80
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI

OBJEK WISATA  

SKRIPSI

MUHAMMAD SALIM R H34076107

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2010

Page 2: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

RINGKASAN

MUHAMMAD SALIM R. Analisis Strategi Pengembangan Kebun Raya Bogor Sebagai Objek Wisata. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Dibawah bimbingan FEBRIANTINA DEWI).

Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah. Tujuan diadakannya pariwisata adalah untuk meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan kesejahteraan serta kemakmuran rakyat.

Saat ini preferensi konsumen dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan yang mengacu pada bentuk wisata minat khusus yaitu ekowisata. Indonesia sangat kaya dengan potensi wisata alam (ekowisata), salah satunya adalah wisata alam di kawasan konservasi.  Indonesia memiliki 200 kawasan konservasi yang cukup indah, tetapi yang menjadi prioritas saat ini untuk dijadikan objek dan daya tarik wisata hanya 20 kawasan konservasi salah satunya PKT Kebun Raya Bogor yang berada di kota Bogor.

Kebun Raya Bogor merupakan kawasan konservasi ex-situ yang telah lama dimanfaatkan masyarakat luas sebagai objek wisata dan di banyak negara, KRB menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat diminati karena menyajikan panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami. Peranan ini menjadi populer karena para pengunjung dapat menikmati langsung keindahan Kebun Raya serta dapat menambah wawasan dan pengetahuannya tentang tumbuh-tumbuhan. Namun Kebun Raya Bogor mengalami penurunan pengunjung yang cukup signifikan sebesar 13,5 persen.  Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara menganalisis strategi pengembangan KRB sehingga dapat berkembang lebih baik dan visi KRB dapat tercapai. 

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Kebun Raya Bogor, (2) Memformulasikan alternatif strategi pengembangan yang tepat untuk Kebun Raya Bogor. Penelitian ini dilakukan di Kebun Raya Bogor. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kebun Raya Bogor merupakan satu-satunya objek wisata alam dan kawasan konservasi yang berada di kota Bogor, merupakan kebun raya nomor satu di Asia Tenggara serta salah satu tempat tujuan wisata yang paling bersejarah. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive. Jumlah sampel yang diambil adalah empat responden. Penelitian ini menggunakan alat analisis deskriptif dan matriks SWOT.

Lingkungan internal yang menjadi kekuatan KRB adalah (1) pusat konservasi ex-situ, (2) panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami, (3) KRB memiliki aksesbilitas tinggi dari Jabodetabek dan kota besar (pasar potensial), (4) membawahi dan memfasilitasi kawasan konservasi lainnya di lingkungan perkebunrayaan, (5) menambah nilai ekonomi bagi pemerintah, Pemkot Bogor dan masyarakat sekitar, (6) 14.500 koleksi tumbuhan yang tertanam di kebun, (7) memiliki objek wisata yang menarik, penuh sejarah dan

Page 3: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

pengetahuan. Kelemahan KRB adalah (8) kurangnya SDM yang handal dalam memberikan informasi tentang objek wisata di KRB, (9) beberapa sarana dan prasarana yang kurang baik, (10) belum melakukan pemasaran dan promosi yang efektif dan efisien, (11) kurangnya pengetahuan pengelola KRB dalam bidang pariwisata, (12) Sistem kebersihan KRB kurang baik. Lingkungan eksternal yang menjadi peluang KRB adalah (1) peningkatan jumlah wisatawan di masa yang akan datang, (2) trend kunjungan wisatawan saat ini lebih memilih destinasi objek wisata alam, (3) penurunan kunjungan wisatawan mancanegara sebagai akibat isu bencana alam dan terorisme, (4) kawasan konservasi akan menjadi objek wisata unggulan. Ancaman KRB adalah (5) sampah pengunjung, (6) terbatasnya alokasi anggaran research, (7) kerusakan akibat eksploitasi yang berlebihan, (8) adanya gangguan potensi tumbuhan tropika akibat bencana alam dan perubahan iklim.

Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi pengembangan KRB sebagai objek wisata yaitu Strategi S-O : (1) memperkuat aksesbilitas lintas kabupaten atau kota Bogor dengan mengembangkan linkage wisata, (2) mengembangkan kekhasan produk wisata alam yang ada di Kebun Raya Bogor, (3) menambah objek wisata baru; Strategi W-O : (4) meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di Kebun Raya Bogor, (5) melakukan kerjasama pendidikan dan keterampilan dengan penyelenggara atau institusi pendidikan formal bidang kepariwisataan, (6) melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien mengenai objek wisata yang ada di KRB; Strategi ST : (7) melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah seluruh Indonesia untuk mengirimkan daftar tumbuhan langka di daerah setempat, (8) memasang alat pendeteksi perubahan iklim, (9) mengkoordinir pemulung pada waktu-waktu tertentu untuk membantu membersihkan KRB sekaligus membantu menambah penghasilan pemulung; Strategi W-T : (10) menambah atau mencari alternatif pendanaan lain, (11) melakukan kerjasama dengan instansi pengelolaan kebersihan.

Page 4: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI

OBJEK WISATA

MUHAMMAD SALIM R H34076107

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2010

Page 5: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Kebun Raya Bogor Sebagai

Objek Wisata

Nama : Muhammad Salim R

NIM : H34076107

Disetujui, Pembimbing

Febriantina Dewi, S.E, M.Sc NIP. 19690205 199603 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

Tanggal Lulus:

Page 6: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Strategi

Pengembangan Kebun Raya Bogor Sebagai Objek Wisata” adalah karya sendiri

dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Februari 2010

Muhammad Salim R H34076107

Page 7: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 8 November 1986. Penulis

adalah anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan H. Sulaeman, ST dan

Hj. Soraya.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Puspiptek pada tahun

1998 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001

di SLTPN 4 Puspiptek. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 1 Serpong

pada tahun 2004.

Penulis diterima di Program Studi Diploma Agribisnis Peternakan,

Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi

Masuk IPB (USMI) pada tahun 2004. Penulis menyelesaikan pendidikan Diploma

III tahun 2007 dan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi pada

Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007.

Page 8: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Analisis Strategi Pengembangan Kebun Raya Bogor Sebagai Objek Wisata”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis

faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan

Kebun Raya Bogor. Kemudian memformulasikan alternatif strategi

pengembangan untuk Kebun Raya Bogor. Hasil ini diharapkan mampu memberi

masukan bagi pihak Kebun Raya Bogor.

Skripsi ini sangat bermanfaat bagi penulis sebagai salah satu mahasiswa

yang sedang menyelesaikan tugas akhir pada Program Sarjana Agribisnis, Institut

Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat diselesaikan

oleh penulis selama mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kegiatan kuliah

maupun tugas akhir ini. Penulis menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan dan

kendala yang dihadapi dalam skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang memang membutuhkan. Akhir kata penulis

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaiaan skripsi ini.

Bogor, Februari 2010

Muhammad Salim R

Page 9: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis ingin

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Febriantina Dewi, S.E, M.Sc sebagai dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran dan pengarahan, dengan penuh kesabaran

selama proses penyusunan skripsi ini. Ditengah kesibukan yang luar biasa,

beliau selalu menyempatkan diri untuk membagikan ilmunya kepada penulis.

2. Dr. Ir. Rita Nurmalina Suryana, MS sebagai dosen evaluator pada kolokium

atas kritik dan saran yang membantu pada penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Lukman M. Baga, MAEc sebagai dosen penguji utama yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran yang sangat

bermanfaat untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Etriya, SP, MM sebagai perwakilan dari komisi akademik yang telah

memberikan berbagai saran dan masukan untuk penulis dalam upaya

memaksimalkan penulisan skripsi ini.

5. Kedua orangtua dan seluruh keluarga besar penulis atas dukungan baik secara

moril maupun materil, kasih sayang dan doa tulus yang selalu membuat

penulis menjadi lebih baik.

6. Pihak Kebun Raya Bogor, Bapak Amas S.E, MM selaku Kepala Bidang Tata

Usaha, Bapak Dr. Joko Ridho Witono, M.Si selaku Kepala Bidang Konservasi

ex-situ, Bapak Ir. Sutrisno, M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas

kesempatan, informasi, saran dan bantuan yang diberikan dalam penelitian.

7. Ibu Reni Handayani T, SH. MH selaku Kepala Bidang Pariwisata Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor atas kesempatan, informasi, saran

dan bantuan yang diberikan dalam penelitian.

8. Karyawan Kebun Raya Bogor khususnya Bapak Ridwan selaku Satuan dan

Pengaman, Ibu Nur, Ibu Erti dan Ibu Hera atas bantuan, informasi dan saran

yang diberikan dalam penelitian.

9. Nuryadin yang telah bersedia menjadi pembahas pada seminar hasil penulis,

dengan segala kritik dan saran yang sangat bermanfaat untuk kesempurnaan

skripsi ini.

    

Page 10: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

    

10. Reni Rahmatillah, SE yang telah memberikan semangat, motivasi, bantuan

serta saran yang sangat berarti selama penyusunan skripsi ini.

11. Benri Albertus SE, Hussen, Wilmar, Mugi, Ivo, Lia, Saud, Aa, Budi, Agung,

Jhonson yang tergabung dalam BETA HOUSE, atas segala semangat,

dukungan serta persahabatan yang telah banyak memberikan kenangan.

12. Teman-teman ekstensi angkatan III atas semangat, bantuan, kebersamaan

selama kuliah dan penyelesaian skripsi. Semoga kebersamaan ini menjadi

kenangan yang indah.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu, semoga Allah SWT memberikan pahala atas

kebaikannya.

Kesempurnaan adalah milik Allah SWT, penulis menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, dengan segala hormat penulis

menghaturkan permohonan maaf. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak.

Bogor, Februari 2010

Muhammad Salim R

Page 11: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... vii

I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ............................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 6 1.5 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 6

II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 7 2.1 Pengertian Konservasi ............................................................ 7 2.2 Pengertian Pariwisata ............................................................. 8 2.3 Pengertian Ekowisata (Wisata Alam) ..................................... 8 2.4 Konsep Ekowisata (Wisata Alam) ......................................... 9 2.5 Sifat atau Karakter Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Alam ....................................................................................... 10 2.6 Potensi ODTW Alam ............................................................. 11 2.7 Pengelolaan dan Pengembangan ODTW Alam ..................... 11 2.8 Hasil Penelitian Terdahulu ..................................................... 14

III KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................... 18 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 18

3.1.1 Konsep Strategi ............................................................. 18 3.1.2 Manajemen Strategi ....................................................... 22 3.1.3 Analisis Faktor Lingkungan Internal ............................. 24 3.1.4 Analisis Faktor Lingkungan Eksternal .......................... 26 3.1.5 Analisis SWOT .............................................................. 30

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................... 31

IV METODE PENELITIAN ........................................................... 34 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 34 4.2 Jenis dan Sumber Data ........................................................... 34 4.3 Metode Pengumpulan Data .................................................... 34 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 35 4.4.1 Analisis Deskriptif ........................................................ 35

4.4.2 Matriks SWOT .............................................................. 35

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................. 37 5.1 Sejarah PKT Kebun Raya Bogor ........................................... 37 5.2 Visi dan Misi PKT Kebun Raya Bogor ................................. 38 5.3 Personalia ............................................................................... 39 5.4 Struktur Organisasi ................................................................ 39 5.5 Objek dan Daya Tarik Wisata Kebun Raya Bogor ................ 40

Page 12: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

iv  

VI HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 44 6.1 Formulasi Alternatif Strategi ................................................. 44 6.1.1 Tahap Masukan ............................................................ 44 6.1.1.1 Identifikasi Lingkungan Internal PKT Kebun Raya Bogor .................................. 44 6.1.1.2 Identifikasi Lingkungan Eksternal PKT Kebun Raya Bogor ................................. 49 6.1.2 Tahap Pencocokan ....................................................... 53 6.1.2.1 Analisis SWOT ............................................... 53

VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 58 7.1 Kesimpulan ............................................................................ 58 7.2 Saran ...................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 60

LAMPIRAN ........................................................................................ 62

Page 13: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

v  

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia Tahun 2001-2008 ...................................................................... 2

2. Statistik Kunjungan Wisatawan Nusantara Tahun 2003-2008 . 3

3. Kawasan Konservasi di Kabupaten dan Kota Bogor serta Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2007-2008 .................... 4

4. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kebun Raya Bogor Tahun 2004-2008 ...................................................................... 5

5. Jenis dan Sumber Data .............................................................. 34

6. Matriks SWOT .......................................................................... 36

7. Jumlah Wisatawan Kebun Raya Bogor Tahun 2004-2006 ....... 51

8. Hasil Matriks SWOT ................................................................ 57

Page 14: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

vi  

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Strategi Generik dan Strategi Utama ........................................ 21

2. Model Proses Manajemen Strategi ........................................... 23

3. Matriks SWOT .......................................................................... 31

4. Kerangka Pemikiran Operasional ............................................. 33

5. Struktur Organisasi PKT Kebun Raya Bogor – LIPI ................ 40

Page 15: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

vii  

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Peta KRB .................................................................................. 63

2. Objek dan Daya Tarik Wisata KRB .......................................... 63

3. Fasilitas KRB ............................................................................ 65

Page 16: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan

wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait.

Pembangunan kepariwisataan pada hakikatnya merupakan upaya untuk

mengembangkan dan memanfaatkan objek dan daya tarik wisata yang terwujud

antara lain dalam bentuk kekayaan alam yang indah, keragaman flora dan fauna,

kemajemukan tradisi dan seni budaya serta peninggalan sejarah dan purbakala.

Pengembangan objek dan daya tarik wisata tersebut apabila dipadukan dengan

pengembangan usaha jasa dan sarana pariwisata, seperti biro perjalanan, jasa

konvensi, penyediaan akomodasi dan penyediaan transportasi wisata, akan

berfungsi di samping meningkatkan daya tarik untuk perkembangan jumlah

wisatawan juga mendukung pengembangan objek dan daya tarik wisata baru.

Hasil yang optimal akan diperoleh apabila upaya pengembangan tersebut

didukung oleh pembangunan prasarana yang memadai.

Pariwisata bukanlah suatu hal yang baru. Kegiatan berwisata sebenarnya

sudah ada sejak dulu, dimana orang-orang dulu telah melakukan perjalanan ke

berbagai daerah yang terdapat objek wisata. Dalam bentuk sederhana pariwisata

dikenal sebagai “bertamasya” atau “perlawatan”. Seiring dengan berbagai

perkembangan yang dicapai di bidang sosio ekonomi, sosio budaya, teknologi dan

sebagainya, maka bentuk kegiatan pariwisata telah berkembang menjadi suatu

kegiatan yang bersifat lebih kompleks dan luas. Menurut UU No 10 tahun 2009,

pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas

serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan

pemerintah daerah.

Indonesia memiliki sumberdaya alam yang kaya akan keanekaragaman

hayati, ekosistem, alam dan nilai budaya, menyediakan potensi yang prospektif

dalam pengembangan industri pariwisata sehingga sangat berpeluang besar

menjadi sektor andalan dalam pertumbuhan ekonomi. Sektor pariwisata memiliki

peranan penting dalam meningkatkan perekonomian nasional melalui penerimaan

negara yang bersumber dari devisa yang berasal dari pengeluaran wisatawan

mancanegara setiap berkunjung ke Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1

Page 17: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

2

yang menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan mancanegara dan

penerimaan devisa yang mengalami peningkatan pada tiga tahun terakhir yaitu

2006-2008.

Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia Tahun 2001-2008

TAHUN

JUMLAH RATA-RATA PENGELUARAN RATA-RATA PENERIMAAN

WISATAWAN PER ORANG (USD) LAMA TINGGAL DEVISA

MANCANEGARA PER PER (HARI) (JUTA USD)

KUNJUNGAN HARI 2001 5.153.620 1.053,36 100,42 10,49 5.396,26

2002 5.033.400 893,26 91,29 9,79 4.305,56

2003 4.467.021 903,74 93,27 9,69 4.037,02

2004 5.321.165 901,66 95,17 9,47 4.797,88

2005 5.002.101 904,00 99,86 9,05 4.521,89

2006 4.871.351 913,09 100,48 9,09 4.447,98

2007 5.505.759 970,98 107,70 9,02 5.345,98

2008 6.429.027 1.178,54 137,38 8,58 7.377,39

Sumber: Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia, Departemen Pariwisata (2009)

Dari Tabel 1, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2006 yaitu

4.871.351 orang dan penerimaan devisa sebesar 4.447,98 juta USD mengalami

peningkatan menjadi 5.505.759 orang dan penerimaan devisa menjadi 5.345,98

juta USD di tahun 2007. Pada tahun 2008 jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara juga mengalami peningkatan menjadi 6.429.027 orang dan

penerimaan devisa menjadi 7.377,39 juta USD. Meningkatnya jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara dan penerimaan devisa menunjukkan adanya peningkatan

pembangunan pariwisata di Indonesia.

Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke

Indonesia disebabkan adanya pergeseran konsep kepariwisataan dunia kepada

pariwisata minat khusus atau yang dikenal dengan ekowisata, dimana saat ini ada

kecenderungan semakin banyak wisatawan yang mengunjungi objek berbasis

alam dan budaya penduduk lokal (Fandeli, 2002). Wisatawan cenderung beralih

kepada alam dibandingkan pola-pola wisata buatan yang mereka rasakan telah

jenuh dan kurang menantang. Hal ini merupakan peluang untuk peningkatan

pembangunan pariwisata di Indonesia dengan potensi alam dan budaya yang

beragam.

Page 18: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

3

Tiga tahun terakhir (2006-2008), terjadi peningkatan kunjungan wisatawan

nusantara (Tabel 2). Hal tersebut diakibatkan pendapatan rata-rata wisatawan

nusantara mengalami peningkatan. Meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara

diharapkan memberikan peningkatan dibidang investasi, penyerapan tenaga kerja,

serta peningkatan kontribusi kegiatan pariwisata terhadap pendapatan masyarakat.

Dengan kata lain, sektor pariwisata menjadi salah satu tumpuan dalam

meningkatkan penghasilan devisa negara.

Tabel 2. Statistik Kunjungan Wisatawan Nusantara Tahun 2003-2008

TAHUN WISNUS (000 orang)

PERJALANAN (000 orang)

RATA-RATA PERJALANAN

TOTAL PENGELUARAN

(Trilyun Rp)

2003 110.03 207.119 1,88 70,87 2004 111.353 202.763 1,82 71,70 2005 112.701 198.359 1,76 74,72 2006 114.27 204.553 1,79 88,21 2007 115.335 222.389 1,93 108,96 2008 117.213 225.042 1,92 123,17

Sumber : Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan (P2DSJ)

Jero Wacik (Menteri Kebudayaan dan Pariwisata) menyatakan bahwa

Indonesia sangat kaya dengan potensi wisata alam (ekowisata), salah satunya

adalah wisata alam di kawasan konservasi. M.S Kaban (Menteri Kehutanan)

menyatakan bahwa Indonesia memiliki kawasan konservasi yang menawarkan

panorama yang cukup indah yaitu sekitar 200 kawasan konservasi, tetapi yang

menjadi prioritas saat ini untuk dijadikan objek dan daya tarik wisata hanya 20

kawasan konservasi yang salah satunya berada di kota Bogor1. Hal tersebut

dikarenakan pemerintah tidak memiliki dana yang cukup untuk membiayai 200

kawasan konservasi.

Bogor memiliki beberapa objek wisata yang menawarkan wisata alam di

kawasan konservasi, salah satunya adalah Kebun Raya Bogor (KRB). Kebun

Raya Bogor merupakan kawasan konservasi yang berada di tengah kota Bogor

dan dekat dengan Jakarta, sehingga dijadikan salah satu tempat tujuan wisatawan

baik mancanegara maupun domestik. Adapun kawasan konservasi di kabupaten

1Radar Bogor. 2009. Kawasan Konservasi Bakal jadi Objek Wisata Unggul. http://www.radar-bogor.co.id/index [3 Juli 2009]

Page 19: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

4

dan kota Bogor beserta jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2007-2008

tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Kawasan Konservasi di Kabupaten dan Kota Bogor serta Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2007-2008

No Objek Wisata Kunjungan Wisatawan (orang) 2007 2008

1 Taman Safari Indonesia 699.782 621.2542 Kebun Raya Bogor 903.914 781.6233 Taman Wisata Mekarsari 166.720 297.800

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten dan Kota Bogor

Terlihat pada Tabel 3 bahwa wisatawan lebih banyak mengunjungi KRB.

Akan tetapi, KRB mengalami penurunan yang signifikan sebanyak 122.291 orang.

Keadaan serupa dialami juga oleh tempat wisata alam lain seperti Taman Safari

Indonesia yang mengalami penurunan sebanyak 78.528 orang, sedangkan Taman

Wisata Mekarsari mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 131.080 orang.

Peningkatan kunjungan wisatawan yang terjadi di TWM disebabkan adanya

preferensi dan motivasi wisatawan yang berkembang secara dinamis.

Bentuk Preferensi dan motivasi wisatawan dalam menikmati objek-objek

spesifik yaitu udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk

secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik.

Kecenderungan ini merupakan sinyal tingginya permintaan akan objek wisata

alam di kawasan konservasi yang sekaligus memiliki produk-produk agribisnis

baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik

spesifik. Kebun Raya Bogor sebagai salah satu kawasan konservasi dan tempat

tujuan wisata, perlu menganalisis hal tersebut dalam strategi pengembangan

sehingga dapat berkembang lebih baik dan visi KRB dapat tercapai.

1.2 Perumusan Masalah

Kebun Raya Bogor merupakan kawasan konservasi ex-situ yang telah

lama dimanfaatkan masyarakat luas sebagai objek wisata dan di banyak negara,

KRB menjadi salah satu tujuan wisata yang sangat diminati karena menyajikan

panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami. Peranan ini menjadi populer

karena para pengunjung dapat menikmati langsung keindahan kebun raya serta

dapat menambah wawasan dan pengetahuannya tentang tumbuh-tumbuhan. Akan

Page 20: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

5

tetapi, KRB mengalami penurunan pengunjung yang signifikan di tahun 2008

sebesar 13,5 persen (Tabel 4).

Tabel 4. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kebun Raya Bogor Tahun 2004 – 2008

Tahun Jumlah Wisatawan (orang) Persentase Peningkatan (%) 2004 870.667 -2005 892.974 2,52006 855.180 -4,22007 903.914 5,62008 781.623 -13,5

Sumber : Laporan Tahunan Kebun Raya Bogor

Penurunan jumlah pengunjung di KRB terjadi akibat oleh adanya objek

dan daya tarik wisata baru di daerah kabupaten dan kota Bogor, kenaikan harga

tiket yang dirasakan terlalu mahal oleh sebagian konsumen tanpa meningkatkan

kualitas pelayanan dan fasilitas penunjang serta wisatawan merasa jenuh dengan

objek wisata yang ditampilkan oleh KRB.

Kebun Raya Bogor memiliki visi, salah satunya dibidang pariwisata, akan

tetapi dalam tahap pelaksanaannya KRB belum menerapkan standar manajemen

secara profesional yang berdasarkan ISO 9001: 2001. Di dalam struktur organisasi

KRB, tidak terdapat job description dalam mengelola pariwisata sehingga KRB

tidak memiliki SDM yang menguasai dan memahami aspek pariwisata. Selain itu,

KRB juga belum melakukan pemasaran dan promosi secara efektif dan efisien.

Pada era persaingan global yang semakin kompleks ini, maka faktor

efisiensi merupakan faktor kunci dalam pengembangan agribisnis, termasuk

ekowisata. Pergerakan kearah efisiensi tersebut menuntut kemampuan manajerial,

profesionalisme dalam pengelolaan SDA dan penggunaan teknologi maju. Peran

teknologi informasi, pemerintah atau stakeholders dan promosi usaha serta

kemampuan dalam menyiasati pasar dengan berbagai karakteristiknya akan

menjadi komponen yang sangat penting untuk selalu dicermati. Berdasarkan

cakupan tersebut, maka upaya pengembangan objek wisata di kawasan konservasi

secara garis besar mencakup aspek pengembangan sumberdaya manusia,

sumberdaya alam, promosi, dukungan sarana dan kelembagaan.

Page 21: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

6

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan permasalahan yang akan

dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi dalam

pengembangan Kebun Raya Bogor?

2. Bagaimana alternatif strategi pengembangan yang tepat untuk Kebun Raya

Bogor?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan

penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang

berpengaruh dalam pengembangan Kebun Raya Bogor.

2. Memformulasikan alternatif strategi pengembangan yang tepat untuk

Kebun Raya Bogor.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis, untuk dapat menganalisis suatu

permasalahan dan merumuskan suatu strategi pemecahan masalah yang tepat.

2. Bagi pihak Kebun Raya Bogor, hasil penelitian ini diharapkan memberikan

masukan dan pertimbangan alternatif terbaik dalam meningkatkan kinerja

Kebun Raya Bogor.

3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan

strategi pengembangan pada objek wisata alam di kawasan konservasi.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan hanya membahas identifikasi

faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan

Kebun Raya Bogor, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang

berpengaruh dalam pengembangan Kebun Raya Bogor dan menyusun alternatif

strategi pengembangan yang dapat diterapkan Kebun Raya Bogor. Tahap

implementasi strategi dan tahap evaluasi strategi Kebun Raya Bogor merupakan

wewenang penuh manajemen Kebun Raya Bogor.

Page 22: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Konservasi

Konservasi alam adalah salah satu pengelolaan sumberdaya alam yang

menjamin pemanfaatannya secara bijaksana, sehingga mutu dan kelestarian

sumberdaya alam dan lingkungan hidup dapat dipertahankan untuk menjamin

pembangunan yang berkesinambungan (Ensiklopedia Nasional Indonesia, 2004).

Konservasi dalam arti sempit dapat diartikan sebagai pelestarian dan pengawetan.

Dalam hal ini pengawetan meliputi kegiatan pelestarian produksi, pelestarian jenis

dan perlindungan penunjang sistem kehidupan. Objek kegiatannya adalah hutan

lindung, hutan pantai dan daerah aliran sungai, sedangkan bentuk kegiatan

pengawetan keanekaragaman plasma nutfah terbagi dua, yaitu konservasi ex-situ

dan konservasi in-situ1.

Konservasi in-situ adalah konservasi ekosistem dan habitat alami serta

pemeliharaan dan pemulihan populasi jenis-jenis berdaya hidup dalam lingkungan

alaminya, dan dalam hal jenis-jenis terdomestifikasi atau budidaya, di dalam

lingkungan tempat sifat-sifat khususnya berkembang. Jenis kegiatan konservasi

in-situ adalah kebun binatang, taman safari, kebun botani dan museum.

Konservasi ex-situ merupakan metode konservasi yang mengkonservasi spesies di

luar distribusi alami dari populasi tetuanya. Konservasi ini merupakan proses

melindungi spesies tumbuhan dan hewan (langka) dengan mengambilnya dari

habitat yang tidak aman atau terancam dan menempatkannya atau bagiannya di

bawah perlindungan manusia. Jenis kegiatan konservasi ex-situ adalah cagar alam

dan suaka margasatwa2.

Menurut Undang-Undang tentang ketentuan pokok pengelolaan

lingkungan hidup No. 23 tahun 1997, konservasi adalah pengelolaan sumberdaya

alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan

sumberdaya alam yang terbaharui untuk menjamin kesinambungan ketersediaan

dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas serta keanekaragamannya.

Kegiatan konservasi meliputi tiga hal yaitu :

1. Melindungi keanekaragaman hayati (biological diversity)

1 GPASMAN2. 26 April 2008. Konservasi. http://gpasman2.wordpress.com [31 Januari 2010] 2 Loc.cit

Page 23: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

8

2. Mempelajari fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati

3. Memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan umat manusia.

2.2 Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai

fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah

dan pemerintah daerah (Undang-Undang No.10 tahun 2009). Menurut Direktorat

Jenderal Pariwisata (2005), wisata diartikan sebagai kegiatan perjalanan atau

sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat

sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata.

Menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, pariwisata didefinisikan

sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan objek wisata termasuk

pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang

wisata. Lahirnya kegiatan pariwisata berawal dari faktor manusia dan perilaku itu

sendiri. Secara periodik, manusia senantiasa membutuhkan aktifitas-aktifitas baru

diluar aktifitas rutinnya yang dapat menumbuhkan kembali kesegaran dan gairah

dalam hidupnya.

2.3 Pengertian Ekowisata (Wisata Alam)

Menurut The International Ecotourism Society (2002) dalam Subadra

(2007) mendefinisikan ekowisata sebagai berikut: Ecotourism is “responsible

travel to natural areas that conserves the environment and sustains the well-being

of local people.” Berdasarkan definisi tersebut, ekowisata merupakan perjalanan

wisata yang berbasiskan alam dimana dalam kegiatannya sangat tergantung

kepada alam, sehingga lingkungan, ekosistem, dan kearifan-kearifan lokal yang

ada di dalamnya harus dilestarikan keberadaannya.

Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam

yang alami maupun buatan serta budaya yang bersifat informatif dan partisipatif

dengan tujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya. Ekowisata

menitikberatkan pada tiga hal utama yaitu keberlangsungan alam atau ekologi,

memberikan manfaat ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam

kehidupan sosial masyarakat. Kegiatan ekowisata secara langsung memberi akses

Page 24: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

9

kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman

alam, intelektual dan budaya masyarakat lokal (Razak, 2008).

2.4 Konsep Ekowisata (Wisata Alam)

Konsep wisata yang berbasis ekologi atau yang lebih dikenal dengan

Ekowisata (Fandeli dalam Razak, 2008), dilatarbelakangi dengan perubahan pasar

global yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada negara-negara asal

wisatawan dan memiliki ekspektasi yang lebih mendalam dan lebih berkualitas

dalam melakukan perjalanan wisata. Konsep wisata ini disebut wisata minat

khusus (Fandeli dalam Razak, 2008). Wisatawan minat khusus umumnya

memiliki intelektual yang lebih tinggi dan pemahaman serta kepekaan terhadap

etika, moralitas dan nilai-nilai tertentu, sehingga bentuk wisata ini adalah

pencarian pengalaman baru (Razak, 2008). Wisatawan cenderung beralih kepada

alam dibandingkan pola-pola wisata buatan yang mereka rasakan telah jenuh dan

kurang menantang.

Konsep ekowisata telah dikembangkan sejak era tahun 80-an, sebagai

pencarian jawaban dari upaya meminimalkan dampak negatif untuk kelestarian

keanekaragaman hayati, yang diakibatkan oleh kegiatan pariwisata. Konsep

ekowisata sebenarnya bermaksud untuk menyatukan dan menyeimbangkan

beberapa konflik secara objektif yaitu dengan menetapkan ketentuan dalam

berwisata, melindungi sumberdaya alam dan budaya serta menghasilkan

keuntungan dalam bidang ekonomi untuk masyarakat lokal (Razak, 2008).

Dampak positifnya dari kegiatan ekowisata antara lain menambah sumber

penghasilan dan devisa negara, menyediakan kesempatan kerja dan usaha,

mendorong perkembangan usaha-usaha baru serta diharapkan mampu

meningkatkan kesadaran masyarakat maupun wisatawan tentang konservasi

sumber daya alam (Dephut, 2008). Selain itu dampak sosial bagi masyarakat

sekitar juga berdampak seperti yang dikemukakan Suhandi (2003), bahwa konsep

ekowisata yang terdiri dari komponen pelestarian lingkungan (alam dan budaya),

peningkatan partisipasi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

lokal, telah diperkenalkan dan dikembangkan dengan sukses di banyak negara

berkembang. Pengembangan ini selalu konsisten dengan dua prinsip dasar yaitu

Page 25: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

10

memberi keuntungan ekonomi langsung kepada masyarakat lokal serta turut andil

dalam pelestarian alam.

Drumm dalam Suhandi (2003) menyatakan bahwa ada enam keuntungan

dalam implementasi kegiatan ekowisata yaitu:

1. Memberikan nilai ekonomi dalam kegiatan ekosistem di dalam lingkungan

yang dijadikan sebagai objek wisata;

2. Menghasilkan keuntungan secara langsung untuk pelestarian lingkungan;

3. Memberikan keuntungan secara langsung dan tidak langsung bagi para

stakeholders;

4. Membangun konstituensi untuk konservasi secara lokal, nasional dan

internasional;

5. Mempromosikan penggunaan sumberdaya alam yang berkelanjutan; dan

6. Mengurangi ancaman terhadap keanekaragaman hayati yang ada di objek

wisata tersebut.

2.5 Sifat atau Karakter Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) Alam

Menurut Fandeli dalam Razak (2008), sifat dan karakter kepariwisataan

alam terkait dengan ODTW Alam antara lain :

1. In-situ ; ODTW alam hanya dapat dinikmati secara utuh dan sempurna di

ekosistemnya. Pemindahan objek ke ex-situ akan menyebabkan terjadinya

perubahan objek dan atraksinya. Pada umumnya wisatawan kurang puas

apabila tidak mendapatkan sesuatu secara utuh dan apa adanya.

2. Perishable ; suatu gejala atau proses ekosistem hanya terjadi pada waktu

tertentu. Gejala atau proses alam ini berulang dalam kurun waktu tertentu,

kadang siklusnya beberapa tahun bahkan ada puluhan tahun atau ratusan tahun.

ODTW alam yang demikian membutuhkan pengkajian dan pencermatan secara

mendalam untuk dipasarkan.

3. Non Recoverable ; suatu ekosistem alam mempunyai sifat dan perilaku

pemulihan yang tidak sama. Pemulihan secara alami sangat tergantung dari

faktor dalam (genotype) dan faktor luar (phenotype). Pemulihan secara alami

terjadi dalam waktu panjang, bahkan ada sesuatu objek yang hampir tak

terpulihkan, bila ada perubahan. Untuk mempercepat pemulihan biasanya

Page 26: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

11

dibutuhkan tenaga dan dana yang sangat besar, apabila upaya ini berhasil tetapi

tidak akan sama dengan kondisi semula.

4. Non Substitutable ; di dalam suatu daerah atau mungkin kawasan terdapat

banyak objek alam, jarang sekali yang memiliki kemiripan yang sama.

2.6 Potensi ODTW Alam

Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA) yang dimiliki

Indonesia, antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan dan keaslian

budaya tradisional, keindahan bentang alam, gejala alam, peninggalan sejarah atau

budaya yang secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat (Dephut, 2008).

ODTW alam yang menarik salah satunya adalah keragaman tipe ekosistem hutan

yang membentuk suatu tipe flora dan fauna serta bentangan alam (topografi) yang

unik (Fandeli dalam Razak, 2008). Keseluruhan potensi ODTW alam yang ada

merupakan sumberdaya ekonomi yang bernilai tinggi dan sekaligus merupakan

media pendidikan dan pelestarian lingkungan.

2.7 Pengelolaan dan Pengembangan ODTW Alam

Azas kemanfaatan dari ODTW Alam dapat tercapai melalui pengelolaan

dan pengusahaan yang benar dan terkoordinasi, baik lintas sektoral maupun

swasta yang berkaitan dengan pengembangan kegiatan ekowisata, misalnya

kepariwisataan, biro perjalanan, pemerintah daerah, lingkungan hidup, dan

lembaga swadaya masyarakat (Dephut, 2008).

Kesuksesan pengembangan ekowisata sangat ditentukan oleh peran dari

masing-masing pelaku ekowisata yaitu industri pariwisata, wisatawan, masyarakat

lokal, pemerintah dan instansi non pemerintah dan akademisi. Para pelaku

ekowisata mempunyai peran dan karakter tersendiri yaitu (Suhandi, 2003) :

1. Industri pariwisata yang mengoperasikan ekowisata merupakan industri

pariwisata yang peduli terhadap pentingnya pelestarian alam dan

keberlanjutan pariwisata dan mempromosikan serta menjual program wisata

yang berhubungan dengan flora, fauna dan alam.

2. Wisatawannya merupakan wisatawan yang peduli terhadap lingkungan.

3. Masyarakat lokal dilibatkan dalam perencanaan, penerapan dan pengawasan,

pembangunan dan pengevaluasian pembangunan.

Page 27: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

12

4. Pemerintah berperan dalam pembuatan peraturan-peraturan yang mengatur

tentang pembangunan fasilitas ekowisata agar tidak terjadi eksploitasi

terhadap lingkungan yang berlebihan.

5. Akademisi bertugas untuk mengkaji tentang pengertian ekowisata dan

mengadakan penelitian untuk menguji apakah prinsip-prinsip yang dituangkan

dalam pengertian ekowisata sudah diterapkan dalam prakteknya.

Pembangunan ekowisata yang berkelanjutan dapat berhasil apabila karakter

atau peran yang dimiliki oleh masing-masing pelaku ekowisata digunakan

sesuai dengan perannya, bekerjasama secara holistik di antara para

stakeholders, memperdalam pengertian dan kesadaran terhadap pelestarian

alam dan menjamin keberlanjutan kegiatan ekowisata tersebut.

Dalam pengelolaan ODTW alam, terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kesuksesan pengelolaannya diantaranya finansial, pemasaran

produk serta aspek koordinasi. Razak (2008) menyebutkan faktor utama yang

menjadi persoalan dalam pengembangan objek dan daya tarik wisata pada

umumnya terkendala pada aspek finansial. Biasanya investor bersedia

menginvestasikan modalnya untuk pengembangan objek dan daya tarik wisata

yang mempunyai potensi untuk dikembangkan.

Tantangan yang umum dihadapi dalam bidang ekowisata antara lain:

pertama, soal pemasaran yang tentunya terkait dengan jejaring atau kemitraan

dengan pelaku wisata lain; kedua, kualitas SDM dalam pengelolaan kegiatan

ekowisata di tingkat desa atau akar rumput (grassroot); ketiga, yang tak kalah

penting adalah menjaga keselarasan antara misi peningkatan taraf sosial-ekonomi

masyarakat lokal dengan pelestarian sumberdaya hayati, (Santoso, 2003).

Sementara itu, Dephut (2008) menambahkan bahwa kendala dalam

pengembangan ODTW alam berkaitan dengan Instrumen kebijaksanaan dalam

pemanfaatan dan pengembangan fungsi kawasan untuk mendukung potensi

ODTW alam. Efektifitas fungsi dan peran ODTW alam ditinjau dari aspek

koordinasi instansi terkait, kapasitas institusi dan kemampuan SDM dalam

pengelolaan ODTW alam di kawasan hutan, serta mekanisme peran serta

masyarakat dalam pengembangan pariwisata alam. Strategi pengembangan

ODTW alam meliputi pengembangan (Dephut, 2008):

Page 28: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

13

1. Aspek perencanaan pembangunan ODTW alam yang antara lain mencakup

sistem perencanaan kawasan, penataan ruang (tata ruang wilayah), standarisasi,

identifikasi potensi, koordinasi lintas sektoral, pendanaan dan sistem informasi

ODTW alam.

2. Aspek kelembagaan meliputi pemanfaatan dan peningkatan kapasitas institusi,

sebagai mekanisme yang dapat mengatur berbagai kepentingan, secara

operasional merupakan organisasi dengan SDM dan PP yang sesuai dan

memiliki efisiensi tinggi.

3. Aspek sarana dan prasarana yang memiliki dua sisi kepentingan, yaitu (1) alat

memenuhi kebutuhan pariwisata alam, (2) sebagai pengendalian dalam rangka

memelihara keseimbangan lingkungan, pembangunan sarana dan prasarana

dapat meningkatkan daya dukung sehingga upaya pemanfaatan dapat dilakukan

secara optimal.

4. Aspek pengelolaan, yaitu dengan mengembangkan profesionalisme dan pola

pengelolaan ODTWA yang siap mendukung kegiatan pariwisata alam dan

mampu memanfaatkan potensi ODTWA secara lestari.

5. Aspek pengusahaan yang memberi kesempatan dan mengatur pemanfaatan

ODTWA untuk tujuan pariwisata yang bersifat komersial kepada pihak ketiga

dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

6. Aspek pemasaran dengan mempergunakan teknologi tinggi dan bekerja sama

dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri.

7. Aspek peran serta masyarakat melalui kesempatan-kesempatan usaha sehingga

ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

8. Aspek penelitian dan pengembangan yang meliputi aspek fisik lingkungan, dan

sosial ekonomi dari ODTWA. Diharapkan nantinya mampu menyediakan

informasi bagi pengembangan dan pembangunan kawasan, kebijaksanaan dan

arahan pemanfaatan ODTWA.

Pengelolaan ODTW alam dengan sifat dan karakteristik yang khas dan

cukup rentan terhadap perubahan, maka didalam pengelolaannya harus sangat

dipertimbangkan aspek lingkungan, disamping sarana pendukung. Kemasan

ODTW yang hendaknya diciptakan adalah perpaduan kondisi alami dan teknologi

sebagai sarana pendukung untuk pelestarian kondisi alami tersebut.

Page 29: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

14

Suhandi (2003) menyatakan pengembangan ekowisata juga tidak bisa

terlepas dari dampak-dampak negatif seperti tertekannya ekosistem yang ada di

objek ekowisata apabila dikunjungi wisatawan dalam jumlah yang banyak dan

konflik kepentingan antara pengelola atau operator ekowisata dengan masyarakat

lokal terutama mengenai pembagian keuntungan dan aksesbilitas. Untuk

mengantisipasi dampak negatif dari pengembangan wisata, perlu pendekatan daya

dukung dalam pengelolaan ekowisata sesuai dengan batas-batas kewajaran.

2.8 Hasil Penelitian Terdahulu

Pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi studi literatur juga

dilakukan untuk mempelajari dan memperoleh informasi dari penelitian-penelitian

terdahulu yang relevan dengan judul skripsi yaitu tentang strategi pengembangan.

Simanullang (2004) dalam penelitian yang berjudul “Strategi

Pengembangan Pariwisata di Objek Wisata Danau Toba” menyatakan bahwa

investasi merupakan suatu tindak lanjut dari potensi yang ada di sekitar

lingkungan Danau Toba. Keinginan berinvestasi pada pembangunan industri

kepariwisataan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumberdaya alam,

sumberdaya manusia, kondisi infrastruktur, aksesbilitas, sarana telekomunikasi,

peluang usaha dan aspek pemasaran. Dalam hasil penelitiannya didapatkan tiga

alternatif strategi pengembangan yaitu : 1) mempertahankan persepsi dan apresiasi

wisatawan tentang keindahan dan kenyamanan terhadap objek wisata dengan

pengembangan potensi objek wisata yang didukung oleh pemerintah, LSM, dan

masyarakat; 2) meningkatkan koordinasi antar pemerintah untuk mempermudah

izin usaha; 3) meningkatkan keamanan untuk memberikan kenyamanan berwisata

melalui koordinasi antara pemerintah, LSM dan masyarakat.

Apul (2008) dalam penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan

Pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat Flores Nusa Tenggara Timur”

menghasilkan sepuluh strategi pengembangan yaitu : 1) melakukan

pengembangan wisata budaya, bahari (ekowisata) dan pertanian (agrowisata);

2) melakukan upaya mengurangi jarak tempuh wisatawan ke objek-objek wisata

yang ada; 3) meningkatkan promosi wisata; 4) pengadaan layanan internet dan

money changer; 5) meningkatkan kualitas SDM Diparbud Kabupaten Manggarai

Barat; 6) mendorong kerjasama dengan kabupaten-kabupaten tetangga;

Page 30: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

15

7) membuat peta wisata; 8) meningkatkan hubungan kerjasama dengan lembaga

non pemerintah dalam mengontrol tingkah laku para wisatawan yang datang ke

Manggarai Barat; 9) pemberdayaan masyarakat lokal terutama di sekitar objek

wisata; 10) penerimaan tenaga ahli dari luar daerah secara proporsional. Strategi

yang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan yaitu melakukan

pengembangan wisata budaya, bahari (ekowisata) dan pertanian (agrowisata)

dengan nilai TAS 3,85 yang artinya strategi ini memiliki ketertarikan yang tinggi

dengan faktor internal dan eksternal yang ada.

Kurniadi (2009) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi

Pengembangan Kawasan Ekowisata Ciwidey di Perum Perhutani Unit III –

Bandung” menghasilkan 41 faktor yang memiliki pengaruh terhadap

pengembangan ekowisata Ciwidey. Berdasarkan hasil diskusi (FGD) maka

disepakati bahwa faktor - faktor penting yang berpengaruh terhadap kawasan

tersebut meliputi sejumlah faktor eksternal (tingkat aksesbilitas objek wisata,

komitmen atau kebijakan Pemda dalam pengembangan ekowisata, persepsi

masyarakat terhadap pengelolaan ekowisata lestari, layanan lembaga sejenis, daya

tarik pengunjung terhadap objek wisata, isu penegakan hukum terhadap

pelanggaran, kerjasama investor, dukungan multipihak dan tingkat pendidikan

masyarakat) dan 10 faktor internal (kapabilitas SDM, dukungan kebijakan dan

penganggaran, potensi ODTW, sistem insentif yang diberlakukan, model

pengelolaan yang dikembangkan, pemasaran oleh perusahaan, sarana, fasilitas

pendukung dan tarif harga, jenis paket wisata, peraturan dan sistem administrasi

serta kemampuan Perhutani dalam pengembangan jejaring).

Berdasarkan hasil analisis pembobotan paired comparison factor

aksesbilitas objek wisata, potensi ODTW dan kerjasama investor memiliki bobot

sebesar 0,128 menjadi peluang utama mendukung prospek pengembangan

kawasan. Faktor kapabilitas SDM, penerapan sistem reward berbasis kinerja

menjadi kekuatan yang sangat berpengaruh dalam pengembangan ekowisata.

Faktor dukungan kebijakan yang kuat namun belum didukung oleh penganggaran

menjadi kelemahan yang cukup berpengaruh. Kemampuan pemasaran perusahaan

yang belum optimal cukup berpengaruh dalam pencapaian tujuan.

Page 31: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

16

Hasil analisis faktor eksternal terhadap peluang dan kendala atau tantangan

perusahaan (KBM - WBU Perum Perhutani cq DM 2 Ciwidey) masih memiliki

kemampuan respon yang relatif cukup baik. Adapun hasil analisis faktor internal,

diperoleh gambaran kondisi internal Perum Perhutani c.q. Pengelola Kawasan

Ciwidey masih dinilai cukup lemah. Perum Perhutani belum mengoptimalkan

kekuatan yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimilikinya dalam

mengembangkan kawasan ekowista. Oleh karena itu, perlu upaya pengembangan

nilai tambah melalui pengembangan model pengelolaan yang berkelanjutan dan

lestari.

Hasil analisis BCG, Patuha Resort berada pada posisi Question Mark.

Strategi penetrasi pada unit bisnis Patuha Resort dapat dilakukan dengan

mengintensifkan pemasaran pada pasar yang ada. Investasi diperlukan untuk

meningkatkan pertumbuhan bisnis, dan menghadapi pesaing dengan

meningkatkan produktivitas usahanya. Strategi pengembangan produk umumnya

cocok dilakukan dengan menggali minat dan perilaku pengunjung terhadap objek

daya tarik wisata.

Gambaran posisi masing - masing unit bisnis sebagai berikut: Unit Bisnis

WW Cimanggu dan Ranca Upas berada pada posisi di kuadran IV (Dogs) posisi

ini memiliki pangsa pasar relatif rendah dan bersaing pada rata - rata pertumbuhan

industri yang lemah. Hambatan utama pasar disebabkan karena adanya kendala

dari kegiatan militer yang sulit dikendalikan. Hasil analisis Matrik EI dinyatakan

secara keseluruhan, posisi unit bisnis wisata Kluster Ciwidey ini berada pada

posisi sel V. Masing - masing unit bisnis (WW Kawah Putih, TWA Cimanggu dan

WW Ranca Upas) rata-rata berada pada posisi sel V. Posisi tersebut menurut

David (2005) baik dikendalikan melalui pertahankan dan pelihara. Upaya yang

dilakukan adalah strategi penetrasi pasar dengan mengintensifkan kegiatan

promosi dan pemasaran produk atau paket program yang sudah ada agar dicapai

peningkatan jumlah pengunjung. Pengembangan bisnis wisata ini harus

menghindari pembangunan kawasan yang bersifat merusak. Strategi

pengembangan pasar dapat dipertimbangkan pada Patuha Resort yang berada di

sel IV (posisi grow dan build). Berdasarkan hasil SWOT dan analisa prioritas

melalui analisis QSPM dihasilkan beberapa alternatif strategi. Prioritas I adalah

Page 32: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

17

mengembangkan pemasaran yang inovatif. Prioritas II adalah pengembangan

sarana-prasarana pendukung wisata yang efektif, mengembangkan kerjasama

dengan para investor untuk pembangunan kawasan ekowisata inovatif dan ramah

lingkungan, mengembangkan paket program wisata berbasis komunitas peminat

ekowisata. Prioritas strategi III adalah mengembangkan jejaring, membangun

keterlibatan masyarakat dalam usaha ekowisata secara efisien dan efektif. Strategi

prioritas IV adalah mengembangkan produk yang fokus terhadap karakteristik

spesifik potensi daya dukung ekowisata dan mengembangkan paket - paket wisata

yang menjual kekhasan wilayahnya.

Berdasarkan penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa dalam

mengembangkan sebuah objek wisata harus memperhatikan aspek pengembangan

sumberdaya manusia, sumberdaya alam, promosi, dukungan sarana dan

kelembagaan. Kegiatan investasi juga diperlukan dalam pengembangan wisata

yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis dan menghadapi pesaing dengan

meningkatkan produktivitas usahanya. Selain itu, pengembangan bisnis wisata

harus menghindari pembangunan kawasan yang bersifat merusak.

Pada penelitian ini terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian

terdahulu. Persamaannya adalah mengkaji tentang strategi pengembangan objek

wisata dan perbedaannya adalah objek wisata dan lokasi penelitian. Objek wisata

yang diteliti adalah wisata alam di kawasan konservasi dan lokasi penelitian di

Kebun Raya Bogor dengan menggunakan matriks SWOT. Selama ini penelitian

tentang strategi pengembangan pada objek wisata alam di kawasan konservasi

relatif sedikit, lebih banyak tentang tingkat kepuasan pengunjung terhadap objek

wisata alam.

Page 33: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang :

konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

analisis SWOT.

3.1.1 Konsep Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ strategos” yang berasal dari

kata “stratus” yang berarti militer dan “ag” yang berarti memimpin. Menurut

Umar (2008) strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan tertentu, karena

mempunyai dasar-dasar atau skema.

Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta rumusan

pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai

tujuan tersebut (Rangkuti, 2005). Sedangkan menurut David (2006) bahwa

strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen

tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar.

Strategi perusahaan berdasarkan tingkatan tugas dapat diklasifikasikan

menjadi strategi generik (generic strategy) yang akan dikembangkan menjadi

strategi utama atau induk (grand strategy). Strategi induk sendiri akan

dikembangkan menjadi strategi fungsional. Strategi generik dan strategi utama

dapat dilihat pada Gambar 1. Menurut David (2006) strategi generik dan strategi

utama dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Strategi Integrasi (Integration Strategy)

Strategi ini digunakan oleh perusahaan untuk melakukan pengawasan yang

lebih terhadap distributor, pemasok dan para pesaing. Strategi yang dapat

dilakukan perusahaan misalnya dengan melakukan merger, akuisisi atau

pengambilalihan suatu perusahaan. Strategi integrasi yang dapat diterapkan oleh

suatu perusahaan dibedakan sebagai berikut :

a. Integrasi ke depan

Strategi integrasi ini dapat diterapkan, misalnya dengan melakukan

akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor dan pedagang

pengecer. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan mendapatkan banyak masalah

Page 34: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

19

dengan pendistribusian terhadap barang dan jasa yang dihasilkan, sehingga dapat

mengganggu stabilitas produksi.

b. Integrasi ke belakang

Strategi integrasi ini dapat diterapkan, misalnya dengan melakukan

peningkatan pengawasan terhadap bahan baku. Strategi tersebut dimaksudkan

apabila para pemasok dinilai sudah tidak lagi menguntungkan perusahaan, seperti

mengalami keterlambatan dalam pengadaan bahan baku, kualitas bahan baku yang

menurun dan peningkatan biaya sehingga tidak dapat diandalkan.

c. Integrasi horizontal

Strategi integrasi ini dapat diterapkan, misalnya dengan melakukan

pencarian kepemilikan, peningkatan kontrol dan pesaing perusahaan. Strategi

tersebut dimaksudkan supaya perusahaan meningkatkan pengawasan terhadap

para pesaing perusahaan, walaupun harus dengan memilikinya. Tujuan dari

strategi ini adalah untuk mendapatkan kepemilikan dan meningkatkan

pengendalian para pesaing.

2. Strategi Intensif (Intensive Strategy)

Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan

posisi persaingan perusahaan melalui produk yang dihasilkan. Strategi intensif

yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Penetrasi pasar

Strategi ini berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk yang

dihasilkan melalui kegiatan pemasaran yang lebih besar. Hal ini dapat dilakukan

jika pasar belum jenuh, pangsa pasar pesaing menurun, korelasi antara biaya

pemasaran dan penjualan, serta kemampuan untuk bersaing yang meningkat.

b. Pengembangan pasar

Strategi ini melibatkan pengenalan produk yang dihasilkan ke area

geografi yang baru. Tujuan strategi ini adalah untuk memperbesar pasar yang

telah diperoleh. Hal ini dapat dilakukan jika perusahaan memiliki jaringan

distribusi, terjadi kelebihan kapasitas produksi, menginginkan laba yang sesuai

serta adanya pasar yang baru atau mengalami kejenuhan pasar.

Page 35: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

20

c. Pengembangan produk

Strategi ini dapat dilakukan untuk mencari peningkatan penjualan dengan

memperbaiki atau memodifikasi produk yang dihasilkan. Hal ini dapat dilakukan

jika produk sudah mengalami kejenuhan, pesaing menawarkan produk sejenis

yang lebih baik dan lebih murah, memiliki kemampuan untuk mengembangkan

produk dan berada pada industri yang sedang tumbuh.

3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)

Strategi ini digunakan untuk menambah produk-produk baru. Strategi

diversifikasi yang dapat diterapkan oleh suatu perusahaan dibedakan sebagai

berikut :

a. Diversifikasi konsentrik

Tujuan dari strategi ini adalah untuk menambah produk baru yang

berhubungan untuk pasar yang sama. Hal ini dapat dilakukan jika bersaing pada

industri yang mengalami pertumbuhan yang lambat.

b. Diversifikasi horizontal

Tujuan dari strategi ini adalah untuk menambah produk baru yang tidak

berhubungan untuk memuaskan pelanggan yang sama. Hal ini dapat dilakukan

jika produk baru dapat mendukung produk lama, persaingan yang ketat pada

produk lama, kelancaran distribusi produk baru kepada pelanggan dan pada

tingkat yang lebih dalam yaitu musim penjualan dari kedua produk relatif

berbeda.

c. Diversifikasi konglomerat

Strategi ini dapat dilakukan dengan menambah produk baru yang

dihasilkan, tetapi tidak berkaitan untuk pasar yang berbeda. Hal ini dapat

dilakukan jika industri di sektor ini telah mengalami kejenuhan, ada peluang

untuk memiliki bisnis yang tidak berkaitan untuk berkembang baik serta memiliki

sumberdaya untuk memasuki industri tersebut.

4. Strategi Bertahan (Defensive Strategy)

Strategi ini digunakan untuk melakukan tindakan-tindakan penyelamatan

supaya terhindar dari kerugian yang lebih besar. Strategi bertahan yang dapat

diterapkan oleh suatu perusahaan dibedakan sebagai berikut :

Page 36: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

21

a. Retrenchment

Retrenchment dapat dilakukan ketika terjadi perusahaan mengelompokkan

ulang melalui pengurangan aset dan biaya untuk membalikkan penurunan

penjualan dan laba. Strategi ini dapat dilakukan dengan melalui reduksi biaya dan

aset perusahaan. Menjual satu divisi atau bagian dari perusahaan (divestiture

strategy) merupakan bagian dari retrenchment strategy untuk mengganti aktivitas

perusahaan yang sudah tidak menguntungkan dengan aktivitas perusahaan

lainnya.

b. Joint venture

Joint venture dapat dilakukan ketika terjadi dua atau lebih perusahaan

membentuk suatu perusahaan temporer atau konsorsium untuk tujuan kapitalisasi

modal. Strategi ini sering digunakan dalam rangka penambahan modal dari suatu

rencana investasi atau untuk menindaklanjuti strategi akuisisi yang telah

diputuskan untuk proses selanjutnya.

c. Liquidation

Liquidation dapat dilakukan ketika terjadi perusahaan menjual seluruh aset

yang dapat dihitung nilainya. Strategi ini dapat dilakukan jika perusahaan sudah

tidak dapat dipertahankan keberadaannya, misalnya dengan menjual harta atau

asset perusahaan, sehingga para pemegang saham dapat memperkecil kerugian.

Strategi Generik Strategi Utama Strategi Integrasi

(Integration Strategy) - Integrasi ke depan - Integrasi ke belakang - Integrasi horizontal

Strategi Intensif (Intensive Strategy)

- Penetrasi pasar - Pengembangan pasar - Pengembangan produk

Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy)

- Diversifikasi konsentrik - Diversifikasi horizontal - Diversifikasi konglomerat

Strategi Bertahan (Defensive Srategy)

- Retrenchment - Joint venture - Liquidation

Gambar 1. Strategi Generik dan Strategi Utama Sumber : David (2006)

Page 37: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

22

3.1.2 Manajemen Strategi

Manajemen strategi merupakan suatu proses yang terdiri dari

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan hal-hal

strategis. Menurut Hunger dan Wheelen (2003) manajemen strategi adalah

serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja

perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk

pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating)

keputusan–keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah

perusahaan mencapai tujuan di masa yang akan datang (Umar, 2001). Menurut

David (2006) model proses manajemen strategi meliputi formulasi strategi,

implementasi strategi dan evaluasi strategi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Tiga tahap dalam model proses manajemen strategi sebagai berikut :

1. Formulasi strategi

Formulasi strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk

manajemen efektif yang berasal dari lingkungan internal dan eksternal

perusahaan. Tahap ini dapat meliputi mengembangkan visi dan misi, menetapkan

kekuatan dan kelemahan perusahaan, mengenali peluang dan ancaman

perusahaan, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan, mengevaluasi dan

memilih strategi.

2. Implementasi strategi

Implementasi strategi adalah suatu tahap dimana manajemen mewujudkan

strategi dan kebijakannya dalam kegiatan perusahaan melalui program, anggaran

dan prosedur perusahaan. Oleh karena itu, implementasi strategi sering disebut

sebagai suatu tahap pelaksanaan dalam manajemen strategis. Hal ini

mensyaratkan perusahaan untuk membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan

mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki, sehingga strategi yang dirumuskan

dapat dilaksanakan dengan baik. Implementasi strategi termasuk mengembangkan

budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang tepat,

mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan

memberdayakan sistem informasi, serta menghubungkan kinerja karyawan

dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan.

Page 38: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

3. Evaluasi strategi

Evaluasi strategi merupakan tahap akhir dalam proses manajemen strategi.

Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu strategi dapat berfungsi

dengan baik dalam mencapai tujuan perusahaan. Tiga macam aktivitas yang

mendasar untuk mengevaluasi strategi yaitu meninjau faktor-faktor internal dan

eksternal perusahaan yang menjadi dasar dalam strategi sekarang, mengukur

prestasi dan mengambil tindakan perbaikan (korektif).

23

Formulasi Implementasi Evaluasi

Strategi Strategi Strategi

Gambar 2. Model Proses Manajemen Strategi Sumber : David (2006)

Menurut David (2006) formulasi strategi terdiri dari tiga tahap yaitu tahap

input, tahap pencocokkan dan tahap keputusan. Akan tetapi di dalam penelitian ini

hanya dua tahapan saja yang digunakan yaitu tahap input dan tahap pencocokan.

Hal tersebut untuk menghindari bias hasil penelitian karena untuk pengisian

matriks IFE, EFE, IE dan QSPM dilakukan oleh pihak KRB yaitu Kepala Bidang

Konservasi ex-situ, Kepala Bagian Tata Usaha dan Koordinator Jabatan

Fungsional, dimana sudut pandang pihak KRB lebih menitikberatkan fungsi KRB

Melakukan Audit

Eksternal

Mengembangkan Pernyataan

Visi dan Misi

Melakukan Audit

Internal

Menetapkan Tujuan Jangka Panjang

Merumuskan, Mengevaluasi dan Memilih

Strategi

Implementasi Strategi-Isu Manajemen

Implementasi Strategi-Isu Pemasaran, Keuangan, Akuntansi,

Penelitian dan Pengembangan,

serta Sistem Informasi

Manajemen

Mengukur dan Mengevaluasi

Kinerja

Page 39: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

24

sebagai kawasan konservasi. Akan tetapi, didalam visinya dinyatakan bahwa KRB

digunakan untuk pariwisata. Penjelasan dari kedua tahap tersebut sebagai berikut :

1. Tahap Input (Input Stage)

Tahap ini mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal.

Faktor-faktor lingkungan internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

suatu perusahaan, yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Adapun

faktor-faktor lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar

suatu perusahaan, yang terdiri dari peluang dan ancaman perusahaan.

2. Tahap Pencocokkan (Matching Stage)

Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang telah diperoleh,

kemudian dilakukan pencocokkan dengan menggunakan matriks Strengths,

Weaknesses, Opportunities and Threats (SWOT). Matriks SWOT digunakan

untuk mengidentifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan untuk

menetapkan strategi yang sesuai diantara berbagai alternatif strategi yang ada.

3.1.3 Analisis Faktor Lingkungan Internal

Menurut David (2006), semua perusahaan memiliki kekuatan dan

kelemahan dalam area fungsional bisnis. Lingkungan internal merupakan kondisi

yang ada didalam suatu perusahaan dengan memantau pelaku-pelaku dalam

lingkungan internal yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan agar mencapai

tujuan perusahaan. Setiap unit usaha perlu memiliki keahlian yang dibutuhkan

untuk berhasil memanfaatkan dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan secara

periodik. Kekuatan adalah kemampuan atau keunggulan yang dimiliki oleh

perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya. Kelemahan adalah keterbatasan

atau kekurangan perusahaan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas

yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan.

Proses lingkungan internal memberikan lebih banyak peluang untuk pihak

yang berpatisipasi guna memahami bagaimana pekerjaan, departemen, dan divisi

mereka merupakan bagian dari perusahaan secara keseluruhan. Hal ini merupakan

manfaat yang besar karena manajer dan karyawan bekerja dengan lebih baik

ketika mereka mengerti bagaimana pekerjaan mereka mempengaruhi aktivitas dan

area lain didalam perusahaan. Aspek-aspek internal perusahaan pada umumnya

Page 40: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

25

terbagi dalam beberapa bagian yaitu manajemen, keuangan, produksi dan operasi,

penelitian dan pengembangan, dan pemasaran.

1. Manajemen

Fungsi manajemen bertujuan untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan

dalam memperbaiki kualitas keputusan yang terdiri atas lima aktivitas dasar

diantaranya adalah perencanaan, pengorganisasian, pemberi motivasi, pengelolaan

staf, dan pengendalian. Perencanaan terdiri dari semua akitivitas manajerial yang

berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Pengorganisasian bertujuan untuk mencapai usaha yang terkoordinasi

dengan menetapkan tugas dan hubungan wewenang. Pemberi motivasi adalah

suatu proses mempengaruhi orang untuk mencapai sasaran. Fungsi pengelolaan

staf dapat disebut sebagai manajemen personalia atau manajemen sumberdaya

manusia. Fungsi pengendalian manajemen termasuk semua aktivitas yang

dilakukan untuk memastikan bahwa operasi yang terjadi sesuai dengan yang

direncanakan.

2. Keuangan

Kondisi keuangan sering dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk

posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Menentukan

kekuatan dan kelemahan suatu organisasi merupakan hal yang penting untuk

merumuskan strategi yang efektif. Fungsi keuangan terdiri atas tiga keputusan,

yaitu keputusan investasi sebagai alokasi dan realisasi modal, keputusan

pendanaan (pembiayaan) sebagai penentu struktur modal terbaik bagi perusahaan,

dan keputusan dividen sebagai penentu jumlah dana yang akan ditahan dalam

perusahaan dibandingkan dengan jumlah yang dibayarkan kepada pemegang

saham.

3. Produksi dan operasi

Fungsi produksi dan operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas

yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi berhubungan

dengan input, transformasi, dan output yang bervariasi antar industri dan pasar.

Manajemen produksi dan operasi terdiri atas beberapa fungsi yaitu proses,

kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan kualitas.

Page 41: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

26

4. Pemasaran

Pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan,

mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan pelanggan atas barang

dan jasa. Pemasaran bertujuan untuk mengetahui kondisi pasar dengan baik,

sehingga produk dan jasa yang dipasarkan sesuai dengan keinginan konsumen

yang dituju.

5. Penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk mengembangkan produk

melalui penelitian sehingga dapat menarik konsumen untuk memperbaiki mutu

produk. Banyak perusahaan saat ini tidak menjalankan penelitian dan

pengembangan, akan tetapi banyak juga perusahaan yang mengandalkan aktivitas

penelitian dan pengembangan untuk bertahan hidup. Perusahaan yang

menjalankan strategi pengembangan produk khususnya harus memiliki orientasi

penelitian dan pengembangan yang kuat.

3.1.4 Analisis Faktor Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal merupakan kondisi diluar perusahaan yang bersifat

dinamis dan tidak dapat dikendalikan. Suatu perusahaan harus memiliki sistem

intelijen pemasaran untuk mengikuti kecenderungan dan perkembangan penting

yang terjadi dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang terkait.

Lingkungan eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi

perusahaan sehingga perusahaan dapat memformulasi strategi untuk mengambil

keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak dari

ancaman.

Tujuan utama pengamatan lingkungan eksternal adalah untuk

mengembangkan daftar yang terbatas tentang peluang yang dapat memberi

manfaat dan ancaman yang harus dihindari. Peluang pemasaran adalah wilayah

kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan

(Kotler, 2005). Lingkungan eksternal selain memberikan peluang bagi perusahaan

juga dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Ancaman lingkungan adalah

tantangan akibat dari trend atau perkembangan yang tidak menguntungkan dengan

memburuknya penjualan dan laba jika tidak dilakukan tindakan pemasaran

Page 42: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

27

bertahan. Menurut David (2006), kekuatan eksternal dapat dibedakan menjadi

lima kategori besar yaitu :

1. Kekuatan ekonomi

Faktor ekonomi mempunyai dampak langsung pada daya tarik potensial

dari suatu perusahaan. Kondisi ekonomi yang baik akan berdampak baik bagi

suatu usaha, begitu juga sebaliknya. Suatu negara hendaknya dapat membantu

dengan mempertahankan dan meningkatkan kondisi perekonomian negara guna

membantu masyarakat dalam menjalankan bisnis. Dampak yang dihasilkan dari

kondisi ekonomi dapat terjadi apabila suku bunga, inflasi, harga-harga produk,

produktivitas, dan tenaga kerja. Sebagai pemasar yang harus diperhatikan adalah

penghasilan dan pola pembelanjaan konsumen.

2. Kekuatan sosial, budaya, demografi, dan lingkungan

Perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan memiliki pengaruh

besar terhadap hampir semua produk, jasa, pasar, dan pelanggan. Suatu organisasi

kecil dan besar yang berorientasi laba dan nirlaba dalam semua industri telah

dikejutkan dan ditantang oleh peluang dan ancaman yang berasal dari perubahan

variabel sosial, budaya, demografi, dan lingkungan. Variabel demografi dan

lingkungan dalam pemasaran dapat dilihat dari ukuran dan tingkat pertumbuhan

populasi di kota, wilayah dan negara yang berbeda, distribusi umur, bauran etnis,

level pendidikan, pola rumah tangga, karakteristik, dan pergerakan regional.

Sosial dan budaya dapat mempengaruhi masyarakat membentuk keyakinan, nilai

dan norma.

3. Kekuatan politik, pemerintah, dan hukum

Pemerintahan dalam suatu negara adalah pembuat peraturan utama,

pemberi subsidi, dan pelanggan organisasi. Sejumlah keputusan pemasaran sangat

dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan politik dan hukum. Lingkungan itu

dibentuk oleh hukum, badan pemerintah, dan kelompok penekan yang

mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu. Walaupun

kadang-kadang peraturan hukum dapat menciptakan peluang baru bagi dunia

bisnis.

Page 43: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

28

4. Kekuatan teknologi

Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang

harus dipertimbangkan. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi bahan baku,

produk, jasa, pasar, pemasok, pesaing, pelanggan, distributor, proses produksi

produk dengan jasa perusahaan, karena perubahan teknologi dapat memberi

peluang besar untuk meningkatkan hasil, tujuan, atau mengancam kedudukan

perusahaan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru yang

menghasilkan penciptaan produk baru dan produk yang lebih baik, perubahan

posisi biaya kompetitif dalam suatu industri dan membuat produk dan jasa saat ini

menjadi ketinggalan zaman. Perubahan teknologi dapat mengurangi hambatan

biaya antar perusahaan, menciptakan siklus produksi yang lebih pendek,

menciptakan kekurangan dalam ketrampilan teknis, serta menghasilkan perubahan

dalam nilai-nilai dan harapan karyawan, manajer, dan pelanggan. Kemajuan

teknologi dalam perusahaan dapat menciptakan keunggulan kompetitif baru yang

lebih baik dari keunggulan saat ini, hal ini didukung dengan pengetahuan yang

mendalam mengenai penggunaan teknologi yang dipakai.

5. Kekuatan kompetitif

Model Lima Kekuatan Porter tentang analisis kompetitif adalah

pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi dalam

banyak perusahaan, terutama dalam hakikat persaingan. Menurut Porter, hakikat

persaingan suatu perusahaan terdapat pada lima kekuatan pesaing, diantaranya

adalah :

a) Ancaman Pendatang Baru

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan

sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi

bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumberdaya

produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi

perusahaan yang sudah ada. Terdapat beberapa faktor penghambat pendatang baru

masuk kedalam suatu industri yang disebut dengan hambatan masuk diantaranya

adalah skala ekonomi, diferensiasi produk, modal yang dibutuhkan, biaya

peralihan, akses ke saluran distribusi, ketidakunggulan biaya independent dan

peraturan pemerintah. Disamping berbagai hambatan masuk, pendatang baru

Page 44: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

29

terkadang memasuki suatu bisnis dengan produk yang berkualitas tinggi, harga

lebih rendah dan sumber daya pemasaran yang besar. Tugas penyusun strategi

adalah untuk mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar untuk

memonitor strategi pendatang baru dan membuat serangan balasan apabila

dibutuhkan, serta untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada.

b) Ancaman dari Produk Pengganti

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri dapat bersaing

dengan produk pengganti, walaupun karakternya berbeda barang substitusi dapat

memberikan fungsi atau jasa yang sama. Keberadaan produk pengganti

menciptakan batas harga tertinggi yang dapat dibebankan sebelum konsumen

beralih ke produk pengganti. Kompetisi yang berasal dari produk pengganti dapat

meningkat sejalan dengan menurunnya harga relatif dari produk pengganti dan

sejalan dengan biaya konsumen untuk beralih ke produk lain menurun. Cara

terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif produk pengganti adalah dengan

memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk-produk pengganti, dan dengan

memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.

c) Persaingan diantara Perusahaan Sejenis

Persaingan dalam industri sangat mempengaruhi kebijakan dan kinerja

perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoly, perusahaan mempunyai

kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Tingkat persaingan

mempengaruhi beberapa faktor, yaitu jumlah pesaing, tingkat pertumbuhan

industri, karakteristik produk, biaya tetap yang digunakan, dan hambatan keluar

industri. Persaingan dapat meningkat ketika pelanggan berpindah merek dengan

mudah, ketika biaya tetap tinggi, produk mudah rusak, serta ketika perusahaan

pesaing berbeda dalam hal strategi. Ketika persaingan antar perusahaan sejenis

semakin insentif dan laba perusahaan menurun, maka dalam beberapa hal dapat

membuat suatu perusahaan menjadi tidak menarik.

d) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (konsumen)

Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga,

meningkatkan mutu dan pelayanan serta mengadu perusahaan dengan pesaing

melalui kekuatan yang mereka miliki. Perusahaan pesaing dapat menawarkan

garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk mendapatkan kesetiaan

Page 45: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

30

pelanggan ketika kekuatan tawar menawar konsumen cukup besar. Kekuatan

tawar menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk

standar atau tidak terdiferensiasi, sehingga konsumen sering kali dapat

bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesoris hingga

tingkat yang lebih tinggi.

e) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok.

Kekuatan tawar menawar pemasok dapat mempengaruhi intensitas

persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok,

sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau biaya untuk mengganti bahan

baku sangat mahal. Pemasok juga dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan

mereka menaikan harga atau mengurangi kualitas produk ataupun servis. Pemasok

atau produsen sering kali memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki

kualitas, mengembangkan jasa baru, dan mengurangi biaya persediaan, dengan

demikian mempengaruhi profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak.

3.1.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2005). Kinerja perusahaan dapat

ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut

harus dipertimbangkan dengan baik dalam matriks SWOT. Analisis SWOT

membandingkan antara faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dengan

faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman). Matriks SWOT merupakan

matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi

yaitu :

a. Strategi S-O (Strength-Opportunity), strategi ini menggunakan kekuatan

internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar

perusahaan.

b. Strategi W-O (Weakness-Opportunity), strategi ini bertujuan untuk

memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan

peluang-peluang perusahaan.

c. Strategi S-T (Strength-Threat), melalui strategi ini perusahaan berusaha

menggunakan kekuatan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari

ancaman-ancaman eksternal.

Page 46: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

d. Strategi W-T (Weakness-Threat), strategi ini merupakan teknik untuk bertahan

dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.

Faktor Internal Faktor Eksternal

Strengths (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal

Weaknesses (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal

Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Threats (T) Tentukan 5-10 faktor-faktor ancaman eksternal

Strategi S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Gambar 3. Matriks SWOT Sumber : David (2006)

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor merupakan

lembaga konservasi ex-situ yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat luas

sebagai objek wisata dan di banyak negara merupakan salah satu tempat tujuan

wisata yang sangat diminati karena menyajikan panorama arsitektur lanskap yang

bernuansa alami dan indah. Pada tahun 2008, KRB mengalami penurunan

pengunjung yang signifikan yaitu sebesar 13,5 persen. Penurunan jumlah

pengunjung terjadi akibat KRB belum menerapkan standar manajemen secara

profesional yang berdasarkan ISO 9001:2001 dalam mengelola KRB sebagai

objek wisata.

Kondisi tersebut menyebabkan pihak KRB harus memperbaiki sistem

manajemen dalam mengelola KRB sebagai objek wisata, meningkatkan kualitas

pelayanan dan fasilitas penunjang serta menjaga keindahan panorama arsitektur

lanskap yang bernuansa alami. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian

mengenai strategi pengembangan KRB. Hal ini dilakukan untuk melihat strategi

pengembangan apa yang tepat untuk dilakukan oleh KRB, sehingga diharapkan

31

Page 47: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

32

dapat membantu perusahaan untuk memilih alternatif strategi yang tepat bagi

perusahaan.

Kebun Raya Bogor perlu mengidentifikasi visi dan misi sebelum

merumuskan strategi pengembangan, karena pernyataan visi dan misi dapat

memberikan arah dalam menyusun formulasi strategi. Hal ini dilakukan agar

strategi pengembangan yang akan dihasilkan sesuai dengan visi dan misi

perusahaan.

Perumusan alternatif strategi perusahaan dilakukan dengan

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam

pengembangan KRB. Faktor internal merupakan kekuatan dan kelemahan KRB,

sedangkan faktor eksternal berupa peluang dan ancaman KRB. Kekuatan dan

kelemahan KRB yang dianalisis mencakup aspek pemasaran, produksi dan

operasi, manajemen, keuangan, penelitian dan pengembangan. Peluang dan

ancaman yang dianalisis meliputi keadaan ekonomi, sosial, budaya, demografi,

lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan kekuatan kompetitif.

Setelah mengetahui faktor internal yang merupakan kekuatan dan

kelemahan KRB serta faktor eksternal yang merupakan peluang dan ancaman

KRB, maka langkah selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor strategi bagi KRB

dengan menggunakan matriks SWOT, yang akan menghasilkan beberapa

alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh KRB. Secara singkat kerangka

operasional penelitian ini disajikan dalam Gambar 4.

Page 48: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

PKT Kebun Raya Bogor

Visi dan Misi

Identifikasi Lingkungan Kebun Raya Bogor

Matriks SWOT

Alternatif Strategi Pengembangan

Faktor Internal : Kekuatan Kelemahan

Faktor Eksternal : Peluang Ancaman

- Penurunan Pengunjung yang Signifikan - Belum menerapkan standar manajemen secara

profesional dalam mengelola KRB sebagai objek wisata

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional

33

Page 49: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kebun Raya Bogor. Pemilihan tempat

penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa KRB

merupakan satu-satunya objek wisata alam dan kawasan konservasi yang berada

di kota Bogor, kebun raya nomor satu di Asia Tenggara serta salah satu tempat

tujuan wisata yang paling bersejarah. Pengambilan data dilakukan pada bulan

Agustus sampai Oktober 2009.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperlukan untuk mengetahui data-data yang berhubungan

dengan pengembangan KRB. Sedangkan data sekunder merupakan data

pelengkap dari data primer yaitu data yang didapat dari literatur dan instansi

terkait. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis dan Sumber Data No Jenis Data Sumber Data Bentuk Data 1 Data primer • Manajemen KRB

• Data tertulis mengenai jumlah

kunjungan, struktur organisasi, sejarah, dll

• Pengamatan langsung di lapangan 2 Data

sekunder • Departemen Pariwisata

dan Kebudayaan • Departemen Kehutanan • Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan • Internet

Data tertulis yang terkait dengan penelitian ini adalah : • Statistik kunjungan wisatawan

mancanegara dan nusantara • Kawasan konservasi di Bogor • Pengertian ekowisata • Perkembangan ekowisata saat ini,

dll.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang diterapkan dalam pengumpulan data adalah wawancara dan

pengamatan langsung (observasi). Pemilihan responden dilakukan secara sengaja

(purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa informasi dapat terkumpul dari

sumber yang tepat diantara responden yang dipandang dapat memberikan

informasi yang dibutuhkan. Selain itu, responden dalam penelitian ini adalah para

pakar yang menguasai, mempengaruhi pengambilan kebijakan atau mengetahui

Page 50: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

35

informasi yang dibutuhkan dan memahami strategi pengembangan KRB.

Responden yang digunakan pada penelitian ini berjumlah empat orang. Tiga orang

responden berasal dari pihak internal KRB, yaitu Kepala Bidang Konservasi

ex-situ, Kepala Bagian Tata Usaha, Koordinator Jabatan Fungsional. Sedangkan

satu orang responden berasal dari pihak eksternal KRB yaitu pihak Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan

analisis dua tahap formulasi strategi. Adapun alat analisis yang digunakan dalam

merumuskan strategi perusahaan adalah analisis deskriptif dan matriks SWOT.

4.4.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mendapatkan gambaran secara

menyeluruh dan mendalam mengenai objek penelitian, sehingga dari pengamatan

ini dapat diketahui kondisi internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis

disajikan dalam bentuk tabel, grafik, gambar maupun matriks sesuai dengan hasil

yang diperoleh.

4.4.2 Matriks SWOT

Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan. Matriks

ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif

strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T (Tabel 6). Langkah-

langkah menyusun matriks SWOT adalah sebagai berikut :

1. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan.

2. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan.

3. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan.

4. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan.

5. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

resultan strategi S-O dalam sel yang tepat.

6. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat

resultan strategi W-O dalam sel yang tepat.

Page 51: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

7. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

resultan strategi S-T dalam sel yang tepat.

8. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat

resultan strategi W-T dalam sel yang tepat.

Tabel 6. Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal

Strengths (S) Daftar Kekuatan 1. 2. …..

Weaknesses (W) Daftar Kelemahan 1. 2. …..

36

Opportunities (O) Daftar Peluang 1. 2. …..

Strategi S-O Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi W-O Meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan peluang

Threats (T) Daftar Ancaman 1. 2. …..

Strategi S-T Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi W-T Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : David, 2006

Hasil dari matriks SWOT diharapkan dapat memberikan beberapa

alternatif strategi pengembangan yang dapat dipilih oleh pihak manajemen

perusahaan agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan pengembangan

perusahaan dapat memberikan hasil yang maksimal.

Page 52: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

V GAMBARAN UMUM PKT KEBUN RAYA BOGOR

5.1 Sejarah PKT Kebun Raya Bogor

Ide pendirian kebun raya berasal dari seorang ahli biologi yaitu Abner

yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. Van Der Capellen.

Dalam surat itu, beliau mengungkapkan keinginannya untuk meminta sebidang

tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan, tempat pendidikan guru, dan koleksi

tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain. Prof. Caspar Georg Karl

Reinwardt adalah seorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan

menjadi ilmuwan botani dan kimia. Beliau kemudian diangkat menjadi menteri

bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Beliau

tertarik meneliti berbagai macam tanaman yang digunakan untuk pengobatan,

sehingga memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun

botani di kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang

berarti "tidak perlu khawatir"). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang

pembuatan Herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium

Bogoriense.

Pada tanggal 15 April 1817, Reinwardt mencetuskan gagasannya untuk

mendirikan Kebun Botani yang disampaikan kepada G.A.G.P. Baron Van Der

Capellen, Komisaris Jendral Hindia Belanda dan beliau akhirnya menyetujui

gagasan Reinwardt. Kebun Botani ini didirikan di samping Istana Gubernur

Jendral di Bogor pada tanggal 18 Mei 1817, kemudian dilakukan pemancangan

patok pertama yang menandai berdirinya kebun raya yang diberi nama "Slands

Plantentiun te Buitenzorg". Berdirinya kebun raya ini menandai tegaknya

kekuasaan Belanda dengan dimulainya kegiatan ilmu pengetahuan biologi,

terutama bidang botani di Indonesia secara terorganisasi.

Setelah kemerdekaan, lebih tepatnya tahun 1949 "Slands Plantentiun te

Buitenzorg" berganti nama menjadi Jawatan Penyelidikan Alam, kemudian

menjadi Lembaga Pusat Penyelidikan Alam (LLPA) dipimpin dan dikelola oleh

bangsa Indonesia, dengan Direktur LPPA yang pertama adalah Prof. Ir. Kusnoto

Setyodiwiryo. Pada waktu itu LPPA punya enam anak lembaga, yaitu Bibliotheca

Bogoriensis, Hortus Botanicus Bogoriensis, Herbarium Bogoriensis, Treub

Laboratorium, Museum Zoologicum Bogoriensis dan Laboratorium Penyelidikan

Page 53: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

38

Laut. Untuk pertama kalinya tahun 1956, pimpinan kebun raya dipegang oleh

bangsa Indonesia yaitu Sudjana Kasan menggantikan J. Douglas. Dalam

perkembangan koleksi tanaman sesuai dengan iklim yang ada di Indonesia, Kebun

Raya Bogor membentuk cabang di beberapa tempat, yaitu :

1. Kebun Raya Cibodas (Bergtuin te Cibodas, Hortus dan Laboratorium

Cibodas) di Jawa Barat, luasnya 120 ha dengan ketinggian 1400 m, didirikan

oleh Teysman tahun 1866, untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim

basah daerah tropis dan tanaman sub-tropis. Tahun 1891 kebun ini dilengkapi

dengan laboratorium untuk penelitian flora dan fauna.

2. Kebun Raya Purwodadi (Hortus Purwodadi) di Jawa Timur, didirikan oleh

Van Sloten tahun 1941. Luasnya 85 ha dengan ketinggian 250 m, untuk

koleksi tanaman dataran rendah, iklim kering daerah tropis.

3. Kebun Raya "Eka Karya" Bedugul-Bali didirikan tahun 1959 oleh

Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo. Luasnya 159,4 ha dengan ketinggian 1400 m,

untuk koleksi tanaman dataran tinggi beriklim kering.

5.2 Visi dan Misi PKT Kebun Raya Bogor

PKT Kebun Raya Bogor memiliki visi dan misi, sehingga PKT Kebun

Raya Bogor mempunyai arahan yang jelas dalam menjalankan kegiatannya. Visi

PKT Kebun Raya Bogor adalah menjadi salah satu kebun raya terbaik di dunia

dalam bidang konservasi dan penelitian tumbuhan tropika, pendidikan lingkungan

dan pariwisata. Sementara itu, misi PKT Kebun Raya Bogor adalah :

1. Melestarikan tumbuhan tropika.

2. Mengembangkan penelitian bidang konservasi dan pendayagunaan

tumbuhan tropika.

3. Mengembangkan pendidikan lingkungan untuk meningkatkan

pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap tumbuhan dan lingkungan.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.

PKT Kebun Raya Bogor juga memiliki tujuan yaitu :

1. Mengkonservasi tumbuhan Indonesia khususnya dan tumbuhan tropika

umumnya.

2. Melakukan reintroduksi atau pemulihan tumbuhan langka.

3. Memfasilitasi pembangunan kawasan konservasi ex-situ tumbuhan.

Page 54: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

39

4. Meningkatkan jumlah dan mutu terhadap konservasi dan pendayagunaan

tumbuhan.

5. Menyiapkan bahan untuk perumusan kebijakan bidang konservasi ex situ

tumbuhan.

6. Meningkatkan pendidikan lingkungan.

7. Meningkatkan pelayanan jasa dan informasi perkebunrayaan.

5.3 Personalia

Jumlah pegawai PKT Kebun Raya Bogor LIPI pada tahun anggaran 2008

(keadaan pegawai per 31 Desember 2008) sebanyak 376 orang. Pegawai PKT

Kebun Raya Bogor yang berstatus sebagai PNS sebanyak 243 orang, CPNS 63

orang dan tenaga honorer 64 orang.

5.4 Struktur Organisasi

PKT Kebun Raya Bogor, LIPI dipimpin oleh seorang Kepala Pusat yang

secara struktural membawahi Bidang Konservasi ex-situ, Bagian Tata Usaha, UPT

Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, UPT Balai Konservasi

Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi dan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun

Raya “Eka Karya” Bali serta Kelompok Fungsional Peneliti yang bersifat non

struktural. Struktur organisasi PKT Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada

Gambar 5.

Bidang Konservasi ex-situ dipimpin oleh seorang kepala bidang yang

membawahi empat kepala sub bidang, yaitu:

1. Sub bidang Pemeliharaan Koleksi

2. Sub bidang Registrasi Koleksi

3. Sub bidang Seleksi dan Pembibitan

4. Sub bidang Reintroduksi Tumbuhan Langka

Kelompok fungsional peneliti dipimpin oleh seorang kordinator peneliti.

Bagian tata usaha dipimpin oleh seorang kepala bagian yang membawahi empat

kepala sub bagian, yaitu:

1. Sub bagian Kepegawaian

2. Sub bagian Umum

3. Sub bagian Keuangan

4. Sub bagian Jasa dan Informasi

Page 55: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

PKT Kebun Raya Bogor

40

Gambar 5. Struktur Organisasi PKT Kebun Raya Bogor – LIPI

5.5 Objek dan Daya Tarik Wisata Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Bogor yang telah lama dimanfaatkan masyarakat luas sebagai

tempat wisata, memiliki objek dan daya tarik wisata yang sangat menarik, penuh

sejarah dan pengetahuan. Adapun objek dan daya tarik wisata tersebut adalah :

1. Teratai Raksasa (Victoria amazonia (Poepp.) Sowerby)

Tumbuhan air ini dikenal sebagai teratai raksasa yang berasal dari daerah

Amazon di Barzilia dan didatangkan pertama kali melalui Kebun Raya Leiden

Belanda pada tahun 1860. Teratai raksasa memiliki daun yang bergaris tengah

1-1,5 meter, bunganya berwarna putih dan dapat berubah menjadi merah jambu

setelah 2-3 hari. Teratai raksasa berbunga seminggu sekali. Namun di daerah

subtropis, di Eropa misalnya tanaman ini berbunga setahun sekali dan hanya satu

malam (bunga mekar pada waktu tengah malam), sehingga tanaman ini sering

disebut “Queen of The Night” (ratu malam).

2. Anggrek Raksasa (Grammatophyllum speciosum Bl.)

Tumbuhan ini sering disebut anggrek raksasa, karena tandan bunganya

yang panjang dapat mencapai 1-1,5 meter dan menghasilkan bunga mencapai 100

Bidang Konservasi Ex-Situ Bagian Tata Usaha

Subbid Pemeliharaan Koleksi

Subbid Registrasi Koleksi

Subbid Seleksi dan Pembibitan

Subbid Reintroduksi Tumbuhan Langka

Subbag Kepegawaian

Subbag Keuangan

Subbag Umum

Subbag Jasa dan Informasi

UPT Balai Konservasi Tumbuhan

Kebun Raya Purwodadi

UPT

Kelompok Jabatan

Fungsional

UPT Balai Konservasi Tumbuhan Balai Konservasi Tumbuhan

Kebun Raya Cibodas Kebun Raya “Eka Karya” Bali

Page 56: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

41

kuntum lebih pertandannya. Bunganya berwarna kuning berbintik coklat mirip

macan. Melihat warna bunganya itu, anggrek raksasa juga dinamakan anggrek

macan. Anggrek ini berasal dari Kalimantan.

3. Bunga bangkai (Amorphophallus titanium Becc.)

Tumbuhan ini dikenal dengan nama Amorphophallus titanium Becc,

tergolong suku Araceae (talas-talasan) dan berasal dari Sumatera.

Amorphophallus titanium Becc pertama kali ditemukan oleh Beccari seorang

botanis asal Itali tahun 1878. Amorphophallus titanium Becc berbunga tiga tahun

sekali, bunganya sangat indah, berwarna aneka ragam (violet, kuning, merah

darah, dan hijau kekuning-kuningan) berpadu menjadi satu dengan yang lainnya

sehingga menarik setiap orang yang melihat. Dibalik keindahannya itu,

Amorphophallus titanium Becc menghasilkan bau yang tidak sedap seperti

bangkai tikus, oleh karena itu kebanyakan orang menyebutnya dengan bunga

bangkai.

4. Kayu Raja (Koompassia excelsa (Becc.) Taub.)

Koompassia excelsa ditanam di Kebun Raya Bogor pada tahun 1914.

Koompassia excelsa berasal dari Kalimantan. Pohon ini memiliki bentuk yang

menarik (berbatang lurus berwarna putih dan berakar banir yang besar).

Koompassia excelsa di daerah asalnya disebut pohon kayu raja. Pohon kayu raja

juga disenangi lebah untuk membuat sarang madu pada dahannya. Pohon kayu

raja tingginya dapat mencapai 50 meter dan pohon ini sudah mulai langka.

5. Jalan Kenari

Jalan kenari merupakan jalan yang disebelah kiri-kanannya ditanami

pohon-pohon kenari (Canarium indicum L.) yang berasal dari Maluku. Saat ini,

pohon-pohon kenari tersebut usianya sudah lebih dari seratus tahun. Di Kebun

Raya Bogor terdapat dua jalan kenari. Jalan kenari 1 mulai dari pintu masuk

utama sampai ke ujung jalan dekat belakang Istana Bogor, sedangkan jalan kenari

2 terletak di sebelah timur sungai Ciliwung. Adanya pohon-pohon kenari ini, kita

dapat melihat dan membeli cinderamata yang dibuat dari tempurung buah pohon

kenari dengan berbagai bentuk yang menarik.

Page 57: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

42

6. Pohon Tarzan (Entada phasoloides (L.) Merr.)

Entada phasoloides berasal dari Kalimantan dan Maluku. Di Kebun Raya

Bogor, tanaman ini merambat pada pohon kenari yang satu ke pohon kenari yang

lainnya. Di jalan kenari 2, batangnya tampak bergelantungan menyebrangi jalan

sehingga menarik perhatian wisatawan. Oleh karena itu, banyak wisatawan baik

nusantara maupun mancanegara menjulukinya dengan sebutan pohon tarzan.

7. Monumen Peringatan Isteri Raffles

Monumen peringatan isteri Raffles dibangun oleh Stamford Raffles.

Monumen ini dibangun untuk mengenang isterinya yang bernama Lady Olivia

Marianne yang meninggal tahun 1814.

8. Pohon Lici (Litchi chinensis Sonn.)

Litchi chinensis dikenal dengan nama pohon lici yang berasal dari China.

Di Kebun Raya Bogor, Lici merupakan pohon tertua yang ditanam pada tahun

1823. Pohon lici memiliki pertumbuhan yang subur dan sehat. Akan tetapi, pohon

ini sudah tua dan sekarang sudah tidak dapat berbuah lagi.

9. Taman Meksiko

Taman ini disebut sebagai taman meksiko karena koleksi tanaman yang

berada di taman ini sebagian besar dikumpulkan dari Meksiko. Koleksi tanaman

tersebut adalah kaktus, agave, yucca, kamboja, pohon lilin dan lain-lain.

10. Taman Teysmann

Taman Teysmann dibangun pada tahun 1884 oleh M. Treub. Di taman ini,

dibangun sebuah tugu peringatan J. E. Teysmann untuk mengenang jasa-jasanya.

Teysmann menjabat direktur Kebun Raya tahun 1831-1867. Taman ini berbentuk

“formal garden” (yang lazimnya dibuat di Eropa) dan ditanami pohon-pohon yang

dibentuk secara khusus, misalnya berbentuk piramida atau bundar.

11. Jalan Astrid

Jalan Astrid merupakan jalan kembar yang dibangun untuk memperingati

kunjungan Ratu Astrid dari Belgia pada tahun 1929. Ditengah-tengah jalan

kembar ini ditanami bunga tasbih (Canna hybrida) yang berbunga merah dan

kuning serta berdaun coklat. Dari kejauhan warna-warna ini melambangkan warna

bendera Belgia. Di kiri-kanan jalan ditanami pohon-pohon damar (Agathis

dammara (Lamb.) L.C. Rich) sehingga daerah ini kelihatan indah dan nyaman.

Page 58: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

43

12. Pohon Jodoh

Di Kebun Raya Bogor terdapat dua jenis pohon besar yang berdampingan.

Pohon di sebelah kanan adalah sejenis beringin atau Ficus albipila yang termasuk

famili Moraceae, mempunyai kulit licin dan berwarna coklat hijau. Diperkirakan

pohon ini merupakan specimen satu-satunya di Indonesia. Pohon di sebelah kiri

adalah meranti bunga atau Shorea leprosula termasuk famili Dipterocarpaceae

yang mempunyai kulit kasar berwarna gelap. Melihat perbedaan bentuk dan warna

kulitnya yang menggambarkan sepasang pengantin, banyak orang menyebutnya

pohon jodoh.

13. Lain-lain

Selain bangunan dan tanaman tersebut di atas, masih banyak lagi tempat

dan tanaman yang menarik untuk diketahui. Tempat dan tanaman tersebut adalah

Laboratorium Treub, Jembatan Gantung, Taman Bhineka, Museum Zoology dan

lain-lain.

Page 59: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Formulasi Alternatif Strategi

Formulasi alternatif strategi meliputi dua tahapan yaitu tahap masukan

dan tahap pencocokan. Tahap masukan merupakan tahap mengidentifikasi

faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal. Tahap pencocokan merupakan

tahap untuk merumuskan alternatif strategi berdasarkan hasil analisis dan

identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal Kebun Raya Bogor

yang telah terkumpul.

6.1.1 Tahap Masukan

Tahap ini mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal.

Faktor-faktor lingkungan internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

KRB, yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Adapun faktor-faktor

lingkungan eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar KRB, yang terdiri

dari peluang dan ancaman perusahaan.

6.1.1.1 Identifikasi Lingkungan Internal PKT Kebun Raya Bogor

Identifikasi lingkungan internal diperoleh melalui wawancara dengan

pihak PKT Kebun Raya Bogor yaitu Kepala Bidang Konservasi ex-situ, Kepala

Bagian Tata Usaha, Koordinator Jabatan Fungsional dan pihak Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan kota Bogor yaitu Kepala Bidang Pariwisata. Berdasarkan hasil

identifikasi faktor-faktor internal PKT Kebun Raya Bogor diperoleh kekuatan dan

kelemahan sebagai berikut :

Kekuatan (Strength)

1. Pusat Konservasi Tumbuhan Ex-situ

Kebun Raya Bogor sebagai lembaga ilmiah sangat produktif dalam

menghasilkan karya dan temuan-temuan barunya. Reputasinya sebagai salah satu

lembaga nasional telah mencapai taraf internasional. Sejalan dengan

perkembangan kegiatan penelitian, KRB menjadi induk dari sejumlah lembaga

penelitian di Indonesia dalam bidang biologi dan pertanian seperti Herbarium

Bogoriense, Treub Laboratorium, Bibliotheca Bogoriense, Museum Zoologicum

Bogoriense, dan Laboratorium Penyelidikan laut. Terbitan ilmiah

Page 60: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

45

lembaga-lembaga ini menjadi salah satu sumber informasi penting untuk

lembaga-lembaga lain di dunia.

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 103 Tahun 2001,

tentang susunan Organisasi dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Departemen

(LPND) dan Keputusan Kepala LIPI Nomor : 1151/M/2001 tentang organisasi

dan tata kerja LIPI, maka KRB mengalami perubahan struktur baik tingkat eselon

maupun nama lembaga. Perubahan tersebut dari UPT Balai Pengembangan Kebun

Raya-LIPI (eselon III) menjadi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-

LIPI (eselon II).

Kebun Raya Bogor juga mempunyai tugas dan fungsi yaitu melakukan

konservasi tumbuhan secara ex-situ antara lain mencakup usaha melestarikan,

mendayagunakan dan mengembangkan potensi tumbuhan secara

berkesinambungan melalui kegiatan pelestarian, penelitian, pendidikan dan

rekreasi untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap dunia tumbuhan serta

lingkungan hidup. Oleh karena itu, tumbuhan-tumbuhan yang didapatkan dari

hasil eksplorasi dan pertukaran antar kebun raya dijadikan objek wisata baru serta

tumbuhan langka yang telah diperbanyak dijual ke masyarakat sekitar.

2. Panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami

Kebun Raya Bogor adalah kebun koleksi tumbuhan yang penampilannya

terpadu dengan arsitektur lanskap sehingga menyajikan panorama alam yang

alami, indah dan sarat dengan nuansa keilmuan. KRB telah dimanfaatkan

masyarakat luas sebagai objek wisata dan menjadi populer karena pengunjung

dapat menikmati langsung keindahan kebun raya sekaligus menambah wawasan

dan pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan.

3. KRB memiliki aksesbilitas tinggi dari Jabodetabek dan kota besar (pasar potensial)

Letak PKT Kebun Raya Bogor yang berada di pusat kota Bogor

menjadikan KRB sebagai tempat objek wisata yang strategis sehingga

memudahkan wisatawan untuk berkunjung, menikmati dan menambah wawasan

mengenai tumbuhan di KRB. Selain itu lokasi strategis KRB mempunyai peran

dalam usaha pelestarian dan asset budaya.

Page 61: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

46

4. Membawahi dan memfasilitasi kawasan konservasi lainnya di lingkungan perkebunrayaan

PKT Kebun Raya Bogor – LIPI sebagai lembaga konservasi ex-situ

tumbuhan merupakan salah satu pilar utama bagi usaha penyelamatan jenis-jenis

tumbuhan dari kepunahan. Oleh karena itu, PKT Kebun Raya Bogor – LIPI

membawahi tiga kebun raya lainnya yaitu UPT Balai Konservasi Tumbuhan

Kebun Raya Cibodas, UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi

dan UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali.

Munculnya inisiatif beberapa kelompok dan pemerintah daerah dalam

membangun kebun raya baru di wilayahnya masing-masing mendapat tanggapan

positif dari PKT Kebun Raya Bogor. Untuk pembangunan kebun raya baru, PKT

Kebun Raya Bogor akan lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang

memberikan konsultasi mengenai prinsip-prinsip dasar perkebunrayaan serta

bimbingan teknis yang berkaitan dengan pembuatan masterplan, pengembangan

koleksi, dan pembinaan SDM pengelola. Dalam hal ini PKT Kebun Raya Bogor

sedang menuntaskan kegiatan pembangunan Kebun Ekologi (Ecopark) di

kawasan Cibinong Science Center (CSC)-LIPI. Kebun raya baru yang telah

dibangun adalah Kebun Raya Enrekang, Kebun Raya Kuningan, Kebun Raya

Katingan, Kebun Raya Puca, Kebun Raya Batu Raden, Kebun Raya Sungai Wain,

Kebun Raya Liwa, Kebun Raya Sambas, Kebun Raya Sanggao, Kebun Raya

Lombok Timur, Kebun Raya Samosir dan Kebun Raya Batam.

5. Menambah nilai ekonomi bagi pemerintah, Pemkot Bogor dan masyarakat sekitar

Keberadaan Kebun Raya Bogor memberikan manfaat baik langsung

maupun tidak langsung. Kebun Raya Bogor mempunyai andil dalam usaha

meningkatkan devisa negara, dengan banyaknya wisatawan mancanegara yang

berkunjung ke KRB. Kebun Raya Bogor juga memberikan kontribusi kepada

Pemkot Bogor dari pendapatan karcis masuk. Peranan KRB sebagai objek wisata

membuat adanya lapangan pekerjaan dan membuka kesempatan berusaha bagi

masyarakat sekitar sehingga banyak usaha yang berkembang di sekitar KRB

seperti usaha makanan, minuman, pernak-pernik KRB dan cinderamata dari kota

Bogor seperti wayang golek, goong home, karpet kayu, kerajinan kayu, batu

gading, kenari, bunga kering, dan kerajinan bordir.

Page 62: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

47

6. 14.500 koleksi tumbuhan yang tertanam di kebun

Keanekaragaman tumbuhan koleksi yang tertanam di Kebun Raya Bogor

jumlahnya terakhir tercatat sekitar 14.500 spesimen. Berdasarkan data tahun 2008,

koleksi tanaman hidup yang ditanam di KRB berjumlah 3.456 spesies, 1.277

genera dan 218 famili. Koleksi anggrek yang dipelihara di kamar kaca sendiri

tercatat berjumlah ± 7.178 spesimen terdiri dari 441 jenis dari 93 marga. Selain

anggrek alam, koleksi lain yang cukup menarik, lengkap dan menonjol adalah

polong-polongan (Fabaceae), pinang-pinangan (Arecaceae), talas-talasan

(Araceae), dan getah-getahan (Apocynaceae).

Koleksi tanaman KRB sebagian besar berasal dari kepulauan Indonesia

dan sebagian lagi berasal dari mancanegara. Penambahan koleksi selain melalui

eksplorasi ke hutan-hutan yang ada di Indonesia juga hasil dari tukar menukar biji

tanaman dengan kebun raya lain di dunia.

7. Memiliki objek wisata yang menarik, penuh sejarah dan pengetahuan

Kebun Raya Bogor yang telah lama dimanfaatkan masyarakat luas sebagai

tempat wisata memiliki objek dan daya tarik wisata yang sangat menarik, penuh

sejarah dan pengetahuan. Objek dan daya tarik wisata tersebut adalah teratai

raksasa, anggrek raksasa, bunga bangkai, kayu raja, jalan kenari, pohon tarzan,

monumen peringatan isteri Raffles, pohon lici, taman meksiko, taman teysmann,

jalan astrid, pohon jodoh, museum zoology, jembatan gantung, taman bhineka,

rumah anggrek dan lain-lain. Objek dan daya tarik yang telah disebutkan hanya

terdapat di Kebun Raya Bogor.

Kelemahan (Weaknesses)

1. Kurangnya SDM yang handal dalam memberikan informasi tentang objek wisata di KRB

Kebun Raya Bogor sebagai tempat wisata sudah memenuhi syarat umum

dalam hal pariwisata, dimana KRB menyediakan guide tour yang berjumlah enam

orang untuk melayani pengunjung dalam berwisata. Akan tetapi, banyaknya

jumlah pengunjung KRB yang menggunakan jasa guide tour tidak sebanding

dengan jumlah guide tour yang ada di KRB, sehingga pelayanannya dirasakan

belum optimal.

Pengunjung KRB khususnya wisatawan domestik pada saat pembelian

tiket masuk tidak diberikan informasi mengenai objek wisata yang ada di KRB,

Page 63: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

48

brosur objek wisata dan peta KRB serta tidak ditawarkannya guide tour. Hal ini

menyebabkan pengunjung yang ingin mengetahui objek wisata yang akan dituju

lebih banyak bertanya kepada petugas kebersihan, satuan pengaman dan

pengunjung lain yang berada di dekat mereka.

Adanya perubahan harga tiket masuk yang sekarang menjadi Rp 10.000

tidak disosialisasikan dengan baik sehingga wisatawan tidak mengetahui bahwa

dengan satu tiket dapat menikmati seluruh objek wisata di KRB salah satunya

Museum Zoology dan Rumah Anggrek.

2. Beberapa sarana dan prasarana yang kurang baik

Kegiatan yang dilakukan Kebun Raya Bogor baik dalam konservasi

maupun pariwisata harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai

sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Kebun Raya Bogor sebagai

pusat konservasi dan telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pariwisata

harus mempunyai sarana dan prasarana yang memadai untuk terlaksananya

kegiatan konservasi dan pariwisata. Dalam hal ini KRB sudah menyediakan

sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan konservasi dan wisata bagi

para wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Akan tetapi, beberapa

sarana dan prasarana di KRB kurang baik, ini terlihat dari jalan gicok (jalan

berbatu) yang rusak dan tidak rata, untuk toilet ada yang tidak terpakai dan tidak

terawat, untuk Laboratorium Treub kondisinya usang dan tidak terawat dan ada

tempat duduk yang kotor dengan coretan-coretan.

3. Belum melakukan pemasaran dan promosi dengan efektif dan efisien

Dalam pengembangan pariwisata, dibutuhkan pemasaran dan promosi.

Pemasaran dilakukan untuk mengetahui kondisi pasar dengan baik, sehingga

produk dan jasa yang dipasarkan sesuai dengan keinginan konsumen sedangkan

promosi, untuk mendorong kegiatan pariwisata. Dalam hal ini, Kebun Raya Bogor

belum melakukan pemasaran dan promosi dikarenakan fungsi utama KRB adalah

tempat konservasi, keuntungan bukan menjadi tujuan utama dan masyarakat

sudah mengetahui keberadaan KRB. Selain itu, kota Bogor identik dengan KRB.

Namun KRB memiliki visi salah satunya dibidang pariwisata, sehingga penerapan

pemasaran dan promosi harus segera dilakukan untuk mengantisipasi penurunan

jumlah pengunjung yang signifikan.

Page 64: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

49

4. Kurangnya pengetahuan pengelola KRB dalam bidang pariwisata

Keberhasilan pengembangan pariwisata mencakup bagaimana kemampuan

pengelola dalam menetapkan target sasaran dan menyediakan, mengemas,

menyajikan paket-paket wisata serta promosi yang terus menerus sesuai dengan

potensi yang dimiliki sehingga dapat menentukan keberhasilan dalam

mendatangkan wisatawan. Dalam hal ini, pengelola KRB kurang mempunyai

pengetahuan mengenai pariwisata dikarenakan tujuan awal dibangunnya KRB

adalah untuk konservasi. Di dalam struktur organisasi KRB pun tidak terdapat

divisi yang mengelola pariwisata.

5. Sistem kebersihan KRB kurang baik

KRB melakukan sistem manajemen pemeliharaan koleksi dan kebun

dengan memfokuskan unit-unit kerja terhadap satu jenis pekerjaan saja yaitu

dengan membagi menjadi tim pembabadan, tim perawat koleksi, tim kebersihan

jalan gico dan saluran serta tim kebersihan kolam dan perawatan koleksi tanaman

air. Sistem ini memberikan kelebihan yaitu koleksi yang terserang hama dan

penyakit cenderung menurun, kebersihan kolam lebih terawat dan koleksi

tanaman air tertata dengan baik dan lebih sehat. Akan tetapi, sistem ini juga

memberikan kerugian yaitu kerapihan kebun tidak lebih baik dari sebelumnya,

jalan-jalan gicok dan saluran drainase tidak lebih bersih, sampah plastik dan

sampah lainnya berupa bawaan pengunjung tidak tertangani dengan baik.

Kurangnya petugas kebersihan di bagian pengangkutan sampah dan teknisi yang

ditugaskan untuk bertanggung jawab pada setiap vak dan lingkungan

menyebabkan kebersihan sampah bawaan pengunjung tidak bersih dengan tuntas.

6.1.1.2 Identifikasi Lingkungan Eksternal PKT Kebun Raya Bogor

Identifikasi lingkungan eksternal diperoleh melalui wawancara dengan

pihak PKT Kebun Raya Bogor yaitu Kepala Bidang Konservasi Ex-situ, Kepala

Bagian Tata Usaha, Koordinator Jabatan Fungsional dan pihak Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan kota Bogor yaitu Kepala Bidang Pariwisata. Berdasarkan hasil

identifikasi faktor-faktor eksternal PKT Kebun Raya Bogor diperoleh peluang dan

ancaman sebagai berikut :

Page 65: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

50

Peluang (Opportunities)

1. Peningkatan jumlah wisatawan di masa yang akan datang

Menurut data dari Departemen Pariwisata dan Kebudayaan, trend

pariwisata tahun 2020 diperkirakan untuk perjalanan wisata dunia akan mencapai

1,6 milyar orang diantaranya 438 juta orang akan berkunjung ke kawasan

Asia-Pasifik dan 60 persen diantaranya akan melakukan kunjungan wisata alam.

Kondisi ini memberikan peluang bagi industri pariwisata di Indonesia khususnya

Kebun Raya Bogor dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan khususnya

wisatawan mancanegara.

2. Trend kunjungan wisatawan lebih memilih destinasi objek wisata alam

Menurut Fandeli (2002) bahwa terjadi pergeseran konsep pariwisata dunia

kepada pariwisata minat khusus atau yang dikenal ekowisata, dimana saat ini ada

kecenderungan semakin banyak wisatawan yang mengunjungi objek berbasis

alam dan budaya penduduk lokal. Hal ini merupakan peluang besar bagi negara

Indonesia khususnya Kebun Raya Bogor yang memiliki panorama arsitektur

lanskap yang bernuansa alami. Wisatawan cenderung beralih kepada alam

dibandingkan pola-pola wisata buatan yang mereka rasakan telah jenuh dan

kurang menantang. Hal ini terlihat dari banyaknya objek daya tarik wisata yang

berbasis alam.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh PATA (Pacific Asia Travel

Association) dan VISA (Visa International Asia Pacific) bahwa wisatawan

bersedia membayar lebih (10 persen hingga 50 persen) untuk liburan yang erat

kaitannya dengan budaya dan lingkungan. Meningkatnya pengetahuan dan

kepedulian terhadap lingkungan mendorong wisatawan dalam merencanakan

liburan lebih memilih pariwisata yang peduli terhadap lingkungan. Hal ini

merupakan peluang besar bagi KRB yang memiliki misi melestarikan tumbuhan

tropika.

3. Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara sebagai akibat isu bencana alam dan terorisme

Pada tahun 2006 terjadi peristiwa Bom Bali II yang mengakibatkan jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mengalami penurunan drastis

menjadi 4,9 juta jiwa. Aksi teror bom yang kembali terjadi beberapa waktu lalu

berpotensi menyebabkan stagnasi. Selain terorisme, fenomena bencana alam dan

Page 66: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

51

perubahan iklim yang juga tidak dapat diperkirakan dapat mempengaruhi jumlah

wisatawan.

Pada tahun 2004-2006 terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara ke Kebun Raya Bogor yaitu dari 13.913 orang menjadi 12.408 orang

(Tabel 7). Akan tetapi, bagi pihak KRB merupakan peluang untuk meningkatkan

kunjungan wisatawan khususnya wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan

jumlah kunjungan wisatawan ke KRB lebih banyak wisatawan domestik.

Tabel 7. Jumlah Wisatawan Kebun Raya Bogor Tahun 2004-2006

Tahun Wisatawan Mancanegara (Orang) Wisatawan Domestik (Orang) 2004 13.913 856.7542005 13.209 879.7652006 12.408 842.772

Sumber: Laporan Tahunan Kebun Raya Bogor

4. Kawasan konservasi bakal menjadi objek wisata unggulan

Jero Wacik sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata mengatakan

bahwa pengelolaan kawasan konservasi menjadi objek wisata, merupakan bagian

yang dianggap penting dalam meningkatkan devisa negara melalui kunjungan

wisatawan asing. Oleh karena itu, sejumlah kawasan konservasi di berbagai

daerah, termasuk di Bogor memiliki potensi untuk dijadikan ekowisata. Untuk

merealisasikan hal tersebut, Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan dan Wisata

Alam, Ditjen PHKA, Departemen Kehutanan serta Fakultas Kehutanan Institut

Pertanian Bogor bekerja sama mengadakan seminar dan lokakarya dengan

mengambil tema “Promosi Pariwisata Alam di Kawasan Konservasi”. Pada

seminar tersebut akan dilaksanakan pula penandatanganan Memorandum of

Understanding (MoU) oleh Menteri Kehutanan dengan Menteri Kebudayaan dan

Pariwisata tentang percepatan promosi pariwisata alam di kawasan konservasi.

Kawasan konservasi diminati oleh wisatawan asing, sehingga pemerintah

menjadikan sektor konservasi hutan sebagai objek wisata yang dapat

meningkatkan devisa negara melalui kunjungan wisata. Hal ini merupakan

peluang bagi Kebun Raya Bogor sebagai kawasan konservasi untuk meningkatkan

potensi wisatanya dalam menarik wisatawan domestik dan wisatawan

mancanegara ke KRB.

Page 67: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

52

Ancaman (Threats)

5. Sampah pengunjung

Kebun Raya Bogor merupakan tempat wisata yang memiliki panorama

arsitektur lanskap yang indah dan bernuansa alami. Akan tetapi, sampah dari

pengunjung yang berserakan berupa botol minuman, plastik, kotak makan dan

lain-lain mengakibatkan gangguan terhadap ekosistem tumbuhan yang ada di

KRB dan panorama arsitektur lanskap menjadi tidak indah. Kebun Raya Bogor

sudah menyediakan banyak tempat sampah di setiap lingkungannya, namun masih

terlihat sampah yang berserakan di lingkungan KRB. Kurangnya kesadaran

pengunjung dalam membuang sampah pada tempatnya dan kurangnya kepedulian

pengunjung dalam melestarikan lingkungan berpotensi merusak kelestarian

ekosistem tumbuhan yang terdapat di KRB.

6. Terbatasnya alokasi anggaran KRB

PKT Kebun Raya Bogor dalam menjalankan kegiatannya mengandalkan

pendanaan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN), berupa DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran). Akan tetapi, pada

tahun 2008 DIPA PKT Kebun Raya Bogor mengalami pemotongan anggaran

sebesar 17,5 persen dari Rp 21.319.170.000,- menjadi Rp 17.598.610.000,-. DIPA

tahun 2008 PKT Kebun Raya Bogor terbagi dalam empat program atau kegiatan

yaitu :

1. Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan

2. Peningkatan Jasa Pelayanan Litbang Iptek (PNBP)

3. Penelitian dan Pengembangan Iptek

4. Pelaksanaan Riset Tematis

Terbatasnya alokasi anggaran mengakibatkan Kebun Raya Bogor

mengurangi penelitian lapangan untuk mempertahankan anggaran pemeliharaan

kebun raya. Pada Tahun 2008, KRB seharusnya mengirim lima orang peneliti

akan tetapi terbatasnya anggaran mengakibatkan KRB hanya mengirim dua orang

peneliti saja untuk melakukan penelitian lapangan. Hal ini mengakibatkan

penelitian lapangan menjadi tidak optimal dalam melestarikan tumbuhan dan

lingkungan yang alami di KRB. Terbatasnya anggaran juga menyebabkan sarana

Page 68: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

53

dan prasarana wisata yang ada di KRB menjadi kurang memadai bagi para

wisatawan.

7. Kerusakan hutan akibat eksploitasi yang berlebihan

Kerusakan hutan akibat eksploitasi yang berlebihan seperti illegal logging,

kebakaran hutan dan pembabatan hutan menyebabkan terancamnya spesies

tumbuhan dari kepunahan. Kebun Raya Bogor melakukan penambahan koleksi

melalui eksplorasi ke hutan-hutan yang ada di Indonesia, akan tetapi adanya

eksploitasi yang berlebihan menghambat KRB dalam melakukan penambahan

koleksi, sehingga KRB harus segera melakukan konservasi mengingat

terancamnya spesies tumbuhan. Spesies tumbuhan yang terancam punah adalah

Nepenthacea, Cyateaceae, Orchidaceae, Arecaceae.

8. Adanya gangguan potensi tumbuhan tropika akibat bencana alam dan perubahan iklim

Perubahan iklim di Indonesia menjadi salah satu faktor yang mengganggu

kelestarian tumbuhan di PKT Kebun Raya Bogor. Hal ini dikarenakan kondisi

pohon koleksi yang ada di KRB sudah tua. Perubahan iklim tersebut adalah

musim kering yang berkepanjangan dan tidak bisa diprediksikan lagi. Pada bulan

juni 2006 ratusan pohon koleksi KRB tumbang beberapa diantaranya termasuk

koleksi langka yang diakibatkan oleh terjangan angin puting beliung. Beberapa

sarana dan prasarana yang ada di KRB pun mengalami kerusakan.

6.1.2 Tahap Pencocokan

Tahap pencocokan merupakan tahap untuk merumuskan strategi

berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan

eksternal Kebun Raya Bogor yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan,

model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks SWOT

(Strength-Weakness-Opportunities-Threat).

6.1.2.1 Analisis SWOT

Hasil analisis faktor internal dan faktor eksternal Kebun Raya Bogor yaitu

berupa rumusan kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities) dan ancaman (threats). Keempat rumusan tersebut selanjutnya

dapat diformulasikan menjadi alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh KRB.

Page 69: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

54

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT pada KRB, dapat diperoleh tujuh

alternatif strategi yang terdiri dari dua alternatif strategi SO (Strengths-

Opportunities), dua alternatif strategi ST (Strengths-Threats), dua alternatif

strategi WO (Weaknesses-Opportunities) dan satu alternatif strategi WT

(Weaknesses-Threats). Hasil dari analisis matriks SWOT, dapat dilihat pada

Tabel 8.

Strategi S-O (Strength-Opportunity)

Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan Kebun Raya

Bogor untuk memanfaatkan peluang yang dimiliki. Alternatif strategi yang dapat

dilakukan pada strategi S-O yaitu:

1. Memperkuat aksesbilitas lintas kabupaten atau kota Bogor dengan

mengembangkan linkage wisata. Dalam mengembangkan linkage wisata,

Kebun Raya Bogor melakukan kerjasama dengan Biro Perjalanan Wisata

(BPW) agar wisatawan khususnya wisatawan mancanegara yang datang dapat

berkunjung ke KRB. Hal ini dilakukan agar jumlah kunjungan wisatawan

mancanegara yang berkunjung ke KRB mengalami peningkatan. Strategi ini

didukung oleh KRB yang memiliki kekuatan yaitu aksesbilitas tinggi dari

jabodetabek, menambah nilai ekonomi bagi pemerintah, pemkot Bogor dan

masyarakat sekitar. Adapun peluang yang dimiliki oleh KRB yang dapat

mendukung strategi ini adalah peningkatan jumlah wisatawan di masa yang

akan datang, trend kunjungan wisatawan saat ini lebih memilih destinasi

objek wisata alam dan kawasan konservasi akan menjadi objek wisata

unggulan.

2. Mengembangkan kekhasan produk wisata alam yang ada di Kebun Raya

Bogor. Dalam hal ini KRB dapat menyusun paket program wisata baru

seperti gardens tour (paket wisata yang mengunjungi beberapa objek dan

daya tarik wisata menjadi satu kesatuan perjalanan wisata singkat), save our

plants (paket wisata yang ingin menyelamatkan tumbuhan). Hal ini perlu

dilakukan untuk mempertahankan wisatawan dan memperoleh wisatawan

baru.

3. Menambah objek wisata baru. Kebun Raya Bogor sebagai pusat konservasi

tumbuhan ex-situ mempunyai tujuan salah satunya adalah mengkonservasi

Page 70: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

55

Strategi W-O (Weakness-Opportunity)

Strategi W-O adalah strategi yang meminimalkan kelemahan Kebun Raya

Bogor dengan memanfaatkan peluang yang dimiliki. Ada beberapa alternatif

strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu:

4. Meningkatkan sarana dan prasarana yang ada di Kebun Raya Bogor. Sarana

dan prasarana di KRB yang mengalami kerusakan dan tidak memadai seperti

jalan gicok, toilet, Laboratorium Treub dan tempat duduk harus segera

diperbaiki. Toilet KRB sebaiknya menggunakan bio-toilet dengan konstruksi

mobil yang telah diciptakan oleh LIPI – FISIKA sehingga memudahkan

pengunjung untuk MCK (Mandi Cuci Kakus).

5. Melakukan kerjasama pendidikan dan keterampilan dengan penyelenggara

atau institusi pendidikan formal bidang kepariwisataan. Hal ini perlu

dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM dalam hal kepariwisataan,

sehingga pelayanan terhadap pengunjung khususnya wisatawan domestik

menjadi optimal dan pengunjung merasa puas dalam berwisata di KRB.

Kebun Raya Bogor mengundang Dinas Pariwisata atau Sekolah Tinggi Ilmu

Pariwisata untuk mengadakan lokakarya dan pelatihan mengenai hospitality,

pembagian tugas yang jelas dalam bidang wisata dan lain-lain, sehingga dapat

meningkatkan kualitas karyawan KRB dalam hal kepariwisataan.

6. Melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif dan efisien

mengenai objek wisata yang ada di KRB. Dalam hal ini KRB melakukan riset

pemasaran untuk mengetahui kondisi pasar dengan baik, sehingga produk dan

jasa yang dipasarkan sesuai dengan keinginan wisatawan. Kebun Raya Bogor

juga perlu melakukan promosi secara gencar melalui media iklan televisi,

koran atau majalah dan ikut serta dalam kegiatan promosi di bursa pariwisata

internasional seperti PATA (Pasific Asia Travel Association), WTM (World

Travel Market), ITB (Internationale Tourismus Borse) dan ATF (Asean

Page 71: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

56

Travel Forum). Hal ini dilakukan untuk membentuk kepuasan dan loyalitas

wisatawan serta memperoleh wisatawan baru.

Strategi S-T (Strenght-Threat)

Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari

atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman. Ada beberapa alternatif yang

dapat dilakukan pada strategi S-T yaitu:

7. Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah seluruh Indonesia untuk

mengirimkan daftar tumbuhan langka di daerah setempat. Hal ini perlu

dilakukan mengingat banyaknya kerusakan hutan akibat eksploitasi yang

berlebihan, sehingga fungsi dan tujuan Kebun Raya Bogor dapat terlaksana

dengan baik.

8. Memasang alat pendeteksi perubahan iklim. KRB mengajukan dana kepada

pemerintah atau pemerintah kota Bogor untuk pemasangan alat Automatic

Weather Station (AWS). Alat tersebut dapat mengantisipasi dampak

perubahan iklim yang dapat mengganggu kelestarian tumbuhan dan

kenyamanan pengunjung di KRB.

9. Mengkoordinir pemulung pada waktu-waktu tertentu untuk membantu

membersihkan KRB sekaligus membantu menambah penghasilan pemulung.

Dalam hal ini Kebun Raya Bogor mengizinkan pemulung untuk masuk ke

KRB pada hari-hari tertentu (dilakukan seminggu dua kali pada sore hari) dan

mengkoordinir pemulung tersebut untuk membersihkan sampah yang berupa

bawaan dari pengunjung seperti plastik, botol minuman, kotak makan dan

lain-lain.

Strategi W-T (Weakness-Threat)

Strategi W-T adalah strategi dimana Kebun Raya Bogor dapat

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Salah satu alternatif strategi

yang dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu:

10. Menambah atau mencari alternatif pendanaan lain. Hal ini perlu dilakukan

mengingat terbatasnya dana yang mengakibatkan terhambatnya kegiatan yang

dilakukan KRB. Kebun Raya Bogor mengajukan proposal kepada para

pengusaha agar dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang dimiliki

perusahaan dapat diberikan kepada KRB yang berperan dalam melestarikan

Page 72: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

lingkungan dan sebagai paru-paru dunia. Dana CSR ini misalnya digunakan

untuk penanaman dan reintroduksi tumbuhan dan juga dapat dialokasikan

untuk memasarkan hasil olahan sampah yang berupa pupuk bioposka ke

masyarakat umum.

11. Melakukan kerjasama dengan instansi pengelolaan kebersihan. Dalam hal ini

KRB bekerjasama dengan instansi pengelolaan kebersihan untuk mengatasi

dampak kerugian dari sistem kebersihan yang telah dilakukan sehingga sistem

pengelolaan kebersihan KRB dapat optimal.

Tabel 8. Hasil Matriks SWOT Faktor Internal Faktor Eksternal

Kekuatan (S) 1. Pusat Konservasi Tumbuhan

ex-situ 2. Panorama arsitektur lanskap yang

bernuansa alami 3. KRB memiliki aksesbilitas tinggi

dari jabodetabek dan kota besar (pasar potensial)

4. Membawahi dan memfasilitasi kawasan konservasi lainnya di lingkungan perkebunrayaan

5. Menambah nilai ekonomi bagi pemerintah, Pemkot Bogor dan masyarakat sekitar

6. 14.500 koleksi tumbuhan yang tertanam dikebun

7. Memiliki objek wisata yang menarik, penuh sejarah dan pengetahuan

Kelemahan (W) 1. Kurangnya SDM yang handal

dalam memberikan informasi tentang objek wisata di KRB

2. Beberapa sarana dan prasarana yang kurang baik

3. Belum melakukan pemasaran dan promosi dengan efektif dan efisien

4. Kurangnya pengetahuan pengelola KRB dalam bidang pariwisata

5. Sistem kebersihan KRB kurang baik

Peluang (O) 1. Peningkatan jumlah wisatawan

di masa yang akan datang 2. Trend kunjungan wisatawan saat ini

lebih memilih destinasi objek wisata alam

3. Penurunan kunjungan wisatawan mancanegara sebagai akibat isu bencana alam dan terorisme

4. Kawasan konservasi akan menjadi objek wisata unggulan

Strategi S-O 1. Memperkuat aksesbilitas lintas

kabupaten/kota Bogor dengan mengembangkan linkage wisata (S3,S5,O1,O2,O3,O4)

2. Mengembangkan kekhasan produk wisata alam yang ada di KRB (S2,S7,O1,O2,O3,O4)

3. Menambah objek wisata baru (S1,S6,O1,O2,O3,O4)

Strategi W-O 4. Meningkatkan sarana dan

prasarana yang ada di KRB (W2,O1,O2,O4) 5. Melakukan kerjasama

pendidikan dan keterampilan dengan penyelenggara atau institusi pendidikan formal bidang kepariwisataan

(W1,W4,O1,O2,O4) 6. Melakukan pemasaran dan

promosi secara inovatif, efektif dan efisien mengenai objek wisata yang ada di KRB (W1,W3,W4,O1,O2,O3,O4)

Ancaman (T) 1. Sampah pengunjung 2. Terbatasnya alokasi anggaran KRB 3. Kerusakan hutan akibat eksploitasi

yang berlebihan 4. Adanya gangguan potensi tumbuhan

tropika akibat bencana alam dan perubahan iklim

Strategi S-T 7. Melakukan kerjasama dengan

pemerintah daerah seluruh Indonesia untuk mengirimkan daftar tumbuhan langka di daerah setempat (S1,S4,T3)

8. Memasang alat pendeteksi perubahan iklim (S5,T4)

9. Mengkoordinir pemulung pada waktu-waktu tertentu untuk membantu membersihkan KRB sekaligus membantu untuk menambah penghasilan pemulung

(S5,T1)

Strategi W-T 10. Menambah atau mencari

alternatif pendanaan lain (W2,T2)

11. Melakukan kerjasama dengan instansi pengelolaan kebersihan

(W5,T1)

57

Page 73: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Lingkungan internal yang menjadi kekuatan KRB adalah (1) pusat konservasi

ex-situ, (2) panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami, (3) KRB

memiliki aksesbilitas tinggi dari jabodetabek dan kota besar (pasar potensial),

(4) membawahi dan memfasilitasi kawasan konservasi lainnya di lingkungan

perkebunrayaan, (5) menambah nilai ekonomi bagi pemerintah, Pemkot Bogor

dan masyarakat sekitar, (6) 14.500 koleksi tumbuhan yang tertanam di kebun,

(7) memiliki objek wisata yang menarik, penuh sejarah dan pengetahuan.

Kelemahan KRB adalah (8) kurangnya SDM yang handal dalam memberikan

informasi tentang objek wisata di KRB, (9) beberapa sarana dan prasarana

yang kurang baik, (10) belum melakukan pemasaran dan promosi yang efektif

dan efisien, (11) kurangnya pengetahuan pengelola KRB dalam bidang

pariwisata, (12) sistem kebersihan KRB kurang baik. Lingkungan eksternal

yang menjadi peluang KRB adalah (1) peningkatan jumlah wisatawan di masa

yang akan datang, (2) trend kunjungan wisatawan saat ini lebih memilih

destinasi objek wisata alam, (3) penurunan kunjungan wisatawan mancanegara

sebagai akibat isu bencana alam dan terorisme, (4) kawasan konservasi akan

menjadi objek wisata unggulan. Ancaman KRB adalah (5) sampah

pengunjung, (6) terbatasnya alokasi anggaran research, (7) kerusakan akibat

eksploitasi yang berlebihan, (8) adanya gangguan potensi tumbuhan tropika

akibat bencana alam dan perubahan iklim.

2. Dari hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi pengembangan KRB

sebagai objek wisata yaitu strategi S-O : (1) memperkuat aksesbilitas lintas

kabupaten atau kota Bogor dengan mengembangkan linkage wisata,

(2) mengembangkan kekhasan produk wisata alam yang ada di KRB,

(3) menambah objek wisata baru; strategi W-O : (4) meningkatkan sarana dan

prasarana yang ada di KRB, (5) melakukan kerjasama pendidikan dan

keterampilan dengan penyelenggara atau institusi pendidikan formal bidang

kepariwisataan, (6) melakukan pemasaran dan promosi secara inovatif, efektif

Page 74: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

59

dan efisien mengenai objek wisata yang ada di KRB; Strategi ST :

(7) melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah seluruh Indonesia untuk

mengirimkan daftar tumbuhan langka di daerah setempat, (8) memasang alat

pendeteksi perubahan iklim, (9) mengkoordinir pemulung pada waktu-waktu

tertentu untuk membantu membersihkan KRB sekaligus membantu menambah

penghasilan pemulung; Strategi W-T : (10) menambah atau mencari alternatif

pendanaan lain, (11) melakukan kerjasama dengan instansi pengelolaan

kebersihan.

7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang bisa dijadikan sebagai bahan

rujukan untuk pengembangan Kebun Raya Bogor adalah :

1. Dalam mengelola pariwisata Kebun Raya Bogor disarankan untuk menambah

divisi di bagian pariwisata sehingga fungsi KRB sebagai kawasan konservasi

dapat berjalan dengan baik dan pariwisata dapat berjalan secara optimal.

2. Memperbanyak event-event yang berhubungan dengan pelestarian lingkungan,

seperti hari bumi dimana pengunjung disosialisasikan mengenai kerusakan

lingkungan.

3. Menambah jumlah sign board (papan peringatan) kebersihan dan pelestarian

lingkungan di setiap tempat objek wisata, terutama objek wisata yang banyak

dikunjungi. Untuk penggunaan toilet bagi pengunjung disarankan

menggunakan bio-toilet berkonstruksi mobil.

4. Mengajukan proposal kepada perusahaan besar seperti pertamina agar dana

CSR (Corporate Social Responsibility) yang dimiliki perusahaan dapat

diberikan kepada Kebun Raya Bogor yang berperan dalam melestarikan

lingkungan dan sebagai paru-paru dunia. Dana CSR ini misalnya digunakan

untuk penanaman dan reintroduksi tumbuhan. Dana CSR juga dapat

dialokasikan untuk meningkatkan sarana dan prasarana.

Page 75: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

DAFTAR PUSTAKA

Apul, A. P. 2008. Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur. [Skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

David, F. R. 2006. Manajemen Strategi : Konsep. Edisi Kesepuluh. Jilid 1. Salemba Empat. Jakarta.

Dephut. 2008. Kemungkinan Meningkatkan Ekowisata. http://www.dephut.go.id [3 Juli 2009]

Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 9 KL-LYSIT Cetakan Ke-4. Penerbit PT Delta Pamungkas. Jakarta.

Fandeli, C. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Di dalam Razak A, editor. Sifat dan Karakter Objek dan Daya Tarik Wisata Alam. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Hunger D, Wheelen T. 2003. Manajemen Strategis. Penerbit, Andi. Jakarta.

Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran Edisi ke Sebelas Jilid 1 dan Jilid 2. Benyamin Molan, penerjemah; Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Terjemahan dari: Marketing Management

Kurniadi, A. R. 2009. Analisis Strategi Pengembangan Kawasan Ekowisata Ciwidey di Perum Perhutani Unit III – Bandung. [Tesis]. Manajemen Bisnis, Institut Pertanian Bogor.

[LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2008. Laporan Tahunan Kebun Raya Bogor – LIPI Tahun Anggaran 2008. Bogor : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

[LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2006. Manual Pembangunan Kebun Raya 2006. Bogor : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

. 2005. Riset Pemasaran. Cetakan Ketujuh. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Santoso. 2003. Pengembangan UKM Berbasis Ekowisata. http://www.pnm.co.id [3 Juli 2009]

Simanullang, L. 2004. Strategi Pengembangan Pariwisata di Objek Wisata Danau Toba, Kecamatan Girsang Sipanganbolen, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. [Skripsi]. Bogor. Fakultas Perikanan dan Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Page 76: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

 

61

Subadra, I. N. 2007. Ekowisata Sebagai Wahana Pelestarian Alam. Bali Tourism Wacth. http://www.subadra.wordpress.com [3 Juli 2009]

Suhandi, A. S. 2003. Ekowisata, Peluang dan Tantangan. http://www.dieny-yusuf.com [3 Juli 2009]

Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran Edisi III. Yogyakarta. Penerbit Andi.

Umar, H. 2001. Strategic Management In Action. Cetakan Kelima. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Umar, H. 2008. Strategic Management in Action. Konsep, Teori, dan Teknik Menganalisis Manajemen Strategis Strategic Business Unit Berdasarkan Konsep Michael R. Porter, Fred R. David, dan Wheelen-Hunger. Penerbit, PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

 

Page 77: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

LAMPIRAN

Page 78: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

Lampiran 1. Peta KRB

Bunga Anggrek

Lampiran 2. Objek dan Daya Tarik Wisata KRB

Teratai Raksasa Bunga Bangkai

Jalan Astrid Monumen Istri Raffles

63

Page 79: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

Museum Zoology Kolam Gunting

Bunga Anggrek Pohon Jodoh

Koleksi Biji Koleksi Herbarium

64

Page 80: ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA … · Berdasarkan hasil analisis SWOT, diperoleh 11 alternatif strategi ... M.Sc selaku Koordinator Jabatan Fungsional atas kesempatan,

65

Lampiran 3. Fasilitas KRB

URAIAN KETENTUAN HARGA (Rp) PEMOTRETAN

Komersial/Kalender/Iklan Pengantin/Pribadi/Non Komersial

5 mobil + 15 orang 3 mobil + 10 orang

2.500.000

750.000

PERNIKAHAN

Undangan (tidak berlaku hari libur)

Sewa area Lapangan kelas 1 s.d. kapasitas 250 undangan s.d. kapasitas 500 undangan s.d. kapasitas 750 undangan s.d. kapasitas 1000 undangan

Lapangan kelas 2 s.d. kapasitas 250 undangan s.d. kapasitas 500 undangan s.d. kapasitas 750 undangan s.d. kapasitas 1000 undangan

1 mobil + 2 orang

25.000

5.000.0007.500.000

10.000.00012.500.000

4.000.0006.000.0009.000.000

11.000.000

SHOOTING

Shooting sinetron/film Shooting iklan Shooting video klip Shooting film dokumentasi/non komersil Shooting film pendidikan

15 mobil + 25 orang 20 mobil + 30 orang 10 mobil + 20 orang

3.000.0005.000.0002.000.000

1.250.0001.500.000

PROMOSI

Produl komersial

1.000.000

GEDUNG KONSERVASI

Lantai 2 Lantai 3, Ruang besar Ruang kecil

Kapasitas 100 orang Kapasitas 200 orang Kapasitas 25 orang

1.500.0003.000.000

500.000

GUEST HOUSE

Guest house eks Biologi Guest house Pinus dan Cempaka

Per orang Per rumah Per kamar

250.0002.500.000

500.000