119
ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU CIPONDOH DI KOTA TANGERANG SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Prasyarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Yushi Septiana NIM. 11140840000007 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440/2019 M

ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

  • Upload
    others

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI

WISATA SITU CIPONDOH DI KOTA TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Prasyarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Yushi Septiana

NIM. 11140840000007

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440/2019 M

Page 2: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI

WISATA SITU CIPONDOH DI KOTA TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Prasyarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

Yushi Septiana

NIM. 11140840000007

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440/2019

Page 3: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis, 11 April 2018 telah dilakukan uji komprehensif atas mahasiswa :

1. Nama : Yushi Septiana

2. NIM : 11140840000007

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Stakeholder Pada Pengembangan Ekonomi

Wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang

Setelah melihat dan mempertimbangkan kemampuan yang bersangkutan

selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa yang

bersangkutan dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke

tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 02 Mei 2018

1. Dr. Aizirman Djusan, M.Sc., Econ ( )

NIP. 195312051981031002 Penguji I

2. Muhammad Irfan,SE., M.Si ( )

NIP. Penguji II

Page 4: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini, jumat 24 Mei 2019 telah dilakukan Uji Skripsi atas mahasiswa :

1. Nama : Yushi Septiana

2. NIM : 11140840000007

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Stakeholder Pada Pengembangan Ekonomi

Wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang

Setelah melihat dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi padawss Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

iv

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ASLI ILMIAH

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Yushi Septiana

NIM 11140840000007

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain tanpa

menyebutkan sumber asli ataupun tanpa izin pemilik karya

3. Tidak melakukan pemalsuan data

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jika dikemudian hari ada tuntutan atas karya saya dan melalui pembuktian yang

dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah

melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan

aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 6: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

v

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama Lengkap : Yushi Septiana

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 01 September

1996

3. Alamat : Perumahan Korpri blok: X,

No: 11 RT/RW 006/004, Kel. Kedaung Wetan, Kec. Neglasari,

Kota Tangerang

4. No. Handphone 081288577190

5. E-mail : [email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. TK Trisula : 2000-2002

2. SDN 06 Kota Tangerang : 2002-2008

3. SMPN 22 Kota Tangerang : 2008-2011

4. MAN 1 Kota Tangerang : 2011-2014

5. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2014-2019

III. PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Pelatihan kader kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang

(2010 bersertifikat )

2. Kursus Bahasa Inggris di KING’S dan IEC di Kota Tangerang

(2009-2010)

3. Kegiatan Ekstrakulikuler karate BKC Bandung (2011 bersertfikat)

IV. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Tahun 2015 Anggota HMJ IESP Divisi Olahraga dan Seni

(ORSENI) periode 2014-2015

2. Tahun 2015 Anggota UKM LDK Syahid Jakarta Divisi

Pengembangan Ekonomi (PE) periode 2014-2015

3. Tahun 2016 Koordinator Akhwat UKM LDK Syahid Jakarta Divisi

Pengembangan Ekonomi (PE) periode 2016-2017

Page 7: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

vi

4. Bendahara kegiatan ECLASHIP tahun 2016

V. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Yusep Zaelani

2. Ibu : Gita Mutiana

3. Kakak : Yugi Marshal

6. Alamat : Perumahan Korpri blok: X, No: 11 RT/RW

006/004, Kel. Kedaung Wetan, Kec. Neglasari, Kota Tangerang

Page 8: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

vii

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the role of stakeholders in developing

the tourism potential of Situ Cipondoh in Tangerang City, and the magnitude of

the economic impact. This research uses the Matrix of Alliances and Conflict

Tactics, Objectives, and Recommendations MACTOR program, Microsoft Excel,

and a multiplier effect analysis. The results of the analysis show that the 3 actors

have the highest influence are: Situ Cipondoh tourism manager, Tangerang City

Culture and Tourism Office and residents around Situ Cipondoh, Tangerang City.

Keynesian Income Multiplier value is 0.06, Ratio Income Multiplier Type I 1.6

and Type II Ratio of Income Multiplier 111.8.

Keywords: Stakeholder, and Economic Value.

Page 9: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

viii

ASBTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran stakeholder dalam

mengembangakan potensi wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang, dan

besarnya dampak ekonomi. Penelitian ini menggunakan program Matrix of

Alliances and Conflict Tactics, Objectives, and Recommendations

MACTOR, Microsoft Excel, dan Analisis Nilai Ekonomi (multiplier effect).

Hasil analisis menunjukkan 3 aktor utama yang memiliki pengaruh paling

tinggi yaitu: pengelola wisata Situ Cipondoh, Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Tangerang dan warga sekitar Situ Cipondoh Kota

Tangerang.. Nilai Keynesian Income Multiplier sebesar 0,06, Ratio Income

Multiplier Tipe I 1,6 dan Ratio Income Multiplier Tipe II 111,8.

Kata Kunci: Stakeholder, dan Nilai Ekonomi.

Page 10: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ANALISIS

STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU

CIPONDOH DI KOTA TANGERANG” sholawat serta salam tercurahkan

kepada baginda tercinta yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantkan

syafa’atnya di akhirat nanti.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin

menyapampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan pengarahan, bimbingan serta memberikan

dukungan berupa semangat dan do’a selama proses studi penulis hingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Adapun

pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut :

1. Keluarga tercinta, Papa, Mama, dan Aa yang selalu mendoakan penulis

agar dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta selalu mendoakan agar penulis

diberikan kemudahan dan segala bentuk dukungan yang sudah diberikan.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas

kesempatan berharga yang diberikan kepada penulis untuk duduk

dibangku perkuliahan Fakultas Ekonomi dan Bisnis selama mengenyam

pendidikan perkuliahan di FEB.

3. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si dan Bapak Sofyan Rizal, M.Si. selaku Ketua

Jurusan dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta atas perannya yang selalu memberikan bimbingan

dan dukungan baik akademik maupun non-akademik.

4. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si selaku pembimbing utama bagi penulis atas

perannya yang selalu memberikan arahan dan bimbingan dari awal sampai

akhir sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

5. Untuk Suami tercinta Geo Fikri Muhammad yang selalu sabar, setia

mendoakan menemani dan mendukung agar selesainya skripsi ini

Page 11: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

x

6. Sahabat tercinta yang sabar menghadapi ku KEJEDAK : Terry, Nonik,

Varrah, Tiwi dan Anis, terimakasih atas kesabaran selama ini dalam

menemani suka dan duka kehidupan perkuliahan selama 4 tahun lama.

Sampai Berjumpa Kembali.

7. Sahabatku Nurul Fauziah yang selalu ada kapanpun dan siap membantu

dalam menyelesaikab selesaikan.

8. Teman Perjuangan Ekonomi Pembangunan : Gilang Yoyo G., Vanya A.,

Wahyu A, dan seluruh angkatan Ekonomi 2014 atas dukungan yang

diberikan.

9. Sahabat Kecil: Tia Maryani dan Adha Chasanah N. Terimakasih dukungan

dan kesabaran selama ini yang selalu mendoakan.

10. Sahabat KL sejak SMP : lili, mada, fida, yayah, tien, rizal, isma, arif, vivi,

iyat, fikri, yogi, anis, chani, imel dan alpian terimakasih atas semangat

yang selalu diberikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih memiliki

banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu segala

bentuk saran, masukan dan kritik dan pembaca akan diterima oleh penulis untuk

memperbaiki dan mengembangkan bagi para pembaca yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi Wabarkatuh.

Page 12: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMMBING ................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................................. v

ABSTRACT ........................................................................................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 13

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 13

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 14

A. Landasan Teori ........................................................................................................... 14

1. Pariwisata 14

a. Definisi Pariwisata.......................................................................................... 14

2. Ekowisata 16

a. Definisi Ekowisata.......................................................................................... 16

3. Stakeholder 19

Page 13: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

xii

a. Definisi Stakeholder ....................................................................................... 19

b. Klasifikasi Stakeholder................................................................................... 20

c. Definisi Analisis Stakeholder ......................................................................... 22

4. Dasar Pengembangan Pariwisata ......................................................................... 23

a. Pengembangan Pariwisata .............................................................................. 23

b. Unsur-Unsur Pokok Pengembangan Pariwisata ............................................. 25

5. Dampak Ekonomi Wisata..................................................................................... 26

6. Konsep Dampak Ganda (Multiplier Effect).......................................................... 27

B. Penelitian Sebelumnya ............................................................................................. 28

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................................ 33

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................................. 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................................... 36

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................................... 36

B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................................... 36

C. Metode Penentuan Sampel ......................................................................... 37

1. Penentuan Responden (Narasumber dan Pengisian Kuesioner) .......................... 37

2. Informan Penelitian ............................................................................................. 38

D. Metode Pengambilan Responden ............................................................... 40

E. Metode Analisis Data ................................................................................. 41

a. Analisis Deskriptif Kualitatif .............................................................................. 41

b. Analisis Stakeholder ............................................................................................ 42

F. Analisis Dampak Ekonomi ......................................................................... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 48

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................................... 48

a. Sejarah Singkat Kawasan Wisata Situ Cipondoh ................................................ 48

b. Keadaan Umum Wilayah .................................................................................... 49

c. Aksesbilitas ......................................................................................................... 51

d. Dayat Tarik .......................................................................................................... 51

e. Pengelolaan Wisata ............................................................................................. 52

B. Pengembangan Potensi Wisata Situ Cipondoh ........................................... 53

Page 14: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

xiii

1. Identifikasi Stakeholder ...................................................................................... 53

a. Analisis Stakeholder dengan program Matrix of Alliances and

Conflict Tactics, Objectives, and Recommendations (MACTOR) .................. 54

C. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Situ Cipondoh Kota

Tangerang

................................................................................................................... 77

a. Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact) ....................................... 80

b. Dampak Ekonomi Tidak langsung (Indirect Impact) ........................... 83

c. Dampak Lanjutan (Induced Impact) ..................................................... 86

d. Nilai Multiplier Effect dari Pengeluaran Responden

Wisatawan ............................................................................................. 88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................. 91

B. Saran ........................................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 93

LAMPIRAN .......................................................................................................................... 95

Page 15: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan Wisatawan Nasional (WISNAS) Tahun 2011-2016 ............................. 3

1.2 Kondisi Industri Pariwisata Indonesia Terhadap Perekonomian Nasional.................... 4

1.3 Jumlah Data Wisatawan Kota Tangerang ..................................................................... 8

3.1 Daftar Informan Penelitian ........................................................................................... 39

3.2 Tabel Matriks Metode Analisis .................................................................................... 40

3.3 Tabel Pengelompokan Stakeholder .............................................................................. 44

4.1 Daftar Stakeholder yang terlibat dalam Pengeloaan Wisata Situ Cipondoh di

Kota Tangerang ............................................................................................................ 53

4.2 Matriks MDI Pengembangan Potensi Wisata Situ Cipondoh di Kota

Tangerang ..................................................................................................................... 54

4.3 Matriks 2MAO Pengembangan Potensi Wisata Situ Cipondoh di Kota

Tangerang ..................................................................................................................... 60

4.4 Matriks MDII Pengembangan Potensi Wisata Situ Cipondoh di Kota

Tangerang Secara Langsung ......................................................................................... 64

4.5 Daya Saing Pengembangan Potensi wisata Situ Cipondoh di Kota

Tangerang ..................................................................................................................... 66

4.6 Proporsi Pengeluaran Responden Wisatawan dan Tingkat Kebocoran

Wisata Situ Cipondoh ...................................................................................................... 78

4.7 Proporsi Pendapatan dan Biaya Produksi Terhadap Penerimaan Total

Responden Unit Usaha Wisata Situ Cipondoh................................................................. 81

4.8 Sebaran Pendapatan Pemilik Responden Unit Usaha dan Dampak

Langsung yang Dirasakan di Wisata Situ Cipondoh .................................................. 82

4.9 Sebaran Total Biaya Unit Usaha di Dalam Lokasi Wisata dan Dampak

Ekonomi Tidak Langsung yang Dirasakan Akibat Keberadaan Wisata Situ

Cipondoh .................................................................................................................... 84

4.10 Proporsi Pengeluaran Responden Tenaga Kerja dan Tingkat Kebocoran di

Wisata Situ Cipondoh ................................................................................................. 86

4.11 Sebaran Pengeluaran Responden Tenaga Kerja (TK) dan Dampak

Lanjutan yang Dirasakan di Wisata Situ Cipondoh ................................................... 87

Page 16: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

xv

4.12 Nilai Pengganda (Multiplier Effect) dari Arus Uang yang Terjadi di Wisata

Situ Cipondoh ............................................................................................................. 88

Page 17: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1.1 Letak Lokasi Danau Situ Cipondoh ............................................................................... 9

1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Situ Cipondoh Januari 2017-Januari 2018 .................. 11

2.1 Stakeholder Yang Terlibat Dalam Pengembangan Potensi Wisata Situ

Cipondoh ...................................................................................................................... 34

2.2 Kerangka Pemikiran ..................................................................................................... 35

4.1 Pengaruh dan Ketergantungan Masing-Masing Aktor dalam

Mengembangkan Potensi Wisata Situ Cipondoh Kota Tangerang ............................... 65

4.2 Daya Saing Masing-Masing Aktor dalam Mengembangkan Wisata Situ

Cipondoh Kota Tangerang ............................................................................................ 67

4.3 Peta Convergen Mengembangkan Wisata Situ Cipondoh di Kota

Tangerang ..................................................................................................................... 68

4.4 Convergen Diantara Aktor Pada Wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang ................ 68

4.5 Peta Convergen Mengembangkan wisata Situ Cipondoh di Kota

Tangerang ..................................................................................................................... 69

4.6 Convergen Diantara Aktor Pada wisata Situ Cipooh di Kota Tangerang ..................... 69

4.7 Peta Convergen mengembangkan wisata Situ Cipondoh di Kota

Tangerang ..................................................................................................................... 70

4.8 Convergen Diantara Aktor pada wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang ................. 70

4.9 Divergen (bercabang-cabang, menyebar ) mengembangkan Wisata Situ

Cipondoh Di Kota Tangerang ....................................................................................... 71

4.10 Divergen Diantara Aktor Pada Wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang ................. 72

4.11 Peta Divergence Diantara Aktor ................................................................................... 73

4.12 Peta Divergence Diantara Aktor Wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang ................ 74

4.13 Peta Divergen Diantara Aktor Wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang ................... 75

4.14 Divergence diantara Aktor Wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang ............... 76

Page 18: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Jumlah Wisatawan Situ Cipondoh Kota Tangerang 95

2. Dampak Ekonomi Wisata Situ Cipondoh .................................................................. 96

3. Dokumentasi .............................................................................................................. 99

Page 19: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai

macam destinasi wisata. Setiap daerah memiliki kawasan wisata yang

sangat indah dan menarik untuk dikunjungi bagi wisatawan domestik

maupun mancanegara. Wisata yang dimiliki baik dari wisata alam, wisata

religi, tempat rekreasi maupun wisata sejarah mempunyai keindahan dan

keunikan masing-masing yang dapat menarik wisatawan untuk

berkunjung.

Sektor pariwisata Indonesia terus mengalami peningkatan yang

cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2017 pertumbuhan

kunjungan wisatawan mancanegara meningkat sebesar 5,86 persen.

Pemerintah terus mengembangkan potensi wisata yang dimiliki Indonesia

melalui berbagai program yang telah direncanakan, salah satunya yaitu

wisata halal.

Pariwisata merupakan kegiatan yang memiliki multidimensi dari

berbagai rangkaian dalam proses pembangunan. Pembangunan dari sektor

pariwisata ini dapat menyangkut berbagai aspek, seperti aspek sosial,

budaya, ekonomi, dan politik (Spillane, 1994 :14).

Perkembangan pariwisata dapat mendorong dan mempercepat

pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik

konsumsi maupun investasi yang akan menimbulkan kegiatan produksi

barang dan jasa. Hal ini akan memberikan dampak dari pariwisata

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal.

Sektor pariwisata sekarang ini telah menjadi salah satu sektor

ekonomi terbesar dan mempunyai tingkat pertumbuhan paling pesat dan

menjadi salah satu sumber utama pendapatan bagi banyak negara di dunia.

Hal ini dapat terjadi melalui penerimaan devisa, penciptaan lapangan

pekerjaan dan kesempatan berusaha, serta pembangunan infrastruktur

menjadikan pariwisata sebagai salah satu penggerak utama (key driver)

kemajuan sosio-ekonomi suatu negara.

Page 20: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

2

Berdasarkan laporan World Travel and Tourism Council (WTTC)

pada tahun 2016 sumbangan pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB) dunia mencapai 10 persen. Sementara penerimaan dari kunjungan

wisatawan internasional menyumbang 7 persen dari total ekspor barang

dan jasa dunia. Dilihat dari penciptaan lapangan kerja, satu dari 10 tenaga

kerja diciptakan oleh sektor pariwisata (UNWTO, 2017).

Pada tahun 2016 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

mencapai 11,52 juta kunjungan atau naik 10,70 persendibandingkan

jumlah kujungan tahun sebelumnya (BPS,2017). Dengan peningkatan

jumlah kunjungan wisman ini, adapun faktor-faktor yang sangat

mempengaruhi terhadap industri pariwisata Indonesia adalah peregerakan

wisatawan nusantara (wisnus). Wisnus mempunyai peran terbesar dalam

menciptakan dampak ekonomi, maka Kementerian Pariwisata (Kemenpar)

semakin meningkatkan promosi pariwisata kepada masyarakat agar

melakukan perjalanan wisata di dalam negeri. Memiliki slogan “Pesona

Indonesia” dan penyelenggaraan berbagai kegiatan, diharapkan semakin

banyak penduduk Indonesia yang ingin mengetahui lebih banyak tentang

Indonesia. Pada tahun 2016 diperkirakan jumlah perjalanan wisnus

mencapai 264,3 juta atau 3,09 persen dibandingkan dengan jumlah

perjalanan tahun 2015.

Berdasarkan laporan resmi World Economic Forum, Indonesia

mendapatkan peringkat ke-42 pada 6 April tahun 2017, naik sebanyak

delapan peringkat. Sebelumnya, di peringkat ke-70 dari 141 negara pada

tahun 2013.

Sektor pariwisata diproyeksikan akan menyumbang Produk

Domestik Bruto (PDB) sebesar 15%, yaitu: sebanyak Rp280 triliun untuk

devisa negara, 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara, 275 juta

perjalanan wisatawan nusantara dan dapat menyerap 13 juta tenaga kerja

pada tahun 2019. Hal ini akan menciptakan pusat-pusat perrtumbuhan

ekonomi yang lebih besar dan tersebar di seluruh negeri. Pemerintah

mengharapkan dapat memutuskan rantai kemiskinan, pengangguran

dengan cepat dan tepat. Pada tahun 2016 Indonesia meraih 46 penghargaan

Page 21: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

3

dari 22 negara dan Pavilion Wonderful Indonesia sukses mempertahankan

gelar The Best Exhibition 2017 dan tercatat pada tahun 2017 meraih

kembali 17 penghargaan. Penghargaan yang diterima menandakan

Indonesia memiliki potensi yang sudah banyak diakui oleh negara lain,

yang memiliki tempat untuk berlibur yang aman dan nyaman. Hal ini

sangat memberikan pengaruh bagi pertumbuhan pariwisata Indonesia di

tahun 2017 sebesar 22,4%.1

Potensi wisata dapat memicu aktivitas di sektor pariwisata yang

memberikan kontribusi yang cukup besar dalam pengembangan ekonomi

daerah. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan kunjungan pariwisata yang

mengunjungi ke tempat wisata baik wisatawan asing maupun wsiatawan

domestik. Jumlah wisatawan nusantara terus mengalami peningkatan

selama tahun 2011 sampai tahun 2016, keterangan mengenai

perkembangan wisatawan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1

Perkembangan Wisatawan Nasional (WISNAS) Tahun 2011-2016

Tahun Wisatawan Nasional

(jumlah) Pertumbuhan (%)

2011 6.750.416 8.26

2012 7.453.633 10.42

2013 8.024.876 7.66

2014 7.899.070 -1.57

2015 7.908.534 0.12

2016 6.677.918 1.97

Sumber : Pusdatin Kemenparekraf &BPS

1https://ekbis.sindonews.com diakses pada tanggal 14 Januari 2018

Page 22: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

4

Sektor pariwisata memberikan kontribusi positif terhadap

pertumbuhan nasional, hal ini dapat dilihat pada tabel diatas. Pada tahun

2011-2016 dapat dilihat perkembangan wisatawan yang mengalami

peningkatan maupun penurunan. Tahun 2013 merupakan tahun yang

memiliki jumlah wisatawan nasional paling tinggi dibandingkan dengan

tahun sebelumnya. Hal ini berdampak terhadap pertumbuhan yang tidak

stabil. Industri pariwisata Indonesia terus melakukan berbagai kegiatan

untuk meningkatkan penerimaan yang akan memberikan kontribusi

terhadap perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari nilai Produk

Domestrik Bruto (PDB) yang dapat meningkatkan devisa negara (karena

setiap turis asing dapat menghabiskan antara 1.100 dollar AS sampai 1.200

dollar AS per kunjungan), dan juga dapat menyediakan kesempatan kerja

untuk masyarakat Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pengangguran di

tahun 2015 di negara ini mencapai 5,81%. Dapat diperkirakan bahwa

hampir 9% dari total angkatan kerja nasional dipekerjakan di sektor

pariwisata. Saat ini, sektor pariwisata Indonesia memberikan kontribusi

kira-kira mencapai 4% dari total perekonomian.

Tabel 1.2

Kondisi Industri Pariwisata Indonesia

Terhadap Perekonomian Nasional

Keterangan 2016 2017 2018 2019

Kontribusi terhadap PDB

(%)

11 13 14 14

Penerimaan Devisa (Rp

triliun)

172.8 182.0 223.0 275.0

Penyerapan Tenaga Kerja

(juta orang)

11.7 12.4 12.7 13.0

Kunjungan Wisman (juta) 12 15 17 20

Perjalanan Wisnus (juta) 260 265 270 275

Sumber : Kementrian Pariwisata

Page 23: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

5

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB dalam lima tahun

terakhir yaitu tahun 2010-2015 selalu mengalami peningkatan. Menurut

data dari BPS dan Kementrian Pariwisata, pada tahun 2010 kontribusi

sektor pariwisata terhadap PDB sebesar 261,05 triliun menjadi 461,36

triliun rupiah. Kontribusi sektor pariwisata terhadap devisa sebesar

7.603,45 juta dollar pada tahun 2010 menjadi 12.225,89 juta dollar tahun

2015 dan kontribusi terhadap tenaga kerja sebesar 4 juta orang di tahun

2010 menjadi 12,1 juta orang atau 10,6% dari total tenaga kerja

nasional.Selain itu, dampak pariwisata dapat dilihat dari pariwisata

kontribusi PDB nasional dan penyerapan tenaga kerja di sektor pariwisata.

Pada tahun 2011 yang sebesar Rp 361,39 triliun, pada tahun 2012

kontribusi pariwisata terhadap PDB nasional adalah sebesar Rp 326,24

triliun atau sebesar 3,96 persen dari total PDB nasional, tahun 2013

kontribusi mengalami peningkatan mencapai Rp 365,02 triliun atau

sebesar 4,02 persen dari total PDB nasional, sedangkan pada tahun 2014

kontribusi mencapai Rp 436,78 triliun atau 4,13 persen dari total PDB

nasional. Pada tahun 2015 mengalami peningkatan mencapai Rp 489,62

triliun atau sebesar 4,25 persen, sedangkan pada tahun 2016 mengalami

peningkatan mencapai Rp 495,74 triliun atau sebesar 4,13 persen dari total

keseluruhan PDB nasional. Hal ini dapat tercipta karena dampak terhadap

PDB adanya peran belanja wisnus yang terus meningkat.

Selain memberikan kontribusi terhadap PDB nasional, pariwisata

pun memberikan dampak terhadap penyerapan tenaga kerja. Pada tahun

2012 menyerap tenaga kerja mencapai 9,35 juta orang atau 8,46 persen

dari tenaga kerja nasional, tahun 2013 mencapai 9,61 juta orang atau 8,52

persen dari tenaga kerja nasional. Tahun 2014 mencapai Rp 133,30 triliun

atau 3,06 persen dari total tenaga kerja nasional, sedangkan tahun 2015

menyerap tenaga kerja sebesar 11,3 juta. Pada tahun 2016 mengalami

peningkatan yang mencapai Rp 148,11 triliun atau 4,04 persen terhadap

upah nasional.

Page 24: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

6

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Badan Pusat Statistik (BPS)

memaparkan data statistik ekonomi kreatif tahun 2016 yang terdiri dari

data makro ekonomi kreatif, yaitu : PDB, tenaga kerja, dan ekspor, yang

diperoleh dari hasil survei khusus ekonomi kreatif. Selama lima tahun dari

tahun 2010-2015 PDB ekonomi kreatif mengalami kenaikan dari

Rp525,96 triliun meningkat menjadi Rp852,24 triliun atau meningkat rata-

rata 10,14% per tahun. Nilai ini menunjukkan bahwa hasil dari ekonomi

kreatif memberikan kontribusi perekonomian nasional sebesar 7,38%

sampai 7,66%, yang mendominasi sektor perekonomian ini ada tiga sektor

yaitu : fashion, kriya, dan kuliner.

Laju pertumbuhan PDB ekonomi kreatif dari tahun 2010-2015

sekitar 4,38% sampai 6,33%. Tiga negara tujuan ekspor komoditi ekonomi

kreatif terbesar pada tahun 2015 adalah Amerika Serikat (AS) sebesar

31,72%, Jepang sebesar 6,74%, dan Taiwan sebesar 4,99%. Sedangkan,

untuk sektor tenaga kerja ekonomi keratif pada tahun 2010-2015

mengalami pertumbuhan sebesar 2,15%. Pada tahun 2015 ini jumlah

tenaga kerja ekonomi kreatif sebanyak 15,9 juta orang dengan share

sebesar 13,90%. Kekuatan ekonomi kreatif terletak pada sumber daya

manusia, dari ide-ide yang dihasilkan. Semakin sumber daya manusia

menghasilkan ekonomi kreatif, maka hasil karya pun akan terus meningkat

dan dapat dihargai di mata dunia.

Kota Tangerang adalah Kota yang memiliki julukan sebagai Kota

Seribu Industri, dikarenakan terdapat berbagai perusahaan yang

mendirikan perusahaan industrinya di Kota Tangerang. Kota Seribu

Industri ini juga memiliki beberapa objek wisata alam, baik wisata alam,

wisata budaya dan wisata rohani. Objek-objek wisata yang telah tersedia di

Kota Tangerang perlu dikelola dengan baik, terus ditingkatkan, agar dapat

meningkatkan pengunjung wisata datang ke Kota Tangerang dan tetap

mempertahankan cagar budaya asli Kota Tangerang. Selain itu, Kota

Tangerang pun memiliki berbagai tempat dan agenda yang menarik. Jika

potensi wisata dapat dikelola dengan baik, maka akan meningkatkan arus

wisatawan dan dapat meningkat perekonomian wilayah, serta

Page 25: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

7

meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya yang ada di

Kota Tangerang.

Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang,

pengembangan pariwisata Provinsi Banten dapat diidentifikasikan atas 241

obyek daerah tujuan wisata (ODTW)2. Sedangkan menurut Rencana Induk

Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) tahun 2010 obyek tujuan

wisata tersebar di seluruh wilayah Provinsi Banten terdiri dari wisata alam

60 obyek wisata sejarah dan budaya, 181 obyek wisata buatan dan

kehidupan masyarakat tradisional (living culture) yang berkembang

sebagai destinasi wisata berskala internasional seperti Pesona Pantai

Anyer, Carita &Tanjung Lesung, wisata bahari Pulau Umang, Taman

Nasional Ujung Kulon, wisata Religi Banten Lama dan keunikan

masyarakat Tradisional Baduy3.

Kota Tangerang terus mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari

jumlah wisatawan yang mengunjungi Kota Tangerang, tercatat jumlah

wisatawan tahun 2016 sebanyak 536.963 orang, yang terdiri dari 461.502

wisatawan domestik dan 75.461 wisatawan mancanegara. Data pada tahun

2013 jumlah wisatawan sebesar 362.435, tahun 2014 meningkat menjadi

398.679 dan tahun 2015 terus meningkat menjadi 482.903. Jumlah tersebut

dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami peningkatan, pada

tahun 2015 tercatat sebanyak 444.000 ribu wisatawan.

Setiap tahun dipredikisi meningkat sekitar 20 persen. Hal ini

menunjukkan bahwa Kota Tangerang terus mengalami peningkatan di

sektor pariwisata. Sedangkan, pada tahun 2016 jumlah pengunjung yang

ditargetkan mencapai 500.000 orang. Jika hal ini dibandingkan dari tahun

sebelumnya pun dapat dikatakan meningkat. Pada tahun 2017 pun

memiliki target 750.000 orang dan dapat tercapai dengan baik.

2Anonim. 212. Profil Potensi Budaya dan Pariwisata Banten. Sumber : Dinas Budaya dan

Pariwisata Banten. http://bantenculturetourism.com/. Hal. 1 diakses tanggal 1 Maret 2018. 3Wikipedia. 2018. Tempat Wisata di Banten. Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Banten diakses

pada tanggal 1 Maret 2018

Page 26: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

8

Tabel 1.3

Jumlah Data Wisatawan Kota Tangerang

Tahun Nusantara Mancanegara Total

2013 277.818 84.617 362.435

2014 305.600 93.079 398.679

2015 454.160 28.743 482.903

2016 469.173 85.126 554.299

2017 793.390 295.357 1.088.747

Sumber : http://tangerangkota.go.id

Data yang diatas dapat menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan

Pemerintah Kota Tangerang untuk menjadikan kota layak dikunjungi

mulai menunjukan hasil yang baik. Hal ini dilihat dari jumlah kunjungan

wisatawan baik domestik maupun internasional terus meningkat disetiap

tahunnya. Faktor utama dapat dilihat dari perkembangan berdirinya hotel

berbintang yang semakin banyak di Kota Tangerang, serta adanya agenda

festival yang berskala internasional yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Tangerang. Pemerintah terus melakukan berbagai

kegiatan yang akan menarik wisatawan berkunjung ke Kota Tangerang.

Sehingga, Kota ini tidak hanya dikenal sebagai kota seribu industri tetapi

dapat dikenal sebagai kota yang memiliki destinasi wisata yang menarik.4

Kepariwisataan Kota Tangerang berkembang pesat, hal ini didorong

sejak daerah otonom ditetapkan. Kota Tangerang pun memiliki sejumlah

tempat yang dijadikan objek wisata, yang mampu menarik kunjungan

nusantara dan mancanegara antara lain : potensi wisata sejarah berupa :

Masjid Tertua Kalipasir, Vihara Boen Tek Bio tempat wisata ini terletak di

pasar lama, sedangkan Vihara Boen San Bio terletak di koang jaya,

bendungan pintu sepuluh terletak di koang jaya. Adapun potensi wisata

rekreasi, belanja dan kuliner berupa : wisata Mall Tangcity, CBD Ciledug,

Pasar Tekstil Terpadu Cipadu. Kota Tangerang memiliki kuliner makanan

tradisional yaitu: laksa, dan pusat kuliner di pasar lama. Potensi wisata

4http://tangerangkota.go.id diakses pada tanggal 14 Januari 2018

Page 27: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

9

alam berupa wisata Taman Permai Tepian Sungai Cisadane, Taman

Rekreasi Air Situ Bulakan, Situ Cipondoh, dan lain-lain.

Peluang investasi di sektor kepariwisataan ini cukup besar, baik yang

terkait dengan objek wisata maupun dengan yang lainnya. Salah satu

lokasi wisata alam yang paling sering dikunjungi oleh warga Kota

Tangerang adalah Danau Situ Cipondoh, yang terletak di Jalan Kyai Haji

Hasyim Ashari yang merupakan wilayah Kecamatan Cipondoh dan

Kecamatan Pinang. Danau ini merupakan kawasan yang strategis dari

sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup (Perda No. 5,

2012).

Gambar 1.1

Letak Lokasi Danau Cipondoh

Sumber : http://tangerangkota.go.id5

Danau Situ Cipondoh memiliki luas 126,7 hektar dan pada tahun

2005 baru mulai di lestarikan, sedangkan untuk dikembangkan sebagai

tempat wisata baru dilestarikan pada tahun 2007. Namun, dari pihak

pengelola Situ Cipondoh mulai mengelola secara baik untuk menjadi

tempat wisata pada tahun 2010. Sebelumnya, Danau Situ Cipondoh

merupakan kawasan konservasi air yang sekaligus kawasan wisata air

yang disediakan oleh Pemerintah Kota Tangerang.

5http://tangerangkota.go.id diakses pada tanggal 14 Januari 2018

Page 28: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

10

Berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kota

Tangerang, masyarakat Cipondoh dan Pemerintah Kota Tangerang belum

mengelola kawasan ini secara maksimal, sehingga wisatawan asing

maupun domestik kurang tertarik untuk berkunjung. Danau Situ Cipondoh

ini merupakan tempat alternatif bagi masyarakat yang mudah dijangkau

dengan harga yang murah. Adapun fasilitas yang tersedia di Situ Cipondoh

yaitu, tempat parkir, tempat bermain, memancing, sepeda air, flying fox,

dan tempat wisata kuliner.

Dalam mengelola Situ Cipondoh dikelola oleh masyarakat sekitar

dan tetap Pemerintah Kota Tangerang memberikan dan membantu melalui

pembentukan program komunitas pembersih Situ Cipondoh, yang

melibatkan masyarakat sekitar, agar dapat menjaga kebersihan dan

melestarikan Situ Cipondoh dengan baik.

Dengan adanya kegiatan wisata Situ Cipondoh memberikan dampak

ekonomi bagi masyarakat di sekitar Situ Cipondoh. Danau Situ Cipondoh

dapat dikelola secara baik, baru mulai pada tahun 2010. Dalam satu tahun

terakhir dapat dilihat mengalami peningkatan di tiap bulannya. Namun,

mengalami penurunan jumlah pengunjung terjadi pada bulan Mei 2017

yang disebabkan karenapada bulan tersebut merupakan bulan suci

ramadhan, sehingga jumlah pengunjung tidak sebanyak seperti diluar

bulan ramadhan. Namun, peningkatan yang tajam terjadi pada bulan Juni

2017 yang bertepatan dengan hari raya lebaran sehingga pengunjung dapat

berlibur untuk menghabiskan waktu liburannya untuk berwisata ke Situ

Cipondoh.

Page 29: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

11

Waktu liburan sekolah di Bulan Desember pun kunjungan wisata

Situ Cipondoh mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sehingga

anak-anak dapat menikmati liburan di Situ Cipondoh. Jumlah kunjungan

wisatawan ke Situ Cipondoh selama bulan Januari 2017 hingga Januari

2018 dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 1.2

Jumlah Kunjungan Wisatawan Situ Cipondoh

Januari 2017-Januari 2018

Sumber : Pengelola Situ Cipondoh (2018)

Dari gambar diatas dapat dilihat rata-rata pengunjung di hari kerja

sebanyak 50-100 orang, sedangkan di hari libur meningkat bisa mencapai

500 orang per hari yang berkunjung ke Situ Cipondoh.

Namun, dari pihak Pemerintah daerah tidak mendapatkan retribusi

secara langsung, namun mendapatkan keuntungan bagi masyarakat,

mendorong pertumbuhan ekonomi, melalui pengunjung wisata yang

datang ke Situ Cipondoh.

Kegiatan pariwisata memiliki potensi yang akan memberikan

dampak ke depan maupun ke belakang. Adapun tujuan yang akan dicapai

di sektor pariwisata ini adalah untuk memperbesar output atau nilai tambah

yang akan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Jumlah Wisatawan (orang)

5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000

500

Jumlah Wisatawan (orang)

Jan

uar

i

Feb

ruar

i

Mar

et

Ap

ril

Mei

Jun

i

Juli

Agu

stus

Sep

tem

ber

Okt

ob

er

No

vem

ber

Des

emb

er

Jan

uar

i

Page 30: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

12

Dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata ini merupakan perubahan

yang mendasar yang akan ditimbulkan dari kegiatan tersebut terhadap

kondisi masyarakat sekitar, misalnya terjadi peningkatan atau penurunan

pendapatan masyarakat, menciptakan lapangan pekerjaan dan perilaku

masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Sampai saat ini, sudah pernah

dilakukan penelitian di tempat wisata ini, namun penulis saat ini akan

melakukan pembaharuan yang melihat seberapa besar dampak, baik positif

maupun negatif, yang akan menimbulkan dari aktivitas wisata di Situ

Cipondoh terhadap kondisi ekonomi, khususnya masyarakat di sekitar

kawasan yang terkait secara langsung dengan kegiatan tersebut. Dengan

dilakukan penelitian ini dapat melihat penilaian dari dampak tersebut dapat

dijadikan sebagai bahan evaluasi yang telah berlangsung sebagai

pertimbangan untuk menetapkan kebijakan pengelolaan, baik itu kebijakan

oleh pengelola tempat wisata, pemerintah daerah maupun pusat yang akan

berkaitan dengan penyediaan jasa pariwisata alam di masa yang akan

datang.

Penelitian ini perlu dilakukan untuk memberikan masukan kepada

stakeholder yang terlibat, terutama pada Pemerintah Daerah (Pemda)

bahwa dengan adanya obyek wisata ini dapat diperhitungkan

keberadaannya, karena memberikan kontribusi terhadap perekonomian

masyarakat lokal. Penelitian ini juga membantu pengelola obyek wisata

agar dapat mengevaluasi dan memperbaiki manajemen dalam mengelola

obyek wisata sehingga tempat wisata ini akan terus dikembangkan menjadi

pariwisata alam yang menarik wisatawan berkunjung. Dari latar belakang

diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan

mengangkat judul “Analisis Stakeholder Pada Pengembangan Ekonomi

Wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang”.

Page 31: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

13

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka diperoleh

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Siapa saja Stakeholder yang terlibat dalam pengembangan potensi

wisata Situ Cipondoh?

2. Seberapa besar dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan

wisata di Situ Cipondoh?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Mengetahui Stakeholder yang terlibat dalam pengembangan Potensi

wisata Situ Cipondoh

2. Mengetahui besarnya dampak ekonomi yang ditimbulkan dari

kegiatan wisata Situ Cipondoh.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Daerah Provinsi Banten dan Kota Tangerang dapat

dijadikan sebagai pengembangan sektor pariwisata yang mampu

mendukung perekonomian daerah.

2. Bagi pengelola dapat dijadikan evaluasi dalam pengelolaan kawasan

wisata agar dapat meningkatkan wisatawan untuk berkunjung.

3. Bagi akademisi dan peneliti ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

tambahan dan rujukan untuk melakukan penelitian-penelitian

selanjutnya.

Page 32: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pariwisata

a. Definisi Pariwisata

Secara etymologis kata “pariwisata” berasal dari bahasa

sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu, Pari yang artinya

banyak, berkali-kali, sedangkan wisata memiliki arti pergi secara

menerus. Jadi, pariwisata adalah perjalanan atau kegiatan yang

dapat dilakukan secara berkali-kali.

Pariwisata menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2009

tentang kepariwisataan, wisata dapat didefinisikan sebagai kegiatan

perjalanan yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dengan

mengunjungi tempat tertentu yang bertujuan untuk rekreasi,

pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

Sedangkan, pariwisata merupakan berbagai macam kegiatan wisata

dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Perjalanan pariwisata yang dilakukan bukanlah merupakan

pergerakan yang bersifat ulang-alik, sesuai dengan definisi yang

dinyatakan oleh Mathieson dan Wall (dalam Gunn, 1993:5).

Pariwisata adalah seluruh perjalanan wisata yang meliputi daerah

yang luas, namun bukanlah yang termasuk dalam pergerakan

ulang-alik. Pariwisata dapat ditinjau dari berbagai segi yang

berbeda. Pariwisata dapat dilihat sebagai suatu kegiatan melakukan

perjalanan dari rumah dengan maksud tidak melakukan usaha atau

bersantai. Pariwisata juga dapat dilihat sebagai suatu bisnis yang

berhubungan dengan penyediaan barang dan jasa bagi wisatawan

dan menyangkut setiap pengeluaran oleh atau untuk wisatawan

Page 33: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

15

atau pengunjung dalam perjalanannya (Kusmayadi dan Endar,

2000:6-8).

Berdasarkan definisi yang dibuat Badan Pusat Statistik

(BPS), pariwisata adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang

berhubungan dengan gerakan manusia yang melakukan perjalanan

atau persinggahan sementara dari tempat tinggalnya satu tempat

atau beberapa tempat tujuan diluar lingkungan tempat tinggalnya

yang didorong oleh beberapa keperluan atau motif tanpa maksud

mencari nafkah.

Menurut Mc. Intosh (1990:3), pariwisata adalah hubungan

yang ditimbulkan dari adanya interaksi antara wisatawan, bisnis,

pemerintah dan masyarakat dalam proses menarik dan melayani

pengunjung dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Pariwisata

juga dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali

atau berputar-putar, dari satu tempat ke tempat lain (Yoeti,

1996:112).

Menurut Wahab (1992:65), pariwisata mengandung tiga

unsur antara lain : manusia, tempat, dan waktu. Menurut Cooper et

al. (1993:138), pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang

dilakukan oleh perorangan, keluarga atau kelompok dari tempat

tinggal ke berbagai tempat lain yang bertujuan untuk melakukan

kunjungan wisata dan mencari kesenangan. Kunjungan ini bersifat

sementara (satu hari, satu minggu, atau satu bulan) dan pada

waktunya akan kembali ke tempat tinggal.

Page 34: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

16

Sedangkan, menurut Mulyadi Pariwisata adalah suatu

aktivitas, pelayanan dan produk hasil industri pariwisata yang

mampu menciptakan pengalaman perjalanan bagi wisatawan6

Dilihat dari dimensinya, Mill menyebutkan ada 4 dimensi

utama pariwisata: Pertunjukkan, Pelayanan fasilitas, transportasi,

dan keramahtamahan7.

Dari semua definisi diatas dapat disimpulkan pariwisata

adalah aktivitas yang melakukan perjalanan untuk sementara waktu

dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan

untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk

bersenang-senang, memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu

senggang atau waktu libur dengan tujuan-tujuan lainnya.

2. Ekowisata

a. Definisi Ekowisata

Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh

perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata.

Ekowisata dapat melihat melalui dua sisi yaitu: 1) Ekowisata dari

segi konsep dan 2) Ekowisata dari segi pasar. Ekowisata dari segi

konsep merupakan pariwisata bertanggung jawab yang dilakukan

pada tempat-tempat alami, serta memberikan kontribusi terhadap

kelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat

setempat (TIES – The International Ecotourism Society dengan

sedikit modifikasi).

Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik

Indonesia, ekowisata merupakan konsep pengembangan pariwisata

yang berkelanjutan yang memiliki tujuan untuk mendukung upaya-

upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan

6Muljadi AJ. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. 2009. Penerbit STMT Trisakti. Jakarta. Hal 7.

7Robert Christie, 2000, Tourism The International Business, Ed. Bahasa indonesia, Terjemahan Tri

Budi Santosos, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 26.

Page 35: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

17

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan

manfaat ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah setempat.

Ekowisata memiliki banyak definisi yang seluruhnya

terdapat prinsip pada pariwisata yang kegiatannya mengacu pada

lima elemen penting yaitu :

Memberikan pengalaman dan pendidikan kepada wisatawan

yang dapat meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap

daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Pendidikan yang

diberikan melalui pemahaman akan pentingnya pelesatarian

lingkungan, dapat melalui kegiatan wisata yang kreatif

disertai dengan pelayanan prima.

Memperkecil dampak negatif yang dapat merusak

lingkungan.

Mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan dan

pelaksanaannya.

Memberikan keuntungan ekonomi terutama kepada

masyarakat lokal, untuk kegiatan ekowisata harus bersifat

profit (menguntungkan).

Dapat terus bertahan dan berkelanjutan.

Berdasarkan dari elemen ekowisata, terdapat beberapa

cakupan ekowisata yaitu untuk edukasi, pemberdayaan masyarakat,

peningkatan ekonomi, serta upaya dalam kegiatan konservasi.

Sedangkan, ekowisata dari segi pasar dapat dilihat dari kata

ekowisata yang selalu mengacu pada bentuk kegiatan wisata yang

mendukung pelestarian. Ekowisata semakin berkembang tidak

hanya sebagai konsep tapi juga sebagai produk wisata, misalnya :

paket wisata. Konsep “kembali ke alam” cenderung dipilih oleh

sebagian besar konsumen yang mulai peduli akan langkah

pelestarian dan keinginan untuk berpartisipasi pada daerah tujuan

wisata yang dikunjunginya. Akomodasi, atraksi wisata maupun

produk wisata lainnya yang menawarkan konsep kembali ke alam

semakin diminati oleh pasar. Ekowisata di Indonesia sudah sejak

Page 36: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

18

tahun 2002 dicanangkan sebagai Tahun Ekowisata dan

Pegunungan di Indonesia.

Dari berbagai workshop dan diskusi yang diselenggarakan

pada tahun tersebut di berbagai daerah di Indonesia baik oleh

pemerintah pusat maupun daerah, dapat dirumuskan 5 (lima)

Prinsip dasar, pengembangan ekowisata di Indonesia yaitu :

1. Pelestarian

2. Pendidikan

3. Pariwisata

4. Perekonomian

5. Partisipasi masyarakat setempat

Menurut Damanik dan Weber (2006:38) mempunyai tiga

konsep ekowisata yang lebih operasional, yaitu sebagai berikut,

yaitu 1) perjalanan outdoor dan di kawasan alam yang tidak

menimbulkan kerusakan lingkungan, 2) mengutamakan

penggunaan fasilitas transportasi yang dapat diciptakan dan

dikelola masyarakat di kawasata wisata, 3) perjalanan wisata akan

memberikan peerbaikan besar pada lingkungan alam dan budaya

lokal.

Ekowisata menitikberatkan pada tiga hal utama, yaitu: alam

atau ekologi, memberikan manfaat ekonomi, dan dapat diterima

dalam kehidupan sosial masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata

secara langsung memberi akses kepada semua orang untuk melihat,

mengetahui, dan menikmati pengalaman alam, intelektual dan

budaya masyarakat lokal. Jadi, ekowisata memberikan kesempatan

bagi para wisatawan untuk menikmati keindahan alam dan budaya

untuk lebih mengetahui budaya lokal yang berkembang di kawasan

tersebut.

Page 37: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

19

Kegiatan ekowisata ini pun, dapat meningkatkan

pendapatan untuk pelestarian alam yang dijadikan sebagai obyek

wisata ekowisata dan menghasilkan keuntungan ekonomi bagi

kehidupan masyarakat setempat.

Dari beberapa definisi diatas yang dikemukakan oleh para

ahli maka dapat dijelaskan pemahaman mengenai ekowisata

merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam yang

alami maupun buatan yang ada yang bersifat informatif dan

partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan

sosial budaya.

3. Stakeholder

a. Definisi Stakeholder

Terdapat beberapa definisi yang dikemukakan menurut para

ahli, yaitu sebagai berikut: 1) Menurut Freeman dama Oktavia dan

Sahruddin (2013:233) mendefinisikan stakeholder adalah

seseorang atau sekelompok yang mempunyai pengaruh atau dapat

dipengaruhi untuk memperoleh tujuan dari program yang ingin

dicapai. Sedangkan 2) Menurut Fletcher et al dalam Santoso dkk

(2015:200) stakeholder merupakan pihak yang mempertimbangkan

kepentingan dalam suatu masalah. 3) Menurut Supoharjo (2005:56)

stakeholder adalah orang-orang yang mempunyai hak dan

kepentingan dalam suatu sistem yang ingin dicapai. 4) Menurut

Ramirez (1999:67) stakeholder diidentifikasikan sebagai suatu

dasar tertentu yaitu dapat dilihat dari segi kekuatan dan

kepentingan relatif stakeholder terhadap isu atau dari segi posisi

penting dan pengaruh yang dimiliki oleh mereka.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan

bahwa stakeholder adalah individu atau kelompok yang memiliki

kepentingan baik secara langsung maupun secara tidak langsung

yang dapat mempengaruhi atau dipngaruhi dalam pengambilan

kebijakan.

Page 38: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

20

b. Klasifikasi Stakeholder

Menurut Brown et al. (2001) klasifikasi stakeholder

menjadi tiga yaitu :

a. Stakeholder primer adalah individu atau kelompok yang

mempunyai pengaruh rendah terhadap hasil kebijakan, tetapi

kesejahteraan penting bagi pengambil kebijakan.

b. Stakeholder sekunder adalah pihak yang dapat mempengaruhi

keputusan yang dibuat karena pihak ini merupakan sebgaian

besar dari pengambil kebijakan dan terlibat dalam

implementasi kebijakan. Secara relatif mereka tidak penting,

demikian dengan tingkat kesejahteraannya bukan suatu

prioritas.

c. Stakeholder eksternal adalah individu atau kelompok yang

dapat mempengaruhi hasil dari suatu proses melalui lobby

kepada pengambil keputusan, tetapi interest mereka tidak

teralu penting.

Menurut Orbach M. (1995) mengklasifikasikan stakeholder

menjadi tiga yaitu:

a. Stakeholder utama yang merupakan stakeholder yang memiliki

kaitan kepentingan secara langsung dengan suatu kebijakan,

program, dan proyek. Harus ditempatkan sebagai penentu,

misalnya masyarakat, tokoh masyarakat, dan manajer publik.

b. Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang

tidak memiliki kaitan kepentigan secara langsung terhadap

suatu kebijakan, program, dan proyek, tetapi memiliki

kepedulian (concern) dan keprihatinan, sehingga mereka

mengeluarkan hak suaranya dan berpengaruh terhadap sikap

masyarakat keputusan legal pemerintah. Misalnya lembaga

pemerintah dalam suatu wilayah tetapi tidak memiliki

tanggung jawab langsung, lembaga pemerintah yang terkait

dengan isu tetapi tidak memiliki kewenangan secara langsung

Page 39: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

21

dalam pengambilan keputusan; lembaga swadaya masyarakat

(LSM) setempat, perguruan tinggi, dan pengusaha yang terkait.

c. Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki

kewenangan secara legal dalam hal pengambil keputusan.

Stakeholder kunci ini adalah unsur eksekutif sesuai dengan

level, legislatif, dan instansi.

Menurut Eden dan Ackerman (1998:143) diacu dalam Reed

et al. (2009) mengklasifikasikan stakeholder menjadi empat yaitu :

1. Key player merupakan stakeholder yang paling aktif karena

mempunyai pengaruh dan kepentingan yang tinggi terhadap

pengembangan suatu proyek.

2. Subject memiliki kepentingan yang tinggi tetapi pengaruhnya

rendah. Stakeholder ini bersifat supportive, mempunyai

kapasitas yang kecil untuk mengubah situasi. Namun, dapat

mempengaruhi yang lain jika stakeholder yang lain

membentuk aliansi dan juga sebaliknya mungkin dapat

dipengaruhi oleh stakeholder lainnya.

3. Context setter memiliki pengaruh yang tinggi tetapi sedikit

adanya kepentingan. Hal ini bisa menjadi resiko yang

signifikan dan harus dipantau.

4. Crowd merupakan stakeholder yang memiliki sedikit pengaruh

dan kepentingan terhadap hasil yang diinginkan dan hal ini

menjadi pertimbangan untuk mengikutsertakan dalam

pengambilan keputusan. Pengaruh dan kepentingan akan

mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga perlu

menjadi bahan pertimbangan.

Page 40: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

22

Menurut Mitchel, Abell, dan Wood dalam Heene dkk

(2015:161-162) mengklasifikasikan stakeholder menjadi tiga

kecendrungan dalam berperilaku yang paling terlihat dari masing-

masing stakeholder yang memiliki kepentingan. Hal ini dapat

terlihat dari kepentingan stakeholder dari setiap karakteristik yang

terlihat dari kekuasaan yang dimiliki maupun keterlibatan

komunikasi antar stakeholder.

c. Definisi Analisis Stakeholder

Analisis Stakeholder adalah suatu proses yang digunakan

untuk mengumpulkan informasi secara kualitatif untuk

menentukan kepentingan siapa yang harus diperhitungkan untuk

menerapkan suatu kebijakan atau program. Analisis stakeholder

bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami setiap antar

stakeholder yang berbeda, untuk dapat melakukan kerjasama

dalam menjalankan suatu perencanaan yang telah ditetapkan.

Dalam penggunaan analisis stakeholder ini akan membuat para

kebijakan memahami secara lebih riil bagaimana stakeholder yang

berbeda dapat memperoleh keuntungan atau kerugian dari

kebijakan yang telah ditetapkan, untuk memfokuskan cara-cara

yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan (Suporahardjo

2005).

Menurut Reed et al. (2009:98) analisis stakeholder dilakukan

dengan cara antara lain:

a. Mengidentifikasi stakeholder

b. Mengklasifikasikan stakeholder

c. Menyelidiki hubungan antar stakeholder

Page 41: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

23

Menurut Santoso dkk (2015:200) analisis stakeholder

dilakukan dengan menggunakan tiga cara :

1. Mengidentifikasi stakeholder

2. Mengelompokkan dan mengaktegorikan stakeholder

3. Menggambarkan hubungan antara stakeholder

Menurut Race dan Millar dalam Iqbal (2007:92) analisis

stakeholder memiliki manfaat dalam mengidentifikasi kelompok

untuk melihat dampak dari suatu pembangunan. Ada tiga hal yang

yang menjadi perhatian yaitu :

1. Pihak yang mempunyai kepentingan baik individu maupun

kelompok yang terpengaruh dari pembangunan

2. Keterlibatan

3. Keterkaitan antar stakeholder

4. Dasar Pengembangan Pariwisata

a. Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata merupakan usaha yang dilakukan

untuk menarik wisatawan dan meningkatkan obyek wisata agar

dapat berekembang dengan baik, tetap memelihara kelestarian

obyek wisata dan mewujudkan obyek wisata yang menarik.

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan menyebutkan tujuan kepariwisataan

Indonesia adalah :

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat

3. Menghapus kemiskinan

4. Mengatasi pengangguran

5. Melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya

6. Memajukan kebudayaan

7. Mengangkat citra bangsa

8. Memupuk rasa cinta tanah air

9. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa

Page 42: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

24

10. Memperat persahabatan antar bangsa

Berdasarkan Undang-undang tersebut adapun prinsip-prinsip

yang dilakukan yaitu :

1. Menjunjung tinggi norma agama dan budaya sebagai

pengenjawatahan dari konsep hidup dalam keseimbangan

hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa,

hubungan antara sesama manusia dan sesama manusia, serta

hubungan antara manusia dan lingkungan.

2. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan

kearifan lokal.

3. Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan,

kesetaraan, dan proposionalitas.

4. Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup.

5. Memberdayakan masyarakat setempat.

6. Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat

dan daerah yang merupakan satu kesatuan sistem dalam

kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku

kepentingan.

7. Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan

internasional dalam bidang pariwisata.

8. Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengembangan pariwisata mempunyai dampak secara positif maupun

negatif (Spillane, 1994:20). Dampak positif dari pengembangan pariwisata :

1. Menciptakan lapangan pekerjaan, dalam industri pariwisata

memerlukan tenaga kerja yang tidak dapat digantikan oleh

peralatan.

2. Sebagai sumber devisa asing

3. Pariwisata dapat mengembangkan suatu wilayah, dari wilayah

desa yang belum berkembang, menjadi pembangunan regional

yang tertata dengan baik dan benar.

Page 43: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

25

Dampak negatif yang ditimbulkan dari pengembangan parwisata :

1. Pariwisata dan vulnerability ekonomi, ketergantungan negara

kecil dengan pasar asing

2. Terjadinya kasus kebocoran sangat luas dan besar, seperti :

proyek-proyek pariwisata yang skala besar dan diluar kapasitas

perekonomian, yaitu barang impor, biaya promosi keluar

negeri.

3. Bekerja untuk industri pariwisata yang menerima gaji rendah,

dikarenakan hanya bekerja musiman saja.

4. Dampak terhadap lingkungan, seperti : polusi air, udara, dan

keramaian lalu lintas dan bisa menimbulkan kerusakan dari

pemandangan alam.

d. Unsur-Unsur Pokok Pengembangan Pariwisata

Menurut Gamal Suwantoro (1997:56) pembangunan obyek

wisata bersumber pada potensi daya tarik dari obyek wisata yang

dimiliki dengan mengacu pada kriteria keberhasilan untuk

mengembangan pariwisata yang meliputi:

1. Kelayakan Finansial

Kelayakan finansial menyangkut tentang perhitungan secara

komersial dari pembangunan obyek wisata yang direncanakan.

Memperkirakan untung-rugi harus diperkirakan dari awal.

2. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional

Hal ini dilakukan untuk melihat investasi yang ditanamkan di

obyek wisata akan memberikan dampak sosial secara regional,

meningkatkan devisa, dan meningkatkan pada penerimaan

sektor yang lain.

3. Kelayakan Lingkungan

Analisis dampak lingkungan ini perlu dilakukan untuk melihat

dampak pembangunan lingkungan yang ditimbulkan dari

pembangunan obyek wisata. Pembangunan ini untuk

memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia dapat

Page 44: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

26

digunakan menjadi obyek wisata yang menarik dan menjaga

kelestarian lingkungan.

5. Dampak Ekonomi Wisata

Dalam kegiatan pariwisata akan memberikan pengaruh terhadap

ekonomi wilayah berupa dampak langsung (direct effect) yang

diperoleh dari unit usaha berupa perbelanjaan pengunjung. Dampak

tidak langsung (indirect effect) berupa pengeluaran yang dikeluarkan

unit usaha untuk membayar upah tenaga kerja pada unit usaha,

sedangkan untuk dampak lanjutan (induced effect) berupa terjadinya

perubahan aktivitas ekonomi wilayah yang dapat menghasilkan dari

perbelanjaan tenaga kerja untuk memenuhi konsumsinya (Vanhove,

2005).

Analisis dampak ekonomi merupakan kegiatan pariwisata yang

memfokuskan pada kegiatan penjualan, adanya penghasilan, dan

menciptakan tempat tenaga kerja dari adanya kegiatan pariwisata ini.

Pada dampak dari kegiatan ekonomi pariwisata dapat ditelusuri aliran

uang yang dilakukan untuk melakukan kegiatan perbelanjaan, yaitu :

(1) badan usaha dan peran pemerintah, (2) bidang dalam bagian

pemasok barang dan jasa usaha, (3) rumah tangga sebagai penerima

hasil dari kegiatan pariwisata, (4) pemerintah yang menetapkan pajak

dan pungutan secara resmi dari kegiatan pariwisata, usaha dan rumah

tangga (Milasari, 2010:87).

6. Konsep dampak ganda (Multiplier Effect)

Menurut Clement dalam Yoeti (2008:75) dapat menjelaskan

mengenai dampak kegiatan ekonomi dari tempat wisata, ketika

wisatawan melakukan kunjungan ke tempat wisata maka akan

dipastikan melakukan transaksi atau pengeluaran untuk memenuhi

kebutuhan selama kunjungan ke tempat wisata tersebut. Uang yang

dipergunakan dipastikan akan melakukan perbelanjaan yang tidak

akan berhenti beredar, tetapi akan berpindah dari satu tangan ke

Page 45: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

27

tangan yang lain selama kegiatan transaksi terus dilakukan. Hal ini

yang dinamakan sebagai efek pengganda (Multiplier effect).

Efek pengganda (Multiplier effect) memiliki beberapa prinsip

yaitu :

1. Uang akan selalu digunakan untuk berbelanja, tidak akan pernah

berhenti beredar dalam kegiatan ekonomi.

2. Uang selalu berpindah tangan, dari yang satu ke orang yang lain.

3. Semakin uang cepat berpindah, maka semakin cepat juga

memberikan pengaruh dalam perekonomian setempat dan

semakin besar nilai koefisien multiplier.

4. Uang akan hilang dalam peredaran, jika uang tersebut tidak lagi

berpindah tetapi berhenti dari peredaran, yang akan memberikan

pengaruh sangat besar terhadap perekonomian setempat.

5. Pengukuran uang dapat dilihat dari berapa kali uang tersebut

digunakan untuk transaksi dalam kegiatan ekonomi.

Daerah Tujun Wisata (DTW) yang dikemas dengan baik, akan

mampu menarik wisatawan berkunjung. Pariwisata dapat menaikkan

tarif hidup masyarakat melalui efek pengganda (multiplier effect) yang

besar. Dijelaskan oleh Mill (Mill,2000:169) bahwa akibat ekonomi

pariwisata bisa langsung dan tidak langsung. Akibat langsung berasal

dari uang masyarakat yang dibelanjakan para wisatawan di tempat

tujuan wisata8.

8Robert Christie Mill, Ibid, 2000:169

Page 46: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

28

B. Penelitian sebelumnya

1. (Ni’mah Aulia Hidayah,2018)

Analisis Peran Stakeholder Dalam Pengambangan Wisata

Talang Air Peninggalan Kolonial Belanda Di Kelurahan Pajaresuk

Kabupaten Pringsewu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

siapa saja dan menganalisa apa saja yang dilaakukan stakeholder yang

terlibat dalam pengembangan Wisata alang Air di Kelurahan

Pajaresuk Kabupaten Pringsewu. Hasil penelitian menggambarka

bahwa stakeholder yang terlibat dalam pengembangan Wisata Talang

Air terdiri dari masyarakat, pemerintah,dan sektor privat, stakeholder

yang terlibat dalam pengembangan Wisata Talang Air telah

melakukan pembangunan yang bersifat fisik maupun pembangunan

nonfisik. Kerjasama dan komunikasi yang terjalin antar stakeholder

relatif baik sehingga mempercepat proses pelaksanaan pengembangan

Wisata Talang Air.

2. (Arif Putranto, 2016)

Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh

Kota Tangerang Banten. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi potensi pengembangan kawasan Situ Cipondoh

dengan mengkaji beberapa faktor yaitu, karakteristik fisik, sosial

budaya, aksesbiliats, fasilitas, dan keadaan ekologi di kawasan Situ

Cipondoh. Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode

deksriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel

menggunakan teknik aksidental yang disajikan dalam analisis

deskriptif menggunakan tabel frekuensi tunggal. Hasil penelitian

menunjukkan adanya potensi fisik Situ Cipondoh memiliki skor 11

yang berarti kurang mendukung, selanjutnya skor potensi sosial

budaya adalah 40 yang berarti mendukung. Skor potensi aksebilitas

menunjukkan skor 13 yang berarti sangat mendukung, dan skor

keberadaan fasilitas sebesar 10 yang berarti mendukung. Jumlah

seluruh skor adalah 74 yang dapat menunjukkan bahwa Situ Cipondoh

mendukung dan layak untuk menjadi daerah wisata.

Page 47: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

29

3. (Vidya,2014)

Dampak Ekonomi dan Analisis Stakeholder Wisata Pantai

Gondoriah Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi presepsi multi stakeholder tehadap kondisi kegaiatan

wisata dan sumberdaya alam di Pantai Gondoriah, dan menganalisa

dampak kegiatan objek wisata Gondoriah terhadap perekonomian

sekitar. Dalam penelitian ini mengkaji kegiatan pariwisata yang dapat

menimbulkan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat

sekitar, namun dilain sisi juga memiliki potensi terhadap penurunan

kualitas sumberdaya alam. Multi stakeholder menilai dengan adanya

kegiatan wisata di Pantai Gondoriah sudah termasuk bik, dan dengan

adanya keberadaan objek wisata ini tidak menimbulkan kerusakan

terhadap sumberdaya alam. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari

wisata Pantai Gondoriah dapat menggunakan multiplier effect, dampak

ekonomi langsung, tidak langsung, dan lanjutan berturut-turut sebesar

Rp 502.308.304, Rp 695.120.645 dan Rp 90.257.025. Hasil dari nilai

Keynesian Income Multiplier sebesar 1,12, nilai Ratio Multiplier

Incomme Tipe I adalah 2,38 dan nilai Ratio Income Multiplier Tipe II

adalah 2,56. Pengeluaran wisatawan tidak semuanya dapat dinikmati

oleh masyarakat lokal karena masih terdapat pengunjung yang

mengeluarkan sejumlah uang di luar objek wisata atau yang disebut

dengan kebocoran. Nilai kebocoran sebesar Rp 15.867.657.020 per

tahun. Stakeholder yang memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan

paling tinggi dalam pengelolaan objek wisata Pantai Gondoriah

diantaranya yaitu : Dinas Budaya dan Pariwisata, LPM, Dinas PU,

Dinas Perikanan dan Kelautan, Badan Lingkungan Hidup, dan

Masyarakat Lokal.

4. (Evy Nurfiana,2013)

Analisis Dampak Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan Wisata di

Taman Wisata Alam Grojogan Sewu, Kabupaten Karanganyar,

Provinsi Jawa Tengah terhadap masyarakat sekitar. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui nilai dari dampak ekonomi langung dan

Page 48: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

30

lingkungan kegiatan wisata di Taman Wisata Alam Grojogan. Hasil

penelitian menunjukkan dampak ekonomi yang diperoleh pemilik unit

usaha memiliki proporsi 60,5% atau sebesar RP1.154.155,00 dari rata-

rata penerimaan unit usaha. Dampak ekonomi secara tidak langsung

dapat dilihat dari pengeluaran unit usaha didalam pembelian kawasan

wisata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unit usaha yang

berupa tenaga kerja, pembelian input bahan baku dan transportasi.

Untuk upah tenaga kerja memiliki proporsi sebesar 2,72%, pembelian

input bahan baku sebesar 35% dan transportasi lokal sebesar

kebutuhan pangan, yaitu sebesar 58,1%. Nilai Keynesian Income

Multiplier sebesar 0,3, sedangkan nilai Ratio Income Multiplier Tipe I

dan II sebesar 1,7 dan 2,5.

5. (Arif Putranto, 2016)

Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata Di Situ Cipondoh

Kota Tangerang Banten. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi potensi pengembangan kawasan Situ Cipondoh

dengan mengkaji beberapa faktor yaitu, karakteristik fisik, sosial

budaya, aksesbiliats, fasilitas, dan keadaan ekologi di kawasan Situ

Cipondoh. Metode penelitian yang digunakan menggunakan metode

deksriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengambilan sampel

menggunakan teknik aksidental yang disajikan dalam analisis

deskriptif menggunakan tabel frekuensi tunggal. Hasil penelitian

menunjukkan adanya potensi fisik Situ Cipondoh memiliki skor 11

yang berarti kurang mendukung, selanjutnya skor potensi sosial

budaya adalah 40 yang berarti mendukung. Skor potensi aksebilitas

menunjukkan skor 13 yang berarti sangat mendukung, dan skor

keberadaan fasilitas sebesar 10 yang berarti mendukung. Jumlah

seluruh skor adalah 74 yang dapat menunjukkan bahwa Situ Cipondoh

mendukung dan layak untuk menjadi daerah wisata.

6. (Nadia Mutiarani,2011)

Analisis Ekonomi dan Nilai Ekonomi Manfaat Rekreasi Situ

Cipondoh Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

Page 49: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

31

karakteristik pengunjung, unit usaha, dan masyarakat, fakor-faktor

yang mempengaruhi permintaan wisata di lokasi Situ Cipondoh,

mengetahui nilai ekonomi manfaat rekreasi yang dihasilkan objek

wisata dengan menggunakan metode perjalanan, dan menganalisis

dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh kegiatan wisata Situ

Cipondoh.

Hasil penelitian dapat diperoleh rata-rata pengunjung Situ

Cipondoh berusia 21-25 tahun dengan rata-rata pekerjaan pengunjung

sebagai karyawan swasta dan berpenghasilan berkisar antara Rp

5000.000 hingga Rp 1.500.000, sebagian besar pengunjung berasal

dari Tangerang dan Jakarta. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan wisata ke Situ cipondoh dengan menggunkana model

regresi linear berganda dan dapat dilakukan dengan menggunakan

metode biaya perjalanan individual (Individual Travel Cost Method)

tiap individu pertahun kunjungan, adapun variabel yang

mempengaruhi pengunjung yaitu : variabel pendapatan, variabel biaya

perjalanan, variabel waktu tempuh dan variabel jumlah rombongan

yang berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah kunjungan.

Hasil penelitian dari dampak ekonomi menggunakan pendekatan

multiplier effect. Berdasarkan pendekatan tersebut maka dampak

langsung wisata Situ Cipondoh yang diterima oleh pemilik unit usaha

sebesar 72.3%, dampak tidak langsung yang diterima oleh tenaga kerja

lokal adalah 0.44% dan dampak lanjutan yang merupakan pengeluaran

untuk kebutuhan pangan tenaga kerja lokal sebesar 85,37%. Nilai

keynesian income multiplier sebesar 4,04,ratio income multiplier tipe

Isebesar 1,08 dan ratio income multiplier tipe II sebesar 1,16.

7. (Ida Ayu Arisya Leri,2011)

Dampak Pengeluaran Wisatawan Terhadap Perkembangan

Sektor Ekonomi di Provinsi Bali. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dampak pengeluaran wisatawan terhadap perkembangan

sektor-sektor pembangunan lainnya di Provinsi Bali dengan melihat

keterkaitan antar sektor dan efek penggandanya. Hasil penelitian ini

Page 50: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

32

menunjukkan bahwa sektor memiliki keterkaitan ke depan (forward

linkage) tertinggi adalah sektor peternakan dan perikanan dengan nilai

keterkaitan ke depan secara langsung sebesar 0,6150 dan keterkaitan

tidak langsung sebesar 1,3429. Sedangkan sektor yang memiliki

keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi adalah industri

makanan dan tembakau dengan nilai keterkaitan ke belakang secara

langssung sebesar 0,6960 dan keterkaitan tak langsung sebesar 1,0963.

Dapat dilihat dari daya sebar ke depan dan ke belakang tertinggi dari

kelompok sektor pariwisata adalah sektor restoran, yaitu sebesar

1,0058 dan 1,1364 (DD > 1 ; DSB > 1). Koefisien output multiplier

tipe I tertinggi adalah sektor peternakan dan hasil-hasilnya dengan

koefisien 1,958. Nilai multiplier tipe II yang memiliki koefisien

tertinggi adaalah sektor peeternakan dan perikanan sebesar 2,599.

Sektor industri makanan dan tembakau merupakan sektor yang

memiliki koefisieen income multiplier Tipe I yang tertinggi yaitu 1,8.

Sementara, untuk koefisien income multiplier II sektor jasa

sosial dan kemasyarakatan menjadi sektor yang memiliki koefisien

tertinggi yaitu 2,392. Jika mengacu pada koefisen pengganda output,

maka indeks kelompok sektor non pariwisata lebih besar dibandingkan

dengan kelompok sektor pariwisata. Hal ini menunjukkan bahwa

pengembangan pariwisata lebih banyak memanfaatkan sektor non

pariwisata. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-

penelitian terdahulu yaitu penelitian ini selain melihat dampak

ekonomi, karakteristik wisatawan, tenaga kerja, unit usaha dan juga

melihat tingkat pengaruh dan kepentinganstakeholder yang perlu dikaji

untuk melihat apakah Wisata Situ Cipondoh sudah dikelola dengan

baik, sehingga dapat meningkatkan dampak ekonomi masyarakat

dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya alam wisata Situ

Cipondoh.

Page 51: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

33

C. Kerangka Pemikiran

Kota Tangerang merupakan kota yang dijuluki sebagai Kota

Seribu industri. Aktivitas ekonomi banyak dilakukan, seperti:

perdagangan barang dan jasa. Kota Seribu Industri dimana kota ini

terdapat berbagai macam perusahaan industri yang akan memberikan

dampak ekonomi secara positif. Dampak positif seperti: membuka

lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat pengangguran. Meskipun

kota ini dikenal sebagai kota industri, Kota Tangerang memiliki

berbagai macam destinasi wisata, baik wisata alam, wisata budaya,

wisata tempat bersejarah, maupun wisata rohani. Berbagai obyek

wisata tersebut merupakan aset bagi Kota Tangerang. Jika obyek

wisata tersebut dikelola dengan profesional dan baik, pasti dapat

meningkatkan jumlah wisatawan untuk berkunjung ke Kota

Tangerang.

Selain itu, Kota Tangerang memiliki beberapa kegiatan budaya

yang diadakan setiap tahun dan kegiatan tersebut sangat menarik. Jika

potensi yang dimiliki Kota Tangerang dikelola dengan baik, maka

akan mendatangkan wisatawan dan mendorong perekonomian

wilayah. Adapun apresiasi yang diberikan masyarakat terhadap

pariwisata, seni dan budaya akan memperkuat karakter yang dimiliki

oleh masyarakat Kota Tangerang. Kota Tangerang memiliki berbagai

macam tempat wisata, salah satu yang dikembangkan adalah wisata

alam yaitu, Situ Cipondoh. Situ Cipondoh merupakan tempat yang

dipenuhi rawa-rawa yang ditumbuhi berbagai macam tanaman air,

seperti eceng gondok. Tempat ini juga merupakan tempat yang

dijadikan sebagai konversi air, untuk mengendalikan kondisi air agar

tidak terjadi banjir. Warga sekitar Situ Cipondoh memiliki kepedulian

yang sangat tinggi, sehingga warga melakukan kegiatan

membersihkan Situ Cipondoh dan menjadikan destinasi wisata bagi

warga Kota Tangerang. Situ Cipondoh memiliki keindahan alam dan

fasilitas yang dapat menunjang pembangunan wisata dan dapat

menarik bagi wisatawan yang berkunjung.

Page 52: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

34

Namun, dalam hal ini pengelolaan yang dilakukan di Situ

Cipondoh ini masih belum optimal serta peran pemerintah yang

dianggap belum maksimal dalam mengembangkan wisata Situ

Cipondoh ini. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini merupakan

penelitian yang melihat karakteristik masyarakat sekitar, unit usaha,

tenaga kerja dan pengunjung yang dapat dideskripsikan melalui

kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Situ Cipocndoh. Hal ini

dapat dilihat dampak yang ditimbulkan dari wisata Situ Cipondoh

terhadap masyarakat sekitar.

Gambar 2.1

Stakeholder Yang Terlibat Dalam Pengembangan Potensi Wisata Situ

Cipondoh

PENGELOLA SITU CIPONDOH

BAPPEDA KOTA

TANGERANG

DINAS

KEBUDAYAAN DAN

PARIWISATA KOTA

STAKEHOLDER

PIHAK KECAMATAN CIPONDOH

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA

WARGA CIPONDOH

PEDAGANG

Page 53: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

35

Rekomendasi untuk

Pengelola dan

Pemerintah Kota

Tangerang

is

tif

istik

Pengembangan

Laju Wisatawan

Pengembangan

Potensi Wisata

Karakter

Analis

Deskrip

KAWASAN KOTA

TANGERANG

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang sudah dipaparkan, maka

dapat diajukan hipotesa sebagai berikut:

1. Terdapat 8 stakeholder yang berperan secara bertingkat dalam

pengembangan dan pengelolaan Situ Cipondoh sebagai tempat

wisata.

2. Aktivitas wisata Situ Cipondoh memberikan dampak peningkatan

pendapatan atau multiplier effect income terhadap masyarakat

sekitar Situ Cipondoh.

Situ Cipondoh

Masyarakat

Stakeholder

Analisis

Stakeholder

Dampak

Ekonomi

Analisis Nilai

Ekonomi

Page 54: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

36

BAB III

Metodologi Penelitian

A. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Situ Cipondoh yang terletak di

Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Lokasi

penelitan ini berdasarkan secara sengaja (purposive). Hal ini dikarenakan

Situ Cipondoh merupakan salah satu wisata alam yang terletak di daerah

Kota Tangerang yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Waktu

pengambilan data berlangsung selama April sampai Mei 2018.

B. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini terdiri atas dua data, yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer merupakan data yang dalam pengambilan datanya

dilakukan secara langsung seperti: melakukan observasi, data diperoleh

dari kuesioner, wawancara langsung kepada responden, instansi

pemerintah, dan tokoh masyarakat. Data primer yang dibutuhkan terdiri

dari karakteristik pengunjung, pendapatan dan pengeluaran tenaga kerja

lokal di lokasi wisata, pendapatan dari unit usaha, dan masyarakat lokal di

sekitar Situ Cipondoh.

Sedangkan, data sekunder merupakan data yang diperoleh secara

langsung yang telah tersedia. Data sekunder diperoleh dari catatan buku,

laporan berupa artikel, buku-buku untuk teori, dan lain sebagainya. Data

yang diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Data

sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain jumlah

kunjungan tahunan wisatawan, gambaran umum lokasi wisata seperti

sejarah, status, keadaan fisik luas wilayah, potensi kawasan wisata, serta

informasi lain yang dapat menunjang penelitian.

Page 55: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

37

C. Metode Penentuan Sampel

Pengambilan responden pada penelitian ini dilakukan untuk mencari

informasi yang berkaitan dengan tujuan-tujuan penelitian. Metode yang

digunakan adalah non-probability sampling. Hal ini disebabkan karena

setiap anggota populasi tidak diberikan peluang atau kesempatan untuk

dipilih menjadi sampel. Responden dipilih dengan menggunakan metode

purposive sampling yaitu sampel dipilih berdasarkan pengetahuan yang

dimiliki sebelumnya atau berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dari

responden pengunjung dapat dilihat berdasarkan usia, asal daerah, dan cara

kedatangan.

Kriteria untuk responden unit usaha yaitu berdasarkan keterwakilan

dari jenis usaha yang terdapat di sekitar wisata Situ Cipondoh seperti

tempat makan, tempat minuman, pedagang asongan, dan jenis unit usaha

lainnya. Pengambilan contoh responden tenaga kerja berdasarkan

keterwakilan dari masing-masing jenis unit usaha. Sementara itu, untuk

pertimbangan kriteria masyarakat di sekitar wisata Situ Cipondoh adalah

masyarakat lokal yang merasakan langsung aktifitas kegiatan wisata Situ

Cipondoh. Responden key person dipilih dari instansi yang dianggap

memiliki informasi penting terkait dengan penelitian.

Pengambilan sampel untuk para stakeholder yang memiliki

kepentingan di wisata Situ Cipondoh diambil dengan menggunakan teknik

purposive sampling dengan penggalian data menggunakan panduan

kuesioner. Responden berasal dari berbagai kalangan mulai dari

pemerintah, masyarakat dan pengusaha atau swasta.

1. Penentuan Responden (Narasumber) dan Pengisian Kuesioner

Tahap selanjutnya menentukan responden sesuai dengan faktor-

faktor yang terkait dalam permasalahan ini, tahap ini menggunakan

purposive sampling. Dalam penelitian ini responden dibagi menjadi

tiga kelompok, yaitu :

1. Pihak pengelola Situ Cipondoh,

2. Pengusaha sekitar Situ Cipondoh

3. Masyarakat sekitar Situ Cipondoh

Page 56: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

38

Dalam pemilihan kelompok ini sebagai responden dilakukan

berdasarkan masalah yang akan dilakukan dalam studi untuk

mendukung penelitian. Setelah menetukan stakeholder kemudian

dilakukan pengisian kuesioner untuk mendapatkan informasi dari

responden.

Adapun jumlah responden yang diperlukan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Jumlah sampel untuk pengunjung wisata Situ Cipondoh 60 orang

b. Jumlah sampel untuk tenaga kerja lokal 25 orang

c. Jumlah sampel untuk unit usaha 20 unit usaha

d. Jumlah sampel untuk masyarakat sekitar 30 orang

2. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah orang yang mengetahui

dan menguasai kondisi sekitar, dan terlibat secara langsung dengan

masalah penelitian. Dengan menggunakan metode penelitian

kualitatif, maka peneliti dapat memperoleh informasi secara lengkap

dari berbagai sumber yang tersedia. Dalam hal ini, peneliti melakukan

wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan

potensi wisata Situ Cipondoh Kota Tangerang baik pemerintah

maupun masyarakat sekitar.

Page 57: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

39

D. Metode Pengolahan Data

Tabel 3.1

Daftar Informan Penelitian

No. Nama Jabatan

1. Merun Pengelola wisata Situ Cipondoh

2. Usup Supriadi

Kasi Promosi Pariwisata dan Kebudayaan Kota

Tangerang

3. Arief Suamiarsa Kasubid Ekonomi BAPPEDA Kota Tangerang

4. Muhammad Djarkasih

Kepala Seksi pemantauan Kualitas Lingkunga

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota

Tangerang

5. Widiati Chuzaimah

Kasie Ekonomi Pembangunan,

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

6. Nurdin RW 02 Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang

7. Dika Pemiliki Cafe Natasha di Situ Cipondoh

8. Iwan Sekbid Perencanaan Kecamatan Pinang, selaku

masyarakat sekitar

Metode untuk mengolah data ini meliputi metode kuantitatif dan

kualitatif. Metode kuantitatif dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan

mengolah data yang diperoleh melalui kuesioner sedangkan metode

kualitatif yang menyajikan data dengan cara menginterpretasikan dan

mendeskripsikan data kuantitatif. Analisis data merupakan proses

penyederhanaan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti kemudian

disajikan ke dalam bentuk yang lebih sederhana. Data yang telah diperoleh

dan dikumpulkan kemudian dianalisis data yang dapat dilakukan secara

manual dan menggunakan komputer menggunakan program Microsoft

Office Excel 2010. Matrik metode analisis data dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Sumber: diolah oleh peneliti tahun 2018

Page 58: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

40

Tabel 3.2

Tabel Matriks Metode Analisis Data

No. Tujuan Metode Analisis

1. Mengetahui stakeholder yang terlibat dalam

pengembangan potensi wisata Situ Cipondoh

Analisis Stakeholder

dengan program

MACTOR

2. Mengetahui besarnya dampak ekonomi yang

ditimbulkan dari kegiatan wisata Situ

Cipondoh.

Analisis Nilai Ekonomi

(Multiplier Effect)

D. Metode Pengambilan Responden

Dalam pengambilan responden peneliti menggunakan non-

probability sampling, dimana metode ini digunakan untuk mengambil

populasi secara tidak acak. Responden dipilih dengan menggunakan

purposive sampling, peneliti mengambil responden sesuai dengan kriteria

yang diperlukan. Responden pengunjung adalah mereka yang berusia 17

tahun keatas yang sedang melakukan kegiatan wisata di Situ Cipondoh.

Usia 17 tahun ke atas diplih karena dinilai dapat berkomunikasi dengan

baik dan bersedia untuk di wawancarai sehingga mudah untuk

mendapatkan data yang diperlukan. Jumlah sampel yang diperlukan untuk

wisatawan wisata Situ Cipondoh adalah 60 orang.

Sedangkan, metode pengambilan responden untuk unit usaha dan

tenaga kerja lokal serta masyarakat sekitar dilakukan dengan

menggunakan purposive sampling, hal ini ditentukan berdasarkan kriteria

yang telah ditentukan. Responden untuk unit usaha adalah 20 orang dan

tenaga kerja lokal sebanyak 25 orang. Untuk responden masyarakat sekitar

sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan maka terpilih 30 orang yang

telah mengetahui keberadaan wisata Situ Cipondoh.

Page 59: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

41

E. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : analisis

stakeholderdengan menggunakan program mactor, analisis nilai ekonomi,

dan analisis deskriptif kualitatif.

a. Analisis Deskriptif Kualitatif

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang

menggunakan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan

lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Pencarian data-

data dilakukan dengan metode induktif, yang terdiri dari fakta-

fakta atau peristiwa umum kemudian dapat ditarik generalisasi

yang bersifat khusus. Dalam metode ini mengandalkan penilaian

subyektif terhadap suatu masalah. Metode kualitatif lebih

cenderung meneliti fenomena dan rincian deskripsi dari suatu

perihal (Eriyatno 2007).

Metode kualitatif digunakan ketika dalam situasi tidak terlalu

jelas apa yang sedang dicari dalam suatu penelitian, fokus

penelitian menjadi lebih jelas pada saat penelitian

dilakukan.Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

mengidentifikasi presepsi stakeholder terhadap kondisi kegiatan

wisata dan sumberdaya alam yang ada di wisata Situ Cipondoh.

Identifikasi perlu dilakukan agar infomasi dapat dijadikan sebagai

acuan atau rekomendasi dalam pengelolaan dan pengembangan

kawasan wisata Situ Cipondoh agar dapat lebih baik dan dapat

mengembangkan potensi yang dimiliki.

Presepsi stakeholder terhadap kondisi kegiatan wisata saat

ini dapat dilihat dari kondisi fasilitas wisata yang tersedia, kondisi

sosial, dan aksebilitas. Sedangkan untuk kondisi sumberdaya alam

saat ini dapat dilihat dari kebersihan, kondisi Situ Cipondoh, dan

panorama alam.

Page 60: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

42

b. Analisis Stakeholder

Analisis stakeholder dapat didefinisikan sebagai pendekatan

dan prosedur yang digunakan untuk memperoleh pemahaman dari

suatu sistem melalui identifikasi stakeholder kunci dari sistem

tersebut dan melakukan asesmen terhadap interes mereka terhadap

sistem (Grimble dan Chan 1995). Dalam hal konflik sumber daya

alam, maka analisis stakeholdermenyediakan framework untuk

mengetahui siapa yang terlibat apa kepentingannya, dan bagaimana

kaitan antar stakeholder dalam mengambil keputusan. Analisis ini

memberikan cara pemahaman yang baik tentang siapa yang

mempengaruhi dan siapa yang terlibat secara aktif dalam

pengelolaan sumber daya alam (Buckles 1999).

Analisis stakeholder adalah cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan informasi dari suatu kelompok atau individu yang

terkait, memberikan informasi, menjelaskan adanya konflik yang

terjadi, dan kondisi yang memungkinkan terjadinya trade-off

(Brown et al. 2001).

Analisis stakeholder harus dilakukan dalam tahap

perencanaan dari suatu proyek kegiatan. Sumber informasi untuk

keperluan analisis stakeholder bisa berupa orang, baik individu

maupun kelompok serta dokumen tertulis. Berdasarkan informasi

yang diperoleh dari laporan hasil perencanaan atau proyek atau

program sebelumnya.

Sumber informasi tersebut bisa diperoleh dari:

a) Dokumen pemerintah/LSM

b) Laporan atas hasil penelitian yang relevan

c) Anggota masyarakat

d) Tokoh masyarakat

e) Pelaku usaha

f) Aparat pemerintah atau pemimpin formal

g) Aktivis LSM

h) Tokoh politik

Page 61: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

43

Dalam melakukan analisis stakeholder terdapat prinsip yang

perlu diperhatikan, yakni:

a) Keterlibatan semua pihak

b) Relevan

c) Kepekaan gender

Analisis stakeholder dijalankan dengan tahap adalah sebagai

berikut ini:

1. Identifikasi stakeholder

Tahap ini dilaksanakan dengan melakukan identifikasi awal

melalui data masyarakat, Ormas, Asosiasi profesi yang ada di

daerah studi

2. Merumuskan isu yang dibahas

Dalam proses identifikasi stakeholder harus dikaitkan dengan

isu khusus yang sesuai dengan kondisi daerah

3. Membuat “Daftar Panjang”

Membuat dafar stakeholder dilakukan dengan mengidentifikasi

stakeholder yang terkait. Identifikasi ini dapat dilakukan

melalui berbagai tekhnik, yaitu kuesioner, wawancara, diskusi,

observasi, dan studi dokumen. Stakeholder yang telah

diidentifikasi dan dicek ulang, maka dimasukkan ke dalam

daftar panjang. Selanjutnya, berdasarkan rumusan isu apa yang

telah ditentukan, maka disusunlah daftar partisipan yang

dianggap sebagai stakeholder. Siapa yang menjadi stakeholder

bisa dibedakan berdasarkan:

a) yang terkena dampak

b) yang sangat terkena dampak

c) yang memiliki informasi, pengetahuan, dan keahlian, serta

d) yang memiliki kontrol atau pengaruh atas isu

Page 62: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

44

4. Pemetaan stakeholder

Daftar panjang yang dihasilkan bisa dikelompokkan dalam

berbagai kategori sesuai dengan tingkat kepentingan, kapasitas,

relevansi atas pokok masalah.

a) profil para pelaku utama (nama orang/lembaga, alamat

lengkap, lingkup kegiatan, profesi)

b) minat para pelaku utama terhadap proses partisipatif

c) pengalaman dalam mengupayakan partisipatif

d) gambaran kondisi aktual mengenai proses

Tabel 3.3

Pengelompokkan stakeholder

Pengaruh Rendah Pengaruh Tinggi

Kepentingan Rendah Kelompok stakeholder

yang paling rendah

prioritasnya

Kelompok yang

bermanfaat untuk

merumuskan atau

menjembatani

keputusan dan opini

Kepentingan Tinggi Kelompok stakeholder

yang penting namun

perlu pemberdayaan

Kelompok stakeholder

yang paling krtitis

Sumber: Tools to Support Participatory Urban Decision Making, UNCHS

Habitat, Kenya (2001)

Secara lebih rinci, pemetaan stakeholder bisa dilakukan

dengan memberikan skor dengan melihat peran dan pengaruh

stakeholder.Skor yang diperoleh dari setiap responden dapat

dianalisis dengan statistik deskriptif, yakni modus ( untuk setiap

item pertanyaan) dan rata-rata untuk total skor.

Page 63: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

45

Hasil dari penentuan kepentingan dan pengaruh masing-

masing stakeholder terhadap kegiatan yang akan disajikan dalam

bentuk grafik hubungan antara tingkat kepentingan dengan

pengaruh yang disebut stakeholder grid. Analisis data

menggunakan analisis stakeholder dengan program MACTOR

(Matrix of Alliances andConflicts: Tactics, Objectives and

Recommendations).

F. Analisis Dampak Ekonomi

Analisis yang dilakukan dalam kegiatan pariwisata ini dilakukan

pada masing-maisng kelompok pelaku kegiatan wisata, yaitu unit usaha

lokal untuk menyediakan barang dan jasa untuk kegiatan wisata

(META,2001). Adapun hal yang terkait dengan dampak ekonomi adalah:

(1) proporsi perputaran uang yang berasal dari pengeluaran pengunjung ke

unit usaha. (2) proporsi antara kesempatan kerja yang dapat diciptakan

oleh unit usaha (full time, part time, seasonal), (3) proporsi dari perputaran

arus uang terhadap tenaga kerja lokal, investo, supplier, pajak, (4) tipe dan

kuantitas bahan baku yang dibutuhkan, (5) rencana investasi kedepan.

Dengan adanya informsi tersebut maka akan dapat diperkirakan dampak

langsung (direct impact) dari pengeluaran pengunjung untuk menyediakan

barang dan jasa yang diperlukan oleh pengunjung.

Kelompok kedua adalah tenaga kerja lokal pada unit usaha lokal

dalam menyediakan barang dan jasa untuk kegiatan wisata. Hal yang

berkaitan dnegan dampak ekonomi adalah: (1) jumlah tenaga kerja yang

terdapat pada lokasi wisata, (2) jumlah jam kerja dan tingkat upah, (3)

pengeluaran sehari-hari pekerja, (4) pendapatan bekerja. Infromasi yang

diperoleh diharapkan dapat memperkirakan dampak tidak langsung

(indirect impact), dampak lanjutan (induced impact) dari pengeluaran

pengunjung.

Page 64: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

46

D+N+U

E

Kelompok ketiga adalah masyarakat lokal, informasi yang terkait

dampak ekonomi adalah informasi mengenai dampak adanya wisata Situ

Cipondoh, manfaat yang diperoleh, keterlibatan masyarakat dan dukungan

masyarakat dalam mengembangkan potensi wisata Situ Cipondoh.

Dampak ekonomi dapat diukur dengan menggunakan efek pengganda

(multiplier) dari arus uang yang terjadi. Dalam mengukur dampak

ekonomi pariwisata terhadap perekonomian masyarakat lokal terdapat dua

tipe pengaanda, yaitu (META,2001):

1. Keynesian Local Income Multiplier

Nilai yang menunjukkan besarnya pengeluaran pengunjung yang

berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat lokal.

2. Ratio Income Multiplier

Nilai ini menunjukkan besarnya dampak langsungyang dirasakan dari

pengeluaran pengunjung yang berdampak terhadap perekonomian

lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung dan dampak

lanjutan (induced impact).

Secara matematis dirumuskan :

1. Keynesian Income Multipiler

2. Ratio Income Multiplier, Tipe I

D+N

D

Page 65: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

47

D+N+U

D

3. Ratio Income Multiplier, Tipe II

Dimana :

E : Tambahan pengeluaran pengunjung (rupiah)

D : Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (rupiah)

N : Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (rupiah)

U : Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (rupiah)

Page 66: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

48

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Kawasan Situ Cipondoh

Danau Situ Cipondoh merupakan kawasan yang memiliki banyak

tumbuhan eceng gondok, dan banyak jenis ikan tawar seperti ikan belut,

dan berbagai jenis hewan lainnya. Kawasan ini sebelum dijadikan sebagai

tempat wisata, pada tahun 2005 kondisi Situ Cipondoh sangat

memprihatinkan karena daerah ini tidak terawat dan banyak rumput serta

teratai yang sangat sulit untuk melihat permukaan air. Dengan kondisi

seperti itu, warga sekitar Situ Cipondoh memiliki inisiatif untuk

melakukan perubahan agar kawasan Situ Cipondoh menjadi kawasan yang

lebih baik dan bersih. Warga melakukan gotong-royong secara bersama

yang dilakukan oleh kedua kecamatan yaitu Kecamatan Cipondoh dan

Kecamatan Pinang. Masyarakat melakukan gerakan bersih-bersih di

sekitar Situ Cipondoh.

Kegiatan gotong-royong membersihkan Situ Cipondoh awalnya

hanya dilakukan setiap seminggu sekali di hari minggu oleh masyarakat

sekitar, setelah tiga bulan kemudian maka dibuatlah jadwal masing-masing

rt/rw agar semua warga dapat ikut kerjasama membersihkan Situ

Cipondoh. Awalnya kawasan ini hanya sebagai konversi air saja, namun

dengan melihat antusias warga yang terus berkunjung membuat warga

sekitar Situ Cipondoh berinisiatif menjadikan Situ Cipondoh sebagai

tempat wisata. Kemudian pengelola merubah tempat Situ Cipondoh

menjadi kawasan wisata dengan menyediakan berbagai permainan, seperti

sepeda air. Dengan dijadikan Situ Cipondoh menjadi tempat wisata

memperoleh pendapatan yang menguntungkan warga sekitar.

Hasil pemasukan yang diperoleh akan dialokasikan untuk menjaga

kelestarian Situ Cipondoh. Meskipun sudah dijadikan tempat wisata,

pengelola tidak ingin merubah fungsi utama Situ Cipondoh sebagai tempat

resapan air.

Page 67: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

49

B. Keadaan Umum Wilayah

Wisata Situ Cipondoh merupakan tempat wisata alam yang terbentuk

secara alami, wisata alam Situ Cipondoh terletak di wilayah Kota

Tangerang. Situ Cipondoh memiliki luas wilayah sekitar 126,7 Ha. Lokasi

Situ Cipondoh terletak di dua kecamatan yaitu Kecamatan Pinang dan

Kecamatan Cipondoh. Wilayah Kecamatan Pinang memiliki luas wilayah

sekitar 21,59 Km2 atau 2.139,01 Ha. Kecamatan Pinang terdiri dari 11

kelurahan, yaitu : Kelurahan Pinang, Sudimara Pinang, Neroktog, Cipete,

Pakojan, Panunggangan, Panunggangan Utara, Panunggangan Timur,

Kunciran, Kunciran Indah, dan Kunciran Jaya. Sedangkan, secara

administratif Kecamatan Pinang berbatasan dengan :

Sebelah Barat : Kecamatan Tangerang dan Cibodas.

Sebelah Timur : Kecamatan Karang Tengah dan Ciledug.

Sebelah Utara : Kecamatan Tangerang dan Cipondoh.

Sebelah Selatan : Kabupaten Tangerang.

Kecamatan Cipondoh terdiri dari 10 Kelurahan, yaitu : Kelurahan

Poris Palawad Indah, Cipondoh, Kenanga, Gondrong, Petir, Ketapang,

Cipondoh Indah, Poris Plawad Utara, Poris Plawad, dan Cipondoh

Makmur. Kecamatan Cipondoh memiliki luas wilayah 1.791 Ha.

Sedangkan, secara administrasi Kecamatan Cipondoh berbatasan dengan :

Sebelah Barat : Kecamatan Tangerang

Sebelah Timur : Kecamatan Karang Tengah Kota

Tangerang dan Kecamatan Kembangan

Kotamadya Jakarta Barat.

Sebelah Utara : Kecamatan Batuceper Kota Tangerang,

Kecamatan Kalideres, dan Kecamatan

Cengkareng Kotamadya Jakarta Barat.

Sebelah Selatan : Kecamatan Pinang

Page 68: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

50

Secara administratif Situ Cipondoh berbatasan dengan Kelurahan

Cipete dan Kelurahan Poris Plawad di sebelah barat, Kelurahan Neroktog

di sebelah timur, Kelurahan Cipondoh di sebelah utara, dan Kelurahan

Kunciran Jaya di sebelah selatan.

Situ Cipondoh berasal dari kata “ci” yang memiliki arti air yang

menggenang di lingkungan. Sebelum Situ Cipondoh dijadikan sebagai

tempat wisata, Situ Cipondoh merupakan kawasan yang memilki deretan

hutan-hutan, akar-akar yang besar dan terdapat beberapa jenis ikan air

tawar, seperti : ikan gabus, belut, dan berbagai jenis hewan lain. Situ

Cipondoh sebelum dikelola sebagai tempat wisata, masih dalam keadaan

yang memprihatinkan dikarenakan kondisi di sekitar Situ Cipondoh

ditumbuhi gulma, seperti : eceng gondok, rumput pakis, teratai, dan

sarekat sehingga sangat sulit untuk melihat air di dalam Situ Cipondoh.

Situ Cipondoh memiliki kedalaman air yang terus mengalami

pendangkalan hingga kedalaman air yang hanya mencapai 0.5-2 meter

yang diakibatkan adanya pembusukan dari gulma-gulma yang tumbuh

tersebut. Akibat dari pendangkalan yang akan mengakibatkan banjir.

Berdasarkan kondisi yang memprihatinkan, maka pada tahun 2005

sekitar bulan Maret masyarakat Kecamatan Cipondoh dan Kecamatan

Pinang berinisiatif melakukan kegiatan bersih-bersih di kawasan Situ

Cipondoh. Kegiatan ini dilakukan untuk membersihkan Situ Cipondoh

yang dilakukan secara gotong-royong. Kerja bakti dilakukan setiap hari

minggu secara swadaya. Pada awalnya kegiatan bersih-bersih dilakukan

selama tiga bulan di setiap di hari minggu, kemudian dijadwalkan secara

bergiliran yang dilakukan oleh warga RW 02. Semakin banyak pihak yang

ingin mengelola Situ Cipondoh menjadi tempat wisata, maka Situ

Cipondoh dilengkapi dengan sarana permainan berupa sepeda air, ayunan,

bebekan, dan spead boat. Meskipun Situ Cipondoh dijadikan tempat

wisata, namun pengelola tidak merubah fungsinya sebagai tempat

penyerapan air. Seluruh hasil kegiatan wisata yang diperoleh digunakan

untuk melestarikan Situ Cipondoh.

Page 69: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

51

Daya tarik pada Wisata Daerah Tujuan Wisata (DTW) perlu adanya

perencanaan yang baik agar dapat menarik minat pengunjung berkunjung

ke daerah wisata. Kegagalan yang terjadi dapat dipengaruhi dari

pengelolaan daya tarik yang tidak dilakukan secara optimal. Umumnya

kegagalan terjadi disebabkan oleh kurangnya ketetapan dan keterampilan

dalam mengelola daya tarik para pelaku industri. Untuk menarik minat

wisatawan perlu dilakukan langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu

mengidentifikasi daya tarik yang ada, membuat tempat wisata menjadi

menarik, serta membangun dan mengelola secara baik.

1. Aksesbilitas

Aksesbiliats menuju wisata Situ Cipondoh termasuk sangat

mudah, karena banyak akses yang dapat digunakan oleh pengunjung.

Hal ini dikarenakan lokasi wisata Situ Cipondoh yang berada sisi jalan

Hasyim Ashari yang merupakan jalur utama di wilayah Cipondoh,

Kota Tangerang.

Jalan KH. Hasyim Ashari sangat mudah diakses dan memiliki

kondisi jalan yang baik, sehingga memudahkan wisatawan untuk

berkunjung ke lokasi wisata Situ Cipondoh baik dengan menggunakan

kendaraan pribadi maupun dengan kendaraan umum. Bagi masyarakat

sekitar Ciledug dan Kunciran dapat mencapai lokasi wisata Situ

Cipondoh lebih cepat, dikarenakan lokasi yang termasuk dekat dari

wilayah Cipondoh. Namun, ada beberapa titik yang menjadi

kemacetan, dikarenakan perbatasan Ciledug dengan wilayah Jakarta

Barat. Bagi wisatawan yang berasal dari arah Cikokol Tangerang yang

menggunakan akses angkutan umum dapat menggunakan B-02 atau

R-10.

2. Daya Tarik

Daya tarik dari wisata Situ Cipondoh dapat diperoleh dari

suasana yang asri, sarana permainan yang murah meriah seperti

sepeda air dan speed boat, terdapat taman yang berbentuk pulau

ditengah Situ Cipondoh dan terdapat rumah makan. Pemandangan

yang indah dan sejuk menjadikan wisata Situ Cipondoh menarik bagi

Page 70: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

52

wisatawan untuk berkunjung, dimana lokasi yang terletak ditengah

Kota Tangerang sehingga akses berkunjung pun mudah. Namun,

kondisi kebersihan yang kurang diperhatikan membuat tempat wisata

Situ Cipondoh menjadi kurang nyaman. Wisata Cipondoh termasuk

tempat wisata murah meriah yang dapat dijangkau oleh semua lapisan

masyarakat, terutama untuk tempat bersantai warga Cipondoh. Harga

tiket yang sangat terjangkau yaitu Rp 5.000 per orang mampu

meningkatkan pengunjung untuk berwisata di lokasi wisata Situ

Cipondoh. Selain sarana permainan tersedia, masyarakat yang

mempunyai hobi memancing bisa melakukan hobi memancingnya di

wisata Situ Cipondoh.Situ Cipondoh terdapat berbagai jenis ikan

untuk memancing.

3. Pengelolaan Wisata

Pengelolaan wisata Situ Cipondoh diketahui masih di bawah

kewenangan pemerintah Provinsi Banten, sedangkan lokasi wisata

Situ Cipondoh berada di Kota Tangerang. Namun, dalam pengelolaan

wisata Situ Cipondoh masih dikelola oleh masyarakat sekitar

Cipondoh dan Forum Masyarakat Pelestarian dan Pengembangan Situ

Cipondoh (Formasi), tetapi saat ini formasi sudah tidak aktif.

Sehingga dalam pengelolaan wisata Situ Cipondoh dikelola oleh

masing-masing pengelola tempat wisata Situ Cipondoh, dikarenakan

setiap tempat yang berada di wisata Situ Cipondoh beda pengelola.

Harga tiket yang ditetapkan oleh pengelola dibedakan sesuai dengan

hari kunjungan. Hari senin-jumat harga tiket diberlakukan sebesar Rp

5000, sedangkan hari sabtu, minggu, dan hari libur nasional dikenakan

sebesar Rp 25.000 sudah termasuk dengan parkir bagi pengguna

sepeda motor. Khusus untuk weekend tempat wisata Situ Cipondoh

menyediakan live music unuk menghibur wisatawan yang berlibur.

Adapun harga tiket sarana permainan yang tersedia yaitu tiket sepeda

air sebesar Rp 25.000 per 30 menit, tiket perahu untuk mengelilingi

Danau Cipondoh sebesar Rp 10.000 per orang.

Page 71: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

53

C. Pengembangan Potensi Wisata Situ Cipondoh

1. Identifikasi Stakeholder

Pengelolaan wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang

melibatkan 8 stakeholder. Stakeholder tersebut berasal dari instansi

pemerintah daerah, pengelola wisata, pedagang, kelompok masyarakat

dan masyarakat. Hasil identifikasi stakeholder yang terlibat dalam

pengeloaan wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1

Daftar Stakeholder yang terlibat dalam Pengeloaan

Wisata Situ Cipondoh Di Kota Tangerang

No. Stakeholder Keterangan

1. Pengelola wisata Situ

Cipondoh

Pengelola tempat wisata Situ

Cipondoh

2.

Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kota

Tangerang

Pemerintah Daerah

3.

Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah

Kota Tangerang

Pemerintah Daerah

4.

Dinas Lingkungan Hidup

(DLH) Kota Tangerang

Pemerintah Daerah

5. Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang Pemerintah Daerah

6. RW 02 Perwakilan Masyarakat Cipondoh

7. Pedagang Pemiliki Cafe Natasha di Situ

Cipondoh

8. Warga Kecamatan Pinang Masyarakat

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Page 72: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

54

a. Analisis Stakeholder dengan program Matrix of Alliances and

Conflict Tactics, Objectives, and Recommendations (MACTOR)

Matrix Direct of Influence (MDI) merupakan matriks yang

menjelaskan adanya keterkaitan secara langsung maupun tidak

adanya pengaruh stakeholder yang terlibat dalam pengembangan

potensi wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang. Matriks ini

berpengaruh secara langsung yang dapat dijelaskan melalui 4 poin.

Jika 0 : tidak ada pengaruh, 1: sesuai dengan prosedur (SOP), 2:

adanya projek yang dilakukan, 3: adanya misi yang ingin dicapai,

4: keberadaan yang sudah dilakukan. Tabel matriks MDI dapat

dilihat di bawah ini:

Tabel 4.2

Matriks MDI Pengembangan Potensi

Wisata Situ Cipondoh Di Kota Tangerang

MDI

DK

P

Pe

ng

elo

la

Ksu

bid

eko

DL

H

Ka

si E

ko

Pe

da

ga

ng

RW

02

Wa

rga

DKP 0 3 1 1 0 0 1 0 Pengelola 3 0 0 1 0 1 1 2

Ksubid eko 0 0 0 0 0 0 0 0 DLH 1 1 0 0 0 0 0 1

Kasi Eko 0 1 0 0 0 0 0 0 Pedagang 1 1 0 0 0 0 0 0

RW 02 0 1 0 1 0 1 0 1 Warga 1 2 0 0 0 2 1 0

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

Dari tabel 1matrix Direct of Influences (MDI) diatas dapat

dilihat bahwa setiap masing-masing stakeholder ada yang

berpengaruh secara langsung dan ada juga yang tidak berpengaruh.

Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang memiliki

misi yang ingin dicapai dengan pihak pengelola wisata Situ

Cipondoh, sedangkan dengan pihak Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tangerang sebatas pada

© L

IPS

OR

-EP

ITA

-MA

CT

OR

Page 73: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

55

kesamaan dan dengan pihak RW 02 sebagai perwakilan dari

masyarakat berkaitan namun tidak secara langsung untuk wisata

Situ Cipondoh. Sedangkan, dengan pihak Kecamatan Cipondoh

dan warga sekitar Situ Cipondoh Dinas kebudayaan dan Pariwisata

Kota Tangerang tidak berpengaruh secara langsung. Didalam

dokumen Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

Daerah (RIPPDA) Kota Tangerang terdapat pembahasan mengenai

Situ Cipondoh, luas permukaan Situ Cipondoh pada tahun 1993

seluas 142 ha mengalami perubahan di tahun 2007 menjadi 126.17

ha.9

Hal ini dikarenakan adanya fungsi alih lahan bantaran Situ

seperti lahan yang dijadikan pemukiman, sedangkan kapasitas

tampung air disebabkan oleh tertutupnya situ atau kering secara

alami. Adapun dalam mengembangkan fungsi Situ Cipondoh

selain sebagai pengairan, sebagai perikanan dapat pula

dimanfaatkan menjadi tempat rekreasi dan usaha pariwisata ramah

lingkungan.10

Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang

merencanakan pada tahun 2019 akan melaksanakan kegiatan

Festival Betawi di Situ Cipondoh dengan membuat Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA), didalamnya terdapat berbagai

kegiatan yaitu : palang pintu wisata kuliner, nanas betawi dan lain-

lain. Adapun kegiatan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia

(SDM) Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang

membuat kegiatan pelatihan mengenai cara pengelolaan wisata

dengan baik, menjaga kebersihan, pelayanan terhadap pengunjung,

serta objek wsiata yang dapat dikelola dengan baik. Kegiatan

tersebut sudah berjalan selama satu tahun, dimana setiap tiga bulan

sekali dilakukan pembinaan dan dilakukan pengecekan jumlah

pengunjung yang berkunjung ke Situ Cipondoh kota Tangerang.

9Buku Data Status Lingkungan Hidup DAERAH Provinsi Banten Tahun 2014, diakses pada

tanggal 9 Juni 2018 10

Dokumen Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kota

Tangerang, diakses pada tanggal 9 Juni 2018

Page 74: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

56

Dana dari pemerintah sudah disiapkan untuk memperbaiki

infrastruktur tetapi masih terhambar dengan kepemilikian yang

belum terselesaikan dengan baik.11

Pengelola Situ Cipondoh dengan pihak Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata Kota Tangerang mempunyi misi yang ingin dicapai

yaitu ingin meningkatkan promosi wisata Situ Cipondoh dan

menjadikan tempat wisata ini banyak diminati masyarakat.

Dengan pihak Dinas Lingkungaan Hidup (DLH) Kota

Tangerang menjalankan programnya yaitu menjaga konservasi air,

fungsi utama Situ Cipondoh adalah resapan air dan juga

melibatkan pihak pengelola untuk selalu menjaga kebersihan di

sekitar wisata Situ Cipondoh, kemudian dengan pihak pedagang

pengelola mempunyai hubungan menyediakan tempat untuk

berdagang secara nyaman untuk wisatawan yang berkunjung, serta

dengan pihak RW 02 mempunyai keterkaitan untuk selalu menjaga

kebersihan dan selalu menjaga keadaan sekitar wisata Situ

Cipondoh, dan dengan warga sekitar pihak pengelola bekerja sama

untuk menjaga kebersihan dengan melakukan kegiatan gotong

royong secara rutin. Peneliti menemukan bahwa pengelola Situ

Cipondoh berbeda, hal ini dikarenakan setiap wilayah atau bagian

dikelola oleh masing-masing pihak yang bersangkutan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota

Tangerang tidak memiliki pengaruh dengan para aktor yang lain,

karena tujuan BAPPEDA adalah perencanaan pembangunan

daerah yang melakukan koordinasi, merumuskan, serta menyusun

anggaran belanja daerah, mengevaluasi pembangunan daerah yang

dilaksanakan. Dalam hal ini BAPPEDA merupakan lembaga yang

mengawasi secara keseluruhan pembangunan di seluruh Kota

Tangerang, termasuk wisata Situ Cipondoh.

11Hasil wawancara dengan Kasi Promosi Dinas Kebudayaan dan Parwisata Kota Tangerang yang

dilakukan pada tanggal 4 Juni 2018

Page 75: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

57

Dari pihak BAPPEDA hanya sebagai pihak pembina yang

mengawasi masyarakat agar tidak melanggar aturan seperti:

menguruk atau mendirikan bangunan permanen, serta tidak ikut

dalam mengelola wisata Situ Cipondoh. BAPPEDA melakukan

kerjasama dengan pihak lain, yaitu bekerjasama dengan komunitas

Kota Tua atau biasa disebut Kota Lama. Jaringan Kota Tua ini

untuk kota-kota yang mempunyai potensi wisata, dimana Kota

Tangerang yang memiliki museum heritage, boen tek bio, dan

masjid pintu seribu. Dengan pihak Provinsi Banten sudah menjalin

kerjasama untuk menyelenggarakan Festival Cisadane yang

termasuk kedalam agenda provinsi 7 wonders Banten. Salah satu

cara yang dilakukan pemerintah Kota Tangerang menggagas City

Tour sebagai cara mempromosikan pariwisata Kota Tangerang.12

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memiliki keterkaitan

dengan pengelola Situ Cipondoh untuk bekerjasama dalam

menjalankan tugas DLH yaitu konservasi air, yang menyertakan

warga Situ Cipondoh untuk menjaga kebersihan disekitar Situ

Cipondoh agar keadaan Situ Cipondoh bersih dan nyaman. Dinas

Lingkungan Hidup (DLH) dengan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Tangerang memiliki tingkat keterkaitan hanya

sebagai lembaga pemerintah yang masing-masing menjalankan

tugasnya sesuai dengan tugas dari maisng-masing Dinas.

Sedangkan, DLH dengan stakeholder Kecamatan Cipondoh,

pedagang dan RW 02 tidak memiliki pengaruh yang berkaitan

mengenai wisata Situ Cipondoh. Situ Cipondoh merupakan Situ

terbesar di Kota Tangerang dengan volume 2.523.400 m3.

Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh Dinas

Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang dapat diketahui kualitas

air situ terhadap Situ Cangkring, Situ Bulakan, Situ Gede, Situ

Kunciran, dan Situ Cipondoh menunjukkan bahwa kondisi air situ

12Hasil wawancara dengan Kasubid Ekonomi BAPPEDA Kota Tangerang yang dilakukan pada

tanggal 4 Juni 2018

Page 76: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

58

telah tercemar, baik tercemar dengan tingkat sedang maupun

tingkat tinggi. Hal ini menandakan bahwa kelentingan dan

kelembaman ekosistem situ masih besar, sehingga polutan yang

masuk dapat tereduksi13

.

Stakeholder Kecamatan Cipondoh hanya berpengaruh

terhadap pengelola Situ Cipondoh, dikarenakan lokasi Kantor

Kecamatan Cipondoh berada bersebrangan dengan kawasan wisata

Situ Cipondoh menjalin kerjasama untuk melakukan kegiatan

gotong royong membersihkan Situ Cipondoh, sedangkan dengan

stakeholder yang lain tidak memiliki pengaruh terhadap wisata

Situ Cipondoh.

Pedagang Situ Cipondoh memberikan pengaruh terhadap

pengelola untuk menarik pengunjung Situ Cipondoh dan Dinas

Kebudayaan Pariwisata Kota Tangerang pun sebagai lembaga

pemerintah ikut berpengaruh menjadikan kawasan Situ Cipondoh

menarik wisatawan untuk berkunjung.

RW 02 sebagai pihak yang bertanggungjawab dengan warga

dan keadaan sekitar berpengaruh terhadap pengelola Situ Cipondoh

untuk menjaga ketertiban dari setiap kegiatan yang dilakukan di

kawasan Situ Cipondoh, sedangkan Dinas Lingkungan Hidup

(DLH) Kota Tangerang menjaga konservasi air, warga dan

pedagang dihimbau menjaga kebersihan sekitar Situ Cipondoh.

Ketua RW 02 pernah ikut terlibat dalam pengelolaan, namun saat

ini sudah tidak terlibat dikarenakan adanya pergantian pengelola

wisata Situ Cipondoh.

Warga Situ Cipondoh dengan stakeholder Dinas Kebudayaan

Pariwisata Kota Tangerang sebagai pihak yang mengawasi

keadaan Situ Cipondoh dalam keadaan baik, sedangkan dengan

warga dengan penglola memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu

bisa membuka tempat usaha di sekitar Situ Cipondoh. Warga

13

Dokumen Ringkasan Eksekutif Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah

(DIKPLHD) Tahun 2017, diakses pada tanggal 9 Juli 2018

Page 77: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

59

dengan pedagang saling menguntungkan satu sama lain, dan

dengan RW 02 sebagai pimpinan di wilayah menghimbau menjaga

kebersihan sekitar Situ Cipondoh.

Untuk Matrix of Valued Positions Actor X Objective

(2MAO) merupakan matriks yang menjelaskan keterkaitan aktor

dnegan objektif yang terlibat dalam pengembangan wisata Situ

Cipondoh di Kota Tangerang. Dalam pengembangan wisata ini

melibatkan 8 objektif, yaitu:

a. Terwujudnya obyek wisata yang menarik

b. Menjaga kelestarian keadaan Situ Cipondoh

c. Menjaga kebersihan wisata Situ Cipondoh

d. Mengawasi setiap kegiatan yang dilakukan di Situ Cipondoh

e. Meningkatkan perekonomian

f. Menentukan perencanaan dan pembangunan obyek wisata

g. Melakukan kerjasama antar pihak

h. Program konservasi air

Dari 8 objektif tersebut, selanjutnya akan dikaitkan dengan

masing-masing dari setiap aktor untuk melihat adanya keterkaitan

antar aktor dengan objektif. Keterkaitan tersebut dapat melalui 4

poin. Jika 0 : tidak ada pengaruh, 1: sesuai dengan prosedur (SOP),

2: adanya projek yang dilakukan, 3: adanya misi yang ingin

dicapai, 4: keberadaan yang sudah dilakukan.

Page 78: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

60

Tabel 4.3

2MAO Pengembangan Potensi wisata Situ Cipondoh

di Kota Tangerang

2MAO

Wu

jud

Le

sta

rika

n

Ke

be

rsih

an

ke

un

tun

ga

n

Ke

gia

tan

Eko

no

mi

pm

ba

ng

un

an

ke

rjasa

ma

air

DKP 4 3 3 1 2 1 2 1 1 Pengelola 2 3 3 3 3 4 1 2 0 Ksubid eko 1 2 1 1 2 0 3 1 0 DLH 1 2 3 0 2 0 2 1 4 Kasi Eko 1 2 3 1 2 2 0 1 0 Pedagang 1 1 2 3 1 4 0 1 0 RW 02 1 2 3 1 3 3 1 1 0 Warga 2 2 3 2 2 3 0 1 0

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

Dari matriks Valued Position Matrix (2MAO) diatas dapat

dilihat bahwa antara aktor dan objek saling berkaitan diantaranya,

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tangerang dengan objek

mewujudkan obyek wisata Situ Cipondoh memiliki peran yang

paling tinggi, dikarenakan tugas dari Dinas salah satunya adalah

mempromosikan wisata Kota Tangerang agar wisata yang ada di

Kota Tangerang dapat berkembang dengan baik dan menarik

wisatawan berkunjung ke Kota Tangerang. Menjaga kelestarian

dan menjaga kebersihan Situ Cipondoh memiliki nilai yang sama

dan termasuk kedalam tugas dari Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kota Tangerang sehingga satu sama lain terjadi

keterkaitan untuk selalu menjaga kondisi wisata Situ Cipondoh

Kota Tangerang. Untuk keterkaitan dengan objektif mengawasi

setiap kegiatan dan menentukan perencanaan dan pembangunan

obyek wisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tangerang

tidak terlalu kuat karena hal ini hanya sebagai mengawasi secara

keseluruhan tidak mengawasi secara langsung. Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kota Tangerang tidak mengambil keuntungan

© L

IPS

OR

-EP

ITA

-MA

CT

OR

Page 79: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

61

secara langsung dan dari sisi ekonomi pun tidak dikarenakan tidak

ada retribusi secara langsung di lokasi wisata ini. Dan untuk

konservasi air Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tangerang

tidak ikut secara langsung dalam menjaga keadaan resapan air

wisata Situ Cipondoh.

Pengelola wisata Situ Cipondoh memiliki peran penting dari

segi ekonomi, dikarenakan dapat menjadikan Situ Cipondoh

sebagai tempat wisata yang murah meriah dengan bekerja sama

secara gotong royong dengan warga sekitar. Meningkatkan

perekonomian masyarakat sekitar Situ Cipondoh. Untuk

melestaarikan keadaan Situ Cipondoh, menjaga kebersihan,

memperoleh keuntungan, dan mengawasi setiap kegiatan yang

dilakukan di wisata Situ Cipondoh memiliki nilai yang sama, hal

ini dikarenakan pihak pengelola bertanggung jawab secara

keseluruhan terutama mengawasi setiap kegiatan dan menjaga

kebersihan. Menjaga kebersihan termasuk salah satu yang perlu

diatasi dengan baik. Sedangkan untuk kategori menentukan

perencanaan dan pembangunan obyek wisata tidak termasuk

kedalam tugas dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota

Tangerang tetapi tetap ada pengaruhnya dalam pembangunan

daerah yang mendorong wisata Kota Tangerang.

Pengelola melakukan kerjasama dengan beberapa pihak,

namun pihak yang terkait hanya masyarakat sekitar, pedagang

untuk mengembangkan wisata Situ Cipondoh dan untuk program

konservasi air pengelola tidak memiliki keterkaitan secara kuat,

hanya sebagai penyedia tempat saja.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota

Tangerang memiliki keterkaitan yang kuat dengan objektif dalam

menentukan perencanaan dan pembanguan obyek wisata Kota

Tangerang, namun BAPPEDA tidak terlibat secara langsung.

Sedangkan, dari sisi ekonomi dan konservasi air tidak memiliki

keterkaitan.

Page 80: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

62

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang memiliki

nilai yang paling tinggi yaitu untuk menjaga program konservasi

air, yang merupakan salah satu tugas dari Dinas Lingkungan Hidup

(DLH) Kota Tangerang dan untuk menjaga kebersihan. Pihak DLH

selalu mengontrol keadaan resapan air dan mengangkut sampah di

sekitar Situ Cipondoh. Sedangkan, untuk ekonomi tidak memiliki

pengaruh kepada pihak yang lain.

Pihak Kecamatan Cipondoh bagian perekonomian (Kasi

Ekonomi) memiliki peran yang terpenting yaitu menjaga

kebersihan, dikarenakan lokasi kantor Kecamatan Cipondoh berada

disebrang jalan dengan wisata Situ Cipondoh. Adapun kegiatan

yang dilakukan pihak Kecamatan Cipondoh dengan warga untuk

gotong royong secara bersama-sama membersihkan Situ Cipondoh

dan hal yang paling penting yaitu tidak membuang sampah

sembarangan. Untuk melestarikan keadaan Situ Cipondoh,

mengawasi setiap kegiatan dan meningkatkan ekonomi memiliki

nilai yang sama, karena pihak Kecamatan Cipondoh tidak secara

langsung mengelola Situ Cipondoh, hanya sebagai perwakilan dari

pemerintah. Untuk mewujudkan obyek wisata yang menarik tetap

memiliki nilai yang berpengaruh tetapi tidak secara langsung

terlibat dalam pengelolaan Situ Cipondoh.

Pedagang memilki nilai objektif paling tinggi dalam

memperoleh keuntungan dan ekonomi, hal ini dikarenakan

memperoleh keuntugan dari hasil berdagang. Tidak memiliki

keterkaitan dengan program konservasi air. Namun, pedagag

memiliki sedikit peran dalam mewujudkan obyek wistaa Situ

Cipondoh, melestarikan keadaan Situ Cipondoh, menjaga keadaan

lingkungan agar wisata Situ Cipondoh dapat berkembang.

Pedagang hanya melakukan kerjasama dengan pihak pengelola

wisata Situ Cipondoh.

Page 81: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

63

Pihak RW 02 sebagai ketua RW 02 selalu menggerakan

warganya untuk menjaga kebersihan, namun kesadaran masyarakat

masih termasuk sulit,untuk konservasi air tidak memiliki

keterkaitan satu sama lain. Nilai objektif yang paling tinggi dan

berkaitan dengan pihak RW 02 adalah menjaga kebersihan,

mengawasi setiap kegiatan dan meningkatkan perekonomian warga

sekitar dan yang terakhir adalah objektif mewujudkan obyek

wisata yang menarik, memperoleh keuntungan, menentukan

perencanaan pembangunan dan melakukan kerjasama dengan

pihak pengelola wisata Situ Cipondoh.

Warga Situ Cipondoh tidak memiliki keterkaitan dengan

objektif dalam menentukan perencanaan dan pembangunan obyek

wisata dan dalam program konservasi air. Warga memiliki tingkat

paling tinggi di objektif menjaga kebersihan Situ Cipondoh dan

memperoleh dampak ekonomi dari tempat wisata Situ Cipondoh

yaitu berjualan diseKitar Situ Cipondoh dan bekerja sebgai

karyawan Situ Cipondoh. Namun, dalam nilai menjaga kebersihan

perlu ditingkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan

dikarenakan kondisi saat ini masih sering terjadi warga membuang

sampah sembarangan disekitar Situ Cipondoh. Untuk warga

melakukan kerjasama dengan pihak pengelola saja, tidak ada

kerjasama dengan pihak yang lain. Sedangkan, untuk mewujudkan

obyek wisata yang menarik, melestarikan keadaan Situ Cipondoh

dengan cara ikut serta dalam kegiatan gotong royong yang

dilakukan sebulan sekali untuk membersihkan Situ Cipondoh,

memperoleh keuntungan dari berjualan dan bekerja di wisata Situ

Cipondoh dan selalu mengawasi setiap kegiatan agar keadaan Situ

Cipondoh dalam keadaan baik. Dari keempat nilai objektif tersebut

memiliki nilai yang sama dan sesuai dengan keadaan di wisata Situ

Cipondoh.

Page 82: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

64

Matrix of Direct and Indirect Influences (MDII) merupakan

matriks yang menjelaskan hubungan tingkat pengaruh dan

ketergantungan dari masing-masing aktor dalam pengembangan

potensi wisata Situ Cipondoh. Dalam matriks ini terdapat baris

dengan Ii, sedangkan untuk kolom dengan Di.

1. Ii : Tingkat pengaruh langsung dan tidak langsung dari

masing-masing aktor (dengan menjumlahkan baris)

2. Di : Tingkat ketergantungan langsung dan tidak

ketergantungan dari masing-masing aktor (Di, dengan

menjumlahkan kolom)

Dari nilai-nilai yang diperoleh mewakili pengaruh secara

langsung maupun tidak langsung antara aktor. Semakin tinggi

nilai, maka semakin banyak pengaruh aktor terhadap yang lain.

Tabel 4.4

MDII Pengembangan Potensi wisata

Situ Cipondoh di Kota Tangerang

MDII

DK

P

Pe

ng

elo

la

Ksu

bid

eko

DL

H

Ka

si E

ko

Pe

da

ga

ng

RW

02

Wa

rga

Ii

DKP 4 5 1 3 0 2 2 4 17

Pengelola 6 8 1 3 0 4 3 4 21

Ksubid eko 0 0 0 0 0 0 0 0 0

DLH 3 3 1 2 0 2 3 2 14

Kasi Eko 1 1 0 1 0 1 1 1 6

Pedagang 2 2 1 2 0 1 2 1 10

RW 02 4 4 0 2 0 3 2 3 16

Warga 4 5 1 3 0 4 3 3 20

Di 20 20 5 14 0 16 14 15 104

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

Dari matriks of Direct and Indirect Influences (MDII) diatas

dapat dilihat bahwa terdapat 3 aktor utama yang memiiki pengaruh

paling tinggi yaitu pengelola Situ Cipondoh, warga Situ Cipondoh,

dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Tangerng. Untuk

© L

IPS

OR

-EP

ITA

-MA

CT

OR

Page 83: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

65

stakeholder yang memiliki pengaruh paling rendah yaitu Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tangerang

dan pihak Kecamatan Cipondoh (Kasi Ekonomi).

Gambar 4.1

Pengaruh dan Ketergantungan Masing-Masing Aktor dalam

Mengembangkan Potensi Wisata Situ Cipondoh

Kota Tangerang

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

Dari gambar Map of influences and dependeces between

actors diatas dapat dijelaskan bahwa antar stakeholder memiliki

pengaruh dan memiliki ketergantungan terhadap pengembangan

potensi wisata Situ Cipondoh. Dapat dilihat dari tingkat pengaruh

yang tinggi dan ketergantungan yang tinggi yaitu :

1. Pengelola Situ Cipondoh

2. Warga sekitar Situ Cipondoh

Page 84: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

66

3. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang

4. RW 02

5. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang

Namun, untuk stakehoder pedagang berada di tengah garis

yang memiliki arti yaitu pengaruh rendah dan ketergantungannya

termasuk tinggi, karena memberikan dampak ekonomi untuk

masyarakat sekitar Situ Cipondoh dan menarik wisatawan untuk

berkunjung.

Sedangkan, untuk pihak Kecamatan Cipondoh bagian

perekonomian (Kasi Ekonomi) memiliki tingkat pengaruh dan

ketergantungan yang lemah, hal ini terihat dari posisi Kasi

Ekonomi yang berada di sisi kiri kiri bagian bawah. Dan yang

stakeholder yang memiliki tingkat pengaruh paling rendah dan

ketergantungan rendah yaitu Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (BAPPEDA) Kota Tangerang, karena tujuan utama

BAPPEDA Kota Tangerang menentukan perencanaan dan

pembangunan Kota Tangerang, tidak berkaitan dengan pariwisata

Kota Tangerang secara langsung.

Tabel 4.5

Daya Saing Pengembangan Potensi Wisata Situ Cipondoh

di Kota Tangerang

Ri

DKP 1.06

Pengelola 1.18

Ksubid eko 0.00

DLH 1.06

Kasi Eko 1.06

Pedagang 0.61

RW 02 1.32

Warga 1.72

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

© L

IPS

OR

-EP

ITA

-MA

CT

OR

Page 85: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

67

Gambar 4.2

Daya Saing Masing-Masing Aktor dalam Mengembangkan

Wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

Dari gambar histogram of MDII’s competitiveness diatas

menjelaskan daya saing dari masing-masing stakeholder dalam

mengembangkan wisata Situ Cipondoh Kota Tangerang yang dapat

dilihat dari nilai masing-masing aktor. Nilai daya saing paling

tinggi yaitu masyarakat cipondoh dengan 1.7, tokoh masyarakat

1.3, dan pengelola Situ Cipondoh 1.2. Sedangkan, nilai dari Dinas

Kebudayaan Pariwisata Kota Tangerang, Dinas Lingkungan Hidup

Kota Tangerng, dan pihak Kecamatan Cipondoh memiliki nilai

yang sama yaitu 1.1 Untuk Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kota Tangerang (BAPPEDA) tidak memiliki daya saing.

Page 86: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

68

Gambar 4.3

Peta Convergen Mengembangkan Wisata

Situ Cipondoh di Kota Tangerang

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

Gambar 4.4

Convergen Diantara Aktor Pada Wisata Situ Cipondoh

di Kota Tangerang

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

Page 87: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

69

Dari gambar graph order 1 convergencees between actors

dapat dilihat bahwa konvergensi yang paling kuat antar aktor yaitu:

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang, Pengelola

wisata Situ Cipondoh, dan RW 02.

Gambar 4.5

Peta Convergen Mengembangkan Wisata

Situ Cipondoh di Kota Tangerang

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

Gambar 4.6

Convergen Diantara Aktor Pada Wisata Situ Cipondoh

di Kota Tangerang

Page 88: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

70

Dari gambar graph order 2 convergences between actors

dapat dilihat bahwa konvergensi yang paling kuat antar aktor yaitu:

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang dan Pengelola

Situ Cipondoh.

Gambar 4.7

Peta Convergen mengembangkan wisata

Situ Cipondoh di Kota Tangerang

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

Gambar 4.8

Convergen Diantara Aktor pada wisata Situ Cipondoh

di Kota Tangerang

Page 89: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

71

Sumber: Lipsor-Epita-Mactor Diolah

Dari gambar graph order 3 convergences between actors

dapat dilihat bahwa konvergensi yang paling kuat antar aktor yaitu:

Pengelola Situ Cipondoh dan warga sekitar wisata Situ Cipondoh.

Gambar 4.9

Divergence (bercabang-cabang, menyebar) Mengembangkan

Wisata Situ Cipondoh Di Kota Tangerang

Page 90: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

72

Gambar 4.10

Divergence Diantara Aktor

Pada Wisata Situ Cipondoh di Kota Tangerang

Page 91: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

73

Gambar 4.11

Peta divergence diantara aktor

Page 92: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

74

Gambar 4.12

Peta Divergences Diantara Aktor

Wisata Situ Cipondoh Kota Tangerang

Page 93: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

75

Gambar 4.13

Peta Divergence Diantara Aktor Wisata

Situ Cipondoh di Kota Tangerang

Page 94: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

76

Gambar 4.14

Divergence diantara aktor Wisata Situ Cipondoh

di Kota Tangerang

Dari gambar graph order 1-3 divergences between actors dapat dilihat

bahwa tidak ada yang saling berkaitan satu sama lain, dikarenakan tidak ada nilai

negatif diantara aktor yang berkaitan dengan 8 objektif yang digunakan dalam

penelitian ini.

Page 95: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

77

C. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Situ Cipondoh Kota

Tangerang

Adanya aktivitas wisata di Situ Cipondoh akan menimbulkan

dampak tersendiri bagi masyarakat sekitar obyek wisata. Dampak

yang muncul dari kegiatan wisata, yaitu dampak ekonomi. Dampak

ekonomi tersebut dapat bersifat positif dan negatif. Dampak positif

yang ditimbulkan dapat dilihat dari aspek ekonomi. Dampak positif

dari kegiatan wisata yaitu dampak ekonomi yang bersifat secara

langsung (direct), dampak tidak langsung (indirect impact), dan

dampak lanjutan (induced impact). Adapun contoh dari dampak

ekonomi langsung yaitu pendapatan masyarakat meningkat, membuka

lapangan pekerjaan.

Selanjutnya, dampak tidak langsung (indirect impact). Dampak

tidak langsung merupakan kegiatan ekonomi lokal dari kegiatan

pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung dan dampak

lanjutan (induced impact). Dampak lanjutan ini dapat diartikan

sebagai aktivitas ekonomi lokal lanjutan dari tambahan pendapatan

masyarakat lokal. Dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegitan

wisata pada dasarnya dilihat dari keseluruhan pengeluaran wisatawan

untuk akomodasi, konsumsi (baik konsumsi dari rumah maupun

konsumsi di lokasi wisata), biaya perjalanan ke lokasi wisata,

pembelian souvenir, serta pengeluaran lainnya. Keseluruhan dari

biaya pengeluaran wisatawan akan diestimasi dari jumlah keseluruhan

kunjungan wisatawan dan rata-rata pengeluaran dalam satu kali

kunjungan wisata.

Sedangkan, dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan

wisata antara lain masalah kebersihan atau pencemaran lingkungan.

Berdasarkan sebaran wisatawan yang menjadi responden di

wisata Situ Cipondoh berdasarkan struktur pengeluaran wisatawan

selama berwisata antara lain digunakan untuk biaya transportasi,

konsumsi, akomodasi, parkir, dan kebutuhan lainnya. Proporsi

terbesar yang dikeluarkan wisatawan adalah biaya transportasi. Hal ini

Page 96: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

78

dikarenakan sebagian besar wisatawan yang datang menggunakan

kendaraan pribadi seperti mobil dan motor atau kendaraan umum.

Oleh karena itu, dapat mempengaruhi besaran proporsi biaya yang

akan mereka keluarkan untuk melakukan kegiatan wisata. Bagi

wisatawan yang menggunakan mobil atau motor pribadi, biaya

transportasi yang dikeluarkan berasal dari biaya bahan bakar

kendaraan, sedangkan biaya transportasi bagi wisatawan yang

menggunakan kendaraan umum yaitu biaya pulang-pergi atau biaya

sewa kendaraan umum yang digunakan. Hasil analisis secara rinci

dijelaskan pada Tabel 4.6 dan Lampiran 1.

Tabel 4.6

Proporsi Pengeluaran Responden Wisatawan

dan Tingkat Kebocoran Wisata Situ Cipondoh

Biaya Nilai

(Rp)

Proporsi

(%)

A. Pengeluaran di luar kawasan wisata

1. Biaya Transportasi 51.716 42,85

2. Konsumsi dari Rumah 15.344 12,71

Total A 67.060 55.56

B. Pengeluaran di dalam lokasi wisata

1. Konsumsi di lokasi 32.550 26,97

2. Tiket masuk 10.000 8,27

3. Penyewaan alat 6.083 5,04

4. Parkir 5.000 4,14

Total B 53.633 44,52

Total Pengeluaran Wisatawan 120.693 100,0

∑ Kunjungan Wisatawan per bulan 24.096 orang

Total Pengeluaran Wisatawan per tahun di

lokasi wisata 129.473.888.866

Total Kebocoran per tahun 161.580.621.415

Sumber : Data Primer Diolah (2019)

Page 97: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

79

Pada Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa tiket masuk ke kawasan

wisata yangdikeluarkan wisatawan keuntungannya dapat menjadi

manfaat di dalam lokasi wisata. Adapun tiket masuk yang dikeluarkan

oleh wisatawan yaitu sebesar Rp 10.000 yang dimana pemasukan tiket

tersebut adalah untuk pihak pengelola. Sedangkan, untuk weekend

dikenakan Rp 25.000 yang sudah termasuk biaya parkir. Biaya

transportasi merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan oleh

responden wisatawan dan memiliki proporsi sebesar 42,85% atau

dengan nilai sebesar Rp 51.716 dari rata-rata total pengeluaran

responden wisatawan. Hal ini menunjukan bahwa biaya transportasi

memiliki pengaruh yang besar terhadap pengeluaran wisatawan saat

mereka melakukan kegiatan wisata karena sebagian besar dari

wisatawan menggunakan mobil dan motor pribadi, atau kendaraan

umum seperti bus dan angkot. Besarnya biaya yang dikeluarkan

wisatawan akan berbeda-beda sesuai dengan lokasi jarak dari rumah

ke kawasan wisata yang akan di kunjungi.

Proporsi pengeluaran yang dilakukan oleh wisatawan terkait

dengan keragaman unit usaha dan fasilitas rekreasi yang tersedia.

Rata-rata total pengeluaran wisatawan untuk satu kali kunjungan

berkisar Rp 120.693. Hal ini dipengaruhi oleh daerah asal wisatawan,

jumlah tanggungan, jenis kendaraan yang digunakan, dan lain-lain.

Tabel 1 menunjukan jumlah pengeluaran wisatawan per tahun di

lokasi wisata sebesar Rp 129.473.888.866. Jumlah ini disesuaikan

dengan rata-rata jumlah wisatawan per bulan yaitu 24.096 orang.

Besarnya arus uang akan menunjukan besarnya dampak ekonomi yang

berasal dari pengeluaran wisatawan. Kebocoran merupakan bagian

uang yang dibelanjakan wisatawan yang tidak dibelanjakan kembali

dan tidak memberikan pengaruh pada kegiatan ekonomi setempat

(Yoeti, 2008). Secara umum, dilihatdari proporsi biaya rekreasinya,

pengeluaran wisatawan yang berekreasi ke Wisata Situ Cipondoh

mengalami kebocoran (leakage) sebesar 55,56% atau sebesar Rp

67.060 untuk satu kali kunjungan, yang berupa biaya perjalanandan

Page 98: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

80

konsumsi dari rumah. Proporsi kebocoran ini cukup tinggi, oleh sebab

itu perlu diminimalisasi dengan cara peningkatan fasilitas di sekitar

lokasi wisatam misalnya dengan meningkatkan keragaman jenis kios

makanan sehingga proporsi pengeluaran di luar lokasi wisata dapat

semakin kecil.

a. Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact)

Keberadaan Wisata Situ Cipondoh membuka peluang bagi

masyarakat sekitar untuk membuka usaha terkait dengan

pemenuhan kebutuhan wisatawan selama berada di lokasi.

Walaupun unit usaha di kawasan wisata ini merupakan unit usaha

kecil dan hanya akan ramai dikunjungi pada akhir pekan dan hari

libur nasional, namun unit usaha di lokasi wisata ini cukup banyak.

Hal ini menimbulkan perputaran uang yang terjadi antara

wisatawan dan masyarakat sekitar yang mempunyai usaha di

lokasi. Penerimaan yang diterima oleh pemilik unit usaha adalah

suatu pengeluaran wisatawan yang kemudian digunakan kembali

oleh mereka untukmenjalani kegiatan unit usaha. Pemilik usaha

membutuhkan bahan baku untuk menjalankan usaha mereka, baik

yang berasal dari lokasi wisata ataupun luar lokasi wisata.

Komponen biaya yang utama dari unit usaha ini adalah biaya upah

karyawan, pemeliharaan alat, biaya operasi unit usaha, dan biaya

sewa.

Page 99: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

81

Tabel 4.7

Proporsi Pendapatan Dan Biaya Produksi Terhadap

Penerimaan Total Responden Unit Usaha Wisata Situ Cipondoh

Komponen Nilai (Rp) Proporsi

(%)

A. Biaya di Luar Kawasan Wisata

1. Biaya Operasional Unit Usaha 0 0,00

2. Biaya Sewa 0 0,00

Total A 0 0,00

3. Pengeluaran di dalam lokasi wisata

1. Pendapatan Pemilik Usaha 1.454.250 64,57

2. Upah Karyawan 262.900 11,67

3. Pembelian Bahan Baku 535.050 23,76

4. Biaya Pemeliharaan Alat 0 0

Total B 2.252.200 100,00

Total Pengeluaran Wisatawan 2.252.200 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Keuntungan yang diterima oleh pemilik (pendapatan

pemilik) adalah penerimaan total dikurangi dengan total biaya.

Hasil penelitian menunjukkan proporsi terbesar terhadap

penerimaan unit usaha adalah pendapatan pemilik yaitu sebesar Rp

1.454.250 dari total penerimaan. Dapat dilihat pada Tabel 4.12,

proporsi untuk upah tenaga kerja pada obyek wisata ini masih

rendah sebesar 11,67% atau sebesar Rp 262.900 dari rata-rata total

penerimaan unit usaha. Hal ini dikarenakan mayoritas unit usaha

yang berada di sekitar lokasi wisata mengelola unit usahanya

sendiri. Hanya beberapa unit usaha yang memperkerjakan orang

lain untuk membantu mengelola unit usaha tersebut.

Page 100: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

82

Dampak ekonomi langsung dari pengeluaran wisatawan

dirasakan langsung oleh pemilik unit usaha. Dampak ekonomi ini

berupa pendapatan pemilik dari unit usaha. Hasil penelitian

menunjukkan rata-rata pendapatan pemilik unit usaha berbeda-

beda tergantung dari jenis usahanya (Tabel 4.13).

Tabel 4.8

Sebaran Pendapatan Pemilik Responden Unit Usaha

dan Dampak Langsung yang Dirasakan di Wisata Situ Cipondoh

Jenis Unit

Usaha

Jumlah

Sample

(Orang)

Rata-rata

Pendapatan

(Rp)

Jumlah (Unit)

Total

Pendapatan

(Rp)

Warung

Makanan 12 1.886.250 25 47.156.250

Warung

Minuman 8 806.250 30 24.187.500

Total 20 55

Total Penerimaan (Dampak Langsung) Rp 71.343.750

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Dapat dilihat pada Tabel 4.8, bahwa unit usaha warung

makan memiliki pendapatan paling besar diantara jenis unit usaha

lainnya yang berada di Wisata Situ Cipondoh yaitu rata-rata

sebesar Rp 1.886.250 perbulannya, sedangkan pendapatan terkecil

yaitu pada warung minuman yang hanya memiliki rata-rata

pendapatan sebesar Rp 806.250 per bualannya. Dapat dilihat pada

Tabel 2, total penerimaan rata-rata dari keseluruhan responden unit

usaha yaitu sebesar Rp 2.252.200 per bulan, dari total penerimaan

tersebut terdapat pendapatan pemilik unit usaha (dampak ekonomi

langsung) yang dirasakan oleh pemilik unit usaha yaitu sebesar Rp

1.454.250 per bulan. Adapun total penerimaan dampak langsung

dari keseluruhan unit usaha yang terdapat di sekitar lokasi wisata

yaitu sebesar Rp 71.343.750 per bulan (Tabel 4.8).

Page 101: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

83

b. Dampak Ekonomi Tidak langsung (Indirect Impact)

Dampak ekonomi tidak langsung (indirect impact) dapat

dilihat dari pembelian bahan baku untuk keperluan unit usaha,

transportasi lokal, dan upah tenaga kerja yang bekerja pada unit

usaha yang berada di sekitar Wisata Situ Cipondoh. Sebagian besar

unit usaha yang berada di Wisata Situ Cipondoh dikelola langsung

oleh masyarakat yang berdekatan dengan Wisata Situ Cipondoh

yang cukup banyak menyerap tenaga kerja sekitar lokasi wisata,

namunterdapat beberapa pula unit usaha yang menggunakan tenaga

kerja sekitar (bukan dari keluarga), terutama pada saat akhir pekan

atau hari libur ketika lokasi wisata dipadati oleh wisatawan.

Pihak pengelola tidak akan mempersulit warga yang ingin

membuka usaha di lokasi ini. Hal ini disebabkan oleh salah satu

tujuan dibukanya obyek wisata ini dalam rangka usaha

pemberdayaan masyarakat sekitar. Adapun biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh unit usaha di dalam kawasan wisata dan dampak

tidak langsung yang dirasakan dari keberadaan Wisata Situ

Cipondoh dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Page 102: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

84

Tabel 4.9

Sebaran Total Biaya Unit Usaha di Dalam Lokasi Wisata dan

Dampak Ekonomi Tidak Langsung yang dirasakan Akibat

Keberadaan Wisata Situ Cipondoh

Jenis Unit

Usaha

Jumla

h Unit

Usaha

Upah

Tenaga

Kerja

(Rp)

Bahan

Baku

(Rp)

Transporta

si

(Rp)

Total

Biaya

(Rp)

Total

(Rp)

Warung

makanan 25 298.750 633.916 12.916 945.582 23.639.550

Warung

Minuman

30

209.125

386.750

5.000

600.875

18.026.250

Total Dampak Tidak Langsung (Rp)

41.665.800

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

Tenaga kerja merupakan pihak yang secara tidak langsung

mendapatkan dampak ekonomi dari keberadaan obyek wisata yaitu

melalui pendapatan tenaga kerja yang diperoleh dari pemilik unit

usaha sekitar lokasi wisata. Begitupun dengan kebutuhan untuk

pembelian bahan baku bagi unit usaha seperti warung makanan dan

warung minuman mereka dapat memenuhi kebutuhan bahan baku

tersebut di dalam kawasan wisata. Dapat dilihat pada Tabel 4.9,

untuk upah tenaga kerja yang diperoleh berbeda-beda

tergantungdengan jenis unit usaha tempat mereka bekerja. Dampak

tidak langsung yang berupa upah (pendapatan) tenaga kerja

dirasakan paling besar yaitu dari tenaga kerja warung makanan

yang berasal dari pengelola Wisata Situ Cipondoh yaitu rata-rata

sebesar Rp 945.582 perbulan.

Kemudian untuk pembelian bahan baku (input) guna

memenuhi kebutuhan unit usaha, biaya pembelian input terbesar

dikeluarkan oleh jenis unit usaha warung makanan yaitu sebesar

Page 103: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

85

Rp 633.916, sedangkan untuk warung minuman memiliki

pembelian bahan baku terendah yaitu sebesar Rp 386.750.

Besarnya pengeluaran unit usaha di dalam lokasi wisata

akanberimplikasi pada besarnya dampak ekonomi tidak langsung

yang akan diterimaoleh masyarakat sekitar lokasi wisata Wisata

Situ Cipondoh.

Berdasarkan Tabel 4.9, dapat dilihat bahwa besarnya dampak

ekonomi tidak langsung yang dapat dirasakan dari keberadaan

Wisata Situ Cipondoh berbeda-beda tergantung dari jenis unit

usahanya. Dampak ekonomi tidak langsung yang dirasakan paling

besar yaitu jenis unit usaha warung makanan, hal ini dikarenakan

sebagian besar unit usaha yang berada di sekitar kawasan wisata

didominasi oleh warung makanan yaitu sebesar Rp 23.639550.

Adapun besarnya dampak ekonomi tidak langsung yang dapat

dirasakan dari keberadaan Wisata Situ Cipondoh dapat dilihat dari

jumlah total keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh seluruh unit

usaha yaitu sebesar Rp 41.665.800 per bulan.

c. Dampak Lanjutan (Induced Impact)

Kegiatan wisata tidak hanya menghasilkan dampak langsung

dan tidak langsung, tetapi juga menghasilkan dampak induced.

Dampak ini merupakan dampak lanjutan dari pengeluaran yang

dilakukan oleh tenaga kerja sekitar obyek wisata. Dampak ini

berasal dari pengeluaran sehari-hari tenaga kerja sekitar. Adapun

proporsi pengeluaran responden tenaga kerja dapat dilihat pada

Tabel 4.10.

Page 104: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

86

Tabel 4.10

Proporsi Pengeluaran Responden Tenaga Kerja

dan Tingkat Kebocoran di Wisata Situ Cipondoh

Biaya Nilai

(Rp)

Proporsi

(%)

A. Pengeluaran di luar kawasan wisata 29.760

6,02 1. Biaya Listrik

Total 29.760 6,02

B. Pengeluaran di dalam lokasi wisata

1. Kebutuhan Pangan 293.200 59,31

2. Biaya Transportasi 15.200 3,07

3. Biaya Sekolah Anak 135.240 27,36

4. Biaya Lainnya 20.960 4,24

Total 464.600 93,98

Total Pengeluaran Tenaga Kerja 494.360 100,00

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Secara umum, rata-rata total pengeluaran responden tenaga

kerja yaitu sebesar Rp 494.360. Namun, dari rata-rata pengeluaran

tenaga kerja tersebut dapat kebocoran (leakages) yaitu biaya yang

tidak dikeluarkan di sekitar lokasi wisata sebesar Rp 29.760

dengan proporsi 6,02% dari rata-rata total pengeluaran tenaga

kerja. Adapun biaya yang dikeluarkan di luar kawasan wisata yaitu

biaya listrik. Sisanya yaitu sebesar 93,98% atau dengan nilai Rp

494.360 dari rata-rata total pengeluaran tenaga kerja dikeluarkan di

dalam kawasan wisata. Adapun biaya tersebut yaitu biaya untuk

kebutuhan pangan, biaya transportasi, biaya sekolah anak, dan

biaya kebutuhan lainnya. Hal ini dikarenakan seluruh tenaga kerja

merupakan penduduk asli sekitar kawasan wisata sehingga

biayayang dikeluarkan untuk kebutuhan sehari-hari masih di dalam

kawasan wisata.

Page 105: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

87

Dampak lanjutan dari keberadaan Wisata Situ Cipondoh

dapatdilihat dari besarnya pengeluaran tenaga kerja di dalam

kawasan wisata. Adapun sebaran pengeluaran tenaga kerja menurut

jenis pekerjaannya secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.11

Sebaran Pengeluaran Responden Tenaga Kerja (TK) dan

Dampak Lanjutan yang dirasakan di Wisata Situ Cipondoh

Jenis Pekerjaan TK Total

(Orang)

Pengeluaran

per bulan (Rp)

Total Pengeluaran

(Rp)

Warung Makan 25 1.727.250 43.181.250

Warung Minuman 30 1.350.625 40.518.750

Total 55 83.700.000

Proporsi penerimaan di lokasi wisata 93,98

Dampak Lanjutan 7.866.126.000

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Total pengeluaran tenaga kerja sekitar kawasan Wisata Situ

Cipondoh yaitu sebesar Rp 83.700.000. Namun, dari total

pengeluaran tersebut terdapat biaya yang tidak dilakukan di dalam

kawasan wisata dengan proporsi 6,02% (Tabel 4.11) atau sebesar

Rp 29.760 dari total pengeluaran keseluruhan tenaga kerja. Sisanya

yaitu sebesar 93,98% pengeluaran dilakukan di dalam kawasan

wisata, sehingga dampak ekonomi lanjutan yang dirasakan dari

adanya keberadaan Wisata Alam Situ Cipondoh yaitu sebesar Rp

7.866.126.000.

Page 106: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

88

d. Nilai Multiplier Effect dari Pengeluaran Responden

Wisatawan

Nilai efek pengganda (Multiplier Effect) dapat digunakan

untuk mengukur dampak ekonomi terhadap masyarakat kawasan

wisata. Efek penggganda dapat dilihat dari jumlah pengeluaran

wisatawan selama melakukan wisata di Wisata Situ Cipondoh.

Terdapat tiga ukuran nilai pengganda yang dapat diestimasi, yaitu:

(1) Keynesian Income Multiplier merupakan nilai yang diperoleh

dari dampak langsung atas pengeluaran wisatawan, (2) Ratio

Income Multiplier Tipe 1, merupakan nilai yang diperoleh dari

dampak tidak langsung atas pengeluaran wisatawan, dan (3) Ratio

Income Multiplier Tipe 2 merupakan nilai yang diperoleh dari

dampak lanjutan, (META, 2001). Nilai pengganda ketiga tipe

tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.12

Nilai Pengganda (Multiplier Effect) dari Arus Uang yang terjadi

di Wisata Situ Cipondoh

Multiplier Nilai

Keynesian Income Multiplier 0,06

Ratio Income Multiplier Tipe 1 1,6

Ratio Income Multiplier Tipe 2 111,8

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Berdasarkan data yang diperoleh untuk menentukan besarnya

dampak ekonomi di Wisata Situ Cipondoh, diperoleh nilai

Keynesian Multiplier Effect yaitu sebesar 0,06 yang artinya setiap

terjadi peningkatan pengeluaran wisatawan sebesar satu rupiah,

maka akan berdampak langsung sebesar 0,06 rupiah terhadap

perekonomian masyarakat sekitar.

Page 107: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

89

Nilai Ratio Income Multiplier Tipe 1 adalah sebesar 1,6 yang

artinya setiap peningkatan satu rupiah pada penerimaan unit usaha

akan mengakibatkan peningkatan sebesar 1,6 rupiah terhadap

pendapatan tenaga kerja sekitar (berupa pendapatan pemilik usaha

dan upah tenaga kerja). Selanjutnya nilai yang diperoleh dari Ratio

Income Multiplier Tipe 2 sebesar 111,8 yang artinya apabila terjadi

peningkatan sebesar satu rupiah pada penerimaan unit usaha

diduga akan mengakibatkan peningkatan sebesar 111,8 rupiah pada

pendapatan pemilik unit usaha, pendapatan tenaga kerja,

danpengeluaran konsumsi tenaga kerja ditingkat lokal.

Berdasarkan hasil dari penjelasan sebelumnya, maka dapat

disimpulkan bahwa keberadaan Wisata Alam Situ Cipondoh secara

nyata telah memberikan dampak ekonomi terhadap perekonomian

masyarakat sekitar, bagi masyarakat yang membuka usahanya di

lingkungan Wisata Situ Cipondoh. Dampak ekonomi yang terjadi

pada penelitian inidikatakan rendah, dapat dilihat dari nilai

Keynesian Income Multiplier yang diperoleh yaitu sebesar 0,06.

Menurut META (2001) apabila nilai tersebut terletak diantara nol

sampai dengan satu (0 < x < 1), maka lokasi wisata tersebut

memiliki nilai dampak ekonomi yang rendah. Hal ini dikarenakan

wisatawan yang datang ke lokasi ini lebih cenderung

mengeluarkan pengeluarannya di luar obyek wisata. Dengan kata

lain, proporsi leakages (kebocoran / pengeluaran di luar lokasi

wisata) lebih besar daripada proporsi pengeluarannya di lokasi

wisata. Sedangkan Ratio Income Multiplier Tipe 1 dan Ratio

Income Multiplier Tipe 2 dapat dikatakan telah memberikan

dampak ekonomi terhadap kegiatan wisata karena nilai Ratio

Income MultiplierTipe 1 dan Tipe 2 sudah lebih besar atau sama

dengan satu (≥ 1).

Page 108: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

90

Nilai Keynesian Income Multiplier ini masih terus dapat

ditingkatkan dengan usaha peningkatan pengembangan sektor

pariwisata alam dengan cara terus meningkatkan jumlah wisatawan

yang datang, peningkatan pemberdayaan masyarakat lokal dan

penyediaan barang yang diperlukan wisatawan oleh unit usaha

yang ada agar dapat menarik minat wisatawan untuk membeli

konsumsi pada unit usaha di sekitar lokasi wisata. Hal ini diduga

akan meningkatkan proporsi pengeluaran wisatawan di obyek

wisata (tourist expenditure), yang secara langsung maupun tidak

langsung akan berdampak terhadap kondisi perekonomian

masyarakat sekitar.

Page 109: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan menjawab

rumusan masalah yang mengacu pada proses dan hasil analisis data dalam

penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat 3 stakeholder utama yang memiliki pengaruh paling tinggi,

yaitu: pengelola wisata Situ Cipondoh, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kota Tangerang dan warga sekitar Situ Cipondoh Kota Tangerang. Untuk

stakeholder pengaruh paling rendah yaitu Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Tangerang, dan pihak

Kecamatan Cipondoh.

2. Rata-rata kunjungan wisatawan per bulan sebanyak 24.096 orang. Dengan

total rata-rata pengeluaran wisatawan sebesar Rp 120.693. Total

pengeluaran wisatawan per tahun di lokasi wisata sekitar Rp

129.473.888.866. Penerimaan unit usaha tenaga kerja pada obyek wisata

ini masih rendah sebesar 11,67% atau sebesar Rp 262.900. Nilai

Keynesian Income Multiplier sebesar 0,06, Ratio Income Multiplier Tipe I

1,6 dan Ratio Income Multiplier Tipe II 111,8.

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan yang telah diambil dari hasil penelitian,

maka terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Pihak pengelola perlu memperbaiki sistem administrasi dan

pembukuan laporan keuangan Wisata Situ Cipondoh.

2. Pemerintah Kota Tangerang perlu berpartisipasi lebih aktif dalam

mengembangkan wisata Situ Cipondoh, serta melakukan kerjasama

dengan pihak Provinsi Banten agar kawasan wisata Situ Cipondoh

berkembang dengan baik.

Page 110: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

92

3. Stakehoder dari pihak Kecamatan Cipondoh, warga Cipondoh,

BAPPEDA, tokoh masyarakat, pedagang, Dinas Lingkungan Hidup

(DLH) diharapkan dapat bekerja sama menjaga keadaan Situ Cipondoh

agar tetap dalam keadaan asri, bersih, dan nyaman menjadi tempat

wisata Kota Tangerang.

Page 111: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

93

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, Jelajah Pesona Wisata Banten Indonesia, Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Provins Banten.

Arief,Putranto. 2016. Analisis Geografi Terhadap Potensi Wisata

di Situ Cipondoh Kota Tangerang Banten. Skripsi. Fakultas Ilmu Tenaga

Keguruan dan: universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ayu, Ida Arisya Leri. 2011. Dampak Pengeluaran Wisatawan

Terhadap Perkembngan Sektor Ekonomi di Provinsi Bali. Tesis. Program

magister Program Studi Kajian Pariwisata Program Pascasarjana

Universitas Udayana.

Damanik, Janianton dan Weber, Helmut F. (2006), Perencanaan Ekowisata,

Dari Teori ke Aplikasi. Pusat Studi Pariwisata UGM dan Penerbit Andi,

Yogyakarta.

Evy Nurfiana. 2013. Analisis Dampak Ekonomi dan Lingkungan Kegiatan

dan Pariwisata Provinsi Banten. di Taman Wisata Alam Grojogan Sewu,

Kab. Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah Terhadap Masyarakat sekitar.

Skripsi, Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Fandeli, C. 2002. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam.

Liberty, Yogyakarta.

Fauzi, A. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Gramedia. Jakarta

Heene, Aime, dkk. 2015. Manajemen Strategik Keorganisasian Publik.

Bandung: Refika Aditama.

I Gede Pitana., 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Iqbal, Muhammad. 2007. Analisis Para Pemangku Kepentingan

dan Implementasinya dalam Pembangunan Pertanian, Bogor. Jurnal

Litbang Pertanian. Vol.26,No.3:89-99.

Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. PT. Gramedia Widiasarana

Indonesia, Jakarta.

Meita Amanda. 2009. Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari

Page 112: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

94

Terhadap Pendapatan Masyarakat Lokal Studi Kasus Pantai Bandulu

Serang Kabupaten Seran Provinsi Banten. Program Studi Ekonomi

Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Meriwijaya, Suranto, Resolusi Konflik Dalam Pengelolaan Pariwisata

Berbasis Masyarakat, Yogyakarta: Magister Ilmu Pemerintahan 2016.

Muljadi AJ. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. 2009.

Penerbit STMT Trisakti, Jakarta. Hal.7.

Nadia Mutiarani, 2011 Analisis Dampak Ekonomi dan Nilai Ekonomi

dan Manfaat Rekreasi Situ Cipondoh Kota Tangeran, Departemen

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor.

Orbach M. 1995. Social Scientific Contributions to Coastal Policy Making.

In improving Interactions between Coastal Science Policy. Procedings of

the California Symposium, 49-59. Washington. D.C National Academy

Press.

Ramirez R. 1999. Stakeholder Analysis and Conflict Management.

In Buckles D,editor, Conflict and Collaboration in Natural Resources

Management, Ottawa and Washington D.C:IDRC/World Bank Institute.

Reed M. Graves A, Dandy N, Posthumus H, Hubacek K, Morris J, Prell C,

Qinn CH,Sringer LC.. 2009. Who’s Why? A Typology of Stakeholder

Analysis Methods fo Natural Resourecs Management. Journal of

Enviromental Manajemen 90:1993-1949.

Suwantoro, G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata.Yogyakarta.

Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Zulfikar, Muamar. 2013. Analisis Stakeholder Dalam Pengelolaan Wisata

Alam di Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah.Skripsi,Institut

Pertanian Bogor.

Page 113: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

95

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1: Jumlah Wisatawan Situ Cipondoh Kota Tangerang

JUMLAH PENGUNJUNG SITU CIPONDOH

JANUARI 2017-JANUARI 2018

No. Bulan Kunjungan Jumlah (Orang)

1. Januari 1.891

2. Februari 1.576

3. Maret 1.932

4. April 1.124

5. Mei 852

6. Juni 2.710

7. Juli 1.154

8. Agustus 1.950

9. September 1.900

10. Oktober 1.954

11. November 1.978

12. Desember 3.348

13. Januari 2.660

Total 24.096

Sumber : Pengelola Situ Cipondoh (2018)

Page 114: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

96

Lampiran 2 : Dampak Ekonomi Wisata Situ Cipondoh

A. Proporsi Pengeluaran Responden Wisatawan dan Tingkat

Kebocoran Wisata Situ Cipondoh

Biaya Nilai

(Rp)

Proporsi

(%)

C. Pengeluaran di luar kawasan wisata

3. Biaya Transportasi 51.716 42,85

4. Konsumsi dari Rumah 15.344 12,71

Total A 67.060 55.56

D. Pengeluaran di dalam lokasi wisata

5. Konsumsi di lokasi 32.550 26,97

6. Tiket masuk 10.000 8,27

7. Penyewaan alat 6.083 5,04

8. Parkir 5.000 4,14

Total B 53.633 44,52

Total Pengeluaran Wisatawan 120.693 100,0

∑ Kunjungan Wisatawan per bulan 24.096 orang

Total Pengeluaran Wisatawan per bulan di

lokasi wisata 129.473.888.866

Total Kebocoran per bulan 161.580.621.415

Sumber : Data Primer Diolah (2018)

B. Dampak Ekonomi Langsung (Direct Impact)

Proporsi Pendapatan Dan Biaya Produksi Terhadap

Penerimaan Total Responden Unit Usaha Wisata Situ Cipondoh

Komponen Nilai (Rp) Proporsi

(%)

B. Biaya di Luar Kawasan Wisata

1. Biaya Operasional Unit Usaha 0 0,00

2. Biaya Sewa 0 0,00

Total A 0 0,00

Page 115: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

97

C. Pengeluaran di dalam lokasi wisata

5. Pendapatan Pemilik Usaha 1.454.250 64,57

6. Upah Karyawan 262.900 11,67

7. Pembelian Bahan Baku 535.050 23,76

8. Biaya Pemeliharaan Alat 0 0

Total B 2.252.200 100,00

Total Pengeluaran Wisatawan 2.252.200 100,00

Sumber: Data Primer Diolah, 2019

D. Dampak Ekonomi Tidak Langsung (Indirect Impact)

Sebaran Total Biaya Unit Usaha di Dalam Lokasi Wisata dan

Dampak Ekonomi Tidak Langsung yang dirasakan Akibat

Keberadaan Wisata Situ Cipondoh

Jenis Unit

Usaha

Jumla

h Unit

Usaha

Upah

Tenaga

Kerja

(Rp)

Bahan

Baku

(Rp)

Transporta

si

(Rp)

Total

Biaya

(Rp)

Total

(Rp)

Warung

makanan 25 298.750 633.916 12.916 945.582

23.63

9.550

Warung

Minuman

30

209.125

386.750

5.000

600.875 18.02

6.250

Total Dampak Tidak Langsung (Rp)

41.665.800

Page 116: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

98

E. Dampak Lanjutan (Induced Impact)

Proporsi Pengeluaran Responden Tenaga Kerja

dan Tingkat Kebocoran di Wisata Situ Cipondoh

Biaya Nilai

(Rp)

Proporsi

(%)

C. Pengeluaran di luar kawasan wisata 29.760

6,02 5. Biaya Listrik

Total 29.760 6,02

D. Pengeluaran di dalam lokasi wisata

2. Kebutuhan Pangan 293.200 59,31

6. Biaya Transportasi 15.200 3,07

7. Biaya Sekolah Anak 135.240 27,36

8. Biaya Lainnya 20.960 4,24

Total 464.600 93,98

Total Pengeluaran Tenaga Kerja 494.360 100,00

Sumber: Data Primer Diolah 2019

Page 117: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

99

Lampiran 3 : Dokumentasi

1. Dinas Kebuadayaan dan

Pariwisata Kota Tangerang

2. Pengelola Wisata Situ

Cipondoh Kota Tangerang

3. Dinas Lingkungan Hidup

Kota Tangerang

Page 118: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

100

4. RW 02 Kecamatan

Cipondoh

5. Gapura Wisata Situ

Cipondoh Kota Tangerang

6. Jembatan Wisata Situ

Cipondoh

7. Tempat Makan

Page 119: ANALISIS STAKEHOLDER PADA PENGEMBANGAN EKONOMI WISATA SITU ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48552/1/YUSHI... · 6. Konsep Dampak Ganda ... Pengelolaan Wisata

101

8. Fasilitas Permainan