜌 =
2𝜇= 0,4343
4. Probabilitas bahwa tidak ada
konsumen dalam sistem
(semua sistem menganggur)
5. Probabilitas bahwa seorang
konsumen memasuki sistem
dan harus menunggu untuk
dilayani (probabilitas semua
server sibuk)
\
6. Rata-rata jumlah konsumen
dalam sistem
7. Rata-rata jumlah konsumen
dalam antrian
8. Waktu menunggu yang
diperkirakan dalam antrian
9. Waktu menunggu yang
diperkirakan dalam sistem
10. Jumlah pelayanan sibuk yang
diperkirakan dalam antrian
11. Presentase pemanfaatan
sejumlah c pelayan
5. PEMBAHASAN DAN
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis di atas
maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Model Sistem Antrian
Model Sistem Antrian yang
diterapkan oleh Toserba KPRI UB
adalah M/M/2:FIFO/~/~
2. Performa Sistem Antrian
a) Rata-rata kedatangan pelanggan
setiap jam adalah sebanyak 35.9
= 35 orang
b) Rata-rata pelanggan yang
dilayani setiap jam adalah
sebanyak 41.379 = 41 orang
c) Peluang bahwa tidak ada
konsumen dalam sistem adalah
0.394. Artinya kemungkinan
bahwa dalam sistem ada
konsumen lebih besar. Hal ini
dapat dilihat dari meskipun
angka pada 0.3 = 30% maka
masih mungkin ada pelanggan
(tidak mencapai 0)
d) Peluang seorang konsumen
masuk ke dalam sistem dan
harus menunggu untuk dilayani
sebesar 0.26 = 26 %. Maka
konsumen tidak harus
menunggu untuk dilayani. Hal
ini dapat dilihat dari tidak
tercapainya angka 26% untuk
mencapai 100% peluang untuk
menunggu bagi konsumen.
e) Rata –rata jumlah konsumen
dalam sistem adalah 1,07 ≈1
orang
f) Rata – rata konsumen dalam
antrian adalah 0,2 orang atau
hampir tidak ada orang yang
mengantri
g) Waktu menunggu yang
diperkirakan dalam antrian
sebesar 0,0056 jam atau 20
detik
h) Waktu menunggu yang
diperkirakan dalam sistem
sebesar 0,029 jam atau 1 menit
47 detik
i) Jumlah pelayanan sibuk yang
diperkirakan dalam antrian 0,87
≈ 1 layanan/server
3. Utilisasi Sistem Antrian
Presentase pemanfaatan
fasilitas/utilisasi sistem antrian
pada Toserba KPRI UB 43,453 %.
Kondisi utilisasi sistem antrian ini
mengalami steady state karena
seperti yang diketahui bahwa rata-
rata kedatangan pelanggan lebih
sedikit daripada rata-rata
pelayanan. Kondisi steady state ini
menurut Taylor III dapat terjadi
apabila laju pelayanan lebih besar
daripada laju kedatangan dengan
asumsi Utilisasi < 1 atau λ/(s.μ)<1
. Menurut analisis data, sistem
antrian kasir Toserba KPRI UB
diartikan sebagai tidak ada antrian
yang begitu mengganggu bagi
sistem antrian kasir Toserba KPRI
UB dengan gambaran bahwa
35,96/2.41,37 < 1atau 0.43453 < 1
atau 43% dari 100% utilisasi. Selain
itu berdasarkan presentase
pemanfaatan fasilitas dan utilisasi
sistem antrian di atas dapat
menggambarkan tingkat kesibukan
server untuk melayani pelanggan
sehingga dapat dikatakan server
hanya menggunakan 43% dari
100% jam kerjanya untuk melayani
konsumen. Maka berdasarkan hal
itu dapat dibuat 2 alternatif
keputusan :
a) Tidak perlu adanya
penambahan kasir karena pada
dasarnya sedemikian adanya
sudah bagus bagi kinerja sistem
antrian kasir Toserba KPRI UB
b) Jika ingin mengejar hanya
efisiensi sehingga karyawan
selalu sibuk bekerja tanpa
waktu menganggur maka dapat
digunakan hanya satu server
saja sehingga dapat dihitung
dengan 𝜆
1.𝜇 sehingga didaptkan
utilisasi sebesar 85.3%
6. SARAN
1) Toserba KPRI UB dapat
menerapkan penggunaan
fasilitas kasir untuk
meningkatkan efisiensi dengan
utilisasi sebesar 85.3% utilisasi
sistem antrian
2) Dalam rangka menghadapi
peningkatan jumlah pelanggan
setiap hari dan khususnya hari
pembagian SHU maka perlu
penambahan server sesuai
kebutuhan dan waktu.
3) Untuk meningkatkan kecepatan
pelayanan, Toserba KPRI UB
dapat membedakan kasir untuk
pelanggan anggota KPRI UB
dan kasir untuk pelanggan
umum (non anggota KPRI UB)
DAFTAR PUSTAKA
Amirin , Tatang M. 2009. Populasi dan
Sampel Penelitian 3: Pengambilan
Sampel dari Populasi tak-terhingga
dan tak-jelas. diakses September 2019.
<https://tatangmanguny.wordpress.co
m/2009/06/30/sampel-sampling-dan-
populasi-penelitian-bagian-ii-teknik-
sampling-ii/>
Averill, Law. 2007. Simulation Model
and Analysis. McGrawHill
Berman & Evans. 1992. Retail
Management : A strategic Approach
Fifth Edition International Edition.
Macmillan, New York.
Budiasih,Yanti. 2015. ‘Optimalisasi
Kasir dan Minimasi Biaya Studi Kasus
pada Swalayan PSFJ di Jakarta
Selatan.’ Jurnal. STIE Ahmad Dahlan
Jakarta
Dikendrias, Fahrizal. 2017. ‘Simulasi
Antrian Pelanggan Samsat Corner di
MALL OLYMPIC GARDEN Malang
dengan model antrian Multi Phase
Single Server.’ Skripsi. FMIPA
Universitas Brawijaya
Djati, Bonett Satya Lelono. 2007.
Simulasi : Teori dan Aplikasinya.
ANDI, Yogyakarta.
Hall, Randolph W. 1991. Queueing
Methods for Services and
Manufacturing. Prentice Hall
International
KPRI UB. 2017. PROFIL Koperasi
Pegawai Republik Indonesia
Universitas Brawijaya. KPRI
UB,Malang
KPRI UB. 2017. Laporan Akhir Tahun
& Laporan Audit 2017. KPRI
UB,Malang
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode
Riset untuk Bisnis dan Ekonomi
Bagaimana meneliti dan menulis Tesis
edisi 3. Yogyakarta : Penerbit
ERLANGGA
Levy, Michael & Weitz. 2014.
Retailing Management. McGrawHill
Purnasari, Diah Ayu. 2018. ‘Simulasi
Pelayanan Antrian Kasir Minimarket
REA 1 Surakarta.’ Jurnal. Teknik
Industri Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Puspitasari, Selvy Dwi. 2017. ‘Analisa
Antrian Pelayanan Kasir di Samudra
Swalayan Tuban.’ Jurnal. Fakultas
Teknik Universitas PGRI Ronggolawe
Tuban
Rudyanto. 2007. Riset Replikasi .
diakses 19 Januari 2020 .
<https://rudyanto62.blogspot.com/200
7/12/riset-replikasi.html>
Sakinah, Nur. 2019. ‘Penerapan Sistem
Antrian pada Pelayanan Peserta Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan Kantor Cabang Makassar.’
Skripsi. Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri ALAUDDIN
Makassar
Sanusi, Anwar. 2014. Metodologi
Penelitian Bisnis cetakan kelima.
Salemba Empat, Jakarta.
Siagian, P. 1987. Penelitian
Operasional : Teori dan Praktik. UI
Press, Jakarta
Siregar, Sofyan. 2016. Statistika
Deskriptif untuk Penelitian . Rajawali
Press, Jakarta
Sugiyono (2017) . Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Alfabeta, Bandung
Taylor III, Bernard W. 2005.
Introduction to Management Science
Terjemah Bahasa Edisi 8 Buku Dua.
Salemba Empat
Trading Economics. 2019. Indonesia
Retail Sales YoY 2006-2019 Data.
Diakses September 2019. <
https://tradingeconomics.com/indonesi
a/retail-sales-annual>
Prastiyo,Yuriko. 2017. ‘Evaluasi
Penerapan Sistem Antrian pada
Swalayan FITRINOF Lampung
Selatan.’ Skripsi. FEB Universitas
Lampung
Pratama,Zetra. 2015. ‘Analysis Of
Queueing Theory Application On The
Payment Systems Of At Supermarket
Saga Swalayan Padang Pariaman.’
Jurnal. FT Universitas Mercubuana