Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ANGGARAN
PADA DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Oleh MUHAMMAD AFRYANTO
NIM 105730532515
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2020
ii
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ANGGARAN
PADA DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
Oleh MUHAMMAD AFRYANTO
NIM 105730532515
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Rangka Menyelesaikan
Studi Pada Program Studi Strata 1 Akuntansi
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2020
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang beri ilmu pengetahuan beberapa derajat “, (Q.S Al
Mujadalah : 11)
“Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orang nya kepada kedudukan
terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di
dunia dan akhirat” (H.R Muslim).
Persembahan
Karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1. Kepada kedua orang tuaku yang senang tiasa membimbingku dan
mendoakan disetiap perjalanan hidupku.
2. Teman-teman kelas AK.15 E yang selalu memberikan motivasi,
semangat dan bantuan.
3. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan ilmu dan memberikan
pelayanan yang baik selama masa perkuliahan.
iv
vii
viii
ix
ABSTRAK
MUHAMMAD AFRYANTO, 2019. Analisis Sistem Pengendalian Intern
Atas Efektifitas Penggunaan Anggaran Pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Enrekang. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh “ Pembimbing I Bapak
Mahmud Nuhung dan Pembimbing II Bapak. Ismail Badollahi,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil analisis sistem
pengendalian intern atas efektifitas penggunaan anggaran pada dinas pekerjaan
umum kabupaten enrekang, tahun 2016, 2017, 2018, untuk menganalisis
pengendalian intern dan anggaran yang tersedia, anggaran yang terealisasi dan
sisa anggaran yang yang dikembalikan pada negara dengan menggunakan
metode penelitian Deskriptif Kualitatif. Dari hasil analisis mengenai perhitungan
terlihat bahwa pengendalian intern pada dinas pekerjaan umum sudah efektif dan
sesuai dengan aturan yang berlaku dan perhitungan yang terlihat bahwa pada
tahun 2016 pelaksanaan anggaran belanja mencapai 94% yang terealisasi dari
anggaran yang tersedia, kemudian pada tahun 2017 pelaksanaan anggaran
yang teralisasi mengalami kenaikan sebesar 1% dari tahun sebelumnya sebesar
95% , pada tahun tahun 2018 pelaksanaan anggaran yang terealisasi mencapai
97% dari anggaran yang telah tersedia. Dengan demikian maka dapat dikatakan
bahwa pelaksanaan anggaran belanja telah efektif.
Kata Kunci : Pegendalian Intern Dan Efektifitas Penggunaan Anggaran
x
ABSTRACT
MUHAMMAD AFRYANTO, 2019. Analysis of the Internal Control System
for the Effectiveness of Budget Use in the Enrekang District Public Works Office.
Thesis in Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business,
University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by Supervisor I Mr. Mahmud
Nuhung and Advisor II Mr. Ismail Badollahi.
This study aims to determine the results of the analysis of internal control
systems on the effectiveness of budget use in the Enrekang district public works
office, in 2016, 2017, 2018, to analyze internal control and available budget,
realized budget and the remaining budget returned to the country by using
Qualitative Descriptive research methods. From the analysis of the calculations it
appears that internal control in the public works department has been effective
and in accordance with applicable regulations and calculations that show that in
2016 the implementation of the expenditure budget reached 94% which was
realized from the available budget, then in 2017 the implementation of the
realized budget increased by 1% from the previous year by 95%, in 2018 the
realization of the realized budget reached 97% of the available budget. Thus it
can be said that the implementation of the budget has been effective.
Keywords: Internal Control and the Effectiveness of Budget Use
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan Rahmat Allah SWT, Segala Puji dan Syukur Penulis Haturkan
Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan anugrah-Nya kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi Penelitian yang
berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Efektifitas Penggunaan
Anggaran pada Dinas Pekerjaan Umum/ PU Kabupaten Enrekang”. Penulisan
Skripsi Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Makassar dan guna memperoleh gelar sarjana. Penulis menyadari bahwa
Proposal Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, Penulis sangat
mengharapkan masukan demi kesempurnaan Proposal Penelitian ini.
Dalam menyusun dan menyelesaikan Skripsi Penelitian ini, penulis telah
banyak menerima masukan, bimbingan, dan dukungan dari setiap pihak baik
bantuan dari segi moral maupun dari segi materil kepada penulis. Dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Rahman Rahim, SE.,MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak. CA. CSP selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar
xii
4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA selaku Pembimbing I dan Bapak
Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak. CA. CSP selaku Pembimbing II terima
kasih atas bimbingan dan nasehat-nasehatnya selama dalam
pemeriksaan Skripsi Penelitian ini.
5. Segenap Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar, Khususnya dosen-dosen Jurusan Akuntansi,
yang telah mendidik dan mengarahkan penulis selama dalam proses
perkuliahan
6. Buat seluruh teman-teman kelas AK 15. E dan seluruh mahasiswa
angkatan 2015 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar
7. Seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dan tak pernah berhenti
mendoakan agar diberi kemudahan dan keberhasilan kepada penulis.
8. Sahabat-sahabatku dan kawan-kawan seperjuanganku di makassar yang
banyak memberikan dukungannya selama ini.
9. Teman-teman Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan motivasi dan
dukungannya selama ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
semoga Allah SWT menerima dan membalas amal perbuatan baik dari semua
pihak yang telah mambantu dan berpartisipasi dalam penulisan Proposal
Penelitian ini dan semoga Proposal Penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis menyadari bahwa Skripsi Penelitian ini belum begitu sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dalam menyempurnakan
dan memperbaiki Proposal Penelitian ini untuk bertujuan kedepan. Semoga
xiii
Proposal Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan
bagi kita semua. Aamiin…
Billahi Fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khaerat
Makassar, 25 Desember 2019
Penulis
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL ........................................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ................................................................. vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7
A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern .................................. 7
B. Tujuan Sistem Pengendalian Intern ......................................... 8
C. Prinsip-Prinsip Pengendalian Intern ......................................... 9
D. Unsur-Unsur Pengendalian Intern............................................ 10
xv
E. Elemen Struktur Pengendalian Intern ...................................... 12
F. Pengertian Efektivitas ............................................................... 13
G. Anggaran .................................................................................. 15
H. Penelitian Terdahulu ................................................................ 36
I. Kerangka Pikir .......................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 41
A. Jenis Penelitian ........................................................................ 41
B. Fokus Penelitian ....................................................................... 41
C. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 41
D. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 41
E. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 42
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 43
G. Teknk Analisis Data ................................................................. 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 46
A. Gambaran Umum Perusahaan ................................................ 46
B. Hasil Penelitian ......................................................................... 79
C. Pembahasan ............................................................................ 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 99
A. Kesimpulan ............................................................................... 99
B. Saran ........................................................................................ 99
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 101
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 38
Tabel 3.1 interprestasi nilai efektivitas ............................................................ 45
Tabel 4.1 anggaran belanja DPU kabupaten enrekang 2016 ......................... 88
Tabel 4.2 anggaran belanja DPU kabupaten enrekang 2017 ......................... 89
Tabel 4.3 anggaran belanja DPU kabupaten enrekang 2018 ......................... 90
Tabel 4.4 sisa anggaran ke negara 2016 ........................................................ 92
Tabel 4.5 sisa anggaran ke negara 2017 ........................................................ 92
Tabel 4.6 sisa anggaran ke negara 2018 ........................................................ 93
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Pikir ............................................................................ 40
Gambar 4.1 struktur organisasi ....................................................................... 48
Gambar 4.2 flowchart sistem pengendalian intern .......................................... 86
Gambar 4.3 flowchart sistem penggunaan anggaran ..................................... 87
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Wawancara
Lampiran 3 Laporan Anggaran Belanja
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi didalamnya terdiri dari kumpulan-kumpulan orang-
orang yang berbeda kompetensi dengan memanfaatkan sumber daya yang
ada untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam mencapai maksud tersebut
diperlukan suatu pengendalian sebagai suatu proses yang terjadi atas
tatanan organisasi, wewenang dan tanggung jawab serta informasi yang
mungkinkan pelaksanaan, pengendalian ini memproses sekumpulan
tindakan yang memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuan.
Komponen penting dalam perencanaan perusahaan adalah Anggaran.
Pelaksanaan anggaran merupakan salah satu tahapan dari siklus
anggaran yang dimulai dari perencanaan anggaran, anggaran, penetapan
dan pengesahan anggaran oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
peaksanaan anggran, pengawasan anggaran dan pertanggung jawaban
pelaksanaan anggaran. Tahapan pelaksanaan anggaran ini dimulai ketika
UU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disahkan oleh DPR.
Dalam rangka terjadinya kesatuan pemahaman serta kesatuan langkah
dalam pelaksanaan. Pemerintah sebagai pelaksanaan dari UU APBN
selanjutnya menerbitkan Keputusan Presiden (KEPPRES) tentang pedoman
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai dasar
hukum pelaksanaan APBN. Pada saat ini Undang-Undang Dasar 1945
Amandemen IV pasal 23 mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
2
Pelaksanaan anggaran diawali dengan disahkannya dokumen
plaksanaan anggaran oleh Menteri Keungan. Terhadap dokumen anggaran yang
telah disahkan oleh Menteri Keuangan disampaikan kepada menteri/pimpinan
lembaga, lembaga Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Gubernur, Direktur
Jenderal Anggaran, Direktur Jenderal Perbendaharaan, Kepada Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan terkait, Kuasa Bendahara Umum Negara
(KPPN) terkait,dan Kuasa Pengguna Anggaran. Dokumen-Dokumen penting
dalam pelaksanaan anggaran adalah daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA)
dan Dokumen lain yang dipersamakan dengan DIPA. Sedangkan doumen
pembayaran antara lan terdiri dari Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat
Perintah Membayar (SPM), dan Surat Perintah Perencanaan Dana (SP2D).
Dalam sistem penganggaran, setiap pengeluaran anggaran harus
memiliki acuan dan kerangka yang jelas alasan munculnya suatu mata
anggaran, selanjutnya proses perencanaan dan penganggaran daerah
membutuhkan sistem pengendalian agar perencanaan dan penganggaran
yang telah dibuat dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Mengacu
pada tujuan tersebut proses perencanaan daerah memiliki hubungan dengan
sistem pengendalian keuangan yang diatur dalam Undang-undang Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Di antara alat ukur keberhasilan dari kinerja suatu pemerintahan
adalah dengan melihat berapa besarnya kemampuan untuk menyerap
anggaran yang telah direncanakan di dalam ABPD. Daya serap anggaran
merupakan tolak ukur kinerja finansial pemerintah daerah, sekaligus
menggambarkan kualitas perencanaan pembangunan di daerah.
3
Anggarini dan puranto (2015 : 96) mengemukakan anggaran tidak
dapat dipisahkan dari sistem perencanaan, disamping memang anggaran itu
sendiri merupakan sebuah rencana. Dalam suatu sistem perencanaan
anggaran merupakan muara akhir, perencanaan dimulai dari perencanaan
jangka panjang, jangka menengah dan perencanaan tahunan. Dimana
anggaran merupakan salah satu instrumen utama dalam melaksanakan
uatama dalam melaksanakan suatu kebijakan yang telah ditetapkan. Selain
anggaran, instrumen lain untuk melaksanakan kebijakan antara lain sumber
daya manusia (SDM), peralatan, metodologi pelaksanan kebijakan dan lain-
lain. Namun instrumen di luar anggaran tersebut akan dapat berjalan jikalau
ada dukungan anggaran. Fungsi akuntansi pusat-pusat pertanggung
jawaban baik yang direncanakan maupun direalisasikan output dan input.
Anggaraini dan puranto (2015 : 98) mengemukan bahwa anggran
juga dapat digunakan sebagai alat ukur menciptakan ruang publik dalam arti
bahwa proses penyusunan anggaran harus melibatkan seluas mungkin
masyarakat. Keterlibatan masyarakat tersebut dapat dilakukan melalui
proses penjaringan aspirasi masyarakat yang hasilnya digunakan sebagai
dasar perumusan arah dan kebijakan umum anggaran. Anggaran berfungsi
sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajer untuk menemukan
bidang-bidang yang menjadi kekuatan atau kelemahan perusahaan. Hal ini
memungkinkan manajemen untuk menentukan tindakan korektif yang tepat.
Anggaran mencoba untuk mempengaruhi dan memotivasi baik manajer
maupun karyawan untuk terus bertindak dengan cara konsisten dengan
operasi yang efektif dan efesien serta selaras dengan tujuan
organisasi.dalam hal ini, anggaran yang disusun harus meliputi anggaran
4
yang berlandaskan pada prinsif efektif dan efisiensi yaitu dengan
menggunakan nilai input tertentu untuk menghasilkan nilai output yang
sebesar-besarnya.
Seperti yang disampaikan dalam penjelasan Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
bahwa pengelolaan keuangan daerah yang lebih akuntabel dan transparan
dapat dicapai jika seluruh jajaran pimpinan di daerah menyelenggarakan
kegiatan pengendalian atas keseluruhan kegiatannya mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan
pertanggungjawaban secara tertib, terkendali, efektif dan efisien. Untuk itu
dibutuhkan suatu sistem yang dapat memberi keyakinan memadai bahwa
penyelenggaraan kegiatan pada suatu instansi pemerintah dapat mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien, melaporkan pengelolaan keuangan
daerah secara andal, mengamankan aset daerah, mendorong ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Sistem pengendalian intern juga dibutuhkan pemerintah daerah
dalam mencapai tujuan organisasinya. Pemerintah daerah melakukan
pengendalian untuk dapat memantau pelaksanaan kegiatan sehingga lebih
menjamin pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan SPIP
pada Pemerintah Daerah akan tercapai dengan diimplementasikannya
unsur-unsur dan sub unsur-sub unsur SPIP di lingkungan Pemerintah
Daerah yaitu Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko, Kegiatan
Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, dan Pemantauan Sistem
Pengendalian Intern.
5
Pada dasarnya, perananan anggaran dalam organisasi pemerintah
maupun organisasi komersial, anggaran ditunjukkan untuk perencanaan dan
pengawasan aktivitas yang dilakukan. Satu hal yang membedakan antara
organisasi pemerintah dengan organisasi komersial adalah terletak pada
pencatatan anggaran. Dalam organisasi pemerintahan yang menggunakan
akuntansi dana anggaran merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari akuntansi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis
tertarik untuk mengambil judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas
Efektifitas Penggunaan Anggaran pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Enrekang”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah di paparkan di atas
maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
Sistem Pengendalian Intern Atas Efektifitas Penggunaan Anggaran pada
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang”.?
C. Tujuan Penelitan
Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Sisten
Pengendalian Intern Atas Efektifitas Penggunaan Anggaran pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang!
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dikaji
dalam penelitian in, maka hasil yang diperoleh setelah tercapainya tujuan
dalam penelitian ini diharapkan bermanfaat:
6
1. Secara teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan akan menambah dan membuka
wawasan dan cakrawala pengetahuan mengenai teori-teori dalam
sistem pengendalian intern.
2. Secara praktis
Secara praktis manfaat hasil penelitian ini antara lain:
a. Bagi instansi
Sebagai dasar pertimbangan bagi dinas pekerjaan umum
kabupaten enrekang dalam sistem pengendalian intern atas
efektifitas penggunaan anggaran.
b. Bagi akademik
Sebagai bahan referensi mahasiswa yang mengadakan penelitian
berkelanjutan dalam objek yang sama. Dan diharapkan dapat
memberi kontribusi bagi pengembangan penegetahuan.
c. Bagi peneliti
Sebagai wadah untuk mengaplikasikan dan membandingkan ilmu
yang diperoleh selama perkuliahan. Dan hasil penelitian ini sebagai
sumber informasi untuk menambah pengetahuan peneliti.
7
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Menurut kamus besar bahasa indonesia, sistem merupakan
seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan hingga membentuk
suatu totalitas. sedangkan menurut hary (2014) dalam bukunya yang
berjudul pengendalian akuntansi dan manajemen sistem adalah suatu
kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulang-
ulang.
Pengendalian merupakan bagian dari fungsi manajemen yang
khusus dan berupaya agar rencana yang suda ditetapkan dapat tercapai
sebagaimana mestinya. Sedangkan Menurut hansen dan women (2014)
pengendalian adalah proses penetapan standar, dengan menerima umpan
balik berupa kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa
yang telah direncanakan sebelumnya.
Pegendalian intern ialah suatu proses yang di pengaruhi oleh dewan
komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainya, yang di rancang
untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-
hal berikut: keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-
undang, dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi.
Sedangkan Mulyadi dalam abdi putra (2015) sistem pengendalian intern
meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan
untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan
data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong di penuhinya kebijakan
8
manajemen.pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA
(american institute of certified public accountants) dalam abdi putra (2015)
mendifinisikan pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan cara-
cara serta alat-alat yang dikordinasikan yang digunakan didalam
perusahaan, memeriksa ketelitian, dan kebenaran data akuntasnsi,
memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya
kebjaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. Menurut
sutabari dalam abdi putra (2015), pengendalian intern (internal control)
merupakan pengendalian yang meliputi struktur organiasi dan semua cara
serta alat-alat yang dikordinasikan dan diganakan dalam perusahaan
dengan tujuan menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan data akuntansi, memajukan efisiensi didalam usaha, dan
membantu dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang
telah diterapkan lebih dahulu.
Berdasarkan definisi yang telah di kemukakan di atas, dapat di
pahami bahwa pengendalian intern adalah suatu sistem yang terdiri dari
berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode pengendalian yang dianut
oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi pengendalian
anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf pemeriksa
intern.
B. Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern
adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat mencapai tujuan
dengan efisien. Menurut romney & marshal dalam ribka fininalce tampi dan
9
jantje j. Tinangon (2015) menyatakan tujuan pengendalian intern dicapai
dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Efektivitas dan efisiensi operasional organisasi
2. Keandalan pelaporan keuangan
3. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku
Mulyadi dalam ribka fininalce tampi dan jantje j. Tinangon (2015)
menyatakan tujuan pengendalian intern yang efektif diantaranya:
1. Menjaga keamanan harta perusahaan dan juga catatan organisasi
2. Memeriksa ketelitian atas kecamatan dan kebenaran akuntansi
3. Membantu agar tidak ada penyimpangan dari kebijakan-kebijakan
manajemen yang ada.
C. Pinsip-Prinsip Sistem Pengendalian intern
Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem
harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern yang meliputi:
1. Pemisahan fungsi
Tujuan utama pemisahaan fungsi untuk menghindari dan pengawasan
segera atas kesalahan atau ketidak beresan. Adanya pemisahaan fungsi
untuk dapat mencapai suatu efisiensi pelaksanaan tugas.
2. Prosedur pemberian wewenang
Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir
oleh orang yang berwewenang.
3. Prosedur dokumentasi
Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan system pengendalian
akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggung
jawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi.
10
4. Prosedur dan catatan akuntansi
Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkanya catatan-catatan
akuntansi yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat di laporkan
kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu.
5. Pengawasan fisik
Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam
pelaksanaan dan pencatatan transaksi.
6. Pemeriksaan intern secara bebas
Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang
betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening kontrol dan
mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini bertujuan untuk
mengadakan pengawasan kebenaran data.
D. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern
Unsur pokok sistem pengendalian intern menurut mulyadi (2014) terdiri atas:
1. Struktur oganisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian
tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan, seperti pemisahan
setiap fungsi untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya.
Dalam setiap organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian
wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Prosedur
11
pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam tercatat ke
dalam catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang
tinggi, dengan demikian sistem otorisasi akan menjamin masukan yang
dapat dipercaya bagi proses akuntansi.
3. Fraktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi unit
organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan
baik jika tidak diciptakan cara-cara yang umumnya ditempuh oleh
perusahaaan dalam menciptakan praktik yang sehat adalah:
a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaianya
harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
b. Pemeriksaan mendadak
Pemeriksaan mendadak dilaksankan tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak
teratur.
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh
satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan dari
yang lain, agar tercipta internal check yang baik dalam pelaksanaan
tugasnya.
d. Perputaran jabatan (job rotating).
Perputaran jabatan yang dilakukan secara rutin akan dapat menjaga
indenpendensi pejabat, memperluas wawasan pengetahuan yang
mendalam, sehingga persekongkolan di antara karyawan dapat
dihindari.
12
e. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatanya.
Untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan
keandalan catatan akuntansi, secara periodik harus diadakan
pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan fisik dengan catatan
akuntansi yang bersangkutan dengan kakayaan tersebut.
f. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian internal yang lain.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya,
berbagai cara berikut ini dapat ditempuh:
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjanya.
b. Pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai
dengan tuntutan perkembangan pekerjaanya.
E. Elemen Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern mencakup tiga kategori dasar kebijakan
dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian dapat
dipenuhi. Ketiga kategori ini disebut sebagai elemen struktur pengendalian
intern dan terdiri dari:
1. Lingkungan pengendalian (control environment)
Esensi dari organisasi yang dikendalikan dengan efektif terletak
pada sikap manajemen. Kalau manajemen puncak merasa
pengendalian itu penting, orang lain dalam organisasi akan merasakan
13
hal itu dan bereaksi dengan sungguh-sungguh untuk mematuhi
kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Lingkungan pengendalian
terdiri dari tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap
menyeluruh manajemen puncak,direktur dan komisaris, dan pemilik
suatu satuan usaha terhadap pengendalian dan pentingnya terhadap
satuan usaha.
2. Sistem akuntansi
Kegunaan sistem akuntansi satu satuan usaha adalah untuk
mengidenifikasikan, menggabungkan, mengkasifikasikan, mencatat dan
melaporkan transaksi satu satuan usaha, dan untuk mengelola
akuntanbilitas atas aktiva terkait.
3. Prosedur pengendalian
Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur, selain
dari lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi, yang dibuat
manajmen untuk memenuhi tujuanya.
F. Pengertian Efektifitas
Efektifitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan
sasaran yang hendak dicpai. Efekifitas yang menggambarkan jangkauan
dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan
program. Adapun pengertian efektifitas yang diambil dari berbagai pendapat
para ahl.
Suprihanto (2015:15) menjelaskan efektifitas dapat diartikan sebagai
prestasi (performance) individu, kelompok dan organisasi. Semakin
berprestasi seseorang, kelompok atau organisasi, semakin menunjukkan
efektifitas.
14
Menurut anggarini dan puranto (2015 : 174) kata efektif kerap
diartikan mencapai tujuan dan sasaran dengan target yang telah ditetapkan
secara maksimal atau dampak praktik berarti “melakukan hal yang benar”.
Dengan demikian efektifitas berkaitan dengan hubungan antara hasil yang
diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektifitas merupakan
hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output
terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau
kegiatan. Jika ekonomi berpokus pada input, efisiensi pada output atau
proses, maka efektifitas berfokus pada outcome (hasil). Suatu program atau
kegiatan dinilai efektif apabila output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan
yang diharapkan, atau dikatakan spending wisely.
Menurut anthony dan govindarajatan (2015:174) efektifitas adalah
hubungan antara output pusat pertanggung jawaban dan tujuanya. Makin
besar kontribusi output terhadap tujuan maka efektifitlah satu unit tersebut.
Mengkalisifikasikan empat pendekatan dalam mempelajari keefektifan
organisasi, yaitu:
1. Pendekatan pencapaian tujuan
Pendekatan ini menunjukan bahwa suatau efektifitas organisasi dinilai
lebih pada kaitanya dengan tujuan akhir daripada prosesnya.
2. Pendekatan sistem
Pendekatan ini tidak menekan pada tujuan akhir tetapi memasukkan
seluruh kriteria dalam suatu elemen masing-masing akan saling
berinteraksi. Pendekatan sistem menekankan pada kelangsungan hidup
organisasi untuk jangka panjang.
15
3. Pendekatan konsisten strategi
Pendekatan ini menunjukkan bahwa organisasi yang efektif adalah
organisasi dapat memuaskan keinginan para konsisten dalam
lingkunganya.
4. Pendekatan nilai-nilai persaingan
Pendekatan menawarkan suatu kerangka yang lebih integrative dan
variatif, karena kriteria digunakan pada posisi dan kepentingan masing-
masing dalam suatu organisasi. Sehubungan dengan tingkat variatif
yang tinggi terdapat perangkat dasar nilai-nilai yaitu:
a. Fleksibelitas verus peengendalian.
b. Manusia versus organisasi.
c. Proses versus tujuan.
Dari beberapa uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada hakekatnya keefektifan suatu organisasi dapat diukur melalui seberapa
jauh organisasi tersebut mencapai apa yang menjadi tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
G. Angaran
1. Definisi Anggaran
Menurut supriyono (2015 : 5) Anggaran merupakan suatu
rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan
dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa yang akan
datang. Oleh karena rencana yang disusun dinyatakan dalam bentuk
unit moneter, maka anggaran seringkali disebut juga dengan rencana
keuangan. Dalam anggaran, satuan kegiatan dan satuan uang
16
menampati posisi penting dalam arti segala kegiatan akan
dikuantifikasikan dalam satuan uang, sehingga dapat diukur pencapaian
efisiensi dan efektifitas dari kegiatan yang dilakukan.
Menurut anggarini dan puranto (2015 : 99) anggaran merupakan
rencana keuangan yang secara sistematis menunjukkan alokasi sumber
daya manusia, material dan sumber daya lainya.
Menurut nurafin (2013 : 11) anggaran adalah suatu rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara
kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka
waktu tertentu.
Menurut antony dan govindarajatan (2015 : !) mendefinisikan
bahwa anggaran adalah sebuah rencana keungan, biasanya mencakup
periode satu tahun dan merupakan alat untuk perencanaan jangka
pendek dan pengendalian dalam organisasi.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa, anggaran merupakan sistem pengendalian yang
berfungsi sebagai alat bantu perencanaan dan pengendalian, yaitu
bersifat formal dan sistematis artinya disusun secara bentuk tertulis dan
berurutan berdasarkan suatu logika, yang merupakan rencana kerja
jangka pendek secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter dan
nonmoneter untuk menunjukan perolehan dan penggunaan sumber-
sumber daya organisasi manajer dapat dilaksanakan kegiatan
organisasi secara efektif dan efesien.
17
2. Karakteristik Anggaran
Anthony dan gofindarajatan (2015:1) mengemukakan bahwa
anggran memiliki beberapa karakteristik yaitu:
a. Anggaran memperkirakan keuntungan yang potoensial dari unit
perusahaan.
b. Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter
mungkin didukung dengan jumlah non – moneter ( contoh : unit
yang dijual atau diproduksi)
c. Biasanya meliputi waktu setahun
d. Merupakan perjanjian manajemen, bahwa manajer setuju untuk
bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan dari anggaran.
e. Usulan anggaran diperiksa dan disetujui oleh pejabat yang lebih
tinggi dari pembuat anggaran.
f. Sekali disetujui anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi
tertentu.
g. Secara berkala kinerja keungan aktual dibandingkan dengan
anggaran dan perbedaanya dianalisis dan di jelaskan.
Supriyono (2015 : 338) mengemukakan bahwa anggaran
memiliki beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut:
a. Anggaran tersebut bukan pengukur efisiensi
b. Anggaran tersebut merupakan batas atas pengeluaran biaya yang
dapat dilakukan oleh manajer pusat beban yang bersangkutan, dan
biaya sesungguhnya tidak boleh melampaui anggran.
18
c. Anggaran tersebut merupakan kesangguapan manajer pusat beban
yang bersangkutan untuk melaksanakan semua kegiatan yang
direncanakan dengan biaya yang dianggarkan.
3. Tujuan Anggaran
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan peran (role seting) dalam usaha pencapaian sasaran
anggaran. Dalam proses penyusutan anggaran ditetapkan siapa akan
berperan dalam melaksanakan sebagian kegiatan pencapaian sasaran
anggaran dan ditetapkan pula sumber daya yang disediakan bagi
pemegang peran untuk memungkinkan melaksanakan peranya.
Menurut anggarini dan puranto (2015 : 103) tujuan anggaran
antara lain:
a. Efesiensi pelaksanaan anggaran dengan menghubungkan kerja dan
kegiatan terhadap biaya
b. Mendukung alokasi anggaran terhadap prioritas program dan
kegiatan
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik
d. Merubah paradigma dan kinerja lembaga berdasarkan besar dana
yang menjadi penilaian berdasarkan pencapaian kinerja yang diukur
dengan indikator-indikator subtantif yang dihasilkan suatu program
atau kegiatan yang dilaksanakan secara efisien, efektif, dan
ekonomis dan sejalan dengan kebijakan organisasi.
Tujuan anggaran Nafarian (2013 : 19) antara lain adalah:
a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber
daya investasi dana.
19
b. Memberikan batasan atas sejumlah dana yang dicari dan
digunakan.
c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
sehingga dapat memudahkan pengawasan.
d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai
hasl yang maksimal.
e. Menampung menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
Anthony dan govindarajatan (2015 : 3) juga mengatakan tujuan
anggaran adalah:
a. Menyesuaikan rencana strategi organisasi.
b. Membantu aktivitas berbagi bagian organisasi.
c. Menyerahkan tanggung jawab kepada manajer, memberikan
otorisasi besarnya biaya yang boleh dikeluarkan dan memberikan
umpan balik kepada manajer terhadap kinerja mereka.
d. Sebagai perjanjian atau komitmen yang merupakan dasar untuk
mengevaluasi dasar kinerja manajer yang sesungguhnya.
4. Manfaat dan Kelemahan Anggaran
a. Manfaat anggaran
Anggaran mempunyai banyak manfaat, menurut Nafarin
(2013 : 19) adalah sebagai berikut:
1) Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan
bersama
2) Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan
kekurangan karyawan
20
3) Dapat memotivasi karyawan
4) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan
5) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
6) Sumber daya seperti (tenaga kerja, peralatan, dan dana)
dimanfaatkan seefesien mungkin
7) Alat pendidikan bagi para manajer
Menurut supriyono (2015 : 41) anggaran mempunyai
beberapa manfaat. Manfaat anggaran antara lain untuk:
1) Perencanaan kegiatan organisasi atau pusat pertanggung
jawaban dalam jangka pendek
2) Membantu mengkordinasikan rencana jangka pendek
3) Alat komunikasi rencana kepada berbagai manajer pusat
pertanggung jawaban
4) Alat pendidikan para manajer
5) Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan
pusat pertanggung jawaban yang dipimpinya
6) Alat pengendalian kegiatan dan penilaian prestasi pusat-pusat
pertanggung jawaban dan para manajernya
b. Kelemahan anggaran
Anggaran disamping mempunyai banyak manfaat, namun
mempunyai beberapa kelemahan. Menurut Nafarin (2013 : 20)
antara lain:
1) Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga
mengandung unsur ketidakpuasan`
21
2) Menyusun anggaran cermat memerlukan waktu, uang dan
tenaga yang tidak sedikit, sehingga semua perusahaan mampu
menyusun anggaran secara lengkap (komprehesif) dan akurat.
3) Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan agar
dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang.
Sehingga anggaran tidak akan efektif
5. Keterbatasan anggaran
Menurut supriyono (2015 : 44) meskipun anggaran memiiki
banyak keunggulan, namun anggaran juga memiliki beberapa
keterbatasan antara lain:
a. Estimasi dan proyeksi tidak tetap. Perencanaan dan anggaran
didasarkan pada estimasi atau proyeksi yang ketepatanya
tergantung kepada kemampuan estimator atau proyeksi.
Ketidaktepatan estimasi mengakibatkan manfaat perencanaan tidak
dicapai.
b. Kondisi dan asumsi berubah. Perencanaan dan anggaran
didasarkan pada kondisi dan asumsi tertentu. Jika kondisi dan
asumsi yang didasarinya berubah maka perencanaan dan anggaran
harus di koreksi.
c. Tidak ada kerjasama dan koordinasi. Anggaran berfungsi sebagai
alat manajemen hanya jika semua pihak, terutama para manajer,
terus bekerja sama secara terkordinasi dan berusaha mencapai
tujuan.
22
d. Dipandang sebagai pengganti pertimbangan manajemen.
Perencanaan dan anggaran tidak dapat dan tidak dimasukkan untuk
mengganti fungsi manajemen dan pertimbangan manajemen.
6. Fungsi Anggaran
Sesuai dengan fungsi manajemen terdiri dari fungsi perencanaan
pelaksanaan dan pengawasan, fungsi anggaran juga demikian. Hal ini
disebabkan anggaran sebagai alat manajemen dalam melaksanakan
fungsinya.
Menurut nafarin ( 2013 : 28) fungsi anggaran sebagai berikut:
a. Fungsi perencanaan
Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran
yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata atau
jelas dalam unit dan uang
b. Fungsi pelaksanaan
Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam
mencapai tujuan. Jadi anggaran penting untuk menyelaraskan
setiapkegiatan devisi seperti : bagian pemesaran, bagian umum
bagian produksi dan bagian keungan.
c. Fungsi pengawasan
Anggaran merupakan alat pengawasan (countroling). Pengawasan
berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan
dengan cara:
1) Memperbandingkan realisasi dengan rencana (anggaran)
23
2) Tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat
penyimpangan yang merugikan)
Anggarini dan puranto (2015 : 97) dalam mardismo
anggaran berdasarkan fungsi utamanya adalah sebagai berikut:
a. Anggaran berfungsi sebagai alat perencanaan, yang antara lain
digunakan untuk:
1) Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan sesuai dengan
visi dan misi yang ditetapkan
2) Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif
sumber pembiayaannya
3) Mengalokasikan sumber-sumber ekonomi pada berbagai
program dan kegiatan yang telah disusun
4) Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaianya
b. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian, yang digunakan
antara lain:
1) Mengendalikan efisiensi pengeluaran
2) Membatasi kekuasaan atau kewenangan pemda
3) Mencegah adanya overlapping, underspending, dan salah
sasaran dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain
yang bukan merupakan prioritas
4) Memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan
operasioanal program atau kegiatan pemerintah
c. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk
menstabilkan ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi
24
melalui pemberian fasilitas, dorongan dan kordinasi kegiatan
ekonomi masyarakat sehingga mempercepat pertumbuhan
eknomi
d. Anggaran sebagai alat politik digunakan untuk memutuskan
prioritas-prioritas dan kebutuhan keungan terhadap prioritas
tersebut
e. Anggaran sebagai alat kordinasi antar unit kerja dalam
organisasi pemda yang terlibat dalam proses penyusunan
anggaran
f. Anggaran sebagai alat evaluasi kerja
g. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk memotivasi manajemen
pemda agar bekerja secara eknomis, efektif dan efisien, dalam
mencapai taget kerja
Menurut supriyono ( 2015:41 ) anggaran mempunyai
beberapa macam fungsi. Fungsi anggaran antara lain:
a. Fungsi perencanaan
Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus
memperhatiakan kaitan anggaran yang satu dengan anggaran
yang lain serta merupakan suatu proses pengembangan tujuan
perusahaan dan memilih kegiatan-kegiatan yang dilakukan
dimasa mendatang untuk mencapai tujuan tersebut. Proses ini
mencakup penentuan tujuan perusahaan, pengembangan
kondisi lingkungan agar tujuan tersebut dapat dicapai, pemilihan
tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut,
penentuan langkah-langkah untuk menerjemahkan rencana
25
menjadi kegiatan yang sebenarnya, melakukan perencanaan
kembali untuk mempebaikikekurangan yang terjadi.
b. Fungsi koordinasi
Anggaran berfungsi sebagai alat mengkoordinasikan
rencana dan tindakan sebagai unit atau segmen yang ada
didalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras kearah
pencapaian tujuan. Perlu diketahui bahwa koordinasi harus
diusahakan, jadi tidak dapat diharapkan berjalan secara otomatis
karena setiap individu dalam organisasi mempunyai kepentingan
dan pesepsi yang berbeda terhadap tujuan organisasi. Proses
untuk menyelaraskan hubungan antara karyawan dan pekerja
mereka agar saling berhubungan untuk mencapai tujuan
perusahaan. Kegiatan ini terdiri dari kegiatan membagi pekerjaan
diantara kelompok, individu, dan mengkoordinasikan hubungan
antara kegiatan individu dan kelompok.
c. Fungsi komunikasi
Jika organisasi diinginkan berfungsi secara efisien, maka
organisasi tersebut harus menentukan saluran komunikasi
melalui dan berbagai unit dalam organisasi tersebut. Komunikasi
meliputi penyampaian informasi yang behubungan dengan
tujuan, strategi, kebijaksanaan, rencana, pelaksanaan, dan
penyimpangan yang timbul. Dalam penyusunan, berbagai unit
dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan serta
dalam proses anggaran. Selanjutnya, setiap orang yang
26
bertanggung jawab terhadap anggaran harus dinilai mengenai
prestasinya melalui laporan pengendalian poduk.
d. Fungsi motivasi
Anggaran berfungsi pula sebagai alat untuk memotivasi
para pelaksana didalam melaksankan tugas-tugas atau
mencapai tujuan. Memotivasi para pelaksana dapat didorong
dengan pemberian insentif dalam bentuk hadiah berupa uang,
penghargaan, dan sebagainya kepada mereka yang mencapai
prestasi.
e. Fungsi pengendalian evaluasi
Anggaran dapat berfungsi sebagai alat pengendalian
kegiatan karena anggaran yang sudah disetujui merupakan
komitmen dari para pelaksana yang ikut berperan serta di dalam
penyusunan anggaran tersebut. Pengendalian pada dasarnya
adalah membandingkan antara rencana dengan pelaksanaan
sehingga dapat ditentukan penyimpangan yang timbul apakah
sudah menjadi “tanda bahaya” bagi organisasi atau unit-unitnya.
f. Fungsi pendidikan
Anggaran juga dapat berfungsi sebagia alat untuk
mendidik para manajer mengenai bagaimana bekerja secara
terinci pada pusat pertanggung jawaban yang dipimpinya dan
sekaligus menghubungkan dengan pusat pertanggung jawaban
lain di dalam organisasi yang bersangkutan. Dengan demikian,
anggaran bermanfaat untuk latihan kepemimpinan bagi para
27
manajer atau calon manajer dimasa depan mampu menduduki
jabatan yang lebih tinggi.
7. Macam-macam anggaran
Menurut Nafarin (2013 : 31) anggaran dapat dikelompokkan dari
beberapa sudut pandang terdiri dari:
a. Menurut Dasar Penyusunan
1) Anggaran variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
interval kapasitas aktivitas tertentu dan pada intinya merupakan
suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-
tingkat aktivitas yang berbeda. Variabel di sebut juga dengan
anggaran fleksibel.
2) Anggaran tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan
suatu kapasitas tertentu anggaran anggaran tetap tersebut juga
dengan statis.
b. Menurut Cara Penyusunan
1) Anggaran periodik adalah anggaran yang disusun dalam suatu
periode terntentu, pada umunya periodenya satu tahun yang
dsusun setiap akhir periode anggaran.
2) Anggaran kontiyu adalah anggaran yang dibuat untuk
mengadakan perbakan anggaran yang perna dibuat, misalnya
tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat
dalam setahun mengalami perubahan.
c. Menurut Jangka Waktu
1) Anggaran jangka pendek (anggaran taktis), adalah anggaran yang
dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
28
2) Anggaran jangka panjang (anggaran strategis), adalah
anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satuhun.
d. Menurut Bidangnya
Meurut bidangnya anggaran terdiri dari anggaran operasional dan
anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut
anggaran induk. Kedua anggaran tersebut antara lain:
1) Anggaran operasional, adalah anggaran untuk menyyusun
anggaran laporan laba rugi. Anggaran operasioanl antara lain
terdiri dari:
a) Annggaran perusahaan
b) Anggaran biaya pabrik yang terdiri dari anggaran biaya
bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung dan
anggaran overhead pabrik
c) Anggaran beban usaha
2) Anggaran keuangan adalah, anggaran untuk menyusun
anggaran neraca anggaran keuangan antara lain:
a) Anggaran kas
b) Anggaran piutang
c) Anggaran persediaan
d) Anggaran utang
e) Anggaran rencana
e. Menurut Kemampuan Menyusun
1) Anggaran komprensif, merupakan rangkaian dari berbagai
macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran
29
kemprensif merupakan perpaduan dari anggaran operasioanal
dan anggaran keuangan dan disusun secara lengkap.
2) Anggaran pesial, adalah anggaran yang disusun tidak secara
lengkap, anggaran yang hanya menyusun pada bagian
anggaran tertentu saja.
f. Menurut Fungsinya
1) Anggaran tertentu, adalah anggaran yang diperuntukan bagi
tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.
2) Anggaran kinerja, adalah anggaran yang disusun berdasarkan
fungsi aktivitas yang dilakukan didalam perusahaan untuk
menilai apakah biaya atau beban yang dikeluarkan oleh
masing-masing aktifitas tidak melampaui batas tertentu.
8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran
Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik bila mana taksiran-
taksiran yang termuat didalamnya cukup akurat. Agar anggaran tidak
jauh berbeda dengan ralisasinya nanti, diperlukan berbagai data
informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam menyusun anggaran.
Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Faktor-faktor intern, yaitu data infomasi dan pengalaman yang
terdapat dalam peusahaan itu sendiri.
1) Penjualan tahun lalu
2) Kapasitas produksi yang dimiliki peusahaan
3) Tenaga kerja dimiliki oleh perusahaan
4) Keterampilan dan keahliannya
30
5) Modal kerja yang dimiliki perusahaan
6) Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan
7) Kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan
b. Faktor-faktor eksternal, yaitu data informasi dan pengalaman yang
terdapat diluar perusahaan tetapi dirasakan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1) Keadaan persaingan
2) Tingkat pertumbuhan penduduk
9. Tahap-Tahap Penyusunan Anggaran
Supriyono (2015 : 51), mengemukakan penyusunan anggaran
dalam satu organisasi biasanya dikordinasikan oleh komite anggaran
dan departemen anggaran anggonya terdiri dari manajer divisi dan
manajer lainya yang melakukan fungsi-fungsi pokok kegiatan suatu
organisasi atau unit organisasi misalnya manajer, departemen
pemasran, manajer departemen produksi, manajer depatemen
keuangan, akuntan manajemen.
Menurut supriyono (2015 : 52) tahap-tahap penyusunan
anggaran antara lain:
a. Memahami SWOT
Manajemen puncak atau Chief Executive Officer (CEO)
menganalisis informasi masalalu dan perubahan lingkungan luar
yang akan terjadi dimasa depan agar diketahui SWOT (strengths,
weaknes, oppartunites and threats) atau kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan ancaman) yang dimiliki organisasi dari
31
lingkungannya. Lingkungan luar yang dianalisis meliputi : kondisi
perekonomian, persaingan, selera konsumen kebijakan pemerintah
sosial budaya politik keamanan serta teknologi.
b. Memahami Perumusan Strategik Perencanaan Strategis
Atas dasar SWOT, manajemen menyusun perumusan
strategik yaitu proses penentuan tujuan dan strategi pokok yang
akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut atas dasar strategi
poko yang telah ditetapkan selanjutnya disusun program-progaram
melaksankan strategi dalam rangka pencapaian tujuan. Tujuan,
strategi dan program harus dikomunikasikan pada para penyusun
anggaran karena mendasari anggaran yang akan disusun.
c. Mengkomunikasikan Tujuan Strategi Pokok Dan Program
Manajemen puncak selanjutnya mengkmunikasi SWOT,
staregi poko yang suda ditetapkan kepada komite anggaran,
manajer devisi dan manajer di bawahnya agar mereka mengetahui
dan memahami tujuan yang akan dicapai, strategi pokok yang
dilaksanakan serta program yang didasari anggaran yang akan
disusunya.
d. Memilih Taktik, Mengkordinasi Dan Mengawasi Operasional
Manajer devisi dasar SWOT memiliki taktik atau yang
digunakan atas dasar tujuan, strategi dan program telah ditetapkan.
Taktik adalah cara-cara yang akan dilaksanakan program.
Selanjutnya manajer departemen mengambil keputusan
pengoprasian. Keputusan pengoperasian digunakan untuk
mengkordinasi kegiatan di bawa departemenya. Manajer seksi
32
bertanggung jawab merencankan pengawasan operasioanal.
Pengawasan operasional ini digunakan untuk mengarahkan
aktivitas-aktivitas operasional diseksi agar efisien dan efektif.
e. Menyusun Usulan Anggaran
Setiap manajer devisi menyusun dan mengkordinasikan
penyusunan anggaran untuk bagian organisasi dibawahnya yaitu
departemen. Demikian pula manajer departemen juga menyusun
dan mengkordinasikan anggaran bagian organisasi dibawahnya
seksi. Usulan anggaran semua divisi selanjutnya diserahkan
kepada komite anggaran.
f. Menyarankan Devisi Usulan Anggaran
Komite anggaran menyarankan revisi terhadap usulan
anggaran setiap divisi agar terdapat menyelaraskan dengan
anggaran divisi yang lain dan agar terdapat menyelaraskan dengan
anggaran divisi yang lain dan agar sesuai dengan rencana jangka
panjang dan tujuan organisasi yaitu yang ditentukan oleh
manajemen puncak.
g. Menyetujui Usulan Revisi Anggaran Dan Menyusun Menjadi
Anggaran Perusahaan
Setelah anggaran direvisi oleh setiap divisi yang
bersangkutan dan revisinya telah disetujui oleh komite anggaran
maka komite anggaran menyusun usulan tersebut menjadi
anggaran.
33
h. Revisi dan Pengesahaan
Anggaran perusahaan mungkin masih memerlukan revisi
sebelum disahkan oleh manajemen puncak menjadi anggaran yang
resmi. Setelah dilakukan revisi, anggaran tersebut disahkan dan
didistribusikan kepada setiap divisi bagian organisasi dibawahnya
sebagai pedoman pelaksana kegiatan dan sekaligus sebagai alat
pengendalian.
Sedangkan menurut supriyono ( 2015 : 339 ) cara-cara
penyusunan anggaran sebagai berikut:
a. Penyusunan anggaran dimulai dari penentuan besarnya biaya
standar untuk menghasilkan satu unit keluaran
b. Penentuan besarnya jumlah keluaran yang akan dihasilkan oleh
pusat beban teknis yang bersangkutan dalam jangka waktu dan
mutu terntentu
c. Atas dasar keluaran yang akan dihasilkan, manajer pusat beban
teknis menyusun anggaran baiaya yang efesien untuk
menghasilkan keluaran tersebut.
10. Teknik-Teknik Penganggaran
a. Anggaran Dengan Pendekatan Tradisioanal
menurut anggarini dan puranto (2015 : 36) anggaran
tradisional merupakan pendekatan yang saling banyak digunakan di
negara berkembang dewasa ini, terdapat beberapa ciri-ciri dalam
pendekatan ini yaitu:
34
1) Cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan
incrementalism
2) Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item
3) Cenderung sentralistik
4) Bersifat spesifikasi
5) Tahunan
6) Menggunakan prinsip anggaran bruto
Anggarini dan puranto ( 2015 : 38 ) mengemukakan metode
penganggaran tradisional memeliki beberapa kelemahan, antara
lain:
1) Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran
tahunan dengan rencana pembangunan jangka panjang.
2) Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar
pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh
efektivitasnya
3) Lebih berorentasi pada input dari output
4) Sekat-sekat antar departemen yang kaku membuat tujuan
nasioanal secara keseluruhan sulit dicapai
5) Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan
pengeluaran modal investasi
6) Anggaran tradisioanl besifat tahunan
7) Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi
yang tidak memadai menyebabkan lemahnya perencanaan
anggaran
35
8) Persetujuan anggaran yang terlambat, sehingga gagal
memberikan mekanisme pengendalian untuk pengeluaran yang
sesuai, seperti mekanisme pengendalian untuk pengeluaran
yang sesuai, seperti seringya dilakukan revisi anggaran dan
manipulasi anggaran
9) Aliran informasi (sistem informasi financial) yang tidak memadai
yang menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin,
mengidentifikasi maslah dan tindakan.
b. Anggaran publik dengan pendekatan NPM (New Public Managemen)
Anggarini dan puranto (2015 : 40) mengemukan salah satu
model pemerintah di era New Public Manajemen adalah model
pemerintahan yang diajukan oleh osborne dan gaebar (1992) yang
tertuang dalam pandanganya yang dikenal dengan konsep
“reinventing goverment” perspektif baru pemerintah mnurut osborne
dan gaebar tersebut adalah:
1) Pemerintah katalis
2) Pemerintah milik masyarakat
3) Pemerintah yang komprensif
4) Pemerintah yang digerakkan oleh misi
5) Pemerintah yang berorentasi hasil
6) Pemerintah yang berorentasi pelanggan
7) Pemerintah wirausaha
8) Pemerintah anisipatif
9) Pemerintah desentralisasi
10) Pemerintah berorentasi pada mekanisme pasar
36
H. Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan acuan yang
bersumber dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dijadikan pembanding
dalam penelitian ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa
beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis diantara
lain, sebagai berukut:
Putra (2015), melakukan penelitian dengan judul “ analisis sistem dan
pengendalian intern pembayaran kontrak gaji dan karyawan pada PT BARA
DINAMIKA MUDA SUKSES di Malinau’’. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Metode deskiptif komporatif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan sistem dan prosedur pembayaran gaji dan
upah karyawan pada PT BARA DINAMIKA SUKSES di malinau sudah cukup
baik, namun belum sepenuhnya memenuhi unsur-unsur pengendalian intern
secara keseluruhan, atau dengan kata lain masih terdapat beberapa unsur
pengendalian intern yang belum diterapkan dalam sistem dan prosedur
akuntansi penggajian dan pengupahan karyawan tersebut, pelaksanaan
sistem dan prosedur akuntansi pembayaran gaji dan upah karyawan pada
PT BARA DINAMIKA MUDA SUKSES di malinau tidak ada pemisahaan
antara fungsi pembuat daftar gaji dan upah dengan fungsi pembayaran,
untuk pembayaran gaji dan upah dengan menggunakan kas, fungsi pembuat
daftar gaji dan upah karyawan sekaligus sebagai fungsi pembayaran gaji,
mengisi slip pengambilan ke bank, dan melakukan pengambilan uang ke
bank guna pembayaran gaji.
Tampi dan tinangon (2015) melakukan penelitian dengan judul
“analisis sistem pengendalian intern terhadap penggajian pada grand sentral
37
supermarket tomohon”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan sistem yang di terapkan
dalam perusahaan telah berjalan efektif dengan adanya pencatatan yang
terstruktur dan jelas dan pengawasan langsung yang dilakukan oleh pemilik
perusahaan.
Andre P. Tulangow Treesje Runtu (2016) melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Pemerintahan Kabupaten Minahasa “. Metode yang digunakan adalah
metode kualitatif . Hasil penelitian pada APBD Kabupaten Minahasa,
menunjukkan bahwa dalam tiga tahun penelitian pemerintah Kabupaten
Minahasa belum terlalu baik dalam merealisasikan pendapatan daerahnya.
Berbeda dengan belanja daerah, dalam tiga tahun penelitian pemerintah
kabupaten Minahasa sudah baik dalam merealisasikan belanjanya dengan
tidak melebihi dengan jumlah yang dianggarkan.
Wahyu Septo Rini, Gemi Ruwanti (2016) melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Anggaran Dan Realisasi Kegiatan Keuangan Pada
Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan”. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian pada tahap
akhir adalah melakukan perbandingan hasil pengukuran berdasarkan
pendekatan penelitian yang terjadi dalam pelaksanaan realisasi anggaran
dinas pendidikan provinsi kalimantan selatan selama 3 tahun anggaran yang
telah terjadi. Dimana dari ketiga tahun anggaran yang dilakukan untuk
pengukuran anggaran yang ada terhadap realisasi yang dilakukan.
Yuni purwadi , Retno murni sari (2015) melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Pengukuran Kinerja Anggaran Pada Dinas PU Bina Marga
38
Dan Pengairan Kabupaten Blitar”. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif. Hasil penelitian ini dapat dikatakan ekonomis jika
hasil dari perhitungannya menunjukkan kurang dari 100%, untuk rasio efisien
dapat dikatakan efisien jika hasilnya menunjukkan nilai lebih 100%,
sedangkan rasio efektifitas dapat dikatakan efektif jika perhitungannya
menunjukkan nilai mendekati 100%.
Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
No Nama peniliti Judul penelitian Hasil
1 Abdi putra
(2015)
Analisis sistem
dan pengendalian
intern
pembayaran
kontrak gaji dan
karyawan pada
PT bara dinamika
muda sukses di
malinau
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan sistem dan
prosedur pembayaran gaji dan
upah karyawan pada PT. Bara
Dinamika Muda Sukses di
Malinau sudah cukup baik
2 1. RibkaFininal
ce Tamp
2. Jantje J.
Tinangon
(2015)
Analisis sistem
pengendalian
intern terhadap
penggajian pada
grand sentral
supermarket
tomohon
Hasil penelitian menunjukkan
sistem yang diterapkan dalam
perusahaan telah berjalan efektif
dengan adanya pencatatan yang
terstruktur dan jelas dan
pengawasan langsung yang
dilakukan oleh pemilik
perusahaan
3 Andre P.
Tulangow
Treesje Runtu
(2016)
Analisis Realisasi
Anggaran
Pendapatan Dan
Belanja Daerah
Pemerintahan
Kabupaten
Hasil penelitian pada APBD
Kabupaten Minahasa,
menunjukkan bahwa dalam tiga
tahun penelitian pemerintah
Kabupaten Minahasa belum
terlalu baik dalam merealisasikan
pendapatan daerahnya. Berbeda
39
Minahasa dengan belanja daerah, dalam
tiga tahun penelitian pemerintah
kabupaten Minahasa sudah baik
dalam merealisasikan belanjanya
dengan tidak melebihi dengan
jumlah yang dianggarkan.
4 Wahyu Sapto
Rini, Gemi
Ruwanti (2016)
Analisis
Anggaran Dan
Realisasi
Kegiatan
Keuangan Pada
Dinas Pendidikan
Provinsi
Kalimantan
Selatan
Hasil penelitian pada tahap akhir
adalah melakukan perbandingan
hasil pengukuran berdasarkan
pendekatan penelitian yang
terjadi dalam pelaksanaan
realisasi anggaran dinas
pendidikan provinsi kalimantan
selatan selama 3 tahun anggaran
yang telah terjadi. Dimana dari
ketiga tahun anggaran yang
dilakukan untuk pengukuran
anggaran yang ada terhadap
realisasi yang dilakukan.
5 1. Yuni purwadi
2. Retno murni
sari (2015)
Analisis
Pengukuran
Kinerja Anggaran
Pada Dinas PU
Bina Marga Dan
Pengairan
Kabupaten Blitar
Hasil penelitian ini dapat
dikatakan ekonomis jika hasil dari
perhitungannya menunjukkan
kurang dari 100%, untuk rasio
efisien dapat dikatakan efisien
jika hasilnya menunjukkan nilai
lebih 100%, sedangkan rasio
efektifitas dapat dikatakan efektif
jika perhitungannya menunjukkan
nilai mendekati 100%.
40
I. Kerangka Pikir
Dalam penelitian penulis akan mengemukakan kerangka pikir
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Enrekang
Anggaran
Efektifitas
Realisasi
Hasil
Sistem Pengendalian Intern
41
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptf kualitatif
yang bertujuan menggali atau membangun satu proporsi atau menjelaskan
makna dibalik realita. Penelitian ini berpijak dari realita atau peristiwa yang
berlangsung dilapangan. Penelitian metode kualitatif menurut soeyanto
dalam i komang,dkk (2017) diartikan sebagai penelitian yang menghasilkan
data-data deskriptif, mengenali kata-kata lisan maupun tulisan.
B. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian yang diteliti adalah tentang bagaimana
menganalisis sistem pengendalian intern yang dilakukan, sehingga dapat
diketahui apakah masih perlu atau tidak diadakan perbaikan-perbaikan
dalam meningkatkan sistem pengendalian intern terhadap efektifitas
penggunaan anggaran pada dinas pekerjaan umum kabupaten enrekang.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilakukan pada Dinas pekerjaan
umum Kabupaten Enrekang jln juppandang. Sedangkan waktu penelitian
yang digunakan kurang lebih dua bulan mulai dari bulan April 2019 s/d Mei
2019.
D. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan satu jenis data, yaitu data
kualitatif. Data kualitatif merupakan data non angka atau data yang tidak
dapat diukur dalam skala numerik dan berupa penjelasan dalam bentuk
42
kalimat. Dalam penelitian ini data kualitatifnya berupa wawancara atau tanya
jawab terhadap objek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti juga
mengggunakan dua sumber data, yaitu:
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil
wawancara atau tanya jawab oleh peniliti terhadap objek penelitian.
2. Data sekunder
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan tidak dipublikasikan.
Dalam penelitian ini data sekunder, berupa data yang dikumpulkan
melalui catatan dan dokumen resmi perusahaan dan data yang telah
diolah seperti sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, dan
dokumen lainya.
E. Metode Pengumpulan data
Dalam rangka pengumpulan data yang digunakan sebagai penunjang
dalam pembahasan ini, penulis menggunakan metode.
1. Penelitian pustaka (library research), yaitu penulis mengadakan penelitian
dengan peninjauaan pada berbagai pustaka dengan membaca atau
mempelajari buku-buku litertur lainya yang erat hubunganya dengan
penulisan skripsi ini dan dapat mendukung pokok pembahasan. Di
samping itu penulis mengumpulkan data yang ada kaitanya dengan
permasalahan yang akan dibahas dan dapat mendukung penulis.
43
2. Wawancara
Esterberg dalam sugiyono (2013) wawancara adalah pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga
dapat dikontruksikan makna dalam satu topik tertentu. Wawancara
digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan alat bantu seperti
buku untuk mencatat informasi yang dibutuhkan serta kamera untuk bukti
kontrit jika memang benar melakukan wawancara dengan pihak yang
memahami permasalahan.
3. Dokumentasi
sugiyono (2013) dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan sumber-sumber data sekunder yang berhubungan
dengan masalah penelitian yang ada di loaksi penelitian yang merupakan
cacatan peristiwa yang suda lalu dokumentasi dapat berupa tulisan
maupun media berita online, arsip-arsip tertulis dari kantor dinas
pekerjaan umum ataupun dokumentasi eksternal berisi bahan-bahan
informasi berupa buku, jurnal ilmiah, data internet, berkaitan yang
membantu penelitian
F. Instrumen penelitian
Intrumen menurut Farida Yusuf Tayibnapis dalam muhammad
haswad (2017) mengemukakan intrumen termasuk tes, kuesioner,
observasi, interviu, atau wawancara, laporan, ceklis dan alat-alat ukur lainya.
Intrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk menjaring data
yang relevan dengan pokok permasalahan dalam penelitian. Karenanya
instrumen mempunyai peranan penting dalam pengumpulan data.
Kesalahan intrumen akan berakibat pada kesalahan data yang terkumpul
44
dan akhirnya akan terjadi keselahan terhadap penelitian. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan cara wawancara dengan sistem
tanya jawab.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam pembahasan ini adalah
analisis deskriptif kualitatif, hal ini dilaksanakan yaitu dengan cara
mengumpulkan data yang diperlukan dari suatu instansi kemudian
menyusun data, mengelompokkan, dan menginterprestasikan sehingga
memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi yang diteliti
kemudian ditarik kesimpulan untuk disajikan dalam bentuk proposal
penelitian.
Menurut ( Mahmud, 2010:157 ) dalam menganalisis suatu
pelaksanaan Anggran Belanja dapat menggunakan rumus:
Dimana :
1. Anggaran Belanja yaitu konsep yang disediakan perusahaan, yang
meggunakan garis anggaran untk mengkoordinasikan metode yang
akan ditempu dalam rangka memaksimalka sebuah sember daya.
2. Anggaran yang telah terealisasi atau yang telah digunakan untuk
menyajikan informasi da sisa/kurang pembiayaan anggaran, yang
masing-masing dibandingkan dengan anggarannya dalam satu
periode.
Varian= Anggaran Belanja – Realisasi Anggaran
Efektifitas= Output Target / Outut Aktual >= 1
45
1. Apabila ouput (keluaran) aktual dibandingkan output yang
diinginkan <1 maka tidak tercapai efektifitas.
2. Apabila output (keluaran) aktual berbanding yang diinginkan
>1 atau = 1 maka akan tercapai efektifitas.
Guna untuk mengukur tingkat efektifitas maka digunakan
indikator pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.1
Interprestasi Nilai Efektifitas
Persentase Kriteria
>100 % Sangat efektif
90-100% Efektif
80-90% Cukup
60-80% Kurang efektif
<60% Tidak efektif
46
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU)
1. Sejarah singkat kantor dinas pekerjaan umum (PU) Kabupaten
Enrekang
Kabupaten Enrekang adalah slah satu daerah tingkat II di provinsi
Sulawesi Selatan, Indonesia. kabupaten ini berjarak sekitar 230 dari kota
Makassar dan memiliki luas wilayah 1.786.01 km persegi. Sehubungan
dengan ditetapkannya PERDA nomor 4, 5, 6, dan 7 tahun 2000 pada
tanggal 20 agustus 2002 tentang pembentukan 4 kecamatan devinitif.
Derta perda nomor 5 dan 6 tahun 3006 tentang pembentukan 2
kecamatan sehingga pada saat ini kabupaten enrekang telah memiliki 12
kecamatan yang devenitif dan terdiri dari 112 desa dan 7 kelurahan,
Kantor dinas pekerjaan umum (PU) Kabupaten enrekang adalah
satuan kerja perangkat daerah pemerintahan kabupaten enrekang yang
merupakan satuan kerja pengelolaan pekerjaan umum kabupaten
enrekang. Dinas pekerjaan umum kabupaten enrekang adalah bagian
dari salah satu instansi / unit kerja dari pemerintahan kabupaten enrekang
dan merupakan unsure staf yang dipimpin oleh seorang kepala dinas
eselom II/a yang dalam menjalankan tugasnya bertanggungjawab kepada
bupati. Berdasarkan peraturan daerah nomor 2 tahun 2004, tentang
pembentukan organisasi dan tata kerja kabupaten enrekang yang
nantinya akan diatur lebih lanjut dalam keputusan bupati.
47
2. Visi dan Misi PU Kabupaten Enrekang
a. Visi
Terwujudnya pelayanan dan penyediaan infrastuktur bidang
pekerjaan umum menuju Enrekang maju, aman dan sejahtera.
b. Misi
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastuktur dalam upaya
meningkatkan pelayanan public bidang pekerjaan umum.
2. Menyelenggarakan pembangunan infrastuktur sumber daya air
secara optimal.
3. Meningkatkan kinerja penataan, pemanfaatan, dan
pengendalian ruang yang berkualitas dan implementatif serta
mewujudkan integrasi penataan ruang wilayah.
4. Mendorong sumber daya manusia aparatur yang kompeten
akuntabel, tranaran, dan inovatif.
48
3. Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi pada kantor dinas Pekerjaan umum (PU) Kab. Enrekang.
a. Struktur Organisasi
49
b. Job Description
Kedudukan,Tugas pokok dan fungsi kantor dinas Pekerjaan Umum (PU):
1. Dinas Pekerjaan Umum dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab Kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah yangmempunyai tugas membantu
Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang
Pekerjaan Umum.
a. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Kepala Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi:
1) Perumusan kebijakan dinas.
2) Penyusunan rencana strategik dinas
3) Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang Pekerjaan
umum
4) Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian,
pengawasan program dan kegiatan dinas
5) Penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan dinas.
6) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) Kepala Dinas Pekerjaan Umum mempunyai uraian
tugas sebagai berikut:
1) Menyiapkan dan mengajukan rencana strategik dan
program kerja dinas yang sesuai dengan visi misi daerah.
2) Mengkoordinasikan perumusan dan penyusunan program
kerja dinas sesuai bidang tugasnya.
50
3) Menyelenggarakan rencana strategik dan program kerja
dinas .
4) Menyelenggarakan pengaturan, pembinaan ,
pembangunan /pengelolaan, pengawasan dan
pengendalian sumber daya air.
5) Menetapkan kebijakan pengelolaan sumber daya air
kabupaten enrekang.
6) Menyelenggarakan perizinan atas penyediaan,
peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya
air pada wilayah sungai, izin penyediaan, peruntukan,
penggunaan, dan pengusahaan air tanah.
7) Menyelenggarakan pengaturan jalan kabupaten meliputi :
Perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kabupaten/
desa dan jalan kota, penyusunan pedoman operasional
penyelenggaraan jalan, penetapan status jalan
kabupaten/desa dan jalan kota.
8) Menyelenggarakan program pembangunan sarana dan
prasarana perkotaan dan perdesaan jangka panjang
menengah kabupaten dengan mengacu kepada RPJP dan
RPJPM nasional dan provinsi.
9) Menyelenggarakan pengelolaan peremajaan perbaikan
permukiman kumuh nelayan dengan rusunawa.
10) Menyelenggarakan pembangunan dan pengusahaan jalan
kabupaten meliputi : pembiayaan pembangunan jalan
kabupaten/desa dan jalan kota, penganggaran pengadaan
51
lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan kabupaten/ desa
dan jalan kota, pengoperasian dan pemeliharaan jalan
kabupaten/desa dan jalan kota.
11) Membina dan mengembangkan karir pegawai serta
pelayanan kepada masyarakat sesuai bidang tugasnya
maupun dalam rangka kepentingan Pemerintah Daerah.
12) Mengarahkan pelaksanaan program kerja dinas.
13) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengembangan karier.
14) Membina pelaksanaan Program waskat di lingkungan
Dinas.
15) Memberi saran dan Pertimbangan Teknis kepada atasan.
16) Membina pelaksanaan tugas-tugas unit Pelaksana Teknis
Dinas.
17) Mengevaluasi hasil pelaksanaan program kerja di
lingkungan Dinas.
18) Melaporkan hasil Pelaksanaan tugas kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
19) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
2. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, berkedudukan di
bawah dan bertanggungjawab kepada kepala dinas dan
mempunyai tugas membantu kepala dinas menyiapkan bahan
dalam rangka penyelenggaraan dan koordinasi pelaksanaan sub
bagian umum dan kepegawaian, perencanaan dan keuangan
52
serta memberikan pelayanan administrasi dan fungsional kepada
semua unsur dalam lingkup dinas Pekerjaan Umum.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) Sekretaris mempunyai fungsi:
1) Menyusun kebijakan teknis administrasi kepegawaian
,keuangan, perencanaan,pelaporan dan urusan rumah
tangga Dinas,serta menyelenggarakan kebijakan
administrasi umum.
2) Melakukan pembinaa, pengkoordinasian, pengendalian
,pengawasan dan pemberdayaan serta evaluasi
program dan kegiatan pada semua bidang dan lingkup
sekretariat dinas.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimkasud pada
ayat (2) Sekretaris mempunyai uraian tugas sebagai sebagai
berikut :
1) Mempelajari paraturan perundang – undangan dan
ketentuan lainnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
2) Merencanakan operasional pengelolaan administrasi
umum, kepegawaian, perencanaan,pelaporan dan
keuangan lingkup sekretariat dinas.
3) Mengkoordinasikan penyusunan program dan rencana
penanganan tugas – tugas ke PU-an pada semua
bidang, termasuk urusan perencanaan ,kepegawaian ,
umum,keuangan dalam lingkup Dinas.
53
4) Memberikan pelayanan teknis administrasi kepada
bidang – bidang dan sekretariat dalam di lingkungan
Dinas dalam rangka pelaksanaan tugas dinas.
5) Melakukan monitoring, evaluasi,pelaporan kegiatan
pada semua bdiang dalam rangka kelancaran tugas-
tugas ke PU-an.
6) Melaksanakan pembinaan dan pengembangan Sumber
Daya Manusia/ SDM semua Staf Dinas.
7) Menilai prestasi kerja bawahan sebagai bahan
pertimbnagan dalam pengembangan Karier.
8) Menginventarisasi permasalahan pada sekretariat dan
semua bidang dan mencari solusi pemecahannya.
9) Menyiapkan dan menyusun bahan laporan akuntabilitas
Kinerja ( LAKIP ) dinas.
10) Memberikan saran pertimbangan teknis administrasi
kepada pimpinan .
11) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan.
12) Melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang diberikan
oleh pimpinan.
3. Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Sekretaris dan mempunyai tugas
pokok melaksanakan perencanaan, pengendalian data,
pembinaan evaluasi program / kegiatan dinas.
54
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Kepala Sub Bagian Perencanaan
mempunyai fungsi :
1) pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian.
2) pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian,
pengawasan program dan kegiatan dalam lingkup
Sub bagian.
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam
lingkup sub bagian.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) Kepala Sub Bagian perencanaan
mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
1) Menyusun rencana operasionalisasi kegiatan kerja
sub bagian Perencanaan dan Pelaporan.
2) Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk
kepada staf.
3) Memberi petunjuk operasional kegiatan kepada
stafnya.
4) Menyusun rencana perjalanan dinas.
5) Mengendalikan rencana tahunan.
6) Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana
dinas meliputi pemeliharaan gedung, pemeliharaan
peralatan; dan Pemeliharaan Kendaraan
Operasional.
55
7) Menyiapkan bahan laporan bulanan, triwulan dan
tahunan.
8) Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan
bahan menurut ketentuan yang berlaku.
9) Mengumpulkan dan mengolah data laporan hasil
kegiatan dinas.
10) Melaksanakan pengumpulan, pengolahan,
penganalisaan dan penyajian data statistik serta
informasi Dinas.
11) Melaksanakan penyusunan bahan Rencana
Strategis (RENSTRA) Dinas.
12) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan
dinas.
13) Melaksanakan Penyusunan bahan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Dinas.
14) Melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan
RKA / DPA Dinas.
15) Melaksanakan inventarisasi permasalahan
penyelenggaraan program dan kegiatan.
16) Mengevaluasi hasil program kerja.
17) Membuat laporan hasil kegiatan.
18) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan.
56
4. Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian
yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada
Sekretaris dan mempunyai tugas pokok melaksanakan
melaksanakan urusan Penata Usahaan Administrasi Keuangan
serta merumuskan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
Dinas, melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan tugas-tugas di Sub Bagian serta membuat laporan
secara berkala.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :
1) pelaksanaan kebijakan teknis sub bagian.
2) pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup Sub bagian.
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam
lingkup sub bagian.
5) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) Kepala Sub Bagian keuangan mempunyai uraian
tugas sebagai berikut:
6) Membuat rencana operasionalisasi program kerja Sub
bagian Keuangan.
7) Membuat daftar usulan kegiatan.
8) Membuat daftar gaji dan melaksanakan penggajian.
57
9) Menyiapkan proses administrasi terkait dengan
penatausahaan keuangan daerah sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
10) Menyiapkan pembukuan setiap transaksi keuangan pada
buku kas umum.
11) Melaksanakan perbendaharaan keuangan dinas.
12) Melaksanakan Pengendalian pelaksanaan tugas pembantu
pemegang kas.
13) Mengajukan SPP untuk pengisian kas, SPP beban tetap
dan SPP gaji atas persetujuan pengguna anggaran (kepala
satuan kerja perangkat daerah/lembaga teknis daerah
yang ditetapkan sebagai pengguna anggaran dengan
keputusan bupati.
14) Mendistribusikan uang kerja kegiatan kepada pemegang
kas kegiatan sesuai dengan jadwal kegiatan atas
persetujuan pengguna anggaran.
15) Melaksanaan kegiatan meneliti, mengoreksi dan
menandatangani Surat Pertanggungjawaban (SPJ) atas
penerimaan dan pengeluaran kas beserta lampirannya dan
laporan bulanan.
16) Mengevaluasi hasil Program kerja;Membuat Laporan hasil
kegiatan.
17) Melaksanakantugas lain yang diberikan oleh atasan.
5. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang
Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab
58
kepada Sekretaris dan mempunyai tugas pokok membantu
Sekretaris dalam menyelenggarakan ketatausahaan, rumah
tangga dan perlengkapan serta pengelolaan administrasi
kepegawaian.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1) pelaksanaan kebijakan teknis Sub Bagian.
2) pelaksanaan program dan kegiatan sub bagian.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, dan
pengawasan terhadap program dan kegiatan dalam
lingkup sub bagian.
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam lingkup
sub bagian.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), kepala sub bagian umum dan kepegawaian
mempunyai uraian tugas sebagai berikut.
1) merencanakan kegiatan dan program sub bagian umum
dan kepegawaian berdasarkan ketentuan peraturan
perundang – undangan sebagai pedoman kerja.
2) menghimpun dan mempelajari peraturan perundang –
undangan, kebijakan teknis, pedoman, dan bahan – bahan
lainnya yang berhubungan dengan tugas sub bagian
umum dan kepegawaian.
59
3) mengumpulkan, mengolah data dan informasi,menginvent
arisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan
permasalahan yang berhubungan dengan tugas-tugas
urusan umum dan kepegawaian
4) memberikan pelayanan naskah dinas, kearsipan,
perpustakaan, komunikasi, pengetikan/penggandaan/
pendistribusian, penerimaan tamu, kehumasan dan
protokoler.
5) melayani keperluan dan kebutuhan serta perawatan ruang
kerja, ruang rapat/pertemuan, komunikasi, dan
sarana/prasarana kantor.
6) Melaksanakan pengurusan perjalanan dinas, kendaraan
dinas, keamanan kantor serta pelayanan
kerumahtanggaan lainnya.
7) memfasilitasi usulan pengadaan, pengangkatan, mutasi,
kesejahteraan pegawai, cuti, penilaian, pemberian
penghargaan, pemberian sanksi/hukuman dan
pemberhentian/pensiun, serta spendidikan dan pelatihan
pegawai.
8) melaksanakan penyusunan Daftar Urutan Kepangkatan
(DUK) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) di lingkup Dinas.
9) menyiapkan bahan koordinasi dan petunjuk teknis
kebutuhan dan pengadaan perlengkapan/sarana kerja
serta inventarisasi, pendistribusian, penyimpanan,
perawatan dan penghapusannya.
60
10) membina dan mengarahkan pelaksanaan tugas staf Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian.
11) mengevaluasi pelaksanaan tugas – tugas Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian.
12) melaporkan hasil pelaksanaan tugas Sub Bagian Umum
dan Kepegawaian kepada Sekretaris.
13) melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.
6. Bidang Bina Marga dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang
mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas dalam
pembinaan pengendalian,pengembangan serta menyusun
program kerja dan pelaksanaan tugas pembnagunan,peningkatan
serta pemeliharaan prasarana dan sarana Jalan dan Jembatan
daerah guna meningkatkan dan mepertahankan layanan jaringan
jalan dalam mendukung kelancaran arus transportasi
barang/jasa,membuka sentra-sentra produksi dan kawasan
potensial yang masih terisolasi serta meningkatkan aksesibilitas
wilayah kabupaten Enrekang.
a. Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) Kepala Bidang Bina Marga mempunyai fungsi:
1) Penyusunan kebijakan teknis bidang.
2) Melaksanakan rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan
jembatan.
3) Melakukan kajian pengembangan sistem jaringan jalan
dan jembatan dalam mendukung arus pergerakan barang
61
dan jasa antar wilayah.penyusunan kebijakan teknis
bidang.
4) penyelenggaraan program dan kegiatan pembangunan
dan peningkatan jalan dan jembatan.
5) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan kepala seksi dalam lingkup bidang.
6) penyelenggaraanevaluasi program dan kegiatan kepala
seksi dalam lingkup bidang.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) Kepala Bidang Bina Marga uraian tugas sebagai
berikut:
1) Mempelajari paraturan perundang – undangan dan
ketentuan lainnya menyangkut Jalan dan Jembatan untuk
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
2) Menyusun program dan rencana
pembangunan,peningkatan dan pemeliharaan prasarana
dan sarana jalan dan jembatan daerah serta menyiapkan
rencana teknis guna mendukung implementasi
pelaksanaan tugas di lapangan.
3) Melaksanakan program pembangunan, peningkatan dan
pemeliharaan jalan dan jembatan sesuai dengan rencana
yang ada.
4) Bekerja sama dengan Bidang Bina Teknik/Bina Program
dalam mengumpulkan dan menyusun data base sistem
jaringan jalan kabupaten/desa,untuk kebutuhan evaluasi,
62
monitoring serta sebagai bahan untuk menyusun program
pembnagunan,peningkatan dan pemeliharaan sistem
jaringan jalan dan jembatan termasuk pengembangan
fungsi,status jalan dan sistem jaringan jalan dan jembatan.
Menyiapkan dan menyusun bahan laporan akuntabilitas
Kinerja Dinas ( Lakip );
5) Mengintventarisasi permasyalahan pada Bidang Bina
Marga dan menacari solusi pemecahannya.
6) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan.
7) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh pimpinan.
7. Bidang Pengembangan Sumber Daya Air Alam dipimpin oleh
seorang Kepala Bidang, mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam membina dan mengkoordinir Kepala. Kepala Seksi
dilingkup Bidang Pengembangan Sumber Daya Air, serta
Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan teknik,
konservasi dan Pengembangan Sumber Daya Air.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), KepalaBidang Pengembangan Sumber Daya Air,
mempunyai fungsi:
1) Penyusunan program dan kegiatan bidang.
2) pelaksanaan program dan kegiatan bidang;
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup seksi bidang; dan
63
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam
lingkup seksi.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Air,
mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
1) Mempelajari peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelancaran
pelaksanaan tugas.
2) Menyusun rencana program Bidang Pengembangan
Sumber Daya Air serta kebijaksanaan pengembangan
sarana dan prasarana pengairan, pengelolaan,
pemanfaatan dan pengendalian wilayah sungai.
3) melakukan Studi kelayakan terhadap kemungkinan
pengembangan potensi Sumber daya Air daerah.
4) Mengembangkan, meningkatkan prasarana dan sarana
pengairan serta pemeliharaan dan eksploitasi sistem
jaringan irigasi yang ada.
5) Melakukan Inventarisasi data mengenai jumlah dan
kapasitas pengairan daerah yang ada termasuk sungai
dan rawa.
6) Melakukan pemantuan, studi kelayakan tentang potensi,
kondisi dan perilaku daerah aliran sungai (DAS), guna
pemanfaatkan atau pengendalian terhadap bahaya banjir,
erosi, pendangkalan (sedimentasi) dasar sungai ataupun
pemanfaatan sebagai sumber air baku untuk air minum.
64
7) Menyiapkan dan menyusun bahan laporan akuntabilitas
Kinerja Dinas (LAKIP).
8) Menginventarisasi permasalahan pada bidang
Pengembangan Sumber Daya Air dan mencari solusi
pemecahan masalahnya.
9) Malaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan.
10) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh pimpinan.
8. Seksi Pengembangan Prasana Pengairandipimpin oleh seorang
Kepala Seksi, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
melaksanakan pembinaan dan bimbingan di bidang
Pengembangan Prasana Pengairan.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Kepala Seksi Pengembangan Prasana Pengairan
mempunyai fungsi:
1) penyusunan program dan kegiatan seksi.
2) pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup seksi; dan
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam
lingkup seksi.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) Kepala Seksi Pengembangan Prasana Pengairan
mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
65
1) Mempelajari peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya yang berhubungan dengan
pengembangan sumber daya air untuk menunjang
pelaksanaan tugas.
2) Menyusun program dan rencana tahunan kegiatan
pembangunan dan pengembangan prasarana pengairan.
3) Mengumpulkan dan menyusun data base sistem jaringan
pengairan, kondisi dan potensi pengembangan sungai
untuk pemanfaatan multi purpose (serba guna) sesuai
kebutuhan pembangunan daerah.
4) Mengumpulkan data, bahan penyusunan standar,
pedoman, manual, dan petunjuk teknis perencanaan
termasuk pendanaan untuk pengembangan prasarana
pengairan daerah yang berkelanjutan (sustainable
development).
5) Melakukan bimbingan dan petunjuk teknis terhadap
pelaksanaan pembangunan dan Pengembangan
prasarana pengairan.
6) Melakukan evaluasi, pengawasan dan pemantauan
pemanfaatan prasarana pengairan.
7) Menyusun data dan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
pembangunan lingkup Seksi Pengembangan prasarana
pengairan.
8) Melakukan pembinaan terhadap Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A).
66
9) Menginventarisasi permasalahan pada seksi
pengembangan prasarana pengairan serta mencari solusi
pemecahannya.
10) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala
Bidang Pengembangan Sumber Daya Air.
11) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh kepala Bidang.
9. Seksi Seksi Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana Pengairan
dipimpin oleh seorang Kepala Seksi, mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang melaksanakan pembinaan dan bimbingan di
bidang Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana Pengairan.
a. Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Kepala seksi Seksi Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana
Pengairan mempunyai fungsi:
1) penyusunan program dan kegiatan seksi;
2) pelaksanaan program dan kegiatan seksi;
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup seksi; dan
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam
lingkup seksi.
b. Dalam menjalan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Kepala Seksi Seksi Rehabilitasi/Pemeliharaan Prasarana
Pengairan mempunyai uraian tugas sebagai berikut:
1) Mempelajari peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya menyangkut Rehabiltasi/pemeliharaan
67
prasarana pengairan guna menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas.
2) Menyiapkan, dan memberikan petunjuk teknis operasional
tugas-tugas pada staff seksi rehabilitasi/pemeliharaan
prasarana pengairan.
3) Mengumpulkan data, bahan penyusunan pedoman,
standar,norma, panduan, manual, dan petunjuk teknis
penyusunan program, perencanaan, pengoperasian
pengawasan, rehabilitasi/pemeliharaan prasarana
pengairan.
4) Melakukan pendataan, inventarisasi dna dokumentasi
pelaksanaan kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan prasarana
pengairan.
5) Melaksanakan pembinaan, pengendalian, pengawasan
dalam penyelenggaraan kegiatan rehabiltasi/pemeliharaan
prasarana pengairan.
6) Melakukan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan
terhadap pelaksanaan kegiatan lingkup seksi
rehabiltasipemeliharaan prasarana pengairan.
7) Menginventarisasi permasalahan pada seksi
rehabiltasi/pemeliharaan prasarana pengairan serta
mencari solusi pemecahannya.
8) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan.
9) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan
oleh atasan.
68
10. Bidang Peralatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang,
mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam membina dan
mengkoordinir Kepala Kepala Seksi dilingkup Bidang Peralatan,
serta Menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan teknik,
konservasi dan usaha Peralatan.
a. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), KepalaBidang Peralatan, mempunyai fungsi:
1) Penyusunan program dan kegiatan bidang.
2) pelaksanaan program dan kegiatan bidang.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup seksi bidang.
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam
lingkup seksi.
b. Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Kepala Bidang Peralatan, mempunyai uraian tugas
sebagai berikut:
1) Penyelenggaraan, Pelaksanaan dan Penyusunan Tata
Laksana Peralatan dan Perbengkelan.
2) Penyelenggaraan dan Pelaksanaan Pengendalian
Peralatan dan Perbengkelan.
3) Penyelenggaraan dan Pengembangan Peralatan dan
Pemeliharaannya.
4) Mempelajari peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya yang terkait dengan tatalaksana
peralatan dan perbengkelan.
69
5) Menyusun program kerja dan rancangan kegiatan tata
laksanaperalatan perbengkelan dan penyimpanan
peralatan;
6) Menyusun program pengadaan, pemeliharaan dan
perbaikan serta penyimpanan asset daerah berupa
peralatan berat agar dapat berfungsi secara maksimal.
7) Menyusun rencana pemanfaatan dan penggunaan serta
penyimpanan peralatan berat guna kelancaran
pelaksanaan pembangunan fisik di lapangan.
8) Menyusun Target Pendapatan Asli Daerah (PAD), melalui
penggunaan dan pemanfaatan asset daerah berupa alat
berat, dumptruck oleh mitra kerja.
9) Melakukan pembinaan, bimbingan teknis pemanfaatan dan
pengoperasian peralatan dan perbengkelan serta
pemeliharaan/penyimpanan kepada seluruh stafbidang
peralatan dan perbengkelan.
10) Melakukan pelatihan khusus kepada tenaga operator
peralatan berat, teknis perbengkelan dan
penyimpanan/perawatan peralatan.
11) Melakukan kajian dan perencanaan terhadap kebutuhan
akan peralatan dan perbengkelan dengan
mempertimbangkan kondisi keuangan daerah.
12) Menyusun Standar Operasional dan Prosedur (SOP)
tatalaksana peralatan dan perbengkelan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
70
13) Menyiapkan bahan penyusunan laporan akuntabilitas
kinerja (LAKIP) dinas.
14) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan;
dan
15) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan
pimpinan.
11. Seksi Seksi Pemeliharaan Peralatan dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
melaksanakan pembinaan dan bimbingan Teknis di Bidang
Pemeliharaan Peralatan:
a. Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Kepala seksi Seksi Pemeliharaan Peralatan mempunyai
fungsi:
1) penyusunan program dan kegiatan seksi.
2) pelaksanaan program dan kegiatan seksi.
3) pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan
program dan kegiatan dalam lingkup seksi.
4) pelaksanaan evaluasi program dan kegiatan dalam
lingkup seksi.
b. Dalam menjalan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Kepala Seksi Pemeliharaan Peralatan mempunyai uraian
tugas sebagai berikut:
1) Mempelajari peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lainnya yang terkait dengan standar operasional
prosedur pemeliharaan peralatan
71
2) Membuat program dan rencana kerja seksi pemeliharaan
peralatan.
3) Menyiapkan petunjuk teknis operasional pelaksnaan tugas-
tugas pemeliharaan peralatan.
4) Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas-tugas kepada staf
seksi pemeliharaan peralatan.
5) Melakukan pembinaan, diklat kepada petugas
pemeliharaan peralatan agar memiliki keterampilan, dan
kepekaan yang tinggi didalam pemanfaatan peralatan.
6) Melakukan pemantauan,pemeriksaan kesiapan peralatan
agar senantiasa siap digunakan.
7) Melakukan penyimpanan setiap alat yang belum dipakai
dalam gudang.
8) Melakukan peñatausahaan setiap peralatan/alat yang
disimpan dalam gudang.
9) Mencatat keluar dan masuknya peralatan/alat kedalam
gudang.
10) Melakukan pemeliharaan/perawatan alat yang disimpan
dalam gudang.
11) Melaporkan secara berkala kepada Kepala Dinas jumlah
dan kondisi peralatan yang tersimpan dalam gudang.
12) Melakukan kajian dan perencanaan terhadap kebutuhan
alat-alat yang akan disimpan dalam gudang.
72
13) Menyusun Standar Operasional dan Prosedur (SOP)
penyimpanan peralatan untuk kelancaran pelaksanaan
tugas.
14) Menyiapkan bahan penyusunan Laporan Akuntabilitas
Kinerja (LAKIP) Dinas.
15) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada pimpinan.
16) Melakukan koordinasi dengan unit kerja lain terkait dengan
pemanfaatan peralatan.
12. Adapun tugas pokok dari kantor PU Kabupaten Enrekang
yaitu:
a. Melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah bidang
pekerjaan umum (PU) yang menjadi tanggungjawabnya, dan
melaksanakan tugas pembantuan yang diserahkan oleh
bupati.
b. Mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan
lainnya untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
c. Merumusakan kebijakan teknis, memberikan bimbingan dan
pembinaan teknis dalam program pembangunan fisik
kebupaten enrekang.
d. Mengkoordinasikan perumusan serta menfasilitasi kebijakan
pemerintahan kabupaten enrekang dalam bidang ke PU-an.
4. Rencana strategis
a. Umum
Sejalan dengan era reformasi saat ini, dan dengan
diberlakukannya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
73
yang direvisi kembali dengan Undang- Undang Nomor 32 tahun
2005 serta Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999, tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, maka
pemerintah daerah memiliki kewenangan yang lebih luas dalam
menata daerahnya dengan mengoptimalkan seluruh potensi daerah
yang dimiliki, termasuk didalamnya pembangunan dan
pengembangan sarana dan prasarana yang berperan sangat
penting dalam memajukan perekonomian suatu wilayah
kabupaten/kota.
Mencermati keadaan tersebut, Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Enrekang sesuai Rencana Strategis (Renstra) yang
disusun, dituntut untuk lebih kreatif dalam merencanakan suatu
infratruktur yang efisien, efektif, terpadu dan saling sinerji antar
berbagai sistem, termasuk perangkat pemerintah, serta peran aktif
masyarakat yang lebih nyata, sehingga pembangunan sarana dan
prasarana wilayah dapat memberikan manfaat yang nyata dan
dampak yang luas dalam pengembangan dan peningkatan
perekonomian masyarakat (Local Economic Development).
Beberapa program pembangunan yang dilaksananakan
terbagi dalam 3 sektor yakni sektor perhubungan darat (jalan dan
jembatan), sektor permukiman dan Perumahan, dan sektor
pengairan. Sektor Perumahan dan Permukiman programnya
meliputi kegiatan Penyehatan Lingkungan Permukiman dan
perumahan melalui kegiatan pembangunan drainase, Perbaikan
permukiman dan perumahan berupa pembangunan jalan
74
lingkungan. Sementara sektor Pengembangan Sumber daya Air
(PSDA) meliputi pekerjaan pembangunan saluran irigasi, rehabilitasi
dan pemeliharaan saluran irigasi, bangunan intake serta penyediaan
air bersih perkotaan dan perdesaan.Sementara untuk sektor
perhubungan darat meliputi program Pemeliharaan Rutin Jalan,
pemeliharaan Periodik jalan, pengerasan jalan, pengaspalan jalan.
Sejalan dengan adanya kebijakan otonomi daerah, maka
peranan sarana dan prasarana transportasi, khususnya sistem
jaringan jalan kabupaten/lokal menjadi semakin nyata dalam usaha
mengentaskan masalah kemiskinan masyarakat perdesaan. Salah
satu usaha yaitu melalui perbaikan tingkat aksesibilitas pusat-pusat
desa atau daerah terpencil (Remote Areas) dengan memanfaatkan
prasarana transportasi berupa sistem jaringan jalan kabupaten/lokal
dengan mengembangkan wilayah perdesaan (Rural Area).
Penyediaan prasarana transportasi jaringan jalan dalam suatu
wilayah /kawasan akan memberikan dampak yang sangat besar
terhadap perkembangan wilayah/kawasan tersebut antara lain :
1) Peningkatan produksi, distribusi pangan, industri,
ekspor/perdagangan, parawisata,agro industri dan bisnis, akan
memberikan dampak terhadap pertumbuhan perekonomian
suatu wilayah/kawasan perkotaan dan perdesaan.
2) Peningkatan kesejahteraan melalui pengentasan kemiskinan,
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, pengembangan
daerah terisolasi, peningkatan aksesibilitas dan mobilitas
masyarakat.
75
c. Tujuan Strategis
Beberapa tujuan strategis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Enrekang adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan infrastruktur transportasi yang aman, nyaman, dan
efektif.
2. Meningkatkan Prasarana Dan Sarana Pelayanan Publik (Air
Bersih, sanitasi/Air Limbah, Drainase, Jalan Lingkungan, Fasilitas
Umum Dan Bangunan Gedung).
3. Mewujudkan ketertiban penyelenggaraan konstruksi dan
memberikan pelayanan jasa pengujian laboratorium.
4. Mewujudkan ketersediaan dokumen Perencanaan sebagai
pedoman pelaksanaan kegiatan penyediaaan infrastruktur.
5. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dalam mendukung
peningkatan kapasitas keuangan daerah.
6. Meningkatkan pelayanan infrastruktur jaringan irigasi dan
bangunan pengaturan sungai.
7. Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Penataan Ruang Yang
mendorong keterpaduan pembangunan infrastruktur dan
implementasi program pembangunan daerah.
8. Meningkatkan kapasitas kinerja SDM aparatur dalam rangka
pelayanan lingkup pekerjaan umum.
d. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang
1. Bahwa berdasarkan Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 13 tahun
2006 tentang pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagai
mana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturab Mentri
76
Dalam Negri Nomor 21 Tahun 2016 tentang pokok-pokok
pengelolaan keuangan daerah, Sebagaimana yang telah diubah
dengan Pengaturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017, dengan
menyatahkan bahwa kepala daerah menetapkan peraturaan kepala
daerah tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah dengan
berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintah.
2. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalan
huruf a, perlu menetapkan peraturan Bupati tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten
1) Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik
Inonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1822);
2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
3) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286;
4) Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (
Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
77
5) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah
(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia npmor 4438);
6) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 244, Tambahan Lembara Negara Nomor 5587)
Sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintah Daerah (Lembaga Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 5679);
7) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5774);
8) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaga Negara Republik
Indonesia Nomor 4578);
9) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemeintah (Lembaran Negara
78
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
10) Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Keuangan Negara / Daerah (Lembaga Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83);
11) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Akuntansi
Pemerintahan (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 123, Tambahan Lembaga Negara Republik
Indonesia Nomor 5165);
12) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Hibah
Daerah(Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5272);
13) Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Mentri Dalam Negri
Nomor 21 Tahun 2010 Tentag Perubahan Atas Peraturan Mentri
Dalam Negri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
14) Peraturan Mentri dalan Negri Nomor 55 Tahun 2008 tentang
Penatausahaan Keuangan di Tingkat Bendahara;
15) Peraturan Mentri Dalam Negri Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Penetapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pada
Pemerintah Daerah;
79
16) Praturan Daerah Nomor 14 Tahun 2006 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten
Enrekang Nomor 14 Tahun 2006) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2006
Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Enrekang Tahun 2017 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 31);
17) Peraturan Bupati Enrekang Nomor 21 Tahun 2016 Tentang
Cara Pembentukan Produk Hokum Daerah (Berita Daerah
Kabupaten Enrekang Tahun 2016 Nomor 21).
B. Hasil Penelitian
1. Sistem Pengendalian Intern Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Enrekang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, Sistem
pengedalian intern pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang
yang terdiri dari 5 bagian sudah sesuai dengan undang-undang dan
peraturan yang berlaku serta efektifitas operasi dan meliputi metode,
ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga keandalan dan
ketelitian akuntansi dan mendorong dipenuhinya kebijakan manajemen.
Adapun bagian-bagian dari pengendalian intern sebagai berikut:
a. Lingkungan Pengendalian
Ada beberapa unsur yang diterapkan Dinas PU tentang
lingkungan pengendalian, antara lain:
1) Integritas dan nilai etika
80
Integritas dan nilai etika diterapkan dengan baik oleh
Dinas Pekerjaa Umum pada seluruh pegawainya. Dalam
struktur SPI dinas pekerjaan umum sudah mencakup
kerangka kerja perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
pengawasan dalam mencapai tujuan pengendalian internal.
Dinas pekerjaan umum juga selalu memberikan arahan
kepada para pegawai maupun para pengelola keuangan agar
bekerja sesuai aturan yang ada sehingga struktur organisasi
secara umum maupun di bagian keuangan telah memadai.
Juga bagi para pegawai, dinas pekerjaan umum dilakukan
pengembangan sumber daya dari para personel dengan
program diklat dan bimbingan teknis di bidang masing-
masing. Dengan demikian setiap bagian mengetahui bagian
tugas dan kerja masing-masing. Jika masih terdapat pegawai
yang melanggar aturan yang telah ditetapkan, maka dinas
pekerjaan umum akan memberikan sanksi antara lain teguran
lisan maupun tulisan kepada pegawai yang dianggap
melanggar aturan atau belum melaksanakan aturan dengan
baik. Dengan demikian, dan hal itu dapat menekan
penyimpangan yang terjadi dalam dinas pekerjaan umum
provinsi sulawesi selatan.
2) Komitmen terhadap kompetensi
Komitmen terhadap kompetensi dinas pekerjaan
umum sudah baik diterapkan. Para pegawai ditempatkan
sesuai pendidikan, pengetahuan maupun keahlian masing-
81
masing. Dan seperti yang telah dijelaskan pada poin 1), dinas
pekerjaan umum melakukan pengembangan sumber daya
manusianya lewat diklat dan bimbingan teknis.
3) Dewan direksi dan komite audit
Berkaitan dengan satuan pengendalian intern dinas
pekejaan umum, terdapat tenaga ahli yang berasal dari
inspektorat provinsi yang memiliki peran dan pengendalian
internal yaitu untuk membantu seluruh pelaksana di dinas
agar dapat bekerja sesuai aturan yang berlaku dan mencegah
terjadinya kesalahan yang dapat mengakibatkan kerugian
negara. Objektivitas dijunjung tinggi dalam pekerjaan
khususnya dalam pengelolaan keuangan. Aktivitas dinas
pekerjaan umum yang memberikan pelayanan publik pada
masyarakat lewat pembangunan infrastuktur juga telah
dijalankan dengan baik dan dinamis, juga telah bekerja sesuai
dengan prinsip korporasi yang sehat dan tidak terpengaruh
dengan pihak luar.
4) Filospfi dan Gaya Operasi
Bila melihat gaya operasi dalam dinas pekerjaan
umum, telah ada pemisahan fungsi tugas kerja yang jelas,
sehingga para pegawai bekerja dan ditempatkan sesuai
dengan bagian yang dikuasai dengan melihat latar belakang
pendidikan dan keahlian masing-masing.
5) Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab
82
Wewenang dalam dinas PU diberikan kepada pegawai
yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan
dikomunikasikan kepada seluruh pegawai guna dilaksanakan
demi pencapaian tujuan dinas PU. Para pegawai juga
diarahkan untuk mengatasi masalah maupun memperbaiki
jika masalah sudah terlanjur terjadi dalam lingkungan Dinas
Pekerjaan Umum.
6) Kebijakan dan Praktif
Dinas pekerjaan umum menetapkan kriteria yang jelas
tentang standar pegawai dengan penekanan pada pendidikan,
pengalaman, prestasi maupun etika pegawai. Juga terdapat
program pelatihan yang berkesinambungan bagi sumber daya
manusia yang ada dalam lingkungan dinas pekerjaan umum.
Integritas dan etika juga merupakan faktor penting yang
menjadi pertimbangan bagi para pegawainya. Untuk itu ketika
pegawai melanggar integritas dan etika yang ada maka
pegawai yang menyalahi aturan tersebut mendapat teguran
maupun sanksi yang tegas.
b. Peniaian Resiko
Penilaian resiko sangat penting dilakukan oleh pimpinan
instansi pemerintah dalam hal ini pimpinan dinas pekerjaan umum
kabupaten enrekang. Berdasarkan pp no. 60 tahun 2008 tentang
sistem pengendalian intern pemerintah, penilaian resiko terdiri
atas identifikasi resiko dan analisis resiko. Dalam rangka
peneliaan resiko, pimpinan instansi pemerintah menetapkan
83
tujuan dinas pekerjaan umum, serta tujuan pada tingkatan
kegiatan dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan dan pimpinan dinas menetapkan strategi operasional
serta strategi manajemen dan penilaian resiko. Setelah mengenali
resiko dari faktor internal dan eksternal dan menilai faktor lain
yang dapat meningkatkan resiko, pimpinan menerapkan prinsip
kehati-hatian dalam menentukan tingkat resiko.
c. Aktivitas Pengendalian
Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No
60 Tahun 2008 Tentang Sistem Interen Pemerintah bahwa
pimpinan instansi pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan
pengendalian sesuai denga ukuran, kompleksitas, dan sifat dari
tugas da fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan, maka
dinas pekerjaan umum melakukan beberapa poin kegiatan
pengendalian, antara lain:
1) Pemisahan tugas yang cukup
Berdasarkan struktur organisasi Dinas Pekerjaan
Umum, dapat kita lihat bahwa terbagi dari berbagai bidang,
yaitu:
a. Bidang bina marga
b. Bidang cipta karya
c. Bidang sumber daya air
d. Bidang tata ruang
e. UPTD Balai pengujian mutu kontruksi
f. UPTD Balai Peralatan dan Pembekalan
84
g. UPTD Balai bidang teknik
h. UPTD Air Minum
i. UPTD Wilayah I
j. UPTD Wilayah II
k. UPTD Wilayah III
l. UPTD Wilayah VI
Dalam penyusunan laporan keuangan pun, terdapat
bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran, dimana
kas di bendahara penerimaan mencakup seluruh kas, baik
saldo rekening di bank dan uang tunai, yang berada di bawah
tanggung jawab bendahara penerimaan.
2) Reviu atas kinerja
Guna atas pencapaian visi misi dinas, tentunya ada
yang menjadi tolak ukur penilaian, itulah yang dijadikan
atasan dalam mereviu kinerja pegawainya agar dapat
memeberikan kinerja yang baik dalam pelaksanaan tugas
para pegawainya.
3) Pembinaan sumber daya manusia
Pembinaan sumber daya manusia dilakukan dinas
pekerjaan umum demi tercapaianya lingkungan kerja yang
baik. Setelah penetapan tujuan dinas, dan
mengkomunikasikan kepada seluruh pegawai, dinas
pekerjaan umum melakukan pembinaan sumber daya
manusia agar mendukung pencapaian tujuan instansi.
85
d. Informasi dan komunikasi
Dalam Dinas Pekerjaan Umum, informasi tentang tujuan
instansi dan dikmunikasikan dengan jelas kepada seluruh pegawai
tentang apa yang harus dilakukan agar keseluruhan tujuan dapat
tercapai dengan baik.
e. Pemantauan
Pemantauan dilakukan dengan tujuan jika terjadi
kesalahan, dapat dideteksi secara dini dan dilakukan tindak
pencegahan yang tepat. Di Dinas Pekerjaan Umum, pemantauan
dilakukan secara berkala baik oleh pengawas internal maupun
eksternal. Juga dilakukan evaluasi secara berkala segala kegiatan
pengendalian atas operasi yang mendukung pecapaian tujuan
organisasi.
Berdasarkan hasil wawancara dari kepala dinas pekerjaan umum Drs. ABDULLAH,MM menyatakan bahwa kegiatan pengendalian intern Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang sudah diterapkan dengan baik karena pengendalian intern pada Dinas Pekerjaan Umum sudah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa instansi/kantor telah mencapai tujuan dan sasaran.
Sistem pengendalian intern pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Enrekang memiliki peranan penting karena sistem
pengendalian intern merupakan prosedur atau sistem yang
dirancang untuk mengontrol, mengawasi, mengarahkan agar
dapat mencapai suatu tujuan dan menjamin dipatuhinya hukum
dan peraturan yang berlaku.
86
Gambar 4.2 Flowchart Sistem Pengendalian Intern
Dijalankan pada
bidang maisng-
masing.
Di intifikasi oleh
pimpinan
instansi
SPI Dinas PU
Lingkungan
pengendalian
Informasi dan
komunikasi
Kegiatan
pengendalian
Penilaian resiko
Mengidentifikasi
& menganalisis
resiko
Pembagian 12
Bid. Fungsi yg
berbeda
Informasi tentang
tujuan instansi
Dilaksanakan
oleh pimpinan
dan pegawai
Pembuatan
aturan sansi
Dikomunikasikan
dardari atasan
hingga bawahan`
87
99
2. Anggaran
Berdasarkan penelitian pada Dinas Pekerjaan Umum kabupaten
Enrekang diperoleh dari beberapa data organisasi yang telah memiliki
anggaran sebagai tolak ukur pelaksanaan anggaran kegiatan pusat
pertanggung jawaban untuk efektifitas penggunaan anggaran. Proses
penyusunan anggaran pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten
Enrekang mengacu pada rencana anggaran 5 tahun dan rencana kerja
1 tahun yang sesuai dengan visi misi pada dinas Pekejaan Umum
Kabupaten Enrekang.
Berdasarkan hasil wawancara dari Kasubag Keuangan Haerani Halim S.E menyatakan bahwa “Pelaksanaan anggaran pada Dinas PU Kabupaten Enrekang mengacu pada rencana anggaran 5 tahun dan rencana kerja 1 tahun sesuai dengan visi misi Dinas PU.
Gambar 4.3 flowchart Sistem Penggunaan Anggaran
Proses
Penyusunan
Anggaran
Anggaran
Realisasi Anggaran
Pengembalian
Anggaan
88
3. Realisasi Anggaran
Berdasarkan penelitian Realisasi anggaran Belanja Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang sampai dengan 31 Desember
2016 sebesar Rp. 399.342.049.094,00 atau 94% dari dana yang
tersedia pada DIVA, sedangkan Reaslisasi pada tahun 2017 sebesar
Rp.431.856.345.406,00 atau 95% dari dana yang tersedia pada DIVA
dan kemudian pada tahun 2018 anggaran yang terealisasi sebesar Rp.
609.615.365.142,00 atau 97% dari dana yang tersedia pada DIVA,
berikut rincian anggaran
Tabel 4.1
Anggaran Belanja DPU Kabupaten Enrekang
Uraian Anggaran 2016 (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa (Rp)
1. Belanja
pegawai
gaji dan
tunjangan
8.376.230.000,00 7.916.891.287,00 95% 459.338.713,00
Sub total 8.376.230.000,00 7.916.891.287,00 95%
459.338.719,00
2. Belanja
barang 121.959.063.000,00
118.327.694.521,00 97%
3.631.368.479,00
3. Belanja
modal 295.301.223.478,00
273.097.463.286,00 92%
22.203.760.192,00
Sub total 417.260.286.478,00 391.425.157.807,00 94%
25.835.128.671,00
Total 425.636.516.478,00 399.342.049.094,00 94%
26.294.467.384,00
Sumber Data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang 2016
Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa belanja anggaran dengan total Rp
425.636.516.478,00 dan anggaran yang terealisasikan Rp 399.342.049.094,00
selama tahun 2016, dan belanja anggaran dengan total Rp 454.016.568.190,00
89
dan anggaran yang terealisasikan Rp 431.856.345.406,00 selama tahun 2017
dan kemudian Belanja anggaran dengan total Rp 630.521.631.560,00 dan
anggaran yang terealisasikan Rp 609.615.365.142,00 dalam penerbtitan dan
pengesahan dokumen pelaksanaan anggaran selama kegiatan belanja
anggaran. Dengan penyusunan anggaran usaha-usaha Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Enrekang akan terarah dan dibantu oleh perencanaan-perencanaan
yang matang.
Tabel 4.2
Anggaran Belanja DPU Kabupaten Enrekang
Uraian Anggaran 2017 Realisasi (Rp) % Sisa (Rp)
1. 1.Belanja pegawai gaji dan tunjangan
9.435.640.000,00 9.295.942.846,00 99% 139.697.154,00
Sub total 9.435.640.000,00 9.295.942.846,00 99% 139.697.154,00
2. Belanja barang
133.934.860.000,00 128.929.633.280,00 96% 5.005.226.720,00
3. Belanja modal
310.646.068.190,00 293.630.769.280,00 95% 17.015.298.910,00
Sub total 444.580.928.190,00 422.560.402.560,00 95% 22.020.525.630,00
Total 454.016.568.190,00 431.856.345,406,00 95% 22.160.222.784,00
Sumber Data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang 2017
90
Tabel 4.3
Anggaran Belanja DPU Kabupaten Enrekang
Uraian Anggaran 2018 Realisasi (Rp) % Sisa (Rp)
1. Belanja
pegawai
gaji dan
tunjangan
10.305.352.000,00 10.120.971.292,00 98% 184.380.708,00
Sub total 10.305.352.000,00 10.120.971.292,00 98% 184.380.708,00
2. belanja
barang
137.481.579.360,00 132.564.322.500,00 96% 4.917.256`860,00
3. belanja
modal
482.734.700.200,00 466.930.071.350,00 97% 15.804.628.850,00
Sub total 620.216.279.560,00 599.494.393.850,00 97% 20.721.885.710,00
Total 630.521.631.560,00 609.615.365.142,00 97% 20.906.266.418,00
Sumber Data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang 2018
Berdasarkan hasil wawancara dari Kasubag Keuangan Haerani Halim SE menyatakan bahwa Realisasi anggaran atau daya serap anggaran dalam 3 tahun terakhir ini sangatlah memuaskan pada tahun 2016 realisasi anggaran sebesar 94%, pada tahun 2017 mengalami kenaikan 1%, dan tahun 2018 sebesar 97% dari anggaran yang telah tesedia, jadi anggaran dalam 3 tahun ini sudah sangat efektif.
Dinas pekerjaan umum kabupaten enrekang yang berkencenderungan
memandang ke depan, akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya
pada masa yang akan datang. Sehingga dalam pelaksanaannya ini tinggal pada
semua rencana yang telah disusun sebelumnya.
91
a. Sisa realisasi angggaran pada dinas pekerjaan umum kabupten enrekang
2016,2017,dan 2018.
Jumlah realisasi pengembalian belanja sampai dengan tanggal 31
desember 2016 adalah sebesar Rp. 26.294.467.384 dengan rincian pada
tabel 4.4, sedangkan jumlah realisasi pengembalian belanja sampai tanggal
31 Desember 2017 adalah sebesar Rp 22.160.222.784 dengan rincian pada
lampiran 4.5 dan jumlah realisasi pengembalian belanja sampai dengan
tanggal 31 desember 2018 adalah sebesar Rp 20.906.266.710 dengan
rincian pada lampiran 4.6.
Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 dan 4.7, sisa anggaran Dinas
Pekerjaan Umum kabupaten enrekang. Sesuai dengan aturan pemerintah
sisa anggaran dikembalikan ke negara. Sisa belanja pegawai pada tahun
2016 yaitu sebesar Rp 459.338.713, kemudian sisa belanja pegawai pada
tahun 2017 yaitu sebesar Rp 139.697.154 dan sisa belanja pegawai pada
tahn 2018 yaitu sebesar Rp 184.380.708 kompensasi dalam bentuk uang
maupun barang yang diberikan kepada pegawai Dinas Pekerjaan Umum
kabupaten enrekang. Sisa belanja barang pada tahun 2016 Rp
3.631.68.479, dan sisa belanja barang pada tahun 2017 Rp 5.005.226.720
sedangkan sisa belanja barang pada tahun 2018 sebesar Rp 4.917.256.860.
pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang
dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan. Belanja ini antara
lain digunakan untuk pengadaan barang dan jasa, pemeliharaan, dan
perjalanan dinas. Sisa belanja modal pada tahun 2016 sebesar Rp
22.203.760.192 dan pada tahun 2017 sisa belanja mda sebesar Rp
92
17.015.298.192 kemudian pada tahun 2018 sisa belanja modal sebesar Rp
15.804.628.850.
Belanja modal yang dimaksud pada Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Enrekang yaitu pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembentukan modal. Dalam belanja ini termasuk untuk tahan, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, jaringan maupun daam bentuk fisik lainnnya,
seperti buku, dan lain sebagainya. Jumah sisa anggaran akhir bulan 31
Desember 2016 yaitu sebesar Rp 26.294.467.384 dan sisa anggaran akhir
bulan 31 Desember 2017 yaitu Rp 22.160.222.784 kemudian jumlah sisa
anggaran akhir bulan 31 Desember 2018 yaitu Rp 20.906.266.418 dan
dikembalikan ke negara sesuai aturan pemerintah.
Tabel 4.4
Pengembalian Sisa Anggaran Ke Negara 2016
No Belanja Sisa
1 Belanja pegawai, gaji dan
tunjangan
459.338.713
Sub total Rp. 459.338.713
2 Belanja barang 3.631.368.479
3 Belanja modal 22.203.760.192
Sub total Rp. 25.835.128.671
Total Rp. 26.294.467.384
93
Tabel 4.5
Pengembalian Sisa Anggaran Ke Negara 2017
No Belanja Sisa
1 Belanja pegawai, gaji dan
tunjangan
Rp 139.697.154
Sub total Rp. 139.697.154
2 Belanja barang 5.005.226.720
3 Belanja modal 17.015.298.910
Sub total Rp. 20.721.885.710
Total Rp. 22.160.222.784
Tabel 4.6
Pengembalian Sisa Anggaran Ke Negara 2018
No Belanja Sisa
1 Belanja pegawai, gaji dan
tunjangan
Rp 184.380.708
Sub total Rp. 184.380.708
2 Belanja barang 4.917.256.860
3 Belanja modal 15.804.628.850
Sub toal Rp. 20.721.885.710
Total Rp. 20.906.266.418
4. Efektifitas anggaran Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang
Berdasarkan penelitian pada dinas pekerjaan umum kabupaten
enrekang efektifitas anggaran sangat berperan penting dalam suatu
94
instansi atau kantor. Anggaran belanja umumnya merujuk pada daftar
rencana seluruh biaya dan pendapatan. Dalam proses penyusunan
anggaran ditetapkan siapa akan berperan dalam melaksanakan
sebagaian kegiatan pencapaian sasaran anggaran dan ditetapkan pula
sumber daya yang disediakan bagi pemegang peran untuk
memungkinkan melaksanakan perannya.
Dari hasil wawancara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bapak Abdullah,MM menyatakan bahwa untuk mengukur keefektifitasan penggunaan anggaran setiap tahunnya kita mengkalkulasikan setiap anggaran yang masuk dan yang telah terealisasi dilihat dari laporan keuangan kemudian dibandingkan dengan laporan kuangan setiap tahunnya. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan. Efektifitas berarti tingkat pecapaian hasil program dengan target yag ditetapkan dan menggambarkan kemampuan pemerintah dalam merealisasikan anggaran. Dapat disimpulkan dari hasil wawancara bahwa di Dinas PU Kabupaten Enrekang sudah mencapai tujuan dan sasaran yang telah direncanakan, dilihat dari tabel 4.2, 4.3, dan 4.4 semua nilainya menunjukkan efektif.
Pada dinas pekerjaan umum dilihat dari hasil wawancara sudah
menunjukkan hubungan antara keluaran dengan tujuan sasaran yang
hendak dicapai dan menggambarkan jangkauan dampak masukan
(outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan
program. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan,
maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan. Jika hasil
berfokus pada input, efisiensi pada output atau proses, maka efektifitas
berfokus pada hasil (outcome). Suatu program atau kegiatan dinilai
efektif apabila output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang
diharapkan.
95
C. Pembahasan
1. Pengendalian intern terhadap kinerja dinas pekerjaan umum kabupaten
enrekang
Pengendalian intern yang diterapkan Dinas PU sudah dijalanan
dengan baik. Para pimpinan dan para pegawai menjunjung tinggi
integritas dan nilai etika, hal ini dibuktikan dengan adanya sanksi bagi
pegawai yang melanggar aturan yang ditetapkan dengan cara mendapat
teguran lisan maupun tulisan. Hal tersebut dapat menekan terjadinya
penyimpangan di Dinas PU. Para pegawai juga ditempatkan sesuai
dengan bidang dan keahlian masing-masing juga dilakukan
pengembangan sumber daya manusia seperti diklat dan pelatihan demi
menunjang kinerja pegawai. Pemisahan fungsi tugas sudah jelas
sehingga para pegawai bekerja dan ditempatkan di bagian yang sesuai
dengan latar belakang pengalaman dan pendidikannya. Dengan
demikian dapat dikatakan lingungan pengendalian memiliki peranan
penting dalam menunjang kinerja para pegawai Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Enrekang.
Dalam rangka penilaian resiko, pimpinan instansi pemerintah
menetapkan tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada tingkat kegiatan
dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan dan
dikomunikasikan kepada seluruh pegawai. Untuk menyeiati hal itu,
penetapan tujuan dinas pekerjaan umum juga didalamnya ada bagian
keuangan dilakukan bersama agar sesuai dan mencapai sasaran yang
diinginkan.
96
Dari penjelasan diatas dapat dinilai bahwa penilaian risiko telah
dilaksanakan dengan baik oleh Dinas Pekerjaan Umum. Kegiatan
pengendalian sangat penting untuk menyakinkan bahwa tindakan yang
diperlukan dalam mencapai tujuan dinas dan menghadapi resiko telah
dilaksanakan dengan baik. Kegiatan pengendalian terhadap kinerja
dinas pekerjaan umum telah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan
dengan adanya pembagian 12 bidang fungsi yang berbeda. Dalam
proses penyusunan laporan keuangan pun terdapat bendahara
penerimaan dan bendahara pengeluaran yang berbeda demi
meminimalisir kecurangan yang dapat terjadi. Kinerja para pegawainya
juga dinilai secara berkala demi mencapai visi misi dinas. Pembinaan
sumber daya manusia juga dilakukan secara berkala dan dilakukan
pengendalian pengelolaan sistem informasi.
Informasi dan komunikasi yang diterapkan dinas telah dilakukan
dengan baik dimana informasi tentang tujuan dinas dikomunikasikan
dengan baik dari atasan hingga bawahannya sehingga informasi yang
dibutuhkan tersedia tepat waktu agar dapat dilaksanakan pemantauan
maupun kegiatan pencegahan dan risiko yang dapat ditimbulkan dari
kinerja para karyawan.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Ribka Fininal dan Jantje J (2015) dan Abdi Putra (2015) dengan hasil
penelitian yang menunjukan sistem dan prosedur yang diterapkan oleh
perusahaan telah berjalan efektif dengan pencatatan yang terstruktur
dan jelas dan langsung yang dijalankan oleh perusahaan.
97
2. Anggaran yang tersedia dari tahun 2016-2018
Anggaran yang tersedia dari tahun 2016-2018 dapat di lihat pada
tabel 4.2,dan 4.3 dan 4.4 bahwa anggaran yang paling besar terdapat
pada belanja modal, karena anggaran tersebut digunakan untuk
menyelesaikan beberapa pekerjaan untuk meningkatkan pertumbuhan
kabupaten enrekang.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Wahyu Sapto dan Gemi Ruwanti (2016) yang hasil penelitiannya
menunjukan perbandingan hasil pengukuran berdasarkan realisasi
anggaran selama 3 tahun anggaran yang telah terjadi. Dimana dari ke 3
tahun anggaran digunakan untuk mengukur setiap anggaran yang ada
terhadap anggaran yang terpakai.
3. Anggaran yang terealisasi dari tahun 2016-2018
Pada tahun 2016 anggaran yang terealisasi paling banyak yaitu
pada belanja barang, hal tersebut terjadi dikarenakan pengadaan
fasilitas dan renovasi pada tahun tersebut. Kemudian anggaran yang
terealisasi pada tahun 2016 yang paling rendah terdapat pada belanja
modal hal ini terjadi karena banyaknya pekerjaan yang belum
terselesaikan pada tahun tersebut.
Sedangkan pada tahun 2017 dan 2018 anggaran yang
terealisasi paling banyak yaitu pada belanja pegawai gaji dan tunjangan
hal tersebut ditunjang karena pegawai sipil bertambah pada tahun
tersebut dan menyelesaikan beberapa perjalanan dinas. Kemudian
realisasi anggaran pada tahun 2017 yang terkecil terdapat pada belanja
98
modal, seperti tahun sebelumnya hal ini terjadi karena ketidak mampuan
menyelesaikan pekerjaan pada tahun tersebut.
Kemudian di 2018 anggaran yang terealisasi paling rendah
terdapat pada belanja barang hal ini terjadi karena pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang saat melakukan pengadaan
barang tidak terlalu besar biayanya.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Andre P. Tulangow (2016) dengan hasil penelitiannya menunjukan
bahwa dalam tiga tahun penelitian pemerintah sudah baik dalam
merealisasikan belanjanya dengan tidak melebihi dengan jumlah yang
dianggarakan.
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan yang dilakukan, maka
dapat disimpulkan bahwa :
1. Sistem pengendalian intern yang diterapkan oleh Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Enrekang telah efektif dan memadai.
2. Pembagian wewenang dan tanggung jawab sudah efektif dilakukan oleh
Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang.
3. Dari hasil analisis mengenai perhitungan terlihat bahwa pada tahun
2016 pelaksanaan anggaran belanja mencapai 94% yang terealisasikan
dari anggaran yang tersedia, kemudian pada tahun 2017 pelaksanaan
anggaran yang terealisasi mengalami kenaikan 1% dari tahun
sebelumnya sebesar 95% dan pada tahun 2018 pelaksanaan anggaran
yang terealisasikan mencapai 97% dari anggaran yang telah tersedia,
kemudian sisa anggaran dikembalikan pada negara.
B. Saran
Adapun saran yang penulis berikan adalah Dinas Pekerjaan Umum
lebih memperhatikan jumlah sumber daya manusia yang ada disetiap bidang
yang masih membutuhkan tambahan pegawai demi peningkatan kinerja
dinas. Dan sebagai bahan pertimbangan dinas sehubungan dengan hasil
kesimpulan adalah dalam pelaksanaan anggaran pada setiap instansi
pemerintah didasarkan pada sebuah dokumen yang disebut Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Oleh karenanya ada baiknya perusahaan
labih memperhatikan sasaran yang hendak dicapai, fungsi, program dan
100
rincian kegiatan, rencana penarikan dan tiap-tiap bulan dalam satu tahun
serta pendapatan yang diperkirakan oleh kementrian/lembaga.
101
DAFTAR PUSTAKA
Andre P. Tulangow T.R. (2016). Analisis Realisasi Anggaran Pendapatan Dan
Belanja Daerah Pemerintahan Kabupaten Minasaha. E-jurnal, 6(2)
Anggirini, Yunita dan Hendra Puranto. (2015). Anggaran berbasis kinerja. UPP
STIM YKPN, YKPN, Yogyakarta`
Antony, Robert N.,dan V.Govindarajan. (2015). Sistem Pengendalian
Manajemen. Salemba Empat: Jakarta
Desi, A. (2004). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia.
Hasibuan, M. S. (2016). Manajemen Sumber Daya. Jakarta: Bumi Aksara.
Hansen Dan Mowen, (2006). Akuntansi Manajemen , Edisi Keempat, PT. Gelora
Aksara Pratama, Jakarta.
Hery. (2014). Pengendalian Akuntansi Dan Manajemen. Jakarta: Kencana.
I Komang Juni Indrawan, N. K., & Sujana, E. (2017). Analisis Sistem
Pengendalian Intern Pada Penggajian Karyawan PT Pln (Persero) Area
Bali Utara. E-Journal, 8(2), 1-12.
Ketut Aristina Dewi, A. T., & Darmawan, N. A. (2014). Analisis Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Sistem Akuntansi Penggajian Dan
Pengupahan Pada Hotel The Damai. E-Journal, 2 (1), 1-10.
Mahmudi. (2010). Manajemen Keuangan Daerah. Erlangga: Jakarta
Marwansyah. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.
Moleong. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. E-Jurnal S1 Ak Universitas
Pendidikan Gnesha.
Mulyadi. (2014). Sistem Akuntansi Edisi 3. Yogyakarta: Salemba Empat.
Nafarin, M, 2013. Penganggaran Perusahaan, Edisi Ke 3. Salemba Empat:
Jakarta
Nawawi, H. H. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. In Untuk Bisnis
Kompetatif (Pp. 315-316). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Putra, A. (2015). Analisis Sistem Dan Pengendalian Intern Pembayaran Gaji Dan
Upah Karyawan Pada PT Bara Dinamika Muda Sukses Di Malinau.
Ejoumal.Adbisnis.Fisip-Unmul.Ac.Id, 3(1), 127-137.
Ribkafininal C. T & Jantje J. T (2015). Analisis Sistem Pengendalian Intern
Terhadap Pengajian Pada Pada Grand Sentral Supermarket Tomohon
102
Sugioyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
Sulung Yogy Hardhanto, D. P., & Sabijono, H. (2015). Analisis Sistem
Pengendalian Intern Penggajian Karyawan Pada Pt. Bpr Prisma Dana.
15(05), 1-13.
Suprihanto, J. (2015). Perilaku Organisasi. STIE YPKN, Yogyakarta.
Supriyono R.A. (2015). Sistem Pengendalian Manajemen . STIE YPKN,
Yogyakarta
Tunggal, D. A. (2015). Struktur Pengendalian Intern. Jakarta: PT Rineka Cipta.
LAMPIRAN II : DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Instrumen Penelitian.
Peneitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan
instrumen penelitian penelitian berupa pedoman wawancara, karena dalam
proses pengumpulan data menekankan pada wawancara mendalam terhadap
narasumber/ informan untuk mendapatkan pemahaman mengenai proses prgram
(pemprograman anggaran di Dinas Pekerjaan Umum (PU)). Narasumber/informa
n adalah pemberi informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian
dalam penelitian kualitatif.
INSTRUMEN PENELITIAN :
PEDOMAN WAWANCARA
1. Bagaimana menurut bapak tentang pengendalian intern apakah
sudah diterapkan dengan baik atau tidak?
2. Bagaimana menurut bapak proses pelaksanaan anggaran pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang?
3. Bagaimana menurut ibu serapan anggaran dalam 3 tahun terakhir?
4. Bagaimana cara mengukur tingkat keefektifan dalam penggunaan
anggaran setiap tahun?
LAMPIRAN : Wawancara awal dengan kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU)
serta Kasubag Keuangan
Transkip wawancara : Rabu, 02 Oktober 2019 pukul 10.00 – 11.00 di Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang.
Pembicara Transkip data
Peneliti
Kepala Dinas Pekerjaan Umum
(Drs. ABDULLAH,MM)
Bagaimana menurut bapak tentang
pengendalian intern apakah sudah
diterapkan dengan baik / tidak?
Kegiatan pengendalian intern di Dinas
PU Kabupaten Enrekang sudah
diterapkan dengan baik karena
pengendalian intern pada Dinas PU
sudah sesuai dengan kebijakan dan
prosedur yang dirancang untuk
memberikan manajemen kepastian
yang layak bahwa instansi/kantor
telah mencapai tujuan dan sasaran.
Peneliti
Bagaimana menurut bapak
pelaksanaan anggaran pada Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten
Enrekang?
Kasubag Keuangan
(Haerani Halim, SE)
Pelaksanaan anggaran pada Dinas
PU Kabupaten Enrekang mengacu
pada rencana anggaran 5 tahun dan
rencana kerja 1 tahun sesuai dengan
visi misi Dinas PU.
Penelit
Kasubag Keuangan
(Haerani Halim, SE)
Bagaimana menurut ibu serapan
anggaran dalam 3 tahun terakhir ?
Realisasi anggaran atau daya serap
anggaran dalam 3 tahun terakhir ini
sangatlah memuaskan pada tahun
2016 realisasi anggaran sebesar
94%, pada tahun 2017 mengalami
kenaikan 1%, dan tahun 2018
sebesar 97% dari anggaran yang
telah tesedia, jadi anggaran dalam 3
tahun ini susah sangat efektif.
Peneliti
Bagaimana cara mengukur tingkat
keefektivitasan dalam penggunakan
Kepala Dinas Pekerjaan Umum
(Drs. ABDULLAH,MM)
anggaran setiap tahun?
Untuk mengukur keefektifitasan
penggunaan anggaran pada Dinas
PU daam setiap tahunnya kita
mengkalkulasikan setiap anggaran
yang masuk dan yang telah
terealisasikan dilihat dari laporan
keuangan kemudia dibandingkan
dengan laporan keuangan setiap
tahunnya.
LAMPIRAN III: LAPORAN ANGGARAN BELANJA
Anggaran Belanja DPU Kabupaten Enrekang
Uraian Anggaran 2016 (Rp) Realisasi (Rp) % Sisa (Rp)
1. Belanja pegawai gaji dan tunjangan
8.376.230.000,00 7.916.891.287,00 95% 459.338.713,00
Sub total 8.376.230.000,00 7.916.891.287,00 95%
459.338.719,00
2. Belanja barang
121.959.063.000,00 118.327.694.521,00
97%
3.631.368.479,00
3. Belanja modal
295.301.223.478,00 273.097.463.286,00
92%
22.203.760.192,00
Sub total 417.260.286.478,00 391.425.157.807,00 94%
25.835.128.671,00
Total 425.636.516.478,00 399.342.049.094,00 94%
26.294.467.384,00
Sumber Data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang 2016
Anggaran Belanja DPU Kabupaten Enrekang
Uraian Anggaran 2017 Realisasi (Rp) % Sisa (Rp)
5. 1.Belanja pegawai gaji dan tunjangan
9.435.640.000,00 9.295.942.846,00 99% 139.697.154,00
Sub total 9.435.640.000,00 9.295.942.846,00 99% 139.697.154,00
6. Belanja barang
133.934.860.000,00 128.929.633.280,00 96% 5.005.226.720,00
7. Belanja modal
310.646.068.190,00 293.630.769.280,00 95% 17.015.298.910,00
Sub total 444.580.928.190,00 422.560.402.560,00 95% 22.020.525.630,00
Total 454.016.568.190,00 431.856.345,406,00 95% 22.160.222.784,00
Sumber Data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang 2017
Anggaran Belanja DPU Kabupaten Enrekang
Uraian Anggaran 2018 Realisasi (Rp) % Sisa (Rp)
1. Belanja
pegawai
gaji dan
tunjangan
10.305.352.000,00 10.120.971.292,00 98% 184.380.708,00
Sub total 10.305.352.000,00 10.120.971.292,00 98% 184.380.708,00
2. belanja
barang
137.481.579.360,00 132.564.322.500,00 96% 4.917.256`860,00
3. belanja
modal
482.734.700.200,00 466.930.071.350,00 97% 15.804.628.850,00
Sub total 620.216.279.560,00 599.494.393.850,00 97% 20.721.885.710,00
total 630.521.631.560,00 609.615.365.142,00 97% 20.906.266.418,00
Sumber Data: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Enrekang 2018
Muhammad Afryanto adalah penulis dari skripsi ini.
Penulis lahir di Bontang pada tanggal 1 Mei 1997 dari
buah hati pasangan Bapak kusnadi dan Ibunda nuriani.
Penulis merupakan anak ke satu (1) dari dua (2) orang
bersaudara, dan satu lagi adik laki-laki. Penulis sendiri
berasal dari Desa kolai, Kec. Malua, Kab. Enrekang.
Dan selama menempuh pendidikan di perguruan
tinggi, penulis bertempat tinggal di Jl. Toa daeng 3 Lrg. Pasaran keke,
Kec.manggala, Kota Makassar. Adapun jenjang pendidikan yang telah penulis
tempuh hingga sejauh ini, yaitu SDN 38 Kolai, Kec. Malua, Kabupaten Enrekang
dan tamat tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan tingkat menengah
pada tahun 2009 di SMPN 1 Baraka tamat pada tahun 2012, dan melanjutkan
pendidikan di tingkat atas tahun 2012 di SMAN 1 Malua dan selesai pada tahun
2015. Setelah menempuh pendidikan selama 12 tahun, penulis kemudian
melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi dengan Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Muhammadiyah Makassar.
RIWAYAT HIDUP PENULIS