28
www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com Halaman | 1  ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V9.5.0  Afret Nobel, ST  Akan Ahli Struk tur Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

Analisis Struktur Gedung Bertingkat Rendah Dengan Software Etabs v9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pernahkan Anda memperoleh tutorial selengkap ini? Anak sipil newbie saja bisa jika dipandu tutorial ini.Analisis Struktur Gedung Bertingkat Rendah Dengan Software Etabs v9

Citation preview

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 1

    ANALISIS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT RENDAH DENGAN SOFTWARE ETABS V9.5.0

    Afret Nobel, ST Akan Ahli Struktur

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 2

    Table of Contents 1.1 DATA STRUKTUR ............................................................................. 3

    1.2 METODE ANALISIS .......................................................................... 3

    1.3 PERATURAN DAN STANDAR ............................................................. 3

    1.4 SPESIFIKASI MATERIAL ................................................................... 3

    1.5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN ETABS .......................................... 4

    1.5.1 Grid Struktur............................................................................. 4

    1.5.2 Input data balok dan kolom ....................................................... 7

    1.5.3 Pelat lantai dan pelat atap ......................................................... 9

    1.6 PEMBEBANAN................................................................................. 10

    1.6.1 Beban Gravitasi ........................................................................ 10

    1.6.2 Beban Gempa .......................................................................... 13

    1.7 METODE ANALISIS STRUKTUR TERHADAP GEMPA ............................ 15

    1.7.1 Metode Statik Ekivalen ............................................................. 15

    1.7.2 Metode Analisis Response Spectrum .......................................... 18

    1.8 KOMBINASI PEMBEBANAN .............................................................. 19

    1.9 ANALISIS ....................................................................................... 21

    1.9.1 Kinerja Batas Layan (S) .......................................................... 21

    1.9.2 Kinerja Batas Ultimit (m) ........................................................ 21

    1.9.3 Parameter perencanaan konstruksi beton ................................... 22

    1.9.4 Penulangan kolom dan balok .................................................... 24

    1.10 DAFTAR REFERENSI ....................................................................... 26

    1.11 TENTANG PENULIS ......................................................................... 27

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 3

    ANALISIS STRUKTUR GEDUNG DENGAN SOFTWARE ETABS V9.5.0

    1.1 DATA STRUKTUR

    1. Fungsi bangunan : Gedung Perpustakaan 2. Struktur : Struktur beton bertulang dengan balok kolom 3

    dimensi 3. Elevasi : 4 lantai + 1 lantai atap 4. Luas bangunan

    (per lantai) : Lantai dasar : 754 m2

    Lantai 2 ~ 4 : 672 m2 Lantai atap : 720 m2

    5. Tebal pelat beton : 12 cm & 10 cm 6. Dimensi Kolom : 40x80 cm, 40x70 cm, dan 40x60 cm 7. Dimensi balok : 30X50 cm, 25x50 cm, dan 30x70 cm

    1.2 METODE ANALISIS

    Analisis struktur portal utama

    : metode kekakuan tiga dimensi dengan bantuan program ETABS V9.5.0

    1.3 PERATURAN DAN STANDAR

    1. Tata cara perencanaan struktur beton untuk bangunan gedung (SNI 03-2847-2002)

    2. Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung (PPIUG-1983)

    3. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung (SNI 03-1726-2002)

    4. American Concrete Institute Building Code (ACI 318-99)

    1.4 SPESIFIKASI MATERIAL

    1. Mutu Baja : fy = 400 MPa (BJTD 40), untuk > 10 mm; fy = 240 MPa (BJTP 24), untuk < 10 mm.

    2. Mutu Beton Pelat, Balok, Kolom : K-350 (fc=30 MPa)

    Untuk semua elemen struktur kolom, balok dan pelat digunakan beton dengan kuat tekan beton yang disyaratkan, fc = 30 Mpa (Setara dengan mutu beton K-350).

    Modulus elastisitas beton, Ec = 4700 fc = 25742,96 MPa

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 4

    Gambar 1 Input material struktur

    1.5 PEMODELAN STRUKTUR DENGAN ETABS

    1.5.1 Grid Struktur

    Gambar 2 Grid rencana (ETABS)

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 5

    Gambar 3 Elevasi rencana (ETABS)

    Gambar 4 Denah lantai 1

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 6

    Gambar 5 Denah lantai 2 s/d 4

    Gambar 6 Denah lantai atap

    Gambar 7 Elevation view arah x

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 7

    Gambar 8 Elevation view arah y

    1.5.2 Input data balok dan kolom

    Dimensi balok yang diinput dalam ETABS ada beberapa macam dan diberi kode

    sesuai dengan dimensinya. Untuk balok menggunakan balok T (balok di tengah)

    dan balok L (balok di tepi) sedangkan untuk kolom menggunakan kolom persegi

    dengan ukuran 40x80cm (Lantai dasar dan 1), 40x70cm (lantai 2 dan 3) dan

    40x60cm (lantai 4).

    Gambar 9 Input data dimensi balok dan kolom

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 8

    Gambar 10 Contoh input data balok T 30x50cm

    Gambar 11 Contoh input kolom 40x70cm

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 9

    1.5.3 Pelat lantai dan pelat atap

    Untuk pelat lantai menggunakan tebal 12 cm dan untuk pelat atap menggunakan

    tebal 10 cm. Masing-masing diberi notasi S1230 dan S1030. Pelat dimodelkan

    sebagai membrane. (S1230, S = Slab, 12 = tebal pelat, dan 30 = mutu beton)

    Gambar 12 Input data dan dimensi pelat

    Gambar 13 Contoh input pelat lantai tebal 12 cm

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 10

    1.6 PEMBEBANAN

    1.6.1 Beban Gravitasi

    1.6.1.1 Beban mati pada pelat lantai

    Rsoof (atap)

    1. Screed + water proofing (5 cm) =0,05 x 2100 kg/m3 = 105 kg/m2 2. Waterproofing (1 cm) = 15 kg/m2 3. Mechanical / Electrical = 15 kg/m2 4. Ducting + Lighting + Ceiling = 30 kg/m2 +

    Beban mati total (qSDL) = 165 kg/m2

    Lantai tipikal perpustakaan

    1. Screed (2 cm) = 0,02m x 2100 kg/m3 = 42 kg/m2 2. Mechanical / Electrical = 15 kg/m2 3. Finishing (keramik 1 cm) = 24 kg/m2 4. Ducting + Lighting + Ceiling = 30 kg/m2+

    Beban mati total (qSDL) = 111 kg/m2

    1.6.1.2 Beban mati pada balok

    1. Beban dinding pasangan batu = 250 X 3,5 = 875 kg/m 2. Beban dinding pasangan batu = 250 x 3,7 = 925 kg/m 3. Beban dinding pasangan batu = 250 x 3,5 = 875 kg/m 4. Beban reaksi tangga akibat beban mati = 1000 kg/m

    Catatan: Tinggi bata dikurangi tinggi balok di atasnya.

    1.6.1.3 Beban hidup pada pelat lantai

    1. Lantai atap = 100 kg/m2 2. Lantai perpustakaan (ruang umum) = 250 kg/m2 3. Lantai perpustakaan (ruang buku) = 400 kg/m2

    Gambar 14 Static load case definition

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 11

    Gambar 15 Input beban mati pada pelat lantai

    Gambar 16 Input beban mati pada pelat atap

    Gambar 17 Input beban hidup pada pelat lantai

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 12

    Gambar 18 Input beban hidup pada pelat atap

    Gambar 19 Input beban mati (pasangan bata) pada balok arah x

    Gambar 20 Input beban mati (pasangan bata) pada balok arah y

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 13

    1.6.2 Beban Gempa

    Adapun parameter-parameter pembebanan gempa yang akan digunakan dalam analisis struktur adalah sebagai berikut:

    1. Wilayah gempa : 3 2. Jenis tanah : Tanah lunak 3. Analisis yg

    digunakan : Analisis statik ekivalen

    Analisis dinamik menggunakan spectrum response

    4. Faktor reduksi daktilitas struktur (R)

    : 5,5

    Gambar 21 Input data massa

    KETERANGAN: Berdasarkan PPIUG 1983, untuk gedung perpustakaan

    menggunakan faktor reduksi beban hidup sebesar 0,80.

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 14

    Gambar 22 Input diafragma pada masing-masing lantai

    Gambar 23 Diafragma pada masing-masing lantai

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 15

    1.7 METODE ANALISIS STRUKTUR TERHADAP GEMPA

    1.7.1 Metode Statik Ekivalen

    Gaya geser dasar nominal pada struktur akibat gempa menurut SNI 03-1726-

    2002, dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    = 1

    IV C Wt

    R

    Waktu getar alami dapat diperoleh dari hasil Modal Analysis dengan ETABS untuk

    Mode 1 yang memungkinkan struktur berperilaku elasto plastis.

    Gambar 24 Mode 1 (arah x) dengan T=1,4513

    Untuk menghindari penggunaan struktur yang terlalu fleksibel, maka perlu

    dilakukan kontrol terhadap waktu getar yang diperoleh. Syarat yang harus

    dipenuhi: T < n (lihat SNI 03-1726-2002), dengan, n = jumlah tingkat. Maka T

    < (0,18*4 = 0,72). Untuk Mode 1 dengan T = 1.4513 > 0.72.

    Catatan: Pembatasan nilai T untuk bangunan bertingkat rendah akan

    menghasilkan bangunan yg sangat kaku. Oleh karena itu, perlu ditinjau ulang.

    (Rastandi).

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 16

    Tabel 1 Distribusi gaya geser tingkat

    LANTAI Massa Lantai Hi

    Kg m X Y X YKg Kg Kg Kg

    ATAP 57,808 21.00 79,427 91,492 79,427 91,492STORY4 81,100 16.80 162,849 179,731 83,422 88,238STORY3 79,297 12.60 225,023 243,694 62,174 63,964STORY2 79,740 8.40 269,483 285,948 44,460 42,253STORY1 82,898 4.20 293,767 305,856 24,284 19,909

    293,767 305,856TOTAL TOTAL

    Setelah DiskalakanGESER Fi

    Tabel 2 Eksentrisitas rencana arah x

    PUSAT LATERAL

    ed1 ed2

    1.5 ec + 0.05 b ec - 0.05 b (1) (2)

    ATAP 20.00 20.00 0 40 2.000 -2.000 22.00 18.00

    STORY4 20.08 20.00 0.084 40 2.126 -1.916 22.13 18.08

    STORY3 20.10 20.00 0.099 40 2.149 -1.901 22.15 18.10

    STORY2 20.10 20.00 0.099 40 2.149 -1.901 22.15 18.10

    STORY1 20.10 20.00 0.095 40 2.143 -1.905 22.14 18.10

    ARAH X

    SETELAH KOREKSILANTAI

    PUSAT

    MASSA

    PUSAT

    KEKAKU

    AN

    ec b

    Tabel 3 Eksentrisitas rencana arah y

    PUSAT LATERAL

    ed1 ed2

    1.5 ec + 0.05 b ec - 0.05 b (1) (2)

    ATAP 9.00 8.89 0.112 18 1.068 -0.788 9.956 8.100

    STORY4 9.14 8.84 0.303 18 1.355 -0.597 10.196 8.244

    STORY3 9.27 8.76 0.508 18 1.662 -0.392 10.420 8.366

    STORY2 9.28 8.57 0.711 18 1.967 -0.189 10.533 8.377

    STORY1 8.90 8.15 0.753 22 2.230 -0.347 10.375 7.798

    ARAH Y

    SETELAH KOREKSIPUSAT

    KEKAKU

    AN

    ec bLANTAIPUSAT

    MASSA

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 17

    Gambar 25 Input beban gempa statik arah x

    Gambar 26 Input beban gempa statik arah y

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 18

    1.7.2 Metode Analisis Response Spectrum

    Besar beban gempa ditentukan oleh percepatan gempa rencana dan massa total

    struktur. Massa total struktur terdiri dari berat sendiri elemen struktur, beban

    mati dan beban hidup yang dikalikan faktor reduksi 0,8. Percepatan gempa

    diambil dari data zone 3 peta wilayah gempa (lihat SNI 03-1726-2002).

    Gambar 27 Input data kurva spectrum gempa rencana

    Nilai spectrum response tersebut harus dikalikan dengan suatu faktor skala (FS)

    yang besarnya = g x I/R dengan g = percepatan gravitasi (g = 9,81 m/det2). FS

    = 9,81 x 1/5,5 = 1.7836 (I = faktor keutamaan gedung, R = faktor reduksi)

    Analisis dinamik dilakukan dengan metode superposisi spectrum response

    dengan mengambil response maksimum dari 4 arah gempa yaitu 0, 45, 90,

    dan 135. Nilai redaman untuk struktur beton diambil, Damping = 0,05.

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 19

    Gambar 28 Input data response spectrum gempa (SPEXY & SPEXX)

    1.8 KOMBINASI PEMBEBANAN

    Gambar 29 Input kombinasi beban

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 20

    Gambar 30 Contoh input kombinasi beban (COMB10)

    Untuk kombinasi pembebanan gempa dengan metode statik ekivalen, menurut

    SNI 03-1726-2002 harus dilakukan dengan meninjau secara bersamaan 100%

    gempa arah x (ex) dan 30% gempa arah y (ey), dan sebaliknya. Dengan

    demikian kombinasi pembebanan untuk gempa statik ekivalen menjadi sebagai

    berikut:

    U = 1,4 DL

    U = 1,2 DL + 1,6 LL

    U = 0,9 DL + 0,3 . 1,0 EQx + 1,0 EQy

    U = 0,9 DL - 0,3 . 1,0 EQx + 1,0 EQy

    U = 0,9 DL + 0,3 . 1,0 EQx - 1,0 EQy

    U = 0,9 DL - 0,3 . 1,0 EQx - 1,0 EQy

    U = 0,9 DL + 1,0 EQx + 0,3 . 1,0 EQy

    U = 0,9 DL - 1,0 EQx + 0,3 . 1,0 EQy

    U = 0,9 DL + 1,0 EQx - 0,3 . 1,0 EQy

    U = 0,9 DL - 1,0 EQx - 0,3 . 1,0 EQy

    U = 1,2 DL + 1,0 LL + 0,3 . 1,0 EQx + 1,0 EQy

    U = 1,2 DL + 1,0 LL - 0,3 . 1,0 EQx + 1,0 EQy

    U = 1,2 DL + 1,0 LL + 0,3 . 1,0 EQx - 1,0 EQy

    U = 1,2 DL + 1,0 LL - 0,3 . 1,0 EQx - 1,0 EQy

    U = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 EQx + 0,3 . 1,0 EQy

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 21

    U = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 EQx + 0,3 . 1,0 EQy

    U = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 EQx - 0,3 . 1,0 EQy

    U = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 EQx - 0,3 . 1,0 EQy

    Untuk kombinasi pembebanan gempa dinamik dengan response spectrum,

    kombinasi pembebanannya sebagai berikut:

    U = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 SPECX + 0,3 . 1,0 SPECY

    U = 1,2 DL + 1,0 LL + 0,3 . 1,0 SPECX + 1,0 SPECY

    U = 0,9 DL + 1,0 SPECX + 0,3 . 1,0 SPECY

    U = 0,9 DL + 0,3 . 1,0 SPECX + 1,0 SPECY

    1.9 ANALISIS

    1.9.1 Kinerja Batas Layan (S)

    = = = =0,03 0,03 4,2 0,02 2,25,5

    s xhi x m cmR

    Tabel 4 Kinerja batas layan

    Bahwa diperoleh kinerja batas layan dari gedung yang ditinjau < 2,20 cm. Maka

    s memenuhi syarat.

    1.9.2 Kinerja Batas Ultimit (m)

    = = =0,02 0,02 420 8, 4m xhi x cm

    Tabel 5 Kinerja batas ultimit

    Bahwa diperoleh kinerja batas ultimit dari gedung yang ditinjau < 8,40cm. Maka

    m memenuhi syarat.

    Ux Uy Ux Uy Ux Uy(m) (m) (m) (m) (cm) (cm)

    ATAP 0.066 0.063 0.0066 0.0091 0.66 0.91STORY4 0.059 0.054 0.0120 0.0138 1.20 1.38STORY3 0.047 0.040 0.0165 0.0169 1.65 1.69STORY2 0.031 0.023 0.0180 0.0153 1.80 1.53STORY1 0.013 0.008 0.0129 0.0078 1.29 0.78

    Story

    Ux Uy Ux Uy Ux * Uy * (m) (m) (m) (m) (cm) (cm)

    ATAP 0.066 0.063 0.0066 0.0091 2.54 3.50STORY4 0.059 0.054 0.0120 0.0138 4.62 5.31STORY3 0.047 0.040 0.0165 0.0169 6.35 6.51STORY2 0.031 0.023 0.0180 0.0153 6.93 5.89STORY1 0.013 0.008 0.0129 0.0078 4.97 3.00

    Story

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • 1.9.3 Parameter perencanaan konstruksi beton

    Sebelum dilakukan analisis struktur, perlu dilakukan penyesuaian parameter

    perencanaan konstruksi beton menurut

    terhadap SNI 03-2847

    ketentuan (Options) untuk perencanaan

    Design).

    Gambar 31 Faktor reduksi kekuatan yang disesuaikan dengan SNI

    Gambar 32

    www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman |

    Parameter perencanaan konstruksi beton

    analisis struktur, perlu dilakukan penyesuaian parameter

    perencanaan konstruksi beton menurut American Concrete Institute (ACI 318

    2847-1992. Penyesuaian dilakukan dengan mengubah

    ) untuk perencanaan konstruksi beton (Concrete Frame

    Faktor reduksi kekuatan yang disesuaikan dengan SNI

    32 Momen arah x akibat gempa statik ekivalen

    www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 22

    analisis struktur, perlu dilakukan penyesuaian parameter

    (ACI 318-99)

    1992. Penyesuaian dilakukan dengan mengubah

    (Concrete Frame

    Faktor reduksi kekuatan yang disesuaikan dengan SNI

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • Gambar 33 Momen arah x akibat gempa

    Gambar 34 Gaya geser arah x akibat gempa statik ekivalen

    www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman |

    Momen arah x akibat gempa response spectrum

    Gaya geser arah x akibat gempa statik ekivalen

    www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 23

    spectrum

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • Gambar 35 Gaya geser arah x akibat gempa

    Dari kedua metode analisis dapat disimpul

    berbeda. Penggunaan beban gempa statik ekivalen hanya untuk struktur gedung

    yang beraturan, sedangkan beban gempa dinamik bisa untuk struktur gedung

    beraturan maupun struktur gedung tidak beraturan.

    1.9.4 Penulangan kolom dan balok

    Hasil perhitungan penulangan kolom dan balok dengan kombinasi pembebanan

    yang telah ditetapkan dapat dilihat pada gambar dibawah berikut. Tampak

    bahwa tidak satupun elemen kolom atau balok yang mengalamai over strength

    (O/S) yang ditandai dengan warna mera

    secara keseluruhan struktur aman terhadap berbagai macam kombinasi beban

    yang telah ditetapkan.

    Sebagai contoh cara menetapkan jumlah tulangan kolom berdasarkan hasil

    desain penulangan adalah sebagai berikut:

    Luas tulangan longitudinal kolom yang dibutuhkan = 7892 mm

    Misal digunakan tulangan deform D22, maka luas 1 tulangan =

    cm2

    Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 7892/380 = 20,76 buah

    Maka digunakan tulangan

    Luas tulangan geser kolom arah sumbu kuat = arah sumbu lemah =

    www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman |

    Gaya geser arah x akibat gempa response spectrum

    Dari kedua metode analisis dapat disimpulkan bahwa hasilnya tidak jauh

    berbeda. Penggunaan beban gempa statik ekivalen hanya untuk struktur gedung

    yang beraturan, sedangkan beban gempa dinamik bisa untuk struktur gedung

    beraturan maupun struktur gedung tidak beraturan.

    Penulangan kolom dan balok

    Hasil perhitungan penulangan kolom dan balok dengan kombinasi pembebanan

    yang telah ditetapkan dapat dilihat pada gambar dibawah berikut. Tampak

    bahwa tidak satupun elemen kolom atau balok yang mengalamai over strength

    (O/S) yang ditandai dengan warna merah pada elemennya. Dengan demikian

    secara keseluruhan struktur aman terhadap berbagai macam kombinasi beban

    Sebagai contoh cara menetapkan jumlah tulangan kolom berdasarkan hasil

    desain penulangan adalah sebagai berikut:

    longitudinal kolom yang dibutuhkan = 7892 mm2

    Misal digunakan tulangan deform D22, maka luas 1 tulangan = pi/4 x 22

    Jumlah tulangan yang dibutuhkan = 7892/380 = 20,76 buah

    Maka digunakan tulangan 22 D 22

    Luas tulangan geser kolom arah sumbu kuat = arah sumbu lemah = 0.703

    www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 24

    spectrum

    kan bahwa hasilnya tidak jauh

    berbeda. Penggunaan beban gempa statik ekivalen hanya untuk struktur gedung

    yang beraturan, sedangkan beban gempa dinamik bisa untuk struktur gedung

    Hasil perhitungan penulangan kolom dan balok dengan kombinasi pembebanan

    yang telah ditetapkan dapat dilihat pada gambar dibawah berikut. Tampak

    bahwa tidak satupun elemen kolom atau balok yang mengalamai over strength

    h pada elemennya. Dengan demikian

    secara keseluruhan struktur aman terhadap berbagai macam kombinasi beban

    Sebagai contoh cara menetapkan jumlah tulangan kolom berdasarkan hasil

    /4 x 222 = 380

    0.703 mm2

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 25

    Misal digunakan tulangan P 12, maka luas sengkang 2P = 2 x pi/4 x 102 = 157,08

    mm2

    Jarak sengkang yang dibutuhkan = 157,08 /0,703 = 223,44 mm

    Maka gunakan sengkang 2 P 10 200. (Cek syarat di SNI)

    Gambar 36 Concrete Design Information

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 26

    1.10 DAFTAR REFERENSI

    Ilham, M. N, Analisis Struktur Gedung Bertingkat dengan Software ETABS 9.2.0

    Rastandi, J. I (2006), Dampak Pembatasan Waktu Getar Alami pada Gedung

    Bertingkat Rendah, Seminar HAKI

    SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan

    Gedung

    SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan

    Gedung

    PPIUG 1983, Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel

  • www.LaporanTeknikSipil.Wordpress.com

    Halaman | 27

    1.11 TENTANG PENULIS

    Anda diperbolehkan untuk mengirimkan lewat pos dan

    email dan memberikan buku elektronik ini kepada siapa

    saja yang Anda inginkan, selama Anda tidak mengubah,

    atau mengedit isinya dan format digitalnya.

    Sebenarnya, kami akan sangat senang bila Anda

    membuat duplikat buku elektronik ini sebanyak-

    banyaknya. Tetapi bagaimanapun, hak untuk membuat

    buku dalam bentuk cetak atas naskah ini untuk dijual

    adalah tindakan yang tidak dibenarkan.

    Afret Nobel adalah alumni Diploma Teknik Sipil Universitas

    Gadjah Mada Angkatan 2005 dan Alumni Ekstensi Teknik Sipil

    Universitas Indonesia Angkatan 2009. Papanya seorang petani

    dan Mamanya pedagang. (Atas nama bangsa Indonesia,

    Jakarta, 20 Oktober 2013)

    www.LaporanTeknikSipil.wordpress.com

    Kiranya buku ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, saran dan kritik

    yang membangun sangat kami harapkan.

    Twitter: @AfretNobel | facebook: http://www.facebook.com/afretnobel