91
ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DI KANTOR KETAHANAN PANGAN KOTA MAKASSAR DIAN EKAWATY K10573442613 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2015

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

DI KANTOR KETAHANAN PANGAN KOTA MAKASSAR

DIAN EKAWATY

K10573442613

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 2: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

SKRIPSI

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

SEKTOR PUBLIK DI KANTOR KETAHANAN PANGAN

KOTA MAKASSAR

DIAN EKAWATY

K10573442613

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

Page 3: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …
Page 4: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …
Page 5: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

iii

ABSTRAK

DIAN EKAWATY. 2015 Dengan judul Analisis Sistem Informasi Akuntansi Sektor

Publik Pada Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar. Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar dibimbing oleh Dr. Ansyarif

Khalid, SE,M.Si.Ak.CA selaku Pembimbing I dan Ismail Badollahi, SE, M.Si.Ak.CA

selaku Pembimbing II.

Peneliti ini bertujuan untuk menganalisis sistem informasi akuntansi sektor

publik, apakah telah sesuai dengan desain sistem informasi akuntansi yang baik dan

sesuai dengan peraturan yang berlaku. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sistem informasi akuntansi sektor publik dan analisis sistem informasi

akuntansi sektor publik. Sistem informasi akuntansi memiliki elemen-elemen yang dapat

dianalisis yaitu struktur organisasi, catatan akuntansi, prosedur serta bukti dan formulir.

Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif yang

memberikan gambaran tentang Sistem Informasi Akuntansi Kantor Ketahanan Pangan

Kota Makassar pada prosedur penerimaan dan pengeluaran kas.

Hasil dari penelitian ini adalah penerapan sistem informasi akuntansi sektor

publik pada Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar pada dasarnya telah sesuai dengan

Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, namun demikian masih diperlukan penyempurnaan

pada bagian bukti dan formulir dan struktur organisasi.

Kata kunci: Analisis, Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar, Sistem Informasi

Akuntansi, Sektor Publik.

Page 6: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan curahan Rahmat,

Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya, skripsi sederhana ini dapat terselesaikan dengan baik.

Terima kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Ansyarif Khalid S.E, M.Si.Ak.CA selaku

Pembimbing I atas arahan dan bimbingan yang tiada mengenal lelah menyempatkan waktu demi

suksesnya skripsi ini. Kepada Bapak Ismail Badollahi, S.E, M.Si, Ak.CA selaku Pembimbing II

yang dengan tulus dan ikhlas meluangkan waktunya memberikan bimbingan, arahan dan

motivasi kepada penulis sejak awal hingga selesai skripsi ini.

Harapan yang tinggi kami sampaikan semoga skripsi ini dapat berkontribusi dalam

rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai Sistem Informasi Akuntansi Sektor

Publik di Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di

dalam skripsi ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk

itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,

mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga skripsi

sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Dr.

H. Irwan Akib,M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Dr. H.

Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

Makassar. Bapak Ismail Badollahi, S.E, M.Si.Ak.CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Makassar serta segenap staf pengajar Jurusan Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Makassar atas segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama

di bangku kuliah.

Page 7: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

v

Ucapan terima kasih yang tiada terhingga kepada Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota

Makassar Ibu Dra.Hj. Sri Sulsilawati, M.Si, Bapak Sahrir Pasangki, MM selaku Kasubag Tata

Usaha Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar, Bapak Herman, S.Pt. selaku Bendahara

Keuangan Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar serta seluruh staf Kantor Ketahanan Pangan

Kota Makassar, atas segala bantuannya yang diberikan selama penulis melakukan penelitian.

Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan 2013 Jurusan Akuntansi Unismuh yang telah

bersama-sama menjalani masa-masa perkuliahan, terima kasih atas persaudaraan dan

persahabatan kita, semoga tetap terjalin dalam sebuah ikatan yang begitu kuat dan indah untuk

selamanya.

Spesial ucapan penghargaan dan terima kasih kepada kedua Orang Tua Alm. Sudiatmo

dan Almh. Hartining atas pengorbanan yang tiada terhingga, doa senantiasa ananda panjatkan

semoga Jannah-Nya menjadi tempat terindah bagi kedua orang tua. Selanjutnya kepada Mama

Sri Sudiarti dan seluruh saudara dan segenap keluarga di Solo atas pengertian dan bantuannya.

Terima kasih kepada kedua Mertua dan keluarga serta terkhusus kepada Suamiku Ir. Taufik Nur,

S.T., M.T., IPM atas segala pengertian, bantuan dan kasih sayangnya sehingga seluruh rangkaian

proses kegiatan studi ini dapat terselesaikan dengan baik. Akhirnya kami berharap semoga karya

ilmu pengetahuan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan keilmuan akuntansi sektor publik

khususnya di Kota Makassar.

Makassar, Oktober 2015

Penulis

Page 8: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………..i

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................................. ii

ABSTRAK ……………………………………………………………………………………. iii

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………...iv

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….. vi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………..ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….4

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………………..4

D. Manfaat Penelitian …………………………………………………………………4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi …………………………………………………….….6

B. Akuntansi Sektor Publik …………………………………………………………...7

C. Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik ………………………………………...8

D. Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik …………………………………....9

E. Perkembangan Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik …………………..12

F. Standar Akuntansi Pemerintah ……………………………………………………15

G. Pokok – Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah …………………………………..16

H. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik ……………………………...18

I. Kerangka Pikir …………………………………………………………………….27

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………………….29

B. Jenis dan Sumber Data ……………………………………………………………29

C. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................30

D. Metode Penganalisaan Data.....................................................................................30

BAB IV GAMBARAN UMUM INSTANSI

A. Sejarah Pendirian ……………………………………………………………….. 32

B. Landasan Hukum …………..…………………………………………………….32

Page 9: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

vii

C. Fungsi ……………….……………………………………………………………33

D. Visi dan Misi Organisasi ………………………………………………………….33

E. Tujuan dan Sasaran ………………………………………………………………. 34

F. Strategi dan Kebijakan ……………………………………………………………36

G. Struktur Organisasi dan Program Kerja …………………………………………...37

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sistem Akuntansi Sektor Publik ………………………………………………….40

B. Kebijakan Akuntansi Sektor Publik Berdasarkan PP 71 Tahun 2010 ……………41

C. Akuntansi Sektor Publik Menurut PP Nomor 59 Tahun 2007 ………..………….44

D. Realisasi Program Kegiatan menurut Sistem Akuntansi Sektor Publik ………… 61

E. Hasil Analisis ……………………………………………………………………. 63

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……. …………..…………………………………………………….65

B. Saran ……………….……………………………………………………… ..…..66

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………67

LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Akuntansi Pokok ……………………………………………………… 20

Gambar 2.2 Laporan Keuangan SKPD ……………………………………………………. 21

Gambar 2.3 Alur (Flow Chart) Sistem Pengeluaran Kas ………………………………… 26

Gambar 2.4 Alur (Flow Chart) Sistem Penerimaan Kas …………………………………. . 27

Gambar 2.5 Kerangka Pikir Penelitian ……………………………………………………... 28

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar ……. ..………. 38

Gambar 5.5 Flow Chart Penatausahaan Keuangan ………………………………………. 58

Page 11: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Identifikasi Struktur Organisasi …………………………………………………… .. 45

Tabel 5.2 Identifikasi Unsur Struktur Organisasi ……………………………………………… 46

Tabel 5.3 Identifikasi Penatausahaan Keuangan (Penerimaan) ……………………………… 52

Tabel 5.4 Identifikasi Penatausahaan Keuangan (Pengeluaran) ……………………………... 55

Tabel 5.6 Identifikasi Prinsip Dasar Dokumen ………………………………………………… 60

Page 12: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses kemandirian daerah sebagai bagian utama dari program

desentralisasi dan otonomi daerah, merupakan implementasi dari regulasi

yaitu Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian menjadi

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 yang kemudian menjadi Undang-

Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah. Tujuan pelaksanaan dari penerapan regulasi

tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemandirian daerah dalam

menetapkan kebijakan-kebijakan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan daerah

tersebut (Mardiasmo, 2002).

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah, merupakan salah satu peraturan operasional dalam

implementasi otonomi daerah, setelah era reformasi tata kelola keuangan

negara atau daerah yang ditandai dengan disahkannya paket undang-undang

bidang keuangan negara. Peraturan tersebut telah mendorong daerah-daerah

untuk melakukan perubahan dan perbaikan dalam manajemen dan

pengelolaan keuangan daerah.

1

Page 13: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

2

Selanjutnya Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia mengeluarkan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah yang kemudian disempurnakan menjadi

Permendagri Nomor 59 Tahun 2007. Peraturan tersebut merupakan hasil dari

reformasi manajemen keuangan negara baik pada pemerintah pusat, maupun

pada pemerintah daerah dengan ditetapkannya paket undang-undang (UU)

bidang keuangan negara, yaitu melalui UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara dan UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharan

Negara.

Peraturan perundang-undangan tersebut menyatakan bahwa

Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan rancangan peraturan daerah

tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa

laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan,

selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah Tahun anggaran berakhir.

Laporan keuangan yang disajikan diharapkan dapat tergambar transformasi

data keuangan menjadi informasi keuangan dari berbagai susunan dokumen,

alat komunikasi, tenaga pelaksana dalam bentuk sistem informasi keuangan.

Untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam rangka

meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran, antar

periode maupun antar entitas.

Page 14: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

3

Laporan keuangan juga harus disusun dan disajikan sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010

tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada

pemerintah daerah.

Kota Makassar merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan yang

terus melakukan pembenahan dan pengembangan insfrastruktur dan non

infrastruktur daerah. Untuk mendukung upaya tersebut diperlukan

pengelolaan keuangan daerah yang tertib, efektif, efisien, akuntabel dan

transparan; serta mendukung pelaksanaan sistem akuntansi pemerintahan

maka diterbitkan Peraturan daerah (Perda) tentang Pokok-Pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah diatur dalam Perda Nomor 4 Tahun 2009 oleh Walikota dan

DPRD Kota Makassar. Keberlangsungan organisasi Pemerintah Daerah Kota

Makassar yang bergantung pada dana dari pemerintah pusat dan masyarakat

dalam melakukan segala kegiatan terkait, menyebabkan Pemerintah Kota

Makassar harus mempertanggungjawabkan penggunaan dana kepada

pemerintah pusat dan masyarakat.

Instansi pemerintah yang bertugas membantu penyelenggaraan

pemerintahan bidang pengelolaan ketahanan pangan adalah Kantor Ketahanan

Pangan. Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar adalah salah satu Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintahan Kota Makassar yang

bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian dari

Page 15: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

4

tanggung jawab pengguna anggaran/barang dalam bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan yang dimaksud disajikan sebagai suatu bentuk sistem

informasi akuntansi publik sebagai tuntutan pelaksanaan tata kelola

pemerintahan yang baik (good governance).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlunya dilakukan analisis

mengenai sistem informasi akuntansi sektor publik pada Kantor Ketahanan

Pangan Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

implementasi sistem informasi akuntansi sektor publik dalam penatausahaan

keuangan pada Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sistem informasi akuntansi

sektor publik khususnya untuk sistem penatausahaan keuangan pada Kantor

Ketahanan Pangan Kota Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis, manfaat praktis dan

manfaat terhadap kebijakan.

1. Manfaat Teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi

bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang sistem informasi akuntansi

sektor publik terkait sistem penatausahaan akuntansi di Kota Makassar.

Page 16: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

5

2. Manfaat Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan bagi pelaksanaan sistem informasi akuntansi di Kantor Ketahanan

Pangan Kota Makassar dan diharapkan dapat diimplementasikan di SKPD

se-Pemerintah Kota Makassar.

3. Manfaat untuk Kebijakan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

referensi pengambil kebijakan dalam pelaksanaan sistem penatausahaan

keuangan di Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar.

Page 17: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi

Sistem merupakan suatu kesatuan yang memiliki tujuan bersama dan

memiliki bagian-bagian yang saling berintegrasi satu sama lain. Sebuah sistem

harus memiliki dua kegiatan; pertama yaitu adanya masukan (input) yang

merupakan sumber tenaga untuk dapat beroperasinya sebuah sistem; kedua,

adanya kegiatan operasional (proses) yang mengubah masukan menjadi

keluaran (output) berupa hasil operasi (tujuan/sasaran/target pengoperasian

suatu sistem) (Mardi, 2014). Informasi adalah data yang diolah kemudian

menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya,

menggambarkan suatu kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact and entity)

serta digunakan untuk pengambilan keputusan.

Mardi (2014) dalam Widjajanto (2001) menyatakan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi,

tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang didesain untuk

mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan. Romney

(2005) menyebutkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah sumber daya

manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk persiapan

6

Page 18: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

7

informasi keuangan dan informasi yang diperoleh dan mengumpulkan dan

memproses berbagai transaksi perusahaan.

Kegiatan sistem informasi akuntansi (SIA) memiliki komponen yang

terdiri atas pelaku (orang), prosedur dan perangkat lunak. Pelaku (orang)

yang bertindak sebagai operator sistem atau orang yang mengendalikan dan

melaksanakan berbagai fungsi. Prosedur, baik manual maupun yang

terotomatisasi, yang dalam kegiatan mengumpulkan, memproses dan

menyimpan data tentang aktivitas keuangan institusi. Perangkat lunak

(software) dipakai untuk mengolah data institusi. Keberadaan perangkat

komputer, alat pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan

merupakan infrastruktur teknologi informasi.

B. Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik diberbagai buku Anglo Amerika diartikan

sebagai mekanisme akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktik-praktik

organisasi publik. Dari berbagai buku lama terbitan Eropa Barat, akuntansi

sektor publik disebut akuntansi pemerintahan atau akuntansi keuangan publik.

Berdasarkan dampak keberhasilan penerapan accrual base di Selandia Baru,

pemahaman akuntansi sektor publik menjadi akuntansi dana masyarakat

(Bastian, 2006).

Definisi akuntansi sektor publik di Indonesia menurut Bastian (2006)

sebagai mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada

Page 19: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

8

pengelolaan dana masyarakat di lembaga tinggi negara dan departemen-

departemen di bawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, dan yayasan

sosial, maupun pada proyek-proyek kerjasama sektor publik dan swasta.

Secara konseptual, perbedaan antara akuntansi sektor publik dengan

akuntansi sektor swasta terletak pada tujuan yang akan dicapai. Pada tahap

perencanaan, organisasi sektor swasta menitik beratkan pada keuntungan

usaha semaksimal mungkin. Sementara, organisasi sektor publik lebih

mengutamakan kesejahteraan masyarakat. Secara ringkas, perbedaaan praktik

akuntansi sektor publik dengan sektor swasta disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Perbedaan Akuntansi Sektor Publik dengan Sektor Swasta

(Bastian,2006)

Perbedaan Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Sektor

Swasta

Tujuan Kesejahteraan Masyarakat Keuntungan

Organisasi Sektor Publik Swasta

Keuangan Negara, Daerah, dan

Masyarakat

Individual

C. Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik

Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik menurut Bastian (2007)

sistem informasi akuntansi sektor publik merupakan sistem pembagian

kekuasaan dalam organisasi Pemerintah Daerah melalui pemrosesan data

Page 20: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

9

keuangan, mulai dari catatan akuntansi sampai dengan penyajian informasi

dalam laporan keuangan. Perancangan sistem pengolahan informasi

diintegrasikan untuk mengelola informasi akuntansi. Selain itu, perancangan

berbagai unsur pengendalian internal dilekatkan dalam sistem pengolahan

informasi tersebut. Sistem informasi akuntansi sektor publik disusun karena

adanya perubahan sistem politik, sosial dan kemasyarakatan serta ekonomi

yang dibawa oleh arus reformasi yang menimbulkan tuntutan yang beragam

terhadap pengelolaan pemerintah yang baik (good governance).

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah yang dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri

(Permendagri) Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah mensyaratkan perlu dilakukannya pertanggungjawaban

dalam bentuk laporan keuangan oleh kepala daerah sehingga dibutuhkan

pengelola keuangan daerah untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien

dan efektif. Sistem akuntansi sektor publik merupakan alat elaborasi

pengelolaan pemerintah yang baik secara nyata.

D. Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik

Standar akuntansi merupakan pedoman umum atau prinsip-prinsip

yang mengatur perlakukan akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan

untuk tujuan pelaporan kepada para pengguna laporan keuangan, sedangkan

prosedur akuntansi merupakan praktek khusus yang digunakan untuk

Page 21: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

10

mengimplementasikan standar. Untuk memastikan diikutinya prosedur yang

telah ditetapkan, sistem akuntansi sektor publik harus dilengkapi dengan

sistem pengendalian intern atas penerimaan dan pengeluaran dana publik.

Penetapan standar akuntansi sangat diperlukan untuk memberikan jaminan

dalam aspek konsistensi pelaporan keuangan. Tidak adanya standar akuntansi

yang memadai akan menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya

reliabilitas dan objektivitas informasi yang disajikan, inkonsistensi dalam

pelaporan keuangan serta menyulitkan pengauditan.

Akuntansi sektor publik memiliki standar yang sedikit berbeda dengan

akuntansi biasa. Karena, akuntansi biasa belum mencakup

pertanggungjawaban kepada masyarakat yang ada di sektor publik. Ikatan

Akuntansi Indonesia (IAI) sebenarnya telah memasukan standar untuk

organisasi nirlaba di Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Standar ini tercantum pada PSAK Nomor 45 tentang organisasi nirlaba.

Namun, standar ini belum mengakomodasi praktik-praktik lembaga

pemerintahan ataupun organisasi nirlaba yang dimilikinya. Karna itu,

pemerintah menyusun suatu standar yang disebut dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP).

Proses penetapan dan pelaksanaan standar akuntansi sektor publik

merupakan masalah yang serius bagi praktek akuntansi, profesi akuntan, dan

bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pembuatan suatu standar mungkin

dapat bermanfaat bagi suatu pihak, namun dapat juga merugikan bagi pihak

Page 22: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

11

lain. Penentuan mekanisme yang terbaik dalam menetapkan keseragaman

standar akuntansi merupakan faktor penting agar standar akuntansi dapat

diterima pihak-pihak yang berkepentingan dan bermanfaat bagi

pengembangan akuntansi sektor publik itu sendiri.

Menurut Mardiasmo (2004), ada beberapa hal yang harus

dipertimbangkan dalam penetapan standar akuntansi, antara lain:

a. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan

dalam laporan posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah

organisasi bagi seluruh pengguna informasi.

b. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang

memungkinkan pengujian secara hati-hati dan independen saat

menggunakan keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan

suatu organisasi serta saat membuktikan kewajaran.

c. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang

berkaitan dengan berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam

bidang perpajakan, regulasi, perencanaan serta regulasi ekonomi dan

peningkatan efisiensi ekonomi serta tujuan sosial 1ainnya

d. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh

pihak yang berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

Page 23: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

12

E. Perkembangan Regulasi dan Standar Akuntansi Sektor Publik

1) Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Pra Reformasi

Peraturan dan karakter pengelolaan keuangan daerah yang ada pada

masa Era pra Reformasi dapat dirincikan sebagai berikut :

1. UU 5/1975 tentang Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan

Keuangan Daerah

2. PP 6/1975 tentang Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha

Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD. Indikator

kinerja Pemerintah Daerah meliputi :

Perbandingan anggaran dan realisasi

Perbandingan standar dan realisasi

Target prosentase fisik proyek

3. Kepmendagri No.900-099 Tahun 1980 tentang Manual Administrasi

Keuangan Daerah. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi

diperkenalkan double entry bookkeeping.

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2/1994 tentang Pelaksanaan

APBD.

5. UU 18/1997 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

6. Kepmendagri 3/1999 tentang Bentuk dan Susunan Perhitungan

APBD. Bentuk laporan perhitungan APBD yaitu:

Page 24: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

13

a. Perhitungan APBD

b. Nota Perhitungan

c. Perhitungan Kas dan Pencocokan sisa Kas dan sisa Perhitungan

(PP/1975)

2) Regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi

Tujuan dari regulasi Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi adalah

untuk mengelola keuangan negara/daerah menuju tata kelola yang baik

Bentuk Reformasi yang ada meliputi

1. Penataan peraturan perundang-undangan;

2. Penataan kelembagaan;

3. Penataan sistem pengelolaan keuangan negara/daerah; dan

4. Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan

3) Paradigma Baru Akuntansi Sektor Publik di Era Reformasi

Kebutuhan atas standar akuntansi sektor publik terus berkembang

akibat kedinamisan regulasi pemerintah. Kedinamisan ini ditandai dengan

pelaksanaan otonomi daerah dan reformasi keuangan. Otonomi daerah berlaku

akibat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

UU ini menjelaskan bahwa pemerintah melaksanakan otonomi daerah dalam

rangka penyelenggaraan urusan pemeirntah yang lebih efisien, efektif, dan

bertanggung jawab. UU ini mulai berlaku sejak Tahun 2001, namun kemudian

pemerintah mengeluarkan UU baru, yaitu :

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

Page 25: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

14

2. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Undang-undang tersebut menjadikan pedoman pelaksanaan otonomi

daerah lebih jelas dan terperinci, khusunya tentang pengelolaan keuangan

daerah dan pertanggungjawaban. Perubahan undang-undang tersebut

merupakan salah satu hal yang signifikan dalam perkembangan otonomi

daerah. Perubahan itu sendiri dilandasi oleh beberapa hal, antara lain :

1. Adanya semangat desentralisasi yang menekankan pada upaya efektivitas

dan efisiensi pengelolaan sumber daya daerah.

2. Adanya semangat tata kelola yang baik (good governance).

3. Adanya konsekuensi berupa penyerahan urusan dan pendanaan (money

follows function) yang mengatur hak dan kewajiban daerah terkait

dengan keuangan daerah.

4. Perlunya penyelarasan dengan paket Undang-undang (UU) Keuangan

Negara, yaitu UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara, UU

Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara, UU Nomor 15

Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab

Keuangan Negara, serta UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional.

Peraturan perundangan terus bergerak dinamis khususnya Peraturan

Pemerintahan (PP) sebagai turunan berbagai undang-undang tersebut, antara

lain :

Page 26: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

15

1. PP Nomor 23 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

2. PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

3. PP Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah.

4. PP Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

5. PP Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

6. PP Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah kepada Daerah.

7. PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

8. PP Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan

Standar Pelayanan Minimal.

9. PP Nomor 65 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.

10. PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

F. Standar Akuntansi Pemerintah

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

dalam Pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai

dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan

tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan yang

independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih

dahulu mendapatkan pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan.

Page 27: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

16

Standar Akuntansi Pemerintah, yang disingkat SAP, adalah prinsip-

prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan meyajikan laporan

keuangan pemerintah. Pada penerapan standar akuntansi pemerintahan,

pemerintah menerapkan SAP berbasis akrual. SAP berbasis akrual adalah

SAP yang mengakui pendapatan, beban, asset, utang, dan ekuitas dalam

pelaporan financial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan

pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang

diterapkan dalam APBN/APBD. Hal ini secara jelas diatur dan dipaparkan

pada PP Nomor 71 Tahun 2010. Adapun penerapan SAP Berbasis Akrual

sebagaimana dimaksud dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 Pasal 4 Ayat 1, dapat

dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP Berbasis Kas menuju akrual

menjadi penerapan SAP berbasis Akrual.

Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) menjadi acuan pemerintah

dalam menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan. Sistem Akuntansi

Pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara,

peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisa

transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi

pemerintah.

G. Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

Dukungan kebijakan yang menyempurnakan pengelolaan keuangan

khususnya di Pemerintahan Kota Makassar adalah Peraturan Daerah (Perda)

Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan

Page 28: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

17

Keuangan Daerah. Pada Bab II Pasal 2 ayat c dan d tentang ruang lingkup

Perda meliputi 1) Penerimaan Daerah yaitu uang yang masuk ke kas daerah

dan 2) Pengeluaran Daerah yaitu uang yang keluar dari kas daerah.

Ruang lingkup Perda pada Pasal 3 ayat h memuat Penatausahaan

Keuangan Daerah sebagai bagian dari proses pengelolaan keuangan daerah

yaitu keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan

daerah; dan ayat i yaitu Akuntansi Keuangan Daerah, dimana yang dimaksud

dengan keuangan daerah adalah hak dan kewajiban daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang

termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak

dan kewajiban daerah. Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada

peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatuhan dan

manfaat untuk masyarakat.

Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang

terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap Tahun ditetapkan

dengan peraturan daerah. Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah

berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2009 dilaksanakan oleh Pejabat Pengelola

Keuangan Daerah (PPKD) yaitu Kepala SKPD (Satuan Kerja Pengelola

Keuangan Daerah). Fungsi PPKD diantaranya melaksanakan sistem akuntansi

dan pelaporan keuangan daerah; dan menyajikan informasi keuangan daerah.

Page 29: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

18

Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah pada Bab XI Pasal 107

dijelaskan sebagai serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data,

pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual

atau dapat menggunakan aplikasi komputer. Penyusunan laporan keuangan

meliputi:

1. Laporan realisasi anggaran

2. Neraca

3. Laporan arus kas

4. Catatan atas laporan keuangan

H. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik

Analisis Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik Menurut Bastian

(2007), analisis sistem dimaksudkan untuk mengetahui keunggulan dan

kelemahan sistem yang sekarang berlaku. Analisis sistem informasi sektor

publik didalamnya mencakup analisis terhadap:

1. Struktur Organisasi

Menurut Bastian (2007), struktur organisasi merupakan kerangka

(framework) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit

organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok

perusahaan. Struktur organisasi dapat menunjukan pembagian tugas untuk

masing-masing bagian dalam organisasi. Stoner (1996) menyatakan bahwa

Page 30: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

19

akan bermanfaat menganalisa struktur organisasi berdasarkan unsur-unsur

sebagai berikut:

(1) Spesialisasi Pekerjaan.

(2) Standardisasi Aktivitas,

(3) Koordinasi Pekerjaan,

(4) Sentralisasi dan Desentralisasi Pengambilan Keputusan, dan

(5) Ukuran Unit Kerja.

2. Catatan Akuntansi

Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Pasal 243 mensyaratkan bahwa

untuk mencatat transaksi penerimaan dan pengeluaran kas terdiri dari: (1)

Buku jurnal penerimaan dan pengeluaran kas, (2) Buku besar, dan (3) Buku

besar pembantu.

Page 31: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

20

Gambar 2.1 Proses Akuntansi Pokok

Proses akuntansi pokok seperti pada Gambar 2.1 dinyatakan bahwa

format pencatatan secara jelas dicantumkan dalam lampiran E.I-IV

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Nomor 59 Tahun 2007. Setelah

transaksi dianalisis dan dicatat, selanjutnya dirangkum dalam laporan

keuangan. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

sebagaimana dimaksud Pasal 232 Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, entitas

akuntansi menyusun laporan keuangan yang meliputi:

(1) Laporan Realisasi Anggaran,

(2) Neraca, dan

Page 32: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

21

(3) Catatan atas Laporan Keuangan.

Gambar 2.2 Laporan Keuangan SKPD

3. Prosedur

Berdasarkan Permendagri No.59 Tahun 2007 Pasal 241 dan Pasal 247,

prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Satuan Kerja

Page 33: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

22

Perangkat Daerah (SKPD) meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan,

pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan

penerimaan dan pengeluaran kas dalam rangka pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan

aplikasi komputer. Dijelaskan pula bahwa Permendagri No 59 Tahun 2007

tidak membedakan antara prosedur BUMN yang mengumpulkan dana

masyarakat dengan SKPD yang bertugas sebagai alat pengembangan

infrastruktur dan non-infrastruktur daerah. Ini membuat setiap SKPD

membuat penyesuaian prosedur sendiri.

4. Bukti dan Formulir

Dalam surat pengantar Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, bukti dan

formulir merupakan dokumen yang dinamis (live document) yang artinya akan

senantiasa diperbaharui dan Pemerintah Daerah dapat menyesuaikannya

sesuai kondisi daerah masing-masing dengan tetap mengacu pada ketentuan

peraturan perundang-undangan. Karena adanya penyesuaian dokumen ini,

maka perlu diadakannya analis terhadap dokumen yang dipergunakan. Bastian

(2007) dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik yang

mengacu pada Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, mengemukakan prinsip-

prinsip dasar dalam pembuatan dokumen SKPD.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan meliputi:

(1) Pemanfaatan Tembusan atau Copy Formulir,

(2) Penghindaran Duplikasi dalam Pengumpulan Data,

Page 34: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

23

(3) Rancangan Formulir yang Sederhana dan Ringkas,

(4) Unsur Pengendalian Internal dalam Merancang Formulir,

(5) Nama dan Alamat Perusahaan pada Formulir,

(6) Nama Formulir,

(7) Nomor Identifikasi pada Setiap Formulir,

(8) Formulir Besar/ Nomor Garis Formulir,

(9) Pencetakan Garis pada Formulir,

(10) Pencantuman Nomor Urut Tercetak,

(11) Rancangan Formulir dengan Pengisian Tanda Tertentu atau Jawaban

“Ya” atau “Tidak”,

(12) Formulir Ganda, dan

(13) Pembagian Zona.

Dokumen yang digunakan pada sistem penerimaan kas menurut

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah, adalah

1. Bukti Transfer

2. Slip Setoran.

Sedangkan Dokumen yang digunakan pada sistem pengeluaran kas

menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, adalah sebagai berikut:

Page 35: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

24

1. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor

59 Tahun 2007 Pasal 198-210, Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah :

a. SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh bendahara

pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu untuk mengajukan

permintaan pembayaran atas suatu belanja.

b. Pengajuan SPP dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran/ Bendahara

pengeluaran pembantu kepada Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

c. Didasarkan kepada Surat Penyediaan Dana (SPD) yang telah dikeluarkan.

d. Ada 4 (empat) jenis SPP yaitu :

1) Uang Persediaan (UP),

2) Ganti Uang (GU),

3) Tambah Uang (TU), dan

4) Pembayaran Langsung (LS).

2. Surat Perintah Membayar (SPM)

Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor

59 Tahun 2007 pasal 211/215 bahwa Surat Perintah Membayar (SPM) adalah

a. SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa

pengguna anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) atas beban pengeluaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)

SKPD.

Page 36: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

25

b. Dokumen ini dibuat oleh PPK berdasarkan SPP telah dibuat oleh

Bendahara Pengeluaran atau Bendahara Pengeluaran Pembantu.

c. SPM diotorisasi oleh Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran

3. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan Permendagri Nomor

59 Tahun 2007 Pasal 216-219 bahwa Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

SP2D adalah surat yang dipergunakan untuk mencairkan dana lewat bank

yang ditunjuk setelah SPM diterima oleh BUD. SP2D adalah spesifik, dimana

satu SP2D hanya dibuat untuk satu SPM. SP2D dapat diterbitkan jika

pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia dan

didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan. Waktu

pelaksanaan penerbitan SP2D, diterbitkan paling lambat 2 (dua) hari sejak

SPM diterima dan apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sejak

diterima SPM.

Terkait dengan proses pada alur (flowchart) pada sistem pengeluaran

kas dapat dilihat pada Gambar 2.3. dan disertakan pula alur (flowchart) pada

sistem penerimaan kas dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Page 37: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

26

Gambar 2.3 Alur (Flow Chart) Sistem Pengeluaran Kas

Page 38: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

27

Gambar 2.4 Alur (Flow Chart) Sistem Penerimaan Kas

4. Slip Penarikan

Slip penarikan dibuat untuk pengajuan pencairan dana.

I. Kerangka Pikir

Untuk mengetahui gambaran yang jelas bagaimana hubungan

antara variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini dan bagaimana latar belakang

dan perumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dibuatlah suatu

kerangka konseptual seperti pada Gambar 2.5.

Page 39: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

28

Gambar 2.5 Kerangka Pikir Penelitian

Sistem Informasi Akuntansi

Sektor Publik

Regulasi & Standar

Akuntansi Sektor Publik

Implementasi Sistem

Informasi Akuntansi Sektor

Publik

Kesesuaian Sistem Informasi

Akuntansi pada Kantor

Ketahanan Pangan Kota

Makassar dengan peraturan

yang berlaku

Kantor Ketahanan Pangan

Kota Makassar

Hasil Penelitian

Page 40: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

29

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan secara terstruktur mengenai metode penelitian sebagai

gambaran pelaksanaan teknis operasional penelitian. Terdiri atas penjelasan tempat

dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data dan metode

penganalisaan data.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan

yaitu Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar yang akan dijadikan sebagai obyek

penelitian penulis yang beralamat di Jalan Ahmad Yani Makassar. Waktu penelitian

dimulai bulan Januari-Juli 2015.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Merupakan data yang diperoleh dalam bentuk keterangan atau informasi

baik lisan maupun tulisan berupa gambaran umum tentang sistem informasi akuntansi

pada Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar.

b. Data Kuantitatif

29

Page 41: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

30

Merupakan data statistik berupa angka-angka, baik secara langsung dari

hasil penelitian maupun dari hasil pengolahan data. Data kuantitatif dan kualitatif

dapat berupa laporan Tahunan atau data yang berupa dokumen-dokumen pemasukan

dan pengeluaran pada Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berdasarkan teori-teori

yang mendukung kegiatan sistem informasi akuntansi, khususnya sistem

penatausahaan dan sistem pengeluaran kas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 dan

Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.

a. Data Primer

Data primer yaitu berupa data yang diperoleh langsung dari penelitian

di lapangan yaitu di Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar, berupa:

1. Penetapan kebijakan akuntansi terkait sistem informasi akuntansi

2. Penerapan sistem informasi akuntansi sektor publik oleh Kantor Ketahanan

Pangan Kota Makassar

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu berupa data yang bersumber dari data-data yang telah

dihimpun sebelumnya dan data-data yang diperoleh dari bacaan literatur, tulisan

ilmiah dan sumber lainnya yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam

penelitian proposal ini, berupa:

1. Sejarah singkat instansi/kantor

2. Struktur organisasi instansi/kantor

3. Data lain yang berhubungan dengan instansi/kantor

Page 42: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

31

Responden penelitian ini adalah pimpinan dan bendahara pengelola

keuangan serta staf lainnya yang berkaitan dengan data yang diperlukan untuk

penulisan skripsi.

C. Teknik Pengumpulan Data

a) Teknik Wawancara yaitu dengan melakukan tanya jawab wawancara

langsung dengan bagian bendahara atau pengelola keuangan dan bagian terkait

lainnya

b) Teknik Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap

sistem informasi akuntansi oleh Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar.

D. Metode Penganalisaan Data

Metode Komparatif yaitu suatu metode analisis dengan membandingkan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dengan penerapannya di

Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar.

Page 43: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

32

BAB IV

GAMBARAN UMUM INSTANSI

A. Sejarah Pendirian

Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Kota Makassar terbentuk pada Tahun 2009

sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2009. Institusi KKP

Kota Makassar berawal dari pemekaran instansi Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian

dan Peternakan Kota Makassar. Pemekaran menjadi instansi KKP bertujuan agar

fokus pada penanganan menjamin ketersediaan pangan khususnya di Kota Makassar.

Kepemimpinan KKP berturut-turut adalah Agus AS SH, MH, selanjutnya Abd.

Rahman Bando, SP, M.Si., Drs. Andi Yasir, M.Si, Ir. Agus Djaya Said, M.Si., dan

Dra. Hj. Sri Sulsilawati, M.Si. Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar berlokasi di

Gedung Menara Balaikota Makassar. Memiliki beberapa kelompok binaan ketahanan

pangan yang tersebar di seluruh kelurahan di Kota Makassar.

B. Landasan Hukum

Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar mempunyai tugas membantu

Walikota dalam penyelenggaraan pemerintah kota dengan tugas pokoknya adalah

melaksanakan kegiatan dan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan

pengendalian serta koordinasi bidang ketersediaan pangan dan kerawanan pangan,

keamanan dan distribusi serta penyuluhan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah

32

Page 44: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

33

Kota Makassar Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Kantor Ketahanan

Pangan Kota Makassar.

C. Fungsi

1. Penyediaan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang ketersediaan pangan dan

kerawanan pangan, keamanan dan distribusi serta penyuluhan.

2. Penyiapan bahan bimbingan peningkatan ketersediaan pangan dan kerawanan

pangan, keamanan dan distribusi serta penyuluhan.

3. Penyiapan bahan penyusunan program pemantauan ketersediaan pangan dan

kerawanan pangan, keamanan dan distribusi serta penyuluhan.

4. Pelaksanaan perencanaan dan pengendalian teknis operasional pengelolaan

keuangan, kepegawaian dan pengurusan barang milik daerah yang berada dalam

penguasaannya.

5. Pengelolaan administrasi urusan tertentu.

6. Pembinaan tenaga fungsional

7. Rumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan.

D. Visi dan Misi Organisasi

1. Visi

Terwujudnya rumah tangga tahan pangan yang beragam, bergizi, seimbang

dan aman pada Tahun 2019.

Page 45: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

34

2. Misi

1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka pelayanan

penyediaan pangan yang aman, bermutu, bergizi, dan beragam dengan

berbahan baku lokal.

2. Menumbuhkembangkan kelembagaan ekonomi pangan di sektor

pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan.

3. Melakukan pengawasan, pengendalian, dan pengelolaan ketersediaan

pangan dari sector pertanian, peternakan, perikanan, dan kehutanan.

4. Meningkatkan kapasitas penyuluh dan sarana prasarana penyuluhan

E. Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

a. Meningkatkan ketersediaan pangan secara mandiri dengan berbahan baku

lokal.

b. Meningkatkan kemampuan mengakses pangan bagi rumah tangga di tingkat

kelurahan seiring upaya menurunkan prevelensi penduduk rawan pangan

c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan yang bermutu, bergizi,

beragam, seimbang dan aman.

d. Meningkatkan kelembagaan ekonomi pangan di sektor pertanian, peternakan,

perikanan dan kehutanan.

Page 46: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

35

e. Meningkatkan pengawasan, pengendalian,dan pengelolaan distribusi dan

ketersediaan pangan di sektor pertanian, peternakan, perikanan dan

kehutanan.

f. Meningkatkan ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) petani, ketenagaan

penyuluh, dan penguatan kelembagaan penyuluhan pertanian, peternakan,

perikanan dan kehutanan.

2. Sasaran

a. Meningkatnya ketahanan pangan rumah tangga

b. Meningkatnya keanekaragaman, keamanan pangan yang berbahan baku lokal

c. Menurunnya persentase jumlah penduduk rawan pangan

d. Meningkatnya ketersediaan pangan segar dan distribusi pangan masyarakat

e. Meningkatnya sistem kewaspadaan pangan dan gizi

f. Meningkatnya kapasitas kelembagaan ekonomi pangan di sektor pertanian,

peternakan, perikanan, dan kehutanan.

g. Meningkatnya ketersediaan sumber daya petani, ketenagaan penyuluh, dan

penguatan kelembagaan penyuluhan pertanian, peternakan, perikanan dan

kehutanan

Page 47: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

36

F. Strategi & Kebijakan

1. Strategi

a. Strategi Peningkatan ketersediaan pangan berbasis kemandirian bahan baku

lokal

b. Strategi peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan yang bergizi,

beragam, seimbang dan aman

c. Strategi Peningkatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

d. Strategi peningkatan status gizi masyarakat

e. Strategi peningkatan pengawasan, pengendalian dan distribusi ketersediaan

pangan

2. Kebijakan

a. Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian pangan ;

b. Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengakses pangan ;

c. Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbang ;

d. Peningkatan status gizi masyarakat ;

e. Peningkatan mutu dan keamanan pangan ;

f. Optimalisasi produk pangan daerah ;

g. Pengembangan manajemen pangan yang menjamin sustainabiliti;

h. Pembinaan kemitraan multipihak dalam rangka ketahanan pangan daerah;

i. Pembinaan kelembagaan pangan berbasis masyarakat;

Page 48: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

37

j. Peningkatan SDM petani, kelembagaan kelompok tani, kapasitas penyuluh

dan sarana prasarana penyuluh.

G. Struktur Organisasi dan Program Kerja

1. Struktur Organisasi

Secara umum struktur organisasi perangkat kerja pada level memiliki hirarki yang

lebih sederhana dibandingkan struktur organisasi perangkat kerja pada level

dinas. Struktur Organisasi Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar terdiri atas

empat seksi atau sub bagian yang dipimpin oleh kepala kantor. Terdapat 1(satu)

sub bagian tata usaha selevel seksi dan 3 (tiga) seksi yang bersifat teknis

operasional yaitu Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Seksi Keamanan

dan Distribusi Pangan dan Seksi Penyuluhan. Terdapat juga kelompok jabatan

fungsional yang terdiri atas penyuluh organic dan Tenaga Harian Lepas (THL)

yang berada langsung di bawah kordinasi Kepala Kantor. Struktur organisasi

Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Page 49: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

38

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar

2. Program Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar

A. Sub Bagian Tata Usaha :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

4. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

dan Keuangan

Page 50: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

39

B. Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

Program Peningkatan Ketahanan Pangan

C. Seksi Keamanan dan Distribusi Pangan

Program Peningkatan Keamanan Pangan

D. Seksi Penyuluhan

Program Perberdayaan Penyuluhan

.

Page 51: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

40

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian mengenai sistem akuntansi

publik, kebijakan akuntansi, akuntansi sektor publik menurut PP Nomor 59 Tahun

2007, realisasi program kerja menurut sistem akuntansi sektor publik dan kajian hasil

analisis Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik pada Kantor Ketahanan Pangan

Kota Makassar.

A. Sistem Akuntansi Sektor Publik

Sistem Akuntansi Publik pada Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar

menggambarkan rangkaian sistematik mulai dari proses pengumpulan data,

pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual dan

atau dapat menggunakan aplikasi komputer. Pengelolaan keuangan daerah

dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD

yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah. Dalam pelaksanaan

pengelolaan keuangan daerah berdasarkan Perda Nomor 4 Tahun 2009 dilaksanakan

oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) yaitu Kepala SKPD (Satuan Kerja

Pengelola Keuangan Daerah) oleh Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar.

Proses pengumpulan data pada Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar

dilaksanakan oleh Bendahara Pengeluaran. Data-data berupa dokumen antara lain

40

Page 52: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

41

kuitansi, bukti daftar honor kegiatan, nota pesanan, berita acara penerimaan. Kegiatan

pencatatan dilakukan secara komputerisasi sebagai proses input sehingga akan

tersinkronisasi dengan pengikhtisaran, dimana pencatatan dilaksanakan oleh

Bendahara Pengeluaran. Karena proses pada sistem akuntansi dilaksanakan dengan

komputerisasi maka pengikhtisaran terbentuk secara otomatis. Selanjutnya kegiatan

pelaporan keuangan dilaksanakan juga oleh Bendahara Pengeluaran yang meliputi

laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan

keuangan. Penjelasan rinci mengenai penyusunan laporan keuangan dapat dilihat

pada bagian C bab V.

B. Kebijakan Akuntansi Sektor Publik berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010

Kebijakan akuntansi merupakan instrument penting dalam penerapan

akuntansi akrual. Dokumen yang ditetapkan dalam peraturan kepala daerah ini harus

dipedomani dengan baik oleh fungsi-fungsi akuntansi, baik di SKPKD maupun di

SKPD. Selain itu, dokumen ini juga seyogyanya dipedomani oleh pihak-pihak lain

seperti perencana dan tim anggaran pemerintah daerah.

Memperhatikan sifatnya yang strategis, penyusunan kebijakan akuntansi

harus menjadi perhatian semua pihak. Dalam pembahasannya, perlu dijelaskan setiap

dampak dari metode yang dipilih, baik pada proses pengganggaran, penatausahaan

maupun pelaporan. Dengan demikian, kebijakan akuntansi yang dihasilkan menjadi

operasional serta dapat diantisipasi implementasinya.

Page 53: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

42

Tahapan penyusunan kebijakan akuntansi terkait laporan keuangan dimulai

dari pengumpulan rujukan atau referensi berupa peraturan perundangan dan

literatur lain yang terkait dengan kebijakan akuntansi laporan keuangan pemerintah

daerah. Sebagai rujukan utama adalah Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, khususnya mengenai

Penetapan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP), yaitu:

a. PSAP 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan

b. PSAP 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran

c. PSAP 03 tentang Laporan Arus kas

d. PSAP 04 tentang Catatan atas laporan Keuangan

e. PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian

f. PSAP 12 tentang Laporan Operasional

g. International Public Sector Accounting Standards (IPSAP) dan Buletin Teknis SAP

terkait pelaporan keuangan.

Tahapan penyusunan kebijakan akuntansi terkait akun dimulai dari

mempelajari SAP khususnya pernyataan terkait akun-akun. Sebagai rujukan utama

adalah Lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan, khususnya :

a. PSAP 05 tentang Akuntansi Persediaan

b. PSAP 06 tentang Akuntansi Investasi

c. PSAP 07 tentang Akuntansi Aset tetap

d. PSAP 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

Page 54: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

43

e. PSAP 09 tentang Akuntansi Kewajiban

f. PSAP 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan

Estimasi Akuntansi, dan Operasi yang tidak dilanjutkan

g. International Public sector Accounting Standards (IPSAP) dan Buletin Teknis

SAP terkait akun.

Standar Akuntansi Keuangan Sektor Publik telah memilih dasar akrual

sebagai basis pencatatan akuntansi. Dasar akrual mengakui transaksi dan kejadian

pada saat transaksi dan kejadian tersebut terjadi. Akuntansi dasar akrual memberikan

informasi kepada pengguna tentang sumber daya yang dikendalikan oleh suatu

entitas, biaya dalam menjalankan operasinya (atau biaya dalam memberikan

pelayanan kepada publik), dan informasi lain yang terdapat pada posisi keuangan dan

perubahannya, serta informasi yang dapat digunakan untuk menilai apakah entitas

tersebut beroperasi secara ekonomis dan efisien.

Pengukuran akuntansi akrual berfokus pada pengukuran sumber daya

ekonomis dan perubahan sumber daya tersebut pada suatu entitas. Model pelaporan

terdiri dari Neraca, Laporan Kinerja Keuangan, Laporan arus Kas. Materialitas

merupakan konsep dalam pelaporan keuangan yang menghubungkan karakteristik-

karakteristik kualitatif laporan keuangan. Karakteristik kualitatif laporan keuangan

dasar akrual dapat diukur berdasrkan faktor-faktor antara lain dapat dipercaya,

relevan pada kebutuhan pemakai, mudah dipahami, jelas dan akurat, disajikan

menurut periodisasi konsisten, dan komparabilitas di antara entitas yang sama, dan

materialitas.

Page 55: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

44

Dalam konteks sektor publik, akuntansi dasar akrual memberikan informasi

bahwa Pemerintah menerapkan akuntabilitas untuk sumber daya yang digunakannya,

pemerintah menerapkan akuntabilitas untuk manajemen atas aktiva dan kewajiban

yang diakui dalam laporan keuangan, Menunjukkan bagaimana sektor publik

membiayai kegiatannya dan memenuhi segala persyaratan kasnya, mengijinkan

publik untuk mengavaluasi kemampuan pemerintah dalam membiayai aktivitasnya

dan memenuhi segala kewajiban serta komitmennya, menunjukkan kondisi keuangan

pemerintah dan perubahan dalam kondisi keuangan tersebut, informasi yang disajikan

berguna untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam biaya pelayanan jasa kepada

publik, efisiensi, dan pencapaiannya.

Untuk penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 baru dimulai

pada awal Tahun 2015 khususnya di lingkup Pemerintah Kota Makassar termasuk

Kantor Ketahanan Pangan.

C. Akuntansi Sektor Publik Menurut PP Nomor 59 Tahun 2007

Analisis sistem informasi akuntansi sektor publik untuk sistem penerimaan

dan pengeluaran kas Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar meliputi:

1. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar terdiri dari

beberapa Bagian , yaitu:

(1) Kepala Kantor Ketahanan Pangan

(2) Kepala Sub bagian Tata Usaha, dan

Page 56: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

45

(3) Seksi-Seksi yang terdiri dari Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan,

Seksi Keamanan dan Distribusi Pangan serta Seksi Penyuluhan. Adapun

Jabatan Fungsional (penyuluh) tidak masuk dalam Struktur Organisasi.

Tabel 5.1 Identifikasi Struktur Organisasi

No Permendagri Nomor 59

Tahun 2007 Pasal 1

Implementasi pada Kantor

Ketahanan Pangan Kota Makassar

1 Pengguna Anggaran Kepala Kantor

2 Kuasa Pengguna Anggaran -

3 PPK – SKPD Kepala Bagian Tata Usaha

4 PPTK Kepala Seksi

5 Bendahara Penerimaan -

6 Bendahara Pengeluaran Bendahara Pengeluaran

7 Unit Kerja -

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa implementasi struktur organisasi

belum sesuai dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 Pasal 1 ayat 17-27. Jika

dilakukan analisis atas unsur-unsur struktur organisasi yang baik dapat dilihat dalam

Tabel 5.2, bahwa struktur organisasi Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar belum

memenuhi semua prinsip dasar yang baik terkait spesialisasi pekerjaan dan koordinasi

pekerjaan.

Page 57: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

46

Tabel 5.2 Identifikasi Unsur Struktur Organisasi

No Unsur Struktur

Organisasi (Stoner, 2001)

Sesuai / Tidak

Sesuai

Keterangan

1 Spesialisasi Pekerjaan Tidak Sesuai Spesialisasi pekerjaan belum

dilakukan oleh Kantor

Ketahanan Pangan

2 Standarisasi Aktivitas Sesuai Tersedianya Sumber Daya

Manusia yang terampil

3 Koordinasi Pekerjaan Tidak sesuai Kurangnya pengawasan dari

bagian tata usaha serta

sebagian tugas di seksi

dikerjakan oleh bagian

keuangan

4 Sentralisasi – Desentralisasi Sesuai Kantor Ketahanan Pangan

menggunakan system

desentralisasi

5 Ukuran Unit Kerja Sesuai Dalam mengisi unit-unit kerja

di Kantor Ketahanan Pangan

telah memperhitungkan

kemampuan sumber daya

manusianya

2. Catatan Akuntansi

Sebagaimana yang diisyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Kantor

Page 58: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

47

Ketahanan Pangan Kota Makassar telah menerapkan siklus akuntansi mulai dari

pencatatan transaksi ke dalam jurnal, posting ke perkiraan di buku besar, penyusunan

neraca saldo sampai ke pembuatan laporan keuangan. Catatan-catatan akuntansi yang

digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas Kantor

Ketahanan Pangan Kota Makassar adalah sebagai berikut :

1. Buku Jurnal

Buku Jurnal ini terdiri dari Jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas

dan jurnal umum. Pecatatan pada buku jurnal ini yang seharusnya dibuat oleh Pejabat

Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD dalam

implementasinya hal ini dilakukan oleh staf keuangan (bendahara pengeluaran). Buku

jurnal ini digunakan sebagai acuan untuk membuat Buku Besar Pembantu. Buku

jurnal (Penerimaan kas, pengeluaran dan umum) sudah memenuhi atribut-atribut

dalam format jurnal pada Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 lampiran E, yang

meliputi: judul, kolom tanggal, kolom keterangan, kolom nomor bukti, kolom nomor

rekening, kolom jumlah, kolom akumulasi dan otorisasi.

2. Buku Besar

Buku Besar merupakan kumpulan rekening-rekening yang digunakan

untuk menyortasi dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal. Format

buku besar yang ada di Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar sudah sesuai

dengan format buku besar pada Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 lampiran E, yang

meliputi : judul, keterangan buku besar, kolom tanggal, kolom keterangan, kolom

debet kredit, kolom saldo dan otorisasi.

Page 59: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

48

3. Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar telah sesuai

dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 yang berisi laporan realisasi anggaran,

neraca, arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

(1) Laporan Realisasi Anggaran menyajikan realisasi pendapatan dan belanja yang

diperbandingkan dengan anggarannya selama satu Tahun. Atribut Laporan realisasi

Anggaran kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar meliputi: judul, nomor

urut/nomor rekening, kolom uraian: pendapatan/belanja/pembiayaan, kolom anggaran

setelah perubahan, kolom realisasi, dan kolom lebih/kurang. Format Laporan

Realisasi Anggaran ini belum sepenuhnya sesuai dengan format yang ada pada

Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 lampiran E. Kekurangan tersebut berupa tidak

adanya kolom otorisasi dokumen. Laporan realisasi anggaran dapat dilihat pada

Lampiran 1.

(2) Neraca menyajikan asset, utang dan ekuitas dana pada saat (tanggal) Tahun

anggaran. Atribut Neraca Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar meliputi judul,

nomor urut/nomor rekening, kolom uraian, jumlah (Tahun n dan Tahun n-1), kolom

kenaikan/penurunan (jumlah dan persen). Format neraca ini belum sepenuhnya sesuai

dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 lampiran E. Kekurangan tersebut berupa

tidak adanya kolom otorosasi dokumen. Neraca dapat dilihat pada Lampiran 2.

(3) Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal berupa informasi

mengenai kebijakan keuangan dan pencapaian target, ikhtisar pencapaian kinerja

keuangan, informasi tentang dasar pelaporan keuangan, kebijakan akuntansi, dan

Page 60: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

49

informasi rinci tentang pos-pos laporan. Format catatan atas Laporan keuangan

Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar sudah sesuai dengan format yang ada pada

Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 lampiran E, yang meliputi judul, pendahuluan,

ekonomi makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target kinerja APBD, ikhtisar

pencapaian kinerja keuangan, kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan

keuangan, penjelasan atas informasi non keuangan dan penutup. Neraca dapat dilihat

pada Lampiran 3.

3. Prosedur

Prosedur yang digunakan dalam sistem akuntansi penatausahaan keuangan

pada Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar adalah sebagai berikut :

Pada Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar, penerimaan kas hanya terjadi

apabila dana APBD dicairkan. Tahapan penyusunan Anggaran pada masing-masing

SKPD diawali dengan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) merupakan dokumen perencanaan periode 5 tahun yang bersifat makro

yang memuat visi misi walikota dan wakil walikota Makassar. Selanjutnya dibuat

Rencana Strategis (RENSTRA) SKPD , Renja SKPD adalah dokumen perencanaan

SKPD untuk periode satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang

ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat .selanjutnya menurut

Permendagri No. 13/2006 dan Permendagri No. 59/2007 dokumen perencanaan dan

penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja program dan kegiatan

SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD disebut Rencana

Page 61: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

50

Kerja dan Anggaran (RKA). Dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan

pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna

anggaran adalah Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA). Pada SKPD Dokumen

Pelaksana Anggaran (DPA) adalah sebagai acuan untuk melakukan program kerja

atau kegiatan – kegiatan, karena DPA SKPD merupakan dokumen yang memuat

pendapatan belanja dan pembiayaan digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran

oleh Pengguna Anggaran/Barang yangmana memuat informasi tentang kelompok

belanja tidak langsung dan belanja langsung yang masing-masing diuraikan menurut

jenis, objek dan rincian objek belanja. Selanjutnya adalah tugas bendahara untuk

menyiapkan dokumen pendukungnya yaitu SPD terdiri dari 2(dua) rangkap yang

akan diberikan kepada BUD dan PPKD, setelah SPD selanjutnya dokumen SPP

terdiri dari 4 (empat) rangkap yang akan diberikan kepada BUD, PPKD, PPK-SKPD

dan sebagai arsip. Selanjutnya SPM terdiri dari 4 (empat) rangkap yang akan

diberikan kepada BUD, PPKD, PPK-SKPD, dan sebagai arsip.Tiga jenis dokumen

tersebut diajukan ke BUD untuk menjadi dasar mengeluarkan dokumen SP2D. Sama

halnya dengan SPP dan SPM, SP2D juga dibuat 4 (empat) rangkap yang akan

diberikan kepada BUD, PPKD, PPK-SKPD dan sebagai arsip. Setelah SP2D dibuat

ini berarti telah siap untuk dicairkan, jika peruntukannya SP2D LS berarti akan

masuk kerekening Pihak Ke-3, sedangkan jika peruntukannya SP2D UP/GU/TU

berarti akan masuk ke rekening bendahara. Selanjutnya dana yang tersimpan di kas

bendahara akan digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang ada di SKPD.

Page 62: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

51

Selanjutnya semua rangkapan dokumen yang ditujukan ke PPK-SKPD adalah sebagai

acuan atau dasar PPK-SKPD untuk melakukan pencatatan dari membuat jurnal

pengeluaran, Buku Besar / Buku Besar Pembantu, hingga Neraca Saldo dan pada

akhirnya mebuat Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran

(LRA), Neraca dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK). Jadi dapat dilihat

fungsi bendahara dan PPk-SKPD dalam penatausahaan keuangan pada Kantor

Ketahanan Pangan Kota Makassar.

Pada Tabel 5.3 dan Tabel 5.4 disajikan identifikasi prosedur menurut

Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 dengan realisasi prosedur yang ada pada Kantor

Ketahanan Pangan Kota Makassar.

Page 63: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

52

Tabel 5.3. Identifikasi Prosedur Penatausahaan Keuangan (Penerimaan)

No Komponen

Utama

Permendagri No 59

Tahun 2007

Realisasi di Kantor

Ketahanan Pangan Kota

Makassar

1 Fungsi Terkait Fungsi Akuntansi pada

Pejabat Penatausahaan

SKPD

Fungsi Akuntansi pada

Pejabat Penatausahaan

SKPD

2 Dokumen 2. Surat Tanda

Setoran

3. Bukti Transfer

4. Nota Kredit Bank

5. Surat Ketetapan

Pajak

6. Surat Ketetapan

Retribusi

7. Buku Jurnal

Penerimaan Kas

8. Buku Besar

9. Buku Besar

Pembantu

1. SPP

2. SP2D

3. SPJ Penerimaan Kas

4. Buku Jurnal

Penerimaan Kas

5. Buku Besar

6. Buku Besar Pembantu

3 Laporan yang

dihasilkan

1. Laporan Realisasi

Anggaran SKPD

2. Neraca SKPD

3. Catatan Atas

Laporan Keuangan

1. Laporan Realisasi

Anggaran SKPD

2. Neraca SKPD

3. Catatan Atas Laporan

Keuangan

4 Uraian

Prosedur

1. Fungsi akuntansi

pada PPK-SKPD

berdasarkan bukti

1. PPK-SKPD menerima

SPJ Penerimaan dari

bendahara penerima

Page 64: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

53

transaksi

penerimaan kas

mencatat ke dalam

jurnal penerimaan

kas disertai uraian

rekening asal

penerimaan kas

dimaksud

2. Bukti transaksi

penerimaan kas

mencakup antara

lain :

a. Surat Tanda

Setoran

b. Bukti Transfer

c. Nota Kredit

d. Bukti

penerimaan

lainnya

3. Fungsi Akuntansi

SKPD secara

periodik

melakukan posting

ke buku besar

4. Jika dianggap

perlu, fungsi

akuntansi dapat

membuat jurnal

2. Berdasarkan dokumen

SPJ penerima dan

lampirannya (bukti

transfer), PPK-SKPD

mencatat transaksi

penerimaan

3. Setiap periode, jurnal-

jurnal tersebut akan

diposting ke buku besar

SKPD sesuai dengan

kode rekening

pendapatan

4. Di akhir periode

tertentu, PPK-SKPD

memindahkan saldo-

saldo yang ada ditiap

buku besar ke dalam

Neraca Saldo

Page 65: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

54

pembantu sebagai

control buku besar

5. Pencatatan ke

dalam buku jurnal

penerimaan kas,

buku besar dan

buku besar

pembantu

dilaksanakan oleh

fungsi akuntansi

PPK – SKPD

sesuai dengan

tugas dan fungsi

yang telah

ditetapkan dalam

ketentuan yang

berlaku

Page 66: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

55

Tabel 5.4. Identifikasi Prosedur Penatausahaan Keuangan (Pengeluaran)

No Komponen

Utama

Permendagri No 59 Tahun 2007 Realisasi di Kantor

Ketahanan Pangan

Kota Makassar

1 Fungsi Terkait Fungsi Akuntansi pada Pejabat

Penatausahaan SKPD

Fungsi Akuntansi pada

Pejabat Penatausahaan

SKPD

2 Dokumen 1. Surat Perintah Pencairan Dana

2. Nota Debet Bank

3. Surat Perintah Membayar

4. Surat Penyediaan Dana

5. Kuitansi Pembayaran & bukti

tanda terima

6. Buku Jurnal Pengeluaran Kas

7. Buku Besar

8. Buku Besar Pembantu

1. Surat Perintah

Pencairan Dana

2. Surat Permintaan

Pembayaran

3. Surat Perintah

Membayar

4. Surat Penyediaan

Dana

5. Kuitansi

Pembayaran

6. Buku Jurnal

Pengeluaran Kas

7. Buku Besar

8. Buku Besar

Pembantu

3 Laporan yang

dihasilkan

1. Laporan Realisasi Anggaran

SKPD

2. Neraca SKPD

3. Catatan Atas Laporan

Keuangan

1. Laporan Realisasi

Anggaran SKPD

2. Neraca SKPD

3. Catatan Atas

laporan Keuangan

4 Uraian 1. Fungsi akuntansi pada PPK- 1. PPK-SKPD

Page 67: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

56

Prosedur SKPD berdasarakan bukti

transaksi penerimaan kas

mencatat ke dalam jurnal

penerimaan kas disertai uraian

rekening asal penerimaan kas

dimaksud

2. Bukti transaksi pengeluaran kas

mencakup antara lain :

a. Surat Perintah Pencairan

Dana

b. Bukti Transfer

c. Bukti Penerimaan lainnya

3. Fungsi akuntansi SKPD secara

periodik melakukan posting ke

buku besar

4. Jika dianggap perlu, fungsi

akuntansi dapat membuat jurnal

pembantu sebagai kontrol buku

besar

5. Pencatatan ke dalam buku

jurnal pengeluaran kas, buku

besar dan buku besar pembantu

dilaksanakan oleh fungsi

akuntansi PPK-SKPD sesuai

dengan tugas dan fungsi yang

telah ditetapkan dalam

ketentuan yang berlaku.

menerima SP2D

dari Kuasa BUD

melalui Pengguna

Anggaran.

Berdasarkan SP2D

terkait, PPK-SKPD

mencatat transaksi

belanja

2. Khusus untuk

transaksi belanja

yang menghasilkan

asset tetap, PPK-

SKPD juga

mengakui

penambahan asset

3. Setiap periode,

jurnal tersebut

akan diposting ke

buku besar sesuai

dengan kode

rekening belanja

4. Di akhir bulan,

PPK-SKPD

memindahkan

saldo-saldo yang

ada di tiap buku

besar ke dalam

Neraca saldo.

Page 68: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

57

Terkait dengan alur (flow chart) pada Sistem Penatausahaan Keuangan (Penerimaan

dan Pengeluaran) berdasarkan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 telah sesuai

dengan alur (flow chart) pada Pengeluaran Kas Kantor Ketahanan Pangan Kota

Makassar seperti pada Gambar 5.5. Dimana pada flowchart berdasarkan ketentuan

dan implementasi, dimulai dari DPA sebagai dasar untuk melaksanakan program

kerja. Kemudian terdapat SPD untuk penyediaan dana. Terkait dengan hal tersebut

maka dibuatlah SPP (Surat Permintaan Pembayaran). Dokumen selanjutnya adalah

SPM atau Surat Perintah Membayar. SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh

pengguna anggaran untuk penerbitan dokumen SP2D. SP2D adalah Surat Perintah

Pencairan Dana, sebagai dasar pencairan dana.

Page 69: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

58

RPJMD RENSTRA RENJA RKA DPA

DPA SKPD

BENDAHARA

SPD

SPP

SP2D BUD

KAS

BENDAHARA

PIHAK KE-3

SPJ : - SPP - SPM - SP2D - BUKTI PENDUKUNG

PPK SKPD

Page 70: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

59

Gambar 5.5 Flow Chart Penatausahaan Keuangan

d. Bukti dan Formulir

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi

penerimaan dan pengeluaran kas Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar adalah

sebagai berikut :

(1) Surat Pertanggungjawaban Penerimaan Kas,

(2) Surat Pencairan Dana (SP2D),

(3) Surat Permintaan Pembayaran (SPP),

PPK SKPD JURNAL

PENGELUARAN

AN

BUKU BESAR BUKU BESAR

PEMBANTU

NERACA

SALDO

LAPORAN

KEUANGAN

NERACA CALK LRA

Page 71: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

60

(4) Surat Perintah Membayar (SPM),

(5) Surat Tanda Setoran, dan

(6) Surat Penyediaan Dana.

Berikut pada Tabel 5.6 akan diidentifikasi bukti dan formulir Kantor

Ketahanan Pangan Kota Makassar berdasarkan prinsip-prinsip dasar pembuatan

dokumen yang baik.

Tabel 5.6 Identifikasi Prinsip Dasar Dokumen

No Prinsip Dasar Bukti dan Formulir

SPJ

Penerimaan

Kas

SP2D SPP SPM Surat

Tanda

Setoran

Surat

Penyediaan

Dana

1 Tembusan

2 Penghindaran

duplikasi

dalam

pengumpulan

data

3 Sederhana dan

ringkas

-

4 Unsur Internal

Chek

5 Nama dan

Alamat

perusahaan

6 Nama

Dokumen

Page 72: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

61

7 Nomor

Identifikasi

Dokumen

- -

8 Pencetakan

garis dokumen

9 Nomor Urut

Tercetak

10 Pengisian

tanda V atau X

- - - - - -

11 Dokumen

Ganda

Bukti dan formulir yang dimiliki Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar

sudah memenuhi beberapa prinsip dasar dokumen yang baik.

D. Realisasi Program Kegiatan Menurut Sistem Akuntansi Sektor Publik

Sebagai pelaksana teknis Program kegiatan Kantor Ketahanan Pangan Kota

Makassar diantaranya adalah Kegiatan Desa Mandiri Pangan, Percepatan

Penganekaragaman Konsumsi Pangan, Kawasan Rumah Pangan Lestari, Pengawasan

Keamanan Pangan, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi. Dalam melaksanakan

program dan kegiatan, Pejabat Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dapat

menunjuk pejabat pada unit kerja SKPD selaku Pejabat Pelaksanan Teknis Kegiatan

(PPTK). Tugas PPTK adalah mengendalikan pelaksanaan kegiatan, melaporkan

perkembangan pelaksanaan kegiatan, dan menyiapkan dokumen anggaran atas beban

Page 73: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

62

pengeluaran pelaksanaan kegiatan. Mekanisme pelaksanaan anggaran belanja secara

sistematis dijelaskan yaitu

1. Memastikan program kegiatan yang dilaksanakan sesuai Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA). DPA adalah dokumen yang memuat

pendapatan dan belanja setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang

digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran.

2. Kemudian dibuat dokumen Surat Penyediaan Dana (SPD). SPD berisi

dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan

sebagai dasar penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) sesuai jenisnya

apakah SPP UP/ GU/ TU atau SPP LS. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

dapat dilihat pada Lampiran 4.

3. Selanjutnya dibuatkan dokumen Surat Perintah Membayar (SPM). SPM

adalah dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa

pengguna anggaran untuk penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)

atas beban pengeluaran DPA SKPD sama halnya dengan SPP, SPM yang

dikeluarkan juga sesuai jenisnya SPM UP/ GU/ TU atau SPM LS. Pada

lampiran 3, bukti dokumen SPM kegiatan temu teknis kelompok usaha

pemasaran produk pangan untuk keperluan pembayaran langsung belanja alat

tulis kantor dan belanja penggandaan. Atribut SPM menjelaskan tahun

anggaran, nomor SPM, nama SKPD, nama pihak ketiga, nomor rekening

bank, nomor SPD, kode rekening atas pembebanan, nama kegiatan, untuk

pembayaran, rincian jumlah yang dibayar, dan telah terotorisasi oleh pejabat

Page 74: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

63

yang berwenang. Hal ini telah sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan

yang telah ditetapkan. Dokumen dapat dilihat pada Lampiran 5.

4. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah dokumen yang digunakan

sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah

(BUD) berdasarkan SPM, dan terakhir masuk ke rekening tempat

penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh kepala daerah untuk

menampung seluruh penerimaan daerah dan digunakan untuk membayar

seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. Dokumen dapat

dilihat pada Lampiran 6.

Berdasarkan mekanisme dan penerapan Sistem Akuntansi Sektor

Publik di Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar telah sesuai dengan regulasi

PP Nomor 59 Tahun 2007.

E. Hasil Analisis

Berdasarkan hasil pembahasan sistem informasi akuntansi

pemerintahan di Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar. maka diperoleh hasil

sebagai berikut:

a. Manfaat

Implementasi sistem informasi akuntansi sektor publik memastikan proses

pelaksanaan program kerja dapat berjalanan secara sistematis. Sistem informasi

akuntansi sektor publik memuat aturan pelaksanaan secara detail dan sistematis

sehingga dapat menuntun dan memudahkan pelaksanaan kegiatan sistem

akuntansi.

Page 75: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

64

b. Kelebihan

Sistem informasi akuntansi sektor publik memiliki keunggulan yaitu

terintegrasi dan terpadu, sehingga secara langsung data yang diinput akan

terkoneksi dan sinkron dengan data yang lain.

Page 76: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

65

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Struktur Organisasi Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar sudah sesuai

dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007. Meskipun dalam pelaksanaannya

masih terdapat kendala-kendala terkait spesialisasi dan koordinasi pekerjaan.

2. Catatan akuntansi Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar sudah sesuai

dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 lampiran E, namun untuk format

laporan keuangan belum sepenuhnya sesuai dengan Permendagri tersebut.

3. Prosedur Penatausahaan Keuangan baik Penerimaan dan pengeluaran kas

sudah ada, meskipun prosedur yang ada masih kurang terperinci sehingga

tidak mudah dipahami. Oleh karena itu perlu disusun prosedur yang lebih

terperinci dan selanjutnya disosialisasikan melalui pelatihan-pelatihan kepada

pegawai.

4. Bukti dan formulir yang dimiliki Kantor Ketahanan Pangan Kota Makassar

sudah memenuhi beberapa prinsip dasar dokumen yang baik.

5. Pada dasarnya prosedur pelaksanaan berdasarkan flowchart ketentuan

Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 dengan implementasi pada Kantor

Ketahanan Pangan Kota Makassar telah sesuai, namun masih terdapat

beberapa kekurangan terkait faktor bukti formulir dan struktur organisasi.

65

Page 77: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

66

B. Saran

1. Diharapkan dalam pengelolaan keuangannya Kantor Ketahanan Pangan Kota

Makassar berpedoman sepenuhnya pada Standar Akuntansi Pemerintahan.

Sedangkan untuk menyikapi perubahan peraturan dari Permendagri Nomor 13

Tahun 2006 ke Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, Kantor Ketahanan

Pangan Kota Makassar diharapkan dapat melakukan simulasi dan pelatihan

untuk implementasi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 pada sistem

informasi akuntansinya.

2. Pelaksanaan penelitian selanjutnya dapat membandingkan implementasi

sistem informasi akuntansi sektor publik pada dua atau lebih instansi

pemerintah.

Page 78: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

67

DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra, 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Erlangga. Jakarta

Bastian, Indra, 2007, Sistem Akuntansi Sektor Publik, Salemba Empat. Jakarta

Mardi, 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia.

Bogor.

Mardiasmo, 2002,Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Serial Ketiga,

Andi.Yogyakarta.

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.24 Tahun 2005 tentang Kerangka

Konseptual Sistem Akuntansi Pemerintahan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 65 Tahun 2010 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem

Informasi Keuangan Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan

Abdul Hafiz Tanjung, Akunansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual untuk SKPD,

Alfabeta. Bandung

67

Page 79: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

68

Romney, Marshal B & Paul John Steintbart. 2006. Sistem Informasi Akuntansi.

Jakarta; Salemba Empat.

Stoner, James A. F.,2001,Manajemen, (Alih Bahasa: Alfonsus Sirait), Edisi

Kedua Belas, Erlangga, Jakarta.

Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah.

Undang-Undang No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Jakarta: Penerbit

Erlangga

Page 80: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …
Page 81: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

Lampiran 1. Laporan Realisasi Anggaran

Page 82: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

Lampiran 2. Neraca (1)

Page 83: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

Lampiran 2. Neraca (2)

Page 84: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

Lampiran 3. Catatan atas Laporan Keuangan

Page 85: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

Lampiran 3. Catatan atas Laporan Keuangan

Page 86: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

Lampiran 3. Catatan atas Laporan Keuangan

Page 87: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

Lampiran 3. Catatan atas Laporan Keuangan

Page 88: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

Lampiran 3. Catatan atas Laporan Keuangan

Page 89: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

Lampiran 4. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Page 90: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

Lampiran 5. Surat Perintah Membayar (SPM)

Page 91: ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK …

Lampiran 6. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)